《Gen Super》 1 Di tepi anak sungai yang berbatu dalam sebuah lembah, seorang anak muda berpakaian hitam memegang seekor kumbang hitam berkilau metalik yang tampak seperti hasil persilangan antara seekor kepiting dan kumbang Hercules. Dengan sebilah pisau belati yang dipegang tangan lainnya, anak muda ini dengan tangkas memotong capit dari kumbang yang masih memberontak, sehingga memperlihatkan dagingnya yang putih dan lunak. Tanpa ragu-ragu, ia menghisap daging tersebut dari capitnya seolah-olah dia sedang melahap seekor kepiting, dan menelannya bersama-sama dengan potongan daging lainnya yang bertekstur lebih keras. "Kumbang hitam telah terbunuh. tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Memakan daging seekor kumbang hitam dapat menambah poin geno dari nol sampai 10 secara acak." "Daging kumbang hitam sudah dimakan. Nol poin geno didapatkan." Sebuah suara aneh bergema dalam pikiran Han Sen, dan beberapa data pun muncul. Han Sen : Tidak berevolusi. Status : Tidak ada. Masa hidup : 200 tahun. Yang diperlukan untuk berevolusi : 100 poin geno. Poin geno yang diperoleh : 79. Jiwa binatang yang diperoleh : tidak ada. "Aku telah memperoleh nol poin geno dari 30 lebih kumbang hitam berturut-turut. Aku mungkin telah memakan terlalu banyak daging kumbang hitam agar dapat berevolusi lebih jauh. Tapi aku hanya mendapatkan Nol poin! Kapan aku akan dapat menyelesaikan evolusi pertama dan memperoleh status?" Han Sen terlihat putus asa. Lebih dari seratus tahun lalu, ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencapai tingkat yang sangat tinggi, dan manusia akhirnya menguasai teknologi teleportasi antar ruang. Secara mengejutkan, ketika mereka berusaha untuk diteleportasi, mereka menemukan bahwa mereka tidak dikirim ke masa lampau ataupun ke masa depan. Mereka juga bahkan tidak berpindah dari satu planet ke planet lainnya. Ada sebuah dunia lain yang sangat berbeda terpampang di ujung ruang saluran teleportasi lainnya. Sebuah dunia yang tidak terbayangkan oleh umat manusia. Di dunia ini, semua ilmu pengetahuan dan alat teknologi kehilangan fungsinya: sebuah senapan mesin di dunia ini bahkan tidak sebanding dengan fungsi sebilah pisau baja. Peluru dan senjata nuklir tidak dapat meledak, sama seperti sebongkah besi tua. Mesin maupun peralatan elektronik juga tidak berfungsi. Semua jenis makhluk yang mengerikan menghuni dunia ini. Umat manusia, yang sebelumnya berada pada puncak rantai makanan dikarenakan kebijaksanaan dan teknologi yang dikuasainya jatuh ke posisi bawah. Tetapi jika manusia membunuh mahkluk lainnya yang relatif lemah dan memakan dagingnya, mereka akan terkejut dengan perubahan yang akan dialami tubuhnya dan dapat berevolusi dengan cepat, yang secara ilmu pengetahuan tidak dapat dijelaskan. Kejutan yang menyenangkan bagi umat manusia di dunia ini adalah dengan tubuh yang berevolusi, masa hidup mereka juga bertambah, ini adalah berita luar biasa bagi semua umat manusia. Pada beberapa abad berikutnya, lebih banyak lagi orang-orang yang memasuki dunia yang dinamakan "Tempat Suci Para Dewa," perlahan-lahan mereka menjadi terbiasa dengan peraturan di dunia ini, memburu mahkluk-mahkluk di sini, dan memperhatikan bagaimana tubuh mereka berevolusi. Semakin tinggi tahap evolusi fisik yang dicapai, sepanjang itu pula masa hidupnya. Secara teoritis, jika mereka dapat terus berevolusi, ada kemungkinan untuk hidup selamanya. Dalam dunia ini, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berguna sama sekali. Satu-satunya hal yang dapat membantu umat manusia adalah keahlian bertarung yang paling primitif. Seni bela diri kuno, yang sudah hampir terlupakan dalam masyarakat modern, tetapi berpengaruh secara mengejutkan di sini. Semua jenis ilmu bela diri kuno telah dikembangkan kembali, dan setelah mengalami perkembangan selama lebih dari 100 tahun, sekolah baru yang mengajarkan ilmu bela diri pun terbentuk dan menjadi populer. Selain ilmu bela diri kuno, Tempat Suci Para Dewa juga menawarkan solusi lainnya untuk mengembangkan umat manusia, yaitu jiwa binatang. Saat membunuh seekor makhluk dalam Tempat Suci Para Dewa, seseorang berkesempatan untuk memperoleh jiwa binatang, yang dapat berupa segala bentuk dan penampilan. Beberapa mungkin dapat digunakan langsung saat bertarung, dan yang lainnya mungkin muncul dalam bentuk persenjataan. Selain itu, beberapa jiwa binatang mungkin dapat membantu manusia untuk bertransformasi sehingga mereka dapat mengambil bentuk monster yang mengerikan, burung ajaib yang dapat terbang antara surga dan bumi, ataupun serangga yang mengebor di bawah tanah. Tidak ada ilmu bela diri ataupun jiwa binatang yang dimiliki Han Sen. Han Sen menyelesaikan pendidikan integrasi wajib dan memasuki Tempat Suci Para Dewa ketika dia berumur 16 tahun. Apa yang dipelajarinya dalam sekolah hanyalah tingkat dasar ilmu bela diri yang telah diketahui oleh setiap orang. Sedangkan jiwa binatang, harganya terlalu mahal, sehingga Han Sen tidak sanggup mendapatkannya bahkan yang termurah sekalipun. Tanpa ilmu bela diri dan jiwa binatang, atau senjata canggih berbahan logam campuran buatan manusia, Han Sen hanya sanggup membunuh makhluk tingkat rendah dan memakan dagingnya untuk berevolusi, dan dia sedang mengalami saat-saat yang sulit di Tempat Suci Para Dewa. Tetapi semakin banyak daging makhluk tingkat rendah yang dimakannya, semakin sedikit evolusi yang dia dapatkan. Sudah tiga bulan, dia berada dalam Tempat Suci Para Dewa tetapi belum juga menyelesaikan satupun evolusi fisik. Han Sen pernah mencoba membunuh beberapa makhluk yang lebih kuat, namun bahkan saat melawan makhluk primitif yang paling lemah, si binatang bergigi-tembaga, nyawanya hampir melayang. Dia pun harus beristirahat selama hampir sebulan sebelum kembali ke Tempat Suci Para Dewa. Sampai saat ini, Han Sen telah memakan semua jenis makhluk biasa di sekitarnya, namun daging mereka sama sekali tidak dapat membantunya. JIka tidak mau mengambil resiko untuk memburu makhluk yang lebih berkembang, dia tidak akan pernah berevolusi. Ketika dia hampir saja membunuh si binatang bergigi-tembaga, Han Sen melihat sesuatu merangkak di antara riak anak sungai. Pada awalnya, dia menyangka itu adalah seekor kumbang hitam, tetapi seketika dia memperhatikan ada sesuatu yang berbeda, karena biasanya semua kumbang hitam bercangkang hitam, namun binatang ini memiliki cahaya keemasan yang terang yang memancing perhatiannya. Han Sen menatap makhluk tersebut merangkak keluar dari air. Binatang itu sebenarnya adalah seekor kumbang hitam, tetapi kumbang ini berbeda dengan kumbang biasanya karena tubuh emasnya yang sebesar bola basket. Dia terlihat seperti sebuah ukiran yang terbuat dari emas, dan matanya sejernih kristal, seperti permata. Dia bahkan tidak terlihat seperti makhluk hidup kalau tidak diperhatikan secara seksama. "Mengapa kumbang hitam ini begitu aneh?" Han Sen menatap kumbang hitam keemasan itu. Akhir-akhir ini, dia telah membunuh banyak kumbang hitam sampai tidak terhitung jumlahnya dan dia sangat memahami binatang tersebut. Indra penglihatan mereka sangat buruk, tetapi pendengarannya sangat sensitif. Asalkan dia tidak bergerak, bahkan pada jarak yang dekat, seekor kumbang hitam tidak akan menyadari kehadirannya. Han Sen menatap kumbang aneh tersebut, dan secara tidak terduga, dia merangkak ke arahnya. Tanpa ragu-ragu, ketika kumbang hitam keemasan itu merangkak ke samping Han Sen, dia menekan cangkang kumbang hitam keemasan dengan satu tangan dan dengan cepat memotong persendiannya yang rapuh dengan sebilah pisau belati yang dipegang dengan tangan lainnya. Dia membuat enam potongan secara vertikal dan horisontal untuk melepaskan semua capit kumbang itu. Kumbang hitam keemasan itu pun menggeliat dan membalikkan tubuhnya. Han Sen memanfaatkan kesempatan ini untuk menancapkan pisau belatinya ke sebuah tanda putih di perutnya dan membaliknya. Kumbang hitam keemasan itu tiba-tiba tidak bergerak lagi. "Makhluk berdarah sakral, kumbang hitam telah terbunuh. Jiwa binatang dari kumbang hitam berdarah sakral diperoleh. Makan daging kumbang hitam berdarah sakral untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno secara acak." 2 Bokong Maniak Han Sen tertegun dengan suara yang mendadak bergema dalam kepalanya, dan dia hampir tidak percaya bahwa hal ini benar terjadi. Makhluk berdarah sakral dan jiwa binatang berdarah sakral: apakah semua ini bahkan benar-benar ada? Makhluk dalam Tempat Suci Para Dewa terbagi dalam empat bagian: makhluk biasa, mahkluk primitif, makhluk mutan, dan makhluk berdarah sakral. Poin geno yang berbeda dapat diperoleh dengan memakan daging makhluk dari tipe-tipe yang berbeda. Pada saat itu, ada empat fase tempat suci para dewa yang diketahui umat manusia. Dengan menyelesaikan setiap evolusi fisik, akses ke ruang berikutnya akan terbuka. Semakin kuat poin geno yang digunakan dalam evolusi, semakin tinggi kemungkinan untuk bertahan hidup di ruang berikutnya. Jiwa binatang berdarah sakral tanpa diragukan lagi adalah jiwa binatang yang terbaik. Setiap jiwa binatang berdarah sakral dapat dijual dengan harga yang sangat mahal. Ketika Han Sen menyadari apa yang telah terjadi, dia pun gemetar. Memegang pisau belati untuk membuka cangkang kumbang hitam, dia menjejali mulutnya dengan daging yang terasa selembut agar-agar. "Daging kumbang hitam telah dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." Han Sen pun hampir menangis ketika merasakan daging yang berubah menjadi tenaga dan mendengar suara di dalam pikirannya. Dia meraih sebuah capit dan menghisap semua dagingnya, merasakan gelombang tenaga menghantam tubuhnya dan membuat darahnya mendidih. Tidak ada banyak perbedaan antara memakan kumbang hitam berdarah sakral dengan memakan seekor kepiting. Setelah menghisap bersih daging dari keenam capitnya, Han Sen mulai memotong daging di dalam cangkang. "Daging kumbang hitam telah dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." "Daging kumbang hitam telah dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." Suara aneh itu terus menerus menggema di dalam pikiran Han Sen dan membuatnya merasa berada di puncak dunia. Ketika Han Sen sedang memotong, dia merasakan pisaunya memotong sesuatu yang keras dan menimbulkan suara seperti teradu dengan besi. Han Sen pun berhenti. Kumbang hitam mirip dengan kepiting; Mereka terlihat tangguh, tapi di dalam cangkangnya hanya ada daging yang tidak bertulang, jadi bagaimana mungkin ada besi di dalamnya? Dilepaskan pisaunya lalu meminggirkan daging yang telah dipotong, dan melihat sebuah benda dari besi hitam. Han Sen memotong semua daging di sekelilingnya, dan besi hitam pun segera terlihat jelas Pada awalnya dia menyangka kalau itu adalah besi, tetapi setelah dikeluarkan ternyata adalah sebuah kristal hitam yang seukuran dan berbentuk seperti telur burung puyuh. Han Sen mengambil kristal itu dan tidak merasakan sesuatu yang aneh. Kristal itu terlihat seperti batu koral yang indah dan bundar. Tetapi jika diperhatikan dengan lebih seksama, tampaknya ada jutaan bintang bersinar di dalamnya, membentuk suatu keindahan yang luar biasa. "Di sini adalah lokasi dengan level mudah dalam Tempat Suci Para Dewa," pikir Han Sen. "Bahkan makhluk primitif sulit ditemukan di sini, apalagi makhluk berdarah sakral. Bagaimana kumbang hitam berdarah sakral ini muncul tiba-tiba? Dan aku belum pernah mendengar tentang kumbang hitam berdarah sakral sebelumnya. Kumbang hitam hanyalah kehidupan tingkat rendah. Dan kumbang hitam berdarah sakral ini sangat lemah. Apakah penampilannya itu berkaitan dengan kristal ini?" Karena tidak menemukan petunjuk apa pun, dia pun hanya memakan semua daging kumbang hitam berdarah sakral yang tersisa dan merasa sangat kenyang. Dia memperoleh tujuh poin geno sakral secara keseluruhan. Tujuh poin geno sakral jauh dari mimpinya yang paling liar. Dengan latar belakangnya, dia harus mempertaruhkan segalanya bahkan untuk dapat membunuh seekor makhluk primitif, apalagi mahkluk berdarah sakral. Cangkang kumbang hitam berdarah sakral tersebut juga merupakan materi yang berharga, Han Sen memungut semua capit dan memasukkan ke dalam kantongnya, bersama-sama dengan cangkang bagian atas dan bawah. Cangkang kumbang hitam biasa hampir tidak ada nilainya, tetapi cangkang kumbang hitam berdarah sakral mungkin dapat dijadikan sup yang dapat memberikan dia tambahan satu atau dua poin geno. Ini adalah pertama kalinya Han Sen memakan makhluk berdarah sakral. Secara teknis, dia dapat memaksimalkannya dan memperoleh sepuluh poin geno: dia telah memperoleh tujuh poin dari dagingnya, dan tiga poin lainnya mungkin saja berada dalam cangkang ini. Jika dia menjual cangkang ini, dengan uang yang didapatkan, dia mungkin dapat membeli sebuah pesawat pribadi yang bagus dalam Persekutuan Interstellar Levo. Dalam perjalanan pulang ke Istana Baju Baja, semua orang menunjuk ke dirinya, mencibir dan menertawakan dirinya, dan tidak ada satupun orang yang berani mendekatinya. Setiap orang dalam Tempat Suci memandang dia seolah-olah dia adalah seekor monster. Biasanya, ketika seorang normal pergi ke Tempat Suci, bahkan walaupun dia miskin, jika ilmu bela dirinya cukup baik, dia bisa saja mendapatkan beberapa teman dan membunuh makhluk primitif bersama-sama, dan dia tidak akan begitu menderita seperti Han Sen. Lebih dari tiga bulan lalu, Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa untuk pertama kalinya. Pada saat dia melangkah keluar dari Tempat Penampungan Baju Baja, dia melihat seekor serigala putih raksasa bertanduk tunggal berdiri dengan posisi membelakanginya di sekitar pojok benteng. Tanpa ragu-ragu, Han Sen meraih belatinya dan dengan berani menancapkan si tanduk tunggal pada bagian bokongnya. Tancapan ini membuat Han Sen dan Qin Xuan menjadi bahan tertawaan terbesar dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Iya, serigala putih bertanduk tunggal tersebut bukanlah seekor binatang, tetapi adalah seorang manusia seperti Han Sen. Dia hanya sedang bertransformasi menggunakan jiwa binatang. Qin Xuan merupakan wanita yang paling berkuasa dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Dia tampaknya baru saja menyelesaikan evolusi pertamanya dengan poin geno sakral dan memulai jalur evolusinya. Seorang pria baru yang menancap bagian belakang Qin Xuan menjadi lelucon terbesar dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Walaupun tidak ada yang berani mengutarakan hal ini di hadapan Qin Xuan, secara sembunyi- sembunyi semua orang menertawakan hal ini sekencang-kencangnya. Dan si "Bokong Maniak" menjadi julukan terkenal Han Sen di dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Kemudian Qin Xuan mengumumkan bahwa siapapun yang bersama Han Sen akan menjadi musuhnya. Dalam Tempat Penampungan Baju Baja, hanya segelintir orang yang berani menjadi musuh Qin Xuan. Bahkan jika mereka berani, tidak ada yang berani mengambil resiko melawan Qin Xuan demi seseorang yang bukan siapa-siapa, si Bokong Maniak. Itulah alasannya Han Sen mengalami masa-masa yang sulit, tetapi dia tidak pernah menyalahkan Qin Xuan. Dia yang bersalah pada awalnya: Dia merasa terlalu gugup pada saat pertama kali datang ke Tempat Suci Para Dewa, selain itu dia tidak pernah melihat makhluk demikian di dunianya yang sebelumnya ataunya seorang transformer, yang kemudian menyebabkan dia membuat kesalahan yang tidak dapat dimaafkan. Han Sen sudah sangat berterima kasih karena Qin Xuan yang marah tidak membunuhnya saat itu. Untungnya teleportasi dalam Tempat Suci Para Dewa berlangsung secara acak, dan tidak ada wajah yang dikenal dalam Tempat Penampungan Baju Baja, maka tidak ada yang mengetahui nama asli dia. 3 Baju Baja Berdarah Sakral Han Sen kembali ke kamarnya, menyalakan api, dan mulai memasak capit dan cangkang kumbang hitam dalam sebuah panci. Tanpa peralatan dan pengetahuan yang cukup, dia hanya dapat menggunakan metode yang paling primitif untuk memproses cangkang dan mengekstrak sari geno. Untuk memasak cangkang makhluk berdarah sakral memerlukan waktu lebih dari satu atau dua jam, maka Han Sen menutup panci dan mengeluarkan kristal hitam di kantongnya dan mencermatinya dengan lebih seksama. Tetap saja, dia tidak menemukan petunjuk apapun. Tiba-tiba, Han Sen melihat sekilas binatang bersisik hijau yang terkurung dalam kandang, dengan ukuran seperti musang di pojok kamarnya dan tiba-tiba muncul sebuah ide. Seperti kumbang hitam, binatang bersisik hijau ini sebenarnya adalah makhluk biasa. Han Sen biasanya memangsa mereka dan membawanya pulang untuk dimasak dan memakannya untuk meningkatkan poin geno. Tetapi kemudian, binatang bersisik hijau ini tidak dapat lagi meningkatkan poin geno, maka Han Sen tidak memakan binatang yang terakhir dan hampir melupakannya. Secara mengejutkan, dia masih hidup. Dia meraih binatang bersisik hijau yang hampir mati itu dari dalam kandang, bimbang sejenak dan memberikan kristal hitam untuk dimakan binatang itu. Di luar dugaannya, dengan memandang kristal hitam, binatang bersisik hijau yang hampir mati itu mengumpulkan seluruh tenaganya dan menjulurkan lidahnya, menggulung kristal hitam ke dalam mulutnya dan menelan kristal itu bulat-bulat. "Memang ada sesuatu yang ajaib dari kristal hitam ini!" Han Sen tertegun dan menemukan bahwa binatang bersisik hijau terlihat lebih lincah setelah menelan kristal, keempat cakarnya mulai menggaruk dan kepalanya bergerak untuk menggigit tangan Han Sen, yang sedang memegang leher binatang tersebut. Han Sen membuang binatang bersisik hijau itu kembali ke kandangnya dan mengamatinya dengan teliti. Binatang ini, yang tidak diberi makan selama berhari-hari, vitalitasnya telah pulih secara keseluruhan, melabrak dan mencakar secara liar di dalam kandang, sama seperti hari pertama dia tertangkap. Han Sen duduk di seberang kandang dan memperhatikan gerakan binatang bersisik hijau. Dia menebak, kalau dia benar, dia mungkin telah mendapatkan sesuatu yang luar biasa ¨C sesuatu yang lebih menarik daripada makhluk berdarah sakral. Tetapi Han Sen takut kalau dia salah, maka dia hanya dapat menatap binatang bersisik hijau dengan gelisah, berharap dia dapat melihat perubahan yang diharapkan. Han Sen menatap dengan cemas dan tidak menyadari bahwa dia sudah kelaparan sampai dia mulai mencium bau sup tulang dari dalam panci. Setelah melihat jam, dia baru menyadari bahwa 24 jam telah berlalu. Saat dia bangkit untuk melihat cangkang kumbang hitam di dalam panci, dia menemukan bahwa warna keemasan pada cangkang sudah hilang dan kuah tulangnya telah berwarna keemasan. Wanginya sangat enak sehingga mulut anak muda yang kelaparan itu pun mulai mengeluarkan air liur. Saat dia hampir meneguk dari mangkuk supnya, Han Sen tiba-tiba mendengar suara besi yang dipecahkan dari kandang binatang bersisik hijau. Dia tergesa-gesa menoleh dan melihat binatang bersisik hijau telah menggigit kandang besi dan menjulurkan kepalanya keluar kandang. Seluruh sisik hijaunya sekarang telah berubah menjadi warna hijau gelap. Giginya menjadi runcing dan ujung keempat cakarnya tampak seperti kail besi. Binatang ini hampir lepas dari kandangnya. Han Sen merasa senang dengan kejutan ini dan mengeluarkan pisau belati dari pinggangnya. Dia tergesa-gesa lari ke depan kandang dan menancapkan belati ke perut bawah dari binatang bersisik hijau tersebut. Dengan sekali memutar belati, binatang bersisik hijau itu pun berhenti memberontak. "Makhluk primitif binatang bersisik hijau telah terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan daging binatang bersisik hijau primitif untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin secara acak." Suara aneh itu bergema dalam pikiran Han Sen dan membuatnya tertegun. "Binatang primitif bersisik hijau¡­ Makhluk primitif¡­jadi kristal itu sebenarnya membuat makhluk ini berevolusi..." Han Sen merasa sangat gembira dan tidak tahu harus bereaksi apa. Setelah selang beberapa waktu, dia tiba-tiba membelah binatang bersisik hijau dengan pisau belati dan mengambil kristal sebesar telur burung puyuh. Tanpa memperhatikan darah pada kristal lalu mencium kristal tersebut dua kali dan menggosoknya hingga bersih, memegangnya dalam kedua tangannya seolah-olah itu adalah harta yang luar biasa. "Kristal ini adalah alasan di balik kumbang hitam menjadi makhluk berdarah sakral¡­ Jika binatang bersisik hijau melanjutkan evolusinya, mungkinkah dia berubah menjadi makhluk berdarah sakral juga?" Han Sen hampir tidak berani memikirkan hal itu, karena hal ini terlalu luar biasa. Dia merasa sangat senang hingga tangannya pun bergetar saat memegang kristal itu. Dia menggigit lidahnya sendiri dan teriak kesakitan, memastikan bahwa hal ini nyata dan dia tidak sedang bermimpi. Setelah diliputi dengan kegembiraan selama beberapa waktu, Han Sen meletakkan kristal itu dengan hati-hati, meneguk sup cangkang, dan memperoleh poin geno lainnya, sehingga dia memiliki delapan poin geno secara keseluruhan. Tanpa peralatan apapun, metode primitifnya tidak dapat mengeluarkan semua sari geno dari dalam cangkang, tetapi sudah cukup baik karena dia dapat menambah satu poin geno. Han Sen menyadari bahwa dia telah memperoleh poin geno dari jiwa binatang berdarah sakral dari seekor kumbang hitam ketika dia membunuh kumbang hitam keemasan, dan dia cepat-cepat mengakses profilnya. Han Sen : Tidak berevolusi. Status : Tidak ada. Masa Hidup : 200 tahun. Persyaratan untuk evolusi : 100 poin geno. Jiwa binatang yang diperoleh : kumbang hitam berdarah sakral. Jenis jiwa binatang dari kumbang hitam berdarah sakral : Baju baja. "Bagaimana penampakan baju baja dari jiwa binatang seekor kumbang hitam berdarah sakral?" Sebelum Han Sen menyelesaikan pemikirannya, sebuah bayangan emas muncul di udara, terlihat sama persis dengan kumbang hitam keemasan. Kumbang hitam keemasan terbang ke arah dada Han Sen, berubah menjadi cairan emas dan mulai menutupi seluruh badannya. Dalam sekejap mata, seluruh tubuh Han Sen, bersama dengan rambutnya, semuanya terbungkus. Baju baja emas yang sederhana ini sangat bertenaga dan tahan benturan, dan menutupi seluruh badannya seperti pakaian gothic. Persenjataan masa pertengahan yang sarat dengan aerodinamis masa kini, terlihat seperti suatu karya seni. Seluruh pakaian baju baja ini terasa penuh tenaga dan kecepatan, membuat Han Sen terlihat ramping dan berwibawa, seolah-olah seluruh tubuhnya dipenuhi dengan tenaga yang meledak-ledak. Dengan kilauan metalik yang bersinar, baju baja ini sangat indah dan memiliki tekstur yang kuat. Pada pandangan pertama, baju ini bahkan tampak seperti kain emas yang dikenakan oleh Orang Suci Emas. Perbedaan antara kain emas dan baju baja jiwa binatang adalah baju baja menutupi kepala dan badan secara keseluruhan, dengan hanya beberapa celah pada persendian tempat di mana beberapa keping pakaian bertindihan, sama seperti kumbang hitam, yang merupakan kelemahan satu-satunya dari baju baja jiwa binatang ini. Han Sen bergerak ke sekelilingnya dengan baju baja dan sama sekali tidak merasakan berat atau janggal. Sebaliknya dia merasa badannya menjadi lebih ringan dan penuh dengan tenaga. "Tidak salah lagi, ini adalah baju baja dari jiwa binatang berdarah sakral. Ini jauh lebih indah daripada baju baja dari jiwa binatang primitif yang sering saya lihat di Tempat Penampungan Baju Baja." Han Sen merasakan kegembiraan yang luar biasa. Dahulu dia sering merasa iri dengan orang-orang yang berbaju senjata jiwa binatang primitif dan tidak pernah terpikirkan bahwa suatu hari dia akan mendapatkan pakaian dari jiwa binatang berdarah sakral. 4 Rumah Tua "Presiden Grup Yate Zhao Yalong telah menyelesaikan evolusi ketiga, dan masuk Tempat Suci Para Dewa Tahap Keempat, Ia menjadi manusia ke-83 dalam sejarah yang masuk Tempat Suci Para Dewa Tahap Keempat. Masa hidupnya telah mencapai 500 tahun dan ia memperoleh status setengah dewa¡­" "Orang yang berbakat dari Galaksi Raikot, Lange, masuk Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua dengan poin geno 100 mutasi. Masa hidupnya telah mencapai 300 tahun dan dia telah mencapai status sang evolusi.." "Pembicara Dewan Perwakilan, Hemingway, membunuh makhluk bintang samudra setengah dewa kemarin, dan Ia adalah yang pertama menyelesaikan tugas ini¡­" "Menurut para ahli yang berwenang, dalam waktu sepuluh tahun seseorang akan dapat menyelesaikan evolusi keempat untuk pertama kali dan melanjutkannya ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kelima.." "¡­" Han Sen baru saja diteleportasi dari Tempat Penampungan Baju Baja dan ia melihat berita-berita yang diputar pada layar maya. "Sang evolusi, orang yang menembus batas, dan setengah dewa. Dengan kristal hitam, aku akan dapat mencapai semua itu, dan bahkan lebih jauh lagi." Han Sen mengibaskan pergelangan tangannya, dan menjauh dari stasiun teleportasi, dan menggunakan kereta luncur magnet untuk pulang ke rumah. Sebelum dia masuk ke pekarangan, Han Sen mendengar suara teriakan kasar seorang wanita. "Luo Sulan, apakah kamu hendak mengambil rumah tua milik keluarga Han? Rumah ini adalah milik orang tua kita dan kedua kakakku dan aku, kami masing-masing berhak atas sebagian rumah ini. Sekarang kakak tertuaku yanga adalah suamimu sudah meninggal. Kita tidak akan mengganggumu, karena kamu adalah janda, dan akan memberikan kepadamu bagian yang menjadi miliknya. Tetapi jika kamu ingin mengambil segalanya, kita tidak akan setuju." "Benar!" Suara seorang pria setengah baya menimpali. "Rumah tua ini adalah warisan dari orang tua kita. Kita semua memiliki hak atas rumah ini, dan kamu tidak dapat menyimpannya untuk diri sendiri. Keluargamu telah tinggal di sana lebih dari 20 tahun, jadi kamu telah mengambil keuntungan besar dari kita. Sudah saatnya untuk membagi warisan ini." "Kakakku sudah mengatakannya," sebuah suara pria yang lembut melanjutkan. "Kamu tinggal di dalam rumah tua itu selama lebih dari 20 tahun. Kami tidak akan meminta uang sewa darimu, tetapi rumah tua ini adalah warisan kami dan harus dibagikan." Suara seorang wanita muda terdengar mengatakan, "Kami telah memiliki perkiraan dari seorang pengacara, dan rumah tua ini sekarang bernilai lebih dari tiga juta. Kami adalah tiga rumah tangga, jadi kami seharusnya masing-masing mendapatkan satu juta. Kamu dapat memilih untuk memberikan kami masing-masing satu juta dan langsung memiliki rumah ini, atau menjual rumah ini, lalu kita bagi uangnya. Kita tidak keberatan dengan pilihan manapun yang kamu pilih." "Tepat sekali, karena sekarang kakak tertua kamu telah tiada, kami tidak akan mengganggu janda dan anak-anaknya. Kamu dapat memberikan kita uang atau menjual rumah ini, apapun yang kamu suka," suara kasar yang pertama terdengar lagi. "Kakak-kakak sekalian, tidak perlu memaksaku. Kalian tahu situasi kami. Kami tidak memiliki dua juta," kata seorang wanita dengan sedih. "Kalau demikian jual saja rumahnya," wanita yang kasar langsung berkata. "Kalau tidak ada rumah, dimanakah kami akan tinggal? Han Sen baru saja lulus dan Han Yan baru akan masuk sekolah," kata wanita sedih itu. "Kakak ipar, ini tidak masuk akal. Mengapa hanya kamu saja yang mengalami kesulitan? Anak-anakmu Han Sen dan Han Yan hanya bersekolah di sekolah negeri, sedangkan anakku Han Hao pergi ke sekolah swasta. Uang sekolahnya membuat rambutku memutih setiap tahun." "Kakak, kamu benar. Kita semua berada pada masa-masa sulit dan semua orang memerlukan uang. Mengapa kita tidak jual saja rumah ini? Kita semua dapat mengambil sebagian uang dan kamu dapat membayar pendidikan Han Yan," kata suara yang seperti perempuan. "Bagaimanapun juga, kamu pilih salah satu, memberi kita uang atau menjual rumahnya. Pilihan ada padamu," kata seorang wanita muda dengan nada dingin. Di luar rumah, Han Sen sangat murka saat mendengar semua ini. Dia mendobrak pintu dan melihat ibunya berlinang air mata sambil memegang adiknya, Han Yan. Gadis berusia lima tahun tersebut bersembunyi di balik pelukan ibunya, mata besarnya penuh dengan rasa ketakutan. Di sebelah mereka, ada dua pria dan dua wanita yang semuanya tersenyum ketus. "Beraninya kamu datang ke sini dan meminta rumah tua ini?" Han Sen menunjuk ke wanita gemuk yang terlihat galak dan berseru dengan kemarahan. "Bibi, kamu dulu adalah seorang akuntan dalam perusahaan dan punya hutang sepuluh juta yang tidak bisa kau bayar. Apakah ayahku tidak membantumu setelah kamu memohon-mohon kepadanya?" "Han Sen, omong kosong apa ini. Siapa yang menyebabkan hutang itu? Berhentilah berbohong," pria kurus dengan suara seperti perempuan berteriak, sambil menunjuk pada Han Sen. "Paman, kamu mengkorupsi dana publik perusahaan untuk investasi dan rugi beberapa juta." Han Sen menunjuk pada pria kurus itu. "Apakah kamu tidak datang ke rumahku dan bersujud untuk memohon pada ayahku untuk membantumu?" "Dan kamu, paman, kamu berhutang begitu banyak hutang judi yang membuatmu hampir bunuh diri. Siapa yang membantumu? Ketika kamu dipukul sampai hampir mati, siapa yang menyelamatkan nyawamu?" Han Sen menunjuk pada pria setengah baya yang gemuk. Grup Bintang ingin mengakuisisi bisnis keluarga kami. Jika ayahku tidak mewakili kalian semua lalu bertengkar dengan Grup Bintang, apakah dia akan mati dengan kondisi yang menyedihkan ini?" Han Sen menggertakkan giginya dan menatap ke empat orang itu. "Tetapi kamu, kamu tidak hadir pada pemakaman ayahku dan menjual perusahaan kepada Grup Bintang setelah kematiannya. Apakah kamu memberikan sepeserpun uang dari uang yang kamu dapatkan dari menjual perusahaan? Juga, siapa yang membayar rumah kamu saat kamu menikah? Apakah rumah itu lebih murah daripada rumah tua ini? Apakah kamu menjaga orang tuamu sehari saja pada masa hidupnya? Beraninya kamu datang dan meminta bagian dari rumah tua ini!" "Hentikan! Ayahmu hanya melakukan hal yang ingin dia lakukan. Perusahaan ini adalah milik ayahmu, dan kita semua memiliki saham atasnya. Dia tidak dapat memutuskannya untuk kami. Dan tentunya, kita dapat menggunakan uang dari perusahaan," kata Paman Han Lei dengan kurang ajar. "Itu benar. Ayahmu adalah seorang diktator, dan kami hanya menginginkan uang kami kembali. Tidak peduli apa yang kamu katakan. Berikan uangnya atau jual rumahnya, atau kita akan bertemu di pengadilan. Kamu akan kalah dalam kasus ini kemanapun kamu pergi," teriak Bibi Han Yumei. "Ini semua adalah salah ayahmu¡­" Mereka mulai menyalahkan mendiang ayah Han Sen. Han Sen gemetar karena marah dan merasa ayahnya telah disalahkan. Ketika ayahnya mengambil alih perusahaan, awalnya hanyalah bisnis kecil, bernilai satu atau dua juta. Dia berusaha sangat keras untuk mengembangkan perusahaan dan harus menjaga keluarganya dan memperbaiki masalah mereka. Beberapa kali perusahaan hampir saja bangkrut karena masalah likuiditas. Dan dia bahkan meninggal demi perusahaan. Namun setelah kematiannya, istri dan anak-anaknya diganggu oleh saudara-saudara yang pernah dibantu pada masa hidupnya. Ketika ayah Han Sen masih hidup, dia selalu berkata bahwa mereka adalah keluarga dan tidak perlu berdebat. Dan sungguh ironis apa yang terjadi pada saat ini! Jika mereka sungguh-sungguh memerlukan uang dan menghadapi masalah, Han Sen akan setuju untuk memberikannya. Tetapi semua pesawat pribadi yang mereka kendarai bernilai lebih dari sejuta. Dan mereka sekurang-kurangnya memiliki sepuluh juta dari hasil menjual perusahaan, yang semuanya jatuh ke kantung mereka, dan tidak ada sepeserpun yang diberikan pada keluarga Han Sen. Tidak mungkin kalau mereka bahkan tidak memiliki satu juta. 5 Belalang Tangkas Setelah menimbulkan keributan di rumah Han Sen, Han Yumei dan Han Lei memberikan peringatan ¨C mereka harus memberikan uang atau menjual rumah itu dalam waktu satu bulan, jika tidak mereka akan membawa kasus ini ke pengadilan. "Ibu sangat tidak berguna karena bahkan tidak mampu menjaga rumah ini," Luo Sulan memegangi Han Yan, mukanya berlinang dengan air mata. Luo Sulan adalah seorang wanita yang lemah lembut. Semasa ayah Han Sen masih hidup, dia diperlakukan seperti seorang putri. Dia bahkan tidak tahu bagaimana cara menyapu lantai, apalagi mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Han Sen memahami betapa sulit ibunya membesarkan dia dan adiknya setelah ayahnya meninggal dunia. "Jangan kuatir, Bu. Aku ada di sini walaupun Ayah sudah tiada. Aku tidak akan membiarkan mereka mengambil rumah kita. Ibu istirahat dulu saja dan aku akan berkonsultasi dengan Paman Zhang mengenai hal ini." Han Sen menelepon seorang teman dari mendiang ayahnya, Tuan Zhang. Dia adalah seorang pengacara yang sebelumnya bekerja dalam bisnis keluarga mereka sebagai penasihat hukum. "Hai, Paman Zhang? Ini adalah Sen¡­ Apakah punggungmu sudah terasa lebih baik? Aku memiliki masalah hukum yang ingin au tanyakan¡­jadi..." raut wajah Han Sen terlihat sedikit memucat ketika dia menutup telepon. Dia mengkonfirmasi bahwa paman dan bibi-bibinya mengatakan hal yang sebenarnya ¨C mereka memiliki hak atas bagian dari rumah ini. Dan jika mereka benar-benar membawa kasus ini ke pengadilan, keputusan akan mendekati apa yang mereka minta ¨Cmembayar mereka sejumlah uang atau menjual rumahnya. "Sen, apa yang dikatakan oleh Tuan Zhang?" Luo Sulan bertanya kepada Han Sen sembari menatapnya dengan gelisah. "Jangan kuatir, Bu. Aku sudah cek dengan Tuan Zhang dan ada solusinya. Ibu hanya perlu menjaga Yan agar dia baik-baik saja, dan aku akan mengurus masalah ini. Rumah ini tidak akan diambil oleh siapapun juga," kata Han Sen sambil tersenyum. "Itu berita bagus¡­ bagus sekali..." Luo Sulan bernafas lega. Setelah beristirahat semalam di rumah. Han Sen menaiki kereta ke stasiun teleportasi dan memasuki Tempat Suci Para Dewa pada pagi hari. Han Sen diteleportasi dari kamarnya ke Tempat Penampungan Baju Baja. Ketika seseorang diteleportasi ke dalam Tempat Suci Para Dewa, dia akan muncul di ruang tertentu yang hanya dapat dimasuki oleh dirinya. Orang lain tidak dapat memasuki ruangan tersebut, kecuali kalau diijinkan oleh pemiliknya. Sebelum menyelesaikan evolusi pertama dan memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, ini adalah rumah Han Sen di Tempat Suci Para Dewa. Sekarang Han Sen tidak memiliki kuasa atau pengaruh apapun. Solusi satu-satunya adalah mendapatkan dua juta dolar dalam waktu satu bulan jika dia ingin mempertahankan rumahnya. Walaupun dia merasa hal ini tidak adil, namun tanpa memiliki kuasa apapun, tidak ada pilihan lain. Dua juta dolar Levo adalah jumlah yang sangat besar untuk seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan integrasi wajib. Sebelumnya, Han Sen bahkan tidak dapat menghasilkan dua juta dalam satu tahun, apalagi dalam waktu sebulan. Tetapi segalanya sudah berbeda. Sebenarnya, jika dia belum memasak cangkang dari kumbang hitam berdarah sakral, cangkang nya sendiri mungkin bernilai satu atau dua juta. Namun tanpa cangkang tersebut, dia masih memiliki kristal hitam yang dapat dengan mudah membuat makhluk-makhluk berevolusi. Sepanjang dia memiliki ini, dua juta bukanlah jumlah yang besar. Sambil memandangi tubuh binatang primitif bersisik hijau di tanah. Han Sen sempat merasa ragu sesaat sebelum memotong tubuhnya menjadi potongan kecil. Dia kemudian mengeringkan dagingnya, membuatnya menjadi dendeng sapi dan membawanya dalam tas pinggangnya. Dia harus menangkap seekor makhluk agar dapat menggunakan kristal untuk membuatnya berevolusi dan menjual daging dari makhluk yang berevolusi untuk mendapatkan uang. Sekarang Han Sen memiliki pakaian baja dari jiwa binatang berdarah sakral, dia dapat memenangkan permainan ini dan mulai memburu makhluk primitif, bukan lagi makhluk biasa. Makhluk primitif tidak terlalu bernilai, dan dia hanya akan membuang waktu menantikan makhluk biasa berevolusi menjadi makhluk primitif. Untuk mendapatkan dua juta, Han Sen perlu menjual setidaknya seekor makhluk mutan. Makhluk primitif biasanya terlihat pada jarak 12 kilometer dari Tempat Penampungan Baju Baja. Han Sen tidak berani bepergian sampai sejauh itu sebelumnya, tetapi sekarang dia memiliki baju baja. Pada saat ini, tujuannya bukan lagi binatang bergigi tembaga, makhluk primitif yang paling lemah, tetapi belalang tangkas yang biasanya terlihat di Lembah Zephyr. Walaupun merupakan makhluk primitif, belalang tangkas memiliki tubuh yang rapuh dan dapat dibunuh dengan mudah menggunakan pisau belati berbahan logam campuran jika ditancap pada titik yang rentan. Namun, belalang tangkas bergerak dengan sangat cepat sehingga orang biasa tidak dapat menyambanginya. Dan kaki depannya yang menyerupai gergaji besi dapat dengan mudah membelah tulang manusia. Jika terserang oleh kaki depan mereka, seseorang bisa langsung lumpuh, kalaupun tidak terbunuh. Oleh karena itu hanya sedikit manusia yang berani berburu makhluk ini. Bagi Han Sen, walaupun, belalang tangkas adalah pilihan yang terbaik. Bagaimanapun juga, makhluk ini hanyalah mahkluk primitif, dan tidak mungkin makhluk ini dapat membelah baju baja jiwa binatang berdarah sakral yang dimilikinya. Jika dia tidak dapat dilukai oleh belalang itu, tentu saja dia mampu membunuhnya. Hal yang paling penting adalah jika capit dan sayapnya dipenggal, belalang tangkas tidak akan dapat melawan namun mungkin masih hidup. Dengan demikian, Han Sen dapat dengan mudah membawanya pulang, menyimpannya di dalam kamarnya, dan menggunakan kristal hitam untuk membuatnya berevolusi menjadi makhluk mutan sebelum menjual dagingnya. Tentu saja, jika dia dapat membunuh beberapa belalang tangkas dan sedang mujur, dia bahkan mungkin memperoleh sebuah jiwa binatang. Jiwa binatang dari belalang tangkas berbentuk sebilah pedang bergerigi tangkas, sejenis senjata pisau panjang yang dikuasai oleh Han Sen. Walaupun pedang bergerigi tangkas adalah satu-satunya senjata jiwa binatang primitif, senjata ini adalah yang paling tajam di antara semua senjata primitif, dan bahkan dapat dibandingkan dengan beberapa senjata jiwa binatang mutan. Karena berburu belalang tangkas berbahaya, hanya sedikit manusia yang akan menuju ke Lembah Zephyr, dan lebih sedikit lagi yang dapat memperoleh pedang bergerigi. Jika senjata langka ini dijual, tentu nilainya akan lebih dari dua juta. Oleh karena itu, jika Han Sen berhasil mendapatkan jiwa binatang seekor belalang tangkas, dia tidak perlu lagi menjual daging makhluk mutan. Semakin mendekati Lembah Zephyr, Han Sen melihat semakin sedikit orang. Di sekitar lembah itu, tidak ada aktivitas manusia sama sekali. Han Sen tidak berani berjalan lebih jauh, maka dia mencari tempat persembunyian dan memerintahkan jiwa binatang kumbang hitam berdarah sakral untuk menutupi tubuhnya dengan baju baja emas. Sambil mengambil nafas dalam-dalam, dia mengendap-endap berjalan menuju Lembah Zephyr. Han Sen tidak berani bergerak terlalu cepat. Lembah itu tertutup dengan pohon dan rumput liar setinggi lelaki dewasa. Saat pohon dan rumput bergoyang tertiup angin, sulit untuk melihat belalang tangkas yang mungkin bersembunyi di sana. Kecerobohan dalam sekejap dapat saja berakibat patah tulang yang disebabkan oleh serangan belalang. 6 Jubah Pelindung adalah Segalanya Tiba-tiba, Han Sen melihat sesuatu berwarna hijau yang panjangnya sekitar satu kaki, melekat di rerumputan bagaikan daun. Jika dilihat sekilas, dia akan mengira itu adalah bagian dari rerumputan dan tidak akan membayangkan bahwa itu adalah belalang yang mampu membelah tengkorak manusia dalam satu serangan. Kaki depannya yang seperti sabit bergerigi bahkan lebih besar dari tubuhnya. Kaki depannya yang berwarna hijau gelap tertutup oleh lapisan baja, dan terlihat berbeda dari tubuhnya yang ringkih. Kaki depannya yang keras itu seperti besi baja. Han Sen beruntung karena menemukan belalang itu sebelum ia melihatnya. Sambil berjalan mendekat, dia memperhitungkan seberapa dekat dia bisa menangkapnya sebelum belalang itu sadar. Ketika dia berada sekitar enam kaki jauhnya dari sang belalang, Han Sen tidak berani melangkah lebih jauh, khawatir jika dia akan kehilangan kesempatan untuk menyerang secara diam-diam. Dengan belati tergenggam erat di tangannya, Han Sen menyergap dari balik rerumputan dan menebas perut sang belalang dengan cepat dan buas. Namun Han Sen masih menyepelekan kecepatan dan ketangkasan si belalang. Belalang telah menyadari keberadaannya saat diserang. Dalam seketika, dia terbang ke udara, meluncur dengan sayapnya mengembang menuju Han Sen dengan begitu cepat. Kaki depannya telah melukai kepalanya bahkan sebelum dia sempat bereaksi. Han Sen secara tidak sadar mundur ke belakang karena kaget, tetapi kaki si belalang masih memukul kepalanya. Dengan adanya bunyi dentingan besi, Han Sen merasa sedikit tidak nyaman seakan-akan kepalanya ditimpuk oleh batu. Bahkan tidak ada goresan sedikit pun pada jubah monster pelindung berdarah sakral. Dengan bergairah, Han Sen mengambil kesempatan untuk menusuk pinggang si belalang di depannya dengan ganas. Si belalang pun terbelah dua, dan darahnya yang hijau muncrat membasahi seluruh tubuhnya. Han Sen tidak peduli dan mendengarkan suara aneh di kepalanya dengan girang. "Makhluk primitif belalang telah dibunuh. Tidak ada jiwa monster yang didapatkan. Makan belalang untuk mendapatkan nol sampai sepuluh poin geno secara acak." Sambil mengecek pelindung kepalan apakah baik-baik saja, Han Sen berpikir dengan semangat, "Ha-ha, jubah pelindung adalah segalanya! Dengannya, aku bisa membunuh apapun yang ingin kubunuh dan tidak seorang pun bisa melukaiku. Aku bahkan tidak takut pada mahluk mutan." Han Sen tiba-tiba memperoleh keberanian dan berhenti bersembunyi. Dia bergegas menuju Lembah Zephyr dan membuat beberapa belalang waspada dan menyerangnya, tapi serangan belalang sama sekali tidak melukainya saat menebas pelindung miliknya. Han Sen mengambil kesempatan untuk membunuh mereka, masing-masing dalam satu tusukan. "Makhluk primitif belalang telah dibunuh. Tidak ada jiwa monster yang didapatkan. Makan belalang untuk mendapatkan nol sampai sepuluh poin geno secara acak." "Makhluk primitif belalang telah dibunuh ¡­" Suara itu terus berbicara di dalam kepalanya, menambah gairahnya. Dia berjalan menuju lembah sambil menikam dan membunuh lebih dari 20 belalang dengan sukses. ... Su Xiaoqiao juga sedang dalam perjalanan ke Lembah Zephyr, sambil bergumam soal peruntungannya yang buruk. Orang tuanya adalah konglomerat antar-bintang dan diakui sebagai selebriti dan bangsawan. Akan tetapi, dirinya secara acak ditempatkan di Gudang Jubah Besi, di mana dia tidak punya teman atau kenalan seorang pun. Untuk mendapat gelar bangsawan, Su Xiaoqiao hanya bisa mematuhi Qin Xuan untuk mencapai poin geno mutan dan menjadi pengevolusi. Ada dua gelar dalam Aliansi Antar-Bintang Levo. Yang pertama adalah "selebriti"¡ªsaat seseorang menjadi pelampau, orang itu diakui sebagai selebriti. Yang satu lagi adalah "bangsawan". Jika seseorang bisa berevolusi dengan 100 mutan atau memiliki banyak poin geno lebih dari biasanya, orang itu bisa dikatakan sebagai bangsawan. Gelar manapun memberikan banyak keuntungan dalam Aliansi, dan yang paling penting bagi mereka adalah simbol status sosial. Kini dalam Aliansi, orang-orang menjadi sangat-sangat angkuh. Masyarakat kelas atas bahkan enggan berbicara dengan orang yang tidak punya gelar., bahkan saat berbisnis. Gelar teratas seperti bangsawan berdarah sacral adalah di luar angan-angan Su Xiaoqiao. Yang dia inginkan hanyalah mendapatkan gelar bangsawan biasa dengan cara menambah geno pion dan menyelesaikan evolusi. Namun, untuk memperoleh 100 poin geno mutan masih terasa sulit bagi dirinya. Dia membawa banyak uang ke Gudang Jubah Besi, tapi uang hanya bisa membeli tubuh makhluk biasa dan primitive, karena sangat jarang orang menjual makhluk mutan. Hanya orang-orang yang bertujuan mencapai poin geno sacral seperti Qin Xuan yang kadang menjual tubuh makhluk mutan yang mereka punya. Tetapi, bukan uanglah yang dia inginkan, tetapi kesetiaan dan pelayanan. Su Xiaoqiao sekarang bekerja untuk Qin Xuan, menjelajah tempat yang jarang dikenal orang dan mencari jejak makhluk berdarah sakral dan mutan untuk mengumpulkan informasi untuknya. Dengan info tersebut, dia bisa mengumpulkan tim untuk memburu makhluk itu, dan setiap anggota tim akan mendapat tubuh mutan sebagai gantinya. Xiaoqiao sudah berkelana selama sebulan dan tidak menemukan jejak makhluk mutan, khususnya yang berdarah sakral. Kehabisan persediaan, dia harus kembali ke Gudang Jubah Besi. Saat ia melewati Lembah Zephyr, dia berpikir mungkin ada makhluk mutan di sekitar sana karena area tersebut jarang ditempati. Setelah dia menyusuri lembah, dia merasakan suatu kejanggalan. Dia tidak melihat satupun belalang. Satu mil ke dalam lembah, yang dia lihat hanyalah jejak tidak beraturan di tanah. Seseorang pasti menghabisi para belalang itu. Pria Petinju ataukah Anak Surgawi? Tidak. Meskipun ada tanda-tanda pertarungan, harusnya kerusakannya lebih parah jika dilakukan oleh sekelompok orang¡­" Terkejut, Su Xiaoqiao berlari memasuki lembah, memikirkan apa yang terjadi. Sesuai dugaannya, begitu banyak noda darah hijau dari belalang sepanjang perjalanan. Dia mengikuti bekas darah tersebut dan berbelok di sebuah tikungan. Apa yang dilihatnya membuatnya berhenti dan tertegun. Di samping tumpukan mayat belalang berdirilah sosok keemasan. Di bawah matahari, sosok tersebut bagaikan robot dalam jubah emas. 7 Dollar "Bung, kamu membunuh semua belalang ini?" Su Xiaoqiao tidak melihat seorangpun selain si pria berjubah emas. Mayat belalang itu masih mengalirkan darah, jadi mereka belum lama mati. Su Xiaoqiao tidak percaya bahwa seseorang mampu membunuh begitu banyak belalang dalam waktu singkat. Walaupun belalang hanyalah makhluk primitive, mengingat ketajaman kaki depannya dan kecepatannya, bahkan orang yang telah melampaui poin geno primitive tidak berani untuk mengganggunya. Lagipula, terlalu banyak titik lemah di tubuh manusia, dan tidak seorangpun mau mengorbankan nyawanya atau mendapat cedera parah dari tebasan belalang. Ada sekitar setidaknya tiga lusin belalang mati di tanah. Bahkan Qin Xuan memerlukan bantuan untuk mencapai ini. Su Xiaoqiao tidak percaya kalau seseorang mampu melakukan ini sendirian. "Kamu mau? Satunya seribu dolar Levo." Han Sen baru saja memikirkan apa yang akan dilakukannya dengan belalang itu. Dia sedang melakukan pembantaian dan lupa bahwa mustahil baginya memakan daging belalang sebanyak itu. Dan bahkan jika dia bisa memakan semuanya, hanya beberapa yang bisa memberikannya poin geno. "Satunya seribu? Kamu yakin?" Su Xiaoqiao memandangnya kaget. Walau banyak orang mampu memburu makhluk primitive, mereka jarang tersedia, terutama yang jarang sekali dimakan orang-orang seperti belalang. Lagi pula, tenaga manusia itu terbatas, dan ada batas jumlah poin geno yang ditawarkan oleh jenis makhluk yang sama. Hanya dengan memakan daging dari beberapa jenis makhluk seseorang dapat mengumpulkan poin geno. Orang yang berkecukupan akan rela membayar makhluk yang mereka belum pernah makan supaya bisa mencapai poin geno primitive mereka. Karena itu, makhluk primitive yang mudah dibunuh bisa seharga beberapa ratus satunya, sementara yang sulit diburu, seperti belalang, bisa dijual dua atau tiga ribu satunya dan masih tetap langka tersedia. Su Xiaoqiao menghitung dan menyimpulkan bahwa dia bisa menaikan harga dua atau tiga kali lipat jika dia bisa membawa tubuh belalang-belalang ini kembali. "Ya, satu seribu dolar Levo" Han Sen mengangguk. Bukannya Han Sen tidak tahu berapa harga belalang tersebut. Tanpa kendaraan dan peralatan lainnya, mustahil baginya untuk memindahkan semua bangkai ini sendirian. Dan jika dia pergi sekarang, tubuh-tubuh ini bisa saja dicuri ketika dia kembali. Terlebih lagi, Han Sen tidak ingin membuang waktu dan tenaganya demi ini. Dia punya hal penting lainnya untuk dilakukan, dan dia bisa mendapat sebagian keuntungan¡ªsebagai pedagang besar, dan memberikan beberapa keuntungannya kepada pengecer. "Tentu, akan kuambil semuanya. Berapa banyak yang ada di situ?" Su Xiaoqiu sepakat. Belalang-belalang ini bisa memberikannya lebih dari uang. Makhluk primitif seperti belalang yang tidak bisa diakses orang biasa bisa menjadi hadiah terbaik. Tidak ada orang yang menolak pemberian baik, selama mereka tidak kelebihan poin geno primitif. " Totalnya ada empat puluh tiga. Kuberi kau diskon jadi empat puluh ribu saja." Han Sen hanya bertanya dengan santai dan tidak mengira orang yang kelihatannya biasa saja ini ternyata sangat kaya dan mampu membeli semuanya. Su Xiaoqiao mengeluarkan dompetnya dan mengambil lembaran sepuluh ribu dolar. "Bung, kuberi kau lima puluh ribu untuk belalang ini. Lima puluh ribu sisanya adalah uang muka untuk apapun yang bisa kamu peroleh di masa datang. Aku akan selalu memberimu harga terbaik dan bahkan membayar lebih untuk daging makhluk mutan." Seratus ribu itu jumlah yang kecil bagi Su Xiaoqiao. Itu hampir sebesar biaya yang dikeluarkan untuk mentraktir seseorang makan malam yang mewah. Orang ini sangat hebat sampai mampu membunuh belalang-belalang ini sendirian, jadi sangat mungkin kalau dia juga bisa memburu makhluk mutan. Jika memungkinkan untuk membeli daging makhluk mutan darinya, beberapa ratus juta bukanlah apa-apa. "Tidak kusangka kau kaya juga." Han Sen mengambil uang itu dan berkata apa adanya, menatap Xiaoqiao dengan sedikit kaget. "Jujur saja, yang kupunya hanyalah uang. Jika kamu punya makhluk mutan untuk dijual, beri tahu aku. Harga bukanlah masalah." Bual Su Xiaoqiao, khawatir jika dia akan kehilangan kesempatan ini. "Bagus. Jadi siapa nama dan alamatmu? Aku akan datang dan menemuimu jika aku punya sesuatu." Han Sen menghargai kebaikan Xiaoqiao, dan berpikir dia akan menjadi pembeli potensial untuk makhluk mutan yang rencananya akan dia dapatkan menggunakan kristal hitam. Lagipula, kristal hitam harus tetap dirahasiakan. Menjual makhluk ke satu orang masih lebih baik daripada menjualnya di pasar di depan orang banyak. Dan dia tidak perlu khawatir mengenai harga karena Xiaoqiao sangat kaya raya. "Bung, namaku Xiaoqiao, dan itu adalah nama asliku. Kamarku di Gudang Jubah Besi adalah 1046. Kalau kamu? Siapa namamu dan dimana kamu tinggal?" Su Xiaoqiao berkata. "Dollar. Hanya itu yang aku pikirkan. Siapkan uangmu, dan aku akan ke kamar 1046 saat aku punya sesuatu." Han Sen memasukkan uangnya ke dalam saku, melambaikan tangan ke Xiaoqiao dan meninggalkan Lembah Zephyr. Menghadapi kematian ayahnya, Han Sen tidak ingin sering berkomunikasi dengan orang lain.Dia hanya ingin merawat ibu dan saudara perempuannya dan melakukan apa yang ingin dia lakukan. Orang-orang dan hal lainnya tidak mempengaruhi dirinya. "Bung, Akan kutunggu kau. Kau harus datang! Ingat, uang tentu bukanlah masalah¡­" Su Xiaoqiao berseru di belakang Han Sen sambal melambaikan tangannya. Sepeninggalan Han Sen, Su Xiaoqiao hanya bisa bergumam: "Bagaimana aku membawa ini semua kembali?" Su Xiaoqiao berpikir sejenak dan memutuskan untuk membawa sebagian dengan tasnya dan meminta bantuan teman-temannya untuk membawa sisanya. Untungnya, hampir tidak ada manusia di Lembah Zephyr. Saat Su Xiaoqiao kembali dengan kawan-kawannya, semua tubuh itu masih ada di sana. "Xiaoqiao, apa benar si Dollar membunuh semua belalang ini?" teman Su Xiaoqiao terbelalak melihat tumpukan mayat belalang itu. "Tentu saja. Walau aku tidak melihatnya berburu, tidak ada orang lain di Lembah Zephyr waktu itu dan belalangnya sudah mati. Siapa lagi kalau bukan dia?" jawab Su Xiaoqiao. "Menurutku pasti sekelompok orangla yang membunuh belalang ini, dan mereka meninggalkannya sendirian untuk mengurus mayat-mayat ini. Aku tidak percaya satu orang bisa membunuh banyak belalang. Dia pasti membual!" "Pasti dia hanya membual." Tidak seorang pun teman Su Xiaoqiao yang percaya Han Sen membunuh para belalang itu sendirian. 8 Jiwa Monster Primitif Han Sen tidak kembali ke Gudang Jubah Besi setelah meninggalkan Lembah Zephyr. Dalam sekejap, dia membantai setiap belalang dengan semangat sampai tidak ada yang tersisa. "Baiklah, aku pergi saja memburu monster bergigi tembaga. Mereka ada banyak di dekat Gudang Jubah Besi dan besar kemungkinan untuk menangkap satu monster mutan bergigi tembaga, jadi tidak akan terlalu mencurigakan jika aku mendapatkan seekor mutan menggunakan kristal." Han Sen menemukan habitat monster bergigi tembaga dan bermaksud menangkap seekor saat sendirian. Hanya bisa menemukan sekelompok kecil monster bergigi tembaga, Han Sen menyerbu dan membantai semuanya kecuali satu, mengambil keuntungan dari jubahnya yang tangguh. "Makhluk primitif monster bergigi tembaga telah dibunuh. Tidak ada jiwa monster yang didapatkan. Makan monster bergigi tembaga untuk mendapatkan nol sampai sepuluh poin geno primitif secara acak." "Makhluk primitif monster bergigi tembaga telah dibunuh. Jiwa monster primitive dari monster bergigi tembaga diperoleh. Makan monster bergigi tembaga untuk mendapatkan nol sampai sepuluh poin geno primitif secara acak." Mata Han Sen terbelalak kaget. Empat puluh tiga belalang dan ribuan makhluk biasa yang dia bunuh tidak memiliki satupun jiwa monster. Sekarang dia hanya membunuh dua monster bergigi tembaga dan memperoleh satu jiwa monster! "Untuk mendapatkan jiwa monster membutuhkan keberuntungan." Han Sen dipenuhi kegembiraan. Walaupun pasaran, jiwa monster dari monster bergigi tembaga cukup lumayan untuk dimiliki. Monster bergigi tembaga merupakan salah satu yang paling lemah di antara semua makhluk primitif, tetapi jiwa monsternya cukup terkenal. Han Sen memanggill jiwa monsternya yang baru, dan bayangan seperti landak dengan taring perunggu berubah menjadi sebuah tombak sabit perunggu di tangannya. Tombak sabit itu memiliki lapisan perunggu dan terlihat gahar dengan ujung tombak berbentuk sabit. Tipe jiwa monster primitive dari monster bergigi tembaga: Senjata. Han Sen memainkan tombaknya untuk sesaat dan terlihat cukup mahir. Dia diajarkan kemampuan timbak dasar di sekolah. Han Sen tertarik pada semua jenis senjata, sehingga dia belajar dengan baik. Han Sen menyingkirkan tombaknya sebelum membawa kembali monster bergigi tembaga yang masih hidup. Dalam perjalanan pulang, dia menemukan tempat sepi untuk melepaskan jubahnya. Terlihat seperti dirinya kembali, Han Sen kembali ke Gudang Jubah Besi sambal memanggul monster bergigi tembaga yang pingsan dan terikat di pundaknya. Di depan gerbang gudang, sebuah kelompok sekitar satu lusin orang berjalan keluar, semuanya menunggangi kendaraan jiwa monster yang besar dan berbeda-beda, dipimpin oleh seorang pria yang memakai jubah besi dan membawa pedang berwarna merah darah di punggungnya. Pria itu menaiki kendaraan jiwa monster seperti dinosaurus, terlihat berkuasa dan berwibawa, menarik pandangan iri di sekitarnya. Di Gudang Jubah Besi, ada tiga orang yang mencolok yang bertujuan untuk menyelesaikan evolusi dengan melampaui poin geno sakral. Pria ini, Putra Surgawi, adalah salah satunya. Han Sen tidak mengetahui nama asli dan identitasnya, tapi dia pastilah penguasa di Gudang Jubah Besi. Sambil memanggul monster bergigi tembaga, Han Sen menyingkir untuk membiarkan kelompok itu lewat. Akan tetapi, Putra Surgawi menghentikan kendaraannya ketika melewatinya. Krek! Putra Surgawi melihat Han Sen dan mencambuk pundaknya dengan cambuk kulit. Monster bergigi tembaga pun jatuh, dan pakaian Han Sen pun robek. Sebuah luka mulai menganga di pundak dan punggungnya. ."Siapa yang berani-beraninya menjual makhluk primitive ini kepadamu?" tanya Putra Surgawi dingin, memandangnya rendah dan angkuh. Di Gudang Jubah Besi, semuanya tahu bahwa Putra Surgawi sedang mencoba mendapatkan Qin Xuan. Pantat Cabul yang menusuk Qin Xuan dari belakang secara otomatis menjadi musuhnya. Dia juga salah satu alasan mengapa Han Sen menjadi menderita. Ketika mendengar Qin Xuan ditusuk, Putra Surgawi tidak hanya menghajar Han Sen habis-habisan, tetapi juga mengumumkan bahwa siapapun yang berani berbisnis dengan Han akan menjadi musuhnya seumur hidup. "Aku memburunya sendirian." Tatap Han Sen dingin, tangannya terkepal erat namun tetap berdiri dengan tenang. Tidak hanya Putra Surgawi memperoleh banyak poin geno, tapi dia juga mengumpulkan banyak jiwa monster. Karena dia dibantu oleh kelompoknya Han Sen tidak bisa menyentuh pria itu walaupun sudah berusaha keras. Bahkan dengan jubah darah sucinya, dia tetap akan dihajar sampai mati sebelum dia sempat mendekati Putra Surgawi. Tempat Suci Dewa berbeda dengan Aliansi di mana di dalamnya tidak ada hukum sama sekali. Kekuatan adalah segalanya. Han Sen hanya akan mati sia-sia. Ditambah lagi, Putra Surgawi merupakan petinggi utama di Aliansi. Bahkan jika Han Sen dibunuh olehnya di Aliansi, Putra Surgawi tidak akan dikenai sanksi hukum. Han Sen tidak takut dengan kematian. Tapi jika dia mati, bagaimana dengan ibu dan saudara perempuannya? Jika aku bertemu dengan orang yang berani menjualnya padamu, akan kupastikan kalian mati menderita." Putra Surgawi melihat ke sekelilingnya dan menjauh pergi. "Pantat Cabul, jangan buat masalah. Kalau tidak akan kuberi kau pelajaran lagi." Luo Tianyang menyeringai pada Han Sen sebelum menyusul kelompoknya di atas rusa hitam. Luo Tianyang, anak buah dan kerabat lama Putra Surgawi di Aliansi, merupakan salah satu dari orang-orang yang dikirimnya untuk menghajar Han Sen. Han Sen menyaksikan kelompok itu pergi menjauh dengan mata membara. Dia memungut monster bergigi tembaga dengan diam dan berjalan menuju Gudang Jubah Besi, dimana orang-orang melihatnya dengan cemooh. "Lebih kuat, aku harus jadi lebih kuat." dengan amarah membara di dadanya, Han Sen tahu dia masih terlalu lemah untuk melawan kelompok itu sendirian. Kristal hitam, akan tetapi, adalah kesempatan terbesarnya. "Putra Surgawi, harusnya kubasmi dia saja." kata Luo Tianyang dingin. Putra Surgawi tersenyum dan berkata, "Qin Xuan itu wanita yang keras kepala. Dia tidak suka orang lain ikut campur dalam urusannya. Karena dia tidak membunuh Han Sen, dia mungkin akan marah jika aku melakukannya." "Sungguh wanita yang tidak tahu diuntung!" anak buah Putra Surgawi yang lainnya, Pedang Tanpa Tandingan, berseru. "Itu adalah kehormatan baginya bahwa dirimu, bung, mau mengejarnya, sementara dia mengacuhkan itu. Jika bukan demi kamu, sudah kubunuh dia." "Jangan merendahkan Qin Xuan. Dia itu cukup hebat di dalam Tempat Suci Dewa dan Aliansi. Jika dia menjadi milikku, itu akan menguntungkanku." ujar Putra Surgawi muram, "Sudah jangan bahas lagi. Kita harus sampai di Lereng Senja sebelum kelompok Pria Petinju. Makhluk berdarah suci itu harus menjadi milik kita!" 9 Makhluk Berdarah Sakral Han Sen kembali ke kamarnya, memasukkan monster bergigi tembaga ke dalam kandang dan menaruh kristal hitam di depannya. Si monster melumat kristal hitam itu dengan rakus. Setelah seharian penuh, Han Sen menyadari beberapa perubahan terjadi pada monster bergigi tembaga. Sebelumnya bulunya berwarna hitam keabu-abuan seperti babi hutan, dan taringnya berwarna perunggu. Sekarang bulunya mulai menampakkan kilau kecoklatan, dan taringnya berwarna lebih terang. Akan tetapi, ini bukanlah monster mutan bergigi tembaga yang sejati, yang seharusnya terlihat seperti patung perunggu. Walaupun makhluk ini memperlihatkan kilau kecokelatan, tetap masih terlihat cukup berbeda dari yang mutan. "Sepertinya evolusi dari makhluk primitif ke makhluk mutan prosesnya lebih kompleks daripada dari normal ke primitive, jadi perlu waktu lebih dari sehari." Han Sen bergumam. Setelah lebih dari dua hari, warna perunggunya semakin kentara, tetapi monster bergigi tembaga tampaknya masih tidak berevolusi dalam waktu dekat. geno points.Han Sen membiarkan si monster berevolusi dengan sendirinya, dan pergi membunuh beberapa makhluk primitive demi uang. Ditambah, dia juga bisa memanfaatkan beberapa poin geno primitif. Bahkan jika seseorang tidak menggunakan poin geno untuk menyelesaikan evolusi, semakin banyak poin geno yang diperoleh, semakin kuatlah fisiknya. Dan itu berlaku sama untuk poin geno biasa dan mutan. Jika seseorang mampu melampaui poin geno biasa, primitif, dan mutan, kondisi fisiknya akan jauh melampaui level rata-rata, bahkan tanpa evolusi. Dengan kristal hitam, tidak akan sulit bagi Han Sen untuk melampaui keempat tipe poin geno. Saat ini, dia ingin melampaui ketiganya sebelum dia focus pada poin geno sakral. Han Sen meninggalkan ruangannya dan berjalan menuju gudang, merasa sedikit janggal: hari ini jalanan terasa lebih sepi tidak seperti biasanya. "Apa yang terjadi?" Han Sen berjalan melewati alun-alun dan menemukah lebih sedikit kios dari biasanya. Orang-orang saling berbisik satu sama lain. Han Sen mendengarkan selama beberapa saat dan mulai menyadari apa yang telah terjadi. Beberapa hari yang lalu, seseorang telah menemukan makhluk berdarah sakral yang baru dekat Lereng Senja. Sepertinya tiga kelompok dari Gudang Jubah Besi mengetahui hal itu dan berkumpul di lereng, tetapi hasilnya sangat mengerikan: makhluk berdarah sakral bebas berkeliaran sementara banyak orang yang terbunuh. Hari ini, Qin Xuan, Putra Surgawi dan Pria Petinju telah bersepakat untuk memburu makhluk berdarah sakral bersama-sama. Mereka juga merekrut beberapa penyendiri dan grup yang lebih kecil, membentuk pasukan terbesar di Gudang Jubah Besi dalam beberapa tahun belakangan ini. Ketiga kelompok itu bertekad untuk membunuh makhluk tersebut. Han Sen tiba-tiba mendapat ide, jadi dia berbalik arah dan berlari keluar kota. Ketika tidak ada siapapun di sekitarnya, dia memanggil jiwa kumbang hitam dan menutupi dirinya dengan jubah pelindung. Setelah berlari selama dua jam, dia pun sampai ke bukit batu barat dari Lereng Senja. Setelah mendaki sampai ke puncak bukit, Han Sen menoleh ke arah Lereng Senja. Di antara ribuan orang yang bertarung dan berteriak, ada sesosok monster berkepala sapi, bagian tubuh atasnya seperti manusia dan tubuh bawahnya seperti kuda. Monster itu memegang kapak emas dan mencari celah di antara kerumunan orang. Tidak seorang pun mampu menahan serangan buas kapak miliknya. Han Sen kebetulan melihat si monster mengayunkan kapaknya ke Putra Surgawi, yang bahkan sedang memegang pedang merah darahnya, namun Putra Surgawi tidak berani menangkis kapak itu. Dia menaiki tunggangannya dan melompat beberapa kaki ke belakang. Grrrahhhh! Kapak bermata dua si monster mengenai tunggangan jiwa monster yang seperti dinosaurus itu dan membelahnya menjadi dua. Perasaan Putra Surgawi pun hancur. Jiwa monster mutan sangatlah langka, dan nilainya sama dengan pesawat luar angkasa antar-bintang. "Bagaimana makhluk berdarah sakral bisa sekuat ini?" Han Sen terkejut. Makhluk berdarah sakral berlari dan membunuh ribuan orang dalam sekejap, dan tidak seorangpun mampu melawan balik. Bahkan orang sekuat Qin Xuan, Putra Surgawi, dan Pria Petinju tidak berani menyerang secara langsung. Walaupun dihantam oleh panah baja dan panah jiwa monster, monster itu tidak terluka sedikitpun. Saat dia mengayunkan kapaknya, tidak satupun orang yang bisa mendekat. Makhluk yang begitu hebatnya mengubah pandangan Han sen terhadap makhluk berdarah sakral. Kumbang hitam berdarah suci yang dia bunuh terlalu lemah dibanding monster yang satu ini. Makhluk itu hanya sedikit lebih kuat daripada kumbang hitam biasa dan tidak terasa seperti berdarah sakral. Orang-orang mengharapkan bisa menangkap makhluk berdarah sakral, tapi sekarang kunci utama mereka telah hilang karena tunggangan Putra Surgawi telah dibunuh. Makhluk berdarah sakral menyerang membabi-buta, melambaikan kapak emas bermata duanya dan meninggalkan jeritan, darah, dan mayat di belakangnya. Hanya butuh waktu sebentar untuk keluar dari kepungan dan menuju pegunungan. Di kaki gunung, dengan sombongnya dia berbalik dan berdiri dengan kaki belakangnya, mengeluarkan suara seperti sapi sebelum berlari ke balik gunung. "Brengsek! Dia mau melarikan diri!" dengan geram Putra Surgawi memanggil jiwa monster berbentuk elang hijau yang berubah menjadi busur besi hijau ditangannya. Dia lalu memanggil jiwa monster membara berbentuk lebah raksasa bersayap enam sebagai panahnya. Melihat panah itu, Qin Xuan dan Pria Petinju berseru,"Jiwa monster berdarah sakral lebah bersayap enam!" Mereka bergabung dengan Putra Surgawi saat memburu lebah bersayap enam berdarah sakral. Putra Surgawi yang meluncurkan serangan terakhir. Mereka tidak menyangka dia begitu beruntung mendapatkan jiwa monsternya. Kurang dari sepuluh jiwa monster diketahui oleh seluruh penduduk Gudang Jubah Besi, dan banyak yang ditinggalkan oleh orang yang sudah berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Dewa Kedua. "Putra Surgawi, berhenti! Jiwa monster itu hanya bisa dipakai sekali. Kalau kau gagal membunuhnya¡­" Luo Tianyang berusaha menghentikannya, namun terlambat. Putra Surgawi telah melepaskan panah jiwa monster berdarah sucinya dengan tarikan penuh. Panah itu berubah menjadi petir merah yang melayang ke arah makhluk berdarah suci. Duar! Makhluk berdarah suci merasakan bahaya dan membalikkan tubuhnya. Panah lebah menancap di dadanya dan meledak, mengoyak tubuhnya. Monster Itu pun terjatuh, kehilangan kekuatannya saat organ dalam dan darahnya menyembur keluar. Beraninya kau membunuh tungganganku? Mana mungkin kubiarkan kau hidup setelah melakukan itu." seru Putra Surgawi angkuh, berdiri bagaikan seorang raja, membuat orang tercengang. Sementara dia bangga melihat orang-orang terkesan, termasuk Qin Xuan, Putra Surgawi tiba-tiba melihat bayangan hijau meluncur dari langit ke dalam makhluk berdarah sakrall yang sekarat dan mengakhiri hidupnya. Sosok keemasan pun turun dari bukit batu di dekatnya dan mendekati makhluk berdarah sakral. Sambil mengangkat kapak emas bermata dua di pundaknya, sosok misterius itu berlari ke atas gunung dalam sekejap. loud."Dollar!" Su Xiaoqiao mengenali jubah emas unik Han Sen seketika dan memanggilnya. 10 Pembantai Berdarah Han Sen bersembunyi di bukit batu saat makhluk berdarah sakral menyerang ke arahnya. Saat dia sedang memutuskan apakah dia harus mundur, dia melihat Putra Surgawi melumpuhkan makhluk berdarah sakral itu. Amarahnya timbul dan Han Sen berlari ke bawah bukit batu sambil memanggil tombak sabit perunggu. Dia meluncurkan tombak ke monster dan mengenai dadanya yang terluka, membunuh monster yang sekarat itu. "Pembantai berdarah sakral terbunuh. Jiwa monster pembantai berdarah sakral didapatkan. Makan tubuh pembantai berdarah sakral untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak. Suara di kepalanya membuat dia senang bukan main. Dia baru saja memperoleh jiwa monster berdarah sakral lainnya! Keberuntungannya sulit dipercaya. Akan tetapi, Han Sen tidak punya waktu untuk merayakannya. Tubuh pembantai berdarah terlalu besar untuk dia bawa pergi, tapi dia bisa membawa kapak emas raksasa. Para makhluk di Tempat Suci Dewa mampu menghasilkan harta karun tersendiri melalui cara khusus. Orang-orang menyebut harta karun ini "perkakas". Meskipun perkakas hanyalah benda padat dan tidak bisa dipanggil seperti jiwa monster, mereka bisa menunjukkan hasil yang sama baiknya dengan jiwa monster jika digunakan oleh para makhluk tingkat tinggi. Pembantai berdarah tidak tertandingi saat memegang kapak emas, dan kapak emas dengan mudahnya mampu menghancurkan senjata jiwa monster dan tunggangan jiwa monster normal, jadi itu terbukti bisa menjadi perkakas darah sakral yang sangat baik. Tujuan Han Sen adalah untuk mendapatkan kapak emas, dan jiwa monster pembantai berdarah adalah rampasan yang benar-benar tidak terduga. Melihat Han Den berlari ke pegunungan dengan kapak emas, orang-orang pun tercengang. "Bedebah!" Putra Surgawi meraung marah ketika menyadari apa yang terjadi. Dengan memanggil rusa hitam sebagai tunggangannya, dia meluncur murka ke arah Han Sen. Di belakangnya, kelompoknya berbalap-balapan mengejar Han Sen, berteriak dan mengumpat. Han Sen tidak menduga kapak emas sangatlah berat. Dengan delapan poin geno sakral, dia sudah lebih kuat dari sebelumnya, tapi dia masih saja sulit berjalan dengan kapak itu, apalagi lari. "Pembantai berdarah membuatnya kelihatan begitu ringan! Bagaimana aku bisa lari dengan senjata seberat ini?" Hansen menoleh ke belakang dan melihat Putra Surgawi dan kelompoknya hanya sejauh satu mil darinya. Meski berat untuk dibawa, Han Sen tidak akan pernah meninggalkan perkakas berdarah suci yang begitu bagus. Dia tiba-tiba mengingat jiwa monster pembantai berdarah yang baru dia peroleh, memandang benda itu dan seketika merasa bersemangat. Tipe jiwa monster pembantai berdarah sakral: Berubah wujud. Tanpa pikir panjang, Han Sen memanggil jiwa monster pembantai berdarah dan bayangan besar muncul, tampak seperti monster, hanya saja tanpa kapak raksasa. Jiwa monster berlari ke arah Han Sen dan dalam sekejap bersatu dengannya. Tubuhnya berubah menjadi pembantai berdarah dan jubah kumbang hitam berubah menyesuaikan bentuknya, masih menyelimuti tubuh Han Sen sebagai pembantai berdarah. Bagaimanapun, jubah jiwa monster tidak sekaku buatan manusia dan bisa berubah sesuai bentuk tubuh. Setelah berubah wujud, Han Sen merasa bersemangat karena sekarang kapak emas itu bukanlah masalah baginya. Berlari dengan empat kaki, dia juga menjadi sangat cepat. Han Sen berlari ke gunung dengan kecepatan penuh dan menghilang, jauh meninggalkan kelompok itu. Setiap orang kehilangan kata-kata, karena semua terjadi begitu cepat. Banyak yang menyeringai saat mereka menyaksikan Putra Surgawi dan lainnya masih mengejar Han Sen. "Sial! Siapa pria itu? Beraninya dia masuk ke dalam air mendidih! Dan rampasannya! Di samping kapak emas, dia juga memperoleh jiwa monster berdarah sakral! Bisakah kau bayangkan betapa berharganya semua itu?" "Kau pikir kamu bisa membeli jiwa monster berdarah sakral hanya dengan uang?" "Ha-ha, Putra Surgawi pasti sangat murka. Jiwa monster berdarah sakral! Yang seharusnya menjadi miliknya tapi diambil begitu saja." "Panah yang digunakan seperti salah satu jiwa monster berdarah sakral. Dan apa yang dia dapatkan dari investasi tersebut... Wahahaha..." "Aku hanya khawatir Putra Surgawi akan kehilangan akalnya." Tidak kukira akan ada jiwa monster berdarah sakral di situ! Sungguh beruntung pria itu! Dia tidak akan mampu membunuh monster itu sendirian. Dan selusin makhluk berdarah sakral belum tentu memiliki satu jiwa monster. Sungguh kebetulan dia memperoleh semuanya dengan satu serangan terakhir." Siapa pria itu sebenarnya? Apa ada orang seperti itu di Gudang Jubah Besi? "Kudengar ada orang yang memanggilnya Doll, tapi aku tidak yakin." "Doll! Nama yang menarik." Setelah kurang dari satu jam, Putra Surgawi kembali dengan muram bersama kelompoknya, tetapi orang-orang telah tahu bahwa mustahil untuk menemukan seseorang di jalan pegunungan yang berliku-liku. Putra Surgawi segera bertanya pada Su Xiaoqiao saat dia kembali. Seruan "Dollar" darinya adalah sebuah kesalahan. Su Xiaoqiao tidak punya pilihan selain menceritakan semuanya tentang bagaimana dia bertemu Han Sen, yang tidak terlalu membantu karena yang dia tahu hanyalah namanya, Dollar. Putra Surgawi tidak sepenuhnya percaya, tapi dia tidak bisa melakukan banyak hal karena Su Xiaoqiao ada di kelompok Qin Xuan. Dengan rasa pahit dia memimpin kelompoknya kembali ke Gudang Jubah Besi dan menutup gudang itu, bersumpah untuk menemukan Dollar, dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Hampir semua orang tidak mendengar nama Dollar, sementara "Doll" menjadi populer. Untuk sementara, Doll, Putra Surgawi, makhluk berdarah sakral, dan jiwa monster berdarah sakral menjadi topik paling populer di Gudang Jubah Besi. 11 Siapa Itu Dollar? Han Sen menggali sebuah lubang di kaki gunung, dia berencana untuk mengubur kapak emas raksasa di sana. Walaupun dia berhasil melepaskan diri dari perburuan manusia oleh Anak Surga dengan mengganti wujudnya menjadi pemburu darah, namun ada batasan waktu berapa lama perubahan wujud tersebut dapat bertahan. Sebagai salah satu jenis jiwa binatang yang paling berkuasa, jiwa binatang yang berubah wujud dapat secara langsung membawa perubahan signifikan pada tubuh manusia, yang mungkin tidak dapat diterima oleh mereka yang memiliki gen lemah. Jika ingin merubah wujud menjadi makhluk yang lebih kuat, akan lebih banyak poin geno dan tubuh yang diperlukan. Umumnya, untuk jiwa binatang primitif, jumlah menit lamanya perubahan wujud yang dapat ditahan tubuh adalah setara dengan jumlah poin geno primitif yang diperoleh. Selain itu, satu poin geno mutan dapat mendukung perubahan wujud selama sepuluh menit dengan jiwa binatang primitif; dan sebagai gantinya, sepuluh poin geno primitif dapat mendukung satu menit perubahan wujud dengan jiwa binatang mutan. Sekarang Han Sen telah memiliki delapan poin geno sakral, yang dapat membuatnya bertahan hanya selama delapan menit untuk berubah wujud menjadi pemburu darah. Bahkan jika digabungkan dengan semua gen biasa, primitif dan mutan yang telah dia peroleh, dia mungkin dapat berubah bentuk selama kurang dari sepuluh menit. Cukup untuk melepaskan diri, tetapi jika dia perlu bertarung dengan sekelompok orang, dia mungkin hanya dapat membunuh satu atau dua orang sebelum waktunya habis. Tidak ada orang yang dapat melihat jiwa binatang berdarah sakral jika tidak diperintahkan, namun kapak emas tidak dapat berubah menjadi tidak terlihat. Dia telah menyinggung Anak Surga, tetapi kampanye ini adalah gabungan dan kampak ini seharusnya menguntungkan bagi ketiga kelompok. Oleh karena itu, Han Sen telah membuat mereka semua marah dan hanya dapat mengubur kampak ini di tempat itu untuk sementara. "Jika saya dapat menjual kapak emas raksasa ini, dengan mudah akan mendapatkan dua juta." Han Sen masih merasa senang setelah menguburkan kampak tersebut. Nilai peralatan darah sakral tidak setara dengan jiwa binatang berdarah sakral, tetapi harganya masih termasuk kategori hampir tidak ternilai. Jika dia dapat menjualnya, dua juta hanyalah nilai yang kecil. Sedangkan jiwa binatang berdarah sakral, Han Sen sama sekali tidak terpikir untuk menjualnya. Ini adalah tumpuan dia untuk dapat bertahan hidup dan berhasil di dalam Tempat Suci Para Dewa, dan ini seperti membunuh angsa yang dapat bertelur telur emas jika dia menjualnya. Sekembalinya ke Tempat Penampungan Baju Baja, dia melihat Luo Tianyang menjaga gerbang dengan dua orang lainnya. Setiap orang yang berusaha untuk memasuki tempat penampungan tersebut akan diinterogasi. "Dapatkah kamu melihat jiwa binatang apa yang saya miliki?" Han Sen tidak takut apa pun karena dia telah mengubur kapak emas itu. Seorang anak muda di gerbang menghentikannya dan ingin memeriksa badannya, ketika Luo Tianyang berkata, "Mengapa membuang waktu pada berandalan ini. Bagaimana mungkin dia adalah Dollar?" "Pergi sana." Anak muda itu mendorong Han Sen dan memeriksa orang lainnya. Han Sen mencibir pada Luo Tianyang lalu berjalan menuju tempat penampungan. Setiap orang di jalan membicarakan apa yang terjadi di Lereng Matahari Terbenam. Mendengar orang lain memanggilnya Doll, Han Sen berpikir, "Dasar Su Xiaoqiao, Siapa yang memberitahumu untuk memanggil aku Doll?" Dia merasa senang saat mengetahui bahwa Anak Surga murka dan melangkah kembali ke ruangannya. Dalam ruangan lainnya, Su Xiaoqiao berdiri di hadapan Qin Xuan, hampir menangis. "Xuan, kamu harus percaya kepadaku. Saya telah memberitahumu segalanya yang saya tahu. Saya benar-benar tidak kenal Dollar, tetapi hanya melihatnya sekali di Lembah Zephyr dan membeli beberapa belalang tangkas darinya, yang saya hadiahkan kepada kakak saya. Tanyakan saja kepada yang lain jika kamu tidak percaya padaku. Mereka bahkan membantuku mengangkat belalang-belalang kembali dari lembah." "Saya tidak menyalahkanmu. Saya hanya ingin kamu menghubungi Dollar, beritahu dia bahwa saya bersedia untuk membeli jiwa dan peralatan binatang berdarah sakral dari miliknya, dan tanyakan kepadanya berapa yang dia inginkan," kata Qin Xuan dengan tenang. "Tetapi saya benar-benar tidak tahu di mana dia berada!" kata Su Xiaoqiao dengan sedih. "Kalau begitu, pergi carilah dia. Jangan beritahu orang lain tentang hal ini dan carilah dengan diam-diam. Jika kamu berhasil menyelesaikan tugas ini, saya akan memberikanmu hadiah." Qin Xuan mempersilahkan Su Xiaoqiao untuk keluar setelah memberinya perintah, tanpa menunggu balasan darinya. Setelah dia pergi, Qin Xuan pun merenung sendiri, "Siapa sih Dollar ini? Apakah dia seseorang dalam kelompok Pria Pergelangan Tangan? Atau semuanya diatur oleh Anak Surga? Jika dia benar-benar sendirian, dapatkah saya membawanya ke sisiku? Jika saya tidak dapat melakukannya, apakah baik membeli jiwa dan peralatan jiwa binatang berdarah sakral." Pada saat yang hampir bersamaan, Pria Pergelangan Tangan mengirimkan orang-orangnya untuk mencari Dollar dengan diam-diam, mencoba untuk membeli peralatan dan jiwa binatang berdarah sakral dari dirinya. Walaupun ini adalah aksi bersama, satu-satunya yang mengalami kerugian adalah Anak Surga. Kalau bukan karena panah tawon berdarah sakralnya, pembunuh berdarah mungkin sudah kabur dan tidak ada yang tersisa untuk Qin Xuan dan Pria Pergelangan Tangan. Sekarang mereka dapat membagi daging pembunuh berdarah, jadi segalanya berjalan dengan baik untuk mereka. Namun, Anak Surga kehilangan gunung jiwa binatang dan panah tawon berdarah sakral, ketika dicuri oleh peralatan dan jiwa binatang berdarah sakral. Siapapun yang berada pada posisinya pasti akan merasa jengkel. Seisi Tempat Penampungan Baju Baja sedang mencari Dollar, namun tidak ada yang menghubungkannya dengan Bokong Aneh. Anak Surga juga telah menetapkan sebuah harga yang fantastis untuk kepalanya, dan bahkan menawarkan imbalan untuk informasi sekecil apapun. Harga ini sangat menarik bahkan Han Sen pun tergiur untuk menyerahkan dirinya untuk mendapatkan imbalan. "Daging binatang primitif bersisik hijau telah dimakan. Satu poin geno primitif diperoleh." Han Sen jongkok di dalam semak-semak, memandang ke kolam dalam di dekatnya sambil mengunyah dendeng daging yang terbuat dari binatang bersisik hijau. Sampai pada titik ini, dia telah memperoleh 91 poin geno biasa, 26 poin geno primitif, nol poin geno mutan dan delapan pon geno sakral. Karena baju baja kumbang hitam dapat menarik terlalu banyak perhatian, dia hanya dapat masuk ke dalam pegunungan yang tidak didatangi oleh siapapun, merasa takut Anak Surga akan mengetahui keberadaannya. Untungnya, Tempat Suci Para Dewa sangatlah luas sehingga ada banyak tempat yang tidak pernah dijelajahi oleh manusia, sehingga cukup mudah bagi Han Sen untuk menghilang. Ketika menatap pada kolam yang dalam, Han Sen tiba-tiba mendengar suara seorang pria dari kejauhan dan tiba-tiba dia pun merasa tegang. 12 Siapa yang Bajingan? Tidak lama kemudian, Han Sen melihat seorang anak muda berjalan menuju kolam dengan pakaian lusuh. Badannya penuh dengan luka dan memar terdapat di di sekujur tubuhnya. Dia terlihat sangat lelah. "Teman, ada buaya bergigi besi di dalam kolam mini," Han Sen keluar dari semak-semak dan berteriak dari kejauhan. Dia bermaksud baik untuk memberikan peringatan kepada anak muda ini, tetapi juga takut bahwa dia mungkin akan membangun kan buaya yang ingin dia buru. Anak muda ini terlihat sangat lelah dan terluka parah. Jika dia minum dari kolam itu tanpa mengetahui ada buaya di dalam sana, tentunya dia akan terbunuh oleh buaya bergigi besi yang bersembunyi di dalam air. Anak muda itu melihat Han Sen dan menjadi suka cita. "Tempat apakah ini? Dan bagaimana aku dapat mencapai Tempat Penampungan Yang Agung?" dia bertanya, sambil memandang Han Sen. "Tempat Penampungan Yang Agung?" Han Sen merasa ragu, memandang anak muda itu dengan heran. "Kita berada di Pegunungan Tekees, bagian utara dari Tempat Penampungan Baju Baja, dan aku tidak tahu di mana Tempat Penampungan Yang Agung yang kamu katakan itu." "aku berjalan begitu jauh dan ternyata sekarang aku berada di wilayah tempat penampungan yang lain?" anak muda itu berbisik pada dirinya sendiri, lalu menatap Han Sen, dan berkata dengan nada yang hampir seperti memerintah. "Bawa aku ke tempat penampungan itu." Han Sen mengerutkan kening, karena nada anak muda ini tidak sopan. Dengan tenang dia pun berkata, "Kamu pergi menuju selatan dari sini. Jika kamu tidak berjalan dengan perlahan, kamu akan dapat mencapai tempat penampungan sebelum gelap. aku harus berburu, jadi aku tidak dapat menemanimu." Han Sen bersiap-siap untuk kembali ke padang rumput, tanpa menduga anak ini tiba-tiba memukulnya dari belakang. Karena kehilangan keseimbangan, dia pun terjatuh ke lantai, kepala Han Sen membentur batu dan mulai berdarah. "Apa yang kau lakukan?" Han Sen menutupi lukanya dan berdiri, sambil menatap anak muda itu dengan sorotan mata tajam. "aku hanya ingin kau menurutiku, tidak ada omong kosong. Bawa aku ke tempat penampungan." Anak muda ini menatap Han Sen dengan dingin. "Bangsat." Han Sen memanggil tombak sabit perunggunya dan menyodoknya. "Ilmu tombak dasar murahan yang diajarkan dalam pendidikan integrasi wajib! Walaupun jiwa binatang aku semuanya hancur dalam perjalanan ke sini, bajingan sepertimu tidak sebanding denganku." Anak muda itu menatap Han Sen dengan pandangan yang menghina, mengangkat salah satu tapak tangannya dan menebas tombak Han Sen. Tangan anak muda ini sangat berbeda dengan tangan pria pada umumnya, tampak seperti dibentuk dari sekeping giok putih utuh, memancarkan kemilau yang menakjubkan. Krak! Tombak jiwa binatang terbelah dua oleh tapaknya dengan sangat mudah seperti sebilah pisau baja yang membelah kayu. "Seni geno hiper!" Hanya bersenjatakan setengah tombak di tangannya, Han Sen sangat ketakutan. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berguna dalam Tempat Suci Para Dewa, tetapi ilmu bela diri kuno memainkan peranan yang luar biasa penting. Dengan seluruh poin geno yang terkumpulkan, manusia dapat memerankan beberapa ilmu bela diri kuno mistik dalam dunia nyata. Walaupun demikian, ini bukanlah sesuatu yang dinamakan tenaga dalam, tetapi kekuatan gen yang memberikan tenaga pada ilmu bela diri kuno. Jadi, semakin banyak poin geno yang diperoleh, ilmu bela diri kuno akan menjadi semakin efisien. Penelitian menunjukkan bahwa ilmu bela diri kuno dapat menstimulasi dan mengeluarkan potensi gen, memberikan tenaga yang luar biasa pada umat manusia. Ilmu bela diri jenis baru yang sedang berkembang dinamakan "seni geno hiper." Seni geno hiper berakar dari ilmu bela diri kuno, penuh dengan misteri yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Metode praktek mereka sebagian besar dimonopoli oleh kelas atas. Seni geno hiper yang paling canggih adalah yang paling sulit diakses. Bagi mereka yang lulus dari sekolah umum pendidikan integrasi wajib seperti Han Sen, seni geno hiper sama sekali tidak dapat menjadi pilihannya. Hanya sekolah tingkat tinggi yang dapat mengajarkan seni geno hiper dasar. Jika proses untuk memperoleh poin geno dibandingkan dengan merubah lumpur menjadi baja, maka seni geno hiper dapat memutuskan apakah baja akan dibuat menjadi pisau dan pistol atau hanya dibiarkan sebagai sekeping besi. Mendapatkan gen untuk membuat tubuh berevolusi hanyalah usaha untuk mendapatkan materi, sedangkan ilmu geno hiper mengajarkan bagaimana seseorang memanfaatkan materi tersebut dengan efektif. "Kamu tahu ada banyak bajingan seperti kamu." Anak muda itu menatap Han Sen dengan pandangan menghina. "Ini adalah kesempatan terakhirmu. Tunjukkan jalan atau mati." Sekali lagi, dia mengangkat telapak tangannya yang seperti giok seolah-olah dia adalah algojo yang segera akan menjalankan tugasnya. Jika Han Sen tidak menurutinya, dia akan memenggal kepalanya. "Cium bokongku!" Han Sen memanggil baju baja kumbang hitam dan menutupi dirinya, menendang anak muda itu dengan sapuan kakinya. "Kamu yang memintanya." Wajah anak muda itu menghitam, tapak gioknya mencoba memotong kaki Han Sen. Kling! Kaki Han Sen terbentur, dan ada tanda putih pada baju baja emasnya. Anak muda itu pun terpaksa melangkah mundur karena tendangan Han Sen. Tertegun, dia memandang dengan tamak pada baju baja Han Sen. "Itu tidak robek oleh Kulit Giok ku! Pastinya itu adalah baju baja jiwa binatang berdarah sakral. Bajingan sepertimu bisa mendapatkan barang sebagus ini yang hanya merupakan hadiah yang dikirimkan dari surga. Berikan baju bajamu dan aku akan membiarkanmu hidup." Han Sen membalikkan badan dan meluncurkan tendangan lainnya dengan gusar. Anak muda itu meraih kaki Han Sen dan memelintirnya, menjatuhkannya dan membenturkan lututnya pada punggung Han Sen. "Ah!" Han Sen berteriak kesakitan, merasakan tulang punggungnya yang hampir patah. "Sekali bajingan tetap bajingan, bahkan dengan jiwa binatang berdarah sakral," Anak muda ini (bernama Xue Longyan) terus menerus memukul Han Sen pada belakang kepalanya, membenturkan kepalanya pada sebuah batu. Dia berteriak dengan garang, "Serahkan jiwa binatang berdarah sakral. Ini tidak cocok untuk bajingan sepertimu." "Jahanam!" Darah Han Sen mendidih. Dia tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan menyundul wajah Xue Longyan dengan topi bajanya. Darah menyembur dari hidung Xue Longyan. Dia menutupi hidungnya dan bergerak mundur. Han Sen mendapatkan kembali kebebasannya dan segera memanggil pembunuh berdarah. Pada saat dia berubah menjadi figur monster, dia melemparkan dirinya pada Xue Longyan. Xue Longyan terus berusaha memotong Han Sen, sedangkan Han Sen tidak memperdulikan semua serangan dari tangannya yang keras dan menahannya dengan kuat, kepala berbentuk kerbau terus menerus membentur kepalanya. "Siapa yang bajingan¡­.. siapa si bajingan sialan¡­" Han Sen membentur kepala Xue Longyan berkali-kali dengan penuh amarah. 13 Si Kulit Giok Sementara Xue Longyan berjuang untuk menendang Han Sen, Han Sen tidak mempedulikannya dan membenturkan kepalanya dengan kepala kerbau. Tidak lama kemudian, badan Xue Longyan menjadi lumpuh. Ketika Han Sen pada akhirnya tenang kembali, dia sudah mati, dengan wajah bonyok seperti bongkahan daging. Dengan tubuh seorang pembunuh berdarah dan baju baja jiwa binatang berdarah sakral, bahkan mereka yang telah mempraktekkan seni geno hiper tidak dapat menahan serangan yang begitu brutal. Han Sen melepaskan tubuh itu, dan Xue Longyan jatuh ke lantai seperti seonggok lumpur. Setelah membubarkan jiwa binatang, Han Sen terjatuh dengan penuh kesakitan. Di beberapa tempat, lukanya sangat sakit terasa seperti tulangnya sudah patah. Han Sen merasa ngeri saat berpikir tentang apa yang mungkin dapat terjadi. Dia terluka sangat parah, bahkan dengan perubahan wujud dan baju baja. Ilmu geno hiper Xue Longyan hebat juga. Jika dia memiliki jiwa binatang yang sama, Han Sen sama sekali bukan tandingannya. Sambil menatap ke mayat itu, Han Sen merasa ragu kemudian menggeledah mayat itu. Ada dompet, tidak ada uang tetapi ada beberapa kartu kredit kristal di dalamnya ¨C jenis yang mewah dengan pagu kredit yang tinggi. Dia juga menemukan sebuah chip memori. Setelah berpikir sejenak, Han Sen menghancurkan dompet itu bersama kartu kredit dan membuangnya ke dalam kolam dalam, bersama dengan mayat itu, tetapi menyimpan chip memorinya. Beberapa ekor buaya bergigi baja muncul dari dalam air dan menarik mayat itu. Dengan segera bahkan tulang belulang pun raib. Han Sen pun merasa lega dan pergi menjauh. Karena lukanya terlalu parah, dia tidak dapat melanjutkan perburuannya, Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja, sambil menahan sakit. Kelompok Anak Surga masih sedang mencari Dollar, dan jumlah hadiah telah ditambahkan. Sayangnya, tidak ada orang yang pernah berinteraksi dengan Han Sen, jadi tidak ada yang mengetahui kalau Dollar sebenarnya adalah si Bokong Aneh. Orang-orang masih membicarakan Dollar di sepanjang jalan. Han Sen kembali ke kamarnya dan memeriksa binatang bergigi tembaga, yang sebagian besar bagiannya telah berubah menjadi perunggu, walaupun coraknya lebih ringan daripada binatang bergigi tembaga mutan yang asli. Mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan evolusinya. Setelah teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa, Han Sen pergi menemui dokter. Dia didiagnosa mengalami beberapa keretakan tulang, dan dokter memerlukan waktu yang lama untuk memperbaiki semuanya. Untungnya, Han Sen masih memiliki sepuluh ribu yang dia dapatkan dari Su Xiaoqiao, jika tidak, dia tidak akan dapat membayar biaya pengobatan. Dari rumah sakit, Han Sen kembali ke rumah, dia menutup pintu dan memasukan chip memori ke dalam perkakas pintar, mencoba untuk mencari tahu identitas Xue Longyan. Sebagai seseorang yang sanggup menyebrangi pegunungan dan rawa untuk mencapai Tempat Penampungan Baju Baja dan telah mempraktekkan seni geno hiper yang terlihat sangat canggih, Xue Longyang tentunya adalah lawan yang sangat tangguh kalau dia masih memiliki semua jiwa binatang dan tidak terluka. Perkakas pintar memperlihatkan isi chip memori dan Han Sen hanya memerlukan waktu sebentar sebelum dia dipenuhi dengan rasa suka cita. "Ilmu geno hiper... ini adalah tutorial untuk ilmu geno hiper¡­." Han Sen hampir tertawa keras. Hologram yang tersimpan dalam chip adalah seorang wanita tanpa busana membuat gerakan aneh sambil membaca mantra sihir. Dia juga memberikan penjelasan untuk setiap gerakan. Walaupun wanita ini sangat cantik, Han Sen sepenuhnya hanya tertarik pada apa yang diucapkannya dan tidak menyimpan pemikiran lainnya. "Kulit giok! Bukankah ini adalah seni geno hiper yang digunakan oleh Xue Longyan?" Han Sen telah melihat kekuatan dari kulit giok ketika Xue Longyang mempergunakannya dan membuatnya lebih senang lagi. Setelah mengurung dirinya di dalam kamar selama 48 jam, Han Sen akhirnya menghafal segalanya yang ada di dalam chip dan menghancurkannya, karena itu akan dapat menjadi batu sandungan di kemudian hari. Setelah melihat tutorial kulit giok, Han Sen merasa lebih yakin bahwa Xue Longyan tentunya adalah seseorang yang penting. Han Sen mulai melatih kulit giok seiring dia mulai memulih. Dia pernah berpikir sebelumnya untuk membeli tutorial seni geno hiper, setelah dia menghasilkan cukup banyak uang. Namun, tutorial yang sanggup dia beli hanyalah yang murah, berbeda dengan kulit giok, yang sepengetahuannya adalah barang premium. Menyadari bahwa dengan melatih kulit giok mungkin akan dapat mengekspos dirinya, Han Sen tetap memutuskan untuk memulainya. Jika dia melewatkan kulit giok, dia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk melatih seni geno hiper premium. Setelah berlatih selama beberapa hari, Han Sen merasa suhu tubuhnya menjadi lebih dingin. Dan suhu tubuhnya memang 35 derajat Fahrenheit, lebih rendah dari normal. Hal ini tidak membuatnya merasa tidak nyaman, sebaliknya membuatnya merasa lebih segar. Han Sen merasa lebih bugar, seolah-olah sel tubuhnya dipenuhi dengan tenaga. Suhu tubuhnya tidak berubah lagi seiring dia tetap berlatih. Han Sen menjadi semakin bugar dan kulitnya menjadi semakin licin. "Han Sen, apa kesibukanmu selama ini? Sudah lama kita tidak berjumpa. Mari ngumpul-ngumpul kapan-kapan!" Hologram dari seorang pria tampan berambut panjang yang sedang tersenyum dan berusia sepantaran Han Sen muncul dari penghubung komunikasi. "Kemanakah kita akan pergi?" Han Sen senang melihat Zhang Danfeng, pria berambut panjang itu. Mereka besar bersama, dan dia adalah anak dari Tuan Zhang, sang pengacara. "Keluar dulu! Han Hao dan Xue Xi juga bersama saya, dan kita hampir sampai ke tempatmu," kata Zhang Danfeng. "Tentu saja." Han Sen mengangguk dan berjalan keluar dari pintu. Ada sebuah pesawat jet kecil pribadi yang parkir di luar sana, dan Zhang Danfeng sedang melambaikan tangan kepadanya dari tempat duduk pengemudi. Han Sen masuk dan melihat seorang gadis dan seorang pria berbicara di bangku belakang. Gadis yang bernama Xue Xi sangat cantik dan lembut. Dan pria itu adalah Han Hao, anak dari bibi gendut Han Sen. Bibi Han Sen adalah wanita yang agresif, jadi Han Hao mewarisi nama keluarganya. Keempat anak muda itu tumbuh besar bersama-sama. Namun, setelah ayah Han Sen mengalami kecelakaan, dia hanya dapat masuk ke pendidikan integrasi wajib, sedangkan yang lainnya masuk ke sekolah swasta. Han Sen mengangguk kepada Han Hao dan Xue Xi dan duduk di bangku ko-pilot. Han Hao memandangnya dan meneruskan berbicara dengan Xue Xi, tanpa mempedulikan Han Sen. "Xue XI, kamu harus melihatnya! Dollar baru saja melambaikan tangannya dan berubah menjadi monster dengan kaki kuda, berbadan manusia dan berkepala kerbau dalam baju baja emas. Anak Surga dan kelompoknya tidak dapat melakukan apa-apa, tetapi hanya melihatnya pergi dengan menderapkan kudanya¡­." 14 Yang Terpilih Han Sen agak terkejut mendengar ocehan Han Hao. Dia tidak mengetahui sebelumnya kalau Han Hao juga terpilih secara acak untuk dikirim ke Tempat Penampungan Baju Baja. Han Hao tiga tahun lebih muda darinya, jadi dia seharusnya baru saja berulang tahun dan mendapatkan akses ke Tempat Suci Para Dewa. Belum diketahui alasannya, namun jika seseorang yang berusia di bawah 16 tahun diteleportasi maka tubuhnya akan mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Oleh karena itu berdasarkan hukum Persekutuan, seseorang harus berusia sekurang-kurangnya 16 tahun untuk dapat masuk ke Tempat Suci Para Dewa, tanpa memandang status sosial yang disandangnya. "Hei, Sinting, kita mau ke mana?" Han Sen bertanya pada Zhang Danfeng. Walaupun Zhang Danfeng adalah seorang pria yang tampan, dia kadang menjadi gila ketika bertarung, itulah alasan dia mendapatkan julukan ini. Zhang Danfeng mengangkat wajahnya, "Aula Persilatan Cahaya Bintang. Idolaku Tang Zhenliu akan memperagakan pertarungan di sana! Dia adalah yang Terpilih tahun lalu, dan ilmu pedang lebarnya sangat garang!" Zhang Danfeng sangat menggebu-gebu. Pada masa ini dimana setiap orang berfokus pada evolusi, seorang bintang tidak lagi berasal dari dunia akting, tarik suara, olah raga maupun olahraga elektronik, namun berasal dari pertarungan. Dalam Tempat Suci Para Dewa, setiap tahun sekali aula persilatan dari setiap tempat penampungan akan terbuka pada saat yang bersamaan, dan mereka yang berada pada posisi 100 teratas akan terpampang namanya pada prasasti persilatan dalam aula persilatan. Pemenang dari setiap tempat penampungan berkesempatan untuk bertanding di antara mereka. Dan hal yang sama juga berlaku pada semua fase dalam Tempat Suci Para Dewa. 10 besar dari setiap fase akan terpampang namanya di Prasasti Sakral, yang terbuka bagi semua orang dalam fase yang sama, dan memperoleh gelar "yang Terpilih." Dan sepuluh orang yang Terpilih akan menjadi bintang terpanas pada tahun itu. Dalam beberapa tahun terakhir, Qin Xuan selalu menjadi pemenang dari Tempat Penampungan Baju Baja, tetapi namanya tidak pernah berada pada Prasasti Sakral, karena dia tidak pernah menembus 10 besar dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Peringkat kelima tahun lalu, Tang Zhenliu terkenal dengan ilmu pedang lebarnya yang garang. Dia sangat populer di kalangan anak muda dan bahkan lebih disukai daripada keempat orang lainnya yang berada pada posisi 4 teratas. Dia mendapatkan bayaran sebesar sepuluh juta dolar Levo untuk setiap peragaan pertandingan. Mengetahui popularitas orang ini, Han Sen tentu saja tidak merasa heran lagi ketika melihat betapa penuhnya Aula Persilatan Cahaya Bintang, yang dapat mengakomodasi lebih dari seratus ribu orang. Banyak penggemar berat memegang papan dan meneriakkan nama Tang Zhenliu. Ketika dia muncul, seorang perempuan sangat histeris sampai jatuh pingsan. "Jika suatu hari nama aku juga dapat terpampang pada Prasasti Sakral seperti Tang Zhenliu, maka aku tahu bahwa aku pernah hidup." Kata Zhang Danfeng dengan nada kagum. "Kamu pasti bisa Sinting." Han Sen tersenyum dan berkata, memandangi anak-anak muda di sekitarnya yang histeris karena penampilan Tang Zhenliu. "Sulit sekali. aku sudah memasuki Tempat Suci Para Dewa selama tiga bulan. Walaupun aku membeli beberapa daging primitif dan sebuah jiwa binatang primitif, masih sulit bagiku untuk berburu mahkluk mutan. Alangkah baiknya jika aku dapat membeli jiwa binatang mutan, tentunya semua akan menjadi lebih mudah. Walaupun aku memiliki uang, tidak ada orang yang mau menjual jiwa binatang mutannya." Zhang Danfeng menggelengkan kepalanya dengan senyum miris. Han Sen berpikir dengan penuh penyesalan, "Satu-satunya yang dapat dia bawa dari Tempat Suci Para Dewa ke dunia nyata adalah jiwa binatang, namun itu hanya dapat digunakan bukan untuk diperdagangkan di sana. Jika tidak akan dapat memproduksi mahkluk mutan dan mendapatkan lebih banyak jiwa binatang mutan, yang tentunya akan sangat membantu si Sinting." "Ha-ha, kalau begitu aku lebih beruntung darimu, Dangfeng. aku baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa dan telah memperoleh jiwa binatang mutan. akung sekali kamu tidak berada di Tempat Penampungan Baju Baja, kalau saja kau disana, kita dapat berburu bersama dan aku akan dapat membantumu," kata Han Hao dengan bangga. "Tentu saja aku memburunya sendiri," seru Han Hao dengan suara kencang. Han Sen tertawa sendiri. Sejak dia masih kanak-kanak. Han Hao selalu menaikkan suaranya saat dia berbohong. Orang tuanya mungkin telah membelikannya jiwa binatang mutan dengan jumlah uang yang sangat besar. Jiwa binatang mutan yang termurah dapat berharga jutaan, dan yang bagus bernilai puluhan juta. Jadi itulah sebabnya saudara-saudaranya mengincar rumah tua. Ini adalah pengeluaran yang besar bagi mereka. Walaupun perusahaan telah menghasilkan banyak uang, mereka mungkin telah menghabiskannya. Tang Zhenliu memang luar biasa. Walaupun ini hanyalah peragaan pertarungan, ilmu pedang lebarnya sangat tangkas dan garang sehingga pedang lebarnya hampirnya tidak terlihat. Setelah menontonnya selama beberapa saat, Han Sen mengetahui bahwa Tang Zhenliu pastinya telah melatih ilmu geno hiper premium dan mempelajari ilmu persenjataannya dari para ahli, dan dia bukan tandingan Tang Zhenliu. Tang Zhenliu memenangkan pertarungan dan memanggil jiwa binatang untuk melakukan pertunjukkan, berubah wujud menjadi makhluk tyrannosaurus setinggi tiga meter dan menghancurkan sebuah batu besar dengan kepalanya, mengundang teriakan dari para penonton. "Jiwa binatang berdarah sakral dari dementor yang mengamuk! aku rela melakukan apapun juga demi jiwa binatang seperti ini." Zhang Danfeng menatap Tang Zhenliu, yang berubah menjadi monster dengan mulut yang tergiur. "Ini bukan apa-apa! Jiwa binatang ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang dimiliki Dollar..." Han Hao mengoceh tentang Dollar seolah-olah adalah dirinya sendiri. "Harus dipertarungkan dulu supaya bisa tahu.'' Tang Zhenliu adalah idola Zhang Danfeng, jadi dia tidak senang mendengar hal in. "Aku tidak tahu Dollar sebagus apa, tetapi jiwa binatang berdarah sakralnya adalah hasil curian, dan itu bukan tindakan seorang ksatria. Bahkan jika dia memiliki jiwa binatang yang hebat, dia tidak dapat dibandingkan dengan Zhenliu." Han Sen tersipu malu dan berpikir, "Oh Sinting, kamu tidak tahu masa-sama sulit yang aku hadapi! Bagaimana mungkin aku melewatkan kesempatan seperti ini! Apalagi Anak Surga adalah musuhku." Han Sen sempat merasa ragu apakah dia memberitahu mereka bahwa dia adalah Dollar, namun dia akhirnya memutuskan untuk tidak mengungkapkannya. Ini tidak ada manfaatnya juga bagi mereka. 15 Menjual Daging Han Sen berlatih kulit giok secara rutin dan memulih setelah dia kembali ke rumah. Setiap dua hari dia pergi ke Tempat Suci Para Dewa untuk memeriksa perkembangan binatang bergigi tembaga. Memerlukan waktu setengah bulan bagi binatang itu sejak saat dia menelan kristal hitam untuk menjadi makhluk mutan, tetapi dia masih berukuran binatang bergigi tembaga biasa, sedangkan binatang mutan bergigi tembaga yang pernah dilihat Han Sen berukuran dua kali lebih besar. Selain ukurannya, binatang hasil evolusi ini juga tidak terlalu kuat, bahkan tidak mendekati mutan yang asli. Han Sen mengeluarkan pisau belati yang terbuat dari paduan logam dan menebas leher binatang itu, tetapi tidak menimbulkan kerusakan apa pun. Sebaliknya belatinya menjadi somplak. "Jadi ini berbeda dengan yang biasa." Han Sen berubah wujud menjadi pemburu berdarah dan menggigit lehernya dengan paksa. "Binatang mutan bergigi baja terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno." Suara dalam pikirannya membuat Han Sen sangat gembira. Walaupun dia terlihat berbeda dengan binatang mutan bergigi tembaga liar, tetapi tidak apa-apa sepanjang dia memang adalah makhluk mutan. Sekarang hal yang membuat dia galau adalah bagaimana caranya menjual binatang mutan bergigi tembaga ini. Dia sungguh-sungguh memerlukan uang, jika tidak dia tentu akan memakannya saja untuk memperoleh poin geno mutan. "Terlalu bahaya bagiku, jika muncul sebagai Dollar dan menjual daging ini, sekarang seisi tempat penampungan sedang mencarinya. Tetapi juga akan terlalu merepotkan jika aku menjualnya dengan identitasku yang sebenarnya." Han Sen pada akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan nama Dollar setelah berpikir beberapa saat. Su Xiaoqiao merasa depresi beberapa hari ini. Qin Xuan memintanya untuk mencari Dollar, namun dia tidak mengetahui apapun tentang Dollar, jadi apa yang harus dia lakukan? Pagi ini, Su Xiaoqiao tersandung sesuatu dan jatuh tertelungkup. "Siapa bangsat yang menempatkan batu ini di depan kamarku? Dia pasti mati kalau aku menemukannya." Depresinya semakin parah, Xiaoqiao melihat ada sesuatu di bawah batu. Dia melihat lebih dekat dan menemukan secarik kertas dan sebuah buntelan. Kertasnya tertulis, "Barang senilai lima puluh ribu telah dikirimkan. Kita impas. Jika kamu mau lebih, datanglah ke Lembah Zephyr besok. Hanya menerima uang tunai." Walaupun tidak ada tanda tangan, ada gambar sebuah koin di bagian pojok kiri bawah, memperjelas dari mana kertas itu berasal. "Dollar!" Su Xiaoqiao merasa sangat senang tetapi kali ini dia tidak bersuara. Dia melihat ke sekelilingnya dan tidak melihat siapapun, dia mengambil buntelan itu dan kertas dan menutup pintu. Su Xiaoqiao membuka buntelan itu dengan hati-hati dan melihat potongan panjang dendeng daging berukuran dua atau tiga gigitan. Su Xiaoqiao mengunyah dendeng daging tersebut dan menelannya. "Daging binatang mahkluk mutan bergigi tembaga telah dimakan. Satu poin geno mutan didapatkan." Suara dalam pikirannya ini membuat Xiaoqiao terkejut. "Dagung binatang mutan bergigi tembaga! Jadi ini diburu oleh Dollar? Dia tentunya punya lebih banyak lagi sehingga dia memintaku untuk membawa uang tunai ke Lembah Zephyr." Dengan memikirkan hal ini, dia bahkan lebih senang lagi karena dia akan dapat membawakan pesan Qin Xuan kepada Dollar dan membeli daging mutan darinya pada saat yang bersamaan. Pagi berikutnya, Su Xiaoqiao berangkat menuju Lembah Zephyr. Dia menunggu sejak pagi sampai siang namun tidak melihat kedatangan Dollar. "Sialan, dia pasti sedang mempermainkan aku!" Su Xiaoqiao merasa sangat marah dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu, tetapi dia kemudian mendengar seseorang berkata, "Kamu membawa uang tunai?" Terkejut, Su Xiaoqiao membalikkan badannya dan melihat Dollar dalam baju baja emas muncul dari bawah tanah. "Kakak, apakah kamu bersembunyi di sana sepanjang pagi ini?" kata Su Xiaoqiao sambil menatap Han Sen. "Saya telah bersembunyi di sini sejak kemarin malam. Kamu juga tahu apa yang sedang terjadi sekarang ini, dan aku harus berhati-hati," kata Han Sen. "Saya mengagumimu Dollar, tetapi kamu sama sekali tidak perlu merasa kuatir. Saya sangat berterima kasih karena kamu menjual daging mutan kepadaku dan aku tidak akan pernah mengkhianatimu." Su Xiaoqiao memberikan jempol pada Han Sen. Menakjubkan sekali dia dapat tinggal di bawah tanah semalaman sampai pagi. Tentunya sangat tidak nyaman di bawah sana. "Hentikan omong kosong. Apakah kamu membawa uangnya?" Han Sen menarik keluar buntelan lainnya dari lubang tempat dia bersembunyi dan menempatkannya di hadapan Xiaoqiao. Su Xiaoqiao melihat ke dalam buntelan, yang penuh dengan dendeng daging yang telah dia makan kemarin. Di dalam sini pasti ada lebih dari lima pond aging. Dia bertanya dengan penuh semangat, "Dollar, apakah kamu membuat semua ini dari binatang mutan bergigi tembaga?" "Iya. Seluruh binatang mutan bergigi tembaga ada di sini. Dua juta dan tidak akan ada penawaran," kata Han Sen. "Hmm, dua juta boleh saja." Su Xiaoqiao memberikan dua tumpukan uang kertas sepuluh-ribuan kepada Han Sen, tetapi merasa ragu apakah keseluruhan binatang benar-benar ada di dalam sana, karena seharusnya ada lebih banyak dagingnya. Han Sen dapat merasakan keraguannya, mengambil uangnya sambil berkata, "Dendeng daging ini dibuat dengan cara tradisional, maka agak menyusut. Tenang saja keseluruhan binatang ada di dalam sana." Han Sen membuat binatang bergigi tembaga menjadi dendeng daging agar tidak ada orang yang merasa heran mengapa binatang ini begitu kecil. "Tentu saja aku mempercayaimu!" Su Xiaoqiao berhenti sejenak dan berkata, "Dollar, kamu seharusnya mengetahui kalau aku bekerja untuk Qin Xuan. Dia mempunyai pesan untukmu: dia ingin membeli jiwa binatang berdarah sakral dan kapak emas yang kamu peroleh pada hari itu, dan dia dapat memberimu harga yang bagus." "Oh, berapa harganya?" Han Sen tertarik untuk menjual kampak emas itu, karena alat itu sulit untuk dibawa kemana-mana. Dia belum berkesempatan untuk menggunakannya, jadi masih terkubur. "Kamu harus mencari tahu sendiri. Saya hanya pembawa pesan," Su Xiaoqiao berkata sambil mengangkat bahunya. "Jika kamu bertemu dengan Qin Xuan, beritahu dia kalau dia sungguh-sungguh ingin membelinya, dia sebutkan saja harganya dan kamu dapat membawanya kepadaku," Terlalu riskan baginya untuk bertemu dengan Qin Xuan. 16 Kalajengking Kristal Han Sen membawa baju baja jiwa binatang dan kembali ke Penampungan Baju Baja. Ketika ia memasuki gerbang, dia bertemu dengan kenalannya. "Sen?" Han Hao kaget saat melihat dirinya. "Han Hao, kamu kenal si Bokong Maniak?" semua teman Han Hao mengenali Han Sen dan menatap Han Hao ganjil. "Salah orang. Ayo pergi!" Han Hao berhenti dan terlihat gugup. Tanpa menyapa, dia berjalan melewati Han Sen. Han Hao tidak menyangka Han Sen ada di penampungan yang sama, serta bahwa dia ternyata si Bokong Maniak terkenal itu. Jika ketahuan bahwa dia adalah sepupu Han Sen, Han Hao tidak bisa membayangkan apa yang Anak Surga dan Qin Xuan lakukan kepadanya. Han Sen tersenyum getir dan tidak membongkar kebohongan Han Hao. Karena Han Hao tidak ingin berurusan dengannya, kenapa dia harus mencelakakan sepupunya? Dengan uang dua juta di tangannya, Han Sen meninggalkan Tempat Suci Para Dewa dan pulang ke rumah. Dia meminta Mr. Zhang untuk membantu prosedur hukum soal rumah lamanya untuk menghindari perselisihan lebih lanjut dengan kerabatnya. Setelah itu, ia merasa lebih tenang. Semuanya akan terselesaikan dan hidupnya akan lebih baik. Jika dia mendapat uang lebih, Han Yan bisa pergi ke sekolah swasta di mana dia bisa mendapat pendidikan yang lebih baik darinya. Di beberapa sekolah elit, dia bahkan bisa belajar seni geno hyper dan bisa memulai lebih baik. Akan tetapi untuk masuk ke sekolah elit, keluarganya haruslah kaum bangsawan. Jadi Han Sen harus menyelesaikan satu evolusi dan mendapatkan gelar. "Itu sangatlah mudah untukku. Aku bahkan bisa memiliki gelar bangsawan berdarah sakral jika aku mau." jiwa Han Sen bergelora. "Kakak, kau di sini?" Han Yan, dengan piyama motif bunga sambil memeluk boneka di tangannya, menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan mencari Han Sen. Melihat Han Sen duduk di kasur, dia pun berlari dan bersandar padanya dengan boneka yang dibawanya. "Bocah nakal, kenapa kamu masih belum tidur?" Han Sen mencubit hidung mungilnya. "Yan mau dengar sebuah cerita! Sudah lama sejak kamu menceritakanku sesuatu, dan aku kangen sekali padamu sejak kau pergi." Han Yan menatap Han Sen dengan berlinang air mata. Han Sen menghela nafas diam-diam. Sejak dia lulus dan memasuki Tempat Suci Para Dewa, dia hampir tidak punya waktu untuk adiknya, dan dia merasa bersalah mengenai itu. "Aku akan menceritakan sebuah cerita untuk Yan sekarang." Han Sen memangku Han Yan sambil membuka buku cerita dan membaca dengan lembut, "Pada suatu ketika..." Setelah Han Sen kembali dari Tempat Suci Para Dewa, dia memutuskan untuk menangkap makhluk primitif untuk makanan, yang dengan dahsyatnya, akan berubah menjadi mutan dalam setengah bulan. Tapi han Sen lebih penasaran untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan agar mereka menjadi makhluk berdarah sakral yang sebenarnya dia sangat butuhkan. Masih tergolong mudah untuk berburu makhluk mutan liar, tapi hampir mustahil untuk berburu uang berdarah sakral. Contohnya sang Pembantai Berdarah: dia tidak mungkin bisa membunuhnya jika tidak sudah terluka parah karena Anak Surga. Saat Han Sen meninggalkan ruangannya, dia ditarik oleh seseorang. Han Sen menoleh dan melihat Han Hao yang menariknya ke tempat sepi. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa, Han Hao berkata,"Bisa-bisanya kau membuat masalah! Kau baru sebentar di sini, dan kau berhasil membuat kesal kelompok Qin Xuan dan Anak Surga." "Aku tidak sengaja," jawab Han Sen santai. "Masa bodoh. Itu urusanmu sendiri untuk semua kebodohan yang kau lakukan. Kau dilarang untuk bilang kalau aku ini sepupumu ataupun kau mengenalku di depan orang-orang. Aku baru mulai di sini dan punya masa depan yang cerah, dan tidak akan hancur seperti dirimu," kata Han Hao memelototi Han Sen. "Tentu, aku tidak akan bilang siapapun." Han Sen tahu sepupunya memandangnya rendah sejak dia menjalani pendidikan wajib terintegrasi, dan mustahil dia akan mendukungnya saat ini. Tentu saja karena itu bukan kewajibannya. "Urusan beres. Jangan bilang kau kenal aku," kata Han Hao pada Han Sen sekali lagi sebelum pergi, khawatir jika ada yang melihat mereka bersama. Han Sen meninggalkan Penampungan Baju Baja dan pergi ke pegunungan. Dia tidak bermaksud untuk memburu binatang bergigi perunggu lagi karena dia punya cukup daging mereka dan tidak akan memperoleh poin geno primitif darinya lagi. Makhluk primitif lainnya lah yang dia incar. Dia bisa makan beberapa dan membawa yang hidup untuk berevolusi. Han Sen memilih tempat bernama Gua Barathrum untuk perburuan kali ini. Itu adalah gua terpencil di pegunungan di mana makhluk primitif, kalajengking kristal, tinggal. Karena begitu gelap dan sempit di dalam Gua Barathrum, bahkan dengan bantuan pencahayaan, kadang masih sulit untuk melihat kalajengking kristal yang tersembunyi di dalam lorong berbatu. Jika tersengat oleh kalajengking ini, hanya butuh tiga sampai lima menit sebelum seseorang yang poin geno primitifnya penuh untuk mati keracunan. Karena itulah, sedikit orang yang memilih kalajengking kristal sebagai target mereka. Akan tetapi, dengan baju baja kumbang besi, kecil resiko Han Sen karena tidak mungkin kalajengking kristal melukainya. Dia memilih kalajengking kristal karena, pertama, mudah baginya untuk bersembunyi dari orang lain di dalam gua. Kedua, kalajengking kristal hanya sebesar kepalan tangan, jadi mudah untuk membawanya kembali, tidak seperti buruan besar yang sulit untuk dipindahkan. Ketiga, jika dia bisa memperoleh jiwa binatang kalajengking kristal, dia akan kaya raya, karena mereka adalah senjata seperti pisau tentara yang beracun dan sangat tajam. Sebagai jiwa binatang primitif, harganya sama tingginya dengan jenis mutan. Di mulut gua, Han Sen memastikan bahwa dia sendirian dan memanggil baju bajanya, lalu memasuki Gua Barathrum dengan siaga. Karena alat pencahayaan moderen tidak berfungsi di Tempat Suci Para Dewa, Han Sen membawa obor buatannya supaya dia bisa melihat beberapa langkah di depannya. Dengan mika pada batu yang memantulkan cahaya, dia agak sulit melihat kalajengking yang bersembunyi. Ting! Han Sen merasakan pukulan di kakinya. Dia menunduk dan melihat kalajengking berwarna biru gelap sebesar kepalan tangannya menyengat dirinya dengan ekornya. 17 Pertemuan yang Tidak Disangka-sangka Untungnya kaki Han Sen dilindungi baju baja, dan ekor kalajengking tidak melukainya sama sekali. Han Sen menginjak kalajengking kristal itu dan menghancurkannya. "Makhluk primitif kalajengking kristal telah terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Memakan daging seekor kalajengking kristal dapat menambah poin geno dari nol sampai 10 secara acak." Han Sen memungut kalajengking yang mati itu dan memasukannya ke tas yang disiapkan, dan berjalan lebih jauh ke dalam gua dengan tas di punggungnya. Dengan perlindungan baju baja kumbang hitam, Han Sen membunuh semua kalajengking kristal yang dia lihat sepanjang perjalanan, dan hampir seratus kalajengking ada di tasnya setelah dia berjalan selama satu jam. "Georgie Porgie, Puding dan Pai, mencium para gadis dan membuat mereka menangis.Saat para anak lelaki datang untuk bermain, Georgie Porgie pun kabur." Han Sen mengumpulkan kalajengking mati sambil bersenandung lagu anak-anak. Ibunya harus bekerja menafkahi keluarganya, dan dialah yang merawat Han Yan. Karena itulah dia terbiasa menyanyikan lagu anak-anak. "Dollar?" Han Sen mendengar nama lain yang diberikan padanya saat dia sedang berburu. Terkejut, dia menoleh ke arah suara itu berasal. Di dalam gua duduklah seorang wanita berumur dua puluhan bersandar pada stalagmit, menatapnya kaget. Qin Xuan!" seru Han Sen. Tidak menyangka akan bertemu wanita ini di sini, Han Sen membalikan badan untuk melarikan diri. Sejak dia menusuk bagian belakangnya, dia bermimpi buruk tentang itu. "Jangan pergi. Aku tidak peduli perselisihan antara kau dan Anak Surga. Dan jika aku ingin mencari masalah, aku tidak akan bisa," kata Qin Xuan buru-buru. Han Sen berhenti dan menoleh ke arah Qin Xuan yang pergelangan kakinya bengkak dan memar parah. Jelas sudah, dia tersengat oleh kalajengking kristal. Tiba-tiba Han Sen tersadar bahwa Qin Xuan pasti punya banyak harta karun karena dia tinggal di Penampungan Baju Baja bertahun-tahun dan berharap untuk berevolusi dengan poin geno sakral maksimum. Dia pasti memiliki jiwa binatang berdarah sakral dan banyak sekali jiwa binatang mutan. Saat ini dia sedang terluka, dan terlihat cukup serius. Dia mempunyai banyak poin geno sampai racun kalajengking mungkin tidak membunuhnya, tetapi kemampuan bertarungnya tentu menurun, atau setidaknya dia tidak bisa menggerakan kakinya yang terluka. "Walaupun akulah yang menusuknya, dia menyerang balik dan menjadi bengis padaku sejak saat itu. Jika aku bisa mengancamnya sekarang, pasti ada kompensasi untuk penderitaanku selama beberapa bulan ini." pikir Han Sen sambil melirik Qin Xuan. Seakan tahu pikirannya, Qin Xuan memanggil jiwa binatang berbentuk kupu-kupu ungu, yang berubah menjadi belati ungu di tangannya. "Kamu tahu nama belati ini?" tanya Qin Xuan padanya sambil tersenyum. Tidak."Han Sen memperhatikan kilauan belati itu, tetapi dia tidak mungkin memanggil belati tersebut karena keindahannya. Itu setidaknya adalah jiwa binatang mutan atau bahkan jiwa binatang berdarah sakral. "Belati ini adalah jiwa binatang dari kupu-kupu berbahaya, bahkan dilumuri oleh racun yang kuat. Kau putuskan apakah baju bajamu bisa menangkis belatiku." Qin Xuan masih tersenyum. Qin Xuan tidak bisa melihat Han Sen tersipu karena baju baja menutupi wajahnya. "Kamu terlalu khawatir. Kita baru bertemu dan tidak ada apa-apa di antara kita. Kenapa aku mau menyakitimu?" Baju baja berdarah sakral mungkin tidak mampu menangkis belati berdarah sakral. Han Sen tidak akan mengambil resiko. Selain itu, mereka bukanlah musuh karena Qin Xuan tidak melakukan apapun selain mengancamnya. Anak Surga dan komplotannya lah yang benar-benar membuli dia. Qin Xuan tersenyum dan menarik kembali belatinya. "Aku tidak bisa bergerak. Jika kau bisa membawaku keluar gua dengan selamat, aku akan membayarmu upah yang besar." "Kenapa kau datang ke sini sendirian?" tanya Han Sen, tidak langsung menyetujuinya. Dia penasaran bagaimana Qin Xuan bisa masuk sejauh ini saat tidak ada jejak kalajengking kristal diburu sepanjang perjalanan. Tadinya aku mau membunuh seekor kalajengking kristal mutan, tetapi dia lebih licik dari perkiraanku. Dia mulai menyerangku, memancing kalajengking lain ketika dupaku hampir habis, jadi aku tidak bisa meninggalkan gua. Kalajengking primitif tidak lagi takut padaku saat dupaku habis. Aku bisa melawannya tapi tersengat oleh kalajengking kristal mutan. Jadi sekarang tidak mungkin aku pergi dari sini." Qin Xuan menatap Han Sen dan berkata, "Bukankah kau berdagang dengan Su Xiaoqiao demi uang? Bawa aku pergi dan akan kuberi kau uang." "Kau disengat kalajengking kristal mutan?" Han Sen memandangnya ngeri. "Jika cuma sengatan kalajengking mutan primitif, aku tidak akan minta tolong," kata Qin Xuan santai. Han Sen tahu dupanya membuat kalajengking kristal menjauh dari Qin Xuan, dan dia pikir Han Sen menggunakan cara yang sama. Dia tidak tahu bahwa Han Sen telah membunuh semua kalajengking kristal sepanjang jalan keluar. Jika dia tahu, dia akan berjalan keluar sendirian. "Kau tidak membunuh kalajengking mutannya?" tanya Han Sen lagi. "Iya, tapi aku tidak memperoleh jiwa binatang. Tidak ada yang bisa mendapatkan dagingnya juga karena penuh kalajengking di luar sana," kata Qin Xuan. "Aku akan membawamu, bukan demi uang tapi jiwa binatang mutan." "Kau terlalu serakah." lirik Qin Xuan padanya. "Nona Qin, untukmu, jiwa binatang mutan bukanlah apa-apa. Apa hidupmu tidak berharga?" kata Han Sen. "Baiklah" tatap Qin Xuan pada Han Sen sungguh-sungguh. "Keren. Kau punya kesepakatan nona." Han Sen berjalan jauh ke dalam gua. 18 Makhluk Mutan "Apa yang kau lakukan" Qin Xuan mengerenyit. "Akan kubawa kau keluar setelah mengambil tubuh kalajengking kristal mutan yang kau bunuh." Han Sen terus berjalan ke dalam. "Begitu banyak kalajengking di sana. Apa kau tidak butuh dupa?" tatap Qin Xuan pada Han Sen bingung. "Kenapa pria butuh dupa?" Han Sen kembali dengan kalajengking biru raksasa sebesar satu kaku di tangannya. "Qin Xuan menghela nafas setelah menatapnya dari bawah ke atas, "Aku diperdaya olehmu. Kau sudah membunuh semua kalajengking kristal di luar sana kan?" "Gadis pintar." Han Sen mengeluarkan kalajengking mati dari tasnya, yang seketika menjadi sebuah tumpukan. Walau Qin Xuan sudah menduganya, dia masih terkejut melihat Han Sen sudah membunuh banyak kalajengking. Han Sen memasukkan tubuh kalajengking mutan terlebih dahulu sebelum mengisinya dengan kalajengking primitif. Masih ada beberapa yang tidak muat di tasnya, dan dia tidak mebuangnya tapi memakan semua daging itu sampai bersih. "Daging kalajengking kristal primitif dimakan. Empat poin geno primitif diperoleh." "Baru kali ini aku lihat orang sepertimu, rela memakan sesuatu yang menjijikkan." Xin Xuan belum perna bertemu seseorang yang punya peralatan bagus tapi masih begitu pelit. "Ayo." Han Sen jongkok di samping Qin Xuan, bermaksud untuk menggendongnya keluar. "Karena tidak ada kalajengking lagi, aku bisa jalan sendiri," kata Qin Xuan. "Aku menjanjikanku jiwa binatang mutan dan tidak bisa mengambilnya kembali. Kenapa tidak menikmati jasaku dengan kakimu yang cidera?" kata Han Sen. "Kau benar. Kenapa tidak?" dia menggigit bibir bawahnya, bangun dan naik dengan hati-hati ke punggung Han Sen. Dengan baju baja, Han Sen tidak bisa menikmati dan merasakan tubuhnya padanya. Dia berjalan keluar membawa Qin Xuan dengan tas di tangan satunya. Dia hanya seberat sekitar 50 kilo, yang bukanlah apa-apa untuk Han Sen, yang telah memperoleh banyak poin geno. Mereka keluar dari gua dalam waktu singkat. "Mau kemana kau?" tanya Han Sen. "Kembali ke penampungan." jawab Qin Xuan. Han Sen berhenti bicara dan membawanya ke Penampungan Baju Baja. Setelah sejam, dia menurunkannya. "Ini sudah tidak jauh dari penampungan, dan orang-orang lewat sini sepanjang waktu. Tunggu sebentar, dan minta mereka untuk membawamu kembali." Han Sen mengulurkan tangan kosongnya pada Qin Xuan: "Sekarang, jiwa binatang mutanku." Aku sudah menyuruh Su Xiaoqiao untuk mengirim pesan. Apa kau akan menjual senjata dan jiwa binatang berdarah sakral padaku?" Qin Xuan tanpa ragu berkata sebelum dia menyerahkan jiwa binatang mutan berbentuk kucing hitam pada Han Sen. "Apa tawaranmu untuk kapak emas bermata dua?" tanya Han Sen. "Dua juta." "Ini adalah bagian dari senjata berdarah sakral, bahkan dua juta tidak bisa memberimu jiwa binatang mutan." Han Sen berkerenyit. "Senjata berdarah sakral itu sangat bagus, tapi kau tidak bisa membawanya ke dunia nyata, sementara jiwa binatang bisa digunakan di luar Tempat Suci Para Dewa. Jelas sudah harganya. Jika kau menjual jiwa binatang berdarah sakral, kuberikan kau dua puluh juta," jelas Qin Xuan. "Satu jiwa binatang mutan, plus dua juta," kata Han Sen. "Tidak ada jiwa binatang mutan. Kuberi kau lima juta." "Dua daging makhluk mutan dan dua juta." "Kau meminta terlalu banyak. Tawaran terakhir, enam juta. Lagipula kau tidak bisa membawanya keluar," kata Qin Xuan. "Oke, siapkan uangnya. Akan ku beri tahu Xiaoqiao kapan dan dimana kita bertransaksi," kata Han Sen lalu pergi dengan tasnya. "Kau sungguh tidak berpikir untuk menjual jiwa binatang berdarah sakral? Dua puluh juta hanyalah penawaran sementara. Kita bisa merundingkannya lagi," kata Qin Xuan dari belakang. "Tidak mungkin." Han Sen pergi tanpa berhenti. Qin Xuan menatap kepergiannya dan berpikir, "Baju bajanya lebih kuat dari sengatan kalajengking kristal. Itu pasti jiwa binatang berdarah suci." "Siapa dia? Dia tidak terlihat seperti tentara." Dia tidak tahu-menahu. Han Sen kembali ke sosok sebenarnya dan kembali ke penampungan dengan tasnya. Tidak ada lagi yang menjaga gerbang: mereka mencari Dollar untuk waktu yang lama dan tidak menemukan apa-apa, jadi mereka menyerah. Secara tidak sengaja, Han Sen bertemu Han Hao dan teman-temannya lagi. "Senang melihatmu lagi, Bokong Maniak! Kau punya tas berisi penuh. Berapa banyak makhluk mutan yang kau buru?" seorang pemuda mengejeknya. "Satu." balas Han Sen tenang. "Ha-ha. Kau lucu. Bagaimana kau bisa berburu makhluk primitif? Pasti banyak sekali kumbang hitam di sana." tawa si pemuda, membuat semuanya tertawa terbahak-bahak. Tidak ada yang percaya Han Sen bisa mendapatkan makhluk mutan. "Han Hao, jangan salah orang. Kalau kau kenal dia, kau akan bernasib sial selamanya." si pemuda menepuk pundak Han Hao. "Tidak mungkin aku kenal si Bokong Maniak!" Han Hao terlihat malu. Han Sen mengacuhkannya dan membawa tasnya ke kamarnya. Dia menyimpan kalajengking kristal mutan dan akan menjual sisanya pada Xiaoqiao. Walaupun dia bisa mengevolusi sebuah makhluk ke jenis mutan dalam waktu setengah bulan dengan kristal hitam, dia memilih menggunakan kristal itu untuk mendapatkan makhluk berdarah sakral. 19 Khusus Selebriti dan Bangsawan Tengah malam, Han Sen menaruh tas berisi kalajengking kristal mati dan sebuah pesan di pintu kamar Su Xiaoqiao sebelum mengetuknya beberapa kali. lalu dia bersembunyi di lorong terdekat dan memastikan Xiaoqiao membawa masuk tas dan pesan itu. Itu menjadi kerjasama yang baik, dan Han Sen mendapatkan enam juta yang dijanjikan Qin Xuan dan delapan puluh ribu lagi untuk kalajengking itu. Dia kembali ke ruangannya dengan box berisi uang dan hampir melompat kegirangan. Bahkan saat ayahnya masih hidup, dia belum pernah melihat uang sebanyak itu. Han Sen meninggalkan Tempat Suci Para Dewa dengan uang itu, karena satu-satunya hal yang dia ingin lakukan saat ini adalah berbagi kegembiraan dengan ibu dan adik perempuannya. Penderitaan mereka akhirnya berakhir. Dua juta yang dia dapatkan sebelumnya sudah digunakan untuk menyelesaikan masalah rumah lama, dan dia akhirnya memiliki enam juta untuk dirinya, yang tentunya terasa berbeda sekali. Walaupun uangnya tidak cukup untuk orang kaya untuk membeli pesawat mewah, bagi Han Sen itu adalah uang terbanyak yang pernah dia lihat sepanjang hidupnya. "Ibu, Yan, ada hal yang ingin kutunjukkan pada kalian." Han Sen menarik mereka ke kamarnya dan mengeluarkan uang itu ke ranjangnya. "Dari mana kau dapat uang sebanyak itu?" Luo Sulan tadinya ketakutan dibanding merasa kaget, takut putranya melakukan hal yang berbahaya. "Ibu, aku beruntung telah membunuh makhluk mutan dan memperoleh jiwa binatang, jadi aku menukarnya dengan uang." Han Sen tidak berani berkata jujur, takut Luo Sulan merasa cemas. Dia tidak berani membocorkan tentang kristal hitam, karena batu berharga itu mungkin membuat orang tidak bersalah yang memilikinya masuk penjara. Keluarganya bisa dihabisi jika rahasia tersebut terbongkar. " Luo Sulan berkata dengan lirih, "Sen, harusnya jangan kau jual. Itu bisa sangat membantumu, dan kita bisa saja..." "Bu, jangan khawatir. Aku masih punya kesempatan lain. Aku telah memakan daging mutan dan mendapat poin geno mutan. Nantinya, akan mudah untukku berburu, dan semuanya akan jadi lebih baik." "Tapi..." Luo Sulan masih merasa enggan, karena tidaklah mudah membunuh seekor makhluk mutan. Bagi orang biasa, sungguh beruntung untuk memburunya, seperti memenangkan undian, jadi mungkin tidak akan ada kesempatan kedua. "Yan akan mulai bersekolah, dan aku tidak akan membiarkannya masuk ke sekolah umum seperti aku," kata Han Sen. Luo Sulan memandang anak-anaknya dengan air mata, "Ini semua salahku. Aku tidak becus merawat kalian." "Ibu, kau adalah wanita hebat, dan kaulah yang membesarkan kami. Biarkan aku membantumu juga walau sedikit!" Han Sen menggendong Han Yan: "Yan, ayo pergi makan. Kamu bisa makan apapun yang kau mau hari ini." Wajah Han Yan berseri-seri: "Aku mau makan es krim Safir" "Tentu, ayo makan es krim Safir" Han Sen mencubit hidung mungil Han Yan. "Es krim Safir terlalu mahal. Kau tidak perlu memboroskan uangmu. Simpanlah untuk membeli beberapa daging..." "Hanya kali ini!" Han Sen pergi menggandeng tangan Luo Sulan. "Jangan bilang siapapun kalau kau telah berburu makhluk mutan atau menjual jiwa binatang mutan... Aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu..." Luo Sulan menyuruh putranya. Sejak kecelakaan ayah Han Sen, Luo Sulan telah berubah. Dia tidak ingin Han Sen melakukan sesuatu selain menjaga keselamatannya. "Ibu, tenanglah. Aku tidak akan bilang apapun. Kau simpan uang itu dan lakukan apa saja dengannya." Han Sen pergi keluar sambil menggenggam adiknya dengan tangan satunya dan ibunya dengan tangan lainnya. Es krim Safir cukup terkenal di seluruh Aliansi dan juga sangat mahal. Bahkan tipe yang paling murah bisa seharga lebih dari sepuluh ribu. Anak-anak tetangga mereka selalu mendapatkan es krim Safir. Dan Han Sen juga pernah mencicipinya beberapa kali saat dia masih kecil. Namun, saat Han Yan lahir, mereka telah bangkrut, jadi mereka tidak mampu merasakan kemewahan lagi. Mendapatkan kesan kalau es krim tersebut enak, Han Sen tidak bisa mengingat seperti apa rasanya. Saat mereka bertiga tiba di Safir, semua kursi telah ditempati, dan ada antrian panjang untuk membeli es krim. "Ayo ke atas." Sebelum Han Sen masuk ke toko, dia melihat dari jendela bahwa lantai dua hampir kosong, jadi dia pikir para wanita ini bisa naik ke atas dan duduk sementara dia mengantri sendirian. Saat di tangga, dia diberhentikan oleh pelayan. "Maaf, Anda dilarang naik," kata si pelayan. "Kenapa? Bukannya di atas ada tempat?" dahi Han Sen berkerut. Sambil merendahkan dan tidak sabaran, si pelayan menunjuk papan pemberitahuan di dinding, "Harusnya kau sudah dengar mengenai peraturan kami bahkan jika kau tidak pernah mencicipi es krim kami sebelumnya." Han Sen melihat pengumuman itu yang bertuliskan, "Khusus Selebriti dan Bangsawan" dan mengerti apa yang dimaksud. Jadi lantai dua adalah area khusus untuk orang dengan hak istimewa, dan orang biasa dilarang masuk. Pantas saja lantai dua memiliki dekorasi yang lebih baik walaupun kosong. "Kami tidak perlu duduk. Kita akan menunggu di sini, dan kau bisa mendapatkan es krimnya Yan," kata Luo Sulan, mencoba untuk menolong Han Sen. "Aku pergi." Han Sen tersenyum dan pergi mengantri. Dia terlihat biasa saja, tetapi dia tiba-tiba dirasuki oleh inspirasi. "Apa hebatnya mengenai selebriti dan bangsawan? Aku akan memilikinya segera dan lebih dari itu. Pengumuman bodoh itu tidak akan menghalangiku lagi." Masih tidak ada tempat kosong saat gilirannya membeli es krim, jadi Han Sen memesannya untuk dibawa pulang. Sebelum pergi, dia melihat lagi pengumuman itu¡ª"Khusus Selebriti dan Bangsawan!" 20 Dirinya Pagi besoknya, Han Sen ada di kereta menuju stasiun teleportasi, dengan para penumpang dengan tujuan yang sama. Banyak orang tidak mampu membeli alat teleportasim jadi mereka harus masuk ke Tempat Suci Para Dewa menggunakan stasiun teleportasi umum. Hari ini, si kondektur sepertinya sedang kesal. Saat Han Sen sedang berpikir serius soal apa yang akan dilakukannya di Tempat Suci Para Dewa, guncangan keras di kereta membuat orang-orang yang berdiri berjatuhan ke segala arah. Karena dia tidak memperhatikan, Han Sen juga tidak sengaja bergeser beberapa langkah ke depan dan jatuh di sesuatu yang lembut. Tanpa sadar ingin memegang sesuatu untuk mendapatkan keseimbangan, dia merasa aneh karena dia memegang sesuatu yang lembut dan kenyal. Lalu dia menyadari dia menabrak seorang wanita berseragam militer, dan tangannya ada di dadanya. "Berengsek!" Wanita itu cemberut dan menyikunya dengan cepat dan keras. Jika dia berhasil, Han Sen akan kehilangan setengah wajahnya. Dia tanpa sadar mengangkat tangannya dan menangkis pukulan itu, merasakan pukulan kuat di tangannya dan terpaksa mundur beberapa langkah Wanita itu menoleh dan memelototi Han Sen ganas. Dia berseru dengan satu tatapan: "Kau! Bokong..." "Qin Xuan!" dia tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Han Sen berteriak ketakutan. Wanita berseragam itu teryata wanita yang telah memberinya julukan si Bokong Maniak. Han Sen tidak menyangka Qin Xuan juga ada di Planet Roca, dan sepertinya dia telah terdaftar di dalam pasukan. Berada di kemiliteran adalah hal lumrah di Aliansi, karena semua penduduk sah Aliansi harus menjalankan wajib militer setidaknya lima tahun saat berumur dua puluh. Saat Han Sen berumur dua puluh, dia juga bisa menjadi tentara, jika bukan karena alasan khusus untuknya untuk tidak menjalankannya. Qin Xuan mengenali Han Sen, tetapi tidak memulai perkelahian. Dia hanya menatapnya dingin dan dengan pandangan sedikit jijik. Han Sen berpikir lirih, "Pasti dia pikir aku ini mesum sekarang. Aku bahkan tidak menyalahkannya. Aku menusuk pantatnya dan kini... Jika aku adalah dia, aku akan berpikir hal yang sama." "Begitu banyaknya planet di Aliansi, kenapa Qin Xuan harus di sini? Dan bagaimana mungkin aku bertemu dia dan melakukan ini padanya," pikir Han Sen sedih. Tidak ada jalan lain: dia harus membiarkan situasi ini berjalan begitu saja. Di Aliansi, melukai seseorang tidak diperbolehkan. Qin Xuan tidak ingin membuat keributan, jadi dia hanya memelototinya dan tidak bertindak lebih jauh. To his surprise, Qin Xuan followed behind him. Han Sen merinding karena tatapannya dan segera keluar dari kereta saat dia sampai di stasiun teleportasi. "Anjing tidak bisa berhenti memakan kotoran. Kukira kau polos, sementara secara alami kau adalah orang yang menjijikkan." kata Qin Xuan sengit. "Kau lihat apa yang terjadi. Itu di dalam kereta, dan banyak oprang lain yang juga terjatuh. Ini hanyalah kebetulan," kata Han Sen dengan senyum lirih. "Apa kau akan percaya jika kau itu aku?" kata Qin Xuan dingin. "Apa maumu?" Qin Xuan telah mencapnya sebagai orang brengsek, jadi dia tidak perlu menjelaskan lagi. "Kau benar-benar berani, tidak menunjukkan penyesalan atas kelakuanmu. Pasti ini bukan pertama kalinya kamu melakukan hal ini." melihat Han Sen tidak akan meminta maaf, Qin Xuan geram, "Kau pikir aku tidak akan melaporkanmu ke polisi? Tidak semudah itu. Aku tidak bisa menghajarmu di sini, tapi di Tempat Suci Para Dewa, lain lagi ceritanya. Kamu pergi ke sana kan? Akan kutunggu kau." Qin Xuan segera meninggalkannya dan prajurit memberi hormat padanya, "Selamat pagi, Penguasa Stasiun." Han Sen tersandung dan tidak percaya apa yang dilihatnya. Dia hampir ingin menangis. Semua stasiun teleportasi masuk ke sistem militer. Satu pasukan ditugaskan ke setiap stasiun, dan penguasa stasiun adalah pemimpin eksekutif pasukan. Han Sen telah mendengar kalau penguasa stasiun yang lama akan dipindahkan, dan dia tidak percaya Qin Xuan akan menjadi penguasa stasiun yang baru, bahkan tidak di mimpinya yang paling aneh. Han Sen memiliki firasat buruk tentang semua ini. Sebagai penguasa stasiun, QIn Xuan akan tahu dimanapun dia berada. Dan bahkan tidak mungkin baginya untuk menggunakan stasiun teleportasi berbeda. Ada tiga stasiun teleportasi umum di Planet Roca, tetapi dua di antaranya sangat jauh, dan dia tidak bisa membuang waktu selama dua hari perjalanan. Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa saat Qin Xuan pergi ke kantornya. Dia memutuskan untuk menunggu sampai dia pergi ke penampungan sebelum dia kembali ke rumah. Han Sen tidak memberikan kesempatan Qin Xuan untuk mencegatnya. Sabil membawa dendeng daging terbuat dari kalajengking mutan, Han Sen meninggalkan Penampungan Baju Baja. "Apa aku menggunakan seluruh keberuntunganku saat aku menemukan kristal hitam?" pikir Han Sen depresi. Dia belum begitu jauh saat melihat Anak Surga dan komplotannya berdiri di luar penampungan sambil mengobrol. Han Sen tidak tertarik bertemu mereka dan sebaliknya. Akan tetapi, Luo Tianyang memanggilnya dari belakang: "Bokong Maniak, ayo sini!" Dengan enggan, Han Sen berbalik arah menuju Luo Tianyang dengan heran. "Aku memanggilmu. Kemari dan kau akan mendapat keberuntungan." Luo Tianyang melambai padanya sambil tersenyum jahat. "Tidak perlu. Aku tidak kuat. Aku hanya bisa menghadapi makhluk biasa dan bahkan tidak bisa melawan makhluk primitif. Kurasa aku tidak bisa membantumu." Han Sen tahu jika tidak pernah baik ketika Luo Tianyang memanggilnya. "Tidak perlu basa basi. Mau kuhajar kau? Kemari kataku!" Luo Tianyang menatap Han Sen dengan wajah kelamnya. 21 Sungai Di Bawah Tanah Selain Han Sen, Anak Surga dan komplotannya juga diikuti oleh beberapa orang penjahat yang mereka bayar untuk bergabung dengan mereka. Kelompok ini meninggalkan Tempat Penampungan Baju Baja dan berjalan menuju pegunungan. Walaupun mereka tidak merasa optimis dengan apa yang akan terjadi, mereka tetap ingin mengambil kesempatan ini demi jumlah imbalan yang besar. Dulu, jika Han Sen tidak dihalangi oleh Qin Xuan dan Anak Surga, dia mungkin juga telah mempertaruhkan nyawanya untuk hadiah itu. Sekarang Han Sen tidak memiliki alasan untuk mengambil risiko seperti itu, tetapi sudah jelas bahwa Anak Surga dan Luo Tianyang ingin memanfaatkan dia sebagai batu loncatan, karena hal inilah dia ingin membunuh mereka berdua. Han Sen mengikuti mereka secara diam-diam, menebak apa yang akan mereka lakukan. Pada saat perekrutan, komplotan ini mengatakan bahwa mereka akan berburu makhluk mutan, namun karena mereka juga memerlukan banyak makhluk biasa dan primitif, mereka pun memerlukan lebih banyak orang untuk membantunya. Han Sen tentunya tidak terlalu memperdulikan hal ini. Untuk membunuh seekor makhluk mutan, komplotan yang biasa sebenarnya sudah lebih dari cukup. Selusin orang disekeliling Anak Surga sudah sanggup membunuh semua makhluk mutan, apalagi Anak Surga. Mereka sama sekali tidak memerlukan bantuan tambahan, berdasarkan cerita mereka. Luo Tianyang dan yang lainnya sudah biasa membunuh makhluk yang mereka temui di sepanjang jalan, dan membagikan dagingnya kepada orang-orang bayarannya, sehingga semua orang merasa cukup senang. Kelompok ini berjalan selama enam sampai tujuh hari, dan komplotan ini tidak ada niat untuk menghentikan langkahnya. Pada hari kedelapan, mereka pun berhenti di sebuah puncak gunung. Di lokasi yang jauh dari tempat penampungan, tidak ada aktivitas manusia sama sekali. Mereka menemukan aneka ragam makhluk yang berbeda. Anak Surga dan komplotannya telah membunuh banyak hewan primitif di sepanjang perjalanan dan menyimpan beberapa dagingnya sebagai persediaan makanan. "Tampaknya kita sudah hampir sampai. Apa yang mereka lakukan?" Han Sen tidak dapat mendengar apapun, namun menilai dari wajah mereka yang muram, ini bukanlah operasi yang sederhana. Mereka beristirahat selama sehari di perkemahan dan melintasi puncak gunung di keesokan harinya. Setelah memanjat sejauh 12 mil, mereka melihat ada celah di dalam tebing yang begitu dalam dan gelap sehingga tidak terlihat dasarnya sama sekali. Semua orang menyalakan obor. Komplotan itu mengirimkan orang-orang bayarannya menjadi barisan depan dan mengikuti mereka ke dalam celah itu. Orang-orang bayaran itu menyadari bahwa nyawa mereka dipertaruhkan pada saat ini, mereka pun berusaha mengulur waktu. "Mengapa kalian bergerak begitu pelan, brengsek? Apakah kalian masih menginginkan sisa uangnya?" Luo Tianyang mencambuk beberapa orang di bagian belakang dan berteriak. Para penjahat ini hanya dapat mempercepat langkahnya untuk berjalan turun. Han Sen berada di antara mereka. Tidak terlalu sulit untuk berjalan turun, dan tidak terjadi apa-apa di sepanjang jalan sampai pada akhirnya mereka mencapai dasar celah. Para penjahat merasa lega dan kembali mulai berbicara dan tertawa. Kondisi di dasar celah sangat gelap dan kelompok itu harus bergantung pada obor yang mereka bawa. Ada sungai bawah tanah yang mengalir melintasi ruangan yang sangat besar itu. "Seberangi sungai itu dan masuk ke dalam gua yang berada di sisi sana." Luo Tianyang mengacungkan cambuknya ke seberang. "Luo, aku tidak bisa berenang. Sungai ini terlalu lebar," kata seorang anak muda yang mereka rekrut. "Siapa yang suruh kau berenang? Kita punya perahu karet. Dayung sana ke sana." Luo Tianyang membuka bungkusan yang dibawa di punggungnya, dan memang ada beberapa perahu karet di dalam sana. Setelah mereka mengembangkan perahu-perahu itu, setiap perahu dapat mengangkut empat sampai lima orang. Kelompok ini mulai mendayung perahunya ke seberang. Arus sungai tidak terlalu kencang, dan tidak ada risiko akan tersapu ke hilir. Dua kapal segera mencapai bagian tengah sungai. Tiba-tiba, bersama dengan sebuah semburan, seekor makhluk gelap muncul dari dalam air dan memperlihatkan setengah tubuhnya yang tampak seperti ular piton. Tubuhnya lebih besar dari ember dan tertutup dengan sisik hitam yang berkilau. Mulutnya begitu besar sehingga dapat memuat seekor kerbau. Tetapi dia tidak menelan seekor kerbau, melainkan seseorang di dalam perahu. Badan raksasanya kemudian berusaha menaiki perahu, sehingga menjatuhkan semua orang di dalamnya ke dalam air. Semua orang merasa terkejut dan mencoba untuk mendayung perahunya kembali. Mereka yang belum menaiki perahu tergesa-gesa menjatuhkan perahunya dan mulai berlari ke belakang. Dengan sebuah kilauan baja yang dingin, kedua orang yang berlari paling cepat dipenggal kepalanya oleh Luo Tianyang dan anggota komplotan lainnya. Luo Tianyang menunjukkan pisau yang bersimbah darah ke yang lainnya dan berteriak dengan kejam, "Hanya ada satu monster, tetapi siapapun yang berhasil mencapai sisi lainnya dapat hidup. Dan aku akan membunuh siapapun yang telah mengambil uang tetapi mencoba untuk melarikan diri. Mau hidup atau mati, semua nya terserah pada kalian." Semua orang merasa terintimidasi oleh aksi keji Luo Tianyang dan mulai berdayung ke sisi lainnya. "Bajingan, kau hanya ingin mengumpan monster itu dengan manusia," Han Sen mengutuk dalam hatinya. Mereka yang sebelumnya jatuh ke dalam air berusaha untuk berenang ke sisi lainnya tetapi tiba-tiba mereka ditarik ke dalam air oleh sesuatu. Kondisi tempat itu sangat gelap, sehingga tidak ada orang yang melihat apa terjadi pada mereka, tetapi nasib mereka dapat terbayangkan dari bau darah yang tajam. Para laki-laki bayaran tidak berani bergerak maju, dan Luo Tianyang menggunakan pisaunya lagi untuk memaksa mereka. Mereka tidak ingin berlama-lama di dalam sungai, maka mereka harus mendayung dengan kuat. Han Sen menerangi sekelilingnya dengan obor yang dibawanya ketika mendayung perahu. Kalau monster itu muncul dari dalam air, dia harus memanggil baju baja jiwa binatang berdarah sakral untuk menyelamatkan jiwanya. Monster itu sekali lagi menghancurkan sebuah perahu, dan semua orang di dalamnya berteriak ketakutan. Tidak lama kemudian suara itu tergantikan dengan suara gulungan ombak. "Bajingan yang tidak berperasaan!" Dia mengutuk dengan perlahan. Kedua orang lainnya tersadarkan oleh seruan Han Sen, dan mulai mendayung dengan putus asa. Mereka terus menerus mendengar teriakan dan semburan air. Tidak terhitung jumlah manusia yang terkubur dalam perut ular itu. 22 Telur Pecah Tidak diragukan lagi bahwa ular raksasa ini adalah makhluk berdarah sakral. Makhluk akuatik adalah makhluk yang sangat sulit untuk dibunuh, apalagi makhluk berdarah sakral. Dengan komplotan biasanya, Anak Surga bahkan tidak berani memburunya, tetapi hanya berusaha untuk mengorbankan kelompoknya agar mereka dapat mencapai ke seberang dengan selamat. Han Sen melihat ke seberang saat dia mendayung. Setelah mereka melewati tengah sungai, obornya akan sedikit terlihat dari seberang. Sejak Han Sen mulai berlatih Tenaga Giok, sepertinya badannya berfungsi dengan jauh lebih baik, penglihatannya juga lebih tajam daripada sebelumnya dan dia sepertinya juga memperoleh penglihatan malam hari. Sekarang dia dapat melihat dengan jelas sebuah gua yang lebarnya sekitar enam sampai sembilan kaki yang berada di sebuah jurang. Walaupun tidak ada jalan setapak, goa itu pasti adalah destinasi komplotan itu. Han Sen tengah menatap gua itu ketika dia mendengar suara semburan yang kencang. Jantungnya hampir copot saat dia melihat ular raksasa itu meloncat keluar dari dalam air dari jarang kurang dari enam kaki dari lokasi perahu mereka berada, mulutnya bergerak menuju perahu sambil menunjukkan taringnya. Tanpa berpikir panjang, Han Sen melompat ke dalam air dan memanggil baju baja dalam air miliknya. Seperti seekor ikan, dia berjuang untuk berenang menyeberangi sungai. Keseluruhan proses menyeberangi sungai sangat tragis. Entah apakah ular itu tidak pernah merasa kenyang atau dia hanya berniat untuk membunuh manusia, namun hanya ada dua perahu yang berhasil mencapai ke seberang, dan hanya tujuh orang yang masih hidup. Yang lainnya sudah berada di dalam air dan kemungkinan besar telah mati. Ular itu tidak muncul lagi. "Anak Surga, walaupun ular itu adalah makhluk berdarah sakral, dia tidak pintar. Sekarang dia sudah kenyang, seharusnya sudah tidak berisiko bagi kita untuk menyebrangi sungai ini," kata Luo Tianyang sambil tersenyum. "Pergilah ke seberang," Anak Surga mengeluarkan perintahnya, dan komplotan itu pun menyeberangi sungai dengan menaiki tiga perahu. Seperti yang diduga, ular itu tidak lagi menyerang siapapun dan mereka semua berhasil mencapai ke sisi lain sungai dengan selamat. "Maju." Luo Tianyang mencambuk ketujuh orang yang berhasil bertahan hidup, yang dipaksa untuk berjalan ke dalam gua, sambil gemetar. Mereka sungguh menyesal telah terpancing dengan imbalan yang ditawarkan. Apa gunanya uang kalau mereka mati di sini? Di ujung goa ada sebuah kolam, dan di seberang kolam ada sarang kerikil yang lebarnya 30 kaki. Dalam sarang itu ada dua butir berukuran telur unta dengan pola berwarna hitam. Anak Surga sangat gembira. " Ha-ha, keren! Telur dari makhluk berdarah sakral, dan ada dua lagi. Sekarang poin genoku akan bisa melewati angka 80." Walaupun begitu, dia tidak pernah lengah dan mengedipkan mata pada Luo Tianyang, yang juga sama senangnya. Dia pun segera mengerti dan memaksa para orang yang selamat tadi untuk mengambil telur-telur itu. Dengan badan yang bergemetaran, mereka berjalan menuju sarang kerikil dan membawa keluar kedua telur itu. Namun, sebelum mereka berhasil meninggalkan sarang tersebut, kolam mulai mengeluarkan gelembung dan BOOM! Sebuah kepala ular yang sangat besar muncul, mata merah gelap ular itu menatap pada para pencuri telur. "Sial! Lemparkan telur-telur itu ke sini." Anak Surga berteriak pada mereka, tetapi mereka tercengang dengan ular yang berada begitu dekat dengan mereka dan tidak menggubrisnya. "Bajingan yang tidak berguna!" Anak Surga mengomel dan memanggil pedang merahnya, berlari ke depan. Komplotannya juga masing-masing memanggil senjata mereka dan mengikutinya. Bergegas berlari ke depan para orang yang berhasil bertahan hidup dan mengambil telur dari mereka lalu berlari menuju ke mulut gua. Ular itu pada awalnya memusatkan perhatiannya pada telur-telurnya dan tidak bergerak. Melihat Anak Surga kabur dengan mereka, dia pun murka dan meninggalkan kolam, mengejar komplotan itu dengan penuh amarah. "Halangi dia," teriak Anak Surga, sambil berlari tanpa menghentikan langkahnya. Luo Tianyang bahkan lebih kejam lagi. Dia meraih dua orang yang tubuhnya gemetaran dan melemparnya ke arah ular itu. Ular itu pun menjemput lemparan itu dengan mulutnya dan menelan korbannya bulat-bulat. Sisa komplotan itu pun mengikuti gaya Luo Tianyang, menggunakan orang-orang yang selamat sebagai tameng, yang dapat menghentikan serangan ular itu untuk sementara. Mereka mengambil kesempatan itu untuk mengambil nafas. Anak Surga berlari dengan sangat cepat, sambil memegang kedua telur ular. Dalam waktu sekejap dia telah tiba di mulut gua. Saat dia sedang kegirangan, semua tapak emas muncul di hadapan dia dan menonjok mukanya. Dia tidak menyangka ada orang yang bersembunyi di balik mulut gua dan sama sekali tidak siap dengan serangan tersebut. Darahnya pun mengalir dan hidungnya patah, dia terjatuh dengan tangan yang menutupi wajahnya. Kedua telur ular tiba-tiba terbang dari lengannya. Sosok emas itu melompat dan menangkap masing-masing telur dengan kedua tangannya, dan berlari ke arah sungai. "Dollar!" Anak Surga jatuh ke tanah, sambil mencengkram wajahnya. Dia segera merangkak bangun, melihat baju baja emas yang unik dan segera mengenali itu siapa. Setelah melompat ke dalam air. Han Sen berenang dengan cepat ke arah daratan yang sedang dilanda kekacauan, dan bersembunyi di balik sebuah batu besar dan menunggu sampai komplotan itu memasuki goa. Dia kemudian mengikuti dan memperhatikan mereka. Ketika dia melihat Anak Surga berlari dengan telur di tangannya. Han Sen memberikannya sebuah tonjokan keras dan merebut telur-telur itu. Han Sen menyesal karena tombak sabit perunggunya telah dirusak oleh Xue Longyan, kalau tidak dia mungkin telah berhasil membunuh Anak Surga dengan serangan membabi butanya. Han Sen tiba di sungai dan tiba-tiba melihat gelombang yang bergejolak. Seekor ular bersisik hitam yang sangat besar muncul dari dalam sungai. "Sial! Masih ada satu lagi?" Han Sen melihat ke belakang dan melihat ular lainnya sedang mengejar komplotan itu. "Dollar, kamu mampus!" Anak Surga sangat membenci Dollar dan menertawakan dirinya karena terhalangi oleh ular itu. Tiba-tiba muncul sebuah ide dalam benak Han Sen ketika ular di dalam sungai itu menatap ke arahnya. Dia diam-diam menekan telur dengan keras menggunakan tangan kanannya kemudian melemparkan telur ular itu ke arah Anak Surga. "Tangkap ini. Kita masing-masing ambil satu telur dan mari kita bekerja sama untuk mengatasi ular ini dulu." "Siapa yang mau? Aku akan mengambil kedua telur itu dan membunuhmu!" Mengira Han Sen sedang ketakutan, Anak Surga mencibir dan menangkap telur yang dilemparkan Han Sen, tetapi telur itu pecah mengenainya dan berserakan di sekelilingnya. Anak Surga tertegun. 23 Naga Obsidian Grrrrr! Ular raksasa itu menjerit dan bergegas dengan penuh amarah ke arah Anak Surga, yang terbungkus dengan telur, dan meninggalkan Han Sen. Han Sen membalikkan badan dan kabur dengan telur yang tersisa. Dia melompat ke perahu apung dan mendayung dengan sekuat tenaga ke sisi lainnya tanpa melihat ke belakang. Dia masih memiliki sebuah telur, dan jika kedua ular itu memutuskan untuk mengejarnya, ini tidak lucu sama sekali. "Dollar, bajingan kamu¡­" Han Sen mendengar suara kutukan dari belakang, diikuti dengan suara-suara manusia lainnya dan suara mengaum binatang. Han Sen tiba di sisi lainnya dan melompat ke daratan lalu berlari dengan langkah-langkah besar. Tanpa menghentikan langkahnya, dia berlari menuju ke tempat penampungan. Setelah berlari selama beberapa saat, Han Sen mulai merasa tidak nyaman. Bagaimana kalau Anak Surga dan komplotannya berhasil melarikan diri, mereka tentunya akan mencari dirinya, dan belum tentu dia dapat berlari lebih cepat daripada mereka. Han Sen memutuskan untuk berlari masuk ke dalam hutan dan mengambil jalur yang memutar agar dia tidak berisiko tertangkap oleh mereka. Mereka telah berada di dalam tempat penampungan selama bertahun-tahun, dan semua orang cukup bugar dan memiliki banyak jiwa binatang. Walaupun mereka bukan tandingan bagi ular-ular itu, pasti ada beberapa dari mereka yang berhasil meloloskan diri. Sebaiknya berhati-hati. Malam itu, Han Sen menemukan sebuah sudut untuk berlindung dari angin dan mendapatkan beberapa kayu bakar. Dia membungkus telur ular itu dengan lapisan lumpur lalu memanggangnya di atas api. Sambil memasak, Han Sen bergumam, "Jiwa yang murni, sebelum kamu melihat dunia yang kotor ini, biarkan saya yang menangani dosa ini dan mengirimmu kembali ke surga." "Naga obsidian muda terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Memakannya untuk menambah nol sampai sepuluh poin geno sakral secara acak." Setelah memangangnya selama beberapa saat, Han Sen mendengar suara itu. "Jadi itu bukan seekor ular¡­..sayangnya saya tidak memperoleh jiwa binatang," Han Sen berpikir dengan tamak. Tidak lama kemudian telur itu pun matang dan Han Sen menggunakan sebuah tongkat untuk mengeluarkan telur itu dari api. Setelah memecahkan lapisan lumpur yang mengeras, dia melihat putih telur yang menggugah selera. Han Sen mencicipi telur itu, dan rasanya jauh lebih enak daripada telur ayam. "Naga obsidian muda telah dimakan. Satu geno poin sakral diperoleh¡­." Han Sen memakan seluruh telur dan dia merasa kekenyangan sampai tidak dapat bergerak. Dia memperoleh lima poin geno sakral. Ditambahkan dengan delapan poin yang telah diperoleh sebelumnya, Han Sen sekarang memiliki tiga belas poin geno sakral. Han Sen memerlukan waktu delapan sampai sembilan hari untuk dapat mencapai Tempat Penampungan Baju Baja. Anak Surga dan komplotannya telah berada di sana selama dua hari sebelum Han Sen tiba. Hanya ada delapan anggota komplotan yang berhasil kembali dengan selamat, dan setiap orang terluka. Bahkan para kaki tangan Anak Surga telah mati. Anak Surga tidak memberitahukan apa yang telah mereka lakukan, dan Qin Xuan dan Pria Genggaman tidak berhasil mencari tahunya. Namun beberapa penjahat bayaran telah berhasil meloloskan diri setelah mereka jatuh ke dalam air. Dan melalui mereka, Qin Xuan dan Pria Genggaman mengetahui apa yang telah terjadi. Mereka masih tidak mengetahui apa yang terjadi setelah pria bayaran itu jatuh ke dalam air, maka mereka hanya menganggap komplotan itu terluka oleh naga obsidian. Tebakan mereka hanya benar setengahnya, karena telur yang dilemparkan oleh Han Sen berkontribusi besar pada situasi berbahaya yang dihadapi oleh komplotan itu. Bagaimanapun, mereka tidak akan bertarung dengan naga itu, jika Han Sen tidak melakukannya. Anak Surga takut akan ditertawakan, dan tidak menceritakan apa yang terjadi kemudian, sambil secara diam-diam memulai lagi pencarian Dollar. "Sayang sekali, Anak Surga dan Luo Tianyang tidak mati." Han Sen mengetahui apa yang terjadi dan merasa lega. Karena ada beberapa orang yang selamat, Han Sen secara alami tidak perlu mengkhawatirkan apapun, dan menangkap seekor binatang primitif bergigi tembaga pada perjalanan pulang ke tempat penampungan. Jika Anak Surga dan komplotannya dating mengintrogasinya, dia hanya akan mengatakan bahwa dia terbawa arus sungai dan nasibnya sedang beruntung. Han Sen berpikir terlalu banyak, karena Anak Sungai tidak ada waktu untuk bertanya padanya bahkan sama sekali tidak menghubunginya. Dia sudah menghabiskan waktu lebih dari setengah bulan dalam ekspedisi. Han Sen teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa untuk mengunjungi ibu dan adik perempuannya. Namun, di gerbang stasiun teleportasi, Qin Xuan sedang berdiri di pintu keluar dan memandangnya dengan tatapan dingin. "Kamu pintar sekali bersembunyi. Sudah lebih dari setengah bulan sejak terakhir kalinya saya melihatmu. Apakah kamu pikir saya akan melepaskanmu dari hukuman yang patut kamu dapatkan?" "Nona Qin, apa yang kamu inginkan?" Han Sen menatapnya dengan depresi. Qin Xuan sekarang adalah penguasa stasiun, dan tidak ada cara untuk melewatinya. "Mudah saja, ambil ini dan ikut saya." Qin Xuan melemparkan sebuah pakaian perang kepada Han Sen. "Kamu tidak akan membunuh saya," pikir Han Sen, mengambil pakaian perang itu dan mengikutinya kembali ke stasiun. Mereka tidak teleportasi ke Tempat Suci Para Dewa tetapi ke ruang perang di dalam stasiun. Han Sen mengenakan pakaian perang dan memasuki ruangan itu, dimana Qin Xuan telah berdiri dengan pakaian perang berwarna merah dan garis-garis hitam. Pakaian perang ini bukanlah pakaian biasa, tetapi adalah produk berteknologi tinggi yang dapat berfungsi sebagai baju baja, sensor yang ditanamkan di dalamnya merekam seluruh data saat pertarungan, termasuk detak jantung, pernafasan, kecepatan tinju dan benturan yang didapatkan. Semua data ini memungkinkan pengguna memahami status fisik mereka dan menentukan metode latihan mereka di masa depan. "Jika kamu menang. Saya tidak akan mengganggumu selamanya," Qin Xuan menggerakan jarinya, menandakan Han Sen dapat memulai serangannya. "Kamu hampir mencapai poin geno sakral maksimum dan memiliki begitu banyak jiwa binatang. Saya baru saja lulus, dan kamu telah berlatih di dalam tentara begitu lama. Mengapa kamu tidak berkata mau membunuh saya saja?" Walaupun Han Sen mungkin dapat memenangkan pertarungan ini, dia tidak ingin mengekspos fakta bahwa dia adalah Dolar. Dan dia tidak merasa percaya diri dengan pertarungan ini. "Tidak diperbolehkan menggunakan jiwa binatang. Dan kita akan berhenti jika kamu masih dapat bertahan setelah 50 gerakan," kata Qin Xuan dengan santai. "Setuju." Han Sen merasa yakin kalau dia mampu bertahan dalam 50 gerakan jika dia berfokus dengan pertahanan. 24 Keahlian Menyerang dengan Diam-diam Qin Xuan telah membulatkan tekadnya untuk memberikan Han Sen pelajaran. Pada saat pertama kali, Han Sen menusuk bagian belakangnya, dia masih dapat memakluminya karena ketidaktahuannya, tetapi pelecehan di dalam kereta bukanlah suatu kebetulan. Setelah menganggap Han Sen sebagai orang aneh dan bajingan, Qin Xuan berjalan ke arahnya dengan kemarahan yang memancar dari bola matanya dan berkata, "Kamu mulai." Plak! Han Sen meninju wajahnya. Mencengkeram hidungnya dan bergerak mundur, Qin Xuan menatap tajam ke arahnya dan tidak mempercayai apa yang telah terjadi. Han Sen tidak seperti pria lain yang pernah dia temui. Dia membiarkannya memulai dan dia langsung meninjunya, benar-benar di luar ekspetasinya. Oleh karena itu dia sama sekali tidak mempunyai persiapan. Mereka berdiri dalam jarak yang begitu dekat, maka hidungnya kena pukulan. Dalam pemahamannya, dalam sebuah pertandingan, kedua oposisi seharusnya berjalan ke bagian tengah dan mengambil posisi masing-masing. Dan para pria biasanya bertindak sopan di hadapannya. Bahkan walaupun mereka lebih lemah, mereka juga tetap ingin mempertunjukkan sisi maskulinnya. Tidak ada orang yang bertindak seperti Han Sen, yang sekonyong-konyong meluncurkan tinjunya tanpa memberikan aba-aba, menghantam wajahnya, dia bahkan dia tidak mengenakan pakaian pelindung. "Saya minta maaf¡­ maaf sekali¡­. bukankah kita seharusnya sudah mulai?" Han Sen berulang kali meminta maaf. Dia berpikir dia akan membiarkannya memukulnya untuk melampiaskan kemarahannya dan berharap pertarungan ini selesai dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Dia tidak menyangka bahwa dia berhasil memukul hidungnya, yang tidak lama kemudian berubah menjadi kemerahan. "Kita sudah mulai, dan kita akan melanjutkannya, kamu¡­.plak!" Qin Xuan masih belum selesai berbicara, namun dia segera bertindak setelah mendengar kata "lanjut" dan berhasil mendaratkan tinju ke hidungnya lagi. Dia sangat kesakitan sampai harus jongkok di lantai. "Kamu tadi mengatakan lanjut, jadi saya mengira...." Han Sen terburu-buru berusaha memberikan penjelasan. "Saya akan membunuhmu¡­" Qin Xuan segera berdiri. Dia tidak mempedulikan peraturan lagi, dia bergerak maju dan mulai memukul Han Sen. Dalam hantaman Qin Xuan, Han Sen menyadari bahwa keahlian bertarungnya jauh lebih lemah jika dibandingkan dengan keahlian Qin Xuan, dan dia bahkan tidak sanggup membuat pertahanan. Dia menerima hampir selusin pukulan dan berhasil dirobohkan. "Jauh dari 50 pukulan. Sampai ketemu di lain kesempatan." Qin Xuan membalikkan badannya, meninggalkan Han Sen, yang terluka di sekujur badannya. Han Sen berdiri dengan senyuman masam terukir di wajahnya. Karena telah mengenakan pakaian perang, dia tidak terluka parah. Hanya saja dia tidak sanggup menahan sakit. Sepertinya ia telah menambah kemarahan Qin Xuan. Setelah Han Sen meninggalkan stasiun dan berjalan menuju rumahnya. Qin Xuan mandi dan hampir menghapus video dan data pertarungan tadi. Dia adalah penguasa stasiun dan wanita yang terkuat dalam Tempat Perlindungan Baju Baja. Dia tidak akan membiarkan orang lain melihat video dirinya ditinju pada hidungnya oleh si Bokong Maniak. Sebelum menghapusnya, Qin Xuan menontonnya lagi, dan dia sempat terkejut. Dia mengira alasan dia kena pukulan karena Han Sen telah mencuri kesempatan ketika dia belum siap. Setelah menontonnya berulang kali dengan teliti, Qin Xuan tiba-tiba menemukan sebuah alasan yang sangat kritikal, namun tidak dapat menjelaskan secara keseluruhan alasan dia kena pukulan. "Apakah¡­," pikir Qin Xuan, dan berulang kali menonton bagian di mana dia memukulnya dan membandingkannya dengan data yang dikumpulkan oleh pakaian perang. "Jadi, kemampuan pertarungan dengan tangannya sebenarnya sangat jelek, hanya di atas tingkat normal dari seorang lulusan Pendidikan wajib, tetapi gerakannya dahsyat dan tidak terduga," Qin Xuan bergumam sambil memeriksa data. "Dan ada sesuatu tentang dirinya¡­ seperti seorang pembunuh¡­Sebelum dia memulai sebuah gerakan, saya tidak dapat memprediksi niatnya, dan hal ini membuat saya tidak waspada. Ketika melancarkan pukulannya, tidak ada perubahan apapun pada emosinya, dan bahkan saat dia memukul dengan keras. Perbedaan yang jelas antara tingkah laku dan emosi hanya dimiliki oleh seorang pembunuh yang handal ¨C sebuah kejutan yang fatal di balik penampilannya yang sederhana." "Tidak, dia baru saja lulus, dan tidak mungkin dia adalah seorang pembunuh. Selain itu, gerakannya terlalu jelek untuk ukuran seorang pembunuh. Jadi, kemampuannya ini apakah adalah talenta bawaan?" Qin Xuan hanya dapat memikirkan kemungkinan ini satu-satunya. Dia tidak mengetahui bahwa kondisi Han Sen sangat malang pada saat dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa, pada saat itu dia telah menyinggung Qin Xuan dan Anak Surga pada saat yang bersamaan. Tidak ada yang berani mendekatinya, dan tidak ada orang yang berani berdagang dengannya. Anak baru lulus ini mulai memburu makhluk-makhluk hanya menggunakan pisau belati logam buatan yang sederhana, tanpa pengalaman apapun. Bahkan makhluk yang sederhana adalah ancaman besar bagi seorang pemula, apalagi mereka seringkali muncul berkelompok, maka Han Sen harus berburu makhluk yang sedang sendiri dengan membabi buta dan membunuhnya. Kalau dia dikepung oleh satu kelompok, dia hanya dapat menunggu ajalnya tiba. Untuk memperkecil bahaya yang dihadapi, dia harus menyergap lalu menyerang, dan hal yang paling penting adalah tidak memancing perhatian makhluk-makhluk itu, yang memiliki indra yang lebih tajam dibandingkan dengan manusia. Dalam bulan-bulan pertama, Han Sen mengasah keahlian ini. Setelah mengalami kegagalan yang berulang kali, dia belajar untuk menyembunyikan emosi dan niatnya, maka makhluk yang diincar tidak dapat merasakan adanya bahaya yang mengintai bahkan pada saat dia mulai mendekati mereka. Ini seperti bermain curang, tetapi hanya inilah satu-satunya cara baginya untuk dapat bertahan hidup pada saat itu. Setelah itu, dia harus terus berlatih dan meningkatkan keahlian ini agar dapat membunuh makhluk primitif, dan secara perlahan mereka menjadi bagian dari nalurinya. Walaupun keahlian bertarung Han Sen jauh dari mahir, dia dapat disetarakan dengan seorang pembunuh handal dalam hal kedahsyatan dan pengaturan waktunya. Seperti seorang pembunuh, keahliannya juga terasah di saat diambang kematian, dan satu-satunya perbedaan adalah dia membunuh makhluk-makhluk dan bukan manusia. 25 Hantu yang Menghantui "Dia sepertinya memiliki kekuatan, kecepatan dan spontanitas yang hebat, yang menandakan bahwa dia memiliki poin geno yang cukup, kecuali dia berlatih seni geno hiper." Qin Xuan mempelajari beberapa data, tetapi tidak terlalu mempedulikannya. Data Han Sen memang di atas rata-rata, tetapi data seperti ini dapat ditemukan di manapun dalam tempat penampungan. Hanya saja agak tidak terduga kalau data ini adalah milik Han Sen. "Berbakat tetapi liar dan keji. Saya akan memberinya pelajaran lain kali," pikir Qin Xuan. Karena serangan Han Sen yang membabi buta, sekali dia mendapatkan julukan orang yang keji dari Qin Xuan. Memang sulit dibayangkan bahwa Han Sen telah menyatukan keahlian menyerang dengan diam-diam dalam latihannya dan nalurinya. Alasan mengapa Han Sen sanggup memukul wajah Anak Surga adalah keahlian serangan membabi butanya. Seseorang seperti dirinya tidak akan dapat memukul wajah Anak Surga kalau bukan karena keahlian itu, yang memiliki poin geno dan seni geno hiper yang hebat. Serangan dengan diam-diam memang tidak bagus kedengarannya, tetapi sangat berguna. Setibanya di rumah, Han Sen makan malam dengan ibunya dan Han Yan. Di hari berikutnya, dia tidak pergi ke Tempat Suci Para Dewa tetapi menaiki kereta ke gedung bela diri. Han Sen hanya mempelajari ilmu bela diri dasar di masa lampau dan itu dirancang untuk orang-orang yang tidak memiliki poin geno. Seketika seseorang mulai memperoleh poin geno dalam Tempat Suci Para Dewa, orang itu menjadi lebih kuat biasanya. Dengan berlatih seni geno hiper, badan bahkan menjadi lebih unik, dan perbedaan ini memungkinkan orang sepertinya untuk berlatih ilmu bela diri tertentu yang tidak dapat dilatih oleh orang biasa. Ilmu bela diri ini juga dapat dipelajari di gedung bela diri sama seperti di perguruan tingkat tinggi. Dan guru bela diri yang bekerja di gedung bela diri mengajarkan ini sebagai mata pencaharian. Berbeda dengan masa purba, para guru ilmu bela diri tidak bergantung pada ketenaran yang diwariskan, mereka juga tidak ingin meninggalkan warisannya. Tujuan mereka hanya satu yaitu keuntungan. Maka, semakin banyak uang yang dibayar oleh seorang murid, semakin baik ilmu bela diri yang diajarkan. Setiap ilmu bela diri membutuhkan persyaratan fisik yang berbeda. Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka tidak mungkin mengikuti latihannya. Di masa lalu, Han Sen tidak memiliki uang dan tidak ada peningkatan yang signifikan pada kondisi fisiknya. Tetapi sekarang dengan bekal tiga belas poin geno sakral dan lebih banyak lagi poin geno lainnya, dia telah menjadi lebih kuat. Latihan Kulit Giok juga telah membantunya. Sekarang kondisi fisiknya adalah yang terbaik diantara kelompok seumurannya. Gedung Bela Diri Ares terkenal di planet Roca. Uang sekolah di sini sangat mahal, tetapi ilmu bela diri yang diajarkan sangat bagus. Pemilik gedung bela diri ini adalah seorang veteran dan sangat terkenal pada masanya ketika dia masih aktif. Setelah terluka parah dalam sebuah pertempuran, dia kembali ke Roca dan membuka Gedung Bela Diri Ares. Setiap orang memanggil veteran itu "Iblis Tua." Asalkan bayarannya cukup, dia dapat mengajarkanmu segalanya, dan kamu dapat belajar keahlian yang memang sangat bagus. "Anak muda, ingin belajar sesuatu? Kita ada kelas dasar, kelas menengah, kelas mahir dan kelas khusus di sini. Kamu dapat belajar pertarungan dengan tangan kosong, keahlian menggunakan senjata dan bahkan seni geno hiper di sini. Untuk kelas dasar, kamu dapat memiliih untuk belajar ilmu bela diri yang saya definisikan sebagai dasar seharga sepuluh ribu dolar. Untuk kelas menengah, kamu dapat memilih ilmu bela diri yang saya definisikan sebagai menengah seharga seratus ribu dolar. Setiap kelas mahir harganya satu juta, dan setiap kelas khusus harganya sepuluh juta. Kelas mahir, saya jamin akan memberikanmu hasil pembelajaran yang bagus. Bung, kamu tampaknya memiliki masa dengan yang cerah di hadapanmu. Apakah kamu mau mendaftar semua kelas khusus? Keseluruhan dua belas seni bela diri hanya seharga lima puluh juta." Iblis Tua menatap Han Sen dengan senyuman yang serakah, seperti seekor naga sedang melihat emas. "Saya mau mendaftar kelas mahir untuk mempelajari Hantu yang Menghantui." Han Sen datang ke sini karena satu alasan. Ayahnya pernah belajar dari Iblis Tua dan memberitahunya Iblis Tua memiliki seni bela diri yang hebat bernama "Hantu yang Menghantui." Sayangnya, kondisi fisik ayahnya belum mencapai tingkat yang diperlukan untuk "Hantu yang Menghantui, jadi dia tidak dapat mempelajarinya. Dia selalu menyesali hal ini dan meminta Han Sen untuk mempelajari Hantu yang Menghantui ketika dia besar nanti. Han Sen juga telah mendengar dari ayahnya bahwa Hantu yang Menghantui sangat efektif pada wanita. Han Sen telah sekali lagi menyinggung Qin Xuan, dan tampaknya tidak akan melepaskannya begitu saja dengan mudah. Karena tidak ingin diganggu olehnya lagi, dia terpikirkan kata-kata mendiang ayahnya tentang Iblis Tua dan Hantu yang Menghantui dan ingin mengambil kesempatan ini. Apalagi, satu juta adalah nilai yang kecil baginya sekarang. "Walaupun Hantu yang Menghantui adalah salah satu ilmu yang paling mahir, persyaratannya bahkan lebih tinggi daripada persyaratan kelas khusus lainnya. Kamu harus setidaknya memiliki poin geno mutan maksimum untuk memperoleh kesempatan ini. Seberapa bugarnya dirimu? Iblis Tua menatap pada Han Sen dengan terkejut. Sudah lama tidak ada orang yang memilih Hantu yang Menghantui karena persyaratan masuk yang sangat tinggi. "Kamu dapat menguji saya untuk mengetahui apakah saya memenuhi syarat." Han Sen sendiri sebenarnya juga tidak yakin apakah dia dapat lolos. Secara teknis, dengan 13 poin geno sakral, dia seharusnya lebih bugar daripada mereka yang telah mendapatkan poin geno maksimal. "Sepuluh ribu biaya tes untuk tes kebugaran fisik." Iblis Tua mengeluarkan sebuah alat pembaca kartu ke hadapan Han Sen. Han Sen mengeluarkan kartu kreditnya dan membayar sepuluh ribu, dan Iblis Tua cukup senang dengan kemurahan hatinya. Setelah melewati pemindaian dan pengujian dengan selusin peralatan, hasil tes telah keluar, yang agak membuat Iblis Tua merasa heran, "kebugaran fisik kamu sangat bagus. Kamu pasti telah memiliki poin maksimum untuk poin geno biasa, primitif dan mutan." "Dapatkah saya mempelajari Hantu yang Menghantui?" Han Sen tidak memberikan tanggapan, karena poin geno mutannya hanya kurang dari sepuluh, dan sesungguhya poin geno sakral dan Kulit Giok adalah alasan di balik kebugarannya. "Iya. Satu juta." Iblis Tua tidak bertanya lebih lanjut, menempatkan alat pembaca kartu sekali lagi di hadapan Han Sen. Walaupun merasa kurang tega untuk menghabiskan uang yang telah didapatkan dengan susah payah, Han Sen tetap membayarnya. "Anak muda, ada banyak hal hebat yang menunggumu. Ikuti saya. Kamu harus menghafal Hantu yang Menghantui dahulu." Iblis Tua menunjukkan kepada Han Sen sebuah kamar pemindaian, yang berubah menjadi hologram dan meninggalkan dia sendirian di dalam kamar. Yang ada di hologram itu adalah Iblis Tua sendiri yang sedang berlatih Hantu yang Menghantui. Han Sen melihatnya untuk beberapa saat, dan matanya pun terbelalak. Dia berpikir, "Wow, jadi itu maksudnya ''sangat efektif pada wanita,'' Ayah!" 26 Kucing Bermata Tiga Mutan Hantu yang menghantui seharusnya disebut kulit ke kulit, karena pergerakannya menuju ke satu hal, yaitu menempel pada lawannya. Membungkus, menangkis dan melilit, segala jenis gerakan mengijinkan tubuhnya bertindak seperti ular yang menjebak kuat tubuh lawannya, sehingga tidak mungkin lawannya menyerang. Jika lawannya wanita, dengan berlatih Hantu menghantui, seseorang mampu meraba-raba dirinya. Jika dia wanita normal, dia akan merasa kewalahan dalam beberapa gerakan. However, the tuition was non-refundable. Jika aku menggunakan Hantu menghantui untuk melawan Qin Xuan, dia akan menganggapku lebih cabul lagi. Han Sen tiba-tiba menyesali pilihannya belajar ilmu bela diri ini. "Yah, aku pelajari saja dan lihat nanti." Han Sen menenangkan diri dan mulai memperhatikan dan mengingat Hantu menghantui. Secara seksama, Han Sen merasa ilmu bela diri ini tidak seburuk yang dia kira pertama kali. Di situ ada banyak teknik tingkat tinggi, khususnya gulat dan pertarungan jarak dekat. Manyak yang cukup praktikal dan bisa menyelamatkan nyawa di saat kritis. Ini membutuhkan kemampuan yang sangat tinggi, khususnya kelenturan. Bahkan bagi yang poin geno mutannya sudah maksimum, masih terasa sulit untuk mencapai persyaratan itu. Alasan Hansen mampu melewatinya, selain ditambah poin geno sakral miliknya, ada latihan Kulit Giok yang telah menambah kelenturanya dengan sangat baik. Metode pengajaran si Iblis Tua benar-benar mudah. Kamu bisa belajar gerakannya dari rekaman hologram sebelumnya, dan dia akan mengoreksi kesalahanmu dan mengingatkanmu dimana kamu harusnya lebih berhati-hati. Dia bisa dihubungi lewat jaringan komunikasi, dan jawabannya sangat detail. Walaupun dia menagihmu banyak, dia sangat antusias dalam mengajar. Dengan tubuh yang kuat, Han Sen mampu mulai berlatih Hantu menghantui dalam setengah bulan. Tapi hanya memulainya tidaklah cukup. Ilmu bela diri yang membutuhkan pertarungan jarak dekat seperti ini adalah yang paling berbahaya. Jika bukan ahlinya, seseorang dapat terbunuh di pertarungan sesungguhnya. Han Sen tidak akan pernah memburu makhluk ataupun berkelahi dengan orang-orang di Tempat Suci Para Dewa menggunakan Hantu menghantui sebelum menguasainya. "Qin Xuan, jika ku tinggalkan aku sendirian, Aku akan melepaskanmu. Jika kau bersikeras mempersulitku, aku akan menggunakanmu untuk berlatih Hantu menghantui," pikir Han Sen. Ketika dia tiba di stasiun teleportasi, Han Sen tidak ingin bertemu Qin Xuan. Sambil memandang sekeliling dari waktu ke waktu, dia tidak melihatnya sampai dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Di kamarnya di Penampungan Baju Baja, binatang bergigi perunggu primitif telah menjadi makhluk mutan. Han Sen memutuskan untuk membiarkannya berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral. Di gerbang penampungan, komplotan Anak Surga telah pergi. Sudah setengah bulan sejak Han Sen meninggalkan Tempat Suci Para Dewa, jadi Dollar tidak pernah ditemukan. Mereka sangat tidak sabaran, jadi mereka pergi begitu saja. Faktanya, Anak Surga telah menyadari bahwa tidak ada gunanya menjaga gerbang, karena mereka tidak tahu seperti apa tampang Dollar. Jadi andaikan dia berjalan di depan mereka, mereka tidak akan mengenalinya. Han Sen meninggalkan penampungan dan pergi ke pegunungan, siap untuk menemukan tempat terpencil untuk berburu. Setelah masuk ke dalam hutan, jejak manusia menjadi jarang. Han Sen memanggil baju bajanya saat dia sendirian dan pergi lebih jauh ke dalam gunung. Han Sen tidak perlu repot-repot berburu makhluk biasa. Dia hanya akan mengusirnya pergi atau mengacuhkannya. Dan hanya tertarik untuk berburu makhluk primitif langka untuk dimakan. Sekarang Han Sen telah mencapai poin geno biasa dan memiliki lebih dari 80 poin geno primitif, jadi dia tidak benar-benar membutuhkan makhluk primitif yang sering dilihat. Sekarang yang dia butuhkan adalah poin geno mutan dan berdarah sakral. Han Sen ingin menyelesaikan evolusinya dengan semua empat tipe poin geno maksimum. Akan sangat lambat jika dia hanya menggunakan kristal hitam untuk melakukan ini. "Untuk makhluk primitif, Aku bahkan tidak perlu berburu. Jiwa binatang mutan yang kudapat dari Qin Xuan adalah sebuah peliharaan. Harusnya bisa membunuh beberapa makhluk primitif jika dipanggil." Han Sen menatap jiwa binatang berbentuk kucing hitam yang didapatnya dari memeras. Tipe jiwa binatang kucing bermata tiga mutan: peliharaan. Han Sen memanggil kucing bermata tiga mutan, dan seekor kucing kecil seukuran telapaknya muncul. Dia menggesekan dirinya di kaki Han Sen, terlihat seperti kucing peliharaan normal dengan tubuh mungil dan matanya yang lebar. "Apa bisa binatang sekecil ini membunuh makhluk itu?" Han Sen mengangkatnya untuk melihatnya, tidak yakin binatang imut seperti ini memiliki kekuatan besar. Lalu dia berpikir, ukuran bukanlah masalah. Karena itu adalah jiwa binatang mutan, harusnya mampu memburu makhluk primitif. Seeing some primitive triangular-scaled beast wandering nearby, he ordered the cat, "Go kill the triangular-scaled beast." Melihat beberapa binatang bersisik segitiga primitif berjalan di dekatnya, dia menyuruh si kucing, "Bunuhlah si binatang bersisik segitiga." Si kucing kecil mengeong dan memberanikan diri menyerang binatang bersisik segitiga, sambil menggigit ekornya Binatang bersisik segitiga ragu dan menatap si kucing. Sambil mengangkat ekornya, binatang bersisik segitiga menghempaskan si kucing seperti bola basket. Kucing bermata tiga mutan berteriak dan berlari ke belakang kaki Han Sen gemetaran. "Dia membohongiku! Pantas saja dia bahkan tidak berkedip saat memberiku ini. Ini jiwa binatang tidak berguna!" Han Sen menatap kucing yang bersembunyi di belakangnya dengan mata terbelalak. Han Sen mencoba beberapa kali, dan kucing itu jelas tidak berguna, bahkan tidak bisa mengalahkan makhluk primitif yang paling lemah, binatang bergigi perunggu. Hanya mebuntuti dan berlari, tidak seperti jiwa binatang mutan lainnya. Tiba-tiba, Han Sen terpikir tentang tipe jiwa binatang. Sepengetahuannya, jiwa binatang yang bisa dipanggil untuk bertarung biasanya adalah petarung atau tunggangan, sementara dia tidak tahu apa-apa mengenai jiwa binatang peliharaan. 27 SOS "Jiwa binatang peliharaan itu apa sih? Bukan cuma buat mainan kan? Aku benar-benar dikerjai Qin Xuan. Aku bisa lakukan apa dengan ini?" Jantung Han Sen mencelos, dan dia membunuh binatang bergigi perunggu yang mengejar si kucing. Saat dia mau memungut si kucing kembali, si kucing mulai mengeong mengitari tubuh binatang bergigi perunggu dengan mulut berliur. "Ambillah." Han Sen menatap kucing bermata tiga mutan dengan penasaran. jiwa binatang petarung normal dan jiwa binatang tunggangan tidak perlu makan, dan mereka bisa pulih di dalam ruang hampa saat terluka. Setelah diizinkan oleh Han Sen, si kucing buru-buru mendekati bangkai itu dan mulai memakannya, tapi jelas sekali gigi dan cakarnya kurang tajam untuk mengoyak kulitnya. Dengan muram, Han Sen menguliti kulitnya, mengiris daging itu dengan pisau dan menyuapi si kucing. Dan makhluk mungil ini memang doyan makan. Binatang bergigi perunggu setidaknya dua kali besarnya dari si kucing dan dia mampu memakan semua dagingnya. Merebahkan diri dengan perut penuh, si kucing hampir tidak bergeming dan Han Sen hampir cemas karenanya. Sambil menggeleng pasrah, Han Sen membawa si kucing kembali dan memutuskan untuk meneliti kegunaan jiwa binatang peliharaan di Jaringan Langit saat dia kembali. Makhluk mutan tidak mudah ditemui. Han Sen sudah di gunung selama lebih dari setengah bulan dan tidak menemukan satupun makhluk mutan. Dia menemukan beberapa makhluk primitif baru untuknya dan sekarang memiliki lebih dari 90 poin geno primitif. Berburu sendirian di gunung cukup membosankan, jadi Han Sen memanggil si kucing untuk bermain dan memberinya makan sebagai hiburan saat dia beristirahat. Perlindungan dari baju baja kumbang hitam membuatnya bisa berlatih Hantu menghantui bahkan saat dia berburu makhluk primitif. Walaupun dia masih belum menguasainya, dia menyadari kelebihan ilmu bela diri ini, khususnya gulat. Ini sangat mudah digunakan, dan bisa melumpuhkan lawan dalam waktu singkat. Akan tetapi, pertarungan jarak dekat bisa sangat berbahaya, dan ada saat-saat di mana dia melakukan gerakan yang salah dan bisa saja terbunuh oleh para makhluk itu. Selama lebih dari sebulan, dia tidak menemukan satupun makhluk mutan, sementara dia membuat banyak kemajuan dalam menggunakan Hantu menghantui. Nantinya, Han Sen tidak lagi memerlukan jubah bajanya saat berburu makhluk primitif. Salah satu hal terbesar yang dia peroleh adalah akhirnya dia melampaui poin geno primitif. Mengingat kenyataan bahwa dia berjuang keras demi poin geno biasa beberapa bulan lalu, suasana hatinya tiba-tiba membaik dan mulai membuat api dan memanggang beberapa daging. "Tolong... Tolong..." Han Sen sedang berbagi daging panggang dengan si kucing bermata tiga mutan yang dia namakan "Meowth" saat dia melihat seorang pria berbaju lusuh berlari ke arahnya meminta tolong. Dia langsung berdiri dan menoleh ke arah tersebut. Dalam sekejap, Han Sen meninggalkan daging itu di tanah, menggendong Meowth dan mulai berlari. "Kawan, tolonglah aku! Aku akan memberimu uang, berapapun yang kau mau," seru pria itu sambil berlari. "Simpan saja uangmu." Han Sen tidak menoleh dan lari sekuat tenaga. Pertama, kamu harus hidup untuk menghabiskan uangmu, dan di sana ada setidaknya seratus binatang mommo mengejarnya. Walaupun binatang mommo hanyalah makhluk primitif, masing-masing beratnya lebih dari dua belas ton dan berkulit keras. Jika dihantam atau diinjak mereka, organ dalamnya mungkin akan berceceran meskipun baju bajanya dipakai, belum lagi jumlah mereka banyak sekali. Bahkan Qin Xuan, Anak Surga dan Pria Peninju ada di sini, mereka pasti kabur dalam situasi ini. "Kawan, jangan terlalu cepat! Tolong aku dan aku akan sangat berterimakasih!" di belakang Han Sen pria itu kehabisan nafas. "Aku juga dalam bahaya. Berdoa saja!" setelah berlari sekian lama, Han Sen melihat tebing curam di depannya dengan ranting hijau menjuntai, lalu menggenggamnya dan mulai memanjat. Keuntungan mendapatkan pin geno dan berlatih Hantu menghantui pun terlihat. Han Sen berada di udara hanya dengan memanjat sedikit dan melompati batu pijakan besar yang menyembul di dinding. Melihat Han Sen memanjat, pria itu juga lari dan ingin menirunya. Pria itu antara terlalu lemah atau terlalu lelah, sehingga dia jatuh terpeleset setelah mencoba beberapa kali. "Tolonglah, kawan!"dengan binatang mammo yang kurang dari 30 kaki jauhnya , pria itu hampir menjerit. "Sebentar!" Han Sen mengambil ranting yang dipegang pria itu dan mulai menariknya kencang. Kegirangan, pria tersebut merangkak ke atas memanfaatkan tenaga Han Sen. Ketika dia berada 30 kaki dari tanah, dia mendengar binatang mammo berlari menuju tebing. Han Sen dan pria itu merasa seolah-olah gunung pun terguncang. Sambil menarik dan memanjat, pria tersebut akhirnya berada di pijakan. Setelah sampai di pijakan, pria tersebut merebahkan diri seakan-akan dia lumpuh, sambil tersengal-sengal, tidak mampu berbicara They wouldn''t even leave after they got up, roaring at the platform. "Teman, apa sih yang kau lakukan pada mereka?" Han Sen memandang ke bawa ke arah binatang mammo yang berlari bertabrakan. Tetapi mereka tidak bisa memanjat karena mereka bahkan lebih besar dari gajah. "Lupakan. Benar-benar sial." pria itu menenangkan diri, mengambil sebungkus rokok dari kantongnya, menyalakannya dan menawarkannya pada Han Sen, "Kau menyelamatkanku dan aku, Lin Beifeng, akan selalu mengingatnya. Akan kubalas budimu setelah kembali ke penampungan." "Lebih baik dengan uang." Han Sen menatap rokok itu dan tahu dia pasti kaya-raya. Sebungkus rokok Schwarzwald harganya lebih dari sepuluh ribu, dan tidak perlu berbasa-basi dengan orang sekaya itu. 28 Makanan Mahal "Kawan, siapa namamu?" Lin Beifeng melemparkan pemantik ke arah Han Sen. "Han Sen." Han Sen menangkap pemantik itu dan menyalakan rokoknya. Terbuat dari tembakau yang dihasilkan Schwarzwald, rokok tersebut aman bagi tubuh dan sangat menyegarkan. Bagi siapapun yang mempertaruhkan hidupnya di Tempat Suci Para Dewa, rokok Schwarzwald tentunya kiriman dari langit. "Sen, percayalah, saat kita kembali ke penampungan, kau bisa memiliki uang sebanyak yang kau mau. Hal yang bisa diselesaikan dengan uang bukanlah masalh untukku..." Mereka mengobrol sebentar, dan Han Sen paham apa yang terjadi. Lin Beifeng tidak hanya kaya, tapi super kaya-raya. Dia juga beruntung ditempatkan di penampungan yang mana dia memiliki kenalan dekat. Jadi dia membeli banyak jiwa binatang mutan: baju baja, senjata,tunggangan, petarung, dan seterusnya. Dia juga mempekerjakan sebuah kelompok untuk berburu dengannya, bermaksud untuk memburu makhluk berdarah sakral. Dengan keberuntungannya, mereka memang menangkap seekor makhluk berdarah sakral, tapi setelahnya tidak begitu beruntung. Orang-orang yang dia rekrut meninggal atau kabur, dan dia berlari ke atas gunung. Setelah semua mara bahaya tersebut, dia mampu bertahan, tapi kehilangan hampir semua jiwa binatang yang dia beli. Jika bukan karena Han Sen, dia telah mati dibunuh binatang mammo. "Sen, seberapa jauh Penampungan Agung dari sini?" tanya Lin Beifeng. "Di sinilah Penampungan Agungmu" Han Sen tertawa. "Lin Beifeng kaget. "Sen, kau bercanda ya?" "Aku datang dari Penampungan Baju Baja, dan butuh dua minggu untuk kembali ke sana." "Sial! Aku benar-benar di daerah penampungan yang lain." Lin Beifeng sangat depresi. Dia memiliki teman di Penampungan Agung, dan mudah baginya untuk membeli daging dan jiwa binatang. Tapi tidak ada yang dikenalnya di penampungan lain, jadi bahkan dengan uangnya akan sulit untuk membeli daging dan jiwa binatang tingkat tinggi. "Hey, apa yang kau lakukan dengan binatang mammo? Mereka sungguh keras kepala." Han Sen melihat kebawah lagi dan binatang mammo masih di sana, meraung dan berdiri dengan kaki belakangnya, mencoba memanjat ke atas pijakan batu. "Uh, aku sedang berjalan dan merasa lapar. Jadi aku melihat mammo muda yang sedang makan rumput, dan..." kata Lin Beifeng dengan getir. "Sungguh sial. Sepertinya kita terjebak di sini untuk beberapa waktu, jadi sebelum mereka pergi, mari berakrab ria." Han Sen tertawa. "Baik, ayo kita lakukan." Lin Beifeng tersenyum setuju dan mendekati Han Sen, "Sen, aku haus. Apa aku bisa minum dari botolmu?" "Sepuluh ribu per gelas," kata Han Sen memicingkan matanya. "Sial! Apanya yang bersikap baik?" seru Lin Beifeng. "Kamu bayar, aku jual. Bukankah itu indah?" "Tapi airmu kemahalan. Bahkan lebih mahal dari air Planet Snowspring. Dan sepuluh ribu bisa membeli beberapa botol air itu. Tidak mungkin air Planet Snowspring yang kau punya." kata Lin Beifeng melirik botol air Han Sen. Meskipun ini air dari kolam, kau tidak tahu berapa lama kita terperangkap di sini. Air itu nyawa saat ini, dan kita akan mati dalam seminggu tanpa air. Dan menurutmu itu tidak berharga?" Han Sen tersenyum. "Itu berharga... tapi dompetku hilang di tengah jalan. Bisakah kau memberiku hutang dan aku akan membayarmu dua kali lipat saat kita tiba di penampungan," kata Lin Beifeng. "Kita tidak kenal satu sama lain, dan kau masih berhutang padaku biaya penyelamatan nyawa. San sekarang kau mau minta airku secara kredit. Kamu mempersulit diriku." Han Sen terlihat ragu-ragu. "Tiga kali.... tidak... empat kali..." "Deal." "Han Sen mengeluarkan gelasnya dan menuangkan segelas air untuk Lin Beifeng. Lin Beifeng minum dalam satu tegukan dan memberikan gelas kosong itu tiga kali lagi untuk diisi air. "Cukup untuk hari ini. Aku tidak punya banyak air dan harus menyimpannya. Kita tidak tahu kapan binatang mammo itu pergi."Han Sen menjauhkan botol airnya saat Lin Beifeng meminta untuk keempat kalinya. "Sen, kau begitu kuat, begitu berani, dan begitu impresif sampai kau mampu berburu sendirian di tengah gunung" "Apa yang kau inginkan" Han Sen memutar bola matanya. Lin Beifeng mendekati Han Sen dan berkata, "Sen, jiwa binatangku seluruhnya hancur dalam perjalanan kemari. Sekarang aku merasa tidak aman tanpa jiwa binatang padaku. Apa kau punya jiwa binatang ekstra untuk dijual?" Omong-omong soal jiwa binatang, Han Sen telah membunuh cukup banyak jiwa binatang primitif belakangan ini dan tidak memperoleh jiwa binatang. Dia mungkin telah menggunakan keberuntungannya untuk dua jiwa binatang berdarah sakral yang dia dapatkan. "Tidak ada jiwa binatang. Apa kau mau beberapa dendeng daging primitif?" "Ya, tentu." "Sepuluh ribu satunya." "Sen, sepotongnya begitu kecil!" Terjebak di batu pijakan selama delapan hari, mereka tidak merasa binatang mammo akan pergi meninggalkan mereka. "Kita tidak bisa menunggu lagi. Kita harus cari jalan keluar," kata Han Sen pada Lin Beifeng serius. "Kita masih punya makanan dan air. Mari kita tunggu. Dan mungkin kawanan ini akan pergi." Lin Beifeng masih merasa ketakutan pada binatang mammo. "Kita masih punya air dan makanan, dan juga kekuatan fisik. Jika kita menggunakan semuanya, kita akan kehilangan kesempatan." kata Han Sen. "Tapi bagaimana mungkin dengan kawanan seperti itu?" kata Lin Beifeng pahit. "Jadi kita akan memanjat." Han Sen menunjuk tebing di atasnya. Lin Beifeng memandang tebing yang berdiri tegak menembus awan dan tiba-tiba gemetaran, "Apa kita bisa melakukannya?" "Harus. Lebih baik daripada menunggu ajal, dan kita tidak perlu memanjat jauh. Jika kita memanjat sedikit dan menemukan tempat untuk berdiri, kita bisa jalan memutar dan turun ke sisi lain dari tebing ini.," kata han Sen. "Sen, aku setuju," kata Lin Beifeng cepat. "Bagus. Kita akan mulai memanjat sekarang menggunakan sulur ini." Han Sen menggenggam satu sulur, memastikan bahwa itu cukup kuat dan mulai memanjat. 29 Burung Badai "Sen, kamu begitu bertenaga. Kamu pasti sudah melampaui poin geno mutan." Lin Beifeng berhenti memanjat karena tangannya terasa terlalu sakit, sementara Han Sen masih memanjat dengan cepat. "Bersabarlah. Ada batu yang mencuat di atas sana, dan kita bisa kesana dan beristirahat." Han Sen melongok ke bawah ke arah Lin Beifeng. "Sen, Aku tidak bisa. Apa kita turun kembali saja?" "Tetaplah di situ. Aku akan naik duluan dan menarikmu dengan sulur ini." Han Sen mulai memanjat dengan kaki dan tangannya, dan dia begitu cepat seakan-akan dia berjalan di atas tanah, yang membuat Lin Beifeng terpana. Butuh waktu sebentar bagi Han Sen untuk mencapai batu tersebut dan menggunakan sulur untuk menarik Lin Beifeng ke atas. Batu itu sebesar meja. Keduanya berjalan di atas batu dan melihat sekeliling. Tebing itu begitu curam dan tidak mungkin didaki jika tidak ada sulur tersebut yang menutupi sebagian tebing. "Sen, tinggalah di sini untuk dua hari dan mungkin binatang mammo akan pergi jika mereka tidak melihat kita. Tebing ini sangat curam dan aku tidak sekuat dirimu. Aku tidak bisa naik ke atas," kata Lin Beifeng dengan cemas. "Yah, kau istirahat saja disini, dan aku akan pergi mencari jalan keluar. Jika ada, aku akan kembali padamu. Jika tidak, kita bisa menunggu di sini sampai binatang ammo itu pergi," kata Han Sen dan bangkit berdiri untuk memanjat. "Sen, kamu tidak akan membuangku?" Lin Beifeng menggenggam baju Han Sen seperti anak kecil. "Tidak usah khawatir. Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu saat kau berhutang banyak padaku?" Han Sen menepuk bahu Lin Beifeng dan mulai memanjat . Karena dia telah berlatih Hantu menghantui, Han Sen cukup pandai memanjat. Karena dia lebih kuat sekarang, hal ini juga tidak terlalu sulit untuknya. Han Sen memanjat sampai beberapa ratus kaki dan tidak melihat apapun selain tebing. Sulur itu terus berlanjut sampai ke atas, dan dia berpikir dimanakah ujung akarnya. Han Sen merasa sedikit lelah dan berpikir untuk turun. Tetapi saat mengeceknya lagi, dia merasa ada batu mencuat di atasnya. "Aku akan memanjat ke batu itu dan mengeceknya. Jika tidak ada jalan keluar, aku akan turun untuk makan dan minum. Mungkin kita bisa kabur dari binatang mammo," Han Sen memutuskan untuk terus memanjat. Batu itu lebih jauh dan lebih besar dari bayangan Han Sen. Luasnya sebesar setengah lapangan basket. Saat sampai di batu itu, Mata Han Sen terbelalak. Dia atas batu ada sarang terbuat dari ranting dan akar pohon. Benda itu terlihat seperti sarang walet raksasa, hampir menempati setengah luas batu itu.Sebuah telur setidaknya setinggi tiga kaki tergeletak di tengah sarang. Wow, telur yang sangat besar! Kira-kira ini telur binatang apa ya?" Han Sen bergidik. Binatang itu tidak di sini, tetapi dia tidak berani memikirkan apa yang terjadi jika dia kembali. Besar bukan berarti bertingkat tinggi. Binatang mammo besar tetapi hanyalah makhluk primitif. Akan tetapi, kemampuan membuat sarang dan bertelur di tebing ini membuktikan makhluk itu bukanlah makhluk rata-rata. Mungkin saja itu makhluk berdarah sakral. Jika telur itu milik makhluk berdarah sakral, Han Sen tidak akan melewatkannya. Setelah ragu-ragu, Han Sen mendekati telur itu dan memotong cangkangnya dengan ujung belati. Dia mengeluarkan sedotan dari kantongnya, memasukkannya ke dalam lubang dan mulai menyedotnya. Dengan segera cairan yang terasa manis mengisi mulut Han sen. "Makhluk berdarah sakral telur burung badai dimakan. Tidak memperoleh poin geno sakral." Walaupun tidak memperoleh poin geno sakral, kenyataan bahwa telur tersebut benar-benar makhluk berdarah sakral membuat Han sen senang. Telur itu sangatlah besar, dengan setidaknya ada sepuluh poin geno sakral, jadi dia tidak kaget jika dia tidak memperoleh poin hanya dengan satu suapan dan dia telah memiliki beberapa poin geno sakral dan tidak bisa mendapat kesepuluh poin itu, jadi dia hanya bisa mendapat enam atau tujuh jika dia beruntung. Tetapi poin geno sakral sulit sekali diperoleh sampai-sampai hanya beberapa yang bisa membantu. Han Sen sekuat tenaga menyedot cairan itu dengan sedotan yang dia pakai untuk botol airnya saat dia bersembunyi dari para makhluk jadi dia tidak perlu bergerak. Ternyata benda itu juga berguna untuk menyedot isi telur. Telur itu begitu besar sampai-sampai saat dia akhirnya mendengar pemberitahuan kalau dia memperoleh satu poin geno sakral, dia sudah kekenyangan sampai tidak bisa minum lagi. Han Sen menarik sedotannya, dan menyegel lubang itu dengan tanah liat.Setelah menyimpan sedotannya, Han Sen turun menggunakan sulur tadi. "Sen, kenapa lama sekali? Apa ada jalan keluar?" melihat Han Sen turun dari atas, Lin Beifeng, yang sudah sangat cemas, langsung bertanya dengan suara pelan agar tidak ketahuan para binatang mammo di bawah. "Tidak. Di dini benar benar securam kaca, dan kita tidak bisa kemana-mana." Han Sen menggelengkan kepalanya. "Jadi kita tidak punya pilihan selain menunggu kawanan itu pergi." kata Lin Beifeng lesu. "Tidak apa-apa. Kita masih punya persediaan makan dan minum." Han Sen benar-benar santai sekarang karena dia tidak bisa menghabisi telur mentah itu dalam waktu dekat, jadi dia tidak akan pergi sebelum itu. Mereka berjejalan di atas batu untuk bermalam, dan keesokan paginya Han Sen memanjat ke atas untuk makan telur lagi. Dia memastikan tidak ada makhluk di dalam sarang sebelum dia naik dan membuka segel untuk minum dari telur itu. "Sen, kenapa kau memanjat lagi?" Lin Beifeng penasaran saat Han Sen kembali turun. "Ada makhluk berdarah sakral di atas, dan aku sedang makan besar di atas sana. Kamu mau ikut bersamaku?" Han Sen tertawa. "Untukmu saja." Lin Beifeng meliriknya dan tidak percaya apa yang dia katakan. Bahkan jika memang ada makhluk berdarah sakral, Han Sen lebih memungkinkan untuk jadi santapan mereka. 30 Sebuah Telur Kosong Han Sen memanjat setiap hari untuk mencuri isi telur dan tidak pernah bertemu makhluk berdarah sakral kembali ke sarangnya. Han Sen berpikir induk telur itu mungkin telah diburu. Tetapi untuk amannya, setiap dia selesai minum telur itu, dia kembali ke tempat Lin Beifeng berada daripada tinggal di sarang. Lin Beifeng just assumed that Han Sen was going up to find a way. When they had waited for two or three days, Lin Beifeng looked down, and with the fog he wasn''t sure if the mammo beasts had left. "Sen, bagaimana kalau kita turun sedikit dan mengecek apa mereka sudah pergi" Lin Beifeng tidak bisa menahan lagi panas di siang hari dan dinginnya malam di atas tebing. "Mari kita tunggu dua hari lagi supaya aman. Jika mereka melihat kita sekarang dan menjaga tempat ini seminggu lagi, kita akan kehabisan makanan." poin geno Han Sen lebih tinggi, jadi dia sudah mendengar binatang mammo itu pegi sejak malam sebelumnya. Tetapi dia tidak mau pergi sekarang, karena dia belum menghabisi telurnya. Lin Beifeng berpikir bahwa itu masuk akal, jadi dia menahan diri. Akan tetapi, setelah dua hari, Lin Beifeng masih melihat Han Sen rutin memanjat. Sulur itu hanya menutupi sebagian kecil, dan jika Han Sen hanya mencari jalan, dia seharusnya sudah selesai, jadi kenapa dia terus memanjat? "Ada apa di sana?" Lin Beifeng penasaran, tetapi dia masih tidak percaya ada makhluk berdarah sakral di sana. "Sen, kenapa kau memanjat setiap hari?" Lin Beifeng akhirnya bertanya. "Sudah kubilang, ada makhluk berdarah sakral di sana, dan aku naik untuk makan," jawab Han Sen. "Apa kau bisa membawaku ke sana?" Lin Beifeng tidak percaya perkataan Han Sen tetapi sangat penasaran. "OK!" Han Sen tersenyum, menggenggam satu sulur dan mulai memanjat. Lin Beifeng mengikutinya naik, tetapi dia terlalu lemah sehingga dia berhenti di tengah jalan dan bertanya, "Sen, aku harus berhenti. Kemana kau pergi?" "Kita hampir sampai. Tunggu di sini dan aku akan menarikmu ke atas." Han Sen memanjat naik seperti cicak. Dalam waktu singkat, Lin Beifeng melihat sulur dilempar dari atas. Mengikatkan dirinya pada sulur, dia meminjam tenaga Han Sen dan memanjat. Saat dia sampai di batu itu, Lin Beifeng terpana oleh ukuran telur itu. "Ya tuhan, besar sekali telurnya. Apa ini berdarah sakral?" "Ya, ini telur makhluk berdarah sakral." Han Sen mengangguk. "Wah, ini benar-benar telur berdarah sakral. Sen, kau luar biasa." Lin Beifeng terkejut dengan senang. Dia menghancurkan telur itu dengan tinjunya dan ingin minum. Sambil menjulurkan lidahnya dan menunggu, Lin Beifeng tidak melihat setetes pun isi telur yang keluar dan memukul beberapa kali, membuat lubang pada cangkangnya. "Kemana isi telurnya?" Lin Beifeng memandang kosong ke dalam cangkang berlubang itu. "Aku minum." Han Sen mengedip. "Kau minum?" Lin Beifeng memandang Han Sen. "Beberapa hari yang lalu, aku bilang padamu dan mengajakmu kemari denganku. Kupikir kamu tidak mau datang." Han Sen membentangkan tangannya. Lin Beifeng sangat menyesal sampai dia mau bunuh diri sekarang. "Sen, aku tidak tahu kau bilang yang sesungguhnya. Siapa yang menyangka ada telur berdarah sakral di atas tebing? Kalau aku tahu, aku akan datang, bahkan jika tangan dan kakiku hancur." "Beifeng, jangan cemas. Aku akan memberi tahu kau lain kali jika aku menemukan telur berdarah sakral." Han Sen tersenyum dan menepuk pundaknya. "Sen, Lain kali jika ada berita baik, kau harung ingat untuk memberi tahu aku. Uang bukan masalah, dan aku janji aku tidak akan pernah bilang tidak padamu lagi."LIn Beifeng merasa kesal. "Aku janji." Han Sen berusaha membawanya ke atas demi mendengar ucapan itu darinya. Orang seperti Lin Beifeng bisa menjadi pelanggan yang hebat. Lin Beifeng mendesah selama sesaat, menghancurkan cangkang itu dan membawanya. Dia ingin melihat jika dia merebusnya apakah dia akan mendapat poin geno. "Tidak dalam ratusan tahun," Han Sen tertawa pada dirinya sendiri. Saat mereka sampai di bawah tebing, binatang mammo sudah pergi, jadi mereka kembali ke Penampungan Baju Baja. Saat mereka hampir sampai, Han Sen tersenyum dan berkata pada Lin Beifeng, "Beifeng, reputasiku tidak bagus di sini, jadi aku tidak akan masuk denganmu. Sampai jumpa nanti." Lin Beifeng dengan cepatnya berkata, "Sen, kau pikir aku ini apa? Kita sudah menempuh maut bersama-sama, dan akan ku bunuh siapapun yang melecehkanmu." "Tidak apa-apa. Aku harus pergi dan tidak ingin mendapat masalah. Masuklah sendirian." Han Sen tidak percaya orang bermulut manis seperti dia, jadi dia mengucapkan salam perpisahan dan masuk ke penampungan terlebih dahulu. Telur burung badai menambah lima poin geno sakral Han Sen, yang mana lebih sedikit dari harapannya, tetapi tetap mengejutkan, jadi masih tergolong baik. Sekarang Han Sen memiliki 18 poin geno sakral. Sayang sekali dia tidak mendapat jiwa binatang darinya, tetapi itu cukup normal, karena membunuh sepuluh makhluk bahkan tidak menjamin adanya jiwa binatang. Han Sen cukup beruntung sebelumnya. Han Sen dengan riang kembali ke kamarnya, dan teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Sebelum meninggalkan stasiun, sosok ramping menghalangi jalannya. "Penguasa stasiun! Sungguh tak terduga." Han Sen mengerang dalam hati. Dia benar-benar lupa soal perselisihannya dengan Qin Xuan. "Ikut aku," Qin Xuan menatap dingin, berjalan menuju ruang pertarungan. Dia masih kesal Han Sen mampu memukulnya terakhir kali dan ingin menendang pantatnya sebelum dia bisa merelakannya. 31 Pasangan Berlatih Gratis "Saya akan bertarung dengannya. Dia hanya seorang wanita," Han Sen berbisik pada dirinya sendiri. Han Sen mengetahui bahwa Qin Xuan tidak akan meninggalkannya sendirian tidak peduli betapapun dia berusaha untuk menahan diri. Maka dia tidak dapat terus menerus seperti ini. Dia hampir menguasai Hantu yang Menghantui, dan dia adalah pasangan berlatih yang sangat bagus. Ketika Han Sen berdiri di hadapan Qin Xuan dalam pakaian perang, dia tidak memerlukan banyak usaha dan menendangnya dengan sebuah sapuan kaki. Bagi Han Sen, yang sangat jago dengan serangan mengendap-ngendap, sepanjang dia tidak berkesempatan untuk menggunakan jurusnya itu, dia pasti akan kalah. Oleh karena itu, Qin Xuan memulai pukulannya dan tidak memberikan kesempatan kepada Han Sen. Tetapi dia masih melakukan sebuah kesalahan besar: dia masih tidak menanggapi Han Sen dengan serius dan tidak menganggapnya sebagai seorang lawan yang sepadan. Dia hanya ingin memberinya pelajaran. Oleh karena itu, dia hanya menggunakan kurang dari setengah kekuatannya. Dalam pikirannya, Han Sen masih si Bokong Maniak yang bodoh, seorang berandalan yang bisa diganggu oleh siapapun di tempat penampungan. Qin Xuan tidak bermaksud untuk melukai Han Sen, jadi dia tidak memukul dengan keras. Tetapi yang tidak dia ketahui adalah Han Sen sekarang telah memiliki 18 poin geno sakral dan sedang berlatih Kulit Giok. Walaupun Han Sen tidak sebugar dirinya, jarak di antara mereka tidak terlalu jauh juga. Melihat sapuan kakinya, Han Sen bergerak ke posisi yang tidak dapat dicapai Qin Xuan dan memelintir kakinya dengan kedua lengannya. Dia seketika kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah. Han Sen secepatnya menjatuhkan dirinya di atas Qin Xuan dan mengunci kakinya ke bawah. Qin Xuan tidak menduga gerakan yang begitu bagus darinya, ketika dia menyadari kesalahannya, dia telah terperangkap dan tidak dapat melepaskan diri. Merasa marah dan malu, dia menggeliat namun tetap gagal karena teknik Hantu yang Menghantui yang pintar. Jika dia menggeliat dengan sepenuh tenaga, kedua lengannya akan keseleo atau bahkan patah. Terperangkap oleh Han Sen, mukanya memerah dan dia masih tidak dapat mempercayai bahwa Han Sen telah mengalahkannya dengan gerakan pertama. Dia ingin memberinya pelajaran, dan segalanya menjadi berantakan. "Penguasa stasiun, apakah saya menang?" Han Sen diam-diam merasa senang. "Saya tidak menduga apa yang diajarkan oleh Iblis Tua dapat berhasil. Saya bahkan dapat mengalahkan Qin Xuan." "Kamu tidak akan pernah memang." Qin Xuan sangat marah dan menolak untuk menyerah. Jika ini adalah orang lain mungkin tidak masalah. Tetapi terhadap si Bokong Maniak yang keji ini, dia tidak akan menundukkan kepalanya. Qin Xuan menggeram dan berubah wujud menjadi seekor singa emas yang lebih tinggi dari seorang pria. Han Sen seketika terlempar oleh dirinya, dan singa itu menyambarnya. "Curang! Kita sudah setuju untuk tidak menggunakan jiwa binatang," Han Sen segera berseru. Qin Xuan menghentikan gerakannya ketika cakar singanya hampir menghantam Han Sen. Dia memang pernah berjanji bahwa dia tidak akan menggunakan jiwa binatang. Tetapi dalam kondisi seperti ini, dia telah melupakannya sama sekali. "Baiklah, tidak menggunakan jiwa binatang." Muka Qin Xuan bersemu merah, menyimpan kembali jiwa binatangnya dan meluncurkan sebuah serangan dengan tangannya. Han Sen masih belum menguasai Hantu yang Menghantui sepenuhnya dan kebugaran dan pengalamannya masih agak ketinggalan jika dibandingkan dengan Qin Xuan. Walaupun dia telah menghindar lebih dari 20 gerakan darinya, dia masih bertahan. Qin Xuan tidak berkata apa-apa dan meninggalkannya. Sebenarnya, dia merasa malu karena jika dia tidak menggunakan jiwa binatangnya, dia tidak akan dapat melepaskan diri dari Han Sen. Jadi, pada saat itu dia sebenarnya sudah kehilangan akal. "Saya masih belum cukup kuat. Poin geno dan keahlian bertarung saya bahkan masih jauh tertinggal darinya." Han Sen menyadari bahwa dia tidak dapat mengejar ketinggalan dengan yang terbaik di Tempat Penampungan Baju Baja dalam waktu yang begitu singkat, sementara itu dia masih agak kecewa karena dia bahkan tidak dapat menahan 30 gerakan darinya. Muka Qin Xuan masih bersemu merah setelah mandi. Dia benar-benar merasa malu karena telah ditempatkan pada posisi yang sangat sulit oleh si Bokong Aneh. "Ada yang tidak beres. Walaupun keahlian bergulatnya cukup bagus, dia tidak mungkin dapat mengunci saya tanpa kebugaran yang hebat. Bagaimana caranya dia memperoleh begitu banyak poin geno?" tiba-tiba Qin Xuan kepikiran. Dia segera memanggil data yang telah dikumpulkan dalam baju perang Han Sen. Qin Xuan merapatkan bibirnya dan mengutuk, "Bangsat itu, dia pasti sudah memaksimalkan poin geno mutannya. Dia hanya berpura-pura lemah di hadapanku agar saya meremehkannya. Bokong Aneh, saya tidak akan pernah berdamai denganmu." Sejak saat itu, setiap saat Han Sen melewati stasiun teleportasi, Qin Xuan akan selalu memanggilnya masuk ke ruang pertarungan. Han Sen mematuhinya dengan senang hati. Keahlian bergulat seperti Hantu yang Menghantui memang memerlukan banyak latihan, dan dengan seorang pasangan berlatih sebagus Qin Xuan, dia akan dapat mengasah tekniknya. Sakit yang dirasakan tidak seberapa dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Jika bukan karena Qin Xuan, Han Sen mungkin hanya dapat berlatih saat dia mempertaruhkan nyawanya, yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan bertarung dengannya. Tentu saja, Han Sen sangat berhati-hati agar dia tidak menyadari bahwa dia sedang memperalatnya. Setiap saat dia akan sengaja memancing kemarahannya agar dia akan selalu memanggilnya masuk ke ruang pertarungan. Qin Xuan seringkali mencari masalah dengan Han Sen tetapi dia masih belum merasa puas. Setiap kali dia melihat senyuman di wajahnya, dia akan merasa marah dan berkeinginan untuk menghajarnya. Ini sudah hampir menjadi sebuah kebiasaannya. 32 Ritual Antar Pria Binatang bergigi tembaga yang diberikan makanan oleh Han Sen telah berubah warna menjadi ungu dan ukurannya menjadi lebih besar dalam waktu dua bulan setelah ia berubah menjadi mahkluk mutan. "Apakah saya dapat tetap bersinar di dunia ini semuanya bergantung kepadamu. Tolong segera berubah menjadi mahkluk sakral." Han Sen memandangi kulit ungu mahkluk itu dan berpikir saatnya segera tiba. Menilai dari situasi sekarang, perlu waktu sekitar tiga bulan bagi seekor mahkluk mutan untuk berevolusi menjadi mahkluk berdarah sakral. Periode ini tidak terlalu lama juga tidak terlalu pendek. Hampir tidak mungkin seseorang akan mampu berburu mahkluk berdarah sakral dalam waktu tiga bulan. Bahkan Qin Xuan mungkin tidak mampu berburu seekor mahkluk berdarah sakral dalam waktu setahun. Kini dengan kristal hitam ini, Han Sen sanggup mendapatkan seluruh mahkluk berdarah sakral dalam waktu setiap tiga bulan, dan hal ini cukup menakjubkan. "Berikan saya waktu yang cukup, dan saya dapat dengan mudah berevolusi dengan seluruh keempat jenis poin geno maksimum. Pada saat itu, saya tentu saja akan memperoleh gelar aristokrat berdarah sakral." Han Sen menjadi semakin bersemangat. Dia tidak melihat Qin Xuan di stasiun teleportasi dalam perjalanan pulang ke rumah. Dia mungkin sudah terlalu lelah dengan permainan ini atau mungkin hanya terlalu sibuk. Di luar stasiun, dia melihat seorang gadis berdiri di tepi jalan dan berhenti berjalan. Dia adalah Xue Xi, gadis yang tumbuh besar bersama dengan Zhang Danfeng dan dirinya. Xue Xi berasal dari keluarga orang tua tunggal, dan ibunya membesarkannya dengan bekerja di perusahaan ayah Han Sen. Karena tidak ada orang yang menjaganya, ibunya seringkali membawanya ke tempat bekerja, dan dia selalu bermain dengan Zhang Danfeng dan Han Sen. Kemudian, Han Sen mendengar bahwa ayah Xue Xi masih hidup dan menemukan ibunya dan dia. Setelah kejadian Ayahnya, Han Sen tidak memiliki tenaga lebih untuk mengetahui lebih banyak tentang keluarga Xue Xi. Tetapi dia sempat mendengar bahwa Xue XI adalah anak haram dan ayahnya hanya mengambilnya kembali setelah istrinya meninggal. "Sen!" Xue Xi juga melihat Han Sen dan berseru. "Mengapa kamu berada di sini?" tanya Han Sen, kebingungan. "Sen, saya sudah berusia lebih dari 16 tahun dan dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa sekarang," Xue Xi berkata sambil tertawa cekikan. "Cepat sekali?" Han Sen kaget. Dalam bayangannya, Xue Xi masih adalah seorang gadis kecil, dan sekarang dia bahkan dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa. "Saya hanya lebih muda beberapa bulan darimu. Jangan anggap saya masih anak kecil ya," kata Xue Xi dengan nada yang kurang senang. "Betul sekali. Betapa cepatnya waktu berlalu!" Han Sen memandangi tubuhnya yang sudah berkembang dengan baik dan tersenyum. Dia bukan lagi seorang gadis kecil. Wajah Xue Xi bersemu merah saat Han Sen memandanginya. Ketika dia hampir mengatakan sesuatu, terdengar suara deruman mesin, dan mereka melihat seorang anak muda yang berpakaian rapi datang menghampiri dari sebuah pesawat pribadi yang terparkir di pinggir jalan. Anak muda ini berusia sekitar 20 tahun, dan pesawat pribadi itu bernilai lebih dari sepuluh juta. "Dik, saya sudah memberitahumu sebelumnya untuk menggunakan peralatan teleportasi pribadi kita. Tidak terelakkan kita akan bertemu dengan orang yang menyebalkan di stasiun teleportasi." Anak muda ini bahkan tidak memalingkan kepalanya ke Han Sen dan langsung berjalan menuju Xue Xi. "Kak, dia adalah temanmu pada masa kecil," Xue Xi buru-buru menjelaskan. "Hmmm, kita harus kembali," Anak muda itu tidak menghiraukan penjelasannya, menarik tangannya dan mengarahkannya menuju ke pesawat. "Sen, saya akan kembali lagi," Xue Xi berkata pada Han Sen dengan lembut sebelum pergi. Anak muda itu kembali untuk memperingatkan Han Sen. "Orang seperti dirimu tidak pantas menjadi temannya. Jauhi dia atau kamu akan menyesal." "Apakah kamu berbicara kepada saya?" Han Sen menatap padanya. "Kamu tidak percaya dengan apa yang saya katakana?ga " Anak muda itu tiba-tiba maju ke depan, dan secara tiba-tiba memukul perut bawah Han Sen dengan lututnya. Dia berada sangat dekat dengan Han Sen, dan dia sangat cepat. Lututnya tiba-tiba menghantam Han Sen. Han Sen terlihat tenang, tetapi diam-diam meringis. "Tidak ada yang lebih bagus untuk bergulat dibandingkan dengan Hantu yang Menghantui. Bahkan Qin Xuan juga tidak berani dekat-dekat dengan saya sekarang." Sambil memiringkan badannya ke sisi lain, Han Sen menghindari serangan dari lututnya dan menyangkutkan kakinya diantara kaki anak muda itu ke lantai. Han Sen juga menjepit leher anak muda itu dan menariknya dengan sekuat tenaga. Prak! Anak muda itu tiba-tiba kehilangan keseimbangannya dan jauh ke lantai. Terbaring di lantai, dia menatap Han Sen dengan terkejut dan lupa untuk bangun kembali. Dia tidak menyangka pukulannya sia-sia dan tidak percaya bahwa dia dapat dijatuhkan oleh Han Sen. "Sen, apa yang terjadi?" Melihat ada yang tidak beres, Xue Xi berlari turun dari pesawat dan dengan segera menolong anak muda itu bangun. "Tidak apa-apa, hanya ritual antara dua pria. Waktu sudah larut dan saya harus pergi. Mari kita makan Bersama kapan-kapan." Han Sen tersenyum, melambaikan tangannya dan berjalan ke stasiun kereta. "Kak, apakah kamu baik-baik saja?" Xue Xi bertanya pada anak muda itu. "Menarik¡­.sungguh menarik¡­" Anak muda itu memandangi Han Sen meninggalkan mereka dengan senyuman yang aneh. Melihat anak muda itu tersenyum, Xue Xi tiba-tiba merasa penasaran. "Kakak, jangan simpan dalam hati. Dia tidak serius." "Dia bahkan dapat membuat saya terjatuh saat dia tidak serius. Kalau dia serius, maka mungkinkah saya, Fang Jingqi terbunuh?" katanya sambil menyempitkan matanya. "Kakak.. bukan itu maksud saya¡­." Xue Xi merasa panik dan tidak tahu bagaimana menjelaskannya. "Jangan kuatir, dik. Seperti yang dia katakan, itu hanyalah ritual antara dua pria dan saya hanya menyambutnya.'' Fang Jingqi melirik dengan panik ke arah Han Sen berjalan. "Beberapa hari ini, tolong undang dia untuk makan malam di rumah." "Apa?" Xue Xi memandang pada Fang Jingqi dan tidak dapat mempercayai apa yang didengar oleh kupingnya sendiri. 33 Forum Malam Kutub Han Sen tidak lagi berpergian jauh untuk berburu akhir-akhir ini. Dia hanya sendirian setiap saat, jika dia tidak berburu di tempat yang tidak akan dikunjungi orang lain, kemungkinan besar dia tidak akan dapat menemukan makhluk mutan atau berdarah sakral sebelum komplotan Qin Xuan, Anak Surga dan Pria Genggaman. Han Sen pergi ke Jaringan Langit dan masuk ke sebuah forum yang bernama "Malam Kutub" di mana para anggotanya adalah orang-orang dari beberapa planet yang berbeda yang pada saat ini sedang berjuang dalam Tempat Suci Para Dewa. Di sini, orang-orang dari tempat penampungan yang sama akan saling bertukar informasi dan kebutuhan. Walaupun Persekutuan juga memiliki situs yang hampir sama, tetapi lebih mudah untuk masuk ke Malam Kutub karena yang diperlukan hanyalah nama pengguna. Di situs resmi, kamu harus mendaftarkan identitasmu yang sebenarnya. Karena tidak mau orang lain mengetahui identitasnya, Han Sen masuk ke bagian Tempat Penampungan Baju Baja, di mana sudah terdapat banyak sekali tulisan, sekitar 1.000 atau lebih setiap hari. Dia melihat tulisan-tulisan itu, yang sebagian besar adalah informasi tentang jual beli, juga terdapat beberapa informasi rekrutmen. Contohnya, orang-orang kaya akan membayar beberapa orang dari tempat penampungan yang sama untuk melindungi atau membantu anak-anaknya. Akhir-akhir ini, keberuntungan Han Sen sedang meredup. Tidak hanya tidak dapat menemukan makhluk mutan atau berdarah sakral, dia juga tidak berhasil menambah jiwa binatang. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk bekerja untuk mendapatkan uang. Han Sen menelusuri situs itu dan menemukan sebuah lowongan pekerjaan yang menawarkan bayaran yang cukup menarik. Dia agak terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata Lin Beifeng yang memasang lowongan itu. Han Sen sudah lama tidak melihatnya. Sungguh di luar dugaan, ternyata dia juga memasang iklan lowongan di dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Lin Beifeng tidak hanya merekrut orang-orang yang bagus, tetapi dia juga memberikan penawaran untuk daging mahluk mutan dan jiwa binatang. Dia menginginkan semua barang bagus, dan bersedia untuk membayarnya. Sebagian besar orang yang menjawab lowongannya adalah pembaca yang sambil lalu. Bagaimanapun juga, permintaan untuk daging makhluk mutan dan jiwa binatang sangat tinggi sehingga tidak ada orang yang akan dengan mudah menjualnya. Han Sen menelusuri situs itu sebentar lalu melihat ke tulisan yang lain, dan tidak lama kemudian dia menemukan lagi sebuah pekerjaan yang cukup memuaskan. Beberapa anak muda yang baru saja masuk ke Tempat Suci Para Dewa ingin menyewa seorang pemburu yang mahir untuk membantu mereka membunuh makhluk-makhluk primitif. Persyaratannya adalah mampu berhadapan dengan sepuluh makhluk primitif dan melindungi mereka pada waktu yang bersamaan, sendirian. Dengan kata lain, ini adalah pekerjaan menjaga bayi: Mengawasi orang-orang baru ini berkelahi dengan makhluk primitif dan menyelamatkan mereka jika mereka berada dalam bahaya. Pekerjaan ini tidak sulit, tetapi lumayan merepotkan. Biasanya, seseorang yang sudah berpengalaman tidak akan mengambil pekerjaan seperti ini. Tetapi anak-anak muda ini menawarkan bayaran yang cukup bagus, sepuluh ribu setiap harinya untuk melindungi mereka dengan kontrak bermasa sekurang-kurangnya setengah bulan. Han Sen mengirimkan sebuah pesan ke nomor yang mereka tulis dan tidak meninggalkan pesan suara atau gambar dirinya. Dia tidak ingin membocorkan informasi pribadinya, dan itulah alasan dia memilih Malam Kutub. Dia bisa saja masuk ke situs resmi, dimana segalanya diatur dan dilindungi hukum, tetapi dia harus menandatangani kontrak dengan identitas yang sebenarnya. Setelah bersepakat untuk bertemu, Han Sen tidak menutup halaman tersebut namun melanjutkan telurusannya di bagian jual beli. Setelah tombak sabit perunggunya dihancurkan, dia berkeinginan untuk berburu dengan menggunakan senjata jiwa binatang, tetapi sayangnya dia belum mendapatkan keberuntungan dari jiwa binatang sama sekali. Han Sen tidak sedang mencari senjata jiwa binatang tetapi busur dan panah yang terbuat dari logam campuran buatan manusia. Senjata logam buatan alpha dapat membunuh binatang primitif dengan mudah, tetapi tidak sama halnya dengan makhluk mutan. Harganya juga tidak murah, dan biasanya bahkan lebih mahal daripada jiwa binatang primitif. Han Sen mampu menggunakan sebagian besar senjata, tetapi dia telah berlatih memanah dengan sangat giat karena dia berencana untuk berburu sendirian dari kejauhan sebelum dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Tetapi dia telah melupakan satu hal. Dia tidak mampu membeli panah dan busur yang bagus, dan tanpa keduanya, dia bahkan tidak dapat menikam kulit makhluk apapun. Sekarang dia sudah memiliki cukup uang untuk membeli busur dan panah yang terbuat dari logam campuran. Dan dia selalu memiliki keinginan untuk dapat berburu dengan keahlian memanahnya. Ini adalah cara berburu yang aman dan ampuh. Hal yang terpenting di Tempat Suci Para Dewa adalah hanya orang terakhir yang melancarkan serangan memiliki kesempatan untuk memperoleh jiwa binatang Dan panahan adalah salah satu dari ketiga cara yang paling berpotensi untuk mendapatkan durian runtuh. Ilmu panahan memerlukan latihan khusus, maka sebagian orang lebih menyukai ilmu pedang dan pisau. Tidak ada banyak iklan yang menjual busur dan panah. Han Sen ingin berhemat, maka dia mencari barang bekas. Semua busur logam campuran alpha harganya lebih dari satu juta, harga ini terlalu mahal baginya. Untungnya karena panahan kurang populer, tidak ada banyak pembeli yang berkompetisi. Han Sen memperhatikan sebuah iklan yang sudah dipasang sejak tujuh hari yang lalu, ditulis oleh seseorang yang akan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan berencana untuk menjual seluruh barang miliknya. Semua barang sudah terjual kecuali sebuah busur yang terbuat dari logam campuran dan enam anak panah dari logam campuran. "Sebuah busur dari seri Vader Hitam dan anak panah dari seri Saber!" Han Sen telah berlatih ilmu panahan untuk cukup lama dan telah mempelajari seluruh jenis busur dan panah dengan teliti. Untuk membuat persenjataan, logam campuran yang dipergunakan tidak harus yang paling keras, karena jika terlalu keras, ujungnya akan mudah patah. Namun, logam campuran yang keras akan lebih awet. Sama halnya dengan busur dan panah. Ada tiga tipe logam campuran yang dipergunakan dalam busur Vader Hitam. Dua bahan logam yang digunakan untuk membuat busur memberikan jaminan fleksibilitas dan kekuatan pada saat yang bersamaan. Dan logam yang digunakan untuk membuat tali busur bahkan lebih istimewa lagi, cara pembuatannya dimonopoli oleh beberapa perusahaan produksi logam antar bintang. Seri Vader Hitam adalah seri busur logam campuran klasik, dan harganya sangat menakjubkan. Busur Penjelajah yang harganya paling murah bernilai dua juta, belum termasuk anak panah dan tempat anak panah. 34 A Bow in Hand Bab 34: Busur di Tangan Busur yang dijual dalam iklan tersebut adalah "Hari Kiamat" dalam seri Vader Hitam, yang biasanya dijual dengan harga 6.680.000 di toko-toko. Jarak terjauh yang dapat dicapai adalah 2.400 kaki. Dengan busur ini, anak panah Saber dapat menembus baju baja dan kulit makhluk paling primitif dari jarak lebih dari 900 kaki. Namun, si pemanah harus memiliki peringkat kekuatan 7,0 untuk dapat menarik tali busur dari Hari Kiamat. Biasanya, hanya mereka yang telah memiliki poin geno mutan maksimum yang dapat mencapai peringkat kekuatan 7,0, dan persyaratan ini hanya untuk dapat menarik tali busur. Kecuali kalau kamu berhasil membunuh hanya dengan satu kali memanah setiap kalinya, maka kamu tidak perlu menarik tali busur untuk kedua kalinya, kamu akan memerlukan peringkat kekuatan lebih dari 8,0 untuk dapat menggunakan busur ini. Biasanya, jika seseorang telah mendapatkan seluruh poin geno biasa, primitif dan mutan, kekuatannya akan dapat mencapai 10,0 tetapi sebagian besar orang akan lebih memilih untuk menyelesaikan evolusinya dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua sebelum peringkat mereka mencapai 8,0. "Pantas saja tidak ada orang yang membeli busur ini, mereka yang memiliki kemampuan untuk menggunakan busur ini tidak akan peduli dengan jumlah uang tidak seberapa ini dan membeli senjata bekas. Apalagi mereka yang tidak dapat menggunakan senjata ini, tentu juga tidak akan membelinya." Han Sen mengirimkan sebuah pesan untuk pemilik iklan tersebut dan menawarkan uang sejumlah satu juta untuk busur dan anak panahnya, yang kalau di toko mungkin akan bernilai lebih dari tujuh juta. Dia hanya menyimpan dua juta dari enam juta yang dia dapatkan dari hasil menjual kapak emas dan memberikan sisanya untuk ibunya. Setelah menghabiskan satu juta untuk mempelajari Hantu yang Menghantui, dia sendiri sebenarnya tidak yakin apakah dapat membeli busur dan panah hanya dengan uang satu juta. Pemilik iklan itu tidak memberikan balasan. Dia mungkin sedang offline atau dia tidak menghiraukan penawaran ini. Han Sen menunggu selama lebih dari setengah jam dan hampir putus asa. Dia melihat tulisan-tulisan lainnya tetapi tidak berhasil menemukan apa-apa. "Yah, sekarang barang murahan sudah cukup. Mungkin saya akan dapat memperoleh panah dari jiwa binatang dalam beberapa hari ini," Han Sen menghibur dirinya sendiri dan pergi mandi. Ketika dia kembali melihat layarnya, dia melihat pesan dari pemilik iklan yang hanya berisi sebuah laman dari situs jual beli yang terkenal, di mana tertera harga sebesar satu juta. Han Sen hampir saja melompat kegirangan dan segera membayar barang itu setelah mendapatkan konfirmasi. Barang itu segera dikirimkan, dan akan sampai di Planet Roca di hari berikutnya. Tempat Suci Para Dewa dapat digunakan sebagai stasiun pengiriman untuk mengirimkan barang-barang dalam Persekutuan, jadi ada banyak transaksi antar planet yang berbeda diselesaikan dengan cara ini, dan ini jauh lebih cepat daripada pesawat luar angkasa antar bintang. Keesokan paginya, Han Sen mendapatkan sebuah paket dari tukang pos robot. Setelah menandatanganinya, dia tidak sabar untuk membukanya. Busur logam berwarna hitam dan ungu ini memiliki tali busur yang tampak seperti garis perak. Dengan memegangi busur di tangannya, Han Sen tiba-tiba merasa kuat. Busur ini terawat dengan baik dan tampak seperti baru, hanya saja ada beberapa goresan. Enam anak panah Saber yang terbuat dari logam campuran bersinar memancarkan sinar yang dingin. Sungguh diluar dugaan, Han Sen bahkan mendapatkan tempat anak panah yang sepadan. Walaupun sudah pernah dipakai, tidak ada anak panah yang rusak. "Sebuah busur di tanganku, dunia adalah milikku. Saya tidak perlu mengambil resiko untuk mendekatinya di saat saya mencuri makhluk berdarah sakral dari Anak Surga lain kali." Han Sen mengusap busur itu dan tertawa. Karena tidak ada arena panahan di dekat tempatnya, Han Sen hanya dapat mencoba untuk menarik tali busur beberapa kali. Memang cukup berat. Bahkan dengan kekuatan yang dimilikinya, dia hanya dapat menarik dua belas kali sebelum tangannya mulai merasa sakit. "Lumayan nih." Han Sen merasa sangat senang dengan kejutan ini. Dia belum pernah menguji kekuatannya selama ini, tetapi peringkatnya pasti sudah lebih dari 8,0 sekarang, kalau tidak demikian, dia tidak mungkin dapat menggunakan busur itu dengan begitu baik. Han Sen pergi ke toko persenjataan yang terdekat dan membeli 20 panah Kilat dan 20 panah Langit Jatuh. Tempat panah yang dia miliki yang dapat menampung 50 anak panah terlihat agak kosong melompong, bahkan dengan anak panah yang sudah tersimpan di dalamnya. Anak panah Langit Jatuh harga jauh lebih murah, masing-masing serratus. Mereka terlihat seperti anak panah Saber tetapi fungsinya tidak sebagus itu. Han Sen membeli anak panah Langit Jatuh hanya untuk berlatih, karena anak panah Kilat terlalu mudah patah dan enak anak panah Saber terlalu mahal jika digunakan untuk berlatih. Han Sen bermain dengan busur barunya, Hari Kiamat, selama beberapa saat dan langsung jatuh cinta padanya. Saat untuk bertemu dengan klien mudanya sudah hampir tiba, Han Sen mengambil busur dan anak panahnya dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Ketika dia tiba di tempat yang disepakati untuk bertemu, dia melihat belasan orang sedang mengelilingi beberapa anak muda dengan baju baja biologis dan dia pun menyadari bahwa dia bukanlah satu-satunya kandidat. Mondar-mandir untuk mendapatkan sepuluh ribu dolar setiap harinya terdengar seperti pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Namun, seekor makhluk primitif hanya bernilai beberapa ratus, dan memerlukan tenaga untuk memburunya dan memindahkan mayat makhluk itu. Han Sen mengerutkan kening melihat kerumunan itu dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu. Dia hanya ingin mencari pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan uang. Dengan kompetisi yang sengit ini, dia lebih baik mencari pekerjaan lain. Ketika dia sudah bersiap-siap untuk pergi, Han Hao dan beberapa orang datang bersama-sama. Tampaknya mereka juga datang untuk menemui anak-anak muda itu. "Oh, si Bokong Maniak juga ada di sini, terlihat tampan dengan busur dan panah. Apakah kamu juga datang untuk melindungi tuan?" seorang anak muda di sebelah Han Hao menertawakannya, dengan nada yang dilebih-lebihkan. Pernyataannya menarik perhatian kerumunan itu, karena Bokong Maniak adalah julukan yang terkenal di Tempat Penampungan Baju Baja. Orang-orang itu mulai mengejek Han Sen. "Bokong Maniak , kamu kira kamu itu siapa?" "Bokong Maniak , kamu emangnya bisa mengalahkan makhluk biasa sekalipun?" "Sepertinya para tuan muda itu yang malah perlu melindunginya." 35 Siapa yang Harus Pergi Bokong Maniak sudah sangat terkenal sehingga ejekan yang melecehkan pun bertubi-tubi terlemparkan padanya. Anak muda yang bermaksud untuk menyewa mereka pun datang menghampirinya, dan salah satu dari mereka yang berpostur kasar dan kurus memandangi Han Sen dengan penasaran dan berkata," Jadi kamu adalah Bokong Maniak yang legendaris itu?" "Ya," jawab Han Sen dengan lugas. Dia tidak menganggapnya adalah hal yang buruk, karena hanya dia satu-satunya orang yang pernah menikam bokong Qin Xuan di dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Ini sebenarnya adalah sejenis pencapaian. Anak muda itu jelas cukup penasaran dengan Han Sen. Dia tiba-tiba berkata, "Apakah kamu juga ke sini karena pekerjaan itu?" Han Sen mengangguk: "Jika kamu tidak menyukai ide itu, saya dapat pergi sekarang." "Tidak, jika kamu tidak memiliki pertanyaan, kita dapat menandatangani kontrak sekarang juga," anak muda itu menimpali dengan cepat. Kerumunan itu pun menderam ketika mendengar keputusan anak muda itu. Bahkan teman dari anak muda itu tampak terkejut. Mereka menarik anak muda itu di pinggir dan berkata, "Yuan, dia adalah Bokong Maniak. Apa yang akan kamu lakukan dengannya?" "Benar, Yuan. Jika kita berada dalam bahaya, dia mungkin akan kabur lebih cepat daripada kita. Buang-buang uang saja." "Saya sudah menyewanya, dan kalian dapat memilih yang lain," anak muda yang bernama Yuan bersikeras dan menandatangani kontrak dengan Han Sen. Teman-temannya yang lain tidak berkomentar lagi setelah itu dan memilih beberapa kandidat lain yang terlihat berpengalaman. Han Hao menunjukkan senjata jiwa binatang mutan kepada mereka dan terpilih. Dua orang lainnya yang datang Bersama Han Hao menunjukkan beberapa keahliannya dan juga mendapatkan pekerjaan itu. "Bokong Maniak, kau hanya bernasib baik berkat kebaikan hati dan rasa penasaran dari tuan muda," Liu Feng, salah satu dari mereka berkata ketika berjalan melewati Han Sen. "Nasib saya memang selalu bagus," kata Han Sen dengan bangga. Para klien telah memilih sepuluh pria yang berpengalaman untuk melindungi mereka dalam perburuan makhluk primitif. Dengan tim sebesar ini, mereka bahkan dapat berburu segerombolan makhluk primitif. Mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan merasa senang dan mencoba untuk selalu menyanjung klien-klien mereka. Mereka mengetahui dengan jelas latar belakang dari anak-anak muda yang menggajinya. Klien-klien muda ini sebenarnya memiliki keahlian bertarung yang sangat bagus, dan mereka pastinya adalah lulusan dari sekolah yang mewah. Walaupun mereka baru saja masuk ke Tempat Suci Para Dewa, kebugaran dan keahlian mereka jauh lebih baik daripada Han Sen ketika dia baru saja masuk ke tempat itu. Mereka hanya kekurangan pengalaman berburu. Ketika para klien sedang berburu makhluk primitif, Han Sen hanya melatih ilmu panahannya di sisi lain. Pada awalnya dia memilih untuk berlatih panahan karena ilmu ini lebih sedikit peminatnya dibandingkan dengan keahlian menggunakan senjata lainnya. Dia tidak mungkin dapat mempelajari teknik bertarung dengan pedang dan pisau tingkat tinggi dalam sistem pendidikan publik, sedangkan satu-satunya hal yang diperlukan dalam panahan adalah ketepatan. Han Sen masih berusaha untuk mengetahui kinerja dan karakteristik Hari Kiamat, maka dia memilih beberapa pohon di sekelilingnya sebagai sasaran untuk berlatih. "Bokong Maniak, kamu hanya menghabiskan tempat. Mengapa kamu memanah sia-sia dan tidak mempedulikan klien kita?" Liu Feng merasa bingung dengan kelakuan Han Sen dan memperhatikan panahannya dengan sombong. "Kamu bahkan tidak dapat memanah sesuatu yang berjarak kurang dari 60 kaki." Han Sen tidak menggubris Liu Feng. Dia hanya sedang menguji anak panah dan tidak berfokus pada satu target, oleh karena itu tembakannya terlihat berantakan. "Biarkan saja. Ini hanya tindakan amal. Klien-klien kita sama sekali tidak mengharapkan dia untuk membantu mereka," yang lain hanya tertawa. "Benar. Kamu patut berterima kasih, Bokong Maniak!" Liu Feng meludah dan bergabung dengan yang lainnya. "Jangan bilang kamu kenal saya ya," Han Hao mencari kesempatan untuk berbisik kepada Han Sen dan kembali berkumpul dengan teman-temannya. Para klien banyak kemajuan. Pada awalnya, mereka memerlukan sedikit bantuan, dan dalam waktu singkat mereka sudah dapat memburu makhluk primitif yang lebih ganas sendirian. Tidak salah lagi, sekolah yang mewah menghasilkan murid yang hebat. Mereka yang datang dari pendidikan wajib terintegrasi tidak akan berani untuk memburu makhluk primitif sendirian tanpa berbekal pengalaman yang sebelumnya. Segalanya berlangsung dengan sangat lancar sehingga semua orang kehilangan kewaspadaannya. Ketika para klien sedang berburu tiga binatang primitif bertutul, salah satu binatang pura-pura mati dan menyerang seorang klien muda saat dia menghampirinya. Klien muda itu sangat ketakutan, menyesali bahwa dia tidak mengenakan pelindung kepala yang terbuat dari logam campuran. Tetapi penyesalannya terlambat. Semua orang melihat dengan ketakutan dan berteriak. Wussss! Sebuah anak panah melesat di samping wajah klien dan tepat mengenai mata kiri binatang bertutul. Binatang itu merintih dan jatuh ke tanah. Han Hao dan yang lainnya mengerumuni binatang bertutul itu dan memotong mayatnya menjadi potongan-potongan kecil. "Bokong Maniak, mengapa kamu menembakkan panah? Kamu hamper melukai Qing!" Liu Feng membalikkan badannya dan memarahi Han Sen. Orang-orang lain pun mengikutinya, mengkritik Han Sen. Mereka sebenarnya merasa malu, tetapi bukannya merefleksi diri, mereka memilih untuk menyalahkan Han Sen. Dalam pandangan mereka, Han Sen hanya semata-mata beruntung dan berhasil menembak binatang itu, karena Bokong Maniak tidak pernah bagus dalam hal apapun. "Pergi!" Yuan tiba-tiba berteriak dengan muka masam. "Apakah kamu dengar itu Bokong Maniak? Yuan baru saja memintamu untuk pergi," teriak Liu Feng. "Aku memintamu untuk pergi." Yuan menatap Liu Feng dengan dingin. "Aku membayarmu untuk melindungi kami, dan apa yang kau lakukan saat Qing berada dalam bahaya? Tidak ada! Dan kau bahkan mencoba untuk menyalahkan satu-satunya orang yang menjalankan pekerjaannya. Kalian semua, pergi, dan aku tidak mau melihat kalian lagi." 36 Pakar Panahan "Yuan, kau dapat mengusir kami, tetapi berdasarkan kontrak kita, ini adalah pelanggaran. Kau harus membayar sisa uangnya," cibir Liu Feng. "Pergi saja." Yuan melemparkan setumpuk uang pada mereka dan tidak mau melihat mereka lagi. Liu Feng dan anggota yang tersisa memungut uang itu. Walaupun mereka merasa marah, mereka tidak berani melukai kliennya karena mereka tahu siapa klien-klien muda ini. Mereka melirik pada Han Sen dan berkata, "Tuan-tuan, kita berada cukup jauh dari tempat penampungan, jadi harap berhati-hati, karena kau mempercayai seseorang yang tidak dapat diandalkan." "Dia seratus kali lebih dapat diandalkan daripada kalian," Yuan membalas. Mereka yang disewa tidak berani mengekspresikan kemarahan mereka di hadapan Yuan, jadi mereka hanya pergi. "Bokong¡­panahmu sangat dahsyat.." komentar Qing setelah yang lainnya sudah diusir. Dia tidak ingin memanggil Han Sen Bokong Maniak tetapi dia baru sadar kalau dia tidak mengetahui namanya. "Peringkatnya pasti telah mencapai 7,0 sehingga dapat menggunakan Hari Kiamat. Tentu saja, itu sangat bertenaga," kata Yuan. "7,0?" Tetapi mereka mengatakan bahwa dia¡­" Qing dan yang klien lainnya melihat Han Sen dan busurnya, merasa tidak yakin. Bagaimanapun juga, cerita tentang Bokong Maniak sudah sangat terkenal sehingga bahkan mereka juga mengetahuinya. "Maksud saya setidaknya 7,0. Dia menembakkan begitu banyak panah saat latihan, dan jika kekuatannya tidak mencapai 8,0, tentu tidak akan mudah baginya," kata Yuan, sambil menatap Han Sen. "8,0!" Mereka bahkan lebih terkejut lagi dan tetap menatap Han Sen seolah-olah mereka belum pernah melihatnya. Semua orang dengan peringkat 8,0 sudah berada pada tingkat tinggi dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, sehingga mereka tidak dapat mempercayai bahwa Bokong Maniak bisa begitu kuat. "Bolehkah saya mencoba busurmu?" Salah satu klien masih tidak yakin dengan kata-kata Yuan. Han Sen tersenyum dan menyerahkan Hari Kiamat kepadanya. Klien muda itu memeganginya dengan kedua tangan dan mencoba untuk menarik talinya, tetapi tali busur tidak bergerak sama sekali. Dia mencoba beberapa kali dan tetap tidak dapat menarik tali busur. Walaupun mereka adalah lulusan sekolah terkenal dan telah berlatih seni geno hiper semenjak masih anak-anak, tubuh mereka masih belum dikembangkan oleh poin geno, maka kekuatan mereka mungkin hanya mencapai maksmimum 3.5, jauh di bawah persyaratan untuk dapat menggunakan Hari Kiamat. "Kau lemah sekali. Biarkan aku yang mencobanya." Klien lainnya tidak tahan melihatnya dan meraih busur itu, Dia juga gagal melakukannya walaupun telah berusaha beberapa kali. Setiap orang mencobanya kecuali Yuan, dan tidak ada yang dapat menarik tali busurnya. Hanya setelah itu, mereka merasa terkesan dengan Han Sen. Panahan hanya dipelajari oleh beberapa orang dan memerlukan usaha yang sangat keras. Jadi sebagian besar orang tidak banyak mengetahui tentang busur dan panah, apalagi betapa bagusnya Hari Kiamat. Sebagai contoh, Han Hao dan teman-temannya tidak mengetahui bahwa busur Han Sen bernilai jutaan, jika tidak mereka tidak akan menertawakannya seperti itu. Para klien tidak lagi meremehkan Han Sen,setidaknya karena Han Sen telah menyelamatkan jiwa Qing. Mereka menanyakan namanya dan memanggilnya "Sen" sejak saat itu. Bagaimanapun juga, Tempat Suci Para Dewa adalah tempat dimana mereka yang kuat akan dihormati, dan keahlian panahan dan kekuatan Han Sen sungguh-sungguh sangat mengesankan. "Sen, dapatkah kau menunjukkan kepada kamu keahlian panahanmu yang sebenarnya?" Qing mengusulkan. Klien lainnya menatap Han Sen dengan sangat berantisipasi. "Keahlian memanahku hanya biasa saja," Han Sen tertawa. "Jangan merendah. Ketika seseorang terlalu merendah, mereka sebenarnya merasa bangga," kata Qing. "Ok, saya akan mencobanya kalau begitu." Han Sen juga sudah merasa gatal untuk mempraktekkan keahliannya. Sejak dia menerima Hari Kiamat, dia belum mencoba batasannya. Para klien merasa sangat senang. Han Sen melihat ke sekelilingnya dan berjalan ke arah lereng. Dia menentukan sasarannya dan secara perlahan menarik sebuah panah Saber. Ketika dia menarik tali busur, pembuluh darah yang berwarna biru dan membengkak muncul di lengannya. Panah itu meninggalkan tali busur dalam sekejap mata dan hilang dalam hutan. "Apakah dia tidak mengenai sasaran?" Qing dan yang lainnya tidak mendengar suara mangsa yang terkena panah dan mengira dia tidak mengenai sasaran. "Jaraknya terlalu jauh. Hutan itu berjarak sekurang-kurang 400 yar dari sini. Dapat dimaklumi kalaupun tidak mengenai sasaran," kata Qing. "Ayo, mari kita cari tahu," Han Sen berkata dan berjalan menuruni bukit menuju ke dalam hutan. Para klien mengikutinya dengan ragu-ragu. Seratus meter ke dalam hutan, mereka melihat seekor binatang tutul tersangkut pada sebuah pohon dengan sebuah panah yang menembus kepalanya. "Pantas saja kita tidak mendengar apapun. Panah langsung menghancurkan saraf binatang tutul dan dia bahkan tidak sempet berteriak." Setiap orang merasa sangat terkesan. Jarak ke dalam hutan sekurang-kurangnya 400 yar dari tempat Han Sen berdiri, dan binatang ini terbunuh hanya dalam satu tembakan. Ilmu panahan Han Sen pasti adalah yang terbaik dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Setelah itu, semua klien memuja Han Sen dan mengikuti semua kata-katanya. Han Sen melindungi mereka selama setengah bulan dan menerima uang tunai 150.000. Para klien ingin menandatangani kontrak jangka panjang dengan Han Sen, tetapi dia menolaknya. Dia hanya kekurangan uang pada saat itu. Dalam jangka panjang, dia masih perlu berkonsentrasi pada evolusi dirinya. Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja sendirian dan dihentikan oleh mereka yang telah diusir oleh Yuan di gerbang. Pria-pria ini dipimpin oleh Liu Feng, dan Han Hao juga berada di antara mereka. "Bokong Maniak, kau benar-benar membuatku marah. Bagaimana aku dapat membiarkanmu?" tanya Liu Feng, menggertakan ruas-ruas jarinya sambil perlahan-lahan mendekati Han Sen. 37 Pedang Lebar Milik Siapa Kerumunan penonton mulai berkumpul. Mereka sudah terbiasa melihat Han Sen diganggu. "Bagaimana kau ingin aku menggantiku?" kata Han Sen dengan tenang, melihat Liu Feng mendekatinya. "Biarkan aku menendang pantatmu," kata Liu Feng, melayangkan tinju ke wajah Han Sen. Tinjuan Liu Feng sangat sengit dan cepat. Jika Han Sen terkena pukulan, hidungnya pasti akan hancur. Ketika setiap orang membayangkan apa yang akan diderita Han Sen, dia memiringkan badannya dan menghindari tinjuan. Sementara itu, dia membuat Liu Feng tersandung dengan kakinya dan jatuh terkelungkup. Liu Feng jatuh dengan keras sehingga hidungnya berdarah dan matanya berair. Terbakar dengan amarah, dia menarik pedang lebar logam campuran alfanya dari sarung pedang dan menghempaskannya ke arah Han Sen. "Berandalan kecil! Beraninya kau menghindar? Aku akan membunuhmu!" Perasaan Han Hao campur aduk melihat situasi seperti ini. Walaupun dia merendahkan Han Sen, Han Sen masih adalah saudara sepupunya, dan Han Hao merasa tidak enak melihat dirinya diganggu dan mungkin akan terbunuh. Tetapi jika dia membantu Han Sen dan semua orang mengetahui dia adalah saudara sepupu dari Bokong Maniak, bagaimana mungkin dia tetap tinggal di Tempat Penampungan Baju Baja? Setelah merasa ragu sesaat, Han Hao memalingkan pandangannya ke samping, sengaja menghindari agar tidak terlihat Han Sen. Han Hao mengira bahwa dia akan segera mendengar teriakan Han Sen, tetapi teriakan yang dia dengar bukan berasal dari Han Sen, tetapi dari Liu Feng. Han Hao cepat-cepat memutar kepalanya untuk melihat apa yang telah terjadi dan tidak dapat mempercayai matanya sendiri. Pedang lebar logam campuran alfa Liu Feng sekarang berada di tangan Han Sen dan Liu Feng tertahan tersemat di lantai dengan lengan yang terpelintir di belakangnya, berteriak sementara merasa terlalu takut untuk menggeliat. Han Hao tidak melihat berlangsungnya kejadian itu, tetapi yang lain melihatnya dengan jelas. Mereka sangat terkejut sehingga berdiri di sana dengan mulut yang terbuka. Ketika Liu Feng mengayunkan pedang lebarnya ke Han Sen, semua orang mengira Bokong Maniak akan mati. Tetapi seketika Liu Feng mengayunkan pedang lebar logam campuran alfa, Han Sen meraih tangannya dan memelintirnya, menyebabkan Liu Feng jatuh berlutut. Han Sen kemudian menghentakan lutut pada punggungnya dan membuatnya jatuh ke lantai. Tidak ada yang dapat mempercayai bahwa Bokong Maniak memiliki pergerakan yang begitu bagus dan semuanya terkesima. Tidak ada suara lain yang terdengar kecuali teriakan Liu Feng. "Apa yang sedang kau lakukan? Bunuh bajingan ini¡­ Aduh!" Liu Feng berteriak kepada para penonton sambil berteriak. Krak! Terdengar bunyi sesuatu yang dipatahkan sebelum dia bahkan sempat menyelesaikan kalimatnya. Mengucurkan keringat dingin, wajah Liu Feng pucat pasi. Teman-teman Liu Feng melihat hal ini dan bergegas ke arah Han Sen, mengangkat senjata mereka. Han Sen masih memegangi pedang lebar logam campuran alfa milik Liu Feng dan menggunakannya untuk menahan ayunan senjata logam campuran pertama yang diarahkan kepadanya. Sungguh di luar dugaan, senjata langsung terbelah dua oleh pedang lebar Liu Feng. "Si bodoh ini memiliki pedang lebar logam campuran alfa yang sangat bagus. Sekurang-kurangnya bernilai lebih dari satu atau dua juta," pikir Han Sen dan memutuskan untuk tidak mengembalikannya. Dalam sekejap, seluruh senjata sudah terbelah oleh Han Sen, dan pemiliknya ketakutan. Tidak ada yang berani menyerang Han Sen lagi. Han Hao tertegun, merasa seperti sedang bermimpi. Liu Feng memiliki peringkat kekuatan 6,7 dan senjata yang bagus, maka dia mendapatkan banyak perhatian dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Walaupun Han Hao memiliki senjata jiwa binatang mutan, dia tahu bahwa dia bukan tandingan Liu Feng. Tiba-tiba, Liu Feng menjadi orang yang terbaring di lantai tanpa senjatanya, sedangkan Han Sen menjadi pemenang. Perubahan ini begitu drastis sehingga Han Hao tidak dapat mencernanya. "Bukankah dia dikucilkan oleh Qin Xuan dan Anak Surga sejak dia masuk ke dalam tempat penampungan? Bukankah dia bahkan tidak mampu berburu makhluk primitif? Bukankah dia¡­" Han Hao menatap Han Sen dengan pandangan kosong, perasaannya bercampur aduk dengan pikirannya. Han Sen tidak meneruskan pertarungan dengan yang lainnya, tetapi mengambil sarung pedang Liu Feng, mengantongi sarung pedang pada ban pinggangnya, dan mengembalikan pedang lebar ke dalam sarung barunya. "Lain kali jika kau mau ganti rugi, datang saja padaku," kata Han Sen sambil berjalan menuju ke gerbang Tempat Penampungan Baju Baja. Para penonton melihatnya seolah-olah baru pertama melihatnya. "Berhenti!" Seseorang mendekati Han Sen dengan tunggangan jiwa binatang ketika Han Sen hampir memasuki gerbang. Dia adalah Luo Tianyang. Antek-antek Anak Surga. "Jahanam." Luo Tianyang pertama-tama menatap Liu Feng dan kemudian ke Han Sen. "Aku bertanya-tanya siapa yang begitu berani melukai orangku. Jadi ternyata kamu, bangsat." Luo Tianyang mengeluarkan cambuk logam campurannya dan mengayunkannya ke Han Sen. Han Sen berhenti sejenak dan mengayunkan pedang lebarnya pada cambuk. Ketika kedua senjata bersatu, Han Sen dan Luo Tianyang keduanya merinding. Luo Tianyang tiba-tiba berteriak, "Bagaimana mungkin kau memiliki kekuatan sebesar ini?" Kekuatan Luo Tianyang telah mencapai 9,6. Walaupun dia tidak melayangkan cambuk dengan seluruh tenaganya, Han Sen setidaknya memiliki kekuatan 8,0 sehingga dapat menahan ayunan cambuknya, hal ini membuatnya sulit untuk percaya. 38 Orangku "Orang ini harus mati." tiba-tiba timbul keinginan kuat untuk membunuh Han Sen dan Luo Tianyang hampir mengayunkan cambuknya lagi. Ketika dia melihat Han Sen, dia berhenti dan seluruh tubuhnya menjadi tegang. Han Sen telah menyingkirkan pedang lebar dan memegangi Hari Kiamat di tangannya. Menarik tali busur sampai maksmimal dan mengarahkan kepala panah pada Luo Tianyang. Walaupun Luo Tianyang tidak mengenali Hari Kiamat, berkat pengalaman bertarungnya, dia dapat merasakan bahaya dari Han Sen dan busurnya dan dia tidak bergerak. Keduanya berada pada posisi terkunci, Luo Tianyang tidak berani bergerak, dan Han Sen tidak memiliki keyakinan untuk membunuh Luo Tianyang hanya dengan satu tembakan. Waktu serasa berhenti. Para penonton benar-benar terkejut. Ketika Han Sen mengalahkan Liu Feng dan teman-temannya, mereka sama sekali tidak dapat mempercayainya, dan sekarang dia bahkan dapat bertanding dengan Luo Tianyang? Luo Tianyang adalah salah satu antek-antek Anak Surga, peringkat kekuatannya hampir mencapai 10,0 dan bahkan dia tidak berani bergerak saat panah Han Sen diarahkan kepadanya. Setiap orang dengan peringkat kekuatan lebih dari 9,0 akan berada dalam peringkat 100 besar dalam Tempat Penampungan Baju Baja, yang berisi lebih dari 100,000 orang. Orang seperti ini dapat merasa takut dengan Han Sen adalah sebuah kenyataan yang mengejutkan. Tidak ada yang menyangka bahwa Han Sen dapat memperoleh kekuatan seperti ini ketika dikucilkan oleh Qin Xuan dan Anak Surga. "Han Sen, letakkan busurmu," kata Qin Xuan, memimpin komplotannya, yang semuanya menaiki tunggangan jiwa binatang. Han Sen meletakkan busur dan panahnya. Kekuatannya masih lebih lemah dibandingkan dengan Luo Tianyang, dan Han Sen tidak merasa yakin apakahj dia dapat menembak lawannya ketika Luo berada dapat siaga penuh. Bertahan dengan postur memanah menghabiskan tenaga dengan sangat cepat, dan posisi terkunci tidak menguntungkan bagi Han Sen. "Nona Qin, aku akan membunuh bajingan ini untukmu," kata Luo Tianyang, mencambuk ke Han Sen yang telah meletakkan senjatanya. Han Sen tampaknya telah bersedia untuk ini dan hampir menahan cambuk dengan Hari Kiamat. Sebelum dia beraksi, sebuah pedang perunggu jiwa binatang dilemparkan dan menghantam cambuk. Kekuatan lemparan itu sangat sengit sehingga cambuk terjatuh dari tangan Luo Tianyang. "Aku akan mendisiplinkan sendiri orang ku, kau jangan ikut campur," Qin Xuan menatap Luo Tianyang dengan dingin dan memanggil kembali pedangnya sebelum dia berkendara ke dalam tempat penampungan. "Ikuti aku," Qin Xuan berbalik dan memerintahkan Han Sen. Han Sen cepat-cepat mengejarnya dan mengikuti komplotannya ke dalam tempat penampungan. Seluruh Tempat Penampungan Baju Baja tiba-tiba gempar. Bokong Maniak mengalahkan Liu Feng dan teman-temannya, dan dapat menyeimbangi Luo Tianyang dalam pertarungan, dan yang terpenting, Qin Xuan mendeklarasikan bahwa dia adalah orangnya. Semua berita ini memancing kemarahan setiap orang. Tidak ada yang memahami apa yang telah terjadi, semua mempunyai pendapat masing-masing. "Apakah mereka terlibat dalam percintaan karena tusukan itu?" "Aku harus belajar dari Bokong Maniak dan menusuk pantat seorang wanita cantik dan berkemampuan. Mungkin aku akan menjadi kaya dan berkuasa." "Qin Xuan terlihat sangat serius, tetapi sebenarnya dia adalah orang yang genit." Desas-desus menyebar ke seluruh Tempat Penampungan Baju Baja, dan Han Sen sekali lagi menjadi sorotan. Namun, mereka sebenarnya tidak berfokus pada kekuatan Han Sen. Publik lebih peduli dengan apakah Han Sen adalah mainan Qin Xuan. Bahkan komplotan Qin Xuan melihat Han Sen dengan aneh. "Kau tahu panahan?" tanya Qin Xuan setelah dia memanggil Han Sen ke aula. "Aku dulu mempelajarinya," Han Sen mengangkat bahunya. "Kau dapat menggunakan Hari Kiamat, jadi kau tentunya sudah berlatih keras," kata Qin Xuan berdasarkan fakta. "Kau dapat bergabung dengan Tempat Pelatihan Mata Banteng dan mengikutiku di masa depan." "Tidak!" Han Sen menolak. Qin Xuan menggigit bibirnya dan berkata dengan sigap, "Kau baru saja menyinggung Luo Tianyang. Tanpa perlindunganku, kau mengira dia akan membiarkanmu hidup?" "Terima kasih atas kebaikanmu, tetapi aku akan mengatasinya sendiri," kata Han Sen dengan biasa aja. "Kau seharusnya mengetahui siapa aku. Orang-orangku setidaknya berhubungan dengan militer, dan Tempat Pelatihan Mata Banteng adalah milikku. Ikuti aku dan kau akan mendapatkan manfaat besar ketika mendaftar sekolah militer," Qin Xuan berusaha menahan amarahnya dan berkata kepada Han Sen. "Aku tidak pernah berpikiran untuk masuk ke sekolah militer." Han Sen mengetahui bahwa dia dapat mendaftar ke sekolah militer untuk pendidikan lebih lanjut setelah dia menyelesaikan pendidikan wajib terintergrasi. Namun, seluruh sekolah militer memiliki persyaratan tinggi untuk kebugaran. Jika salah satu indeks kebugaran di bawah 10 sebelum evolusi pertama, tidak ada yang berkesempatan di sekolah militer. Bagi Han Sen, untuk dapat mencapai indeks kebugaran 10 tidaklah sulit, tetapi dia tidak tertarik untuk bersekolah sama sekali. Dia lebih suka mengerahkan usahanya untuk berburu. Merasa jengkel, Qin Xuan berkata," Tanpa Pendidikan dari sekolah militer dan gelar bangsawan, kau hanya akan menjadi prajurit biasa ketika kau sudah berada pada usia untuk bertugas, Hanya melalui sekolah militer kau dapat menjadi seseorang dalam tentara. Setidaknya pada saat itu kau tidak akan dikorbankan." 39 Santo Paul "Mari kita bicarakan lagi lain kali. Aku harus pergi sekarang, dan terima kasih banyak atas semua bantuanmu. Aku akan mentraktirmu makan malam nanti," kata Han Sen, bersiap-siap untuk pulang. Dia mengetahui bahwa apa yang dikatakan Qin Xuan masuk akal, tetapi dia memiliki rencana sendiri. Dia ingin mendapatkan gelar bangsawan sebelum berusia 20 tahun dan ingin melayani, karena bangsawan memiliki hak istimewa tertentu di dalam tentara dan tidak akan dikirim ke garis depan. "Berhenti! Apakah aku sudah mengizinkanmu?" Qin Xuan menatap Han Sen dengan galak. "Tolonglah, penguasa stasiun, itu bukan keinginanku," kata Han Sen dengan pahit. "Baiklah, jika kau tidak mau pergi." Qin Xuan tiba-tiba tersenyum kepada Han Sen dan berkata, "Jika kau tidak mau pergi, setiap kali kau memasuki stasiun teleportasi, aku akan bertarung denganmu." Melihat senyuman jahatnya, jantung Han Sen tenggelam. Dia mengetahui bahwa selama ini Qin Xuan tidak mengerahkan seluruh tenaganya saat bertarung dengannya karena dia bukan tandingannya pada saat itu. Menilai dari ekspresinya, dia mengetahui kalau dia menolak, dia benar-benar akan menemui banyak kesulitan di masa depan. "Kalau begitu, aku akan bergabung dengan Tempat Pelatihan Mata Banteng saja," kata Han Sen dengan sedih. Qin Xuan membentak pada Han Sen, "Apakah kau tahu berapa banyak orang dalam Tempat Penampungan Baju Baja yang ingin bergabung dengan komplotanku? Dan kau bereaksi seolah-olah aku memintamu untuk meneguk racun!" "Kebebasan itu tidak ternilai, dan kehilangan kebebasan bagiku adalah sama dengan meneguk racun," Han Sen menghela nafas. "Kalau begitu, kau akan mati dengan perlahan. Bahkan jika kau mati dan menjadi hantu, kau masih merupakan hantuku," Qin Xuan mencibir dan berkata. Han Sen mengetahui bahwa Qin Xuan telah membuat keputusan dan dia menerima tawarannya dengan enggan. Dengan perasaan sedih, dia meninggalkan aula. Qin Xuan melihatnya pergi dan sangat senang dengan wajah sedihnya dikarenakan oleh beberapa alasan yang aneh. Dia tidak dapat menahan dirinya untuk tersenyum. "Penguasa stasiun, mengapa kau harus merekrut orang seperti ini ke Komplotan Baju Baja? Dia tidak patut menjadi anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng," seorang wanita yang berusia setara dengan Qin Xuan keluar dari pintu samping dan bertanya setelah Han Sen pergi. "Manli, percayalah kepadaku, walaupun pria ini kadang-kadang seorang bajingan, dia memiliki potensi yang luar biasa dalam beberapa aspek," Qin Xuan memberitahu Yang Manli dengan mimik serius. Qin Xuan telah melihat sendiri betapa Han Sen adalah seorang murid yang dapat belajar dengan cepat dan rajin. Beberapa kali dikalahkan olehnya, dia tidak menyerah tetapi tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih kuat. Sekarang dia tidak boleh meremehkannya. Kemajuannya yang begitu pesat dan mentalitas seperti ini sangatlah menakjubkan. Pendapat Qin Xuan tentang Han Sen sudah berubah total, jika tidak, dia tidak akan membelanya di hadapan begitu banyak orang. Han Sen kembali ke kamarnya dan teleportasi kembali ke rumah sebelum Qin Xuan berkesempatan untuk meninggalkan Tempat Suci Para Dewa. Dia tidak pernah tertarik untuk masuk ke sekolah militer. Sebelumnya, ini adalah pilihan yang sangat bagus untuknya, tetapi dia tidak dapat mempelajari seni geno hiper di sana. Sekarang, dengan Kulit Giok, dia sama sekali tidak perlu menyia-nyiakan waktunya dalam sekolah militer. Akan lebih baik bagi dirinya untuk memanfaatkan waktunya berburu dan meningkatkan poin geno. Sedangkan Tempat Pelatihan Mata Banteng, Han Sen bahkan lebih merasa tidak tertarik lagi untuk bergabung. Walaupun sebagai anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng, dia dapat memperoleh bantuan dari jaringan informasi Qin Xuan untuk meningkatkan kesempatannya mencari makhluk mutan dan berdarah sakral, dia juga harus membagi daging hasil perburuannya dengan seluruh timnya. Han Sen memutuskan untuk berburu sendiri setelah melakukan persiapan yang matang. Jika Qin Xuan tidak melihatnya selama beberapa waktu, dia pasti akan melupakan semua hal ini. Han Sen ingin membeli pisau belati logam campuran alfa dengan 150,000 yang dia dapatkan, tetapi sekarang dia telah memiliki pedang lebar dari Liu Feng sehingga dia pikir ini sudah cukup. Pedang lebar terbuat dari logam campuran khusus dengan logam Z, yang membuatnya sangat kuat. Ujungnya dapat membelah makhluk primitif dengan mudah sehingga harga senjata yang terbuat dari logam campuran jenis ini biasanya mahal. "Bagus!" Han Sen menyentuh ujungnya dan jarinya langsung terluka. Melihat ujungnya yang berkilau, Han Sen sangat mencintai senjata barunya sehingga dia tidak rela untuk meletakkannya. "Harga pedang ini pantas," pikirnya dalam hati. Keluarga Han Sen sebelumnya memiliki usaha logam campuran, dan walaupun hanya berupa pabrik kecil, mereka memiliki rumus yang unik. Produk mereka mungkin tidak sebagus pedang lebar, tetapi juga dapat membelah kulit beberapa makhluk primitif. Maka, bisnis mereka lumayan menguntungkan. Jika bukan karena anggota keluarga yang menyebalkan, perusahaan mereka pasti akan berada dalam posisi tiga besar di Planet Roca. Tetapi sekarang perusahaan itu telah dibeli oleh Grup Bintang. Han Sen pada saat itu masih terlalu muda, dan sampai saat ini dia masih belum memahami mengapa Grup Bintang harus membeli perusahaan mereka. Dia mengetahui bahwa kematian ayahnya pasti berhubungan dengan Grup Bintang, tetapi dia tidak mempunyai kemampuan untuk menyelidikinya, maka dia hanya dapat bersabar. "Anakku, hari ini aku ada hal yang penting dalam pekerjaan. Dapatkah kau membawa Yan ke sekolah?" Luo Sulan mengetuk pintu dan bertanya pada Han Sen. "Sekolah sudah dimulai?" Aku tidak mengetahuinya. Jangan kuatir, Bu. Aku akan membawanya," Han Sen berkata dengan cepat. "Sekolah sudah dimulai sejak beberapa hari lalu, dan kau masih berada di Tempat Suci Para Dewa maka aku tidak mau mengganggumu," kata Luo Sulan. "Sekolah yang mana?" tanya Han Sen. "Santo Paulus, dan aku menggunakan uang yang kamu tinggalkan untuk membayar uang sekolah," Luo Sulan merasa tidak enak hati, dia menghabiskan sebagian besar uang untuk sekolah Yan. "Bagus sekali! Santo Paulus adalah yang terbaik di Planet Roca walaupun bukan sekolah yang bergengsi." Han Sen merasa sangat senang. Dia tidak memiliki gelar bangsawan pada saat ini dan tidak dapat menyekolahkan Yan di sekolah yang bergengsi, tetapi sebuah sekolah swasta yang bagus masih lebih baik daripada edukasi wajib integrasi." Setelah berbincang dengan ibunya, Han Sen membawa Han Yan ke sekolah dengan kereta luncur magnet. Pintu masuk Santo Paulus hampir terhalang oleh pesawat pribadi, dan beberapa dari mereka lumayan mewah. Hampir seluruh orang kaya yang tidak memiliki gelar bangsawan akan menyekolahkan anaknya di Santo Paulus. Dan hampir seluruh murid di sini berasal dari keluarga terpandang. Ketika mengantar adiknya ke sekolah, Han Sen melihat seorang pria gendut paruh baya yang turun dari pesawat dengan seorang wanita genit di sampingnya dan seorang anak berusia delapan tahun di lengannya. Dia berhenti, karena pria gemuk paruh baya ini kebetulan adalah pamannya, Han Lei. 40 Pusat Tes Fisik "Apa yang kau lakukan di sini?" Han Leo terkejut melihat Han Sen di sini. "Membawa Yan ke sekolah," balas Han Sen. "Yan sekolah di Santo Paulus?" Han Lei menatap Han Sen dan Han Yan, merasa tidak yakin. "Sejak beberapa hari lalu." Han Sen berkata, bersiap untuk membawa Han Yan ke gerbang sekolah. Han Lei berpikir sejenak dan berlari ke hadapan Han Sen. Dia meraih pergelangan Han Sen dan berkata dengan gusar, "Aku tahu! Kakakku mengelola perusahaan begitu lama, dia pasti telah menggelapkan banyak uang. Kau hanya berbohong kepadaku tentang tidak dapat memperoleh dua juta, sedangkan sekarang kau menghabiskan jutaan untuk menyekolahkan Yan di Santo Paulus. Aku kasih tau ya, uang ini adalah milik seluruh keluarga, sama seperti rumah itu. Kita harus membaginya, atau aku akan¡­" "Atau apa? Apa yang dapat kau lakukan?" Han Sen menatap Han Lei dengan dingin. Dia sangat kecewa dengan saudara-saudaranya dan tidak dapat memberinya lebih sepeserpun. "Nak, hati-hati. Aku adalah pamanmu." Han Lei tersentak sementara Han Sen mengawasinya, tetapi dia tidak berencana untuk membiarkan Han Sen berjalan bebas. "Paman?" Han Sen tersenyum sinis. "Pulanglah ke rumah dan baca kembali dokumen hukum yang kita tanda tangani dan lihatlah apakah kau berhak atas apapun yang kita miliki. Mulai dari sekarang, jangan pernah berharap bisa mendapatkan sepeserpun dari kami lagi." Alasan mengapa Han Sen memberi mereka dua juta dengan begitu cepat adalah untuk membuat batasan jelas antara saudara-saudaranya dan keluarga intinya. Untuk mendapatkan dua juta, semua saudara-saudaranya menandatangani dokumen yang dipersiapkan oleh Tuan Zhang, sehingga mereka tidak mungkin mengambil apapun dari keluarga Han Sen di masa depan. "Ini adalah penipuan! Aku akan mencari Ibumu sekarang juga. Berani-beraninya kau menyembunyikan uang dari kami¡­" teriak Han Lei dengan marah. "Paman, jangan pernah berani berpikir seperti itu. Aku berhak membunuh penerobos." Han Sen menatap Han Lei dengan geram. "Bajingan kecil, berani-beraninya¡­" Han Lei melayangkan tinjunya ke Han Sen dengan marah. Dengan tatapan kosong, Han Sen meraih lengan Han Lei dan menghempaskan lengannya ke atas pundak Han Lei. Han Lei teriak kesakitan. "Paman, jika kau mau mencari mati, silakan datang ke rumah kami." Han Sen menatap Han Lei dengan dingin. Han Lei melotot seolah-olah dia tidak mengenal Han Sen. Pandangan di wajah Han Sen membuatnya merasa takut. Han Lei sudah berevolusi, walaupun hanya dengan memaksimalkan poin geno primitif. Dia sebenarnya tidak melakukan banyak hal dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, tetapi dia tetap adalah seorang yang telah berevolusi. Tidak biasanya seorang yang belum berevolusi sama sekali seperti Han Sen dapat melemparkan lengan ke bahunya dengan begitu mudah. Keponakannya ini tiba-tiba terlihat seperti orang yang berbeda. Han Sen tiba-tiba mengembangkan senyuman dan menarik Han Lei untuk bangun. "Aku yakin, tanteku tidak mengetahui tentang wanita ini dan anaknya. Aku rasa, aku harus berbincang dengannya," Han Sen berbisik, sementara itu Han Lei masih merasa terkejut dengan perubahannya yang mendadak. "Kau pikir istriku akan mempercayaimu?" kata Han Lei dengan marah. "Tidak masalah, asalkan dia mempercayai ini." Han Sen menunjukkan kepada Han Lei jaringan komunikasi di pergelangan tangannya. Dia menyalakan kamera video pada saat dia melihat Han Lei. "Kau¡­" Merasa terkejut, Han Lei berusaha untuk merampas jaringan komunikasi itu. Han Sen hanya perlu bergerak sedikit untuk membuat Han Lei terjauh lagi. "Paman, kita dapat bernegosiasi dan aku dapat menjual ini kepadamu." Han Sen tersenyum dan hampir akan menariknya kembali. Han Lei menyeringai dan tiba-tiba mencoba untuk memelintir tangan Han Sen, bersiap-siap untuk mematahkannya dan menyita jaringan komunikasinya. Han Sen membalikkan tangannya dan menahan tangan Han Lei, membuatnya berlutut di lantai dan melonglong seperti seekor babi. "Paman, tampaknya kau tidak berminat untuk bernegosiasi. Aku akan menunjukkan ini kepada tanteku kalau begitu." Han Sen melepaskan tangan Han Lei dan bersiap-siap untuk pergi. "Tunggu." Han Lei cepat-cepat memberhentikan Han Sen dan menggertakan giginya. "Sepuluh ribu. Aku akan memberikanmu sepuluh ribu, dan kau menghapusnya." Han Sen berpaling. "Dua ratus ribu, atau aku akan pergi ke tempat tanteku." "Baiklah, baiklah," kata Han Lei, berjalan dengan pincang untuk memegangi Han Sen. "Terima kasih kalau begitu, tunai atau transfer?" Han Sen bertanya dengan senyuman samar. Han Lei dengan berat hati mentransfer dua ratus ribu ke Han Sen, "Jadi, sekarang kau bisa menghapusnya?" "Tentu saja, aku akan menghapusnya, tetapi hanya pada saat aku merasa senang," Han Sen berkata dan pergi menjauh. "Bajingan, kau berbohong kepadaku¡­" Han Lei menjadi murka dan mengepalkan tangannya. Namun, dia tertegun dengan penampakan Han Sen, karena gerakan keponakannya ini sungguh-sungguh meninggalkan kesan yang kuat. "Paman, aku telah menerima uangmu, maka aku tentu saja akan menghapusnya, tetapi aku tidak mengatakan kapan aku akan melakukannya. Jadi kau sebaiknya terus berusaha untuk membuat hatiku senang." Han Sen menepuk pundak Han Lei dan menghentikan senyumannya. Dia berbisik, "Selain itu, jangan biarkan aku melihatmu di rumahku lagi, atau aku akan membunuhmu." Han Lei bergidik, dan karena alasan tertentu, dia percaya Han Sen bersungguh-sungguh dengan kata-katanya. "Jahanam! Bajingan itu sudah menjadi begitu jahat," Han Lei mengutuk semetara Han Sen pergi menjauh. Merasa malu bahwa dia merasa ketakutan dengan seorang anak kecil, Han Lei sebenarnya masih merasa ketakutan dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah Han Sen. Setelah membawa Yan ke sekolah, hati Han Sen sangat senang. Dalam perjalanan pulang, dia melihat pusat tes fisik dan masuk ke dalamnya. Dia ingin menguji tingkat kebugaran fisiknya sudah sampai sejauh mana sekarang. 41 Kemenangan Di ruang tes belum evolusi dalam pusat tes fisik, Zhao Boshan menatap "Tingkat-A" pada layar virtual dan diam-diam merasa bangga dengan dirinya. Untuk mendapatkan tingkat-A dalam tes, seorang yang belum berevolusi harus mencapai lebih dari 10,0 dari sekurang-kurangnya 100 item, termasuk kekuatan, kecepatan, ketangkasan, kemampuan melompat, kekuatan otot, kekuatan tulang dan fungsi tulang. Dengan kebugaran tingkat-A, seseorang juga dapat masuk ke sekolah militer, sepanjang dia tidak membuat kesalahan besar selama ujian masuk. Dalam bayangannya, Zhao Baoshan telah lulus dari sekolah militer dengan angka cemerlang dan menjadi kapten pesawat perang antar bintang, memimpin pertempuran di luar angkasa dalam pesawat luar angkasa dan mendapatkan penghormatan dan pujian karena semua kemenangan yang diraihnya. "Kinerja saya kurang bagus dalam tes pertempuran langsung. Jika saya melakukannya dengan lebih baik, saya mungkin mendapatkan tingkat-AA. Mungkin saya sebaiknya mencoba lagi." Zhao Baoshan kembali lagi, tetapi menemukan bahwa ternyata ruang tes yang biasa digunakan sudah ada yang memakainya. Zhao Baoshan menduga proses pengujiannya hanya sebentar, maka dia memutuskan untuk menunggu di sana. Tetapi setelah dia menunggu cukup lama, orang di dalam belum juga keluar. "Lama sekali! Orang di dalam sana pasti bodoh?" Jika saya pergi ke ruang lain, saya sudah selesai sekarang." Zhao Baoshan merasa kesal tetapi tidak rela menyerah. Setelah berpikir sejenak, Zhao Baoshan membayar untuk mengobservasi tes yang sedang berlangsung di dalam. Tiba-tiba, sebuah gambar hologram diproyeksi ke hadapannya. "Saya penasaran seberapa bodohnya orang ini sampai memerlukan waktu yang begitu lama." Zhao Baoshan memperhatikan postur keemas an di dalam gambar hologram. Orang dalam gambar itu sudah sampai pada tes tahap akhir, saluran robot. Saluran robot adalah bagian terakhir dari keseluruhan tes. Dalam saluran satu jalur yang berukuran panjang 300 kaki, seseorang harus mengalahkan robot tempur dengan perisai logam campuran biokimia pada setiap jarak enam kaki, dan kinerja robot tempur akan semakin kuat sampai ke ujung saluran. Sebagai yang belum berevolusi, mampu melewati batas 180 kaki dinilai "lulus," batas 200 kaki dinilai "baik," 240 kaki dinilai "unggul," 270 kaki dinilai "mahir," dan jika berhasil melewati seluruh saluran dinilai "super." Zhao Baoshan telah memperoleh nilai "baik," tetapi dia mungkin dapat melewati batas 240 kaki jika dia berusaha lebih keras. "Aneh. Mengapa dia lama sekali?" Zhao Baoshan merasa aneh, karena seluruh tes sebelum tahap ini seharusnya memakan waktu yang sama. Apa yang tidak diketahuinya adalah Han Sen sebenarnya melakukan tes itu dua kali, yang pertama tanpa menggunakan jiwa binatang dan yang kedua kalinya dengan jiwa binatang, untuk menguji kemampuannya dalam situasi yang berbeda. Itulah sebabnya Han Sen menghabiskan waktu yang lebih lama. Sebenarnya, Han Sen telah melewati saluran robot selama dua kali. Kali ini, dia memanggil baju baja kumbang hitam dan pembunuh berdarah pada saat yang bersamaan dan ingin menguji saluran robot untuk terakhir kalinya dengan kondisi prima. Saat Zhao Baoshan melihat postur keemasan dengan jelas, dia merasa takjub dengan kehebatan penampakan dari jiwa binatang pembunuh berdarah dan kumbang hitam. "Sial! Pria ini hendak menggunakan jiwa binatang untuk melakukan tes saluran robot. Hmm, tapi walaupun demikian, dia tidak mungkin menyelesaikan jalur itu, kecuali¡­.." Sementara Zhao Baoshan berpikir, postur emas yang megah itu telah bergegas menuju saluran robot. Bum! Apa yang terjadi kemudian membuat Zhao Baoshan membisu. Postur keemasan itu mengacuhkan seluruh robot tempur yang berusaha untuk menghalanginya dan menerobos saluran itu dengan kekuatan badannya. Robot tempur, yang berbobot lebih berat dari pria itu, seketika terlempar. Postur keemasan itu seperti kendaraan baja, dengan brutal menghantam robot tempur yang menghalangi jalannya. Bahkan robot tempur dengan perisai logam campuran biokimia menjadi hancur. Tidak ada yang dapat menghentikan postur itu. 30 kaki¡­ 60 kaki¡­ 90 kaki.. 180 kaki¡­ 210 kaki¡­ 240 kaki¡­ Zhao Baoshan mengetahui bahwa kinerja robot tempur yang berada di belakang garis 240 kaki jauh di atas rata-rata kemampuran orang yang belum berevolusi. Tetapi mereka dihancurkan oleh postur keemasan seolah-olah mereka adalah setumpuk rongsokan. Saluran robot yang selama ini dianggap sebagai tes yang paling kejam oleh sebagian besar orang yang belum berevolusi telah menjadi jalur yang mudah bagi postur keemasan ini. Kekuatannya tidak berimbang. Seluruh robot tempur di dalam saluran, termasuk yang terakhir, telah dikalahkannya dalam hitungan detik. Mulut Zhao Baoshan menganga dan tertegun cukup lama. Ketika dia melihat layar virtual, telah berubah menjadi "tingkat-SSS." "Ya Tuhan, siapa orang yang galak ini?" Zhao Baoshan melihat pintu ruangan tes terbuka dan orang di dalam ruangan sudah menghilang. Zhao Baoshan cepat-cepat mengejarnya, namun tempat itu terlalu ramai dan dia tidak mengetahui sama sekali siapa orang itu. "Video itu!" Zhao Baoshan berlari kembali ke ruangan itu, membayar untuk memutarkan rekaman video dan membuat salinannya. Setelah menonton video itu selama beberapa kali, dia menyesal tidak melihat kinerja postur keemasan sebelum tes terakhir. Zhao Baoshan tiba-tiba muncul sebuah ide. Dia masuk ke akunnya dan mengunggah Salinan ini ke forum resmi, dan menamakannya "7,88 detik - Saluran Robot Terkalahkan." 42 Dolar Pada awalnya, video Zhao Baoshan tidak menarik banyak perhatian. Karena, sudah ada terlalu banyak video online tentang tes saluran robot. 7,88 detik juga dianggap sebagai tipuan, karena mereka yang dapat melewati tes dalam sepuluh detik adalah salah satu yang terbaik dari yang belum berevolusi. Bahkan seorang bintang seperti Tang Zhenliu dapat menyelesaikan tes ini hanya dalam waktu kurang dari sepuluh detik dan tidak dapat lebih baik dari itu. Jika seseorang sungguh-sungguh menyelesaikannya dalam 7,88 detik, dia tentunya seorang bintang. Oleh karena itu, tidak mungkin videonya diunggah oleh sebuah akun yang tidak dikenal. Hampir setiap orang yang melihat judul itu akan memilih untuk melewatkan video itu, dan tidak memerlukan waktu yang lama, video itu akan tenggelam di dalam video lain-lain yang jumlahnya massif. Hanya beberapa orang yang sedang merasa bosan akan memutar video itu. Namun, mereka yang telah menonton video itu semuanya merasa kagum dengan cara brutal yang digunakan untuk melewati tes itu dan memilih untuk mengirimkan tautan itu ke teman-teman mereka. Secara kebetulan, seseorang dari Tempat Penampungan Baju Baja juga menonton video ini dan mengenali pria di dalam video adalah Dollar dari Tempat Penampungan Baju Baja. Segera setelah dia selesai menonton video itu, dia menulis beberapa tulisan berjudul "Tingkat-SSS, Dollar Mengalahkan Saluran Robot dalam 7,88 detik pada bagian Tempat Penampungan Baju Baja. "Dollar yang telah mencuri jiwa binatang dari Anak Surga?" "Apakah judulnya benar?" "Apakah identitas Dollar yang sebenarnya terkuak?" Nama Dollar sangat terkenal dalam Tempat Penampungan Baju Baja sehingga tulisan ini segera menarik banyak perhatian, dan banyak orang yang awalnya menonton video itu dengan sikap skeptis, berubah menjadi merasa kagum ketika mereka selesai menontonnya. "Dollar adalah idolaku." "Inilah caranya seorang pria sejati melewati tes itu." "Ha ¨C Ha, semua robot tempur dihancurkan." "Jiwa binatang itu dicuri dari Anak Surga, tanpa jiwa binatang itu dia bukan apa-apa." "Dollar tidak terkalahkan." "Idola!" Video ini ditonton oleh begitu banyak orang dalam Tempat Penampungan Baju Baja sehingga administrator segera mengetahuinya dan memindahkannya ke halaman depan. Pada tahap ini, video ini menjadi viral dalam seisi persekutuan, dan sekarang hampir semua orang yang belum berevolusi mengetahui Dollar. "Ini pasti palsu." "Tidak mungkin! Apakah kamu tidak lihat kalau ini adalah video resmi?" "Tidak mungkin. Robot-robot di tahap awal tidak begitu kuat, tetapi sungguh menakjubkan melihat dia juga berhasil mengalahkan robot-robot yang berada pada tahap akhir." "Tidak mungkin, video ini terlihat palsu. Pasti sudah dimodifikasi. Kalau bukan begitu, saya makan ta*i." "Siapa pria ini? Salah satu yang Terpilih?" "Ini adalah Dollar dari Tempat Penampungan Baju Bajat." "Apa itu Dollar? Saya tidak pernah mendengarnya." "Itu karena kamu kuper¡­.." Dollar membawa kebanggaan untuk seisi Tempat Penampungan Baju Baja. Banyak orang di dalam tempat penampungan bercerita dalam Jaringan Langit tentang Dollar yang mencuri jiwa binatang dari Anak Surga. "Zhenliu kemari dan lihat ini," seorang anak muda yang tampan melambai pada Tang Zhenliu yang baru selesai berlatih. "Lin Feng, apa ini?" Tang Zhenliu mendekati anak muda itu sambal menyeka wajahnya dengan ,handuk. Melihat video yang sedang ditonton anak muda itu, dia berkomentar, "7,88 detik, saluran robot terkalahkan. Omong kosong. Saya memerlukan waktu sepuluh detik. Bagaimana mungkin ada orang yang dapat menyelesaikannya dalam 7,88 detik?" Tang Zhenliu memainkan rambutnya dengan santai. "Nonton dulu ini." Lin Feng memutar video itu. "Tidak mungkin! Ini tidak¡­. Siapa pria ini? Dari manakah dia berasal?" "Tidak tahu. Tetapi berdasarkan analisa saya, dia pasti telah memaksimalkan seluruh poin geno kecuali dari poin geno sacral. Dia juga telah melatih seni geno hiper tingkat mahir. Baju baja dan perubahan wujud jiwa binatangnya semua berdarah sakral," Lin Feng menghentikan sejenak video hologram itu dan melanjutkan analisanya, "Perubahan wujud jiwa binatangnya sangat cepat dan¡­" "Cukup analisanya. Saya hanya ingin mengetahui siapa dia. Pada akhirnya, seluruh pria teratas telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, dan saya sekarang memiliki kesempatan untuk menduduki rangking kedua diantara yang Terpilih. Dan sekarang ada pria ini!" Tang Zhenliu menggertakan giginya. "Cari tahu dia siapa. Saya akan membunuhnya sebelum dia dapat menghancurkan kesempatanku." Lin Feng memutar matanya, "Pertama-tama, video ini berasal dari pusat tes fisik resmi, jadi tidak mungkin kamu dapat mengetahui identitasnya. Kedua, seseorang dengan tingkat kebugaran seperti ini pasti berasal dari keluarga terkemuka atau bahkan ada hubungannya dengan militer. Kamu kira kamu berani membunuh seseorang seperti itu?" "Ehem, saya hanya menumpahkan kemarahan¡­ Jangan anggap serius ya.." Tang Zhenliu merasa malu. "Siapa dia?" Lin Feng mengerutkan dahinya, menatap postur keemasan di dalam video. Ada banyak orang yang mempunyai pertanyaan yang sama dengan Lin Feng dan merasa penasaran dengan latar belakang Dollar. Karena keterbatasan informasi yang tersedia, tidak ada orang yang memiliki petunjuk. Beberapa orang juga coba bertanya kepada Zhao Baoshan, postur di dalam video. Namun, Zhao Baoshan juga tidak mengetahui siapa pria itu. Jadi, semua orang hanya mengetahui bahwa Dollar melakukan tes di Planet Roca. Tetapi perjalanan antar planet sangatlah mudah sehingga banyak orang bahkan bekerja di planet yang berbeda dengan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, tidak ada orang yang mengetahui apakah Dollar hanya lewat atau tinggal di sana. Selain itu, ada belasan juta orang di Roca, jadi tidak mungkin dapat mencari lokasi seseorang juga. 43 Perbedaan Usia Sementara setiap orang sibuk berdiskusi siapakah Dollar, Han Sen berlatih panahan sendirian dalam sebuah pabrik limbah di dekat rumahnya, dia berusaha tidak masuk ke Tempat Suci Para Dewa, untuk berjaga-jaga kalau Qin Xuan mengirimnya ke Bullseye. "Jika saya tidak menggunakan jiwa binatang, kekuatanku hanya dapat mencapai 9,0 karena masih kekurangan poin geno mutan. Jika saya dapat memaksimalkan poin geno mutan, peringkat saya akan mencapai 12," Han Sen menghitung diam-diam sementara dia beristirahat. Peningkatan pada tingkat kebugaran fisik akan semakin sulit seiring dia menjadi bertambah kuat. Han Sen telah memeriksa data. Mereka yang telah memaksimalkan keempat jenis poin geno akan mendapatkan peringkat 15. Jika mereka juga melatih seni geno hiper, maka angka mereka mungkin dapat mencapai 17 atau 18, yang merupakan batasan bagi mereka yang belum berevolusi. Sedangkan indikator individu seperti kecepatan, ada batasan yang sama. Orang yang biasa akan dianggap jenius jika memiliki peringkat 15. Beberapa indikator lainnya dapat ditingkatkan lagi menjadi 17 atau 18 dengan berlatih seni geno hiper. Memaksimalkan seluruh empat tipe poin geno sangatlah sulit, dan bahkan tidak ada orang yang dapat mencapai tingkat ini selama beberapa tahun terakhir di dalam tempat penampungan. Pada saat itu, Qin Xuan adalah satu-satunya orang yang memiliki kesempatan untuk memaksimalkan seluruh empat jenis poin geno. Sementara Han Sen berpikir, tiba-tiba jaringan komunikasi berdering. Dia melihat nomornya, ternyata nomornya aneh. Han Sen ragu-ragu dan menjawab panggilan itu. Gambar hologram Qin Xuan muncul. Dia menatap Han Sen dengan dingin dan berkata, "Jika saya tidak melihatmu di hadapanku dalam satu jam, maka kamu sebaiknya berdoa saya tidak akan pernah melihatmu lagi." Qin Xuan menutup teleponnya segera dan gambar hologram pun menghilang. "Bagaimana dia mengetahui nomorku? Saya tidak pernah memberitahunya." Han Sen bangun dengan tidak berdaya dan pergi ke stasiun teleportasi. Qin Xuan adalah penguasa stasiun, jadi tidak mungkin dia dapat menghindar darinya. "Saya adalah orang yang terhormat, dan saya tidak takut apapun." Han Sen datang ke stasiun teleportasi dan menghibur dirinya sendiri. "Ke sini," Qin Xuan memanggilnya seketika melihat dia datang. "Penguasa stasiun, saya sibuk dengan urusan keluarga dan¡­" Han Sen memaksakan diri untuk tersenyum dan mencoba untuk menjelaskannya ketika dia melihat muka Qin Xuan yang muram. "Sibuk bermain panahan setiap hari di dalam pabrik limbah?" Qin Xuan bahkan tidak berkedip. "Penguasa stasiun, menguntit itu tidak baik. Saya mengerti dengan apa yang kamu inginkan, tetapi perbedaan usia kita lebih dari tiga tahun. Bahkan, jika saya bersedia, Ibu saya¡­." Han Sen berkelakar. Qin Xuan, yang berjalan di depannya, walaupun merasa tersinggung dia tidak membalikkan badannya. Memasuki ruang pertempuran, dia melemparkan pakaian tempur dan beberapa peralatan perlindungan ke hadapan Han Sen dan berkata dengan tegas, "Kenakan itu." Han Sen tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. Qin Xuan tidak pernah memberinya peralatan perlindungan sebelumnya, dan ini pastinya adalah tanda bahaya. Han Sen ingin kabur, tetapi Qin Xuan telah mengantisipasi pemikirannya dan mengunci pintu ruang pertempuran bahkan sebelum dia sempat bergerak. "Penguasa stasiun, jangan lakukan ini, Kita harus membicarakan hal ini. Saya bahkan tidak pernah berpikir usia adalah masalah. Saya akan membawamu pulang sekarang.. Tolong jangan mendekat¡­" Han Sen terus mundur sementara Qin Xuan menggertakan giginya dan mendekatinya. "Bangsat kamu." Qian Xuan menaikkan kepalannya dan meninju Han Sen. Kali ini dia benar-benar marah. Dia akhirnya berhasil membujuk Yang Manli untuk membiarkan Han Sen bergabung dengan Bullseye, tetapi Han Sen menghilang sama sekali dalam beberapa hari ini. Han Sen merasa jauh lebih tertekan dibandingkan dengan sebelumnya, dan lengannya terasa kaku setelah menghalangi dua tinjuan dari dia. Ketika Qin Xuan siap untuk memukulnya bertubi-tubi, gambar hologram Yang Manli muncul dari jaringan komunikasi dalam ruang pertempuran. "Penguasa stasiun, Kelompok Bintang mengirimkan seseorang untuk mendiskusikan membunuh makhluk berdarah sakral," kata Yang Manli. "OK, bawa mereka ke ruang konferensi dan saya akan segera ke sana," Qin Xuan berhenti dan menatap Han Sen dengan galak. "Penguasa stasiun, kita bekerja sama dengan Kelompok Bintang?" tanya Han Sen. "Kamu tidak tahu? Anak Surga adalah anak dari CEO Kelompok Bintang," balas Qin Xuan. "Pikirkan baik-baik. Apakah saya akan melukaimu dengan memintamu untuk bergabung Bullseye?" "Tidak perlu dipikirkan. Bagaimana mungkin saya melawan keinginanmu? Saya akan bergabung dengan Bullseye sekarang juga, dan kamu tidak perlu mengikuti saya lagi," kata Han Sen dengan pahit. "Senang melihat kamu tersadarkan. Keluargamu tidak kaya. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu tidak bergabung dengan sekolah militer?" kata Qin Xuan sebelum meninggalkan ruang tempur. Dia tidak lupa memerintahkan seorang penjaga untuk menemani Han Sen melapor kepada Yang Manli. Alasan Han Sen tiba-tiba merubah pikirannya adalah dia mengetahui bahwa Anak Surga adalah anak dari CEO Kelompok Bintang. Karena Qin Xuan berkolaborasi dengan Anak Surga, mungkin dia dapat menemukan fakta tentang akuisisi bisnis keluarga Kelompok Bintang sebagai anggota dari Komplotan Baju Baja Qin Xuan. Penjaga ini membawa Han Sen ke depan sebuah kantor. Han Sen mengetuk pintu dan menemukan bahwa wanita yang berada dalam gambar hologram tadi sedang duduk dibalik meja dan menatapnya dengan serius. "Penguasa stasiun memintaku untuk melapor kepadamu," kata Han Sen dengan sopan. "Isi ini," Yang Manli tidak menunjukkan ekspresi apa-apa dan memberikan secarik kertas kepada Han Sen. Han Sen mengambilnya dan melihat bahwa itu hanya formulir informasi umum. Dia mengisinya lalu mengembalikan formulir itu. "Kamu boleh pulang. Datang ke kamp pelatihan Bullseye besok pagi pukul enam pagi. Ingat, saya tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu. Dan ini adalah kesempatan terakhirmu." Kesan Han Sen di mata Yang Manli sangat buruk, terutama setelah ketidakhadirannya di Bullseye. 44 Dia Tidak Cukup Gagah Han Sen dapat langsung mengetahui bahwa Yang Manli tidak menyukainya. Ketika dia bersiap-siap untuk pergi, Yang Manli menerima panggilan dari jaringan komunikasi dan gambar hologram Qin Xuan muncul. "Manli, datang ke kantor saya sekarang." Qin Xuan melihat Han Sen di sana dan berkata, "Bawa dia bersamamu." Han Sen mengikuti Yang Manli ke kantor Qin Xuan dan melihat Qin Xuan sedang menonton video dari Jaringan Langit. "Manli, ke sini dan lihat video ini." Qin Xuan memutar ulang video itu. Berdiri di sisi lainnya, Han Sen berpikir diam-diam, "Ini adalah video saya sedang melakukan tes fisik! Seseorang membayar untuk rekaman ini. Orang itu pasti telah mengetahui kalau saya adalah Dollar." Ada banyak ruang di dalam pusat tes, dan harus membayar sejumlah uang untuk melihat orang lain mengambil tes. Dia mengira tidak ada orang yang mempedulikan orang sepertinya dan tidak menyangka hal ini terjadi. Jika Anak Surga mengetahui Han Sen adalah Dollar, dia pasti akan banyak masalah. Kelompok Bintang adalah kelompok yang berkuasa dalam Persekutuan, dan tidak mungkin Han Sen dapat bersaing dengan mereka. "Dollar? Kamu tahu siapa dia?" Yang Manli terlihat terkejut melihat postur keemasan di dalam video. "Tidak. Video ini hanya merekam saluran robot, dan dia selalu mengenakan baju baja jiwa binatang. Tidak dapat melihat siapa dia." Kata-kata Qin Xuan tiba-tiba mengirimkan Han Sen dari neraka kembali ke Surga. Dia diam-diam menyeka keringat dingin di dahinya. "Saya harus lebih berhati-hati. Kali ini saya bernasib baik, lain kali mungkin ada kebocoran," Han Sen memperingati dirinya sendiri dalam hati. "Bagus sekali." Yang Manli hanya berkata sepatah kata ini setelah menontonnya. "Anak Surga pernah memberitahuku tentang video ini. Setelah menonton ini, kita dapat memastikan bahwa baju baja Dollar adalah dari jiwa binatang berdarah sakral, dia pasti berasal dari keluarga terkemuka karena dia pasti berlatih seni geno hiper. Petunjuk lainnya adalah dia mengambil tes di Planet Roca. Kita harus menemukannya. Dia akan sangat berharga bagi kita," kata Qin Xuan. Yang Manli berpikir sejenak dan berkata, "Tidak ada keluarga terkemuka di Roca. Mungkin dia hanya lewat dan sekarang sudah pergi." "Saya setuju. Mari kita coba. Dia setimpal," kata Qin Xuan. Han Sen takut Qin Xuan dan Yang Manli akan mengetahui hal yang sebenarnya. Han Sen menelan ludahnya dan berkata, "Dollar hanya bergantung pada jiwa binatang berdarah sakral. Dia tidak memiliki keahlian yang sebenarnya. Tidak perlu mencarinya." Yang Manli menatap Han Sen dengan tajam dan berkata, "Kamu tahu apa?" Kemampuan untuk mendapatkan jiwa binatang adalah bukti kuat atas kemampuannya. Selain itu, jiwa binatang ini akan sangat berguna untuk Bullseye." "Kemampuan apa?" Han Sen berpikir. "Semuanya hanya faktor keberuntungan." "Manli benar. Baju baja yang dimilikinya memberikan perlindungan yang menakjubkan, dan pembunuh berdarah juga memperkuat kekuatan fisiknya dan kecepatannya. Ditambah dengan berlatih seni geno hiper tingkat tinggi, dia tentunya mampu menaklukan sebagian besar makhluk berdarah sakral, dan ini sangat berguna bagi kita," kata Qin Xuan. "Jika saya memilikinya dalam kelompok kita, kita tidak perlu lagi berkolaborasi dengan Anak Surga dan Pria Genggaman untuk berburu makhluk berdarah sakral," Yang Manli berkata dengan penuh harapan. "Setuju. Jadi, berusaha sebaik mungkin untuk menemukannya," Qin Xuan mengangguk. "Tetapi karena dia berasal dari keluarga terkemuka, bahkan jika kita menemukannya, kita mungkin tidak bersedia bergabung dengan kita," Yang Manli mengeluh. Qin Xuan mengedipkan matanya dan berkelakar," Saya tahu kamu menyukai pria kuat seperti dia. Coba goda dia." "Ehem!" Han Sen tersedak air yang sedang diminumnya. Yang Manli menatap Han Sen dengan tajam, dan Han Sen cepat-cepat meminum seteguk lagi dari cangkirnya. "Hei!" teriak Han Sen. Yang Manli menutup pintu kantor dan tidak mempedulikan dia sama sekali. "Penguasa stasiun, antekmu sangat sombong. Aku adalah orangmu dan dia tidak seharusnya berbicara denganku dengan nada begitu," Han Sen berkata dengan marah. "Pindahkan aku ke tim lainnya. Aku tidak mau berada di Bullseye di mana dia adalah ketuanya." Han Sen agak kuatir kalau Yang Manli akan mengetahui bahwa dia adalah Dollar jika berada terlalu dekat dengannya dalam waktu yang cukup lama. Qin Xuan menepuk pundak Han Sen, "Kamu adalah berandalan, tetapi kamu dapat berubah. Ikuti arah Manli. Walaupun kamu tidak akan menjadi seperti Dollar, kamu dapat berhenti menjadi seorang berandalan. Masih ada harapan." Setelah mengirim Han Sen keluar, dia tidak memberinya kesempatan untuk berbicara lagi. Han Sen meninggalkan stasiun teleportasi, kembali ke rumah dan menonton video di jaringan Langit. Dia menemukan bahwa video itu telah ditonton oleh lebih dari seratus ribu orang. Han Sen memastikan bahwa tidak ada orang yang dapat mengenalinya dari dalam video dan merasa lega. Melihat pujian di bawah video, dia merasa cukup senang dengan dirinya: "Memang terlihat hebat." 45 Seribu Panah Keesokan harinya, Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa dan melihat seluruh tubuh binatang bergigi tembaga telah menjadi ungu, kecuali ujung ekornya. Dia sangat gembira mengetahui bahwa dia akan segera menjadi makhluk berdarah sakral dalam sehari atau dua hari. Setelah melihat binatang itu berulang kali, Han Sen pergi menuju ke kamp latihan Bullseye. Ketika Han Sen tiba, dia bertemu dengan seorang kenalannya. "Su Xiaoqiao!" Han Sen terkejut melihat Su Xiaoqiao, yang sedang melap busur dan panah di arena menembak. "Bokong Aneh, bagaimana kamu mengenal saya?" Su Xiaoqiao juga terkejut. "Bagaimana bisa saya tidak mengenalmu? Semua orang memanggil Dollar sebagai "Doll" karena dirimu." Han Sen tersenyum sedangkan dalam hati dia membenci Xiaoqiao. Berkat dirinya, Han Sen memiliki julukan yang begini aneh. Su Xiaoqiao merasa sangat bangga, "Jika bukan karena saya, Dollar tidak akan sepopuler sekarang." "Pekerjaan yang bagus." Han Sen memberinya acungan jempol, sambal berpikir, "Dasar bangsat kecil." "Kak, mengapa kamu memilih untuk masuk ke Bullseye?" Su Xiaoqiao bertanya kepada Han Sen. "Karena kamu dapat menghindar dari makhluk-mahkluk untuk mengurangi risiko. Utamakan keselamatan," tawa Han Sen. "Kita berpikiran sama." Su Xiaoqiao merasa seperti bertemu seseorang yang memahami dirinya. "Satu-satunya hal yang baik tentang Bullseye adalah keselamatan. Saya tidak akan ke sini dalam jutaan tahun kalau bukan karena alasan ini. Ketua tim Manli kelihatan hebat tetapi dia orang yang sadis. Kamu tahu apa yang kami panggil dibelakangnya? Nazi.." Su Xiaoqiao dan Han Sen tiba-tiba merinding. Mereka membalikkan badan dan melihat Manli berdiri di dekat mereka. Dia pasti telah mendengar semua yang mereka bicarakan. Han Sen dan Su Xiaoqiao ketakutan. Su Xiaoqiao dengan cepat tersenyum, "Manli, saya hanya bercanda dengan orang baru. Sebenarnya, kamu sangat memikat hingga¡­." "Gunakan busur latihan 7,0. Kalian masing-masing harus menembakan seribu panah. Jangan pergi sebelum kalian selesai," kata Manli dengan dingin lalu pergi. "Ya Tuhan! Busur latihan 7,0, seribu panah? Mengapa dia tidak langsung membunuhku saja?" senyuman Su Xiaoqiao hilang seketika. "Dia tidak ada di sini. Dia tidak akan mengetahui berapa banyak panah yang kita tembakkan," kata Han Sen. "Kak, kamu terlalu naif. Tentu saja, Nazi telah memikirkan hal ini. Ada orang yang ditugaskan untuk menghitung panah. Kamu tidak boleh menembakkan panah melewati garis. Kamu juga tidak boleh meleset dari sasaran," kata Su Xiaoqiao dengan putus asa. "Kita akan melakukannya dengan santai kalau demikian. Dia tidak mengatakan kapan kita harus selesai." Han Sen menepuk pundak Su Xiaoqiao. Dengan peringkat kekuatan 9,1, seribu panah dengan busur latihan 7,0 mungkin akan menjadi tugas yang sulit, tetapi ini bukan akhir dunia. Namun, lain halnya bagi Su Xiaoqiao, yang hanya memiliki peringkat kekuatan 7. Jika dia menembak terus menerus, seribu panah akan dapat membunuhnya. Keduanya mengambil busur latihan dan mulai memanah. Berdiri di samping Su Xiaoqiao, Han Sen menembak dengan perlahan. Anggota tim Bullseye lainnya memandang mereka dengan senang. Beberapa anggota Bullseye mengambil beberapa ikat panah latihan, dan salah satunya berkata kepada Su Xiaoqiao, "Xiaoqiao, latihan terus ya. Kita akan berburu makhluk berdarah sakral besok." "Makhluk berdarah sakral yang lain ditemukan? Kapan? Mengapa saya tidak mengetahuinya?" kata Su Xiaoqiao dengan mata melotot. "Komplotan Anak Surga menemukannya. Mereka tidak dapat memburunya sendiri maka mereka meminta bantuan kita. Kami akan berangkat pagi-pagi untuk berburu tetapi kamu tidak akan keburu. Seribu panah akan memerlukan waktu sekurang-kurangnya tiga hari untuk menyelesaikannya," anggota tim lainnya menimpali dengan sinis. "Cukup ngobrolnya. Xiaoqiao, sini latihan!" teriak seorang anak muda dengan marah, wakil kepala di Bullseye. Setelah anggota lainnya pergi, Su Xiaoqiao memohon kepada pria yang marah itu, "Hongtao, tolong minta Manli untuk membiarkan saya pergi besok. Saya akan melipatgandakan waktu latihan saya setelah saya kembali." "Kamu pikir ini adalah pasar tani yang memperbolehkan kamu untuk tawar menawar? Manli bilang tembak seribu panah, maka kamu tidak boleh melewatkan satu panah pun." Liu Hongtao memberikan Han Sen tatapan tajam dan berkata, "Dan kamu, jangan mengira kamu dapat lolos dari apapun di sini hanya karena kamu kenal dengan Qin Xuan. Ini hanya pelajaran kecil. Jangan biarkan saya menangkapmu atau kamu akan menyesal." "Liu, kamu mengenalku dengan baik. Tolong bantu kami." Su Xiaoqiao menyodorkan setumpuk uang ke Liu Hongtao. Liu Hongtao membuang uang itu ke lantai dan memarahi Su Xiaoqiao," Kamu kira kamu dapat menyogok saya? Peraturan adalah peraturan. Kamu tidak dapat kemana-mana kecuali kamu selesai menembakkan seribu panah." Liu Hongtao pergi setelah pidatonya. Han Sen agak terkejut dan bertanya kepada Su Xiaoqiao," Apakah peraturan begitu ketat di Bullseye?" "Ketat apaan. Liu selalu mengambil uang dari kita," Su Xiaoqiao menggertakkan giginya dan berkata. "Mengapa dia tidak mau menerimanya kali ini?" Han Sen bingung. Su Xiaoqiao menatap Han Sen dan berbisik," Kamu sebaiknya berhati-hati. Saya rasa Manli sangat marah denganmu, dan Liu sangat menyukai Manli. Dia pasti sengaja mencari masalah denganmu. Kalau bukan begitu, kamu seharusnya tetap pergi berburu walalupun dalam masa hukuman." Han Sen tiba-tiba menyadari mengapa Liu Hongtao melihatnya dengan jijik dan penuh kebencian. "Ini adalah kesalahanku. Tetapi jangan kuatir, kita tetap akan pergi besok." Han Sen menepuk pundak Su Xiaoqiao. "Bagaimana kalau kita tidak menyelesaikan seribu panah?" Su Xiaoqiao menghela nafas dan tiba-tiba terpikir sesuatu, "Kak, apakah kamu tidur dengan Qin Xuan? Kalau benar, bicara saja kepadanya dan kita pasti dapat pergi." 46 Daya Tahan "Bahkan jika aku tidur dengan Qin Xuan, aku tidak mengganggunya dengan hal ini. Apalagi, tidak ada apa-apa di antara kami," jelas Han Sen. "Dalam komplotan kami, Manli hanya akan mendengarkan kata-kata Qin Xuan. Maka, jika dia tidak membantu kita, dia tidak akan dapat pergi besok." Su Xiaoqiao menarik tangan Han Sen, "Kak, harga diri tidak berharga, tetapi makhluk berdarah sakral tidak bernilai. Jika kau benar-benar ada sesuatu dengan Qin Xuan, kau harus memohonnya dan membiarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan dengan dirimu. Kamu harus berfokus pada tujuan yang lebih besar." Han Sen menghela nafas, "Sayangnya, benar-benar tidak ada apa-apa." "Kalau begitu, matilah kita. Kita akan berlatih sementara yang lainnya pergi berburu," Su Xiaoqiao berkata dengan putus asa. "Jangan frustasi dulu. Walaupun aku tidak tidur dengan Qin Xuan, kita masih dapat pergi berburu besok," tawa Han Sen. "Apa yang kau pikirkan?" Su Xiaoqiao menatap Han Sen dengan tidak berdaya. "Selesaikan dulu panah-panah ini pada hari ini." Han Sen menunjuk pada setumpuk anak panah. Su Xiaoqiao berkata dengan lemas, "Kakak, kita masing-masing harus menembakan seribu panah dengan jarak 450 kaki dari sasaran, dan panah yang tidak mengenai sasaran tidak akan dihitung. Kita memerlukan waktu sekurang-kurang tiga hari untuk melakukannya." "Belum tentu," Han Sen mencoba busurnya, ternyata jauh lebih ringan daripada Hari Kiamat. Busur latihan 7,0 berarti kau menggunakan busur itu untuk melatih kecepatan tembak dengan peringkat kekuatan 7,0. Sedangkan Hari Kiamat, kau hanya menarik tali busur sekali dengan peringkat kekuatan 7,0. Dia mengambil sebuah panah dan menembaknya ke arah sasaran. Langsung tepat pada sasaran. Han Sen tidak berhenti menembak. Walaupun tidak setiap tembakannya tepat mengenai sasaran tetapi seluruh tembakannya ada pada sasaran. Su Xiaoqiao mengira tidak mungkin dapat menyelesaikan berlatih hari ini. Tetapi Han Sen telah menembakan tiga lusin panah dalam waktu yang singkat dan tidak beristirahat sama sekali. "Kakak, hebat! Sepuluh panah berturut-turut dengan busur 7,0," puji Su Xiaoqiao. Setiap pemanah memahami bahwa tembakan yang cepat akan menghabiskan banyak tenaga dan seorang pemanah biasa hanya dapat menembakan selusin panah berturut-turut sementara mereka yang dapat menembakan dua lusin panah berturut-turut harus jauh lebih kuat daripada yang diperlukan oleh busur itu. Han Sen hanya tersenyum dan berkata kepada Su Xiaoqiao, "Jangan hanya berdiri di sana. Mari kita habiskan dua ribu panah dan pergi berburu makhluk berdarah sakral." "Tidak tahu diri," Liu Hongtao yang mengawasi mereka berkata dengan nada menghina. Mampu menembakan tiga lusin panah adalah prestasi yang mengesankan, tetapi seribu panah tidaklah mudah. Bahkan jika peringkat kekuatan Han Sen di atas 8,0 atau 9,0, dia tidak dapat terus menembak dengan kecepatan ini. Lengan dan jari jemarinya akan kelelahan, maka tidak mungkin dia dapat bergabung dengan perburuan besok. Han Sen juga mengetahui bahwa menembak dalam waktu yang lama memerlukan tidak hanya kekuatan. Namun, dia merasakan bahwa otot-ototnya luar biasa kuat dan elastis. Setelah menembakkan dua lusin panah, ototnya terasa agak perih. Tetapi ketika dia mengibaskan tangannya, dia merasa pulih kembali. 47 Panah Baja Z "Mengapa berisik sekali di luar?" Yang Manli mendengar kebisingan di luar kantornya ketika dia sedang memeriksa data makhluk berdarah sakral yang dikirimkan oleh Anak Surga. Yang Manli bertanya dua kali, tetapi tidak ada orang yang menjawab. Dia cemberut dan keluar untuk menyelidikinya. Hampir seluruh tim Tempat Pelatihan Mata Banteng berada di arena panahan, bersorak-sorai dari waktu ke waktu. Yang Manli mengeluarkan sebuah teleskop. Sebagian besar produk teknologi tinggi kehilangan fungsinya dalam Tempat Suci Para Dewa, tetapi instrumen utama seperti teleskop masih dapat bekerja. Yang Manli mulai merasa skeptis, meletakan teleskop dan pergi ke arena panahan. "Bokong Maniak, seorang pria sejati, dia telah mempertahankan kecepatan ini sangat lama." "Daya tahannya tidak terkalahkan." "Saya rasa hukuman seribu panah terlalu ringan baginya. Dia mungkin dapat menyelesaikannya sebelum waktu makan malam¡­" Tim Tempat Pelatihan Mata Banteng melihat kedatangan Yang Manli, dan cepat-cepat berlari kembali untuk berlatih. Mereka tidak takut dengan Liu Hongtao, tetapi merasa ketakutan dengan Yang Manli. "Panah-panah itu semuanya ditembakan olehnya?" Yang Manli bertanya kepada Liu Hongtao. "Kecuali untuk Sasaran 9 dam Sasaran 10." Liu Hongtao merasa agak enggan untuk menjawabnya. "Begitu." Yang Manli tidak mengatakan apa-apa dan kembali ke kantor. Liu Hongtao tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Yang Manli dan dengan cepat bertanya, "Manli, hukumannya terlalu ringan dan ini akan menjadi contoh yang buruk. Apakah sebaiknya kita menambahkan seribu panah lagi sebagai hukuman?" "Tidak!" Yang Manli pergi. Kembali ke kantornya, Yang Manli mengeluarkan profil Han Sen dan mempelajarinya. "Daya tahan yang hebat, jumlah poin geno yang bagus, peringkat kekuatan mungkin berada pada 9,0. Lulusan Pendidikan edukasi integrase dengan nilai yang sangat baik." Yang Manli membaca profilnya dengan teliti, berpikir sejenak dan bergumam: "Aku akan memberikannya kesempatan, demi penguasa stasiun." Han Sen berhenti setelah menembakan lima ratus panah dan beristirahat selama dua jam sebelum dia memulai memanah. Walaupun sebenarnya dia dapat tetap meneruskan memanah, dia merasa kuatir akan membuat semua orang ketakutan karena itu dia beristirahat. Menjelang tengah malam, Han Sen dan Su Xiaoqiao telah menembakan dua ribu panah. Han Sen menjadi terkenal dalam Tempat Pelatihan Mata Banteng dan seluruh anggota telah merubah pandangan mereka tentang dia. Setiap orang yang mampu menembakan seribu panah dalam sehari patut mendapatkan penghormatan. "Sen, aku orang yang tidak mudah merasa terkesan, tetapi kau sungguh menakjubkan." Walaupun sebagian besar panah ditembakan oleh Han Sen, Su Xiaoqiao juga merasa perih dan Lelah. Dia melingkarkan lengannya di leher Han Sen dan mengacungkan jempol untuk Han Sen. "Tidak masalah. Apakah kau mengetahui mahkluk berdarah sakral jenis apa yang akan kita bunuh besok?" tanya Han Sen. "Aku begitu tampan sehingga asisten Manli tidak dapat menolak pesonaku dan dia memberitahuku segalanya," Su Xiaoqiao berkata dengan bangga. "Jadi, apakah itu?" Han Sen tidak peduli dengan omong besarnya. "Tampaknya adalah seekor makhluk terbang. Tidak ada banyak pemanah dalam komplotan Anak Surga, karena itu mereka meminta bantuan kita," balas Su Xiaoqiao. Han Sen cemberut, "Makhluk berdarah sakral yang dapat terbang. Itu sulit." Makhluk berdarah sakral sudah sangat kuat. Jika mereka memiliki kemampuan untuk terbang, maka akan lebih sulit lagi bagi mereka untuk memburunya. Bagaimanapun juga, jarak yang dapat ditempuh busur logam campuran terbaik hanya sekitar setengah mil dan hanya beberapa orang dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama yang dapat menarik tali busur itu. Jika makhluk berdarah sakral terbang terlalu tinggi, panah tidak dapat melukainya. Selain itu, kulit makhluk berdarah sakral sangat kaku sehingga bahkan ujung panah Saber tidak dapat menembusnya. Han Sen mengetahui bahwa Tempat Pelatihan Mata Banteng pasti memiliki busur dan panah jiwa binatang. Dan pasti juga ada panah logam campuran yang lebih bagus daripada panah Saber. Tetapi dia pikir Manli tidak akan memberikan dia akses ke panah itu. Jika dia bahkan tidak dapat menembus kulit makhluk berdarah sakral, walaupun ini adalah kesempatan yang dianugerahkan dari langit, dia tidak berdaya untuk meraihnya. "Tampaknya aku harus membeli panah baja Z," pikir Han Sen. Baja Z bukanlah baja biasa, tetapi semacam logam yang ditemukan manusia lima tahun lalu. Karakteristiknya mirip dengan baja, tetapi ketangguhannya jauh di atas baja. Ketangguhan panah logam campuran dapat ditingkatkan lebih jauh lagi dengan hanya menambahkan sedikit baja Z. Dan seluruh logam buatan alfa mengandung baja Z yang ditambahkan ke dalamnya. Hari Kiamat dan pedang lebar Han Sen yang disita dari Liu Feng keduanya mengandung baja Z tetapi kandungannya sangat sedikit. Pedang lebar mengandung 0,3 persen baja Z, sedangkan Hari Kiamat mengandung 0,4 persen baja Z dalam busurnya dan 0,5 persen baja Z di tali busur. Jika sebuah senjata mengandung lebih dari 10 persen baja Z, dia dapat menembus tulang makhluk mutan. Dan jika sebuah senjata yang mengandung lebih dari 60 persen baja Z, dia dapat menjadi sekuat tulang makhluk berdarah sakral. Namun, Baja Z sangat langka dan oleh karena itu, harganya sangat mahal. Persekutuan juga mengendalikan produksi dengan ketat, maka semua logam buatan yang mengandung lebih dari 1 persen baja Z akan sulit ditemukan. Walaupun ujung panah Saber mengandung sedikit baja Z, kandungannya hanya kurang dari 0,1 persen. Oleh karena itu, tidak mungkin dapat memburu makhluk berdarah sakral dengan panah Saber, bahkan walaupun dia menembakan panah langsung ke lukanya. Panah ideal Han Sen adalah panah baja Z, yang mengandung 1 persen baja Z. Namun, harganya sangat mahal sehingga walaupun dengan seluruh uang yang dimilikinya sekarang, yang sekitar tiga ratus ribu dolar, dia mungkin hanya mampu membeli sebuah panah dengan kandungan 0,6 persen baja Z. Han Sen pulang ke rumah pada malam harinya dan masuk ke Forum Malam Kutub. Jika dia tidak dapat menemukan barang bekas yang tepat, dia harus membeli yang baru di toko. Dalam Forum Malam Kutub, ada unggahan yang mengatakan ingin menjual senjata dengan kandungan 1,2 persen baja Z. Han Sen mengetahui bahwa unggahan itu berasal dari pemilik toko yang tidak memiliki lisensi atau izin resmi. Pada laman toko hanya ada gambar holografis dari produk yang dijual dan sebuah nomor jaringan komunikasi. 48 Usaha Tim Han Sen melihat dengan lebih teliti dan melihat gambar holografis tentang proses pembuatan senjata itu, yang membuktikan bahwa semua bagian senjata itu dibuat dengan tangan. Setelah memeriksa gambar, Han Sen memutar nomor di laman. Seseorang menjawab, tetapi tidak memperbolehkan obrolan video. Han Sen hanya dapat mendengar suaranya. "Apa yang dapat aku bantu?" pemilik toko bertanya dengan suara pria yang rendah. "Aku melihat dalam forum bahwa kau menjual senjata. Apakah kau memiliki panah dengan kandungan baja Z yang lebih tinggi?" Han Sen tidak berharap bahwa kandungan baja Z dapat sungguh-sungguh mencapai 1,2 persen. Dia sudah merasa senang, jika dapat mencapai 0,8 persen. "Aku memiliki dua panah yang dibuat sendiri olehku. Mengandung 1,2 persen baja Z. Tiga ratus ribu masing-masing," balas pria itu. "Aku mau satu. Dimana saya dapat memeriksanya?" tanya Han Sen. "Aku akan memberimu alamatnya," pria itu memberinya sebuah alamat lalu menutup telepon. Han Sen mengikuti alamat yang diberikan di sebuah kawasan pelacuran. Walaupun sudah tengah malam, jalanannya masih sangat ramai. Han Sen menunggu sejenak di lokasi yang telah disetujui dan melihat seseorang melambai padanya di seberang jalan. Hansen berjalan ke arahnya dengan perasaan was-was. "Kau ingin membeli sebuah panah?" tanya seorang pria yang mengenakan kacamata hitam dan tudung. Han Sen hanya dapat mengetahui bahwa dia adalah pria paruh baya. "Iya," Han Sen mengangguk. Pria itu mengeluarkan sebuah kotak dan meletakkannya di hadapan Han Sen. Dia membukanya dan ada panah baja hitam di dalamnya. "Bolehkah aku mengujinya?" tanya Han Sen. "Silakan," balas pria itu dengan santai. Han Sen mengeluarkan panah dari kotak dan menguji keseimbangannya. Jika sebuah panah tidak seimbang, maka tidak masalah dia terbuat dari bahan apa. "Bagus sekali." Han Sen merasa keseimbangan panah ini lebih baik daripada panah Saber. JIka busurnya cukup kuat, panah ini dapat mempertahankan stabilitas. Pria itu mengangguk dan tidak berkata apa-apa. Han Sen mengeluarkan pedang lebarnya dan bertanya pada pria itu, "Bolehkah saya mengujinya dengan senjata milikku?" Tanpa persetujuannya, Han Sen tidak berani mengujinya dengan cara itu. Tetapi berbicara secara teknis, jika sebuah panah mengandung lebih dari 0,7 persen baja Z, pedang lebarnya bahkan tidak akan meninggalkan bekas di atasnya. Pria itu melihat pedang lebar di tangan Han Sen dan sekali lagi berkata, "Silakan." Setelah mendapatkan persetujuannya, Han Sen memegangi panah dengan satu tangan dan pedang lebar dengan tangan lainnya, Han Sen dengan sengit mengayunkan pedang lebar ke panah. Kling! Han Sen memeriksa panah dan merasa senang ketika tidak melihat bekas apapun di panah, sedangkan pedang sendiri terlihat sempak. Walaupun dia tidak yakin apakah kandungan baja Z mencapai 1,2 persen, dia mengetahui bahwa itu adalah busur yang berkualitas. "Ini sangat bagus. Aku akan mengambilnya." Han Sen mengeluarkan tiga ratus ribu yang dibawanya dan membayar pria itu. "Tentu saja, ini terbuat dari baja bantalan dari pesawat antar bintang tua, karena itu kandungan baja Z standarnya adalah 1,2 persen. Selain itu senjata yang dibuat dengan mesin tidak dapat dibandingkan dengan buatanku. Beritahu aku jika memerlukan sesuatu di masa depan," kata pria itu dan menghilang dalam gang belakang. Han Sen kembali ke rumah dan menguji panah itu dengan lebih seksama. Benar-benar hebat, mirip dengan parah dengan merek ternama, dan harganya hanya sepersepuluh. "Aku sungguh beruntung dapat menemukan seorang pengrajin sejati," Han Sen sebelumnya tidak berani berharap banyak karena ada banyak penjual senjata buatan tangan yang hanya menghasilkan produk dengan kualitas biasa. Untuk senjata seperti panah yang memerlukan banyak keahlian untuk membuatnya, bahkan lebih sulit untuk menemukan yang bagus dari penjual independen. Han Sen merasa sangat puas dengan panahnya. Ujung panahnya saja sudah dapat menunjukkan keahlian pengrajin yang luar biasa, karena harus diasah secara manual agar dapat menjadi setajam ini. Han Sen pernah mempelajari cara pembuatan senjata sekilas di sekolah, tetapi karyanya tidak bermutu tinggi seperti pembuat senjata ini. "Ini adalah panah yang bagus, tetapi sayangnya aku hanya mampu membeli satu. Jika aku tidak dapat mengenai sasaran, maka tidak ada kesempatan kedua." Han Sen memeriksa rekening banknya dan melihat bahwa hanya tersisa kurang dari seratus ribu dollar di dalamnya. "Aku berharap dapat membeli sesuatu dengannya besok." Han Sen tidur sejenak dan teleportasi ke Tempat Suci Para Dewa pagi-pagi besoknya. Dalam komplotan Baju Baja Qin Xuan, Tempat Pelatihan Mata Banteng adalah tim yang paling kecil. Beberapa warga sipil merasa tertarik dengan panahan, maka sebagian besar anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng memiliki latar belakang militer dan dapat masuk ke sekolah militer jika nilainya memuaskan. Ketika mereka masuk ke Tempat Suci Para Dewa, mereka dapat melaporkan kepada militer tentang mereka ditugaskan di tempat penampungan yang mana. Komplotan Baju Baja Qin Xuan adalah kekuatan militer dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Persekutuan tidak memiliki terlalu banyak kuasa atas Tempat Suci Para Dewa, tetapi masih memegang sebagian kendali. Dalam setiap tempat penampungan, komplotan yang terbesar biasanya memiliki latar belakang militer. Qin Xuan memimpin orang-orangnya ke tempat yang telah disetujui, dan komplotan Anak Surga telah berada di sana. Dibandingkan dengan Komplotan Baju Baja, komplotan Anak Surga tampak kurang terorganisir. Luo Tianyang menatap Han Sen, yang berada di antara kerumunan, dengan tatapan dingin dan menilai dari tatapannya, Han Sen mengetahui bahwa urusan mereka belum selesai. Setelah kedua belah pihak bergabung, komplotan Anak Surga mengarahkan jalan, berjalan ke dalam pegunungan. Posisi komplotan Qin Xuan berada di belakang barisan, dan Han Sen dan Su Xiaoqiao berjalan di belakang semua orang. "Sen, aku rasa kita seharusnya membawa perisai, untuk melindungi diri kita," kata Su Xiaoqiao. "Kau kan kaya. Beli saja pakaian baja Z," kata Han Sen. "Baja Z sangat berat dan tidak mudah dibawa seperti baju baja jiwa binatang. Dan bahkan baju baja jiwa binatang primitif masih lebih kokoh daripada baju baja Z, kecuali jika kandungan baja Z lebih dari 10 persen. Kau tahu bahwa kita hanya dapat menemukan senjata yang paling banyak mengandung 1 persen baja Z. Baju baja jiwa binatang secara umum masih lebih baik." Su Xiaoqiao melanjutkan pembicaraan. "Betapa baiknya jika aku memiliki baju baja seperti Dollar. Itu adalah satu-satunya baju baja berdarah sakral yang pernah aku lihat di dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Aku penasaran itu berasal dari jiwa binatang apa." "Dilihat dari penampakannya, aku rasa pasti berasal dari jiwa binatang yang galak dan kuat," anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng lainnya menimpali. "Tentu saja. Pasti berasal dari makhluk berdarah sakral yang fenomenal," yang lainnya setuju. Han Sen terkekeh diam-diam dan berpikir apa yang akan mereka katakan jika mereka mengetahui bahwa baju baja itu sebenarnya berasal dari makhluk yang terlemah, kumbang hitam. 49 Panah Cahaya Bintang Kedua komplotan telah berjalan selama lebih dari setengah bulan sebelum mereka mencapai sebuah gunung yang tidak pernah didatangi Han Sen. Sepanjang perjalanan, Han Sen memahami bahwa ada kekuatan di balik jumlah orang yang banyak. Tidak ada makhluk yang dapat menghalang jalur mereka dengan hujan panah dari para pemanah dan pasukan berkuda. Tentu saja, para pemandu akan memperingati mereka jika ada kawanan makhluk kuat di depan mereka dan mereka akan menempuh jalan lain untuk menghindarinya. Di tempat tujuan, tim Tempat Pelatihan Mata Banteng bersembunyi di tebing dan bersiap-siap untuk menembak makhluk berdarah sakral yang dipancing keluar oleh tim Luo Tianyang. Sisanya berada di bawah tebing dan bersiap-siap untuk mengejar makhluk itu. Selain tim Tempat Pelatihan Mata Banteng, Anak Surga dan antek-anteknya juga berada di tebing. Han Sen mengetahui bahwa mereka juga memiliki keahlian memanah yang baik karena dia pernah menyaksikan sendiri Anak Surga hampir membunuh pembantai berdarah dengan sebuah panah sebelum dia mengambil jiwa binatangnya. Anak Surga melihat Han Sen dengan dingin seolah-olah dia sudah mendengar kabar tentang Han Sen adalah mainan Qin Xuan, yang membuatnya jengkel. "Anak Surga, dimanakah panah-panah yang telah disepakati untuk diberikan kepada kami?" tanya Yang Manli. Anak Surga memerlukan bantuan Tempat Pelatihan Mata Banteng sekarang karena panah biasa tidak dapat melukai makhluk berdarah sakral sama sekali, sedangkan panah baja Z terlalu mahal. Dia telah setuju menyediakan panah-panah yang diperlukan untuk Tempat Pelatihan Mata Banteng kali ini. Anak Surga tersenyum dan melambaikan tangannya. Antek-anteknya menurunkan sebuah kotak dari punggung tunggangan. Mereka membuka kotak yang dipenuhi dengan panah Cahaya Bintang, masing-masing bernilai lebih dari satu juga. Panah ini diproduksi oleh Grup Bintang dengan kandungan 1 persen baja Z. "Manli, di sini ada seratus panah Cahaya Bintang yang telah kita sepakati. Apakah kau akan membagikannya untuk para pemanah terbaikmu?" Anak Surga tersenyum. Yang Manli berbalik dan mulai memanggil beberapa nama. Dia sendiri memiliki panah yang bagus; begitu pula dengan Liu Hongtao. Oleh karena itu, dia berencana untuk memilih lima anggota lainnya untuk menggunakan panah Cahaya Bintang. Tidak lama kemudian dia telah memilih empat orang dan setelah berpikir sejenak, dia menatap Han Sen, "Dan kau." Han Sen agak terkejut, karena dia tidak menduga Yang Manli akan memilihnya. Tetapi ini adalah hal yang bagus, dan Han Sen cepat-cepat melangkah maju dan berdiri bersama empat lainnya. Sementara Yang Manli bersiap untuk membagikan panah-panah di antara kelimanya, Anak Surga tiba-tiba berkata dengan mencibir, "Manli, apakah kau yakin dengan para pemanah ini?" "Apakah ada masalah?" Yang Manli menatap Anak Surga. "Bagaimana mungkin seseorang seperti dia berkualifikasi untuk menggunakan panah Cahaya Bintang?" tanya Anak Surga dengan dingin, menunjuk kepada Han Sen. "Aku yang memilihnya, dan karena itu dia memenuhi syarat," balas Yang Manli. Anak Surga melihat Han Sen dengan jijik dan berkata kepada Yang Manli. "Aku tidak meragukan pilihanmu, tetapi orang ini pokoknya tidak bisa. Tolong ganti dia." Yang Manli cemberut, tetapi dia tahu bahwa kampanye ini didominasi oleh Anak Surga, karena dia yang menyediakan segalanya. Tempat Pelatihan Mata Banteng hanya berada di sana untuk membantunya. Maka, dia tidak dapat menolak permintaannya. "Zhao Hua, kemari." Yang Manli harus membiarkan Han Sen kembali ke timnya, dan memanggil nama lainnya. Anak Surga terus menatap Han Sen dengan dingin. "Sen, kau sungguh tidak beruntung. Kau memiliki kesempatan untuk mendapatkan 20 panah Cahaya Bintang dan membunuh makhluk berdarah sakral. Sekarang, semuanya sudah hilang," kata Su Xiaoqiao dengan penuh penyesalan. Han Sen mengangkat pundaknya. Walaupun sayang sekali dia tidak mendapatkan 20 panah Cahaya Bintang, dia telah memiliki panah yang lebih kuat dalam sarung panahnya. Dia masih memiliki kesempatan. Para pemanah mengambil posisi masing-masing di tebing dan mempersiapkan busur dan panah, menunggu makhluk berdarah sakral terbang dari bawah. Han Sen dan Su Xiaoqiao mendapatkan lokasi yang nyaman dan Anak Surga tiba-tiba berjalan ke arahnya dan berkata, "Apa yang dilakukan oleh kalian dua berandalan yang tidak berguna di sini? Pergi." Kemudian, antek-antek Anak Surga mengusir Han Sen dan Su Xiaoqiao ke samping. Su Xiaoqiao menatap mereka dengan galak dan penuh kemarahan. Han Sen menarik lengannya dan berkata, "Tidak apa-apa, Ayo kita ke sana." "Mereka sudah keterlaluan," kata Su Xiaoqiao dengan pahit. "Tidak pernah ada kata telat untuk membalas dendam. Tunggu dan lihat saja bagaimana wajah Anak Surga ketika kita membunuh mahkluk berdarah sakral," senyum Han Sen sambil berjalan ke sisi lain bersama Su Xiaoqiao. "Tidak semudah itu. Tebing ini sangat lebar dan orang-orang dari Anak Surga menunggu di sisi lainnya. Jika makhluk berdarah sakral muncul di sisi mereka, maka jaraknya terlalu jauh bagi kita. Bahkan jika hanya berjarak tiga ratus kaki dari kita, kita bahkan tidak dapat melukainya tanpa panah Cahaya Bintang. Pada dasarnya, kita hanyalah umpan, penarik perhatian, "Su Xiaoqiao tersenyum masam. "Kamu memiliki uang. Mengapa kau tidak membeli beberapa panah Cahaya Bintang?" Han Sen menatap Xiaoqiao dengan heran. Dia ingat Su XIaoqiao sangat kaya. Satu juta bukan nilai yang besar baginya. "Mengapa saya memerlukan itu? Harganya terlalu mahal dan kau mungkin tidak dapat mengembalikannya. Masing-masing satu juta, dan kau mungkin harus menembakan tujuh atau delapan panah sebelum berhasil mengenainya. Lagipula juga tidak ada jaminan dapat membunuh apa-apa. Aku lebih baik menggunakan uang itu untuk membeli daging makhluk mutan." Kemudian Su Xiaoqiao meredakan suaranya dan berkata, "Sekarang baja Z dinilai terlalu tinggi. Sebagai tuan muda dari Grup Bintang, Anak Surga memiliki tambang dan pabrik baja Z. Maka, dia tidak perlu menghabiskan terlalu banyak uang untuk panah-panah ini, karena biaya produksi setiap panah ini hanya paling banyak sepuluh ribu." "Keuntungannya begitu tinggi?" Han Sen terkejut. "Sekarang tambang baja Z telah dimonopoli oleh beberapa kelompok. Selain itu teknologi manufaktur juga belum siap untuk memproduksi logam campuran alfa yang mengandung baja Z lebih dari 5 persen. Karena alasan tertentu, logam campuran alfa akan menjadi rapuh seperti kaca jika mengandung baja Z lebih dari 5 persen." Su Xiaoqiao menjelaskannya kepada Han Sen. Sementara keduanya berbincang, tiba-tiba mereka mendengar suara lolongan seperti naga di bawah tebing. Meraih busurnya, mereka melihat ke bawah tebing. 50 Pengepungan "Cicak raksasa!" Su Xiaoqiao melihat mahkluk di bawah tebing dan berteriak. Han Sen juga melihat bagaimana penampakan makhluk berdarah sakral itu, seekor cicak raksasa yang ditutupi dengan sisik berwarna ungu, keluar dari lembah yang dalam dengan sepasang sayap yang berbulu. Makhluk berdarah sakral itu berada lebih dekat dengan tempat Han Sen berada, tetapi masih berjarak 250 kaki. Setelah mendengar perintah Yang Manli, semua orang mulai menembak ke bawah ke arah makhluk berdarah sakral yang berusaha untuk terbang ke atas dari lembah. Panah-panah menghujaninya tetapi bahkan tidak mampu melukai bulu di sayap-sayapnya, apalagi sisik di tubuhnya. Bahkan panah Cahaya Bintang hanya dapat menimbulkan sedikit percikan sebelum jatuh. Ujung panah menjadi bengkok, namun bulu-bulunya tetap utuh. Han Sen sudah mempersiapkan panahnya yang mengandung 1,2 persen baja Z di busur, tetapi belum menembaknya. Ini adalah satu-satunya panah yang dia miliki dan akan sia-sia jika dia tidak mendapatkan sudut yang terbaik. "Bulu dan sisiknya terlalu keras. Panah kita tidak mempan kecuali jika kita dapat menembak matanya." Su Xiaoqiao juga menembakkan beberapa panah, yang seluruhnya hanya sia-sia. Sementara Su Xiaoqiao berbicara, Anak Surga telah memanggil busur jiwa binatang elangnya dan sebuah panah jiwa binatang dalam bentuk gigi serigala. Mengarahkannya pada sayap makhluk berdarah sakral, Anak Surga menembakkan panahnya. Han Sen memperhatikan bahwa panah jiwa binatang yang digunakan Anak Surga kali ini lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan panah berdarah sakral tawon bersayap enam yang dia gunakan terakhir kali, maka ini mungkin adalah jiwa binatang mutan atau primitif. Panah jiwa binatang terbang melintasi langit bagaikan petir hitam, menembus bulu-bulu ungu dan bersarang di sayap makhluk itu, membuat makhluk itu meraung-raung. Yang Manli juga memanggil busur jiwa binatang yang seperti merpati putih, bersama dengan panah jiwa binatang yang seperti ikan todak biru. Panahnya juga membolongi bulu-bulu ungu dan darah mulai mengalir membasahi panah. Panah Anak Surga dan Manli dapat dipergunakan berkali-kali. Setelah panah mengenai sasaran, mereka dapat memanggilnya kembali ke tangan mereka. "Jadi ini adalah panah tak terhingga! Panah jiwa binatang sungguh jauh lebih baik daripada panah baja Z dalam hal ini." Han Sen merasa sangat iri, dan berharap dia dapat mengambil panah jiwa binatang dari tangan Anak Surga. Itu pasti adalah jiwa binatang mutan, kalau bukan demikian, tidak akan dapat menembus sayap mahkluk berdarah sakral dengan begitu mudah. Anak Surga dan Yang Manli keduanya mengetahui bahwa sayap adalah bagian yang terlemah dari makhluk itu dan mereka menembak ke sayapnya lagi. Makhluk itu mendapatkan dua tembakan lagi dan terbang menjauh dari tebing. Busur jiwa binatang Anak Surga jelas lebih kuat daripada Hari Kiamat. Ketika dia melayangkan tembakan berjarak 600 kaki dari makhluk itu, panah masih dapat menembus sayapnya. Setiap orang berusaha keras untuk menembaki makhluk itu, tetapi luka yang mereka timbulkan tidak cukup parah. Makhluk itu berhasil melarikan diri dan terbang menjauh. "Kejar dia! Sayapnya sudah terluka jadi dia tidak akan terbang jauh." Anak Surga memberikan perintah dan mereka yang memiliki tunggangan jiwa binatang semuanya memanggil tunggangannya dan mengejar makhluk itu. Han Sen dan yang lainnya yang tidak memiliki hewan tunggangan hanya dapat berlari mengikuti mereka dan tertinggal di belakang. Bagaimanapun juga, mereka yang berkaki dua tidak akan pernah dapat mengejar mereka yang berkaki empat. Dalam sekejap, mereka tidak dapat melihat tunggangan di depan mereka dan tiba-tiba terdengar suara derapan tapak. Suara itu berasal dari Qin Xuan dan yang lainnya yang sedang menyerang lembah. "Naik." Qin Xuan memanggil Han Sen ketika tunggangannya melewati dia, mempertimbangkan tunggangannya dapat memuat dua orang dan Han Sen adalah pemanah yang piawai dengan Hari Kiamatnya. Han Sen merasa sangat senang dan cepat-cepat melompat ke tunggangannya. Dia mengira kesempatannya telah hilang, tetapi Qin Xuan bersedia membawanya sehingga dia masih memiliki kesempatan kedua. Qin Xuan mengikuti jejak tapak. Duduk di belakangnya, Han Sen harus melingkarkan tangannya ke Qin Xuan agar tidak terjatuh dari tunggangan. Dia terbungkus dengan baju baja jiwa binatang sehingga dia tidak dapat merasakan apa-apa. Selain jejak tapak, juga ada jejak darah di tanah, yang seharusnya berasal dari luka makhluk berdarah sakral, bukti bahwa mereka telah berada pada arah yang benar. Setelah pengejaran selama delapan jam, Qin Zuan akhirnya melihat Anak Surga, Yang Manli dan yang lainnya di depan mereka. Anak Surga berhenti di depan sebuah gunung dan melihat ke puncak gunung. Qin Xuan dan Han Sen mendekatinya. Gunung itu tampak seperti pedang yang tertancap ke dalam tanah, berdiri kokoh dengan ketinggian sekurang-kurangnya setengah mil. Dan makhluk berdarah sakral sedang meringkuk di puncak gunung, terus menerus melonglong. "Gunung ini terlalu tinggi. Bahkan panah jiwa binatang tidak mungkin dapat melukai makhluk itu," kata Yang Manli ketika melihat Qin Xuan. Anak Surga juga melihat Qin Xuan dan melihat Han Sen duduk di belakangnya dengan tangan yang memeluk pinggangnya. Tiba-tiba dia berkeinginan untuk membunuh Han Sen. "Kita harus coba untuk mendaki ke atas sesegera mungkin, atau kita dapat mengusirnya turun. Dengan kemampuan menyembuhkan diri sendiri yang dimiliki oleh makhluk berdarah sakral, lukanya akan segera pulih dalam beberapa jam dan kita tidak dapat lagi membunuhnya pada saat itu," kata Qin Xuan sambil menatap puncak gunung. "Kalau demikian, kita akan memanjat ke atas dan membunuhnya." Anak Surga mengesampingkan tunggangannya. "Gunung ini terlalu terjal. Jika kita diserang di setengah perjalanan, kita akan mati," Yang Manli tidak setuju. "Kita dapat mengirimkan beberapa orang ke atas dan kita dapat memantau dari sini. Jika dia menyerang, kita akan menembak mati dia," Anak Surga berkata dengan tenang. "Siapa yang akan naik ke atas?" Qin Xuan menatap Anak Surga dan cemberut. Tentu saja, siapapun yang naik ke atas sana akan berada dalam situasi yang sangat berbahaya dan tidak ada orang yang akan mau mengambil resiko. "Hanya Manli dan aku yang dapat mengancamnya dengan panah. Dan kita memerlukan kau, Qin Xuan untuk tetap berada di sini dan memberikan aba-aba. Yang lainnya harus naik ke atas semuanya. Kita sudah terlambat untuk menyerah. Siapapun yang naik ke atas akan mendapatkan porsi daging yang lebih besar, jadi adil bukan?" Tatapan Anak Surga menyapu wajah-wajah pria di hadapannya dan tatapannya menjadi dingin ketika melihat Han Sen. 51 Jiwa Binatang Saya Usulan Anak Surga berisiko, namun memang adalah kesempatan terbaik mereka untuk membunuh makhluk berdarah sakral. Makhluk ini sekarang berbaring di puncak gunung dan berdarah, sayapnya susah digerakkan. Jika mereka melewatkan kesempatan ini, mereka mungkin tidak akan pernah dapat membunuhnya. Akhirnya, Qin Xuan setuju dengan Anak Surga, tetapi dia memutuskan untuk naik ke puncak gunung, meninggalkan Anak Surga dan Yang Manli, kedua pemilik panah jiwa binatang mutan, di kaki gunung. "Xuan, kamu tidak perlu naik ke atas sendiri. Perintahkan saja dari bawah sini," nasihat Anak Surga. Tidak ada perintah. Karena saya tidak memiliki panah jiwa binatang mutan, saya sebaiknya juga ke atas," Qin Xuan mulai memanjat sambal berbicara. Kerumunan itu terbagi ke tujuh kelompok, dan setiap kelompok memanjat ke arah puncak gunung dari arah yang berbeda-beda. Han Sen segera mengikuti Qin Xuan. Dia memperhatikan bahwa Anak Surga memberikannya tatapan dingin dan mengetahui Anak Surga hampir menikamnya dari belakang. Mungkin Han Sen sendiri yang akan terkena tembakan dan bukan makhluk berdarah sakral. Karena Han Sen telah membulatkan tekadnya untuk mengikuti Qin Xuan kemanapun dia pergi, maka Anak Surga tidak memiliki kesempatan untuk bermain curang. Han Sen memang benar. Anak Surga mempunyai gagasan untuk menembak mati Han Sen semenjak dia mengusulkan semua orang untuk memanjat ke atas. Pada saat di lereng, Han Sen tidak dapat bersembunyi dimanapun maka dia akan mampus. Tetapi sekarang Han Sen selalu mengikuti Qin Xuan. Jika Anak Surga mulai bergerak, Qin Xuan pasti akan menyelamatkan Han Sen. Namun, Anak Surga tidak menyerah dengan mudah. Bahkan, sekarang dia memiliki keinginan yang lebih kuat untuk membunuh Han Sen. Yang diperlukan hanyalah saat Qin Xuan menjauh dari Han Sen. Walaupun jurangnya sangat tajam, kelompok itu semuanya dilengkapi dengan peralatan memanjat yang lengkap dan dalam sekejap mereka sudah memanjat sampai setengah jalan. Makhluk berdarah sakral terluka parah, ketika dia menyadari kehadiran para pemanjat itu, dia hanya dapat melolong karena dia tidak sanggup untuk untuk turun dan menyerang ataupun terbang menjauh. Ketika Qin Xuan dan yang lainnya sudah mendekati puncak gunung, makhluk itu mencoba untuk terbang menjauh dengan mengepakkan sayapnya yang bernoda darah, seketika dia terjatuh. Seluruh kelompok itu kegirangan dan mulai menembakinya dengan panah. Walaupun mereka tidak dapat melukai makhluk itu, dia merasa geram. Tiba-tiba, makhluk berdarah sakral itu mengepakkan sayapnya yang terluka dan menghantam pria yang berada paling dekat dengannya. Pria itu tidak dapat bersembunyi karena posisinya yang berada di kurang dan tanpa daya melayangkan pisaunya ke makhluk berdarah sakral. Pisaunya memotong kepala makhluk itu tetapi tidak meninggalkan jejak di sisiknya sama sekali. Pria ini digigit oleh makhluk berdarah sakral dan tercabik menjadi dua bagian. Darahnya menyembur kemana-mana, dan membuat orang-orang ketakutan. Setiap orang berusaha untuk memanjat turun. Tidak mudah menuruni gunung, tetapi untungnya mereka telah menyematkan tali pengaman pada lereng ketika mereka memanjat naik. Setiap orang akhirnya menggunakan tali untuk meluncur turun. Melihat makhluk berdarah sakral terpancing turun dan mengusir para pemanjat dengan marah, Anak Surga dan Yang Manli dengan cepat menaikkan busurnya dan menembakkan panahnya secara bertubi-tubi ke arah makhluk itu. Anak Surga menembakkan dua panah tapi meleset. Dia lebih tertarik untuk menembaki Han Sen daripada makhluk itu. Namun, Han Sen cukup lihai dan terus mengikuti Qin Xuan, tidak memberikannya kesempatan sama sekali untuk menyerang secara diam-diam. "Penakut." Anak Surga mengutuk dalam hati dan mencoba untuk menembaki makhluk berdarah sakral lagi. Pada tahap ini, setiap orang menyadari bahwa makhluk ini menghabiskan banyak peluru. Dia telah banyak mengeluarkan darah dan sulit untuk terbang. Jika dia turun sekarang, dia tidak akan sanggup terbang kembali ke atas lagi. Walaupun memakan banyak korban jiwa, mereka akan membunuh makhluk berdarah sakral ini. Karena tidak menemukan kesempatan untuk membunuh Han Sen, Anak Surga terpaksa harus melampiaskannya pada makhluk berdarah sakral. Panah demi panah, makhluk berdarah sakral tambah kesakitan dan melolong dengan kencang. Mengepakkan sayapnya yang berdarah, makhluk ini ingin kembali ke puncak gunung, tetapi lukanya terlalu parah untuk terbang. Walaupun mengepak dengan sekuat tenaga, dia tetap terjatuh. Tiba-tiba, dia terbang ke lereng dan mencengkeram sebuah batu dengan cakarnya sambil jarinya memotong empat lubang pada batu seolah-olah itu adalah mentega. Makhluk berdarah sakral mencengkeram dengan lebih kuat dan mulai memanjat ke atas gunung. "Kita tidak dapat membiarkannya memanjat kembali ke atas." Qin Xuan memanggil jiwa binatangnya dan berubah wujud menjadi seekor singa emas, memanjat menggunakan lubang-lubang yang ditinggalkan makhluk itu. Han San sangat gelisah. Jika Qin Xuan meninggalkannya, dia akan menjadi sasaran Anak Surga. Han Sen meraih ekor singa dan tiba-tiba tertarik ke atas. Qin Xuan menatapnya dengan galak, tetapi dia berpura-pura tidak melihatnya dan tetap memegangi ekornya. Qin Xuan tidak punya waktu untuk memukul Han Sen dan hanya mengejar makhluk itu dengan kecepatan penuh. Melihat makhluk berdarah sakral menjauh dari arena tembaknya, Anak Surga meletakkan busur dan anak panahnya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor kera yang tingginya lebih dari sembilan kaki. Anak Surga berlari dengan cepat ke arah jurang dan mulai memanjat jauh lebih cepat dibandingkan dengan pemanjat lainnya. Seolah-olah dia berlari di atas tanah. "Ayo!" teriak Qin Xuan. Dia tidak dapat menyambangi kecepatan mahkluk berdarah sakral karena Han Sen menunggangi ekornya. Han Sen melepaskan ekornya dengan cepat. Anak Surga sedang sibuk membunuh makhluk berdarah sakral jadi dia tidak punya waktu untuk melukai Han Sen. "Anak Surga benar-benar brengsek. Dia memiliki jiwa binatang mutan yang begitu kuat, tetapi dia tetap saja mengirimkan kita ke atas dan menempatkan kita pada posisi yang berbahaya." Han Sen merasa iri ketika dia melihat kera itu memanjat ke atas dengan kecepatan yang menakjubkan. Dia memang memiliki pembunuh berdarah tetapi kekuatannya berada pada kecepatan berlari di tanah dan ketangkasan tangan manusianya. Untuk gunung curam seperti ini, pembunuh berdarah tidak akan dapat mendakinya dengan menggunakan tapaknya. Anak Surga tidak memerlukan waktu yang lama untuk dapat melampaui Qin Xuan si singa emas dan langsung berada di belakang makhluk berdarah sakral. Makhluk itu telah berada di puncak gunung mencoba mencakar Anak Surga saat dia melihatnya. 52 Naga Bersayap Ungu Han Sen menemukan suatu tempat yang tidak terlalu curam dan memegang Hari Kiamat dengan kedua tangannya, sambil mengamati perkelahian di puncak gunung. Menarik keluar panah Langit Runtuh dari tempat penyimpanan panahnya, mengarahkan tembakan ke makhluk berdarah sakral. Dia hampir melukai makhluk berdarah sakral dengan panahnya dan dua panah ditembakkan pada Anak Surga yang sedang berkelahi dengan makhluk berdarah sakral. Tentu saja, panah Langit Runtuh juga tidak dapat melukai Anak Surga. Panah ini dibuat dengan sangat buruk sehingga bahkan tidak dapat melukai kulit makhluk mutan. Han Sen hanya melakukan pemanasan. Apalagi, dia hanya memiliki satu panah baja Z dan ingin memastikan bahwa dia pasti tidak akan meleset. "Brengsek. Jangan tembak kalau kamu tidak tahu cara menggunakan busurmu. Jauhkan panahmu yang tidak berguna," Anak Surga yang sudah tertembak dua kali oleh Han Sen mengomel. Qin Xuan bergegas menuju ke puncak dan mulai menyerang makhluk berdarah sakral. Yang lain juga kembali memanjat ke puncak dan mulai menembaki makhluk itu. Walaupun makhluk berdarah sakral sudah sekarat, dia masih cukup bertenaga. Melonglong di puncak gunung, dia memaksa setiap orang untuk mundur. Anak Surga maupun Qin Xuan tidak mampu mendekatinya. Tiba-tiba, Anak Surga berubah wujud kembali menjadi badannya sendiri. Dia baru saja berubah wujud selama satu jam, walaupun dia mampu bertahan dengan perubahan wujudnya lebih lama berkat poin geno yang dimiliki. Sementara Han Sen menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh Anak Surga, dia melihat Anak Surga memanggil pedang merah jiwa binatangnya dan menebasnya pada sayap makhluk itu yang sedang berdarah. Qin Xuan juga berubah wujud menjadi dirinya sendiri, memanggil belati kupu-kupunya yang ganas, dan menancapkannya pada makhluk itu. Beberapa orang di puncak gunung juga masing-masing menggunakan senjatanya untuk menyerang makhluk berdarah sakral. Makhluk itu terluka parah dan Anak Surga membuat luka sepanjang satu kaki di sayapnya. Makhluk itu bermandikan darah. Qin Xuan mengambil kesempatan ini untuk menancapkan belatinya pada luka mahkluk itu dan darahnya tiba-tiba berubah menjadi hitam karena dia keracunan oleh belati itu. "Serang dengan lebih kuat lagi. Dia hampir mati," teriak seseorang. Lalu semua orang memulai permainannya. Han Sen melihat dengan jelas dari tempat dia berdiri bahwa antek-antek Anak Surga memiliki keahlian yang luar biasa. Mereka bergerak dengan leluasa di lereng seolah-olah mereka berjalan pada tanah datar. Jika mereka tidak berada disana untuk mengalihkan perhatian makhluk itu, Anak Surga dan Qin Xuan tidak akan dapat berhasil dengan semudah ini. Melihat makhluk berdarah sakral sudah hampir mati, Han Sen meraih Hari Kiamat dan menatap makhluk itu, mencari kesempatan untuk menembaknya. Jika dia melancarkan serangan terakhir sebelum makhluk ini mati, dia akan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan jiwa binatang. Walaupun kemungkinannya sangat tipis, sebuah kesempatan masih lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Anak Surga mengambil risiko dan memanjat sendiri untuk serangan terakhir juga. Siapapun yang berhasil menyerang terakhir dapat menyimpan jiwa binatang untuk dirinya sendiri. Itulah peraturan baku dalam tempat penampungan. Alasannya adalah hanya orang yang melancarkan serangan terakhir yang akan mengetahui apakah mereka memperoleh jiwa binatang atau tidak. Dan tidak ada yang mengetahui apakah mereka berbohong. Krak! Pedang Anak Surga ditebaskan pada leher makhluk itu dan menorehkan potongan yang sangat dalam hingga dagingnya terlihat. Semakin banyak darah yang menyembur keluar. Makhluk itu sekali lagi menderita serangan fatal dan murka. Dia mengumpulkan seluruh tenaganya dan menyapukan sayapnya ke arah kerumunan, memaksa setiap orang untuk mundur. Bergemetaran, dia terbang lagi menuju gunung yang lain. Setiap orang mengetahui dari pendarahan parah yang dialaminya bahwa dia akan segera mati. Anak Surga segera memanggil busur dan panah dari jiwa binatang mutan yang dimilikinya, menembaki makhluk itu di angkasa. Panah menembus sayapnya. Makhluk berdarah sakral tidak dapat bertahan lagi dan mulai jatuh dengan sayap yang mengepak dengan tak terbaya. Dia terjatuh dengan begitu cepat sehingga tidak ada orang yang dapat menembakinya. Anak Surga kegirangan karena walaupun makhluk berdarah sakral mati karena jatuh, dia tetap merupakan orang terakhir yang melancarkan serangan dan mendapatkan kesempatan atas jiwa binatangnya. Tiba-tiba, sebuah panah yang terbuat dari logam buatan melesat dari arah lereng dan menghilang dalam leher makhluk yang terluka. Anak Surga tiba-tiba mengamuk. Dan semua orang terkejut. Dalam kedipan mata, makhluk berdarah sakral jatuh di kaki gunung dan mati. "Makhluk berdarah sakral naga bersayap ungu terbunuh. Satu jiwa binatang berdarah sakral dari naga bersayap ungu diperoleh. Makan daging naga bersayap ungu untuk menambah poin geno darah sakral nol sampai sepuluh secara acak." Suara itu bergema dalam pikiran Han Sen. Han Sen hampir menangis karena senang. Namun, dia berpura-pura kecewa, tak berdaya dan putus asa. Setiap orang di puncak gunung menatapnya, terutama Anak Surga. Jika dia dapat membunuhnya dengan pandangan mata saja, Han Sen pasti telah mati jutaan kali. Walaupun sudah ada peraturan baku, Han Sen membulatkan tekadnya untuk tidak mengakui dia telah telah mendapatkan jiwa binatang. Atau Anak Surga pasti akan membunuhnya. Orang yang melihat wajahnya yang kecewa tidak sepenuhnya percaya, tetapi bagaimanapun juga mereka merasa lebih baik. Setelah semua orang turun dari gunung, Anak Surga menarik kerah Han Sen dan bertanya, "Sudahkah kamu memperoleh jiwa binatang?" "Tidak," Han Sen bersikeras bahwa dia tidak mendapatkan apa-apa. Anak Surga sangat skeptis dan mencoba untuk memukul Han Sen, tetapi Qin Xuan menghentikannya. "Anak Surga, orangku tidak melanggar peraturan apapun. Dia mengatakan bahwa dia tidak memperolehnya. Dan bahkan jika dia memperolehnya, kamu tidak berhak untuk memintanya memberikannya kepadamu," kata Qin Xuan, wajahnya cemberut. Han Sen berada dalam kelompoknya. Jika dia dipukul oleh Anak Surga, dia tidak memiliki kekuasaan di masa depan. Anak Surga menatap Han Sen beberapa saat sebelum dia melangkah ke arah mayat naga bersayap ungu, menarik panah Han Sen, dan mematahkannya menjadi dua bagian. 53 Binatang Bergigi Tembaga Berdarah Sakral Setelah membungkus mayat naga bersayap ungu, semua orang kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja dan Qin Xuan memanggil Han Sen ke kantornya. "Apakah kamu mendapatkan jiwa binatang?" Qin Xuan menatap Han Sen. "Penguasa stasiun, saya benar-benar tidak memperoleh jiwa binatang. Kalau saya tahu akan begini, saya tidak akan menembakkan panah itu," kata Han Sen dengan muka masam. Qin Xuan tidak mempercayainya. "Berhenti berakting. Jika kamu memperoleh jiwa binatang, saya juga tidak akan memanfaatkanmu. Jika kamu ingin menjualnya, saya bersedia untuk membayarnya. Saya bahkan dapat membayarmu di muka." "Penguasa stasiun, saya bodoh kalau tidak mau mendapatkan uang. Saya benar-benar tidak mendapatkan jiwa binatang. Jika saya dapat menunjukkannya kepadamu, saya bersedia," Han Sen memperlihatkan raut wajah putus asa. Qin Xuan percaya dengan akting Han Sen. Dia mengerutkan keningnya dan berkata kepadanya, "Lupakan saja kalau begitu. Jangan pergi kemana-mana sendirian dan tinggal di Bullseye beberapa hari ini, Anak Surga mungkin mencoba untuk membunuhmu." "Saya akan berperilaku baik," Han Sen mengangguk. Sekembalinya ke Bullseye, Su Xiaoqiao merangkul leher Han Sen dan bertanya, "Sen, aku dengar kau yang melancarkan serangan terakhir. Apakah kau mendapatkan jiwa binatang?" "Aku juga berharap demikian, tetapi sayangnya aku bahkan tidak memiliki jiwa binatang primitif, apalagi yang berdarah sakral," Han Sen mengangkat bahunya dan berkata. "Benar¡­Jiwa binatang sangat sulit ditemukan. Kita semua tidak bisa seberuntung Dollar," Su Xiaoqiao menghela nafas dan berkata. Dia tidak curiga sama sekali. Apalagi, kemungkinan mendapatkan jiwa binatang memang terlalu rendah. "Akhir-akhir ini kamu harus berhati-hati dan tidak meninggalkan tempat penampungan. Walaupun kamu tidak mendapatkan jiwa binatang, Anak Surga pasti tidak akan melepaskanmu dengan mudah," kata Su Xiaoqiao. "Saya tahu," Han Sen menepuk bahu Su Xiaoqiao dan berpikir, "Dia sepertinya adalah seorang pria yang baik." Setelah kembali ke kamarnya, Han Sen tidak dapat menahan senyumnya dan mulai mengulas jiwa binatang barunya. Jenis jiwa binatang naga bersayap ungu dan berdarah sakral: Terbang. Perkenalannya singkat, tetapi mengingatkan Han Sen akan sangat banyak yang telah dia dengar tentang jenis jiwa binatang ini. Sebuah jiwa binatang terbang berarti jiwa binatang dapat berubah menjadi sayap yang memberikan kemampuan pada pemiliknya untuk terbang seperti seekor burung. Terbang melintasi angkasa tanpa memerlukan peralatan seperti pesawat terbang tentunya adalah sebuah mimpi yang menjadi nyata. Bagian yang terpenting adalah dengan kemampuan untuk terbang, kemampuan seseorang untuk bertahan hidup di Tempat Suci Para Dewa akan menjadi jauh lebih mudah. Sebuah jiwa binatang terbang juga memungkinkan seseorang untuk pergi ke tempat yang tidak dapat dituju oleh orang biasa. Jiwa binatang terbang sangat mahal, bahkan lebih mahal daripada jiwa binatang perubahan wujud dengan tingkat yang sama. Selain itu, jiwa binatang terbang juga sangat langka dalam Tempat Suci Para Dewa sehingga walaupun kamu memiliki uang juga tidak dapat membelinya. "Menakjubkan! Sebuah jiwa binatang terbang berdarah sakral. Saya penasaran berapa banyak jenis ini yang ada di Tempat Suci Para Dewa Tingkat Pertama," Han Sen sangat senang hingga dia hampir melompat. Jiwa binatang terbang primitif memiliki kecepatan rendah dan tidak memungkinkan penggunanya untuk terbang sangat tinggi. Dia hanya dapat membawa orang ke jarak sepuluh kaki di atas tanah. Jiwa binatang terbang mutan lebih baik tetapi masih pelan dan ceroboh. Jiwa binatang berdarah sakral jauh lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Tetapi Han Sen tidak pernah melihat jiwa binatang terbang mutan di dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Tentu saja, hal ini berhubungan dengan fakta bahwa ada lebih sedikit makhluk terbang di sekitar Tempat Penampungan Baju Baja. Ruangannya terlalu kecil bagi Han Sen untuk memanggil sayap-sayapnya. Setelah dia menenangkan diri dari kegembiraannya, matanya tertuju pada binatang bergigi tembaga yang telah berubah menjadi ungu secara keseluruhan dan bersinar seolah-olah dia baru saja disemir. "Berdarah sakral.. binatang bergigi tembaga telah berevolusi menjadi mahkluk berdarah sakral¡­" Han Sen dipenuhi dengan kegembiraan yang tidak terungkapkan dengan kata-kata, menatap binatang itu. Selama tiga bulan, Han Sen merasa gelisah dengan hasil yang didapatkan, tetapi sekarang dia mengetahuinya dengan pasti: Setiap tiga bulan, dia dapat memperoleh seekor makhluk yang berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral. Jika hal ini tersebar keluar, semua orang tentu akan heboh. Seperti hari ini, sulit sekali bagi orang-orang dalam kelompok yang begitu besar untuk berburu seekor naga bersayap ungu. Dan setelah dia terbunuh, setiap anggota akan berbagi dagingnya. Komplotan Anak Surga tentunya mendapatkan bagian yang lebih besar, dan komplotan Qin Xuan akan memperoleh sisanya. Setelah setiap orang mendapatkan bagiannya masing-masing, berapa banyak poin geno yang didapatkan dari sebagian kecil potongan daging? Perburuan yang menghabiskan banyak sumber daya dan usaha seperti ini terjadi paling banyak sekali dalam sebulan, dan tingkat keberhasilan paling besar hanya 50 persen. Sedangkan Han Sen bisa mendapatkan seluruh makhluk berdarah sakral untuk dirinya sendiri setiap tiga bulan. Anak Surga dan Qin Xuan keduanya berusia beberapa tahun lebih tua daripada Han Sen, tetapi mereka masih belum berevolusi untuk dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, yang artinya memaksimalkan poin geno sakral memerlukan banyak waktu dan usaha. Di balik Anak Surga adalah Kelompok Bintang, dan di belakang Qin Xuan adalah militer. Bahkan mereka tidak dapat memaksimalkan poin geno dalam waktu 10 tahun. Bahkan mungkin menghabiskan waktu 15 tahun atau lebih jika mereka tidak beruntung. Sekarang dengan kristal hitam, Han Sen hanya memerlukan waktu paling lama lima tahun untuk berevolusi dengan poin geno sakral maksimum. Reaksi pertama Han Sen bukan membunuh binatang bergigi tembaga dan memakan dagingnya, tetapi pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli makhluk primitif yang hidup. Dia tidak mau membuang waktu untuk dapat memakan makhluk berdarah sakral yang berikutnya. Selain itu, dia tidak berani untuk keluar berburu, takut Anak Surga akan menuntut pembalasan. Dengan membawa makhluk primitif yang dibelinya kembali ke ruangan, Han Sen tidak merasa ragu saat membunuh makhluk bergigi tembaga dengan darah sakral. Dia jauh lebih lemah dibandingkan dengan makhluk liar berdarah sakral dan dapat dibunuh dengan mudah. "Binatang bergigi tembaga dengan darah sakral terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh satu sampai sepuluh poin geno secara acak." Walaupun tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Han Sen tetap merasa seperti melayang di atas awan. Dia cepat-cepat mempersiapkan panci dan mulai membuat rebusan. 54 Hadiah Kecil "Daging binatang bergigi tembaga dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." "Daging binatang bergigi tembaga dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." "¡­" Dua hari kemudian, Han Sen menghabiskan sepanci besar daging binatang dan bahkan menghisap tulang-tulangnya sampai bersih. Dia membuang tulang-tulangnya ke dalam api hingga tidak ada yang tersisa. Total tujuh poin geno sakral telah ditambahkan ke 18 poin yang telah dimiliki sebelumnya. Sekarang Han Sen memiliki 25 poin geno sakral dan kebugarannya telah meningkat jauh. Dia merasa seperti memiliki kekuatan yang tidak ada habisnya. Melihat binatang jeritan primitif yang dia kurung dalam kendang sekarang, Han Sen tidak dapat menahan diri untuk memukul bibirnya. Binatang jeritan relatif kecil dan tidak berambut, jadi dia dapat langsung membuangnya ke dalam panci ketika dia selesai berevolusi. Itulah alasannya Han Sen memilih seekor binatang jeritan untuk evolusi. Kemarin Qin Xuan membagi daging naga berakup ungu kepada orang-orang di dalam kelompoknya. Dia mengambil setengah bagian tubuh yang lebih kecil agar semua orang dapat hanya mendapatkan sepotong, sekitar seperseribu bagian dari tubuh, yang sebenarnya tidak berguna sama sekali. Oleh karena itu, seperti sebagian besar orang, Han Sen memilih untuk mengambil dua ribu dollar sebagai imbalan daripada sepotong daging. Han Sen masih kekurangan uang. Dia memerlukan uang bagi keluarganya agar dapat hidup dengan lebih baik dan dia juga memerlukan uang untuk membeli beberapa barang keperluan. Ketika memeriksa akun bank, dia menyadari bahwa dia hanya memiliki kurang dari tiga ratus ribu dollar. "Tiga ratus ribu, seharga sebuah panah baja Z," Han Sen tersenyum masam. Dia telah mengumpulkan patahan panah baja Z miliknya yang dipatahkan oleh Anak Surga dan berusaha untuk membayar penjualnya untuk memperbaiki panah ini. "Saya harus mendapatkan panah jiwa binatang. Panah baja Z terlalu mahal dan tidak nyaman. Jika aku memiliki panah jiwa binatang, aku tidak perlu membeli panah baru atau memungut panah yang aku tembakan," walaupun Han Sen, tidak mengetahui di mana dapat mencari panah jiwa binatang. Dia tidak tertarik dengan panah jiwa binatang primitif, yang sedikit lebih baik daripada panah baja Z miliknya tetapi jauh lebih mahal. Apa yang diinginkan Han Sen adalah panah jiwa binatang mutan seperti yang digunakan oleh Anak Surga dan Yang Manli. Setelah berpikir beberapa saat, Han Sen bersiap-siap untuk bertanya kepada Yang Manli dari makhluk apa dia memperoleh panah jiwa binatang mutan. Mungkin dia dapat berburu makhluk itu dan mencoba peruntungannya. "Yang Manli tampaknya tidak menyukaiku. Aku takut dia tidak akan memberitahu apapun. Lupakan saja, aku sudah lama tidak pulang, aku akan pulang dan mencari informasi di Jaringan Langit tentang dimana biasanya dapat menemukan panah jiwa binatang." Han Sen berteleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Ketika dia kembali ke rumah, ibunya masih berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua dan Han Yang masih berada di sekolah. Setelah mandi, dia mulai berselancar di Jaringan Langit. Ada banyak mantan anggota Tempat Penampungan Baju Baja yang menuliskan pengalamannya. Walaupun sebagian besar tidak berguna bagi Han Sen, dia berhasil menemukan satu artikel yang berguna. Ketika Han Sen akan membacanya dengan seksama, dia tiba-tiba mendengar suara bel pintu. Dari monitornya, dia melihat yang berdiri di depan pintu adalah Xue Xi dan kakaknya Fang Jingqi. "Mengapa dia ada di sini?" Han Sen mengetahui bahwa Fang Jingqi tidak menyukainya dan mereka juga pernah memiliki konflik sebelumnya, jadi tidak tidak menyangka melihat Fang Jingqi di sini. Han Sen membukakan pintu dan berkata sambil tersenyum, "Xi, kau sudah lama tidak berkunjung ke rumahku," Xue Xi terlihat tidak leluasa dan berbisik, "Jika ini bukan saat yang tepat, kita akan pergi." Walaupun dia mencoba untuk menarik Fang Jingqi, Fang Jingqi tetap berdiri di sana dan tersenyum ke Han Sen, "Selalu saat yang tepat bagi teman, bukan?" "Pasti." Han Sen segera mengerti bahwa Fang Jingqi sedang mencari masalah. Han Sen mempersilakan Xue Xi dan Fang Jingqi masuk, dan memberi mereka dua botol air, "Maaf. Hanya ada air putih." "Tidak masalah." Fang Jingqi tidak menyentuh air itu dan bertanya, "Sen, kau berada di tempat penampungan yang mana?" "Tempat Penampungan Baju Baja," balas Han Sen. "Sen, kau juga berada di Tempat Penampungan Baju Baja? Mengapa Han Hao tidak pernah menyinggungnya?" Xue Xi sedikit terkejut. Han Sen berkata dengan datar, "Mungkin kita tidak pernah bertemu." Xue Xi tentu saja tidak mempercayainya, tetapi dia tidak melanjutkan pertanyaannya. Fang Jingqi berkata, "Kebetulan teman sekelas aku juga berada di sana. Namanya adalah Pria Peninju. Apakah kau pernah mendengar tentang dirinya?" "Salah satu dari ketiga pemimpin utama. Tidak mungkin tidak pernah mendengar tentang dirinya," kata Han Sen. "Luar Biasa." Fang Jingqi tersenyum pada Han Sen. "Terakhir bertemu kau mentraktir aku dengan sebuah ritual, maka hari ini aku memiliki sebuah hadiah untukmu. Saya tidak yakin apakah kau tertarik." "Saya tidak menyukai hadiah. Kunjunganmu sudah membuatku senang." Melihat wajah Xue Xi yang murung, Han Sen menganggukkan kepalanya dan berkata. Dia tidak ingin menimbulkan masalah dan menempatkan dirinya pada posisi yang sulit. "Sebuah jiwa binatang mutan. Apakah kau masih tidak tertarik?" tanya Fang Jingqi dengan perlahan. "Sebuah jiwa binatang mutan!" Han Sen menatapnya, agak terkejut. Dia segera mengerti mengapa Fang Jingqi menyinggung Pria Peninju. Fang Jingqi menatap Han Sen dengan senyuman samar, "Mari pergi ke tempat pertempuran dan bertarung. Apapun hasilnya, aku akan meminta Pria Peninju memberimu sebuah jiwa binatang mutan. Sen, apa pendapatmu tentang hadiah ini?" Jika Han Sen dapat memilih, dia tentu saja akan menerimanya. Tetapi, dia mengetahui kalau Xue Xi tidak menginginkannya bertarung dengan kakaknya, jadi dia hanya berkata, "Saya tidak dapat menerima jiwa binatang mutan. Jika kau belum makan malam, aku akan memasak makan malam untuk kita semua." Fang Jingqi menyangka Han Sen tidak mempercayainya, jadi dia menangkat jaringan komunikasi dan memutar sebuah nomor. Tiba-tiba muncul sosok yang besar. Sosok ini tersenyum pada Fang Jingqi dan berkata, "Jingqi, sudah lama sekali kita tidak bertemu¡­" "Pria Peninju, aku memerlukan bantuan. Aku memiliki seorang teman di Tempat Penampungan Baju Baja dan ingin kau menjaganya. Apakah kau mau memberikannya sebuah jiwa binatang mutan?" tanya Fang Jingqi sambil tersenyum. "Jika orang lain yang meminta hal ini, aku akan katakan persetan. Tetapi karena kau yang memintanya, kirimkan saja temanmu kepadaku di tempat penampungan. Dan ingatlah kau berhutang padaku," balas Pria Peninju. Setelah menutup telepon, Fang Jingqi menatap Han Sen dan berkata, "Sekarang, apakah kau bersedia menerima hadiahku?" 55 Sepuluh Ribu Setiap Tamparan Han Sen menyadari kalau Fang Jingqi telah salah paham. Dia tersenyum kepada Fang Jingqi. "Kita tidak perlu pergi ke tempat pertempuran. Apakah kau mau bermain sebuah permainan kecil denganku di sini?" Xue Xi memperlihatkan pandangan tidak setuju pada Han Sen, namun kali ini Han Sen tidak menghiraukannya. Han Sen mengetahui bahwa pria seperti Fang Jingqi tidak akan menyerah sampai dia terkalahkan. "Permainan apa?" Fang Jingqi cemberut. "Apakah kamu pernah bermain tertangkap basah?" Han Sen bertanya dengan senyuman samar. Fang Jingqi tidak lagi cemberut, "Tentu saja, tetapi permainan itu sangat mudah." "Tertangkap basah" adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang. Salah seorang pemain ("tertampar") dengan telapak yang terkelungkup, melayang-layang di atas tangan pemain lainnya ("penampar"). Penampar melayang-layangkan tangannya di tangan telapak tertampar yang terkelungkup, dengan telapak menghadap ke atas. Kedua tangan pemain tidak boleh saling bersentuhan. Penampar adalah pihak penyerang yang akan berusaha membalikkan tangannya untuk menampar bagian belakang telapak lawannya. Tindakan ini harus dilakukan dengan kecepatan yang tepat, karena tujuan tertampar adalah menarik tangannya ke tempat yang tidak terjangkau oleh tangan penampar, untuk menghindari tamparan. Jika penampar tidak berhasil menampar tangan tertampar, maka mereka akan bertukar peran. "Jika tangan kita bersentuhan, tentunya akan lebih mudah. Bagaimana kalau kita bermain dengan tangan tidak saling bersentuhan?" kata Han Sen masih dengan sambil tersenyum. "Tidak masalah," tawa Fang Jingqi. Tertangkap basah pada dasarnya adalah untuk menguji refleksitas seseorang dan Fang Jingqi merasa percaya diri dengan refleksitas berada di atas Han Sen. Selain itu, Fang Jingqi juga merasa lega karena peraturan permainan ini adalah asalkan penampar berhasil menepuk tertampar, peran mereka tidak akan pernah berubah. Fang Jingqi ingin mencuri kesempatan dari peran ini dan menampar tangan Han Sen dengan sekeras-kerasnya hingga dia tidak sanggup mengangkat lengannya. "Jadi, asalkan tangan penampar bergerak, akan dihitung sebagai satu tamparan dan dia tidak dapat mengingkarinya," Han Sen menetapkan peraturan pertama. "OK, saya akan membiarkan kamu menampar dahulu." Fang Jingqi sangat percaya diri dan menjulurkan lengannya. Han Sen tidak menjulurkan lengannya tetapi tersenyum pada Fang Jingqi, "Jingqi, kamu mengatakan bahwa akan ada jiwa binatang mutan?" Fang Jingqi tidak bodoh. Walaupun dia tidak peduli dengan jiwa binatang mutan, dia juga tidak mau Han Sen mengambil kesempatan darinya. Dia berkata, "Jiwa binatang mutan adalah untuk pertarungan di tempat pertempuran. Karena kita sekarang bermain tertangkap basah, mari kita anggap itu sebagai hadiah. Kamu dapat memenangkannya jika kamu dapat menampar saya." "Jingqi, ini tidak seru. Dan saya juga tidak mau memanfaatkanmu." Han Sen merenung sejenak dan berkata, "Lupakan saja jiwa binatang. Mari kita ganti hadiahnya dengan sepuluh ribu dolar. Setiap kali kau berhasil menampar tanganku, aku akan membayar sepuluh ribu dolar dan sebaliknya, bagaimana setuju?" Jiwa binatang mutan piaraan Meowth yang Han Sen peroleh dari Qin Xuan tidak berguna dan rakus. Han Sen telah kapok dan meminta uang tunai karena dia tidak mengetahui seperti apa jiwa binatang yang dimiliki Fang Jingqi. "Cukup adil. Aku mulai menyukaimu. Tetapi sepuluh ribu terlalu sedikit. Bagaimana kalau seratus ribu?" Fang Jingqi menatap Han Sen. Han Sen menggelengkan kepalanya, "Kita kan berteman. Kalau kalah terlalu banyak mungkin dapat merusak hubungan kita." Xue Xi cepat-cepat menyela, "Benar sekali, ini hanya permainan. Tidak perlu bertaruh terlalu banyak yang. Sepuluh ribu sebenarnya sudah terlalu banyak." "Karena kamu takut kalah, baiklah kita sepakat dengan sepuluh ribu," Fang Jingqi mengangkat bahunya. Han Sen tidak berkata apa-apa, tetapi tetap tersenyum pada Fang Jingqi. Sekarang dalam matanya, Fang Jingqi bukanlah seorang manusia, tetapi sebuah ATM berjalan. Fang Jingqi datang kepadanya tepat pada saat dia memerlukan uang. Yang dia perlukan hanyalah menerima. Jika lawannya tidak jauh lebih kuat dari dirinya, Han Sen percaya bahwa dia akan dapat memenangkan permainan tertangkap basah dari sebagian besar orang. Keahliannya untuk memahami lawan dan pengaturan waktu adalah salah satu yang diantara yang terbaik. Sebelum dia memperoleh kristal hitam, itulah cara dia bertahan hidup. Fang Jingqi yang mengira permainan ini hanya mengenai refleksitas, sama sekali bukan tandingannya. "Saya akan membiarkanmu jadi penampar dahulu." Fang Jingqi menjulurkan tangannya. Dia berpikir Han Sen tidak berkesempatan untuk menang. Menilai dari usia Han Sen, dia berada di Tempat Suci Para Dewa kurang dari setahun, jadi dia seharusnya belum memperoleh banyak poin geno. Selain itu, kondisi keluarganya juga tidak memungkinkan dia membeli daging dari mahkluk tingkat tinggi. Sedangkan Fang Jingqi telah berada di Tempat Suci Para Dewa selema beberapa tahun dan telah memperoleh banyak poin geno. Jadi, kebugaran dan tingkat refleks dirinya seharusnya jauh di atas Han Sen dan Han Sen sepertinya tidak dapat mengalahkannya. "Baiklah." Han Sen menempatkan tangannya di bawah tangan Fang Jingqi dan menjaga sedikit jarak darinya. Han Sen tidak menggerakkan tangannya dan kemudian bertanya, "Bisa saya mulai?" "Ya¡­" Han Sen menampar bagian belakang telapak tangan Fang Jingqi sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya. "Sepuluh ribu." Han Sen berkata. "Xi, tolong dicatat." Xue Xi cepat-cepat membuka papan catatan holografik pada jaringan komunikasinya dan menggambar sebuah garis. "Lagi." Fang Jingqi kembali menjulurkan tangannya. "Bisa saya mulai?" Han Sen bertanya sekali lagi. Fang Jingqi hanya mengangguk, menatap tangan Han Sen dengan sepenuh hati tanpa berkedip. Dengan pelajaran yang diterimanya, Fang Jingqi bersumpah dia tidak akan tertipu oleh Han Sen lagi. Han Sen tidak terburu-buru dan berkata kepada Xue Xi, "Xi, apakah kamu mau mendengar sebuah cerita lucu?" "Sekarang?" Xue Xi terkejut. Han Sen mengangguk dan memulai ceritanya, "Seekor anak anjing lucu sedang berjalan-jalan di padang gurun. Dia membawa cukup banyak air dan makanan, tetapi dia tetap saja mati dua hari kemudian. Apakah kamu bisa menebak mengapa dia mati?" "Apakah ada badai pasir?" "Tidak, cuacanya bagus." "Karena dia tersesat?" "Ada banyak air dan makanan, jadi dia tidak akan mati kalaupun tersesat," Han Sen berkata. "Saya tidak dapat menebaknya. Mengapa dia mati?" Xue Xi tidak mau melanjutkan tebakannya karena dia terlalu gelisah dengan hasil permainan tertangkap basah. "Karena anak anjing lucu itu tidak menemukan tiang listrik di padang gurun, jadi kandung kemihnya meledak," tawa Han Sen. Wajah Xue Xi bersemu merah, "Sen, itu garing sekali." "Vulgar¡­" Fang Jingqi berkata dengan wajah cemberut, dan tiba-tiba merasa kesakitan di belakang telapak tangannya. Plak! 56 Aku Akan Sial Fang Jingqi menyesali kecerobohannya dan mukanya memerah. Dia juga menyalahkan kelicikan Han Sen yang menyebabkan kekalahannya. Jika Han Sen tidak menceritakan cerita vulgar kepada Xue Xi, dia tidak akan terbagi perhatiannya dan memberikan kesempatan kepada Han Sen. "Sepuluh ribu lagi," kata Han Sen kepada Xue Xi. "Lagi." Fang Jingqi menjulurkan tangannya. Ketika Han Sen sudah siap, dia berkata kepada Xue Xi, "Anak anjing lucu lainnya sedang berjalan di gurun dengan persediaan air dan makanan yang melimpah. Dia menemukan tiang listrik tetapi mati juga. Dapatkah kau menebak alasannya?" "Kenapa?" Xue Xi berpikir keras tetapi tidak mendapatkan jawabannya. "Aku sedang bertanya kepadamu." Han Sen tidak mempedulikan Fang Jingqi dan menatap Xue XI. "Aku tidak tahu jawabannya," kata Xue Xi. "Baiklah, aku beritahu kamu. Karena ada tanda di tiang yang berbunyi "dilarang kencing disini," maka kandung kemih anak anjing meledak lagi." Xue Xi tertawa terbahak-bahak. Fang Jingqi mengetahui bahwa ini adalah jebakan Han Sen agar dia tidak berkonsentrasi, tetapi dia tidak tahan Han Sen tidak mempedulikannya dan berkata kepada Han Sen, "Apakah kau lebih suka bercerita daripada.." Plak! Tangan Han Sen sekali menampar belakang tangannya, yang telah memerah setelah menerima tiga tamparan. Namun, muka Fang Jingqi lebih merah daripada tangannya. "Ayo lagi." Fang Jingqi menggetakkan giginya dan menjulurkan lengannya lagi. Han Sen meletakkan tangannya kembali dan melanjutkan ceritanya, "Anak anjing lucu lainnya berjalan di gurun dengan persediaan air dan makanan yang berlimpah dan menemukan tiang yang tidak ada tanda larangan. Tetapi tetap mati. Dapatkah kau menebak alasannya?" Fang Jingqi berfokus pada pergelangan tangan Han Sen, tidak berbicara atau menatap Han Sen. Dia tidak akan memberikan Han Sen kesempatan untuk membuyarkan konsentrasinya kali ini. Setelah Han Sen memberitahu Xue Xi jawabannya, Fang Jingqi masih menatap pergelangan tangan Han Sen. "Bajingan kecil, kau akan mendapatkan pelajaran ketika sampai giliranku menjadi penampar," pikir Fang Jingqi. Melihat Fang Jingqi masih fokus, Han Sen menghela nafas dan berkata," Jingqi, kau tenang sekali. Aku sudah menjadi raja tangan merah selama dua dekade dan tidak ada yang dapat lolos dari ceritaku selama ini. Kau sungguh mengesankan." "Hentikan omong¡­" Fang Jingqi berkata dan tiba-tiba ekspresinya berubah. Terlambat sudah. Tangannya sekali lagi ditampar dengan keras oleh Han Sen. Fang Jingqi merinding karena marah. Dia tidak menduga akan tertipu oleh Han Sen lagi. "Lagi!" Fang Jingqi merapatkan giginya dan memekikkan kata-kata itu, membuat Xue Xi penasaran di samping. Han Sen meletakan tangannya di posisi dan tidak bercerita kali ini. Dia berkata kepada Fang Jingqi dengan senyum samar, "Apakah kau mengira aku menang karena kau tidak berkonsentrasi?" Fang Jingqi tidak mempedulikan Han Sen, karena tidak dapat mendengar apapun yang dikatakan oleh Han Sen. "Aku tidak akan bergerak walaupun langit runtuh¡­" pikir Fang Jingqi, membulatkan tekadnya untuk memenangkan ronde ini dan menendang pantat Han Sen. Ketika dia menjadi penampar, dia akan menjadi orang yang bercerita kepada Xue Xi dan memukul tangan Han Sen¡­ Memperhatikan Fang Jingqi masih fokus, Han Sen menghela nafas dan berkata, "Jingqi, kau sungguh jenius dalam permainan tangan merah. Aku sekarang akan fokus dan menggunakan 30 persen keahlianku untuk berhadapan denganmu." Mendengar kesombongan Han Sen, Xue Xi tertawa terbahak-bahak. Fang Jingqi tetap menatap pergelangan tangan Han Sen. "Perhatian, aku akan menggunakan keahlian rahasia raja tangan merah¡­" Han Sen tiba-tiba memekik. "Aku masih di sini dan melihat tipuan apa yang kau miliki," Fang Jingqi mencibir dan berpikir. Plak! Fang Jingqi tidak dapat lolos ketika Han Sen bergerak walaupun dia sudah konsentrasi penuh kali ini. "Lagi.." Fang Jingqi menolak untuk mengaku kalah dan merasa penasaran mengapa dia tidak dapat menghindari tamparan. Pasti ada tipuan tertentu yang digunakan Han Sen. "Sampai di sini saja ya. Karena raja tangan merah, aku tidak mau melecehkanmu," Han Sen melihat ke atas dan menghela nafas. "Kau mengira aku tidak sanggup membayar?" Ronde berikutnya." Fang Jingqi ingin sekali menampar wajah Han Sen, tetapi dia bukan pecundang yang curang. "Jangan salahkan aku kalau begitu." Han Sen menjulurkan tangannya. Plak! "Lagi!" Plak! "Lagi!" Plak! Plak! Plak! Fang Jingqi mengamuk, tidak menerima kenyataan bahwa dia sama sekali tidak dapat menggerakan tanganya dengan cukup cepat. Han Sen bukan apa-apa hanya menang licik. Tetapi bagaimana mungkin dia tetap kalah walaupun sudah berkonsentrasi penuh? Namun, Fang Jingqi tidak dapat menghindari tamparan tidak peduli betapa kerasnya dia berusaha. Plak! Plak! Plak! Suara tamparan terus bergema dalam ruang tamu. Xue Xi terkejut. Dia tidak menyangka Fang Jingqi akan kalah, apalagi kalah dengan begitu menyedihkan. Dia tadinya mengkuatirkan Han Sen tetapi ternyata yang seharusnya dia kuatirkan adalah kakaknya. Ketika Fang Jingqi meninggalkan rumah Han Sen, tangannya membengkak seperti kaki babi dan mukanya pucat karena marah dan malu. "Jingqi, datanglah bermain tangan merah kalau sempat." Han Sen melambaikan tangannya kepada Fang Jingqi dengan setumpuk uang di tangannya. Fang Jingqi hampir terjatuh dari pesawat ketika dia mendengar kata-kata Han Sen, "Aku akan sial jika bermain tangan merah denganmu lagi." Han Sen masih berkomentar tetapi pesawat itu menimbulkan suara bising dan terbang menjauh. "Satu juta didapatkan dengan mudah. Seharusnya aku sepakat untuk bertaruh seratus ribu setiap ronde." Han Sen menjilat bibirnya dan membawa uangnya masuk ke kamarnya. 57 Rawa Gelap Han Sen kembali ke kamarnya dan meneruskan membaca artikel yang dia temukan di Jaringan Langit. Ada sebuah artikel yang ditulis oleh seorang anggota Tempat Penampungan Baju Baja beberapa waktu yang lalu. Dia pernah dikejar oleh seekor makhluk dan terpaksa lari ke dalam Rawa Gelap. Han Sen mengetahui tentang Rawa Gelap. Jaraknya lebih dari dua ratus mil dari barat daya Tempat Penampungan Baju Baja dan terdapat banyak makhluk beracun di dalamnya. Tidak ada orang yang mau kesana kalau diperbolehkan untuk memilih. Bahkan komplotan-komplotan besar tidak besar tidak berani menginjakkan kakinya di Rawa Gelap. Menurut orang yang mengunggah artikel tersebut, dia berada dalam kondisi kritis dan harus melarikan diri ke Rawa Gelap. Untungnya, dia dapat melewati Rawa Gelap dan keluar dari sana. Dia menghabiskan waktu enam bulan untuk dapat melewati rawa karena siapapun akan dengan mudahnya tenggelam ke dalam lumpur. Dia juga harus terus menerus mengganti rutenya untuk menghindari segala jenis makhluk berbahaya. Sungguh sebuah keajaiban dia dapat keluar dari sana. Orang ini membagi banyak pengalamannya dalam Rawa Gelap. Pernah sekali dia berjalan ke dalam hutan yang jarak pohonnya jarang-jarang tetapi sangat tinggi dan besar, batang pohonnya sangat besar sehingga akan memerlukan beberapa orang untuk dapat memeluknya. Tanah di bawah pohon-pohon tertutup dengan berbagai bunga yang indah. Saat penggugah artikel itu mengira dia telah berhasil keluar dari rawa, dia menyadari bahwa itu hanyalah sebuah wilayah aneh dalam rawa. Ada banyak sarang penyengat sangat besar yang bergantungan di pohon-pohon, dan bahkan penyengat yang paling kecil berukuran ranjang ukuran ratu. Setiap penyengat yang terbang dari sarang-sarangnya berukuran seekor kelelawar. Dia telah membunuh seekor penyengat sehingga dari suara dalam pikirannya dia mengetahui bahwa nama dari penyengat itu adalah penyengat hitam, sejenis makhluk primitif. Dan dia beruntung dapat memperoleh jiwa binatang, yang berwujud panah tajam yang beracun. Panah jiwa binatang ini kemudian dibeli oleh seseorang dengan harga tinggi. Walaupun dia tidak berani masuk lebih dalam ke hutan itu lagi tetapi dia memilih untuk mengelilinginya, dia melihat dari jauh ada sebuah sarang penyengat sebesar sebuah rumah bergantung di sebuah pohon yang sangat besar. Penyengat hitam yang terbang dari sarang itu berwarna merah. Dia menebak bahwa penyengat-penyengat merah itu adalah penyengat hitam mutan. Dia juga mengunggah gambar panah jiwa binatang penyengat hitam yang difoto sebelum dijualnya. Itu memang sebuah panah hitam dengan kepala panah seukuran tikus, berkilau dengan kilauan hitam. Dari penampakannya dapat diketahui bahwa itu beracun. "Betapa hebatnya kalau memiliki panah itu," pikir Han Sen. Jika dulu, dia dia akan berani untuk memikirkan pergi ke Rawa Gelap, tetapi sekarang dia telah memiliki sayap jiwa binatang jadi dia dapat terbang ke dalam rawa. Jika dia mendapatkan bahaya, dia juga dapat menggunakan baju baja pembantai berdarah, maka perjalanan ini seharusnya tidak terlalu berisiko. Menurut pengunggah artikel itu, mahkluk-mahkluk beracun yang bersembunyi di dalam lumpur adalah yang paling berbahaya dan tidak ada banyak mahkluk yang terbang di sana. Dia sendiri hanya melihat beberapa ekor burung bangkai primitif. "Aku masih tidak tahu di mana letak hutan di dalam rawa. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukannya setelah aku tiba di dalam rawa," pikir Han Sen, yang kemudian menunda perjalanan itu dan memutar nomor seorang pandai besi dan memintanya untuk bertemu. Ketika mereka bertemu di lokasi yang disepakati, Han Sen menunjukkan pandai besi sebuah panah yang patah dan menanyakan apakah dapat diperbaiki. Pandai besi itu berkata dengan acuh tak acuh, "Tidak. Kau dapat menyatukan panah itu dengan mesin las, tetapi kekokohan dan stabilitasnya tidak akan sama. Panah ini tidak berguna lagi." "Apakah kau mendaur ulang materi ini? Panah ini mengandung 1,2 persen baja Z, yang pastinya bernilai bukan?" tanya Han Sen. "Lima ribu dolar," kata pandai besi. "Aku membeli panah ini dengan harga tidak ratus ribu, dan baja Z hanya bernilai lima ribu dolar?" tanya Han Sen dengan mata melotot. "Atau kau dapat menyimpannya," pandai besi itu berkata dengan santai. "Baiklah, lima ribu dolar." Han Sen diam-diam bersumpah akan mendapatkan panah jiwa binatang, baja Z sama sekali tidak ekonomis. Dia mengetahui dari Su Xiaoqiao bahwa biaya produksi baja Z sebenarnya tidak terlalu tinggi dan harganya menjadi mahal hanya karena monopoli. Han Sen memberikan panah yang patah itu kepada pandai besi, yang memberikannya secarik lima ribuan sebagai gantinya. Han Sen menyimpan uang itu dan berkata, "Apakah kau mempunyai panah baja Z yang lebih baik?" Ketika dia menembakan panah ini ke arah naga bersayap ungu, panah ini hanya menembus kedalaman tiga atau empat inci dan naga itu mati karena terjatuh. Jika mereka berada di daratan, dia tidak mungkin dapat membunuh naga itu, maka Han Sen tidak puas dengan panah ini. "Tidak, tetapi aku memiliki sebilah pisau belati dengan kandungan 5 persen baja Z. Apakah kau menginginkannya?" jawab pandai besi. "Berapa harganya?" Han Sen tahu bawa kandungan 5 persen baja Z adalah batas tertinggi yang dapat dicapai oleh teknologi kontemporer. Logam campuran alfa akan menjadi gelas yang rapuh jika mengandung baja Z dengan persentase yang lebih tinggi. "Tiga ratus ribu," kata pandai besi. "Tiga ratus ribu untuk sebuah panah dengan kandungan 1,2 persen baja Z dan harga yang sama untuk sebilah pisau belati dengan kandungan 5 persen baja Z?" Han Sen menatap pandai besi dengan heran. "Membuat panah jauh lebih sulit daripada membuat pisau belati," jelas pandai besi. "Sepakat." Han Sen memberikan uang itu setelah bertanya tentang ukuran pisau belati itu. Harga yang ditawarkan oleh pandai besi cukup mahal, tetapi masih lebih masuk akal dibandingkan dengan harga-harga di toko biasa, dimana sebilah pisau belati dengan kandungan 5 persen baja Z akan berharga beberapa juta. Selain itu, karya pandai besi ini sangat bagus, karena panah ini jauh lebih baik daripada panah Cahaya Bintang. "Aku tidak membawanya sekarang. Ayo ikut aku," pandai besi itu berkata dan masuk ke dalam jalan kecil. Han Sen mengikutinya melalui beberapa blok dan kemudian masuk ke dalam sebuah gudang bawah tanah yang usang, di mana Han Sen melihat ada banyak mesin dan peralatan produksi, termasuk sebuah mesin penghancur, yang dapat menghancurkan pesawat kecil. Setelah melewati gudang, pandai besi itu membawa Han Sen ke sebuah ruangan. Ruangan ini terlihat seperti gudang persenjataan dan Han Sen terpesona. Berbagai jenis senjata disusun dengan rapi di sana, kilauan pedang memancarkan kehausannya akan darah. Pandai besi itu mengambil sebilah pisau belati berukuran delapan inci dan melemparkannya kepada Han Sen, "Ini pisaunya. Ambil dan pergilah." Mata Han Sen tertuju pada pisau yang berada di utara dinding ruangan. Model pisau ini biasa saja, tetapi itu adalah satu-satunya senjata di utara dinding, sedangkan tiga sisi dinding lainnya dipenuhi dengan berbagai jenis senjata. 58 Hadiah untuk Pria Heba "Berapa harga pisau itu?" tanya Han Sen dengan penasaran. "Seratus juta," kata pandai besi dengan dingin, mendorong Han Sen keluar. "Seratus juta? Bahan apa yang kau gunakan untuk membuatnya?" Han Sen tidak dapat menahan keinginannya untuk bertanya. "75 persen baja Z," kata pandai besi. "Lain kali jika kau perlu membeli sesuatu, datang langsung ke sini." "75 persen baja Z? Dia pasti membual. Dengan teknologi sekarang, kita bahkan tidak dapat memproduksi logam campuran dengan kandungan baja Z lebih dari 5 persen." Han Sen berbisik dengan dirinya. Dia tidak mengatakan apa-apa karena dia tidak akan membelinya juga. Sampai di rumah, Han Sen meneliti pisau belati itu dengan seksama. Menariknya keluar dari sarung pedang kayu, Han Sen tiba-tiba merasakan tiupan angin dingin. Panjang pisau belati ini delapan inci, ujung pisaunya berwarna hijau dan bergerigi. Sudut pisaunya sangat kecil, hanya sekitar 20 derajat; ujung pedangnya setipis kulit bawang dengan alur darah ganda. Pegangannya terbuat dari materi berteknologi tinggi dengan rancangan ergonomis, sehingga nyaman dipegang. Han Sen mengeluarkan pedang lebar logam campuran alfa dan melayangkan pisau belati pada pedang lebar untuk menguji kekuatan dan ketangguhan belati. Dengan kandungan logam Z sebesar 5 persen seharusnya lebih kuat daripada pedang lebar ini jadi seharusnya tidak akan semplak. Krak! Pedang lebar terbelah dua oleh pisau belati dan setengah pisau terjauh ke tanah. "Ya Tuhan!" Han Sen kaget. Dia lalu teringat perkataan pandai besi bahwa pisau belati ini terbuat dari pisau sebuah mesin produksi sehingga dimaksudkan untuk memotong logam campuran. Han Sen memeriksa pisau belati dengan seksama dan sama sekali tidak menemukan cacat apapun. "Sial! Pedang lebarku¡­" Han Sen baru menyadari bahwa dia telah menghancurkan senjata yang seharusnya dapat dijual dengan harga satu juta di toko dan berteriak. Dia mengira bahwa pisau belati hanya akan meninggalkan sebuah tanda di pedang lebar tetapi tidak menduga pisau belati ini begitu tajam sehingga dapat membelah pedang lebar. Sementara membenturkan kepala ke tangannya dengan frustasi, dia mendengar deringan dari jaringan komunikasi dan melihat nomor Zhang Danfeng di layar. Dia menjawab telepon. "Sen, ayo datang ke Senja Kala. Aku ada hadiah untukmu," kata Zhang Danfeng dengan semangat. "Hadiah apa?" tanya Han Sen. "Kau akan mengetahuinya ketika kau tiba di sini. Sampai ketemu," balas Zhang Dangfeng, membuat Han Sen penasaran. Han Sen menukar pakaiannya dan pergi ke Warung Senja Kala, yang adalah restoran langganan Zhang Danfeng. Makanan yang disajikan di sini enak dan dekorasinya menakjubkan. Ketika dia tiba di ruang pribadi yang telah dipesan, Han Sen terkejut melihat Han Hao juga ada di sana. Han Hao melihatnya dan tampak sangat tidak nyaman. Han Hao tersenyum dengan dipaksakan dan menyapanya. Han Sen membalas senyumannya dan kemudian ditarik oleh Zhang Danfeng. Sebagai pribadi, Han Sen merasa tidak masalah kalau Han Hao tidak ingin berhubungan dengannya, dan dia tidak merasa sakit hati sama sekali. Zhang Danfeng tidak memperhatikan semua hal ini dan meminta Han Sen untuk duduk di sofa. Zhang memanggil jiwa binatang pedang harimau bergigi putih, yang kemudian berubah menjadi sebilah pisau tajam di kedua tangannya. Setelah menunjukkan beberapa jurus dengan pisaunya, dia bertanya dengan bangga, "Sen, bagaimana menurutmu jiwa binatang mutan yang baru aku dapatkan ini?" "Satu kata, menakjubkan." Han Sen mengacungkan jempol kepadanya. Han Sen sudah lama menginginkan senjata jiwa binatang mutan, tetapi dia kurang beruntung dengan jiwa binatang akhir-akhir ini. "Teman lama, sekarang saya memiliki sebilah pisau baru, jadi aku ingin memberikan senjata lamaku kepadamu, jika kau tidak keberatan." Zhang Danfeng menyisipkan sebilah pedang lebar logam buatan alfa kepada Han Sen. Han Sen agak terkejut melihat pedang lebar itu, yang bermodel sama dengan yang baru saja dia belah. "Pedang lebar ini¡­" Han Sen merasa terharu. Zhang Danfeng benar-benar adalah teman yang baik sehingga dia rela memberikan sebuah senjata yang bernilai sejuta dolar begitu saja kepadanya. Sebelum Han Sen berkesempatan untuk berkata sesuatu, pintu ruang pribadi didorong dan seorang wanita gemuk yang terbungkus dengan permata memaksakan dirinya untuk masuk. "Nak, aku tadi melihatmu ke sini. Kau bilang ada hal penting yang harus dilakukan ketika aku memintamu untuk pergi ke pesta Tuan Hu. Jadi, ini yang kau katakan hal penting? Apa yang kau harapkan dari berteman dengan kacung-kacung ini? Tuan Hu mengundang anak-anak temannya yang semuanya adalah pimpinan muda di Planet Roca. Kau seharusnya berteman dengan mereka agar dapat sukses di masa depan¡­" Han Yumei mengamuk pada Han Hao, dan menariknya keluar. "Ibu, aku¡­" Saat Han Hao ingin menjelaskannya, dia telah ditarik keluar dari ruangan. "Hentikan. Tuan muda dari Pertambangan Kayu Matahari, Lin Beifeng juga akan berada dalam pesta itu, aku dengar dia juga berada dalam Tempat Penampungan Baju Baja sekarang. Jika kalian dapat berteman, kau juga akan menjadi hebat di dalam tempat penampungan¡­" kata Han Yumei. Han Hao merasa agak kecewa. Dia kesini untuk berbaikan dengan Han Sen dan memanfaatkan hubungannya untuk masuk ke Komplotan Baju Baja milik Qin Xuan. Kata-kata Han Yumei telah memusnahkan kemungkinan itu. Han Hao menduga Han Sen pasti telah tidur dengan Qin Xuan sehingga dia berada pada posisi saat ini. Jika bukan demikian bagaimana mungin dia dapat melawan Luo Tianyang dan direkrut ke Tempat Pelatihan Mata Banteng? Secara kebetulan, pesta Tuan Hu juga diadakan dalam bangunan ini, dan Han Yumei melihatnya. Oleh karena itu dia tidak berkesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Han Sen. "Tidak apa-apa, tuan muda Pertambangan Kayu Matahari, Lin Beifeng kebetulan berada dalam tempat penampunganku, dan sekarang dia telah datang ke Planet Roca untuk pesta. Ini adalah sebuah kesempatan yang sangat bagus. Aku dengar dia adalah orang kaya baru dan suka menghambur-hamburkan uang. Bagus sekali jika aku dapat mendekatinya," pikir Han Hao, sambil merapikan pakaiannya dan mengikuti Han Yumei ke aula pesta. 59 Pria yang Beruntung "Tantemu tidak masuk akal," Zhang Dangfeng merasa kesal. "Tidak apa-apa. Mereka adalah orang-orang asing bagiku," kata Han Sen dengan santai. Dia kemudian bertanya dengan penasaran, "Siapakah Lin Beifeng yang dibicarakan?" Han Sen juga mengenal seorang pria yang bernama Lin Beifeng, yang menjelajahi pegunungan dan berakhir di Tempat Penampungan Baju Baja. Han Sen pernah menyelamatkan hidupnya. "Hanya seorang pria yang beruntung." Zhang Danfeng mulai menceritakan tentang Pertambangan Kayu Matahari kepada Han Sen. Pertambangan Kayu Matahari dulu adalah sebuah perusahaan kecil yang memiliki beberapa pertambangan, dan kemudian mereka membeli sebuah planet sampah untuk menyimpan pembuangannya, di mana mereka akhirnya menemukan banyak mineral berharga di sana. Dalam waktu 20 tahun, dengan hasil penjualan mineral langka yang mereka temukan di planet itu, Pertambangan Kayu Matahari menjadi kelompok pertambangan antar planet yang terkemuka, ayah Lin Beifeng adalah bosnya. Lin Beifeng baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa dan telah terkenal dengan kemurahan hatinya. Banyak yang berusaha untuk berteman dengannya karenanya. "Sungguh bernasib baik," Han Sen menghela nafas. "Itulah kehidupan. Dia harus mengungguli jutaan sperma untuk dapat menjadi dirinya sekarang," Zhang Danfeng tersenyum dan berkata, "Tetapi Pertambangan Kayu Matahari tidak memiliki pabrik di Planet Roca, apa yang dia lakukan di sini?" Dalam aula pesta yang berada dalam gedung yang sama, pada sosialita berbincang dan minum, banyak yang telah memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua pada usia awal 30-an. Namun, fokus pesta itu adalah seorang remaja berusia enam belas tahun. Jika Han Sen berada di sana, dia pasti mengenali remaja itu adalah Lin Beifeng yang telah dia selamatkan. Lin Beifeng menghibur semua tamu dengan anggun. Dari tingkah lakunya yang baik, tidak ada yang menduga dia adalah orang kaya baru dan beberapa sosialita merasa tertarik dengannya. Han Yumei dan Han Hao ingin berbicara dengan Lin Beifeng, tetapi mereka tidak memperoleh kesempatan karena ada terlalu banyak orang yang lebih berkuasa dari mereka di dalam pesta dan semuanya ingin berbicara dengan Lin Beifeng. Mereka tentu saja tidak berani menyinggung orang-orang dengan menyelanya. Pesta telah berakhir, ketika Lin Beifeng sedang keluar ruangan, mereka akhirnya menemukan sebuah kesempatan dan ingin mendekatinya. Pada saat itu, Han Sen dan Zhang Danfeng juga secara kebetulan datang ke sana. Ketika mereka melihat Han Hao, Zhang Danfeng ingin menyapanya maka Han Sen harus mengikutinya. Sebelum Zhang Danfeng menyelesaikan kalimatnya, Han Yumei mendorongnya dan Han Sen dan berkata berkata dengan kasar, "Kalian berdua menjauhlah dari anakku. Terutama kau, Han Sen, kau memiliki reputasi yang jelek di Tempat Penampungan Baju Baja, jadi jangan melibatkan sepupumu. Jangan pernah berkata kau mengenalnya. Atau aku akan mendatangi keluargamu." Han Yumei kemudian berjalan menuju Lin Beifeng dengan Han Hao. Zhang Danfeng tertegun dan bertanya kepada Han Sen, "Apa? Kau dan Han Hao berada dalam tempat penampungan yang sama?" Han Sen mengangguk, "Ayo pergi ke tempat yang sepi dan aku akan menjelaskannya kepadamu." Setelah mendengar perkataan Han Yumei, Han Sen tahu bahwa Han Hao telah menceritakan kepadanya tentang apa yang terjadi dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Han Yumei dan Han Hao akhirnya dapat mendekati Lin Beifeng. Ketika Lin Beifeng secara kebetulan melihat ke arah mereka, Han Yumei berkata dengan tergesa-gesa, "Tuan Lin, ini adalah anakku Han Hao. Dia berada dalam tempat penampungan yang sama denganmu¡­" Lin Beifeng bertingkah seolah-olah tidak mendengarnya dan berjalan melewatinya dan anaknya. Han Yumei tercengang dan melihat Lin Beifeng meninggalkannya. Lin Beifeng berjalan lebih cepat dan lebih cepat ke arah Han Sen dan Zhang Danfeng yang akan pergi. Dia meraih tangan Han Sen dan berteriak, "Sen, aku akhirnya menemukanmu. Kakak, aku sangat merindukanmu." Lin Beifeng kemudian memeluk Han Sen dengan erat. Han Yumei dan Han Hao keduanya terkejut. Mereka tidak tahu bagaimana Lin Beifeng dapat mengenal Han Sen dan memanggilnya kakak. Han Sen mendorong Lin Beifeng dan cemberut, "Mengapa kau ada di sini?" Lin Beifeng sama sekali tidak merasa tersinggung dan cepat-cepat menawarkan rokok kepada Han Sen dan Zhang Danfeng. Dia berkata dengan penuh semangat, "Saya kesini untuk mencarimu. Aku dengar kau tinggal di Planet Roca jadi aku datang ke sini. Tetapi aku tidak memiliki alamatmu dan saya harus bertanya kemana-mana. Sekarang aku telah menemukanmu, kau harus mencariku di masa depan." Han Sen melihat semua orang melihat ke arahnya dan berkata kepada Lin Beifeng, "Kita jangan bicara di sini. Kita dapat berbincang-bincang nanti." Han Sen dan Zhang Danfeng keluar, dan Lin Beifeng cepat-cepat mengikutinya. "Sen, pesawatku diparkir di luar. Biarkan aku mengantarmu." Han Yumei dan Han Hao mengamati Lin Beifeng dengan ceria mengikuti Han Sen kemana-mana dan tidak dapat mempercayai bahwa dia adalah tuan muda yang anggun yang mereka lihat dalam pesta. "Han Hao, apakah benar itu adalah Han Sen yang berbicara dengan Tuan Lin?" Han Yumei masih tidak dapat mempercayai matamua sendiri dan bertanya kepada Han Hao setelah mereka keluar dari Gedung. Han Hao menggertakan giginya dan berkata, "Betul, itu adalah dia." "Bagaimana bisa Tuan Lin mengenalnya dan begitu menghormatinya?" tanya Han Yumei. "Tidak ada yang hebat dengannya. Dia hanya seorang gigolo, menggunakan koneksi wanita." Han Hao menghina keponakannya karena dia merasa sangat iri. "Apa? Bukankah kau mengatakan bahwa dia telah menyinggung seorang wanita yang berkuasa dalam Tempat Penampungan Baju Baja dan dia mengalami masa-masa yang sulit?" tanya Han Yumei. "Jika bukan karena menjadi mainan Qin Xuan, bagaimana mungkin Tuan Lin mengenal seseorang seperti dia?" Han Hao kemudian menceritakan pengalaman-pengalaman Han Sen, menambahkan imaginasinya di sana sini. "Pantas saja dia bisa mendapatkan dua juta dolar. Seorang gigolo! Aku sejak dulu merasa dia adalah seorang momok, aib dalam keluarga kita. Nenek moyang kita pasti akan merasa sangat marah kalau mereka mengetahuinya¡­" kata Han Yumei dengan kejam. Kedua ibu dan anak meninggalkan gedung dengan penuh rasa iri dan marah. Melihat Lin Beifeng membukakan pintu pesawat untuk Han Sen dan Zhang Danfeng, muka mereka semakin merah padam. 60 Shura Bertanduk Emas Han Sen menjelaskan secara singkat kepada Zhang Danfeng setelah dia berpisah dengan Lin Beifeng. Han Sen menceritakan dengan sahaja dan tidak bercerita banyak tentang Han Hao, karena dia tahu Zhang Danfeng tidak akan memaafkan Han Hao jika dia menceritakan apa yang telah terjadi sebenarnya. Zhang Danfeng mengira mereka selama ini adalah saudara yang rukun dan berteman karena mereka tumbuh besar Bersama dan tentu saja tidak akan menerima apa yang dilakukan oleh Han Hao. Dalam perjalanan menuju stasiun kereta luncur magnet, Han Sen berpikir tentang apa yang harus dibawanya ke dalam Rawa Gelap. Hampir tidak ada aktivitas manusia di sana, jadi dia pasti akan kembali membawa banyak mangsaan. Bahkan jika bukan demi panah jiwa binatang, Han Sen tetap ingin pergi ke sana, dia sekarang telah memiliki sayap jiwa binatang berdarah sakral dan rawa tu mungkin berbahaya bagi yang lain tetapi mudah baginya. Han Sen tiba-tiba mendengar suara dan tiba-tiba semua lampu menyala. Tiba-tiba dia melihat ke atas dan ada sebuah bola api seperti meteor yang jatuh dengan cepat dari langit menuju ke arahnya. "Peringatan...Peringatan..Objek terbang tidak teridentifikasi terdeteksi.." Plang! Setelah peringatan dari sistem pertahanan planet berbunyi selama beberapa saat, bola api itu menghantam sebuah bangunan tinggi dan diikuti dengan sebuah ledakan. Seketika menjadi gelap karena listrik mati. Bahkan bumi terasa sedikit berguncang. Han Sen melihat ke atas ke bangunan yang hancur dan melihat sebuah pesawat bundar yang aneh jatuh ke dalam gedung dengan setengah badan pesawat mencuat keluar, dikelilingi oleh api yang menyala dan asap tebal. Orang-orang berteriak, menangis dan berlarian. Wilayah ini adalah kawasan sekolah dan bangunan yang tertabrak adalah bangunan utama sebuah sekolah. Mereka yang berlarian keluar dari gedung sebagian besar adalah murid-murid yang berusia sekitar sepuluh tahun. Karena ini adalah sekolah umum dalam sistem edukasi integrasi, gedung ini tidak dilengkapi dengan sistem pengamanan yang bagus. Setelah ledakan terjadi, tidak ada tindakan darurat. Listrik telah mati karena alasan tertentu dan sistem perlindungan kebakaran otomatis juga lumpuh. Dalam kegelapan, orang-orang hanya dapat melihat api di tempat yang terkena dampak. Han Sen melihat penampakan pesawat itu dan tiba-tiba mengepalkan genggamannya. Dia pernah melihat pesawat seperti ini sebelumnya. Sebuah pesawat bundar terlalu canggih bagi teknologi manusia saat ini dan hanya dapat diproduksi oleh musuh umat manusia di jaman antar bintang, para Shura. Shura adalah nama yang diberikan oleh umat manusia, dan nama asli mereka hanya dapat dideskripsikan dengan Bahasa mereka sendiri. Shura tampak seperti manusia kecuali pria memiliki satu tanduk di atas kepalanya dan para wanita memiliki dua. Shura pria maupun wanita kedua-duanya mengenakan topeng sejak masa kecil. Topeng dan tanduk mereka melambangkan identitas mereka. Umat manusia telah bertarung dengan mereka selama ratusan tahun di ruang angkasa. Pada awalnya, karena fisik dan teknologi Shura lebih canggih, pria selalu kalah dalam pertarungan dengan mereka. Sekitar dua ratus tahun lalu, umat manusia menemukan Tempat Suci Para Dewa dan mulai menambah poin geno di dunia lain, maka fisik manusia telah berkembang dengan hebat. Secara bertahap, manusia dapat bertahan dan melawan Shura. Planet Roca adalah sebuah planet komersial dan berlokasi jauh dari zona perang. Han Sen merasa takjub melihat sebuah pesawat Shura di sini. Dia tumbuh besar di Planet Roca dan hanya pernah melihat Shura dan pesawat Shura di dalam berita dan Jaringan Langit. Ketika Han Sen menatap pesawat itu, dia melihat seorang gadis berusia tujuh tahun yang bergelantungan di bangunan yang hancur dengan bajunya yang tersangkut di sebatang baja yang mencuat dari dalam gedung. Dia mencoba untuk merangkak kembali ke dalam gedung dengan meraih batang baja tetapi dia tidak cukup kuat. Karena menggeliat, bajunya yang tersangkut di batang baja hampir robek. Mukanya dipenuhi dengan air mata dan tangannya tertutup debu dan darah, dia hampir putus asa. Bahkan jika dia berhasil masuk ke dalam gedung, ada api di mana-mana dan dia tidak mungkin dapat bertahan hidup. Gadis kecil ini kehilangan kekuatannya secara perlahan dan bajunya robek secara perlahan. Dengan ketinggian seperti itu, bahkan seorang dewasa yang memiliki poin geno maksimum akan mati kalau terjatuh, apalagi seorang anak kecil. Bang! Di samping gadis kecil, pintu pesawat Shura tiba-tiba terbuka dan keluar Shura dengan tanduk tunggal di atas kepalanya dan sebuah topeng putih yang menutupi seluruh wajahnya kecuali bagian mata. Shura ini mengenakan baju baja logam campuran yang rusak dan sekujur tubuhnya mengalir darah berwarna hijau tua. Darah Shura berbeda dengan manusia dan berwarna hijau empedu, yang juga merupakan salah satu cara untuk mengenali seseorang adalah Shura. Han Sen terkejut dengan penampilan Shura ini. Hiasan dan bahan topeng Shura mengandung banyak arti di dalamnya, tetapi Han Sen tidak banyak mengetahui hal ini. Namun, dinilai dari tanduk emasnya, Han Sen mengetahui bahwa Shura ini tidak biasa. Tanduk Shura adalah lambing identitas yang terutama. Tanduk mereka ada empat warna: hitam, putih, emas dan ungu. Yang bertanduk hitam adalah warga sipil, tanduk putih adalah kaum elit, tanduk emas adalah bangsawan dan tanduk ungu adalah kerajaan. Dari pesawat yang acak ini telah berjalan keluar seorang bangsawan Shura, yang membuat Han Sen merasa kaget. Shura memegang katana hitam di tangannya. Semua Shura memiliki fisik yang bagus. Setiap Shura dewasa dapat bertanding dengan manusia yang telah berevolusi satu melawan satu. Shura yang lebih kuat bahkan dapat mengalahkan manusia. Shura keluar dari pesawat dan melihat gadis kecil yang sedang menangis. Dengan sinar mata yang kejam, dia mengangkat katananya dan mengayunkannya ke kepala gadis itu. Han Sen memanggil jiwa binatang kumbang hitam, pembantai berdarah dan naga bersayap ungu secara bersamaan dan merubah dirinya menjadi mahkluk setengah manusia dan setengah kuda yang bersayap raksasa dalam baju baja emas, dan bahkan sayapnya juga tertutup dengan baju baja emas. Bum! Sayap yang sangat besar membawanya ke tengah bangunan secara kilat. Mengambil gadis itu dengan salah satu tangannya, Han Sen meraih pisau katana Shura dengan tangan lainnya. Darah tiba-tiba mengalir membasahi pisau. 61 Mengapa Tidak Menghindar Fang Mingquan akhir-akhir ini terlihat kurang bersemangat. Sebagai seorang jurnalis, dia bertanggung jawab atas sebuah acara tentang Tempat Suci Para Dewa di Jaringan Langit. Walaupun acaranya kurang terkenal, acara ini memperoleh momentum dan dia dianggap sebagai selebriti kecil. Karena keputusan yang ditetapkan oleh pihak manajemen, dia dipindahkan ke sebuah planet terpencil, Roca. Pekerjaannya dinamakan pengembangan pasar baru, yang sebenarnya berarti dia dikeluarkan karena telah menghalangi yang lain. Sejauh pemahaman Fang Mingquan, acaranya sekarang dijalankan oleh seorang anak lulusan baru yang mempunyai hubungan relasi dengan anggota dewan. Karena ketidaktahuannya, anak ini mengacaukan acara, dan banyak pemirsa setia meminta Fang Mingquan untuk kembali, namun permintaan mereka tidak merubah apa-apa. Fang Mingquan mengetahui dengan jelas bahwa dia tidak akan pernah kembali. Planet Roca tidak memiliki banyak sumber daya dan berlokasi jauh dari pusat ekonomi, jadi tidak ada berita besar yang dapat diliput. Dia telah berada di sini selama beberapa bulan, Fang Jingqi hanya membuang-buang waktu melakukan wawancara dengan beberapa selebriti kecil yang terlalu sombong dengan diri mereka, hal ini membuatnya merasa jijik. "Bagaimana aku dapat meninggalkan tempat terkutuk ini?" Fang Mingquan berjalan tanpa tujuan di jalan, memegangi tempat air kecil dari besi dan meneguk minuman keras dari dalamnya sekali-kali. Walaupun dia merasa sedih, Fang Mingquan tetap mencari-cari bahan liputan di sekitarnya karena kebiasaan profesionalnya. Tiba-tiba, kegelapan menyelubungi dan ada suara ledakan dan api. Sebagai jurnalis yang baik, Fang Mingquan menyalakan peralatan rekamannya. "Pesawat Shura!" Fang Mingquan melihat sebuah pesawat dan jantungnya mulai berdebar-debar. Dia bergegas berlari ke tempat yang lebih tinggi sambil terus merekam dengan peralatan rekamnya. Tidak lama kemudian, Fang Mingquan juga mendengar suara seorang gadis kecil. Ketika dia melihat Shura betanduk emas keluar dari pesawat, dia sangat girang dan merasa kuatir pada saat yang bersamaan. Dia sangat girang karena ini adalah kesempatan yang luar biasa baginya. Sebuah pesawat Shura jatuh di Planet Roca adalah kejadian langka. Di samping itu, Shura di dalamnya adalah bangsawan. Pada saat yang sama, Fang Mingquan juga merasa kuatir dengan nasib anak kecil itu. Sebagai seorang jurnalis professional, walaupun lubuk hatinya ingin berteriak "tolong," Fang Mingquan tetap diam dan hanya merekam dan mengunggah semuanya dengan setia. Namun, ketika melihat Shura mulai menebaskan katana ke dirinya, Fang Mingquan melihat wajah kecil yang ketakutan dan tidak dapat menahan dirinya lagi, dia berteriak "Tolong selamatkan dia!" Tetapi tidak ada orang yang merespon. Tim penyelamat belum tiba, dan bahkan jika ada orang yang memiliki pesawat, sulit untuk memarkirnya di ketinggian seperti itu. Bum! Sepasang sayap emas masuk ke bingkainya dan sosok keemasan itu merangkul anak kecil itu, sedangkan tangan lainnya menahan pedang Shura. Darah menetes dari katana, dan Fang Mingquan merasa jantungnya berhenti berdetak. "Seseorang telah menyelamatkan anak kecil itu¡­" teriak Fang Mingquan. Han Sen terkejut ketika dia menahan pedang katana. Bahkan baju baja berdarah sakralnya tidak dapat menahan ketajaman katana dan telapaknya tetap terluka. Walaupun goresannya tidak terlalu dalam, dia menyadari bahwa Shura adalah lawan yang Tangguh. Han Sen terbang mundur dengan mengepakkan sayapnya, sambil merangkul gadis kecil di lengan yang lainnya. Dia tiba-tiba merasa angin dingin dari belakangnya dan berbalik dengan cepat. Shura sedang melayangkan katana dan hampir menebas Han Sen. Han Sen menggertakkan giginya dan merentang ke udara, baru saja meloloskan diri dari serangan Shura. Shura melompat dan menapakkan kakinya pada sebuah tembok, melemparkan dirinya ke arah Han Sen. "Apakah dia berasal dari gen kutu?" Han Sen berpikir dan terbang ke sebuah bangunan yang berada di dekatnya, memecahkan jendela dan meletakkan gadis kecil di sana. Han Sen melihat ke dalam ruangan dan menyadari bahwa itu adalah sebuah kelas dengan belasan anak-anak di dalamnya, bergemetar di bagian sudut ruangan. "Sial." Sebelum Han Sen mendapatkan solusinya, Shura telah berada di hadapannya dengan katana di tangannya, menebasnya ke arah Han Sen. Han Sen dapat saja menghindar dari serangan ini, tetapi ketika dia bersiap-siap untuk bergerak, dia tiba-tiba membeku. Di belakangnya adalah kelas yang dipenuhi dengan anak-anak. Jika dia menghindar, Shura akan masuk ke dalam kelas. Shura berada di planet manusia dan tidak mungkin dia dapat bertahan hidup di sini dengan begitu banyak musuh di sekelilingnya. Dia pasti akan memilih untuk membunuh sebanyak-banyaknya sebelum dia mati. Tidak mungkin Han Sen akan membiarkannya masuk ke dalam kelas. Menghadapi katana di depan wajahnya, Han Sen hanya memiringkan badannya ke salah satu sisi untuk melindungi organ vitalnya, sambil melemparkan tinjuan ke arah muka Shura. Shura agak terkejut, karena dia tidak menyangka Han Sen tetap berada di tempatnya. Walaupun Shura tidak mengerahkan segenap tenaganya dalam serangan ini, katananya tetap berhasil menembus baju baja berdarah sakral dan melukai pundak Han Sen, mengeluarkan buah mencicit setiap kali pedangnya mengenai tulang. Pada saat yang bersamaan, tinjuan Han Sen juga mengenai wajah Shura, memaksa tubuhnya roboh ke belakang. Materi topeng Shura terbuat dari bahan yang sangat Tangguh dan tidak hancur oleh tinjuan Han Sen. Shura menapak pada kerangka logam buatan di dinging dan mengayun kembali untuk meraih katana yang tersangkut pada pundak Han Sen. Tidak ingin memberikan katananya kembali, Han Sen menahan telapaknya dengan satu tangan dan meninju tenggorokan Shura dengan tangan lainnya. Shura membalas dengan sebuah tinjuan ke dada Han Sen. Dan tidak lama kemudian terjadi pertarungan tinju. Han Sen segera mulai memuntahkan darah. "Mengapa dia tidak menghindar?" Karena dia dapat terbang, dia seharusnya sanggup menghindari serangan." Fang Mingquan merasa heran. Dia membagikan pemikirannya dengan penonton yang menonton webcasting Fang Mingquan. 62 Meteor Emas Acara baru Fang Mingquan belum terkenal tetapi masih ada penggemar-penggemar lama yang mengikutinya ke sini. Melihat siaran langsung dari jaringan dinyalakan, banyak yang ikut menonton. Ketika mereka melihat Shura hampir membunuh gadis kecil, mereka berdoa agar seseorang dapat menyelamatkannya. Dan ketika Han Sen muncul, mereka semuanya merasa sangat senang. Namun, mereka tidak mengerti mengapa Han Sen tidak memilih untuk menghindari katana dan tidak berada pada posisi yang tidak menguntungkan seperti sekarang. Dia bisa saja menghindar karena dia dapat terbang. Fang Mingquan tiba-tiba menyadari sesuatu dan memindahkan fokus lensa ke belakang Han Sen. Semua orang tiba-tiba melihat ruangan yang ternyata adalah kelas yang dipenuhi oleh belasan anak-anak yang gemetar ketakutan. Fang Mingquan dan para penonton baru menyadari alasan Han Sen tidak menghindar. Jika dia menghindar, Shura akan memasuki kelas dan menimbulkan kerusakan yang tidak terbayangkan. Walaupun Shura tertahan di depan kelas. Pundak Han Sen telah terluka parah dan masih berdarah, sehingga posisinya tidak menguntungkan. Tetapi ini adalah Shura dewasa dengan tanduk emas. Bahkan jika dia tidak berlatih keahlian apapun juga, fisiknya sudah sekuat orang yang sudah berevolusi, bahkan lebih kuat lagi. "Dollar¡­. Itu Dollar¡­." Penonton mengenalinya dan meninggalkan banyak komentar di bawah, mengingatkan lebih banyak orang bahwa itu adalah Dollar. Fang Mingquan sudah lama mengenal Dollar. Bagaimanapun juga dia bekerja dalam jurnalisme. Video Han Sen menerobos saluran robot sangat popular sehingga dia juga sudah menontonnya. Karena dia sudah menonton video itu, dia tahu bahwa Han Sen belum berevolusi sedangkan lawannya mungkin sudah setidaknya mencapai tingkat evolusi, maka pertarungan ini tidak adil. Para penonton juga menyadari hal ini. "Ini tidak baik. Dollar masih belum berevolusi. Bagaimana mungkin dia menghentikan Shura bertanduk emas?" "Dollar, bertahanlah!" "Sial, mengapa saya tidak berada di sana? Saya ingin sekali membantunya membunuh Shura!" "¡­" Bum! Han Sen mendapatkan sebuah pukulan lagi di wajahnya. Walaupun di telah dilindungi oleh baju baja, kepalanya masih berdenging dan matanya sempat mengalami kebutaan sesaat. Merasakan sesak di dadanya, dia memuntahkan lagi darah dari mulutnya. Han Sen juga sangat memahami bahwa dia jauh lebih lemah daripada Shura walaupun jika dia berubah wujud menjadi pembantai berdarah. Jika Shura tidak berluka parah, Han Sen mungkin tidak dapat bertahan selama ini. Untungnya, dia telah berlatih Kulit Giok cukup lama dan telah memperoleh banyak poin geno, yang memungkinkannya untuk bertarung sampai saat ini. Bum bum! Setiap kali Han Sen ditinju Shura, dia hanya dapat memaksa Shura untuk mundur ke belakang, tetapi ketika Shura meninjunya, dia pasti berdarah. Tetapi Han Sen mengetahui bahwa dia tidak boleh mundur. Melihat kebencian di mata Shura, Han Sen mengetahui kalau dia sedang mengincar anak-anak di dalam kelas. Menggunakan tubuh megahnya untuk menghalangi jendela, Han Sen terkena pukulan beberapa kali di bagian kepala. Dia tiba-tiba kehilangan kendali atas badannya dan memiringkan badannya ke arah Shura, yang memungkinkan Shura menarik katana dari pundak Han Sen. Darah tersembur saat pedang hitam ditarik. "Mati!" memandang dengan penuh amarah ketika dia mencabut pedangnya dari Han Sen, kedua tangannya pada katana dan mata terkena semburan darah. Adegan yang sangat memilukan untuk ditonton oleh Fang Mingquan dan para penonton. Mereka yang berhati lembut bahkan tidak tega menontonnya. "Mundur¡­Kamu telah mencobanya¡­ Tidak ada yang akan menyalahkanmu.." bahkan kata seseorang, karena mereka tidak tega melihat Han Sen dibunuh oleh Shura. Tetapi dengan sinar dalam matanya, Han Sen bahkan bergerak maju dan bukannya mundur saat katana terjatuh dan menghempaskan badannya ke Shura. Walaupun katana telah mengenai kepala Han Sen, tetapi karena jaraknya yang dekat dan badan Shura telah agak terlempar ketika dihempas Han Sen, kecepatan katana menjadi berkurang dan hanya memecahkan pelindung kepala Han Sen dan meninggalkan luka yang dangkal pada kulit kepala Han Sen. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Han Sen mengepakkan sayapnya dan bergerak ke belakang Shura. Dia mengunci Shura dengan badannya di angkasa sehingga Shura tidak dapat bergerak lagi. Hantu yang Menghantui telah bekerja dengan sangat baik, Han Sen berhasil mengunci posisi Shura yang jauh lebih kuat daripada dirinya. Menyadari waktu perubahan wujudnya hampir habis dan badannya mungkin akan mengalami kerusakan permanen jika dia melewati batas waktu, Han Sen menjatuhkan diri dengan posisi Shura terkunci di antara lengannya dan melompat, meningkatkan kecepatannya saat meluncur ke tanah dengan menggerakan sayapnya. "Kamu gila¡­" teriak Shura, dengan nada ketakutan. Pada saat ini, semua orang yang melihat tertegun dan komentar online telah berhenti. Lensa Fang Mingquan mengikuti meteor emas yang jatuh dengan sangat cepat ke tanah. Karena terhalang oleh bangunan lainnya, meteor emas hilang di lantai keenam sebuah bangunan. Yang terdengar kemudian hanyalah suara dentuman keras, diikuti oleh kesunyian. Setelah cukup lama, sebuah komentar baru muncul, "Dollar???" Kemudian komentar lainnya bermunculan, yang diunggah terlalu cepat sehingga kata-katanya menjadi tidak jelas. Tidak ingin melihat komentar-komentar yang muncul, Fang Jingqi dengan putus asa berlari ke lokasi Han Sen jatuh. Dia bersumpah kalau dia berlari paling cepat sepanjang hidupnya. Ketika Fang Mingquan tiba di sana, hanya ada kerumunan orang. Shura berada di lantai dengan tungkai yang terpelintir dan bahkan ada laba-laba yang sedang merangkak di atas trotoar yang terbuat dari bahan berteknologi tinggi. Tetapi dia tidak menemukan postur keemasan di sana. "Dollar?" "Dollar tidak mati?" "Kemanakah dia?" Sementara komentar-komentar diunggahkan dibawah siaran langsung dari jaringan. Fang Mingquan mencari ke sekelilingnya dan bertanya pada orang-orang yang berada di sekitarnya dan tidak ada seorangpun yang melihat Dollar. Tempat itu berada di sebuah jalan kecil dan tidak ada orang yang berada di sana saat mereka jatuh. 63 Malaikat Dollar Fang Mingquan tidak menemukan Dollar dan berusaha terus mencarinya. Dia kembali ke studionya dengan semangat dan mulai mengedit rekaman yang dibuatnya. "Masa depan saya dalam video ini!" Fang Mingquan begadang semalaman mengedit rekamannya. Ini pastinya sebuah tajuk utama eksklusif. Dengan siaran langsung dengan jaringan kemarin malam, beritanya pasti tersebar dan video yang saya edit ini pasti akan viral. Harapan untuk sukses dan kekagumannya pada Dollar mendorongnya untuk mengedit video dengan begitu cepat. Fang Mingquan berpikir ini pasti adalah karyanya yang terbaik selama karirnya sebagai jurnalis beberapa tahun ini. Di Jaringan Langit, Fang Mingquan melihat ada banyak sekali pesan yang menanyakan dia tentang siaran langsung dengan jaringan kemarin. Pada saat itu, listrik mati dan tidak ada kamera pengawasan yang bekerja. Ada beberapa individu yang mencoba untuk merekam kejadiannya, tetapi karya mereka kalau bukan diambil dari sudut yang buruk maka terlalu buram, dan tidak dapat dibandingkan dengan karya professional Fang Mingquan. Fang Mingquan menghela nafas dalam-dalam, menamakan videonya "Satu-satunya, Dollar Malaikat Kita," dan mengklik "Unggah." Setelah mengunggahnya, Fang Mingquan tidak melihat ke layarnya lagi tetapi duduk dan menyulut sebatang rokok. Dia terus merokok dan tetap diam. Fang Mingquan bahkan tidak berani melirik jam tangannya, karena dia takut mengetahui jam berapa, yang merupakan hal terpenting dalam jurnalisme. Dia sangat paham bahwa ketika video diunggah, jaringan komunikasinya akan berdering, tetapi berapa sukses videonya adalah tergantung dari seberapa lama waktu diperlukan bagi jaringan komunikasinya untuk berdering. "Jika memakan waktu setengah jam, artinya fenomenal; jika memakan waktu satu jam, artinya biasa-biasa saja; jika lebih dari satu setengah jam¡­.." Fang Mingquan mendengar nada dering seiring dia masih sedang berhitung. Fang Mingquan tiba-tiba berdiri dan menatap jaringan komunikasinya di atas meja. Sebuah nomor yang tidak asing lagi berkedip di layar. "Delapan menit dan empat puluh detik¡­" Fang Mingquan mengepalkan genggamannya dan merapatkan giginya dengan girang, meremas kotak rokok di tangannya. Fang Mingquan hanya mulai merasa lebih lega setelah tiga menit berlalu. Tanpa menghiraukan deringan jaringan komunikasi, dia berbaring di sofa dan memandanginya berdering sambil merokok. Dia menikmati perasaan ini, hanya pada saat-saat seperti ini dia merasa hidup. "Satu-satunya, Dollar Malaikat Kita" tidak ada pengisi suara dan berdurasi kurang dari tiga menit. Dimulai dengan seorang gadis kecil yang hampir jatuh. Mukanya yang ketakutan dan bersimbah air mata, matanya yang melotot dan tangan kecil yang berlumuran darah mencuri perhatian orang-orang dari awal. Berikutnya, ketika orang-orang masih mengkhawatirkan bahaya yang dihadapi gadis kecil, yang berjalan keluar dari pesawat bukannya penyelamatnya tetapi kematian yang menjemputnya. Ketika Shura menebaskan katana pada gadis kecil, tidak ada orang yang dapat menahan amarahnya dan kesedihannya. Tiba-tiba, sebuah sosok emas muncul dalam adegan. Sayap emas yang sangat besar terlihat seperti sayap malaikat. Ketika gadis kecil dirangkul dengan tangan kuat yang terbungkus dengan baju baja emas dan katana ditahan olehnya, semua orang sangat gembira, mata mereka dibanjiri dengan air mata. Adegan berikutnya diedit dengan teliti, Shura dan Han Sen saling melancarkan serangan dan Han Sen memecahkan sebuah jendela agar dia dapat memasukan gadis kecil ke dalam ruangan. Shura menyerang Han Sen secara membabi buta tetapi yang diserang tidak menghindar atau mundur. Fang Mingquan menyisipkan adegan belasan murid gemetar ketakutan di sudut ruangan agar semua orang dapat memahami alasan Han Sen memilih untuk bertahan di sana. Fang Mingquan menyaring adegan pertarungan dan menyoroti tindakannya yang tidak mementingkan diri sendiri dan keberaniannya. Dia juga membuang adegan yang kurang mengesankan. Walaupun sebenarnya Han Sen sangat kesakitan dan jauh lebih lemah daripada Shura, dalam video ini tampak seperti kekalahan yang disebabkan oleh tidak bernasib baik. Adegan akhirnya adalah aksi jatuh bunuh diri. Keseluruhan video sangat halus. Dengan latar belakang musik yang penuh semangat, setiap penonton ingin bertarung sendiri dengan Shura, bahkan itu berarti mempertaruhkan jiwa mereka. Dan para penonton wanita bersimbahkan air mata setelah menonton video itu. Video ini benar-benar viral. Hanya dalam waktu beberapa jam, seisi Persekutuan mengetahui hal ini. Dan jumlah tontonannya telah melesat tajam ke angka ratusan juta. Satu bangsawan Shura yang kuat dan keji, satu malaikat emas, dan wajah kecil yang penuh ketakutan membentuk sebuah cerita yang dapat menyentuh hati para penontonnya dalam waktu kurang dari tiga menit. Nama Dollar sekarang menjadi terkenal di seluruh Persekutuan, karena video ini jauh lebih populer daripada video saluran robot, yang memang memiliki keterbatasan. Pria dan wanita, muda dan tua, semua orang seperti tersihir dengan video ini, dan Dollar menjadi lebih populer daripada sepuluh yang Terpilih pada tahun ini. "Anak ini memiliki keberanian, sama seperti saya pada saat seusianya." "Persetan Shura!" "Anak-anak malang, mereka beruntung, karena ada malaikat yang menjaga mereka." "Dollar, kamu adalah milikku satu-satunya." "Dollar, kamu adalah malaikatku." Lebih banyak orang yang tertarik dengan nasib hidup dan mati Dollar, karena video ini tidak memasukan hasil akhirnya dan hanya diakhiri dengan suara dentuman keras akibat jatuhnya Dollar dan Shura. Sementara itu, pahlawan itu juga sedang menonton video yang diedit oleh Fang Mingquan. 64 Ilmu Bela Diri Shura "Apakah itu benar adalah diriku?" Han Sen tidak dapat mempercayai kalau dia terlihat begitu keren. Caranya mengedit video membuatnya agak tersipu malu. Pada saat itu, dia hanya berusaha sekuat tenaga untuk membantu anak-anak itu. Walaupun adegan jatuh di bagian terakhir terlihat tragis, dia sebenarnya dapat menendang Shura dan terbang menjauh ketika mereka hampir terjatuh ke lantai. Tidak sebahaya seperti yang terlihat. Shura terluka parah dan mati setelah jatuh. Han Sen tahu kalau dia hanya beruntung pada saat itu. Jika Shura tidak terluka parah, Han Sen mungkin sudah kabur atau mati. Badannya masih terasa sakit kalau digerakkan, Han Sen mengalami kesulitan bernafas. Dia bahkan tidak berani berobat ke rumah sakit, tetapi untungnya tidak terlalu parah, tidak ada organ vital yang terluka. Setelah berobat, dia beranjak pulih Han Sen juga mendapatkan sesuatu. Katana milik Shura dibawa pulang oleh Han Sen, yang jauh lebih baik daripada senjata buatan manusia. Shura jauh lebih cangging dalam pembuatan senjata logam buatan dibandingkan dengan manusia. Han Sen telah lama mendengar bahwa katana Shura sangat luar biasa. Bahkan Shura bertanduk hitam, menggunakan katana yang lebih baik daripada senjata baja Z. Yang dimiliki Han Sen sekarang adalah katana dari Shura bertanduk emas, yang seharusnya merupakan yang terbaik dari yang terbaik. Tidak ada produk yang setingkat dengan katana ini. Han Sen mengayun katana dan dapat merasakan ketajamannya yang luar biasa seolah-olah dapat membelah udara. Han Sen tidak berani mencoba katana dengan senjata lainnya karena dia tahu bahwa katana mungkin bahkan lebih tajam daripada pisau belati baja Z yang dimilikinya. Video itu tersebar dengan cepat sehingga Han Sen juga merasa kuatir kalau orang-orang mungkin dapat mengenali katana itu sehingga identitasnya sebagai Dollar akan terbongkar. Maka dia memutuskan untuk membuat beberapa perubahan pada katana, terutama pada warnanya. Dia menyemprot cat pada katana sehingga berwarna emas maka terlihat seolah-olah terbuat dari kuningan. Dia juga memesan perisai yang murah tapi berwarna cerah di Jaringan Langit agar tidak ada orang yang dapat mengenali bahwa itu adalah katana Shura ketika berada di dalam perisai. Sebenarnya, Han Sen tidak ingin menggunakannya di hadapan orang lain. Ini hanyalah tindakan pencegahan yang dia ambil. Han Sen juga ingin mengganti pangkal pedang katana agar lebih sulit untuk dikenali, tetapi dia dapat melepaskan pangkal pedangnya. Namun, dia menemukan sebuah manik-manik yang tersemat di pangkal pedang dan mengeluarkannya. Di luar dugaannya, manik-manik itu berongga. Di dalam manik-manik, ada sebuah chip memori kecil. Han Sen memasukkan chip ke peralatannya, dan mencoba melihat apa yang tersimpan di dalamnya. Dia tidak mengira ternyata ada ilmu bela diri Shura terekam dalam chip, yang dinamakan Badai Pedang. Penjelasannya mengatakan bahwa ini adalah rahasia utama dalam keluarga bangsawan Shura. "Dapatkah seorang manusia mempelajari ilmu bela diri Shura?" pikir Han Sen. Setelah mengulas Badai Pedang, dia merasa yakin bahwa dia dapat mempelajarinya asalkan tingkat kebugaran fisik cukup tinggi. Han Sen mulai mencoba dan berlatih Badai Pedang dan tidak menemukan kesulitan apapun, yang berarti kondisi fisiknya telah memenuhi persyaratan dari Badai Pedang. Badai Pedang terdengar seperti keahlian menggunakan senjata, tetapi dapat juga digunakan tanpa menggunakan senjata. Kuncinya adalah menggali potensi tubuh sepenuhnya untuk dapat melancarkan serangan yang cepat dan bertenaga. Jika seseorang menguasai Badai Pedang, dia akan dapat melancarkan serangan-serangan dengan bagian tubuh manapun juga. Han Sen belum pulih pada saat itu, jadi dia tidak kembali ke Tempat Suci Para Dewa dan berlatih Badai Pedang di rumah. Lin Beifeng adalah satu-satunya yang menelpon setiap hari untuk memeriksa kapan dia akan kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja dan mulai berburu. Qin Xuan mengira dia hanya bersembunyi dari Anak Surga, jadi dia tidak menelponnya. Han Sen memeriksa deringan di jaringan komuniaski dan memang Lin Beifeng lagi. Dia agak ragu sebelum mengangkatnya. "Sen, mengapa kamu masih tidak berada di Tempat Suci Para Dewa?" Saya sedang menunggumu," Lin Beifeng meratap. Han Sen bahkan tidak menyalakan video karena mendengar suara Lin saja sudah cukup membuatnya merasa depresi. "Saya tidak akan bersembunyi darimu. Kenyataannya adalah saya sedang mempersiapkan kampanye besar," kata Han Sen dengan nada misterius. "Kampanye seperti apa yang ada dalam pikiranmu? Saya mau ikutan!" kata Lin Beifeng dengan antusias. "Saya tidak akan membocorkan rinciannya sekarang, tetapi setidaknya kita akan dapat berburu makhluk mutan." Han Sen memang sedang berkata jujur. Dia sedang berencana untuk pergi ke Rawa Gelap dalam waktu dekat setelah dia pulih. Dia tidak dapat menjamin ada makhluk berdarah sakral tetapi di sana pasti ada makhluk mutan. "Sen, kamu harus mengajak saya¡­." Kata Lin Beifeng tergesa-gesa. "Saya bekerja dengan yang lainnya untuk hal ini, jadi anggota tim sudah ditentukan dan saya tidak dapat menambah siapapun," Han Sen membiarkan Lin Beifeng merasa tegang sebelum dia melanjutkan. "Tetapi saya kekurangan uang akhir-akhir ini, dan jika kamu dapat menyediakan beberapa panah baja Z dengan kandungan 5 persen baja Z, saya akan mengirimkan bagian dari jatah mangsa-mangsaku, dan tidak akan kurang dari seekor makhluk mutan." "Mantap sekali. Saya akan mengirimku panah-panah itu sekarang juga," balas Lin Beifeng tanpa keberatan. "Tunggu dulu. Saya sedang sibuk sekarang. Siapkan saja panah-panahnya dan saya akan menghubungimu ketika saya sudah siap," kata Han Sen. "Setuju kalau begitu. Jangan mengingkari kata-katamu," Lin Beifeng masih merasa tidak yakin. "Tenang saja, kau pasti akan mendapatkan bagian." Han Sen sebelumnya merasa khawatir bagaimana dia dapat memperoleh panah yang bagus. Dan sekarang Lin Beifeng bersedia untuk mensponsorinya, masalah sudah terselesaikan. Mereka sama-sama untung dari kesepakatan ini. Dia akan memberi Lin beberapa daging makhluk mutan ketika dia kembali. Dalam scenario yang terburuk, jika dia tidak berhasil berburu apapun, dia masih dapat mengevolusikan makhluk apapun menjadi mutan dengan kristal hitam dalam beberapa hari dan membayar Lin dengan itu. Han Sen beristirahat di rumah selama belasan hari sebelum dia benar-benar pulih. Sementara dia beristirahat, dia tidak melakukan hal lainnya selain berlatih Kulit Giok dan Badai Pedang. Bahkan dia sudah dapat mulai menggunakan Badai Pedang. 65 Akademi Militer Elang Hitam Sebelum Han Sen teleportasi ke Tempat Suci Para Dewa, Qin Xuan menelpon untuk memintanya pergi ke stasiun teleportasi. Ketika Han Sen tiba di stasiun, Yang Manli menatapnya dengan dingin dan membawanya ke kantor Qin Xuan. Qin Xuan sedang ada sedikit urusan saat dia masuk, maka Han Sen harus duduk di dalam dan menunggu. Setelah membereskan kesibukannya, Qin Xuan menatap Han Sen dan berkata, "Aku berencana untuk merekomendasikanmu pada Akademi Militer Elang Hitam." "Akademi Militer Elang Hitam?" Han Sen kurang memahami apa yang dia maksud, karena siapapun dapat mendaftar sendiri ke sekolah militer dan mengikuti ujian masuk, tanpa memerlukan rekomendasi. Qin Xuan mengetahui apa yang dia pikirkan dan meneruskan kata-katanya, "Akademi Militer Elang Hitam memiliki kuota khusus setiap tahun untuk mereka yang memiliki spesialisasi dalam bidang panahan. Tetapi bahkan murid yang direkrut dengan jalur khusus juga harus lolos dari ujian masuk dan memenuhi persyaratan tertentu. Kamu bagus dalam panahan jadi tidak apa-apa kalau kebugaran kamu kurang. Oleh karena itu saya berencana untuk merekomendasi dirimu. Masuk ke sekolah militer pada tahap awal dan menjalani pelatihan formal akan bermanfaat bagimu." Han Sen berpikir apa yang dapat dia katakan untuk menolak tawaran Qin Xuan. Di satu sisi dia sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk masuk ke sekolah militer. Di sisi lainnya, dia harus meninggalkan Planet Roca jika dia masuk ke Elang Hitam. Dan dia tidak dapat meninggalkan ibu dan adiknya. Tetapi Han Sen mengetahui bahwa Qin Xuan sangat antusias untuk mengirimkannya ke sekolah militer. Jika dia tidak memberinya alasan yang masuk akal, dia mungkin tidak akan menyerah. Selain itu, dia bermaksud baik, maka Han Sen juga merasa berkewajiban untuk memberinya sebuah penjelasan. "Penguasa stasiun, kamu baik sekali, tetapi saya sudah memiliki sekolah militer idaman dalam benak saya, saya takut harus mengecewakanmu," Han Sen cemberut. "Oh? Sekolah militer yang mana yang kamu minati?" tanya Qin Xuan dengan penasaran, terkejut dengan motivasi dadakannya. "Saya mau mendaftar ke Sekolah Militer Roca," balas Han Sen sambil membusungkan dadanya. Qin Xuan dan Yang Manli keduanya melihat dia seolah-olah dia adalah seorang idiot. Yang Manli berkata dengan muram, "Elang Hitam adalah 50 besar Persekutuan dan kamu membandingkannya dengan Sekolah Militer Roca, yang bahkan tidak masuk dalam 1000 besar?" Qin Xuan menasihatinya, "Han Sen, kamu harus berpikir baik-baik. Sekolah Militer Roca bukan tandingan Elang Hitam baik hal fakultas maupun fasilitas. Kamu bahkan tidak dapat berlatih mengoperasikan medan perang dan kapal perang di Sekolah Militer Roca dan kamu tidak akan mendapatkan pelatih yang bagus dalam ilmu bela diri. Jika kamu lulus dari Sekolah Militer Roca, kamu tidak akan memiliki masa depan yang cerah di dalam tentara. Mengapa kamu mau melakukan hal itu?" Han Sen tersenyum masam, dia tidak mungkin memberitahu Qin Xuan bahwa dia ingin masuk ke Sekolah Militer Roca karena dekat dengan rumah. Yang Manli berkata, "Kamu tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk direkomendasi oleh penguasa stasiun, tetapi dia melanggar peraturan demi dirimu karena dia melihat sesuatu di dalam dirimu. Kamu harus memikirkannya baik-baik." Ketika Han Sen bersiap-siap untuk membalasnya, dia mendengar suara ketukan di pintu. "Penguasa stasiun, data analismu sudah tiba." "Bagus, suruhpersilakan dia masuk," Qin Xuan menyalakan sebuah perangkat pintar dan sebuah video ditayangkan. Han Sen ikut melihatnya dan cukup terkejut, karena video itu adalah pertarungannya dengan Shura bertanduk emas. Tetapi itu bukan versi setelah diedit, melainkan rekaman asli Fang Mingquan. Analisa data komprehensif telah dibuat dan setiap pergerakan Dollar dan Shura dilengkapi dengan statistik pertempuran waktu nyata yang terperinci termasuk ketangkasan, kecepatan tinju, serangan kritis dan kerusakan. Ada juga adegan Shura yang mati di akhir video. Ketika penayangan video sudah berakhir, Qin Xuan bertanya ke Yang Manli, "Bagaimana pendapatmu tentang Dollar?" "Bodoh!" adalah balasan dari Yang Manli. Han Sen yang diam-diam sudah merasa bangga dan menunggu pujian dari Yang Manli hampir tersedak dengan air liurnya sendiri. "Tolong jelaskan," Qin Xuan tampaknya tidak terkejut dengan jawabannya. Yang Manli berkata, "Kekuatan dan kecepatan Dollar sangat bagus. Walaupun kita tidak mengetahui dengan pasti tingkat kebugaran yang dia miliki, dia pastinya berada di antara yang teratas dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama ketika dia merubahberubah wujud. Namun, kekuatan dan kecepatannya masih jauh lebih rendah dibandingkandibandingan dengan Shura. Kita bahkan dapat mengestimasi bahwa dia akan mati jutaan kali jika Shura tidak terluka parah sebelumnya." Qin Xuan mengangguk, setuju dengan Yang Manli. Yang Manli melanjutkan, "Sayap Dollar tampak seperti jiwa binatang terbang tingkat tinggi. Menilai dari kecepatannya, sepertinya adalah jiwa binatang berdarah sakral. Dengan jiwa binatang terbang seperti itu, perubahan wujud jiwa binatang berkaki tangkas, dan kecepatan yang hebat, dia adalah pemanah yang ideal. Dia seharusnya menembakkan panah dari kejauhan daripada melibatkan dirinya dalam pertarungan tinju yang bodoh." Qin Xuan tersenyum, "KauKamu benar. Tetapi itu dalam situasi genting dan tampaknya Dollar tidak mahir dalam panahan. Dia tidak pernah menggunakan busur dan panah sebelumnya dan selalu bertarung langsung, berbeda sama sekali dengan yang ini." Yang Manli mengetahui kalau Qin Xuan sedang merujuk kepada Han Sen dan berkata, "Jika Dollar dapat menjadi seorang pemanah, dia akan menjadi pemanah yang terbaik dalam Tempat Suci Para Dewa. Kecepatan pergerakan dan terbangnya akan membantunya menjaga jarak dari musuh, dan dengan kekuatannya akan memungkinkan dia menembakkan panah yang cepat dan bertenaga. Oleh karena itu, dia sempurna." Yang Manli tidak menyinggung Han Sen sama sekali. Jelas, dia berpikir kalau Han Sen tidak dapat dibandingkan dengan Dollar. Selain itu, Yang Manli mungkin berpikir cara bertarung Dollar lumayan bodoh, tetapi tidak merubah kenyataan bahwa dia adalah pria yang terhormat, berbeda dengan Han Sen, yang adalah seorang pengecut dengan sedikit bakat. Qin Xuan menghela nafas, "Sayangnya, akibat kerusakan yang ditimbulkan 0pesawat Shura, daerah itu mengalami pemadaman mati listriklampu, sehinggamaka kita tidak dapat mendapatkan petunjuk apapun untuk menguak identitas Dollar. Walaupun kita memiliki contoh darah Dollar, gen setiap orang berubah dengan cepat akhir-akhir ini seiring dengan poin geno yang mereka dapatkan. Maka, dengan membandingkan DNA dalam contoh dan pusat data kita, tidak mungkin dapat menemukan siapa dia sebenarnya." "Dia muncul di Planet Roca dua kali. Mungkin ini bukan suatu kebetulan," Yang Manli menduga dan mengemukakan kecurigaannya. "Saya telah memeriksa populasi di Planet Roca, dan tidak ada orang yang sesuai dengan profil ini. Roca hanya lapisan kelima dari planet komersial. Kecil kemungkinan orang seperti Dollar tinggal di sini, kemungkinannya bahkan lebih kecil daripada memenangkan lotere," Qin Xuan menganggukkan kepalanya. Han Sen diam-diam merasa lega karena keduanya tidak menghubungkannya Han Sen yang tidak ambisiusambius dengan Dollar sama sekali. Dia awalnya merasa khawatirkuatir bahwa sayap-sayap mungkin mengingatkan mereka tentang naga bersayap ungu, tetapi kecurigaan ini terbukti tidak diperlukan. Sayap jiwa binatang tidak tampak sama dengan sayap naga, dan mereka juga terhalang dalam baju baja kumbang hitam, maka sulit untuk menghubungkan keduanya. 66 Raja Ular Bergigi Hantu Qin Xuan meminta Han Sen untuk mempertimbangkan kembali Elang Hitam, karena dia akan mendapatkan banyak manfaat dari pengalaman itu. Han Sen meninggalkan kantor Qin Xuan dan berpikir dalam hari, "Qin Xuan sangat baik, tetapi bagaimana mungkin aku meninggalkan ibu dan Yan sekarang? Sebelum aku berusia 20 ketika aku harus wajib militer, aku harus terus pulang ke rumah dan menjaga mereka. Sementara itu, aku harus mencari cukup banyak uang agar ketika aku wajib militer, mereka dapat hidup dengan baik tanpa merasa kuatir." Setelah dia sampai di rumah, Han Sen menghubungi Lin Beifeng dan memintanya untuk mengirimkan baja Z. Dia ingin pergi ke Rawa Gelap besok. Bagaimanapun juga, prioritas dia adalah meningkatkan fisik dirinya. Yang Manli benar tentang fakta bahwa jiwa binatang yang dimilikinya sekarang dapat membuatnya menjadi seorang pemanah yang hebat. Dan sekarang, dia hanya kurang sebuah panah jiwa binatang yang bagus. "Sen, aku memiliki sepuluh panah penembak dengan kandungan 5 persen baja Z. Ambil saja." Lin Beifeng meletakkan satu kotak yang berisikan sepuluh panah penembak di hadapan Han Sen. "Aku akan mengambil dua panah dan mengembalikan kepadamu jika aku dapat mengambilnya kembali," kata Han Sen. "Ambil saja semuanya. Kau dapat memberikan aku porsi daging mutan yang lebih besar sebagai gantinya; lebih baik lagi kalau ada daging berdarah sakral," Lin Beifeing berkata sambil tersenyum. "Jangan serakah. Saya mungkin hanya dapat memberikan satu makhluk mutan. Kau dapat mengambil kembali sisa panahnya." Han Sen mengambil dua panah dan mendorong sisanya ke hadapan Lin Beifeng. "Sen, ambil saja semuanya. Kau dapat mengembalikannya nanti. Panah-panah ini tidak berarti apa-apa bagiku. Tidak tahukah kau apa bisnis keluargaku?" Lin Beifeng memaksa, menawarkan panah-panah itu lagi ke Han Sen. "Keluargamu memiliki pertambangan baja Z?" Han Sen menatap ke Lin Beifeng dengan heran. Lin Beifeng menggelengkan kepalanya, "Kami tidak memiliki tambang baja Z, tetapi kami berkolaborasi dengan beberapa kelompok yang memproduksi logam campuran baja Z. Kami memiliki tambang mineral langka, yang mutlak harus dipakai untuk meningkatkan persentase baja Z sampai 7 persen ke atas. Mineral ini sangat mahal dan permintaan kelompok-kelompok ini cukup tinggi, maka mereka menjual senjata baja Z dengan harga produksi kepadaku. Panah ini tidak seberapa untukku, beritahu saja aku jika kau memerlukan sesuatu di masa depan." "Kau hebat!" Han Sen mengacungkan jempol kepada Lin. Lin Beifeng menggelengkan kepalanya dan berkata," Sebenarnya, logam campuran baja Z bagus untuk digunakan dalam militer skala besar, tetapi terlalu berat untuk digunakan secara pribadi. Misalnya, baju baja Z memberikan perlindungan yang hebat, tetapi bobotnya mengurangi kecepatan dan daya tahan pemakainya. Tidak praktis jika dibandingkan dengan jiwa binatang. Jika teknologi masa depan dapat meningkatkan kandungan baja Z menjadi lebih dari 50 persen, maka bobotnya dapat berkurang banyak." "Sen, bolehkah kau bertanya pada temanku untuk mengajakku bersamamu? Aku boleh menyediakan persediaan baja Z," kata Lin Beifeng. "Sayangnya, aku tidak dapat melakukan apa-apa," Han Sen tersenyum pada Lin Beifeng. "Sebenarnya, kau begitu kaya dan dapat membentuk tim sendiri dan berjalan ke dalam pegunungan. Dengan demikian, makhluk mutan dapat diperoleh dengan mudah." Lin Beifeng tersenyum masam, "Aku pernah mencobanya, tetapi tidak semudah ini dalam Tempat Penampungan Baju Baja dibandingkan dengan tempat penampungan yang sebelumnya. Kekuatan militer Qin Xuan sudah stabil dan tidak ada yang dapat menantangnya. Mereka yang dapat dibeli dengan uang sudah berada dalam komplotan Anak Surga. Walaupun aku kaya, aku tidak berani menyinggung monster seperti Grup Bintang. Bakat-bakat yang tersisa seluruhnya dikendalikan oleh Pria Peninju. Jadi, tidak ada bakat yang dapat disewa sama sekali. Aku pada dasarnya tidak ada tempat untuk menghabiskan uangku." Han Sen mengangguk, dia juga merasakan hal ini. Ketika dia dikucilkan oleh Anak Surga dan Qin Xuan, dia hampir tidak menemukan jalan untuk bertahan hidup dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Han Sen teleportasi ke Tempat Penampungan Baju Baja dan mengendap-endap keluar tengah malam agar komplotan Anak Surga tidak menemukannya. Dengan perlengkapan yang ada, Han Sen memiliki jalur yang lebih jarang dilalui dan berjalan menuju Rawa Gelap. Yang lain mungkin menganggap rawa ini adalah neraka, tetapi ini adalah surga bagi Han Sen yang telah memiliki jiwa binatang naga bersayap ungu. Tanpa rintangan yang berarti, Han Sen berhasil memasuki Rawa Gelap. Dia tidak melihat siapapun di dekat rawa, apalagi di dalam rawa. Han Sen dengan mudah menemukan sebuah tempat yang tidak ada orang kemudian memanggil jiwa binatang kumbang hitam dan naga bersayap ungu. Dengan mengenakan baju baja emas dan sayap ungunya, Han Sen memeriksa perlengkapannya sekali lagi dan terbang menuju Rawa Gelap. Lingkungan Rawa Gelap mirip dengan yang digambarkan dalam oleh pengunggah dalam Jaringan Langit. Memang jarang ada makhluk terbang. Kadangkala dia melihat beberapa burung bangkai, yang bahkan dia tidak perlu menggunakan panahnya. Jika ada burung yang berani mendekat, dia akan membelahnya dengan katana Shura. Ada banyak binatang dan serangga beracun di dalam rawa. Setelah hampir terbang seharian, Han Sen melihat seekor makhluk mutan. Seekor katak berkaki tiga yang berpenampilan mengerikan dengan ukuran sebesar truk yang meringkuk dalam lumpur, tertutup dengan gumpalan dan mengeluarkan gas berwarna hijau. Han Sen tidak tertarik dengan makhluk ini sama sekali. Bahkan dia membunuh makhluk ini, terlalu besar baginya untuk mengangkat dagingnya keluar. Dan pasti memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menghabiskan dagingnya, tidak sepadan untuk beberapa poin geno mutan. "Ini benar-benar surga." Setelah terbang lebih dari dua jam, Han Sen melihat makhluk mutan lainnya. DIkelilingi dengan sekelompok ular putih dan hitam, raja ular berdarah merah berenang di antara alang-alang. Han Sen tidak mendekatinya tetapi melayang-layang di atas udara, mengepakkan sayap besarnya. Ular-ular itu tidak menyadari kehadirannya sama sekali. Han Sen menarik sebuah panah penembak dari sarung panahnya, dan meletakkan benang dalam lubang yang sudah ditorehkan, menempatkan panah pada posisinya dan membidiknya ke raja ular yang berukuran panjang satu kaki. Tiba-tiba, Han Sen menyempitkan matanya dan panah penembak melayang seperti kilatan petir. Raja ular berdarah merah sedang membuka mulutnya dan akan menelan seekor makhluk yang mirip tikus. Tepat ketika dia membuka mulutnya, sebuah bayangan hitam muncul di sana dan masuk ke dalam perutnya, menancap di perutnya. Raja ular mendadak memelintirkan tubuhnya dengan kesakitan, mendesis dengan putus asa. Ular-ular putih dan hitam yang mengelilinginya semuanya kebingungan tetapi tidak dapat menemukan lokasi musuh. Raja ular mengalami pendarahan hebat di perutnya dan berhenti menggeliat setelah beberapa saat. "Raja ular mutan bergigi hantu telah dibunuh. Tidak ada jiwa binatang mutan yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak." Suara merdu berkumandang dalam pikiran Han Sen. Dia dengan semangat menarik tali dan tubuh raja ular bergigi hantu ke udara. Tali itu hanya setebal seuntai rambut, tetapi adalah hasil produksi teknologi tinggi, sehingga sangat kuat dan dapat menahan beban lebih dari satu ton. Raja ular bergigi hantu hanya berbobot belasan pon dan dia dapat menariknya dengan mudah. 67 Ikan Todak Mutan Han Sen menemukan sebuah tempat yang aman, mengambil beberapa ranting dan membuat api. Setelah mendidihkan sepanci air, dia memasukkan beberapa potong daging raja ular ke dalam air dan memasaknya dengan perlahan. Ular ini tidak terlalu besar. Setelah mendidih seluruhnya, hanya tersisa dua mangkuk sup. Han Sen menuangkannya dari panci dan melahap dagingnya. "Daging raja ular bergigi hantu telah dimakan. Satu poin geno diperoleh." Setelah meminum sup, Han Sen memperoleh satu lagi poin geno. Han Sen mengeringkan sisa daging ular dan membuatnya menjadi dendeng untuk dibawa bersamanya. Walaupun ular ini tidak terlalu besar, dia tidak dapat menghabiskannya langsung, maka ini akan menjadi bekalnya nanti. "Meong¡­" Meowth menggigit sepotong dendeng ular yang sebenarnya tidak cukup untuk kucing itu, karena itu kucing itu mengeong pada Han Sen lagi setelah menghabiskannya, menggosokkan tubuhnya yang berbulu lebat ke Han Sen. Han Sen mengambil kembali Meowth. Nafsu makannya yang tidak pernah terpuaskan akan membuatnya melahap seluruh daging ular. Meneruskan terbang di dalam rawa, melihat berbagai binatang beracun dan serangga di bawahnya, Han Sen merasa lebih dan lebih bersemangat. Tempat ini penuh dengan harta karun, jarang sekali dapat dengan mudah menemukan makhluk mutan di tempat yang tidak dapat dicapai manusia. Han Sen telah melihat tiga makhluk mutan dalam dua hari. Selain raja ular, dua makhluk lainnya terlalu besar sehingga dia tidak memburunya. Kecuali tiba saatnya untuk beristirahat, Han Sen terus menerus menjelajah. Tujuannya adalah hutan tempat penyengat- penyengat mutan hitam tinggal. Dua hari lagi telah berlalu dan Han Sen tidak bernasib baik. Makhluk mutan satu-satunya yang ditemukannya terlihat seperti buaya, tetapi buaya itu berukuran panjang lebih dari sepuluh yar dan sangat kuat. Han Sen tidak mempedulikannya dan terbang melewatinya. Pada hari kelima sejak Han Sen memasuki Rawa Gelap, dia akhirnya beruntung. Dalam sebuah danau yang tidak terlalu besar, airnya sangat jernih sehingga dasar danau dapat terlihat di bawah sinar matahari. Danau ini hanya sedalam tiga sampai enam kaki. Dalam danau, Han Sen melihat kumpulan-kumpulan ikan perak besar, masing-masing sepanjang satu kaki, dengan sirip punggung bergerigi yang membentang dari kepala ke ekor. Dan di antara kumpulan-kumpulan ikan perak besar, sekali-kali muncul satu atau dua ikan emas yang berukuran sama, memamerkan sisik emas mereka di bawah sinar matahari. Han Sen merasa sangat senang sehingga dia hampir melompat kegirangan. Ada tujuh sampai delapan ikan emas di dalam danau dan mereka semuanya adalah makhluk mutan. "Ha-ha, Rawa Gelap benar-benar adalah surgaku." Han Sen mengambil Hari Kiamat dari punggungnya, menempatkan panah penembak dan menembaknya ke ikan mas di dalam air. Panah penembak ditembakan ke dalam air pada punggung ikan emas. Dengan suara kling, panah menggelincir ke samping dan hanya meninggalkan bercak putih pada sisik emas, yang bahkan tidak tertusuk sama sekali. Han Sen cepat-cepat menarik kembali panah penembak kembali dengan tali yang diikatkan padanya. Ikan mas yang diserang itu berenang kencang dengan marah di dalam danau. Tidak berhasil menemukan musuhnya, dia menabrak mati beberapa ikan perak. Gerigi di punggungnya sangat tajam sehingga mungkin dapat memotong baja. Han Sen cemberut karena dia tidak menduga bahkah panah dengan kandungan 5 persen baja Z tidak dapat menusuk sisik ikan mas. Mempertimbangkan ukuran ikan mas, Han Sen mungkin dapat memakan seluruh ikan dalam satu hari. Dengan begitu banyak ikan di sini, ini adalah kesempatan sempurna untuk meningkatkan poin geno mutan. "Aku memerlukan panah yang bagus, panah jiwa binatang," Han Sen merasa kesal. Jika dia memiliki panah jiwa binatang sekarang, dia dapat menembak mati seluruh ikan emas ini dalam sekejap. Han Sen melayang-layang di atas danau dan mengamati ikan-ikan emas itu dengan seksama. Setelah beberapa saat, matanya berbinar. Dia terbang menjauh untuk memotong sebuah ranting besar dan memutarnya dalam air. Ikan-ikan perak dan emas yang kaget mulai berenang ke segala arah dengan cepat. Han Sen merasa sangat senang. Karena sirip punggungnya sangat kaku, ikan-ikan ini sulit membengkokkan tubuhnya. Oleh karena itu, walaupun kecepatan mereka tinggi, mereka sulit merubah arah atau melompat. Han Sen merasa sangat senang karena sekarang dia dapat mendekati danau dan tidak perlu merasa kuatir akan diserang oleh ikan-ikan itu. Panah baja Z tidak dapat melukai ikan-ikan itu, tetapi dia memiliki katana yang lebih tajam daripada panah baja Z. JIka berada pada jarak yang cukup dekat dengan ikan-ikan itu, dia mungkin dapat membunuhnya dengan katana. Katana ini bagaimanapun juga berukuran panjang empat kaki, dan ukurannya tidak terlalu panjang. Oleh karena itu Han Sen memotong sebuah ranting berukuran enam kaki sebagai lengannya dan mengikatkan katana Shura di ujung ranting, menjadikannya sebuah tombak panjang. Han Sen melayang lebih dekat dengan permukaan danau dan mengamati dengan lama. Ketika seekor ikan emas berenang ke permukaan, Han Sen dengan cepat menancapkan katana ke bawah seperti seorang nelayan yang akan membidik ikan. Katana menembus sisik ikan emas dan memotong tubuh ikan. Han Sen kegirangan. Dia menarik kembali katana dan terbang kembali ke angkasa. Karena katana diikatkan ke ranting, jika dia terus menerus bertarung dengan ikan emas, ranting yang rapuh mungkin akan patah dan dia tidak mau katana jauh ke dalam danau. Ikan emas yang terluka berenang dengan cepat dan marah di dalam air, melukai sejumlah ikan perak yang berada pada jalurnya. Segera, dia kehilangan tenaga dan mengambang terbalik di permukaan. "Ikan todak mutan terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak." Han Sen mengeluarkan ikan yang telah mati dan merasa sangat senang sehingga dia hampir berteriak. Dia memutuskan untuk tetap menyerang tiga ikan todak mutan lainnya dengan metode yang sama sebelum matahari terbenam. "Ha-ha, empat mahkluk mutan dalam sehari. Ini adalah tanah yang diberkati." Han Sen menemukan sebuah tempat yang aman di samping danau dan memotong seluruh daging ikan todak mutan. Dia memasak sebagian dan menggunakan garam untuk mengawetkan sisanya. "Daging ikan todak mutan telah dimakan. Satu poin geno diperoleh.." "Daging ikan todak mutan telah dimakan. Satu poin geno diperoleh.." Ikan yang enak di mulutnya dan berita bagus di kupingnya, Han Sen merasa berada di atas bulan. 68 Tombak Ikan Todak Mutan "Meong¡­" Meowth memutari api dengan cepat. Dalam api, ada potongan daging todak yang seperti agar-agar. Ketika dipanaskan, minyak keluar dari ikan, mengeluarkan wangi yang semerbak dan segar, membuat orang menitiskan air liur bahkan mereka yang berada jauh. Han Sen melemparkan sepotong besar ikan todak yang matang ke Meowth dan mengambil satu untuk dirinya. Ikan gemuk ini hampir meleleh dalam mulutnya, membuatnya ingin menelan lidahnya sendiri. Ikan todak, sebagai mahkluk mutan, jauh lebih enak daripada ikan biasa. Bahkan ikan seperti kerapu juga tidak dapat bertanding dengannya. Walaupun hanya dipanggang tanpa bumbu apapun kecuali garam dan lada, ikan ini sama sekali tidak mengeluarkan bau amis, benar-benar manis dan enak. "Jika ini dibawa keluar Tempat Suci Para Dewa, pasti akan menjadi raja segala ikan. Masakan biasa tidak akan laku. Satu ikan todak mutan mungkin dapat dijual dengan harga puluhan juta. Sayang sekali.." Han Sen melemparkan sepotong ikan todak lagi ke Meowth. Mahkluk mutan tidak dapat dibawa keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Selain itu, dia tidak memiliki tenaga untuk mengangkut seluruh ikan todak yang dia buru keluar dari Rawa Gelap. Ada banyak ikan todak di dalam danau, jauh lebih banyak daripada yang dia bayangkan. Dia telah membunuh 15 ikan beberapa hari ini. Setelah memakan beberapa ekor ikan, poin geno mutannya tidak dapat lagi bertambah dari memakan ikan todak. Karena dia tidak dapat membawanya semua keluar, dia memutuskan untuk memberinya kepada Meowth. "Poin geno mutanku sekarang ada 31. Perjalanan yang sangat membuahkan hasil! Rawa Gelap terlalu berbahaya bagi orang biasa, maka disini hidup banyak mahkluk mutan. Mungkin aku bahkan dapat memaksimalkan poin genoku dalam perjalanan ini." Suasana hati Han Sen sedang sangat bagus dan dia menghadiahkan Meowth sepotong ikan lagi. Sisa daging ikan todak dibuat menjadi dendeng oleh Han Sen. Sebelum dia pergi, dia melihat kembali ke danau dan memeriksa apakah masih ada ikan yang tertinggal. Melihat ada ikan todak mutan emas lainnya, Han Sen membunuhnya dengan cara yang sama. "Ikan todak mutan terbunuh. Jiwa binatang ikan todak diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak." Setelah beberapa detik, Han Sen baru menyadari apa yang telah terjadi. Dia hampir melompat. Sudah lama dia tidak mendapatkan jiwa binatang dan dia tiba-tiba mendapatkan satu sekarang. Poin mutan pula! Han Sen tidak sabar ingin melihat jiwa binatang ikan todak seperti apa yang dia peroleh. Jika itu adalah sebuah panah, maka dia akan merasa puas. Jenis jiwa binatang ikan todak mutan: Tombak. Han Sen agak merasa kecewa, tetapi secara keseluruhan merasa senang. Walaupun itu bukan panah jiwa binatang, tombak juga merupakan senjata yang populer, terutama tombak jiwa binatang mutan. Setelah memanggil jiwa binatang ikan todak mutan, Han Sen mendadak memegangi sebuah tombak emas di kedua tangannya. Kepala tombak berukuran panjang satu inci dengan potongan yang runcing di kedua ujungnya. Tombak itu terlihat cukup menakutkan. Han Sen mengayunkan tombak itu dan merasa walaupun cukup berat tetapi mudah digunakan. Kepala tombak yang runcing dapat memotong pohon yang tebal hanya dengan satu tebasan ringan, seolah-olah dia sedang memotong tahu. "Siapapun yang membuat aku marah di masa depan akan berhadapan dengan tombak ini!" Han Sen mencoba tombaknya beberapa saat dan hanya rela meletakkannya setelah keningnya berkeringat. Senjata jiwa binatang mutan membuat perjalanannya ke Rawa Gelap sebuah kesuksesan. Tombak ini cukup memperkaya sebuah rumah kaya sederhana. Bagaimanapun juga, senjata jiwa binatang tidak perlu diperbaiki dan mudah dibawa kemana-mana. Kecuali jika dia dihancurkan sepenuhnya, senjata ini dapat memulihkan dirinya sendiri, tidak seperti senjata baja Z yang perlu diperbaiki jika sempat. Walaupun dia telah mendapatkan banyak hasil, Han Sen belum mencapai tujuan utamanya, yaitu mendapatkan panah jiwa binatang yang sangat diperlukan. Maka, dia mengambil sisa dendeng dan terbang ke dalam Rawa Gelap lagi. Penggugah artikel itu hanya berusaha untuk melarikan diri dan tidak dapat mengetahui arahnya. Oleh karena itu sulit untuk menemukan hutan yang dia sebutkan. Untungnya, Han Sen memiliki kemampuan untuk terbang, maka dia dapat melihat dari langit. Dalam dua hari berikutnya, Han Sen tidak cukup beruntung. Dia tidak menemukan mahkluk mutan, tetapi menemukan kerumunan serangga beracun beberapa kali. Melihat serangga dalam jumlah tak terhingga berjalan di bawahnya seperti air bah dan mematikan segalanya yang dilewatinya. Han Sen merasa merinding melihatnya. JIka dia tidak dapat terbang dan diserang oleh serangga-serangga itu, maka tidak penting lagi apakah dia bugar atau tidak. Kerumunan semut dapat membunuh seekor gajah, apalagi serangga beracun. Bahkan seseorang dengan poin geno maksimal sulit untuk dapat bertahan hidup. Akhirnya, Han Sen menemukan air bersih. Setelah mengisi persediaan airnya, dia membuat semangkuk sup ikan dan menambahkan daging raja ular ke dalamnya. Tidak lama kemudian wangi masakannya menyebar kemana-mana. Han Sen tidak merasa takut akan menarik perhatian binatang beracun karena dia telah mengenakan baju baja kumbang hitam sejak dia memasuki Rawa Gelap. Ketika sup sudah hampir matang, Han Sen bersiap-siap untuk menyantapnya dengan Meowth. Tiba-tiba dia mendengar suara burung yang diikuti dengan suara siulan. Seekor burung hitam besar terbang ke bawah dari langit, sayapnya berukuran sepanjang beberapa kaki dan cakarnya setajam kait logam. Han Sen terkejut, "Sial, bukankah si pengunggah itu mengatakan bahwa tidak ada makhluk terbang tingkat tinggi dalam Rawa Gelap? Menilai dari penampakannya, burung ini sekurang-kurangnya adalah makhluk mutan." Han Sen mundur selangkah ke belakang dan melihat burung besar itu mendarat di samping api. Ketika dia berdiri di tanah, tingginya melebihi kepala gajah. Kilauan mata gelap burungnya memancarkan tatapan agung. Setelah burung itu mendarat, seorang pria muda berpakaian hitam melompat turun dari punggung burung dan menatap daging dalam panci, "Bung, aku akan membeli dagingmu." Dia berjalan dengan sombong mendekati Han Sen dan melemparkan sepotong daging mentah yang tampak seperti kaki sapi ke tanah dan berkata, "Ini adalah hari baikmu nak. Ini adalah paha dari binatang mutan bercakar racun." Setelah menghabiskan kalimatnya, pria muda berpakaian hitam itu meraih daging ikan dan ular yang wangi di dalam panci. "Aku tidak mau berdagang denganmu," Han Sen cemberut. Pria muda berpakaian hitam cukup cepat dan telah melahap sepotong ikan. Ketika dia hampir mau mengejek Han Sen dengan menunjukkan fakta bahwa yang dia tawarkan kepada Han Sen adalah daging makhluk mutan, dia tiba-tiba mendengar suara yang memberitahunya bahwa dia memperoleh satu poin geno mutan. Matanya tiba-tiba membesar, "Bagaimana mungkin? Ini hanya sepotong daging, dan dapat menambah poin geno. Jadi¡­pasti ada keseluruhan makhluk mutan di dalam panci?" 69 Bendera Pakaian Dalam Putih Lu Weinan sudah bosan memakan daging binatang bercakar racun selama beberapa hari ini. Bergantung dengan jiwa binatang burung mutan berbulu besi, dia terbang ke dalam Rawa Gelap untuk berburu mahkluk mutan dan hanya berhasil membunuh binatang bercakar racun ini dalam beberapa hari. Binatang ini lebih besar daripada seekor sapi, dan dia telah memakan dagingnya selama lebih dari setengah bulan dan masih tersisa satu paha. Dia hanya memperoleh lima poin geno darinya sejauh ini. Baru saja, dia memperoleh satu poin geno mutan hanya dengan memakan sepotong daging dari panci. Dia tiba-tiba memahami mengapa Han Sen tidak ingin bertukar dengannya, walaupun keduanya adalah makhluk mutan, paha yang dia miliki jauh lebih tidak bernilai dibandingkan dengan isi panci Han Sen. Lu Weinan melihat panci itu dengan penuh nafsu dan kemudian matanya ditujukan ke Han Sen. Sebilah pisau di tangan, dia bersiul. Burung berbulu besi mengepakkan sayapnya dan melayang-layang di atas kepalanya. "Kau ingin mau tukaran, atau aku akan memukulmu sebelum kau memakannya?" Lu Weinan bersiap-siap untuk menyantap dan kabur. Tidak ada orang di dalam Rawa Gelap dan tidak ada yang akan tahu jika dia membunuh Han Sen. Karena dia memiliki tunggangan burung berbulu besi, tidak ada orang yang dapat menjadi tandingannya di sini. "Pergi," kata Han Sen dengan tenang. "Kamu yang memintanya," Merasa dipermalukan, Lu Weinan berteriak dan melayangkan pisaunya ke Han Sen. Walaupun dia telah mendapatkan jiwa binatang burung berbulu besi, tampaknya dia tidak bernasib mujur dengan senjata jiwa binatang, pisaunya adalah pisau dengan kandungan 5 persen baja Z. Han Sen mengenakan baju baja berdarah sakral, maka dia tidak merasa takut dengan senjata semacam itu. Dia bahkan tidak berubah wujud menjadi pembantai berdarah, tetapi hanya memanggil tombak ikan todak mutan dan melayangkannya ke pisau Lu. Krak! Tombak ikan tidak memotong pisaunya seolah-olah pisau itu terbuat dari tahu dan mulai menyerang Lu. "Sial!" pikir Lu Weinan. Dia memelintirkan kakinya seperti seekor ular dan hampir dapat meloloskan diri dari serangan Han Sen. Tanpa berhenti, Lu Weinan cepat-cepat lari mundur dengan posisi badan yang aneh tetapi mulus. Tombak Han Sen meleset beberapa kali berturut-turut dan Lu dengan cepat melompat ke punggung tunggangan burung dan naik ke udara. "Beraninya kau menantang aku? Aku akan membunuhmu," kata Le Weinan dengan bangga, mengambil busur dan panahnya untuk menembak Han Sen yang sedang berada di tanah. Sepasang sayap tiba-tiba tumbuh di punggung Han Sen dan dia naik ke udara lebih tinggi dan lebih cepat daripada burung berbulu besi. "Sial.." Lu Weinan tercengang. Bagaimana mungkin dia mengetahui kalau pria ini juga bisa terbang bahkan memiliki sayap dan tidak menggunakan tunggangan?" Tanpa sadar, Lu Weinan memerintahkan burung berbulu besi untuk terbang lebih tinggi. Bahkan jika sayap yang dimiliki adalah jiwa binatang mutan, dia tidak dapat terbang terlalu cepat atau tinggi. Burung berbulu besi seharusnya dapat menyingkirkannya. Tetapi dalam sekejap, Lu Weinan menyadari kalau perkiraannya salah, musuhnya tidak hanya dapat terbang sangat tinggi, tetapi juga sangat cepat, sudah dapat mengejarnya dalam kedipan mata. "Siapakah monster ini? Sayap-sayapnya jangan-jangan berdarah sakral?" Lu Weinan hampir mau menangis. Dia tidak menduga musuhnya begitu kuat. Dengan sayap dan baju baja emas dan tombak, Han Sen terlihat lebih mirip dengan malaikat daripada manusia. Setelah berhasil mengejar Lu Weinan, Han Sen menusukkan tombak padanya. Hal yang ingin dilakukan oleh Lu sekarang adalah membenturkan kepalanya ke tembok. Mengapa dia mencoba untuk melarikan diri di punggung burung berbulu besi? Sekarang dia bahkan tidak dapat menggunakan posisi badannya. Duduk di atas burung, dia tidak memiliki tempat persembunyian sama sekali. Jika dia bergerak, dia akan jatuh. Wusssss! Tombak ditusukkan ke pantat Lu, meninggalkan luka yang panjang, baju baja Lu yang lembut tidak dapat menahan kepala tombak sama sekali. "Kakak¡­kakak.. Tenang dulu¡­Ini hanya salah paham!" Lu Weinan berteriak buru-buru. Han Sen tidak mempedulikannya dan menusuknya lagi, membuat luka yang simetris di sisi pantat lainnya. Darah mulai keluar dari lukanya. "Kakak besar, paman, aku bersalah. Berhenti menusuk atau aku akan mati. Aku menyerah," Lu Weinan berteriak sambil memohon pengampunan. Han Sen tidak mempedulikannya dan terus menusukknya. Lu Weinan melihat tombak emas yang mengerikan dan bersinar. Kita sama-sama adalah pria. Tidak ada gunanya bagimu jika membunuhku. Kau lihat aku memiliki tunggangan terbang, yang akan berguna bagimu jika kau memerlukanku untuk menjalankan beberapa tugas¡­ Aduh¡­" Lu Weinan ditusuk lagi dan mukanya mendadak menjadi pucat. Dia mengeluarkan terlalu banyak darah dan dia akan segera mati. Dia melihat ke dirinya sendiri dan melihat dirinya mengenakan pakaian hitam. Lu meraih bajunya dan merobek baju dalam putihnya yang bernoda darah. Melambaikan pakaian dalamnya dengan satu tangan, dia berteriak, "Kakak besar, jangan tusuk! Aku menyerah. Kita dapat berdiskusi. Bukannya kita memiliki kebijakan dalam Persekutuan untuk menawarkan pengobatan yang baik untuk tawanan?" Han Sen selama ini hanya diam. Lu Weinan mengira Han Sen tidak dapat mendengarnya karena angin sangat kencang saat terbang. Karena itu dia memikirkan cara universal untuk menyerah, melambaikan bendera putih. Han Sen melihat Lu Weinan melambaikan pakaian dalamnya yang robek dan hampir tertawa. "Terbang kembali," Dia menahan tawanya dan memberikan perintah. Lu Weinan tiba-tiba merasa girang, dan dengan cepat memerintahkan burung berbulu besi untuk kembali ke tempat dia bertemu Han Sen. Ketika mereka kembali ke tempat dimana api dibuat, panci daging masih di sana. Lu Weinan jatuh ke tanah dan berteriak ketika dia menarik luka di pantatnya. "Jadi, beritahu aku, bagaimana caranya kau mengganti kerugianku?" Han Sen tersenyum dan melihat Lu Weinan yang menutupi pantat dengan kedua tangannya. Wajah Lu Weinan tiba-tiba menjadi tegang, "Kakak besar, aku akan memberikan segalanya yang kau inginkan, kecuali burung berbulu besi. Kau dapat memilih." Dia memanggil beberapa jiwa binatang dan berkata dengan pahit, "Inilah semua yang aku miliki. Tolong maafkan aku." Han Sen memeriksa tujuh sampai delapan jiwa binatang yang dipanggil oleh Lu Weinan dan bahkan ada sebuah jiwa binatang mutan. Dia tau pasti Lu masih menyimpan sebagian. Tetapi karena Lu sudah memanggil jiwa binatang mutan, berarti dia bersedia memberikan jiwa binatang mutan demi jiwanya. Pada saat yang sama, dia sedang menggunakan jiwa binatang untuk menolak permintaan Han Sen akan burung berbulu besi sebelum dia memintanya. Dia bergantung kepada burung itu untuk dapat bertahan hidup di sana dan tidak akan menyerahkannya demi apapun. "Jiwa binatang mutan. Dan kau, sebelum aku meninggalkan Rawa Gelap, kau harus mengikuti perintahku." Han Sen berpikir anak ini mungkin akan berguna, selain itu Han Sen tidak ingin berkelana sendirian. Jika Lu menemukan hutan itu lebih dahulu dan membunuh penyengat hitam mutan. Tujuan utama Han Sen dalam perjalanan ini akan sirna. 70 Rendah Diri terhadap Seekor Kucing Lu Weinan setuju, tetapi tetap waspada ketika dia memindahkan jiwa binatang mutan ke Han Sen, dia merasa khawatir bahwa Han Sen akan membunuhnya setelah memiliki jiwa binatang. Untungnya, Han Sen tidak berniat membunuhnya setelah menerima jiwa binatang mutan. Dia kembali ke perapian dan menggunakan sebuah cangkir untuk mengambil sup. Lu merasa kaget, Han Sen hanya mengambil sedikit sup dan tidak memakan dagingnya. Walaupun mungkin ada beberapa poin geno dalam sup, sebagian besar poin geno pasti masih ada dalam daging. Mengapa Han Sen hanya meminum supnya? Sementara Lu Weinan merasa heran, dia melihat Han Sen telah memanggil seekor kucing hitam, dan meletakkan seluruh daging dalam panci dalam sebuah mangkuk di hadapan kucing. Kucing hitam itu mengeong dan bergegas menuju ke mangkuk, mulai melahap. Mulut Lu Weinan berkedut. Dia baru menyadari bahwa daging yang berusaha dia rebut dan membayar harga mahal ternyata adalah makanan kucing. "Dari mana asalnya pria ini? Memberi makan daging makhluk mutan kepada seekor kucing, orang macam apa yang akan melakukan itu?" Lu Weinan sekarang benar-benar ingin membenturkan kepalanya ke tembok. Dia baru saja mempertaruhkan nyawanya demi makanan kucing. Memikirkan tentang kucing itu, membuatnya kaget. Di antara semua jiwa binatang yang dikenal oleh manusia, hanya seekor jiwa binatang hewan piaraan yang perlu diberi makan, sedangkan tunggangan dan jenis lainnya tidak perlu. Kucing Han Sen tentu saja bukan hewan biasa. Pasti seekor hewan piaraan jiwa binatang. Sekarang tidak banyak yang dapat memelihara hewan piaraan jiwa binatang. Hewan piaraan jiwa binatang pada awalnya tidak memiliki kemampuan bertarung apapun dan harus diberi makan daging dari berbagai mahkluk berbeda agar dapat tumbuh. Ketika dia telah tumbuh sampai tahap tertentu, dia akan bertransformasi sekali dan setelah transformasi ini dia akan memiliki kemampuan untuk bertarung. Tetapi memerlukan terlalu banyak daging mahkluk bagi seekor hewan piaraan jiwa binatang agar dapat tumbuh. Ada orang-orang yang berusaha untuk memelihara hewan piaraan jiwa binatang biasa dan primitif, tetapi kemampuan bertarungnya tidak kuat setelah transformasi. Sedangkan hewan piaraan jiwa binatang mutan, hampir tidak ada orang yang mencoba untuk memeliharanya, karena mereka memerlukan banyak daging mahkluk mutan untuk bertransformasi, jumlahnya cukup untuk membuat beberapa individu mencapai poin geno mutan maksimum. Siapa yang akan memelihara hewan piaraan seperti itu? Memikirkan hal ini, Lu Weinan berpikir Han Sen memang adalah seorang yang mengesankan. Dia berpikir dalam hati, "Dia adalah seseorang yang mampu memelihara hewan piaraan jiwa binatang mutan. Dia pasti adalah penerus dari keluarga yang berkuasa sehingga mendapatkan begitu banyak perhatian dan pelatihan." "Kakak besar, siapa namamu?" Lu Weinan bertanya sambil tersenyum, ingin menyelidiki latar belakang Han Sen. "Kau tidak mengenalku?" Han Sen cukup terkejut mendengar pertanyaan ini. Dia merasa aneh karena Lu Weinan tidak mengenalinya dari baju baja yang dikenakan bahwa dia adalah Dollar. Walaupun setelah melihat sayapnya, Lu masih tidak mengenalinya, artinya Lu benar-benar tidak mengenal apapun tentang Dollar. "Kita pernah bertemu sebelumnya?" Lu Weinan melihat Han Sen yang bingung, salah paham dengan balasan Han Sen. "Tidak." Han Sen meneruskan meminum supnya. Lu Weinan tiba-tiba memahami bahwa maksud Han Sen adalah dia seharusnya mengenali Han Sen, yang berarti Han Sen adalah seorang yang terkenal, Lu semakin yakin bahwa Han Sen berasal dari keluarga terkemuka, atau dia tidak akan membuat pernyataan yang begitu sombong. Lu tiba-tiba menatap Han Sen dengan penuh minat. Han Sen mengira Dollar sudah viral dalam Jaringan Langit makan sebagian besar orang seharusnya pernah mendengarnya. "Kapan kau datang ke Rawa Gelap?" Han Sen menatap Lu Weinan dan bertanya. Lu Weinan menjadi sangat antusias dan memberitahu Han Sen segalanya yang dia ketahui. Han Sen akhirnya mengetahui mengapa Lu Weinan tidak pernah mendengar tentang Dollar. Anak muda ini tidak pernah teleportasi pulang sejak dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Dia tampaknya cukup berhasil. Han Sen melihat Lu dengan heran. Dia tidak percaya bahwa Lu Weinan bisa begitu berkemampuan. Lu Weinan mengetahui apa yang dipikirkan Han Sen dari caranya memandangnya. Dia tersipu-sipu dan berkata dengan cepat, "Kita keluarga Lu memiliki keahlian memposisikan badan. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan kita di lapangan. Walaupun diriku yang hina ini tidak memiliki keahlian khusus, aku tetap meneruskan tradisi ini. Sejak aku masuk ke Tempat Suci Para Dewa, aku telah mencoba sekuat tenaga sampai aku mencapai batas¡­" "Intinya saja." Han Sen menatapnya dengan dingin. "Ehem, sesungguhnya kami keluarga Lu memiliki kemampuan meloloskan diri yang hebat yang turun menurun dalam keluarga dan kami mengetahui caranya untuk lolos dari bahaya¡­" Lu Weinan menelan ludah dan berkata. Han Sen sekarang ingat bahwa posisi badan Lu Weinan memang aneh. Jika Lu Weinan tidak terbang ke langit menggunakan tunggangan burungnya dan kehilangan kesempatannya, Han Sen tidak yakin apakah dia dapat melukai Lu. "Selama berbulan-bulan kau tinggal di Rawa Gelap, kau pasti pernah melihat sebuah hutan di mana tumbuh pohon yang tinggi-tinggi tetapi jarang-jarang, dan di bawah pohon-pohon itu ada bunga-bunga?" tanya Han Sen. Lu Weinan berpikir sejenak dan kemudian menggelengkan kepalanya, "Aku tidak pernah melihat tempat seperti itu. Aku rasa tidak ada pohon tinggi dalam Rawa Gelap." Karena tidak tahu apakah Lu Weinan berkata jujur, Han Sen tidak bertanya lebih lanjut. Dia beristrirahat sejenak, dan memulai perjalanannya kembali dengan Lu sampai dini hari. Luka di pantat Lu belum pulih. Untungnya, dia memiliki tunggangan terbang, sehingga dia baik-baik saja. Setiap kali tiba saatnya untuk makan, Lu Weinan menatap Han Sen memberi makan Meowth dengan ikan kering sepotong demi sepotong dan menghela nafas dalam hati, merasa dirinya lebih rendah daripada seekor kucing. Mungkin keberuntungan akhirnya telah datang. Di akhir hari, ketika Lu mengeluh bahwa mereka tidak melihat seekorpun mahkluk mutan sepanjang hari, Han Sen melihat seekor penyengat hitam berukuran kepalan tangan di rumput. "Penyengat hitam!" Han Sen kaget dan cepat-cepat memberikan tanda kepada Lu Weinan untuk tetap diam dan mengamati hewan penyengat dari sana. "Amati penyengat beracun itu. Jangan mengganggunya, dan jangan biarkan dia menghilang dari penglihatanmu." Han Sen berkata dan terbang ke atas langit untuk melihat keadaan sekelilingnya, karena sering berkabut di dalam Rawa Gelap. Dia tidak melihat pohon-pohon tinggi atau sarang penyengat dalam jarak dua puluh mil. "Tampaknya sarang penyengat hitam tidak berada di dekat sini. Ikuti dia dan kita mungkin dapat menemukan sarangnya," pikir Han Sen saat dia terbang ke sisi Lu Weinan dan memberikannya tanda untuk mengikuti penyengat hitam dengan diam-diam. Lu Weinan menebak apa yang ingin dilakukan Han Sen, dan keduanya mengikuti penyengat hitam dengan diam-diam. Untungnya , keduanya dapat terbang, maka tidak terlalu sulit untuk menyambangi penyengat hitam itu. Mengikuti penyegat hitam, mereka terbang belasan mil dan mulai melihat lebih banyak dan lebih banyak penyengat hitam. Tidak lama kemudian, Han Sen tiba-tiba melihat sebuah pohon besar berdiri dalam rawa. Di bawah kanopi bergantung sebuah sarang penyengat hitam yang sangat besar seukuran balon udara. 71 Hancurkan Sarangnya Kawanan penyengat hitam terbang masuk dan keluar sarang dan jumlah mereka setidaknya ada puluhan ribu, membuat Han Sen dan Lu Weinan merasa ketakutan. "Kakak, kau tak bermaksud untuk membunuh penyengat-penyengat ini, bukan? Tampaknya mereka semuanya adalah makhluk primitif. Jumlah mereka sangat banyak dan mereka bisa terbang. Akan sulit bagi kita untuk dapat keluar dengan selamat," Lu Weinan menelan ludahnya dan berkata. Han Sen measa senang melihat pohon-pohon tua yang berdiri megah dan bunga-bunga di tanah. Dia berpikir, ''Poster itu tidak berbohong. Memang ada tempat seperti ini." Setelah melihat sejenak, Han Sen berkata kepada Lu Weinan, "Mari kita menjelajah lebih jauh." Lu Weinan harus mengikuti Han Sen. Mereka tidak berani mendekati sarang, maka mereka terbang tinggi di angkasa. Ladang bunga itu panjangnya belasan mil dan ada pohon-pohon tinggi di mana-mana. Ada sarang penyengat yang sangat besar di hampir setiap pohon. Tidak ada yang tahu berapa banyak penyengat hitam yang ada di daerah ini. Memikirkannya saja sungguh menakutkan. Tidak lama kemudian, Han Sen melihat sebuah pohon raksasa yang tingginya dua kali tinggi daripada pohon-pohon lainnya. Sarang penyengat pada pohon raksasa ini berukuran sebuah istana, dan ada penyengat hitam berwarna merah tua seukuran burung merpati terbang ke dalam dan keluar secara terus menerus. Lu Weinan melihat sarang itu dengan antusias dan berkata, "Apakah penyengat merah tua itu semuanya adalah makhluk mutan? Kira-kira jumlah mereka ada berapa banyak?" Han Sen juga sedikit tercengang. Poster itu berkata dia pernah melihat seekor. Walaupun dalam tebakan Han Sen seharusnya jumlahnya lebih dari satu, dia tidak memprediksi bahwa akan ada satu sarang yang dipenuhi oleh mereka. "Pasti ada sebuah jiwa binatang diantara demikian banyak penyengat hitam mutan." Han Sen merasa bersemangat namun juga menyadari bahwa sulit untuk menangani begitu banyak penyengat hitam mutan pada saat yang bersamaan. Jarum dari penyengat hitam mutan berwarna merah darah dan berukuran panjang sekurang-kurangnya dua inci. Terlihat sangat tajam. Tidak ada yang dapat bertahan dengan racunnya jika tersengat. Apalagi, mereka adalah makhluk mutan. Han Sen tidak mau bergantung pada baju baja berdarah sakral sepenuhnya. Seketika baju baja terkena sengatan, dia mempertaruhkan nyawanya. Satu-satunya kenyataan yang melegakan adalah sarang penyengat primitif terdekat berjarak satu mil, maka penyengat hitam primitif tidak berani terlalu dekat dengan daerah ini. "Rekan Lu, saatnya untuk menguji kesetiaanmu." Han Sen menepuk pundak Pu Weinan. Ekspresi Lu Weinan tiba-tiba berubah, "Kakak, kau tidak menghendaki aku memancing penyengat hitam itu keluar bukan? Aku akan mati." "Janganlah kau begitu pesimis. Sebenarnya, kau tidak perlu pergi ke sana sendirian. Cukup gunakan burung berbulu besi untuk menarik perhatian mereka dan aku akan menggunakan kesempatan itu untuk menghancurkan sarang mereka. Ketika penyengat mutan mulai merasa terganggu dan berkeliaran kesana kemari, kita mungkin dapat membunuh beberapa yang terbang sendirian." kata Han Sen sambil tersenyum. Han Sen melanjutkan sebelum Lu Weinan berkata apa-apa, "Lakukanlah pekerjaan ini dengan baik, dan aku akan memberimu dua penyengat mutan setelah rencana ini berhasil. Pikirkan baik-baik, nak." Untuk mempertahankan Lu Weinan, Han Sen menjanjikannya imbalan dahulu. Lu Weinan berpikir sesaat untuk mencerna ini semua, menepuk dadanya dan berkata, "Suatu kehormatan bagiku untuk mempertaruhkan segalanya untukmu. Katakan saja apa yang perlu aku lakukan, kakak." Dua penyengat mutan dapat menambah beberapa poin geno mutan baginya. "Bagus sekali, aku melihat prospek yang cerah pada dirimu. Kau bertanggung jawab untuk mengarahkan burung berbulu besi untuk menyodok sarang mereka dan memancing sebagian besar penyengat keluar. Tetapi jangan biarkan burung itu terbang terlalu tinggi. Jika penyengat-penyengat tidak mampu mengikutinya, mereka akan kembali ke sarangnya. Coba untuk memancing mereka untuk terbang selama mungkin, dan aku akan mengurus sisanya," Han Sen berkata. Lu Weinan memandang Han Sen dengan heran, "Walaupun saya dapat mengeluarkan sebagian besar penyengat dari sarangnya, pasti ada yang bertahan di dalam. Apakah kau akan baik-baik saja berjalan seperti ini?" Lu Weinan tidak menyangka bahwa Han Sen akan mengambil risiko untuk mendekati sarang sendirian, yang jauh berbahaya daripada bagiannya. Dia tidak berada dalam bahaya langsung dengan menggunakan burung berbulu besi untuk memancing penyengat. Jika terjadi sesuatu yang buruk, dia dapat langsung menyimpan kembali jiwa binatang burung. Sarang penyengat yang tampak seperti benteng terhubung dengan dahan pohon, dan tidak akan mudah untuk menjatuhkannya. "Aku punya rencana. Berikan saya waktu dan jangan biarkan penyengat itu kembali ke sarangnya terlalu cepat," kata Han Sen dengan tenang. Sepanjang mayoritas penyengat hitam mutan dipancing untuk menjauh dari sarangnya, dia tidak takut dengan belasan penyengat yang mungkin masih ada di dalam sarang. "Siap!" Lu Weinan bersembunyi di balik sebuah batu besar Bersama Han Sen dan memerintahkan burung berbulu besi miliknya untuk mengambil sebuah batu besar dengan cakarnya dan terbang ke atas sarang. Bum! Burung berbulu besi menjatuhkan batu pada sarang dan batu sepanjang tiga kaki membuat sebuah lubang besar di dalam sarang. Dengan suara mendengung, penyengat hitam mutan bergegas keluar dari sarangnya dan mengejar burung berbulu besi dengan gusar seperti awan merah tua. Lu Weinan cepat-cepat memerintahkan burung berbulu besi untuk mengarahkan penyengat hitam mutan terbang menjauh. Han Sen terus mengawasi sarang dengan seksama dan melihat sama sekali tidak ada penyengat hitam mutan di sekitar sarang. Setelah penyengat-penyengat hitam mutan terbang jauh. Han Sen tiba-tiba memanggil jiwa binatang dari naga bersayap ungu dan pembantai berdarah, dengan tombak ikan hiu todak mutan di tangan, dia terbang menuju sarang, tampak seperti pejuang makhluk setengah manusia dan setengah kuda yang bersayap dalam mitos. Hanya dalam sekejap mata, Han Sen menghempaskan dirinya ke arah sarang, merusak sarang dengan parah. Melayangkan tombak secepat badai, dia merobek sarang seolah-olah terbuat dari kertas. Beberapa penyengat hitam mutan mencoba untuk menyerangnya, tetapi semuanya terbunuh oleh tombak dalam sekejap. Tidak ada yang dapat menghentikannya. Ada seekor penyengat hitam mutan yang mendekatinya, namun sengatannya bahkan tidak dapat melubangi baju baja Han Sen, hanya meninggalkan goresan putih padanya. Lu Weinan terkejut. Dia mengetahui Han Sen itu kuat tetapi tidak menyadari Han Sen memiliki wujud jiwa binatang yang begitu menakjubkan. Ketika sebagian besar sarang penyengat telah dihancurkan Han Sen, seekor penyengat berukuran dua kali dari seekor mutan terbang keluar, seluruh badannya tembus pandang seperti kristal merah. Pada saat penyengat yang terbesar terbang keluar, semua penyengat mutan yang terpancing keluar oleh burung terbang kembali ke sarangnya, seolah-olah mereka dapat merasakan sesuatu. "Hati-hati. Semua penyengat kembali. Itu mungkin adalah ratu mereka!" teriak Lu Weinan. 72 Pesta Berburu Jantung Lu Weinan berdetak cepat. Kerumunan itu hanya berjarak sekitar 600 kaki dari Han Sen. Dengan kecepatan terbang penyengat, mereka dapat kembali dalam hitungan detik. Selain itu ratu penyengat, yang berdarah sakral, sedang mengincar Han Sen. Situasinya sangat kritis. Melihat ratu penyengat terbang mendekat, Han Sen menyipitkan matanya, mundur beberapa langkah lalu melemparkan tombak ikan todak mutan ke arahnya. Ratu penyengat terlalu cepat dan berhasil menghindari dari jarak yang dekat. Pada saat Lu Weinan meratapi kerugiannya, sosok keemasan megah Han Sen telah bergegas menuju hadapan ratu, menebaskan katana yang berkilau pada ratu penyengat. Katananya begitu tangkas sehingga bahkan ratu penyengat tidak dapat menghindarinya dan terbelah menjadi dua oleh Han Sen. "Penyengat hitam berdarah sakral terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya dan dapatkan nol sampai sepuluh poin geno sakral secara acak." Dengan suara yang merdu itu, Han Sen langsung melesat ke angkasa. Kerumunan penyengat mengejar Han Sen ke angkasa, tetapi mereka tidak sanggup mengejarnya atau terbang di atas setengah mil dari atas tanah. Han Sen memutar dengan cantik dan membuat sebuah lingkaran besar sebelum dia kembali ke sisi Lu Weinan. Lu Weinan sangat terkesan. Mulai dari menghancurkan sarang penyengat sampai membunuh ratu sampai melepaskan diri dari kerumunan penyengat. Pergerakan Han Sen sangat halus dan bersih sehingga dia merasa seolah-olah sedang menonton film aksi. "Luar biasa, benar-benar luar biasa." Lu Weinan mengacungkan jempol untuk Han Sen. Dia sangat tulus. "Hanya rutinitasku saja." Han Sen tertawa tetapi tidak melepaskan pandangannya dari kerumunan penyengat. Dia tidak mempunyai cukup waktu untuk mengeluarkan tubuh ratu penyengat, tetapi tidak masalah. Sarang telah dihancurkan dan ratu telah terbunuh. Penyengat-penyengat ini akan mengalami kekacauan, yang merupakan kesempatan terbaik untuk Han Sen. Tentu saja, setelah menderita pukulan besar, kerumunan ini menjadi kacau balau. Banyak penyengat hitam yang meninggalkan kerumunan. "Kau teruskan usaha menggangu kerumunan itu dengan burung berbulu besi, dan aku akan berburu penyengat hitam yang terbang sendirian." Han Sen mengepakkan sayapnya dan mendekati seekor penyengat hitam mutan yang terbang menjauh dari kerumunan. Walaupun waktu perubahan wujudnya hampir habis, Han Sen masih dapat menggunakan Badai Pedang dengan katana Shura untuk membunuh penyengat hitam mutan. Tadi dia sanggup membunuh penyengat hitam berdarah sakral hanya dengan satu tebasan pedang karena dia menggunakan kekuatan Pedang Badai untuk memotong pinggangnya yang rapuh. "Penyengat hitam mutan terbunuh. Tidak ada jiwa binatang mutan yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno mutan secara acak." Walaupun dia belum mendapatkan jiwa binatang, Han Sen tidak merasa khawatir sama sekali karena ada sekurang-kurangnya ribuan penyengat hitam mutan di sana dan pasti dia akan mendapatkan jiwa binatang nanti. Membawa penyengat hitam yang mati, Han Sen seketika memberikannya kepada Lu Weinan. Dia tidak mau direpotkan dengan mengurus mayatnya. Karena penyengat hitam beracun, hanya beberapa bagian tubuhnya yang dapat dimakan, dan sisanya harus dibuang. Walaupun bukan hal yang sulit, tetapi cukup merepotkan. Han Sen melanjutkan terbang untuk membunuh lebih banyak penyengat hitam mutan. Dengan berkolaborasi dengan Lu Weinan, Han Sen berburu lebih dari 20 penyengat hitam dalam sehari. Satu-satunya hal yang disayangkan adalah Han Sen tidak mendapatkan jiwa binatang sama sekali. Han Sen tidak terburu-buru. Burung berbulu besi terus mengganggu penyengat, sehingga menyulitkan mereka untuk membangun kembali sarangnya. Kedua pria itu memiliki cukup waktu untuk berburu. Selama beberapa hari, Han Sen berburu penyengat hitam mutan. Pada hari keempat, dia akhirnya mendengar suara yang berkata, "Penyengat hitam mutan terbunuh. Jiwa binatang penyengat hitam mutan diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno mutan secara acak." "Akhirnya" pikir Han Sen dengan perasaan suka cita, namun dia tidak memperlihatkannya di wajah atau memanggil jiwa binatang penyengat hitam. Dia tidak ingin yang lain melihat Dollar menembakkan panah lalu menghubungkan Han Sen dengan Dollar. "Penyengat hitam mutan ini sudah cukup. Lagipula, kita tidak sanggup membawa lebih banyak lagi." Pada hari kelima, Han Sen telah memburu hampir 80 penyengat hitam mutan. Han Sen memberikan Lu Weinan dua penyengat hitam mutan seperti yang telah dia janjikan. Lu menggunakan burung untuk memancing kerumunan itu keluar selama beberapa kali dan dia telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Han Sen merasa cukup puas. "Hebat!" Lu Weinan mengangguk, menyesal tidak meminta lebih dari dua penyengat hitam mutan. Han Sen mendapatkan belasan penyengat sedangkan dia hanya mendapatkan dua ekor. Tetapi walaupun begitu, perjalanan ini luar biasa, jauh lebih baik daripada perolehannya sendiri dalam Rawa Gelap. "Gunakan burung berbulu besi untuk mengusir penyengat-penyengat sekali lagi dan aku akan mengambil mayat ratu," kata Han Sen. Lu Weinan langsung mengangguk, dan Han Sen mengambil dua bagian dari ratu penyengat. Lu melihat Han Sen mengesampingkan mayat ratu dengan perasaan iri. Tidak mengetahui bahwa ratu penyengat berdarah sakral, dia masih mendambakannya. Han Sen mempersiapkan daging ratu penyengat dengan cepat, mengeluarkan racun dan bagian yang tidak dapat dimakan dan menaruhnya di dalam panci kaldu. Setelah memakannya, Han Sen mendengar empat kali suara. "Daging penyengat hitam berdarah sakral dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh¡­" "Daging penyengat hitam berdarah sakral dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh¡­" Ratu penyengat hitam telah berkontribusi empat poin geno sakral lagi. "Inilah akhir dari kolaborasi kita. Jaga dirimu baik-baik." Han Sen mengambil penyengat hitam mutan miliknya dan menukarnya dengan uang. "Kakak, bolehkah aku bergabung denganmu di lain hari?" Aku akan mengikuti arahanmu. Tidak akan menanyakan apa pun." Lu Weinan cepat-cepat berdiri dan berkata. Dia telah mencicipi manisnya hasil perburuan ini dan juga mempercayai Han Sen. Dia tidak akan menderita kerugian dari bekerja dengan orang seperti ini. Memandangi Lu Weinan, Han Sen mempertimbangkannya dan berkata, "Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk berburu bersama. Jika aku hendak merekrut orang untuk bergabung denganku, Aku akan mengikatkan sepotong kain dengan namaku pada sebatang pohon bengkok di bagian barat dari Tempat Penampungan Baju Baja. Jika kau tertarik untuk berpartisipasi, pergi saja ke Lembah Zephyr dan tunggu aku di sana." "Kakak, kau belum memberitahuku siapa namamu?" Lu Weinan cepat-cepat bertanya. "Pulanglah dan pergi ke Jaringan Langit. Kau akan mengetahuinya." Han Sen tersenyum, mengambil bawaannya dan terbang pergi. 73 Arena Persilatan Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja, bersiap-siap mendapatkan masalah dari Qin Xuan karena dia telah menghilang cukup lama. Namun, dia sama sekali tidak melihat Qin Xuan. Tidak hanya Qin Xuan, hampir tidak ada orang di jalan. Seisi Tempat Penampungan Baju Baja tampak kosong. Akhirnya dia melihat seorang pria bergegas melewati jalan, Han Sen cepat-cepat melangkah maju dan bertanya, "Teman, apa yang terjadi? Kemanakah orang-orang?" "Kau, Bokong Maniak." Pria itu langsung mengenali Han Sen. Han Sen menggosok hidungnya, "Teman, dapatkah kau memberitahuku kemana perginya orang-orang?" Pria itu sangat santai. Dia tersenyum dan berkata kepada Han Sen, "Kemana lagi mereka pergi? Tentu saja ke arena persilatan. Tahun ini kontes ilmu persilatan telah dimulai. Orang-orang membicarakannya di Tempat Suci Para Dewa dan semua planet dalam persekutuan. Kau tidak mengetahuinya?" "Ehem, aku sakit akhir-akhir ini dan hampir melewatkan kejadian yang hebat ini. Dapatkah aku mendaftar sekarang?" Han Sen bertanya. "Ha-ha, kau pastinya sedang bersembunyi dari Anak Surga." Pria itu tersenyum. "Cepat! Kau masih keburu." "Terima kasih banyak atas informasinya," Han Sen berterima kasih pada pria itu dan berlari pulang ke ruangannya. Setelah meletakkan bungkusan yang penuh dengan penyengat hitam mutan, dia bergegas menuju ke arena persilatan di dalam tempat penampungan. Tidak heran bahwa arena persilatan adalah bangunan yang paling megah dalam tempat penampungan. Tampak seperti Colosseum di Roma dan dapat mengakomodasi sekurang-kurangnya ratusan ribu penonton. Yang membuatnya berbeda dengan Colosseum adalah bangunan ini terbuat dari besi, sehingga tampak seperti monster baja. Han Sen berlari ke salah satu gerbang arena persilatan. Ada sebuah gerbang pada setiap jarak 60 kaki di sekeliling arena persilatan dan setiap gerbang dapat digunakan untuk memasuki arena. Sekarang, hampir setiap orang dalam Tempat Penampungan Baju Baja telah berada dalam arena persilatan. Han Sen memilih salah satu gerbang dengan acak dan menempatkan telapaknya pada gerbang besi, dimana sederetan nomor tiba-tiba muncul. "88888!" Han Sen terkejut dan kemudian menyadari bahwa ini seharusnya adalah kode dia karena dia seharusnya merupakan orang ke-88888 yang memasuki arena persilatan. Kontes persilatan ini juga diatur berdasarkan kode-kode ini. Hanya mereka yang pertama kali memasuki arena persilatan ini akan diberikan nomor ini. Maka lain kali saat dia datang, tidak akan ada nomor lainnya. Ketika gerbang besi terbuka, Han Sen berjalan melewati jalan setapak yang terasa seperti saluran. Ketika dia keluar, dia berada dalam sebuah ruangan yang lebih besar daripada tempat berlangsungnya Olimpiade. Semua tribun dipenuhi orang-orang. Di atas arena mengambang sebuah bintang kristal sangat besar yang penuh dengan kelompok-kelompok kode. Ada 100 kode dalam setiap kelompok, yang artinya 100 orang ini berada dalam pertandingan yang sama. Han Sen telah mempelajarinya di sekolah bahwa kontes ilmu persilatan dalam setiap tempat penampungan beroperasi secara otomatis dan manusia tidak dapat ikut campur. Ronde pendahuluan berlangsung dalam kelompok-kelompok yang berisikan 100 orang, dan hanya yang terakhir bertahan di panggung berkualifikasi untuk maju ke ronde berikutnya. Seleksinya memang sangat ketat. Karena ada banyak sekali orang yang mendaftar, pertandingan hanya sampai pada Kelompok 50-an pada hari ketiga dari ronde pendahuluan, maka Han Sen mungkin tidak akan melakukan apa-apa sampai dengan besok. Han Sen melihat ke sekelilingnya, mencari Qin Xuan dan yang lainnya. Sebelum dia menemukan Qin Xuan, dia berpapasan dengan komplotan Anak Surga. "Jangan biarkan aku melihatmu dalam kelompokku. Atau kau akan mati." Luo Tianyang menatap Han Sen dengan dingin. Terakhir kalinya mereka bertemu, dia merasa ketakutan dengan Han Sen, dan itu sangat memalukan baginya. Anak Surga juga menatap Han Sen dengan muram. Walaupun dia tidak mengatakannya, Han Sen mengetahui dari tatapannya bahwa dia akan mencoba untuk membunuh Han Sen dengan cara apapun jika mereka berada dalam pertandingan yang sama. "Aku khawatir akan membuatmu merasa kecewa. Aku tidak bermaksud untuk ikut serta dalam kontes ilmu persilatan," Han Sen mengangkat bahunya dan berkata. Han Sen tentu akan berpartisipasi, tetapi dengan nama Dollar, sehingga dia dapat menunjukkan kekuatan sebenarnya. "Kau tidak patut dipanggil sebagai seorang pria. Memalukan!" Luo Tianyang berkata dengan nada menghina, membuat seluruh komplotan menjadi riuh. Anak Surga mengacuhkan Han Sen dan berjalan melewatinya. Ketika dia melewatinya, dia tersenyum dan berkata, "Qin Xuan, kau telah bertambah hebat lagi. Tampaknya tahun ini kau masih akan menjadi juara." "Kau terlalu memujiku. Jangan lupa bahwa Dollar juga berada dalam Tempat Penampungan Baju Baja," kata Qin Xuan dengan santai. Han Sen berputar dan melihat Qin Xuan, Yang Manli dan sebagian besar anggota Komplotan Baju Baja. Yang Manli cemberut kepadanya. Setelah berbicara dengan Qin Xuan, Anak Surga mengajak komplotannya pergi. Qin Xuan menatap Han Sen, sedangkan Yang Manli berkata dengan ketus, "Pada awalnya, aku mengira kau hanya pemalu, tetapi aku tidak menyangka kau ternyata seorang pengecut. Kau tidak memiliki kehormatan dan kekuatan dari seorang pria." Setelah dia selesai, Yang Manli pergi menjauh Bersama Qin Xuan tanpa memandang ke belakang. Ketika Liu Hongtao melewati Han Sen, dia menepuk pundak Han Sen dan tersenyum, "Han Sen, kau melakukan hal yang benar. Seorang pria dapat mundur untuk sementara. ''Mundur selangkah agar dapat menikmati pemandangan dengan lebih baik'' bukankah begitu? Tidak perlu mempertaruhkan nyawamu." Tetapi setiap orang dapat melihat penghinaan dan cibiran Liu Hongtao. Semuanya tertulis jelas di wajahnya. Anggota lainnya dari Komplotan Baju Baja juga merasa jijik dengan Han Sen. Mereka yang sanggup memasuki inti Komplotan Baju Baja kalau bukan murid sekolah militer maka adalah prajurit tamtama. Mereka tentu saja memandang hina tindak pengecut seperti ini. Han Sen tidak menjelaskan apapun. Semua orang mengira dia tidak berpartisipasi karena merasa takut dengan Luo Tianyang, yang sesuai dengan keinginannya. Tidak ada orang yang akan mempertanyakan mengapa dia tidak berpartisipasi atau mengapa dia tidak ada di sana ketika Dollar muncul. "Aku tidak peduli bagaimana orang lain memandangku. Hal yang terpenting adalah keluargaku dan aku dapat memiliki kehidupan yang mapan," Han Sen berpikir dalam hati. Kelompok Bintang sangat kuat sehingga dia tidak berdaya untuk melawannya pada saat ini. Jika Anak Surga mengetahui bahwa dia adalah Dollar sekarang dan mencoba untuk melukainya dalam Persekutuan, walaupun dia tidak merasa takut, apa yang akan terjadi dengan ibu dan adiknya? "Aku harus menjadi lebih kuat." Han Sen keluar dari arena persilatan, tampak sedih. Tidak ada gunanya berada di sana, karena hari ini tidak akan sampai pada gilirannya juga. Setelah dia teleportasi ke stasiun teleportasi di Planet Roca, Qin Xuang menghentikannya di sana dan memanggilnya ke kantor. "Kau takut pada Anak Surga?" Qin Xuan menatapnya, matanya seperti pisau belati yang siap menembus pikirannya. "Iya." Han Sen mengangguk ¨C dia harus takut. Mendengar jawaban dari Han Sen, Qin Xuan tidak menunjukkan kekecewaan tetapi melanjutkan pertanyaannya, "Karena keluargamu?" 74 Lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S Terkejut, Han Sen menatap Qin Xuan. Dia tersenyum dan berkata, "Dengarkan aku, daftarkan dirimu ke Elang Hitam. Jika kau lulus, aku menjamin bahwa Anak Surga tidak akan berani menyentuh keluargamu." "Bagaimana kau dapat menjaminnya?" Han Sen menatapnya. "Setiap kali kita bertarung, aku merekam dan mengamati data pertarunganmu. Aku dapat mengetahui dengan pasti bahwa kau memiliki bakat menjadi seorang penembak atau pemanah yang hebat. Pengaturan waktu dan prediksimu tentang lawan sangat luar biasa," kata Qin Xuan. Han Sen tidak dapat berkata apapun. Kata-kata pujian ini bukanlah hal yang ingin dia dengar. "Dalam tentara, selain menjadi penguasa stasiun, aku juga bertanggung jawab untuk mengatur sebuah pasukan khusus. Aku merasa kau adalah orang yang aku butuhkan. Sepanjang kau bergabung dengan pasukanku, keluargamu akan mendapatkan perlindungan dari militer. Aku dapat memberitahumu dengan pasti bahwa jika kau menjadi anggota pasukan, Anak Surga tidak dapat menggunakan cara-cara yang melanggar hukum untuk melukai keluargamu," kata Qin Xuan. "Namun, persyaratannya adalah kau harus masuk ke Elang Hitam. Hanya dengan demikian aku dapat memilihmu untuk bergabung dengan pasukan." Han Sen tidak segera menjawab Qin Xuan, namun memikirkannya sejenak. Dia menatapnya dan berkata, "Dapatkah kau memberitahuku apa misi pasukan ini?" "Tidak." Qin Xuan menjawab tanpa keraguan sama sekali. "Berikan aku sedikit waktu. Aku harus mempertimbangkannya," kata Han Sen. "Tentu saja, aku masih punya waktu. Pikirkan baik-baik." Qin Xuan tersenyum dan tampak sangat percaya diri. Han Sen meninggalkan stasiun teleportasi, kembali ke rumah dan beristirahat selama sehari. Dia kembali ke Tempat Suci Para Dewa pada keesokan sore. Han Sen sengaja berkeliling di sekitar Tempat Penampungan Baju Baja sebelum dia mengenakan baju baja berdarah sakral dan masuk ke dalam tempat penampungan, menarik perhatian banyak orang. "Wow, itu adalah Dollar¡­" "Ha-ha, Dollar akhirnya muncul juga¡­" "Dollar, malaikatku telah di sini..." "Diantara semua orang dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, Dollar adalah idolaku." Seluruh Tempat Penampungan Baju Baja menjadi heboh. Walaupun semua orang mengetahui bahwa Dollar berada di sana, mereka tetap merasa cukup terkejut melihat munculnya Dollar. Han Sen tidak berbicara, tetapi hanya berjalan menuju ke ruang persilatan. Tidak lama kemudian, di belakangnya berkumpul banyak orang. Beberapa diantaranya yang telah berpartisipasi dalam kontes kembali ke ruang persilatan mengikuti Han Sen. Mereka semuanya ingin melihat langsung Dollar bertarung. Ronde pendahuluan hampir selesai dan hanya ada beberapa orang di tribun. Namun, ruang persilatan menjadi penuh kembali segera setelah Han Sen tiba. Han Sen memeriksa bintang persilatan dan masih ada dua kelompok sebelum gilirannya tiba. Dia kemudian mencari tempat duduk bagian depan dan duduk di sana. Tidak lama kemudian, Anak Surga, Pria Peninju dan Qin Xuan tiba. Menatap Han Sen dengan seksama, Anak Surga pasti akan membunuhnya jika mereka hanya sendirian. "Dollar, bolehkah kita berbincang?" Qin Xuan mendekati Han Sen dan bertanya. "Ada apa?" Han Sen membalasnya dengan suara serak. "Aku ingin mengundangmu bergabung dengan Komplotan Baju Baja dan kau dapat menyebutkan persyaratan apapun" kata Qin Xuan. Yang Manli menimpali dari sampingnya, "Jika kau bersedia bergabung dengan Tempat Pelatihan Mata Banteng, aku akan menyerahkan posisi ketua tim kepadamu. Kau akan menjadi seorang pemanah yang sempurna." "Maaf, aku tidak berminat bergabung dengan Komplotan Baju Baja atau menjadi seorang pemanah," balas Han Sen. "Dollar, aku pikir kita sebaiknya hanya membicarakan bisnis. Jika kau memiliki jiwa binatang atau daging mutan atau mahkluk berdarah sakral, aku akan dengan senang hati membelinya. Misalnya, jiwa binatang pembantai berdarah," Pria Peninju juga mendekati Han Sen. "Aku memang memiliki daging mahkluk mutan untuk dijual," kata Han Sen kepada Pria Peninju. Mata Pria Peninju berbinar-binar, "Makhluk apa? Berapa harganya?" "Beberapa penyengat mutan. Dagingnya telah dibersihkan. Ada sekitar 20 sampai 30 penyengat." Han Sen berkata dengan tenang, tetapi orang-orang di sekitarnya terkejut. "Dua puluh sampai tiga puluh? Apakah kau menghancurkan seluruh sarang penyengat? Dimana kau menemukan mereka?" Pria Peninju segera bertanya kepadanya. "Tidak perlu memikirkan dimana saya mendapatkannya. Cukup beritahu aku apakah kau berminat," kata Han Sen. "Iya, tentu saja aku berminat. Jika kau benar-benar memilikinya, berikan aku sebuah harga penawaran dan saya akan mengambilnya semua." Pria Peninju cepat-cepat berkata. "Pria Peninju, apa maksudmu dengan mengambil semuanya? Kau pikir Qin Xuan dan aku sudah mati?" Anak Surga cemberut dan berkata pada Han Sen, "Masing-masing sejuta, aku akan membeli berapapun yang kau punya." "Satu juta? Anak Surga jangan memandang rendah yang lainnya. Saya akan memberikan penawaran masing-masing 1,2 juta," teriak Pria Peninju. Anak Surga menatap tajam pada Pria Peninju, "1,5 juta. Apakah kau pikir dapat menandingiku?" "Walaupun kaya, tidak berarti kau bersedia untuk memberikan penawaran 1,6 juta," balas Pria Peninju, tidak mau kalah. "Jangan berikan penawaran dulu. Aku tidak berniat untuk menjualnya secara terpisah, saya juga tidak akan menukarkannya dengan uang," kata Han Sen. "Sebutkan harganya." Walaupun Anak Surga ingin membunuh Han Sen pada saat itu juga, demi daging makhluk mutan dari penyengat yang langka dalam jumlah besar, dia tidak akan membiarkan orang lain mengalahkannya. "Aku ingin menukar makhluk mutan ini dengan sebuah lisensi Kelas S dari Ruang Orang Suci," Han Sen berkata dengan perlahan. Mendengar kata-kata Han Sen, Anak Surga dan Pria Peninju tampak ragu-ragu. Ruang Orang Suci adalah institusi penelitian ilmu persilatan. Sebagian besar seni geno hiper terkenal dikembangkan oleh Ruang Orang Suci. Ruang Orang Suci juga menjual seni geno hiper tingkat tinggi, tetapi ada beberapa persyaratan untuk dapat membelinya, terutama untuk ilmu geno hiper Kelas S yang paling canggih. Orang biasa tidak berhak untuk membelinya walaupun mereka memiliki uang. Han Sen ingin membeli seni geno hiper canggih untuk ibu dan adiknya agar dapat berlatih dengannya, karena dia tidak berani menunjukkan Kulit Giok kepada siapapun juga sebelum dia mengetahui dari mana seni geno hiper ini berasal. "Hargamu terlalu mahal. Aku akan membeli semua makhluk mutanmu dengan masing-masing dua juga. Selain itu, aku akan melupakan perselisihan kita," kata Anak Surga sambil menatap Han Sen. "Maaf, aku hanya menginginkan lisensi Kelas S untuk Ruang Orang Suci. Kau dapat mempertimbangkannya." Han Sen berdiri dan berjalan menuju panggung. Giliran kelompoknya sudah tiba. Melihat Han Sen datang, mereka yang berada dalam kelompok itu bersungut, karena mereka mengetahui bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk lolos dari ronde pendahuluan karena sekarang ada Dollar. 75 Satu di Antara Seratus "Jangan takut, Dollar hanya sendirian dan kita dapat bekerja sama untuk menyingkirkannya dulu," seorang anak muda mengenakan perkakasnya dan berkata. "Tepat, mari kita singkirkan dulu si malaikat kecil." Seseorang menatap Han Sen dengan serakah, seolah-olah dia sedang melihat seorang wanita telanjang. "Ha-ha, Dollar. Aku adalah penggemar beratmu, jadi saya akan lembut padamu." "Dollar, jangan lari, terimalah tinjuku¡­" Tiba-tiba hampir seratus orang di panggung semuanya menghantamkan dirinya pada Han Sen sambil berteriak histeris. "Persetan! Apa-apaan ini? Bukankah penggemarku seharusnya melindungiku dan bukan memukulku¡­" pikir Han Sen. Walaupun orang-orang ini tampak berbahaya, mereka tidak memiliki senjata sama sekali. Tidak ada yang berani mencoba untuk terlibat dalam pertarungan sengit dengan Han Sen. Pada dasarnya, orang yang lebih kuat telah mendaftar relatif lebih dahulu. Mereka yang menunggu sampai saat ini untuk mendaftar biasanya relatif lemah atau orang baru di Tempat Suci Para Dewa. Han Sen juga tidak menggunakan senjata sama sekali. Melihat tinjuan orang pertama hampir mengenai wajahnya, Han Sen bergerak sedikit untuk menghindar. Menggunakan tangannya sebagai pisau, Han Sen menyerang balik dengan Badai Pedang. Orang itu tidak memiliki waktu untuk menanggapi sebelum dia terluka di bagian belakang leher dan langsung jatuh ke tanah. Han Sen bergerak seperti angin, menebaskan tangan pisaunya. Dia hampir dapat selalu menyingkirkan lawannya hanya dengan satu ayunan. Kemanapun dia pergi, orang-orang terlempar seperti tempat kejadian setelah angin topan. Hal yang terbaik dari mempelajari Hantu yang Menghantui adalah Han Sen sekarang mengetahui berbagai aspek dari tubuh manusia. Walaupun dia tidak menggunakan Hantu untuk Menghantui, dia masih dapat menggunakan Badai Pedang dengan tepat sehingga tidak ada orang yang terluka parah ketika mereka dikalahkan. Melihat hampir seratus lawan dikalahkan oleh Han Sen, banyak yang tersenyum dan memilih untuk berhenti setelah mereka berdiri. "Dollar tak ada tandingannya." "Dollar kaulah malaikatku, kau sungguh tampan." "Aku bersedia melahirkan anakmu, Dollar!" Di bawah panggung, para penonton hiruk pikuk dalam kegembiraan. Ketika lawan terakhir keluar dari panggung, Han Sen merasa puas dengan dirinya sendiri dan melambai ke arah para penonton. Dia berpikir, "Tampaknya aku juga berpotensi menjadi seorang bintang. Haruskah aku berkata ''berikan aku sepuluh lagi'' sekarang? Tidak apa, apa artinya sepuluh bagiku? Aku telah mengalahkan seratus." Han Sen secara otomatis masuk ke ronde berikutnya. Tepat pada saat dia berjalan keluar dari aula persilatan, dia melihat beberapa gadis muda berlari ke arahnya, menawarkannya sebuah pena. Mereka bertanya dengan suara yang bergematar, "Dollar, bolehkah kami mendapatkan tanda tanganmu?" Han Sen tertegun karena dia tidak menyangka hal ini. Untungnya, tidak lama kemudian dia kembali sadar dan mengambil pen sambil berkata iya. Tetapi pada detik berikutnya, Han Sen merasa tersipu. Gadis-gadis kecil ini hanya memberikannya sebuah pena, tetapi tidak memberinya kertas apapun. Dimana dia harus tanda tangan? "Dimana aku tanda tangan?'' Han Sen bertanya dengan suara serak. "Dollar, dapatkah kau tanda tangan di sini?" Seorang gadis sintal mengeluarkan payudara dari balik bajunya. Han Sen hanya seorang anak muda, dan hidungnya hampir mimisan karena pemandangan ini. Berkat telah melatih Kulit Giok diam-diam, Han Sen dapat menenangkan dirinya dan menandatangani "Dollar" di atas pakaian ketat gadis itu. "Dollar¡­Dollar..tanda tangan di sini¡­"Lebih banyak lagi gadis yang berhamburan keluar, berebutan. Beberapa bahkan mengeluarkan bokongnya untuk ditandatangan olehnya. Setelah menandatangani beberapa, Han Sen membalikkan badan dan melihat dirinya dikelilingi oleh kerumunan. Seorang pria dengan tinggi hampir enam kaki menaikkan lengannya dan melenturkan otot-ototnya pada Han Sen, berteriak dengan suara yang memendam, "Dollar, tolong tanda tangan di sini¡­" Han Sen akhirnya keluar dari aula persilatan dan terkejut melihat Anak Surga, Pria Peninju dan Qin Xuan menunggunya di sana. "Dollar, selain lisensi untuk membeli bagian Kelas-S, apakah kau mempertimbangkan opsi lainnya?" Aku dapat menukarkan jiwa binatang mutan dan sejumlah uang denganmu," Pria Peninju berkata. "Maaf, aku tidak mempertimbangkan hal lainnya," kata Han Sen. Anak Surga berdiri di samping dan tidak berkata apapun. Walaupun dia memiliki apa yang diinginkan oleh Han Sen, dia tidak bersedia menukarkannya untuk daging makhluk mutan. Jika makhluk berdarah sakral, mungkin akan berbeda. "Dollar, jika kau memiliki 30 mahkluk mutan, aku akan membuat kesepakatan denganmu. Bagaimana kelanjutannya?" tanya Qin Xuan. "Jika kau mempercayaiku, kau dapat mentransfer lisensi pertama kepadaku dan aku akan mengirimkan barangnya kepadamu nanti. Atau, kita dapat menjadwalkan waktu untuk bertemu langsung," balas Han Sen. "Oke, marilah kita tetapkan jadwalnya kalau begitu. Aku memerlukan waktu untuk mendapatkan lisensi pembelian Kelas S untukmu," kata Qin Xuan. "Bagus sekali," Han Sen mengangguk. "Kalau begitu, marilah kita bicarakan pada perjalanan pulang." Qin Xuan yang bijaksana meminta komplotannya untuk membuka jalan untuk Han Sen. Setelah membuat perjanjian dengan Qin Xuan, Han Sen telah berada di luar Tempat Penampungan Baju Baja. Dia berterima kasih pada Qin Xuan, memanggil sayapnya untuk terbang ke dalam pegunungan dan menghilang dalam sekejap. Han Sen tidak meragukan kemampuan Qin Xuan untuk mendapatkan lisensi Kelas S. Ruang Orang Suci adalah semi militer. Dengan latar belakang keluarga militernya yang terkemuka, tidak sulit baginya untuk mendapatkan sebuah lisensi. Setelah berjalan dalam pegunungan selama beberapa saat, Han Sen menggunakan identitas aslinya untuk kembali ke tempat penampungan. Dia kembali ke ruangannya dan membungkus ulang daging 30 penyengat hitam mutan dalam sebuah tas, siap untuk menukarkannya dengan Qin Xuan besok. Sisa daging penyengat hitam telah dikeringkan oleh Han Sen. Dia tidak berencana untuk menjualnya karena dia akan menyimpannya untuk Meowth. Transaksi berlangsung dengan lancar. Han Sen memperoleh lisensi Kelas S dan teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Dia ingin membeli seni geno hiper canggih untuk dilatih ibu dan adiknya. Sekembalinya ke rumah, Han Sen masuk ke Jaringan Langit dan menuju ke situs Ruang Orang Suci. Dengan menggunakan lisensi Kelas S, Han Sen masuk ke komunitas online resmi dari Ruang Orang Suci, yang tidak dapat dimasuki oleh sebagian besar orang. Dia kemudian masuk ke bagian yang paling canggih, bagian kelas S. Ada banyak seni hiper geno dalam bagian Kelas S. Walaupun isinya tidak dapat ditelusuri, masing-masing ada deskripsi terperinci. Han Sen membaca deskripsi dengan hati-hari. Setiap lisensi hanya dapat digunakan untuk membeli satu seni geno hiper, jadi dia harus berpikir matang-matang. Penyengat hitam mutan hanya dapat dijual pada kesempatan ini, karena nilainya akan menurun jika ada terlalu banyak di pasaran. Bahkan jika Han Sen berburu lebih banyak penyengat hitam mutan, tidak ada yang akan bersedia untuk menukarkannya dengan lisensi Kelas S lagi. 76 Malaikat Suci Hanya dengan membaca penjelasannya, Han Sen sudah merasa bersemangat. Kecuali yang memerlukan persyaratan tinggi dan hanya dapat dilatih oleh mereka yang sudah berevolusi atau berstatus lebih tinggi, Han Sen menginginkan setiap seni geno hiper yang ada dalam daftar. Sayangnya, satu lisensi hanya dapat digunakan untuk membeli satu seni geno hiper. Han Sen ingin memilih yang dapat memberikan fondasi untuk kebugaran yang lebih baik bagi adiknya. Dengan seni geno hiper seperti itu, Han Yen tidak akan merasa rendah diri dengan murid-murid dalam sekolah mewah. Dia bahkan lebih baik daripada mereka, karena bahkan sekolah mewah tidak menawarkan seni geno hiper yang demikian canggih kepada murid-muridnya. Akhirnya, Han Sen memilih dengan seksama dan membeli seni geno hiper yang dinamakan "Malaikat Suci." Menurut penjelasannya, seni geno hiper ini dapat membantu meningkatkan semua jenis gen dan telah diuji sejak lama. Latihannya mudah dan hanya berisiko kecil. Ada banyak orang yang sudah melatihnya. Maka jika orang-orang memperhatikan bahwa ibu dan adiknya sedang berlatih Malaikat Suci, mereka tidak akan merasa heran. Han Sen mengunduh tutorial Malaikat Suci dan memeriksanya. Dia merasa heran melihat seni geno hiper Kelas S ini tidak sebagus Kulit Gioknya. "Siapakah Xue Longyan? Bagaimana caranya dia mendapatkan seni geno hiper yang begitu luar biasa?" Han Sen merasa lega bahwa dia tidak membiarkan siapapun melihat Kulit Giok. Malaikat Suci dan Kulit Giok terlihat mirip, maka Han Sen pun merasa tidak perlu melatih Malaikat Suci. JIka ada orang yang menanyakan seni geno hiper apa yang dia latih, dia dapat menjawab Malaikat Suci, yang juga merupakan alasan dia membelinya, sulit untuk membedakan antara Kulit Giok dan Malaikat Suci. Han Sen meletakkan tutorial Malaikat Suci dan pergi ke Santo Paulus untuk menjemput Han Yan. Dia ingin dia pulang untuk melatih Malaikat Suci, sehingga dia tidak tinggal di kampus untuk sementara. Guru Han Yan adalah seorang wanita berusia dua puluh tujuh tahun dalam pakaian resmi. Stoking berwarna kulit di bawah rok sepanjang lutut benar-benar memamerkan kaki panjangnya. Dia mengikat rambutnya ke belakang dan memakai kacamata dengan bingkai kawat. Walaupun dia terlihat sopan dan memancarkan pesona wanita dewasa, Han Sen mengetahui dengan jelas bahwa dia pasti telah berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, yang merupakan standar minimum bagi para guru di Santo Paulus. "Kau adalah kakak Han Yan?" Qu Wange sedikit cemberut kepada Han Sen. "Iya, Nona Qu, saya ingin meminta ijin beberapa hari untuk Yan," kata Han Sen. Qu Wange merasa tidak senang dan berkata dengan kesal, "Dimana orang tuamu? Mengapa mereka tidak datang?" "Mereka sangat sibuk. Aku sudah cukup umur dan dapat menjadi wali Yan. Kau dapat memberitahuku jika ada yang ingin kau sampaikan," kata Han Sen. Qu Wange berkata dengan terus terang, "Apa anggapan orang tuamu tentang Pendidikan? Apakah mereka pikir cukup dengan membayar uang dan mengirimkan anaknya ke sekolah mahal? Sekolah telah dimulai cukup lama, tetapi orang tuamu tidak pernah ke sini dan bertanya tentang pendidikan sama sekali. Apakah mereka tahu apa yang diperlukan Han Yan?" "Aku minta maaf, Nona Qu. Ada banyak urusan dalam keluarga kami. Ini adalah kesalahan kami. Apakah ada yang terjadi dengan Yan?" Han Sen bertanya dengan nada kuatir. Menggeleng kepalanya, Qu Wange berkata dengan pahit, "Han Yan baik-baik saja. Dia adalah gadis yang berbakat dan akan jauh lebih baik jika dia mendapatkan solusi nutrisi canggih dan perhatian. Sekarang, dia hanya menggunakan paket solusi nutrisi biasa dan tidak ada dokter yang ditugaskan untuknya, sehingga mempengaruhi nilainya. Sejak orang tuamu mengirimkannya ke Santo Paulus, apakah mereka mengizinkan hal ini terjadi demi hanya untuk menghemat uang?" Keluarga yang sanggup membayar uang sekolah di Santo Paulus pasti memiliki puluhan sampai ratusan juta dalam rekeningnya. Qu Wange tidak menyadari bahwa keluarga Han Sen mungkin kekurangan uang. Han Sen memahami apa yang dikatakannya. Solusi nutrisi tidak dapat meningkatkan gen seseorang seperti yang dilakukan oleh daging makhluk dalam Tempat Suci Para Dewa, tetapi dia dapat memberikan seluruh nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Dalam hal ini, juga dapat meningkatkan kebugaran seseorang, walaupun tidak sehebat pengaruh yang diberikan oleh daging. Semakin canggih solusi nutrisi, semakin banyak manfaat yang diberikan untuk kemampuan belajar dan tubuh seseorang. Han Sen pernah menggunakannya semasa masih kanak-kanak, tetapi sejak ekonomi keluarganya merosot, dia berhenti. Seorang dokter adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memelihara tubuh murid. Jika terjadi kecelakaan dalam proses belajar, dokter ini akan mengatur kondisi tubuh murid dan menggunakan metode ilmiah untuk menjaga stamina murid tetap berada pada kondisi yang terbaiknya. Membeli solusi nutrisi dan menyewa dokter keduanya memerlukan banyak uang. Uang beberapa juta yang diberikan Han Sen kepada Luo Sulan hanya cukup untuk mengirimkan Han Yan ke Santo Paulus, maka paket solusi nutrisi yang mereka beli untuknya hanyalah jenis yang termurah, yang hanya menghabiskan seratus ribu per bulan. Oleh karena itu hasilnya tidak ideal. Dokter dan peralatan pemeliharaan yang digunakan Han Yan adalah yang digunakan bersama dalam sekolah. "Nona Qu, Anda benar. Kami akan membelikan Han Yan paket solusi nutrisi premium bulan depan dan tolong tugaskan seorang dokter yang bagus untuknya," kata Han Sen. Merasa cukup puas dengan jawaban Han Sen, dia mengangguk dan berkata, "Begitu baru benar. Walaupun lebih mahal, Yan adalah gadis yang luar biasa, jadi sayang sekali jika kau tidak membinanya dengan baik. Sekarang yang dia gunakan adalah yang paling buruk di antara teman-teman sekelasnya, tetapi dia tetap mendapatkan nilai yang bagus, sehingga hal ini membuktikan bakat yang dimilikinya." Qu Wange berhenti sejenak dan berkata, "Jika memungkinkan, pikirkan caranya untuk membelikan dia seni geno hiper canggih. Yang disediakan di sini terlalu dasar, sehingga hasilnya terbatas." "Ok, Nona Qu, aku akan memikirkan caranya." Han Sen sekarang mulai mempercayai bahwa Nona Qu Wange sungguh-sungguh merasa Han Yan itu spesial. Mendukung Yan untuk melatih seni geno hiper tidak memberikan keuntungan apapun untuk guru, sebaliknya dia mungkin mendapatkan uang referensi dengan merekomendasi solusi nutrisi dan dokter. Paket solusi nutrisi yang termahal dapat berharga sejuta per bulan; seorang dokter senior dan peralatan professional mungkin dapat menghabiskan beberapa ratus ribu per bulan. Han Sen sebelumnya tidak punya uang, tetapi sekarang dia dapat menghasilkan banyak uang. Tentu saja dia menginginkan yang terbaik untuk adiknya. Qu Wange meletakan barang-barangnya dan mulai beranjak, "Ayo pergi. Kelas Yan seharusnya sudah hampir selesai. Mari jemput dia dan aku akan mengantarmu pulang." Han Sen berkata tidak perlu, tetapi Qu Wange jelas menganggapnya sebagai seorang remaja. Han Yan merasa sangat senang ketika melihat Han Sen, tetapi dia tetap ingat untuk menyapa gurunya dengan sopan sebelum berlari ke dalam rangkulan kakaknya. Merangkul Han Yan dengan lengannya, Han Sen mengikuti Qu Wange keluar dari sekolah. Di gerbang sekolah, dia melihat dua orang yang tidak asing melambai ke arah mereka. 77 Tang Zhenliu Salah satu wajah yang tidak asing adalah Fang Jingqi. Han Sen tidak pernah melihatnya lagi sejak bermain tangan merah dengannya dan merasa kaget melihatnya di sini hari ini. Sedangkan orang lainnya, Han Sen merasa seperti pernah melihatnya, tetapi pria itu memakai jaket penghalang angin dengan kerah tinggi, topi dan sepasang kacamata hitam yang terlalu besar, sehingga mempersulit Han Sen untuk mengenalinya. Pria yang mengenakan kacamata hitam sedang melambai kepadanya, tetapi Han Sen segera mengetahui bahwa pria itu tidak melambai kepadanya, tetapi pada Qu Wange. Ketika Han Sen dan Qu Wange keluar dari gerbang sekolah, Fang Jingqi dan temannya menghampiri. Pria yang mengenakan kacamata hitam mulai berbicara dengan Qu Wange. Mereka tampaknya telah saling mengenal dengan baik. Fang Jingqi merasa enggan untuk tersenyum dengan Han Sen, "Han Sen, aku tidak menduga akan bertemu denganmu di sini. Siapa gadis kecil cantik ini?" "Dia adalah adikku, Han Yan, aku kesini untuk menjemputnya. Aku akan memberi kalian waktu sejenak berbincang," kata Han Sen. "Kau tidak ikut masuk pesawat? Biarkan aku mengantarmu," kata Qu Wange ketika dia melihat Han Sen akan pergi ke stasiun kereta luncur magnet dengan Han Yan di lengannya. Pria dalam kacamata hitam berkata dengan enggan, "Karena kalian semuanya saling mengenal, mari makan malam bersama." "Aku tidak akan mengganggumu. Aku masih ada tugas yang harus diselesaikan, jadi aku pulang dulu. Nona Qu, kita akan menggunakan kereta saja," kata Han Sen. "Jangan¡­ orang tuamu keterlaluan." Qu Wange tidak menganggap Han Sen adalah orang dewasa. Mameng, dia hanya berusia tujuh belas tahun, muda dan rupawan, sehingga membuatnya terlihat lebih seperti seorang remaja daripada seorang pria. "Kau dan Yan dapat ikut makan dulu, dan aku akan mengantarmu pulang setelah itu." Sebagai seorang guru, Qu Wange adalah sosok yang otoriter dan tidak menerima jawaban tidak. "Han Sen, Nona Qu sudah berkata begitu, ikut saja makan malam bersama kami. Kita semuanya berteman, bukan?" Fang Jingqi tersenyum dan menasihati. Tampaknya dia tiba-tiba memiliki sebuah ide. Sebenarnya, Han Sen tidak akan menolaknya karena Qu Wange tidak menjemput Han Yang dan berjalan menuju pesawat. Pria dalam kacamata hitam tampaknya kurang senang, tetapi dia tidak berani menunjukkannya di hadapan Qu. Han Sen dan Han Yan berada dalam pesawat Qu, sedangkan pria dalam kacamata hitam berada dalam pesawat Fang. Begitu duduk, pria dalam kacamata hitam bertanya pada Fang JIngqi, "Jingqi, siapakah anak itu? Mengapa Wange begitu memperhatikannya?" "Anak itu adalah mainan yang disukai oleh banyak wanita. Mungkin Wange juga merasa tertarik dengannya," kata Fang Jingqi dengan muka tanpa ekspresi. "Jingqi, Rica adalah planetmu. Kau akan melihat Wange jatuh ke pangkuannya tanpa berbuat apapun?" kata pria dalam kacamata hitam. Memikirkan penampilan Han Sen, dia setuju bahwa dia memiliki kulit yang lebih bagus daripada sebagian besar gadis dan mempercayai apa yang dikatakan oleh Fang Jingqi. Sebenarnya, Han Sen memiliki kulit yang bagus karena dia berlatih Kulit Giok. "Apa yang dapat aku lakukan? Mereka adalah dua orang dewasa yang sudah cukup umur, jadi aku tidak dapat menghajar anak itu. Aku rasa Wange juga tidak akan mengizinkan aku melakukan hal itu," kata Fang Jingqi sambil mengangkat pundaknya. "Kau lemah sekali, bung! Lihat saja bagaimana cara saya menakutinya tanpa melukainya," pria dalam katamcata hitam menggulung bibirnya dan berkata. Dia melepaskan kacamata hitamnya dan ternyata dia adalah Tang Zhenliu, peringkat kelima dari sepuluh yang Terpilih tahun lalu. "Bagus sekali, aku akan melihat bagaimana kau melakukannya," Fang Jingqi berkata dengan mata yang curiga. Dia berpikir, "Bajingan, kau memberikanku banyak masalah akhir-akhir ini. Aku akan membuatmu agak menderita untuk melepaskan amarahku. Han Sen adalah musuh yang berat dan aku akan melihat bagaimana kau ditakut-takuti olehnya." Sejak Fang Jingqi menderita kekalahan dalam permainan tangan merah dengan Han Sen, dia merasa takut dengan Han Sen. Namun kali ini, dia dapat memanfaatkan Han Sen untuk membuat Tang Zhenliu menderita. Tang Zhenliu memang cukup hebat, tetapi Fang Jingqi tetap dapat membuat prediksi yang tepat tentang dirinya. Namun, dia benar-benar kehilangan percaya diri saat bermain tangan merah dengan Han Sen. Jika Tang Zhenliu dan Han Sen terlibat dalam pertarungan, Fang Jingi merasa Han Sen tidak akan menang. Tetapi jika hanya permainan di atas meja makan malam, Fang Jingqi percaya bahwa Tang Zhenliu akan menyedihkan. Fang Jingqi juga ingin melihat Tang Zhenliu dikalahkan dengan telak oleh Han Sen, sehingga Tang tidak akan memuji dirinya sendiri sepanjang hari, seolah-olah semua orang harus memujanya karena dia adalah yang Terpilih. Tempat yang mereka tuju adalah sebuah klub eksklusif bagi para selebriti dan para bangsawan. Han Sen dan Yan tidak memenuhi persyaratan untuk masuk, tetapi karena yang lainnya adalah VIP di sana, mereka mendapatkan pengecualian. Dalam sebuah ruangan pribadi, Tang Zhenliu melepaskan kacamata hitamnya dan topi, tersenyum dan menjulurkan tangannya kepada Han Sen. "Sudahkah aku memperkenalkan diri. Namaku Tang Zhenliu." Tang berpikir dalam hati sambil tersenyum, "Tang Zhenliu sang bintang ada di sini! Kau pasti akan kaget dengan namaku. Betapa hebatnya jika kau dan adikmu kebetulan adalah penggemarku dan meminta tanda tanganku." "Namaku Han Sen." Han Sen menjabat tangannya dan berkata tanpa merasa terkesan. Dia mengenali Tang Zhenliu, tetapi dia tidak merasa tertarik dengan selebriti. Dia sibuk mencari makan dan tidak punya waktu untuk mengumpulkan informasi selebriti. Itulah alasannya dia tidak merasa heboh sama sekali. Tang Zhenliu merasa bingung. Bahkan walaupun Han Sen bukan seorang penggemar, dia seharusnya bereaksi lebih heboh. Tetapi dia bertingkah seolah-olah hanya melihat seseorang yang menumpang lewat! "Apakah dia seorang alien? Dia tidak mengenaliku. Aku, Tang Zhenliu!" Tang ingin meraih Han Sen dan memberitahu namanya sekali lagi kepada anak itu. Satu-satunya alasan dia tidak melakukannya adalah Qu Wange yang sedang duduk di sana. Fang Jingqi hampir menyemburkan tawanya, dia mengetahui dengan pasti apa yang sedang dipikirkan oleh Tang. Segera pelayan membawakan mereka berbagai jenis makanan dan minuman yang tampak mahal. Han Sen dan Han Yan belum pernah memakan ini sebelumnya. Karena ini adalah traktiran seseorang, Han Sen makan tanpa ragu-ragu dan meletakan makanan enak ke piring Yan dari waktu ke waktu. Yan tidak makan selahap kakaknya tidak dia juga sangat menikmati makanannya. Qu Wange merasa kurang senang dengan ketidaksopanan Han Sen, tetapi dia semakin menyukai Han Yan. "Untungnya, Han Yan dikirimkan ke Santo Paulus dan menjadi muridku. Atau gadis sebaik ini akan dihancurkan oleh keluarganya." Qu Wange diam-diam bertekad untuk mengajari Yan dengan baik dan menjauhkannya dari kakaknya. 78 Batu-kertas-gunting "Minum tanpa permainan minum agak membosankan. Bagaimana kalau kita bermain sebuah permainan kecil?" Hanya dalam sekejap, Tang Zhenliu sudah menawarkan sebuah pemainan. "Permainan minum apa? Kau tahu ada anak kecil di sini." Qu Wange melotot pada Tang. Tang mengedipkan mata kepada Fang Jingqi dan Fang tersenyum sambil berkata. "Wange, jangan kuatir. Tidak ada yang melewati batas. Kita tidak akan bertindak yang aneh-aneh ." Fang Jingqi berbalik bertanya kepada Tang, "Bagaimana kalau tangan merah?" Ketika Fang Jingqi berkata kata-kata ini, Han Sen agak terkejut. Dia mengira Fang berusaha untuk menjebaknya, tetapi sebenarnya dia tampaknya berusaha untuk menjebak Tang Zhenliu. Tang cemberut. "Tangan merah terlalu mudah dan tidak bagus untuk sambil minum. Mari kita bermain ¨C menuangkan arak." "Menuangkan arak" disarankan oleh Tang Zhenliu, adalah sebuah permainan di mana dua pemain duduk berhadapan di sebuah meja dengan segelas arak dan sebuah piring di bawahnya. Keduanya akan bermain batu-kertas-gunting dan pemenangnya harus meraih arak dan menuangkannya ke wajah yang kalah. Pemain yang kalah harus meraih piring dan menghalangi arak dengannya. "Apakah permainan ini pantas?" Fang Jingqi hanya tahu kalau Han Sen piawai bermain tangan merah tetapi tidak merasa yakin apakah dia juga piawai dalam permainan ini. "Kalian main bertiga. Aku akan membawa Yan ke tempat senam." Qu Wange merasa takut ini akan berpengaruh buruk pada gadis kecil dan membawanya pergi dari sana. Dengan perginya para wanita, Tang merasa lebih leluasa dan menantang Han Sen, "Sekarang hanya ada para pria di sini jadi tidak perlu merasa takut kehilangan muka. Apakah kau berani bermain?" "Tentu saja, tetapi sebuah permainan tidak menyenangkan kalau tidak ada taruhan," kata Han Sen. Mendengar jawaban Han Sen, Fang Jingqi merasa senang. Dia berpikir dalam hati, "Tampaknya Han Sen merasa percaya diri. Tang, kau akan membuat dirimu terlihat bodoh. Aku akan merekam betapa menyedihkannya dirimu dan akan menunjukkannya kepadamu jika kau berani membual lagi." Tang juga merasa sangat senang dengan jawaban Han Sen. Dia berpikir, "Untungnya anak ini tidak mengenali siapa aku, atau dia bahkan tidak akan berani bermain denganku, apalagi mengajukan untuk bertaruh." "Apa taruhannya?" Tang Zhenliu berpura-pura tenang. "Seratus ribu per ronde." Han Sen hanya ingin mengumpulkan uang untuk membeli solusi nutrisi dan dokter bagi Yan, dan biaya yang diperlukan untuk itu diatas pengeluaran rata-rata keluarganya. Dia bahkan tidak memiliki saldo dalam rekeningnya pada bulan pertama dan harus menjual daging makhluk mutan dalam Tempat Suci Para Dewa untuk mendapatkannya. Tetapi dia hanya memiliki daging penyengat mutan hitam sekarang dan dia sebenarnya tidak ingin menjualnya lagi setelah menjual 30 ke Qin Xuan. Jika makhluk yang sama muncul terlalu sering, nilainya akan jatuh dan orang-orang mungkin akan mengira makhluk itu mudah untuk diburu. Maka, Han Sen tidak bermaksud untuk menjual daging penyengat mutan hitam lagi kecuali kalau terpaksa. "Bagus, aku suka sekali bermain dengan seseorang yang berterus terang sepertimu. Seratus ribu per ronde." Tang merasa sangat senang dalam hati. Pada awalnya dia merasa cukup puas dapat menumpahkan arak ke wajah Han Sen dan ternyata anak ini juga menawarkan untuk bertaruh uang. "Kau harus menunggu sepuluh ribu tahun untuk dapat memenangkan uang dariku. Aku adalah raja batu-kertas-gunting dan aku dapat memenangkan sembilan dari sepuluh ronde. Aku akan menunggu saatnya kau menangis." Tang ingin menghadiahkan spanduk warga yang hebat kepada Han Sen. Dia sudah begitu baik menawarkan Tang wajah dan dompetnya. Ketiganya segera memutuskan aturan main, memenangkan batu-kertas-gunting tidak terhitung memenangkan ronde, pemenangnya juga harus berhasil menumpahkan arak ke wajah lawannya. "Kalian boleh mulai bermain. Aku bermain sangat buruk dalam permainan batu-kertas-gunting jadi aku akan jadi pengamat dulu." Ketika mereka memutuskan siapa yang akan memulai lebih dulu, Fang mengangkat tangannya. Dia tidak berniat untuk ikut bermain dan hanya ingin merekam permainan itu. "Baiklah, kau dapat bermain ketika kita merasa lelah," Tang merasa senang dengan pengunduran diri Fang Jingqi karena ini memberikannya lebih banyak waktu untuk memberikan pelajaran kepada Han Sen. Tang meletakkan piring dan segelas arak di atas meja. Gelasnya adalah gelas biasa yang dapat menampung sekitar lima ons arak. "Bolehkah kita menggunakan air sebagai gantinya?" usul Han Sen. Dia merasa takut Tang akan menjadi basah dengan arak dan tidak aman jika Tang terbakar. "Air membosankan. Pakai arak saja." Tang tidak akan melewatkan kesempatan untuk lebih mempermalukan Han Sen. Han Sen diam. Tang Zhenliu berkata kepada Fang Jingqi: "Fang, kau yang memberikan aba-aba supaya adil. Aku takut ada yang akan mempertanyakan hasilnya nanti." "Ok." Fang Jingqi setuju, berdiri di antara mereka, menelan ludahnya dan berteriak, "Batu..kertas¡­gunting!" Ketika Fang Jingqi berkata "gunting" Han Sen dan Tang Zhenliu hampir menjulurkan tangannya secara bersamaan. Han Sen mengeluarkan gunting, sementara Tang mengeluarkan batu. Merasa senang dirinya sudah menang, Tang meraih gelas arak dan menumpahkannya ke Han Sen. Sayangnya, Han Sen telah menutupi wajahnya dengan piring dan menghalangi arak. "Mungkinkah Han Sen sebenarnya buruk dengan permainan ini?" Fang Jingqi merasa ragu karena dia tidak menduga Han Sen akan kalah. Melihat mata Han Sen yang tersenyum, Fang bergerenyit. Tidak, Han Sen itu kejam. Dia hanya berusaha untuk mengulur waktu dengan Tang." Setelah memahami keadaan, Fang Jingqi menyeringai dan berpikir, "Tang, kau akan mati malam ini. Aku akan merekam segalanya." Han Sen tentu saja sedang menjebak Tang, karena dia sendiri yang memintanya. Dan Tang juga cukup kaya. Yang lain mungkin tidak dapat membayar taruhannya, tetapi Tang dapat menghasilkan lebih dari sepuluh juta dalam sekali pertunjukkan tanding, dia mungkin tidak akan merasa kehilangan jika kalah beberapa juta. Permainan itu sendiri adalah untuk menguji daya respon dan pengaturan waktu. Permainan batu-kertas-gunting dan mengambil objek yang harus dipilih keduanya memerlukan daya respon yang baik. Mereka yang dapat merespon dengan cepat memiliki keuntungan dalam permainan ini. Namun, yang paling penting adalah kemampuan untuk memprediksi langkah yang akan diambil lawan, yang merupakan inti dari permainan batu-kertas-gunting. 79 Satu Kemenangan Han Sen tidak menguasai permainan batu-kertas-gunting, tetapi dia sudah berusaha untuk meningkatkan kemampuannya untuk memprediksi dengan lebih tepat. Bukan semata-mata untuk permainan, tetapi untuk mengetahui lebih dini pergerakan dan kebiasaan setiap makhluk yang akan ditemui nanti. Hampir setiap orang dapat menembak pada satu sasaran. Dan ada banyak orang yang dapat menembak tepat pada sasaran tembak dari jarak 150 kaki. Tetapi, makhluk -makhluk tidak pernah berdiam di suatu tempat, karena itu penting untuk dapat memprediksi pergerakan mereka. Memahami peluang yang singkat, menilai sejak dini pergerakan musuh dan tembakan yang mematikan adalah keahlian Han Sen. Itulah sebabnya dia memilih untuk berlatih panahan. Ketika dia pertama kali masuk ke Tempat Suci Para Dewa, dia tidak memiliki busur dan panah yang baik, maka dia melatih serangan gerilya, yang bahkan membutuhkan kemampuan untuk membuat penilaian dini yang lebih akurat dan daya respons yang tinggi. Kesalahan kecil dapat menyebabkan dia tidak dapat membunuh seekor makhluk dalam satu serangan, yang akan menghasilkan serangan balik yang paling mengerikan. Setelah sebulan dalam Tempat Suci Para Dewa, Han Sen tidak pernah meleset dengan sasarannya, yang membuktikan kemampuan penilaian dini dan pengaturan waktunya luar biasa. Sekarang dengan begitu banyak poin geno yang diperoleh, daya respons Han Sen telah meningkat drastis. Sulit bagi seseorang untuk memenangkan permainan seperti ini melawan dirinya. "Batu-kertas-gunting¡­" Pada saat Fang Jingqi berkata "gunting," Han Sen dan Fang Jingqi mengeluarkan tangannya lagi. Han Sen mengeluarkan gunting, sedangkan Fang mengeluarkan kertas. Tang tidak menduga akan kalah, dan ketika dia kalah seharusnya dia meraih piring, wajahnya tersiram arak dan bahkan ada masuk ke lubang hidungnya, meninggalkan sensasi terbakar. "Tang kehilangan satu poin," Fang Jingqi menulisnya pada sebuah buku catatan dengan serius. Tang tentu saja tidak menerima kekalahannya dengan baik. Setelah menyeka wajahnya dengan handuk, dia melotot pada Han Sen dan berkata, "Lagi." Han Sen tentu menurut dengan senang hati. Keduanya memulai permainan lagi. Menyebut dirinya adalah raja batu-kertas-gunting, kemenangan Tang kurang dari 40 persen dari semua ronde, dan Han Sen berhasil menghalangi arak yang ditumpahkannya setiap kali. Dalam ronde di mana Tang mengalami kekalahan batu-kertas-gunting, Han Sen bergerak lebih cepat darinya dan berhasil setiap kali, membuat Tang kuyup dengan arak. Pada awalnya, Tang akan menyekanya, tetapi kemudian dia berkonsentrasi untuk mengalahkan lawannya sehingga dia membiarkannya saja. "Tidak! Ayo bermain tebak jari saja. Mudah untuk menipu dalam batu-kertas-gunting," Tang Zhenliu tidak dapat menahan diri untuk berteriak setelah kalah tujuh, lalu delapan, ronde berturut-turut. "Ok, tetapi tolong beritahu aku peraturannya, karena aku tidak pernah bermain tebak jari sebelumnya," kata Han Sen. "Peraturannya mudah¡­" Tang menjelaskan peraturannya. Menebak jari adalah permainan sejenis batu-kertas-gunting, tetapi dalam menebak jari, kedua tangan pemain harus selalu ditempatkan di depan badan mereka, agar pihak lainnya dapat melihat dengan lebih jelas dan kesempatan untuk menipu dan merubah pikiran menjadi lebih kecil. Han Sen tidak pernah memainkan permainan ini sebelumnya, maka dia kalah dalam empat ronde pertama dalam menebak jari, tetapi Tang tidak merasa senang dengan kenyataan ini karena dia tetap tidak dapat menumpahkan arak pada wajah Han Sen. Setelah empat ronde, Han Sen telah menguasai intisari menebak jari dan kemampuan penilaian dininya yang sangat bagus dan respons cepat membuatnya meraih kemenangan lagi. Arak terus menerus membasahi wajah Tang, yang membuatnya semakin ingin menang. Hanya dalam sekejap, dia sangat basah seolah-olah baru saja merangkak keluar dari ember arak. Bahkan celana panjangnya juga meneteskan arak. Tang berpikir dalam hati, "Bagaimana mungkin ini terjadi¡­ Aku seharusnya tidak terkalahkan... Pasti ada yang tidak beres." Fang Jingqi melihat kondisi Tang yang menyedihkan dan sudah dua kali mencoba untuk menghentikannya. Tetapi Tang benar-benar mengamuk, dan yang dia inginkan hanya mendapatkan uangnya kembali. "Aku perlu balas dendam! Aku harus membuatnya basah dengan arak juga." "Tidak, Aku pasti akan menang di ronde berikutnya!" "Satu kemenangan, aku setidaknya memerlukan satu kemenangan." "Biarkan aku menang sekali¡­ Hanya sekali dan aku akan berhenti¡­" Ekspetasi Tang semakin menurun dan menurun, tetapi dia tidak menang sekalipun pada akhirnya. Dalam beberapa ronde terakhir, Tang dalam kondisi berantakan dan bahkan tidak dapat memenangkan tebak jari lagi, maka Han Sen memegang kendali sepenuhnya. Qu Wange melihat hari sudah gelap dan membawa Yan kembali ke ruang pribadi. Dia mengira Han Sen yang akan berada dalam kondisi yang menyedihkan, bermain permainan minum dengan Tang Zhenliu dan Fang Jingqi. Ketika dia mendekati ruangan, dia tidak dapat mendengar apa-apa, maka dia menebak apakah Han Sen telah sangat mabuk saat itu. Setelah membuka pintu, dia terkejut. Han Sen dan Fang Jingqi sedang duduk di meja, meminum teh sambil berbincang. Han Sen terlihat sadar dan bersih, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tetapi, Tang sedang duduk di sofa sendirian, basah kuyup dan lesu. Qu Wange merasa Tang terlihat hampir seperti korban serangan, matanya dipenuhi dengan air mata. "Tang, apa yang terjadi dengan dirimu?" Qu Wange kaget. Dia sama sekali tidak percaya kalau Tang Zhenliu adalah pihak yang dilecehkan. Tang baru menyadari apa yang telah terjadi. Tanpa menjawabnya, dia dengan galak melemparkan dirinya ke Fang Jingqi, berteriak, "Bangsat kau Jingqi, beraninya kau menjebakku¡­" Tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi, Qu Wange melihat Han Sen tersenyum kepadanya. Dia bertanya, "Nona Qu, berapakah harga paket solusi nutrisi yang canggih?" "Sekarang Yan hanya menggunakan paket yang berharga seratus ribu dolar per bulan, efeknya sangat terbatas. Intensitas kelas di Santo Paulus mungkin memerlukan paket yang berharga tiga ratus ribu dolar per bulan. Atau nilai dan kebugarannya akan mengalami kesulitan," jelas Qu Wange. "Jika dia akan menggunakan paket yang paling bagus, dan pelayanan servis dokter, berapakah biayanya per bulan?" Han Sen bertanya lagi. "Kalau demikian, kau dapat memilih paket tingkat S dalam sekolah, yang berisi yang terbaik untuk segalanya dan biayanya 15 juta per tahun." Qu Wange menjawab Han Sen dengan serius. "Bagus sekali, tolong berikan Yan paket tingkat S jika kau sempat," kata Han Sen setelah melihat uang senilai 16,7 juta dolar yang baru ditransfer ke rekeningnya. 80 Sebuah Tes Setelah pulang ke rumah, Han Sen menunjukkan tutorial Malaikat Suci kepada Yan dan memintanya untuk menghafal. Dengan petunjuk holografis, tidak sulit untuk mempelajarinya. Yan yang pintar dapat menghafal Malaikat Suci hanya setelah menontonnya beberapa kali. Di hari berikutnya, solusi geno yang sesuai dengan Malaikat Suci dikirimkan ke rumah mereka oleh staf dari Ruang Orang Suci. Han Sen meminta Yan untuk meminumnya sesuai dengan instruksi. Karena berlatih seni geno hiper dapat menambah beban pada tubuh seseorang dan setiap seni geno hiper memiliki dampak yang berbeda, sebagian besar pelatihan seni geno hiper harus didampingi dengan penggunaan solusi geno yang sesuai. Seni geno hiper kelas S biasanya satu paket dengan tiga botol solusi geno, sehingga dapat dilatih sampai dengan tiga orang. Jika solusi geno yang sesuai tidak digunakan, Ruang Orang Suci akan dibebaskan dari segala kewajiban dan biaya pengobatan jika terjadi kecelakaan selama latihan. Sebelumnya, Han Sen tidak mengetahui bagaimana cara kerja seni geno hiper kelas tinggi, maka dia merasa beruntung telah berhasil melatih Kulit Giok. "Yan, seni geno hiper ini adalah rahasia keluarga kita. Jangan beritahu orang lain, ok?" Han Sen bahkan tidak memberitahu Yan namanya adalah "Malaikat Suci." Han Yan mengangguk dengan serius, "Yan tidak akan memberitahu siapapun bahwa aku melatih seni geno hiper yang diberikan oleh kakakku." "Gadis pintar. Jika kau dalam bahaya dan seseorang bertanya seni geno hiper apa yang kau latih, beritahu mereka bahwa kau tidak tahu dan ini diajarkan oleh kakakmu," kata Han Sen. "Yan mengerti," Han Yan berkata dengan sungguh-sungguh. "Bagus sekali." Han Sen menepuk kepala Yan, merasa kasihan dengan adiknya. Anak-anak yang besar dalam keluarga miskin lebih handal dalam mengatasi masalah. Han Sen dibesarkan dalam keadaan yang layak ketika dia masih anak-anak. Ketika Han Yan dilahirkan, kondisi keluarganya telah merosot, maka dia tidak pernah hidup berkecukupan. Karena hal ini, dia lebih dewasa daripada teman-teman seumurannya. Luo Sulan berada di Tempat Suci Pada Dewa Tahap Dua beberapa hari ini dan baru kembali ke rumah pada hari keempat setelah Han Sen pulang. Han Sen juga menunjukkan Malaikat Suci kepada Luo Sulan, yang membuatnya terkejut. Walaupun dia tidak mengetahui banyak tentang seni geno hiper, dia dapat mengetahui bahwa ini bukan barang biasa karena tutorialnya diatur dengan sangat teliti. "Sen, dari mana kau dapatkan seni geno hiper ini?" tanya Luo Sulan dengan kuatir. "Ibu, jangan kuatir. Aku membelinya," kata Han Sen. "Bagaimana mungkin kau memiliki begitu banyak uang?" tanya dia lagi. "Ibu, aku sudah jauh lebih kuat sekarang setelah bergabung dengan komplotan militer dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Seni geno hiper ini hanyalah sebuah permulaan. Kita akan hidup dalam kondisi yang lebih baik di masa depan¡­" Han Sen menjelaskan bagaimana dia bergabung dengan Komplotan Baju Baja Qin Xuan, untuk meyakinkan ibunya. "Sen, kau sudah sampai sejauh ini." mata Luo Sulan basah karena merasa bahagia. Dia telah mengalami banyak masa-masa sulit untuk dapat melihat hari ini. "Ibu, jangan menjadi emosional. Ini adalah hal yang bagus." Han Sen masih memiliki sisa satu juta dalam rekeningnya setelah membayar paket kelas S untuk Yan. Dia memberikan kepada ibunya dan berkata, "Ini adalah yang aku dapatkan dalam Tempat Suci Para Dewa akhir-akhir ini. Ibu kau dapat menggunakannya untuk membayar biaya sehari-hari." "Kau ambil saja untuk dirimu sendiri. Kau memerlukan uang¡­" Luo Sulan menolak untuk menerimanya. "Tidak apa-apa. Saya sekarang bersama organisasi militer dan bosku termasuk orang yang murah hati. Akan ada lebih banyak lagi di masa depan." Han Sen mencoba untuk mempersiapkan Luo Sulan untuk mendapatkan lebih banyak berita bagus. "Sen, ingatlah bahwa kau tidak boleh agresif. Jangan terlibat dalam masalah¡­" Luo Sulan berkata dengan sungguh-sungguh. "Ibu, aku mengerti. Kau mengenal anakmu dengan baik. Aku selalu rendah hati," kata Han Sen dengan cepat. "Bagus, bagus. Kau sudah meminta Yan melatih seni geno hiper ini, bukan? Beritahu dia jangan pernah memamerkannya, supaya orang lain tidak merasa iri." Sejak kecelakaan ayahnya, ibu Han Sen telah banyak berubah dan selalu merasa takut bahwa anak-anaknya akan berada dalam bahaya. "Ibu, jangan khawatir. Aku telah memberitahu Yan dan dia berjanji kepadaku dia tidak akan memberitahu siapapun." "Tidak, aku harus memberitahunya sendiri sekali lagi." Luo Sulan berdiri dan pergi mencari Yan. Melihat Luo Sulan pergi, Han Sen merasa sangat sedih. Kalau bukan karena kecelakaan ayahnya, Luo Sulan tidak akan menjadi begitu was-was dan hidup dalam ketakutan sepanjang hari. "Apa yang terjadi?" Han Sen menyesal bahwa saat itu dia masih terlalu kecil dan tidak memahami apa-apa. Sekarang dia hanya mengetahui bahwa ayahnya mengalami kecelakaan. Dia pernah bertanya kepada ibu dan Tuan Zhang, tetapi mereka keduanya merasa ragu-ragu untuk berkata terus terang. Han Sen tahu itu bukan hanya sebuah kecelakaan. Dalam kantor penguasa stasiun di stasiun teleportasi, Yang Manli menempatkan sebuah kapsul di hadapan Qin Xuan. "Penguasa stasiun, apakah kau yakin ingin menggunakan ini?" Yang Manli menatap Qin Xuan yang mengambil kapsul itu. "Aku harus mengetahui mengapa dia tidak bersedia untuk bergabung dengan Elang Hitam, dan apakah dia ingin bergabung dengan pasukanku," kata Qin Xuan. "Ada banyak pria yang seperti dia: penakut, rakus dan bejat. Tidak perlu berusaha untuk menariknya. Aku pikir kita malah seharusnya berusaha sekuat tenaga untuk menarik Dollar ke sisi kita, yang dapat menjadi pemanah yang terbaik yang pernah ada," kata Yang Manli. Qin Xuan hanya tersenyum. "Dollar tentu saja menakjubkan, tetapi seorang pria seperti dia tidak akan memberikan kita kesempatan untuk mengendalikannya. Han Sen sangat berbakat, dan aku rasa dia dapat berhasil. Tetapi orang yang aku perlukan harus memiliki latar belakang yang bersih dan bersedia untuk bergabung dengan pasukanku, yang memerlukan banyak usaha untuk meyakinkannya." Yang Manli ingin berbicara lagi tetapi Qin Xuan menghentikannya, "Kecuali kau dapat meminta Dollar untuk bergabung dengan pasukan kita, Han Sen adalah pilihanku." Yang Manli tidak menjawabnya, tetapi diam-diam bertekad untuk mencari Dollar dan membujuknya. Han Sen tidak tahu apa yang dilihat Qin Xuan dalam dirinya sehingga dia sangat menginginkannya untuk bergabung dengan pasukan. Sebelum dia masuk ke stasiun teleportasi, dia memastikan bahwa Qin Xuan tidak melihatnya. Sayangnya, tidak ada yang dapat lolos dari sepengetahuan Qin Xuan. Melihat Qin Xuan berdiri di hadapannya dengan senyum samar di wajahnya, Han Sen harus melangkah maju. "Sudah lama kita tidak bertarung. Perlihatkan kepadamu kemajuanmu." Memperhatikan Qin Xuan tidak mengemukakan hal lainnya, Han Sen diam-diam merasa lega. Han Sen sekarang sudah jauh lebih baik, tetapi dia belum berani menunjukkan kepadanya seluruh kemampuan yang dia miliki. Bahkan jika dia melakukannya, dia mungkin tetap akan dikalahkan olehnya. "Minum dulu." Qin Xuan membuka helm dan mengambil dua botol air. Dia memutar tutup botol minumnya untuk dirinya sendiri dan memberikan yang satunya untuk Han Sen. Han Sen sama sekali tidak merasa curiga dan meminum dari botol air yang masih tersegel. "Han Sen, apakah menurutmu aku cantik?" Qin Xuan tiba-tiba bertanya. "Cantik¡­tentu saja kau¡­" Han Sen merasa terkejut dan menatap kepadanya, tidak memahami mengapa dia menanyakan pertanyaan ini. Ini bukan gayanya. "Apakah kau merasa bibirku lebih cantik daripada mataku?" Qin Xuan bertanya lagi. Han Sen merasa pusing. Dia tidak dapat menahan untuk melihat ke mulut Qin Xuan, dan secara perlahan penglihatannya bergerak naik dan jatuh pada kedua matanya yang bersinar. 81 Prajurit yang Berperilaku Baik Kitab Kulit Giok diawali dengan kata-kata, "Kulit Giok dan badan yang tidak bercela, kejahatan menjauh dan mantera sia-sia belaka." Ketika dia meneguk air, Han Sen mengetahui ada yang tidak beres, tetapi dia tetap meminumnya tanpa ragu-ragu. Mendengar suara senandung, Han Sen merasa pikiran dan matanya disedot oleh mata Qin Xuan dan dia hampir kehilangan kesadaran. Hampir pada saat bersamaan, kesejukan mengalir dari anggota tubuhnya. Kulit Giok mulai berjalan di tubuhnya secara otomatis dan kesejukan mengembalikan kesadarannya. "Wanita ini ingin menghipnotisku. Apa yang hendak dia lakukan?" Han Sen menyeringai dalam hati tetapi tidak menunjukan apa-apa di wajahnya. Dia tetap dengan wajah bingungnya. "Han Sen, apakah mataku indah?" Qin Xuan bertanya. "Mereka indah," Han Sen menjawab dengan suara perlahan. "Bagian apakah dari badanku yang paling kau sukai?" Qin Xuan bertanya lagi. "Payudaramu," Han Sen menjawab tanpa ragu. "Mengapa?" Qin Xuan bertanya lagi. "Mereka besar, lembut dan bergoyang," balas Han Sen. "Nakal!" bisik Qin Xuan. Ketika mereka berada dalam ruang pertarungan, Han Sen pasti telah menyentuh payudaranya saat mereka bertarung. "Kemari dan sentuh mereka," Qin Xuan berkata, mengangkat dadanya. Han Sen tanpa ragu-ragu menjulurkan tangannya dan Qin Xuan tiba-tiba mendorong tangannya ke samping. Sekarang dia merasa yakin bahwa Han Sen telah terhipnotis sepenuhnya, karena orang normal akan merasa ragu ketika mendengar permintaan yang seaneh ini, sedangkan Han Sen tidak demikian. "Apakah kamu Dollar?" Pertanyaan pertama Qin Xuan membuatnya sangat terkejut. Han Sen tidak menyadari Qin Xuan berhasil menghubungkan beberapa petunjuk. Tanpa berpikir lebih jauh lagi, dia menjawab, "Tidak." Qin Xuan mengangguk, jelas dia juga tidak mempercayai kalau mereka adalah orang yang sama. Dia melanjutkan bertanya,"Mengapa kau tidak bersedia untuk pergi ke Elang Hitam?" "Karena terlalu jauh dari rumah," balas Han Sen. "Apa hubungannya?" Qin Xuan tidak memahami logikanya. "Aku tidak dapat menjaga ibuku dan adikku jika terlalu jauh dari rumah," Han Sen menjawab dengan perlahan. Qin Xuan agak terkejut kemudian dia terlihat melunak. Dia bertanya, "Pernahkah kau mempertimbangkan untuk bergabung dengan pasukanku?" "Tidak." "Mengapa?" Qin Xuan sedikit marah. "Aku takut dengan bahaya. Aku tidak boleh mati," balas Han Sen. "Mengapa kau tidak boleh mati?" Qin Xuan menatap Han Sen, penasaran dengan jawabannya. "Jika aku mati, ibu dan adikku akan diganggu oleh saudara-saudaraku, dan aku tidak akan membiarkan mereka diganggu," Han Sen melanjutkan jawabannya. Ekspresi Qin Xuan semakin melunak, dan dia meneruskan bertanya, "Mengapa kau setuju untuk bergabung dengan Tempat Pelatihan Mata Banteng?" "Karena dirimu." "Aku?" Qin Xuan merasa bingung. "Karena aku menyukaimu." Han Sen masih dengan muka bodohnya. Qin Xuan sedikit tersipu, "Mengapa kau menyukaiku?" "Karena kau cantik." "Apakah ada alasan lainnya?" "Ada." "Apa alasannya?" Ternyata secara mengejutkan, Qin Xuan cukup bersemangat untuk mendengar alasannya. "Karena kau cantik." "Bukannya ini alasan yang sama?" Qin Xuan cemberut. "Bukan." "Mengapa bukan?" Qin Xuan menatap Han Sen dengan heran. "Karena pertama kali aku melihatmu, aku berpikir kau cantik; kedua kali aku melihatmu, kau lebih cantik. Aku tidak dapat melepaskan mataku dan hanya ingin melihatmu selamanya¡­" Pipi Qin Xuan merona merah. Dia mengangkat tangannya dan ingin menampar Han Sen, tetapi sebenarnya tidak tega melakukannya dan hanya mencubitnya sepintas. Han Sen tiba-tiba terjatuh ke lantai dengan "aw," bertingkah seolah-olah dia terjatuh dari ranjangnya saat tidur. Qin Xuan di bawah sadar menjulurkan tangannya, tetapi dia menariknya kembali dan membiarkan Han Sen jatuh ke tanah sementara dia tersipu dengan pemikiran-permikiran tertentu. "Apa yang kau lakukan terhadapku?" Han Sen tiba-tiba merangkak bangun dari tanah dan berpura-pura terkejut. "Kau tidak perlu khawatir, aku hanya ingin mengetahui mengapa kau tidak mau pergi ke Elang Hitam." Kata Qin Xuan dengan lembut. "Kamu menghipnotisku?" Han Sen sangat marah. "Setiap orang harus melewati proses ini sebelum bergabung dengan pasukan. Orang-orang yang kita layani adalah orang khusus, maka kita harus menjamin bahwa setiap anggota memiliki catatan yang bersih. Diriku juga telah menjalani hal yang sama." Qin Xuan menatap Han Sen dengan lembut, "Kau boleh merasa tenang karena keluargamu akan dijaga oleh militer seketika kau pergi ke Elang Hitam dan bergabung dengan pasukanku. Tidak ada orang yang dapat melukai mereka." Han Sen terlihat tidak yakin dan tetap diam. "Selain itu, aku dapat memberitahumu bahwa setiap tempat penampungan memiliki pasukan yang sama, memberikan pelayanan untuk klien khusus. Pekerjaan ini tidak akan menempatkan dirimu dalam bahaya. Dan itu adalah segalanya yang dapat aku beritahukan kepadamu. Kau dapat memikirkannya sendiri." Karena tidak mendengarkan jawaban, Qin Xuan harus bertanya, "Bagaimana menurutmu? Apakah kau mau bergabung dengan pasukanku?" "Apakah aku masih memiliki pilihan lain?" Han Sen berkata dengan senyum masam. "Cobalah masuk ke Elang Hitam. Setelah bergabung dengan pasukanku, kau akan merasa senang dengan keputusanmu hari ini," Qin Xuan menepuk pundak Han Sen, merasa senang. "Oh, jika kau memerlukan apapun beritahu saja aku. Aku akan mencoba untuk membantumu sehingga kau dapat mempersiapkan ujian masuk dari Elang Hitam," kata Qin Xuan. "Aku hanya ingin mengetahui satu hal. Ketika aku dihipnotis, apakah kau ada bertanya pertanyaan lainnya selain mengapa aku tidak tertarik dengan Elang Hitam?" tanya Han Sen. "Tidak, aku adalah prajurit yang berperilaku baik. Dan aku tidak tertarik dengan urusan pribadimu," Qin Xuan menanggapi dengan mentah-mentah, dengan jantung yang berdebar-debar seolah-olah ada kucing yang menggaruknya. "Benarkah?" Han Sen tampaknya masih merasa khawatir. "Tentu saja tidak. Beritahu aku jika kau memerlukan sesuatu. Sepanjang tidak terlalu berlebihan, aku akan membantumu mempersiapkannya untuk ujian, yang akan dilangsungkan dalam waktu kurang dari dua bulan," Qin Xuan berkata kemudian pergi, wajahnya terbakar. Setelah Qin Xuan pergi, Han Sen melepaskan nafas lega panjang. Mulai dari sekarang, Qin Xuan mungkin tidak akan mencurigainya lagi. "Ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Qin Xuan akan mempercayaiku sepenuhnya setelah ini sehingga dia dapat menjadi tamengku. Orang lain akan mengira aku bertambah kuat dan baik karena bantuannya dan tidak akan mencurigai bahwa saya adalah Dollar. Lalu, aku dapat dengan perlahan menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya dengan menggunakan identitas diriku sendiri dan membuang samaran Dollar pada saat yang sama," Han Sen berpikir dalam hati. Inilah alasannya dia membiarkan Qin Xuan bertanya. Selain itu, keluarganya juga dapat memanfaatkan perlindungan dari militer. Han Sen kemudian teleportasi ke Tempat Suci Para Dewa karena sudah tiba saatnya bagi Dollar berpartisipasi dalam ronde kedua kontes ilmu persilatan. 82 Fighting Luo Tianyang Han Sen : Belum berevolusi. Status : Tidak ada. Masa hidup : 200 tahun. Persyaratan untuk evolusi : 100 poin geno. Poin geno yang diperoleh : 100 poin geno biasa; 100 poin geno primitif; 47 poin geno mutan; 29 poin geno sakral. Jiwa binatang yang diperoleh : Kumbang hitam berdarah sakral; pembantai berdarah berdarah sakral; naga bersayap ungu berdarah sakral; kucing mutan bermata tiga; barakuda mutan hitam; penyengat mutan hitam; ikan todak mutan. Han Sen melihat data terakhirnya dan merasa puas. Sekarang dia memiliki tiga jiwa binatang berdarah sakral dan beberapa jiwa binatang mutan. Hanya dua jiwa binatang sakral yang kurang memuaskan dan keduanya adalah dari orang lain. Kucing mutan bermata tiga adalah hewan piaraan yang tidak berguna pada saat ini dan barakuda mutan hitam Lu Weinan adalah kuda tunggangan akuatik yang tidak berguna di daratan. Dalam semak belukar dekat Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen bertemu dengan Lin Beifeng. Han Sen sengaja memberikan daging makhluk mutan yang telah dijanjikan beberapa hari lalu setelah Dollar menjual penyengat mutan hitam. "Ini untukmu." Han Sen mengeluarkan dua ikan todak yang dikeringkan dari tasnya dan memberikannya kepada Lin. Penyengat hitam sudah tidak ada, maka dia harus memberikan ikan kepada Lin. "Dua!" Lin merasa sangat senang. "Iya, perjalanan waktu itu cukup baik." Han Sen memberikannya anak panah yang tersisa, yang sebenarnya tidak begitu terpakai. "Tidak apa-apa. Simpan saja. Sen, dapatkah aku bergabung denganmu lain kali?" Lin Beifeng menatap Han Sen dengan penuh harapan. "Aku akan mengajakmu jika ada kesempatan. Tolong ambil kembali anak panah ini." Han Sen bersikeras. Lin harus membawa kembali panahnya, dan keduanya kembali ke tempat penampungan sambil berbincang-bincang. Di gerbang Tempat Penampungan Baju Baja, mereka berpapasan dengan komplotan Anak Surga. Luo Tianyang menatap Han Sen seolah-olah dia hendak menelannya. "Anak Surga, lama tidak bertemu," kata Lin. "Lin, mengapa kau bersamanya?" Anak Surga menatap Han Sen dengan pandangan yang tidak ramah. "Sen adalah temanku dan tampaknya tidak ada yang tidak dapat dimaafkan di antara kalian berdua. Bagaimana kalau Han Sen mentraktir kita minuman dan kau dapat membiarkan segala berlalu?" Lin bertanya kepada Anak Surga. "Biarkan saja? Kau pikir siapa dirimu?" Luo Tianyang menatap Lin dengan pandangan menghina. "Diam!" Anak Surga menghentikan Luo Tianyang, dan berkata kepada Lin, "Lin, bukannya aku tidak menghormatimu, tetapi tidak semudah itu. Jika tidak diselesaikan dengan benar, ini tidak akan berakhir." "Bagaimana menyelesaikannya? Aku akan membayar berapapun yang dia hutang kepadamu," kata Lin. "Ini bukan persoalan uang. Kau dapat menanyakan langsung kepadanya," Anak Surga berkata dan masuk ke tempat penampungan bersama komplotannya. "Sen, apa yang terjadi?" Lin menatap Han Sen dengan bingung. Dia mengira perselisihan mereka hanya karena kejadian "Bokong Maniak." Han Sen memberitahukannya tentang naga bersayap ungu dan Lin tersenyum masam, "Memang urusan yang serius bagi Anak Surga." Lin berhenti sejenak dan tertawa. "Tetapi tidak apa-apa, kau tidak mendapatkan jiwa binatang juga. Aku akan mencoba menjadi penengah bagi kalian berdua. Tidak bagus mendapatkan musuh seperti Anak Surga. Hanya di antara kita, kau dapat menyinggung seorang pria sejati, tetapi jangan pernah seorang penjahat." Keduanya juga memasuki Tempat Penampungan Baju Baja. Semua orang di dalam tempat penampungan tampaknya sedang memperbincangkan berita hangat. Han Sen mendengar dengan seksama, dan ternyata Dollar akan bertarung dengan Luo Tianyang pada ronde kedua. "Dollar melawan Luo Tianyang! Tentu akan menjadi pertarungan sengit. Anak Surga pasti masih merasa pahit karena Dollar merebut jiwa binatang pembantai berdarah. Luo Tianyang mungkin akan mencoba untuk membunuh Dollar baginya." "Membunuh Dollar? Aku rasa dia bahkan tidak dapat bertahan lebih dari 10 menit." "Ini tidak adil. Dollar memang kuat tetapi sama halnya dengan Luo Tianyang. Dengan dukungan dari Anak Surga, Luo mungkin mendapatkan jiwa binatang sesuai dengan yang dia inginkan. Aku kira sulit untuk mengetahui hasil akhirnya." "Aku bilang mudah untuk mengetahuinya! Dollar akan menang." "Ha-ha, aku setuju. Apakah Luo Tianyang memiliki sayap? Dapatkah dia bertarung dengan Shura bertanduk emas?" "Tepat sekali, bagaimana mungkin dibandingkan dengan Luo Tianyang? Aku rasa hanya memerlukan waktu tiga menit bagi Dollar untuk menyingkirkannya." ¡­ Han Sen tidak menyangka akan bertemu Luo Tianyang di ronde kedua. Dia menyeringai dalam hati, "Roda karma berputar perlahan. Bajingan ini sekarang berada dalam genggamanku." Mata Lin Beifeng menyala. "Waktu itu aku melewatkan pertarungan Dollar. Mari pergi dan nonton yang satu ini." "Aku tidak akan pergi. Ada banyak urusan keluarga yang harus diselesaikan." Tentu saja Han Sen tidak akan menontonnya ¨C jika dia pergi, maka Dollar akan menghilang. "Kau tidak akan datang? Ini Dollar." Lin terkejut. "Apa yang begitu spesial tentang dia? Dia hanyalah seorang manusia." Han Sen mengangkat bahunya. "Dia spesial. Aku tidak pernah mengagumi siapaun, tetapi Dollar adalah pengecualian, hanya karena dia bertarung dengan Shura," kata Lin. "Ok, tetapi aku benar-benar harus pulang, jadi mungkin lain kali saja." Han Sen tertawa kecil dalam hati. "Sayang sekali, kamera video tidak diperbolehkan dalam Tempat Suci Para Dewa, kalau tidak kita dapat merekamnya dan mengunggahnya pada Jaringan Langit. Tentu akan menjadi viral." Lin Beifeng menghela nafas dan pergi ke aula persilatan. Han Sen mengambil jalan yang memutar dan muncul kembali dalam tempat penampungan setelah dia mengenakan baju baja kumbang hitam. Kali ini dia sudah siap sedia dan mengenakan jubah di atas baju baja, menutup hampir segalanya. Walaupun dia terlihat aneh, dia tidak akan dikenali seperti waktu yang lalu. Han Sen menemukan sebuah tempat duduk di sudut tribun dan duduk di sana, menonton pertarungan lainnya ketika dia menunggu gilirannya tiba. Tidak lama kemudian, sekelompok orang duduk di dekatnya. Han Sen terkejut melihat mereka adalah anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng, dengan Yang Manli memimpin timnya. Mereka adalah sekelompok besar dan Han Sen memilih tempat duduk yang masih kosong di bagian sudut, maka mereka semuanya datang ke sini. Su Xiaoqiao duduk di sebelah Han Sen. Yang Manli dan Liu Hongtao hanya berjarak dua bangku. "Saya bilang teman, mengapa kau tertutup sekujur badan di saat cuaca yang sangat panas? Apakah kau berpakaian sebagai seorang penyihir?" Su Xiaoqiao selalu suka berkelakar dan melemparkan komentar kepada Han Sen. "Bajingan, aku akan berurusan denganmu nanti," pikir Han Sen, tanpa berkata apa-apa. "Manli, siapa yang akan menang menurutmu, Dollar atau Luo Tianyang?" Beberapa anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng memulai diskusi hangat. 83 Pertarungan Satu Meni "Dollar tentu saja. Betul, Manli?" Su Xiaoqiao bertanya. Yang Manli mengangguk, jelas setuju dengan Su Xiaoaqiao. Liu Hongtao berkomentar di sampingnya, "Walaupun Dollar kuat, dia hanya satu orang, tanpa ada orang yang mendukungnya, sedangkan Luo Tianyang didukung oleh Anak Surga. Masih terlalu dini untuk mengatakan siapa pemenangnya." "Satu orang sudah cukup. Dollar bertarung Shura bertanduk emas sendirian. Walaupun ada komplotan di belakangnya. Saya rasa Luo Tianyang tidak akan melakukannya," Su Xiaoqiao berkata dengan nada merendahkan. "Anak muda, kau terlalu muda untuk dapat memahaminya." Liu Hongtao bertingkah sebagai tetua. "Apa yang tidak kumengerti?" Su tidak menerima komentar itu dengan baik. "Pikirkan saja. Jika Anak Surga dan seluruh komplotannya membiarkan Luo Tianyang menggunakan jiwa binatang mereka, siapa menurutmu yang akan menang? Jangan lupa bahwa Anak Surga memiliki jiwa binatang monyet berdarah sakral yang dapat berubah wujud, dan hanya Tuhan yang tahu berapa banyak jiwa binatang mutan yang dimilikinya. Jika Luo Tianyang menggunakannya semua, apakah kau pikir Dollar tetap akan menang?" Liu Hongtao berkata dengan percaya diri. "Itu hanya jiwa binatang monyet. Dollar memiliki jiwa binatang pembantai berdarah, sepasang sayap dan baju baja berdarah sakral. Dia dapat menang dari Luo Tianyang dengan mudah. Saya menduga Luo Tianyang tidak dapat bertahan lebih dari satu menit." Su Xiaoqiao mencelanya. "Anak ini pintar berbicara." Han Sen suka dengan kata-kata Su Xiaoqiao. "Oke, jadi menurutmu Luo Tianyang tidak dapat bertahan lebih dari satu menit, mari kita bertaruh. Jika Luo Tianyang bertahan kurang dari semenit, kau dapat memiliki jiwa binatang mutanku binatang bertapak merah. Jika dia bertahan lebih lama dari itu, jiwa binatang serigala noktural mutan milikmu akan menjadi milikku. Apakah kau berani bertaruh denganku?" Liu Hongtao menatap Su Xiaoqiao dan berkata. Su Xiaoqiao tiba-tiba merasa gelisah. Satu menit hanyalah kata kiasan. Bagaimana mungkin seseorang mengakhiri pertandingan dalam waktu satu menit? Seperti yang dikatakan oleh Liu Hongtao, Anak Surga ada di belakang Luo. Dengan jiwa binatang yang dimilikinya, Luo Tianyang temtu dapat bertahan di panggung lebih lama daripada satu menit. Jiwa binatang serigala nocturnal didapatkannya berkat keberuntungan saat menembakkan panah pada raja serigala nocturnal dalam kampanye akhir-akhir ini. DIa telah menyombongkannya ke semua orang tentang hal ini. Sedangkan Liu Hongtao mengusulkan untuk menggunakan jiwa binatang ini sebagai taruhan dalam pertaruhan yang kurang adil. "Liu, kita hanya berbincang. Tidak perlu begitu serius." "Iya Liu, Xiaoqiao hanya bicara saja." "Ya, kiasan." Beberapa anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng mencoba untuk meredakan suasana, tetapi dengan tidak masuk akal, Liu Hongtao berkata dengan nada kejam, "Aku mencoba untuk mengajarkannya untuk tidak berkomentar pada hal yang tidak dia mengerti. Dia dapat mengatakan apapun yang dia suka dalam rumah, tetapi dalam masyarakat, komentar yang salah dapat membuatnya terbunuh." "Persetan! Kau bersikeras? Pertaruhan adalah pertaruhan. Saya ikut. Jangan mengingkari kata-katamu jika kalah." Walaupun Su Xiaoqiao suka bercanda dan bicara sembarangan, dia masih memiliki harga diri karena dia berasal dari keluarga kaya. Walaupun jiwa binatang taruhannya, dia tidak sudi dihina. "Xiaoqiao, jangan terbawa emosi." Teman-teman di sebelahnya semua mencoba untuk menghentikan Su Xiaoqiao dari pertaruhan yang tidak adil ini. Dia pada dasarnya membuang jiwa binatang yang dimilikinya. Liu Hongtao tidak memiliki kepribadian yang baik dan tidak banyak yang menyukainya kecuali beberapa pengikutnya. Hampir semua orang membela Su. "Aku menghargai anak muda yang dapat mempertahankan apa yang diyakini. Jika kau tidak mempercayaiku, kita berdua dapat mentransfer jiwa binatang kita kepada Manli dan menjadikan dia sebagai saksi kita. Sehingga kita berdua dapat merasa tenang," Liu Hongtao berkata dan memberikan jiwa binatangnya dari binatang bertapak merah kepada Yang Manli. "Liu, ini hanya perselisihan kecil. Kita semuanya berada dalam Tempat Pelatihan Mata Banteng, tidak perlu melakukan ini," Yang Manli cemberut. "Manli, aku melakukan ini demi kebaikannya. Jika tetap kurang ajar seperti ini, dia akan mendapatkan masalah di tempat lain di masa depan." Liu Hongtao menatap Su dengan hina dan berkata kepadanya, "Jika kau meminta maaf kepadaku sekarang, aku akan melupakan hal ini. Dan ingatlah untuk berhati-hati di masa yang akan datang." Semua orang berpikir bahwa Liu Hongtao tidak tahu malu. Jika kata-kata ini muncul dari orang lain, Su Xiaoqiao mungkin akan minta maaf; tetapi dengan berkata demikian Liu menjadikan meminta maaf adalah pilihan yang tidak mungkin bagi seseorang yang memiliki harga diri. Semua orang menyadari tidak mungkin mundur pada titik ini. Su menggertakan giginya dan berkata dengan marah, "Liu Hongtao, hentikan omong kosong. Saya bertaruh." Su Xiaoqiao kemudian memindahkan jiwa binatang serigala nocturnal mutannya ke Yang Manli, "Manli, tolong simpan ini untuk aku. Ketika aku menang, aku akan mentraktir semua orang barbekyu." "Aku suka anak muda yang tidak tahu apa-apa." Liu Hongtao merasa sangat senang. Jiwa binatang mutan sangat langka dan dia memperolehnya hanya dengan beberapa kata. Selain itu, serigala nokturnal mutan adalah jiwa binatang berubah wujud yang bahkan lebih bernilai daripada jiwa binatang gunung miliknya, binatang bertapak merah. Yang Manli cemberut. Dia tadinya hendak menengahi perselisihan dengan berberapa kata, tetapi Liu Hongtao lebih dahulu mengeluarkan kata-kata yang membuat Su Xiaoqiao harus bertaruh dengannya sekarang. "Anak muda ini terlalu impulsif, sebuah kehilangan dapat memberinya pelajaran." Yang Manli menghela nafas. Segalanya sudah terjadi dan tidak ada yang dapat dia lakukan untuk memutar balik. Su Xiaoqiao merasa kesal setelah menerima taruhan itu. Walaupun dia merasa percaya diri dengan Dollar dan meyakini dia akan menang, satu menit terlalu singkat. Bahkan saling berbasa-basi sudah akan memakan waktu selama itu, apalagi Luo Tianyang memiliki banyak sumber daya. Jika dia benar-benar meminjam jiwa binatang monyet dari Anak Surga, pertandingan ini dapat dengan mudahnya berlangsung lebih dari sepuluh menit. Pertandingan antara Luo Tianyang akan segera dimulai dan Su Xiaoqiao berguman dalam doanya, "Dollar, akulah yang menyebarkan namamu. Tolong bantu aku. Aku belum lama memiliki jiwa binatang serigala nokturnal dan tidak ingin memberikannya kepada Liu." Duduk di samping Su dan mendengar segalanya, Han Sen marah, "Membantumu! Pada awalnya semua orang memanggilku Doll, dan semuanya karena dirimu!" 84 Jiwa Binatang Monye Akhirnya, kode Dollar dan Luo Tianyang terpampang di bintang persilatan. Setiap angka dalam kode Han Sen adalah angka delapan, maka semua orang mengenalinya. Luo Tianyang pergi ke panggung dahulu. Dari penampilannya yang santai, tampangnya dia merasa percaya diri dengan pertandingan ini, yang membuat Su Xiaoqiao cukup gelisah. "Dimanakah Dollar? Pertandingan hampir dimulai tetapi kita belum melihatnya. Jika dia tidak ada di sini dalam waktu tiga menit, dia akan secara otomatis dianggap kalah." Tribun dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat pertandingan Dollar, tetapi sosok keemasan yang akrab menghilang. Su Xiaoqiao menjadi bertambah tegang. Liu Hongtao tersenyum jahat, "Su Xiaoqiao, tampaknya posisimu buruk. Jika Dollar tidak muncul, kau tidak terima walaupun aku memenangkan pertaruhan, bukan?" "Omong kosong apa ini? Masih terlalu dini, dan bos selalu datang terlambat. Tidakkah kamu memahami itu?" Su Xiaoqiao membalasnya, tetapi tidak yakin apakah Dollar akan muncul. Dia berpikir, "Apakah Dollar terhalang oleh sesuatu hal? Maka serigala mutan nokturnal ku akan hilang¡­" "Bagus sekali, aku akan melihat berapa lama kau bertahan dengan pemikiran itu," Liu Hongtao menertawakannya. Tiba-tiba, pria berjubah yang duduk di sampaing Su Xiaoqiao yang selama ini diam saja tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju panggung, meninggalkan Su Xiaoqiao dan yang lainnya terheran-heran. Pria ini melepaskan jubahnya saat berjalan, memperlihatkan baju baja emas di bawahnya, menimbulkan keriuhan di dalam tribun. "Dollar¡­Dollar¡­" "Ha-ha, malaikat sudah datang." "Saya tahu dia tidak mungkin melewatkan hal ini." Su Xiaoqiao merasa sangat senang hingga dia melompat, "Tuhanku, Dollar kau sungguh menakjubkan. Tolong tendang pantat Luo bagiku. Dan ingatlah, lakukan dalam waktu kurang dari satu menit¡­ satu menit¡­" Su Xiaoqiao sekarang merasa yakin bahwa Dollar telah mendengarkan percakapannya tentang pertaruhan itu, artinya Dollar mengetahui bahwa dia harus mengalahkan Luo dalam satu menit, yang tentu saja adalah berita baik bagi Su. Anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng lainnya juga merasa sangat senang, "Dollar tadi duduk di sini dan kita tidak dapat mengenalinya!" "Betul, kita seharusnya meminta tanda tangannya! Aku dengar bahwa sekarang harganya dapat dijual dengan harga yang bagus sekarang." "Xiaoqiao, kau tidak mengatakan apa yang kau katakan tadi karena kau mengenalinya bukan?" Su Xiaoqiao tertawa, "Tuhan membantu mereka yang menolong dirinya sendiri. Bagaimana mungkin aku mengenalinya adalah Dollar? Dia membungkus dirinya seperti bakcang di hari yang begini panas, dan aku sendiri juga merasa heran." Wajah Liu Hongtao muram. Dia menyeringai dan berkata, "Jangan senang dulu. Bahkan jika dia mau membantumu, tidak mungkin mengalahkan Luo dalam satu menit." "Tidak ada yang tidak mungkin bagi Dollar. Sepanjang dia ingin melakukannya, hal itu dapat dilakukan." Su XIaoqiao buru-buru membalasnya, dengan seluruh keyakinannya pada Dollar. Walaupun Yang Manli terkejut bahwa Dollar tadi duduk di sampingnya, dia tidak seoptimis Su Xiaoqiao. Berbicara secara rasional, apa yang dikatakan oleh Liu Hongtao masuk akal. Luo Tianyang mungkin bukan tandingan bagi Dollar, tetapi dia memiliki Anak Surga di belakangnya, maka dia seharusnya memiliki banyak jiwa binatang. Walaupun kebugaran Luo bukan yang terbaik diantara komplotan Anak Surga, indeks kebugarannya seharusnya masih di atas sepuluh. Dengan jiwa binatang yang kuat, akan sulit mengalahkannya. "Jika Dollar adalah pemanah dengan busur dan panah jiwa binatang tingkat tinggi, dia mungkin dapat menyingkirkan Luo dengan cepat. Sayangnya, tampaknya dia tidak pernah menggunakan panah," Yang Manli menghela nafas dalam hati. Anak Surga melemparkan tatapan tajam ke Han Sen dan memperhatikan Luo Tianyang di atas panggung. Luo mengangguk penuh arti. Anak Surga telah mempersiapkan pertandingan ini dengan matang. Mengetahui Luo bukan tandingan Dollar, dia tidak mengharapkan Luo untuk mengalahkan Dollar. Namun, dia tetap meminjamkan jiwa binatang monyet kepada Luo dan banyak jiwa binatang kuat lainnya. Yang dia inginkan hanyalah melihat Dollar terluka. Walaupun jika Dollar tidak terluka, dia harus menunjukkan keahliannya yang sesungguhnya dalam pertandingan ini. Anak Surga melihat Dollar sebagai lawan yang tangguh, karena itu dia memanfaatkan Luo sebagai pion untuk memperlemah Dollar sebelum dia berhadapan sendiri dengan Dollar dan mencari tahu kekuatan Dollar yang sebenarnya. Luo Tianyang licik dan kejam. Dia tidak meremehkan Dollar dan memanggil jiwa binatang monyet dan pakaian baju baja mutan seketika bintang menyala dan pertandingan dimulai. Tiba-tiba, yang berdiri di atas panggung adalah seekor monyet raksasa yang tingginya lebih dari sembilan kaki dalam pakain baju perang dari tulang dengan tongkat besar di kedua tangannya. Penampilannya saja sudah menakutkan. Seutas senyum menghiasi wajah Anak Surga. Inilah alasan dia menyukai Luo. Kemampuan Luo memang kurang mengesankan dalam komplotannya, tetapi Luo selalu waspada dan tegas. Anak Surga selalu percaya bahwa seseorang harus mengetahui keterbatasannya, dan Luo mengetahuinya. Lemah lembut terhadap yang brutal dan brutal terhadap orang yang lemah lembut dapat dipandang sebagai hal yang buruk. Tetapi dalam pandangan Anak Surga, ini juga adalah sikap yang bijaksana. Keputusan Luo Tianyang sangat membuat Anak Surga merasa puas, bermain aman dan mencoba untuk bertahan hidup. Tentu saja, hidup Luo Tianyang tidak sangat penting baginya. Tetapi jika Luo mati, jiwa binatang monyet akan hancur juga. Jadi, Luo tidak boleh mati. "Baiklah. Lakukan apapun yang kau bisa dan coba untuk memaksa Dollar mengeluarkan seluruh keahlian yang dia miliki. Jika ada yang tidak beres, turun saja dari panggung dan menyerah." Anak Surga melihat pada keduanya di atas panggung dan berpikir sambil tersenyum, "Dollar, perlihatkan apa yang kamu punya." Liu Hongtao merasa senang dengan apa tindakan Luo Tianyang, "Aku sudah memberitahumu Anak Surga pasti akan memberikan jiwa binatang monyet kepada Luo. Kau melihatnya? Dengan baju perang tulang, Dollar akan memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk mengalahkan Luo." "Apa yang sedang kau bicarakan? Dapatkah seseorang seperti Luo Tianyang bahkan berubah wujud selama satu jam?" Su Xiaoqiao tidak setuju padanya. Jantungnya sempat membeku sebentar karena dia tidak menyangka Luo akan memiliki jiwa binatang monyet. "Bagaimanapun juga, akan mudah baginya untuk bertahan sampai sepuluh menit, yang berarti aku dapat menang sepuluh kali, jadi sayang sekali kau tidak memiliki sepuluh jiwa binatang mutan," Liu Hongtao tertawa. 85 Seckill Tetapi tidak lama kemudian, senyuman Liu Hongtao menghilang. Pada saat bintang persilatan dinyalakan, Dollar memanggil pembantai berdarah dan berlari menuju monyet yang dikatakan Luo seperti angin topan, tombak emas di tangannya. Dalam sekejap mata, Dollar berada di hadapan Luo, menancapkan tombaknya di perut Luo. Luo Tianyang berteriak dan menebaskan tombaknya dengan marah pada tombak ikan todak mutan, membuat tombak terbang dari tangan Han Sen. Liu Hongtao sudah bersiap-siap menepukkan tangan, tetapi dia melihat Dollar dengan tenang meraih katana emas dari pinggangnya dan menebasnya ke arah Luo Tianyang, yang hanya berjarak beberapa inci. Monyet memang memiliki kekuatan yang hebat, tetapi dia juga kikuk, Ketika bertarung dari jauh, kelemahan ini tidak akan terlihat. Tetapi pada jarak sedekat ini, tidak ada waktu bagi monyet untuk menghindar. Krak! Monyet setinggi sembilan kaki terbelah dua. Luo hanya sempat meringis sebentar sebelum dia kembali ke tubuhnya sendiri dan mati. Darah mengalir seperti sungai. Semua orang menonton Han Sen dengan tercengang, yang mengembalikan katana ke sarungnya dan mengambil kembali tombaknya dengan tenang. Dollar telah membunuh Luo Tianyang yang berubah wujud menjadi makhluk berdarah sakral dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Setelah hening sesaat, keriuhan memecah kesunyian seperti tsunami. Semua orang meneriakkan nama Dollar, membuat aula persilatan mendidih. Su Xiaoqiao adalah orang yang paling bahagia di antara semua orang. Menari dari tribun dia berteriak, "Dollar, Dollar aku cinta padamu, seperti seekor tikus yang mencintai nasi¡­" Liu Hongtao tercengang. Dia duduk di sana seperti balon kempes, tidak menerima kenyataan banyak Luo telah mati. "Binatang bertapak merah¡­binatang bertapak merahku..bagaimana ini mungkin¡­" Liu Hongtao hampir memuntahkan darah. Anak Surga menggertakkan giginya dengan sangat kuat. Dia tidak peduli Luo telah terbunuh. Tetapi jiwa binatang monyetnya adalah salah satu dari beberapa jiwa binatang berdarah sakral yang dia miliki. Ini, bersama dengan semua jiwa binatang mutan, telah hancur bersama dengan kematian Luo. Hati Anak Surga berdarah-darah. "Dollar, aku akan membuatmu menyesal telah dilahirkan," Anak Surga mengutuk dalam hati. Dia sangat ingin membunuh Dollar, tetapi merasa tidak berdaya untuk melakukannya. Sebelumnya, masih ada kesempatan untuk mengepung Dollar dengan komplotannya; tetapi sekarang Dollar memiliki sayap, rencana itu tidak akan berhasil. Sekarang Anak Surga sungguh menyesal dia tidak menggunakan panah lebah berdarah darah yang pernah dipakainya. Jika dia masih memilikinya, dia akan dapat membunuh Dollar, walaupun Dollar dapat terbang. Semakin dia memikirkannya, dia menyadari bahwa jika dia tidak pernah menggunakan panah itu, Dollar tidak akan memiliki jiwa binatang berdarah sakral. Tanpa jiwa binatang yang berubah wujud, Dollar tidak akan dapat membunuh Luo dengan begitu mudah. Memikirkan hal ini, Anak Surga ingin memakan Dollar hidup-hidup. Ada sesuatu yang menyesakkan dadanya yang tidak dapat dia telan maupun muntahkan. "Aku harus mencari tahu siapa itu Dollar! Jika aku tidak dapat membunuhnya di Tempat Suci Para Dewa, aku akan membunuhnya di dalam Persekutuan." Anak Surga telah membulatkan tekadnya untuk membunuh Dollar, atau dia tidak akan pernah melepaskan hal ini. Kerugiannya memang sangat besar. Luo telah mati, dan dia telah kehilangan banyak jiwa binatang, termasuk yang berdarah sakral, sementara itu Dollar berjalan bebas. Han Sen tidak berani terkepung dalam keramaian dan hanya terbang menjauh dengan sayapnya, tidak memberikan kesempatan kepada para penonton untuk mendekatinya. Dollar membunuh Luo Tianyang adalah topik utama dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Orang-orang mengunggah cerita ini di Jaringan Langit tetapi karena tidak ada cara untuk merekam gambar dalam Tempat Suci Para Dewa, kata-kata saja tidak mampu menarik banyak perhatian. Selain itu, Luo Tianyang bukan siapa-siapa, jadi tidak ada orang yang peduli. Bagaimanapun juga, ini hanyalah kontes ilmu persilatan dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Jika Dollar menjadi juara dalam Tempat Penampungan Baju Baja dan masuk ke kontes yang diikuti oleh jagoan-jagoan lainnya dari tempat penampungan yang lain, maka pertandingannya akan dapat dilihat oleh seluruh Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Jika dia menjadi yang Terpilih, itu adalah hal yang menakjubkan di seluruh Persekutuan. Tetapi orang-orang dalam Tempat Penampungan Baju Baja jelas merasa takut dengan Dollar. Lawan-lawannya dalam beberapa ronde berikutnya semua mengundurkan diri sebelum mereka bertarung dan tidak muncul. Membunuh seseorang dalam hitungan detik adalah hal yang brutal. Dan itu adalah seseorang yang bahkan telah berubah wujud menjadi jiwa binatang berdarah sakral. Tidak ada orang yang memiliki keberanian untuk mempertaruhkan nyawanya. Beberapa orang bahkan menuduh Dollar sebagai seorang pembunuh dan mengunggah artikel yang menggambarkan betapa kejamnya dia. Su Xiaoqiao dan anggota Tempat Pelatihan Mata Banteng lainnya merasa sangat marah dengan artikel-artikel itu dan menuliskan tentang pertaruhan antara Su dan Liu, sehingga mendatangkan pujian dari penggemar Dollar. Tetapi hal itu tidak merubah kenyataan bahwa Dollar telah membunuh seseorang. Kemudian, seseorang mengunggah tanpa nama bahwa Luo Tianyang telah memutilasi dan memperkosa banyak korban dengan memanfaatkan komplotan Anak Surga ketika masa hidupnya. Banyak orang dari Tempat Penampungan Baju Baja menggemakan unggahan itu dan berkata hal-hal yang hebat tentang apa yang telah dilakukan oleh Dollar. "Luo Tianyang adalah binatang. Jika aku adalah Dollar, aku akan membunuhnya lama sebelum kontes ilmu persilatan." "Bagus sekali. Tiga puluh dua suka." "Seekor binatang yang patut mendapatkannya." "Bodoh kalian semuanya. Pembunuh adalah pembunuh, tidak peduli siapa yang dibunuhnya. Dollar adalah seorang pembunuh." "Dollar adalah sebongkah ta*i!" "Jangan berkomentar atas sesuatu yang tidak kau pahami. Semua orang dalam Tempat Penampungan Baju Baja mengetahui bahwa keadilan telah ditegakkan." "Tepat sekali. Aku membenci mereka yang mengikuti arus." Ada cukup banyak perdebatan dalam Jaringan Langit, tetapi kemudian unggahan yang mengkritik Dollar menjadi bertambah banyak, dan banyak unggahan yang mendukung Dollar terhapus. Orang-orang dalam Tempat Penampungan Baju Baja mengetahui bahwa Anak Surga adalah orang di belakang semua ini. Namun, tidak ada orang yang berani berantagonis dengan Anak Surga. Bagaimanapun juga, tidak ada banyak orang yang berani menjadi musuh Kelompok Bintang. Tidak ada juga yang bersedia untuk melakukannya demi seseorang yang tidak dikenali. 86 Pelatihan Khusus "Sen, lihat tunggangan baruku!" Su Xiaoqiao sedang menunggangi tunggangan binatang bertapak merah yang baru diperolehnya di pekarangan tim Tempat Pelatihan Mata Banteng, menyombongkan diri. Binatang bertapak merah mutan itu tampak seperti antelop dengan sepasang tanduk kerbau di kepalanya. Berukuran seekor unta dan berwarna satin gelap, kecuali keempat tapaknya berwarna merah darah. Han Sen merasa depresi melihat tunggangan yang sangat bagus ini. Dia telah menghabiskan begitu banyak tenaga untuk membantu keparat ini mendapatkan tunggangan mutan, sedangkan dia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Walaupun dia sudah memiliki tunggangan jiwa binatang, hewan itu akuatik dan tidak berguna di daratan. "Setelah kontes ilmu persilatan, aku harus mencari cara untuk mendapatkan tunggangan jiwa binatang. Terlalu repot untuk berpergian kemana-mana dengan berjalan kaki dan tidak bagus untuk jati diriku juga," pikir Han Sen dalam hati. Rawa Gelap tidak mungkin. Bahkan jika dia mendapatkan tunggangan jiwa binatang di sana, itu akan berupa sesuatu yang jelek seperti seekor katak. "Han Sen, datang ke kantorku." Yang Manli memanggil dari lantai dua. "Sen, kau menyinggungnya lagi?" Su Xiaoqiao berlari menghampiri dan bertanya sambil menyeringai. "Buat apa aku menyinggungnya?" tanya Han Sen sambil menyentuh hidungnya. "Wajahnya tampak tidak senang. Kau harus berhati-hati," tawa Su Xiaoqiao. "Kau bisa membaca wajah? Mengapa kau tidak bilang kau adalah cenayang?" Han Sen tertawa dan pergi ke lantai dua. "Manli, apakah kau mencariku?" tanya Han Sen. "Aku tidak tahu apa yang dilihat Qin Xuan dalam dirimu. Tetapi karena dia memintaku untuk membantumu mempersiapkan ujian masuk. Aku akan melakukan yang terbaik. Mulai dari hari ini, kau akan melapor kepadaku di stasiun teleportasi setiap hari dan aku akan melatihmu dengan keras. Kau sebaiknya bersiap-siap karena kau akan menderita. Elang Hitam bukan sekolah biasa." Yang Manli berhenti sejenak dan berkata dengan santai, "Jika kau tidak dapat menahannya, kau sebaiknya meminta Qin Xuan untuk mengizinkan kau untuk mengundurkan diri. Aku tidak akan menghalangimu." "Kapan aku bisa mulai?" tanya Han Sen. "Sekarang," kata Yang Manli sebelum dia bangun dan teleportasi ke Planet Roca dengan Han Sen. Yang Manli membawa Han Sen ke aula tes di stasiun teleportasi, yang merupakan aula tes dengan standar militer sehingga menyediakan tes yang lebih akurat. "Kau akan menyelesaikan tes yang detail dahulu dan biarkan aku melihat perbedaan antara tingkat kebugaranmu dan standar terendah untuk Elang Hitam," Yang Manli berkata tanpa ekspresi. "Tidak perlu. Aku rasa aku pasti akan dapat melewati batas itu." Han Sen tidak berani melakukan tes itu, dia takut akan membuat Yang Manli kaget dengan datanya. Terakhir kali dia mengambil tes itu, dia telah mencapai 10 dalam setiap nomor. Setelah itu dia telah menambah banyak poin geno mutan dan sakral, indeks kebugarannya seharusnya sudah di atas 10 sekarang. "Lakukan tes itu." Perintah Yang Manli dengan dingin. "Jika kau memaksa." Han Sen bergumam dan berjalan dengan perlahan menuju pintu masuk aula tes. Han Sen telah memutuskan untuk tidak mengeluarkan kekuatan penuhnya, agar Yang Manli tidak merasa ada yang tidak beres. Untungnya, Han Sen merasa sangat percaya diri dengan pengendalian atas tubuhnya sendiri. Semakin lama dia melatih Kulit Gion, semakin dia merasa takjub dengan seni geno hiper ini. Dia belum cukup lama melatihnya, tetapi dia telah dapat mengatur setiap tulang dan otot dalam tubuhnya. Dengan Kulit Giok, dia bahkan dapat mengatur detak jantungnya, tekanan darah dan suhu tubuh pada batas tertentu. Semakin dia memahami Kulit Giok, dia merasa semakin takut. Untungnya, Xue Longyan sudah terluka parah saat mereka bertemu, jika tidak demikian Han Sen pasti telah terbunuh. Inilah alasan tepatnya mengapa Han Sen tidak dapat memberitahu siapapun bahwa dia sedang berlatih Kulit Giok karena dia takut orang lain akan mengetahui bahwa dia telah membunuh Xue Longyan. Materi tes di sini mirip dengan yang ada di pusat tes, tetapi secara umum lebih rumit. Oleh karena itu Han Sen telah mengetahui apa maksud dari setiap materi. Han Sen menyelesaikan seluruh materi tes dengan segera dan keluar dari aula tes dengan tubuh yang basah dengan keringat. Yang Manli tidak tahu bahwa Han Sen terlihat begitu lelah karena dia berusaha untuk mengendalikan hasil tes. Untuk mengendalikan daya respons dan detak jantung seseorang adalah hal yang sangat sulit dalam materi tes yang begitu rumit. Jika Han Sen tidak berlatih Kulit Giok, dia tidak akan dapat menyembunyikan kondisi fisik aslinya sama sekali. Yang Manli meneliti hasil tes Han Sen dan berkata, "Kurang dari 10 untuk semua materi, tetapi sudah mendekati. Sepuluh adalah standar untuk sekolah militer biasa. Untuk Elang Hitam, bahkan untuk murid yang direkrut secara khusus, 10 hanyalah angka lulus yang tipis." Setelah membaca sesuatu di mesin pintar, dia berkata, "Selama waktu yang tersisa yang hanya kurang dari sebulan. Aku akan membuat indeks kebugaranmu lebih dari 10. Sementara itu, aku akan memberikanmu latihan panahan. Hanya dengan kemampuan memanah yang baik kau direkrut khusus." "Manli, bolehkah aku bertanya, tanpa jalur masuk khusus, berapa nilai yang diperlukan untuk masuk ke Elang Hitam?" Han Sen bertanya dengan penasaran. "Ketika kau berhasil mengalahkanku, kau dapat masuk ke Elang Hitam sendiri." Yang Manli masuk ke ruang olahraga, tanpa memandang ke Han Sen. Han Sen mengikutinya ke ruang olahraga dan memandangi segala macam peralatan latihan dalam ruang olahraga dengan penasaran. Banyak peralatan yang belum pernah dia jumpai. Banyak tentara yang dilatih dalam ruang olahraga. Stasiun teleportasi adalah bagian dari militer, maka segalanya disini mengikuti standar militer. Satu-satunya perbedaan adalah sebagian besar tentara di sini masih baru dalam angkatan darat dan belum pernah pergi ke medan perang. Mereka yang ditugaskan di sini biasanya memiliki koneksi khusus, jika tidak mereka telah dikirimkan ke garis depan. 87 Curang Yang Manli membawa Han Sen ke depan sebuah peralatan yang tertutup dan berukuran gerbong kereta. Panjang peralatan ini sekitar 150 kaki. Dia membukanya dan memasukan beberapa data sebelum dia melepaskan jaketnya, memperlihatkan pakaian latihan profesional di baliknya. Pakaian itu terbuat dari bahan yang tidak diketahui oleh Han Sen, yang dapat menyesuaikan bentuk tubuh. Han Sen memperhatikan bahwa Yang Manli memiliki badan yang sangat bagus. Kakinya panjang dan lurus, menggoda orang untuk menyentuhnya. "Perhatikan dengan baik-baik, Aku hanya akan menunjukannya sekali. Mulai hari ini, kau harus menyelesaikan latihan ini setiap hari sebelum kau pergi ke tempat lain." Kata Yang Manli dan masuk ke dalam peralatan. Pada saat Yang Manli masuk ke dalam peralatan, seluruh prajurit yang sedang berlatih datang menghampiri dan meneteskan liur saat melihat gambar hologram yang muncul. "Badan Yang menjadi kian sempurna. Aku dapat bermain dengan kaki-kaki itu selama tiga tahun." "Tiga tahun? Aku dapat bermain dengan mereka selama tiga puluh tahun." "Perhatikan pantatnya." Binatang-binatang ini menatap gambar hologram sampai matanya hampir melompat keluar. Di dalam peralatan, Yang Manli telah mulai latihan. Ada berbagai macam materi latihan di dalam peralatan dan dia menyelesaikan semuanya dengan mudah. Materi-materi itu juga tidak terlihat sulit. "Kakak, peralatan apa ini? Kelihatannya tidak terlalu sulit." Han Sen bertanya kepada salah seorang prajurit dengan penasaran. "Tidak sulit? Nak, kau terlalu naif. Terlihat mudah bagi Yang karena dia memiliki indeks kebugaran yang hebat. Jika kau yang melakukannya, kau akan kelelahan sebelum dapat menyelesaikan tiga materi." "Ini dinamakan pelatih gravitasi. Peralatan semacam ini ada di dalam semua pesawat antar bintang dan kapal perang dan digunakan untuk menyesuaikan gravitasi internal. Dengan parameter yang diatur oleh Yang, diperlukan seseorang yang paling sedikitnya memiliki indeks kebugaran 10 untuk dapat menyelesaikan latihannya. Kalau tidak demikian, bahkan berjalan di peralatan ini akan menyiksa, lebih parah daripada bercinta tujuh kali dalam semalam." "Nak, satu-satunya hal yang dapat kau lakukan adalah berdoa." Para prajurit mengenal Han Sen. Mereka semuanya mengetahui bahwa Qin Xian sering memanggilnya untuk masuk ke ruang pertarungan. Yang Manli melangkah keluar dari pelatih gravitasi beberapa saat kemudian, dan para prajurit segera membubarkan diri untuk melakukan latihan mereka masing-masing seolah-olah tidak ada yang terjadi. Kening Yang Manli berkeringat. Dia meletakkan jaketnya dan berkata, "Sekarang giliranmu menyelesaikan latihan dan menemuiku setelah selesai." Dia pergi tanpa berkeinginan untuk melihat Han Sen melakukan latihan itu. Yang Manli mengetahui dengan baik bahwa indeks kebugaran fisik Han Sen hanya mendekati sepuluh dan tidak mungkin baginya untuk menyelesaikan latihan seberat ini. Dia hanya ingin merendahkannya agar dia mau mengikuti perintahnya dengan lebih baik. Seorang prajurit berlari menuju Han Sen ketika dia akan masuk ke pelatih gravitasi dan memulai latihan. Prajurit itu meletakkan tangannya di pundak Han Sen, sambil tersenyum dia berkata, "Bung, jika kau dapat membawakan kami beberapa bahan hologram vulgar ketika kau kembali ke sini lagi, aku akan memberitahumu sebuah rahasia agar latihan gravitasi ini menjadi mudah bagimu." "Sepakat. Apa rahasianya?" Han Sen setuju, mengetahui dia hanya meminta material vulgar. "Bagus." Prajurit itu menepuk pundak Han Sen dan berbisik di telinganya, "Saat parameter telah diatur, Yang dapat mengetahuinya jika kau merubah setelahnya. Tetapi, peralatan ini memiliki mekanisme proteksi, yang dirancang agar tidak berbahaya untuk tubuhmu. Metode ini memungkinkan kita untuk merubah parameter melalui mekanisme tertentu sehingga hasilnya tidak menunjukkan telah dilakukan modifikasi. Kau dapat dengan mudah menyelesaikan tes ini tanpa ketahuan Yang." "Fantastis. Apa yang harus aku lakukan?" Han Sen bertanya. "Aku dapat memberitahu rahasianya, tetapi kau harus menepati janjimu. Kau harus membawakan aku bahan hologram dewasa atau kau akan menyesal," kata prajurit itu. "Kakak, tenang saja. Aku akan membawakanmu bahan itu," Han Sen menepuk dadanya sendiri dan menjamin. Prajurit itu mengangguk dengan puas dan memberitahu Han Sen metode untuk merubah beberapa parameter. Dia berulang kali memberitahu Han Sen untuk membawakan yang tadi telah dijanjikan dan memesan gambar beberapa artis. "Parameter telah diatur, tolong konfirmasi..." Han Sen masuk ke pelatih gravitasi dan mendengar suara Intelegensi Buatan. "Ok," jawab Han Sen. "Konfirmasi telah selesai. Tes akan dimulai dalam waktu sepuluh detik. Hitungan mundur dimulai. Sepuluh, sembilan, delapan¡­" Ketika hitungan mundur telah selesai. Han Sen merasa badannya tenggelam, seolah-olah bobotnya tiba-tiba bertambah beberapa ratus pon. Han Sen tidak menggunakan metode yang diberitahukan oleh prajurit. Dia ingin mengetahui apakah dia dapat menyelesaikan latihan ini sama seperti yang dilakukan oleh Yang Manli. Han Sen belum terbiasa dengan gravitasi yang ditambahkan dan memerlukan sedikit pemanasan sebelum mulai. Ketika Yang Manli kembali ke kantornya, hari sudah sore. Dia menduga Han Sen seharusnya sudah sangat kelelahan sekarang dan mungkin akan lebih patuh ke depannya. Ketika dia kembali ke ruang olahraga, dia terkejut melihat Han Sen sedang berbincang-bincang dengan prajurit lainnya. Para prajurit bahkan menunjukkan kepadanya cara bermain dengan berbagai macam peralatan. Dia terlihat cukup lincah dan tidak lelah sama sekali. "Han Sen, aku memintamu untuk berlatih. Apa yang sedang kau lakukan?" Yang Manli bertanya dengan kesal. Para prajurit merasa ketakutan dan segera membubarkan diri seperti tikus yang bertemu kucing, meninggalkan Han Sen berdiri di sana sendirian di depan Yang Manli. "Kapten, aku telah menyelesaikan latihannya." Han Sen memberikan hormat selayaknya seorang prajurit seperti yang telah diajarkan kepadanya. "Selesai?" Yang Manli cemberut dan berjalan dengan cepat menuju pelatih gravitasi. Dia menarik data dan memeriksa setiap materi, mukanya menjadi semakin menghitam. Tidak diragukan lagi bahwa Yang Manli merasa data tersebut tidak asli. Hanya mereka yang memiliki indeks kebugaran lebih dari 12 yang dapat mencapai ini. Dia baru saja menguji kebugaran Han Sen dan indeks kebugarannya bahkan tidak mencapai 10. Jadi, ini tidak mungkin adalah prestasi aslinya. 88 Masalah Ketekunan "Siapa yang memberitahumu tentang mekanisme perlindungan?" Yang Manli menatap Han Sen dengan marah. Tentu saja, dia mengetahui strategi ini. "Mekanisme perlindungan apa? Aku tidak paham dengan apa yang kau katakan?" Han Sen terlihat tak bersalah. "Kau tidak mau kasih tahu? Ambil busur latihan 7,0 dan beberapa panah," Yang Manli mulai menenangkan diri dan berkata dengan dingin. Han Sen tidak tahu apa yang ingin dia lakukan, namun mengikuti apa yang dia minta. "Kau mengetahui cara berdiri standar untuk menarik tali busur?" Yang Manli menatap Han Sen dan bertanya. "Iya." Han Sen menjawab. "Bagus sekali, tarik tali itu sampai maksimal dengan cara berdiri standar," kata Yang Manli dengan tenang. Han Sen telah mempelajari panahan dengan tekun maka cara berdirinya sempurna dan dia dengan mudah dapat menarik tali busur sampai maksimal. "Cara berdiri yang bagus." Han Sen terkejut mendengar pujian dari Yang Manli. "Terima kasih, Kapten." Han Sen tetap merasa dia akan mendapatkan masalah. "Tahan posisi ini sampai tengah malam. Jika kau bergerak selama periode ini dan aku tidak mendapatkan jawaban yang aku inginkan, kau tidak perlu muncul di sini lagi. Bahkan jika penguasa stasiun datang menemuiku, salah satu dari kita harus pergi." Yang Manli lalu pergi meninggalkannya. Melihat Yang telah pergi, para prajurit berlari kembali dan prajurit yang memberitahu Han Sen tentang mekanisme perlindungan merasa bersalah dan berkata, "Maaf bung, aku tidak menduga Yang akan menyulitkanmu. Aku telah menimbulkan masalah buatmu dan malah bukan membantumu." "Hanya beberapa jam. Aku akan baik-baik saja." Han Sen berkata dengan santai. "Jangan meremehkan cara berdiri standar. Dua puluh menit masih tidak apa-apa, tetapi dua jam adalah penyiksaan. Busur 7,0 bukan main-main, biasanya kita bahkan tidak dapat bertahan dengan busur 6,0. Masih ada empat jam lagi sampai tengah malam, Yang benar-benar brutal kali ini." "Menurutku, ayo kita pergi meminta maaf. Beritahu dia saja kita semua yang memberitahunya tentang trik itu. Atau dia mungkin tidak akan pernah dapat menggunakan lengannya lagi selamanya." "Jika kita harus melakukannya. Menilai dari tampangnya, kita juga akan menderita." Para prajurit mengeluh dan menghela nafas. "Tidak perlu. Aku akan mencobanya. Daya tahanku biasanya bagus. Empat jam, aku rasa tidak ada masalah." Han Sen memanggil para prajurit yang akan pergi meminta maaf. "Ini bukan masalah seberapa bagus daya tahanmu. Ini adalah penyiksaan." Han Sen tersenyum, "Aku pernah mengalami hal yang lebih buruk. Jangan pergi dulu. Jika aku tidak dapat melakukannya, kalian bisa pergi ke sana. Mungkin pada saat itu Yang Manli akan melihat betapa menderitanya aku dan mengurangi hukumannya." "Betul juga. Bung, kau bertahan dulu di sana. Beritahu kami jika kondisinya kurang bagus. Kita akan pergi untuk mengaku." Para prajurit cukup setia kawan. Han Sen mengangguk dan tidak berbicara. Tidak bergerak kadang lebih parah daripada bergerak liar, terutama ketika dia juga harus menarik tali sebuah busur 7,0. Pada awalnya dia tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi setelah setengah jam, otot lengannya mulai merasa kelelahan, dan seiring dengan berjalannya waktu, kelelahan semakin terasa. Hanya dalam waktu satu jam, Han Sen sudah bercucuran keringat seperti hujan, lengannya serasa terbakar dan seluruh tubuhnya bergemetaran. Han Sen menggertakkan giginya dan mulai berlatih Kulit Giok. Secercah rasa sejuk bak musim semi mengalir melalui pembuluh darahnya, sehingga perasaan kebas perlahan-lahan menghilang. Melalui monitor, Yang Manli dapat memantau Han Sen dari waktu ke waktu. Dia melihatnya bertahan dengan sikap berdiri tetapi dia mulai bergemetar ketika mendekati satu jam. Daya tahannya sudah melebihi perkiraan. Bahkan para prajurit hanya dapat bertahan selama ini. Yang Manli memperkirakan dia dapat bertahan sekitar satu setengah jam, pasti kurang dari dua jam. "Berani curang dalam sesi latihan pertamamu. Aku harus mengirimmu ke neraka." Yang Manli sebenarnya tidak ingin Han Sen menyebutkan nama siapapun. Dia menghargai sikapnya yang membungkam dan jika dia mengakui siapa orang yang telah memberitahunya, dia akan lebih memandang rendah dirinya. Setelah bekerja sejenak, Yang Manli memeriksanya lagi ketika sudah lewat satu setengah jam, dan melihat dia masih berdiri di sana. Yang Manli tidak tahan untuk cemberut, karena Han Sen telihat lebih baik sekarang daripada setengah jam yang lalu. Dia sudah tidak bergemetar dan berkeringat lebih sedikit. Secara keseluruhan, dia terlihat lebih santai. "Dia bergerak?" Yang Manli merasa tidak yakin dan memutar balik rekamannya, memperhatikan Han Sen tidak bergerak dalam 30 menit terakhir. "Aneh!" Yang Manli tidak kembali bekerja, tetapi memperhatikan gambar Han Sen dengan sungguh-sungguh. Han Sen telah berdiri selama dua jam. "Bung, kau mengagumkan. Apakah kau dapat tetap bertahan?" "Daya tahanmu luar biasa. Jika kau sebagus ini dalam setiap aspek, kau pasti akan masuk ke Akademi Militer Persekutuan Pusat." "Kakak, kau pria sejati!" Seorang prajurit mengacungkan jempol untuknya. "Beritahu kami jika kau tidak dapat bertahan. Jangan melukai tubuhmu sendiri. Ini tidak sepadan." Bertahan dengan tubuh yang tidak bergerak, Han Sen tersenyum dan berkata, "Aku baik-baik saja. Aku pasti dapat bertahan sampai tengah malam. Tidak perlu mencemaskan aku." "Kakak, jika kau benar-benar dapat bertahan sampai tengah malam, kau pasti akan berada dalam perlindunganku di masa depan." "Ehem, aku hanya asal bicara. Jangan terlalu serius." Para prajurit mandi lalu pergi ke kantin, meninggalkan Han Sen sendirian dalam ruang olahraga. Dia sedang berlatih Kulit Giok secara diam-diam dan merasa tenaganya mengalir dari setiap sel tubuh, menghilangkan rasa lelahnya. Ketika Han Sen bertahan selama tiga jam, bahkan Yang Manli merasa terkejut. Dia bahkan meragukan apakah para tentara telah meretas monitor dan yang dia lihat adalah tipuan. Dia segera mengesampingkan kemungkinan itu dan meninggalkan kantor untuk pergi ke ruang olahraga. 89 Aku yang Terkua "Sekarang, apakah ada yang ingin kau sampaikan kepadaku?" Yang Manli mendekati Han Sen yang berdiri seperti patung. Han Sen belum mencapai tingkat tertentu dalam Kulit Giok, sehingga belum dapat menghilangkan kelelahannya. Setelah berdiri di sana selama tiga jam, terlihat tubuhnya basah kuyup dengan keringat. Walaupun demikian, cara berdirinya masih kokoh seperti sebelumnya dan tangannya yang memegang busur bahkan tidak bergemetar sama sekali. Yang Manli untuk pertama kalinya merasa Han Sen ternyata cukup berbakat. Dia telah berdiri seperti itu selama lebih dari tiga jam dan tangannya masih kokoh, yang merupakan kualitas yang sangat bagus untuk seorang pemanah. "Kapten, aku benar-benar tidak ada yang disampaikan," kata Han Sen. "Karena kau begitu tangguh, kau dapat tetap berdiri di sana." Yang Manli pergi tanpa melihat ke belakang. Dia masih agak marah, tetapi juga menghargai Han Sen dengan apa yang telah dia lakukan. Ini adalah tugas yang berat untuk seorang yang berumur enam belas tahun. Dia sendiri hanya dapat bertahan selama dua jam dengan busur 6,0 ketika seumurannya. Setelah Yang Manli memantau kondisi Han Sen dengan teliti dan merasa yakin bahwa dia baik-baik saja, dia merasa terkejut melihat dia masih memiliki tenaga untuk bertahan. Walaupun ini adalah tes daya tahan, dan terlalu berhubungan dengan kualitas lainnya. Ini tetap saja menunjukkan bahwa Han Sen cukup luar biasa, karena seseorang dengan indeks kebugaran kurang dari 10,0 biasanya tidak dapat bertahan selama ini. "Bagaimana mungkin dia memiliki daya tahan yang begitu kuat?" Yang Manli pikir bahkan dia sendiri tidak mampu melakukannya, sedangkan Han Sen, seseorang dengan kebugaran yang lebih rendah darinya dapat bertahan. Setelah Yang Manli kembali ke kantornya, dia terus memantau Han Sen. Di satu sisi, dia ingin mengetahui berapa lama Han Sen dapat bertahan sampai akhir; di sisi lainnya, dia merasa takut lengannya akan rusak. Dia tidak menginginkan Han Sen dalam timnya, tetapi dia juga tidak bermaksud untuk melukainya. Oleh karena itu dia tidak dapat membiarkan hal yang buruk terjadi padanya. Apalagi sekarang dia mulai menghargai daya tahan dan ketekunannya. Dia sebenarnya tidak ingin mendengar jawaban dari Han Sen. Jika Han Sen benar-benar mengaku, Yang Manli akan menganggap dia adalah seorang pengadu. Tidak lama kemudian, para prajurit membawa air dan makanan dan menyelinap kembali ke dalam ruang olahraga. "Kakak, kau hebat. Mari minum solusi nutrisi untuk mendapatkan kekuatan." Seorang prajurit membuka sebotol solusi nutrisi dan menyodorkannya ke Han Sen. "Makanlah sesuatu. Walaupun daging ini tidak seenak daging di Tempat Suci Para Dewa, ini dimasak oleh tukang masak di sini dan rasanya enak." Tentara lainnya menyodorkan sepotong daging panggang yang besar dengan garpu dan meletakkannya pada mulut Han Sen. "Tidak apa-apa. Sisa satu jam lagi dan aku harus menyelesaikan permintaan Yang. Aku takut dia akan mengatakan tidak dihitung kalau kalian membantuku," kata Han Sen. "Kakak, kau benar-benar seorang pria yang tangguh. Aku tidak mengagumi siapapun kecuali dirimu." "Betul, siapakah namamu?" "Han Sen." "Kau baru berumur 16 bukan?" "Belum berulang tahun yang ke-17." "Apakah semua anak-anak setangguh ini sekarang ini?" "Aku tidak tahu tentang yang lainnya, tetapi aku pastinya yang terkuat." "Jangan berbicara dengannya lagi. Akan menghabiskan tenaganya." Para prajurit melihat Han Sen baik-baik saja dan membuka meja di sampingnya untuk bermain kartu. Han Sen merasa kesal dan berpikir, "Keparat kalian. Apakah kalian mencoba untuk membantu atau membuat aku marah?" Han Sen telah berdiri di sana selama lebih dari empat jam. Para tentara melihat jam sudah menunjukkan tengah malam lewat satu detik, mereka meletakkan kartunya, mengambil busur dan mengangkat Han Sen, bersiap-siap untuk melemparnya ke dalam mesin pijat hidro. "Jangan! Aku tidak memerlukan pijatan. Sudah terlalu malam sekarang. Aku harus pulang." Han Sen dengan cepat melambaikan tangannya. Dia pernah melihat mesin ini sebelumnya, dan memerlukan waktu sekurang-kurang satu jam untuk dapat keluar. Dia tidak ingin membuang waktunya di dalam sana. "Tidak boleh begitu. Ototmu sudah menegang terlalu lama, sehingga sangat berakibat buruk pada tubuhmu. Kau harus bersantai penuh melalui pijatan agar pembuluh darah dan ototmu dapat pulih. Kau harus berada di dalam sana selama sekurang-kurangnya tiga jam dengan mode terkuat," kata seorang prajurit dengan serius. "Aku baik-baik saja." Han Sen benar-benar tidak dapat menunggu selama tiga jam. Karena para prajurit memaksanya, dia menggunakan teknik dari Hantu yang Menghantui dan meraih leher salah seorang prajurit. Dengan sebuah pelintiran, dia telah meloloskan diri seperti seekor ular. "Kakak-kakak sekalian, aku benar-benar baik-baik saja. Aku harus pulang sekarang. Jika kalian tidak percaya padaku, aku akan menunjukkan kepada kalian bahwa aku masih memiliki tenaga untuk melakukan tinju militer," Han Sen berkata dan menunjukkan satu set tinju militer. Tinju militer adalah sesuatu yang diajarkan dalam edukasi wajib integrasi dan sesuatu yang semudah senam. Tetapi semua prajurit tercengang melihatnya. Mereka melihat Han Sen seolah-olah melihat hantu. "Keparat! Anak ini pasti adalah monster dengan kulit manusia," para prajurit tiba-tiba berteriak ketika Han Sen menyelesaikan tinju militer. "Shura dengan kulit manusia!" "Mesin bergerak abadi dengan kulit manusia!" Ketika Han Sen meninggalkan stasiun teleportasi, waktu sudah menunjukkan jam satu pagi. Ibu dan adiknya tidak berada di rumah maka dia memasak sesuatu untuk dirinya sendiri untuk mengisi perutnya dan pergi tidur. Walaupun badan Han Sen baik-baik saja, dia merasa sedikit lelah dan hampir langsung tertidur. Dia pun baru bangun esok siang. Han Sen meregangkan otot-ototnya dan sekujur tubuhnya merasa lebih segar. Seolah-olah seluruh sel dan pori-pori telah dilahirkan kembali. Dia merasa telah mendapatkan kemajuan yang berarti dengan Kulit Giok. Walaupun hanya sedikit, tetapi dampaknya setara dengan latihan selama sepuluh hari. "Jadi, Kulit Giok akan lebih efisien jika dilatih di bawah kondisi ekstrim?" Han Sen merasa terkejut. Percobaan yang sepadan. Jika itu benar, maka ini sangat bermanfaat bagi latihan Kulit Gioknya. Han Sen tidak terburu-buru. Dia mempunyai banyak waktu untuk berlatih dalam pelatih gravitasi ke depannya. Jika dia tidak melakukannya, Yang Manli juga pasti akan memaksanya. Han Sen memikirkan kondisinya sekarang dengan seksama. Masih perlu waktu yang cukup lama untuk dapat menjadi seorang bangsawan dan bukan hal yang buruk bergabung dengan pasukan Qin Xuan untuk mendapatkan perlindungan bagi keluarganya. Seperti yang pernah dikatakan Qin Xuan, jika Anak Surga ingin melukai keluarganya. Tidak banyak yang dapat dia lakukan walaupun jika dia berada di rumah. Perlindungan militer lebih dapat diandalkan. Anak Surga berhati-hati dengan Qin Xian di Tempat Suci Para Dewa, maka Han Sen percaya bahwa latar belakang Qin Xuan dapat menghalangi Anak Surga. Sepanjang Anak Surga tidak mengetahui dia adalah Dollar, Han Sen merasa pria ini tidak akan mengambil resiko untuk menyinggung kekuatan militer hanya untuk masalah perselisihan yang sepele. 90 Tangan Dewa Di hari berikutnya, Han Sen membawa konten dewasa untuk para prajurit yang telah memintanya. Para prajurit merasa sangat senang hingga ingin menjadikan Han Sen kakak angkat mereka dan berkata Han Sen akan bertanggung jawab atas kebahagiaannya mulai dari saat ini. Han Sen bermandikan keringat. Untungnya, Yang Manli segera datang sehingga dia dapat meloloskan diri para prajurit itu. Yang Manli menghabiskan waktu setengah jam untuk menjelaskan beberapa pengetahuan tentang panahan dan memberikan Han Sen beberapa tugas untuk diselesaikan sendiri. Han Sen telah mempelajari pengetahuan dasar panahan di sekolah dan apa yang diajarkan Yang kepadanya jauh lebih praktis, sehingga sangat bermanfaat baginya. Yang memang seorang ahli. Ada banyak tugas yang harus diselesaikannya, termasuk pelatih gravitasi. Han Sen ingin menggunakan pelatih gravitasi sendiri. Kali ini dia akan menggunakan mekanisme perlindungan untuk mengatur parameter, tidak untuk mengurangi gravitasi, tetapi untuk meningkatkan gravitasi agar lebih sesuai dengan kebugaran aslinya. Ruang olahraga bukan tempat berlatih untuk sembarang prajurit. Han Sen tidak pernah melihat prajurit lainnya selain yang kemarin berbicara dengannya. Pada saat istirahat makan siang, Han Sen berbincang dengan para prajurit yang dia kenal. Prajurit yang meminta pornografi menyapa Han Sen dan bertanya, "Sen, selain busur dan panah, senjata apa yang bisa kau gunakan?" "Pisau belati." Han Sen memperlihatkan pisau belati baja Z. Han Sen hanya mengetahui nama julukan para prajurit ini. Julukan pria ini adalah "Penjudi." Han Sen mengetahui dari yang lainnya bahwa dia adalah orang yang serakah dan cabul. Penjudi mengambil pisau belati Han Sen dan bermain dengannya. Pisau belati ini tampak seperti benda hidup di tangannya, membuat gerakan yang mempesona seperti seekor ular. "Lihat ini." Penjudi memegang pisau belati dengan jarak satu inci dari mata Han Sen. Dengan sebuah lambaian sederhana, pisau itu menghilang di hadapan Han Sen dan tangan Penjudi kosong. "Bangsat! Seharusnya kau dijuluki Pesulap!" Han Sen mencari kemana-mana namun tidak menemukan pisau belati. Penjudi tertawa dan menggoyang-goyangkan tangannya di hadapan Han Sen. Dia menggerakan jari jemarinya dan pisau belati pun kembali ke tangannya secara gaib. "Bagaimana cara kau melakukannya?" Han Sen melotot. "Keren bukan?" Penjudi bertanya dengan bangga. "Yap." Han Sen mengangguk dengan cepat. "Menakjubkan, bukan?" Penjudi bermain dengan pisau belati. "Tentu saja." Han Sen mengangguk lagi. "Ingin mempelajarinya?" Penjudi menatap Han Sen dengan senyum samar. "Aku mau. Apakah kau mau mengajariku?" Han Sen bertanya. "Jika kau dapat membawakan aku semua film baru gadis-gadisku, aku akan mengajarimu." Penjudi berkata sambil tersenyum. "Tidak masalah." Han Sen setuju, mengetahui gadis-gadis yang dimaksud Penjudi adalah bintang-bintang porno tertentu. Walaupun harus menghabiskan sejumlah uang untuk membeli film baru, Han Sen sungguh-sungguh ingin mempelajari trik ini. "Ayo, kita cari sebuah tempat agar aku dapat menunjukkan kepadamu." Penjudi membawa Han Sen ke samping dan memberitahu dia untuk memperhatikan dengan baik-baik. Han Sen kemudian menyadari kalau itu sebenarnya bukan sulap tetapi adalah permainan tangan. Walaupun memanfaatkan titik buta, bagian yang terpenting adalah pengendalian otot lengan. Iya, keseluruhan lengan dan bukan hanya tangan. Penjudi memberitahunya bahwa permainan ini dinamakan "surga dalam lengan baju," juga dikenal dengan "Pedang lengan." Ini diturunkan dalam keluarganya sebagai fondasi untuk usaha keluarganya. Pisau belati pendek Penjudi dibuat khusus. Tipis dan tajam, dengan pisau bermata dua seperti bulan sabit tetapi tidak ada pangkal pedang. Penjudi bermain dengan pisau belati pendek dengan kedua tangannya, dan terlihat seperti ada dua ekor kupu-kupu menari-nari di sekeliling tangannya, sebuah tontonan yang menakjubkan. "Berapa lama waktu yang diperlukan untuk dapat menjadi seorang yang ahli seperti dirimu?" Han Sen menatap Penjudi dengan iri. Penjudi tersenyum, "Aku mulai melatihnya sejak umur tiga tahun, dan mulai menguasainya pada usia tujuh tahun. Sekarang aku masih di tingkat pertengahan dan masih jauh dari menjadi seorang ahli." Dia mengembalikan pisau belati ke Han Sen dan berkata, "Jangan meremehkan trik ini. Walaupun ini hanya fondasi, tetapi sangat penting dan akan bermanfaat dalam sepanjang hidupmu." "Penjudi, apa usaha keluargamu?" Han Sen tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya. "Aha, kau tidak akan pernah berada dalam usaha kami dan aku tidak bermaksud untuk membiarkanmu. Aku hanya memperlihatkanmu sebuah trik. Kau dapat melatihnya jika kau menyukainya. Jangan pikirkan urusan lainnya." Penjudi pergi dan berbalik pada Han Sen, "Apakah kau pernah bermain permainan dalam Jaringan Langit?" "Jarang." Han Sen menghabiskan sebagian besar hidupnya mencoba untuk bertahan hidup, dan tidak mempunyai waktu untuk permainan. "Coba main "Tangan Dewa" itu akan membantumu mempelajari trik ini. Jika kau dapat meningkatkan tingkatmu dalam permainan itu, kau akan terbantu dengan trik ini." Penjudi menunjuk ke mesin latihan holografis. Han Sen merasa sangat tertarik dengan Pedang Lengan, maka dia pergi melihat Tangan Dewa pada mesin latihan holografis. Dia segera memahami mengapa Penjudi memintanya untuk bermain permainan ini. Ini adalah permainan holografis. Idenya seperti Memukul Tahi Lalat, tetapi bukan hanya menggunakan jari tangan, titik-titik yang harus disentuh dapat muncul di mana-mana sekeliling lengan seseorang. Orang itu harus menggunakan seluruh ototnya secara rasional untuk memukul seluruh titik agar naik tingkat. Memerlukan ketangkasan dan ketepatan yang tinggi. Selain tingkat pemula, permainan ini dibagi menjadi tiga tingkat: evolusi, unggul dan setengah dewa. Maksud klasifikasi ini tentunya berhubungan dengan tiga tahap dalam Tempat Suci Para Dewa, dan membimbing pemainnya untuk memilih tingkat yang tepat. Han Sen awalnya memilih tingkat pemula. Sebenarnya, saat Penjudi berkata "naik tingkat," dia bermaksud untuk menyelesaikan tingkat pemula. Sedangkan Penjudi sudah berada di tingkat mana, Han Sen tidak mengetahuinya. Han Sen segera menjadi ketagihan. Pada awalnya dia tidak dapat bermain dengan lancar, tetapi tidak lama kemudian dia merasa ketagihan dengan kepuasan yang diperoleh dari memukul dengan cepat karena dia menjadi semakin terbiasa dengan permainan ini. "Lebih cepat, lebih cepat, lebih cepat¡­" Setelah memulai permainan, pemainnya akan terdorong untuk mendapatkan kesenangan dengan menambah kecepatan. Tetapi Han Sen tidak memiliki banyak waktu untuk bermain permainan ini. Setelah melewati beberapa ronde dalam kontes ilmu persilatan, Han Sen telah sampai pada pertandingan final sesuai dengan perkiraan. Tidak tahu apakah bernasib baik atau buruk, Han Sen tidak bertemu dengan Pria Peninju maupun Anak Surga. Anak Surga telah mengeleminasi Pria Peninju, dan Qin Xuan telah mengeleminasi Anak Surga. Pertandingan akhir adalah antara Qin Xuan dan Han Sen. Sebenarnya, Han Sen lebih berkeinginan untuk bertarung dengan Anak Surga, agar dia memiliki kesempatan untuk membunuh Anak Surga di panggung. Biasanya tuan muda itu dikelilingi oleh banyak pria kuat dan hampir tidak ada kesempatan bagi Han Sen untuk mendekatinya. 91 Kejuaraan Baju Baja Pada hari pertandingan final antara Dollar dan Qin Xuan, tribun dipenuhi oleh sekurang-kurangnya belasan ratus ribu penonton. Bahkan banyak yang tidak mendaftar juga datang. Selain karena pertandingan final, popularitas ini juga berkat ketenaran Dollar dan Qin Xuan. Qin Xuan tidak diragukan lagi adalah legenda Tempat Penampungan Baju Baja. Sebagai seorang wanita, dia telah menjadi juara bertahan kontes ilmu persilatan selama beberapa tahun, walaupun dia telah pernah menjadi yang Terpilih. Tidak diragukan juga bahwa dia adalah No.1 dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Selain itu, dia juga cantik. Semua faktor ini menjadikan dia dewi dari Tempat Penampungan Baju Baja. Dicintai, ditakuti dan dihormati semua orang. Popularitas Dollar pada akhir-akhir ini bahkan lebih legendaris. Dia datang dari tempat yang tidak jelas, tetapi sudah ada banyak topik utama dan kontroversi tentang dirinya. Merampas jiwa binatang berdarah sakral dari Anak Surga dan membunuh Luo Tianyang membuat Dollar menjadi sosok yang negatif . Tetapi menghancurkan saluran robot dan bertarung dengan Shura bertanduk emas menjadikannya seorang idola. Ketika kedua legenda bertemu, semua orang penasaran dengan hasilnya. Akankah Qin Xuan tetap menjadi dewi yang tidak terkalahkan? Atau akankah Dollar menjadi juara baru? Semua orang menantikan pertandingan ini. Ketika Qin Xuan dan Dollar hampir tiba dengan saat yang bersamaan, seluruh harapan memuncak dan sorak sorai memekakkan telinga. "Dollar, mau bertaruh?" Qin Xuan tidak bergerak, tetapi menatap Han Sen sambil tersenyum. Para penonton mendengar kata-kata Qin Xuan dan langsung terdiam, ingin mengetahui taruhan apa yang diusulkan. "Bertaruh apa?" Walaupun terlihat tenang, Han Sen merasa bingung. Apakah dia mau membeli kemenangan darinya? "Jika kau kalah dalam pertandingan ini, bergabunglah dengan Komplotan Baju Baja dan jadi wakilku. Ketika aku berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, kau akan menjadi kepala komplotan." Qin Xuan memberikannya sebuah senyuman manis. Penonton bersorak sorai. Tidak ada yang mengira Qin Xuan akan mengatakan hal seperti ini. Komplotan Baju Baja bukan sembarangan komplotan. Dia juga mewakili militer dan Persekutuan dalam Tempat Suci Para Dewa. Qin Xuan meminta Dollar untuk menjadi juru bicara resmi dari Persekutuan di Tempat Penampungan Baju Baja. Ini adalah sebuah kehormatan besar. Tetapi di luar dugaan, Dollar "Maaf, aku tidak dapat menerima persyaratan ini." menolak penawaran Xuan. "Mengapa?" Qin Xuan menatap Han Sen, tertegun. Kepala Komplotan Baju Baja adalah posisi yang diidamkan oleh banyak orang. Ini adalah batu loncatan menuju pusat kekuasaan Persekutuan, tetapi Dollar menolaknya tanpa berpikir panjang. Para penonton juga menganggap Dollar sudah gila. Bagaimana mungkin dia menolak penawaran yang begitu bagus? "Ada dua alasan," Han Sen tersenyum dan berkata. "Pertama, kau tidak dapat mengalahkan aku." Jawaban ini membuat banyak orang cukup terkejut, sementara Qin Xuan bertanya, "Apa alasan keduanya?" "Aku akan pergi ke Tempat Suci Para Dewa lebih cepat daripada dirimu, maka walaupun aku menghargai kebaikanmu, aku tidak dapat menerima penawaranmu," kata Han Sen dengan tenang. Jawabannya cukup sombong. Dengan komplotannya, Qin Xuan dapat memperoleh lebih banyak poin geno dengan lebih mudah dibandingkan dengan orang lain. Sedangkan Dollar hanya sendirian, dia mengatakan bahwa dia dapat berevolusi lebih cepat daripada dirinya. Tetapi tidak ada yang merasa Dollar salah. Segalanya tampak memungkinkan bagi Dollar dan dia tidak patut dipertanyakan. Qin Xuan tersenyum. "Baiklah, kalau begitu aku ingin mengusulkan hal yang lainnya. Jika kau kalah, beritahu aku siapa dirimu sebenarnya." Kata-kata Qin Xuan menimbulkan ledakan sorak sorai di tribun. Seluruh penonton sangat ingin mengetahui siapa Dollar sebenarnya. Usulan Qin Xuan mewakili mereka semua. "Dan jika kau kalah?" Han Sen menyeringai dan bertanya. "Kau dapat mengusulkan sesuatu juga." Sambil tersenyum, Qin Xuan tampak penuh percaya diri. Seolah-olah dia tidak pernah kalah. "Sebuah lisensi Kelas S di Ruang Orang Suci." Han Sen terobsesi dengan seni geno hiper dalam Ruang Orang Suci, dia tidak memiliki uang maupun lisensi. "Sepakat." Qin Xuan serta merta menyetujui tanpa bergidik sedikitpun, seolah-olah lisensi Kelas S tidak berarti apa-apa baginya. "Kalau begitu, mari kita mulai." Han Sen menarik katana Shura. Dia tidak berani lengah saat bertarung dengan Qin Xuan, yang memiliki poin geno terbanyak dalam tempat penampungan. Dia mungkin hanya kekurangan sepuluh poin geno sakral untuk memaksimalkan semuanya. Han Sen tidak pernah melihat Qin Xuan mengeluarkan seluruh kekuatannya, tetapi dia merasa optimis bahwa dia masih memiliki kesempatan. Keuntungan terbesar Han Sen adalah dia memahami Qin Xuan. Dia tidak akan mengira bahwa Dollar sebenarnya adalah Han Sen, yang telah bertarung dengannya jutaan kali. Walupun dia selalu menendang pantatnya, dia telah mempelajari banyak kebiasaan bertarungnya. Qin Xuan di sisi lainnya tidak mengetahui apa-apa tentang Dollar. Qin Xuan meregangkan tangannya dan seekor kupu-kupu ungu yang cantik mulai menari di dalam telapaknya yang kemudian berubah menjadi sebilah pisau belati ungu. Anggun dan sopan, dia berdiri di sana bak seorang dewi. Han Sen pernah melihatnya menggunakan belati kupu-kupu berdarah sakral beracun ini sekali, tetapi pada naga bersayap ungu. Belati ini tidak terlalu efektif karena naga itu sangat besar. Namun, akan berbeda untuk seorang manusia. Han Sen tidak mengetahui apakah dia dapat menahan racunnya jika tertusuk dengan belati itu. Maka, Han Sen tidak akan memberikan kesempatan pada Qin Xuan untuk menyerang. Dia mengayunkan katana dengan menggunakan Badai Pedang dan jurusnya begitu cepat seolah-olah dapat membelah angin. Jurus ini mirip dengan yang mengakhiri hidup Luo Tianyang. Qin Xuan tersenyum, bergerak menjauh seperti seekor kupu-kupu, menghindari serangan sengit dan menusukkan belatinya pada leher Han Sen. Han Sen maju ke depan dan mengacuhkan belati itu. Katana mengayun pada Qin Xuan sekali lagi. Itu adalah gerakan yang mempertaruhkan jiwa keduanya. Jika Qin Xuan tidak menghindar lagi, dia akan terbelah menjadi dua; karena Han Sen mengenakan baju baja berdarah sakral, dia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat bertahan hidup bahkan jika terlukai oleh pisau belati berdarah sakralnya. "Bajingan," Qin Xuan mengumpat, bergerak ke sisi lainnya dengan anggun dan menghindari serangan Han Sen. 92 Pembelahan Atomik Han Sen sangat senang melihat Qing Xuan menghindar. Serangan badai katana menerpa wanita itu karena Badai Pedang dimainkan dengan sempurna. Setiap jurus lebih cepat daripada serangan sebelumnya. Qin Xuan terpaksa harus bertahan dan tidak memiliki kesempatan untuk menyerang. Han Sen mengetahui Qin Xuan sangat gesit. Dia telah melatih Hantu yang Menghantui cukup lama dan ketangkasan kakinya telah meningkat jauh. Namun, dia tidak pernah berhasil mendekati dia dalam setiap pertarungan kecuali pada saat pertama kali ketika dia meremehkannya. Tentu saja, Qin dapat menghindari seluruh serangan dengan tenang. Han Sen menyerang dengan tenang seolah-olah dia sedang menari. Sementara itu, dia terus menerus menyerang balik dengan apik. Semuanya bukan masalah bagi Han Sen. Dia terus menerus menerjangkan katana padanya dan menggunakan Badai Pedang dan Kulit Giok semaksimal mungkin. Kesejukan menyembur dalam pembuluh darahnya seperti musim semi dan mengaktivasi seluruh sel dalam tubuhnya. Qin Xuan menepis seluruh serangan Han Sen dengan tenang. Dia sangat percaya diri. Dia telah menghabiskan waktu beberapa tahun untuk akhirnya mencapai tahap pertama dari "Pembelahan Atomik." Dengan poin geno dan jiwa binatang yang dimilikinya sekarang, Qin Xuan percaya bahwa dia mampu menjadi yang Terpilih tahun ini dan bahkan bukan tidak mungkin mendapatkan posisi pertama. "Pembelahan Atomik" adalah seni geno hiper tahap tinggi, yang dapat membentengi seluruh bagian badan. Sesuai dengan namanya, ini bisa dikatakan adalah akar dari seluruh seni geno hiper dan dapat menghasilkan tenaga yang tahan lama sehingga meningkatkan ketahanan fisik seseorang secara signifikan. Akan merupakan seni geno hiper yang sempurna kalau bukan karena sangat sulit untuk memulainya. Qin Xuan telah mulai melatih Pembelahan Atomik di bawah petunjuk keluarganya sejak dia masih bayi, tetapi perkembangannya sangat lambat. Sekarang dia telah berlatih selama dua dekade dan dia baru mencapai tingkat pertama beberapa bulan lalu. Iya, baru tahap pertama. Tetapi dia telah mendapatkan peningkatan kekuatan yang sangat cepat hanya dengan tahap pertama. Pelatihan selama dua puluh tahun tidak sia-sia. Seketika dia mencapai suatu tempat, kemajuannya akan melesat. Walaupun Anak Surga yang berada pada tingkat yang sama dengannya dengan mudah dapat dikalahkannya tahun ini. Bukan karena Anak Surga lemah, tetapi dia telah menjadi terlalu kuat setelah mencapai tahap pertama dari "Pembelahan Atomik." Qin Xuan percaya bahwa dia pasti dapat mencapai puncak pada tahun ini dan Dollar bukan masalah baginya. Qin Xuan bahkan tidak memikirkan tentang kemenangan atau kekalahan, tetapi bagaimana memenangkan Dollar untuk dapat meninggalkan kesan yang lebih baik padanya. Qin Xuan tidak peduli dengan badai dari pedang. Walaupun terlihat sengit, serangannya tidak dapat melukai dia. Dia hanya merasa cukup merepotkan karena dia tidak ingin membunuh Dollar. "Jika kau suka menyetir, aku akan membiarkanmu menyetir. Aku akan menunggu sampai dirimu sangat kelelahan sehingga kau bahkan tidak dapat menggerakkan lenganmu. Pada saat itu, aku masih tetap tenang dan menghargai seluruh usahamu yang sia-sia." Qin Xuan tersenyum dan menghindari setiap serangan, "Sepanjang kau kalah dariku dengan cara ini, kau akan menganggapku tidak terkalahkan dan tidak akan pernah berani bertarung denganku lagi." Qin Xuan bermaksud untuk membakar tenaga Han Sen. Cara Han Sen menggunakan katanya akan dengan cepat menghabiskan kekuatan. Setiap serangan mengeluarkan seluruh potensinya dan menghabiskan stamina. Bagi Pembelahan Atomik Qin Xuan, stamina adalah salah satu kekuatan utama. Metafora yang tepat adalah sebuah pembangkit tenaga nuklir lebih efektif daripada pembangkit tenaga dari batu bara. Seiring dengan Qin Xuan tetap menghindari serangan Han Sen, dia menunggu dengan sabar saat dia kelelahan. Darah para penonton memanas. Katana Han Sen sangat cepat dan sengit, dan tarian Qin Xuan halus dan anggun. Pergerakan mereka begitu cepat sehingga menjadi buram. Memang sebuah pertandingan yang hebat. Dalam pandangan orang biasa, Han Sen sedang mengejar Qin Xuan dan tampaknya berada di atas angina. Sorak sorai "Dollar" dapat terdengar terus menerus. "Tampaknya juara dalam Tempat Penampungan Baju Baja akan berada di tangan orang lain tahun ini." "Tentu saja, Dollar sungguh tidak terkalahkan." "Ha-ha, pria adalah penguasa dunia ini. Bergemetarlah, wanita!" Yang Manli mencibirkan bibirnya, seperti seorang dewi yang tidak sudi berdebat dengan manusia fana. Anak Surga bahkan lebih sinis. Dia telah mengalami sendiri kekuatan Qin Xuan. Dia telah mengetahui Pembelahan Atomik. Jika dia hendak mempelajarinya, dia dapat melakukannya. Tetapi karena memerlukan waktu dua dekade bagi seseorang yang berbakat untuk mencapai tahap pertama. Dia memilih untuk tidak mempelajarinya. Tentu saja, setiap orang mengetahui bahwa ini adalah seni geno hiper yang hebat, tetapi jarang ada yang berani melatihnya, Tidak ada orang yang ingin mempertaruhkan waktu dua dekade untuk seni geno hiper yang tidak diketahui apakah akan berhasil atau tidak. Jika seseorang gagal, dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengulanginya lagi dengan seni geno hiper yang lain. Anak Surga tidak memiliki keberanian untuk melatih Pembelahan Atomik, dan sekarang menyesalinya setelah melihat betapa bagusnya kondisi Qin Xuan. "Anak Surga, tampaknya Qin Xuan dalam kesulitan. Dia terus menerus diserang," Seorang anak muda dalam komplotan Anak Surga berkata dengan gelisah. Anak Surga merenggutkan mulutnya dan menjawab, "Apa yang kau ketahui? Qin Xuan telah mencapai tahap pertama dari Pembelahan Atomik dan pada dasarnya dia tidak mungkin dikalahkan. Walaupun Dollar sedang menyerang, dia segera akan kehilangan kekuatannya bahkan untuk mengangkat katana. Kekalahannya akan menyedihkan." "Ternyata, begitu keadaannya. Kau sungguh berpengalaman dan berwawasan luas!" Anak muda itu cepat-cepat berusaha menyenangkannya. Tetapi di samping mereka, anak muda lainnya mencela, "Diam saja kalau kau tidak mengerti. Tidakkah kau memiliki logika? Pria biasanya lebih kuat daripada wanita, dan Qin Xuan yang akan kelelahan lebih dahulu." Anak Surga merasa terprovokasi, namun dia berhenti sejenak saat melihat wajah anak muda itu. Dia adalah tuan muda yang bernama Qing yang pernah menyewa Han Sen sebagai pengawalnya. Yuan dan sisa kelompoknya juga berada di sana. "Qing." Anak Surga tertawa datar dan menjelaskan, "ada perbedaan di antara pria dan wanita. Tetapi perbedaan itu tidak penting. Stamina Dollar jauh lebih buruk daripada Qin Xuan yang telah mencapai tahap pertama dalam Pembelahan Atomik. Saya yakin dalam waktu setengah jam, Dollar bahkan tidak dapat menggunakan katananya." "Mengapa aku tidak dapat melihatnya?" Qing tidak percaya dan berkata, "Ayahku memberitahuku bahwa wanita lebih rendah daripada pria. Aku tahu Dollar akan menang dan wanita itu pasti akan kalah." Anak Surga tersenyum dengan percaya diri. "Qing, tidak perlu berdebat. Kita akan melihat apa yang terjadi dalam setengah jam. Kau akan mengetahui siapa yang benar pada saat itu." 93 Stamina yang Lebih Baik Tetapi setengah jam kemudian, wajah Anak Surga menjadi agak kaku karena Han Sen masih tetap melayangkan katana dengan gesit pada kecepatan yang sama. "Anak Surga, bukankah kau mengatakan bahwa Dollar akan kelelahan dalam waktu setengah jam? Aku kasih tau ya, Ayahku benar. Pria lebih baik daripada wanita," kata Qing dengan bangga. Melihat wajah Anak Surga yang muram, Yuan tersenyum dan tidak berbicara apa-apa. Anak Surga sangat kesal. Menurut logikanya, Dollar tidak akan bertahan lebih dari setengah jam. Dengan serangan semacam itu, hanya beberapa dalam Tempat Suci Para Dewa dapat melakukannya. "Ehem. Tampaknya Dollar telah berlatih beberapa seni geno hiper yang meningkatkan staminanya. Walaupun demikian, dia tidak mungkin dapat bertahan lebih dari satu jam. Dalam setengah jam berikutnya, dia akan kelelahan." Anak Surga ingin menyelamatkan sedikit kekuasaannya. "Anak Surga, kau adalah seorang pria. Mengapa kau selalu membela seorang wanita? Ayahku berkata bahwa pria adalah yang terbaik. Aku merasa Dollar pasti lebih baik daripada wanita itu. Kau tidak punya visi." Qing jelas tidak setuju dengan argumen Anak Surga. Anak Surga hampir tersedak. Berusaha untuk tenang, dia berkata, "Qing, jika kau tidak percaya padaku, teruskan menonton. Dalam setengah jam, kau akan mengetahui siapa yang benar. Aku hanya menyatakan yang sebenarnya di sini." "Apakah perlu ditonton? Dollar tentu tidak bermasalah. Dia membunuh Shura bertanduk emas. Mengapa dia kalah pada seorang wanita?" Qing berkata dengan mata memuja. Anak Surga tidak berkata apa-apa, merasa perdebatan dengan seorang anak kecil tidak berguna. Tidak lama lagi anak ini akan melihat apakah itu penilaian yang baik. Tetapi setengah jam telah berlalu, dan semangat Dollar masih tinggi. Tidak ada tanda-tanda kelelahan sama sekali, hal ini membuat Anak Surga tidak nyaman seolah-olah telah menelan seekor lalat. Qing sangat senang dan menepuk pundak Anak Surga, "Anak Surga, apa yang aku katakan tadi? Pria tidak mungkin lebih lemah daripada wanita. Seorang pria yang tidak dapat mengalahkan seorang wanita bukanlah seorang pria. Satu jam telah berlalu dan Dollar masih sangat sengit. Aku yakin bahwa wanita itu akan dikalahkan sebentar lagi. Kau harus belajar dariku agar dapat memiliki penilaian yang bagus. Ingatlah untuk membela pria dan bukan wanita." Anak Surga mendidih karena marah. Dia berpura-pura tidak mendengar Qing dan tetap diam. "O iya, Anak Surga, mengapa kau tidak masuk ke final? Kau kalah dengan siapa? Dollar?" Qing bahkan tidak memperhatikan perasaan Anak Surga dan terus menanyainya. "Bagaimana mungkin aku kalah dengan pria itu?" Anak Surga segera berkata dengan ketus. "Kalau begitu, kau kalah dari siapa?" Qing bertanya. Anak Surga merasa wajahnya terbakar. Dia kalah dari wanita di atas panggung, tetapi ini bukan saatnya untuk memberitahu Qing. Mengetahui bahwa Anak Surga telah dikalahkan oleh Qin Xuan, Yuan hampir menyemburkan tawanya. Dia menarik lengan baju Qing dan berkata, "Kau ke sini untuk ngobrol atau menonton pertandingan?" "Menyenangkan berdiskusi tentang pertandingan sambil menonton," balas Qing. "Menyenangkan bagimu. Anak Surga sudah hampir terbakar," Yuan menatap wajah Anak Surga yang jengkel dan menduga. Merasa tidak senang, Anak Surga merasa aneh. "Dollar telah mengayunkan senjatanya dengan begitu sengit dan tidak mungkin dia dapat bertahan begitu lama. Kecuali dia juga berlatih Pembelahan Atom." Selain Anak Surga, Qin Xuan juga merasa ada yang aneh. Menyerang dengan kecepatan yang begitu tinggi, Dollar dapat bertahan jauh lebih lama daripada yang dia perkirakan, membuatnya waspada dan terkejut. Dalam pertandingan yang berintensitas tinggi seperti ini, bahkan dia telah mulai merasa sedikit lelah. Dollar, di sisi lain, tampaknya tidak merasakan apa-apa dan terus menyerang dengan katana dengan tangkas, seolah-olah dia dapat melakukan ini selamanya, membersitkan ketidakberdayaan dalam pikiran Qin Xuan. "Tidak, aku tidak dapat terus seperti ini. Dia pasti juga berlatih seni geno hiper yang meningkatkan staminanya. Mungkin aku yang akan kelelahan lebih dahulu¡­" Qin Xuan menggertakkan giginya dan menghindari serangan lainnya. Dia mengambil kembali belatinya dan dua jiwa binatang muncul di udara. Salah satu jiwa binatang adalah singa emas yang biasa dia gunakan. Dia serta merta berubah wujud menjadi singa emas yang megah. Dan jiwa binatang lainnya adalah bola cairan biru, yang dituangkan pada singa dan merubah warna emas tubuhnya menjadi biru. SInga ini juga bertumbuh lebih besar dan terlihat lebih galak. "Itu adalah jiwa air berdarah sakral! Qin Xuan ternyata mendapatkan jiwa binatangnya!" Anak Surga merasa terkejut melihat hal ini. Dia mengetahui dengan jelas betapa menakutkannya jiwa air berdarah sakral. Dia dapat bersatu dengan makhluk lainnya dan membuat makhluk itu luar biasa kuat. Qin Xuan melancarkan serangan akhir pada jiwa air saat dia memburunya dengan Anak Surga, yang tidak mengetahui bahwa dia mendapatkan jiwa binatang itu. Tampaknya jiwa binatang itu memiliki kekuatan yang sama dengan makhluk yang sebelumnya yang memilikinya. Dengan bantuan jiwa binatang jiwa air, singa emas mutan menjadi lebih kuat daripada makhluk berdarah sakral biasanya. Qin Xuan dapat memperlihatkan kekuatan Pembelahan Atom secara keseluruhan. Anak Surga terkejut. "Qin Xuan telah menjadi begitu kuat. Tampaknya tahun ini dia akan masuk dalam 3 besar dari yang Terpilih." Han Sen sangat memahami Qin Xuan. Dia menatap ekspresinya dan mengetahui ada yang aneh. Sebelum dia memanggil jiwa binatang jiwa air, dia memanggil sayapnya dan terbang tinggi. Setiap orang tertegun, termasuk Qin Xuan. Siapa yang menyangka Dollar yang tampak seperti telah siap untuk saling menghancurkan terbang menjauh seketika Qin Xuan berubah wujud. Qin Xuan yang telah berubah bentuk tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Kedua jiwa binatang ini tentu sangat dahsyat. Walaupun jika Dollar menggunakan jiwa binatang berubah wujud berdarah sakral, dia tetap dapat mengalahkannya. Dia memilih momentum ketika Han Sen membuat serangan yang paling kuat untuk berubah wujud agar dia tidak dapat melepaskan diri. Dia tidak memiliki sayap berdarah sakral, maka dia ingin mengakhiri pertandingan secepat mungkin. Apa yang tidak terpikirkan olehnya adalah Dollar yang sebelumnya mengejar dirinya terbang menjauh begitu saja seperti seekor kelinci. Qin Xuan tiba-tiba merasa malu. Sedahsyat apapun dia sekarang, dia tidak dapat terbang dan sebagai seekor singa, dia tidak dapat lagi menggunakan senjatanya, jadi dia bahkan tidak dapat melemparkan sesuatu pada Han Sen. 94 Pemenang Mendapatkan Segalanya Terbang di angkasa, Han Sen memanggil tombak ikan todak mutan dan menerjangkan ke Qin Xuan seperti seorang nelayan yang menggunakan seruit. Singa hasil penjelmaan Qin Xuan menjulurkan cakarnya dan menepis tombak dengan kencang. Tombak yang setebal lengan menjadi bengkok dan terpelanting. Untungnya, tombaknya cukup kuat jadi tidak patah. Han Sen mengambil kembali tombak ikan todak mutan dan memantaunya dari atas, tidak bermaksud untuk menyerang kembali ataupun mendarat. Semua orang mulai memahami bahwa Dollar sedang berusaha untuk menghabiskan waktu perubahan wujud Qin Xuan. Jiwa binatang perubahan wujud memerlukan tenaga jika digunakan. Bahkan Qin Xuan tidak dapat bertahan seperti ini untuk waktu yang lama, atau dia akan melukai badannya sendiri. "Tidak tahu malu!" "Kau berani mengakui adalah seorang pria?" "Apa yang kau ketahui? Ini adalah taktik." "Andai dia dapat terbang juga, maka akan baik bagi dirinya." Tiba-tiba muncul kekacauan dalam tribun. Beberapa orang mendukung Dollar sedangkan beberapa lainnya mendukung Qin Xuan. Qin Xuan tidak dapat meraih Han Sen sama sekali. Dia cepat-cepat mengundurkan jiwa binatang perubahan wujud. Tetapi pada saat dia melakukannya, Han Sen terbang turun dan menebaskan katana pada dirinya. Qin Xuan telah bertemu dengan banyak musuh yang kuat, tetapi dia tidak pernah merasa tertekan seperti sekarang. Seketika dia berubah wujud, Han Sen akan cepat-cepat terbang ke angkasa; sedangkan saat dia berubah kembali menjadi dirinya sendiri, Han Sen akan buru-buru turun. Dia merasa jengkel karena tidak dapat memanfaatkan kekuatannya sendiri. "Ha-ha, Dollar memang hebat. Dia bergerilya." "Dia mempermainkannya. Qin Xuan hampir menangis." "Bangsat yang tidak tahu malu. Bagaimana bisa seorang pria begitu kurang ajar?" Tanpa merasa malu, Han Sen yakin tidak penting bagaimana dia memang, yang penting dia menang. Jika dia dapat maju ke kontes bersama juara lainnya dari tempat penampungan lain dan mendapatkan 10 besar, dia akan mendapatkan hadiah jiwa binatang berdarah sakral. Dia pasti akan mencoba sekuat tenaga demi hal itu. Qin Xuan tidak menduga bahwa Dollar dapat bertindak serendah itu sampai-sampai dia tidak dapat menggunakan kekuatannya. Sekarang dia hanya bersyukur bahwa Dollar bukanlah seorang pemanah, atau dia akan lebih menyedihkan. "Dollar, kau adalah seorang pria yang bermartabat. Apakah kau berani bertarung langsung denganku?" Qin Xuan ingin mendesak Han Sen untuk bertindak. Sayangnya, Han Sen mengacuhkan maksudnya dan membalas, "Kau adalah seorang prajurit. Apakah kau memahami kalau kemenangan adalah segalanya? Bahkan jika aku membiarkanmu menang hari ini, bagaimana jika kau bertemu dengan juara lainnya dari tempat penampungan lain yang dapat terbang? Apakah kau berharap untuk membujuknya untuk tidak menggunakan kemampuannya untuk terbang juga?" Qin Xuan berhenti sejenak dan orang-orang yang menuduh Han Sen tidak tahu malu juga meredakan suaranya. Sebenarnya, mereka telah memikirkan hal ini. Ada orang lain yang juga dapat terbang diantara yang Terpilih sebelumnya. Tidak dapat terbang adalah kelemahan Qin Xuan dan bahkan jika dia menang hari ini, yang lain mungkin tetap dapat memilih untuk mengeksploitasi hal itu di masa depan. Banyak orang yang mendukung Qin Xuan tetap diam. Qin Xuan tersenyum kecut, "Baiklah, aku menyerah. Kita tidak perlu meneruskannya lagi." Qin Xuan menyadari bahwa dia memiliki kelemahan fatal, tetapi dia tidak menyangka Dollar akan begitu tidak tahu malu untuk menggunakannya demi keuntungan dirinya. Sekarang dia tidak mungkin menang, dia harus menyerah daripada tetap bertahan dalam pertandingan yang memalukan ini. Qin Xuan sekarang merasa menyesal bahwa dia tidak berlatih panahan dengan serius. Atau dia dapat menggunakan busur dan panah jiwa binatang tingkat tinggi untuk mengalahkan Dollar. "Kau dapat memilih lisensi Kelas S dari Ruang Orang Suci di Komplotan Baju Baja." Qin Xuan berkata dan meninggalkan arena persilatan, sehingga Han Sen menjadi juara Tempat Penampungan Baju Baja tahun ini. Kemenangan Dollar sangat kontroversial. Semua orang merasa dia tidak menang dengan terhormat. Tetapi Han Sen tidak peduli dengan reputasinya sepanjang dia dapat memenangkan jiwa binatang berdarah sakral yang diberikan kepada yang Terpilih. Qin Xuan pergi dengan baik-baik, tetapi dia juga telah menjebak Han Sen. Jika dia datang untuk mengambil lisensi Kelas S di Komplotan Baju Baja, dia akan bersiap untuk menyergapnya. Han Sen sangat mengenalnya sehingga dia tidak berani mengambil lisensi di bawah pengawasannya, karna dia tahu bahwa Qin Xuan cukup kesal dengannya. Kontes dalam Tempat Penampungan Baju Baja telah berakhir secara resmi. Nama dari semua 100 besar telah terpampang di bintang persilatan dalam arena persilatan. Nama pertama di sana adalah "Dollar." Han Sen berharap tidak ada yang akan memanggilnya "Dollar" lagi. Namun, ini tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Semua juara dari tempat penampungan akan mulai berkompetisi dalam sepuluh hari. Pada saat itu semua orang dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama akan menonton pertandingan yang akan digelar di Arena Persilatan yang Terpilih. Para peserta 10 besar masing-masing akan memperoleh jiwa binatang berdarah sakral secara acak dan dinamakan "yang Terpilih." Jika seseorang pernah menjadi yang Terpilih untuk kedua kalinya atau lebih dari itu, dia tidak akan dihadiahkan jiwa binatang berdarah sakral yang baru, tetapi akan meningkatkan jiwa binatang yang telah dihadiahkan pertama kali. Banyak dari yang Terpilih hanya akan masuk ke dalam industri hiburan dan menjadi seorang bintang. Tidak terhitung jumlah agen dan perusahaan yang akan mencoba untuk menandatangani kontrak dengan yang Terpilih dengan sejumlah uang yang sangat besar. Muka-muka segar hanya memiliki kesempatan setelah mereka berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Han Sen tidak peduli dengan industri hiburan, tetapi dia akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan hadiah sebuah jiwa binatang berdarah sakral. Beredar sebuah legenda tentang hadiah yang Terpilih, seseorang pernah memperoleh jiwa binatang dalam bentuk seorang wanita cantik. Para pria kaya menawarkan uang lebih dari miliaran dolar dan bahkan kapal perang antar bintang untuk itu. Tidak ada yang mengetahui bagaimana kesepakatan itu akhirnya dibuat, tetapi tidak ada orang yang pernah melihat jiwa binatang itu lagi. Pasti sudah dikoleksi oleh para pecinta jiwa binatang yang kaya. Han Sen tentu saja ingin diberikan sebuah jiwa binatang dalam bentuk yang cantik dan menjadi mendadak kaya dalam semalam. Tetapi dia harus menjadi yang Terpilih lebih dahulu. Hanya sepuluh hari lagi saat pertandingan dengan juara-juara lainnya. Tidak ada waktu baginya untuk berburu lebih banyak poin geno. Han Sen memutuskan untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk melatih dirinya dalam stasiun teleportasi. Pelatih gravitasi memang sebuah peralatan pelatihan yang hebat yang telah sangat membantu Han Sen. Dia dapat memaksakan dirinya sampai tahap yang sangat jauh dalam waktu yang singkat di dalam sana dan melatih Kulit Giok dengan jauh lebih efektif. Dia akan menyelesaikan tugas pelatihan yang diberikan oleh Yang Manli dan menggunakan waktu yang tersisa untuk memainkan Tangan Tuhan. Han Sen tidak yakin apa yang dimaksud Penjudi dengan "lulus." Dia mengira harus menyelesaikan seluruh tingkatan, tetapi sebenarnya apa yang dimaksud Penjudi adalah hanya lulus dari tahap pemula. Karena itu, Han Sen merasa tidak karuan karena dia masih belum dapat lulus dari tahap pemula sekian lama. "Permainan ini sangat memerlukan ketangkasan seluruh lengan dan kendali atas otot juga tulang. Jika aku menggunakan Kulit Giok ketika bermain, aku seharusnya dapat meningkatkan banyak skor." Han Sen mencobanya, dan skor dia memang meledak. Pada hari keenam, dia telah dapat naik tingkat untuk pertama kalinya. Han Sen masih merasa kesal dengan kenyataan bahwa dia memerlukan waktu yang begitu lama untuk lulus dari tingkat pemula dan bahkan harus menggunakan Kulit Giok. Namun jika Penjudi mengetahui bahwa Han Sen telah lulus dari tingkat pemula, dia juga akan sangat terkejut hingga dagunya jatuh ke tanah. 95 Evolusi-3 Karena kesalahpahaman, Han Sen meneruskan tantangan untuk mencapai tahap evolusi Tangan Tuhan, tetapi kemajuannya sangat lambat walaupun dia telah menggunakan Kulit Giok. Akhir-akhir ini, Yang Manli cukup puas dengan kinerja Han Sen. Dia telah menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan dan data pelatih gravitasi kembali normal. Dia mengira Han Sen tidak lagi mengeksploitasi kelemahan yang ada, tetapi dia tidak mengetahui bahwa sebenarnya Han Sen meningkatkan tingkat kesulitan agar hasilnya terlihat normal. Sudah hampir tengah malam dan Han Sen adalah satu-satunya orang dalam ruang olahraga, bermain Tangan Tuhan. Dia merasa bahwa permainan ini seperti dirancang untuk dirinya. Sejak dia mulai berlatih Kulit Giok, dia telah mendapatkan kendali yang luar biasa atas tulang dan otot-ototnya, dan dia menjadi jauh lebih fleksibel. Permainan ini juga dapat meningkatkan refleks dan kegesitan, sangat berguna untuk Pedang Lengan dan keahlian lainnya yang memerlukan kekuatan tangan. Qin Xuan teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa untuk mencari Yang Manli, yang kebetulan tidak berada di stasiun teleportasi. Ketika melewati ruang olahraga, Qin Xuan melihat lampu masih menyala dan dia mengetahui masih ada orang di dalam. Dia merasa penasaran dan melihat Han Sen sedang bermain Tangan Tuhan. Qin Xuan merasa kangen karena dia dulu sering memainkan permainan ini ketika masih berada di sekolah militer, dia juga berusaha keras dalam permainan ini. Walaupun berbagai kendaraan otomatis sudah lama beredar dalam Persekutuan, kendali manual masih diperlukan pada saat seseorang mengoperasikan kerangka perang. Dalam perang antar bintang, kerangka perang sangat penting karena tidak menguntungkan jika menghancurkan sebuah planet dengan senjata pemusnah massal. Kerangka perang sebagai perangkat perang individual, memainkan peranan penting dalam peperangan akhir-akhir ini. Seluruh sekolah militer melatih murid-muridnya untuk mengoperasikan kerangka perang, yang merupakan salah satu keahlian dasar bagi seorang prajurit. Tangan Tuhan adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kecepatan dan kendali seseorang, yang relevan dengan operasi kerangka perang. Qin Xuan merasa dia harus mengajarkan Han Sen beberapa trik permainan ini. Karena dia adalah orang pilihannya, dia ingin membantunya. "Mari kita lihat dulu bagaimana keadaanmu sekarang," Qin Xuan mendekati Han Sen dan memperhatikan dengan seksama. Sebelumnya dia berada pada jarak yang cukup jauh dengannya sehingga yang terlihat adalah dia terus gagal, karena itu dia ingin mengajarinya. Tetapi ketika Qin Xuan berada pada jarak yang lebih dekat, dia tiba-tiba merasakan bahwa titik-titik holografik menghilang terlalu cepat, karena itu dia terus membuat kesalahan. "Level berapakah yang kau pilih?" Qin Xuan memeriksa data di layar. "Evolusi-3?" Qin Xuan tidak dapat menahan dirinya untuk cemberut. Dia merasa Han Sen terlalu ambisius. Tingkat evolusi dirancang untuk mereka yang berevolusi, seperti namanya. Mereka yang belum berevolusi mungkin ada kalanya dapat melewati tingkat evolusi, tetapi sangat jarang terjadi. Bahkan dengan kemampuan Qin Xuan sekarang, dia hanya dapat melewati evolusi-2, yang sudah merupakan hal yang luar biasa bagi seseorang yang belum berevolusi. Bagaimanapun juga, mereka yang belum berevolusi bukan sasaran pemain di sini. Tetapi Han Sen sedang menantang evolusi-3. Tujuannya terlalu tinggi. "Mengigit lebih banyak daripada yang dapat kau kunyah tidak akan berguna bagimu," dia berpikir, sementara itu dia tidak mengganggu Han Sen tetapi hanya melihatnya mengulang lagi dan lagi. Dia ingin memberikannya pelajaran ketika dia menyerah. Setelah mengamati beberapa lama, Qin Xuan menjadi serius, lalu terkejut, dan bahkan syok. Han Sen berulang kali terjatuh. Tetapi dalam proses itu, kesalahan yang dibuatnya semakin berkurang dan kemajuannya sangat mengejutkan. Sebagai seseorang yang telah berusaha keras dalam permainan ini, Qin Xuan mengetahui bahwa sekali kau telah mencapai batasanmu dalam permainan ini, kau sulit untuk mendapatkan kemajuan lagi walaupun berusaha selama berbulan-bulan. Batasan adalah batasan. Dan tidak ada latihan yang dapat membawamu melewati batas. Kecuali kekuatanmu telah meningkat secara signifikan, tidak ada latihan yang dapat meningkatkan skormu. Tujuan melatih Tangan Tuhan adalah untuk menunjukkan potensi seseorang. Tetapi seseorang tidak dapat meningkatkan potensinya dengan mengulang permainan itu terus menerus. Sekarang kemajuan yang dialami Han Sen hanya dapat berarti satu hal ¨C evolusi-3 belum batasan baginya. Oleh karena itu, dia masih dapat mengurangi kesalahannya dan menjadi lebih baik. "Tingkat-3 bukan batasannya. Apakah bakatnya dalam bidang ini begitu hebat?" Qin Xuan dapat melihat potensi besar dalam dirinya, tetapi tidak mengira dia akan begitu menguasai permainan ini. Ketika dia masih dalam sekolah militer, juara liga akademi militer hanya dapat melewati evolusi-3. Dan pria itu adalah 10 besar dalam kontes kerangka militer dalam liga. Dia juga terkenal dengan ketangkasan dan ketepatan tinggi, bahkan dijuluki "Tangan Kilat." Han Sen mencapai tingkat yang sama tanpa pelatihan profesional, sehingga membuat dia syok. "Dapatkah dia melewati evolusi-3?" Qin Xuan berdiri di samping, mengamati Han Sen dengan ekspresi yang rumit di wajahnya. Han Sen tidak menyadari kehadiran Qin Xuan sama sekali. Sekarang, seluruh perhatiannya berfokus pada memukul setiap titik yang muncul di berbagai tempat. Kulit Giok dikerahkan sepenuhnya. "Lebih cepat, Aku dapat lebih cepat!" lengan Han Sen terus menerus diayunkan dengan gesit dan membuat gerakan yang aneh, memutar seperti ular dari waktu ke waktu. Memanfaatkan seluruh otot dalam jari jemari dalam lengannya, dia terus memukul seluruh titik yang muncul dari manapun. Setelah menyelesaikan evolusi-2, Han Sen telah mengalami kegagalan tak terhingga untuk beradaptasi dengan kesulitan evolusi-3. Dia merasa lebih mudah dan lebih mudah untuk terus bertahan dan mulai merasa bahwa dia pasti dapat melewatinya kali ini. 96 Bakat yang Mengagumkan Qin Xuan merasa sesak nafas karena dia hampir berhenti bernafas saat melihat tangan Han Sen menari dengan liar. Setengah jalan menuju evolusi-3, Han Sen belum membuat kesalahan sama sekali. Kedua tangannya bergerak dengan sangat cepat sehingga kadang-kadang dia hanya dapat melihat bayangannya, sehingga membuatnya terkesima. Walaupun tes belum selesai, Qin Xuan sudah merasa yakin bahwa Han Sen memiliki kemampuan untuk melewati evolusi-3. Menilai dari apa yang dilihatnya, dia bukan hanya bernasib mujur, tetapi mengalami peningkatan secara konstan. "Evolusi-3¡­Ini adalah evolusi-3!" Qin Xuan tiba-tiba merasa senang dengan dirinya sendiri. Dia yang menemukan Han Sen dan memaksanya untuk bergabung dengan pasukannya. Potensi yang dia tunjukkan membuktikan bahwa keputusannya sangat bijaksana. Seseorang yang belum berevolusi mampu menyelesaikan evolusi-3 dalam Tangan Dewa hampir dapat dipastikan akan tidak terkalahkan di antara mereka yang belum berevolusi setelah dia mempelajari bagaimana caranya mengoperasikan kerangka perang. "Kemampuan seperti ini tampaknya terlalu disayangkan untuk seorang penembak ataupun pemanah." Qin Xuan sempat merasa bimbang sejenak, karena dia mungkin dapat menjadi seorang operator kerangka perang yang lebih baik dalam pertempuran terbuka dibandingkan dengan seorang penembak dalam kegelapan. Tetapi menimbang karakter Han Sen yang penuh kewaspadaan, Qin Xuan segera menghapus ide itu karena dia tidak cocok untuk pertarungan dari jarak dekat. Tetapi penemuan ini tetap membuat Qin Xuan merasa senang, karena Han Sen adalah kandidat yang terbaik untuk mengoperasikan kerangka perang yang dilengkapi dengan berbagai macam senjata tembak laras panjang. Ting! Suara nyaring membuyarkan pikiran Qin Xuan. Itu adalah nada Han Sen melewati evolusi-3. Dia tidak merasa kaget lagi, karena dia telah memperkirakan bahwa ini bukan batasannya. Tetapi dia sekarang menjadi semakin yakin bahwa Han Sen memiliki potensi yang menakjubkan dan semakin merasa yakin dengan satu hal. "Orang ini adalah milikku," pikir Qin Xuan, sementara itu Han Sen mulai bermain evolusi-3 lagi. Bahkan Qin Xuan sendiri tidak menyangka bahwa dia bisa memiliki pengharapan yang begitu tinggi untuk pria ini yang berprasangka bahwa dia adalah seekor makhluk dan menancap pantatnya pada saat mereka pertama kali bertemu. "Evolusi-3, jika dia memiliki lebih banyak poin geno dan menjadi seorang yang berevolusi, betapa hebatnya dia di saat itu?" Qin Xuan merasa cukup bersemangat. Dia mengamati Han Sen berlatih secara diam-diam cukup lama sebelum dia keluar dari ruang olahraga. "Mungkin aku dapat menaikkan batasan untuknya," Qin Xuan berpikir sambil tersenyum membayangkan Han Sen akan merasa ketakutan. Sepuluh hari telah berlalu. Han Sen tersangkut dan tidak dapat melewati evolusi-4 dalam waktu yang begitu singkat. Ada sepuluh fase dalam setiap tingkat dan prestasi Han Sen sudah sangat luar biasa bagi yang belum berevolusi. Melatih Tangan Dewa bukan hanya menguntungkan kemampuan Pedang Lengan, tetapi juga membantunya meningkatkan kecepatan Badai Pedang, karena kemajuannya komprehensif. "Kontes bagi seluruh pemenang akhirnya telah tiba. Aku harus berada dalam 10 besar." Han Sen telah membaca banyak informasi dari tahun lalu dan merasa dia memiliki kesempatan. Bukan merasa dirinya tidak terkalahkan. Tahun ini, beberapa Terpilih yang kuat telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, yang berarti dia memiliki lebih sedikit pesaing. Han Sen mempelajari pesaing potensialnya cukup lama dan merasa bahwa pesaing utamanya adalah Tang Zhenliu dan Lin Feng. Tang telah menjadi yang Terpilih selama beberapa kali. Dia berada pada urutan kelima tahun lalu dan tiga dari empat besar telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua pada tahun ini. Satu-satunya yang belum pergi ke sana adalah Lin Feng, mirip dengan mana teman Han Sen, Lin Beifeng. Lin Feng berada pada urutan kedua tahun lalu. Tidak diragukan lagi bahwa tahun ini kedua pria itu akan menjadi lawan yang harus dikalahkan. Dia membaca deskripsi dari banyak orang yang menonton kontes tahun lalu dan menemukan bahwa mereka memang cukup kuat. Kemampuan bertarung yang hebat, banyak jiwa binatang tingkat tinggi dan jiwa binatang berdarah sakral yang dihadiahkan kepada mereka tahun lalu, ditambah dengan perkembangan mereka selama setahun terakhir, semua ini berarti mereka tidak dapat diremehkan. Han Sen pernah bertemu Tang Zhenliu sebelumnya. Walaupun dia mengalahkan Tang dalam permainan, semuanya berkat daya respons dan kemampuannya melakukan penilaian dini. Dalam pertarungan yang sesungguhnya, dia memerlukan lebih banyak lagi untuk dapat menang dan jiwa binatang Tang saja sudah cukup mempersulit. "Mengapa kedua pria ini tidak pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua?" Han Sen lebih merasa khawatir setelah membaca deskripsinya. Tidak peduli betapa bagusnya kemampuan bertarung mereka, jiwa binatang yang mereka miliki sudah cukup mengerikan. "Aku harap aku tidak akan bertemu dengan mereka terlalu awal, atau aku mungkin akan bernasib tragis walaupun jika aku menang, yang akan menjadi titik kelemahan dalam pertarungan selanjutnya," pikir Han Sen. Dia dapat memperoleh jiwa binatang berdarah sakral sepanjang dia berada dalam 10 besar, dan jiwa binatang diberikan secara acak. Oleh karena itu, Han Sen tidak mengincar tempat pertama, tetapi cukup merasa senang jika dia adalah salah satu yang Terpilih. Ketika Han Sen memikirkan seluruh kemungkinan yang ada, dia mendengar jaringan komunikasinya dan melihat nomor yang aneh di dalamnya. Han Sen cemberut. Dia tidak tahu siapa itu dan menjawab panggilan dengan ragu-ragu. Di luar dugaan Han Sen, yang muncul di gambar holografis adalah Tang Zhenliu. "Kejutan!" Tang tertawa. "Pastinya. Ada apa?" Han Sen bertanya. "Aku memerlukan bantuan darimu," kata Tang. "Coba katakan. Aku bukan siapa-siapa dan mungkin tidak dapat membantumu," kata Han Sen sambil tersenyum. "Tentu saja kau bisa. Harus dirimu juga. Tetapi jangan khawtir, kau dapat menyebutkan harga yang kau inginkan," kata Tang. "Bantuan seperti apa tepatnya?" Han Sen menyeringai. "Mari bicara empat mata. Apakah kau berada di rumah sekarang? Aku akan menjemputmu," kata Tang terburu-buru. "Tidak perlu. Beritahu aku tempatnya dan aku akan pergi menemuimu." Han Sen merasa aneh. Besok adalah saatnya kontes akan dimulai. Mengapa Tang mencari Han Sen dan bukannya mempersiapkan dirinya? "Apakah ini berhubungan dengan kontes?" Han Sen menebak dan merasa perlu untuk mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Tang. 97 Gaya yang Sama Ketika Han Sen tiba di tempat yang diberitahu oleh Tang Zhenliu, dia melihat Fang Jingqi juga berada di sana. Tang membawa Han Sen ke ruang tamu. Setelah masuk ke ruang tamu, Han Sen melihat bahwa di sofa duduk seorang pria muda, yang sangat pendiam dan tidak berbicara ketika dia melihat Han Sen masuk. "Tang, apa yang kau perlukan dari diriku?" Han Sen langsung bertanya. "Kakak, lihat ini dulu." Bukannya menjawab pertanyaan Han Sen, Tang memutar video. Adengannya diambil dalam arena persilatan. Seorang pria dalam pakaian bertarung dikelilingi oleh sekelompok orang yang mengenakan topeng. Pada saat Han Sen melihat pria ini, dia merasa ngeri, walaupun itu hanya berupa gambar hologram. Kemudian video dimulai. Dalam pengepungan, pria ini memulai pertunjukkan pembunuhan yang sangat indah. Ini adalah pembantaian. Dalam waktu satu menit dan dua puluh tiga detik, pria dalam pakaian bertarung tidak memegang apa-apa selain sebuah pisau belati. Dia telah membunuh 34 orang, masing-masing hanya dengan satu kali serangan. Tidak ada yang hidup, dan tidak ada yang dapat berdiri lagi setelah menerima serangannya. Pria ini sendiri seperti kematian, yang terbiasa memanen kehidupan. "Orang ini sangat mirip denganmu," setelah video selesai diputar, Tang menatap Han Sen dan berkata. "Itu bukan saya," kata Han Sen dengan tenang. "Tentu saja itu bukan dirimu, tetapi kau bertarung dengan gaya yang sama. Sebelum kau menyerang, tidak ada tanda peringatan. Tetapi serangannya sendiri cepat dan ganas, dengan pengaturan waktu yang sempurna. Kalian berdua adalah pembunuh," Tang menyimpulkan. Walaupun Tang tidak bertarung dengan Han Sen, dia adalah petarung yang hebat dan menemukan banyak hal ketika bermain permainan minum waktu itu dengan Han Sen. "Jadi?" Han Sen cemberut. "Orang ini bernama Yi Dongmu, cucu dari Senator Yi. Bahkan kita tidak dapat mendekatinya dengan mudah, apalagi kau. Kita tidak akan pernah membunuhnya. Di dalam Persekutuan, dimanapun dia berada, dia selalu dijaga dengan ketat," kata Tang. "Kami mengundang kau kesini karena kami ingin kau meniru taktik Yi Dongmu dan berlatih tinju dengan kami. Terus terang, aku sebenarnya tidak memiliki percaya diri untuk menghalangi serangannya yang aneh dan kau dapat membantu kami untuk terbiasa dengan gayanya. "Apa untungnya bagiku?" Han Sen tidak menolaknya. Tang berpikir, menggerakkan bibirnya tetapi tidak berbicara. Mereka pada dasarnya meminta Han Sen untuk mengajari mereka bagaimana mengalahkan dirinya sendiri, maka sangat sulit untuk menyebutkan harganya. Jika Han Sen adalah seseorang yang penting, mereka tidak akan berani memintanya karena ini dapat dianggap provokatif. "Kami akan mencoba sebaik mungkin untuk memenuhi apapun permintaanmu," kata Fang Jingqi. "Sebuah lisensi Kelas S dari Ruang Orang Suci," Han Sen berhenti sejenak dan berkata. "Sepakat." Tang menjawabnya dengan begitu cepat sehingga Han Sen merasa dia mungkin telah meminta terlalu sedikit, mungkin dia seharusnya mengatakan dua lisensi Kelas S. Tetapi Han Sen selalu bersikap optimis. Satu lisensi Kelas S adalah harga yang sangat pantas dan apa yang mereka minta darinya juga sebaliknya akan membantu dirinya, karena Yi Dongmu juga mungkin akan menjadi lawannya. "Aku harus mengatakan hal ini sebelum kita mulai. Keahlianku lebih rendah daripada Yi. Bahkan jika kau dapat menangkis seranganku, kau masih mungkin akan dapat diserang olehnya," kata Han Sen. "Aku tahu. Ada beberapa video pertarungannya. Lihat dengan seksama dan kita akan mulai. Kita tidak memiliki terlalu banyak waktu dan kita hanya dapat berharap bahwa lawan pertama kita bukan dia agar kita memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih." Tang Zhenliu duduk di sofa dan bergabung dengan Lin Feng, meninggalkan Han Sen untuk menonton videonya sendiri. Han Sen menonton video demi video. Tidak ada video yang direkam secara resmi. Han Sen merasa perjalanan ini sangat patut, karena jika dia bertemu dengan Yi Dongmu tanpa mengetahui gayanya, dia mungkin akan terbunuh dalam pertandingan. Memang, mereka memiliki gaya yang sama. Perbedaannya adalah Han Sen telah membentuk gayanya sendiri, sedangkan Yi jelas memiliki penasihat yang hebat. Karena itu keahlian Yi jauh lebih baik. Dia tampaknya juga memiliki tingkat kebugaran yang lebih baik daripada Han Sen. Sedangkan mengenai jiwa binatang, Han Sen merasa yakin bahwa Yi juga memiliki yang lebih baik daripada dirinya. Sebagai cucu dari setengah dewa dan seorang senator, kakeknya pasti dapat mencarikannya barang-barang yang bagus tidak peduli dia berada di tempat penampungan yang mana. Walaupun waktu terbatas, Tang Zhenliu, Fang Jingqi dan Lin Feng sama sekali tidak mendesak Han Sen untuk terburu-buru. Mereka membiarkan Han Sen menonton rekaman itu berulang kali. Han Sen kadang-kadang akan memutar ulang beberapa bagian video yang detail selama beberapa kali. Yi telah mengajarkannya banyak hal lewat video-video ini, yang lebih berarti bagi Han Sen daripada lisensi Kelas S. Hanya dalam waktu kurang dari empat jam, Han Sen merasa dia telah mengalami sebuah perubahan revolusioner. Namun, setelah memahami cara bertarung Yi dengan baik, Han Sen merasa terkejut saat menyadari bahwa walaupun serangan Yi terlihat menakutkan, ada celah halus dalam gayanya. Dan hanya mereka yang memahami gayanya secara mendalam dapat menyadari kelemahan ini. Tang menjadi tidak sabar dan ingin menegur Han Sen, tetapi Lin Feng pria yang pendiam menghalanginya. Han Sen menyelesaikan video itu pada sore hari. "Mari kita mulai," Han Sen berdiri dan berkata. "Perlihatkan sebaik apa kau meniru Yi." Tang membawa Han Sen ke dalam ruang pertarungan di dalam vila. Han Sen mengambil sebuah pisau belati yang berbentuk sama dengan pisau belati Yi. Ujungnya tidak tajam dan pisaunya dapat ditarik kembali, sehingga tidak ada yang akan terluka. Cara Yi Dongmu dan Han Sen bertarung memerlukan mereka untuk melakukan yang terbaik dalam setiap serangannya. Jika menggunakan senjata yang asli, Tang merasa takut bahwa dia akan terluka oleh Han Sen. "Mari mulai." Tang mengamati Han Sen dengan ketat dan tidak melangkah mundur. Mereka ingin melatih bagaimana cara menangkis serangan Yi setelah didekati olehnya. 98 Orang yang Menarik Han Sen mendekati Tang, memegangi pisau belati dengan tangan membelakangi arah pukulan, cara yang dipelajari dari Yi. Dari jarak dua kaki dari Tang, Han Sen tiba-tiba melayangkan pisau belatinya dan menancapkannya pada Tang dari sudut yang tidak terduga. Fang Jingqi kaget, dan mata pria yang pendiam melotot. Tang mengeluarkan keringat dingin dan sudah terlambat untuk menangkis serangan dengan pedang lebarnya. Dia tiba-tiba memutar ke samping tetapi tetap saja pinggangnya tertancap. "Keparat! Seranganmu tidak ada bedanya dengan dia," Tang berteriak, menatap pada Han Sen. Fang Jingqi menatap Han Sen dengan pandangan yang aneh dan mata pria pendiam juga jatuh pada tangan Han Sen. Han Sen sendiri juga merasa terkejut dengan dirinya sendiri. Dia berlatih Kulit Giok dengan tekun akhir-akhir ini. Dan berlatih Tangan Dewa juga meningkatkan kecepatannya. Selain itu, dia baru saja melihat cara Yi bertarung dan telah mendapatkan beberapa pencerahan. Sekarang serangannya begitu kuat sehingga dia sendiri bahkan tidak dapat mempercayai. "Ha, ha, Tuhan mencintaiku. Setelah berlatih denganmu, Yi bukan masalah besar lagi." Tang tertawa dengan kencang. Sepanjang malam, tidak ada yang tidur, tetapi satu-satunya yang berlatih dengan Han Sen adalah Tang. Fang Jingqi tidak mendaftarkan diri dalam kontes dan pria pendiam hanya menonton dan tidak bermaksud untuk bergabung dengan mereka. Setelah berlatih semalaman, Tang tidak dapat menghindar dari pisau belati Han Sen jika Han Sen berada dalam jarak satu kaki dari dirinya. Tang tidak mengembangkan cara untuk mempertahankan dirinya, sedangkan Han Sen menjadi semakin baik dan semakin baik lagi. "Keparat! Aku menyerah. Tidak mungkin menangkis seranganmu. Mungkin aku akan mati," Tang berkata dengan jengkel, karena dia melihat sudah saatnya untuk pergi ke Tempat Suci Para Dewa untuk kontes dan tidak ada gunanya untuk meneruskannya lagi. "Sekarang kau dapat bertarung dengan Yi," Lin Feng yang sejak tadi menonton dengan senyap tiba-tiba berkata. "Lin, apa maksudmu?" tanya Tang, berdiri tegak dan menatap pada Lin Feng. "Yi Dongmu tidak sebagus dirimu. Kau tidak dapat menangkis serangannya, tetapi dengan Yi kau akan dapat menghindar agar tidak terserang pada bagian yang fatal. Jika nasibnya tidak terlalu buruk dan bertemu Yi beberapa hari kemudian dan bukan pada hari ini, kau dapat menghalangi serangan Yi dengan mudah." Mendengar komentar ini dari Lin Feng, Tang dan Fang menatap pada Han Sen, tercengang. Mereka mengenal Lin Feng dengan baik dan mereka terkejut mendengar pujiannya atas Han Sen dengan mengatakan bahwa Yi Dongmu tidak sebagus dirinya. Latar belakang Han Sen lebih rendah daripada Yi dan Yi juga mungkin lebih tua, tetapi Lin Feng mengatakan bahwa Yi Dongmu tidak sebagus Han Sen. Jika komentar ini datang dari orang lain, mereka tentu akan menertawakannya, tetapi mereka mengenal Lin Feng dan dia tidak pernah salah. Tahun lalu, satu-satunya alasan dia tidak mendapatkan tempat pertama adalah dia belum menembus celah pada seni geno hiper dan karena dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa dua tahun setelah lawan-lawanya. "Tidak perlu melihatnya sampai begitu. Aku hanya mengatakan bahwa gayanya lebih baik daripada Yi Dongmu, tetapi kebugarannya masih lebih rendah daripada Yi tentu saja," Lin Feng tersenyum, dan menjulurkan tangannya kepada Han Sen. "Saya Lin Feng. Senang sekali berkenalan denganmu. Kau adalah orang yang menarik." "Han Sen. Dengan senang hati," Han Sen menyalami tangannya, tersenyum dan berkata. "Sudah hampir terlambat. Ayo mandi dan teleportasi." Tang menghalangi kontak mata antara Han Sen dan Lin Feng. Dia berbalik ke Han Sen dan bertanya, "Ada peralatan teleportasi di sini. Kau mau bergabung dengan kami?" "Tidak, aku tidak mendaftar jadi aku tidak akan pergi," Han Sen menolak dan pergi. Melihat Han Sen meninggalkan vila, Tang bertanya pada Lin Feng, "Apakah dia benar-benar begitu bagus?" "Dia lebih baik daripada yang kau duga. Jika dia memiliki latar belakang yang sama dengan Yi, dia pasti akan 100 kali lebih mengesankan daripada Yi. Dia memahami intisari pembunuhan, sedangkan Yi hanya memiliki beberapa keahlian. Perkembangannya dibatasi oleh latar belakangnya tetapi dia akan menjadi terkenal dalam beberapa tahun," komentar Lin Feng. "Pujian yang sangat tinggi dari Lin. Dia tentu sangat hebat," kata Fang Jingqi. "Dalam beberapa tahun, apakah dia akan lebih unggul daripada dirimu?" Tang merasa tertarik. "Dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, aku tidak terkalahkan," kata Lin Feng dengan santai, memancarkan rasa percaya diri. Kali ini Han Sen memperoleh banyak hal. Tidak hanya mendapatkan lisensi Kelas S dari Tang, dia juga meningkatkan keunggulannya dalam serangan gerilya. Seperti yang dikatakan oleh Lin Feng, serangannya lebih mengancam daripada Yi. Tetapi tidak peduli seberapa kuat serangannya, dia pertama-tama harus mendekati lawannya, yang merupakan hal yang tidak mudah. Dalam latihan, dia mulai dari mendekati Tang, yang tidak akan membiarkannya berada pada jarak yang begitu dekat dalam pertandingan yang sesungguhnya. Bagaimanapun, seni pembunuhan lebih baik dipergunakan dalam kegelapan. Yi telah melatih sejenis pergerakan kaki agar dapat mendekati yang lainnya dari depan, tetapi Han Sen tidak pernah mempelajarinya makan sulit baginya untuk dapat mendekati lawan. Pergerakan kaki juga merupakan seni geno hiper dan membutuhkan teknik khusus. Han Sen tidak piawai dalam pergerakan kaki dan tidak dapat menirunya dengan menonton video. Bahkan jika dia mencobanya, dia tidak akan mendapatkan intisarinya. Oleh karena itu, penting baginya untuk mempelajari pergerakan kakinya sendiri. "Mungkin aku harus mempertimbangkan untuk menggunakan ini pada pergerakan kakiku." Han Sen menyisipkan lisensi Kelas S dalam sakunya. Tetapi sekarang dia tidak punya waktu untuk itu, melatih seni geno hiper cukup memakan waktu. Han Sen pergi ke stasiun teleportasi, memasuki Tempat Suci Para Dewa, mengenakan pakaian sebagai Dollar dan masuk ke arena persilatan. Di tengah arena persilatan berdiri bintang sakral raksasa yang seratus kali lebih megah daripada bintang persilatan. Di bawah pengawasan orang-orang dari Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen berjalan menuju bintang sakral dan teleportasi ke sebuah arena persilatan yang sangat besar, Arena Persilatan Terpilih. Dalam semua tempat penampungan di Tempat Suci Para Dewa, ada bintang sakral yang serupa dari setiap gambar yang diproyeksikan oleh Arena Persilatan Terpilih. Pada saat ini, juara dari seluruh tempat penampungan memasuki Arena Persilatan Terpilih dari bintang sakral. 99 Yang Terpilih Dibunuh dalam Sekali Serangan Han Sen menyadari berapa besar populasi Persekutuan dan berapa besar Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama ketika dia memasuki Arena Persilatan Terpilih. Setiap tempat penampungan memiliki sekitar 100,000 orang seperti Tempat Penampungan Baju Baja. Tribun hampir dipenuhi oleh sekurang-kurangnya 100,000 pemenang, yang artinya ada sekurang-kurangnya 100,000 tempat penampungan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Memang angka yang memusingkan. Setelah manusia memasuki masa antar bintang, mereka telah menguasai banyak planet yang dapat dihuni dan telah berkembang pesat. Sekarang umat manusia begitu banyak sehingga hanya Shura yang dapat menandinginya. Di antara para pemenang dari seluruh tempat penampungan, Dollar adalah yang paling terkenal, selain yang Terpilih tahun lalu. Video Dollar yang bertarung dengan Shura bertanduk emas menjadi sangat viral sehingga seluruh media utama meliputnya, maka Dollar telah menjadi nama yang terkenal di dalam Persekutuan. Banyak orang yang memandang Dollar dengan penasaran, karena mereka penasaran bagaimana rupa Dollar yang sebenarnya. Tetapi sebagian besar hanya penasaran. Mereka telah melihat video yang dibintangi oleh Han Sen. Walaupun jalan ceritanya mengesankan, Dollar sebenarnya tidak menunjukkan sebagian besar kekuatannya pada saat itu. Jiwa binatang berdarah sakralnya memang hebat tetapi dirinya sendiri tidak demikian. Han Sen pada saat itu akan jauh tertinggal dibandingkan dengan para pemenang dari seluruh tempat penampungan. Bagaimanapun juga, orang-orang ini adalah satu di antara ratusan ribu orang yang memiliki fisik yang hebat dan jiwa binatang tingkat tinggi. Peristiwa Han Sen bertarung dengan Shura belum lama terjadi maka tidak ada yang mempercayai bahwa dia telah banyak kemajuan. Sebagian besar orang hanya merasa penasaran mengenainya dan tidak menganggapnya sebagai lawan yang berarti. Ketika saluran menuju Arena Persilatan Terpilih sudah ditutup, daftar pertandingan akhirnya muncul di bintang sakral. Nama-nama dalam daftar adalah para pemenang yang tersisa pada bintang persilatan. Han Sen segera mencari daftar atas nama "Dollar" dan dia segera menemukannya. Kata ini menonjol baginya karena alasan tertentu dan yang lainnya juga menemukan namanya masing-masing. Dalam kontes antara para pemenang, model satu lawan satu diterapkan dan pemenangnya akan memasuki ronde berikutnya, maka daftar itu seperti piramida. Han Sen merasa lega melihat nama Tang Zhenliu dan Lin Feng diatur jauh dari dirinya dan tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan mereka sebelum 10 besar. Han Sen memeriksa kembali daftar itu dan sebuah nama lainnya menarik perhatiannya. "Yi Dongmu menggunakan nama aslinya?" Han Sen melihat nama Yi Dongmu dan mengikuti jalurnya, Dia tiba-tiba tercengang. Jika Yi dan dia keduanya dapat menang di seluruh ronde, mereka akan bertarung untuk dapat menjadi yang Terpilih. Maka agar Han Sen dapat memperoleh jiwa binatang berdarah sakral, dia harus mengalahkan Yi. "Tang Zhenliu merasa takut dengan Yi, sedangkan aku yang akan bertemu dengannya. Yi Dongmu, nasibmu kurang bagus. Jika Tang tidak mencariku, aku mungkin akan kalah denganmu. Tetapi sekarang berbeda. Mungkin aku yang Terpilih," Han Sen berpikir dengan senang. Mungkin yang lain akan merasa takut dengan Yi, tetapi dia merasa percaya diri bahwa dia akan dapat mengalahkan Yi setelah menonton video itu. Arena Persilatan Terpilih terbagi dalam seribu panggung yang saling bertumpuk di atas satu dan yang lainnya. Setiap kali seribu pasang petarung akan bertarung pada saat yang sama. Han Sen berada dalam pertandingan yang belakangan maka dia pergi melihat pertandingan yang lainnya dulu, terutama pertandingan yang melibatkan Yi di dalamnya. Dia harus mengetahui berapa bagusnya Yi dibandingkan dengan penampilannya dalam video. Pertandingan Yi Dongmu dalam ronde ini juga agak terlambat. Han Sen menonton beberapa pertandingan dan merasa terkejut bahwa tidak ada yang dapat dianggap enteng dalam kontes ini. Dia juga melihat pertandingan pertama Tang Zhenliu. Lawannya tidak mendapatkan kesempatan sama sekali di bawah keganasan keahlian pedang lebarnya. Setelah Tang berubah bentuk, lawannnya tidak dapat melawan. Teknik dan kekuatan Tang keduanya luar biasa dalam kontes ini. Lin Feng yang lebih mendapatkan perhatian Han Sen juga memenangkan pertandingannya, sementara Han Sen tidak memahami caranya dia menang. Lawannya bukan siapa-siapa, tetapi Lin Feng hanya menang tipis. Han Sen bahkan dapat membayangkan bahwa dalam laporan hari berikutnya, akan lawan Lin Feng dapat digambarkan sebagai "kalah dengan terhormat." Akhirnya, giliran Yi Dongmu tiba. Dia tidak terkenal pada saat ini. Walaupun dia adalah cucu dari Senator Yi, hanya beberapa orang yang mengenalinya dalam kontes. Bagaimanapun juga, ini adalah kontes pertamanya. Namun, lawannya adalah seorang selebriti yang mendapatkan peringkat 10 tahun lalu, dijuluki "Pria Pedang Naga." Pria Pedang Naga sangat tampan dan memiliki keahlian pedang yang hebat. Dengan banyak penggemar wanita dalam Persekutuan, dia mendapatkan banyak popularitas di antara semua yang Terpilih. Pertandingan Pria Pedang Naga tentu saja banyak mengundang perhatian. Sebagian besar menduga dia berkesempatan masuk 3 besar tahun ini dan semua wanita menyemangatinya. Hanya sedikit yang memperhatikan Yi Dongmu, lawannya. Tetapi sepuluh detik setelah pertandingan dimulai, semua orang merasa terkejut. Sebelum Pria Pedang Naga menarik pedangnya, pisau Yi Dongmu telah memotong lehernya. Melihat Pria Pedang Naga mencengkeram lehernya sendiri dengan kesakitan dan jatuh, para penonton terdiam. Para penggemar wanita yang berlinang air mata menutupi mulut mereka dengan tangannya, tidak dapat menerima apa yang mereka lihat. Salah satu yang Terpilih tahun lalu, Pria Pedang Naga terbunuh dalam pertandingan pertamanya. Tentu saja ini akan menjadi berita utama besok pagi. Ini sudah cukup membuat Yi dikenal di seluruh Persekutuan. Han Sen tetap tenang. Walaupun Yi telah mendapatkan banyak kemajuan, dia masih belum memahami intisari dari pembunuhan. 100 Pusat Kontes Tibalah saatnya giliran Han Sen. Lawannya adalah seorang pria bernama Lei Ban. Pada saat Han Sen berada di panggung, Lei Ban memanggil busur jiwa binatang dan tiga panah jiwa binatang dan menembakan semua panah padanya. Ketiga panah hampir terbang ke Han Sen secara bersamaan. Han Sen merasa terkejut. Lei Ban adalah pemanah yang hampir sebagus dirinya, dan bahkan memiliki teknik yang lebih bagus darinya. Menilai dari penampakan busurnya, tampaknya adalah busur jiwa binatang berdarah sakral dan dua dari tiga panah berwarna hijau tua, jadi mereka mungkin beracun seperti panah penyengat hitam mutan. Panah ketiga terbuat dari kristal biru dan ketika berada di udara terdengar seperti dapat merobek udara, sehingga menunjukkan bahwa itu adalah panah jiwa binatang berdarah sakral. "Tentu saja, tidak ada yang lemah di sini," Han Sen dengan sigap menghindar dari panah kristal biru yang paling kuat dan memanggil tombak ikan todak mutan untuk menangkis dua panah lainnya. Han Sen merasakan sebuah tamparan keras saat kedua panah dan tombaknya bertabrakan. Tombaknya hampir terlepas dari tangan. "Pemanah dan senjata yang hebat," pikir Han Sen dengan kagum. Dia memegang erat tombak dan mendekati Lei Ban. Lei Ban tidak hanya tangkas tetapi juga dapat menembak sambil berlari. Panah-panahnya sama sekali tidak terpengaruh dengan gerakannya. Tidak dapat menjebak Lei dengan tombaknya, Han Sen harus mengejar Lei Ban sambil menghindari panah-panahnya. Han Sen sangat menghormati lawannya ini, yang memiliki pergerakan yang lebih baik darinya dan dapat menembakan panah dalam segala posisi sambil bergerak dengan kekuatan yang hebat dan sangat akurat. Han Sen telah melatih panahan dengan sangat tekun tetapi dia hanya dapat menembak saat berdiri diam. Akurasinya akan buyar jika dia bergerak. Lei Ben memang lebih piawai dalam panahan dibandingkan dengan dirinya, maka Han Sen tidak terburu-buru untuk mengakhiri pertandingan. Sebaliknya, dia mulai mengamati lawan dan belajar darinya. Pertandingan Han Sen juga menarik perhatian banyak orang. Bagaimanapun juga, Dollar cukup populer. Tetapi dibandingkan dengan Yi Dongmu, prestasinya masih kurang mengesankan. Lebih dari setengah jam telah berlalu dan mereka masih saling mengejar, membuat para penonton menjadi pusing. Dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, orang-orang cukup kecewa dengan Dollar, kecuali para penggemar beratnya. Karena pertandingan dengan seseorang yang tidak terkenal pun menghabiskan banyak tenaganya, Dollar tampaknya tidak memiliki apa yang diperlukan bagi seorang yang Terpilih. Ketika pertandingan telah berlangsung selama kurang dari jam. Han Sen berubah wujud menjadi pembantai berdarah, mendekati Lei Ban dan mengalahkannya dalam pertarungan jarak dekat, yang merupakan kelemahan Lei. Pada hari yang sama, seluruh media utama dalam Persekutuan meliput kontes itu. Walaupun tidak ada gambar, para wartawan dapat menggambarkan pertandingan dengan sangat jelas menggunakan kata-kata. Fokus utama adalah pertandingan Yi Dongmu. Latar belakang Yi juga dipublikasi, cucu Senator Yi yang lulus dengan peringkat bintang dari sekolah mewah yang terbaik sebelum masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Latar belakang dan pembunuhan Pria Pedang Naga dalam hitungan detik menjadikannya seorang lawan utama tahun ini. Kemenangan Tang juga menjadikannya favorit. Kontestan populer lainnya adalah Lin Feng. Namun pertandingannya, berkat lawannya, dianggap kalah tipis oleh media. Ada artikel tentang Han Sen juga, tetapi singkat saja pada umumnya. Artikel yang lebih panjang semuanya berfokus pada kekecewaan pada Dollar. Sebagian besar laporan dipenuhi dengan frasa seperti "menang tipis", "pekerjaan yang harus dilakukan, "sulit untuk mempertahankan reputasi" dan "perlu ditingkatkan." Tidak ada banyak penjelasan. Sebenarnya, mereka yang menonton pertandingan Han Sen, termasuk para penggemarnya, harus mengakui bahwa Dollar hanya rata-rata. Tim acara TV "Pusat Kontes" sedang mengadakan rapat dalam kantor. Dalam ruang konferensi, direktur stasiun Xu Kangnian mengetukkan jarinya di meja. Dia melihat Fang Mingquan yang duduk di sisi kanan dan memberikan saran sambil tersenyum, "Fang, apakah menurutmu kita perlu membuat perubahan dalam pertunjukkan hari ini?" "Perubahan apa yang kau inginkan?" Fang Mingquan cemberut, karena dia dapat menebak apa yang ingin dikatakan oleh Xu Kangnian. Karena video Dollar telah viral, Fang Mingquan diburu oleh tim "Pusat Kontes" di Stasiun Huaxing. Karena dia telah menggantikan posisi pemandu acara lama dalam stasiun, dia bukan orang yang disenangi di sana. Dia selalu menjadi sasaran di sana sini, sehingga sulit baginya untuk mewujudkan tujuan karir di sana. "Fang, kita para jurnalis harus berfokus pada isu hangat. Pusat Kontes dirancang untuk kontes ini dan kita harus berfokus pada pertandingan-pertandingan yang lebih menonjol." Xu Kangnian berhenti sejenak dan berkata, "Bolehkah kita menunda konten Dollar, dan merilisnya setelah dia bertanding dengan lebih baik? Mari kita fokus pada Yi Dongmu dulu. Bagaimana menurutmu?" "Direktor benar. Yi sangat populer sekarang, tentu saja kita harus berfokus padanya. Dollar hanya beruntung dapat membunuh Shura yang terluka parah. Kelemahannya terkuak dalam kontes dan dia bahkan tidak akan masuk ke 100 besar, apalagi yang Terpilih. Tidak ada alasan untuk meliput pertandingannya. Kita harus berfokus pada Yi yang mungkin akan mendapatkan peringkat pertama." Wang Changqing berkata dengan muka yang tegang, menatap Fang Mingquan dengan dingin. Acara ini sebelumnya adalah milik Wang Changqing dan dia digantikan oleh Fang Mingquan pada akhirnya, yang menjadi alasan mengapa Fang bukan orang yang disukainya. "Iya. Begitu saja keputusannya. Fang, mari mulai dengan Yi Dongmu kali ini," kata Xu Kangnian. Fang Mingquan merapatkan bibirnya dan merasa sesak nafas. Dia menahan amarahnya dan melihat pada para penonton. Menembaki Wang Changqing dengan tatapan dingin, dia melihat pada Xu Kangnian dan berkata dengan tenang, "Direktor Xu, jika kau masih menginginkan aku untuk membawa acara Pusat Kontes, aku akan berbicara tentang Dollar, tidak hanya untuk episode ini, tetapi untuk seluruh episode yang akan datang. Aku juga akan memberitahu semua orang tentang Dollar akan menjadi pemenang kontes itu." Semua orang dalam ruang konferensi terdiam dan menatap Fang Mingquan seolah-olah dia sudah kehilangan akal sehatnya. 101 Penghinaan Setiap tahun menjelang kontes, ada banyak acara khusus yang meliputi berbagai pertandingan. Walaupun Pusat Kontes hanya merupakan sebuah acara baru, acara ini diproduksi oleh Stasiun Huaxing, yang merupakan stasiun TV terkemuka. Dengan pemandu acara selebritis Fang Mingquan, acara ini mendapatkan rating yang bagus dan berada pada tingkat 100 besar dalam Persekutuan. 100 Besar mungkin terdengar kurang berkesan, tetapi sebenarnya merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Dalam seluruh Persekutuan, setiap planet memiliki puluhan ribu acara, dan banyak diantaranya yang bersalah dari otoritas. Cukup hebat dapat berada dalam posisi 100 besar. Dan tentu saja, selama kontes, sebuah acara yang berfokus pada kontes secara alami akan mendapatkan rating yang lebih tinggi. Pada saat ini, kontes di Pusat Kontes menimbulkan kehebohan dalam Persekutuan. Fang Mingquan telah memperkenalkan dan menganalisa kondisi Dollar terkini dan memprediksi bahwa pada tahun ini Dollar akan menjadi juara final yang kemudian memicu tersebarnya penghinaan atas dirinya. "Fang Mingquan itu tolol. Lihat saja kinerja Dollar, mana mungkin dia bisa menang?" "Kita tahu bahwa kau menjadi terkenal karena video Dollar. Tetapi tidak perlu mengangkat Dollar seperti ini." "Sampah. Jika Dollar adalah juara, aku akan menyiarkan langsung diriku memakan ta*i." "Kau anggap Yi Dongmu itu apa, jika kau merasa Dollar akan menang?" "Ha-ha, Fang Mingquan sungguh bodoh. Dollar akan bertemu Yi Dongmu sebelum dia masuk dalam 10 besar. Dapat bertahan hidup saja sudah cukup beruntung. Mau menang? Lelucon!" "Tang Zhenliu-ku tidak akan membiarkannya!" "Lin Feng-ku tidak akan membiarkannya!" "Bodoh, bodoh, bodoh¡­" "Walaupun aku juga menyukai Dollar, dia tidak akan dapat mencapai tahap yang begitu jauh dalam kontes ini." "Fang Mingquan, kau terlalu subjektif dalam hal ini. Aku bahkan tidak akan menonton hal begini dan aku adalah penggemar Dollar." "Kau bilang dirimu seorang penggemar? Tolong jadi penggemar orang lain saja?" "Dollar bukan apa-apa dibandingkan dengan Yi." "Yi harus menang." "Dollar malaikat kecil. Aku akan selalu mendukungmu." ¡­ Pusat Kontes dan Fang Mingquan menjadi populer karena seluruh kritika. Banyak rekan yang menyindir kesombongan Fang. Beberapa bahkan memintanya untuk mundur dari jurnalisme. Kecuali dari beberapa penggemar berat Dollar, seluruh komentar tentang Fang bernada negatif. Bahkan banyak penggemar Dollar menganggap bahwa laporan Fang terlalu optimis dan tidak berani mendukungnya. "Fang, aku meminta maaf kalau kau dipersalahkan." Dalam ruang konferensi Stasiun Huaxing, Xu Kangnian menyeringai terus menerus. Walaupun Pusat Kontes dan Fang Mingquan mendapatkan kritikan keras, rating telah meningkat drastis, menghantarkan pertunjukan ini ke posisi 50 besar. Sejumlah besar penggemar dari kontestan lainnya membanjiri Pusat Kontes, terutama mereka yang mendukung Yi Dongmu, kuda hitam tahun ini yang akan berhadapan dengan Dollar menjadi yang Terpilih. Komunitas Jaringan Langit untuk pertunjukan itu hampir meledak. Walaupun hanya 50 besar, bagi Stasiun Huaxing ini adalah pencapaian yang hebat. Sedikit sekali pertunjukan yang dapat memperoleh pencapaian ini sepanjang sejarah stasiun ini. Oleh karena itu, Xu Kangnian cukup senang dengan pencapain Fang Mingquan, sedangkan Wang Changqing tentu saja merasa kesal. Dia tidak mengetahui bahwa Fang Mingquan akan berusaha untuk meningkatkan rating dengan cara ini. "Saya hanya melakukan pekerjaan saja. Berkat Direktur Xu saya berhasil mendapatkan pencapaian ini." Fang Mingquan berkata dengan rendah hati, memuji Xu pada saat yang bersamaan. Xu Kangnian menjadi lebih senang lagi dan menepuk pundak Fang Mingquan. "Fang, terus bercerita tentang Dollar dan semakin kau menceritakan kekuatannya akan lebih baik. Jika segalanya berjalan lancar, kita bahkan akan mendapatkan rating yang lebih tinggi dan akan dapat memecahkan rekor kita." "Tenang saja, aku akan berusaha sebaik mungkin." Fang Mingquan tidak merasa dia menyombongkan diri karena dia secara tulus percaya bahwa Dollar akan menang. Namun, orang lain tidak memiliki pandangan yang sama. Untungnya, hasilnya memang memuaskan. Bagi seorang jurnalis, kritik tidak selalu merupakan hal yang buruk. Xu Kangnian lebih memuji Fang Mingquan. Setelah pertemuan berakhir dan Xu telah pergi, Wang Changqing berkata dengan ketus, "Kau tidak mempedulikan fakta demi ketenaran. Kau mungkin populer sekarang tetapi reputawsi acara pasti akan dihancurkan olehmu. Stasiun mana yang akan mempekerjakanmu di masa depan? Pujian Xu tidak berarti apa-apa. Kau pikir kau dapat meloloskan diri jika dia mengetahui bahwa pertunjukan ini tidak dapat dipercaya?" Tentu saja, Fang Mingquan sangat memahaminya. Seseorang harus bertanggung jawab ketika demam telah berlalu. Dirinya akan menjadi orang yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Xu hanya mempertahankannya sekarang untuk meningkatkan rating. Fang telah berada dalam industry ini lama dan dia sangat memahami hal ini. Sambil tersenyum, Fang Mingquan menatap Wang Changqing dan bertanya, "Bagaimana jika Dollar benar-benar menang?" Wang Changqing terdiam sesaat. Jika Dollar benar-benar menang, Pusat Kontes akan benar-benar menjadi terkenal dan nama Fang Mingquang akan dikenal publik. Xu Kangnian akan memperlakukan Fang seperti Dewa Kekayaan. "Terus saja bermimpi," Wang Changqing mencemooh. Semua orang dapat melihat bahwa Dollar tidak dapat menang. Dia hanya rata-rata dan jauh dari 10 besar, apalagi menang." "Percaya atau tidak, aku sangat yakin bahwa Dollar akan menjadi juara." Fang Mingquan berdiri dan pergi. "Dungu," Wang Changqing berbisik. Dia menanti saatnya Fang mengalami kesulitan. Han Sen tidak pergi ke Jaringan Langit, jadi dia tidak mengetahui perdebatan tentang Pusat Kontes. Pada saat ini, dia berlatih Bersama Tang Zhenliu dalam vila milik Fang Jingqi. Walaupun Tang Zhenliu tidak akan bertemu dengan Yin Dongmu sebelum 10 besar, dia meresa mereka pada akhirnya akan bertemu ketika keduanya berada pada posisi 10 besar. Maka, dia masih berlatih dengan Han Sen ketika senggang. Hanya Han Sen yang mengetahui bahwa Tang tidak akan bertemu Yi Dongmu karena dia akan mengeliminasi Yi sendiri sebelum Yi naik ke peringkat 10 besar. Tetapi rekan latihan seperti Tang sangat berharga sehingga Han Sen dengan senang hati menurutinya. Setelah berlatih selama dua hari, Tang akhirnya melepaskan Han Sen sebelum ronde pertandingan berikutnya mulai. Han Sen mengetahui siapa lawannya dan tidak merasa panik. Dia telah memutuskan untuk berlatih dalam pertandingan dan mendapatkan lebih banyak pengalaman dari lawannya. Bagaimanapun juga, ada pemenang dari berbagai tempat penampungan dan ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk dapat bertarung dengan mereka satu per satu. Han Sen belum memiliki banyak pengalaman dalam pertandingan seperti ini dan merasa senang berkesempatan untuk mendapatkan pengalaman ini. 102 Sampai Bertemu di Final Han Sen telah memutuskan untuk berlatih Pedang Badai dalam kontes dan hanya menggunakannya ketika berhadapan dengan lawan tangguh. Jika orang lain berani melakukan ini, mereka pasti telah mati jutaan kali. Tetapi Han Sen dilindungi oleh baju baja berdarah sakral, maka setiap serangan tidak akan berakibat fatal pada dirinya. Karena itu dia dapat berlatih dalam kontes. Han Sen tidak akan menggunakan tombak ikan todak mutan. Tanpa keahlian tombak yang bagus, senjata ini tidak berguna di hadapan para pemenang. Bertarung dengan lawan yang memiliki berbagai gaya, Han Sen telah mendapatkan banyak kemajuan dan Pedang Badainya menjadi lebih baik, asalkan lawannya tidak terlalu tangguh, dia selalu dapat mengatasinya dengan Badai Pedang, tetapi selama ini kemenangannya selalu berkat pembantai berdarah. Dengan cara ini, lawan-lawan Han Sen mengalami kesulitan untuk mengawasinya. Dia selalu memang tipis dan beberapa kali tampaknya dia hampir kalah. Dan ada dua pertandingan di mana lawannya telah terluka parah di ronde sebelumnya maka dengan mudah dapat dikalahkan oleh Han Sen. Semua orang merasa dia hanya bernasib baik. Laporan negatif tentang Dollar semakin menggema. Khususnya, pujian dari Fang Mingquan dalam Pusat Kontes memperburuk keadaan. Fang Mingquan mengumbar kata-kata yang tidak masuk akal, sebagai seorang yang telah berevolusi yang bahkan tidak dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, dia dapat mengeluarkan begitu banyak analisa dari akun lisannya saja. Secara umum, dia berkata bahwa Dollar tidak terkalahkan, segalanya terkendali dan Dollar akan menjadi pemenang akhir. Tentu saja hal ini menimbulkan banyak kebencian terhadap Fang Mingquan dan Pusat Kontes. Kebetulan pertandingan Dollar tidak pernah menarik untuk ditonton, dia juga tidak pernah kalah, sehingga mendukung pernyataan Fang. Kritik semakin memuncak. Terutama mereka yang merasa optimis dengan Yi Dongmu mencibir segalanya yang dikatakan Fang dan tidak setuju dengannya setiap hari. Yi Dongmu masih memegang rekor yang Tangguh. Dalam dua ronde berturut-turut, dia dapat membunuh lawan-lawannya dalam satu pukulan, menyebabkan banyak lawannya mengundurkan diri dari pertandingan. Dalam tiga ronde berturut-turut, seluruh lawannya menyerah, sehingga ketenaran Yi memuncak. Banyak media meliput fiturnya secara panjang lebar dan banyak yang memprediksi bahwa dia akan menjadi pemenang akhir pada tahun ini. Dia bahkan telah melampaui ketenaran Tang Zhenliu dan Lin Feng. Sedangkan bagi Pusat Kontes, Fang Mingquan dan Dollar adalah lelucon besar dalam jurnalisme. "Dollar akan menang" telah menjadi lelucon populer pada tahun ini, tentu saja secara ironis. Beberapa orang merasa Yi Dongmu dan Han Sen akan bertemu sebelum salah satu dari mereka menjadi yang Terpilih dan mengunggah temuan ini pada Jaringan Langit, sehingga memancing perdebatan hangat. "Aku berdoa dengan tulus setiap hari bahwa Dollar akan tetap menang sehingga dia dapat bertemu Yi Dongmu, yang akan mengajarinya bagaimana seorang master bertarung." "Ha-ha, lucu! Aku setuju, Tuhan berkati Dollar!" "Berkati Dollar!" "Berkati Dollar!" ¡­ "Berkati Dollar!" juga menjadi kata populer, dan terlihat dimana-mana dalam komentar dari berbagai acara tentang kontes itu. Terutama dalam komunitas online Pusat Kontes, "Berkati Dollar" membanjiri layar setiap hari. Han Sen mengetahuinya, tetapi tidak bereaksi apa-apa. DIa tidak pernah merasa Yi setara dengannya. Dalam pandangan Han Sen, kemungkinan Yi Dongmu menang dari Tang kurang dari 30 persen, dan jika Yi bertemu dengan Lin Feng, dia tidak akan memiliki kesempatan. Lawan yang sangat dikuatirkan Han Sen adalah Lin Feng. Akhir-akhir ini, dia menonton banyak pertandingan dan mendapatkan pemahaman umum tentang sebagian besar kontestan, dan di antara mereka dia merasa Lin Feng adalah yang paling Tangguh. Pria yang diam dan lembut ini membuatnya tidak dapat ditebak. Setiap pergerakannya tampak sangat alami tetapi diikuti dengan ritme yang aneh. Penilaian awal Han Sen cukup bagus, tetapi dia tidak dapat memprediksi ritme Lin, hal ini membuatnya merasa takut. Han Sen telah menonton setiap pertandingan Lin Feng dan hampir seluruh pertandingan adalah pertarungan ketat. Lin selalu menang tipis. Hampir seluruh lawan Lin tampil memukau, dan mereka tetap kalah. Ini rasanya sangat aneh dan membuat Han Sen bergidik. "Pria Tangguh," Han Sen berkomentar. Dia menyadari bahwa teknik dan kekuatannya lebih lemah daripada Lin. Untungnya dia tidak akan bertemu Lin sebelum 10 besar, jika tidak dia sendiri tidak yakin apakah dapat menjadi yang Terpilih. Tang masih berlatih bagaimana caranya menghindari serangan Han Sen dalam pertandingan jarak dekat. Namun, dia tidak membuat kemajuan yang berarti. Tetapi Lin Feng berkata jika Tang bertemu Yi Dongmu, Yi bukanlah ancaman yang berarti bagi Tang, yang mirip dengan penilaian Han Sen, Yi tidak mendapatkan inti dari seni pembunuhan, sehingga dia sulit mengalahkan Tang. Mungkin ungkapan "Berkati Dollar" memainkan peranan di sini. Dalam ronde berikutnya, lawan Han Sen kalaupun tidak terluka parah maka mereka mungkin telah kehilangan jiwa binatang dalam ronde sebelumnya dan beberapa bahkan mendapatkan kecelakaan dalam Persekutuan. Han Sen tidak perlu bersusah payah untuk dapat terus naik tingkat. Bahkan Han Sen sendiri merasa kemampuannya sudah banyak mengalami kemajuan dari sebelumnya. Para penggemar Yi Dongmu memberikan Han Sen julukan "D Untung," menertawakan keahliannya yang masih kurang. Suatu hari, setelah akhir pertandingan, Han Sen turun dari panggung dan melihat Lin Feng juga menyelesaikan pertandingannya. Panggung mereka cukup dekat, maka Lin melihatnya dan secara mengejutkan berjalan ke arahnya. Banyak orang di sekeliling mereka juga memperhatikan adegan ini. Bagaimanapun juga Lin Feng adalah juara kedua tahun lalu, walaupun kinerjanya tidak terlalu hebat tahun ini, dia masih dielu-elukan. Selain itu, Han Sen telah menjadi pusat perhatian selama ini. Lin Feng mendekati Han Sen. Dia tersenyum dan menjulurkan tangannya, "Selalu ingin menyapamu, tetapi tidak pernah berkesempatan." "Sama." Han Sen menjabat tangannya. Lin tampaknya merasa senang, dan berkata, "Sampai ketemu di final." Lin pergi menjauh, tetapi kata-katanya membuat semua orang yang mendengarnya tertegun, seolah-olah mereka baru merasakan gempa berkekuatan 12,0. 103 Pertarungan antara Sang Raja dan Penipu Kabar itu memang menjadi gempa berkekuatan 12,0 dalam media. Lin Feng telah meminta seseorang untuk bertemu dengannya di final, namun orang itu bukan Yi Dongmu, tetapi Dollar, yang dianggap sebagai seorang penipu. Seluruh media terkemuka melaporkan hal ini, dan Fang Mingquan dari Pusat Kontes merasa sangat senang dan menganalisanya dari berbagai sudut. Kesimpulannya adalah "Dollar hebat." Tetapi yang jelas sebagian media dan penggemar tidak sama antusiasnya. Mereka merasa Lin Feng ingin mendapatkan popularitas dengan berpartisipasi dalam sorotan publik karena dia tidak lagi menjadi pusat perhatian. "Sampah. Lin adalah juara kedua tahun lalu, tetapi dia tidak memiliki visi. Pantas saja dia hanya juara kedua. Biarkan dia tetap bertahan pada peringkatnya dan berada di bawah peringkat Yi Dongmu-ku kali ini." "Mempertahankan peringkatnya? Kau terlalu memujanya. Dia sudah cukup beruntung kalau dapat masuk dalam 10 besar." "Lin dan Dollar hanyalah dua pria lemah yang merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri." "Ha-ha, Yi Dongmu akan menyingkirkan Dollar dalam beberapa detik sebelum dia mengalahkan Lin untuk menunjukkan mereka siapa raja yang sebenarnya." "Apa-apaan ini? Jika Lin akan melawan seseorang di tahap final, maka dia seharusnya adalah Yi Dongmu." "Jika bukan Yi, setidaknya adalah Tang Zhenliu, betul? Bagaimana relevansinya dengan si Untung D?" Jaringan Langit dihebohkan dengan urusan ini. Namun, Lin Feng dan Han Sen, kedua tokoh yang menimbulkan kehebohan ini tidak menyadarinya sama sekali. Salah satunya sedang menikmati minum teh dengan Tang Zhenliu dan Fang Jingqi, dan yang lainnya sedang bermain Tangan Tuhan dalam ruang olahraga di stasiun teleportasi. Han Sen menghabiskan seluruh waktunya untuk bermain Tangan Tuhan ketika dia tidak berlatih dengan Tang. Tetapi dia belum berhasil membuat terobosan baru. Dia selalu melakukan satu atau dua kesalahan dengan evolusi-4. Han Sen mengetahui bahwa dia telah mencapai batasannya dalam kondisi fisik dan daya refleks. Jika dia tidak menambah poin geno, tidak mungkin untuk maju lebih jauh. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk istrirahat sejenak dari Tangan Tuhan. Han Sen mengambil dua pisau belati dan mencoba untuk berlatih Pedang Lengan dengan kedua tangannya. Walaupun dia tidak sebagus Penjudi, dia dapat mengeluarkan belati dari balik lengan bajunya dan mengembalikannya lagi dengan mahir pada saat ini. Bahkan seseorang yang sangat teliti akan sulit mengamati pergerakan tangannya, tetapi itu hanyalah permulaan dari Pedang Lengan. Ketika Han Sen mengambil kembali belatinya, kedua tangannya sedikit bergoyang tetapi tangan Penjudi sama sekali tidak bergerak ketika mengembalikan pisau belati pendeknya dengan hanya menggunakan otot lengan dan telapak tangan. Kemampuan Han Sen masih jauh tertinggal. Hal ini membuat Han Sen salah paham bahwa dia harus lulus dari seluruh tingkatan Tangan Tuhan agar dapat menguasai tahap tertentu dari Pedang Lengan. "Setelah aku menang dalam pertandingan besok, aku akan bertarung dengan Yi Dongmu. Jika aku mengalahkannya, aku akan menjadi yang Terpilih dan masuk ke ronde peringkat, di mana aku akan bertemu dengan Lin Feng yang sudah kutunggu-tunggu." Han Sen mengembalikan pisau belatinya, perlahan menutup kedua matanya, dan memikirkan seluruh pertandingan yang telah dia alami. Keesokan harinya, Han Sen meraih kemenangan dengan mudah lagi. Lawannya masih belum pulih dari luka parah dan tidak muncul. Han Sen berjalan turun dari panggung dan ingin menonton pertandingan Lin Feng, tetapi seseorang memberhentikannya. "Aku harap besok kau akan memiliki keberanian untuk berdiri di hadapanku, karena aku akan membunuhmu," Yi Dongmu berkata ketus dan berjalan melewati Han Sen tanpa melihatnya lagi. Hampir semua orang yang melihat ini menjadi heboh. Kata-kata Yi Dongmu menimbulkan badai lainnya dalam Jaringan Langit. Pada dasarnya setiap orang menebak kalau besok Dollar berani muncul, dia akan mengundurkan diri. Bagaimanapun juga, perbedaan antara mereka terlalu besar. Kinerja Yi Dongmu sangat memukau dan dia bahkan telah membunuh beberapa lawan selebriti, termasuk Pria Pedang Naga, yang berada pada posisi kesepuluh tahun lalu. Dollar, di sisi lain, menempuh perjalanan yang sulit. Dan dia berada di sana lebih dikarenakan oleh keberuntungan daripada kekuatan sebenarnya. Hanya Fang Mingquan yang memprediksi Dollar akan mendapatkan kemenangan mutlak, hampir seluruh stasiun TV merasa yakin bahwa Dollar akan mengundurkan diri atau mati. Pada hari pertandingan, arena persilatan di dalam seluruh tempat penampungan dipadati oleh orang-orang yang menantikan untuk menonton pertandingan melalui bintang sakral. Ini tidak diragukan lagi merupakan pertarungan paling kontroversial di antara seluruh kontes yang digelar pada tahun ini, dan orang-orang menyebutnya pertarungan antara sang raja dan seorang penipu. Hampir seluruh orang dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama menonton dan jumlah penonton bahkan lebih besar daripada jumlah penonton dalam pertandingan final tahun lalu. Popularitas pertandingan ini sebagian adalah berkat Pusat Kontes dan Fang Mingquan. Kalau bukan karenanya, tidak akan ada begitu banyak orang mencurahkan perhatiannya kepada Dollar dan media tidak akan melalukan publikasi secara besar-besaran. Seluruh reporter lapangan berharap dapat mewawancarai Yi Dongmu dan Dollar sebelum mereka mulai. Walaupun tidak dapat merekamnya, setiap orang dalam Tempat Suci Para Dewa sudah merasa cukup puas dapat melihat saat yang sangat penting ini. Sayangnya, Yi dan Dollar keduanya tidak muncul, tetapi mereka melihat Tang Zhenliu dan Lin Feng. Masih ada waktu beberapa jam sebelum pertandingan mereka dimulai maka mereka harus berada di sini untuk menonton pertarungan antara Yi dan Dollar. Para reporter yang cerdas bergegas berdesak-desakan dan mengepung Tang Zhenliu dan Lin Feng. Mereka bertanya dengan kencang, "Lin Feng, aku dari Depan Kontes. Siapa menurutmu yang akan memenangkan pertarungan ini?" "Lin Feng, aku dari Sudut Kontes. Kau mengatakan bahwa akan bertemu dengan Dollar di final. Apakah kau masih merasa yakin dengan hal itu?" "AKu dari Pusat Kontes, Lin Feng, apakah kau dan Dollar saling mengenal? Mengapa kau memintanya untuk bertemu di final? Lin Feng tersenyum dengan tenang. "Bukankah aku telah mengatakan bahwa akan aku akan bertemu dengannya di final?" Lin kemudian berjalan menuju ke tempat duduknya dan duduk. Para wartawan cepat-cepat mengepung Tang Zhenliu yang berada di belakang Lin dan membombardirnya dengan berbagai macam pertanyaan. Tang mengibaskan rambutnya ke belakang dengan anggun dan berkata dengan bangga, "Siapapun yang menang, tidak ada bedanya bagiku, karena aku akan mendapatkan tempat pertama." Dia berhenti sejenak, dan sebelum para wartawan bereaksi dengan komentarnya, dia meneruskan, "Jika kau bertanya siapa di antara mereka yang akan menang, maka tentu saja Dollar. Bukankah itu sudah jelas?" Para wartawan merasa terkejut. Tidak hanya Lin Feng, tetapi juga Tang Zhenliu berkata Dollar akan menang, yang berlawanan dengan yang mereka pikirkan. Tetapi ketika mereka mencoba untuk bertanya lebih lanjut, Tang Zhenliu juga telah pergi. Hanya wartawan dari Pusat Kontes yang merasa senang, yang cepat-cepat teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa dan melaporkan apa yang dikatakan oleh Lin dan Tang. Ketika Yi Dongmu dan Han Sen muncul, Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama menjadi riuh. Sorak sorai untuk Yi mengalahkan sorak sorai untuk Dollar. Dalam area persilatan Tempat Penamapungan Baju Baja. "Penguasa stasiun, apakah menurutmu Dollar akan menang?" Yang Manli bertanya kepada Qin Xuan yang duduk di sampingnya dengan gelisah. "Dia mencuri kuotaku untuk pergi maka aku tidak akan memaafkannya jika dia bahkan tidak masuk ke dalam 10 besar." Kata Qin Xuan dengan galak, walaupun dia mengetahui bahwa tidak mudah dapat mengalahkan Yi Dongmu yang telah menunjukkan keahlian yang luar biasa dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya. "Dia pasti akan kalah. Dia sama sekali bukan tandingan Yi Dongmu." Anak Surga berkata dengan suara dingin. "Aku tidak mau mendengarkan kata-kata itu. Dollar-ku adalah yang terbaik," tidak merasa senang, Qing cemberut dan berkata. Dia dan Yuan telah melihat seluruh pertandingan Dollar. "Suka atau tidak, itulah kenyataannya," Anak Surga menimpali. "Bukankah kau berkata hal yang sama waktu itu? Bagaimana?" Qing menyeringai dan bertanya, membuat muka Anak Surga merah padam. 104 Tidak Buruk Di panggung, Yi Dongmu menatap Han Sen dengan dingin dan berkata dengan datar, "Jadi, karena kau berani datang, maka bersiap-siaplah untuk mati." Menarik pisau belati dari pinggangnya, Yi menunjukkan wajah pembunuhnya. "Apakah kau pikir ini adalah film Kung Fu?" Han Sen menertawakannya dalam hati. DIa tidak menyangka ada orang yang akan mengeluarkan kata-kata dramatis seperti itu dalam kehidupan nyata. Han Sen tidak membalasnya, tetapi berubah wujud menjadi pembantai berdarah, meraih pangkal pedang katana Shura dan berlari kea rah Yi Dongmu. Pembantai berdarah memiliki kecepatan yang luar biasa, secepat pesawat tempur dalam kecepatan penuh. Dalam sekejap, Dollar sudah berada di depan wajah Yi. Para penonton menduga apakah Dollar sudah gila karena mendekati Yi yang paling hebat dalam pertarungan jarak dekat. Hampir tidak ada orang yang dapat menghindar dari pukulan fatalnya setelah didekati olehnya. "Wow¡­Dollar sudah gila. Dia tidak hanya mendekati Yi, tetapi juga menggunakan katana. Setidaknya gunakan tombakmu agar kamu dapat menjaga jarak." "Dollar salah langkah. Dia seharusnya datang membawa busur dan panah. Bahkan jika dia tidak tahu caranya memanah, menembak ke bawah dari ketinggian masih lebih baik daripada berada dekat dengan Yi." Para penggemar Yi kegirangan. "Si dungu ini berjalan dengan sukarela ke pangkuan Yi. Pasti sulit untuk tidak mengalahkannya." Yi Dongmu mencibir dan berubah wujud menjadi seekor monyet mutan dengan tinggi lebih dari enam kaki dan ekor yang tebal, yang dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan secara luar biasa. Yi Dongmu memiliki jiwa binatang perubahan wujud juga, tetapi berbeda dengan bentuk tubuh seorang manusia. Jika dia dapat dapat menggunakan keahliannya dan pisau belati berdarah sakral, jiwa binatang perubahan wujud berdarah sakral akan melukainya secara permanen. Ada beberapa mahkluk yang memiliki bentuk yang mirip dengan manusia, dan bahkan hanya sedikit yang memiliki rupa manusia. Kecuali jiwa binatang berdarah sakral dalam bentuk seorang wanita yang dihadiahkan kepada yang Terpilih, selain itu jarang sekali ada jiwa binatang berdarah sakral yang menyerupai bentuk manusia. Pembantai berdarah Han Sen adalah jiwa binatang perubahan wujud yang berharga karena dia memiliki sepasang tangan manusia yang memungkinkannya menggunakan segala macam teknik. Yi Dongmu mengawasi Han Sen lari ke arahnya dan menggenggam pisau belatinya dengan lebih kencang. Dia memegangi belati berdarah sakral dengan tangan membelakangi arah pukulan dan melayangkan tubuhnya ke arah Han Sen. Jarak antara keduanya menjadi semakin dekat. Seluruh gerakan Yi Dongmu terbaca oleh Han Sen, yang merasa setiap peregangan dan pelintiran lawannya sesuai dengan ekspetasi. Dia dapat membaca seluruh gerakan Yi seolah-olah dia adalah boneka. Antar kedua pembunuh, jika salah satunya lebih baik, hal seperti ini akan terjadi. Han Sen mengetahui segalanya tentang Yi sedangkan Yi bahkan tidak mengetahui kalau Han Sen juga piawai dengan serangan gerilya. Dan itu adalah faktor yang menentukan kekalahan Yi. Walaupun kecepatan dan kekuatannya lebih hebat daripada Han Sen. Ketika keduanya bertarung, katana yang dicat emas oleh Han Sen bergerak dan tiba-tiba kembali ke sarung pedang. Pergerakan senjatanya sehalus awan yang mengapung dan air yang mengalir. Mereka terus meluncur ke arah lawan sejauh hampir 30 kaki sebelum keduanya berhenti. Tubuh megah Han Sen sekokoh gunung, sedangkan Yi Dongmu perlahan berbalik dan menatap punggung Han Sen. Dia menekankan setiap suku kata, "Apakah nama dari keahlian ini?" "Badai Pedang." Han Sen menjawab tanpa melihat ke arahnya. "Aku akan bertarung denganmu lagi. Dan lain kali aku tidak akan kalah." Yi berkata dan berjalan turun dari panggung. Pada saat dia berjalan turun, dia tersungkur ke tanah dan menimbulkan suara dentuman keras. Darah mengalir deras dari luka di dadanya yang begitu dalam hingga dapat melihat tulangnya. Seluruh Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama menjadi hening. Miliaran penonton pertandingan terhentak tetapi tidak dapat mengeluarkan suara. Tidak ada yang mempercayai bahwa akhirnya akan seperti ini. Mereka dapat menerimanya jika berakhir dengan cara lain, tetapi Yi Dongmu yang tidak terkalahkan seperti seorang raja dikalahkan oleh Dollar dalam satu pukulan, hal ini sulit untuk diterima. Bukan saja para penggermar Yi, bahkan para penggemar Dollar tidak mengira bahwa Dollar akan menang dengan cara seperti ini. Bahkan mereka yang paling merasa optimis merasa yakin bahwa setidaknya Dollar harus berusaha lebih keras untuk dapat menang. Tetapi tidak ada yang mengira Yi akan kalah dengan cara yang begini memalukan dengan jurus piawainya, pertarungan jarang dekat. Han Sen memutar kepalanya dan melihat Yi Dongmu yang berjuang untuk berdiri. Dia berkata dengan tenang, "Tidak buruk juga. Kau dapat lolos dari serangan sengit dariku." Han Sen pergi menjauh. "Tidak buruk¡­tidak buruk¡­" Kalimat ini mengejutkan para penonton. Dalam pandangan publik, figur Dollar tiba-tiba menjadi semakin agung dan brilian. "Dollar.." Para penggemar Dollar akhirnya menyadari apa yang telah terjadi dan mulai berteriak dan berlompatan. Keheningan pun pecah dan seisi Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama berubah menjadi meriah. Setiap orang membicarakan tentang pertarungan yang dahsyat ini. "Berlangsung dengan cukup cepat!" "Ha-ha, makan kata-katamu, para penggemar Yi!" "Tidak hanya para penggemar, tetapi media dalam seluruh Persekutuan, kecuali bagi Fang Mingquan di Pusat Kontes. Kalian mengira Yi akan menang. Bagaimana sekarang? Dia dikalahkan bahkan sebelum mencapai peringkat 10 besar¡­" "Sekarang, setelah dipikir-pikir, Fang Mingquan tentu memiliki visi. Analisa yang dibuatnya sebenarnya sangat masuk akal. Kita hanya dibutakan oleh penampilan Yi Dongmu dan tidak mendengarkannya." "Lin Feng yang mempunyai visi. Pantas saja dia adalah juara kedua tahun lalu. Dia sudah lama mengetahui hal ini." "Ha-ha, tampaknya tahun ini akan antara Lin Feng dan Dollar." "Kami sungguh-sungguh harus meminta maaf kepada Fang Mingquan dan Dollar." "Fang Mingquan telah disalahkan." "Tidak buruk¡­ha-ha.. ungkapan yang hebat¡­" Pertandingan yang berlangsung selama kurang dari sepuluh detik telah merubah gambaran tentang Dollar secara total. "Ungkapan yang hebat! Lain kali aku harus mencobanya ¨C tidak buruk, kau dapat lolos dari serangan sengit dariku." Tang menyesali bahwa bukan dia yang mengucapkan kalimat itu. 105 Dari Seorang Penyendiri untuk Sang Raja Prak! Jaringan komunikasi Wang Changqing telah dihancurkan olehnya. Darahnya mendidih, dia bernafas dengan berat seperti seekor binatang buas yang histeris. Dollar telah mengalahkan Yi Dongmu. Opini publik dalam seluruh Persekutuan tiba-tiba berubah. Pusat Kontes dan Fang Mingquan yang sebelumnya mendapatkan banyak hujatan, seketika dipuja-puji oleh banyak orang. Banyak yang mengatakan bahwa mereka yang mengejek dan meragukan harus meminta maaf kepada acara tersebut dan pembawa acaranya. Semakin banyak orang-orang yang tumpah ruah di Pusat Kontes untuk melihat analisa Fang Mingquan. Acara ini berhasil merangkak ke peringkat kedelapan, rekor tertinggi. Stasiun Huaxing tidak pernah sampai pada pencapaian sejauh ini dalam acara lainnya. Rekor mereka yang terbaik sebelumnya adalah posisi ke-19. Peringkat 10 besar! Bahkan tidak ada orang yang berani bermimpi setinggi ini. Pembawa acara pasti sudah merasa cukup bangga jika acaranya berada dalam 100 besar, dan sangat senang jika dapat mencapai 50 besar. Tidak diragukan lagi bahwa Pusat Kontes dan Fang Mingquan telah berhasil. Walaupun Pusat Kontes adalah sebuah pertunjukkan yang akan berakhir setelah kontes, prestasi Fang Mingquan yang luar biasa membuat namanya menjadi tenar. Apapun acara yang dibawakannya di masa yang akan datang, dia akan selalu mendapatkan peringkat yang bagus. Sekarang Stasiun Huaxing menganggap Fang Mingquan sebagai image terdepan mereka. Bahkan Xu Kangnian akan selalu tersenyum dengannya dan memandikannya dengan berbagi pujian, mambuat Wang Changqing begitu iri hingga dia ingin sekali menggigit Fang. Setelah segalanya berakhir, Fang mulai merasa takut. Dia bahkan tidak mempercayai analisanya sendiri karena dia bahkan tidak menonton pertandingannya. Dia hanya percaya mentah-mentah pada Dollar, pria yang telah menyentuh hatinya karena menyelamatkan seorang gadis kecil dan dia menganggap seorang pria seperti ini seharusnya dapat melakukannya dengan baik. Maka Fang Mingquan hanya bertaruh pada Dollar akan menjadi yang Terpilih. Apakah dia dapat memperoleh peringkat pertama, tidak lagi penting. Pertarungan antara Yi Dongmu dan ajakan Lin Feng membuat reputasi Dollar memuncak dan Fang Mingquan juga berhasil. "Dollar, kau sungguh-sungguh adalah bintang keberuntunganku!" Fang Mingquan merasa lega dan merayakan kenyataan bahwa taruhannya tepat. Jika dia kalah taruhan, dia bahkan tidak berani membayangkan nasibnya. Dia tidak takut akan kekalahan, namun kali ini risikonya terlalu besar. Jika dia kalah, dia mungkin harus meninggalkan industri yang dia cintai ini. Asap mencapai paru-parunya dan perasaan mabuk mulai menyebar dari sana. Fang menatap pemandangan dalam dengan hening dan kegirangannya pelan-pelan mereda. Ketika seluruh kegirangan telah hilang, Fang Mingquan bangun dan menyalakan perangkat pintarnya. Dia menulis sebuah artikel berjudul. "Seorang Raja Berjalan dalam Kegelapan." Seorang raja merasa kesepian. Ketika yang lain menertawakan dengan teman-temannya demi memamerkan kejenakaan mereka, Dia berkeringat dalam senyap. Raja selalu kesepian. Ketika yang lain mengejar wanita cantik, Dia berdarah-darah dalam medan pertempuran. Seorang raja selalu kesepian. Ketika seluruh dunia menentangnya, Dia menatap ke depan. Seorang raja selalu kesepian. Ketika dia ditinggalkan oleh semua orang, Dia tetap berjalan maju dengan tegar, Hanya demi mewujudkan impiannya yang jauh. Saya hanya hendak berkata, Dollar, terimalah kesetiaanku. Seorang penyendiri seperti diriku berharap untuk mengikutimu yang juga seorang penyendiri. Kau menang, saya akan bersamamu. Kau kalah, saya akan bersamamu. Fang Mingquan menyelesaikan artikelnya dan tidak menandatanganinya dengan namanya sendiri, dia menulis "dari seorang penyendiri untuk sang raja." Ketika Fang Mingquan mengunggah artikel tersebut di Jaringan Langit, itu segera menjadi viral dalam waktu yang sangat singkat, mendapatkan banyak sekali tanggapan. "Sial, aku menangis saat membaca ini. Ini mengingatkan aku ketika berlatih keras untuk dapat masuk ke sekolah militer. Yang lain mengagumi diriku berhasil masuk ke sana, tetapi mereka tidak mengetahui usaha keras yang telah aku lakukan. Aku harus berlatih bahkan pada saat demam. Sangat sulit." "Fang Mingquan menulis dengan baik. Aku mengenang masa-masa perjuanganku dalam Tempat Suci Para Dewa." "Ini sungguh-sungguh cerminan diriku yang sebenarnya!" "Aku juga seorang penyendiri. Menghabiskan sekurang-kurangnya 28 hari dalam Tempat Suci Para Dewa setiap bulan, aku hanya ingin bekerja lebih keras agar keluargaku dapat hidup dengan lebih baik. Tetapi aku juga sangat Lelah dan memerlukan teman." "Tidak peduli apa yang akan terjadi di masa depan. Mulai dari saat ini, aku adalah penggemar Dollar dan Fang Mingquan, aku akan bersama dengan kalian berdua, juga." "Dollar, terimalah kesetiaanku." "Kau menang, saya akan bersamamu." "Kau kalah, saya akan bersamamu." "Penyendiri+1." "Aku suka Fang Mingquan. Kau mengikuti Dollar, aku akan mengikutimu." "Jika Tuhan memberikan aku kesempatan kedua, aku tidak akan berkata hal buruk apapun tentang Dollar." "+1." "+10086." "Dollar, kau adalah rajaku." "Seorang Raja Berjalan dalam Kesepian" telah membuat Dollar dan Fang Mingquan luar biasa sukses. Sementara Fang menjadi selebriti, Dollar mendapatkan banyak penggemar baru yang berikrar akan terus setia mendukungnya . Han Sen pun merasa tersentuh saat membaca artikel itu. Selama tiga bulan pertama ketika dia baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa, kesepian dan ketidakberdayaan yang dia alami membuatnya gila. Dia dapat bertahan sampai sekarang karena mimpinya dan orang-orang yang dia sayangi. Jika bukan karena ibunya dan Han Yan, Han Sen mungkin sudah menyerah. Han Sen ingin membalas artikel tersebut, tetapi dia akhirnya memutuskan untuk tidak melakukannya. "Mari kita tetap berjalan maju ke depan demi sesuatu yang sungguh-sungguh kita hargai. Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan perasaanku." Han Sen keluar dari Jaringan Langit dengan senyap. Han Sen beristrirahat sejenak, dan memutuskan untuk memeriksa apakah ada seni geno hiper yang menggunakan gerakan kaki yang cocok dengannya dalam Ruang Orang Suci. Gerakan kaki Yi Dongmu sangat cocok dengan serangan gerilyanya, tetapi gerakan kaki Han Sen masih kurang. Jika dia dapat melatih beberapa gerakan kaki untuk dipadukan dengan Pedang Badai, dia dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam pertarungan. 106 Seseorang yang Bagus Artikel tentang Dollar tersebar luas dalam Jaringan Langit. Tetapi terlalu terlambat untuk menulis tentang dirinya karena Pusat Kontes adalah satu-satunya acara yang dibicarakan oleh semua orang. Pertunjukkan yang lain menjadi kurang populer. Banyak bisnis yang mencari Dollar dan berharap untuk menyewanya untuk mendukung produk mereka. Beberapa orang berusaha untuk menggali identitas aslinya dan ada berbagai macam spekulasi yang beredar, tetapi tidak ada yang pasti. Han Sen sekarang sedang menjelajahi bagian Kelas S dalam Ruang Orang Suci, tercengang dengan semua seni geno hiper Kelas S yang berkenaan dengan pergerakan kaki. Dari penjelasannya saja, sulit untuk mengetahui apakah pergerakan kaki tersebut sesuai dengannya, tetapi Han Sen tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik daripada seni geno hiper Kelas S. Setelah membaca seluruh penjelasan, Han Sen memilih pergerakan kaki yang dinamakan Sparticle. Setelah membeli Sparticle, Han Sen menonton tutorial dan mulai mempelajarinya. Dia segera mengetahui bahwa Sparticle berbeda dengan pergerakan kaki yang dipikirkannya. Han Sen berharap mendapatkan pergerakan kaki yang dapat membantunya bergerak lebih cepat dan menariknya untuk mendekati lawan secara instan. Sparticle cukup cepat dan secara teori dia dapat mencapai kecepatan penuh sesuai dengan kondisi badannya dengan melatih Sparticle. Tetapi seni geno hiper ini berfokus pada kekuatan ledakan. Walaupun dia dapat mencapai kecepatan yang sangat tinggi dengan cepat, kecepatannya hanya untuk satu atau dua langkah terakhir. Pergerakan kaki seperti ini sangat bertenaga dalam pertarungan jarak dekat dan bahkan lebih ampuh lagi jika dipadukan dengan serangan gerilya yang paling dikuasai Han Sen. Tetapi masalah sebelumnya belum terselesaikan sepenuhnya, masih sulit baginya untuk mendekati pihak lawan dari jarak jauh. "Ini bagus juga. Kemampuanku akan lebih ditingkatkan dalam pertarungan jarak dekat. Dan jika lawanku tidak terlalu jauh, ini dapat digunakan." Han Sen tidak terlalu merasa kecewa, Sparticle juga berguna baginya. Hanya saja berbeda dengan apa yang dia bayangkan. Pada awalnya, Han Sen berpikir dia harus mempelajari pergerakan kaki seperti yang digunakan Yi Dongmu, yang melibatkan langkah yang cepat dan tidak beraturan, tetapi ini boleh juga, hanya saja berbeda jauh dengan Yi. Han Sen meminum sebotol solusi geno untuk Sparticle dan tergesa-gesa memulai berlatih. Dia berharap akan dapat berpengaruh pada ronde peringkat yang akan dimulai pada 10 hari mendatang. Pada sore harinya, Fang Jingqi tiba-tiba mengirimnya sebuah pesan yang memintanya untuk bertemu tentang sesuatu yang penting. Han Sen pergi ke vila Fang Jingqi dan mengetahui bahwa Fang memintanya untuk bergabung dengan tim Pria Peninju untuk berburu makhluk berdarah sakral. "Pria Peninju tidak dapat berhadapan dengan makhluk itu dengan orang-orangnya, tetapi dia tidak ingin bergabung dengan Anak Surga maupun Qin Xuan. Dia telah menemukan kelemahan makhluk tersebut dan memiliki rencana yang memerlukan seorang pembunuh yang bagus. Dia mengenal seseorang seperti ini tetapi dia tidak ingin berbagai daging makhluk itu dengan komplotan lain juga. Aku tahu bahwa kau juga berada dalam Tempat Penampungan Baju Baja, maka aku merekomendasi dirimu kepadanya. Jika kau bergabung dengan mereka, kau tidak akan mendapatkan daging tetapi akan dibayar dengan tunggangan binatang mutan bermata tiga. Sedangkan untuk jiwa binatang dari makhluk berdarah sakral, kita akan mengikuti tradisi, siapapun yang mendapatkannya dapat menyimpannya." Fang Jingqi berhenti sejenak lalu berkata, "Bayarannya sangat bagus. Jika Pria Peninju tidak memaksa untuk mengambil semua daging untuk dirinya sendiri, bagian yang kau dapatkan tidak mungkin senilai dengan tunggangan jiwa binatang mutan." Han Sen mengangguk, kata-kata Fang Jingqi masuk akal. Bagian daging yang dia dapat peroleh mungkin kurang dari setengah nilai tunggangan mutan. "Kapan dan dimana?" Han Sen diam-diam menghitung waktu yang diperlukan untuk perjalanan ini. Hanya tersisa waktu sepuluh hari menuju ronde berikutnya, dan dia merasa ragu apakah dia dapat kembali tepat pada waktunya. "Aku tidak dapat memberitahumu lokasi yang spesifik, dan kau memerlukan waktu enam sampai tujuh hari secara keseluruhan," kata Fang Jingqi. Han Sen tentu saja mengerti bahwa tidak ada yang akan membocorkan informasi mahkluk berdarah sakral. Dengan perkiran Fang Jingqi, dia merasa yakin bahkan jika ada penundaan, dia masih dapat kembali tepat waktu. Sebenarnya, Han Sen tidak peduli dengan pertandingan peringkat. Dia tidak mempersoalkan peringkatnya di antara yang Terpilih sepanjang dia bisa mendapatkan hadiah, yang sama untuk setiap orang dalam 10 besar. Dia sebenarnya lebih tertarik untuk bertarung dengan Lin Feng, untuk mengetahui seberapa bagusnya Lin Feng. Han Sen berjanji dia akan bergabung dengan Pria Peninju. Dia selalu menginginkan sebuah tunggangan dan ini adalah kesempatan untuk mendapatkan yang mutan. Selain itu, dia juga berkesempatan untuk mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral. Jadi, mengapa tidak? Fang Jingqi memberikan Han Sen sebuah koin dan berkata sambil tersenyum, "Aku hanya berkata bahwa aku akan merekomendasikan seseorang yang bagus, tetapi aku tidak menyebut namamu. Bawa ini ke tempat yang disepakati dan dia akan mengetahuinya." Han Sen mengangguk dan mengambil koin. Fang Jingqi mengajaknya untuk makan malam sebelum melepaskan dia pergi. Hari berikutnya, Han Sen masuk ke Tempat Penampungan Baju Baja, hampir setiap orang membicarakan tentang pertandingan Dollar melawan Yi Dongmu dan "Seorang Raja Berjalan dalam Kesepian," tetapi mereka lebih tertarik menyebutnya "Dari Seorang Penyendiri untuk Sang Raja." Bagaimanapun juga, Dollar berasal dari Tempat Penampungan Baju Baja dan semua orang dalam tempat penampungan merasa bangga dengannya, kecuali komplotan Anak Surga. "Aku adalah selebriti sekarang, tetapi sayangnya aku tidak dapat memberitahu siapapun bahwa itu adalah aku," pikir Han Sen. Pertama-tama, dia pergi mencari Yang Manli dan meminta izin, menjelaskan bahwa dia ingin memburu makhluk penting, menyembunyikan fakta bahwa dia sebenarnya bergabung dengan tim Pria Peninju. Berburu itu penting dan hasil latihan Han Sen cukup bagus. Yang Manli dengan mudah mengabulkan permintaannya. Han Sen pergi ke tempat yang disepakati dan melihat Pria Peninju dan komplotannya berteduh di bawah sebuah pohon, jelas sedang menunggu seseorang. "Bokong Maniak, apa yang kau lakukan di sini dan bukan membuntuti Qin Xuan kemana-mana?" Seorang anggota komplotan melihat Han Sen dan menertawakannya. Han Sen tidak berbicara, tetapi mengambil koin dari dalam sakunya dan menjentikan dengan jarinya. Koin itu memperlihat sebuah busur dan mendarat di telapak Pria Peninju. Pria Peninju melihat koin di telapaknya dan merasa takjub. Dia bertanya pada Han Sen, "Kau adalah orang yang disebutkan oleh Fang?" 107 Perlihatkan Kemampuanmu "Tidak mungkin, Pria Peninju. Dia adalah orang yang kau ceritakan?" "Bokong Maniak adalah pakar yang direkomendasikan oleh temanmu?" "Kakak, kau bercanda ya?" "Kakak, kau sedang bermain-main dengan kami?" Orang-orang Pria Peninju berbicara secara bersamaan karena tidak ada yang percaya bahwa Bokong Maniak adalah orang itu. Pria Peninju juga merasa kesal. Fang Jingqi mengatakan bahwa dia akan mengirimkan seorang pakar pembunuhan, tetapi dia tidak menduga bahwa dia adalah Han Sen. Pria Peninju mengenal Fang Jingqi dengan baik dan dia tahu bahwa dia tidak akan sembarangan. Karena Fang telah merekomendasikan Han Sen, dia pasti ada alasannya sendiri. Pria Peninju menyapa Han Sen dan berkata, "Fang mengatakan bahwa kau ahli dalam pembunuhan?" "Di atas rata-rata," kata Han Sen. "Di atas rata-rata? Kita akan membunuh makhluk berdarah sakral. Dapatkah kau melakukannya?" Kelingking berkata dengan sanksi dan menggulung bibirnya. Komplotan ini berbeda dengan komplotan Qin Xuan dan Anak Surga. Mereka tidak memiliki latar belakang militer dan Pria Peninju tidak membayar anggota komplotan ini. Pria Peninju menggabungkan sekelompok teman dan dia menjadi ketuanya. Semua anggota saling memanggil dengan nama julukan. Jempol, Jari Telunjuk, Jari Tengah, Jari Manis dan Kelingking, ditambah dengan Pria Peninju adalah tulang punggung Komplotan Peninju. Keenamnya berada di sini hari ini, yang menunjukkan kepentingan mereka dengan makhluk berdarah sakral ini. Pria Peninju hampir telah memaksimalkan poin geno sakral dan yang dia perlukan hanya daging dari makhluk ini untuk mencapainya. Setelah itu dia dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua dengan poin geno sakral maksimum. Itulah alasannya kali ini mereka tidak akan membagikan daging tetapi memilih untuk membayar dengan sebuah tunggangan jiwa binatang mutan. Pria Peninju memberikan tanda untuk berhenti kepada Kelingking, menatap Han Sen dan berkata, "Aku percaya dengan Fang, tetapi ini sangat penting bagi kami dan aku harus bertanggung jawab untuk saudara-saudaraku. Tolong tunjukkan kemampuanmu." Pria Peninju menarik pisau belati dari pinggangnya dan memberikannya kepada Han Sen. Han Sen tidak merasa tersinggung karena dia menyadari bahwa reputasinya di Tempat Penampungan Baju Baja tidak bagus. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi dan sebenarnya tidak menyalahkan mereka. Han Sen menjulurkan tangannya dan meraih pisau belati. Ketika Pria Peninju hampir menarik kembali lengannya, tangan Han Sen bergerak. Tepat pada saat Pria Peninju ingin menghindar, pisau itu telah berada di lehernya. Tiba-tiba Pria Peninju membeku dan tangannya masih berada di udara karena dia bahkan tidak dapat menggunakannya untuk mempertahankan diri. Anggota lain dari komplotan itu semuanya tercengang dengan muka yang tegang. Mereka sangat mengenal keahlian Pria Peninju. Walaupun itu adalah serangan gerilya dari Han Sen, pria itu masih sempat mencari saat di mana Pria Peninju tidak waspada dan meletakkan pisau di lehernya. Kakak beradik jari merasa tidak ada satupun dari mereka yang dapat melakukan hal yang sama. Han Sen menyingkirkan pisau belati, melangkah mundur, dan melemparkan kembali ke Pria Peninju. Dia bertanya sambil tersenyum, "Apakah aku perlu menjalani tes lainnya?" "Tidak, mari kita mulai perjalanan kita." Pria Peninju berkata santai. Dia menatap Han Sen dan meletakan kembali pisau belati ke pinggangnya. Kelingking dan anggota lainnya merasa penasaran dengan Han Sen, tidak menduga Bokong Maniak yang memiliki reputasi buruk mempunyai keahlian seperti ini. Tetapi mereka tidak berkata banyak juga dan memanggil tunggangannya untuk berangkat. Karena tidak memiliki tunggangan, Han Sen diajak untuk duduk bersama Pria Peninju di tunggangan mutannya, yang sekuat badak. Komplotan itu bergerak menuju pegunungan selatan. Di sepanjang jalan, komplotan tidak berhenti kecuali kalau diperlukan. Pada hari ketiga, mereka akhirnya berhenti di tebing agung. Han Sen memperkirakan bahwa jika tidak menunggangi tunggangan, mungkin memakan waktu setengah bulan untuk tiba di sana. Mereka tidak dapat menggunakan tunggangannya lagi di tebing, maka Han Sen mengikuti komplotan itu berjalan kaki. Di sepanjang sisi lembah mereka berjalan turun dan melihat sungai yang mengepul, yang masih bukan destinasi mereka. Setelah berjalan selama lebih dari dua jam, mereka akhirnya melihat sebuah kawah besar di samping. Dalamnya gelap dan mereka menyalakan obor sebelum masuk ke dalam. Ketika mereka berada di dalam goa, kolom-kolom stalaktit menarik perhatian mereka. "Hati-hati. Walaupun kita telah membersihkannya pada saat terakhir kita ke sini, goa ini memiliki struktur yang kompleks jadi belum tentu kita sudah membersihkan semuanya. Selain itu mungkin ada beberapa makhluk baru yang bersembunyi di sana. Semua orang pusatkan perhatian," kata Pria Peninju dengan sungguh-sungguh. Semuanya mengiyakan dan Jempol membuka jalan dengan memegangi perisai jiwa binatang mutan. Sisanya mengikuti dia masuk ke dalam goa. Kelingking berjalan di bagian paling belakang dengan sepasang pisau pendek di tangannya, melihat ke sekelilingnya dengan waspada. Di dalam goa, air menetes dari atas, suaranya sangat jelas terdengar di dalam goa. Bebatuan di bawah kaki mereka licin dan membentuk genangan air sedalam lebih dari satu inci di sana sini. Semua orang sangat was-was, bukan karena sulit untuk berjalan, tetapi mereka merasa takut dengan makhluk berbahaya yang mungkin akan muncul setiap saat. Di sepanjang jalan, Han Sen melihat ada banyak noda darah lama, yang mungkin tertinggal dari komplotan yang kesini sebelumnya. Kekuatiran mereka tentunya berlebihan karena mereka tidak mendapatkan bahaya di sepanjang perjalanan. Komplotan ini pasti telah bekerja dengan baik waktu itu sehingga bahkan tidak ada makhluk primitif. "Perhatian, teman-teman. Kita hampir akan melihatnya. Jangan berisik," bisik Pria Peninju yang berada tepat di belakang Jempol setelah mereka berjalan selama empat sampai lima jam. Sebenarnya, kata-kata itu ditujukan pada Han Sen, karena setiap orang sudah pernah kesana sebelumnya dan mereka tahu sudah mendekati makhluk itu. Mereka berjinjit seperti kucing, sama sekali tidak bersuara. Han Sen mengangguk pada Pria Peninju, yang kemudian memberikan sinyal kepada Jempol untuk terus maju. Dalam seketika, mereka telah berada di ujung jalan setapak dan tiba-tiba ruangan menjadi lapang. Sebuah aula yang tersusun dari batu muncul di hadapan mereka. Stalaktit yang bergantung dari atap panjangnya sekitar 30 kaki, yang bahkan tidak mencapai sepersepuluh tinggi goa. Tanaman merambat hitam yang tidak dikenal tumbuh dimana-mana di dalam gua dan dedaunan tanaman itu sehitam tinta. Bahkan ada bunga hitam tertancap di tanaman itu. Mereka berjalan dari sebuah terowongan yang terhubung dengan dinding aula dan ada banyak pintu masuk seperti itu. Pria Peninju memberikan indikasi untuk diam kepada Han Sen dengan jarinya kemudian menunjuk ke bawah mereka. Han Sen melihat ke bawah dan matanya terbelalak. 108 Berburu Makhluk Berdarah Sakral Han Sen melihat bahwa di dasar gua, seekor makhluk seperti trenggiling hitam sepanjang lebih dari enam kaki dengan tubuh yang ditutupi dengan sisik kristal sedang meminum air dari kolam. "Itu makhluknya. Pendengarannya tidak terlalu tajam tetapi penglihatannya sangat baik. Bahkan senjata jiwa binatang berdarah sakral juga sulit melukai sisiknya. Kelemahan terbesarnya adalah perutnya yang lembut," Jari Telunjuk menjelaskan dengan tenang, yang adalah seorang pria muda yang sopan. "Walaupun kelemahannya berada di perut, dia berdiri dengan keempat kakinya dan aku tidak dapat membaliknya untuk menancap di sana," kata Han Sen. "Tentu saja tidak. Seketika mengendus bahaya, dia akan menggulung dirinya menjadi sebuah bola. Seperti seekor keong yang bersembunyi di dalam cangkang dan perutnya akan terlindungi. Sisiknya juga dapat berdiri dan membentuk pisau gergaji sirkular. Ketika dia berguling, dia akan seperti roda berduri dan bahkan baju baja yang terkuat akan terbelah olehnya. Dan tidak ada orang yang dapat bertahan," Kelingking menyela. "Bagaimana ini bisa menjadi kelemahannya kalau begitu?" Han Sen tidak dapat menahan diri untuk cemberut. "Tentu saja kita tidak dapat menyerang langsung. Kekuatannya dahsyat dan kecepatannya terlalu tinggi. Tidak ada yang dapat menahannya." Pria Peninju ragu-ragu sebentar sebelum menunjuk ke dasar kolam dan berkata, "Rencana kami adalah nanti kita akan mengusirnya dan kau dapat mengambil kesempatan untuk bersembunyi di dalam air di dekat dagunya yang lembut. Sebaiknya kau dapat menusukkan senjata di dagunya sehingga dia dia tidak dapat menggulung. Pada saat itu kita akan dapat membunuhnya sesuka kita." "Pria Peninju, pantas saja kau bersedia membayarku sebuah tunggangan mutan. Aku akan mempertaruhkan nyawaku." Han Sen berkata kepada Pria Peninju. "Kalau ini pekerjaan mudah, kita tidak akan membayarmu begitu tinggi. Dapatkah kau melakukannya?" Kelingking berbisik. Semua orang menunggu keputusan Han Sen, memandang dirinya. "Aku dapat mencobanya. Tetapi karena aku akan mempertaruhkan nyawaku di sana, aku harus dibayar dulu untuk berjaga-jaga kalau aku mati di sana." Han berpikir dan berkata. "Ok," Pria Peninju langsung setuju dan memindahkan tunggangan kepada Han Sen. Sekarang mereka sudah berada di sini, sepanjang Han Sen masuk ke dalam air, mereka tidak takut dia akan kabur. Maka, tidak masalah membayarnya dulu. Jari Telunjuk mengambil silinder oksigen kecil dan alat pernafasan dari tasnya dan memberikannya kepada Han Sen, agar Han Sen dapat bertahan di dalam air lebih lama. Setelah segalanya sudah siap, Pria Peninju menatap Han Sen dan berkata, "Kita akan keluar untuk menggiringnya ke salah satu terowongan dan kau harus cepat-cepat bersembunyi dalam air. Kau tidak punya banyak waktu, paling banyak 30 detik. Apakah itu ok?" "Tidak masalah," Han Sen melihat jarak ke kolam dan mengkonfirmasi. "Walaupun kulitnya rentan, kau tetap memerlukan setidaknya senjata jiwa binatang mutan untuk dapat menusuknya. Apakah kau memilikinya?" Pria Peninju merasa sedikit kuatir. Han Sen mengangguk lagi. Katana Shura yang dia miliki dapat disandingkan dengan senjata mutan, tetapi dia bukan Dollar sekarang jadi dia tidak membawanya. Tetapi Han Sen masih memiliki panah penyengat hitam mutan dan itu bisa digunakan. Semuanya sudah siap, Pria Peninju dan anggota komplotannya saling bertukar pandang dan setiap orang kecuali Kelingking memanjat melalui tanaman merambat. Mereka memanjat dengan hati-hati ke pintu masuk aula kemudian melemparkan bola beli sebesar kepalan tangan pada makhluk yang sedang minum dari setiap pintu masuk. Dang! Dang! Dang! Bola-bola itu membentur sisik kristal hitam makhluk itu dan menimbulkan suara besi, namun sama sekali tidak meninggalkan bercak putih di sisiknya. Tetapi makhluk berdarah sakral ini jelas merasa marah. Hanya dalam sekejap, dia menggulung tubuhnya dan tiba-tiba terlihat seperti seekor keong berduri. Sisik-sisik hitamnya berdiri dan setajam pisau. Makhluk itu mulai berguling dan terpelanting dan bahkan bebatuan terpotong dalam oleh sisik-sisiknya. Sungguh mengerikan. Hanya dalam sekejap, dia telah berguling sejauh belasan kaki. Tidak hanya memiliki kecepatan yang menakjubkan, dia juga dapat berguling di dinding batu yang terjal. Seperti roda berduri, dia berguling ke atas dinding dan dalam sekejap sudah berada di belakang komplotan Pria Peninju. Mereka tidak sempat bersantai dan semuanya bersembunyi dalam terowongan yang berdekatan dengan masing-masing. Makhluk berdarah sakral mengikuti Jempol ke dalam terowongan yang berada terdekat dengannya. "Ayo! Jempol tidak dapat bertahan lama," Kelingking mendesak Han Sen untuk turun. Han Sen mengambil nafas dalam-dalam, meraih tanaman merambat dan cepat-cepat meluncur ke dasar kolam. Dia berlari ke kolam tetapi tidak melompat ke dalamnya karena takut akan terlalu berisik. Sebaliknya, Han Sen masuk dari pinggiran air, secara perlahan meluncur ke dalam air dan menyelam. Melihat Han Sen telah menyelam dalam air dengan alat pernafasan di mulutnya, Kelingking merasa lega dan menyeka keringat dingin di keningnya. Ketika dia akan melihat keadaan makhluk berdarah sakral, dia melihat sesosok bayangan yang tergesa-gesa berlari keluar dari terowongan tempat dia berada dan berguling ke bawah. Kedua mata di samping tubuhnya berputar sejenak dan tidak mendeteksi bahaya. Dia kemudian secara perlahan meregangkan tubuhnya dan merangkak ke sekelilingnya untuk mengunyah tanaman merambat hitam. Alasan makhluk ini tinggal di sana cukup lama adalah untuk memakan tanaman merambat hitam. Komplotan Pria Peninju telah mengetahui hal ini dan karena itu mereka merasa yakin bahwa dia akan tetap di sana sebelum menghabiskan tanaman merambat. Makhluk ini masih melahap tanaman merambat ketika komplotan Pria Peninju kembali dari belakang terowongan. Kebetulan semua terowongan berhubungan dan mereka berputar lalu menemukan Kelingking. Lengan Jempol terluka. Darahnya menetes dan tulangnya terlihat. "Jempol, kau baik-baik saja?" Pria Peninju dan yang lainnya bertanya dengan gusar. "Aku baik-baik saja, tetapi perisai mutanku rusak ketika digunakan untuk menghalangi makhluk itu. Jika tidak dapat membunuhnya, ini tidak sepadan sama sekali." kata Jempol dengan kesal. "Aku penasaran apakah Bokong Maniak dapat menyelesaikan tugasnya." Kelingking memandangi kolam yang tenang dan makhluk yang memakan tanaman merambat dengan wajah yang kuatir. 109 Armadilo Bersisik "Aku harap dia bisa." Melihat ke bawah, Pria Peninju juga merasa kurang yakin. Tidak ada orang yang dapat merasa yakin ketika berburu makhluk berdarah sakral. Nama buruk Bokong Maniak juga menambah ketidakpercayaan mereka pada Han Sen. Komplotan itu memperhatikan makhluk itu dengan cemas, tetapi dia sama sekali tidak ingin minum. Setelah mengunyah tanaman merambat selama lebih dari setengah jam, dia berbaring di atas batu dan tidur. Pria Peninju dan yang lainnya mulai merasa gusar, karena silinder oksigen yang mereka berikan kepada Han Sen hanya berukuran telapak tangan dan oksigen yang tersedia cukup terbatas. Jika makhluk berdarah sakral tidur cukup lama, oksigen akan habis. Ketika mereka berdoa agar makhluk itu bangun, dia tiba-tiba bangun dan merangkak dengan perlahan ke kolam, seolah-olah doa mereka dikabulkan. Dia menjulurkan kepalanya ke atas kolam dan mulai menjilat-jilat air dengan lidahnya. Namun, Pria Peninju dan kakak beradik jari jemari tidak merasa senang dengan hal ini, karena makhluk itu berada jauh dari tempat Han Sen bersembunyi. Jika Han Sen mulai berenang sekarang, ombak yang ditimbulkan pasti akan membuat makhluk berdarah sakral menjadi was-was. "Bagaimana sekarang?" Jantung para anggota komplotan berdetak kencang. Han Sen bahkan tidak dapat menyentuh makhluk itu dari jarak sejauh ini, apalagi membunuhnya. Sayangnya, air di bawah sana terlalu gelap dan mereka tidak dapat melihat apa yang sedang dilakukan Han Sen di dalam air. Jantung mereka sudah hampir copot, para pria itu tiba-tiba mendengar suara menderit dari bawah. Makhluk berdarah sakral mengangkat kepalanya dan ada panah hitam yang tertanam dalam di rahang putihnya, hanya kurang dari setengah panjang panah yang terlihat. Darah mengalir di sepanjang batang panah. Tidak dapat menemukan musuhnya, makhluk itu ingin menggulung dirinya setelah terluka. Namun, karena rahangnya sudah tertancap panah, dia tidak dapat menggulung dirinya menjadi bola yang sempurna. Sebaliknya, dia terlihat seperti ban kempes dalam kecelakaan, memperlihatkan sebagian besar perutnya. Merasa sangat senang, komplotan itu memanggil segala jenis senjata dan tergesa-gesa keluar dari tempat persembunyiannya. Makhluk berdarah sakral masih ganas walaupun terluka parah. Ketika dia berguling, bebatuan tetap hancur oleh sisiknya. Tidak ada yang dapat menghalanginya seperti tidak ada orang yang dapat menghalangi jalan buldoser. Komplotan itu tidak berani bertarung langsung dan memutuskan untuk melanjutkan pertarungan sambil bersiap-siap untuk mundur. Kemudian mereka melihat makhluk itu berguling ke dalam sebuah terowongan dan berlari secepat mungkin. Hanya ketika Han Sen muncul dari dalam kolam memegangi Hari Kiamat. Sisanya tidak mempedulikannya dan bergegas masuk ke dalam goa dan mengejar makhluk itu. Han Sen cepat-cepat mengikuti mereka. Kecepatan makhluk itu tidak terpengaruh oleh luka yang dideritanya. Dia segera menghilang di dalam goa. Untungnya, dia mengeluarkan banyak darah, maka komplotan itu dapat menelusurinya. Ada racun pada panah penyengat hitam mutan dan makhluk itu pasti akan menekan panah itu lebih dalam dan lebih dalam lagi ketika dia berguling. Oleh karena itu lukanya tidak akan sembuh dan darah akan tetap terlihat dari waktu ke waktu. Setelah pengejaran selama lebih dari dua jam di dalam terowongan, mereka akhirnya melihat cahaya ketika mereka keluar dari terowongan dan memasuki hutan hoodoos. Hoodoos adalah formasi geologi yang sangat populer di Alberta yang terjadi akibat erosi yang disebabkan oleh air, angin dan es selama puluhan juta tahun. Lantai masih ada bercak darah, maka makhluk itu pasti lari di antara hoodoos. "Sial, vitalitas makhluk ini sungguh luar biasa. Kita mungkin sudah mati sejak tadi jika mengeluarkan begitu banyak darah, sedangkan dia masih dapat berlari secepat biasanya," kutuk Jempol. Medannya tidak rata sehingga mereka tidak dapat menggunakan tunggangannya. Semua orang tetap mengejar dengan berlari. Ketika mereka berlari. Han Sen tiba-tiba mendengar suara dalam pikirannya, "Makhluk berdarah sakral armadillo bersisik terbunuh. Jiwa binatang armadillo bersisik diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak." Han Sen berhenti sejenak dan tidak dapat mempercayai bahwa armadillo bersisik telah mati. Yang lebih mengejutkan adalah dia bahkan mendapatkan jiwa binatangnya. Melihat Han Sen berhenti, yang lainnya melihat padanya dan ternyata, "Apa yang terjadi?" "Armadillo bersisik telah mati," balas Han Sen. "Armadillo bersisik?" Yang lain segera menyadari bahwa armadillo bersisik adalah nama makhluk berdarah sakral itu dan semuanya menjadi sangat senang. "Panahmu beracun?" Pria Peninju cepat-cepat bertanya. "Iya, tetapi tampaknya racun panah itu tidak cukup kuat untuk membunuh makhluk berdarah sakral," Han Sen sendiri merasa ragu. "Armadillo bersisik itu mungkin berguling terlalu kencang sehingga panah menancap otaknya," Jari Manis menebak. "Iya, mungkin saja, Ayo bergegas," Jempol berkata dengan penuh semangat. Komplotan itu mengikuti bercak darah dan memutar di sebuah sudut sebelum mereka melihat armadillo bersisik yang telah mati. Namun, mereka semuanya berhenti. Apa yang mereka lihat berbeda dengan yang dibayangkan. Armadillo bersisik memang mati, tetapi tampaknya dia bukan mati karena panah Han Sen. Seekor burung yang sangat cantik dengan tinggi lebih dari sembilan kaki dan tubuh yang berwarna perak, mata berwarna merah delima sedang menggunakan kait perak yang tampak seperti cakar untuk merobek tubuh armadillo dan memakan dagingnya. Sisik yang bahkan tidak dapat ditembus oleh senjata berdarah sakral dirobek seperti kertas olehnya. Han Sen sekarang tahu bahwa memang bukan karena panahnya, tetapi burung perak itu yang telah membunuh armadillo bersisik. Karena alasan tertentu, masih terhitung dia yang melakukannya. "Sial! Satu lagi makhluk berdarah sakral, dengan sayap!" Jempol berteriak kencang. Suaranya membuat wajah semua orang menggelap. Burung yang sedang menikmati makannya tiba-tiba memalingkan mata merah delimanya ke arah mereka. Pada saat dia melihat mereka, dia menampakkan wajah yang membunuh dan melebarkan sayapnya seperti awan yang menutupi langit dan terbang ke arah mereka. "Menyebar!" Pria Peninju berteriak, berbalik dan berlari kencang. Burung perak ini sangat kuat sehingga mereka sama sekali bukan tandingannya. Karena bahkan sisik armadillo tidak dapat menahan cakarnya, mereka sama sekali tidak memiliki apapun untuk bertarung dengannya. Han Sen juga berlari secepat mungkin. Komplotan itu telah menyebar, tetapi ketika Han Sen melihat ke belakang, dia menyadari bahwa ternyata burung perak itu telah memilih untuk mengikutinya, mata galak burung itu yang semerah darah menatap dirinya tanpa berkedip. "Sial! Mungkin Tuhan merasa iri dengan jiwa binatang yang baru aku peroleh." Han Sen mengutuk dan terus berlari dengan putus asa. 110 Melarikan Diri Untungnya, hutan itu adalah hutan yang batu hoodoos lapuk yang seperti pagoda. Han Sen tertutup oleh hoodoos yang seperti pagoda dan berlari tanpa arah sepanjang dia dapat melepaskan diri dari burung perak. Namun, burung yang mengerikan itu masih tetap mengikutinya. Cakarnya bahkan dapat menghancurkan batu seukuran mobil dengan cepat. Kekuatannya hampir tidak terkalahkan. Setelah berlari cukup lama, Han Sen tiba-tiba berada di hutan yang terbuka dan tidak ada hoodoo. Dia mengumpat dalam hati, "Sekarang tanpa hoodoos yang menghalangi, bagaimana mungkin aku dapat berlari lebih cepat daripada burung keparat ini." Tanpa dihalangi oleh hoodoos, burung perak itu berteriak ganas dan bergegas menuju dirinya. Tanpa ragu-ragu, Han Sen memanggil pembantai berdarah dan kumbang hitam dan merubah dirinya menjadi makhluk setengah manusia dan setengah kuda berwarna emas, berlari dengan keempat tapaknya. Han Sen selalu mengandalkan kecepatan pembantai berdarah, tetapi kali ini dia tidak dapat kabur dari burung perak itu. Sebaliknya, burung itu hampir dapat mengejarnya. "Apakah aku akan mati di sini?" Han Sen mengumpat dalam hati. Waktu merubah wujud terbatas dan poin genonya sekarang hanya dapat membuatnya bertahan selama kurang dari satu jam. Ketika waktunya sudah habis, bagaimana mungkin dia dapat berlari lebih cepat daripada burung ganas dengan kakinya sendiri. Tetapi sekarang Han Sen tidak punya waktu untuk berpikir. Dia harus berfokus untuk berlari secepat mungkin. Han Sen tidak berani memanggil jiwa binatang naga bernaga ungu. Seketika dia menggunakan sayap untuk terbang di udara, kecepatan terbangnya pasti akan lebih rendah dan dia akan menjadikan dirinya sebagai makanan untuk burung itu. Melihat dataran yang tidak berujung, Han Sen berlari dengan putus asa sedangkan burung perak itu mempercepat terbangnya. Seiring dengan berlalunya waktu, Han Sen mulai merasa perih dan dia mengetahui bahwa waktu perubahan wujudnya hampir habis. Ketika Han Sen sedang berpikir apakah berbalik dan bertarung langsung dengan burung, dia mendadak mendengar suara gemuruh air di hadapannya. Tampaknya ada sungai lebar di sana. Tiba-tiba, matanya bersinar. Tanpa berpikir panjang, dia berlari dengan kecepatan penuh menuju suara itu dan menggunakan Kulit Giok secara menyeluruh agar dia dapat bertahan dengan perubahan wujudnya lebih lama. Han Sen segera melihat sungai lebat dengan gemuruh ombak yang lebih deras daripada Sungai Kuning. Melihat sungai ini, Han Sen merasa sangat senang. Sekarang dia hanya berharap bahwa burung perak ini tidak tahu caranya berenang maka dia dapat berlindung di dalam air. Berlari sekuat tenaga dengan keempat tapaknya, Han Sen merasa otot badannya dirobek karena dia telah melewati batas waktu perubahan wujud. Tetapi hanya itu satu-satunya cara yang tertinggal untuk bertahan dan terus berlari ke arah sungai. Menyerah dengan perubahan wujud adalah sama dengan menyerahkan hidupnya. Enam ratus kaki dari sungai, mata Han Sen memerah dan sakit yang dirasakan tubuhnya membuatnya ingin berteriak. Tetapi dia harus tetap berlari. Lima ratus kaki¡­Tiga ratus kaki¡­Seratus kaki¡­ Sepuluh kaki¡­ Ketika Han Sen merasa tubuhnya akan meledak, dia akhirnya tiba di sungai. Menahan sakit di badannya, dia melemparkan dirinya ke dalam air. Bukkk! Han Sen mendengar suara keras di belakangnya, dan merasakan sangat sakit di punggungnya yang hampir membuatnya pingsan. Jantungnya berhenti, mengetahui burung perak itu telah mengikutinya ke dalam air. Keinginannya untuk bertahan hidup membuatnya mengumpulkan segenap tenaga untuk menyelam ke dalam sungai. Pada saat ini, Han Sen tidak dapat lagi bertahan dengan perubahan wujud, atau badannya akan rusak. Pada saat dia berubah menjadi dirinya sendiri, dia merasa terdorong oleh arus dengan sangat cepat. Dia mencoba untuk tetap sadar, karena dia mungkin akan tenggelam dalam arus sebelum dimakan oleh burung itu. Dia memanggil barakuda hitam mutan, dan tunggangan sepanjang lebih dari empat kaki muncul di sampingnya. Memegang erat tunggangannya, Han Sen mengendalikannya untuk menyelam ke dasar. Ketika Han Sen sudah tidak dapat menahan nafasnya, dia mengirim barakuda hitam mutan kembali ke permukaan. AKhirnya dia dapat beristirahat sejenak, Han Sen merasa lega tidak melihat lagi burung perak. Sepertinya dia tidak bisa berenang dan hanya mencakar punggungnya saat dia melompat ke dalam air. Punggungnya masih terasa sangat sakit, dan seluruh tubuhnya terasa seperti rontok karena kejang-kejang di ototnya. Dia merasa seperti dijadikan sashimi dengan daging yang diiris-iris. Konsekuensi merubah wujud sampai melewati batas waktu membuat Han Sen tidak berdaya. Untungnya, dia memiliki baju baja kumbang hitam untuk perlindungan, atau makhluk dalam sungai yang mencium bau darah akan mencabik-cabiknya. Sekelompok ikan aneh yang berukuran panjang lebih dari dua kaki berenang di sekelilingnya dan terus mencoba untuk menggigit badannya. Baju baja berdarah sakral menghalangi usaha mereka. Menahan rasa sakit yang menjengkelkan, Han Sen mengambil pisau belati baja Z di balik lengan bajunya dan menancapkannya ke seekor ikan aneh di sampingnya. Ikan itu mengeluarkan isi perutnya saat pisau belati ditarik dengan kencang dan dia mati seketika. "Makhluk primitif ikan lampion hitam dibunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno primitif secara acak." Melihat ikan lampion hitam lainnya bergegas berenang ke ikan yang mati. Han Sen cepat-cepat memotong sebongkah besar daging berlemak di perutnya dan melemparkannya sisanya ikan mati ke samping. Melihat sekelompok ikan lampion hitam mengejar ikan yang sudah mati, Han Sen mengigit daging di tangannya. Rasanya amis dan pahit, tetapi Han Sen tidak mempunyai pilihan. Ketika dia lompat ke dalam air, punggungnya dicakar oleh burung perak dan tas punggungnya hilang. Dengan tidak ada persediaan air dan makanan, dia hanya dapat bergantung pada daging makhluk ini untuk menambah sedikit kekuatan. Jika dia mau hidup, dia harus memiliki kekuatan yang cukup. Tetapi daging ikan ini sangat tidak enak sehingga Han Sen hanya memakan setengahnya dan membuang sisanya. Kalau tidak dia akan muntah. Setelah kekuatan fisiknya agak memulih, Han Sen mulai mengamati sekelilingnya. Walaupun sudah gelap, cahaya bintang dan bulan sangat terang sehingga dia masih dapat melihat pegunungan dan hutan di sepanjang sungai. Tetapi dia masih belum tau dimana dia berada. Setelah mendapatkan tenaganya, Han Sen memerintahkan barakuda hitam mutan untuk berenang ke pantai. Nasibnya masih cukup bagus. Di samping pantai terdapat rerumpunan pohon. Dia melihat ke sekeliling dan tidak menemukan jejak makhluk di sekitarnya. Dengan bernafas lega, Han Sen memanjat ke puncak sebuah pohon tinggi. Ketika dia akan beristirahat dan memulihkan lukanya, seekor binatang mengaum di pegunungan di dekatnya. "Bisa seburuk apa nasibku?" Dengan tersenyum masam, Han Sen melihat ke arah sumber suara dengan waspada. 111 Tempat Penampungan Yang Agung Melihat sebenarnya adalah beberapa anak muda berburu seekor makhluk yang tampak seperti singa, Han Sen merasa Tuhan masih belum menelantarkannya. Setelah mengembalikan seluruh jiwa binatang dan mengembalikan pisau belati ke balik lengan bajunya, Han Sen berjalan perlahan menuju para anak muda dan berkata setelah mereka membunuh makhluk itu, "Teman-teman, bolehkah aku bertanya dimanakah ini?" Anak-anak muda yang masih merasa kegirangan karena hasil perburuannya merasa terkejut saat mendengar suara Han Sen dan berbalik kepadanya dengan senjata ditangan mereka. Setelah melihat siapa itu Han Sen yang dalam pakaian dengan darah yang menetes, mereka langsung merasa lega. "Mengapa kau berada di sini sendirian?" tanya seorang pria muda dalam baju baja jiwa binatang, menatap Han Sen dengan ragu-ragu. "Aku datang bersama beberapa teman dan tidak yakin apakah bernasib mujur atau sial, kita berpapasan dengan seekor makhluk terbang berdarah sakral dan menyebar. Aku beruntung masih hidup," Han Sen menceritakan setengah kebenaran. "Makhluk berdarah sakral? Di mana?" Anak-anak muda itu terkejut. "Aku tidak tahu sekarang. Aku lompat ke dalam sungai dan melarikan diri darinya dan terbawa arus sampai ke sini. Jika kau ingin memburunya, kamu dapat pergi ke hulu sungai dan mencoba keberuntunganmu. Namun, aku tidak yakin apakah mereka masih berada di sana." Han Sen berhenti sejenak dan bertanya, "Dapatkah kau pertama-tama memberitahuku di mana aku sekarang?" Seorang gadis dengan mata lebar berkata, "Kita juga tidak tau. Tetapi jika kau ingin pergi ke tempat penampungan, pergi ke arah barat dan memerlukan waktu satu bulan untuk dapat mencapai Tempat Penampungan Yang Agung." Han Sen sedikit terkejut. Tempat Penampungan Yang Agung adalah tempat Xue Longyan dan Lin Beifeng berasal. Kebetulan dia berada di dekat Tempat Penampungan Yang Agung sekarang. Dia berpikir sudah berapa jauh sungai itu membawanya sampai kemari. Untung saja dia tidak bertemu dengan ancaman besar dalam sepanjang perjalanan. Anak muda yang berbicara lebih dahulu tiba-tiba berkata, "Kau tampak tidak sehat. Kebetulan kami akan kembali. Jika kau bersedia untuk membayar, kami dapat membawamu bersama kami." Han Sen tersenyum. "Apakah aku terlihat membawa uang bersamaku?" "Kita dapat menandatangani sebuah kontrak di sini dan kau dapat membayar ketika sudah kembali ke tempat penampungan." balas anak muda itu. "Berapa banyak yang kau inginkan?" Han Sen berpikir sejenak dan berkata. Dia tidak mengenali wilayah ini. Jika dia mengikuti mereka, setidaknya dia tidak akan tersesat. "Seratus ribu," Anak muda itu memperhatikan busur dan panah yang dibawa Han Sen dan berkata, "Tampaknya kau terluka. Kami dapat memberimu obat dan makanan daging dari makhluk primitif." Anak-anak muda lainnya sedikit terkejut dengan harga ini, karena seratus ribu bukan jumlah yang kecil. "Ok. Tetapi aku akan membayarmu setelah tiba di tempat penampungan," kata Han Sen sambil menjulurkan tangannya. Perjalanan ini cukup menghasilkan dan yang terpenting sekarang adalah dia dapat tiba di tempat penampungan dengan selamat. Seratus ribu bukan jumlah yang besar baginya pada saat ini. Sayang sekali dia mungkin tidak dapat mengikuti ronde peringkat dalam kontes. Walaupun tidak terlalu penting untuk dirinya. Walaupun dia tidak muncul, dia masih mendapatkan posisi kesepuluh dan akan mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh jiwa binatang berdarah sakral secara acak. Satu-satunya hal yang disayangkan adalah dia melewatkan kesempatan untuk bertarung dengan Lin Feng. Walaupun dia tidak dapat mengikuti pertandingan, dia telah memperoleh jiwa binatang berdarah sakral, yang bagi Han Sen jauh lebih menarik daripada peringkatnya. Bahkan jika dia mendapatkan posisi pertama, tidak akan mendapatkan hadiah materi tambahan. Oleh karena itu, jika Han Sen dapat memilih lagi, dia tetap akan ikut. Namun akan lebih baik, jika dia tidak dilemparkan dengan begitu panik. "Sepakat." Anak muda itu dengan senang hati mengeluarkan pena dan kertas untuk menulis sebuah kontrak yang sederhana. Setelah Han Sen menandatanganinya, dia memberikan Han Sen beberapa makanan dan air. Setelah memperkenalkan diri sekadarnya, gadis dengan mata lebar membantu mengobati luka Han Sen. Ketika dia mengangkat bajunya dan melihat luka yang ditinggalkan oleh burung perak, dia hampir berteriak kaget. Luka sepanjang satu kaki membentang di punggung Han Sen, dengan daging yang terkoyak. Pendarahan hampir terhenti. Han Sen merasa cukup beruntung bahwa dia berada cukup lama dalam air dan tas punggung beserta baju baja berdarah sakral memberikannya semacam perlindungan ketika burung itu menyerang., maka tulang punggungnya tidak terluka. Kalau tidak, dia sudah mati sejak tadi. Lukanya terlihat menakutkan. Namun, dia memiliki fisik yang hebat dan Kulit Giok. Bahkan tanpa pengobatan, lukanya juga tidak akan bertambah parah. Gadis itu membersihkan lukanya dengan alkohol dan membalutnya. Semua anak-anak muda itu berkata bahwa Han Sen cukup beruntung dapat bertahan hidup. Pria dalam kelompok itu memotong tubuh makhluk yang tampak seperti singa, mengambil beberapa dahan, membuat api, dan meletakkan beberapa bongkah daging di atasnya untuk dipanggang. Mereka membagi Han Sen satu bongkah daging setelah selesai dipanggang. Han Sen mengambil daging itu dan melahapnya. Dia sangat perlu menambah tenaga. "Makhluk primitif daging singa kuning telah dimakan. Poin geno primitif nol diperoleh." Han Sen menjadi lebih mengenal anak-anak muda itu setelah berjalan bersama mereka selama dua hari. Mereka bukan orang jahat. Karena mereka datang dari keluarga sederhana dan tidak ada yang istimewa dengan mereka, mereka tidak dapat bergabung dengan komplotan besar. Oleh karena itu mereka membentuk kelompok sendiri untuk berburu makhluk sendiri. Mereka tidak berani berburu makhluk yang kuat lainnya karena kekuatan mereka belum memadai. Cara ini lebih aman karena mereka selalu memilih makhluk primitif yang sendirian. Kondisi mereka masih jauh lebih baik daripada Han Sen ketika awal dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa, karena mereka bersama-sama sedangkan dia selalu sendiri. Tetapi dia masih dapat kadang-kadang menemukan kesamaan dengan mereka. Dengan persediaan obat-obatan dan makanan, Han Sen pulih dengan jauh lebih cepat. Dengan kondisi fisik dan Kulit Giok, lukanya sudah tidak parah lagi hanya dalam beberapa hari kemudian. Di sebuah kaki gunung, mereka tiba-tiba mendengar suara menderik. Beberapa dari mereka melihat ke atas dan melihat beberapa sosok hitam bergegas turun dari gunung dengan ketakutan. "Lari! Itu adalah monyet berekor hitam!" teriak Xu Xiangqian, ketua dari kelompok anak-anak muda. Walaupun monyet berekor hitam hanya seukuran kucing. Sebagai mahkluk primitif, mereka cukup tangkas dan cakarnya yang beracun akan berbahaya jika seseorang dicakar oleh mereka. Melihat sekurang-kurangnya belasan monyet bergegas turun, anak-anak muda itu ketakutan. Mereka mungkin dapat mengatasi satu atau dua monyet, tetapi mereka bertemu dengan belasan monyet di sana, sulit bagi mereka untuk bertahan hidup. Dikelilingi dengan pegunungan, hampir tidak mungkin mereka dapat kabur dari monyet-monyet itu yang terbiasa untuk memanjat. Tiba-tiba, getaran senar diikuti oleh teriakan monyet. Para anak muda melihat ke belakang dan melihat seekor monyet berekor hitam tertusuk panah di kepalanya dan jatuh ke tanah. Dan pemanah itu adalah Han Sen yang berada di samping. "Han Sen, ayo pergi! Ada terlalu banyak monyet berekor hitam di sini dan kita akan berada dalam masalah jika dikepung oleh mereka," kata Li Xiaogu, gadis dengan wajah lebar dengan tergesa-gesa. 112 Sang Pemanah Han Sen tidak mempedulikan desakannya dan menarik tali Hari Kiamat pada monyet-monyet berekor hitam di sepanjang lereng. Para anak muda merasa Han Sen sudah gila. Berapa banyak monyet yang mungkin dapat dibunuhnya? Seketika dia dikepung oleh mereka, satu cakaran dapat membuatnya mati. Sementara mereka masih merasa gelisah, mereka mendengar kembali suara tali busur dan tidak berhenti-henti. Sebuah bayangan hitam muncul dan dengan cepat menembus kepala monyet berekor hitam. Di saat berikutnya, panah kembali ke tangan Han Sen dan menembus kepala monyet lainnya. Tidak ada gerakan tambahan atau deviasi lainnya. Busur dan panah terintegrasi menjadi satu, dengan keindahan yang misterius. Tali, panah, kematian ¨C semunya begitu alami dan halus, seolah-olah begitulah seharusnya. Xu Xiangqian dan anak- anak muda lainnya tertegun dan berhenti berlari. Mereka tidak dapat mempercayai bahwa kepala monyet berekor hitam dapat ditembus dengan cara ini. Lebih dari setengah dari dua puluhan monyet berekor hitam tertembak mati oleh Han Sen sebelum mereka dapat mencapai kaki gunung, dan beberapa yang hidup berteriak dan berlari kembali ke arah pegunungan. Para anak muda masih membeku dan melihat Han Sen dari atas ke bawah seolah-olah mereka melihat hantu. Tiba-tiba, mereka mendengar deritan kemarahan dari arah pegunungan dan segera melihat seekor monyet berekor hitam yang berukuran dua kali lebih besar daripada yang biasanya mencoba mencapai kaki gunung dengan sangat cepat seperti gulungan angina. "Seekor monyet mutan berekor hitam!" Li Xiaogu terkejut. Mengikuti teriakannya, sebuah panah terbang seiring dengan suara tali yang kokoh. Wusss! Monyet mutan berekor hitam tiba-tiba tertembak di kepalanya, seluruh tubuhnya terbawa dan tersangkut pada sebuah pohon di belakangnya oleh sebuah panah. Li Xiaogu dan yang lainnya melihat monyet yang tersangkut di pohon merasa takjub. Dan ketika mereka melihat Han Sen dalam waktu beberapa detik, meletakkan kembali busur di punggungnya seolah-olah dia hanya melakukan sesuatu yang remeh. Pada hari ronde peringkat di kontes, hampir semua orang menonton pertandingan, pertandingan yang paling ditunggu-tunggu adalah Dollar melawan Lin Feng. Tetapi sampai pada saat pertandingan akan dimulai, Dollar masih tidak terlihat. Karena sistem poin total digunakan dalam ronde peringkat, setiap kontestan harus bertarung dengan seluruh sembilan kontestan lainnya. Siapapun yang memenangkan terbanyak pertandingan akan memperoleh peringkat lebih tinggi. Maka pada awalnya, ketika giliran Dollar belum tiba, para penonton masih berharap bahwa dia mungkin akan muncul nanti. Tetapi, Dollar bahkan tidak muncul di rondenya sendiri dan berakhir dengan kalah dengan sendirinya. Para penonton menjadi gempar, karena mereka merasa sangat kecewa dengan ketidakhadiran Dollar setelah menunggu sekian lama. Semua macam spekulasi dan gossip mulai berkembang. Ada yang mengatakan bahwa Dollar terluka ketika berburu makhluk berdarah sakral dan karena itu tidak dapat datang. Ada yang mengatakan bahwa Dollar adalah prajurit aktif dalam penugasan dan sedang menjalankan perintah di medan perang, jadi dia tidak dapat berpartisipasi dalam acara ini. Tentu saja, ada yang mengatakan bahwa Dollar takut dengan Ling Feng, dan tidak berani datang. Namun, perdebatan ini relatif kurang populer. Bagaimanapun juga, kekuatan Dollar telah dikenal oleh sebagian besar orang dalam pertarungannya dengan Yi Dongmu. Dengan berbagai macam spekulasi dalam Persekutuan, yang pertama terlintas dalam pikiran publik adalah Fang Mingquan dan Pusat Kontes, dan berharap Fang dapat memberikan jawaban yang memuaskan tentang ketidakhadiran Dollar dalam ronde peringkat. Tentu saja, Fang Mingquan tidak mungkin mengetahuinya. Maka dia hanya menulis sebuah artikel "Kau Adalah Rajaku yang Tanpa Tiara" untuk menunjukkan bahwa Dollar adalah raja dia satu-satunya dan selamanya adalah juara, di manapun dia berada. Karena tidak mendapatkan jawaban dari Fang Mingquan, publik masih merasa penasaran. Tetapi tidak ada orang yang mengetahui alasan mengapa Dollar tidak muncul walaupun ada banyak analisa yang beredar. Sampai pada penghujung kontes, Dollar masih tidak muncul. Dia dianggap kalah karena menyerah dalam seluruh pertandingannya dan mendapatkan peringkat kesepuluh. Tetapi tidak ada orang yang meragukan kekuatan Dollar. Setidaknya dia tidak akan berada pada peringkat kesepuluh. Dan pemenangnya sudah dapat diprediksi. Lin Feng masih membiarkan semua lawannya berpenampilan dengan hebat sebelum mengalahkan mereka. Dia menggunakan pola yang sama dalam setiap pertandingannya. Fokus dalam ronde peringkat sebenarnya bukanlah tentang peringkatnya. Bahkan tidak ada banyak diskusi tentang siapa pemenangnya. Perdebatan yang lebih hangat adalah jika Dollar datang, siapa yang akan menjadi pemenang. Dalam sebuah wawancara dengan Lin Feng, seorang wartawan wanita bertanya kepadanya, "Apakah Dollar memilih untuk tidak datang karena dia merasa takut denganmu?" Lin Feng menjawab dengan tenang, "Sama seperti aku yang tidak merasa takut dengan setiap lawanku, dia pun demikian." Dia kemudian tidak mempedulikan semua pewawancara lainnya. Karena tidak dapat menghubungi Lin Feng, para wartawan mengganti sasaran ke temannya, Tang Zhenliu. Hal ini membuat Tang Zhenliu sangat depresi. Dia adalah juara kedua tahun lalu, yang merupakan peringkat terbaik yang pernah dia dapatkan selama ini dan tidak ada yang mempedulikannya. Mereka mengucapkan selamat pada awalnya, tetapi diikuti dengan pertanyaan tentang Dollar. "Tang Zhenliu, jika Dollar berada dalam pertandingan, siapa menurutmu yang akan menjadi pemenang, Dolar atau Lin Feng?" "Tang Zhenliu, menurutmu mengapa Dollar tidak hadir?" "Dollar dan Lin Feng, siapa menurutmu yang akan menang?" "Apakah Dollar dan Lin Feng saling mengenal satu sama lainnya?" "Apakah kau dan Dollar berteman?" Semua jenis pertanyaan membuat Tang merasa pusing dan dia akhirnya bersembunyi dalam rumah agar para wartawan tidak dapat mengepungnya. Jaringan Langit juga dibanjiri dengan unggahan yang mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan ini. Ada yang memuji Dollar dan ada yang mengkritiknya. Perdebatan itu berlangsung selama kira-kira sebulan setelah kontes berakhir. Han Sen dan para anak muda memakan waktu lebih dari setengah bulan untuk dapat tiba di Tempat Penampungan Yang Agung. Para anak muda memberitahu Han Sen bahwa akan memakan waktu sebulan, yang merupakan perkiraan berdasarkan kecepatan mereka sendiri, memperkirakan mereka harus melewati sekelompok besar berbagai makhluk di sepanjang perjalanan. Dengan Han Sen dalam tim mereka, mereka tidak perlu mengambil jalan memutar lagi, karena sang pemanah dapat membersihkan jalur. Sepanjang makhluk-makhluk itu tidak datang dalam kelompok yang terlalu besar, Han Sen dapat selalu membuat jarak sekurang-kurangnya 30 kaki, membuat para anak muda menyadari keuntungan yang didapatkan oleh seorang pemanah yang baik. Karena penampilan Han Sen, beberapa dari mereka merubah pandangannya terhadap panahan. Setelah Han Sen tiba di Tempat Penampungan Yang Agung, dia menemukan bahwa dia tidak dapat mengambil hadiah untuk yang Terpilih di sana dan harus mengambilnya di Tempat Penampungan Baju Baja dimana dia mendaftarkan diri untuk mengikuti kontes. 113 Taklukanku Adalah Lautan Bintang Han Sen tidak dapat segera kembali sekarang, jadi dia teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa dan seketika dia berada di Persekutuan, dia melihat di jaringan komunikasi ada banyak panggilan yang tidak terjawab dari Fang Jingqi. Dia menelpon balik dan mendengar suara Fang yang lega, "Kau belum mati?" "Orang baik tidak mudah mati. Beritahu Pria Peninju bahwa aku tidak dapat menemuinya sekarang dan akan mengembalikan tunggangan mutan." Kontrak mereka menyebutkan bahwa jika makhluk berdarah sakral berhasil diburu, Han Sen dapat memiliki tunggangan jiwa binatang mutan, tetapi karena armadillo bersisik sudah diambil oleh burung perak, komplotan Pria Peninju pasti tidak mendapatkan apa-apa. Tidak ada alasan bagi Han Sen untuk menyimpan tunggangan itu. "Tidak perlu. Setelah kau memancing burung perak untuk pergi, komplotan itu berhasil membawa pulang tubuh armadilo bersisik. Mereka hanya kehilangan sedikit daging yang diambil oleh burung itu tetapi itu tidak masalah. Mereka lebih merasa kuatir bahwa kau sudah dibunuh oleh burung itu." Fang Jingqi tertawa. "Sayangnya, aku tidak memiliki busur dan panah berdarah sakral, atau aku akan dapat menembak burung perak itu. Hanya keberuntungan," canda Han Sen. "Jika kau memerlukan busur dan panah berdarah sakral, ini adalah kesempatanmu." Fang Jingqi menyeringai. "Kesempatan apa? Kau tidak memintaku untuk mempertaruhkan nyawa lagi, bukan? Aku tidak berminat untuk melakukannya untuk kedua kali," kata Han Sen, sebenarnya merasa agak tertarik dalam hati. Hari Kiamat memang bagus tetapi tidak cukup bagus untuk membunuh makhluk berdarah sakral. "Dua bulan ke depan, Pria Peninju akan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua dan akan menjual beberapa jiwa binatangnya, termasuk busur berdarah sakral. Jika kau tertarik, kau dapat melihatnya," kata Fang Jingqi. "Aku akan melakukannya." Han Sen menutup telepon dan pergi ke luar. Yang Manli berdiri di gerbang stasiun teleportasi, menatap pada dirinya. "Kemana saja kau? Apakah kau tidak tahu kalau ujian masuk ke Elang Hitam sudah dekat? Jika kau tidak diterima, jangan katakan aku yang melatihmu, karena aku tidak sanggup kehilangan muka seperti itu," seru Yang Manli dengan marah. "Aku berburu seekor mahkluk dengan teman-teman dan tidak berjalan mulus. Aku baru saja kembali ke tempat penampungan. Aku sungguh-sungguh minta maaf." Han Sen tahu bahwa dia sudah pergi lebih lama daripada yang dia minta, pantas saja Yang Manli marah. "Apapun itu, ujian masukmu tidak ada hubungannya denganku. Aku sebenarnya berharap kau tidak lulus ujian agar aku tidak perlu melihatmu setiap hari." Yang Manli sangat tidak puas dengan sikap acuh tak acuhnya. Han Sen merinding. Dia tahu Yang Manli bukan orang jahat, tetapi dia selalu terdengar kejam. Dia pasti ingin Han Sen kembali berlatih. Tetapi Han Sen harus pulang sekarang dan dia telah pergi sangat lama. Dia hanya dapat mengecewakan Yang Manli saat ini. Melihat Han Sen tetap meninggalkan stasiun teleportasi dan tidak kembali ke kereta, dia berpikir, "Tidak mungkin bedebah ini diterima di Elang Hitam." Han Sen pulang ke rumah dan memeriksa ibunya sebelum tidur. Dia tidak terburu-buru mengambil jiwa binatang berdarah sakral. Dia dapat mengambilnya setiap saat di Tempat Penampungan Baju Baja sebelum kontes berikutnya dimulai. Ujian masuk Elang Hitam hanya tinggal beberapa hari dan dia berencana untuk mengambil ujian itu sebelum mencari jalan dari Tempat Penampungan Yang Agung ke Tempat Penampungan Baju Baja. Tetapi dia harus kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja lebih dahulu sebelum Pria Peninju melelang jiwa binatangnya. Dia sangat tertarik dengan busur jiwa bintang berdarah sakral. Selain itu, binatang penjerit seharusnya sudah menyelesaikan evolusi menjadi binatang berdarah sakral pada saat itu dan dia tidak dapat menyia-nyiakan itu. Memikirkan tentang jiwa binatang, Han Sen memanggil jiwa binatang armadilo bersisik, yang adalah sebuah perisai bundar hitam yang sangat besar dengan lebar empat kaki. Perisai itu ditutupi dengan sisik dan duri dan terlihat mengerikan. Perisai ini lebih berfungsi untuk menyerang daripada bertahan, karena siapapun yang terbentur atau terpotong olehnya akan menderita luka parah. "Barang yang sangat bagus, jika dipadukan dengan kecepatan pembantai berdarah, bahkan Qin Xuan juga tidak berani mendekatinya." Han Sen membayangkan scenario itu dan tertawa terbahak-bahak. Di pagi berikutnya, Han Sen pergi ke stasiun teleportasi untuk berlatih, dan Yang Manli memberinya tes kebugaran yang lainnya. Han Sen menggunakan Kulit Giok untuk mempertahankan nilainya antara 10 dan 11, membuat Yang Manli merasa cukup puas. Han Sen tidak mengetahui berapa indeks kebugaran dia yang sebenarnya karena dia tidak terbiasa menggunakan kekuatan penuhnya dalam tes akhir-akhir ini. Selain itu, dia telah mendapatkan lima poin geno mutan tambahan dari memakan daging monyet mutan berekor hitam dan sekarang total poin geno mutan yang dia peroleh adalah 52. Yang Manli memanfaatkan beberapa hari yang tersisa untuk memberikan pelatihan komprehensif kepada Han Sen, agar dia tidak dapat bermalas-malasan sama sekali. Sebagai seorang prajurit, walaupun dia tidak menyukai Han Sen, dia tetap berusaha keras untuk melatih Han Sen karena itu adalah perintah Qin Xuan. Apakah dia dapat diterima nanti sama sekali bukan urusannya. Dia sebenarnya tidak ingin Han Sen diterima karena dia merasa Dollar adalah kandidat pemanah yang terbaik dalam pasukan ini. Tetapi keberadaan Dollar tidak pernah dapat diprediksi dan dia bahkan tidak dapat menghubunginya, apalagi membujuknya untuk bergabung dengan pasukan, yang mana membuatnya cukup kesal. Ketika ujian masuk hampir dimulai, Qin Xuan sebagai penguasa stasiun tidak akan meninggalkan stasiun untuk menemani han Sen ke Planet Elang di mana Akademi Militer Elang Hitam berada. Sebaliknya, dia memberikan Han Sen sebuah tiket pesawat ruang angkasa antar bintang, dan memintanya untuk menempuh ujian. Han Sen telah berbincang dengan Luo Sulan tentang akan pergi ke akademi militer. Dia sangat mendukung keputusannya. Jika dia dapat masuk ke sekolah militer terkenal dan lulus dari sana, dia dapat bertugas sebagai petugas peringkat rendah dan bukan sebagai prajurit, walaupun jika nilainya hanya pas-pasan. Dengan demikian dia tidak perlu terlalu menderita dan kesempatannya untuk bertahan hidup di medan perang juga akan lebih tinggi. Jika nilainya bagus, maka lebih baik lagi. Dengan demikian, mungkin dia akan ditugaskan di posisi yang relatif aman, yang merupakan keinginan Luo Sulan. Satu-satunya kekuatiran dia adalah Han Sen mungkin tidak dapat lulus ujian masuk ke sekolah sebagus Elang Hitam. Bagaimanapun juga, Han Sen hanya lulusan sistem edukasi wajib integrasi dan kesempatannya untuk masuk ke akademi militer yang bahkan cukup sulit bagi banyak lulusan sekolah swasta memang cukup mengkhawatirkan. Dalam pesawat ruang angkasa antar bintang, Han Sen melihat ruang tak terhingga di luar jendela dan jantungnya mulai berdetak kencang. Ini adalah pertama kali dia meninggalkan Planet Roca. Pada saat ini, Han Sen teringat kata-kata dari sebuah buku yang pernah dia baca, "Taklukanku adalah lautan bintang." 114 Seharga Sebuah Kencan Perjalanan jauh antar bintang sangat membosankan. Banyak orang yang memilih pergi ke ruang olahraga atau masuk ke Jaringan Langit untuk menghabiskan waktu. Walaupun tempat tujuan Han Sen Planet Elang tidak terlalu jauh, tetap memerlukan waktu beberapa hari. Han Sen merasa cukup bosan duduk sendirian dan sedang mempertimbangkan untuk pergi ke ruang olahraga. Tiba-tiba dia melihat seorang gadis di seberangnya menggunakan jaringan komunikasi untuk bermain sebuah permainan yang terlihat seperti Tangan Dewa online. Han Sen mengira itu mirip dengan Tangan Dewa karena permainan yang dia mainkan di stasiun teleportasi melalui perangkat holografis yang memantau seluruh tubuh seseorang, sedangkan permainan yang dimainkan gadis ini adalah permainan jaringan komunikasi yang dapat dimainkan dengan satu tangan. Jari jemari gadis itu panjang dan lentik, memukul titik-titik di dekat tangannya dengan kecepatan yang mempesona. Yang tidak dipahami Han Sen adalah hal yang terlihat berbeda antara permainan ini dan yang dia pernah dia mainkan. Selain titik-titik lampu itu, juga ada gambar holografis sebuah telapak tangan, yang memukul titik-titik di dekatnya seolah-olah mencoba untuk mengalahkan gadis itu bagi mereka. Han Sen melihatnya sebentar dan kira-kira memahami bahwa itu ada versi mini online dari permainan Tangan Dewa. Permainan yang pernah dia mainkan adalah versi pemain tunggal. Setelah menyelesaikan rondenya, gadis itu melihat Han Sen sedang menatap dirinya dan memandangnya dengan dingin. Han Sen kemudian menyadari bahwa gadis itu mempesona. Dia mungkin seumurannya atau lebih tua. Mengenakan pakaian yang terlihat seperti seragam, wajah manisnya seperti boneka porselen dengan bibir merah kecil dan rambut hitam. Gadis itu melihat Han Sen masih menatapnya dan sengaja memutarkan badannya, meneruskan bermain. Han Sen berdiri, berjalan ke samping gadis itu, dan berkata sambil tersenyum. "Kau juga pergi ke Elang Hitam?" Gadis itu membalikkan badannya dan menatap Han Sen, sedikit heran. "Kau juga pergi ke Elang Hitam?" "Belum, saya akan mendaftar," kata Han Sen. Setelah mendengar jawabannya, gadis itu tampaknya tidak tertarik lagi dengannya. Ada banyak sekali orang yang mendaftar ke Elang Hitam setiap tahun dan tingkat penerimaannya kurang dari satu per seribu. Dia berpikir Han Sen hanya mencoba untuk membuka pembicaraan. Dia telah terlalu banyak melihat orang sepertinya dan tidak merasa heran lagi. "Kakak, permainan apa yang kau mainkan? Tampaknya seperti Tangan Dewa," Han Sen duduk di samping gadis itu dan meneruskan percakapan. Gadis itu tidak punya pilihan lain selain membalikkan badan dan menatap Han Sen. Tiba-tiba bibirnya mengembangkan senyuman nakal. "Jangan tanya dan mainlah melawan aku. Jika kau menang. Aku bahkan akan kencan denganmu." Gadis itu mengira semua orang mengetahui Tangan Dewa versi Jaringan Langit, terutama kandidat yang mendaftar ke akademi militer. Han Sen pasti memanfaatkan ini untuk menarik perhatiannya. "Jadi, jika aku menang, kau bersedia menjadi pacarku?" Han Sen melihat gadis itu dengan heran, tidak mempercayai apa yang dia katakan itu benar. Gadis ini berwajah manis dan badannya lebih bagus lagi. Kaki panjangnya dan payudara yang berisi semakin jelas diperlihatkan oleh pinggang kecilnya. Dia memang seorang gadis yang cantik. Dia masih terlalu muda saat ini, tetapi dalam waktu beberapa tahun, setelah dia menjadi seorang wanita, dia pasti akan semenarik, atau lebih menggoda daripada Qin Xuan. Seorang gadis sepertinya akan menjadi pacarnya jika dia dapat mengalahkannya dalam Tangan Dewa. Bagaimanapun juga, ini sangat menguntungkan baginya. "Tentu saja, Ji Yanran selalu menepati kata-katanya. Jika kau diterima di Elang Hitam, kau dapat bertanya ke yang lain dan semua orang akan berkata yang sama." Ji Yanran menyeringai. Dia adalah junior di Elang Hitam dan presiden dari Perkumpulan Tangan Dewa. Dia pasti berada dalam 10 besar pada permainan ini dalam Elang Hitam. Bahkan tidak terlalu banyak pemain profesional yang mempunyai kepercayaan diri untuk dapat mengalahkannya, apalagi Han Sen yang bahkan belum masuk ke sekolah militer. "Bagus sekali. Mari kita mulai sekarang." Han Sen merasa dia tidak dapat menyia-nyiakan kesempatan sebaik ini, untuk mendapatkan seorang pacar yang cantik bahkan sebelum masuk sekolah. Dia tidak akan sering menemui kesempatan seperti ini. Ji Yanran memberikannya senyuman manis, "Karena ini adalah kesepakatan dan kau mungkin akan menjadi pacarku, apa yang dapat kau tawarkan jika kalah?" "Jika aku kalah, aku akan menjadi pacarmu. Apakah itu adil?" Han Sen berkata dengan sungguh-sungguh. Ji Yanran menatapnya dengan dingin dan berkata, "Sudahlah. Kata-katamu tidak ampuh untukku. Jika kau kalah, kau tidak akan menunjukkan wajahmu lagi di hadapanku mulai dari sekarang dan sampai pada saat kita tiba di Planet Elang." "Sepakat." Han Sen mengangguk. Dia melihat Ji Yan ran bermain dan menduga dia jauh lebih lamban daripada dirinya. Dia merasa percaya diri bahwa dirinya dapat menang. "Apa identitas permainanmu? Aku akan menambahkanmu dan mengundangmu ke dalam kelompokku." Ji Yanran ingin menyingkirkannya secepat mungkin. "Maaf kakak, aku tidak pernah bermain Tangan Dewa versi ini. Dapatkah kau menunjukkan padaku cara bermainnya dulu?" Han Sen menjulurkan kedua tangannya dengan tak berdaya dan berkata. Dia pernah memainkan peralatan ini di stasiun teleportasi dan tidak pernah mencobanya di jaringan komunikasinya. "Kau benar-benar tidak tahu cara bermainnya?" Ji Yanran tidak mempercayainya. "Apa nama yang harus aku cari?" Han Sen menyalakan jaringan komunikasinya. "Aku mau lihat berapa lama kau dapat bertahan seperti ini." Ji Yanran sama sekali tidak mempercayainya, tetapi dia juga tidak marah. Dia ingin melihat berapa lama dia dapat terus berpura-pura, maka dia memberitahunya bagaimana masuk ke permainan. Dia melihat Han Sen menggunakan nomor jaringan komunikasi untuk masuk ke dalam permainan dan cukup terkejut, karena yang muncul di jaringan komunikasinya adalah tutorial, yang hanya muncul ketika permainan ini dipasang untuk pertama kalinya. "Kau sungguh-sunguh tidak pernah bermain Tangan Dewa?" Ji Yanran menatap Han Sen dengan heran. "Tidak pernah versi ini. Aku hanya pernah bermain versi pemain tunggal," balas Han Sen. "Kedua versi sangat berbeda, dan kau berani bermain melawanku ketika kau tidak pernah bermain versi tanding?" Ji Yanran merasa kaget dan geli, karena dia berpikir pria ini memang murni terpancing oleh nafsu. 115 Perangkat Curang "Seharusnya mirip." Han Sen mulai bermain dalam mode latihan, yang tidak dapat dilewatkan dan dimaksudkan untuk memperlihatkan pemain baru cara menggunakan versi tanding. Han Sen pernah bermain versi pemain tunggal dan tidak memiliki lawan. Dalam mode latihan, ada sebuah tangan yang mencoba untuk mengalahkannya di titik-titik, sehingga perlu beberapa waktu untuk menjadi terbiasa, maka dia terlihat agak kikuk. Kadang-kadang, Han Sen hanya menemukan sebuah titik hilang ketika tangannya bergerak ke sana, yang cukup berbeda dengan yang dia pernah mainkan. Selain memperhatikan titik-titik itu, dia juga harus memperhatikan aksi dan maksud dari tangan lainnya. Ji Yanran melihatnya bermain dalam mode latihan dan tak habis pikir. Dia adalah orang baru yang tidak tahu mendapatkan keberanian dari mana untuk menantang dirinya, presiden Perkumpulan Tangan Dewa. "Memang cukup sulit. Dapatkah aku berlatih sebentar sebelum bermain melawanmu?" Han Sen bertanya. "Tentu saja, silakan saja." Ji Yanran yakin orang baru sepertinya tidak akan menjadi tandingannya walaupun setelah berlatih selama satu semester. Dia ingin bermain adil, maka ketika dia kalah, dia tidak ada alasan untuk mengganggunya lagi. Han Sen mendapatkan izin dari Ji Yanran dan kembali ke bangkunya untuk bermain online. Dia segera menyadari bahwa versi tanding jauh lebih menarik daripada versi pemain tunggal. Bermain sendiri hanya memerlukannya bermain dengan cepat, sedangkan lebih banyak faktor ditambahkan dalam versi tanding, termasuk apa dan kapan lawan akan bergerak, yang membuat permainan ini lebih menarik. Han Sen bermain beberapa ronde dan secara perlahan mulai menguasai versi tanding. Sebenarnya, sepanjang seseorang memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai dengan tepat, versi tanding sebenarnya lebih mudah. Bagaimanapun juga, versi pemain tunggal menekankan pada kecepatan dan dalam versi tanding, yang kau perlukan hanyalah lebih cepat daripada lawanmu. Jika lawanmu lemah, maka akan menang dengan mudah. Han Sen hanya mencoba untuk mempelajari permainannya itu sendiri dan tidak peduli dengan hasilnya, maka dia kalah lima permainan berturut-turut. Han Sen memainkan ronde terakhir ketika dia telah memahami seluruh trik. Lawannya bahkan tidak dapat memukul satu titik dan dia menang telak. Merasa sudah siap, Han Sen pergi ke Ji Yanran dan berkata, "Kakak, aku sudah siap. Maukah kau menambahkan aku?" "Apa identitasmu?" Ji Yanran tidak berkomentar apa-apa. Dia pasti akan menang, dan yang harus dilakukan hanyalah mengusir lalat yang menyebalkan. "Memenangkan seorang pacar," Han Sen memberitahunya identitas dia. Ji Yanran menatap tajam pada Han Sen, tetapi tidak berkata apa-apa. Bukan hal penting. Dia tidak dapat mengalahkan dia tidak peduli nama identitas apa yang dia gunakan. Han Sen melihat ada permintaan untuk berteman dan identitasnya adalah Cenderamata. Ji Yanran melihat napak tilas Han Sen dan melihat dia telah kalah lima dari enam ronde yang dimainkan. Dia bahkan tidak tahu mulai dari mana jadi dia tidak berkata apa-apa. Setelah mempersiapkan sebuah ruang permainan dan kata sandi, dia mengundang Han Sen untuk masuk. Pada saat Han Sen masuk ke ruangan. Ji Yanran memilih sebuah tingkat dan memulai pertandingan. Pada akhir hitungan mundur, sebuah gambar holografis diproyeksikan dari jaringan komunikasinya, selain gambar seperti bola kristal juga ada gambar tangan Ji Yanran yang lentik. Ji Yanran melihat sebuah titik berkelap-kelip dan segera menggeser jari untuk menyentuhnya, tetapi sebelum dia sempat melakukannya, dia melihat jari lawannya sudah berada pada titik itu dan titik itu menghilang. Ji Yanran tidak keberatan dan merasa Han Sen hanya beruntung. Titik itu memang lebih dekat dengan telapaknya. Ketika titik kedua muncul, dia cepat-cepat menunjukkan, tetapi ketika jari kelingking hampir menyentuhnya, sebuah jari dari gambar holografis sekali lagi mengalahkannya. Ting! Titik itu hilang dan poin Han Sen bertambah lagi, dan poin Ji Yanran masih nol. Ji Yanran berhenti sejenak tetapi tetap merasa yakin bahwa itu murni hanya keberuntungan. Orang baru sepertinya tidak akan pernah lebih baik darinya. Tetapi ketika titik ketiga hilang, Ji Yanran sekali lagi kehilangan titik yang ingin dia tekan. Ji Yanran mengamuk, karena kali ini dia melihat dengan jelas bahwa Han Sen sedang menjadikannya sebagai sasaran, hanya tertuju pada satu titik yang ingin dia tekan. "Bajingan, aku akan memberimu pelajaran bahwa kau tidak boleh mengganggu seorang gadis Elang HItam." Ji Yanran berkonsentrasi penuh kali ini dan bersiap=siap untuk memberi Han Sen pelajaran. Dia masih mengira bahwa dia kalah beberapa poin karena kecerobohannya. Namun, hal yang sama terjadi pada titik keempat dan dia masih belum mendapatkan satu poin sama sekali. Ji Yanran menjadi semakin marah. Jari lentiknya menari ke tempat lain, tetapi tidak peduli titik mana yang dia tuju, pihak lawan selalu dapat mendahuluinya. Ting ting ting! Suara titik yang tersentuh mulai berbunyi. Ji Yanran tercengang karena dia bahkan tidak dapat mengenai sebuah titik. Han Sen telah mendapatkan semuanya. "Tidak mungkin¡­ini tidak mungkin.." Pada akhir permainan, Ji Yanran tercengang dengan skor, 0:59. Dia telah mencoba 59 kali dan dihalangi selama 59 kali. Han Sen tidak memukul titik lain selain titik yang diincarnya. Dia hanya menargetkan dirinya. Tetapi Ji Yanran tidak dapat mempercayai bahwa sebagai presiden Masyarakat Tangan Dewa, dia tidak mendapatkan satu poin sama sekali, yang tampaknya tidak masuk akal. "Bagaimana mungkin ada yang dapat melakukan ini? Bahkan Jing, pemain terbaik di Elang Hitam, tidak dapat melakukan ini, apalagi anak kecil yang bahkan belum masuk ke Elang Hitam." Memikirkan hal ini, Ji Yanran merinding. Karena dia menduga kemungkinan lain. Ada legenda yang menceritakan bahwa seorang peretas telah merancang perangkat curang dari Tangan Dewa, yang dapat 100% menghalangi lawan untuk mendapatkan poin, tepat seperti yang terjadi sekarang. Han Sen pasti telah menggunakan perangkat curang dalam permainan mereka. Ji Yanran semakin merasa yakin semakin dia memikirkan hal ini. Tidak ada yang dapat menjelaskan cara dia menghalangi seluruh poinnya. Manusia tidak mungkin dapat begitu akurat. Walaupun jika ada segelintiran orang yang dapat melakukannya, tidak mungkin anak kecil ini yang bahkan belum masuk ke sekolah militer adalah salah satu dari mereka. 116 Penerimaan "Nona, jadi aku menang kan?" Han Sen berjalan melewatinya sambil tersenyum. Memiliki pacar cantik saat dia baru masuk sekolah adalah sesuatu yang cukup membanggakan untuknya. Kamu menggunakan perangkat curang, jadi itu tidak dihitung," Ji Yanran berkata dengan geram. "Perangkat curang?" Han Sen sedikit terkejut. "Berhenti pura-pura. Kau menghambat poinku dan semuanya terlihat palsu. Jika bukan karena perangkat curang bagaimana kau bisa melakukannya?" Ji Yanran cemberut dan berkata. Wajahnya seakan mengatakan, "Aku sudah melihat semuanya tentang betapa hinanya dirimu." "Aku tidak tahu apa itu perangkat curang." Han Sen merentangkan tangannya. "Teruslah berpura-pura jika begitu." Ji Yanran yakin bahwa Han Sen berbuat curang. "Jika kau tidak percaya, kita bisa bertanding lagi." kata Han Sen. "Kamu punya perangkat curang, jadi hasilnya akan sama berapa kali pun kita bermain." Ji Yanran melengkungkan bibirnya meremehkan. Han Sen tercengang dan berkata, "Jaringan komunikasiku di sini. Kamu bisa mengeceknya sendiri apakah aku memasang perangkat curang." "Aku tidak mengerti bagaimana itu bekerja dan dimana kau menyembunyikannya." Ji Yanran bersikeras bahwa Han Sen berbuat curang dan dia benar. Permainan Han Sen terlihat seakan dia memang berbuat curang. Kemampuannya untuk memprediksi dan refleksnya begitu hebat sampai Yi Dongmu bukanlah tandingannya, apalagi Ji Yanran. Han Sen merasa dia dituduh, tetapi Ji Yanran tidak mempercayainya. "Lalu bagaimana aku bisa membuktikan bahwa aku tidak curang." Han Sen mengibaskan tangannya dengan pasrah. "Gampang. Saat kita sampai di Blackhawk, kita bisa bertanding lagi menggunakan peralatan profesional di sana dan jika kau masih menang, aku akan percaya bahwa kau tidak curang dan akan menepati janjiku," Ji Yanran berkata dengan percaya diri. Dia percaya Han Sen pasti menggunakan perangkat curang yang tidak bisa digunakan di peralatan profesional. Kecurangannya akan terbukti. "Baiklah," Han Sen tersenyum dan berkata, "tetapi katakan padaku siapa namamu?" "Namaku Ji Yanran, dan kau bisa bertanya kepada siapapun untuk menemukanku." Ji Yanran percaya Han Sen telah berbuat curang dan bukanlah tandingannya, jadi dia menyebutkan nama aslinya tanpa ragu-ragu. "Nama yang indah." Han Sen tersenyum. "Yah, jika kau mau masuk sekolah dan bermain melawanku, kau harus diterima dulu, dan orang biasa tidak bisa memasuki Blackhawk," pikir Ji Yanran. Han Sen tidak mengganggunya lagi, tetapi kembali ke tempat duduknya dan lanjut bermain versi lawan Tangan Tuhan. Dia cuma bermain melawan Ji Yanran karena itu menyenangkan dan tidak berpikir bahwa ini akan membuatnya memenangkan seorang pacar, jadi dia tidak peduli. Meskipun Ji Yanran cantik, Qin Xuan dan Yang Manli juga tidak buruk. Karena itu dia tidak terlalu terpikat, hanya berpikir dia terlihat manis dan menarik. Ji Yanran tidak lagi ingin bermain. Dia menatap Han Sen sebelum pergi ke ruang rekreasi dan beristirahat. Saat dia lanjut bermain game, dia merasa bosannya berkurang. Dia tidak melihat Ji Yanran lagi sampai mendarat. Dia mengambil bawaannya dan naik pesawat mewah pribadi, menatapnya lagi sebelum pergi. Han Sen tidak mempedulikannya dan mendaftar di Hotel yang di pesan Qin Xuan untuknya, sambil menunggu ujian masuk dimulai. Sekolah militer berbeda dengan keadaan berabad-abad lalu. Di zaman ini, seseorang bisa mengikuti ujian masuk sekolah militer manapun yang mereka mau Selama mereka memenuhi kualifikasi maka mereka akan diterima. Dengan kondisi Han Sen, dia bisa lulus ujian dengan kemampuannya sendiri. Tetapi dengan rekomendasi Qin Xuan, dia mendapat keuntungan dari program pendaftaran khusus dan menghadapi standar yang lebih rendah. Namun, dalam hal ini, dia harus berusaha lebih baik dalam memanah. Tidak ada yang sulit bagi Han Sen. Diea mengontrol kekuatannya untuk mencapai standar pendaftaran khusus, dan tidak menonjol dalam panahan, hanya menyelesaikan tugas yang diberikan. Meskipun begitu, kinerja Han Sen dalam memanah masih termasuk 10 besar. Di jaman ini, sangat sedikit orang yang berlatih memanah. Meskipun pemanah sangat dihargai di Tempat Suci Para Dewa, dalam Aliansi pembidik manapun bisa menggunakan senjata modern untuk membunuh pemanah, meski faktanya lebih sulit untuk belajar memanah. Selain tentara yang dilatih secara khusus, sangat sedikit orang yang mau belajar memanah dan bahkan lebih sedikit yang pandai dalam hal itu. Alasan adanya program pendaftaran khusus adalah Jurusan Panahan Blackhawk merupakan salah satu yang terlemah di antara sekolah militer di aliansi, yang merupakan aib bagi sekolah terkenal seperti Blackhawk. Itulah mengapa mereka mencoba merekrut murid panahan untuk membangkitkan Jurusan Panahan. Dengan mudahnya diterima di Blackhawk sebagai murid jalur khusus, Han Sen melewati beberapa prosedur dan menjadi murid sekolah militer. Setelah melaporkan hasilnya kepada ibunya, Han Sen tidak mendengar Luo Sulan berbicara untuk waktu yang lama. Dia samar-samar mendengar ibunya terisak-isak. "Anakku diterima di sekolah terkenal." kata Luo Sulan dengan air mata bahagia setelah sekian lama. Han Sen mendengar suaranya dan matanya berlinang. Ibunya telah menghadapi banyak hal selama bertahun-tahun. Setelah memberitahu ibunya, Han Sen menelpon Qin Xuan dan dia dengan santai berkata, "Selamat. Aku sudah mengurus prosedurnya untukmu untuk bergabung ke tim. Mulai sekarang, kau adalah orangku." "Penguasa stasiun, apa yang tim lakukan?" tanya Han Sen penasaran. "Menjaga bocah." kata Qin Xuan dengan nada aneh. "Menjaga bocah?" Han Sen terkejut dan tidak mengerti apa hubungannya tim khusus dengan suster atau pengurus anak. "Tugas kita adalah menjaga beberapa anak spesial, seperti Yuan dan Qing yang kau telah ketahui. Mereka juga klien kita. Dengan menjaga mereka di Tempat Suci Para Dewa, kita bisa mendapat imbalan menarik. Contohnya, lisensi S-Class Saint Hall yang tidak bisa dibeli akan diberikan padamu jika kau menyelesaikan tugas tertentu." Qin Xuan menjelaskan dan berkata padanya, "Ada beberapa formalitas yang membutuhkan tanda tanganmu dan kau harus mengingat beberapa hal. Tetapi kita akan menjelaskan detailnya nanti di penampungan." "Keluargaku..." Han Sen ingin bertanya pertanyaan yang paling penting. "Laporannya sudah diserahkan. Dalam seminggu, ibu dan adik perempuanmu akan berada di bawah perlindungan militer. Kecuali kau membunuh Anak Surga atau mengawini istrinya, dia mungkin tidak akan begitu putus asa dan melakukan sesuatu yang bodoh. Keluargamu akan aman di Aliansi, yang mana kau bisa merasa tenang sekarang." Qin Xuan bersungguh-sungguh mengatakannya. "Bagaimana jika dia benar-benar putus asa?" tanya Han Sen lagi. "Dia tidak akan berani," kata Qin Xuan santai, terdengar penuh percaya diri. 117 Jiwa Binatang Kerang Giok Setelah melengkapi prosedur penerimaan, Han Sen tidak langsung pergi ke sekolah. Dia harus kembali ke Penampungan Baju Baja sebelum sekolah dimulai. Jika tidak, dia tidak akan pernah punya waktu bebas yang cukup lama. Dia ingin mengikuti berbagai program pelatihan dan tidak bisa berada menghabisi setengah bulan bahkan lebih di Tempat Suci Para Dewa. Han Sen menghubungi Lin Beifeng dan bertanya tentang rute yang dia ambil saat datang ke Penampungan Baju Baja dari Penampungan Agung. Lalu Han Sen juga melakukan pencarian di Jaringan Langit. Karena Penampungan Agung adalah yang yang paling dekat ke Penampungan Baju Baja, ada beberapa orang yang pernah bepergian ke kedua tempat itu. Dengan segala informasi dan pengalamannya sendiri, Han Sen segera menemukan cara untuk kembali ke Penampungan Baju Baja. Rute ini sangat berbahaya bagi orang lain, tetapi untuk Han Sen itu biasa saja. Menurutnya, bagian tersulit dari rute ini adalah berjalan melewati Rawa Gelap, yang mana dia sudah terbiasa dengan itu dan bisa terbang menyebranginya. "Sen, kau masih di Penampungan Agung kan? Bisakah kau menolongku? Aku akan mentransfer sejumlah uang padamu dan bisakah kau mendapatkan beberapa jiwa binatang Kerang Giok di Penampungan Agung?" tanya Lin Beifeng. "Apa itu?" Han Sen Penasaran. "Itu adalah baju baja jiwa binatang primitif, sangat umum di Penampungan Agung. Meskipun ada kata ''baju baja'' di Penampungan Baju Baja, baju baja jiwa binatang sangat terbatas di dekat sana. Aku memperkirakan kalau kau bisa membeli jiwa binatang Kerang Giok kurang dari seratus ribu, yang bisa dijual setidaknya dua ratus ribu." kata Lin Beifeng bersemangat, "Sen, aku memberikanmu modal dan kau mengusahakannya. Bagaimana kalau kita bagi keuntungannya setengah-setengah?" "Oke, ayo lakukan. Ingatlah untuk mentransfer uangnya terlebih dulu. Aku sangat miskin sekarang sampai aku bahkan tidak punya sepuluh ribu di rekeningku." Han Sen berkata jujur soal dia memiliki uang kurang dari sepuluh ribu setelah membayar biaya pendidikannya. "Ha-ha, akan kulakukan segera. Sebenarnya, ada banyak barang bagus di Penampungan Agung. Kalau kau punya waktu, aku akan mencari info." kata Lin Beifeng bersemangat. "Sampai nanti. Jadwalku ketat sekali dan harus kembali ke Penampungan Baju Baja segera. Kalau tidak ketika sekolah militer sedang berlangsung, aku tidak bisa absen, " kata Han Sen. "Sen, aku berusaha keras untuk mencarimu, ketika kamu pergi ke sekolah militer. Aku harus mengikutimu ke sana," seru Lin Beifeng. "Mengapa kau mau mempersulit dirimu? Dengan sumber keuangan dan koneksi keluargamu, kau tidak perlu maju ke depan bahkan jika kau menjalaninya." Han Sen berhenti dan berkata, "Apalagi, sekarang pendaftaran hampir berakhir." "Yah, lupakan saja lah. Aku akan mengirimkanmu uang." Lin Beifeng murung. Han Sen segera menerima uang dari Lin Beifeng. Jumlahnya sebanyak dua puluh juta. Bahkan jika satu jiwa binatang berharga seratus ribu, dia bisa membeli dua ratus jiwa binatang. Meskipun itu adalah jenis jiwa binatang primitif yang sangat umum, sulit untuk mendapatkan sebanyak dua ratus. Karena Han Sen tidak mau membuang waktu, dia harus menyelesaikannya dalam satu hari. Jadi dia merasa seratus sudah cukup bagus. Prosesnya jauh lebih mudah daripada yang dia kira. Memang ada banyak jiwa binatang kerang giok di Penampungan Agung. Awalnya, dia bisa membeli satu dengan harga lima puluh atau enam puluh ribu. Lalu, harga termahal yang pernah dia berikan hanya delapan puluh ribu. Dalam sehari, Han Sen membeli 187 jiwa binatang kerang giok dan itu adalah jumlah yang luar biasa. Jika dia punya lebih banyak waktu, dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu di Penampungan Agung. Jika dia bisa kembali dengan sukses kali ini, dia pasti akan datang ke sini lagi. Setelah bersiap-siap, Han Sen akhirnya mulai berjalan di antara dua tempat penampungan itu. Perjalanan itu ternyata biasa saja. Dan seperti yang dia duga, kedua tempat penampungan berada di tepi Rawa Gelap dan jalan dari masing-masing tempat penampungan ke rawa agak aman. Bagian yang paling berbahaya berada di dalam Rawa Gelap, tetapi Han Sen tidak asing dengan rawa itu. Dia tidak benar-benar berada di bagian dekat Penampungan Agung dan hanya bisa mencoba terbang ke arah yang benar. Beberapa hari kemudian, dia melihat tawon hutan hitam yang terkenal. Setelahnya jauh lebih mudah. Ketika Han Sen kembali ke Penampungan Baju Baja dengan selamat hanya dalam waktu sedikit lebih dari enam belas hari, dia menghela nafas lega. Tinggal beberapa hari sampai sekolah dimulai dan dia tidak ingin dikeluarkan karena absen. Dia bisa kembali dengan cepat terutama karena tunggangan jiwa binatang mutan yang diberikan Pria Peninju. Tunggangan binatang bermata tiga mutan sama kuatnya dengan banteng dan membawanya dengan kecepatan penuh sepanjang waktu kecuali ketika dia terbang melintasi atas rawa. Itu jauh lebih cepat daripada berjalan. Kalau tidak, dia mungkin tidak bisa kembali ke Penampungan Baju Baja bahkan dalam sebulan. Lin Beifeng terbelalak saat melihat Han Sen. "Sen, bagus sekali. Kau kembali selamat dan sehat dari Penampungan Agung hanya dalam waktu setengah bulan." "Ini adalah jiwa binatangnya. Jual ini sesukamu." tersengal-sengal, Han Sen mentransfer semua jiwa binatang ke Lin Beifeng. Meskipun dia hanya menghabiskan setengah bulan di jalan, dia hampir tidak beristirahat. Dia berlatih kulit giok untuk menjaga dirinya terjaga sepanjang waktu dan hampir jatuh pingsan sekarang. Rasa lelah yang mendalam membuatnya malas berbicara dan ingin segera tidur. Han Sen langsung menjatuhkan dirinya di ranjang dalam kamarnya di penampungan dan tidur selama dua hari berturut-turut. Saat dia bangun, dia merasa seluruh tubuhnya remuk redam. Dia memang membuat beberapa kemajuan dengan Jadeskin. Ketika dia berlatih, rasa sejuk yang mengalir di tubuhnya semakin kuat. Han Sen duduk tegak, matanya menatap binatang lecet yang dia beri makan. Bulunya gelap dan berkilau seperti batu giok hitam. Dan ukurannya dua kali lebih besar dari biasanya. "Binatang lecet itu akhirnya berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral!" Han Sen dipenuhi dengan kegembiraan. Sambil membawa belati untuk membunuhnya, dia merasakan mulutnya berair. Dia sangat lapar setelah tidur panjang dan tubuhnya sangat lelah. Binatang lecet ini akan berguna untuk memberikannya nutrisi. 118 Jiwa Binatang Ratu Peri "Makhluk berdarah sakral binatang lecet dibunuh. Makan dagingnya untuk mendapat nol sampai sepuluh poin geno sakral." Han Sen sedikit tertarik mendengar suara itu. Dia menatap daging yang dimasak didalam panci dengan mulut berair. Perutnya bergemuruh karena lapar. Tetapi Han Sen masih sabar. Dia menunggu sampai daging rebus itu siap dan mulai melahapnya langsung dari panci. "Daging binatang lecet berdarah sakral dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." "Daging binatang lecet berdarah sakral dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." ... Han Sen mengisi perutnya gila-gilaan dan melahap hampir 20 pon daging dan sup sekaligus, yang bahkan menakutkan dirinya. Tetapi ketika kehangatan menyebar di tubuhnya, dia merasa sangat nyaman seolah-olah dia adalah spons yang diisi dengan air. Dia berbaring di lantai dan hampir mengerang keras. "Daging berdarah sakral memang luar biasa. Jika aku punya satu panci setiap hari, aku akan sangat sehat dan kuat." Han Sen menjilati bibirnya. Sayangnya, dia hanya diberkahi setiap tiga bulan sekali. Dengan lima poin geno sakral diperoleh dari memakan binatang lecet, dia sekarang punya 34 poin geno sakral. Hanya dalam setengah tahun dan dia memiliki sepertiga maksimum perhitungan poin geno sakral. Tidak ada yang akan percaya jika dia mengatakan yang sebenarnya. Dia pergi ke alun-alun dan membeli makhluk primitif sebesar ayam dan memberinya kristal hitam untuk dimakan. Sambil melakukannya, Han Sen memikirkan sesuatu di benaknya. Dia akhirnya bisa mengklaim hadiah jiwa binatang dari lomba. Tidak peduli apa jenis jiwa binatang yang dia dapatkan, itu akan berdarah sakral, yang banyak orang hanya bisa impikan. "Apa yang terbaik? Busur? Tunggangan? Atau jiwa binatang humanoid?" Han Sen pikir dia akan kesulitan memilih, karena dia mau semuanya. Akan tetapi, dia hanya punya satu kesempatan dan itu tidak ditentukan olehnya. Tengah malam saat tidak ada siapa-siapa, Han Sen diam-diam masuk ke arena bela diri, yang telah ditutup setelah lomba. Selain dirinya, tidak ada yang bisa masuk sebelum pertandingan tahun depan dimulai. Setelah mengklaim hadiahnya, dia juga tidak bisa masuk. Berdiri di depan tugu sakral, Han Sen menaruh telapak tangannya di tugu dan tiba-tiba semua jenis gambaran jiwa binatang mulai bergeser dengan cepat pada patung. Han Sen melepaskan telapak tangannya dan gambarnya masih berubah dan melambat setelah beberapa saat. Jantung Han Sen berdebar seiring dengan gambar itu. Ketika satu gambar terhenti di satu jiwa binatang, Han Sen benar-benar tertarik padanya. Wanita pirang yang menggoda dengan lekuk tubuh bak jam pasir dan pupil berwarna merah dalam balutan jubah merah dan tiara rubi berjalan keluar dari tugu dan tersenyum pada Han Sen, hampir mencuri jiwanya pergi. Kemudian dia menjadi bayangan dan memasuki pikiran Han Sen. Dia tiba-tiba mendengar suara berkata, "jiwa binatang berdarah sakral ratu peri diperoleh." Han Sen kegirangan dan segera mengecek detail ratu peri. Tipe jiwa binatang berdarah sakral ratu peri: berubah wujud. "Berubah wujud!" Han Sen hampir bersorak ria, tapi setelah dipikir lagi, sayang sekali jiwa binatang seindah ini tidak bisa dipanggil sendiri, tetapi harus bergabung dengan tubuhnya. Namun jiwa binatang berubah wujud tidak diragukan lagi adalah tipe jiwa binatang yang termahal, apalagi itu adalah humanoid. Han Sen tidak sabar untuk memanggil jiwa binatang ratu peri dan berubah menjadi peri. Tiba-tiba tubuh Han Sen terbungkus oleh jubah merah, dan tiara rubi ada di atas kepalanya. Pupil matanya menjadi warna merah seperti ratu peri dan rambut hitamnya berubah menjadi pirang. Pada dasarnya dia berubah menjadi ratu peri versi pria. Han Sen merasa semua aspek kemampuannya sangat meningkat. Meskipun peningkatan kecepatan dan kekuatan tidak sebesar dengan pembantai berdarah, semua aspek sangat seimbang. Jiwa binatang ini juga memiliki jubah, yang tidak sekuat jubah kumbang hitam, tetapi sebanding dengan jiwa jubah binatang mutan yang terbaik. Jiwa binatang ratu peri meningkatkan kemampuannya dalam semua aspek dengan seimbang. Yang mengejutkan Han Sen,daya penglihatannya tampak menjadi sangat kuat setelah berubah bentuk menjadi ratu peri. Dia bahkan bisa melihat garis-garis halus dari batu yang sangat jauh darinya. Dia juga merasakan sesuatu yang janggal ¡ª seolah semuanya melambat di matanya. Han Sen tidak tahu apakah itu hanya ilusinya. Satu hal yang disayangkan saat menggunakan ratu peri, dia tidak bisa menggunakan pembantai berdarah atau jubah kumbang besi. Tapi itu bukan masalah, karena jubah ratu peri juga cukup baik. Bagian terbaik menurut Han Sen adalah dia bisa menggunakan jiwa binatang ini dan berubah bentuk saat menggunakan identitasnya dan tidak ada yang tahu jika itu adalah hadiahnya Dollar. Karena itu, sebagai Han Sen, dia juga bisa menggunakan jiwa binatang yang kuat dan tidak perlu menjadi Dollar untuk menggunakan pembantai berdarah dan jubah kumbang hitam. Ratu peri adalah apa yang Han Sen butuhkan sekarang. Dia tidak mau dianggap lemah oleh dunia selamanya. "Semua peri dalam mitos dan legenda memiliki sayap. Jika ratu peri juga memiliki sayap, maka akan sempurna." Han Sen berpikir tamak. Setelah bergembira, Han Sen menyelinap keluar dari ring bela diri. Lusa adalah hari pertama sekolah. Dia harus mendaftar dan kemudian pergi ke asrama. Blackhawk adalah sekolah militer, jadi peraturan mengikuti standar militer. Sekali bergabung, murid tidak bisa keluar sekolah dan harus tinggal di asrama, kecuali hari libur dan acara tertentu. Meski Blackhawk cukup besar untuk menempatkan siswa di kamarnya sendiri, empat murid harus berbagi ruangan di asrama untuk meningkatkan kesadaran tim dan rasa saling menghormati. Teman sekamar Han Sen semuanya murid panahan yang terdaftar secara khusus seperti dirinya. Han Sen adalah orang terakhir yang datang ke asrama. Tiga orang lainnya sudah pindah sejak beberapa hari lalu. "Bung, kenapa telat sekali? Kami tidak sabar menunggu." Saat Han Sen pindah ke asrama, ketiga temannya mengelilinginya seperti kumpulan preman yang merayu gadis. "Apa mau kalian?" Han Sen tanpa sadar melindungi dadanya dan melihat mereka dengan waspada. "Bung, jangan takut. Kami hanya mau mendiskusikan siapa pemimpin kita seharusnya. Kurasa kita menentukannya dengan umur. Yang paling tua jadi pemimpinnya. Seperti yang kau tahu, kebijaksanaan tumbuh seiring usia. Jadi, aku akan menjadi pemimpin yang hebat." Yang berbicara adalah pria besar yang tingginya lebih dari enam kaki. Matanya yang diputarkan menunjukkan bahwa dia mungkin tidak bisa diandalkan, tidak seperti yang diperlihatkan oleh tubuh berototnya. 119 Ji Yanran Untuk meningkatkan semangat tim diantara para murid, Blackhawk selalu melatih muridnya sesuai kamar. Jadi ketua kamar akan memiliki banyak pendapat dalam banyak hal.Itulah kenapa mereka berusaha menjadi pemimpin. "Shi Zhikang, itu tidak masuk akal. Usia tidak menunjukkan apapun. Ku rasa sebagai pemimpin, seseorang harus cerdas untuk menguntungkan kamarnya. IQ ku 167. Bagaimana denganmu?" remaja yang lembut dan rapuh mengejapkan mata dan berkata. "Lu Meng, itu juga tidak benar. IQ bukanlah apa-apa. Aku pikir untuk pemimpin yang terpenting itu EQ. Banyak orang dengan IQ tinggi adalah idiot di kehidupan nyata. Bagaimana orang seperti itu jadi pemimpin kita?" balas pria besar yang licik Shi Zhikang. "Siapa yang kau bilang idiot?" Lu Meng menegakkan pundaknya dan ingin berdebat dengan Shi Zikang, namun meringis saat melihat Shi mengangkat lengan berototnya yang bisa menahan berat seekor kuda. "Kita semua di Jurusan Memanah, jadi mari kita putuskan siapa ketuanya lewat memanah. Siapapun yang bisa memanah paling hebat akan jadi ketuanya sehingga kita bisa mencapai tujuan bersama," saran Zhang Yang dengan mata lebar, alis tebal, dan sikap riangnya sambil melakukan push-up. "Orang baru, bagaimana menurutmu?" Shi Zhikang dan Lu Meng menatap Han Sen. "Aku pikir anak ini ada benarnya. Karena kita semua murid panahan, pemanah terhebat harus jadi ketuanya." Sebagai bagian dari grup, Han Sen merasa penting untuknya untuk menyampaikan pendapat. "Dua suara lawan satu suara lawan satu suara. Baiklah. Kita akan lihat siapa pemanah terbaik dengan masing-masing orang menembak sepuluh panah dan siapa pun yang mendapat skor tertinggi akan menjadi pemimpin kita," kata Zhang dan melompat. Keringat menetes dari kulitnya yang emas kecoklatan dan dia mengabaikannya. Sambil merangkul Shi Zhikang dan Lu Meng, dia berkata, "Bagaimanapun juga, kita adalah teman sekelas dan sekamar. Belajar dan membuat kemajuan bersama adalah hal yang paling penting. Sebelum kelulusan, kita harus menjadikan Jurusan Panahan yang terbaik di seluruh Aliansi. Saudaraku, mari kerja sama! " "Lepaskan!" Shi Zhikang dan Lu Meng menyingkirkan tangan Zhang. Mereka lelah oleh ceramah bocah berdarah panas ini selama beberapa hari belakangan. Keempat pemuda berjalan ke aula latihan, dan Zhang Yang mendapat skor tertinggi, menembak tepat di tengah target setiap kali. Lu Meng di peringkat dua, Han Sen di tiga, dan Shi Kang yang paling besar dan paling tua di posisi ke empat. Han Sen tidak mau jadi pemimpin, juara dua, atau terakhir, jadi dia menempatkan dirinya di posisi ke tiga. Tiga bulan pertama di Blackhawk adalah yang tersulit. Setiap hari mereka harus ikut latihan dan kelas bersama. Mereka harus mengerti semua pengetahuan dasar selama tiga bulan ini. Meski mereka Jurusan Panahan, mereka masih harus belajar menggunakan senjata api, mengoperasikan kerangka perang, mengendarai pesawat udara dan prinsip dasar lainnya. Blackhawk memiliki fasilitas yang lebih baik dibanding sistem wajib belajar terintegrasi. Segala jenis senjata api, kerangka perang dan pesawat bisa dipraktekkan dan Han Sen belajar banyak hal yang dia belum pernah dengar sebelumnya. Dalam tiga bulan, Han Sen belajar seperti spons yang terus-menerus menyerap air. Tiga bulan kemudian, keempatnya lulus ujian komprehensif dan resmi menjadi murid Blackhawk. Sebagai tambahan beberapa kelas wajib, sisanya adalah kelas pilihan. Meski mereka tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah, mereka cukup bebas. Selama seseorang lulus tes tengah tahun, orang itu bisa melewatkan semua kelas. Jika gagal saat ujian, hanya ada satu kesempatan untuk mengulang lagi, dan jika gagal untuk yang ke dua kalinya, orang itu akan dikeluarkan dari sekolah tanpa kecuali. Ada stasiun khusus teleport di kampus, dan siapapun bisa pergi ke Tempat Suci Para Dewa kapan saja. Tidak terlalu banyak larangan mengenai itu. Keempat pemuda yang baru lulus tes komprehensif memesan beberapa makanan dan botol wine di kantin, merayakan awal kehidupan mereka di Blackhawk. Saat mereka menikmati makanan, gambar hologram di kantin menjadi sebuah pertandingan, dan bukannya pertempuran, melainkan permainan Tangan Tuhan. "Ji Yanran!" Shi Zhikang tiba-tiba berseru, menatap gadis cantik di gambar hologram. Bahkan Lu Meng dan Zhang Yang menatap Ji Yanran. "Dia terkenal?" Han Sen melihat Ji Yanran dan teringat perjanjian mereka saat perjalanan kemari. Namun dia terlalu sibuk dan melupakannya. "Apa kamu serius? Kamu tidak tahu gadis tercantik di kampus kita? Dia junior sekarang. Wajah manisnya, tubuh yang menggiurkan, kulit mulus dan 36D..." Shi Zhikang berhenti dan memandang sekitarnya. Dia melanjutkannya saat tidak ada melihat orang-orang memperhatikan gambar itu. "Ji Yanran juga merupakan presiden Perkumpulan Tangan Tuhan. Dia termasuk 5 besar di game ini di sekolah kita. Seorang dewi dengan otak dan kecatikan. Banyak yang naksir padanya tetapi tidak ada yang berhasil." "Kenapa" tanya Han Sen. "Tidak ada yang layak untuknya. Aku dengar keluarganya cukup berpengaruh di militer, dan keluarga biasa tentu saja bukan lawannya," kata Shi Zhikang sedikit menyesal. "Bahkan jika keluarganya setuju, Ji Yanran tentu tidak mau pacaran denganmu." Lu Meng mencibir. "Seakan dia mau pacaran sama kamu saja!" Shi Zhikang tidak mau menunjukkan kelemahannya. "Ha-ha, dimana ada tujuan di situ ada harapan. Kamu harus terus berharap. Karena Ji Yanran adalah presiden Perkumpulan Tangan Tuhan, mari bergabung dan berusaha mendekatinya. Jika dia meligat potensi kita, mungkin dia mau pacaran dengan salah satu dari kita," saran Zhang Yang dengan percaya diri. Mata Zhikang dan Lu Meng berbinar, dan mereka langsung setuju, "Ide bagus. Ayo pergi. Kita akan mendaftar ke Perkumpulan Tangan Tuhan sekarang juga." Sebelum Han Sen selesai makan, dia diseret oleh ketiganya ke Perkumpulan Tangan Tuhan. Saat mereka sampai, keempatnya tertegun dan mengerti artinya "pegunungan manusia lautan manusia." Antrian pendaftar sangat panjang sampai keluar gerbang sekolah. "Ehem, aku pikir kita terlalu tampan sampai kita tidak perlu bersama Ji Yanran sepanjang hari dan dia masih mau pacaran dengan kita," kata Shi Zhikang. "Shi, ungkapan yang bagus. Kita di Jurusan Panahan dan harus bergabung di perkumpulan memanah. Tidak perlu membuang waktu di sini," kata Lu Meng sungguh-sungguh. "Aku setuju dengan kalian berdua." Han Sen segera mengangguk saat melihat antrian panjang. Jika dia ikut mengantri, seluruh harinya akan terbuang sia-sia. "Ayo ikut mengantri! Pria sejati tidak pernah menyerah." Zhang Yang menarik Shi dan Lu dan ikut mengantri. Han Sen beruntung Zhang Yang tidak punya tangan ketiga. Untungnya jaringan komunikasinya berbunyi dan dia melihat panggilan datang dari Fang Jingqi. 120 Pacarku Ji Yanran "Saudaraku, apa kau masih mau busur berdarah sakral itu? Aku tidak bisa menghubungimu dan Pria Peninju sudah memasuki Tempat Suci Para Dewa Ke-Dua." Han Sen menjawab panggilan dan segera mendengar keluhan Fang Jingqi. Han Sen langsung menepuk jidatnya dan berseru, "Maaf. Aku berada di pelatihan militer dan tidak diizinkan menggunakan jaringan komunikasi. Aku benar-benar lupa tentang itu. Apa busurnya masih di sana?" "Iya. Pria Peninju memberikannya pada Jempol, tapi..." Fang Jingqi berhenti. "Tapi apa?" tanya Han Sen. "Aku mau menanyakan sesuatu dan kau harus jujur padaku. Apa kau mendapatkan jiwa binatang dari trenggiling bersisik itu? Apa kau berseda menukarnya?" tanya Fang Jingqi. Han Sen ragu-ragu, lalu berkata, "Ya aku punya. Apa mereka mau menukarnya dengan busur?" "Tipe jiwa binatang apa itu?" tanya Fang Jingqi. "Perisai bulat besar berduri," balas Han Sen. "Ha-ha, boleh lah. Jika kau mau menukarnya, aku akan menghubungi Jempol dan kalian berdua bisa bertemu dan mendiskusikannya sendiri." Fang Jingqwi tertawa. "Tolong hubungi dia." Han Sen bukan tipe orang yang hanya mengandalkan tenaga brutal, jadi perisai kurang berguna untuknya. Jika dia bisa menukarnya dengan busur, itu akan sangat fantastis. "Oke, aku akan menghubungimu lagi." Han Sen menutup teleponnya dan memandang Lu Meng dan Shi Zhikang yang mengantri, dan berjalan ke arah stasiun teleportasi di sekolah. Makhluk yang mulai diberi makan sebelum latihan militer harusnya sudah berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral saat ini. Makhluk itu akan memberikan sedikit nutrisi untuknya. Sebelum Han Sen sampai di stasiun teleportasi, Fang Jingqi menelponnya lagi dan bertanya apakah dia punya waktu untuk bertemu Jempol segera. Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa mengetahui waktu dan tempat untuk bertemu. "Perisai yang bagus. Benar-benar mahakarya!" Di hutan kecil, Jempol membelai perisai itu seperti seorang kekasih. "Busur ini juga merupakan busur yang keren." Sambil memegang busur besar tanduk hitam, Han Sen juga terobsesi. "Bagaimana kita bertransaksi?" Jempol melihat Han Sen bersemangat. "Satu barang yang berharga dengan yang lainnya." Han Sen berkata dengan perlahan. "Orang cerdas berpandangan serupa." Jempol mengacungkan jempolnya pada Han Sen dengan riang. "Kak Jempol, aku doakan kau tak terhentikan kemanapun kau pergi dengan perisai ini." Han Sen tertawa. Thumb mengayunkan perisai berduri, tertawa dan berkata, "Dan adik Han, aku doakan kau tak akan terkalahkan oleh siapapun yang kau lawan dengan busur ini." Keduanya saling tersenyum, menyimpan harta mereka dan meninggalkan hutan, mereka sangat puas dengan transaksi yang dilakukan. Han Sen kembali ke kamarnya di penampungan dan bermain dengan busur tanduk itu. Busur tanduk itu adalah jiwa binatang dari ular bertanduk sihir. Jarak efektifnya hampir enam ribu kaki, dan itu masih belum jarak maksimumnya. Kekuatan yang diperlukan untuk menarik senar busur ini bahkan masih kurang dari Doomsday, jadi busur ini merupakan impian segala pemanah. Han Sen percaya dia bisa menggunakannya untuk memanah lalat sejauh enam ribu kaki dengan daya penglihatan ratu peri. "Kuda yang bagus harus ditemani oleh pelana yang bagus. Jika aku bisa mendapatkan panah jjiwa binatang berdarah sakral, itu akan sempurna." Han Sen menelusuri lekukan ular bertanduk sihir dan berpikir gembira. Tentu saja, panah jiwa binatang berdarah sakral tidak mudah ditemukan. Untungnya, binatang awan yang Han Sen beri makan telah berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral, jadi dia membunuhnya untuk memasak sepanci sup. Han Sen menyesali kemampuan memasaknya yang dibawah rata-rata. Dia hanya bisa memasak sup dan meskipun terasa enak, dia sudah bosan dengan menu yang sama sepanjang waktu. saat terdengar suara dia memperoleh satu poin geno sakral, Han Sen masih sangat kegirangan. Pada akhirnya, binatang berdarah sakral memberikan lima lagi poin geno sakral dan poin geno sakral Han Sen telah mencapai 39. Qin Xuan paham jadwalnya akan padat karena dia baru bergabung dan tidak menemuinya, yang membuat Han Sen memiliki waktu untuk bersantai sendirian. Han Sen kembali ke asrama saat malam dan melihat ketiga teman sekamarnya bermain Tangan Tuhan. Melihat Han Sen kembali, Shi Zhikang menghampirinya, merangkul pundak Han Sen, dan menyeringai, "Sen, kami lagi bermain Tangan Tuhan. Bergabunglah! Saudara yang baik berbagi segalanya." Lu Meng mencibir dan berkata, "Kemampuanmu sangat jelek sampai-sampai jika dia bergabung, dia masih akan mengalahkanmu." "Sudahlah. Kau menang dua kali dan itu karena aku tidak memperhatikan. Kalau aku serius, kamu pasti kalah total." Shi Zhikang tersenyum dan berkata pada Han Sen, "Sen, ayo main bersama. Lagipula kau juga sedang senggang. Berlatihlah denganku." "Oke, di Jaringan Langit?" Han Sen tersenyum. "Our school has a special Battlenet designed for Hand of God. You can register an account and add me. My ID is Optimus Prime." Shi Zhikang carefully taught Han Sen how to register. "Sekolah kita punya Jaringan Pertandingan khusus yang didesain untuk Tangan Tuhan. Kau bisa mendaftar satu akun dan menambahkanku. ID-ku adalah Optimus Prime. Han Sen mendaftar akun Jaringan Pertandingan, dan menamai ID-nya "Pacarku- Ji-Yanran." Dia berhasil mendaftar dan Shi Zhikang tergesa-gesa menyuruhnya masuk dalam permainan. Han Sen masuk ke permainan dan mengirim permintaan pertemanan ke Shi Zhikang. "Sial, Sen, ID-mu cukup keren," Shi Zhikang melihat ID Han Sen dan berseru. Lu Meng dengan cepat meliriknya dan menyunggingkan senyum, "Sen, kau mencari masalah di Jaringan Pertandingan dengan ID ini. Semua pemain di permainan ini menganggap Ji Yanran sebagai dewi mereka." "Aku tidak tahu kau punya ambisi besar. Aku suka." Zhang Yang melihatnya dan menepuk pundak Han Sen, merasa puas. "Cukup basa-basinya. Biarkan aku mengalahkanmu... tidak... Biarkan kami berlatih..." Shi Zhikang sangat bersemangat sampai dia terpeleset lidah dan buru-buru mengoreksi dirinya. "Aku datang." Han Sen menerima undangan Shi Zhikang dna masuk ke ruang permainan. Shi Zhikang memilih tingkat kesulitan dan memulai permainan. Setelah hitungan mundur berakhir, permainan pun dimulai. Lu Meng dan Zhang Yang tidak berminat menonton pertandingan dan masing-masing menemukan lawan on-line dan mulai bermain. Shi Zhikang sangat bersemangat karena dia terus kalah dari Zhang Yang dan Lu Meng dalam permainan sepanjang hari dan akhirnya menemukan kepercayaan dirinya kembali dengan bermain bersama Han Sen. Dia pikir dia harus mengalah dari Han Sen di ronde pertama apabila Han Sen menyerah begitu cepat. Selama dia membiarkan Han Sen menang dengan skor tipis, dia bisa membuat Han Sen bermain dengannya beberapa ronde, dan memuaskan keinginannya. 121 Sapu Habis Beberapa detik kemudian, wajah Shi Zhikang runtuh. Mata melotot dan kedua tangan bergetar, Shi berteriak, "Sen, kau jahanam, apakah kau adalah reinkarnasi dari Taka Kato?" Melihat tangan Han Sen bergerak dengan cepat seolah-olah dia sedang kejang, Shi Zhikang menjadi lebih dan lebih kaget dan panik, karena dia belum menyentuh banyak titik di dekatnya. "Shi, kau berteriak seperti seekor babi yang sedang disembelih. Jangan terlalu dramatis," Lu Meng, yang sedang bermain, memprotes. Shi Zhikang sudah menyerah. Melihat tangan Han Sen menari-nari, dia sudah kehilangan minat untuk bermain sama sekali. Shi Zhikang memutar matanya dan memberitahu Lu Meng, "Keahlian Sen sangat hebat. Aku yakin di ruangan kita, tidak ada tandingannya kecuali ketua." Lu Meng membalas, "Shi, kau saja yang kalah. Jangan bawa-bawa orang lain bersamamu." "Lu, kau bahkan tidak sebagus diriku. Jika kau bermain melawan Sen, kau pasti juga akan kalah," Shi Zhikang sengaja menaikkan suaranya dan berkata. "Aku akan menunjukkanmu siapa pakar yang sesungguhnya, tetapi jika aku menang, bulan ini kau harus melakukan bersih-bersih," kata Lu Meng. Wajah Shi Zhikang tiba-tiba menunjukkan secercah kebahagiaan, tetapi dia kemudian cepat-cepat menahannya. Dia terlihat ragu-ragu dan berkata setelah beberapa saat kemudian, "Baiklah. Tetapi jika kau kalah, kau harus melakukan hal yang sama." "Ok, tidak masalah. Biarkan aku menyelesaikan ronde ini dulu." Lu Meng merasa yakin dengan dirinya. Dia telah melewati yang belum berevolusi-9 dalam Tangan Dewa, yang cukup bagus diantara para murid baru. Mungkin dia bukan pemain terbaik, tetapi dia dapat dengan mudah bergabung dengan Perkumpulan Tangan Dewa. Selain itu, mereka semuanya berada dalam Departemen Panahan, yang tidak memerlukan kecepatan tinggi, maka biasanya murid-murid panahan lebih lemah dalam permainan ini. Kecuali bagi Han Sen, Lu Meng menduga tidak ada teman sekamar yang dapat mengalahkannya. Shi Zhikang telah kalah dengan Han Sen karena keahliannya buruk. Siapapun dapat mengalahkan Shi karena dia terlalu lamban. Oleh karena itu, Lu tidak yakin dengan seruan Shi tentang kekuatan Han Sen. Lu Meng menyelesaikan permainannya dan memperlihatkan poinnya di depan Shi, "Kau lihat? Inilah yang dinamakan kemenangan telak, 63 lawan 45. Aku adalah jenius." "Sekarang itu tidak berguna. Kau harus mengalahkan Han Sen." Shi Zhikang tersenyum pada Han Sen dan berkata, "Sen, kau tidak ingin bersih-bersih juga bukan? Jika kau dapat mengalahkannya, kita tidak perlu apa-apa selama sebulan." Han Sen tersenyum dan berkata, "Aku tahu apa yang harus dilakukan." Lu Meng mengundang Han Sen ke ruang permainan dan berkata dengan santai, "Sen, identitasmu akan menimbulkan masalah. Jika kau tidak mempercayaiku, coba cari lawan tanding di Jaringan Pertarungan. Para pria akan berbaris untuk menendang pantatmu. "Aku sudah terbiasa," Han Sen tersenyum. "Kegagalan itu bagus. Dia akan membantumu untuk maju." Lu Meng memulai permainan, sambil meminum dari sebotol air dengan perlahan. Ketika sedang minum, dia memancing Shi Zhikang, "Shi, perhatikan bagaimana aku mengalahkan Sen dengan satu tangan. Jangan mengingkarinya jika kau kalah." "Mengagumkan. Lu, kau memang mengagumkan." Shi Zhikang menggulung bibirnya dan melipat tangannya, menunggu pertunjukkan dimulai. Dia berpikir, "Setiap orang memang hanya diperbolehkan untuk menggunakan satu tangan dalam mode tanding. Membual dulu saja sekarang, nanti kau akan tahu rasa." "Aku memang demikian," Lu Meng menjawab dengan bangga, tidak merasa itu adalah sindiran Shi. Pada akhir hitung mundur, titik-titik bermunculan dan Lu Meng tidak berencana untuk mengesampingkan botol air. Menjulurkan tangan untuk menyentuk titik-titik itu sambil minum, dia tidak memperhatikan tangan Han Sen. Dia berpikir sepanjang dia bermain dengan normal, dia pasti dapat mengalahkan Han Sen. Hanya beberapa titik yang turun, dia melihat sekilas tangan lain dan merasa kecepatannya tidak normal, maka dia melihat ke atas. Sekali melihat, Lu Meng tercengang, bahkan lupa meraih titik-titik. Botol air menempel di ujung bibirnya. Dia bertahan dengan posisi itu dan tidak bergerak cukup lama. Telapak Han Sen bergerak dengan kecepatan yang mempesona seolah-olah terpasang mesin rahasia di dalamnya. Semua titik-titik hilang. Lu Meng memilih yang belum berevolusi-10 pada ronde ini dan dia bahkan tidak dapat membersihkan titik-titik di sisinya, sedangkan Han Sen telah membersihkan semua untuknya, dan terlihat cukup santai. "Lu, apa yang terjadi dengan mengalahkan Han Sen dengan satu tangan? Bagaimana kalau kau mencoba dengan kedua tangan sekarang?" Shi Zhikang melihat Lu Meng tertegun dan dan tertawa. "Coba pantatmu. Sen, kau pasti telah melewati yang belum berevolusi-10?" teriak Lu Meng. "Kira-kira begitu," kata Han Sen dengan santai. Sebenarnya, dia telah melewati evolusi-4, yang jauh lebih tinggi daripada belum berevolusi-10. "Jahanam!" Lu Meng mengutuk dan berteriak, "Shi, kau sangat licik. Tidak mungkin ketua kita dapat mengalahkan Han Sen. Kau sengaja menjebakku." "Kau yang menyarankan untuk bersih-bersih, bukan aku." Shi Zhikang menyeringai dan menjulurkan tangannya untuk menunjukkan dirinya tidak bersalah. "Yang belum berevolusi-10? Sen, mari kita pergi." Zhang Yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka dan matanya terbakar. Han Sen masuk ke ruang permainan Zhang dan mengalahkan Zhang dengan mudah. Tingkat Zhang hampir sama dengan Lu Meng, atau mungkin sedikit lebih baik. Mereka keduanya dapat berdua seharusnya berada di sekitar yang belum berevolusi-9. "Main lagi." Zhang Yang tidak menyerah. Sekali lagi dia dikalahkan. "Main lagi." Zhang Yang bahkan ingin bermain lagi. Dikalahkan lagi, "Lagi." Zhang Yang hampir terbakar. "Kakak, mari berhenti sampai sini. Kau bahkan dapat mengganggap aku kalah." Han Sen benar-benar merasa takut dengan Zhang, seorang yang suka menyakiti diri sendiri. "Aku akhirnya menemukan lawan takdirku. Sen, senang bertarung denganmu!" Zhang berseru dengan semangat dan menarik Han Sen ke dalam ruang permainan sekali lagi. Lu Meng dan Shi Zhikang tertawa geli melihat ini. Orang seperti Han Sen hanya dapat dikuasai oleh seseorang seperti Zhang Yang. Han Sen merasa takut dengan Zhang. Sejak saat itu, dia akan menarik Han Sen untuk bermain Tangan Dewa setiap saat dia senggang. Dia merasa senang tetapi Han Sen histeris. "Ini tidak benar. Aku harus mengekang keinginannya untuk melawanku." Mata Han Sen berbinar-binar. 122 Suatu Sore yang Paling Misterius "Bos, hari ini aku senggang. Apakah kau mau bermain beberapa ronde Tangan Dewa?" Ketika Lu Meng dan Shi Zhikang pergi, Han Sen mengambil inisiatif dan menyarankan pada Zhang Yang. "Boleh." Zhang Yang masuk ke permainan dan mengirimkan undangan pada Han Sen. Han Sen klik pada "setuju" dan masuk ke ruang permainan Zhang Yang dengan mata yang berbinar-binar dan senyuman tipis di wajahnya. Ketika dia sedang bermain dengan teman sekamarnya, dia biasanya hanya berfokus pada titik-titik di sisinya dan tidak mencuri titik-titik di sisi lainnya. Agar Zhang mencari orang lain untuk bermain dengannya, Han Sen bersiap untuk melucutinya dan melihat dia apakah bisa tetap merasa senang. Dari jam makan siang sampai makan malam, Han Sen dan Zhang Yang bermain banyak ronde dalam waktu empat sampai lima jam. Termasuk waktu persiapan, satu ronde akan memakan waktu lebih dari semenit. Dan keduanya telah berada dalam permainan itu sepanjang sore. Dari awal sampai akhir, Zhang bahkan tidak pernah menyentuh satu titik. Secara harfiah nol. Namun, dia tetap bertahan di sana sepanjang sore. Han Sen hampir gila, tetapi akhirnya Zhang Yang menyerah dulu. Tampaknya darahnya telah mendingin. "Ehem, Sen, saatnya makan malam." Kata-kata Zhang Yang membuat Han Sen terharu sampai hampir menangis. "Ok, bos, kita akan pergi makan malam." Han Sen cepat-cepat menutup jaringan komunikasi. Dia akan muntah kalau tetap bermain. Dia sungguh-sungguh mengagumi Zhang Yang yang sangat berkomitmen. Jika Han Sen berada pada posisinya, Han mungkin sudah kehilangan minat dalam waktu satu jam, sedangkan Zhang bermain dengan penuh semangat sepanjang sore. Tetapi sejak sore ini, Zhang Yang tidak lagi memohonnya untuk bermain Tangan Dewa, yang membuat Han Sen merasa agak lega. Hal ini membuat Lu Meng dan Shi Zhikang merasa penasaran, yang tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada sore hari sehingga dapat menghentikan Zhang Yang. Tetapi Han Sen dan Zhang Yang tetap bungkam tentang apa yang telah terjadi pada sore itu dan hal itu dijuluki Lu Meng dan Shi Zhikang sebagai "suatu sore yang paling misterius di Ruang 304." Selain itu, Lu Meng dan Shi Zhikang tidak pernah dengan Han Sen lagi, yang bahkan dapat menghentikan rasa antusias Zhang Yang. Han Sen tidak sering bermain Tangan Dewa versi tanding. Ada beberapa pembatasan yang membuatnya lebih senang bermain versi pemain tunggal, yang dapat melatih lengan-lengannya dengan lebih baik. Han Sen sangat tertarik dengan mengoperasikan kerangka perang akhir-akhir ini. Kerangka perang adalah senjata humanoid setengah mesin setengah biokimia. Dibandingkan dengan tanker, kerangka perang memiliki kemampuan bermanuver yang hebat dan dapat beradaptasi lebih baik dengan medan yang beragam, sedangkan persyaratan untuk mengoperasikannya juga sangat tinggi. Ketika Han Sen berada dalam sistem edukasi wajib integrasi, tidak ada kerangka perang di sekolahnya untuk praktek murid-muridnya. Oleh karena itu, Han Sen merasa tertarik tetapi tidak pernah berkesempatan untuk mencobanya. Dia merasa sangat senang, Elang Hitam memiliki kerangka perang untuk pembelajaran. Dalam tiga bulan pertama, ada sesi latihan kerangka perang mengemudi dan Han Sen mempelajari dasar-dasar mengemudikan kerangka perang pada saat itu. Dia juga tetap berlatih setelah itu. Dalam medan pertempuran, kerangka perang adalah unit pertarungan yang paling fundamental, karena secara umum tidak ada prajurit yang akan mengenakan pakaian anti peluru dan membawa senapan. Bahkan dalam pertarungan di jalan, para prajurit akan selalu berada dalam kerangka perang. Oleh karena itu Han Sen merasa penting baginya untuk berlatih cara mengoperasikan kerangka perang. Untuk berjaga-jaga jika dia dikirimkan ke garis depan, keahlian ini mungkin akan menyelamatkan jiwanya. Jika dia dapat mengoperasikan kerangka perang dengan baik, pesawat tempur pasti akan lebih mudah. Karena untuk pesawat perang antar bintang, Elang Hitam hanya memiliki satu yang tua untuk dipertunjukkan dan pengoperasian pesawat perang hanya dapat dilatih dengan menggunakan realitas virtual. "Ting!" Ketika Han Sen sedang melatih kerangka perang, dia tiba-tiba mendengar nada uang ditransfer. Lewat jaringan komunikasi, dia melihat sepuluh juta ditambahkan ke rekeningnya, yang membuatnya kaget. Sebelum dia dapat melihat siapa yang mengirimnya, jaringan komunikasinya berdering. "Sen, apakah kau menerima uangnya?" Itu adalah suara Lin Beifeng. "Begitu banyak?" Han Sen agak kaget, tidak menyadari jiwa binatang Kerang Giok dapat bernilai begitu tinggi. Pada awalnya, dia mengira hanya dapat menjualnya dengan tiga atau empat juta. "Kita menghasilkan sekitar 20 juta maka aku membulatkan ke atas untukmu. Sen, lain kali jika kau pergi ke Tempat Penampungan Yang Agung, kita akan membeli jiwa binatang dari Tempat Penampungan Baju Baja untuk dijual di sana. Dengan begini kita dapat menghasilkan uang di kedua tempat dan bahkan dapat menghasilkan lebih banyak," kata Lin. "Aku tidak akan kesana dalam waktu dekat. Jika aku kesana, aku akan menelponmu." Han Sen berpikir tentang sulitnya untuk mondar mandir dan untuk sementara mengesampingkan ide untuk pergi ke Tempat Penampungan Yang Agung. Pada saat ini dia benar-benar tidak punya waktu untuk pergi. Kurikulumnya sangat padat pada saat ini dan dia masih sedang mempersiapkan penilaian tengah tahunan. Dia hanya akan pergi ke Tempat Penampungan Baju Baja ketika ada kampanye berburu dan ketika seseorang memintanya untuk memburu makhluk mutan atau makhluk berdarah sakral, karena terlalu sulit baginya untuk memburu makhluk berdarah sakral sendirian. Bahkan jika hanya ingin memburu makhluk mutan, dia harus pergi ke tempat-tempat seperti Rawa Gelap. Karena terlalu sulit untuk berjalan di Rawa Gelap, dia harus terbang masuk dan keluar, yang membuatnya sulit untuk membawa keluar daging makhluk yang lebih besar. Sehingga, dia tidak memperoleh banyak di sana. Penyengat hitam mutan tidak berguna bagi Han Sen pada saat ini dan satu-satunya hal yang dapat dia lakukan adalah menjualnya. Meowth belum selesai memakan apa yang tersisa untuknya. Tetapi Han Sen tidak terburu-buru. Kristal hitam dapat memproduksi makhluk berdarah sakral setiap tiga bulan, yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan berburu sendiri. Dia dapat menunggu. Dia menutup telepon, mentransfer satu juta untuk ibunya dan mengirimkan pesan kepadanya untuk menjelaskan itu adalah penghasilannya di dalam tempat penampungan. Dia tidak berani memberinya terlalu banyak, karena takut akan membuatnya ketakutan atau maraca cemas. Dia berencana untuk mentransfer sebagian-sebagian kepadanya setiap bulan agar dia terbiasa dengannya. Ini adalah saatnya untuk menikmati hidup setelah menderita begitu lama. Kembali ke asrama pada malam hari, Han Sen melihat Shi Zhikang di dalam ruangan sendirian, mengutuk sambil bermain permainan. Han Sen tidak mengetahui apa yang telah terjadi, tetapi Shi terlihat marah. Melihat Han Sen telah kembali, Shi Zhikang berteriak dengan marah, "Sen, waktu yang tepat. Masuk ke permainan dan tolong kasih pelajaran jahanam ini." "Ada apa, Shi?" Han Sen berjalan ke samping Shi Zhikang dan melihatnya dalam ruang permainan tetapi permainan tidak dimulai. Ada dua pemain lagi di dalam permainan. Salah satu identitas adalah Burung dan yang lainnya adalah Manusia Dewa. Shi Zhikang dan Manusia Dewa saling memaki dan Burung sesekali akan melemparkan komentar pahit pada Shi, membuat Shi sangat marah. 123 Duel Tangan Dewa Setelah mendapatkan penjelasan dari Shi Zhikang, Han Sen memahami permasalahannya. Pada awalnya, Shi sedang bermain melawan Burung. Shi kurang mahir dalam permainan ini dan jarang menang dalam Jaringan Pertarungan, maka dia agak menyombongkan diri setelah memenangkan beberapa ronde melawan Burung. Shi bersikap sopan, sehingga dia hanya menyombongkan dirinya dan tidak mengatakan hal yang buruk tentang lawannya. Walaupun demikian, Burung tersinggung dan meminta Manusia Dewa untuk membalas dendam untuknya. Itu sebenarnya bukan masalah. Shi memang suka pamer dan itu adalah konsekuensinya. Namun, Manusia Dewa mengutuk dan berkata Shi tolol. Dan Burung juga menertawakan Shi. Shi bukan tipe yang mudah memaafkan dan karena itu terjadi pertengkaran di antara mereka. Tetapi bagaimanapun juga, keahlian bermainnya terbatas dan dia tidak mempunyai kepercayaan diri ketika bertengkar dengan Manusia Dewa, sehingga membuat Shi mendidih karena marah. "Sen, bantu aku menghancurkan pasangan yang menjijikan ini. Aku sangat marah," Shi mengamuk. "Siap." Han Sen menyalakan jaringan komunikasinya dan masuk ke permainan. "Tunggu saja. Aku meminta kakakku untuk memberimu pelajaran, dan kita akan melihat siapa yang tolol," Shi melihat Han Sen masuk ke permainan dan berkata kepada Manusia Dewa. "Ha,ha, siapaun yang datang sama-sama tidak berguna. Kakak dari bajingan pasti juga bajingan. Aku dapat mengalahkan bajingan sebanyak yang kau mau," kata Manusia Dewa dengan sombong. "Kau tunggu saja." Shi mendesak Han Sen untuk masuk. Alasan Shi bermain adalah aplikasinya untuk bergabung dengan Perkumpulan Tangan Dewa telah ditolak. Walaupun Zhang Yang dan Lu Meng diterima, mereka juga tidak bergabung demi Shi. Merasa bersalah, Shi ingin meningkatkan kemampuannya dengan berlatih dan mencoba untuk mendaftar lagi nanti. Bagaimanapun juga, selain Ji Yanran, ada banyak gadis cantik dalam perkumpulan dan akan memalukan jika mereka tidak bergabung. Itulah alasannya dia menghabiskan cukup banyak waktu pada permainan ini. Tidak menduga hal seperti ini terjadi, dia merasa marah dan berharap pada Han Sen untuk membalaskan dendam untuknya. "Ha,ha, siapapun yang kau panggil. Kakak Long adalah tulang punggung Perkumpulan Tangan Dewa, dan 20 besar dalam kontes tahun lalu," kata Burung dengan bangga. "Adik manis, kita harus rendah diri dan memberikan mereka sedikit harapan. Ha,ha¡­" Wang Long menyeringai. Ini adalah kesempatan langka baginya untuk memamerkan dirinya di hadapan seorang gadis, jadi dia harus melakukan yang terbaik. Wang Long penuh percaya diri. Dia adalah anggota penting dalam Perkumpulan Tangan Dewa dan mengenal setiap pemain yang bagus dalam kampus. Bahkan jika dia tidak mengenalnya langsung, dia akan mengenali identitasnya. Jika seseorang yang lebih baik daripada dirinya muncul, dia akan mengetahuinya dan orang itu mungkin mengenali identitasnya juga dan menghormatinya. Wang Long segera melihat seseorang masuk ke dalam ruangan dan memeriksa identitas orang itu. Dia hampir menyemburkan tawa. "Pacarku adalah Ji Yanran, dasar pecundang! Pecundang macam apa yang akan menamakan dirinya seperti itu? Dia mencari masalah." Wang Long bertanya, "Dia adalah temanmu?" "Iya. Apa ada masalah?" Shi tidak percaya diri. Terakhir kali ketika dia mencoba untuk mendaftar, Perkumpulan Tangan Dewa tidak memiliki pemain bagus yang bernama Wang Long. Walaupun dia tahu Han Sen bagus, Wang Long tampaknya adalah salah satu ketua dalam perkumpulan dan berada dalam 10 besar di kampus, maka dia bisa dianggap sebagai pro. Shi tidak yakin apakah Han Sen dapat mengalahkannya. "Tidak. Aku bermaksud untuk bermain dengan santai, tetapi setelah aku melihat identitasnya, aku harus memberinya pelajaran." Wang Long kemudian mengirimkan undangan kepada Han Sen. Han Sen tidak ragu-ragu mengklik "setuju," dan keduanya masuk dalam permainan. Burung yang sedang menonton mencemooh, "Dia pastinya sangat terangsang sehingga menamakan dirinya seperti itu. Memalukan." "Kita belum tahu siapa yang memalukan," Shi membantah. Walaupun dia tidak merasa yakin dengan hasilnya, dia tidak akan membiarkan seorang wanita melemparkan komentar yang keji pada saudaranya. "Hasilnya jelas. Kau bajingan tidak akan pernah dapat menang dari Kakak Long. Mungkin kau dapat bermimpi dalam kehidupan yang lain," kata Burung dengan penuh penghinaan. Shi menggertakkan giginya dan tidak berbicara. Jika dia mengumpat, dia akan merendahkan harga dirinya. Dan Shi tidak yakin dengan hasilnya. Wang Long berada dalam 20 besar, dan masih diragukan apakah Han Sen dapat mengalahkannya. Wang Ling sudah siap memberikan Han Sen pelajaran. Dan karena dia ingin memberikannya pelajaran, dia tidak akan membatasi tangannya pada titik-titik di sisinya, tetapi harus membuat lawannya tidak dapat menyentuh titik-titik sama sekali. "Nak, ini hari naasmu. Dengan identitas seperti itu, aku akan mengganti nama keluargaku jika aku tidak dapat mengalahkanmu." Wang Ling melihat titik-titik muncul dan meraih titik-titik di sisi lain. Tetapi tepat ketika tangannya dijulurkan, dia kaget melihat lawannya sudah menyentuh titik itu. Dia segera menyimpulkan bahwa itu hanya keberuntungan murni dan dia harus lanjut. Tetapi ketika segalanya terjadi, wajahnya menjadi membeku. Dan Burung juga tercengang. Setiap kali Wang Long menjulurkan tangannya, Han Sen telah menyentuh titik yang dia tuju. Dan dia tidak mendapatkan poin sama sekali setelah mencoba belasan kali. "Sial, aku bertemu jagoannya." Merasa gelisah, Wang Long tidak lagi mencoba menyentuh titik-titik di sisi Han Sen dan berfokus pada sisinya sendiri. Tetapi sudah terlambat, skor akhir adalah 100 lawan 29, Han Sen mendapatkan semuanya dan Wang hanya mendapatkan 29 pada sisinya dan terlewatkan 71. Melihat skor ini, wajah Burung menggelap ketika Shi Zhikang tertawa dan mengetik, "Ini yang kau katakan 20 besar? Adik, kau telah dibohongi. Seratus lawan dua puluh sembilan. Jika pemain seperti ini bisa 20 besar, maka Perkumpulan Tangan Dewa juga payah. Adik, dengarkan aku. Jika dia berbohong untuk meminta uang darimu, itu tidak apa-apa. Jika kau belum kehilangan tubuhmu, berhenti saja¡­" Burung diam saja dan Wang Long menjadi pucat. Dia langsung mengundang Han Sen lagi dan berpikir mungkin dia hanya menggunakan strategi yang buruk sebelumnya. Mungkin dia kalah karena dia menargetkan titik-titik di sisi lain. Dia ingin membuktikan dirinya, atau dia akan kehilangan muka. Han Sen mengklik "setuju" dan keduanya mulai lagi. Wang Long menggunakan segenap tenaga pada titik-titik di sisinya dan bahkan tidak melihat pada sisi Han Sen. Namun, seperti yang diamati Burung, kecepatan mereka sangat berbeda seperti sepeda dan sepeda motor. Bahkan seorang idiot dapat mengetahui bahwa mereka tidak berada pada tingkat yang sama. 124 Semangat Membara Wang Long merasa kali ini dia sudah lebih cepat daripada biasanya dan merasa puas dengan prestasinya. Pada saat dia merasa bahwa dia seharusnya menang, permainan itu tiba-tiba berakhir dan dia menjadi tertegun. Angka yang rapi, 100:80. Delapan puluh adalah skor Wang Long, artinya lawannya mengenai seluruh seratus titik sedangkan dia hanya mengenai delapan puluh titik. Jarak yang sangat besar. "Siapa dirimu ?" Wang Long merasa kaget cukup lama, dan kemudian mengirimkan pesan ke lawannya. Dia menduga itu pasti adalah akun alternatif dari pemain terkenal. Ada beberapa orang dalam kampus yang dapat mengalahkannya dengan 20 poin. TIdak ada jawaban dari pihak lawan, tetapi ada undangan untuk terus bermain. Wajah Wang Long memerah, tetapi dia tidak dapat menolak. Wang menelan pil pahit dan menyetujuinya. Sekali lagi, Wang tidak berkesempatan untuk menang. Han Sen bahkan tidak mencoba untuk mencuri titik-titik Wang dan hanya berfokus pada sisinya sendiri. Hasilnya sekali lagi 100:80. Wang Long tidak tahu apakah itu kebetulan atau sengaja. Karena kalau sengaja, dia tidak dapat mempercayai betapa kuat sebenarnya lawannya ini. Diundang lagi, dan Wang Long setuju lagi. Hasilnya sama lagi, 100:80. Sekali lagi berbeda 20 poin, Wang Long merasa ngeri dan tidak tahu harus berkata apa. "Nak, masih berani kurang ajar? Kau bilang dirimu 20 besar?" Shi mencemooh dan Burung meninggalkan ruang permainan dengan diam-diam di tengah permainan ketiga mereka. "Apakah kau berani menunggu sepuluh menit? Aku akan mencari seseorang untuk mengalahkanmu." Wang Long mengirimkan sebuah pesan. "Ok, siapapun yang datang juga akan kalah. Jika kau memanggil dua, kami akan mengalahkan sepasang." Shi memberikan dia jawaban yang penuh percaya diri dan melupakan kegalauan sebelumnya. Wang Long tidak membalas. Dia harus memanggil seseorang. Shi berkata dengan semangat, "Sen, kau sangat hebat dapat mengalahkan Wang Long dengan telak. Kau seharusnya menjadi pemain profesional." "Jangan berlebihan. Itu karena dia terlalu lemah dan tidak pantas dengan reputasinya," Han Sen mengangkat pundaknya dan berkata. "Aku suka itu ketika kau mengalahkan bajingan seperti itu," kata Shi dengan bersemangat. Wang Long meninggalkan permainan dengan layar yang terbuka dan berlari ke ruang sebelah. Melihat seorang pria sedang berbicara di ruangan itu, dia merasa sangat senang dan berkata, "Kakak Li, kau ada di sini!" "Mengapa kau begitu panik?" Liu Ke tidak sabar menyela. "Liu Ke, aku kalah bermain Tangan Dewa, dan harus harus membalas dendam untukku," Wang Long berkata dengan cepat kepada Liu Ke. "Pergi latihan dan balas dendam sendiri ketika kau lebih mahir." Liu Ke tertawa. "Terlambat. Aku bermain tiga ronde dengannya dan dia menang 20 poin setiap ronde." Wang Long tidak takut kehilangan muka karena Liu Ke adalah teman baiknya dan juga seorang pemain yang lebih baik daripada dirinya. Tahun lalu, Liu berada pada posisi kesebelas dalam kampus. Dan Kakak Li yang bernama Li Ze, adalah seorang pakar yang sebenarnya yang mendapatkan peringkat ketujuh tahun lalu, akan lebih baik lagi kalau dia mau membantu. "Dia puluh poin dalam ketiga ronde. Hanya beberapa orang dalam sekolah kita dapat melakukan ini. Siapa pria itu?" tanya Li. Tetapi dia salah tentang satu hal. Dia mengira bahwa 20 poin adalah perkiraan kasar dan tidak menyadari bahwa itu adalah angka yang persis dalam ketiga ronde. "Aku tidak tahu. Dia tidak mau memberitahu," kata Wang. "Kau tidak dapat mengetahui dari identitasnya?" Liu Ke memutar matanya pada Wang. "Itu adalah identitas baru yang belum pernah dilihat sebelumnya, yaitu Pacarku adalah Ji Yanran," Wang Long cepat-cepat berkata. "Sial! Benar-benar pecundang. Pantas saja dia tidak mau memberitahu siapa dirinya. Jika Ji Yanran mengetahuinya, dia akan mati. Mari kita tangkap dia." Liu Ke menjadi tertarik. Wang Long merasa sangat senang dan mengajak Li dan Liu ke kamar asramanya. Dia memeriksa jaringan komunikasinya dan melihat keduanya masih di sana. "Ini benar-benar adalah identitasnya. Aku akan masuk dulu dan melihat siapa pria licik itu." Liu Ke berkata ke Li Ze sambil tersenyum. Kemudian Liu Ke menyalakan jaringan komunikasinya, masuk ke ruang permainan dan mengirimkan undangan kepada Pacarku adalah Ji Yanran. Han Sen tidak peduli itu siapa dan mengklik setuju, karena dia juga tidak mengenal siapa-siapa. Shi juga tidak mengenal terlalu banyak mengenal pemain dalam kampus juga. Dia hanya melihat Wang Long ketika mencoba untuk mendaftar dan tidak mengenali Liu Ke dan Li Ze secara langsung, apalagi identitasnya. Liu Ke memulai permainan. Saat menunggu hitungan mundur, dia memberitahu Li Ze, "Kakak Li, aku sudah mendapatkan kemajuan dari latihan akhir-akhir ini, Beritahu aku pendapatmu." "Aku menantikannya," Li berkata sambal tersenyum. Wang Long mengamati dengan cemas. Walaupun Liu Ke jauh lebih baik daripada dirinya dan juga dapat menang 20 poin dari dirinya, tetapi dia tidak yakin dengan hasilnya, karena pria itu mengalahkannya dalam tiga ronde berturut-turut dengan 20 poin. Permainan dimulai. Seketika melihat kecepatan pihak lawan, Liu Ke segera fokus dan tidak berani lengah sedikitpun. Dia mulai membersihkan titik-titik di sisinya dan konsentrasinya tidak terbagi ke hal lain sama sekali. Tetapi Li Ze dan Wang Long yang sedang menonton membelalakan mata mereka seolah-olah mereka melihat hantu. Perbedaan kekuatan yang absolut. Pria ini jauh lebih cepat daripada Liu Ke sehingga tangan Liu Ke terlihat selambat siput. Wang Long sangat terkejut. Pria ini sangat cepat. Liu Ke berada pada peringkat 11 dalam kampus dan bahkan tidak setingkat dengan pria ini. Dan Li juga menonton permainan dengan wajah suram. Pria ini membuatnya tertegun. Selama permainan, banyak teman-teman dari Li dan Lu sedang online dan ikut menonton, terutama teman-teman Li Ze. Banyak pemain mahir dalam kampus membanjiri ruang permainan. "Bangsat! Pacarku adalah Ji Yanran? Siapa pecundang ini?" Beberapa orang melihat identitas Han Sen dan berteriak. Mereka semua segera memperhatikan identitas ini, dan merasa itu adalah tindakan yang terlalu berani dalam Jaringan Pertarungan. Mereka tidak dapat menebak siapa orang yang memiliki keberanian seperti ini. 125 Siapa Pacarmu? Tidak lama kemudian mereka lebih memperhatikan jalannya permainan dan menemukan bahwa Pacarku adalah Ji Yanran lebih unggul. Dia tampaknya sangat cepat dan berada pada posisi yang sangat menguntungkan. Hanya melihat saja tidak dapat mengungkapkan banyak hal, tetapi dengan menggunakan Liu sebagai patokan, mereka dapat mengetahui betapa cepatnya orang ini. "Sial! Lawannya adalah Liu Ke. Pacar Ji Yanran sangat kuat sehingga dia mematikan Liu yang berada pada posisi 11 tahun lalu." Pria ini merasa identitas Han Sen terlalu sulit untuk dibaca dan merubahnya menjadi sesuatu yang lebih mudah. "Ya, dia jauh lebih baik daripada Liu. Siapa pacar Ji Yanran? Ini pasti adalah akun alternatif dari seorang pakar?" "Tentu saja. Ini pasti salah satu pakar, tidak ada orang yang dapat melakukan ini terhadap Liu." Ketika mereka berbincang, Liu Ke telah kalah, skor telah final pada 100:80. Melihat skor ini, yang lain tidak berpikir banyak tetapi Wang tertegun karena ini adalah skor yang persis dia dapatkan, tidak lebih dan tidak kurang. Liu kalah dan kaget untuk sesaat, tidak menyangka melihat skor seperti ini. Dia segera mengirimkan undangan lagi dan terlihat kurang yakin. Han Sen setuju. Permainan baru dimulai lagi, dan semua orang membahas siapa pria misterius itu. Ketika permainan selesai, semuanya membelalakan mata mereka melihat skor yang sama persis. Skor masih 100 lawan 80, tidak lebih, tidak kurang. Liu Ke sendiri tidak mempercayainya. Dia bertanya pada Wang Long, "Long, ketika kau mengatakan kau kalah dengan 20 dalam tiga ronde, apakah seperti ini?" Wang Long mengangguk iya dengan pahit. Dia tidak menduga ini terjadi pada Liu lagi. "Aku harus mencoba." Li Ze terlihat serius, dan mengirimkan undangan ke Pacarku adalah Ji Yanran. "Liu, siapa pria itu? Dia pasti adalah pemain pakar yang menggunakan akun alternatif?" "Aku tidak tahu." Liu Ke tersenyum masam dan menggelengkan kepalanya. Dia sungguh-sungguh tidak terpikir siapa yang dapat melakukan hal ini kepadanya. Dia tahu kurang dari lima orang dapat melakukannya, tetapi tidak ada dari mereka yang akan melakukan hal ini. "Bagaimana mungkin kau tidak tahu?" Teman-temannya menolak untuk mempercayainya. Tetapi segera, mata mereka tertuju pada permainan Li Ze. Li Ze, pemain nomor tujuh terbaik tahun lalu, seorang selebriti dari Tangan Dewa juga jauh tertinggal dalam permainan ini. Terlihat sama ketika Liu bemain. Jika mereka tidak melihat identitas dan tangan Li, mereka akan berpikir itu masih permainan Liu. Kalah telak. Liu Ze bahkan tidak dapat melawan. "Pacar Ji Yanran sangat menakjubkan!" "Apakah ini benar? Li dapat dikalahkan seperti ini? Apakah ada orang dalam kampus yang dapat melakukan ini?" "Ouyang Xiaosan dan Li Yufeng seharusnya dapat melakukan ini?" "Pacar Ji Yanran adalah Ouyang Xiaosan atau Li Yufeng?" Sementara kerumunan itu bergosip, dagu mereka hampir copot ketika melihat skornya. Wang Long adalah satu-satunya yang merasa lega. "Seratus melawan delapan puluh, lagi. Tetapi jika bahkan Li Ze mendapatkan skor yang sama, kekalahanku bukan masalah sama sekali," pikir Wang Long. Li melihat skor dan wajahnya cemberut. Sekali lagi dia mengirimkan undangan dengan tenang. Dia tahu dia bukan tandingan lawannya, tetapi dia ingin meyakinkan bahwa skor itu bukan kebetulan. Lawannya menerima undangan dan permainan dimulai lagi. Pada saat ini keheningan mewarnai ruang permainan dan tidak ada yang mengetik. Menonton permainan dengan hening, semuanya merasa penasaran apakah 20 poin itu disengaja. Jika seseorang dengan sengaja mengendalikan perbedaannya menjadi 20, memikirkannya saja sudah cukup mengerikan. Mereka tidak dapat membayangkan orang seperti apa yang dapat melakukan ini terhadap Li Ze. Ketika skor kembali berada pada 100:80, semuanya berpikir ini sudah gila. Li Ze dikalahkan, atau dihina sepenuhnya. Lawannya bahkan tidak perlu berusaha keras, tetapi cukup bermain santai dengan Li. Mereka tidak dapat membayangkan perbedaan kekuatannya. Sekarang semua orang mencurigai bahwa itu mungkin Ouyang Xiaosan atau Li Yufeng di belakang identitas itu. Dalam seisi sekolah, hanya mereka berdua yang memiliki kemampuan seperti ini. Mungkin. Li mengirimkan sebuah pesan kepada Pacarku adalah Ji Yandan, "Siapa kamu?" Setelah beberapa saat, Han Sen membalas tanpa menjawab pertanyaan Li Ze, "Siapa yang mau bermain?" Semua orang terdiam. Melihat bahkan Li Ze kalah seperti itu, siapa lagi yang berani maju? Siapapun yang maju pasti akan kalah dengan menyedihkan. Liu Ke tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Siapa kamu?" "Pacar Ji Yanran," jawab Han Sen dan keluar. Setelah Han Sen keluar dari permainan, Shi juga keluar dan tertawa, "Ha, ha, Sen kau hebat. Kau mengagumkan tadi. Sangat keren. Jangan kuatir, aku tidak akan memberitahu siapapun identitasmu, atau kau akan dibunuh oleh Ji Yanran." "Mereka terlalu lemah. Aku hanya pemasanan," kata Han Sen dengan santai. Tingkat kesulitan seperti ini tidak dapat dibandingkan dengan evolusi-4 dan dia sekarang sedang mencoba untuk melewati evolusi-5. Ini memang semacam pemanasan baginya. Shi menghina Han Sen, "Sen, kau sama saja sepertiku." "Apa maksudmu?" Han Sen terlihat bingung. "Berpura-pura sampai kau berhasil," Shi berkata dengan sungguh-sungguh, dan tidak dapat menahan tawanya. Han Sen dan Shi tidak tahu siapa yang terkalahkan dan mereka telah menuai badai seperti apa dalam Elang Hitam. Setiap orang dalam kampus segera mengetahui pacar Ji Yanran telah mengalahkan Liu ked an Li Ze dengan selisih 20 poin dalam setiap permainan. Semua orang menebak siapa pacar Ji Yanran dan apakah dia benar-benar adalah pacarnya. Tidak ada orang yang berasumsi seperti itu pada awalnya, tetapi sekarang semua orang tahu bahwa dia adalah pemain pakar dan menduga seseorang seperti itu seharusnya menghargai reputasinya dan tidak akan membuat lelucon seperti ini. Ketika keluar dari ruang olahraga, Ji Yanran merasa dunia sudah gila ketika semua orang mulai bertanya padanya siapa pacarnya. 126 Gurun Iblis "Yan Ran, kita telah jadi teman sekamar dan saudara selama tiga tahun. Bukan masalah kalau kau tidak mengatakan kepada orang lain, tetapi mengapa kau tidak mengatakannya padaku?" Qu Lili bertanya pada Ji Yanran sambil menyeringai. "Mengatakamu apa?" Ji Yanran kebingungan. "Siapa pacarmu? Kenapa kau juga merahasiakannya padaku?" kata Qu Lili cemberut. JI Yanran tiba-tiba kesal dan berkata, "Siapa yang bilang kalau aku punya pacar?" "Semua orang di kampus tahu. Pacarmu mengalahkan Liu Ke dan Li Ze dalam Tangan Tuhan dengan 20 poin." Qu Lili menyukai gosip. Sambil mencondongkan badan ke Ji Yanran, dia bertanya, "Katakan padaku, apa pacarmu Ouyang Xiaosan atau Li Yufeng?" Ji Yanran bakan bertambah bingung, "Kau ngomong apa sih? Aku tidak mengerti omong kosong ini." "Kau benar-benar tidak tahu?" Qu Lili menatap mata Ji Yanran. "Apa yang telah terjadi?" tanya Ji Yanran menyeramkan. Qu Lili mengatakan padanya apa yang terjadi, dan itu adalah versi editan Wang Long, yang tidak menceritakan kekalahannya, tetapi hanya mengenai Liu Ke dan Li Ze. "Yanran, dia bukan pacarmu?" Qu Lili bertanya sedikit tidak percaya. "Aku bersumpah, aku benar-benar tidak punya pacar dan tidak tahu siapa orang itu. Beraninya dia bercanda seperti itu." Ji Yanran marah-marah. Sudah cukup lama sejak kejadian di pesawat luar angkasa, dan Ji Yanran sudah lupa tentang hal itu. Dalam ingatannya, Han Sen hanyalah pria yang berbuat curang dan mungkin tidak pernah masuk Blackhawk. Jika tidak, dia sudah datang padanya. Jadi, Ji Yanran tidak berpikir ke sana dan berpikir permain tingkat tinggi sedang mengerjainya. Akan tetapi semakin banyak orang mulai bertanya siapakah pacarnya itu. Dia telah menjelaskan kalau dia juga ingin tahu siapa pecundang itu. Ji Yanran ingin memakinya karena telah kurang ajar, tetapi dia tidak bisa memikirkan siapapun yang bisa melakukan ini. Perkumpulan Tangan Tuhan Blackhawk bersusah payah masuk ke 10 besar di seluruh Aliansi, dan itu karena mereka memiliki Li Yufeng. Pemain hebat lainnya, Ouyang Xiaosan, tidak tertarik bergabung dengan perkumpulan. Dan Ji Yanran masih mempertibangkan apakah dia harus mengundangnya secara pribadi. Hanya kedua orang ini yang bisa melakukan ini kepada Li Ze. Ji Yanran tahu Li Yufeng tidak akan pernah melakukannya, tetapi dia tidak yakin apakah itu Ouyang Xiaosan. "Siapakah dia?" pikir Ji. Meskipun seluruh sekolah tahu ID tersebut tidak ada hubungannya dengan Ji Yanran, mereka sudah terbiasa menyebutnya dengan pacar Ji Yanran, yang membuatnya cukup geram. Setelahnya, ada tren di Jaringan Pertandingan dan bahkan Jaringan Langit dengan menamai ID seseorang dengan "Pacarku-si-XX,""Suamiku-si-XX,""Kekasihku-si-XX," dan seterusnya. Han Sen dan Shi yang menyebabkan hal ini tidak menyadarinya. Shi sedang tidur sementara Han Sen membaca buku mengenai kerangka perang. Lu Meng dan Zhang Yang mendorong pintu sampai terbuka dan menghampiri Han Sen. "Sen, kau keren sekali! Bagaimana kau mengalahkan Liu Ke dan Li Ze? Kami tahu kau bagus tapi tidak menyangka kau sebagus ini," Lu Meng menatap Han Sen dan berkata. "Kau memang pantas menjadi lawanku yang ditakdirkan." Zhang Yang penuh semangat. "Apa yang kalian bicarakan?" Han Sen memandang mereka kebingungan. "Berhenti berpura-pura. Jika aku berteriak kalau pacar Ji Yanran ada di kamar 304, orang-orang akan mengulitimu hidup-hidup," Lu Meng berkata dengan senyum tersungging. "Ada apa?" tanya Shi yang terbangun. Lu Meng menceritakan gosip yang mereka dengar dan menyeringai pada Han Sen, "Sen, andai kau tidak melakukan apa-apa untuk kami, kami akan mengkhianatimu. Ji Yanran pasti marah padamu. Banyak orang diluar sana ingin kau mati sekarang." Shi tidak mampu menutup mulutnya. Dia tidak menyadari lawan Han Sen begitu terkenal. Dia pikir mereka lemah. "Aku tak peduli." Han Sen tidak takut. Jika Ji Yanran datang menemuinya, dia akan menyambutnya. Tetapi Shi ketakutan dan segera berkata, "Lu, jangan main-main. Ini yang sebenarnya terjadi." Shi menceritakan cerita sebenarnya, dan Lu Meng dan Zhang Yang mengetahui apa yang terjadi. Zhang Yang menepuk pundak Han Sen dan berkata, "Jadi kau maju demi saudaramu. Tenanglah, Sen. Aku jamin tidak ada yang tahu itu kamu. Tidak ada pengkhianat di kamar kita." Karena Lu Meng gagal mengancam Han Sen, dia memandang Shi dan berkata, "Shi, Sen telah berusaha dan menyinggung banyak orang demi dirimu. Bukannya kau harus berbuat sesuatu?" "Tidak perlu dikatakan. Ayo ke kantin dan makan semua nasi putih sebisamu." Shi berjanji. "Pergi saja sana." Ketiganya mengacungkan jari tengah padanya. Selama berhari-hari, Han Sen sibuk mempelajari kerangka perang. Saat dia masuk ke Tempat Suci Para dewa, dia biasanya bersama kelompok Qin Xuan, memburu makhluk berdarah sakral. Mereka berhasil sebanyak tiga kali, dan tidak satupun dari situ dia melakukan serangan terakhir, jadi dia tidak mendapat jiwa binatang dan hanya mendapat sebagian daging pada akhirnya. Jempol sekarang adalah ketua Komplotan Peninju dan mengundang Han Sen untuk berburu dua kali. Keduanya berhasil dan Han Sen juga mendapat daging makhluk berdarah sakral. Seluruh daging yang digabungkan memberinya satu poin geno sakral dan dia memiliki 40 poin geno sakral saat ini. Han Sen tidak puas dengan perkembangan itu dan mulai mencari di mana dia bisa memburu makhluk berdarah sakral sendirian. Dia setidaknya membutuhkan beberapa makhluk mutan. Meowth juga menghabiskan tawon hitam dan membutuhkan persediaan makanan. Menurut perkembangan Han Sen dalam belajar, dia benar-benar bisa mengerjakan tes pertengahan tahun dan punya cukup waktu untuk berburu. Setelah penelitian tanpa henti mengenai berbagai informasi tentang Penampungan Baju Baja dan apa yang ditulis oleh orang-orang, Han Sen akhirnya tertarik pada satu lokasi, Gurun Iblis. 127 Gadis Seharga Lisensi Kelas-S Alasan Han Sen memilih Gurun Iblis adalah karena disana tidak banyak makhluk yang bisa terbang, sehingga cukup aman bagi Han Sen. Sedikit orang yang datang ke sana, jadi dia tidak akan kekurangan makhluk mutan ataupun makhluk berdarah sakral. Han Sen mempelajari situasi di gurun dan siap meminta izin pergi pada Qin Xuan. Qin Xuan tersenyum dan berkata, "Tepat sekali. Kelompok kita harus melindungi seseorang saat berburu dan aku baru memikirkan kemana kita harus membawanya. Kau bisa memimpin tim ini ke Gurun Iblis. Ini adalah tugas pertamamu dalam kelompok. Pastikan kau lakukan dengan baik." "Apa imbalannya untuk tugas ini?" Han Sen mengerjapkan mata dan bertanya. Dia tidak mau bekerja tanpa bayaran yang lumayan. "Jika kau bisa membuat gadis ini puas dan membuatmu menjadi pelindungnya di Penampungan Baju Baja, kau bisa mendapat Lisensi Kelas-S Ruang Orang Suci." Qin Xuan menatap Han Sen dan tertawa. "Kau tertarik?" "Ya, aku sangat tertarik." kata Han Sen cepat-cepat. Hanya menjaga seseorang dia bisa mendapat lisensi kelas-S. Hal seperti ini cuma bisa terjadi di dalam mimpi. "Jadi lakukan dengan benar. Kau tidak akan dapat apa-apa jika dia tidak puas denganmu." Qin Xuan menyerahkan berkas padanya. Setelah membaca berkasnya, Han Sen tidak merasa mempelajari sesuatu karena informasi pribadi orang itu semuanya dirahasiakan. Yang dia ketahui hanyalah nama, usia, dan jenis kelamin. "Wang Mengmeng, perempuan, 16 tahun dan 47 hari. Ketua stasiun, kau tidak menyuruhku untuk membawa gadis yang baru masuk ke Tempat Suci Para Dewa ke tempat seperti Gurun Iblis. Aku tidak bisa menjamin keselamatannya." Han Sen terlihat lesu. "Tentu tidak. Ini tugas pertamamu, jadi aku menyuruh Penjudi untuk mengikutimu. Kau juga bisa mengajak seseorang dari Penampungan Baju Baja." Qin Xuan tersenyum. "Mengenai Wang Mengmeng, aku bisa mengatakan satu hal lagi padamu. Dia teman sekolahmu." "Teman sekolahku? Blackhawk? Kau pasti bercanda. Dia baru datang ke Tempat Suci Para Dewa dan dengan kemampuan seperti itu, dia bahkan tidak bisa mencapai standar program masuk khusus manapun." Han Sen tidak mempercayainya. Beberapa orang tidak perlu lulus ujian. Kita semua punya garis start yang berbeda, seperti kau yang menjadi pelindungnya, dan dia yang harus dilindungi." Qin Xuan tersenyum. "Ingatlah untuk menjalin hubungan baik dengannya." "Aku tidak tertarik dengan gadis kecil," Han Sen mengangkat bahu dan berkata. Qin Xuan memutar bola matanya dan berkata, "Sana cari anggota regumu di Penampungan Baju Baja. Kamu bisa memilih siapapun kecuali ketua regu. Timmu harus terdiri kurang dari sepuluh orang dan biayanya akan ditanggung oleh kelompok kita." Han Sen mengajak Su Xiaoqiao dan beberapa orang lainnya yang memiliki tunggangan mutan. Dia tidak ingin menghabiskan waktu untuk berjalan kaki dan tidak memilih orang yang tidak punya tunggangan. Soal Penjudi, Han Sen mempercayainya. Dia anggota lama dalam kelompok dan memiliki kemampuan hebat, seperti Pedang Lengan. Ketika Han Sen melihat Wang Mengmeng, dia akhirnya tahu apa artinya hak istimewa. Seorang gadis berusia 16 tahun yang baru masuk Tempat Suci Para Dewa dalam satu bulan memiliki jiwa bintang berubah bentuk mutan, armor mutan, senjata mutan dan satu tunggangan jiwa binatang darah sakral yang membuat Han Sen dan yang lainnya iri. Meskipun Lin Beifeng kaya raya, dia hanyalah pemula dibandingkan Wang Mengmeng. Jiwa-jiwa binatang yang dia miliki mungkin tidak bisa dibeli dengan uang. Untungnya, Wang Mengmeng bukanlah seorang putri yang menyebalkan. Dia sangat menyenangkan dan cantik. Dia juga bertarung dengan baik. Meskipun dia baru berada di Tempat Suci Para Dewa selama sebulan, sepertinya dia telah mendapatkan beberapa poin geno. Dia pasti telah berlatih beberapa seni geno hyper tingkat tinggi sejak kecil. Dengan menggunakan jiwa binatang terhebatnya, dia mungkin bisa mengalahkan Su Xiaoqiao dalam pertarungan. Regunya telah melakukan perjalanan panjang dan Wang Mengmeng tidak pernah mengeluh. "Kakak Han, aku dengar dari kakak Qin kalau kau juga belajar di Blackhawk. Saya di jurusan Kerangka Perang, kau di jurusan apa?" Wang Mengmeng memanggil Han Sen dengan suara manisnya. Sebenarnya, anak-anak dari keluarga terpandang seperti Wang Mengmeng, Qing dan Yuan semuanya sangat sopan dan mudah bergaul. "Ehem, panggil saja aku Sen. Aku juga baru masuk tahun ini. Kita berdua anak baru dan aku di jurusan Panahan." Han Sen senang mengobrol dengan gadis manis sepertinya, yang membuat perjalanan jadi tidak membosankan. "Jurusan Panahan adalah jurusan yang sekolah kita coba kembangkan tahun ini dan aku yakin perubahannya akan terjadi dengan cepat. Kau pasti masuk jalur khusus?" Wang Mengmeng mulai mengobrol dengannya. "Oh ya, kakak Han, kau tiba di Penampungan Baju Baja lebih dulu, jadi kau pasti pernah melihat Dollar?" tanya Wang Mengmeng penuh harap. "Ya, kami semua melihatnya di pertandingan. Kenapa kau bertanya soal dia?" Han Sen menatap Wang Mengmeng terkejut. Aku penggemar Dollar, tapi sayangnya dia tidak pernah muncul sejak aku datang ke sini, jadi aku tidak pernah melihatnya." kata Wang Mengmeng sedikit kecewa. Wang Mengmeng bertanya lagi, "Kak Han, bisakah kau menceritakanku sesuatu tentang Dollar?" "Ahem, aku tidak tahu apapun. Kau harus bertanya padanya, karena dia tahu segalanya." Han Sen menunjuk Su Xiaoqiao. Su Xiaoqiao segera membusungkan dada dan berkata, "Apa yang mau kau ketahui? Aku sahabat Dollar dan akulah yang menamainya Dollar." "Wow, jadi kau pasti tahu bagaimana tampang Dollar? Apa dia sangat tampan?" Wang Mengmeng memandang Su Xiaoqiao dengan riang. "Tampan, tentu saja, dia paling tampan. Dia memiliki dada bidang, kaki jenjang, dan bokong yang montok..." Su Xiaoqiao terus berbicara dan Han Sen hampir ingin membunuhnya. Butuh empat hari untuk mencapai Gurun Iblis. Wang Mengmeng memiliki kemampuan yang bagus dan berkembang dengan cepat saat berburu. Han Sen dan Penjudi selalu mengawasinya. Bahkan saat dia melawan seekor makhluk, Penjudi selalu mengikutinya dan busur dan panah Han Sen selalu siap untuk menolongnya. Jika sesuatu terjadi padanya, seluruh kelompok termasuk Qin Xuan akan mendapat masalah, jadi Han Sen tidak berani bermalas-malasan. Esok siangnya setelah mereka sampai di gurun, Su Xiaoqiao yang mengawasi keadaan dan berteriak, "Ada makhluk mutan!" Semuanya segera menyuruh tunggangan mereka maju dan melihat makhluk semacam rubah bertanduk merah api dan emas sebesar harimau menyalak ke arah mereka. "Milikku." Ini pertama kalinya Wang Mengmeng melihat makhluk mutan yang masih hidup. Dia menaiki tunggangannya dan menyerang makhluk mutan dengan sepasang pisau jiwa binatang mutan di tangannya. 128 Sekawanan Rubah Han Sen dan Penjudi bertukar pandang dan mengejarnya, berjaga-jaga jika terjadi kecelakaan. Keahlian bertarung Wang Mengmeng mengesankan. Dia bahkan dapat bertarung dengan makhluk mutan dengan menggunakan beberapa seni geno hiper. Sisanya bergerak ke kiri dan ke kanan, mencoba untuk mendekati makhluk itu dari samping. Makhluk mutan itu tampak cukup pintar dan segera melarikan diri ketika mengendus maksud tim itu. Dia luar biasa cepat dan dalam sekejap sudah ada pada jarak 50 kaki. "Berhenti!" Wang Mengmeng cepat-cepat memanggil tunggangan berdarah sakral, seekor beruang dengan bulu putih keperakan dan berlari cepat pada punggungnya. Setiap orang menunggangi tunggangan, mencoba untuk mengejar Wang Mengmeng. Tetapi makhluk mutan berlari sangat cepat dan setelah beberapa saat kemudian, mereka mulai tertinggal jauh. Wang Mengmeng merasa gelisah dan mendesak beruangnya untuk berlari lebih cepat. "Wang Mengmeng, jangan mengejarnya sendirian, terlalu berbahaya," teriak Penjudi. "Tidak apa-apa. Aku dapat membunuh binatang mutan ini. Tolong dipercepat." Wang Mengmeng tidak ingin melepaskan makhluk itu, dia berlari dengan kecepatan penuh. Han Sen dan Penjudi bertukar pandang dan cepat-cepat mengikutinya, tetapi tunggangan Wang Mengmeng berdarah sakral. Walaupun beruang itu tidak unggul dalam hal kekuatan, tetapi dia jauh lebih jauh cepat daripada tunggangan mutan lainnya dan segera dia sudah terpisah jauh dari yang lainnya. Tim itu hanya dapat mendesak tunggangannya untuk mengejar agar tidak tertinggal terlalu jauh dari belakang. Namun mereka tidak terlalu merasa cemas karena kekuatan mereka kalau digabungkan mungkin cukup untuk dapat membunuh seekor mahkluk berdarah sakral. Wang Mengmeng melihat ke sekitarnya dan tidak melihat makhluk lain selain yang ini. Selain itu, dia berada pada jarak cukup dekat dan tidak ingin kehilangan mangsanya. Maka, dia terus mendesak beruang putihnya untuk mengejar makhluk mutan. "Tidak bisa lari kemana-mana sekarang?" Dia mengejar makhluk mutan sampai ke bukit pasir, dan makhluk itu menjulurkan lidah, terengah-engah dan berbaring, seolah-olah terlalu lelah untuk berlari lagi. Wang Mengmeng melompat turun dari beruang putih, memanggil pisau bedahnya dan bergegas ke depan. Makhluk mutan tiba-tiba tersenyum seperti seorang manusia dengan aneh, yang membuatnya merasa ngeri. Kemudian dia melihat ada banyak makhluk yang tampak seperti yang ini namun berwarna abu-abu berjalan keluar dari balik bukit pasir. Mereka segera memenuhi tempat ini dan sekurang-kurang berjumlah ratusan ekor. Wang Mengmeng tiba-tiba merasa kaget dan mengetahui ada yang tidak beres. Makhluk mutan ini sangat licik dan membawanya ke sarang mereka. Walaupun makhluk lainnya hanya makhluk primitif, jumlah mereka sangat banyak dan dia tidak akan dapat menangani semuanya. Wang Mengmeng segera menaiki punggung beruangnya dan mencoba untuk kabur, tetapi makhluk-makhluk itu mengejar dia seperti tsunami. Untungnya, Han Sen dan Penjudi tidak tertinggal terlalu jauh. Han Sen melihat Wang terperangkap di tengah sekelompok makhluk, maka dia memanggil busur tanduk dan menembakan panah ke arahnya. Wang Mengmeng telah terkepung. Walaupun beruang putih cukup kuat dan mendobrak makhluk-makhluk itu, mereka masih dapat melemparkan dirinya ke Wang Mengmeng. Wang Mengmeng mengayunkan pisau bedahnya, tetapi tidak dapat menyingkirkan seluruh makhluk yang mendekatinya. Melihat bekas cakar di pundaknya dan bekas gigitan di leher putihnya, Wang Mengmeng merasa putus asa bahwa dia tidak dapat bertahan dalam pertarungan ini. Pada saat ini, suara mendengung diikuti dengan suara merengek terdengar. Makhluk di belakangnya terpanah oleh panah hitam dan jatuh ke tanah. Sing! Sing! Sing! Panah datang datang tempat yang jauh dan masing-masing panah membunuh seekor makhluk. Semua delapan makhluk yang membahayakan segera tertembak mati dengan sebuah panah. Tidak ada panah yang ditembakkan dengan sia-sia. Salah satunya bahkan melayang di dekat wajahnya dan membunuh seekor makhluk di belakangnya tanpa melukai sehelai rambut Wang Mengmeng. "Kakak Han!" Wang Mengmeng melihat Han Sen berkendara menuju dia sambil menembakkan panah ke arahnya. Semua makhluk di sekitarnya terbunuh olehnya. Wang Mengmeng merasa kaget dan sangat gembira. Han Sen berada pada jarak sekurang-kurangnya satu mil dari dia, namun dia dapat memanah dengan sangat akurat, hal ini tidak pernah dilihatnya di sekolah mewah. Di antara orang-orang, hanya Su Xiaoqiao yang piawai dalam panahan. Namun, dia tidak akan berani menembak pada arah Meng dari jarak yang begitu jauh. Walaupun busurnya memungkinkan, dia akan berisiko melukai Meng bermodalan tingkat keahlian yang dia miliki. Wang Mengmeng merasa sangat senang dan mendesak beruang putih untuk berlari ke arah Han Sen. Mengayunkan pisau bedah, dia mencoba untuk menghentikan makhluk-makhluk yang mengejarnya. Dia tidak merasa cemas dengan makhluk yang tidak dapat disingkirkan, karena panah Han Sen pasti akan muncul secara tepat waktu dan membunuh mereka. Jarak antara kedua sisi menjadi semakin dekat, dan mereka segera menggabungkan kekuatan. Ketika tim melihat ke sekelilingnya, mereka merasa kaget melihat ribuan makhluk abu-abu membanjiri arah mereka. "Sial, binatang-binatang ini sungguh licik. Mereka bahkan tahu cara untuk memancing kita ke dalam perangkap mereka." Su Xiaoqiao berteriak sambil menarik tali busur. "Ini semua salahku," Wang Mengmeng menyalahkan dirinya sendiri. "Sekarang bukan saatnya. Ada begitu banyak makhluk disini dan kita tidak akan bisa membunuh mereka semua. Mari cepat-cepat kabur dari ini." Han Sen memimpin pasukan untuk kembali ke arah mereka datang. Dia belum pergi terlalu jauh ketika melihat pasir di depannya bergetar dan tenggelam. Seekor cacing raksasa yang terlihat seperti ulat sutra tetapi seukuran gerbong muncul dari dalam pasir dan membuka mulut besarnya, mencoba untuk melahap mereka. "Ini adalah cacing batu. Sial, pasti ada lebih dari satu. Mereka sangat besar." Han Sen memaksa tunggangannya untuk mengganti arah demi menghindari serangannya. Dia merasa cukup cemas karena dia pernah membaca tentang cacing batu. Walaupun mereka hanya makhluk primitif, mereka sangat besar dan sangat kuat. Selain itu, mereka sangat cepat ketika merangkak di pasir. Tentu saja, mereka adalah salah satu makhluk yang paling mengerikan di Pasir Iblis. 129 Raja Rubah Berdarah Sakral Jika Han Sen sendirian, dia dapat memanggil jiwa binatang naga bersayap ungu dan terbang pergi. Namun, dia harus melindungi Wang Mengmeng maka dia tidak dapat melakukannya. Bum! Tubuh cacing batu yang sangat besar jatuh dan membuat lubang di tanah. Pasir berterbangan dan kerikil menggelinding, lebih menyeramkan daripada ledakan granat. Hal yang lebih mengerikan adalah cacing-cacing batu muncul dari bawah tanah dan sejauh mata memandang, tanah tertutup oleh cacing-cacing ini yang berjumlah sekurang-kurangnya ratusan. Di hadapan mereka adalah cacing-cacing batu sedangkan di belakang mereka adalah gelombang makhluk seperti rubah. Mereka terkepung oleh para makhluk. Han Sen dan Penjudi saling memandang dan memahami isi pikiran satu sama lain. Penjudi menggertakan gigi dan berkata, "Kau lindungi dia, aku akan membuka jalan." Penjudi mengambil kembali tunggangannya dan bergegas menuju makhluk seperti rubah. Dia bahkan lebih cepat daripada tunggangan mutannya. "Dengarlah. Ikuti Penjudi keluar dan siapapun yang terjatuh akan mati," kata Han Sen, mengangkat Wang Mengmeng dari belakang beruang putih untuk duduk di belakang Han Sen. Dia berteriak, "Permainan sudah usai. Sekarang pegang erat diriku dan kita akan bertarung untuk menyelamatkan jiwa kita." Wang Mengmeng pintar bertarung dan memiliki banyak jiwa binatang. Namun, dalam situasi genting seperti ini, seorang gadis yang tidak berpengalaman seperti dirinya tidak akan dapat bertahan hidup. Ketika sampai pada urusan hidup atau mati, hanya para veteran yang telah mengembangkan naluri tajam memiliki kesempatan yang lebih untuk bertahan hidup. Wang Mengmeng cepat-cepat memeluk Han Sen dari belakang. Han Sen mendesak tunggangan binatang mutan bermata tiga dan tunggangan yang mirip banteng itu meraung saat mengejar binatang seperti rubah. Penjudi memimpin jalan dengan memegang sebuah pisau belati di tangannya. Pisau belati ini berkilau di tangannya seperti kupu-kupu, menggorok tenggorokan semua makhluk di dekatnya. Tidak ada yang dapat menghentikannya dan dia meninggalkan jalur penuh darah di belakangnya. Han Sen cepat-cepat mengikuti jalur itu dan panahnya tidak pernah berhenti, membunuh semua makhluk yang mencoba untuk mengepung mereka. Namun, dia hanya mempunyai lima panah baja Z, yang telah habis digunakan. Yang dia miliki sekarang hanya panah jiwa binatang, yang dapat diambil kembali setelah digunakan, tetapi proses itu terlalu lambat baginya. Han Sen harus memukul beberapa makhluk dengan busur tanduknya. Anggota tim lainnya juga bertarung dengan sekuat tenaga, berharap untuk menyingkirkan mahkluk yang tidak akhir. Di belakang mereka, cacing-cacing batu mengejar dengan kecepatan yang luar biasa. Sekali tertangkap oleh mereka, tidak mungkin dapat bertahan hidup kecuali terbang. Darah menyembur dan mereka hampir berhasil. Kemudian mahkluk mutan yang pada awalnya dikejar oleh Wang Mengmeng meraung, berdiri di atas bukit pasir yang berada jauh dari mereka. Dan mereka melihat lebih banyak mahkluk yang datang dari segala penjuru. Bahkan ada mahkluk bertanduk hitam seperti rubah yang hampir sama dengan mahkluk mutan yang hanya berbulu putih. Melihat mahkluk-mahkluk putih itu, semua orang merasa putus asa. Su Xiaoqiao berteriak, "Tidak mungkin. Makhluk mutan ini bukan makhluk mutan, tetapi raja berdarah sakral dari segala makhluk seperti rubah. Yang putih adalah makhluk mutan. Kita telah menusuk sarang lebah." Wang Mengmeng melihat makhluk mutan putih dan tertegun. Ada begitu banyak makhluk mutan sehingga tampaknya seluruh tim akan mati di sini. Penjudi berseru di depan, "Sial, ini adalah raja berdarah sakral. Ada terlalu banyak makhluk mutan sehingga aku tidak dapat begini terus." Han Sen berkata kepada Wang Mengmeng yang duduk di belakangnya, "Berikan pisau bedah." Wang Mengmeng berhenti sejenak dan memindahkan pisau bedah jiwa binatang mutan kepada Han Sen. Han Sen mengambil seutas tali dan turun dari tunggangan. Dia kemudian mengangkat Wang turun ke tanah karena dia sangat ringan dan meletakkan Wang di punggungnya. Dengan tali dia mengikat Wang di punggungnya. "Apa yang kau lakukan?" Wang Mengmeng berkata dengan ketakutan. "Keluar dari sini," kata Han Sen dengan nada dingin. Dengan sebuah bayangan merah, dia berubah wujud menjadi ratu peri dan seluruh badannya tertutup dengan baju baja merah kecuali bagian kepala. Mata berwarna merah, mahkota merah tua di kepalanya dan rambut pendek hitam berubah menjadi panjang dan pirang, Han Sen mengambil pisau bedah dan berlari ke arah Penjudi seperti kilat petir merah. "Penjudi, lindungi aku. Aku akan membuka jalan," teriak Han Sen yang di samping Penjudi. "Baik," tertutup dengan darah para makhluk dan dirinya, Penjudi membalas. Han Sen bergegas ke depan. Pisau-pisau bedah berkilau di kedua tangannya dan setiap kilauan menghabiskan satu nyawa. "Rubah pasir bertanduk primitif terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh¡­" "Rubah pasir bertanduk primitif terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh¡­" ¡­ Suara di dalam pikirannya terus bergema tanpa henti. Han Sen tidak menghiraukannya dan hanya menatap pada rubah pasir bertanduk mutan yang melemparkan diri mereka padanya. Su Xiaoqiao dan yang lainnya mencoba untuk mengikuti Han Sen dengan putus asa, tetapi ketika mereka melihat jumlah rubah pasir bertanduk mutan, mereka merasa ketakutan. Mata Han Sen semerah darah. Bergerak seperti kilat petir, pisau-pisau bedah begitu cepat sehingga menjadi buram. Tanpa menghiraukan rubah pasir bertanduk mutan, dia terus bergerak maju dengan Wang di punggungnya. Berpegangan pada leher Han Sen dengan erat, Wang Mengmeng merasa sangat bersalah dan menyesal. Jika bukan karena dirinya, mereka tidak akan berada dalam situasi berbahaya seperti ini. Menghadapi begitu banyak makhluk mutan, dia tidak tahu apakah mereka akan berhasil meloloskan diri. Ada beberapa rubah pasir bertanduk mutan berada di hadapan mereka, tetapi Han Sen tetap tenang. Hanya dengan sedikit pergerakan, sebuah pisau bedah dapat menggorok leher rubah. Kepala rubah putih bertanduk terbang ke atas. Han Sen dan Wang Mengmeng bermandikan darah rubah. Tanpa berkedip, Han Sen berlari ke depan dan mengejar rubah pasir bertanduk mutan yang selanjutnya. 130 Pembantaian Massal Wang Mengmeng melihat apa yang terjadi dengan mata yang membelalak. Merasa seperti naik roller coaster, tetapi pengalaman ini jauh lebih menakutkan daripada roller coaster. Dia menempel pada punggung Han Sen, dan memiliki sudut pandang yang sama dengannya. Dia melihat seluruh pergerakan, menghindar, membelok, menebas dan mengejar. Melihat rubah pasir bertanduk yang tak ada habis-habisnya menyapu ke arah mereka, lalu semuanya mati, dia merasa Han Sen seperti mesin pembunuh, pergerakannya sangat tangkas dan setiap serangan menghabiskan satu nyawa. Baik rubah pasir bertanduk mutan maupun yang primitif terbunuh dengan satu serangan, tanpa kecuali. Wang Mengmeng dan Han Sen basah kusup dengan darah, warna asli baju baja mereka tidak dapat lagi dikenali. Bahkan rambut pirang panjang ratu peri juga menjadi merah dan meneteskan darah. Wang Mengmeng tiba-tiba mendapatkan perasaan yang aneh. Segalanya tampak nyata baginya, seolah-olah dia sedang menonton film tentang pembantaian yang sangat menawan. Han Sen seperti mesin pembunuh tanpa lelah. Segala rasa ketakutannya hilang ketika dia mengetahui bahwa dia dapat membunuh semua rubah jika diperlukan. Apa yang Han Sen lihat sekarang berbeda dengan yang dilihat oleh manusia biasa. Seluruh pergerakan rubah pasir bertanduk mutan menjadi begitu lamban, sehingga dia dapat melihat setiap pergerakan mereka. Di matanya, rubah mutan selamban seorang kakek, yang memerlukan bantuan seseorang. Han Sen akhirnya memahami fitur terbaik dari ratu peri. Ketika dia berubah wujud menjadi ratu peri, kemampuan terhebatnya dalam memprediksi menjadi meningkat. Sekarang dia dapat memukul ke arah manapun. "Terlalu lamban." Han Sen bahkan merasa tidak puas dengan kecepatan rubah pasir bertanduk, karena mereka tidak dapat mengimbangi kecepatan pembantaian. "Aku harap mereka akan ada lebih banyak lagi," pikir Han Sen. Tetapi alasan Han Sen memberitahunya bahwa mereka seharusnya berlari secepat mungkin, karena perubahan wujud tidak dapat bertahan lama. Sekali badannya sudah tidak dapat menahannya, dia akan berubah menjadi dirinya sendiri, dan bahkan jika dia menggunakan sayap nanti dan menyelamatkan Wang, Su Xiaoqiao dan yang lainnya akan mati. "Harus keluar dari sini sebelum batas waktu perubahan wujud habis," Han Sen berpikir sambil menebaskan pisau-pisau bedah dengan lebih cepat. Anggota tim lainnya tertegun. Mereka tidak pernah melihat Han Sen bertarung seperti ini. Mereka selalu merasa yakin bahwa dia adalah pemanah yang handal dan tidak suka menempatkan dirinya dalam bahaya. Tetapi ketika mereka melihat Han Sen meletakkan busur dan panahnya, mereka tahu betapa mengerikannya Han Sen dalam sebuah pertarungan. Rubah pasir bertanduk mutan juga terbunuh hanya dengan satu serangan. Mereka tidak pernah melihat Han Sen luput sekalipun. "Dahsyat!" Mereka tidak kuasa merasa merinding. Pembunuhan yang sangat efisien, begitu menakutkan, dan memuaskan untuk dilihat sehingga membuat semua orang tercengang. Rubah pasir bertanduk berdarah sakral melonglong lagi dan rubah mutan mundur, sedangkan rubah primitif mengejar mereka dengan lebih cepat. Hanya dalam sekejap, Han Sen mengetahui apa yang diinginkan raja rubah berdarah sakral. DIa hanya berusaha untuk memanfaatkan rubah pasir bertanduk primitif untuk menghabiskan waktu perubahan wujud karena dia mengetahui bahwa waktu perubahan wujud tidak berlangsung lama. Dia ingin melancarkan serangan pada mereka ketika waktu perubahan wujud sudah habis. "Binatang yang licik," kutuk Penjudi. Pisau belatinya menggorok tenggorokan rubah pasir bertanduk primitif lainnya, membuatnya terjatuh ke lantai, menggeliat dengan kesakitan. Han Sen menatap pada raja rubah berdarah sakral dan matanya menggelap. Pisau-pisau bedah lenyap dalam lengan bajunya dan sebuah busur hitam tanduk muncul di tangannya. Panah penyengat hitam berada pada posisi dan mengarah pada raja rubah yang berada di atas bukit pasir. "Terlalu jauh. Dapatkah panahku mencapainya?" Su Xiaoqiao memeriksa jarak antara mereka dan raja rubah. Memang terlalu jauh. Dia terlihat begitu kecil dari sini, maka mungkin jaraknya sekitar 1,5 mil. Dengan jarak yang begitu jauh, bahkan panah Han Sen tidak dapat mencapainya, panah akan menjadi tidak kencang lagi sampai di sana. Bagaimana mungkin dapat membunuh makhluk berdarah sakral? Raja rubah tampaknya berpikiran sama dengan Su, tetap berdiri di sana dan menatap Han Sen dengan pandangan menghina. "Sial, raja rubah berdarah sakral ini seperti iblis," Penjudi berteriak ketika dia melihat penampakan raja rubah. Tangan Han Sen cukup mantap. Panah tiba-tiba berubah menjadi bayangan hitam yang terbang melintasi angkasa menuju raja rubah yang kurang ajar. Raja rubah berdarah sakral terlalu sok pintar untuk mempercayai bahwa panah itu dapat melukainya, dan tidak berusaha untuk menghindar sama sekali. Jika panah ini memiliki kekuatan sehebat itu, maka dia mungkin telah menggunakannya sebelum raja rubah memancing Wang Mengmeng masuk ke dalam perangkap. Wusss! Tetapi raja rubah segera merasa panik, ketika dia mengetahui bahwa kecepatan panah itu menjadi semakin cepat saat mendekati dirinya. Ketika raja rubah berusaha untuk lari, waktunya sudah terlambat. Walaupun dia melompat setinggi mungkin, berusaha untuk menghindari panah, panah tetap mendarat di otot kaki depannya seperti seekor ular. Darah menyembur dan terdengar suara memekik. Raja rubah yang sombong dan licik dirobohkan oleh panah dan jauh dari bukit pasir. Mendengar teriakan raja mereka, kawanan rubah menghentikan serangannya dan melihat ke arah bukit pasir tempat rajanya berdiri. Tentu saja, mereka tidak melihatnya karena dia sudah jatuh. Kawanan itu tiba-tiba menjadi rusuh dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. "Cepat," perintah Han Sen dan kabur. 131 Raja Cacing Batu Emas Ketika raja rubah berdarah sakral yang marah itu tertatih-tatih kembali ke puncak bukit pasir, tim itu berlari keluar dari kawanan itu. Hampir tanpa ragu-ragu, Han Sen berteriak pada Wang Mengmeng, "Panggil tungganganmu." Wang Mengmeng cepat-cepat memanggil beruang putih besar. Han Sen melompat ke atas beruang dan Wang mendesak beruang untuk berlari dengan kecepatan penuh. Kawanan rubah mengejar di belakang mereka, tetapi hanya beberapa rubah pasir bertanduk mutan yang bisa mengejar tunggangan mutan tim. Han Sen menduga kawanan rubah itu akan segera berhenti mengejar mereka, karena rajanya terluka dan tidak dapat mengejar mereka. Namun, mereka segera mendengar suara lolongan aneh dan apa yang mereka lihat mengejutkan. Raja rubah berdiri di atas kepala cacing batu emas dan menatap pada Han Sen dengan penuh amarah. "Persetan! Raja rubah ini aneh. Bagaimana mungkin dia memerintah cacing batu? Apakah cacing batu juga makhluk berdarah sakral?" teriak Su Xiaoqiao. Tim itu melihat cacing batu emas mendekati mereka dengan kecepatan tinggi dan hampir mendekati. "Kau ke timur, aku akan ke barat." Han Sen kemudian meminta Wang Mengmeng untuk mengendalikan beruangnya ke arah barat. Sekarang Wang Mengmeng hampir mempercayai Han Sen sepenuhnya dan bahkan tidak berpikir panjang sebelum melakukan apa yang dia katakan. "Kau harus berhati-hati." Penjudi sudah memahami rencana Han Sen dan memimpin yang lainnya ke arah timur. Raja rubah memerintahkan cacing batu dan rubah-rubah mutan untuk segera mengejar Han dan Wang. Rubah tidak pernah lupa. Dia tidak akan menyerah sampai dia berhasil mencabik-cabik Han Sen. Han Sen telah mengambil kembali ratu peri untuk menghemat kekuatannya. Dia juga telah membuka tali dan mendudukan Wang di depannya agar Wang dapat mengendalikan beruang dengan lebih baik. "Raja rubah, ke sini jika kau ingin memakanku," Han Sen berkata dan tiba-tiba menembakkan sebuah panah, membunuh seekor rubah mutan dalam sekejap mata. Raja rubah itu menghentakkan kakinya dengan sangat marah, melonglong di atas kepala cacing batu emas. Cacing itu bergerak lebih cepat. Para rubah mutan juga berusaha untuk mengejar beruang. Han Sen menatap raja rubah dan menembak mati seekor lagi rubah mutan. Melihat raja rubah sudah sangat marah, Han Sen tertawa, "Raja rubah, kejar aku jika kau bersedia, and lihat aku membunuh teman-temanmu." Tangan Han Sen tidak pernah berhenti, panah penyengat hitam membunuh rubah mutan satu per satu. "Rubah pasir bertanduk mutan terbunuh. Jiwa binatang rubah pasir bertanduk mutan diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno mutan secara acak." Tiba-tiba suara yang berbeda bergema dalam pikiran Han Sen. Dia mendapatkan sebuah jiwa binatang rubah pasir bertanduk mutan. Raja rubah hampir meledak. Beruang putih adalah tunggangan berdarah sakral, sehingga cacing batu emas tidak dapat mengejar mereka dengan cepat. Akhirnya, dengan sekali suara lolongan raja rubah, semua rubah mutan berhenti mengejar. Hanya raja rubah yang terus mengejar dengan tunggangan cacing batu. Tidak ada rubah mutan yang dapat dibunuhnya lagi, maka Han Sen menjadikan raja rubah sebagai sasaran. Kali ini raja rubah sudah bersiap sedia dan menghindar. Walaupun jaraknya dekat, panah akhirnya mengenai cacing batu emas. Klang! Suaranya seperti cacing itu memiliki cangkang yang lebih keras daripada besi. Panah penyengat hitam hanya meninggalkan bercak putih yang hampir tidak terlihat. Han Sen merasa kaget. "Sudah pasti, cacing batu emas juga seekor makhluk berdarah sakral." "Kaka khan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Beruang putih lebih pelan daripada cacing batu emas. Mereka akan segera terkejar," tanya Wang Mengmeng, menunggangi beruang. Dia tidak terdengar ketakutan atau cemas, karena alasan tertentu, dia mempercayai Han Sen selalu dapat mengatasi keadaan. Dalam usaha melarikan diri yang berbahaya seperti ini, dia bahkan tidak merasa berada dalam krisis. Walaupun mereka sesekali bertemu dengan beberapa makhluk di hadapan mereka, mereka akan menyebar begitu melihat cacing batu emas. Oleh karena itu mereka tidak menemukan halangan apapun dalam sepanjang perjalanan. "Cacing batu hanya cepat di gurun. Jika kita dapat keluar dari sini, kita seharusnya dapat menyingkirkannya," Han Sen berpikir dan berkata. "Tempat ini dikelilingi dengan pasir dan bebatuan. Aku tidak melihat warna lainnya." Wang Mengmeng melihat ke sekitarnya dan berkata dengan kecewa, "Hanya bukit pasir dan bukit bebatuan." Mata Han Sen tiba-tiba bersinar. Menunjuk ke sebuah arah dan berkata, "Pergi ke sana." Wang Mengmeng mengikuti perintahnya dan mendesak beruang. Segera dia menemukan bahwa mereka berada pada tebing yang berhadapan dengan sebuah lembah yang dalam. Jalur itu berakhir dan lembah itu sekurang-kurangnya selebar seratus kaki. "Kakak Han, kita tidak ada jalan lagi!" seru Wang Mengmeng. "Pergi ke seberang," Han Sen berkata tanpa ekspresi. "Tidak, beruang putih tidak dapat melompat begitu jauh," Wang Mengmeng berkata dengan cepat, melihat beruang putih besar mendekati ujung. "Percaya padaku. Pergi ke seberang," kata Han Sen dengan tegas, sambil mengarahkan panah ke arah raja rubah. Mengetahui keputusasaan mereka, raja rubah terlihat kejam dan senang. "Kakak Han, aku percaya padamu. Menyebrang¡­" Wang Mengmeng memerintahkan beruangnya untuk berlari dengan kecepatan penuh ke ujung. Dengan percaya buta pada Han Sen, Wang Mengmeng mencoba untuk mewujudkan hal yang tidak mungkin. Di belakang mereka cacing batu emas semakin dekat dan semakin dekat. Raja rubah mengamati kedua manusia itu dengan kejam. Mengarahkan panah pada raja rubah, Han Sen tidak menembakkannya. "Kakak Han!" Wang Mengmeng berteriak dan menutup matanya ketika beruang putih berlari melewati ujung. Han Sen akhirnya menembakan panah, melingkarkan lengan di pinggangnya, dan menutup matanya dengan tangan lain, "Ambil kembali beruang putihmu," katanya dengan tenang. 132 Jiwa Binatang Berdarah Sakral Lainnya Raja rubah berdarah sakral tidak bergerak sama sekali ketika melihat panah mendekat, bahkan memancarkan mata yang memandang rendah. Tetapi, rubah itu segera terperanjat. Panah tidak ditujukan pada raja rubah, tetapi pada mata cacing batu emas yang sebesar kacang. Walaupun cacing batu emas berbadan sangat besar, matanya hanya sekecil kacang dan tersembunyi di balik cangkang kerasnya, hampir tidak terlihat. Han Sen tidak hanya dapat melihatnya, tetapi juga dapat menembakan panah ke salah satunya, dengan satu teriakan, cacing batu emas mengamuk pada Han Sen yang berada di udara. Raja rubah berdarah sakral sangat cerdas, tetapi cacing batu emas hanya beroperasi dengan insting. Saat terprovokasi, dia akan marah. Sudah terlambat bagi raja rubah untuk menghentikannya, maka dia melompat dari cacing dengan kakinya yang terluka secepat mungkin sebelum cacing itu jatuh ke dalam tebing. Han Sen kemudian memegang Wang Mengmeng sambil mengambil kembali beruang sakral. Dia merasa jatuh hati padanya. Dengan satu hentakan, dia jatuh ke tanah. Namun, dampaknya tidak terlalu besar. Sepertinya mereka baru melompat suatu tempat dari ketinggian tiga atau empat kaki. Wang Mengmeng membuka matanya dan merasa terkejut ketika mengetahui bahwa mereka berada di bawah sebuah tebing yang ketinggiannya lebih dari 300 kaki. Tetapi tidak ada yang terjadi pada Han Sen dan dirinya. Ketika dia merasa terkagum-kagum, cacing batu emas jatuh ke tanah di samping mereka seperti sebuah bom. Dengan suara dentuman keras, cangkangnya yang sekeras batu hancur berkeping-keping. Cairan cacing, daging dan bagian dalamnya menyembur kemana-mana, mengotori dinding tebing. "Raja cacing batu emas berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang raja cacing batu emas diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral nol sampai sepuluh secara acak." Suara yang merdu berkumandang dalam pikirannya, hampir membuat Han Sen tertawa terbahak-bahak. Raja rubah masih tetap bertahan di tebing, menatap dia dengan penuh kebencian. "Ayo pergi." Han Sen memanggil tunggangan binatang mutan bermata tiga dan membawa Wang di belakangnya, dan pergi menuju ke arah yang berlawanan dengan raja rubah. "Apakah sebaiknya kita membawa sedikit daging cacing bersama kita?" Wang Mengmeng bertanya. "Untuk cacing sebesar ini, hanya ada sepuluh poin geno untuk dagingnya. Bahkan jika memakannya selama sebulan, kita mungkin tetap tidak memperoleh poin geno. Selain itu, di sini sangat panas dan dagingnya akan rusak dalam waktu kurang dari dua hari. Lupakan saja," Han Sen berkata sambil tersenyum. Makhluk yang terlalu besar sulit untuk dikonsumsi, itu adalah kenyataan. Tetapi dia telah memperoleh satu lagi jiwa binatang berdarah sakral dan jiwa binatang rubah pasir bertanduk mutan, jadi perjalanan ini sudah cukup membuahkan hasil. Satu-satunya hal yang disayangkan adalah walaupun dia sudah membunuh banyak rubah pasir bertanduk mutan dan seekor makhluk berdarah sakral, dia bahkan tidak memakan sesuap daging. Han Sen memeriksa kedua jiwa binatang yang baru dia peroleh dan merasa sedikit pahit. Jiwa binatang rubah pasir bertanduk mutan adalah sebuah tunggangan, itu tidak apa-apa. Bahkan jika dia tidak perlu menggunakannya, dia masih dapat menukarnya dengan sesuatu yang lain atau menjualnya saja. Bagian yang mengganggu adalah jiwa binatang raja cacing batu emas. Dia ternyata adalah hewan piaraan jiwa binatang berdarah sakral. Han Sen telah memelihara Meowth selama cukup lama, tetapi dia tidak pernah bertransformasi. Ini adalah hewan piaraan berdarah sakral, dan hanya Tuhan yang tahu berapa banyak daging yang dia perlukan untuk bertransformasi. Dan seekor hewan piaraan berdarah sakral harus diberi makan daging berdarah sakral, atau dia akan memerlukan waktu yang lebih lama. Han Sen tidak bisa berkata-kata. Dia bahkan tidak memiliki daging berdarah sakral yang cukup untuk dirinya sendiri. Di mana dia dapat mencari makanan untuk pria ini? Han Sen mencoba untuk memanggil raja cacing batu emas dan menduga ia seharusnya sangat besar. Ketika dia muncul, Han Sen melihat hanya seekor cacing sutra emas mini, tidak terlihat mengesankan. "Kakak Han, mengapa kita masih dapat selamat walaupun melompat dari tebing yang begitu tinggi?" Wang Mengmeng merasa bingung. Ketika mereka melompat dari tebing, dia merasa terlalu takut untuk membuka matanya, dan dia tidak melihat bagaimana mereka mendarat. Sebenarnya, walaupun jika dia tidak membuka matanya, Han Sen juga menutupnya. Dia melakukannya agar dia dapat menggunakan sayap jiwa binatang naga bersayap ungu. Atau ini tidak mungkin dilakukan. "Karena aku bisa ilmu silat yang spesial." Han Sen tersenyum. "Ilmu silat seperti apa? Dapatkah kau mengajariku?" Wang Mengmeng melihatnya dengan kagum. "Ini hanya diturunkan dalam keluarga dan hanya anak laki-laki yang dapat mempelajarinya, jadi aku bahkan tidak dapat mengajari istri dan anak gadisku, apalagi kau." Han Sen tertawa. Han Sen tidak kembali untuk mencoba membunuh raja rubah berdarah sakral. Dia adalah makhluk yang licik. Di ujung lainnya, dia tidak melarikan diri tetapi berdiri di tebing. Han Sen mengetahui dari wajahnya bahwa dia sedang memancing Han Sen kembali untuk membunuhnya. Jika hanya sendirian, dia mungkin akan mencoba. Tetapi karena Wang Mengmeng ada di sana, dia melepaskan ide untuk berpetualang. Raja rubah adalah makhluk terlicik yang pernah dia temui, bahkan lebih tangguh daripada burung perak. Dengan kejadian ini, perjalanan harus diakhiri. Ketika Han Sen dan Wang Mengmeng dalam perjalanan pulang ke tempat penampungan, mereka bertemu Penjudi dan yang lainnya. Mereka semuanya baik-baik saja dan hanya terluka ringan. Setelah berdiskusi, mereka berburu di pinggiran gurun dan menghindari tengah gurun. Mereka telah bertemu dengan makhluk berdarah sakral yang mengerikan ketika mereka mulai masuk ke Gurun Iblis. Tim ini menjadi semakin berhati-hati terutama mereka harus melindungi Wang Mengmeng untuk sementara waktu. Han Sen memutuskan untuk kembali secepat mungkin, dan dia akan menjelajah lebih jauh lain kali ketika dia datang sendiri. Tugas ini berhasil diselesaikan walaupun mereka mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Qin Xuan cukup puas dengan prestasinya. Karena Wang Mengmeng sangat mengagumi Han Sen dan menjulukinya pelindungnya dalam Tempat Penampungan Baju Baja, dia mendapatkan sebuah lisensi kelas S di Ruang Orang Suci sebagai imbalan. Tetapi misinya hanya akan terselesaikan ketika Wang Mengmeng berhasil memaksimalkan seluruh tiga tipe poin geno lainnya selain poin geno sakral. Hanya pada saat itu dia dapat memperoleh lisensi Kelas S. Han Sen kembali ke sekolah dari Tempat Suci Para Dewa dan meneruskan mempelajari operasi kerangka perang. "Sen, kau akhirnya kembali. Kau mendapatkan masalah." Teman sekamarnya berkata kepadanya dengan semangat ketika Han Sen baru kembali ke asrama. "Masalah apa?" Han Sen bertanya dengan bingung. "Pemain terbaik dalam Perkumpulan Tangan Dewa, Li Yufeng menantang dirimu secara terbuka dalam komunitas kampus," kata Shi Zhikang. "Aku tidak mengenalnya. Mengapa dia mau menantangku?" Han Sen merasa agak bingung. "Ha, ha, semua orang mengenal Li Yufeng adalah penggemar Ji Yanran. Dan dengan nama identitasmu, seluruh sekolah sekarang mengetahui kau adalah pacar Ji Yanran. Tentu saja, Li Yufeng harus menantangmu. Dia berkata jika kau kalah, kau harus mengganti nama identitasmu dan berhenti menggunakan akun itu, dan kau juga harus meminta maaf pada Ji Yanran," kata Lu Meng dengan nada senang. 133 Sepuluh Tigapuluh Malam Ini "Sen, apakah kau akan melakukannya?" Shi menatap Han Sen sambil menyembunyikan kegirangannya. Dia merasa walaupun lawan Han Sen adah Li Yufeng, Han pasti tetap akan menang. Walupun Shi tidak pernah melihat Li Yufeng bermain, dia yakin demikian. Prestasi Han Sen sejauh ini membuatnya merasa Han pasti tidak terkalahkan dalam permainan ini. Lu Meng dan Zhang Yang juga memandang Han Sen, menunggu keputusannya. "Tentu saja, aku akan melakukannya," Han Sen berkata dengan santai. Ji Yanran adalah pacar yang dia menangkan dengan sebuah taruhan. Walaupun dia terlalu sibuk untuk mencarinya, dia tidak memperbolehkan pria lain memanfaatkan dia untuk membuat Ji Yanran terkesan. Dalam pandangan Han Sen, tidak masalah jika Li mencoba untuk memamerkan diri di depan Ji Yanran, tetapi Han Sen tidak memperbolehkan dirinya dimanfaatkan dalam proses itu. Mendengar jawaban Han Sen, Shi dan Lu merasa sangat senang. Zhang Yang menggosokan tangannya dan berkata, "Sudah seharusnya demikian. Anak muda harus mempunyai motivasi, dan kita semuanya mendukungmu untuk mengalahkan Li Yufeng dan menjadikan Ji Yanran pacarmu yang sesungguhnya." "Benar! Jika kau benar-benar mempunyai seorang pacar yang begitu cantik, seluruh Kamar 304 akan merasa bangga," kata Shi dengan semangat. "Pergi ke forum dan balas dia dengan waktu pertandingan. Menurutku Sen berkesempatan besar untuk mengalahkan Li." Lu Meng tertawa. "Kesempatan? Li Yufeng bukan tandingan Sen sama sekali," Shi menggulung bibirnya ke bawah dan berkata. Han Sen masuk ke forum komunitas kampus dan menemukan unggahan di bagian atas. Setelah dia mengklik pada unggahan itu, dia membalas dengan waktu menggunakan akun Pacarku adalah Ji Yanran. "10.30 malam." Han Sen hanya menuliskan waktu dan tidak membaca unggahan Li sama sekali. Han Sen tidak pernah menganggap teman-teman sekolahnya adalah tandingan yang serius. Dalam sekejap, balasannya menarik perhatian seluruh murid. Karena unggahan Li Yufeng sudah lewat beberapa hari, orang-orang menduga pacar Ji Yanran tidak berani membalasnya. Tetapi hari ini, melihat balasannya dan nama identitasnya, salah satu murid merasa terkejut. Setelah menggosok matanya dan memastikan beberapa kali, dia mulai menyebarkan berita. "Ha, ha, pacar Ji Yanran membalas langsung dengan waktu pertandingan. Ada tontonan yang menarik untuk kita." "Benarkah? Dia melakukan itu?" "Berani sekali. Itu Li Yufeng!" "Ada apa dengan Li Yufeng? Aku rasa pacar Ji Yanran pasti lebih kuat." "Sulit untuk dikatakan. Bagaimanapun juga, Li Yufeng adalah pemain profesional dan yang terbaik di kampus. Dia juga berprestasi bagus dalam kontes di seluruh Persekutuan." "Bagaimana kau tahu kalau pacar Ji Yanran tidak profesional?" "Itu masuk akal. Tidak ada yang tahu siapa pacar Ji Yanran, jadi dia mungkin juga seorang pemain profesional." "Mungkinkah dia Ouyang Xiaosan?" "Aku rasa tidak, Berdasarkan karakter Ouyang Xiaosan, dia tidak akan membalasnya sama sekali." "Jika bukan Ouyang Xiaosan, jadi siapa dia? Aku benar-benar tidak terpikir siapa dalam sekolah ini yang begitu kuat." "Mungkinkah dia seorang murid baru?" "Bagaimana mungkin? Murid baru semuanya adalah orang baru. Jika ada orang yang begitu luar biasa, kita seharusnya sudah mengetahuinya ketika mereka ujian penyaringan masuk." Pertandingan antara Li Yufeng dan pacar Ji Yanran segera diketahui oleh seisi sekolah. "Yantan, pacarmu muncul." Qu Lili berlari ke aula latihan, terengah-engah. Ji Yanran berhenti sejenak dan memarahi, "Sudah aku katakan jutaan kali bahwa dia bukan pacarku, jadi jangan panggil dia begitu." Qu Lili meraih tangan Ji Yanran, menyeringai dan berkata, "Aku tahu. Aku tidak akan melakukannya lagi, tapi kau punya¡­Pacarku adalah Ji Yanran berkata online bahwa dia akan bertanding melawan Li Yufeng malam ini pada jam 10.30." "Yanran, aku merasa iri padamu karena ada dua pria hebat yang bertarung untukmu, membuatmu seperti seorang putri," Qu Lili berkata dengan mengagumi. "Kau dapat mengambil keduanya jika kau mau," Ji Yanran berkata dengan jengkel. Dia sebenarnya tidak menyukai Li Yufeng, tetapi Li telah mengejarnya selama dua tahun. Dia merasa cukup kesal dengan pengejarannya. Sedangkan Pacarku adalah Ji Yanran, dia menggunakan cara yang licik sehingga Ji Yanran bahkan lebih tidak menyukainya. Tetapi Ji Yanran merasa sedikit penasaran dan ingin mengetahui siapa orang itu. Selain menyerangnya, dia juga ingin mengetahui siapa yang lebih kuat di antara Li Yufeng dan Xiaoasan. Jika dia masih dapat diselamatkan, dia dapat mempertimbangkan untuk merekrutnya ke dalam perkumpulan sehingga peringkat mereka tahun ini dapat lebih ditingkatkan. "Aku mau, tetapi mereka belum tentu bersedia," Qu Lili mengeluh. "Jika ada dua pria yang bertarung demi aku, aku akan memberikan mereka kesempatan." "Impian yang bodoh. Kau bilang 10.30 malam ini, benar?" Ji Yanran bertanya. "Iya, pacarmu yang mengatakannya," kata Qu Lili. Ji Yanran kehabisan kata-kata, tetapi tidak tidak mengoreksi Qu Lili. Sebenarnya, seisi sekolah memanggilnya begitu dan dia tidak berdaya. "Kali ini aku akan mencari tahu siapa kau sebenarnya." Ji Yanran berhenti berlatih dan pulang untuk bersiap-siap menonton pertandingan. Segera setelah dia menonton orang yang bermain, dia seharusnya dapat mengetahui siapa orang itu dari gayanya. Kecuali jika dia bukan salah satu pemain dalam kampus, maka dia tidak mengenalnya. Setelah Li Yufeng melihat balasan, matanya terbelalak dan meneruskan berlatih Tangan Dewa. "Bos, pacar Ji Yanran sudah membalas." Seorang pria kurus bergegas masuk dan berseru. Li Yufeng tiba-tiba cemberut padanya, maka pria kurus itu cepat-cepat mengoreksi dirinya. "Bukan, pria tercela itu membalas 10.30 malam ini." "Aku sudah melihatnya." Li Yufeng berkata dengan santai. "Bos, kau harus memberinya pelajaran kali ini, dan membuktikan kehebatan perkumpulan kita," kata pria kurus. "Aku tidak akan melepaskannya dengan mudah," kata Li Yufeng dengan dingin. 134 Terlalu Mudah untuk Mengalahkanmu Pertandingan ini menarik perhatian seluruh sekolah. Tidak ada yang berani berjudi dalam sekolah militer, tetapi para murid bertaruh secara diam-diam dan lebih banyak yang mendukung Li Yufeng. Bagaimanapun juga, Li Yufeng adalah pemain terbaik dalam kampus dan keahliannya memang mengagumkan. Selama dua tahun terakhir, alasan Elang Hitam mendapatkan peringkat bagus dalam Persekutuan adalah berkat dirinya. Maka para murid mempercayainya. Tepat jam 10.30 malam ini, Jaringan Pertarungan mencatat rekor jumlah murid yang online. Banyak yang sebelumnya tidak pernah memainkan permainan ini bahkan mendaftar akun baru untuk menonton pertandingan. Ji Yanran juga menonton. Ketika dia melihat Li Yufeng telah membentuk ruang permainan, dia masuk ke ruangan. Sebenarnya, delapan puluh persen yang online berada dalam ruang permainan ini menunggu mereka untuk mulai. Sisanya melihat masih ada waktu dan memulai permainan mereka sendiri. Ketika waktunya hampir tiba, jumlah orang dalam ruang permainan menjadi lebih dari sembilan puluh persen dari murid yang online dan semakin banyak orang membanjiri ruangan. Dalam gedung kantor Elang Hitam, dua pria berusia setengah baya juga berada dalam ruang permainan. Salah satu dari mereka menyalakan rokok dan berkata dengan santai, "Liu, kau terlalu sensitif. Kau tau murid seperti apa yang kita punya. Kecuali pacar Ji Yanran adalah Ouyang Xiaosan, tingkat dia tidak akan terlalu tinggi." "Mungkin kita akan mendapatkan beberapa bakat baru." Liu Jianguo hanya tersenyum. "Bakat baru seperti apa yang bisa ada di sini? Murid-murid baru tahun ini tidak terlalu mengesankan." Zhao Lianhua menghisap rokoknya dan berkata,"Jika orang itu adalah Ouyang Xiaosan, mungkin dia dapat mengalahkan Li Yufeng. Tetapi jika bukan, Li Yufeng pasti akan mengalahkan dia dengan lima poin atau lebih." "Mari kita lihat dulu. Bahkan jika dia kalah dari Li Yufeng dengan lima poin, itu tandanya dia adalah pemain yang kuat. Perkumpulan Tangan Dewa kita tidak membuat kemajuan yang berarti dalam dua tahun terakhir, jadi mungkin sudah saatnya untuk menambahkan bakat-bakat segar," Liu Jianguo berkata. Liu Jianguo adalah pelatih dalam Perkumpulan Tangan Dewa, dan Zhao Lianhua adalah manager. Setelah mereka mendengar desas desus, mereka juga masuk ke Jaringan Pertarungan dan ingin melihat sendiri sampai dimana tingkat keahlian "pacar Ji Yanran". Zhao Lianhua tidak mempedulikan orang ini, karena mereka tahu tingkat dari seluruh murid yang bermain dengan baik dan melihat bagaimana penampilan murid-murid baru dalam ujian penyaringan masuk. Mereka yang bagus telah diundang untuk masuk ke Perkumpulan Tangan Dewa atau perkumpulan yang lain. Bahkan jika ada seseorang yang berbakat di luar sana, dia tidak mungkin mengalahkan Li Yufeng. Murid-murid baru hanya prajurit baru. Liu Jianguo hanya berusaha untuk memburu bakat, jika tidak, dia juga dapat melihat Li Yufeng sudah mencapai tingkat mana. Pukul 10.30, semua orang tiba-tiba melihat sebuah pengumuman, "Pacarku adalah Ji Yanran memasuki ruangan." "Ha, ha, akhirnya." Kerumunan itu merasa sangat senang. Ji Yanran melemparkan pandangan marah pada identitas itu, dan bersumpah untuk menemukannya. Zhang Yang, Lu Meng dan Shi tidak online, tetapi berdiri di samping Han Sen, menonton gambar holografis secara langsung, yang lebih menarik daripada melihat online. Melihat identitas itu, sinar dingin memancar dari mata Li. Dia hanya mengirimkan sebuah undangan dan mengetik, "Setelah kau kalah, aku mau kau segera menyingkirkan identitas ini dan meminta maaf pada Ji Yanran." "Terlalu mudah untuk mengalahkanmu, jadi tidak ada ikatan sekarang. Jangan ganggu Yanran-ku lagi." Melihat baris ini dari Pacarku adalah Ji Yanran, layar seketika menjadi penuh. "Ha, ha, tidak tahu malu sama sepertiku." "Dia terlalu sombong." "Membual saja sepuasmu, bos kamu pasti tidak akan kalah darimu, tolol." "Ha, ha, Yanran-ku." "Apakah dia benar-benar adalah pacar Yanran?" "Jangan ganggu Yanran-ku¡­" "Jangan ganggu Yanran-ku¡­" "Sekarang dia bisa membual. Pasti akan sangat memalukan jika dia dihajar nanti." ¡­ "Orang ini sangat sombong," Wang Long berkata dengan kesal. "Li Ze, bagaimana pendapatmu?" Liu Ke memandang Li Ze sambil tersenyum. Li Ze berpikir sejenak dan berkata, "Aku pernah bermain melawan Li Yufeng. Dia pernah mengalahkan aku beberapa kali dan sekali dengan 27 poin." "Maksudmu Li Yufeng akan menang?" Liu Ke menatap Li Ze dan bertanya. Li Ze menggelengkan kepalanya dan berkata, "Walaupun Li Yufeng pernah mengalahkan aku dengan lebih banyak poin, tetapi pacar Ji Yanran memberiku lebih banyak tekanan daripada Li Yufeng. Saat berhadapan dengan Li Yufeng, aku dapat bermain dengan tenang; ketika bermain dengan pacar Ji Yanran, aku merasa tidak leluasa dan takut." Menarik nafas dalam-dalam, Li Ze kemudian berkata, "Jika prediksiku tidak meleset, aku rasa Li Yufeng akan dikalahkan dengan telak. Jangan tanya mengapa, hanya firasat." "Apa!" Wang Long dan Liu Ke tertegun dan tidak mengerti komentar Li Ze. Qu Lili mencubit Ji Yanran dan berkata dengan menyeringai, "Yanran-ku, sungguh mesra! Beritahu aku sejujurnya, apakah dia benar-benar adalah pacarmu?" "Tentu saja bukan, bangsat itu." Ji Yanran menatap identitas itu dengan marah. Jika permainan ini bukan akan dimulai, dia ingin menghajar pria itu langsung. "Dimulai!" Melihat hitung mundur sudah berakhir, titik-titik lampu menyala pada kedua sisi. Jari jemari Li Yufeng menari-nari seperti seekor ular dan hampir mengenai sebuah titik saat menyala. Karena tidak tidak mengenali gaya lawannya dan pria ini pernah menang dari Li Ze dengan dua puluh poin, Li Yufeng bermain aman dan memilih untuk membersihkan sisinya sendiri dan mengumpulkan poin secepat mungkin, sehingga dia dapat mengalahkan lawannya dengan terhormat. Li Yufeng bermain dengan sangat baik dan dia merasa cukup puas dengan penampilannya. Dia melirik lawannya juga memukul setiap titik dengan kecepatan tidak kalah cepat dengan dirinya, sehingga membuat dia terhenti sejenak. Dalam sekejap, lawannya sudah menuju ke titik lain. Li Yufeng cepat-cepat menenangkan dirinya dan memukul titik kedua secepat mungkin. Mengetahui kecepatan lawannya, Li Yufeng tidak berani membagi pikirannya lagi dan bermain dengan kecepatan dan keahlian terbaiknya. Tangan kedua pemain seperti dua ekor kupu-kupu yang sedang menari, memukul setiap titik lampu di sekeliling mereka dengan kecepatan yang menakjubkan. 135 Bukan Pertandingan yang Bagus Ruang permainan menjadi hening. Dalam sebuah ruangan yang berisi lebih dari sepuluh ribu orang yang sedang menonton, tidak ada orang yang mengetik. Setiap orang menatap pada layar. Bukan karena pertandingannya bagus, tetapi karena sama sekali tidak bagus. Kecepatan seseorang terlampaui oleh yang lain. Bahkan seseorang dengan rabun tinggi yang tidak mengenakan kacamata juga dapat mengetahui bahwa tidak ada permainan curang dalam permainan ini. Setiap orang menatap dengan mata kosong di wajahnya, mata membelalak dan mulut ternganga sekan tidak percaya. Bibir Ji Yanran juga membentuk huruf-O. Melihat gambar holografis permainan, dia sangat tertegun hingga biji matanya membesar. Dalam gedung kantor, Liu Jianguo juga tertegun. Dia hampir tidak dapat mempercayai matanya. Dan Zhao Lianhua juga tidak menyadari bahwa puntung rokok sudah jatuh ke celananya. Zhao Lianhua bahkan tidak merasakannya, dan tetap menatap pada kedua tangan dalam gambar holografis. Li Ze, Liu Ke dan Wang Ling semuanya tertegun. Perbedaan kekuatan yang sangat besar dipertunjukkan oleh kedua tangan ini. Tangan Li Yufeng memiliki kecepatan dan fleksibilitas yang mengagumkan. Tetapi dibandingan dengan tangan lainnya, tangan Li Yufeng tiba-tiba terlihat agak kikuk. Dan perasaan ini sangat menakjubkan, karena dia adalah Li Yufeng, pemain terbaik dalam kampus, yang dijuluki "tangan kanan yang hebat." Bagaimana mungkin tangannya terlihat kikuk? Para penonton merasa sulit untuk mempercayai penilaian mereka sendiri. Tetapi berbeda dengan tangan lainnya, Tangan Li Yufeng memang terlihat kikuk. Sebenarnya tidak demikian, tetapi perbedaan yang sangat besar membuat orang-orang merasa demikian. "Bukan karena tangan Li Yufeng kikuk, tetapi karena tangan yang lainnya terlalu cepat dan terlalu fleksibel." Pada saat ini, orang-orang mulai menyadari kenyataan ini dan melihat pada tangan lainnya. Ramping tetapi kuat, ini adalah tangan yang menarik. Selain itu, orang-orang tidak dapat mengetahui hal lainnya dari gambar itu. Betapa mereka ingin dapat melihat pemilik tangan itu! Tetapi dalam Tangan Dewa, yang dapat mereka lihat hanya tangan dan pergelangan tangan. TIdak mungkin mereka dapat mengetahui siapa itu. Sunyi senyap. Walaupun hasilnya sudah jelas. Banyak yang menolak untuk mempercayai bahwa Li Yufeng dapat dikalahkan seperti ini. Itu adalah Li Yufeng! Li Yufeng berkonsentrasi pada tangannya dan meningkatkan kecepatannya, terus menerus memukul titik-titik itu. "Setidaknya aku akan mengalahkannya dengan lima poin," Li Yufeng berpikir dengan bangga. Dia tahu Ji Yanran pasti menonton permainan ini, dan dia merasa senang dapat memamerkan kekuatan di hadapannya. Walaupun Ji Yanran tidak memberikan respon dengan pendekatannya, dan bahkan dengan sengaja menjaga jarak darinya, dia tidak pernah menyerah dan merasa yakin bahwa dengan kemampuan dan kondisinya, dia pasti memiliki kesempatan untuk membuat dia menjadi miliknya. Dan ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Dia tahu Ji Yanran marah dengan identitas tersebut. Jika dia dapat mengalahkan orang ini dan memaksanya untuk mengganti identitasnya dan meminta maaf padanya, dia pasti akan berterima kasih padanya. Dan ini sudah cukup, Li Yufeng memiliki waktu yang cukup dan kesabaran. Sedikit sedikit menjadi bukit. Dia yakin bahwa cepat atau lambat dia dapat membuat Ji Yanran jatuh cinta kepadanya. Tetapi sekarang, pertama-tama dia harus mengalahkan bajingan yang tercela dan tidak tahu malu ini untuk dapat mendekati dewinya. Li Yufeng memukul seluruh titik titik dengan sekuat tenaga, memikirkan bahwa jika dia dapat mempercepat dan meningkatkan perbedaan menjadi enam atau tujuh poin, maka dampaknya akan lebih besar. Tetapi ketika Li Yufeng akan mencapai sebuah titik lagi, semua titik tiba-tiba menghilang. "Apakah server rusak? Mengapa semua titik hilang?" Li Yufeng merasa bingung. Berdasarkan pengalamannya, dia tahu bahwa belum ada 100 titik yang muncul dan tidak ada alasan lain yang dapat menjelaskannya selain masalah teknis. Tetapi ketika dia melihat ke atas, dia tiba-tiba menjadi tertegun. Di hadapannya, gambar holografis berkata "Permainan Berakhir" dan skor dia juga berakhir pada 80. Dia memalingkan matanya dan melihat skor lawannya. Seratus poin. Li Yufeng tidak dapat bergerak. Dia tidak dapat mempercayai bahwa dia telah dikalahkan dengan dua puluh poin. Dia tidak dapat mempercayai ini. Juga mereka yang mengenal Li Yufeng dan mengetahui keahliannya dalam permainan ini. Semua orang menatap skor itu dengan mata kosong, dan tidak ada orang yang bersuara. Kata-kata Han Sen sebelumnya menarik juga jika mereka merenung kembali. "Terlalu mudah untuk mengalahkanmu, jadi tidak ada ikatan sekarang. Jangan ganggu Yanran-ku lagi." Pada saat itu, mereka semua merasa dia hanya menyombongkan diri. Tetapi sekarang setelah memikirkannya lagi, dia hanya berkata jujur. "Dua Puluh lagi," Li Ze berkata dengan senyum masam. Komentarnya mengingatkan Liu Ke dan Wang Long, membuat ekspresi mereka semakin kacau. Mulutnya ternganga sangat lebar hingga dapat memuat telur bebek besar. Angkanya sangat lazim, dan apa yang diwakilkan lebih mengejutkan lagi. "Yanran, pacarmu sangat ganas!" Qu Lili yang baru pulih dari keheranan dan berkata kepada Ji Yanran yang masih menatap skor itu. "Siapa dia?" Ji Yanran sekarang sudah melupakan amarahnya dan rasa malu, dan hanya ingin mengetahui siapa orang itu. Dua Puluh poin! Siapapun yang dapat mengalahkan Li Yufeng dengan duapuluh pasti adalah sepuluh besar dalam Persekutuan. Jika dapat mengundangnya ke dalam Perkumpulan Tangan Dewa, Ji Yanran dapat membayangkan berapa banyak peningkatan peringkat mereka. Sekarang dia hanya ingin mengetahui siapa orang ini, tetapi dia tidak tahu caranya. Sekarang hatinya merasa seperti dicakar kucing. Dia ingin pergi dan mencarinya, tetapi dia tidak tahu harus mencari ke mana. "Aduh!" Rokok membakar celana Zhao Lianhua, dan membuatnya kaget. Ketika dia menghentakan kakinya, sudah ada sebuah lubang besar pada celananya. "Aku harus mendapatkan orang ini dalam Perkumpulan Tangan Dewa," Liu Jianguo melihat pada skor dan berteriak dengan semangat. Dia tahu apa arti skor itu. Itu adalah skor yang akan membuat Elang Hitam melongong dalam kontes Tangan Dewa. "Pergi cari orang ini dan ajak dia bergabung dengan kita," Liu Jianguo berkata pada Zhao Lianhua. 136 Seorang Gadis Cantik Zhao Lianhua terlihat depresi. "Liu, aku bahkan tidak mengenal siapa orang ini. Siapa yang harus aku cari?" Liu Jianguo berhenti sejenak dan berkata, "Cari saja pokoknya. Kita harus mendapatkannya. Dia terlalu penting bagi kita. Dengannya, kita akan melonjak dan jauh lebih mudah bagimu untuk mencari sponsor di masa depan." "Aku akan mencobanya," Zhao Lianhua berkata dengan tak berdaya. Dia tahu pria ini sangat berpengaruh bagi mereka, tetapi tidak mudah mencari seseorang hanya berdasarkan sebuah identitas. Ketika Li Yufeng tersadar dari rasa kaget dan ingin mengundang pria itu bertarung lagi, dia menemukan bahwa lawannya sudah offline. Dia merasa bingung dan tidak bergerak cukup lama. Elang Hitam menjadi heboh. Waktu sudah malam tetapi banyak orang meneruskan pembicaraan tentang pertandingan itu. "Cepat sekali! Sungguh menakjubkan." "Ha, ha, setelah menonton pertandingan itu, aku menyadari bahwa aku telah bermain permainan itu selama bertahun-tahun dengan sia sia." "Bahkan Li Yifeng juga tersingkirkan. Pacar Ji Yanran memang menakjubkan. Siapa dia sebenarnya?" "Kau harus bertanya pada Ji Yanran." "Dua Puluh poin, Li bukan tandingannya sama sekali." "Terlalu mudah untuk mengalahkanmu¡­ha,ha¡­" "Yanran-ku¡­Mungkinkah dia sungguh-sungguh adalah pacarnya?" "Kau harus bertanya kepadanya sendiri." ¡­ Ji Yanran juga ingin tahu siapakah orang yang mengaku sebagai pacarnya, tetapi sama seperti yang lainnya tidak mempunyai petunjuk apapun. Setelah keluar dari permainan, dia menghubungi banyak teman, ingin mencari tahu siapa orang itu. Namun, hampir semua orang yang dia telepon akan menanggapi dengan heran, "Kau harus bertanya pada dirimu sendiri siapa pacarmu." "Bagaimana aku mengetahui siapa pacarku!" Ji Yanran mengamuk setelah mendengar jawaban yang sama berkali-kali, merasa dirinya gila setelah menyadari apa yang telah dia katakan. Dalam Ruang 304, Han Sen dikelilingi oleh Shi Zhikang, Lu Meng dan Zhang Yang. "Sen, empat masakan dan semangkuk sup di kantin. Kalau kurang satu masakan, awas kau," Lu Meng berkata sambil menyeringai. "Semua masakan harus berupa daging. Kalau ada sayuran, aku akan mengungkapkan identitasmu," Shi menambahkan. "Sen, kau pantas menjadi lawan takdirku." Mata Zhang Yang berbinar-binar. "Ayo makan. Aku sudah lapar," Han Sen tersenyum dan berkata. Keempatnya berjalan menuju ke kantin. Elang Hitam berukuran satu kota kecil dan semua kantin buka 24 jam. Tidak perlu mencemaskan makan di mana. Tetapi setelah keempatnya keluar, mereka terus menerus mendengar pembicaraan orang-orang di jalan tentang pertandingan. "Sen, ayo mengaku saja itu adalah dirimu. Dengan keahlianmu dalam permainan, mungkin Ji Yanran akan jatuh cinta kepadamu, dan kita semuanya akan mendapatkan manfaat dengan memintanya untuk memperkenalkan teman-temannya kepada kita," bisik Shi. "Dia adalah pacarku," kata Han Sen. Shi membuat gerakan menghina padanya. Ji Yanran bukan jenis gadis yang akan jatuh jati pada pemain yang handal. Atau Li Yufeng tidak akan mengejarnya selama dua tahun. Semua orang mengetahuinya. Keempatnya pergi ke kantin terdekat, memesan beberapa masakan dan berbincang-bincang sambil minum-minum. Saat makan, Shi tiba-tiba meredakan suaranya dan berkata kepada yang lain, menatap ke satu arah, "Ada seorang gadis di sana, jenis yang polos. Cantik sekali! Dan dua gadis yang bersama juga cukup cantik," "Shi, kami tidak mempercayai seleramu." Lu Meng tertawa. Han Sen dan Zhang Yang juga tertawa. Mereka semuanya telah menyaksikan penilaian Shi. Seorang wanita kekar dengan tinggi enam kaki adalah wanita cantik di matanya. Tetapi kau juga tidak dapat menyalahkannya, karena dia sendiri memang cukup tinggi. "Oh ya? Oh¡­ Gadis itu melihat padaku, dan tersenyum padaku. Dia sedang menuju kesini¡­" Shi tersipu. Teman-teman sekamarnya semua merasa cukup terkejut. Tampak seperti seseorang memang mendekati mereka. Mereka memalingkan muka dan melihat seorang gadis polos dan cantik dengan badan yang bagus berjalan ke arah mereka. Kelihatannya dia juga murid baru seperti mereka. "Kakak Han," di bawah pandangan penuh semangat Shi, dia berjalan ke arah Han Sen dan memanggilnya dengan suara yang manis, membuat Shi ingin membunuh Han Sen. "Mengmeng, mengapa kau berada di sini?" Han Sen mengenali Wang Mengmeng. "Aku kesini untuk makan bersama teman-teman sekelasku dan tidak menduga akan bertemu denganmu di sini. Mari aku perkenalkan mereka. Ini adalah teman-teman sekelas dan sekamarku, Li Zhenzhen dan Wang Chun." Wang Mengmeng memperkenalkan kedua gadis yang mengikutinya ke Han Sen. "Halo." Han Sen menyalami kedua gadis dan memperkenalkan ketiga teman sekamarnya. "Karena kita semua sudah berteman sekarang, bolehkah kita duduk bersama?" Shi menarik bangku dan mengundang pada gadis. "Kita sebenarnya ingin meminta tolong sesuatu," Wang Mengmeng tersipu dan berkata. "Ada apa? Kita akan melakukan apapun untukmu," janji Shi. Wang Chun memandang pada Shi dan tampak sangat senang, "Bagus sekali kalau kau dapat membantu. Kita sedang mencari orang untuk bergabung dengan perkumpulan kita. Apakah kalian sudah mendapat pada perkumpulan yang lain? Kalau belum, maukah kalian bergabung dengan kami?" "Kita belum daftar, jadi kalian sudah mendatangi orang yang tepat. Dengan kami, perkumpulan kalian akan menjadi lebih baik. O iya, perkumpulan apa yang sedang kau bicarakan?" Shi berkata dengan cepat, memberikan kode kepada teman-temannya untuk bergabung. Menilai dari wajah ketiga gadis itu, dapat diketahui bahwa dalam perkumpulan mereka pasti ada banyak gadis cantik. "Kita bersama Perkumpulan Kerangka Perang Berat," kata Wang Chun. Shi hampir tersedak dengan air yang dia minum. Perkumpulan Kerangka Perang Berat dianggap sebagai kuil biksu, di mana hampir semua para anggotanya adalah pria. Dan Perkumpulan Kerangka Perang Berat akan berupa Kuil Shaolin di antara semua kuil, di mana mungkin hampir tidak terlihat seorang gadis di sini. Para pria ini tidak menduga gadis-gadis ini adalah anggota dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Alasan mengapa Perkumpulan Kerangka Perang Berat terpisah dari Perkumpulan Kerangka Perang adalah kerangka perang berat jauh lebih besar daripada kerang perang biasanya dan lebih sulit dioperasikan. Prajurit biasa tidak perlu menggunakan kerangka perang berat, dan 99,99 persen orang yang mengoperasikan kerangka perang berat adalah pria. 137 Kerangka Perang Bera Shi tertegun, tetapi dia tidak dapat mengingkari kata-katanya, maka mereka semuanya harus pergi. Di pagi berikutnya, Wang Mengmeng mengirimkan sebuah pesan yang mengundang mereka untuk mengisi formulir aplikasi di Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Untungnya, ada tiga gadis cantik, Wang Mengmeng, Wang Chun dan Li Zhenzhen. Sehingga mereka berpikir Perkumpulan Kerangka Perang Berat tidak terlalu buruk. Tetapi ketika mereka tiba di Perkumpulan Kerangka Perang Berat, mereka menemukan bahwa ternyata lebih parah daripada dugaan mereka. Selain Wang Mengmeng, Wang Chun dan Li Zhenzhen, Perkumpulan Kerangka Perang Berat hanya ada dua murid mengulang, seorang pria gendut dan seorang pria kurus. Tidak ada pria-pria lain, apalagi gadis-gadis. Pria Gendut adalah presiden dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat dan pria kurus adalah satu-satunya anggota lama. Han Sen dan teman-teman sekamarnya tidak dapat mengingat nama mereka karena para gadis hanya memanggil mereka dengan julukan, Gendut dan Ceking. Gendut tersenyum lebar ketika melihat Wang Mengmeng membawa empat anggota baru untuk mendaftar, tetapi wajahnya berubah ketika dia mengetahui bahwa mereka berasal dari Departemen Panahan. Karena ada program ujian masuk spesial untuk murid panahan, persyaratan indeks kebugaran lebih rendah daripada mereka. Biasanya, seseorang harus mencapai indeks kebugaran 11 untuk diterima, tetapi murid panahan hanya memerlukan indeks kebugaran 10 sepanjang mereka dapat lolos tes panahan. Perbedaan satu poin adalah celah yang besar, maka murid panahan mungkin yang terlemah dalam sejarah Elang Hitam. Untuk dapat mengoperasikan kerangka perang berat memerlukan fisik yang kuat, jadi Gendut dan Ceking merasa kecewa ketika mereka mengetahui bahwa keempatnya dari Departemen Panahan. Han Sen dan teman-teman sekamarnya tidak mempedulikan hal itu, mengisi formulir dan mendaftar ke perkumpulan. "Ini bagus juga. Sekarang kita memiliki lebih sedikit pesaing. Gendut dan Ceking tidak dapat mengalahkan kita juga." Shi merasa sangat puas sambil melihat ketiga gadis itu. "Kakak Han, kami akan membawa kalian ke lapangan latihan dulu." Wang Mengmeng sangat senang membawa Han Sen untuk melihat ke sekelilingnya. "Mengmeng, ini tidak benar. Mengapa kau memanggil kita dengan nama, tetapi memanggil Sen dengan kakak? Kita semua adalah murid baru dan dia adalah ketiga tertua di antara kita, hanya 12 hari lebih tua daripada Lu Meng," Shi berkata dengan sungguh-sungguh. Wang Mengmeng memikirkannya dengan serius, memiringkan kepalanya dan berkata, "Aku pikir hanya Kakak Han yang terlihat seperti seorang kakak bagiku." "Mengapa kita tidak?" Shi tidak puas, memamerkan bahunya dan berpose seperti seorang binaragawan. "Tidak tergantung pada usia atau ukuran badan." Wang Mengmeng tidak mempedulikan otot-otot Shi. Shi kehabisan kata-kata, hanya dapat menerima kenyataan bahwa dia hanya akan memanggil Han Sen kakak. Li Zhenzhen dan Wang Chun segera mengikuti. Ketika mereka tiba di lapangan latihan, keempat pria itu merasa kaget. Mereka pikir bahwa Perkumpulan Kerangka Perang Berat memiliki begitu sedikit anggota sehingga lapangan latihan mereka seharusnya kecil dan kumuh, dan tidak menduga ada kerangka perang berat sama sekali. Sebaliknya, mereka menduga harus berlatih pada simulator holografis. Tetapi lapangan latihan mereka ternyata adalah sebuah gudang besar, dengan banyak ruang kosong dan tiga kerangka perang berat sungguhan, masing-masing setinggi 10 meter dan terlihat mendominasi. "Bagaimana dengan yang ini? Mengmeng telah bernegosiasi untuk ini," Wang Chun berkata dengan bangga. Han Sen tiba-tiba menyadari mengapa perkumpulan dengan anggota yang begitu sedikit dapat memiliki lapangan latihan seperti ini. Itu karena Wang Mengmeng. Tetapi hal itu membuat Han Sen merasa sangat senang, karena dia telah mempelajari operasi kerangka perang, tetapi persediaan kerangka perang terbatas maka setiap orang harus bergiliran untuk menggunakannya. Walaupun ini adalah kerangka perang berat, mereka juga adalah kerangka perang. Dia tidak perlu mengantri untuk berlatih kerangka perang sekarang. Tetapi kerangka perang berat berbeda dengan yang biasa dalam hal mereka memiliki kekuatan kuda yang lebih besar dan berukuran lebih besar. Mereka biasanya digunakan untuk kegunaan spesial dan lebih sulit untuk dioperasikan. Kadang mereka juga sangat rumit. Tetapi itu bukan masalah bagi Han Sen. Jika dia dapat mengoperasikan kerangka perang berat maka kerangka perang yang biasa akan mudah baginya. Ketiga kerangka perang berat di lapangan latihan adalah "Badak T1,""Porter S," dan "Pembangun." Badak T1 adalah kerangka perang berat berkaki empat yang digunakan untuk transportasi. Memiliki kapasitas penahan beban yang kuat, dan keempat kakinya mempermudah akses ke berbagai medan. Juga kuat dalam penggalian dan pengeboran. Bahkan ketika dikuburkan di dalam tambang, itu bisa keluar sendiri. Porter S adalah kerangka perang berat berkaki empat, dengan lengan tambahan dan tenaga kuda yang lebih kuat. Terutama digunakan untuk mengatur Gudang dan membawa barang-barang. Sepaket dengan berbagai peralatan untuk mengangkat dan menurunkan, juga alas las dan memotong. Pembangun adalah kerangka perang berat berpedal dua yang digunakan untuk konstruksi, dan mirip dengan kerangka perang biasa. Namun Pembangun, memiliki empat lengan dan jauh lebih besar dan lebih berat daripada kedua kerangka perang lainnya. Selain itu, gudang juga dilengkapi dengan sepuluh mesin latihan holografis virtual. Setiap anggota dapat menggunakan satu dan masih tersisa beberapa. Han Sen tiba-tiba merasa keputusannya untuk bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat brilian. Ini seperti surga baginya. Tentunya, teman-teman sekamarnya tidak terlalu tertarik untuk berlatih kerangka perang berat. Mereka lebih suka menggunakan mesin latihan holografis virtual untuk mengoperasikan kerangka perang bertarung tingkat tinggi. Seseorang dapat kadangkala menggunakan badak T1, sedangkan Porter RS dan Pembangun tidak dapat digunakan. Mereka terlalu sulit untuk dioperasikan tidak berguna untuk bertarung. Biasanya, mereka yang mengendarai kerangka perang berat adalah prajurit dengan tingkat lebih rendah, sedangkan para petugas jarang menggunakan ini. Inilah alasan mengapa teman-teman sekamarnya tidak merasa terlalu tertarik. Han Sen sangat menyukai Porter RS dan Pembangun, dan akan berlatih dengan mereka ketika sempat. Gravitasi yang dia dapatkan dari mengoperasikan kerangka perang berat lebih besar daripada menggunakan mesin latihan virtual atau kerangka perang virtual untuk berlatih. Kamar 304 dengan senang hati bergabung dalam Perkumpulan Kerangka Perang Berat, sedangkan setiap orang di luar sana sibuk mencari pacar Ji Yanran, terutama Zhao Lianhua, yang didesak oleh Liu Jianguo untuk menemukannya. Namun, tidak ada yang mengetahui siapa pacar Ji Yanran, apalagi mengetahui di mana dia berada. 138 Skema Ji Yanran Selain Zhao Lianhia, Ji Yanran juga berusaha keras mencari Han Sen. Sekarang dia merasa yakin pacarnya bukan Ouyang Xiaosan, karena pada saat pertandingan melawan Li Yufeng, Ouyang sedang berpartisipasi dalam latihan di Perkumpulan Ilmu Silat dan tidak mungkin ada dalam pertandingan itu. Ji Yanran juga tidak yakin Ouyang dapat mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin. "Siapa dia? Di sekolah kita bersembunyi seorang pakar Tangan Dewa." Ji Yanran memikirkan tentang identitas yang mengesalkan itu dan bersumpah, "Aku akan menemukan bagaimanapun caranya." "Jika kau benar-benar ingin mencarinya, aku mempunyai ide," Qu Lili berkata sambil tersenyum. "Apa idemu?" Ji Yanran tidak mempercayai Qu Lili. "Sebenarnya, pendekatannya sangat mudah. Karena dia menggunakan identitas itu, tentu dia adalah penggemarmu. Kau hanya perlu menyelenggarakan kontes Tangan Dewa di sekolah dan mengatakan bahwa hadiah bagi sang juara adalah sebuah ciuman darimu. Aku rasa dia pasti akan ikut serta," kata Qu sambil mengedipkan mata. Ji Yanran memutar matanya. "Ide yang sangat buruk! Bagaimana jika dia tidak muncul?" Qu Lili tiba-tiba menyeringai pada Ji Yanran dan berkata, "Jadi kau bersedia untuk menciumnya jika adalah juaranya?" "Hei! Bajingan itu, bagaimana mungkin aku¡­" Ji Yanran merasa marah dan malu pada saat yang sama. Dia meraih Qu Lili dan mengancam, "Gadis kecil, tunggu dan lihat bagaimana aku menjinakkanmu." Qu Lili cepat-cepat meminta pengampunan, tetapi Ji Yanran terus mengelitiknya sampai dia hampir kehabisan nafas. Ide Qu Lili tidak bagus tetapi mengingatkan Ji Yanran bahwa dalam waktu lebih dari setengah bulan lagi, kontes sekolah yang bernama "Pertandingan Bintang" dan disponsori oleh Grup Bintang akan dimulai. Hadiahnya besar dan mungkin orang itu akan muncul dan ikut serta. Tetapi Ji Yanran tidak mengetahui dia berada di departemen mana. Tangan Dewa hanyalah salah satu cabang pertandingan dalam Pertandingan Bintang, yang juga termasuk pertarungan, kerangka perang, panahan dan cabang lainnya. Jika orang itu tidak data ke Tangan Dewa, tetapi mendaftar dalam cabang lainnya, sulit untuk mengetahui siapa dia. "Perlu tipuan kecil," Ji Yanran berpikir dengan senyuman jahat di wajahnya. Dalam aula latihan, beberapa murid sedang duduk bersama. "Apakah kau sudah mendengar bahwa juara Tangan Dewa dalam Pertandingan Bintang akan mendapatkan satu set senjata seri Raja baja Z dan mengunjungi pabrik utama Grup Bintang?" "Siapa yang tidak tahu tentang hal ini?" "Aku dengan Grup Bintang juga mengundang presiden Perkumpulan Tangan Dewa untuk mengunjungi pabrik utama." "Presiden Perkumpulan Tangan Dewa? Bukankah itu Ji Yanran?" "Iya, kunjungannya selama lima hari dan empat malam." "Wow, aku pasti akan berpartisipasi dalam kontes ini kali ini." "Apa gunanya? Ini jelas diperuntukkan pacar Ji Yanran. Ini adalah bulan madu mereka." "Segalanya mungkin. Orang membuat kesalahan. Bagaimana jika pacar Ji Yanran tidak bermain dengan bagus kali ini?" "Dia mengalahkan Li Yufeng dengan dua puluh poin. Bahkan jika dia membuat 20 kesalahan, dia masih seimbang dengan Li Yufeng. Kau bisa apa?" "Betul." Berita segera tersebar di seluruh sekolah. Ketika Qu Lili mendengar berita ini dan bertanya pada Yanran, Yanran tersenyum dengan licik dan berkata,"Itu yang dikatakan orang-orang. Aku tidak mengatakan apa-apa." "Kau jelas mencuri ideku. Bayar aku hak cipta!" Qu Lili menjulurkan tangannya untuk menggelitik Ji. Ji Yanran berpikir bahwa ini mungkin dapat memaksa Han untuk mendaftar kontes Tangan Dewa, tetapi dia tidak mengetahui bahwa Han Sen bahkan tidak mendengar tentang hal ini, karena dia sedang sibuk berlatih mengendarai kerangka perang berat, Pembangun. Ini jauh lebih menarik daripada mengendarai kerangka perang latihan. Hal ini memungkinkan Han Sen mencapai batas atas kecepatannya. Di kantor kepala sekolah, Luo Xiangyang memandang Kepala Sekolah Wei dan mengeluh, "Ini omong kosong. Bagaimana mungkin memberikan gudang ke-7 kepada Perkumpulan Kerangka Perang Berat untuk tempat latihan? Dan ketiga kerangka perang berat itu diluar kemampuan murid-murid itu. Bagaimana jika terjadi kecelakaan?" "Luo, kau harus melihat pada kondisi tertentu. Mereka adalah murid-murid yang bagus dan karena itu aku memberikan mereka lingkungan latihan yang leluasa," Wei berkata dengan perlahan. "Maksudmu murid yang kaya dan berkuasa." Luo Xiangyang berkata dengan menghina. "Kau seharusnya tahu bahwa sekolah juga mempunyai kesulitannya sendiri. Luo, kau harus menyingkirkan emosimu ini," Wei berkata dengan sungguh-sungguh. Wajah Luo Xiangyang tetap cemberut. Dia berkata, "Aku tidak peduli hak istimewa apa yang mereka miliki. Aku dapat memberikan mereka gudang, tetapi ketiga kerangka perang berat tidak dapat disia-siakan seperti ini. Aku harus mengembalikannya." Luo pergi, tidak mempedulikan Kepala Sekolah Wei yang memanggilnya. Wei menggeleng-gelengkan kepalanya dan menghela nafas. "Emosi yang sangat buruk." Dia berpikir sejenak dan membiarkannya. Wanita muda itu tidak akan menyentuh kerangka perang juga, maka seharusnya tidak ada masalah kalau Luo mengambilnya. Luo Xiangyang berjalan ke gudang ke-7 dan merasa sangat kesal. Dia pernah meminta gudang ini beberapa waktu lalu dan pihak sekolah tidak menyetujui. Kemudian mereka memberikannya kepada Perkumpulan Kerang Perang Berat. Dia tahu segalanya tentang Perkumpulan Kerang Perang Berat, hanya beberapa orang yang membuang-buang waktu mereka. Siapa yang akan memperdulikan kerangka perang berat? Prajurit biasa bahkan tidak berkesempatan untuk menyentuhnya, hanya prajurit khusus yang akan menyukai mereka. Dia sekarang adalah pelatih Perkumpulan Kerang Perang, yang berjalan dengan cukup baik dan memiliki banyak anggota, di antaranya ada yang sangat bagus. Namun, lapangan latihan dan peralatan mereka kurang. Dia ingin menggunakan gudang ke-7 sebagai lapangan latihan, tetapi pihak sekolah tidak pernah menyetujui dan kemudian memberikannya kepada Perkumpulan Kerang Perang Bera. Bagaimana mungkin dia tetap tenang setelah mengetahui ini? Tetapi Luo Xiangyang juga mengetahui bahwa Kepala Sekolah Wei serba sulit. Jadi dia tidak keberatan memberikan mereka gudang itu, tetapi ketiga kerangka perang berat tidak dapat disia-siakan seperti ini. Dia berencana untuk mengambilnya kembali untuk perkumpulannya dan memilih beberapa orang murid untuk berlatih dengannya. Jika memungkinkan, dia ingin melatih beberapa orang murid menjadi operator kerangka perang berat profesional. Ketika Luo Xiangyang tiba di gudang ke-7, dia melihat Pembangun sedang dikendarai oleh seseorang, melakukan banyak gerakan-gerakan aneh di tempat latihan. 139 Bertarung dengan Seorang Pelatih Alasan pergerakan terlihat aneh adalah Pembangun memiliki pipa logam campuran yang tebal dan panjang di masing-masing keempat lengannya, mengayunkan pipa bak pedang seperti seorang manusia. Karena Pembangun sangat rumit dan memiliki empat lengan, aksinya jadi terlihat aneh. Luo Xiangyang melihat itu dan merasa agak kaget. Siapapun yang dapat mengendarai Pembangun seperti ini pasti telah mencapai tingkat seorang evolusi. "Guru atau pelatih mana dalam sekolah ini yang sedang mengendarai Pembangun?" Luo Xiangyang tidak menduga itu adalah seorang murid, seseorang yang belum berevolusi sulit mencapai kecepatan ini. Setelah melihatnya beberapa saat, Luo Xiangyang mulai merasa terpancing. Dia dulu adalah prajurit kerangka perang berat dan mengoperasikan kerangka perang berat sebagai kerangka perang bertarung untuk bersenang-senang. Setelah dia bergabung dengan sekolah, dia tidak memiliki kerangka perang berat untuk bermain dan hanya beberapa yang mengetahui cara mengoperasikan kerangka perang berat, jadi dia tidak menemukan pasangan untuk beradu. Ketika dia melihat seseorang menggunakan kerangka perang berat untuk meniru kerangka perang bertarung, kehausannya untuk mengoperasikan kerangka perang berat terpancing. Melihat Porter RS terparkir di sisi lainnya, Luo Xiangyang langsung pergi ke kokpit dan mengaktivasinya dengan otorisasi pelatih. Han Sen sedang berlatih mengendarai Pembangun karena itu adalah yang paling mirip dengan kerangka perang bertarung. Tiba-tiba, Han Sen melihat sesosok bayangan datang menghampirinya dari gambar holografis. Dengan daya refleksi yang kuat, dia langsung mengoperasikan Pembangun untuk mengangkat salah satu pipa dan menghalangi bayangan itu. Klang! Suara besi bertabrakan berbunyi dan Han Sen melihat itu adalah Porter RS yang telah menyerang dia menggunakan engkol multifungsi sepanjang 30 kaki. Dan lengan Porter RS lainnya, pemotong dinyalakan dan berayun ke arahnya. Han Sen tidak punya waktu untuk memikirkan siapa yang mengendarai Porter RS, tetapi dia harus menghalanginya dengan pipa lain dalam lengan Pembangun. Pipa logam campuran dalam sekejap terpotong oleh pemotong dan pisau putar dengan kecepatan tinggi mendekati Pembangun. Terkejut, Han Sen menekan kecepatan di tangannya sampai ke batas, memanipulasi Pembangun untuk melangkah mundur dan menghindari ayunan dari Porter RS. "Bagus!" Luo Xiangyang berseru dengan semangat, mengendalikan Porter RS untuk meluncurkan serangan gila terhadap Pembangun. Engkol raksasa, pemotong, mata bor, kait, dan peralatan lainnya menjadi senjata yang menakutkan di bawah kendalinya. Luo Xiangyang menganggap lawannya adalah seorang veteran, karena dia yakin tidak ada orang yang dapat menggunakan Pembangun seperti ini kalau bukan veteran. Seorang yang belum berevolusi tidak akan pernah mencapai tingkat ini. Han Sen merasa agak tercengang dan tidak tahu siapa yang mengendarai Porter RS. Orang ini memiliki operasi dan kecepatan yang lebih baik daripada Han Sen. Bahkan ketika Han Sen berusaha sekuat tenaga, dia tetap tidak dapat membuat kemajuan dan hampir terkalahkan. Han Sen tidak terima kekalahan ini, dan menggunakan apa yang dia pelajari dari Tangan Dewa, meningkatkan kecepatan tangannya ke tingkat evolusi-4. Tiba-tiba dia menjadi jelmaan Buddha seribu tangan, menyelesaikan berbagai operasi kompleks dengan kecepatan yang menakjubkan. Luo Xiangyang merasa lawannya sedikit lebih lemah pada awalnya dan berpikir mungkin pria ini hanya seorang prajurit kerangka perang berat tingkat rendah. Juga, tampaknya pria ini sudah lama tidak mengoperasikan kerangka perang berat dan jelas terlihat agak kaku. Tetapi, Luo Xiangyang segera menyadari bahwa pria ini menjadi jauh lebih baik sehingga Pembangun terlihat seperti hidup. Fleksibel dan tangkas, lebih mirip dengan kerangka perang pertarungan daripada kerangka perang berat. Luo Xiangyang sangat senang. Jarang sekali dia menemukan lawan seperti ini. Menggunakan seluruh kemampuannya, dia berada pada tingkat yang sama dengan lawannya. Kemudian Luo Xiangyang menyadari bahwa pria ini juga meningkat dengan cepat. Ketika bertarung dengan Luo, operasi pria ini menjadi lebih dan lebih akurat, yang membuat Luo lebih merasa yakin bahwa dia adalah prajurit kerangka perang berat yang sudah pensiun seperti dirinya. "Luar biasa!" Luo Xiangyang belum pernah merasa sesenang ini cukup lama. Jika dia dapat menggambarkan, dia akan mengatakan bahwa kerangka perang bertarung biasa seperti wanita, dan kerangka perang berat seperti pria. Perasaan mendominasi, suara tabrakan engkol dan pipa logam campuran, dan tekanan yang dirasakan tubuhnya, semuanya membuat darah Luo mendidih, mengingatkannya pada hari-hari dia berada dalam tentara. Kedua kerangka perang berat berskala besar terus menerus bertabrakan satu sama lain dan suaranya terus menggema dalam gudang. Han Sen tidak mengetahui dengan siapa dia bertarung, tetapi merasa sangat tertekan. Bahkan ketika dia berusaha sekuat tenaga, dia masih dapat terkalahkan. Teknik pihak lawan jauh lebih baik darinya dan Han Sen telah belajar banyak. "Apakah itu Ceking atau Gendut?" Memang mereka jauh lebih berpengalaman dariku," Han Sen menebak. Hanya ada dua orang dalam perkumpulan ini dan dia mengenal teman-teman sekamarnya, dan para gadis tidak mungkin dapat mencapai tingkat ini, maka Gendut dan Ceking yang tersisa. Han Sen tidak menduga orang yang menjadi lawan bertarungnya adalah pelatih Perkumpulan Kerangka Perang dan seorang veteran dalam operasi kerangka perang berat. Han Sen tidak merasa sakit hati, tetapi merasa cukup senang dengan pertarungan seperti ini, karena dia dapat belajar jauh lebih banyak daripada berlatih sendiri. "Tampaknya aku telah meremehkan Gendut dan Ceking. Aku harus lebih sering berlatih dengan mereka," pikir Han Sen. Setelah bertarung selama satu jam, Han Sen tidak dapat mengatasi tekanan fisik dari pertarungan dan keluar dari kerangka perang. Dia bermandikan keringat. Mengoperasikan kerangka perang berat seperti Pembangun dapat dengan mudah membuat orang tertekan dan sangat mengesankan Han Sen dapat mengoperasikannya begitu lama. Luo Xiangyang merasa sedikit kecewa, tetapi tidak memaksa ketika melihat lawannya berhenti. Dia keluar dari kokpit dan ingin bertemu dengan orang ini. Karena mereka adalah veteran, mereka dapat berkomunikasi dan bertarung lagi nanti. Tetapi dia tertegun saat melihat orang yang keluar dari Pembangun. Dia selalu berpikir bahwa pria ini adalah seorang veteran, tetapi orang yang keluar dari Pembangun adalah seorang anak muda berkulit putih dan berusia kurang dari 17 tahun. Dia seharusnya belum mencapai usia wajib militer, maka tidak mungkin adalah seorang veteran. 140 Bertemu Ji Yanran Lagi "Kau adalah seorang murid?" Luo Xiangyang bertanya. "Halo, Aku Han Sen. Aku baru saja masuk ke Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Apakah kau juga berada dalam perkumpulan? Aku tidak pernah bertemu denganmu. Keahlianmu sangat menakjubkan. Dapatkah kau mengajariku ketika kau sempat?" Han Sen berkata sambil tersenyum. "Kau baru masuk ke Perkumpulan Kerangka Perang Berat? Kau adalah murid baru?" Luo Xiangyang tidak dapat mempercayai bahwa dia baru saja beradu dengan murid baru. "Iya, aku bergabung dengan perkumpulan kita sekitar tujuh atau delapan hari lalu," balas Han Sen. "Apakah kau pernah mengendarai kerangka perang berat sebelumnya?" "Tidak. Sebelumnya aku menggunakan kerangka perang latihan di sekolah untuk berlatih dan hanya memiliki kesempatan untuk menggunakan kerangka perang berat setelah aku bergabung dengan perkumpulan. Ini jauh lebih sulit daripada menggunakan kerangka perang latihan, dan aku belum banyak kemajuan. Kau di sisi lain sangat bagus. Aku harus berubah wujud menggunakan jiwa binatang untuk dapat bertahan di dalam sana," Han Sen menjelaskan. Walaupun dalam pandangan Han, teman sekamar ini tampak agak lebih tua, Han Sen harus mengakui bahwa dia mempunyai keahlian. Luo Xiangyang berpikir dengan sungguh-sungguh, "Kau hanya menyentuh kerangka perang untuk pertama kali beberapa hari lalu dan sekarang kau dapat bertarung denganku! Jika kau mengatakan ini tidak banyak kemajuan, maka semua orang dalam perkumpulan mungkin akan bunuh diri." "Kau berasal dari departemen mana? Bagaimana kau bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat?" Luo Xiangyang yakin dia dapat membujuk pria ini dan mengajaknya bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang, dengan demikian Perkumpulan Kerangka Berat mungkin dapat berada dalam 10 besar, tidak, 5 besar dalam Persekutuan. "Aku berada dalam Departemen Panahan, dan seorang teman memperkenalkan aku pada perkumpulan ini," kata Han Sen. "Departemen Panahan?" Luo Xiangyang sangat menyesal bahwa dia tidak pernah memeriksa departemen itu yang penuh dengan murid yang mendaftar secara khusus. Jika dia melihatnya, tentu dia tidak akan pernah melepaskan seseorang yang berbakat untuk pergi ke tempat lain seperti Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Ketika Luo Xiangyang berpikir cara untuk membujuk Han Sen untuk mengundurkan diri dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat dan bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang, jaringan komunikasi Han berdering. Han Sen hanya berpikir Luo Xiangyang adalah seorang senior, maka dia menjawab panggilan itu. "Kakak, aku harus pergi sekarang. Mari kita bertarung lagi lain kali," Han Sen menutup telepon dan melambai pada Luo. Tidak mendapatkan kesempatan untuk membujuk Han Sen sebelum dia pergi, Luo berpikir, "Bagaimanapun, sekarang aku mengetahui siapa dia, aku selalu dapat kembali lagi kesini nanti." Melihat pada ketiga kerangka perang berat, Luo Xiangyang tidak bermaksud untuk memindahkan mereka lagi. Karena Han Sen masih ada di sana, dia akan membiarkan Han Sen menggunakan mereka dan akan memindahkan kerangka-kerangka perang ini ketika Han Sen pindah ke Perkumpulan Kerangka Perang. Luo Xiangyang merasa sangat senang ketika meninggalkan gudang ke-7, merayakan kenyataan bahwa dia telah menemukan seorang jenius. Tidak lagi merasa tidak puas karena Kepala Sekolah Wei memberikan gudang kepada orang lain, dia berfokus pada ide untuk mengajak Han Sen ke Perkumpulan Kerangka Perang. Sebagai seorang murid baru, Han Sen masih akan berada di Elang Hitam selama beberapa tahun. Mungkin dalam waktu beberapa tahun ini, dia dapat membentuk seorang pemenang dalam Persekutuan. Setelah keluar dari gudang ke-7, Han Sen pergi ke kantin. Teman-teman sekamarnya meminta dia untuk membawakan mereka makanan kecil dan Han Sen juga merasa lapar setelah bertarung dengan kerangka perang. Kantin ini sangat dekat dengan asrama mereka dan mereka memiliki jus buah yang enak. Hampir setiap hari Han Sen memesan minuman jus di sana. Tetapi minuman jus sangat diminati dan selalu terjual habis. Han Sen lupa waktu saat bertarung dengan Luo Xiangyang dan hanya datang ke kantin setelah diingatkan oleh teman-teman sekamarnya. Ketika dia tiba di tempat itu, dia merasa terkejut melihat hanya ada satu botol jus dan cepat-cepat membayarnya. Tetapi ketika dia menyelesaikan pembayaran dan ingin mengambil botol jus, ada tangan lain yang mengambil botol itu. Han Sen cepat-cepat melihat ke atas dan melihat orang itu juga melihat balik kepadanya. "Kau!" keduanya berteriak hampir bersamaan. Han Sen melihat wajah manis di hadapannya dan merasa agak terkejut, tidak menduga akan melihat Ji Yanran di sini. Tentu saja, Ji Yanran juga merasa terkejut melihatnya. Dia cemberut dan bertanya, "Mengapa kau ada di sini?" "Aku adalah murid Elang Hitam, dan tentu saja ke sini untuk makan," Han Sen membalas. "Tidak terpikir kau akan diterima." Ji Yanran menggulung bibirnya dan memandang tangan Han Sen yang memegangi botol, "Lepaskan." "Kau yang harus melepaskan. Aku yang bayar dulu," kata Han Sen. Ji Yanran menatapnya dengan menghina. "Kata-kata pembukamu terlalu kuno. Lepaskan atau aku akan berteriak." "Apa yang kau maksud dengan kalimat pembuka? Mengapa aku memerlukannya? Pernahkah kau melihat seseorang yang menggunakan kalimat pembuka pada pacarnya?" kata Han Sen. Ji Yanran tidak setuju, "Kau berani-beraninya mengatakan itu, penipu." "Siapa yang menipu?" Han Sen cemberut. "Jika kau bukan penipu, mengapa kau tidak datang mencariku?" Ji Yanran telah mengidentifikasi Han Sen sebagai penipu karena dia tidak berani mencarinya. "Aku tidak sempat," kata Han Sen. "Oh, jangan berkata begitu." Ji Yanran memutar mata cantiknya. "Terserah kau saja, tetapi aku memang sudah membayar jus lebih dulu." Han Sen tidak ingin menjelaskan. "Aku yang mengambilnya dulu, dan aku juga membayar. Tolong datang lebih awal lain kali." Ji Yanran berkata sambil tersenyum. Memandangi Ji Yanran, Han Sen tiba-tiba membungkukkan kepala, menjulurkan lidah dan berpura-pura menjilat tangannya di botol. Ji Yanran berteriak dengan menyeringai. "Tolong datang lebih awal lain kali." Han Sen mengambil botol itu, melambaikan tangan kepadanya dan berjalan pergi dengan menyeringai. "Pria yang tidak tahu malu." Ji Yanran menggigit bibirnya dan melihat Han Sen membawa pergi jus dengan cemberut. Ketika dia melihat Han Sen akan membeli barang yang lain, dia mendapatkan ide, maka dia berjalan memutar dan mendekati dia dari sisi lainnya. Ketika dia meletakkan jus untuk mengambil barang yang lain, dia mengambil botol dan pergi. "Hei, bagaimana boleh kau lakukan ini?" Han Sen mencoba untuk membawa makanan kecil teman-teman sekamarnya dengan kedua tangan, dan hanya dapat melihat Ji Yanran yang telah pergi. "Inilah pembalasanku." Ji Yanran menjulurkan lidah merah muda kecilnya dan memperlihatkan muka yang mengejek sebelum dia pergi dengan perasaan senang. 141 Sebuah Kencan "Aku tidak menduga seorang penipu dapat diterima di Elang Hitam. Apakah standar sekolah sudah turun?" Ji Yanran berpikir sambil berjalan tanpa mengetahui bahwa Han Sen adalah Pacarku Ji Yanran. Dalam pikirannya, Han Sen adalah seorang penipu dan sama sekali bukan seorang pakar. Tidak lama kemudian, Ji Yanran melihat Han Sen di belakangnya, maka dia berpaling dan cemberut padanya. "Apa yang kau inginkan?" "Aku akan kembali ke asramaku. Kau pikir aku mengikutimu?" Han Sen memutar matanya. "Kau berada di departemen mana? Di mana asramamu?" Ji Yanran tidak mempercayainya. "Departemen Panahan, Bangunan E10 Kamar 304." Han Sen tersenyum kepadanya. Ji Yanran berhenti sejenak, karena asrama Han Sen memang melalui jalur ini. Dan bangunan dimana Han Sen tinggal berada tepat di belakang gedungnya. "Departemen Panahan, pantas saja kau dapat diterima di Elang Hitam. Penipu dalam permainan dan penipu dalam ujian saringan masuk," kata Ji Yanran. "Mengapa kau memperlakukan pacarmu seperti ini?" kata Han Sen tak berdaya. "Kau dapat menyimpan komentar itu jika kau dapat mengalahkanku, penipu," Ji Yanran berkata. "Mudah. Aku dapat melakukannya sekarang jika kau mau." Han Sen merasa agak kesal dipanggil penipu. "Mau menipu lagi?" Ji Yanran berkata dengan nada menghina. Han Sen tidak dapat berkata apa-apa. "Kau panggil aku penipu tetapi tidak memberikan aku kesempatan untuk membuktikan padamu. Apa yang kau inginkan?" "Jika kau bukan penipu, kita dapat bertanding di mesin latihan holografis profesional besok," Ji Yanran berkata dengan percaya diri. "Berikan aku nomor jaringan komunikasimu. Aku akan menghubungimu besok," Han Sen berkata sambil tersenyum. Ji Yanran memutar matanya, "Jangan coba-coba meminta nomorku. Besok sore jam 3, aku akan menunggumu di Gedung E16 Kamar 138." "Aku akan datang. Tunggu saja menjadi pacarku." Han Sen tertawa. Ji Yanran tidak berbicara dengannya lagi dan pergi. Sore berikutnya, ketika Han Sen bersiap-siap untuk pergi, Qin Xuan tiba-tiba memberinya perintah untuk kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja karena ada tugas penting. Han Sen harus membatalkan rencana untuk bertemu Ji Yanran dan teleportasi ke Tempat Penampungan Baju Baja. Walaupun dia ingin memberitahu Ji Yanran, dia tidak punya nomornya, sehingga tidak dapat menghubunginya. Ji Yanran pergi ke tempat pertemuan jam tiga sore dan menunggu, tetapi tidak melihat siapapun di sana. Dia lebih yakin lagi bahwa dia adalah seorang penipu. Han Sen kembali dua hari kemudian, dan tidak ada cara untuk menghubungi Ji Yanran. Dia tidak terlalu memikirkannya dan melanjutkan belajar sesuai dengan rencananya. "Semuanya, aku ingin mengatakan sesuatu." Gendut menelan ludah dan berkata, memegangi setumpuk kertas di tangannya. "Presiden, kita dapat mendengarmu," balas Shi karena dia sedang berlatih di mesin holografis. Setiap orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Merasa tak berdaya, Gendut berkata, "Dalam beberapa hari, Kejuaraan Bintang akan dimulai dan sebagai perkumpulan kerangka perang, kita harus mendaftar beberapa cabang kerangka perang. Mari kita lihat kita harus mendaftar yang mana." "Kau adalah presiden. Kau saja yang memutuskan," Lu Meng tidak berkontribusi apa-apa. Zhang Yang sangat bersemangat, "Tentu saja semuanya." Jumlah anggota kita tidak cukup untuk mengikuti semuanya." Wang Mengmeng mengedipkan matanya dan berkata. "Kita adalah Perkumpulan Kerangka Perang Berat, maka kita akan kalah dengan Perkumpulan Kerangka Perang dalam banyak cabang," kata Li Zhenzhen. Wang Chun menambahkan, "Kita tidak akan unggul dalam cabang pertarungan. Dan kita bahkan belum berlatih pertarungan tim lima lawan lima dan akan lebih parah daripada Perkumpulan Kerangka Perang." "Ini adalah sebuah tantangan, jika kita bersatu, kita akan menang." Zhang Yang penuh percaya diri. Gendut memandang Wang Mengmeng, "Kita harus mendaftar yang mana?" Wang Mengmeng memandang Han Sen yang sedang membaca, "Kakak Han, bagaimana menurutmu?" "Apa yang akan didapatkan oleh pemenang dalam Kejuaraan Bintang?" Han Sen berpikir dan bertanya. Ceking cepat-cepat berkata, "Hadiah tergantung pada cabang yang diikuti dan semua tiga besar akan mendapatkan sesuatu. Tentu saja, hadiah bagi pemenang adalah yang terbaik. Misalnya, semua anggota tim pemenang dari pertarungan lima lawan lima mendapatkan kerangka perang dari seri Binatang Bintang, yang masing-masing bernilai lebih dari sejuta. Pemenang dari pertarungan tunggal akan memenangkan kerangka perang terbaru dari seri Raja, yang bernilai hampir sepuluh juta." "Ada hadiah untuk tiga besar dari semua cabang. Kita harus berusaha sebaik mungkin. Bahkan jika kita tidak memenangkan apa-apa, ini adalah kesempatan yang sangat bagus bagi kita untuk berlatih," kata Gendut. "Kalau begitu, kita daftar semuanya saja." Han Sen mendengar ada begitu banyak hadiah dari Grup Bintang dan memutuskan untuk mencobanya. "Serius?" Gendut memandang Wang Mengmeng lagi. "Jika Kakak Han berkata demikian." Wang Mengmeng berpikir sejenak dan bertanya, "Apakah ada yang tumpang tindih dari cabang-cabang ini? Dapatkah seseorang mengikuti semua cabang?" Gendut memeriksa jadwal dan berkata, "Tidak ada masalah kecuali untuk satu cabang, yang merupakan cabang tunggal, jadi salah satu dari kita dapat melakukannya." "Kalau begitu. Presiden kita akan mengurus pendaftaran." Wang Mengmeng berkata sambil tersenyum. "Mengmeng, apakah ini memungkinkan? Perkumpulan kita hanya ada segelintiran orang, dan hampir semuanya adalah orang baru. Bukankah akan memalukan jika kita kalah dalam semuanya?" Li Zhenzhen berkata dengan cemas. "Tidak masalah. Dengan Kakak Han di sini, kita tidak akan kalah." Wang Mengmeng sudah percaya penuh pada Han Sen. Li Zhenzhen dan Wang Chun menatap Han Sen dengan heran. Mereka tidak tahu apa yang begitu spesial dengan orang baru ini sehingga Wang begitu memujanya. Mereka juga bertanya pada Wang Mengmeng tentang hal ini dan Wang hanya berkata dia sudah lama mengenal Han Sen dan dia adalah orang yang mengesankan. Tetapi Li Zhenzhen dan Wang Chun masih ragu-ragu dengan hal itu, karena mereka tidak pernah melihat prestasi yang mengesankan dari dia. Selain itu Han Sen selama ini berlatih kerangka perang berat dan bukan kerangka perang pertarungan, jadi kurang realistis jika mengatakan dia akan mendapatkan salah satu hadiah. 142 Undangan dari Luo Xiangyang Luo Xiangyang awalnya ingin membujuk Han Sen untuk bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang, tetapi tertunda oleh hal lainnya. Ketika dia sudah menyelesaikan urusannya pada hari ini, dia kembali ke sekolah dan segera mendatangi Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Ketika Luo Xiangyang tiba di Perkumpulan Kerangka Perang Berat, para anggota perkumpulan baru saja memutuskan pendaftaran mereka dalam Kejuaraan Bintang yang akan datang. "Han Sen," Luo Xiangyang berjalan dalam gudang ke-7 dan memanggil. "Kakak, kau baru datang?" Han Sen berdiri dan menyapa Luo. "Siapa pria itu?" Li Zhenzhen merasa heran dan bertanya. Orang lain juga memandang Han Sen. Jelas, mereka juga tidak mengenal siapa orang itu. Namun, Gendut dan Ceking merasa kaget karena mereka mengenal siapa Luo Xiangyang, pelatih dari Perkumpulan Kerangka Perang, tetapi mereka tidak mengerti mengerti mengapa Han Sen memanggilnya kakak. "Bukankah dia anggota di sini?" Han Sen ragu-ragu. Dia tidak pernah bertanya ke siapapun mengenai hal ini dan berasumsi bahwa Luo adalah anggota murid. Mendengar kata-kata Han Sen, Gendut dan Ceking hampir tersedak. Luo adalah pelatih di Perkumpulan Kerangka Perang, bagaimana mungkin dia adalah seorang murid? Luo Xiangyang tersenyum dan menepuk pundak Han Sen. "Han Sen, keahlian operasi kerangka perangmu hebat. Apakah kau berminat untuk bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang? Oh, aku lupa memberitahumu kalau aku adalah pelatih di Perkumpulan Kerangka Perang dan aku janji kau akan dapat mendapatkan pelatihan yang terbaik, menggunakan perlengkapan latihan yang terbaik di sekolah, dan mendapatkan petunjuk yang terbaik." Kata-kata Luo Xiangyang membuat semua orang merasa terkejut kecuali Wang Mengmeng. Mereka tidak dapat membayangkan bahwa seorang pelatih dari Perkumpulan Kerangka Perang akan mengundang Han Sen secara pribadi untuk bergabung dengan mereka. Perkumpulan Kerangka Perang dan Perkumpulan Ilmu Silat adalah dua perkumpulan yang paling populer. Banyak murid-murid berbakat mengambil inisiatif untuk bergabung dengan mereka setiap tahun, dan kedua perkumpulan ini tidak pernah harus merekrut anggota baru. Mereka yang ingin bergabung bahkan harus melewati seleksi mereka. Kedua perkumpulan ini telah menghasilkan lebih dari 60% murid berbakat dari Elang Hitam. Berbeda dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat, mereka tidak pernah kekurangan bakat. Tetapi pelatih terhormat dari Perkumpulan Kerangka Perang bahkan secara pribadi datang membajak seseorang dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat dan membuat janji seperti itu, hal ini sangat mengejutkan. Mulut Gendut dan Cekung ternganga lebar dan terdiam. Mereka mengenal Luo, karena satu-satunya alasan mereka berada di sini adalah mereka gagal masuk ke Perkumpulan Kerangka Perang pada awalnya. Mereka merasa kaget bahwa seseorang yang Luo Xiangyang akan undang secara pribadi ada dalam perkumpulan mereka. "Aku minta maaf Pelatih Luo, tapi aku telah bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat," Han Sen menolak. Alasan Han Sen berjanji untuk bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat ada dua. Pertama, dia melakukannya untuk Wang Mengmeng. Kedua, dia menghargai kebebasan di sini. Dia dapat datang dan pergi semaunya dan tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Dengan demikian dia dapat mengambil tugas yang dia inginkan kapanpun atau pergi ke Tempat Suci Para Dewa untuk berburu. DIa tidak suka jika harus berlatih kerangka perang setiap hari. Luo Xiangyang tidak menyerah dan terus membujuknya," Dengan bakat dan kemampuanmu, sayang sekali jika kau tinggal di sini. Berikan aku waktu dua atau tiga tahun dan aku akan membuatmu berada dalam posisi 3 besar dalam seluruh Persekutuan. Kejuaraan juga bukan tidak mungkin, yang sebenarnya adalah tujuanku." Yang lain tertegun dan mengamati Han Sen, karena mereka tidak pernah melihat ada yang spesial pada dirinya sehingga patut mendapatkan kata- kata seperti itu dari Luo. "Maaf Pelatih Luo. Aku tidak dapat menerima penawaranmu." Han Sen menolak sekali lagi. "Jangan terburu-buru untuk menolak dulu. Pikirkan baik-baik. Jika kau menjadi pemenang dalam kontes kerangka perang di Persekutuan dalam masa studi, peringkat akhirmu akan jauh lebih tinggi." Luo Xiangyang menambahkan, "Aku juga akan mencoba sebaik mungkin untuk memberimu peringkat yang terbaik. Jika kau sudah memikirkannya dengan baik, cari aku di Perkumpulan Kerangka Perang. Aku akan selalu membukakan pintu bagimu untuk bergabung." Setelah Luo Xiangyang pergi, sisanya masih tetap memandang Han Sen. "Pelatih Luo menawarimu begitu banyak persyaratan, dan kau tetap menolaknya?" Gendut tidak mempercayai apa yang terjadi pada Han Sen, "Apakah kau tidak tahu apa artinya peringkat akhir yang lebih tinggi?" "Tentu saja aku tahu," Han Sen berkata sambil tersenyum. Peringkat akhir yang lebih tinggi, berarti kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan posisi dan jabatan yang lebih baik ketika bertugas. "Dan kau menolaknya?" Li Zhenzhen berkata dengan pandangan tidak percaya. "Jika aku menginginkan poin tambahan, aku tidak akan memilih untuk bergabung dengan perkumpulan kita." Han Sen mengangkat pundaknya. Tujuannya adalah evolusi sempurna, daripada keahlian tertentu. Walaupun dia tertarik dengan operasi kerangka perang, itu hanya hobi. Dia tidak akan mempertaruhkan segalanya atau menghabiskan terlalu banyak waktu di dalamnya. Jika dia menjadi bangsawan berdarah sakral, ini akan jauh lebih berguna daripada mendapatkan peringkat akhir tertinggi, Tingkat S. Selain itu, dia merasa percaya diri bahwa dia akan mendapatkan peringkat Tingkat S dengan atau tanpa poin tambahan. Yang lain menatap Han Sen seolah-olah dia adalah makhluk asing, tidak mempercayai bahwa dia telah menyia-nyiakan kesempatan yang begitu bagus untuk mendapatkan peringkat akhir yang lebih baik. Teman sekamarnya tidak terlalu merasa heran. Dengan keahlian Tangan Dewa, Han Sen dapat mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin. Jika dia bergabung dengan Perkumpulan Tangan Dewa, dia sudah sejak lama mendapatkan poin tambahan. Mengapa dia menunggu Luo Xiangyang untuk mengundangnya? "Aku bilang kita akan hebat dalam kontes dengan kakak Han di sini. Sekarang apakah kalian percaya padaku?" Wang Mengmeng berkata dengan bangga. Gendut membayangkan Kejuaraan Bintang dan menjadi sangat senang. Dengan Han Sen, yang diundang secara pribadi oleh Luo Xiangyang dalam perkumpulan mereka, mungkin Perkumpulan Kerangka Perang Berat akan mendapatkan posisi yang bagus kali ini. Bahkan jika mereka tidak dapat memenangkan kejuaran, beberapa tempat ketiga sudah cukup memberikan mereka reputasi. Jelas Gendut masih meremehkan Han Sen. Kalau saja dia mengetahui bahwa Han Sen telah bertarung dengan Luo Xiangyang selama satu jam tanpa kalah, dia pasti akan meningkatkan targetnya. Han Sen sekali lagi menjadi orang terakhir yang meninggalkan gudang ke-7. Dia berkunjung ke kantin seperti biasa dan menemukan bahwa semua jus sudah habis lagi. Kemudian dia secara kebetulan melihat Ji Yanran duduk di sana dan sedang makan. 143 Bukan di Bawah Cangkir Ini Ji Yanran juga telah mempersiapkan diri untuk Kejuaraan Bintang dan menghabiskan banyak waktu untuk berlatih setiap hari. Dia tidak menduga akan melihat Han Sen lagi. Dia melihat Han Sen dan tidak berkata apa-apa. Karena dia tidak muncul, artinya dia sudah mengaku tidak cukup bagus and dia tidak ingin menggali lebih dalam. Han Sen duduk di seberangnya dan berkata, "Waktu itu aku berhalangan. Karena tidak punya nomormu, aku tidak dapat memberitahumu, dan aku sungguh-sungguh minta maaf." "Mengapa pria selalu punya banyak alasan?" kata Ji Yanran. Han Sen membuka mulutnya dan merasa sulit untuk menjelaskan. Dia memang tidak muncul maka tidak ada alasan yang cukup baik. "Bisakah kita bertanding besok?" Han Sen berpikir sejenak dan memutuskan dia hanya dapat membuktikan dirinya sendiri dengan kemampuannya. "Lupakan saja, aku tidak mau dipermainkan lagi." Ji Yanran sudah mencap Han Sen sebagai penipu dan tidak ingin berlarut-larut dengannya. Ketika Han Sen ingin menjelaskan, beberapa murid datang menghampiri mereka. Salah satunya melihat Han Sen dan bertanya pada Ji Yanran, "Yanran, siapa dia?" "Murid batu, aku tidak tahu namanya." Ji Yanran tidak memberitahu Li Yufeng tentang Han Sen, takut Li akan mencari masalah. Li Yufeng mengangguk dan bertanya pada Han Sen, "Kau berada di departemen mana?" "Panahan," balas Han Sen dengan santai. Seorang pria kurus di samping Han Sen, melingkarkan lengannya di pundak Han dan berkata sambil menyipitkan matanya, "Kakak, kalau kau mau mencari pacar, kau harus lebih pintar. Sekarang ini adalah presiden kita. Berani-beraninya kau?" "Siapapun dapat mengejar seorang wanita cantik. Mengapa saya tidak boleh?" Han Sen tampak polos. Pria kurus itu menyeringai, meletakan sebuah bola di meja dan mengambil sebuah cangkir untuk menutupi bola. Mengambil dua cangkir tambahan dan membalikkannya lalu dia mulai mengacak ketiga cangkir dengan cepat. Setelah beberapa saat, pria kurus ini tersenyum pada Han Sen, "Jika kau dapat memberitahu bola itu berada di bawah cangkir mana, kau dapat kencan dengan siapapun yang kau pilih. Jika tidak, menyingkir dan jangan perlihatkan wajahmu di hadapan presiden kita lagi." Ji Yanran tidak menghentikan pria kurus itu, karena dia merasa tertarik untuk mendengar jawaban Han Sen. Pria kurus ini memiliki kecepatan di antara 3 besar dalam Perkumpulan Tangan Dewa. Tidak mudah untuk menebaknya. Han Sen memandang pria kurus itu, meletakkan tangannya pada sebuah cangkir sambil tersenyum. Pria kurus itu merasa sangat senang. Tetapi Han Sen tersenyum dan berkata, "Tidak ada apa-apa di bawah cangkir ini." Kemudian Han Sen mengangkat cangkir itu dan tidak ada apa-apa di bawahnya. Han Sen meletakkan tangannya di cangkir yang lain, memukulnya dan berkata," Juga tidak berada di bawah ini." Cangkir itu diangkat lagi oleh Han Sen, dan tidak ada apa-apa di meja. Han Sen menempatkan jarinya pada cangkir terakhir dan berkata sambil tersenyum, "Tidak perlu memberitahumu tentang yang satu ini." Pria kurus dan yang lainnya merasa malu dan bahkan Ji Yanran menatap Han Sen dengan penasaran, tidak menduga dia akan sebagus ini. "Kau beruntung hari ini. Jangan biarkan aku melihatmu lagi," bentak pria kurus itu. "Kau pikir ini sudah selesai?" Han Sen menatap pria kurus itu dan tersenyum. Dia bukan orang yang tidak melawan setelah dilecehkan. "Apa yang kau inginkan?" Pria kurus itu menatap Han Sen. Tanpa berkata sepatah kata, Han Sen meletakkan tiga cangkir terbalik di hadapannya dan menutup bola dengan salah satu cangkir seperti yang dilakukan oleh pria kurus, lalu dengan cepat mengacak ketiga cangkir. Ji Yiran, Li Yufeg dan pria kurus semuanya mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Han, tetapi merasa dia mencoba untuk mengajari ikan caranya berenang. Kecepatannya jauh lebih lamban daripada pria kurus, jadi pria kurus pun mendengus. Han Sen bertingkah seolah-olah dia tidak mendengarnya dan meneruskan untuk mengacak cangkir. Lalu dia berdiri dan melihat pada kerumunan orang-orang. "Seperti yang kau katakan, jika kau dapat menebaknya dengan tepat, aku tidak peduli dengan apa yang kau lakukan. Jika tidak, enyah dari sini dan jauhi Ji Yanran." Pria kurus itu menyeringai, menjulurkan tangannya dan hampir mengangkat salah satu cangkir. "Kau tidak memahami kemampuanmu, ya?" Han Sen menghalangi tangan pria kurus, dan pria itu menatap Han Sen dengan marah, "Apa yang kau lakukan?" Han Sen menatap pada Li Yufeng, tersenyum dan berkata, "Aku hanya ingin mengetahui apakah kau yakin bahwa kau dapat mewakili semua orang di sini? Jika tidak, tolong tunjukkan padaku siapa yang dapat melakukannya." Pria kurus itu tiba-tiba memandang Li Yufeng. Walaupun dia merasa yakin, dia tidak tahu apakah dapat mewakili Li Yufeng. Li Yufeng berkata dengan tenang, "Angkat saja." Mendengar persetujuan dari Li Yufeng, pria kurus itu merasa bangga. Dia berkata pada Han Sen dengan sombong. "Nak, aku sekarang akan menunjukkan siapa pakar yang sebenarnya. Ada di bawah cangkir ini." Pria kurus itu mengangkat cangkir yang berada di tengah, dengan penuh percaya diri. Tetapi setelah cangkir diangkat, semuanya tertegun, pria kurus itu terlihat ketakutan. Tidak ada apa-apa di bawah cangkir itu. "Tidak mungkin, ini tidak mungkin!" Pria kurus itu membelalakan matanya dan melihat ke dalam cangkir yang dia pegang. Tidak ada apa-apa. Ji Yanran juga merasa heran, karena dia pikir bahwa bola seharusnya berada di cangkir tengah. Bagaimana mungkin bola itu menghilang? "Kalau kau tidak percaya, aku akan memberikan kau sekali kesempatan lagi untuk mencobanya. Pilih yang lain," Han Sen menunjuk pada kedua cangkir yang tersisa di atas meja, dan berkata pada Li Yufeng. Li Yufeng mendengus dan meletakkan tangannya di salah satu cangkir. "Tidak ada apa-apa di sini." Li Yufeng mengikuti cara Han Sen. Karena bola tidak berada di tempat yang seharusnya, dan tidak mungkin bola itu tidak berada di bawah salah satu cangkir itu, satu-satunya kemungkinan adalah Han Sen menggunakan cara lain untuk menyembunyikan bola itu. Oleh karena itu, kedua cangkir yang tersisa seharusnya juga kosong. Tetapi ketika Li Yufeng mengangkat cangkir, dia tersentak, karena bola berada di bawah cangkir itu. Pria kurus dan yang lainnya tertegun. Kalau Han Sen hanya menyingkirkan bola, mereka tidak akan begitu terkejut, karena itulah yang dilakukan pria kurus. Dan seharusnya tidak ada apa-apa di bawah semua cangkir. Namun, bola memang berada di bawah cangkir yang lain, hal ini membuat semua orang tercengang. Ji Yanran menatap Han Sen dengan heran dan tidak mengetahui bagaimana dia melakukannya. 144 Apakah Kau Ingin Mengetahuinya "Sekarang kau boleh lenyap, benar?" kata Han Sen sambil minum. "Nak, jangan terlalu sombong¡­" seru pria kurus. "Jalan," Li Yufeng berdiri dan berkata. Melihat kelompok itu pergi, Han Sen kemudian berfokus pada makanannya. ''Bagaimana kau melakukannya?" Ji Yanran menatap Han Sen dengan penasaran dan bertanya. Dia mempercayai penilaiannya sendiri dan bola seharusnya berada di bawah cangkir tengah awalnya. Apa yang tidak dia pahami adalah ketika Han Sen mengambil bola dari cangkir tengah dan meletakkannya di bawah cangkir lain. Dia tidak melihat bagaimana cara dia melakukannya. Han Sen hanya tersenyum pada Ji Yanran dan berkata dengan datar, "Rahasia." "Ya sudah. Kau pasti menggunakan tipuan lagi," Ji Yanran berkata dengan cemberut. "Kau tunjukkan padaku bagaimana cara aku menipu kalau begitu," Han Sen mengedipkan mata dan berkata. "Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menipu," Ji Yanran berkata sambil menatap pada ketiga cangkir, ingin mengetahui bagaimana Han Sen melakukannya. "Jika kau benar-benar ingin tahu, aku dapat memberitahumu dengan satu persyaratan," katanya. "Apa yang kau ingin aku lakukan?" Ji Yanran menatap Han Sen dengan waspada. "Karena kau adalah pacarku, bolehkan kita pergi makan makan dan menonton film sesekali?" Han Sen menyarankan sambil tersenyum. Ji Yanran menatap Han Sen dan berkata, "Siapa pacarmu? Jika kau berani mengatakannya sekali lagi. Aku tidak akan sungkan-sungkan." "Jadi, kau tidak ingin mengetahuinya?" Han Sen tidak takut dengan tampang galak pada wajah manisnya. Ji Yanran diam sejenak. Dia sungguh-sungguh penasaran dengan cara Han Sen melakukannya. Para anggota Perkumpulan Tangan Dewa sering memainkan permainan ini, kunci utamanya adalah kecepatan dan ketajaman mata. Jika dia dapat mempelajari cara yang digunakan oleh Han Sen, dia akan menjadi tidak terkalahkan dalam permainan ini. "Hanya sebuah makan malam dan menonton film?" Ji Yanran berkedip dan berkata. "Iya." Han Sen tertawa. "Baiklah. Sekarang beritahu aku bagaimana kau melakukannya?" Ji Yanran berkata dengan ragu-ragu. "Sebenarnya, sangat mudah. Asalkan tanganmu cukup cepat, kau dapat melakukan ini dengan beberapa gerakan khusus." Han Sen tidak berbohong. Dia hanya menggunakan Pedang Lengan. Tetapi tangannya begitu cepat dan pergerakannya sangat halus, maka Ji Yanran tidak dapat melihat bagaimana dia melakukannya. "Jika kau tidak mau memberitahuku hal yang sebenarnya, maka lupakan saja." Ji Yanran tidak mempercayai kata-kata Han Sen, karena dia tidak percaya bahwa Han Sen begitu cepat. "Jika kau tidak mempercayaiku maka aku tidak dapat melakukan apa-apa. Aku sudah memberitahumu semuanya. Jangan lupa tentang makan malam dan menonton film besok," Han Sen mengangkat pundaknya dan berkata. "Aku menjanjikanmu makan malam dan menonton film, tetapi tidak mengatakan kapan. Tunggu seratus tahun lagi, pembohong!" Ji Yanran menjulurkan lidah padanya, tertawa kecil dan pergi. Han Sen bermaksud untuk berlatih mengoperasikan kerangka perang sebelum Kejuaraan Bintang dimulai. Namun, Lin Beifeng memberitahunya dengan bersemangat bahwa dia menemukan sarang yang dipenuhi oleh makhluk mutan, sehingga Lin tidak dapat melakukannya sendiri dan meminta Han Sen untuk berburu bersamanya. "Sen, cepatlah. Teleportasi sekarang dan kita dapat membagi dua makhluk mutan." Lin Beifeng tidak berani pergi sendiri dan enggan untuk bekerja sama dengan komplotan yang lain. Jika dia melakukannya, dia mungkin bahkan tidak dapat memperoleh 30 persen. Bagaimanapun juga, dia hanya memberitahukan sebuah lokasi, dan berdasarkan peraturan, jika dia tidak dapat berkontribusi hal lainnya, dia hanya mendapatkan 30 persen. "Berapa banyak waktu yang diperlukan?" Han Sen merasa ragu. Kejuaraan Bintang segera dimulai dalam beberapa hari. Dia telah berjanji pada Gendut bahwa dia akan pergi. Juga idenya untuk mendaftar pada semua cabang, jadi tidak masuk akal kalau dia tidak menghadirinya. "Tidak jauh. Hanya di pegunungan selatan. Dengan tunggangan, hanya perlu kurang dari sehari." Lin Beifeng berkata dengan cepat. "Baik, tunggu aku di gerbang Tempat Penampungan Baju Baja. Aku akan kesana." Han Sen merasa sangat tertarik karena dia hanya memiliki 52 poin geno mutan dan berharap dapat memperoleh lebih banyak. Han Sen menggunakan stasiun teleportasi sekolah untuk masuk ke tempat penampungan, dan melihat Lin Beifeng sedang berputar-putar di sekitar gerbang, terlihat sangat gelisah. "Kakakku, kau sampai juga akhirnya. Mari kita pergi sekarang." Lin Beifeng segera meraih Han Sen ketika melihatnya. Keduanya memanggil tunggangan masing-masing dan berangkat ke pegunungan selatan. HanSen melihat Lin Beifeng masih menunggangi tunggangan primitif dan tertawa, "Lin, mengapa kau masih menunggangi tunggangan primitif?" Tunggangan mutan sangat jarang. Aku telah mencarinya kemana-mana tetapi tidak ada orang yang menjualnya." Lin menatap binatang bermata tiga mutan yang ditunggangi Han Sen dengan kagum. "Aku punya satu. Apakah kau berminat?" Han Sen memang ingin menjual tunggangan rubah pasir bertanduk mutan karena dia tidak menggunakannya. "Kau seharusnya mengatakannya lebih awal. Mutan seperti apa? Perlihatkan kepadaku!" Lin berkata dengan cepat. Han Sen memanggil tunggangan rubah pasir bertanduk. Lin jatuh cinta dengan rubah putih kuat itu dan berkata, "Sen, aku akan membelinya. Sebutkan saja harganya." "Apakah kau memiliki lisensi Kelas S dari Ruang Orang Suci?" tanya Han Sen. "Itu sulit didapatkan. Keluargaku punya beberapa, tetapi kami sudah menghabiskannya," kata Lin tak berdaya. "Baiklah, kalau begitu aku akan mengambil bagian yang lebih besar dari mahkluk mutan kali ini." Han Sen berpikir lalu berkata. "Tidak masalah, tetapi mereka tampaknya adalah makhluk dengan jenis yang sama dan tidak akan berguna juga kalau kau makan terlalu banyak." Lin menatap Han dengan heran, tidak memahami mengapa dia ingin begitu banyak daging dengan jenis yang sama. "Aku tidak memakannya semua, tetapi untuk seekor piaraan." Han Sen memanggil raja cacing batu emas. "Memberikan makan seekor piaraan dengan daging mutan¡­Betapa mewahnya!" Lin melihat cacing kecil emas di telapak Han dan berkata, "Ini pasti adalah piaraan mutan?" "Tebak lagi," Han Sen berkata sambil tersenyum. Lin Beifeng tiba-tiba membelalakan matanya. "Ini adalah piaraan berdarah sakral?" "Mengapa tidak?'' kata Han Sen. "Wow, Sen kau sungguh mengagumkan, bahkan piaraanmu juga berdarah sakral." Lin Beifeng berpikir lalu berkata, "Jadi, aku akan ambil tunggangan jiwa binatang mutan ini. Tidak peduli berapa banyak makhluk mutan yang kita buru, aku hanya akan mengambil lima dan sisanya adalah milikmu." "Keren," Han Sen segera menyetujui. Yang ditemukan Lin Beifeng adalah sebuah sarang besar yang berisi mahkluk mutan dan ini tidak akan menjadi sebuah kesepakatan yang buruk. 145 Selera Makan Ukuran Olimpiade Ketika Lin Beifeng tiba di celah gunung, Han Sen merasa kaget. Celah itu mungkin ditimbulkan oleh gempa bumi atau alasan lainnya. Ada banyak semut biru raksasa seukuran tikus yang masuk dan keluar celah. Dari kejauhan, mereka hanya dapat melihat lautan cahaya biru, jadi mungkin ada sekurang-kurangnya seratus atau dua ratus jumlah mereka. "Sen, ini adalah makhluk-makhluk itu. Badannya sangat keras, dan jumlah mereka terlalu banyak. Ketika aku menemukan mereka, aku mencoba menebaskan pisau jiwa binatang mutan pada salah satu dari mereka namun hanya dapat meninggalkan bercak putih ada cangkangnya." Lin berhenti sejenak dan berkata, "Walaupun mereka berukuran kecil, mereka sangat cepat. Dalam jarak yang lebih dekat, kecepatan mereka hampir sama dengan tunggangan jiwa binatang mutan. Tetapi setelah berlari 100 kaki, mereka akan melambat. Dan mereka masing-masing dapat mengangkat batu sebesar 30 pon dengan mudah." Ketika Lin Beifeng sedang menjelaskan. Han Sen mengamati semut raksasa yang terlihat seperti sedang membuat kristal biru, dan menemukan bahwa mereka sedang menggigit bebatuan dan menyebabkan celah menjadi semakin lebar. Bebatuan itu tampak seperti coklat di mulut mereka, dan sulit untuk mengatakan bahwa bebatuan itu keras jika melihat mereka memakannya. "Jumlah mereka sangat banyak sehingga kita berdua akan mati jika masuk ke dalam," kata Han Sen dengan tenang. "Bagaimana kita dapat memburunya kalau begitu?" Lin terdengar gelisah. "Tidak masalah. Aku adalah seorang pemanah dan kita tidak perlu mendekati mereka." Han Sen melihat ke sekelilingnya untuk mencari tempat yang cocok dan memanggil busur tanduk dan panah penyengat hitam mutan. Dia kemudian mengikatkan benang teknologi tinggi yang tahan berat pada pangkal panah. Walaupun tali itu setipis rambat, dia dapat menahan beban sampai 100 pon. Seekor semut besar bukanlah masalah. "Sen, tidakkah terlalu jauh dari sini? Cangkang makhluk-mahluk ini sangat keras dan bahkan senjata jiwa binatang mutan sulit melukai mereka." Lin Beifeng mengestimasi mereka berada pada sekurang-kurangnya setengah mil dari semut-semut itu, dan bahkan jika panah itu adalah jiwa binatang mutan, mungkin tetap tidak dapat menembus cangkangnya. "Jika seorang pemanah hanya dapat menembak pada baju baja musuh, maka dia tidak akan dianggap sebagai pemanah yang kompeten," Han Sen berkata dan mengarahkan panah pada celah. "Bukan pada baju baja? Tetapi dia terlindung dalam cangkang dan hanya ada celah sangat sempit di antara persendiannya¡­" Lin Beifeng berkata dan melihat panah telah melesat. Wusss! Dari jarak setengah mil, panah melesat secepat aliran listrik dan menancap dalam ke celah antara cangkang semut raksasa. Semut biru hampir langsung terbunuh, yang membuat Lin terkesima. "Semut hantu mutan terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno mutan secara acak." Setelah mendengar suara dalam pikiran Han Sen, dia melihat semut hantu di sekitarnya menjadi waspada dan mencari jejak musuh di sekeliling mereka. Tetapi setelah mereka menutupi tanah di dekatnya, mereka tidak menemukan apa-apa dan kembali ke celah, memulai mengkonsumsi bebatuan. Han Sen menggunakan benang untuk menarik kembali panah dan semut hantu yang mati. Dia segera menembakan panah lagi dan membunuh semut lainnya. Lin Beifeng sangat mengagumi Han Sen. Dari jarak yang begitu jauh, Lin bahkan tidak dapat melihat bagaimana rupa semut-semut itu, namun Han Sen tetap dapat selalu mengenai sasaran pada celah di antara cangkang semut. Tampak seperti sulap. Sementara Han Sen sedang berburu semut, Lin Beifeng mengurus mayat-mayatnya. Semut-semut itu terlihat besar tetapi bagian yang dapat dimakan hanya sebongkah daging berukuran telur dan tampak seperti agar-agar. Lin Beifeng memakan beberapa dan menikmati pertambahan poin geno mutan. Tetapi sama seperti mahkluk lainnya, hanya beberapa dari jenis yang sama bermanfaat menambah poin geno. Lin Beifeng berhenti setelah memakan semut kelima. Menurut pengalaman orang lain yang sebelumnya, lima adalah batasnya. Jika seseorang meneruskan memakan jenis daging yang sama setelah makhluk kelima, maka mungkin memerlukan selusin makhluk untuk dapat menambah satu poin geno lagi. Semut hantu yang dibunuh oleh Han Sen diolah oleh Lin Beifeng. Mereka memanggang daging sampai kering agar lebih mudah untuk dibawa dan disimpan. Han Sen juga memakan lima ekor semut dan mendengar suara yang memberitahunya tentang pertambahan poin geno mutan. Poin geno mutan Han Sen telah meningkat dari 52 poin menjadi 64 poin. Dia memiliki poin geno mutan yang relatif tinggi, maka kedepannya, bahkan jika dia memakan daging baru, dampaknya tidak akan terlalu bagus. Han Sen memanggil raja cacing batu emas. Cacing kecil itu hampir melahap semut hantu dalam sekejap. Dan bahkan cangkang semut dikunyah oleh cacing. Raja cacing bahkan tidak sebesar semut, maka Han Sen tidak tahu bagaimana cara dia memakannya. Setelah mengkonsumsi selusin semut hantu, tubuh cacing membengkak dan menjadi sebesar kepalan tangan. Han Sen memberitahu Lin untuk tidak mengolah daging-daging itu dan langsung melemparkan mayat semut pada raja cacing, yang masih dapat makan terus. Setelah memakan tiga lusin semut, raja cacing tumbuh menjadi sebesar semut hantu dan tidak berubah lagi. "Piaraan berdarah sakral memang mengesankan. Dia memiliki selera makan seukuran Olimpiade." Lin Beifeng tertegun. Raja cacing memang juaranya makan. Han Sen sama sekali tidak merasa kesal. Dia juga tidak dapat menjual daging mutan yang begitu banyak di pasar. Maka, dia lebih memilih untuk memberikan pada piaraannya. Tetapi Han Sen tidak memberikan semua daging, karena dia harus menyimpan sebagian untuk Meowth. Di depan Lin Beifeng, Han Sen tidak dapat memanggil Meowth. Itu adalah piaraan jiwa binatang yang diberikan oleh Qin Xuan kepada Dollar, maka jika dia memanggilnya sekarang, rahasia mungkin akan terbongkar. "Kalau aku tahu seorang pemanah bisa begitu hebat, aku seharusnya mempelajari panahan." Lin melirik dengan iri kepada Han Sen, yang berburu dengan santai. "Tidak semua pemanah dapat melakukan ini," Han Sen berkata sambil tersenyum. Jika dia tidak berlatih Kulit Giok, tanpa poin geno sakral, panah berdarah sakral dan panah mutan, tidak mungkin dia dapat berburu semut hantu seperti ini. Orang biasa bahkan sama sekali tidak dapat melihat celah di antara tubuh semut dari jarak begitu jauh. Han Sen tiba-tiba mendengar suara yang berbeda ketika dia membunuh semut hantu yang lain. "Semut hantu mutan terbunuh. Jiwa binatang semut hantu mutan diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno mutan secara acak." 146 Jiwa Binatang Semut Hantu Jenis jiwa binatang semut hantu mutan: baju baja. Han Sen memanggil jiwa binatang baju baja mutan dan tiba-tiba tertutup dengan kristal biru. Perlindungannya menyeluruh sama seperti baju baja kumbang hitamnya bahkan lebih cantik lagi. Lin Beifeng sangat takjub. Baju baja yang sangat cantik! "Jika seorang wanita yang mengenakannya, maka akan¡­" Lin sangat ingin meminta baju baja semut hantu itu, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Dia baru saja mendapatkan tunggangan jiwa binatang mutan dari Han Sen dan tidak berani untuk meminta yang lainnya. "Ehem Sen, apakah kau akan menggunakan jiwa binatang ini? Jika tidak, aku dapat bayar dua kali lipat¡­tidak..tiga kali lipat dari harga jiwa binatang mutan biasa," tanya Lin, terobsesi dengan penampakan setelan baju baja ini. "Aku tidak memerlukan uang saat ini, tetapi aku mau menukarkannya dengan lisensi Kelas S." Han Sen berpikir sejenak dan berkata. Dia sebenarnya tidak memerlukan baju baja ini, tetapi dapat menyimpannya untuk nanti. Dia juga dapat menjualnya, tetapi bukan untuk mendapatkan uang. "Kakakku, aku benar-benar tidak memiliki lisensi Kelas S. Kendali militer sangat ketat. Aku dapat memberikan lisensi Kelas A tetapi Kelas S benar-benar sangat sulit didapatkan," kata Lin dengan pahit. "Bukankah jiwa binatang ini juga sulit untuk didapatkan?" Han Sen menyeringai dan bertanya. "Tentu saja." Lin Beifeng cemberut dan berpikir sejenak, kemudian berkata kepada Han, "Sen, aku tidak memiliki lisensi Kelas S, tetapi aku memiliki sesuatu yang mungkin kau suka. Setelah kita pulang, aku akan menunjukkan kepadamu dan jika kau tertarik, kita dapat menukarnya. Jika tidak, lupakan saja." "Apakah itu?" tanya Han Sen dengan penasaran. "Kerangka perang biologis super," jawab Lin. "Aku tahu kerangka perang biologis tetapi mengapa super?" tanya Han Sen. Lin Beifeng berkata, "Yang biasanya kita lihat adalah semi biologis semi mekanis. Walaupun penampilan mereka terlihat mirip dengan seekor makhluk, dan mereka dapat menyelesaikan banyak aksi yang sulit seperti badan manusia, sebenarnya, mereka memiliki banyak keterbatasan." "Kerangka perang biologis super adalah produk yang dihasilkan dengan teknologi terbaru dalam industri kerangka perang. Dan belum dijual dalam Persekutuan. Sekarang, hanya beberapa laboratorium militer yang memiliki beberapa prototipe. Karena militer memerlukan baja langka yang diproduki oleh perusahaan kami, maka kami telah menjalin hubungan baik dengan militer. Dan kerangka perang biologis super ini adalah prototipe yang berhasil aku dapatkan dari mereka. Ini super keren." "Apa perbedaannya?" Han Sen merasa sangat tertarik dengan kerangka perang. "Kerangka perang biologis super sempurna kecuali satu hal, dia tidak dapat digunakan dalam Tempat Suci Para Dewa. Tinggi kerangka perang biasa sekurang-kurangnya 12 sampai 18 kaki, apalagi kerangka perang berat. Oleh karena itu kau tidak dapat membawa bersamamu." "Kerangka perang biologis super berbeda. Mengadopsi partikel teknologi restruktur. Aku tidak mengetahui dengan pasti. Tetapi dia dapat muat ke dalam koper dan ketika dibuka, partikel kecil inteligen yang tidak terhingga akan membungkus tubuhmu dan membentuk kerangka perang super. Punyaku adalah prototipe dan tidak memiliki sistem senjata. Tingginya lebih dari 12 kaki dan sangat kuat, jauh lebih baik daripada seri Raja dari Grup Bintang¡­" Lin Beifeng berkata dengan penuh semangat. "Dapat muat dalam koper?" Han Sen menunjukkan isyarat ukuran koper dan merasa sangat tertarik. "Kau dapat melihatnya nanti. Aku yakin kau pasti akan menyukainya," kata Lin. "Ok, kita akan melihatnya nanti," kata Han Sen. Lin Beifeng merasa sangat senang. Dia dapat dengan mudah memperoleh kerangka perang yang lain, tetapi dia tidak pernah melihat jiwa binatang seperti sini sejak masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Sangat cantik bahkan baju baja berjiwa sakral tidak dapat menandingi penampilannya. Sambil berbicara dengan Lin, Han Sen juga mencari kesempatan untuk memanah semut hantu. Jumlah mereka semakin berkurang. Namun, raja cacing batu emas makan dengan sangat cepat. Han Sen telah memburu ratusan semut hantu, dan sebagian besar masuk dalam perut raja cacing batu emas. Dia tidak pernah kenyang dan terus menerus bertumbuh. Ketika semut hantu hampir habis, tubuh raja cacing menjadi sebesar bantal dan cangkangnya menjadi sekeras emas. "Apakah dia akan sebesar raja cacing batu emas asli?" Han Sen penuh dengan harapan. Karena dia memberi makan Meowth, dia membaca banyak hal tentang piaraan jiwa binatang dan mungkin ini adalah satu-satunya jenis jiwa binatang yang akan bertarung untuk dirinya. Tunggangan jiwa binatang harus dikendalikan oleh penunggangnya dan tidak dapat menyerang makhluk dengan sendirinya, sehingga fungsi utamanya lebih untuk transportasi. Namun, piaraan jiwa binatang berbeda. Setelah mereka bertransformasi, mereka akan memiliki kemampuan untuk berburu dan bertarung, yang membuat mereka penting dan unik. Itulah alasan mengapa Han Sen bersedia bersusah payah memberi makan Meowth dan raja cacing batu emas walaupun tampaknya adalah tugas yang sulit sejauh ini, bahkan Meowth belum bertransformasi. HanSen merasa ada yang tidak beres saat memikirkan piaraannya. Dalam sekejap, dia melihat seekor semut hantu seukuran kuda poni memanjat keluar dari celah. Tetapi celah itu terlalu sempit, dan badannya tersangkut di sana. Menggunakan cakar tajam untuk memecah bebatuan dan memakan bebatuan seolah-olah adalah tahu, semut itu hampir dapat keluar dari celah. Han Sen tiba-tiba mengerti mengapa semut hantu memakan bebatuan. Mereka bukan menikmati rasanya, tetapi karena mereka berusaha untuk memperlebar celah agar tubuh raksasanya dapat lewat. "Sial! Jangan-jangan itu adalah semut hantu berdarah sakral!" Lin Beifeng juga melihatnya dan berseru dengan mata melotot. 147 Berpijak di atas Pisau-pisau Tajam Han Sen menarik tali busur tanduk sampai maksimal dan mengarahkan panah penyengat hitam pada semut hantu raksasa. Dia berhenti sedetik sebelum menembakkan panah. Klang! Panah penyengat hitam mengenai kepala semut dan jatuh, tanpa meninggalkan jejak pada cangkang. "Sial! Keras sekali. Ini pasti makhluk berdarah sakral," teriak Lin Beifeng. Dalam sekejap mata, semut hantu raksasa keluar dari celah dan bergegas menuju Han Sen dan Lin Beifeng, lebih cepat daripada cheetah. Han Sen mengambil kembali panah penyengat hitam, menarik tali sekali lagi dan menembakkan panah pada semut hantu raksasa. Klang! Panah sekali lagi mengenai kepalanya dan tidak berbekas, sementara semut itu bergegas maju lebih dari enam ratus kaki pada saat itu. "Kau pergi dulu." Han Sen sekali lagi memanggil panah penyengat hitam dan menembakkan pada semut. "Ayo pergi bersama. Celah antara cangkangnya begitu sempit, sehingga tidak ada panah yang dapat masuk ke dalamnya!" teriak Lin. "Aku tahu apa yang aku lakukan. Pergi!" Ketika Han Sen sekali lagi menarik tali, makhluk yang tak terkalahkan itu hanya berjarak kurang dari satu mil dari mereka. Lin Beifeng melihat Han Sen tidak mau pergi dan harus pergi dahulu. Lin mengetahui batasannya. Dia bahkan tidak dapat menahan satu serangan dari semut raksasa ini dan akan menjadi beban Han Sen jika dia bertahan. Lin selalu melihat ke arah belakang saat berlari, mencemaskan keselamatan Han Sen. Han Sen menembakkan dua panah lagi, yang sama-sama tidak berguna, sedangkan semut hantu raksasa berada pada jarak kurang dari 600 kaki darinya. Jantung Lin Beifeng serasa akan berhenti. Han Sen stabil seperti batu. Tiba-tiba, dia mengenakan pakaian baju baja merah api di badannya dan mahkota merah tua di kepalanya. Bahkan rambutnya berubah menjadi pirang. Mata merahnya menatap pada semut hantu raksasa, Han Sen berhenti sejenak. Pada saat yang hampir bersamaan, semut hantu raksasa berada pada jarak kurang dari sembilan kaki dari Han Sen. Melemparkan dirinya pada Han Sen, semut hantu raksasa melayangkan cakar yang seperti gergaji pada badan Han Sen. Jantung Lin Beifeng berpacu kencang. Dia melihat Han Sen tiba-tiba melangkah, dengan luar biasa cepat. Han Sen bergerak maju dan berada pada jarak yang sangat dekat dengan semut hantu raksasa. Dia akhirnya menembakkan panah. Jarak antara mereka menjadi begitu dekat dan panah Han Sen langsung masuk ke dalam mulut semut hantu raksasa. Seluruh panah tertelan oleh semut hantu raksasa dan dia mengeluarkan suara mendesis kesakitan. Han Sen mundur selangkah lagi dari semut hantu raksasa yang sedang berkecamuk. Semut hantu raksasa mengejarnya dengan sangat cepat, sehingga Han Sen tidak mungkin menariknya. Ketika Han Sen hampir terkejar, dia melangkah ke samping dan menghindari serangan mematikan itu dengan sempurna. Melihat dari kejauhan, Lin Beifeng merasa sangat cemas. Semut hantu raksasa sangat cepat sehingga Han Sen seperti berpijak di atas pisau-pisau tajam. Satu kesalahan saja dia akan mati. Tetapi pertarungan ini juga membuat darah Lin mendidih, mendesaknya untuk kembali ke sana dan bertarung bersama Han Sen. Memeriksa kecepatan semut hantu raksasa, Lin Beifeng membuang pikiran bodohnya karena jika dia kembali, dia akan menjadi makanan pembuka bagi semut itu. Lin Beifeng merasa pergerakan Han Sen aneh setelah melihatnya beberapa saat, walaupun Han Sen tidak bergerak secepat semut hantu raksasa, dia selalu dapat menghindari dari serangan fatal. Langkah-langkah yang dibuatnya pada saat kritis luar biasa cepat. Tentu saja, itu bukan keberuntungan, tetapi berkat pergerakan kaki yang dilatih Han Sen. Walaupun demikian, jantung Lin masih berpacu kencang ketika melihat tanda bahaya di mana-mana. Han Sen hanya berlatih Sparticle sebentar maka kecepatannya tidak dapat bertahan lebih dari dari satu langkah. Dia harus menunggu sesaat sebelum memulai langkah kedua. Dan itu sudah cukup bagi Han Sen. Sepanjang dia dapat menghindari serangan fatal dari semut hantu raksasa, dia masih punya waktu untuk mencari kesempatan. Situasi yang tampaknya berbahaya sudah dapat diprediksi oleh Han Sen sejak dia berubah wujud menjadi ratu peri. Setiap pergerakan semut hantu raksasa tidak terlihat terlalu cepat baginya. Dan dia mempunyai cukup waktu untuk bereaksi. Jika bukan karena kecepatannya tidak sebagus daya refleks, dia mungkin tidak memerlukan Sparticle. Saat menghindari serangan dari semut hantu raksasa, Han Sen mencari kesempatan untuk menembakkan panah. Dia hanya mempunyai satu sasaran, yaitu mulut semut ini. Cangkang semut terlalu keras dan tidak ada gunanya walaupun panah dapat mengenai celahnya. Dia hanya dapat menembakkan panah langsung pada tubuh semut. Snap! Satu panah lagi menghilang dalam mulutnya, membuat semut hantu raksasa berguling di tanah kesakitan. Han Sen mengambil kesempatan ini untuk menariknya. Ketika semut hantu raksasa sekali lagi melemparkan dirinya pada Han Sen, dia sudah menarik talinya kembali. Snap! Di antara langkah-langkahnya, Han Sen menembakkan panah lainnya ke dalam mulut semut. Lin Beifeng yang mengamati dari jauh tercengang. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang pemanah seperti dia. Han Sen menembakkan panah dari semua sudut yang aneh tanpa berhenti lama, dan semua panah mengenai sasaran. Prestasi Han Sen seharusnya dikaitkan dengan lawannya dalam kontes, Lei Ban, yang menunjukkan pada Han Sen bagaimana seharusnya seorang pemanah sejati. Menembak sambil bergerak adalah kuncinya. Sejak saat itu, Han Sen mulai melatih dirinya dengan tekun. Digabung dengan latihan dari Yang Manli dan apa yang dipelajari di Elang Hitam, Han Sen menjadi sangat mahir dalam hal ini. Tetapi dibandingkan dengan Lei Ban, ketepatannya masih kurang. Namun tingkat kebugaran dan seni geno hiper dapat menutupinya. Semut hantu raksasa melambat setelah mendapatkan enam serangan. Han Sen tahu racun panah sedang bekerja. Walaupun tidak fatal, semut hantu raksasa mulai kehilangan kekuatan. Tanpa membuang-buang waktu, Han Sen tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini dan langsung mencari kesempatan untuk menembakkan panah selanjutnya. Semut hantu raksasa tidak sepintar raja rubah berdarah sakral. Ketika dia sudah terluka parah, dia tidak mundur dulu. 148 Kerangka Perang Biologis Super "Semut hantu berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang semut hantu berdarah sakral diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno sakral secara acak." Semut hantu berdarah sakral akhirnya jatuh di hadapan Han Seng. Mendengar suara dalam pikirannya, Han Sen hanya ingin tertawa lebar. Satu lagi jiwa binatang berdarah sakral diperoleh, dan ini adalah baju baja yang sebagus baju baja kumbang hitam miliknya. "Sen, kau menakjubkan. Itu adalah mahkluk berdarah sakral?" Lin Beifeng berlari kembali dan bertanya pada Han Sen. "Pastinya," kata Han Sen sambil tersenyum. "Sen, apakah kau memperoleh jiwa binatangnya?" Lin menatap Han Sen dan bertanya. "Yup." Han Sen tidak berbohong. Karena Lin telah melihat baju baja jiwa binatang mutan, dia akan mengenali versi berdarah sakral. Tidak perlu mengingkarinya. "Jiwa binatang berdarah sakral! Jujur saja, apakah kau meniduri Dewi Fortuna?" Lin meraih pundak Han Sen dan menggoyangnya dengan keras. Tetapi Lin Beifeng tidak mencoba untuk membeli jiwa binatang berdarah sakral maupun dagingnya. Setelah Lin tenang kembali, Han Sen tersenyum dan berkata padanya," Lin, aku juga sangat memerlukan jiwa binatang berdarah sakral dan dagingnya, jadi aku tidak dapat membaginya. Kau dapat mengambil lebih banyak daging semut mutan jika kau mau." Lin Beifeng memutar matanya pada Han Sen. "Buat apa aku mengambilnya? Menjualnya? Apakah aku terlihat miskin bagimu?" "Mungkin kau dapat membawanya kembali dan lihat apakah kau dapat menukarnya dengan jiwa binatang mutan," Han Sen tertawa. Lin Beifeng berkata, "Setelah aku melihat baju baja jiwa binatang semut hantu mutan, aku tidak menginginkan jiwa binatang mutan lainnya sekarang. Aku belum tentu dapat menukarnya untuk jiwa binatang, dan kalau aku bisa, aku sedang tidak ingin melakukannya." Lin Beifeng menatap pada Han Sen dan berkata, "Aku tidak menginginkan hal yang lain. Tetapi jika kau mau menjual baju baja semut hantu berdarah sakral, kau harus mencariku lagi." Lin Beifeng telah memikirkan hal ini dengan baik-baik. Han Sen akan segera memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan pada saat itu, dia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan baju baja semut hantu berdarah sakral. "Ok, aku berjanji padamu. Jika aku mau menjualnya, aku akan bertanya padamu dulu," Han Sen segera menyetujuinya. "Sepakat." Lin menjulurkan tangannya dan ingin bersumpah. "Bukankah ini terlalu kekanak-kanakkan?" Han Sen merasa malu. "Aku tidak peduli." Lin mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Han, sambil bergumam, "Siapapun yang mengingkari janji akan memiliki sepuluh istri dan tidak ada penis." "Sial! Itu jahat." Han Sen cepat-cepat menyingkirkan jari Lin. "Begitulah adanya." Lin tertawa. Lalu keduanya membereskan sisa semut hantu mutan, yang seluruhnya berjumlah 500. Sebagian besar berakhir dalam perut raja cacing, yang mungkin tidak berdasar. Han Sen mengeringkan dan menyimpan 100 semut hantu untuk makanan Meowth. Dan sisanya masuk dalam perut raja cacing. Selain lima semut yang dia makan, Lin Beifeng tidak tertarik dengan daging mutan. Han Sen memintanya untuk membawa sebagian pulang, tetapi dia menolak. Lin terus menerus memohon Han Sen untuk memberitahunya segera jika ingin menjual baju baja semut hantu berdarah sakral. Han Sen meyakinkannya bahwa dia akan melakukannya. Lin Beifeng menatap Han Sen memakan satu panci semut hantu berdarah sakral rebus dan meminum cairannya, merasa kesal. Lima poin geno sakral tambahan diperoleh, Han Sen telah memperoleh 45 poin geno sakral, hampir setengah dari maksimum. Dan Han Sen hanya masuk ke Tempat Suci Para Dewa sekitar setahun yang lalu. Untuk membuat Lin Beifeng merasa senang, Han Sen memberinya baju baja semut hantu mutan lebih dahulu. Maka setelah Lin balik ke Tempat Penampungan Baju Baja, dia segera membawa kerangka Perang yang dia bicarakan pada Han Sen. Tentu saja, itu hanya sebuah kotak logam campuran perak berukuran koper. Walaupun berat, sulit membayangkan bahwa dalamnya berisi kerangka perang dengan tinggi lebih dari 12 kaki. Dalam Tempat Suci Para Dewa, tidak ada cara untuk menguji kerangka perang, namun Han Sen percaya bahwa Lin Beifeng tidak akan menipunya demi jiwa binatang mutan. Oleh karena itu, dia meninggalkan Tempat Suci Para Dewa dengan membawa kotak itu. Waktu sudah malam saat Han Sen teleportasi kembali ke sekolah. Dia berhenti sejenak dan pergi ke gudang ke-7 dengan kerangka perang biologis super. Gudang itu kosong. Han Sen membuka kotak dengan cara yang diajarkan oleh Lin Beifeng. Secercah cahaya diproyeksikan dari dalam kotak dan memindai tubuh Han Sen. "Pindai selesai. Analisa selesai. Kerangka perang biologis super Pembunuh Perak terbuka." Pada saat kotak itu dibuka, cairan seperti raksa bercampur dengan partikel warna warni mengalir keluar dari kotak. Seluruh kotak kemudian menjadi bagian dari cairan dan mengalir menuju Han Sen. Dia segera terbungkus dengan cairan itu. Perasaan itu sulit untuk digambarkan. Seperti Manusia Besi yang sedang mengenakan baju bajanya, tetapi sedikit berbeda dalam hal seluruh bagian terkonstruksi dari partikel-partikel. Tidak lama kemudian, kerangka perang humanoid setinggi lebih dari 12 kaki muncul di tempat Han Sen berdiri tadi dan Han Sen sedang duduk di kokpit yang sempit. Han Sen hanya dapat memuji kehebatan ilmu pengetahuan. Sebuah kotak kecil dengan berat kurang dari seratus pon dapat berubah menjadi kerangka perang yang begitu besar. Dan bobotnya juga bersaing dengan kerangka kerang biasa. "Sayangnya, ilmu pengetahuan manusia sama sekali tidak berguna di Tempat Suci Para Dewa. Kalau tidak demikian, manusia telah mendominasi Tempat Suci Para Dewa, dan seluruh makhluk akan musnah." Han Sen mengeluh. Sebenarnya, alasan mengapa Han Sen memiliki gagasan ini adalah dia masih berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Jika dia berevolusi dan pergi ke tempat yang lebih tinggi, dia akan berubah pikiran. Han Sen mencoba untuk mengendarai Pembunuh Perak, yang memang sehebat yang dikatakan oleh Lin Beifeng. Kerangka perang sekecil ini sebenarnya lebih bertenaga daripada yang berat seperti Pembangun, dan tentu saja lebih fleksibel. Sepanjang tingkat keahlian operasi sudah mencukupi, Pembunuh Perak dapat melakukan seluruh pergerakan yang dilakukan manusia. Seperti yang dikatakan oleh Lin Beifeng, kelemahan dalam sistem senjata, Pembunuh Perak sempurna. Tentu saja, semakin sulit mengoperasikannya, semakin besar beban yang diemban pengendalinya. Sebagian besar orang akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tubuhnya sendiri saat berada dalam roller coaster. Sama halnya dengan mengoperasikan kerangka perang dengan kecepatan tinggi juga buat sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang. "Bagaimanapun juga, ini hanya prototipe dari laboratorium militer, maka tidak mungkin melengkapinya dengan sistem senjata. Atau mereka tidak akan memberikannya kepada Lin." Han Sen merasa puas. Walaupun tidak ada sistem senjata, Han Sen dapat memasang senjata individu sendiri, seperti pedang laser, senapan laser dan senapan partikel. Singkat kata, Han Sen merasa tambah puas dengan Pembunuh Perak. Jika bukan berkat Lin Beifeng, dia tidak akan pernah memiliki kerangka perang seperti ini untuk sebuah jiwa binatang mutan. 149 Lawan-lawan yang Lemah Mungkin ini adalah takdir, Stasiun Huaxing mengutus Fang Mingquan untuk membawakan acara siaran langsung Pertandingan Bintang di Divisi Elang Hitam. "Pusat Kontes" hanyalah acara sementara dan segera tidak disiarkan setelah kontes berakhir. Acaranya akan kembali disiarkan pada kontes tahun depan. Karena pada saat ini tidak ada acara yang dibawakan oleh Fang Mingquan, dia memilih untuk membawakan acara siaran langsung Pertandingan Bintang dalam Divisi Elang Hitam ketika diminta untuk memilih acara berikutnya. Fang Mingquan dan Han Sen tampaknya dipersatukan oleh takdir sekali lagi. Tetapi Fang Mingquan tidak mengetahui bahwa Dollar adalah murid di Elang Hitam. Pada saat ini, Fang merasa agak tertekan karena dia tidak mengetahui cabang mana yang harus diliput. Karena ada terlalu banyak cabang, beberapa di antaranya diselenggarakan pada saat yang bersamaan. Karena dia hanya memiliki sumber daya manusia yang terbatas, dia harus memilih cabang mana yang mau diliput. "Liu, cabang apa yang biasanya cukup kuat dalam Elang Hitam?" Fang Mingquan bertanya pada asistennya sambil memeriksa beberapa data. Liu memang sedang mencari dalam perangkat pintar dan dengan cepat menjawab, "Cabang terkuat dalam Elang Hitam adalah ilmu silat tunggal pria. Dalam Pertandingan Bintang tahun lalu, mereka mendapatkan tempat ketiga dalam final dari keseluruhan Persekutuan. Murid yang memenangkan pertandingan masih belajar di sini. Namanya adalah Ouyang Xiaosan, dan dia juga telah mendaftar pada tahun ini." "Cabang kuat lainnya?" Fang Mingquan bertanya. "Tidak banyak. Perkumpulan Kerangka Perang mereka dan Perkumpulan Tangan Dewa memiliki prestasi yang baik, tetapi tidak terlalu menonjol dalam Persekutuan. Mereka keduanya berada dalam 20 besar sampai 10 besar. Liu melihat pada data dan berkata sambil tersenyum, "Tetapi hal yang menarik adalah dengan rekor yang buruk dalam panahan, Elang Hitam telah merekrut banyak murid dengan spesialisasi panahan tahun ini. Aku yakin mereka akan jauh lebih baik tahun ini." "Panahan?" Fang Mingquan agak cemberut. Panahan adalah pertandingan yang kurang populer. Pertandingan yang populer dalam Persekutuan terutama berhubungan dengan pesawat, kerangka perang atau pertarungan. Panahan adalah permainan perangkat, sedangkan sebagian besar orang lebih suka menonton permainan yang melibatkan senjata api. "Pembawa acara, satu-satunya sorotan dalam Elang Hitam adalah ilmu silat. Kita harus meliput pertandingan Ouyang Xiaosan dan menambahkan sedikit kerangka perang dan Tangan Dewa di antaranya," saran Liu. "Masih ada dua hari sebelum pertandingan dimulai. Kita dapat memutuskan setelah mempelajari lebih banyak tentang Elang Hitam." Fang Mingquan melihat jam. "Sudah malam. Ayo pulang. Kita sudah bekerja semalaman. Waktu yang bagus untuk makanan ringan." Fang Mingquan dan Liu meninggalkan ruangan yang disediakan untuk mereka oleh pihak sekolah dan pergi ke kantin. Waktu sudah tengah malam. Kantin hampir kosong dan hanya tersedia makanan dalam mesin pintar. Fang Mingquan melihat ke dalam aula dan hanya ada seorang murid yang duduk di pojok, sedang makan. Fang kemudian mengambil makanan yang mereka beli dan duduk di seberang murid itu. "Bung, kau makannya malam sekali," Fang berkata sambil tersenyum. Fang merasa yakin bahwa murid itu pasti mengenalinya, karena menilai dari usianya, murid ini pasti ada dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama dan seharusnya telah menonton Pusat Kontes, yang dibawakan oleh Fang. Han Sen melihat ke atas dan tidak mengenali Fang. Dia hanya membaca dan mengapresiasi "Seorang Raja Berjalan dalam Kesepian" yang ditulis olehnya, tetapi dia tidak punya waktu untuk menonton Pusat Kontes. Karena itu dia pernah mendengar tentang Fang Mingquan tetapi tidak pernah melihat wajahnya, sehingga tidak mengenalinya. "Karena aku baru selesai berlatih dan merasa agak lapar." Han Sen memandang Fang Mingquan dan Liu, penasaran siapa mereka, karena mereka terlalu tua untuk menjadi murid. Fang Mingquan merasa agak kecewa karena Han Sen tidak mengenalinya, tetapi segera membiarkannya. Dia bertanya dengan santai sambil makan, "Apa namamu? Dan kau berada dalam departemen mana?" "Han Sen, Departemen Panahan," Han Sen menjawab dengan lugas. "Departemen Panahan!" Fang Mingquan dan Liu merasa terkejut bahwa mereka bertemu dengan murid yang masuk dengan jalur khusus pada hari pertama mereka tiba di sana. Fang Mingquan melihat Han Sen dari atas ke bawah. "Jadi kau dari Departemen Panahan. Apakah kau sudah mendaftar Pertandingan Bintang? Cabang Panahan mana yang kau daftarkan?" "Tidak ada dalam panahan." Han Sen tersenyum. "Kau mendaftar cabang apa kalau begitu?" Liu tidak dapat menahan untuk bertanya. "Kerangka Perang," kata Han Sen. "Jadi kau bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang?" tanya Liu. "Tidak, aku bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat." Han Sen tertawa. Liu mengetahui tentang Perkumpulan Kerangka Perang Berat karena dia juga lulusan dari sekolah militer. Perkumpulan itu biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya. Fang Mingquan berkata sambil tersenyum, "Perkumpulan Kerangka Perang Berat juga salah satu perkumpulan kerangka perang. Sen, kau pasti hebat dengannya. Cabang mana yang kau daftarkan?" "Aku telah mendaftar untuk semua cabang, dengan satu pengecualian kalau ada yang tumpang tindih," Han Sen memikirkan hal itu dan berkata. Liu bahkan lebih merasa yakin bahwa Han Sen adalah orang yang suka melantur. Walaupun ada banyak cabang kerangka perang, perbedaan di antara mereka sangat besar. Sebagian besar orang akan berfokus pada satu atau dua cabang agar dapat mencapai hasil yang maksimal. "Jadi, prestasi seperti apa yang dapat kita harapkan darimu?" Fang Mingquan bertanya sambil tersenyum. "Aku akan mencoba mendapatkan tempat pertama dalam semua cabang yang aku daftarkan," Han Sen menjawab dengan santai. Liu hampir tersedak dengan minumannya ketika mendengar jawaban ini. Setelah batuk beberapa kali, Liu menatap Han dengan aneh, "Bung, aku rasa kau harus mendaftar pada lebih banyak cabang kalau demikian, seperti Tangan Dewa. Semakin banyak kejuaraan, semakin baik, bukan?" "Tangan Dewa membosankan." Han Sen tidak peduli dengan sindiran dalam perkataan Liu. "Mengapa?" Fang Mingquan merasa agak penasaran. "Karena semua lawannya terlalu lemah," kata Han Sen dengan santai. Liu menatap Han Sen, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Liu merasa murid jaman sekarang sangat sombong sehingga mereka akan berkata apapun demi mengesankan orang lain. 150 Sebuah Ciuman Liu telah memeriksa catatan Elang Hitam dalam Tangan Dewa, dan cukup mengesankan. Dan Li Yufeng, yang berada di antaranya, adalah 10 besar dalam Persekutuan. Namun, dia tidak pernah mendengar tentang Han Sen. Dari data yang dikumpulkan, Han Sen bahkan tidak berada dalam Perkumpulan Tangan Dewa. Liu menatap pada Han Sen dan menertawakan, "Jadi, kau seharusnya lebih kuat daripada Li Yufeng dalam Tangan Dewa?" "Tidak banyak, tetapi aku dapat mengalahkannya dengan 20 poin," kata Han Sen. Liu berpikir murid ini hanya bercanda dan tidak berbincang dengannya lagi. Fang Mingquan, di sisi lain, merasa penasaran dengan Han Sen. Dia berkata sambil tersenyum, "Bagus sekali bagi seorang anak muda merasa percaya diri. Kapan pertandinganmu? Kita akan memberikan semangat untukmu." "Aku masih belum memiliki jadwalnya, tetapi aku akan mengikuti hampir semua pertandingan kerangka perang. Kau dapat datang kapan saja kau mau." Han Sen menelan makanan terakhirnya, berdiri dan berkata, "Silakan menikmati makanan kalian. Aku akan kembali untuk beristirahat sekarang." Setelah Han Sen pergi, Liu berkata, "Anak muda jaman sekarang terlalu manja. Dia hanya omong besar." "Aku rasa itu adalah hal yang bagus. Dia telah mendaftar untuk semua cabang, itu lebih baik daripada tidak sama sekali," Fang Mingquan berkomentar sambil tersenyum. Tetapi Fang Mingquan tidak menanggapi perkataan Han Sen dengan serius. Departemen Panahan menetapkan persyaratan masuk yang rendah, maka murid-murid di dalam departemen itu biasanya kurang tingkat kebugarannya. Sebagai seorang murid baru dari Departemen Panahan dan anggota Perkumpulan Kerang Perang Berat yang tidak ternama, Han Sen sepertinya tidak mungkin menjadi juara dalam cabang kerangka perang manapun. Han Sen meninggalkan kantin dan berjalan menuju asramanya. Secara kebetulan, dia melihat Ji Yanran, yang juga sedang berjalan kembali ke asrama. "Hei!" Han Sen berjalan dengan cepat menghampirinya, karena dia adalah pacarnya, secara teknis. Ji Yanran melihat Han Sen dan menatapnya dengan tajam. Kemudian dia tiba-tiba muncul ide dan tersenyum. "Kau selalu ingin membuktikan bahwa kau tidak menipu. Jadi, kau pasti sudah mendaftar untuk Tangan Dewa dalam Pertandingan Bintang?" Han Sen menghela nafas, "Aku akan mendaftar untuk Tangan Dewa, tetapi para anggota dari perkumpulanku telah mendaftarkan pada seluruh cabang kerangka perang, jadi tampaknya aku tidak berkesempatan untuk membuktikan diriku." "Simpan saja omong kosongmu." Ji Yanran mencemoohkan Han Sen, merasa yakin bahwa dia sebenarnya tidak berani berpartisipasi dalam permainan Tangan Dewa. "Kau adalah pacarku, jadi apakah kau mau datang dan melihat pertandinganku?" Han Sen tersenyum dan bertanya kepadanya. "Sudah cukup dengan omong kosong," Ji Yanran berkata. "Cabang kerangka perang mana yang kau daftarkan?" "Semuanya, dengan salah satu pengecualian kecuali kalau waktunya tumpang tindih." "Mengapa? Kau pikir ini seperti menyebarkan jaring, lebih lebar lebih bagus?" Ji Yanran merasa agak penasaran. "Untuk hadiahnya. Ada hampir sepuluh unit di bawah kategori kerangka perang, yang adalah yang terbesar di antara yang lain. Aku dapat memperoleh beberapa tempat pertama dan dengan mudah mendapatkan sepuluh juta," Han Sen memberitahukan yang sebenarnya. Dia murni mengikuti pertandingan demi hadiahnya. "Beberapa tempat pertama? Aku rasa kau bahkan tidak dapat masuk dalam 10 besar, apalagi 10 besar," Ji Yanran meragukan dia. "Kau meremehkan aku lagi," Han Sen berkata dengan tak berdaya. "Ini namanya menganalisa, bukan meremehkan," Ji Yanran berkata sambil tersenyum. "Baiklah. Karena kau berpikir aku tidak akan mendapatkan hadiah, maukah kau bertaruh?" Han Sen mengusulkan. "Kau mau menipu lagi?" Ji Yanran merasa kurang yakin dengan Han Sen, karena belum mengetahui bagaimana dia mengalahkan pria kurus dan Li Yufeng dalam permainan cangkir. "Nona, ini adalah pertandingan satu sekolah. Apa yang bisa aku lakukan?" Han Sen benar-benar tidak tahu mengapa dia begitu keras kerapa menganggapnya sebagai penipu. Demi Tuhan, dia tidak pernah menipu di hadapan Ji Yanran. Ji Yanran mengusulkan, "Ok, Aku ikut. Kau baru saja mengatakan bahwa kau akan mendapatkan beberapa tempat pertama dalam cabang kerangka perang. Aku tidak mau mempermalukanmu, jadi kalau kau dapat mendapatkan lima tempat pertama dalam cabang-cabang itu, aku akan menganggapmu memenangkan pertaruhan." "Apa yang aku dapatkan jika aku menang?" Han Sen menyeringai dan bertanya. "JIka kau dapat menjadi juara dalam lima cabang, maka kau akan dapat membuktikan dirimu, dan aku akan menepati janjiku untuk menjadi pacarmu," kata Ji Yanran sambil tersenyum, tidak yakin dia akan memenangkan salah satu kejuaraan. "Tidak adil." Han Sen menggeleng kepalanya lagi dan lagi. "Mengapa begitu?" Ji Yanran merasa sedikit kesal. "Kau sudah menjadi pacarku, jadi taruhannya tidak berarti apa-apa bagiku. Kau akan menciumku jika kau kalah, di mulut, bukan di pipi." Han Sen kemudian menambahkan, "Itu juga harus dilakukan dalam waktu sehari setelah pertandingan berakhir. Hukuman untuk penundaan adalah satu ciuman untuk setiap harinya." Ji Yanran hampir kehilangan kesabaran namun dia tiba-tiba tersenyum. "Baik. Tetapi jika kau tidak menjadi juara dalam lima cabang, maka aku juga akan menghukummu. Apakah kau setuju?" "Hukuman apapun yang kau suka. Aku pasti akan menang," kata Han Sen dengan percaya diri. "Jangan terlalu sombong dulu. Kita harus menandatangani sebuah kontrak, untuk berjaga-jaga jika kau mengingkarinya nanti." Ji Yanran tidak membawa pen dan kertas, maka dia berkata, "Ikut aku. Kita akan mencetak kontrak dan menandatanganinya." Ji Yanran membawa Han Sen ke terminal dan mencetak dua salinan kontrak. Dia menunjukkan kepada Han Sen. "Periksa dulu apakah kau menyetujui semua yang tertulis di sini. Jika kau setuju, maka tolong tanda tangan di sini." Han Sen mengambil kontrak dan membacanya dengan teliti. Ini adalah dokumen yang mengikat secara hukum dan dia merasa takut akan dijebak olehnya. Untungnya, Ji Yanran tidak berpikir akan kalah sama sekali, maka kontraknya adil. Jika dia kalah, dia harus mengajari cara dia memenangkan permainan cangkir dan harus sampai dia dapat melakukannya sendiri. Selain itu, dia juga harus berjanji untuk tidak pernah muncul atau berbicara dengannya tanpa ijin dia. Setelah membaca kontrak, Han Sen merasa ragu-ragu karena dia tidak yakin apakah dia dapat mengajarkan Pedang Lengan ke orang lain, karena itu berasal dari keluarga Penjudi dan dia tidak boleh memberikannya tanpa mendapatkan persetujuan dari Penjudi. Ji Yanran membaca keragu-raguan Han Sen dan mengira dia merasa ketakutan. Dia mencibir dan berkata, "Kau merasa takut sekarang? Mana kesombonganmu tadi?" 151 Penemuan Fang Mingquan "Aku tidak setuju dengan persyaratan ini. Bolehkah kita mencoba yang lain?" Han Sen berkata terus terang. Walaupun dia yakin bahwa dia tidak akan kalah, tetapi dia tidak akan bertaruh dengan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Ini adalah masalah prinsip. "Aku tahu kau akan bertingkah seperti ini." Ji Yanran terlihat seperti sudah dapat menebak hal ini akan terjadi. Dia berkata dengan menghina. "Baiklah jika kau tidak mau mengajariku, tetapi kau harus menunjukkan kepadaku bagaimana melakukannya sampai aku tidak mau melihatnya lagi. Setuju?" Han Sen berpikir dan merasa harusnya itu tidak apa-apa. Ji Yanran memprovokasi dia, "Apakah kau seorang pria? Kau sangat plin-plan." "Segera." Han Sen menandatangani dua salinan kontrak dan memindai mereka dengan jaringan komunikasi untuk menyetujui dengan kode personal, yang merupakan kunci untuk tanda tangan. Tidak ada yang dapat meniru tanda tangan karena terhubung dengan nomor jaringan komunikasi seseorang dan identitas pribadi. Ji Yanran merasa senang dan mengira Han Sen terprovokasi untuk menandatangani. Dia cepat-cepat melakukan hal yang sama. "Ini milikmu. Aku akan menonton pertandinganmu nanti. Jangan mengingkari janji." Ji Yanran melambaikan salinan kontrak miliknya dengan bangga. "Itu yang mau aku katakan," kata Han Sen sambil tersenyum. Pagi berikutnya, Fang Mingquan dan timnya mulai mempersiapkan siaran langsung. Pertandingan utama yang akan diliput adalah pertandingan ilmu silat Ouyang Xiaosan, diikuti dengan pertandingan kerangka perang oleh Tangan Dewa. Fang Mingquan mengambil waktu untuk menelusuri komunitas online Elang Hitam, karena dia yakin bahwa itu adalah cara terbaik untuk lebih mengenal sekolah ini. Fang segera tertarik dengan salah satu topik, banyak orang sedang berdiskusi tentang siapa pacar Ji Yanran. Sebagai orang yang bekerja di media, Fang Mingquan pernah mendengar nama Ji Yanran, dan mengetahui bahwa dia adalah presiden dari Perkumpulan Tangan Dewa dan gadis kampus. Namun, dia bukan seorang bintang dan siapa pacarnya tidak menarik perhatian Fang pada awalnya karena para penonton tidak akan merasa tertarik. Tetapi Fang Mingquan tetap membaca seluruhnya dan merasa kaget dan terkesan dengan apa yang dibacanya. Pacar Ji Yanran telah mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin dalam Tangan Dewa. Berita yang tidak terduga seperti ini membuat Fang sangat senang. Dia baru saja merasa cemas bahwa siaran langsung ini akan kurang antusias. Jika mereka hanya menampilkan pertandingan Ouyang Xiaosan, peringkat mereka mungkin tidak terlalu bagus. Dan Fang telah mengendus sesuatu yang berpotensi menjadi viral tentang topik pacar Ji Yanran. "Liu, ayo liat ini," panggil Fang Mingquan. Liu membaca judulnya dengan ragu-ragu, berpikir mengapa Fang menunjukkan gosip kampus kepadanya, yang tampaknya tidak terlalu berguna untuk acara mereka. Tetapi setelah Liu membaca seluruh isi diskusi, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan berkata, "Ini tidak mungkin. Seseorang yang dapat mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin pasti berada dalam 10 besar di seluruh Persekutuan. Bagaimana mungkin kita tidak pernah mengenal orang ini?" "Ada banyak saksi, jadi tidak mungkin palsu. Kau dapat melakukan penelusuran dan lihat apa yang dikatakan yang lain," kata Fang Mingquan. Xiao Liu membaca lebih banyak lagi dan menjadi semakin bersemangat, "Fang, kita seharusnya berfokus pada pertandingan Tangan Dewa. Jika kita dapat menangkap pemain pakar ini dalam kamera, acara kita akan melejit." "Liu, apakah kau ingat nama murid yang kita ketemu kemarin malam?" Fang Mingquan tiba-tiba bertanya. "Tidak. Mengapa kau mengemukakan dia?" Liu merasa bingung. "Apakah kau tidak ingat apa yang dia katakan? Dia katakan bahwa dia dapat mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin dengan mudah," Fang Mingquan mengingat. "Kau menduga murid itu adalah pacar Ji Yanran? Tidak mirip. Dia adalah murid baru dalam Departemen Panahan, dan seorang anggota dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Cabang yang dia daftarkan semuanya berkaitan dengan kerangka perang. Bagaimana mungkin dia adalah pacar Ji Yanran? Jika dia begitu bagus dalam Tangan Dewa, mengapa dia tidak mendaftar pada cabang itu?" Liu tidak percaya bahwa Han Sen adalah pacar Ji Yanran. "Itulah yang membuat hal ini menjadi menarik." Fang Mingquan tersenyum. "Dia memang mendaftar pada sebagian besar cabang kerangka perang. Ayo pindahkan perlengkapan kita sekarang. Kita akan meliput semua pertandingan kerangka perang." "Fang, karena kita tidak yakin siapa pacar Ji Yanran, tidakkah ini terlalu berisiko? Dan bahkan jika dia adalah pacar Ji Yanran dan hebat dalam Tangan Dewa, tidak berarti dia juga bagus dalam kerangka perang." Liu merasa cemas. "Sudah ada cukup banyak media yang meliput pertandingan Ouyang, jadi tidak terlalu berdampak jika kita juga melakukannya. Lakukan saja apa yang aku katakan," Fang Mingquan berkata dengan tegas. Walaupun dia tidak yakin apakah Han Sen adalah pacar Ji Yanran, Fang merasa Han Sen adalah seorang yang menarik. Jika dia bukan pemain yang terkuat, dia pasti akan menjadi orang yang paling menarik perhatian. Fang Mingquan lebih memilih mengambil resiko untuk melawan arus. Jika berhasil maka bagus. Jika tidak, tidak akan menderita terlalu banyak kerugian. Walaupun Liu tidak setuju dengan ide Fang Mingquan, dan tidak yakin bahwa Han Sen adalah pacar Ji Yanran, dia harus mengikuti perintah Fang Mingquan. Rekan-rekan media melihat Stasiun Huaxing membongkar perlengkapan mereka dan merasa aneh. Ketika mereka bertanya apakah Huaxuang mengejar sesuatu yang penting dan mengetahui bahwa Huaxiang akan meliput cabang kerangka perang, mereka hanya tertawa. Cabang kerangka perang dalam Elang Hitam hanya biasa saja. Mereka segera menyiarkan pertandingan Tangan Dewa, karena setidaknya ada di cantik Ji Yanran dan si pakar Li Yufeng. Stasiun Huaxing akhirnya selesai memasang seluruh perlengkapannya di lokasi pertandingan kerangka perang. Mereka telah bekerja lembur untuk itu. Fang Mingquan meneruskan melakukan penelusuran dalam komunitas online kampus. Walaupun ada banyak perlengkapan dalam lokasi pertandingan kerangka perang, mereka biasanya hanya cadangan untuk media lain, untuk berjaga-jaga jika mereka ingin menyiarkan sesuatu tentang cabang kerangka perang pada masa istirahat pertandingan Ouyang. Stasiun Huaxing adalah satu-satunya yang memasang perlengkapan lengkap di lokasi pertandingan kerangka perang, karena ilmu silat adalah cabang kuat dalam Elang Hitam. 152 Seorang Bintang Pada hari pertandingan, Han Sen mengendarai Pembunuh Perak keluar dari gudang ke-7, karena diperbolehkan untuk menggunakan kerangka perang sendiri dalam cabang kerangka perang. Bagaimanapun juga, semua pemain mempunyai keahlian dalam jenis kerangka perang yang berbeda-beda, dan tidak mungkin meminta setiap orang untuk mengendarai jenis yang sama. Bagi mereka yang tidak memiliki kerangka perang sendiri, komite kontes bahkan menyediakan kerangka perang mereka. Karena Grup Bintang adalah sponsor, kerangka perang yang disediakan di sini cukup bagus, biasanya bernilai satu sampai beberapa juta. Tetapi banyak murid yang menggunakan kerangka perang sendiri. Biasanya, semua pemain tingkat tinggi akan membawa kerangka perang yang mereka biasa gunakan setiap hari. Dengan demikian, mereka akan lebih terbiasa dengan fungsi dan parameternya serta dapat mengurangi kesalahan. Semua pemain tingkat tinggi dari Perkumpulan Kerang Perang memiliki kerangka perang sendiri, beberapa diantaranya bahkan bernilai belasan juta. "Sen, aku tidak tahu kau orang kaya! Kerangka perang ini sangat cantik!" Shi menatap pada Pembunuh Perak. Di dalam anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat, Gendut, Ceking, Lu Meng dan Wang Mengmeng semuanya memiliki kerangka perang sendiri selain Han Sen. Milik Wang Mengmeng adalah yang paling canggih. Punya Lu Meng juga terlihat lumayan mahal. Tetapi kalau bicara tentang penampilan, Pembunuh Perak adalah pemenangnya. Bentuknya yang ramping dan keterampilan pengerjaannya yang sangat halus melampaui produk hasil produksi massal. Ini sungguh-sungguh adalah edisi terbatas, dan hanya ada satu dalam laboratorium. Seluruh prototipe berbeda alam konsep rancangan dan perubahan teknologi. Dan Pembunuh Perak sangat unik. "Ini hanyalah kerangka perang biasa, dan bahkan tidak memiliki sistem senjata," Han Sen berkata yang sebenarnya tentang kekurangan Pembunuh Perak. "Dengan sistem senjata, ini tidak akan terlihat begini bagus," kata Lu Meng. Anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat pergi ke ruang pertandingan. Pembunuh Perak menarik banyak perhatian, tetapi lebih banyak orang yang merasa tertarik dengan kerangka perang Wang Mengmeng. Beberapa orang bahkan berteriak, "Pemusnah, seseorang sedang mengendarai Pemusnah. Siapa pemain itu? Pakar mana dalam Perkumpulan Kerangka Perang?" Semakin banyak orang yang memperhatikan kerangka perang yang dikendarai oleh Wang Mengmeng. Pemusnah sudah berhenti diproduksi sejak beberapa tahun lalu. Dengan model klasik yang mewah, banyak pecinta kerangka perang yang merasa bangga memiliki sebuah Pemusnah. Dan sangat menakjubkan dapat melihatnya dalam pertandingan antar sekolah. Walaupun prestasi Pemusnah tidak sebagus dengan kerangka perang masa kini, nilai secara kolektif adalah di atas seratus juta. Siapa yang akan mengendarainya ke dalam pertandingan! Di luar ruangan, ada lebih banyak orang yang memperhatikan Pemusnah, dan banyak yang bertanya-tanya siapa pengendaranya. Kemudian, mereka tertegun dengan apa yang mereka ketahui. Orang yang mengendarai Pemusnah bukan salah satu pemain tingkat tinggi dalam Perkumpulan Kerangka Perang, tetapi adalah anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Dan mereka juga mengetahui bahwa pengendaranya adalah seorang gadis murid baru dan hampir seluruh anggota perkumpulannya adalah murid baru. "Perkumpulan Kerangka Perang Berat mengikuti pertandingan? Bukankah seharusnya mereka berpartisipasi dalam kontes bergerak?" "Jangan berkata begitu. Setidaknya ada kata "kerangka perang" dalam namanya. "Sayang sekali. Kerangka Perang yang sangat bagus. Itu adalah Pemusnah!" ¡­ Tidak ada orang yang merasa optimis dengan penampilan Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Bagaimanapun juga, tidak peduli betapa bagusnya sebuah kerangka perang, pemain adalah kuncinya. Disisi lain, Fang Mingquan telah memulai siaran langsung dan memfokuskan kamera pada anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Rekaman holografis diunggah ke Jaringan Langit secara langsung. Banyak penggemar sejati telah menunggu di depan layar. Sebagian besar dari mereka tidak terlalu peduli dengan isi acara, tetapi siapa pembawa acaranya. Dengan reputasi Fang, siaran langsung dimulai dengan ratusan ribu penonton. "Wow, Pemusnah! Kejuaraan Bintang memang berkelas." Banyak orang yang terus memuji ketika mengenali Pemusnah dalam gambar holografis. "Halo teman-teman. Ini adalah pembawa acara kalian Fang Mingquan. Mulai dari hari ini, aku akan meliput Kejuaraan Bintang ¨C Divisi Elang Hitam untuk kalian. Aku akan menyiarkan langsung cabang kerangka perang¡­" Para penonton yang mengetahui tentang Kejuaraan Bintang mulai menuliskan komentar. "Fang, mengapa kau tidak menyiarkan pertandingan ilmu silat Ouyang Xiaosan?" "Mengapa kerangka perang? Elang Hitam biasa saja dalam cabang kerangka perang. Apakah ada yang menarik di sana?" "Fang pasti terpinggirkan dalam stasiun." ¡­ Fang Mingquan melihat komentar-komentar ini dan tersenyum. "Terima kasih, teman-teman, untuk perhatian kalian. Alasan aku memilih untuk menyiarkan langsung semua pertandingan kerangka perang adalah aku rasa tahun ini akan ada pemain paling berharga dari Elang Hitam yang akan menjadi seorang bintang dalam seluruh Persekutuan. Maka, acara ini akan berfokus pada seluruh pertandingannya. Selain itu, pemain ini mengikuti seluruh cabang dalam kerangka perang, kecuali satu cabang karena waktu yang tumpang tindih. Mari kita tunggu dan lihat penampilannya." "Benarkah? Seorang bintang dalam seluruh Persekutuan?" "Dia kebetulan benar sebelumnya dan sekarang dia mencoba peruntungannya lagi. Omong kosong. Aku lulusan Elang Hitam dan sekolah itu beruntung berada dalam 20 besar untuk kerangka perang dalam Persekutuan." "Fang pasti sedang membicarakan tentang pengendara Pemusnah?" "Ha,ha, tidak sabar melihat apa yang akan terjadi." "Fang sangat kreatif dalam siaran langsungnya. "Cinta kamu, Fang Mingquan." ¡­ Mereka yang percaya dan tidak percaya menatap pada Pemusnah. "Aku akan menceritakan tentang pemain ini secara singkat. Dia adalah murid baru dalam Elang Hitam dan mengambil jurusan panahan. Sebagai seorang anggota dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat¡­" Perkenalannya membuat para penonton merasa bingung. Murid baru, panahan dan Perkumpulan Kerangka Perang Berat tampaknya tidak berhubungan dengan sebagian pemain yang berharga. "Fang Mingquan pasti sudah gila," pikir Wang Changqing yang juga sedang menonton siaran langsung. 153 Pemusnah yang Lucu Dalam Akademi Militer Elang Hitam, banyak murid ikut menonton siaran langsung yang dibawakan oleh Fang Mingquan. Tidak ada yang dapat berada dalam semua ruangan pada waktu yang bersamaan, maka beberapa murid di ruangan lain juga menonton pertandingan kerangka perang lewat acara Fang. Tetapi sebagian besar dari mereka menonton karena ketenaran Fang Mingquan, murid sekolah militer sebagian besar berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama dan semuanya mengenal Fang. Ji Yanran yang berada di ruangan pertandingan Tangan Dewa juga menonton pertandingan kerangka perang melalui siaran langsung Fang Mingquan. "Fang Mingquan sangat dramatis. Seorang bintang? Sekolah kita tidak ada orang seperti itu," Qu Lili memprotes. Ji Yanran tersenyum, "Jurnalis memang seperti itu, dan Fang Mingquan juga sama saja." Ji Yanran kemudian mulai mencari sosok Han Sen dalam kerangka, tetapi perkenalan Fang Mingquan menarik perhatiannya. "Orang baru, panahan, Perkumpulan Kerangka Perang Berat¡­semua ini tampaknya sesuai dengan pria penipu itu, Fang tidak mungkin sedang membicarakan dia?" Ji Yanran merasa tidak enak. Tetapi dia tidak menemukan Han Sen dalam gambar karena dia tidak tahu Han Sen berada dalam kerangka perang mana. Dan pandangannya tertuju pada Pemusnah seperti yang lain. Dengan diskusi yang intens dari para penonton, pertandingan pertama dalam cabang kerangka perang telah dimulai. Ini adalah pertandingan dalam arena seluas 30.000 kaki. Semua kerangka perang berada pada garis awal, menunggu aba-aba untuk memulai. Setiap orang menduga perkenalan Fang Mingquan adalah tentang pengendara Pemusnah. Ji Yanran juga menonton Pemusnah dengan jantung yang berdebar-debar. Suara peluit berbunyi, dibawah sorak sorai penonton, Pemusnah mengambil langkah pertama sedangkan yang lain menunggu untuk melihat penampilannya. Tetapi di saat berikutnya, Pemusnah yang hanya melangkah satu langkah dari garis awal jatuh ke tanah. Kesunyian memenuhi ruangan. "Apakah itu yang dikatakan Fang Mingquan MVP?" "Apakah ini adalah lelucon?" "Ha,ha, lucu!" "Fang Mingquan, kau seharusnya melakukan komedi stand up." "Itu adalah Pemusnah!" ¡­ Ji Yanran tidak dapat mempercayai matanya. Dia sudah melihat banyak pemain yang buruk, tetapi tidak seburuk ini. Tersandung pada titik awal sebuah pertandingan. Sulit untuk membayangkan orang seperti ini berani ikut dalam kompetisi. "Ha,ha, inikah yang disebut Fang Mingquan seorang bintang! Memang seorang bintang, tetapi bintang komedi." Qu Lili tertawa terbahak-bahak. Tetapi tiba-tiba mereka mendengar suara mesin pintar mengumumkan hasilnya, "Pertandingan arena Kerangka Perang, tempat pertama, No. 69, Han Sen dari Departemen Panahan dan Perkumpulan Kerangka Perang Berat; tempat kedua¡­" Semua orang merasa terkejut dan melihat kerangka perang perang yang sangat cantik berdiri di garis akhir. Ketika mereka menertawakan pengendara Pemusnah yang lucu, pertandingan telah selesai. Dan juaranya adalah seseorang yang sesuai dengan deskripsi Fang Mingquan. Ji Yanran juga tercengang. Dia jelas mendengar bahwa Han Sen adalah pemenang dari pertandingan arena Kerangka Perang. Kejuaraan Bintang mencakup seluruh sekolah, dan dalam Divisi Elang Hitam, pertandingan itu cukup terang-terangan. Misalnya, arena pertandingan tidak melibatkan pre-final. "Sial! Jadi pengendara kerangka perang perak itu yang dibicarakan oleh Fang Mingquan. Aku tahu Fang tidak akan membuat lelucon seperti ini." "Bagaimana dia menang tadi? Aku bahkan tidak sempat melihatnya." "Aku tidak tahu. Aku tertawa terlalu keras tadi." "Ha,ha, mereka berdua dalam Perkumpulan Kerangka Perang Berat tapi sangat berbeda." "Fang adalah pembawa acara yang terbaik." "Siapakah pengendara kerangka perang perak?" ¡­ Fang Mingquan mengepalkan tangannya dan merasa sangat senang sehingga dia hampir berteriak. Han Sen bahkan lebih baik daripada perkiraannya. Tampaknya dia telah memasang taruhan yang tepat lagi. Semua orang menonton kerangka perang perak berjalan di podium dan mengangkat piala dan hadiah bagi pemenang pertandingan arena. Pemain tingkat tinggi dari Perkumpulan Kerangka Perang merasa kesal. Mereka menduga satu-satunya alasan Han Sen dapat mengalahkan mereka adalah penampilan kerangka perangnya. Melihat sorak sorai dari Perkumpulan Kerangka Perang Berat, beberapa anggota dalam Perkumpulan Kerangka Perang menyindir, "Berlindung dalam kerangka perang tidak patut dibesar-besarkan. Kita akan melihat bagaimana penampilannya dalam cabang-cabang lain yang menguji keahlian operasional." "Ya, yang berikut nya adalah pertandingan rintangan, dan kita akan membunuhnya." "Tepat sekali!" Luo Xiangyang menatap murid-muridnya dengan senyap. Dia sengaja tidak membicarakan tentang Han Sen pada mereka, agar mereka tidak terlalu sombong dan berfokus pada mengasah keahlian mereka daripada menyombongkan diri sendiri. Pertandingan rintangan segera dimulai, yang dilaksanakan pada arena yang sama, hanya ditambahkan beberapa rintangan. Para pemain harus mempertahankan kecepatan mereka sambil menghindari rintangan, yang memerlukan lebih dari sekadar mesin yang kuat. Ketika Pembunuh Perak berdiri di titik awal lagi, semua mata tertuju padanya, dan siaran langsung Fang Mingquan mendapatkan popularitas. Semakin banyak orang yang mendengar tentang prediksi Fang Mingquan dan ingin melihat sendiri orang yang disebut Fang Mingquan adalah seorang bintang dalam Persekutuan. Ji Yanran menatap pada Pembunuh Perak dalam gambar holografis dengan gelisah. Dia merasa agak takut karena dia tidak dapat membayangkan apa yang harus dia lakukan jika Han Sen benar-benar memenangkan lima pertandingan. Para pemain dari Perkumpulan Kerangka Perang bersumpah untuk memperlihatkan Han Sen kekuatan mereka kali ini. Seiring dengan suara peluit terdengar, semua kerangka perang melesat seperti panah yang meninggalkan tali busur, dan sosok perak jelas lebih cepat daripada yang lain, berjarak semakin lebar dengan yang lainnya. "Cepat sekali!" Qu Lili tidak dapat menahan diri untuk berseru. "Dengan kecepatan seperti ini, dia tidak sempat menghindari rintangan dinding pertama." Ji Yanran agak cemberut. Kerangka perang Han Sen terlalu bertenaga dan sekarang hanya berjarak 30 kaki dari rintangan dinding pertama. Dia tidak sempat berlari memutari dinding dengan kecepatan dan jarak seperti ini. 154 Kekuatan Brutal Anggota Perkumpulan Kerangka Perang sangat senang melihat ini. Mereka memperlambat kerangka perang mereka untuk melewati rintangan dinding, sementara Han Sen tidak dapat melakukannya dengan kecepatan sekarang. "Bodoh sekali! Tidak berguna walaupun kerangka perangnya bagus," pikir anggota Perkumpulan Kerangka Perang. Bum! Kerangka perang perak di posisi memimpin mendobrak dinding penghalang dan terus bergegas maju dengan kecepatan yang sama. Bum! Bum! Bum! Dinding demi dinding dihancurkan oleh Pembunuh Perak. Dinding-dinding beton setebal kaki dihancurkan seperti gelembung oleh kerangka perang perak. Para penonton siaran langsung bersorak sorai. "Sial! Apakah ini termasuk curang? Bolehkah begini caranya?" "Tidak ada larangan untuk itu juga." "Penampilan kerangka perang itu sangat luar biasa sehingga dapat menahan benturan dan tetap mempertahankan kecepatan pada waktu yang sama." "Ha, ha, beginilah cara seorang pria mengemudi!" "Luar biasa!" "Ini bukan pertandingan yang adil. Lebih mirip dengan pengujian kinerja kerangka perang." "Pemain lainnya hampir menangis. Dia bahkan lebih cepat daripada yang lainnya setelah mendobrak dinding. Aku tidak mengenali kerangka perang ini. Produk siapakah ini?" "Membosankan. Kau pikir kau dapat melecehkan orang lain karena kaya? Pertandingan ini tidak masuk akal. Pertandingan ini adil kalau mereka menggunakan kerangka perang yang sama." "Aku tidak melihat seorang bintang, hanya seorang bajingan kaya." "Jadi Fang Mingquan sebenarnya mendukung orang seperti ini. Apakah dia adalah Fang Mingquan yang aku kenal?" "Apa yang kau bicarakan? Menang adalah menang. Penampilan kerangka perang adalah bagian dari pertandingan kerangka perang. Apa masalahnya?" "Benar. Ketika kau bertarung dengan Shura, apakah kau akan menanggalkan kerangka perangmu kalau mereka tidak menggunakannya?" ¡­ Pendekatan Han Sen menimbulkan banyak kontroversi, sedangkan Ji Yanran merasa lebih kesal dengan tindakannya menghancurkan dinding demi dinding. "Dia memang seorang penipu. Dengan kerangka perang seperti itu, kemungkinan besar dia akan memenangkan lima pertandingan." Ji Yanran sangat menyesal telah menandatangani kontrak dengan pria ini. Dia tidak percaya bahwa pria ini mempunyai cara untuk menipu dalam pertandingan resmi. Pada akhirnya, Pembunuh Perak adalah yang pertama melintasi garis akhir lagi dan menjadi pemenang untuk pertandingan rintangan. Anggota Perkumpulan Kerangka Perang menatapnya dengan berapi-api. Karena kemenangan Han Sen sangat kontroversial, banyak murid yang sedang menonton pertandingan lain datang ke ruang pertandingan kerangka perang. Bahkan pertandingan ilmu silat yang populer mulai kehilangan penonton karena pertandingan kerangka perang. Orang-orang di stasiun berita merasa bingung melihat para murid meninggalkan pertandingan Ouyang Xiaosan. Ketika mereka mengetahui dari para murid mengenai apa yang terjadi, sudah terlambat untuk memindahkan perlengkapan mereka. Mereka harus menggunakan perlengkapan sederhana untuk melaporkan pertandingan kerangka perang, yang tidak dapat dibandingkan dengan acara Fang Mingquan. Di Jaringan Langit, ada lebih banyak orang yang menonton siaran langsung Fang. Jumlah penonton telah mencapai satu juta dan terus bertambah. Walaupun satu juta orang tidak seberapa dalam keseluruhan Persekutuan, untuk pertandingan dalam satu divisi, jumlah ini sangat mengesankan. Bagaimanapun juga, sebagian besar orang yang merasa tertarik dengan Kejuaraan Bintang lebih suka memusatkan perhatian mereka pada sekolah-sekolah yang berpotensi memang. Walaupun Elang Hitam adalah sekolah yang terkenal, mereka tidak memiliki cabang yang menonjol. Oleh karena itu tidak banyak orang yang memilih untuk menonton divisi ini. Banyak orang menonton karena ini adalah siaran langsung Fang Mingquan. Stasiun lain yang berfokus pada Divisi Elang Hitam bahkan memiliki lebih sedikit penonton, paling banyak sepuluh ribu. Siaran langsung Fang Mingquan juga dengan cepat mendapatkan momentum. Para penonton yang pada awalnya datang karena ketenaran Fang, menjadi lebih tertarik dengan Han Sen dan Pembunuh Perak. Han Sen mengalahkan seluruh lawannya dalam satu cabang ke cabang lainnya, bergantung pada penampilan Pembunuh Perak yang sangat bagus. Sementara itu orang-orang merasa yakin bahwa kemenangannya adalah berkat kerangka perang yang dikenakan, mereka mengabaikan pentingnya cara dia mengoperasikan kerangka perang. Bahkan dalam cabang penembakan kerangka perang, Han Sen menggunakan sistem senjata manual rakitan dan memperoleh ketepatan yang tinggi, yang juga dianggap sebagai salah satu keunggulan Pembunuh Perak. Semua orang merasa penampilan Pembunuh Perak yang berkontribusi pada keberhasilan Han Sen dan mulai berdiskusi tentang perusahaan mana yang memproduksinya. Diskusi lainnya berfokus pada apakah kemenangan seperti ini tidak ada artinya. Sebagian besar orang mengabaikan pengendara Pembunuh Perak. Wajah Ji Yanran menghitam ketika melihat Han Sen menang lagi dan lagi. Setiap kali dia menang, dia merasa seperti dadanya ditinju. Ketika Han Sen memenangkan pertandingan kelima, dia hampir mau menangis. Memikirkan harus mencium bajingan itu, yang juga merupakan ciuman pertamanya, membuat Ji Yanran merasa tak berdaya. "Ada apa? Kau terlihat pucat," tanya Qu Lili, merasa cemas. "Aku baik-baik saja." Ji Yanran meneruskan menonton pertandingan, dengan pikiran kosong. Han Sen terus menang, sehingga membuat Ji semakin kesal. Konsentrasinya buyar ketika tiba gilirannya bertanding dalam Tangan Dewa dan hanya mendapatkan tempat ke-13, lebih buruk daripada penampilannya tahun lalu. Pikiran harus mencium bajingan itu membuatnya tidak leluasa. Deretan kemenangan Han Sen tidak tertahankan. Dia telah memenangkan semua pertandingan yang dia ikuti, sudah ada delapan dari sembilan pertandingan saat ini. Perkumpulan Kerangka Perang hanya memenangkan satu cabang yang dia tidak ikuti. Hanya tersisa dua cabang. Salah satunya adalah pertarungan kerangka perang tunggal, dan yang lain adalah pertarungan kerangka perang kelompok. Anggota Perkumpulan Kerangka Perang tidak sabar menunggu untuk mengalahkan Han Sen dalam kedua cabang ini, karena mereka harus membalas dendam setelah dikalahkan dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya. 155 Merubah Peraturan Berbeda dengan pertandingan kerangka perang lainnya, pertarungan kerangka perang tunggal dan pertarungan kerangka perang kelompok keduanya dilakukan melalui simulasi virtual untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan kerangka perang. Bagaimanapun juga, ini bukan perang yang sebenarnya, dan para pemain hanyalah murid sekolah militer, maka mereka tidak akan diminta untuk bertarung seperti prajurit yang sebenarnya. Dalam pertarungan virtual, data kerangka perang akan dipindai dan kerangka perang virtual akan dibentuk. Operasi kerangka perang ini juga sama dengan kenyataan. Sebagai sponsor pertandingan, Grup Bintang tiba-tiba merubah peraturan pertandingan. Luo Xiangyang meletakkan kedua tangannya di meja dengan marah, menatap Zhao Nengtian, Direktur Grup Bintang, dan bertanya, "Mengapa kau merubah peraturan pertarungan kerangka perang tunggal? Ini tidak adil bagi sebagian besar pemain." Zhao Nengtian terlihat tenang dan meminum seteguk teh hangat dari cangkirnya sebelum memberikan senyuman palsu. "Perubahan itu sendiri adalah untuk mempertahankan keadilan. Pelatih Luo, apakah kau merasa cukup adil bagi pemain lainnya untuk berkompetisi dengan sebuah kerangka perang yang memiliki penampilan seperti itu?" "Tidak ada yang tidak adil di sini. Yang lemah akan terkalahkan. Berlaku sama di mana saja. Karena ini adalah pertarungan kerangka perang tunggal, seharusnya satu lawan satu. Bagaimana bisa kau merubah peraturan dengan begitu ceroboh?" Luo Xiangyang berkata dengan marah. "Pelatih Luo, ini bukan sembarang perubahan, tetapi adalah perubahan yang bertanggung jawab. Tidak perlu dibahas lagi, sebagai sponsor, kami berhak untuk membuat perubahan yang paling masuk akal pada peraturan pertandingan. Selain itu, perubahan seperti ini sebenarnya akan bermanfaat bagi perkumpulanmu," Zhao Nengtian berkata dengan tidak sabar. "Perkumpulan Kerangka Perang tidak memerlukan keuntungan yang tidak adil. Kami ingin menang dengan kekuatan kita sendiri," Luo Xiangyang menggertakan giginya dan berkata. "Tidak masalah. Peraturan sudah ditetapkan, dan jika kau merasa tidak puas dengan peraturannya, kau dapat mengundurkan diri," Zhai berkata dengan dingin. Luo Xiangyang merasa marah, tetapi juga tidak berdaya. Dia tidak dapat meminta perkumpulannya untuk mundur hanya karena kekesalannya. Dan secara teknis, perubahan Grup Bintang memang akan menguntungkan Perkumpulan Kerangka Perang. Pertarungan kerangka perang tunggal diganti menjadi pergulatan. Semua pemain akan dikirimkan ke panggung yang sama, dan siapapun yang bertahan sampai akhir akan menjadi pemenangnya. Luo Xiangyang sangat memahami bahwa semua pemain tidak suka dengan Pembunuh Perak yang dikendarai oleh Han Sen. Peraturan ini pada dasarnya memperbolehkan semua pemain untuk berkelompok melawan Han Sen dan anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Bahkan jika Han Sen menonjol, dia tidak akan dapat bertahan dengan serangan dari ratusan kerangka perang. Dia akan mati. Grup Bintang tidak melakukan hal ini untuk membantu Perkumpulan Kerangka Perang, tetapi karena Han Sen dan Pembunuh Perak unggul dalam Kejuaraan Bintang. Bagaimanapun juga, Pembunuh Perak bukan salah satu produksi mereka. Sebelum mengetahui perusahaan mana yang membuat Pembunuh Perak, Grup Bintang tidak akan memperbolehkan kerangka perang yang bukan merupakan hasil produksi mereka untuk muncul dan tampil dalam final. Itulah alasan mengapa Grup Bintang merubah peraturan, untuk mengeliminasi Han Sen dan Pembunuh Perak. Luo Xiangyang sangat marah dengan hal ini. Dia ingin murid-muridnya mengalahkan Han Sen tetapi tidak dengan cara seperti ini. Ini akan mencoreng nama perkumpulannya. Orang-orang mungkin akan berspekulasi bahwa mereka berada di belakang perubahan ini dan menganggap mereka adalah pecundang. Ketika perubahan peraturan telah diumumkan, tiba-tiba muncul sorak sorai. Tidak hanya murid-murid Elang Hitam, tetapi juga para penonton dalam Jaringan Langit mulai berdebat. "Peraturannya jelas menjadikan pengendara Pembunuh Perak sebagai sasaran." "Bolehkah mereka merubah peraturannya seperti ini?" ''Ha, ha, ini seharusnya dilakukan dari tadi. Dia melecehkan yang lain dengan kerangka perangnya yang bagus. Inilah saatnya bagi yang lain untuk membalas dendam." "Grup Bintang benar-benar tidak tahu malu. Mereka bahkan merubah peraturannya." "Sangat memalukan dan picik." "Aku berduka cita untuk pengendara Pembunuh Perak. Aku ingin melihatnya tercabik-cabik." "Para anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat akan menderita." "Ini akan menjadi pertunjukkan yang bagus." "Pembunuh Perak mampus. Kerangka perang yang hebat disia-siakan. Aku ingin melihat dia bisa sejauh mana." Fang Mingquan juga merasa kesal saat ini. Dia tidak dapat membayangkan Grup Bintang akan begitu tidak tahu malu sehingga mereka merubah pertarungan satu lawan satu menjadi pergulatan. Tetapi Fang Mingquan juga mengetahui bahwa dia tidak dapat melawan korporasi seperti Grup Bintang. Dia harus mengatakannya dalam siaran langsung, "Karena adanya perubahan peraturan, Han Sen dan Pembunuh Perak akan terjebak. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pihak sponsor dari Grup Bintang, tetapi ini bukan pertarungan yang adil. Aku hanya dapat berharap bahwa Han Sen dapat mengeluarkan seluruh potensinya dan bertahan. Hasilnya tidak penting lagi pada saat ini." "Setuju. Grup Bintang memuakkan." "Lebih dari sekadar memuakkan, itu sampah." "Grup Bintang selalu adalah sampah." ¡­ Tetapi walaupun para penonton memprotes, pertandingan tetap dimulai berdasarkan peraturan baru. "Perubahan ini sangat tidak adil untuk murid panahan itu!" Qu Lili tidak dapat menahan untuk berkata. Walaupun Ji Yanran tidak senang melihat pertandingan yang telah dimenangkan oleh Han Sen, dia merasa perubahan peraturan sementara ini keterlaluan. "Tidak hanya dia, seluruh Perkumpulan Kerangka Perang Berat akan menderita. Mereka akan dijadikan sasaran utama untuk diserang," Ji Yanran cemberut dan berkata. Para murid dan penonton yang pada awalnya merasa tidak senang dengan ketergantungan Han Sen pada kerangka perang yang berkinerja tinggi tiba-tiba menjadi bersimpati. Hanya beberapa yang masih merasa tidak senang. Bagaimanapun juga, sebagian besar orang bersikap baik dan bersimpati pada yang lemah, dan Grup Bintang kali ini sudah keterlaluan. Permainan dimulai. Seluruh peserta menggunakan simulator holografis untuk memindai kerangka perang masing-masing dan membentuk kerangka perang virtual mereka, siap untuk bertarung dalam dunia virtual. Tetapi ketika semua orang melihat peta pertandingan, mereka mengatakan pihak sponsor tidak tahu malu, peta itu berubah menjadi arena pertarungan yang besar, sebuah ruang melingkar yang sangat besar tanpa ada tempat perlindungan. Dengan kata lain, Han Sen dan Pembunuh perak akan terekspos dengan serangan dari awal dan bahkan tidak memiliki ruangan untuk menghindar atau bersembunyi. "Sial, Grup Bintang hanya kumpulan bajingan. Tidak memberikan kesempatan sama sekali bagi mereka untuk bertahan hidup." Kutukan tentang perlakuan yang tidak adil memenuhi komentar dari siaran langsung, karena sebagian besar orang merasa sangat bersimpati pada Han Sen. 156 Pertandingan Dimulai "Sen, mereka akan mencabik-cabik kita." Merasakan tatapan serigala dari pemain lain, Shi Zhikang merasa kesal. Dia yakin bahwa mereka akan dikepung, karena ini adalah kesempatan yang sangat bagus bagi orang-orang itu untuk melampiaskan kebencian pada Han Sen dan Pembunuh Perak. "Apa yang perlu ditakuti? Kita akan memperlihatkan pada Grup Bintang kekuatan Kamar 304," Zhang Yang berseru dengan semangat. "Bukan Kamar 304, tetapi Perkumpulan Kerangka Perang Berat," Li Zhenzhen mengoreksinya. "Tetapi jumlah kita hanya sedikit. Bagaimana mungkin kita dapat bertahan dari serangan semua pemain dalam kampus?" Gendut terlihat agak sedih. Jarang-jarang Perkumpulan Kerangka Perang Berat berkesempatan untuk bersinar, tetapi akan segera berakhir. "Satu perkumpulan melawan seluruh sekolah. Walaupun kita kalah, kita seharusnya tetap merasa terhormat," kata Wang Mengmeng dengan serius. "Iya, walaupun kalah, kita tidak akan terkalahkan dengan mudah," Ceking juga berkata dengan semangat. "Kebutaan tidak dapat menyelesaikan masalah," Lu Meng berkata dengan tenang. "Grup Bintang terlalu bodoh memilih peta ini. Mereka pikir sekarang Han Sen tidak dapat menghindar atau bersembunyi, tetapi mereka telah lupa bahwa kita melawan para murid dan bukan para tentara. Mungkin anggota Perkumpulan Kerangka Perang lebih disiplin, tetapi sisanya tidak berpengalaman dalam pertarungan kelompok. Dengan ruangan yang begitu sempit, kita mempunyai lebih banyak kesempatan." "Lu, beritahu kami rencanamu," Shi memaksanya dengan gelisah. "Pada saat itu, mereka tentu menempatkan kita pada tempat yang sama, maka ada yang harus berkorban. Namun, jika beberapa dari kita dapat berjalan menembus keramaian, mereka akan menjadi tameng terbaik kita." Lu Meng berkata dengan percaya diri, "Di antara kita, Sen, Zhang Yang dan aku memiliki keahlian yang paling baik, maka kalian seharusnya melindungi kami agar dapat menembus keramaian. Aku membuat sebuah diagram dan kita semua harus melihatnya. Gendut dan Ceking akan pergi bersama kami dan mengorbankan diri mereka jika diperlukan. Ketiga gadis bertanggung jawab untuk melindungi tim dengan menembakkan¡­" "Bagus. Ayo kita laksanakan dan bunuh anak-anak jahanam di luar sana." Ceking berteriak setelah melihat diagram Lu Meng. "Tidak masalah, ini adalah kesempatan kita untuk bersinar. Kita akan berusaha sekuat tenaga dan tidak ada yang berani memandang rendah Perkumpulan Kerangka Perang Berat," Gendut menggertakan giginya dan berkata. "Kakak Han, tenang saja aku akan melindungimu," Wang Mengmeng berkata. "Jangan, Mengmeng. Tolong jangan lindungi Sen. Cukup jangan menembak kita," Shi berkata dengan cepat. Dia merasa cemas dengan keahlian operasional Wang Mengmeng. Dia seperti anak kecil dan menyia-nyiakan kerangka perang yang begitu bagus seperti Pemusnah. "Ha,ha¡­" Yang lain tertawa. "Mengmeng, kau akan bertanggung jawab untuk melindungiku. Jangan cemaskan hal lainnya," Han Sen berkata sambil tersenyum. "Seorang kakak memang beda¡­jauh lebih baik daripada kalian semua," Wang Mengmeng berkata dengan senang. Pada awal pertarungan, dalam adegan virtual, semua pemain dikirimkan dari saluran di sekitarnya. Dan pihak sponsor, Grup Bintang, melakukan seperti yang dikatakan oleh Lu Meng, mengirimkan par anggota Perkumpulan Kerangka Perang Berat ke tempat yang sama agar yang lain dapat mengepung mereka. Pada saat mereka muncul di arena, Han Sen, Lu Meng, Zhang Yang, Gendut dan Ceking mengendarai kerangka perang mereka dengan kecepatan penuh dan bergegas ke dalam keramaian. Wang Mengmeng, Wang Chun dan Li Zhenzhen menembakan senjata pada mereka dengan bersamaan untuk melindungi kelima kerangka perang memimpin tim. Apa yang dikatakan oleh Lu Meng benar. Lawan mereka sama sekali tidak terlatih dengan baik. Melihat kelimanya datang menghampiri, reaksi pertama setiap orang adalah menembak mereka, sehingga menimbulkan kekacauan. Karena ruangan adalah sebuah arena dengan tempat yang terbatas, persilangan tembakan dapat dengan mudah menimbulkan luka yang tidak disengaja. Han Sen dan orang-orangnya menyebar, menembak sambil mendekati kerangka perang lainnya, yang sebenarnya tidak mudah dilakukan di bawah serangan yang begitu intens. Mata Han Sen menyala-nyala. Duduk dalam mesin simulasi holografis, dia memanggil ratu peri dan berubah wujud. Gambar holografis segera menjadi lebih pelan. Segalanya dapat diperhitungkan sekarang. Han Sen dengan cepat membuat gerakan yang mempesona dengan tangannya, membuat Pembunuh Perak bergerak seperti hantu. Masing-masing tangan memegangi senapan sub-mesin satu partikel dan membawa dua pedang laser di punggungnya, Han Sen berjalan ke depan tanpa berhenti sambil menembak dengan cepat. Di Elang Hitam, sebagian besar guru dan murid sedang menonton pertandingan ini, dan Fang Mingquan sekarang telah memiliki lebih dari 10 juta penonton dan terus bertambah. "Ha, ha, Perkumpulan Kerangka Perang Berat mengambil inisiatif untuk menyerang." "Tampaknya mereka belum menyerah." "Ayo, binasakan yang lain!" "Ini sangat menarik!" Fang Mingquan terus menerus menyesuaikan semua lensa untuk mempersembahkan sudut yang terbaik untuk para penonton. "Mereka ingin masuk ke dalam keramaian, yang merupakan pendekatan yang pintar. Karena lawan-lawan mereka bukan prajurit profesional, mereka dapat memanfaatkan pergulatan." Mereka yang mengetahui taktik perang memahami apa yang ingin dicapai oleh Perkumpulan Kerangka Perang Berat. "Ayo masuk lebih dalam lagi!" Beberapa orang berdoa untuk Perkumpulan Kerangka Perang Berat. "Ayo!" Banyak orang yang merasa semangat. Tidak peduli siapa yang menang, mereka hanya ingin melihat pertarungan yang bagus. Dalam ruang monitor sponsor, Zhao Nengtian mencibir, "Dengan begitu sedikit orang, mereka tidak akan dapat mengalahkan ratusan kerangka perang." "Direktur, kau sangat bijaksana. Pria itu mati." Sekretaris Zhang berkata dengan senyuman bangga. Bum! Bum! Bum! Suara ledakan berkumandang di lokasi dan suasana sangat kacau. Wang Mengmeng membuat Pemusnah berdiri kokoh dan menembak ke arah Pembunuh Perak. "Sial! Pemusnah pasti dioperasikan oleh seorang mata-mata. Dia akan membunuh Pembunuh Perak sebelum yang lainnya." "Ha, ha, kita mempunyai pengkhianat di sini." "Pemusnah benar-benar seorang badut!" Ketika para penonton merasa terhibur dengan penampilan Pemusnah, wajah mereka tiba-tiba membeku. Pembunuh Perak bergerak seperti hantu. Seolah-olah dia juga memiliki mata di belakangnya, dia berhasil menghindari semua serangan dari Pemusnah seperti sudah pernah gladi resik sebelumnya. Karena penglihatan lawan lainnya pertama-tama ditutupi oleh Pembunuh Perak, mereka tidak dapat melihat serangan Pemusnah. Ketika mereka melihatnya, sudah terlambat. Bum! Bum! Bum! Sementara Pembunuh Perak bergerak melewati mereka, beberapa kerangka perang meledak di bawah serangan dahsyatnya, membuat semua penonton tertegun. 157 Bunuh Mereka Semua Pesta pembunuhan yang megah baru saja dimulai. Pembunuh Perak bergerak dengan sangat cepat diikuti dengan Pemusnah yang kuat di belakangnya. Pembantaian yang gila itu membuat satu per satu kerangka perang meledak. Orang-orang gemetar melihat bagian-bagian dari kerangka perang terbang ke udara. Pembunuh Perak mendapatkan serangan dari berbagai arah, yang tampaknya dapat memprediksi dan menghindari seluruh lintasan tembakan. Dia tidak hanya dapat menghindari seluruh serangan, tetapi juga dapat mendekati kerumunan kerangka perang dengan cepat. "Tembak! Jangan biarkan dia mendekat." "Sial! Jangan tembak. Apakah kalian semua bodoh?" "Semuanya, ikuti perintahku." "Bunuh bajingan itu." "Apakah kau tidak mendengar perkataanku "ikuti perintahku"?" ¡­ Menggunakan ratu peri, Han Sen dapat melihat seluruh kerangka perang dan gerakan senjatanya. Dengan kekuatan tenaga kuda dari Pembunuh Perak dan keahlian operasi Han Sen, dia berhasil menghindari seluruh serangan. Tidak. Han Sen sengaja mengarahkan lawannya untuk menyerang di tempat yang dia inginkan. Jika lawan adalah tentara yang sebenarnya dan kalau ada komandan yang sebenarnya, Han Sen dan Pembunuh Perak mungkin telah terbunuh jutaan kali. Tetapi untungnya, mereka hanya sekelompok murid yang tidak memiliki pengalaman berperang sama sekali. Selain itu, mereka tidak datang dari perkumpulan yang sama dan bahkan banyak yang belum pernah bekerja bersama sebelumnya. Bang! Pemusnah akhirnya selesai. Tingkat operasi Wang Mengmeng sangat buruk. Dia hanya bisa membuat Pemusnah berdiri kokoh dan menggunakan sistem tembak otomatis. Tetapi itu sudah cukup untuk Han Sen. Ketika Pembunuh hancur, Han Sen sudah berjarak kurang dari 30 kaki dari lawan-lawannya. Bang! Partikel senapan submesin menembakan peluru, yang menembus dan melumpuhkan kerangka perang. Kemudian Pembunuh Perak menjauh dari lokasi tembak-tembakan dan bergerak ke dalam keramaian. Pembantaian telah resmi dimulai. Pembunuh Perak seperti pemburu hebat di dalam hutan, memburu kerangka perang lainnya sesuai dengan keinginannya. Bang! Dengan satu tembakan, satu kerangka perang dapat dilumpuhkan atau mengenai mesin. Seperti iblis, Pembunuh Perak memanen jiwa kerangka perang. "Jangan biarkan dia lolos!" "Sial, siapa yang menembaki aku? Jangan tembak jika kau tidak mengetahui caranya." "Apakah kalian semuanya tolol? Minggir." "Kau yang tolol. Apakah kau buta?" "Aku memintamu untuk mengikuti instruksiku!" "Bajingan itu tidak dapat dipercaya. Ayo dekati dia dan hancurkan dia." "Iya. Ayo!" ¡­ Pembunuh Perak membunuh seperti Satin dan bergerak seperti hantu. Kerangka perang lainnya bergerak dengan kikuk seperti kerangka perang berat sebagai perbandingan. Orang-orang yang menonton pertandingan tercengang. Stadium menjadi hening, karena mereka terkejut melihat betapa hebatnya penampilan Pembunuh Perak. Dia seperti mesin pembunuh. Setiap peluru dapat mengenai bagian vital dengan sangat tepat. Sungguh menakjubkan melihat seseorang sanggup menghancurkan tiap kerangka perang dengan satu tembakan sambil menghindari seluruh tembakan. Penonton di jaringan langit juga hening. Hanya ada sedikit komentar. Hanya suara Fang Mingquan yang tidak berhenti. "Pembunuh Perak¡­lagi¡­" "Tembakan yang indah¡­pergerakan yang indah¡­" "Sempurna¡­operasi dan taktik yang sempurna¡­ Ini adalah bintang dalam Persekutuan¡­ Aku tidak punya kata-kata untuk operasinya yang indah.." "Bagus sekali¡­cantik¡­" "Ini adalah penampilan yang menawan¡­ Han Sen dan Pembunuh Perak memperlihatkan bagaimana kerangka perang dapat dioperasikan¡­" "Dalam beberapa tahun ke depan, Elang Hitam akan menempati posisi penting dalam Pertandingan Liga Akademi Militer, karena hanya ada satu orang ini. Dengan dia, Elang Hitam tidak diragukan akan menjadi pemenangnya!" Bum! Salah satu kerangka perang akhirnya mendekati Pembunuh Perak, yang tiba-tiba melemparkan senapan submesin ke udara dan menarik pedang laser dari punggungnya, membelah kerangka perang lawannya. Dia masih punya waktu untuk menyimpan pedangnya kembali dan menangkap senapan, menembaki kerangka perang lain yang mendekatinya. "Ya Tuhan, pria ini pasti adalah makhluk asing," Fang Mingquan bersorak sorai dengan semangat, dengan penuh antusias dan tenaga. Ini adalah pekerjaannya, pekerjaan yang paling disukainya. "Bangsat!" "Siapa yang mengatakan Pembunuh Perak adalah satu-satunya alasan kemenangannya. Dia sendiri adalah seorang pakar." "Ha, ha, kemenangan yang hebat! Grup Bintang akan dipermalukan. Mereka mencoba untuk menjebaknya tetapi tetap saja gagal." "Seorang bintang dalam Pertandingan Liga Akademi Militer!" "Wow! Apakah dia sebenarnya adalah seorang veteran kerangka perang?" "Tidak mungkin! Para pemain masih masih duduk di dalam mesin simulasi holografis." "Keren sekali! Aku ingin melihat ekspresi para sponsor." "Pembunuh Perak adalah kerangka perang yang sangat tangguh. Kerangka perang biasa tidak akan dapat seperti itu. Tenaga dan kelenturannya tidak dapat mencapai tingkat ini." "Aku juga ingin mengetahui di mana dapat membeli Pembunuh Perak." Jaringan Langit menjadi heboh. Siaran langsung Fang Mingquan ditonton oleh lebih dari 30 juta orang. Banyak orang yang menonton pertandingan divisi lain juga berpindah ke acara ini setelah mendengar tentang pertandingan ini. "Wow, apakah kau yakin ini bukan iklan resmi dari kerangka perang itu?" "Hebat sekali!" "Itu adalah Pembunuh Perak! Keren." Pada saat ini, dalam ruang monitor, Zhao Nengtian mendesis dengan marah. Jari jemarinya memegang cangkir dengan sangat kuat sehingga dia menjadi pucat. "Bajingan! Omong kosong!" Zhao Nengtian memecahkan cangkirnya dengan marah, badannya bergetar. 158 Kemenangan yang Heba Ji Yanran menatap sosok perak dalam gambar holografis dengan tatapan kosong, tidak dapat menghubungkannya dengan pria yang tersenyum itu. "Apakah benar dia adalah orang yang mengendarai Pembunuh Perak?" Ji Yanran merasa enggan untuk menerima kenyataan ini. Tetapi bagaimana mungkin pria yang bercanda dengannya selama ini memiliki keahlian operasional kerangka perang yang begitu hebat? "Menilai dari penampilannya tadi, tangannya pasti sangat cepat. Jadi¡­ketika kami berada dalam pesawat ruang angkasa, dia tidak menipu? Jadi dia dapat sampai pada tahap sejauh itu?" Saat Ji Yanran memikirkannya, tiba-tiba badannya gemetar. Kemudian wajahnya tersipu saat memikirkan hal lainnya. Dia terpikir, "Jika dia memang sehebat itu¡­maka, Pacarku Adalah Ji Yanran mungkin adalah dia¡­" Ji Yanran menjadi lebih yakin dengan tebakannya. Dengan kecepatan dan nama identitas seperti itu, bisa siapa lagi? "Bajingan itu, beraninya dia berbohong kepadaku!" Ji Yanran merasa malu. Ketika dipikir-pikir lagi, dia tiba-tiba menyadari bahwa dialah yang selalu menuduhnya sebagai penipu, sementara dia selalu mencoba untuk menjelaskan. Han Sen tidak pernah berbohong kepadanya. Dia bahkan memberitahu siapa dirinya melalui nama identitas, Pacarku Adalah Ji Yanran. Bukankah identitas ini sudah memberitahu Ji Yanran siapa dia? Tetapi Ji Yanran tidak pernah menghubungkannya. Memikirkan Han Sen dan identitas itu, Ji Yanran menjadi lebih tersipu. Memikirkan taruhan yang mereka lakukan, wajahnya terbakar. "Jahat, jahat, jahat." Ji Yanran menutupi wajah dengan kedua tangannya dan berteriak dengan suara yang lembut. "Manis, apakah kau baik-baik saja?" Qu Lili tertegun melihat Ji Yanran, dia tidak pernah melihat gadis ini bertingkah seperti ini. Orang-orang di samping mereka juga terkejut melihat Ji Yanran yang tampak tersipu-sipu. Ji Yanran kemudian menyadari bahwa dia masih berada pada lokasi pertandingan Tangan Dewa, dikelilingi oleh anggota-anggota Perkumpulan Tangan Dewa. Dia merasa malu dan berharap bisa menghilang seketika. "Ini adalah kemenangan yang hebat. Mari kita ingat kedua nama ini, Pembunuh Perak dan pengendaranya Han Sen. Mungkin kita sedang menyaksikan kebangkitan seorang raja lainnya dalam Liga Akademi Militer. Dia sedang membuat sejarah¡­" Suara Fang Mingquan yang bersemangat menandai akhirnya sebuah pertarungan kerangka perang yang luar biasa. Hanya tersisa dua kerangka perang di lapangan, Pembunuh Peraknya Han Sen dan Pemenangnya Lu Meng. Kerangka perang lainnya telah meledak. Lu Meng mengundurkan diri dari pertandingan dan meninggalkan arena untuk Pembunuh Perak, yang telah mengakhiri pestanya. Lebih dari tiga sampai empat ratus kerangka perang telah diledakkan olehnya. Ketika Pembunuh Perak melangkahkan kaki ke podium dan menerima piala, suara tepuk tangan bergemuruh sangat lama. Itu adalah pertandingan yang susah untuk dilupakan. Kedua nama ini, Pembunuh Perak dan Han Sen, juga tercetak dalam semua pikiran penonton. Pertarungan kerangka perang kelompok bahkan belum dimulai. Setelah pertarungan tunggal, semua pemain lainnya hancur secara psikologis dan karenanya kebobolan sejak awal. Tim Perkumpulan Kerangka Perang Berat memenangkan pertandingan dengan sendirinya. Setelah pertandingan berakhir, banyak orang yang belum ingin pergi, mereka membicarakan tentang pertandingan yang menghebohkan tadi. Satu jam setelah siaran langsung Fang Mingquan berakhir, jumlah orang yang menonton acaranya bahkan bertambah. Semakin banyak orang yang berharap untuk melihat rekaman pertandingan dari Fang Mingquan. Walaupun stasiun berita lainnya juga merekam pertandingan tersebut, perlengkapan mereka kurang memadai dan kualitas rekamannya juga jelek. Fang Mingquan sama sekali tidak menyia-nyiakan waktu, dia langsung meminta stafnya untuk mengedit rekaman secepat mungkin. Pembunuh Perak adalah pusat perhatian dalam rekaman yang diedit, kecuali di bagian awal yang masih meliput Pemusnah. Gerakan Pembunuh Perak sangat sempurna sehingga staf yang mengedit tidak ingin menghapus setiap adegannya. Maka, versi akhir panjangnya lebih dari 30 menit. Fang Mingquan menamakan video itu sendiri sebelum mengunggahnya: "Divisi Terbaik Pemenang Pertarungan Kerangka Perang Tunggal ¨C Pembunuh Perak dan Penaklukan yang Sangat Menawan." Pada saat video itu diunggah, video itu diunduh dan disebarluaskan dengan sangat cepat. Semua orang yang telah menontonnya merasa sangat puas. Mereka merasa sangat terkesan oleh kerangka perang perak yang bergerak seperti hantu dan tembakannya yang ganas. Setiap orang menikmati pemandangan keakuratannya yang luar biasa dan pembantaian yang tangkas. Semua orang menjadi semakin kecanduan dan menontonnya berulang kali. "Inilah kerangka perang yang sesungguhnya!" "Sudah menontonnya belasan kali. Aku tidak dapat berhenti sekarang." "Pesta pembunuhan yang sangat menawan." "Perusahaan mana yang membuat ini? Aku sangat ingin memilikinya." "Sama. Aku memerlukan kerangka perang ini dalam hidupku." "Aku mau beli sepuluh." "Jangan hanya melihat kerangka perang. Pengendara adalah kuncinya. Dia pasti di atas tingkat evolusi. Aku bertaruh bahwa orang sepertinya dapat dihitung dengan jari di dalam seluruh Liga Akademi Militer." "Ha, Ha, dan dia berada dalam Departemen Panah dan Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Perkumpulan Kerangka Perang pasti merasa dipermalukan." "Lucu juga kalau dipikir-pikir, seorang murid panahan adalah pemenang dalam pertandingan kerangka perang." "Aku dengar bahwa Departemen Panahan dari Elang Hitam berada pada posisi terbawah dalam Liga Akademi Militer tahun lalu." "Aku penasaran sebagus apa keahlian panahan dia." "Tentu dia juga bagus dalam panahan. Dia berada dalam Departemen Panahan." "Kulitnya terlalu bagus untuk mengendarai dengan begitu brutal." "Aku sama sekali tidak melihat dia meleset." "Dia adalah murid panahan. Tentu saja memiliki keakuratan tinggi." Video itu segera menjadi viral di seluruh Persekutuan. Murid-murid dari seluruh sekolah militer telah melihat video itu dan membuat analisa yang bervariasi tentangnya. Sebagian besar kesimpulan adalah bahwa Pembunuh Perak dan pengendaranya telah berada di atas tingkat murid sekolah militer biasa. 159 Sebuah Fakta Semakin banyak orang yang ingin mengetahui di mana dapat membeli kerangka perang seperti Pembunuh Perak. Mereka mencari di Jaringan Langit tetapi tidak dapat menemukan produk yang mirip dengannya. Banyak orang yang menebak bahwa itu dibuat berdasarkan pesanan, tetapi mereka masih tidak menemukan perusahaan mana yang memproduksinya, karena tidak ada jejak tentang Pembunuh Perak. Pada saat yang sama, dalam pabrik militer, Liu Changming berkata pada Profesor Tang, "Ayo lihat ini." Tang Mingxiu adalah sosok penguasa dalam industri kerangka perang dan berspesialisasi dalam kerangka perang biologis. Kerangka perang super biologis yang sedang mereka persiapkan untuk diluncurkan adalah produk yang dikembangkan oleh tim Tang. Setelah Tang Mingxiu duduk, Liu Changming memutar sebuah video yang menunjukkan pertandingan Han Sen dan Pembunuh Perak -versi yang telah diedit oleh Fang Mingquan. Tang Mingxiu merasa agak terkejut dan berkata, "Ini adalah prototipe T9 dari laboratorium kita. Pengendaranya pasti adalah pemain yang telah berevolusi?" "Mata yang tajam, Profesor Tang! Ini adalah prototipe T9, tetapi pengendaranya adalah seorang murid baru di Elang Hitam, berusia 17 tahun dan belum berevolusi," Liu Changming berkata sambil tersenyum. "Seorang murid baru sekolah militer?" Tang Mingxu tertegun, dan menonton video itu sekali lagi dengan seksama. DIa tidak dapat mempercayai seorang yang belum berevolusi dapat mencapai tingkat ini. "Profesor Tang, video yang kau tonton sekarang adalah pertarungan kerangka perang tunggal, yang membangkitkan banyak perhatian dalam sekolah militer besar. Sekarang hampir seluruh murid sekolah militer mengenal Pembunuh Perak, yang merupakan prototipe T9 kita." Liu Changming berkata sambil tersenyum. "Kau ingin mengambil kesempatan ini untuk meluncurkan T10?" Tang Mingxiu segera memahami apa yang diinginkan oleh Liu Changming. "Aku rasa murid ini sesuai menjadi juru bicara T10 untuk membantu kita mempromosikan T10, dan penampilan T10 harus diubah untuk meniru T9. Profesor Tang, bagaimana pendapatmu mengenai ide ini?" Liu Changming menjelaskan usulannya. "Aku setuju saja, tetapi dia hanyalah seorang murid sekolah militer. Apakah dia dapat menjadi juru bicara untuk T10?" Tang Mingxiu merasa ragu. Liu Changming tertawa. "Aku sudah menyelidikinya dengan detail, dan kebetulan dia adalah anggota pasukan khusus." "Dia adalah anggota pasukan khusus?" Tang Mingxiu sekali lagi merasa terkejut, karena sangat jarang seorang seusia Han Sen dapat bergabung dengan pasukan khusus. "Iya. Kau ingat Qin Xuan dari Rumah Qin? Dia adalah orang yang merekomendasi Han Sen." Liu Changming tersenyum. "Gadis itu! Dia masih berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama?" Tang Mingxiu mengangguk. Dia memiliki kesan yang mendalam terhadap Qin Xuan. "Dia seharusnya berevolusi dan segera pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua," Liu Changming membalas. Tang Mingxiu mengangguk dan berkata, "Karena dia direkomendasi oleh gadis itu, dia seharusnya dapat mendukung T10." "Karena kau setuju denganku mengenai hal ini, aku akan melanjutkan untuk eksekusi rencana ini." Liu Changming sangat bersemangat. Walaupun T10 adalah tipe terbaru dari kerangka perang biologis, penampilan dan aspek lainnya masih sedikit kurang dibandingkan dengan T9. Bagaimanapun juga, T9 adalah prototipe militer, sedangkan T10 untuk dipergunakan oleh masyarakat sipil. Han Sen tidak mengetahui ada hal baik yang menunggunya. Pada saat ini, dia sedang bersenandung sebuah lagu dalam perjalanan menuju sebuah kencan. Setelah memperingati kemenangan bersama kamar sekamarnya sepanjang malam, Han Sen mengirimkan pesan pada Ji Yanran dan mendapatkan jawaban yang tidak terduga darinya. Ji meminta Han Sen untuk bertemu di kantin dekat asrama mereka, tempat mereka meminum jus buah yang disukai oleh mereka. Bersiap-siap untuk dicium oleh gadis cantik, Han Sen merasa penuh energi dan tenaga berjalan ke kantin. Waktu sudah jam dua pagi. Hanya ada satu sosok ramping di seluruh kantin. Han Sen duduk di seberang Ji Yanran dan berkata sambil tersenyum, "Bagus sekali. Kau menepati janji kali ini." Dia agak tersipu dan tetap diam. Menggigit bibir merah mudanya, dia menatap Han Sen dengan matanya yang menarik selama sepuluh menit. Walaupun Han Sen bermuka tebal, dia juga merasa malu ketika ditatap sekian lama. Dia pun memulai percakapan "Aku tahu aku sangat ganteng, tetapi jika kau terus menatapku seperti ini, aku mungkin akan berprasangka lain." "Prasangka lain apa?" Ji Yanran akhirnya berbicara. "Prasangka bahwa kau ingin menggodaku." Han Sen mengedipkan matanya, tampak malu. Ji Yanran lebih tersipu lagi dan melotot pada Han Sen. "Jangan harap!" "Aku takut kau mengharapkan itu." Han Sen terlihat takut. Ji Yanran menjentikkan jarinya, "Hentikan omong kosong, atau aku akan pergi." "Jangan pergi. Kau masih berhutang satu ciuman." Han Sen tanpa malu-malu menyodorkan mukanya ke hadapan Ji Yanran dan meruncingkan bibirnya. "Sini, di bibir." Ji Yanran merasa sangat malu dan menjentikkan jidatnya. "Jika kau tetap seperti ini, aku benar-benar akan pergi." "Aku hanya meminta milikku," Han Sen menggosok jidatnya dan berkata dengan tidak berdaya. "Aku dapat menciummu¡­tetapi kau harus menjawab beberapa pertanyaan dulu." Ji Yanran menatap Han Sen dan bertanya. Dia merasa penasaran dengan beberapa hal. "Jika aku dapat menjawabnya, aku akan menjawab. Tetapi jika aku tidak dapat menjawabnya, kau tidak boleh menolak untuk menciumku." Han Sen bertekad. "Aku tahu." Dia tidak pernah tersipu separah ini dalam hidupnya. "Dalam pesawat ruang angkasa, apakah kau menipu dalam permainan?" Ji Yanran tetap tenang dan bertanya. "Aku sudah memberitahumu berkali-kali. Aku tidak menipu." Han Sen menjulurkan tangannya. "Apakah kau memiliki akun dalam Jaringan Pertarungan?" Ji bertanya lagi. "Iya," balas Han Sen. "Apa identitasmu?" Ji Yanran merasa ragu dan bertanya dengan gelisah. "Pacarku Adalah Ji Yanran." Han Sen langsung menjawab. Wajah Ji Yanran terbakar. Dia berteriak, "Bagaimana bisa kau menggunakan identitas seperti itu?" "Aku hanya mengemukakan sebuah fakta. Kau adalah pacarku," Han Sen menatap Ji Yanran, mengedipkan mata dan berkata. 160 Ibuku Berkata Pacar Adalah untuk Pria Nakal Ji Yanran membungkukan badannya dan menggigit bibirnya. Perasaannya campur aduk dan dia tidak pernah bermimpi akan berperasaan seperti ini. "Kakak, bukankah sudah saatnya untuk merealisasikan kontrak?" Han Sen cemberut. "Kau tidak dapat memintaku untuk melakukan ini di muka umum." Ji Yanran terlihat seperti mabuk dengan pipi merahnya. Jantung Han Sen tiba-tiba bergemuruh. Dia melebarkan matanya dan berkata, "Kau mau aku carikan sebuah kamar?" "Diam!" Ji Yanran melemparkan cangkirnya kepada Han Sen dan berjalan pergi. Han Sen menangkap cangkir itu dan cepat-cepat mengikuti dia. Dia berjalan di sisinya dan menyentuh lengannya. "Apa?" Ji Yanran menatapnya. "Pasangan harus berjalan seperti ini." Han Sen meletakkan tangan Ji Yanran di lengannya dan berkata sambil tersenyum. Pipi Ji Yanran kembali tersipu, tetapi dia tidak menarik tangannya. Dia memutar matanya, dan berkata, "Nakal!" "Ibuku berkata pacar adalah untuk pria nakal," kata Han Sen dengan tanpa malu. Ji Yanran mencoba untuk berkata sesuatu ketika dia melihat beberapa murid mendekati mereka. Dia cepat-cepat menurunkan kerudung kepalanya dan kaget seperti kelinci kecil. Memegang tangan Han Sen dengan erat, dia menggunakannya untuk menutupi wajah. Walaupun Ji Yanran menyembunyikan dirinya, murid-murid itu menghampiri untuk menyapa Han Sen. "Han Sen! Apakah kau Han Sen?" "Kau adalah idolaku." "Permainanmu sangat hebat! Keahlianmu memukau!" ¡­ Murid-murid baru ini berbincang dengan penuh semangat dengan Han Sen, yang telah menjadi selebriti di Elang Hitam. "Ini pacarmu?" Mereka segera memperhatikan seorang gadis di samping Han Sen, tetapi tidak mengenali Ji Yanran karena dia menutupi wajahnya. Ji Yanran sekarang ini mencari sebuah lubang dan bersembunyi. Dia tidak dapat pergi dan tidak ingin tetap berada di sana. "Iya, pacarku. Dia sangat malu dan tidak suka berbicara," Han Sen berkata sambil tersenyum. "Gadis pendiam itu bagus sekali¡­" komentar para murid, dan Han Sen sangat senang berbincang dengan mereka. Pada saat ini, Ji Yanran memegangi tangan Han Sen dengan erat, dan dia dapat merasakan kelembutan di lengannya, dan dia sangat menikmatinya. Han Sen berharap dia dapat berbincang selama mungkin. Tetapi murid-murid itu sangat sopan dan tidak ingin mengganggu mereka. Han Sen harus merelakan mereka pergi. "Kau melakukannya dengan sengaja!" Ji Yanran mencubit pinggang Han Sen setelah murid-murid itu menjauh. "Apa yang salah?" tanya Han Sen. Ji Yanran tidak dapat berkata apa-apa. Han Sen mengambil tangannya dan terus berjalan. Saat itu tengah malam. Mereka tidak bertemu dengan orang lain sebelum mereka tiba di bangunan asrama Ji Yanran. "Kakak, mau tidak akan pulang seperti ini, bukan? Kontrak belum dipenuhi," Han Sen berkata dengan pahit. Ji Yanran memutar matanya dan menjulurkan tangannya. "Berikan aku kontrak itu." Han Sen dengan patuh memberikan kontraknya. Dia mengambil kontrak itu, tersipu dan berkata, "Tutup matamu." Han Sen mengikuti perintahnya. Ji Yanran mengambil nafas dalam-dalam dan melawan keinginannya untuk melarikan diri. Dengan jantung yang berdegup kencang, dia menjinjit, menekankan bibir merah mudanya yang lembut, dan cepat-cepat pergi. Sudah terlambat. Sebelum bibirnya lepas dari bibir Han Sen, tangan Han Sen telah memegang pinggangnya dan tangan lainnya menyelinap ke dalam rambutnya yang lembut dan memeluk leher indahnya. Ji Yanran tiba-tiba jatuh dalam pelukan Han Sen dan bibirnya menekan bibir Han Sen. Badan Ji Yanran pada awalnya kaku, namun perlahan-lahan melembut. Tangannya mencengkeram baju Han Sen, dia melangkah mundur di luar kendali karena kakinya menjadi lemah. Han Sen baru saja mendapatkan pengalaman terbaik dalam hidupnya dan tidak ingin melepaskannya. Dia terus memegang erat dirinya dan menekan badannya yang bersandar pada sebuah gedung. Keduanya baru saja mencicipi manisnya cinta dan melayang-layang dalam kesenangan. Tiba-tiba, mereka mendengar suara nyaring seorang wanita, "Teman-teman, setidaknya kalian harus mencari tempat yang sepi sebelum melanjutkannya." Ji Yanran mendengar suara ini dan tiba-tiba merasa ketakutan. Itu adalah suara Qu Lili, teman baiknya dan teman sekamarnya. Reaksi pertamanya adalah mendorong Han Sen, tetapi dia tidak dapat melakukannya karena dia akan memperlihatkan diri. Ji Yanran cepat-cepat membenamkan kepalanya ke dada Han Sen, wajahnya memerah. Dia juga diam-diam menyalahkan Han Sen yang telah menempatkan dia dalam posisi yang memalukan. "Kakak, mengapa kau tidak pergi tidur sekarang karena sudah malam? Apakah kau ingin bergabung bersama kami?" Han Sen tahu Ji Yanran merasa malu, dan menutupi kepalanya dengan salah satu tangannya, menghalangi penglihatan Qu Lili. "Tidak tahu malu!" Qu Lili menghentakkan kakinya dan berlari kembali ke kamar asramanya. Setelah Qu Lili naik ke asrama, Ji Yanran menginjakkan hak sepatunya pada kaki Han Sen dan berlari masuk ke bangunan, meninggalkan Han Sen yang mencengkeram kakinya. Ji Yanran tidak berani langsung kembali ke kamarnya. Dia bersembunyi di kamar mandi cukup lama sebelum kembali ke kamarnya. Qu Lii melihat Ji Yanran sudah kembali dan berkata, "Sayang, apakah kau melihat pasangan nakal di bawah tadi?" "Pasangan nakal apa?" Ji Yanran berpura-pura membenahi ranjangnya, wajahnya memerah. "Pasangan itu berciuman di depan bangunan kita. Ya Tuan, mereka sangat terangsang! Dan pria itu sangat tidak tahu malu, dia bahkan berkata¡­ lupakan saja! Aku bahkan tidak mampu mengulanginya. Dan gadis itu pasti perempuan jalang!" kata Qu Lili dengan marah. Ji Yanran merasa sangat malu sehingga dia berharap dapat menghilang seketika, tetapi dia harus berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa. 161 Evolusi Hewan Piaraan Dalam kamar Han Sen di Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen dikagetkan oleh seekor harimau hitam di hadapannya dengan mata ketiga di dahi. Cakar harimau itu tampak seperti terbuat dari baja hitam. Han Sen tidak dapat mempercayai bahwa itu adalah Meowth yang berada di hadapannya. Yang lebih mengejutkan adalah perubahan data pada Meowth. Jenis jiwa binatang kucing bermata tiga berdarah sakral: piaraan (telah transformasi dan evolusi). Kata-kata tersebut mudah dipahami, tetapi mengejutkan. Setelah memakan daging semut hantu mutan, Meowth mulai bertransformasi menjadi kucing mutan. Tetapi setelah transformasi berakhir, dia menjadi hewan piaraan berdarah sakral, sesuatu yang belum pernah Han Sen dengar sebelumnya. Han Sen berulang kali mengkonfirmasi kata berdarah sakral, dan memutuskan untuk kembali ke Persekutuan dan mencarinya di Jaringan Langit. "Bagaimana mungkin ini terjadi? Aku telah banyak membaca tentang jiwa binatang hewan piaraan, tetapi tidak pernah mengetahui bahwa seekor hewan piaraan dapat berevolusi." Setelah pencarian yang panjang, dia akhirnya menemukan sebuah tulisan yang relevan dalam Forum Malam Kutub. Pengunggah tulisan itu adalah seorang dengan identitas "Kehidupan Hewan Piaraan," seorang yang fanatik dengan hewan piaraan jiwa binatang. Karena hewan piaraan jiwa binatang sangat langka dan memerlukan susah dirawat, banyak orang yang tidak mau memelihara hewan piaraan biasa karena mereka tetap akan tidak berguna setelah transformasi. Tetapi Kehidupan Hewan Piaraan telah memelihara lebih dari seribu hewan piaraan dalam waktu satu dekade, dan semuanya telah bertransformasi. Tentu saja, apa yang dibeli oleh Kehidupan Hewan Piaraan terutama adalah hewan piaraan jiwa binatang biasa, beberapa di antaranya adalah hewan piaraan jiwa binatang primitif dan hanya ada beberapa hewan piaraan jiwa binatang mutan. Di antara semua hewan piaraan Kehidupan Hewan Piaraan, ada seekor anjing mini biasa yang berevolusi setelah transformasi dan menjadi hewan piaraan jiwa binatang primitif. Kehidupan Hewan Piaraan mengunggah gambar anjing mini primitif ini dan berspekulasi bahwa semua hewan piaraan jiwa binatang memiliki kesempatan tertentu untuk berevolusi. Walaupun tulisan ini sudah lama, ada mendapatkan banyak tanggapan. Banyak yang mengatakan Kehidupan Hewan Piaraan adalah seorang pembohong, karena ada banyak pecinta hewan piaraan lainnya yang telah memelihara ratusan hewan piaran jiwa binatang namun tidak pernah melihat mereka berevolusi. Tetapi ada beberapa orang yang mengatakan bahwa hewan piaraan mereka juga telah berevolusi. Tampaknya itu adalah tulisan yang populer pada saat itu, tetapi kemudian telah tergeser oleh topik lainnya. "Evolusi hewan piaraan benar-benar ada. Jadi ini hanya terjadi pada hewan piaraan jiwa binatang, sementara jiwa binatang lainnya tidak dapat berevolusi." Han Sen merasa sangat senang, bukan hanya karena Meowth telah berevolusi, tetapi juga karena dia memiliki seekor hewan piaraan jiwa binatang raja cacing batu emas. Walaupun kesempatannya tipis, bagaimana jiwa raja cacing batu juta berevolusi? Tingkat apa yang akan dicapainya pada saat itu? Tetapi Han Sen mengetahui bahwa itu hanya khayalan. Evolusi Meowth adalah keberuntungan besar, yang tampaknya tidak akan terulang kembali. Walaupun tidak terlalu besar kemungkinannya, Han Sen tetap memelihara raja cacing batu dengan lebih penuh semangat. Melihat Meowth yang dapat berubah-ubah antara status bertarung dan status hewan piaraan sesuai dengan kehendak Han Sen, dia pun menyeringai. Ketika Han Sen masuk ke Tempat Penampungan Baju Baja lagi, destinasi yang ingin dituju adalah Gurun Iblis. Terakhir kali dia membawa Wang Mengmeng, sehingga dia tidak dapat berburu sesuai dengan kehendaknya. Kali ini Han Sen telah bertekad untuk menjadikan raja rubah berdarah sakral menjadi daging panggang jika dia melihatnya lagi. Setelah menyimpan baju baja kumbang hitam berdarah sakral dalam tempat yang tersembunyi, Han Sen memanggil Meowth dan membuatnya bertransformasi menjadi status bertarung. Meowth memiliki bulu seperti tungsten dan berukuran dua kali seekor harimau. Han Sen mengendarainya seperti hewan tunggangan dan dia lebih cepat daripada binatang mutan bermata tiga. Dan setiap saat dia menemukan berbagai makhluk lain, Meowth akan maju dan membunuh mereka. Sebagian besar makhluk akan berusaha menghindari ketika mengendus keberadaannya. "Ha, ha, tidak sia-sia memelihara dia begitu lama. Ini jauh lebih baik daripada tunggangan jiwa binatang." Seekor tunggangan jiwa binatang tidak akan mengambil inisiatif untuk menyerang, dan hanya akan menimbulkan kerusakan saat menyerang. Namun, seekor hewan piaraan jiwa binatang seperti mesin spesialisasi pembunuhan. Satu-satunya kelemahan hewan ini adalah dia berlari dengan terlalu liar, sehingga tidak nyaman mengendarainya. Sekali lagi, Han Sen memasuki Gurun Iblis. Tanpa beban apapun kali ini, Han Sen mengendarai kucing bermata tiga berdarah sakral menuju ke arah tempat raja rubah pernah muncul. Han Sen baru saja menyadari betapa hebatnya memiliki hewan piaraan berdarah sakral sendiri. Dia bahkan tidak perlu bekerja dengan tangannya sendiri. Meowth dapat membunuh makhluk biasa hanya dengan satu kali serangan. Cakarnya yang tajam dapat mematahkan tengkorak mereka dengan seketika, sama seperti yang selayaknya dilakukan oleh makhluk berdarah sakral. Makhluk yang dibunuh oleh kucing bermata tiga berdarah sakral semuanya diberikan kepada raja cacing batu emas untuk dimakan. Raja cacing seperti tempat sampah pembuangan dan akan menghabiskan semua yang diberikan kepadanya. Hasilnya, dia bertumbuh lebih besar dan lebih besar lagi. Tetapi mahkluk primitif tidak membesarkan dia seperti yang dilakukan oleh makhluk mutan. "Ular pasir primitif terbunuh. Jiwa binatang ular pasir primitif diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak." Han Sen melihat kucing bermata tiga berdarah sakral mencabik-cabik ular sepanjang dua belas kaki dan mendengar suara ini dalam pikirannya. "Ha, ha, mantap. Ini adalah barang yang terbagus yang pernah kumiliki!" Han Sen mengambil jiwa binatang ular pasir dalam bentuk tombak dan merasa seperti di atas awan. Sepanjang masa yang dihabiskan dalam Tempat Suci Para Dewa, ini adalah perjalanan berburu yang paling menyenangkan bagi Han Sen. Meowth bertanggung jawab untuk membunuh, dan raja cacing batu emas membersihkan hasil perburuan. Dia hanya perlu duduk dan menontonnya. Satu-satunya penyesalan hanyalah dia belum melihat jejak rubah pasir bertanduk tunggal setelah menempuh perjalanan selama dua hari dalam Gurun Iblis, apalagi melihat raja rubah. "Aneh..Apakah ada orang lain yang telah membunuh semua rubah itu?" Han Sen cemberut. 162 Di Dalam Lembah Setelah berjalan setengah hari lagi, Han Sen sama sekali tidak melihat satupun makhluk di sepanjang perjalanan, hal ini membuatnya merasa aneh. Tiba-tiba, seekor cacing batu bertubuh sangat besar muncul di hadapannya, dan Han Sen cepat-cepat mempersiapkan dirinya untuk bertarung. Walaupun cacing-cacing batu biasa hanya makhluk primitif, ukurannya terlalu besar dan kekuatannya terlalu besar untuk diremehkan. Cacing batu itu berdiri kokoh. Han Sen melihat lebih dekat lagi dan menemukan bahwa cacing batu itu ternyata sudah mati, kepalanya hancur oleh serangan yang tidak dikenal. "Tampaknya seseorang telah datang ke sini." Han Sen meningkatkan kewaspadaan, mengambil kembali Meowth dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan sendiri. Jumlah mayat cacing baru mulai bertambah. Beberapa di antaranya mati dengan setengah badannya berada di tanah. Han Sen merasa penasaran dengan senjata apa yang menimbulkan serangan yang begitu brutal. Selain mayat-mayat cacing batu, dia mulai melihat lebih banyak mayat rubah-rubah pasir bertanduk. Ada bekas luka yang berbeda-beda di mayat-mayat ini, yang tampaknya ditinggalkan oleh individu yang berbeda-beda. Han Sen cemberut dan melanjutkan perjalanannya. Setengah hari berikutnya, dia mulai mendengar lolongan binatang, suara-suara manusia dan suara dentuman baja di hadapannya. Han Sen cepat-cepat menyembunyikan dirinya di balik bukit pasir, mengeluarkan teleskop dan mulai meneropong. "Anak Surga!" Han Sen berseru dengan perlahan. Di dalam lembah, Anak Surga dan komplotannya sedang berburu rubah pasir bertanduk. Han Sen hampir mengenali mereka semua. Tetapi ada satu di antaranya yang belum pernah dilihat Han Sen. Dia adala beruang dari seorang pria, sekuat Shi Zhikang. Mengenakan setengah baju besi dan menggunakan palu godam hitam, penampilannya menakutkan. Ketika dia melambaikan palu godam, cacing batu akan dihancurkan dan sekelompok rubah pasir bertanduk akan dimusnahkan. "Sial! Di mana Anak Surga menemukan orang ini?" Han Sen bertanya-tanya. Jika orang ini berasal dari Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen seharusnya pernah mendengar tentang dia. Han Sen melihat raja rubah berdarah sakral di ujung lembah. Rubah-rubah melemparkan diri mereka ke arah komplotan tetapi tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan pembantaian. Lembah itu adalah jalan buntu dan rubah-rubah tidak dapat lari kemana-mana, jadi mereka harus tetap bertahan dan bertarung. "Kalau bukan karena aku telah membunuh raja cacing batu emas, raja rubah mungkin masih bisa melawan mereka. Aku mungkin telah membantu Anak Langit." Han Sen diam-diam menyelinap ke dalam lembah, tidak rela memberikan bantuan kepada Anak Surga. Pria yang menggunakan palu godam itu begitu ganas sehingga rubah-rubah tidak dapat menahan serangannya sama sekali. Dengan korban yang tak terhitung jumlahnya, rubah-rubah terdesak ke ujung lembah. Raja rubah darah suci itu juga memekik dengan putus asa, tampak sedih. "Ha, ha, Kakak Gu, aku sangat mengagumimu." Anak Langit memberikan pujian yang langka kepada pria kuat itu. "Kakak, kamu terlalu menyanjungku. Aku hanya beruntung karena mendapatkan palu godam jiwa binatang berdarah sakral ini saja." Dengan kata-kata yang merendah, dia tidak bisa menutupi kebanggaan di wajahnya. Han Sen berada di luar lembah, merasa ragu apakah dia harus segera masuk ke dalam pertarungan. Rubah-rubah itu tentu merasa putus asa sekarang dengan raja mereka yang terjebak di sudut. Komplotan itu akan berhasil. Tiba-tiba, Han Sen melihat kelicikan yang dipancarkan dari mata raja rubah dan tiba-tiba merasa ngeri. "Bagaimana mungkin aku melupakan betapa liciknya raja rubah ini? Jika dia benar-benar ingin kabur, dia tidak mungkin akan datang ke tempat ini. Pasti ada tidak beres." Han Sen cepat-cepat menyembunyikan dirinya di lembah dan melihat ke luar. Ketika Anak Surga dan komplotannya berpikir bahwa mereka sudah dapat mengantongi semua rubah, raja rubah berdarah sakral tiba-tiba melengkungkan badannya dan menggeser sebuah batu besar, memperlihatkan sebuah lubang berukuran ember. Raja rubah tiba-tiba menghilang di dalam lubang dan seluruh rubah mutan di sekelilingnya juga satu per satu masuk ke dalam. "Sial, binatang ini licik sekali. Ikuti dia dan jangan biarkan dia lepas." Anak Surga memerintahkan dengan penuh amarah. Han Sen menggeleng-gelengkan kepalanya. Anak Surga telah masuk ke dalam perangkap raja rubah. Jika Han Sen adalah Anak Surga, dia pasti akan memerintahkan untuk segera mundur. Dengan lubang berukuran sekecil itu, hanya satu per satu orang yang dapat meliuk-liuk masuk seperti seekor ular. Tidak ada ruang untuk menggunakan senjata dan hanya Tuhan yang tahu apa yang telah dipersiapkan oleh raja rubah. Berdasarkan pemahaman Han Sen tentang raja rubah, dia tidak mungkin masuk ke lubang itu hanya untuk melarikan diri. Pasti ada yang direncanakannya. Maka, jika dapat memilih, Han Sen pasti akan memilih untuk lari. Namun, Anak Surga dan komplotannya tidak berpikiran sama dan mereka ingin mengejar raja rubah. Tetapi ketika hanya setengah dari mereka dapat masuk ke lubang, seluruh lembah mulai bergetar. Semua pasir dan bebatuan mulai berjatuhan seperti gelombang dalam lautan. "Jebakannya sudah mulai bekerjaja," Han Sen cepat-cepat mundur dan melihat pemandangan aneh dalam lembah dari kejauhan. "Mundur, cepat mundur dari lembah!" Anak Surga tiba-tiba menyadari ada yang tidak beres dan berteriak, ingin bergegas keluar dari lembah. Tetapi sudah terlambat, Han Sen melihat dari tempatnya bersembunyi ada banyak "cairan" emas yang muncul dari bawah pasir seolah-olah pasir itu sedang berdarah, tiba-tiba mewarnai lembah dengan warna emas dan mengalir ke arah komplotan itu. Dengan daya penglihatannya yang luar biasa, Han Sen melihat bahwa "cairan" itu dibentuk oleh lautan serangga emas berukuran kacang dalam jumlah yang sangat banyak. Serangga-serangga emas mengalir melewati mayat-mayat cacing batu dan rubah pasir, dan hanya meninggalkan tulang belulang. Ketika ditutupi oleh serangga-serangga ini, mayat cacing batu yang sangat besar menghilang dalam hitungan detik, hal ini membuat Han Sen sangat cemas. 163 Palu Godam Berdarah Sakral "Sekarang ini akan menarik. Komplotan Anak Surga mungkin akan semuanya mati di sini. Bagus sekali, raja rubah!" Han Sen berpikir dengan senang. Dia menanti-nanti saat-saat Anak Surga dibunuh. Jika tidak, dia akan menghabiskan Anak Surga sendiri. Dia telah sejak lama ingin membunuh Anak Surga, tetapi belum pernah mendapatkan kesempatan. Anak Surga sendiri terlalu kuat dan selalu diikuti oleh komplotannya. Akhirnya dia menemukan kesempatan yang sangat bagus, dan Han Sen tidak ingin melewatkannya. Komplotan Anak Surga segera terkepung oleh serangga-serangga emas. Tidak ada jalan keluar untuk dapat meloloskan diri dari serangga-serangga emas ini. "Keluar." Anak Surga menggertakkan giginya dan mulai berlari. Komplotan ini menginjakkan kaki pada serangga-serangga dan bergegas keluar. Serangga-serangga itu lebih rapuh daripada perkiraan Han Sen dan bahkan tidak mampu menahan berat badan mereka. Tetapi ada begitu banyak serangga yang berhasil memanjat ke dalam baju-baju komplotan. "Ah!" Tiba-tiba terdengar suara teriakan, membuat Han Sen merinding dan senang pada saat yang sama. Orang-orang ini patut mendapatkannya. "Ikuti aku," teriak pria yang menggunakan palu godam. Menggunakan senjatanya, dia mengusir serangga-serangga dan pasir dan membersihkan tempat seluas enam kali sembilan kaki. Dengan ayunan palu godam, pria besar ini menghempaskan pasir dan serangga-serangga di hadapannya ke udara dan membuka jalan untuk yang lain. Mengikuti pria ini, komplotan Anak Surga berhasil meninggalkan lembah. "Sial! Siapa pria ganas itu? Aku tidak percaya Anak Surga dapat menyelamatkan diri!" Han Sen merasa kesal. Ketika komplotan itu meninggalkan lembah, serangga-serangga emas tidak mengikuti mereka. Setelah menelan semua bangkai yang bergelimpangan, serangga-serangga itu kembali masuk ke dalam tanah. Hanya kurang dari setengah jam, lembah kembali menjadi hening. Bahkan tidak ada setetes darah pun yang tertinggal. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Anggota komplotan Anak Surga sekarang berbungkus kain dan darah. Untungnya, luka mereka tidak terlalu parah dan mereka telah membunuh semua serangga yang melekat pada kulit mereka. "Bangsat, raja rubah itu sangat licik!" seorang anggota komplotan mengumpat sambil membersihkan lukanya. "Kakak Gu, berkat dirimu, kita masih dapat hidup," Anak Surga berkata pada Gu. Gu tersenyum dan berkata, "Tidak apa. Kita adalah teman." Tiba-tiba ekspresi Gu berubah karena dia merasa kesakitan di pinggangnya. Dua pisau belati tertancap dalam di kedua belah pinggangnya dan hanya pegangan belati yang terlihat. Kedua orang Anak Surga masing-masing memegangi lengan Gu dan mendorongnya ke tanah. Sisanya juga membantu mengendalikan Gu, Membuatnya tidak berkesempatan untuk melawan. Darah mengalir dari pinggangnya. Han Sen terkejut. Dia tidak menduga akan melihat adegan yang berbalik seperti ini. Mereka baru saja melewati batas hidup dan mati, dan Gu telah menyelamatkan hidup anggota-anggota komplotan. Mengapa Gu tiba-tiba diperlakukan seperti seekor anjing? "Apa yang kalian lalukan?" Gu bergumam, tidak dapat mempercayai apa yang sedang terjadi. "Berani-beraninya sampah seperti dirimu memanggil Anak Surga kakak? Kau hanya beruntung karena memperoleh jiwa binatang berdarah sakral." Salah satu orang Anak Surga menginjak wajah Gu, membuat hidung dan mulut Gu penuh dengan darah. "Kalian bajingan!" Menggertak dengan penuh amarh, Gu mencoba untuk menggeliat. Walaupun didorong oleh beberapa orang sekaligus, kekuatannya hampir dapat membuat mereka terhempas. Salah satu orang Anak Surga memegang pisau belati yang tertusuk di badan Gu dan memutarnya. Dengan satu teriakan, Gu tiba-tiba kehilangan seluruh kekuatannya. Komplotan itu menendang dan memukul Gu, namun Gu tidak dapat berbuat apa-apa karena dia ditahan. Anak Surga tetap diam dan mengangguk kepada orang-orangnya ketika Gu menjadi lemah. "Gu, karena kau telah menolong kami, berikan palu godam berdarah sakral dan kami akan membiarkanmu hidup," seorang pria berkata dengan galak sambil memegangi rambut Gu. "Walaupun harus mati, aku tidak akan memberimu apa-apa." Gu memuntahkan darah pada wajah pria itu. Plak! Orang itu menampar Gu dengan keras dan berkata dengan marah, "Apakah kau pikir kau dapat mati dengan mudah? Jika kau tidak memberikan aku palu itu, aku akan membuatmu memohon untuk diberikan kesempatan membunuh diri. Singkirkan cakar-cakarnya dulu." Komplotan itu sangat ahli dalam penyiksaan. Mereka menahan tangan Gu dan memakunya ke tanah dengan pisau belati. Gu berteriak dengan mengerikan, jari-jarinya terpaksa terbuka. Seorang pria memegangi jari Gu dan memasukkan pisau di bawah kukunya. Tertutup darah, kuku itu hampir terpisah dari daging. Dengan sebuah tarikan yang kuat, pria itu mencabut seluruh kuku dengan tiba-tiba dari jari. Gu berteriak seperti babi yang disembelih, tubuhnya berkedut. Rasa sakit yang dideritanya tidak dapat dibayangkan. Kebetulan dia ditahan oleh beberapa orang dan bahkan tidak bisa bergerak. Yang bisa ia lakukan hanyalah menjerit putus asa. "Sial, komplotan ini sangat keji." Awalnya Han Sen tidak ingin ikut campur dalam hal ini, tetapi dia tidak tahan melihat ini lagi. Musuh dari musuhnya adalah temannya. Walaupun dia tidak mengetahui siapa Gu, Han Sen tidak keberatan menambahkan seorang musuh untuk Anak Surga. Selain itu, penyiksaan semacam ini sudah keterlaluan. Han Sen mengamati situasi dan menemukan bahwa ada terlalu banyak orang kuat di komplotan Anak Surga. Han Sen tidak dapat menyelamatkan Gu sendirian. "Mengapa kau harus menyelamatkan mereka? Lihat apa yang terjadi sekarang," pikir Han Sen, menunggu kesempatan. Gu benar-benar tangguh. Setelah tiga kukunya dicabut, ia masih tidak menyetujui permintaan mereka dan masih mengutuk komplotan itu. Pada akhirnya, tubuhnya tidak dapat lagi menahan rasa sakit dan dia pingsan. "Anak Surga, bagaimana sekarang? Orang ini tangguh." "Ikat dia. Ayo cari tempat untuk mendirikan tenda dan makan dulu." Anak Surga melihat hari sudah gelap dan tidak berani berkemah di luar lembah aneh ini. 164 Hewan Piaraan Berdarah Sakral Han Sen diam-diam mengikuti komplotan itu dan melihat mereka mendirikan tenda dan membuat api. Gu diikat dan Han Sen belum menemukan kesempatan yang bagus untuk menyelamatkannya. Ketika komplotan Anak Surga hampir selesai makan, Han Sen berpikir jika Gu disiksa lagi, pria besar itu mungkin akan tidak berguna walaupun bisa diselamatkan. Setelah mendapatkan gagasan, Han Sen memanggil Meowth dan memerintahkannya untuk berlari ke sisi lain dan melonglong pada komplotan. "Seekor Makhluk!" "Itu adalah makhluk berdarah sakral!" "Jangan biarkan dia lolos!" "Pisau dan Botak tinggal di sini, kita akan pergi berburu makhluk berdarah sakral itu," perintah Anak Surga, meninggalkan dua orang mengawasi tenda dan Gu, sementara dia mengejar kucing bermata tiga berdarah sakral dengan yang lainnya. Sambil berlari, Anak Surga memerintahkan, "Menyebar dan kepung dia. Kita tidak dapat pergi terlalu jauh karena sudah gelap." Melihat komplotan itu melarikan diri, Han Sen memanggil sayap dan berubah wujud menjadi pembunuh berdarah, terbang menuju tenda dalam kegelapan. "Botak, ada penyusup!" teriak Pisau ketika Han Sen berjarak 30 kaki dari tenda. Botak cepat-cepat memanggil tombak jiwa binatang mutan dan mengamati Han Sen dengan ketat. Pisau juga memanggil sepasang belati. Han Sen segera berada di hadapan mereka dalam sekejap mata. Memegang katana Syura, Han Sen mengayunkannya ke Botak. Serangan dari atas ini tangkas dan kuat, tetapi Botak mengangkat tombak dengan dua tangan dan mencoba untuk menghalanginya. Katana Shura memotong tombak dalam-dalam, dan kaki Botak terdorong masuk ke dalam pasir oleh kekuatan Han Sen yang mengerikan. Ketika Botak berpikir bahwa dia telah berhasil menangkal serangan itu, tombaknya patah. Botak ingin kembali, tetapi kakinya masih terbenam di dalam pasir dan tidak dapat berlari. Serangan katana berikutnya memotong Botak menjadi dua. Ting! Ting! Dua belati dilayangkan pada Han Sen dan tertancap di celah siku baju bajanya. Demi membunuh Botak, Han Sen tidak punya waktu untuk menghindar. Untungnya, dua belati ini hanya jiwa binatang mutan. Walaupun mereka cukup cepat, mereka hanya tersangkut dan tidak menusuk lebih dalam. Kalau tidak, lengan Han Sen akan lumpuh. Setelah membunuh Botak, Han Sen berbalik untuk berurusan dengan Pisau, yang segera mulai berlari dengan kecepatan luar biasa, tidak meninggalkan peluang bagi Han Sen untuk mendekatinya. Berteriak sambil berlari, Pisau berhasil memperingatkan Anak Surga dan anggota komplotan lainnya. Han Sen tidak mengejarnya, tetapi mengangkat Gu yang diikat dan melarikan diri dengan keempat tapak pembunuh berdarah. "Dollar, kamu brengsek! Jika kau cukup jantan, lawan aku satu lawan satu," kutuk Anak Surga di belakangnya. "Aku pikir itu lebih seperti satu komplotan melawan satu orang," kata Han Sen penuh penghinaan, berlari dengan kecepatan penuh. Komplotan itu mengira dengan mengangkat pria besar seperti Gu seharusnya memperlambat Han Sen dan mereka akan dapat mengejar ketinggalan. Tapi tiba-tiba, seekor harimau hitam bermata tiga muncul di samping Han Sen dan dia hanya membaringkan Gu di punggung harimau itu. Pembunuh berdarah dan harimau menghilang dari pandangan mereka dalam sekejap. "Mengapa makhluk berdarah sakral itu membantu Dollar?" Para anggota komplotan merasa bingung. Anak Surga akhirnya mengerti, "Sialan, itu bukan makhluk berdarah sakral. Itu adalah hewan piaraan jiwa binatang berdarah sakral! Bangsat itu telah memelihara hewan piaraan berdarah sakral!" Semua orang terkejut. Seekor hewan piaraan berdarah suci pasti memerlukan sangat banyak daging makhluk tingkat tinggi untuk dapat bertransformasi. Setelah mengejar selama beberapa saat, komplotan itu menyerah. Sebenarnya, ketika mereka mengetahui bahwa harimau itu adalah hewan piaraan berdarah sakral, mereka telah kehilangan percaya diri. "Bagaimana caranya dia membuat hewan piaraan berdarah sakral bertransformasi? Apakah dia menggunakan daging makhluk berdarah sakral untuk memberi makan hewan piaraannya?" Semua orang dikejutkan oleh kenyataan bahwa Dollar memiliki hewan piaraan yang telah bertransformasi, yang menyiratkan dia memiliki kekuatan yang luar biasa. Han Sen berlari sebentar dan berubah wujud kembali setelah tidak melihat lagi jejak komplotan Anak Surga. Dia meletakkan Gu di tanah dan memotong tali yang mengikatnya. "Dolar?" Gu mengenalinya. "Teman, menurutmu berapa nilai hidupmu?" tanya Han Sen. Gu tiba-tiba terkejut, "Kau juga menginginkan palu godam berdarah sakralku?" "Tidak harus jiwa binatang itu, tetapi aku memang menyelamatkanmu. Kau tidak mengira aku mengambil risiko itu dengan sia-sia, kan?" kata Han Sen. Gu tidak berbicara dan melemparkan pandangan aneh pada Han Sen. "Dan sekarang kamu tidak memiliki apa-apa selain cedera. Apakah kamu dapat meninggalkan Gurun Iblis sendirian dengan aman? Jika kau membayarku dengan tepat, aku dapat membawamu kembali ke tempat perlindungan," lanjut Han Sen. "Mengapa aku harus mempercayaimu?" tanya Gu. "Apakah kau punya pilihan lain?" Han Sen tertawa. "Kecuali palu godam berdarah suci, kau dapat memilih dari semua jiwa binatang lain yang aku miliki. Tapi kau harus membawaku ke tempat perlindungan dulu," kata Gu, menyeka darah dari wajahnya. "Kakak Gu, betul?" Han Sen memandang Gu. "Panggil aku Gu Ming, atau apapun yang kau suka. Aku tidak mau lagi mendengar Kakak Gu." Gu Ming menggertakkan gigi dengan marah. Han Sen tersenyum, "Oke. Sekarang kau memiliki dua pilihan. Satu adalah pergi sendiri, dan yang lainnya adalah membayar di muka. Tidak ada pilihan lain. Aku bukan Anak Surga dan akan menepati janjiku. Jika kau membayarku dua jiwa binatang mutan, aku berjanji akan membawamu kembali ke tempat penampungan hidup-hidup. " Gu Ming menatap Han Sen dari atas ke bawah dan memanggil beberapa jiwa binatang. "Musuh dari musuhku adalah temanku. Aku tahu kau dan Anak Surga adalah musuh, jadi aku mempercayaimu. Ini semua adalah jiwa binatang mutan yang aku miliki. Silahkan kau pilih." Han Sen melihat mereka dan menunjuk dua kali. "Yang ini adalah upahku untuk menyelamatkanmu, dan itu adalah harga untuk membawamu kembali ke tempat penampungan." 165 Undangan dari Digang Dalam kantor penguasa stasiun dari stasiun teleportasi di Planet Roca, Qin Xuan dan Yang Manli sedang menonton sebuah video, rekaman pertandingan yang diedit oleh Fang Mingquan. "Apakah dia sehebat ini dalam kerangka perang?" Yang Manli tidak percaya Han Sen adalah pengendara Pembunuh Perak. Tingkat operasionalnya hampir sama dengan pengendara kerangka perang yang telah berevolusi dalam tentara, sehingga membuat Yang Manli sangat sulit untuk mempercayainya. Bagaimanapun juga, Han Sen baru masuk beberapa bulan di Elang Hitam. Walaupun Yang Manli sudah mengetahui bahwa Han Sen memiliki tangan yang cepat dan bahwa dia telah lulus evolusi-3 dalam Tangan Tuhan, dia tetap tidak dapat menyembunyikan rasa kagetnya, karena keterampilan operasional semacam ini membutuhkan lebih dari sekedar tangan yang cepat. "Penguasa stasiun, jadi Digang benar-benar meminta Han Sen untuk mendukung kerangka perang baru mereka?" Perasaan Yang campur aduk. Digang adalah salah satu dari tiga pemasok utama bagi militer di Persekutuan, dengan produk mulai dari baju pertarungan hingga kapal perang antarbintang. Digang membuat produk yang tak terhitung jumlahnya untuk militer setiap tahun, tetapi mereka juga memiliki lini produk yang dirancang untuk penggunaan sipil, yang terkenal berkualitas tinggi. Walaupun penjualan Digang tidak sebanyak Grup Bintang, reputasi Digang jauh lebih baik. Alasan dia kurang dikenal dibandingkan dengan Grup Bintang hanya karena klien utamanya adalah militer. Akhir-akhir ini, Digang telah berkomitmen untuk memperlebar produk sipilnya. Dengan laboratorium militer sebagai departemen penelitian dan pengembangannya, kualitas produknya tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, bisnis tidak hanya bergantung pada teknologi. Saat ini, Digang masih jauh lebih buruk daripada rekannya Grup Bintang dalam hal penjualan. Kali ini, Digang mencari Han Sen untuk mewakili produk andalan baru mereka, kerangka perang biologis, yang tidak pernah terbersit dalam benak Qin Xuan dan Yang Manli. Dengan pengaruh Digang, akan mudah bagi mereka untuk mencari dukungan bintang yang telah berevolusi atau melampaui, namun Digang memilih Han Sen, orang yang belum berevolusi. Yang Manli merasa bingung. Walaupun keahlian Han Sen terhitung hebat di antara yang belum berevolusi, tingkatnya masih lebih rendah daripada para pakar yang telah berevolusi. Dia bertanya-tanya apa menarik perhatian Digang dalam diri Han Sen. Mengesahkan produk Digang adalah suatu kehormatan besar, sepengetahuan Yang. Semua bintang yang mendapat kehormatan ini memiliki latar belakang militer dan eksploitasi militer yang luar biasa. Kali ini, Digang memilih siswa sekolah militer yang tidak memiliki latar belakang militer dan belum pernah pergi ke medan perang. Keputusan ini mengejutkan. "Manli, hubungi Han Sen secepatnya. Ini juga merupakan suatu kehormatan bagi pasukan khusus." Qin Xuan merasa bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat untuk merekrutnya. Beberapa bulan setelah ia bergabung dengan pasukan khusus, Han Sen telah menjadi juru bicara Digang, yang dapat mempererat hubungan antara pasukan khusus dan Digang. Lagipula, banyak senjata pasukan dipasok oleh Digang. Dan kali ini, pimpinan pasukan merasa senang karena demi mengundang Han Sen untuk mengesahkan kerangka perang biologis mereka, Digang telah berjanji untuk menyediakan lebih banyak perlengkapan bagi pasukan. Pimpinan mereka sangat senang dengan Qin Xuan dan Han Sen. "Siap laksanakan." Yang Manli mengangguk pelan. Han Sen mengantar Gu Ming dengan selamat ke tempat penampungan dengan suasana hati yang sangat senang. Walaupun dia tidak berhasil berburu makhluk mutan atau berdarah sakral, dia melemahkan komplotan Anak Surga dan meninggalkan Anak Surga dengan musuh bebuyutan. Selain itu, ia juga memperoleh dua jiwa binatang mutan. Pada saat dia kembali ke tempat penampungan, dia dipanggil oleh Yang Manli, yang membuat Han Sen agak sakit kepala. Walaupun Yang Manli memiliki kaki yang bagus dan payudara yang besar, dia sedingin es. Han Sen berusaha sekuat tenaga untuk menjauh darinya. Jika dibandingkan dengan Qin Xuan, Han Sen merasa Qin Xuan adalah wanita sejati. "Digang telah mengundang kau untuk mengesahkan kerangka perang baru mereka. Persiapkan dirimu. Ketika kau kembali ke Persekutuan, Digang akan mengirim seseorang ke Elang Hitam untuk menandatangani kontrak denganmu. Jika kau merasa keberatan, beritahu padaku sekarang dan kami akan berbicara dengan Digang, "Yang Manli berkata dan meletakkan berkas di hadapan Han Sen." Ini adalah insentifmu untuk pengesahan itu. " "Bolehkah aku menolak pengesahan ini?" Han Sen mengambil berkas itu, membacanya, lalu bertanya. "Mengapa?" Yang Manli terkejut. Itu adalah kehormatan besar bahkan bagi banyak bintang yang dapat melakukan ini. Dia sendiri bermimpi untuk menjadi juru bicara Digang suatu hari nanti. Tetapi dengan kesempatan yang ditawarkan, Han Sen malah bertanya apakah dia boleh menolak ini, hal ini membuat Yang merasa heran. "Aku harus ikut serta dalam kampanye dan roadshow mereka. Dan itu terdengar seperti merepotkan," kata Han Sen sambil memiringkan kepalanya. Yang Manli mendesis dengan amarah, berharap dia bisa mencekik Han Sen sampai mati. "Kau tidak ingin melakukan pengesahan karena terlalu merepotkan?" Yang Manli mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya menjadi pucat. Dia mengendalikan dirinya untuk tidak menampar wajah pria ini. "Digang sudah buta sehingga memilih orang ini," pikir Yang Manli. Setelah beberapa saat, Yang Manli menenangkan dirinya dan menyerahkan beberapa berkas lagi kepada Han Sen, "Lihatlah baik-baik dan beritahu saya jika kau membutuhkan sesuatu." Han Sen merasa puas dengan penawarannya. Setiap tahun dia akan menerima honor pengesahan yang bagus, dan Digang akan memberinya satu set lengkap produk yang disahkan, dan gratis layanan purna jual seumur hidup. Itu artinya Han Sen dapat menerima satu dari setiap kerangka perang yang disahkannya dan tidak perlu membayar sepeserpun untuk pemeliharaannya. Walaupun Han Sen tidak mengetahui berapa harga kerangka perang biologis baru mereka, namun dia tahu bahwa bahkan produk kelas bawah Digang bernilai beberapa juta, jauh lebih mahal daripada produk dari Grup Bintang. "Aku punya satu syarat," Han Sen menatap Yang Manli dan berkata. 166 Pria yang Beruntung "Katakan saja." Yang Manli tidak mau membuang-buang waktu dengan pria beruntung yang tidak tahu malu ini. Jika para tentara mendapatkan kesempatan untuk mengesahkan produk Digang, mreka pasti bahkan rela melakukannya tanpa bayaran. Apalagi penawaran Digang sudah sangat berlimpah untuk seorang seperti Han Sen. Penawaran seperti itu sudah lebih dari cukup untuk menyewa seorang bintang besar yang belum berevolusi seperti Tang Zhenliu. Sekarang Han Sen sudah mendapatkan penawaran sebagus ini sebagai seorang murid dan bahkan berani meminta lebih. "Aku memiliki sebuah kerangka perang dari laboratorium Digang dan berharap Digang dapat memasangkan sistem senjata dan juga memberikan layanan purna jual gratis yang sama." Han Sen tahu bahwa walaupun miliknya adalah sebuah prototipe, namun pembuatannya juga menggunakan standar militer. Sedangkan kerangka perang yang akan dia dapatkan dipergunakan oleh sipil dan tidak sehebat Pembunuh Perak. Satu-satunya kekurangan Pembunuh Perak adalah tidak adanya sistem senjata. Menggunakan senjata independen tidak nyaman dan dia tidak mau membawa senjata kemana-mana, yang akan mengurangi portabilitasnya. Selain itu, kalau Pembunuh Perak rusak, stasiun perbaikan biasa tidak akan mampu memperbaiki kerangka perang biologis super ini. Oleh karena itu dia benar-benar memerlukan jasa Digang. "Apa ada persyaratan lainnya lagi?" Yang Manli bertanya dengan datar. "Belum ada pada saat ini," kata Han Sen sambil tersenyum. Yang Manli berdiri dan berkata, "Aku akan menyampaikan permintaanmu dan pimpinan akan bernegosiasi dengan Digang. Pulanglah dan tinggal di Elang Hitam agar aku dapat memberitahumu hasilnya." Yang Manli segera pergi, tidak ingin menghabiskan waktu sedetik lagi dengan pria ini. "Aku akhirnya kaya raya! Dengan bayaran dua puluh juta per tahun dan juga dapat menggunakan kerangka perang terbaru! Jika Digang dapat menyetujui persyaratanku, semuanya akan terasa sempurna," Setelah Yang Manli pergi, Han Sen dengan bersemangat mengepalkan genggamannya. Han Sen tentu saja tidak akan menolak penawaran yang begitu bagus. Dia tidak mengetahui bahwa pada saat ini Ji Yanran sedang marah. Setelah malam itu, perasaan Ji Yanran berkecamuk, tidak yakin dengan apa yang ingin dia lakukan, menjadi pacar Han Sen atau menolaknya. Tetapi bagaimana caranya agar Han Sen menyerah? Dia telah menunjukkan padanya bahwa dia tidak akan menyerah dengan mudah. Ji Yanran memikirkan segala kemungkinan sepanjang malam dan menduga Han Sen akan terus mengejarnya dengan gencar. Namun, dia bahkan tidak pernah melihatnya lagi. Pada hari pertama dia tidak melihat Han Sen, Ji Yanran menggulung bibirnya dan berpikir, "Sedang jual mahal? Aku pernah melihat trik ini sebelumnya. Aku tidak akan menggubrismu dan lihat apa alasanmu saat kau mencariku besok." Tetapi pada keesokan hari, Ji Yanran tetap tidak melihatnya. "Kau cukup bersabar, tetapi ini tidak akan berhasil denganku." Pada hari ketiga, Han Sen masih tidak terlihat batang hidungnya. Ji Yanran menjadi agak tidak sabar. "Dia pasti telah mengalami kecelakaan. Apakah dia tertabrak pesawat terbang? Apakah kakinya patah?" pikir Ji Yanran. Pada hari keempat, masih tidak ada tanda-tanda Han Sen. "Bajingan itu pasti merasa dia tidak patut mendapatkan aku yang begitu lemah lembut dan cantik, anggun dan seksi. Karena itu dia tidak berani mendekatiku. Tentu saja, pasti itu alasannya." Hari kelima, hari keenam, hari ketujuh¡­setelah sepuluh hari dia masih tidak melihatnya. Dan dia susah kehilangan kesabaran. "Han Sen, kau bajingan, kau pikir aku ini apa? Kau mau menciumku lalu kabur? Tidak semudah itu." Ji Yanran marah. Pada saat ini, Han Sen baru kembali dari sekolah dan bahkan tidak berkesempatan untuk mencarinya. "Sen, kau kembali tepat pada waktunya. Ikuti aku ke kelas Profesor Yan." Han Sen bertemu Zhang Yang di ruang asrama, yang menggandeng tangannya dan menariknya pergi. "Mengapa kau pergi ke kelas Profesor Yan?" Han Sen merasa bingung. Zhang Yang adalah pria yang berdarah panas. Dia dapat mempelajari sesuatu dengan cepat, tetapi merasa tersiksa dengan teori yang membosankan. Kelas baru Profesor Yan, Teori Modern Ilmu Silat, adalah salah salah satu kelas yang akan membuat Zhang Yang sakit kepala. Profesor itu sendiri gayanya membosankan dan Zhang Yang juga tidak menyukai ekspresi wajahnya. "Apakah kau belum mendengarnya? Kedua yang Terpilih, Yu Mingzhi dan Tang Zhenliu telah diundang untuk mengajarkan demo dalam kelas Profesor Yan hari ini." Zhang Yang sangat bersemangat. Han Sen kemudian tiba-tiba menyadari mengapa dia begitu bersemangat. Tang Zhenliu adalah idola Zhang Yang. Yang terpampang di samping tempat tidur Zhang Yang adalah poster Tang Zhenliu dan bukan poster wanita seksi. Jurusan yang diinginkan Zhang Yang bukanlah panahan, tetapi ilmu silat. Karena indeks kebugarannya tidak mencukupi, dia harus menempuh program pendaftaran khusus. Han Sen juga bertanya-tanya mengapa seseorang seperti Zhang mau mempelajari panahan yang memerlukan kesabaran, dan kemudian mengetahui alasannya. Gaya Tang Zhenliu yang ganas adalah kesukaan Zhang. Pantas saja dia merasa sangat bersemangat. Han Sen dibawa ke kelas oleh Zhang Yang. Untuk ukuran kelas yang tidak populer, kelas itu cukup ramai pada hari itu. Tidak ada bangku kosong yang tersisa dan bahkan tribun di lantai dua juga sudah penuh. Banyak gadis yang berbincang tentang Yu Mingzhi dan Tang Zhenliu dengan penuh bersemangat. "Han Sen, kau juga datang melihat Yu Mingzhi dan Tang Zhenliu. Duduklah di sini." Seorang murid melihat Han Sen dan menawarkannya tempat duduk dengan penuh semangat. 167 Mencari Masalah Han Sen merasa ragu, karena dia tidak mengenali murid ini. "Tidak apa kau tidak mengenaliku. Aku juga berada dalam Departemen Panahan. Kau sudah membawa kebanggaan bagi kami dalam Kejuaraan Bintang. Aku tidak akan memberikan tempat duduk kepada siapapun selain dirimu. Ayo ke sini." Murid itu tersenyum dan menawari tempat duduk yang sedang didudukinya. "Terima kasih." Han Sen tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan mendapatkan perlakuan seperti ini. "Dia benar-benar adalah Han Sen." "Kerangka perangnya sangat menarik." "Apakah dia juga penggemar salah satu bintang?" ¡­ Banyak murid yang berbisik dan melemparkan melemparkan pandangan ke arahnya, tetapi mereka adalah orang yang berpendidikan sehingga tidak berani mengganggu Han Sen. Saat kelas dimulai, Profesor Yan masuk bersama dengan dua pria muda. Han Sen mengenali salah satu dari mereka. Dengan senyuman yang tampan, Tang Zhenliu menyapa para murid. Seorang pria lainnya berwajah segi. Han Sen mengenali dia adalah ranking enam dalam yang Terpiih, Yu Mingzhi. Karena Han Sen tidak mengikuti ronde ranking, dia tidak pernah bertarung dengan Yu. Murid-murid Elang Hitam juga sopan dan bertepuk tangan sekadarnya. Ketika Tang diperkenalkan, Zhang Yang menepuk tangan dengan sangat kencang sehingga tangannya hampir bengkak. Profesor Yang tetap menggunakan cara kunonya dalam mengajar, tetapi ketika berbicara tentang teori yang berbeda, dia akan bertanya pada Tang Zhenliu dan Yu Mingzhi untuk melakukan demo. Dengan partisipasi kedua bintang ini, dampak pengajaran menjadi sempurna. Kedua bintang memperlihatkan pencapaian mereka yang tinggi dalam dunia persilatan, dan demo mereka sangat berhasil. "Singkatnya, tujuan utama ilmu silat adalah meningkatkan kekuatan diri sendiri. Dan dalam pertarungan yang nyata, selain kekuatan, faktor psikologis juga sangat penting. Oleh karena itu, dalam berbagai kategori ilmu silat, akan ada menjadi pelatihan untuk permainan psikologis. Misalnya, fokus Tai Chi adalah penerapan kekuatan benar dan salah." Profesor Yan melanjutkan dengan suaranya yang monoton, "Contoh lain adalah tinju hitam dan putih. Marilah kita sambut Yu Mingzhi dan Tang Zhenliu untuk mendemonstrasikan tinju hitam dan putih untuk kita." Yu Mingzhi memotong, "Profesor Yan, jika hanya kita berdua, para siswa tidak akan merasakan sendiri esensi dari tinju hitam dan putih. Bersediakah Anda mengundang dua siswa untuk bertanding dengan Tang dan aku?" Usulan itu mendapatkan sambutan hangat. Pertandingan dengan para bintang ini tentu adalah kesempatan langka. "Tang, bagaimana menurutmu?" Profesor Yan menatap Tang, karena sekolah pada awalnya tidak mengatur akan ada interaksi dengan para murid dan dia harus meminta persetujuannya lebih dahulu. "Ini adalah kelasmu. Aku akan mengikuti arahanmu," Tang berkata sambil tersenyum. Tang juga menatap Yu Mingzhi. Dia mengetahui isi pikiran Yu. Yu telah bertarung dengannya dalam kontes sebelumnya dan kalah telak. Sekarang Yu merasa takut akan kalah lagi dan tidak ingin dipermalukan di depan kelas. "Kalau begitu, kita akan memilih dua orang murid untuk bertanding dengan Yu Mingzhi dan Tang Zhenliu dalam tinju hitam dan putih. Apakah ada relawan?" Profesor Yang melemparkan pandangan ke seisi kelas. Hampir seluruh murid mengangkat tangannya pada saat yang bersamaan, kecuali Han Sen dan beberapa orang lainnya. Tang sudah memperhatikan Han Sen sejak lama. Melihat Han Sen tidak menaikkan tangannya, dia merasa lega. Han Sen sangat hebat dengan ini dan dia pasti akan kalah kalau Han Sen naik ke atas panggung. Karena Tang Zhenliu menghela nafas lega, Yu MingZhi tiba-tiba bertanya, "Profesor Yan, aku mendengar bahwa di Elang Hitam ada murid yang bernama Ouyang Xiaosan yang berada dalam sepuluh besar di Liga Akademi Militer?" "Mohon maaf, Ouyang tidak berada di sini hari ini," kata Profesor Yang dengan santai. "Apakah kau ingin memilih orang lain?" Yu Mingzhi tersenyum dan menatap pada para murid, "Selain Ouyang Xiaosan, siapakah yang terbaik dalam ilmu silat ini?" Semua mata tertuju pada Han Sen. Walaupun mereka tidak pernah melihatnya berlatih ilmu silat, mereka dapat mengetahui dari keahliannya dalam mengoperasikan kerangka perang bahwa kebugarannya hebat. Yu Mingzhi berhenti sejenak. Dia tidak menduga para murid memiliki kandidat sama dalam pikiran mereka. Tampaknya murid yang mereka lihat sangat berpengaruh di sekolah. Tetapi Yu tidak menanggapi Han Sen dengan terlalu serius. Ada banyak murid sekolah militer dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tetapi hanya beberapa yang masuk dalam yang Terpilih. Sebagai salah satu dari yang Terpilih, dia tidak menganggap seorang murid dapat menjadi musuh sejatinya. Tang Zhenliu melihat ekspresi di mata Yu dan mengetahui bahwa dia akan melakukan hal bodoh. Tetapi Yu tidak mengetahui pikiran Tang. Dia tersenyum pada Han Sen dan bertanya, "Siapa namamu? Apakah kau bersedia untuk bertanding denganku dalam tinju hitam dan putih?" Han Sen merasa agak kesal. Dia tidak menaikkan tangannya, jadi mengapa Yu menunjuknya? "Ayo maju, Sen." "Kau pasti bisa." ¡­ Teman-teman sekelasnya sangat mendukung dan penasaran dengan tingkat keahlian ilmu silat Han Sen. Yu Mingzhi senang melihat popularitas Han Sen yang bahkan melebihi dirinya yang adalah seorang bintang. Dia ingin menunjuk Ouyang Xiaosan untuk memamerkan dirinya, agar para murid menyadari apa perbedaan murid sekolah militer dengan yang Terpilih. Namun, Ouyang tidak berada di sana, dan mengalahkan orang yang tidak terkenal tidak akan membantunya mencapai tujuan. "Teman, teman sekelasmu sangat merekomendasikan dirimu, jadi tolong maju. Ini hanyalah sebuah latihan, dan hasilnya tidak penting," Yu Mingzhi tersenyum pada Han Sen dan berkata. "Wow. Yu Mingzhi mencari masalah!" Tang tersenyum dengan pahit. Dia tidak pernah melihat seseorang yang berdoa untuk kehancurannya seperti ini. 168 Tuhan Tidak Dapat Menyelamatkanmu "Han Sen, naik ke sini dan bertanding dengan Yu Mingzhi dalam latihan tinju hitam dan putih." Profesor Yan tidak ingin membuang-buang waktu dan langsung memanggil Han Sen. Han Sen terpaksa berdiri dan naik ke panggung. Tang Zhenliu melihatnya dan berkata, "Profesor Yan, karena Yu telah memilih seorang murid, apakah aku juga harus berbuat yang sama?" Dia tidak ingin bermain tinju hitam dan putih dengan Han Sen dan mencari masalah. Biarkan Yu Mingzhi sendiri yang menikmatinya. Profesor Yang tidak keberatan dan menyetujui usulan Tang. "Siapa yang bersedia berlatih tinju hitam dan putih denganku?" Tang Zhenliu merasa lega dan bertanya dengan senyum tampannya. Akan ada pertunjukkan tangan yang hebat. Tang tersenyum dan berkata, "Aku akan memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk memanjakan diriku dan kalian dengan memilih seorang gadis cantik. Nona, apakah kau bersedia untuk berlatih denganku?" Pada murid tertawa, dan gadis yang diundang oleh Tang agak tersipu dan naik ke panggung. Tang Zhenliu menanyakan namanya dan meminta ijin pada Profesor Yan, "Profesor Yan, bolehkah kami memulai dulu?" Profesor Yan setuju. Tang Zhenliu dan Nona Jing mulai berlatih tinju hitam dan putih. Tang tidak mengerahkan seluruh keahliannya, tetapi hanya mengikuti arahan professor dan melakukan demo beberapa variasi gerakan sebelum dia mengalahkan Nona Jing. Prosesnya menyenangkan dan semua murid bertepuk tangan. "Han Sen, tiba giliranmu." Yu Mingzhi tidak sabar untuk naik ke panggung. Dia tersenyum dan melambai pada Han Sen. Tang kembali ke tempat duduknya dan tersenyum datar, menunggu untuk melihat Yu Mingzhi mempermalukan dirinya. Tang tidak mengenal Yu dengan baik dan bukan penggemarnya. Tang tidak akan menghalangi Yu. Han Sen tersenyum, berjalan ke seberang Yu dan berdiri dengan posisi mulai seperti yang dilakukan oleh Yu. Permainan tinju hitam dan putih, sesuai dengan namanya adalah latihan untuk melatih penilaian atas kekuatan yin dan yang. Kedua pemain berdiri berseberangan dan berhadap-hadapan, dengan jarak satu lengan. Salah satu dari mereka akan mengayunkan tangan untuk melakukan serangan, sedangkan yang lainnya akan mempertahankan diri. Ada dua cara untuk melakukan serangan, genggaman hitam adalah serangan yang dan genggaman putih adalah serangan ying. Pihak yang bertahan harus memutuskan apakah pihak lawan menggunakan genggaman hitam atau putih. Jika itu adalah genggaman hitam, maka harus dihindari; sedangkan jika adalah genggaman putih, maka harus ditangkis dengan lengan. Tinju hitam dan putih adalah ilmu silat tingkat pemula yang berguna untuk melatih permainan psikologis dan kekuatan yin dan yang. Semua murid sekolah militer akan mempelajari ini pada tiga bulan pertama latihan. Oleh karena itu, semua murid sekolah militer sudah pernah berlatih tinju hitam dan putih. Genggaman hitam dan putih dilemparkan dengan cara yang sama dalam tinju hitam dan putih. Tidak mudah untuk membedakannya. Pengamatan, penilaian dan permainan psikologis adalah kunci utama. Dan daya refleks kurang berperan penting di sini. Jika penilaian seseorang tidak akurat, maka tidak penting apakah daya refleksi mereka bagus. "Han Sen, apakah kau bersedia untuk melemparkan tinjuan lebih dahulu?" Yu Mingzhi berkata dengan murah hati. Pihak yang menyerang akan mendapatkan keuntungan tertentu. Yu merasa percaya diri dengan pencapaiannya dalam tinju hitam dan putih, dan merasa yakin bahwa dia dapat mengetahui dari pergerakan mikro Han Sen bahwa genggaman mana yang akan digunakan oleh Han Sen. "Dapatkah kita mulai sekarang?" Han Sen menatap pada Yu dan bertanya. "Tentu¡­Aduh¡­" Yu Mingzhi baru saja menyetujui ketika tinju Han Sen menghantam dadanya sebelum dia sempat bereaksi. Yu melangkah mundur dan merasa marah. Profesor Yan menjelaskan dengan serius, "Han Sen melakukannya dengan sangat bagus. Ini adalah teknik permainan psikologis klasik, mengambil kesempatan dari kelemahan pihak lawan dan memukul dengan keras. Namun, Han Sen dapat melakukannya dengan lebih baik dengan memukul bagian-bagian vital tubuh lawannya, seperti hidung atau mata, yang akan melumpuhkan lawannya dan menguntungkan dirinya di putaran selanjutnya. " Pada murid mengangguk, sementara itu Yu Mingzhi merasa sangat marah. Kemudian dia harus menahan kemarahannya karena professor telah berkata demikian. "Han Sen melakukannya dengan sangat baik. Sekarang mari kita lanjutkan." Yu Mingzhi memaksakan diri untuk tersenyum, dan kembali ke posisinya. Tang tertawa diam-diam, "Yu Mingzhi, kau sendiri yang memintanya. Ini hanya sebuah demo, bersenang-senang saja dengan seorang gadis! Mengapa kau harus memprovokasi seorang monster? Bahkan Tuhan juga tidak dapat menyelamatkanmu sekarang." Yu Mingzhi tentu saja, tidak berpikir demikian. Dia berpikir bahwa dia hanya ceroboh dan tidak ada sangkut pautnya dengan tingkat keahlian Han Sen. Jika dia bermain dengan serius, Han Sen tidak akan memiliki kesempatan. Bagaimana mungkin seorang murid sekolah militer dapat dibandingkan dengan yang Terpilih? Sebenarnya, sebagian besar murid juga berpikiran sama. Walaupun mereka merasa Han Sen hebat, mereka merasa yakin bahwa Han Sen tetap akan kalah tipis melawan salah satu individu top yang belum berevolusi dalam Persekutuan. Lagipula, Yu berada pada posisi keenam dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, sementara Han Sen hanyalah seorang juara dari pertandingan kerangka perang antar sekolah, bahkan bukan pertandingan ilmu silat. Oleh karena itu, para murid masih merasa bahwa Yu akan lebih baik daripada Han Sen. "Han Sen, ayo maju." Yu Mingzhi menyelesaikan kalimatnya dan segera meningkatkan kewaspadaan, menatap pada Han Sen. Han Sen langsung melemparkan tinjunya pada wajah Yu Mingzhi, karena Profesor Yan telah menginstruksikan dia untuk memukul pada bagian vital dengan keras. Yu Mingzhi melihat posisi berdiri Han Sen, sudut badannya, dan pergerakan naik turun dari pundaknya. Yu segera membuat penilaian dengan mudah. "Akting yang begitu berlebihan. Jelas tidak ada momentum. Dia jelas terlihat menggertak, tetapi ini pasti adalah serangan yin. Aku lebih baik darinya pada saat di taman kanak-kanak." Yu Mingzhi menaikkan tangannya, bersiap-siap untuk menangkis genggaman putih dari Han Sen. Dia bahkan hanya menggunakan satu lengan untuk memamerkan rasa percaya diri dan keakuratan penilaiannya. 169 Sangat Menakjubkan Plak! Han Sen meninju lengan Yu Mingzhi. Wajah Yu tiba-tiba membeku. Dia pikir tinju ini dilemparkan dengan kekuatan yin dan hanya menggunakan satu lengan untuk menangkis serangan Han Sen. Tetapi pukulan keras tadi sebenarnya adalah genggaman hitam, yang menggunakan kekuatan yang, dan lengan Yu menghantam wajahnya sendiri. Mata Yu tiba-tiba berkunang-kunang dan hidungnya terasa perih. Dia terjatuh dan duduk di lantai. Seluruh ruangan tiba-tiba menjadi hening ketika para murid merasa tertegun. Hasil ronde pertama dapat dijelaskan dengan alasan bahwa Yu tidak siap, sedangkan pukulan kedua dilemparkan ketika Yu sudah siap dan waspada. Namun, Yu Mingzhi tetap saja membuat penilaian yang salah. "Han Sen luar biasa. Dia pandai dalam tinju hitam dan putih juga." "Ha, ha, apapun hasilnya, tinjuan yang satu ini cukup bagus. Ini adalah yang Terpilih yang dia lawan!" "Keren abis." "Dia adalah kebanggaan Elang Hitam." "Ha, ha, apakah kau melihat bagaimana perubahan ekspresi Yu Mingzhi?" "Han Sen adalah idola saya. Berapa banyak murid sekolah militer yang dapat memukul Yu?" "Sangat pantas telah datang ke kelas Profesor Yan hari ini." Tang Zhenliu hampir tidak dapat menahan diri untuk tertawa. "Yu Mingzhi, jika kau pintar, maka cepat cari alasan untuk mundur sekarang sebelum kau mempermalukan dirimu lebih jauh," pikir Tang. Profesor Yan membuat analisis serius, "Ini adalah aplikasi buku teks dari kekuatan yin dan yang. Perhatikan jari-jarinya, yang sedikit mengarah ke luar. Ini adalah penampilan menggunakan kekuatan yin, karena jari-jari kaki biasanya mengarah ke dalam ketika menggunakan kekuatan yang. Han Sen berhasil menggunakan penyamaran ini, antara lain, untuk membingungkan lawannya. Sekarang jika kalian memperhatikan pinggang dan bahunya ... " Profesor Yan memutar ulang gambar holografis tinjuan Han Sen dan membuat analisa yang terperinci, menunjukkan kekuatan serangan ini. Walaupun nada profesor itu monoton seperti biasa, dia sangat memuji prestasi Han Sen. "Sial! Bagus sekali! Begitu banyak detail dalam satu pukulan." Setelah mendengarkan profesor, para siswa menggeleng-gelengkan kepala dengan penuh kekaguman. Yu Mingzhi menyeka hidungnya yang berdarah dan bangkit, tidak dapat mempertahankan senyumannya. Tetapi dia tidak menyerah seperti yang dipikirkan Tang. Yu Mingzhi masih merasa yakin bahwa kekalahannya semata-mata diakibatkan oleh kecerobohannya dan dia berjalan menuju ke arah Han Sen lagi. Han Sen mengetahui isi pikiran Yu dan memahami bahwa Yu ingin memanfaatkan seorang siswa untuk memamerkan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu Han Sen tidak berencana untuk menyelamatkan wajahnya. Pukulan lain dilemparkan ke wajah Yu. Semua mata terkunci pada Han Sen, Yu kembali membuat penilaian. Dari berbagai sudut pandang, pukulan Han Sen tidak tegas walaupun terlihat sengit. Yu memutuskan bahwa itu adalah pukulan yang tidak berbahaya. Setelah menghabiskan hampir satu dekade dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, Yu telah menghadapi jutaan pertarungan. Dengan bekal pengalamannya yang kaya, dia merasa yakin dengan penilaiannya. Walaupun itu hanya latihan di antara teman-teman, selama pukulan itu dilemparkan dengan niat untuk mengalahkan lawan, dia akan merasakannya. "Genggaman putih." Yu Mingzhi mengkonfirmasi penilaiannya sendiri, dan meletakkan dua tangan di dadanya untuk menghalangi pukulan itu. Plak! Wajah Yu Mingzhi berubah menjadi abu-abu dan hanya dapat menstabilkan tubuhnya setelah melangkah mundur. Dia memandang Han Sen dengan heran. Itu tidak mungkin. Dan para murid sangat bersemangat sehingga mereka hampir akan berteriak dengan keras. Tidak ada yang menduga Han Sen akan mengalahkan Yu sekali lagi. Jika bukan karena fakta bahwa kelas masih sedang berlangsung, mereka akan naik ke panggung dan memeluk Han Sen, karena itu adalah suatu kehormatan bagi seorang siswa Elang Hitam untuk mengalahkan yang Terpilih tiga kali berturut-turut. Jika ada yang berani memuji yang Terpilih di masa depan, mereka bisa mengatakan, "Terpilih keenam dipukul dengan begitu parah oleh salah satu teman sekelas ku. Oh, untung saja aku tidak ikut. Jika saya yang melakukannya, yang Terpilih bahkan akan kalah dengan lebih menyedihkan. Apakah kau pikir aku sedang membual? Kau dapat bertanya sendiri pada yang lain... " Profesor Yan masih melakukan pekerjaannya, menjelaskan pengetahuan teoritis yang terkandung dalam penampilan Han Sen kepada para murid secara terperinci, tetapi sayangnya hanya sedikit yang memperhatikan kata-katanya pada saat ini. Tang bahkan merasa malu pada Yu Mingzhi yang menyarankan untuk bergantian posisi dengan Han Sen. Tang Zhenliu menggelengkan kepalanya. "Yu Mingzhi memiliki pikiran yang sangat sempit. Tidak perlu seperti ini." Han Sen menyetujui usulan Yu dan menjadi pihak defensif. Memperbaiki tatapannya pada Han Sen, Yu melemparkan pukulan keras ke murid muda itu. Melihat ketakutan di wajah para murid, Yu tersenyum dalam hati. "Sekarang kalian semua pasti mengira aku telah marah dan ingin membalas, jadi pukulan ini pasti adalah genggaman hitam? Itu akan sangat disayangkan karena aku melemparkan genggaman putih. Dengan cara ini aku akan memenangkan ronde ini dan terlihat seperti orang yang lebih hebat pada saat yang bersamaan, menyelamatkan reputasiku sendiri. " Yu Mingzhi merasa yakin bahwa Han Sen pasti akan menghindar, namun murid muda itu bahkan tidak menyilangkan lengannya. Han Sen hanya menjulurkan tangan di depan genggaman Yu. Yu Mingzhi tiba-tiba menjadi pucat, karena tinjunya diraih oleh Han Sen. Keduanya berdiri diam. "Sial! Luar biasa. Aku pikir itu pasti adalah genggaman hitam, dan ternyata adalah genggaman putih. Han Sen sangat hebat." "Itu obat bius." "Dan dia sangat percaya diri." "Dia sangat baik dalam segala hal!" Profesor Yan masih dengan teliti menganalisa dan mengajar. Semakin banyak murid yang datang karena mereka mendengar tentang penampilan Han Sen. Bahkan koridor di luar jendela juga penuh. Mereka yang tidak bisa datang juga menonton sesi holografik yang sinkron melalui perangkat pintar mereka. 170 Mengalahkan yang Terpilih "Yanran, cepat masuk ke situs kampus!" Qu Lili tiba-tiba menoel Ji Yanran dengan jarinya dan berbisik. "Hentikan. Kita berada dalam kelas." Ji Yanran sedang tidak bagus suasana hatinya karena tidak sudah beberapa hari tidak melihat Han Sen. "Apakah kau belum mendengar bahwa Yu Mingzhi dan Tang Zhenliu telah datang ke sekolah kita untuk mengajarkan demo?" lanjut Qu Lili, dengan semangat. "Ya, tetapi aku tidak tertarik dengan idola," balas Ji Yanran, dengan pikiran kosong. "Ketika Yu Mingzhi melakukan demo tinju hitam dan putih, dia memiliki jenius kita untuk bertanding dengannya dan dia kalah tiga kali berturut-turut." "Jenius? Siapa jenius? Ouyang Xiaosan?" Ji Yanran bertanya setelah terlihat kosong sesaat. "Bukan, aku berbicara tentang si jenius," Qu Lili berkata dengan sungguh-sungguh. "Jenius yang mana?" Ji Yanran tidak nyambung. "Siapa lagi? Yang menang dalam pertandingan kerangka perang. Dia adalah satu-satunya jenius dalam kampus." Qu Lili memutar matanya pada Ji. "Han Sen?" Ji Yanran berkenyit, dan cepat-cepat membuka jaringan komunikasi lalu masuk ke siaran langsung dari kelas Profesor Yan. Pada saat dia masuk dalam sesi siaran langsung, dia melihat Yu Mingzhi melemparkan pukulan pada Han Sen, yang kemudian menghentikan genggaman Yu dengan satu tangan. "Sangat percaya diri! Jenius kita sangat menakjubkan. Tetapi Yu terlalu lemah. Jika Tang Zhenliu-ku yang melawannya, maka akan lebih bagus untuk ditonton," Qu Lili berkata dengan semangat. Dia adalah penggemar Tang oleh karena itu dia sejak awal sudah memperhatikan kelas itu. Kemudian, dia menambahkan, "Mengapa aku merasa si jenius tidak terlihat asing? Aku pasti pernah melihatnya di suatu tempat." "Kau telah melihatnya dalam Kejuaraan Bintang," Ji Yanran tersipu dan cepat-cepat berkata. "Aku rasa di tempat lain¡­" Qu Lili merasa agak bingung, tetapi dia segera membuang pikiran itu. "Yu Mingzhi beraksi lagi." Ji Yanran diam-diam merasa lega. Tentu saja, pada saat itu suasa di depan gedung asrama sangat gelap. Qu Lili tidak dapat melihat wajah Han Sen dengan jelas, dan diusir dengan gertakkan Han Sen. Melihat Han Sen dari jaringan komunikasi membuat Ji Yanran menggertakkan giginya, "Bagus Han Sen, sekarang kau memamerkan diri dalam kelas ilmu silat. Gadis mana yang kau pancing sekarang?" Ji Yanran melihat professor tua yang sedang mengajar di depan kelasnya dan menyelinap keluar dari kelas ketika dia sedang tidak memperhatikan. "Sayang, kau mau pergi mana?" Qu Lili menatap padanya, merasa heran. Ji Yanran melambaikan tangannya dan memberikan tanda pada Qu Lili agar diam sebelum dia berhasil dengan sembunyi-sembunyi meninggalkan kelas Profesor Yan. Dia akan mencari bajingan Han Sen, dan melarang dia untuk menggoda gadis lain. Tetapi ketika dia tiba di kelas Profesor Yan, koridor sudah penuh dengan orang-orang sehingga dia tidak dapat melihat apa-apa. Ji Yanran akhirnya meneruskan untuk menonton lewat jaringan komunikasi dan menunggu Han Sen keluar. "Han Sen telah memperlihatkan demo tinju hitam dan putih dengan sempurna¡­" Profesor Yan telah berkomitmen untuk mengajar dan membuat analisa yang hebat tentang penampilan Han Sen. Yu Mingzhi tidak percaya bahwa dia lebih lemah, dan mencoba tiga kali dengan genggaman putih, namun setiap pukulannya berhasil ditangkis Han Sen dengan satu tangan. Wajah Yu sudah semerah hati babi dan Profesor Yan mengumumkan bahwa demo tinju hitam dan putih telah berakhir. Wajah Yu Mingzhi hampir membiru. Dia ingin memamerkan keahliannya di Elang Hitam namun malah dipermalukan. Sebagai yang Terpilih, ini adalah sebuah penghinaan karena telah dikalahkan oleh murid sekolah militer, terutama dengan cara yang begitu memalukan. Bagian yang terburuk bagi Yu adalah Han Sen hanya mengikuti perintah Profesor Yu dari awal sampai akhir, dan tidak menunjukkan rasa bangga setelah menang. Seolah-olah Yu Mingzhi bukan siapa-siapa, dan mengalahkan dia bukan sesuatu yang patut untuk dirayakan. "Sen, aku tidak menduga kau juga begitu hebat dalam tinju hitam dan putih. Ketika kita pulang¡­" Zhang yang berhenti ketika memikirkan sore yang misterius dalam Ruang 304, dan langsung menyingkirkan pikiran itu. Seluruh kelas merasa canggung. Yu Mingzhi merasa gelisah dengan wajahnya yang gelap. Para murid terus melirik Han Sen. Walaupun tidak ada yang berbisik dalam kelas, komunitas online dibombardir. "Jenius mengalahkan Terpilih." "Tiga pukulan mengalahkan seorang Terpilih." "Ha, ha, seorang jenius dari Elang Hitam! Hebat dalam kerangka perang dan tinju hitam dan putih." "Aku ingin melihat pertarungan antara Han Sen dan Tang Zhenliu. Tidak tahu siapa yang akan lebih baik." "Apakah itu masih patut ditanyakan? Tentu saja Han Sen." "Belum tentu, Tang jauh lebih baik daripada Yu Mingzhi. Tang telah menjadi yang Terpilih selama bertahun-tahun dan akan segera pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua." "Masuk akal. Hanya ada dua lawan Tang dalam yang belum berevolusi yaitu Dollar dan Lin Feng." "Tang itu hebat, tapi kita punya seorang jenius di sini. Aku pikir dia dapat melawan Tang." "Aku kuatir kita tidak berkesempatan untuk melihat itu. Jenius kita tidak mau naik ke panggung, dan Yu Mingzhi harus memaksanya. Tang tidak akan melakukan hal seperti itu." "Sayang sekali kita tidak dapat melihat mereka bertarung." Membaca komentar di komunitas kampus, Ji Yanran tidak bisa menahan senyum ketika melihat orang lain memuji Han Sen, seolah dia memuji dirinya sendiri. Setelah kelas Profesor Yan, Ji Yanran melihat banyak siswa mengerumuni Han Sen dan memutuskan untuk tidak bergabung dengan mereka. Ji Yanran melihat jam dan berbalik ke kantin. Dia tahu pasti bahwa sekitar waktu ini, Han Sen akan pergi ke kantin di mana ada jus favorit mereka. Ji Yiran belum pergi jauh saat dia dihentikan oleh Qu Lili. "Sayang, apakah kau pergi untuk melihat jenius kita di tengah-tengah kelas kita sedang berlangsung?" "Siapa bilang aku pergi menemuinya?" Ji Yanran melengkungkan bibirnya dan berkata dengan malu. "Kenapa lagi kau membolos dari kelas?" Tanya Qu Lili yang merasa bingung. "Untuk makan!" Ji Yanran berkata dan berjalan menuju kantin. Qu Lili mengikutinya ke kantin. Ji Yanran sengaja duduk di tempat yang mudah terlihat, dan berpikir dengan dengan bengis, "Jika bajingan itu tidak mengambil inisiatif untuk datang, aku tidak akan memaafkannya." 171 Aku Pacar Ji Yanran "Sayang, apakah kau sedang menunggu seseorang?" Qu Lili tiba-tiba bertanya. "Tidak," Ji Yanran menjawab dengan pikiran kosong, "Lalu mengapa kau terus menerus menatap ke arah pintu?" tanya Qu Lili, heran. Ji Yanran tiba-tiba tersipu dan menarik pandangannya dengan panik. Dia menundukkan kepalanya untuk makan dan menjawab, "Tidak ada apa-apa." "Sayang, kau agak aneh hari ini." Qu Lili memandangnya dari atas ke bawah. "Jenius ada di sini!" seseorang berbisik. Qu Lili dengan cepat melihat ke arah pintu, dan melihat Han Sen dan Zhang Yang memasuki kantin. Qu Lili tiba-tiba menatap Ji Yanran dengan tak percaya. "Sayang, kau sedang menunggunya, bukan? Bagaimana kau tahu dia akan datang ke sini? Katakan padaku." "Hentikan. Aku tidak sedang menunggunya, dan bagaimana aku tahu dia ada di sini?" Ji Yanran menutupi kepanikannya dengan meminum jus. Ketika Qu Lili berpikir untuk bertanya lebih banyak, Han Sen dan Zhang Yang membawa nampan mereka ke meja para gadis dan bertanya sambil tersenyum, "Kakak, bolehkah kita duduk di sini?" "Tentu saja." Qu Lili menatap Ji Yanran yang terus meminum jus, dan kembali menatap Han Sen. Dia memahami sesuatu. "Jenius itu duduk bersama Ji Yanran. Apakah ada sesuatu yang terjadi di antara mereka?" "Diam. Sudah berapa lama dia di sini? Aku juga belum pernah melihat mereka berjalan bersama." "Tapi sepertinya hubungan mereka tidak biasa." ... Ji Yanran sekarang menyesal datang ke kantin. Itu adalah keputusan yang terlalu tergesa-gesa dan dia tidak terlalu marah pada Han Sen sejak dia datang menghampiri. Namun, mata-mata yang memperhatikannya hampir membakar lubang di wajahnya. Yang bisa dia lakukan hanyalah minum jus. "Hai Han Sen, nama aku Qu Lili, jurusan komando kapal perang. Ini teman sekamar aku Ji Yanran. Kau seharusnya sudah mendengar tentang dia." Qu Lili tersenyum dan menjulurkan tangan. "Halo, aku di Departemen Panahan. Dan aku adalah pacar Ji Yanran." Han Sen menjabat tangannya ramah. Ji Yanran yang sedang meminum jus langsung tersedak dan semua orang yang mendengarnya terkejut. Han Sen mengatakan itu secara alami, namun hal itu terdengar cukup arogan di telinga orang lain. Tidak ada yang berani mengaku sebagai pacar Ji. "Jenius itu memang berbeda." "Sial! Apakah dia nyata?" "Mereka benar-benar bersama? Ini terlalu cepat. Dia hanya berada di sini selama beberapa bulan." "Gadis kampus kita sudah direbut." "Tapi dia adalah satu-satunya yang layak mendapatkan Ji Yanran." ... Gosip memenuhi kantin karena orang-orang berbisik dan mengirim gambar ke komunitas kampus. "Pacar Jenius Terkuak," "Kau Tidak Akan Percaya Siapa Dia," "Gadis Kampus Diambil," ... berbagai variasi judul dan video memenuhi komunitas secara tiba-tiba. Pada saat ini, Qu Lili menatap Han Sen, tertegun. Walaupun dia sudah curiga ada sesuatu yang terjadi, dia tidak menduga Han Sen akan mengakui sebagai pacarnya. Berdasarkan pemahamannya tentang Ji Yanran, teman sekamarnya tidak akan pernah membiarkan ini terjadi. Qu Lili bahkan lupa untuk melepaskan tangan Han Sen dan tergagap, "Kau adalah ... pacarnya?" "Omong kosong apa ini? Kau pikir orang seperti dirimu dapat menjadi pacar presiden kita? Aku akan menendang pantatmu sekarang jika kau terus berbicara seperti ini," teriak Monyet di antara sekelompok pria yang menghampiri meja mereka. Li Yufeng juga berada di antara mereka, tampak muram. "Mengapa aku tidak bisa?" Han Sen bertanya dengan datar, melihat kerumunan yang emosional. "Presiden kita telah mengatakan sebelumnya, siapapun yang ingin menjadi pacarnya harus mengalahkannya di Tangan Dewa. Apakah kau mampu?" Monyet bertanya dengan dingin. "Itu mudah," kata Han Sen santai. Menatap Han Sen, Li Yufeng tiba-tiba berkata, "Sekarang kau harus mengalahkanku sebelum kau bisa mengejar Yanran." Li Yufeng mengetahui bahwa dengan keahlian kerangka perang Han Sen, pria ini pasti memiliki tangan yang cepat, dan memberi Han Sen tantangan yang lebih besar. "Sekarang bukankah itu lebih mudah lagi?" Han Sen tertawa. "Apa katamu?" Monyet dan yang lainnya sangat marah. Li Yufeng menghentikan mereka, dan melemparkan pandangan tajam ke arah Han Sen. "Jadi kita akan bertanding. Jika kau kalah, jangan biarkan aku melihatmu di sekelilingnya lagi." "Apakah itu perlu? Kau sudah kalah." Han Sen tersenyum. "Sialan, katakan saja jika kau tidak berani bermain," ejek Monyet, berpikir bahwa Han Sen ketakutan. Teman-temannya semua membantunya mengejek Han Sen, dan Li Yufeng memandang Han Sen dengan jijik. "Jika kau tidak berani melawan aku, maka menjauhlah darinya." Pada saat ini, Qu Lili tiba-tiba tercerahkan dan berdiri. Dengan kedua tangan di atas meja dan mata tertuju pada Han Sen, dia hampir berteriak, "Apakah kau pacar Ji Yanran?" Para penonton terkejut oleh Qu Lili. Mereka semua merasa bahwa Qu Lili membesar-besarkan masalah sepele, karena Han Sen baru saja mengatakannya. Tapi Qu Lili dengan cepat mengubah caranya bertanya, "Apakah kau adalah Pacarku Adalah Ji Yanran?" Tiba-tiba, semua orang membuka mulut mereka lebar-lebar. Mereka tidak menduga bahwa ini adalah pria yang telah mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin di Jaringan Pertarungan. Sekarang setelah Han Sen secara pribadi mengakui bahwa dia adalah pacar Ji Yanran, bukankah itu teori yang paling masuk akal bahwa dia adalah orang berada di belakang identitas itu? "Itu identitas saya di Jaringan Pertarungan," jawab Han Sen dengan santai. Li Yufeng, Monyet dan yang lainnya menjadi pucat. Mereka tidak dapat mempercayai ini. Jika Han Sen benar-benar adalah Pacarku Adalah Ji Yanran, maka memang tidak perlu untuk bertanding lagi. "Tidak heran si jenius bilang dia sudah menang. Jadi dia adalah Pacarku Adalah Ji Yanran!" "Jenius itu sangat luar biasa! Kupikir dia hanya hebat dalam kerangka perang, tapi dia lebih hebat dalam tinju hitam dan putih. Sekarang dia bahkan lebih hebat lagi dalam Tangan Dewa dan telah mengalahkan Li Yufeng dengan 20 poin." "Ya Tuhan, dia adalah orang yang langka!" 172 Kau Orangnya Han Sen adalah pacar Ji Yanran, dan Pacarku Adalah Ji Yanran benar-benar adalah pacar Ji Yanran. Berita ini membuat banyak orang merasa takjub dan lega pada saat yang sama. Lagipula, kalau bukan pacar Ji Yanran, siapa lagi yang akan begitu tidak tahu malu menggunakan identitas itu? Tetapi berita itu tetap mengguncang Elang Hitam, dimana akhirnya gadis kampusnya mendapatkan seorang pacar, Han Sen. Ji Yanran adalah gadis kampus, tetapi Han Sen bahkan adalah seorang jenis yang lebih terkenal yang mengantongi Piala Bintang, mengalahkan yang Terpilih dalam tinju hitam dan putih dan unggul dalam Tangan Dewa. Banyak orang hanya merasa agak terkejut ketika mendengar berita itu, namun setelah dipikir-pikir segalanya memang alami. Bahkan foto bersama Han Sen dan Ji Yanran terlihat manis dan alami. Ketika keduanya berdiri bersama, orang-orang menyadari bahwa walaupun Han Sen tidak tampan, dia memiliki kebulatan tekad seorang pria. Yang lebih luar biasa adalah kulitnya bahkan lebih baik daripada pacarnya, membuat banyak gadis cemburu. Semua foto bersama Ji Yanran dan Han Sen terlihat indah indah. Mereka tampak sempurna bersama seperti ksatria dan pedangnya. Jika mereka bersama orang lain, hasilnya tidak akan sama. "Tunggu, apakah kita pernah bertemu baru-baru ini?" Semakin dia menatap Han Sen, Qu Lili merasa semakin pernah melihatnya. Tiba-tiba, Qu Lili teringat sesuatu yang luar biasa dan bola matanya hampir jatuh. Dia menunjuk Han Sen. "Kau ... kau ... asrama ..." Sebelum Qu Lili bisa menyelesaikan kalimat itu, Ji Yanran tersipu dan menyeretnya kembali ke asrama. "Sayang, aku tidak menyadari bahwa kau memiliki potensi seperti itu. Katakan padaku, kapan kau mulai bersama orang ini? Aku tidak percaya kau berpura-pura tidak mengenalnya dan berkata kau tidak tahu siapa pacarmu," kata Qu Lili dengan senyum tipis, melirik Ji Yanran yang wajahnya ditutupi selimut. Ji Yanran berkata dengan ekspresi kesal, "Tidak seperti itu. Aku benar-benar tidak tahu itu dia." "Ha! Jika kau tidak tahu itu dia, kenapa kau bercumbu dengannya di depan umum?" Qu Lili menggerakkan mulutnya dan tidak yakin dengan pernyataannya. Ji Yanran duduk di tempat tidurnya dan menyingkirkan selimut dari wajahnya. "Yah, aku akan mengaku sekarang. Aku benar-benar tidak tahu sebelumnya ..." Ji Yanran menjelaskan kisah sejak dia bertemu Han Sen di pesawat ruang angkasa. "Sayang, saat itu kau sudah memperhatikannya, kan?" Tanya Qu Lili setelah mendengarkan, menyipitkan mata. "Apa? Aku tidak sepertimu ..." Ji Yanran terdiam. Pada saat ini, jaringan komunikasi Ji berdering dan itu adalah Han Sen. "Aha! Itu pasti Han Sen. Sangat romantis, baru saja berpisah sudah menelepon..." kata Qu Lili, menyeringai. Ji Yanran merasa sangat malu hingga merasa ingin menutup telepon, tetapi akhirnya berlari ke kamar kecil dan mengangkatnya. Setelah beberapa saat, Ji Yanran keluar dan berkata, "Dia mengatakan bahwa kita sepertinya tidak memakan sesuatu sebelum kita pergi, dan ingin mengajak kita makan sesuatu di ruang pribadi di kantin. Apa kau mau pergi?" "Siapa dia?" Qu Lili tersenyum ambigu. "Kau mau pergi atau tidak?" Ji Yanran cemberut dengan cantik karena malu. "Tentu saja, aku akan memintanya untuk memperkenalkan aku dengan salah satu temannya." Qu Lili pergi untuk berpakaian. Ketika Ji Yanran dan Qu Lili memasuki kamar pribadi, mereka melihat Han Sen dan Zhang Yang duduk di sana berbincang. Melihat Ji Yanran dan Qu Lili masuk, Han Sen cepat-cepat menarik kursi di sebelahnya dan meminta Ji Yanran untuk duduk di sana. Zhang Yang melakukan hal yang sama untuk Qu Lili. "Han Sen, kau menyembunyikan rahasia dengan baik dan mengambil Yanran diam-diam," komentar Qu Lili dengan senyum tipis. "Aku belum punya kesempatan," jawab Han Sen sambil tersenyum. Ji Yan berubah merah dan menapakkan kakinya ke Han Sen, membuatnya berteriak. Qu tertawa sendiri dan berkata, "Han Sen, biarkan aku memperkenalkan kembali diriku. Namaku Qu Lili, sahabat Yanran." "Han Sen, satu-satunya pacar Yanran. Dan ini adalah teman sekelas dan teman sekamar saya Zhang Yang." Han Sen menyentuh Zhang Yang dan berkata, "Kau dapat memperkenalkan diri." Zhang Yang membusungkan dadanya dan berkata, "Zhang Yang, murid di Departemen Panahan, teman sekamar Han Sen, dan komandan terhebat yang pernah dilihat dalam Persekutuan." "Yah, ada ambisi. Aku mengagumi itu. Untuk kita!" Qu Lili mengangkat gelas anggurnya. Keempatnya ceria dan muda, jadi tidak memerlukan waktu yang lama bagi mereka untuk menjadi akrab. "Han Sen, jika kau dan Yanran adalah pasangan, bagaimana mungkin kau bergabung dengan Perkumpulan Kerangka Perang Berat dan bukan Perkumpulan Tangan Dewa?" Tanya Qu Lili. "Tangan Dewa tidak cukup menantang, dan aku tidak pandai dalam kerangka perang sehingga aku ingin belajar." Han Sen mengatakan yang sebenarnya. "Aku hanya akan mengambil jawaban ini darimu." Qu Lili mendengar jawaban Han Sen dan tiba-tiba tertawa. Ketika Han Sen hendak mengatakan sesuatu, jaringan komunikasinya berdering. Han Sen memeriksa nomor itu dan meminta diri untuk menjawab panggilan itu. "Begitu misterius. Apakah itu perempuan?" Setelah Han Sen selesai, Qu Lili bertanya langsung. Ji Yanran juga ingin bertanya, tetapi terlalu malu untuk melakukan itu. Mendengar pertanyaan Qu Lili, dia menatap Han Sen. "Tidak, seorang teman mencariku, dan aku akan pergi menemuinya nanti," kata Han Sen. "Teman yang cerewet. Suruh saja dia bergabung dengan kita," kata Qu Lili. Han Sen terdiam, dan Qu Lili melanjutkan, "Han Sen, apakah kamu takut kita akan melihat temanmu?" Han Sen tiba-tiba tertawa. "Kakak, jika kau tidak keberatan, kita bisa memintanya untuk datang." "Lakukan! Aku bisa menangani sepuluh temanmu." Qu Lili adalah gadis yang ceria dan riang. 173 Enam Puluh Empat Puluh "Kalau begitu aku akan mengajaknya." Han Sen menelepon temannya dan berkata beberapa kata. Kemudian dia tersenyum dan berkata, "Dia berada di dekat sini dan akan tiba sebentar lagi." Tidak lama kemudian, mereka mendengar suara ketukan di pintu. Han Sen membuka pintu dan seorang pria yang mengenakan topi dan kacamata hitam berjalan masuk. "Teman, ini adalah sekolah militer. Kau pikir kau dapat menakuti seseorang dengan berpakaian seperti ini?" Qu Lili berkomentar dengan getir. "Teman, ini sekolah militer. Kamu pikir bisa menakuti siapa pun dengan berpakaian seperti ini?" Qu Lili berkomentar dengan getir. "Lili," Ji Yanran menarik lengan bajunya. Pria itu tertawa. "Itu benar. Aku memakai ini karena aku takut ada masalah." Dia melepas topi dan kacamata hitam, memperlihatkan wajah yang tampan. Beberapa orang di dalam ruangan tiba-tiba tercengang, terutama Qu Lili dan Zhang Yang. "Tang ... Tang Zhenliu ..." Qu Lili tergagap, tidak menyangka idolanya akan muncul di sini. Dan dia tampaknya agak jahat padanya. "Hai! Aku teman Han Sen, Tang Zhenliu. Kuharap aku tidak mengganggumu," kata Tang sambil tersenyum. "Tidak, tentu saja tidak ..." Qu Lili, yang mengomel sepanjang waktu, tiba-tiba berubah menjadi gadis pemalu. Han Sen merasa geli, dan berpikir, "Selalu ada satu hal untuk menaklukkan yang lain. Seorang gadis seperti Qu Lili berubah menjadi kucing kecil ketika melihat Tang Zhenliu. Bagus! Sekarang dia mungkin tidak akan mencari-cari masalah denganku." Han Sen memperkenalkan semua orang ¡ª pada dasarnya hanya teman-temannya ke Tang Zhenliu, karena semua orang tahu siapa Tang Zhenliu. Zhang Yang menjabat tangan Tang Zhenliu dengan sangat bersemangat. Dia selalu mengagumi keahlian pedang lebar Tang yang sengit dan menganggap Tang Zhenliu sebagai idola dan tujuannya, jadi dia merasa sangat senang dapat bertemu langsung dengan Tang. "Tang Zhenliu, suatu hari aku akan mengalahkanmu," kata Zhang Yang, memegang tangan Tang. Tang membeku, dan Han Sen hampir mati tertawa. Dia menjelaskan, "Tang, kata-kata dari Zhang Yang ini sama sekali tidak bermaksud jahat. Orang-orang yang akan dikalahkan orang ini di antaranya adalah Raja Shura, Presiden Persekutuan, dan para senator." Tang Zhenliu tiba-tiba memahaminya. Dia tersenyum dan berkata, "Zhang Yang, adalah kehormatan bagiku untuk dikalahkan oleh Anda." Kedua gadis itu menyeringai. "Tang Zhenliu, jika kau bertanding tinju hitam dan putih dengan Han Sen, akankah kau akan menang?" Tanya Qu Lili tiba-tiba. "Enam puluh lawan empat puluh." Tang tertawa enggan dan berkedip pada Han Sen. "Sen begitu kuat sehingga dia punya peluang 40 persen untuk mengalahkanmu?" Tanya Zhang kaget. "Ehem, maksudku aku hanya memiliki peluang 40 persen untuk menang," kata Tang tak berdaya. Sisanya memandang Han Sen seolah-olah dia orang asing. Seseorang seperti Tang Zhenliu mengatakan dia hanya memiliki peluang 40 persen untuk menang ketika bermain melawan Han Sen. Ini sangat sulit dipercaya. Tang adalah peringkat kedua dalam yang Terpilih! ... Setelah Tang Zhenliu pergi, Han Sen melanjutkan rutinitasnya dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Masih ada banyak masalah dalam teknik operasinya. Dia bisa dengan mudah mengalahkan siapapun dalam kampus, tetapi dalam final Kejuaraan Bintang, dia mungkin tidak dapat memenangkan kejuaraan. Hadiah final kejuaraan sangat menggiurkan, dan Han Sen merasa cukup tertarik. Berita buruk segera muncul dari sponsor Kejuaraan Bintang: Han Sen dan Pembunuh Perak diskualifikasi, dengan alasan bahwa Han Sen menggunakan kerangka perangka yang tidak memenuhi syarat. Alasan Grup Bintang mengadopsi sikap yang kuat ini adalah karena tuan muda mereka, Anak Langit, telah memerintahkan mereka untuk mengusir Han Sen. Tidak peduli siapa yang keberatan. Keputusan telah bulat. Diskualifikasi Han Sen menimbulkan banyak kontroversi di Liga Akademi Militer. Beberapa orang mendukung keputusan itu dan beberapa mengatakan mereka tidak bisa menerimanya. Kontroversi terbesar adalah apakah Pembunuh Perak harus dianggap tidak memenuhi syarat. Kejuaraan Bintang belum merinci detail dari kerangka perang yang berpartisipasi, jadi apa yang disebut Grup Bintang tidak memenuhi syarat hanyalah versi mereka. "Aku tahu pasti ada yang tidak beres dengan kerangka perang itu. Sebagai murid baru, tidak ada penjelasan lain untuk kemenangannya." "Tapi bagaimana kerangka perangnya melanggar aturan? Grup Bintang tidak memberikan penjelasan yang masuk akal, sehingga sulit meyakinkan publik." "Itu pasti melanggar beberapa aturan. Aku pikir Han Sen adalah putra seorang jendral dan karenanya menggunakan kerangka perang militer. Atau kalau tidak, mengapa kita tidak menemukannya di pasar?" "Pastinya ini adalah kerangka perang militer, yang tidak dapat digunakan di Persekutuan. Han Sen telah melanggar hukum dan haruskah dia ditangkap dan diinterogasi." "Aku pikir dia adalah seseorang yang penting, tetapi dia hanya menipu dengan sebuah kerangka perang. Jika Anda memberi aku kerangka perang militer yang baik sekarang, aku pasti bisa menjadi juara divisi sekolah dalam kontes." "Ini sangat tidak adil bagi pemain lain." "Aku pikir itu tidak cukup untuk membatalkan kualifikasinya. Mereka juga harus membatalkan kejuaraan divisinya." "Memang. Mengapa orang seperti itu dijadikan pemenang?" Ada banyak unggahan yang tiba-tiba mengkritik Han Sen di Jaringan Langit. Tak perlu dikatakan lagi, Anak Surga berada di balik itu. Banyak murid yang tidak mengetahui hal yang sebenarnya juga menjadi bingung dengan suara-suara ini. Bagaimanapun, apa yang dikatakan semua orang pasti benar. Tetapi pada saat ini, Han Sen memilih untuk mengabaikan itu. Digang telah menyetujui persyaratan Han Sen dan menandatangani kontrak dengannya. Ada banyak kegiatan yang perlu dia hadiri. Salah satu kegiatan paling penting adalah Digang akan menjadi tuan rumah Pertandingan Kerangka Perang Digang pada tanggal 10 bulan berikutnya. Dan Han Sen harus berpartisipasi di dalamnya. Dan selama periode waktu sebelum pertandingan akan ada sangat banyak kampanye iklan mengenai kerangka perang baru, SKTS. Pada tanggal 10 bulan berikutnya, Pertandingan Kerangka Perang Digang akan dimulai dan SKTS akan diluncurkan, sementara itu final Kejuaraan Bintang juga akan dimulai. Sebagai juru bicara Digang, Han Sen harus muncul dalam iklan dan kampanye, yang dengan senang hati dia patuhi. Pembunuh Peraknya telah dikirim kembali ke laboratorium untuk dipasangi sistem senjata. Tetapi bahkan jika dia masih memilikinya, Han Sen tidak dapat mengoperasikan Pembunuh Perak, karena satu-satunya kerangka perang yang harus dia kendarai untuk saat ini adalah SKTS. SKTS memiliki penampilan yang hampir sama dengan Pembunuh Perak, tetapi tingkat kinerjanya jauh lebih rendah. Sebagai prototipe, Pembunuh Perak bahkan lebih baik daripada kerangka perang militer biasa, apalagi yang sipil. Tetapi orang awam sama sekali tidak dapat membedakan Pembunuh Perak dengan SKTS. Dari penampilannya, mereka adalah kerangka perang yang sama. 174 Siapa Bintangnya? Semua kampanye Digang selama ini adalah tentang konsep kerangka perang biologis super, tetapi tidak pernah ada penampilan dari kerangka perang baru ini. Pada saat ini, Digang sedang mencari kesempatan untuk membuat iklan SKTS untuk publisitas. Digang telah meminta Elang Hitam untuk memperbolehkan Han Sen mendapat izin dari sekolah agar dia bisa pergi ke markas Digang untuk membintangi iklan. Karena ini adalah transaksi tersembunyi, Han Sen tidak dapat memberitahu siapapun sebelum iklan ditayangkan. Han Sen hanya memberitahu Ji Yanran bahwa dia ada pekerjaan yang harus dilakukan sebelum dia dibawa oleh staf dari Digang. Di sudut kantor dalam markas Digang, seorang gadis berusia delapan belas tahun dalam pakaian seragam putih sedang berdebat di depan Liu Changming. "Manager Umum Liu, aku merasa yakin bahwa aku memiliki kemampuan dan percaya diri untuk membintangi iklan itu. Mengapa kau hanya memintaku untuk menjadi pajangan dan membiarkan seorang murid sekolah militer biasa untuk membintangi iklan itu? Tolong berikan aku penjelasan." Yu Qianxun terlihat kesal dan marah. Walaupun kepatuhan adalah tugas pertama seorang tentara, Yu Qianxun yang berasal dari keluarga militer tidak menerima kenyataan bahwa dia harus menjadi latar bagi seorang murid biasa. Sebagai salah seorang anggota pasukan kerangka perang khusus, juga sebagai wanita keempat dan satu-satunya di antara yang Terpilih tahun ini, Yu Qianxun adalah seorang bintang yang lebih besar daripada Tang Zhenliu dan Lin Feng. Pada awal tahun lalu, Yu Qianxun ditunjuk sebagai juru bicara resmi Digang dan telah mengesahkan sebagian besar produk baru perusahaan itu. Angka penjualan produk-produk itu sangat bagus. Itulah sebabnya sulit baginya untuk menerima perintah agar berakting sebagai pemeran pendukung untuk seorang murid sekolah militer biasa, yang datang dari Elang Hitam. Mungkin bagi orang awam, Elang Hitam adalah sekolah yang bergengsi, tetapi baginya yang berada dalam Akademi Militer Pusat Persekutuan, Elang Hitam bukanlah apa-apa. "Qianxun, kau bukan sebagai pemeran pendukung. Kau adalah seorang pahlawan wanita, dan dia adalah pahlawan pria, dan iklan ini akan dibintangi oleh kalian berdua," Liu Changming berkata sambil tersenyum. "Selain itu, sekarang semua anak muda suka melihat wanita cantik dalam iklan. Kau pasti akan menarik lebih banyak perhatian daripada dia." "Manajer Umum Liu, apakah kau anggap aku adalah anak umur tiga tahun? Ini adalah iklan kerangka perang. Apakah kau pernah melihat seorang pahlawan wanita yang tidak mengendarai kerangka perang?" tanya Yu Qianxun, menggigit bibirnya. Dia telah membaca skenarionya. Walaupun dia adalah pahlawan wanita, tidak ada adegan dimana dia akan mengendarai SKTS. Dia hanya memperlihatkan wajahnya di sana, dan dia terbiasa dengan hal itu. Dia memang hanya sebagai pemeran pendukung. Lagipula, siapapun yang mengendarai kerangka perang akan dianggap sebagai bintang dalam iklan. "Qianxun, kau bukan hanya seorang tentara, tetapi juga seorang bintang. Percayalah pada keahlian aktingmu dan aku yakin kau akan membuat dirimu menjadi pemeran utama," Liu Changming menyipitkan matanya dan berkata. "Tapi..." Yu Qianxun ingin melanjutkan kata-katanya, tetapi Liu memotongnya. "Tidak ada tapi. Ini adalah perintah. Jika kau punya pendapat lain, kau dapat berbicara dengan atasanmu." Liu Changming terlihat tidak peduli dan memalingkan wajahnya. Yu menggigit bibirnya dan melangkah keluar dari kantor Liu. Kepentingan seorang tentara harus didahulukan di atas kepentingan seorang bintang, dia harus mematuhi perintah walaupun sebenarnya tak sudi melakukannya. Sebagai seorang anggota dari pasukan kerangka perang khusus, dia bahkan tidak akan menyentuh kerangka perang dalam iklan kerangka perang itu, hal ini membuatnya merasa sangat malu. "Aku mau melihat siapa yang mencuri peran ini dariku." Yu Qianxun menggertakan giginya yang rapi. Jika ini adalah iklan yang lain, Yu Qianxun tidak akan terlalu keberatan, tetapi dia sangat tertarik dengan SKTS. Dalam pandangannya, SKTS adalah revolusi terdepan dalam industri kerangka perang. Oleh karena itu dia sungguh-sungguh berharap untuk dapat membintangi iklan kerangka perang ini. Han Sen disambut oleh Liu Changming sendiri ketika tiba di markas. Han Sen tidak berani menyepelekan Liu, karena dia adalah manajer umum Digang dan seorang jenderal besar. Untungnya, Liu Changming memiliki kesan yang bagus tentang Han Sen, dan pertemuan mereka juga cukup menyenangkan. Liu Changming mengatur sendiri tempat tinggal untuk Han Sen dan makan malam penyambutan, dimana hampir semua orang yang terlibat dalam iklan akan muncul di sana. Liu memperkenalkan sutradara, produser dan semua orang lainnya kepada Han Sen. Satu-satunya yang menghilang adalah pahlawan wanita. Tetapi Han Sen sama sekali tidak mengetahui akan ada pahlawan wanita dan hanya menikmati santapannya. Pada hari berikutnya, seseorang membawanya ke tempat latihan kerangka perang agar lebih terbiasa dengan SKTS. Melihat dari penampilannya, sulit bagi Han Sen untuk membedakan SKTS dengan Pembunuh Perak. Satu-satunya perbedaan adalah ketika dilipat, SKTS lebih besar daripada Pembunuh Perak. Pembunuh Perak hanya seukuran koper yang dapat dijinjing, sedangkan SKTS seukuran sebuah koper besar. Sejumlah SKTS ditempatkan di atas panggung, terlihat identik. Han Sen memilih salah satu dan menyalakannya. Walaupun memiliki penampilan yang sama, Han Sen merasakan perbedaan saat dia mulai mengendara. Di SKTS, kenyamanan pengemudi ditingkatkan, sedangkan kinerja berkurang secara signifikan. Namun SKTS jauh lebih baik daripada seri Raja dari Grup Bintang dalam hal kinerja dan kelancaran operasi. Terbiasa menggunakan kerangka perang berperforma tinggi, Han Sen mengendarai SKTS dengan gaya biasanya, yang menyebabkan penyimpangan kecil dalam gerakan kerangka perang. Beberapa tindakan yang Han Sen asumsikan akan mudah dilakukan oleh SKTS, ternyata tidak dapat dilakukan karena kurangnya tenaga kuda. Setelah mengawasi Han Sen dari dalam SKTS secara diam-diam dari samping, Yu Qianxun merasa lebih buruk karena dirinya menjadi latar bagi orang ini. "Walaupun aku tidak bisa mendapatkan peran utama kembali, aku akan menunjukkan kepadamu seperti caranya menjadi operator kerangka perang sejati," pikir Yu. Menyalakan kerangka perangnya, dia memerintah untuk menarik pedang laser dan bergegas menuju Han Sen. Saat berlatih, Han Sen tiba-tiba melihat sebuah objek mendekatinya dengan cepat dari radar. Dia melihat ke atas dan melihat SKTS lainnya datang ke arahnya dengan sebuah pedang di tangannya. Berasumsi bahwa itu diatur untuk membantunya terbiasa dengan kerangka perang, Han Sen tidak terkejut. Mengendalikan kerangka perangnya untuk memegang pedang di tangan, dia siap untuk bertarung. 175 Bertanding dengan Si Cantik Tetapi Han Sen salah paham mengenai satu hal. Dia menduga ada operator dalam setiap SKTS di deretan itu, dan bersiap-siap untuk terlibat dalam pertarungan kelompok. Oleh karena itu, dia merasa perlu menyingkirkan dulu kerangka perang pertama yang menghampirinya secepat mungkin, agar akan lebih mudah baginya untuk membereskan yang lainnya. Liu Changming dan sutradara iklan Xu Wenchang sedang mengawasi latihan Han Sen melalui sebuah monitor. Tiba-tiba melihat sebuah SKTS bergerak, mereka berdua tercengang. Kemudian Liu Changming tiba-tiba menyadari apa yang sedang terjadi dan wajahnya tiba-tiba menjadi marah. "Itu pasti Yu Qianxun. Tidak masuk akal." Bersiap-siap untuk mencari seseorang untuk menghentikannya, Liu Changming bangkit tetapi dihentikan oleh Xu Wenchang, yang tersenyum dan berkata, "Liu, tidak apa-apa. Kau mengatakan bahwa Han Sen adalah jenius kerangka perang, jadi bukankah bagus jika dia dapat mengalahkannya sehingga dia bersedia untuk memainkan perannya?" Liu Changming berkata dengan senyum masam, "Xu, kau tidak tahu latar belakang Yu. Dia berasal dari keluarga kerangka perang di mana setiap generasi keluarganya telah didedikasikan untuk mengoperasikan kerangka perang. Dia dikirim ke pasukan kerangka perang khusus ketika dia berumur 16 tahun dan sejak saat itu dia telah berlatih dengan orang-orang yang terbaik. Tidak banyak anak seusianya yang dapat mengoperasikan kerangka perang dengan lebih baik daripadanya." Setelah menarik napas dalam-dalam, Liu Changming melanjutkan, "Han Sen sangat bagus, tetapi aku tidak dapat menjamin bahwa dia akan dapat mengalahkannya. Selain itu, dia telah berlatih SKTS selama berhari-hari, sementara dia baru mulai mempelajarinya. Kinerja SKTS jauh lebih buruk daripada Pembunuh Perak, jadi dia pasti tetap terbiasa dengan itu. " "Ah! Mari kita hentikan dia segera," kata Xu Wenchang dengan cepat. "Sudah terlambat. Mari berharap yang terbaik," kata Liu Changming sambil tersenyum masam. Bahkan jika dia mengirim seseorang sekarang, sudah terlambat untuk menghentikan Yu. Gaya operasi Yu Qianxun sama seperti karakternya, berusaha sekuat tenaga untuk mengambil alih jika memungkinkan. Dia akan bertarung tanpa rasa takut bahkan ketika dia melawan seseorang yang jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri. Yu Qianxun mengendarai SKTS dengan kecepatan penuh menuju Han Sen. Dengan kekuatan yang dihasilkan dari kecepatan tinggi, SKTS mengayunkan pedang dari atas dengan sengit. Melihat Han Sen mengangkat pedang untuk memblokir serangannya, dia meremehkannya. Dengan kerangka perang yang sama, kerangka perang yang dikendarainya memiliki kecepatan yang lebih tinggi, sehingga bisa diprediksi bahwa kerangka perang Han Sen akan kalah. Begitu kerangka perang Han Sen jatuh ke tanah, Han Sen tidak akan memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri sebelum dia mengalahkan Han Sen. Serangan Yu Qianxun sangat sengit sehingga tampak seperti melampiaskan semua amarahnya di dalamnya. Pedang itu hanya berjarak 10 inci dan hampir bertubrukan. Mengingat ukuran SKTS, jaraknya mengkuatirkan. Pada saat ini, Yu tiba-tiba melihat pedang Han Sen menghilang. Yu Qianxun terkejut. Tetapi pada saat ini tidak ada yang dapat dia lakukan selain melihat SKTS lainnya berputar dengan tangkas dan segera muncul di belakangnya. Plang! Dalam sekejap mata, Han Sen mengendalikan SKTS-nya untuk menendang bagian belakang kerangka perang lainnya. Disertai oleh kelembaman untuk maju, kerangka perang Yu dibuat bertekuk lutut. Mendapatkan benturan yang begitu yang kuat, Yu Qianxun tercengang, bukan hanya karena rasa sakit secara fisik, tetapi juga karena dia tidak dapat mempercayai bahwa dia akan dikalahkan seperti ini, kepada seseorang yang dia benci. Untuk sesaat, dia tidak bergerak. Dia tahu lawannya dapat saja menggunakan pedang dan bukan kakinya, sehingga dapat menghancurkan dia dan SKTS-nya. Liu Changming dan Xu Wenchang juga tercengang. Mereka tidak pernah berpikir bahwa dia akan kalah dengan begitu cepat. "Anak muda ini sangat bagus," komentar Liu Changming dengan gembira. Dia sudah muak dengan Yu Qianxun yang terus menggerutu akhir-akhir ini. Sekarang dia tidak punya alasan lagi untuk mengeluh. Xu Wenchang juga tersenyum dan berkata, "Memang sungguh luar biasa bagi seseorang yang belum berevolusi untuk memiliki prestasi seperti itu." Han Sen telah bersiap-siap untuk menerima serangan dari SKTS lain setelah menyingkirkan Yu Qianxun, namun dia melihat kerangka perang lainnya tetap diam. Tampaknya itu adalah satu-satunya kerangka perang yang harus dia lawan. Ketika Han Sen sedang merasa bingung, seorang gadis cantik berseragam putih keluar dari SKTS di lantai. Dia terlihat menakjubkan dan bahkan sebanding dengan Ji Yanran, Ji manis, sementara Yu Qianxun gagah berani. Mereka berdua cantik dengan gaya mereka sendiri. "Kerangka perang yang sebenarnya memiliki terlalu banyak kendala. Kita harus bertarung lagi menggunakan mesin simulasi holografis," kata Yu dengan lantang, berjalan menuju Han Sen. Dia masih belum merasa yakin dan menduga kekalahannya pasti karena dia telah meremehkan lawannya. Namun, pada saat ini, dia harus mengakui bahwa Han Sen adalah operator kerangka perang yang hebat dan bukan seseorang yang dapat dengan mudah dikalahkan. Lagi pula, itu bukan medan perang dan SKTS cukup mahal, jadi dia ingin memintanya menggunakan simulasi untuk bertarung, di mana kendala yang ditemui akan lebih sedikit. Han Sen mengira dia adalah lawan yang disiapkan oleh perusahaan dan mengikuti arahannya ke mesin simulasi. Saat dia berjalan, Han Sen berpikir, "Digang sangat bijaksana telah mengatur seseorang yang begitu cantik untuk bertanding denganku. Aku telah bersikap kasar padanya dan harus bertindak seperti seorang pria sejati nanti." Han Sen, tentu saja, tidak memikirkan untuk mengalah dengan sengaja. Dia hanya berniat untuk mengulur waktu lebih lama sebelum memenangkan pertandingan, memberikan kesempatan kepada gadis itu untuk menunjukkan kekuatannya. Digang telah membayar keahlian operasinya, dan mengapa mereka melakukan itu jika dia bahkan tidak dapat mengalahkan gadis yang telah mereka siapkan? 176 Malang Di pertandingan antar juara tempat penampungan, Han Sen melihat Yu Qianxun, tetapi dia tidak memperhatikannya. Karena dia tidak mengatakan pada Han Sen siapa dirinya, dia tidak mengenalnya. Han Sen menganggap dirinya sebagai teman berlatih , bukannya artis yang bekerja sama dengannya, jika tidak dia akan membiarkannya menang setidaknya sekali. Jadi, Yu Qianxun begitu malang. Sangat teramat malang. Setelah bermain puluhan kali di mesin simulasi, Yu telah mengerahkan semuanya, mencoba untuk memenangkan satu ronde. Namun dia tidak mampu. Lawannya begitu hebat sampai terasa menyeramkan. Dengan teknik yang tidak paralel, dia membuat SKTS miliknya menjadi hidup. Melawan Han Sen mengingatkan Yu Qianxun pada latihannya dengan para evolver. Ini seperti sebuah pertarungan antara orang dewasa dan anak kecil. Dia tidak punya harapan menang. Akan tetapi lawannya seakan sengaja memancingnya, membuatnya memperlihatkan apa yang dia punya dan kemudian mengalahkannya. Tidak peduli betapa geram Yu Qianxun, jarak kekuatan di antara mereka tidak terpengaruh. Amarahnya tidak mengubah apapun kecuali perasaannya. Meskipun angkuh, dia tidak seperti Zhang Yang. Meskipun kalah puluhan kali, Yu Qianxun menyudahi pertandingan dan berjalan keluar dari mesin simulasi. "Apa dia benar-benar murid dari akademi militer yang belum berevolusi?" Yu Qianxun meragukan bahwa Han Sen sebenarnya seorang evolver. Tidak ada penjelasan untuknya untuk dapat mencapai level seperti ini. Tetapi saat Han Sen keluar dari mesin simulasi, dia melihat wajahnya dan menepis dugaannya. Paras Han Sen terkesan tegas, tetapi kulitnya begitu halus setelah dia mulai berlatih Kulit Giok. Yu Qianxun bisa mengetahui dari pandangan pertama bahwa Han Sen bukanlah evolver, melainkan setara dengannya. Menilai dari wajahnya yang terlihat muda, dia pikir Han Sen lebih muda darinya. "Apa kau tidak tahu aku ini murid baru?" Han Sen penasaran mengapa dia sampai bertanya. Karena dia diatur untuk berlatih dengannya, Digang seharusnya memberi pengarahan padanya tentang berkasnya. Yu Qianxun menatapnya ganjil. Han Sen memang lebih muda, karena Yu Qianxun sudah di tahun kedua. "Kamu sangat pandai dalam hal ini. Bagaimana kamu berlatih?" Yu Qianxun akhirnya yakin bahwa dia lebih muda, tetapi jauh lebih baik daripada dia, dan menerima kenyataan bahwa Han Sen akan menjadi bintang iklan. Berasal dari keluarga militer, ia memiliki gaya yang lugas dan menghormati siapa pun yang lebih kuat dari dirinya. "Hanya terlalu banyak waktu dan energi. Pernahkah kamu mendengar ungkapan itu?" Han Sen mengangkat bahu, merasa sedikit berbangga diri karena dipuji oleh wanita cantik. "Ungkapan apa?" Yu Qianxun bingung. "Kesuksesan adalah sembilan puluh sembilan persen bakat ditambah satu persen kerja keras." Han Sen tertawa. Yu ragu-ragu dan bertanya, "Maksudmu sukses adalah sembilan puluh sembilan persen kerja keras ditambah satu persen bakat kan?" "Maaf, aku salah." Han Sen sedikit merasa malu dan berpikir dia harusnya sering mengunjungi kelas kebudayaan di sekolah sehingga dia bisa lulus ujian tengah tahun sekolah. Yu Qianxun memandang Han Sen, dan seketika dia merasa yakin dengan perkataannya. Tanpa kapalan di tangannya, kulitnya selembut kapas dan tidak terlihat seperti seorang pekerja keras. "Sembilan puluh sembilan persen bakat ditambah satu persen kerja keras? Aku akan mengingatnya." Dia meliriknya lagi. Meskipun dia tidak percaya akan kejeniusan, Han Sen tampaknya merupakan contoh nyata. Liu Changming dan Xu Wenchang menonton pertandingan simulasi mereka dan terkejut dengan hasilnya. Sulit menemukan lawan yang cocok untuk Yu Qianxun di antara teman-temannya. Namun, dia kalah total dari Han Sen, yang benar-benar di luar dugaan mereka. "Tampaknya Han Sen lebih baik dari yang kita bayangkan. Tambahan yang hebat bagi pasukan khusus. Ketika dia menjadi seorang evolver dalam beberapa tahun, dia akan menjadi lebih luar biasa," Liu Changming merenung dan berkata. Xu Wenchang mengangguk. "Qin Xuan memiliki penilaian yang bagus. Sangat mengesankan bahwa dia bisa merekrutnya." "Aku selalu yakin pada orang-orang yang dipilih oleh Qin." Liu Changming tertawa. Han Sen kemudian mengetahui bahwa Yu adalah tokoh utama wanita, bukan teman latihannya. Meskipun dia bermuka tebal, dia merasa malu. Untungnya, Yu Qianxun tidak tahu apa yang dipikirkannya. Karena dia diyakinkan oleh bakat Han Sen, dia sangat bekerja sama dalam rekaman. Bahkan jika dia tidak yakin, sebagai seorang prajurit, dia akan melakukan yang terbaik dalam mengikuti perintah. Satu-satunya yang membedakan adalah dia bertindak lebih alami dengan cara ini. Selama proses syuting, Yu Qianxun berlatih dengan Han Sen dan bertanya padanya setiap kali ada kesempatan. Ketika dia mengenalnya lebih dalam, dia merasa lebih terintimidasi olehnya. Kecepatan Han Sen adalah salah satu hal yang membuatnya merasa rendah diri. Dia memperkirakan bahwa dia hanya bisa melakukan itu ketika dia memaksimalkan poin geno sakralnya. Setelahnya, dia menganggapnya sebagai atasan dan bahkan seorang panutan yang harus dikejar. Jika bukan karena kulitnya yang lembut, dia bahkan mungkin memperlakukannya sebagai guru. Namun, dia agak menikmati mencubit wajah Han Sen karena terasa menyenangkan, yang sebenarnya cukup mengkhawatirkan Han Sen. Efek dari Kulit Giok telah terlihat dan dia takut bahwa seseorang bisa saja menduga bahwa dia sedang berlatih seni geno hyper tersebut. 177 Syuting Iklan Seluruh proses syuting iklan berlangsung selama tiga belas hari, jauh lebih cepat dari rencana semula. Liu Changming dan Xu Wenchang sangat puas dengan hasilnya. Han Sen juga senang tentang semua hal. Selain bekerja dengan aktris cantik, ia juga akhirnya memiliki Silver Killer-nya yang dimodifikasi. Setelah modifikasi, Silver Killer tidak hanya dilengkapi dengan sistem persenjataan, tetapi ukurannya juga menyusut. Silver Killer hanya sebesar laptop lima belas inci sekarang dan Han Sen bisa membawanya ke mana saja. Liu Changming berkata bahwa itu adalah yang terbaik yang bisa dicapai teknologi saat ini dan terobosan dalam ilmu pengetahuan harus dilakukan sebelum ukurannya dapat dikecilkan lebih lanjut. Sesuai dengan kesepakatan mereka, Han Sen juga diberi SKTS, yang memiliki tanda Digang khusus di atasnya, yang berarti dia bisa menikmati layanan pemeliharaan gratis seumur hidup. Kecuali jika kerangka perang ini benar-benar rusak parah, apa pun dapat diperbaiki secara gratis di stasiun pemeliharaan Digang. Tentu saja, jika dia berada dalam jangkauan layanan dari pintu ke pintu, hal itu juga bisa diatur. Jenis layanan pemeliharaan ini tidaklah umum, dan hanya dua SKTS yang memiliki tanda. Satu milik Han Sen dan yang lainnya milik Yu Qianxun. Dan Silver Killer Han Sen juga dicap dengan tanda ini. Tetapi ketika Han Sen melihat SKTS miliknya, dia mempunyai permintaan khusus pada Liu Changming. Karena material khusus dari kerangka perang biologis, warnanya tidak dapat diubah. SKTS biasa berwarna perak dan jika pemiliknya menambahkan pelapis di bagian luar, saat kerangka perang berubah menjadi bentuk terkompres, pelapisnya akan hilang. Jadi, permintaan Han Sen adalah meminta Liu Changming untuk menambahkan warna biru pada SKTS-nya. Han Sen sudah memiliki Silver Killer dan tidak tertarik mengendarai SKTS. Dengan sedikit hiasan, setidaknya akan terlihat mengesankan ketika dia mengeluarkannya. Liu Changming setuju, tetapi perubahan warnanya cukup sulit dan membutuhkan teknologi tingkat tinggi. Jika kerangka perang itu dibuat seluruhnya biru, itu akan lebih mudah. Namun, untuk menambahkan pola biru diperlukan para profesor di laboratorium untuk mengubah secara manual bagian dari struktur partikel. Ketika Yu Qianxun mendengar permintaan Han Sen dan melihat desain hologram kerangka perang biru dan perak, dia meminta hal yang sama dengan warna merah untuknya. Untuk alasan ini, Han Sen tinggal di markas selama beberapa hari lagi dan tidak segera kembali ke sekolah. Dalam lebih dari setengah bulan, Digang berusaha mempromosikannya, tetapi belum ada konsumen yang telah melihat tampilan kerangka perang super biologis. Sebuah ciptaan revolusioner, sebuah lambang dalam sejarah perang ... semua kata yang digunakan Digang dianggap sebagai sebuah dongeng belaka. Para pesaing juga mengubah opini publik terhadap Digang, dan membuat perusahaan berada di posisi pasif. Digang tidak menyerang balik, tetapi secara diam-diam menunggu konferensi pers yang diadakan pada 1 September, ketika mereka akan meluncurkan kerangka perang super biologis baru. Akhirnya, pada 1 September, Digang mengadakan konferensi pers. Berbeda dari konferensi pers sebelumnya, konferensi ini diselenggarakan oleh Liu Changming secara pribadi. Menghadapi para jurnalis dari semua pers besar di Aliansi, dia hanya mengatakan satu kalimat, "Selamat menikmati kreasi jaman baru yang dihadiahkan kepada Anda oleh Digang." Setelah itu, sebuah iklan hologram mulai diputar dan semua penonton berada di kampus pada musim semi, dengan angin sepoi-sepoi bertiup lembut. Kemudian, mereka melihat seorang gadis cantik duduk di bawah pohon di sebelah taman bermain, membaca buku, rambut hitamnya yang halus sedikit berkibar. Adegan itu begitu mempesona sehingga para penonton takut hembusan nafas mereka akan mengganggunya. Sinar matahari, rumput hijau, dan gadis cantik itu membawa mereka kembali jaman sekolah. "Yu Qianxun, aku tahu itu pasti dia," semua wartawan berpikir. Produk terbaru Digang semuanya didukung oleh Yu Qianxun, dengan efek pasar yang besar. Karena itu, semua orang mengira Digang akan terus mempekerjakannya dan tampaknya mereka benar mengenai hal itu. Adegan itu diikuti oleh gambar buku di tangannya yang diperbesar. Di bawah sinar matahari, seakan-akan tintanya bisa tercium. Namun, kegelapan tiba-tiba menutupi halaman buku dan Yu Qianxun mendongak ketakutan. Sebuah kapal perang raksasa aneh muncul di langit dan menutupi seluruh sekolah seperti awan gelap. "Kapal perang Shura!" Para jurnalis mengenalinya. Bukkkk! Sebuah kerangka perang jelek itu jatuh ke tanah, meninggalkan lubang yang dalam. Kerangka perang pun berdiri, pedang di tangannya menginginkan darah. Selanjutnya, kerangka perang Shura keluar dari kapal perang Shura yang seperti monster. Para monster turun dari surga pada saat yang sama, mengubah pemandangan yang indah menjadi neraka. Bumi bergetar, tembakan menggelegar, dan para siswa berteriak dan lari kesana-kemari. Gadis yang diperankan oleh Yu Qianxun juga mati-matian berlari, memegang buku di tangannya. Tapi bagaimana kakinya bisa membawanya lebih cepat daripada kerangka perang Shura? Belum lagi kerangka perang ada di mana-mana. Keputusasaan yang menyesakkan menyebar di hati seluruh penonton. "Ah!" Pada saat kritis itu, dia tersandung sesuatu dan jatuh ke tanah, dan buku itu jatuh di depannya. Berusaha untuk berdiri, dia meraih buku itu dengan panik. Ketika dia berbalik, dia melihat sekolah diserang dan kelompok menakutkan dari kerangka perang Shura menghampirinya. Melihat keputusasaan di wajahnya, semua orang bersedih, berharap mereka bisa menyelamatkan gadis malang itu. Tetapi ada terlalu banyak kerangka perang Shura, dan salah satu dari mereka bahkan menebas gadis itu dengan pedang. Bukk! Sebuah kotak perak tiba-tiba menghantam pedang berdarah itu, huruf "TS" terukir di kotak itu. Kotak perak akhirnya jatuh ke tangan seorang anak laki-laki berseragam sekolah, yang menekan kotak itu dan melemparkannya ke udara. 178 Terkeju Beberapa jurnalis merasa bahwa pria itu tampak familiar, tetapi tidak ada yang mengingatnya. Perhatian semua orang tertuju pada kotak perak. Kotak perak berdesir dan berubah menjadi cairan perak yang menyelimuti tubuh pria itu. Para penonton seakan tidak percaya, cairan perak berubah menjadi bagian-bagian dari sebuah kerangka perang dan mempersenjatai pria itu. "Silver Killer... Itu adalah Silver Killer..." Akhirnya seseorang menyadarinya. Dan saat ini, SKTS mengeluarkan pedang laser dan senjata partikel, bergerak menuju kerangka perang Shura bagaikan hantu. Dalam ledakan itu, suara logam beradu, percikan api, dan tembakan, Silver Killer membunuh semuanya. Menghadapi kerangka perang Shura, Silver Killer seperti seorang pejuang yang bangga, menyatakan kepada Shura bahwa manusia adalah pemilik sejati tempat itu. Krakk! Pedang laser pun patah. Senjata partikel kehabisan energi dan dilemparkan pada kerangka perang Shura. Kehabisan amunisi, Silver Killer masih dihadapkan dengan musuh yang tak ada habisnya. Semua orang dikejutkan oleh efek visual yang luar biasa yang bahkan lebih baik daripada film. Tapi adegan selanjutnya bahkan lebih mendebarkan. Dari dalam sekolah yang dibombardir, para siswa bergegas keluar satu demi satu, masing-masing memegang kotak perak berukir "TS." Ketika kotak itu dinyalakan, mereka semua dilingkupi dengan kerangka perang perak, yang kemudian melancarkan serangan sengit pada tentara Shura. Peperangan antara Shura dan manusia ditampilkan dengan musik latar yang penuh semangat, membuat setiap penonton ingin bergabung. Bummm! Kerangka terakhir tertuju pada kerangka perang perak pertama, yang meledakkan Shura yang mencoba menyerang gadis itu. Lensa diperbesar pada "TS" yang terukir pada pelindung dada pada bagian akhir. Sebuah kalimat muncul perlahan, dengan suara rendah pria berkata, "SKTS oleh Digang, 10 September, Taman Di." Setelah keheningan saat semua jurnalis memandang layar dengan pandangan kosong, Liu Changming tampil sekali lagi di atas panggung. Para jurnalis mengajukan pertanyaan seperti orang gila. "Tuan Liu, apakah itu kerangka perang sungguhan yang ditampilkan di iklan?" "Tuan Liu, bisakah sebuah kerangka perang benar-benar dikompres ke dalam wadah sekecil itu?" "Tuan Liu, apakah ada efek khusus yang digunakan dalam video?" "Tuan Liu, apakah SKTS adalah kerangka perang yang sama yang muncul di Starry Cup?" "Tuan Liu, bocah yang mengendarai SKTS itu pasti siswa Blackhawk yang didiskualifikasi oleh Starry Group, kan?" ... Liu Changming mengangkat tangannya untuk menenangkan semua orang dan berkata perlahan, "Sampai jumpa pada 10 September." Dan kemudian dia tidak mengatakan sepatah kata pun sebelum pergi di bawah pengawalan personel keamanan. Seluruh Aliansi berdiskusi panas mengenai SKTS. Dan iklannya sudah beredar luas. "Sial! Itu tidak mungkin sungguhan!" "Pasti semuanya hanyalah efek khusus." "Mana mungkin efek khusus? Barang itu akan dijual tanggal 10 September..." "Jadi, Silver Killer adalah kerangka perang biologi super SKTS terbaru. Tidak heran jika tidak ada di pasaran ¡ª itu belum diluncurkan." "Starry Group adalah sampah yang mendiskualifikasi siswa. Bagaimana ini sebuah kerangka perang untuk penggunaan militer? Semuanya jelas sekarang." "Digang layak gembar-gemborkan. Barang yang luar biasa!" "Jika ini benar-benar berfungsi seperti ini, aku membutuhkannya dalam hidupku." "Aku telah memutuskan untuk membeli sepuluh ketika aku melihat Han Sen di Starry Cup." "Yang benar saja! Mereka bilang ini edisi terbatas. Masih dipertanyakan apakah kamu bisa mengambil satu, apalagi sepuluh." "Digang bermain kotor dengan menunjukkan gambar visual sebagai poin penjualannya. Membuat malu bisnis militer." "Tepat sekali, Digang sampah." "Yu Qianxun memang cantik. Dia mengubah gayanya juga." "Ya! Dia sangat cantik. Aku tidak menyangka dia juga bisa melakukan peran seperti itu. Seorang dewi sejati." "Kemampuan pengoperasian Han Sen yang terhebat seperti biasa." "Tidak bisa menunggu 10 September yang akan datang. Aku sangat ingin mendapatkannya." "Pada 10 September Digang akan dipermalukan oleh kebohongannya sendiri. Bagaimana kita bisa menghasilkan sesuatu seperti ini dengan teknologi kita saat ini?" "Ha-ha, aku murid Blackhawk. Si jenius kita ada di sana." "Si jenius jadi terkenal sekarang dengan menjadi wajah baru Digang." "Dia pasti representatif mereka sejak lama. Sebelum kerangka perang baru dikabarkan akan diluncurkan, dia sudah menggunakan SKTS." ¡­ SKTS sukses besar. Berbagai pakar menganalisis apakah mungkin membuat produk semacam itu. Beberapa ahli mendukung Digang, sementara beberapa mencibir, berpikir itu hanya akting belaka. Perdebatan itu tak ada habisnya dan sebelum SKTS resmi dijual, hasilnya akan tetap menegangkan, yang menguntungkan Digang, karena bagaimanapun, SKTS telah menikmati popularitas yang tiada terkira. Dan Digang juga merilis berita tentang Pertandingan Kerangka Perang Digang pada 10 September, dan tiga pemenang masing-masing mendapatkan SKTS yang disediakan oleh Digang. Tetapi pelamar harus belum berevolusi untuk memenuhi syarat. Hanya beberapa menit setelah waktu pendaftaran diumumkan, situs pendaftaran di Jaringan Langit hampir kehabisan kapasitas. 179 Edisi Terbatas Periode pendaftaran hanya dua hari, setelahnya kualifikasi Jaringan Langit akan diadakan, dan sembilan teratas akan bergabung dengan Han Sen sebagai finalis untuk bersaing dalam Pertandingan Kerangka Perang Digang pada 10 September. Banyak yang berkomentar bahwa Digang cukup pelit karena hanya menghadiahkan tiga pemenang dengan SKTS - sangat pelit terhadap kerangka perang. Kerangka perang yang paling mahal untuk penggunaan sipil pada saat itu adalah seri King dari Starry Group, yang harganya tidak lebih dari dua belas juta dan dapat diatur sesuai kebutuhan. Namun, SKTS tidak bisa dimodifikasi. Setiap kerangka perang bermodel sama; bahkan warnanya tidak bisa diubah. Kerangka perang seperti ini akan paling mahal seharga sepuluh hingga dua puluh juta. Banyak yang mampu membelinya. Tetapi ketika mereka melihat harganya, semua orang tercengang. Seharga 76 juta yang tidak masuk akal, yang bisa membeli enam atau tujuh seri kerangka perang King dan mungkin memecahkan rekor kerangka perang sipil. Seseorang bahkan bisa mendapatkan dua atau tiga kerangka perang militer dengan harga tersebut. Selain itu, hanya 100.000 unit yang akan dijual. Walaupun terkesan banyak, dengan begitu banyak planet di Aliansi dan puluhan miliar orang di setiap planet, 100.000 tidaklah banyak. Para pesaing menyerang Digang dengan ganas, dan orang-orang juga sangat tidak puas dengan strategi perusahaan. Berita negatif tentang Digang hampir mengejutkan. Namun Digang tidak berkomentar banyak mengenai hal tersebut dan menunggu hinggar 10 September mendatang. Semakin banyak yang mendaftar Pertandingan Kerangka Perang Digang. Untungnya, pada awalnya tidak ada banyak pelamar dan ada batas dua hari untuk aplikasi, jika tidak babak penyisihan tidak akan selesai sebelum final. "Han Hao, coba lihat orang ini... Orang ini... mirip Han Sen..." Han Yumei mengerutkan dahi dan memanggil Han Hao sambil menonton Pertandingan Kerangka Perang Digang. "Mereka cuma mirip. Tidak mungkin itu dia. Dia itu artis dan Han Sen bahkan tidak pantas untuk memoles sepatunya," komentar Han Yumei sinis. "Itu benar. Bagaimana mungkin Han Sen membintangi iklan Digang? Tetapi mereka sangat mirip. Han Hao, kemari dan lihatlah kerangka perang Digang terbaru ini, 76 juta! Sangat mahal sehingga kita mungkin hanya bisa membelinya jika kita menjual semuanya," Han Yumei berkata dengan kagum. Han Hao keluar dari kamar dengan wajah kelam. Melihat iklan itu, dia mengertakkan gigi dan berkata, "Itu Han Sen." "Apa? Mana mungkin. Di mana kamu mendengar gosip itu?" Han Yumei dan suaminya menatap Han Hao. "Itu bukan gosip. Periksa daftar pemain dan kau akan tahu." suasana hati Han Hao memburuk. Dia tidak percaya Han Sen akan membalikkan keadaan begitu cepat. Awalnya sepupunya diterima di sekolah militer yang terkenal, dan sekarang dia berada di iklan paling populer di seluruh Aliansi. Han Yumei dan suaminya tercengang. Mereka menyaksikan bintang di iklan yang tampak seperti dewa perang, tidak percaya bahwa itu adalah Han Sen. Saat ini, jaringan komunikasi Han Yumei berdering dan dia menjawabnya. Gambar hologram kakaknya muncul dan berkata dengan tergesa-gesa, "Yumei, apakah Anda melihat iklan SKTS? Han Sen... " Di rumah tua Han, Luo Sulan menonton iklan yang sama berulang-ulang, matanya merah dan penuh air mata. Karena Han Sen berbicara dengannya dan bercerita tentang iklan itu, Luo Sulan menontonnya berkali-kali. Tidak peduli berapa kali dia menontonnya, dia tidak bisa berhenti bergembira, seolah-olah sosok di dalamnya adalah seluruh dunianya. Di sisi lain, Ji Yanran tidak senang belakangan ini. Dia baru tahu dari Han Sen tentang iklan tersebut sebelum dipublikasikan. Sebelumnya, dia bahkan tidak menyadari bahwa Han Sen telah pergi untuk syuting iklan. Ketika iklan itu ditayangkan, banyak siswa datang untuk bertanya padanya, "Yanran, pacarmu sebenarnya seorang artis. Mengapa kamu tidak memberi tahu kami?" "Yanran, apakah SKTS itu tampak sama seperti dalam iklan?" "Kamu pasti tahu karena Han Sen itu pacarmu." "Apakah dia mengajakmu naik SKTS?" "Dia pasti mengendarainya." "Yanran, bisakah kamu membicarakannya dengan si jenius dan memberiku SKTS dari dalam? Aku takut aku tidak akan bisa mendapatkannya." Ji Yanran sangat tertekan, karena dia hanya tahu sebatas yang mereka tahu. "Brengsek, aku harus menunjukkan padanya siapa yang berkuasa saat dia kembali." Ji Yanran dengan keras menggertakkan giginya. Akan tetapi ketika dia terus menonton iklan dan melihat Yu Qianxun yang sangat cantik, dia tiba-tiba merasa khawatir. "Han, kerja bagus! Sekarang kamu adalah perwakilan dari Digang," kata Zhang Danfeng kepada Han Sen lewat telepon dengan penuh semangat. "Ha-ha, kamu mau SKTS? "Han Sen bertanya sambil tersenyum. "Ya! Tapi sayangnya harganya lebih dari 70 juta, dan bahkan jika kamu memberiku diskon, aku masih tidak akan mampu membelinya." Zhang Danfeng tertawa. "Tunggu, aku bisa memberimu satu dalam beberapa hari." Han Sen adalah seseorang yang mengingat kebaikan orang lain. Sejak keluarganya jatuh miskin, Zhang Danfeng dan ayahnya banyak membantu mereka. Kalau tidak, hidup akan lebih sulit bagi Luo Sulan. Dan beberapa waktu yang lalu, Zhang Danfeng memberinya pedang dua juta dolar dan Han Sen mengambilnya. Meskipun dia tidak pernah menggunakannya, dia mengingatnya. Dua juta tidaklah banyak untuk Han Sen sekarang, tapi itu cukup banyak untuk mereka berdua saat itu. Bahkan jika Zhang tidak menggunakan pedang itu, dia bisa menggunakannya untuk menukar daging binatang, yang tidak dia lakukan,melainkan memberikan senjatanya kepada Han Sen. "Itu tidak benar." Zhang Danfeng sedikit terkejut. Meskipun Han Sen telah mempromosikan kerangka perang, tidak mungkin Digang akan memberikan kerangka perang ini cuma-cuma. "Tidak apa-apa. Aku punya dua sekarang dan akan memberimu satu dalam beberapa hari. Kita bisa nongkrong bersama mereka dan mendapatkan satu unit." Han Sen tertawa. "Aku menghargainya, tapi aku tidak tertarik mengendarai kerangka perang. Jika kau menemukan keterampilan pedang yang bagus, jangan lupa untuk mengajariku," jawab Zhang Danfeng. "Baiklah," kata Han Sen. Han Sen kembali ke sekolah pada tanggal 6 September. Merombak SKTS memakan waktu lebih lama dari yang ia bayangkan. Dia hanya bisa tinggal di sekolah selama satu hari sebelum kembali ke Taman Di untuk Pertandingan Kerangka Perang Digang. Dia bisa mendapatkan SKTS lain jika dia termasuk 3 besar. Sayangnya ini tidak akan diberikan layanan pemeliharaan seumur hidup gratis. 180 Pacar Ji Yanran ada di Jaringan Pertandingan bermain Tangan Dewa ketika dia melihat notifikasi mengatakan "Pacarku-Ji-Yanran" online. Ji Yanran ingin mengundang Han Sen ke ruang virtualnya, tetapi menurutnya itu akan membuatnya tampak buruk. Saat dia ragu-ragu untuk mengabaikannya, sebuah undangan datang dari dia. Ji Yanran tanpa sadar mengklik ya, dan segera masuk ruangan yang disiapkan Han Sen. "Senior,kau bermain Tangan Dewa larut malam?" Han Sen mengirim pesan suara. "Ya, aku tidak punya iklan untuk dibintangi, atau gadis cantik mana pun untuk tampil. Apa lagi yang bisa kulakukan?" Ji Yanran berkata masam. Han Sen dengan cepat berkata, "Jangan dipikirkan. Aku kira seorang aktris akan cantik, tetapi aku sangat kecewa ketika melihatnya langsung. Dia tidak memiliki sepersepuluh dari kecantikanmu." Saat dia berbohong, Han Sen berkata dalam hati, "Yu Qianxun, terima kasih atas pengorbananmu." Ji Yanran diam-diam merasa senang, tetapi pura-pura marah, "Jadi, sejak awal kau pergi untuknya?" "Mana mungkin. Aku pergi untukmu," Han Sen dengan cepat bersumpah. "Apa hubungannya denganku?" Ji Yanran cemberut. "Kamu tahu, aku sudah memiliki Silver Killer, tetapi kamu tidak. Keluarga saya tidak kaya, jadi saya harus bekerja untuk Digang untuk mendapatkan SKTS baru untukmu. Nantinya, kita bisa mengendarai kerangka perang perak yang serasi," Han Kata Sen. "Siapa yang butuh itu ..." Ji Yanran tersipu. "Itu hanya rangka perang. Aku bisa membelinya sendiri." "Aku punya yang sudah di modifikasi. Punyaku memiliki pola biru, dan unik di Aliansi, yang menunjukkan cinta kita unik," kata Han Sen. "Hanya perubahan warna. Jika aku ingin itu dilakukan, Liu Changming tidak akan berani menolak," Ji Yanran masih berpura-pura marah, tapi merasa senang dalam hati. "Tapi pikiranku unik." Han Sen agak terkejut. Dia tahu Ji Yanran berasal dari keluarga terpandang, tetapi perkataannya mengatakan bahwa keluarganya mungkin lebih hebat dari yang dia bayangkan. "Kamu benar-benar akan memberikannya padaku? Punyamu akan memiliki lambang Digang, kan?" Ji Yanran berpikir dan bertanya. "Tentu saja! Tidak ada yang lebih penting daripada calon istriku!" Han Sen berkata. "Siapa calon istrimu? Sebuah kerangka perang untuk seorang istri, kamu terlalu pintar." Ji Yanran cemberut menggemaskan. "Oke, seorang pacar kalau begitu," kata Han Sen nyengir. "Ku berikan kau kesempatan. Jika kamu bisa muncul di depanku ketika aku menghitung sampai tiga, aku benar-benar bisa menjadi pacarmu," Ji Yanran menggoda Han Sen "Itu tidak adil. Kamu tahu aku tidak di sekolah," seru Han Sen. "Setidaknya, aku memberimu kesempatan. Bukan salahku kalau kau tidak bisa." Ji Yanran tahu Han Sen akan berpartisipasi dalam Pertandingan Kerangka Perang Digang dan tidak ada di sekolah. "Satu ..." Ji Yanran menghitung dengan riang. "Tidak ..." Han Sen merengek. "Dua ... kamu harus memanfaatkan waktumu ..." Ji Yanran tertawa. "Bisakah kamu menghitung mundur beberapa hari lagi?" Han Sen memohon. "Tidak, aku tidak sabar ingin menjadi pacarmu. Aku sudah mandi dan menunggumu datang. Bagaimana aku bisa berhenti sekarang? Oke, dua koma lima ... Cepatlah ..." Ji Yanran terus menggodanya. "Seniorku yang manis, tunggu aku sedikit lebih lama ..." Han Sen terus memohon. "Aku begitu bergairah. Aku mau sekarang juga..." Ji Yanran jatuh ke dalam dekapan yang kuat sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya. Terkejut, dia merasa hangatnya hembusan nafas di telinganya dan mendengar suara yang dikenalnya, "Senior, kamu harus menepati janjimu. Sekarang kamu adalah pacarku..." "Bagaimana kau bisa ada di sini?" Ji Yanran tiba-tiba sangat malu sampai lehernya memerah. Dia menggodanya karena dia yakin dia pasti sedang dalam perjalanan atau sudah sampai ke Taman Di. Han Sen memeluk Ji Yanran dari belakang, menatap telinganya yang memerah, dan tidak bisa menahan diri untuk mengulumnya. Ji Yanran tiba-tiba merasa tersengat, dan jatuh lemas di pelukan Han Sen. Melihat betapa cantiknya dia, Han Sen terdorong untuk mencium bibirnya dalam-dalam. Tangannya melingkari leher Han Sen, dan dia membalas ciumannya. "Ah!" Saat keduanya keasyikan, sebuah teriakan mengejutkan mereka dan mereka buru-buru menjauh. "Ehem, aku cuma numpang lewat... Silahkan dilanjutkan..." Qu Lili yang datang mencari teman sekamarnya pun pergi sambil nyengir. "Kemari kau." Ji Yan Ran merasa begitu malu. Dia segera berlari mengejar Qu Lili. Han Sen memandang tangan kanannya sendiri dengan hina. Pria inilah yang menyentuh payudara Ji Yanran ketika tidak menyadarinya. Han Sen hanya tinggal sehari di sekolah sebelum ia naik pesawat antariksa antarbintang ke Taman Di. Dia harus berkompetisi dalam Pertandingan Kerangka Perang Digang demi promosi dan hadiah. Ada banyak yang mendaftar pertandingan pada akhirnya. Dan seluruh finalis cukup kuat. Beberapa peserta dari sekolah militer bahkan menyerah pada final Piala Starry demi ini. Dibandingkan dengan seri kerangka perang King, SKTS misterius jelas lebih menarik. 181 Jaman Baru Kerangka Perang "Lili, cepat! Siaran langsung peluncuran SKTS akan dimulai. Kau tidak akan keburu kalau tidak lari." Setelah kelas selesai, Ji Yanran dan Qu Lili cepat-cepat berlari di dalam kampus. Mereka tiba di asrama dengan nafas yang terengah-engah, Qu Lili melihat Ji Yanran menyalakan perangkatnya dan menonton peluncuran SKTS. Dia merasa sangat lega dan berkata, "Untung masih keburu." "Kau habis Yanran. Apakah kau masih gadis yang dipuja-puja oleh semua pria dan yang bahkan tidak sudi melirik mereka? Kau dengan mudah jatuh dalam pelukan Han Sen," Qu Lili melihat ekspresi Ji Yanran dan berkata dengan tidak percaya. Ji Yanran tiba-tiba tersipu, "Kata siapa aku sedang melihatnya? Aku hanya ingin melihat peluncuran SKTS. Ini adalah produk zaman modern." "Hah! Produk? Kalau begitu kau menatap pada para kontestan?" tanya Qu Lili dengan senyum tipis. Ji Yanran terus berdalih, "Itu karena dia menjanjikan aku sebuah hadiah. Kalau bukan begitu, aku tidak akan pernah melihatnya." "Hentikan. Aku tau tentang semua koleksi kerangka perang keluargamu. Kau bahkan punya kerangka perang historis dari Pertarungan Planet Rusa Hitam. Kau berharap aku akan percaya bahwa kau peduli dengan kerangka perang ini?" Qu Lili mencibir. "Jadi bagaimana? Aku suka menonton pacarku." Ji Yanran tidak peduli lagi pada saat ini. "Habis. Kau sudah habis." Qu Lili terkejut melihat perubahan pada Ji Yanran, berubah dari seorang dewi menjadi gadis biasa. Pada saat peluncuran, sejumlah besar media dan konsumen menonton peluncuran perdana SKTS. Bahkan lebih ramai daripada yang dibayangkan oleh Liu Changming. Walaupun ada banyak komentar jelek di Jaringan Langit, banyak yang hanya merasa tertarik dengan kerangka perang yang kontroversial ini. Ketika Liu Changming berjalan ke atas podium, media-media utama mengambil gambarnya dengan antusias. Para wartawan yang ingin mengajukan pertanyaan dihentikan oleh para petugas. "Aku tidak akan berkata apapun tetapi hanya memintamu untuk menikmati maha karya terbaru dari Digang." Gerbang terangkat setelah Liu Changming menghabiskan kalimatnya. Kotak-kotak dengan ukiran huruf "TS" tersusun dengan rapi di laci dalam sebuah gudang yang sangat besar. "Terlihat sama dengan dalam iklan!" "Tentu saja." "Itu hanya penampilan. Kinerjanya tidak dapat dibandingkan yang dengan yang ada dalam iklan, bukan?" ¡­ Media dan mereka yang ingin membeli SKTS menatap pada barisan kotak-kotak perak. Tiba-tiba, mereka melihat dua orang berjalan dari dalam gudang menuju ke panggung. "Lihat! Itu Han Sen dan Yu Qianxun!" "Mereka juga membawa SKTS¡­" Para wartawan mencoba untuk mengambil gambar secepat mungkin. Dan pada saat ini, Han Sen dan Yu Qianxun bertukar pandang dan menyalakan SKTS mereka, melemparkan kerangka perang ke udara. Sama seperti adegan dalam iklan, kotak-kotak perak berubah menjadi cairan perak dan mengalir ke bawah, berubah menjadi bagian-bagian kerangka perang dan berlengan dua. Dengan segera, dua SKTS berdiri di hadapan semua orang. "SKTS yang dibuat oleh Digang secara resmi dijual untuk umum." Yu Qianxun dan Han Sen mengendarai kerangka perang ke arena pertandingan dan memulai demo. Teknik yang mereka pergunakan membuat orang-orang tercengang. "Oh, itu benar! Segalanya di dalam iklan adalah benar. Kerangka perang biologis sangat mengesankan." "Sial! Bahkan dapat melakukan gerakan seperti itu! Viva Digang!" "Ini benar-benar adalah produk jaman modern!" "Inilah kerangka perang impianku!" "Zaman baru kerangka perang akhirnya tiba." "Revolusi kerangka perang¡­" "Jangan dorong-dorong. Aku yang datang lebih dulu¡­" ¡­ Situasi lokasi menjadi heboh. Walaupun mahal, semua SKTS yang berjumlah 100.000 unit habis terjual seketika. Banyak yang merasa menyesal karena datang terlambat. Dan setelah peluncuran SKTS, Pertandingan Kerangka Perang Digang secara resmi dimulai. Pada hari ini, hampir seluruh media heboh dengan SKTS. Dan mereka yang berhasil menyentuh kerangka perang itu mulai membual. Berbagai video tentang pengujian, operasi, dan kesan pertama SKTS menjadi viral. Seolah-olah hanya ada satu model kerangka perang ini dalam seluruh Persekutuan. Mereka yang pada awalnya merasa tertarik dengan SKTS tetapi merasa ragu-ragu karena isu miring yang beredar merasa sangat menyesal. "Prang!" Anak Surga memecahkan sebuah gelas. Hari ini adalah pembukaan dari final Kejuaraan Bintang, tetapi hampir tidak ada laporan mengenai Kejuaraan Bintang. Hampir seluruh media lebih memilih untuk meliput Digang dan SKTS. Ini adalah kerugian besar bagi Grup Bintang. Dan diperburuk lagi dengan Han Sen adalah juru bicara SKTS, yang ingin dibunuh oleh Anak Surga sejak dulu. Final Kejuaraan Bintang yang seharusnya gegap gempita berubah menjadi cukup sepi. Pada finalis merasa sedih untuk datang. Jika mereka mengetahui betapa bagusnya SKTS, mereka tentu akan mendaftar ke Pertandingan Kerangka Perang Digang daripada Kejuaraan Bintang. Lagi pula kedua pertandingan itu bersifat komersial, jadi yang terpenting adalah hadiahnya. Dan bagaimana bisa kerangka perang Grup Bintang dibandingkan dengan SKTS, yang merupakan yang terbaik dan edisi terbatas? Dan karena sebagian besar pemain unggulan memilih untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Bintang, kompetisinya tidak sesengit dalam Pertandingan Kerangka Perang Digang pertama. Banyak cuplikan pertandingan Digang adalah pemain cadangan dari tim-tim yang terkenal. Karena mereka tidak berkesempatan untuk berkompetisi dalam Grup Bintang, mereka harus memilih untuk berkompetisi dalam Pertandingan Kerangka Perang Digang. Kenyataan ini berkontribusi pada kemenangan Han Sen dalam Pertandingan Digang dengan sembilan kemenangan. Posisi kedua ditempati oleh Yu Qianxun. Dia hanya kalah dari Han Sen. Pola merah dan biru pada SKTS Yu Qianxun dan Han Sen juga menarik banyak perhatian. Banyak yang bertanya-tanya apakah mereka dapat menambahkan pola pada SKTS mereka masing-masing, dan mereka mendapatkan balasan bahwa rancangan itu hanya diperuntukan bagi juru bicara dan tidak akan dijual untuk umum. 182 Binatang Berbulu Hitam Pada saat ini, seri SK sudah identik dengan kerangka perang canggih. Han Sen juga menjadi selebriti di antara yang belum berevolusi. Dalam Tempat Penampungan Baju Baja, Yang Manli melebarkan matanya, menatap Han Sen. "Mengapa? Mengapa kau menolak kerangka baru Digang, Seringala SK?" Yang Manli tidak dapat memahaminya. Digang telah menawarkan Han Sen persyaratan yang sangat bagus untuk mengesahkan kerangka perang Serigala SK berkaki empat mereka, tetapi Han Sen malah menolaknya. Dalam pandangan Yang Manli, Han Sen hanya sombong. Dia pikir dirinya adalah bintang tenar setelah membintangi sebuah iklan. "Mengapa kau menolaknya?" Qin Xuan menatap Han Sen dan bertanya dengan tenang. "Pengesahan dapat memberikan aku banyak kekayaan dan popularitas," Han Sen berhenti sejenak, kemudian melanjutkan "tetapi tujuanku bukan menjadi bintang tenar, dan pengesahan ini terlalu banyak memakan waktu. Aku tidak punya waktu untuk disia-siakan untuk hal seperti ini. SKTS sudah cukup untuk sekarang ini. Tolong bantu aku jelaskan kepada mereka dan tolak penawaran Digang. Aku yakin kalian juga tidak ingin melihat aku gagal dalam penilaian semester." Qin Xuan tersenyum dan berkata, "Karena kau sudah putuskan, aku akan memberikan jawaban kepada Digang dan kau dapat fokus pada hal lainnya." "Terima kasih, Kapten." Han Sen merasa bersyukur dia bekerja dengan Qin Xuan, yang merupakan atasan yang mengagumkan dalam semua aspek. Setelah Han Sen pergi, Yang Manli merasa sangat bingung. Dia melihat Qin Xuan dan berkata, "Kapten, mengapa kau menyetujuinya untuk menolak pengesahan itu? Itu akan berguna bagi dirinya dan pasukan khusus." Qin Xuan menyeringai. "Sebuah pengesahan tidak berarti banyak. Dia sudah cukup melakukannya. Dan dia benar bahwa pasukan khusus tidak memerlukan murid yang dikeluarkan." "Apakah kau benar-benar mempercayai apa yang dia katakan?" Yang Manli melebarkan matanya. "Dia memang agak membesar-besarkan, tetapi dia benar mengenai satu hal: jika kekuatannya sendiri tidak dapat mempertahankan ketenarannya, maka segala sia-sia belaka. Dia sesungguhnya tidak boleh membuang terlalu banyak waktu untuk sesuatu yang sia-sia." Qin Xuan berhenti sejenak dan berkata, "Tolong tuliskan sebuah dokumen untuk menolak pengesahan Digang." Han Sen sedang membawa Wang Mengmeg ke Gurun Iblis. Agar dapat memperoleh lisensi Kelas-S sesegera mungkin, Han Sen tidak membuang-buang waktu untuk membantu Wang Mengmeng memaksimalkan semua tipe poin geno lainnya selain tipe sakral. Untungnya, Wang Mengmeng sangat pandai, sehingga seharusnya tidak memerlukan waktu yang lama. Dan dia bukan satu-satunya pelindung baginya. Dia hanya memintanya untuk menemani dia saat pergi ke tempat yang berbahaya seperti Gurun Iblis. Ada banyak makhluk berdarah sakral dalam Gurun Iblis dan Han Sen ingin mengambil kesempatan ini untuk memperoleh senjata berdarah sakral. Jika dia mendapatkannya, dia tidak perlu melarikan diri dari makhluk berdarah sakral seperti burung perak, tetapi dapat membunuh mereka. Wang Mengmeng jarang pergi ke sekolah. Alasan dia memilih Perkumpulan Kerangka Perang Berat adalah tidak ada batasan-batasan di sana, sehingga dia dapat menghabiskan sebagian besar waktunya di Tempat Suci Para Dewa. Selain Han Sen, juga ada beberapa anggota pasukan khusus yang membawanya dalam perjalanan berburu. Disertai dengan daging tingkat tinggi yang cukup untuk konsumsi, Wang Mengmeng berkembang dengan cepat. Pada saat ini dia dapat bertarung dengan makhluk mutan sendiri. Han Sen dengan senang hati mengikuti Wang Mengmeng mengendarai binatang mutan bermata tiga, melihatnya bertarung. Dia hanya perlu memanggil cacing batu emas untuk membersihkan makhluk-makhluk yang dia bunuh. Sekarang target Han Sen terbatas pada makhluk mutan dan berdarah sakral. Namun, Wang Mengmeng masih memerlukan beberapa poin geno primitif, maka mereka masih berburu makhluk primitif langka. "Kakak Han, tampaknya ada sekelompok makhluk yang mengawasi kita dari atas," kata Wang Mengmeng, duduk di punggung beruang putih besarnya. "Sudah lama sebenarnya. Aku bertanya-tanya mengapa mereka tidak menyerang kita." Han Sen mengangguk, karena dia sudah memperhatikan mereka. Itu adalah sekelompok binatang berbulu hitam. Mereka adalah makhluk primitif dengan tubuh seperti monyet dan memiliki sepasang sayap hitam. Han Sen pernah melihat mereka sebelumnya. Tetapi mereka biasanya muncul dalam kelompok-kelompok kecil dan tidak dapat kelompok besar seperti ini. Ada sekurang-kurangnya tiga lusin binatang berbulu hitam yang berkumpul di langit sekarang ini. Binatang berbulu hitam ini melayang-layang di atas mereka, tetapi mereka tidak bermaksud untuk menyerang. Han Sen merasa agak ragu dengan hal ini. Walaupun mereka adalah makhluk yang pintar, dia tidak yakin bahwa mereka dapat mengetahui bahwa Wang dan dirinya itu kuat hanya dari penampilan mereka. Dengan jumlahnya yang begitu banyak, mereka seharusnya mencoba untuk menyerang. Ketika Han Sen sedang bertanya-tanya, dia tiba-tiba mendengar suara pertarungan yang samar-samar di hadapan mereka. Keduanya bertukar pandang dan mendesak tunggangannya untuk naik ke bukit pasir. Dari sana, mereka melihat sekelompok orang sedang diserang oleh ribuan makhluk berbulu hitam, beberapa di antaranya adalah makhluk mutan. Dikepung oleh makhluk-makhluk berbulu hitam, kelompok itu tidak dapat melarikan diri. Mereka bertarung sekuat tenaga, tetapi ada tumpukan bangkai dari makhluk-makhluk berbulu hitam dan manusia di atas pasir. "Jadi mereka yang melayang-layang di atas kita hanyalah prajurit penjaga. Pantas saja mereka tidak menyerang kita. Kita bukan sasarannya." Han Sen merasa takut dengan kepintaran makhluk-makhluk ini. Mereka bahkan memiliki strategi. "Itu terlihat seperti Huangfu Pingqing. Apa yang sedang dia lakukan disana?" Wang Mengmeng melihat sesaat dan tampak terkejut, dia memperhatikan seorang wanita dengan baju baja merah di antara kelompok orang itu. "Huangfu Pingqing? Siapa dia?" Han Sen berhenti sejenak karena dia tidak pernah mendengar nama ini dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Menilai dari reaksi Wang, dia tampaknya adalah orang penting. "Dia adalah putri dari Huangfu Hao. Keluarga Huangfu dan Wang telah berteman selama beberapa generasi. Kita bekerja sama dalam banyak bisnis. Dia lebih tua dua tahun dariku, dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa dua tahun lebih dulu daripada aku. Tempat Penampungan dia seharusnya Tempat Penampungan Iman. Mengapa dia berada di sini?" Wang Mengmeng bertanya, "Kakak Han, apakah kita dapat membantu mereka membunuh makhluk-makhluk itu?" 183 Huangfu Pingqing "Apakah kau mengenal yang lainnya?" Han Sen tidak menjawab, tetapi balik bertanya. "Tidak," Wang Mengmeng menggelengkan kepalanya setelah memperhatikan dengan seksama. "Seberapa dekat hubunganmu dengan Huangfu Pingqing?" Han Sen bertanya lagi. "Kami telah saling mengenal sejak masih kecil dan keluarga kami berkolaborasi dalam bisnis," Wang Mengmeng berpikir dan membalas. "Kalau begitu, kita lebih baik tetap di sini, karena mereka tidak akan berasumsi banyak kita ingin mencuri makhluk-makhluk itu," Han Sen menyipitkan matanya dan berkata. Wang Mengmeng langsung memahami apa yang dimaksud Han Sen dan tetap diam. Jelas, Han Sen merasa yakin bahwa kelompok itu dapat menangani kelompok binatang berbulu hitam. Jika mereka berdua ikut bergabung, kelompok itu mungkin akan salah paham dengan maksud mereka. Setelah beberapa saat, seorang pria muda dalam kelompok itu memanggil sepasang sayap putih, terbang ke atas dan memulai pesta pembantaian. "Dia hebat!" Wang Mengmeng agak terkejut melihat pria muda itu bergerak. "Temanmu lebih hebat," Han Sen tersenyum dan berkata. "Dia?" Wang Mengmeng melihat Huangfu Pingqing dengan heran, melihat dia hanya menembakkan panah di bawah perlindungan banyak orang. Dibandingkan dengan pria muda yang bersayap, dia tampak kurang mengesankan. "Setiap busur panah yang dilepaskan akan membunuh binatang yang paling berbahaya bagi kelompok mereka. Dan bahkan seekor binatang mutan juga tertembak mati olehnya. Dia terlihat biasa, tetapi ancamannya bagi makhluk-makhluk itu lebih besar daripada pria muda itu. Dia tenang dan berkemampuan. Aku rasa dia mungkin lebih hebat dalam panahan dibandingkan denganku," kata Han Sen, menyipitkan mata. Wang Mengmeng mengawasi dengan seksama, dan menyadari bahwa ternyata Han Sen berkata benar. Panah Huangfu Pingqing tampaknya sudah rusak, tetapi selalu dapat menembak binatang berbulu hitam yang paling berbahaya. Tiba-tiba, terdengar suara teriakan yang aneh dari kejauhan, binatang berbulu hitam menyebar dengan cepat seperti awan, meninggalkan ribuan bangkai di atas pasir. Kelompok orang itu jelas telah mengetahui keberadaan mereka sejak lama. Beberapa dari mereka membersihkan lapangan, dan Huangfu Pingqing berjalan menghampiri mereka berdua bersama dengan pria muda yang memiliki sayap jiwa binatang. "Mengmeng, senang sekali melihat kau di sini," Huangfu Pingqing memegangi tangan Wang Mengmeng dan berkata dengan manis. "Kakak, aku takut kau akan salah paham, jadi aku tidak pergi ke sana untuk membantumu. Kau tidak menyalahkan aku bukan?" Wang Mengmeng berkedip dan berkata. "Tentu saja tidak, aku tahu kau bermaksud baik," Huangfu Pingqing berkata, dan melihat Han Sen dengan terkejut, "Bukankah kau adalah juru bicara SKTS? Aku tidak menduga akan melihat seorang selebriti di sini. Suatu kehormatan bagiku dapat bertemu denganmu." Huangfu Pingqing mengulurkan tangannya. Tampaknya dia sungguh-sungguh merasa senang bertemu dengannya. "Nona Huangfu, kau terlalu menyanjungku. Aku hanya beruntung." Han Sen merasa ngeri. Walaupun Huangfu Pingqing memiliki senyum yang manis dan sikap yang sopan, dia merasa bahwa dia lebih berbahaya daripada Anak Surga. Tanaman beracun biasanya terlihat cantik. "Karena Mengmeng adalah temanku dan kau adalah temannya, maka kita sekarang adalah teman, kau dapat memanggil namaku Pingqing." Dia kemudian memperkenalkan pria muda yang bersamanya, "Dia adalah Wang Dongling. Dia banyak membantuku dalam tempat penampungan. Jika bukan karena dia, aku tidak akan dapat sampai di sini dan berbincang dengan kalian." Wajah Wang Dongling pada awalnya terlihat masam saat melihat Huangfu Pingqing berbicara pada Han Sen seperti itu, tetapi setelah mendengar komentarnya, dia tiba-tiba tersenyum dan menyapa Han Sen dan Wang Mengmeng. Setelah keempatnya berbincang-bincang beberapa saat, Han Sen mengetahui bahwa Huangfu Pingqing dan yang lainnya telah menempuh perjalanan dari Tempat Penampungan Iman dan menyeberangi Gurun Iblis untuk sampai di sini. "Senang sekali bertemu dengan kalian di sini. Apakah kalian dapat membawa kami ke Tempat Penampungan Baju Baja?" Huangfu tersenyum dan bertanya. Wang Mengmeng segera menyetujuinya, tetapi Han Sen tiba-tiba berkata, "Nona Huangfu, kita tidak jauh dari Tempat Penampungan Baju Baja. Ini ada peta dan jika kau mengikuti ini, kau akan tiba di sana dalam beberapa hari. Kita baru saja tiba dan tidak akan mengarah kesana sekarang." Huangfu terlihat terkejut namun dia segera tersenyum kembali dan memberikan peta kepada Wang Dongling. "Kalau begitu, aku harus merepotkan Tuan Wang untuk membawa kelompok kami ke sana. Aku ada banyak hal yang ingin dibicarakan dengan Mengmeng dan akan bergabung dengan kalian untuk berburu." Wajah Wang Dongling tiba-tiba menggelap. Dia cepat-cepat berkata, "Pingqing, terlalu berbahaya bagimu untuk berada di sini sendirian. Aku akan meminta yang lain pergi ke Tempat Penampungan Baju Baja dan aku dapat tinggal di sini untuk melindungimu." Han Sen tidak dapat menahan diri untuk cemberut. Huangfu Pingqing dan Wang Dongling memutuskan untuk tinggal tanpa persetujuannya, sedangkan anggota kelompok lainnya mengambil peta dan pergi ke Tempat Penampungan Baju Baja. "Nona Huangfu, apakah kau memerlukan bangkai binatang-binatang berbulu hitam ini?" Han Sen menunjuk ke arah hampir seribu bangkai binatang berbulu hitam di tanah. "Terlalu banyak daging primitif. Walaupun jika aku menginginkannya, aku tidak dapat membawanya pulang. Jika kau dapat menggunakannya, silakan." Huangfu bertanya-tanya apa yang dapat Han Sen lakukan dengan bangkai binatang tersebut. Han Sen berterima kasih kepadanya dan memanggil raja cacing batu emas, yang sekarang sudah seukuran lembu. Dia dengan cepat menggeliat di mayat dan mulai menelan. Huangfu Pingqing dan Wang Dongling kedua merasa terkejut melihat bagaimana cacing ini melahap makanannya. Mereka tidak pernah melihat sesuatu seperti ini karena tidak banyak orang yang memelihara binatang piaraan tingkat tinggi. 184 Penyelidikan Melihat raja cacing batu emas menghabiskan bangkai dan ukurannya bertambah besar, Huangfu Pingqing tidak dapat menahan rasa kagetnya. "Tuan Han, apakah ini adalah hewan piaraan jiwa binatang berdarah sakral?" Huangfu menatap Han Sen dan bertanya. "Betul. Tetapi dia sebenarnya tidak berguna. Yang dilakukan hanya makan." Han Sen tertawa. Dia memperoleh jiwa binatang raja cacing batu emas ketika bersama dengan Wang Mengmeng, maka dia tidak dapat menyembunyikan dari mereka. Selain itu, semua orang mengetahui betapa susahnya membuat seekor hewan piaraan bertransformasi, apalagi yang berdarah sakral. Han Sen mencoba untuk mengambil semua kesempatan untuk memberi makan pada raja cacing. "Kau penuh dengan kejutan. Sangat mengesankan mengetahui kau memiliki seekor hewan piaraan berdarah sakral. Aku selalu menginginkannya. Jika kau mau menjualnya kepadaku, aku berjanji akan membayar dengan harga yang bagus," Huangfu berkata dengan tidak terduga. Sebelum Han Sen menjawabnya, Wang Dongling tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Pingqing, mengapa kau memerlukan sebuah jiwa binatang seperti ini? Hampir tidak mungkin membuat jiwa binatang berdarah sakral bertransformasi. Tanpa banyak daging berdarah sakral, hal itu tidak akan bisa dilakukan." Han Sen cekikikan dalam hati dan berpikir, "Pria ini bodoh sekali. Huangfu hanya mencoba untuk menyelidiki, dia bukannya sungguh-sungguh ingin membeli raja cacing." Huangfu mendengar perkataan Wang Dongling dan berkata sambil tersenyum, "Aku hanya sangat menyukainya. Apakah Tuan Han bersedia untuk menjualnya?" Han Sen tersenyum tipis dan berkata, "Nona Huangfu, jika kau menyukainya, tentu saja aku bisa menjualnya. Tetapi aku sudah menghabiskan cukup banyak tenaga untuk memberi makan raja cacing batu emas ini dan harganya akan cukup tinggi. Aku menyarankan kita untuk melakukan pertukaran. Aku akan menukar jiwa binatang berdarah sakral ini dengan yang lainnya. Bagaimana menurutmu?" Huangfu berpikir sejenak dan berkata, "Aku juga memerlukan jiwa binatang berdarah sakral. Apakah kau menerima uang tunai? Aku bersedia membelinya dengan harga seratus juta." Han Sen menggeleng kepalanya dengan pelan. "Maaf Nona Huangfu. Aku tidak kekurangan uang, dan hanya akan mempertimbangankan jiwa binatang berdarah sakral lainnya." "Sayang sekali." Huangfu tampaknya benar-benar sedih. Percakapan itu telah selesai. Huangfu sebenarnya tidak ingin membeli hewan piaraan berdarah sakral, tetapi penyelidikannya tidak membuahkan hasil yang dia inginkan. Tetapi Han Sen berhasil membuatnya merasa waspada. Dia telah memasang senyum yang penuh arti saat bertemu dengannya. Karena Huangfu Pingqing dan Wang Dongling telah bergabung dengan mereka, Han Sen tidak perlu melakukan banyak hal. Dia hanya melindungi Wang Mengmeng untuk berburu sedangkan dirinya tidak bertarung. Di sisi lainnya, Wang Dongling berusaha keras untuk memamerkan diri di depan Huangfu. Dia terus menerus membunuh berbagai macam makhluk yang ditemuinya, membuat Wang Mengmeng agak kurang senang. Wang Mengmeng berencana untuk berlatih keahliannya di Gurun Iblis. Langka sekali dapat melihat dua makhluk mutan, tetapi Wang Dongling membunuh keduanya. Untungnya, kedua makhluk mutan itu terlalu besar untuk dimakan. Maka pada akhirnya, mereka masuk ke dalam perut raja cacing batu emas. "Keahlian kerangka perang Tuan Han adalah yang terbaik di antara yang belum berevolusi. Aku penasaran aspek apa yang kau kuasai dalam ilmu silat." Huangfu Pingqing ingin melihat betapa bagusnya kemampuan Han Sen dalam pertarungan ketika mereka melihat mahkluk mutan, tetapi Wang Dongling sangat ingin memamerkan diri dan rencananya pun gagal. "Tidak ada aspek khusus yang aku kuasai," Han Sen menjawab dengan santai, berpikir apakah sebaiknya dia mengakhiri perjalanan ini lebih awal. Dengan dua orang ini yang mengikutinya, dia tidak dapat memperoleh apa-apa. "Dengan keahlian kerangka perang Tuan Han, dia pasti menghabiskan semua waktunya di sana," Wang Dongling menyela. Han Sen hampir tidak dapat menahan tawanya. Wang Dongling pastinya adalah rekan tim yang terburuk. Dia tidak memahami isi pikiran Huangfu sama sekali dan terus membantu Han Sen tanpa sengaja. Huangfu cemberut. Orang secerdik dia, merasa kesal dengan Wang Donglin, yang terus mengganggu penyelidikannya. Wang Mengmeng juga merasa terhibur. Melihat keadaan mulai terasa canggung, dia berkata, "Kakak Han berada dalam Departemen Panahan, dia juga hebat dalam panahan, tetapi tentu tidak sehebat Pingqing." Han Sen sebagai murid panahan sudah dilaporkan oleh berbagai media, dan Wang Mengmeng merasa tidak apa-apa untuk mengatakannya. "Jadi Tuan Han, kau berada dalam Departemen Panahan. Kita harus mengadakan kompetisi kecil kalau begitu." Huangfu sebelumnya tidak terlalu memperhatikan Han Sen dan hanya mengetahui namanya lewat iklan Digang. Mengetahui dia adalah murid panahan, dia merasa cukup senang. "Aku rasa lupakan saja. Ilmu panahanku sangat biasa." Han Sen sudah lelah menangani Huangfu. Walaupun cantik, wanita ini sangat licik. Han Sen tidak menyukai wanita seperti dia. "Pingqing, kau jangan membuatnya merasa malu. Dia lebih banyak menghabiskan waktu dalam kerangka perang daripada panahan. Jika kau mau bertanding, aku dapat bergabung denganmu. Aku telah berlatih panahan cukup lama,'' Wang Dongling berkata sambil tersenyum. Han Sen dan Wang Mengmeng bertukar pandang, dan keduanya mencibir. Pria ini begitu bodoh hingga terlihat lucu. Huangfu hampir mau meledak karena marah. Dia berpikir, "Wang Dongling, kau pasti adalah seekor babi! Han Sen jelas adalah pelindung Wang Mengmeng. Jika tidak ada yang spesial dari Han Sen, apakah keluarga Wang akan mempercayai Mengmeng sendirian dengan dia di tempat yang berbahaya seperti ini?" Huangfu merasa sangat marah hingga dia berhenti berbicara. Keempatnya melanjutkan perjalanan menuju Gurun Iblis. Setelah beberapa saat, Han Sen tiba-tiba melihat ke atas langit dan berkata dengan cemberut, "Kita harus kembali." "Begitu cepat?" Wang Dongling merasa agak ragu-ragu, tidak memahami mengapa Han Sen berkata demikian. Huangfu Pingqing dan Wang Mengmeng melihat ke arah pandangan Han sen dan melihat dua binatang berbulu hitam berputar-putar di udara. "Kau merasa cemas dengan binatang berbulu hitam?" Huangfu merendahkan suaranya dan bertanya. Han Sen mengangguk. "Beberapa hari ini selalu ada binatang berbulu hitam di sekitar kita, mungkin ini berhubungan dengan kelompok besar mereka itu.'' Wang Dongling berkata dengan senyuman penuh percaya diri, "Tuan Han, kau terlalu cemas. Mereka hanya binatang dan tidak sepintar yang kau duga. Dan bahkan jika mereka datang ke sini, aku dapat membunuh mereka semua." 185 Binatang Berbulu Hitam Berdarah Sakral Han Sen tidak punya waktu untuk menjelaskan kepada Wang Dongling. Dia memanggil tunggangan binatang mutan bermata tiga dan memanggil Wang Mengmeng, "Mengmeng, ayo pergi." Han Sen telah melihat apa yang dapat dilakukan oleh raja rubah berdarah sakral, dan binatang- binatang berbulu hitam ini mungkin juga memiliki raja yang seperti itu. Terus menerus melihat mereka berada di sekeliling mereka membuatnya berfirasat buruk. Karena dia telah membawa Wang Mengmeng kesana, dia harus bertanggung jawab dengan keselamatannya, apalagi dia sangat mempercayainya. "Kakak, ayo pergi bersama?" Wang Mengmeng memanggil beruang putih besarnya, dan bertanya pada Huangfu Pingqing. Huangfu mengangguk dan memanggil tunggangannya, mengikuti mereka. Wang Dongling harus ikut memanggil tunggangan dan mengikuti mereka. Dia bergumam, "Hanya beberapa binatang berbulu hitam. Mengapa harus begitu takut?" Han Sen tidak mempedulikannya, dan menjaga Wang Mengmeng berlari dengan kecepatan penuh. Setengah jam kemudian, langit mulai menggelap. Hari masih siang di gurun tetapi matahari tiba-tiba menghilang. Binatang- binatang berbulu hitam bergegas menuju arah mereka seperti kelelawar. Keempat orang itu terperanjat. Kelompok ini jauh lebih besar daripada yang sebelumnya. Jumlah mereka pasti lebih dari sepuluh ribu. Di antara mereka ada yang memiliki sayap seperti besi, yang mengindikasikan bahwa mereka adalah mutan. Di antara binatang- binatang berbulu hitam ini, ada seekor yang berwarna merah dan berukuran panjang lebih dari sembilan kaki dan rentang sayapnya lebih dari 60 kaki meraung dan menggertak. Mendengar suara raungannya, binatang- binatang berbulu hitam yang menakutkan seperti tentara, melancarkan serangan yang terorganisir pada mereka. "Seekor binatang berbulu hitam berdarah sakral!" Huangfu berteriak. Wajah Wang Dongling menjadi suram. Dia memanggil baju baja jiwa binatang, sayap putih dan sepasang pisau jiwa binatang, melemparkan dirinya ke binatang- binatang berbulu hitam. Dia tampaknya berencana untuk menyingkirkan raja binatang berbulu hitam dulu. Tetapi Han Sen pindah dari tunggangan mutannya dan melompat ke punggung beruang putih besar. Dia berteriak, "Mengmeng, ke arah tebing asia tenggara." Wang Mengmeng mengendarai beruang putih besarnya dengan kecepatan penuh ke sana. Berdiri di punggung beruang, Han Sen memanggil busur tanduk dan panah penyengat hitam mutan, mengarahkannya pada binatang- binatang berbulu hitam. Huangfu tidak menduga Han Sen akan bertindak sangat tegas. Dia melemparkan pandangan pada Wang Mengmeng yang berada di tengah binatang-binatang itu dan mendesak tunggangannya untuk mengikuti Han Sen dan Wang Mengmeng. Sementara itu, dia memanggil busur dan panah jiwa binatang, dan membalikkan badan untuk terus menerus menembak pada binatang-binatang itu. Keahlian memanah dia sungguh hebat, dan dia memiliki lebih dari satu panah jiwa binatang. Dengan tunggangan yang membawanya dengan kecepatan penuh, dia berhasil menembakkan tujuh panah jiwa binatang pada saat yang bersamaan, membunuh tujuh binatang- binatang berbulu hitam yang berada terdekat dengannya. Han Sen tidak mempedulikannya. Setiap kali ada binatang-berbulu hitam yang mendekat, dia akan memukulnya dengan busur tanduk. Dengan poin geno yang dia miliki, dia memiliki kekuatan yang tak tertandingi. Walaupun busurnya tidak berpisau, itu adalah busur berdarah sakral dan dapat langsung menjatuhkan binatang berbulu hitam. Tidak ada yang dapat mendekati beruang putih. Tunggangan Huangfu sangat cepat dan dapat mengikuti beruang putih, berbagi perlindungan dari Han Sen. Setidaknya dia tidak perlu mencemaskan binatang-binatang di sampingnya. Wang Donglong segera merasa menyesal setelah terbang di antara binatang- binatang berbulu hitam. Jumlah mereka terlalu banyak, beberapa kelompok binatang- binatang berbulu hitam mutan mengepungnya, sehingga dia tidak berkesempatan untuk mendekati yang berdarah sakral. Situasinya sangat berisiko. Walaupun dia memiliki sepasang pisau dan menggunakannya pada saat kritis, dia tidak dapat menghalangi binatang- binatang berbulu hitam yang menghampirinya dari segala arah. Salah satu binatang mendapatkan kesempatan untuk menggigit pahanya yang tidak terlindungi. "Aduh!" Wang Dongling berteriak dan menendang binatang itu, berbalik untuk kabur. Tetapi kelompok binatang- binatang berbulu hitam itu tidak membiarkan dia lolos dengan mudah. Mengepakkan sayap besinya, mereka menggertaknya dan dia terjebak dalam pertarungan berdarah. Kulitnya robek dimana-mana dan darahnya mengalir. Pada saat ini, Han Sen dan Wang Mengmeng bergegas ke tebing yang tingginya lebih dari 60 kaki, berdiri menyendiri di tengah pasir seperti kue kuning. "Bajingan-bajingan itu terlalu cepat. Kita tidak dapat kabur. Ayo bertarung dengan mereka di sini." Pada sebuah sudut, Han Sen mengangkat Wang Mengmeng dan melompat turun dari punggung beruang putih besar. Dia membelakangi tebing dan berdiri di depan Wang Mengmeng. Memanggil sebuah kampak hitam, dia membelah binatang berbulu hitam yang datang ke arah mereka. Ini adalah salah satu dari dua jiwa binatang mutan yang dia peroleh dari Gu Ming. Senjata itu bernama Kampak Binatang dan jauh lebih berguna dalam pertarungan seperti ini jika dibandingkan dengan senjata yang lebih ringan. Huangfu Pingqing juga melompat turun dari tunggangan dan pergi ke samping Han Sen lalu memanggil sepasang pisau belati, bertarung dengan binatang- binatang berbulu hitam. DIa tahu bahwa jika mereka bekerja sama sebagai satu tim, mungkin ada kesempatan untuk bertahan hidup, sedangkan jika dia bertarung sendirian, mungkin dia akan habis. Tetapi walaupun telah bersandar pada batu dan tidak perlu mengkhwatirkan serangan yang datang dari belakang, Huangfu tetapi merasa jantungnya berdegup kencang. Dia merasa menyesal telah mengambil risiko sendiri. Wang Dongling memang kuat, tetapi tidak berotak dan tidak berguna. "Ah!" Wang Dongling berteriak dan berteriak, membuat tugas mereka bertiga menjadi berat. Tetapi mereka tidak punya tenaga tambahan untuk mengkhawatirkan dia, karena mereka juga mengalami kesulitan untuk bertarung dengan binatang- binatang berbulu hitam yang berjumlah sangat banyak. Darah segera melumuri bebatuan dan pasir. Mayat binatang- binatang berbulu hitam hampir mengubur Han Sen dan para gadis, membatasi ruang gerak mereka. Plang! Tiba-tiba satu mayat yang berlumuran darah jatuh dari atas dan tergeletak di hadapan mereka. Sebuah mayat tanpa kepala yang terlihat seperti miliki Wang Dongling. Dan di angkasa , raja binatang berbulu hitam sedang memegang kepala Wang Dongling dan meneriakan pekik kemenangan. Adegan ini mengalirkan hawa dingin pada tulang belakang Huangfu. Wajahnya menjadi suram karena mereka sudah putus asa. 186 Terbawa oleh Panah Karena banyak sekali binatang bersayap hitam, butuh waktu lama untuk membunuh mereka semua bahkan meski mereka tidak melawan, belum lagi binatang bersayap hitam mutan dan sakral. Dan sekarang mereka terperangkap dalam tubuh binatang bersayap hitam. Jika mereka tidak berhasil keluar, mereka akan hancur sebelum sang raja mendatangi mereka. Ketika Huangfu putus asa, dia tiba-tiba melihat benda emas raksasa. Itu ternyata adalah raja cacing batu emas. Dengan perintah Han Sen, raja cacing batu emas dengan cepat merobek tubuh binatang buas itu. Dengan ukurannya yang sebesar badak, raja cacing mendorong semua makhluk yang menghalangi mereka bertiga. Binatang bersayap hitam melempar mereka ke raja cacing. Namun, cangkang raja cacing sangatlah keras dan cakar binatang tidak melukainya sama sekali. Raja cacing tidak mempedulikan mereka dan terus melahap mayat-mayat itu. Dengan bantuan raja cacing, ada ruang gerak untuk ketiga orang itu. Sambil memegang kampak dengan lihai, Han Sen membunuh semua binatang bersayap hitam yang berani mendekat. "Binatang primitif bersayap hitam terbunuh. Jiwa binatang dari binatang bersayap hitam primitif diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapatkan nol hingga sepuluh poin geno primitif." Dengan banyaknya binatang bersayap hitam terbunuh, Han Sen akhirnya memperoleh jiwa binatang primitif. Jumlah binatang yang dibunuh Huangfu hampir sama dengan yang dia bunuh. Dengan tarian belati dan seni bela diri yang berbeda, dia menyebabkan luka parah pada para binatang, yang membuat Han Sen cukup terkejut. Tetapi binatang bersayap hitam itu begitu banyak sehingga mereka tidak bisa membunuh mereka semua. Dahi Han Sen mengerut dan tahu ini tidak akan berhasil. Raja binatang bersayap hitam berdarah sakral itu bertekad untuk membunuh mereka. Sebelumnya mereka berpencar karena Huangfu membawa banyak orang bersamanya, dan sekarang hanya ada beberapa orang, jadi mereka kembali. Raja binatang buas tidak peduli dengan kaumnya sendiri. Han Sen tahu kekuatan mereka tidak bisa bertahan lama. "Mengmeng, tetaplah di sini dan aku akan memancing binatang ini pergi. Setelah aku selesai, berlarilah dan tinggalkan padang pasir," kata Han Sen. Huangfu merasa bahwa dia pasti berbohong. Satu-satunya alasan Wang Mengmeng aman adalah perlindungannya. Setelah dia pergi, bagaimana dia bisa melawan semua binatang bersayap hitam ini? Dan dengan begitu banyak binatang bersayap hitam di sini, berapa banyak yang bisa dia pancing? Bahkan jika dia bisa membuat separuhnya untuk mengejarnya, Wang Mengmeng masih harus berurusan dengan yang lain. Menurut Huangfu, Han Sen hanya beralasan untuk meninggalkan Wang Mengmeng dan melarikan diri sendirian. Ketika Huangfu Pingqing menebak-nebak, Wang Mengmeng berkata, "Hati-hati, Brother Han." "Apakah kamu benar-benar dari keluarga Wang? Tidak bisakah kamu melihat dia kabur sendirian? Dan kamu masih khawatir tentang keselamatannya?" Pikir Huangfu. Tapi dia tiba-tiba melihat Han Sen mengulurkan tangan, dan rangkaian jubah pelindung biru jiwa binatang kristal menutupi tubuh Wang Mengmeng dari kepala sampai kaki. Jubah pelindung itu seperti karya seni yang indah, menonjolkan bentuk tubuh Wang Mengmeng yang indah. Tiba-tiba dia tampak seperti dewi perang dari surga. Pada saat yang sama, Han Sen memanggil busur tanduk dan panah hitamnya dan menembakkan panahnya ke arah raja binatang. Busur tanduk itu menambah kekuatan panah, yang mendengung saat panah terbang melintas. Dan Han Sen telah mengikatkan benang di ujung panah. Dengan ujung benang yang lain di tangannya, dia terbawa oleh anak panah dan melesat mendekati raja binatang buas. Sambil memegang benang di satu tangan, satu belati hijau tajam di tangan sebelahnya, Han Sen membunuh setiap binatang bersayap hitam yang berani mendekatinya. Belati ini adalah jiwa binatang lainnya yang ia peroleh dari Gu Ming. Kapak itu terlalu berat dan besar, yang akan menambah bebannya saat dia menyerang raja binatang. Itu sebabnya dia menggunakan belati sebagai gantinya. Melihat Han Sen menggunakan panah untuk menghadapi raja binatang berdarah sakral, Huangfu terpana. Awalnya, dia mengira Han Sen akan meninggalkan Wang Mengmeng sendirian dan melarikan diri. Jadi, dia telah memutuskan bahwa selama Han Sen bergerak, dia akan mengikutinya untuk keluar. Tetapi pada kenyataannya, Han Sen berusaha mendekati raja binatang yang terbang di langit seperti ini. Dia tidak menduga ini akan terjadi. Apa gunanya melakukan ini? Dia bahkan tidak bisa terbang, jadi bagaimana dia bisa membuat raja binatang darah sakral itu terluka? Begitu panah melambat, ia akan koyak habis oleh para binatang itu. "Bodoh! Dia lebih bodoh daripada Wang Dongling," pikir Huangfu. Saat melirik Wang Mengmeng, Huangfu menyadari dengan jubah pelindung itu, binatang bersayap hitam bahkan tidak bisa membuat goresan sedikit pun, apalagi menyakiti gadis itu. "Jubah pelindung jiwa binatang berdarah sakral!" Huangfu terkejut dan tampak kebingungan. Dengan baju pelindung dan kekuatan seperti itu, dia bisa dengan mudahnya melarikan diri. Namun, ia memilih untuk mempertaruhkan nyawanya dan menyerahkan baju pelindung itu kepada Wang Mengmeng untuk melindunginya. "Pria ini pasti gila atau sombong." Huangfu mendongak dan melihat Han Sen di langit. Panah itu telah kehilangan momentum karena beratnya dan perlawanan dari binatang bersayap hitam. Han Sen tidak berhasil mencapai raja binatang berdarah sakral. Dan binatang bersayap hitam mutan mulai menyerangnya. Dia telah kehilangan pertahanan di udara. Tetapi saat ini, Huangfu tiba-tiba melihat bayangan merah. Tiba-tiba Han Sen ditutupi baju besi merah dan rambut pendek hitamnya menjadi panjang dan pirang. Dengan mahkota ruby di kepalanya, dia berkilauan di bawah sinar matahari. 187 Gua Begitu dia berubah menjadi ratu peri, Han Sen merasa sekelilingnya melambat. Semua binatang bersayap hitam mutan tampak bergerak lambat. Melihat binatang mutan pertama mendekat, Han Sen menaruh tangan di kepalanya dan melompatinya, sambil memotong lehernya dengan belati. "Binatang bersayap hitam mutan terbunuh. Jiwa binatang bersayap hitam mutan diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapatkan nol hingga sepuluh poin geno mutan." Han Sen tidak peduli dengan suara itu. Tanpa henti, dia menginjak binatang mutan itu dan menghempaskannya ke tanah. Dengan pijakan itu, Han Sen segera mendekati binatang mutan lainnya, memenggal kepalanya dengan belati. Dia lalu mendorong binatang berikutnya untuk melompat naik dan menghindari serangan dua binatang lainnya. Huangfu dikejutkan oleh gerakan Han Sen yang begitu cepat di udara. Gerakan yang halus dan caranya membunuh membuatnya sulit percaya kalau dia itu manusia. Sebelumnya Huang Fu belum pernah melihat seseorang yang bisa mencapai tingkat seperti ini di Tempat Suci Para Dewa Pertama. "Aku tidak pernah mendengar ada orang seperti ini di Penampungan Baju Baja." Huangfu berpikir Han Sen pasti salah satu dari yang Terpilih, tetapi dia bahkan tidak ada di babak akhir. Lalu kemudian dia berpikir bahwa meski Han Sen mengesankan, Dollar lah yang mewakili Penampungan Baju Baja tahun ini. Karena itu, wajar saja Han Sen tidak menjadi andalan di penampungannya. Saat dia tengah berpikir, Huangfu tiba-tiba melihat Han Sen melompat dari belakang binatang mutan dan mengeluarkan busur tanduknya, sambil menembakkan panah dan mengikutinya agar bisa mendekati raja binatang bersayap hitam sakral yang memimpin serangan para binatang. Saat ini Han Sen begitu dekat dengannya. Raja binatang itu memekik dan terbang lebih tinggi lagi, mengepakkan sayap merah raksasanya, membuat panah Han Sen meleset. Han Sen tetap tenang dan menarik tali busur di tangannya. Sekali lagi dia menarik busur dan menembakan panah yang membawanya ke raja binatang tersebut. Sekarang dia lebih dekat lagi. Dia menebas leher raja binatang itu dengan belati. Menyadari bahwa sudah terlambat untuk terbang menjauh, raja binatang meraung dan menggenggam belati itu dengan kaki merahnya, mencegahnya bergerak lebih leluasa. Dan kaki satunya mencakar wajah Han Sen bagaikan halilintar. Han Sen melepaskan belati itu dan menggenggam tangannnya dengan kedua tangan. Bagaikan ular, dia melilit tubuh raja binatang itu menggunakan Hantu Menghantui. Dengan satu putaran, dia mematahkan salah satu jarinya. "Grahhh" raung sang raja binatang bersayap hitam sakral sambil mengepakkan sayapnya dan berputar, menginginkan Han Sen lepas dari punggungnya. Tidak peduli bagaimana dia menggoyangkan badan, Han Sen menempel di punggungnya dan tak tersentuh. Mendengar pekikan raja binatang, para binatang bersayap hitam kembali untuk menolongnya. Tiba-tiba, seluruh binatang yang mengepung Wang Mengmeng dan Huangfu Pingqing pergi menyelamatkan raja mereka dan menyerbu Han Sen. "Kak, ayo pergi!" panggil Wang Mengmeng dari punggung beruang besar putih miliknya sambil berlari ke arah perbatasan gurun. "Kau tidak menunggu dia?" Huangfu menatap Wang Mengmeng, merasa ganjill. Han Sen pergi ke sana untuk menyelamatkan Wang dan dia pergi begitu saja. Wang Mengmeng berkata dengan tenang, "Orang lain mungkin tidak bisa, tapi kakak Han bisa. Aku hanya akan jadi beban untuknya jika aku tetap di sini. Saat kita sampai di tempat yang aman, dia akan datang padaku. Huangfu terdiam. Walau Han Sen memang sangat kuat, kepercayaan Wang Mengmeng sepertinya terlalu besar. Di sana ada segerombolan binatang dengan raja berdarah sakral. Huangfu tidak percaya Han Sen bisa kembali dengan mudah. "Kak, kita harus pergi." Wang Mengmeng berkata dan menyuruh beruang putihnya untuk menambah kecepatan. Sekilas memandang para binatang bergerak di langit bagaikan awan, Huangfu mengikuti Wang Mengmeng dengan perasaan yang berkecamuk. Banyak yang ingin dia tanyakan. Melihat para gadis itu pergi, Han Sen merasa lega. Han Sen berubah menjadi dirinya kembali dan mengenakan baju pelindung kumbang hitam. Masih menempel di punggung raja binatang berdarah sakral, dia berulang kali menghantam belakang kepalanya. Raja binatang berdarah sakral cukup kuat. Dengan poin geno Han Sen saat ini, kekuatannya cukup besar. Akan tetapi, raja binatang tampak memar setelah menerima puluhan pukulan darinya. Memekik kesakitan, dia pun menenggelamkan diri ke dalam tumpukan pasir di bawahnya. Han Sen berpikir, "Apa dia kehilangan akalnya?" Sambil berpegangan pada raja binatang dengan tangannya, Han Sen berencana mengambil nyawanya saat dia di dalam pasir. Akan tetapi, tempat mereka mendarat penuh dengan pasir yang bergerak. Raja binatang dan Han Sen jatuh cukup dalam. Di bawah perlindungan baju pelindung berdarah sakral, Han Sen tidak menerima benturan keras. Dukk! Han Sen dan raja binatang jatuh di atas batu. Sambil menahan sakit, Han Sen mendongak ke atas dan terkejut mengetahui mereka berada di dalam gua bawah tanah. Han Sen tidak tahu berapa besar gua tersebut. Bebatuan tajam di dalamnya begitu tinggi menyerupai pencakar langit. Banyak sulur yang menjalar menyelimuti bebatuan itu, dan terdapat sungai bawah tanah di sana. Dan di sekeliling batu dan sulur tersebut, cahaya biru seperti bintang ada di mana-mana. Mereka menerangi gua gelap itu dan dengan daya penglihatan Han Sen, dia bisa melihat segalanya dengan jelas. 188 Kupu-Kupu Hantu Raja binatang bersayap hitam berdarah sakral mencoba membebaskan diri, tetapi ditahan oleh Han Sen. Sambil menggeram, dia tidak mencoba melawan lagi. Saat Han Sen tengah berpikir mengapa dia berhenti, dia melihat cahaya yang mengganggu raungan raja binatang dan mulai terbang menghampiri Han Sen dan raja binatang. "Apa itu?" Han Sen terkejut. Setelah melihat dengan seksama, dia menyadari cahaya itu adalah kupu-kupu biru sebesar kepalan tangannya. Sayap birunya berkilauan. Dan dengan cepat kupu-kupu biru itu menghampiri mereka. Saat itulah Han Sen tahu bahwa raja binatang sengaja kemari. Dia mencoba memanfaatkan kupu-kupu itu untuk menyingkirkan Han Sen. Han Sen pun waspada dan menebas kupu-kupu itu sebelum mereka sampai padanya. "Makhluk primitif kupu-kupu hantu dibunuh. Tidak ada jiwa binatang diperoleh. Daging tidak bisa dimakan." Saat Han Sen kebingungan, dia tiba-tiba melihat kupu-kupu hantu yang tewas terbakar menjadi api biru. Han Sen menghindar ke sisi lain raja binatang dan api biru mengenai raja binatang. Tiba-tiba raja binatang berteriak, bulunya pun terbakar. Segerombolan kupu-kupu hantu menyerbu, menyerang Han Sen dan raja binatang satu per satu. Saat mereka saling terbentur, mereka segera terbakar menjadi api biru. Terlalu banyak kupu-kupu hantu dan tidak satupun dari mereka berdua yang bisa menghindarinya. Raja binatang merintih kesakitan sepanjang waktu; meskipun baju pelindung berdarah sakral Han Sen melindunginya dari api itu, benda itu tidak melindunginya dari hawa panas, dan Han Sen merasa kepanasan di dalamnya. Han Sen mengutuk raja binatang dalam hati. Saat ini, dia sama sekali tidak tertarik untuk menghadapinya. Han Sen menceburkan diri ke dalam sungai bawah tanah, karena jika tidak dia akan terpanggang. Saat Han Sen melompat kedalam sungai bawah tanah, si raja binatang mengikutinya dan melompat. Dia cukup lihai mengingat ukuran tubuhnya. Han Sen menggertakkan gigi dan menyusulnya. Di sana terlalu banyak kupu-kupu hantu, yang merupakan makhluk mutan, yang menciptakan hawa panas yang besar. Tetapi raja binatang itu begitu cepat sehingga hampir menghilang dari pandangannya. Han Sen tidak ingin itu terjadi dan menembakkan panah ke dalam air. Panah itu tidak bisa bergerak jauh di dalam air. Untungnya, Han Sen tidak terlalu jauh dari raja binatang. Panah lebah hitam mengenai sayapnya dan benang yang menempel pada panah itu menjerat sayapnya. Jika raja binatang bergerak maju, Han Sen juga ikut terbawa. Dia lebih cepat dari ikan, menarik Han Sen maju. "Apa dia makhluk amfibi?" Setelah mengikuti makhluk itu di dalam air selama beberapa waktu, Han Sen kehabisan nafasnya. Dia belum berevolusi sampai ke tahap di mana dia mampu bernafas dalam air seperti raja binatang itu. Jika tidak, dia tidak akan kehabisan napas saat ini. Han Sen menggertakkan giginya dan menyimpan kembali panah lebah hitamnya, meninggalkan raja binatang sendirian dan menyembulkan kepalanya dari dalam air untuk bernafas. Han Sen melihat sekeliling dan menemukan dirinya masih di dalam gua. Masih ada beberapa kupu-kupu hantu, tetapi tidak terlalu banyak, yang diam tak bergerak di atas batu dan sulur tanaman. Karena dia kehilangan si raja binatang dan tempat ini tidak berbahaya, Han Sen tidak terburu-buru. Melihat seekor kupu-kupu hantu di atas batu, Han Sen menembakkan panahnya. Dengan bunyi letupan, kupu-kupu berubah menjadi api biru. "Makhluk primitif kupu-kupu hantu dibunuh. Jiwa binatang kupu-kupu hantu primitif diperoleh. Daging tidak bisa dimakan." Han Sen pun bersemangat. Dia beruntung dalam mendapatkan jiwa binatang. Meskipun itu hanyalah jiwa binatang primitif, itu adalah jiwa binatang yang seperti panah tawon yang pernah digunakan Anak Surga, yang lebih kuat daripada jiwa-jiwa binatang yang setara dengannya. Umumnya, jiwa binatang dari makhluk yang tidak bisa dimakan ini hanya sekali pakai. Para kupu-kupu hantu yang lain waspada dan terbang menyerbu Han Sen. Dengan panahnya, Han Sen mampu memanah mereka semua sampai mati. Api biru menyeruak di udara. Setelah membunuh semua kupu-kupu hantu, Han Sen memanjat keluar dari air dan mengecek hasil kemenangannya sambil duduk di atas batu. Sebagai tambahan dari jiwa binatang hantu kupu-kupu primitif, dia juga memperoleh jiwa binatang primitif dan mutan dari binatang bersayap hitam. Tipe jiwa binatang hantu kupu-kupu primitif: senjata rahasia sekali pakai. Tipe jiwa binatang bersayap hitam primitif: melayang. Tipe jiwa binatang bersayap hitam mutan: melayang. Han Sen menatap dua benda terakhir dan sangat gembira. Begitu sedikit mahkluk di dekat penampungannya yang menghasilkan jiwa binatang melayang yang membuat sedikit orang memiliki sayap di seluruh Penampungan Baju Baja. Binatang bersayap hitam ini ternyata menghasilkan jiwa binatang melayang, dan itu bagus sekali. Dia membutuhkan sayap untuk dirinya, karena dia hanya bisa menggunakan naga bersayap biru saat dia menjadi Dollar. Han Sen hanya menyayangkan dia tidak berhasil membunuh raja binatang berdarah sakral, jika tidak dia berkesempatan mendapatkan sepasang sayap berdarah sakral. "Aku harus kembali dan membunuh lebih banyak binatang bersayap hitam. Bahkan jiwa binatang melayang primitif bisa dijual dengan harga bagus, karena banyak anak muda yang mau membelinya untuk kelihatan keren." Han Sen mengeluarkan jiwa binatang kupu-kupu hantu, dan segera seekor kupu-kupu biru terbang ke telapak tangannya dan berubah menjadi bumerang berbentuk kupu-kupu. Kedua sayap pada senjata itu begitu tipis dan tajam, membuatnya terlihat menakutkan. Han Sen melempar bumerang kupu-kupu itu, yang kemudian berputar di udara dan kembali ke arah Han Sen. 189 Kupu-Kupu Hantu Berdarah Sakral Han Sen terkejut dan segera menghindari bumerang itu. Sisi tajam bumerang membelah batu di belakangnya dan meledak menjadi api biru. "Wow!" Han Sen tertegun melihat kekuatan bumerang kupu-kupu hantu primitif. Jika dia bisa mendapatkan jenis mutan, itu akan jadi ancaman yang lebih besar lagi bagi makhluk berdarah sakral. Bentuk bumerang itu cukup unik, dan dia harus belajar secara khusus untuk menggunakannya. Han Sen sangat bersemangat. Begitu banyak kupu-kupu hantu di dalam gua dan dia bisa dengan mudah mendapatkan banyak jiwa binatang bumerang jika dia membunuh semua yang dia temui di dalamnya. Mengenai bahayanya, dia tidak khawatir sama sekali. Jika dia menembakkan panah diam-diam dari dalam sungai bawah tanah, dia bisa menyelam kapanpun bahaya datang. Dan dia juga memiliki tunggangan ikan barakuda hitam mutan dan tidak perlu berenang dan menyelam sendirian. Api kupu-kupu hantu tidak bisa melukainya lagi. "Yah, aku akan menyusuri sungai bawah tanah dan membunuh semua kupu-kupu hantui yang ku temui. Lalu aku akan keluar dari tempatku terjatuh. Jika aku bertemu binatang bersayap hitam itu lagi, mungkin aku bisa mendapatkan beberapa jiwa binatang melayang untuk dijual," pikir Han Sen sambil menyusuri sungai bawah tanah. Raja binatang bersayap hitam berdarah sakral telah membawanya ke tempat impian. Han Sen membunuh banyak kupu-kupu hantu, yang tidak bisa melukainya sama sekali. Tidak ada dagingnya, Han Sen memperoleh banyak jiwa binatang kupu-kupu. Pada akhirnya, Han Sen memperoleh dua lusin jenis primitif dan tujuh jenis mutan. Ternyata memang banyak kupu-kupu hantu di dalam gua sampai dia kelelahan membunuhnya. Han Sen kini berjalan selama tujuh hari di dalam gua dan masih belum mencapai pintu keluar. Pada awalnya, dia menggunakan panah, dan kemudian menyadari panah itu terlalu lambat. Kemudian dia mengenakan jubah pelindung berdarah sakralnya dan menyerang masuk, menebas sekelilingnya dengan kapak. Begitu banyak yang menghantam baju pelindungnya atau terbelah karena hantaman yang begitu cepat. Saat dia tidak tahan dengan panasnya, dia cukup menceburkan diri ke dalam air, dan membiarkan ikan barakuda hitam membawanya ke dasar sungai. Setelah istirahat, dia akan mengulangi proses tadi. Prosesnya sangat memuaskan, karena itulah pertama kalinya dia mendapatkan begitu banyak jiwa binatang dalam waktu yang cukup singkat. Sekumpulan kupu-kupu hantu lainnya terbang menghampiri, dan Han Sen menyambutnya sambil mengayunkan kapaknya. "Oww!" dari dalam api biru, sebuah bola api yang berwarna nyaris keunguan membakarnya. Dia memekik keras sebelum melompat kedalam sungai bawah tanah seperti seekor kelinci. "Makhluk kupu-kupu hantu berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang kupu-kupu hantu berdarah sakral diperoleh. Daging tidak bisa dimakan." Saat Han Sen merangkak keluar sungai, baju pelindungnya rusak parah. Banyak bagian yang meleleh, memperlihatkan dagingnya yang terbakar. Jubah pelindung berdarah sakral telah kehilangan kehebatannya. Berusaha untuk bangkit, Han Sen menyimpan kembali jubahnya. Sungguh beruntung jubah pelindung itu tidak hancur total dan akan kembali seperti sedia kala setelah beberapa waktu. Pada waktu yang sama, Han Sen juga senang karena jubah itu menahan hampir semua bahaya yang ditimbulkan oleh kupu-kupu hantu berdarah sakral. Karena Han Sen mendapatkan jubah pelindung kumbang hitam, dia tidak terlalu menderita kali ini. Seluruh tubuhnya terbakar dengan parah. Jika dia berada jauh dari sungai atau lebih lambat dari seharusnya, dia pasti sudah menjadi debu saat ini. Han Sen masih sedikit takut karena barang bawaannya terbakar. Tidak ada lagi yang tersisa, apalagi obat-obatan. Han Sen terpaksa menggunakan Kulit Giok, berharap meredakan luka bakarnya. Dia harus beristirahat sejenak sebelum dia bisa meninggalkan gua ini. Dengan menggunakan Kulit Giok, Han Sen merasakan sensasi dingin menenangkan luka bakar dan rasa sakitnya. Awalnya, Han Sen khawatir kalau lukanya mungkin terinfeksi, yang merupakan bagian terburuk dari mendapat luka bakar. Namun, lukanya berangsur-angsur mengering setelah dia berlatih Kulit Giok setelah sekian waktu. Yang membuatnya senang, Han Sen mendapati semua lukanya sembuh setelah menggunakan Kulit Giok selama belasan jam. "Kulit Giok memang luar biasa. Aku penasaran dari mana Xue Longyan berasal." Han Sen dengan seksama mencari apakah ada keluarga terpandang dengan nama "Xue". Namun, tidak ada keluarga besar dan setengah dewa yang memiliki nama keluarga tersebut, yang membuat Han Sen bingung. Meski lukanya terlihat menakutkan, dia merasa baik-baik saja. Saat dia kembali pulang dan beristirahat, dia akan membaik pada waktunya. Han Sen tidak berani mengambil resiko yang mengancam nyawanya seperti ini lagi. Dia telah mendapatkan cukup banyak jiwa binatang, yang salah satunya berdarah sakral dan senjata berdarah sakral pertamanya. Sayang sekali itu hanya sekali pakai. Bahkan ketika berburu makhluk berdarah sakral, Han Sen tidak akan menggunakannya begitu saja. Han Sen mengabaikan kupu-kupu hantu itu, dan melakukan perjalanan di bawah air di atas punggung ikan barakuda hitam mutan. Sesekali, dia mengambil napas di atas air, tidak berani mengganggu kupu-kupu hantu itu. Kupu-kupu hantu itu tak terhitung jumlahnya seperti bintang di alam semesta. Jika dia membunuh mereka semua, itu mungkin akan membutuhkan waktu lama. Untungnya, Han Sen akhirnya menemukan di mana dia dan raja binatang terjatuh. Sebelum kupu-kupu itu melihatnya, dia memanggil naga bersayap ungunya, berubah bentuk menjadi ratu peri, dan terbang keluar. Dia siap bertarung dengan binatang bersayap hitam saat dia keluar, dan Han Sen tidak menemukan satupun di dekatnya, yang membuatnya lega. Dia tidak bisa menggunakan baju pelindung kumbang hitam berdarah sakral untuk sementara waktu dan dia telah memberikan baju pelindung lainnya kepada Wang Mengmeng. Akan menyusahkan jika dia bertemu dengan binatang bersayap hitam. Sambil meninggalkan Gurun Iblis dengan aman, dia memburu beberapa makhluk untuk dimakan sepanjang perjalanan, dan kemudian bertemu Wang Mengmeng dan lainnya yang mencari dirinya. 190 Undangan dari Perkumpulan Ilmu Sila "Jangan menangis. Aku baik-baik saja. Aku memburu beberapa makhluk lainnya sepanjang perjalanan dan itu membutuhkan waktu. Maaf telah membuatmu cemas." Han Sen menepuk Wang Mengmeng yang menangis di pelukannya. "Kak Han, kau membuatku ketakutan," kata Wang Mengmeng sesenggukan, air matanya berlinang. "Gadis bodoh, harusnya kau lebih yakin pada kakakmu ini." Han Sen membelai kepala mungilnya. "Aku percaya, tetapi kau pergi terlalu lama, jadi aku sedikit khawatir," kata Wang Mengmeng dan menyerahkan kembali baju pelindung semut berdarah sakral kepada Han Sen. "Yah, kita akan melanjutkan pembicaraan ini saat kita kembali. Aku lelah sekali sekarang dan ingin tidur saja," kata Han Sen tersenyum. Orang-orang tidak mempedulikannya, sementara Huangfu Pingqing menatap Han Sen yang sedang mengobrol dengan Wang Mengmeng dengan perasaan rumit "Aku tidak bisa memahami dirinya," Huangfu bergumam, menatap Han Sen sambil tersenyum ingin tahu, seakan dia melihat mainan yang menarik. Huangfu yakin dia ada di antara yang terhebat di Tempat Suci Para Dewa Pertama dan akan menjadi Yang Terpilih di kontes tahun depan. Namun bahkan dirinya tidak yakin bisa selamat dari serangan para binatang bersayap hitam itu sendirian seperti Han Sen. Itu bukanlah kebetulan. Huangfu masih ingat permainan Han Sen di udara, terbawa oleh panah dengan begitu jelas seakan itu baru saja terjadi. "Tuan Han Sen, aku datang ke Penampungan Baju Baja dengan beberapa jiwa binatang untuk dijual, termasuk dua tipe berdarah sakral. Jika kau tertarik, kau bisa melihatnya," kata Huangfu. " Jiwa binatang berdarah sakral? Tipe apa?" Han Sen bertanya. "Aku tidak bisa membocorkannya sebelum lelang. Tapi karena kau menanyakannya, aku bisa memberi tahu kalau salah satunya jiwa binatang melayang dan satunya lagi berupa senjata," Huangfu tersenyum dan menjawab. "Aku akan datang." Han Sen selalu menginginkan senjata berdarah sakral, dan karena itulah dia tertarik. Dengan senjata berdarah sakral, dia bisa membunuh makhluk berdarah sakral lebih banyak lagi dan mempercepat proses evolusinya. Dia pun berpikir seandainya dia sudah punya senjata berdarah sakral, raja binatang berdarah sakral pasti telah banyak yang mati di tangannya. Sekembalinya ke sekolah, Han Sen memerlukan istirahat agar luka bakarnya sembuh, yang membuat dirinya memiliki waktu untuk hadir di jam pelajaran. Hari ini, Han Sen hadir di kelas Teori Seni Geno Hyper. Sambil mendengarkan,tangan Han Sen bermain dengan bumerang sebesar kepalan tangannya. Pandai besi yang menjual senjata baja Z pada Han Sen menyesuaikan benda itu untuknya sesuai dengan ukuran dan berat bumerang jiwa binatang kupu-kupu. Karya pandai besi itu cukup mengesankan, dan benda itu hampir terlihat sama seperti jiwa binatang. Han Sen telah memesan sebanyak sepuluh bumerang kupu-kupu. Dia menggunakannya hanya untuk berlatih, karena dia akan kehabisan jiwa binatang itu jika dia belum terlatih dengan baik. Han Sen menguasai dasar Pedang Lengan dan meneliti banyak seni beladiri senjata tersembunyi, sehingga dia bisa mempelajari bagaimana menggunakan bumerang miliknya. Sambil mendengarkan gurunya Han Sen membiarkan bumerang kupu-kupu menari-nari di tangannya seakan benda itu hidup. Han Sen membawanya kemanapun agar terbiasa. "Jenius, bisakah aku menanyakan sesuatu?" Setelah kelas usai, beberapa murid mendatangi Han Sen, dan seorang diantaranya berkata pada Han Sen. "Apa?" Han Sen sedikit terkejut, karena dia tak mengenal orang ini. "Jenius, kami dari Perkumpulan Ilmu Silat dan namaku Xu Qian. Kami mendaftarkan diri di pertandingan tinju hitam putih di Jaringan Langit, dan itu adalah lomba antar tim. Kami sudah ada empat pemain dan butuh satu orang lagi. Apa kau mau bergabung?" Setelah murid itu selesai berbicara, keempatnya memandang Han Sen penuh harap. "Masih ada banyak orang yang jago tinju hitam putih. Kenapa kalian memilihku?" tanya Han Sen heran. "Kalau itu permainan lain, tidak apa jika kami kalah, tapi yang satu ini berbeda. Kami melawan St. Germain dan kami tidak boleh kalah. Karena itulah kami minta tolong." kata murid lainnya bersemangat. Melihat Han Sen kebingungan, para murid tahu Han Sen tidak mengetahui perselisihan antara Blackhawk dan St. Germain dan menjelaskannya. Akhirnya Han Sen paham jika dalam hal seni bela diri, kedua akademi ini adalah musuh bebuyutan. Selama tiga tahun berturut-turut, penghalang Akademi Militer Blackhawk untuk masuk ke delapan besar final di Turnamen Aliansi adalah St.Germain. Jadi kali ini, meski ini hanya pertandingan persahabatan, Perkumpulan Ilmu Silat tidak ingin kalah dari St.Germain. Setelah Han Sen mendengarkan mereka, para murid menatapnya dengan penuh harap. Meskipun Han Sen hebat dalam tinju hitam putih, dia bukan anggota perkumpulan dan tidak berkewajiban untuk ikut dengan mereka. Han Sen melihat wajah mereka, berpikir, lalu berkata, "Jadi kapan jadwal pertandingannya? Kalau tidak bentrok dengan jadwalku, aku bisa ikut dengan kalian." Para murid sangat gembira. "Pertandingannya akhir pekan ini. Lawan lainnya tidak penting, kecuali yang tanggal 6 Oktober melawan St.Germain. Kami benar-benar membutuhkanmu kali ini, tapi kami harus memasukan namamu di form pendaftaran kami sekarang." "Tidak masalah, aku bisa berpartisipasi di pertandingan itu," Han Sen tersenyum dan berkata. "Selain itu, jangan panggil aku jenius. Itu tidak mewakili seluruh kemampuanku." "Oke, jadi kau akan kami panggil Han Sen. Ini formulirmu, kau harus mengisinya sebelum kami serahkan." Xu Qian menyerahkan formulirnya pada Han Sen dengan semangat. "Baiklah, jenius... Han Sen... untuk permainan Jaringan Langit, kau harus mendaftarkan sebuah ID, jadi masukan itu juga," Liu Yuhu, salah satu murid lainnya, mengingatkannya. "Oke." Han Sen mempertimbangkannya dan mengisi formulir itu. "Kaisar Tinju Hitam!" para murid melihat ID-nya dan tercengang. Nama itu begitu arogan sampai mereka tidak percaya Han Sen memilih ID seperti itu. "Nama ini belum dipakai kan?" Han Sen menoleh ke para murid dan bertanya. "Tidak, tentu saja. Kita mendaftar sebagai grup, jadi akan ada tambahan nama sekolah di depannya. Bahkan jika ID itu sudah dipakai, tetap tidak masalah," jawab Xu Qian cepat-cepat. Para murid berpikir dalam hati, "Bahkan tanpa embel-embel, tidak ada yang begitu berani menggunakan ID seperti itu." Tetapi mereka tidak mengatakan apapun. Jika ada orang lain yang menggunakan ID itu, mereka mungkin mencoba membujuk orang itu untuk tidak menggunakannya. Akan tetapi, jika orang itu Han Sen, sepertinya tidak akan jadi masalah. 191 Sebuah Demo Setelah kelas berakhir, Han Sen berjalan menuju lapangan latihan ilmu silat. Ji Yanran sedang berlatih di sana dan dia telah mengatakan akan menjemputnya untuk makan siang bersama. Sekarang hubungan mereka telah diketahui umum, dan semua orang sudah mengetahuinya. Mereka tidak perlu menyembunyikannya lagi dan mulai muncul bersama-sama, membuat murid-murid yang jomblo merasa iri. Ketika Han Sen tiba di lapangan latihan, Ji Yanran masih sedang berlatih dengan yang lain di bawah pengawasan professor, jadi dia duduk di tribun. Ji Yanran berada dalam Departemen Kerangka Perang, tetapi ilmu silat adalah mata pelajaran wajib untuk semua jurusan. "Itu si jenius! Dia pasti datang untuk menjemput si cantik." "Tentu saja. Tidak mungkin dia datang untuk mengunjungi kita." "Kulitnya sangat bagus. Aku benar-benar ingin merasakannya." ¡­ Banyak murid yang berbisik-bisik. Karena Ji Yanran sekarang sedang menjalin hubungan dengan Han Sen dan semua murid sudah mengetahuinya, dia menjadi terbiasa dengan hal tersebut. Mendengar komentar orang-orang di sekitarnya, dia bahkan tidak tersipu dan sebaliknya dia merasa puas. "Yanran, apakah kau merasa senang pamer seperti ini setiap hari?" Qu Lili menyentuh Ji dengan sikunya, mengeluh. "Aku rasa ini sangat menyenangkan," Ji Yanran tersenyum dan berkata, "Jika kau mau, kau juga boleh mencari seorang pacar." "Aku tidak seberuntung dirimu, memiliki seorang pria yang kuat dan tampan jatuh ke pelukanmu." Qu Lili berkata dengan iri. "Apa boleh buat? Aku bahkan tidak meminta kecantikan ini," kata Ji Yanran sambil tersenyum. Qu Lili menatap Ji dengan getir. "Yanran, aku rasa sejak kau bersamanya, kau menjadi semakin tidak tahu malu. Dia berpengaruh buruk." "Penelitian memperlihatkan bahwa setelah sepasang suami istri menghabiskan waktu bersama, mereka mereka secara perlahan akan terpengaruhi oleh gen yang lainnya. Apakah kau tidak memperhatikan kalau Han Sen menjadi semakin tampan akhir-akhir ini?" Ji Yanran berkedip dan berkata. "Kau memang dua sejoli." Qu Lili memutar matanya. Di masa lalu, lelucon kotor akan membuat Ji Yanran tersipu, dan sekarang Ji bahkan dapat melemparkan lelucon yang lebih kotor. "Sial kau Han Sen. Aku ingin teman sekamarku yang polos kembali," Qu Lili berpikir dengan getir. Profesor Chen Ling yang sedang mengajarkan ilmu silat adalah seorang wanita gendut yang berusia tiga puluhan. Dia melihat kelasnya terganggu dengan kehadiran Han Sen dan berkata sambil tersenyum, "Seorang bintang memang berbeda. Jadi, tampaknya kalian sudah tidak berniat untuk melanjutkan latihan. Bagaimana kalau kita memintanya untuk melakukan demo tinju hitam dan putih?" "Baik, Profesor Chen kau yang terbaik.." Para murid bersorak sorai, karena mereka semua mengetahui bahwa Han Sent telah mengalahkan Yu Zhiming dalam kelas Profesor Yan. "Han Sen, kau cukup terkenal. Mari lakukan demo untuk teman-teman sekelasmu." Chen Ling tersenyum dan berkata pada Han Sen. "Untuk Profesor Chen, tentu saja," Han Sen berkata sambil tersenyum, dan turun dari tribun. Sorak sorai kembali terdengar, dan Chen Ling berkata, "Apakah kau mau memilih sendiri lawanmu, atau kau ingin aku memilih untukmu?" "Professor Chen, tidak perlu. Pasti harus Ji Yanran, si cantik kita," seorang murid bercanda. Tiba-tiba semua orang tertawa. Walaupun Ji Yanran merasa agak malu sekarang, dia tersipu sambil tertawa. "Kalau begitu, Nona Ji orangnya." Chen Ling juga tersenyum. Walaupun sedikit gelisah, Ji Yanran maju untuk demo dengan Han Sen. Para murid menantikan untuk melihat keahlian tinju hitam dan putih Han Sen yang legendaris, tetapi dia kalah dengan Ji dalam setiap ronde, membuat para murid dan Chen Ling tertegun. "Tampaknya si jenius ini sangat dikuasai oleh istrinya seperti aku!" "Si cantik kita telah melatihnya dengan baik." "Jangan takut, bung! Kau dapat meminta ampun di rumah, tetapi kau harus mempertahankan harga dirimu di muka umum." ¡­ Han Sen bertindak seolah-olah dia tidak mendengar apa-apa dan kalah lebih dari 20 poin berturut-turut. Para murid merasa terhibur, sedangkan Chen Ling merasa terkejut. Dalam tinju hitam dan putih, tidak mudah untuk menang, tetapi juga sulit untuk kalah, terutama untuk kalah dengan alami seperti yang dilakukan Han Sen. Dia harus dapat menilai pergerakan Ji Yanran dengan sempurna agar dapat kalah dengan sempurna. Mudah untuk kalah dalam beberapa ronde, tetapi tidak menang sama sekali membuatnya terkejut. Lagi pula, Han Sen belum berevolusi. Setelah sesi latihan telah berakhir, Han Sen sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantin bersama Ji Yanran. Chen Ling menghampirinya dan berkata, "Han Sen, aku ingin berbicara denganmu. Boleh meminta waktumu sebentar?" Han Sen dan Ji Yanran keduanya merasa heran. Chen Ling tidak mengajar di Departemen Panahan dan mereka tidak saling mengenal dengan baik. Han Sen tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan. "Bolehkah kita pergi bersama?" Han Sen melihat Ji Yanran dan Qu Lili. "Tentu saja. Mari makan siang bersama. Aku yang traktir." Chen Ling berkata dan berjalan keluar. Han Sen, Ji Yanran dan Qu Lili cepat-cepat mengikutinya. Mereka merasa penasaran dangan apa keperluan Chen Ling. Chen Ling membawa mereka ke kantin sekolah dan memesan ruang privasi. Setelah Han Sen dan para gadis memesan, dia berkata, "Han Sen, dalam beberapa hari lagi akan akan kompetisi tinju hitam dan putih di Jaringan Langit, dan itu adalah pertandingan tim. Elang Hitam telah mendaftar, tetapi karena alasan tertentu, kita kekurangan satu orang. Apakah kau dapat membantuku?" Ji Yanran dan Qu Lili keduanya merasa terkejut, tidak menduga Chen Ling akan mengundang Han Sen untuk pergi. Han Sen bahkan tidak berada dalam Departemen Ilmu Silat maupun Perkumpulan Ilmu Silat, dan para kontestan untuk pertandingan sejenis ini biasanya akan dipilih dari kedua tempat ini. "Xu Qian dan teman-temannya telah menemuiku, dan aku telah berjanji untuk bergabung dengan mereka dalam pertandingan sekolah St. Germain. Tetapi aku tidak dapat menjamin mempunyai waktu untuk pergi ke pertandingan lainnya," Han Sen tersenyum dan berkata. Chen Ling tiba-tiba merasa sangat senang. "Jadi mereka telah membereskannya. Bagus! Bagus sekali kau dapat bergabung. Kita tidak dapat kalah dari St. Germain. Elang Hitam mengandalkanmu." 192 Ouyang Xiaosan Setelah makan siang, Chen Ling pergi dengan rasa puas. Ji Yanran dan Qu Lili ada kelas sore, maka Han Sen harus menghabiskan waktu sendiri. Pada saat ini, dia sudah hampir pulih dari luka bakarnya. Akhir-akhir ini, dia belajar terlalu keras, sehingga dia merasa jenuh dengan pelajaran, dan memutuskan untuk menguji kebugaran fisiknya. Sudah lama dia tidak menguji kebugaran fisik, dan dia tidak tahu sudah sampai pada tingkat mana dia sekarang. Setelah tiba di aula pengujian, Han Sen memilih untuk menyewa sebuah ruang uji pribadi agar tidak ada orang yang dapat melihat hasil ujinya. Sebenarnya, Han Sen hanya berencana untuk menguji beberapa unit, seperti kekuatan, kecepatan dan refleks. Plang Plang Plang Plang! Dengan satu serangan sengit pada mesin, angka pada layar menunjukkan 15,4656. Dan Han Sen berlari kencang, kecepatannya pada tingkat 15,7665. Berdasarkan statistik Persekutuan, ketika seseorang memaksimalkan seluruh jenis poin geno, dia dapat mencapai 15 dalam unit-unit ini. Jika orang itu sangat bagus dalam hal-hal tertentu, dia mungkin berperingkat 16 dalam satu atau dua unit. Tetapi Han Sen sekarang masih kekurangan poin sakral dan mutan, dan hasilnya sudah lebih dari dari 15, hal ini cukup menakutkan. Jika dia terus seperti ini, bahkan Han Sen tidak yakin berapa tinggi indeks kebugarannya ketika dia memaksimalkan semuanya. Han Sen menebak mungkin karena dia berlatih Kulit Giok. Seni geno hiper dapat meningkatkan kebugaran seseorang, tetapi dia belum pernah mendengar peningkatan seperti ini. Biasanya, orang yang telah berlatih seni geno hiper dapat mencapai 17 atau 18 ketika memaksimalkan semua poin geno, dan mungkin mencapai 20 dalam satu atau dua unit. Tetapi Han Sen memperkirakan indeks kebugarannya mungkin melewati 10 ketika dia maksimal, dan itu adalah sesuatu yang belum pernah terdengar. Keluar dari ruang pengujian, Han Sen bertemu seorang pria yang tampaknya mengenal Han Sen. Tetapi Han Sen tidak mengenali pria ini, maka dia terus berjalan. "Jadi kau akan berpartisipasi dalam kompetisi tinju hitam dan putih?" tiba-tiba pria itu berkata. Han Sen berhenti dan melihat ke sekelilingnya untuk memastikan bahwa pria ini sedang berbicara dengannya. "Betul, Anda adalah?" Han Sen melihatnya dari atas ke bawah. Pria ini sekitar dua puluh tahun. Dia tinggi dan ramping dan wajahnya memiliki garis-garis tegas. Dia terlihat seperti senjata yang bersinar, dengan ketajaman yang unik. "Ouyang Xiaosan." Suara pria itu datar tanpa emosi. "Kau orangnya! Senang menjadi rekan timmu." Ouyang Xiaosan adalah selebriti dalam Departemen Ilmu Silat, dan Han Sen pernah mendengar tentangnya. Dia unggul dalam setiap jenis pertandingan dan Han Sen berpikir dia juga akan seperti dia. Melihat Han Sen mengulurkan tangannya, Ouyang tidak menyambutnya. Ouyang Xiaosan berkata dengan dingin, "Aku tidak mendaftar." "Mengapa?" Han Sen terkejut. Sebagai salah satu pemain terbaik, bagaimana mungkin Ouyang tidak berada dalam tim?" "Aku tahu kita tidak akan menang, maka hanya buang-buang waktu. Lagi pula tidak berguna menyia-nyiakan waktu dan tenaga seseorang pada pertandingan bodoh seperti itu." Ouyang menatap Han Sen. "Aku telah melihat pertandingan antara kau dan Yu Mingzhi. Kau berbakat. Apakah kau tertarik untuk bergabung dengan Perkumpulan Ilmu Silat? Aku akan melatihmu menjadi pemain ilmu silat yang sangat baik. Kita berdua mungkin memiliki kesempatan untuk mendapatkan juara dalam Turnamen Persekutuan." Melihat pada Ouyang, Han Sen tersenyum dan berkata, "Aku paham sekarang. Karena kau tidak ingin berpartisipasi sehingga tim kekurangan satu orang. Dan oleh karena itu mereka mencariku." "Apakah kau mau pindah ke Perkumpulan Ilmu Silat?" Ouyang melanjutkan pertanyaannya tanpa ekspresi di wajahnya. "Mari kita bertaruh. Dan jika kau menang, aku berjanji akan bergabung dengan perkumpulanmu. Jika kau kalah, kau akan bergabung dalam pertandingan hitam dan putih." Han Sen tertawa. "Aku tidak pernah bertaruh dengan keberuntungan," Ouyang berkata dengan tenang. "Duel tinju hitam dan putih, yang terbaik dari sembilan," Han Sen berkata. "Ok." Ouyang menyetujui tanpa ragu-ragu. "Hanya tinju hitam dan putih, jadi kita dapat memilih ruang uji pribadi dan melakukannya di sana," Han Sen berkata dan berjalan ke ruang tempat dia melakukan tes tadi. Dia menggesek kartunya dan berkata pada Ouyang, "Aku akan membayar biaya ruangnya dulu. Dan yang kalah akan membayarnya." Ouyang mengikutinya masuk ke dalam dengan hening, dan kemudian menutup pintu. Keduanya berdiri berhadapan, bersiap-siap. "Apakah kita sebaiknya menggunakan koin untuk menentukan siapa yang menyerang dulu? Kau memilih sisi yang mana?" Han Sen mengeluarkan sebuah koin dan meletakkan di telapaknya. "Ekor," kata Ouyang. Han Sen melemparkan koin di udara dan menangkapnya. Ternyata ekor. "Kau dulu." Han Sen segera menatap pergelangan Ouyang setelah menyelesaikan dua katanya. Tinjuan Ouyang sangat cepat dan kejam, seolah-olah tidak dapat ditahan. Tetapi Han Sen tidak menghindar, atau bahkan menaikkan tangannya. Dia hanya berdiri disana dan melihat pergelangan Ouyang mendekati wajahnya. Tinju Ouyang berhenti pada jarak kurang dari satu inci dari wajah Han Sen. Kontras antara gerakan dinamis dan statis sangat kuat sehingga sangat menakjubkan. "Tenang dalam perkataan, cepat dalam tindakan. Bagus sekali." Han Sen tersenyum. "Kalah adalah kalah. Giliranmu," Ouyang berkata. Tinjuan dengan kecepatan dan kekuatan seperti itu tidak dapat mengelabui Han Sen, yang bahkan tidak berusaha untuk menghalangi dan merasa yakin bahwa itu adalah tinju putih. "Apakah kau mengetahui identitas apa yang akan aku gunakan?" Han Sen tidak melemparkan tinju, tetapi tersenyum pada Ouyang dan bertanya. "Tidak ada hubungannya denganku," kata Ouyang dengan datar. "Ada hubungannya. Identitasku adalah Raja Tinju Hitam. Jadi untuk tinju ini, aku akan menggunakan tinju hitam. Perhatikan baik-baik dan jangan meniru reaksiku. Setidaknya kau harus menghalanginya dengan tanganmu, agar kau tidak terluka terlalu parah," Han Sen berkata dengan sungguh-sungguh. "Hentikan omong kosong. Serang saja." Ouyang telah mengikuti banyak sekali pertandingan dan mentalnya sangat tangguh. Dia tidak mudah digoyahkan oleh kata-kata Han Sen. Han Sen tiba-tiba melemparkan tinju pada Ouyang yang tidak kalah cepat dan kejam. 193 Penilaian Ouyang Xiaosan tidak tergoyahkan oleh kata-kata Han Sen, menatap Han Sen, dia membuat penilaian berdasarkan kemampuan dan pengalaman. Tidak diragukan lagi ini adalah tinju putih. Ouyang Xiaosan berpikir tidak mungkin ini adalah tinju hitam. "Serangan verbal tidak berguna untukku. Tinju ini sama sekali tidak provokatif, dan tidak mungkin adalah tinju hitam." Ouyang Xiaosan bahkan tidak bergerak, dengan tenang melihat tinju Han Sen mendekat. Seperti Han Sen, dia bahkan tidak menghalangi dengan tangannya, karena dia merasa yakin bahwa ini adalah tinju putih. Karena Han Sen tidak menggunakan semua kekuatannya, tinju dia dapat berhenti saat mendekati wajahnya. Terbenam dalam pikirannya sendiri, Ouyang tiba-tiba merasa perih di hidungnya. Lalu dia jatuh ke belakang dan terduduk di tanah. "Bagaimana mungkin itu adalah tinju hitam?" Tidak mempedulikan darah yang mengalir di hidungnya, Ouyang menatap Han Sen dengan pandangan kosong. Han Sen menawarkan tisu pada Ouyang, dan berkata sambil tersenyum, "Aku sudah memberitahumu." Ouyang tidak mengambil tisu, menyeka darah di hidung dan berdiri. Dia berkata dengan tegas, "Yang terbaik dari sembilan, itu baru satu." Han Sen tersenyum dan menyimpan kembali tisunya. Berdiri di hadapan Ouyang dan berkata, "Aku akan lanjut kalau begitu." Ouyang tidak berkata apa-aoa, menatap Han Sen. Dia tidak ingin melewatkan pergerakannya sama sekali, yang merupakan landasan untuk melakukan penilaian. Setelah seseorang mengerahkan kekuatannya, otot-ototnya akan melemah. Kuncinya adalah membongkar penyamaran orang itu. Han Sen melihat Ouyang yang terlihat muram, merapatkan bibirnya dan melemparkan tinju lagi. Kali ini, Ouyang telah melihat dengan jelas bahwa walaupun tinju Ouyang terlihat kencang, arah tinjunya bukan ke depan, yang artinya ini mungkin bukan tinju hitam. "Kau tidak dapat mengelabuiku kali ini." Ouyang berdiri dengan kokoh, mengangkat tangannya untuk menghalangi tinju Han Sen. Walaupun dia telah menilai tinju ini adalah tinju putih, Ouyang tetap menaikan tangannya. Tampaknya dia telah menganggap Han Sen adalah lawan yang tangguh, maka dia tetap mempersiapkan diri untuk skenario terburuk walaupun dia merasa yakin dengan keputusannya. Bum! Tinju Han Sen meninju lengan Ouyang. Badan Ouyang goyah tetapi tidak jatuh. Ouyang menjadi pucat karena tinju Han Sen masih adalah tinju hitam dengan kekuatan yang cukup. Dia salah. "Dua," kata Han Sen sambil tersenyum. Ouyang menatap Han Sen dan merasa bingung. "Apakah dia sungguh-sungguh dapat menyembunyikan kekuatannya dengan begitu baik?" Ouyang menatap Han Sen dengan aneh. Tinju hitam dan putih hanya sebuah latihan yang populer dalam ilmu silat, kuncinya adalah yin dan yang. Hanya ada pertandingan hitam dan putih akhir-akhir ini. Walaupun tidak dapat dianggap sebagai ilmu silat aliran keras, sekarang permainan ini cukup populer. Lagi pula, pertandingannya sangat menarik untuk ditonton. Ouyang telah berpartisipasi dalam banyak pertandingan tinju hitam dan putih dan telah melihat banyak pakar tinju hitam dan putih. Banyak orang telah menguasai kekuatan yin dan yang, tetapi setiap saat mereka melemparkan tinju, tetap dapat terlihat. Ouyang kaya dengan pengalaman dan sangat sensitif dengan niat lawannya, yang merupakan kekuatannya dalam pertandingan tinju hitam dan putih. Terutama ketika dia berada pada pihak bertahan, kemungkinan penilaiannya akan meleset sangat rendah. Bahkan ketika ada kesalahan sekecil apapun, mungkin karena lawannya menggunakan jurus yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Dan begitu dia telah mengenalinya, jurus itu tidak akan berguna lagi. Tetapi dalam dua ronde melawan Han Sen, dia merasakan pengalaman yang berbeda. Perasaan itu sulit untuk dijelaskan. Gerakan Han Sen menyesatkan bukan hanya karena penampilan yang menyesatkan dari badannya, tetapi karena Ouyang merasa bahwa Han Sen tidak berniat untuk memukulnya. "Pasti ada kesalahan, Jika ini adalah sesuatu yang baru untukku, aku biasanya dapat mengetahui bagaimana caranya. Sekali aku mengetahuinya, dia tidak dapat membodohiku lagi." Ouyang menenangkan diri, dan bersiap-siap. "Lagi." Ouyang berkata dengan pelan. Plang! Han Sen melemparkan tinju dan Ouyang menaikkan lengannya. Kali ini Han Sen meninju dengan lebih keras, tetapi Ouyang tetap dapat berdiri kokoh. "Kau sangat bugar!" Han Sen menatap Ouyang, terkejut. Walaupun dia masih menyimpan kekuatannya, Ouyang tidak akan dapat menghalanginya dengan indeks kebugaran di bawah 13. Ouyang tidak membalas, karena dia kalah lagi. "Lagi." Ouyang tidak putus asa. Han Sen melemparkan satu pukulan lagi, dan hasilnya sama. Ouyang kembali mendapatkan tinju hitam. Kali ini, Han Sen sengaja menurunkan kekuatannya, karena dia tidak ingin orang lain mengetahui betapa hebatnya dia. Untuk dapat berhasil dalam tinju hitam dan putih, tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga membodohi lawanmu. "Empat, ini adalah kesempatan terakhirmu," Han Sen melihat pada Ouyang dan berkata. "Ayo!" Ouyang berkata tanpa ragu. Han Sen melemparkan satu lagi tinju sengit ke Ouyang, yang cepat seperti peluru. Tiba-tiba, Ouyang bergerak dan menghindar dari tinju Han Sen. Pada saat yang kritis ini, Ouyang tidak bertahan dengan penilaiannya dan mencoba untuk menghalangi, tetapi memilih untuk menghindar. "Kapanpun aku merasa kau akan menggunakan tinju putih, kau akan menggunakan yang hitam. Kalau aku bertindak yang sebaliknya, aku akan mengalahkanmu," Ouyang berkata sambil tersenyum penuh percaya diri. Tetapi tidak lama kemudian, senyuman Ouyang membeku. 194 Hitam dan Putih Tingkat Tingkat Tiga Ketika Ouyang menghindar, tinju Han Sen berhenti. Jelas jika ini adalah tinju hitam, Han Sen tidak dapat menghentikannya, jadi artinya ini adalah tinju putih. "Mengapa¡­mengapa tinju putih¡­" Rasa percaya diri Ouyang hancur oleh tinju putih ini. Sama persis dengan caranya menggunakan kekuatan, dan kali ini Ouyang membuat penilaian yang sama. Hanya kali ini, dia bertindak berlawanan dengan penilaiannya. Namun, dia tetap salah. Tinju putih yang berhenti di tengah jalan ini lebih sulit baginya daripada seribu tinju yang sebenarnya. "Mengapa kau menggunakan tinju putih?" Menatap pada Han Sen, Ouyang ingin mengetahui jawabannya. "Ada tiga tingkat dalam tinju hitam dan putih: mengamati orang, mengamati hati dan mengamati badan. Kau masih mengamati badan. Sedangkan aku mulai mengamati hati. Itulah alasan mengapa aku menang." Han Sen tersenyum pada Ouyang. "Jangan lupa untuk mendaftar kompetisi dan bayar biaya sewa kamar padaku lain kali ketika kita bertemu lagi." Ouyang mengamatinya pergi dan membeku cukup lama sampai Han Sen menghilang dari pandangannya. ¡­ Chen Ling merasa senang dan khawatir. Dia merasa senang Han Sen telah berjanji untuk berpartisipasi, tetapi merasa kuatir karena Ouyang menolak untuk berpartisipasi. Jika Ouyang dan Han Sen dapat menggabungkan kekuatan, mungkin Elang Hitam dapat menjadi juara dalam kompetisi Jaringan Langit. Walaupun permainan ini tidak terlalu penting, tetapi Elang Hitam sudah lama tidak menjadi juara. Pertandingan ini cukup penting baginya, pelatih paruh waktu dari Perkumpulan Ilmu Silat. "Xu Qian, apakah Ouyang di sini?" Chen Ling memanggil Xu Qian. "AKu belum melihatnya," Xu Qian melihat ke sekelilingnya dan berkata. "Beritahu aku saat dia sudah disini." Chen Ling ingin berusaha untuk terakhir kalinya. Tiba-tiba Chen Ling melihat Ouyang datang dan cepat-cepat berjalan menghampirinya. "Ouyang, aku tahu pengunduran diri pemain-pemain lama berdampak negatif pada hasil kita, tetapi kau harus memberikan kesempatan pada pemain-pemain muda untuk tumbuh..." "Aku ikut," Ouyang menyela sebelum Chen menyelesaikan kalimatnya. "Jangan terburu-buru untuk menolak. Kau dengarkan aku, kami telah mengundang Han Sen dalam pertandingan melawan St. Germain. Jika kau¡­" Chen Ling tiba-tiba menyadari apa yang dia katakan dan merasa terkejut. "Kau tadi berkata bahwa kau akan ikut serta?" "Jika kau punya formulirnya," Ouyang berkata dengan datar. Chen Ling cepat-cepat meminta seseorang untuk membawakan formulir aplikasi. Dia merasa aneh dan bertanya, "Mengapa kau tiba-tiba berubah pikiran?" Xu Qian dan yang lainnya juga datang. Mereka merasa lega bahwa Ouyang akan bergabung dengan mereka. Lagi pula, dia adalah pemain bintang dan memiliki prestasi yang hebat. Dengan Ouyang dan Han Sen, mereka merasa percaya diri dapat mengalahkan St. Germain. Sebenarnya, Han Sen adalah pengganti Ouyang. Namun walaupun dengan Han Sen, mereka merasa tetap akan sulit mengalahkan St. Germain. Para pemain lama semuanya telah lulus dan Ouyang adalah satu-satunya yang tersisa. Perkumpulan Ilmu Silat sekarang berada dalam saat yang sulit dan tidak dapat menawarkan hal yang menarik. Sekarang dengan kembalinya Ouyang dan partisipasi Han Sen, kekuatan mereka telah meningkat jauh. Pada saat yang sama, mereka tidak menduga Ouyang akan tiba-tiba berubah pikiran. Dia biasanya bersikap dingin dan tidak mudah bergaul. Mereka tidak dapat membayangkan mengapa pikirannya berubah. "Karena aku kalah dari Han Sen dan dia memintaku." Ouyang mengisi formulir. Tetapi Chen Ling dan para anggota Perkumpulan Ilmu Silat merasa terkejut. Walaupun mereka mengetahui cerita tentang Han Sen dan Yu Mingzhi, tetapi mereka mengira Ouyang mungkin lebih baik daripada Yu. Dalam Turnamen Persekutuan, 10 besar tidak lebih rendah daripada yang Terpilih. Lagi pula, Turnamen Persekutuan tidak mengijinkan jiwa binatang. Dalam hal keahlian bertarung dan kebugaran fisik, Ouyang adalah yang terbaik di antara yang terbaik. Orang seperti ini mengatakan bahwa dia kalah dari Han Sen, sangat mengejutkan. "Kau bermain berapa ronde?" Xu Qian bertanya. "Lima." Ouyang berkata dengan santai. "Jadi tiga lawan dua?" Xu Qian melanjutkan bertanya. "Lima lawan nol; dia lima dan aku nol," Ouyang berkata, memberikan formulir yang diisi kepada Xu Qian yang membuka mulutnya lebar-lebar hingga dapat memuat telur bebek. "Lima lawan nol, Han Sen melakukannya?" Bukan hanya para anggota Perkumpulan Ilmu Silat yang merasa tercengang, bahkan Chen Ling juga terlihat kaget. Nilai terburuk yang pernah diperoleh Ouyang adalah satu lawan empat. Dan lawannya adalah seseorang yang menduduki ranking satu dalam tinju hitam dan putih dalam Persekutuan. Lima lawan nol, mereka tidak percaya ternyata Han Sen sebagus itu. Tetapi karena Ouyang yang mengatakannya sendiri, maka itu adalah kenyataan yang tidak dapat diragukan lagi. Tidak alasan baginya untuk berbohong. "Kita akan menang kali ini! St. Germain, tunggu kebangkitan kita." Chen Ling dan para murid merasa sangat senang hingga kehabisan kata-kata. Karena ada pemain seperti ini dalam tim mereka, ditambah dengan Ouyang, mengalahkan St. Germain adalah hal yang mudah. 195 Montok "Kakak Han." Han Sen melihat seorang wanita menarik ketika dia melangkah keluar dari pelatih gravitasi. "Huangfu Pingqing? Mengapa kau ada di sini?" Han Sen berhenti dan bertanya. Karena bukan murid Elang Hitam. Huangfu seharusnya tidak berada di sini. "Aku mengikuti pertukaran pelajar di Elang Hitam. Dalam dua tahun ke depan, aku akan tinggal di sini." Huangfu Pingqung menatap Han Sen sambil tersenyum. Untuk dapat datang ke Elang Hitam, dia telah berusaha keras. Han Sen pikir ini tidak mungkin adalah kebetulan. "Tampaknya Kakak Han tidak senang aku berada ini?" Huangfu mendekatkan badannya ke Han Sen dan berkedip padanya. Han Sen kemudian memperhatikan bahwa Huangfu mengenakan sepasang celana jins, sepatu bot Chelsea dan blus ecru berpotongan rendah yang terlalu terbuka, sehingga membuat anak muda itu merasa panas. "Lumayan montok¡­" pikir Han Sen, tidak dapat memindahkan matanya dari lengkungannya yang menarik. Terakhir kali dia melihatnya, dia mengenakan baju baja jiwa binatang, maka sulit untuk mengetahuinya. Tetapi kali ini dengan pakaian seperti ini, dadanya sangat menarik perhatian, tidak hanya dari para pria, tetapi juga para gadis. Huangfu melihat mata Han Sen tertuju pada dadanya, dan lebih mendekati Han Sen. Tiba-tiba Han Sen berpikir hidungnya akan mimisan jika tidak menjauh. "Ehem, Nona Huangfu, apakah kau memerlukan sesuatu?" Han Sen sengaja menggosok hidungnya, merasa takut ada darah. "Tidak ada hal yang penting. Hanya ingin menyapa. Aku baru saja tiba dan pasti ada banyak hal yang tidak aku ketahui. Tolong bantu aku jika kau bersedia." Huangfu tersenyum. Han Sen merasa takjub dengan penampilan dan sosoknya. "Tentu saja." Han Sen tiba-tiba merasa lebih baik menjauhi wanita ini. "Selain itu, dua hari lagi akan ada lelang jiwa binatang di Tempat Penampungan Baju Baja. Kakak Han kau harus datang." Huangfu mengedipkan matanya. "Aku akan pergi. Tetapi aku tidak tahu bagaimana cara pembayaran dalam lelang." Han Sen telah menjual banyak barang akhir-akhir ini. Ditambah dengan gaji dan biaya pengesahan, dia memiliki lebih dari 60 juta. Tetapi jelas belum cukup untuk mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral dengan uang sebesar itu. Jiwa binatang yang tidak terlalu jelek saja bernilai lebih dari 100 juta. Apalagi Anak Surga yang sangat kaya raya juga berada dalam Tempat Penampungan Baju Baja, dan Han Sen tidak dapat dibandingkan dengannya dalam hal kekayaan. "Dapat menggunakan dolar Levi, dan kau juga dapat melakukan pertukaran." Huangfu tersenyum pada Han Sen, "Jika kau melihat sesuatu yang kau suka, kau dapat memberitahuku dan aku akan menyimpannya untukmu." Han Sen berpikir, "Aku belum pernah melihat jiwa binatang. Bagaimana aku tahu?" Huangfu dapat menebak pikirannya dan menggoyangkan tangan di depannya. Dadanya juga ikut bergerak dan Han Sen hampir pingsan. "Ada informasi tentang jiwa binatang dalam lelang. Beritahu aku jika kau memerlukan sesuatu dan aku dapat menyimpannya." Huangfu meletakkan chip di tangan Han Sen. "Kau serius?" Han Sen merasa sangat senang hingga dia ingin memasukkan chip itu di jaringan komunikasinya sekarang juga. "Jangan terburu-buru. Dan ini bukan tempat yang baik untuk berbicara. Informasi ini masih merupakan rahasia bisnis pada saat ini dan kita tidak ingin orang lain melihatnya. Ayo pergi, aku akan mentraktir makan siang. Huangfu kemudian memegang lengan Han Sen, dan membawa Han Sen keluar. Han Sen merasa kelembutan di lengannya dan pikirannya menjadi kosong, "Kakak¡­ Aku akan membelikan makan siang¡­" Han Sen merasa dia sedang dilecehkan selama makan siang. Huangfu duduk di sampingnya. Ketika dia berbicara, bibirnya hampir menyentuh telinganya. Kehangatan nafasnya membuatnya merasa geli. Namun, dia tidak sedang memikirkan tentang wanita ini, namun jiwa binatang. Huangfu dan orang-orangnya menjual jiwa binatang yang mereka bawa ke Tempat Penampungan Baju Baja dan menghasilkan banyak uang. Tetapi itu hanya jiwa binatang primitif sedangkan jiwa binatang yang dilelang sekurang-kurangnya adalah setingkat binatang mutan. Han Sen tidak memperhatikan jiwa binatang mutan dan langsung menuju ke yang berdarah sakral. Salah satunya adalah jiwa binatang terbang yang dinamakan Burung Suci, yang merupakan sepasang sayap warna warni. Dan yang lainnya adalah senjata jiwa binatang yang selalu diinginkan Han Sen. Itu adalah seruit perak yang berkilau sepanjang hanya dua kaki. Pisau dan ujungnya sangat tajam sehingga membuat yang melihatnya saja sudah merasa takut. Han Sen langsung jatuh hati pada seruit itu pada pandangan pertama. Seruit memerlukan teknik yang lebih sulit daripada pisau belati, dan merupakan senjata yang sangat langka. Han Sen sangat tertarik dengan seruit berdarah sakral dan memeriksa namanya. Dia kemudian bertanya pada Huangfu, "Kakak, berapa harga seruit berpisau tiga?" 196 Sepuluh Tahun Hidupku Huangfu duduk tegap dan berkata, "Biasanya, dua jenis yang berdarah sakral akan dipertunjukkan saat lelang. Tetapi jika kau mau, aku bisa menjualnya padamu terlebih dahulu. Kalau seperti itu, aku akan menjualnya dengan harga perkiraan. Aku bukan satu-satunya pebisnis di sini dan tidak bisa berbuat banyak." "Berapa harganya?" tanya Han Sen lagi. Huangfu mengeluarkan jaringan komunikasinya dan menunjukan daftar harganya pada Han Sen. Ketika Han Sen melihat harga tombak panah, dia berkata lirih, "230 juta, aku tidak bisa membelinya." Seluruh kekayaannya sekitar lebih dari 60 juta, dan dia memiliki tiga kerangka perang. Dia tidak berencana menjual Silver Killer dan SKTS biru. Bahkan jika dia menjual SKTS lainnya, dia akan mendapat tambahan 70 juta, yang masih bisa menutupi harga tombak panah. "Harga perkiraannya memang sangat tinggi, alasan utamanya karena kali ini Anak Surga akan hadir," kata Huangfu. "Kalau kau memang mau, aku bisa memberimu diskon khusus dan kau hanya perlu membayar 180 juta." Han Sen kemudian paham besarnya profit yang diperoleh dalam industri jiwa binatang dan juga belajar betapa berharganya jiwa binatang berdarah sakral. Dengan seluruh jiwa binatang berdarah sakral miliknya, dia akan jadi kaya raya jika dia menjual semuanya. Melihat Han Sen tetap terdiam, Huangfu berkata, "Jika uangmu tidak cukup, aku punya penawaran, jadi kau bisa mendapat tombak panah itu tanpa keluar uang sepeserpun." "Penawaran apa?" Han Sen sedikit terkejut. "Kalau kamu mau menandatangani kontrak dan bekerja untuk perusahaan kami selama dua tahun, maka tiga tombak panah akan diberikan sebagai upahmu," Huangfu berbisik, menatap Han Sen. Han Sen ragu-ragu, dan kemudian tertawa. "Aku tidak tahu jika aku ini senilai 100 juta per tahun." Huangfu berkata. "Bahkan jika kau ini duta SKTS, aku tidak akan membayarmu sebesar itu. Tetapi setelah melihat kemampuanmu di Gurun Iblis, aku tahu kau akan sangat berguna bagi kami untuk berbisnis di penampungan lainnya. Apa kau mau bergabung?" Alasan mengapa dia bersusah payah datang ke Blackhawk adalah untuk merekrut Han Sen. "Terima kasih, kak. Tetapi aku tidak setuju." Han Sen tanpa ragu menolak dia. Meskipun bawahannya mau menempuh perjalanan ke penampungan lain dan menghadapi makhluk berbahaya, demi bisnis, mereka akan menghindari resiko dan itu bukanlah apa yang Han Sen inginkan. "Jangan terlalu cepat menolaknya. Kau bisa pikir-pikir dahulu. Kita bisa merundingkan gajimu juga." Huangfu tidak menyerah karena penolakan Han Sen. "Kakak, maafkan aku." Han Sen begitu yakin menolak tawarannya. Huangfu tidak menyangka Han Sen begitu blak-blakan. Tetapi karena dia sudah di sana, dia tidak akan menyerah begitu saja. "Kalau begitu, mari cari topik lain. Kapanpun kau berubah pikiran, kau bisa datang padaku." Huangfu membuka botol anggur dan menuangkannya ke gelas mereka. Huangfu mengangkat gelasnya dan berkata, "Sebagai anggota perusahaan, aku telah selesai berbicara mengenai pekerjaan, dan sekarang kita bisa bicara hal pribadi." "Hal pribadi seperti apa?" Han Sen memandangnya bingung. Huangfu tiba-tiba menggandeng lengan Han Sen dan bertanya dengan senyum menggoda, "Kakak Han, apa kau punya pacar? Jika tidak, apa aku bisa jadi pacarmu?" Han Sen menyemburkan anggurnya yang dia baru saja minum pada Huangfu. Kemudian dia buru-buru mengambil lap untuk mengelapnya, tetapi ada sesuatu yang terasa aneh. Di bawah lap itu ada payudara besar yang bergoyang saat dia mengelapnya. "Kau..." pipi Huangfu merah padam. Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini. "Maafkan aku. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud." Han Sen cepat-cepat menarik tangannya meski enggan. Huangfu menggigit bibirnya dan menatap Han Sen tajam, sabil menutupi kemeja basahnya dengan tangan. Han Sen buru-buru melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Huangfu, menutupi pemandangan indah itu. "Kakak, sekarang sudah larut dan kita harus kembali. Kita bisa bicara di lain waktu," kata Han Sen. Mereka berada di sekolah militer. Dan jika Huangfu teriak minta tolong, matilah dia. "Sampai nanti." Huangfu juga tidak mau tinggal lebih lama. Dia tidak ingin mengorbankan dirinya, tapi hanya ingin menggodanya. "Melepaskan diri dariku tidaklah mudah." sambil meninggalkan kamar pribadi dengan rasa malu, Huangfu membayangkan daerah yang Han Sen sentuh dan wajahnya bersemu merah. Han Sen menjauh pergi dan menatap telapak tangannya. "Yang tadi itu luar biasa." Huangfu adalah wanita yang penuh pertimbangan. Dan Han Sen sangatlah peka. Saat dia menyentuh payudaranya, dia tiba-tiba memiliki keinginan membunuh. Meski dia mencoba menahannya, Han Sen masih merasakannya. Dan Han Sen juga melirik jaringan komunikasi Huangfu, yang terus berkedip, dan sepertinya sedang merekam sesuatu. Jika Han Sen melakukan hal lain dan dia merekamnya dan menunjukkannya pada Ji Yanran, dia akan rugi besar karena hal kecil. "Tidak, itu bukanlah hal kecil." Han Sen mengoreksi dirinya dalam hati. Payudara Ji Yanran juga tidak kecil, tetapi sedikit lebih kecil dari Huangfu. Han Sen kembali ke asrama dan melihat Zhikang sedang berbicara. "Sen, tepat sekali. Apa kau tahu akan ada murid pindahan yang seksi? "Murid pindahan?" Han Sen pura-pura terkejut. Shi tiba-tiba tampak tertarik dan berkata, "Iya, wanita seksi. Dia cantik, terutama... Bagaimanapun juga, Huangfu Pingqing memang ratunya, payudara sangat sempurna. Siapapun yang melihatnya akan terpana. Andai aku bisa menyentuhnya sekali saja, aku rela memberikan sepuluh tahun hidupku..." "Sepuluh tahun..." Han Sen tanpa sadar menatap tangan kanannya dan berpikir, "Aku tidak setuju. Aku akan mengorbankan bertahun-tahun masa hidupku." 197 Pesona Wanita Dewasa Wen Xiuxiu terlihat tidak senang¡ªsebagai pembawa acara dan jurnalis magang untuk acara pertandingan tinju hitam putih, dia ditunjuk bekerjasama dengan Fang Mingquan yang terkenal. Sebenarnya dengan kemampuannya, dia bisa saja tidak ditunjuk untuk mengikuti Fang Mingquan yang terkenal saat ini. Alasan satu-satunya dia berada di sini adalah karena keluarganya yang terpandang. Dia pikir dia bisa menunjukkan pada dunia bakatnya di bawah didikan Fang. Akan tetapi, tugas pertama dari Fang adalah pergi ke Sekolah Militer Blackhawk. Kompetisi tinju hitam putih di Jaringan Langit disponsori oleh perusahaan game terkenal, dan banyak sekolah militer ternama diundang untuk bergabung. Wen Xiuxiu mengira akan ditugaskan ke sekolah yang berada di peringkat satu atau dua tahun lalu, tapi Fang bersikeras bahwa dia harus ke Blackhawk yang bahkan tidak ada di 16 besar tahun lalu. Meskipun dia membantah, Fang Mingkuan masih mengirimnya ke sana, dan berkata akan ada kejutan di sana. Wen Xiuxiu tidak bisa membayangkan ada kejutan di sana. Dia telah mengecek jadwalnya, dan lawan pertama Blackhawk adalah St. Germain, salah satu dari 4 besar tahun lalu. St. Germain berisikan murid-murid yang berbakat dan pandai melakukan seni bela diri pada umumnya dan berada di antara peringkat 4 besar dalam segala hal. Mereka khususnya unggul di tinju hitam putih. Mereka hanya ada di peringkat 4 besar di pertandingan beregu, tetapi selalu mendapat peringkat dua di pertandingan perorangan. Kompetisi di Jaringan Langit ini merupakan game beregu, tetapi St.Germain tidak akan kalah dari Blackhawk bagaimanapun juga. Wen Xiuxiu bahkan ragu apakah Fang Mingquan salah mengingat nama sekolah militer dan dia seharusnya berada di St. Germain. Meskipun Wen Xiuxiu mengingatkan Fang Mingquan berkali-kali, Fang Mingquan tidak menggubrisnya dan mengirimnya ke Blackhawk. "Yah, lagipula permainannya sama, dan aku bisa selalu memfokuskan diri pada St.Germain." Wen Xiuxiu tidak menaruh harapan banyak pada Blackhawk. Wen Xiuxiu mengerti bahwa Blackhawk pada dasarnya tidak unggul, dan tahun ini banyak pemain inti yang lulus, jadi Ouyang Xiaosan adalah satu-satunya yang memiliki kemampuan. Tetapi Ouyang Xiaosan berada di 10 besar teratas jika ikut pertandingan perorangan. Dia seorang diri tidak akan merubah hasil dari permainan. Meski kecewa, Wen Xiuxiu masih datang ke Blackhawk untuk melakukan wawancara dan mengenal para pemain terlebih dahulu. Sambil memegang izin persnya dan memasuki kampus, dia tersesat di kampus Blackhawk yang sangat luas. Luas Blackhawk seperti sebuah kota dan dia tidak tahu di mana para pemain tinju hitam putih berlatih. Wen Xiuxiu berkeliling di area hijau dan melihat hampir semua murid berkelompok atau berpasangan. Tidak jauh dari situ, seorang siswa duduk sendirian di bangku sambil membaca. Wen Xiuxiu berjalan ke arahnya dan melihatnya dengan seksama, sambil berpikir, "Sungguh enak menjadi anak muda. Bahkan laki-laki pun punya kulit yang mulus." "Maaf mengganggu. Apa anda tahu di mana Perkumpulan Ilmu Silat berada?" Wen Xiuxiu mengibaskan rambutnya dan bertanya, yakin bahwa dia wanita yang cantik, dia bisa dengan mudah menggoda seorang pemuda untuk mengantarnya. Pemuda itu menatap Wen Xiuxiu sambil tersenyum dan berkata, "Untuk ke Perkumpulan Ilmu Silat, ikuti jalan ini dan belok kiri di perempatan ke tiga, lalu lanjut berjalan sampai dua blok dan belok kanan..." Wen Xiuxiu masih bingung, dan cepat-cepat tersenyum menggoda. "Apa kau punya waktu? Apa kau bisa menunjukan jalannya? Aku tidak mengenal tempat ini." "Maafkan aku. Aku masih ada keperluan dan tidak bisa melakukannya. Bisakah kau bertanya pada yang lain?" Pemuda itu tersenyum dan berkata. Wen Xiuxiu tiba-tiba merasa kesal. Dia adalah primadona kampus saat dia masih muda, dan gadis tercantik kemanapun dia pergi. Meski dia lebih tua dari para murid di sini, dia masih memiliki daya tarik. Saat ini pemuda ini bahkan tidak tertarik oleh kecantikannya, dan menurutnya itu tidak bisa diterima. Tidak berputus asa, Wen hendak mengatakan sesuatu, tapi seorang gadis berjalan ke arah mereka dan duduk disamping siswa itu. Dia menatap Wen dan bertanya pada si pemuda, "Siapa dia?" Wen Xiuxiu sedikit terpana melihat paras gadis itu. Bakan sebagai wanita, dia harus mengakui gadis itu mempesona. Meskipun gadis itu belum cukup dewasa, kesegaran dan kepolosannya sangatlah menarik. "Dia sedang menanyakan arah," Han Sen tersenyum membalasnya. Ji Yanran menatap Wen Xiuxiu, mengerjapkan mata dan bertanya, "Kau ini murid sekolah militer kan? Kau mau pergi ke mana?" Wen Xiuxiu segera mengeluarkan kartu persnya dan berkata, "Saya reporter dari Stasiun Huangxing, dan ingin melakukan wawancara dengan beberapa murid dari Perkumpulan Ilmu Silat, tetapi tidak tahu di mana mereka berada." Ji Yanran berpikir dan menunjuk beberapa orang di dekatnya, "Mereka adalah anggota Perkumpulan Ilmu Silat. Mereka bisa mengantarmu ke sana." Wen Xiuxiu berterima kasih dan pergi ke arah yang ditunjuk. Untungnya, kali ini semua berjalan lancar. Para pemuda itu akhirnya menghargai kecantikannya dan mengantarnya ke Perkumpulan Ilmu Silat dengan semangat. Perkumpulan Ilmu Silat kurang lebih seperti perkiraannya. Wen Xiuxiu tidak terlalu memperhatikan tiga pemain cadangan mereka karena hanya lima anggota pertama tim yang diperkenalkan. Dia juga menyimpulkan karena tim pertama mereka tidak mengesankan, pemain cadangan mereka pasti lebih payah. Namun ketika Wen Xiuxiu mengingat pemuda yang ditemuinya hari ini di sekolah, dia merasa pemuda itu tampak familier, tetapi tidak bisa mengingatnya. Tidak heran jika dia tidak ingat. Han Sen tidak diekspos ke masyarakat publik setelah iklan itu. Dia juga mengenakan make-up dalam iklan, jadi wajar jika dia tidak mengenalnya. 198 Pria Simpanan Setelah Wen Xiuxiu selesai wawancara, harapannya pada Blackhawk semakin rendah karena dia tidak melihat Ouyang Xiaosan selama wawancara. "Kalau begitu, aku akan mempelajari St. Germain lebih banyak lagi dan memberikan porsi berita untuk mereka lebih banyak saat siaran langsung nanti." Wen Xiuxiu kembali ke ruangan yang diatur untuknya di kampus, dengan santai menulis warta berita, dan mengecek tim St.Germain secara online. Dia melakukan acara tinju hitam putih karena tertarik. Wajar saja dia mengenal baik banyak tim. Dengan cepat dia menemukan data St. Germain dan melihat banyak video mereka di komunitas online. Penggemar St. Germain begitu gembira karena lawan pertama mereka adalah Blackhawk dan berpikir mereka bisa menang dengan mudah. Faktanya kurang lebih hampir sama. Empat dari lima anggota inti St. Germain adalah 20 besar di Aliansi dan Nalan Chengnuo bahkan di peringkat dua. Sementara kecuali Ouyang Xiaosan, Blackhawk hanya memiliki satu pemain yang berada di 100 besar. Dengan perbandingan ini, mustahil Blackhawk akan menang. Karena data tersebut, Ouyang Xiaosan sebelumnya ragu-ragu menyiakan waktunya untuk berpartisipasi. Semakin lama Wen Xiuxiu mencari info, semakin dia merasa betapa tidak mendebarkan kompetisi tersebut. Dia tidak mengerti mengapa Fang Mingquan membiarkannya melakukan acara itu. Menurut pandangan Wen Xiuxiu, Fang Mingquan tidak berusaha membuatnya bersinar dan dia memutuskan untuk mengalihkan pusat acaranya pada St.Germain. Han Sen, Shi Zhikang dan Lu Meng sedang berlatih kerangka perang di anggar ketujuh. Hari pertandingan hampir tiba, jadi Han Sen tidak pergi ke Tempat Suci Para Dewa meski lukanya telah sembuh. "Sen, kemana para siswi?" "Mana aku tahu?" kata Han Sen santai. Sebenarnya, dia tahu kalau Wang Mengmeng menghabiskan waktu di Tempat Suci Para Dewa. Dengan pengaruh keluarganya, mustahil baginya gagal dalam pelajaran. Dan bahkan karirnya setelah lulus telah diatur. Tugas utamanya sekarang adalah meningkatkan kemampuannya dan berevolusi sesegera mungkin. Itulah mengapa dia jarang terlihat di sekolah. Tanpa Wang Mengmeng di sini, teman-temannya tidak akan muncul karena mereka tidak tertarik pada kerangka perang. Pengunjung rutin hanyalah si Gendut dan si Kurus. Bahkan Han Sen dan teman sekamarnya hanya datang sesekali. Si Pendek telah pindah ke Perkumpulan Kerangka Perang berat. Si Gendut dan si Kurus datang setelah mereka selesai. Ke lima pemuda itu dengan sendirinya mulai membicarakan para gadis. "Sudah dengar belum? Katanya ada murid pindahan baru. Dia sangat cantik dan payudaranya itu! Wow!" si Gendut bercerita dengan semangat. "Semuanya sudah pada tahu! Namanya Huangfu Pingqing!" "Biarkan aku selesai bicara! Kalian semua tahu namanya, tapi apa kamu tahu latar belakangnya?" kata si Gendut cepat-cepat. "Mana kami tahu! Memangnya kau tahu?" Shi Zhikang menatap si Gendut dan bertanya. "Tentu saja! Kau belum tahu siapa aku!" kata si Gendut bangga, "Huangfu tidak hanya cantik, tapi juga dari keluarga terpandang." "Gendut, ayo ceritakan!" si Kurus memotongnya. Si Gendut berdehem dan berkata dengan nada misterius, "Kalian pernah dengar Aula Bela Diri Ares?" "Tentu saja! Siapa sih yang belum pernah dengar salah satu aula bela diri terbaik di Aliansi? Mereka punya cabang di seluruh Aliansi," Shi Zhikang mencibir dan berkata. "Iya, yang satu itu! jadi kau juga dengar presiden Aula Bela Diri Ares adalah Huangfu Xiongcheng kan? Dia itu kakek Huangfu Pingqing," kata si Gendut. "Ya ampun! Benarkah?" para siswa lainnya terbelalak. "Memang benar. Ayahku bekerja di Aula Bela Diri Ares. Presiden mereka sering membawa Huangfu Pingqing ke perayaan peringatan Aula Bela Diri Ares," kata si Gendut. "Sungguh mencengangkan. Siapapun yang memenangkan hatinya juga akan memenangkan hartanya.Apapun yang Huangfu Xiongceng rela berikan sudah cukup untuk kita hidup senang." si Kurus berkata penuh hasrat. "Hei, mana mungkin semudah itu? Gadis sepertinya tidak akan memilih kita." si Gendut tertawa. "Sayang sekali Sen sudah punya pacar. Kalau tidak, Huangfu mungkin akan memacarinya karena kulitnya begitu mulus." Shi tertawa. "Begitulah, tapi aku tidak yakin kalau kakak Han akan melakukannya." Tiba-tiba suara feminim berbicara. Para pemuda itu kaget. Buru-buru mencari suara itu berasal, mereka melihat seorang wanita seksi dengan kaki jenjang masuk ke dalam anggar sambil tersenyum. "Huangfu Pingqing!" Para pemuda itu terbelalak dan terkesima melihatnya. Gadis yang mereka bicarakan tiba-tiba datang, dan itu cukup mengejutkan. Huangfu berjalan lurus ke arah Han Sen, mengedip dan berbisik, "Kak Han, maukah kau menjadi simpananku? Aku terima berapapun harga yang kau ajukan." Mulut mereka pun ternganga, dan menatap Han Sen ganjil. "Ehem! Nona Huangfu, jangan bergurau seperti itu." Han Sen tidak berpikir wanita ini menginginkannya. Dia hanya menginginkannya di perusahannya. "Aku tidak bercanda. Kalau kau mau, Aku akan memberimu 100 juta per tahun." Huangfu tersenyum samar. "Haruskah kita... membicarakannya di tempat lain?" Han Sen buru-buru berdiri dan memberi usul. Dia takut jika dia tinggal lebih lama lagi, teman-temannya akan membunuhnya dengan tatapan mereka. "Sen memang seorang monster." menyaksikan Han Sen dan Huangfu pergi bersama, Shi berseru. 199 Tidak Kenal "Senior, apa yang membawamu kemari?" Han Sen membawa Huangfu ke taman di luar anggar. Tidak ada siapapun di sekitar mereka karena sudah hampir tengah malam. "Apa aku tidak boleh datang tanpa alasan?" Huangfu menatap Han Sen dengan ambigu. "Ya, tentu boleh, tetapi ini sudah larut. Jika tidak ada yang ingin dibicarakan, aku akan pergi beristirahat. Bisakah kita mengobrol di lain waktu?" Han Sen menjilat bibirnya dan berkata. "Kenapa? Kau takut Ji Yanran tahu?" Huangfu mengetahui banyak hal tentang Han Sen sejak dia tiba di Blackhawk, termasuk pacarnya. "Ehem, senior, bisakah kita bicara soal bisnis?" tanya Han Sen. "Yah waktu itu kau pergi sebelum kita selesai." Huangfu meliriknya, sikapnya yang menggoda membuat hatinya berdebar. "Mari kita lanjutkan," kata Han Sen tersenyum. "Kalau kau mau tiga buah tombak panah berdarah sakral, masih ada jalan lain. Kau punya baju pelindung jiwa binatang berdarah sakral lainnya kan? Yang kau berikan untuk Mengmeng pakai? Maukah kau menukarnya?" kata Huangfu dengan serius. "Tidak." Han Sen menolak tawarannya. Baju pelindung jiwa binatang berdarah sakral sangatlah langka dan bisa menyelamatkan nyawanya, jadi dia tidak akan menukarnya dengan tombak panah. "Tapi kau memiliki baju pelindung jiwa binatang berdarah sakral lainnya, dan kau tak butuh keduanya. Bukankah sebaiknya ditukar untuk sebuah senjata? Aku bisa membayar kelebihannya dan kau bisa beritahu aku berapa banyak yang kau mau," saran Huangfu. "Maafkan aku, senior. Aku tak mau menukarnya." Han Sen tidak ragu sedikitpun. Huangfu salah mengira ratu peri adalah baju pelindung jiwa binatang berdarah sakral, dan sebenarnya baju pelindung ratu peri sedikit lebih rendah dari jiwa binatang berdarah sakral sungguhan. Han Sen tidak akan menukar jubah semut phantomnya, yang bisa digunakan kapan saja di Tempat Suci Para Dewa Pertama dan mungkin masih berguna di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Selain itu, dia telah berjanji pada Lin Beifeng kalau dia akan menjualnya ke Lin dahulu jika dia mau menjualnya. Jubah pelindung semut phantom tidak hanya praktis, tetapi juga sangat glamor. Meski fungsinya sama seperti jubah kumbang hitam, harganya jelas jauh lebih tinggi. "Pikirkanlah. Dan uang bukan masalah." Huangfu masih belum menyerah. Siapapun menyukai tampilan baju pelindung itu. Tidak hanya soal tampilannya, tetapi benda itu juga bisa melindunginya di perjalanan menuju penampungan lain, yang jauh lebih penting dari senjata. "Aku tidak butuh uang," kata Han Sen tersenyum. Dia menatapnya, "Tapi kalau kau menginginkanku, boleh saja. Haruskah kita memesan kamar?" "Bagaimana kau bisa memesan kamar di kampus?" Huangfu tersipu dan menyerah. Dia mengecek jaringan komunikasinya dan berkata pada Han Sen, "Pikirkanlah dan beritahu aku jika kau mau menjualnya. Aku harus pergi sekarang..." Melihatnya pergi, Han Sen menyeringai. Kompetisi tinju hitam putih ditayangkan di Jaringan Langit. Hampir semua orang menonton langsung secara online dan para pemain juga menggunakan perangkat di sekolah mereka untuk bertanding. Sedikit orang yang menonton di tempat. Wen Xiuxiu tiba di aula peralatan holografis lebih awal, dan di sana hanya ada para murid dari Jurusan Seni Bela Diri dan Perkumpulan Ilmu Silat. Dia mengatur kamera dan siap memperkenalkan para pemain saat mereka datang. Setelah itu dia bisa mengubahnya ke data online dan tidak perlu merekam lagi. Dia juga satu-satunya reporter di Blackhawk, karena itu bukan tim populer dan semua media lainnya pergi ke sekolah yang memiliki kesempatan menang. Wen Xiuxiu memasuki ruang istirahat para pemain¡ªbagian dari hak istimewa reporter. Tiba-tiba, Wn Xiuxiu melihat Han Sen duduk di antara para anggota Perkumpulan Ilmu Silat sambil mengobrol. "Pemuda ini ternyata salah satu anggota Perkumpulan Ilmu Silat." Wen Xiuxiu sedikit kesal, tetapi karena pacarnya begitu cantik, bisa dipahami kalau dia tidak mengantarnya. Sambil mengabaikan Han Sen, Wen Xiuxiu mewawancarai beberapa pemain di tim pertama dan pelatih Perkumpulan Ilmu Silat, Cheng Ling. "Pelatih Chen, menurutmu bagaimana pertandingan ini? Tinju hitam putih adakah salah satu kekuatan St. Germain, apalagi reputasi Nalan Chengnuo. Apa rencana atau strategi Anda?" Wen Xiuxiu bertanya pada Chen Ling. "Tidak perlu rencana atau strategi. Blackhawk akan menang, titik," kata Chen Ling santai. Jawaban Chen Ling membuat Wen Xiuxiu terhenti. Dia tidak memahami kepercayaan diri Chen. Karena jawaban Chen Ling di luar bayangannya, materi yang disiapkannya kini sia-sia. Dan dia tidak tahu bagaimana melanjutkannya. Jawaban yang Wen harapkan adalah St. Germain adalah tim yang sangat kuat dan Blackhawk akan mengusahakan yang terbaik. Namun jawaban Chen Ling mengacaukannya. Wen membuka mulutnya tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakan. "Saya masih ada urusan. Nona Wen, maukah kau mewawancarai pemainku dahulu?" Chen Ling melihat wajah Wen Xiuxiu dan merasa terhibur. Wen Xiuxiu tersipu malu dan beralih ke para pemain. Dia akhirnya melihat Ouyang Xiaosan yang sedang beristirahat. Dia ragu-ragu, dan mendekati Xu Qian yang pernah mengobrol dengannya terlebih dahulu. "Hai, Xu Qian! Apa kau percaya diri dalam game kali ini?" Xu Qian sangat mudah diajak bicara dan senang diwawancara. Dia nyengir dan berkata, "Tentu saja! Kami pasti menang." Mendengarnya, Wen merasa seluruh tim terlalu optimis sampai buta akan kelemahan mereka. Wen menanyakan beberapa pertanyaan lagi, dan mewawancarai beberapa pemain lainnya. Jawaban yang dia terima semuanya sama¡ªBlackhawk akan mengalahkan St.Germain dan melaju ke ronde selanjutnya. "Tuan Ouyang, aku mau tahu pendapatmu mengenai Nalan Chengnuo." Wen Xiuxiu akhirnya berkesempatan mewawancarai Ouyang Xiaosan. "Aku tidak mengenalnya." Ouyang bahkan tidak membuka matanya. Wen Xiuxiu tidak menyangka wawancaranya menjadi perdebatan di Jaringan Langit. 200 Yang Dibutuhkan Fang Mingquan mengirim Wen Xiuxiu bukan untuk membodohinya. Wen Xiuxiu berasal dari keluarga penting dan sebagai orang yang peduli dengan masa depannya, Fang Mingquan harus menjaganya. Dia tahu Han Sen juga berpartisipasi dalam game ini, dan itulah mengapa dia mengirim Wen ke Blackhawk. Saat acara Wen dimulai, dia mempromosikannya dalam acaranya sendiri dan banyak penggemar setianya dan pemirsa menonton acara itu. Fang Mingquan kini sangat hebat. Semua acaranya selalu sukses. Selagi dia mempromosikan acara Wen, Wen tiba-tiba memiliki lebih dari sepuluh juta penonton. Pada dasarnya, ini adalah kompetisi yang tidak terlalu besar. Bahkan hanya beberapa yang mengikuti sebab mereka mendukung St. Germain, karena tim mereka lebih kuat dengan adanya Nalan Chengnuo di sana. Sementara Blackhawk, perhatian yang mereka dapat bahkan akan semakin berkurang jika lawan mereka bukan St. Germain. Siapapun yang menonton rekomendasi Fang Mingquan sebagian besar belum berevolusi. Setelah menyaksikan wawancara Wen, mereka merasa marah. "Blackhawk sangatlah arogan?" "Berani-beraninya mereka berkata seperti itu?" "Ha-ha, St. Germain direndahkan oleh Blackhawk." "Aku ingin melihat mereka kalah." "Dengan kemampuan tinju hitam putih Blackhawk, beraninya mereka berkata begitu!" "Sampah." " Aku ingin tahu apa pendapat St.Germain setelah melihat ini." ... Kebetulan sekali salah satu pemain St. Germain adalah penggemar Fang Mingquan dan menonton acaranya di ruang istirahat. Melihat acara yang dipromosikan oleh Fang Mingquan itu adalah siaran langsung pertandingan mereka, dia menontonnya dan menjadi murka. "Blackhawk! Kau pikir kalian hebat? Tunggu saja kami untuk menendang pantat kalian," Wang Yangjun pikir tanpa ampun. St. Germain dan Blackhawk adalah musuh bebuyutan. Di game bela diri yang paling penting, St. Germain menghalangi Blackhawk untuk memasuki peringkat 8 besar berkali-kali. Melihat pecundang yang begitu arogan membuat Wang Yangjun marah. "Chengnuo, coba lihat ini." Wang Yangjun berjalan ke arah Nalan Chengnuo dan memutar wawancara itu lagi. "Tim Blackhawk pasti sudah gila." Liu Yunsheng mencibir setelah menontonnya. "Dan berhalusinasi." Ma Changkong terbahak-bahak. "Kasihan." Wang Yangjun ikut tertawa. Nalan Chengnuo melirik video itu, berkedip dan tidak mengatakan apapun. Dia memicingkan mata dan terus memakan agar-agar di tangannya. "Chengnuo, kau terlalu banyak makan agar-agar. Nanti kau bisa diabetes." Wang Yangjun menatap kulit mulus Nalan dengan cemburu. "Diabetes? Itu penyakit kuno." Liu Yunsheng tertawa. Tim itu mengobrol dan tertawa, tidak menanggapi Blackhawk dengan serius. Pada dasarnya, St. Germain khususnya sangat kuat dalam tinju hitam putih. Mereka tidak hanya memiliki pemain terkenal, Nalan Chengnuo, namun juga memiliki tiga pemain lainnya yang berada di 20 besar. Ditambah dengan Li Yu yang baru mereka rekrut, St. Germain sangat mungkin memenangkan kejuaraan Permainan Liga Akademi Militer. Ancaman mereka satu-satunya di Blackhawk adalah Ouyang Xiaosan, yang bukanlah tandingan Nalan dan tidak lebih baik dari pemain St.Germain lainnya. "Chengnuo, bagaimana jika kau maju paling pertama dan memberi mereka skor lima banding nol untuk mengajari mereka." Wang Yangjun tiba-tiba mendapat ide. "Ide bagus. Mari kita lihat apa yang mereka katakan setelah permainan." Ma Changye setuju dan tersenyum. "Benar! Aku tidak sabar melihat wawancara mereka setelahnya." Liu Yansheng ikut tertawa. "Kita harus mengikuti aturan pelatih." Nalan masih memakan agar-agar dengan senyum tanpa dosa. "Tidak masalah. Melawan Blackhawk, kita tidak perlu serius menanggapinya. Aku akan bicara pada pelatih dan dia akan setuju." kata Wang Yangjun dan mencari pelatih. Pelatih St. Germain Xu Yundi mendengar usul Wang Yangjun dan matanya berbinar. Zu menyeringai dan berkata, "Untuk menghadapi Blackhawk, kita bahkan tidak butuh Nalan. Li Yu bisa maju duluan dan memberi mereka skor lima banding nol." "Apa Li Yu bisa?" kata Wang Yangjun sedikit khawatir. "Tenang saja. Li Yu tidak sehebat Nalan, tetapi masih termasuk 10 besar saat ini. Mengirimnya sudah cukup untuk melawan Blackhawk." Xu Yundi tertawa. Li Yu adalah anak berbakat yang ditemukan Xu Yundi selama karirnya sebagai pelatih. Xu pikir Li Yu akan menjadi Nalan selanjutnya. Li sangat berbakat dan yang dia butuhkan hanyalah sedikit pengalaman. Xu Yundi percaya, di bawah pengawasannya, Li Yu akan sehebat Nalan dalm kurang dari dua tahun. Saat ini, Li Yu saja cukup untuk menghadapi Blackhawk. "Li Yu, apa kau mampu?" Xu Yundi tersenyum pada Li. "Tenanglah, pelatih. Aku tidak akan memberi mereka kesempatan untuk menyerang balik." kata Li dengan lembut. "Mari kita lakukan. Kau akan menjadi yang pertama." Xu Yundi sangat menghargai kepercayaan dirinya. Wang Yangjun tidak mengatakan apapun. Li Yu memang sangat berbakat dalam tinju hitam putih. Selama dia bisa mengalahkan Ouyang Xiaosan, mudah bagi mereka untuk meraih skor lima banding nol. Kuncinya adalah pertandingan melawan Ouyang Xiaosan. Wang Yangjun dan Ouyang telah bertarung berkali-kali dan Wang mengagumi Ouyang. Hanya saja teman satu tim Ouyang memang payah. "Jadi bagaimana? Pelatih setuju?" Melihat Wang Yangjun kembali, Liu Yangsheng segera bertanya. "Kata pelatih, cukup Li Yu saja untuk mengalahkan Blackhawk," balas Wang Yangjun. "Itu benar. Li Yu cukup berbakat. Jika dia bisa mengalahkan Ouyang, sisanya bukanlah ancaman untuknya." Liu Yunsheng mengangguk. 201 Konsekuensi yang Sangat Buruk Ketika Wen Xiuxiu mengira bahwa wawancara tidak dapat diteruskan, dia melihat siaran online telah dimulai dan mengganti saluran untuk mengunduh kompetisi. Barisan pertama dari kedua tim muncul dan yang pertama adalah lima anggota dari St. Germain. "Wow, mereka adalah yang terbaik. Mereka tidak memberikan kesempatan pada Elang Hitam untuk melawan." "Aku rasa ini terlalu berlebihan untuk melawan Elang Hitam. Nalan sendiri dapat melakukannya." "Siapa itu Pembicara Angin? Dan mengapa dia yang pertama?" "Kau bukan penggemarnya, ya? Pembicara Angin adalah bakat baru Li Yu di St. Germain. Aku dengar bahwa Wang Yangjun hanya dapat mengalahkannya dalam lima dari sepuluh kali dalam latihan. Li adalah murid baru sekarang dan dia sangat berbakat." "Wow, dia sangat kuat. Penampilan St. Germain akan sangat bagus tahun ini. Mereka mungkin akan menjadi pemenang." "Tentu saja." "Aku penasaran apa yang akan dikatakan oleh Elang Hitam setelah mereka kalah." "Mereka cukup beruntung jika dapat memperoleh satu poin." ¡­ Sementara semua orang berbicara, daftar pemain Elang Hitam juga diperlihatkan. Dengan satu tatapan, orang-orang tertarik dengan identitas pertama yang mereka lihat "Raja Tinju Hitam." "Raja Tinju Hitam, siapa yang begitu sombong menggunakan identitas ini?" "Aneh, aku tidak pernah mendengar identitas ini." "Elang Hitam sangat pintar membuat, bahkan dengan identitasnya." "Raja Tinju Hitam, aku rasa mungkin lebih mirip menjilat pantat raja." "Ha, ha, dia adalah yang pertama. Kita akan lihat bagaimana raja ini diturunkan." Pemain St. Germain juga merasa kesal dengan identitas ini, seolah-olah mengimplikasikan mereka akan dikuasai oleh dia. "Li Yu. Lakukan yang terbaik!" Wang Yangjun menepuk pundak Li Yu dan berkata. "Kakak, tenang saja," Li Yu berkata. "Identitas ini memang agak terlalu arogan. Wen Xiuxiu yang sedang membawakan acara siaran langsung juga tercengang. Dia sama sekali tidak mengingat identitas ini. "Apakah ini pemain cadangan?" Wen Xiuxiu cepat-cepat memeriksa data yang dia punya dan memang adalah pemain cadangan. Karena dalam kompetisi ini, biasanya pemain cadangan tidak akan muncul, dia tidak melihat informasi mereka. "Dengan identitas yang begitu arogan, dia pasti sangat percaya diri, seperti semua orang dalam Elang Hitam." Wen bertanya-tanya mengapa tim Elang Hitam sangat berbangga dengan diri mereka, ketika mereka melawan St. Germain. "Raja Tinju Hitam adalah pemain cadangan dalam Tim Elang Hitam. Nama aslinya adalah Han Sen, 16, murid baru; tidak pernah mengikuti pertandingan tinju hitam dan putih sebelumnya. Tampaknya dia tidak berpengalaman dan adalah pemain baru¡­" Wen membaca informasi Han Sen. "Bagaimana mungkin seorang pria baru begitu arogan?" "Ketidaktahuan adalah kebahagiaan." "Elang Hitam sudah tidak punya orang lain dan mengirimkan seseorang yang tidak mempunyai pengalaman untuk memimpin." Banyak orang yang menonton siaran langsung menertawakan pemain ini karena identitasnya membuat banyak orang merasa kesal. Mereka tidak mengenal Han Sen. Iklan SKTS memang sangat populer, tetapi mereka tidak mengingat nama pemainnya, kecuali kalau pemainnya adalah orang terkenal. Bahkan dalam iklan itu, mungkin sebagian besar orang hanya mengingat nama Yu Qianxun. Dan walaupun kalau mereka merasa nama ini cukup akrab, mereka tidak akan mengkaitkan dengan pemain kerangka perang, karena kedua lapangan ini tidak punya kesamaan. Ketika para penonton merasa sinis dengan Han Sen dan identitasnya, murid-murid Elang Hitam yang sedang menonton pertandingan tidak dapat menahan diri lagi. "Apa yang sedang kalian bicarakan? Raja Tinju Hitam adalah jenius kami, dan telah mengalahkan yang Terpilih Yu Mingzhi dalam tinju hitam dan putih." "Ha, ha, teruskan¡­" "Ha, ha, mengapa kalian tidak menamakan diri Akademi Militer Pembual. Telah mengalahkan Yu Mingzhi dalam mimpimu, bukan?" "Tolong, Yu Mingzhi bahkan bukan pemain tinju hitam dan putih. Lakukan penelitian sebelum kau berbohong." "Elang Hitam Sampah, kalian semua hanya bisa bicara." ¡­ Murid Elang Hitam tidak terlalu banyak, sehingga komentar mereka segera terbenam dalam suara-suara negatif. Murid Elang Hitam merasa sangat kesal, terutama mereka yang mengenal Han Sen. Ji Yanran adalah yang paling merasa kesal. Dia mengetik secepat mungkin tetapi tidak berguna. Seorang individu tidak berdaya di hadapan ratusan ribu orang. Melihat pada komentar yang menertawakan Elang Hitam dan Han Sen, dia merasa sangat marah hingga wajahnya menjadi pucat. Dia mungkin tidak peduli dengan orang-orang yang menjelekkannya, tapi kalau tentang pacarnya, dia tidak dapat menerimanya. "Apakah kau dapat memenangkan pertandingan ini?" Ji Yanran tiba-tiba mengirim pesan kepada Han Sen. "Iya." Han Sen membalas dengan santai. "Jika kau dapat membuat St. Germain tidak mendapatkan poin sama sekali. Aku akan mentraktirmu makan malam." Ji Yanran tersipu dan mengirimkan pesan itu. "Hanya makan malam?" Han Sen membalas. "Dan sebuah ciuman." Ji Yanran tersipu, tetapi tidak merasa ragu. "Bagus sekali." Han Sen melihat pesannya dan merasa senang. Walaupun mereka sudah pasangan sekarang, Ji Yanran sangat pemalu dan mereka selalu di kampus, sehingga sulit untuk mengenal lebih jauh sifatnya. Han Sen pertama-tama mengirim pesan ke Shi Zhikang dan menanyakan apakah ada yang tidak beres. Shi memberitahunya tentang siaran langsung dan wajah Han Sen menggelap. Setelah melihat data-data lawannya, dia berkata dengan suara pelan, "Akan ada konsekuensi yang sangat buruk bagi mereka yang membuat pacarku marah." 202 Profesionalitas "Walaupun Elang Hitam punya Ouyang Xiaosan sebagai pemain bintang, tetapi keseluruhan kekuatannya tidak bagus. Raja Tinju Hitam cukup berani memimpin pertandingan, tetapi ini tidak akan mudah baginya. Aku harap dia dapat melakukan yang terbaik dan hasilnya tidak penting. Lagi pula, lawannya adalah tim yang kuat. Sangat bagus kalau ada pemain muda yang dapat ikut serta dalam pertandingan untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman¡­" Setelah permainan dimulai, kedua sisi mengirimkan pemain pertama untuk masuk, dan Wen Xiuxiu memperkenalkan Han Sen dulu. Ji Yanran mendengarnya dan merasa lebih kesal lagi, "Ada apa dengan pembawa acara ini? Dia mewawancarai kami, dan mengapa dia mendukung pihak yang lain?" "Dia pasti sudah gila?" Qu Lili juga merasa kesal. Sebenarnya, setelah Fang Mingquan mendengar komentar Wen Xiuxiu, wajahnya menjadi suram. Dia berniat baik saat mengirim dia untuk menjalankan acara ini dan tidak menduga dia akan memilih untuk berpihak dengan yang lain. Fang Mingquan segera menelpon dia, "Wen, kau sedang menyiarkan acara di Elang Hitam dan seharusnya berpihak pada mereka." Jika bukan karena faktor keluarganya, dia pasti akan berkata sesuatu yang kasar pada saat ini. "Tuan Fang, aku rasa komentator seharusnya mengambil posisi netral. Karena Elang Hitam adalah tim yang lebih lemah, aku tidak dapat berbohong, bukan? Itu berlawanan dengan apa yang aku yakini." Wen Xiuxiu menghentikan komentar sebentar dan membalas. "Apa yang kau yakini?" Fang Mingquan menggelengkan kepalanya. Anak muda jaman sekarang sangat mau menang sendiri. "Iya, aku memiliki keyakinan dan profesionalitas. Aku minta maaf, tetapi aku tidak dapat membohongi diri sendiri," Wen berkata dengan percaya diri. Walaupun dengan bekal pengalaman seorang Fang Mingquan, dia tidak dapat marah dengan gadis kecil. Dia tersenyum dan berkata, "Lalu apa dasar keyakinanmu, menurutmu tim mana yang akan memang?" "Elang Hitam akan kalah dengan menyedihkan," Wen berkata tanpa ragu-ragu. Sebenarnya, dia masih merasa kesal karena Fang mengirimnya ke sini. "Jadi bagaimana kalau aku katakan bahwa Elang Hitam akan menang?" Fang Mingquan bertanya dengan lembut. "Itu tidak mungkin." Wen menjalankan acara itu karena dia menyukai tinju hitam dan putih. Bagaimanapun dia memikirkannya, Elang Hitam tidak akan menang. "Jadi jika Elang Hitam kalah, aku akan membiarkan kau untuk memilih siapa yang mau kau wawancara di masa depan." Fang Mingquan berhenti sejenak dan berkata, "Jika Elang Hitam menang, kau harus memenuhi tugas yang aku berikan padamu tanpa bantahan." "Tuan Fang, kau pikir Elang Hitam akan menang?" Wen sekarang merasa ragu tentang tingkat profesionalitas Fang. Siapapun yang memahami sedikit tentang tinju hitam dan putih seharusnya mengetahui bahwa Elang Hitam tidak dapat menang. "Elang Hitam tidak hanya akan menang, tetapi kemenangannya juga akan menghebohkan," Fang Mingquan berkata dengan yakin dan menutup telepon. Sekarang Wen menyesal bahwa dia telah meminta untuk bekerja untuk Fang. Dia sebelumnya mengagumi kemampuan Fang, dan telah menggunakan koneksi keluarga untuk dapat masuk ke stasiun Huaxing. Tetapi sekarang profesionalitas Fang Mingquan yang diperlihatkan cukup mengecewakan. Dia bahkan tidak dapat melihat hasil yang begitu mudah ditebak, yang membuatnya merasa kesal. Wen Xiuxiu meneruskan komentar berdasarkan pemahamannya tentang pertandingan itu, dengan alami menunjukkan kepercayaannya pada St. Germain. Han Sen dan Li Yu masuk ke Jaringan Langit. Kompetisi tim berlangsung di pertandingan arena. Jika pemain pertama memenangkan ronde pertama, dia dapat tetap berada di sana dan melawan pemain berikutnya dalam tim lain, sampai dia terkalahkan. Sistem pertandingan seperti ini memungkinkan seorang pemain melawan lima pemain, tetapi karena tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam tinju hitam dan putih, itu sulit untuk dicapai. Karena ini adalah pertandingan dalam Jaringan Langit, sistem secara acak memilih han Sen sebagai pihak yang menyerang. Setelah pertandingan dimulai, Han Sen melemparkan tinju, dan gambar holografis tersinkronisasi, memukul gambar Li Yu. Perlengkapan profesional memindai tubuh Han Sen, sehingga dia dapat mengetahui tingkat kekuatan yang dikerahkan dalam pukulannya. Setelah kekuatan yang digunakan melewati tingkat tertentu, pukulan itu akan dianggap sebagai tinju hitam, selain itu, akan dianggap sebagai tinju putih. Tetapi data pemindaian tidak dapat dilihat oleh pemain lain, dan mereka hanya akan mengetahui hasilnya nanti. Li Yu dengan tentang menatap Han Sen. Pukulan ini sangat gesit, tetapi Li tetap berdiri kokoh dan bahkan tidak berusaha untuk menghalangi. Li yu sangat percaya diri dengan penilaiannya, tinju Han Sen terlihat seperti tinju hitam, tetapi dari beberapa detail, dia dapat mengetahui bahwa itu adalah tinju putih yang disamarkan dengan hati-hati, dan tidak ada kekuatan asli dalam tinju itu. Karena dalam Jaringan Langit, Han Sen tidak dapat melukainya dengan nyata, jadi dia bahkan tidak berusaha untuk melindungi dirinya. "Pembicara Angin hanyalah seorang pemain baru, tetapi kita dapat mengetahui bahwa dia sangat ahli dan percaya diri dengan penilaiannya sendiri¡­" Wen Xiuxiu memuji Li Yu, karena dia telah membuat penilaian yang sama. Sebagian besar orang mungkin merasa yakin bahwa ini adalah tinju hita, tetapi dia telah mempelajari tinju hitam dan putih dan dapat mengetahui dari detail bahwa itu memang adalah tinju putih. Tetapi sebelum Wen menyelesaikan kalimatnya, sebuah ledakan terdengar dan tinju Han Sen telah mendarat di wajah Li Yu. Sistem dengan otomatis memperlihatkan dampak spesial dari tinju hitam, wajah Yu tampak terhempas. Dalam seketika, semua orang merasa takjub termasuk Wen Xiuxiu dan para pemain St. Germain. Komentar menjadi jarang. "Ada konsekuensinya membuat pacarku marah." Mata Han Sen terlihat dingin. Dia menginginkan kemenangan tipis agar tidak terlalu menarik perhatian, tetapi sekarang dia berubah pikiran. Selain itu, ada ciuman yang sedang menantikannya. Jadi, dia tidak memberi ampun sama sekali. 203 Raja Tinju Hitam "Ha, ha, mengapa tim St. Germain berhenti berkomentar?" "Jenius, bagus sekali." ¡­ Murid-murid Elang Hitam merasa sangat senang. Walaupun jumlah mereka tidak banyak, mereka segera memenuhi celah komentar. Ji Yanran adalah orang yang paling senang. Wajahnya memerah, dia mengepalkan genggaman dan berteriak, "Sekarang kau tidak berani bicara sembarangan lagi, bukan?" "Tidak mungkin¡­tinju itu jelas adalah tinju putih¡­" Wajah Li Yu menggelap. "Yu, jangan lengah. Tampaknya pria ini memang punya keahlian," Xu Yundi mendesak Li Yu. Li Yu adalah seorang pria muda berbakat yang berpikir dia dapat mencapai tingkat Nalan dan dia kehilangan satu poin pada pria baru Elang Hitam, hal ini cukup membuatnya merasa malu. "Baik, pelatih!" Li Yu menjawab, mengambil nafas dalam-dalam, dan sekali kali menghadapi lawannya. Setiap ronde adalah yang terbaik dari lima. Dan Li Yu hanya kehilangan satu poin. Pertandingan dimulai lagi. Wen Xiuxiu menlanjutkan penjelasan, "Tampaknya Raja Tinju Hitam cukup beruntung, mendapatkan poin pertama. Pasti karena Li Yu tidak berkonsentrasi¡­" Plang! Sebelum Wen selesai, Li Yu sekali lagi dikirimkan ke angkasa. Sistem juga memainkan efek khusus tentang dia dikirimkan ke galaksi. Wen Xiuxiu tertegun, juga pada penonton. Jika mereka dapat menjelaskan kekalahan pertama Li adalah akibat kecerobohan, kekalahan kedua sulit untuk dijelaskan. Mereka yang berdebat dengan murid-murid Elang Hitam tiba-tiba berhenti. Yang tertinggal hanya komentar yang mendukung Elang Hitam. "Bagus sekali¡­" "Ini adalah tinju hitam yang sebenarnya." "Dari mana Raja Tinju Hitam ini berasal?" "Dua tinju hitam berturut-turut, dan Pembicara Angin tidak dapat membedakannya. Pecundang!" "Anak itu mencoba untuk bermain tangguh dan bahkan tidak menghalangi. Bahkan efek khusus juga berubah, ha, ha." "Jenis kita adalah yang terbaik." ¡­ Wen Xiuxiu tidak berani berkomentar lagi. Ketika Li Yu muncul di panggung lagi, dia sudah tidak percaya diri seperti sebelumnya, "Raja Tinju Hitam adalah pemain yang sangat baik, dan ini akan menjadi pertarungan antara dua tim yang tangguh¡­" Bum! Suara kencang terdengar lagi, Li Yu kali ini mengangkat tangannya, maka efek khusus tidak terlalu dramatis. Tetapi sistem tetap menunjukkan gambarnya meluncur ke belakang sejauh lebih dari 30 kaki. Bahkan ada percikan api dari gesekan. Walaupun itu hanya efek khusus virtual, banyak yang merasa senang dengannya. "Sial! Tiga tinju hitam berturut-turut dan Pembicara Angin hilang." "Sangat mengesankan. Tiga tinju hitam berturut-turut dan Pembicara Angin tidak dapat memprediksinya." "Dia datang dari mana?" "Wow! Pemain St. Germain dieliminasi dengan poin kosong oleh seorang pemain baru di Elang Hitam." "Para pemain muda tidak memiliki kualitas fisik. Dia kalah pada poin pertama dan terus membuat kesalahan dan lupa menghindar." "Ini hanya seorang pemain baru. Apa yang kau banggakan? Ronde berikutnya Wang Yangjun akan menunjukkan kekuatan St. Germain." "Anak muda tidak dapat dipercayai dengan tugas penting karena kekurangan pengalaman." ¡­ "Yu, apa yang terjadi? Pemain lawan telah menggunakan tinju hitam. Mengapa kau tidak menghindar?" Xu Yundi merasa kesal. Murid kesayangannya dieliminasi dengan nol lawan tiga. Ini adalah hal yang memalukan baginya. "Saya minta maaf, pelatih." Li Yu merasa getir. Dia tahu bahwa sepertinya pihak lawan akan berulang kali menggunakan tinju hitam, tetapi bagaimanapun cara dia melihatnya, dia tetap merasa Han Sen menggunakan tinju putih, dan karena itu dia tidak menghindar. Li Yu menduga Han Sen akan menggunakan tinju hitam tetapi penilaiannya mengatakan bahwa itu adalah tinju putih. Pada akhirnya, penilaian memenangkan firasatnya. Dan karena itu dia kalah. "Jangan merasa sedih. Aku akan membalas dendam untukmu." Wang Yangjun tertawa, menepuk pundak Li Yun dan berdiri. "Ingat, karena namanya Raja Tinju Hitam, dia pasti merasa sangat percaya diri dengan tinju hitamnya. Hati-hati dan menghindar saat diperlukan," kata Xu Yundi. "Mengerti." Wang Yanjun mengangguk dan duduk dalam perlengkapan holografis. Wang Yangjun cukup menaruh kepercayaan padanya. Li Yu tidak dapat melihat niat lawannya karena dia kekurangan pengalaman, sedangkan Wang telah mengikuti banyak kompetisi sehingga dia tidak akan gagal di sana. "Nak, sekarang aku akan menunjukkan kepadamu kekuatan St. Germain yang sesungguhnya. Raja Tinju Hitam, aku akan menurunkanmu menjadi Kasim Tinju Hitam." Wang Yangjun berdiri di seberang Han Sen dengan percaya diri. Karena itu adalah pertandingan arena, Wang Yanjun mengikuti Li Yu menjadi pemain kedua, dan otomatis ditetapkan sebagai pemain bertahan, yang juga merupakan mekanisme kompensasi untuk pihak yang telah bertarung terus menerus. "Pembicara Angin kekurangan pengalaman, tetapi Wang Yangjun adalah seorang veteran, maka taktik Raja Tinju Hitam mungkin tidak dapat berhasil dengan mudah." Nada Wen Xiuxiu tidak lagi percaya diri. Tetapi dia tetap merasa yakin bahwa Wang Yangjun memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menang, dan merasa lebih optimis dengan tim St. Germain. "Wanita itu mulai mengoceh lagi." Qu Lili mengomel. "Biarkan dia berbicara. Fakta akan membuktikan segalanya." Ji Yanran merasa tenang kali ini. Han Sen telah berjanji padanya akan memang, dan dia percaya padanya. Pertandingan dimulai lagi. Han Sen melemparkan tinju yang tampaknya sangat sengit. Wang Yangjun mengamati dengan seksama, merasa seperti yang dirasakan oleh Li Yu. Dari banyak detail dia dapat mengatakan bahwa itu seharusnya adalah tinju putih, dan dia harus menghindar. Namun, setelah menonton pertandingan antara Li Yu dan Han Sen, Wang memberitahu dirinya, "Jadi ini alasan Li Yu kalah, dan aku tidak boleh membuat kesalahan yang sama." Dia kemudian bergerak ke belakang untuk menghindar dari tinju Han Sen. "Wang Yangjun memang patut mendapatkan ketenaran. Tujuan taktiknya jelas dan eksekusinya juga tepat. Serangan ini seharusnya¡­" ketika Wen Xiuxiu sedang berkomentar dengan penuh semangat, dia tiba-tiba berhenti. Bip! Tinju Han Sen membeku di udara, dan itu tanda tinju putih menyala. "Bagaimana mungkin itu adalah tinju putih!" Wen Xiuxiu berteriak kencang, matanya melebar. 204 Kemarahan Raja "Sial, aku seharusnya mempercayai penilaianku." Wang Yangjun mengayunkan lengannya dengan getir, menyesal. "Yangjun, apa yang sedang kau lakukan? Jangan merasa bingung, dan percaya pada penilaianmu sendiri." Xu Yundi berteriak pada Wang Yangjun dengan gusar. Wang Yangjun menggertakkan giginya dan naik ke panggung untuk pukulan kedua. Mengamati tinju Han Sen mendekat, Wang Yangjun melihatnya dengan jelas seperti serangan sebelumnya, ini juga adalah tinju putih menilai dari detail yang sulit diketahui. "Nak, apakah kau ingin menggunakan trik yang sama dua kali? Kau tidak dapat mengelabuiku kali ini." Wang Yangjun berdiri tegak dan menjulurkan satu tangan untuk menghalangi tinju Han Sen." Dengan pengalamanku, aku dapat menangani anak ini hanya dengan menggunakan firasatku¡­" Plang! Tinju Han Sen mendarat di tangan Wang Yangjun, dan Wang tiba-tiba terlempar. Dia menggelinding di udara dan menghantam tanah. Tinju hitam! Ternyata tinju hitam! Kali ini, pada pendukung St. Germain menjadi hening dan Wen Xiuxiu juga lupa berkomentar. Dia tidak percaya bahwa bahkan Wang Yangjun telah kalah dua poin, dan jika dia kalah lagi, Wang juga akan dieliminasi. Sebenarnya, setelah tinju ini, pertahanan fisik Wang Yangjun telah dikalahkan sepenuhnya, dan sulit baginya untuk tetap tenang. "Apakah ini adalah tinju hitam atau tinju putih?" Wang Yangjun menatap Han Sen, tidak dapat menilai dengan logika. Plang! Tidak ada ketegangan, Wang Yangjun tereliminasi dengan nol lawan tiga. Dan ini hanya awal dari kegilaan. Liu Yangsheng dan Ma Changkong yang mengikuti Wang tidak dapat menahan prestasi Han Sen. Tiga lawan nol, masih tiga lawan nol. Tiga lawan nol dalam empat ronde. Komentar para penonton menjadi liar. "Ya Tuhan, siapa pria ini!" "Raja Tinju Hitam! Sangat mendominasi. Bahkan pemain dalam daftar 20 besar seperti Wang Yangjun, Ma Changkong, dan Liu Yangsheng tidak dapat mendapatkan satu poin sama sekali." "Kejam, ini terlalu kejam." "Raja Tinju Hitam, dari mana datangnya seorang pria seperti ini?" "Han Sen¡­nama ini sepertinya pernah didengar¡­" "Dia adalah jenius di Elang Hitam dan juru bicara SKTS. Bagaimana mungkin kau begitu bodoh tidak mengenalnya?" "Jadi itu dia! Aku baru saja mencari dalam Jaringan Langit." "Wow, bukankah dia mengendarai kerangka perang? Bagaimana mungkin dia juga begitu hebat dalam tinju hitam dan putih?" "Jenius, perlihatkan bajingan-bajingan ini kemampuan kita!" "Hancurkan mereka." "Lima kemenangan berturut-turut!" "Tetapi lebih sulit untuk mengalahkan Nalan." "Itu bukannya tidak mungkin. Lihat nilainya, Han Sen adalah pemain tinju hitam dan putih yang sangat hebat." ¡­ Wen Xiuxiu hanya terdiam. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Empat anggota tim St. Germain telah dieleminasi oleh seorang pria baru. "Elang Hitam tidak hanya akan menang, tetapi kemenangan mereka juga akan menghebohkan." Memikirkan kata-kata Fang Mingquan, Wen merasa getir dan malu. "Nalan Chengnuo, masih ada dia. Pemain nomor 2 dalam Persekutuan. Dia tidak pernah kalah dengan siapapun kecuali dengan orang itu. Dia tidak akan kalah." Memikirkan pemain terakhir St. Germain, Wen Xiuxiu merasa dia telah meraih sisa taruhan terakhir. Nalan Chengnuo, murid Ilmu Silat terbaik St. Germain yang pernah ada, telah menunjukkan keunggulan dalam berbagai kompetisi. Selain tinju hitam dan putih, dia juga berada dalam 3 besar dalam hampir setiap cabang yang dia daftarkan. Dan keseluruhan peringkatnya dalam Liga Akademi Militer Ilmu Silat. Keahliannya di tas tingkat seorang murid sekolah militer. Nalan bahkan lebih populer daripada yang Terpilih dalam sekolah militer. "Nalan, kau harus memenangkan yang ini," Xu Yundi berkata dengan masam, telah kehilangan harga diri dari awal. Nalan mengangguk pelan dan langsung pergi ke perlengkapan holografis. Wang Yanjun dan yang lainnya mengamati acara langsung dengan cemas, tidak memahami bagaimana Elang Hitam menjadi begitu kuat. "Halo, aku Nalan." Berdiri di seberang Han Sen, Nalan Chengnuo menyapa lawannya. Identitasnya hanya "Nalan." "Halo, aku Raja Tinju Hitam. Jika kau merasa terlalu panjang, kau dapat memanggilku raja." Han Sen berkata sambil tersenyum. Tangan Chen Ling berkeringat. Dia tahu Han Sen kuat, tetapi tidak menyangka bahwa dia dapat mengeliminasi empat anggota dari St. Germain. Tetapi walaupun demikian, Chen Ling tetap merasa sangat cemas. Bagaimanapun, sekarang Han Sen harus berhadapan dengan Nalan, yang merupakan legenda dalam Liga Akademi Militer. Nalan tidak pernah kalah dengan siapapun kecuali monster dari Akademi MIliter Pusat Persekutuan. Terutama dalam tinju hitam dan putih, bahkan pria dari Akademi MIliter Pusat Persekutuan hanya mengalahkan dia dengan tiga lawan dua. Menurut ahli tinju hitam dan putih yang terkenal, Nalan memiliki pikiran yang murni dan tampaknya dia memiliki sejenis kemampuan untuk melihat di balik yang salah. Semua jenis penyamaran tidak dapat mengelabuinya, maka hampir tidak mungkin untuk menipunya. Dan Han Sen jelas adalah seorang pemain yang sangat pintar menipu. Secara teori, Nalan jelas adalah musuh setimpal bagi Han Sen. Oleh karena itu Chen Ling merasa sangat cemas. "Lili, dapatkah dia mengalahkan Nalan?" Ji Yanran menggenggam tangan Qu Lili dengan erat dan bertanya. Walaupun dia tidak terlalu memperhatikan konteks ilmu silat, Nalan Chengnuo sangat terkenal bahkan dia pernah mendengar tentangnya. Walaupun Ji Yanran merasa yakin dengan pacarnya, dia tetap merasa sangat cemas hingga telapaknya berkeringat. "Sulit untuk dikatakan. Jika pihak lawan adalah orang lain, jenius pasti akan menang. Tetapi Nalan¡­" Qu Lili juga merasa ragu. "Jadi kenapa? Kita pasti akan menang," teriak Shi Zhikang. "Sen adalah seseorang yang hanya dapat dikalahkan olehku, dan sebelum aku melakukannya, tidak ada orang yang dapat mengalahkannya," Zhang Yang berkata. Lu Meng tersenyum, "Kakak ipar, kau tenang saja. Sen tidak akan kalah." Ji Yanran menjadi tersipu, tetapi juga membuat dia merasa lega. 205 Serangan Yin Yang Han Sen menatap Nolan yang setahun atau dua tahun lebih senior dari Han Sen dan memiliki sosok yang ganteng. Nalan tidak terlalu ganteng, tetapi tetap terlihat cakep. Mata Nalan sejernih air dalam sumur yang dapat memperlihatkan kelembutan. Di dalam pupil matanya yang gelas, terdapat sinar kebijaksanaan. Hanya dengan melihatnya, Han Sen mengetahui bahwa dia adalah lawan yang sangat tangguh. Han Sen sangat piawai dalam pembunuhan, permainan psikologis dan penilaian lebih awal, yang semuanya didasarkan atas pihak lawan memiliki pemikiran tertentu. Hanya dengan demikian Han Sen dapat menembus pikiran lawannya dan menentukan reaksi apa yang harus diambil. Tetapi Nalan Chengnuo memiliki sepasang mata yang begitu bersih dan tidak menceritakan apapun. Tidak ada kebahagiaan, atau kecemasan, tidak ada kesedihan atau marah; Nalan tampaknya tidak memiliki keinginan atau impian sehingga matanya pun tidak akan pernah mengkhianatinya. Semua orang melihat Han Sen dengan cemas dan menantikan dia untuk membuat serangan yang mematikan. Walaupun Han Sen telah mengeliminasi empat pemain, sekarang dia melawan Nalan, dan semua yang menonton merasa sangat cemas. Dalam Jaringan Langit, seorang pria paruh baya juga menonton pertandingan antara Han Sen dan Nalan. Pria paruh baya ini bernama Bai Yishan. Dia adalah yang terlampaui yang langka pada usianya. Bai Yishan adalah orang yang terkenal di antara para yang terlampaui bukan hanya karena dia memiliki banyak poin geno, tetapi juga karena dia adalah salah satu dari segelintir orang yang dapat dinamakan pakar ilmu silat. Bai Yishan berasal dari keluarga bangsawan. Sejak kecil dia telah terobsesi dengan ilmu silat. Berdedikasi pada penelitian seni geno hiper, dia juga seorang profesor dan pakar termuda di Ruang Orang Suci. Banyak seni geno hiper Kelas-S berasal dari hasil penelitiannya. Sementara itu, dia juga mengajar di Akademi Militer Pusat Persekutuan dan mendapatkan kehormatan tinggi dalam militer dan Persekutuan. Di antara jadwalnya yang sibuk, alasan dia meluangkan waktu untuk menonton pertandingan ini di Jaringan Langit adalah bukan karena dia merasa tertarik dengan pertandingan tinju hitam dan putih itu sendiri. Dalam mata orang yang terlampaui, pertandingan seperti ini seperti permainan rumah-rumahan anak-anak. Yang menarik perhatiannya untuk menonton adalah Nalan Chengnuo. Akhir-akhir ini, Bai tengah melakukan riset tentang seni geno hiper yang bernama "Serangan Yin Yang," yang memiliki konsep yang rumit, tetapi juga memiliki kesamaan dengan tinju hitam dan putih. Untuk dapat melahirkan seni geno hiper harus melewati banyak eksperimen. Kalau tidak demikian, tidak akan diizinkan untuk dijual atau dipromosikan di Ruang Orang Suci. Jika seni geno hiper melibatkan risiko yang besar, maka akan dikategorikan dilarang, dan tidak dapat dijual. Serangan Yin Yang yang sedang diteliti Bai Yishan adalah seni geno hiper yang memiliki tuntutan tinggi pada orang yang melatihnya. Walaupun latihan seni geno hiper tidak terlalu beresiko, ia mungkin dapat menimbulkan resiko saat digunakan. Tetapi Serangan Yin Yang telah menghabiskan waktu Bai Yishan kerja keras selama sepuluh tahun. Dan jika dia belum menemukan salinan kuno dari "Keajaiban Yin dan Yang," dia tidak akan pernah dapat menciptakan Serangan Yin Yang, yang sangat unik dan bertenaga. Satu-satunya kekurangan adalah ini sangat menuntut kemampuan penilaian awal penggunanya. Kedua sukarelawan dari militer yang telah berlatih Serangan Yin Yang semuanya menemukan masalah ketika menggunakannya dalam pertarungan. Salah satunya mati dan yang lainnya menjadi cacat. Serangan Yin Yang sudah hampir akan dikategorikan sebagai dilarang. Tetapi bagaimanapun, ini adalah hasil pemikiran Bai Yishan dan dia tidak ingin melihat Serangan Yin Yang dikubur. Itulah alasannya dia berusaha sekuat tenaga untuk mencari kesempatan eksperimen yang lain. Agar eksperimen kali ini dapat berhasil, Bai Yishan harus memilih seseorang yang dia rasa dapat mengendalikan Serangan Yin Tang. Setelah melakukan banyak pencarian, Bai Yishan menaruh perhatian pada Nalan Chengnuo. Nalan Chengnuo berlatih Mantra Acala, maka keyakinannya tidak tergoyahkan dan dia memiliki perspektif yang hebat tentang yin dan yang. Tetapi Bai Yishan hanya memiliki Nalan dalam daftar kandidat dan belum memutuskan. Kali ini dia mencoba untuk memastikan apakah Nalan akan sesuai dengan menonton pertandingan tinju hitam dan putih, yang walaupun berbentuk sederhana, tetapi menunjukkan dasar dari yin dan yang. Sebelum Nalan muncul, penampilan Han Sen telah memukau Bai Yishan. Bukan karena dia sangat kuat dan menguasai kekuatan yin dan yang, tetapi kemampuannya dalam permainan psikologis dan penilaian awal yang membuat Bai Yishan tidak merasa menyesal tidak melihat anak ini lebih awal. "Kemampuan seperti ini sangat langka dan sempurna bagi Serangan Yin Yang. Jika bukan karena faktor keberuntungan, maka dialah orangnya." Bai Yishan mengetahui betapa bernilainya kemampuan Han Sen. Ini memerlukan bakat dan usaha. Dan di antara sebagian besar orang yang telah dia temui, Han Sen adalah yang terbaik dalam aspek ini. Bai Yishan memasukkan Nalan sebagai kandidat karena kemampuannya untuk menembus pikiran pihak lawan, tetapi sekarang dia mengetahui bahwa Han Sen bahkan lebih baik dengan hal itu. "Perlihatkan padaku betapa bagus kemampuanmu." Bai Yishan menonton pertandingan itu dengan penuh minat. Dalam kompetisi online tinju hitam dan putih, setelah Han Sen mengamati Nalan, dia melemparkan tinju yang sengit seperti seekor harimau yang tidak dikurung. Dalam mata Nalan yang sejernih air terpancar rasa terkejut. Dia berlatih Mantra Acala sejak kecil, dan memiliki pikiran seperti cermin. Tidak ada serat maupun debu yang dapat luput dari perhatiannnya. Walaupun dia masih sangat muda, dia memiliki karakter yang sesuai untuk berlatih Mantra Acala dan telah mencapai tingkat tinggi dalam seni geno hiper ini. Pikiran sebagian besar orang dipengaruhi oleh banyak gangguan, dan dia dapat melihatnya. Namun dalam serangan Han Sen, dia tidak dapat melihat apa yang sedang dipikirkan oleh lawannya, hal ini secara alami membuatnya merasa agak terkejut. 206 Pertarungan Antara Iblis dan Malaika Kekagetan yang Nalan rasakan menghilang dan Nalan kembali tenang. Meski dia tidak bisa membaca pikiran Han Sen, Nalan bisa membaca bahasa tubuhnya. Tubuhnya bisa membuat gerakan mengecoh, tetapi di bawah Acala Mantra, dia bisa melihat hampir setiap inci otot Han Sen. Hampir tidak mungkin untuk mengelabui Nalan. Lagipula, seseorang harus menggerakan otot tertentu untuk mengeluarkan kekuatan sebenarnya, dan tidak ada jalan lain selain itu. Bagi Nalan Chengnuo, memutuskan hal itu tidaklah sulit. Han Sen tidak memiliki rahasia di mata Nalan. Seluruh ototnya dan bahkan kecepatan nafasnya telah terekam di benak Nalan. "Tinju putih!" Nalan membuat keputusan. Tidak diragukan lagi itu adalah tinju putih karena Han Sen hampir tidak menggunakan ototnya yang biasa digunakan untuk gerakan lain. Meskipun Nalan yakin itu adalah tinju putih, dia masih mengangkat tangan untuk menangkisnya. Dia melakukannya bukan karena tidak mempercayai keputusannya, tapi karena menghormati lawannya. Menurut Nalan, Han Sen memang salah satu pemain tingkat atas. Akan tetapi, penyamaran Han Sen tidak cukup untuk mengelabuinya. Diantara semua orang yang pernah dia hadapi, hanya satu orang dari Akademi Militer Pusat Aliansi yang bisa membodohinya. Orang itu bisa membuat tinju hitam menjadi putih dan tinju putih menjadi hitam. Dibanding dia, Han Sen tidaklah sempurna. Dhuar! Ekspresi Nalan tiba-tiba berubah saat pukulan Han Sen menyentuh tangannya dan melempar dirinya. Pukulan itu diakui sebagai tinju hitam. "Ternyata itu tinju hitam!" Nalan sedikit terkejut. Para penonton diam tak bergeming. Mulut Wen Xiuxiu menganga lebar dan bola matanya hampir copot dari kepalanya. Dia tidak percaya Han Sen mendapat poin lagi melawan Nalan Chengnuo. "Tidak mungkin!" Xu Yundi juga merasa terkejut. Selain orang dari Akademi Militer Pusat Aliansi, dia belum pernah melihat seorang pun yang bisa memperoleh poin melawan Nalan. Setelah keheningan sesaat, orang-orang yang menonton secara online menjadi ramai. "Ya tuhan, dia mendapat skor lebih unggul melawan Nalan." "Apa dia mau mencapai skor lima banding nol?" "St. Germain akan menjadi gila." "Sial, itu keren sekali. Orang ini tidak cuma jago kerangka perang!" "Kaisar Tinju Hitam... Kalau dia bisa membuat Nalan mendapat skor kosong, akan aku panggil dia yang mulia." "Yang mulia, tolong terima kesetiaanku." "Baru satu poin. Jangan senang dulu." Komentar pun meledak, dan pada akhirnya, tidak ada satupun yang melihat apa yang mereka tulis karena kolom komentar berganti turun begitu cepat. Selain pertandingan melawan pria dari Akademi Militer Pusat Aliansi, orang-orang belum pernah melihat Nalan gagal untuk waktu yang lama. Para murid Blackhawk bersorak sorai dan Ji Yanran begitu kegirangan sampai wajahnya memerah. Bai Yishan merasa tertarik. Sambil mengusap dagunya, dia bergumam, "Sungguh menarik. Yang satunya adalah malaikat polos dan berwawasan luas dari surga; sedangkan yang lainnya memiliki kontrol yang kuat, tetapi lebih seperti iblis licik dari neraka. Kira-kira siapa yang lebih unggul pada akhirnya?" Dalam game, Nalan memulihkan ketenangan jiwanya. Pecundang seperti itu tidak cukup untuk menggoyahkannya, tapi dia harus akui bahwa dia telah meremehkan Han Sen. Teknik Han Sen tidak sebaik pria dari Akademi Militer Pusat Aliansi, tapi dia lebih licik. Mungkin kekurangannya itu membuatnya kuat. "Boleh juga." Nalan Berdiri di hadapan Han Sen dan berkata. "Terima kasih." Han Sen menerima pujian itu. "Bersiaplah." Mata Nalan tenang dan tegar, tanpa gejolak emosi dari kegagalannya. Han Sen tanpa ragu memukulnya. Meski terlihat seperti pukulan biasa, tinju itu menarik perhatian jutaan orang. Semuanya gugup menyaksikan tinju Han Sen. Di antara semua orang, Nalan yang paling tenang. Dia menyaksikan pukulan Han Sen dengan tenang. Tinju itu persis sama dengan pukulan terakhir tadi dan terlihat seperti tinju putih. Tidak peduli bagaimana Nalan melihatnya, itu adalah tinju putih karena tinju itu tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan tinju hitam. Masih banyak celah pada gerakan Han Sen, tapi kini Nalan tahu Han Sen memiliki kontrol otot yang luar biasa dan hampir tidak bercela dan hanya dia yang bisa melihat jebakan yang disusun oleh Han Sen. Namun Nalan tidak panik. Bahkan walau dia tidak bisa mengenali apakah itu memang tinju putih, Nalan masih bisa membuat keputusan yang masuk akal. Sehebat apapun Han Sen, dia tetaplah manusia biasa. Karena Han Sen menggunakan ID seperti Kaisar Tinju Hitam, dia pasti orang yang sangat percaya diri. Dan dari empat ronde sebelumnya, Nalan bisa menyimpulkan Han Sen memang cukup arogan. Kenyataannya, Nalan memperhatikan dengan seksama ronde sebelumnya. Dengan kemampuan observasinya, Nalan menyadari Han Sen menampakkan senyum kemenangan saat dia melemparkan pukulan. Meski hanya melengkung sedikit ke atas, hal itu menunjukkan kepercayaan dirinya. Pada waktu yang sama, Nalan juga mencatat detail lainnya, sesuatu yang bahkan Han Sen sendiri mungkin tidak tahu. Dalam empat ronde sebelumnya, Han Sen menyerang 12 kali, hanya tiga di antaranya yang merupakan tinju putih. Dan Nalan memperhatikan setiap detail dan tahu Han Sen menampakkan senyum di wajahnya setiap melakukan tinju hitam atau putih. Tetapi saat Han Sen melakukan tinju hitam, senyumnya lebih kentara dibanding saat melakukan tinju putih. Rata-rata orang tidak bisa melihat perbedaannya, dan hanya seseorang penuh pengamatan seperti Nalan yang bisa menyadari hal ini. Nalan tahu tentang hal ini karena kesukaan Han Sen pada tinju hitam. Han Sen pasti menikmati perasaan saat memukul lawannya dan bersemangat untuk mengalami hal itu. Itulah mengapa dia akan tersenyum lebih dalam. Dan petunjuk cerdik ini diuji lagi kebenarannya di pukulan sebelumnya. Nalan Chengnuo memutuskan kalau Han Sen menunjukkan senyum yang sama saat menggunakan tinju hitam. "Memang benar. Kali ini pasti tinju putih." mata Nalan berbinar. Dia menyilangkan tangannya dan siap menangkis tinju putih. Senyum Han Sen saat ini adalah senyum yang dia lakukan saat melakukan tinju putih. 207 Tiada Banding Dhuarr! Dengan percikan yang dihasilkan oleh sistem, Nalan Chengnuo terlempar jauh. Nalan kalah lagi. Dua poin berturut-turut¡ª bahkan pria dari Akademi Militer Pusat Aliansi tidak bisa melakukannya pada Nalan. Itu tidak bisa dipercaya. "Nalan kalah dua poin? Apa aku sedang bermimpi?" "Nalan bahkan tidak sepayah itu saat menghadapi monster itu." "Menakutkan!" "Blackhawk sangat ganas kali ini. Jika dia bisa mengirim St. Germain pulang tanpa poin, mereka pasti akan menjadi juara karena Akademi Militer Pusat Aliansi tidak ada di sini kali ini." "Kaisar tak terkalahkan! St. Germain tidak mendapatkan poin sampai sekarang." "Tidak heran para pemain dan pelatih Blackhawk sangat percaya diri. Mereka memiliki kaisar di tim mereka." "Kaisar sangatlah kuat." ... Fang Mingquan menyaksikan tayangan langsung sambil minum teh. Meski dia berpikir Han Sen akan menang, dia tidak menyangka akan sebagus ini... Fang Mingquan tidak terkejut dengan hasilnya, lagipula dia telah melihat penampilan Han Sen selama Starry Cup. Han Sen mengingatkannya dengan seseorang, tetapi dengan gaya yang berbeda. Kemiripan antara kedua orang itu menurutnya mereka memang ditakdirkan untuk menang. Wen Xiuxiu terbengong-bengong melihat Nalan kalah dua poin berturut-turut. Dia merasa bermimpi buruk. Namun kenyataan yang begitu kejam. Tim St. Germain yang disangkanya akan menang tidak mendapat poin satu pun sejauh ini. Dan jika mereka kalah satu poin lagi, mereka akan keluar. Dia tidak berpikir akan dipermalukan tanpa diberikan kesempatan apapun. Bahkan saat posisi mereka kurang diuntungkan, tim itu tidak pernah mendapat poin nol dalam kompetisi. Apalagi ini adalah tim terkuat yang pernah ada. Sebelum pertandingan melawan Blackhawk, St. Germain bahkan berkesempatan melawan Akademi Militer Pusat Aliansi. Dia tidak menyangka mereka akan kalah dari Blackhawk separah itu. Mengingat apa yang dia katakan dan lakukan sebelum kompetisi, Wen Xiuxiu merasa wajahnya membara, seakan dia ditampar seseorang. Wen Xiuxiu bahkan menyentuh wajahnya, seakan terasa nyata. Sekuat-kuatnya Nalan Chengnuo, dia tergoyahkan oleh situasi ini. Menggigit bibirnya, dia menatap Han Sen, "Apa dia telah memperhitungkan semuanya dari awal?" Bai Yishan melihat wajah Nalan Chengnuo dan menghela nafas, "Nalan masih terlalu muda dan mudah tergoyahkan. Dia sudah kalah." Tapi tatapan Bai Yishan pada Han Sen membara. "Mungkin orang ini adalah kandidat terbaik untuk dilatih Serangan Yin Yang." Dan kenyataannya tepat seperti perdiksi Bai Yishan. Pikiran Nalan Chengnuo goyah sepenuhnya. Dia tidak bisa mempertahankan kemampuan mengamati ataupun ketenangannya. Di ronde ketiga, dia terlempar oleh Han Sen. Saat ini, bahkan sahabat Han Sen tidak percaya sekolah mereka mengalahkan St.Germain dengan telak. Itu adalah kemenangan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Setelah keheningan sesaat, seluruh murid Blackhawk mulai bersorak-sorai dan mereka menyerukan kata "Kaisar." Di komunitas online, orang-orang juga menjadi ramai. St.Germain belum pernah kalah seperti itu, dan itu dilakukan oleh pemuda dengan ID Kaisar Tinju Hitam. "Dia memang kaisar. Semua pemain di hadapannya pasti bertekuk lutut, bahkan Nalan Chengnuo." "Wow. Pernahkah St.Germain kalah seperti ini dalam sejarah mereka?" "Ha-ha, aku rasa peraturan game ini harus dirubah. Kalau tidak, tidak ada yang bisa mengalahkan Blackhawk." "Peraturannya memang bermasalah. Mereka setidaknya harus menampilkan kehebatan kelimanya. Meski menyenangkan menonton satu orang bertarung dalam waktu yang lama, pemain seperti kaisar tidak akan memberikan pilihan pada tim lainnya." "Pemain ini memang kaisar. Dia seharusnya melawan orang dari Akademi Militer Pusat Aliansi." "Aku tidak tahu soal hal lainnya. Tetapi di tinju hitam putih, aku mempercayai kaisar. Dia terlalu hebat." "0 poin... dan ini adalah kondisi terbaik St.Germain." "Sungguh menyenangkan saat menontonnya. Aku ingin sekali melihat pertandingan lainnya" ... Wen Xiuxiu berdiri disana, tampak pucat. Akan tetapi dia harus pergi ke Blackhawk untuk menyelesaikan wawancara terakhir untuk menutup acaranya. "Han Sen, selamat..." Wen Xiuxiu merasa buruk akan dirinya. Dia tidak pernah merasa malu akan kelalaiannya sendiri selama hidupnya. Dia juga perasa kecewa karena meragukan keputusan bosnya, yang bermaksud baik dan memberinya kesempatan besar yang dia kacaukan sepenuhnya. "Pembimbing adalah pembimbing. Aku harus belajar banyak darinya." Meskipun Wen Xiuxiu membuat kesalahan, setidaknya dia tahu harus memperbaiki diri. Permainan ini mengejutkan seluruh tim dalam kompetisi. Banyak tim yang tidak menaruh perhatian pada Blackhawk kini menonton video itu segera dan membuat banyak analisa. Akan tetapi, dengan seluruh usaha mereka, mereka hanya memiliki satu kesimpulan: Kaisar Tinju Hitam terlalu hebat. Jika mereka menghadapi Blackhawk, mereka akan berakhir menyedihkan seperti St.Germain. Banyak tim yang mengajukan protes pada sponsor pertandingan, dan meminta peraturan diubah atau mereka akan mengundurkan diri. Pihak sponsor juga merasa bimbang. Mereka mengadopsi peraturan saat ini untuk membuat game ini semakin menarik dan tidak menyadari ada pemain sekuat Kaisar tinju Hitam. Bahkan tim terkuat dipulangkannya tanpa poin. Jika kompetisi ini berlanjut, ini bukan lagi kerja sama tim melainkan pertunjukan satu orang. Akhirnya sponsor melakukan pertemuan darurat, memutuskan untuk merubah peraturan. Mulai dari permainan kedua, sistem yang berjalan akan diganti untuk menunjukan kehebatan kelimanya, dan setiap pemain hanya bisa bertanding sekali. Meski Chen Ling mengajukan keluhan formal ats keputusan itu, hal itu tidak membantu, karena jika peraturan permainan tidak diubah, tidak ada tim yang rela bermain melawan Blackhawk. "Mereka merubah peraturan permainan karena satu orang. Kaisar pasti merasa bangga." "Ha-ha , keputusan yang menarik!" "Kaisar tidak lagi memerintah." "Bagaimana bisa mereka merubahnya? Aku mau lihat kaisar melakukan itu lagi." "Iya, aku menuntut supaya mereka mempertahankan sistem saat ini." "Dia memang kaisar. Hanya sponsor yang bisa menghentikannya." "Andai Blackhawk kalah kali ini, kaisar masih juaraku." "Aku berharap bisa melihat kaisar di game perorangan. Aku penasaran siapa yang lebih kuat, dia atau orang dari Akademi Militer Pusat Aliansi." 208 Pulau Misteri Saat malam tiba, di antara pantulan cahaya kolam dan dibawah pohon beringin, sepasang muda-mudi berdiri berduaan. "Pejamkan matamu." "Mengapa aku harus melakukannya?" "Ayolah." "Tidak." "Jika kau tak memejamkan matamu, aku akan pergi." "Kau tak bisa menjilat ludahmu sendiri." "Jadi pejamkan matamu." "Oke." "Jangan mengintip." "Iya iya." Melihat Han Sen memejamkan mata, Ji Yanran yang pipinya memerah menjingkatkan kaki dan mendekatkan wajahnya pada Han Sen. Akan tetapi, sebelum bibir merah mudanya menyentuh wajahnya, dia melihat Han Sen membuka mata dan memandanya sambil tersenyum samar. Merasa malu, Ji Yanran ingin berhenti dan membalikkan tubuh. .Namun Han Sen memeluk pinggang mungilnya dan dia jatuh dalam pelukannya. Bibir Han Sen menyentuh bibirnya. "Hmm..." Saat Han Sen menikmati kemesraannya dengan pacarnya yang cantik, jaringan komunikasinya berdering. Han Sen ingin mematikannya tetapi pacarnya menekan tombol jawab. Tiba-tiba, wanita seksi perpakaian gaun malam putih dengan payudara yang hampir mencuat keluar muncul dalam gambar hologram. "Maafkan aku, Sen. Sepertinya aku mengganggu kalian. Akan kututup teleponnya," kata wanita seksi itu dengan wajah murung dan mengakhiri panggilan. "Kau berengsek..." Ji Yanran menginjak kaki Han Sen dengan marah dan pergi. "Aku bisa jelaskan." Han Sen mengejarnya. "Aku tak mau dengar." Ji Yanran tidak benar-benar mau pergi. Dia membalikan tubuhnya dengan kekanakkan. Saat menjelaskannya sambil berjalan, Han Sen menyalahkan Huangfu Pingqin diam-diam. Dia percaya tadi itu memang sengaja. Di asrama, Huangfu Pingqing merasa senang dan bersenandung. Tentu saja dia sengaja. Dia diberi tahu kalau Ji Yanran dan Han Sen pergi ke tepi danau, dan itulah mengapa dia memperhitungkan waktu dan mengganti pakaiannya sebelum dia menekan nomor Han Sen. "Kau tak akan bisa lari dariku." Huangfu Pingqing bergumam sambil menikmati watu mandinya. Lawan Blackhawk di ronde selanjutnya juga merupakan tim yang kuat. Meskipun Han Sen dan Ouyang Xiaosan memenangkan setiap ronde, level keseluruhan Blackhawk terlalu rendah untuk memenangkan kompetisi. Han Sen tidak bisa berbuat apa-apa. Dia telah melakukan yang dia bisa dan banyak permirsa merasaan ketidak adilan dan mengajukan protes atas perubahan aturan. Akan tetapi, tidak ada yang bisa melakukan sesuatu tentang hal ini. Karena Blackhawk dan St.Germain telah tereliminasi dan Akademi Militer Pusat Aliansi tidak ada dalam kompetisi, sedikit sekali yang bisa ditonton. Setelah Blackhawk keluar, popularitas kompetisi menurun, yang membuat sponsor merasa kepayahan. Selain game Blackhawk, pertandingan lainnya menuai protes dan mendapat rating sangat rendah. Namun, video permainan Han Sen dan St.Germain diputar berulang kali. ID Kaisar Tinju Hitam menjadi populer di antara kalangan tinju hitam putih. Han Sen tidak peduli. Tinju hitam putih adalah cara terbaik untuk melatih penggunaan energi yin dan yang dan menyimpulkan tujuan lawan. Namun, dia tidak bermaksud untuk berkomitmen untuk itu. Dia hanya ikut kompetisi karena ajakan teman sekolahnya dan dia tidak ingin menjadi pemain profesional. Han Sen pergi ke pelelangan yang disebutkan Huangfu Pingqing, dan dua jiwa binatang berdarah sakral berakhir dengan harga melambung tinggi. Dia tidak punya apa-apa untuk ditawarkan dalam lelang. Jiwa binatang berdarah sakral melayang dibeli oleh Lin Beifeng seharga 178 juta dolar, sementara tiga tombak panah lebih populer dan dimenangkan oleh Anak Surga dengan harga 230 juta dolar, yang membuat Han Sen tidak percaya. Han Sen ingin menjual SKTS miliknya dan mempertaruhkan seluruh tabungannya, tetapi dia harus melepaskan pikiran itu karena tidak cukup. Harga gila-gilaan membuatnya ingin menjual jiwa binatang berdarah sakral miliknya pada suatu titik. Dia bisa jadi kaya mendadak. Bahkan jika dia bisa menjual jiwa binatang berdarah sakral miliknya masing-masing seharga 100 juta saja, dia akan memiliki ratusan juta saat ini. Akan tetapi, uang seperti itu tidaklah cukup bagi seorang jutawan untuk membeli pesawat antar bintang, jadi itu bukanlah apa-apa. Setelah lelang usai, Han Sen berpikir kemana dia harus berburu. Saat dia meninggalkan Penampungan Baju Baja, langit tiba-tiba menjadi gelap. "Sekarang masih siang. Mengapa tiba-tiba jadi gelap?" Apa akan turun hujan?" Han Sen merasa aneh karena langit sangat cerah tadi. Saat dia mendongak ke atas, Han Sen hampir melompat. Tidak ada satu pun awan di langit, tetapi pulau raksasa mengambang di atas Penampungan Baju Baja seperti gunung terbalik, menghalangi matahari dan menutupi penampungan dan sekelilingnya dalam bayang-bayang. "Pulau Misteri, itu Pulau Misteri!" seru seseorang. Han Sen juga mengenali itu adalah Pulau Misteri. Dia hanya pernah melihatnya secara online sebelumnya. Ini pertama kalinya dia melihat Pulau Misteri di kehidupan nyata. Pulau Misteri adalah pulau mengapung yang kadang-kadang muncul di langit. Setiap Pulau Misteri memiliki makhluk berdarah sakral yang menjaganya, dan menurut pengalaman orang-orang, jika seseorang membunuh makhluk berdarah sakral di pulau itu, orang itu pasti akan mendapat jiwa binatang berdarah sakral. Maka dari itu, melihat pulau itu berarti berkesempatan mendapat jiwa binatang berdarah sakral. Akan tetapi, tidak mudah unuk terbang setinggi itu dan mendarat di Pulau Misteri. Tidak ada jiwa binatang primitif dan mutan melayang yang bisa membawanya setinggi itu. Hanya jiwa binatang berdarah sakral yang mampu, yang merupakan batas untuk mendarat di pulau itu. Han Sen merasa bergairah. Penampungan Baju Baja tidak memiliki banyak jiwa binatang melayang yang bisa ditawarkan. Dan orang-orang di sini bahkan belum pernah mendengar satu pun sayap berdarah sakral, kecuali naga bersayap ungu miliknya. Sepasang sayap lainnya yang diketahui orang-orang selain miliknya baru dijual Huangfu Pingqing dan kini ada di tangan Lin Beifeng. Han Sen merasa terhibur, "Huangfu pasti menyesal saat ini. Jika dia menunggu lebih lama, sayap berdarah sakral bahkan akan lebih mahal daripada tiga tombak panah. Anak Surga pasti juga menyesal tidak membeli sayap berdarah sakral." Han Sen menemukan tempat sepi dan memanggil jubah kumbang hitamnya yang pulih dari kerusakan sebelumnya dan jiwa binatang naga bersayap ungu miliknya. Dia tidak bisa menunggu untuk terbang ke Pulau Misteri. Saat dia di udara, dari jauh dia melihat dari arah lain seseorang juga terbang menuju Pulau Misteri. "Lin Beifeng cukup cepat," Han Sen pikir dan menghampiri orang itu. Tapi saat dia mendekat, dia melihat orang tersebut bukan Lin Beifeng, melainkan Anak Surga. 209 Dollar yang Mendominasi "Kenapa? Bukannya Lin Beifeng yang membeli sepasang sayap berdarah sakral? Kenapa ada di tangan Anak Surga?" Han Sen mengerutkan dahi, merasa kebingungan. Meski jarak pandang Anak Surga tidak sebaik Han Sen, pakaian Han Sen yang mencolok mudah dikenali. Setelah melihat Han Sen, Anak Surga mempercepat lajunya menuju Pulau Misteri. Jelas dia tidak mau didekati Han Sen. Han Sen masih berada jauh dari Anak Surga dan memutuskan untuk pergi langsung ke pulau itu. "Ini kesempatan baik untuk membunuh Anak Surga. Sekarang dia sendirian, dan tidak ada anggota komplotan yang bersamanya. Mungkin aku bisa menyingkirkannya sekarang juga." Sambil memicingkan mata, Han Sen terbang ke arah pulau. Sayap Anak Surga tidak lebih lambat dari naga bersayap biru. Han Sen tidak bisa mendekat. Udara menjadi dingin saat dia terbang lebih tinggi, tapi Han Sen tidak merasakan apapun karena dia memiliki jubah berdarah sakral dan Kulit Giok. Sementara itu, Anak Surga tidak begitu beruntung. Baju pelindungnya hanya menutupi bagian atas tubuhnya dan dia gemetar kedinginan. Jika bukan karena Anak Surga telah mencapai hampir seluruh poin genonya, bahkan dengan sayap jiwa binatang berdarah sakral, dia tidak akan bisa terbang ke Pulau Misteri. Setelah terbang sekian lama, alis dan rambut Anak Surga menjadi putih karena es. "Sial, kenapa anginnya kencang sekali?" Anak Surga merutuk. Ini juga pertama kalinya dia mendatangi Pulau Misteri. Dia pernah melihatnya sebelumnya, tapi dia belum memiliki sayap jiwa binatang berdarah sakral dan tidak mampu naik ke atas. Anak Surga menjadi lambat. Dia tampak benar-benar membeku. Saat Han Sen bimbang apakah dia harus menghampirinya atau tidak, seseorang terbang ke arah pulau. "Penampungan Baju Baja memiliki sayap berdarah sakral lainnya? Siapa pemiliknya? Qin Xuan?" Merasa ganjil, Han Sen melihat lagi dan ternyata Ibu Jari yang mengepakan sepasang sayapnya seperti sayap kelelawar. Han Sen mengerutkan dahi. Meski dia kenal Ibu Jari, tapi mereka tidak bisa disebut teman dan Ibu Jari tidak tahu dia adalah Dollar. Dengan menggunakan identitas Dollar dan sebagai kompetitor jiwa binatang berdarah sakral di Pulau Misteri, dia kini musuh Ibu Jari. Saat Han Sen masih berpikir Anak Surga dengan cepat terbang ke arah Ibu Jari, yang mengagetkan Han Sen. Meski Anak Surga dan Ibu Jari bekerja sama, mereka mewakili dua komplotan besar di penampungan. Sungguh ganjil bagi Anak Surga untuk berinisiatif mendekati Ibu Jari. "Bagaimana jika kau dan aku bekerja sama menyingkirkan Dollar lebih dulu?" Anak Surga berkata pada Ibu Jari. "Kenapa aku harus kerja sama denganmu?" Ibu Jari menarik bibirnya dan berkata. "Aku bisa menjual kerangka perang yang kau mau dengan diskon 10%." kata Anak Surga tanpa berkedip. "Diskon 20%," kata Ibu Jari. "Baiklah, tetapi kau harus membantuku mendapat jiwa binatang berdarah sakral." "Setuju." Setelah sepakat, keduanya terbang ke arah Han Sen. Han Sen melihat mereka, tetapi tidak terlihat panik. "Dollar, maafkan aku. Aku menghormatimu dan tidak mau melawanmu. Akan tetapi, Anak Surga membayarku mahal dan aku harus melawanmu. Jika kau pergi sekarang, aku tidak akan menghentikanmu." kata Ibu Jari pada Han Sen dengan jelas. "Aku mengerti. Tapi aku harus mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral di pulau ini." kata Han Sen tenang. "Tak perlu basa-basi. Jika kau masih mau diskonnya, kau tahu apa yang harus dilakukan." Anak Surga mengeluarkan pedang merah berdarahnya dan menebas Han Sen. Sambil memegang perisai bundar di tangan satunya, dan pedang lebar di tangan lainnya, Ibu Jari ikut menyerang Han Sen. Perisai itu adalah perisai yang diberikan Han Sen pada Ibu Jari, jadi Han Sen tahu betapa bagus benda itu. Akan tetapi, Han Sen tidak berencana mundur. Sambil mengeluarkan katana Shura miliknya, dia mengayunkannya ke pedang Anak Surga. Anak Surga tentu mengenali katana itu, yang mungkin lebih kuat dari senjata besi tipe Z, tapi tidak sebanding dengan pedang berdarah sakral miliknya. Bukan hanya senjata Dollar lebih lemah dari Anak Surga, tapi Anak Surga hampir melampaui seluruh poin genonya dan dengan seni geno hyper miliknya, dia tentu lebih tangguh dari Dollar dalam hal fisik. Beberapa bulan yang lalu, saat Dollar melawan Qin Xuan, dia bahkan tidak bisa mengalahkannya. Anak Surga tidak berpikir kekuatannya bisa dibandingkan dengannya dalam waktu singkat. Meski tenaga Dollar sama dengannya, Dollar akan kehilangan keseimbangan setelah menangkis pedang Anak Surga. Saat itulah dia akan menerima serangan mematikan dari Ibu Jari. Terjadilah suara kencang dari besi yang beradu. Tang! Anak Surga terlempar menjauh karena Han Sen. Dia hanya bisa berdiri tegap setelah beberapa detik dan wajahnya menjadi gelap. "Bagaimana dia bisa sekuat ini?" Anak Surga tidak bisa mengakui kekuatan Han Sen yang lebih hebat darinya. Dia hampir melampaui seluruh poin genonya. Ibu Jari yang mestinya menghampiri Dollar menggeram dan menyerangnya dengan pedang lebar. Akan tetapi, katana Han Sen begitu cepat sampai ¨Csampai saat Ibu Jari baru mengeluarkan pedang lebarnya, katana Han Sen telah memukul perisainya. Dang! Ibu Jari juga terlempar mundur,yang membuat Anak Surga makin terkejut. Dia telah melihat kekuatan Ibu Jari dan betapa hebat perisainya. Dollar bisa mengabaikan Ibu Jari dan perisainya, yang membuatnya bertanya-tanya seberapa kuat Dollar saat ini. Han Sen awalnya hanya ingin mengetes seberapa besar kemampuannya saat ini. Sepertinya efek barusan bahkan lebih baik dari perkiraannya. Bahkan Anak Surga yang hampir melampaui poin genonya lebih lemah darinya. Tambahan yang diberikan Kulit Giok memang luar biasa. Tapi saat dia mengingat Xue Longyan yang mampu menggunakan Kulit Giok untuk memotong senjata mutan seakan itu terbuat dari tahu setelah luka parah dan percaya bahwa dia bisa melakukan lebih dari itu dengan seni geno hyper ini. Anak Surga dan Ibu Jari menjadi serius dan menyerang Han Sen bersamaan. Han Sen menggunakan satu katana untuk melawan dua musuh dan menekan mereka mundur menggunakan Badai Pedang. Di Penampungan Baju Baja, siapapun yang menyaksikan pertarungan mereka dengan teropong terpana. Meski mereka tahu Dollar sangat kuat, mereka tidak menyadari dia begitu kuat sampai-sampai kombinasi Anak Surga dan Ibu Jari tidak bisa menghentikannya. 210 Mahluk Humanoid "Kakak, aku datang untuk membantumu." datanglah seseorang mengepakkan sayap dan mendekat. Ternyata orang itu adalah Huangfu Pingqing. "Wanita ini menyusahkan." Han Sen mengerutkan dahi. Huangfu Pingqing jelas memanggil Anak Surga, yang merupakan tuan muda dari grup Starry. Sebagai cucu Huangfu Xiongcheng, presiden Aula Bela Diri Ares, dia tidak mungkin adalah adiknya. Tetapi Han Sen tidak sempat untuk memikirkannya. Huangfu Pingqing tidak lemah. Jika mereka bertarung satu lawan satu, Han Sen dengan mudah mengalahkannya. Akan tetapi dengan dua lawan yang kuat menyerangnya dalam waktu bersamaan, dia bisa sangat menyusahkan. Tiga orang itu menyerang Han Sen bersamaan, dan Han Sen bergerak cepat dan menggunakan katananya untuk menangkis semua serangan, yang membuat orang yang melihatnya terkesima. "Dollar memang hebat. Dia bisa menangani tiga musuh dalam waktu yang sama." "Jika dia muncul, Lin Feng mungkin tidak akan menjadi Yang Terpilih pertama." "Kuat sekali. Bagaimana dia bisa sekuat itu?" Anak Surga dan Ibu Jari keduanya hampir melampaui seluruh poin geno mereka. Qin Xuan berkata pelan, "Sungguh mengejutkan Dollar maju dengan pesat sejak perlombaan itu. Baru beberapa bulan berlalu." "Karena dia adalah Dollar." kata Qing sambil memegang teropongnya. "Sungguh disayangkan Dollar tidak ada di babak akhir perlombaan, jika tidak dia bisa mengalahkan Lin Feng," Yuan menimpali. Saat orang-orang terpukau, mereka tiba-tiba mendengar suara besi dipatahkan. Katana Han Sen tidak berdarah sakral dan tidak bisa menahan pukulan lagi. Saat ditebas oleh Anak Surga, katana itu hancur berkeping-keping. Tanpa senjata, Han Sen harus mundur. Meski dia bisa melawan tiga orang itu, dia tidak bisa membunuh Anak Surga tanpa senjata berdarah sakral. "Berhenti!" Anak Surga tidak membiarkannya kabur dan melemparkan pedang berdarah padanya. Mata Han Sen menjadi dingin dan dia tiba-tiba berubah menjadi pembantai berdarah.. Dia mengayunkan tinjunya ke arah pedang berdarah dan melemparkan pedang itu jauh-jauh. Han Sen ingin terus menghajar Anak Surga, saat Ibu Jari dan Huangfu Pingqing datang sambil mengayunkan senjata mereka. Han Sen mendorong mundur Ibu Jari dengan satu pukulan, dan menggunakan telapaknya sebagai pisau dan menusuk Huangfu Pingqing. Ding! Kekuatan Huangfu Pingqing lebih lemah darinya. Pedangnya terlepas dan tiga tombak panah menembus bagian lengan baju pelindung berdarah sakral Han Sen. Darah pun mengalir. "Tombak panah itu tajam sekali!" Han Sen mengepakkan sayapnya dan terbang lebih tinggi. Tiga orang itu mengejarnya, tetapi semakin tinggi mereka terbang, semakin kencang pula anginnya. Dengan Kulit Giok, Han Sen tidak takut dengan angin tersebut, tetapi tiga orang itu gemetaran dan secara perlahan bergerak lambat. Mereka menyaksikan Han Sen mendarat di pulau itu dan menghilang dari pandangan mereka. "Aku penasaran kenapa Huangfu Pingqing rela menjual jiwa binatang berdarah sakral. Jadi dia hanya bekerja sama dengan Anak Surga." Han Sen tidak mengerti mengapa jiwa binatang melayang yang dibeli Lin Beifeng ada pada Anak Surga. Dan Lin Beifeng jelas tidak bekerja sama dengan mereka. Hal itu tidak penting untuk dipikirkan saat ini. Tanpa senjata berdarah sakral, tidak mungkin dia bisa membunuh Anak Surga hari ini. "Benar-benar rugi besar! Katanaku hancur dan yang kupunya saat ini hanya tombak mutan." Han Sen memutuskan untuk mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral di pulau misteri untuk menggantikan kehilangannya. Saat dia berada di atas awan, Han Sen akhirnya melihat seluruh pulau. Di atas lautan awan, ada pegunungan raksasa, dan ada satu yang mencolok di antaranya. "Makhluk berdarah sakral pasti tinggal di gunung itu." Han Sen pergi ke arah gunung itu dengan kecepatan tinggi, ingin membunuh makhluk berdarah sakral sebelum orang lain datang dan memperoleh jiwa binatangnya. Sebelum dia mencapai gunung itu, Han Sen berhenti dan terkejut. Dia tidak berani mendekat karena dia melihat sesuatu. Di puncak gunung, ada sebuah pohon rindang menjulang dengan aroma yang memikat. Sesosok makhluk seperti malaikat dengan sayap putih di punggungnya dan lingkaran bersinar di atas kepala berdiri dibawah pohon dengan dua tangannya ditaruh di sebuah pedang yang menancap di batu. Pedang itu seakan terbuat dari berlian dan berkilauan ditempa cahaya. "Makhluk humanoid berdarah sakral? Bahkan dia memiliki senjata berdarah sakral." Han Sen terkejut puas. Jika dia bisa mendapatkan jiwa binatang berubah bentuk berdarah sakral dari makhluk ini, dia pasti menjadi kuat, seperti pembantai berdarah dan ratu peri. Menurut pengalaman orang-orang, semua humanoid sangatlah kuat, lebih dari pembantai berdarah yang tidak begitu mirip manusia. Jika bukan karena panah berdarah sakral sekali pakai milik Anak Surga, pembantai berdarah tidak akan terbunuh. Tiga komplotan menyerang pembunuh berdarah bersamaan dan bahkan penggabungan usaha mereka hampir sia-sia Han Sen tidak yakin dia sama kuatnya dengan pembantai berdarah. Dan dia merasa bahwa makhluk ini mungkin lebih kuat dari pembantai berdarah. Jika Han Sen bisa berubah bentuk menjadi pembantai berdarah untuk waktu lama, dia akan sedikit percaya diri. Akan tetapi, ada batas waktu untuk itu, dan dia mungkin akan terbunuh jika dia mencoba melakukannya lebih dari yang ditentukan. Yang lebih penting, tiga orang yang mengikutinya hampir sampai. Jika Han Sen mulai melawan makhluk itu sekarang, mereka akan memanfaatkan hal itu. Sambil berpikir, Han Sen tanpa ragu bersembunyi di dalam gunung dan mulai mengintai. 211 Pertandingan Dimulai Biasanya hanya ada satu makhluk berdarah sakral dalam satu Pulau Misteri. Han Sen tidak merasa cemas bahwa dia akan menemukan bahaya dan duduk di sebuah pohon dimana dia dapat mengamati makhluk berdarah sakral, menantikan tiga lainnya untuk datang. Dalam waktu kurang dari setengah jam, tiga orang sudah tiba, lebih cepat daripada perkiraan Han Sen. Mereka juga melihat malaikat yang seperti makhluk humanoid dan bereaksi sama seperti Han Sen. Mereka berhenti agak jauh dari makhluk itu dan tidak berani mendekat. "Dolla, keluar. Mari kita bicara," Anak Surga melangkah mundur dan memanggil setelah berkonsultasi dengan Jempol dan Huangfu Pingqing. Jelas mereka juga merasa ketakutan dengan makhluk itu dan juga merasa cemas Han Sen mungkin akan mengambil keuntungan dari mereka. Han Sen tidak mempedulikan mereka. Setengah hari telah berlalu, dan Anak Surga tidak berani masuk ke dalam pegunungan. "Dollar, mari bicara. Tidak ada yang dapat memetik keuntungan jika kita tidak melakukan apa-apa." Anak Surga merasa cemas. Jika itu adalah jiwa binatang berdarah sakral lainnya, dia mungkin akan menyerah. Tetapi, ini adalah jiwa binatang humanoid berdarah sakral yang sangat langka. Jika dia kehilangan yang ini, dia mungkin tidak akan pernah melihat yang lain dalam hidupnya. Setelah dia berevolusi dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, lebih sulit baginya untuk mendapatkan jiwa binatang humanoid. Maka walaupun Anak Surga membenci Dollar, dia tetap meminta untuk bekerja sama dengan pria ini. Han Sen berpikir sejenak lalu mengepakkan sayapnya untuk keluar. Anak Surga tahu dia ada di sana, maka anak muda tidak akan dapat menyentuh makhluk berdarah sakral. Oleh karena itu, Han Sen tidak dapat mengambil banyak keuntungan. "Anak Surga, katakan saja apa yang kau inginkan dariku," teriak Han Sen dari kejauhan. "Dollar, aku akan menawarkan 50 juta dolar jika kau membantumu membunuh makhluk itu, tetapi aku harus memiliki jiwa binatang itu," kata Anak Surga. "Aku akan memberimu 50 juta untuk jiwa binatang itu." Anak Surga menahan kutukannya dan berkata, "Apa yang kau inginkan untuk imbalan atas jiwa binatang ini? Sebutkan harganya." "Satu jiwa binatang berdarah sakral," kata Han Sen. "Dollar, aku hanya mendapatkan satu jiwa binatang berdarah sakral dengan membunuh makhluk ini. Tidakkah kau merasa terlalu serakah?" Anak Surga ingin membunuh Han Sen pada saat itu. "Aku tidak perlu memberitahumu nilai dari jiwa binatang humanoid berdarah sakral, bukan?" "Dollar, jiwa binatang humanoid berdarah sakral memang sangat bernilai, tetapi permintaanmu terlalu banyak. Bagaimana kalau kita berkompromi? Kami akan menawarkan seratus juta untuk jiwa binatang itu," Huangfu Pingqing tersenyum sensual dan berkata. "Aku tidak tertarik dengan uang. Sebuah jiwa binatang berdarah sakral atau biarkan saja orang terbaik yang menang. Kau putuskan," Han Sen berkata dengan tegas. "Karena kau tidak mengetahui harganya, aku akan harus mengajarimu," Anak Surga tiba-tiba menggeram dan bergerak untuk menyerang Han Sen. Huangfu Pingqing juga memanggil busur dan panah dan menembakkan tujuh panah pada Han Sen pada saat yang sama. Han Sen memutuskan untuk tidak membuang-buang waktu dengan mereka dan terbang menjauh. Namun, tidak ada angin di pulau itu dan Han Sen tidak cukup cepat untuk dapat menghilang dari mereka. Panah Huangfu Pingqing juga mengganggu Han Sen dan memperlambat dirinya. "Anak Surga, jika kau berjanji untuk memberikan aku jiwa binatang berdarah sakral sekarang, masih belum terlambat. Atau kau akan menyesalinya," seru Han Sen. "Satu-satunya penyesalanku adalah tidak membunuhmu dari dulu," kata Anak Surga, menggertakkan giginya. "Kalau begitu, kau akan terus hidup dalam penyesalan," Han Sen tertawa. Tiba-tiba, Han Sen tiba-tiba merubah tujuannya dan bergegas menuju ke tempat makhluk itu. Sisanya tercengang. Jempol memperlambat dan berkata, "Dia mau mengejar makhluk itu, apakah kita sebaiknya mengikuti dia?" Anak Surga berkata, "Jangan melambat. Ikuti dia. Bajingan itu tidak pernah mengambil risiko dengan hidupnya. Dia hanya ingin menghilangkan jejak kita." Jempol merasa penjelasan Anak Surga masuk akal. Dollar tidak pernah begitu bodoh sehingga menyerahkan hidupnya pada mahkluk berdarah sakral. Ketiganya berusha mengikuti Han Sen sedekat mungkin, tetapi mereka segera merasa ada yang tidak beres. Han Sen pergi ke atas gunung dan tidak berniat untuk merubah arah atau berhenti. "Kakak, aku merasa aneh. Kita harus berhenti," kata Huangfu Pingqing. Anak Surga juga merasakan hal yang sama dan pelan-pelan memperlambat, tetapi sudah terlambat, Han Sen sudah masuk ke dalam pegunungan. Ketika dia berada pada jarak 300 kaki dari makhluk berdarah sakral, makhluk itu tiba-tiba membuka matanya, sinar kilat emas memancar di bola matanya dan rambut emas berdansa di udara. Sebilah pedang secantik pertama juga ditarik dari batu. Mengepakkan sayapnya, mahkluk itu terbang dan melemparkan dirinya pada Han Sen. Han Sen bergerak maju dengan kecepatan penuh. Mereka tiba-tiba memahami bahwa dia sedang mencoba untuk memaksa mereka untuk bertarung dengan makhluk itu. "Bajingan yang tidak tahu malu. Ayo lari," teriak Anak Surga. "Tidak bisa. Kita tidak akan berhasil. Makhluk ini lebih cepat daripada kita," Jempol berkata dengan tenang. "Kita seharusnya bekerja sama untuk membunuh Dollar dulu," kata Anak Surga, melihat Han Sen yang hanya berjarak 50 kaki dari mereka. Makhluk berdarah sakral telah berada dibelakang Han Sen dan melukainya dengan pedang. Berubah wujud menjadi pembunuh berdarah, Han Sen memanggil tombak mutan dan menggunakannya untuk menghalangi pedang. 212 Bertarung dengan Malaika Krak! Tombak yang merupakan senjata mutan, patah menjadi dua oleh pedang berlian. Han Sen merasa terkejut dan melemparkan dirinya pada ketiga orang itu. Ketiga orang itu ingin menyerang Han Sen, tetapi semuanya merasa terkejut dengan kekuatan makhluk itu. Tiba-tiba, Han Sen sudah berada di hadapan mereka. Ketika mereka bersiap-siap untuk menyerang Han Sen, dia berhenti kurang dari 15 kaki dari mereka dan menoleh pada makhluk berdarah sakral. Memanggil kampaknya, dia menggunakannya untuk menangkis serangan makhluk berdarah sakral. Kampak itu adalah senjata jiwa binatang yang sering dijumpai, jadi dia tidak merasa cemas orang lain akan mengetahui siapa Dollar. Krak! Kampak juga patah menjadi dua oleh pedang berlian. Han Sen jatuh ke tanah dan menghindar pedang dari makhluk itu. Sekarang makhluk berdarah sakral berhadapan dengan tiga orang lainnya. Tanpa ragu-ragu, makhluk itu menyerang Jempol yang berada terdekat dengan pedangnya. Jempol menggeram dan menggunakan perisai berdarah sakral untuk menghalangi pedang pertama. Ting! Jempol dipaksa mundur lebih dari 50 kaki sebelum dia bisa menghentikan dirinya di udara. Dengan sebuah raungan, dia berubah bentuk menjadi beruang raksasa setinggi lebih dari sembilan kaki. Dengan perisai di satu tangan dan Pedang Lebar di tangan yang lain, Jempol berlari ke arah makhluk berdarah sakral. Dia berseru, "Dollar, sekarang jika kita bekerja bersama, kita akan memiliki kesempatan untuk membunuhnya. Jika kau melarikan diri sekarang, jika kami tidak dapat memperoleh manfaat apa pun, kami tidak akan menyerahkan apa pun kepadamu." Ketika bertarung dengan Han Sen tadi, Jempol sebenarnya tidak ingin dia mati. Lagi pula, dia tidak menaruh dendam pada Han Sen. Semua yang ditawarkan Anak Surga tidak terlalu berarti dan itu tidak layak membuatnya mempertaruhkan nyawa. "Turunlah ke daratan. Kita bukan tandingannya di udara," Han Sen berteriak sambil mendarat ke tanah. Anak Surga dan yang lainnya juga mengetahui bahwa kecepatan terbang makhluk itu terlalu cepat untuk diikuti, maka mereka mengikuti Han Sen ke tanah. Jempol adalah yang terakhir mengikuti. Dengan menggunakan jiwa binatang berdarah sakral perubahan wujud dan perisai berdarah sakral, dia hampir tidak dapat menghalangi pedang makhluk itu. Keempat orang itu semua berada di tanah sekarang. Mereka menyimpan kembali sayap mereka dan berubah wujud menjadi makhluk yang berbeda untuk menyerang makhluk seperti malaikat berdarah sakral. Han Sen telah melihat kekuatan makhluk berdarah sakral. Dia menyadari bahwa dengan kekuatannya sendiri, dia tidak dapat membunuh makhluk itu. Satu-satunya kesempatan adalah berkolaborasi dengan mereka bertiga. Dia juga harus mencoba untuk membunuh makhluk itu ketika mereka masih dapat berubah wujud, makhluk seperti malaikat itu terlalu kuat. Jempol sekarang adalah beruang raksasa. Menggunakan perisainya, dia bertarung langsung dengan makhluk itu. Pedang berlian meninggalkan tanda yang dalam pada perisai berdarah sakral. Anak Surga merubah dirinya menjadi seekor singa yang sangat besar. Huangfu Pingqung tidak berubah wujud, tetapi menembakkan panah dari kejauhan untuk membatasi rentang gerakan makhluk itu. Tanpa jiwa binatang perubahan wujud humanoid, dia tidak dapat menggunakan senjata andalannya jika dia berubah wujud. Walaupun mereka bekerja sama untuk menyerang makhluk itu, mereka tetap tidak dapat melukainya. Han Sen menemukan kesempatan untuk memotong makhluk itu, tetapi pisau belati mutannya bahkan tidak dapat menembus baju bajanya. "Sial, tanpa senjata berdarah sakral, aku tidak akan pernah bisa membunuh makhluk ini." Han Sen merasa sedih. Yang dia perlukan sekarang adalah senjata berdarah sakral. Sayang sekali dia tidak membawa seruit berpisau tiga, kalau dia membawanya dia mungkin tidak akan tak berdaya seperti sekarang. "Teruskan. Perubahan wujudku tidak akan bertahan lama," teriak Jempol yang sedang menghalangi serangan dari makhluk itu. Sebagian besar serangan dari makhluk itu ditangani oleh Jempol. Jika perisainya bukan berdarah sakral, pasti sudah hancur ribuan kali. Anak Surga juga merasa cemas. Kalau dia tidak menyerahkan jiwa binatang monyet berdarah sakral kepada Luo Tianyang yang kemudian dihancurkan oleh Han Sen, dia mungkin dapat melakukan dengan lebih baik. Sekarang dengan jiwa binatang singa, dia tidak dapat menggunakan senjata setelah berubah wujud, jadi tidak dia dapat mengerahkan kekuatan penuh. Ketiga pria itu dapat bertahan selama dua jam dengan perubahan wujud. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka tidak dapat melukai makhluk itu sama sekali. "Kita tidak dapat terus menerus seperti ini. Seseorang pinjamkan aku senjata berdarah sakral." Han Sen harus meminta. Tanpa senjata berdarah sakral, dia hanya dapat mengalihkan perhatian mahkluk ini. Tidak ada kesempatan untuk melukainya. Dan waktu perubahan wujud mereka hampir habis. Tetapi tidak ada yang merespon, sangat berisiko mentransfer jiwa binatang berdarah sakral kepada Han Sen. Bagaimana kalau dia melarikan diri setelah mendapatkan jiwa binatang? Walaupun jika dia tidak kabur, tidak ada yang bersedia melihatnya membunuh makhluk itu. "Karena kita tidak dapat mengalahkannya, kita sebaiknya pulang ke rumah." Waktu perubahan wujud sudah habis, Han Sen pergi dan meninggalkan Pulau Misteri. Tanpa Han Sen, sisanya tidak akan pernah dapat mengalahkan makhluk itu. Dengan pertahanan Jempol, mereka juga meninggalkan Pulau Misteri. Makhluk berdarah sakral dari Pulau Misteri tidak akan meninggalkan pulau itu. Maka setelah mereka pergi, makhluk berdarah sakral itu kembali ke pohon di pegunungan. Rencana untuk mengepung makhluk berdarah sakral menemui kegagalan. Setelah berdiskusi, mereka bertiga kembali ke tempat penampungan, karena mereka tidak yakin bahwa Han Sen akan pergi mencari makhluk itu sendirian. Makhluk itu tidak dapat dibunuh oleh seorang individu. "Mengesankan. Jiwa binatang makhluk ini pasti mengagumkan." Han Sen kembali ke Pulau Misteri setelah gelap. Dia harus membunuh makhluk ini, atau katana dan dua senjata mutannya akan hancur dengan sia-sia. Sebenarnya, dia memiliki satu senjata berdarah sakral, yaitu bumerang kupu-kupu berdarah sakral. Namun, itu adalah senjata sekali pakai. Jika tidak dalam keadaan terpaksa, Han Sen tidak akan menggunakannya. 213 Malaikat Suci Jika ada untuk makhluk berdarah sakral lainnya, Han Sen tidak akan menggunakan bumerang kupu-kupu berdarah sakral. Lagi pula, akan sia-sia belaka karena tidak ada jaminan bahwa dia pasti akan memperoleh jiwa binatang dari makhluk itu. Namun, makhluk berdarah sakral dari Pulau Misteri pasti memberikan jiwa binatang. Selain itu, dia juga memiliki perlengkapan berdarah sakral, yang jauh lebih baik daripada kampak emas dari pembunuh berdarah, yang juga terlalu berat untuk dibawa dan kurang tajam. Walaupun dia tidak dapat membawa pedang itu keluar dari Tempat Suci Para Dewa, dia dapat menjualnya dengan harga tinggi. Jika dia dapat membunuh makhluk ini, dia akan memperoleh jiwa binatang dan perlengkapannya. Maka layak untuk menggunakan bumerang kupu-kupu berdarah sakral. Kembali ke pegunungan, Han Sen melihat makhluk berdarah sakral di bawah pohon, tangannya masih memegang pedang berlian dan matanya menutup lagi. DIa tidak punya waktu untuk memperhatikannya pada siang hari. Sekarang di bawah sinar bulan dan bintang, dia menyadari bahwa makhluk ini sangat cantik. Pasti dia adalah seorang wanita. Baju baja giok menutupi badannya, namun tetap memperlihatkan kaki yang panjang dan lekukan badan. Sayap putih dan rambut putih yang berombak memperkuat kecantikan wajahnya. Cantik namun terasing, dia benar-benar seperti malaikat. Kalau belum pernah melihat betapa hebatnya dia bertarung, Han Sen pasti akan merasa ragu-ragu untuk melukai makhluk yang begitu cantik. "Dia sangat kuat. Aku hanya memiliki satu kesempatan. Jika aku gagal, maka aku tidak akan dapat melarikan diri." Han Sen sendang memikirkan jiwa binatang mana yang harus dia gunakan. Baju baja jiwa binatang berdarah sakral tidak akan cukup. Itu akan membuat dia bertahan hidup, tetapi yang dia perlukan sekarang adalah membunuh makhluk itu. Dia memanggil ratu peri. Badan Han Sen tertutup dengan baju baja merah dan mahkota merah tua muncul di kepalanya. Rambut hitamnya berubah menjadi pirang. Han Sen juga memanggil busur tanduk dan panah penyengat hitam mutan. Han Sen merasa yakin dengan kemampuannya untuk menyembunyikan niat, tetapi dia mengarah pada makhluk itu, dia tiba-tiba membuka matanya yang penuh dengan kilatan petir emas. Wus! Pedang perak ditarik dari dalam batu, dan memotong Han Sen. Han Sen tidak menembakkan panah penyengat hitam. Dia tidak berani. Sekali panah terpotong oleh pedang, pasti akan hancur. Panah ini telah didapatkan Han Sen dengan susah payah dan Han Sen tidak ingin panahnya hancur seperti tombak dan kampak mutan. Melihat makhluk berdarah sakral menghampirinya, dia merasa dia tidak secepat sebelumnya. Kemampuan ratu peri telah merubah aksi makhluk ini menjadi gerakan perlahan dalam matanya. Melihat pedang yang memotong dirinya, Han Sen tiba-tiba menyimpan kembali busur dan panahnya dan bergerak dengan sangat amat cepat. Sparticle, gerakan kaki yang dipelajari oleh Han Sen akhirnya terpakai. Bahkan pedang makhluk berdarah sakral tidak cukup cepat untuk mengikuti badannya. Daripada melangkah mundur, Han Sen mempersempit jarak antara dia dan makhluk itu. Bumerang kupu-kupu berdarah sakral muncul di tangan Han Sen dan dilemparkan ke makhluk itu. Dengan lintasan yang tidak terduga, bumerang mendekati makhluk itu dalam sekejap mata dan hampir memotong tenggorokannya. Namun, bahkan pada jarak yang begitu pendek, makhluk berdarah sakral masih dapat mengambil kembali pedangnya dan menebasnya ke bumerang kupu-kupu. Sesaat sebelum pedang menyentuh bumerang, bumerang itu tiba-tiba melakukan penyelaman yang luar biasa dan kemudian memotong tenggorokan makhluk itu dari bawah. Bum! Api biru yang mengerikan meledak dan menutupi seluruh tubuh makhluk berdarah sakral. Hampir terlihat seperti dia akan menuju surga. Malaikat ini bukan malaikat yang ramah. Bermandikan api, dia masih berusaha menyerang Han Sen. Menggunakan ratu peri dan Sparticle, Han Sen mampu menghindari semua serangannya. Faktanya, kecepatan dan kekuatan makhluk itu tidak lagi sebanding dengan sebelumnya karena cederanya. Dia perlahan melambat dan pedangnya jatuh ke tanah. Tubuhnya berubah menjadi cahaya dan tersebar seperti kunang-kunang. Makhluk berdarah sakral Malaikat Suci dibunuh. Jiwa binatang berdarah sakral dari malaikat suci diperoleh. Dagingnya tidak bisa dimakan. " "Dia benar-benar seorang malaikat!" Han Sen sangat senang. Dia tidak terlalu terkejut dengan kenyataan bahwa dagingnya tidak bisa dimakan. Dia telah membaca sebelumnya secara online bahwa makhluk berdarah sakral di Pulau Misteri kemungkinan besar tidak bisa dimakan. Membungkus pedang berlian dengan kain yang telah disiapkan, Han Sen meninggalkan Pulau Misteri dalam gelap. "Anak Surga pasti masih sedang berpikir bagaimana cara membunuh malaikat suci. Tidak mungkin dia akan mengetahui bahwa aku telah membunuhnya. Aku benar-benar penasaran melihat wajahnya ketika dia telah menyiapkan segalanya dan tidak menemukan makhluk itu di sana." Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja dengan hati yang sangat senang. Menempatkan pedang berlian di atas meja, dia tidak sabar untuk memeriksa jiwa binatang yang baru diperoleh dari malaikat suci. 214 Penawaran Huangfu Seorang gadis remaja dengan rambut hitam panjang berdiri tanpa alas kaki di depan Han Sen, mengenakan gaun putih, mengedipkan mata. "Hewan piaraan jiwa binatang... satu lagi." Melihat Malaikat Suci dalam bentuk gadis kecil yang cantik, Han Sen tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Ini adalah perubahan besar. Dia kehilangan sayap dan lingkaran cahaya. Bahkan tidak dapat mengatakan bahwa dia sebelumnya adakah malaikat. Dia tidak terlihat menakutkan sama sekali dan dia tampak seperti seorang gadis manusia yang lucu. Selain lucu, dia juga tidak bisa bertarung sama sekali. Dia bahkan tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk bertransformasi bagi hewan piaraan berdarah sakral. Untungnya, Han Sen juga telah mendapatkan perlengkapan berdarah sakral, pedang berlian, jika tidak dia akan merasa sangat kesal. Lagi pula dia telah kehilangan satu katana, dua senjata mutan, dan bumerang kupu-kupu berdarah sakral untuk hewan piaraan berdarah sakral. Satu hal yang pasti: malaikat suci berdarah sakral itu sangat bernilai. Hewan piaraan berdarah sakral sangat langka. Dan hewan piaran yang semanis ini, yang terlihat hampir seperti manusia, dapat dijual dengan harga yang sangat mahal, bahkan mungkin lebih tinggi daripada harga apapun yang berdarah sakral. "Apakah kau bisa berbicara?" Han Sen memandang malaikat suci dan bertanya. Dia terlihat sangat mirip dengan gadis manusia yang cantik. Malaikat suci membelalakkan matanya dan tersenyum padanya, terlihat polos. Melihat dia tidak bisa bicara, Han Sen menyimpannya kembali, dan mengambil pedang berlian yang cantik. Pedang berlian itu seperti ukiran es, dan sedikit lebih berat daripada pedang baja. Han Sen mengayunkan pedang, dan merasa sangat puas. "Pedang yang luar biasa! Sangat berharga bagiku." Han Sen merasa semakin nyaman mengayunkan pedang, berpikir itu lebih mudah digunakan daripada katana. Sedangkan ketajaman dan ketangguhan pedang, tidak perlu ditanyakan, karena itu bisa memotong baju besi darah sucinya. Bahkan dapat meninggalkan tanda yang cukup dalam pada perisai berdarah sakral milik Jempol, sedangkan pedang itu sendiri masih utuh. Mudah dibayangkan betapa bagusnya pedang itu. "Sungguh disayangkan bahwa pedang itu tidak bisa disimpan seperti jiwa binatang berdarah suci. Aku hanya dapat membawanya dan menggunakannya di sini di Tempat Suci Para Dewa," pikir Han Sen. Pedang itu memiliki tampilan yang sangat mengesankan. Karena Anak Surga, Huangfu Pingqing dan Jempol semua telah melihatnya, akan ada banyak masalah jika dia ingin menggunakannya di masa depan. Dia hanya dapat menggunakannya ketika dia menyamar menjadi Dollar. Kalau tidak, ada yang bisa menebak bahwa Han Sen adalah Dollar. Meninggalkan Tempat Suci Para Dewa, jaringan komunikasi Han Sen segera berdering. Melihat nomor Huangfu Pingqing, Han Sen merinding. Karena wanita inilah pacarnya masih marah dengannya. Setelah menjawab panggilan itu, dia ingin mengajarkan hal yang benar dan salah pada Huangfu Pingqing. Sementara baru saja dia membuka mulut, dia menjadi terdiam. Huangfu Pingqing sedang mandi busa. Ditutupi oleh busa, dia hanya bisa melihat lengan dan bagian atas dadanya, yang membuat jantungnya berdegup kencang. "Kakak Han, apakah saya mengganggumu?" ketika dia bertanya, dia mengangkat salah satu kakinya dan mulai membelainya. Han Sen merasa hidungnya akan berdarah. Dia menyentuh hidungnya dan berkata dengan serius, "Nona Huangfu Pingqing, apakah kau memerlukan aku untuk melakukan sesuatu? Jika tidak, aku harus pergi." Han Sen tidak dapat menahan untuk melirik kakinya. "Tentu saja aku membutuhkanmu. Apakah kau tahu bahwa ada pulau misterius yang melayang di atas Tempat Penampungan Baju Baja sekarang?" Huangfu Pingqing tersenyum sensual. "Tentu saja aku tahu itu. Tapi aku tidak pernah bisa pergi kesana karena aku tidak memiliki sayap berdarah sakral." Han Sen menjadi gugup. "Itu masalah yang mudah dipecahkan. Aku bisa meminjamkanmu jiwa binatang terbang." Huangfu Pingqing berbalik di air dan bergerak lebih dekat ke jaringan komunikasi. Melihat dari dekat bagian atas dadanya yang putih, Han Sen hampir meledak. Han Sen berkata dengan tergesa-gesa, "Jangan bercanda denganku. Mengapa kau mau meminjamkan aku darah sakral yang begitu berharga?" "Aku tidak bercanda. Jika kau menginginkannya, kau bisa datang dan mengambilnya sekarang. Pintuku terbuka," kata Huangfu Pingqing, berkedip. "Kau bisa mengatakan apa yang kau inginkan di sini dan sekarang." Han Sen tidak percaya Huangfu Pingqing akan begitu murah hati. "Karena kau tidak akan datang. Kita harus mencari tempat untuk berdiskusi. Bagaimana dengan kantin di seksi A?" Huangfu Pingqing berkata. "Tidak, aku lebih suka berbicara di tempat penampungan." Karena ini adalah waktu sarapan, jika seseorang melihat Huangfu Pingqing dan dia bersama, dia tidak akan pernah bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Walaupun Huangfu Pingqing seksi dan secantik Ji Yanran, Ji Yanran lebih merupakan tipe Han Sen. Huangfu Pingqing terlalu licik. Walaupun dia tampak hebat, terlalu melelahkan berbicara dengannya. Mematikan jaringan komunikasinya, Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja dan menunggu Huangfu Pingqing di tempat yang mereka sepakati. Huangfu Pingqing bukan seorang pelacur. Sebaliknya, dia lebih pintar dari siapa pun yang dia kenal. Ketika dia pertama kali datang ke Tempat Penampungan Baju Baja, dia berpura-pura tidak mengenal Anak Surga, sehingga tuan muda itu dapat membantu menaikkan harga banyak jiwa binatang. Jiwa binatang terbang berdarah sakral itu dijual dengan harga tinggi ke Lin Beifeng. Karena ada penampakan Pulau Misteri, Anak Surga harus membelinya kembali dari Lin, yang akhirnya menghasilkan sejumlah uang. Wanita seperti ini tidak akan mengajaknya berkencan tanpa alasan. Dia pasti ingin berdiskusi dengannya tentang makhluk berdarah sakral di Pulau Misteri. Dia tahu bahwa Malaikat Suci telah hilang sekarang, tetapi orang lain tidak mengetahuinya, dan mereka masih menyiapkan diri untuk memburu makhluk itu. "Mungkin, aku bahkan dapat memetik keuntungan dari ini." Han Sen berkata pada dirinya. Namun, dia masih belum mengetahui bagaimana Anak Surga dan Huangfu Pingqing saling mengenal satu sama lain. 215 Pertukaran Duduk di atas batu, Han Sen melihat Huangfu Pingqing mendekat. Mengenakan setengah baju besi, rok, dan sepatu bot, paha Huangfu Pingqing terbuka. Sosoknya sangat menarik sehingga Han Sen menelan ludah dengan gugup. "Adik Kecil Han, apakah kau sudah menunggu lama?" Huangfu Pingqing berjalan lebih dekat ke Han Sen, menyibakkan rambutnya dengan genit. "Nona Huangfu Pingqing, kau dapat memanggil saya adik, tetapi bisakah kau membuang kata "kecil"?" Han Sen bertanya, sedikit kesal. "Jika kau memanggilku kakak." Huangfu Pingqing berkata sambil tersenyum. "Lagi pula, mengapa kau memerlukan aku?" Han Sen merubah topik pembicaraan. "Aku sudah memberitahumu, jika kau ingin pergi ke Pulau Misteri, aku bisa meminjamkanmu sayap berdarah sakralku," jawab Huangfu Pingqing, berkedip. "Tidak ada ikatan?" dia tidak percaya Huangfu melakukan ini karena kebaikan. "Itu menyakitkan. Hanya membantu aku memburu makhluk di pulau misterius. Bagaimana menurutmu?" "Aku?" Han Sen memandang Huangfu Pingqing dengan terkejut. "Ya, kamu boleh sebutkan harganya. Dan bahkan jika kau menginginkan aku, aku bisa menjadi milikmu." Huangfu Pingqing berkata dengan sensual. "Ehem. Ada begitu banyak orang yang mengesankan di Tempat Perlindungan Baju Baja, mengapa kau memilih aku?" Han Sen terus bertanya, mengabaikan jawabannya. "Walaupun ada banyak orang hebat di luar sana. Aku pikir kau adalah pemanah terbaik yang pernah kulihat." "Jadi, siapa lagi yang akan pergi, selain kau dan aku?" Han Sen bertanya. "Aku tidak akan pergi. Ada tiga jiwa binatang terbang di Tempat Penampungan Baju Baja. Kau akan pergi mewakili aku dan bekerja sama dengan Anak Surga dan Jempol untuk berburu makhluk itu. Selain jiwa binatang itu, kau dapat meminta yang lain. " "Kakak, jika kau tidak keberatan aku ingin bertanya, apa hubungan kau dan Anak Surga dan Jempol? Apakah aku dapat mempercayai mereka?" Han Sen bertanya. "Tenang saja. Ibu Anak Surga adalah saudara perempuan ibuku, sehingga dia adalah sepupu saya. Jadi, tentu saja kau dapat mempercayainya. Sedangkan Jempol, kami telah membayarnya dan kami tahu siapa dia dalam Persekutuan. Dia akan tidak berani mengacau,"jelas Huangfu Pingqing. Sekarang Han Sen memahami hubungan antara Aula Bela Diri Ares dan Grup Bintang. Dia tidak terlalu peduli dengan hal semacam ini. Karena Huangfu Pingqing dan Anak Surga tidak tahu Malaikat Suci telah dibunuh olehnya, dan Huangfu Pingqing meminta bantuannya, ini berpotensi merupakan peluang besar. "Tapi mengapa kau memerlukan aku? Aku tidak terlalu bagus dalam pertarungan." "Kedua pria lainnya hanya memerlukan seorang pemanah yang kuat. Walaupun aku pandai memanah, tetapi tidak sebaik dirimu. Itulah alasan aku ingin meminta bantuanmu. Beritahu saya imbalan apa yang kau inginkan," kata Huangfu Pingqing sambil tersenyum. Han Sen pura-pura berpikir sebentar dan berkata, "Aku ingin membeli senjata jiwa binatang berdarah sakral. Apakah masih ada?" Han Sen tidak bisa melupakan seruit tiga pisau berdarah sakral. Walaupun pedang berlian itu hebat, tetapi terlalu mencolok. Dan karena itu adalah perlengkapan berdarah sakral dan bukan jiwa jiwa binatang, itu tidak portabel. "Baiklah ..." Huangfu Pingqing merenung. Dia memang memiliki senjata berdarah sakral, yang persis adalah seruit tiga pisau yang ada di ada dalam pelelangan. Anak Surga adalah rencana yang dia taruh dalam pelelangan dan seruit itu sebenarnya tidak terjual. "Sejujurnya, aku masih memiliki seruit berdarah sakral itu. Aku bisa menjualnya kepadamu jika kau menginginkannya. Tapi harga terendahnya adalah 150 juta, itulah harga terbaik yang bisa aku berikan," kata Huangfu Pingqing dengan serius. "150 juta ..." Han Sen memikirkannya. Itu tidak murah tapi juga tidak mahal untuk jiwa binatang berdarah sakral. Bagaimanapun, Huangfu Pingqing menjalankan sebuah perusahaan, dan sebuah perusahaan harus mendapatkan keuntungan. Jika itu dilelang, bisa dengan mudah dijual dengan harga yang lebih baik. Selain itu, jiwa-jiwa binatang berdarah sakral sangat langka, dan kadang-kadang bahkan tidak dapat dibeli dengan uang. Han Sen berpikir, "Saya memiliki tabungan 60 juta. Karena SKTS masih merupakan edisi terbatas, yang saya menangkan di kontes kerangka perang mungkin dapat dijual sekitar 70 atau 80 juta secara online. Benar, saya juga memiliki jiwa binatang terbang mutan. binatang berbulu hitam. Dengan menjual semuanya, saya bisa menghasilkan 150 juta. Oke, mari kita lakukan ini. Aku benar-benar memerlukan jiwa binatang berdarah sakral untuk berburu makhluk berdarah sakral. Jika aku bisa mendapatkan jiwa binatang berdarah suci lainnya, maka itu semua tidak akan sia-sia." Han Sen menggertakkan giginya dan berkata kepada Huangfu Pingqing, "Baiklah, 150 juta. Aku akan membeli seruit tiga pisau tapi aku tidak punya banyak uang saat ini. Jika kau bisa menunggu beberapa hari, aku akan menjual sesuatu sehingga dapat menghasilkan uang." "Mengapa kau menjual di tempat lain? Apakah kau lupa apa yang aku lakukan? Katakan padaku apa yang ingin kau jual dan aku akan menawarkan harga yang bagus untuk mereka." Huangfu Pingqing memutar matanya. Han Sen memberi tahu Huangfu Pingqing apa yang ingin dia jual, dan Huangfu Pingqing menilai barang-barangnya. Perjanjian mereka adalah bahwa Han Sen akan menggunakan jiwa binatang terbang mutan, SKTS, dan 60 juta dolar untuk membeli seruit tiga pisau. "Jujur, aku sangat menghormatimu," setelah mereka membuat kesepakatan, Huangfu Pingqing berkata pada Han Sen dengan serius. "Kau menyanjungku," Han Sen berhenti dan berkata. Huangfu Pingqing menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku menyelidiki latar belakangmu. Dan berdasarkan dirimu sebelum memasuki Tempat Suci Para Dewa dan apa yang terjadi padamu setelahnya, sungguh mengesankan kau dapat menjadi dirimu sekarang. Jujur, jika aku adalah dirimu, aku mungkin masih sedang berjuang untuk hidup dan tidak akan pernah bisa menghasilkan 150 juta untuk membeli jiwa binatang berdarah sakral. " Walaupun Han Sen bermuka tebal, dia tersipu mendengar pujian itu, "Keberuntungan, itu semua adalah keberuntungan ..." Dia juga tidak berbohong. Jika dia tidak kebetulan mendapatkan kristal hitam dan jiwa binatang kumbang berdarah sakral, dia tidak akan pernah bisa menjadi dirinya sekarang ini. Melihat wajahnya memerah, Huangfu Pingqing tidak dapat menahan dirinya untuk memegang dagu Han Sen dan mencium pipinya, "Seorang pria yang berkemampuan dan imut sepertimu adalah tipeku. Jika kamu menjadi lebih kuat, aku mungkin benar-benar ingin menjadi pacarmu." 216 Lenyap Setelah mendapatkan tiga tombak panah, Han Sen tidak ada waktu untuk bermain-main dengan benda itu sebelum dia diantar menuju Anak Surga oleh Huangfu Pingqing. Anak Surga jelas tahu dia akan datang. Syarat yang diajukan Han Sen adalah bagian dari kesepakatan antara dirinya dan Huangfu. Jika bukan karena kenyataan bahwa Pulau Misteri hanya berlangsung sebentar saja, Anak Surga tidak akan pernah setuju meminta bantuan Han Sen, apalagi menawarkan keuntungan. Yang tidak dia ketahui adalah percuma saja menjanjikan Han Sen sesuatu, karena Malaikat Suci telah dibunuh oleh Han Sen. Anak Surga, Huangfu Pingqing, dan Ibu Jari harus kembali ke penampungan untuk bersiap-siap. Mereka tidak meinggalkan siapapun di Pulau Misteri, kalau-kalau orang tersebut diserang oleh Dollar. Selain itu, mereka tidak percaya kalau Dollar mampu membunuh makhluk di Pulau Misteri sendirian, dan karena itulah mereka hanya mengirim satu regu untuk mengawasi Pulau Misteri dari penampungan dan tidak menyangka makhluk berdarah sakral telah terbunuh. Kali ini Anak Surga telah menghabiskan beberapa ratus juta untuk membeli jiwa binatang melayang berdarah sakral dari Lin Beifeng dan meminjam jiwa binatang humanoid berubah bentuk berdarah sakral dari Qin Xuan, selain harga yang dia bayarkan pada Han Sen dan Ibu Jari. Seluruh usahanya ini demi jiwa binatang makhluk berdarah sakral di pulau ini. Han Sen mengambil jiwa binatang melayang berdarah sakral dan panah jiwa binatang berdarah sakral yang dipinjamkan Huangfu Pingqing padanya, dan mengikuti semua instruksi Anak Surga dengan tenang. Diam-diam, Han Sen merasa geli, "Anak Surga, kau menghabiskan banyak hal.Ketika kau mendarat di pulau misteri dan menemukan makhluk berdarah sakral sudah lenyap, aku penasaran bagaimana rupamu nanti." "Kau hanya boleh menembakkan panahmu dari jauh dan harus berhenti saat aku menyuruhmu. Kau akan menyesal jika kau mencoba mencuri jiwa binatangku lagi," Anak Surga menatap Han Sen dingin. "Santai saja. Aku ini profesional dan tahu apa yang harus dilakukan," balas Han Sen dengan tenang. "Bagus sekali." Anak Surga tidak takut Han Sen mencoba melakukan serangan terakhir. Kali ini, pasti akan ada jiwa binatang, jadi meskipun Han Sen mendapatkan jiwa binatang, dia harus memberikannya. Kalau tidak, Anak Surga akan memiliki alasan untuk menendang bokong Han Sen dari aliansi. Bahkan Qin Xuan dan regu khusus tidak bisa menyelamatkannya. Semuanya telah siap dan Anak Surga membawa Ibu Jari dan Han Sen terbang menuju Pulau Misteri lagi. Saat mereka sampai di pulau itu, Anak Surga tidak segera menuju gunung, tetapi membiarkan tim beristirahat selama setengah hari supaya mereka semua siap dan bertenaga. Demi jiwa binatang makhluk humanoid ini, Anak Surga telah memperhitungkan segalanya. Han Sen tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya menuruti apa yang Anak Surga katakan. Dia hanya menanti untuk melihat kekecewaan Anak Surga saat dia menemukan bahwa malaikat suci telah lenyap. Akhirnya, Anak Surga memimpin Han Sen dan Ibu Jari menuju gunung. "Di mana makhluk berdarah sakral itu?" dari jauh, Anak Surga menggunakan teropong untuk melihat puncak pegunungan, tetapi tidak menemukan malaikat suci. Anak Surga menambah kecepatan menuju gunung, tetapi tidak melihat jejak makhluk itu sama sekali. Merasa ragu, Anak Surga mengelilingi puncak gunung dan menyuruh Ibu Jari dan Han Sen untuk mencari ke seluruh pulau, tetapi pada akhirnya, mereka tidak menemukan apapun. "Dollar, akan kubunuh kau!" Anak Surga murka dan menyerah pada akhirnya. Dia semakin membenci orang itu lebih dari seorang pembunuh. Dalam perjalanan pulang, wajah Anak Surga begitu kelam. Sepertinya amarah telah mengontrol penuh dirinya. Han Sen tidak akan memancingnya, tetapi dia tertawa setengah mati dalam hati. "Kenapa lama sekali? Apa kau dapat jiwa binatangnya?" Huangfu Pingqing yang telah menunggu sekian lama melihat mereka kembali dan segera bertanya. "Makhluk itu lenyap." Anak Surga mengucapkan kata itu dalam gertakan giginya. "Apa maksudmu dengan lenyap? Mustahil kalau makhluk berdarah sakral di Pulau Misteri tidak memiliki jiwa binatang." Huangfu Pingqing tidak mengerti. "Makhluknya lenyap. Si Dollar sialan itu pasti telah membunuhnya. Aku tak akan memaafkannya." Anak Surga terlihat seakan dia ingin mencekik Dollar sampai mati. Itu sungguh mengesalkan karena Anak Surga telah menghabiskan banyak hal dan membuat segala persiapan dan bahkan tidak melihat makhluk itu. "Bagaimana mungkin? Kita semua melihat apa yang makhluk itu bisa lakukan. Bagaimana dia melakukannya sendirian?" mulut Huangfu Pingqing menganga lebar karena kaget. "Tidak seorang pun di penampungan kita yang bisa melakukannya selain Dollar, jadi itu pastilah dia." mata Anak Surga memerah. Huangfu Pingqing melihat wajah Anak Surga dan tidak berkata apa-apa, karena apapun yang dia katakan saat ini akan semakin membuatnya marah. Dia tahu benar berapa banyak yang dia bayar untuk membunuh makhluk ini. Meski pengeluaran sebanyak ini bukanlah apa-apa bagi grup Starry, kekecewaan adalah suatu hal tidak bisa diterima orang arogan seperti Anak Surga. Han Sen ingin melihat Anak Surga kehilangan kesabarannya lebih lama, tetapi karena Ibu Jari telah pergi, dia tidak punya alasan untuk tinggal. Setelah mengembalikan sayap dan panah berdarah sakral ke Huangfu Pingqing, Han Sen ikut pergi. Han Sen benar-benar menyukai panah berdarah sakral, tetapi itu adalah sesuatu yang Huangfu Pingqing gunakan sendiri dan tidak untuk dijual, apalagi dia tidak punya uang saat ini. Saat kembali ke ruangannya di penampungan, Han Sen mengeluarkan tiga tombak panah dan mencobanya. Dia menyukai bagaimana benda itu terasa dalam tangannya dan tidak sabar untuk menghadapi makhluk berdarah sakral dengan senjata ini. "Ini saatnya aku pergi ke Gurun Iblis lagi. Dengan tiga tombak panah ini, raja rubah berdarah sakral dan raja binatang bersayap hitam tidak bisa lolos dariku." Han Sen merasa bersemangat. Namun sebelum dia pergi menuju Gurun Iblis, dia menerima pesan dari Qin Xuan, yang meminta Han Sen untuk bertemu dengannya. Suaranya agak sedikit aneh dan dia tidak menyebutkan alasannya, yang membuat Han Sen merasa heran. "Itu tidak ada hubungannya dengan regu khusus, kalau tidak aku sudah bilang." Han Sen tidak bisa memikirkan apa yang Qin Xuan ingin dia lakukan. Di waktu yang sama, Qin Xuan memegang beberapa berkas dan memiliki tampang aneh di wajahnya. "Mengapa profesor Bai Dai dari Ruang Orang Suci memilih Han Sen?" Qin Xuan bergumam saat membacanya. 217 Terlalu Muda Qin Xuan tidak asing dengan Ruang Orang Suci. Meski Ruang Orang Suci adalah bagian dari militer, tempat itu memiliki status spesial. Semua departemen militer dan bahkan pertahanan di luar militer selalu mengawasi Ruang Orang Suci dengan ketat. Itu semua karena seni geno hyper yang dikembangkan oleh organisasi. Bahkan di dalam kemiliteran, lisensi yang digunakan untuk pembelian di Ruang Orang Suci begitu terbatas. Bagi orang yang bekerja di Ruang Orang Suci, pengawasannya bahkan lebih ketat. Izin keamanan hanya akan keluar setelah pengawasan keamanan yang super ketat. Sebagai profesor yang berwibawa dan seorang ahli di Ruang Orang Suci, Bai Yishan adalah salah satu dari tim yang memimpin di Ruang Orang Suci. Cukup mengejutkan, orang hebat seperti Bai Yishan ingin memindahkan Han Sen untuk bekerja pada Ruang Orang Suci sebagai asistennya. Saat dia menghubungi manajemen regu khusus, mereka semua cukup kaget. Qing Xuan merasa sama kagetnya. Pada saat yang sama, dia merasa lebih percaya diri dengan pilihannya dalam memilih orang berbakat. Akan Tetapi, Qin Xuan tidak ingin melepaskan Han Sen. Rencana awalnya adalah untuk meminta Han Sen memimpin regu setelah dia memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua. Meski Yang Manli cukup dapat diandalkan, dia tidak memiliki bakat kepemimpinan dan condong membuat keputusan ekstrim, yang tidak berguna bagi tim. Akan tetapi, Qin Xuan belum membuat keputusan karena dia ingin mendengar pendapat Han Sen. Jika dia ingin pergi ke Ruang Orang Suci, dia tidak akan menghentikannya. Lagipula, bagi kebanyakan orang, Ruang Orang Suci berarti masa depan yang cerah. "Masuklah." Qin Xuan melihat Han Sen di luar ruang kerjanya dan berkata. Han Sen adalah berlian terbesar yang pernah dia temukan di Penampungan Baju Besi. Dia sedikit tamak dan pengecut, tetapi pertumbuhannya lebih cepat dari yang dia perkirakan. Melihat Qin Xuan tersenyum padanya, Han Sen merasa sedikit takut. "Han Sen, kau telah melakukannya dengan baik belakangan ini." Qin Xuan tersenyum pada Han Sen. "Karena bimbinganmu." kata Han Sen cepat-cepat. "Tepat sekali." senyum Qin Xuan semakin merekah. Hal ini membuat Han Sen tambah gugup. Dia berdehem dan berkata, "Jadi mengapa kau memanggilku kemari?" "Jadi Profesor Bai Yishan dari Ruang Orang Suci ingin kau bekerja sebagai asistennya. Apa kau mau?", Qin Xuan langsung menjelaskan maksud dan tujuannya pada Han Sen. "Seorang profesor dari Ruang Orang Suci ingin aku jadi asistennya?" Han Sen tercekat dan menyadari dia tidak ada urusan dengan Ruang Orang Suci. Dan Profesor Bai juga asing baginya. "Banyak orang bermimpi untuk bekerja di Ruang Orang Suci, apalagi di bawah profesor Bai Yishan. Ini kesempatan besar dan kau harus memikirkannya." Qin Xuan menyeringai. Dia ingin membuat Han Sen menjadi penerusnya, tetapi jika dia tidak menginginkan hal yang sama dengannya, tidak ada gunanya untuk menahannya. "Bagaimana menurutmu?" Han Sen menatap Qin Xuan dan bertanya. Dia merasa hal itu sedikit aneh karena dia bahkan belum pernah mendengar profesor ini. Han Sen selalu curiga mengenai hal yang tidak wajar. "Tentu saja aku berpikir Ruang Orang Suci adalah tempat yang hebat. Gajinya lebih tinggi dari regu khusus, dan kau juga berkesempatan untuk belajar banyak seni geno hyper tingkat tinggi. Sebagai tambahan, kau juga akan bekerja untuk Profesor Bai Yishan yang memiliki kuasa. Jika kau menjadi asistennya, aku akan memiliki status lebih tinggi dariku. "Jadi, kau pikir aku harus pergi?" Han Sen berpikir. "Justru sebaliknya, aku harap kau tinggal," Qin Xuan menggeleng dan berkata. "Kau tahu aku berharap banyak darimu. Tentu aku berharap kau bisa terus tinggal dalam kelompok. Dalam beberapa bulan, aku akan menjadi evolver dan memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua. Aku akan merekomendasikanmu sebagai penerusku untuk memimpin kelompok. "Baiklah kalau begitu, aku menolaknya dan akan mengikutimu." kata Han Sen dengan yakin. Di Ruang Orang Suci, mungkin ada banyak keuntungan, tetapi dia masih merasa ada yang mencurigakan mengenai itu. Selain itu, dia berlatih Kulit Giok. Jika dia berjalan di antara para ahli seni geno hyper setiap hari, mereka mungkin menyadarinya. Han Sen percaya berdasarkan pengalaman dan sepengetahuannya, dia lebih seperti kelinci percobaan di tempat seperti Ruang Orang Suci. Dia tidak akan pergi bahkan jika Qin Xuan tidak mencoba menahannya dalam kelompok. Dan kini dia juga membantu Qin Xuan, jadi ini seperti mendayung dua tiga pulau terlampaui. Mata Qin Xuan berbinar. Dia tidak menyangka Han Sen setuju begitu cepat dan merelakan kesempatan besar karena apa yang dia katakan. "Kau baik sekali. Aku memilih orang yang tepat." Qin Xuan bersemangat dan menepuk pundak Han Sen. "Teruslah berjuang. Meskipun memimpin pasukan mungkin tidak sekeren sekarang, kau akan mengalami kesulitan di Ruang Orang Suci karena langit-langit kaca di sana. Aku jamin kau tidak akan pernah menyesali keputusan hari ini." "Aku tidak berpikir sejauh itu. Selama aku bisa mengikutimu, itu sudah cukup bagiku." kata Han Sen buru-buru. Qin Xuan merona dan mengingat perkataan Han Sen saat dia menghipnotisnya. "Baiklah, aku tidak akan menahanmu disini." melihat Han Sen pergi, dia berpikir, "Dia masih terlalu muda, kalau tidak aku akan mempertimbangkannya sebagai calonku." 218 Lebih Lemah Dariku Bai Yishan mencari tahu tentang Han Sen. Dengan tingkat izin keamanan yang dimilikinya, Bai Yishan bisa melihat data rahasia dan menemukan bahwa Han Sen adalah anggota pasukan khusus. Penemuan ini adalah kabar baik untuknya, karena cukup mudah bagi Ruang Orang Suci untuk memindahkan seseorang dari kemiliteran. Meski tim khusus berbeda dari prajurit biasa, hal itu masih mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, balasan dari tim khusus membuat Bai tercengang. Dia mengerutkan dahi dan berpikir, "Dia menolaknya. Hal ini akan menjadi masalah." Jika Han San sen adalah prajurit biasa, Bai Yishan cukup menyuruhnya pindah. Tetapi karena Han Sen bekerja untuk Qin Xuan, bahkan Bai tidak menemukan cara lain untuk membuat Han Sen bekerja untuknya. "Karena aku tidak bisa menggunakan cara resmi, Aku harus mencari jalan lain yang kreatif untuk membuatnya berlatih Serangan Yin Yang." Bai Yishan tidak menyerah dan rela melihat Serangan Yin Yang dilarang. Sambil mengecek ulang berkas Han Sen, Bai Yishan berpikir keras. Han Sen kembali ke sekolah dan menekan nomor Ji Yanran. Meskipun dia baru saja mendapat senjata jiwa binatang berdarah sakral, Han Sen tidak pergi berburu karena makhluk yang dia beri kristal hitam hampir berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral. Dia tidak ingin pergi terlalu jauh kalau-kalau dia tidak bisa memakan makhluk itu tepat pada waktunya. "Kau sedang apa?" Han Sen melihat Ji Yan ran dalam gambar hologram dan bertanya sambil tersenyum. "Apa kau tidak lihat? Aku sedang bermain Tangan Dewa." Ji Yanran mencoba pura-pura bersikap dingin. "Kau ada di mana? Aku akan menemuimu segera." "E6, kalau kau tidak punya waktu, kau tidak perlu kemari." Ji Yanran lanjut bermain. "Aku datang dalam lima menit." Han Sen memutuskan panggilan dan menuju E6. Ji Yanran berpikir, "Andai kau memilih untuk tidak datang, aku tidak akan memaafkanmu." "Hey nona, kau hebat sekali." Han Sen segera menemui Ji Yanran. Ada pemain yang lebih baik dari Ji Yanran di kampus, tetapi hanya beberapa. Dan mereka antara tidak mau melawannya atau tidak bermain di Jaringan Pertandingan sama sekali. "Tidak seru bermain di kampus. Aku bermain di ruangan Jaringan Langit. Pemain ini cukup baik. Dia telah mengalahkanku tiga kali, setiap kali 10 poin lebih unggul." kata Ji Yanran. "Kau ada di ruang virtual yang mana? Biarkan aku membalasnya." Han Sen siap untuk duduk di salah satu peralatan holografis. "Gunakan akunku." Ji Yanran berdiri dan menyerahkan kursinya. Han Sen duduk, tetapi menarik dirinya ke dalam pangkuannya. "Lepaskan." Ji Yanran tersipu-sipu dan berpura-pura melawan. "Hentikan. Kalau kau pergi, bagaimana kau bisa melihat keadilan ditegakkan?" sambil memeluknya dari belakang, Han Sen mengundang pemain tersebut untuk lanjut bermain. "Bagaimana kau bisa bergerak seperti ini? Kalau kau kalah, aku tidak akan memaafkanmu," kata Ji Yanran. "Tidak masalah. Ini adalah ruangan bagi yang belum berevolusi, dan aku tidak akan kalah bahkan dengan mata terpejam," kata Han Sen. "Sungguh egois," Ji Yanran menggodanya. "Ini namanya percaya diri. Jika kau tidak yakin aku akan menang, mari bertaruh. Jika aku menang, kau harus menciumku." Han Sen tertawa. "Dan kalau kau kalah?" Ji Yanran menarik bibirnya. "Jika aku kalah, aku akan menciummu." kata Han Sen tanpa rasa malu. "Usaha yang bagus. Lakukanlah dengan baik." Ji Yanran mencubit pinggang Han Sen, dan membuatnya menjerit, menarik perhatian murid-murid lainnya. Mereka melihat pasangan itu dan tersenyum penuh arti, membuat Ji Yanran semakin merona. "Hentikan." dia menutupi mulut Han Sen dengan satu tangan, dan merasakan kecupannya. Ji Yanran terpaksa menarik tangannya kembali. Dan saat ini sebuah catatan muncul di mesin holografis, dan menyatakan lawannya menolak untuk bermain lagi. Saat pasangan itu berpikir mengapa pemain ini menolak, mereka melihat pesan darinya. "Kau pasti Ji Yanran dari Blackhawk?" Melihat pesan itu, Han Sen menatap pacarnya curiga. Ji Yanran menggelengkan kepala dan kebingungan. "Ruangan ini secara acak memasangkanku dengannya. Aku bahkan tidak mengenali ID ini. Mungkin dia dari sekolah kita?" "Han Sen mengecek nama ID itu, yang ternyata cukup arogan¡ª"Tangan ketiga Dewa." "Tinggal tanya saja apa dia dari sekolah kita. Kita tidak memiliki banyak pemain setingkat ini dan aku mengenal semua ID mereka. Ini bukan salah satu dari mereka," kata Ji Yanran. Saat Han Sen bersiap membalasnya, dia melihat pesan lain dari lawannya. "Aku Lu Botao dari Perkumpulan Tangan Dewa di Akademi Militer Pusat Aliansi. Panggilanku adalah raja bertangan tiga. Kau pasti pernah mendengarnya." Ji Yanran terkejut, "Raja bertangan tiga dari Akademi Militer Pusat Aliansi ada di antara 10 besar Liga Akademi Militer. Aku penasaran bagaimana dia tahu ID milikku." "Tidak peduli bagaimana dia menemukannya, aku tidak akan membiarkan pria manapun melirik pacarku dengan mudah." Han Sen menyeringai dan mengirim pesan, "Aku tidak akan berteman dengan siapapun yang lebih lemah dariku." "Lu Baotao membalas pesan itu, "Aku baru mengalahkanmu 4 kali, setiap kali dengan 10 poin lebih banyak. Dan kau bilang itu lemah?" "Aku sedang makan tadi dan baru saja selesai," balas Han Sen. "Ha-ha, baiklah. Mari bermain sekali lagi. Dan mari lihat apa yang akan kau katakan saat kau kalah lagi." kata Lu Baotao, mengirim undangan untuk bertarung. Han Sen mengklik iya tanpa ragu dan hitungan mundur dimulai. 219 Tangan Iblis "Kau sedang apa?" Ji Yanran tersenyum dan berkata. "Tidak ada, hanya merenggut keinginannya untuk bermain Tangan Dewa. Dia harus membayarnya karena ingin mencuri dirimu." kata Han Sen sambil memicingkan mata. Ji Yanran tidak bilang apa ¨Capa selain tersipu-sipu. Hatinya merasa gembira dan bahagia menyaksikan pacarnya cemburu. Lu Botao sangat kegirangan. Tahun lalu, dia menonton video promosi Perkumpulan Tangan Dewa dari seluruh sekolah militer dan terkesima oleh pemain wanita cantik bernama Ji Yanran. Akan tetapi, Blackhawk tidak bertanding melawan Akademi Militer Pusat Aliansi, dan bahkan tidak berada di antara delapan besar. Jadi tidak ada peluang untuknya untuk bertemu Ji Yanran. Lu Botao harus bertanya kemana-mana untuk menemukan ID Ji Yanran di ruang game Jaringan Langit. Saat dia ingin berteman dengannya, dia menemukan pengaturan privasinya diatur untuk menolak semua permintaan pertemanan. Lu Botao hampir lupa tentang hal itu dan tiba-tiba secara acak bertanding dengan Ji Yanran hari ini melalui sistem. Dia tidak menyadari itu adalah dia saat di awal dan berpikir lawannya memiliki teknik yang baik. Saat itulah dia mengecek ID itu dan menemukan bahwa itu milik Ji Yanran. Menahan kegembiraannya, dia mengalahkannya beberapa kali untuk memamerkan kekuatannya sebelum mengirim pesan dan bertanya apakah dia adalah Ji Yanran. Mengetahui itu memang dia, Lu Botao semakin bersemangat. Dia siap memamerkan betapa kuat dirinya, dan berharap bisa mengambil hatinya. "Hei, Botao! Kenapa kau senang sekali?" teman satu tim dan sekamar Lu Botao, Liang Yiming bertanya. "Yiming, coba tebak siapa yang kutemui di ruangan game?" tanya Lu Botau bersemangat. "Si monster dari sekolah kita?" balas Liang Yiming santai. "Kalau begitu aku bakal menangis." Lu Botau menyeringai. "Aku bertemu Ji Yanran dari Blackhawk." "Blackhawk? Apa ada pemain hebat di sana?" "Si cantik itu! Ingat tidak? Dari video promosi itu?" "Oh iya! Aku ingat yang cantik itu. Bukannya dia sudah menolakmu? Apa kau berhasil kali ini?" "Aku bertemu dengannya lewat pertandingan acak di ruang itu! Pasti ini takdir, karena begitu banyak orang di ruangan itu dan aku bertemu dengannya," kata Lu Botao puas. "Apa kau serius? Sungguh kesempatan langka." Liang berjalan di belakang Lu Botao dan mulai menonton gambar hologram. "Tentu saja itu benar. Dia sudah bilang kalau aku bisa mengalahkannya, dia akan jadi temanku." "Baguslah, jadi itu kesepakatan yang jelas akan terjadi." Liang Yiming melihat permainan Ji Yanran tahun lalu, dia hebat tapi tidak sebanding dengan mereka di Akademi Militer pusat Aliansi, bahkan pemain cadangan mereka. "Tepat sekali. Game sudah dimulai, aku harus fokus sekarang." kata Lu Botao. Hitungan mundur berakhir dan game telah dimulai. Untuk memamerkan kekuatan dan kejantanannya, Lu Botao tidak mencoba mencuri titik cahaya di sisi Ji Yanran. Dia berencana menuntaskan titik cahayanya secepat mungkin. Akan tetapi, saat game baru dimulai, Lu Botao melihat tangan lawannya menggapai sisinya, dengan jelas mencoba mencuri poinnya. "Ha-ha, si cantik ini pikir dia hebat, mencoba untuk mencuri poinku," kata Lu Botao tertawa. "Kau harusnya membiarkan wanita melakukan apa yang dia mau. Jangan membuatnya kalah telak, kau harus menjadi pria jantan dan memberinya beberapa poin." Liang Yimin ikut tertawa. "Baiklah. Aku mengerti." kata Lu Botao, menjangkau sebuah titik. Saat dia mau menyentuh titik itu, sebuah jari tiba-tiba menghancurkannya dan lawannya mendapat poin. "Bagus, kau memberinya poin terlebih dahulu." Liang Yimin pikir Lu Botao sengaja melakukannya. "Terpaksa." Kata Lu Botao ragu-ragu. Itu bukanlah rencananya. "Aku harus lebih memperhatikan lagi." Lu Botao masih berpikir dia hanya ceroboh dan menjangkau titik lainnya. Sebelum dia menyentuh titik itu, sebuah jari menghancurkannya lagi. Lu Botao sedikit panik karena lawannya telah mendahuluinya ke semua titik yang dia ingin hancurkan 8 kali berturut-turut, tanpa meninggalkannya poin satupun. "Botao, ini sedikit ekstrim. Level si cantik cukup bagus. Berhati-hatilah atau kau akan kalah." Liang Yiming masih berpikir Lu Botao sengaja melakukannya. Akan tetapi, Lu Botao tidak lagi berniat untuk bersantai-santai. Dia berkonsentrasi penuh dalam permainan, dan keningnya berkeringat. Dia tidak ingin membiarkan lawannya menang, tapi dia tetap kalah. Dengan segera, Liang Yiming menyadari ada yang salah. Urat nadi menonjol di kening Lu Botao, dan jarinya menari bagai orang gila. Akan tetapi, tidak ada poin yang diperoleh. Dan tangan lainnya di gambar hologram selalu bisa mencapai titik terlebih dahulu. Mulut Liang Yiming menganga. Dia tahu betul betapa hebat Lu Botao. Meski Lu Botao cukup lemah di antara pemain Akademi Militer Pusat Aliansi, dia jelas berada di peringkat pertama di banding sekolah militer manapun. Akan tetapi, sampai kini, Lu Botao masih tidak memperoleh poin satupun, yang tidak bisa dipercaya. Bahkan Liang Yiming yang berada di peringkat kedua di Akademi Militer pusat Aliansi tidak berani berkata bahwa dia bisa melakukan hal yang sama pada Lu Botao. Kecuali perbedaan di antara kedua pemain bagaikan langit dan bumi, pemandangan ini tak akan terjadi. Tetapi itulah yang terjadi kini. Dalam game 100 poin, lawannya telah memperoleh 80 poin, sementara Lu Botao masih tidak mendapatkan apa-apa. Saat ini, Lu Botao bermandikan keringat. Gerakannya menjadi kaku karena tekanan yang terlalu berat. Tangan lawannya bagaikan tangan iblis di mata Lu Botao. 220 Pamer Rasa putus asa dan tak berdaya membuat Lu Botao meringis. Tangan iblis ada di mana-mana. Di semua jenis permainan Tangan Dewa yang Lu Botao telah alami, dia tidak pernah merasa begitu tak berdaya sebelumnya. Siapapun lawan yang dia temui, bahkan meski dia kehilangan poin banyak pun, dia selalu memiliki alasan untuk menuntaskan permainan. Akan tetapi, permainan ini berbeda. Titik cahaya manapun yang Lu Botao ingin sentuh, lawannya akan selalu mendahuluinya. Bukan tanpa sengaja. Tanpa ragu. Lu Botao tidak pernah berpikir kalau dia sangat ingin memperoleh satu poin begitu besar. "Satu poin... Yang aku mau hanyalah satu poin..." sebagai anggota Akademi Militer pusat Aliansi, Lu Botao adalah pemain tangguh. Orang lain mungkin akan menyerah pada titik ini, tetapi dia masih bertahan. Dengan cepat Lu Botao menyadari betapa sulitnya mendapat satu poin. Brak! Titik cahaya terakhir dihancurkan dan Lu Botao tercengang. 100 banding 0. Skor di layar membuat Lu Botao jatuh lemas. "Botao, bukannya kau mencoba menjadi pria jantan?" tanya Liang Yiming tidak yakin. Lu Botao tidak seperti melakukannya dengan sengaja. Akan tetapi, tidak ada penjelasan lain bagi Lu Botao untuk mendapat poin nol. Lu Botao tidak membalas. Sambil duduk kembali dan menatap gambar hologram, dia cepat-cepat mengirim undangan ke lawannya untuk bertanding lagi. Lawannya setuju dan game dimulai kembali. Lu Botao menatap gambar hologram bagaikan monster menatap buruannya, sambil mengumpulkan kekuatannya untuk menyiapkan serangan bertubi-tubi. Saat game dimulai, Lu Botao kehilangan seluruh kepercayaan dirinya di bawah tangan iblis. Tidak mungkin... dia tidak bisa menyentuh apapun... Menggunakan kekuatan dan perhitungannya, Lu Botao menyadari kekuatan dan strateginya sia-sia di hadapan tangan iblis. Tangan itu ada di mana-mana. Dan Lu Botao merasa ada sepasang mata iblis menembus jiwanya juga. Titik cahaya manapun yang dia ingin sentuh, sang iblis akan selalu ada terlebih dahulu, menghancurkan harapannya. "Tidak, ini tidak mungkin..." Lu Botao merasa tangannya membesar, mengisi ruangan di sekitarnya, dan dia menjadi semakin kecil dan mengecil, sekecil sebuah mainan. Brak! Permainan bahkan belum berakhir, tapi Lu Botao telah merosot dari kursinya, seluruh kepercayaan dirinya dan keberaniannya lenyap. Liang Yiming di sebelahnya juga bermandikan keringat dingin. Di pertandingan kedua, dia mencoba membayangkan dirinya sebagai Lu Botao, dan dia langsung ikut merasa tak berdaya, karena dia menyadari dia tidak akan mampu menyentuh apapun juga. Itu bukan salah Lu Botao. Lawannya bersikap seakan dia bisa membaca pikiran orang. "Lu Botao, apa ini Ji Yanran dari Blackhawk? Kamu yakin ini bukanlah evolver?" Liang Yiming tidak percaya orang ini adalah murid sekolah militer. "Aku tidak tahu..." Lu Botao juga tidak yakin. Dia melihat ID lawannya dan berkata, "Ini ID miliknya dan ini juga diperuntukkan bagi yang belum berevolusi. Evolver harusnya tidak bisa memasuki tempat ini." Liang Yiming mendengar teori Lu Botao dan setuju. Jika lawannya adalah evolver, orang itu akan dikirim ke ruangan berbeda. Tapi beberapa evolver yang belum terdaftar di Aliansi masih bisa memasuki ruang peruntukan orang yang belum berevolusi. Jadi ada masih kemungkinan. "Jika orang ini belum berevolusi, ini sangatlah menakutkan. Mungkin hanya monster dari sekolah kita yang bisa menandinginya." kata Liang Yiming. "Siapa dirimu..." Lu Botao duduk kembali dan mengirim pesan pada lawannya. Lu Botao dan Liang Yiming menatap layar hologram, menanti balasan. Di Blackhawk, Ji Yanran duduk di pangkuan Han Sen dan menyaksikan pacarnya bermain dengan satu tangan. Sekarang dia tahu bagaimana dia kalah darinya di pesawat ruang angkasa. Kecepatan dan prediksinya seakan di luar kemampuan manusia. Dari sudut pandangnya, jemarinya yang menari hampir terlihat seperti jari pianis. "Kau membuatku takut." saat Han Sen menyelesaikan permainan, Ji Yanran menghela nafas. "Kenapa?" Han Sen berbisik di telinganya. "Kau membuat lawanmu tidak mendapatkan poin." kuping Ji Yanran memerah. "Dia melirik pacarku. Itu tidak bisa dimaafkan." Han Sen melihat telinga mungilnya dan menciumnya. Ji Yanran merasa tersengat listrik dan bergidik. Saat itulah, pesan dari Lu Botao muncul. Han Sen melihatnya dan menjawab, "Aku pacar Ji Yanran." Dia menyatakan teritorinya. "Apa kau murid Blackhawk?" pesan Lu Botao datang lagi. "Ya," jawab Han Sen. Lalu dia keluar dari ruangan itu. Dengan perempuan cantik di pelukannya, dia tidak berminat berbincang dengan laki-laki. Ji Yanran menyadari sesuatu dan pipinya bersemu merah. Melihat wajah cantiknya,Han Sen tidak bisa menahan godaan lagi. Meskipun mereka ada di tempat umum dan tidak bisa melakukan banyak hal, Han Sen cukup menikmatinya. "Hei dua sejoli, berhenti pamer seperti itu." Qu Lili tiba-tiba muncul di samping mereka. Ji Yanran langsung bersemu merah dan lari dari Han Sen. Melihat teman sekamarnya yang tersipu-sipu dan Han Sen yang berdiri, Qu Lili tersenyum, "Yanran, jenius, aku tidak bermaksud mengganggu kalian. Hanya saja Ji Yanran berjanji padaku hari ini dia akan menemaniku memilih seni geno hyper. Dan ini sudah lewat waktu janjian kami." 221 Professor "Maafkan aku ..." Ji Yanran memegang lengan Qu Lili dan meminta maaf. "Lupakan saja. Sekarang aku mengerti bahwa perempuan akan menyerahkan apa saja untuk laki-laki mereka." Qu Lili memandang Han Sen dan bertanya, "Jenius, apakah kau mau ikut dengan kami?" "Tentu. Tapi bolehkah kau memanggilku dengan namaku?" "Gigit aku." Han Sen memutuskan untuk diam, dan mengikuti para gadis. Walaupun sekolah militer akan mengajarkan seni geno hiper, tetapi bukan yang tingkat tinggi. Namun, siswa sekolah militer mendapatkan manfaat tertentu jika datang untuk membeli seni geno hiper. Murid-murid baru diperbolehkan untuk membeli seni geno hiper Kelas-C, siswa tingkat dua memenuhi syarat untuk membeli seni geno hiper Kelas-B dan dua yang Kelas-C; junior dapat membeli dua Kelas-B dan empat Kelas-C; senior dapat membeli satu Kelas-A dan lima Kelas-B. Kecuali mereka berada dalam beberapa jurusan khusus, mereka harus lulus dan wajib militer 4 tahun. Setelah lulus, prestasi mereka dalam militer akan menentukan apakah mereka dapat membeli seni geno hiper tingkat tinggi. Berbeda dengan Ruang Orang Suci, seni geno hiper yang dijual di sekolah-sekolah militer hanya berupa satu botol solusi geno. Dan seni Kelas-D ke bawah tidak memerlukan solusi geno. Ji Yanran dan Qu Lili sama-sama junior dan berdasarkan aturan mereka dapat membeli dua Kelas-B dan empat Kelas-C. Han Sen juga dapat membeli satu Kelas-C pada saat ini. Namun, dia tidak tertarik pada seni geno hiper tingkat rendah setelah melihat Malaikat Suci dan Sparticle. "Qin Xuan masih berhutang pada Dollar sebuah lisensi Kelas-S. Bagaimana aku dapat mengambilnya?" Han Sen terus memikirkannya tetapi tidak memiliki solusi yang baik. Qin Xuan meminta Dollar untuk mengambilnya di Tempat Penampungan Baju Baja. Namun, itu akan sangat berbahaya karena ada banyak orang-orang kuat dan Anak Surga di tempat penampungan yang sangat membenci Dollar. Mereka bertiga datang ke toko seni geno hiper sekolah dan tidak ada asisten toko sama sekali, hanya ada mesin penjual otomatis. Tutorialnya siap diunduh setelah pembayaran dan solusi geno akan muncul dari mesin penjual otomatis. "Ji Yanran, menurutmu apa yang harus aku beli?" Qu Lili tidak bisa memutuskan. "Jenius, beri aku nasihat," Dia kemudian berkata kepada Han Sen. "Mungkin kau dapat mencoba Kelas-B Momentum dan Pemecah Angin." Sebuah suara aneh di samping mereka terdengar. Tiga siswa melihat ke arah suara itu dan melihat seorang pria paruh baya yang berpakaian bagus, tampak seperti pemarah. Dia tampaknya paling banyak berusia 50 tahun. "Bagaimana kau tahu kalau keduanya cocok untukku?" Qu Lili menatap pria paruh baya itu dengan heran. Dia tersenyum dan menjawab, "Seni geno hiper yang Anda latih sekarang seharusnya adalah Kekuatan Jedi." Qu Lili bahkan lebih terkejut, "Kau bahkan mengetahui ini? Apakah kau adalah seorang profesor di Departemen Seni Bela Diri?" Pria itu tidak menjawab dan melanjutkan, "Kekuatan Jedi banyak berfokus pada kecepatan, dan kau telah membuat banyak kemajuan sehingga Momentum dan Pemecah Angin akan membawamu selangkah lebih maju." "Sangat?" Qu Lili sangat gembira tetapi masih tidak dapat mempercayainya sepenuhnya. "Aku yakin akselerasi liniermu seharusnya mencapai 13 dalam indeks kebugaran dan kekuatan ototmu 12,5, jadi kau adalah kandidat yang sempurna untuk keduanya." "Ah!" Qu menatap lelaki paruh baya itu, tidak percaya bahwa dia bahkan dapat mengetahui hal ini. Akselerasi liniernya 12,98 dan kekuatan ototnya 12,51, hampir persis sama dengan apa yang dia katakan. Pada titik ini, Qu Lili merasa yakin bahwa pria paruh baya itu adalah seorang profesor di departemen seni bela diri. Dia dengan senang hati mengucapkan terima kasih dan berkata, "Aku akan membeli Momentum dan Pemecah Angin nanti." Qu Lili menggesekkan kartunya dan membeli keduanya. Han Sen dan Ji Yanran memandang pria paruh baya dengan heran. Dia pasti bukan profesor biasa dengan pengamatan yang begitu tajam. "Apakah kau memerlukan bantuanku?" Pria itu bertanya pada Han Sen dan Ji Yanran. "Kau harus menggunakan bantuan profesor." Qu Lili memeriksa detail seni bela diri yang baru dibelinya dan merasa itu sangat cocok untuknya. "Aku tidak punya sisa kuota. Bagaimana denganmu?" Ji Yanran berkata kepada Han Sen. "Yang aku miliki hanyalah kuota Kelas-C dan itu tidak berguna bagiku, jadi aku tidak akan memakainya," kata Han Sen. "Itu tidak benar. Walaupun seni geno hiper yang canggih sangat kuat, dasar juga sangat penting. Bahkan seni Kelas-C dapat membangun dasar yang bagus untuk banyak seni geno hiper. Jika kau berlatih dengan baik, itu bahkan akan sangat membantu ketika kau menjadi seorang yang berevolusi atau melampaui. " Para pria paruh baya memandang Han Sen dan melanjutkan, "Aku akan merekomendasikan kau untuk berlatih Kelas-C dan kau akan menemukan betapa bermanfaatnya itu." "Itu sangat masuk akal. Jenius, kau harus mencobanya," usul Qu Lili. Han Sen menggelengkan kepalanya, "Tidak, terima kasih." Han Sen baru saja membeli seruit tiga pisau dan mengirimkan sejumlah uang kepada keluarganya. Sekarang yang tersisa di akunnya adalah 200 ribu dolar. Bahkan jika itu lebih murah di sekolah militer, seni bela diri Kelas-C masih akan menelan biaya 500 ribu, jadi dia tidak benar-benar memiliki uang. "Profesor itu bermaksud baik. Dan kau pasti memerlukannya jadi mari kita beli saja," kata Ji Yanran. "Jujur saja, yang kumiliki hanyalah 200 ribu Dolar saat ini. Aku tidak mampu membelinya," Han Sen harus berkata jujur. "Tidak apa. Aku punya." Ji Yanran tersenyum dan mentransfer 500 ribu dolar kepadanya. "Karena pacarku kaya, aku akan membelinya." Han Sen tidak menolak dan menoleh pada pria paruh baya, "Profesor, seni geno hiper Kelas-C apa yang kau sarankan?" 222 Harta Berjalan Setelah kembali ke asrama, Han Sen memeriksa detail Ledakan-E yang baru dibelinya, memainkan botol solusi geno ungu di tangan lainnya. "Ini cukup rapi untuk seni bela diri Kelas-C." Han Sen merasa terkejut. Dia tidak berharap banyak dengan seni bela diri Kelas-C, tetapi yang ini bahkan lebih rumit daripada Sparticle. "Mungkin ini adalah Kelas-C karena sulit dilatih, dan hasilnya tidak terlalu hebat." Karena itu berada dalam sekolah militer dan Han Sen membelinya dari mesin otomatis, dia tidak mencurigai ada masalah. Yang terpenting, setelah dia memeriksa Ledakan-E, dia langsung tertarik dengan isinya. Ini adalah sesuatu yang memang dia inginkan. Tetapi setelah memeriksanya, Han Sen tidak langsung berlatih Ledakan-E. DIa juga tidak menggunakan solusi geno itu. Dia mengunci semuanya dalam loker. Walaupun Ledakan-E tampaknya tidak bermasalah, Han Sen merasa pria paruh baya itu bertingkah aneh. Han Sen yang sangat waspada dapat mengetahui bahwa pria paruh baya itu sebenarnya ingin mencarinya dan membantu Qu Lili memilih seni geno hiper hanyalah penyamaran. Oleh karena itu, Han Sen tidak serta merta mulai berlatih Ledakan-E. Han Sen tidak salah. Pria paruh baya itu adalah Bai Yishan dari Ruang Orang Suci. Dan Ledakan-E yang dibeli Han Sen adalah Ledakan Yin Yang yang diciptakan olehnya. Bai Yishan merasa yakin bahwa Han Sen adalah kandidat yang sempurna untuk berlatih Ledakan Yin Yang. Dia telah mencoba cara resmi dan tidak mendapatkan persetujuan Han Sen. Dalam beberapa hari, Ruang Orang Suci akan meloloskan resolusi untuk melarang Ledakan Yin Yang. Pada saat itu, bahkan Bai Yishan sendiri tidak dapat mengajarkan Ledakan Yin Yang kepada siapapun. Menggunakan seni geno hiper yang dilarang adalah kejahatan berat dalam Persekutuan, dan hukumannya termasuk hukuman mati. Maka, Bai Yishan harus membuat Han Sen mempelajari Ledakan-E dalam beberapa hari ini. Mereka yang berlatih seni geno hiper sebelum dilarang akan dikecualikan dari tuntutan hukum. Sebenarnya, Bai Yishan tidak ingin menggunakan cara ini. Tetapi, dia tidak mempunyai waktu untuk membuktikan dirinya dalam Ruang Orang Suci dan harus membuat Han Sen mempelajarinya. Untungnya, Presiden Elang Hitam mengenal Bai Yishan dengan baik dan juga ada seorang pelajar yang kecanduan dengan seni bela diri. Setelah mengulas Ledakan Yin Yang, dia tidak tega membiarkannya terkubur juga. Setelah merasa bimbang, dia memutuskan untuk menolong Bai Yishan. Tidak ada yang berpikir bahwa Han Sen dapat memutuskan untuk tidak melatihnya. Dua hari kemudian, Bai Yishan sedang mengamati Han Sen lewat kamera di kampus. Wajahnya menggelap, karena jelas Han Sen tidak menggunakan solusi geno atau berlatih Ledakan Yin Yang. Kalau tidak, sosok Han Sen pasti akan mengalami perubahan tertentu. Sebagai pencipta Ledakan Yin Yang, Bai Yishan mengetahui dengan pasti. "Apa yang terjadi? Mengapa dia belum berlatih Ledakan Yin Yang?" Bai Yishan menjadi sangat gusar. Dia sudah mewakili Han Sen untuk mendaftarkan diri sebagai sukarelawan agar dapat berlatih Ledakan Yin Yang. Karena Ruang Orang Suci segera akan melarang Ledakan Yin Yang, mereka akan mengumpulkan salinan Ledakan Yin Yang dari Han Sen dan memintanya untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan. Jika pada saat itu, Han Sen masih belum menggunakan solusi geno, maka solusi itu akan dikumpulkan juga. Maka setelah itu, bahkan walaupun dia mengingat tutorial Ledakan Yin Yang, tanpa solusi khusus, dia tidak akan berhasil. Ketika Bai Yishan merasa gusar akan hal itu, dia melihat Han Sen berjalan ke stasiun teleportasi, ingin masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Bai Yishan merasa panik. Resolusi itu akan diloloskan dalam Ruang Orang Suci dalam 2 hari. Jika Han Sen pergi ke Tempat Suci Para Dewa, dia mungkin akan kehilangan kesempatan terakhir untuk berlatih Ledakan Yin Yang. Bai Yishan harus menghentikan Han Sen. "Han Sen." Bai Yishan menghentikan Han Sen sebelum dia masuk ke stasiun teleportasi. "Kau adalah?" Han Sen mengenali Bai Yishan tetapi tidak mengetahui namanya. "Margaku Bai, dan kita pernah bertemu di toko seni bela diri. Aku merekomendasikan dirimu membeli Ledakan-E. Mengapa kau belum mulai berlatih?" Bai Yishan bahkan tidak berpikir banyak pada saat ini. Dengan pertanyaan ini, Han Sen semakin merasa yakin bahwa Bai Yishan memiliki niat tertentu. "Profesor Bai, aku minta maaf. Aku benar-benar tidak punya waktu. Aku akan berlatih nanti," kata Han Sen dengan santai. "Tidak, kau harus mulai melatihnya dalam 2 hari." Bai Yishan berkata dengan tergesa-gesa. "Mengapa begitu?" tanya Han Sen, manatap Bai Yishan. Bai Yishan mengetahui bahwa tidak dapat menipunya untuk berlatih Ledakan Yin Yang. Dia merasa bimbang dan berkata, "Han Sen, mari pergi ke tempat lain untuk berbicara, dan aku dapat menjelaskan semuanya." "Baiklah." Han Sen mengangguk. Dia juga ingin mengetahui apa yang sedang terjadi. Bai Yishan menunjukkan Han Sen sebuah ruang konfrensi pribadi dan menceritakan segalanya. "Maaf, Han Sen. Aku harus melakukannya. Kau adalah kandidat yang paling sesuai, dan kau menolak penawaranku untuk datang ke Ruang Orang Suci. Aku hanya tidak ingin melihat Ledakan Yin Yang dilarang." Bai Yishan berkata dengan rasa bersalah. Mendengar Bai Yishan, Han Sen tiba-tiba berpikir banyak, "Ini adalah yang melampaui dan seorang ahli dalam Ruang Orang Suci. Dia telah mempelajari seni bela diri selama bertahun-tahun dan adalah harta berjalan. Tuhan tidak akan mengampuniku jika aku tidak memerasnya. Han Sen mengecek identitas Bai Yishan dan mencarinya di Jaringan Langit. Seorang selebriti seperti dirinya memiliki banyak foto online. Han Sen tersenyum dan melemparkan pandangan pada Bai Yishan. Dia berpikir, "Jangan salahkan aku. Kau yang pada awalnya memiliki ide yang buruk." 223 Iblis yang Serakah "Han Sen, aku harap kau dapat mulai berlatih Ledakan Yin Yang sekarang ..." Bai Yishan berkata dengan cepat. "Profesor, aku ingin menanyakan sesuatu. Mengapa kau tidak mencari seorang yang telah berevolusi atau melampaui untuk melatih penemuanmu?" tanya Han Sen. "Aku sudah memikirkannya tapi Ledakan Yin Yang didasarkan pada penggaris, dan penggaris memiliki persyaratan bagi mereka yang melatihnya, usianya tidak boleh lebih dari 20. Walaupun aku telah membuat banyak perbaikan, batasnya masih ada di sana. Bagi mereka yang berusia di atas 20, kemajuan mereka akan sangat lambat dalam berlatih Ledakan Yin Yang. Mereka bisa menghabiskan waktu 10 tahun dan hanya membuat lebih sedikit kemajuan daripada orang muda yang berlatih selama beberapa bulan." Bai Yishan menghela nafas. "Jadi aku kandidat yang paling cocok untuk berlatih Ledakan Yin Yang Blast, di bawah 20 tahun?" "Itu benar. Kalau tidak, aku tidak akan begitu ekstrim dan mencoba membohongimu" Bai Yishan mengangguk. "Jadi aku satu-satunya kandidatmu sekarang?" tanya Han Sen. "Ya, sudah terlambat bagiku untuk mencari orang lain. Aku benar-benar berharap kau dapat membantuku juga ..." Han Sen menyela sebelum dia bisa menyelesaikan, "Jadi apa yang dapat kau tawarkan padaku?" "Apa?" Bai Yishan tesentak. "Maksudku kompensasi. Karena Ledakan Yin Yang akan segera dilarang, itu artinya berbahaya. Dan bagiku untuk mengambil risiko seperti itu untukmu, aku perlu diberi kompensasi. Apakah kau tidak setuju?" Han Sen tersenyum. Bai Yishan ragu-ragu. Dia belum pernah melihat anak muda seperti ini. Dia tidak pernah harus meminta bantuan dan orang-orang selalu datang kepadanya dan kembali untuk mempelajari seni bela diri baru yang dia ciptakan. "Oke. Jika perlu, aku dapat membayarmu. Berapa banyak yang kau inginkan?" Bai Yishan akan melakukan apa saja untuk menjaga Ledakan Yin Yang Blast tetap relevan. "100 lisensi KelaS-S Ruang Orang Suci," kata Han Sen. Bai membelalakkan matanya, seolah-olah Han Sen adalah orang gila. Dia belum pernah melihat anak muda yang begitu berani. Setelah beberapa lama, Bai Yishan menatap Han Sen dan bertanya, "Han Sen, apakah kau mengerti apa artinya seratus lisensi KelaS-S Ruang Orang Suci?" "Kau adalah orang yang menciptakan seni geno hiper Kelas-S, jadi apa masalahnya? Jika kau pikir itu terlalu banyak, 99 juga boleh," kata Han Sen. Bai Yishan tersenyum dengan enggan, "Penelitian aku hanya menyumbang sebagian kecil dari penelitian mereka dan bahkan jika aku mengajarkanmu semua yang aku ciptakan, itu kurang jauh dari seratus. Selain itu, tanpa solusi geno, kau harus mengambil risiko yang luar biasa untuk berlatih seni geno hiper. " "Jadi, ajari aku semua yang kau temukan, dan kemudian berikan aku beberapa botol solusi geno untuk masing-masing," kata Han Sen. Bai Yishan memandang Han Sen dan berkata, "Aku telah menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan Ruang Orang Suci, jadi tidak mungkin aku bisa mengajarimu semua itu. Bahkan jika aku mengajarimu, kau juga akan berakhir di penjara ketika seseorang mengetahuinya. Selain itu, aku tidak punya kendali atas solusi geno. Tanpa alasan yang masuk akal, aku bahkan tidak dapat meminta satu botol tambahan." "Karena kau tidak tulus tentang ini, maka lupakan saja. Aku yakin kau dapat dengan mudah menemukan orang lain untuk berlatih Ledakan Yin Yang. Aku rasa tidak dapat membantumu." Han Sen bangkit dan siap untuk pergi. Dia telah meninjau Serangan Yin Yang, dan mengerti bahwa tidak ada salahnya berlatih. Risiko itu terutama dalam penggunaannya. "Tunggu. Aku dapat memberimu banyak uang," kata Bai Yishan. "Profesor, aku tidak terlalu miskin hingga mempertaruhkan hidup saya untuk uang," kata Han Sen dengan lembut. "Tidak ada risiko dalam berlatih Ledakan Yin Yang. Dan dengan bakatmu, kau tidak terlalu berisiko dalam penggunaannya..." Bai Yishan mencoba menjelaskan. "Maafkan aku, profesor. Aku kuatir aku tidak dapat membantumu," kata Han Sen. Bai Yishan tidak tahu apakah dia membuat keputusan yang tepat atau tidak untuk memilih orang ini. Dia berkata tanpa daya, "Ruang Orang Suci memberiku 2 lisensi Kelas-S per tahun. Aku telah menggunakan beberapa dan memberinya beberapa. Sekarang tinggal lima yang tersisa. Hanya itu yang dapat aku tawarkan. Pikirkanlah." "Apakah aku dapat menggunakan lisensi ini untuk membeli seni geno hiper di atas tingkat yang belum berevolusi?" tanya Han Sen. "Kau dapat menggunakannya untuk membeli semua jenis seni bela diri dan seni geno hiper di Seksi S dalam Ruang Orang Suci; tetapi jika tingkat kebugaranmu di bawah persyaratan, maka tidak akan terlalu berguna bagimu." "Baiklah, jika kau memberiku lima lisensi Kelas-S, aku akan berlatih Ledakan Yin Yang." Han Sen mengulurkan tangan ke Bai Yishan. Karena banyak seni geno hiper Kelas-S memiliki persyaratan tingkat kebugaran seseorang, hanya mereka yang telah berevolusi atau yang melampaui yang dapat melatihnya. Beberapa lisensi terbatas pada level tertentu, sedangkan yang ditawarkan Bai Yishan bersifat universal. Han Sen puas dengan kompensasi seperti itu. Dia telah meninjau Ledakan Yin Yang, dan mengetahui bahwa tidak berbahaya untuk melatihnya. Bai Yishan sangat senang bahwa dia memiliki lisensi Kelas-S, kalau tidak iblis serakah ini mungkin tidak akan pernah setuju untuk membantunya. Bai Yishan belum pernah melihat anak muda seperti Han Sen. Semua pemuda yang ditemuinya penuh hormat dan tidak pernah meminta apa pun. Setelah menandatangani kontrak dengan Han Sen, Bai Yishan memberi lima lisensi Kelas-S Ruang Orang Suci kepada Han Sen. Lisensi universal Kelas-S ini hanya dapat diberikan kepada orang setingkatnya. Seorang professor biasa tidak akan dapat memperolehnya. Memberikan lima lisensi yang dia miliki kepada Han Sen, Bai Yishan merasa agak kesal. Untungnya, setelah menerima lisensi, Han Sen meminum solusi geno Ledakan Yin Yang di hadapan Bai Yishan dan menyelesaikan latihan pertama, membuat Bai Yishan merasa agak baik. "Walaupun dia serakah, dia menepati janjinya. Aku berharap dia dapat membuat Ledakan Yin Yang bersinar. Mungkin suatu hari Ledakan Yin yang dapat muncul di muka umum lagi." Bai Yishan mencoba untuk menyenangkan dirinya sendiri. 224 Domba Hitam Bai Yishan meminta Han Sen untuk sering berlatih Ledakan Yin Yang, dan memberitahunya cara bekerja sama di Ruang Orang Suci ketika mereka datang untuk mengumpulkan Ledakan Yin Yang. Han Sen mengangguk dan langsung pergi ke stasiun teleportasi setelah Bai Yishan pergi. Makhluk yang dia pelihara telah berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral. Dia memberi makan pemindah warna kali ini. Itu adalah makhluk primitif seperti bunglon. Alasan dia memilih pemindah warna adalah jiwa binatang itu. Jiwa binatang dia adalah sosok yang berubah wujud. Setelah menggunakan jiwa binatang, seseorang tidak hanya akan dapat meningkatkan kebugaran, tetapi juga dapat memperoleh warna pelindung. Jika seseorang berdiri di tempat yang sama untuk beberapa waktu, maka warna pelindung akan memungkinkan orang itu berintegrasi dengan sekelilingnya, seolah-olah orang itu tidak terlihat. Namun, ketika menggunakan jiwa binatang dari pemindah warna primitif, perubahan warnanya lambat dan tidak terlalu efektif. Jika dia bisa mendapatkan jiwa binatang dari pemindah warna berdarah sakral, maka efeknya akan jauh lebih baik. Bagi Han Sen, yang piawai dalam pembunuhan, tidak ada kemampuan yang lebih baik dari ini. Jika dia dapat bersembunyi di samping musuhnya, maka dia akan menjadi ancaman besar bagi siapa pun. Lagi pula, dia sekarang memiliki senjata jiwa binatang berdarah sakral seruit pisau tiga, satu-satunya kelemahan adalah panjangnya. Jika Han Sen dapat mendekati musuhnya, maka kelemahan ini dapat dikurangi. "Ya Tuhanku, Yesus Kristus, Buddha, tolong tunjukkan belas kasihmu ..." Han Sen berdoa kepada semua jenis dewa sambil membunuh pemindah warna dengan seruit tiga pisaunya. "Pemindah warna berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang pemindah warna berdarah sakral diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol hingga sepuluh poin geno sakral secara acak." Mungkin para dewa telah mendengar doanya. Han Sen benar-benar mendapatkan jiwa binatang dari pemindah warna. Mendengar suara itu di pikirannya, Han Sen melompat. Memasukkan daging ke dalam panci di atas kompor, Han Sen mulai memakan binatang awan primitif. Dia telah makan daging jenis ini sebelumnya, tetapi tidak mendapatkan jiwa bintang. Han Sen sangat tertarik dengan jiwa binatang ini juga, jadi dia ingin mencoba lagi. Setelah menyiapkan semuanya, Han Sen tidak sabar untuk memanggil jiwa binatang pemindah warna dan berubah wujud. Setelah beberapa percobaan, Han Sen merasa sangat senang karena jiwa binatang berdarah sakral dari perubahan wujud bahkan lebih baik daripada yang dia pikirkan. Selama dia berdiri diam, dia segera akan menjadi bagian dari sekelilingnya. Bahkan seseorang seperti dirinya sulit untuk membedakannya. Dan warna pelindung juga akan menyebar ke baju baja dan senjatanya. Namun, begitu dia bergerak, kecepatan perpindahan warna tidak akan mampu mengejar pergerakannya. Dan pengamat yang tajam akan mengetahuinya. Walaupun demikian, Han Sen tetap merasa sangat senang dengan hasilnya. Tidak diragukan lagi bahwa jiwa binatang ini fantastis untuk pembunuhan sama halnya dengan meloloskan diri. Pemindah warna berdarah sakral ini menambahkan 5 poin geno sakral untuk Han Sen. Sekarang dia memiliki 50 poin geno sakral, sudah di setengah jalan. "Han Sen, sudah mendekati masa penilaian semi-tahunan. Aku belum pernah melihatmu di lapangan latihan panahan. Apakah kau dapat lulus?" Shi Zhikang bergumam ketika Han Sen kembali ke asrama. Han Sen kemudian menyadari bahwa dia sudah berada di sekolah selama setengah tahun dan penilaian sudah dekat. Jika dia gagal dalam penilaian, makan aka nada banyak masalah. "Aku seharusnya baik-baik saja." Han Sen memiliki kepercayaan diri. Dia telah belajar keras selama beberapa bulan terakhir. Dan penilaian panahan yang paling penting adalah bidang terkuatnya, jadi dia juga tidak kuatir. Namun, yang lain mungkin tidak setuju dengannya, misalnya, penasihat murid Situ Xiang. Sebagai salah satu pemimpin dalam merevitalisasi Departemen Panahan di Elang Hitam, Situ Xiang menaruh harapan yang tinggi pada murid-murid baru di departemen. Han Sen tentu saja merupakan murid yang buruk di matanya. Walaupun nilainya bagus, tetapi tidak menonjol. Dan dia tidak pernah melihatnya dalam pelajaran memanah. Sebagai anggota Departemen Panahan, bukannya berpartisipasi dalam kontes memanah, dia terus berkompetisi dalam kerangka perang dan kontes tinju hitam dan putih. Yang lebih buruk adalah dia bahkan membintangi iklan. Perilaku ini memberitahunya bahwa dia tidak berkomitmen untuk belajar. Situ Xiang merasa harus berbicara dengan Han Sen. Sebagai murid yang direkrut secara khusus di Departemen Panahan, perilaku Han Sen adalah kekecewaan besar baginya. Namun, Situ Xiang tidak langsung pergi ke Han Sen. Dia berencana untuk berbicara dengannya setelah penilaian semi tahunan. Setelah nilai-nilainya keluar, kata-katanya akan jauh lebih masuk akal. Panahan memerlukan banyak latihan. Satu hari tanpa latihan berarti kau akan ketinggalan. Berdasarkan apa yang telah dilakukan Han Sen selama beberapa bulan terakhir, Situ Xiang merasa yakin bahwa nilainya pasti akan turun. Lagi pula, dia jarang menghadiri kelas panahan dan tidak bergabung dengan Perkumpulan Panahan. Selain itu, dia menghabiskan sebagian besar waktunya mengendarai kerangka perang di Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Bagaimana mungkin dia dapat mempertahankan tingkat panahannya? "Bahkan jika dia memang memiliki keahlian yang bagus, dia tidak akan berprestasi bagus dengan bermalas-malasan seperti ini. Aku akan berbicara dengannya setelah dia menyadari hal ini." Situ Xiang mengamati Han Sen memasuk lapangan uji. Dia sangat ambisius untuk merevitalisasi Departemen Panahan di Elang Hitam dan tidak menduga akan menghadapi murid-murid yang direkrut khusus yang tidak tertarik dengan panahan. Dia bahkan berpikir jika dia gagal dalam penilaian, dia mungkin seharusnya menyarankan manajemen sekolah untuk mentransfer Han Sen ke departemen lain. Karena dia sangat tertarik dengan kerangka perang, maka mereka seharusnya mentransfer dia ke Departemen Kerangka Perang. Dia tidak berkontribusi apapun pada Departemen Panahan. Walaupun turnamen panahan dalam liga sekolah militer tidak sepopuler dengan kompetisi lainnya, tetap saja sulit untuk mendapatkan peringkat bagus. Sebagai pelatih dari Perkumpulan Panahan, Situ Xiang harus berpikir keras untuk merapikan timnya. Walaupun ada beberapa bibit pemain bagus dalam murid baru yang direkrut khusus, mereka memerlukan lebih banyak latihan dan tidak dapat langsung digunakan. Sebagai salah satu murid baru, Han Sen secara alami terdaftar sebagai domba hitam dalam pikiran Situ Xiang. 225 Latihan Penilaian semi tahunan dimulai. Ketika sudah tiba giliran kelompok Han Sen, banyak murid yang telah menyelesaikan penilaian mereka atau yang masih menunggu giliran datang untuk melihat sebagus apa keahlian panahan Han Sen. "Jenius hebat dalam kerangka perang dan tinju hitam dan putih. Aku penasaran apakah dia juga bagus dalam panahan." "Dia berada dalam Departemen Panahan. Itulah yang dia lakukan." "Tentu saja, dia lebih baik dalam panahan." "Tentu saja, dia berada pada tempat pertama." ¡­ Diskusi para murid membuat Situ Xiang merasa kesal. "Tampaknya Han Sen benar-benar sangat populer," salah satu pengawas Liu Dong tersenyum dan berkomentar. Situ Xiang berkata dengan menghina, "Menjadi populer tidak berarti dia akan mendapatkan nilai yang bagus. Aku penasaran apakah para murid tetap akan memujanya setelah melihat nilainya." Liu Dong menatap Situ Xiang dengan heran. Seharusnya, seorang murid bintang seperti Han Sen akan populer di antara para instruktur. Namun, penasihat murid ini tampaknya sama sekali bukan penggemarnya. "Apakah dia mendapatkan nilai buruk dalam panahan?" tanya Liu Dong. "Hanya rata-rata. Aku jarang melihatnya," balas Situ Xiang. Ketika keduanya berbicara, giliran Han Sen untuk menembak pada sasaran yang telah ditetapkan. Dia menembak sepuluh kali berturut-turut, semuanya tepat mengenai sasaran. Liu Dong membelalakan matanya, "Pelatih, kau mengatakan ini rata-rata? Kau sangat merendah." Liu Dong mengira dia hanya merendah. Keahlian seperti ini tentu akan membuat murid itu mendapatkan peringkat tingkat S. Situ Xiang juga berhenti sejenak, karena Han Sen selain akurat juga sangat cepat. "Jenius ini sangat menakjubkan." "Seperti menembakan sepuluh panah pada saat bersamaan." "Tentu dia akan mendapatkan peringkat tingkat S dalam penilaian." ¡­ Penilaian semi tahunan dalam sekolah militer membagi nilai dalam delapan tingkat S, A, B, C, D, E, F, G. Seorang murid mendapatkan sebuah peringkat dalam setiap mata pelajaran, peringkat di bawah D akan dianggap gagal. Dan semua mata pelajaran di bawah D harus mengulang. Jika keseluruhan peringkat di bawah D, maka murid itu kemungkinan besar akan dikeluarkan. Penampilan Han Sen sangat langsung diberikan nilai S oleh Inteligensi Buatan. Semua murid akan dinilai oleh Inteligensi Buatan, yang lebih cepat dan akurat daripada penilaian manual. "Pelatih, aku merasa iri karena kau memiliki seorang murid seperti ini dalam departemenmu." Liu Dong berasal dari departemen yang lain. "Itu hanya sasaran yang tidak bergerak. Kita harus menunggu sampai dia mendapatkan penilaian yang menyeluruh." Situ Xiang tidak dapat mempercayai bahwa tanpa menghadiri kelas, Han Sen dapat mempertahankan nilainya, dan bahkan memperlihatkan perkembangan. "Tidak perlu merendah, Pelatih. Kita semua dapat melihat tingkat Han Sen." Setelah ujian sasaran tidak bergerak, sekarang saatnya ujian sasaran bergerak. Ketika tiba pada giliran Han Sen, busur dan panah menjadi senapan di tangannya. Kemanapun dia mengarahkan, tidak ada ada yang meleset. Sekali lagi, dia mendapatkan nilai S. Dalam simulasi pertarungan, Han Sen bertindak seperti prajurit profesiona. Tidak ada yang meleset, tidak ada kesalahan dan tidak ada cedera. Dengan kecepatannya yang tinggi, dia mendapatkan nilai S tanpa ragu. Nilainya tidak membuat Situ Xiang merasa senang, karena dengan keahliannya, dia tidak pernah mempertimbangkan untuk bergabung dengan tim sekolah atau Perkumpulan Panahan, hal ini tidak dapat dimaafkan dalam pandangannya. "Sebagai seorang murid yang direkrut khusus dalam departemen kuta, dia tidak pernah mempertimbangkan untuk berkontribusi dalam jurusan dia sendiri. Aku harus memberinya pelajaran." Situ Xiang tentu saja ingin memanfaatkan dia. Namun, karena Han Sen tidak mendaftar untuk bergabung dengan tim sekolaj, dia tidak ingin memintanya sendiri. Dalam hatinya, dia telah menganggap Han Sen sebagai salah satu pemain inti untuk berpartisipasi dalam turnamen. Tetapi dia harus membuatnya sedikit menderita sebelumnya. "Xiang, sudah lama kau tidak mengunjungiku¡­" suara seorang pria terdengar di jaringan komunikasinya. Setelah beberapa saat, Situ Xiang mematikan jaringan komunikasi dan mencibir. Dia harus meminta bantuan ayahnya kali ini untuk menakut-nakuti Han Sen agar bergabung dengan timnya. Di sisi lain, dia berharap ini juga dapat meningkatkan keahlian panahan Han Sen dan membuatnya berpenampilan lebih baik dalam pertandingan yang akan datang. Situ Xiang sangat mempercayai ayahnya. Dia sebelumnya adalah pelatih panahan dalam militer, dan itulah alasannya dia telah berlatih panahan sejak kecil. "Nak, berdoalah. Ini adalah hukuman karena tidak bergabung dengan tim sendiri." Situ Xiang memikirkan julukan ayahnya dan tersenyum. Sebelum ayah Situ Xiang pensiun, dia adalah "Nazi" yang terkenal dalam militer. Para prajurit yang dilatih olehnya akan lumpuh ketika mendengar namanya. Setelah Situ Qing pensiun, dia datang ke Elang Hitam dan menjadi wakil presiden, tetapi tidak ada banyak hal yang dapat dilakukan. Setelah dia baru datang ke Elang Hitam, Presiden memintanya untuk melatih murid-murid panahan. Namun, dalam waktu beberapa hari, tidak ada murid yang dapat bangkit dari tempat tidur, karena mereka kalau bukan terluka, maka sakit. Murid-murid panahan menulis petisi yang ditandatangani oleh 10.000 orang, yang membuat Presiden merasa takut. Situ Qing kemudian diminta untuk tidak melakukannya lagi. Situ Xiang telah berulang kali meminta Situ Qing untuk melatih Han Sen berdasarkan standar yang tertinggi. "Aku akan lihat berapa lama kau dapat bertahan." Situ Xiang membayangkan tampang Han Sen yang menyedihkan di bawah latihan ayahnya dan diam-diam merayakannya. 226 Mencicip Kue Setelah ujian semester, Han Sen merayakannya dengan teman sekamarnya, Ji Yanran dan Qu Lili di kantin. "Han Sen, kita semua adalah manusia. Kenapa kita begitu berbeda? Aku tidak menghabiskan waktu untuk pacaran atau main-main. Yang aku lakukan hanyalah berlatih di Jurusan Panahan dan aku dapat hanya A. Kau tidak pernah ada di kelas dan mengendarai kerangka perang dan bermain-main dengan pacarmu sepanjang waktu. Bagaimana bisa kau dapat nilai S? Ini tidak adil," seru Shi Zhikang. "Ayolah. Kau juga di Perkumpulan Kerangka Perang Berat sepanjang waktu." kata Lu Meng. "Lu, kau memihak siapa sih?" Shi Zhikang menatap Lu Meng. "Bukan kau." Lu Meng tertawa. ... Setelah makan malam, sekelompok kawanan itu pergi karaoke dan bermain game sampai larut malam. Han Sen memberi kode pada Shi Zhikang untuk mengajak Qu Lili pergi supaya dia bisa menemani pacarnya pulang sendirian. "Mengapa kau mengikutiku?" di gerbang asrama, Han Sen siap membuntutinya ke lantai atas. "Aku akan menghangatkan tempat tidurmu." Han Sen menyeringai. "Aku tidak butuh." Ji Yanran tersipu dan berkata dengan tegas. "Gadis cantik, apa kau lupa kalau kau baru saja memberiku setengah juta beberapa hari yang lalu? Sebagai orang yang profesional, aku akan melayanimu sebaik mungkin, jadi menghangatkan ranjangmu adalah keharusan." Han Sen mengedipkan mata dan berkata. "Pergi sana. Kalau ada yang melihat kita, aku tidak akan mengampunimu." Ji Yanran tersipu dan menggigit bibirnya. "Jadi kalau tidak ada yang melihatku, aku bisa ikut naik ke atas?" tanya Han Sen santai. "Mana mungkin? Pulang sana." Ji Yan Ran merengut. Han Sen tidak pergi. Dia berjalan ke sudut dinding di mana kamera tidak mencakupnya dan mengeluarkan jiwa binatang berubah warna berdarah sakral. Tiba-tiba, dia menjadi satu dengan sekelilingnya. Mata Ji Yanran terbelalak dan melihat pacarnya menghilang di depannya. Dia begitu kaget karena tidak melihat apapun yang berdiri di sampingnya. Dia harus menyentuhnya untuk memastikan Han Sen masih di sana. "Jiwa binatang jenis apa ini?" Ji Yanran terkejut. "Berubah warna. Apa aku bisa naik sekarang?" tanya Han Sen sambil tersenyum. "Jaga jarakmu. Kalau ada yang melihatmu, habislah kau." pipi Ji Yanran merona dan naik ke lantai atas. Han Sen mengikutinya pelan-pelan. Untungnya, hari sudah gelap dan tidak ada orang di sekitar sana. Meskipun saat Han Sen bergerak ada suara yang terdengar, tidak ada siapa-siapa yang memergoki mereka, jadi dia bisa pergi langsung ke kamarnya. Dengan Qu Lili yang diajak pergi oleh teman sekamarnya, dia tidak akan kembali untuk sementara. Ji Yanran membuka pintunya sedikit untuk melihat apakah ada orang di sana sebelum membiarkan pacarnya masuk. "Apa kau mau makan sesuatu? Kau baru saja minum-minum dan tidak makan banyak." kata Ji Yanran sambil mengecek makanan apa yang dia punya. "Kamu saja sudah cukup. Aku tidak mau apa-apa lagi." sembari duduk di sofa, Han Sen berkata sambil tersenyum. "Apa kau bisa serius untuk semenit saja?" Ji Yannran membawakan kue dan air untuknya. "Aku sedang serius dan profesional, berusaha untuk membuat setengah juta milikmu dihabiskan tanpa percuma." kata Han Sen. Ji Yanran melihat tampangnya dan tertawa. Lalu dia memutar bola matanya dan berkata, "Yah kalau kau tidak mau makan, aku yang akan makan." Dia lalu menaruh sepotong kue di piringnya dan mulai makan. Sambil duduk di sebelahnya, Han Sen memandangi pacarnya. "Lihat apa sih?" Ji Yanran tersipu-sipu di bawah tatapan matanya. "Melihatmu. Ada kue di pipimu." Han Sen menjulurkan tangan. Ji Yanran pikir dia ingin menyeka kue di wajahnya dan tidak bergerak, tetapi tangannya memegang dagunya dan dia malah menjilat kue itu. Lalu dia menjilati krim di bibirnya dan berkata, "Lezat sekali." Mata Ji Yanran terbelalak dan tiba-tiba melempari wajahnya dengan kue yang ada di tangannya. Saat Han Sen terkejut, dia memegang pundaknya dan berkata, "Ada kue di pipimu juga." Han Sen terkesiap. Dia menggunakan lidah mungilnya untuk menghapus krim di wajahnya dan merona. Han Sen tidak bisa menahan diri lagi. Dia meraih pinggangnya dan mengecup pipinya, menikmati krim dan kulit lembutnya pada saat yang bersamaan. Tangannya juga bergerak menuju bokongnya. Saat keduanya sedang menikmati masa yang manis itu, mereka tiba-tiba mendengar pintu dibuka. "Sudah kuduga ada sesuatu yang salah. Jenius, kau ternyata juga jenius dalam mencuri hati wanita." Qu Lili masuk sambil tersenyum. "Ji Yanran melompat menjauh dari pelukan Han Sen, menatap Qu Lili dan tidak bisa berkata apa-apa. Shi Zhikang, tak seharusnya aku mengandalkanmu. Kenapa kau membiarkannya kembali begitu cepat?" pikir Han Sen. Dia tidak ada pilihan lagi dan terpaksa harus pergi. Lagipula tidak mungkin dia bisa melanjutkan rencananya malam ini. Melihatnya pergi, wajah Qu Lili tampak suntuk. Han Sen belum pergi terlalu jauh sebelum jaringan komunikasinya berdering. Han Sen pikir itu adalah Ji Yanran dan menjawabnya, tetapi dia justru melihat Huangfu Pingqing dengan gaun tidur putih dalam gambar hologram. "Kakak Han, apa kau masih ingat kesepakatan kita? Apa kau punya waktu besok?" tanya Huangfu sambil tersenyum. "Iya. Kemana kau mau pergi?" Han Sen menyentuh hidungnya dan berkata. Saat dia membuat perjanjian dengan Huangfu Pingqing, dia juga berjanji padanya untuk berburu dengannya sekali dan dia harus menepati kata-katanya. 227 Permintaan Kecil Esok paginya, Han Sen menunggu Huangfu Pingqing di depan stasiun teleportasi. Dia mendapat pesan dari Kantor Urusan Administrasi saat dia melihat Huangfu Pingqing. Dalam pesan itu, dia diminta mengikuti pelatihan oleh Situ Qing. "Maafkan aku. Aku harus pergi." Han Sen menunjukkan pesan itu pada Huangfu Pingqing. Huangfu Pingqing melihatnya dan mengerutkan dahi. "Jika ini adalah Situ Qing yang aku kenal, Kurasa kau dalam masalah." "Siapa dia?" "Wakil presiden Blackhawk. Dia pernah menjadi pelatih panahan di kemiliteran dan mendapat julukan Nazi..." Huangfu Pingqing menceritakan tentang Situ Qing pada Han Sen. "Dua tahun yang lalu, ada pelatihan darinya yang berakhir dalam beberapa hari karena keluhan dari para murid. Aku tidak menyadari bahwa sekolah masih memperbolehkannya melakukan ini. Berhati-hatilah dan kesepakatan kita bisa menunggu." Huangfu Pingqing pergi. Han Sen mencari tahu di komunitas sekolah secara online dan mengenal lebih baik siapakah Situ Qing. Berdasarkan pesan dari Kantor Urusan Administrasi, Han Sen pergi ke fasilitas pelatihan dalam ruangan. Saat dia sampai, dia merasa ada sesuatu yang ganjil. Si dalam ruangan fasilitas, dia satu-satunya peserta latihan. Pembimbing murid Situ Xiang dan pria paruh baya berpakaian rapih dan berpenampilan menarik menunggu dirinya. "Han Sen, ini adalah pelatih Situ Qing. Mulai hari ini dia akan melatihmu selama sebulan. Kau harus belajar dengan keras di bawah bimbingannya." Situ Xiang menepuk pundak Han Sen dan pergi. Situ Xiang diam-diam tersenyum licik, "Nak, aku akan kembali dan menyaksikan betapa menderitanya dirimu dalam beberapa hari. Saat itulah kau akan memohon padaku untuk membawamu." Han Sen mengedikan bahu dan berjalan ke arah Situ Qing. Pelatih itu tersenyum pada Han Sen, "Han Sen, aku telah mendengar tentang dirimu. Kau sangat populer di sekolah kita. Aku dengar kau terpilih sebagai pacar yang paling diinginkan oleh para wanita. Kau memiliki nilai bagus dan banyak talenta." "Kau membuatku tersanjung, pelatih." saat berjalan ke arah Situ Qing, Han Sen menjaga postur standar seorang prajurit yang dipelajari selama pelatihan militer. "Aku bersungguh-sungguh. Aku melihat potensi besar darimu dan percaya bahwa kau adalah harapan Jurusan Panahan kita. Aku akan melakukan seluruh kemampuanku untuk mengajarimu segala hal yang aku tahu agar kau bisa membantu menghidupkan kembali jurusan ini. " Situ Qing menepuk pundak Han Sen. Sepertinya dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. "Terima kasih, pelatih." Han Sen berdiri tegap dan berkata. Situ Qing tersenyum dan menjulurkan tangannya di depan Han Sen. Dalam tangannya ada sepotong besi berukuran 1 inci kali 1 inci. Benda itu terlihat seperti baja tipe Z. Tangan Situ Qing tiba-tiba berubah warna dan tekstur menjadi keemasan. Tangannya tidak seperti tangan manusia. Krak! Dengan remasan ringan, jari Situ Qing meratakan baja Z itu. "Ini hadiah kecil untukmu." Situ Qing menaruh potongan baja Z di tangan Han Sen sambil tersenyum. Han Sen sangat paham itu adalah sebuah peringatan. Tetapi tadi itu memang mengesankan. Han Sen tidak bisa mencapai sejauh itu. Dia telah membaca kekuatan semacam ini di Jaringan Langit. Seni bela diri seperti ini hanya bisa dilatih oleh evolver. Konsepnya adalah mengubah struktur sel tubuh dan membuatnya menjadi besi baja. Bahkan jika Han Sen bisa memperoleh seni bela diri seperti ini, tubuhnya tidak mampu menampungnya. "Terima kasih." Han Sen menerima hadiah itu sambil tersenyum. "Baiklah. Mari kita mulai latihan kita. Kita akan mulai dengan postur mengendarai kuda. Orang awam akan berpikir bahwa memanah bergantung pada kekuatan tangan dan jadi seseorang, yang sebenarnya salah. sebagian tenaga yang dibutuhkan dalam memanah berasal dari pinggang dan perut. Pagi ini kita akan melatih kekuatan otot perutmu dengan postur mengendarai kuda." Situ Qing menginstruksikan Han Sen untuk melakukan postur dan duduk di kursi sambil mengawasinya. "Pelatih, bolehkah aku mengajukan sebuah permintaan kecil?." kata Han Sen sambil melakukan posisi tubuh tersebut. Katakan apa yang kau mau, tetapi biasanya aku tidak akan mengabulkannya. Dan berbicara hanya mempersulitmu. Jika kau tumbang sebelum makan siang, maka kau akan melakukan hal yang sama di siang hari." Situ Qing memicingkan mata dan berkata. "Pelatih, salah satu hobiku adalah tinju hitam putih. Selama latihan, aku tidak diijinkan pergi ke Jaringan Langit, dan ini bukanlah hal yang bisa aku latih sendirian. Setelah berlatih, maukah kau bergabung denganku?" Han Sen melanjutkan perkataannya. "Tinju hitam putih? Kau tidak perlu menunggu sampai latihan usai. Kita bisa melakukannya sekarang. Aku dengar kau cukup bagus dan membuat St. Germain mendapat nilai 0 karena kau. Itu sangat bagus, akan tetapi, itu adalah kompetisi bagi orang-orang yang belum berevolusi. Aku akan memberimu bimbingan sekarang agar kau bisa mengalahkan Akademi Militer Pusat Aliansi di waktu berikutnya." Situ Qing sangat tertarik dengan tinju hitam putih dan tidak perlu menyuruh Han Sen melakukan postur mengendarai kuda. Han Sen berjalan ke arah Situ Qing sambil tersenyum. Dia mengetahuinya dari Huangfu Pingqing kalau meskipun Situ Qing mengajar panahan, hobi terbesarnya adalah tinju hitam putih. "Ayo. Kau menyerang terlebih dahulu. Lihat aku dan akan aku ajarkan bagaimana menangkis dengan benar." Situ Qing mengepalkan jarinya pada Han Sen. Han Sen menatap pelatihnya yang percaya diri dan wajahnya tersenyum ganjil. Dalam pertandingan sebenarnya, dia tidak bisa mengalahkan Situ Qing. Akan tetapi, dalam tinju hitam putih kekuatan bukanlah faktor satu-satunya. Situ Qing terlalu yakin pada dirinya dalam tinju hitam putih karena telah berlatih selama puluhan tahun. Permintaan Han Sen sangat menyenangkan hatinya. 228 Silahkan Dilanjutkan Meskipun Situ Qing berada di puncak di antara para evolver dan hampir menjadi surpasser, tidak berarti dia lebih unggul dalam tinju hitam putih. Tinju hitam putih tidak terlalu dipengaruhi oleh kekuatan atau kecepatan. Yang terpenting adalah kendali atas tubuh seseorang, penilaian, dan kondisi pikiran. Karena Han Sen berlatih Kulit Giok, kendali atas tubuh dan kekuatannya sendiri tidak lebih buruk dibanding evolver, dan kedua faktor lainnya tidak ada hubungannya dengan status. Han Sen baru mulai berlatih Serangan Yin Yang, dan dia sangat terinspirasi oleh ilmu teorinya. Bai Yishan benar mengenai risiko yang tidak berbahaya untuk berlatih ilmu tersebut dan juga membantu meningkatkan kemampuannya. Bahaya dari Serangan Yin Yang adalah dalam penggunaannya. Menggunakan tenaga yin dan tenaga yang di saat yang tepat sangatlah menantang bagi penggunanya. Jika terjadi kesalahan, penggunanya justru akan melukai diri sendiri. Tenaga Yin adalah tenaga lembut, sementara tenaga Yang adalah tenaga kuat. Masing masing memiliki inti yang sangat ekstrim. Seperti halnya tinju hitam putih, hal ini menuntut penilaian penggunanya. Kau harus mampu mengetahui jenis kekuatan yang digunakan lawanmu untuk memutuskan untuk menggunakan serangan Yin atau serangan Yang. Jika kekuatan lawan lebih hebat darimu, kau harus menggunakan tenaga Yin. Jika kau menggunakan tenaga Yang, maka akan seperti memukul batu dengan sebuah telur. Karena tenaga Yang akan menghabiskan seluruh kekuatan seseorang, satu pukulan biasanya berarti hidup atau mati. Tentu saja, ini adalah contoh yang paling mudah. Penggunaan tenaga bisa saja sangat berbeda. Menggabungkan tenaga Yin dan Yang membuat seseorang bisa menangani situasi yang berbeda-beda, yang merupakan bagian tersulit dari Serangan Yin Yang. Maka dari itu, sebagian besar dari Serangan Yin Yang adalah menghadapi penilaian di segala situasi dan teknik untuk menutupi maksud pengguna. Menggunakan tenaga Yin dan Yang membutuhkan banyak latihan, jadi Han Sen belum mampu menggunakannya saat ini. Akan tetapi, dia telah mendapatkan banyak keuntungan dari teori tersebut. Dan teori tersebut berada di atas tingkat orang yang belum berevolusi dan melampaui tingkat evolver dan surpasser. Sementara untuk tingkat setengah dewa, Bai Yishan sendiri bahkan belum sampai sana, jadi tidak ada pengetahuan yang berkaitan. Meski begitu, Han Sen mampu memahami teori tingkat tinggi. Saat dia menggunakan teori ini pada Situ Qing, efeknya di luar perkiraan. Ekspresi Situ Qing berangsur-angsur berubah. Awalnya dia ingin membimbing Han Sen, sambil kemudian mulai mengancamnya seperti sebuah pertandingan serius. Pada akhirnya, Situ Qing sangat terkejut. "Bagaimana kau bisa melakukannya?" Situ Qing menatap Han Sen. Dia tidak mampu memenangkan satu ronde dalam puluhan pertandingan. Situ Qing curiga kalau murid ini mungkin memiliki peralatan untuk mencuranginya. "Mudah sekali. Caramu menggunakan kekuatan sudah ketinggalan jaman. Contohnya, saat kau menggunakan tinju hitam, otot tanganmu..." Han Sen mengatakan sesuatu dari teori Serangan Yin Yang. Situ Qing mengangguk cepat, seperti murid sekolah dasar yang sedang mendengarkan gurunya. "Ehem... maaf. Aku bicara terlalu banyak. Aku harus kembali melakukan postur mengendarai kuda." Situ Qing menghentikan dia dan menyuruh Han Sen duduk di kursinya. Sambil menuangkan teh untuk Han Sen, pelatih itu tersenyum, "Lupakan soal itu. Silahkan dilanjutkan." "Sepertinya ini tidak benar," Han Sen mengerjapkan mata dan berkata. "Apanya yang tidak benar? Aku sudah melihat video ujianmu. Kau melakukannya dengan sangat baik. Aku akan menunjukkanmu beberapa trik nanti dan kau hanya perlu mempraktekkannya." saran Situ Qing, "Bagaimana kalau begini¡ªkau bisa memperlihatkan padaku bagaimana cara meningkatkan kemampuan tinju hitam putih, dan aku bisa menunjukkan padamu teknik memanah. Jika ada yang tak kau pahami, kau selalu bisa bertanya padaku." "Jadi, boleh aku lanjutkan?" tanya Han Sen. "Silahkan." Situ Qing memaksa. Han Sen menyeringai dan lanjut berbicara mengenai tinju hitam putih, sementara Situ Qing mengambil busur dan panah untuk menunjukkan pada Han Sen beberapa teknik memanah khusus. "Jangan berhenti." pinta Han Sen pada Situ Qing, dia melihat pelatih itu berhenti beraksi karena mendengarkan Han Sen. "Ya... ya..." kata Situ Qing dan lanjut memanah. Setelah dua hari, Situ Xiang merasa sudah waktunya untuk mengecek keadaan Han Sen. Dia akan melihat betapa menderitanya dia dan mencoba untuk membuatnya aktif bergabung dalam tim. Sambil membayangkan wajah Han Sen, Situ Xiang tidak mampu menahan senyum dan mempercepat langkahnya. Saat dia melangkah masuk ke fasilitas pelatihan, apa yang dia lihat membuatnya terhenti. Berlawanan dengan imajinasinya, murid populer itu bahkan duduk di kursi ayahnya, sambil meneguk segelas teh. Ayahnya, di lain sisi, sedang menembakkan panah di sebelah Han Sen, sambil tersenyum dari waktu ke waktu, seakan-akan Situ Qing adalah yang sedang di bawah pelatihan dan Han Sen adalah pelatihnya. Situ Xiang tercengang dan berpikir ada yang salah dengan matanya. "Kenapa?" Situ Xiang bahkan tak bisa menutup mulutnya. Bagaimana bisa ayahnya yang dijuluki "Sang Nazi" bertingkah seperti ini? Mantra apa yang dipakai Han Sen padanya? Dia tidak bisa menerima apa yang dilihatnya dan berpikir dia sedang bermimpi. "Ini pasti mimpi. Ayahku tak mungkin..." Situ Xiang mencubit pipinya, mencoba untuk bangun. "Aww!" rasa sakit di pipinya memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. Sambil menutup wajahnya, wajah Situ Xiang tampak ganjil. 229 Yang Suli "Ayah, apa yang kau lakukan?" Situ Xiang menarik Situ Qing ke ruang istirahat dan menutup pintunya. Apa yang terjadi pada Pelatih Nazi? "Ehem, anak itu sangat pandai dalam tinju hitam putih. Setiap kali dia mengalahkanku, dia bisa menjelaskan apa kesalahanku, jadi..." Situ Qing sedikit tersipu karena benar-benar melupakan misinya karena obsesinya pada tinju hitam putih. Situ Xing tidak tahu harus berkata apa. "Ayah, kau harus melatihnya dengan baik. Kau tahu situasi Jurusan Panahan. Dan kami akan mengandalkannya dalam turnamen ini." kata Situ Xiang kesal. "Tenang. Aku sudah mengajarkan semuanya. Anak itu memiliki dasar yang baik dan dia akan melakukannya dengan baik di Turnamen Akademi Militer," balas Situ Qing. Situ Xiang merasa rencananya gagal total. Dia tahu dari tampang ayahnya kalau yang dia pikirkan saat ini hanyalah tinju hitam putih. Meskipun Situ Xiang merasa berkecil hati, dia tahu ayahnya memiliki mata yang bagus dalam melihat bakat seseorang. Jika dia bilang Han Sen itu bagus, maka itu pasti benar. "Baiklah." Situ Xiang duduk. Meskipun rencananya untuk memberi pelajaran pada Han Sen tidak berhasil, dia kini bahkan lebih yakin kalau Han Sen adalah pemanah yang hebat. Situ Xiang memutuskan untuk lepas tangan dan meminta ayahnya untuk menyelesaikan latihannya. Setelah pelatihan usai, dia akan memintanya untuk bergabung dengan tim sekolah. Sebagai murid beasiswa khusus di Jurusan Panahan, sudah tugasnya untuk mewakili sekolahnya dalam turnamen. Karena hasilnya sama bagaimanapun juga, Situ Xiang merasa baik-baik saja. Dan dia sedikit terkesima karena murid ini bisa menangani ayahnya. Situ Qing melatih Han Sen dalam sementara waktu. Setelah Situ Qing paham kondisi Han Sen dari pertandingan tinju hitam putih dengannya, dia memutuskan Han Sen tidak perlu melakukan latihan dasar. Hanya beberapa detail dan teknik yang kurang dari murid tersebut, yang dengan mudahnya bisa dipelajari. Sejujurnya, Situ Qing tidak suka melatih murid seperti Han Sen. Dia lebih suka melatih pemula karena dia menikmati perasaan berhasil dalam melatih seekor kucing kecil menjadi raja hutan. Murid seperti Han Sen mengambil seluruh kepuasan itu darinya Akan tetapi, pemahaman dan kemampuan akan tinju hitam putih Han Sen adalah aset besar. Karena Han Sen hanya satu-satunya murid dan tidak ada masalah dengan pelatih, Han Sen bisa bersikap dan beraktivitas seperti biasanya. Meski Situ Xiang sadar akan hal itu, dia tidak mencoba untuk mempersulit hidupnya. Lagi pula, dia akan menjadi pemain inti. Han Sen belajar banyak teknik berguna dari Situ Qing dan maju dengan pesat. Satu bulan pelatihan berakhir dalam 10 hari dan Situ Xiang merekrut Han Sen ke dalam tim sekolah setelah pelatihan. Berbeda dengan turnamen lainnya, turnamen panahan relatif singkat dan baru dimulai menjelang akhir semester, jadi masih ada waktu sebelum turnamen. Huangfu Pingqing entah bagaimana mengetahui latihan Han Sen telah berakhir, dan datang menemuinya untuk menemaninya berburu. "Huangfu, kenapa kau tidak membawa orang lebih banyak?" di Penampungan Baju Baja, Han Sen terkejut melihat Huangfu Pingqing. Dia memiliki kawanan yang kuat, tetapi tidak membawa siapa pun. "Kau saja cukup." kata Huangfu Pingqing tersenyum. Dirinya sendiri juga cukup kuat. Dengan adanya Han Sen, kecuali mereka bertemu makhluk berdarah sakral yang sangat kuat, itu bukanlah masalah. "Kemana kau mau pergi?" tanya Han Sen. "Kau yang putuskan. Aku akan mengikutimu." Huangfu tersenyum menggoda. "Kalau begitu, mari ke Gurun Iblis. Aku harap kita bisa bertemu dengan raja binatang bersayap hitam itu lagi." dengan tiga tombak panah, dia yakin mampu membunuh raja binatang. Biasanya, makhluk berdarah sakral yang merupakan raja dari suatu kelompok lebih lemah daripada makhluk berdarah sakral yang sendirian. Binatang bersayap hitam tidak sekuat makhluk berdarah sakral yang Han Sen pernah lihat. Jiwa binatangnya adalah sayap berdarah sakral yang cukup berguna. Dua orang itu menunggangi tunggangannya menuju Gurun Iblis dan menemui banyak makhluk primitif dalam perjalanan mereka. Sayangnya, setelah dua hari, mereka bahkan tidak melihat satupun makhluk mutan. Saat mereka sampai di tempat di mana mereka bertemu gerombolan binatang bersayap hitam, mereka tidak melihat makhluk satu pun. Mereka pasti pindah tempat atau telah diburu. "Terakhir kali aku kemari, aku melihat makhluk berdarah sakral di Lembah Pasir. Aku tidak mampu membunuhnya saat itu. Apa kau tertarik untuk mengeceknya?" saran Huangfu Pingqing sambil tersenyum. "Apa jenis makhluk itu?" Han Sen memandangnya terkejut. Dia memimpin kelompok yang kuat terakhir kali dan makhluk yang mereka tidak bisa bunuh pastilah sangat kuat. "Makhluk itu tampak seperti tidak bisa dikonsumsi. Dia tampak seperti kerangka perang yang terbuat dari batu, tapi lebih kecil. Tingginya sekitar 6 kaki; sangat tangguh, kuat dan cepat. Bahkan senjata berdarah sakral hanya meninggalkan bekas samar saat mengenainya." Huangfu Pingqing menambahkan, "Selain itu, dia juga memiliki palu hitam yang merupakan senjata berdarah sakral. Terakhir kali, di kelompokku, satu orang terbunuh dan satu lagi luka parah karena palu itu." "Kita harus melihatnya." Han Sen sangat tertarik. Selama senjata berdarah sakral bisa digunakan, dia masih punya kesempatan untuk membunuhnya. Untuk manusia batu setinggi enam kaki, akan mudah untuk memenggal lehernya. 230 Pemenggalan di Lembah Pasir Setibanya di Lembah Pasir, Han Sen mengerti mengapa dengan komplotan yang kuat Huangfu Pingqing masih tidak mampu membunuh makhluk berdarah sakral. Alasan mengapa dinamai Lembah Pasir adalah karena lubang pasir ada di mana-mana. Seseorang pasti akan mati di sana kecuali jika dia memiliki sayap. Dan bahkan sayap mutan terlalu lambat untuk menghadapi makhluk berdarah sakral. Karena itu hanya mereka yang memiliki sayap berdarah sakral yang bisa bergabung salam memburu makhluk itu. Makhluk berdarah sakral itu tingginya melebihi 6 kaki dan terbuat dari batu mengkilap seperti baja. Yang lebih parah lagi adalah palu di tangannya yang sebesar tong air, dengan gagang sepanjang 6 kaki. Saat menggunakan senjatanya, lawan manapun dalam jangkauan dua belas kaki akan terluka atau terbunuh. Huangfu Pingqing tersenyum pada Han Sen, "Kakak Han, apa menurutmu kau bisa membunuh makhluk ini?" Han Sen membalas senyumnya, "Huangfu, aku yakin kau tidak membawaku kemari hanya untuk memperlihatkannya padaku. "Aku bisa meminjamkanmu panah jiwa binatang berdarah sakral. Tapi jika kau mendapatkan jiwa binatangnya, aku berhak atas setengahnya," kata Huangfu Pingqing. Dia merencanakan ini semua saat membawanya kemari. Dia memiliki busur berdarah sakral dan Huangfu memiliki panah berdarah sakral, jadi mereka bisa menembak makhluk berdarah sakral dari luar Lembah Pasir. Jika mereka bisa membunuhnya, maka bagus sekali. Jika tidak, makhluk itu akan terluka dan terpancing untuk keluar dari lembah. Dan kemudian mereka bisa mencoba membunuh makhluk itu sama-sama. Lagi pula Huangfu Pingqing tidak takut jika makhluk itu mungkin melukainya karena dia memiliki sayap berdarah sakral. "Permintaanmu terlalu banyak," kata Han Sen. "Tanpa panahku, panah biasa tidak akan menyakiti ataupun memancingnya. Kupikir itu cukup beralasan untukku untuk meminta setengah hasilnya." kata Huangfu Pingqing. Dia tidak yakin Han Sen mampu membunuh makhluk itu tanpa panahnya. "Aku akan melakukannya tanpa panah. Setelah aku bunuh makhluk ini, aku akan mentraktirmu makan malam." Han Sen mengeluarkan sepasang sayap dan terbang menuju Lembah Pasir. Melihat Han Sen terbang dengan sepasang sayap primitif, Huangfu Pingqing terkejut, "Kakak Han, kau tidak bermaksud menggunakan sepasang sayap primitif untuk memasuki lembah kan?" Sayap itu berasal dari binatang bersayap hitam primitif, jadi sayap itu lambat dan tidak efektif. Mereka hanya bisa menahan Han Sen agar tidak jatuh ke dalam pasir. Han Sen pernah memiliki sepasang sayap mutan yang dijualnya pada Huangfu Pingqing demi tiga tombak panah. Dia juga memiliki jiwa binatang naga bersayap biru yang merupakan ciri khas Dollar dan dia tidak bisa menggunakannya. Han Sen tersenyum dan tidak menjawabnya, lalu terbang menuju Lembah Pasir. Lembah itu penuh dengan pasir hisap, dan makhluk itu berdiri di atas pasir. Entah mengapa badannya yang berat tidak tenggelam. Tiga ratus kaki ke dalam Lembah Pasir, Han Sen menemukan makhluk itu, yang dengan segera mengacungkan palunya dan berlari seperti tank. Seratus kaki dari Han Sen, makhluk itu melompat dan mengayunkan palu padanya. Meski Han Sen mengenakan baju pelindung semut phantom, benturan senjata seberat itu masih bisa membunuhnya. Huangfu melihat Han Sen dalam bahaya. Sayapnya terlalu lambat untuk membawanya menjauh dari serangan makhluk itu. Jika dia memilih mendarat di tanah, dia tidak akan mampu kabur dari palu karena terjebak di pasir hisap. Makhluk berdarah sakral itu memiliki kekuatan yang bahkan bagi seseorang yang telah melampaui semua poin geno tidak akan bisa menandinginya, apalagi senjata tombak panah Han Sen terlalu pendek. Huangfu Pingqing mengeluarkan busur dan panah jiwa binatangnya, bermaksud untuk menembakkan panah untuk menolong Han Sen dan memberinya sedikit waktu. Sebelum panah melesat dari busur, Han Sen sudah menyimpan sayapnya dan jatuh ke pasir. Dia berdiri di permukaan tapi tidak terjebak. Di bawah kakinya, raja cacing batu emas sebesar mobil tiba-tiba muncul. Meskipun raja cacing belum bertransformasi, dia tidak takut pada pasir karena awalnya berasal dari gurun. Sambil melakukan cara ini, Han Sen menggunakan Sparticle untuk menghindari serangan makhluk itu dan mendekatinya. Tiga tombak panah menebas leher makhluk berdarah sakral bagaikan kilat keperakan. Tiga tombak panah cukup tajam untuk memotong baju pelindung berdarah sakral, dan kekuatan Han Sen bahkan lebih hebat dari orang yang melampaui seluruh poin genonya. Dalam satu tebasan, leher makhluk yang sekeras batu terpotong, dan kepalanya terlempar ke udara. Makhluk tanpa kepala itu masih mampu berjalan beberapa langkah sebelum palunya lepas dan jatuh ke pasir. Kemudian makhluk itu perlahan tenggelam ke dalam pasir. Huangfu Pingqing tercengang. Dia tidak percaya bahwa makhluk yang kelompoknya tidak mampu bunuh dengan mudahnya dikalahkan Han Sen. Saat ini, dia menyesal menjual tiga tombak panah pada Han Sen. Dengan senjata itu, Han Sen terlalu hebat. "Bagaimana pria ini bisa sejauh itu? Apa benar hanya karena Qin Xuan?" Huangfu Pingqing tidak yakin itu penyebab satu-satunya keberhasilan Han Sen. Anak Surga sepadan, bahkan lebih kaya dari Qin, tetapi Anak Surga tidak sekuat Han Sen. Selain itu, bahkan dengan bantuan Qin Xuan, Han Sen tidak akan mendapat bantuan seperti Qin Xuan. 231 Apapun Selain Melahirkan Bayi Han Sen berdiri di belakang raja cacing batu emas, menyeret palu besi besar yang bahkan lebih berat dari kapak emas pembunuh berdarah. Dengan palu itu, Han Sen tidak dapat terbang sama sekali. Dia harus menggunakan raja cacing batu emas untuk menyeretnya. Makhluk berdarah sakral itu tidak dapat dimakan, dan Han Sen kurang beruntung. Tanpa jiwa binatang, perlengkapan berdarah sakral adalah satu-satunya hasil yang dia dapatkan. Ketika dia akhirnya menarik palu keluar dari lembah, Han Sen bertanya kepada Huangfu Pingqing yang sedang kebingungan, "Nona Huangfu, menurutmu berapa harga perlengkapan berdarah sakral ini?" Huangfu Pingqing berjalan mendekatinya, mengulurkan tangan untuk mengangkat palu dan gagal. Dia perlahan-lahan mengerutkan kening, "Benda ini terlalu berat. Mereka yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menggunakannya tidak akan memerlukannya, sementara mereka yang tidak memiliki kekuatan yang cukup tidak dapat memanfaatkannya. Menurutku itu bisa dijual dengan harga 4 sampai 5 juta paling tinggi. Dan bahkan dengan harga itu, kita perlu menemukan orang yang tepat untuk membelinya. " "Beberapa juta juga cukup banyak uang. Ketika kau mengadakan lelang, apakah kau bersedia mendaftarkannya sebagai salah satu item?" Han Sen kekurangan uang akhir-akhir ini, dan beberapa juta bukanlah jumlah yang kecil. "Tentu saja. Tapi kau telah mengatakan bahwa kau akan mentraktirku makan malam, jangan lupa," kata Huangfu Pingqing sambil tersenyum. "Tentu saja," kata Han Sen cepat. Dia mengerti bahwa tidak mudah untuk menjual perlengkapan berdarah sakral. Saat itu ketika Qin Xuan membeli kapak emas, hanya orang yang sangat kuat di pasukan khusus yang bisa menggunakannya. Palu ini jauh lebih berat daripada kapak emas dan akan sangat sulit untuk menemukan pembeli. "Apakah kau mendapatkan jiwa binatang? Jika kau sudah mendapatkannya dan tidak memerlukannya, aku dapat menjualnya secara bersamaan, dijamin mendapatkan harga terbaik," Huangfu Pingqing berkedip dan berkata. "Tidak beruntung, aku tidak mendapatkan jiwa binatang." Han Sen mengangkat pundak. Huangfu Pingqing tidak bertanya lagi. Dia juga tidak terus berjalan ke Gurun Iblis. Dengan perlengkapan seberat itu, mereka harus kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja. Setelah menandatangani kontrak dengan Huangfu Pingqing, Han Sen mengirim palu kepadanya. Sebelum Han Sen kembali ke sekolah, dia dipanggil oleh Qin Xuan. Ketika dia melihatnya, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Seluruh tim pasukan khusus di Tempat Penampungan Baju Baja hadir, sesuatu yang jarang terjadi. Wajah Yang Manli gelap. Penjudi dan mereka yang berteman dengan Han Sen berkedip padanya, dan Han Sen tidak yakin dengan apa yang mereka maksudkan. "Silahkan Duduk." Qin Xuan memintanya untuk duduk dan melihat ke seberang ruangan. Dia berkata, "Dalam sebulan aku akan dapat menyelesaikan evolusi pertama dan memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua dan perlu melakukan transfer sekarang." Dia berhenti dan menatap Yang Manli, "Aku telah merekomendasikan Yang Manli untuk menjadi kepala Komplotan Baju Baja." Dia kemudian memandang Han Sen dan berkata, "Adapun kepala pasukan khusus, aku ingin mencalonkan Han Sen." Han Sen terkejut dan tidak menduga hal ini. Sekarang dia mengerti mengapa wajah Yang Manli gelap. Walaupun kedengarannya seperti kepala komplotan lebih kuat, itu bukan organisasi formal. Di sisi lain, pasukan khusus ada di sistem militer. Menjadi anggota pasukan khusus, Yang Manli sebenarnya akan berada di bawah pengawasan Han Sen. Sedangkan Komplotan Baju Baja, Han Sen tidak pergi ke sana lagi setelah masuk sekolah militer. Yang Manli berpikir bahwa berdasarkan kemampuan dan kualifikasinya, dia seharusnya secara alami menjadi kepala pasukan khusus. Namun, dia tidak menduga bahwa Qin Xuan akan merekomendasikan Han Sen untuk menjadi kepala selanjutnya. Han Sen sangat senang melihat Yang Manli kesal. Dia tidak pernah menyukainya, tetapi sebagai bawahannya, dia harus mendengarkannya. Sekarang, dia telah menjadi bosnya. "Aku yakin aku adalah kandidat terbaik untuk kepala pasukan khusus," kata Yang Manli. "Ini sudah diputuskan. Ini adalah perintah. Aku tidak akan mendengar diskusi tentang itu," kata Qin Xuan dan bangkit. "Oke, ini adalah akhir dari pertemuan ini. Han Sen dan Yang Manli, kalian berdua tinggal, yang lain dapat kembali bekerja." Teman-teman Han Sen mengacungkan jempol secara diam-diam kepada Han Sen dan meninggalkan ruang konferensi. "Yang Manli, aku seharusnya menominasikanmu sebagai kepala pasukan baru, tetapi kau terlalu bertemperamen. Coba berfokus pada komplotan dan mencoba untuk berevolusi sesegera mungkin," kata Qin Xuan lembut, Yang Manli lebih dari bawahannya. "Aku yakin aku memiliki apa yang diperlukan," kata Yang Manli dengan cemberut. "Han Sen, bagaimana menurutmu?" Qin Xuan memandang Han Sen dan bertanya. "Aku tidak akan mengecewakanmu," kata Han Sen tegas. Akhirnya dia bisa memerintah Yang Manli dan dia tidak akan pernah melepaskan kesempatan ini. Selain itu, menjadi kepala pasukan khusus juga ada manfaatnya. Tidak hanya bisa memanfaatkan sumber daya manusia dalam pasukan, dia juga bisa membangun koneksi dengan tingkat atas. Bayarannya juga jauh lebih baik. Lebih penting lagi, sebagai kepala pasukan khusus, dia memiliki wewenang untuk membeli secara internal. Tidak hanya dia dapat mengakses jiwa binatang berdarah sakral dan lisensi Kelas-S Ruang Orang Suci, dia juga dapat memperoleh potongan harga. Di seluruh pasukan, menjadi kepala pasukan khusus adalah satu-satunya yang dapat menikmati ini. "Hebat," Qin Xuan tersenyum dan mengangguk, lalu berbalik ke Yang Manli, "Karena kau pikir kau adalah kandidat yang lebih baik, kalian berdua dapat berkompetisi. Jika kau menang, maka aku akan menarik kembali keputusanku dan merekomendasikan kau sebagai gantinya . " "Oke, aku akan mengikuti kompetisi apa pun dan tidak akan pernah kalah darinya." Yang Manli segera berdiri. Dia dulu adalah instruktur Han Sen dalam memanah dan tidak percaya bahwa dia akan kalah darinya. Tidak hanya memanah, Yang Manli berpikir dia akan tidak akan kalah dalam hal apapun dengannya. "Karena kalian berdua pandai memanah, mari kita lakukan memanah." Qin Xuan bertanya pada Han Sen, "Apakah kau keberatan?" "Tidak. Aku dapat berkompetisi dalam hal apapun selain melahirkan bayi," kata Han Sen sambil tersenyum. Yang Manli menatapnya dengan tajam. Dia menyiratkan bahwa dia tidak bisa berbuat banyak kecuali melahirkan anak. "Kalau begitu mari kita pergi ke lapangan latihan virtual," kata Qin Xuan dan berjalan keluar. 232 Sagitarius Setelah kembali ke sekolah, Han Sen pergi ke aula perlengkapan holografis dan masuk ke lapangan latihan virtual yang ditunjuk oleh Qin Xuan. Qin Xuan tidak meminta mereka untuk berkompetisi di lapangan latihan dalam tempat penampungan, karena dia tidak ingin orang lain mengetahui hasilnya. Tidak peduli siapa yang kalah, orang itu akan kehilangan muka, Qin Xuan tidak menginginkan hal itu terjadi, karena mereka berdua adalah calon pemimpin yang dia pilih sendiri. Han Sen masuk ke platform yang disebut Sagitarius, komunitas memanah virtual. Setelah masuk, ia ditugaskan ke bagian yang belum berevolusi. Qin Xuan dan Yang Manli sudah ada di sana dan Han Sen dengan cepat mengirim permintaan pertemanan kepada mereka berdua. Qin lalu mengundang Han Sen untuk memasuki ruang permainan. "Ini adalah salah satu ruang permainan klasik di Sagitarius. Itu disebut Hutan Burung Putih. Kalian akan melihat jalan setapak di hutan sepanjang 2 mil. Ketika kalian melewati jalan itu, akan ada burung hitam dan putih di pohon. Kalian tidak dapat menembak burung putih, tetapi hanya yang hitam. Jika kalian salah menembak burung putih, kalian akan kalah. Dan kami akan memutuskan siapa pemenangnya berdasarkan jumlah burung hitam yang ditembak. Jika jumlahnya sama, pemenangnya adalah orang yang selesai lebih cepat. Apakah ada pertanyaan? " Setelah menjelaskan, Qin Xuan menatap mereka. "Tidak," jawab Yang Manli dan Han Sen pada saat bersamaan. "Oke, kalian dapat mulai sekarang." Han Sen dan Yang Manli memulai tes masing-masing dan memasuki Hutan Burung Putih. Walaupun Qin Xuan tidak ingin ada yang tahu hasil dari kompetisi ini, seorang kenalan kebetulan melihat mereka berdua ketika mereka memasuki Sagitarius. Su Xiaoqiao sering pergi ke Sagitarius untuk berlatih memanah, walaupun penampilannya cuek. Sagitarius jelas lebih menyenangkan daripada menembak target. Ketika Su Xiaoqiao baru saja menyelesaikan latihan, dia melihat Qin Xuan, Han Sen dan Yang Manli pada saat yang sama dan sangat terkejut. "Mengapa mereka bertiga bisa masuk ke Sagitarius secara bersamaan? Apa yang mereka lakukan?" Su Xiaoqiao tiba-tiba menjadi penasaran dan mengikuti mereka ke ruang permainan. Ruang permainan terbuka untuk semua orang, tetapi setelah seseorang memasuki adegan itu akan menjadi pengalaman unik bagi pemain. Su Xiaoqiao melihat Han Sen dan Yang Manli memulai tes Hutan Burung Putih dan merasa bimbang. Dia dapat menggunakan mode pengamatan dan membayar untuk menonton salah satunya. Namun, dia sendirian dan tidak mungkin baginya untuk menonton keduanya. Su Xiaoqiao hanya berhenti sejenak sebelum dia memilih untuk menonton tes Han Sen. Bukan karena Su Xiaoqiao menganggap Han Sen adalah pemanah yang lebih baik, tetapi karena semua orang di Tempat Latihan Mata Banteng mengetahui betapa hebatnya Yang Manli. Su Xiaoqiao tidak yakin dengan kemampuan Han Sen, oleh karena itu dia tertarik untuk melihat tes Han Sen. Setelah memasuki mode pengamatan, Su Xiaoqiao melihat Han Sen sedang menunggu untuk memulai tes. Su Xiaoqiao akrab dengan ruang permainan ini dan pernah berlatih di sini sebelumnya. Ini adalah adegan yang mudah dan sulit pada saat bersamaan. Siapa pun dapat dengan mudah melewati tantangan dengan berlari tanpa menembak seekor burung putih. Namun, jika seseorang cukup cepat tetapi tidak menembak banyak burung hitam, skornya akan sangat rendah. Dan jika seseorang membunuh burung hitam secara perlahan, ia tetap akan mendapat skor rendah. Juga, pemandangan dirancang pada malam hari dimana hutan sangat gelap, sehingga beberapa burung hitam akan berbaur dalam kegelapan dan mudah untuk melewatkannya. Beberapa burung hitam terbang sangat cepat dan kadang-kadang ke arah yang berbeda, hal ini merupakan tantangan berat bagi daya refleks pemanah. Selain itu, banyak burung putih tiba-tiba muncul untuk menambah kesulitan. Jika burung putih ditembak, permainan akan berakhir, dan pemanah itu bahkan tidak akan mendapatkan skor. Berdasarkan pengaturan sistem, ada seribu burung hitam di Hutan Burung Putih dengan lokasi serta arah yang acak. Tidak ada pola sama sekali. Karena itu, hampir tidak mungkin untuk menjaga keakuratan dan kecepatan pada saat bersamaan. Untungnya, di ruang permainan ini, jumlah panah tidak dibatasi. Dalam kehidupan nyata, membawa seribu anak panah saja sudah cukup melelahkan. Su Xiaoqiao biasanya akan mendapatkan peringkat D dan kadang-kadang C. Jika seseorang bisa membunuh lebih dari 90% burung hitam dengan cepat, ia dapat memperoleh nilai A. Sedangkan untuk peringkat tertinggi, S, hampir tidak ada yang dapat mencapai itu. Tidak boleh ada burung putih yang tertembak, dan semua burung hitam harus dibunuh, tidak meleset dan cepat; seseorang yang memenuhi semua persyaratan ini akan mendapatkan S. Dalam sejarah Sagitarius, hanya satu orang yang mendapat nilai S di Hutan Burung Putih yang belum berevolusi. Orang itu adalah pemanah profesional yang terlatih sejak kecil dan sekarang menjadi pelatih panahan terbaik di militer. "Walaupun Han Sen jauh lebih baik daripada aku dalam memanah, aku tidak yakin dia dapat memperoleh nilai A. Seharusnya dia berada pada tingkat B." Sementara Su Xiaoqiao sedang menghitung skor apa yang akan Han Sen dapatkan, dia mulai merekam tes ini. Pada saat ini, hitungan mundur berakhir, dan Han Sen memulai jalur Hutan Burung Putih. Saat dia mulai berjalan, dia sudah menembakkan sebuah panah. Sepertinya dia bahkan tidak melihat. Juga, dia menembak tanpa henti saat berjalan. Nyaris tak ada jeda di antara panahnya, yang bergerak ke segala arah. 233 Seorang yang Alami Qin Xuan juga memilih untuk melihat tes Han Sen. Yang Manli adalah bawahan dan teman terbaiknya, dan dia sudah mengenal keahliannya. Dia hanya ingin mengetahui apakah Han Sen dapat memberikannya kejutan lagi. Setelah melakukan analisa secara detail dan penelitian pada pria itu, dia terkejut dengan potensinya. Dia datang dari keluarga yang sederhana dan dapat mencapai sejauh ini. Orang lain mungkin berpikir bahwa Han Sen telah menerima banyak bantuan darinya, tetapi Qin Xuan sangat tahu pasti bahwa pencapaian Han Sen adalah berkat usahanya sendiri. Bantuan yang ditawarkan oleh Qin Xuan juga karena kontribusinya. Jika Qin Xuan tidak menghipnotisnya untuk mengetahui hal yang sebenarnya, dia pasti mencurigai Han Sen adalah Dollar. "Walapun Yang Manli sangat kuat, tetapi dia bukan pemimpin yang baik. Dan Han Sen jauh lebih baik dalam hal itu." Qin Xuan menghela nafas. Posisi Qin Xuan tidak mudah, mendapatkan tekanan dari atasan dan bawahan secara bersamaan. Jika Qin Xuan dapat memilih, dia lebih suka menjadi prajurit yang hanya bertanggung jawab untuk bertarung. Tetapi karena dia sudah ditempatkan di posisi itu, dia harus mengemban tanggung jawab ini. "Aku harap dia tidak membuat aku kecewa." Qin Xuan tidak ingin Han Sen kalah, tetapi jika Yang Manli mengambil alih pasukan, dia mungkin akan memasuki krisis karena terlalu lantang. Qin Xuan merasa yakin bahwa Han Sen adalah kandidat yang lebih baik untuk mengatasi semua masalah. Ketika tes dimulai, semua perhatian Qin Xuan tertuju pada Han Sen. Dia tidak dapat mengalihkan perhatian darinya. "Wow, Han Sen menakjubkan!" Seru Su Xiaoqiao. Dia telah melihat banyak video dalam ruang permainan, tetapi belum pernah melihat sesuatu seperti ini. Biasanya, tidak peduli betapa cepatnya seseorang, dia pasti harus ambil jeda di antara proses menembak. Namun, Su Xiaoqiao sama sekali tidak melihat jeda dalam pergerakan dan langkah Han Sen. Setiap langkah yang diambil Han Sen, dan panah yang ditembakkan akan melesat seperti petir, menembus tubuh burung hitam. Panah-panah ini terlihat seperti bernyawa dan selalu dapat mengenai sasaran. Tidak peduli dimana burung hitam berada, panah selalu dapat menembus tubuh mereka. Dalam hutan yang gelap, tidak ada panah yang meleset. Bahkan di antara kawanan burung hitam dan putih, panah-panah itu tetap dapat mengenai burung hitam dan sama sekali tidak melukai burung putih. Beberapa panah tampak seperti mereka menembak tanpa arah, tetapi akhirnya mengenai burung hitam yang tersembunyi dalam pepohonan. Su Xiaoqiao merasa seperti sedang menonton film, sebuah film aksi yang membuatnya merasa panas. Dia berharap dapat bergabung dengan temannya dan mengangkat busur dan panahnya. "Ini menakjubkan¡­Tidak dapat dipercaya¡­" Su Xiaoqiao mengepalkan genggamannya dan sangat menikmati tontonannya. Qin Xuan sangat terkejut. Walaupun Qin Xuan bukan pemanah yang hebat, penglihatannya jauh lebih baik daripada Su Xiaoqiao, maka dia dapat memperhatikan hal-hal detail yang terlewatkan oleh Su Xiaoqiao. Han Sen hampir mulai menembak sejak permulaan, dan Qin Xuan tidak pernah melihat ada panah yang meleset. Dia tidak pernah melukai burung putih. Kadang-kadang, Qin Xuan hanya dapat melihat burung hitam setelah dia menembakkan panah. Beberapa panah jauh lebih pelan daripada yang lain dan bahkan tidak mengarah pada burung hitam pada awalnya. Namun, panah itu selalu berakhir pada tubuh burung hiram. Jika itu adalah kebetulan, Qin Xuan tidak akan terkesan, tetapi dia telah melihat situasi ini terjadi berulang kali. "Penilaian, penglihatan, dan panahannya semuanya sangat menakjubkan," Qin Xuan harus mengakui. Han Sen benar-benar alami dalam panahan. Dia lebih dari sekedar akurat. Berkat penilaian yang dia buat, dia dapat mencapai prestasi seperti sekarang. Jika Qin Xuan harus mendeskripsikan keahlian panahan Han Sen, maka dia akan mengatakan bahwa Han Sen menggunakan otaknya untuk menembakkan panah. Siapapun dapat berlatih ketepatan dan kekuatan, tetapi sulit untuk mendapatkan pemahaman. Tanpa melakukan kesalahan apapun, Han Sen berjalan menembus hutan tanpa henti. "Ini tidak nyata¡­" Su Xiaoqiao tiba-tiba menyadari sesuai saat dia melihat jalan keluar sudah semakin dekat. Dia tidak melihat tembakan yang meleset dari Han Sen sama sekali, tetapi dia tidak yakin apakah ada burung hitam yang meleset. Jika tidak ada yang meleset, ketika Han Sen mencapai pintu keluar, dia mungkin dapat mendapatkan peringkat legendaris S. Bahkan Qin Xuan merasa gelisah. Walaupun Yang Manli sangat kuat, dia hanya dapat memperoleh peringkat A. Jika Han Sen mendapatkan peringkat S, maka tidak diragukan lagi Yang Manli akan kalah. Ini adalah hasil yang ingin dilihat oleh Qin Xuan. Lagi pula, jika seorang pemimpin tim tidak memiliki kekuasaan mutlak, stabilitas tim akan terancam. Jika Han Sen dapat mengalahkan Yang Manli dalam bidang terkuatnya, panahan, dia akan dapat dia akan dapat membangun otoritas yang diperlukan untuk mencegah Yang Manli mempertanyakan kemampuannya. 234 Tidak Dapat Dihentikan Yang Manli merasa sangat puas dengan penampilannya. Dia telah mengalahkan dirinya sendiri karena keinginannya yang kuat untuk mengalahkan Han Sen dan membuktikan dirinya kepada Qin Xuan. Walaupun dia masih mendapat tingkat A, skornya berada di antara yang teratas dalam tingkat A. Dia telah membunuh lebih banyak burung hitam dan juga meningkatkan kecepatannya selama tiga menit. Saat Yang Manli berjalan keluar dari adegan tes, dia melihat Qin Xuan dan Han Sen ada di sana dan berpikir, "Dia keluar begitu cepat, artinya dia bahkan lebih cepat dariku. Kalau begitu, dia pasti tidak membunuh cukup banyak burung hitam, atau dia bahkan telah menembak burung putih." "Ini skor aku." Yang Manli langsung memperlihatkan laporannya ke Qin Xuan. "Tingkat A, 964 burung hitam terbunuh. Bagus sekali, kau telah membuat kemajuan besar dengan hanya meleset 36¡­" Qin Xuan membaca statistik dalam laporan dan memuji. Memang, skor seperti ini luar biasa bagi yang belum berevolusi. "Jadi," Qin Xuan berpikir dalam hati, "Yang Manli mungkin tidak terkalahkan dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Hanya saja ada Han Sen." "Bagaimana denganmu?" Yang Manli bertanya pada Han Sen. Dia tidak senang posisinya dicuri oleh seorang remaja. Han Sen tidak berbicara dan memperlihatkan laporannya. Dengan hanya satu pandangan, Yang Manli tiba-tiba menyipitkan matanya dan tampak tak percaya. S emas dalam laporan memberitahu dirinya bahwa dia telah kalah. Dia pasti telah membunuh semua 1000 burung hitam, dan dia juga lebih cepat darinya. "Bagaimana mungkin?" Yang Manli tidak percaya bahwa Han Sen sekuat itu. Setengah tahun lalu, dia melatihnya. Dan dia telah membuat kemajuan yang begitu besar hanya dalam enam bulan. Tingkat S! Banyak pemanah profesional juga tidak dapat memperoleh peringkat seperti ini. Walaupun Han Sen berada dalam departemen panahan, kemajuannya tetap saja sangat menakjubkan dan menginspirasi. Berdasarkan pengetahuan Yang Manli, Han Sen ikut dalam kontes kerangka perang dan kompetisi tinju hitam dan putih. Dia bahkan membintangi sebuah iklan. Berapa banyak waktu yang tertinggal untuk berlatih panahan? Yang Manli menatap Han Sen. Walaupun dia merasa sangat enggan untuk mengakui kenyataan ini, kenyataan adalah kenyataan. Tingkat S, dia bahkan tidak dapat mencoba untuk menyainginya. "Baiklah. Hal ini sudah terselesaikan sekarang," Qin Xuan tidak berkata banyak, tetapi diam-diam merasa puas dengan penampilan Han Sen. Namun, dia tidak ingin membuat Yang Manli berkecil hati, dia tidak memuji Han Sen. Dia juga mengetahui bahwa pujian tidak berguna untuk pria ini. Ketika mereka bertiga meninggalkan komunitas online, Su Xiaoqiao masih merasa sangat girang, menonton video yang baru dia rekam. "Aku tidak pernah menduga keahlian panahan Han Sen begitu kuat." Su Xiaoqiao menonton video itu berulang kali dan tidak dapat berhenti. Pesta perburuan itu seperti film terbaik, penuh dengan cuplikan yang menarik. Sosok Han Sen yang berdiri menyendiri dan dingin, dan gerakannya yang halus dan sempurna. Tanpa editan apa pun, video ini sebanding dengan film yang dirancang dengan baik. "Kau menyimpan rahasia seperti itu dariku. Sekarang saatnya untuk menghukummu." Su Xiaoqiao menyeringai dan mengunggah video itu. Dia menamainya "Tingkat S ¨C Hutan Burung Putih." Su Xiaoqiao ragu-ragu sejenak dan mengaburkan wajah Han Sen untuk melindungi identitasnya. "Tingkat S? Benarkah?" "Aku tidak percaya itu nyata." Banyak yang menonton video itu dengan penuh rasa curiga, dan memulai diskusi yang hangat di forum. "Ini tidak bisa dipercaya. Pasti efek khusus." "Aku baru saja mengecek di situs resminya. Tes ini memang mendapatkan peringkat S." "Super! Bagaimana dia melakukannya?" "Saya menonton lebih dari 10 kali dan tidak bisa menahan diri." "Aku benar-benar ketagihan." "Siapa orang ini?" "Aku tidak bisa berhenti menonton ini. Tolong ..." "Aku akan membantumu setelah menonton 10 kali lagi." ... Video itu segera menarik perhatian manajemen situs web dan dilekatkan. Video ini menjadi sangat populer sehingga banyak yang telah berevolusi juga mendengar tentang video ini dan memeriksanya. Lagi pula, mereka yang telah berevolusi sebelumnya juga pernah belum berevolusi, dan mereka semua pernah berlatih di Hutan Burung Putih dan tidak pernah mendengar peringkat S. Mereka yang telah berevolusi juga merasa kaget setelah menonton video ini. Keahlian memanah orang ini berada di luar imajinasi mereka, walaupun kecepatan dan kekuatannya mungkin tidak sekuat mereka. Mereka bahkan tidak dapat menjamin tidak akan meleset dengan kecepatan seperti itu. Ini terlalu menuntut teknik seseorang. Tidak ada kesalahan sama sekali. Lagi pula, orang berbeda dengan mesin, bagaimana bisa tidak ada berbuat kesalahan sama sekali? Orang dalam video ini sama sekali tidak ragu. Sepertinya dia bahkan tidak melihat sasarannya. Pengendalian dan rasa percaya diri yang luar biasa ini jauh di atas kekuatan dan kecepatan. "Ini pasti palsu." "Apakah dia benar-benar begitu kuat?" "Tidak dapat dipercaya." "Ini benar-benar nyata, karena situs web resmi telah mengakuinya." "Siapa dia?" ... 235 Monster Yang Manli juga melihat video itu. Karena dalam video itu tertera waktu rekaman, dia dapat dengan mudah mengetahui bahwa itu adalah Han Sen. Melihat Han Sen, Yang Manli merinding. Penampilan seperti ini adalah tujuan utama para pemanah. Dia lebih dari akurat. Seperti dia dapat memprediksi semuanya. Baik pemanah maupun penembak, hal yang tersulit bukanlah ketepatan tetapi keputusan yang diambil dalam kondisi yang rumit. Jelas, Han Sen adalah pemanah terbaik yang pernah dilihatnya dalam aspek ini. Dia tidak mengarahkan pada sasaran manapun saat dia melepaskan panah, tetapi juga dapat mengetahui kemana tujuan sasarannya. Yang Manli merasa merinding. Jika dia dan Han Sen saling menembak, dia mungkin bahkan tidak dapat menembakan satu panah. Perasaan ini sulit untuk dideskripsikan. "Qin Xuan benar. Dia alami," pikir Yang Manli, setelah selesai menonton video itu. Video itu sangat populer di Sagitarius, tetapi popularitasnya hanya terbatas pada para pecinta panahan. Lagi pula, panahan adalah keahlian yang kurang populer. Dan Sagitarius hanyalah salah satu lingkaran panahan. Setelah kembali ke sekolah, Han Sen ingin menelpon pacarnya ketika jaringan komunikasinya tiba-tiba berdering. Situ Xiang sedang memanggil semua anggota tim panahan. Di lapangan latihan tim sekolah, Han Sen melihat Shi Zhikang, Lu Meng, dan Zhang Yang, yang juga dipanggil oleh Situ Xiang. "Han Sen, jadi kau juga bergabung dalam tim sekolah?" tanya Shi Zhikang sambil tersenyum. "Aku harus berkontribusi pada departemenku. Mengapa kau ada di sini?" tanya Han Sen dengan santai. "Alasan yang sama." Ketika Situ Xiang memeriksa dokumen Han Sen, dia mempelajari ulang profil dari seluruh murid yang direkrut khusus, bertanya-tanya apakah dia dapat menemukan orang lain yang telah lolos dari perhatiannya seperti Han Sen. Akhirnya, dia memutuskan untuk meminta teman sekamar Han Sen untuk bergabung dengan tim dan memberikan mereka pelatihan. Bahkan jika mereka tidak cukup bagus tahun ini, mereka akan unggul tahun depan. "Apakah kau tahu mengapa pelatih memanggil kita ke sini?" Han Sen bertanya pada teman-teman sekamarnya. "Siapa yang tahu? Kondisi kita sama," kata Shi. "Pelatih tentu saja memanggil kita kesini untuk berlatih. Sekarang kita semua bergabung dalam tim sekolah, kita harus merebut kehormatan untuk Elang Hitam." Zhang Yang bersikap positif seperti biasa. Ketika Han Sen ingin mengatakan sesuatu, Situ Xiang meniup peluit untuk memanggil mereka. "Hari ini aku memanggil kalian untuk menunjukkan beberapa rekaman dari seorang murid, yang akan menjadi salah satu lawan kalian tahun ini." Situ Xiang menyalakan perangkat holografis dan memproyeksikan sebuah video. Itu adalah video editan dari seseorang yang menembak beberapa kali, dan sebagian besar adegan diambil dalam ruangan dari turnamen liga sekolah militer. Selama lebih dari 40 menit, seluruh tim sekolah begitu hening sehingga suara jarum yang jatuh ke lantai pun dapat terdengar. Setelah video berakhir, Shi Zhikang menyeka keringat dingin di dahinya dan berkata, "Ya Tuhan. Apakah kau yakin bahwa pria ini hanya murid sekolah militer dan bukan pemanah profesional yang telah berevolusi?" "Kita akan melawan dia?" "Tidak mungkin. Kita pasti akan kalah." "Dia pasti bukan manusia." "Dia adalah lawan kita dan pasti adalah seorang murid sekolah militer," kata Lu Meng dengan santai. Situ Xiang merasa tertarik dengan jawaban Lu Meng dan berkata, "Karena kau mengenal orang ini, tolong perkenalkan dia kepada rekan-rekan timmu." "Sejak menjadi siswa tingkat dua, dia telah membantu Akademi MIliter Pusat Persekutuan memenangkan setiap kompetisi dari kerangka perang sampai ilmu bela diri sampai Tangan Dewa, tanpa pengecualian." "Dalam tahun junior, dia melakukan hal yang sama persis. Liga Akademi Militer telah mengganti peraturan demi dia. Sekarang satu pemain hanya diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam satu lapangan." "Sial sekali. Mengapa Jing Jiwu harus memilih panahan?" "Kau berpikir terlalu jauh. Berdasarkan kekuatan kita, kita bahkan tidak mungkin dapat bersaing dengan Akademi Militer Pusat Persekutuan. Tidak penting berapa kuatnya Jing Jiwu." "Benar. Kita bahkan tidak masuk dalam ronde kedua dalam turnamen sebelumnya." "Aku benar-benar berharap dapat bertemu dengannya. Kita pasti akan kalah. Lebih baik kalah dengannya daripada dengan orang lain." Anggota senior dari tim sekolah berkomentar santai. Jelas mereka telah kehilangan percaya diri dan semangat akibat menderita kekalahan selama bertahun-tahun. "Kau mengetahui banyak hal tentang Jing Jiwu, jadi menurutmu berapa besar kemungkinan kita dapat mengalahkan Akademi Militer Pusat Persekutuan?" Tanya Situ Xiang. "Kita sama sekali tidak mempunyai kesempatan. Mereka tidak hanya memiliki Jing Jiwu, tetapi dua dari anggota tim mereka berperingkat 10 besar dan dua lainnya menduduki peringkat 20 besar. Sedangkan, kita bahkan tidak memiliki seseorang yang peringkatnya masuk dalam 100 besar," kata Lu Meng berterus terang. Semua anggota tim senior merasa pertanyaan Situ Xiang tidak praktis. Mereka bahkan tidak berkesempatan untuk menghadapi Akademi Militer Pusat Persekutuan. Situ Xiang mengangguk dan tidak berkata apa-apa. Dia menoleh ke Han Sen dan bertanya, "Han Sen, bagaimana menurutmu?" 236 Kurang Lebih "Kita hanya bisa tahu setelah pertandingan," balas Han Sen tersenyum. Anggota tim senior menatap mereka heran. Jika komentar itu dari anak baru lainnya, mereka pasti menceritakan semua penampilan payah dalam sejarah Blackhawk padanya. Akan tetapi, karena Han Sen yang mengatakannya, mereka diam saja. Lagi pula Han Sen adalah si jenius di kampus dan telah mencapai kesuksesan di bidang lainnya. Dalam hati, mereka masih merasa pesimis terhadap apa yang Han Sen ucapkan. Situ Xiang puas dengan pernyataan Han Sen. Dia lega melihat setidaknya satu orang masih memiliki tekad dalam timnya. Blackhawk sudah menjadi pecundang unntuk sekian lama sampai terasa wajar bagi para anggota tim senior untuk kehilangan kepercayaan diri. "Kita akan menonton video lainnya, yang juga dari orang yang belum berevolusi." Situ Xiang memutarkan rekaman berikutnya, dengan latar belakang ruang game virtual. "Ini adalah Hutan Burung Putih dari Sagitarius" seseorang langsung menyadarinya. Saat video dimulai, Han Sen terkejut. Ini video saat dia melakukan tes Hutan Burung Putih. "Siapa orang ini? Dia sangat mengagumkan!" Shi Zhikang menatapnya dengan mata terbelalak. "Ini pasti rekayasa." "Apa benar dia orang yang belum berevolusi?" "Apa dia Jing Jiwu?" "Aku sudah menontonnya. Ini video asli dan sudah diakui oleh Sagitarius." "Aku juga pernah ke sana, dan bukanlah tandingannya. Siapa dia?" "Tidak penting siapa dia. Apa kau pikir dia lebih lemah dari Jing Jiwu?" tanya Situ XIang. "Sulit untuk mengatakannya tanpa pertandingan." semua orang mulai berpikir. Jing Jiwu memang kuat, tapi orang di video sama bagusnya. Sangat sulit untuk mengatakan siapa pemanah yang lebih baik. "Karena orang itu sepadan dengan Jing Jiwu, kenapa kau tidak bisa?" tanya Situ Xiang. Tidak ada yang menjawab. Seluruh anggota tim berpikir, "Bagaimana mungkin kami punya kempapuan seperti itu?" Meskipun mereka semua paham maksud Situ Xiang, mereka semakin merasa lesu setelah melihat betapa bagusnya orang lain. "Han Sen, apa kau pikir orang ini lebih kuat darimu?" Situ Xiang bertanya pada Han Sen. Dia ingin Han Sen memimpin tim ini dalam turnamen. Jika dia tidak ada niat untuk menang, dia harus mempertimbangkannya lagi meski kemampuannya baik. "Kurang lebih aku selevel dengannya." Han Sen berdehem dan menjawab. Orang di video itu adalah dia , jadi tentu saja sama. Han Sen masih bertanya-tanya siapa yang membocorkan video itu. Untungnya, wajahnya disamarkan, dan tidak seorangpun yang tahu itu adalah dia. Dia tidak berpikir ini ulah Qin Xuan, tapi siapa lagi yang mau menonton tesnya dan merekamnya? Han Sen tidak mempermasalahkannya. Tidak apa-apa jika seseorang tahu itu adalah dirinya. Komentar Han Sen terdengar arogan bagi yang lainnya. Level orang ini jelas di atas murid sekolah militer. Meskipun Han Sen pandai dalam kerangka perang dan tinju hitam putih, dia jarang muncul di kelas memanah. Seperti yang Situ Xiang pikir sebelumnya, anggota timnya tidak yakin dengan kemampuan memanah Han Sen dan ragu-ragu untuk percaya bahwa dia memiliki level kemampuan yang sama. Situ Xiang puas dengan jawabannya. Dia pikir Han Sen percaya diri, yang merupakan kualitas hebat bagi pemimpin tim. Anggota tim senior juga pemain yang handal. Dan mereka sering kalah karena kurang percaya diri. "Fantastis. Tahun ini, target kami adalah mengalahkan Akademi Militer Pusat Aliansi. Jadi mari kerja keras demi hal itu." lalu Situ Xiang mengumumkan rencana latihan dan meminta setiap pemain untuk mengikutinya. "Han Sen, kau benar-benar berpikir kau bisa melakukan hal yang sama?" Zhang Yang bertanya pada Han Sen dalam perjalanan kembali ke asrama. Shi Zhikang dan Lu Meng juga menatap Han Sen, tertarik untuk mendengar jawabannya. "Video yang mana yang kau maksud?" tanya Han Sen. "Bagaimana tentang Jiwu?" Zhang Yang terbelalak. Han Sen terdengar seakan dia bisa menandingi keduanya. "Kemampuan Jing Jiwu sulit ditandingi. Tingkat kemampuannya terlalu tinggi. Dan kekuatan fisikku kurang dibandingkan dia." setelah menonton video Jing Jiwu, Han Sen juga berpikir dia adalah lawan yang kuat. Tekniknya tidak terlihat mencolok, tetapi sangat praktis sekali. Selain itu, dia memiliki fisik yang luar biasa. Karena itulah tidak ada yang bisa menandinginya. Fisik Han Sen ada di antara yang teratas di kategori orang yang belum berevolusi, tapi dibandingkan dengan Jing Jiwu, dia tidak sebagus itu. Saat ini, poin geno sakral dan mutan Han Sen belum maksimal, dan Kulit Giok miliknya bahkan belum mencapai tahap pertama. Jika dia bisa meningkatkan dua aspek tersebut, dia akan mampu mengalahkan Jing Jiwu. "Han Sen, apa kau benar-benar sekuat orang di Hutan Burung Biru?" Shi Zhikang tidak mampu menahan diri untuk bertanya. Sebagai murid Jurusan Panahan, Shi Zikang tahu betapa sulitnya hal itu. Itu adalah impian utama para pemanah. "Kurang lebih," Han Sen mengangkat bahu dan berkata dengan santainya. "Kalau kau bersedia, kita akan pergi melakukan tes di kampus ini supaya para anggota tim senior berhenti mengada-ada," kata Shi Zhikang geram. Meskipun anggota tim senior tidak berkata banyak saat itu, diam-diam mereka mengomentari keangkuhan Han Sen, yang membuat Shi Zhikang kesal. "Tidak perlu membuktikan apapun pada orang lain. Saat pertandingan nanti, kenyataan akan berbicara." kata Lu Meng berpendapat. Zhang Yang juga mengangguk, "Kita abaikan saja mereka sekarang dan giat berlatih. Jika sekolah mengutus kita, kita akan tunjukkan pada mereka Lu Meng mampu dalam turnamen." Shi Zhikang terpaksa menyerah untuk membuat Han Sen melakukan tes itu. "Han Sen, apa kau ada waktu sebentar?" suara perempuan yang sensual terdengar saat mereka kembali ke asrama. 237 Restoran Ratu Teman sekamar Han Sen terbelalak, menatap Huangfu Pingqing yang berjalan ke arah Han Sen. "Ada perlu apa?" tanya Han Sen ragu-ragu. "Apa kau melupakan janjimu padaku?" Huangfu Pingqing tersenyum dan bertanya. Dia lalu beralih ke teman sekamarnya, "apa boleh aku meminjam dirinya sebentar saja?" "Tidak apa-apa..." Shi Zhikang berkedip melihat Han Sen. Han Sen ingat janjinya untuk mentraktir makan malam. Sekarang karena dia datang pada Han Sen , dia tidak punya pilihan selain mengikutinya. "Awalnya berpacaran dengan bunga kampus kita, sekarang bidadari baru... Bagaimana bisa aku tidak pernah seberuntung itu?" kata Shi Zhikang terkagum-kagum. "Itu karena kulitmu tidak semulus dia. Mana ada gadis cantik yang suka dengan pria kasar sepertimu?" Lu Meng mencoba menjelek-jelekan dia. "Saat para gadis cantik menjadi dewasa, mereka akan mengerti keuntungan bersama pria kasar." balas Shi Zhikang. Lu Meng melemparkan pandangan meremehkan pada Shi Zhikang, yang terlihat keras dan penuh dengan guyonan mesum. "Bukankah kita mau pergi makan? Kenapa kita kemari?" Han Sen merasa curiga dan menatap Huangfu Pingqing. Mereka sekarang berada di gerbang sekolah militer. Tanpa ijin, tidak mungkin mereka bisa meninggalkan kampus. "Kita akan pergi makan. Ambil ini." Huangfu Pingqing memberikan Han Sen surat ijin dan mengantarnya ke luar kampus. Penjaga memeriksa surat ijin dan membiarkan mereka pergi. Tepat saat mereka di luar sekolah, pesawat pribadi terparkir di depan Huangfu Pingqing. "Huangfu, kau mau membawaku ke mana?" Han Sen mengerutkan dahi dan bertanya. "Ku bilang kita akan pergi makan." Huangfu menggandeng lengan Han Sen dan membawanya masuk ke dalam pesawat. Han Sen merasa lengannya berada di antara awan. Dia menunduk dan melihat Huangfu Pingqing mengenakan jaket putih yang menutupi leher, yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Setelah 40 menit, pesawat mendarat di bangunan berbentuk kubah megah. Sambil menggandeng lengan Han Sen, Huangfu Pingqing menggesekkan kartunya dan memasuki gedung. Han Sen mengecek nama bangunan itu dan itu benar-benar restoran bernama "Ratu", dan di sampingnya ada tiga bintang. Huangfu Pingqing membawa Han Sen ke ruangan privat di lantai paling atas. Dekorasi ruangan ini sedikit aneh, berbeda dari restoran pada umumnya. Sofanya berbentuk sabit, menghadap tembok yang ditutupi tirai. Mejanya juga melengkung menghadap tembok. Saat Han Sen bertanya-tanya, Huangfu Pingqing sudah duduk di sofa dan mengambil remote untuk menyibak tirai. Dibelakang tirai, temboknya terbuat dari kaca satu arah, dan mereka sebenarnya ada di balkon. Saat melihat ke bawah, mereka bisa melihat arena beladiri raksasa. Di arena beladiri, pertandingan panas sedang berlangsung. Di luar arena terdapat penonton memberi semangat dan berseru. Dengan satu pencetan di tombol remote, suara itu tiba-tiba terdengar. "Kau ingin pesan apa?" Huangfu Pingqing menekan tombol lagi dan gambar hologram berupa makanan dan harga berbeda ditampilkan. "Aku yang traktir, jadi kau yang memesan." Han Sen benar-benar tertarik pada dua orang yang sedang bertanding. Mereka adalah evolver dan sepertinya telah memperoleh banyak poin geno. Mereka berdua mempraktekkan seni geno hyper yang hebat. Yang pria memiliki tangan yang terlihat seperti baja hitam, dan yang wanita mengenakan celana pendek dengan kakinya berkilauan bagaikan perak. Satunya menggunakan tangan dan yang lain menggunakan kaki. Dua-duanya memiliki kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Setiap bagian tubuh mereka beradu, bunyinya seperti dentingan besi. Han Sen cukup kuat di antara orang yang belum berevolusi. Dibandingkan dua evolver itu, dia masih merasa rendah diri. Lagi pula, mereka memiliki status yang berbeda. Seni geno hyper yang digunakan dua orang itu juga membuat Han Sen sangat tertarik, khususnya yang dapat mengubah struktur sel tubuh. Seni tersebut bisa membuat tubuh seseorang setangguh senjata, dan bahkan bisa menghancurkan tank dengan tangan kosong. Tetapi bukan berarti tidak ada celah. Sepasang tangan pria dan kaki wanita itu tidak bisa seperti baja terus menerus. Setiap satu menit, tubuh mereka menjadi normal kembali. "Huangfu, ini di mana?" saat makanan mereka datang, Han Sen bertanya dengan penasaran. "Restoran Ratu adalah usaha yang dimiliki Aula Bela Diri Ares. Tempat ini adalah restoran bertema arena pertandingan. Setiap hari, Stevens dari Aula Bela Diri Ares datang untuk tampil. Tidak hanya untuk memajukan bisnis kami, tapi juga mempromosikan aula bela diri kami," Huangfu Pingqing tersenyum dan berkata. "Kau menempuh banyak hal untuk membawaku ke sini. Kurasa tidak mungkin hanya untuk makan malam." Han Sen berkomentar. Membawanya keluar sekolah saja sudah cukup sulit. "Apa rencanamu setelah lulus? tanya Huangfu Pingqing, tanpa menjawab kecurigaan Han Sen. "Apa yang bisa aku rencanakan? Aku murid sekolah militer dan dengan sendirinya akan didaftarkan." kata Han Sen santai. Huangfu Pingqing menuangkan segelas anggur untuk Han Sen dan dirinya . Setelah meminum anggur miliknya, dia lanjut berbicara, "lulusan sekolah militer biasa akan menjadi letnan atau letnan kedua, dan kau, mudah untukmu untuk menjadi panglima." "Kau menyanjungku." kata Han Sen tersenyum. Panglima adalah rangking tertinggi yang bisa didapat murid sekolah militer. "Jadi, kau berencana untuk mengabdi di kemiliteran selamanya, atau menyelesaikan masa wajib tugasmu?" tanya Huangfu Pingqing lagi. "Aku belum berpikir sejauh itu," kata Han Sen. Meskipun sekolah khusus dikuasai oleh militer, fungsinya dibatasi oleh Tempat Suci Para Dewa, dan tidak mempengaruhi rangking resmi Han Sen. Jika kau memutuskan untuk bekerja sebagai prajurit, kau harus mempertimbangkan Aula Bela Diri Ares. Kami memiliki banyak lulusan di kemiliteran sekarang, dan mereka akan sangat membantumu." Han Sen mengerti tujuan Huangfu Pingqing sekarang. Saat dia ingin mengucapkan sesuatu, Huangfu Pingqing tersenyum dan berkata, "Tidak perlu buru-buru. Masih ada beberapa tahun sampai kau lulus dan kau bisa menggunakan waktumu untuk mempertimbangkannya." Seseorang yang berpenampilan seperti manajer tiba-tiba mengetuk pintu dan membungkukkan badan pada Huangfu Pingqing, "Nona, kami sudah menyiapkan semua yang kau perintahkan." 238 Luar Biasa Setelah manajer itu pergi, Huangfu tersenyum pada Han Sen dan bertanya, "Apa kau tahu mengapa restoran ini bernama Queen?" Han Sen menggeleng dan berpikir, "Mana aku tahu? Aku bukan anggota organisasimu." "Karena ada ratu sungguhan di sini," kata Huangfu Pingqing serius. "Ratu?" Han Sen terdiam. Tidak ada ratu di Aliansi. Tokoh politik tertinggi adalah presiden, diikuti oleh senator dan jenderal. "Bukan Ratu di Aliansi, tapi Ratu di ring bela diri," Huangfu Pingqing menjelaskan sambil menunjuk arena bela diri. Han Sen lalu menyadari dua evolver tadi telah meninggalkan arena, dan pembawa acara berjalan ke tengah dan berbicara dengan bersemangat, "Kini di puncak acara kita sore ini, Sang Ratu kami akan melakukan pertarungan ke seribu. Akankah yang mulia tetap tak terkalahkan? Mari kita nanti dan saksikan. Silahkan sambut Sang Ratu ke atas panggung." Kemudian, semua lampu padam di ring pertandingan, dan hanya sorotan lampu yang menerangi wanita jangkung berpakaian baju tempur. Dia melangkah menuju ring mengenakan topeng kupu-kupu untuk menutupi wajahnya. Tingginya sekitar 6 kaki dan nampak bagaikan senjata yang hebat. Saat wanita itu berjalan, seluruh penonton mulai bersorak dan memanggil namanya dengan seirama. Wanita itu berdiri di ring, mengangkat tangan kirinya dan jari telunjuk serta jari tengahnya mengacung menunjuk ke atas. Dengan isyarat tersebut, penonton mulai berdiri dan suasana pun semakin memanas. "Hari ini penantang Yang Mulia Ratu adalah Xu Zhiqiang dari Aula Bela Diri Tinju Besi..." dengan sambutan dari pembawa acara, seorang pria berumur sekitar 30 tahun ikut memasuki arena pertandingan. Han Sen tidak mendengarkan si pembawa acara, tapi matanya tetap tertuju pada wanita yang disebut Sang Ratu. Sikapnya sangat tegas sampai terkesan dia telah melihat jutaan kematian. Han Sen sendiri juga memiliki aura yang tegas, tapi dibandingkan dia, dia bukanlah apa-apa. Saat Han Sen memandangi Ratu, pertarungan dimulai dan Xu Zhiqiang mengubah tangannya menjadi logam emas dan memukul Ratu. Serangannya kuat dan ganas, membuat udara menjadi pekat saat melayangkannya. Bahkan dengan daya pandang Han Sen, dia tidak bisa tahu bagaimana Xu Zhiqiang memulai serangannya. Han Sen berpikir dalam hati, "Memang benar, aku bukanlah tandingan evolver yang kuat. Serangan ini sangat mengagumkan." Itu adalah Tinju Besi Super yang terkenal, seni geno hyper Kelas-S untuk evolver di Ruang Orang Suci. Bahkan di antara para evolver, hanya sedikit yang bisa menggunakannya dengan baik. Pria ini jelas lebih kuat dari pria sebelumnya. Dengan cepat Han Sen mengetahui kalau kehebatan Xu Zhiqiang bukanlah pukulannya, tapi kecepatan kakinya. Gerakan kakinya begitu cepat saat menghampiri Ratu hanya dalam dua langkah. Dia juga berhasil melakukan serangan yang sangat ganas di sudut yang paling lemah. Ratu bahkan tidak bergerak, membiarkan pukulan yang lebih keras dari besi menghantam keningnya. Buk! Pukulan keras menghantam kening si wanita, yang hanya membuat kepalanya bergerak sedikit. Dengan cepat, dia pulih dan menatap Xu Zhiqiang dingin. Xu Zhiqiang tampak tidak percaya. Dia tidak percaya bahwa serangan spesialnya bahkan tidak bisa menyakiti wanita ini. "Giliranku." Ratu mengangkat tangan kirinya yang berbentuk seperti pisau, kulit putihnya tiba-tiba memerah. Melihatnya mengangkat tangan, Xu Zhiqiang tidak bisa lagi menahan tekanan dan mengeluarkan jiwa binatangnya. Tubuh bagian atasnya tiba-tiba tertutup baju pelindung dan pisau panjang muncul di tangannya. Sambil menggeram, Xu Zhiqiang menyerang Ratu dengan pisaunya. Bagaikan kilat, pisau itu akan memotong Ratu. Dengan mata dingin, Ratu tidak bermaksud untuk menghindar. Saat pisau itu di depan wajahnya, dia tiba-tiba mengibaskan tangannya pada pisau. Tangannya bertemu pisau jiwa binatang dan mematahkan senjata itu menjadi dua, seakan itu terbuat dari kayu. Dan tangannya tidak berhenti sampai situ, dan bergerak menuju Xu Zhiqiang. Krak! Baju pelindung jiwa binatang Xu Zhiqiang hancur, darah mengalir dari sela-sela. Ratu menggerakkan jarinya dan tangannya menjadi normal kembali. Xu Zhiqiang ambruk di ring bela diri dan tidak bangun lagi. Di tengah sorakan penonton, tim medis segera datang menghampiri dan mencoba menolong Xu Zhiqiang. Ratu mengacungkan dua jarinya ke atas lagi, yang membuat teriakan semakin kencang. Lalu dia meninggalkan ring bela diri dan menghilang dari layar. Mata Han Sen berbinar-binar. Dia telah melihat banyak video pertarungan antara evolver, tapi tidak ada satupun yang sebagus Ratu. Sudah jelas, Ratu berada di antara evolver terhebat. "Dari seribu pertandingan, dia tidak pernah kalah dari seorang pun dari aula bela diri lainnya. Dia adalah ratu di sini, dan murid terhebat kami. Jika kau bersedia bergabung di Aula Bela Diri Ares, kau bisa memiliki hasil yang sama dengan yang dia lalui. Kau sangat berbakat dan mungkin lebih baik darinya," kata Huangfu sambil tersenyum. "Dia tidak mungkin hanya murid biasa." Han Sen menolak untuk percaya kalau Ratu adalah murid biasa aula bela diri. "Tentu saja tidak. Dan jika kau bersedia, kau bisa jadi luar biasa juga." dia mengedipkan mata. "Bagaimana?" "Jika kau menikahiku dan memiliki hubungan dengan Aula Bela Diri Ares, maka kau tentu akan jadi luar biasa." Han Sen pun tersedak oleh air yang baru saja dia teguk. 239 Makhluk Berdarah Sakral yang Aneh Han Sen: belum berevolusi Status: tidak ada Masa hidup: 200 Poin geno yang dibutuhkan untuk berevolusi: 100 Perolehan poin geno: 100 poin geno biasa; 100 poin geno primitif; 64 poin geno mutan; 50 poin geno sakral. Han Sen pergi ke Penampungan Baju Baja dan memeriksa datanya. Dia masih memerlukan beberapa poin geno mutan. Karena poin geno sakral sulit diperoleh, dia berencana untuk memburu makhluk mutan terlebih dahulu. Mengenai ajakan Huangfu Pingqing, Han Sen tidak begitu tertarik. Ratu memang sangat hebat, tetapi dia tidak yakin kalau itu adalah hasil latihan Aula Bela Diri Ares. Yang membuatnya berbeda adalah kepribadiannya. "Dia wanita yang kuat. Di seluruh Aliansi, aku masih terlalu lemah dan harus pergi ke Tempat Suci Para Dewa ke Dua sesegera mungkin," pikir Han Sen sambil berjalan keluar penampungan, siap untuk memburu beberapa makhluk mutan. Setelah meninggalkan penampungan, dia melihat ke sekelilingnya dan tiba-tiba melihat tali merah terikat di pohon yang bengkok. Itu adalah tanda yang dia katakan pada Lu Weinan. Saat itu, dia hanya mengatakannya dengan santai dan tidak benar-benar ingin bekerja sama dengan Lu Weinan. Lagi pula, mereka pernah saling bertarung, dan Han Sen tidak yakin kalau Lu Weinan tidak menyimpan dendam. Han Sen hampir melupakannya, tetapi teringat lagi karena melihat tali merah itu. Harusnya Han Sen yang meninggalkan tanda itu, jadi sikap Lu Weinan membuat Han Sen waspada. Han Sen penasaran untuk mengetahui maksud Lu Weinan. Dia menunggu sampai malam tiba dan menggunakan jiwa binatang berubah warna untuk mendekati pohon. Cukup mengejutkan, tidak ada jebakan yang terpasang. Han Sen melihat kertas yang diikat di pohon. Dia mengambilnya dan melihat sebuah lokasi tertulis di sana, yaitu di sebuah gunung tidak jauh dari penampungan. Han Sen terdiam sebentar dan terus pergi ke tempat yang dituju. Bahkan jika Lu Weinan mencoba mencelakainya, dia harus tahu alasannya. Jika dia diawasi tanpa tahu alasannya, dia akan merasa tidak nyaman. Untungnya, dia memiliki jiwa binatang berubah warna. Di lokasi tersebut, dia menyembunyikan diri dan mengendap-endap. Tidak ada jebakan, tetapi Lu Weinan ada di bawah pohon. Sepertinya Lu Weinan cukup gelisah. "Mengapa kau mencariku?" Han Sen berubah menjadi Dollar dan berjalan ke Lu Weinan. "Bung, akhirnya kau datang. Aku sudah lama menunggumu!" Lu Weinan menghampiri dengan semangat. "Apa maumu?" Han Sen mengernyitkan dahi. "Bung, aku menemukan makhluk berdarah sakral di Rawa Gelap, tetapi tidak mampu membunuhnya, jadi aku mau minta tolong..." Lu Weinan menjelaskan segalanya. Lu Weinan telah menunggu Han Sen selama beberapa hari. Dia tidak bisa menghadapi makhluk berdarah sakral itu, tapi dia juga tidak mau minta tolong pada komplotan, karena komplotan akan meminta upah besar. Saat itulah dia ingat pada Han Sen dan meninggalkan tanda. Saat dia hampir menyerah, Han Sen benar-benar datang. "Apa? Kau menemukan makhluk berdarah sakral humanoid?" Han Sen menatapnya, matanya terbelalak. "Iya, makhluk itu tertutup baju pelindung hitam dan membawa tombak hitam di tangannya. Dia mengendarai kuda terbang hitam, yang bisa mengapung di atas rawa-rawa." Lu Weinan menjelaskannya. "Tombak dan tunggangan, makhluk apa itu? Apa kau yakin tidak melihat manusia?" Han Sen menatap Lu Weinan tidak percaya. "Bung, aku tidak bercanda. Meski terlihat seperti manusia, kau akan lihat kalau itu pastilah makhluk berdarah sakral." "Jadi apa kau melawannya? Terus apa hasilnya?" Han Sen bertanya ke Lu Weinan. Lu Weinan tersipu malu, "Dia terlalu kuat dan tunggangannya terlalu cepat. Aku harus menggunakan burung bersayap besi untuk kabur." Han Sen langsung paham kalau Lu Weinan pasti kalah total, dan itulah mengapa dia menemui Han Sen. "Jadi jika aku bisa membunuh makhluk berdarah sakral, bagaimana kita sebaiknya membagi hasilnya?" "Siapapun yang mendapat jiwa binatang akan memilikinya. Selain itu, aku rasa humanoid itu tidak bisa dimakan. Dan yang tersisa adalah tombak dan tunggangan. Bagaimana jika kita bagi satu satu, dan kau boleh memilih duluan?" tanya Lu Weinan. "Antar aku untuk memeriksanya terlebih dahulu. Jika aku bisa membunuhnya, maka kita bisa membicarakan bagaimana membagi hasilnya. Jika tidak, maka tidak ada gunanya," Han Sen memikirkannya dan berkata. "Oke." Lu Weinan menggertakkan gigi dan setuju. Han Sen tidak membunuhnya terakhir kali, yang membuatnya mempercayai karakter Han Sen. Jika dia berbicara pada orang lain, dia tidak akan menunjukkan padanya makhluk itu terlebih dahulu, karena informasi adalah nilainya dalam kesepakatan. Han Sen membawa pedang berlian dari malaikat suci dan mengikuti Lu Weinan ke Rawa Gelap. Lu Weinan menunjukkan jalan menggunakan tunggangan terbangnya, dan Han Sen terbang menggunakan sayapnya. setengah hari menuju rawa, Han Sen menemukan kelabang mutan yang panjangnya lebih dari 6 kaki. Dia membelah kelabang itu menjadi dua dengan pedang berlian, dan memasak serangga itu demi beberapa poin geno mutan. Cangkang keras kelabang itu seperti tahu di bawah pedang berliannya. Lu Weinan melihat pedang itu dan matanya berbinar. "Bung, ini pasti senjata berdarah sakral dari makhluk di Pulau Misteri ya? Kau berhasil mendapat jiwa binatangnya?" "Kau tahu lah. Aku tidak mendapat jiwa binatang," jawab Han Sen santai dan memanggil Meowth untuk memberinya daging. Han Sen tidak mengubah Meowth ke wujud transformasinya. Dia masih terlihat seperti anak kucing, memakan daging di dekat kaki Han Sen. "Sayang sekali aku tidak bisa memanggil raja cacing batu emas," pikir Han Sen. Raja cacing selalu bersama Han Sen, bukan Dollar, jadi dia tidak ingin penyamarannya terbongkar." "Bung, kau masih memberinya makan?" Lu Weinan pikir kucing itu masih tidak berdaya seperti sebelumnya dan menjulurkan tangan untuk menyentuh kepalanya. "Grrrr!" Sebelum tangannya menyentuh Meowth, kucing itu tiba-tiba berubah menjadi wujud transformasinya¡ªharimau hitam, dan menggigit Lu Weinan. 240 Ksatria Berdarah Sakral Lu Weinan memang pandai melarikan diri. Menggunakan kecepatan kakinya yang hebat, dia mampu menarik tangannya dan lari dari harimau itu. Meowth hampir menerkam Lu Weinan dan siap meluncurkan serangan selanjutnya. "Meowth, sini makan lagi." panggil Han Sen. Dia mengandalkan Lu Weinan untuk mengantarnya dan tidak ingin dia terbunuh. Weinan menunjuk Meowth dan berseru, "Bukannya dia peliharaan jiwa binatang? Bagaimana bisa..." Han Sen tidak menjawab dan lanjut makan. Lu Weinan langsung mengerti, "Dia berevolusi!" Lu Weinan melempar tatapan iri pada Meowth, dan berkata, "Bung, kau sangat beruntung. Bahkan peliharaan mutanmu sudah berevolusi. Sekarang pasti lebih bernilai dibandingkan jiwa binatang berdarah sakral lainnya." "Iya, aku beruntung." Han Sen berpikir dalam hati, "Kalau kau lihat malaikat suci, kau akan tahu seperti apa rupa peliharaan yang benar-benar berharga." Memikirkan malaikat suci, Han Sen sedikit kesal. Dia mencoba memberinya makan daging mutan, dan dia bahkan tidak meliriknya. Saat Han Sen memakan daging berdarah sakral, dia sangat tertarik. Sayangnya, Han Sen belum mampu daging berdarah sakral. Setelah dua orang dan satu kucing kenyang, mereka melanjutkan perjalanan. Karena kelabang itu terlalu besar, Han Sen tidak bisa memperoleh satu pun poin geno mutan dengan sekali makan. Setelah terbang selama beberapa hari di Rawa Gelap, mereka sampai di tujuan. Sayangnya, semua makhluk mutan yang mereka lihat terlalu besar, dan Han Sen hanya memperoleh satu poin geno mutan. Sekarang mereka berada di tepi rawa. Di rerumputan, berdirilah seekor kuda terbang, dan di punggungnya duduklah seorang ksatria terbalut baju besi hitam bercahaya dengan tombak hitam di tangannya. Meski dari jauh, Han Sen yakin itu bukanlah manusia, seperti yang Lu Weinan katakan. Jubah ksatria itu bukanlah besi atau batu, lebih menyerupai cangkang kura-kura atau sejenis kumbang. Dan tidak ada celah antara bagian baju pelindungnya. Ini sangatlah aneh. Han Sen yakin itu adalah makhluk berdarah sakral yang sangat sulit untuk dihadapi. Dia jauh lebih kuat dari manusia batu yang Huangfu pernah tunjukkan padanya. Hanya dengan melihat tombak dan tunggangannya, Han Sen yakin itu bukanlah makhluk berdarah sakral biasa. Makhluk humanoid memang sudah sangat kuat, dan yang satu ini memiliki tunggangan, sesuatu yang bahkan belum pernah Han Sen dengar sebelumnya. "Bung, benar kan? Ini adalah makhluk berdarah sakral?" sambil bersembunyi di rerumputan, Lu Weinan berbisik pada Han Sen. "Iya, itu memang makhluk berdarah sakral. Namun, dia kelihatannya sangat kuat dan aku tidak yakin bisa menghadapinya." Han Sen mengatakan yang sebenarnya. Makhluk berdarah sakral itu sangat aneh. Han Sen tidak berpikir dia lebih lemah dari malaikat suci dari pulau misteri. Akan tetapi, dia tidak punya cadangan kupu-kupu hantu berdarah sakral saat ini. Untungnya, dia memiliki pedang berlian. Bahkan meski makhluk ini sekuat malaikat suci, dia masih punya kesempatan. "Bung, aku perbolehkan dirimu untuk membagi hasilnya." Lu Weinan berpikir mungkin Han Sen tidak puas terhadap usulnya.. "Aku takut kita berdua tidak mampu mengalahkannya." Han Sen percaya kuda terbang hitam itu pasti memiliki kemampuan khusus selain hanya sebagai tunggangan. Lu Weinan sangat optimis dan berkata, "Coba saja dulu. Jenis makhluk berdarah sakral ini pasti sangat berharga. Jika kita bisa memperoleh jiwa binatangnya, maka kita akan kaya raya." "Baiklah. Jadi, mari kita bicara soal pembagian hasilnya dulu. Aku khawatir usulmu tidak berlaku," kata Han Sen. "Apa pendapatmu?" Lu Weinan menatap Han Sen dan berkata dengan hati-hati. "Karena kau telah memberikan informasi, kau bisa mengambil 20% dari keuntungan kita. 80% sisanya akan dibagi menurut kontribusi kita dalam perburuan. Bagaimana menurutmu?" Han Sen memikirkannya dan menyarankan. "Oke." Lu Weinan setuju dengan syarat Han Sen. Dengan ini, dia setidaknya dapat 20%, sementara komplotan besar mungkin hanya memberinya 10% bagian. Selain itu, jika Lu Weinan memberikan kontribusi, dia akan mendapat lebih banyak. Lu Weinan awalnya ingin berusaha membantu, karena dia mungkin bisa memperoleh jiwa binatang jika ada kesempatan untuk melakukan serangan terakhir. Setelah selesai berdiskusi, mereka mengendap-endap menuju makhluk berdarah sakral yang bersembunyi di rerumputan. Han Sen pikir, tidak peduli sekuat apapun makhluk berdarah sakral itu selama dia tidak bisa terbang, tidak akan terlalu berbahaya untuk mereka berdua. Saat mereka berada 500 kaki dari makhluk berdarah sakral itu, dia tiba-tiba menoleh ke arah mereka. Han Sen melihat dengan sangat jelas kalau di belakang topi pelindung makhluk berdarah sakral itu ada sepasang mata merah, semerah api neraka. Sebelum Han Sen dan Lu Weinan bisa bereaksi, makhluk berdarah sakral itu dengan cepat menyuruh kuda terbang hitam untuk menyerang mereka dan mengangkat tombak hitamnya. "Awas! Dia sangat kuat!" Han Sen menggenggam pedang berliannya dengan kedua tangan dan menggunakan Kulit Giok semaksimal mungkin. Kuda terbang itu kecepatannya luar biasa. Dia juga mampu mengapung di atas air dan tidak tenggelam. Dengan segera, makhluk berdarah sakral itu berada hanya beberapa kaki dari Han Sen. Dengan kecepatan tinggi, dia dengan cepat menggunakan tombaknya untuk menusuk dada Han Sen. 241 Dua Mahkluk Berdarah Sakral Han Sen menggunakan Badai Pedang untuk menebas pedang berlian pada mahkluk itu. Tombak dan pedang itu berbenturan. Han Sen terpelanting dengan pedang di tangannya oleh kekuatan yang luar biasa dari makhluk itu. Han Sen termasuk orang hebat dalam Tempat Suci Para Dewa. Namun, dia tidak dapat menghalangi serangan dari mahkluk berdarah sakral. Setelah terlempar sejauh beberapa kaki ke udara, dia berguling di padang rumput yang berair beberapa saat sebelum dapat menghentikan dirinya. Lu Weinan yang mencoba untuk menyerang kuda bertanduk tunggal diam-diam tercengang. Dia mengetahui kekuatan Han Sen dengan baik. Bahkan Han Sen bisa terpelanting. Lu Weinan cepat-cepat kabur ketika dia melihat mahkluk berdarah sakral sudah mengincarnya. Sambil kabur, dia berteriak, "Kakak Han, ayo kari. Ini di luar kemampuan kita." Mahkluk berdarah sakral itu cepat-cepat berusaha menantap Lu Weinan, namun gerakan kaki Lu Weinan menakjubkan. Dia menggeliat seperti ikan dan memanggil burung berbulu besi untuk membawanya ke angkasa. Mahkluk berdarah sakral itu tidak mengejar Lu Weinan, tetapi beralih ke Han Sen. Kuda bertanduk tunggal itu sangat cepat sehingga tiba-tiba dia sudah berada di depan Han Sen dan tombak hampir mengenai pria itu. Bum! Han Sen tiba-tiba memanggil pembunuh berdarah dan cepat-cepat berubah wujud. Pedang berlian sekali lagi berbenturan dengan tombak dan menimbulkan suara kencang dan percik api. Walaupun menggunakan jiwa binatang perubahan wujud, Han Sen tetap harus melangkah mundur sebelum dapat menstabilkan dirinya. Kedua monster yang galak itu memulai pertarungan sengit. Lu Weinan yang berada di angkasa merasa kaget. Dia tidak pernah menyangka bahwa mahluk berdarah sakral itu begitu kuat. Dollar memang selebriti di Tempat Penampungan Baju Baja. Baru beberapa saat lalu, dia membunuh mahkluk berdarah sakral di Pulau Misteri sendirian dan mengalahkan Anak Surga. Pria sekuat itu sama sekali tidak dapat mengalahkan mahluk itu, hal itu di luar dugaan Lu Weinan. Han Sen juga terkejut. Mahkluk berdarah sakral ini sama sekali tidak lebih lemah daripada Malaikat Suci. Keahliannya menggunakan senjata juga sangat menakjubkan sehingga Badai Pedang terlihat lebih lemah. Walaupun Han Sen telah bertemu raja rubah yang licik dan raja binatang berbulu hitam, juga Malaikat Suci yang sangat kuat, dia tetap merasa takjub dengan keahlian tombak mahluk berdarah sakral ini. Dia yakin bahwa hanya beberapa orang dalam Tempat Suci Para Dewa yang dapat sepadan dengan keahlian tombak mahkluk itu. "Kakak, ayo pergi sekarang!" Lu Weinan berteriak pada Han Sen dari angkasa. Walaupun Han Sen bukan tandingan mahkluk itu, dia tidak mau mundur. Mahkluk itu tidak akan dapat membunuhnya dengan terlalu mudah, maka dia ingin menguji apa kelemahan mahkluk ini. Han Sen segera merasa tertarik dengan keahlian tombak aneh dari mahkluk itu. Walaupun tampaknya mahkluk itu hanya dapat menancap dan menyapu dengan tombak, Han Sen menemukan bahwa kedua gerakan tersebut membawa kekuatan perputaran yang besar. Ketika mahkluk itu menancap, kekuatan perputaran akan merubah tombak menjadi bor yang dapat menembus apapun, bahkan pakaian baju baja berdarah sakral. Ketika tombak digunakan untuk menyapu, dia akan menjadi perisai yang sempurna, apapun yang mengenainya akan terpelanting. "Keahlian tombak yang luar biasa." Han Sen mengamati ketika dia bertarung. Namun, dia tetap tidak dapat mengetahui bagaimana cara mahkluk berdarah sakral melakukannya. Karena Han Sen tidak dapat meneruskan bertarung dengan mahkluk itu, dia memanggil Meowth dalam bentuk transformasi. Meowth melemparkan dirinya pada mahkluk itu, sementara itu kuda bertanduk tunggal menendang hewan piaraan itu. Meowth tidak mengantisipasinya sama sekali dan terpelanting ke udara. Untungnya, Meowth sangat kuat dan tendangan itu tidak mengakibatkan luka parah. Dengan sedikit darah di pinggir mulutnya, dia menggeram dan berlari ke arah kuda bertanduk tunggal. Han Sen menyimpan kembali Meowth dan mengepakkan sayapnya untuk terbang tinggi, meninggalkan mahluk itu sendirian. "Ya Tuhan, tadi sangat menakutkan! Bagaimana mungkin ada mahkluk berdarah sakral yang begitu hebat dalam Rawa Gelap!" Kata Lu Weinan sambil mengedalikan burung berbulu besi untuk terbang di dekat Han Sen. "Aku benar, tidak hanya ada satu mahkluk berdarah sakral, tetapi ada dua." Han Sen masih menatap mahkluk-mahkluk berdarah sakral itu dari atas. "Maksudmu tunggangan itu adalah mahkluk berdarah sakral yang independen?" Lu Weinan tiba-tiba memahami apa yang dimaksud dan berteriak, "Lalu, bagaimana kita dapat menang?" Han Sen menatap mahkluk berdarah sakral dan tetap diam, Itu memungkinkan. Dia memilii Meowth, yang dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian kuda bertanduk tunggal. Namun, Han Sen bukan penunggang yang baik, dan tiadk dapat bertarung sambil menunggangi Meowth. Selain itu keahlian tombak mahkluk itu sangat aneh sehingga Han Sen belum menemukan solusinya. Dia hanya dapat bertarung selama itu dengan menggunakan Sparticle, yang membantunya untuk menghindari banyak serangan kunci dari mahkluk itu. Jika dia menunggangi Meowth, dia tidak dapat menggunakan Sparticle, sehingga dia akan rentan terhadap serangan mahkluk itu. Selain itu, dia harus meminjam tenaga pembunuh berdarah, sehingga dia tidak dapat menggunakan tunggangan. Dia mempertimbangkan hal-hal di atas dan memutuskan untuk hanya menggunakan Meowth untuk mengalihkan perhatian dan dia sendiri yang harus bertarung. "Kau tidak dapat terbang, maka kau tidak dapat berbuat apa-apa terhadapku. Jika aku tidak dapat mengalahkanmu kali ini, aku akan kembali sepuluh kali lagi. Suatu hari, aku pasti akan membunuhmu," pikir Han Sen. Dia kemudian menemukan tempat untuk beristrirahat dengan Lu Weinan sampai mereka siap untuk bertarung dengan mahkluk itu lagi. Ketika mereka pulih, Han Sen pergi ke padang rumput air. Sebelum dia sampai di destinasi, Han Sen melihat mahkluk berdarah sakral muncul dari dalam danau, dan membuat Han Sen merasa heran. 242 Tombak yang Berputar Han Sen tidak merasa ada yang aneh dengan danau yang cukup dangkal itu. Ada banyak rumput yang tumbuh di dalam air dan di sekeliling danau. Selain itu, tidak ada yang spesial tentangnya. "Mungkin pria itu terlalu rapi dan mandi di dalam sana? Tetapi seharusnya dia meninggalkan tunggangannya." Han Sen tidak mengetahui alasannya dan memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Dia mengambil pedang berlian dan memanggil Meowth, menyerang makhluk itu dalam wujud pembunuh berdarah. Han Sen dan Meowth bertarung melawan makhluk itu bersama-sama, tetapi mereka hanya dapat bertahan selama sekitar 20 menit. Keahlian tombak makhluk itu sangat hebat sehingga lengan Han Sen masih dapat berfungsi berkat Kulit Giok dan Sparticle. Bahkan baju baja berdarah sakral miliknya juga rusak. Han Sen segera terbang menjauh dan menyimpan kembali Meowth. Jika bukan karena Meowth, Han Sen bahkan tidak dapat bertahan selama 20 menit. Dengan sayap yang selalu menyelamatkannya, Han Sen bertarung sekali-kali dengan makhluk itu selama seminggu. "Kakak, tidak masuk akal untuk melanjutkan lagi. Bagaimana kalau kita meminta bantuan orang lain?" Lu Weinan melihat Han Sen yang terus menerus menemui kegagalan menjadi khawatir. Walaupun Han Sen tidak akan mati, jelas dia bukan tandingan makhluk itu. Walaupun Han Sen selalu kalah, dia mulai memahami keahlian tombak yang aneh dari makhluk itu. Sekarang dia bahkan lebih tertarik dengan keahlian tombak daripada makhluk itu sendiri. Tombak makhluk itu bukan hanya dapat berputar, tetapi juga dapat berputar searah dan berlawanan arah jarum jam. Ketika ia berputar searah jarum jam, apapun yang tersentuh dengannya akan melambung. Sedangkan ketika ia berputar berlawanan arah jarum jam, apapun yang tersentuh akan terhisap ke dalam. Mirip dengan Ledakan Yin Yang, yang dapat mencapai dampak yang yang sama dengan menggabungkan kekuatan yin dan yang. Seperti Ledakan Yin Yang, putaran searah dan berlawanan arah jarum jam sangat tergantung pada pemahaman psikologis lawan, yang juga hampir sama dengan tinju hitam dan putih. Makhluk berdarah sakral itu tidak terkalahkan karena dia selalu menggunakan kekuatan berputar pada waktu yang tepat, hal ini membuat Han Sen bingung. Han Sen adalah pakar dalam mengelabui lawan, tetapi makhluk ini selalu dapat memprediksi gerakannya dan menggunakan kekuatan yang sesuai. "Apakah dia sungguh-sungguh dapat membaca pikiranku?" pikir Han Sen. Lu Weinan merasa sangat kesal dan berkata pada Han Sen, "Kakak, jika kau terus mencoba, aku akan berburu makhluk mutan di dekat sini dan mencoba mencari makhluk berdarah sakral lainnya." Beberapa hari ini, Lu Weinan telah melihat kegagalan Han Sen yang tidak terhitung jumlahnya dan sekarang dia telah menyerah. Bahkan dengan bantuan tambahan, kedua makhluk berdarah sakral itu sulit untuk dibunuh. Dengan kecepatan dan kekuatan yang mereka miliki, bahkan sekelompok besar orang tidak dapat menghalangi mereka untuk kabur. Han Sen menyetujuinya dan masih berpikir mengapa makhluk berdarah sakral itu dapat membaca pikirannya. Dia memikirkan semua pertarungan yang dia lalui dengan makhluk itu dalam beberapa hari ini dan bahkan menjadi lebih yakin bahwa makhluk itu dapat membaca pikirannya. Kalau tidak, tidak mungkin makhluk itu dapat selalu membuat keputusan yang tepat. "Jika dia benar-benar dapat membaca pikiranku, maka serangan biasa tidak akan berhasil," pikir Han Sen sambil mengusap dagunya. Jika dia ingin mengalahkan makhluk itu, cara satu-satunya adalah menyembunyikan kekuatan dia yang sebenarnya. Bahkan jika makhluk berdarah sakral itu dapat membaca pikiran seseorang, hal terbaik yang dapat dia lakukan adalah mengetahui sasaran serangan, dan bukan jenis serangan yang akan digunakan. "Agar dapat mencapai itu, Ledakan Yin Yang adalah pilihan yang sangat tepat. Dengan serangan yang sama, kekuatan yin dan yang akan menghasilkan efek yang berbeda sama sekali, dan itu sempurna untuk mengalahkan makhluk ini." Namun, Han Sen tetap merasa kuatir, "Sayangnya, aku baru saja memulai Ledakan Yin Yang dan belum dapat menggunakannya secara maksimal." Dua hari kemudian, Han Sen bertarung dengan makhluk itu beberapa kali, dan bahkan merasa lebih yakin bahwa makhluk itu dapat mengetahui apa sasarannya. Han Sen mulai mempraktekkan Ledakan Yin Yang, yang merupakan satu-satunya cara yang dapat ditempuh untuk membunuh makhluk itu sendirian. Lebih banyak orang belum tentu dapat membantu, karena makhluk itu selalu dapat kabur. Apalagi Han Sen sebenarnya tidak ingin membagi makhluk berdarah sakral yang begitu spesial dengan orang lain. Cukup mudah bagi Han Sen untuk mempraktekkan Ledakan Yin dan Yang karena dia telah mengumpulkan banyak poin geno. Namun, untuk dapat berganti kekuatan antara Yin dan Yang tidaklah mudah. Han Sen telah mendapatkan pengalaman berganti kekuatan dalam pertarungannya dengan makhluk itu dan membuat beberapa kemajuan. Namun, tetap memerlukan waktu lebih dari setengah bulan untuk dapat mencapai fase pertama dari Ledakan Yin Yang dan menggunakan kekuatannya dengan benar. 243 Keduanya Terluka Pada awalnya, Lu Weinan akan kembali beberapa kali. Namun, akhir-akhir ini, Han Sen jarang melihatnya. Han Sen tidak tahu kalau Lu Weinan telah menyerah atau mencari bantuan orang lain. Karena tidak ada orang di sekitarnya, Han Sen mempertimbangkan untuk menggunakan busur dan panahnya untuk menembak makhluk berdarah sakral itu. Namun, dia bahkan tidak memiliki panah jiwa binatang berdarah sakral. Bahkan jika dia dapat menembak makhluk itu, panah mutan tidak akan melukainya juga. Untungnya, Han Sen telah mencapai fase pertama Ledakan Yin Yang dan siap untuk mencobanya. Dengan mengambil nafas dalam-dalam, Han Sen membawa pedang berlian di punggungnya dan berubah wujud menjadi pembunuh berdarah. Mengepalkan genggamannya, dia melempar dirinya pada makhluk berdarah sakral. Alasan mengapa dia tidak menggunakan pedang berlian bukan karena dia tidak ingin melakukannya, tetapi dengan tingkat yang dicapainya dalam Ledakan Yin Yang tidak cukup untuk mengintegrasi kekuatannya dalam senjata. Saat ini, Han Sen sangat fokus. Tanpa pedang, dia akan terluka parah jika membuat kesalahan. Han Sen tidak tahu mengapa makhluk ini tetap berada di sini. Han Sen telah berada di sini selama hampir sebulan, dan kedua makhluk ini tampaknya tidak bermaksud untuk meninggalkan tempat ini sama sekali. Mereka selalu berada di sekitar danau dan kadang-kadang di dalam danau. Melihat kedatangan Han Sen lagi, kedua mahkluk itu sama sekali tidak merasa terkejut. Ksatria itu segera menyerang Han Sen dengan tombaknya, yang hampir langsung mengenai leher Han Sen. Han Sen menggeram dan menggunakan Sparticle untuk menghindar dari tombak dengan keempat tapaknya yang bergerak dengan cepat. Kemudian Han Sen melemparkan pukulan ke ksatria itu, yang segera menggunakan tombak untuk menghalangi serangan. Pukulan Han Sen bertubrukan dengan tombak. Tombak tiba-tiba berputar searah jarum jam dan hampir melemparkan pukulan Han Sen. Han Sen merasa sangat senang karena sekarang dia tahu bahwa makhluk ini hanya dapat mengetahui sasaran untuk diserang, tetapi tidak mengetahui jenis kekuatan yang akan dia gunakan. Han Sen ingin memukul wajah ksatria itu, tetapi tidak mengendalikan kekuatannya dengan cukup bagus, sehingga serangan dia akhirnya mengenai dada makhluk itu. Han Sen cepat-cepat bergerak mundur setelah serangan itu, karena tanduk kuda telah mengarah padanya. Untungnya, dalam waktu hampir sebulan, Han Sen telah melihat bagaimana tunggangan itu bertarung berkali-kali dan sudah menyiapkan diri. "Aku menggunakan kekuatan Yin, seharusnya pukulanku berdampak padanya." Han Sen tidak terlalu yakin dengan hasilnya. Makhluk itu menatap Han Sen dengan mata yang merah dan tidak menyerang lagi. Dua detik kemudian, darah mulai mengalir dari sudut mulutnya. Han Sen merasa terkejut tetapi juga senang. Dia tidak menyadari bahwa kekuatan yin memiliki efek penetrasi yang begitu hebat. Dia merasa yakin bahwa baju baja makhluk ini tidak lebih lemah daripada baju baja berdarah sakral lainnya, namun dia tetap dapat menggunakan kekuatan yin untuk melukai organ dalamnya. "Mengaum!" Han Sen menjadi sangat bersemangat, dia tiba-tiba melihat makhluk berdarah sakral menggeram dan menyerang dengan tombak di tangannya dengan kecepatan yang lebih hebat dibandingkan dengan sebelumnya. Han Sen tidak berani melawannya tanpa senjata kali ini. Dia menarik pedang berlian dan menghalangi serangan. Plang! Ketika senjata mereka saling menghantam, Han Sen kehilangan keseimbangan dan bergerak mundur, sedangkan dari mulut makhluk berdarah sakral darah mengalir keluar. Menggunakan keahlian tombaknya yang sengit, makhluk itu tidak dapat dihentikan. "Ini sangat aneh. Bagaimana mungkin dia bertambah kuat setelah terluka?" Han Sen memutuskan untuk menyerah setelah mendapatkan dua serangan darinya. Dia cepat-cepat memanggil Meowth untuk mengalihkan perhatian ksatria itu agar dia sendiri dapat terbang menjauh. Ketika dia berada di atas udara, Han Sen menyimpan kembali Meowth dan merasa dia sudah aman. Tiba-tiba dia merasa ngeri, dan mencoba untuk terbang lebih tinggi, tetapi sudah terlambat. Sebuah kilat hitam melintasi langit dan mengenai sayap han Sen dengan kekuatan putaran yang kuat. Krak! Walaupun sayap-sayap itu juga tertutup dengan baju baja berdarah sakral, ia tidak dapat menghentikan tombak yang berputar dengan kuat. Sebuah sayap tertusuk oleh tombak. Han Sen berkeringat dingin. Dia beruntung karena tombak hanya melukai sayapnya. Jika mengenai badannya, maka dia sudah mati sekarang. Firasat dan pengalaman yang dia dapatkan dalam semua pertarungan dan perburuan menyelamatkan jiwanya. Han Sen harus menyeret sayapnya yang terluka dan mencoba untuk mempertahankan keseimbangan di udara. Dia tidak boleh jatuh, atau makhluk berdarah sakral pasti akan menangkapnya. Karena alasan tertentu, makhluk berdarah sakral memutuskan untuk melepaskannya dan memilih untuk mengambil kembali tombaknya. Han Sen menghela nafas lega, menyimpan kembali sayap-sayapnya dan mendarat di atas rerumputan. "Aku memukul makhluk berdarah sakral dan dia memuntahkan darah. Aku yakin ketika jiwa binatang terbangku telah pulih, aku akan dapat mengalahkannya." Han Sen diam-diam merasa sangat senang. Sebelum sayapnya pulih, dia mengintai makhluk berdarah sakral di malam hari dan menemukan bahwa makhluk itu tampaknya sudah pulih. "Apa? Apakah makhluk ini memiliki kekuatan yang begitu besar untuk pemulihan?" Han Sen tercengang. Jika makhluk itu dapat pulih hanya dalam semalam, maka tidak mungkin dapat membunuhnya. Han Sen segera menemukan ada yang tidak beres. Makhluk berdarah sakral tampaknya baru keluar dari danau. Dengan luka yang begitu parah, tampaknya tidak mungkin dia memutuskan untuk mandi. "Itu hanyalah makhluk biasa. Aku tidak yakin dia begitu suka mandi. Pasti ada yang berbeda dengan danau itu," pikir Han Sen, menatap pada danau. 244 Resort Terakhir Han Sen ingin mengeksplorasi danau itu, tetapi makhluk berdarah sakral tidak mau meninggalkan area itu, Han Sen tidak mempunyai kesempatan. Selain itu, Han Sen tidak ingin mengambil risiko jika ada yang berbahaya di dalam danau. "Aku seharusnya menghabiskan makhluk-makhluk berdarah sakral itu dulu sebelum mengeksplorasi danau." Han Sen memutuskan untuk membunuh kedua makhluk itu. Sekarang dia sudah lebih menguasai Ledakan Yin Yang. Asalkan dia lebih banyak berlatih, tidak akan sulit baginya untuk membunuh makhluk-mahkluk itu. Han Sen segera menyadari bahwa tidak mudah membunuh makhluk-makhluk itu. Walaupun dalam pertarungan yang berulang kali dengannya, Han Sen dapat melukai makhluk itu dengan berbagai kekuatan yang berbeda, namun makhluk itu selalu dapat pulih kembali setelah berendam di dalam danau tidak peduli betapa parahnya luka mereka. Kalau Han Sen tidak dapat langsung membunuhnya, kesempatannya sangat kecil. Hampir tidak mungkin membunuh makhluk itu langsung, yang akan menjadi lebih cepat dan kuat setelah terluka. Han Sen tidak berani berada di dekat mereka pada saat mereka terluka. "Tampaknya aku harus memahami apa yang terjadi di dalam danau sebelum aku dapat membunuh mereka." Han Sen terbang ke angkasa dan mengamati danau dari atas. Lebar danau itu sekitar 6 kaki, dangkal dan bersih. Pada siang hari, dapat melihat tanaman akuatik yang tumbuh di dasarnya. Ketika ksatria menunggangi kuda bertanduk tunggal masuk ke danau, kepala tunggangannya akan tetap berada di atas air. Han Sen melihat ke sekitarnya dan hanya melihat beberapa tanaman akuatik. Dia juga mengamati makhluk-makhluk berdarah sakral pulih di dalam danau. Mereka tidak melakukan apa-apa dan tidak lama kemudian pulih sendiri. "Apakah airnya yang spesial? Dan itu pasti alasan mengapa makhluk itu tidak mau meninggalkan tempat ini?" Han Sen menebak, tetapi kurang yakin dengan alasan itu. Ada begitu banyak danau seperti ini di dalam Rawa Gelap. Semua danau ini terbentuk dari hujan. Karena danau lainnya tidak memiliki fitur khusus, Han Sen merasa danau ini juga sama saja. "Pasti ada sesuatu di dalam danau," Han Sen memberitahu dirinya sendiri. Setelah mengamati dengan seksama selama beberapa waktu, dia masih belum mengetahui apa yang berada di dalam danau, setidaknya bukan sesuatu yang terlihat. "Aku tidak percaya aku tidak dapat membunuhnya," Han Sen memutuskan dan melanjutkan terbang dengan kedua makhluk itu setiap hari. Setelah hampir terbunuh oleh tombak, Han Sen menjadi lebih waspada. Bahkan ketika dia berada di udara, dia selalu memegang erat-erat pedang berlian dan tetap fokus. Bahkan jika makhluk berdarah sakral mencoba untuk menembaknya dengan tombak lagi, dia akan menangkis dengan pedang berlian. Ketika Han Sen berada di sana selama hampir 2 bulan, dia dapat menggunakan Ledakan Yin Yang dengan cukup baik, jauh lebih cepat daripada kandidat sebelumnya yang dipilih oleh Bai Yishan. Setidaknya memerlukan waktu dua tahun bagi prajurit sukarelawan lain yang dipilih Bai Yishan untuk dapat menguasai seni geno hiper ini, namun Han Sen hanya memerlukan waktu dua bulan. Han Sen tidak tahu apakah karena dia memang berbakat, atau karena dia memiliki banyak poin geno, atau karena dia telah berlatih Kulit Giok. Pada saat ini, Han Sen dapat bertarung dengan makhluk-makhluk berdarah sakral dengan baik, tetapi tetap sulit bagi Han Sen untuk membunuh makhluk-makhluk itu. Ksatria itu jauh lebih kuat daripada Han Sen, walaupun tanpa keahlian tombaknya yang sengit. Selain itu, kuda bertanduk tunggal selalu melancarkan ancaman serangan untuk memaksa Han Sen mundur. Han Sen tidak mengetahui bahwa keterampilan berkuda bisa begitu efektif dan praktis. Sekarang setelah mengamati kedua makhluk itu bekerja sama, dia pun ingin belajar berkuda. Dia pernah mempelajarinya sedikit dalam edukasi wajib integrasi, tetapi hanya dengan kuda biasa. Dia juga berfantasi untuk mengendarai Meowth dan menyerang musuh-musuhnya, tetapi dia tidak punya banyak waktu untuk berlatih agar dapat mencapai tahap itu. "Tampaknya aku harus mengambil resiko." Han Sen pergi mencari makhluk-mahkluk itu lagi. Kali ini, dia tidak menggunakan pembunuh berdarah dan baju baja kumbang hitam. Dia memanggil ratu peri ketika tidak ada orang di sekelilingnya. Dia tiba-tiba berubah menjadi pirang dan pergi menantang makhluk-mahkluk itu tanpa menggunakan senjata. Makhluk-makhluk itu membenci keberanian Han Sen pada titik ini. Melihatnya dia di sini, ksatria itu segera menyerang dengan tombaknya. Han Sen menggunakan Sparticle untuk menghindari tombak dan bergerak ke sisi lain dari makhluk itu. Kuda bertanduk tunggal segera menghampiri dengan tergesa-gesa, mencoba untuk menyeruduk Han Sen dengan tanduknya. Semuanya berlangsung dengan begitu cepat bahkan Han Sen yang telah mengenakan baju baja berdarah sakral juga akan tertusuk. Namun, Han Sen tidak berdiri diam. Gerakan kuda bertanduk tunggal terlihat pelan baginya. Dengan satu langkahan, dia menghindari tanduk dan melemparkan satu pukulan pada ksatria berdarah sakral. Karena Han Sen tidak menggunakan pembunuh berdarah, ketinggiannya hanya mencapai pinggang ksatria. Ksatria itu telah mengambil kembali tombaknya dan menyapu tombak itu ke Han Sen. Han Sen harus menarik kembali pukulannya dan melindungi diri. Setelah berusaha belasan kali menyerang para makhluk berdarah sakral, Han Sen tetap tidak dapat mendekati mereka. Dalam wujud ratu peri, makhluk-makhluk itu sulit melukainya. Namun, tanpa kekuatan dan kecepatan pembunuh berdarah, Han Sen juga tidak dapat melukai mereka. Akhirnya, Han Sen harus pergi lagi. Kedua makhluk itu terlalu kuat dan tidak mudah dibunuh. Setengah bulan berikutnya telah berlalu, dan Han Sen belum dapat membunuh kedua makhluk itu, Dia memikirkan makhluk yang dia pelihara sudah hampir berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Dalam dua bulan terakhir, Han Sen telah sangat mengenal kedua makhluk berdarah sakral ini. Dalam Tempat Suci Para Dewa, Han Sen merasa tidak ada orang yang dapat membunuh makhluk-mahkluk itu sendirian. Namun, Han Sen memiliki usaha yang terakhir. 245 Ksatria Kumbang Dalam kegelapan, Han Sen berubah wujud menjadi pembunuh berdarah dan bergerak ke arah danau. Makhluk-makhluk berdarah sakral berada di sisi lain danau, tetapi Han Sen tetap sangat berhati-hati saat bergerak. Sampai dia perlahan-lahan masuk ke danau makhluk-makhluk berdarah sakral masih belum mengetahui kehadirannya. Dia bernafas lega. Sudah lama dia tidak melancarkan serangan gerilya terhadap makhluk berdarah sakral. Kali ini, dia tidak punya pilihan lain selain menunggu di dalam danau dan menyerang makhluk itu saat mereka masuk ke dalam air. Dengan atau tanpa cedera, makhluk-mahkluk itu selalu berendam di dalam danau beberapa kali sehari. Han Sen tidak tahu mengapa mereka melakukan ritual itu. Han Sen tidak merasa ada yang spesial dengan danau itu. Makhluk-makhluk berdarah sakral itu dapat pulih dengan cepat dalam danau, sedangkan Han Sen tidak merasakan apa-apa selain basah. Sebenarnya, ketika Han Sen merasa heran dengan danau ini sebelumnya, dia telah menjadi pemindah warna untuk mengambil contoh air danau dan meminumnya, tetapi tidak merasakan apa-apa. Han Sen memutuskan untuk berubah wujud menjadi pemindah warna lagi ketika dia memperhatikan makhluk-makhluk berdarah sakral melangkah ke dalam air. Setelah beberapa jam, Han Sen melihat makhluk-makhluk berdarah sakral bergerak ke danau dan cepat-cepat berubah wujud. Han Sen sedang mengenakan baju baja semut hantu dan memegang seruit pisau tiga. Dengan efek pemindah warna, tubuh Han Sen dan barang-barang miliknya semuanya berintegrasi dengan air. Tidak ada yang dapat mengendus kehadirannya. Keahlian pembunuhan Han Sen tidak sia-sia. Saat dia mengendalikan nafasnya, kedua makhluk itu sama sekali tidak mengetahui dia berada di sana. Kuda bertanduk tunggal membawa ksatria berdarah sakral dan berjalan ke bagian tengah danau, seperti biasanya. Tanpa bergerak sama sekali, Han Sen merelaksasi seluruh badannya dan menunggu makhluk-makhluk itu untuk datang. Tidak menyadari bahaya yang menunggunya, kedua makhluk itu datang ke lokasi biasanya. Ketika mereka hampir sampai di lokasi itu, kuda bertanduk tunggal tiba-tiba meringkik dengan ketakutan dan menendangkan kakinya. Luka panjang hampir membelah perutnya. Darah dan organ dalam jatuh ke dalam air, membuat air berwarna merah. Ksatria itu langsung jatuh dari tunggangannya ke dalam air. Han Sen merasa sangat senang. Sasaran pertamanya adalah kuda bertanduk tunggal, tanpa tunggangan, akan lebih mudah membunuh si ksatria. Menggeliat di dalam air, cedera kuda bertanduk tunggal terlalu parah, sehingga tidak dapat lagi bertarung. Ksatria berdarah sakral menebas Han Sen dengan tombaknya secara sengit. Bergerak ke samping, Han Sen menghindari serangan ini dan memperpendek jarak mereka, seruit pisau tiga Han Sen menebas makhluk itu. Makhluk itu mengangkat tombaknya dan menangkis seruit. Tiba-tiba, Han Sen melemparkan tinju pada dada makhluk itu dengan lengan kirinya. Makhluk itu memang sangat kuat dan dapat menangkis tinju Han Sen dengan tombaknya secara tangkas. Tanpa dipengaruhi oleh kekuatan perputaran, tinju Han Sen menghindar dari tombak dan tetap mengenai dada makhluk itu. Kekuatan yin tiba-tiba menembus baju baja dan melukai organ dalamnya. Tanpa menggerakkan badannya, makhluk berdarah sakral itu tiba-tiba memuntahkan darah dan menyapukan tombaknya secara sengit ke arah Han Sen. Han Sen tetap berdiri dan tiba-tiba menyatu dengan air, membuat makhluk berdarah sakral itu sempat merasa bingung. Melompat dari dalam air, Han Sen melemparkan satu pukulan lagi pada makhluk itu yang telah belajar dari pengalaman sebelumnya dan memutar tombak ke arah yang berbeda. Untungnya, Han Sen menggunakan kekuatan yang kali ini. Dengan perputaran searah jarum jam, tinju Han Sen bahkan tertarik ke dada makhluk itu dengan lebih cepat. Bum! Makhluk berdarah sakral jatuh ke dalam air. Han Sen tidak berhenti dan melemparkan dirinya ke makhluk itu. Sebelumnya ketika ksatria menaiki tunggangan, Han Sen tidak dapat mendekatinya. Namun, sekarang mereka berdua berada dalam air dan kuda bertanduk satu sedang sekarat. Tidak ada tanda-tanda bagaimana ini akan berakhir. Air tiba-tiba menjadi merah dan Han Sen mendengar sebuah suara. "Makhluk berdarah sakral ksatria kumbang terbunuh. Jiwa binatang ksatria kumbang diperoleh. Daging tidak dapat dimakan." "Makhluk berdarah sakral tanduk ajaib terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai 10 poin geno sakral secara acak." 246 Jiwa Binatang Kembaran Jenis jiwa binatang ksatria kumbang berdarah sakral : kembaran. Han Sen bingung, karena dia belum pernah mendengar jenis jiwa binatang ini sebelumnya. Dia mencoba memanggil ksatria kumbang, tetapi tidak muncul apa-apa. Bagaimana aku menggunakan jiwa binatang kembaran ini? Han Sen mempelajarinya untuk waktu yang lama dan tidak menemukan bagaimana cara menggunakannya. Lagi pula dia tidak punya banyak waktu untuk memeriksanya. Sudah saatnya dia kembali memakan makhluk yang diberinya makan. Han Sen akhirnya paham seperti apa rasanya makan terlalu banyak. Terlalu banyak daging pada si tanduk sihir. Bahkan dengan sayap berdarah sakralnya, dia tidak bisa terbang cepat dengan ratusan kilo daging yang dia panggul. Han Sen memberikan tulang dan organ dalamnya pada raja cacing batu emas, jika tidak begitu maka akan lebih berat lagi. Dalam perjalanan pulang, Han Sen memakan daging tandung sihir sepanjang waktu, dan sekarang dia akan muntah jika melihatnya lagi. Tapi dia harus makan. Itu adalah daging berdarah sakral, dan dia tidak mau menyia-nyiakannya sedikitpun. Akhirnya Han Sen mencapai batasnya dan teringat pada malaikat suci. Dia memanggil malaikat suci dan memberinya sepotong daging panggang tanduk sihir. Kali ini malaikat suci mengambil daging itu dan mulai memakannya. Dia tampak sangat imut dan bersikap manis. Akan tetapi, dia tidak pernah berhenti dan menghabiskan 2 kilo daging hanya dalam waktu singkat. Gadis kecil itu memandangi sisa daging dengan bernafsu. Han Sen memutuskan untuk membiarkannya makan sebanyak yang dia inginkan. Dia benar-benar lelah memakan daging ini saat ini dan memutuskan untuk tidak menyiksa dirinya lagi. Lagi pula dia bisa memakan makhluk berdarah sakral di rumah, dan bisa mengabaikan yang satu ini. Malaikat suci tampak seperti anak kecil tetapi nafsu makannya seperti monster. Dalam satu jam, Han Sen hanya bisa menjejalkan satu kilo daging ke mulutnya, sementara malaikat suci telah memakan lebih dari dua lusin kilo. "Jadi, inikah nafsu makan peliharaan berdarah sakral?" Han Sen memandang malaikat suci dengan iri. Jika dia memiliki nafsu makan yang sama, dia tidak perlu khawatir lagi dengan ukuran makhluk berdarah sakral. Jika orang-orang tahu Han Sen memilih-milih saat memakan daging berdarah sakral, mereka mungkin akan membunuhnya. Beberapa hari kemudian, Han Sen memakan beberapa daging untuknya dan memberikan sebagian besar pada malaikat suci. Saat mereka keluar dari Rawa Gelap, daging itu hampir habis. Han Sen pikir malaikat suci tidak benar-benar tumbuh sedikitpun setelah memakan lebih dari setengah daging itu, tetapi payudaranya terlihat sedikit montok. "Apa aku salah lihat?" Han Sen bergumam, "Jika daging ini membuat ukuran dadanya bertambah, banyak wanita yang rela untuk saling membunuh demi mendapatkannya." Han Sen memperoleh dua poin geno sakral dari porsi daging tanduk sihir yang dia makan, dan sekarang memiliki 52 poin geno sakral. Dia akhirnya kembali ke kamarnya di Penampungan Baju Baja. Monster awan yang dia beri makan telah berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral. Han Sen membunuhnya untuk membuat sup daging. Setelah dua gigitan, Han Sen mendengar suara menyatakan kenaikan poin geno sakral. Dia berpikir dengan lega, "Memang begini seharusnya. Sungguh menyiksa mencoba memakan seluruh tanduk sihir." Monster awan berdarah sakral menambah lima poin geno sakral dan membuat jumlahnya menjadi 57. Han Sen sedikit kecewa karena dia tidak memperoleh jiwa binatang dari monster awan ini dan memilih untuk memberi makan monster awan lainnya. Di Akademi Militer Blackhawk, Situ Xiang menggila. Setelah Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa, dia tidak mendengar apapun darinya selama tiga bulan. Hampir tiba waktunya untuk turnamen panahan, dan Situ Xiang takut Han Sen mungkin mengalami kecelakaan di Tempat Suci Para Dewa. Disisi lain, dia khawatir Han Sen akan ketinggalan turnamen; di sisi lainnya, Situ Xiang tidak mau hal buruk terjadi pada orang berbakat sepertinya. Situ Xiang hampir mendatangi bagian keamanan Akademi setiap hari, mencoba melihat apakah Han Sen sudah kembali. Karena setiap murid harus menggesek kartu pelajar mereka saat masuk dan kembali dari Tempat Suci Para Dewa di kampus, Situ Xiang akan tahu jika dia kembali. Setelah latihan pagi, SItu Xiang mendengar dari pihak keamanan kalau Han Sen kembali. Tanpa ragu-ragu, Situ Xiang segera pergi mencari Han Sen dan menghembuskan nafas lega. "Akhirnya dia kembali. Aku harus memberinya latihan lagi dalam beberapa hari ke depan. Bocah ini sangat merepotkan." Han Sen hendak menemui pacarnya, tapi dihentikan oleh Situ Xiang. "Pelatih Situ Xiang!" Han Sen melihat Situ Xiang datang dengan tergesa-gesa dan tidak tahu apa yang terjadi. "Ikut aku." Situ Xiang menarik tangannya dan membawanya pergi. Han Sen sangat penting untuk tim sekolah dan dia harus memastikan dia dalam kondisi prima. Situ Xiang membawa Han Sen ke fasilitas pelatihannya yang terakhir. Alih-alih memanggil ayahnya, dia memutuskan untuk melatihnya sendiri kali ini. Situ Xiang tahu betul level Han Sen, dia tidak lagi perlu belajar tehnik lain. Dia hanya khawatir bila setelah dia tinggal di Tempat Suci Para Dewa terlalu lama, dia akan kurang familiar dengan panahan. Dia ingin Han Sen melakukan latihan pemulihan untuk memastikan kemampuan memanahnya sempurna. "Pelatih, aku rasa aku tidak perlu melakukan latihan penuh. Beberapa gerakan saja sudah cukup." Han Sen menjilat bibirnya dan berkata. Dia selalu menggunakan kemampuan memanahnya, yang sudah mendarah daging. "10 target bergerak. Jika kau bisa mengalahkanku, kau bisa bolos latihan," kata Situ Xiang sungguh-sungguh, menyerahkan busur dan panah latihan pada Han Sen. "Pelatih, ini tidak adil. Kau ini evolver, dan lebih unggul dalam kekuatan kecepatan dan reflek dariku. Jika aku mengalahkanmu sebagai yang belum berevolusi, kau akan merasa sangat buruk," kata Han Sen santai. Situ Xiang terdiam. Dia siap menerima komplain darinya, tetapi tidak menyangka Han Sen memberi respon seperti itu. 247 Cukup Mudah "Jika kau bisa mengalahkanku, aku akan senang sekali." Situ Xiang tiba-tiba tersenyum dan memicingkan matanya. "Namun, Han Sen, tidaklah mudah untuk mencapai hal itu. Aku nantikan kau mempertunjukan kebolehanmu." Situ Xiang menjinjing busur dan panahnya menuju posisinya dan Han Sen menuju posisi lainnya. Sepuluh target bergerak berarti ada sepuluh target yang secara acak muncul dari lokasi berbeda. Siapapun yang menembak area efektif dalam target terlebih dahulu akan memperoleh poin. Berbeda dari target biasa dalam panahan, target ini tidak memiliki lingkaran di dalamnya, hanya ada perbedaan antara area yang efektif dan non-efektif. Tidak ada poin di area non-efektif, dan satu panah di area efektif berarti satu poin. Han Sen mencoba busurnya. Keduanya menggunakan busur 7.0, jadi busur itu bisa menahan level kekuatan tertentu. Meskipun Situ Xiang adalah evolver, dia tidak bisa mengerahkan tenaga lebih pada busurnya. Maka dari itu, keunggulan Situ Xiang hanyalah kecepatan reaksinya. "Bisa kita mulai sekarang?" Situ Xiang juga menjajal busurnya. Meski dia seorang evolver, dia tidak berani untuk lengah di depan orang seperti Han Sen. "Ya." Han Sen mengangguk. Situ Xiang memulai sistem, dan hitungan mundur dimulai. Mereka berdua menarik tali busurnya. Tiba-tiba, sebuah target berbentuk manusia muncul dari balik tembok. Dua panah melesat dari busur dalam waktu bersamaan. Jleb! Dua panah itu mengenai area leher target, yang merupakan area efektif, hampir di waktu yang sama. Ting! Papan nilai Situ Xiang berbunyi. Dia memperoleh poin karena mengenai target duluan. "Pelatih tetaplah pelatih." kata Situ Xiang puas. "Bagus. Kau hampir tidak memerlukan waktu untuk bereaksi." Han Sen tidak mencoba berusaha, tapi Situ XIang memang lebih cepat darinya, yang merupakan sesuatu yang dia tidak bisa tutupi. Bahkan di antara para evolver, Situ Xiang melakukannya dengan baik. "Kau juga melakukannya dengan baik. Jelas yang teratas dari para orang yang belum berevolusi." Situ Xiang sungguh-sungguh mengatakannya. Han Sen hanya sedikit lebih lambat darinya. Dia tidak pernah melihat kecepatan seperti ini di antara siswa Blackhawk. Situ Xiang bahkan lebih puas pada Han Sen setelah ronde ini. Dia juga mampu mengenai target tepat di leher, yang menunjukkan ketangkasannya. "Aku yakin tidak ada gunanya kita melanjutkannya," putus Situ Xiang. Dia telah mengetes kemampuannya dan berpikir tidak perlu lagi untuk dilanjutkan. Bertanding sebagai evolver sudah tidak adil pada awalnya. "Sembilan ronde lagi. Aku yakin aku belum kalah," kata Han Sen tersenyum. Jika mereka di medan perang dan Situ Xiang menggunakan busur yang sesuai dengan kekuatannya, Han Sen tidak punya kesempatan. Namun, di permainan seperti ini, segalanya berbeda. Situ Xiang hanya menggunakan busur latihan 7.0, dan yang kurang dari Han Sen hanyalah refleksnya. Secara normal, Han Sen pasti akan kalah karena perbedaan ini. Di mata Han Sen, bagaimanapun, dia yakin dia masih bisa menang. "Tentu, ayo kita lanjutkan." Situ Xiang mempertimbangkan untuk sengaja mengalah pada Han Sen di babak berikutnya, kalau tidak Han Sen mungkin berakhir dengan skor terlalu buruk untuk mempertahankan kepercayaan dirinya. Saat keduanya berbicara, permainan masih berjalan. Tiba-tiba target berbentuk rubah melompat dari lantai. Semua target muncul secara acak dalam permainan ini. Karena Situ Xiang perlu sedikit waktu untuk bereaksi, dia selalu bisa menembak target terlebih dulu. Situ Xiang menembakkan panah dengan percaya diri dan Han Sen memanah sedikit lebih lambat darinya. Meski dia puas dengan kinerja Han Sen, Situ Xiang percaya dia telah menang. Saat panahnya hampir mengenai target, panah Han Sen menyingkirkan panahnya dari target dan berakhir mengenai target. Ting! Saat Situ Xiang terbengong-bengong, Han Sen memperoleh satu poin. "1:1 sekarang pelatih. Sepertinya aku cukup beruntung." Han Sen tersenyum pada Situ Xiang. "Beruntung?" Situ Xiang mengerutkan dahi. Situasi ini akan terjadi saat dua pemanah menembak target yang sama. Namun, kemungkinan terjadi hal itu benar-benar rendah. "Mungkin memang keberuntungan." Situ Xiang tidak terlalu peduli akan hal ini dan bersiap ¨Csiap untuk ronde ketiga. Lagi pula, dia bahkan tidak bisa menjamin bisa menembak area efektif target setelah menyingkirkan panah lain. Dengan segera, Situ Xiang terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tiga ronde berturut-turut, panah Han Sen menyingkirkan panahnya dan mengenai area efektif semua target. Situ Xiang merasa itu sangat hebat dan matanya terbelalak, "Kau sengaja melakukannya?" Dia tidak bertanya padanya, tetapi memastikan. Jika Han Sen benar-benar bisa melakukannya, kemampuan memanahnya jelas di luar bayangannya. "Selain ini, aku tidak bisa memikirkan cara lain untuk menang," Han Sen mengangkat bahu dan berkata. Dia telah menghabiskan banyak waktu dan ingin melihat pacar tersayangnya secepat mungkin. Mendengar dia mengakui sengaja melakukannya, Situ Xiang bertanya pada murid itu dengan perasaan yang begitu rumit, "Bagaimana kau melakukannya?" "Itu cukup mudah. Untuk menyingkirkan panahmu, bagian tersulitnya adalah memutuskan lintasan panah. Karena kita membidik target yang sama, mudah untuk membuat keputusan..." Han Sen menjelaskan dengan santai. "Mungkin Blackhawk akan memiliki monster juga, seseorang seperti Jing Jiwu," pikir Situ Xiang dalam hati, sambil menatap Han Sen. 248 Hak Istimewa Han Sen ingin bertemu pacarnya, tetapi tidak ada kesempatan. Saat dia keluar dari fasilitas pelatihan, dia dipanggil Qin Xuan ke Penampungan Baju Baja. Qin Xuan seharusnya memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua bulan lalu dan menahannya sampai sekarang karena menunggunya untuk melakukan transisi kepemimpinan di regu khusus. Qin Xuan memanggil Han Sen ke sana dan menyerahkan semua dokumen yang dia perlu miliki. Yang Manli masih menjadi wakil kepala regu khusus, dan orang-orang lainnya juga tetap tinggal. Han Sen kenal dengan mereka semua. Setelah transisi, Qin Xuan berbicara dengan Han Sen secara pribadi, "Yang Manli itu angkuh, tapi dia orang yang baik dan bisa diandalkan. Percayakan padanya hal-hal penting. Sebagai pemimpin, bagaimana kau memerintah itu lebih penting. Contohnya, Yang Manli tidak bisa menjadi pemimpin yang baik karena dia melakukan segala hal sendirian." "Baik, kapten," kata Han Sen. Qin Xuan berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Mulai sekarang, kau kaptennya. Aku meninggalkan regu khusus padamu. Lakukan dengan baik tapi jangan berlama-lama. Berevolusilah secepat mungkin. Tempat Suci Para Dewa Kedua adalah tempat kau seharusnya berada." Setelah meninggalkan penampungan, Han Sen tidak bisa menunggu untuk masuk ke perangkat online regu khusus. Butuh beberapa prosedur identifikasi sebelum dia bisa mengaksesnya. Setelah masuk dalam perangkat, Han Sen mencari namanya dan menemukan bahwa dia memang telah menjadi kepala regu khusus Penampungan Baju Baja. Di bawahnya ada delapan anggota termasuk Yang Manli. Sistem regu khusus sangat selektif soal kualifikasi anggotanya. Berkat Qin Xuan, Han Sen tidak mengalami terlalu banyak masalah dalam bergabung dengan pasukan khusus dulu. Misi yang diselesaikan oleh delapan anggota tidak hanya akan menguntungkan mereka sendiri, tetapi juga ketuanya, yang dapat digunakan untuk menukar beberapa sumber daya internal. Karena Han Sen baru saja menjadi ketua, tidak ada yang memberikan kontribusi apa pun untuk poinnya. Namun, empat anggota termasuk Penjudi sedang melakukan beberapa misi. Ketika mereka menyelesaikan misi mereka, Han Sen akan menjadi orang yang akan mendapat manfaat dari mereka. Dia memeriksa beberapa misi yang sedang berjalan dan menemukan misi Penjudi bisa memberinya tiga poin saat selesai, sementara misi tiga orang lainnya hanya bisa memberinya dua poin. Jika mereka bisa menyelesaikan semua misi mereka, Han Sen akan mendapat sembilan poin. "Apa yang bisa didapat sembilan poin?" Han Sen memasuki halaman sumber daya dan terkejut. Ada lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S dan cairan gen . Sebotol cairan gen level-S hanya seharga 10 poin, dan lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S 30. "Akhirnya kau jadi sang bos." Han Sen sangat gembira. Setelah memimpin regu khusus untuk beberapa waktu dia bisa mendapat semua ini tanpa susah payah. "Pantas saja Yang Manli ingin jadi ketua. Ini bagus sekali." Han Sen merayakannya diam-diam. Dia segera mengecek misi yang tersedia untuk diambil, dan hanya melihat satu isi tersedia di Penampungan Baju Baja, yang diserahkan oleh Yuan. Isi misi tersebut adalah membantu Yuan untuk membunuh makhluk berdarah sakral tertentu dengan syarat serangan terakhir harus dilakukan oleh Yuan. Imbalan misi tersebut adalah sebotol cairan gen level-S. Selain itu, sebagai kepala regu tim khusus, dia akan menerima 10 poin, yang setara dengan sebotol cairan gen level-S lainnya. "Begitu murah hati! Aku berpikir apa ada yang mau mengambil misi ini?" Han Sen sekarang memiliki banyak bawahan dan tidak mau bekerja keras sendirian. Dia mencetak informasi makhluk berdarah sakral yang disediakan oleh Yuan dan memasuki Penampungan Baju Baja lagi. Sambil memanggil Yang Manli datang, dia berkata, "Manli, kau pikir siapa yang bisa menyelesaikan tugas ini di regu kita?" "Kapten, tolong panggil aku dengan nama lengkapku." Yang Manli melihat dokumen itu, tetapi tidak menyentuhnya. Dia berkata, "Ini di luar kemampuan kita." "Bagaimana kau tahu jika kau tidak melihat dokumennya?" Han Sen mengerutkan dahi. "Qin Xuan telah memutuskannya kalau bahkan dengan seluruh tim, kita tidak akan mampu membunuh makhluk berdarah sakral itu, dan itulah kenapa dia tidak mengambilnya. Jika kau butuh, ada laporan yang lebih detail tentang makhluk berdarah sakral itu di laci sebelah kirimu." Yang Manli menjelaskan dengan tenang. Han Sen berdiri dan berjalan ke laci itu. Dia menemukan laporan Qin Xuan tentang makhluk berdarah sakral yang cukup rinci. Sepertinya Qin Xuan mencoba membunuhnya tapi dia menyerah. Setelah membaca berkas itu, Han Sen tersenyum pada Yang Manli, "Manli, jika aku mengingatnya dengan benar, kau bertugas membantuku?" "Hanya dalam tim, jadi jangan panggil aku..." Han Sen memotongnya, "Baiklah, pergi dan berkemaslah. Kau ikut denganku." "Kemana?" Yang Manli terhenti. "Kemana pun makhluk berdarah sakral itu berada." Han Sen mengetuk berkas itu di atas meja dengan jarinya dan menambahkan, "Katakan pada Yuan bahwa kita akan mengambil tugas ini dan memintanya memimpin jalan." "Kata Qin Xuan..." Yang Manli ingin mendebatnya. "Aku adalah pemimpinnya dan kau wakilnya. Kini aku memutuskan untuk menuntaskan misi ini. Apa kau ada pertanyaan?" tanya Han Sen. "Tidak." Yang Manli memberi hormat padanya dan tidak berdebat lagi. "Tolong bawa Yuan kemari kalau begitu." kata Han Sen tersenyum. Yang Manli pergi melakukan perintahnya, tapi dalam hati dia tidak yakin Han Sen bisa benar-benar menyelesaikan tugas ini. Lagi pula, Qin Xuan telah mengatakan padanya kalau itu mustahil. Sebagai yang teratas di Tempat Suci Para Dewa Pertama, Qin Xuan tentu lebih kuat dari Han Sen. Misi yang dianggapnya mustahil tentunya sangat sulit untuk Han Sen. Sebagai prajurit, Yang Manli masih menuruti perintahnya dan memanggil Yuan datang. Qing juga datang bersama Yuan. Saat Qing melihat Han Sen, dia segera berkata, "Han Sen, aku tahu kau bisa melakukannya. Lihatlah dirimu, kepala regu khusus sekarang. Kau harus menjaga Yuan dan diriku nantinya. Kami mengandalkanmu." 249 Balas Dendam "Kapten, ini adalah makhluk berdarah sakral yang kita buru. Aku rasa kita tidak bisa membawa orang yang tidak bersangkutan," protes Yang Manli saat mendengar Qing juga ikut. "Han Sen, ini kesempatan yang begitu baik. Aku benar-benar ingin melihat cara kau berburu. Tolong bawa aku denganmu." Situasi ini bukan keharusan dan tertulis di misi, jadi Qing harus memohon-mohon pada Han Sen. "Aku hanya menyarankannya demi keselamatanmu," kata Yang Manli. "Tidak apa-apa. Ayo pergi bersama." Han Sen tahu bahwa Yang Manli benar kalau mereka akan menghindari banyak masalah tanpa Qing. Meski Qing dan Yang telah melampaui seluruh poin geno mereka kecuali yang berdarah sakral dengan uang, mereka masih kurang pengalaman dalam pertarungan sesungguhnya dan tidak terlalu berguna saat melawan makhluk berdarah sakral. Han Sen punya rencana sendiri, karena itulah dia setuju membawa Qing. "Ha-ha, Manli, kau harus belajar lebih banyak dari bosmu," kata Qing puas. Yang Manli menggertakkan gigi dan tidak berbicara. Ini adalah hal yang dia belum pernah alami saat Qin Xuan menjadi ketua. Yang Mali bahkan semakin ragu dengan keputusan Qin Xuan memilih Han Sen. Sungguh orang yang tak masuk akal! Bisakah dia menjadi ketua yang lebih baik darinya? Empat orang itu dalam perjalanan, semuanya menunggangi tunggangan mereka. Hanya butuh dua hari untuk mencapai tujuan mereka. "Han Sen, makhluk berdarah sakral ada di hutan itu. Wujudnya seperti gorilla dan luar biasa lentur. Hal yang paling menakutkan adalah kecepatannya. Terakhir kali, jika Penjudi tidak ada untuk melindungi kami, kami pasti sudah tewas." kata Qing dengan rasa takut yang masih tertinggal. Han Sen mengangguk, dia juga mendengar Penjudi luka parah. Karena kesepakatan tertutup, dia tidak tahu kenapa dia terluka. Dan ternyata disebabkan oleh makhluk berdarah sakral ini. Yang Manli berkata dengan serius, "Terakhir kali Qin Xuan dan aku sudah mengeceknya. Makhluk berdarah sakral ini terlalu cepat dan licik. Di hutan,sulit sekali membunuhnya, kecuali dengan kelompok yang besar. Dalam misi ini, kami tidak diperbolehkan membunuhnya langsung, yang membuat tugas ini semakin sulit." Han Sen melihat hutan itu cukup lebat. Semua pohon tingginya melebihi 10 kaki, dan bahkan cahaya matahari tidak bisa menembusnya. Untuk melawan makhluk berdarah sakral di kegelapan itu jelas sulit. Qin Xuan juga menuliskan kalau makhluk berdarah sakral itu sangat cepat dan kuat. Dia bisa menyamai kekuatannya tapi tidak dengan kelenturannya. Bahkan Qin Xuan berkata begitu, yang dengan mudah menyatakan betapa sulitnya untuk membunuh makhluk berdarah sakral itu. "Qing, Yuan, tolong tunggu di luar. Aku akan masuk dengan Yang Manli dan memanggilmu masuk saat kami melumpuhkan makhluk berdarah sakral," kata Han Sen pada dua laki-laki itu dan mengajak Yang ke dalam hutan. Yang pandai dalam memanah, yang tidak begitu berguna dalam lingkungan seperti itu. Akan tetapi, sebagai wakil Han Sen, dia harus menuruti perintah Han Sen dan mengikutinya ke dalam hutan. Saat mereka di tepi hutan, Han Sen berhenti dan berkata pada Yang Manli, "Manli, kau pergi duluan dan memancing makhluk berdarah sakral keluar. Aku akan melindungimu dengan busur dan panah. Jangan cemas, aku akan membunuh makhluk itu segera saat dia keluar." Yang Manli tercengang, pikirannya dipenuhi kata "dendam." Dengan pepohonan di mana-mana, apa gunanya perlindungan? Panahan hampir tak bisa digunakan di sini. Yang Manli berpikir hanya ada satu kemungkinan bagi Han Sen untuk melakukan ini ¨C mencoba membunuhnya. "Kau mencoba membalasku demi perhatian publik," Yang Manli menggertakkan gigi dan berkata. Han Sen tidak berusaha menjelaskan, tapi tersenyum dan berkata. "Kau juga bisa memilih tidak mematuhi perintahku." Yang Manli memelototi Han Sen dan berjalan ke dalam hutan. Beda dengan Han Sen, dia dari keluarga militer dan menghargai perintah. Pepohonan begitu lebat dalam hutan dan sangat gelap. Yang Manli mengeluarkan pedang lebarnya dan berjalan dengan hati-hati. Saat dia berjalan, dia berpikir dia pasti akan mendaftar untuk pindah jika dia bisa keluar dari sini hidup-hidup. "Qin Xuan, kau membuat keputusan yang salah. Tepat saat kau pergi, dia menyerangku. Inikah yang kau katakan orang berbakat?" Yang Manli merasakan kesedihan dan amarah pada saat yang sama. Saat Yang Manli membalikkan badan, dia tidak melihat Han Sen sama sekali, dan semakin yakin Han Sen mencoba membalas dendam. Saat dia menoleh, seekor gorila hitam melompat keluar dari tumpukan dedaunan tebal yang jatuh di tanah Gorilla itu sangat cepat berada di hadapannya dalam sekejap. Karena dia menoleh ke belakang, Yang Manli tidak melihat makhluk itu tepat waktu. Sudah terlambat baginya untuk menghindar atau lari. Dia menebaskan pedang lebarnya pada gorilla itu. Meski dia memiliki kemampuan berpedang yang baik dan kekuatan yang lumayan, dia tidak mampu menandingi makhluk berdarah sakral dalam hal apapun kecuali memanah. Makhluk berdarah sakral itu menggenggam senjatanya dengan satu tangan. Senjata mutan bahkan tidak bisa melukai kulitnya. Tangan lain gorilla itu dengan cepat ingin mematahkan leher Yang Manli. Melihat kukunya yang setajam pisau, Yang Manli tidak mampu melawan lagi. Dia menghela nafas dalam hati, "Sial, aku akan mati di bawah ulah si berengsek itu." Saat dia hampir putus asa, dia melihat cahaya perak berkelebat memotong tangan di samping lehernya. Saat tangan itu terjatuh, darah menyembur keluar. Han Sen buru-buru menghampiri dari samping dan bergerak ke arah makhluk berdarah sakral yang meraung-raung. Yang Manli menyaksikan sosok Han Sen dan tidak tahu bagaimana dia muncul. dengan perasaan berkecamuk, dia tidak bergeming. "Bukankah dia ingin membalasku? Dari mana dia muncul?" Yang Manli melihat sosok Han Sen bergerak luwes, dan senjata perak menari-nari. Binatang berdarah sakral kehilangan sepasang tangan dan kakinya dalam sekejap dan hampir mati. 250 Menghadapi Sang Monster Dalam perjalanan pulang, Yang Manli menaiki tunggangannya mengikuti Han Sen, sambil memandangi bosnya dengan perasaan bercampur-aduk. Yang Manli tiba-tiba merasa Han Sen menjadi seseorang yang dia tidak kenal. Pria yang biasanya dia remehkan telah tumbuh menjadi sangat kuat. Saat dia kalah dalam kompetisi memanah melawannya, dia sedikit tidak yakin. Namun, kini dia merasa malu dengan caranya memandang Han Sen, yang telah tumbuh menjadi seorang panutan untuknya. "Qin Xuan memang memiliki penilaian yang lebih baik dariku," pikir Yang Manli. Yuan dan Qing berjalan bersama Han Sen. Meski Yuan tidak mendapat jiwa binatang setelah membunuh makhluk berdarah sakral, dia masih memuji Han Sen. "Han Sen, kedepannya kita bisa hidup dengan mudah. Dengan adanya kau di Penampungan Baju Baja, kita tidak perlu khawatir lagi soal berburu," kata Qing bersemangat. "Aku tak mampu membunuh setiap makhluk berdarah sakral," Han Sen tersenyum dan berkata. Kali ini, dia mudah membunuhnya karena lingkungannya sempurna untuk pembunuh seperti dirinya. Selain itu, Qin Xuan telah meninggalkannya informasi terperinci yang sangat membantunya. Setelah kembali ke kantornya di Penampungan Baju Baja, Han Sen berkata pada Yang Manli, "Wakil ketua, kinerjamu hari ini tidak profesional. Dengan kemampuanmu, kau bisa melakukannya lebih baik." Dengan wajah memerah, Yang Manli menggerakkan bibirnya tapi tidak bisa mengucapkan kata-kata. Memang, seperti yang Han Sen bilang, dia seharusnya bisa melakukannya lebih baik walaupun dia tidak bisa mengalahkan makhluk itu. Alasan mengapa tindakannya buruk adalah karena dia terganggu oleh dendamnya. Yang Manli tidak punya alasan. "Sebagai prajurit, kau harus percaya pada rekanmu. Sudah jelas kau tidak mempercayaiku." "Maafkan aku, kapten. Itu tidak akan terjadi lagi." kata Yang Manli dengan kepala tertunduk. Jarang sekali bagi Yang Manli untuk minta maaf. Namun, dia menyadari kalau dia membuat kesalahan parah, dan kinerja Han Sen memenangkan rasa hormatnya. "Bagus," kata Han Sen puas. "Cukup kali ini saja, dan aku tidak mau melihatnya terjadi lagi. "Tidak akan lagi." kata Yang Manli. Setelah Yang Manli pergi, Han Sen kembali ke Aliansi dan masuk ke perangkat regu khusus. Yuan telah menandai misi terselesaikan. Karena Han Sen telah menuntaskan misi seorang diri, kartu hadiah cairan gen level-S dan 10 poin ditambahkan atas namanya. Han Sen sangat gembira, tapi dia tidak memikirkan apa pun yang ingin dibeli, jadi dia menyimpan kartu hadiah dan poinnya. Sebenarnya, jika dia bisa menemukan tutorial untuk seni geno hyper, dia hanya perlu membeli cairan geno yang berkaitan dan tidak perlu lisensi. Akan tetapi, Han Sen tidak memiliki tutorial saat ini dan tidak bisa menggunakan kartu hadiah. Akhirnya, Han Sen bisa menikmati makanan enak bersama pacarnya, Ji Yanran, tanpa tahu ada badai yang akan datang menghampiri. Karena Liga Akademi Militer telah melarang satu pemain bertanding dalam beberapa bidang sekaligus, Jing Jiwu memilih untuk berpartisipasi dalam turnamen panahan tahun ini, yang membuat banyak orang menaruh perhatian khusus pada turnamen panahan. Saat daftar peserta dan jadwal lomba diumumkan oleh liga, banyak orang mengetahui lawan Akademi Militer Pusat Aliansi adalah Blackhawk di babak kedua. Jika ini adalah Blackhawk yang orang-orang kenal dulu, tidak seorangpun yang akan memperdulikannya. Namun, orang-orang menyadari bahwa Han Sen adalah salah satu pemain dari Blackhawk. Banyak orang tiba-tiba teringat bahwa Han Sen memang murid panahan. "Ini akan jadi tontonan menarik . Jing Jiwu melawan Han Sen!" "Aku cuma tahu Han Sen pandai dalam kerangka perang dan tinju hitam putih. Apa ada yang tahu soal kemampuan memanahnya?" "Sebagai murid panahan, dia pasti sangat bagus." "Sehebat-hebatnya dia, dia tidak bisa dibandingkan dengan si monster Jing Jiwu." "Aha, aku belum pernah menonton kontes memanah manapun, tapi aku akan menonton kali ini demi Jing Jiwu." "Jing Jiwu, kau selalu nomor satu bagiku." "Murid sekolah militer terbaik yang pernah ada, maksudku Jing Jiwu." "Ku akui Han Sen sangat kuat, tapi dia tidak ada peluang menghadapi Jing Jiwu." "Han Sen lebih lemah dari Jing Jiwu, dan teman sekelompoknya jauh lebih lemah dari kelompok Jing Jiwu. Dalam kompetisi tim, tidak mengagetkan siapa yang akan jadi pemenangnya. Aku harap Han Sen bisa melakukannya dengan baik dalam kontes perorangan." "Aku suka dua-duanya. Siapapun yang kalah akan membuatku sedih." "Sungguh disayangkan Jing Jiwu hanya bisa di turnamen panahan. Aku benar-benar ingin melihat aksinya dalam kerangka perang." "Aku lebih suka menyaksikan kompetisi bela dirinya." "Jing Jiwu, Raja selamanya." "Bagaimana juga, ini akan jadi pertandingan yang sangat bagus untuk ditonton. Aku berharap Han Sen melakukannya dengan sangat baik jadi kita bisa menontonnya lebih lama." ¡­ Di Jaringan Langit, tidak ada yang berpikir Akademi Militer Pusat Aliansi akan kalah. Lagi pula, Jing Jiwu telah memimpin liga selama tiga tahun tanpa kalah sekali pun. Meski Han Sen juga melakukannya dengan baik dalam kerangka perang dan tinju hitam putih, dia sepertinya belum bisa menandingi Jing Jiwu. Bahkan Fang Mingquan, yang selalu yakin pada Han Sen, cukup konservatif dalam memprediksi hasilnya, dan hanya berharap yang terbaik bagi Blackhawk dan Han Sen. Setelah menonton pertandingan Jing Jiwu sebelumnya, dia harus mengakui Jing Jiwu memang monster. Di seluruh liga Akademi Militer, ataupun seluruh populasi yang belum berevolusi, cukup sulit menemukan lawan yang sepadan untuk Jing Jiwu. Fang Mingquan tidak bisa melihat cela satupun pada Jing Jiwu. Han Sen selalu mengejutkannya, tapi Jing Jiwu membuatnya merasakan tekanan yang mutlak. Tidak peduli lawan seperti apa yang Jing Jiwu temui, si monster selalu menang. "Monster yang sempurna," hanya itu yang Fang bisa katakan tentang Jing Jiwu. Jika Nalan Chengnuo bisa dideskripsikan seperti itu, maka Jing Jiwu bisa disebut pemimpinnya. 251 Mengakhiri Sebuah Jaman Situasi selama pelatihan tim sekolah agak menyedihkan. Setelah mereka melihat hasil penarikan undian, banyak anggota lama yang merasa putus asa karena harus bertemu dengan Akademi Militer Pusat Persekutuan di ronde dua. Monster yang tak terkalahkan. Bagi para anggota tim lama, tekanannya terlalu besar. Jadwalnya juga mengacaukan rencana Situ Xiang. Pada awalnya, dia berencana untuk membawa tim berlatih dalam ronde-ronde pertandingan. Dengan Han Sen di dalam tim, mereka setidaknya dapat sampai pada ronde kelima. Setelah para anggota tim mendapatkan latihan yang memadai dan cukup percaya diri, mereka akan dapat menghadapi Akademi Militer Pusat Persekutuan. Bahkan jika mereka tidak dapat menang, mereka dapat tampil dengan layak. Namun, sekarang di ronde dua mereka akan bertemu dengan monster itu, dan jika mereka kalah dalam ronde itu, mereka akan mendapatkan peringkat yang lebih buruk daripada tahun sebelumnya. Situ Xiang tahu bahwa mereka tidak dapat kalah dalam ronde ini, tetapi walaupun ada Han Sen dalam tim mereka, dia tidak percaya diri. Lagi pula, semua cabang dalam turnamen panahan adalah pertandingan tim, sedangkan pertandingan individu lebih berupa pertunjukkan. Peringkat sekolah terutama bergantung pada hasil pertandingan tim. Dia tidak dapat mengandalkan banyak orang dalam Elang Hitam, kecuali Han Sen. Para anggota lama tim telah kehilangan rasa percaya diri, sedangkan para anggota baru belum dapat sepenuhnya diandalkan dalam pertandingan dengan skala sebesar ini. Situasi ini sangat menyulitkan Situ Xiang. Dia berpikir, "Tangan sial. Mengapa sial sekali saat mengambil undian?" Walaupun bernasib buruk, sebagai pelatih, dia tetap harus meningkatkan moral tim. Namun tidak ada gunanya. Pada dasarnya, semua anggota tim lama berpikir mereka pasti akan kalah. Bahkan jika mereka dapat lolos dalam ronde dua, mereka tetap akan kalah nantinya. "Sangat sial! Lawan yang begitu kuat di ronde dua," Shi Zhikang tidak dapat menahan diri untuk mengeluh. "Ini sebenarnya bagus. Hanya lawan yang kuat dapat membuat kita lebih maju," kata Zhang Yang dengan bersemangat, penuh harapan. Lu Meng berkata dengan santai, "Lebih banyak kemajuan tetapi lebih sedikit kesempatan. Dengan tim kita sekarang, bahkan Han Sen tidak dapat membawa kita lolos dari ronde dua." "Hasilnya tidak terlalu penting, yang penting kita tumbuh. Kita belum mencobanya, jadi bagaimana kau tahu kalau kita pasti kalah. Bukankah begitu, Han Sen?" Zhang Yang bertanya pada Han Sen. "Tentu saja kita akan menang." Han Sen tersenyum dan berkata, "Apakah kalian tidak merasa ini cukup menarik?" "Apa yang menarik?" tanya Shi Zhikang, merasa bingung. "Akademi Militer Pusat Persekutuan adalah raja dalam liga dan Jing Jiwu adalah murid nomor satu dalam sekolah militer. Jika kita mengalahkan mereka, kita akan mengakhiri sebuah jaman. Apakah kalian tidak merasa ini menarik?" Tanya Han Sen sambil tersenyum. "Aku sama sekali tidak merasa ini menarik. Aku lebih suka mendapatkan lawan yang lemah," kata Shi Zhikang dengan senyum getir. "Han Sen, jangan meremehkan Jing Jiwu. Dia adalah pria yang tangguh," kata Lu Meng dengan sungguh-sungguh. "Aku tidak pernah meremehkan siapapun, tetapi menurutku ini sangat menarik. Mengakhiri sebuah dinasti dan menguburnya dalam sejarah, aku rasa tidak ada hal lain yang lebih menarik dari ini," Han Sen berkata dengan serius. "Tepat sekali Han Sen, aku mendukungmu." Semangat Zhang Yang berkobar-kobar, dan tampaknya dia sudah tidak sabar untuk bertarung. "Kau tidak normal, tetapi karena kita adalah teman sekamar, jika kau memutuskan untuk pergi, aku akan ikut. Aku hanya takut pelatih tidak akan memberikan kita kesempatan," Shi Zhikang berkata dengan cemas. Lu Meng menggulung bibirnya. "Santai saja, kita pasti akan maju. Pelatih sangat pintar dan dia tidak akan menggunakan anggota lama yang telah hilang percaya diri. Kemungkinan besar kita akan mewakili sekolah." ¡­ Saat Han Sen berjalan ke kantin, jaringan komunikasinya berdering. Tang Zhenliu mencarinya. Ketika dia menjawab telepon, gambar holografis Lin Feng dan Tang Zhenliu muncul. "Apakah kau sudah memutuskan untuk berpartisipasi dalam turnamen panahan?" tanya Tang Zhenliu tergesa-gesa. "Aku adalah bagian dari departemen panahan, dan sebagai anggota tim sekolah, aku pasti akan berpartisipasi. Apakah ada masalah?" Han Sen tidak mengerti mengapa Tang Zhenliu peduli dengan hal ini. Tang Zhenliu tidak berbicara tetapi menatap Lin Feng. "Apakah menurutmu kita akan menang?" tanya Lin Feng. "Aku tidak yakin," balas Han Sen dengan cepat. Jing Jiwu sangat kuat sehingga dia tidak tahu apakah dia dapat menang sebelum bertarung dengan monster itu. "Aku akan menonton pertandinganmu." Kata Lin Feng dengan tenang. Han Sen menatap Lin Feng dengan aneh, tidak tau apa yang dimaksudnya. Tang Zhenliu akhirnya menjelaskan, "Han Sen, Jing Jiwu dulu bersekolah di sekolah yang sama dengan kami. Dia dulu sekuat Lin Feng. Sayangnya, dia kemudian ditransfer ke Akademi Militer Pusat Persekutuan, dan tidak pernah berkesempatan untuk bertarung dengan Lin Feng secara resmi. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit. Apakah kau merasa cemas sekarang?" Han Sen mengangkat bahunya dan berkata, "Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan kalah, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan." "Jika Jing Jiwu mendengar ini, dia pasti akan merasa sangat senang. Bolehkah aku memberitahunya?" Tang Zhenliu menyeringai. "Terserah kau saja," Han Sen berkata dengan santai. "Berhat-hatilah. Jing Jiwu adalah pria yang paling berbakat dan rajin yang pernah aku temui," Lin Feng tiba-tiba menyela. Han Sen terkejut dan mengangguk dengan serius. Seseorang yang mendapatkan komentar seperti itu dari Lin Feng pasti luar biasa tangguh. "Baiklah, kita akan pergi ke sana dan menonton pertandinganmu." Tang Zhenliu cepat-cepat menutup telepon dan menelepon Jing Jiwu. "Murid nomor satu sekolah militer, terdengar jauh lebih bagus daripada Dollar." Han Sen mengusap dagunya dengan bangga. Namun, untuk dapat memperoleh gelar itu, dia harus menyingkirkan pria yang dijuluki monster. Ketika dia tiba di kantin, Ji Yanran sudah di sana. Untungnya teman sekamarnya tidak ikut, dan Han Sen merasa keberuntungannya sudah dimulai. "Aku dengar tim panahan sekolah akan bertemu dengan Jing Jiwu di ronde dua," kata Ji Yanran. "Iya, memangnya kenapa?" Han Sen merasa heran bahwa bahkan Ji Yanran juga mulai tertarik dengan turnamen panahan. "Jika kau mengalahkan Jing Jiwu, aku akan mentraktirmu tur pasangan mewah selama 4 hari ke Laut Aegean," Ji Yanran berkedip dan berkata. Han Sen tiba-tiba bertekad kuat untuk menang. Matanya menyala seperti bohlam lampu, Han Sen bergumam, "4 hari¡­mewah¡­tur pasangan¡­" 252 Tur Pasangan Mewah Selama 4 Hari Pada awalnya, Han Sen ingin menunggu dan melihat bagaimana nanti. Namun, dia sekarang merasa bersemangat untuk menaklukan Akademi Militer Pusat Persekutuan. Memikirkan tur pasangan mewah selama 4 hari, dan pacarnya yang seksi dan cantik, Han Sen merasa darahnya mendidih. Alasan Ji Yanran menginginkan Han Sen mengalahkan Jing Jiwu adalah karena tahun lalu ketika dia memimpin tim Tangan Dewa, mereka kalah dengan Jing Jiwi dan tidak dapat memasuki 16 besar. Wanita adalah makhluk pendendam, dan tim Han Sen kebetulan bertemu dengan Jing Jiwu. Tentu saja, Ji Yanran tidak mau pacarnya kalah dengan orang yang sama. Demi mendapatkan bonus, Han Sen meneliti banyak video tentang pertandingan Jing Jiwu yang sebelumnya. Han Sen harus mengakui bahwa Jing Jiwu sangat kuat. Dia hampir tidak dapat menemukan kelemahan apapun. Hampir tidak mungkin mengalahkan pria ini lewat kelemahannya. Jing Jiwu juga unggul dari segi kekuatan dalam sekolah militer. Han Sen membandingkan dirinya dengan Jing Jiwu dan menyadari bahwa kekuatan dan kecepatannya lebih rendah. Tang Zhenliu memberitahu Han Sen bahwa Jing Jiwu telah memaksimalkan semua poin geno. Alasan Jing Jiwu belum pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tingkat Dua adalah dia ingin bertarung dengan Lin Feng dalam Kontes Terpilih berikutnya. Selain itu, ilmu geno hiper yang dilatih oleh Jing Jiwu juga sangat luar biasa. Bahkan Lin Feng dan Tang Zhenliu tidak tahu jenis seni geno hiper itu, tetapi dapat bekerja dengan cukup baik sehingga sebagian besar orang yang telah memperoleh poin geno maksimum sama sekali bukan tandingan Jing Jiwu. "Ini sangat sulit. Jika aku telah memaksimalkan poin geno, aku pasti dapat mengalahkannya dengan adil. Namun, poin genoku belum sampai pada tahap itu." Yang tidak diketahui Han Sen adalah di saat dia sedang mempelajari lawannya, lawannya juga sedang mempelajari dirinya. Lin Feng pernah berkata bahwa Jiwu adalah orang yang paling berbakat dan paling rajin. Jing Jiwu memiliki tekad yang kuat, tetapi dia tidak pernah meremehkan lawannya, terutama seseorang yang dihargai Lin Feng. Jing Jiwu telah mengumpulkan seluruh informasi tentang Han Sen di Jaringan Langit, termasuk video kontes kerangka perang dalam Kejuaraan Bintang. Dia juga menonton video tinju hitam dan putih dan iklan Han Sen. Jing Jiwu telah hampir menemukan semuanya dan menontonnya dengan seksama. "Jing, apa yang sedang kau tonton?" Qin Cheng menghampiri dan berdiri di belakang Jing Jiwu. Qin Cheng adalah orang nomor dua dalam tim panahan sekolah di Akademi Militer Pusat Persekutuan. Sebenarnya, Qin Cheng tidak berada dalam tim panahan, tetapi dalam tim kerangka perang. Dia sebelumnya adalah kapten tim kerangka perang sekolah dan memenangkan kejuaraan untuk sekolah. Karena Jing Jiwu berkata "Aku ingin kau masuk dalam tim aku," dia transfer ke tim panahan. Walaupun demikian, Qin Cheng adalah murid unggulan dalam Liga Akademi Militer. Bahkan tanpa Jing Jiwu, Qin Cheng dapat membawa kemenangan bagi tim. "Han Sen dari Elang Hitam," kata Jing Jiwu, matanya tetap tertuju pada video, tidak melewatkan detail sekecil apapun. "Aku pernah mendengar tentang orang ini. Karena dia mengalahkan Nalan Chengnuo dalam tinju hitam dan putih, dia pasti sangat kuat." Qin Cheng duduk di samping Jing Jiwu dan bertanya, "Apa yang kau ketahui mengenai dia sejauh ini?" "Sangat bagus," kata Jing Jiwu. Qin Cheng menatap Jing Jiwu dengan heran. Tidak banyak orang yang dapat mendapatkan pujian seperti ini dari Jing Jiwu. Setidaknya dalam semua kontes yang mereka ikuti bersama, dia tidak pernah mendengar Jing Jiwu mengatakan hal seperti ini tentang orang lain. "Berapa bagus?" Qin Cheng bertanya dengan sungguh-sungguh. "Tingkat kebugarannya hampir sama denganmu, dan dia dapat membuat penilaian yang menakjubkan tentang pikiran lawannya. Hampir terlihat seperti dia dapat membaca pikiran orang lain." "Kalau demikian akan sangat menarik. Bagus sekali. Jika kita tidak mendapatkan lawan yang layak, pertandingan ini akan terlalu membosankan." Qin Cheng tertawa. "Betul. Tetapi aku ingin menonton videonya dan mempelajari lebih jauh. Sangat sulit menghadapi orang seperti dia," Jing Jiwu juga tertawa. Dia tidak pernah takut dengan lawannya. Qin Cheng mengangguk, membuka dua kaleng bir dan memberikan satu kaleng pada Jing Jiwu dan bersandar pada sofa. Setelah menonton semua video Han Sen, Qin Cheng berkata, "Dia memang sangat kuat. Bagaimana dengan anggota tim lainnya?" "Tidak terlalu bagus." Jing Jiwu menunjukkan video pemain-pemain lain dari Elang Hitam, dia melakukan penelitian yang sangat menyeluruh. Qin Cheng sudah terbiasa dengan gaya Jing Jiwu. Setelah menonton semuanya, dia berkomentar, "Anggota tim lainnya terlalu lemah." Turnamen panahan adalah permainan yang tidak populer. Namun, pertandingan tahun ini mendapatkan perhatian lebih karena Jing Jiwu telah memilih untuk berpartisipasi. Banyak penggemar yang ingin melihat langsung Jing Jiwu atau Qin Cheng bahkan pergi ke Planet Goth untuk menonton pertandingan. Semua tim panahan dari berbagai akademi militer juga menuju ke Planet Goth dan mengatur untuk tinggal di hotel yang berseberangan dengan stadium. Ketika Situ Xiang mengatur akomodasi tim, tim sekolah Elang Hitam berdiri di lobi, menonton tim lainnya masuk dan keluar. "Apakah kau adalah Han Sen?" Seorang gadis berpakaian seragam melihat Han Sen dan menghampiri. "Iya, dan kau adalah?" Han Sen melihat gadis yang berdiri di hadapannya, yang mengenakan seragam dari sekolah lain dan membawa tempat anak panah. "Namaku Qiu Mingmei. Aku sangat menyukai iklanmu. Bolehkah aku meminta tanda tanganmu?" Gadis itu mengeluarkan pen dan secarik kertas, menatap Han Sen dengan penuh harap. "Qiu Ming Mei! Kau adalah Qiu Mingmei dari Akademi Militer Senwu?" Shi Zhikang dan beberapa anggota tim lama menatap gadis itu dengan takjub. Nama Qiu Mingmei dikenal oleh hampir seluruh pemanah dalam sekolah militer. Tahun lalu dia masih seorang murid baru, dia memimpin timnya yang agak lemah menuju peringkat ketiga dalam turnamen. Qiu Mingmei juga menjadi terkenal setelah itu. Tahun ini, dia dan Akademi Senwu mendapatkan banyak perhatian. 253 Sebuah Undangan dari Monster Han Sen hanya mempelajari para anggota tim dari Akademi Militer Pusat Persekutuan, dan tidak tahu banyak tentang sekolah militer lainnya. Dia juga tidak pernah mendengar nama Qiu Mingmei. Dia menandatangani kertas itu dan mengembalikannya. "Terima kasih banyak. Aku berharap kita dapat bertanding bersama." Qiu Mingmei sangat senang dan kembali ke timnya. Han Sen menoleh ke belakang dan melihat wajah-wajah iri dari teman-teman satu tinnya. Shi Zhikang melingkarkan tangannya yang kuat di leher Han Sen dan berteriak, "Han Sen, Qiu Mingmei meminta tanda tanganmu!" Tidak hanya teman-teman dari timnya, murid-murid lainnya dalam lobi juga melemparkan pandangan marah pada Han Sen. Qiu Mingmei sangat cantik dan memiliki keahlian panahan yang sangat bagus. Tidak diragukan lagi dia adalah bintang dalam turnamen panahan. Tindakannya meminta tanda tangan Han Sen tentu membuat banyak pria merasa geram. "Hentikan teman-teman. Tolong jaga kelakuan kalian." Setelah Shi Zhikang dan manajer tim menyelesaikan administrasi, pada anggota tim masuk ke kamar masing-masing. "Jangan keluyuran. Setelah selesai makan, langsung pergi ke stadium dan latihan di sana," Situ Xiang tidak ingin timnya keluyuran dan membuat masalah. Setelah makan malam, tim pergi ke Stadium Goth, dimana kompetisi selama 10 hari akan dilangsungkan. "Itu Jing Jiwu!" Ketika mereka sampai di lokasi, Shi Zhikang berbisik. Semua orang melihat ke arah Jing Jiwu dan melihat tim sekolah dari Akademi Militer Pusat Persekutuan sedang berlatih. Jing Jiqu sedang menembak sebuah sasaran bergerak yang berjarak 300 kaki darinya dan tepat mengenai sasaran selama delapan kali berturut-turut. "Gila, stabil sekali," komentar Lu Meng. Tiba-tiba, seorang pria datang ke Han Sen dengan sebuah busur di tangannya dan bertanya dengan nada provokatif, "Apakah kau adalah Han Sen?" "Iya. Siapa namamu?" Han Sen melihat pria itu dari atas ke bawah dan tidak mengenalinya. "Tidak ingat aku? Aku Fang Wending dari Akademi Militer Smith. Dan kita akan mengalahkan timmu dan masuk ke ronde dua untuk berhadapan dengan Akademi Militer Pusat Persekutuan," kata pria itu dengan arogan. Han Sen tersenyum dan tidak berbicara. Ketika Shi Zhikang akan mengatakan sesuatu, orang lain menghampirinya. Shi Zhikang menggerakan bibirnya dan tidak bersuara, membuka matanya lebar-lebar pada orang yang baru datang. Tidak hanya Shi Zhikang, hampir semua orang melihat orang itu, karena dia adalah Jing Jiwu dari Akademi Militer Pusat Persekutuan. "Jing Jiwu." Jing Jiwu memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan kanan ke hadapan Han Sen. "Han Sen." Han Sen diam sejenak dan menyalami tangannya. Jing Jiwu tersenyum dan berkata, "Aku ingin menyapamu saat kita bertemu dalam pertandingan. Namun, karena aku telah melihatmu di sini, mungkin sebaiknya aku menyapamu sekarang. Aku menantikan pertandingan kita." "Aku juga." Han Sen agak bingung. Para pemain kuat yang dia temui semuanya agak aneh. Jing Jiwu tiba-tiba datang dan berbicara dengannya. Han Sen tidak merasakan apa-apa ketika mendengar perkataan Jing Jiwu. Tetapi orang lain merasa cukup terkejut. Para wartawan di sekeliling ruangan menulis jutaan berita utama dalam pikirannya. "Sebuah undangan dari Monster, "Nemesis dari Kerajaan, "Kemungkinan Elang Hitam Meraih Kemenangan..." Apapun itu, banyak orang yang sekarang mengetahui bahwa Jing Jiwu sama sekali tidak meremehkan Elang Hitam apalagi Han Sen. Fang Wending merasa sedih. Tidak ada yang memperhatikannya dan komentarnya sama sekali terlupakan karena kehadiran Jing Jiwu. Wen Xiuxiu juga sedang menyiarkan langsung latihan dalam stadium. Ketika dia melihat adegan ini, dia merasa senang. Dia seharusnya menyiarkan tinju hitam dan putih, tetapi mengajukan diri untuk menyiarkan turnamen panahan, karena mengetahui Han Sen akan berpartisipasi. Dia tidak memahami mengapa Han Sen lebih memilih panahan daripada tinju hitam dan putih. Dia sangat bagus dalam tinju hitam dan putih sehingga dia pasti akan tampil dengan memukau. Walaupun dia berasal dari Departemen Panahan, Wen Xiuxiu tetap tidak memahami pilihannya. Tahun ini, Jing Jiwu memilih mengambil bagian dalam turnamen panahan, dan berdasarkan peratutan, dia tidak dapat muncul dalam kompetisi tinju hitam dan putih, sehingga St. Germain akan menjadi tim paling kuat. Han Sen telah membuktikan bahwa dia dapat mengalahkan St. Germain dengan mudah dan ini seharusnya merupakan kesempatan yang sempurna baginya. Tetapi , dia memilih untuk berkompetisi dalam panahan dan bertemu dengan Akademi Militer Pusat Persekutuan dalam ronde dua, semua ini tidak dapat dipahami Wen Xiuxiu. Melihat Han Sen dan Jing Jiwu berbicara, Wen Xiuxiu tiba-tiba merasa dia telah memahami sesuatu. "Han Sen dan Jing Jiwu pasti telah membuat kesepakatan untuk bertanding dalam turnamen panahan. Pasti itulah alasan mereka memilih turnamen panahan bersama-sama." Wen XIuxiu membiarkan imaginasinya berkembang. Dia bahkan telah menuliskan sebuah judul untuk karyanya, "Pertemuan antara Monster dan Raja." Karena Wen XIuxiu menjadi tambah bersemangat dengan pekerjaannya, dia kembali ke kantor dan mulai menulis. Wen Xiuxiu memang sangat kreatif. Sebenarnya, Jing Jiwu hanya menyapa Han Sen karena dia pernah mendengar tentang Han Sen dari Tang Zhenliu dan Lin Feng. Dalam tulisannya, Han Sen Dan Jing JIwu telah memiliki rasa cinta dan benci di antara mereka. Dipasangkan dengan gambar yang dia ambil, semuanya terlihat seperti nyata. Setelah membaca laporannya, semua orang mulai berdiskusi tentang hubungan antara Jing Jiwu dan Han Sen. 254 Ahli Panahan "Aku baru saja bertanya-tanya mengapa mereka memilih panahan. Ternyata ada sesuatu di antara mereka berdua!" "Tepat sekali! Aku tidak sabar melihat duel mereka." "Monster dan Raja, sangat menarik. AKu yakin identitas Han Sen dalam tinju hitam dan putih adalah Raja." "Aku pernah melihat kompetisi hitam dan putih Han Sen. Dia bahkan mengalahkan Nalan Chengnuo dengan 5 lawan 0 dan Jing Jiwu hanya mengalahkan Nalan Chengnuo dengan 3 lawan 2." "Pasti merupakan pertunjukkan yang menarik." "Sangat menarik!" ¡­ Akademi Militer Pusat Persekutuan memenangkan ronde pertama tanpa ketegangan. Namun, tim itu tidak pergi setelah pertandingan selesai, tetapi mengganti pakaiannya dan duduk di tribun untuk menonton pertandingan tim lainnya, lebih meyakinkan mereka yang berspekulasi tentang hubungan antara Han Sen dan Jing Jiwu. Wen Xiuxiu menjadi sangat bersemangat dan memfokuskan kamera pada Jing Jiwu dan Han Sen, dan bukannya pada pertandingan itu sendiri. Diskusi antara para penonton pertandingan juga menghangat. Akhirnya, giliran Elang Hitam sudah tiba. Lawan mereka adalah Akademi Militer Smith. Orang-orang menebak siapa yang akan dipilih Situ Xiang untuk mewakili Elang Hitam dan merasa terkejut dengan hasilnya. Kecuali Xu TIanhao yang merupakan Kapten lama, empat anggota tim lainnya adalah murid-murid baru dari kamar 304. Shi Zhikang merasa sangat terkejut hingga membuka mulutnya lebar-lebar. Dia tidak menduga dapat mewakili sekolahnya. Tingkatnya hanya rata-rata dan bahkan agak lebih buruk daripada para anggota lama. Sedangkan Lu Meng dan Zhang Yang, mereka telah berpenampilan unggul dalam tim sekolah, jadi masuk akal jika pelatih memilih mereka. "Ayo maju. Aku percayamu." Situ Xiang menepuk pundak Shi Zhikang dan tersenyum. Seperti yang diprediksikan oleh Lu Meng, Situ Xiang adalah seseorang yang sangat menghargai moral. Dia akan lebih memilih Shi Zhikang daripada mereka yang telah kehilangan percaya diri. Jika kapten lama Xu Tianhao tidak memiliki keyakinan, Situ Xiang mungkin juga akan menggantinya. "Jangan kuatir. Kita akan bersamamu," Zhang Yang berkata dan menepuk Shi Zhikang. Shi Zhikang segera berseru, "Apa yang perlu dikuatirkan? Ronde ini kita bahkan tidak perlu berhadapan dengan monster. Bahkan dalam ronde berikutnya, Han Sen tetap akan menang untuk kita." Lu Meng dan Zhang Yang memandang hina Shi Zhikang dan kembali berlatih. Kompetisi tim adalah sistem playoff. Setiap kelompok memiliki lima anggota. Dalam ruangan yang penuh rintangan, tim yang mengalahkan kelima anggota kelompok lain akan menang. Hampir seperti baku tembak, namun menggunakan panah. Panah yang digunakan dalam pertandingan adalah yang berkepala magnet. Begitu panah mengenai pemain, orang itu akan segera keluar. Dalam siaran yang dipandu oleh Wen Xiuxiu, seorang ahli panahan terkenal Feng Jiulun diundang untuk menganalisa pertandingan. "Professor Feng Jiulun, dapatkah Anda membuat analisa tentang situasi kedua tim saat ini?" Wen Xiuxiu bertanya pada Feng Jiulun. Walaupun Wen Xiuxiu tidak tahu banyak tentang panahan sebelumnya, dia mengerjakan pekerjaan rumah sebelum datang dan sekarang dia mengetahui cukup banyak tentang aturan dan tim. Akademi Militer Smith berada pada tingkat yang sama dengan Elang Hitam. Tahun lalu, Akademi Militer Smith juga tidak terlalu bagus dalam panahan, hanya sedikit lebih baik daripada Elang Hitam. Tahun ini, Akademi Militer Smith juga merekrut banyak murid panahan, di antaranya Fang Wending adalah salah satu yang terbaik. Feng Jiulun menelan ludah dan berkata dengan santai, "Elang Hitam dan Smith berada pada tingkat yang sama dan menurutku adakan 60% kesempatan untuk menang." "Apakah Anda menduga Elang Hitam hanya memiliki 60% kesempatan untuk menang?" tanya Wen Xiuxiu, merasa terkejut. "Tidak, aku yakin Smith memiliki 60% kesempatan untuk menang," kata Feng Jiulun dengan santai. Wen Xiuxiu merasa agak tercengang. Semua orang mengetahui bahwa Han Sen adalah pemain yang sangat dihargai Jing Jiwu, jadi tidak menduga Fang akan mengatakan itu. Feng Jiulun tidak menunggu pertanyaan berikutnya dan melanjutkan, "Aku tahu bahwa terdapat kehebohan dalam Jaringan Langit tentang Han Sen dan Jing Jiwu. Namun, sebagai analis panahan profesional, aku dapat memberitahumu bahwa itu hanyalah taktik media. Han Sen dan Elang Hitam tidak mempunyai kapasitas untuk menjadi tandingan Akademi Militer Pusat Persekutuan. Menurutku, akan sulit bagi mereka untuk dapat mengalahkan Smith." Komentar Feng Jiulun membuat para penonton merasa geram. "Ahli apaan ini? Omong kosong apa semua ini?" "Rajaku dipilih sendiri oleh Jing Jiwu. Smith bukan apa-apa." "Bagaimana dia mendapatkan gelar ahli?" "Taktik media pantatmu." ¡­ Para penggemar Jing Jiwu dan Han Sen menyuarakan ketidakpuasan mereka. Walaupun Wen Xiuxiu merasa malu, dia tidak akan mendiskreditkan seorang ahli dalam pertunjukannya sendiri. Dia harus berkata, "Pasti ada alasan mengapa Anda mendukung Smith?" Feng Jiulun tersenyum dan berkata, "Seorang ahli, tidak akan mudah terpengaruh oleh pendapat publik. Sebaliknya, aku menghargai data. Alasan aku mengatakan bahwa Smith memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menang adalah melalui analisa ilmiah. Elang Hitam bukan apa-apa dibandingkan dengan Smith. Aku tidak perlu membuat penilaian, hanya menerjemahkan angka-angka. Walaupun publik diarahkan oleh media dan berita palsu, itu tidak merubah kenyataan bahwa Elang Hitam adalah tim yang lemah." Wen Xiuxiu merasa malu pada titik ini. Salah satu berita palu yang dibicarakan oleh Feng Jiulun adalah tentang artikelnya. Feng Jiulin di sisi lainnya, tidak mengetahui Wen Xiuxiu yang telah menulis laporan itu. Alasan dia membuat analisa seperti ini adalah Fang Wending adalah keponakan Feng Jiulun. Feng Jiulun mengetahui bahwa orang tua Fang Wending adalah pemanah profesional dan Fang Wending memang memiliki keahlian yang sangat bagus, maka dia menggunakan kesempatan ini untuk membual tentang keahlian analisanya yang hebat dan meningkatkan popularitas keponakannya. 255 Busur-Busur Feng Jiulin melanjutkan, "Smith telah merekrut banyak murid yang hebat tahun ini, terutama seorang murid yang bernama Fang Wending. Jika kalian mengikuti kontes panahan, pasti pernah mendengar nama Fang Hua dan Feng Yunmei, kedua pemanah profesional di antara yang telah berevolusi. Fang Wending mempunyai latar belakang keluarga yang luar biasa dan dirinya juga sangat berbakat. Seorang bintang panahan!" "Jadi maksud Anda Fang Wending lebih baik daripada Han Sen dalam panahan?" Wen Xiuxiu mencoba menahan amarahnya. "Bagaimana mungkin dipertanyakan lagi? Seorang yang bermain kerangka perang, tinju hitam dan putih dan bahkan membintangi iklan, melawan seorang pemanah sesungguhnya." "Aku bertaruh kau tidak mengetahui ini! Feng Jiulun adalah kakak dari Feng Yunmei." "O ya?" "Iya, itu benar. Aku tinggal di gedung yang sama dengan Fang Wending dan sering melihat Feng Jiulun mengunjunginya." "Tidak tahu malu!" "Ahli macam apa ini? Beraninya dia berbicara omong kosong seperti ini?" "Aku tidak pernah mendengar bahwa keahlian memanah dapat diturunkan." Para penonton segera mengetahui hubungan antara Feng Jiulun dan Fang Wending. Pada saat ini, pertandingan telah dimulai. Setiap tim memasuki lapangan dengan berjalan dari ujung lapangan. Lapangan itu berbentuk segi empat dengan panjang lebih dari setengah mil. Semua jenis halangan terpasang di wilayah itu termasuk bukit kecil, kayu-kayu dan dinding-dinding, memungkinkan para pemain menggunakan berbagai taktik. Para pemain harus memilih di antara berbagai busur dan panah yang telah disediakan oleh sponsor. Karena setiap orang memiliki kekuatan dan kebiasaan yang berbeda, tidak ada peraturan mengenai model senjata. Dari 6,0 sampai 20,0, ada banyak pilih untuk setiap tingkat kekuatan. Walaupun ada banyak busur komposit teknologi tinggi yang menggabungkan kemudahan pemakaian dan akurasi, Han Sen tetap memilih busur panjang tradisional. Busur panjang paling sulit dilatih, tetapi paling fleksibel untuk digunakan dalam semua situasi. Han Sen telah menggunakan busur tradisional sejak awal. Dia telah mempelajari dasar-dasarnya dalam edukasi integrasi dan kemudian dikoreksi oleh Yang Manli. Setelah itu, dia mempelajari banyak teknik dalam sekolah militer. Pada saat ini, dia telah mencapai tingkat yang cukup tinggi dalam panahan. Busur panjang 11,0 adalah pilihan yang populer. Biasanya, murid senior sekolah militer dapat mencapai indeks kebugaran 13 sampai 14, jadi mereka akan memilih busur 11,0 atau 12,0. Busur yang dipilih HanSen relatif lebih lemah. Shi Zhikang memiliki kekuatan yang baik, jadi dia memilih busur komposit modern 14,0. Busur itu sangat kuat, tetapi kurang fleksibel. Walaupun busur komposit lebih mudah untuk dimanipulasi daripada yang tradisional, tetapi kecepatannya harus dikorbankan. Shi Zhikang berencana untuk menjadi penyerang bergerak dalam pertandingan, dan tidak berencana untuk mengintai pemain dari Akademi Militer Smith. Zhang Yang memiliki busur tradisional seperti Han Sen, walaupun dia memilih yang 12,5, lebih kuat daripada busur Han Sen. Lu Meng memilih busur berburu recurve dengan tempat panah, yang memiliki akurasi lebih tinggi daripada busur tradisional. Itu adalah campuran antara tradisional dan komposit, jadi agak praktis. Xu Tianhao memilih busur komposit 13,0. Seperti Shi Zhikang, dia juga pemain yang lebih terbiasa menyerang di tempat yang tetap, namun kekuatannya tidak sebesar Shi Zhikang, yang terlahir sebagai Herkules atau memiliki banyak poin geno. Di antara lima busur, Han Sen memilih busur dengan persyaratan kekuatan terendah, yang memancing kritik Feng Jiulun. "Dia memilih busur 11,0, yang berarti indeks kebugaran dia parah. Sebagai anggota tim sekolah, walaupun dia hanya murid baru, dia tetap dapat menggunakan busur 12,0 dengan baik. Kalau tidak, dia pasti berada di peringkat terbawah dalam turnamen. Maksudku, aku dapat memahaminya. Han Sen mengerahkan seluruh tenaga dalam kerangka perang dan tinju hitam dan putih, oleh karena itu dia memiliki fisik yang buruk. " Feng Jiulun kemudian mengalihkan topik kembali ke keponakannya, "Dalam hal ini, Fang Wending jauh lebih baik daripada dia. Mereka berdua memilih busur tradisional, namun Fang Wending memilih 12,5, yang mengindikasikan tingkat kebugarannya ..." Feng Jiulun terus menerus berusaha menyanjung keponakannya, sedangkan para penonton tidak terlalu mempercayainya. "Omong kosong! Itu bukan indikator apa pun. Aku menggunakan busur 15,0 tapi tidak dapat memanfaatkannya." "Benar-benar palsu!" "Bagaimana kau mengetahui bahwa Han Sen tidak dapat mengalahkannya dengan busur 11,0 ?" "Tepat! Di tangan seorang pakar, busur apapun dapat digunakan dengan baik." "Aku hanya pernah mendengar tentang Han Sen. Siapa sih Fang Wending?" Analisa Feng menimbulkan antipati yang kuat. Bahkan penggemar dari tim lain mulai membela Han Sen, apalagi penggemar Han Sen sendiri. "Profesor Feng, aku pikir itu sedikit subjektif. Penonton kami tampaknya memiliki banyak pendapat yang berbeda," kata Wen Xiuxiu. Feng Jiulun melirik pada komentar dan berkata dengan santai, "Kebenaran selalu ada di tangan beberapa orang. Aku hanya menyatakan fakta, yang mungkin tidak mudah diterima oleh mereka yang memiliki pikiran yang lemah. Aku yakin, mereka segera akan menyaksikan apa yang aku bicarakan, karena hasil pertandingan akan membuktikan segalanya." Kata-kata seperti ini membuat para penonton semakin membenci orang yang sok tahu ini. Ji Yanran dan Qu Lili juga merasa kesal dengan komentarnya. Qu Lili mengumpat, "Pakar jelek macam apa ini? Sangat tidak profesional." Wajah Ji Yanran suram. Dia mengerutkan bibir dan berkata, "Dia benar tentang satu hal. Hasil pertandingan akan membuktikan segalanya, hanya saja bukan seperti yang dia katakan." Walaupun para penonton mengeluh, Feng Jiulun tetap mengabaikan semua komentar dan terus berbicara tentang kekuatan Smith. Pada titik ini, pemain dari Elang Hitam dan Smith telah menggunakan semua jenis penghalang untuk melindungi mereka saat mendekati tim lain. Pertarungan akan segera dimulai. 256 Lima Anak Panah Feng Jiulun memiliki alasan tersendiri untuk memuji keponakannya, yang memang pemanah hebat. Fang Wending memiliki teknik hebat dan bisa memimipin timnya.Di Liga Akademi Militer, dia jelas dianggap sebagai pemain teratas. Jika bukan karena Han Sen, dia bisa dengan mudah memimpin Smith untuk mengalahkan tim yang hebat. "Ayo pergi ke tempat tinggi terlebih dahulu dan mencari kesempatan untuk melawan," kata Xu Tianhao. "Kapten, aku pikir itu tidak perlu. Kita benar-benar mampu melawan mereka secara langsung," saran Zhang Yang. Lu Meng juga berkata, "Kita berlatih sebagai tim tidak cukup lama. Jika kita melawan mereka dari jauh, kerja sama kita tidak akan terlalu mengesankan. Kita harus pergi ke sana dan mendekati mereka. Han Sen adalah pemanah yang baik yang bahkan bisa menghabisi mereka sendirian. " "Bagaimana menurutmu, Han Sen?" tanya Xu Tianhao. "Itu cuma Smith. Kita akan menang bagaimanapun juga," Han Sen tersenyum dan berkata. Shi Zhikang tiba-tiba menjadi bersemangat, "Tunggu apa lagi? Ayo segera pergi ke sana." "Ayo!" Xu Tianhao tidak pernah bersemangat seperti ini selama dua tahun di tim sekolah karena mereka selalu kalah. Karena para murid baru menunjukkan keberanian yang besar, Xu Tianhao dengan gembira menurutinya. Lima orang itu menggunakan benda yang berbeda untuk menutupi tubuh dan dengan cepat berlari menuju tengah lapangan Smith, tanpa niat untuk naik ke tempat tinggi. "Ha-ha, Blackhawk menyerang langsung. Mereka bahkan tidak menganggap serius Smith." "Keren!" "Bukannya sedikit berbahaya ya?" "Kenapa berbahaya? Han Sen tidak perlu cemas soal Smith sama sekali. Dia setingkat dengan Jing Jiwu." "Keren. Aku suka ini." Menonton lima pemain Blackhawk mengambil resiko, para penonton pun gembira. Dalam pertandingan memanah, yang paling menarik pastinya adalah pertarungan langsung, bukannya pertarungan yang terencana. Awalnya Feng Jiulun khawatir Fang Wending sulit memenangkan pertandingan. Melihat Blackhawk menyerang langsung, dia merasa senang dan berkata, "Sepertinya aku masih memandang Blackhawk terlalu tinggi. Selain kemampuannya buruk, mereka juga tidak memiliki taktik. Tidak ada pertahanan atau kerja sama. Jika mereka ingin melakukan ini, mengapa beberapa dari mereka memilih busur komposit yang kuat? Semuanya seharusnya memilih busur besar yang fleksibel. Aku yakin bahwa Smith akan menang lebih mudah daripada perkiraanku. " Sambil menyaksikan pertandingan, Wen Xiuxiu juga mengerutkan kening. Berdasarkan apa yang telah ia pelajari baru-baru ini, perkataan Feng Jiulun masuk akal. Strategi Blackhawk tidak bisa dimengerti. Biasanya, jika satu tim mendekati musuhnya, mereka harus melakukannya dengan berbagai macam penyamaran dan bergerak perlahan. Saat ke limanya menyerang bersamaan seperti mereka, anggota tim dengan mudah bisa dipanah oleh musuh yang bersembunyi di kegelapan. Satu-satunya cara Blackhawk untuk menang adalah mengalahkan Smith dengan sangat singkat, membuat mereka tidak punya kesempatan untuk meluncurkan serangan menyelinap Namun, dengan menyerang mereka terlebih dahulu, Blackhawk membuat diri mereka di posisi lemah, Hampir mustahil untuk mengalahkan Smith sekaligus. Melihat pemain Blackhawk menyerbu, Fang Wending menyeringai dan memerintahkan, "Merunduk dan tempati tempat-tempat yang menguntungkan. Tembak sesuai aba-abaku." "Kapten, mereka memasuki jangkauan tembakku. Haruskah ku mulai sekarang?" tanya seorang pemain yang memegang busur komposit 14.0. "Tahan. Saat mereka memasuki area pohon yang berguguran, kita akan meluncurkan serangan serius," Fang Wending mengawasi lawannya. Para pemain Blackhawk tampaknya akan terus maju. Meskipun para pemain Smith bisa menembak mereka sekarang, hanya satu busur komposit yang cukup dekat dengan mereka. Dari jarak ini, satu busur tidak bisa membuat perbedaan besar. Karena Han Sen dan rekan satu timnya masih berjalan, Fang Wending akan membiarkan mereka sedikit lebih dekat untuk meluncurkan serangan yang lebih baik. Area pohon yang berguguran adalah area yang paling terbuka di seluruh lapangan, dan berada dalam jarak tembak seluruh pemain Smith. Melihat pemain Blackhawk bergerak ke area itu, para penonton merasa kasihan pada mereka. "Permainan ini akan berakhir kurang dari lima menit." Feng Jiulun melihatnya dan tersenyum. Dengan segera, senyum Feng Jiulun terpahat di wajahnya. Saat Han Sen dan rekannya memasuki jarak tembak pemain Smith, itu juga berarti para pemain Smith kini dalam jarak tembak Han Sen. Saat Fang Wending memberi aba-aba untuk menembak, panah demi panah melesat menuju persembunyian para pemain Smith. Dua pemain Smith yang berpikir mereka bersembunyi dengan baik langsung kalah. Meski Dang Wending dan dua lainnya cepat bereaksi dan menghindari panah, mereka kehilangan peluang untuk menembak kembali. Keheningan terjadi karena semua orang dikejutkan oleh Han Sen yang menembakkan lima panah sekaligus dalam sekejap mata. Setelah itu, sorak sorai terdengar dari tribun penonton. "Apa-apaan itu? Bagaimana dia tahu letak lima orang Smith bersembunyi?" "Cepat sekali! Aku bahkan tak melihat dia menyentuh busurnya." "Pemain yang begitu kuat, tak heran Jing Jiwu menanggapinya dengan sangat serius." "Dia bukan hanya kaisar tinju hitam putih, tapi juga pemanah yang luar biasa!" "Tak terkalahkan." Lapangan itu begitu luas sampai-sampai jika para pemain bersembunyi, akan sulit menemukan mereka. Namun panah Han Sen seperti peluru dan menemukan lokasi orang-orang Smith secara akurat, yang dengan segera menjatuhkan para lawannya. Hal ini seperti pertandingan antara orang dewasa dan anak kecil. Namun hal itu tidaklah sulit bagi Han Sen. Dia pandai dalam membunuh diam-diam dan lapangan itu memiliki peta yang pasti. Han Sen tahu bahwa saat mereka mencapai area pohon berguguran adalah kesempatan terbaik bagi orang-orang Smith untuk meluncurkan serangan. Lagi pula kemampuan mengetahui di mana mereka bersembunyi adalah kelebihannya. 257 Semangat Bertarung "Ayo pergi. Tidak perlu menonton lagi." Jing Jiwu berdiri duluan. "Dia memang lawan yang tangguh. Aku menantikan pertandingan melawan dia. Sungguh disayangkan semua rekannya lemah." Qin Cheng mengangguk. Sebagai pemain yang memiliki gaya yang sama seperti Han Sen, dia sangat terkesan dengan kemampuan Han Sen untuk memutuskan dengan tepat. Hidup itu penuh persaingan, tapi untuk menemukan lawan yang sepadan adalah sesuatu yang patut dirayakan. Saat Qin Cheng mengamati Han Sen, dia terus berpikir apa yang akan dia lakukan jika dia adalah Han Sen. Dan hasilnya adalah dia akan melakukan persis seperti yang Han Sen lakukan. Qin Cheng akan sama persis dalam kecepatan, rute, dan waktu. Meski Qin Cheng belum bertemu Han Sen secara resmi, dia telah menganggap Han Sen musuh terbesar dan lawan terkuatnya. Kini Qin Cheng ingin mengalahkan Han Sen lebih dari Jing Jiwu. Dia bahkan berharap rekan tim Han Sen lebih kuat, sehingga dia dan Han Sen bisa bersaing pada tingkat yang sama. Saat Akademi Militer Pusat Aliansi meninggalkan lokasi, sorak sorai meledak di belakang mereka. Sepertinya Blackhawk telah menang. Dalam tiga menit, Smith kalah total. Ini bagaikan mimpi buruk bagi mereka. Mereka tidak punya kesempatan untuk menembak. Bahkan jika mereka menampakkan diri sedikit saja, mereka akan segera kena panah. Panah Han Sen memiliki mata. Panahan berbeda dengan senjata api. Pemanah tercepat masih memerlukan waktu dan ruang untuk menarik tali busur. Itulah mengapa sampai akhir Fang Wending masih tidak memiliki peluang untuk membalasnya. "Semua berakhir kurang dari lima menit. Profesor Feng Jiulun tahu semuanya!" "Jenius memang jenius." "Feng Wending pasti menang... Pernyataan apa itu!" "Sekarang panahan lebih menarik dari perkiraanku." Ji Yanran menghela nafas lega dan melompat kegirangan. Qu Lili melambaikan tangan duluan dan menggodanya, "Kerja bagus jenius! Yang katanya ahli masih berani duduk di sana. Kalau aku jadi dia, aku akan bunuh diri karena tersedak ludah sendiri." Feng Jiulun tidak mampu mengucapkan sepatah kata. Dia terlalu memuji Fang Wending, tapi Fang mengalami kekalahan yang begitu parah. Kemenangan ini sekali lagi membawa Blackhawk dan Han Sen menuju ketenaran. Seluruh media yang membahas turnamen panahan menerbitkan kabar mengenai permainan ini. Meskipun Smith bukanlah tim yang kuat, lima panah Han Sen memang luar biasa. Selain itu, Jing Jiwu menanggapi Han Sen begitu serius, yang membuat orang-orang makin tertarik. Wen Xiuxiu juga tidak perlu berusaha memuji Han Sen. Dia menulis artikel dengan judul "Dari Tinju Hitam Putih ke Turnamen Panahan¡ªKaisar Han Sen," dengan mengenalkan pengalaman Han Sen sebelumnya, yang membuat para pembaca lebih mengenalnya. Setelah membaca laporan Wen Xiuxiu, banyak orang menemukan video pertandingan tinju hitam putih Han Sen di Jaringan Langit dan semakin jatuh cinta padanya. Saat Han Sen mendapatkan semakin banyak penggemar, lebih banyak orang menaruh perhatian pada pertandingan antara Akademi Militer Pusat Aliansi dan Blackhawk. Banyak orang berharap Han Sen melakukannya dengan baik, tapi yakin bahwa Akademi Militer Pusat Aliansi masih akan menang. Lagi pula, citra Jing Jiwu lebih dalam, dan dia memiliki rekan tim terbaik yang juga pemain terkenal dan masing-masing dapat memimpin tim di akademi militer lainnya. Di sisi Blackhawk, tidak ada pemain kuat selain Han Sen, dan tiga rekannya adalah anak baru. Itulah mengapa banyak orang tertarik untuk melihat pertandingan antara Han Sen dan Jing Jiwu, tapi tidak berharap banyak untuk kemenangan Blackhawk. Tidak seorang pun yang percaya Jing Jiwu akan kalah. Lagi pula dia adalah monster. Dan monster itu tidak terkalahkan. Bahkan Blackhawk sendiri tidak berharap banyak. Sebelum pertandingan, saat Situ Xiang menjelaskan strateginya, dia juga berkata melakukan yang terbaik saja sudah cukup. Para anggota tim berpikiran sama. Tidak ada yang berani memikirkan kemenangan. Bahkan Zhang Yang yang selalu positif berkata mengalahan satu atau dua pemain Akademi Militer Pusat Aliansi saja sudah cukup. Han Sen mengerutkan dahi. Jika ini pertandingan lain, dia tidak begitu peduli. Akan tetapi, pertandingan ini berarti perjalanan bersama pasangan dengan pacarnya. Dia harus menang. Akan tetapi, dalam kompetisi ini, bahkan dia memerlukan bantuan rekan-rekannya untuk bisa menghadapi Akademi Militer Pusat Aliansi. Jika teman satu timnya yakin mereka akan kalah, tidak ada yang bisa menolong mereka. "Tidak. Aku harus menginspirasi semangat bertarung mereka." Han Sen memandang rekan-rekannya dan menatap Zhang Yang. Tak perlu diragukan, Zhang Yang tentulah orang yang memiliki semangat terbesar dalam dirinya. Namun, dia sendirian tidak akan membuat perbedaan besar. Han Sen ragu-ragu dan menjatuhkan pandangannya pada Situ Xiang. Sebagai pelatih tim sekolah, Situ Xiang melakukannya dengan baik. Jika Han Sen tidak menghabiskan waktu terlalu banyak di Tempat Suci Para Dewa dan lebih banyak berlatih dengan timnya, mereka mungkin akan melakukannya dengan lebih baik. Namun, ini saja tidak dapat membuat perbedaan besar di hadapan Akademi Militer Pusat Aliansi. Saat Situ Xiang menjelaskan strateginya di pertandingan selanjutnya, Han Sen tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arahnya. Situ Xiang tidak tahu apa yang dia inginkan. Han Sen harus mendengarkannya atau mengangkat tangan, bukan menghampirinya. "Pelatih, saat kau merekrutku ke dalam tim sekolah, bukankah tujuanmu adalah memenangkan pertandingan di turnamen ini?" Han Sen menghampiri Situ Xiang dengan tubuh tegap dan mata yang tajam. "Betul." Situ Xiang mengangguk dan sedikit tersipu. Dia harus mengakui kalau bahkan dia tidak yakin Blackhawk bisa mengalahkan Akademi Militer Pusat Aliansi. "Jadi tolong katakan pada kami bagaimana caranya memenangkan ini. Aku ingin menang." sambil menatap pelatihnya, Han Sen berkata dengan perlahan. 258 Satu-satunya Cara Situ Xiang tidak tahu harus berkata apa. Dia ingin menang lebih dari yang lainnya. Namun, perbedaan di antara kedua tim terlalu besar. Situ Xiang tidak ada ide untuk mengalahkan sekolah militer terkuat itu. Tapi sebagai pelatih, dia tidak bisa mengatakan pada timnya mereka tidak punya harapan. Setelah menonton pertandingan pertama Akademi Militer Pusat Aliansi, SItu Xiang harus mengakui bahwa mereka mungkin tim terbaik di turnamen panahan yang pernah ada. Dengan si monster JIng Jiwu dan pemain lainnya seperti Qin Cheng, tim itu sangat kuat sampai-sampai dia tidak bisa membayangkannya. "Kalau kalian benar-benar ingin menang, cuma ada satu cara." Situ Xiang berpikir sejenak dan berkata pada Han Sen. Sebenarnya, Situ Xiang telah memikirkan tentang pertandingan ini jutaan kali. Tapi bagaimanapun keputusan yang dia buat, dia berpikir mereka akan tetap kalah. Perbedaan kekuatan yang mutlak melampaui strategi atau taktik manapun. Walau begitu, Situ Xiang masih berharap untuk menang. Dia memiliki rencana sementara, tapi bahkan dia sendiri tidak yakin itu mungkin untuk dilakukan. Itu semua ada dalam pikirannya yang terdalam, tapi dia bahkan tidak cukup percaya diri untuk mengatakannya pada timnya. Sebagai pelatih, rencana itu cukup konyol. Karena Han Sen bertanya seperti ini, Situ Xiang mempertimbakan untuk mengatakan rencananya. Meski ini sedikit konyol, bagaimana jika ternyata mereka bisa mewujudkannya? Hasrat untuk menang membara dalam diri Situ Xiang, yang memotivasinya untuk mengatakan apa yang dia pikirkan. Tapi dia tidak mengatakannya segera, dan memilih untuk mengetahui pendapat mereka dahulu. "Aku benar-benar ingin menang. Apapun caranya, tolong beri tahu aku," kata Han Sen sungguh-sungguh, penuh dengan semangat bertarung. Situ Xiang cukup tersentuh. Dia tidak menyangka Han Sen yang seakan tidak peduli pada tim sekolah memiliki sifat yang begitu mulia. Jika dia tahu kalau dia sebenarnya memikirkan liburan dengan pacarnya, dia mungkin akan kesal. Situ Xiang merasakan semua anggota timnya memandangnya dengan penuh harap. Tidak ada yang ingin kalah, bahkan anggota tim yang lama, selama mereka punya kesempatan untuk menang. "Pelatih, katakan pada kami, bagaimana kami bisa menang?" Zhang Yang mendesak Situ Xiang. Situ Xiang menggertakkan gigi dan berkata dengan muram, "Jika membandingkan kekuatan, kalian tidak ada peluang sama sekali. Setiap pemain mereka lebih berpengalaman. Bahkan kerja sama di antara mereka lebih baik dari kalian." Situ Xiang terdiam dan melanjutkan, "Namun, itu belum semuanya. Meski mereka jauh lebih unggul, bukan berarti kalian tidak ada kesempatan." Situ Xiang menatap Han Sen. "Meski peluangnya sangat kecil sekali, jika kalian mau mencoba, masih ada kemungkinan; kalau kalian tidak mencobanya, kalian pasti akan kalah. Kalau kalian memutuskan untuk mencobanya, kalian masih ada 99% peluang untuk kalah. Apa kalian mau mencobanya?" "Tolong katakan pada kami." Han Sen begitu tenang dan yakin. Anggota tim lainnya juga menatap Situ Xiang dengan bersemangat. "Kemari... Lihatlah ini..." Situ Xiang mengeluarkan simulasi lapangan dan mulai menjelaskan. Sebelum pertandingan dimulai, tribun penonton dipenuhi para penonton dari seluruh Aliansi. Orang-orang begitu antusias terhadap pertandingan antara Jing Jiwu dan Han Sen. Berbagai media juga mengikuti pertandingan ini. Turnamen panahan yang tidak populer menjadi terkenal tahun ini. Wen Xiuxiu menjadi juru bicara hari ini karena Feng Jiulun sang ahli dikeluarkan oleh Stasiun Huaxing karena keluhan. Di tribun paling belakang, dua pemuda berkacamata hitam berbisik satu sama lain. "Lin Feng, apa kau pikir Han Sen bisa menang?" tanya Tang Zhenliu santai. "Berdasarkan keseluruhan kekuatan timnya, Han Sen tidak punya harapan." Lin Feng tersenyum. "Dan?" Tang Zhenli tahu Lin Feng masih akan berbicara. Lin Feng merenung dan berkata, "Namun, kelebihan Han Sen adalah membunuh secara diam-diam. Jadi dia mungkin mampu menyingkirkan setiap orang tanpa dibantu seluruh tim." "Maksudmu Han Sen berkesempatan menyingkirkan Jing Jiwu?" kata Tang Zhenliu pada Lin Feng. "Sulit menentukannya. Mungkin masih ada kesempatan," bisik Lin Feng. Bahkan dia tidak bisa memprediksi hasil pertandingan ini dan harus menunggu dan melihatnya. Di tribun penonton, hampir semuanya adalah tim yang berpartisipasi. Bahkan tim yang tidak bertanding hari ini ada di sana. Qiu Mingmei juga di sana bersama rekan-rekannya. Sebagian besar dari mereka kesini untuk mengamati Akademi Militer Pusat Aliansi. Di ronde pertama, tim lawan terlalu lemah untuk membuat mereka menunjukkan kehebatan mereka yang sebenarnya. Meskipun mereka tidak yakin Blackhawk sepadan dengan Akademi Militer Pusat Aliansi, mereka berpikir Han Sen mampu mendesak Monster untuk menunjukkan apa yang dia bisa. Di ruang tunggu, Shi Zhikang dengan gugup menggosokkan dua tangannya dan berbisik pada Zhang Yang, "Apa menurutmu ide pelatih akan berhasil?" "Kenapa tidak? Jika kita mau berusaha, pasti akan ada jalan," balas Zhang Yang dengan tenang. "Tapi ini di luar kemampuan kita. Tentu terlalu beresiko. Sekali saja mereka tahu apa yang kita lakukan, kita pasti akan kalah." Shi Zhikang masih gugup. "Memang beresiko. Tapi ini satu-satunya cara. Mungkin kau punya ide yang lebih baik?" kata Lu Meng. "Kalau aku punya ide yang lebih baik, aku tidak akan secemas ini. Bagaimana menurutmu, Han Sen?" Shi Zhikang tersenyum getir. "Ini cara terbaik dan satu-satunya kesempatan kita. Mari lakukan apa yang pelatih bilang," kata Han Sen tenang. Lampu pun menyala dan seluruh anggota tim menatap Situ Xiang. "Inilah waktunya." Situ Xiang menarik nafas dalam-dalam dan mengantar timnya keluar. Di saat mereka muncul di lokasi, mereka disambut oleh sorak sorai penonton. 259 Taktik yang Luar Biasa Kurang dari lima menit setelah permainan dimulai, mulut orang-orang ternganga. Bahkan penonton online lupa berkomentar dan tidak mempercayai mata mereka sendiri. Karena seluruh lapangan memiliki sistem penghalang, pemain Akademi Militer Pusat Aliansi tidak bisa mendengar ataupun melihat penonton, jika tidak mereka akan tahu ada sesuatu yang salah. Dari awal permainan, lima pemain Blackhawk berbaris dalam satu barisan dan berlari ke tengah lapangan Akademi Militer Pusat Aliansi. Karena adanya penghalang termasuk bukit dan pepohonan, biasanya, kedua tim tidak bisa melihat satu sama lain saat permainan dimulai. Pada umumnya pemain menempati tempat tinggi untuk mengawasi tim lain. Ada beberapa tempat tinggi setiap lapangan agar kedua tim bisa memanfaatkan medan. Para pemain Blackhawk mengorbankan tempat tinggi dan memilih untuk memasuki tengah lapangan lawan mereka sambil mengikuti rute yang sulit ditemukan, yang merupakan langkah berisiko. Sekali saja mereka ditemukan oleh lawan mereka yang menempati ketinggian, mereka akan habis dalam sekejap mata. Semua orang terkejut oleh langkah berani Blackhawk. Biasanya, saat Akademi Militer Pusat Aliansi menempati tempat tinggi di dekatnya, mereka akan menemukan pemain Blackhawk dan mengakhiri permainan saat pemain Blackhawk berada dalam jarak pandang mereka. "Taktik apa ini?" "Ini sangat beresiko. Mereka pasti akan ditemukan." "Tentu saja. Blackhawk memutuskan langkah yang buruk." "Aku pikir permainan ini akan jadi tontonan yang sangat menarik. Sekarang tampaknya itu akan segera berakhir." "Bahkan sekolah militer biasa tidak akan mengabaikan hal seperti itu, belum lagi Aliansi Akademi Militer Pusat." "Trik apa ini?" ¡­ Siapapun yang memahami sedikit permainan panahan berpikir Blackhawk melakukan aksi bunuh diri. Saat ini, Situ Xiang meremas tangannya dengan cemas, matanya terpaku pada timnya. Dia telah merancang taktik yang terkesan seperti bunuh diri ini. Tidak ada tim yang melakukan kesalahan untuk mengabaikan langkah berani ini. Akan tetapi, ini adalah harapan terakhirnya setelah menonton semua permainan Aliansi Akademi Militer Pusat dalam tahun belakangan ini. Jika dia menggunakan taktik ini di tim lain, maka kegagalannya hampir dipastikan. Namun, di Akademi Militer Pusat Aliansi, mereka masih mungkin ada peluang keberhasilan 1% atau lebih rendah. Secara teori, semua tim akan menempati satu atau dua tempat tinggi di dekat mereka terlebih dahulu untuk mengamati lawan mereka. Hampir sepanjang waktu, Akademi Militer Pusat Aliansi akan melakukan hal yang sama. Namun, meski jarang sekali terjadi, mereka memilih untuk langsung menempati titik tertinggi di tengah lapangan. Kejadian ini begitu jarang dan Situ Xiang hanya melihat mereka melakukannya sebanyak tiga kali dalam beberapa tahun belakangan ini. Peluangnya begitu kecil sampai tidak terlalu berarti. Tapi analisa Situ Xiang membuatnya melihat harapan. Tiga kali Akademi Militer Pusat Aliansi membuat keputusan itu, yang merupakan pendekatan yang lebih agresif, adalah ketika mereka bertemu lawan yang kuat. Hal itu juga menguntungkan mereka. Tim yang dianggap lawan sepadan mereka berakhir dengan kalah telak. Meski tidak ada yang percaya bahwa Blackhawk cukup kuat untuk menantang Akademi Militer Pusat Aliansi, karena Han Sen, media bekerja dengan sangat baik. Situ Xiang bertanya-tanya apakah Aliansi Akademi Militer Pusat menanggapi Blackhawk dengan cukup serius untuk menggunakan strategi khusus mereka. Jika mereka memilih untuk melakukan rutinitas mereka, maka Blackhawk pasti akan kalah. Ini adalah pertaruhan yang bahkan Situ Xiang tidak tahu apakah Blackhawk mampu melakukannya. Ini satu-satunya kesempatan Blackhawk. Telapaknya berkeringat. Situ Xiang berdoa agar keajaiban terjadi. Han Sen memimpin jalan sambil melihat jam di tangannya dari waktu ke waktu. Rute dan tempo mereka dengan hati-hati dirancang Situ Xiang yang memungkinkan mereka berjalan di belakang Akademi Militer Pusat Aliansi dalam keadaan jika tim itu memilih untuk langsung ke tengah. Mungkin doa Situ Xiang berhasil, lima pemain Akademi Militer Pusat Aliansi memang pergi ke tengah, bukannya menempati tempat tinggi terdekat. Pertarungan klasik sering muncul di bawah pengaruh banyak hal. Saat penonton melihat para pemain dari masing-masing tim berpapasan satu sama lain dari rute berbeda, mereka terkejut. "Apa-apaan ini. Ini pasti sudah direncanakan sebelumnya." "Lucu sekali." "Blackhawk sungguh beruntung Akademi Militer Pusat Aliansi memilih langsung pergi menuju tengah dan menghindari mereka." "Taktik yang luar biasa." "Aku tidak percaya taktik ini bisa berhasil." Pelatih Akademi Militer Pusat Aliansi menjadi sangat geram. Tidak ada yang bisa memprediksi bahwa Blackhawk akan memiliki taktik aneh seperti itu. Yang lebih sulit dipercaya adalah dia membuat keputusan untuk pergi ke tengah, yang merupakan bagian dari perhitungan lawan. Ini bukan kegagalan pemain, tapi pelatihnya sendiri. Saat ini, dia sangat menyesal karena rencana menghancurkan Blackhawk menjadi krisis terbesar Akademi Militer Pusat Aliansi. Mata seluruh pelatih tim sekolah lainnya tertuju pada Situ Xiang dengan rasa kagum pada wanita itu. Sungguh langkah yang berani dan brilian! Ketika Akademi Militer Pusat Aliansi sedang bergerak menuju pusat, para pemain Blackhawk telah tiba di hutan di belakang gunung di tengah. Punggung semua pemain di Akademi Militer Pusat Aliansi terpapar di hadapan para pemain Blackhawk. 260 Jatuhnya Otak dari Tim Serangan dari belakang lawan adalah serangan yang paling efektif. Dalam sejarah, tidak terhitung sudah para jenderal terkenal mati karena serangan dari belakang. Tanpa mengetahui punggung mereka terpampang, lima pemain Akademi militer Pusat Aliansi masih mendaki gunung utama. Tiba-tiba, panah melesat dari belakang mereka. meskipun ada lima pemain dalam tim mereka, target panah itu adalah satu orang. Qin Cheng, orang nomor dua di Akademi Militer Aliansi Pusat dan jagoan kedua dari tim. Mungkin Qin Cheng tidak setenar Jing Jiwu, tapi kontribusinya pada tim tidak kurang dari Jing Jiwu. Sebagai pemimpin murid dalam kerangka perang, Qin Cheng tidak hanya hebat dalam kemampuan memanah, tapi juga sangat berbakat dalam memimpin. Dengan adanya Qin Cheng dalam tim, Jing Jiwu bisa memfokuskan diri untuk menyingkirkan musuh. Tanpa Qin Cheng, Akademi Militer Pusat Aliansi masih kuat, tapi tidak lagi tidak terkalahkan. Sejak awal sekali, rencana Situ Xiang adalah menyingkirkan Qin Cheng terlebih dahulu, yang merupakan otak tim tersebut, bukannya Jing Jiwu. Di lain sisi, tubuh Jing Jiwu sangat kuat sampai serangan diam-diam seperti ini mungkin tidak berhasil.Di sisi lainnya, menyingkirkan Qin Cheng menguntungkan Blackhawk dalam hal strategi. "Awas!" Jing Jiwu menyadari serangan itu bahkan sebelum panah itu muncul. Sudah terlambat baginya untuk menangkis panah itu, jadi yang dia bisa lakukan hanyalah berseru. Qin Cheng bereaksi dengan cepat. Ini adalah pertandingan memanah, jadi mereka dilarang untuk menggunakan apapun untuk menyentuh panah lawan. Seorang pemain hanya bisa mengelak atau menggunakan panahnya sendiri untuk membalasnya. Panah itu menghalangi segala arah pergerakan Qin Cheng. Tujuan mereka untuk menendang keluar Qin Cheng sudah jelas. Qin Cheng menggenggam busurnya dan menembakkan tiga panah seketika, yang menjatuhkan tiga panah yang mengarah ke wajahnya. "Qin Cheng, bagus sekali!" Pelatih Akademi Militer Pusat Aliansi melambaikan tangannya dengan semangat, merasa beruntung karena ada Qin Cheng dalam timnya. Kemampuan dan sikap tenangnya hanya bisa ditandingi oleh Jing Jiwu. Rekan tim Qin Cheng juga merasa gembira. "Luar biasa. Bagus sekali, Qin Cheng." "Ha-ha, Blackhawk berusaha keras untuk menyerang Qin Cheng dan gagal." "Qin Cheng memang rajanya kerangka perang." "Kita tidak hanya memiliki Jing Jiwu. Qin Cheng sama hebatnya." ¡­ Saat mereka merayakannya, Qin Cheng tiba-tiba berseru saat sebuah panah berakhir di dadanya. "Bip... Bip... Akademi Militer Pusat Aliansi... Qin Cheng... Keluar... Pemanah... Blackhawk... Han Sen..." Pakaian Qin Cheng menyala dan suara robot terdengar di lapangan, mengejutkan semua orang termasuk pelatih Akademi Militer Pusat Aliansi. Qin Cheng menatap panah di tubuhnya dengan tatapan kosong. Dia hanya melihat tiga panah. Tapi saat dia menangkis tiga panah itu, sebuah panah melesat ke arahnya entah dari mana. Dia tidak punya waktu untuk bereaksi lagi sebelum terpanah. "Hati-hati dengan Han Sen! Dia lebih kuat dari yang kita pikir," kata Qin Cheng pada Jing Jiwu. Dia sudah tahu dari mana panah itu berasal. Tiga panah pertama hanyalah tipuan, sementara panah Han Sen bersembunyi di belakang salah satunya. Dia harus menyingkirkan tiga panah sebelum panah terakhir muncul. Namun saat itu dia tidak punya waktu untuk berurusan dengan panah terakhir. Lebih mudah mengatakannya daripada melakukannya. Dia tidak pernah melihat seorang pun yang bisa melakukan ini di seluruh turnamen panahan. Saat Qin Cheng ditarik keluar oleh mesin pintar, permainan berlanjut dengan Akademi Militer Pusat Aliansi di pihak lemah. Pemain Blackhawk bersembunyi di balik pepohonan, sementara lawannya terlihat di lereng tanpa perlindungan. Para pemain Akademi Militer Pusat Aliansi menghadapi dua pilihan: terus mendaki atau turun. Tanpa ragu, Jing Jiwu menyuruh semuanya turun, yang lebih cepat dari pada mendaki dan tidak perlu memperlihatkan punggung mereka. Untuk turun juga tidaklah mudah. Blackhawk telah mempersiapkannya dengan sangat matang untuk bagian ini. Tidak ada dari mereka yang memilih busur yang kuat. Semuanya memilih busur 11.0 untuk kecepatan. Itu adalah busur yang sangat lemah bagi murid panahan ini, tapi mereka bisa memanah secara terus-menerus. Dengan perintah Xu Tianhao sebagai kapten mereka, hujan panah mendarat di salah satu pemain Akademi Militer Pusat Aliansi. Tanpa perlindungan, pemain tersebut langsung keluar. "Ha! Itu aku¡­" Shi Zhikang melambaikan busurnya dengan bersemangat. "Awas!" Han Sen hendak menarik Shi Zhikang, namun sudah terlambat. Sebuah panah segera mengenai Shi Zhikang. Meski semua panah memiliki ujung karet yang rata, Shi Zhikang masih berguling kesakitan di tanah. "Busur itu pasti tipe 16.0. Jing Jiwu memang monster," kata Xu Tianhao setelah bersembunyi di balik pohon. Han Sen juga bisa menarik busur panjang 16.0, tapi mungkin bisa menembak tidak lebih dari dua panah. Tidak mungkin dia bisa terus memanah seperti Jing Jiwu. Busur 16.0 tampak seperti 11.0 di tangan Jing Jiwu. "Cepat! Jangan biarkan mereka turun," seru Lu Meng pada semuanya. Di perang panah selanjutnya, Jing Jiwu memanah Xu Tianhao, yang keluar dengan segera. Untungnya, Han Sen juga menyingkirkan lawan lainnya. Para penonton berdebar-debar. Sejak Jing Jiwu bergabung dengan tim sekolah, ini pertama kalinya tiga pemain keluar dari Akademi Militer Pusat Aliansi. 261 Duel "Elang Hitam Hebat¡­Han Sen Hebat¡­Ini tentunya adalah pertandingan yang mengukir sejarah. Akademi Militer Pusat Persekutuan tidak pernah sampai sejauh ini sebelumnya. Elang Hitam hanya tinggal selangkah menuju kemenangan, tetapi satu langkah yang sulit, karena lawan mereka adalah pemain terbaik dalam Akademi Militer Pusat Persekutuan, Jing Jiwu," kata Wen Xiuxiu, merasa sangat senang. Para penonton juga menjadi bersemangat. Dengan keunggulan mutlak, Elang Hitam masih saja kehilangan tiga orang pemain pada Jing Jiwu, yang memang adalah monster. Namun, pada saat ini, Jing Jiwu adalah satu-satunya yang bertahan dalam timnya. Di sisi Elang Hitam, hanya tersisa Han Sen dan Lu Meng. Mereka bertekad bulat untuk mengeliminasi Jing Jiwu, tetapi semua serangan mereka sia-sia. "Dia bukan manusia" kutuk Lu Meng di balik sebuah pohon. "Memang," kata Han Sen, juga bersembunyi di balik pohon. Jing Jiwu bergegas turun dari gunung dan memasuki hutan. Hampir tidak mungkin melihatnya pada titik ini, dan kedua tim sudah berkurang ke poin awal. Para penonton menahan nafas. Sebelum pertandingan dimulai, tidak ada yang menduga Akademi Militer Pusat Persekutuan akan sampai begitu jauh. Tidak diragukan lagi, taktik yang diadopsi oleh Elang Hitam sangat sukses. Namun, Jing Jiwu masih di sana, dan hampir tidak mungkin mengalahkannya. Seperti yang mereka harapkan, mereka dapat melihat duel antara Jing Jiwu dan Han Sen, karena kedua pemain ada di sana. Walaupun Han Sen memiliki keunggulan karena ada seorang anggota tim bersamanya. "Ha, ha, pelatih Elang Hitam hebat sekali. Lin Feng, apakah menurutmu Han Sen akan menang?" Tang Zhenliu tersenyum dan berkata. "Busur Han Sen terlalu lemah. Busur 11,0 miliknya tidak cukup untuk menembak seseorang seperti Jing Jiwu, kecuali jarak mereka benar-benar sangat dekat satu sama lain," kata Lin Feng. "Benar. Karena taktik yang mereka gunakan, semua memilih busur 11,0. Walaupun berhasil pada awalnya, menghadapi pemain seperti Jing Jiwu, senjata adalah kelemahan terbesar mereka." Tang Zhenliu mengangguk. Jing Jiwu yang bergerak bebas berubah menjadi monster yang sebenarnya, meluncur diam-diam di lapangan. Han Sen dan Lu Meng tidak berani bergerak. Tanpa mengetahui di mana keberadaan Jing Jiwu, mereka menghadapi tantangan yang berat walaupun mereka berdua. "Kita tidak dapat bertahan di sini," kata Lu Meng, bersiap untuk bangkit. Sebuah panah tiba-tiba menuju ke arahnya. "Bergerak!" teriak Han Sen, cepat-cepat menembakkan sebuah panah pada panah yang mengancam Lu Meng. Plang! Panah Han Sen segera terpelanting dan panah Jing Jiwu hanya berbelok sedikit, mendarat di pundak Lu Meng. Panah Jing Jiwu sebenarnya mengarah pada jantung Lu, tetapi dalam turnamen panahan, terpanah di pundak juga membuat Lu tereliminasi. "Sekarang semua tergantung padamu, Han Sen," Lu Meng pergi dengan tenang, karena dia telah berusaha sekuat tenaga. Para penonton sekali merasa takjub dengan kehebatan Jing Jiwu. "Asalkan Jing Jiwu di sini, kita tidak akan pernah kalah. Elang Hitam boleh saja mencoba sekuat tenaga." Murid-murid Akademi Militer Pusat Persekutuan merasa bangga. "Jing Jiwu memang monster." "Mereka sudah mendapatkan keunggulan. Seharusnya dapat menyingkirkan Jing Jiwu dulu daripada Qin Cheng." "Omong kosong. Bagaimana mungkin busur 11,0 dapat menyingkirkan Jing Jiwu dengan jarak seperti itu?" "Memang, Jing Jiwu pasti dapat menghindari panah seperti itu dengan kecepatannya." "Memalukan sekali! Elang Hitam memang tim yang hebat dengan pelatih yang kreatif. Namun, mereka bertemu dengan Jing Jiwu." ¡­ Han Sen terus bergerak, mencari lawannya di mana-mana. Dalam lapangan yang menyerupai labirin, Jing Jiwu bukan satu-satunya pemburu. Han Sen juga mencari Jing Jiwu. Kedua murid itu bergerak dengan cepat di lapangan. Walaupun mereka sama sekali tidak menembak, pergerakan mereka membuat terkejut banyak penonton yang telah mempunyai banyak pengalaman dalam pertarungan. Tanpa bantuan perlengkapan apapun, Han Sen dan Jing Jiwu selalu dapat menghindari bahaya selangkah lebih awal dan mencari tempat yang lebih menguntungkan. Kalau itu hanya terjadi sekali, maka tidak akan terlalu mengesankan. Namun, setelah setengah jam berlalu, mereka masih belum dapat menembakan satu panah, karena baik Han Sen maupun Jing Jiwu tidak dapat menemukan kesempatan yang bagus. Ini seperti bermain catur dengan mata tertutup. Tanpa melihat satu sama lain, kedua pakar ini bersaing secara psikologis menggunakan seluruh lapangan sebagai papan catur mereka tanpa bersuara. Orang-orang yang benar-benar memahami permainan ini menahan nafas ketika melihat ini. Ketegangan dan kesenangan yang didapatkan bahkan lebih intens daripada pertarungan yang sebenarnya. Baik Han Sen maupun Jing Jiwu seharusnya telah jatuh dalam lingkup musuhnya jutaan kali, tetapi mereka selalu dapat menjauh dari krisis. Jing Jiwu telah menaikkan busurnya selama enam kali, dan harus meletakkannya kembali. Dan Han Sen juga sama. "Sangat mengesankan ... Keduanya ..." Mata Qiu Mingmei menyala dan bergumam. "Ini mungkin duel terbesar dalam sejarah Liga Akademi Militer. Tidak peduli siapa yang kalah, dia bukan pecundang," kata Wen Xiuxiu. Para penonton di Jaringan Langit setuju dengannya. "Benar-benar hebat! Aku kuatir kita tidak dapat melihat hal yang sama di masa depan." "Sayang sekali mereka bertemu secepat ini. Ini seharusnya terjadi di final." "Aku ingin melihat Jing Jiwu dan Han Sen saling bertarung lagi, tapi tahun ini adalah tahun senior Jing Jiwu. Han Sen dapat berpartisipasi lagi, tetapi Jing Jiwu tidak akan melakukannya." "Pemain yang sangat kuat!" "Aku tidak ingin salah satu dari mereka kalah." "Yang satu harus mengalahkan yang lain." "Seharusnya Jing Jiwu. Busur Han Sen terlalu lemah. Jika dia menggunakan busur plus 14,0, dia akan memiliki kesempatan untuk mengalahkan Jing Jiwu namun, demi taktik, dia memilih 11,0." "Han Sen lahir tiga tahun lebih lambat. Jika dia siswa senior dan memiliki kekuatan yang sama dengan Jing Jiwu, duel akan lebih menarik untuk ditonton." 262 Sekarang atau Tidak Sama Sekali Hampir semua orang merasa menyesal karena Han Sen tidak menyingkirkan Jing Jiwu ketika dia memiliki kesempatan. Dalam duel, dengan menggunakan busur 11,0, Han Sen memiliki peluang yang sangat tipis untuk menang. Jing Jiwu mungkin merupakan ancaman bagi Han Sen dari jarak 600 kaki, sedangkan Han Sen belum tentu dapat memanah Jing Jiwu pada jarak 150 kaki. "Tahun depan ... Tahun depan kita akan berada di sini lagi ..." Melihat Han Sen terpaksa masuk ke area pohon tumbang dan harus menghadapi Jing Jiwu, Xu Tianhao merasakan sangat menyesal. Dia telah kalah selama tiga tahun, dan tidak pernah dapat melewati putaran kedua. Tahun ini, dia ada di sini lagi, dan dia benar-benar ingin menang. Tapi lawannya adalah Akademi Militer Pusat Persekutuan. Walaupun mereka telah bekerja sangat keras, mereka tetap akan kalah. Saat Xu Tianhao mengucapkan tahun depan, tiba-tiba dia menyadari bahwa dia tidak lagi memiliki tahun depan. Ini adalah tahun seniornya dan tahun terakhir di turnamen. Dengan perasaan campur aduk, mata Xu Tianhao menjadi basah "Aku rela memberikan 10 tahun hidupku, tolong berikan kami keajaiban." Xu Tianhao merasa sesak nafas. Mata Situ Xiang juga basah. Dia tidak menduga bahwa Elang Hitam bisa sejauh ini. Rencananya berhasil, dan sekarang adalah pertarungan raja dengan raja. Satu-satunya masalah adalah Han Sen memegang busur 11,0. Pada titik ini, Situ Xiang berharap dia dapat masuk ke lapangan dan menyerahkan busur yang kuat kepada Han Sen, namun itu mustahil. Han Sen menuruti rencananya dan mengambil busur terbaik agar rencananya dapat berjalan, dan sejauh ini bekerja dengan. Namun, Situ Xiang sangat menyesal karena dia tidak meminta Han Sen untuk mengambil busur yang kuat. Ji Yanran dan Qu Lili meremas-remas tangan mereka dengan cemas dan menatap gambar pertandingan tanpa berkedip. "Qu Lili, Han Sen akan menang, kan?" Ji Yanran menginginkan jawaban afirmatif dari Qu Lili. "Tentu saja, dia jenius." Qu Lili berkata dengan tegas. Wen Xiuxiu melihat Han Sen dipaksa masuk ke area pohon tumbang dan menghela nafas. "Han Sen melakukannya dengan sangat baik. Dia hanya memegang busur yang salah pada waktu yang salah. Jika dia juga seorang siswa senior dengan busur 16,0, ini akan menjadi duel super." Sebagian besar orang setuju dengan Wen Xiuxiu. Han Sen memang kuat, tetapi dibandingkan dengan Jing Jiwu, dia masih agak kurang. "Sepertinya dia tetap akan dikalahkan Jing Jiwu." Tang Zhenliu menghela nafas. Walaupun dia tidak pandai memanah, dia melihat kelemahan Han Sen. Lin Feng berkata dengan santai, "Belum tentu. Dia masih belum menyerah. Aku bisa tahu dari matanya." "Tapi aku tidak bisa membayangkan kesempatan apa yang akan dia miliki. Dalam duel di ruang terbuka ini, apakah dia benar-benar bisa menang dengan busur 11,0?" tanya Tang Zhenliu. "Di dunia ini, kekuatan absolut tidak mewakili segalanya." Lin Feng menyaksikan Han Sen dan Jing Jiwu bergerak dengan cepat di area pohon tumbang dan berkata, "Kami tidak pernah tahu ketika kedua pemain seperti mereka yang bertanding." Tang Zhenliu tahu bahwa Han Sen luar biasa. Namun, dalam keadaan seperti itu, dia tidak melihat Han Sen mempunyai peluang untuk menang. Setelah memasuki area pohon tumbang, Han Sen tidak mencoba untuk berlari lagi. Dia telah memasuki jangkauan busur Jing Jiwu, dan juga tidak ada penghalang. Berlari tidak ada gunanya. Jing Jiwu berjalan perlahan ke area pohon tumbang dengan busur dan anak panah di tangannya, namun dia tidak segera menembak Han Sen. Sebaliknya, dia menatap lawannya dan berkata, "Kau melakukannya dengan baik. Sayangnya, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk bertarung lagi. Harus hari ini. " "Mengapa lain kali? Sekarang atau tidak sama sekali." Han Sen berdiri diam dan mengangkat busurnya. Jing Jiwu tidak berbicara, tetapi mengangguk, mengangkat busurnya juga. Dua orang, dua busur, dua panah. Di bawah cahaya, mereka berdiri seperti dua patung. Setelah 0,1 detik, keduanya tiba-tiba bergerak pada saat yang sama. Panah berada di udara dan kedua tubuh bergerak. Panah Jing Jiwu jelas jauh lebih cepat daripada panah Han Sen. Saat dia melepaskannya, panah sudah ada di wajah Han Sen. Han Sen sedikit berbelok ke samping dan menghindari panah yang hanya berjarak sehelai rambut. Jing Jiwu lebih tenang. Dengan jarak seperti itu, panah Han Sen terlalu lambat untuk menimbulkan ancaman padanya. Namun, Jing Jiwu tetap mendekati Han Sen dengan cepat dan menembaknya lagi. Berayun ke kiri dan ke kanan, Han Sen juga menembak balik. Para penonton tercengang. Dalam duel seperti ini, keduanya gagal menembak lawan mereka beberapa kali. Yang mengejutkan, gerakan aneh Han Sen membuat Jing Jiwu meleset tiga kali. "Ya Tuhan! Busur 16,0 pada jarak 60 kaki, namun Jing Jiwu meleset ketiganya. Apakah keberuntungan Jing Jiwu terlalu buruk atau apakah keberuntungan orang itu terlalu baik?" Seorang anggota tim dari Akademi Militer Pusat Persekutuan berkata. "Ini bukan karena keberuntungan mereka. Itu karena Han Sen terlalu menyesatkan. Ketika dia pindah, dia terus-menerus memberikan sinyal yang keliru pada Jing Jiwu, membuat Jing Jiwu mempercayai bahwa dia akan pergi ke arah lain, sehingga menyebabkan Jing Jiwu membuat penilaian yang salah, "jelas Qin Cheng. "Dia sepertinya hanya bergoyang-goyang tanpa disengaja. Ternyata itu adalah suatu keahlian yang serius." Semua anggota tim memandang Han Sen dengan heran. 263 Melewati Neraka "Kau pikir dapat menghindari panah Jing Jiwu dengan tidak sengaja? Bahkan pada jarak 900 kaki, aku berani bertaruh kau tidak dapat melakukannya," jawab Qin Cheng dengan pelan. "Han Sen ini benar-benar hebat. Apakah Jing Jiwu masih bisa menang?" seru anggota tim. "Walaupun Han Sen lebih baik dari yang kita duga, busurnya terlalu lemah. Jika jarak mereka diperpendek menjadi kurang dari 300 kaki, Han Sen pasti akan kalah. Panahnya tidak akan menimbulkan ancaman bagi Jing Jiwu, sedangkan dia tidak akan bisa menghindari panah Jing Jiwu," kata Qin Cheng dengan percaya diri. "Itu benar. Dari 300 kaki sampai 150 kaki, Jing Jiwu akan memiliki keunggulan absolut. Dengan kemampuannya, dia setidaknya dapat menembakan enam panah pada jarak ini, dan meraih kemenangan," kata pelatih dari Akademi Militer Pusat Persekutuan. "Mengapa 300 sampai 150 kaki?" Tanya seorang anggota tim yang merasa bingung. "Karena dalam jarak 150 kaki, panah Han Sen akan mulai menimbulkan ancaman bagi Jing Jiwu, itulah sebabnya Jing Jiwu harus menjaga jarak agar tidak terlalu dekat," jelas Qin Cheng. "Qin Cheng benar. Han Sen pasti sangat ingin memperpendek jarak mereka menjadi kurang dari 150 kaki, tetapi dia tidak akan memiliki kesempatan," kata pelatih mereka. Tidak hanya Qin Cheng, bahkan Qiu Mingmei dan pakar memanah lainnya juga merasa yakin dengan hal itu. "Jarak 300 kaki sampai 150 kaki adalah neraka bagi Han Sen. Selama dia bisa melewati itu, dia mungkin masih memiliki kesempatan," kata Qiu Mingmei. Karena Han Sen hanya berjarak 300 kaki dari Jing Jiwu, Situ Xiang berdoa dalam hati, "lebih dekat... dia harus lebih dekat lagi..." "Lebih dekat..." Ji Yanran menggosok tangannya. "Lebih dekat..." Semua orang yang mendukung Han Sen untuk menang berteriak dalam hati, walaupun mereka semua tahu bahwa peluangnya cukup tipis, karena lawannya adalah Jing Jiwu yang membawa busur 16,0. Bahkan seorang yang telah berevolusi mungkin tidak akan bisa menghindar dengan sempurna. Han Sen bergerak maju, memperpendek jarak mereka menjadi kurang dari 300 kaki. Jantung setiap orang berdetak kencang. Jing Jiwu mulai menembak ketika dia memasuki jarak yang sempurna. Bahkan dengan kecepatan Han Sen, akan sulit untuk menangkis serangan panah Jing Jiwu. Namun, ketika Jing Jiwu melakukan tembakan pertama, Han Sen langsung menembakkan tiga panah. Saat panah Jing Jiwu menepis pundak Han Sen, Han Sen dengan cepat menembakkan tiga anak panah lagi. "Tidak mungkin ..." Qin Cheng dan pelatihnya berseru pada saat yang sama. Bahkan Qiu Mingmei, Situ Xiang, Wen Xiuxiu, Tang Zhenliu dan Lin Feng merasa terkejut. Tidak ada yang menduga bahwa Han Sen akan meluncurkan serangan penuh pada jarak seperti itu, melampaui apa yang dapat dilakukan dengan busur 11,0. Jika lawan Han Sen adalah murid sekolah militer lainnya, Han Sen mungkin masih memiliki peluang. Namun, di hadapannya berdiri Jing Jiwu dan Han Sen sangat tidak mungkin bagi dapat mengenai sasaran, tidak peduli berapa banyak panah yang dia tembak. "Han Sen bergegas. Dia seharusnya lebih mendekat. Dari kejauhan, Jing Jiwu akan dapat dengan mudah menghindari panahnya." Wen Xiuxiu merasa cemas. Dilihat dari sisi manapun, Han Sen tidak dapat menimbulkan ancaman nyata pada Jing Jiwu pada jarak seperti itu. Meluncurkan serangan terlalu dini tidak akan menguntungkan Han Sen. "Mengerikan! Han Sen seharusnya jangan terburu-buru," kata Tang Zhenliu. "Dia tidak punya waktu. Ini adalah kesempatan terakhirnya. Dengan kemampuan Jing Jiwu, dia tidak bisa lebih dekat dari 150 kaki dan walaupun jika dia bisa, dia mungkin tetap meleset," jawab Lin Feng. "Walaupun itu benar, juga tidak berguna melancarkan serangan sekarang. Aku percaya dia hanya memiliki 20 panah yang tersisa di tempat anak panahnya, dan jika dia menggunakan semuanya, dia akan kehabisan persediaan lalu akan kalah," kata Tang Zhenliu. "Jadi, dia harus menang di sini," Lin Feng mengambil kesimpulan. "Bagaimana?" "Tidak tahu." Lin Feng menggelengkan kepalanya. "Bahkan kau tidak tahu caranya. Aku rasa Han Sen tidak dapat mengalahkannya." Tang Zhenliu menghela nafas. Dengan ditonton semua orang, Han Sen semakin mendekati Jing Jiwu. Busur 11,0 juga ada gunanya karena memungkinkan Han Sen menangkis serangan panah dengan mudah. Panah menghujani Jing Jiwu. Walaupun meleset, panah-panah itu berhasil memaksa Jing Jiwu untuk bergerak. Han Sen mengambil kesempatan itu, menembak sambil berlari menuju Jing Jiwu. Namun, semua orang mengetahui bahwa dengan kecepatan itu, dia akan menghabiskan panahnya sebelum mencapai jarak 150 kaki. Jing Jiwu sangat kuat sehingga bahkan ketika dia menghindari semua panah, dia masih dapat memanah dengan posisi yang tidak memungkinkan. Han Sen berjarak sekitar 220 kaki dari Jing Jiwu dan harus menggunakan Sparticle secara ekstrim untuk menghindari panah Jing Jiwu. Sebuah panah terbang ke wajah Han Sen. Bahkan aliran udara yang ditimbulkan mematahkan helaian rambut Han Sen. Panah itu begitu kuat sehingga sehingga walaupun dibuat dengan kepala karet, panah itu tetap akan menyebabkan kerusakan serius jika mengenai wajah seseorang. Han Sen tetap tidak menyerah. Saat dia menjauh dari panah Jing Jiwu, dia menyeimbangkan diri dengan hanya satu kaki di tanah. Dengan tubuhnya yang sangat condong, Han Sen tetap berhasil memanah Jing Jiwu. Setelah tembakan ini, Han Sen benar-benar kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah. Gerakan Han Sen terlihat memprovokasi di mata Jing Jiwu. Ketika Han Sen kehilangan keseimbangan, tanpa berusaha untuk mempertahankan diri, dia terus menyerang. Jing Jiwu tidak takut dengan tantangan seperti itu. Dia membuat dua tembakan pada saat yang sama, satu panah untuk menyerang panah Han Sen, sedangkan yang lain terbang ke wajah Han Sen yang tampaknya sudah tidak dapat menghindar. Tampaknya Han Sen sudah menyerah untuk menghindari serangan Jing Jiwu. Sebelum jatuh, dia menembakan dua panah ke Jing Jiwu. "Ah!" Tribun dipenuhi dengan hawa ketegangan. Tidak ada yang menduga bahwa duel ini akan berakhir begitu cepat. Pada titik ini, tampaknya Han Sen sudah kalah. 264 Mahkota Busur Han Sen terlalu lemah sehingga panah-panahnya tidak dapat menembak Jing Jiwu. Walaupun jika dapat menembaknya, pasti lebih pelan daripada panah Jing Jiwu, jadi dia tetap akan lebih dulu tereliminasi. Panah Jing Jiwu sangat kuat sehingga bahkan dua panah dari Han Sen yang menembak Jing Jiwu, tidak dapat menghentikan mereka. Tampaknya hasilnya sudah jelas. Panah Han Sen tidak ada yang dapat menyentuh Jing Jiwu, sedangkan panah Jing Jiwu dapat melesat di antara dua panah Han Sen, dan langsung mengenai wajah Han Sen seperti sambaran petir. "Sial!" Ji Yanran tidak mau melihatnya lagi. "Sudah berakhir." Situ Xiang penuh dengan penyesalan. Betapa dia berharap memberikan Han Sen panah yang kuat agar duelnya adil. Han Sen tidak seharusnya kalah seperti ini. "Bahkan raja tidak dapat mengalahkan monster," Wen Xiuxiu juga meratapi. Semua orang mengira Han Sen hampir kalah. Namun, ketika panah mendekati Han Sen, Han Sen menarik tali ketika dia telah kehilangan keseimbangan sama sekali. Panah di tangan Han Sen tidak meluncur. Han Sen menahan ujung panah dan menggunakan kepalanya untuk memukul panah Jing Jiwu. Dengan cara ini, Han Sen menggunakan berat badannya untuk menggerakan panah yang datang, yang kemudian membuat Han Sen jatuh ke tanah. Pada saat ini, panah pertama dari ketiga panah yang ditembakkan Han Sen berbenturan dengan panah kedua Jing Jiwu. Sedangkan dua panah Han Sen lainnya terbang menuju Jing Jiwu. Tampaknya dua panah terakhir yang ditembakkan tidak akurat karena ditembakkan saat Han Sen sedang jatuh. Satu membelok ke kiri dan yang lain membelok ke kanan, terbang melewati tubuh Jing Jiwu. Ketika para penonton menghela nafas, ekspresi Jing Jiwu berubah. Panah yang seharusnya ditangkis oleh panah Jing Jiwu tidak berhenti tetapi terus terbang ke Jing Jiwu. "Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Jing Jiwu berbuat kesalahan ini?" Qin Cheng tiba-tiba bangkit, mencengkeram pagar. "Sebuah kesalahan? Bagaimana itu terjadi?" Wen Xiuxiu juga kaget. Seseorang seperti Jing Jiwu tidak akan pernah berbuat kesalahan. Dalam masa empat tahun dalam sekolah militer, Jing Jiwu telah menghadiri ribuan kompetisi dengan berbagai cakupan, dan dia tidak pernah berbuat satupun kesalahan. "Bagus sekali!" Situ Xiang tidak tahu mengapa Jing Jiwu bisa meleset, tetapi dia merasa sangat senang. Karena kesalahan ini, panah Han Sen sudah berada di wajah Jing Jiwu. Dan Jing Jiwu juga menyadari bahwa dua panah Han Sen lainnya ternyata menghalangi semua tempat yang dapat dihindari. Dengan segera, Jing Jiwu membuat penilaian yang tepat. Seperti Han Sen, dia menarik tali busur, tetapi tidak menembakkan panah. Jing Jiwu menahan ujung panah dan menggunakan kepala untuk memukul kepala panah Han Sen. Semua orang memperhatikan tangan Han Sen. Tampaknya kepala panah Jing Jiwu hampir berbenturan dengan kepala panah Han Sen. Semua orang menduga bahwa panah Han Sen akan terpelanting. Lagi pula, Han Sen dan Jing Jiwu menggunakan cara yang sama. Sekarang panah Han Sen ditembakkan dari busur 11,0 maka lebih besar kemungkinan akan terpelanting. Namun, panah Han Sen tiba-tiba menjadi hidup dan bergerak menjauh setengah inci dari kepala panah Jing Jiwu. Seperti ular, panah Han Sen menyelam di bawah panah Jing Jiwu dan berakhir di dada Jing Jiwu. Melihat ke bawah, Jing Jiwu tercengang. Qin Cheng tidak dapat berkata apa-apa. Juga Wen Xiuxiu, Situ Xiang dan semua anggota tim Akademi Militer Pusat Persekutuan dan Akademi Militer Elang Hitam, dan semua penonton. Walaupun setiap orang melihat apa yang telah terjadi, mereka tidak dapat mempercayai bahwa Jing Jiu dapat dikalahkan seperti ini. Ji Yanran dan Qu Lili bersorak sorai dan melompat-lompat seperti orang gila. "Jing Jiwu¡­ dikeluarkan?" Shi Zhi Kang bergumam. "Aku rasa begitu¡­" Zhang Yang juga tidak terlalu merasa yakin. Tidak ada orang dalam tim Elang Hitam mempercayai apa yang terjadi. Mereka tidak dapat mempercayai matanya sendiri. Monster yang tidak terkalahkan itu, yang telah menguasai Liga Akademi Militer selama tiga tahun, terkalahkan seperti ini. "Akademi Militer Pusat Persekutuan¡­Jing Jiwu¡­ Pemanah¡­Keluar¡­Pemanah¡­Elang Hitam¡­Han Sen¡­" Ketika suara Intelegensi Buatan berkumandang di lapangan, semua orang tersadar kembali. "Ah!" Shi Zhikang memeluk Lu Meng, berteriak dan berputar-putar. "Kita menang!" Xu Tianhao masih berdiri di sana, terkejut dan kegembiraan memenuhi matanya. Zhang Yang melempar handuk di tangannya dan melompat melewati pagar, bergegas ke arah Han Sen. Dan anggota tim lainnya mengikutinya ke tempat Han Sen. "Pelatih, apakah kita baru saja menang?" Manajer tim melihat Situ Xiang tidak percaya. "Iya, kita menang." Situ Xiang menjawab ke manajer juga ke dirinya sendiri. Seluruh ruangan dan Jaringan Langit menjadi heboh. "Jing Jiwu kalah¡­" "Panah itu terbuat dari apa? Apakah aku tidak salah melihatnya? Panah itu menghindari panah Jing Jiwu dengan sendirinya!" "Sebuah jaman sudah berakhir?" "Monster baru saja kalah¡­" "Tidak dapat dipercaya¡­" Wen Xiuxiu merasa darahnya hampir mendidih dan suaranya berubah. Tanpa mempedulikannya, dia berteriak lantang, "Keajaiban¡­Elang Hitam membuat keajaiban¡­Han Sen menciptakan keajaiban¡­Si Monster, Jing Jiwu dikalahkan oleh tembakan yang ajaib. Raja baru kita telah memahkotakan dirinya dengan sebuah panah." 265 Hidup Sang Raja Jika kau adalah raja Biarkan aku memahkotakanmu JIka kau adalah raja Terimalah keyakinan dan kesetiaanku JIka kau adalah raja Aku bersyukur telah memberikan alasan bagi kamu untuk bergembira JIka kau adalah raja Tolong angkat panah kemenanganmu tinggi-tinggi Dan pimpin kami menuju masa depan yang cerah Pada saat ini Kau adalah raja Pada saat ini Kau adalah penguasa kamu Pada saat ini Hanya kau yang dapat membawakan kebahagiaan bagi kami Pada saat ini Kami adalah pengikutmu Kami bersorak untukmu Kami merasa bangga denganmu Karena kau adalah raja kami yang mahakuasa ¡­ Wen Xiuxiu membaca dengan lantang prosa yang dia tulis untuk memperingati kemenangan Han Sen. Semua penggemar Akademi Militer Pusat Persekutuan telah pergi, sedangkan penonton yang tersisa berdansa. Jaringan Langit dipenuhi dengan ini, karena orang-orang berdiskusi tentang bagaimana Han Sen mengalahkan Jing Jiwu dengan gila. "Tembakan yang hebat! Bagaimana dia melakukannya?" "Raja lama telah pergi dan raja baru telah dimahkotakan. Di masa depan, Han Sen akan menguasai Liga Akademi Militer." "Hidup Sang Raja!" "Aku masih tidak dapat mempercayainya. Apakah Jing Jiu benar-benar dikalahkan?" "Ini adalah permulaan dari sebuah jaman baru." "Monster itu mati di bawah panah sang raja." "Tembakan itu sangat aneh. Apakah dia melakukan sesuatu dengan panahnya? Apakah dia dapat mengendalikannya dari jarak jauh?'' "Dia hanya memenangkan pertandingan panahan. Masih terlalu awal untuk memanggilnya sang raja." "Hidup Sang Raja!" "Tembakan yang sangat aneh!" Tidak ada orang yang dapat tidur dengan nyenyak malam itu. Seluruh tim sekolah Elang Hitam tidak dapat tidur, termasuk Situ Xiang. Kemenangan mereka atas Akademi Militer Pusat Persekutuan seperti mimpi, dengan adanya Jing Jiwu dalam tim mereka. Semua akademi militer memiliki mimpi yang sama, tetapi mereka adalah satu-satunya yang berhasil merealisasikannya, untuk mengalahkan Jing Jiwu dalam panahan. Walaupun ada faktor kebetulan dan banyak faktor keberuntungan, kemenangan tetap adalah kemenangan. Mereka adalah pemenang. Jika mereka tidak ada pertandingan lain besok dan harus beristirahat, mereka pasti telah keluar dan berpesta semalaman. Walaupun berbaring di tempat tidur, mereka merasa terlalu senang dan tidak dapat tidur. "Han Sen, apakah kita benar-benar telah menang?" Shi Zhikang bertanya, sambil berbaring di tempat tidur. "Iya," jawab Han Sen. "Zhang Yang, apakah kita benar-benar menang?" Shi Zhikang bertanya lagi pada Zhang Yang. "Iya," jawab Zhang Yang. "Menang¡­" Sebelum Shi Zhikang bertanya, Lu Meng langsung berkata, "Jika kau terus mengganggu kami, kami akan meminta pelatih Situ Xiang untuk menjadikan kau pemain cadangan besok." "Sial! Kenapa begitu? Aku dikalahkan oleh monster dan kau tidak tidak membiarkan aku maju ketika kita mendapatkan lawan yang lemah?" Shi Zhikang melompat. "Coba saja kau bicara satu kalimat lagi," kata Lu Meng dengan tenang. Shi Zhikang membuka mulutnya tetapi tidak bersuara. Dia memang takut kalau besok tidak dapat mewakili sekolah. Situ Xiang juga tidak tidur. Sampai sekarang, dia masih merasa hasil pertandingan tidak nyata. Timnya mengalahkan Akademi Militer Pusat Persekutuan dan merealisasikan mimpi semua pelatih sekolah militer lainnya. "Han Sen, kau mengagumkan." Situ Xiang berharap Han Sen ada di hadapannya agar dia dapat memeluknya dengan erat. Anggota-anggota Elang Hitam tidak dapat tidur, dan semua media juga menjadi heboh. Tidak ada yang menduga bahwa Akademi Militer Pusat Persekutuan akan kalah dari Elang Hitam. Semuanya terjadi dengan begitu cepat. Semua media melaporkan pertandingan antara Elang Hitam dan Akademi Militer Pusat Persekutuan. Tajuk utamanya adalah taktik Elang Hitam duel antara Han Sen dan Jing Jiwu. Sebagian besar media mengutip Wen Xiuxiu yang menjuluki Han Sen sebagai Sang Raja. Hanya dalam semalam julukan itu menjadi terkenal di seluruh persekutuan. Jing Jiwu begitu terkenal sehingga Han Sen, orang satu-satunya orang yang berhasil mengalahkan dia, dengan cepat menjadi sangat terkenal dan dianggap sebagai penguasa baru Liga Akademi Militer. Tiba-tiba, Jing Jiwu tampak seperti berita usang dan Han Sen menjadi trend baru. Di bubungan atap, tiga anak muda sedang menikmati pemandangan malam kota, bersandar pada pegangan pagar. "Bagaimana perasaanmu dengan kekalahan ini?" Tang Zhenliu meminum bir dan bertanya pada Jing Jiwu yang berada di sampingnya sambil tersenyum. "Lumayan. Han Sen di luar ekspektasi. Aku memang kalah." Jing Jiwu tersenyum. "Jadi, apa yang terjadi pada tembakan terakhir?" Tang Zhenliu tidak dapat menahan diri untuk bertanya. "Panah itu berputar," kata Jing Jiwu dengan santai. "Apa yang kau maksud dengan panah itu berputar?" Tang Zhengliu jeda sebentar dan tidak memahami perkataan Jing Jiwu. Panah tiu ditembakkan dari busur dan bukan dilemparkan oleh tangan. Kecuali panah itu spesial, kalau tidak mustahil panah itu dapat berputar. Dalam turnamen, semua panah adalah panah biasa yang disediakan oleh sponsor, jadi panah itu tidak dapat berputar sendiri, "Aku tidak tahu," balas Jing Jiwu. "Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya?" Tang Zhenliu menatap Jing Jiwu dengan heran. Jing Jiwu berhadapan langsung dengan panah itu. Dengan keahliannya, dia pasti tahu kalau panah itu diubah. Ling Feng menyela, "Dia memang tidak mengetahuinya. Ada beberapa cara untuk menembakkan panah berputar seperti itu, menggunakan aliran udara untuk membuat panah berubah arah. Namun, tidak ada yang menyadarinya di antara mereka yang belum berevolusi." "Pria yang menarik. Sayangnya, ini adalah tahun terakhirku dan aku tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengannya lagi." Jing Jiwu melempar kaleng bir kosong ke dalam tempat sampah dan berjalan ke tangga. "Selamat tinggal teman-teman, aku berharap dapat bertemu dengan kalian lagi." "Apa rencanamu sekarang?" tanya Lin Feng. "Awalnya aku ingin pergi ke medan perang setelah turnamen. Sekarang sudah tidak perlu lagi. Aku akan pergi malam ini," kata Jing Jiwu tanpa menolehkan kepalanya. "Aku akan menantimu," kata Lin Feng, melihat Jing Jiwu pergi. Jing Jiwu berhenti sebentar, membalikkan badan dan tersenyum. "Kau belum bertarung dengannya, bukan?" "Maksudmu Han Sen?" Lin Feng jeda sebentar dan memahami maksudnya. Jing Jiwu tersenyum dan berjalan pergi. "Apa yang dia maksudkan?" Tang Zhenliu menjadi bingung. "Maksudnya jika aku belum mengalahkan Han Sen, aku mungkin juga tidak dapat mengalahkannya," kata Lin Feng dengan santai. Mendengar jawaban ini, Tang Zhenliu tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. 266 Laut Aegean Lawan Blackhawk di ronde selanjutnya bukanlah tim yang kuat, yang memberikan mereka kesempatan untuk berlatih. Dengan kepercayaan diri yang baru mereka dapatkan dan panah berputar yang luar biasa milik Han Sen, Blackhawk menjadi juara turnamen panahan tahun ini. Setiap media bersemangat memberitakan tim juara yang baru itu dan menggunakan kata-kata seperti "keajaiban Balckhawk,""kaisar baru," dan "kemampuan memanah uang luar biasa," yang membuat Han Sen menjadi bintang baru di antara seluruh murid sekolah militer. Kini, semua sekolah militer tahu bahwa Blackhawk memiliki pemanah sebaik Jing Jiwu. Saat tim pemanah kembali ke Blackhawk, mereka menerima sambutan meriah dan mendapat hadiah besar dari sekolah. Penampilan mereka juga direkam di buku tahunan sekolah. Ini pertama kalinya Blackhawk memenangkan kejuaraan di Liga Akademi Militer. Andai peraturan sekarang memperbolehkan satu pemain mengikuti beberapa bidang sekaligus, Presiden Blackhawk ingin Han Sen mendaftar di setiap bidang. Pertandingan individual di turnamen panahan bukanlah kompetisi yang sesungguhnya, tetapi pertandingan pertunjukkan di antara 10 pemanah yang paling populer. Dengan ketenaran dan panah berputar Han Sen, tak perlu diragukan bahwa Han Sen akan memenangkan juara pertama. Meskipun tidak semeriah dari memenangkannya sebagai tim, permainan ini memberikan Han Sen tambahan nilai akademi Panah berputar diciptakan Han Sen dengan menggunakan referensi tombak berputar ksatria kumbang, dan teori Serangan Yin Yang. Selama tiga bulan saat Han Sen melawan ksatria kumbang, dia hanya mempelajari kemampuan ini, yang menuntunnya pada kemenangan melawan Jing Jiwu. Walau begitu, dia sangat beruntung bisa menang. Jika dia melakukannya lagi, Han Sen tidak yakin dia masih bisa mengalahkan Jing Jiwu. Kemenangan Blackhawk adalah satu-satunya keajaiban. Langit begitu biru dan pantai begitu hangat. Gadis cantik dengan kulit seputih susu, kaki yang jenjang dan lekuk tubuh yang indah berenang di pantai dengan memakai bikini. Sambil berbaring di bawah payung pantai, Han Sen tidak bisa melepaskan pandangannya dari Ji Yanran yang memakai bikini. "Indahnya hidup ini!" menyaksikan sosok Ji Yanran yang memikat, Han Sen merasa Tuhan mencintainya. Ji Yanran benar-benar menepati janjinya dan membawanya berlibur, yang merupakan diluar ekspektasi Han Sen. Ji Yanran bahkan mengurus izin keluar dari sekolah. "Aku memang pria yang begitu tampan." Han Sen melepas kaca matanya dan melihat pantulan dirinya di lensa, mengagumi wajah tampannya. "Kenapa kau tidak berenang?" Ji Yanran kembali ke tepi pantai dan bertanya pada Han Sen. Han Sen menariknya ke dalam dekapannya, memeluk pinggang rampingnya, dan berbisik di telinganya, "Kita punya empat hari dan tiga malam, karenanya aku harus menyimpan cukup energi." Ji Yanran langsung merona dan mencubit pinggang Han Sen. Saat Han Sen protes, dia kabur ke kursi yang lain. "Kenapa tidak ada siapapun di sini? Kau tidak menyewa seluruh pantai kan?" Han Sen melihat sekeliling dan penasaran kenapa dia tidak pernah melihat turis lainnya di sini. "Sejak kapan kau mendengar hal seperti menyewa pantai?" Ji Yanran memutar bola matanya dan berkata, "Ini pantai pribadi, jadi tentu saja tidak ada siapa-siapa di sini." "Kau punya pantai?" Han Sen terkejut. "Tidak," Ji Yanran menyeringai dan berkata, "tapi planet ini milik pamanku." Han Sen tersedak oleh minumannya barusan. Dia tahu Ji Yanran berasal dari keluarga kaya, tapi tidak mengira mereka sangat kaya raya. "Luar biasa! Selama aku bersamamu, aku tidak perlu bekerja lagi," Han Sen tersenyum dan berkata. "Enak saja! Di keluargaku, hanya anak laki-laki yang mewarisi usaha keluarga, Sekarang aku masih bisa menggunakan harta keluarga, tapi saat aku menikah, itu tergantung padamu," bibir Ji Yanran melengkung dan berkata. "Keinginanmu untuk menikahiku begitu kuat! Aku bahkan belum memutuskan apakah aku akan melakukannya." Han Sen berpura-pura terkejut olehnya. "Huh!" Ji Yanran langsung marah karena malu dan melemparkan pukulan ke arah Han Sen. Dengan senyum licik di wajahnya, Han Sen menggenggam tangannya dan menariknya kembali dalam pelukannya, sambil mencium bibirnya yang menggoda. Ji Yanran sedikit meronta dan menyerah, sambil menikmati ciuman itu. Tangan Han Sen bergerak di antara pinggang dan bokong Ji Yanran, dan dia ragu-ragu untuk memiliki gadis cantik ini sekarang juga di pantai. Tiba-tiba suara peluit berbunyi, dan Han Sen melihat kapal pesiar kuno datang. Han Sen hanya pernah melihatnya di dalam film. Ji Yanran tiba-tiba melepaskan diri dari pelukan Han Sen. Saat kapal pesiar tiba di dermaga, seorang pemuda berumur sekitar 25 tahun turun dengan beberapa penjaga dan berjalan menuju pasangan itu. Sambil tersenyum, pemuda itu melambaikan tangan pada di Ji Yanran dari jauh, "Ji Yanran, sudah lama kau tidak mengunjungi kami." "Kakak, aku ini murid sekolah militer sekarang dan tidak punya banyak waktu." Ji Yanran memperkenalkan Han Sen pada pemuda itu, "Ini teman sekolahku Han Sen. Han Sen, ini kakakku Ji Lingfeng." "Kakak," Han Sen memanggil Ji Lingfeng. Ji Yanran tersipu-sipu. Ji Lingfeng terdiam dan tersenyum, "Han Sen, apa kau yang mengalahkan Jing Jiwu di turnamen panahan?" "Ya, itu aku," jawab Han Sen santai. "Sungguh mengesankan! Tidak heran Ji Yanran membawamu pulang." Ji Lingfeng melirik adiknya. Ji Yanran merona dan mencibir. "Kakak, apa aku datang untuk menjemput kami atau untuk mengobrol?" "Kalau begitu mari berbicara di dalam kapal." Ji Linfeng membawa pasangan itu ke kapal, dan kemudian kapal itu pergi berlayar mengarungi lautan. "Han Sen, apa kau tahu permainan minuman?" Ji Linfeng duduk di sofa dan menaruh dua botol anggur di hadapan Han Sen. "Lumayan," kata Han Sen sambil tersenyum. 267 Singa Emas Saat kapal berhenti di depan pulau yang seperti taman, Ji Linfeng keluar dari kapal sambil digendong pengawalnya¡ªdia sangat mabuk sampai tidak bisa berjalan sendiri. Ji Linfeng langsung pergi ke kamar sesampainya di vila di pulau itu. Han Send dan Ji Yanran harus makan malam tanpa dirinya. "Aku ingat kalau kakak bilang ada pemandian air panas di sini. Kau mau pergi?" Setelah makan malam, Han Sen menatap pacarnya. Wajah Ji Yanran memerah karena dia tahu apa yang pria itu pikirkan. Dia membawa Han Sen kemari dan berpikir karena ada kakaknya, Han Sen tidak akan berani berbuat terlalu jauh. Namun, dia tidak menyangka Ji Linfeng mabuk begitu cepat. Di kolam pemandian air panas yang besar, Ji Yanran dan Han Sen adalah satu-satunya orang yang ada di sana. Dalam setengah jam, seluruh kulit Ji Yanran menjadi merah muda dan tampak memikat. Han Sen tidak mampu lagi menahan diri. Dia memeluk gadis itu dan berjalan dengan cepat menuju kamar tidur. Kepalanya terkubur dalam dada Han Sen, Ji Yanran merasa limbung seperti orang mabuk. Han Sen membaringkan Ji Yanran di sprei putih itu. Mata Ji Yanran berbinar dan pipinya merah merekah. "Sayangku, aku datang." Han Sen melemparkan dirinya ke arah Ji Yanran. Perjalanan selama empat hari terasa bagai sedetik bagi Han Sen. Saat dia kembali ke Blackhawk, Han Sen masuk ke Tempat Suci Para Dewa dan mulai mengurusi bisnis pasukan khusus. Monster awan masih memerlukan waktu lebih dari sebulan untuk berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral.Han Sen berencana menggunakan waktunya untuk berburu beberapa makhluk mutan. Tempat terbaik untuk berburu makhluk mutan adalah Rawa Gelap, tapi makhluk mutan di sana terlalu besar. Gurun Iblis juga memiliki banyak makhluk mutan, tapi mereka sering muncul berkelompok, yang mana cukup merepotkan. Setelah dipikir-pikir, Han Sen memutuskan menjajal keberuntungannya di Pegunungan Naga Giok. Sebelum dia menjadi kepala regu khusus, Han Sen hanya tahu beberapa nama gunung terdekat, tetapi tidak tahu secara detail. Setelah dia jadi ketua, Han Sen membaca banyak materi internal yang berguna,yang kebanyakan mengenai Pegunungan Naga Giok. Meski Pegunungan Naga Giok ditemukan sejak lama, tidak ada yang berani pergi berburu ke sana. Bahkan tiga komplotan di penampungan tidak berani berburu makhluk di Pegunungan Naga Giok. Alasan utama adalah banyaknya makhluk tingkat tinggi di Pegunungan Naga Giok. Han Sen mendengar bahwa pembantai berdarah juga datang dari sana. Menurut materi yang dia baca di akun siapapun yang pernah ke sana, beberapa makhluk berdarah sakral muncul bersama-sama di tepi Pegunungan Naga Giok. Hampir semua orang yang pernah ke sana meninggal, dan beberapa yang bisa kembali tidak berani ke sana lagi. Itu di luar batas kemampuan. Di tempat yang terlalu banyak makhluk berdarah sakral, satu komplotan besar tidak akan berguna. Para orang yang selamat menceritakan tentang ular raksasa sepanjang 300 kaki, burung sebesar awan hitam, dan monster raksasa seperti bukit, di antara hal-hal lainnya. Yang membuat Han Sen paling terkesan adalah para orang yang selamat tidak menjumpai makhluk biasa atau primitif. Tingkat makhluk yang paling rendah adalah makhluk mutan. Meskipun beresiko, Han Sen memiliki jiwa binatang berubah warna berdarah sakral, yang bisa membantunya menyelinap dan mencari kesempatan. Untuk bau tubuhnya, Han Sen menggunakan satu poin nilai regu khususnya dan membeli sebotol cairan tumbuh-tumbuhan, yang merupakan cairan yang sudah diuji dan pasti untuk menutupi bau manusia. Setelah mempersiapkan semuanya, Han Sen pergi ke Pegunungan Naga Giok, sambil membawa pedang berlian dan tombak ksatria kumbang miliknya. Bahkan dengan kecepatan tinggi Meowth, Han Sen masih membutuhkan delapan hari untuk mencapai tujuannya tanpa berburu di perjalanan. Di kaki pegunungan Naga Giok, Han Sen menjadi sangat waspada. Dia menyimpan Meowth dan menyemprotkan cairan tumbuh-tumbuhan ke seluruh tubuhnya. Dengan menggunakan jubah berdarah sakral, Han Sen berjalan menuju pegunungan. Walaupun dia memiliki sayap, Han Sen tidak berani terbang. Jiwa binatang melayang berdarah sakral memang cepat, tapi kalah dari makhluk berdarah sakral yang bisa terbang. Itu akan menjadi usaha bunuh diri jika Han Sen memutuskan untuk terbang. Han Sen tidak bisa menggunakan jiwa binatang berubah warna begitu saja, karena dia memiliki batas waktu penggunaan jiwa binatang berubah wujud. Han Sen memilih untuk tidak berubah wujud kecuali saat terdesak. Pegunungan Naga Giok berbeda dari tempat lainnya. Bahkan di Gurun Iblis, makhluk biasa dan primitif bisa ditemui di mana saja. Namun, sejak Han Sen memasuki pegunungan ini, dia tidak menemui makhluk satu pun. Pegunungan ini terdiri dari bebatuan hitam. Hampir tidak ada tumbuhan di sana. Letaknya begitu terpencil dan suram. Setelah berjalan cukup lama, dia akhirnya menemui satu makhluk yang sebesar monster mammoth. Hanya dengan mendengar langkah kakinya, Han Sen merasa bumi pun bergoncang. Meskipun dia tidak tahu apakah makhluk itu berdarah sakral atau mutan, Han Sen sudah kehilangan minatnya saat melihat ukurannya. Saat makhluk itu berlari di sekitar Pegunungan Naga Giok, Han Sen mengikutinya dari jauh. Dengan adanya makhluk besar di hadapannya, berbagai makhluk akan jadi waspada. Dengan cara ini, Han Sen bisa mengurangi resiko secara signifikan. Setelah membuntuti makhluk itu selama beberapa jam, Han Sen tidak menemui masalah. Memang benar, makhluk di Pegunungan Naga Giok itu tingkat tinggi, tapi lebih sedikit dibandingkan dengan tempat lain. Han Sen mulai berpikir apakah dia harus lanjut mengikuti makhluk ini. Ini adalah cara teraman, tapi dia tidak menjumpai makhluk mutan manapun. Dia berpikir apakah karena memang tidak ada, atau karena mereka takut oleh raksasa ini. Saat Han Sen ragu-ragu, dia tiba-tiba mendengar sebuah teriakan. Makhluk yang berlari di depannya tiba-tiba digigit lehernya dan diseret pergi oleh makhluk yang seperti singa emas. Tubuh raksasa makhluk itu hampir sebesar kepala makhluk yang seperti singa. Sang singa mengunyahnya sedikit dan menelannya. Han Sen bermandikan keringat dingin. Singa emas itu besarnya menyerupai gunung. 268 Pesta Makan Di hadapan singa emas, Han Sen tidak ada bedanya dengan semut. Bahkan raja cacing batu emas dalam wujud terbesarnya hanyalah binatang mungil bagi singa itu. Dengan terkejut, Han Sen bersiap mundur. Saat dia berputar arah, dia merasa merinding dan hampir menjerit. Dari arah dia datang, ribuan makhluk raksasa yang seperti makhluk yang dimakan singa itu berlari ke arah mereka. Langkah mereka hampir bagaikan gemuruh, membuat seluruh lembah bergetar. Perhatian Han Sen terganggu oleh singa emas yang menelan monster yang dia ikuti, dan tidak menyadari gerombolan itu sampai di sini. Gerombolan itu hanya berada dua atau tiga mil dari Han Sen. Dengan kecepatan mereka, mereka akan sampai sebentar lagi. Han Sen menoleh ke sekeliling dan menemukan bahwa dia dikelilingi oleh tebing curam, dan satu-satunya jalan keluar dihalangi oleh singa emas raksasa. Han Sen menggertakkan gigi dan mengeluarkan jiwa binatang berubah warnanya, berencana untuk bersembunyi di dinding gunung. Jika dia tidak bergerak terlalu cepat, tidak ada makhluk yang menyadarinya. Saat Han Sen mau mendaki, dia menyadari awan hitam menutupi langit. Jika dilihat dengan seksama, awan hitam itu sebenarnya terdiri dari burung hitam besar dengan sayap selebar 20 kaki. Gerombolan burung itu menempati puncak gunung, mata mereka tertuju pada apa yang terjadi di bawahnya. Burung memiliki daya penglihatan terbaik di antara para makhluk. Jika Han Sen tetap diam, perubah warna mungkin mampu mengelabui mereka. Akan tetapi jika dia mulai mendaki, akan ada jeda tertentu yang akan menonjolkan dirinya. Han Sen merasa sangat sedih dan merutuk, "Siapa bedebah yang mengatakan ada beberapa makhluk di sini? Mereka semua bertindak secara berkelompok!" Han Sen kehabisan waktu. Gerombolan makhluk hampir tiba, dan di tebing pegunungan yang kosong tidak ada tempat sembunyi untuknya. Bahkan jika dia berdiri berpegangan pada dinding gunung, dia tidak yakin dia akan selamat dihimpit oleh banyak monster. Dia juga tidak berani mendaki dengan adanya para burung yang menonton. Puncak gunung diselimuti oleh para burung, dan dia tidak yakin dia bisa kabur dari jutaan mata. Tiba-tiba, Han Sen berlari ke arah singa emas. Meskipun singa emas jelas ribuan kali lebih kuat dari gerombolan itu, dia juga lebih besar sampai-sampai Han Sen hanyalah serangga di matanya. Dengan menggunakan perubah warna, singa emas tidak akan menyadari Han Sen. Bukannya mengambil resiko mendaki tebing gunung, Han Sen memutuskan menjajal peruntungannya dengan singa emas. Para burung tidak akan berani mendekati singa, jadi dia bisa bersembunyi di balik bulunya dan kabur saat ada kesempatan. Dia mencoba bergerak ke arah singa emas, yang tidak memperhatikannya. Namun, burung-burung di pegunungan di dekatnya mengepakkan sayap dan berkoar. Jelas, mereka telah melihatnya. Banyak burung yang menukik untuk menerkamnya. Han Sen tidak ragu lagi dan berlari ke arah singa emas, yang merupakan satu-satunya cara untuk selamat. Han Sen mulai menyesal. Dia merasa terlalu berpuas diri akhir-akhir ini. Mengetahui bahwa Pegunungan Naga Giok sangat berbahaya, dia masih berpikir dia bisa selalu aman dengan kemampuannya. Sudah terlambat untuk menyesal. Han Sen Cuma berdoa agar singa emas tidak menanggapinya dengan serius. Mungkin doanya berhasil. Singa emas tidak menyadari Han Sen sama sekali, tapi terganggu oleh burung-burung yang mengincarnya. Singa itu mengayunkan kakinya dan menghancurkan salah satu burung tersebut, yang menjadi cemilannya. Burung-burung lainnya terbang pergi sambil memekik, dan tidak lagi berani mengejar Han Sen, yang berada di samping kaki singa emas. Tumitnya bagaikan bukit bagi Han Sen dan setiap bulu emasnya setebal lengan Han Sen. Han Sen buru-buru meraih bulu itu dan memanjat. Dia tidak berani meninggalkan sang singa karena para burung mengawasinya. Jika dia pergi, mereka mungkin akan menyerangnya lagi. Gerombolan monster itu hampir mendekat, dan Han Sen harus sampai di punggung singa emas agar selamat. Untungnya, Han Sen terlalu kecil bagi singa emas untuk disadari. Sambil menggenggam bulu emas, Han Sen merangkak naik. Saat dia sampai di pahanya, tiba-tiba singa itu berdiri. Han Sen merasa seperti terlempar dari kereta yang sedang berjalan, dan buru-buru menempel pada bulu itu menggunakan Hantu Menghantui. Gerombolan monster yang murka berada di hadapan singa emas dan mulai menyerang. Namun, mereka bagai menggunakan telur untuk menghantam batu. Hal itu bahkan tidak bisa disebut serangan. Gerombolan itu jelas-jelas bunuh diri. Singa emas mampu membunuh beberapa dari mereka dalam satu kibasan. Kadang dia bahkan melemparkan seekor monster ke dalam mulutnya. Dalam sesaat, lembah itu menjadi sungai darah, dan bangkai-bangkai menumpuk. Singa emas bahkan tidak menanggapi ribuan monster dengan serius. Di matanya, mereka hanyalah makan malam. Gerombolan itu terus menyerang, yang sebenarnya merupakan usaha yang sia-sia. Mereka hanya menjadi pemuas dahaga Singa Emas, dalam sekejap gerombolan itu menjadi tidak tersisa hanya dalam waktu setengah jam. Setelah memakan beberapa daging sendirian, singa emas kehilangan minat pada bangkai itu dan berjalan lebih dalam ke dalam pegunungan. Gerombolan burung hitam kemudian menukik turun, menikmati sisa-sisa monster itu. 269 Perjalanan Bersama sang Monster Sambil duduk di punggung singa emas, Han Sen cukup kesal. Dia pikir dia akhirnya akan memiliki kesempatan untuk meninggalkan si singa, tetapi ternyata dia terlalu na?f. Singa emas terlalu besar dan memiliki kecepatan yang luar biasa. Komplotan burung mengikuti singa emas kemana pun, menganggapnya seperti sumber makanan yang stabil. Sisa daging makanan singa selalu berakhir di perut para burung. Yang Han Sen permasalahkan adalah para burung itu semuanya makhluk mutan. Dengan ukuran dan kekuatan mereka, ribuan burung bersama-sama cukup menakutkan. Yang lebih parah lagi, di antara mereka ada dua raja burung yang memiliki rentang sayap lebih dari 50 kaki. Han Sen yakin mereka adalah makhluk berdarah sakral. Mereka sangat mirip dengan burung perak yang hampir membunuhnya dan ada sepasang dari mereka. Han Sen tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia terjebak di singa raksasa ini. Para burung tidak berani mendekati sang singa, sementara dia tidak berani meninggalkan sang singa, yang merupakan dilema. Satu-satunya hal baik adalah saat singa emas makan, dia bisa menggunakan panah yang dikaitkan oleh benang untuk menarik daging ke arahnya, yang seluruhnya merupakan daging mutan. Setelah beberapa hari, poin geno mutannya sedikit meningkat. Beberapa hari kemudian, singa emas berada jauh di dalam Pegunungan Naga Giok. Meski dia tidak berjalan sepanjang waktu, makhluk itu luar biasa cepat. Han Sen tidak tahu di mana dia berada. Di sekitarnya masih pegunungan hitam yang sama. Untungnya, singa emas tidak mengubah arahnya, jadi Han Sen tahu arah keluar. Namun, dalam perjalanannya kemari, dia telah melihat banyak makhluk menakutkan berkeliaran di pegunungan. Sambil mengikuti singa emas, dia bisa menjaga keselamatannya, karena tidak ada makhluk yang bisa mengalahkan si singa. Namun, saat dia berpikir untuk pergi, Han Sen tidak punya solusi. "Aku seharusnya tetap rendah diri." Han Sen sangat menyesali kebanggaannya yang menuntunnya ke Pegunungan Naga Giok. Sepertinya Tempat Suci Para Dewa lebih berbahaya dari pada yang dia pikir. Dia yakin kalau berdasarkan kemampuannya, dia bisa pergi kemanapun yang dia mau dalam Tempat Suci Para Dewa. Namun, setelah memasuki Pegunungan Naga Giok, dia mengetahui betapa salah dirinya. Han Sen terperangkap di tubuh singa selama lebih dari sebulan dan tidak punya kesempatan untuk kabur. Para burung itu seperti pengikutnya, mengikuti singa emas ke mana saja. Singa emas telah meninggalkan Pegunungan Naga Giok dan memasuki dataran yang mengikuti sungai yang lebar. Han Sen menebak-nebak kemana dia pergi. Dalam lebih dari sebulan, Han Sen melihat makhluk mengerikan yang sudah tidak terhitung lagi tercabik-cabik oleh singa emas. Pernah sekali, dia menggunakan panah talinya untuk menarik potongan daging dari ular raksasa dan mendengar suara mengatakan satu poin geno sakral diperoleh, yang mengejutkannya. Ternyata beberapa buruan singa emas adalah makhluk berdarah sakral. Sambil berjalan menyusuri pegunungan dan sungai, singa emas berakhir di lautan, yang tidak bisa pula menghentikan sang singa. Han Sen benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Dia tidak tahu kemana singa emas pergi, tapi satu hal yang pasti, dia tidak tahu jalan pulang. Bahkan jika dia ingat arah pulang, menurut apa yang dilihatnya dalam perjalanan kemari, dia tidak bisa kembali dengan selamat sendirian. Han Sen berpikir untuk melompat ke laut, tapi sosok raksasa yang berenang di dasar lautan membuatnya menyerah. Satu hal yang cukup ganjil. Singa raksasa selalu menarik perhatian banyak makhluk untuk memberikan hidupnya dan menjadi makanannya. Setelah mengawasi cukup lama, Han Sen menemukan bahwa itu bukanlah kebetulan. Para makhluk itu tidak berharap untuk bunuh diri, tapi tertarik oleh para burung itu. Burung itu bisa menghasilkan suara seperti tangisan bayi. Untuk beberapa alasan, saat para makhluk mendengar suara itu, mereka akan tertarik seperti orang gila dan berakhir mati di bawah kaki singa. Han Sen lalu mengerti alasan burung-burung itu bisa mengikuti singa emas adalah bukan karena singa itu tidak bisa membunuh mereka, tapi singa itu ingin mereka di sana. Mungkin para burung itu memang seperti apa yang Han Sen pikir, pengikut singa emas, menarik korban untuk singa dan menikmati sisa makanannya. Bahkan makhluk di lautan tidak bisa menahan suara para burung. Mereka sering muncul dan saat singa itu sedang lapar, air di dekatnya menjadi merah. Meskipun Han Sen tahu bahwa Tempat Suci Para Dewa hampir tak berujung, dia masih tercengang dengan apa yang dia lihat dari punggung sang singa. Sekarang dia mengerti mengapa manusia bahkan tidak bisa menjelajahi Tempat Suci Para Dewa pertama seluruhnya sendirian. Sambil mengikuti si singa, Han Sen memperoleh keuntungan banyak dari daging yang tersisa. Saat ini, poin geno sakral Han Sen naik menjadi 61 dan poin geno mutan menjadi 84. Han Sen tidak tahu apakah dia harus merasa sedih atau senang. Saat ini, meskipun dia tidak bisa kembali untuk memakan makhluk berdarah sakral yang dia beri makan, prosesnya tidaklah lambat. Yang membuat Han Sen merasa putus asa adalah dua burung dalam gerombolan telah berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral baru-baru ini. Dengan empat burung berdarah sakral mengikuti sang singa, Han Sen merasa dia benar-benar tidak bisa pergi. Saat dia hampir menyerah, burung-burung itu tiba-tiba bubar dan menghilang. Han Sen pikir mereka akan kembali, tapi dia tidak pernah melihat burung itu lagi. Sehari kemudian, Han Sen melihat pulau emas muncul dari garis cakrawala. Di pulau itu berdiri gunung emas yang menghubungkan lautan dengan langit. Awan menutupi setengah pegunungan dan salju menyelimuti puncaknya. Di kaki gunung ada lautan bunga merah. Seluruh pulau diselimuti oleh bunga yang sama, kecuali gunung tersebut. Warna emas dan merah bersama-sama membuat pemandangan yang menakjubkan. Saat Han Sen pulih dari rasa kagetnya, singa emas telah menginjakkan kakinya di pulau itu. 270 Kristal Emas Han Sen tidak tahu bagaimana untuk menggambarkan perasaannya saat itu. Setelah menyeberangi pegunungan, sungai, dan lautan, ternyata singa emas datang ke pulau terpencil ini untuk melahirkan anak. Gunung emas itu seperti gunung berapi dengan bak besar di puncaknya. Singa emas masuk ke dalam bak itu sambil melolong. Han Sen telah turun dari punggung singa dan mengamati singa itu selama tujuh hari. Awalnya, dia pikir singa itu sakit karena memakan banyak bunga merah, dan ingin melihat apakah singa itu akan mati. Namun, setelah meraung selama seminggu, sang singa melahirkan bayi singa sebesar gajah. Ternyata singa itu datang kemari untuk melahirkan. "Jadi dia hanya melahirkan bayinya. Cerita pun berakhir." Han Sen mendesah dan bersiap untuk pergi. Singa emas begitu kuat sampai-sampai Han Sen tidak akan selamat dari serangannya meskipun dia melemah setelah melahirkan. Saat Han Sen berbalik arah, dia tiba-tiba mendengar jeritan panjang dari singa itu, yang tiba-tiba memuntahkan banyak darah emas. Han Sen terdiam. Tidak ada makhluk lain di sini, jadi mengapa singa itu tiba-tiba muntah darah? Dalam seketika, singa emas memuntahkan lebih banyak darah bagaikan air mancur. Saat Han Sen terkejut, dia tiba-tiba melihat kristal bulat keemasan dengan diameter sepanjang 3 kaki. Kristal itu seterang berlian dan seakan memiliki seluruh galaksi bersinar di dalamnya. Han Sen memandangnya dan berpikir, "Apa itu?" Setelah memuntahkan kristal emas ajaib, singa emas berhenti meraung dan mencoba memisahkan kristal itu dari darahnya dengan kakinya. Karena tubuh raksasanya, singa itu kesulitan memindahkan kristal emas ke hadapan bayi singa yang baru dilahirkan, yang bahkan belum membuka matanya. "Grrr!" Setelah melakukan hal itu, singa emas melihat bayi singa menjilati kristal emas dan menutup matanya. Sepertinya dia telah mati. Han Sen tercengang. Dia tidak yakin kalau singa emas benar-benar mati, tapi darah terus keluar dari mulutnya dan bak itu telah menjadi kolam sedalam satu inci. Tidak mungkin bila singa itu masih hidup. Bayi singa yang baru lahir tidak tahu apa yang terjadi. Dengan matanya yang masih tertutup, dia memegang kristal emas dengan kakinya dan menjilatinya. "Baiklah." Han Sen pandai dalam pembunuhan diam-diam dan sangat sensitif terhadap betapa lincahnya makhluk itu. Sudah jelas singa emas telah mati. Kristal emas yang dimuntahkan sepertinya cukup berharga. Han Sen menyaksikan bayi singa menjilatinya dan menjadi lebih kuat setelah beberapa saat. Han Sen menggertakkan giginya, mengeluarkan sayapnya dan terbang ke dalam bak itu. Dia mengeluarkan tombak ksatria kumbang dan menyelipkannya di antara bayi singa dan kristal emas. Dengan menggunakan tombak sebagai dongkrak, dia memindahkan kristal emas menjauh dari tangan bayi singa. Kristal emas menggelinding pergi ke arah tembok. Bayi singa pun kesal. Karena baru lahir, dia bahkan tidak bisa membuka mata ataupun berdiri, dan kakinya masih lemah. Yang bisa dilakukan hanyalah mencium bau ke arah kristal emas dan menggeram lemah. Han Sen terbang ke udara, mengamati singa emas raksasa dari jauh. Melihatnya tetap diam tak bergeming, Han Sen merasa lega dan terbang ke arah kristal emas. Dia memukulnya dengan tombak terlebih dahulu. Benda itu seperti batu. Saat Han Sen menyentuhnya, benda itu terasa dingin. "Singa itu tidak akan mencelakai bayinya kan? Karena bayi singa bisa menjilatnya, harusnya tidak ada masalah." Han Sen melirik bayi singa yang menggeram, yang berusaha mendekat, dan menguatkan diri. Dia ikut menjilat kristal emas. Saat lidahnya menyentuh kristal emas, dia merasa kristal itu meleleh cair. Meskipun tidak ada rasanya, rasa dinginnya menyegarkan. Saat dia meminumnya, Han Sen merinding. Dia merasa seluruh pori-porinya terbuka dan memiliki energi lebih dari yang dia bisa gunakan. "Ini memang benda yang luar biasa!" Han Sen merasa sangat bersemangat dan kegirangan sampai-sampai dia menjilati kristal it uterus-terusan. Rasanya seperti menjilati es batu. Semakin cepat dia menjilat, semakin banyak cairan yang didapatkan. Dengan cepat, Han Sen telah menjilat habis kristal sebesar bola sepak. Saat dia meminum cairan emas itu, dia merasa hampir terlahir kembali. Energi mengisi seluruh sel tubuhnya. "Apakah ini? Ini lebih hebat dari obat kuat! Ini pastilah sari kehidupan singa emas?" Han Sen sangat gembira saat dia tahu kristal emas pasti sesuatu yang luar biasa. Bayi singa cepat-cepat berusaha berdiri. Han Sen berpikir dan mencoba mengangkat kristal emas, yang lebih ringan dari perkiraannya, yang hanya sekitar 20 kilo. Han Sen mengangkatnya dan terbang ke sisi lain bak tersebut. Bayi singa tidak menyerah. Sambil mengendus, dia terus merangkak, bersikeras untuk mendapatkan kristal itu kembali. "Aku tidak mau membunuhmu karena kau hanyalah seekor bayi. Tapi karena kau tidak menyerah, aku tidak sungkan lagi." Han Sen memutuskannya dan menikamkan tombaknya pada bayi singa. Ting! Tombak itu bahkan tidak menggores kulit bayi singa. Ujung tombak itu bahkan memantul karena bulunya. Mata Han Sen terbelalak dan menatap bayi singa dengan tidak percaya. 271 Tombak itu berasal dari ksatria kumbang dan dapat dibandingkan dengan senjata jiwa binatang berdarah sakral manapun, namun tombak ini tetap tidak dapat menembus bulu bayi singa. Bagaimana mungkin? Bahkan jika singa emas itu adalah seekor makhluk yang kuat, bayi ini baru saja dilahirkan dan sudah memiliki fisik yang begitu kuat. Han Sen tidak dapat melukai bayi singa tetapi berhasil mengganggunya. Distimulasi dengan rasa kesakitan, bayi singa membuka matanya. Walaupun matanya belum terbuka seluruhnya, wajah ganas terpancarkan dari pupil mata emasnya. Berhasil bangkit, bayi singa itu mengaum dengan lembut, melemparkan dirinya ke Han Sen. Walaupun belum stabil, wajah bayi singa itu cukup ganas. Han Sen menggenggam kepalanya dan menusuk mata bayi singa dengan tombak. Han Sen menggunakan kekuatan perputaran kali ini, dan kepala tombak menikam mata bayi singa seperti bor elektrik. "Ngaum!" Bayi singa berteriak kesakitan dan berguling. Han Sen menjadi lebih terkejut. Tombak ditusuk dengan sekuat tenaga dan ditujukan pada mata, yang merupakan bagian yang paling rentan dari seluruh badan. Namun, mata bayi singa masih utuh. "Sial! Tidak mungkin melukainya." Han Sen bertarung dengan bayi singa menggunakan tombak, tetapi tombak itu seperti mainan di hadapan bayi itu. Walaupun dapat membuat singa kesakitan, namun tidak dapat melukainya. Han Sen hampir meragukan tombak itu apakah palsu dan menggantinya dengan pedang berlian dan seruit pisau tiga. Namun, apapun senjata yang digunakan, dimanapun dia menyerang, singa emas itu hanya merasa sedikit kesakitan. Singa emas itu, sebaliknya, menjadi semakin ganas. Perlahan-lahan, dia dapat menstabilkan dirinya dan menjadi lebih kuat dan lebih cepat. Walaupun bayi singa belum dapat menimbulkan ancaman bagi Han Sen, dia akan dapat melakukannya segera. Karena Han Sen tidak dapat melukainya, bayi singa ini tidak terkalahkan. Ketika bayi singa merasa lelah, dia akan berbaring dan beristirahat. Ketika dia lapar, dia akan memakan darah emas. Seiring dengan berjalannya waktu, bayi singa menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi. Han Sen merasa kesal. Dia telah menggunakan segalanya yang dia miliki, tetapi tidak ada cara untuk membunuh bayi singa. Akhirnya, Han Sen memutuskan untuk terbang dengan membawa kristal emas ketika bayi singa masih kecil. Bukan karena dia tidak ingin membunuh bayi singa itu, tetapi karena dia tidak dapat melakukannya. Dia telah mencoba segalanya tetapi tetap tidak dapat menembus bulunya. Tidak ada gunanya tetap bertahan di sana. Han Sen terbang ke angkasa sambil memegang kristal emas, sedangkan bayi singa mengaum dan berlompatan di bawah. Sayangnya, bayi singa masih bayi dan tidak dapat bekerja setingkat dengan orang tuanya. Walaupun dia dapat melompat sampai setinggi 3 kaki, itu tidak terlalu berpengaruh bagi Han Sen. "Gila!" Han Sen melirik bayi singa, meninggalkan gunung emas, dan mendarat di pulau. Ada banyak makhluk di dalam lautan, maka Han Sen tidak terbang terlalu jauh dengan kristal emas. Jika dia kebetulan bertemu dengan makhluk yang kuat, maka akan banyak masalah. Di pulau, yang hanya ada singa emas yang telah mati dan bayi singa, dia seharusnya akan aman untuk sementara selama bayi singa itu belum dapat turun dari gunung. Han Sen berencana untuk memakan kristal emas dulu kemudian meninggalkan pulau. Berlomba dengan waktu, Han Sen menjilat kristal emas begitu dia mendapatkan kesempatan. Ketika dia meminum cairan emas sampai kenyang, dia tiba-tiba mendengar suara, "Sari kehidupan dari makhluk super Singa Emas dikonsumsi. Satu geno super diperoleh." Han Sen tiba-tiba melebarkan matanya, seolah-olah tersambar petir. Dia hampir mengira ada yang salah dengan kupingnya. Han Sen: belum berevolusi Status: tidak ada Masa hidup: 200 Persyaratan untuk evolusi selanjutnya: 100 poin geno Poin geno yang diperoleh: 100 poin geno biasa, 100 poin geno primitif, 84 poin geno mutan, 61 poin geno sakral, 1 poin geno super. Han Sen tercengang cukup lama, dan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa begitu keras hingga keluar air mata. "Gen super¡­Gen super! Ha, ha, ternyata ada gen super di atas gen sakral. Gen sakral bukan akhir¡­" Han Sen tidak tahu bagaimana mendeskripsikan kebahagiaannya. Manusia menemukan Tempat Suci Para Dewa selama hampir dua abad, dan telah berkembang terus menerus. Pada awalnya, sulit bagi manusia untuk bertahan hidup di sana. Sulit bagi para pemula untuk bahkan membunuh seekor makhluk mutan, apalagi mahkluk berdarah sakral. Namun, dengan perkembangan seni geno hiper dalam evolusi dari semakin banyak orang, semakin mudah untuk berburu makhluk-makhluk tingkat tinggi. Dalam beberapa dekade terakhir, dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, ada semakin banyak orang yang berevolusi dengan setiap jenis poin geno maksimal. Namun, sampai sekarang, belum ada orang yang mengeluarkan konsep gen super, yang mungkin berarti belum ada orang yang pernah membunuh makhluk super sebelumnya. Bahkan jika seseorang melihat makhluk super, kemungkinan besar orang itu tidak mempunyai kemampuan untuk membunuhnya. Han Sen telah menyaksikan sendiri betapa kuatnya Singa Emas tersebut situ. Bahkan bayi Singa Emas juga cukup menakutkan. Han Sen sudah termasuk orang-orang terbaik dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, namun dia bahkan tidak dapat melukai makhluk super yang baru dilahirkan. Mudah dipahami mengapa manusia belum mempelajari kehadiran makhluk super dan gen super. Bahkan jika seluruh Tempat Penampungan Baju Baja menyerang Singa Emas dewasa, Han Sen yakin hasilnya tetap akan berupa kematian semua manusia. Sama halnya ketika tidak ada orang yang memaksimalkan poin geno berdarah sakral atau memperoleh jiwa binatang berdarah sakral, tidak ada orang yang dapat membunuh makhluk berdarah sakral. Ketika Anak Surga membunuh pembunuh berdarah, dia masih harus menggunakan panah jiwa binatang berdarah sakral. Sekarang, manusia tidak memiliki poin geno super maupun jiwa binatang super, maka hampir mustahil untuk membunuh makhluk super. 272 Sari Kehidupan Han Sen akhirnya memahami mengapa dia bahkan tidak dapat melukai bayi Singa Emas. Mereka bahkan tidak berada pada tingkat yang sama. Walaupun Singa Emas itu baru dilahirkan, jelas dia telah memiliki karakter makhluk super. "Kristal hitam yang saya peroleh dari kumbang hitam, apakah mungkin juga adalah sari kehidupan dari beberapa makhluk super?" Han Sen memikirkan hal itu dan mengalahkan teorinya sendiri. Kristal hitam tidak meleleh seperti sari kehidupan Singa Emas, atau itu sangat kecil sehingga sudah hilang sekarang. Kristal hitam sama sekali tidak berubah. Han Sen tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Memegang sari kehidupan, kapanpun dia merasa dapat makan lagi, dia akan menyedot kristal emas sampai dia kekenyangan. Mendengar suara yang bergema di pikirannya berulang kali, Han Sen merasa ini pasti hal yang paling membahagiakan dalam hidup. Han Sen berpikir bahwa perjalanan kali ini benar-benar layak sampai pada titik ini. Han Sen memerlukan waktu lebih dari seminggu untuk menghabiskan seluruh sari kehidupan, dan dia memperoleh 10 poin geno super, yang membuat Han Sen merasa terkejut. Pada awalnya, Han Sen berpikir bahwa dia dia harus memakan seluruh makhluk super juga agar dapat memperoleh 10 poin geno, ternyata tidak demikian. Mungkin bagi makhluk super, poin geno terkonsentrasi dalam sari kehidupan yang dibawanya. Han Sen kembali lagi ke lembah sungai, mencoba untuk memakan daging Singa Emas. Namun, dia segera menyadari bahwa dia bahkan tidak dapat melukai bayi Singa Emas, dia tidak mendapatkan cara untuk memakan tubuh singa raksasa. Walaupun dia merasa putus asa, Han Sen tidak punya cara terbaik. Dia harus menyenangkan dirinya sendiri bahwa mungkin daging Singa Emas tidak akan membawa manfaat apapun. "Aku penasaran bagaimana manusia pertama kali dapat membunuh makhluk berdarah sakral." Han Sen berpikir tetapi tidak mendapatkan kesimpulan apapun. Dalam Tempat Suci Para Dewa, tidak tersedia Jaringan Langit baginya untuk berkonsultasi. Dia merasa bimbang dan terbang menjauh dari pulau. Karena dia tidak dapat membunuh bayi Singa Emas, tidak ada alasan untuk menetap di sana lebih lama lagi. Karena Singa Emas tumbuh lebih cepat dan lebih cepat lagi, dia mungkin akan terbunuh olehnya suatu saat nanti. Untungnya, Han Sen memiliki sayap berdarah sakral. Kalau tidak, dia bahkan tidak dapat menyeberangi lautan. Dengan pengalaman berjumpa dengan Singa Emas, Han Sen memahami betapa besar dan rumitnya Tempat Suci Para Dewa. Sekarang dia lebih waspada kemanapun dia pergi. Han Sen berpikir bahwa perjalanannya melintasi lautan mungkin sangat berisiko. Lagi pula, dia tidak mengetahui arah di atas lautan, dan ada banyak binatang laut. Walaupun binatang-binatang tersebut tidak dapat meraihnya di angkasa, burung berdarah sakral mungkin dapat membahayakannya. Mungkin karena faktor keberuntungan, Han Sen terbang selama dua hari tanpa berpapasan dengan bahaya apapun, dan juga berhasil membunuh seekor ikan mutan, yang dagingnya berkontribusi dua poin geno mutan. Pada saat ini, Han Sen telah memiliki 86 poin geno mutan. Lebih beruntung lagi, Han Sen bahkan melihat sebuah pulau dan sebuah kapal besar modern di sampingnya. Walaupun tidak terlihat ada perlengkapan elektronik, Han Sen tetap dapat mengetahui dari bahan kapal bahwa itu adalah produk berteknologi tinggi. Bahkan terdapat tulisan "Dewi Bulan" pada kapal itu. Namun, kapal itu tampaknya rusak parah dan lapuk. Pasti sudah berada di sana sangat lama. Itu tidak masalah bagi Han Sen. Karena ada kapal di pulau, pasti ada orang juga di sana. Mungkin bahkan ada tempat penampungan di pulau itu. Dengan demikian, Han Sen dapat menggunakan sistem teleportasi untuk kembali ke sekolah. Dia telah berada di Tempat Suci Para Dewa selama beberapa bulan dan tidak pernah mengirimkan pesan ke sekolah. Dia pasti telah kelewatan penilaian semi tahunan. Dia tidak terlalu khawatir dengan penilaian, tetapi dia tahu bahwa Ji Yanran pasti sangat merasa khawatir. Ketika Han Sen mendekat, dia tidak lagi merasa senang. Pulai itu tidak besar juga tidak kecil. Han Sen dapat melihat seluruh pulau dari angkasa, tetapi dia tidak melihat ada bangunan apapun. Mendarat di pulau, Han Sen menyimpan kembali jiwa binatangnya dan bersiap-siap untuk mencari tempat untuk beristirahat. Tiba-tiba, dia melihat seseorang berjalan keluar dari hutan. Melihat Han Sen, orang itu berhenti sejenak, melambai pada Han Sen dan berlari ke arahnya. Kehadiran manusia membuat Han Sen merasa lebih baik dengan tempat ini. Dia merasa yakin bahwa ini berarti tempat ini tidak terlalu jauh dari lokasi peradaban. Walaupun manusia dapat melakukan teleportasi untuk memindahkan bagian-bagian kapal dan merakitnya dalam Tempat Suci Para Dewa, tidak ada kapal yang menggunakan sistem energi modern karena tidak ada teknologi yang dapat digunakan di sana, itulah alasannya semua kapal hanya dapat berlayar dalam jangkauan yang sempit. Selain itu, lautan ini lebih berbahaya daripada daratan di Tempat Suci Para Dewa, jadi tidak ada orang yang berani bepergian terlalu jauh dengan kapal. Biasanya, kapal-kapal digunakan untuk pergi ke area di sekelilingnya dan berburu makhluk laut yang lemah. Han Sen menyapa orang itu, seorang wanita muda berusia 20 tahunan dan mengenakan baju baja jiwa binatang berwarna biru. Dia melihat Han Sen dengan penuh semangat. "Apakah kau dari Pulau Hijau?" Wanita muda itu bertanya dengan suara yang bergetar. "Aku minta maaf. Aku tidak tahu di mana Pulau Hijau berada." Han Sen menggelengkan kepalanya dan ingin bertanya di mana dia berada. Pada saat ini, beberapa orang berlarian dari hutan di sekitarnya. Mereka semuanya seusia dengan wanita itu. Mereka semuanya merasa senang melihat Han Sen. Semuanya bertanya pada Han Sen segala macam pertanyaan. Tetapi pertanyaan yang paling sering adalah pertanyaan dari wanita itu, " Apakah kau dari Pulau Hijau?" "Aku minta maaf. Aku bukan dari Pulau Hijau. Aku datang dari Tempat Penampungan Baju Baja, kapalku karam dan berakhir di sini. Bolehkah aku bertanya, di mana aku sekarang?" Mendengar jawaban dari Han Sen, orang-orang itu tiba-tiba menjadi sangat kecewa. 273 Kolega Tidak ada orang yang menjawab pertanyaan Han Sen. Semua orang kembali ke dalam hutan. "Nona, apa yang terjadi?" Han Sen bertanya pada wanita yang pertama kali dilihatnya. Wanita itu berkata dengan aceh, "Sekarang kau ada disini, sama seperti dihukum seumur hidup. Kau sekarang mempunyai banyak waktu untuk menelusuri apa yang terjadi." Dia segera kembali ke hutan seperti yang lain. Han Sen dapat menebak bahwa mungkin kapal mereka rusak dan berakhir di sini. Namun, dia tetap ingin mengetahui di mana dia berada. Lagi pula, mereka pasti datang ke sini dengan menggunakan kapal dan seharusnya mengetahui lokasi pulau itu dan berapa jauh letaknya dari tempat penampungan terdekat. Han Sen cepat-cepat mengikuti orang-orang itu, yang juga tidak berniat untuk mengusirnya. Segera, Han Sen mengikuti mereka melintasi hutan dan tiba di sebuah goa. Di dalam goa ada banyak persediaan yang diproduksi dalam Persekutuan. Ada api unggun dalam goa besar itu, dan terasa hampir seperti berkemah. Han Sen dapat mengetahui bahwa mereka telah tinggal di sana cukup lama. Jumlah mereka lebih dari belasan orang dan berusia sama. Dari perspektif Han Sen, orang-orang ini seusia dengan Qin Xuan. Tetapi Qin Xuan tetap tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama hanya karena dia ingin memaksimalkan poin geno sakralnya. Sedangkan orang-orang ini jelas tidak memiliki niat yang sama. "Orang baru, jika kau ingin tinggal di sini, kau harus mematuhi peraturan kami dan lakukan pekerjaanmu. Kalau tidak, kami tidak memiliki makanan tambahan untuk disia-siakan padamu," kata seorang pria yang serius pada Han Sen. "Ada banyak makhluk di dalam lautan dan di pulau, jadi aku pikir aku akan dapat mencari makan sendiri," Han Sen tersenyum dan berkata. Kelompok itu memandang Han Sen dengan hina, seolah-olah mereka mendengar sesuatu yang lucu. Namun tidak ada orang yang berbicara. Seolah-olah mereka bahkan tidak berkenan untuk mengejeknya. Pria itu meneruskan, "Kita semua adalah orang-orang yang tidak beruntung. Aku mengingatkanmu: Pulau Tepi Angin penuh dengan bahaya. Jangan berkeliaran, atau kau mungkin akan kehilangan nyawa." "Bahaya seperti apa?" Han Sen bertanya dengan heran. Pria itu tidak berbicara tetapi seorang pria kurus di sampingnya menyela, "Ada makhluk-makhluk berdarah sakral di Pulau Tepi Angin. Apakah kau mampu membunuh mereka?" "Makhluk-makhluk berdarah sakral? Aku ada bunuh beberapa," Han Sen tertawa. "Nak, kau seharusnya mengetahui kepada siapa kau membuat sebelum kau membuat. Apakah kau tahu siapa kami?" tanya pria kurus itu dengan mengerutkan bibirnya. "Aku sangat ingin mengetahuinya." Han Sen merasa penasaran dengan orang-orang ini. "Apakah kau pernah mendengar tentang pasukan khusus?" tanya pria kurus dengan bangga. "Kau adalah anggota pasukan khusus?" Han Sen menatap kelompok itu dengan terkejut. Han Sen tidak menduga akan bertemu dengan orang-orang dari organisasi yang sama di pulau terpencil. "Karena kau pernah mendengar tentang pasukan khusus, kau pasti adalah orang yang berpengetahuan. Kau seharusnya mengetahui apa yang kami lakukan. Dan karena kita pun sulit untuk bertahan di tempat ini, apakah kau tahu apa yang harus kau lakukan di masa depan?" tanya pria kurus itu. "Kebetulan sekali. Aku juga berada dalam pasukan khusus. Aku penasaran kalian bertanggung jawab atas tempat penampungan mana?" tanya Han Sen dengan senyuman. "Apa? Kau juga anggota pasukan khusus?" Pria kurus itu menatap Han Sen dengan terkejut. Orang-orang lain juga kaget dan tampaknya meragukan perkataan Han Sen. Han Sen tampak masih cukup muda. Perkiraan mereka dia baru berusia 18 tahun. Walaupun anggota-anggota pasukan khusus dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama cukup muda, tetapi karena persyaratan yang tinggi untuk anggotanya, mereka yang dapat bergabung biasanya berusia di atas 20, yaitu mereka yang memiliki lebih banyak poin geno dan lebih berpengalaman dalam Tempat Suci Para Dewa. "Namaku Han Sen, Kepala Pasukan Khusus Baju Baja." Han Sen memberitahu mereka identitasnya, yang bukan rahasia, jadi tidak perlu menyembunyikan dari mereka. "Apakah kau bercanda? Orang seusiamu, sudah cukup beruntung dapat menjadi anggota. Kepala pantatku!" Pria kurus itu mencibir dan tidak percaya Han Sen adalah kepala. Dia kemudian menunjuk pada pria yang pertama kali berbicara dan memberitahu Han Sen, "Nak, lihatlah! Begini potongan seorang kepala. Ini adalah kapten kami, Fu Shan." "Hai, aku Han Sen dari Pasukan Khusus Baju Baja. Kau berasal dari tempat penampungan mana?" Han Sen merasa beruntung dapat bertemu dengan para anggota dari pasukan khusus. Pria kurus itu mengira Han Sen sedang berbohong dan merasa marah. Sebelum dia dapat berkata sesuatu, Fu Shan menghentikannya. Fu Shan melihat Han Sen dari atas ke bawah dan berkata,"Setahuku, Kepala Pasukan Khusus Baju Baja adalah Qin Xuan, dan wakilnya adalah Yang Manli. Mereka berdua adalah wanita dan tidak ada pria dalam pucuk pimpinan. Aku tidak pernah mendengar nama Han Sen." "Kalian pasti telah terperangkap di sini selama lebih dari setengah tahun?" tatapan Han Sen menyapu seluruh kelompok. "Terus kenapa?" pria kurus itu menatap Han Sen dan bertanya. "Pantas saja kalian tidak tahu bahwa Qin Xuan telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua dan aku adalah Kepala Pasukan Khusus Baju Baja yang baru." Han Sen tersenyum dan berkata. Sayangnya, dia juga tidak membawa serta kartu identitasnya dan tidak dapat menggunakan Jaringan Langit untuk membuktikan identitas dirinya. "Kami tidak dapat serta merta mempercayai kata-katamu. Tunjukan identitasmu." Pria kurus itu tetap tidak mempercayainya. "Aku tidak membawa identitasku. Jika kau tidak percaya padaku, aku tidak ada cara untuk membujukmu." Han Sen merentangkan tangannya dan berkata, "Tidak ada gunanya aku berbohong padamu, jadi buat apa aku melakukannya?" Wanita yang pertama kali melihat Han Sen tiba-tiba melihat Han Sen dan bertanya, "Kau seharusnya mengenal Qin Xuan dengan sangat baik kalau begitu?" "Iya," Han Sen berpikir tentangnya dan mengangguk. "Kalau begitu kau pasti mengetahui ada apa di balik telinga kirinya?" Wanita itu bertanya dengan perlahan. Seluruh kelompok itu mengamati Han Sen, menunggu balasannya. "Jika aku mengingat dengan tepat, tidak ada apa-apa di balik telinga kiri Qin Xuan, tetapi ada tanda lahir merah kecil di belakang kuping kanannya," kata Han Sen dengan santai. Dia pernah bertarung berkali-kali dengan Qin Xuan dan mengetahui hal ini dengan sangat baik. 274 Beruang Bermata Hantu Fu Shan dan setiap orang menatap wanita itu. Jelas, mereka tidak mengetahui apakah Han Sen berkata yang sebenarnya. Wanita itu menghela nafas lega, "Kau benar. Qin Xuan memang memiliki tanda lahir merah di belakang telinga kanannya. Namun, dia biasanya menutupi dengan rambut, jadi orang biasa tidak akan dapat melihatnya. Wanita itu berkata pada Han Sen, "Walaupun aku tidak yakin apakah kau adalah kepala pasukan khusus, tetapi sekarang aku tahu bahwa kau memang dekat dengan Qin Xuan." "Nona, apakah kau juga berada dalam pasukan khusus?" Han Sen bertanya pada wanita itu. Dia yakin bahwa yang lain berasal dari pasukan khusus karena mereka terlihat seperti itu. Tetapi wanita ini berbeda. "Namaku Xu Ruyan. Aku semacam klien bagi pasukan khusus," kata wanita itu sambil tersenyum. Han Sen menyadari sesuatu dan berkata, "Jadi, kau adalah orang yang menyewa mereka untuk berlayar ke sini?" Xu Ruyan tersenyum getir dan berkata, "Ini bukan destinasi asli kami. Kami diserang oleh seekor makhluk raksasa berdarah sakral di tengah perjalanan dan berakhir di sini. Kami telah terperangkap di sini sekitar hampir setahun." "Setahun¡­Pantas saja kau tidak mengenalku," pikir Han Sen. Han Sen melanjutkan bertanya, "Dimanakah tempat ini? Apakah kau tahu kita berada berapa jauh dari tempat penampungan terdekat?" Pria kurus yang bernama Liu Zhi berkata, "Tidak ada gunanya bertanya itu. Bahkan jika kau dapat terbang, kau tidak akan dapat keluar dari tempat ini." "Mengapa begitu?" Han Sen merasa bingung. Ketika dia datang ke pulau itu, dia tidak melihat makhluk-mahluk terbang tingkat tinggi sama sekali. Mungkin kelompok ini sudah mempercayai bahwa Han Sen adalah salah seorang pasukan khusus, Liu Zhi dan Xu Ruyan memberitahu Han Sen segalanya tentang situasi mereka. Liu Zhi hanya mendramatisir. Tidak ada makhluk terbang di tempat ini, tetapi ada makhluk laut berdarah sakral yang berkeliaran di sekeliling pulau, membuat mereka merasa takut untuk berburu makhluk di dalam lautan. Di pulau itu, hanya ada satu jenis makhluk, yang terlihat seperti beruang raksasa. Mereka bergerak dengan tangkas dan bahkan dapat berjalan di dinding gunung. Dengan mata vertikal di dahinya, makhluk-makhluk ini memiliki penglihatan yang luar biasa, mereka sebagian besar adalah makhluk primitif dan hanya beberapa dari mereka adalah makhluk mutan. Raja mereka adalah makhluk berdarah sakral. Raja beruang bermata hantu jauh lebih kuat dan cepat dari yang lainnya. Tidak mungkin untuk melukainya dan dia memiliki taktik yang pintar, sehingga para anggota pasukan khusus merasa cukup tak berdaya. Mereka semua harus hidup dari tanaman liar dan jamur dalam hutan, sambil menghindari kelompok beruang bermata hantu, itulah alasannya mereka menjalani hidup dengan susah payah. Pada awalnya, mereka tidak tahu betapa kuatnya beruang bermata hantu dan mencoba untuk berburu mereka, yang menyebabkan banyak kehilangan. Mereka awalnya memiliki 30 anggota dalam kelompoknya, tetapi setelah pertarungan itu, mereka hanya tertinggal 12 orang. Namun Raja beruang bermata hantu hanya kehilangan satu beruang bermata satu primitif. Tetapi di antara mereka yang mati, hanya satu orang yang termasuk dalam pasukan khusus. Pasukan itu awalnya memiliki 10 anggota dan sekarang ada sembilan. Sedangkan orang-orang lainnya yang mati, semuanya bekerja untuk Xu Ruyan. Yang membuat Han Sen terkejut adalah Xu Ruyan berada dalam manajemen Grup Bintang. Han Sen juga mengetahui kalau mereka datang dari Tempat Penampungan Hijau di Pulau Hijau. Sekarang mereka hanya mengetahui bahwa memerlukan waktu setengah bulan untuk tiba di Pulau Hijau tempat mereka berasal. Mereka hanya mengetahui bahwa Pulau Hijau berada di barat, selain itu mereka tidak mengetahui lokasi mereka yang spesifik. Lagi pula, setelah diserang oleh binatang laut berdarah sakral, mereka benar-benar bingung. Xu Ruyan tidak memberitahu alasan mereka ke sini, dan karena disewa oleh Xu Ruyan, pasukan khusus juga tidak membocorkan detail misi mereka. Namun, Han Sen dapat mengetahui bahwa Xu Ruyan adalah seseorang yang penting, karena mereka telah terperangkap dalam pulau sangat lama, tetapi mereka tetap menurutinya. "Xu Ruyan, aku juga berasal dari pasukan khusus. Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" Han Sen bertanya setelah mengetahui semuanya. "Kita telah berakhir di sini. Kesepakatan apa yang dapat kubuat?" Xu Ruyan cemberut. Han Sen adalah seseorang tidak dapat dimengerti olehnya. Xu Ruyan mengenal Qin Xuan, dan mengetahui di mana lokasi Tempat Penampungan Baju Baja, yang berada jauh dari tempat ini. Dia tidak mempercayai kata-kata Han Sen, tetapi merasa terkejut bahwa dia mengenal Qin Xuan. Orang biasa tidak akan mengetahui tentang tanda lahir merah di belakang telinga Qin Xuan. "Nona Xu, apa rencana yang kau miliki sekarang? Apakah kau ingin terperangkap di sini selamanya?" Han Sen tidak menunggu jawaban darinya, tetapi bertanya sambil tersenyum. "Selain menunggu tim penyelamat, apa lagi yang dapat aku lakukan?" tanya Xu Ruyan. "Aku yakin kau pasti adalah seseorang yang cukup penting sehingga Grup Bintang akan mengirimkan tim penyelamat. Namun, jika mereka dapat menemukan tempat ini, aku tidak percaya memerlukan waktu setahun. Mereka sampai saat ini belum tiba, artinya tempat ini terlalu sulit untuk ditemukan. Bahkan jika mereka tidak menyerah, aku bertanya-tanya kapan mereka dapat menemukanmu." Kata Han Sen. Ekspresi semua orang pelan-pelan berubah. Tentu saja, mereka mengetahui hal ini. Namun, tim penyelamat hanyalah satu-satunya harapan mereka saat ini. "Apa yang ingin kau katakan?" Xu Ruyan bertanya, merasa tidak senang. Kata-kata Han Sen menentang kekuasaannya dalam kelompok itu. Alasan mengapa semua orang tetap menghormatinya adalah mereka berharap ada orang yang akan datang untuk menyelamatkan Xu. "Maksudku, sementara kau menunggu di pulau, apakah kau tidak ingin makan yang lebih baik?" Han Sen bertanya dengan tenang. "Kamu punya makanan?" Xu Ruyan menatap Han Sen, tidak dapat melihat kemungkinan dia membawa makanan dalam jumlah besar. "Aku tidak punya makanan denganku, tetapi ada banyak makanan di pulau ini," Han Sen tersenyum dan berkata. "Kau memikirkan tentang beruang bermata hantu? Aku rasa kau harus menyerah. Aku tidak ingin melihat ada orang yang mati." Xu Ruyan merasa sangat kecewa dengan ide Han Sen. Jika mereka berkesempatan untuk memburu beruang bermata hantu, mereka tidak akan menunggu sampai hari ini. Xu Ruyan bahkan tidak percaya bahwa Han Sen adalah kepala dari Pasukan Khusus Baju Baja. Walaupun benar, itu tidak akan merubah apapun. Fu Shan adalah kepala pasukan khusus dan membawa seluruh tim bersamanya. Dia juga tidak mempunyai banyak kesempatan untuk melawan beruang bermata hantu. Hanya sendiri, Han Sen juga tidak memiliki keunggulan apapun. 275 Berburu Sendiri Xu Ruyan tidak ingin berbicara apapun dengan Han Sen lagi. Dia mengatakan dia telah mencoba dan kembali ke tendanya. Tanpa melihat langsung beruang bermata hantu, Han Sen mengatakan akan memburu mereka, meninggalkan kesan yang sangat buruk pada Xu Ruyan. Sebelum Han Sen sempat memberitahukan isi kesepakatannya, Xu Ruyan menunjukkan ketidakpercayaan. Tetapi Han Sen tidak peduli. Ketika dia berhasil mendapatkan daging beruang bermata hantu, dia yakin Xu Ruyan akan memohonnya. Xu Ruyan pasti memiliki banyak sumber daya, sehingga dapat menyewa seluruh Pasukan Khusus Hijau. Han Sen merasa dia bertanggung jawab untuk memerasnya untuk bersyukur pada Tuhan yang telah mengirimnya ke seini. Selain itu, Han Sen membenci semua orang dalam Grup Bintang. Dan dia juga bukan pengecualian. "Adik, kau seharusnya lebih praktis. Jangan berurusan dengan beruang bermata hantu," Liu Zhi menepuk pundak Han Sen dan berkata. Jelas, para anggota Pasukan Khusus Hijau tidak percaya bahwa Han Sen dapat memburu beruang bermata hantu. Mereka telah terperangkap di pulau itu sangat lama dan telah melancarkan jutaan strategi, tetapi tidak ada yang berhasil. Medan Pulau Tepi Angin sangat rumit. Dengan kekuatan dan fleksibilitas mereka, beruang bermata hantu dapat bergerak ke sekelilingnya dengan mudah. Raja beruang bermata hantu berdarah sakral dan belasan beruang bermata hantu mutan telah membuat mereka kehilangan beberapa orang yang handal saat jumlah mereka lebih banyak dari sekarang. Han Sen tidak akan dapat melakukannya sendiri. "Fu Shan, apakah kau tertarik dengan kesepakatanku?" Han Sen tidak menjawab Liu Zhi tetapi bertanya pada Fu Shan. "Coba ceritakan." Di luar dugaan semua orang, Fu Shan tidak langsung menolak Han Sen. "Kapten, apa yang bisa dibicarakan dengan pria ini? Jangan percaya kata-katanya," kata Liu Zhi tergesa-gesa. Semua anggota lainnya juga mencoba untuk membujuk Fu Shan, tetapi Fu Han hanya memberikan isyarat kepada yang lainnya untuk diam. Han Sen tersenyum dan berkata, "Fu Shan, karena kita semua adalah pasukan khusus, bagaimana kalau kita berburu beruang bermata hantu bersama-sama? Setelah itu, aku akan mengambil daging beruang beruang bermata hantu berdarah sakral, dan kita dapat berbagi sisanya setengah-setengah. Bagaimana menurutmu?" Fu Shan cemberut. Han Sen memang terlalu arogan. Dia percaya bahwa Han Sen memang spesial, kalau tidak mustahil baginya bisa datang ke sini sendirian. Namun, kata-kata Han Sen tetap membuatnya menyeringai. "Nak, kau tidak mempunyai posisi untuk berbicara seperti itu," kata Liu Zhi tidak sabar. "Benarkah?" Han Sen tentu saja tidak setuju. Ketika dia baru sampai di pulau itu, dia melihat beberapa beruang bermata hantu dari langit. Beruang bermata hantu bukan spesies unik di pulau itu, dan Han Sen pernah melihatnya sebelum ini. Di tengah perjalanannya menuju ke sini di belakang Singa Emas, Han Sen telah melihat beruang bermata hantu berdarah sakral dari sekelompok bear beruang yang ditelan hidup-hidup oleh sang singa. Beruang bermata hantu berdarah sakral ini tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup di depan Singa Emas. Han Sen tidak mengetahui itu adalah beruang bermata hantu pada saat itu. Sebelum ditelan, beruang bermata hantu berdarah sakral mencoba untuk meloloskan diri, dan Han Sen telah mempelajari apa yang dapat dia lakukan. Memang sangat kuat dalam hal kecepatan dan tenaga. Bagian yang paling mengerikan adalah mata vertikal ketiganya, yang memberikannya kemampuan yang hampir sama dengan ratu peri. Setelah dia membuka mata ketiga, dia bahkan dapat menghindari serangan dari Singa Emas. Namun, hanya itu yang dapat dia lakukan. Han Sen merasa yakin bahwa beruang bermata hantu berdarah sakral hanya sedikit lebih kuat daripada makhluk berdarah sakral yang dibunuhnya di Lembah Pasir. Karena medan dan jumlah beruang bermata hantu yang besar, memang sulit bagi mereka. Han Sen, di sisi lain, memiliki sayap berdarah sakral dan adalah pembunuh yang hebat. Dia dapat menggunakan jiwa binatang pemindah warna untuk menyerang secara diam-diam dan tidak perlu bertarung langsung dengan beruang bermata hantu. Jika para anggota Pasukan Khusus Hijau bersedia untuk membantu, Han Sen dapat menghabiskan seluruh kelompok beruang bermata hantu. Tanpa bantuan mereka, Han Sen juga dapat berbuat yang sama, hanya memerlukan waktu yang lebih lama. Potongan setengah daging adalah kesepakatan yang sangat bagus untuk para pasukan khusus. Han Sen juga ingin membereskan urusan di sini lebih awal agar dapat kembali ke tempat penampungan lebih cepat. Namun, karena mereka tidak mau membantu, Han Sen tidak mengangkatnya lagi. Setelah beristirahat semalam, Han Sen meninggalkan goa dan memutuskan untuk berburu beruang bermata hantu untuk menunjukkan pada kelompok itu, terutama Xu Ruyan agar dia dapat memerasnya. "Apakah kau benar-benar akan berburu beruang bermata hantu?" tanya Xu Ruyan, berdiri di depan goa. "Kau dapat berharap seekor beruang bermata hantu untuk makan siang, tetapi pikirkan berapa harga yang ingin kau bayarkan." Han Sen melambai pada Xu Ruyan tanpa menoleh dan berjalan masuk ke hutan. "Fu Shan, bagaimana menurutmu?" Xu Ruyan menatap Fu Shan, karena dia tidak menyangka Han Sen akan berani berburu beruang bermata hantu sendiri. "Hanya seorang bajingan. Jika dia mau cari mati, biarkan saja. Aku tidak yakin dia berasal dari pasukan khusus, apa lagi kepalanya." Liu Zhi tidak pernah melihat seseorang seperti Han Sen dalam organisasi. Xu Ruyang tidak membalas. Dia masih percaya bahwa Han Sen adalah seseorang yang spesial, walaupun dia tidak dapat memberitahukan bagaimana caranya. "Aku tidak dapat menebak orang ini. Namun, aku tidak dapat mempertaruhkan nyawa anggota timku," Fu Shan berpikir dan berkata. Dia juga yakin bahwa Han Sen adalah seseorang yang spesial, tetapi sebagai kepala dari pasukan khusus, dia tidak dapat mengambil risiko seperti ini atas nama anggota timnya. Xu Ruyan mengangguk. Sama seperti Fu Shan, dia juga tidak bersedia mengambil risiko lagi. "Aku harap dia tidak mati dalam hutan," Fu Shan menghela nafas. Walaupun dia berpikir Han Sen spesial, tapi hampir mustahil bagi seseorang untuk dapat bertahan hidup dari serangan kelompok beruang bermata hantu. Sekali terendus oleh beruang bermata hantu, maka orang itu tidak mungkin lolos. Saat itu, mereka harus mengorbankan jiwa belasan orang sebelum mereka berhasil melarikan diri. Xu Ruyan melihat Han Sen menghilang di dalam hutan dan emosinya campur aduk. Dia tidak yakin bahwa Han Sen dapat berburu beruang bermata hantu juga. Orang lain menganggap Han Sen mungkin gila atau terlalu arogan sehingga berani berburu beruang bermata hantu sendiri. Jika Han Sen tidak terbunuh oleh beruang bermata hantu, mungkin dia akan meminta makanan dari mereka. 276 Tercengang Setelah memasuki hutan, Han Sen mengikuti jejak kaki dan menyelinap ke dalam habitat beruang bermata hantu. Sebelum kesepakatan dibuat, Han Sen tidak berencana untuk menghabisi seluruh komplotan beruang bermata hantu. Dia memutuskan untuk membunuh seekor terlebih dahulu dan kembali bernegosiasi. Beruang bermata hantu tingginya sekitar 6 kaki dan tertutup oleh bulu coklat seperti sikat baja. Dengan mata vertikal di dahinya, dia bisa datang dan pergi dengan mudah di tebing gunung. Di pegunungan, Han Sen merubah warna tubuhnya tanpa bersuara. Beruang bermata hantu berkeliaran, sementara Han Sen mengawasi dari kegelapan. Targetnya adalah beruang bermata hantu mutan, yang membuat Xu Ruyan rela membayarnya lebih. "Tidak heran mereka tidak mampu membunuh beruang bermata hantu seekor pun. Medan ini tidak menguntungkan siapa pun." Han Sen melihat sekeliling dan menemukan jurang di mana-mana. Beruang bermata hantu mampu berlari di tebing curam, yang membuatnya mustahil untuk dibunuh. Fu Shan dan Xu Ruyan memimpin kelompok berbeda untuk mengumpulkan makanan dan meninggalkan beberapa orang untuk mengawasi gua. Meskipun mereka memiliki banyak tanaman dan jamur yang disimpan di gua, tidak ada salahnya untuk memiliki cadangan makanan lebih. Setelah pergi untuk sementara waktu, mereka tiba-tiba mendengar lolongan dari habitat beruang bermata hantu. "Dia benar-benar pergi?" seru Liu Zhi. Dia tahu dari suara itu kalau beruang bermata hantu menyadari penyusup. Ada suara lolongan lagi setelahnya, jadi tampaknya seluruh gerombolan sedang mengejar Han Sen. "Sayang sekali. Dia tidak bertahan lama." Xu Ruyan menghela nafas. Lolongan itu berhenti setelah beberapa lama. Kelompok itu tidak berencana untuk tinggal lebih lama. Karena kelompok beruang bermata biru telah terpancing oleh Han Sen, akan sangat berbahaya bagi mereka untuk menghadapi para beruang. Xu Ruyan dan Fu Shan dengan cepat membahasnya dan memutuskan untuk berhenti mencari makanan, dan bersiap-siap kembali ke gua. "Beruang bermata hantu mutan!" Tidak jauh dari gua, mereka tiba-tiba melihat beruang bermata hantu yang besar dan menakuti semua orang. Orang-orang dengan cepat mengeluarkan jiwa binatang mereka dan menyadari beruang bermata hantu tidak bergerak dan sebenarnya ada di punggung seseorang. Orang itu membawa mayat beruang bermata hantu dan berjalan ke arah mereka. Sambil menyaksikan beruang bermata hantu bergerak naik dan turun saat orang itu berjalan, semua mata pun terbelalak. "Itu si bocah¡­ Dia tidak mati, dan benar-benar memburu seekor beruang bermata hantu, yang jenis mutan¡­" Liu Zhi melihat wajah orang itu dan berseru. Orang-orang lainnya juga terkejut, tidak percaya dengan mata kepala mereka sendiri. Han Sen benar-benar mampu memburu beruang bermata hantu, dan yang jenis mutan, yang sungguh luar biasa. Pertama kali mereka pergi, setengah dari mereka mati dan mereka hanya mampu membunuh beberapa beruang bermata hantu primitif. Tidak satu pun jenis mutan terbunuh. Makhluk itu memiliki kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Untuk membunuh salah satunya di jurang hampirlah mustahil. Namun, Han Sen seorang diri memburu seekor beruang bermata hantu mutan. Fu Shan menatap Han Sen dari atas sampai bawah dan tidak melihat luka sedikit pun di tubuh Han Sen, yang membuatnya lebih terkejut. Jelas sekali dari lolongan itu kalau beruang bermata hantu waspada, tapi Han Sen masih kembali dengan selamat sambil membawa tubuh beruang bermata hantu mutan, yang membuatnya berpikir seberapa kuat Han Sen sampai mampu mencapai hal ini. Xu Ruyan juga menyadarinya dan tidak mampu berkata apa-apa. "Apa kau benar-benar memburu beruang bermata hantu sendirian?" saat Han Sen mendekat, Liu Zhi menanyakannya. "Begitulah, kecuali kalau benda ini tidak disebut beruang bermata hantu." Han Sen tersenyum dan terus berjalan menuju gua dengan tubuh beruang bermata hantu di punggungnya. Tubuh beruang bermata hantu terlalu besar, dan dia tidak begitu tertarik untuk memakannya sendirian. Dia bermaksud untuk memamerkan beruang bermata hantu mutan ini untuk merundingkan kesepakatan dengan Xu Ruyan, jadi dia memastikan semua orang melihatnya. Saat orang-orang yang menjaga gua melihat Han Sen kembali dengan beruang bermata hantu mutan, mereka juga ikut tercengang. "Nona Xu, apa kau tertarik dengan tawaranku sekarang?" Han Sen memperhatikan wajah semua orang dan bertanya pada Xu Ruyan. "Sangat tertarik." Mata Xu Ruyan berbinar-binar. Mereka semua terjebak di sini lebih dari setahun. Awalnya, mereka punya beberapa dendeng daging untuk dimakan, dan setelahnya mereka harus makan sayur-sayuran. Sudah lama sekali sejak mereka menikmati rasa daging. Melihat tubuh beruang bermata hantu yang sudah mati, mereka langsung memikirkan daging panggang. Tentu saja, Xu Ruyan memikirkan lebih dari beruang bermata hantu mutan. Karena Han Sen mampu membunuh makhluk mutan dengan sangat mudah, itu berarti dia bisa menghabisi seluruh beruang bermata hantu. Jika dia bisa melakukannya, mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih dari daging saja. Sebenarnya, mereka telah berbohong pada Han Sen sejak awal. Tujuan mereka adalah pulau ini karena mereka menginginkan sesuatu di sini. Akan tetapi, mereka memang mengalami kecelakaan di laut. Bagian itu memang benar. Setelah mereka sampai di sini, mereka tidak mampu mendapatkan apa yang mereka mau karena beruang bermata hantu. Tanpa disangka, Han Sen cukup kuat untuk menghabisi semua beruang bermata hantu, yang sangat fantastis bagi Xu Ruyan. Xu Ruyan percaya seseorang akhirnya akan menyelamatkan mereka. Tinggal menunggu waktu bagi Grup Bintang untuk menemukan pulau ini. Jika dia mampu mendapatkan apa yang dia mau sebelum mereka datang, itu akan sangat bagus. Jika tidak, dia tidak lebih dari seorang pecundang. Jika dia memperoleh benda itu setelah tim penyelamat datang, dia tidak akan dianggap berjasa. Xu Ruyan menatap Han Sen dengan hasrat tersembunyi. Meskipun dia tidak tahu Han Sen telah mencapai semuanya, dia yakin keberadaan Han Sen menguntungkannya. "Jadi, Han Sen, apa tawaranmu?" Xu Ruyan menatap Han Sen dan melembutkan suaranya. 277 Harga Pasar "Itu tergantung pada seberapa besar nafsu makanmu," kata Han Sen sambil menyeringai. "Berapa banyak yang kau mau untuk beruang bermata hantu mutan ini?" dengan orang yang penuh perhitungan seperti Xu Ruyan, dia tidak akan mudah mengatakan tujuan sebenarnya. Xu Ruyan diam-diam berpikir tidak masalah baginya membayar mahal untuk beruang bermata hantu mutan ini. Dia bahkan bisa membayar lebih agar Han Sen memburu beberapa jenis mutan lagi. Totalnya sekitar satu lusin beruang bermata hantu mutan. Selama Han Sen membunuh semuanya, satu beruang bermata hantu berdarah sakral bukanlah ancaman besar bagi kelompok. Saat itulah, tujuannya akan tercapai. Akan tetapi, Xu Ruyan tidak menyadari bahwa Han Sen berencana memerasnya sejak awal pertemuan mereka. "Aku tidak perlu panjang lebar soal harga beruang bermata hantu mutan ini. Menurut harga pasar, kamu dapat membelinya seharga 100 juta," kata Han Sen sambil memicingkan matanya. Saat kelompok itu mendengar "harga pasar," mereka merasa optimis, karena berdasarkan harga pasar, daging makhluk mutan sekitar 2 sampai 3 juta. Bahkan jika dilipatkan gandakan, jumlahnya masih kecil. Namun, harga Han Sen memuatnya meringis. Mulut Liu Zhi menganga dan berpikir, "Seekor makhluk mutan seharga 100 juta, harga pasar dari mana itu?" "Han Sen, itu terlalu mahal. Bahkan makhluk mutan langka saja hanya seharga 2 sampai 3 juta di pasar. Bahkan aku bersedia membayarmu 10 kali lipat, yang berarti 20 sampai 30 juta. Apa kau pikir 100 juta tidak kemahalan?" Xu Ruyan mengerutkan dahi menatap Han Sen. "Kau benar, di luar pulau ini, harga pasarnya segitu. Namu, kita ada di tempat lain, jadi tentu saja harganya berbeda. Di sini, harga pasarnya 100 juta per ekor. Kalau kau pikir itu terlalu mahal, tidak apa-apa. Aku simpan saja sendiri." Han Sen tetap tenang dan tersenyum. "Han Sen, kita ini orang yang kurang beruntung dan seharusnya menolong satu sama lain. Apa kau pikir kau tidak terlalu egois? Lagi pula, kau juga ketua regu khusus dan rekan dari beberapa orang di sini. Apa kau akan menjualnya dengan harga yang sama?" Xu Ruyan tiba-tiba mendapat ide. Jika Han Sen berkata iya, maka semua orang akan marah padanya. Jika dia bilang tidak, sama saja hasilnya bila dia menjualnya pada Xu Ruyan ataupun Fu Shan. Xu Ruyan tidak peduli jika dia tidak bisa makan daging. Selama Han Sen mampu menghabisi semua beruang bermata hantu mutan, dia akan mencapai tujuannya. "Tentu saja, aku selalu memberi harga yang sama dan adil bagi semuanya." Han Sen lalu menatap regu hijau khusus, "Dan aku telah mengundang mereka untuk bekerja sama sebelumnya. Bukan salahku jika mereka menolaknya." Wajah Liu Zhi merah padam mendengar perkataan Han Sen. Dialah yang paling menentang dan berpikir Han Sen sudah gila. Xu Ruyan mendengar perkataan Han Sen dan diam-diam bersemangat. Dia memasang wajah datar dan mendengus, "Han Sen, apa kau tidak takut semua orang akan melawanmu? Atau kau bukan termasuk regu khusus sama sekali?" Sejak Han Sen kembali, Xu Ruyan dan anak buahnya mengelilingi Han Sen dan beruang bermata hantu mutan. Saat Xu Ruyan berwajah masam, bawahannya juga menatap tajam Han Sen. Sudah jelas, Xu Ruyan mencoba mengancam Han Sen. Awalnya, dia takut Fu Shan dan kelompoknya mungkin membantu Han Sen. Karena jawaban Han Sen mungkin membuat kesal seluruh pasukan khusus, dia yakin kalau Fu Shan akan memihaknya apabila terjadi perkelahian. Lagi pula, mereka terjebak di sebuah pulau dan tidak makan daging untuk waktu yang lama. Fu Shan seharusnya tidak menolak bekerja sama dengan Xu Ruyan melawan Han Sen. "200 juta." Han Sen menawarkan harga dua kali lipat dari tawaran sebelumnya. Dia bahkan tidak menaikkan alis, seakan dia tidak mendengar ancaman Xu Ruyan. "Fu Shan, sikap ini seharusnya tidak boleh dimiliki anggota regu khusus. Kita harus mengontrol dan mengintrogasinya." Kata Xu Ruyan. Xu Ruyan pikir Fu Shan pasti akan bekerja sama dengannya. Lagi pula, anggota pasukan khusus juga memandang beruang bermata hantu mutan dengan rakus, dan mereka juga tidak peduli dengan Han Sen. Dia kaget saat Fu Shan menggelengkan kepala dan berkata, "Aku tidak tahu apakah dia ada dalam regu khusus, dan itu bukan urusanku." Fu Shan menyuruh semua orang di timnya untuk tidak ikut campur. Sudah jelas dia tidak mau turut campur dalam urusan ini. Meskipun anggota regunya berpikir mengapa Fu Shan memutuskan hal itu, mereka menaruh kepercayaan yang besar pada kapten mereka dan menuruti perintahnya. Xu Ruyan tercengang. Setahunya, Fu Shan orang yang rasional. Bahkan jika dia tidak mau melukai Han Sen, dia akan setuju untuk mengambil beruang bermata hantu mutan terlebih dahulu. Keputusan Fu Shan memaksa Xu Ruyan untuk mengevaluasi Han Sen kembali. Penjelasan satu-satunya bagi Fu Shan untuk memutuskan hal seperti ini adalah Fu Shan tidak yakin mereka bisa mengalahkan Han Sen. "Jadi, sepertinya kau tidak mau membuat kesepakatan denganku." Han Sen mengangkut beruang bermata hantu mutan. "Apa yang kau lakukan?" Xu Ruyan tidak berani menghentikan Han Sen. "Karena aku tidak disambut di sini, aku akan menemukan tempatku sendiri. Lagipula aku punya beruang bermata mutan. Jika kumakan pelan-pelan, ini bisa habis untuk 3 sampai 5 bulan." Han Sen menaruh beruang bermata hantu mutan di punggungnya. "Baiklah, 100 juta, aku akan membeli beruang bermata hantu mutan ini," Xu Ruyan menggertakkan giginya dan berkata. Yang dia butuhkan adalah agar Han Sen membunuh para beruang bermata hantu. Jika Han Sen benar-benar bersembunyi di suatu tempat dan makan enak sendirian, itu akan menggagalkan tujuannya. "Harganya bukan 100 juta lagi. Sekarang harganya 200 juta." Jawaban Han Sen membuat Xu Ruyan ingin mencekiknya. 278 Tujuan Sebenarnya "Tidak apa-apa 200 juta. Namun, mustahil bagiku untuk membawa uang sebanyak itu ke Tempat Suci Para Dewa. Aku bisa membuatkanmu surat hutang dan Grup Bintang akan membayarmu di Aliansi." Setelah menenangkan diri, Xu Ruyan memiliki keinginan kuat untuk membunuh Han Sen. Tidak peduli berapa banyak surat hutang yang dia tulis untuk Han Sen saat ini, karena tim penyelamat dari Grup Bintang tidak akan membiarkan Han Sen hidup-hidup. "Maaf, aku hanya menerima uang tunai," Han Sen menolak Xu Ruyan dan menatapnya dari atas ke bawah, "Tapi kau juga bisa membayarku dengan jiwa binatang." Han Sen tahu mereka tidak bisa membawa banyak uang, dan ingin jiwa binatang mereka sejak pertama. "Apa tawaranmu?" Xu Ruyan merasakan dorongan kuat untuk membunuhnya. "Harga pasar untuk jiwa binatang berdarah sakral sekitar 100 atau 200 juta. Jadi kurasa satu jiwa binatang berdarah sakral untuk satu beruang bermata hantu mutan," kata Han Sen pada Xu Ruyan. "Sepertinya kau tidak bermaksud melakukan kesepakatan serius." Xu Ruyan menjadi kesal. Tidak mungkin baginya untuk menukar jiwa binatang berdarah sakral demi makhluk mutan. "Kita sedang berbisnis, kau bisa menawar kembali," kata Han Sen sambil menyeringai. "Lima jiwa binatang primitif untuk beruang bermata hantu mutan," tawar Xu Ruyan. "Lebih cocok lima jiwa binatang mutan¡­" kata Han Sen sambil mengedipkan mata. Setelah tawar menawar, Xu Ruyan bisa menukar satu jiwa binatang mutan untuk beruang bermata hantu mutan, yang membuat Han Sen senang. Dua-duanya berasal dari makhluk mutan, jiwa binatang mutan lebih berharga dari dagingnya. Di tempat lain, kesepakatan ini mustahil terjadi. Untuk jiwa binatang berdarah sakral, Han Sen tahu kalau Xu Ruyan tidak akan pernah memberinya sejak awal. Han Sen memilih jiwa binatang tunggangan dari tiga yang ditawarkan Xu Ruyan. Tunggangan adalah yang paling bernilai. Han Sen tidak butuh jiwa binatang mutan untuk dirinya, dan hanya ingin yang mahal untuk dijual. "Senang bekerja sama dengan Anda." Han Sen mengambil jiwa binatang dan tersenyum pada Xu Ruyan. Dia meninggalkan gua segera setelahnya dan tidak mau tinggal di tempat yang sama dengan orang-orang ini. Xu Ruyan tidak bisa menahan diri untuk berjalan ke arah Fu Shan, "Fu Shan, apa kau baik-baik saja melihatnya melakukan apa yang dia mau?" Dia tidak mencoba menyalahkan Fu Shan, tapi hanya mau jawaban. "Perhatikan dengan seksama tubuh beruang bermata hantu mutan itu," kata Fu Shan tenang. Xu Ruyan terdiam dan berjalan ke arah tubuh beruang bermata hantu mutan itu. Anggota lainnya juga mendekati tubuh itu, mencoba mengerti apa yang dimaksud Fu Shan. Tidak lama, mereka semua hening. Awalnya mereka melihat banyak darah di tubuh itu dan berpikir pasti terjadi pertarungan sengit antara Han Sen dan beruang bermata hantu. Namun, jika dilihat lebih dekat, mereka menyadari darah di tubuh itu berasal dari satu tusukan. Beruang bermata hantu hanya terluka di bagian leher dan tidak ada luka lainnya. Sudah jelas dia dibunuh dalam satu serangan, sebelum dia bisa melawan. Semuanya terkejut. Untuk membunuh beruang bermata hantu mutan dengan rapi adalah sesuatu yang menakjubkan. "Pergi ke habitat beruang bermata hantu sendirian, membunuh beruang bermata mutan dalam satu serangan dan kembali dengan selamat, dia bukanlah orang yang bisa dianggap musuh," jelas Fu Shan dengan tenang. Dia tidak tahu apakah Han Sen memang termasuk regu khusus. Bahkan jika Han Sen tidak termasuk, Fu Shan tidak ingin melawannya. Jika Han Sen termasuk, maka mereka berada dalam organisasi yang sama dan alasannya untuk melawan Han Sen lebih kecil. Xu Ruyan tidak mengatakan apapun. Saat Fu Shan menjelaskan, siapa pun yang bisa mencapai hal itu sangatlah diidam-idamkan. Normalnya, beruang bermata hantu mutan tidak tinggal terlalu jauh dari yang berdarah sakral. Xu Ruyan tidak bisa membayangkan bagaimana Han Sen berhasil melakukannya. "Lalu apa? Dia juga terperangkap di pulau ini sekarang. Saat tim penyelamat datang, dia tidak akan mampu pergi jauh," pikir Xu Ruyan dengan bengis. Setelah meninggalkan gua, Han Sen terbang ke atas gunung tinggi dan mengawasi seluruh pulau. Saat dia mencoba memeras Xu Ruyan, dia merasa ada yang janggal dari reaksinya. Han Sen menawarkan harga yang tidak masuk akal untuk memeras dan mengujinya. Reaksi Xu Ruyan dan beberapa detail dalam sikapnya membuat Han Sen percaya bahwa pulau ini pasti mempunyai sesuatu yang spesial. Han Sen tidak percaya orang seperti Xu Ruyan mau membayar mahal dan membiarkan begitu saja hanya untuk makan seekor makhluk mutan. Sepertinya tujuan mereka adalah pulau ini sejak awal. Dia mungkin ingin sesuatu yang berhubungan dengan para beruang bermata hantu ini, jika tidak dia tidak akan tertarik pada mereka." Han Sen semakin dan semakin yakin dengan dugaannya. Sebagai pembunuh yang hebat, dia tahu bagaimana menilai orang, dan instingnya mengatakan ada sesuatu di pulau ini. Tidak ada yang spesial dari habitat beruang bermata hantu. Saat Han Sen berburu beruang, dia juga telah menjelajahi tempat itu. Tidak ada apa-apa selain gerombolan beruang bermata hantu, yang hanya memiliki raja berdarah sakral di antara mereka. Mustahil bagi Xu Ruyan untuk melakukan perjalanan ini hanya untuk memburu beruang bermata hantu berdarah sakral. Tidak ada makhluk berdarah sakral di dunia ini yang patut diperoleh dengan menempuh banyak masalah. Selain itu, Han Sen tahu bahwa sebenarnya mereka tidak bisa melakukan apa-apa terhadap beruang bermata hantu karena mereka tidak datang untuk makhluk ini. Jika tidak, mereka akan melakukan persiapan matang dan memiliki senjata yang cukup, dan tidak akan sulit bagi mereka untuk memburu beruang bermata hantu berdarah sakral. Jika mereka tidak datang kemari demi beruang bermata hantu, tapi untuk sesuatu yang berkaitan dengan beruang bermata hantu¡­" Han Sen merenung sambil menyentuh hidungnya. Dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, "Mungkin demi itu." Han Sen terbang lebih tinggi ke atas langit dan melihat lagi habitat beruang. Sambil terbang lebih tinggi lagi, Han Sen berpikir dia pasti benar. Pegunungan di pulau ini berlapis-lapis. Jika dilihat dari atas, mereka terlihat seperti teratai raksasa, dengan setiap gunung yang mirip kelopak bunga. Beruang bermata hantu tinggal di tengah-tengah pulau tersebut. 279 Sarang "Itu dia¡­" Han Sen kegirangan saat melihat gunung berbentuk aneh. Satu-satunya tempat yang menjamin adanya jiwa binatang di Tempat Suci Para Dewa adalah sarang para makhluk, selain dari Pulau Misteri. Jumlah makhluk di Tempat Suci Para Dewa hampir tidak terbatas. Di sebuah area, bahkan jika semua makhluk dibunuh, makhluk baru akan muncul tanpa makan waktu lama. Manusia telah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ini dan menyimpulkan kebanyakan makhluk tidak muncul dengan reproduksi, tapi dari suatu tempat yang disebut dengan "sarang." Sarang ini biasanya tersembunyi puluhan sampai ribuan kaki di bawah tanah. Sesekali, makhluk dalam jumlah besar akan lahir dari sarang. Manusia masih tidak yakin bagaimana para makhluk itu tiba di lokasi berbeda di Tempat Suci Para Dewa. Dalam beberapa pencarian, beberapa orang menemukan sarang yang terbuka di atas tanah karena suatu alasan. Setelah melakukan penelitian, mereka menemukan bahwa di setiap sarang, akan ada telur. Jika seseorang memecahkan telur itu, orang itu pasti akan mendapatkan jiwa binatang buas. Telur itu sendiri tidak berbahaya, tapi biasanya, akan ada banyak makhluk yang tinggal di sarang, yang mempersulit jalan masuk ke dalam sarang dan menghancurkan telurnya. Jika beruntung, mungkin hanya ada makhluk biasa dan primitif salam sarang. Akan tetapi, jika ada makhluk berdarah sakral di sarang, orang itu harus siap untuk mandi darah. Bagi siapapun yang mampu membunuh makhluk berdarah sakral, itu adalah hal yang bagus, karena mereka akan memperoleh keuntungan tambahan. Sarang ini jarang muncul di permukaan , jadi hanya beberapa orang yang pernah melihatnya. Sarang yang ada di permukaan memiliki satu ciri khusus¡ªselalu terletak di tipe permukaan yang disebut "teratai kehidupan." Teratai kehidupan dibentuk oleh pegunungan berlapis-lapis, dan jalan masuk ke sarang selalu terletak di tengah teratai. Menurut apa yang Han Sen baca dari Jaringan Langit, makhluk di sarang biasanya tidak keluar langsung dari pintu masuk. Sampai hari ini tidak ada yang tahu bagaimana para makhluk di sarang berakhir menyebar di seluruh Tempat Suci Para Dewa. Akan tetapi, jalur masuk ke sarang ditempati oleh segerombolan beruang bermata hantu. Xu Ruyan dan yang lainnya tidak menyangka ini akan terjadi, dan karenanya mereka gagal memasuki sarang. Han Sen tidak menyadari bahwa alasan utama kelompok tersebut belum memasuki sarang adalah karena mereka kehilangan hampir semua perkakas mereka di lautan, di bawah serangan monster laut. "Karena kalian telah gagal,aku sebaiknya maju duluan." Han Sen memikirkan bagaimana cara memasuki sarang dengan sangat gembira. Awalnya, dia ingin memburu beberapa beruang bermata hantu dan memperoleh jiwa binatang mutan lebih banyak lagi dari Xu Ruyan. Setelah tahu ini adalah sebuah sarang, dia tidak akan menyerang beruang bermata hantu lagi. Tidak diragukan lagi, beruang bermata hantu ini adalah anjing penjaga terbaik. Dengan adanya mereka di sini, komplotan itu tidak akan pernah bisa memasuki sarang, dan Han Sen bisa mencari telur itu dengan tenang di dalam. "Sayang sekali aku telah mengetahui rencana kalian dan kalian akan menyesal. Bagus sekali Xu Ruyan, kau mencoba memancingku untuk membunuh lebih banyak beruang bermata hantu mutan dan kau bisa memasuki sarang ini." Han Sen diam-diam menyeringai. Han Sen mendarat di gunung dan menyelinap menuju pusat teratai kehidupan. Dia pernah kesana sekali, dan mampu memasuki sarang tanpa diketahui oleh beruang bermata hantu. Mengenai beruang bermata hantu berdarah sakral, Han Sen siap membunuhnya setelah menghancurkan telur itu. Jelas sudah, para beruang bermata hantu ini tidak tinggal di sarang. Keberadaan mereka di area sekelilingnya hanyalah ketidak sengajaan. Han Sen menggunakan perubah warna untuk bergerak perlahan menuju pintu masuk. Setelah lebih dari sejam, dia berada di depan sarang. Seperti yang digambarkan di Jaringan Langit, sarang itu adalah gua berbatu yang lurus ke bawah seperti sumur. Bebatuan itu hitam dan licin, dan jalan masuknya begitu sempit sampai hanya satu orang dewasa yang bisa lewat dalam satu waktu. Han Sen tidak ragu-ragu saat meluncur ke bawah. Setelah jatuh setinggi 12 kaki, kakinya menyentuh tanah. Di depan matanya terpampang jalan berliku ke bawah. Di sekitarnya ada bebatuan hitam, dan di antaranya ada banyak kristal hijau bercahaya. Meski terlihat suram, ini masih lebih baik dari pada kegelapan. Orang-orang menyebut kristal ini "emas hijau," yang bisa dilihat di manapun dalam sarang. Mereka tidak berbahaya untuk kesehatan, tapi tidak ada manfaatnya juga. Han Sen memutuskan untuk hati-hati dan mengeluarkan jubah pelindung semut bayangan, sambil melindungi dirinya dan perlahan berjalan menuruni jalan berliku. Menurut Jaringan Langit, panjang jalan ini harusnya sekitar 8 mil. Biasanya tidak ada makhluk di jalan ini. Han Sen tidak berani sepenuhnya mempercayai Jaringan Langit dan masih berhati-hati. Namun, Jaringan Langit benar kali ini dan dia tidak melihat satupun makhluk dalam perjalanan. Saat dia akhirnya melihat tembok emas hijau menutupi jalannya, Han Sen tahu dia telah sampai di tujuan. Menurut apa yang orang-orang katakan di Jaringan Langit, jika dia menghancurkan tembok ini, dia akan melihat sarang yang asli. Namun, sekalinya tembok itu hancur, jika ada makhluk di dalamnya, mereka akan meluncurkan serangan dengan segera. Dan orang itu harus mempersiapkan diri untuk itu. Tembok yang masih utuh juga memastikan bahwa beruang bermata hantu tidak datang dari sarang ini. Han Sen mencoba mengintip di balik tembok emas hijau dan yakin jika ada makhluk di dalamnya, tetapi emas hijau tidak cukup transparan. Karena dia sudah disana, Han Sen memutuskan untuk melakukannya. Dia menggenggam pedang berlian, mengambil nafas panjang, dan menebaskan pedang pada tembok itu. 280 Tengkorak Giok Putih Deng! Emas hijau tidak berbahan keras dan hanya setebal 1 inci. Dengan serangan Han Sen, jalan masuk setinggi 6 kaki dan selebar 1 kaki langsung muncul. Han Sen melihat ke dalam celah dengan hati-hati dengan pedang berlian di tangannya dan tercengang dengan apa yang dilihatnya. Ada kota metropolitan bawah tanah yang bermandikan cahaya hijau. Atapnya dihiasi dengan jutaan keping emas hijau berkilau, seperti seluruh galaksi hijau. Segala macam sel dari batu hitam berselang-seling seperti labirin. Tidak ada yang buatan. Mereka lebih seperti sarang lebah, baik yang tidak beraturan maupun yang beraturan pada saat yang sama. Han Sen tahu bahwa sel-sel inilah yang disebut sarang. Di setiap sel mungkin berisi makhluk. Begitu makhluk itu menyadari kehadirannya, dia akan mencoba membunuhnya tanpa berpikir dua kali. Han Sen melihat bahwa pastilah ada puluhan ribu sel dengan semua ukuran, beberapa sekecil tangannya, sementara beberapa besar seperti istana. Mereka semua saling tersambung dengan cara yang aneh dan alami. "Segala dewa dan dewi di dunia ini, tolong berkati aku. Aku harap tidak akan terlalu banyak makhluk. Beberapa makhluk primitif juga boleh," Han Sen berdoa sambil menjinjit. Meskipun ada cukup ruang baginya untuk terbang melintasi sarang, Han Sen tidak berencana untuk menggunakan sayapnya. Ketika dia terbang, semua makhluk bisa melihatnya dengan jelas dan berpotensi menyerangnya dalam kelompok. Atapnya juga tidak begitu tinggi sehingga dia tidak bisa menghindari semua serangan, jadi Han Sen memutuskan untuk tidak melakukannya. Sambil mengendap-endap melewati sel, mata Han Sen terpaku pada sel itu. Jika ada sesuatu yang salah, dia akan kembali secepatnya. Untungnya, sel itu sangat sunyi sampai dia melewatinya. Ini baru permulaan. Sel-sel hitam itu bagaikan bom waktu dengan ukuran berbeda. Han Sen tidak tahu kapan sebuah sel tiba-tiba akan meledak. Saat Han Sen hampir mati ketakutan, dia telah melewati lebih dari ribuan sel tanpa melihat makhluk apa pun. "Mungkinkah sarang ini kosong? Mungkin semua makhluk telah pergi?" Han Sen bertanya-tanya, "Seharusnya tidak. Menurut apa yang kubaca, kecuali telurnya pecah, sarangnya akan terus membiakkan makhluk baru. Karena dindingnya masih utuh, aku kira belum ada orang di sini. Jadi, telurnya pasti masih ada di sini. Kenapa tidak ada makhluk apapun? " Han Sen tidak berani lengah. Meskipun semua tampak baik-baik saja, dia masih tetap waspada. Setiap dia melewati satu sel, Han Sen selalu memandangnya, kalau-kalau ada makhluk yang menyerangnya saat dia lengah. Namun, setelah melihat puluhan dari ribuan sel, dia tidak melihat satupun makhluk. Sepertinya sarang itu benar-benar kosong. "Aneh sekali. Menurut Jaringan Langit, sarang-sarang yang ditemukan sebelumnya selalu memiliki setidaknya ratusan makhluk di dalamnya, dan kadang-kadang bahkan sampai ribuan. Bagaimana bisa tidak ada apa-apa di sini?" Tiba-tiba Han Sen mendengar suara retakan. Dia langsung melihat ke arah tersebut. Suara itu dari sel setinggi 9 kaki dan sejauh lebih dari 30 kaki darinya. Sel itu retak dan retakannya menyebar. "Akhirnya." Han sen tidak terlalu gugup. Dia berjalan mundur dan menemukan tempat bagus dengan ruang yang lebih luas, matanya tertuju pada sel yang tampak seperti peti mati. Saat sel itu terus meretakkan diri, sel itu terjatuh dan berhenti. Dhuar! Tiba-tiba sel itu terbuka oleh sesuatu dan terjatuh. Sebuah sosok menyeruak keluar dari sel. "Makhluk humanoid?" Setelah melihat sosok itu, Han Sen tiba-tiba menggenggam pedang berliannya erat-erat. Biasanya, makhluk humanoid umumnya adalah jenis berdarah sakral. Makhluk itu adalah tengkorak yang tampak terbuat dari giok putih. Di antara tulang belulangnya, tidak ada celah seperti tengkorak biasa. Dengan sambungan ekstra ini, makhluk ini sangatlah lentur. Pada tulang tengkorak itu ada banyak corak hitam, dan tangannya memegang sepasang belati. "Senjata?" Han Sen terkejut. Makhluk humanoid ini punya senjata sendiri, yaitu dua belati, bukan satu, yang berarti makhluk ini tidaklah mudah untuk dihadapi. Tengkorak itu menoleh ke arah Han Sen. Matanya tidak kosong, tapi terisi oleh sepasang mata putih. Sambil menatap Han Sen, tengkorak itu mendekatinya perlahan-lahan. Awalnya, dia bergerak lambat. Lama-lama semakin cepat dan cepat. Dalam beberapa puluh langkah, dia mengelilingi wajah Han Sen bagaikan angin puyuh. Salah satu belatinya berada di leher Han Sen tiba-tiba. Saat ini, Han Sen yakin bahwa tengkorak itu adalah makhluk berdarah sakral. Dia tidak takut. Sambil mengayunkan pedangnya, dia bermaksud menghentikan belati itu. Belati itu cukup pendek, jadi Han Sen pasti bisa menjatuhkannya. Akan tetapi, saat pedang berlian hampir mengenai belati itu, tengkorak itu meliuk dengan cara yang tidak wajar dan menarik belatinya. Dengan satu kibasan, belati tengkorak itu hampir mengenai salah satu alis Han Sen. Han Sen hampir merasakan rasa dingin dari belati itu menembus jubah pelindungnya. 281 Tidak Teratur Ting! Han Sen memanggil seruit pisau tiga di tangan kiri dan menangkis pisau belati di wajahnya. Pada detik berikutnya, ketika tengkorak itu kembali ke Han Sen, dia dengan cepat memutar lengannya ke belakang dan menusuk Han Sen lagi. Gerakan yang tiba-tiba itu merugikan Han Sen. Dia tidak punya waktu untuk mengambil kembali pedangnya, atau mengayunkan seruit. Wus! Han Sen menggunakan Sparticle dan membuat langkah penting, menghindari pisau belati yang berjarak sehelai rambut. Baju baja semut hantu tetap tergores oleh ujung belati dan meninggalkan bekas goresan yang dangkal. Han Sen terkejut dengan ketajaman pisau belati itu. Pisau belati lainnya di tangan tengkorak segera datang dari sudut lain. Han Sen juga seorang pakar dalam pisau pendek seperti ini, tetapi dia tidak pernah melihat seseorang menggunakan senjata ini dengan cara yang begitu menakjubkan. Pergerakan tengkorak seolah-olah salah semua. Dia tidak pernah dapat memprediksi pergerakan tengkorak yang selanjutnya, sehingga membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Seperti mendengar musik dengan semua tempo yang salah. Selain itu, tengkorak itu bergerak dengan sangat cepat. Serangannya sangat gencar membuat Han Sen merasa putus asa. Pertarungan jarak dekat seperti ini menimbulkan beban pada pedang berlian. Han Sen bahkan tidak punya waktu untuk meletakkan pedang, karena pergerakan tengkorak terlalu mempesona. Gerakan kaki tengkorak dan keahlian pisau belatinya sangat merugikan Han Sen. Tiba-tiba, dia terluka di bagian dada. Jika bukan karena berkat baju baja berdarah sakral, Han Sen mungkin sudah mati sekarang. Sekujur badan Han Sen merinding, dia memanggil Meowth, yang kemudian berubah menjadi seekor harimau hitam dan menghempaskan dirinya pada tengkorak. Kemudian tengkorak giok putih hampir tergelincir di tanah, bergerak menjauh dari harimau dan menusuk Meowth dengan pisau belati. Meowth membalikkan badan dan menggertak tengkorak, yang kemudian mengambil kembali pisau belati dan menjauh. Dengan punggung membelakangi Meowth, tengkotak memutar lengannya dengan sudut yang mustahil dan menusuk perut Meowth. Han Sen mengambil kesempatan ini dan menebaskan pedang ke tengkorak, tangan lainnya memegang seruit untuk menangkis serangan ke Meowth. Bertarung dengan seorang pria dan seekor kucing, tengkorak giok putih tetap terlihat tidak mengalami kesulitan dan terus menerus melancarkan serangan yang mengancam pada Han Sen dan Meowth. "Makhluk ini sangat licik!" Han Sen mengutuk dalam hati. Ketika Meowth menyerang tengkorak, dia cepat-cepat kabur. Pada saat ini, dia dan Meowth keduanya terluka, sedangkan tengkotak itu tetap tidak terluka. Tidak ada gunanya meneruskan pertarungan. Han Sen memutuskan untuk mundur dan memikirkan cara lain. Untungnya, Meowth mengalihkan perhatian tengkorak sehingga Han Sen dapat berlari cukup jauh sebelum dia menyimpan kembali Meowth. Tengkorak giok putih tidak membiarkan Han Sen pergi dan cepat-cepat mengejarnya. Han Sen tidak berani berpikir dua kali dan bergegas menuju ke jalan yang dia lalui sebelumnya untuk mencapai tempat ini. Tengkorak itu tidak menyerah. Dia bahkan lebih cepat daripada Han Sen. Dengan pertolongan Meowth, Han Sen bergerak mundur saat bertarung, akhirnya tiba di dinding yang rusak. Han Sen cepat-cepat merangkak di celah yang terbuka dan tengkorak itu mengikutinya. "Mati kau!" Han Sen merasa senang melihat tengkorak bergerak menuju jalan yang sempit, dimana gerakan kaki tidak dapat lagi bekerja dengan baik. Han Sen cepat-cepat mengeluarkan tombak ksatria kumbang dan menusuk tengkorak itu. Dalam ruang yang begitu sempit, senjata yang lebih panjang jauh lebih baik daripada yang pendek. Pisau belati tengkorak bahkan tidak dapat mencapai Han Sen dan tengkorak itu sekarang tidak dapat bersembunyi. Dia harus menyilangkan pisau belati di depan dadanya untuk menghalangi serangan tombak. Namun, tombak Han Sen membawa kekuatan perputaran yang kencang, dan tengkorak itu tidak berhasil menghalanginya. Han Sen berpikir dia pasti telah berhasil, tetapi tengkorak itu dengan cepat meluncur seperti hantu, lebih cepat daripada Han Sen ketika menggunakan Sparticle. Tengkorak itu tampaknya cukup pintar. Menyadari bahwa dia bukan tandingan Han Sen dalam jalan yang sempit, dia tidak lagi berusaha untuk mengikutinya, tetapi memilih untuk diam dan menjaga dinding. Han Sen harus meninggalkan sarang. Dia harus memikirkan cara untuk menyingkirkan tengkorak giok putih ini. Kalau tidak, dia tidak akan pernah dapat mencapai tempat telur berada. "Sial! Ternyata ada makhluk berdarah sakral dalam sarang ini." Han Sen merasa cukup kesal. Dia cepat-cepat merayap keluar dari sarang dan membunuh seekor beruang bermata hantu primitif untuk dimakan. Mengetahui bahwa tempat dimana beruang bermata hantu tinggal adalah pintu masuk menuju sarang, Han Sen ingin membiarkan beruang bermata hantu berdarah sakral dan yang mutan tetap hidup sebagai penjaga untuk menghalangi orang lain. Han Sen mencari tempat yang aman dalam pegunungan dan mengumpulkan dahan untuk membuat api unggun. Dia memanggang beruang bermata hantu primitif, yang rasa cakarnya enak. Namun, pikiran Han Sen sekarang tertuju pada bagaimana tengkorak giok putih itu bertarung. Tengkorak itu memiliki teknik pisau belati yang menakjubkan, yang menyerupai keahlian dalam pembunuhan, dalam hal lawan tidak dapat memprediksi serangan sama sekali. Han Sen mengetahui bahwa teknik ini berbeda dengan pembunuhan. Murni bersifat teknis dan tidak mempengaruhi psikologi lawan. Dengan menggunakan teknik ini, tengkorak itu menciptakan semacam ketidakteraturan sehingga mustahil untuk ditebak bagaimana reaksinya. Selain itu, struktur tengkorak berbeda dengan orang biasa, memungkinkan dia melakukan segala macam gerakan. "Jika aku mau membunuhnya, aku harus memahami tempo ini, kalau tidak aku tidak akan pernah bisa menang." Han Sen mengulas kembali setiap detail pertarungan dengan tengkorak itu, mencoba mencari pola dari pergerakannya. 282 Harga yang Sama Xu Ruyan merasa agak cemas karena Han Sen mungkin mengetahui tentang teratai kehidupan. Walaupun beberapa orang telah melihat sarang itu, seluruh informasi dapat ditemukan di Jaringan Langit. Jika Han Sen mengetahui ada sarang di sana, maka itu akan menjadi berita buruk baginya. Tidak melihat Han Sen seharian, Xu Ruyan menjadi agak gusar. Dia cepat-cepat berkonsultasi dengan Fu Shan dan pergi mencari Han Sen dengannya dan beberapa pria lain. Mereka cukup mudah menemukan Han Sen. Lagi pula Han Sen tidak berencana untuk bersembunyi, karena dia tidak ingin menimbulkan kecurigaan. Xu Ruyan dan Pasukan Khusus Hijau sama sekali tidak lemah. Jika mereka bersedia mengorbankan beberapa jiwa, mereka mungkin juga dapat memasuki sarang. Pada saat ini, mereka tidak berani mengambil risiko itu, dan Han Sen juga tidak ingin mendesak mereka. Han Sen tidak mengetahui kekuatan pengikut Xu Ruyan, tetapi dia mengetahui bahwa Pasukan Khusus Hijau memiliki anggota-anggota yang kuat. Berdasarkan kriteria pasukan khusus, Han Sen memperkirakan mereka semua mungkin sekuat Penjudi. Ketika Xu Ruyan dan yang lainnya menemukan Han Sen, dia sedang berteduh di samping bukit, menikmati daging panggang beruang bermata hantu. Di perapian masih ada banyak daging yang mendesis karena minyak. Sebenarnya, mereka mengikuti wewangian itu untuk menemukannya. Tampaknya Han Sen mendapatkan berungan bermata hantu lainnya. Mereka tidak dapat mengetahui tingkat beruang bermata hantu itu lagi, karena telah terpotong-potong. "Selamat datang! Apa yang membawa kalian ke sini?" Han Sen tidak berniat untuk bangkit. Dia meneruskan mengunyah daging panggang dan sesekali menjilat jemarinya. Mereka sangat tergoda dengan daging panggang itu. Walaupun mereka telah mendapatkan daging dari beruang bermata hantu mutan yang dibeli oleh Xu Ruyan, itu hanya potongan daging kecil. Sebagian besar daging mereka simpan untuk persediaan. Bagi orang-orang yang belum mencicipi daging selama setahun, potongan kecil itu hanya memancing rasa rakus. Melihat Han Sen yang memakan dengan lahap, semuanya menelan ludah. Xu Ruyan melihat Han Sen masih di sana dan merasa jauh lebih lega. Semuanya akan baik-baik saja jika Han Sen tidak masuk ke dalam sarang. "Han Sen, kami datang kesini untuk membicarakan tentang membeli lebih banyak daging beruang bermata hantu. Kau seharusnya tahu bahwa beruang bermata hantu tidak akan mencukupi dengan adanya begitu banyak orang dalam kelompok ini," Xu Ruyan tersenyum dan berkata. Dia hanya mencoba memancing Han Sen agar membunuh lebih banyak beruang bermata hantu mutan. Han Sen berpikir sejenak dan membalas, "Itu tidak mudah. Aku berburu lagi hari ini dan tidak menemukan kesempatan untuk membunuh beruang bermata hantu mutan, jadi aku terpaksa membunuh beruang bermata hantu primitif. Berapa yang akan kau bayar untuk yang primitif?" Xu Ruyan sebenarnya tidak memerlukan daging, dan beruang bermata hantu primitif tidak berguna baginya. Dia tersenyum dan berkata, "Kami semua telah menyaksikan kemampuanmu. Mudah bagimu untuk membunuh beruang bermata hantu mutan. Jangan terlalu merendah." "Betul, kami telah sejak lama memaksimalkan poin geno primitif. Kami berharap kau dapat memberikan kami lebih banyak beruang bermata hantu mutan, dan kami dapat membayarmu dengan baik," salah satu pria yang bekerja untuk Xu Ruyan berkata. Han Sen mencibir dalam hati, tetapi berpura-pura bersikap acuh, "Aku bukannya tidak ingin menambah lebih banyak jiwa binatang. Beruang bermata hantu mutan tidak begitu mudah untuk dibunuh. Jika mereka selalu bergerak secara berkelompok, aku tidak dapat melakukan apa-apa. Aku sendiri bahkan memakan beruang bermata hantu primitif. Jika aku dapat memburu yang mutan, mengapa aku memakan ini?" Mereka mempercayai perkataan Han Sen, karena mereka juga tidak yakin bahwa mahkluk mutan mudah dibunuh. Lagi pula, beruang bermata hantu adalah makhluk yang kuat. Sebagai orang yang belum berevolusi, Han Sen tidak mungkin begitu kuat. Xu Ruyan tiba-tiba tersenyum dan berkata pada Han Sen, "Jadi berapa banyak yang kau inginkan untuk beruang bermata hantu primitif?" "Harga yang sama," Han Sen menjawab bahkan tanpa berpikir. Kelompok orang-orang itu tercengang dan tidak memahami maksud Han Sen. Xu Ruyan menatap Han Sen dan bertanya, "Sen, kau tidak bermaksud bahwa kau menginginkan jiwa binatang mutan untuk beruang bermata hantu primitif ini?" "Tepat sekali," kata Han Sen, mengangguk. "Itu sama sekali tidak masuk akal. Seekor beruang bermata hantu mutan untuk jiwa binatang mutan, jadi mengapa seekor beruang bermata hantu primitif juga senilai jiwa binatang mutan?" tanya Liu Zhi. Liu Zhi berencana untuk menukarkan salah satu jiwa binatang tingkat rendah untuk seekor beruang bermata hantu primitif agar dia dapat makan dengan lebih baik, Siapa tahu Han Sen akan meminta jiwa binatang mutan? Mereka yang bekerja untuk Xu Ruyan langsung memprotes dan ingin menawar dengan Han Sen. Han Sen bertahan dengan harganya. "Ketika aku menjual daging, tidak peduli itu primitif atau mutan. Harganya sama, silakan bisa ditawar. Lagi pula aku terjebak di sini, dan jiwa binatang kalian juga tidak dapat digunakan. Asalkan perutku kenyang, aku memilih untuk tidak mengambil risiko." Tidak ada yang bersedia menukar jiwa binatang mutan untuk beruang bermata hantu primitif, maka mereka harus kembali ke goa dengan tangan kosong. Han Sen tidak peduli. Setiap jam makan siang, dia akan pergi ke tempat di mana angin bertiup di dekat goa dan mulai memanggang, mencoba untuk memancing kelompok itu. Pada awalnya, mereka masih dapat menahan diri dan hanya memakan potongan daging dari beruang bermata hantu pertama yang mereka beli. Namun, rasa daging itu membuat ketagihan. Setelah memakan daging, mereka tidak dapat menelan tumbuh-tumbuhan lagi. Selain itu, beruang bermata hantu pertama tidak bertahan lama. Mencium wangi panggangan setiap hari, mereka ingin membunuh Han Sen dan mengambil daging-daging itu. Han Sen melakukan hal itu setiap hari agar mereka terpancing dan untuk meyakinkan Xu Ruyan bahwa dia tidak mengetahui tentang keberadaan sarang. Sebenarnya, Han Sen masuk ke dalam sarang setiap sore untuk bertarung dengan tengkorak giok putih. Namun, tengkorak giok putih sangat kuat sehingga Han Sen tidak dapat menyingkirkannya dengan cepat. Dalam proses bertarung dengan tengkorak. Han Sen perlahan-lahan menjadi terbiasa dengan keahlian pisau belati dalam gerakan kakinya. Dia merasa terobsesi untuk menemukan cara mengalahkan tengkorak itu. 283 Menukar Jiwa Binatang Han Sen mengamati gerakan kaki dan keahlian pisau belati dari tengkorak giok putih dengan seksama. Selain pergerakan tengkorak yang tidak dapat dicapai oleh manusia, gerakan kaki dan keahlian pisau belatinya sangat mengesankan. Gerakan kaki dan keahlian pisau belatinya selalu tidak beraturan. Bahkan Han Sen yang mempunyai penilaian yang sangat bagus juga tidak dapat menangkap gerakan dan serangan tengkorak. Tidak diragukan lagi, itu adalah alat membunuh khusus, dan Han Sen sangat tertarik untuk menirunya. Kau harus mengenal musuhmu agar dapat mengalahkannya. Dan cara terbaik untuk memahami musuhmu adalah mempelajari trik khusus yang dia miliki. Selain itu, trik tengkorak ini dapat menyempurnakan keahlian Han Sen dalam membunuh, yang juga merupakan alasan mengapa Han Sen bersedia menghabiskan waktu untuk mempelajarinya. Jika dia dapat menguasai keahlian ini dan menciptakan ketidakteraturan yang sama, maka sasarannya memiliki lebih kecil kesempatan untuk bertarung balik. Akhir-akhir ini ketika bertarung dengan tengkorak. Han Sen hanya dapat menggunakan seruit pisau tiga dengan satu tangan, yang memperlemah serangannya. "Aku harap aku memiliki pisau belati berdarah sakral!" pikir Han Sen. Tengkorak itu sangat piawai dalam pertarungan jarak dekat, sehingga Han Sen mengalami kesulitan untuk menggunakan pedang berlian atau tombak ksatria kumbang, karena senjata yang lebih panjang akan menyusahkan ketika bertarung dengan tengkorak. Pada saat ini, masalah Han Sen adalah dia tidak dapat menghalangi tengkorak giok putih yang bergerak mendekatinya. Tengkorak giok putih akan dengan cepat berada pada jarak yang dekat dengannya dengan gerakannya yang tidak teratur. "Ini ada jiwa binatang mutan. Apakah kau berani menerima tantanganku? Jika kau menang, kau dapat mengambil jiwa binatang ini dan aku tidak menginginkan apa-apa darimu. Tapi, jika kau kalah, bagaimana kalau kau memberikan aku seekor beruang bermata hantu dengan gratis?" Seorang pria muda menghampiri Han Sen dengan golok jiwa binatang mutan di tangannya. Han Sen menatapnya. Jika Han Sen tidak salah ingat, nama pria muda ini adalah Wang Junfeng, salah satu orang Xu Ruyan. "Tampaknya Xu Ruyan sudah tidak sabar dan ingin menguji kemampuanku." Han Sen mencibir dan bertanya dengan dingin, "Apa tantanganmu?" "Pertarungan antar tangan. Jatuh atau mengaku kalah akan dianggap kalah," jawab Wang Junfeng. Han Sen mengerutkan bibirnya dan melemparkan pandangan hina pada Wang Junfeng, "Dalam kamusku, tidak ada kata kalah. Pemenang akan kalah dan pecundang akan mati. Jika kau berani bermain, maka kita dapat mencobanya. Jika tidak, kembali ke guamu." Xu Ruyan ingin menguji kemampuannya, dan Han Sen tidak akan membiarkannya. Wanita itu tidak ramah, tetapi Han Sen menduga dia tidak dapat mengalahkan semua orang itu sendirian. Selain itu, dia juga anggota pasukan khusus, tidak pantas membunuh klien organisasinya, terutama di hadapan koleganya. Kalau tidak, pasti jauh lebih mudah membunuh seorang wanita. Wang Junfeng mendengar kata-kata Han Sen dan menjadi pucat. Dia menoleh ke Xu Ruyan yang berdiri di samping goa. Setelah menimbang-nimbang, Xu Ruyan menghampiri dan berkata, "Han Sen, kita hanya becanda, Mengapa kau begitu serius?" "Bermain?" Han Sen menatapnya dengan senyum sinis. "Sebuah tantangan berarti kehidupan manusia bagiku. JIka kau ingin menantang aku, silahkan saja, kapanpun." Jelas sudah maksud Han Sen, maka Xu Ruyan tidak dapat berkata apa-apa. Setelah cukup lama, dia berbalik dan kembali ke goa. Wang Junfeng cepat-cepat mengikutinya pulang dan tidak berani menyentuh Han Sen. Han Sen berharap mereka memiliki keberanian untuk bertarung. Karena wanita itu berniat untuk melukainya, dia dengan senang hati mengambil kesempatan untuk membunuh antek-anteknya. Dan jika pihak lain yang memulai pertarungan, Pasukan Khusus Hijau tidak mempunyai alasan untuk menyalahkannya. Han Sen telah memanggang daging setiap hari di dekat gua selama setengah bulan. Akhirnya, seseorang datang kepadanya. Dia adalah Fu Shan dan bukan Xu Ruyan. Dia juga sendirian. "Untuk beruang bermata hantu," kata Fu Shan dan memindahkan jiwa binatang mutan pada Han Sen. Setelah melihat jiwa binatang mutan itu adalah sebuah tombak, Han Sen tersenyum dan berkata, "Tidak masalah, besok pagi aku akan mengantarkan beruang bermata hantu padamu." Fu Shan mengangguk tetapi tidak pergi. Dia duduk di samping Han Sen dan berkata dengan perlahan, "Aku tidak yakin apakah kau dalam pasukan khusus. Namun, karena kau sudah ada di sini, kau harus bergantung pada tim penyelamat Grup Bintang agar dapat kembali. Sampai pada saat itu, jangan terlalu memancing kemarahan Xu Ruyan." Mendengar saran yang rendah hati, Han Sen berkata, "Apakah ini artinya jika aku mempunyai perselisihan dengannya, kau akan membelanya?" "Aku membawa anggota tim bersamaku, dan salah salah dari mereka telah mati. Aku harus menjaga yang lainnya agar dapat kembali dengan selamat," jawab Fu Shan dengan tenang, tanpa menjawab pertanyaan Han Sen. Han Sen mengangguk. Dia memahami beban pikiran Fu Shan. Dia juga akan bertindak sama jika berada pada posisi Fu Shan. Han Sen tidak benar-benar bermusuhan dengan Xu Ruyan, juga karena dia tahu bahwa dia menempatkan Pasukan Khusus Hijau pada posisi yang sulit, yang mungkin akan ada konsekuensinya pada saat Han Sen kembali ke Persekutuan. Walaupun pasukan khusus adalah organisasi militer, tim manajemen mereka tidak dapat menolong mereka dari pulau yang acak dalam Tempat Suci Pada Dewa. Satu-satunya penyelamatan hanya dimungkinkan dari Grup Bintang, karena mereka adalah satu-satunya yang mengetahui ke mana Xu Ruyan pergi. "Jika kau mempercayaiku, aku akan mendamaikan kau dengan Xu Ruyan. Ketika tim penyelamat datang ke sini, aku akan memastikan bahwa kau meninggalkan tempat ini bersama dengan kami," kata Fu Shan dengan tulus. "Aku berterima kasih atas kebaikanmu, tetapi aku tidak akan tunduk pada seorang wanita. Skenario terburuk adalah aku akan tua dan mati di sini, dan itu pun lebih baik daripada memohon pada Xu Ruyan." Han Sen bahkan tidak memerlukan kapal Grup Bintang untuk kembali. Fu Shan menatap Han Sen dan bangkit. "Pikirkan baik-baik. Jika kau membutuhkan sesuatu, dapat mencariku." Han Sen melihat Fu Shan pergi dan meneruskan berpikir tentang gerakan kaki tengkorak dan keahlian pisau belati. Han Sen yakin Fu Shan bermaksud baik, tetapi Han Sen tidak akan mempertimbangkan usulannya. Han Sen membenci Xu Ruyan dan Grup Bintang. Tidak mungkin dia akan berdamai dengan mereka. "Jika aku tidak memerasnya dengan sebisaku, bagaimana aku bersyukur pada Anak Surga atas apa yang telah dilakukannya padaku?'' Han Sen berpikir dengan senyum sinis. 284 Telur Seiring dengan berjalannya waktu, semakin sulit bagi orang-orang dalam kelompok itu untuk menahan godaan daging. Selain itu, bagi sebagian besar dari mereka, jiwa binatang mutan bukan sesuatu yang sulit untuk didapatkan. Mereka semuanya memiliki beberapa jiwa binatang mutan dan banyak yang bahkan memiliki jiwa binatang sakral. Jiwa binatang mutan yang kurang penting perlahan-lahan dipindahkan ke Han Sen untuk mendapatkan beruang bermata hantu primitif yang dibunuhnya. Xu Ruyan tidak pernah mengunjungi Han Sen, tetapi melakukan pertukaran melalui Fu Shan. Han Sen mengetahuinya tetapi tidak mengatakan apa-apa. Rencana Han Sen adalah pertama-tama menggunakan beruang bermata hantu untuk mengambil jiwa binatang mutan yang kurang penting. Setelah Han Sen memecahkan telur, dia akan mulai membunuh beruang bermata hantu mutan untuk menukar jiwa binatang mutan penting mereka. Dengan demikian, dia dapat memperoleh lebih banyak keuntungan daripada hanya membunuh orang-orang ini. Ketika Xu Ruyan membayar harga mahal untuk memasuki sarang, dia akan menemukan bahwa telur telah hilang. Han Sen bertanya-tanya akan seperti apa wajah dia pada saat itu. Dalam waktu tiga bulan terakhir, Han Sen telah mempelajari lebih banyak hal tentang gerakan kaki tengkorak yang aneh dan keahlian pisau belatinya dan melihat secercah harapan. Jika bukan karena Han Sen merasa tertarik untuk mempelajari trik yang digunakan oleh tengkorak itu, dia sudah membunuhnya setengah bulan lalu. Kali ini, Han Sen telah menguasai semua trik tengkorak, sudah saatnya untuk membunuh tengkorak itu dan memecahkan telur. Dalam kegelapan, Han Sen sekali lagi mengendap-endap ke dalam sarang dan disambut oleh serangan tengkorak seperti biasa. Berbeda dengan apa yang terjadi pada masa lampu, Han Sen kali ini tidak berencana untuk mundur. Dia mengambil seruit tiga pisau dan dengan tenang menatap tengkorak yang menghampirinya. Han Sen sekarang mengetahui semua gerakan kaki dan keahlian pisau belati tengkorak. Ketika pisau belati hampir mengenainya, Han Sen menggerakan kakinya sedikit dan menusukkan seruit tiga pisau dari sudut yang mustahil dari tengkorak. Han Sen dan tengkorak keduanya memiliki gaya yang tidak dapat diprediksi, tetapi perbedaannya adalah Han Sen hanya memiliki satu senjata, sedangkan tengkorak memiliki dua. Walaupun demikian, Han Sen tetap memiliki kesempatan. Dia mengetahui segalanya tentang tengkorak giok putih dan merasa dia dapat mengendalikan tengkorak itu. Tiba-tiba, Han Sen mendapatkan pencerahan. Gerakan kaki dan pisau belati yang tampaknya tidak beraturan sebenarnya adalah urutan yang unik. Karena pemahaman Han Sen masih terlalu dangkal maka dia merasa itu tidak beraturan. Setelah mempelajari selama tiga bulan, Han Sen akhirnya memahami urutan dari ketidakteraturan itu, dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang ritme dan urutan. Dengan pencerahan ini, pemikiran Han Sen berkembang pesat. Gerakan kaki dan keahlian pisau belati lawannya tiba-tiba tampak membosankan di matanya. Tanpa ragu-ragu, Han Sen membuat gerakan yang ganas. Pada saat dia bersentuhan dengan tengkorak, batok kepala tengkorak itu melayang ke udara. Sepasang pisau belatinya tidak dapat melukai Han Sen, dan gerakan kakinya yang aneh tidak berhasil menghindari serangan seruit tiga pisau. "Makhluk berdarah sakral raja tengkorak terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Daging tidak dapat dimakan." Han Sen tidak merasa kecewa walaupun dia tidak mendapatkan jiwa binatang dan daging, apa yang telah dipelajari selama tiga bulan ini jauh lebih berharga daripada jiwa binatang maupun daging berdarah sakral. Selain itu, raja tengkorak berdarah sakral memiliki sepasang perlengkapan. Berbeda dengan kapak emas dan palu emas, sepasang pisau belati tulang ini dapat dijual dengan harga yang menakjubkan. Mereka setingkat dengan pedang berlian, apalagi jumlahnya sepasang. Setelah mengagumi senjata barunya beberapa saat, Han Sen meletakkannya dan terus berjalan. Dia tidak menemukan makhluk lainnya di dalam sarang. Setelah mencapai ujung sarang, Han Sen melihat ellipsoid tembus pandang di dinding batu hitam. Di dalam ellipsoid, tampaknya ada cahaya yang berkedip-kedip. Ellipsoid itu lebih tinggi dari diri Han Sen, dan tampak sama persis dengan telur yang digambarkan di Jaringan Langit. Han Sen menatapnya dan menggunakan pedang berlian untuk membukanya. Krak! Ellipsoid itu terbelah dua dan cairan seperti lem mengalir keluar. "Telur dipecahkan. Sedang mengidentifikasi jiwa binatang¡­" Suara ini berbeda dengan suara biasa yang terdengar setelah membunuh. Han Sen tidak langsung mendapatkan jiwa binatang. Han Sen juga telah membaca bagian ini di Jaringan Langit. Setelah memecahkan telur, jiwa binatang yang diperoleh akan secara acak. Walaupun tidak mungkin mendapatkan sesuatu di luar jiwa binatang biasa sampai jiwa binatang berdarah sakral, berdasarkan pengalaman orang-orang, sebagian besar orang mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral, kecuali bagi sebagian kecil iblis yang tidak beruntung. "Tuhan memberkati. Jangan jadikan aku salah satu iblis yang tidak beruntung, beritahu aku kalau ini adalah jiwa binatang berdarah sakral," doa Han Sen. Walaupun kesempatannya sangat tipis, tetap ada kemungkinan Han Sen mendapatkan jiwa binatang tingkat rendah. Sebelum membuka matanya untuk melihat jiwa binatang, Han Sen merasa cukup tegang. Setelah berdoa, Han Sen tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Jika jiwa binatang yang diperoleh dari memecahkan telur adalah secara acak, apakah juga memungkinkan baginya untuk memperoleh jiwa binatang super darinya? Dulu, Han Sen tidak mengetahui keberadaan makhluk super. Tetapi sejak dia menemukan makhluk super, pasti ada hubungannya dengan jiwa binatang super. Karena bersifat acak, Han Sen juga mungkin mendapatkan jiwa binatang super. "Tuhan, lupakan doaku tadi. Mari kita ulangi. Berikan aku jiwa binatang super. Ini mungkin adalah jiwa binatang super pertama yang diperoleh dalam sejarah manusia. Kau harus membantuku. Dan juga dewa-dewa lainnya, aku akan sangat memujamu jika kalian memberikan aku jiwa binatang super¡­" Han Sen cepat-cepat merubah permintaannya dan berdoa untuk mendapatkan lebih banyak. Cairan dari telur yang pecah mulai bersinar dan perlahan-lahan mengental menjadi sesuatu seperti gambar holografis. Han Sen melihat jiwa binatang itu membentuk di hadapannya tanpa berkedip dan terus berdoa, "Jiwa binatang super¡­ini harus berupa jiwa binatang super¡­'' Bum! Pada saat jiwa binatang itu telah terbentuk, dia berubah menjadi bayangan dan memasuki pikiran Han Sen. Pada saat yang sama, dia mendengar suara yang akrab. 285 Letnan Api "Jiwa binatang teridentifikasi. Jiwa binatang berdarah sakral letnan api diperoleh." Han Sen merasa agak kecewa karena dia tidak mendapatkan jiwa binatang super, tetapi dia memahami bahwa kesempatannya setipis memenangkan lotre. Jiwa binatang berdarah sakral juga tidak buruk. Han Sen memanggil jiwa binatang yang baru dia dapatkan. Mahkluk seperti iblis muncul di hadapan Han Sen dalam bentuk bola api. Membakar dengan bara api merah dan terlihat cukup ajaib. Jenis jiwa binatang Letnan api: aura. Melihat keempat kata "aura," kekecewaan Han Sen langsung lenyap. Sebaliknya, dia merasa sangat senang. Keempat kata-kata itu bagaikan rahmat di mata Han Sen. Bukan saja sangat langka, bahkan jiwa binatang mutan aura dapat dijual dengan harga yang menakjubkan. Dan tidak hanya berlaku di Tempat Suci Para Dewa Tahap Satu. Bahkan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, jiwa binatang aura yang bagus, walaupun yang mutan juga sangat populer, di luar kenyataan bahwa sebagian besar jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Satu akan tidak berguna di sana. Asalkan itu adalah aura, semua jiwa binatang di sekitarnya dapat ditingkatkan. Sejauh pengetahuan Han Sen, Anak Surga memiliki jiwa binatang aura mutan. Ketika dia memanggil jiwa binatang aura, kemampuan semua jiwa binatang dalam jarak 30 kaki dapat ditingkatkan sebesar 20%. Senjata jiwa binatang akan menjadi lebih tajam. Baju baja dan perisai akan menjadi lebih tangguh. Dan bahkan jiwa binatang perubahan wujud dapat memberikan lebih banyak tenaga bagi penggunanya. Untuk sebuah tim, jiwa binatang aura pasti merupakan kekuatan inti. Ketika sebuah tim pergi berburu, jika mendapatkan jiwa binatang aura, efisiensi mereka akan berlipat ganda. Karena jiwa binatang aura dapat meningkatkan seluruh jiwa binatang dalam jarak tertentu, jika ada beberapa jiwa binatang aura dalam satu tim, maka peningkatannya akan sangat besar. Sayangnya, jiwa binatang aura sangat langka sehingga dalam seluruh Tempat Penampungan Baju Baja, hanya Anak Surga yang memiliki jiwa binatang aura mutan. Bahkan Huangfu Pingqing yang memiliki perusahaan yang berdagang jiwa binatang juga tidak memiliki jiwa binatang aura untuk dijual. Semua tim berharap memiliki jiwa binatang aura, maka jika dia membawa jiwa binatang aura ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, Han Sen pasti akan diundang oleh banyak orang-orang berpengalaman untuk bergabung dengan tim mereka. Jiwa binatang aura sudah pasti adalah jenis yang paling berharga di antara semua jiwa binatang, karena fungsinya yang sangat populer. Han Sen bahkan tidak menduga dirinya dapat memperoleh jiwa binatang aura, karena sangat sulit untuk didapatkan. Dan yang dia dapatkan sekarang adalah yang berdarah sakral, sehingga membuatnya merasa sangat senang. "Ha, ha, doaku terkabul. Jiwa binatang aura akan membuatku populer kemanapun aku pergi." Han Sen sangat senang. Sudah larut makan dan Han Sen menyimpan kembali letnan api dan keluar dari sarang. Walaupun dia telah mendapatkan barang yang sangat bagus, Han Sen tidak lupa untuk memeras Xu Ruyan. Karena tidak ada apa-apa yang tersisa di dalam sarang, Han Sen sekarang akan membunuh beruang bermata hantu mutan dan menjualnya pada Xu Ruyan. Namun, Han Sen tidak akan berkenan untuk mencarinya sendiri. Dia akan memberitahukan Fu Shan niatnya untuk memburu beruang bermata hantu mutan dan kekhawatirannya bahwa Xu Ruyan tidak akan merasa tertarik dengan mereka. Setelah Fu Shan memberitahu Xu Ruyan tentang pemikiran Han Sen, Xu Ruyan akan merasa sangat senang dan setuju untuk membeli berapapun beruang bermata hantu mutan yang dapat diburu Han Sen. Walaupun pada saat ini setiap orang hanya memiliki jiwa binatang mutan yang penting, Xu Ruyan bahkan tidak akan peduli dengan jiwa binatang yang dia miliki ketika mendengar kenyataan bahwa Han Sen akan membunuh beruang bermata hantu mutan. Dia berjanji bahwa akan membeli semua beruang bermata hantu mutan yang dapat diburu Han Sen. Sebuah jiwa binatang mutan untuk seekor beruang bermata hantu mutan, dan dia akan membeli semuanya. Walaupun jiwa binatang mutan berharga, mereka tidak dapat dibandingkan dengan apa yang dapat diperoleh setelah masuk ke dalam sarang. Jadi, prioritasnya adalah Han Sen membunuh sebanyak mungkin beruang bermata hantu mutan. Selain itu, Xu Ruyan juga memiliki pemikirannya sendiri. Karena Han Sen juga terperangkap di dalam pulau. Ketika tim penyelamat Grup Bintang tiba, dia akan menaiki kapal mereka untuk meninggalkan Pulau Tepi Angin. Pada saat itu, jika dia memintanya untuk mengembalikan seluruh jiwa binatang, dia akan harus mematuhinya. Tidak peduli betapa kuatnya dia, Han Sen tidak akan bersedia untuk mati di pulau ini karena usia. Xu Ruyan tidak mengetahui bahwa Han Sen tidak perlu bergantung pada Grup Bintang. Sejauh ini, Han Sen tidak terbang pergi hanya karena dia tidak yakin dengan lokasi Pulau Hijau. Ketika kapal Grup Bintang datang, dia tidak perlu masuk ke kapal. Asalkan dia mengikuti mereka dari kejauhan, dia dapat terbang sendiri ke Pulau Hijau. Satu-satunya kekhawatiran Han Sen adalah Grup Bintang tidak akan mengirimkan tim penyelamat. Kalau demikian, dia harus menebak di mana lokasi Pulau Hijau, yang mungkin akan lebih berisiko. Han Sen mengetahui bahwa jika dia membunuh terlalu banyak beruang bermata hantu mutan sekaligus, maka kelompok beruang bermata hantu mutan akan terlalu lemah. Maka, mereka tidak perlu membeli beruang bermata hantu mutan darinya dan dapat memilih untuk memburunya sendiri. Karena Grup Bintang belum datang, Han Sen juga tidak akan meninggalkan pulau itu. Dia tidak terburu-buru dan hanya akan membunuh beruang bermata hantu mutan setelah selang beberapa hari untuk menukarnya dengan jiwa binatang mutan. Setelah sebulan, ketika Han Sen mendapatkan jiwa binatang ketujuh dari Xu Ruyan, Xu Ruyan mulai berdiskusi dengan Fu Shan tentang pergi ke sarang. Berdasarkan estimasi Xu Ruyan, sudah saatnya Grup Bintang menyelesaikan pelatihan staf baru dan mengirim mereka ke sana. Dia harus mengalahkan orang-orang itu untuk mendapatkan jiwa binatang di dalam telur. Kalau tidak, perjalanan dia kali ini akan sia-sia, sehingga dapat mengancam posisinya dalam Grup Bintang. 286 Beruang Bermata Hantu Berdarah Sakral Han Sen juga merasa ini waktunya Xu Ruyan beraksi, jadi dia tidak mengharapkan Xu Ruyan memesan tiga beruang bermata hantu mutan lagi darinya. "Grup Bintang memang penuh oleh orang-orang kaya!" Han Sen berpikir sumber pendapatannya sudah dikuras habis, dan tidak menyangka Xu Ruyan sangat boros. Han Sen membunuh empat beruang bermata hantu mutan dalam sehari. Dia menjual tiga di antaranya pada Xu Ruyan dan menyimpan seekor untuk dirinya untuk meningkatkan poin geno mutannya. Hari ini, Xu Ruyan dan yang lainnya menikmati sup daging, dan setelahnya mereka bergegas menuju sarang. Han Sen tidak khawatir sama sekali dan lanjut menikmati daging panggangnya. Dia sepertinya tidak berniat mengikuti Xu Ruyan. Satu-satunya kekhawatiran Xu Ruyan lenyap saat melihat Han Sen tidak memperdulikan mereka. Dia memimpin komplotannya dan mempercepat langkahnya. Di pegunungan yang membentuk teratai kehidupan, tidak ada jalan yang bisa benar-benar dipakai. Mereka harus memanjat bebatuan untuk melewati banyak tempat. Di beberapa tempat yang memiliki jalur, mereka juga sangat menakutkan untuk dilalui. Jalur-jalur itu lebarnya kurang dari satu kaki, dan jika tergelincir, seseorang bisa jatuh dan mati. Manusia tidak bisa melakukan hal yang sama seperti beruang bermata hantu. Selain itu, di lautan, komplotan itu telah kehilangan peralatan mendaki mereka dan salah satu anggota yang memiliki sayap berdarah sakral, yang membuat situasinya semakin sulit. Setelah memasuki teratai kehidupan, kehadiran mereka segera disadari oleh para beruang bermata hantu, yang tubuh raksasanya muncul dan datang bagaikan angin di tebing curam. Melihat gerombolan beruang bermata hantu muncul dengan ganas, Xu Ruyan menyuruh semua orang untuk menemukan tempat aman dan siap-siap bertarung. Beruang bermata hantu mutan merupakan yang paling berbahaya bagi mereka, sementara yang primitif tidak terlalu menyusahkan. Saat ini, karena hampir semua beruang bermata hantu mutan telah dibunuh oleh Han Sen, mereka bisa menghadapinya. Sekelompok orang menempati bidang datar dan membunuh semua beruang bermata hantu yang menghampiri mereka. Setelah menahan diri selama lebih dari setahun, komplotan itu melepaskan amarah mereka pada makhluk itu. Dengan lolongan melengking dari raja beruang bermata hantu berdarah sakral, seluruh beruang bermata hantu langsung mundur menuju pegunungan yang lebih tinggi, meninggalkan orang-orang itu sendirian. Kelompok itu terus berjalan maju dan membunuh semua beruang bermata hantu yang mereka lihat. Karena jumlah beruang bermata hantu mutan sedikit, mereka bukanlah ancaman. Beruang bermata hantu berdarah sakral menyerbu mereka dari atas tebing dengan buas, bulu putihnya berkilauan bagaikan perak. Han Sen telah mendarat di puncak gunung, menonton pertarungan itu sambil makan daging panggang. Dia penasaran bagaimana Xu Ruyan berencana menghadapi beruang bermata hantu berdarah sakral itu. Di pegunungan seperti ini, tidak banyak ruang untuk bergerak. Untuk menghadapi makhluk berdarah sakral yang kuat, orang itu harus memiliki sayap berdarah sakral. Saat Han Sen menduga-duga apa yang akan dilakukan, dia tiba-tiba melihat tubuh Xu Ruyan berubah menjadi raksasa setinggi lebih dari 12 kaki. Dia mengangkat tangannya dan melayangkan pukulan ke arah beruang bermata hantu berdarah sakral itu. Pukulannya bagaikan palu gada dan mengenai beruang bermata hantu berdarah sakral dengan keras. Tubuh beruang bermata hantu berdarah sakral sangatlah keras. Kecuali orang itu menggunakan senjata berdarah sakral, orang itu tidak bisa melukainya. Namun dengan pukulan Xu Ruyan, tangan beruang bermata hantu berdarah sakral yang terangkat untuk melindungi dirinya patah, dan setelah itu tinju raksasa bertubi-tubi memukul dada beruang bermata hantu berdarah sakral. Tulang rusuk beruang bermata hantu berdarah sakral pun patah. Sambil memuntahkan darah, beruang bermata hantu itu jatuh dari tebing dan akan mati. Xu Ruyan, di lain sisi, segera menyusut dan kembali ke wujud semula. Dia terlihat sedikit pucat. Han Sen tercengang dan tidak tahu jiwa binatang jenis apa yang dipakai Xu Ruyan. Melihat wajahnya, Han Sen pikir dia tidak bisa melakukannya lagi. Tidak heran Xu Ruyan tidak pernah terlalu memperdulikan beruang bermata hantu berdarah sakral, tapi sangat takut pada jenis mutan. Karena dia hanya bisa menggunakan jiwa binatang yang menakjubkan ini sekali, dia tidak boleh menyia-nyiakannya pada beruang bermata hantu mutan, tapi menyimpannya untuk yang berdarah sakral. Han Sen tidak punya waktu untuk berpikir. Dia cepat-cepat mengeluarkan busur tanduk dan panah tawon hitam mutannya, sambil membidik beruang bermata hantu berdarah sakral yang terjatuh dan menembaknya. Panah hitam melesat di langit bagaikan halilintar. Seakan dilengkapi oleh alat pelacak, panah itu menancap di kepala beruang bermata hantu melalui mulutnya. Saat Xu Ruyan, yang telah dengan sempurna memanfaatkan kekuatan jiwa binatang, bergembira dalam hati, dia tiba-tiba tercengang oleh panah yang datang entah dari mana. Dia langsung menoleh ke arah panah itu datang dan melihat Han Sen di puncak gunung dengan busur di tangannya. Bruk! Di bawah jurang, beruang bermata hantu berdarah sakral jatuh ke tanah. Mata Xu Ruyan menatap Han Sen dengan penuh api amarah. Karena Xu Ruyan tidak mendengar suara yang berkata beruang bermata hantu berdarah sakral telah dibunuh, jelas sekali buruan itu dihitung sebagai milik Han Sen. Han Sen sangat senang sampai hampir tertawa terbahak-bahak. Sepertinya, setiap dia mencuri serangan terakhir, dia selalu mendapatkan jiwa binatang. Dan kali ini bukanlah pengecualian. "Beruang bermata hantu berdarah sakral dibunuh. Jiwa binatang beruang bermata hantu berdarah sakral diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno secara acak." "Panen besar! Sayang sekali mereka tidak terluka.. Tidak ada kesempatan untukku membunuh Xu Ruyan," kata Han Sen menghela nafas. Sambil memelototi Han Sen dengan tajam, Xu Ruyan menggertakkan gigi dan tidak berkata apapun. Mereka semua pergi ke pintu masuk sarang dan mulai turun. Xu Ruyan secara khusus mengatur beberapa orang untuk menjaga pintu masuk, supaya Han Sen tidak bisa mengikuti mereka ke dalam. 287 Kembali Han Sen tidak berniat mengikuti mereka ke dalam sarang, yang dia tahu benar telah kosong. Saat ini, Han Sen telah turun dari gunung dan kabur dengan beruang bermata hantu berdarah sakral yang telah mati. Sambil bergegas menuju sarang, sekelompok orang itu tidak ada waktu untuk memikirkan Han Sen. Disisi lain, mereka yakin tidaklah mudah bagi Han Sen untuk menuruni tebing. Dan jika dia berhasil kabur dengan tubuh itu, dia tidak punya tempat untuk pergi kecuali pulau itu, jadi mereka bisa selalu menemukannya nanti. Akan tetapi, Han Sen terbang pergi dengan tubuh itu sebelum seorang pun sadar. Saat sekelompok orang itu turun ke dalam sarang, mereka mendapati tembok emas hijau telah rusak. Setelah mereka masuk, karena tidak ada makhluk mati dan sel-sel itu masih utuh, mereka masih punya sedikit harapan. Saat mereka tiba di dekat telur dan mendapatinya telah pecah juga, jantung mereka pun berdegup kencang. "Han Sen, kubunuh kau!" Xu Ruyan merasa sangat murka dan ingin menemukan Han Sen. Namun, tidak ada yang bisa menemukannya saat itu. Bahkan tubuh beruang bermata hantu berdarah sakral telah lenyap. Xu Ruyan tidak mau percaya kenyataan bahwa dia tidak mendapatkan apapun sementara Han Sen mendapat segalanya. Dia membawa timnya untuk menyusuri seluruh pulau, tapi Han Sen telah menghilang sepenuhnya. Dengan kaget dan marah, tidak ada yang tahu ke mana Han Sen pergi. Sebenarnya, Han Sen hanya membawa tubuh beruang bermata hantu berdarah sakral melewati lautan untuk bersembunyi sementara waktu. Setelah pencarian, dia kembali ke pulau Windend, menemukan tebing yang sangat curam, dan mulai memakan daging berdarah sakral. "Daging beruang bermata hantu berdarah sakral dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." Setiap dia memperoleh poin geno sakral, Han Sen sangat kegirangan. Setelah memakan seluruh tubuh beruang bermata hantu, lima poin geno sakral bertambah. Han Sen kini memiliki 66 poin geno sakral. Untuk sementara, Han Sen menghindari sekelompok orang itu. Dengan pegunungan di mana-mana di pulau ini, komplotan itu terlalu sedikit untuk mencari dengan seksama. Selain itu, saat mereka mencari sebelumnya, mereka telah berpikir Han Sen sudah tidak ada di pulau itu. Jika tidak, mustahil bagi beruang bermata hantu berdarah sakral lenyap dari pulau itu. Kurang dari setengah bulan setelah Han Sen selesai memakan beruang bermata hantu berdarah sakral, dia melihat kapal berlayar menuju pulau. Setiap kapal memiliki logo Grup Bintang. Han Sen tidak tahu apa yang dikatakan Xu Ruyan kepada tim penyelamat. Sehari kemudian, kapal itu meninggalkan pulau. Han Sen mengikuti kapal itu dari jauh. Kapal itu hanya bergantung oleh angin untuk berlayar dan tidak terlalu cepat. Yang Han Sen perlu lakukan adalah menjaga kapal itu tetap dalam jarak pandang. Sebenarnya, Han Sen bahkan berpikir kapal itu terlalu lambat. Namun, tidak ada teknologi modern yang diperbolehkan di Tempat Suci Para Dewa, jadi wajar jika kapal itu lambat. Setelah hampir sebulan, Han Sen tidak menemui bahaya apa pun dan memakan makhluk laut dari waktu ke waktu. Mengenai makhluk laut berdarah sakral yang disebut-sebut komplotan itu, Han Sen tidak pernah melihatnya. Mungkin makhluk itu takut oleh kapal. Han Sen akhirnya tahu saat komplotan itu datang kemari, mereka pasti datang dengan kapal yang sejenis. Namun, mereka menemui makhluk laut berdarah sakral dan hanya satu kapal yang tiba di tujuan. Dan kapal itu karam juga pada akhirnya. Pada suatu hari, Han Sen akhirnya melihat sebuah pulau dan merasa gembira. Saat mereka mendarat di tempat yang dilihatnya, dia menyadari itu adalah Pulau Hijau yang dibicarakan komplotan itu. Namun, itu bukan benar-benar pulau, tapi peninsula yang terhubung dengan pulau utama. Di peninsula, terdapat Penampungan Hijau. Han Sen menggunakan perangkat teleportasi di Penampungan Hijau untuk kembali ke Blackhawk. Sudah hampir setahun sejak dia datang ke Tempat Suci Para Dewa. Han Sen memikirkan bagaimana kabar teman-temannya dan Regu Khusus Penampungan Baju Baja. Setelah kembali ke asramanya, semua teman sekamarnya senang melihatnya. Mereka pikir Han Sen telah mati di Tempat Suci Para Dewa mengingat betapa lama dia telah pergi. Di jaman ini, hal seperti itu sangat umum terjadi. Beberapa orang bisa kembali setelah menghilang dalam waktu yang lama. Teman sekamar Han Sen semuanya murid baru dan naik kelas sebentar lagi. Akan tetapi, Han Sen harus mengambil tes susulan, yang nilainya akan menentukan apakah dia bisa tinggal di Blackhawk atau tidak. Ada banyak kejadian seperti ini, jadi ada peraturan bahwa selama murid yang kembali lulus tes tersebut, mereka diperbolehkan melanjutkan studi mereka. Jika mereka tidak lulus mereka akan dikeluarkan. Han Sen tidak terlalu khawatir dengan ujian itu. Dia mengambil jaringan komunikasinya dan melihat banyak panggilan tak terjawab, yang sebagian besar dari Ji Yanran. Ibunya juga menelpon berkali-kali. Zhang Danfeng, Qin Xuan, Yang Manli, Tang Zhenliu, Wang Mengmeng, HuangfuPingqing, Lin Beifeng dan Qu Lili juga menelponnya. Han Sen menelpon ibunya terlebih dahulu. Dan panggilannya langsung masuk. Meskipun Luo Sulan tidak tahu Han Sen telah menghilang di Tempat Suci Para Dewa, dia cukup khawatir karena Han Sen tidak menelponnya dalam waktu lama. Han Sen tidak mengatakan apa-apa soal petualangannya, tapi mengatakan pada ibunya kalau dia sibuk dengan studinya. Dia lebih memilih mendengar keluhan ibunya daripada membuatnya cemas. Setelah mengobrol dengan ibunya cukup lama, Han Sen mencoba menelpon Ji Yanran. Meskipun dia tahu mungkin tidak akan tersambung, dia masih memutuskan untuk mencobanya. Memang, masa tugasnya telah berakhir. Teman sekamar Han Sen telah memberi tahu kalau Ji Yanran telah meninggalkan blackhawk untuk magang. Kata mereka dia bertugas di kapal perang antar bintang. Setelah terdaftar, orang itu harus menggunakan jaringan komunikasi spesial dan tidak bisa menggunakan yang biasa lagi. Jadi, tidak mungkin Han Sen bisa menelpon pacarnya. Teman sekamarnya juga mengatakan kalau berat badan Ji Yanran turun banyak karena Han Sen menghilang. Dia juga jadi sangat pendiam. Selain belajar mati-matian, dia jarang sekali mengikuti kegiatan Perkumpulan Tangan Dewa. Beberapa bulan lalu, dia meninggalkan Blackhawk untuk magang di kapal perang. Han Sen merasa bersalah, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia menelpon kembali siapa pun yang menelponnya dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Qu Lili pergi ke kapal perang bersama Ji Yanran, jadi Han Sen juga tidak bisa menghubunginya. Nomor Qin Xuan masih tersambung, tetapi tidak ada jawaban. Han Sen berasumsi dia pasti berada di Tempat Suci Para Dewa Kedua. 288 Peta Han Sen pikir karena dia sudah pergi terlalu lama, ketua regu khusus yang baru telah ditunjuk untuk menggantikannya. Lagi pula, ada peraturan mengenai hal itu. Yang dia tidak sangka adalah dia masih memiliki posisi itu, dan Yang Manli telah mengurus semua urusan regu khusus. Han Sen terkejut, Dengan kondisinya, Yang Manli sebagai wakilnya bisa maju dan menggantikannya. Namun, dia memilih menolak posisi itu untuknya. Setelah berbicara dengan anggota lainnya di regu khusus, Han Sen tahu bahwa pihak manajemen ingin Yang Manli menggantikannya, tapi Yang Manli menolak. Han Sen terkejut saat mengetahuinya. Dia tahu Yang Manli selalu ingin menjadi kepala regu khusus dan tidak bisa membayangkan dia menolak kesempatan itu. Dia menelepon Yang Manli dan ingin berterima kasih padanya. Namun, Yang Manli hanya mengatakan segala hal yang terjadi di regu khusus tahun ini dengan nada formal dan tidak memberinya kesempatan. Sebenarnya, mereka berdua tidak begitu akrab, dan Han Sen juga merasa sulit baginya untuk memujinya. Meskipun Han Sen tidak peduli dengan posisi tersebut, dia masih harus berterima kasih pada Yang Manli karena membantunya. "Adik, kenapa kau tidak memberi tahu aku saat kau kembali?" Huangfu Pingqing menelpon Han Sen dan berkata. "Karena aku takut," kata Han Sen tersenyum. Han Sen telah memeras Xu Ruyan habis-habisan dan tentunya telah menyinggung Grup Bintang. Huangfu Pingqing adalah sepupu Anak Surga, jadi Han Sen tidak yakin dia harus menelponnya. Aula Bela Diri Ares selalu melakukan bisnis dengan penampungan yang berbeda-beda. Jadi, tidak ada yang tahu bagaimana cara kembali ke Penampungan Baju Baja dari Penampungan Hijau selain Huangfu Pingqing. Han Sen menginginkan informasi dari Huangfu Pingqing tentang bagaimana cara kembali ke Penampungan Baju Baja. Kalau tidak, dia tidak akan bisa memakan makhluk berdarah sakral yang dia pelihara. "Ha-ha, mengapa kau berani memeras Xu Ruyan seperti itu kalau kau sampai takut? Jika sepupuku, Anak Surga masih di Penampungan Baju Baja, aku sarankan kau untuk jangan pernah kembali. Namun, dia telah berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Ke Dua, dan kau tidak akan menemuinya disana lagi." Sudah jelas Huangfu Pingqing tahu bahwa apa yang Han Sen lakukan di Pulau Windend. Dan Dia cukup terkejut. "Anak Surga sudah menjadi evolver?" Han Sen terpana. Tapi itu masuk akal, karena Anak Surga memiliki sejumlah poin geno yang setara dengan Qin Xuan, dan sudah waktunya dia berevolusi. "Kau mau kembali ke Penampungan Hijau?" tanya Huangfu Pingqing serius. "Tentu saja. Apa kau punya ide bagus?" Han Sen tidak menyangka Huangfu Pingqing akan mengungkitnya duluan. "Tentu saja. Tapi biayanya akan sangat mahal," Huangfu Pingqing menyeringai dan berkata. "Berapa harganya?" Han Sen telah memeras banyak jiwa binatang mutan dari Xu Ruyan dan memperoleh banyak barang. Saat ini, dia bisa mengeluarkan banyak uang. "Jika orang lain, aku tidak akan bersusah payah dan peduli betapa banyaknya uang yang kudapat. Akan tetapi, dalam kasusmu, selama kau rela menjadi anggota Aula Bela Diri Ares, aku jamin kau bisa kembali dengan selamat." Huangfu Pingqing mengedipkan matanya pada Han Sen. "Tolong sebutkan harganya dulu," Han Sen mengerutkan alis dan berkata. Dia tidak ingin diatur-atur. Selain itu, sejak melihat Singa Emas, Han Sen memiliki pandangan berbeda. Saat ini, targetnya adalah memburu makhluk super dan memperoleh poin geno super. Menjadi bagian dari organisasi hanya memperlambat dirinya. "Bagaimana dengan jiwa binatang berdarah sakral yang kau peroleh dari sarang?" Huangfu Pingqing cukup fleksibel. "Apa harganya tidak terlalu mahal?" Han Sen mengerutkan dahi. "Kau tahu bahwa dari Penampungan Hijau ke Penampungan Baju Baja, kau harus menempuh lebih dari lima penampungan lainnya. Perjalanannya sangat tidak aman. Aku harus mengirim orang-orangku di setiap penampungan untuk membawamu kembali dengan selamat. Kesulitan dan biayanya diluar perkiraanmu. Jika bukan untukmu, aku bahkan tidak akan melakukannya demi dua jiwa binatang berdarah sakral," kata Huangfu Pingqing serius. "Bagaimana jika kau memberiku petanya, dan aku jalan sendiri," Han Sen berpikir dan menyarankan. "Tanpa ada yang menuntunmu, kau bisa menemui masalah dengan mudah. Coba pikir lagi sebelum kau memilih melakukan ini," saran Huangfu Pingqing. "Tidak apa-apa. Aku hanya butuh peta," Han Sen bersikeras. Tidak mungkin dia akan memberikannya jiwa binatang berdarah sakral. Akan tetapi, peta yang bahkan tidak mendetail harus dibayar olehnya. Han Sen menggunakan lima jiwa binatang mutan untuk membeli semua data dan peta dari Huangfu Pingqing. Han Sen melakukan teleportasi ke Tempat Suci Para Dewa, membuat kesepakatan dengan orang-orang Huangfu Pingqing di Penampungan Hijau, dan memperoleh semua peralatan dan peta. Namun, Han Sen tidak langsung menuju Penampungan Baju Baja. Dia harus lulus ujian susulan di Blackhawk terlebih dahulu. Jika dia masuk Tempat Suci Para Dewa dan menghabiskan banyak waktu di sana lagi, dia mungkin akan benar-benar didepak keluar. Ujian susulan berjalan cukup lancar bagi Han Sen. Dia tidak terlalu bisa dalam bidang teori, tapi nilai rata-ratanya masih memenuhi syarat. Han Sen juga memenangkan banyak kejuaraan untuk sekolah sebelum ini, jadi dia sukses sebagai anak baru dan bisa naik kelas sebentar lagi. Tentu saja Han Sen telah melewatkan semua kontes Liga Akademi Militer dan kontes Yang Terpilih di Tempat Suci Para Dewa, yang dia tidak sesali, karena yang dia pikirkan saat ini hanyalah makhluk super dan poin geno super. Hal-hal lain tidak begitu berarti baginya. Akan tetapi, mustahil membunuh makhluk super hanya dengan jiwa binatang berdarah sakral. Itu sama seperti makhluk berdara sakral sulit sekali dibunuh dengan jiwa binatang mutan. Jiwa binatang berdarah sakral bukanlah ancaman besar bagi makhluk super. Han Sen menggunakan segala yang dia miliki dan tidak bisa melukai bayi singa emas, belum lagi makhluk super dewasa. Dengan penuh pertimbangan, Han Sen memutuskan bahwa selain melampaui semua tipe poin geno, satu hal yang bisa meningkatkan tingkat keberhasilan secara signifikan adalah seni geno hyper. Hanya seni geno hyper terkuatlah yang bisa membuatnya mampu berburu makhluk super. "Mungkin aku bisa menjadi orang pertama yang melampaui poin geno super sepanjang sejarah manusia." Han Sen benar-benar fokus dengan poin geno super dan tidak bisa diganggu oleh yang lainnya. Cara membunuh makhluk super adalah satu-satunya pertanyaan terpenting di benaknya saat ini. 289 Seni Geno Hyper Terkua Tidak ada hal mengenai makhluk super di Jaringan Langit maupun di berkas internal regu khusus. Sepertinya manusia belum pernah membunuh makhluk super sejauh ini. Mungkin beberapa orang pernah menemukan makhluk super. Tapi karena mereka tidak bisa membunuhnya, mereka tidak tahu bahwa itu adalah makhluk super, tetapi menganggapnya sebagai makhluk berdarah sakral yang sangat kuat. Saat Han Sen melihat singa emas pertama kali, dia juga berpikir itu hanyalah makhluk berdarah sakral dan tidak menyadari ada level yang lebih tinggi. Tanpa data apapun, Han Sen harus mengandalkan dirinya untuk membunuh makhluk super. Tanpa ada cara untuk memperoleh jiwa binatang super, Han Sen harus berlatih beberapa seni geno hyper yang lebih kuat. Han Sen akan melampaui poin geno sakralnya suatu saat, yang pasti akan terjadi. Namun, dengan seluruh empat tipe poin geno terlampaui, Han Sen tidak yakin dia bisa menghadapi makhluk super manapun. Han Sen harus menjadi kuat untuk bisa membunuh makhluk super. Melihat betapa kuatnya singa emas, Han Sen bisa mengira-ngira seberapa besar kekuatan yang bisa mengancam makhluk super. Satu-satunya harapan Han Sen saat ini adalah seni geno hyper. Dia telah berlatih Kulit giok, tetapi itu bukan seni geno hyper yang bisa dipelajari dengan cepat. Jika Han Sen memulainya sejak kecil, mungkin akan banyak perkembangan. Namun, dia cukup terlambat memulainya, dan butuh waktu untuknya untuk lebih kuat secara signifikan. Untuk saat ini, Han Sen masih memiliki 5 lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S. Tahun lalu, regu khusus telah memberinya hampir 100 poin, yang juga bisa ditukar dengan lisensi Kelas-S atau cairan geno. Namun, Han Sen tidak tahu seni geno hyper mana yang bisa meningkatkan kekuatannya secara signifikan. Han Sen menemukan nomor Bai Yishan di jaringan komunikasinya. Sebagai profesor dan ahli di Ruang Orang Suci, Bay Yishan ambil bagian dari banyak program penelitian seni geno hyper. Harusnya tidak ada yang lebih mengenal seni geno hyper lebih dari dirinya. Han Sen memutuskan untuk meminta bantuannya. Bai Yishan senang bertemu Han Sen. Dia selalu memperhatikan Han Sen, dan lebih spesifik lagi, bagaimana Han Sen berlatih Serangan Yin Yang dan menggunakannya. Saat Han Sen menghilang pertama kali, Bai Yishan terus-menerus bertanya pada Presiden Blackhawk tentang Han Sen. Namun, han Sen pergi terlalu lama sampai Bai Yishan pikir sesuatu telah menimpanya. Dengan mengejutkan, Han Sen kembali, yang membuat Bai Yishan sangat senang. Dia menanyakan Han Sen banyak pertanyaan tentang latihan Serangan Yin Yang miliknya. Han Sen menggunakan waktunya untuk menjawab semua pertanyaan Bai Yishan. Setelah itu, Han Sen bertanya, "Profesor, aku ada beberapa pertanyaan untukmu mengenai seni geno hyper. Apa kau ada waktu sebentar?" "Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Bai Yishan. "Aku ingin tahu, dari semua seni geno hyper yang bisa dilatih oleh yang belum berevolusi, manakah yang memiliki kekuatan penghancur terbesar?" tanya Han Sen. "Kekuatan penghancur adalah istilah yang masih samar." Bai Yishan memikirkannya dan berkata, "Sebagai contoh, Serangan Yin Yang yang kau latih bisa menjadi kekuatan penghancur jika digunakan dengan benar. Kau bahkan bisa menggunakan senjata jiwa binatang mutan untuk membunuh makhluk berdarah sakral dengan seni geno hyper tersebut. Apakah itu cukup?" "Sayangnya yang ingin kubunuh lebih kuat dari makhluk berdarah sakral," pikir Han Sen. Dia tersenyum pahit, merangkai kata-katanya, dan berkata, "Katakanlah¡­ apa ada seni geno hyper yang membuatku bisa menghancurkan tempurung kura-kura berdarah sakral dengan tangan kosong?" Kura-kura berdarah sakral adalah makhluk yang dikenal karena tempurungnya yang sangat keras. Orang-orang menyebutnya makhluk berdarah sakral yang terkeras di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Menurut pendapat Han Sen, kuku singa emas bahkan lebih keras dari tempurung kura-kura berdarah sakral. Namun, dia tidak bisa mengatakannya pada Bai Yishan, jadi dia hanya memberinya sebuah contoh. Untuk menghancurkan tempurung kura-kura berdarah sakral tanpa bantuan alat apapun hampir mustahil, bahkan bagi yang telah melampaui semua poin geno mereka." Bai Yishan mendengar pertanyaan Han Sen dan mulai berpikir. Apakah tidak ada seni geno hypers yang dapat meningkatkan kekuatan seseorang secara signifikan untuk mewujudkannya?" Han Sen mengerutkan kening. Jika dia tidak bisa merobek cangkang kura-kura, maka kemungkinannya lebih kecil untuk membunuh singa emas. Bai Yishan berpikir sejenak dan menjawab, " Akan lebih mudah untuk mencapainya jika kau berlatih seni geno hyper untuk evolver. Banyak seni geno hyper yang mengubah sel tubuhmu agar mencapai efek yang kau jabarkan. Namun, seni geno hyper untuk yang belum berevolusi, aku tidak dapat menemukannya." "Han Sen, mengapa kau menanyakanku tentang hal ini? Kau tidak perlu mencapai hal itu. Dengan senjata jiwa binatang berdarah sakral, kau bisa membunuh apapun yang kau lihat di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Saat kau berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua, semuanya akan menjadi biasa saja bagimu." Bai Yishan menatap Han Sen dengan heran. "Aku hanya mau tahu saja. Apa benar-benar tidak ada seni geno hyper yang membuatku bisa melakukannya?" Han Sen bersikeras. Jika tidak ada seni geno hyper yang bisa membantu mewujudkannya, yang dia bisa andalkan hanyalah jiwa binatang super. Akan tetapi, sumber jiwa binatang super masih menjadi masalah. Han Sen hanya bisa berpikir tentang sarang sejauh ini, dan dia bahkan tidak yakin apakah ada jiwa binatang super di dalam telur. "Sebenarnya, kau tidak perlu memikirkan hal itu. Jika kau berlatih Serangan Yin Yang dengan baik, kau bisa menggunakan tenaga yin yang untuk menembus cangkang kura-kura dan merusak organ dalam kura-kura berdarah sakral," saran Bai Yishan, sambil mengesampingkan fakta bahwa dia yang menciptakan Serangan Yin Yang. Han Sen diam-diam menggelengkan kepalanya. Jika bisa digunakan, dia tidak perlu repot-repot mencari tahu. Dia bisa menusuk mata bayi singa, tetapi bahkan tidak bisa menyakitinya dengan Serangan Yin Yang. Bahkan mata yang paling lemah pun begitu keras, Han Han Sen bisa membayangkan bayi singa emas memiliki organ dalam yang lebih keras. Jika dia tidak memiliki kekuatan sejak awal, bahkan dengan tenaga Yin Yang, Han Sen tidak mampu melukai organnya. "Profesor, apakah ada seni geno hyper yang bisa dengan pasti meningkatkan kekuatan seseorang ke level yang cukup luar biasa" Han Sen harus menanyakannya. Melihat kekecewaan di wajah Han Sen, Bai Yishan menyentuh dagunya dan berpikir cukup lama sebelum berkata, "Aku tidak bisa bilang tidak ada, tapi¡­" 290 Mantra Klenik Bai Yishan terdiam dan tidak melanjutkan ucapannya. Han Sen, di sisi lain merasa sangat gembira. Dia pikir sudah tidak ada harapan dan tidak menyangka akan mendapat jawaban positif. Dia buru-buru bertanya pada Bai Yishan, "Profesor, apa kau terpikir suatu seni geno hyper?" Bai Yishan ragu-ragu dan meneruskan, "Itu bukan benar-benar seni geno hyper. Kau tahu bahwa seni geno hyper semuanya berasal dari bela diri kuno. Lebih dari 20 tahun yang lalu, versi tidak lengkap dari ''Sutra Klenik'' ditemukan. Karena tidak lengkap, hampir semua bela diri yang terekam di buku itu tidak lagi cocok untuk dipraktekkan. Hanya bela diri kuno bernama ''Mantra Klenik'' yang sekiranya lengkap. Jika kau berlatih bela diri kuno ini pada level tertentu, akan mudah bagimu untuk menghancurkan emas dengan tangan kosong." "Apakah ada Mantra Klenik di bagian Kelas-S di Ruang Orang Suci?" tanya Han Sen penuh semangat. Bai Yishan menggeleng dan berkata, "Meskipun banyak profesor ahli telah meneliti Mantra Klenik dan ingin mengubahnya menjadi seni geno hyper, mereka menemukan masalah setelah banyak eksperimen." "Jadi, apakah Mantra Klenik ini tidak sehebat yang mereka pikirkan?" tanya Han Sen. Bai Yishan membalas, "Bukan begitu. Setelah berlatih Mantra Klenik, para relawan mengalami peningkatan yang luar biasa dengan fisik mereka. Namun, mereka juga melalui hal yang aneh." "Hal yang aneh?" Han Sen menatap Bai Yishan. Bai Yishan berpikir dan menyusun kata-katanya, "Jadi, setiap relawan yang mencoba berlatih Mantra Klenik akan memiliki nafsu makan yang besar." Setelah mendengar jawaban Bai Yishan, Han Sen terbengong-bengong. Dia mengira itu adalah hal yang serius dan tidak menyangka sesimpel "nafsu makan yang terlalu besar." Bai Yishan tahu apa yang Han Sen pikirkan dari wajahnya. Dia berkata dengan serius, "Mungkin kau tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya memiliki nafsu makan yang begitu besar. Mari ambil contoh, orang normal akan merasa kenyang, tapi siapa pun yang berlatih Mantra Klenik akan kehilangan rasa kenyang. Sebanyak apapun makanan di perut mereka, mereka masih merasa lapar." "Di antara enam relawan yang mencoba berlatih Mantra Klenik, dua di antaranya hampir mati kekenyangan. Saat mereka berhenti berlatih Mantra Klenik, rasa lapar mereka perlahan menghilang." "Jadi, apa Mantra Klenik itu ampuh?" tanya Han Sen. "Aku tidak tahu." Jawaban Bai Yishan membuat Han Sen terdiam lagi. Bai Yishan tadi mengatakan Mantra Klenik sangatlah efektif. Bai Yishan paham apa yang Han Sen pikirkan dan menjelaskan, "Setelah berlatih Mantra Klenik, enam relawan terbukti mengalami peningkatan pesat dalam kecepatan dan kekuatan mereka. Namun, karena lapar yang tak tertahankan, mereka semua menyerah berlatih. Karena tidak ada satupun yang mencapai tahap pertama Mantra Klenik, kemajuan fisik mereka menghilang bersama dengan rasa lapar mereka. Menurutku seseorang harus melewati tahap pertama untuk mengetahui bagaimana Mantra Klenik bekerja." "Jadi, tidak ada lagi yang berlatih Mantra Klenik?" Han Sen mau tak mau bertanya. "Kami memiliki banyak relawan yang telah berlatih, tapi tidak ada dari mereka yang bisa melewati rasa lapar. Tidak ada yang bisa terus maju menyelesaikan tahap pertama," kata Bai Yishan. "Ada berapa tahap di Mantra Klenik?" Han Sen mulai tertarik dengan Mantra Klenik. Karena tidak ada resiko setelah berhenti, dia ingin mencoba peruntungannya. Lagipula, ini satu-satunya hal yang Bai Yishan bisa pikirkan setelah mendengar kebutuhannya. Han Sen harus melihat bagaimana itu bekerja. "Ada empat tahap: menjaga energi vital, melihat menembus kegelapan, memperpanjang umur, dan keabadian. Para relawan bahkan tidak pernah mencapai tahap pertama untuk menjaga energi vital. Itulah mengapa Mantra Klenik tidak pernah diadaptasi menjadi seni geno hyper." "Profesor, apakah kau memperbolehkan diriku untuk mencoba berlatih Mantra Klenik? Aku bisa memberimu lisensi Kelas-S untuk itu." Han Sen memutuskan untuk mencobanya, karena ada harapan di sana. Untuk membunuh makhluk super, Han Sen tidak akan berkata tidak untuk setiap kemungkinan. "Lisensi tidak diperlukan. Karena Mantra Klenik belum terdaftar sebagai seni geno hyper, itu tidak dijual. Jika kau benar-benar tertarik, aku bisa mewakilkan dirimu untuk mendaftar di lowongan relawan. Kau bisa berlatih Mantra Klenik, tapi harus memberikan data tertentu pada Ruang Orang Suci," kata Bai Yishan. "Terima kasih banyak. Aku sangat menginginkannya." Han Sen lalu menanyakan beberapa pertanyaan pada Bai Yishan soal seni geno hyper. Bai Yishan tidak bisa memikirkan seni geno hyper lain yang cocok dengan keinginan Han Sen. Bahkan Pembelah Atom tingkat tinggi tidak membuat seseorang bisa memenggal leher kura-kura dengan tangan kosong. Dan itu adalah seni geno hyper yang memerlukan satu atau dua dekade untuk mencapainya. Mantra Klenik berbeda. Menurut Bai Yishan, jika para relawan tidak menyerah, mereka bisa mencapai tahap pertama dalam tiga bulan. Han Sen lalu bertanya pada Bai Yishan mengenai seni geno hyper lainnya yang bisa meningkatkan kemampuannya secara umum. Saat menghadapi makhluk super, Han Sen tidak hanya harus kuat, tapi juga cukup cepat untuk menghindari serangan makhluk super. Setelah mengobrol dengan Bai Yishan selama beberapa jam, Han Sen akhirnya menutup telepon. Bai Yishan pergi mendaftarkan Han Sen sebagai relawan, sementara Han Sen pergi ke kantor urusan administrasi untuk beberapa berkas. Dia butuh cukup waktu untuk berjalan dari Penampungan Hijau ke Penampungan Baju Baja, jadi dia harus melewatkan beberapa aktivitas kampus termasuk kompetisi panahan dan rangkaian tes dan ujian. Untungnya, Blackhawk memiliki peraturan yang berhubungan dengan hal ini. Setelah Han Sen menunjukkan cukup bukti, sekolah menyetujui aplikasinya. Han Sen berencana meninggalkan Penampungan Hijau saat dia mendapatkan Mantra Klenik. Dia berencana berlatih dalam perjalanan, karena itu bukanlah sesuatu yang berbahaya untuk dilatih selain menghasilkan rasa kelaparan. Hal terburuk yang bisa terjadi, dia bisa berhenti berlatih, yang tidak berbahaya untuknya. 291 Kelaparan Bai Yishan sangat efisien dan karena Han Sen semua informasi tentang Mantra Klenik dapat diperoleh pada hari kedua. Karena Mantra Klenik belum diadaptasi ke dalam seni geno hiper, mantra itu masih ditulis dengan Bahasa kuno yang sangat sulit untuk dibaca. Sudah bertahun-tahun orang berlatih ilmu bela diri, dan sebagian besar orang mengetahui beberapa istilah dalam bahasa kuno, begitu pula dengan Han Sen. Namun, Mantra Klenik masih jauh dari pemahamannya. Untungnya, profesor yang meneliti Mantra Klenik sebelumnya telah meninggalkan banyak catatan kaki. Dan para sukarelawan sebelumnya juga telah menyediakan beberapa catatan dan data, sehingga sangat berguna bagi Han Sen. Bai Yishan juga memberikan Han Sen beberapa petunjuk, yang akan membantu Han Sen menghindari kesalahan saat berlatih Mantra Klenik. Tampaknya Bai Yishan juga telah melakukan penelitian yang mendalam tentang ilmu bela diri kuno ini. Han Sen tidak terburu-buru memulai berlatih. Sebaliknya, dia menghafal dulu seluruh informasi. Dia tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tempat penampungan lain setelah meninggalkan Tempat Penampungan Hijau. Tidak dapat menggunakan perangkat elektronik, Han Sen memutuskan untuk menyimpan semuanya dalam pikirannya agar dia tidak perlu membawa semua dokumen. Sebelum dia pergi, Han Sen menelpon Lin Beifeng. Ketika mengetahui Han Sen bepergian melalui enam atau lebih tempat penampungan, Lin Beifeng berseru, "Han Sen, bagaimana kau bisa sampai di sana?" "Tidak penting bagaimana aku sampai di sini. Apakah kau tertarik untuk berbisnis jiwa binatang lagi?" Han Sen merasa sulit untuk menjelaskannya. "Iya, tentu saja. Hanya orang bodoh yang akan menolak emas. Kapan kau akan pergi? Berikan aku sedikit waktu untuk meneliti dulu," kata Lin Beifeng dengan semangat. "Besok pagi," balas Han Sen dengan santai. Sebenarnya Huangfu Pingqing juga mencarinya, ingin melakukan bisnis yang sama. Namun, dengan Huangfu, dia harus menandatangani kontrak resmi dengan Aula Ilmu Bela Diri Ares dan harus tinggal beberapa lama dalam setiap tempat penampungan untuk berkolaborasi dengan orang-orang Huangfu Pingqing. Merasa terlalu repot, Han Sen menolak penawaran Huangfu dan memutuskan untuk menjalankan bisnis dengan Lin Beifeng. Mereka begadang semalaman dan mengirimkan informasi yang dikumpulkan oleh Han Sen sebelum subuh dan dia juga memindahkan satu miliar dolar ke rekening Han Sen. "Han Sen, aku tidak punya cukup waktu untuk mengumpulkan uang, dan hanya ini yang tersisa dalam persediaan. Gunakan sesukamu. Aku akan mengumpulkan informasi tentang semua jiwa binatang unik di setiap tempat penampungan yang akan kau lewati, tetapi mungkin tidak menyeluruh." Lin Beifeng sangat mempercayai Han Sen. "Kau memberi terlalu banyak uang sekaligus. Apakah kau tidak takut aku akan menghilang?" Han Sen tidak menduga akan diberikan begitu banyak uang dari Lin Beifeng. Dia pikir Lin Beifeng mungkin akan memberi dia belasan juta atau paling banyak 100 juta. Ini tidak seberapa. Jika aku tidak membuat ayahku marah akhir-akhir ini, aku dapat berinvestasi 10 kali lipat." Lin menyeringai, "dan tentu saja aku mempercayaimu. Hanya satu kata darimu, aku dapat memberimu 10 miliar dengan gratis asalkan kau mengingat aku sebagai temanmu." Han Sen mengambil uang itu dan kembali ke Tempat Penampungan Hijau, memutuskan untuk membeli beberapa jiwa binatang sebelum dia pergi ke tempat penampungan berikutnya. Han Sen tidak ingin membuang terlalu banyak waktu. Dia ingin kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja secepat mungkin, kalau tidak makhluk berdarah sakral yang dia pelihara akan sia-sia. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Lin Beifeng, Han Sen membeli banyak jiwa binatang dan pergi ke tempat penampungan berikutnya. Han Sen telah mencari informasi di Jaringan Langit untuk menguji keaslian peta yang diberikan Huangfu Pingqing. Walaupun informasi online tidak sejelas yang ada di peta, dia dapat mengetahui bahwa peta itu memang benar. Selain bepergian, Han Sen juga berlatih Mantra Klenik tahap pertama; mempertahankan energi vital. Mantra Klenik berbeda dengan Kulit Giok dalam hal ia tidak meningkatkan fisik secara keseluruhan, tetapi berfokus pada kekuatan dalam darah. Darah berasal dari jantung dan mengalir melalui nadi di dalam seluruh tubuh. Oleh karena itu dengan berlatih Mantra Klenik, jantung dan nadi seseorang akan menjadi lebih kuat. Jika jantung dapat dibandingkan dengan mesin, maka tenaga kuda dapat ditingkatkan sebesar 10 kali lipat setelah seseorang berlatih Mantra Klenik. Ini hanya penjelasan untuk orang awam. Bahkan para profesor di Aula Orang Suci tidak dapat memahami bagaimana cara kerjanya. Setelah melakukan banyak penelitian dan percobaan, walaupun tidak ada orang yang berhasil mencapai tahap pertama dari Mantra Klenik, orang-orang sekarang memahami bahwa Mantra Klenik adalah proses untuk memperkuat jantung, nadi dan darah. Orang yang melatihnya harus dapat menahan tenaga yang dihasilkan dalam proses berlatih, kalau tidak orang itu akan meledak. Mempertahankan energi vital adalah langkah penting dalam berlatih Mantra Klenik. Jika tidak dilakukan dengan tepat, maka ketiga tahap berikutnya akan menyebabkan jantung meledak. Han Sen tidak berani bermalas-malasan sedikitpun saat berlatih Mantra. Dia mempersiapkan dirinya dengan matang bahkan sebelum memulainya. Setelah latihan dimulai, ia akan berjalan secara otomatis saat berjalan dan tidur kecuali jika dihentikan dengan sengaja. Setelah beberapa hari, Han Sen mulai merasakan rasa lapar yang digambarkan oleh Bai Yishan. Tidak peduli berapa banyak yang dia makan, dia akan tetap merasa lapar, tidak hanya dalam perut, tetapi seluruh tubuhnya. Di antara semua catatan kaki, Han Sen menemukan sebuah hipotesis yang menarik: alasan rasa lapar saat berlatih adalah Mantra Klenik memerlukan energi dalam jumlah besar untuk meningkatkan gen yang mengendalikan jantung dan nadi, sedangkan nutrisi yang terkandung dalam makanan tidak mencukupi. Dalam hal ini, seluruh badan berada di bawah tekanan, dan seluruh energi digunakan untuk mendukung bagian-bagian tubuh yang spesifik ini, yang merupakan alasan mengapa beberapa bagian tubuh menjadi tidak bertenaga. Teori ini belum dibuktikan. Para sukarelawan sebelumnya mengkonsumsi solusi nutrisi tingkat tinggi setiap hari, namun tetap saja tidak cukup untuk menutup rasa lapar, sehingga membuat orang-orang mempertanyakan teori itu. 292 Binatang Awan yang Berbeda "Kelaparan yang luar biasa." Menunggangi Meowth, Han Sen sudah hampir kelaparan. Dia telah makan lebih dari 10 pon daging mutan. Jika dia terus makan, perutnya mungkin akan meledak. Namun, selain merasa lapar, Han Sen juga merasa energetik. Kedua perasaan yang kontras ini memenuhi tubuhnya, sehingga Han Sen memahami mengapa para sukarelawan menyerah. Benar-benar penyiksaan yang kejam. Semakin banyak Han Sen berlatih, kedua perasaan itu semakin kuat. Han Sen telah berburu banyak makhluk mutan di sepanjang perjalanan dan memakan daging mereka, tetapi tidak membantu. Ketika merasa sangat lapar, Han Sen juga merasa kekuatannya meningkat dengan sangat cepat dan bahkan jantungnya berdetak lebih kuat. Dalam peta dari Huangfu Pingqing, semua jalur telah diuji oleh tim yang berbeda dalam Aula Ilmu Bela Diri Ares, maka tidak ada jalur yang berbahaya. Bahkan bagian-bagian yang berbahaya telah ditandai dengan jelas, dan solusi atau petunjuk juga selalu diberikan. Setelah Han Sen berada di jalan, dia mulai memahami betapa berharganya peta ini. Nilainya seperti yang dikatakan oleh Huangfu Pingqing, di atas lima jiwa binatang mutan. Dengan peta ini, seseorang dapat dengan mudah mulai berdagang di antara tempat-tempat penampungan, maka peta ini adalah rahasia dagang yang sangat berharga. Han Sen tidak tahu apa alasan Huangfu Pingqing memberinya peta ini, Dengan mengambil peta ini, dia berhutang padanya. Setelah setengah tahun, Han Sen menjelajahi lima tempat penampungan. Dia bahkan tidak ingin mengenang kembali masa-masa ini. Bukan karena semua mara bahaya yang ditemui di sepanjang perjalanan, tetapi terutama karena perasaan kacau yang dirasakan ketika berlatih Mantra Klenik. Han Sen merasa hancur selama dua bulan pertama ketika dia mulai berlatih. Pada akhirnya, dia tetap berhasil dan menyelesaikan tahap pertama. Jantung dan nadinya menjadi jauh lebih kuat. Alasan utama di balik keberhasilannya adalah setiap saat dia merasa lapar yang tak tertahankan, dia akan berlatih Kulit Giok. Kemudian hawa dingin akan mengalir di tubuhnya dan meredakan rasa laparnya. Rasa lapar tiba-tiba menghilang setelah dia menyelesaikan tahap pertama. Namun, dalam tiga bulan, berat Han Sen turun dari 170 pon menjadi 110 pon. Bahkan tulang-tulangnya juga menonjol. Karena tidak ada sukarelawan yang pernah sampai pada tahap ini, Han Sen tidak yakin apakah ini merupakan hal yang normal. Setelah menyelesaikan tahap pertama, Han Sen mulai berlatih tahap kedua dari Mantra Klenik: melihat melalui fatamorgana. Han Sen merasa tubuhnya seperti tanaman layu yang mendapatkan air. Setelah memakan banyak daging mutan, dia mulai kembali ke bobotnya. Rasa lapar sudah hilang, juga rasa yang kontras. Dalam latihannya, dia merasa lebih dan lebih terpenuhi. Tampaknya seluruh tubuhnya menjadi lebih kuat. Dan fungsi jantungnya sekarang jauh lebih kuat daripada orang biasa. Setengah bulan sebelum kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen menyelesaikan tahap kedua. Pada saat itu, dia tiba-tiba merasakan betapa kuatnya Mantra Klenik. Dia hampir merasa yakin bahwa jika dia dapat menyelesaikan seluruh keempat tahap Mantra Klenik, dia seharusnya mampu membunuh makhluk super. Mungkin dia bahkan tidak perlu menyelesaikan semua tahap. Ketika dia menyelesaikan tahap ketiga, dia seharusnya sudah dapat melukai makhluk super, setidaknya bayi Singa Emas. Namun, ketika Han Sen mulai berlatih tahap ketiga, kemajuannya jadi jauh lebih lambat. Dia tetap merasa ada kemajuan, tetapi dia tidak dapat lagi menyelesaikan tahap ketiga dalam tiga bulan. Han Sen memperkirakan dia mungkin dapat menyelesaikan tahap ketiga dalam setahun. Setelah kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen telah memaksimalkan poin geno mutan. Namun, karena dia memilih jalur yang aman, Han Sen tidak berkesempatan untuk berburu makhluk berdarah sakral. Dia tidak merasa sedih karena berdasarkan kemampuannya sekarang, tidak sulit lagi baginya untuk membunuh makhluk berdarah sakral. Setelah menyelesaikan tahap kedua, tingkat Han Sen tidak lagi terbatas pada yang belum berevolusi. Dia bahkan lebih kuat daripada Qin Xuan yang telah menyelesaikan pembelahan atom. Sebagian besar makhluk berdarah sakral tidak dapat menahan serangan Han Sen. Dengan batu kristal ajaib, Han Sen tidak merasa kuatir dengan poin geno sakralnya. Yang terpenting baginya pada saat ini adalah bagaimana mencari dan membunuh makhluk super. Memaksimalkan poin geno super adalah tujuan baru Han Sen. Poin geno sakral tidak layak lagi mendapatkan perhatiannya. Dalam perjalanannya, Han Sen berdagang berbagai jiwa binatang setiap saat dia tiba di sebuah tempat penampungan, sehingga membuat dia kaya raya. Jika dia bersedia untuk menghabiskan lebih banyak waktu, dia bahkan dapat memperoleh lebih banyak. Walaupun demikian, dia telah memperoleh keuntungan lebih dari 600 juta. Selain itu, dia masih memiliki banyak jiwa binatang yang belum terjual di Tempat Penampungan Baju Baja. Han Sen merasa yakin bahwa bagiannya paling tidak ada 600 juta. Pada saat ini, Han Sen bahkan tidak terlalu berhasrat dengan uang. Jika uang tidak dapat berubah menjadi jiwa binatang atau barang yang dia perlukan, maka hanya sebuah angka. Walaupun 600 juta bukan angka yang besar, yang bahkan tidak cukup untuk membeli kapal ruang angkasa, bagi Han Sen, jumlah itu sudah cukup untuk menghidupi keluarganya. Setelah kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja, Han Sen langsung kembali ke kamarnya. Dia telah memelihara binatang awan selama lebih dari setahun, dan membuang banyak waktu. Ketika Han Sen kembali ke kamarnya dan melihat binatang awan, dia tidak dapat mempercayai apa yang dia lihat. Binatang awan ada di sana dan sudah berevolusi, tetapi tampaknya berbeda dengan binatang awan berdarah sakral yang pernah dia makan. Binatang awan ini hampir tembus pandang dan dikelilingi oleh aura. "Mengapa yang ini terlihat begitu berbeda?" Menatap binatang awan, pikiran Han Sen tiba-tiba membuatnya merinding. 293 Panorama Han Sen membunuh binatang awan itu secepat mungkin, dan mendengar suara yang hampir membuatnya melompat. "Makhluk super binatang awan terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan sari kehidupannya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno super. Dagingnya tidak dapat dimakan." "Begini caranya¡­Jadi begini caranya¡­" Han Sen kehabisan kata-kata. Dia tidak dapat percaya dalam mimpi terliarnya bahwa kristal hitam begitu ajaib sehingga bahkan dapat menghasilkan makhluk super. Sebelum Han Sen memotong tubuh binatang awan itu, dia perlahan-lahan menghilang. Sebuah kristal hitam dan sebuah kristal putih jatuh ke lantai. Kristal hitam adalah yang ditemukan oleh Han Sen, sedangkan yang putih berukuran sebutir telur puyuh dan merupakan sari kehidupan dari binatang awan itu. Han Sen tidak dapat mempercayai bahwa kristal hitam yang tampak sederhana dapat menghasilkan makhluk super yang tidak dapat diburu oleh seluruh umat manusia. Han Sen menjadi kesenangan karena dia akhirnya memiliki akses untuk mendapatkan poin geno super, dan mungkin jiwa binatang super. Jika dia mendapatkan jiwa binatang super, mungkin dia dapat membunuh makhluk super sebelum dia menyelesaikan tahap keempat Mantra Klenik. Han Sen cepat-cepat pergi ke pasar, membeli binatang awan lain dan diberi makan kristal hitam. Dia sangat penasaran berapa lama waktu yang diperlukan oleh binatang awan untuk dapat berevolusi menjadi makhluk super. Memerlukan waktu berbulan-bulan untuk berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral, dan agar dapat melanjutkan evolusi menjadi makhluk super, Han Sen yakin memerlukan waktu yang lebih lama. Namun, mungkin memerlukan waktu paling lama satu setengah tahun, karena binatang awan sebelumnya menyelesaikan evolusi dengan waktu selama itu. Setelah selesai melakukannya, Han Sen mulai menikmati sari kehidupan dari binatang awan. "Sari kehidupan makhluk super binatang awan dimakan. Satu poin geno super diperoleh." "Sari kehidupan makhluk super binatang awan dimakan. Satu poin geno super diperoleh." ¡­ Han Sen mendengar suara itu terus menerus dan merasa berada di puncak dunia. Seiring dengan kekuatan yang luar biasa menjalar di sekujur tubuhnya, Han Sen merasa tulang dan dagingnya mulai berkembang lagi, seolah-olah dia masih anak-anak. Pada akhirnya, binatang awan memberikan sembilan poin geno super pada Han Sen. Pada saat ini, dia telah memiliki 19 poin geno super dan lompatan dalam fisiknya. Han Sen menemukan Lin Beifeng dan memindahkan uang dan jiwa binatang kepadanya. Dia tidak ingin ada pengalihan perhatian dalam hidupnya, karena tujuan dia satu-satunya adalah berevolusi dengan poin geno super yang maksimal. Evolusi super pertama dalam umat manusia. Han Sen mencemooh bangsawan berdarah sakral. Evolusi dengan poin geno super maksimal pasti akan dianggap sebagai keluarga raja. Han Sen hanya dapat membayangkan keuntungan apa yang akan diperoleh dia dan keluarganya jika dia berevolusi dengan poin geno super maksimal. Satu-satunya kekuatiran Han Sen adalah memerlukan waktu yang lama bagi makhluk super untuk diproduksi. Berdasarkan pengalamannya, memerlukan waktu sembilan bulan sampai satu tahun bagi seekor makhluk untuk berevolusi menjadi makhluk super. Walaupun ini adalah berita yang sangat bagus, tetapi Han Sen tidak ingin menunggu begitu lama. Pada saat ini,, dia memerlukan paling kurang 20 makhluk super atau lebih untuk memaksimalkan poin geno super, yang artinya dia perlu menunggu lebih dari satu decade. Satu-satunya solusi adalah berburu makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa, yang mana Han Sen seharusnya mempunyai cukup waktu untuk meningkatkan kemampuannya. Sambil melanjutkan berlatih tahap ketiga Mantra Klenik, Han Sen menggunakan salah satu dari lima lisensi kelas S Aula Orang Suci yang dia peroleh dari Bai Yishan untuk membeli seni geno hiper yang bernama Panorama. Panorama adalah seni geno hiper yang paling baru dalam Aula Orang Suci, juga dikenal dengan "ensiklopedia ilmu bela diri." Di dalamnya ada banyak teknik dari berbagai sekolah. Pada awalnya, Aula Orang Suci ingin mengembangkan seni bela diri yang memasukkan semua dasar sehingga setiap orang akan dapat dengan mudah meningkatkan fisik mereka. Namun, semakin banyak teknik yang dimasukkan seni geno hiper itu sendiri, persyaratan yang diperlukan untuk melatihnya menjadi semakin tinggi. Panorama adalah kumpulan dari semua jenis seni bela diri dasar, sehingga hampir mustahil untuk menemukan orang untuk melatihnya. Kemudian, Aula Orang Suci membagi Panorama menjadi beberapa subjek dan kategori, sehingga orang -orang dapat memilih seni bela diri mana yang ingin mereka latih. Versi asli Panorama digunakan sebagai kamus oleh Aula Orang Suci. Setiap saat ada penemuan baru, mereka akan juga memasukkannya ke Panorama agar lebih memudahkan untuk penelitian di masa depan. Banyak profesor dari Aula Orang Suci memanfaatkan Panorama dengan cara ini, yang menjadikannya ensiklopedia yang sebenarnya. Lisensi yang diperlukan untuk membeli versi asli Panorama juga menjadi semakin canggih, karena di dalamnya mengandung banyak pengetahuan lama dan baru. Pada saat ini, seseorang memerlukan sebuah lisensi Kelas-S untuk membelinya. Lagipula lisensi itu harus bersifat universal, dan hanya datang dari seorang staf ahli. Walaupun Panorama memiliki solusi geno sendiri, Aula Orang Suci tidak menjamin keberhasilan melatih Panorama. Lagi pula, ini adalah seni geno hiper yang memerlukan hal-hal di luar yang dapat disediakan oleh solusi geno. Alasan Han Sen memilih Panorama adalah dia merasa yakin bahwa jika dia ingin berburu makhluk super, setidaknya dia harus menyesuaikan fisiknya sebaik mungkin dan mengeliminasi semua kelemahannya. Han Sen tidak mendapatkan pendidikan yang terbaik saat dia tumbuh, maka perkembangannya tidak seimbang, dia bagus pada hal-hal tertentu, tetapi kurang bagus pada hal-hal lainnya. Oleh karena itu, Han Sen ingin memulai dari nol dan mencapai kondisi yang ideal dalam segala aspek agar dia dapat mempersiapkan dirinya untuk berburu makhluk super. 294 Tidak Ada Waktu Waktu adalah hal yang menakutkan, terutama dalam jaman antar bintang. Setiap saat, ada banyak kejadian mengejutkan yang muncul di planet-planet yang dihuni oleh umat manusia. Banyak orang-orang kuat dilengserkan dan banyak bintang-bintang baru bermunculan. Dalam dua tahun, ada terlalu banyak hal yang terjadi dan terlalu banyak hal yang dilupakan. Namun ada orang yang tidak pelupa, seperti Jing Jiya. Banyak orang mengagumi keluarga Jing karena mereka memiliki seorang jenius seperti Jing Jiwu. Tetapi, hanya mereka yang sangat mengenal keluarga itu yang mengetahuinya, Jing Jiwu memiliki seorang adik yang lebih pintar yang bernama Jing Jiya. Walaupun Jing Jiya adalah adik dari Jing Jiwu, mereka yang pernah bertemu dengannya hanya dapat menggambarkan dia dengan satu kata "mengesankan." Jing Jiwu adalah monster yang dapat mencapai puncak dalam segala bidang, dan adiknya adalah seseorang yang melampaui puncak. Kakek dari kakak beradik itu menyewa banyak profesor ilmu bela diri untuk mengajar keduanya. Jing Jiwu dapat mendengar dan belajar dari semua profesor, sedangkan Jing Jiya tidak dapat bertahan dengan profesor yang sama selama lebih dari tiga bulan. Jing Jiya memiliki begitu banyak pertanyaan dan pemikiran sehingga bahkan profesor akan menyerah. Semua profesor mengundurkan diri dalam waktu tiga bulan, karena mereka yakin bahwa tidak ada yang dapat mereka ajarkan pada anak itu. Bahkan lebih baik daripada kakaknya, hampir setiap orang di dalam keluarga merasa yakin bahwa Jing Jiya adalah kandidat yang lebih tepat untuk mengambil alih bisnis keluarga, kecuali satu orang, yaitu Jing Jiya sendiri. Di mata Jing Jiya, Jing Jiwu adalah idolanya. Jing Jiya adalah penggemar terbesar dari Jing Jiwu. Jing Jiya akan selalu menghadiri seluruh pertandingan Jing Jiwu. Bahkan ketika dia tidak sempat pergi ke lokasi, dia tetap akan menonton pertandingan lewat perangkat pintarnya. Jing Jiya akan menonton pertandingan kakaknya berulang kali. Di matanya, kakaknya selalu berkilau seperti berlian. Namun, Jing Jiwu kalah pada Han Sen dalam turnamen panahan. Jing Jiya tidak dapat menontonnya di lokasi, tetapi semakin merasa marah setelah menonton video pertandingan itu berulang kali. Dia yakin bahwa Jing Jiwu kalah pada Han Sen hanya karena taktik yang dipilih oleh pelatihnya. Jika pertandingannya adil, Jing Jiya merasa yakin bahwa Jing Jiwu pasti akan menang. Pada saat ini, Jing Jiya memiliki keinginan yang kuat untuk mengalahkan Han Sen dan memberitahunya bahwa dia bahkan tidak lebih baik daripada jempol kaki kakaknya. "Panah yang berputar? Apa bagusnya?" Jing Jiya menolak seluruh undangan dari Akademi Militer Pusat Persekutuan dan sekolah terkenal lainnya, dan memilih untuk pergi ke Akademi Militer Elang Hitam. Tentu saja, anak ini bukan ke sini untuk bergabung dengan tim Han Sen, tetapi ingin mengalahkan dia dan memberitahunya bahwa dia sama sekali tidak sehebat Jing Jiwu. Jing Jiya adalah pemuda yang elegan. Ketika dia mendaftar, tidak ada yang mengetahui bahwa dia adalah adik dari Jing Jiwu, tetapi banyak gadis yang jatuh cinta padanya karena penampilannya. Jing Jiya segera membuktikan bahwa dia bukan hanya seorang anak tampan. Karena ingin bersaing dengan Han Sen, Jing Jiya berpartisipasi dalam setiap cabang yang pernah diikuti Han Sen, termasuk kerangka perang, tinju hitam dan putih, panahan dan Tangan Dewa. Jing Jiya memenangkan kejuaraan dalam setiap cabang dan menjadi bintang yang paling terang dalam Elang Hitam. Karena Han Sen telah menjadi murid senior, dia tidak perlu lagi berpartisipasi dalam berbagai perkumpulan, itulah alasan dia berhenti dari tim panahan sekolah. Sebenarnya, sejak Han Sen kembali ke Elang Hitam, dia jarang terlihat. Jing Jiya ingin mendapatkan kesempatan untuk mengalahkan Han Sen, tetapi dia tidak dapat menemukan pria itu. Han Sen menghabiskan banyak waktu di Tempat Suci Para Dewa, dan jarang muncul di kampus. "Jing Jiya, aku mendapat pesan dari seorang teman bahwa Han Sen baru saja kembali dari Tempat Suci Para Dewa dan kembali ke ruang 304," kata Xu Fei dengan semangat, berlari menuju Jing Jiya. Banyak teman Jing Jiya mengetahui bahwa dia ingin menantang Han Sen, yang merupakan legenda Elang Hitam. Walaupun Han Sen hanya berpartisipasi dalam satu kompetisi liga militer dan hanya memenangkan satu kejuaraan, di mata teman-teman sekolahnya, Han Sen adalah legenda. "Terima kasih," Jing Jiya berkata pada Xu Fei sambil tersenyum, dan berjalan perlahan ke asrama Han Sen. Xu Fei dan teman-teman lainnya mengikuti Jing Jiya dengan bersemangat. Mereka semua ingin menonton pertarungan yang menakjubkan ini antara legenda lama dan bintang baru. Ketika Jing Jiya berjalan melintasi kampus, dia menarik banyak perhatian karena penampilannya yang menawan. Jing Jiya segera tiba di jalur yang harus dilalui Han Sen untuk menuju ke asramanya dan menunggu dia di sana. Melihat satu sosok mendekat, Jing Jiya menyipitkan matanya dengan bersemangat. Dia segera dapat mengalahkan Han Sen dan memberikan keadilan pada kakaknya. Pemikiran ini membuat Jing Jiya sangat senang sehingga pipinya memerah. "Han Sen?" Ketika sosok itu mendekat, Jing Jiya bertanya. "Betul. Kau adalah?" Han Sen menatap Jing Jiya dan merasa yakin bahwa dia tidak mengenal anak ini. "Namaku Jing Jiya, murid baru di departemen panahan. Aku berharap kau dapat mengajarkan aku satu atau hal mengenai panahan jika kau ada waktu," kata Jing Jiya sambil tersenyum. "Adik, aku minta maaf, tetapi aku benar-benar tidak punya banyak waktu akhir-akhir ini." Han Sen tidak pernah mendengar nama Jing Jiya dan berpikir Jing Jiya adalah salah satu penggemarnya. Han Sen menepuk pundak Jing Jiya dan pergi meninggalkannya. 295 Tidak Tertandingi Semua orang tercengang, hampir tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat dan dengar. Walaupun Jing Jiya adalah murid baru, dia adalah juara dalam Perkumpulan Panahan, Perkumpulan Kerangka Perang dan Perkumpulan Tangan Dewa, seorang bintang sejati dalam kampus. Namun, Han Sen memperlakukannya seperti seorang murid baru biasa, yang mana cukup mengejutkan. Sejak Han Sen kembali ke Elang Hitam, dia menginvestasikan seluruh energinya untuk berlatih Mantra Klenik tahap ketiga juga Panorama, sehingga menghabiskan sebagian besar waktunya. Agar dapat membunuh makhluk super, Han Sen tidak peduli dengan hal lainnya selain meningkatkan keahlian bertarungnya. Walaupun Jing Jiya sangat populer dalam Elang Hitam, Han Sen tidak mengenalnya. Bahkan walaupun Han Sen mengenalnya, dia mungkin juga tidak peduli. Di antara yang belum berevolusi, tidak ada orang yang layak mendapatkan perhatian Han Sen. Melihat Han Sen berjalan melewatinya, Jing Jiya tiba-tiba berkata, "Jing Jiwu adalah kakakku." Han Sen berhenti dan membalikkan badan. Dia melihat Jing Jiya dengan terkejut dan bertanya, "kau adalah adik Jing Jiwu?" Alasan Han Sen merasa terkejut adalah dia ingat Jing Jiwu adalah lawan yang kuat. Untuk sementara, Jing Jiwu memang jauh lebih kuat darinya. Han Sen tidak menduga bahwa adik Jing Jiwu adalah murid Elang Hitam. Ini juga pertama kalinya Xu Fei dan murid baru lainnya mengetahui kenyataan bahwa Jing Jiya adalah adik Jing Jiwu. Walaupun sudah dua tahun Jing Jiwu lulus, setiap murid baru dalam Elang Hitam masih mengenal nama Jing Jiwu, karena dia selalu dikemukakan dalam sejarah Elang Hitam sebagai lawan Han Sen. Karena itu, Han Sen masih diingat setelah dua tahun berlalu, begitu pula dengan Jing Jiwu. Xu Fei dan yang lainnya tidak menyadari bahwa Jing Jiya adalah adik Jing Jiwu, dan mereka tiba-tiba memahami mengapa Jing Jiya ingin menantang Han Sen. "Iya, Apakah menurutmu kita dapat berkompetisi dalam panahan sekarang?" Jing Jiya bertanya pada Han Sen sambil tersenyum. Dia tidak menganggap remeh Han Sen tetapi merasa percaya diri bahwa dia dapat mengalahkan Han Sen. Tanpa berpikir, Han Sen menyeringai dan berkata, "Terdengar membosankan. Mari lupakan saja. Titip salam untuk Jing Jiwu." Han Sen pergi tanpa berpikir panjang, meninggalkan Jing Jiya tercengang dan merasa agak dipermalukan. Han Sen berbicara padanya seperti berbicara pada anak kecil. Jing Jiya merasa dia dianggap tidak layak menjadi lawan Han Sen. Namun, Han Sen tidak bermaksud membuat Jing Jiya merasa demikian. Dia memperlakukan Jing Jiya seperti anak kecil, karena sebenarnya, Jing Jiya berusia tiga atau empat tahun lebih muda darinya. Selain itu, Jing Jiya adalah adik dari Jing Jiwu. Jika Jing Jiwu adalah di sini, dia akan menanggapi Jing Jiwu sebagai lawan, tetapi tidak sama halnya dengan adik Jing Jiwu. Jika dia punya waktu lebih, dia lebih suka menggunakannya untuk berlatih Panorama. Di antara yang belum berevolusi, hanya sedikit yang layak mendapatkan waktunya. Banyak orang yang dapat bertanding dengannya seperti Lin Feng dan Qin Xuan semuanya telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua. Pada saat ini, Han Sen sama sekali tidak tertarik dengan orang-orang yang tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Dia hanya ingin meningkatkan keahlian bertarung secepat mungkin agar dia dapat berburu makhluk super. Han Sen berjalan ke asramanya dan Jing Jiya tidak berusaha untuk menghentikannya lagi. Jing Jiya tersenyum dan bergumam pada dirinya, "Kau tidak akan dapat lari dariku." Berita bahwa Jing Jiya adalah adik dari Jing Jiwu segera diketahui oleh semua orang dalam Elang Hitam. Banyak murid yang merasa sangat tertarik dengan topik ini. Beberapa gadis bahkan menjuluki upaya Jing Jiya sebagai "Hamlet Baru." "Aku tahu! Mengapa seseorang sehebat Jing Jiya memilih Elang Hitam? Ternyata dia ingin membalaskan dendam kakaknya!" "Jenius kita menolak tantangan itu. Sangat mengecewakan!" "Tentu saja dia tidak berani berhadapan dengan Jing Jiya. Jika dia kalah pada seseorang yang lebih muda darinya, dia akan kehilangan muka!" "Sejak turnamen panahan, tampaknya ada yang tidak beres dengan si jenius. Dia bahkan tidak berpartisipasi dalam penilaian tengah tahunan, dan aku dengar dia membuat penilaiannya menjadi hanya rata-rata¡­" "Jenius telah lengser." "Jing Jiya sebaliknya akan menguasai Elang Hitam." ¡­ Dalam Elang Hitam, gosip tentang Han Sen lebih lemah daripada Jing JIya menyebar luas dan orang yang menyebarkan gosip itu adalah Jing Jiya sendiri. Pada saat ini, Jing Jiya sedang bermain Tangan Dewa dengan senang. Jing Jiya tidak peduli dengan reputasinya, apakah bagus atau buruk. Namun, dia memahami bahwa beberapa murid sekolah militer akan membela reputasinya dengan nyawa. Jadi, Jing Jiya melakukan ini semata-mata agar Han Sen menerima tantangannya. Permainan Tangan Dewa berakhir. Lawan Jing Jiya adalah Tian Dan, yang menjabat sebagai Presiden Perkumpulan Tangan Dewa, yang juga adalah pemain terbaik dalam kampus, setelah Han Sen dan Jing Jiya. "20 poin? Tampaknya tidak terlalu sulit." Jing Jiya keluar dari permainan. Dia hanya ingin mengulang apapun yang pernah dicapai Han Sen di Elang Hitam agar dia dapat membuktikan bahwa Han Sen sebenarnya tidak terlalu hebat. Jing Jiya menunggu Han Sen merasa tersinggung dengan gosip yang beredar. Dia yakin bahwa lain kali ketika dia menantang Han Sen lagi, jawabannya tidak akan berupa tidak. Bahkan, mungkin Han Sen yang akan menantangnya. Namun, Jing Jiya tidak mengetahui bahwa walaupun Han Sen mendengar gosip itu dari teman sekamarnya, para murid senior tidak peduli sama sekali. Di mata Han Sen, trik Jing Jiya sangat kekanak-kanakan sehingga tidak layak membuat dia menghabiskan energinya. "Aku harap aku dapat menang sekali hari ini." Han Sen memilih perangkat holografis di aula latihan kampus dan masuk ke platform pertarungan online. 296 Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda Ruang pertarungan yang Han Sen masuki bernama Gladiator. Sebagai ruang pertarungan tidak resmi, mereka tidak mengkategorikan pemain berdasarkan status seperti pertarungan resmi. Di ruang Gladiator, para pemain bisa memilih untuk memasuki golongan orang yang belum berevolusi ataupun golongan evolver. Karena tidak dioperasikan oleh Aliansi, info personal tidak diketahui operator. Itulah alasan Han Sen memilih gladiator. Di sini, dia bisa memasuki golongan evolver dan bertarung dengan para evolver. Dengan kehebatan Han Sen, dia tidak bisa mendapatkan apa-apa saat melawan orang yang belum berevolusi. Untuk berlatih Panorama, dia memasuki Gladiator untuk bertarung dengan evolver setiap ada waktu, yang membantunya melatih kemampuannya dan belajar beberapa hal dari yang lainnya. Namun, rekam jejaknya tidak begitu bagus. Sejak memasuki Gladiator setengah tahun lalu, Han Sen menang sebanyak empat kali. Kemenangan pertama, dia bertemu orang yang belum berevolusi yang masuk ke golongan yang salah. Kedua kali, lawannya tidak menuntaskan pertandingan dan harus pergi karena ada urusan di kehidupan nyata. Jadi, Han Sen sebenarnya hanya menang dua kali. Untuk jumlah kekalahannya, Han Sen bahkan malas menghitungnya, tetapi jumlahnya yang jelas ada empat digit. Saat ini, indeks kemampuannya telah melampaui 20, yang merupakan yang terbaik di antara para orang yang belum berevolusi. Sedikit sekali orang yang belum berevolusi bisa menaikkan bahkan satu indikator di atas 20, apalagi seluruh indeks kemampuan. Mudah sekali membayangkan betapa kuatnya Han Sen. Angka ini juga di bawah kondisi Han Sen yang tidak menggunakan Mantra Klenik. Saat Han Sen menggunakan Mantra Klenik, kekuatannya bahkan lebih mengagumkan. Namun, meski ini angka yang sangat besar bagi para orang yang belum berevolusi, tingkat indeks 20 terlalu lemah bagi para evolver. Bagi siapa pun yang mampu memburu makhluk mutan di Tempat Suci Para Dewa Kedua, mudah sekali bagi mereka mencapai indeks 20. Saat orang yang belum berevolusi menjadi evolver, mereka akan dianugerahkan kekuatan tertentu. Semakin banyak poin geno yang dimiliki, semakin besar kekuatannya. Mereka yang berevolusi dengan melampaui poin geno sakral biasanya dianugerahkan sesuatu yang disebut "tubuh sakral," yang pastinya menggandakan indeks kemampuan mereka. Untuk mereka yang poin genonya rendah, perkembangan menempuh evolusi juga terbatas. Biasanya, mereka yang berevolusi dengan melampaui poin geno mutan akan memiliki indeks kemampuan hampir 20 setelah evolusi. Dengan beberapa poin geno yang diperoleh di Tempat Suci Para Dewa Kedua, indeks kemampuan mereka bisa mencapai di atas 20, dan karena itulah indeks kemampuan 20 bukan apa-apa bagi para evolver,. Han Sen tidak tahu jenis "tubuh sakral" apa yang akan dianugerahkan kepadanya jika dia berevolusi dengan melampaui poin geno super, tapi dia yakin akan lebih kuat dari orang yang yang hanya melampaui poin geno sakral. Dua evolver yang dikalahkan Han Sen sebelumnya pasti evolver baru. Indeks kemampuannya pasti sekitar 20. Di Gladiator, beberapa pemain sama lemahnya dengan mereka. Pemain yang lebih lemah biasanya memilih untuk bermain di ruang resmi. Mereka yang memilih Gladiator biasanya pemain yang hebat. Selain itu, Gladiator dimiliki oleh Aula Bela Diri Ares. Banyak murid dari aula bela diri bertarung di sana, yang biasanya cukup handal. Han Sen mengetahui Gladiator dari Huangfu Pingqing, yang telah lulus dari Blackhawk dan memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua. Han Sen sudah lama tidak melihatnya. Setelah memasuki golongan evolver di Gladiator, Han Sen memilih dipasangkan secara acak. Dia tidak ada target tertentu di benaknya, tapi ingin belajar beberapa gaya, yang berguna untuk membantu Panorama. Dengan segera, Han Sen dipasangkan oleh seseorang dan diarahkan ke suatu tempat yang seperti Colosseum, yang merupakan tema klasik Gladiator. Sambil berdiri di pintu masuk, Han Sen bisa melihat profil lawannya sambil menunggu hitungan mundur. ID lawannya adalah "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda," yang terdengar ganas. Dia adalah pria berumur 30-an, yang memegang sepasang shamsir. Pemain itu memang menggunakan pedang ganda, tapi Han Sen belum tahu apakah dia bisa menebas segalanya. Han Sen memikirkannya, mengganti senjatanya, dan memilih sepasang shamsir yang mirip dengan yang dipakai lawannya. Tujuan Han Sen adalah untuk belajar dari lawannya, jadi dia selalu menggunakan senjata yang sama dengan lawannya. Jika lawannya tidak menggunakan senjata, dia juga tidak menggunakan apa-apa. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" turut mengamati Han Sen. Dia berevolusi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua belum lama dan ini pertama kalinya dia memasuki Gladiator, jadi rekam jejaknya adalah belum pernah menang dan belum pernah kalah. Melihat Han Sen tadinya bertangan kosong dan kemudian memilih senjata yang sama dengannya, "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" sedikit tersinggung. Di matanya, Han Sen menunjukkan penghinaan terhadap orang baru. Namun, Han Sen tidak mempedulikan rekam jejaknya dan bahkan tidak tahu dia orang baru. Ini adalah hal yang Han Sen lakukan pada semua lawannya. "Nak, kau akan membayar kesombonganmu." Lawan Han Sen menyeringai dan mengecek profil Han Sen. ID Han Sen adalah "Prajurit Kapal Perang," karena dia rela berkorban agar bisa bekerja di kapal perang di mana Ji Yanran bekerja, bahkan hanya sebagai tentara biasa. Namun, lawannya sering berpikir dia benar-benar prajurit yang bekerja di kapal perang. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" berpikir sama dan mendengus, "Empat kali menang dan lebih dari seribu kali kalah. Beraninya kau prajurit biasa menghinaku? Akan kuberi kau pelajaran segera." "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" sangat percaya diri dengan kemampuan shamshirnya. Dengan latihan sedari masih anak-anak, dia sangat pandai menggunakan pedang ganda. Meskipun dia belum lama menjadi evolver, kemampuan bersenjatanya berada di antara evolver terhebat. Bahkan di Aula Bela Diri Ares, tidak banyak yang bisa mencapai tingkat yang dicapainya dengan pedang ganda. 297 Tiga Belas Tebasan Setelah hitungan mundur, Han Sen dan "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" memasuki permainan. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" menjilat lidahnya dan menatap Han Sen. Dia berpikir, "Jika aku tidak bisa mengalahkan bocah ini, maka aku telah membuang-buang waktu untuk berlatih shamshir." "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" menggenggam sebuah shamsir di setiap tangannya dengan salah satunya menghadap ke depan dan yang lainnya menghadap belakang. Kuda-kuda unik ini membuat tekniknya menonjol. Tanpa mengatakan apa pun, "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" maju menyerang Han Sen seganas halilintar. Han Sen menatapnya dengan penasaran. Ini pertama kalinya Han Sen melihat seseorang menggunakan senjata seperti ini. Han Sen tidak mengerti teknik itu dan masih memegang shamshirnya dengan cara biasa, tetapi dia juga belajar banyak tentang menggunakan pedang ganda dari si tengkorak, yang mungkin sama kuatnya dengan kemampuan berpedang Kelas-S. Akan tetapi, Han Sen tidak bertarung untuk menang. Dia bermaksud untuk belajar banyak teknik untuk meningkatkan pengetahuannya soal Panorama. Karena itu, Han Sen tidak pernah mencoba menyelesaikan permainan dengan cepat dan selalu mengamati selama mungkin. Kali ini, lawannya memiliki kemampuan yang cepat dan ganas. Pedang ganda itu datang dari dua arah, membuatnya mustahil untuk melindungi diri. Han Sen sangat gembira. Indeks kemampuan lawannya tidak terlalu berbeda jauh dari dirinya. Han Sen memperkirakan angkanya sekitar 25, lebih tinggi darinya, tapi tidak terlalu jauh. Namun, lawannya memiliki kemampuan bersenjata yang luar biasa, yang membuatnya menjadi lawan ideal bagi Han Sen. Jika fisik lawannya terlalu kuat dan memiliki indeks kemampuan sekitar 30 atau 40, Han Sen akan kalah terlalu cepat dan tidak mampu belajar banyak darinya. Seseorang seperti "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" sangat sempurna¡ªsedikit lebih kuat dari fisik Han Sen, tetapi tekniknya luar biasa bagus. Han Sen memusatkan pikirannya dan menghadapinya dengan apa yang dipelajari dari si tengkorak. Meskipun lawannya lebih unggul, dia tidak akan mampu menyebabkan kerusakan fatal. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" menjadi semakin dan semakin terpana. "Prajurit Kapal Perang" jelas lebih lemah darinya dalam indeks kemampuan, tapi dia belum pernah melihat kemampuan aneh seperti itu. Setiap serangan dari Han Sen dan setiap langkah yang dia ambil membuat lawannya kelimpungan. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" merasa segalanya tidak beraturan, yang membingungkan dirinya saat menyerang. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" tahu dirinya lebih kuat dari lawannya dan memiliki kemampuan yang lebih baik, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menang. Meskipun dia lebih unggul, dia tidak merasa senang. "Teknik apa ini?" dia tidak lagi berpikir Han Sen hanya memilih shamshir untuk mengejeknya, tetapi percaya Han Sen adalah ahli pedang ganda. Namun, ini hanyalah permulaan. Meskipun Han Sen kurang dalam hal fisik dibandingkan lawannya, kemampuan pedang gandanya yang menakjubkan menutupi kecepatan dan kekuatannya, yang membuat "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" mustahil mengalahkannya. "Aku tidak bisa seperti ini terus, kalau tidak aku akan kalah. Aku tidak bisa membayangkan betapa kuat orang-orang di Gladiator. Bahkan seseorang dengan hanya empat kali menang dan lebih dari seribu kali kalah memiliki kemampuan yang mengagumkan. Aku harus menunjukkan kebolehanku sekarang." Merasa terkejut, lawan Han Sen tidak berani menahan diri dan membalik ujung shamshirnya ke arah belakang. "Tiga Belas Tebasan" adalah salah satu teknik tersulit untuk dipelajari. Sangat sedikit orang yang benar-benar bisa melakukan Tiga Belas Tebasan, yang merupakan salah satu jurus rahasia di Aula Bela Diri Ares. Alasan mengapa "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" bisa mempelajari Tiga Belas Tebasan adalah karena ayahnya bekerja sebagai salah satu admin Ruang Bela Diri Ares. Saat dia menggunakan Tiga Belas Tebasan, Han Sen langsung merasa sangat terpojok. Dua shamshir itu terus menjadi lebih cepat dan aneh. Setelah menangkis tujuh serangan, Han Sen tidak bisa menangkis tebasan kedelapan. Dia melangkah maju dan menghindari tebasan, tapi serangan kesembilan merobek kulitnya. Dua-duanya berada di sistem simulasi, jadi tidak ada darah. Sistem memberitahu bahwa kesehatan Han Sen turun 27%. Jika kesehatannya menurun sampai nol, maka pemain akan ditendang dari permainan dan dianggap kalah. Kecuali pemain dipenggal kepalanya atau ditusuk jantungnya oleh senjata, permainan akan berakhir saat kesehatan orang itu terkuras habis. Jika ini kehidupan nyata, Han Sen sekarang sudah terbunuh. Mata Han Sen berbinar dan menggunakan Sparticle untuk menghindari serangan selanjutnya dari lawannya. Shamshir itu bagaikan taring iblis, menari-nari di tangan lawannya, meninggalkan banyak luka di tubuh Han Sen. Namun, lawannya tidak merasa senang dengan hal itu. Setelah dia telah melukai Han Sen, dia masih merasa sangat gelisah. Setiap kali dia berpikir dia akan menghabisi Han Sen, dia hanya meninggalkan luka kecil pada Han Sen. Tidak lama, Tiga Belas Tebasan pun usai. Meskipun dia meninggalkan banyak bekas luka pada Han Sen, kesehatan Han Sen masih hanya turun sebanyak 70%, jadi masih cukup lama sampai Han Sen tertendang keluar. "Sialan! Jika ini dunia nyata, dia akan mati kehabisan darah sekarang." Lawan Han Sen mengumpat. Inilah persisnya mengapa Han Sen memilih berlatih di Gladiator. Dia tidak perlu waktu untuk memulihkan diri sebelum memasuki pertarungan berikutnya, yang sangat ideal baginya untuk mengumpulkan pengalaman bertarung. "Karena aku tidak bisa membunuhmu dengan Tiga Belas Tebasan, aku akan melakukannya lagi,""Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" memutuskan. Kesehatan Han Sen hanya tinggal 30%, jadi dia tidak akan mampu bertahan di ronde berikutnya. Sambil mengggenggam shamshirnya terbalik, "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" menggunakan lagi jurus rahasianya, Tiga Belas Tebasan. Mata Han Sen setenang kolam yang dalam, memantulkan setiap gerakan lawannya. 298 Keluwesan "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" menggunakan Tiga Belas Tebasan untuk yang kedua kalinya, berniat mengalahkan Han Sen secepat mungkin. Namun, dia segera menyadari itu tidak sesimpel yang dia pikirkan. Meskipun kecepatan dan kekuatan Han Sen tidak bertambah, "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" merasa semakin sulit baginya untuk mengenai Han Sen. Saat pertama menggunakan Tiga Belas Tebasan, dia mampu melukai Han Sen di serangan kesembilan. Namun, kali ini, tebasan ke sepuluh hanya meninggalkan luka kecil pada Han Sen dan tiga tebasan terakhir juga tidak terlalu sukses. Setelah tiga belas tebasan, Han Sen masih memiliki sisa 11% kesehatan, lebih banyak dari yang lawannya perkirakan. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" tidak mengerti mengapa ronde kedua tidak terlalu efektif. Namun, yang dia bisa pikirkan saat ini adalah menyingkirkan Han Sen secepat mungkin. Bagaimanapun juga, setelah ronde ketiga, Han Sen pasti akan gugur. Di ronde ketiga, Han Sen mampu menangkis sebelas tebasan pertama, dan hanya dua dari tiga belas tebasan yang bisa melukai Han Sen, membuatnya kehilangan 5% kesehatan. Dengan hanya 5% kesehatan yang tersisa, yang membuat lawannya kaget, tidak ada tebasan yang mampu menyakiti Han Sen di ronde keempat. Han Sen menyeringai. Panorama mencakup segala macam teknik dasar. Meskipun ini bukan teknik tingkat tinggi, hal itu berguna sebagai dasar untuk teknik yang lebih tinggi. Dia telah menghadapi "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" untuk waktu lama, jadi dia telah mendapatkan banyak pemahaman tentang bagaimana lawannya menggunakan serangan. Setelah itu, Han Sen bahkan semakin bersemangat untuk mempelajari jurus pedang ganda yang hebat, Tiga Belas Tebasan. Pertarungan ini adalah yang terbaik menurut Han Sen dalam enam bulan terakhir. Sebagian besar lawan sebelumnya terlalu kuat dari pada dirinya dalam indeks kemampuan. Perbedaan sepuluh poin indeks kemampuan sangat menentukan di tahap ini. Pada lawan Han Sen sebelumnya, sebagian besar memiliki indeks kemampuan lebih dari tiga puluh, yang membuat Han Sen sangat kesulitan belajar dari mereka. Kali ini, Han Sen beruntung bertemu lawan yang bisa membuatnya belajar banyak. Selain itu, perbedaan kecil tingkat kemampuan mereka juga memberi Han Sen cukup waktu untuk belajar Tiga Belas Tebasan. Inti Tiga Belas Tebasan adalah keluwesannya. Hampir tidak ada jeda di antara satu tebasan dan tebasan berikutnya. Tiga belas tebasaan seakan jadi satu. Sekali terkena satu tebasan, mustahil untuk menghindari tebasan selanjutnya. Ada beberapa tutorial mengenai bagaimana cara mencapai keluwesan di antara gerakan dalam Panorama, yang telah Han Sen latih sebelumnya. Namun, sebelum bertarung, dia tidak yakin bagaimana mempraktekkan tutorial tersebut di pertarungan sungguhan. Dengan menyaksikan lawannya menggunakan Tiga Belas Tebasan, Han Sen akhirnya mengerti apa yang diperlukan untuk mencapai keluwesan tersebut. Saat Han Sen mempelajarinya, mata lawannya terbelalak. Meskipun Han Sen hanya memiliki 5% kesehatan tersisa, dia tidak bisa melukai Han Sen lagi bagaimana pun caranya. Dia telah menggunakan Tiga Belas Tebasan puluhan kali, tapi gagal untuk melukai Han Sen. Setelah Han Sen mendesak lawannya mundur, dia melempar shamshir itu ke udara dan menangkapnya dengan ujung menghadap belakang seperti lawannya. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" tercengang melihat Han Sen meniru dirinya. Setelah itu, dia menjadi murka karena Han Sen melakukan tebasan pertamanya, yang tampak persis seperti gerakan pertama Tiga Belas Tebasan. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" ingin membunuh Han Sen saat ini. Dia sangat yakin pria ini mencoba mempermalukannya. Jika Han Sen hanya memilih shamshir yang sama sepertinya, dia bisa mengerti; namun, Han Sen bahkan mencoba meniru Tiga Belas Tebasannya. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" geram dan memandang lawannya dengan keji pada saat yang bersamaan. Tiga Belas Tebasan tidaklah mudah untuk ditiru. Dia telah memulai dasar-dasarnya sejak berumur sepuluh tahun dan hanya bisa mulai berlatih Tiga Belas Tebasan saat masuk ke Tempat Suci Para Dewa saat berumur enam belas tahun. Dengan latihan dasar bertahun-tahun, "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" masih membutuhkan lebih dari sebulan untuk mempelajari Tiga Belas Tebasan. Kini lawannya hanya menyaksikannya dua belas kali, dan seharusnya mustahil bagi Han Sen untuk meniru jurus tersebut. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" berusaha menenangkan diri dan menyadari ini adalah kesempatan bagus yang tidak terduga. Karena mustahil bagi lawannya meniru jurus miliknya, dia bisa mengambil kesempatan ini untuk mengalahkan Han Sen. Menurut pengetahuannya akan Tiga Belas Tebasan, sekalinya Han Sen membuat kesalahan kecil saat mencoba menggunakan Tiga belas Tebasan, dia bisa dengan mudah menyingkirkan Han Sen. Dengan sisa 5% kesehatan, Han Sen dengan mudah tereliminasi dengan satu kesalahan. Akhirnya saat itu tiba. "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" menahan amarahnya dan memperhatikan gerakan Han Sen dengan seksama, bersiap-siap memberinya serangan mematikan saat dia membuat kesalahan. Sayangnya, "Menebas Semuanya dengan Pedang Ganda" meremehkan lawannya. Meskipun Han Sen belum pernah berlatih Tiga Belas Tebasan, dia telah bersusah payah melatih keluwesan di antara gerakannya. Dengan kurangnya pengetahuan, dia belum pernah bisa menggunakannya dengan baik. Setelah menyaksikan Tiga Belas tebasan, Han Sen akhirnya mengerti sepenuhnya inti dari keluwesan sehingga dia bisa dengan mudah menguasai jurus lawannya. 299 Klien yang Menyusahkan Dari perangkat hologram pribadi, Huang Yulei keluar dengan pikiran kosong. Dia tidak percaya apa yang telah terjadi padanya satu jam lalu. Huang Yulei tidak bisa berkata apapun, seseorang yang bukanlah lawannya di awal, tidak hanya membalikkan keadaan, tapi juga menggunakan jurus rahasianya Tiga Belas Tebasan untuk mengalahkannya. "Mustahil¡­ Bagaimana mungkin? Tidak peduli seberapa berbakat dirinya, mustahil baginya untuk mempelajari Tiga belas Tebasan hanya dalam satu jam. Khususnya menampilkan keluwesan itu, yang memakan usaha banyak untuk dipelajari." Huang Yulei tiba-tiba terpikir oleh sebuah kemungkinan dan wajahnya menjadi muram. "Pria itu pasti sudah tahu Tiga Belas Tebasan, dan hanya berpura-pura sebagai orang awam untuk menghinaku. Pastilah begitu! Kalau tidak, bagaimana dia bisa mempelajari Tiga Belas Tebasan setelah menyaksikannya dua belas kali?" Huang Yulei menggeram. Jika dia hanya kalah, itu tidak apa-apa. Namun, dia merasa seseorang menargetkannya, yang membuat perasaannya sangat tidak enak. Akan tetapi, Huang Yulei sangat tahu betul dia bukanlah tandingan "Prajurit Kapal Perang," yang menggunakan Tiga Belas Tebasan lebih baik darinya. Huang Yulei tidak percaya diri untuk menantang pria itu lagi. Namun, kegagalan itu sulit diterima oleh Huang Yulei. Setelah berpikir selama beberapa saat, Huang Yulei segera menekan nomor di jaringan komunikasinya. Dengan cepat, pemuda berambut merah seumuran Huang Yulei muncul di gambar hologram. Pemuda itu tersenyum dan berkata, "Yulei, kau kini seorang evolver. Kenapa kau tidak berpesta untuk merayakannya?" "Saudaraku, kita bisa membicarakan pesta itu nanti. Apa kakak tertua ada di sana?" tanya Huang yulei terburu-buru. "Kakak tertua pergi ke Restoran Ratu untuk pertunjukkan dan akan kembali nanti malam. Mengapa kau mencarinya?" Xu Zhu menatap Huang Yulei terkejut, penasaran mengapa pria yang paling takut pada kakak tertuanya mencarinya. "Tidak apa-apa," jawab huang Yulei dengan cepat, melambaikan tangannya dan menghela nafas lega. Dia lalu berkata pada Xu Zhu, "Saudaraku, aku pergi ke Gladiator hari ini." "Kau baru saja berevolusi! Apa kau tidak bisa menunggu? Apa seseorang mengalahkanmu?" kata Xu Zhu menyeringai. Wajar bagi Huang Yulei untuk kalah karena dia belum mengumpulkan banyak poin geno di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Wajah Huang Yulei memerah. Hal yang memalukan seperti ini seharusnya dirahasiakan. Akan tetapi, "Prajurit Kapal Perang" membuatnya sangat kesal sampai dia ingin Xu Zhu menghajar bokong orang itu, yang karena itulah dia harus mengatakan pada Xu Zhu apa yang terjadi. Xu Zhu tidak percaya sama sekali pada Huang Yulei. Dia menyeringai, "Yulei, jika kau mau meminta bantuanku, tidak apa-apa. Tapi jangan melebih-lebihkan. Bagaimana mungkin seseorang mempelajari Tiga Belas Tebasan dalam satu ham dan mengalahkanmu dengan itu?" "Itukah mengapa aku sangat murka. Orang itu pasti sudah tahu Tiga Belas Tebasan dan hanya ingin mempermalukanku. Aku tidak bisa membiarkannya." Setiap kali Huang Yulei memikirkan hal itu, dia selalu merasa kesal. "Sepertinya mungkin sekali. Karena dia tahu Tiga belas Tebasan, sangat memungkinkan kalau dia dari Aula Bela Diri Ares. Akan tetapi, aula bela diri terlalu besar dan memiliki banyak cabang. Karena kau tidak mengenal orang itu, hampir tidak mungkin untuk menemukan siapa orangnya. Dia pasti pernah kau buat tersinggung sebelumnya, aku yakin," Xu Zhu berpikir dan berkata. "Saudaraku, aku baru saja berevolusi. Siapa yang mungkin aku singgung? Bahkan jika aku melakukannya, aku tidak akan begitu bodoh untuk menyinggung orang yang tahu Tiga Belas Tebasan." Huang Yulei menambahkan, "Coba kau masuk ke Gladiator. Jika orang itu pergi, mustahil untuk menemukannya lagi." "Aku tidak punya perangkat hologram di dekatku. Akan kucari dulu. Aku akan pergi sekarang," kata Xu Zhu. "Kalau begitu cepatlah." Huang Yulei takut kalau "Prajurit Kapal Perang" akan pergi. Setelah lebih dari setengah jam, Xu Zhu menemukan stasiun layanan dan masuk ke Gladiator. Huang Yulei buru-buru mengirim ID Han Sen pada Xu Zhu dan meminta Xu Zhu untuk menantangnya. Xu Zhu melakukan apa yang dikatakan Huang Yulei, tetapi menemukan bahwa Han Sen telah meninggalkan Gladiator. Huang Yulei tiba-tiba kesal dan berkata, "Saudaraku, aku mengatakan padamu untuk cepat-cepat. Sekarang dia sudah pergi." "Jangan khawatir. Bukankah kau mengatakan dia empat kali menang dan lebih dari seribu kali kalah? Dia pasti pengunjung tetap dan aku yakin akan menangkapnya suatu hari nanti," kata Xu Zhu sambil tersenyum. Huang Yulei terpaksa menerimanya. Han Sen segera meninggalkan Gladiator setelah mengalahkan Huang Yulei, karena dia ingin mengajari Zhang Danfeng Tiga Belas Tebasan. Dia telah berjanji pada Zhang Danfeng kalau dia akan menemukan jurus berpedang yang bagus pada sahabatnya. Zhang Danfeng tidak akan menerima lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S, dan saat dia mencoba untuk mengajari Zhang Danfeng jurus belati si tengkorak, Zhang Danfeng tidak bisa memahami intinya. Jurus belati si tengkorak menuntut kelenturan penggunanya dan memahami urutannya. Namun, Zhang Danfeng selalu mengejar teknik yang cepat dan ganas, jadi sudah wajar jurus si tengkorak tidak cocok baginya. Akan tetapi, Tiga Belas Tebasan sangat cocok dengan Zhang Danfeng. Han Sen bersemangat untuk mengajari Zhang Danfeng agar sahabatnya bisa berkembang. Han Sen menelpon Zhang Danfeng yang kebetulan berada di Aliansi dan menunjukkan padanya Tiga Belas Tebasan melalui gambar hologram, yang disukai oleh Zhang Danfeng. Sambil memuji jurus luar biasa itu, Zhang Danfeng meminta Han Sen untuk mengajarinya. Sudah tengah malam saat Han Sen selesai mengajar Zhang Danfeng. Saat ingin tidur, Han Sen mendengar jaringan komunikasinya berbunyi. Ternyata Yang Manli menelpon. Han Sen menjawab panggilan itu dan melihat gambar hologram Yang Manli. "Kita mendapat klien yang menyusahkan, dan tidak ada yang bisa menanganinya," kata Yang Manli santai. Han Sen mengerutkan dahi dan bertanya, "Bahkan kau?" "Dalam sebulan lebih, aku akan berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Jadi, kau harus mengurus segalanya dari sekarang," kata Yang Manli sambil mengedipkan mata. Yang Manli adalah pembohong yang payah. Setiap dia berbohong, dia akan berkedip. Alasan sebenarnya Yang Manli meminta Han Sen menangani klien itu adalah karena dia gagal melakukannya. 300 Bisakah Kau Melakukannya? "Siapa dia?" Han Sen menyadari kebohongan Yang Manli tapi tidak ingin membongkarnya. "Yang Zikun, cucu dari Senator setengah dewa Yang Xiuwen." Yang Manli lalu menceritakan pada Han Sen tentang Yang Zikun. Yang Zikun baru saja berumur enam belas tahun dan memasuki Tempat Suci Para Dewa dua minggu lalu. Dia dikirim secara acak ke Penampungan Baju Baja, dan pasukan Penampungan Baju Baja segera menerima perintah dari manajemen untuk menyediakan segala bantuan yang dibutuhkan untuk Yang Zikun dan menjaga keselamatannya. Tumbuh dari keluarga terpandang, Yang Zikun sangat berpendidikan dan berperilaku baik. Namun, sebagai pemuda yang terlahir di keluarga kaya, meski perilakunya sopan dan baik hati, dia cukup keras kepala. Dia tidak akan merubah pendiriannya tanpa mempedulikan apa yang orang lain katakan. Sudah jelas, Yang Zikun terlalu percaya diri, dan selalu mencari tantangan. Hanya dengan berada di Tempat Suci Para Dewa selama beberapa hari, dia telah mencoba berburu makhluk mutan. Penjudi mengikuti Yang Zikun untuk beberapa hari dan hampir mati ketakutan karena anak itu. Yang Manli mencoba berbicara pada Yang Zikun dan memintanya lebih rendah diri, yang tidak berhasil sama sekali. "Pencerahan hanya datang kepadamu saat kau berjuang antara hidup dan mati, yang merupakan inti dari bela diri..." Yang Manli tidak tahu dari mana Yang Zikun mendengarnya, tetapi dia gagal untuk mengubah pendirian bocah itu. Jika Yang Zikun tidak dikirim oleh manajemen, Yang Manli tidak akan peduli jika dia mau mengorbankan nyawanya. Namun, jika sesuatu terjadi pada Yang Zikun, regu khusus akan tertimpa masalah. "Aku akan mengurusnya. Besok pagi, aku akan menemui anak itu." Han Sen menutup jaringan komunikasinya sambil tersenyum. Hari berikutnya, Han Sen memasuki Penampungan Baju Baja sebelum fajar. Yang membuatnya terkejut, Yang Zikun sedang berlatih bumerang. Yang Manli memperkenalkan Han Sen pada Yang Zikun, yang begitu sopan dan sangat mudah disukai. Di mata Han Sen, dia hanyalah anak-anak. "Tuah Han, jika memungkinkan, aku berharap kau bisa mengatur seseorang untuk membawaku ke Rawa Gelap." Kata-kata Yang Zikun membuat Han Sen mengerutkan dahi. Bahkan bagi orang yang melampaui poin geno mutannya tidak akan menganggap remeh Rawa Gelap, karena sedikit orang yang bisa kembali, apa lagi Yang Zikun yang baru memasuki Tempat Suci Para Dewa dua minggu lalu. Sebelum Yang Manli berbicara, Han Sen memberi isyarat padanya untuk diam. "Yang Zikun, mengapa kau mau pergi ke Rawa Gelap?" tanya Han Sen sambil tersenyum. "Ada banyak serangga beracun di Rawa Gelap, yang merupakan target sempurna untuk berlatih dengan bumerangku." Yang Zikun menepuk kantong bumerangnya, yang berisi dua lusin bumerang, dan semuanya adalah produk mahal yang memiliki kandungan tinggi baja-Z "Sekarang aku paham. Memang itu adalah tempat terbaik untuk melatih kemampuan bumerangmu. Namun, aku pikir kemampuan bumerangmu belum cukup tinggi untuk membawamu ke sana. Berlatihlah dulu dengan monster bergigi perunggu di hutan terdekat," kata Han Sen santai. "Kau belum melihat betapa hebatnya aku dengan bumerang. Bagaimana kau bisa menghakimiku secepat itu?" Yang Zikun mengerutkan dahi, tidak senang dengan keputusan Han Sen yang sewenang-wenang. "Katakanlah itu adalah insting dari pemain bumerang," jawab Han Sen sambil tersenyum. "Kau juga menggunakan bumerang?" Yang Zikun memandang Han Sen dari atas sampai bawah, meragukan keseriusannya. Han Sen tidak menjawab bocah itu, tapi berkata, "Mari lakukan ini: Aku akan menunjuk sebuah target. Jika kau bisa mengenai target itu, aku akan membiarkan seseorang mengantarmu ke Rawa gelap; jika tidak, kau akan melakukan apa yang aku minta. Apa itu adil?" "Ya. Tapi target itu harus berada dalam jangkauan 60 kaki dariku." Yang Zikun sangat percaya diri dengan kemampuan bumerangnya. Han Sen membawa anak itu ke jarak tembak Bullseye, dimana terdapat banyak target. "Kau bisa berada sedekat yang kau mau." Han Sen membawa bocah itu ke lapangan tembak Bullseye, yang menyediakan banyak target. Han Sen menaruh sebuah target di depan target lainnya dengan jarak satu kaki di antaranya. Dua target itu berbentuk bundar dengan diameter sekitar dua kaki. Dengan dua target yang berbaris lurus, target kedua tidak bisa dilihat dari depan. Yang Zikun bingung, dan begitu pula yang melihatnya. Tidak ada yang tahu apa yang Han Sen ingin lakukan. "Bisakah kau mengenai tengah target dari jarak ini?" Han Sen berjalan ke arah Yang Zikun, menunjuk target itu. "Tentu saja!" jawab Yang Zikun. "Aku mengatakan soal tengah target yang di belakang. Bisakah kau mengenainya dari sini?" tanya Han Sen. Yang Zikun mengerutkan dahi dan berkata pada Han Sen, "Ini tidak adil. Dua target sangat dekat sampai bahkan dengan berbelok, mustahil mengenai tengah target yang ada di belakang." "Bagaimana jika aku bilang aku bisa melakukannya?" Han Sen bertanya pada Yang Zikun. "Apa kau akan menembus target yang ada di depan? Jika seperti itu, aku juga bisa melakukannya." Yang Zikun mengerutkan bibirnya dan berkata. "Jika bumerang ini menyentuh target pertama, panggil aku pecundang," kata Han Sen santai. "Oke. Jika kau bisa berdiri di sini dan mengenai tengah target di belakang tanpa bumerang itu menyentuh target pertama, aku akan mendengarkan apapun perkataanmu," kata Yang Zikun perlahan setelah memikirkannya beberapa saat. "Kau cukup pengertian." Han Sen tersenyum dan bertanya pada Yang Zikun, "Apa tidak masalah jika aku berdiri di sini?" "Ya." Yang Zikun menatap Han Sen dengan heran. Rasa percaya diri pria itu membuat Yang Zikun meragukan dirinya. Tapi Yang Zikun masih yakin kalau tidak mungkin Han Sen bisa mengenai target yang ada di belakang. Dua target itu sangat berdekatan bahkan jika bumerang itu berbelok, dia hanya bisa mengenai pinggiran target di belakang. Yang Zikun percaya mustahil bagi Han Sen mengenai tengah target. Namun, karena Han Sen sangat yakin, Yang Zikun penasaran apa yang dia akan lakukan untuk mencapai hal itu. Yang Zikun yakin Han Sen akan menggunakan beberapa trik. Han Sen, di sisi lain, tidak memikirkan untuk mengelabui Yang Zikun sama sekali. Sambil mengeluarkan bumerang kupu-kupu hantu baja-Z, Han Sen melemparnya ke arah target. 301 Sarang Lainnya Bumerang kupu-kupu hantu membuat kurva di angkasa dan terbang menuju sasaran. Yang Zikun tidak dapat menahan senyumnya. Dia juga dapat membuat bumerang terbang dengan kurva seperti sini. Namun, mustahil dapat mengenai mata banteng pada sasaran tembak di belakang dengan kurva seperti ini. Kedua sasaran sangat berdekatan sehingga kurva bumerang itu tidak cukup curam untuk dapat mengenai mata benteng. Sesaat kemudian, bumerang sudah berada di samping sasaran pertama, dan kemudian membelok tiba-tiba dan memutar dari sasaran pertama dan mengenai sasaran kedua. Semua orang terkejut. Tanpa pengendali jarak jauh, mereka tidak pernah melihat bumerang yang mengikuti lintasan aneh seperti ini. Yang Zikun juga tercengang. Namun, karena target di hadapannya menghalangi pandangan orang-orang, tidak ada yang mengetahui bumerang itu mengenai sasaran kedua di bagian mana. Tanpa berkata apa-apa, Yang Zikun cepat-cepat berlari ke sasaran dan mendorong sasaran sehingga memperlihatkan sasaran di belakangnya. Semua orang melebarkan mata mereka. Bumerang kupu-kupu hantu baja Z berada tepat di tengah sasaran kedua, sama sekali tidak meleset. Dia merasa lebih terkejut lagi ketika meletakan bumerang kupu-kupu hantu baja Z, kemudian menempatkannya di tangan dan memperhatikan dengan seksama. Lembut dan rancangannya sederhana, tanpa ada bagian yang khusus. Jelas Han Sen membuat kurva itu berdasarkan bentuk bumerang dan keahliannya sendiri. Yang Zikun berjalan ke Han Sen dengan bumerang kupu-kupu di tangannya dan berkata, "Aku percaya kau memiliki keahlian bumerang yang hebat dengan bumerang kupu-kupu ini. Aku akan mendengar semua perkataanmu." Han Sen tersenyum dan berkata, "Tampaknya kau tidak yakin dan berpikir aku melakukan sesuatu terhadap bumerang kupu-kupu ini. Tidak apa-apa. Aku dapat memberikan ini kepadamu, dan saat kau mencapai tingkatku, aku akan membawamu ke Rawa Gelap." Mata Yang Zikun menyala, "Apakah kau serius?" "Apakah aku terlihat seperti pembohong?" Han Sen tersenyum dan berkata. "Tenang, aku akan dapat melakukan hal yang kau lakukan dalam sebulan," Yang Zikun berkata dengan percaya diri. "Aku dengan tulus berharap kau akan berhasil." Melihat Yang Zikun, Han Sen berpikir, anak ini berpikir semuanya tergantung pada bentuk bumerang. Sebenarnya, itu hanya salah satu alasan. Memang, bumerang kupu-kupu hantu sangat penting, tetapi kuncinya berada pada kombinasi kekuatan Yin dan Yang, yang dipelajari dari tombak yang berputar dan Ledakan Yin Yang. Karena Yang Zikun tidak pernah mempelajari semua itu, tidak mungkin dia dapat mencapai tingkat Han Sen. Namun, Han Sen tidak ingin menghancurkan rasa percaya diri Yang Zikun. Ada bagusnya pemuda ini rajin, sehingga akan menghemat banyak upaya pasukan khusus untuk mengembangkannya. Saat Yang Zikun tinggal di Tempat Suci Para Dewa lebih lama, daging tingkat tinggi akan disediakan baginya. Dan ketika dia telah memiliki jumlah poin geno yang lebih baik, risiko untuk pergi ke Rawa Gelap akan berkurang. "Kapten, aku tidak pernah membayangkan bahwa kau juga memiliki keahlian yang hebat dengan bumerang." Yang Manli menghampiri Han Sen dan memberikannya pujian yang langka. Han Sen menatapnya, berpura-pura terkejut. "Apakah aku tidak salah dengar? Apakah kau baru saja memujiku?" Yang Manli agak tersipu dan berkata dengan cepat, "Aku sudah lapor ke manajemen dan akan segera pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua. Kau akan segera mendapatkan wakil yang baru." "Terima kasih untuk kerja kerasmu selama dua tahun terakhir," kata Han Sen dengan penuh hormat. Yang Manli mengurus sebagian besar urusan dalam pasukan khusus, terutama pada saat dia pergi tanpa kabar, sehingga Han Sen berhutang terima kasih kepadanya. "Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama tidak layak mendapatkan terlalu banyak waktu darimu. Tempatmu bukan di sini," kata Yang Manli dan pergi. Han Sen mengetahui hal ini berarti Yang Manli mengakuinya sebagai pimpinan. Han Sen menghela nafas dan berpikir, "Memang, tempatku bukan di sini. Namun, ada sesuatu yang harus aku bereskan. Sebelum mendapatkannya, aku tidak akan pergi." Melihat musuh-musuh sebelumnya, teman-teman, lawan dan pacarnya satu per satu telah berevolusi, Han Sen tidak merasa dirinya tertinggal dari yang lain. Alasan dia adalah mundur selangkah untuk melompat lebih tinggi. Asalkan dia berevolusi dengan poin geno super maksimal, Han Sen pasti akan lebih baik daripada siapapun di Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua. Perbedaan tujuan mereka menentukan berapa jauh mereka dapat pergi. Yang lain bahkan tidak dapat melihat ke mana perginya Han Sen. Sejak Han Sen kembali, dia telah berlatih Mantra Klenik dan Panorama dengan keras. Kecuali kalau ada kesempatan untuk berburu makhluk berdarah sakral, Han Sen tidak akan menyia-nyiakan waktunya. Walaupun demikian, bergabung dengan kampanye berburu lainnya, Han Sen telah memperoleh tujuh poin geno sakral tambahan, menjadikan jumlah poin geno sakralnya 73, yang sudah tidak jauh dari angka 100. Itu bukan tujuan akhir Han Sen, Dia baru memiliki 19 poin geno super sejauh ini. Sudah setengah tahun sejak han Sen mulai memelihara binatang awan, yang telah menjadi binatang berdarah sakral sejak tiga bulan lalu. Dia masih terus berevolusi dan tumbuh. Han Sen memperkirakan bahwa dia masih memerlukan waktu setengah tahun lagi untuk menjadi makhluk super, artinya memerlukan waktu setahun bagi kristal hitam untuk merubah seekor makhluk menjadi yang super. Satu tahun terlalu lama bagi Han Sen. Dia tidak ingin menunggu sampai lebih dari satu dekade untuk berevolusi, dan itulah alasan Han Sen ingin berburu makhluk super. Namun, Han Sen tetap berusaha untuk menyelesaikan Mantra Klenik tahap ketiga dan dia memerlukan lebih banyak waktu untuk berlatih Panorama. Masih perlu waktu yang cukup lama untuk dapat menghadapi makhluk super. Ketika Han Sen hendak kembali ke Elang Hitam dan berlatih Panorama di Gladiator, dia tiba-tiba mendengar berita yang mengejutkan. Seseorang menemukan sarang yang baru terlihat di pegunungan terdekat. 302 Makhluk di Pintu Han Sen senang sekali mendengar berita itu. Dimana ada sarang, berarti ada telur di sana. Mungkin dia akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh jiwa binatang super, yang sangat penting baginya pada tahap ini. Setelah memahami apa yang terjadi, Han Sen menjadi semakin ceria. Komplotan Anak Surga yang pertama kali menemukan sarang itu. Namun, setelah Anak Surga dan antek-anteknya berevolusi dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, komplotan itu sudah tidak sekuat dulu. Mereka sudah menjadi komplotan kelas dua pada saat ini. Tiga kekuatan yang terkuat pada saat ini adalah Komplotan Baju Baja, Komplotan Tinju dan Murid-murid. Komplotan Baju Baja didukung oleh pasukan khusus dan merekrut banyak murid sekolah militer yang secara acak ditugaskan ke Tempat Penampungan Baju Baja. Oleh karena itu, Komplotan Baju Baja tetap menjadi yang terkuat dalam tempat penampungan. Murid-murid didirikan oleh Yuan dan Qing. Dengan banyak orang yang bagus dalam timnya, mereka hanya menjadi nomor dua setelah Komplotan Baju Baja. Banyak pimpinan dalam Komplotan Tinju juga telah berevolusi dan pergi. Kelingking adalah satu-satunya yang mengatur komplotan itu pada saat ini. Dengan beberapa darah segar, komplotan itu masih menduduki posisi tiga besar dalam tempat penampungan, tetapi sudah tidak sekuat sebelumnya. Walaupun Komplotan Anak Surga adalah yang pertama menemukan sarang itu, mereka tidak mendapatkan manfaat apa-apa setelah masuk ke sarang. Sebaliknya, mereka menderita kerugian besar. Berdasarkan cerita orang-orang yang selamat, ada sekurang-kurangnya ribuan makhluk dalam sarang, beberapa di antaranya adalah makhluk berdarah sakral. Setelah mendapatkan berita itu, Yang Manli mengatur Komplotan Baju Baja untuk bergerak menuju ke sarang dan mewakili pasukan khusus, Han Sen juga membawa Penjudi dan dua anggota pasukan khusus lainnya. Pada saat ini, pasukan khusus pada dasarnya berisi orang-orang baru, kecuali Han Sen dan Penjudi. Ketika mereka di sarang, Murid-murid dan Komplotan Tinju juga sudah tiba. Sekelompok orang berhenti di pusat Teratai kehidupan, tidak ada orang yang berani masuk lebih dulu. Melihat Han Sen, Yuan, Qing dan Kelingking menyapanya. "Kakak, kita tidak dapat berdiri di sini selamanya. Bagaimana kalau kita tetapkan beberapa peraturan?" Yuan berkata sambil tersenyum. "Peraturan seperti apa?" Kelingking membalas. Karena Komplotan Tinju adalah yang terlemah pada saat ini, dia tidak menginginkan konflik apapun. Yuan berpikir sejenak dan berkata, "Bagaimana kalau kita melakukan undian untuk memutuskan kelompok mana yang masuk ke sarang dulu? Semuanya tergantung pada keberuntungan." "Setuju," kata Kelingking. Setelah berdiskusi, Yang Manli juga setuju dengan Yuan. Lagi pula, pintu masuk ke sarang sangat sempit, sehingga kelompok besar seperti Komplotan Baju Baja bahkan harus masuk satu per satu. JIka mereka diserang di tengah-tengah oleh komplotan lainnya, maka akan merepotkan. "Karena kita semua setuju, mari kita lakukan," Han Sen mengangkat pundaknya dan berkata. Dia mendengar dari orang-orang yang selamat bahwa ada banyak makhluk tingkat tinggi di dalam sarang, maka masuk duluan bukan hal yang bagus. Semua orang sependapat. Yuan kemudian menyarankan Han Sen untuk membuat undian, dan disetujui oleh yang lainnya. Karena mereka semua mengenal Han Sen, dan tidak ada yang merasa dia akan bermain curang. Agar adil, Han Sen yang bertanggung jawab membuat undian harus menarik undian setelah yang lain telah melakukannya. Pada akhirnya, undian terakhir yang tersisa untuk Han Sen mengatakan bahwa dia yang terakhir, setelah tiga tim lainnya. Dalam hal ini, Han Sen tidak dapat menyalahkan siapapun kecuali keberuntungannya. Berdasarkan hasill penarikan undian, Kelingking harus pergi dulu. Dia menjadi sangat bersemangat dan merasa yakin bahwa asalkan timnya berhasil, cepat atau lambat mereka dapat membersihkan sarang ini. Yuan dan Qing merasa kecewa, tetapi mereka tidak dapat melakukan apa-apa, hanya melihat Kelingking mengarahkan timnya turun ke sarang. Pada awalnya, tim lain mengira Kelingking akan menghabiskan waktu setidaknya satu jam di dalam sarang. Namun, tim mereka muncul dari pintu masuk dengan beberapa orang yang terluka dan beberapa orang menghilang. Yang lain terkejut melihat tim itu, Qing bertanya, "Kelingking, apa yang terjadi?" Kelingking mengutuk, "Komplotan anak bangsat yang parah. Mereka menarik perhatian entah berapa banyak makhluk! Sejumlah makhluk mutan dan berdarah sakral menghalangi jalan. Karena sangat sempit, kita hanya dapat masuk satu per satu, dan tidak ada orang yang dapat melawan begitu banyak makhluk tingkat tinggi sendirian, jadi kita harus kembali. Sial sekali!" "Dihalangi? Ayo kita lihat." Yuan tidak percaya bahwa makhluk itu begitu kuat sehingga orang tidak dapat masuk. Tim Yuan dan Qing bahkan kembali lebih cepat daripada Komplotan Tinju. Namun, kondisi mereka kelihatan lebih baik. Semua orang kembali, dan hanya sedikit yang terluka. "Anak bangsat sialan! Jalan itu terhalang sama sekali. Kita bahkan tidak mengetahui berapa banyak makhluk di dalam sana. Dan jalannya sangat sempit¡­"Qing bergumam setelah kembali. Melihat Yuan dan Qing juga putus asa untuk masuk ke sarang, Yang Manli agak terkejut. Dia memilih beberapa pria yang kuat dari Komplotan Baju Baja untuk pergi ke bawah dengan dia. Hasilnya sama. Yang Manli juga menyerah. Para makhluk tingkat tinggi membuatnya mustahil bagi semua orang. Jika sarang itu belum pernah dimasuki sebelumnya, mereka mungkin masih berkesempatan membunuh makhluk itu. Namun, pada saat ini ribuan makhluk menghalangi jalan, artinya orang pertama yang turun akan disergap. Semua orang menatap Han Sen, anggota Han San paling sedikit, hanya tiga orang dan dirinya sendiri. "Ayo kita lihat," Han Sen tersenyum dan berkata pada Penjudi. Penjudi dan anggota tim lainnya menangguk dan mengikuti Han Sen turun ke sarang. Setelah melalui jalan yang berangin, pasukan khusus segera tiba di dinding berwarna emas kehijauan yang telah dihancurkan. Beberapa perisai baja Z dipasang untuk menghalangi bagian dinding yang rusak. Lapangan yang terjal semuanya berubah bentuk karena serangan, terlihat menakutkan. Melalui celah, mereka dapat melihat banyak makhluk berdesak-desakan. Banyak cakar yang muncul dari celah. Melihat keempat orang yang datang, semua makhluk di dekat perisai mulai memekik dan menghantam perisai yang hampir roboh. 303 Pembantaian "Pantas saja tidak ada yang masuk ke dalam. Ini mustahil!" Penjudi menggelengkan kepalanya setelah melihat apa yang ada di balik dinding. "Anak bangsat sialan." Kedua anggota pasukan khusus, Zheng Chi dan Zhou Qingyu juga terlihat ketakutan. "Han Sen, ayo kembali sekarang. Kita tidak muncul dapat jalan lebih jauh, Kita harus menunggu makhluk-makhluk di dalam untuk keluar, dengan demikian kita dapat pelan-pelan membunuh mereka. Setelah itu, mungkin kita dapat memperoleh kesempatan untuk masuk," kata Penjudi. "Baik. Kalian kembali dulu. Aku akan masuk sendiri," Han Sen memutuskan. Zheng Chi dan Zhou Qingyu melebarkan matanya dan berkata, "Kapten, ini terlalu berbahaya." Han Sen tersenyum dan berkata, "Walaupun sekarang berbahaya, ada kesempatan untuk memecahkan telur. Setelah makhluk-makhluk itu keluar, semua orang akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh telur. Kembali saja ke pintu masuk, aku akan melihat ke dalam, dan jika tidak berhasil, aku juga akan mundur." "Han Sen, aku akan pergi denganmu. Ini terlalu berbahaya," Penjudi menggertakkan giginya dan berkata. "Tidak apa-apa. Aku dapat melakukannya sendiri. Ada terlalu banyak makhluk di dalam, dan akan lebih efisien kalau pergi sendiri. Aku akan segera kembali setelah memecahkan telur itu." Han Sen memanggil baju baja semut hantu berdarah sakral dan seruit tiga pisau. Melihat Han Sen sudah membulatkan tekadnya, Penjudi tidak berkata apa-apa. Namun, dia memaksa untuk menunggu Han Sen di dinding, agar Han Sen dapat kembali dengan lebih aman. Han Sen mengangguk dan memotong batang baja Z yang menyokong perisai. Perisai-perisai itu segera terdobrak oleh makhluk-makhluk yang ganas. Han Sen melayangkan seruitnya dan memenggal seekor makhluk yang menghampirinya, darahnya mengalir deras. Han Sen menendang kepala makhluk yang mati dan tubuhnya menghalangi makhluk yang menghampirinya, memberikan jarak bagi Han Sen untuk menyempilkan diri ke dalam. "Apakah Kapten akan baik-baik saja?" Zheng Chi menelan ludah dan bertanya. Ada terlalu banyak makhluk sehingga bahkan dengan perlindungan baju baja berdarah sakral, keamanan tidak terjamin. "Santai. Dia adalah seorang pria yang sangat berhati-hati dan tidak akan melakukan hal yang dia tidak yakin. Karena dia berani pergi, dia pasti akan berhasil." Setelah menghabiskan banyak waktu dengan Han Sen, Penjudi paling memahami Han Sen. Jika Penjudi bukannya ingin memaksimalkan poin geno sakral, dia sudah pergi ke Tempat Suci Para Dewa sejak dulu. Sebenarnya, Penjudi tidak terlalu yakin dengan kata-katanya sendiri. Ada terlalu banyak makhluk tingkat tinggi sehingga hanya dalam sekilas dia sudah melihat lebih dari 30 makhluk mutan dan sebuah jiwa hitam berdarah sakral. Penjudi juga tidak yakin dengan tingkat makhluk yang tidak dia kenal, maka mungkin tingkatnya di atas makhluk berdarah sakral. Melihat Han Sen dikepung oleh makhluk-makhluk berdarah sakral, Zhou Qingyu berkata dengan suara yang bergetar, "Ini terlalu berisiko. Kapten bahkan tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Tidak ada orang yang mengetahui berapa banyak makhluk berdarah sakral di dalam sana." Sementara mereka berbicara, Han Sen telah menghilang di dalam kelompok makhluk-mahkluk itu. Anggota timnya hanya mengetahui bahwa kapten mereka masih sedang bertarung dari suara longlongan makhluk-makhluk itu. "Jangan hanya berdiri di sana. Ada banyak makhluk yang keluar, bunuh mereka¡­" Penjudi berseru dan menebaskan senjatanya pada seekor makhluk yang menuju ke jalannya. Kondisi berbahaya di mata orang lain seperti berjalan di pantai bagi Han Sen. Kemanapun dia pergi, darah akan bermekaran seperti bunga. Satu per satu makhluk berjatuhan di bawah seruit pisau tiganya. Tidak ada yang dapat menyentuhnya kecuali percikan darah. Raja cacing batu emas dipanggil Han Sen, yang sudah sebesar kapal perang. Dengan membuka mulutnya, cacing itu menelan semua makhluk yang dibunuh Han Sen. Walaupun raja cacing batu emas belum bertransformasi, cangkangnya sangat kuat sehingga bahkan makhluk mutan tidak dapat melukainya. Kecuali matanya yang sekecil kacang, dia tidak memiliki kelemahan lainnya. Dia hanya akan terluka ketika makhluk berdarah sakral langsung menyerangnya. Pada awalnya, Penjudi, Zheng Chi dan Zhou Qingyu merasa tertekan mencoba untuk menghalangi makhluk-makhluk yang menuju ke arah mereka, tetapi perlahan-lahan mereka merasakan bahwa makhluk-makhluk itu tidak lagi datang ke arah mereka. Ketika mereka melihat ke dalam, mereka melihat seseorang yang tertutup darah menebas kelompok makhluk-makhluk itu, dengan tumpukan mayat di samping kakinya. Sosok yang seperti iblis itu tertanam dalam pikiran Zheng Chi dan Qingyu. Mereka tidak akan pernah melupakan apa yang mereka lihat. Mereka adalah anggota baru pasukan khusus dan tidak pernah melihat Han Sen dalam pertarungan. Hanya sekali mereka melihat Han Sen menunjukkan kekuatannya ketika dengan bumerang. Ketika mereka baru saja bergabung dengan pasukan khusus, ada yang gosip beredar bahwa Han Sen diangkat menjadi kepala pasukan khusus karena nepotisme. Banyak yang berkata bahwa dia memiliki hubungan khusus dengan Qin Xuan. Pada awalnya, mereka tidak terlalu banyak memikirkan Han Sen, karena sejak mereka masuk ke pasukan khusus, mereka jarang melihatnya. Yang Manli adalah orang yang mengurus semua hal di dalam pasukan khusus. Sampai pada saat ini, mereka menyadari betapa konyol gosip itu. Jika seseorang seperti Han Sen adalah gigolo, mereka berdua juga mau menjadi gigolo. Sejak mereka masuk ke Tempat Suci Para Dewa, mereka tidak pernah melihat siapapun yang membunuh makhluk-makhluk seperti ini. Han Sen membantai makhluk-mahkluk itu seolah-olah mereka adalah ayam. Pembantaian itu sangat seru sehingga Zheng Chi dan Qingyu juga ingin bergabung dengannya dan merasakan kehangatan darah di kulit mereka. Tiba-tiba, mereka melihat binatang suram berdarah sakral melemparkan dirinya pada Han Sen dari arah belakang. Binatang suram itu terlihat seperti persilangan antara singa dan harimau, dengan dua kepala dan tiga ekor, tertutup oleh bulu yang seperti baja. "Kapten¡­Hati¡­" Sebelum Zheng Chi dan Zhou Qingyu dapat menyelesaikan kata-katanya, mereka tiba-tiba membeku. Han Sen bergerak secepat listrik. Meraih kepala yang menyerupai singa, Han Sen memenggalnya dengan seruit pisau tiga. Melemparkannya ke tanah, dia berjalan menuju binatang suram berdarah sakral yang hanya tersisa satu kepala. Binatang itu kabur ketakutan, tetapi dia tidak dapat mempertahankan keseimbangan badan dengan satu kepala yang sudah terpenggal. 304 Pedang Iblis Zheng Chi dan Zhou Qingyu tercengang. Mereka tidak pernah melihat seseorang yang begitu kuat. "Menakjubkan." Melihat Han Sen membuat binatang sakral tersebut ketakutan, Zheng Chi tidak dapat melepaskan pandangannya dari Han Sen. Pembantaian berlanjut. Makhluk-makhluk itu dibunuh oleh Han Sen satu per satu. "Dia menjadi semakin hebat." Penjudi bersandar di dinding batu, menyalakan sebatang rokok, dan menghela nafas. "Penjudi, apakah kapten selalu sekuat ini?'' Zheng Chi tidak dapat menahan diri untuk bertanya. "Apa yang bisa kukatakan¡­Aku dulu mengajarkan beberapa hal¡­" Penjudi menghisap rokok dalam-dalam dan menghembuskan asap. "Benarkah?'' Zheng Chi dan Zhou Qinyu keduanya melebarkan matanya dan tidak dapat mempercayainya. "Lihat cara dia menarik senjatanya. Kau bahkan tidak tahu dimana senjatanya disembunyikan. Ini dinamakan Pedang Lengan, diturunkan dalam keluargaku. Jika Han Sen bukan orang yang jenius dalam seni bela diri, aku tidak akan pernah mengajarkan rahasia keluargaku. Untungnya, dia mengecewakanku¡­" Penjudi membual, menikmati pandangan memuja dari Zheng Chi dan Qingyu. Penjudi tidak akan pernah mengaku bahwa dia mengajari Pedang Lengan hanya demi film vulgar. Sementara Han Sen membuka jalan, raja cacing batu emas juga menikmati santapan yang memuaskan. Han Sen hanya menyimpan tubuh binatang suram berdarah sakral dengan meletakkannya di punggung raja cacing, yang telah mengkonsumsi seluruh mangsa Han Sen. Jumlah makhluk di dalam sarang itu menakjubkan, sebagian besar adalah mutan. Han Sen telah membunuh hampir 100 makhluk mutan sejauh ini. "Binatang mutan kegelapan terbunuh. Jiwa binatang dari binatang mutan kegelapan diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno mutan secara acak." Ini adalah jiwa binatang mutan ketiga yang diperoleh Han Sen. Dan dia bahkan tidak sudi menghitung berapa banyak jiwa binatang primitif yang dia peroleh. Raja cacing batu emas mulai bersendawa. Dia sekarang sebesar minivan. Akhirnya, Han Sen sampai pada telur. Melihat telur raksasa itu. Han Sen membelahnya tanpa ragu-ragu. "Mengidentifikasi jiwa binatang¡­" Saat Han Sen membunuh makhluk-makhluk yang tersisa dengan pikiran kosong, dia menyaksikan kembali pembentukan jiwa binatang, yang berubah menjadi sebuah pedang panjang yang menyala dengan bara hitam. "Jiwa binatang teridentifikasi. Pedang iblis jiwa binatang berdarah sakral diperoleh." Yang lain mungkin merayakan hasil ini, tetapi Han Sen merasa agak kecewa. Walaupun jiwa binatang berdarah sakral sangat berharga, apa yang diperlukan Han Sen adalah jiwa binatang super. Karena dia sudah sejauh ini, Han Sen memutuskan untuk menyapu bersih semua makhluk yang tersisa. Hanya kali ini, raja cacing tidak dapat makan lagi. Walaupun ada makhluk mutan yang tersisa, dia tidak lagi bergerak. Han Sen telah memberi makan cacing ini sangat lama, tetapi ini adalah pertama kalinya dia melihat raja cacing berhenti makan, sehingga Han Sen merasa terkesima. Bagus juga kalau demikian, karena dia bermaksud untuk menyimpan beberapa daging makhluk mutan untuk diberikan pada Zheng Chi dan Zhou Qingyu untuk usahanya. Sedangkan untuk Penjudi, dia telah memaksimalkan poin geno mutan sejak lama, dan sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan daging. Ketika Han Sen bertarung di bawah tanah, Yang Manli yang masih menunggu di luar merasa agak cemas. Karena Han Sen menghabiskan terlalu banyak waktu dibandingkan dengan yang lain, dia ingin mengeceknya dan meyakinkan bahwa dia aman. "Mari kita lihat ke sana." Yang Manli mengarahkan orang-orangnya untuk turun ke sarang. Orang lain mengetahui bahwa Yang Manli adalah wakil Han Sen di pasukan khusus dan tidak meragukan bahwa dia mungkin bersekongkol melawan dia. "Apakah kita juga perlu ikut turun? Jika ada yang tidak beres, kita mungkin dapat membantu," kata Yuan, memimpin timnya untuk bergabung dengan Yang Manli. Kelingking merasa ragu dan juga membawa anggota tim bersamanya. Dia menderita cukup banyak kerugian dan tidak berani membawa orang. Kelompok itu turun ke sarang dan merasa terkejut dengan apa yang mereka lihat. Dalam sarang raksasa, makhluk yang mati bertebaran. Hampir seluruh sarang diwarnai dengan darah. Di bawah cahaya yang dipantulkan oleh emas kehijauan, terlihat aneh dan kejam. "Mereka berempat telah membunuh semua makhluk-makhluk ini?" Qing melebarkan matanya dan bertanya. "Tidak ada orang lain di sini kecuali mereka berempat." Kelingking juga kaget dan tidak dapat mempercayai bahwa mereka berempat dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Kelingking mengira bahwa walaupun seluruh Komplotan Tinju ada di sini, mereka tidak akan begitu efisien. "Menakjubkan." Orang-orang dari Komplotan Baju Baja juga tercengang. Melangkahi darah dan mayat-mayat, mereka segera melihat Han Sen, Penjudi, Zheng Chi dan Zhou Qingyu membereskan mayat-mayat di tanah. Tampaknya mereka sedang memilih semua mahkluk-mahkluk mutan. "Han Sen, di dalam seluruh tempat penampungan, kau adalah satu-satunya idolaku selain Dollar." Qing mengacungkan jempol untuk Han Sen. "Mengesankan, Han Sen," kata Kelingking dengan perasaan yang kacau. Yang Manli tidak berbicara, tetapi perasaannya juga kacau. Dia memang sangat menyanjung kemampuan Han Sen, tetapi tetap saja tidak memprediksi bahwa dia mampu menyapu bersih seluruh sarang dengan timnya. Sebagai anggota dari pasukan khusus, Yang Manli mengetahui bahwa Zheng Chi dan Qingyu bukan anggota tim yang terkuat, juga Penjudi jadi pasti Han Sen yang melakukan semua ini. Namun, Penjudi piawai dalam memainkan taktik daripada bertarung langsung. Sudah jelas, Han Sen adalah orang yang paling berjasa di sini. Setelah bertarung di dalam sarang, Han Sen mendapatkan banyak kehormatan dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Karena semua orang merasa yakin bahwa Dollar yang sudah lama menghilang pasti telah berevolusi, Han Sen sekarang dianggap sebagai orang nomor satu dalam tempat penampungan. 305 Tambahan Jiwa Binatang Han Hao merasa agak kesal. Dia tidak dapat memahami, mengapa Han Sen, yang sebelumnya adalah kaum paria dalam Tempat Penampungan Baju Baja, bisa menjadi murid sekolah militer, seorang bintang iklan, dan sekarang nomor satu di tempat penampungan. Murid-murid dan Komplotan Tinju keduanya sangat menghormati Han Sen. Bahkan pimpinan mereka memanggil Han Sen kakak. Han Hao juga mendengar bahwa Yang Manli, yang sebelumnya memimpin Komplotan Baju Baja, sekarang malah menjadi wakil Han Sen. Pada saat ini, Han Hao mulai menyesali apa yang pernah dia lakukan. Andaikan dia memelihara hubungan yang lebih baik dengan keponakannya, dia pasti akan lebih baik. Han Hao bahkan tidak tahu kapan dia dapat memaksimalkan poin geno mutan. Berjuang sendirian dalam tempat penampungan sangat sulit. Dan Komplotan Anak Surga yang diandalkan semakin melemah, sehingga mustahil baginya untuk mengejar ketinggalan. "Kau tidak akan dapat membayangkan betapa ganasnya Han Sen. Dia hanya memiliki tiga orang bersamanya dan mereka menyapu bersih seluruh sarang yang tidak dapat diatasi oleh komplotan lainnya¡­" Mendengar diskusi tentang keberanian Han Sen, Han Hao merasa lebih sedih dan cepat-cepat kembali ke kamarnya. Pada saat ini, Han Sen sedang mengapresiasi pedang iblis jiwa binatang berdarah sakral yang baru diperolehnya. Jenis pedang iblis jiwa binatang berdarah sakral: tambahan pedang. Han Sen sebelumnya pernah melihat tambahan jiwa binatang, yaitu roh cuaca jiwa binatang berdarah sakral milik Qin Xuan. Namun, roh cuaca bekerja sama dengan jiwa binatang perubahan wujud untuk meningkatkan fisik penggunanya, sedangkan pedang iblis hanya dapat digunakan pada pedang lainnya. Bagi Han Sen, jiwa binatang ini sangat berguna. Jika Han Sen tidak dapat memperoleh senjata jiwa binatang super, dia hanya dapat menggunakan senjata berdarah sakral ketika berburu makhluk super, yang akan sangat sulit. Dengan pedang iblis, pedang berdarah sakral dapat ditingkatkan. Walaupun senjata yang ditingkatkan mungkin masih beda tipis dengan jiwa binatang super, tidak diragukan akan lebih kuat dibandingkan dengan senjata berdarah sakral biasa. Mengambil pedang berlian, Han Sen menambahkan pedang iblis padanya. Asap hitam tiba-tiba memenuhi pedang berlian, membuat pedang yang sejernih kristal terlihat seperti terbuat dari onyx, memancarkan kecemerlangan. Han Sen mengacungkan pedang dan mengujinya pada sepotong baja-Z, yang seketika terbelah dua seperti tahu. "Menakjubkan!" Han Sen menjadi sangat gembira. Pedang iblis itu memang tambahan yang fantastis. Karena tidak bersedia untuk mengujinya pada senjata berdarah sakral, Han Sen tidak yakin seberapa kuat senjata itu sebenarnya. "Letnan api dan pedang iblis keduanya akan sangat berguna untuk membunuh makhluk super. Sarang-sarang ini memang penuh harta. Aku berharap ada lebih banyak lagi¡­" Walaupun Han Sen tidak memperoleh jiwa binatang super, dia sudah terlanjur merasa kecewa. Menyimpan kembali jiwa binatang dan meletakan pedang berlian, Han Sen berteleportasi kembali ke Elang Hitam. Binatang suram berdarah sakral memberikan Han Sen lima poin geno sakral tambahan. Sekarang dia sudah memiliki 78 poin geno sakral. Pada saat ini, kalau bukan ada kampanye berburu makhluk berdarah sakral, Han Sen jarang keluar. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya berlatih Panorama, mencoba untuk menyeimbangkan semua kemampuan. Dengan demikian, lebih mudah baginya untuk berburu makhluk super juga untuk sebagai perlindungan diri. Han Sen beristirahat satu malam dan pergi ke aula latihan di pagi hari. Dia memilih perangkat holografis dan masuk ke Gladiator lagi. Huang Yifei dan Xu Zhu telah menantikannya selama dua hari. Mereka hampir putus asa karena Han Sen tidak pernah online. Hari ini ketika Xu Zhu online, dia mengirimkan undangan ke "Seorang Prajurit di Kapal Perang." Kali ini, dia tidak mendengar nada prompt dari sistem. Xu Zhu segera mengirimkan pesan suara ke Huang Yulei, "Huang Yulei, tentara itu online." "Ah! Kau ada di mana? Apakah dia setuju untuk bertarung? Kali ini aku harus memberinya pelajaran," kata Huang Yulei tergesa-gesa. Ketika Xu Zhu akan menjawab, dia menemukan dirinya sudah berada dalam Colosseum. Jelas, lawannya telah menerima tantangan itu. "Dia setuju. Cepat ke sini untuk menonton." Xu Zhu dengan cepat mengirim undangan ke Huang Yulei untuk mengamati. Huang Yulei mengklik ya dan mendapati dirinya di tribun Colosseum dan dia tidak sendirian. Huang Yulei terkejut menemukan orang lain di sana, dan dia juga mengenal orang itu. "Desperado, bagaimana bisa kau di sini juga?" Huang Yulei dengan cepat bertanya kepada orang di sebelahnya. "Aku akan menanyakan hal yang sama padamu," kata Desperado. "Xu Zhu memintaku untuk menonton. Apakah dia juga mengundangmu? Dia tidak memberitahuku itu." Desperado berhenti dan bertanya, "Xu Zhu adalah lawan dari "Seorang Prajurit di Kapal Perang."? "Ya. Jadi, kau tidak diundang oleh Xu Zhu?" Huang Yulei menatap Desperado, bingung. Desperado menggelengkan kepalanya, "Xu Zhu tidak mengundangku. "Seorang Prajurit di Kapal Perang" ada dalam daftar teman saya. Aku melihatnya akan bertarung dan memilih untuk menonton." Huang Yulei terkejut dan bertanya, "Kenapa kau adalah temannya? Kau mengenal dia?" Desperado adalah salah satu evolver dengan tingkat lebih tinggi di Aula Bela Diri Ares. Dia adalah orang nomor dua setelah Ratu. Jika Desperado adalah teman prajurit itu, maka kemungkinan besar prajurit itu juga orang besar dalam Aula Bela Diri Ares. "Tidak, aku tidak mengenalnya. Aku hanya bertanding secara acak dengannya beberapa kali. Aku menambahkannya karena aku merasa dia menarik." Desperado kemudian bertanya pada Huang Yulei, "Jadi apa yang terjadi?" Huang Yulei tidak menjawab namun bertanya, "Orang ini berada pada tingkatmu?" Pantas saja Huang Yulei merasa terkejut. Tidak ada evolver yang dapat mengalahkan Desperado dalam Aula Bela Diri Ares, kecuali Ratu. Desperado berkata dia telah bertarung dengan prajurit itu beberapa kali, artinya prajurit itu berada pada tingkat yang sama dengan Desperado. Kalau begitu, tidak mungkin Xu Zhu dapat mengalahkannya. 306 Pengalihan "Tidak. Aku bisa mengalahkannya setiap kali dalam waktu singkat. Kemampuannya hanya rata-rata, tapi¡­" Desperado terdiam. "Tapi apa?" tanya Xuang Yulei dengan cepat. "Orang ini membuatku merasa aneh. Meski aku bisa mengalahkannya dengan mudah, aku tidak merasa senang karena menang. Jadi aku menambahkannya sebagai teman dan ingin melihat pertarungannya yang lain. Tadi aku melihatnya memasuki pertarungan dan memutuskan untuk menontonnya. Aku tidak menyangka akan bertemu kalian di sini." Kata Desperado. "Tidak merasa senang karena menang?" Huang Yulei tidak begitu paham apa yang dimaksud oleh perkataannya. "Yah, aku mengalahkannya dengan mudah, tapi aku tidak merasa senang. Itu susah untuk dijelaskan, karena itu aku mau menonton pertandingannya yang lain dengan seksama." Desperado merenung dan tidak mampu menjelaskan dengan jelas. Desperado lalu bertanya pada Huang Yulei, "Apa yang terjadi di sini?" Dengan sedikit terpaksa, Huang Yulei menjelaskan pertemuannya dengan si prajurit. "Apa katamu? Dia mempelajari Tiga Belas Tebasan setelah melihatnya dua belas kali?" Desperado memandang Huang Yulei tidak percaya. "Aku menduga dia menyembunyikan kemampuan aslinya saat permulaan. Dia pasti sudah tahu Tiga Belas Tebasan, kalau tidak mustahil baginya mempelajari itu dalam waktu singkat," kata Huang Yulei. "Mungkin sekali." Desperado mengangguk dan melihat ke arah Colosseum. Pertarungan telah dimulai. Huang Yulei melihat Han Sen dan terkesiap. "Ada apa?" Desperado menatap Huang Yulei heran. "Aneh. Mengapa dia tidak menggunakan pedang ganda?" Huang yulei mengerutkan dahi. Jika Han Sen pandai menggunakan pedang ganda, dia harusnya menggunakannya. Namun, Han Sen bertangan kosong seperti Xu Zhu. "Mari kita tunggu dan saksikan." Desperado juga merasa aneh, tetapi terlalu dini untuk menyimpulkan. Huang Yulei menatap "Prajurit Kapal Perang." Menurut ucapan Desperado, orang ini tidak memiliki indeks kemampuan yang tinggi, yang juga Xu Zhu rasakan saat melawannya. Indeksnya seharusnya sedikit lebih tinggi dari 20. Huang Yulei mengira orang ini hausnya seseorang yang baru berevolusi dengan melampaui poin geno mutan. Sementara soal Xu Zhu, Huang Yulei sangat tahu betul indeks kemampuannya telah mencapai 30. Meskipun tidak terlalu menonjol di antara para evolver, mudah baginya untuk mengalahkan orang yang baru berevolusi. Selain itu, kemampuan khusus Xu Zhu adalah gulat, yang bisa dengan mudah membuat orang yang lebih lemah kewalahan. Xu Zhu memiliki cara khusus untuk memelintir sendi. Sekali tertangkap olehnya, lawannya akan segera tidak berkutik karena kesakitan. Tentu saja, di pertandingan simulasi rasa sakit tidak termasuk. Namun, jurus gulat Xu Zhu masih sangat berguna untuk seseorang yang lebih lemah darinya. Saat pertarungan dimulai, Xu Zhu segera mendekati Han Sen. Alasan mengapa Huang Yulei meminta Xu Zhu untuk menendang bokong Han Sen, selain karena hubungan mereka akrab, adalah karena kemampuan khusus Xu Zhu membuatnya mampu mengalahkan Han Sen dan memaksa Han Sen untuk menyerah. Cara paling memalukan untuk kalah dalam pertandingan simulasi tidak diragukan lagi adalah mengaku menyerah. Lagi pula, seseorang tidak bisa mati di pertarungan simulasi, jadi semua orang mau bertarung sampai akhir daripada menyerah. Xu Zhu senang melihat Han Sen tidak mencoba kabur darinya. Setelah menghampiri Han Sen, Xu Zhu menyambar Han Sen dengan satu tangan. Han Sen telah berlatih Hantu Menghantui, yang fokus utamanya juga gulat. Meskipun tidak termasuk memelintir sendi, yang pandai dilakukan Xu Zhu, Han Sen bisa mengatakan bahwa Xu Zhu menggunakan gulat. "Gulat melawan gulat kalau begitu!" Han Sen segera menggunakan jurus Hantu Menghantui untuk menghadapi lawannya. "Menggunakan gulat melawan Xu Zhu? Dasar bodoh!" Huang Yulei menyeringai. Teknik gulat Xu Zhu lebih dari apa yang terlihat. Banyak orang di Aula Bela Diri Ares tahu cara memelintir pergelangan, dan banyak yang berlatih teknik gulat lainnya. Namun, tidak ada orang dengan indeks kemampuan sama yang menandingi Xu Zhu. Alasannya adalah karena Xu Zhu tahu hal selain gulat. Dia juga hebat dalam Pengalihan. Pengalihan adalah teknik yang dikembangkan dari seni bela diri kuno "Jangkrik Berganti Kulit," Untuk berlatih Pengalihan, seseorang harus sangat gesit. Biasanya, orang yang berlatih Pengalihan harus mulai membangun dasarnya dari kecil saat tulang mereka masih lentur sekali. Saat memasuki Tempat Suci Para Dewa dan memperoleh poin geno, orang itu baru bisa memulai berlatih Pengalihan, meskipun kesuksesannya masih tergantung dari bakatnya. Pengalihan bisa digunakan tidak hanya untuk mempertahankan diri dengan mengalihkan serangan yang datang, tapi juga mengubah serangan yang datang untuk menyerang lawan. Saat lawan mencoba memegangmu, dengan satu gerakan, kau bisa menghancurkan tangan lawan dengan tenaganya sendiri. Mencoba melawan gulat Xu Zhu dengan teknik yang sama adalah tindakan bodoh. Xu Zhu juga berpikir sama. Melihat Han Sen mencoba meraihnya, Xu Zhu berpikir, "Nak, menggunakan gulat melawanku adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Akan kutunjukkan padamu betapa efektif Pengalihan itu." Saat Xu Zhu mengulurkan tangannya, dia berpura-pura tertangkap oleh Han Sen. Sambil mencengkram pergelangan Xu Zhu, Han Sen segera menggunakan Sparticle untuk menghindari serangan Xu Zhu. Saat Han Sen ingin memelintir tangan Xu Zhu, pergelangan Xu Zhu di tangan Han Sen tiba-tiba menjentik. Krak! Tangan kanan Han Sen yang memegang pergelangan Xu Zhu tiba-tiba terpelintir dengan jentikan itu. Tangan kiri Xu Zhu lalu melingkari tangan kanan Han Sen dan mematahkan pundaknya. Dengan pergelangan dan pundak yang cedera, Han Sen tidak mampu menggerakkan tangan kanannya. Jika mereka ada di dunia nyata, rasa sakitnya akan membuat Han Sen berteriak. Namun ini hanya pertandingan simulasi. Han Sen tidak benar-benar sakit dan kesehatannya hanya berkurang 7%. 307 Seorang Prajurit di Teritori Lawan Han Sen melangkah mundur dan menghindari serangan Xu Zhu berikutnya. Sambil menatap Xu Zhu dengan tenang, Han Sen merasa sedikit terkejut. Han Sen sudah ada di Gladiator cukup lama. Karena rasio kemenangannya yang rendah, hampir jarang orang yang mau mengundangnya bertarung. Dia hampir selalu memilih untuk dipasangkan secara acak. Namun, seseorang mengundangnya kali ini. Han Sen pikir lawannya pasti anak baru yang mencoba menemukan orang yang lebih lemah. Namun, saat pertandingan dimulai, Han Sen mengetahui bahwa lawannya jago bergulat dan bahkan lebih jago dalam Pengalihan. Caranya menggunakan serangan yang datang untuk melukai Han Sen adalah cara bertarung yang sangat pintar. Panorama juga memasukkan teknik yang sama, yang Han Sen telah latih dalam setengah tahun belakangan. Jika dia mampu melakukan hal yang sama, mustahil bagi lawannya untuk menangkapnya. Teknik ini sangat berguna untuk melawan makhluk dengan banyak tangan atau tentakel. Akan tetapi, Pengalihan sangat sulit dilatih. Kunci berlatih Pengalihan adalah melakukannya di pertarungan sungguhan. Saat ini, Han Sen masih hanya memahami Pengalihan secara teori. Untungnya, Han Sen telah berlatih Hantu Menghantui sebelumnya, jadi dia bukan orang awam untuk teknik seperti itu. Walaupun begitu, Han Sen masih membutuhkan waktu untuk melakukan Pengalihan di pertarungan sesungguhnya. Melihat Pengalihan Xu Zhu, Han Sen merasa sangat terkesan. "Para evolver memang semuanya memiliki teknik hebat. Untungnya, mereka menggunakan tubuh simulasi. Jika tidak, jika mereka menggunakan seni geno hyper yang bisa mengubah sel tubuh mereka, tidak mungkin aku bisa menandinginya." Pikir Han Sen dalam hati. Melihat Han Sen mencoba mundur, Xu Zhu langsung mengikutinya. Tiba-tiba, Xu Zhu melihat Han Sen menggenggam tangan kanannya sendiri dengan tangan kiri dan membetulkan sendinya kembali. Xu Zu terpaksa mengerutkan dahi. Han Sen sangat pandai dalam melakukannya, jadi dia pasti seseorang yang pernah berlatih jurus yang sama sebelumnya. Namun, Xu Zhu tidak begitu peduli dengan itu. Kemampuan Han Sen jauh lebih lemah dari Xu Zhu sampai bahkan jika Han Sen telah berlatih Pengalihan, dia tidak bisa dibandingkan dengan Xu Zhu. Xu Zhu menghampiri Han Sen sekali lagi. Ada jarak sepuluh poin di antara indeks kemampuan mereka. Bahkan jika Han Sen ingin melarikan diri, itu tidak akan berhasil. Tanpa menggerakan ototnya, jantung Han Sen tiba-tiba berdetak lebih kuat dan cepat daripada orang normal. Dengan dibantu oleh detak jantungnya, tenaga dalam dan darah di tubuhnya mulai mengalir dengan kecepatan tinggi, mendorong kemampuan Han Sen ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun indeks kemampuan Han Sen masih di bawah 30, namun kekuatan dan kecepatannya pasti sekitar 28. Jarang sekali bagi Han Sen untuk bertemu orang yang pandai dalam Pengalihan, yang indeks kemampuannya tidak terlalu tinggi jauh darinya. Han Sen tidak ingin kalah terlalu cepat. Dia ingin melihat bagaimana cara Pengalihan bekerja dengan seksama. "Memang, dia berpura-pura. Tingkat kemampuannya tidak serendah itu!" Huang Yulei berseru saat melihat kecepatan dan kekuatan Han Sen bertambah. Melihat Han Sen, Desperado tetap diam. Dia merasa sikap Han Sen sangat aneh, tapi dia tidak bisa mengatakan alasannya., Han Sen dan Xu Zhu sekali lagi bertarung. Meskipun Han Sen telah menggunakan Mantra Klenik untuk meningkatkan kekuatannya, dia masih lebih lemah dari Xu Zhu. Selain itu, teknik gulat dan Pengalihan Xu Zhu jauh lebih baik dari Han Sen. Karena itu, Han Sen masih berada di pihak lemah. Tangan Han Sen dipatahkan berkali-kali oleh Xu Zhu, tapi dia selamat setiap kali menggunakan Hantu Menghantui dan gerakan tidak beraturan milik tengkorak giok putih. Meskipun dia tertangkap berkali-kali oleh Xu Zhu, dia selalu berhasil kabur. Meskipun Hantu Menghantui tidak seunggul Pengalihan, jurus itu diajarkan pada Han Sen oleh veteran yang mengalami banyak pertarungan. Banyak teknik yang sangat praktis, dan membantu Han Sen dalam situasi ekstrim ini. Meskipun Xu Zhu lebih unggul, dia tidak pernah bisa benar-benar mengunci Han Sen. Selain itu, dalam pertandingan simulasi, gulat menyebabkan kerusakan yang lebih kecil dibanding serangan lainnya. Setelah lebih dari setengah jam, meskipun Han Sen terluka berkali-kali, dia masih memiliki sisa 40% kesehatan. Saat Huang Yulei menyaksikan pertandingan itu, dia merasa tidak asing. Dalam pertarungannya melawan Han Sen, dia juga unggul saat permulaan, tapi dikalahkan Han Sen dengan menggunakan Tiga Belas Tebasan miliknya sendiri. "Tidak mungkin¡­ Tidak mungkin dia bisa mempelajari Pengalihan dari Xu Zhu¡­" Huang Yulei menggelengkan kepalanya dan menyangkal kesimpulannya. Pengalihan menuntut penggunanya lebih banyak dari Tiga Belas Tebasan. Seseorang harus membangun pondasinya sejak kecil. Dia hampir tidak pernah mendengar seseorang bisa berhasil memulainya saat dewasa. Huang Yulei tidak percaya Han Sen bisa mempelajari Pengalihan selama pertarungan ini, seperti saat dia bahkan tidak percaya Han Sen mempelajari Tiga Belas Tebasan langsung saat menghadapi dirinya. Selagi pertarungan berlanjut, wajah Huang Yulei membeku. Memang, Han Sem berkembang dengan pesat. Dia bisa mengatakan bahwa Han Sen sulit ditangkap oleh Xu Zhu dan semakin cepat saat mencoba melepaskan diri. "Tidak mungkin¡­" Huang Yulei gelisah dan tidak mempercayai apa yang dia pikirkan sampai tidak bisa menyangkal lagi. Desperado mengernyitkan alisnya dan tidak berkata apa-apa, sambil menonton setiap gerakan Han Sen dengan seksama. Dalam Colosseum, Xu Shu juga terkejut. Seperti yang bahkan Huang Yulei juga bisa katakan mengenai kemajuan Han Sen, Xu Zhu sebagai lawan Han Sen merasa dirinya semakin kuat. Dia bisa dengan jelas merasakan lawannya semakin pandai bergulat dengan cepat sampai-sampai menakutkan dirinya. Xu Zhu mengetahui sedikit sekali yang bisa dia lakukan untuk menghadapi lawannya. Meskipun dia masih lebih unggul, sulit baginya untuk mengalahkan Han Sen. "Prajurit Kapal Perang" bagaikan seorang prajurit di teritori lawan, bertarung tanpa gentar dan menghadapi kematian dengan tenang. Dan dia tidak bisa melakukan apa-apa pada prajurit itu, selain menyaksikannya semakin kuat dan semakin kuat. 308 Siapakah dia? "Pengalihan! Mustahil¡­" pupil mata Huang Yulei mengecil saat melihat tangan Xu Zhu patah dengan jentikkan tangan Han Sen. Xu Zhu juga ikut tercengang. Dia tidak menyangka lawannya benar-benar bisa menggunakan Pengalihan dengan baik. Xu Zhu tidak percaya Han Sen bisa mempelajari segalanya dalam waktu singkat. Sambil memperbaiki tangannya kembali, Xu Zhu sekali lagi mencoba menangkap Han Sen. Akan tetapi, kali ini targetnya bukanlah tangan Han Sen, tapi kakinya. Alasan mengapa Pengalihan sulit dilatih adalah karena orang itu harus mampu melakukan Pengalihan pada setiap bagian tubuh. Memang, Han Sen tidak mampu melakukan Pengalihan dengan bagian tubuhnya yang lain. Akan tetapi, yang membuat Xu Zhu kaget, saat Han Sen semakin mengenal teknik ini, dia mempelajari bagaimana melakukannya dengan lebih banyak bagian tubuh. Huang Yulei menjadi tidak bisa berkata apa-apa. ''Prajurit Kapal Perang" telah mempelajari Pengalihan dari Xu Zhu melalui pertarungan ini. Huang Yulei kini agak yakin mungkin dia juga mempelajari Tiga Belas Tebasan dari pertarungan mereka. Namun, hal ini tidak masuk akal baginya. Meskipun dia pernah mendengar para jenius yang bisa mempelajari seni bela diri lainnya saat melihatnya, dia belum pernah melihat seorang pun yang bisa benar-benar melakukannya. "Aku tahu mengapa aku merasa tidak enak saat mengalahkannya," seru Deperado tiba-tiba. "Dia meniru gerakanku. Saat dia menghadapiku, dia melakukan hal yang sama. Tidak heran aku merasa aneh¡­ Dia ingin mengalahkanku dengan teknikku sendiri." Setelah menyaksikan pertarungan Xu Zhu dan Han Sen, Desperado akhirnya mengerti mengapa dia merasakan hal itu. Saat melawan Han Sen, meskipun Han Sen menggunakan gerakan yang seakan tidak beraturan, itu bukanlah sumber kegelisahannya. Dia kesal karena Han Sen ingin menggunakan jurusnya untuk melawannya. Karena Han Sen kalah terlalu cepat, Desperado pikir itu hanyalah kebetulan kalau pria itu berlatih seni bela diri yang sama. Saat memikirkannya kembali, itu semua bukanlah kebetulan. Han Sen sengaja menirunya. "Pria ini¡­" Huang Yulei menatap Han Sen dengan perasaan yang rumit. Han Sen selalu mencoba mempelajari trik lawannya. Tidak heran dia kalah berkali-kali. Pasti hal itu ada hubungannya dengan ini. Di Colosseum, Han Sen memperoleh momentum. Dengan jiwanya yang terguncang, Xu Zhu semakin kesulitan menghadapi serangan Han Sen. Krak! Saat Xu Zhu mencengkram dada Han Sen, Han Sen mematahkan pergelangan Xu Zhu dengan menggerakkan bahu. Lalu dia segera menerkam Xu Zhu. Saat ini, Han Sen telah mengubah Hantu Menghantui dengan teknik Xu Zhu, dan kini bahkan lebih kuat dari Pengalihan. Terkunci oleh Han Sen, Xu Zu menemukan dirinya tidak mampu mengalihkan tenaga Han Sen karena teknik menghantui Han Sen mencegahnya melakukan hal itu. Tidak mampu membebaskan diri, Xu Zhu terpaksa menyerah dan mengakhiri permainan. Dengan mempelajari trik Pengalihan, Han Sen sangat gembira. Dia berhenti mencari lawan lain dan meninggalkan Gladiator. Karena masih segar dalam ingatannya, dia memutuskan untuk lanjut berlatih Pengalihan sedikit lagi. Meskipun tubuh simulasi bergerak sesuai keinginannya, dia tidak merasakan apapun, jadi rasanya masih berbeda. Xu Zhu keluar menyesali kegagalannya. Melihat Desperado bersama Huang Yulei, dia terkejut. Huang Yulei segera bertanya, "Saudaraku, apa kau pikir dia mempelajari Pengalihan dari pertarungan?" Xu Zhu tersenyum pahit dan mengangguk. "Dia memang mempelajarinya dari bertarung denganku. Tidak perlu dipertanyakan lagi. Orang ini cepat belajar. Aku pikir dia juga mempelajari Tiga Belas Tebasan darimu dan tidak tahu bagaimana menggunakannya sebelum pertarungan kalian." "Memang, orang ini sangat cepat belajar. Aku penasaran siapakah dia," kata Desperado. "Desperado, bukankah kau temannya? Kirim pesan dan tanyakan padanya," kata Huang Yulei. "Akan kucoba. Meski aku menambahkan dirinya, aku belum pernah mengobrol dengannya, jadi aku tidak yakin dia akan membalas." Desperado mengecek dan melihat Han Sen telah meninggalkan Gladiator. "Dia sedang offline. Aku akan melakukannya di lain waktu." Kata Desperado. Xu Zhu mengangguk dengan pikiran kosong. Dikalahkan seperti ini, dia merasa sangat kecewa. Mata Huang Yulei tiba-tiba berbinar. Dia menyarankan, "Apa kau pikir orang itu akan tertarik padanya?" "Orang yang mana?" Xu Zhu dan Desperado menatap Huang Yulei, tidak yakin apa yang dibicarakannya. "Orang kesayangan presiden kita," kata Huang Yulei sambil melengkungkan bibirnya turun. "Itu ide hebat. Orang itu mungkin benar-benar tertarik pada prajurit ini. Lalu kita semua akan terbebas." Mata Xu Zhu juga ikut berbinar-binar. Orang yang mereka bicarakan adalah Qian Hezhen, murid termuda Huangfu Xiongcheng sang presiden Aula Bela Diri Ares. Qian Hezhen sangat berbakat dan mempelajari segala hal dengan cepat, yang membuat Huangfu Xiongcheng menganggap murid termudanya sebagai penerusnya. Qian Hezhen juga tidak mengecewakan kepercayaan presiden padanya. Dia baru saja berevolusi dan telah sukses berlatih beberapa seni bela diri rahasia Aula Bela Diri Ares. Akan tetapi, Qian Hezhen tidak puas dengan apa yang diraih dan terus menantang para murid terkenal di Aula Bela Diri Ares. Bahkan ahli seperti Desperado merasa kesal setengah mati karenanya. Para murid tidak bisa menolak Qian Hezhen karena disokong oleh Huangfu, yang membuat pusing mereka saat melihat Qian Hezhen. 309 Mengancam Saat Han Sen meninggalkan ruangan latihan, dia merasa sangat lelah. Pembuluh darah menonjol di seluruh tubuhnya, yang terlihat menyeramkan. Han Sen tahu itu karena dia menggunakan Mantra Klenik terlalu lama, yang membebankan tubuhnya. Jika jantung dan pembuluh darahnya tidak diperkuat selama tahap pertama Mantra Klenik, organ tubuhnya mungkin sudah meledak. Bahkan setelah peningkatan, tubuhnya masih belum bisa menahan beban berat itu. Saat ini, Han Sen sangat kelelahan sampai sulit berdiri. Tadinya dia ingin berlatih Pengalihan sedikit lagi, tapi tidak bisa. Sambil duduk sendirian di ruangan latihan, Han Sen memutuskan untuk kembali ke asrama saat dia pulih. Berita terdengar di ruang latihan, yang sebagian besar tentang Tempat Suci Para Dewa, seperti seseorang telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Keempat, seseorang telah menjadi Setengah Dewa, dan seseorang telah menjadi bangsawan berdarah sakral. Menonton sebentar, perhatian Han Sen tiba-tiba tertuju pada sebuah berita. Itu adalah berita singkat yang dibacakan oleh pembawa berita, yang segera tenggelam oleh banyak berita yang hampir sama. Akan tetapi, Han Sen tiba-tiba bersemangat. Dia segera menyalakan jaringan komunikasinya dan mulai mencari di Jaringan Langit. Dengan cepat, Han Sen menemukan informasi berguna dan matanya berbinar-binar. Berita itu tentang Penampungan Agung di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Seseorang menemukan makhluk berdarah sakral yang kuat di pegunungan dekat Penampungan Agung. Hampir seluruh Penampungan Agung bekerja sama memburu makhluk itu, tapi mereka bahkan tidak mampu melakukannya, hingga menyebabkan banyak kehilangan dari Penampungan Agung. Han Sen menemukan komentar soal hal ini dari orang-orang di Penampungan Agung. Karena banyak dari mereka yang telah melihat makhluk berdarah sakral itu, penggambaran mereka sangat jelas. Makhluk itu seperti kura-kura, segelap tinta dan sebesar mobil. Badannya sangat keras sampai-sampai senjata berdarah sakral tidak bisa menggores cangkangnya. Kura-kura itu tidak cepat, jika tidak akan banyak lagi korban yang berjatuhan karenanya. Banyak yang percaya kura-kura hitam itu bahkan lebih kuat dari kura-kura bercangkang kristal berdarah sakral, dan seharusnya menjadi kura-kura terkuat yang pernah orang-orang saksikan di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Banyak orang menceritakan kejadian pertarungan itu, yang meyakinkan Han Sen bahwa itu sepertinya makhluk super. Menurut orang-orang di Penampungan Agung, kura-kura hitam jelas lebih kuat dari makhluk sakral biasanya. Tidak ada senjata berdarah sakral yang mampu melukainya. Dan kelemahannya hanyalah kecepatan. Jika tidak, lebih dari setengah Penampungan Agung akan mati sia-sia di sana. Jika mereka tidak terlalu melebih-lebihkan, Han Sen yakin kura-kura itu pasti makhluk super. Dalam setengah tahun, Han Sen telah meningkatkan kekeuatannya dan mencari tahu tentang makhluk super. Lagi pula, bahkan jika dia mampu membunuh makhluk super, setidaknya harus ada seekor untuk dia bunuh. Akan tetapi, makhluk super bahkan lebih langka dari makhluk berdarah sakral. Kura-kura ini satu-satunya kandidat yang Han Sen lihat dalam setengah tahun. Han Sen melihat lagi seluruh diskusi tentang kura-kura itu dan tahu bahwa kura-kura hitam itu datang dari laut. Seseorang mencoba memburunya setelah melihatnya. Mereka bukan hanya gagal, tapi juga kehilangan banyak orang hebat. Kura-kura hitam kini telah mendaki Pegunungan Perunggu. Karena orang-orang dari Penampungan Agung tidak bisa membunuhnya, mereka tidak peduli untuk mengejarnya. Saat ini, yang mereka tahu hanyalah makhluk itu ada di suatu tempat di Pegunungan Perunggu. Han Sen masih berpikir apakah dia harus pergi ke Penampungan Agung. Dia pernah kesana sekali dan tahu benar jalan ke sana. Jika dia terbang melintasi rawa gelap, dia bisa sampai dalam semalam. Namun, dia belum menuntaskan fase ketiga panjang umur dari Mantra Klenik. Han Sen tidak yakin dia cukup kuat untuk membunuh makhluk super, yang membuatnya masih ragu-ragu. "Saudaraku, kau menghabiskan waktu terlalu lama menggunakan peralatan holografis dan kau mandi keringat. Kau harus cukup minum." Seseorang tiba-tiba muncul di samping Han Sen, melemparkan botol air padanya. Yang membuatnya terkejut, orang itu ternyata Jing Jiya. Jing Jiya terus menunggu Han Sen untuk menantangnya duluan, tapi tidak ada yang terjadi. Jing Jiya menyadari Han Sen lebih dewasa dari yang dia pikir, benar-benar tidak terpengaruh oleh rumor. Namun, Jing Jiya bukanlah orang yang gampang menyerah. Setelah mendapat pesan kalau Han Sen berada di ruang latihan, dia segera datang dan menunggu Han Sen di sana. Sebenarnya, dia sudah ada di sana cukup lama. Setelah Han Sen keluar dari perangkat, dia duduk di dekat Jing Jiya, tapi Jing Jiya tidak langsung mendatanginya. Murid baru itu pergi membeli dua botol air terlebih dahulu sebelum dia duduk di samping Han Sen. "Tenang, aku tidak meracuni airnya," kata Jing Jiya tersenyum. "Terima kasih kalau begitu." Han Sen membuka botolnya dan meminum setengah isinya. Dia memang banyak berkeringat dan dehidrasi. Karena lelah, Han Sen tidak peduli untuk berdiri dan membeli air. Kini karena Jing Jiya memberinya botol, dia dengan senang hati menerimanya. Jing Jiya menatapnya tertarik. "Kau benar-benar tidak takut aku mungkin meracuni airnya?" "Adik Jing Jiwu tidak akan melakukan hal seperti itu," kata Han Sen santai. Sebenarnya, dia bahkan tidak takut jika ada racun di dalamnya. Selain itu, tidak ada alasan bagi Jing Jiya melakukannya di tempat umum, karena kamera terpasang di mana-mana, dan mustahil baginya untuk membuktikan diri. Ucapan Han Sen membuat Jing Jiya terdiam. Murid baru itu tidak menyangka Han Sen menaruh hormat pada kakaknya. Akan tetapi, Jing Jiya harus mencapai tujuannya. Dia tersenyum dan berkata pada Han Sen dengan halus, "Aku bukanlah kakakku. Hanya karena dia tidak melakukan hal itu, bukan berarti aku juga tidak. Jika kau tidak bersedia menerima tantanganku, maka aku terpaksa akan menggunakan cara kotor meski aku tidak mau." "Contohnya?" Han Sen meneguk sekali lagi airnya dan bertanya. "Aku tahu ibumu bernama Luo Sulan dan penampungan dimana dia berada di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dan kau punya adik bernama Han Yan. Dia sangat imut dan pandai¡­" Jing Jiya selalu tersenyum tipis dan tampak tidak berbahaya. Saat para gadis melihatnya, jantung mereka akan berdebar. 310 Sesuai Keinginanmu Mendengar perkataan Jing Jiya, Han Sen tersenyum dan menepuk pundaknya. "Jing Jiya, jika kau mau mengancam seseorang, kau harus pintar. Saat berbicara, cobalah berakting seperti pria kuat supaya aku bisa takut." Wajah Jing Jiya menjadi kelam. Dia berkata, "Senior, aku tidak bercanda." Sambil menyandarkan punggungnya di kursi, Han Sen meregangkan tubuh dan berkata dengan perlahan, "Karena kau telah mencari tahu tentang keluargaku, harusnya kau tahu siapa aku. Kau berani menyentuh mereka? Sekarang katakan lagi padaku kau tidak bercanda." Jing Jiya tersenyum dan berkata, "Senior, kau benar. Aku tidak berani menyentuh keluargamu, tapi teman-temanmu tidak seberuntung itu. Aku tidak berani melakukan apa-apa pada Wang Mengmeng atau Lu Meng, tetapi Shi Zhikang dan Zhang yang tidak di bawah perlindungan siapa-siapa." "Aku sangat tertarik untuk tahu bagaimana kau berencana mencelakai mereka di Blackhawk," kata Han Sen. Jing Jiya masih tersenyum, "Tidak mudah untukku mencelakakan mereka di sekolah, dan hanya buang-buang waktu untuk menyakiti keluarga mereka. Tapi apa kau pikir aku bisa merayu pacar mereka? Apa kau pikir aku bisa berhasil?" "Jing Jiya, ada hal-hal yang seharusnya tidak kau lakukan," balas Han Sen dengan bersungguh-sungguh. Terlepas dari Jing Jiyabisa berhasil atau tidak, dia tidak akan membiarkannya terjadi. "Jika kau marah, kau bisa melepaskannya padaku selama duel kita kapan saja," kata Jing Jiya dengan sopan. "Sesuai keinginanmu kalau begitu." Meskipun Han Sen tidak mau buang-buang waktu, dia tidak mau lagi mentolerir provokasi bocah itu. Dia akan menangani apa yang seharusnya ditangani. Jing Jiya tampak sangat senang. "Aku akan menunggumu. Tolong pegang janjimu, jika tidak¡­" Jing Jiya tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi bahkan orang idiot pun mengerti. Han Sen tersenyum dan berkata, " Jing Jiwu tidak mengajari adiknya dengan baik, jadi aku akan menjadi teman yang baik dan melakukan hal itu untuknya." Jing Jiya sedikit kesal mendengarnya, tetapi dia tidak membalasnya. Karena Han Sen telah menyetujui tantangannya, yang dia butuhkan hanyalah mengalahkan Han Sen. Tidak ada gunanya berdebat. Jing Jiya selalu berpikir dengan mengalahkan Han Sen, dia bisa membalaskan dendam kakaknya. Melihat Jing Jiya pergi, Han Sen langsung lanjut mempertimbangkan perjalanannya ke Penampungan Agung. Meskipun dia masih sedikit lemah, mungkin dia bisa mencobanya. Letnan api, pedang iblis dan tahap kedua Mantra Klenik, mungkin hanya itu yang diperlukan baginya untuk membunuh makhluk super. Yang terpenting, kura-kura hitam tidak terlalu cepat, jadi dia bisa melarikan diri kapan saja. "Sepertinya aku harus ke sana. Besok setelah aku menendang bokong anak itu, aku akan pergi ke Penampungan Agung." Han Sen tidak ingin melewatkan kesempatan. Lagi pula, makhluk super begitu langka sampai-sampai dia tidak tahu kapan akan melihatnya lagi jika dia melewatkan kura-kura ini. Setelah Jing jiya pergi, dia menyebarkan berita kalau dia akan menantang Han Sen besok di lapangan memanah. Untuk membersihkan nama kakaknya, dia ingin semua orang melihat bagaimana dia mengalahkan Han Sen. Jing Jiya bahkan telah memikirkan kalimatnya setelah mengalahkan Han Sen, "Meskipun kau cukup pandai, kau tidak seberapa dibandingkan diriku, dan bahkan bukanlah apa-apa dibandingkan kakakku. Kemenanganmu hanyalah didasari oleh keberuntungan semata." Dengan cepat seluruh Blackhawk tahu tentang duel itu. Hampir semua orang yang mendengarnya merasa bersemangat. Han Sen adalah legenda Blackhawk, dan Jing Jiya adalah monster lain setelah kakaknya, jadi duel ini menarik banyak perhatian. Bahkan banyak profesor memutuskan untuk melihatnya setelah mendengar hal ini. Keesokan paginya, sebelum Han Sen dan Jing Jiya sampai di sana, panggung di sekitar lapangan memanah dipenuhi para penonton. "Siapa menurutmu yang akan menang?" "Tentu saja si jenius. Bahkan Jing Jiwu bukan lawannya, apa lagi Jing Jiya." Murid senior yang telah menyaksikan betapa kuatnya Han Sen sebagian besar mendukungnya. "Aku tidak berpikir begitu. Kalian semua telah melihat rekor Jing Jiya, yang mungkin bahkan lebih baik dari Jing Jiwu saat dia sekolah. Han Sen hanya mengalahkan Jing Jiwu karena beruntung dan dia tidak melakukan banyak hal dua tahun belakangan ini. Aku takut dia akan kalah dari Jing Jiya¡­" Di antara murid baru, banyak orang yang mendukung Jing Jiya, khususnya perempuan. Ketampanan Jing Jiya membuatnya sangat populer. "Nona Chen, kau juga kemari untuk melihat duel ini?" Situ Xiang menatap Chen Ling kaget. "Ya, Han Sen pernah sekali mewakili Perkumpulan Bela Diri dan aku datang untuk mendukungnya." Kata Chen Ling tersenyum. "Ayo bergabung denganku. Pemandangannya lebih bagus di sini." Situ Xiang membawa Chen Ling ke bangku pelatih. "Pelatih, siapa menurutmu yang lebih unggul, Han Sen atau Jing Jiya?" tanya Chen Ling. "Sulit sekali mengatakannya. Telah banyak yang terjadi pada Han Sen dalam dua tahun belakangan, dan aku bisa mengatakan Jing Jiya bahkan telah melampaui kakaknya." Balas Situ Xiang sambil tersenyum pahit. Dia tahu apa yang pelatih itu katakan, jadi dia mengangguk dan tidak mengucapkan apa-apa lagi. Teman sekamar Han Sen juga datang memberi semangat, dan Wang Mengmeng juga datang bersama mereka. Namun, panggung terlalu penuh sampai mereka harus menontonnya sambil berdiri. "Apa Han Sen bisa menang? Bocah bernama Jing Jiya itu cukup hebat," kata Shi Zhikang sambil mengernyitkan alis. Dia telah melihat pertandingan Jing Jiya dan anak itu memang cukup berbakat. Jing Jiya juga berada di Jurusan Panahan, jadi Shi Zhikang telah melawannya beberapa kali. Shi Zhikang bahkan merasa lebih tertekan mengahdapi Jing Jiya dari pada saat bertemu Jing Jiwu. Zhang Yang dan Lu Meng tidak mengatakan apapun. Sebenarnya, mereka pernah bertarung melawan Jing Jiya dan kalah dengan sangat parah. Mereka merasakan hal yang sama dengan Shi Zhikang: Jing Jiya bahkan lebih hebat dari pada Jing jiwu. "Kakak Han pasti akan menang." Wang Mengmeng adalah penggemar berat Han Sen dan selalu percaya padanya. 311 Berputar Han Sen melambai pada teman-temannya dan masuk ke arena panahan. Pada saat yang sama, Jing Jiya juga memasuki arena. "Han Sen, ada sesuatu yang mungkin harus kukatakan padamu sebelumnya," Jing Jiya berjalan menghampiri Han Sen dan berkata sambil tersenyum. "Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja," kata Han Sen dengan tenang. Jing Jiya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Dia berjalan ke rak busur, mengambil sebuah busur latihan 16,0 dan sebuah tempat anak panah yang penuh dengan panah dan kembali ke Han Sen. Di detik berikutnya, Jing Jiya menegakkan punggungnya, memasang panah dan menembak seperti biasa. Itu hanya permulaan. Dia kemudian menembakkan sembilan panah lagi, tanpa jeda. Kesepuluh panah tampak seperti garis lurus, melayang menuju target yang berjarak 60 kaki. Semua murid tersentak. Sangat sulit dipercaya bahwa dengan busur 160, Jing Jiya dapat menembakan rangkaian sepuluh panah. Kekuatannya berada di luar imajinasi mereka. "Dia memang lebih kuat daripada Jing Jiwu di usianya," gumam Situ Xiang. Chen Ling juga terkesima. Di antara yang belum berevolusi, sangat jarang ada orang yang memiliki kekuatan seperti ini, apalagi Jing Jiya adalah murid baru. Sementara orang-orang merasa terkejut dengan apa yang dapat dilakukan oleh Jing Jiya, mereka segera menemukan kejutan yang lebih besar lagi. Saat panah pertama tepat mengenai sasaran mata banteng, panah kedua tiba-tiba berputar dengan aneh ketika hampir mengenai panah yang pertama, sama halnya dengan delapan panah lainnya. Ketika kesepuluh panah berada pada sasaran, orang-orang menemukan banyak hanya panah pertama yang mengenai mata banteng, sedangkan sembilan panah lainnya membentuk sebuah lingkaran dengan panah pertama sebagai pusatnya. Semua orang membuka mulutnya. Seseorang berteriak, "Panah berputar! Bukankah itu panah berputarnya Han Sen? Bagaimana bisa Jing Jiya juga dapat melakukannya?" Pada saat ini, bahkan Situ Xiang juga tidak dapat mempercayai matanya. Jing Jiya menggunakan busur 16,0 untuk menembakan serangkaian sepuluh panah, sembilan di antaranya berputar. Menilai dari cara panah-panah itu disejajarkan, dia mengetahui bahwa Jing Jiya sudah merupakan pakar panahan. "Monster! Monster yang lebih tangguh daripada Jing Jiwu!" ratap Situ Xiang. Dia berharap bahwa Han Sen akan menang, tetapi tidak memiliki banyak keyakinan setelah melihat penampilan Jing Jiya. Keahlian Han Sen yang paling mengesankan adalah panah berputar, yang mengalahkan Jing Jiwu. Namun, Jing Jiya tampaknya lebih baik dengan panah berputar, dia bahkan memiliki indek kebugaran yang lebih tinggi daripada kakaknya. Tidak mungkin Han Sen dapat mengalahkan Jing Jiya. "Jing Jiya juga mengetahui panah berputar, dan tampaknya dia sudah menguasainya. Han Sen dalam masalah sekarang." "Keahlian panah yang sangat hebat! Aku kuatir Han Sen tidak lebih baik darinya." "Menggunakan busur 16,0, Jing Jiya lebih tangguh daripada Jing Jiwu." ¡­ Pada saat ini, Shi Zhikang, Zhang Yang dan Lu Meng semuanya menjadi pucat. Shi Zhikang berseru, "Bagaimana pria ini mengetahui panah berputar Han Sen? AKu dengar hampir tidak mungkin bagi orang yang berevolusi melakukan itu." "Hampir, tetapi bukan tidak mungkin sama sekali. Jing Jiya dan Han Sen keduanya adalah pengecualian," kata Lu Meng dengan tenang, tetap tampak kuatir. Kerumunan itu mengagumi keahlian panahan Jing Jiya, dan beberapa orang tetap merasa yakin bahwa Han Sen dapat menang. "Bagaimana pendapatmu tentang panah berputarku, kakak?" Jing Jiya bertanya, merasa senang. "Jing Jiya, sangat mengesankan bagi orang seusiamu. Bagus sekali!" kata Han Sen dengan penghargaan. Dia menghargai apa yang dapat Jing Jiya lakukan. Walaupun Jing Jiya belum berlatih Ledakan Yin Yang, dia dapat mencapai efek panah berputar dengan hanya mempelajari teknik panahan. Mendengar kata-kata Han Sen, Jing Jiya merasa diremehkan. Pada usiamu? Terdengar seperti dia adalah anak kecil yang mencoba untuk mengesankan orang tuanya dengan bintang emas yang diberikan oleh sekolah. "Karena kau berkata demikian, kau seharusnya memiliki keahlian panahan yang lebih baik dariku. Mengapa tidak kau tunjukkan kepadaku?" Jing Jiya menyarankan sambil mengerutkan alisnya. "Tidak perlu. Aku tidak punya banyak waktu. Ayo kita mulai duelnya." Han Sen segera pergi ke rak busur dan memilih sebuah busur dan sebuah tempat anak panah. Para murid merasa terkejut dengan pilihan busur Han Sen. Dia memilih busur latihan 11,0, yang terlalu lemah untuk murid panahan manapun. Setiap orang dapat menggunakan busur seperti ini dengan mudah. "Han Sen tampaknya terlalu percaya diri. Bagaimana dia dapat bersaing dengan Jing Jiya menggunakan busur 11,0?" "Tunggu dulu. Busur yang dia gunakan untuk mengalahkan Jing Jiwu juga sebuah busur 11,0. Mungkin dia ingin mengulanginya lagi?" "Aku rasa tidak tidak mungkin terjadi. Kemenangan yang lalu terutama karena taktik pelatih Situ Xiang yang sangat hebat. Selain itu, Jing Jiwu juga tidak mengetahui kehebatan panah berputar. Namun sekarang Jing Jiya mengetahui panah berputar dan bahkan lebih baik daripada Han Sen. Bagaimana mungkin Han Sen dapat menang dengan busur 11,0?" Lu Meng tidak berbicara, karena dia juga tidak paham. Begitu pula dengan Zhang yang. Dia melihat ke Wang Mengmeng dan bernyata, "Mengmeng, bukankah dulu kau mempelajari panahan dari Han Sen? Beritahu kami, apa yang ingin dia lakukan?" Wang Mengmeng berpikir dan menjawab, "Kakak Han pasti merasa terlalu mudah untuk mengalahkan Jing Jiya, jadi dia memilih busur pertama yang dia lihat. Aku tidak merasa ada maksud tertentu." 312 Tembakan yang Mudah Banyak murid yang menguping percakapan antara teman-teman Han Sen, mereka mencoba untuk mendengar perspektif orang dalam. Namun, mendengar apa yang dikatakan oleh Wang Mengmeng, semua semuanya melihat padanya seolah-olah dia gila. Bahkan teman sekamar Han Sen juga merasa jawaban Wang Mengmeng sama sekali tidak ada hubungannya. Tidak mungkin Han Sen berpikir mengalahkan Jing Jiya adalah hal yang mudah. Seseorang yang dapat menembakan serangkaian sepuluh panah dengan busur 16,0, dan sembilan di antaranya berputar, tidak pernah kalah dengan mudah. Apakah Han Sen dapat mengalahkannya masih merupakan sebuah pertanyaan. Orang-orang yang menguping perkataan Wang Mengmeng memastikan bahwa dia pasti adalah seorang penggemar berat, yang kata-katanya tidak dapat dipercaya. Situ Xiang dan Chen Ling juga merasa terkejut dengan pilihan Han Sen. Chen Ling bertanya pada Situ Xiang, "Pelatih, aku tidak tahu banyak tentang panahan. Tetapi bukankah busur 11,0 lebih lemah daripada busur 16,0?" Situ Xiang mengangguk dan berkata, "Jika mereka berada pada tingkat yang sama, busur 16,0 lebih kuat daripada busur 11,0." "Lalu mengapa Han Sen memilih busur 11,0? Dengan kekuatannya, bahkan jika dia tidak dapat menggunakan busur 16,0, dia tetap dapat memilih busur 15,0 dan 14,0 bukan?" Chen Ling merasa bingung. Situ Xiang tersenyum masam dan berkata, "Aku juga tidak mengerti. Jika harus ada alasan, mungkin dia ingin mengalahkan kedua kakak beradik itu dengan busur yang sejenis." "Apakah itu memungkinkan?" Walaupun Chen Ling tidak memahami panahan, dia tahu betapa sulit mengalahkan Jing Jiya dengan busur yang lemah. "Aku tidak tahu." Kata-kata Situ Xiang agak konservatif, karena dalam pandangannya, Han Sen akan habis. Melihat panah Han Sen, wajah Jing Jiya menggelap. Dia tidak dapat lagi menahan diri untuk bersikap sopan dan bertanya dengan sinis, "Kakak, apakah kau benar-benar akan menggunakan busur itu?" "Apakah tidak boleh?" Han Sen berkata dengan tenang. "Tentu," Jing Jiya mengambil nafas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia tahu bahwa menjadi gelisah dan tidak sabar adalah hal yang tidak boleh dilakukan sebelum duel. Walaupun dia tidak ragu bahwa dia akan menang, dia tidak ingin menganggap enteng lawannya. Tidak peduli apa busur yang dipilih oleh Han Sen, Jing Jiya memutuskan untuk berusaha sekuat tenaga dan tidak memberikan Han Sen kesempatan sama sekali. "Karena kamu tidak merasa keberatan, mari kita mulai." Han Sen tidak ingin membuang waktu lagi. Setelah duel, dia harus pergi ke Tempat Penampungan Agung. Perjalanan itu akan memakan waktu setidaknya satu bulan, dan dia harus bergegas. "Oke," jawab Jing Jiya. Dia berjalan menjauh dari Han Sen dan berhenti ketika mereka berjarak 220 kaki. Jing Jiya berbalik dan berkata kepada Han Sen sambil tersenyum, "Kau mengalahkan kakakku pada jarak ini. Bagaimana kalau kita memiliki duel dalam kondisi yang sama?" Jing Jiya sudah memikirkan hal ini sejak lama. Dia ingin membalaskan dendam kakaknya pada jarak yang sama. "Terserah," kata Han Sen dengan cuek. "Pelatih Situ Xiang, apakah kau bersedia meniupkan peluit?" Jing Jiya bertanya pada Situ Xiang sambil tersenyum. Situ Xiang mengangguk, terdiam, dan meniup peluit di lehernya. Semua mata tertuju pada Han Sen dan Jing Jiya. Saat peluit ditiup, Jing Jiya menembakkan rangkaian yang sama dari sepuluh anak panah pada Han Sen. Karena busur itu kuat, sepuluh panah itu segera berada di wajah Han Sen. Jing Jiya mengetahui dengan sangat baik bahwa walaupun sepuluh panah tampaknya disejajarkan, mereka akan menyebar seperti badai di wajah Han Sen dan memblokir setiap arah, berkat teknik berputar. Jing Jiya telah bekerja keras berlatih panah berputar untuk mengalahkan Han Sen dengan cara ini. Dia harus mengalahkan Han Sen dengan trik Han Sen sendiri untuk membersihkan nama kakaknya. Han Sen melihat apa yang dilakukan Jing Jiya, tetapi hanya menembak satu panah dengan tidak bersemangat. Tampaknya dia bahkan tidak menarik tali sepenuhnya. Dan dia juga tidak melakukan tembakan kedua. Meletakkan busur, Han Sen berdiri di sana dan menyaksikan. "Sepertinya Han Sen sudah menyerah." "Dia bahkan tidak ingin menang. Tidak heran dia mengambil busur 11,0." "Jenius telah jatuh. Ini duel yang membosankan." "Ini memalukan karena Jing Jiya memperlakukannya dengan serius. Dia tidak hanya tidak menghormati lawannya, dia juga tidak menghormati dirinya sendiri." "Apakah itu jenius yang sama dengan yang dulu aku puja?" "Sepertinya dia bukan orang yang sama setelah kecelakaan itu." Situ Xiang juga merasa sangat kecewa. Seingatnya, Han Sen bukan orang yang mudah putus asa, apalagi membuat gerakan yang sama dengan menyerah. Namun, dia pernah melihatnya dengan mata sendiri. Situ Xiang berpikir, apakah raja panahan telah hilang selamanya? Bahkan Jing Jiya juga tersentak dengan tingkah laku Han Sen. Dia ingin mengalahkan Han Sen, tetapi bukan dengan cara seperti ini. Pecundang dan keahlian yang parah, buat apa dia membalas dendam walaupun dia dapat mengalahkan Han Sen? Ini mungkin lebih mempermalukan kakaknya Jing Jiwu. Kalau Jing Jiwu telah kalah pada jenis, Jing Jiya dapat menerimanya. Namun, tampaknya Jing Jiwu kalah pada seorang bajingan. Han Sen, di sisi lain, merasa puas dengan tembakan yang dia lakukan. Kekuatan panah berputar tidak bergantung pada kecepatan maupun kekuatan, tetapi bagaimana dia merentang. Walaupun panah berputar Jing Jiya tampak mengesankan, di mata Han Sen, panah-panah itu nyaris tidak berputar. Walaupun tembakan Han Sen tidak cepat, tetapi dia membawa kekuatan berputar yang bahkan tidak dapat dibayangkan oleh Jing Jiya. Selain itu, tembakan Han Sen juga melambangkan pemahamannya tentang kekuatan perputaran dan Ledakan Yin yang selama dua tahun terakhir. Walaupun tidak cepat, Han Sen merasa cukup puas dengan apa yang telah dia lakukan. Panah Jing Jiya sudah tiba, awalnya hampir bertabrakan dengan panah yang ditembakan oleh Han Sen. Semua penonton melihat apa yang dapat dilakukan Jing Jiya dan mengetahui bahwa panahnya dapat berputar dengan aneh dan menghindari panah Han Sen. Oleh karena itu, walaupun Han Sen juga telah membuat panahnya berputar, tidak akan merubah apapun. 313 Kembalinya Sang Raja Ketika panah Jing Jiya hampir mengenai panah Han Sen, sesuatu yang sulit dipercaya terjadi. Panah Jing Jiya tidak mengelak, tetapi condong ke arah panah Han Sen seperti magnet. Plang! Kedua panah berbenturan. Panah Han Sen yang pelan menjatuhkan panah Jing Jiya dan kemudian bergerak lebih cepat. Plang Plang Plang¡­ Panah Han Sen berbenturan berturut-turut dengan sepuluh panah yang ditembakkan oleh Jing Jiya dan menjatuhkan kesepuluh panah itu. Kekuatannya tidak melemah tetapi meningkat setelah suara retak. Wuss! Panah berakhir di dada Jing Jiya. Menerima tembakan itu, Jing Jiya terhuyung mundur beberapa langkah dan jatuh ke tanah. Jing Jiya menatap panah di dadanya dengan tidak percaya dengan mulutnya menganga. Keheningan menyelimuti seluruh arena. Tidak ada yang mengantisipasi hasil ini. Tidak ada yang dapat mempercayai bahwa tembakan tanpa usaha yang dilakukan oleh Han Sen menggunakan busur latihan 11,0 dapat membawa kekuatan ajaib seperti itu. Han Sen berjalan ke Jing Jiya, menepuk pundaknya dan berkata, "Jing Jiya, jika kau ingin belajar panah berputar yang sebenarnya, datang padaku ketika kau punya waktu. Aku akan mengajarimu." Kemudian Han Sen mengambil panah latihan di dada Jing Jiya dan meletakkannya kembali di tempat anak panah. Menempatkan busur kembali ke rak, Han Sen meninggalkan arena. Jing Jiya menyaksikan Han Sen pergi dan duduk di sana seperti mati. "Jenius adalah jenius! Inilah panah berputar yang sesungguhnya." "Aku tahu tidak mudah untuk meniru si jenius. Tampaknya Jing Jiya baru saja belajar beberapa trik dan tidak menguasai keterampilannya." "Luar biasa. Han Sen tidak pernah menganggap serius Jing Jiya. Dia melakukannya dengan sangat baik hanya dengan busur latihan 11,0. Bayangkan apa yang bisa dia lakukan jika dia memilih yang 16,0!" "Mengesankan! Kekuatan perputaran panah yang mengalahkan Jing Jiwu! Bagaimana dia melakukannya, menggunakan busur yang lemah untuk membuat tembakan yang kuat? Dan panah itu tampaknya menjadi lebih cepat dan lebih cepat setelah berbenturan dengan panah lain ..." "..." Jing Jiya membutuhkan waktu cukup lama untuk pulih dari rasa kaget. Melihat Han Sen berjalan pergi, Jing Jiya tiba-tiba tersenyum masam dengan perasaan yang kacau. Dia tiba-tiba merasa betapa konyol rencananya. Dia selalu merasa yakin bahwa Han Sen takut menerima tantangannya dan kalah darinya. Tetapi setelah melihat apa yang bisa dilakukan oleh Han Sen dengan panah itu, dia tiba-tiba mengerti bahwa Han Sen tidak pernah menganggapnya serius, yang merupakan satu-satunya alasan mengapa Han Sen tidak menerima tantangannya sejak awal. Tembakan biasa dari panah sederhana sudah dapat membuat efek yang tidak dapat dipercaya. Dia pantas menjadi orang yang mengalahkan kakakku. Jing Jiya berdiri dan tidak merasa kesal. Sebaliknya, dia merasakan gairahnya membara yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Sebagai anak ajaib di keluarganya, ia memiliki karunia yang tidak dimiliki orang lain. Dia tidak perlu memiliki gairah, karena dia belum pernah bertemu lawan yang layak. Namun, Han Sen membuatnya merasa bahwa bukan darah yang mengalir di tubuhnya, tetapi api. "Kalahkan dia!" Hanya itu yang dapat dipikirkan oleh Jing Jiya. Han Sen kembali ke asramanya dan mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman sekamarnya sebelum dia berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa sendirian. Mengalahkan Jing Jiya adalah keajaiban di mata orang lain, tetapi bagi Han Sen, yang hanya ingin memberikan anak itu pelajaran, itu bukan apa-apa. Terinspirasi oleh tombak berputar, panah yang ditembakkan oleh Han Sen menghasilkan gaya sentripetal, menarik semua panah. Dengan menggunakan kombinasi kekuatan yin dan yang, Han Sen juga dapat meminjam kecepatan panah lainnya. Kesepuluh benturan itu tidak mempengaruhi panah Han Sen, tetapi memberdayakannya, membuatnya sepuluh kali lebih kuat daripada ketika meninggalkan tali. Jadi, Jing Jiya tertembak bahkan sebelum dia dapat menyadari apa yang telah terjadi. Selain itu, Jing Jiya tidak punya cara untuk meramalkan hasil begitu yang luar biasa, jadi dia tidak siap sama sekali. Han Sen berpikir apa yang telah dia lakukan bukanlah tantangan sama sekali. Di antara yang belum berevolusi, tidak ada yang dapat menjadi tandingan Han Sen lagi. Satu-satunya lawan dia miliki dalam Tempat Suci Pada Dewa Tahap Pertama adalah makhluk super. Han Sen tidak peduli tentang semua itu, tetapi di Elang Hitam, dia dipuja sebagai pahlawan. Para murid di tahun pertama dan kedua sebelumnya hanya mengenal Han Sen dari sejarah sekolah, tetapi penampilan Han Sen di duel menjadikannya kembali di bawah sorotan. Raja kembali dengan keahlian memanah yang luar biasa. Elang Hitam masih menjadi Kekaisarannya. "Mengapa dia tidak berpartisipasi dalam pertandingan akhir-akhir ini? Jika dia melakukannya, Elang Hitam dapat memenangkan banyak kejuaraan. Dengan keahlian memanahnya, jika dia ada di sana, bahkan Akademi Militer Pusat Persekutuan akan pasti dikalahkan." "Bukan hanya memanah. Dia juga tidak tertandingi dalam tinju hitam dan putih dan kerangka perang. Dia bahkan mendapatkan julukan "Raja" dari berpartisipasi dalam pertandingan tinju hitam dan putih, di mana dia memberi poin nol pada St. Germain. Apakah kau tahu bahkan ada Nalan Chengnuo dalam tim mereka saat itu ... " "Serius?" "Mengapa aku berbohong tentang itu? Kau masih dapat menemukan video pertandingan itu online. Tonton sendiri. Jika kau pikir aku melebih-lebihkan, kau dapat memiliki keperawananku." ... Nama Han Sen sekali lagi menjadi topik pembicaraan di Elang Hitam. Banyak murid menemukan video lama Han Sen dan menjadi lebih terkesan olehnya. 314 Mushu Sekali lagi, Han Sen memasuki Rawa Gelap. Terakhir kali dia memerlukan waktu setengah bulan untuk bepergian dari Tempat Penampungan Agung kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja melewati Rawa Gelap. Dulu dia hanya memiliki tunggangan binatang bermata tiga mutan dan harus terbang sendiri ke Rawa Gelap. Kali ini, dia dapat hanya menggunakan Meowth sebagai tunggangan di sepanjang perjalanan, dan tidak ada makhluk mutan yang dapat menghentikannya. Han Sen mencoba untuk hanya membunuh sedikit makhluk. Selain poin geno sakral, dia tidak memerlukan yang lain. Raja cacing batu emas masih dalam pemulihan dari santapan besar di dalam sarang. Maka Han Sen tidak perlu berburu. Dengan kecepatan Meowth, hampir tidak ada makhluk yang dapat mengejar mereka. Namun, Meowth bukan tunggangan sebenarnya. Walaupun dia cepat, tunggangannya tidaklah nyaman. Han Sen mengambil kesempatan ini untuk berlatih teknik menempel dalam Panorama. Dia menempelkan seluruh badannya di punggung Meowth dan bergerak ke atas dan ke bawah ketika Meowth berlari. Kunci dari teknik menempel adalah mengikuti kekuatan lawan. Walaupun tekniknya sama dengan Diversi, cara berlatih mereka sangat berbeda. Saat menggunakan Diversi, tujuannya adalah mengimbangi kekuatan lawan. Namun, tujuan menggunakan teknik menempel adalah untuk menyatukan diri dengan kekuatan lawan, agar lawan tidak dapat menggunakan kekuatannya. Saat Han Sen merasakan pergerakan Meowth di bawahnya, dia berfokus pada dirinya sendiri pada bergerak bersama dengan Meowth dan guncangan terasa terus berkurang. Sebagai ensiklopedia dalam Ruang Orang Suci, Panorama memasukan berbagai macam metode dasar untuk memanfaatkan kekuatan yang lain. Banyak metode ini juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melindungi diri, Han Sen selalu berlatih metode itu, bahkan saat dia beristirahat. Walaupun dia tidak mungkin mencapai kesempurnaan, dia selalu mendorong dirinya untuk semakin dekat dengan potensi keseluruhannya. Semakin kuat dirinya, semakin besar kemungkinan untuk membunuh makhluk super. Sebenarnya, inti sari ilmu bela diri adalah untuk mendobrak batasan seseorang. Status di atas evolusi adalah yang melampaui, artinya orang itu telah melampaui batasan dalam tubuh manusia. Seorang yang telah melampaui bahkan dapat menghancurkan pesawat terbang dengan tangan kosong. Saat Meowth berlari kencang, Han Sen tiba-tiba menemukan seekor makhluk yang tampak seperti lipan berguling di atas rawa di hadapannya. Walaupun tampak seperti lipan, makhluk itu berukuran panjang 30 kaki, cangkangnya bersinar dengan kilau ungu gelap. Tubuhnya setebal wajan dan kakinya setajam sabit. Lipan ungu gelap itu melilitkan tubuhnya pada seekor makhluk seperti kerbau, kakinya yang tajam menancap di kerbau, yang hampir mati kehabisan darah. "Sepertinya lipan itu seharusnya adalah makhluk berdarah sakral. Betapa beruntungnya! Walaupun itu adalah makhluk yang besar, aku tidak percaya dia memiliki banyak daging dalam tubuhnya, yang seharusnya memberikan beberapa poin geno untukku." Han Sen merasa senang bahwa dia melihat makhluk berdarah sakral tidak lama setelah dia memasuki Rawa Gelap. Saat lipan raksasa itu berusaha mencekik Kerbau, Han Sen mengeluarkan pedang berlian dan melompat dari punggung Meowth. Dengan satu tebasan, dia memotong lipan bersama dengan kerbau. Lipan itu terpotong menjadi beberapa bagian karena dia meliuk-liuk di atas kerbau. Ketika setiap bagian jatuh di tanah, dia masih berkedut dan berhenti setelah beberapa saat. "Makhluk berdarah sakral mushu terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." "Makhluk mutan rawa kerbau terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." Walaupun tidak ada jiwa binatang yang diperoleh, Han Sen merasa senang karena dia mampu membunuh makhluk berdarah sakral dengan hanya satu serangan. Dia memanggil raja cacing batu emas untuk memakan kerbau rawa. Jelas, raja cacing lebih tertarik pada daging mushu. Selain itu, nafsu makannya sepertinya tidak sebagus sebelumnya, sehingga menyisakan setengah daging kerbau tidak tersentuh. Han Sen menemukan kolam yang bersih untuk mencuci bangkai mushu dan mengupas cangkangnya. Walaupun mushu itu tampak jelek, dagingnya berair dan berisi. Menempatkannya di atas api, Han Sen segera mencium aroma yang memikat. Han Sen memanggil malaikat suci. Dia menatap daging panggang dengan tatapan ingin memakannya. "Masih perlu waktu," kata Han Sen, menepuk kepala malaikat suci. Malaikat suci tidak berbicara, matanya tertuju pada daging panggang, yang mungkin merupakan satu-satunya hal yang dapat dia lihat saat ini. Tanpa perintah Han Sen, dia tidak dapat bergerak dan harus menunggu dengan sabar di samping api unggun. Han Sen merasa geli. Gadis kecil ini hanya memakan daging berdarah sakral. Bahkan dia sama sekali tidak tertarik dengan daging mutan. Han Sen tidak ingin menyisakan daging berdarah sakral sebelumnya, sedangkan akhir-akhir ini dia tidak begitu peduli lagi. Dia hendak memaksimalkan poin geno sakralnya, tetapi mengumpulkan poin geno super akan memakan waktu lama. Selama masa itu, dia dapat melakukan beberapa perburuan kasual dan poin geno sakral akan terpenuhi dengan sangat cepat. Maka, dalam setiap kesempatan, Han Sen akan membiarkan malaikat suci memakan daging berdarah sakral. Kalau dia dapat berevolusi seperti Meowth, dia dapat menjadi jiwa binatang super. Pada saat itu, dia bahkan tidak perlu menggerakan jari dan dapat membiarkannya melakukan pertarungan untuknya. Ketika daging panggang sudah siap, malaikat suci mulai melahap daging berdarah sakral dengan perintah Han Sen. Sekeping besar daging langsung lenyap. Nafsu makan hewan piaraan berdarah sakral tidak dapat dibayangkan. Han Sen hanya memakan satu potong ketika malaikat suci telah menelan belasan potong, perutnya masih rata. Han Sen membiarkan malaikat suci memakan lebih banyak daging mushu, dan menyimpan sebagian kecil sebagai bekal. Bagian yang telah dimakan Han Sen memberikannya tambahan satu poin geno sakral lagi. Han Sen sekarang telah memiliki 79 poin geno sakral, dan tidak lama lagi dia akan memaksimalkannya. 315 Serigala Tornado Hari kedua dalam Rawa Gelap, Han Sen melihat dari kejauhan sebuah pulau yang melayang di angkasa. Dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berpikir, ada Pulau Misteri dalam Rawa Gelap! Pulau Misteri berarti sebuah jiwa binatang berdarah sakral. Dulu, Han Sen memerlukan bumerang kupu-kupu hantu berdarah sakral untuk membunuh malaikat suci, tetapi sekarang dia tidak memerlukannya lagi. Dalam seluruh Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, hampir tidak ada makhluk berdarah sakral yang tidak dapat dibunuhnya. Rawa Gelap adalah tempat yang terpencil dan berbahaya, kecil kemungkinan ada orang di sana. Oleh karena itu, Han Sen merasa yakin tidak akan memiliki banyak pesaing. Setelah memanggil sayap berdarah sakral, Han Sen terbang menuju Pulau Misteri. Angin kencang sama sekali tidak dapat menghentikannya. Kali ini, Han Sen hanya menggunakan sayap dari naga berbulu ungu. Dia tidak terlihat persis seperti Dollar, tetapi dia tidak peduli. Tidak ada orang yang pernah melihat sayap tanpa baju baja kumbang hitam. Selain itu, semua yang pernah melihat sayap berdarah sakral telah berevolusi, termasuk Anak Surga. Ketika Han Sen mendarat di Pulau Misteri, dia menjadi kehilangan semangat ketika mendengar suara pertarungan. Seseorang masih dapat mendahuluinya tiba di Pulau Misteri di dalam Rawa Gelap. Han Sen melihat bahwa itu adalah sepasang pria dan wanita yang bertarung dengan serigala raksasa dengan bulu perak. Han Sen pikir serigala itu seharusnya adalah makhluk berdarah sakral di Pulau Misteri. Han Sen tidak mengenal pasangan itu. Tampaknya mereka tidak berasal dari Tempat Penampungan Baju Baja. Mungkin mereka berasal dari Tempat Penampungan Agung. Tempat Penampungan Baju Baja dan Tempat Penampungan Agung adalah yang terdekat dengan Rawa Gelap, tebak Han Sen. Pasangan itu memiliki jiwa binatang yang sangat hebat. Mereka tidak hanya memiliki sayap berdarah sakral, bahkan juga senjata dan baju perang mereka mereka juga jiwa binatang berdarah sakral. Selain itu, pasangan itu berubah wujud dengan jiwa binatang humanoid. Tingkat jiwa binatang yang mereka pergunakan bahkan mengejutkan Han Sen. Namun, dengan jiwa binatang mereka yang mewah, mereka tidak dapat menaklukan serigala perak.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Serigala perak berlari dengan sangat cepat, sehingga menjadi kabur. Han Sen dapat mengetahui bahwa serigala besar itu adalah ancaman yang sangat besar bagi pasangan itu. Setelah menonton beberapa saat, Han Sen tersenyum dan tidak tergesa-gesa untuk pergi ke sana. Berdiri dari kejauhan, dia memutuskan untuk menonton mereka bertarung. Pada saat ini, dia dapat mengetahui bahwa pasangan itu bukan tandingan serigala perak. Dia tidak berniat untuk bertarung bersama mereka dan ingin membunuh serigala itu setelah mereka mundur. Tampaknya Dewi Fortuna masih berpihak padaku, pikir Han Sen. Memang, pasangan itu semakin mengalami kesulitan bertarung dengan serigala perak. Mereka tampaknya juga sudah mengetahui kehadiran Han Sen, dan tidak ingin bertarung lagi. Mereka mundur dengan teratur, kemudian mendekati Han Sen. "Teman, aku adalah Ma Mingjun dari komplotan Tempat Penampungan Agung. Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk menaklukan makhluk berdarah sakral ini?" pria itu berseru ketika mendekati Han Sen. "Jika kita bekerja bersama, siapa yang dapat menyimpan daging dan jiwa binatangnya?" Han Sen bertanya. "Siapapun yang melakukan serangan fatal akan menyimpannya." Ma Mingjun berjarak 150 kaki dari Han Sen. "Baiklah." Han Sen tersenyum dan bergabung dengan mereka. Tombak berputar dan pedang berlian keduanya disimpan di ransel Han Sen. Tentu saja, Han Sen tidak akan menggunakannya. Dia memanggil seruit tiga pisau dan melemparkan dirinya pada serigala perak. Ma Mingjun dan Su Xinmei saling bertukar pandang dan dengan cepat bergabung dengan Han Sen. Mereka tidak mengira Han Sen begitu tegas dan tiba-tiba agak ketakutan bahwa Han Sen mungkin akan merebut jiwa binatang itu. Dengan Han Sen dalam tim mereka, Ma Mingjun dan Su Xinmei tiba-tiba merasa lebih lega. Mereka berdua terkejut dengan kemampuan bertarung Han Sen. Karena mereka tidak mengenalnya, mereka berpikir bahwa Han Sen mungkin bukan dari Tempat Penampungan Agung, kalau tidak mereka pasti pernah mendengar tentang dia. Keduanya tidak berani mengendur, karena takut bahwa Han Sen akan membunuh serigala perak terlebih dahulu. Bahkan, Han Sen tidak menggunakan seluruh kemampuannya. Kalau tidak, serigala perak itu akan terbunuh dalam babak pertama. Han Sen sedang mencoba untuk mempraktekan Tiga Belas Tebasan pada serigala perak. Sejak dia mempelajari Tiga Belas Tebasan, Han Sen tidak memiliki terlalu banyak kesempatan untuk menggunakannya, karena dia hampir tidak dapat menemukan lawan yang layak. Dengan berlatih pada serigala, Han Sen berusaha menyegarkan ingatannya. Namun, satu hal yang pasti: serigala perak adalah miliknya, Ma Mingjun dan Su Xinmei tidak memiliki kesempatan sama sekali. Walaupun mereka berdua telah berusaha sangat keras untuk membunuh serigala perak sebelum Han Sen, Han Sen adalah orang yang mengambil nyawa serigala dengan Tiga Belas Tebasan. Ma Mingjun dan Su Xinmei linglung. Mereka telah memutuskan kapan harus melakukan serangan fatal, tetapi tidak melihat pergerakan Han Sen yang tiba-tiba, yang langsung memenggal serigala perak sebelum mereka berkesempatan untuk menggunakan kartu kemenangan mereka. "Makhluk berdarah sakral serigala tornado terbunuh. Jiwa binatang serigala tornado diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." Han Sen melihat jiwa binatang serigala tornado dan menemukan bahwa dia adalah tunggangan jiwa binatang. Han Sen merasa senang karena dia akhirnya mendapatkan tunggangan berdarah sakral pertamanya. Meowth sebenarnya bukan tunggagan, karena walaupun sangat cepat, menungganginya adalah pengalaman yang mengerikan. "Terima kasih," kata Han Sen dan pergi untuk mengambil tubuh tornado. "Sebentar." Ma Mingjun tiba-tiba menghentikan Han Sen. "Apakah kamu akan menarik kembali kata-katamu?" Han Sen bertanya dengan tenang, tanpa merasa kesal. "Sobat, kami tidak bermaksud melakukan itu. Kami hanya ingin bertanya apakah Anda bersedia menjual daging dan jiwa binatang itu?" Ma Mingjun bertanya pada Han Sen. "Tidak." Han Sen menolak Ma Mingjun tanpa berpikir dua kali. Dia masih membutuhkan beberapa poin geno suci untuk dirinya sendiri. Kalaupun tidak, malaikat suci membutuhkannya. "Sobat, jika kau mau menjualnya, kami dapat memberikan penawaran yang sangat tinggi." Ma Mingjun bertukar pandang dengan Su Xinmei dan berkata pada Han Sen. "Aku tidak tertarik dengan uang tunai. Tetapi jika kau memiliki jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua, aku dapat mempertimbangkan untuk melakukan pertukaran," kata Han Sen dengan tenang. Dari kerja sama terakhirnya dengan Lin Beifeng, Han Sen mendapat potongan 700 juta. Ditambah jiwa binatang mutan yang dia dapatkan dari Xu Ruyan dan sarangnya, Han Sen cukup kaya pada saat ini. Dia telah menggunakan beberapa koneksi untuk membeli beberapa jiwa binatang mutan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua untuk digunakan ibunya, yang akan sangat membantu Luo Sulan. Namun, jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sangat langka sehingga Han Sen tidak menemukan kesempatan untuk membelinya. Lagipula, dia sendiri belum memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua. 316 Memberi Makan Peliharaanku "Itu bahkan tidak masuk akal. Kami tidak punya jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Kedua, bahkan andai kami punya, mustahil kami akan menukarnya dengan sesuatu di Tempat Suci Para Dewa Pertama," kata Ma Mingjun mengernyitkan alis. Jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Kedua jauh lebih sulit didapatkan dari Tempat Suci Para Dewa Pertama, dan karenanya lebih bernilai. Namun, orang yang belum berevolusi tidak bisa menerima jiwa binatang apa pun dari Tempat Suci Para Dewa Kedua. Jika Han Sen ingin membeli jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Kedua untuk ibunya, ibunya akan menerima dari pihak lainnya secara langsung. Jika tidak, jiwa binatang primitif di Tempat Suci Para Dewa Kedua dengan mudahnya mengalahkan jiwa binatang berdarah sakral yang terkuat di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Karena jiwa binatang dari fase yang lebih tinggi tidak bisa memasuki tempat yang lebih rendah, jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa masih sangat bernilai. Namun, menggunakan jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Pertama untuk ditukar dengan yang berasal dari Tempat Suci Para Dewa Kedua masih tidak masuk akal. "Lupakan kalau begitu." Han Sen sangat santai terhadap penawaran itu. Karena Ma Mingjun dari komplotan Agung, sangat memungkinkan komplotannya seperti komplotan Baju Baja dan memiliki hubungan kemiliteran, yang jadi alasan satu-satunya Han Sen mempertimbangkan kesepakatan dengan mereka. Ma Mingjun dan Su Xinmei saling berbisik, dan kemudian Su Xinmei berbicara pada Han Sen yang telah menaruh serigala perak di punggungnya, "Siapa namamu? Apa kau dari Penampungan Baju Baja?" "Ya," Jawab Han Sen dan cepat-cepat meninggalkan Pulau Misteri dengan tubuh serigala perak. Su Xinmei menggeram, "Apa kita harus membiarkannya pergi seperti ini? Kita telah menghadapi makhluk berdarah sakral itu untuk waktu lama, dan dia jelas memanfaatkan kita." Ma Mingjun menggelengkan kepalanya dan berkata, "Orang ini menggunakan jurus rahasia Aula Bela Diri Ares. Tidak banyak murid yang bisa menggunakan jurus itu. Dia pasti orang yang sangat penting di aula bela diri itu." Setelah Han Sen kembali ke tanah, dia memanggil Meowth dan menaruh tubuh serigala itu di punggungnya. Mereka berjalan jauh untuk menemukan danau yang jernih dan Han Sen memanggang serigala itu. Serigala tornado ukurannya sama dengan seekor banteng. Han Sen tidak bisa menghabisinya sendirian, jadi dia memanggil malaikat suci untuk bergabung dengannya. Lagi pula, tubuh itu juga terlalu berat untuk dibawanya. Malaikat suci merasa senang dua hari belakangan ini karena mereka memakan mushu di hari pertama dan kini serigala tornado. Dia merasa bersemangat sampai-sampai matanya bercahaya. Serigala tornado memiliki daging lebih banyak dari mushu. Bahkan dengan nafsu makannya yang mengejutkan, malaikat suci tidak bisa menghabiskannya dalam waktu singkat. Han Sen dan dirinya membutuhkan tiga hari untuk menghabiskan seluruh serigala tornado. Untuk tulang dan organ dalamnya, Han Sen memberikan semuanya pada raja cacing. Raja cacing sangat bergembira. Dia belum pernah diberi makan daging berdarah sakral sebelumnya, dan dengan senang hari menyantap tulang dan organ dalamnya. Han Sen memperoleh poin geno sakral lainnya dari serigala tornado dan kini memiliki 80 poin geno sakral. Segera setelahnya, mereka berjalan menyebrangi Rawa gelap. Han Sen membuat api unggun waktu mereka makan dan memutuskan untuk menghangatkan beberapa daging mushu yang dia simpan. Karena tidak banyak, dia tidak memanggil dua peliharaannya. Saat dia baru mau makan, dia melihat dua orang muncul dengan tunggangannya, yang ternyata adalah Ma Mingjun dan Su Xinmei. Han Sen tidak kaget. Dia selalu memasak belakangan ini dan wajar jika mereka bisa mengejarnya. Ma Mingjun dan Su Xinmei terkejut melihat Han Sen. Karena Han Sen dari Penampungan Baju Baja, mereka tidak mengerti mengapa Han Sen ingin menuju Penampungan Agung. Sungguh kebetulan! Senang melihatmu lagi. Apa kami bisa menggunakan apimu untuk memasak?" tanya Ma Mingjun. "Silahkan." Han Sen tidak masalah dan lanjut memakan daging panggangnya. Ma Mingjun dan Su Xinmei memandang Han Sen kebingungan. Jelas sekali daging yang Han Sen makan tidak berasal dari serigala perak. Di sebelah Han Sen, tidak ada pula bungkusan besar, yang membuatnya cukup aneh. Serigala perak besarnya seperti banteng. Hanya beberapa hari sejak mereka berpisah, jadi sungguh menakjubkan jika Han Sen bisa menghabisi seperlima daging itu, apa lagi seluruhnya. Akan tetapi, mereka terkejut karena serigala perak telah lenyap.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. "Aku kepala komplotan Agung, Ma Mingjun, dan ini pacarku Su Xinmei. Bolehkah kami tahu siapa dirimu?" selagi Ma Mingjun memasak, dia mulai mengobrol santai dengan Han Sen. "Han Sen, bukan orang penting di Penampungan Baju Baja," jawab Han Sen santai. Ma Mingjun tidak tahu banyak soal Penampungan Baju Baja. Dia mengingat apa yang dia tahu dan berkata, "Dollar dari Penampungan Baju Baja sungguh sosok yang mengesankan. Sungguh disayangkan dia hanya berpartisipasi di pertandingan untuk Yang Terpilih dan bahkan tidak bertanding di ronde terakhir. Apa kau mengenalnya?" "Semua orang mengenalnya di Penampungan Baju Baja. Namun, dia tidak mengenalku," kata Han Sen sambil tersenyum. "Kemana serigala perak itu pergi? Kau tidak menghabiskan semuanya dalam dua hari kan?" setelah mengobrol cukup lama, Ma Mingjun menyuarakan keraguannya. "Aku memberikannya pada peliharaanku," kata Han Sen datar. Ehem! Ma Mingjun tersedak air yang sedang dia minum. Ini pertama kalinya dia mendengar seseorang memberikan daging berdarah sakral untuk seekor peliharaan. Su Xinmei menatap Han Sen tidak percaya dan bertanya, "Kau memberi makan daging berdarah sakral untuk peliharaanmu?" "Apa salahnya?" tanya Han Sen. Ma Mingjun cepat-cepat berkata, "Karena saudara Han memberikan daging berdarah sakral untuk peliharaannya, peliharaan ini pastilah luar biasa. Apa kami bisa melihatnya?" Ma Mingjun dan Su Xinmei tidak percaya seseorang akan melakukan hal itu. Namun, serigala perak telah lenyap, dan mustahil bagi Han Sen untuk menghabiskannya seorang diri. Sepertinya memberi makan peliharaan adalah penjelasan yang sangat masuk akal. Namun, peliharaan apa yang membuat seseorang rela memberinya makan daging berdarah sakral! Bahkan jika Ma Mingjun memiliki peliharaan berdarah sakral, dia tidak akan membagi daging berdarah sakral untuk memberinya makan. "Itu cuma peliharaan, tidak ada yang spesial tentangnya," kata Han Sen tersenyum. "Kami sangat penasaran untuk tahu peliharaan apa yang layak mendapatkan daging berdarah sakral." Su Xinmei masih tidak percaya Han Sen benar-benar melakukannya. "Baiklah, tapi kemunculan peliharaanku biayanya seharga jiwa binatang mutan. Jika kau bisa membayarnya, aku akan menunjukkan padamu sesuai keinginanmu," kata Han Sen dengan angkuh. 317 Tidak Perlu Mengenal Diriku Su Xinmei merasa biaya untuk melihat binatang peliharaan itu sangat konyol, tapi melihat tampang angkuh Han Sen, dia menjadi kesal dan berkata, "Satu jiwa binatang mutan? Ambil ini. Panggil peliharaanmu. Aku mau lihat peliharaan apa yang layak diberi makan daging berdarah sakral." Su Xinmei mentransfer jiwa binatang mutan pada Han Sen, yang bukanlah apa-apa untuknya. Melihat senjata mutan ditransfer padanya, Han Sen tersenyum. Karena mereka rela membayarnya, dia akan menunjukkannya pada mereka. Han Sen memanggil raja cacing batu emas, yang tubuh besarnya muncul di atas rerumputan, yang tampak seperti tunggangan berjubah emas. Ma Mingjun dan Su Xinmei pun terkejut. Mereka belum pernah melihat peliharaan sebesar itu sebelumnya. "Saudara Han, apakah peliharaanmu sudah bertransformasi? Ini pasti peliharaan berdarah sakral," kata Ma Mingjun terkejut. "Memang berdarah sakral. Tapi belum bertransformasi," kata Han Sen tenang. Su Xinmei tetap diam, sementara perasaan Ma Mingjun bercampur aduk. Melihat raja cacing batu emas, teka-teki mereka terpecahkan. Namun, kenyataan bahwa Han Sen rela memberi makan peliharaan berdarah sakralnya mengagetkan mereka. Han Sen satu-satunya orang yang mereka pernah lihat yang memberi makan peliharaannya dengan daging berdarah sakral. "Saudara Han, apa kau menuju Penampungan Baju Baja?" Ma Mingjun memulai percakapan lagi. "Aku dengar orang-orang menemukan kura-kura berdarah sakral beberapa waktu lalu dan aku ingin melihatnya." Han Sen tidak menyembunyikan kenyataan itu. "Jadi kau datang untuk kura-kura berdarah sakral. Mudah sekali. Dia memasuki Pegunungan Perunggu, yang kami cukup kenali. Bagaimana jika kami mengantarmu ke sana?" saran Ma Mingjun sambil tersenyum. Ma Mingjun percaya bahwa ada gunanya berteman dengan orang yang kuat yang bisa menempuh jarak di antara dua penampungan dan memberi makan peliharaannya daging berdarah sakral. Han Sen menyukai ide itu. Meskipun dia telah melakukan penelitian di Jaringan Langit tentang lokasi Pegunungan Perunggu, pegunungan itu sangat luas, dan tidak mudah baginya menemukan kura-kura itu. Dengan seseorang yang mengantarnya, dia bisa menghindari banyak masalah. Selain itu, Han Sen tidak khawatir Ma Mingjun dan Su Xinmei akan mencelakainya. Di seluruh Tempat Suci Para Dewa, jarang orang yang bisa mencelakainya. Ma Mingjun dan Su Xinmei menemani Han Sen ke Pegunungan Perunggu, yang mempersingkat perjalanan Han Sen. Melihat serigala tornado yang ditunggangi Han Sen, Ma Mingjun dan Su Xinmei merasa sedikit kesal. Namun, mereka tidak mampu membunuh serigala itu sejak awal dan tidak mampu memanggil banyak orang untuk menolong mereka bagaimanapun juga, karena mereka tidak memiliki sayap berdarah sakral ekstra. Dalam dua hari, tiga-tiganya tiba di Pegunungan Perunggu. Permukaan pegunungan itu berwarna merah anggur yang membuat bebatuannya tampak bagai perunggu. Ada perkebunan kecil di pegunungan itu, yang memudahkan untuk menemukan seseorang di gunung itu. Namun, dengan puncaknya yang saling menjulang satu sama lain, sulit menemukan kura-kura itu meski Ma Mingjun dan Su Xinmei melihat ke arah mana dia pergi. Kemanapun juga, memiliki mereka sebagai penunjuk jalan masih lebih baik daripada menemukan arahnya sendirian. Han Sen mengikuti Ma Mingjun dan Su Xinmei lebih dalam ke pegunungan. Setelah kurang dari sehari, mereka melihat kelompok yang terdiri dari delapan orang yang juga melihat mereka sambil melambaikan tangan. Dengan segera, kelompok itu datang menghampiri. Di antara mereka, pria seumuran Han Sen menyapa Ma Mingjun. Ma, bagaimana kau bisa datang ke Pegunungan Perunggu? Apa kau juga tertarik dengan kura-kura berdarah sakral itu?" meskipun pria itu tersenyum, dia tidak terdengar seperti sedang bergurau. "Apa kau bercanda, tuan Zhao. Kami komplotan Agung kalah besar waktu lalu. Bagaimana mungkin aku berani mengambil resiko lagi? Aku hanya mengantarkan teman untuk melihatnya," kata Ma Mingjun. Tatapan Zhao Guqing jatuh pada Han Sen. Dia bertanya sambil tersenyum, "Aku tidak yakin pernah bertemu temanmu sebelumnya?" "Aku hanya orang asing. Tidak perlu mengenal diriku," kata Han Sen dan melewati sekelompok orang itu sambil menunggangi serigala tornado. "Tuan Ma, terima kasih atas segala pertolonganmu. Aku rasa di sinilah saatnya kita harus berpisah," Han Sen berbalik dan berkata pada Ma Mingjun, lalu melanjutkan perjalanannya. Siapa pun bisa melihat kalau Zhao Guqing jelas menaruh ketertarikan pada kura-kura berdarah sakral. Karena Han Sen juga datang untuk kura-kura itu, mereka adalah kompetitor dan Han Sen tidak mau membuang waktu untuk mengobrol. Bagi Han Sen, waktunya sangat berharga, dan Zhao Guqing bahkan tidak pantas menjadi lawannya. Orang-orang lainnya di grup Zhao Guqing geram dan ingin menghentikan Han Sen, sementara Zhao Guqing menghentikan mereka. Mereka menatap Han Sen menjauh pergi dengan serigala tornado,lalu berbalik menatap Ma Mingjun dan bertanya, "Tuan Ma, temanmu cukup angkuh. Aku penasaran dari mana dia berasal?" Melihat Han Sen yang telah pergi, Ma Mingjun tidak mengatakan apa pun. Meskipun dia ingin berteman dengan Han Sen, tidak masuk akal baginya pula untuk menyinggung Zhao Guqing.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Ma Mingjun ragu-ragu dan mengatakan pada Zhao Guqing bagaimana dia bertemu Han Sen. Komplotan Agung dan Zhao Guqing memiliki kolaborasi tetap, dan Zhao Guqing juga menyediakan komplotan Agung peralatan termasuk senjatan baja-Z. Ma Mingjun tentu tidak ingin membuat kesal Zhao Guqing demi orang yang tidak ada hubungannya. "Orang tidak penting dari penampungan lain! Beraninya dia berbicara pada kita seperti itu? Dia mungkin tidak berencana untuk hidup panjang," cibir Liu Heijie yang berdiri di belakang Zhao Guqing. Zhao Guqing berkata, "Jika dia hanya ingin melihat kura-kura itu, tidak apa-apa. Namun, jika dia mencoba melakukan sesuatu, dia tidak akan jauh dari kematian." Setelah memperoleh detail situasi Han Sen, Zhao Guqing mengucapkan salam perpisahan pada Ma Mingjun dan lanjut mencari kura-kura berdarah sakral. "Apa mereka benar-benar mencoba membunuh Han Sen?" tanya Su Xinmei sambil mengernyitkan alis. "Kau tahu betul mereka. Mereka sekelompok pemberontak yang memperoleh keuntungan dari merampok. Jika Han Sen menyadarinya lebih awal, mungkin dia bisa hidup. Jika tidak, sulit untuk mengatakannya," kata Ma Mingjun dengan senyum masam. Ma Mingjun tahu bahwa Han Sen jago bertarung, tapi sekelompok orang itu bengis dan memiliki poin geno yang tinggi. Bahkan jika Han Sen telah melampaui poin geno sakralnya, dia mungkin masih bisa dikalahkan kelompok itu. 318 Bantuanku adalah Tidak Membunuh Kalian Ada berbagai makhluk di Pegunungan Perunggu, sementara Han Sen tidak ingin berburu. Sebagian besar makhluk itu berjenis biasa dan primitif. Kadang-kadang, ada beberapa makhluk mutan, tapi mereka terlalu besar ukuran tubuhnya untuk Han Sen pertimbangkan. Serigala tornado memiliki kecepatan yang menakjubkan. Han Sen belum pernah melihat tunggangan seperti ini. Hampir tidak ada makhluk yang bisa mengejar serigala itu. Menurut apa yang dikatakan Ma Mingjun, Han Sen mengendarai serigala tornado dan berkeliling mencari tahu. Entah karena keberuntungan, atau entah karena cepatnya si serigala tornado, Han Sen menemukan si kura-kura legendaris setelah satu hari. Kura-kura itu terlalu besar dan terlihat mencolok. Kura-kura hitam itu sebesar mobil, yang memanjat di gunung berwarna perunggu itu. Meskipun lereng itu curam, kura-kura hitam memanjat dengan kecepatan tinggi dengan keempat kakinya. Han Sen tidak buru-buru mendekatinya, tetapi memutuskan untuk mengamatinya. Kura-kura itu memiliki cangkang hitam dan leher dan kaki berwarna hijau tua. Jika dilihat dengan seksama, ada pola berwarna merah anggur di cangkang gelap itu, yang hampir tidak kelihatan. Di kepala kura-kura itu, ada sepasang tanduk domba sementara kakinya ditutupi oleh sisik hijau tua. Setelah beberapa saat, kura-kura itu hampir mencapai puncak gunung. Anehnya, meski Pegunungan Perunggu jarang ada lahan untuk tumbuhan, pohon buah yang rindang tumbuh di puncak gunung itu. Pohon buah itu setinggi 15 kaki dan memiliki banyak bunga putih. Beberapa bunga telah layu, dan buah semerah batu ruby tumbuh. Saat kura-kura mencapai pohon itu, dia berhasil berdiri dengan kaki belakangnya dan menaruh kaki depannya pada batang pohon. Sambil menjulurkan leher, dia mencoba memakan buah itu. "Apa karena dia ingin memakan buah merah itu makanya dia keluar dari lautan?" Han Sen tercengang. Di pendidikan wajib, Han Sen telah mempelajari bahwa tanaman di Tempat Suci Para Dewa tidak boleh dimakan, khususnya buah dan akar-akaran. Mungkin karena perbedaan gen manusia dan gen makhluk, memakan tumbuhan di Tempat Suci Para Dewa mungkin lebih berbahaya dibandingkan khasiatnya bagi tubuh seseorang. Ada juga tumbuhan yang bisa dimakan, tapi seseorang haruslah ahli untuk mengetahuinya. Di era ini, jarang orang yang mencoba bertanam untuk dirinya. Karena tes ilmiah tidak berhasil di Tempat Suci Para Dewa, wajar tidak ada yang mau memakan tumbuhan di Tempat Suci Para Dewa. Terakhir kali saat Xu Ruyan dan orang-orang dari Penampungan Hijau terjebak di Pulau Windend, mereka telah mencoba sekian kali sebelum menemukan tanaman dan jamur yang bisa dimakan. Kura-kura bisa memakan buah ini, tapi bukan berarti buah itu aman bagi manusia. Kura-kura itu terus melahapnya, terkadang menelan dedaunan dan bunga putih bersama dengan buah itu. Dengan cepat, semua buah itu lenyap. Kura-kura itu mengelap mulutnya dan tampak masih mau lagi. Lalu dia perlahan berbalik dan turun dari gunung. Saat Han Sen masih memutuskan untuk mengetes apakah kura-kura itu makhluk super atau tidak, dia tiba-tiba mendengar dentuman keras dari jauh. Han Sen berbalik dan melihat Zhao Guqing memimpin kelompoknya ke arahnya. Melihat Han Sen dan kura-kura, wajah Zhao Guqing menjadi menyeramkan. Sekelompok orang itu menghampiri Han Sen dan berdeham padanya. Sambil duduk di punggung harimau raksasa, Zhao Guqin berkata pada Han Sen dengan dingin, "Kau ingin hidup atau mati?" "Bagaimana jika aku mau hidup? Dan bagaimana jika aku mau mati?" tanya Han Sen dengan tenang. "Mudah untukmu untuk mati. Kami bisa membunuhmu sekarang juga," Zhao Guqing berkata dan mendengus. "Jika kau mau hidup, kau harus membiarkan kami mengurungmu dan menendangmu dari Pegunungan Perunggu." Han Sen bahkan tidak kesal, karena orang-orang ini tidak layak atas amarahnya. Dia menatap Zhao Guqing dan tersenyum, "Apa kau pikir kau tidak tahu berterima kasih untuk seseorang yang telah membantumu?" "Bocah, apa yang kaukatakan? Kapan kau pernah membantu kami? Jika kau mau, kau bisa mencoba menjilat sepatu kami," Liu Heijie geram, mengacungkan jarinya pada Han Sen. Han Sen bahkan tidak peduli untuk membalasnya. Dia melanjutkan dengan nada tenang, "Tidakkah kau tahu bantuan apa itu?" "Apa?" Zhao Guqing mengerutkan dahi dan waspada dengan Han Sen. Han Sen terlalu tenang. Tampaknya dia bahkan tidak takut pada mereka. Zhao Guqing melirik seseorang di sebelahnya. Dua orang itu langsung melihat sekeliling tapi tidak menemukan serangan tiba-tiba kecuali Han Sen seorang diri. Han Sen menghela nafas dan berkata, "Bantuanku adalah tidak membunuh kalian. Aku belum membunuh kalian semua, yang merupakan bantuan yang sangat besar. Bukannya mempertimbangkan bagaimana kalian akan membayarku, kalian malah mencoba mencelakaiku. Jika kau tidak tahu terima kasih, apa namanya?"Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. "Bedebah!" sekelompok orang itu murka dan menyerang Han Sen dengan senjata panjang di tangan mereka. Meskipun Zhao Guqing tetap meragukannya, di sana memang tidak ada siapa-siapa kecuali Han Sen. Tanpa pikir panjang, Zhao Guqing mengeluarkan tombak dan menusukkannya pada Han Sen. Melihat banyak senjata datang ke arahnya, Han Sen meraih dan menarik tombak berputarnya dari ranselnya. Dengan satu sapuan, tombak itu melontarkan semua senjata yang datang, menghancurkan senjata yang lebih lemah dari yang berdarah sakral. Meskipun senjata Zhao Guqing dan Liu Heijie tidak rusak, mereka hampir tidak bisa menggenggam senjata mereka, karena tangan mereka tidak mempunyai pelindung. Semua orang tercengang, tidak percaya bahwa orang itu mampu melawan mereka semua dengan hanya sebuah tombak. Menatap sosok yang duduk di atas serigala putih itu, mereka semua ketakutan. Han Sen sedang tidak ingin menikmati tatapan mereka. Dia dengan cepat menusukkan tombak berputarnya pada seseorang di antara mereka. 319 Keluarnya Sang Tombak Orang itu dengan cepat mengeluarkan perisai baja yang berat, menghadang tombak Han Sen.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Perisai adalah musuh terbesar tombak. Dan perisai ini jelas besar dan berat. Bahkan senjata berdarah sakral hampir sulit menembusnya. Orang itu memiliki tatapan jahat. Sepertinya, dia ingin menggunakan perisai itu untuk menghancurkan tombak Han Sen. Han Sen tersenyum dan tidak berhenti. Tombaknya menyentuh perisai baja itu. Orang itu tadinya merasa senang, tapi tiba-tiba merasakan tenaga yang tidak terbayangkan. Krak! Tombak panjang itu seperti kepala bor, menembus perisai baja dengan tenaga beputar yang kuat dan menembus dada orang itu. Orang itu menunduk tidak percaya melihat tombak merah di depan dadanya. Yang lainnya hampir mati ketakutan. Mereka tahu bahwa perisai itu adalah jiwa binatang mutan teratas yang bahkan senjata berdarah sakral hanya bisa meninggalkan goresan dalam di sana. Namun, tombak Han Sen menembus perisai dan orang itu pada saat yang bersamaan. Tanpa henti, tombak Han Sen meninggalkan dada orang itu dan mengarah ke orang lainnya. "Si Kecil, larilah!" Zhao Guqing berseru pada orang itu dan mengarahkan tombaknya pada Han Sen, mencoba mengalihkan perhatian Han Sen dan menyelamatkan orang itu. Liu Heijie berseru dan mengayunkan kapaknya pada Han Sen. Yang lainnya juga mengeluarkan senjata mereka dan menyerang Han Sen. Orang yang disebut "Si Kecil" berubah menjadi monyet dan melompat kabur dari serangan Han Sen. Namun, tombak Han Sen tiba-tiba menjadi cepat dan menusuknya di udara. Dan kemudian Han Sen masih punya waktu untuk menangkis senjata yang datang. Gerakan Han Sen sangat luwes dan menakjubkan untuk dilihat. "Bantuanku adalah tidak membunuh kalian." Mereka yang masih hidup tiba-tiba mengingat apa yang Han Sen katakan, tapi sudah terlambat untuk menyesalinya. Han Sen bagaikan Apollo. Kemana pun dia melempar serangan, jiwa akan diambilnya. "Larilah ke arah yang berbeda. Kita tidak bisa mati di sini." Zhao Guqing berbalik dan menunggangi tunggangan nya kabur, pucat pasi dengan ketakutan. Melihat banyak orang kuat di Tempat Suci Para Dewa, Zhao Guqing belum pernah melihat monster seperti Han Sen. Jika dia tidak melihat Han Sen dengan mata kepalanya sendiri, Zhao Guqing tidak akan percaya ada orang seperti itu di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Han Sen harusnya menjadi evolver. Zhao Guqing sangat menyesali keputusannya untuk memprovokasi Han Sen. Namun, yang dia bisa lakukan saat ini hanyalah melarikan diri. Dia bahkan tidak berani berpikir untuk balas dendam. Yang lainnya segera berpencar. Para pemberontak itu hanyalah sekelompok orang yang berpikiran pendek dan tidak akan berpikir dua kali sebelum bertindak. Ah! Teriakan mengisi lembah, satu demi satu tanpa ada jeda. Zhao Guqing pucat pasi, menoleh ke belakang, dan melihat pria di punggung serigala perak yang memegang tombak hitam telah membunuh empat orang dan hampir menyerang Liu Heijie yang satu-satunya masih ada selain Zhao Gujing. Zhao Guqing hampir mati ketakutan. Dia tidak membuang waktu lagi dan menendang tunggangan berdarah sakralnya. Han Sen seperti monster, membunuh enam orang sekaligus, yang pernah menghadapi keadaan hidup dan mati berkali-kali. Enam diantaranya bisa menandingi yang Terpilih. Namun, di bawah tombak orang itu, mereka mati dalam sekejap mata, bahkan ketika mereka berpencar. Ah! Zhao Guqing terguncang oleh teriakan lainnya. Sejak dia mulai berlari, tunggangan berdarah sakralnya baru mencapai sejauh 30 kaki, sementara semua tujuh saudaranya terbunuh. Zhao Guqing bahkan tidak bisa membayangkan betapa hebatnya orang ini. Sambil memacu tunggangan berdarah sakral, Zhao Guqing berpikir harapan satu-satunya adalah memulai lebih dulu. Selain itu, tunggangannya adalah jiwa binatang berdarah sakral, jadi tidak mudah bagi Han Sen untuk mengejarnya. Tepat saat Zhao Guqing memikirkan ide itu, dia mendengar Han Sen menyusulnya. Tanpa disadari, Zhao Guqing menoleh ke belakang. Saat menoleh, kaki Zhao Guqing lemas saat melihat serigala perak itu mempersempit jarak mereka dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap mata, pria yang berwajah tenang itu hanya sejauh 10 kaki darinya. "Ku mohon¡­" sebelum Zhao Guqing menyelesaikan kalimatnya, Han Sen dan serigala tornado melewatinya dan tombak hitam menembus kepalanya dan keluar dari mulutnya, mendiamkan Zhao Guqing selamanya. Tanpa menatap mayat-mayat itu, Han Sen mengikuti kura-kura di atas serigala tornado. Orang-orang ini tidak layak atas perhatiannya. Ini bagaikan membunuh ayam untuknya. Bantuanku adalah tidak membunuh kalian. Namun, komplotan itu gagal memahami apa yang Han Sen maksud. Beberapa hari kemudian, seseorang menemukan beberapa mayat di Pegunungan Perunggu, yang mengejutkan seluruh Penampungan Agung. Sekelompok orang itu mewakili komplotan besar di Penampungan Agung. Namun delapan dari mereka mati di Pegunungan Perunggu, hanya dalam satu tebasan, tanpa kecuali. Sulit membayangkan komplotan apa yang bisa membunuh mereka seperti ini. Setelah mendengar kematian kelompok itu, Ma Mingjun dan Su Xinmei datang untuk melihatnya. Ma Mingjun tiba-tiba pucat pasi setelah melihat mayat itu. Dia menatap Su Xinmei, yang juga memucat. Mereka kira-kira tahu siapa yang mungkin membunuh Zhao Guqing. Di ransel Han Sen, jelas ada senjata panjang. Dan sekelompok orang itu pergi ke arah yang sama dengan Han Sen. "Su Xinmei, jangan katakan apapun pada siapa-siapa," kata Ma Mingjun pelan, ketakutan tumbuh di benaknya. Semua orang berpikir pasti sebuah komplotan membunuh komplotan Zhao Guqing. Namun, Ma Mingjun tahu Han Sen sendirian. Memikirkan apa yang mungkin telah terjadi, dia merasa bulu kuduknya merinding. Su Xinmei mengangguk dan terlalu takut untuk berbicara. Dia juga lega karena dia tidak mencoba melakukan hal bodoh terhadap Han Sen saat mereka di Pulau Misteri. 320 Kura-kura Di Pegunungan Perunggu, Han Sen mengejar si kura-kura. Sambil memakan akar-akaran atau buah-buahan tumbuhan tertentu, kura-kura melanjutkan perjalanannya di Pegunungan Perunggu. Terkadang, di mana tidak ada tumbuhan sama sekali, kura-kura itu masih bisa menggali beberapa benda seperti jamur untuk dimakan.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Han Sen semakin dan semakin tercengang. Kebanyakan makhluk tidak butuh makan, sementara yang makan biasanya sangat luar biasa. Di antara semua makhluk yang Han Sen pernah lihat, yang paling luar biasa pastinya si singa emas. Dan yang kedua adalah kura-kura. Di satu sisi, kura-kura ini bahkan lebih unik. Singa emas hanya memakan makhluk dari spesies lain. Namun, kura-kura itu menemukan tumbuhan untuk dimakan di pegunungan, dan jelas sangat pemilih soal makanan. Sambil mengikuti kura-kura ke suatu lembah, Han Sen memutuskan inilah saatnya untuk menguji apakah kura-kura itu makhluk super. Hanya ada satu jalan ke arah lembah. Han Sen menyimpan kembali serigala tornado dan mengenakan jubah kumbang hitam. Dia kemudian menarik pedang berlian dan mengeluarkan pedang iblis untuk memperkuat diri. Han Sen juga memanggil letnan api, yang melayang di sebelah Han Sen dan menambahkan warna merah di koleksi jiwa binatang Han Sen. Dengan berubah wujud menjadi pembunuh berdarah, Han Sen menggunakan mantra klenik dan menjadikan jantungnya mesin yang kuat, yang memompa darah dengan cepat dan ganas. Ini adalah hal terbaik yang Han Sen bisa lakukan saat ini. Menghadapi kura-kura yang mungkin makhluk super, Han Sen tidak berani lengah sedikitpun. Bahkan singa emas yang baru lahir bisa melawannya, apa lagi makhluk super dewasa. Dengan menggenggam pedang dengan dua tangannya, Han Sen menyerbu kura-kura itu. Kura-kura itu waspada dan telah menyadari Han Sen sejak lama. Dia tiba-tiba berbalik, dengan mata yang bagaikan jamrud terpaku pada Han Sen. "Grrr!" Han Sen melakukan tebasan dengan pedang berlian dengan kecepatan yang luar biasa. Ini hal terbaik yang Han Sen bisa lakukan sejauh ini. Bahkan jika Qin Xuan di sini, dia tidak akan mampu menahan serangannya. Namun, di tengah serangan Han Sen, kura-kura itu tiba-tiba menjulurkan lehernya seperti naga yang keluar dari sarangnya. Dengan sekejap, mulut kura-kura menggigit pedang berlian. Han Sen memucat dan mencoba menarik pedang berliannya. Namun, dia juga tidak bisa menggerakan pedangnya. Mulut kura-kura itu bagaikan penjepit besi, menahan pedang berlian pada tempatnya. Di detik berikutnya, Han Sen mendengar suara benda patah. Pedang berlian yang bisa menandingi senjata jiwa binatang berdarah sakral mana pun, yang diperkuat oleh pedang iblis dan letnan api, hancur oleh gigitan kura-kura. Yang membuat Han Sen kaget, kura-kura itu mulai mengunyah pedang berlian dan menelannya. "Makhluk super¡­ ini pasti makhluk super¡­" Han Sen tercengang dan buru-buru kabur. Makhluk ini sungguh memperlakukan senjata berdarah sakral seperti permen. Bagaimana Han Sen bisa mengalahkannya? Kura-kura itu tiba-tiba menggerakkan kakinya seperti berjalan di atas roda, menyerbu ke arah Han Sen dengan buas. Kecepatannya bahkan lebih cepat dari serigala tornado. "Sial! Siapa yang bilang kura-kura itu lambat?" Melihat kura-kura hampir di belakangnya, Han Sen yakin jika kura-kura itu akan menggigitnya, dan Han Sen tidak bisa menghindar bahkan dengan Sparticle. Han Sen melemparkan sisa pedang berlian pada kura-kura, melebarkan sayapnya, dan buru-buru terbang ke langit. Kura-kura itu segera menangkap patahan pedang yang datang dengan mulutnya, mengunyahnya, dan menelan potongannya. Setelah menatap Han Sen yang terbang selama beberapa menit, kura kura itu lalu perlahan kembali ke lembah mencari makanan. Sambil terbang di langit, Han Sen merasa lega melihat kura-kura itu pergi. Kemudian dia menemukan dirinya bermandikan keringat dingin. Untungnya, kura-kura itu menggigit pedang berlian dan bukan tubuhnya saat pertama kali, jika tidak dia akan terbelah menjadi dua bahkan dengan jubah pelindung berdarah sakralnya. "Itu pasti makhluk super." Han Sen melihat kura-kura itu dari langit dengan perasaan yang campur aduk. Tidak apa-apa kalau dia kehilangan pedang berlian. Namun, Han Sen kehilangan harapan setelah menyaksikan kekuatan dan kecepatan kura-kura itu. Makhluk super seperti kura-kura itu lebih kuat dari pada bayi singa emas. Orang-orang dari Penampungan Agung berkata kura-kura itu tidak terlalu cepat. Han Sen percaya karena kura-kura itu bahkan tidak peduli untuk mengejar orang-orang itu. "Sepertinya kekuatanku belum cukup untuk membunuh makhluk super sekarang. Bahkan jika aku menyerang diam-diam, tanpa cukup tenaga untuk menembus tubuhnya, itu masih tidak ada gunanya." Api membara di mata Han Sen. Meskipun dia tidak mampu membunuh kura-kura itu, dia yakin bahwa itu makhluk super dan mempelajari betapa kuatnya makhluk itu. Karena Han Sen telah mengetahui kekuatannya, yang tersisa hanyalah menemukan cara untuk membunuhnya. Han Sen kini tahu bahwa tanpa adanya jubah pelindung jiwa binatang super, pertahanan apa pun tidak berguna di hadapan kura-kura itu. Dua syarat harus terpenuhi jika dia mau membunuh kura-kura itu: pertama, dia harus bisa menggunakan gerakan kaki yang membuatnya bisa mengelak dari gigitan hebat itu; kedua, dia harus punya kekuatan yang cukup untuk menancapkan senjata menembus tubuhnya. Karena Han Sen tidak memiliki senjata jiwa binatang super, Han Sen harus fokus dalam meningkatkan tenaganya. Jika tidak, mustahil baginya untuk menembus tubuh kura-kura, bahkan bagian terlemahnya, di leher. Untuk gerakan kaki, meskipun Sparticle cukup cepat, hal itu lebih lambat dari gigitan kura-kura. 321 Kelebihan Muatan Han Sen mengenang kembali gigitan kura-kura, yang begitu cepat sehingga sulit dipercaya. Dengan kecepatan Han Sen sekarang, tidak mungkin dia dapat menghindari gigitan seperti itu. Dia sudah mengetahui bahkan sebelum mencobanya. Selama dia masih dalam jangkauan serangan kura-kura, dia pasti akan terbunuh. "Aku harus lebih cepat dan lebih kuat." Han Sen berpikir bagaimana dia dapat mencapai kedua sasaran ini. Mantra Klenik dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatannya, tetapi Han Sen belum menyelesaikan tahap ketiga. Oleh karena itu, dia harus mencari jalur lain. Sparticle sudah tidak perlu dibicarakan. Dia harus menggunakan gerakan kaki yang lebih cepat. Setidaknya gerakan kaki yang dapat memungkinkan dia menghindar dari gigitan kura-kura, kalau tidak kekuatan yang lebih besar juga tidak berarti apa-apa. Dia harus dapat bertahan hidup dulu. Han Sen tidak kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja. Setelah menyembunyikan tombak berputar dan pisau belati tengkorak di gua yang terpencil, dia berteleportasi kembali ke Elang Hitam dari Tempat Penampungan Agung. Perlengkapan-perlengkapan itu bukan jiwa binatang dan tidak dapat di bawa keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Tidak ada cara untuk melakukannya. Setelah kembali ke sekolah, Han Sen masuk ke platform online pasukan khusus. Akhir-akhir ini, Han Sen telah memiliki lebih dari 100 poin sebagai kepala pasukan khusus, maka mudah baginya untuk membeli beberapa seni geno hiper Kelas-S. Han Sen menelusuri dengan perlahan semua seni geno hiper Kelas-S yang tersedia, berharap dapat menemukan yang berguna untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatannya. Namun, sulit untuk menemukan gerakan kaki yang lebih cepat daripada Sparticle. Lagipula, Sparticle adalah gerakan kaki tingkat tinggi. Walaupun ada banyak teknik dalam Panorama, mereka semuanya adalah keahlian dasar dan tidak dapat meningkatkan kemampuan tertentu dengan signifikan. Panorama berfokus pada peningkatan kebugaran seseorang yang perlahan dan jangka panjang. Perkembangan yang signifikan dalam waktu singkat adalah sesuatu seperti Mantra Klenik. Han Sen melihat gerakan kaki Kelas-S yang tersedia dan tidak menemukan satupun yang dapat melampaui Sparticle. Namun, Han Sen tidak putus asa dan tetap terus mencarinya. Dia memutuskan untuk meminta bantuan Bai Yishan jika tidak dapat menemukannya. Di luar dugaan Han Sen, setelah melakukan pencarian sepanjang sore, Han Sen menemukan seni geno super yang dinamakan Kelebihan Muatan yang membawakan secercah harapan. Teori Kelebihan Muatan adalah membuat tubuh seseorang di bawah kondisi ekstrim sehingga melewati batasan seseorang. Membakar energi seseorang untuk mengeluarkan potensi orang itu. Semakin besar beban yang diterima tubuh, kekuatan orang itu akan semakin bertambah. Sama seperti memperkuat prosesor atau kartu grafis dalam komputer kuno. Harus mengatur ulang beberapa komponen komputer agar dapat berlari dengan lebih cepat daripada kecepatan yang dispesifikasikan pabrik, dari 2,0 ke 3,0, atau bahkan lebih tinggi dari 3,5. Namun, dengan demikian, beban tubuh seseorang akan bertambah jauh. Mempraktekan Kelebihan Muatan beresiko akan membuat tubuh orang tersebut hancur. Secara teknis, Kelebihan Muatan dapat meningkatkan kemampuan seseorang tanpa batas. Namun, jika tubuh tidak dapat menerimanya, orang itu akan mati karena menggunakan Kelebihan Muatan. Kebugaran adalah kunci dalam latihan Kelebihan Muatan. Semakin bagi kebugaran seseorang, semakin besar potensinya. Selain itu, seseorang harus mengendalikan tingkat Kelebihan Muatan, kalau tidak tubuhnya akan hancur. Han Sen tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir. Kelebihan Muatan adalah cara paling efektif baginya untuk meningkatkan kemampuan pada saat ini. Ini bahkan lebih cepat daripada Mantra Klenik. Kelebihan Muatan dapat meningkatkan kecepatan dan kekuatan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Namun, Mantra Klenik tidak memiliki efek samping, sedangkan Kelebihan Muatan berbahaya untuk dilatih. Dengan Kelebihan Muatan, Han Sen tidak perlu mempelajari gerakan kaki lainnya. Ketika dia menggunakan Kelebihan Muatan dan Sparticle, dia mungkin dapat menghindari gigitan kura-kura. Han Sen menggunakan 30 kredit dalam pasukan khusus untuk membeli Kelebihan Muatan, dan merasa sangat senang. Dia bersedia membayar apapun demi membantunya meningkatkan diri. Gagasan untuk menjadi evolver pertama dengan poin geno super yang maksimal membuat gairah Han Sen membara. Solusi geno Kelebihan Muatan akan diantarkan ke Elang Hitam keesokan hari, maka Han Sen mengunduh tutorial Kelebihan Muatan lebih dahulu. "Han Sen, apa yang sedang kau lakukan?" Shi Zhikang melihat Han Sen di dalam asrama dan menepuk pundaknya. "Hanya mencari tutorial untuk beberapa seni geno hiper," balas Han Sen dengan santai. "Bolehkah kau membantu aku sebentar?" Shi Zhikang bertanya dengan nada membujuk. "Bantuan apa? Jangan terlalu lama," kata Han Sen sambil tersenyum. "Tidak. Akan mudah bagimu," kata Shi Zhikang sambil melingkarkan lengannya di leher Han Sen. "Bukankah kau adalah pengunjung setia platform Gladiator?" "Iya, kenapa? Jika kau mau mencobanya, kau juga dapat mendaftarkan akun di sana. Uang pendaftarannya tidak terlalu mahal." Han Sen tidak memahami bantuan apa yang dimaksud. "Aku sudah menjadi anggota¡­Tetapi, kau tahu, aku bukan petarung yang hebat..." Shi Zhikang berbicara dengan gagap. "Kalau begitu kau harus lebih rajin berlatih. Bukankah kau mendaftar untuk berlatih?" kata Han Sen. "Mungkin sudah agak terlambat untuk itu. Itulah alasan aku meminta bantuanmu." Shi Zhikang tersipu dan memberitahu Han Sen apa yang terjadi. "Bukankah pacarmu dari Departemen Kerangka Perang? Sejak kapan dia mengganti jurusannya menjadi seni bela diri?" Han Sen melihat Shi Zhikang dari atas ke bawah. Pria ini memiliki kisah percintaan yang lebih baik daripada Han Sen. Sejauh yang diketahui Han Sen, Shi Zhikang sudah berganti pacar enam kali. Pada saat ini, pacar Shi Zhikang berasal dari Departemen Seni Bela Diri dan sering pergi ke Gladiator dengan teman-temannya. Walaupun Shi Zhikang memiliki kekuatan yang hebat, dia tidak dapat dibandingkan dengan mereka yang berada dalam jurusan seni bela diri, itulah alasan dia ingin Han Sen membantunya. "Baiklah, aku juga bermaksud untuk pergi ke Gladiator," Han Sen setuju.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. 322 Penipu Setelah keduanya meninggalkan asrama dan masuk ke aula latihan, Shi Zhikang menanyakan identitas Han Sen dan memilih perangkat holografis. Han Sen juga memilih sebuah perangkat dan masuk. Han Sen segera melihat undangan seorang teman dari Shi Zhikang yang identitasnya bernama "Raja Tombak," yang merupakan nama yang biasa saja, tetapi Han Sen merasa aneh karena digunakan oleh Shi. Shi Zhikang mengundang Han Sen ke dalam ruang permainan. Di samping Shi berdiri seorang wanita yang kecil bersama banyak murid-murid dari Departemen Seni Bela Diri. Murid-murid itu merasa senang ketika melihat Han Sen, dan tertarik untuk berbicara dengannya. Cara Han Sen mengalahkan Jing Jiya beberapa waktu lalu sangat mengesankan sehingga semua murid Elang Hitam merasa sangat kagum dengan Han Sen. Shi Zhikang merasa agak kesal. Pada awalnya dia ingin membual tentang hubungan dekatnya dengan Han Sen, namun sekarang pacar dan teman-temannya tidak menghiraukan dirinya setelah melihat Han Sen. Setelah berbincang singkat dengan beberapa murid, Han Sen melirik pada dua orang yang sedang bertarung dan bertanya, "Apakah mereka juga murid-murid Elang Hitam?" "Huang Jianqiu ada dalam departemenku, tetapi aku tidak mengenal orang itu," kata Yu Qinqin, pacar Shi Zhikang. "Han Sen, apakah menurutmu Huang Jianqiu akan menang?" tanya seorang gadis dengan cemas. Han Sen berpikir dan berkata, "Tampaknya tingkat Huang Jianqiu lebih rendah daripada lawannya. Sulit baginya untuk menang." "Bagus, setidaknya ada orang yang tahu diri," kata seseorang dengan sembrono. Murid-murid Elang Hitam menoleh untuk melihat pembicara, yang adalah seorang pria muda yang tinggi dan ramping dengan ekspresi menghina di wajahnya. Dia tampak terlalu tua untuk menjadi murid sekolah militer, jadi dia seharusnya adalah teman dari lawan Huang Jianqiu. Han Sen memandang orang itu, tidak berniat untuk menanggapi, dan meneruskan menonton pertarungan. Hasilnya adalah seperti yang diprediksi Han Sen. Huang Jianqiu kalah dalam pertarungan dan kembali ke tribun dengan senyum masam, "Saya minta maaf." "Kemenangan dan kekalahan berjalan beriringan. Kau bisa menang lain kali," teman-teman Huang Jianqiu mencoba menghiburnya. Lawan Huang Jianqiu menertawakan, "Sepertinya murid sekolah militer tidak jauh berbeda dari orang biasa seperti kami. Kami pikir kau lebih kuat dari ini, mengingat kau berasal dari lembaga terkenal ..." Kata-kata ini membuat para murid merasa geram. Mereka yang merasa kesal bahkan mengirimnya undangan untuk bertarung. "Hebat, kebetulan aku punya sedikit waktu untuk memberimu pelajaran, dan menunjukkan kepadamu bahwa yang disebut elit bukan apa-apa," kata lawan Huang Jianqiu dengan arogan dan menerima undangan. Murid-murid Elang Hitam menyemangati teman sekolahnya, sedangkan pria muda yang tinggi dan langsing mencibir, "Petarung yang buruk tetap saja seorang petarung yang buruk, tidak peduli seberapa keras kalian bersorak. Dia pasti akan kalah juga." "Masih terlalu dini mengatakan siapa yang akan kalah," Yu Qinqin merasa geram. "Ha, ha, aku bilang kau pasti kalah, maka kau akan kalah, tidak peduli siapapun dari kalian yang maju." Pria muda itu tertawa terbahak-bahak. Walaupun murid-murid Elang Hitam ingin menanggapi, posisi teman mereka memang kurang menguntungkan, karena itu mereka tidak mempunyai alasan untuk membalas. Seketika, murid-murid itu kalah dalam pertarungan dan kembali ke tribun dengan kepala tertunduk. Pria yang tinggi dan langsing itu laki-laki menyipitkan mata pada Yu Qinqin dan berkata, "Gadis kecil, apakah aku benar? Aku bilang kau pasti kalah, jadi kau akan kalah. Kau pikir kau sudah hebat karena diterima dalam sekolah militer, tetapi pada kenyataannya, kau hanya sekelompok anak-anak bodoh. " "Sudahlah. Tidak ada tandinganku di sini. Aku seharusnya berhenti bermain." Pria yang memenangkan pertarungan tampak bosan. Melihat wajah mereka yang mengesalkan, para murid Elang Hitam ingin menantang mereka lagi. "Biarkan aku yang melakukannya," Han Sen tiba-tiba menghentikan tantangan mereka dan berkata dengan tenang. Dia kemudian mengirim undangan ke pemenang babak terakhir. Han Sen tidak membiarkan teman-teman sekolahnya untuk menantang mereka berdua, karena dia melihat dengan jelas bahwa murid-murid itu tidak bisa menang. Bukan untuk karena murid-murid Elang Hitam tidak bagus, tetapi kedua pria muda itu curang. Dalam Gladiator, seseorang dapat memilih untuk masuk ke bagian yang belum berevolusi dan bagian yang telah berevolusi terlepas dari status seseorang. Biasanya, para evolver tidak tertarik memasuki bagian yang belum berevolusi. Namun, ada beberapa pengecualian, seperti dua pria muda ini. Mereka bukan apa-apa di kalangan evolver dan pada dasarnya akan kalah dari siapapun. Namun, mereka berpura-pura belum berevolusi dan mencoba untuk mendapatkan rasa percaya diri dari kemenangan yang tidak adil melawan yang belum berevolusi. Sebagian besar evolver tidak akan bertindak serendah ini, tetapi kedua berandalan ini menyombongkan diri seolah-olah mereka adalah pakar sejati. Walaupun mereka berada pada tingkat terendah dalam bagian evolver, mereka mungkin telah memaksimalkan poin geno mutan sebelum berevolusi. Oleh karena itu, bagi orang yang berevolusi, mereka hampir tidak terkalahkan.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Tidak peduli betapa bagus murid-murid itu, mereka tidak dapat mengalahkan evolver pada tahap ini, itulah alasan Han Sen menghalangi mereka. Kalau tidak, kedua berandalan itu pasti akan merasa lebih gembira. Awalnya, Han Sen tidak berniat untuk berhadapan dengan evolver lemah seperti mereka. Tetapi, dia tidak tahan melihat teman-teman sekolahnya dilecehkan seperti ini. Pria muda itu mengklik iya dan masuk ke dalam pertandingan dengan Han Sen. "Lanjutkan¡­Jenius, lanjutkan¡­" Semua murid menyemangati Han Sen. "Jenius, pantatku. Kalian semua adalah sampah di hadapan kita," pria tinggi dan langsing berkata dengan sombong. Dia tidak percaya bahwa ada orang di antara murid-murid sekolah militer yang belum berevolusi ini dapat mengalahkan mereka. Mereka bagaimanapun juga adalah evolver. Setidaknya mereka dapat melecehkan beberapa murid sekolah militer. Ketika hitungan mundur berakhir, Han Sen dan lawannya memasuk arena. Pria itu berpura-pura adalah seorang pakar dan menekukkan jarinya pada Han Sen, "Ayo! Tunjukkan semua kemampuanmu. Jangan bilang aku tidak pernah memberimu kesempatan." 323 Undangan dari Ratu "Terima kasih atas kesempatan yang diberikan." Han Sen tersenyum dan melemparkan satu pukulan pada pria muda itu. Pria muda itu melihat tinju Han Sen, mengerutkan bibirnya, tersenyum menghina, dan membalas serangan Han Sen dengan tinjunya. Dengan tingkat kebugarannya sebagai seorang evolver, dia jauh lebih kuat daripada orang biasa yang belum berevolusi. Dia dapat menggertak lawan-lawannya dengan memanfaatkan kebugarannya, kepuasan yang membuatnya masih tinggal di bagian yang belum berevolusi. Selama mereka tidak menggunakan seni geno hiper yang hanya bisa dipraktekkan oleh evolver, tidak ada orang yang mengetahui bahwa mereka adalah evolver. Orang-orang hanya akan berpikir bahwa mereka adalah orang-orang kuat yang belum berevolusi. Melihat kedua tinju itu akan berbenturan, pria muda itu bahkan lebih bersemangat. Tinju melawan tinju, ia dapat mematahkan semua tulang di jari-jari lawannya, dan kadang-kadang bahkan seluruh lengan. Saat kedua tinju itu akan menabrak, Han Sen merubah tinjunya menjadi cakar, memutar pergelangan tangan pria muda itu, dan memelintirnya. Lengan pria muda itu dipelintir ke belakang dan harus memalingkan punggungnya ke Han Sen. Memutar lengannya, Han Sen menendang belakang lutut pria muda itu dan membuatnya berlutut. Dengan satu tangan dikendalikan oleh Han Sen, pria muda itu bahkan tidak dapat berdiri, kalau tidak seluruh lengannya akan putus. Sebagai seorang evolver, pria muda itu memang memiliki beberapa kemampuan yang luar biasa. Dia dengan cepat memukul balik dan mencoba untuk menyingkirkan tangan Han Sen. Namun, keahlian bergulat Han Sen telah meningkatkan jauh sejak pertarungannya dengan Xu Zhu. Evolver dengan indeks kebugaran tepat di atas 20 tidak sebanding dengan Han Sen sama sekali.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Han Sen melepaskan lengan pria muda itu dan mengikuti pemuda itu. Menempatkan lengannya di leher pria muda itu, Han Sen melempar lawannya ke udara dengan posisi kepala di bawah. Saat lawannya jatuh, tinju Han Sen mengenai tubuh pria muda itu secepat kilat, dari wajah ke perut. Ketika pria muda itu akan menyentuh tanah, Han Sen menendang dadanya dengan lutut, melemparkannya ke udara lagi. Menyapu ke atas dan ke bawah, kaki Han Sen menjadi kabur, menendang pria muda itu ibarat memukul karung tinju. Sebelum pria muda itu mendarat, nilai kesehatannya terbakar. Badannya meledak di udara, dan dia tereliminasi. Temannya, pria yang kurus dan langsing tersentak, tidak dapat mempercayai bahwa pria itu akan ditendang sampai meledak oleh seorang murid sekolah militer. Walaupun para murid tidak mengetahui bahwa mereka adalah evolver, mereka sangat memahami bahwa temannya tidak mungkin kalah. Murid-murid itu mulai bersorak dan menyambut Han Sen kembali ke tribun seolah-olah mereka menerima kedatangan seorang pahlawan. Han Sen menatap pada pria muda yang tinggi dan langsing dan bertanya, "Apakah kau juga ingin bertarung denganku?" "Tidak perlu¡­Tidak perlu¡­" Pria tinggi dan langsing itu menjadi pucat, dia bahkan tidak sebagus temannya. Karena temannya telah meledak, tentu saja dia tidak berani bertarung dengan Han Sen sendirian. Merasa gelisah, pria tinggi dan kurus bersertu, "Kami tidak bertarungan dengan baik hari ini. Tidak berarti kami tidak akan menang lain kali." "Apakah kau akan menggunakan identitas evolver untuk bertarung lain kali, atau yang belum berevolusi?" Han Sen bertanya. Mendengar kata-kata Han Sen, para murid tercengang. "Han Sen, kau bilang bahwa mereka adalah evolver?" Shi Zhikang menatap kedua pria itu dengan tidak percaya. "Kalian adalah evolver?" Semua murid merasa marah dengan mereka. Menggertak orang lain menggunakan identitas palsu sangat tidak terpuji. "Siapa yang evolver? Jangan omong kosong di sini¡­" Kedua pria muda itu tentu saja menyangkal adalah evolver, kalau tidak mereka pasti akan mendapatkan masalah. "Memang, kau belum banyak berevolusi," kata Han Sen dengan santai. Keduanya tidak berbicara lagi dan memilih untuk kembali ke Gladiator. "Han Sen, apakah mereka adalah evolver?" Murid-murid itu merasa bingung. "Ketika aku mengamati di bagian evolver, aku pernah melihat mereka sebelumnya. Tetapi aku tidak terlalu yakin apakah mereka sebenarnya adalah evolver." Han Sen mengangkat pundaknya dan mengarang alasan. "Aku rasa mereka adalah evolver, tetapi jenis berandalan. Kalau tidak mereka tidak akan berpura-pura menjadi orang yang belum berevolusi dan menggertak orang lain." "Sampah." "Tidak tahu malu." "Jenius, pergerakanmu menakjubkan, terutama tendangan ronde terakhir. Kau harus mengajari kami ketika kau sempat. Semua murid merasa terkesan dengan Han Sen. Bahkan evolver berandalan adalah evolver. Tetap saja sulit bagi orang yang belum berevolusi untuk mengalahkan mereka. Setelah bertarung dengan para murid selama beberapa ronde dan memberikan mereka beberapa gagasan. Han Sen masuk ke bagian evolver, karena dia sama sekali tidak tertarik dengan lawan-lawan yang belum berevolusi. Secepat mungkin, dia mendapatkan undangan untuk bertarung. Han Sen mengira itu adalah orang yang pernah kalah darinya, tetapi tersentak dengan nama identitasnya. Identitas ini terlihat akrab, tetapi bukan kedua orang yang pernah dikalahkan sebelumnya. Identitasnya hanya satu kata: Ratu. Han Sen tidak pernah melihat identitas seperti ini, tetapi dia mengingat nama ini. Dulu Huangfu Pingqing pernah membawanya sekali ke sebuah restoran yang bernama Restoran Ratu, yang merupakan properti dari Aula Bela Diri Ares. Han Sen melihat seorang evolver dengan julukan Ratu di dalam restoran, yang menghancurkan seorang lawan evolver dalam sekejap dengan keahlian dan kekuatan yang luar biasa. "Apakah ini Ratu yang sama?" Dengan ragu-ragu, Han Sen mengklik iya dan masuk ke arena pertarungan. 324 Bertarung dengan Ratu Han Sen berharap dia dapat bertemu dengan Ratu dari Aula Bela Diri Ares lagi. Walaupun Han Sen mengetahui bahwa dia tidak sebagus dirinya, dia tetap menanti-nantikan pertarungan mereka. Lagipula, mereka berdua bertarung dalam komunitas virtual dan dia tidak akan terluka sementara mengapresiasi keahliannya yang luar biasa. Han Sen telah melihat banyak evolver yang mengesankan di Gladiator, dan beberapa dari mereka dapat mengalahkannya hanya dengan dua sampai tiga serangan. Namun, mereka tidak membuatnya bergemetar seperti yang dilakukan oleh Ratu. Selama hitungan mundur, Han Sen menatap ke arah lawan. "Dia orangnya!" Melihat sosok yang tinggi, Han Sen merasa senang. Walaupun pakaiannya berbeda dengan yang diingat oleh Han Sen dan menggunakan fungsi mengaburkan wajah dalam platform, Han Sen segera mengenalinya pada pandangan pertama. Ada beberapa orang dalam dunia ini yang dapat dikenali dengan hawa khusus mereka, daripada sekedar wajah atau bagian tubuh tertentu.Find authorized novels in Webnovel£¬faster updates, better experience£¬Please clickfor visiting. Ratu adalah seorang yang unik. Dia dingin, bangga dan terasing, sama sekali berbeda dengan apapun di dunia ini, seperti ratu yang sebenarnya. Ini bukan hasil penyamaran ataupun latihan, tetapi adalah hasil dari kekuatan mentalnya. Walaupun Han Sen tidak mengetahui mengapa Ratu mengundangnya untuk bertarung, undangannya membuat dia melompat kesenangan. Menang atau kalah tidak penting. Han Sen menghargai pengalaman bertarung dengan lawan yang kuat. Alasan Ratu memilih Han Sen bukan karena dia melihat sesuatu pada dirinya. Sebenarnya, Ratu bahkan tidak tahu keberadaan Han Sen. Tidak ada yang dapat memaksa Ratu melakukan sesuatu, kecuali kalau dia menginginkannya, kecuali satu orang, Presiden Aula Bela Diri Ares, Huangfu Xiongcheng. Karena Huangfu Xiaocheng merekomendasi Seorang Prajurit dalam Kapal Perang kepada Qian Hezhen, Qian Hezhen menjadi tertarik dengan prajurit itu. Namun, Huangfu Xiongcheng mengenakan aturan ketat pada latihan Qian Hezhen. Jika Qian Hezhen mau bertarung dengan murid dari Aula Bela Diri Ares, itu boleh saja. Tetapi jika dia mencari seseorang dari Gladiator, dia harus mendapatkan persetujuan dari Huangfu Xiongcheng sebelumnya. Setelah mendengar permintaan Qian Hezhen, Huangfu Xiongcheng tidak menghalanginya, tetapi meminta Ratu untuk memastikan bahwa Han Sen berkualifikasi menjadi lawan Qian Hezhen. Huangfu Xiongcheng memiliki pengharapan yang tinggi pada Qin Hezhen, tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan latihannya. Huangfu Xiongcheng tidak mau lawan Qian Hezhen terlalu kuat maupun terlalu lemah. Dan jika lawan Qiang Hezhen tidak berada pada jalur yang tepat, mungkin juga akan mempengaruhi Qian. Huangfu Xiongcheng tidak akan mengijinkan hal itu terjadi dan mempercayai Ratu untuk membuat keputusan apakah Han Sen sesuai menjadi lawan Qian Hezhen. Itulah alasan mengapa Ratu mengundang Han Sen. Ratu adalah pengunjung langganan di Gladiator, maka dia sesekali akan mengirim undangan pada Han Sen untuk memeriksa apakah dia online. Walaupun Han Sen tidak mengetahui cerita di balik undangan, dia sangat menanti-nantikan pertarungan dengan Ratu. Setelah hitungan mundur berakhir, Han Sen memasuki arena. Tanpa ragu-ragu, Han Sen menggunakan Mantra Klenik untuk memperkuat fungsi jantung, darah dan tenaga dalam. Tingkat kebugarannya meningkat dengan signifikan. Tanpa sepatah kata, Han Sen melemparkan tinju pada Ratu. Dia takut kalau dia tidak segera menyerang, dia mungkin tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya. Ratu pasti jauh lebih kuat daripada makhluk paling super dalam Tempat Suci Para Dewa. Oleh karena itu, tinju Han Sen membawa seluruh kekuatannya, dan akan membuat sebagian besar orang terkejut dengan keahlian serangan gerilyanya. Awalnya, Han Sen pikir Ratu akan membalas pukulannya dengan ganas, yang merupakan gayanya. Namun, Ratu hanya menghindari tinju Han Sen dan tidak membalas. Han Sen tercengang. Tanpa berpikir banyak, dia melemparkan tinju kedua. Menghadapi lawan seperti ini, akan ideal kalau dia dapat bertahan selama beberapa ronde. Tinju yang menghabiskan seluruh kekuatannya hanya memerlukan satu langkah bagi Ratu untuk menghindar. Tidak ada keahliannya yang berhasil. Han Sen memutuskan untuk menggunakan ritme tanpa aturan tengkorak. Dia menyimpulkan ritme Ratu dan memukulnya ketika pertahanan dia menurun. Namun, dia tiba-tiba merubah ritmenya dan menyebabkan serangan Han Sen berakhir dengan sia-sia. Han Sen tidak pernah bertemu dengan lawan yang dapat merubah ritmenya serta merta seperti ini, sehingga membuatnya terkejut. Tidak peduli betapa bagus penilaian awalnya, dia harus mendasarkan prediksinya pada ritme lawan. Ratu dapat merubah ritme sesuai dengan keinginannya, yang artinya mustahil bagi Han Sen untuk menentukan pola gerakannya. Setiap penilaian awal menjadi sia-sia belaka. Walaupun Han Sen terkejut, dia tetap tenang dan mencoba semua metode yang dia ketahui untuk menyerang Ratu. Walaupun Han Sen tidak mengetahui mengapa Ratu sama sekali tidak membalas, dia merasa senang mendapatkan kesempatan untuk bertanding dengan lawan dari tingkat ini. Biasanya, evolver dengan tingkatannya tidak akan menerima undangannya, tetapi kali ini, Ratu bahkan mengirimkan undangan. Han Sen tidak peduli dengan alasan mengapa dia tidak menyerang balik, asalkan dia memiliki kesempatan untuk berlatih dengannya. Namun, tidak peduli keahlian apa yang digunakan Han Sen, dari serangan gerilya sampai keahlian tengkorak, dari Tiga Belas Tebasan sampai Badai Pedang, tidak ada yang berhasil diterapkan pada Ratu. Dia bahkan tidak dapat menyentuh ujung pakaiannya. Yang lebih menakutkan adalah hanya dengan menghindari serangan Han Sen, Ratu berhasil memojokkan Han Sen. Dan dia tidak sadar sampai hal itu terjadi. Han Sen tercengang. Dia adalah satu-satunya yang melancarkan semua serangan, sedangkan Ratu berhasil memaksanya ke sebuah sudut hanya dengan menghindari serangannya. Dia tidak dapat membayangkan seberapa besar celah antara mereka berdua. Akhirnya, ketika Han Sen terpojok, Ratu melancarkan serangan pertamanya. Melompat ke udara, dia menendang kakinya ke dada Han Sen. Chapter 325 - Jaga Jarak Han Sen tidak ada tempat untuk berlari. Tendangan Ratu segera mengenainya bahkan lebih parah daripada gigitan kura-kura. Han Sen segera mencoba untuk menghalangi tendangan kaki Ratu dengan kedua tangannya, menggunakan Diversi dan teknik menempel, berharap dia dapat meminjam kekuatan Ratu. Tetapi tidak berguna. Agar dapat menggunakan Diversi, dia harus memahami kekuatan lawan; Menempel pada lawan, dia harus mengikuti kekuatan Ratu. Namun, tendangan Ratu begitu tajam dan cepat sehingga Han Sen juga tidak sempat melakukannya. Plang! Kakinya menendang tangan Han Sen kemudian dadanya. Dia merasa seluruh tubuhnya hancur berkeping-keping. Kemudian badan simulasinya tiba-tiba menghilang. Membunuh dengan satu serangan, bahkan bukan pada bagian yang vital. Hanya ada satu kemungkinan bagi sistem untuk membuat penilaian seperti itu: kekuatan kedua pihak terlalu berjarak jauh sehingga mereka tidak berada pada tingkat yang sama. Han Sen kembali ke ruang tunggu dan mengirim permintaan berteman pada Ratu. Jika mereka dapat bertemu lagi, Han Sen berharap dapat bertarung dengan Ratu lagi. Jika dia tidak mau menambahkannya, dia tidak rugi apapun. Tanpa terduga, Ratu menerima permintaannya dan Han Sen merasa senang melihat Ratu di daftar pertemanannya. Ketika dia akan mengirimkan undangan pada Ratu untuk bertarung lagi, namanya menjadi gelap. Jelas, dia telah meninggalkan Gladiator. Sayang sekali! Tetapi karena dia telah menambahkan aku, aku yakin akan mendapatkan kesempatan di masa depan. Pikir Han Sen, membasahi bibirnya. Ratu jauh lebih kuat daripada makhluk super. Jika dia berkesempatan untuk berlatih dengannya, maka akan sangat berguna dalam mempersiapkan dirinya untuk perburuan selanjutnya. Han Sen tidak peduli mengapa Ratu mau bertarung dengannya. Dia tidak menggunakan identitas asli untuk mendaftar dan bahkan menggunakan fungsi mengaburkan wajah. Tidak ada yang mengetahui siapa dia, dan Ratu seharusnya juga tidak mengetahuinya. Sebelum Han Sen meninggalkan platform, dia membayar untuk mengunduh video pertarungan melalui jaringan komunikasinya. Han Sen memutuskan untuk mempelajari video itu dan mencari tahu bagaimana Ratu berhasil memojokkannya. Setelah meninggalkan Gladiator Ratu memutar sebuah nomor dan membuat panggilan singkat. Dia melapor kesimpulannya pada Huangfu Xiongcheng, bahwa dia merasa yakin Seorang Prajurit dari Kapal Perang adalah lawan yang sesuai bagi Qian Hezhen. Walaupun dia mengalahkan Han Sen hanya dengan satu serangan, penampilan Han Sen di luar dugaannya, itulah alasan Ratu setuju untuk menambahkannya. Sebenarnya, Han Sen adalah satu-satunya orang dalam daftar teman Ratu. Dia bahkan tidak menambahkan satupun murid dalam Aula Bela Diri Ares. Pada kenyataannya, Ratu tidak pernah berbincang dengan siapapun atau menambahkan siapapun dalam Gladiator. Alasan dia setuju untuk menambahkan Han Sen adalah walaupun kebugarannya lemah, Han Sen memiliki beberapa teknik yang menginspirasi dirinya. Misalnya, cara Han Sen membuat serangan cukup tersembunyi sehingga dia hanya dapat mengetahui maksudnya setelah Han Sen mendekatinya. Dan Han Sen jelas sangat memahami ritme, yang memaksanya untuk mengganti ritme untuk menghadapi serangan Han Sen. Selain itu, Han Sen mengendalikan kekuatan dan badannya dengan sangat baik, yang sangat langka bagi orang-orang dengan tingkat kebugaran sepertinya. Mungkin karena Han Sen memiliki gaya yang mirip dengan seseorang yang dia kenal, Ratu memutuskan untuk menerima permintaan berteman dari Han Sen. Setelah bertarung dengan Ratu, Han Sen tidak menantang siapapun lagi. Dia meninggalkan Gladiator dan kembali ke asrama untuk menonton video yang diunduh berulang kali. Tidak diragukan lagi, Ratu adalah orang yang sangat hebat dan evolver tingkat tinggi. Han Sen tidak dapat menemukan celahnya sama sekali. Namun, ini bukan fokus Han Sen. Yang membuat Han Sen terkesan adalah keahliannya mengendalikan lawan. Bahkan bukan dari pergerakan kaki, Ratu bahkan tidak menggunakan gerakan kaki apapun dengan sengaja, tetapi lokasi yang dia putuskan untuk pergi saat menghindari serangan Han Sen membuat Han Sen merasa terancam dan tanpa sengaja berakhir ke tempat di mana Ratu menginginkan dia pergi. Dengan kata lain, Ratu tidak melancarkan serangan apapun, tetapi dia mampu memberikan tekanan yang luar biasa sehingga menimbulkan ancaman bagi Han Sen, sehingga dia ingin lari. Oleh karena itu, walaupun Han Sen adalah orang yang membuat serangan, tetapi berakhir dengan dipojokkan. Pemikiran lainnya membuat Han Sen berpeluh. Setiap tempat yang dipilih Ratu dapat mengancam Han Sen, artinya ada kekurangan dalam pergerakan Han Sen. Jika Han Sen tidak menjalani pertarungan ini dengan Ratu, dia tidak pernah terpikir bahwa dia memiliki begitu banyak kekurangan sehingga lawannya dapat mengambil kesempatan. Jika Ratu adalah lawannya, dan pertarungan mereka adalah pertarungan yang sebenarnya, Han Sen pasti sudah mati jutaan kali. Temuan Han Sen ini membuatnya merasa terkesan dan girang. Tidak apa-apa seseorang membuat kesalahan, asalkan orang itu mengetahui kesalahannya. Dalam hal ini, ratu menunjukkan dimana kesalahannya dan membuatnya melihat apa yang terlewatkan oleh Han Sen selama ini. Menyadari kesalahannya, Han Sen tahu bagaimana memperbaikinya. Dan tidak ada hal yang lebih baik daripada itu. Sebenarnya, Ratu tidak melakukannya dengan sengaja. Dia hanya ingin memaksa Han Sen menggunakan semua yang dia miliki agar dapat memastikan apakah dia sesuai menjadi lawan Qian Hezhen. Bahkan Ratu tidak menduga bahwa Han Sen dapat mempelajari begitu banyak hal dari pertarungan dengannya. Han Sen menonton video itu berulang kali dan menjadi semakin terkesan dengan Ratu. Pergerakannya terlihat tanpa disengaja, tetapi selalu mempunyai suatu tujuan di dalamnya. Seperti bermain Go dengan seorang pakar. Beberapa batu yang tampaknya tidak berguna pada awalnya berakhir menjadi kunci menuju sukses. Batu-batu yang tidak berguna sebenarnya tidak diletakkan secara sembarangan, tetapi bagian dari rancangan makro. Terakhir kali Han Sen melihat Ratu dalam pertarungan, dia melihat betapa kuatnya Ratu. Namun, setelah menjadi lawannya kali ini, Han Sen memahami mengapa dia begitu hebat. Chapter 326 - Teman Latihan Sampai keesokan harinya saat Han Sen menerima cairan geno Kelebihan Muatan, dia mematikan video pertarungannya melawan Ratu. Han Sen tidak tahu berapa kali dia telah menonton video itu. Semakin lama dia tonton, semakin banyak yang diperoleh. Dia memutuskan untuk melihatnya dari waktu ke waktu, jadi dia bisa memperhatikan lebih seksama kekurangan dan kelemahannya. Setelah meminum cairan geno, Han Sen mulai berlatih Kelebihan Muatan. Berbeda dengan Mantra Klenik yang menekankan pada menguatkan organ dalam, Kelebihan Muatan berfokus pada menambah tekanan pada tubuhnya. Singkatnya, saat berlatih Kelebihan Muatan, Han Sen perlu berlatih terus menerus untuk merangsang sel-sel tubuhnya untuk membuat tubuhnya bekerja dalam kondisi ekstrim. Setelah berpikir sejenak, Han Sen memutuskan untuk berlatih Kelebihan Muatan di Gladiator melalui pertarungan. Di perangkat holografis, tubuh simulasi disinkronisasikan dengan tubuh aslinya. Meskipun dia tidak akan terluka, tapi gerakannya sungguh-sungguh terjadi. Han Sen memasuki golongan evolver di Gladiator lagi dan segera menerima permintaan pertemanan. Han Sen menerima permintaan tersebut. "Mengapa seseorang menambahkanku?" Han Sen sedikit terkejut dan mengecek ID itu. ID itu bernama "QZH," yang tidak dikenalnya. Dengan segera, QZH muncul di daftar teman Han Sen. Beberapa detik kemudian, QZH mengirimkan Han Sen undangan untuk bertarung. Jarang sekali seseorang mengundang Han Sen, jadi dia segera menyetujuinya. Saat dia menunggu hitungan mundur, dia mengecek lawannya. QZH adalah pemuda berumur sekitar 20-an. Jika dilihat dari umurnya, bahkan jika dia seorang evolver, dia harusnya masih baru dan lemah. Han Sen melihat QZH tidak membawa senjata dan memilih untuk tidak menggunakannya juga. Kelebihan Muatan membutuhkan gerakan tubuh, dan akan lebih nyaman tanpa senjata. Setelah pertarungan dimulai, QZH segera menyerbu Han Sen dan Han Sen melawan balik. Tidak lama, Han Sen terkejut. QZH lebih kuat dari perkiraannya. Han Sen memperkirakan kalau dia setidaknya memiliki indeks kemampuan 30. Jika dia baru berevolusi, maka dia semestinya berevolusi dengan melampaui poin geno sakral. Yang lebih mengesankan adalah QZH tidak hanya memiliki kemampuan yang tinggi, tapi juga sangat hebat dalam bertarung. Setiap gerakan yang dia lakukan sangat kuat. Han Sen bisa mengatakan kalau dia pastilah belajar dari guru ahli. Han Sen jadi bersemangat. Ini akan sangat menguntungkannya untuk berlatih bersama orang seperti QZH. Han Sen melakukan Mantra Klenik dan jauh meningkatkan level kemampuannya, jika tidak dia tidak bisa menandingi QZH. Meskipun begitu, Han Sen masih lebih lemah dari QZH dalam hal kemampuan. Setelah menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, Han Sen bisa mencapai level kemampuan dua puluh delapan, sementara indeks rata-rata QZH adalah 30, dan beberapa kategori melampaui tiga puluh. Jika QZH adalah pemula, sangat mungkin kalau dia bisa mendorong indeks kemampuannya di atas 100, yang merupakan tujuan banyak evolver. Namun, sedikit orang yang bisa mencapai tujuan tersebut. Mereka yang berevolusi dengan melampaui poin geno mutan akan memperoleh indeks kemampuan sekitar 20 setelah evolusi. Mereka yang berevolusi dengan melampaui poin geno sakral akan tubuh sakral dan mencapai indeks kemampuan 30. Setelah mengumpulkan poin geno di Tempat Suci Para Dewa Kedua, idealnya evolver bisa meraih indeks kemampuan 100, yang merupakan nilai tertinggi yang bisa evolver raih. Han Sen senang bertarung dengan QZH, yang kuat tapi tidak cukup kuat untuk mengeliminasi Han Sen seketika. Han Sen menggunakan segala cara untuk menghadapi QZH dan merangsang daya hidup sel tubuhnya dan Kelebihan Muatannya. Di awal, Kelebihan Muatan hanya memiliki efek terbatas. Han Sen harus melakukan terobosan dalam keadaan Kelebihan Muatan untuk meningkatkan efeknya. Duar! Dalam setengah jam, Han Sen dikalahkan QZH. QZH lebih baik darinya dalam segala aspek dan tidak memberinya kesempatan untuk melawan balik. Han Sen tidak merasa kesal dan mengirimkan QZH undangan. QZH segera menyetujuinya. QZH hebat dalam hal kekuatan dan kecepatan, dan dia menggunakan banyak seni geno hyper yang Han Sen belum pernah lihat sebelumnya. Menyadari bahwa dia bukanlah lawan QZH dalam hal kemampuan dan seni geno hyper, Han Sen memikirkan satu hal. "Mungkin aku bisa mencobanya. Setidaknya itu akan memberiku waktu lebih." Han Sen memikirkan keahlian mengendalikan lawan yang Ratu gunakan. Karena sulit melawan QZH secara langsung, hal terbaik yang Han Sen bisa lakukan adalah meningkatkan kemampuannya dan menghilangkan kekurangannya. Selain itu, dia perlu menggunakan beberapa strategi untuk memperpanjang waktu pertandingan. Keahlian mengendalikan lawan Ratu seperti strategi reversi. Saat dia melakukan langkah pertama, dia harus membayangkan gambaran besar di benaknya dan berpikir sepuluh langkah ke depan. Hanya dengan melakukan hal itu dia bisa memancing atau menekan lawannya untuk mengikuti keinginannya. Meskipun tampaknya Han Sen belum bisa mencapai level Ratu dalam satu atau dua bulan, dia sangat menyukai kemampuan mengendalikan lawan, dan itulah mengapa Han Sen meniru kemampuan mengendalikan lawan Ratu selama pertarungannya dengan QZH. Meskipun Han Sen melakukannya dengan sangat buruk di awal, dia semakin maju secara perlahan. Ini adalah kemampuan yang menutuhkan banyak sekali latihan. Qian Hezhen merasa penasaran saat melawan Han Sen. Qian Hezhen selalu berlatih dengan para evolver di Aula Bela Diri Ares. Bahkan meski para evolver itu memiliki banyak teknik, Qian Hezhen lama-lama mengenal pola gerakan mereka. Akan tetapi, pertarungan melawan Han Sen berbeda. Han Sen memperlihatkannya hal-hal berbeda, seperti ritme yang tak beraturan dan serangan yang aneh, terkadang bahkan trik Qian Hezhen sendiri. Qian Hezhen berpikir Han Sen orang yang unik. Qian Hezhen menganggap apa yang dia pelajari cukup berbeda dari yang biasanya, sementara Han Sen tidak pernah berhenti mengejutkannya, yang memberikannya banyak inspirasi. Qian Hezhen dan Han Sen tidak berkomunikasi sama sekali, dan selalu memulai pertarungan saat mereka saling bertemu, yang berlanjut berhari-hari. Tanpa obrolan apa pun, mereka tenggelam dalam latihan mereka dan menganggap satu sama lain sebagai teman latihan. Chapter 327 - Juara Mutlak Qian Hezhen menghabiskan banyak waktu di Gladiator belakangan ini, tapi dia merasa semakin dan semakin tertekan. Semakin sulit baginya untuk mengalahkan Han Sen. Awalnya, Qian Hezhen hanya penasaran dengan trik tak terduga Han Sen. Namun, dia semakin memerlukan banyak usaha untuk mengalahkan Han Sen. Dua hari belakangan ini, dia harus menggunakan segala yang dimilikinya dan mencari terobosan baru untuk menang. Masalah utamanya adalah kemampuan Han Sen semakin meningkat, yang membuat Qian Hezhen kehilangan keunggulannya. Sebenarnya, ini tidak dikarenakan oleh perkembangan kemampuan Han Sen, tapi kemajuan yang dilakukannya dalam berlatih Kelebihan Muatan. Kini, Han Sen bisa menunjukkan kemampuannya lebih baik dengan Kelebihan Muatan, yang membuat Qian Hezhen merasa fisik Han Sen semakin baik. Di bawah Kelebihan Muatan, pertarungan ini berbahaya bagi Han Sen. Sekalinya Kelebihan Muatan melampaui batasnya, akan ada akibat yang mengerikan. Namun, saat ini, tubuh Han Sen belum mencapai batas itu. Belum¡­ belum cukup cepat¡­ Kecepatan ini tidak cukup untukku untuk menghindari gigitan kura-kura. Tubuh Han Sen bergerak dengan kecepatan yang mengagumkan dan kakinya hampir terlihat kabur dengan melakukan Sparticle. Meskipun Han Sen menghabiskan sebagian besar waktunya di Gladiator, dia berlatih satu jam per hari tanpa perangkat holografis. Di pertarungan virtual, dia tidak bisa merasakan setiap detail, yang mengharuskannya berlatih satu jam. Lokasi yang Han Sen pilih untuk berlatih adalah arena Perkumpulan Kerangka Perang Berat, yang berlanjut menjadi perkumpulan tidak populer. Setelah si Gendut dan si Kurus lulus, hanya Han Sen dan kawan-kawannya yang tersisa di perkumpulan. Karena Wang Mengmeng, sekolah mengizinkan mereka untuk menjaga perkumpulan dan anggar mereka. Namun, tidak ada yang akan kemari biasanya. Saat ini, akan tetapi, seseorang menyaksikan Han Sen berlatih dari jauh. Jing Jiya menonton Han Sen berlatih dengan perasaan campur aduk. Sejak kalah dari Han Sen terakhir kali, Jing Jiya mempelajari panah berputar lebih keras untuk waktu lama. Namun, tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak bisa sebaik Han Sen. Mendengar tentang latihan Han Sen, Jing Jiya memutuskan untuk menunggu Han sen di sana dan berbicara dengannya. Namun, Han Sen langsung mulai latihan sejak dia datang kemari, jadi Jing Jiyu menonton dan menunggunya. Setelah menyaksikannya beberapa lama, raut wajah Jing Jiya berubah. Meskipun Han Sen hanya berlatih berlari bolak-balik, Jing Jiya terkejut dengan kecepatan Han Sen. Dia hanya pernah melihat kecepatan itu di antara para evolver. Dari semua orang yang belum berevolusi yang dikenalnya, Jing Jiya belum pernah menyaksikan kecepatan seperti itu, bahkan tidak dengan kakaknya, Jing Jiwu. Han Sen bahkan tidak menggunakan Mantra Klenik, jika tidak dia bisa lebih cepat lagi. "Apa kau perlu sesuatu?" Setelah latihan, Han Sen duduk di kursi, mengelap wajahnya, minum air, dan menatap Jing Jiya. Dia telah menyadari Jing Jiya sejak awal. "Kau bilang kau akan mengajariku panah berputar. Apa benar?" kata Jing Jiya sambil menggigit bibirnya. Untuk seseorang dengan harga diri tinggi seperti Jing Jiya, tidaklah mudah untuk memohon. "Tentu, jika kau mau belajar, yang kau perlukan hanya membayar jasaku, maka aku akan dengan senang hati mengajarmu," kata Han Sen sambil tersenyum. "Apa kau tidak takut aku akan belajar darimu dan kemudian mengalahkanmu?" Jing Jiya menatap Han Sen dan bertanya. Han Sen menghabiskan airnya, melempar botol kosong ke dalam tong sampah, dan berkata, "Selama itu hal yang telah kupelajari, aku akan berusaha sebaik mungkin. Jika kau mau belajar, aku bisa mengajarimu kapanpun, tapi kau tidak akan pernah mampu mengalahkanku." Sambil melihat ekspresi Han Sen, Jing Jiya menggertakkan gigi dan berkata, "Aku mau belajar. Kapan kau bisa mulai mengajariku?" "Jika kau membayarku, kita bisa mulai sekarang," Han Sen tersenyum dan berkata. Jing Jiya langsung membayar sesuai permintaan Han Sen. Dia tidak yakin dia akan kalah dari Han Sen. Dengan bakatnya, yang kurang darinya adalah trik Han Sen. Selama dia mempelajari trik Han Sen, dia tidak akan kalah lagi dari Han Sen. Setelah mengambil uangnya, Han Sen mulai mengajari Jing Jiya panah berputar. Karena Jing Jiya telah berlatih keras soal itu, mudah untuk mengajarinya. Han Sen tidak menyembunyikan apapun saat dia mengajar. Dia mengajarkan Jing Jiya segala yang dia perlukan tentang panah berputar, dan yang kurang hanyalah Jing Jiya harus berlatih. Seperti yang Han Sen katakan, dia tidak takut orang lain belajar darinya, karena dia masih akan menjadi juara mutlak menggunakan teknik yang sama. Selain itu, panah berputar hanyalah satu dari banyak hal yang dia tahu. Meskipun trik itu penting dalam bela diri, yang lebih penting adalah menggunakan trik yang tepat di saat yang tepat. Penerapan adalah kunci dari segala jenis seni bela diri. Jing Jiya hanya mempelajari bagaimana menembakkan panah berputar, tapi tidak memiliki gayanya sendiri. Karena Jing Jiya rela untuk membayar, Han Sen tidak masalah memperoleh uang lebih. Meskipun dia tidak butuh uang saat ini, tidak ada salahnya punya tambahan uang. Jing Jiya tadinya takut Han Sen akan menahan diri dan hanya mengajarinya sebagian dari triknya. Namun, dia segera tahu kalau jika dia telah mempelajari segala yang Han Sen ajarkan, dia mampu menembakkan panah berputar seperti Han Sen,mungkin lebih baik. Apa dia terlalu percaya diri? Mengapa dia yakin dia akan selalu mengalahkanku? Menatap Han Sen pergi, Jing Jiya tidak tahu apa yang harus dipikirkannya. Setelah kembali ke asrama, Han Sen menerima panggilan dari si Penjudi, yang mengatakan padanya ada misi baru yang ditunjuk oleh manajemen. Setelah membaca informasi yang dikirim si Penjudi, Han Sen terkejut ada orang seperti itu di Tempat Suci Para Dewa. Han Sen berpikir dan mengatakan pada si Penjudi bahwa dia akan mengambil misi tersebut. Di satu sisi, misi itu terlalu berbahaya untuk sebagian besar anggota lainnya di regu khusus; di sisi lain, Han Sen secara pribadi ingin bertemu dengan orang itu, dan karenanya dia memutuskan untuk mengambil misi tersebut. Yang terpenting, orang itu saat ini ada di Penampungan Agung. Chapter 328 - Tumbuh-tumbuhan Isi dari misi tersebut adalah memberikan perlindungan pada target saat target tiba di Penampungan Baju Baja dan menemani target ke penampungan berikutnya. Saat ini, target masih di Penampungan Agung dan akan berjalan menuju Penampungan baju Baja. Han Sen memutuskan untuk menemui target sebelum misi dimulai. Target adalah seorang profesor bernama Sun Minghua. Menurut profilnya, dia berumur sekitar 80 tahun dan telah melampaui semua empat tipe poin geno. Namun, dia masih memilih tinggal di Tempat Suci Para Dewa pertama dari pada memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua karena dia adalah profesor tumbuh-tumbuhan. Dia telah melakukan penelitian pada tumbuh-tumbuhan di Tempat Suci Para Dewa pertama selama puluhan tahun. Sebenarnya, meski Sun Minghua telah melampaui poin genonya, dia tidak pandai bertarung. Yang dia miliki hanyalah fisik yang kuat. Sun Minghua tidak menghabiskan waktunya untuk berlatih seni geno hyper atau kemampuan bertarung, tapi mengerahkan tenaganya untuk mempelajari tumbuhan di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Seluruh poin genonya berasal dari daging yang disediakan oleh Aliansi. Dia tidak pernah berburu. Han Sen sangat menghormati orang sepertinya. Jika Sun Minghua memilih tinggal di Tempat Suci Para Dewa Pertama, dia akan menua lebih cepat dari para evolver. Nantinya, meski dia akan memperoleh 100 tahun masa hidup saat dia berevolusi, proses penuaan tidak bisa diputar balik. Dia akan terus hidup sebagai pria tua. Lebih parahnya, tubuh yang tua sangat buruk untuk berburu. Saat Sun Minghua memasuki Tempat Suci Para Dewa Ketiga, tidak mungkin dia akan selamat. Selain itu, Sun Minghua tidak pernah berlatih seni geno hyper. Di umurnya yang sekarang, sudah terlambat sekali untuk memulainya. Pilihannya adalah melakukan penelitian dengan mengorbankan hidupnya. Han Sen tidak bisa melakukannya, tapi dia sangat mengagumi orang seperti Sun. Yang Han Sen tidak pahami adalah mengapa Sun Minghua melakukan penelitian dengan kondisi di mana teknologi tidak bisa digunakan di Tempat Suci Para Dewa. Seluruh jenis peralatan dan formula tidak bisa digunakan di Tempat Suci Para Dewa. Lalu, untuk apa Sun Minghua melakukan penelitian ini? Berbicara soal tanaman, Han Sen teringat oleh kura-kura, yang muncul dari laut untuk memakan tumbuhan di Pegunungan Perunggu. Han Sen penasaran apa arti tumbuhan bagi kura-kura itu. Han Sen tiba di ruangan di Penampungan Agung pada saat yang dijanjikan dan melihat Sun Minghua. Karena dia telah melampaui seluruh poin genonya, Sun Minghua tidak tampak seperti pria tua berumur 80 tahun. Dia tampak seperti berumur sekitar 40-an. Selain profesor Sun Minghua, Han Sen juga melihat tiga anggota regu khusus Penampungan Agung yang bertanggung jawab atas keselamatan profesor di Penampungan Agung. "Apa kau Han Sen? Sepertinya aku akan segera menjadi masalahmu," Profesor Sun Minghua menyapa Han Sen dengan akrab. "Keselamatanmu adalah tugasku," kata Han Sen. Namun, tiga anggota regu khusus Penampungan agung tidak ramah dengan Han Sen. Mereka masih di penampungan mereka, sementara orang asing--Han Sen menyela misi mereka, yang membuat mereka kesal. Han Sen sangat paham dan berkata pada kepala regu khusus Penampungan Agung, Jin Rijie, "Tenanglah. Aku hanya ingin mengikutimu ke Penampungan Baju Baja. Sebelum kita tiba di sana, aku akan mengikuti perintahmu dan tidak akan membuat masalah." Jin Rijie sedikit melunak dan memperkenalkan dua anggota lainnya pada Han Sen. Satu di antaranya bernama Lu Mingda dan lainnya Jin Qiuli. Lu Mingda cukup berotot dan membawa palu besar yang tampak familiar bagi Han Sen. Han Sen mencoba mengingat-ingat dan mengenali kalau palu itu adalah senjata berdarah sakral yang diperolehnya dari membunuh makhluk berdarah sakral di Lembah pasir. Dia memberikan palu itu pada Huangfu Pingqing untuk beraksi dan kini berakhir di tangan Lu Mingda. Kenyataan bahwa Lu Mingda mampu menggunakan palu ini menunjukkan bahwa dia berbakat dalam hal kekuatan. Han Sen yakin dia pasti juga berlatih seni geno hyper yang berfokus untuk meningkatkan kekuatannya. Jin Qiuli adalah sepupu Jin Rijie. Dia tampak sopan dan santai. Meski tiga orang itu sedikit kesal soal Han Sen yang bergabung lebih awal, mereka tidak bisa berkata apa-apa karena Han Sen telah menyerahkan aplikasinya yang disetujui oleh manajemen. Selain itu, Han Sen tidak menyebabkan masalah atau menyuarakan pendapatnya, yang membuat mereka merasa lebih baik. Sun Minghua tidak langsung pergi ke Penampungan Baju Baja, tapi perlu mengumpulkan beberapa contoh sampel tanaman di dekat Penampungan Agung terlebih dulu, yang akan memakan waktu sepuluh hari. Yang mengejutkan Han Sen, tujuan Sun Minghua adalah Pegunungan Perunggu. "Profesor, mengapa kau terobsesi pada tumbuh-tumbuhan di Tempat Suci Para Dewa?" setelah mengenal Sun Minghua lebih baik, Han Sen tahu bahwa dia enak diajak bicara. Suatu malam, saat orang-orang makan malam di dekat api unggun, Han Sen menyuarakan keraguannya. Sun tersenyum dan berkata, "Ini lebih seperti tradisi keluarga. Kakek dan ayahku semuanya peneliti di bidang ini. Aku mendapat banyak pengetahuan tentang tumbuhan sejak kecil dan selalu tertarik untuk mempelajarinya." Han Sen termenung dan tidak berkata apa-apa. Dia tidak tahu cara menanyakan apa yang dia pikirkan. Makhluk di Tempat Suci Para Dewa memberi kontribusi poin geno untuk manusia, sementara tidak ada yang pernah memperoleh poin geno dari memakan tumbuhan. Selain itu, sebagian besar tanaman berbahaya bagi tubuh manusia. Sepertinya Sun Minghua bisa membaca pikiran Han Sen. Atau mungkin sudah banyak orang yang menanyakan hal yang sama sebelumnya. "Alasanku mempelajari tumbuh-tumbuhan di Tempat Suci Para Dewa Pertama adalah untuk memberikan kontribusi bagi umat manusia," profesor itu tersenyum dan berkata. "Makhluk di Tempat Suci Para Dewa bisa memberikan poin geno, tapi tumbuhan tidak sama. Mereka semua makhluk hidup, tapi mengapa mereka sangat berbeda?" Han Sen menggelengkan kepalanya, karena dia juga tidak tahu alasannya. "Sebenarnya, keluargaku pernah mempelajari obat-obatan, dan berfokus pada obat herbal kuno. Kakek dan ayahku percaya bahwa karena segala tumbuhan memiliki nilai medis, kami juga bisa mengambil keuntungan dari tanaman di Tempat Suci Para Dewa. Kenyataannya, kita semua tahu banyak tanaman yang berbahaya bagi tubuh manusia, tapi ini membuktikan lebih lanjut kalau tanaman itu efektif¡­" Sun Minghua terus melanjutkan penjelasannya. Chapter 329 - Si Kura-kura Lagi Tiga orang dari Penampungan Agung telah mendengarnya berkali-kali dan tidak lagi tertarik, sementara Han Sen begitu penasaran. Tiga generasi di keluarga Sun Minghua telah melakukan penelitian besar mengenai tanaman di Tempat Suci Para Dewa pertama dan hal yang tersisa adalah mencari tahu apakah tanaman di Tempat Suci Para Dewa bisa digunakan sebagai obat. Karena metode ilmiah tidak berfungsi di Tempat Suci Para Dewa, keluarga profesor Sun masih mampu meraih hasil yang hebat dalam penelitian. Mereka sebagian besar melakukan penelitian melalui pengamatan reaksi dari makhluk setelah mengkonsumsi tanaman tertentu. Mereka juga memelihara beberapa makhluk untuk diberi makan tumbuhan untuk menentukan efek dari tanaman yang berbeda. Tentunya, makhluk berbeda dengan manusia. Sebelum mereka melakukan eksperimen pada manusia, mereka tidak bisa memperkenalkan penemuan mereka. Akan tetapi, profesor Sun Minghua membagi beberapa penemuannya pada Han Sen. Contohnya, kakek Sun Minghua telah membuat pasta khusus dari beberapa tanaman di Tempat Suci Para Dewa, yang efektif untuk luka luar. Sebenarnya, mereka memiliki penemuan yang serupa, yang hanya diterapkan di lingkup terbatas. Alasan utamanya adalah obat herbal yang mereka buat tidak lebih baik daripada obat buatan di Aliansi. Selain itu, efek sampingnya tidak diketahui, dan itulah mengapa sulit untuk dipromosikan. Han Sen telah mengobrol banyak dengan Sun Minghua di perjalanan. Han Sen terutama ingin mempelajari beberapa pengetahuan umum yang mungkin berguna di Tempat Suci Para Dewa. Terlebih lagi, dia tertarik dengan tanaman yang dipilih kura-kura untuk dimakan dan penasaran dengan kegunaan mereka. Sayangnya, meski Sun Minghua telah melakukan penelitian bertahun-tahun, tidak cukup waktu baginya untuk menjelajahi Tempat Suci Para Dewa Pertama. Han Sen menggambarkan pohon buah itu pada Sun Minghua, sementara Sun Minghua tidak tahu tumbuhan apa itu, apalagi efeknya. Namun, setelah mendengar tentang kura-kura dari Han Sen, Sun Minghua berkata, "Dalam puluhan tahun penelitianku, aku telah menyaksikan banyak makhluk mengkonsumsi tumbuhan, meski sebagian besar dari mereka tidak perlu makan tumbuhan. Menurut pengamatanku, makhluk tidak mengkonsumsi tumbuhan untuk bertahan hidup seperti kita." "Lalu untuk apa mereka memakan tumbuhan?" tanya Han Sen. "Aku telah berpikir banyak soal hal itu, dan kesimpulanku adalah bahwa tanaman itu mungkin berguna untuk reproduksi mereka," Sun Minghua ragu-ragu dan berkata. Regu khusus Penampungan Agung tidak setuju dengan Sun Minghua. Mengapa tumbuhan membantu reproduksi mereka? Tumbuhan tidak seperti obat kuat. Akan tetapi, kata-kata Sun Minghua mengingatkan Han Sen pada singa emas. Meskipun singa emas tidak membutuhkan tumbuhan, dia mengkonsumsi banyak makhluk sebelum melahirkan bayinya. Han Sen menebak-nebak, entah tumbuhan ataupun daging, semua makhluk yang hamil perlu makan. Jika itu benar, Han Sen merasa dia sepertinya punya kesempatan. Mungkin kura-kura juga makan untuk melahirkan. Jika seperti singa emas, dia akan mengeluarkan sari kehidupan untuk memberi makan bayinya setelah melahirkan. Saat itulah Han Sen berkesempatan mencuri sari kehidupannya. Han Sen baru saja mulai berlatih Kelebihan Muatan. Dia takut kura-kura akan kembali ke lautan. Jika dia bisa mengambil sari kehidupannya saat kura-kura itu melahirkan, itu akan bagus sekali. "Han Sen, apakah kura-kura yang kau bilang masih di Pegunungan Perunggu?" saat Han Sen masih berpikir bagaimana cara meminta profesor Sun Minghua untuk memeriksa kura-kura itu, profesor itu bertanya lebih dulu. "Harusnya masih di sana. Tidak ada yang melihatnya keluar dari sana," jawab Han Sen buru-buru. "Baiklah. Ayo kita pergi melihat kura-kura. Itu mungkin berguna bagi penelitianku," Sun Minghua memutuskan rencananya. Regu khusus Penampungan Agung juga tidak menghalanginya. Mereka tidak berpartisipasi dalam kelompok perburuan kura-kura, tapi mereka telah mendengarnya. Ada banyak makhluk di Pegunungan Perunggu, tapi tidak ada dari mereka yang menakutkan. Menurut pendapat mereka, kura-kura itu seharusnya tidak terlalu berbahaya karena tidak cepat. Hanya Han Sen yang tahu kura-kura itu luar biasa cepat. Han Sen tidak mengatakan apapun tentang itu dan hanya ingin mengecek kura-kura itu dari jauh. Selain itu, Han Sen ingin profesor itu menentukan apakah kura-kura itu akan melahirkan. Sun Minghua harusnya bisa mengetahuinya. Sekelompok orang itu bergegas menuju Pegunungan Perunggu. Sun Minghua memiliki fisik yang bagus dan tunggangan berdarah sakral, jadi perjalanan mereka cukup mulus. Tidak banyak hal yang Han Sen harus lakukan dan terus mengobrol dengan Sun Minghua. Sun Minghua menghabiskan puluhan tahun meneliti di Tempat Suci Para Dewa, sementara kawan-kawannya telah pergi cepat atau lambat. Jarang sekali ada pemuda yang mendengarkannya seperti Han Sen. Karena Han Sen tertarik, Sun Minghua bercerita banyak. Sun Minghua melakukan penelitiannya sebagai hobi dan kuga bermanfaat bagi umat manusia, jadi tidak ada yang perlu disembunyikan dan mengajari Han Sen banyak ilmu praktek, seperti bagaimana menentukan tanaman mana yang bisa dimakan dan yang beracun. Han Sen mengingat segala informasi itu, yang mungkin menyelamatkan nyawanya di kemudian hari. Setelah berkelana di punggung singa emas, Han Sen mengerti bahwa sekalinya dia meninggalkan penampungan, tidak mudah bagi manusia untuk bertahan di alam liar. Setelah mencari di Pegunungan Perunggu berhari-hari, mereka akhirnya menemukan si kura-kura yang sedang mengunyah beberapa sulur merah dan coklat. "Profesor, mari tetap di sini dan melihatnya. Jika mendekat, itu akan berbahaya." Han Sen menghentikan profesor Sun Minghua yang mendekati si kura-kura. Sun Minghua mengerutkan dahi dan berkata, "Ini terlalu jauh dan aku tidak bisa melihat apa pun. Bisakah kita mendekat?" "Coba dahulu dengan teleskop. Terlalu berbahaya untuk mendekat," kata Han Sen. "Apa yang bisa dilihat dari sini? Pergilah, profesor. Kami akan melindungimu." Kata Lu Mingda setelah melemparkan pandangan tidak setuju pada Han Sen. Chapter 330 - Melawan Si Kura-kura Sun Minghua ingin lebih dekat dengan kura-kura. Jin Rijie mengecek jaraknya dan tidak menghalanginya. "Profesor, makhluk berdarah sakral ini sesuatu yang berbeda. Terakhir kali, banyak orang dari Penampungan Agung pergi memburunya, sementara mereka tidak hanya gagal tapi juga kehilangan banyak orang. Bagaimana jika kita menjauh darinya?" Han Sen mencoba membujuk profesor itu. Karena dia yang mengatakannya pada profesor itu, Han Sen tidak ingin melihat hal buruk terjadi. "Han Sen, apa kau meragukan kemampuan regu Khusus Penampungan Agung?" kata Lu Mingda tidak senang. Jin Rijie dan Jin Qiuli ikut cemberut. Han Sen telah berlaku baik sejauh ini, tapi kini dia mencoba menyela misi mereka. Sun Minghua dengan cepat berkata, "Han Sen, jangan cemas. Kita tidak mencoba menghampirinya, hanya agak sedikit mendekat. Kita akan baik-baik saja." Han Sen tidak tahu harus berkata apa lagi pada mereka. Dia tidak bisa mengatakan kalau itu bukan makhluk berdarah sakral, tapi makhluk super. Profesor itu telah bergerak dan mendekati kura-kura di bawah perlindungan regu khusus Penampungan Agung. "Profesor, berhenti di situ. Kita benar-benar tidak bisa pergi lebih jauh lagi." Han Sen mengulurkan tangannya dan menghentikan profesor itu saat mereka berada seribu kaku dari si kura-kura. Jika kura-kura itu marah, Han Sen tidak yakin dia bisa menjaga keselamatan mereka dengan segala yang dia miliki. Sun Minghua ragu-ragu. Jarak ini masih tidak ideal untuk pengamatannya. Namun, melihat Han Sen sangat berhati-hati, Sun Minghua tidak bersikeras untuk terus maju, tapi menggunakan teleskopnya untuk melihat kura-kura. "Brengsek! Han Sen, ini bukan di Penampungan Baju Baja," kata Jin Rijie dengan serius dan mengernyitkan alisnya. "Han Sen, apa yang kau katakan dari awal? Mengapa kau sekarang jadi mengatur-atur?" Lu Mingda berseru. Han Sen berkata dengan tenang, "Bukannya aku bermaksud untuk mengatur. Tapi profesor di sini hanya karena aku menceritakan soal kura-kura itu. Aku tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi padanya, jika tidak aku akan sangat merasa bersalah." "Apa yang bisa terjadi padanya? Ini hanyalah makhluk berdarah sakral. Kita tidak akan membuatnya waspada, bahkan jika begitu, kami bisa menjamin keselamatan profesor. Dia bahkan tidak akan kehilangan sehelai rambut pun. Ini bukan urusanmu," kata Lu Mingda marah. Dengan berada hanya seribu kaki jauhnya dari kura-kura, suara Lu Mingda membuat kura-kura waspada, yang membalikkan tubuhnya dan matanya tertuju pada mereka. Han Sen merasa bulu kuduknya merinding. Dia tetap diam dan menatap kura-kura itu. Lu Mingda masih kesal dan ingin menambahkan sesuatu, tapi Jin Rijie juga menyadari gerakan si kura-kura dan menghentikannya. Tiba-tiba kura-kura itu menggerakkan ke empat kakinya dan menghampiri mereka secepat burung. Merasa khawatir, Han Sen segera berteriak pada Sun Minghua, "Profesor, lari!" Meskipun Sun Minghua telah melampaui semua poin genonya, dia tidak menghabiskan waktu untuk berlatih bela diri dan tidak bereaksi cukup cepat. Saat dia memanggil tunggangannya, kura-kura sudah ada di sebelahnya. Melihat betapa cepat kura-kura itu, Jin Rijie, Lu Mingda, dan Jin Qiuli tercengang. Ini tidak seperti yang mereka dengar. Kura-kura itu bahkan lebih cepat dari tunggangan berdarah sakral. "Ini cuma kura-kura. Aku akan menghancurkannya sekarang," Lu Mingda berteriak dan menghantam kura-kura itu dengan palunya. Palu itu sangat berat, tapi kura-kura itu bahkan tidak menghindar. Dia semakin cepat dan palu itu berakhir di cangkangnya, bukan kepalanya, yang diincar oleh Lu Mingda. Ding! Palu sebesar tong air memukul tempurung kura-kura itu dan menghasilkan suara seperti besi beradu. "Ah!" Lu Mingda berteriak. Palu itu senjata yang menghancurkan, jadi pantulannya lebih kuat dari senjata lain. Lu Mingda telah mengerahkan seluruh tenaganya dalam serangan itu, yang gagal untuk menyakiti kura-kura sama sekali. Di sisi lain, seluruh tulang di tangannya hancur, dan palu itu terlempar jauh menghantam bebatuan dan meninggalkan lubang besar di sana. Tidak hanya Lu Mingda, bahkan Jin Rijie dan Jin Qiuli juga kaget. Mereka tahu betapa berat palu itu. Dengan serangan keras dari Lu Mingda, bahkan tangki perang bisa diratakan. Namun, kura-kura itu bahkan tidak tergores, yang membuatnya menakutkan. Han Sen tidak hanya diam. Dia segera menendang. Tapi tidak pada kura-kura, tapi pada Lu Mingda yang masih berteriak. Lu Mingda ditendang puluhan kaki jauhnya. Jin Rijie dan Jin Qiuli kaget, tapi mereka segera melihat kura-kura menggigit di tempat Lu Mingda tadinya berada dengan sangat cepat sampai mereka tidak tahu seperti apa leher kura-kura itu. "Jangan berdiri di sini. Pergi!" melihat Sun Minghua membeku di atas tunggangannya, Han Sen berseru, lalu berlari ke arah palu itu dan memanggil ratu peri. Jin Rijie dan Jin Qiuli mengangkut Lu Mingdan dan hendak lari, sementara kura-kura itu mau menggigit Jin Rijie yang paling dekat dengannya. Jin rijie tidak sempat menghindar, tapi dia cukup cepat untuk menghalangi gigitan kura-kura dengan pisau berdarah sakralnya. Krak! Kura-kura itu menggigit belati berdarah sakral dan mematahkannya menjadi dua. Senjata berdarah sakral dihancurkan begitu saja. Regu khusus Penampungan Agung hampir mati ketakutan. Pisau itu senjata berdarah sakral dan hancur karena gigitan kura-kura dengan mudah. Mereka tiba-tiba bermandikan keringat dingin dan ingin kabur. Akan tetapi, kura kura itu begitu cepat sampai mereka tidak akan mampu melakukannya. Makhluk itu menjulurkan lehernya dan mau menggigit Jin Rijie yang bertangan kosong. Jin Rijie telah mengerahkan seluruh tenaganya dan mustahil bisa menghindari gigitan ini. "Sialan!" Jin Rijie buru-buru mundur, tapi dia tahu dia tidak akan berhasil. Lu Mingda dan Jin Qiuli bahkan tidak sempat menolong Jin Rijie, melihat betapa cepat kura-kura itu. Duar! Sesuatu yang sangat besar dan hitam tiba-tiba jatuh di kepala kura-kura dan memukul kepalanya. Chapter 331 - Manufer "Han Sen!" Jin Rijie lolos dari kematian dan mukanya sepucat kertas. Melihat Han Sen yang telah menaklukkan kura-kura dengan palu godam, dia tiba-tiba bergemetar. "Jangan diam di sini. Lari!" Han Sen mengamati kura-kura itu dengan seksama. Walaupun kepala kura-kura itu dihantam, Han Sen tidak merasa kepala itu pecah. Rasanya seperti meninju karet. Seperti dugaannya, kura-kura itu mengangkat kepala dan menggelengkannya, matanya yang seperti zamrud tertuju pada Han Sen. Han Sen tidak ragu dan menghantam kura-kura itu lagi. Menggunakan Mantra Klenik, jantungnya berdegup seperti petir, dan darah serta tenaga dalamnya beredar dengan kecepatan yang luar biasa, membuat nadinya menonjol. Palu godam itu begitu berat sehingga bahkan Lu Mingda hanya dapat menggunakannya dengan perlahan belasan kali. Dengan kecepatan Lu Mingda, mustahil baginya untuk memukul kura-kura. Han Sen yang lebih kuat dari Lu Mingda, tetapi bahkan tidak dapat memukul kura-kura jika hanya dengan mengandalkan kekuatannya. Hanya dengan Mantra Klenik dan Kelebihan Beban, Han Sen berhasil memukul kepala kura-kura ketika dia sedang tidak fokus. Walaupun serangan kedua Han Sen masih di bawah peningkatan ganda, kura-kura itu dengan cepat menarik kepalanya dan menghindari palu godam. Saat kura-kura itu menarik kembali kepalanya, kura-kura menginjak tanah dengan keras dan melemparkan dirinya ke arah Han Sen seperti bola meriam. Han Sen mengayunkan tangannya ke belakang dan mengetuk palu godam pada tempurung kura-kura, mengirim kura-kura itu kembali ke tanah. Namun, kura-kura itu dengan cepat menggigit gagang palu godam dan mematahkannya menjadi dua. Yang tersisa di tangan Han Sen sekarang hanya bagian pegangan. Dia buru-buru berlari ke samping, sementara kura-kura itu yang merasa kesal dengan Han Sen, memutuskan untuk melemparkan dirinya lagi pada Han Sen. "Bertahan dulu di sana. Kami kesini untuk membantu!" Jin Rijie memanggil senjata lain dan siap membantu Han Sen. Han Sen merasa hampir tertekan. Mengapa kau tetap tinggal di sini? Apakah kau ingin terbunuh oleh kura-kura? Ini adalah makhluk super, dan tak ada satupun dari kalian akan hidup jika tetap tinggal di sini. "Bantu aku! Lari! Aku akan segera menyusulmu," Han Sen berseru pada Jin Rijie. Jin Rijie berhenti dan cepat-cepat lari bersama yang lain, melihat kembali ke arah Han Sen sambil berlari. Han Sen cepat-cepat menghindari kura-kura dan berguling ke arah palu godam dengan pegangan yang patah. Walaupun pegangannya patah, masih ada bagian yang melekat pada palu. Han Sen meraih palu dan menabrak kura-kura lagi. Ketiganya bersatu dengan Sun Minghua dan kemudian berhenti, melihat Han Sen melawan kura-kura sendirian. Palu godam itu seperti mainan di tangan Han Sen, bergerak secepat kilat. Mereka bertiga semuanya tercengang. Mereka tahu betul seberapa berat palu itu. Bahkan Lu Mingda akan kelelahan setelah mengayunkannya belasan kali, dan dia tidak pernah bisa menggunakannya sebaik Han Sen. "Kekuatannya!" Seru Lu Mingda dengan mulut terbuka lebar. "Apakah Han Sen akan baik-baik saja?" Sun Minghua memandang Han Sen dengan tatapan kuatir. Jika bukan karena Han Sen, mereka semua akan mati. "Mari kita tunggu dan lihat. Jika dia dalam bahaya, kita akan kembali untuknya," kata Jin Rijie, menggertakkan giginya. Dia mulai menyesal tidak mendengarkan Han Sen. Jika tidak, mereka tidak akan pernah terjebak di sini. "Tunggu sebentar. Mungkin Han Sen punya rencana." Jin Qiuli menghentikan Jin Rijie. "Ini semua karena aku. Jika bukan karena aku, kura-kura itu tidak akan mengetahui keberadaan kita. Aku akan meminta maaf kepada Han Sen. Dan aku akan melawan kura-kura itu sendiri. Aku tidak akan membiarkan dia mengorbankan dirinya untuk kita," kata Lu Mingda dengan wajahnya memerah. "Apa gunanya tinggal di sini? Kita harus fokus membantu Han Sen keluar dari sana," seru Jin Qiuli. Bagaimana mungkin mereka dapat memikirkan suatu cara? Tingkat kura-kura berada di luar imajinasi terliar mereka. Tidak ada solusi sama sekali. Dengan peningkatan ganda, Han Sen menyadari bahwa dia masih lebih lambat daripada kura-kura itu bahkan ketika dia menggunakan Sparticle. Namun, yang mengejutkan Han Sen, latihannya tidak sia-sia. Dia tidak perlu lebih cepat dari kura-kura. Apa yang paling membantu Han Sen pada saat ini adalah keahlian mengendalikan lawan yang dipelajari dari Ratu. Han Sen selalu pandai membuat penilaian awal. Dengan menggunakan keahlian mengendalikan lawan, dia dapat menghitung kapan kura-kura akan menyerang untuk menghindari gigitannya. Han Sen menjalankan strateginya selangkah demi selangkah, memancing kura-kura untuk menggigit tempat yang telah direncanakan. Dengan cara ini, jauh lebih mudah bagi Han Sen untuk menghindari serangannya. Walaupun Han Sen tidak secepat kura-kura, dia masih dapat melarikan diri dari serangannya. Rasanya seperti lari dari peluru. Ada semua jenis adegan yang menggambarkan seseorang menghindari peluru di film. Namun, pada kenyataannya, itu tidak pernah dapat dilakukan. Ketika pelatuk ditarik, tidak peduli seberapa cepat orang itu, tidak mungkin dapat menghindari peluru. Untuk menghindari peluru, satu-satunya cara adalah membuat penilaian awal ketika lawan akan menembak dan menghindari lintasan sebelumnya. Han Sen melakukan hal itu, membuat kura-kura menggigit suatu tempat dan menjauh dari tempat itu sebelum waktunya. Keahlian mengendalikan lawan membuat sesuatu yang mustahil menjadi mungkin - Han Sen yang lebih lambat dari kura-kura mampu melawannya. Namun, keahlian mengendalikan lawan menuntut kekuatan otak seseorang. Dengan beban Kelebihan Muatan, Han Sen tidak dapat bertahan lama. Berkat jiwa binatang ratu peri, Han Sen dapat membuat gerakan kura-kura jauh lebih lambat di matanya, sehingga membantunya untuk memperbaiki strategi. Namun, masih hampir mustahil baginya untuk membunuh kura-kura itu. Han Sen sudah bertarung sekuat tenaga. Dia telah memukul kura-kura dengan palu godam beberapa kali, tetapi kekuatan menakutkan seperti itu bahkan tidak menyebabkan banyak kerusakan pada bagian terlemah dari tubuh kura-kura. Kekuatan, aku perlu lebih banyak kekuatan! Han Sen berteriak dalam hati. Namun, dia merasa cukup puas bahwa dia mampu melawan kura-kura dengan waktu selama ini. Menghindari digigit kura-kura sekali lagi, Han Sen pergi ke tebing, dimana dia tanpa ragu-ragu melompat untuk menghindari serangan dan pandangan kura-kura itu. Chapter 332 - Bermain Go Setelah jatuh dari tebing, Han Sen memanggil sayapnya dan terbang. Kura-kura itu melihat ke bawah tebing dan berbalik. Jelas dia tidak berniat mengejar Han Sen. Ketika Han Sen bergabung dengan yang lainnya, semua orang merasa sangat senang melihatnya. "Han Sen, kita semuanya selamat berkat dirimu. Aku merasa sangat bersalah membuatmu hampir terbunuh," kata profesor. "Bukan salahmu, profesor. Semua salahku. Han Sen, kau dapat menghukumku sesuka hatimu. Aku berhutang segalanya padamu," Lu Mingda berkata dengan wajah memerah. Jin Rijie ingin menambahkan sesuatu namun diinterupsi oleh Han Sen, "Kita semua hanya berusaha untuk melindungi Profesor Sun. Kalian hanya tidak mengetahui betapa menakutkan kura-kura itu. Tidak apa-apa." "Tenang, Han Sen. Kau telah menyelamatkan kita semua. Jika kau memerlukan sesuatu, kita akan membantumu," kata Jin Rinjie sungguh-sungguh. Setelah berdiskusi, kelompok itu memutuskan untuk kembali ke Tempat Penampungan Agung untuk beristirahat sebelum mereka kembali ke kura-kura. Han Sen mengambil kesempatan ini untuk kembali ke Elang Hitam. Dia cepat-cepat masuk ke Gladiator, membuka daftar pertemanan dan mencari Ratu. Han Sen merasa sangat senang dan cepat-cepat mengirimkan undangan. Keahlian mengendalikan lawan yang dia pelajari dari Ratu masih memiliki kekurangan. Ada banyak hal yang tidak dia pahami. Jika dia dapat mempelajari keahlian mengendalikan lawan dari Ratu, mungkin dia dapat bertarung dengan kura-kura tanpa bergantung pada kecepatan. Oleh karena itu, Han Sen berharap dapat bertarung lagi dengan Ratu dan mengamati keahlian mengendalikan lawannya. Namun, Han Sen tidak mengetahui apakah Ratu mau bertarung dengannya. Lagi pula, kekuatan mereka sangat berbeda jauh. Jika Ratu ada di sana, pasti dapat membunuh kura-kura itu dengan mudah. Han Sen memperkirakan bahwa makhluk super seharusnya memiliki tingkat kebugaran sekitar 40, sementara manusia terkuat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama hanya dapat mencapai 20 dalam beberapa aspek. Beberapa pria tangguh biasanya memiliki rata-rata tingkat kebugaran 15. Bahkan mereka yang telah memaksimalkan keempat tipe poin geno dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama hanya dapat memiliki indeks kebugaran 30, yang masih tidak cukup untuk membunuh makhluk super. Namun, seorang evolver dengan tingkat kebugaran di atas 100 seperti Ratu dapat membunuh makhluk super dengan mudah. Seorang evolver tidak dapat kembali ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, kecuali evolver itu baru saja berevolusi. Bahkan bagi Ratu, saat dia adalah orang yang belum berevolusi atau baru saja menjadi evolver, dia tidak akan dapat melawan kura-kura itu. Han Sen tidak yakin apakah Ratu akan setuju bertarung dengannya, tetapi dia sangat menginginkannya. Satu ronde lagi! Hanya satu ronde lagi. Melihat undangan Han Sen, Ratu merasa bingung. Pengaturan dia adalah tidak menerima undangan dari orang asing, dan dia sebelumnya tidak memiliki seorang pun teman, jadi dia tidak pernah menerima undangan. Melihat undangan itu datang dari Seorang Prajurit di Kapal Perang. Ratu merasa bimbang dan menerima permintaan tersebut. Han Sen sangat senang melihat Ratu dan keahlian mengendalikan lawannya lagi. Setelah hitungan mundur berakhir, Han Sen segera berlari ke arahnya. Dia tidak berani menunggu serangan darinya. Tingkat kebugaran mereka sangat berbeda sehingga dia akan langsung terbunuh. Lagi pula, indeks kebugaran Han Sen hanya 30, sementara Ratu mungkin sudah mencapai 100. Ratu hanya menghindari pukulan seperti waktu yang lalu, dan tidak menyerang balik. Merasa bersemangat, Han Sen melemparkan tinju lainnya pada Ratu dan melangkah. Ratu merasa terkejut. Tinju dan langkah Han Sen tidak sederhana seperti penampilannya. Walaupun dia tidak terlalu cepat, di mata Ratu, gerakannya tidak terduga. Langkah Han Sen hampir seperti keahlian mengendalikan lawannya, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk memojokkan Han Sen. Apakah dia meniruku? Tatapan Ratu jatuh pada Han Sen. Dia meneruskan pengamatannya. Ratu segera dapat memastikan bahwa Han Sen meniru keahlian mengendalikan lawan darinya. Walaupun ada banyak kesalahan dalam gerakannya, cukup mengesankan bahwa dia dapat mencapai tingkat ini hanya dalam waktu yang sangat singkat. Ratu tidak tergesa-gesa mengakhiri pertarungan. Dia ingin melihat seberapa bagus keahlian Han Sen. Keahlian mengendalikan lawan belum tentu cocok untuk semua orang. Mudah dipelajari tetapi sulit untuk menguasainya. Seperti bermain Reversi. Siapapun tahu aturan mainnya, tetapi sangat sulit untuk menguasai Reversi. Ratu sangat piawai dengan keahlian mengendalikan lawan. Setidaknya di antara lawan-lawan yang telah ditemui, tidak ada yang dapat menandingi tingkatannya. Penampilan Han Sen kurang lebih membuatnya terkejut. Dia masih muda dan masih membuat kesalahan, tetapi di mata Ratu, dia memiliki pemahaman sendiri tentang keahlian ini. Selain itu, Han Sen cukup sensitif dengan apa yang ingin dilakukan Ratu. Hal ini membuktikan bahwa Han Sen berbakat. Setelah menguji tingkat Han Sen, Ratu tidak memikirkannya lagi. Berbakat adalah salah salah factor, tetapi apakah dia dapat menguasainya adalah cerita lain. Ratu tidak berkata apa-apa tetapi melanjutkan menghindari serangan Han Sen. Namun, Han Sen tiba-tiba merasa lebih tertekan. Semakin sulit bagi Han Sen utnuk menentukan kemana Ratu akan pergi. Mereka seperti dua pemain dalam permainan Reversi. Han Sen adalah pemain yang lebih lemah dan setiap langkahnya telah diperhitungkan oleh Ratu. Tidak mungkin dia dapat melawan. Han Sen segera terpojok seperti dulu. Plang! Dengan sebuah tendangan, Han Sen tereliminasi. Ketika dia kembali ke permainan, Ratu telah offline. Namun, Han Sen tidak merasa sedih, sebaliknya dia merasa lebih senang. Dia tidak yakin apakah Ratu sengaja mengajarinya. Beberapa langkah terakhir Ratu menunjukkan kelemahan dalam keahlian Han Sen mengendalikan lawan, yang membuatnya merasa buruk sampai akhir permainan. Bukan hal yang buruk bagi Han Sen, sebaliknya adalah hal yang baik. Ratu seperti seorang guru, membantunya mencari kesalahan. Tidak peduli apakah disengaja atau tidak, Han Sen merasa berterima kasih pada Ratu. Keahlian mengendalikan lawan sangat penting baginya untuk berburu makhluk super. Dan keahlian mengendalikan lawan seperti ini tidak dapat dipelajari dari tutorial seperti seni geno hiper. Han Sen telah mendapatkan aset yang luar biasa melalui pertarungan dengan Ratu. Setelah mengunduh video pertarungan mereka, Han Sen meninggalkan Gladiator dan pergi ke gudang Perkumpulan Kerangka Perang Berat. Sambil menonton video itu, dia berpikir apa yang dapat dia lakukan untuk memperbaiki keahlian mengendalikan lawannya. Ratu memang sedang berusaha untuk menunjukkan kesalahan Han Sen dalam beberapa langkah terakhir. Tidak banyak orang yang tertarik untuk melatih keahlian mengendalikan lawan. Karena Han Sen tertarik, dia bersedia memberikan beberapa petunjuk. Namun, apa yang dia lakukan dengan santai sangat berarti bagi Han Sen, dan meningkatkan kesempatannya untuk membunuh makhluk super. Jika aku dapat menggunakan keahlian mengendalikan lawan untuk menghindari serangan kura-kura. Aku tidak akan terkalahkan. Dengan demikian, aku akan mendapatkan kesempatan untuk membunuhnya cepat atau lambat. Han Sen menjadi lebih bersemangat. Chapter 333 - Iblis Tembaga Setelah menonton video pertarungan melawan Ratu, Han Sen belajar banyak. Beberapa langkah terakhir yang dibuat Ratu menunjukkan di mana kelemahan Han Sen. Setelah menonton video itu berulang kali, Han Sen dengan senang hati memperbaiki keahliannya sedikit demi sedikit. Banyak orang akan langsung menyerah ketika mereka menemukan banyak mereka telah membuat kesalahan, namun sebaliknya Han Sen bersedia memperbaiki dirinya sendiri. Hidup penuh dengan kesalahan dan mustahil bagi seseorang untuk memutar balik waktu dan mengulanginya lagi. Apa yang lebih penting bagi Han Sen sekarang adalah bagaimana dia dapat menghindari kesalahan yang sama di masa yang akan datang. Keahlian mengendalikan lawan bukan hanya pergerakan fisik. Berpikir dan bertindak sama pentingnya agar dapat menguasai keahlian ini dengan sempurna. Melalui banyak percobaan, Han Sen terus menerus memperbaiki keahliannya. Dalam sebuah pertarungan, segalanya dapat terjadi. Apa yang dipelajari Han Sen dari Ratu adalah aturan dasar. Dengan aturan ini, dia dalam bereaksi lebih cepat dalam situasi yang berbeda saat pertarungan. Tidak peduli betapa kuat otaknya, mustahil baginya untuk terlalu banyak berpikir ketika bertarung. Dia harus menanamkan ingatan ototnya dengan banyak-banyak berlatih. Seperti memecahkan persoalan matematika, seseorang harus mempelajari dahulu segala macam persamaan sebelum dapat mengaplikasikannya dalam perhitungan. Ratu telah memberitahu Han Sen beberapa persamaan yang tidak dia ketahui sebelumnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang adalah mengintegrasikan semua persamaan ini dalam ingatan ototnya, agar dia dapat bereaksi dengan sebaik-baiknya saat dalam pertarungan yang sesungguhnya. Tidak sulit untuk memikirkan satu atau dua langkah selanjutnya. Namun sulit untuk memikirkan kemungkinan belasan langkah yang harus diambil pada saat membuat langkah pertama. Sulit untuk mencapainya, dan sebenarnya sangat jarang ada orang yang dapat melakukannya, karena itu dalam seluruh Aula Bela Diri Ares, Ratu adalahnya satu-satunya. Han Sen tidak tidur sepanjang malam. Keesokan pagi saat dia bangun, bola matanya berwarna merah darah seolah-olah dia telah menggunakan terlalu banyak kekuatan otaknya. Aku tidak dapat terus menerus seperti ini. Kemungkinan dalam keahlian mengendalikan lawan tidak ada akhirnya seperti Reversi. Tidak peduli betapa berbakatnya diriku, mustahil bagiku untuk dapat mengetahui semua strategi. Jika aku tidak meningkatkan kemampuan berpikir strategis, tidak ada gunanya mempelajari berbagai taktik. Han Sen menyadari bahwa dia berada dalam jalan buntu, menutup video, membersihkan wajahnya dan pergi tidur. Dia bahkan tidak tahu berapa lama dia tidur. Sampai ketika jaringan komunikasinya berdering, Han Sen menguap, melenturkan badannya, dan bangun. Jin Rijie meminta Han Sen untuk kembali ke Tempat Suci Para Dewa, karena setiap orang sedang bersiap-siap untuk mengamati kura-kura lagi. Han Sen setuju. Setelah makan di kantin, dia masuk ke Tempat Penampungan Agung. Tangan Lu Mingda belum pulih, maka hanya Jin Rijie, Jin Qiuli, Sun Minghua dan Han Sen yang akan pergi ke Gunung Tembaga. Namun, ketika mereka tiba di lokasi yang sama, kura-kura itu sudah tidak ada di sana. Sun Minghua mengumpulkan beberapa bagian pohon anggur yang dimakan kura-kura waktu itu. Karena kura-kura itu telah menghabiskan semua pohon anggur, hanya tersisa beberapa remah-remahan. Kelompok itu melanjutkan pencairan di pegunungan. Sebelum mereka bepergian jauh, mereka melihat seekor makhluk merah berdiri di atas gunung pada arah yang berlawanan, sedang mengamati sekitarnya. Tinggi makhluk itu 6 kaki, terlihat seperti terbuat dari tembaga. Badan bagian atasnya seperti kalajengking, memiliki ekor ular dan enam sabit seperti cakar. "Iblis Tembaga!" Jin Rijie bersemangat ketika melihat makhluk itu. Han Sen juga merasa sangat senang. Sebelum dia datang ke Gunung Tembaga, dia telah melakukan penelitian tentang wilayah ini. Di Gunung Tembaga, makhluk yang paling terkenal adalah Iblis Tembaga. Alasan mereka terkenal adalah bahkan iblis tembaga yang paling lemah adalah makhluk mutan. Kadang-kadang, bahkan iblis tembaga berdarah sakral juga dapat terlihat. Jiwa binatang iblis tembaga adalah jenis perubahan wujud, yang sangat langka. Bahkan jiwa binatang iblis tembaga dapat sangat membantu untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan seseorang. Jiwa binatang iblis tembaga berdarah sakral bahkan memiliki sepasang sayap kumbang dan memungkinkan seseorang untuk terbang saat berubah wujud. Jiwa binatang yang memiliki dua fungsi untuk perubahan wujud dan terbang jelas sangat langka dan berharga. Bahkan iblis tembaga mutan tanpa fungsi terbang sangat mahal sehingga banyak orang yang kurang berada bersedia untuk membunuh demi mendapatkan kesempatan untuk memburunya. Namun, iblis tembaga hanya terlihat di Gunung Tembaga. Karena Gunung Tembaga lebih dekat ke Tempat Penampungan Agung, sebagian besar iblis tembaga telah dibunuh. Dalam beberapa tahun terakhir, hanya beberapa iblis tembaga yang terlihat, yang seharusnya berasal dari sebuah sarang. Mereka semuanya pernah mendengar tentang iblis tembaga, tetapi tidak ada yang pernah melihatnya. Temuan yang tidak terduga ini membuat mereka merasa sangat senang. "Ayo pergi dan coba peruntungan kita. Mungkin kita berkesempatan untuk mendapatkan jiwa binatang," kata Jin Qiuli dengan bersemangat. Tidak ada orang yang menyangkalnya. Ini adalah kesempatan langka dapat melihat makhluk yang begitu terkenal. Bahkan walaupun hanya makhluk mutan tanpa sayap, mereka dapat mencoba peruntungan mereka. Ketika mereka berempat pergi ke gunung, mereka tercengang dengan apa yang mereka lihat. Iblis tembaga itu berdiri di dataran berbatu, yang di belakangnya adalah sebuah goa. Pada saat ini, banyak iblis tembaga yang merangkak keluar dari goa, mengayunkan ekor ular mereka, cakar mereka menimbulkan suara besi. Di antara mereka, salah satunya sangat tinggi dan berwarna lebih gelap daripada yang lainnya. Dia juga memiliki sayap besi berwarna merah. Iblis tembaga yang mereka lihat sebelumnya telah terlihat di antara mereka dan mulai berdesis. Tidak lama kemudian, belasan iblis tembaga meluap dari goa. Tampaknya ada lebih banyak lagi di dalam goa. Iblis tembaga berdarah sakral yang pertama mengepakkan sayapnya dan menyelam dalam kelompok mereka seperti pembom. "Sial! Lindungi profesor." Jin Rinjie menjadi pucat dan memanggil jiwa binatang pisau, mencoba untuk menghalangi serangan makhluk berdarah sakral itu. Namun Han Sen merasa sangat senang. Di saat dia sedang mencari mahkluk berdarah sakral, kebetulan salah satu dari mereka melemparkan dirinya ke mereka. Benar-benar suatu anugrah yang jatuh dari langit! Chapter 334 - Sungai Bawah Tanah Han Sen langsung memanggil busur tanduk dan panah penyengat hitam mutan dan menembak iblis tembaga berdarah sakral. Jin Rijie hampir akan bertarung mati-matian dengan makhluk berdarah sakral itu, tetapi tiba-tiba dia melihat panah hitam terbang ke mata makhluk itu. Iblis tembaga berdarah sakral itu bereaksi dengan cepat. Dia tiba-tiba menggenggam enam sabitnya yang seperti cakar dan menghalangi panah hitam itu. Namun, ketika cakarnya menyentuh panah, panah penyengat hitam tiba-tiba mulai berputar seperti kepala bor, terlempar dari cakar makhluk itu. Panah itu mengenai mata iblis tembaga dan langsung menembus kepalanya. Bum! Iblis tembaga berdarah sakral yang terlihat sangat kuat tiba-tiba jatuh dari langit dan mati. "Makhluk berdarah sakral iblis tembaga terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Minum darahnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." Mendengar suara itu, Han Sen mengeluh karena dia tidak mendapatkan jiwa binatang dari mahkluk berdarah sakral yang sempurna ini. Semuanya tergantung pada nasib. Jin Qiuli dan Jin Rijie tercengang. Menembak mati makhluk berdarah sakral dengan satu panah tidak dapat dipercaya. Karena iblis tembaga berdarah sakral terbunuh, iblis tembaga mutan cepat-cepat berlari kembali ke goa. Sekelompok orang mengejar mereka. Namun, setelah mereka membunuh beberapa iblis tembaga mura yang bergerak lebih pelan, mereka tidak dapat menemukan yang lain. Goa itu sangat dalam dan jalur di dalamnya juga banyak persimpangan, maka kelompok itu tidak mengejar mereka, tetapi memilih untuk mengurus mayat-mayatnya dulu. Tubuh iblis tembaga sekeras besi. Tidak ada daging yang dapat dimakan. Yang dapat dimakan hanya darah dalam tubuhnya. Han Sen mengeluarkan darah ungu dan menuangkannya dalam sebuah botol dengan hati-hai. Iblis tembaga berdarah sakral sebesar itu hanya memiliki satu botol darah. Karena hanya menangani iblis berdarah sakral sendirian, dia tidak perlu membaginya dengan yang lain. Han Sen meminum darah itu hanya dalam seteguk dan mendengar suara yang memberitahunya bahwa dia telah memperoleh tiga poin geno sakral. Cukup luar biasa. Lagi pula, sebagian besar tubuh iblis tembaga tidak dapat dimakan, dan Han Sen merasa senang bahwa darahnya saja dapat memberinya tiga poin geno sakral. Han Sen sekarang telah memiliki 80 poin geno sakral dan dia sudah hampir mencapai angka maksimal. "Makhluk-makhluk ini sangat langka. Bagaimana kalau kita masuk ke dalam gua dan membunuh makhluk mutan lainnya. Mungkin ada kesempatan untuk mendapatkan jiwa binatang mereka," saran Jin Qiuli dengan bersemangat setelah mereka membereskan mayat. Han Sen tidak keberatan. Bahkan jiwa binatang perubahan wujud mutan sangat populer. Han Sen tidak keberatan mendapatkan penghasilan tambahan. Jin Rijie meminta pendapat profesor, dan Sun Minghua tidak keberatan. Selain itu, mungkin ada tanaman atau jamur yang berbeda di dalam goa, yang membuat Sun Minghua merasa tertarik. Mereka berempat masuk ke dalam goa. Walaupun ada banyak terowongan di dalam goa, semua terowongan itu cukup lebar sehingga mereka dapat menelusurinya dengan leluasa. Mereka tidak melihat apa-apa di sepanjang perjalanan, bahkan iblis tembaga juga tidak terlihat. Kelompok itu melanjutkan pencarian namun tidak menemukan apapun. Ruang kosong menjadi semakin luas di sepanjang perjalanan mereka. Setelah berjalan selama dua jam, mereka tiba-tiba memasuki sebuah tempat terbuka yang sangat besar. Sungai bawah tanah selebar 200 kaki mengalir melintasi goa. Arusnya cukup deras, tetapi karena alasan tertentu, tidak terdengar suara dan airnya bahkan tampak tenang. Dengan sinar obor, kelompok itu melihat iblis tembaga di sisi lain sungai, merangkak lebih dalam ke dalam goa. "Apakah kita sebaiknya meneruskan pengejaran?" Jin Rijie bertanya pada Han Sen. Han Sen memeriksa sungai bawah tanah yang gelap dan mengerutkan dahinya. Dia masih mengingat pengalaman mengerikan waktu lalu ketika dia berada di sungai bawah tanah. Dua naga obsidian hampir membunuhnya. Gua itu sangat gelap sehingga sinar obor pun tidak dapat membantu mereka untuk melihat ke dalam air. Sebaliknya, refleksi cahaya hampir membutakan mereka. Han Sen kuatir bahwa beberapa makhluk berdarah sakral akuatik seperti naga obdisian mungkin tiba-tiba muncul di sini. Tidak peduli betapa kuatnya dia, dia bukan tandingan makhluk itu di dalam air. "Apakah kau memiliki sayap? Jika kita mau mengejar mereka, kita mungkin sebaiknya terbang menyebrangi sungai," Han Sen berpikir dan berkata. Dia benar-benar tidak ingin melangkahkan kakinya di dalam air. Jin Rijie tersenyum getir dan berkata, "Kita memiliki sayap, tetapi satu mutan dan satu primitif." "Aku hanya memiliki sepasang sayap primitif juga." Han Sen tidak memberitahu mereka kalau dia memiliki sayap berdarah sakral. Dia tidak ingin memperlihatkan sayap naga berbulu ungu kepada semua orang jika tidak terpaksa. "Baiklah. Aku akan menggunakan sayap mutan untuk membawa profesor ke seberang. Sen dan Qiuli, kalian dapat terbang dengan sayap kalian sendiri," kata Jin Rijie. Han Sen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Biarkan aku terbang ke sana dulu. Jika tidak berbahaya, kalian dapat menyusul." Han Sen punya firasat buruk tentang sungai itu, tetapi dia tidak melihat apa-apa. Karena mereka sudah berada pada titik ini, dia tidak dapat meminta semua orang untuk kembali. Selain itu, Sun Minghua sudah menemukan beberapa tanaman yang menarik di sepanjang perjalanan mereka menuju tempat ini dan tampaknya sangat tertarik untuk mengeksplorasi goa. Han Sen memanggil sayap jiwa binatang berbulu hitam dan terbang melintasi sungai dengan jarak sekitar 15 kaki dari tanah. Sayap primitif tidak dapat membawanya terbang terlalu tinggi dan terlalu cepat, sehingga itu adalah ketinggian maksimal yang dapat dicapainya. Han Sen menatap sungai bawah tanah yang gelap ketika terbang sehingga dia dapat bereaksi dengan cepat jika terjadi sesuatu. Berdiri di tepi sungai, sisa kelompok mereka mengamati Han Sen terbang dengan cemas. Kegelapan dan air biasanya membuat manusia merasa takut. Ketika Han Sen tiba di tengah sungai, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh di dalam sungai. Hawa dingin mengalir di tulang punggungnya. Bum! Dengan percikan yang sangat besar dalam air, seekor makhluk raksasa muncul dari dalam sungai dan membuka mulutnya lebar-lebar, mencoba untuk menelan Han Sen bulat-bulat. "Sial! Aku sudah tahu ada yang tidak beres!" Han Sen menatap ke dalam mulut makhluk itu. Chapter 335 - Mengikuti Kura-kura Dari sungai bawah tanah muncul sebuah kepala yang tampak seperti kepala buaya. Dengan mulut lebarnya yang terbuka, dia terlihat seperti monster yang dapat dengan mudah menelan bulat-bulat seekor sapi, apalagi manusia. Ada ribuan gigi dalam mulutnya, yang terlihat seperti gilingan daging. Bahkan tubuh yang terbuat dari baja dapat tercincang seketika. Han Sen tidak yakin apa status makhluk itu, maka dia tidak berani bertarung langsung dengannya. Jika dia adalah makhluk super, Han Sen mungkin akan terbunuh. Tanpa berkata apa-apa, Han Sen mengepakkan sayapnya dan memindahkan tubuhnya ke samping. Mendorong ujung mulut mahkluk itu, Han Sen kembali ke tepi sungai. Makhluk itu menggeram dan mengikuti Han Sen. Ketika seluruh tubuhnya keluar dari sungai bawah tanah, semua orang tercengang. Kepala makhluk itu terlihat seperti buaya, sedangkan seluruh tubuhnya seperti kelabang tanpa kaki. Dengan seluruh badannya yang bergetar, makhluk itu luar biasa cepat. Han Sen menembakkan sebuah panah ke belakang. Makhluk itu tiba-tiba menutup mulutnya dan menghancurkan panah dengan giginya. Han Sen merinding, untung aku tidak menggunakan panah jiwa binatang, kalau tidak satu-satunya panah jiwa binatang mutan milikku akan dihancurkan. "Lari!" Han Sen memanggil serigala tornado, menembaki makhluk itu sambil mengendarai tunggangannya. Walaupun Han Sen tidak tahu apakah itu adalah makhluk berdarah sakral atau mahkluk super. Rasanya tidak mungkin dapat melukai makhluk itu yang memiliki panjang badan 300 kaki bahkan dengan seruit tiga pisau. Selain itu, dengan tubuh yang begitu besar, makhluk ini pasti juga sangat kuat. Jika Han Sen terpukul oleh ekornya saja, dia mungkin akan terluka parah. Dalam ruangan yang sempit, tidak bijaksana untuk bertarung dengan makhluk seperti ini. Tiga orang lainnya melindungi Sun Minghua dan bergegas keluar. Namun, monster itu begitu cepat sehingga tidak ada tunggangan mereka yang dapat berlari lebih cepat darinya. Monster itu sekejap berada di dekat mereka. "Masuk ke sini, tempat ini terlalu sempit bagi mahkluk itu!" Han Sen menunjuk pada sebuah lubang dan berkata. Melihat makhluk itu menghancurkan batu setinggi lebih dari 7 kaki, Jin Rijie dan Jin Qiuli cepat-cepat mengambil kembali tunggangan mereka dan masuk ke dalam lubang bersama dengan Sun Minghua. Pada saat mereka berada dalam lubang, makhluk itu tiba-tiba melemparkan dirinya pada mereka. Namun, kepalanya lebih besar daripada pintu masuk. Makhluk itu seolah-olah tidak merasa sakit, dia berulang kali memukul pintu masuk dengan kepalanya, membuat lubang itu menjadi semakin besar. "Cepat!" Jin Rijie berseru ketika kelompok itu masuk lebih dalam ke lubang karena mereka tidak punya pilihan lain. Lubang itu menuju sebuah terowongan. Setelah mereka berjalan sejauh satu mil, mereka melihat sebuah tempat terbuka dan sekali lagi berada dalam sebuah gua besar. Ada beberapa jalur ke kiri dan ke kanan. Jin Rijie melihat ke kedua jalan, tetapi tidak dapat menentukan jalan mana yang akan membawa mereka keluar. Dia kemudian bertanya pada Sun Minghua, "Profesor, apakah kau mengetahui jalan mana yang harus dia tempuh?" Sun Minghua berjalan ke samping dan mengambil beberapa tanaman yang terlihat seperti lumut yang tumbuh di dinding goa. Dia mengamatinya dan berkata, "Kita mungkin seharusnya berjalan ke kiri, karena tampaknya udara lebih mungkin datang dari sisi kiri," "Ayo, kita pergi ke kiri kalau begitu." Jin Rijie mempercayai Sun Minghua dalam hal ini. Sebelumnya ketika dia melindungi Sun Minghua, profesor itu menjelaskan tentang hal-hal ini kepadanya, tetapi Jin tidak terlalu memahaminya. Mereka mendengar suara dentuman di belakang mereka. Jelas makhluk itu tidak menyerah dan tetap menghantam pintu masuk. Tidak mungkin mereka kembali dari tempat mereka datang. Han Sen mengikuti yang lainnya. Dia tidak terlalu kuatir. Bahkan jika ada makhluk super, dia dapat selalu kabur bahkan jika dia tidak dapat mengalahkannya. Sangat jarang makhluk yang dapat mengancam jiwanya dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Profesor terus menerus memberitahu mereka arah mana yang harus ditempuh berdasarkan pengamatannya pada lumut. Setelah mereka berjalan di dalam gua selama setengah hari, mereka tersesat. Ketika mereka berada di tempat terbuka sekali lagi, Han Sen melihat bahwa sungai bawah tanah telah menjadi sebuah air terjun, jatuh dari dinding gua menuju ke sebuah kolam. Di samping kolam, ada seekor kura-kura hitam sebesar mobil sedang minum. "Itu kura-kuranya. Apa yang dia lakukan di sini?" Sun Minghua terkejut dan merasa senang. "Pelankan suaramu," Jin Rijie melotot padanya dan cepat-cepat menghentikan Sun Minghua. Untungnya, suara air terjun itu cukup kencang dan kura-kura itu berada di dekatnya, jadi dia tidak mendengar suara Sun Ming Hua. Kelompok orang-orang itu melangkah mundur untuk berdiskusi. "Profesor, apakah menurutmu ada jalan keluar lain?" tanya Jin Rijie. Dia berpikir dan berkata, "Berdasarkan cara tumbuh lumut, udara seharusnya berada dari goa raksasa ini." Jin Rijie tersenyum getir dan bertanya pada Han Sen, "Bagaimana menurutmu, Sen?" Han Sen ragu-ragu dan berkata, "Tampaknya kura-kura itu ke sini untuk makan. Setelah makan, dia seharusnya akan keluar. Jika kita mengikutinya dari dekat, kita mungkin dapat keluar dari sini." "Betul! Mengapa tidak terpikir olehku?" Sun Minghua berkata dengan senang. "Dengan cara ini, kita dapat mengamati kura-kura dan menemukan jalan keluar pada saat yang sama. Ide yang cemerlang, Han Sen!" Jin Rijie dan Jin Qiuli tidak punya ide lain. Mereka berempat memutuskan untuk mengikuti kura-kura. Mereka tidak berani mendekati kura-kura, tetapi mengamatinya dari jauh. Walaupun situasi dalam gua gelap, pola merah pada tempurung kura-kura bersinar di dalam gelap seperti lahar. Kelompok itu tidak memerlukan alat penerangan lainnya untuk mengamati kura-kura itu. Setelah kura-kura itu selesai minum, dia perlahan-lahan berjalan ke goa dia sampingnya. Mereka berempat bertukar pandang dan mengikuti kura-kura dari jauh. Dengan pola yang bersinar pada kura-kura, mereka tidak akan kehilangan kura-kura itu. Chapter 336 - Makhluk Gila Han Sen melihat ke bawah jurang dan terkejut. Begitu pula dengan Jin Rijie, Jin Qiuli dan Sun Minghua. Mereka telah mengikuti si kura-kura selama dua hari, yang berjalan semakin dalam dan dalam. Mereka merasa ada sesuatu yang salah, tapi mereka sudah berada di jurang. Di bawah jurang, kolam lahar menyembur. Dan kura-kura itu merangkak ke dalam kolam seakan itu adalah air. Sekelompok orang itu tidak lagi melihat si kura-kura. "Apa dia terbunuh karena panasnya lahar?" Jin Rijie menebak-nebak. "Meskipun makhluk tidak secerdas manusia, aku belum pernah melihat yang mau bunuh diri," Jin Qiuli menggeleng dan berkata. Sun Minghua tiba-tiba berkata dengan semangat, "Aku tahu!" "Apa yang kau ketahui profesor?" tanya Han Sen. "Kau pasti ingat aku pernah mengatakan kalau makhluk biasanya makan tumbuhan untuk bisa melahirkan. Setelah meninggalkan lautan, kura-kura mengkonsumsi banyak tanaman di Pegunungan Perunggu. Mungkin tujuannya adalah untuk melahirkan di sini," kata Sun Minghua bersemangat. "Melahirkan? Di sini?" Jin Qiuli menunjuk kolam lahar dengan tidak percaya. "Meskipun lahar berbahaya bagi manusia, mungkin tidak bagi para makhluk ini. Apa kau menyadari pola merah di punggung kura-kura, mereka tampak seperti lahar. Mungkin kura-kura lahir di sini di dalam lahar. Kau tahu beberapa kura-kura di dunia kita juga melahirkan di pasir meski mereka tinggal di laut¡­" profesor menjelaskan. Han Sen menatap kolam lahar saat mendengarkan profesor itu.Dia pikir penjelasan profesor cukup masuk akal. Tingkah laku kura-kura mirip sekali dengan singa emas. Mungkin dia memang melahirkan di sini. Namun, jika dia benar-benar seperti singa emas, maka dia akan mati setelah memuntahkan sari kehidupannya. Tidak peduli sekuat apa pun Han Sen, mustahil baginya untuk melompat ke dalam lava demi sari kehidupan. "Sepertinya kita harus mencari jalan keluar lain," kata Jin Rijie dengan alis berkerut. Jelas sekali tidak ada jalan keluar lainnya. Sun Minghua merenung dan berkata, "Kita tidak menemukan bahaya dalam perjalanan kemari. Harusnya tidak sulit jika kita ingin keluar. Mari kita diam dan amati. Mungkin kura-kura akan kembali ke lautan setelah melahirkan." Han Sen senang dia mengatakan hal itu. Jika mereka pergi begitu saja, dia akan kesal karena dia menyerah untuk memburu makhluk super di saat terlemahnya. Setidaknya, Han Sen harus memastikan kalau kura-kura itu tidak muncul lagi sebelum dia menyerah. Jin Rijie dan Jin Qiuli juga setuju. Mereka tidak menemukan makhluk apa pun dalam perjalanan kemari, jadi tidak akan terlalu berbahaya untuk kembali ke tempat mereka tadinya berada. Selain itu, mereka telah membawa cukup persediaan untuk satu bulan. Saat kelompok itu masih berdiskusi, mereka tiba-tiba berhenti saat mendengar suara yang aneh. Mereka melihat ke arah suara itu dan melihat makhluk raksasa muncul dari gua di bawah mereka, yang menghancurkan bebatuan saat dia bergerak. Ternyata itu adalah makhluk yang mereka lihat di sungai bawah tanah. Mereka semua ketakutan. Mereka bahkan tidak berani menarik nafas. Tidak lama, mereka mengetahui makhluk itu tidak datang untuk mereka, tapi pergi menuju kolam lava di bawah jurang. "Tidak mungkin, apa makhluk itu juga lahir dari kolam lahar?" kata Han Sen bergumam. Dia sangat penasaran saat dia memandang ke bawah jurang. Jin Rijie, Jin Qiuli dan Sun Minghua menghembuskan nafas lega. Seperti Han Sen, mereka juga penasaran dan ingin melihat apa yang akan dilakukan makhluk itu. Dalam satu menit, makhluk itu sampai di pinggir kolam lahar, tapi tidak masuk seperti yang dibayangkan kelompok itu. Sambil mengitari lahar, makhluk itu lalu merangkak menuju dinding batu di samping kolam. Kelompok itu merasa aneh. Tidak ada apa-apa di batu itu dan mereka penasaran apa yang makhluk itu coba lakukan. Saat mereka menebak-nebak, makhluk itu tiba-tiba melemparkan diri dengan kencang ke tembok itu seperti sedang gelisah. Bukk! Bebatuan terjatuh karena benturan itu. Namun tembok batu masih utuh. Makhluk itu menubruk tembok itu lagi dan lagi seperti kerasukan dan retakan muncul di tembok, sementara makhluk itu juga terluka dan bersimbah darah. Tetapi, dia tidak berhenti menghajar tembok itu, seakan tembok itu telah membunuh orang tuanya. Jin Qiuli tercengang dan berkata, "Makhluk ini pasti sudah gila. Dia pasti sedang bunuh diri." Sun Minghua tidak mengatakan apa-apa. Dia juga heran dan tidak mengerti apa yang makhluk itu lakukan. Meskipun Han Sen juga tidak tahu apa yang makhluk itu lakukan, dia sangat senang. Awalnya, dia cemas karena makhluk itu terlalu besar, dan dia tidak memiliki senjata yang tepat untuk membunuhnya. Sekarang makhluk itu membunuh dirinya sendiri. Saat hampir mati, alangkah bagusnya jika Han Sen bisa mengambil kesempatan dan membunuhnya. Melihat betapa kuat makhluk itu, mungkin dia benar-benar makhluk super. Empat orang itu tengkurap dan melihat ke bawah jurang. Mungkin kura-kura pergi ke dalam lahar untuk melahirkan, tapi tidak mungkin makhluk ini membenturkan kepalanya untuk melahirkan juga. Seperti apapun mereka memikirkannya, tidak ada penjelasan masuk akal yang bisa mereka temukan. "Apa yang dia coba lakukan?" Han Sen menatap makhluk yang membenturkan dirinya ke tembok batu. Dari cahaya redup di dinding lahar, dia bisa dengan jelas melihat gerakan makhluk itu. Dinding batu itu retak karena si makhluk, dan dia terluka parah, dan darahnya mewarnai dinding batu. Tiba-tiba, pupil mata Han Sen mengecil. Chapter 337 - Perang Makhluk Han Sen menatap retakan di dinding batu. Tadinya, dia berpikir tembok itu merah karena makhluk itu berdarah. Namun, jika dilihat dengan seksama, itu bukan hanya darah si makhluk. Sepertinya ada cairan masuk melalui celah-celah dari sisi yang lain. Dengan pantulan cahaya lahar, cairan itu juga seakan berwarna merah. Namun, Han Sen bisa mengatakan itu bukanlah darah, tapi seperti air. "Air!" Han Sen akhirnya mengerti apa yang dilakukan makhluk itu. Di balik tembok batu, sepertinya ada cabang sungai bawah tanah.Makhluk itu mencoba menghancurkan tembok batu untuk membiarkan air masuk ke dalam kolam lahar. ''Brengsek. Makhluk ini berbahaya. Dia mencoba mengalirkan air ke dalam lahar.'' Pikir Han Sen. Di Aliansi, saat air bertemu dengan panas lahar, satu kemungkinannya adalah air akan menguap. Namun, jika ada cukup air, lahar akan menjadi sebongkah batu. Bahkan jika kura-kura selamat di dalam lahar, tidak berarti dia bisa selamat di dalam batu. Jika kura-kura terkurung dalam batu, Han Sen tidak tahu jika masih memungkinkan baginya untuk mendapatkan sari kehidupan si kura-kura. "Pakai masker gas kalian!" seru Han Sen pada yang lain dan segera memakaikan masker pada dirinya. Meskipun Sun Minghua, Jin Rijie, dan Jin Qiuli tidak mengerti mengapa Han Sen menyuruhnya, mereka mulai mempercayai Han Sen akhir-akhir ini, jadi mereka mengikuti instruksinya. Tidak lama setelah mereka memakai masker, mereka tiba-tiba mendengar suara retakan dan semburan. Air mulai mengalir dari tembok batu yang semakin dan semakin hancur karena si makhluk, yang membanjiri lahar dan menimbulkan asap abu-abu pekat. "Mundur! Jangan biarkan dirimu terbakar oleh uapnya." Han Sen tidak berani untuk tetap diam dan menonton sambil menarik profesor mundur dengannya. Brak! Saat empat orang itu mundur, mereka mendengar suara keras dari batu dan air yang berjatuhan. Lalu mereka mendengar suara mendesis. Dengan asap abu yang membumbung, seluruh gua menjadi sangat panas sampai hampir tidak tertahankan. Sekelompok orang dengan cepat mundur ke belakang. Untungnya, asap abu tidak menyebar dengan sangat cepat.Butuh waktu untuk asap itu naik sampai ke jurang. Saat mereka mencapai sebuah gua kecil jauh dari jurang, mereka diselimuti oleh abu. Masing-masing tampak seperti patung yang keluar dari gudang. Untungnya, mereka semua memakai jubah jiwa binatang dan masker gas., jadi mereka tidak terluka sama sekali. Setelah menunggu cukup lama di gua kecil, asap hitam perlahan menghilang dan udara mulai mendingin. Yang mereka bisa dengar hanyalah air yang mengalir. "Aku akan pergi melihatnya." Han Sen tidak ingin melepasnya. Dia telah lama mempersiapkan diri untuk membunuh si kura-kura dan tidak ingin melihatnya terbunuh dalam lahar. Sambil berlari lagi ke jurang, Han Sen memandang ke bawah. Meskipun masih ada asap tipis yang tersisa, dia bisa melihat dengan jelas cahaya tembus dari tembok batu yang dihancurkan makhluk raksasa itu. Tidak ada satupun percikan dari kolam lahar. Di bawah jurang terdapat danau yang baru dibuat. Airnya berasal dari sungai bawah tanah yang tadinya berada di balik dinding batu. Di dalam air, di tempat kolam lahar berada, lahar itu membeku menjadi bongkahan batu hitam licin dengan lubang berkarang seperti permukaan bulan. Makhluk raksasa itu berguling dengan semangat mengitari danau sambil memekik kegirangan. ''Kura-kura itu mati begitu saja?'' Han Sen tidak yakin kalau makhluk super bisa dibunuh dengan mudahnya. ''Sepertinya tidak begitu.'' Han Sen memutuskan. Lahar itu cair, jadi pasti ada sumber panas di bawah kolam untuk menjaganya tetap seperti itu. Karena sumber panasnya tidak dimatikan, mustahil lahar itu mengeras sepenuhnya. "Makhluk ini terlalu licik untuk memikirkan strategi itu. Aku penasaran ada dendam apa terhadap kura-kura itu?" kata Jin Rijie sambil menghampiri dan bergabung dengan Han Sen. Saat Sun Minghua ingin berkata sesuatu, mereka tiba-tiba mendengar batu itu hancur. Batu yang baru terbentuk di tanah mulai retak. Makhluk raksasa itu ikut dikejutkan oleh suara itu, dan menegakkan tubuhnya seperti ular kobra yang siap menyerang, menatap bongkahan yang rusak itu dengan waspada. Bum! Bongkahan itu tiba-tiba meledak. Kura kura hitam besar menyeruak dari dalam cipratan lahar bagai iblis yang datang kembali. Saat kura-kura itu keluar, dia berteriak pada makhluk raksasa dan menerjang makhluk itu dengan kepala tersembunyi di dalam cangkang. Makhluk itu memutar tubuh besarnya dan menghindari kura-kura. Namun, kura-kura menjulurkan kepalanya keluar dan menggigit makhluk itu di udara. Makhluk itu menjerit dan melingkarkan tubuhnya melilit si kura-kura, menggigit leher kura-kura dengan mulutnya yang seperti buaya. Dua makhluk itu saling mencoba membunuh satu sama lain, bergulingan di danau, dan memecahkan bebatuan kemanapun mereka pergi. Sekelompok orang itu tercengang melihat pertarungan monster dan merasa seperti menonton film. Han Sen diam-diam sangat kegirangan. Karena makhluk itu bisa menandingi kura-kura, sangat memungkinkan bahwa itu juga makhluk super. Jika benar, mungkin dia benar-benar sangat beruntung. Saat Han Sen membayangkan membunuh dua makhluk super sekaligus, memakan sari kehidupan mereka dan menjadi bangsawan super, dia segera menyadari mimpinya mungkin tidak akan tercapai. Dua makhluk itu berhasil menghancurkan tanah batu vulkanik sampai terbuka. Lava menyembur dari sela-sela dan bertemu dengan air. Asap abu sekali lagi mengisi udara. Sambil meraung dan berguling, makhluk itu meneruskan pertarungannya, menggetarkan seluruh gua bawah tanah. Chapter 338 - Satu-satunya Kesempatan Karena asap abu yang membumbung itu cukup berbahaya, Jin Rijie dan Sun Minghua terpaksa kembali mundur. Namun, Han Sen tetap diam. Ini mungkin kesempatan terbaik untuk membunuh makhluk super. Jika dia mundur saat ini, dia tidak yakin kalau dia bisa mengambil sari kehidupan, dan dia pasti tidak akan mampu memperoleh jiwa binatang mana pun. Han Sen sangat menginginkan jiwa binatang super lebih dari sari kehidupannya. Jika dia bisa memperoleh jiwa binatang super yang sangat kuat, mungkin dia akan mampu membunuh makhluk super sendirian, daripada bersembunyi dan menyelinap seperti ini. "Han Sen, ayo pergi. Terlalu berbahaya di sana," Jin Rijie berseru pada Han Sen. "Pergilah duluan. Aku akan disini sebentar lagi," Han Sen menggertakkan giginya dan berkata, sambil melakukan Kulit Giok pada saat yang bersamaan. Dengan perlindungan dari jubah semut phantom berdarah sakral dan Kulit Giok, Han Sen bisa tinggal dan menyaksikan pertarungan dua makhluk itu. Meskipun pandangannya kabur karena asap abu, dia tidak berani mendekati makhluk itu dan harus menunggu kesempatan datang. Raungan dan pekikan berbunyi, lahar dan air berbenturan, dan asap abu membumbung naik. Han Sen terkadang bisa melihat sekilas dua makhluk itu. "Ratu peri!" Han Sen tidak tahu apa yang sedang terjadi dan keadaan semakin buruk. Dia segera menyimpan jubah semut phantomnya dan berubah wujud menjadi ratu peri. Rambutnya menjadi pirang dan berjubah merah. Dengan menggunakan daya pandang yang kuat dari ratu peri, dia lanjut menonton pertarungan itu. Ratu peri memang efektif. Han Sen melihat bahwa makhluk itu telah kehilangan potongan besar daging di belakang kepalanya, tulangnya terlihat dan darah terus mengalir. Dari retakan tulangnya, Han Sen samar-samar bisa melihat otaknya. "Jika aku bisa menusukkan tombak ke dalam retakan ini, Aku akan punya peluang besar untuk membunuhnya langsung." Han Sen mengeluarkan tombak berputar dari ranselnya. Tentu saja, dia tidak mau turun hanya seperti itu. Dia bukanlah tandingan kura-kura ataupun makhluk itu. Dengan satu serangan oleh salah satu dari mereka, tubuhnya akan hancur lebur. Han Sen mengeluarkan tombak untuk menggunakannya seperti sebuah panah. Han Sen juga mengeluarkan busur tanduk dan menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan. Kekuatan yang luar biasa memenuhi tubuhnya, ototnya menjadi sekeras besi, dan pembuluh darahnya menonjol di sekujur tubuh. Mata keemasan Han Sen tertuju pada dua makhluk yang bergulingan di antara asap, lahar, air, dan bebatuan. Dia menarik busurnya sampai mentok. Tombak itu terlalu tebal dan panjang sebagai panah. Tidak mudah untuk menembakkannya. Akan tetapi, Han Sen tidak punya pilihan lain. Jika dia menggunakan panah tawon hitam mutan, itu tidak cukup untuk membunuh makhluk tersebut. "Tunggu¡­ aku harus menunggu¡­ untuk saat yang tepat¡­" Han Sen menatap makhluk itu menembus asap. Meskipun dia bisa melihat retakan di tengkorak itu dua kali, Han Sen tidak menembakkan tombak berputarnya. Tombak berputar bukanlah panah jiwa binatang, dan tidak bisa ditarik kembali sekalinya ditembakkan. Dia hanya memiliki satu kesempatan, dan harus memilih saat yang tepat untuk membunuh makhluk itu dalam satu serangan. Jika tidak, dia akan kehilangan satu-satunya kesempatan. Mata Han Sen tenang seperti es. Meskipun makhluk itu terluka parah, dia masih mampu melawan kura-kura. Kura-kura itu juga berpikiran sama dengan Han Sen. Dia juga mencoba menggigit luka di belakang kepala makhluk itu, tapi makhluk itu tidak memberinya kesempatan. "Apa yang mau dia lakukan?" Sun Minghua samar-samar bisa melihat Han Sen masih berdiri di jurang. Jin Rijie dan Jin Qiuli tersenyum masam. Mereka tidak tahu apa yang ingin Han Sen lakukan. Dari jauh, mereka sudah berkeringat bagai babi karena panas yang tak tertahankan. Namun, Han Sen diam berdiri di jurang bagaikan menara dalam asap abu. Jin Rijie dan Jin Qiuli merasa mereka telah kalah dari Han Sen dalam hal ketahanan. "Apa dia mencoba untuk membunuh dua makhluk itu?" kata Jin Qiuli tiba-tiba. "Apa itu mungkin?" Jin Rijie terdiam dan menjawab. Membunuh makhluk seperti itu seakan tidak mungkin bagi manusia. Jika itu adalah orang lain, Jin Rijie akan mengatakan itu mustahil tanpa ragu. Menilai betapa buasnya makhluk itu berkelahi, mudah baginya untuk mengatakan bahwa membunuh mereka adalah di luar kemampuan manusia. Namun, karena Han Sen yang berdiri di sana, Jin Tijie merasa hal itu mungkin. Han Sen adalah orang yang tidak bisa dipahami Jin Rijie. Jin Rijie telah bertemu banyak orang di Penampungan Agung. Namun, dia belum pernah bertemu orang seperti Han Sen. Kemampuan Han Sen terlalu luar biasa untuk orang yang belum berevolusi. "Karena itu adalah dirinya, mungkin ada kesempatan?" Jin Rijie berkata dengan senyum tipis. Sun Minghua dengan cemas berkata, "Sepertinya terlalu berbahaya. Kita harus memanggilnya kembali. Saat dua makhluk itu hampir sekarat, dia kemudian bisa mengambil dagingnya." "Aku khawatir tujuannya lebih dari daging, tapi juga jiwa binatang," kata Jin Rijie sambil menggelengkan kepala Tiba-tiba, mereka mendengar teriakan yang membuat darah berdesir. Chapter 339 - Jiwa Binatang Penuai Air "Sekarang!" mata keemasan Han Sen berkilat dingin. Tombak berputar meninggalkan busur dengan dorongan yang kuat, melesat menuju makhluk yang memekik itu. Wusss! Tombak mencapai belakang kepala makhluk itu dalam sekejap mata. Dak! Ujung tombak menancap di retakan tengkorak dan tidak menembusnya. Tulang itu begitu keras sampai-sampai tombak gagal menghancurkannya. Namun, tekanan berputar tidak berakhir. Bagaikan kepala bor tombak itu terus menggali ke dalam tengkorak, menciptakan percikan api dan asap. ''Lebih dalam lagi!'' Han Sen berseru dalam hati. Krak! Sepertinya langit mendengar doa Han Sen. Retakan di tengkorak makhluk itu hancur lebih parah karena tombak berputar. Dengan sebuah letupan, seluruh tombak menembus tengkorak dari retakan. Grrr! Dengan jerit kesakitan berikutnya, makhluk berkepala buaya berdiri selama beberapa detik dan tiba-tiba ambruk, menggetarkan seluruh gua. "Larva makhluk super penuai air dibunuh. Diperoleh jiwa binatang makhluk super penuai air. Sari kehidupan tersedia. Makan sari kehidupan untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno super secara acak. Daging tidak bisa dimakan." Suara yang Han Sen dengar membuatnya terlonjak kaget. Jiwa binatang super! Akhirnya dia memperoleh jiwa binatang super!" Dengan cepat, Han Sen menjadi tenang kembali. Belum saatnya untuk merayakannya. Kura-kura itu masih di sana. Han Sen sekarang tahu bahwa penuai air masih seekor larva. Alasan mengapa dia bisa melawan kura-kura sepertinya karena si kura-kura baru saja bertelur dalam lahar dan masih lemah. Meskipun begitu, kura-kura terlalu kuat untuk Han Sen bunuh. Setidaknya sebelum dia memperoleh senjata yang kuat, tidak mungkin dia bisa menyakiti kura-kura. Setelah penuai air tertembak mati, kura-kura itu melemparkan tatapannya ke arah Han Sen, yang membuat bulu kuduknya merinding. Akan tetapi, kura-kura hanya menatapnya dan kemudian meninggalkan gua dari dinding batu yang terbuka oleh penuai air. Han Sen merasa kegirangan. Jika kura-kura tidak pergi, dia bahkan tidak berani turun dan mengambil sari kehidupannya. Sebelum Han Sen turun, dia melihat tubuh penuai air berangsur-angsur lenyap. Tuk! Kristal ungu seukuran bola sepak jatuh ke danau bersamaan dengan tombak berputar. Han Sen tidak ragu-ragu lagi dan segera melompat dari jurang, mengeluarkan sayap berdarah sakralnya ke udara, dan menyelam ke dalam danau dan menarik sari kehidupan dan tombaknya ke permukaan. Sambil menjilat kristal ungu, Han Sen mendengar suara yang dia sangat rindukan. "Sari kehidupan makhluk super penuai air dikonsumsi. Tidak ada poin geno diperoleh." Suara itu membuat Han Sen bersemangat. Dia kemudian menatap sari kehidupan penuai air yang menjadi cairan ungu di mulutnya. Saat dia meneguk cairan itu, rasa dingin memenuhi tubuhnya, meresap ke setiap sel tubuhnya. Setelah menjilatinya beberapa lama, Han Sen akhirnya mendengar suara mengatakan bahwa dia memperoleh satu poin geno super. Untungnya, sari kehidupan penuai air lebih kecil dari singa emas. Jika lebih besar, Han Sen tidak akan mampu segera menghabiskannya di tempat itu. Penuai air sebesar itu ternyata cuma larva. Jika dia dalam bentuk dewasa, pasti tidak akan kalah besar dari singa emas. Mungkin karena sari kehidupannya berasal dari larva, Han Sen memperoleh tujuh poin geno super dengan memakan seluruh kristal, yang lebih sedikit dari yang pernah didapatkannya. Akan tetapi, Han Sen sudah puas. Tadinya dia pikir perlu waktu lebih lama baginya untuk bisa membunuh makhluk super, tapi dia berhasil berkesempatan membunuhnya dan memperoleh tujuh poin geno super dan jiwa binatang super. Sungguh mengejutkan! Melihat jumlah poin geno supernya yang kini sebesar dua puluh enam, Han Sen sangat senang. "Sen, kau baik-baik saja?" tanya Jin Rijie dari atas jurang. Jin Rijie, Jin Qiuli dan Sun Minghua memandang ke bawah jurang dan gembira saat mereka melihat Han Sen. "Aku baik-baik saja. Dua makhluk itu telah pergi. Ayo ikuti lubang ini untuk keluar. Aku melihat cahaya dari sisi lain. Ini pasti jalan keluar," kata Han Sen sambil menunjuk tembok batu yang hancur. Setelah mereka bertiga turun dengan sayapnya, mereka melihat lembah dari lubang yang terbuka. Saat keluar dari gua dan memanjat ke lembah, sekawanan itu menemukan bahwa mereka masih di Pegunungan Perunggu. Saat kembali ke Penampungan Agung, Han Sen mendengar seseorang melihat kura-kura merangkak kembali ke lautan. Meski disayangkan, Han Sen tidak terlalu bersedih karena dia memperoleh banyak hal dari penuai air. Tipe jiwa binatang super penuai air : parasit. Han Sen mempelajari jiwa binatang penuai air di penampungan dan menemukan bahwa itu adalah hal yang dia belum pernah lihat sebelumnya, jiwa binatang parasit. Seperti jiwa binatang ksatria kumbang, yang tidak bisa dipanggil, Han Sen tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Akan tetapi, biasanya, jiwa binatang yang langka adalah jiwa binatang yang kuat. Han Sen menaruh harapan besar pada jiwa binatang ini dan berharap untuk menemukan informasi lebih dalam setelah dia memiliki akses ke Jaringan Langit Dia tidak ada keperluan lagi di Penampungan Agung, jadi saat Sun Minghua memutuskan untuk pergi ke Penampungan Baju Baja, Han Sen mengikuti mereka kembali. Dalam perjalanan, Han Sen terus memikirkan tentang kolam lahar. Mungkin si kura-kura bertelur di sana dan alangkah baiknya jika dia bisa mengeluarkannya. Karena Rawa Gelap terlalu berbahaya, Jin Rijie tidak memilih untuk melewati rute itu, tapi mengambil rute yang lebih panjang dan aman. Han Sen tidak terburu-buru. Dia memiliki Mantra Klenik, Kelebihan Muatan, Panorama, dan keahlian mengendalikan lawan untuk dipelajari selama perjalanan. Mereka akhirnya sampai di Penampungan Baju Baja lebih dari sebulan kemudian. Setelah kembali ke ruangannya di Penampungan Baju Baja, Han Sen mengecek monster awan yang diberinya makan. Tubuhnya semakin dan semakin tembus pandang, dan prosesnya kurang lebih seperti apa yang Han Sen perkirakan. Kristal hitam harusnya mampu membuat makhluk super dalam satu tahun. "Apa sebenarnya kristal hitam ini? Ini bahkan bisa membuat makhluk super. Sepertinya benda ini juga tidak menjadi kecil. Sungguh mengherankan!" Han Sen merasa beruntung kembali karena memperoleh benda berharga itu. Benda itu memang tak ternilai. Tidak akan ada yang percaya padanya bahkan jika dia menceritakannya pada seseorang. Setelah beristirahat selama dua hari di Blackhawk, Han Sen tidak segera pergi ke Gladiator. Dia harus membaca banyak berita dari penampungan berbeda, mencoba untuk menemukan jejak makhluk super lagi. Han Sen menemukan banyak petunjuk, tapi mereka semua terlalu jauh dari Penampungan Baju Baja, dan tidak mudah baginya berkelana ke tempat itu saat ini. Selama Han Sen cuti, Penjudi mengatakan padanya lewat jaringan komunikasi bahwa Yang Zikun ingin menemuinya untuk membicarakan kesepakatan. Yang Zikun tidak mengatakan pada Penjudi rincian kesepakatan itu dan ingin berbicara dengan Han Sen sendirian. Chapter 340 - Jiwa Binatang Tempat Suci Para Dewa Kedua Yang Zikun tidak meminta Han Sen untuk bertemu di Tempat Suci Para Dewa, tapi berhasil mengajak Han Sen keluar Blackhawk dan membawanya ke klub pribadi. Han Sen tidak terlalu percaya dengan yang disebut pintu tertutup pelatihan militer sejak saat ini. Siapa saja yang memiliki uang selalu bisa membuka pintu itu. "Tuan, kau merepotkan diri seperti ini bukan hanya untuk minum denganku kan?" sambil duduk di sofa, Han Sen bertanya pada Yang Zikun yang duduk di hadapannya. "Saudaraku, hari ini aku memintamu datang untuk belajar jurus bumerang darimu dan meminta bantuanmu." Yang Zikun sangat sopan pada Han Sen. Sejak Han Sen mengalahkannya soal bumerang, Yang Zikun menganggap Han Sen sebagai guru. Yang Zikun telah menghabiskan banyak waktu berlatih bumerang kupu-kupu saat ini, tapi hasilnya tidak pas. Dia telah bertanya pada banyak ahli untuk memperoleh sedikit kemajuan. Akan tetapi, jika dia ingin mencapai level Han Sen, dia perlu usaha keras selama bertahun-tahun . "Mari berbisnis terlebih dahulu. Kau bisa belajar bumerang dariku kapan saja. Aku punya biaya mengajarku cukup lumayan," Han Sen tersenyum dan berkata. Yang Zikun mengacungkan jempol dan berkata, "Bagus sekali! Aku suka dirimu yang langsung ke inti masalah. Kalau begitu langsung saja. Aku memintamu datang hari ini karena aku membutuhkan beberapa jiwa binatang berdarah sakral dan bertanya-tanya apakah aku dapat membeli beberapa di Penampungan Baju Baja. " "Makhluk berdarah sakral itu langka. Terlalu banyak orang yang membutuhkannya, tapi terlalu sedikit yang menjual. Bahkan jika seseorang ingin berevolusi dan menjual sebagian jiwa binatang berdarah sakral mereka, jiwa binatang itu sebagian besar biasanya dipesan terlebih dahulu. Harusnya kau tahu benar hal itu," Han Sen berpikir dan berkata. Saat Qin Xuan berevolusi, dia hanya menyimpan dua jiwa binatang berdarah sakral dengannya untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Jiwa binatang lainnya telah dipesan jauh sebelum mereka dilelang. Mereka yang membeli jiwa binatang berdarah sakral darinya mungkin orang yang sangat kaya raya seperti Yang Zikun, Yuan dan Qing. Setelah mereka mendapat jiwa binatang berdarah sakral itu, sangat tidak mungkin mereka akan menjualnya lagi. Orang-orang ini biasanya memilih untuk membawa semua jiwa binatang berdarah sakralnya saat mereka menjadi evolver. Meski jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Pertama tidak dianggap kuat di Tempat Suci Para Dewa Kedua, di tahap awal, mereka masih berguna. Inilah salah satu alasan mengapa jiwa binatang berdarah sakral sangat langka di Tempat Suci Para Dewa Pertama. "Jika mudah, aku tidak akan perlu meminta bantuanmu, kak." Yang Zikun menyalakan video holografis dan wajah seseorang tampil. Tayangan tersebut telah direkam sebelumnya. Orang itu memanggil jiwa binatangnya satu per satu dan memperkenalkannya. Setelah menunjukkan klip tersebut, Yang Zikun menunjukkan pada Han Sen klip lain yang mirip dengan yang pertama. "Saudaraku, aku ingin berbisnis denganmu untuk jiwa binatang berdarah sakral. Aku bisa menawarkanmu jiwa binatang atau kerangka perang. Klub pribadi ini dibuat khusus untuk berjualan jiwa binatang. Kau bisa melihat klip tadi. Jika kau punya jiwa binatang tertentu di pikiranmu, aku bisa menukarnya denganmu. Sebagian besar orang disini tidak dari Penampungan Baju Baja." kata Yang Zikun. Mata Han Sen berbinar. Dia bertanya, "Apakah klub pribadi ini juga menjual jiwa binatang dari tempat Suci Para Dewa Kedua?" Yang Zikun keheranan dan menjelaskan pada Han Sen, "Mungkin saja. Tapi sebagian besar kesepakatan dilakukan di fase yang sama. Akan lebih sulit untuk menukarnya dari fase yang berbeda." "Jika aku ingin menukar jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Pertama dengan jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Kedua, seperti apa biasanya?" tanya Han Sen. Keuangan keluarganya membaik, tapi dia berharap bisa memperoleh jiwa binatang untuk ibunya untuk menjamin keselamatannya di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Tempat Suci Para Dewa Kedua tidak seperti yang pertama. Di sana sangat berbahaya dan bahkan penampungan tidak 100% aman. Para makhluk akan menyerang penampungan dalam kelompok besar di Tempat Suci Para Dewa Kedua, yang berbeda dengan di tempat pertama. "Jika kau ingin menukarnya, tidak apa-apa. Tapi itu tergantung dengan jenis jiwa binatang apa yang kau punya. Biasanya, tiga jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Pertama bisa digunakan untuk menukar satu jiwa binatang berdarah sakral dari tempat kedua. Lagi pula, lebih sulit memperoleh jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Kedua," Yang Zikun menjelaskan dengan singkat. Han Sen merenung sebentar dan berkata pada Yang Zikun, "Aku punya beberapa jiwa binatang berdarah sakral di tanganku, tapi aku tidak tertarik pada apapun kecuali jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dan transaksinya harus dilakukan di Penampungan Safir di Tempat Suci Para Dewa Kedua." Yang Zikun menatap Han Sen dan bertanya, "Saudaraku, apa kau punya permintaan untuk tipe jiwa binatang yang kau mau?" "Aku ingin jiwa binatang jubah pelindung, serta jiwa binatang tunggangan dan jiwa binatang sayap." Han Sen ingin mendapat beberapa jiwa binatang yang bisa menjaga keselamatan ibunya. Saat dia berevolusi dan memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, akan mudah baginya untuk mendapat jiwa binatang dan daging untuk ibunya. Yang terpenting adalah menjaga ibunya agar tetap hidup. Meskipun Luo Sulan ditempatkan di penampungan manusia yang luas dan yang dia lakukan hanyalah membunuh makhluk biasa dan primitif, sulit mengatakan apa yang akan terjadi di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Banyak penampungan manusia yang hancur dalam semalam. "Tunggu sebentar." Yang Zikun memeriksa jaringan komunikasinya dan menekan sebuah nomor. Pria berumur enam puluh tahun muncul di gambar hologram. "Tuan muda." Pria itu membungkuk pada Yang Zikun. "Tuan Xu, bisakah kau membantuku mengecek berapa banyak jiwa binatang berdarah sakral yang bisa kita gunakan di Penampungan Safir di Tempat Suci Para Dewa kedua?" tanya Yang Zikun. "Tunggu sebentar, tuan muda. Aku akan melapor padamu saat aku mendapat informasi." Yang Zikun mematikan jaringan komunikasinya dan berkata pada Han Sen sambil tersenyum, "Saudaraku, mari lihat apakah ada yang menarik perhatianmu. Jika ada yang kau suka, maka kita akan melanjutkan pembicaraan kita." Han Sen mengangguk dan mengagumi sikap berwibawa Yang Zikun. Pantas saja, Yang Zikun adalah cucu dari setengah dewa. Meski masih muda, dia memperlakukan setiap orang dengan sopan. Tidak lama, Tuan Xu mengetuk pintu dan menunjukkan klip video pada Yang Zikun sambil menjelaskan, "Saat ini, kami memiliki tiga jiwa binatang berdarah sakral yang bisa digunakan di Penampungan Safir. Yang ini¡­" Setelah menjelaskan semuanya, Tuan Xu melangkah mundur dan menunggu Yang Zikun berbicara. "Saudaraku, bagaimana menurutmu?" Yang Zikun bertanya pada Han Sen. Tuan Xu menatap Han Sen terkejut. Dia kenal betul karakter Yang Zikun dan berpikir Han Sen pasti orang penting sampai-sampai Yang Zikun memperlakukannya sedemikian rupa. "Aku sangat tertarik pada jubah pelindung dan tunggangan berdarah sakral. Aku memiliki tiga jiwa binatang berdarah sakral yang ingin kugunakan untuk menukar ke duanya. Apakah itu mungkin?" Han Sen berpikir dan bertanya. Chapter 341 - Perdagangan Lintas Batas Tuan Xu mengerutkan wajahnya setelah mendengar perkataan Han Sen. Walaupun jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama terhitung langka, nilai wajar jiwa binatang berdarah sakral dari Tahap Pertama dan Tahap Kedua seharusnya 3 banding 1. Walaupun baju baja berdarah sakral dan tunggangan berdarah sakral di Tempat Penampungan Safir bukan yang terbaik, dia bahkan tidak perlu menukarnya dengan enam jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Namun, Han Sen mencoba untuk menukar keduanya hanya menggunakan tiga, sehingga membuat Tuan Xu menyeringai. "Kakak, dapatkah kau tunjukkan pada kami jiwa binatang yang kau miliki?" Yang Zikun bertanya sambil tersenyum. Han Sen memanggil seruit pisau tiga, mengayunkannya dengan cepat dan berkata, "Aku menduga kau seharusnya mengenali seruit pisau tiga ini. Huangfu Pingqing pernah menunjukkannya dalam sebuah pelelangan. Senjata ini lebih tajam dibandingkan dengan senjata berdarah sakral lainnya." Tuan Xu tercengang. Dia pernah mendengar tentang seruit ini. Sebenarnya, mereka sering berbisnis dengan Aula Bela Diri Ares. Dan dia pernah berpikir untuk mendapatkan seruit ini sebelumnya. Dalam hal ketajaman, seruit pisau tiga ini ini tidak hanya "lebih tajam," tetapi dapat dipastikan adalah senjata tertajam dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Tuan Xu pada awalnya tidak menduga Han Sen akan menghasilkan senjata ini. Ini adalah jiwa binatang berdarah sakral kelas atas. Biasanya, tidak ada orang yang mau melepaskannya. "Kakak, apakah kau sungguh-sungguh ingin menjualnya?" Yang Zikun bertanya pada Han Sen dengan heran. "Tentu saja." Han Sen tersenyum. Seruit pisau tiga ini tidak terlalu berarti baginya pada saat ini. Dia tidak dapat membunuh makhluk super dengan seruit ini. Dan karena seruit ini bukan pedang, dia tidak dapat menempelkan pedang iblis padanya. Han Sen masih memiliki sepasang pisau belati tengkorak, yang juga setajam seruit pisau tiga. Walaupun nilai mereka mereka tidak sebanding dengan jiwa binatang, bagi Han Sen, mereka berfungsi sama baiknya. Oleh karena itu, Han Sen ingin menjual seruit ini. Sedangkan untuk jiwa binatang yang kedua, Han Sen memanggil serigala tornado. "Seekor tunggangan?" Tanya Yang Zikun, menatap pada serigala tornado. Yang Zikun tidak pernah melihat seekor tunggangan sebelumnya dan tidak tahu apa yang dapat dia lakukan. Tuan Xu agak cemberut. Walaupun seruit pisau tiga cukup hebat, seekor tunggangan berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua pasti bernilai sekurang-kurangnya tiga tunggangan berdarah sakral di Tahap Pertama. Han Sen tersenyum dan menjelaskan, "Tunggangan ini dinamakan serigala tornado. Dia sangat cepat. Kau seharusnya pernah mendengar tentang kuda ledakan?" "Tentu saja, kuda ledakan adalah tunggangan tercepat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama," Yang Zikun mengangguk dan berkata. "Serigala tornado ini sedikit lebih cepat daripada kuda ledakan. Bagaimana menurutmu sekarang?" kata Han Sen dengan santai. Ada banyak video tentang kuda ledakan dalam Jaringan Langit. Han Sen merasa yakin bahwa serigala tornado lebih cepat. Mimik Tuan Xu berubah. Jika serigala tornado ini benar-benar lebih cepat daripada kuda ledakan, nilainya sulit ditentukan. Walaupun tunggangan berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama tidak setinggi nilai tunggangan berdarah sakral dari Tahap Kedua, nilainya sangat tergantung pada jenis tunggangannya. Jika serigala tornado adalah tunggangan tercepat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, maka harganya tidak ternilai. "Fantastis," Yang Zikun berkata. Tampaknya dia sangat menyukai tunggangan serigala tornado. Tuan Xu sekarang memiliki pengharapan yang tinggi untuk jiwa binatang ketiga Han Sen. Walaupun kedua jiwa binatang Han Sen tidak menunjukkan bahwa keduanya kelas atas, dia masih memerlukan jiwa binatang ketiga untuk membuatnya takjub sebelum dia mempertimbangan perdagangan ini. Sementara dia berpikir, HanSen memanggil jiwa binatang ketiga. Han Sen tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor beruang raksasa. "Jiwa binatang perubahan wujud?" Yang Zikun dan Tuan Xu merasa sangat gembira. Jiwa binatang perubahan wujud berdarah sakral sangat langka, dan yang ditunjukkan oleh Han Sen bahkan dapat menggunakan berbagai seni bela diri dan senjata. Jiwa binatang seperti ini pasti akan mendapatkan tawaran setinggi langit. Han Sen mengambil kembali jiwa binatang dan bertanya pada Yang Zikun, "Jiwa binatang perubahan wujud berdarah sakral ini dinamakan beruang bermata hantu. Dia dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan seseorang secara signifikan. Jiwa aku menukar ketiga jiwa binatang berdarah sakral ini dengan dua jiwa binatang berdarah sakral yang kau miliki di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, bagaimana menurutmu?" "Ayo kita lakukan," Yang Zikun berkata tanpa ragu-ragu. Walaupun dia tidak mendapatkan keuntungan yang besar dari kesepakatan ini, tetap saja ini adalah pertukaran yang bagus. Han Sen telah menghasilkan tiga jiwa binatang yang sangat bagus, di mana semuanya adalah kelas atas di masing-masing jenisnya. Selain itu, Yang Zikun sangat menyukai ketiga jiwa binatang berdarah sakral itu, terutama beruang bermata hantu berdarah sakral. Tuan Xu merubah pandangannya tentang Han Sen. Ketiga jiwa binatang berdarah sakral seperti ini sangat sulit ditemukan sehingga mereka sangat sebanding dengan dua jiwa binatang berdarah sakral yang mereka miliki di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Yang Zikun meminta Tuan Xu mengatur seorang pria untuk memindahkan dua jiwa binatang berdarah sakral pada Luo Sulan. Han Sen memanggil ibunya dan memintanya untuk menerima kedua jiwa binatang. Dengan baju baja berdarah sakral dan tunggangan berdarah sakral, bahkan jiwa Luo Sulan berada dalam bahaya, dia tetap dapat menjaga keselamatan dirinya. Han Sen dan Yang Zikun menggunakan peralatan teleportasi di klub pribadi untuk masuk ke Tempat Penampungan Baju Baja dan menyelesaikan pertukaran mereka. Sudah sejak lama, Han Sen ingin melakukan hal ini, tetapi dia tidak menemukan kesempatan yang tepat atau orang yang dapat dia percaya. Akhirnya, dia berhasil menyelesaikan pertukaran ini. Setelah menyelesaikan pertukaran, kedua pihak merasa puas dengan transaksi ini. Awalnya, Yang Zikum hanya berharap untuk memperoleh satu atau dua jiwa binatang berdarah sakral. Pada akhirnya, dia berhasil memperoleh tiga jiwa binatang kelas atas, dan semuanya sangat berguna. "Kakak, kau memiliki begitu banyak jiwa binatang yang sangat hebat. Dapatkah kau menunjukkan beberapa yang lainnya pada kami?" Yang Zikun menatap Han Sen dengan penuh semangat. Tuan Xu juga menatap pada Han Sen dengan penasaran. Orang yang memiliki begitu banyak jiwa binatang yang menakjubkan membuatnya merasa penasaran. Karena Han Sen menjual jiwa binatang yang menakjubkan, jiwa binatang apa yang dia simpan untuk dirinya sendiri? Chapter 342 - Percobaan Han Sen tidak dapat menolak permintaan mereka dan memanggil jiwa binatang semut hantu berdarah sakral. Yang Zikun tersentak. Dia bertanya langsung, "Kakak, dapatkah kau menjual baju baja ini padaku? Aku akan menukarnya dengan jiwa binatang berdarah sakral lainnya dalam Tempat Penampungan Safir dengan yang ini. Satu untuk satu." "Ini hanya baju baja berdarah sakral. Mengapa kau sangat menginginkannya?" Han Sen menatap Yang Zikun dengan heran. Yang Zikun berkata dengan cepat, "Baju baja ini sangat cantik sehingga beberapa wanita tidak dapat menahan godaannya¡­" Menyadari perkataannya, Yang Zikun cepat-cepat mengganti topik pembicaraan, "Jika kau tidak memerlukannya, kau harus menjualnya padaku." Han Sen cepat-cepat menyimpan kembali baju baja semut hantu berdarah sakral dan berkata sambil tersenyum. "Aku telah berjanji untuk menjualnya pada orang lain jika aku mau menjual baju baja ini." Walaupun Yang Zikun sangat tertarik dengan baju baja ini, dia tidak memaksa setelah mendengar perkataan Han Sen. Setelah Han Sen kembali, dia menyusun jiwa binatangnya. Jiwa binatang berdarah sakral yang dia miliki adalah baju baja kumbang hitam, pembunuh berdarah, naga bersayap ungu, ratu peri, busur tanduk, raja cacing batu emas, semut hantu, kucing bermata tiga, pemindah warna, malaikat suci, ksatria kumbang, letnan api, dan pedang iblis. Yang terakhir adalah jiwa binatang super penuai air. Walaupun Han Sen belum mengetahui bagaimana cara menggunakannya pada saat ini, Han Sen merasa yakin bahwa itu pasti adalah jiwa binatang yang hebat. Dia ingin membawa sebagian jiwa binatang ini ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Lagipula, dia tidak memiliki latar belakang yang kuat dan harus bergantung pada dirinya sendiri setelah masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Pada tahap awal, jiwa-jiwa binatang ini pasti akan dapat membantunya. Tentu saja juga ada beberapa jiwa binatang yang tidak diperlukan. Misalnya, semut hantu dan kumbang hitam memiliki fungsi yang sama, maka dia dapat menjual baju baja semut hantu pada Lin Beifeng. Walaupun kucing bermata tiga adalah hewan piaraan berdarah sakral, dia mungkin tidak terlalu berguna di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Sama halnya dengan busur tanduk. Han Sen dapat menggunakan jiwa-jiwa binatang ini untuk menukar jiwa binatang di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, yang dapat membantunya di masa depan. Sedangkan apa yang akan dia simpan ketika dia berevolusi, dia akan memutuskannya nanti. Karena Han Sen tidak menemukan jejak makhluk super di dekat Tempat Penampungan Baju Baja, dia tidak masuk ke Tempat Suci Para Dewa lagi dan kembali untuk meningkatkan dirinya. Hal yang paling mengganggu pikiran Han Sen adalah dia belum mencapai tingkat terakhir dalam Kelebihan Muatan. Cara terbaik untuk berlatih Kelebihan Muatan adalah menempatkan dirinya dalam tekanan ekstrim. Han Sen berpikir dan memutuskan bahwa pelatih gravitasi adalah pilihan yang bagus, yang akan menempatkan beban pada seluruh tubuhnya asalkan dia menyesuaikan parameter yang ada. Ketika dia akan masuk ke pelatih gravitasi di kampus, Han Sen mendengar seseorang memanggilnya. "Profesor Yan?" Han Sen terkejut melihat orang itu. Han Sen mendapatkan kesan bahwa Profesor Yan adalah orang yang sangat teliti dan tidak fleksibel baik di dalam maupun di luar kelas. Han Sen menduga pasti ada sesuatu sehingga Profesor Yan ingin berbicara dengannya. Profesor Yan menghampiri Han Sen dan bertanya, "Han Sen, aku perlu mengumpulkan beberapa data untuk penelitian dan berharap kau dapat membantuku. Kau akan mendapatkan kredit tambahkan sebagai imbalan." Han Sen merasa tertarik. Jumlah kredit akan menentukan peringkatnya dalam militer saat kelulusan. Karena dia tidak mengikuti begitu banyak kelas, walaupun dia memiliki kredit yang cukup, mungkin tetap sulit baginya untuk menjadi mayor. Karena Profesor Yan menawarkan kredit sebagai imbalan, Han Sen merasa tertarik, tetapi dia kuatir akan dijadikan kelinci percobaan. Menelan ludahnya, Han Sen bertanya, "Tentu saja aku senang hati membantumu. Data seperti apa yang Anda cari dan apakah aku dapat membantumu?" Profesor Yan hanya mengirimkan Han Sen sebuah berkas dan memintanya untuk datang ke laboratorium pada pukul 8 pagi esok hari. Melihat Profesor Yan pergi, Han Sen merasa agak kesal. Namun, dia tahu bahwa profesor adalah orang yang agak antisosial, jadi dia pun tidak merasa tersinggung. Setelah meninjau berkas-berkas yang dikirimkan, Han Sen memahami mengapa Profesor yang mencarinya. Penelitian yang dilakukan Profesor Yan berjudul Lonjakan Poin Geno yang Belum Berevolusi. Profesor Yan sedang mengumpulkan lonjakan tertajam di antara yang belum berevolusi, yang menjadi alasan mengapa dia mencari Han Sen. Namun, Han Sen merasa sedikit pusing dengan ini. Mudah baginya untuk meningkatkan kekuatan dalam waktu yang singkat, tetapi kekuatannya terlalu kuat untuk ukuran mereka yang belum berevolusi. Jika Profesor Yan ingin merekam data otentik Han Sen, Han Sen mungkin akan dipotong-potong untuk penelitiannya. Namun, jika dia tidak menggunakan seluruh kekuatannya dan menggunakan Kulit Giok untuk mengendalikan kekuatannya, data yang dikumpulkan akan tidak berguna bagi Profesor. Han Sen tidak ingin menyesatkan seorang terpelajar yang sangat berkomitmen dengan penelitiannya. "Han Sen, keahlian memanahku sudah sempurna sekarang. Mari kita bertanding lagi. Kali ini aku tidak akan kalah." Ketika Han Sen sedang merasa pusing, Jing Jiya berjalan menghampirinya dan menantangnya lagi. "Jing Jiya, ini adalah waktu yang tepat." Melihat Jing Jiya, Han Sen merasa cukup senang. Jing Jiya merasa heran dan tidak paham mengapa Han Sen mengatakan "waktu yang tepat." Dia juga tidak tahu mengapa Han Sen tersenyum padanya. Jing Jiya tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. "Mari pergi ke arena panahan untuk bertanding," kata Jing Jiya walaupun merasa aneh. "Baik. Namun, jika kau kalah lagi, kau harus melakukan sesuatu untukku¡­" kata Han Sen, menyeringai pada Jing Jiya. "Melakukan apa?" Jing Jiya menatap Han Sen dengan waspada. "Profesor Yan memintaku untuk berpartisipasi dalam sebuah percobaan untuknya. Jika kau kalah, kau harus datang bersamaku dan membantunya," kata Han Sen. "Oke," Jing Jiya menyetujuinya. Dalam waktu kurang dari satu jam, Jing Jiya meninggalkan arena panahan dan mengikuti Han Sen. Dia kalah pada Han Sen sekali lagi. "Ingat janjimu. Sampai ketemu besok di laboratorium seni bela diri pada pukul 8 pagi," Han Sen melambai pada Jing Jiya dengan senyuman lebar dan kembali ke pelatih gravitasi. Keesokan harinya, Han Sen membawa serta Jing Jiya ke laboratorium dan menyembunyikan kemampuan dirinya, membiarkan data Jing Jiya yang berbicara. Pada saat itu, Profesor Yan pasti akan lebih tertarik pada Jing Jiya. Karena aku adalah orang yang memperkenalkan Jing Jiya, aku pasti tetap akan mendapatkan kredit, benar? Han Sen masuk ke pelatih gravitasi dengan pemikiran tersebut. Chapter 343 - Kemurnian Primitif Fang Guotao adalah spesialis seni bela diri terkenal yang menjadi populer karena dia dia menciptakan sebuah seno geno hiper yang bernama Kemurnian Primitif. Di antara yang belum berevolusi, Kemurnian Primitif sedang menjadi tren saat ini. Empat atau lima dari sepuluh anak muda telah membaca buku Fang yang menjelaskan tentang Kemurnian Primitif. Alasan mengapa seni geno hiper ini sangat populer adalah konsepnya "kemurnian tidak memiliki rasa takut." Nilai intinya adalah bahwa manusia memiliki potensi yang tidak terbatas, tetapi karena perasaan negatif seperti takut, manusia menjadi orang yang terpenjara oleh dirinya sendiri, yang membuat mereka sulit untuk mencapai potensinya. Agar dapat mengembangkan potensi dan kemampuan seseorang, kuncinya adalah menjaga kemurnian dan hilangkan rasa takut. Dengan demikian, orang itu dapat terus mendobrak dan mengembangkan kemampuannya. Karena popularitas Kemurnian Primitif, Elang Hitam juga mengundang Fang Guotao untuk memberikan ceramah. Banyak murid dalam Elang Hitam menghadiri ceramahnya di auditorium. Banyak yang menjadi termotivasi, seolah-olah mereka menjadi setengah dewa tanpa rasa takut seketika. Biasanya, Han Sen tidak punya waktu untuk mendengarkan ceramah, dan dia tidak terlalu tertarik dengan Kemurnian Primitif. Kemurnian Primitif begitu populer sehingga bahkan Shi Zhikang membeli bukunya untuk dipelajari. Han Sen membaca buku itu sekilas dan merasa sebagian besar isinya tidak berguna. Beberapa orang dapat mencapai tingkat tidak merasa takut, kalau mereka dicuci otak atau dihipnotis. Bahkan jika seseorang mencapai tingkat itu, akan lebih banyak bahaya daripada manfaatnya. Kemampuan merasa takut adalah fungsi yang penting bagi umat manusia. Seperti kemampuan untuk merasakan sakit, yang merupakan petunjuk yang memberitahumu apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Walaupun, petunjuk ini dapat dimatikan, akan berakibat buruk. Jika seseorang kehilangan kemampuan untuk merasakan sakit, saat tidur, dia tidak akan terbangun ketika ada yang terbakar atau diserang. Sistem peringatan ini akan tidak berfungsi. Sama halnya dengan rasa takut. Jika seseorang tidak tahu apa itu ketakutan, orang itu pasti sudah gila dan berani melakukan apa saja. Oleh karena itu, Han Sen tidak tertarik dengan Fang Guotao maupun Kemurnian Primitif, dan karena itu dia tidak akan mendengar ceramahnya. Namun, Fang Guotao adalah orang yang nyentrik. Dia tidak puas memberikan ceramah di auditorium dan ingin menunjukkan dampak magus dari Kemurnian Primitif di aula latihan dimana Han Sen berada. "Potensi semua umat manusia tidak terbatas dan Kemurnian Primitif akan mengajarimu bagaimana sepenuhnya menguak potensimu. Aku akan menunjukkannya dengan pelatih gravitasi." Fang Guotao menunjuk pada salah satu murid dan berkata, "Tuan, tolong kemari." "Aku?" Murid itu menunjuk pada dirinya sendiri, merasa terkejut. "Iya, kau," balas Fang Guotao dengan tegas. Murid itu merasa ragu-ragu sejenak dan kemudian berjalan ke arah Fang Guotao. Fang Guotao bertanya, "Siapa namamu?" "Namaku Wang Hong," jawab murid itu. "Wang Hong, dapatkah kau memberitahuku berapa batasanmu ketika menggunakan pelatih grativitas?" tanya Fang Guotao. "Aku hampir tidak dapat melewati tes 12,0" balas Wang Hong. "Bagus sekali. Jika aku sekarang memberitahumu bahwa kau dapat melewati tes 13,0 seketika, apakah kau percaya padaku?" "Tidak mungkin, bukan?" Wang Hong mengetahui batasannya. Dia bahkan hampir tidak dapat melewati tes 12,0 dan pasti akan gagal pada tes 13,0. "Kau tidak percaya padaku? Aku akan segera mengajarimu Kemurnian Primitif dan kau akan dapat segera lulus tes 13,0." Fang Guotao berkata dan menyalakan perangkat pintarnya, menunjukkan Wang Hong beberapa tutorial Kemurnian Primitif. Wang Hong melakukan beberapa pergerakan yang diminta Fang Guotao dan mendengar penjelasan Kemurnian Primitif sebelum dia memulai tes pada pelatih gravitasi. Parameter diatur pada 13,0, dan Wang Hong berhasil melewati tes itu, yang membuat para penonton merasa takjub dan memberikan tepuk tangan yang bergemuruh. Walaupun peningkatannya hanya 1,0, ini adalah hal yang luar biasa bagi pada murid sekolah militer. Lagipula, sangat sulit meningkatkan kemampuan seseorang setelah mencapai titik tertentu. Berikutnya, Fang Guotao memilih lebih banyak murid untuk percobaan yang sama, dan mereka semuanya mendapatkan kemajuan, yang menyakinkan lebih banyak murid. Setelah keluar dari pelatih gravitasi, Han Sen merasa heran melihat begitu banyak orang memenuhi aula. Tidak lama kemudian, dia menyadari bahwa Fang Guotao memberikan ceramahnya di sana maka Han Sen ikut menontonnya. Setelah melihat sebentar, Han Sen menjadi tidak sabar. Sebenarnya, cara Fang tidak terlalu hebat. Walaupun Kemurnian Primitif efektif, itu tergantung pada siapa penggunanya. Semua murid yang dipilih Fang Guotao pemalu dan tidak percaya diri. Biasanya, orang-orang seperti ini dapat mengembangkan potensinya dengan mudah ketika rasa percaya diri mereka didorong. Selain itu, ada trik yang mirip dengan Kelebihan Muatan dan Kemurnian Primitif. Oleh karena itu, tidak sulit sama sekali untuk meningkatkan hasil tes mereka. Han Sen juga dapat menunjukkan hal yang sama, jadi merasa merasa bosan. Tanpa dibungkus dengan kata-kata motivasi, Kemurnian Primitif bukan apa-apa dibandingkan dengan Kelebihan Muatan. Sugesti psikologis membutakan mata orang-orang, dan Han Sen tidak tertarik dengan gagasan itu. Namun, dia harus mengakui bahwa Kemurnian Primitif mungkin berguna bagi mereka yang tidak memiliki rasa percaya diri. Han Sen memutuskan untuk kembali ke pelatih gravitasi daripada menyia-nyiakan waktunya mendengar ceramah ini. Di mata Fang Guotao, pergerakan Han Sen menarik perhatiannya. Semua murid mendengar dengan seksama kecuali Han Sen. "Tuan, apakah kau akan langsung mencoba Kemurnian Primitif? Tolong tunggu sebentar. Ada banyak teknik yang harus kau pahami sebelum kau mencoba Kemurnian Primitif. Datang kemari. Aku akan menunjukkan padamu." Fang Guotao mengira Han Sen sangat termotivasi dengan ceramahnya sehingga murid itu ingin mencobanya di pelatih gravitasi. Chapter 344 - Apakah Dia Adalah Mesin Melihat semua orang menatapnya dan mendengar perkataan Fang Guotao, Han Sen membeku. Walaupun dia tidak tertarik dengan Kemurnian Primitif, Fang Guotao diundang oleh sekolah dan tidak pernah menyinggungnya, jadi dia memutuskan untuk tidak mempermalukan Fang Guotao. Dengan enggan, Han Sen berjalan menuju Fang Gaotao. "Siapa namamu¡­" Fang Guotao mengulangi proses yang sama dan bertanya pertanyaan yang sama. Han Sen menjawab semuanya dan hanya ingin kembali ke latihannya secepat mungkin. Fang Guotao menanyakan tingkat yang dapat dilewati Han Sen pada pelatih gravitasi, dan Han Sen menjawab 13,0. Fang Guotao berkata bahwa dia dapat meningkatkan tingkat Han Sen ke tingkat 14,0. Han Sen melakukan segalanya yang dia katakan dan memang melewati tes 14,0. Fang Guotao berharap mendengar suara tepuk tangan, tetapi tidak ada suara sama sekali. Semua murid melemparkan pandangan yang aneh pada dirinya, tetapi Fang Guotao tidak mengetahui apa yang terjadi. Dia hampir berpikir bahwa celananya terbuka, dan melihat ke bawah namun tidak menemukan ada yang tidak beres. Fang Guotao merasa heran. Sebagai seorang evolver, dia tidak terlalu memperhatikan sekolah militer, apalagi murid sekolah militer. Dia tidak mungkin mengetahui betapa terkenalnya Han Sen. Ketika Han Sen berkata 13,0, semua teman sekolahnya sudah merasa takjub. Ketika dia melewati tes 14,0, mereka hampir ingin meluapkan tawanya. Mereka hanya memiliki satu pemikiran: Apakah jenius adalah mesin? Walaupun mereka tidak mengetahui berapa tepatnya indeks kebugaran Han Sen, mereka mengetahui bahwa Han Sen mengalahkan Jing Jiya yang indeks kebugarannya lebih dari 15. Tidak mungkin Han Sen lebih lemah dari 15. Han Sen hanya mencoba untuk menyelesaikannya secepat mungkin, sedangkan di mata yang lain, dia jelas adalah mesin. Ketika Han Sen bersiap-siap untuk melangkah turun, salah seorang penonton berteriak, "Jenius, kau harus lebih profesional jika kau adalah mesin. Kau dapat lolos tes 14,0 dengan satu tangan. Bagaimana dengan kemajuan seperti itu?" "Ha, ha, kakak, kau pasti bercanda." "Ini jelas adalah penipuan, ha, ha, ha." "Ini tidak benar, jenius." "Ayo lakukan sekali lagi, jenius." ¡­ Para murid tidak melepaskan Han Sen dengan mudah. Kesempatan langka untuk dapat melihat penampilan Han Sen, dan mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Melihat reaksi para penonton, Fang Guotao menjadi cemas. Walaupun Kemurnian Primitif efektif, tergantung pada siapa penggunanya. Han Sen selama ini hanya berpura-pura, sedangkan Fang Guotao tidak dapat mengetahui bahwa dia hanya memalsukannya. Kenyataan bahwa Han Sen dapat mengendalikan kekuatannya dengan sangat baik menunjukkan bahwa Han Sen memiliki rasa percaya diri dan kemampuan yang kuat. Bagi mereka yang percaya diri, Kemurnian Primitif kurang efektif. Bagi seseorang seperti Han Sen, Kemurnian Primitif pada dasarnya tidak berfungsi sama sekali. Fang Guotao sangat menyesal telah memanggil orang ini. Bagaimana mungkin dia mengetahui hal ini akan terjadi? "Profesor, lakukan sekali lagi. Jika kau dapat membantu Han Sen meningkat 1,0, maka aku akan percaya padamu sepenuhnya." ¡­ Semua murid menimbulkan kehebohan. Fang Guotao menatap Han Sen, dan Han Sen melemparkan pandangan pada Fang Guotao. Fang Guotao berjalan menghampiri Han Sen, menepuk pundaknya, dan berkata dengan akrab, "Han Sen, tampaknya kau adalah sosok yang populer dalam Elang Hitam?" Sementara berkata demikian, Fang Guotao memeluk Han Sen. Ketika Han Sen berpikir mengapa Fang Gaotao menjadi begitu akrab, dia mendengar bisikan Fang di kupingnya, "Tolong, palsukan lagi. Aku akan memberimu imbalan." "Bagaimana?" Han Sen berbisik. Karena Han Sen telah memalsukannya sekali, Fang Guotao pikir dia akan mencoba peruntungannya. Dia merasa terkejut, Han Sen menerimanya. Fang Guotao merasa sangat senang dan berbisik, "Apapun yang kau inginkan. Aku berjanji." "Ok." Han Sen mengangguk. Fang Guotao adalah tamu sekolah dan telah menjanjikan manfaat baginya, maka Han Sen tidak perlu mempermalukannya di depan umum. Selain itu, Kemurnian Primitif cukup membantu kepercayaan diri seseorang dan tidak berbahaya, oleh karena itu Kemurnian Primitif sangat populer. Kalau tidak, Persekutuan juga tidak akan mengeluarkan izin untuk peredarannya dan pimpinan Elang Hitam tidak akan mengundang Fang Guotao sebagai pembicara tamu. Mendapatkan persetujuan dari Han Sen, Fang Guotao merasa senang dan melepaskan Han Sen dengan alami. Dia berkata pada Han Sen dengan nada memerintah, "Han Sen, jujurlah kepadaku, kamu berada pada tingkat berapa? Aku sangat yakin dengan Kemurnian Primitif akan membantumu." Han Sen mengikuti permainannya dan meningkatkan tingkatnya. Dia tidak yakin apakah teman-teman sekolahnya akan percaya, tetapi dia telah melakukan yang terbaik. Untungnya, teman-teman sekolahnya merasa puas dengan 16,0 yang ditunjukkan Han Sen. Setelah menyelesaikan ceramahnya, Fang Guotao berbicara pada Han Sen melalui jaringan komunikasi dan memintanya untuk bertemu dalam ruang pribadi di kantin kampus. Han Sen pada awalnya tidak menginginkan apapun dari Fang Guotao, jadi dia bahkan tidak memberikan Fang Guotao nomornya. Namun, Fang entah bagaimana caranya mendapatkan kontaknya dan memaksa Han Sen untuk menemuinya. Han Sen akhirnya harus pergi. Setelah tiba di ruang pribadi, Fang Guotao segera menarik tangan Han Sen dan memesan makanan dan minuman yang termahal dalam kampus. "Terima kasih banyak, Han Sen¡­Kalau tidak, aku tidak tahu bagaimana menyelamatkan hariku¡­" Han Sen merasa terkejut karena Fang Guotao tidak terlihat seperti seorang pakar seperti sebelumnya. Han Sen bahkan merasa ragu apakah Fang Guotao benar-benar adalah pencipta Kemurnian Primitif. Orang yang dapat menciptakan Kemurnian Primitif seharusnya adalah seseorang dengan pikiran yang kuat. Namun, Fang Guotao terlihat seperti seniman penipu. Chapter 345 - Latihan Yang Berisiko Han Sen segera memastikan bahwa Fang Guotao bukan penulis Kepolosan Utama, tetapi seorang seniman penipu. "Adik, keyakinanmu kuat. Aku tidak pernah melihat seorang anak muda yang begitu merasa yakin dengan dirinya di bawah pengaruh Kepolosan Utama," Fang Guotao berkata pada Han Sen sambil memegangi tangannya. "Kakak Fang, kau adalah pencipta Kepolosan Utama yang asli?" Han Sen merasa ragu apakah Fang Guotao menciptakan Kepolosan Utama, tetapi dia tidak ingin menyinggung pria ini. Fang Guotao tidak bermaksud untuk menyembunyikan apa-apa dan tertawa cekikan. "Adik, aku tidak akan berbohong padamu. Bukan aku yang menciptakan barang yang begitu hebat. Ini tertulis dalam sebuah buku yang diturunkan dari generasiku yang sebelumnya bernama Mantra Murni. Sayangnya, mantra itu tidak lengkap, dan ciptaanku berdasarkan beberapa bab yang tersisa. Aku harus berterima kasih pada nenek moyangku atas kehidupanku yang baik sekarang ini." Han Sen tidak mengerti mengapa Fang Guptao memberitahu segalanya karena mereka baru saja bertemu. Apa yang dikatakan Fang Guotao berikutnya lebih membuatnya terpana. "Adik, aku rasa tingkat kebugaranmu seharusnya lebih dari 16, bukan? Fang Guotao bertanya pada Han Sen dengan mata yang menyala-nyala. "Kurang lebih." Han Sen berpikir, mari kita mulai. Fang Guotao melihat Han Sen dari atas ke bawah dan berkata, "Aku tidak bagus dalam hal lainnya, tetapi aku dapat menangkap bakat dengan mataku. Aku rasa kau adalah seorang petarung yang handal dan seharusnya dapat mencapai skor yang tinggi dalam setiap aspek." Han Sen tidak berkata apapun dan hanya menyeringai pada Fang Guotao. Fang Guotao berkata dengan sungguh-sungguh, "Jangan salah sangka dulu, dik. Aku tidak berusaha untuk mencampuri urusan orang lain. Yang ingin saya katakan hanyalah, rata-rata, orang yang belum berevolusi akan mencapai 15 maksimum, bahkan dengan poin geno sakral yang maksimal. Kau adalah bakat yang langka dan memiliki tingkat kebugaran yang lebih tinggi dari itu. Jika kau bekerja sama denganku, kita dapat menghasilkan banyak uang." Han Sen hampir memuntahkan darah. Dia akhirnya memahami mengapa Fang Guotao begitu terus terang tentang dirinya. Pria ini memintanya untuk menjadi mesin yang sesungguhnya. Jika dulu, Han Sen pasti akan langsung menyetujuinya tanpa berpikir dua kali. Namun, dia sudah tidak memerlukan uang lagi sekarang, maka dia tidak perlu melakukan hal seperti ini. "Kakak, aku masih sekolah di sekolah militer. Bahkan setelah aku lulus, aku akan bekerja dalam militer. Aku kuatir tidak ada kesempatan untuk bekerja sama," kata Han Sen. Fang Guotao menjadi kesal. Dia menepuk dadanya dan berkata, "Adik, kau meremehkan aku. Aku ingin bekerja sama denganmu tepat karena kau akan masuk ke militer." "Mengapa?" Han Sen melihat Fang Guotao, merasa heran. Dia merasa heran mengapa penipu ini dapat menemukan jalan masuk ke militer. Fang Guotao cekikian dan berkata, "Karena peninggalan keluarga dan kerja kerasku, aku tidak hanya dianggap sebagai pakar seni bela diri tidak hanya di academia tetapi juga dalam militer. Kemurnian Primitif segera akan dijadikan mata pelajaran wajib dalam militer, jadi aku akan mendapatkan banyak kesempatan untuk memberikan ceramah di sana." Han Sen rasa itu masuk akal. Fang Guotao dan Kemurnian Primitif memang sangat populer akhir-akhir ini. Sesuatu yang efektif untuk pengembangan potensi. Walaupun tidak terlalu kuat, hampir sesuai untuk semua orang. "Setelah diresmikan, aku akan menjadi jenderal. Walaupun aku tidak memiliki terlalu banyak kuasa, aku dapat memintamu menjadi pengawalku. Begitu kau mulai bekerja, aku¡­" Fang Guotao meneruskan. "Kakak, lupakan saja. Aku bahkan belum lulus," dia cepat-cepat menghentikannya. Dia sama sekali tidak tertarik menjadi pengawal Fang Guotao. Sebagai seorang penipu, Fang Guotao segera memahami apa yang dipikirkan Han Sen dan tidak membicarakannya lagi. Namun, dia tetap menekankan manfaat yang dapat diperoleh Han Sen. "Kakak, dengan tingkatmu, kau sama sekali tidak membutuhkan aku. Semua pengawalmu seharusnya sekurang-kurangnya evolver. Aku hanya orang yang belum berevolusi dan tidak dapat melayanimu dengan baik," kata Han Sen sambil tersenyum. "Lupakan saja kalau begitu¡­Di masa depan, jika kau berubah pikiran, kau dapat selalu mencariku," kata Fang Guotao. Han Sen tidak tahu apa yang membuat Fang Guotao tertarik dengannya. Bagaimanapun juga, Han Sen tidak tertarik. Setelah makan, Han Sen kembali ke pelatih gravitasi dan mulai berlatih lagi. "Sayang sekali¡­" Melihat Han Sen pergi, senyum Fang Guotao menghilang. Dia menjilat bibirnya dan memasang wajah sinis. Kembali ke pelatih gravitasi, Han Sen mengatur parameter pada sekitar 25. Indeks kebugaran Han Sen sedikit di atas 20 pada saat ini. Tanpa menggunakan Mantra Klenik, sulit baginya untuk melewati tes 25,0 hanya mengandalkan Kelebihan Muatan. Mantra Klenik tidak memiliki banyak efek samping, karena semua organ tubuhnya telah dikuatkan selama tahap pertama. Namun, Kelebihan Muatan sama sekali berbeda. Itu hanya memeras sampai tetes penghabisan potensinya, tanpa menyisakan apapun. Oleh karena itu, Kelebihan Muatan sangat berbahaya. Sekali dia kelewatan, tubuhnya akan segera ambruk. Chapter 346 - Pemain Reversi Dan Bidak Han Sen yakin dirinya memiliki potensi kuat. Lagi pula, dia telah memperoleh poin geno super. Namun, untuk meraih potensinya, dia harus berusaha sangat keras. Dia bisa mengerti kelemahan dan kekuatannya lebih baik di bawah kondisi ekstrim dengan Kelebihan Muatan. Dengan ini, dia bisa mengembangkan potensinya sepenuhnya. Pemahaman tingkat tinggi atas tubuhnya sangat diperlukan. Dia perlu tahu dengan tepat di area mana dia harus bekerja lebih keras. Jika tidak, dia mungkin akan memaksa dirinya terlalu keras hingga tubuhnya ambruk. Proses berlatih Kelebihan Muatan adalah proses untuk belajar bagaimana mengontrol tubuhnya. Dia harus meyakinkan bahwa setiap tulang, otot, dan sel tubuhnya bekerja sampai batasnya, tapi tidak melampaui batas, yang merupakan tujuan utamanya. Tentu saja, Han Sen belum mencapai tahap itu. Namun dengan Kulit Giok, dia memiliki pemahaman dan kontrol tubuhnya lebih baik dari orang rata-rata, yang memungkinkan untuk berlatih Kelebihan Muatan. Di sisi lain, saat dia terus menekan batasnya, Han Sen merasa dia melakukan kemajuan besar dengan Kulit Giok. Sepertinya dia hampir menyelesaikan tahap pertama. "Lagi¡­" Saat dia telah pulih, Han Sen sekali lagi menyalakan mesin gravitasi dan mencoba membuat tubuhnya berfungsi lebih baik saat berkeringat dan kepanasan. Han Sen mengontrol dirinya dengan sangat baik sehingga tubuhnya tidak akan cedera dengan Kulit Giok. "Kakak Han, aku akan mengadakan pesta kecil besok. Apa kau akan datang?" Wang Mengmeng bertanya pada Han Sen dengan mata melebar. "Pesta apa?" Han Sen bingung. "Kau akan tahu saat kau datang. Ayo datanglah!" kata Wang Mengmeng. "Baiklah," Han Sen setuju. Wang Mengmeg jarang memintanya apapun. Karena ini hanya sebuah pesta, tentu Han Sen tidak akan menolaknya. Wang Mengmeng merasa senang dan mengatakan pada Han Sen kapan pesta itu berlangsung dan dia akan menjemputnya. Saat waktunya tiba, Han Sen menyadari pesta itu tidak di dalam kampus. Wang Mengmeng membawa Han Sen ke taman pribadi dengan makanan dan minuman yang telah disediakan. Han Sen menemukan sebuah tempat dan mulai makan sementara Wang Mengmeng berganti pakaian. "Han Sen, bagaimana kau bisa di sini?" seseorang berseru saat melihat Han Sen di taman. "Tang Zhenliu!" Han Sen juga tercengang. Dia tidak menyangka melihat Tang Zhenliu di sini. "Apa kau ada hubungan dengan keluarga Wang?" Tang Zhenliu duduk di sebelah Han Sen dan bertanya. "Wang Mengmeng adalah teman sekolahku. Dia yang mengundangku ke pesta ini," jawab Han Sen. Tang Zhenliu menatap Han Sen ganjil dan berkata, "Jangan bilang kau tidak tahu hari ini adalah ulang tahunnya¡­" Han Sen kaget dan berkata, "Hari ini ulang tahun Mengmeng?" "Kau benar-benar tidak tahu? Ha-ha, sepertinya kalian berdua cukup akrab." Tang Zhenliu menepuk pundak Han Sen sambil tertawa. Han Sen sedikit cemas. Jika dia tahu kalau ini ulang tahun Wang Mengmeng, dia akan menyiapkan hadiah untuknya. Tapi kini mungkin sudah terlambat. Han Sen mencari-cari di kantongnya dan tidak menemukan apa pun yang bisa dihadiahkan. "Tang, apa kau punya kado ekstra? Apa aku bisa meminjamnya?" Han Sen menatap Tang Zhenliu penuh harap. "Aku cuma punya satu kado. Selain itu, mana bisa kau meminjam hadiah?" kata Tang Zhenliu sambil mencibir. Han Sen ingin mengatakan sesuatu, tapi dia melihat banyak orang memasuki taman. Mereka sebagian besar berumur 20-an dan 30-an. Di antara orang-orang itu, Han Sen melihat Anak Surga dan Huangfu Pingqing. Pesta ulang tahun itu berjalan sukses. Tidak ada yang mempedulikan Han Sen. Han Sen lanjut mengisi perutnya, sementara Tang Zhenliu bersosialisasi dengan orang-orang dari kelas atas. Anak Surga terlihat lebih tenang. Dia bukan lagi orang yang mendominasi dan berkuasa di Penampungan Baju Baja. "Kapan kau berencana untuk berevolusi?" saat Han Sen sedang makan, Anak Surga menghampirinya dan bertanya dengan nada datar. "Dalam dua atau tiga tahun," Han Sen terdiam dan menjawab. Dia merasa Anak Surga telah menjadi orang yang berbeda. Mungkin dia sedang kerasukan atau sejenisnya. Anak Surga melengkungkan bibirnya menjadi senyum yang aneh. Dia mengangkat gelas ke bibirnya dan menyesap anggurnya. "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi sejak aku memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, aku tidak lagi menganggapmu musuhku. Musuhku yang sebenarnya hanyalah evolver, dan itu bukan dirimu. Selama kau tidak memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, kau tidak akan paham apa kekuatan sebenarnya dan betapa naifnya dirimu." "Nanti, jika kau dikirim ke Penampungan Raja Kegelapan, kau bisa bergabung dengan timku. Kau adalah pemanah yang hebat dan aku membutuhkan orang sepertimu. Cepatlah berevolusi dan berhenti bermain rumah-rumahan di Tempat Suci Para Dewa Pertama," kata Anak Surga dan menepuk pundak Han Sen. Lalu dia berjalan ke pojokan dan duduk, mengamati kerumunan di pesta itu. Han Sen kaget dengan sikap Anak Surga. Jika Anak Surga ingin membunuhnya, dia tidak akan merasa apa-apa. Namun, Anak Surga tidak peduli lagi.Perubahan ini mengejutkan Han Sen. Han Sen bisa merasakan Anak Surga tidak lagi menganggapnya sebagai lawan. Pria itu memperlakukan Han Sen bagaikan bidak di tangan pemain Reversi. Seorang pemain tidak akan memperlakukan bidaknya sebagai lawan ataupun musuh. Kau hanya berevolusi beberapa tahun lebih awal, dan itu tidak berarti kau lebih unggul." Han Sen mencibir dan tidak menganggap Anak Surga terlalu serius. Jika dia memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua sebelum melampaui poin geno supernya, dia akan sangat rugi. Chapter 347 - Tidak Layak Sebagai Musuh "Aku tidak paham mengapa kau masih bertahan di Tempat Suci Para Dewa Pertama," kata Huangfu Pingqing sambil menghela nafas setelah Anak Surga pergi. "Aku harus tinggal karena berbagai alasan," kata Han Sen tenang. "Kau pasti sudah melampaui poin geno sakralmu? Datanglah ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Semua dimulai dari sana." Huangfu Pingqing mencoba membujuknya. "Aku masih memerlukan lebih banyak lagi poin geno sakral. Mungkin aku masih memerlukan setidaknya dua tahun," kata Han Sen tersenyum. Huangfu Pingqing menatap Han Sen untuk sesaat dan berkata dengan kecewa, "Percaya atau tidak, Aku tidak pernah berniat buruk padamu. Datanglah ke Tempat Suci Para Dewa Kedua agar kau bisa benar-benar kuat." "Aku percaya padamu," kata Han Sen sambil mengedipkan mata. Huangfu Pingqing memutar bola matanya dan berkata, "Jangan bergantung pada hubungan romantis. Itu tidak akan menguntungkanmu. Kau tahu apa yang sepupuku katakan tentangmu? Katanya kalau berevolusi terlalu lama, kau bahkan tidak akan layak jadi musuhnya, apalagi teman." Huangfu Pingqing pikir alasan mengapa Han Sen belum meninggalkan Tempat Suci Para Dewa Pertama adalah karena dia memiliki perasaan terhadap Wang Mengmeng, yang ternyata cukup membuatnya kesal. Melihat Huangfu Pingqing pergi, Han Sen bergumam sambil tersenyum samar, "Tidak layak jadi musuhnya? Anak Surga terlalu omong besar. Aku harap dia memiliki kepercayaan diri yang sama untuk mengatakan hal itu setelah aku pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua." Han Sen tidak peduli dengan apa yang Anak Surga dan Huangfu Pingqing katakan dan melanjutkan makan dan minum. "Kak, ini adalah ulang tahun terakhirku di sekolah militer. Aku tidak tahu apakah aku akan ada kesempatan lain untuk mengundangmu di pesta ulang tahunku, jadi¡­" kata Wang Mengmeng meminta maaf saat dia akhirnya sempat menghampiri Han Sen. "Kapan pun kau minta aku datang, aku akan datang. Lain kali, kau perlu mengingatkanku akan ulang tahunmu, jadi aku bisa memberikanmu hadiah. Kau tahu, aku tidak memiliki daya ingat terhebat di dunia ini," kata Han Sen sambil tersenyum. "Hadiah terbaikmu adalah kehadiranmu," kata Wang Mengmeng sedikit tersipu-sipu. "Itu sangatlah manis. Tapi aku harus memberimu hadiah." Han Sen merenung, menulis sesuatu di sebuah tisu dan memberikannya pada Wang Mengmeng. Dia berkata, "Anggaplah ini hadiahmu. Adik, selamat ulang tahun!" "Terima kasih!" Wang Mengmeng membaca tisu tersebut dengan gembira. Anak Surga dan Huangfu Pingqing menyadari apa yang terjadi dan penasaran dengan apa yang Han Sen tulis. situ tertulis: Wang Mengmeng bisa menggunakan kupon ini untuk membuat satu harapannya menjadi kenyataan ¡ªHan Sen. Anak Surga mencibir dengan jijik dan pergi. Menurutnya, mengejar gadis adalah hal yang klise. Jika di situasi yang berbeda, itu tidak masalah. Namun, di pesta ulang tahun Wang Mengmeng, kenyataan bahwa hanya ini yang Han Sen berikan menunjukkan bahwa Han Sen tidak kompeten. Wang Mengmeng adalah putri kesayangan Wang. Dia pada dasarnya bisa mendapatkan apapun di dunia, dan bagaimana bisa orang yang belum berevolusi memenuhi keinginannya? Han Sen jelas tidak mampu memberikan Wang Mengmeng hadiah yang memuaskan. "Kak, bisakah aku meminta apa saja?" tanya Wang Mengmeng penuh harap. "Apa saja yang bisa kulakukan," Han Sen tersenyum dan berkata. "Terima kasih, kak. Ini adalah hadiah terbaik yang aku terima hari ini." Wang Mengmeng menyimpan kupon itu dengan hari-hati. Sepertinya dia tidak berencana untuk langsung menggunakannya. Setelah kembali ke Blackhawk, Han Sen tidak pergi ke mesin gravitasi karena sudah larut. Dia berbaring di ranjangnya dan menelusuri Jaringan Langit dengan jaringan komunikasinya. Meskipun dia tidak peduli dengan perkataan orang-orang, Han Sen ingin melampaui poin geno supernya dan berevolusi secepat mungkin. Ada banyak informasi tentang Tempat Suci Para Dewa di Jaringan Langit. Fokus utama Han Sen adalah aktivitas makhluk dekat Penampungan Baju Baja dan penampungan di dekatnya. Tidak mudah mendapatkan info berguna dari Jaringan Langit. Han Sen telah menaruh perhatian pada berita setiap hari, tapi tidak begitu beruntung. Tiba-tiba sebuah postingan menangkap perhatian Han Sen. Postingan itu dibuat oleh seseorang dari Penampungan Baju Baja yang mengatakan dia telah melihat phoenix di Gurun Iblis. Karena gambar tidak bisa direkam di Tempat Suci Para Dewa, gambar dengan ID "Rainbowman" hanya menjelaskan seperti apa phoenix itu. Menurut penjelasannya, makhluk itu seakan seperti makhluk legenda. Akan tetapi, semua makhluk yang tampak seperti phoenix ditemukan di fase yang lebih tinggi. Han Sen tidak pernah mendengar makhluk seperti phoenix di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Banyak orang membalas untuk mengejek Rainbowman, tapi Rainbowman bersikeras bahwa dia telah melihat makhluk itu dan mendeskripsikannya lebih detail lagi. Menurut Rainbowman, makhluk yang dilihatnya seperti burung merak dengan tubuh dan bulu api keemasan Selain itu, Rainbowman mengatakan saat dia melihat makhluk seperti phoenix itu, makhluk itu sedang beristirahat di sebuah pohon besar. Saat makhluk itu pergi, Rainbowman pergi memeriksa pohon itu dan menemukannya telah menjadi batu arang. Tidak ada api di sana, dan pohon itu masih berdiri. Namun seluruh pohon itu telah terpanggang. Han Sen tidak tahu apakah Rainbowman mengatakan yang sebenarnya. Namun, itu adalah petunjuk dan memerinya secercah harapan. Dia membalas dan bertanya di mana Rainbowman melihat makhluk itu. Tidak lama, Rainbowman menjawab Han Sen dan dia tidak yakin bagaimana menjelaskan lokasinya. Memang, padang gurun tidak memiliki banyak referensi untuk patokan yang jelas. Namun, Rainbowman berkata dia tahu bagaimana cara menemukan pohon yang terbakar. Han Sen ragu-ragu dan mengirim Rainbowman pesan pribadi, yang mengatakan dia ingin membayar pria itu untuk membawanya ke pohon itu. Akan tetapi, Rainbowman tidak menjawab sampai Han Sen pergi tidur. Keesokan paginya, Han Sen bangun dan mengunjungi Profesor Yan. Terakhir kali dia membawa Jing Jiya dengannya, yang nilai tesnya menarik Profesor Yan seperti dugaan Han Sen. Akan tetapi, Han Sen masih belum bebas dan perlu bertemu Profesor Yan setiap beberapa hari sekali. Meskipun Han Sen tidak ingin menipu datanya, dia harus melakukannya. Jika level kemampuannya diumumkan, pasti akan banyak masalah, yang merupakan hal terakhir yang Han Sen inginkan. Yang dia inginkan saat ini adalah melampaui poin geno supernya. Chapter 348 - Terasa Seperti Ratu Han Sen tiba di lab Profesor Yan dan menyelesaikan tesnya. Setelah itu, dia menonton tes Jing Jiya. Tes yang dilakukan Jing Jiya berbeda total dengan yang Han Sen lakukan. Jing Jiya menggunakan perangkat yang sangat spesial, yang harusnya dipakai oleh Han Sen. Han Sen menontonya sebentar dan merasa tertarik. Dia bertanya pada peneliti yang mulai dikenalnya, "Kak, perangkat apa yang Jing Jiya pakai? Tampaknya cukup mengesankan." Qin Zhiming tersenyum dan berkata, "Ini disebut pembangkit sel, sesuatu yang kami kembangkan khusus untuk penelitian ini. Benda ini menghidupkan sel tubuh dan membuatnya aktif, jadi seluruh fungsi tubuh bisa ditingkatkan. Dengan ini, kita bisa menentukan kemampuan maksimum seseorang." Melihat Jing Jiya telanjang gemertaran dalam tangki cairan itu, Han Sen berpikir dalam hati, ''Aku penasaran apakah perangkat ini berguna untuk kemajuanku di Kelebihan Muatan. Tapi jika aku melakukan tes ini, semua rahasiaku akan terbongkar.'' Menatap Jing Jiya yang tersentak, Han Sen berpikir, ''Maaf saudaraku, aku berjanji akan mengajarkanmu sesuatu lagi." Saat Han Sen mau pergi, Qin Zhiming tiba-tiba tersenyum pada Han Sen dan berkata, "Apa kau mau mencobanya?" "Tidak juga." Han Sen menggeleng. Qin Zhiming memberikan Han Sen sebotol cairan dan perangkat kecil seperti jam. "Ini adalah cairan tes. Ini tidak akan mempengaruhi tubuhmu dan hanya digunakan untuk mengetes sel tubuhmu. Minum ini sebelum kau tidur dan melakukan tes saat kau bangun, maka kau akan mengetahui seberapa besar potensi sel tubuh yang kau miliki. Setelah memperoleh data tersebut, kau bisa memutuskan sejauh mana sel tubuhmu bisa diaktifkan." "Bagaimana cara menggunakan ini?" Han Sen bertanya pada Qin Zhiming sambil menunjuk perangkatnya. Meskipun dia tidak ingin menjadi bahan percobaan, dia penasaran dengan potensinya. Qin Zhiming mengatakan pada Han Sen bagaimana cara menggunakan perangkat itu dan Han Sen membawa cairan dan perangkat itu ke ruang latihan holografis. Dia sudah lama tidak masuk ke Gladiator. Sambil mengecek daftar pertemanan, Han Sen melihat Queen dan QHZ off-line, dan Desperado yang ditambahkan sejak lama sekali sedang online. Sejak menambahkannya, Desperado tidak pernah mengirimkannya pesan atau undangan. Han Sen tidak mengerti mengapa tadinya Desperado menambahkan dirinya. Dia sangat terkesan dengan Desperado, yang level kemampuannya sangat tinggi. Han Sen bertanding dengannya secara acak oleh sistem beberapa kali dan kalah dalam beberapa gerakan setiap kali. Dengan bertanding dengan seorang ahli, Han Sen hampir tidak mempelajari apapun karena dia kalah begitu cepat. Sambil menutup daftar pertemanannya, Han Sen tiba-tiba menerima undangan dari Desperado saat dia hampir ingin bertanding secara acak. Han Sen ragu-ragu dan menekan tombol ya. Dia tidak peduli jika Desperado hanya ingin menghajarnya, karena kesulitan membuat seseorang berkembang. Han Sen menerima undangan itu dan memasuki Gladiator. Melihat Desperado masih bertangan kosong, Han Sen juga memilih tidak menggunakan senjata. "Kawanku, dari cabang Aula Bela Diri Ares manakah dirimu?" setelah hitungan mundur berakhir, Desperado tidak menyerang, tapi mengirim pesan pada Han Sen. Han Sen kaget dan menjawab, "Aku bukan dari Aula Bela Diri Ares." Desperado terkejut. Ada banyak murid Aula Bela Diri Ares di Gladiator. Karena Han Sen mampu meniru Tiga Belas Tebasan dan Pengalihan, Desperado menyangka dia mungkin berasal dari Aula Bela Diri Ares, yang ternyata bukan. "Apa kau tertarik bergabung dengan kami?" tanya Desperado. Dia tertarik dengan orang ini yang bisa membuat QHZ tertarik bertarung dengannya. "Maaf, tapi aku masih di sekolah militer," jawab Han Sen santai. Desperado tercengang. Jika dia masih di sekolah militer, dia pasti peneliti atau pengajar, karena murid sekolah militer harusnya belum berevolusi. "Sekolah mana?" tanya Desperado "Aku tidak bisa bilang," kata Han Sen, tidak ingin membocorkan info pribadinya. Desperado tidak bertanya lagi dan mengisyaratkan Han Sen untuk mulai. Han Sen melayangkan pukulan, dan Desperado meniru gerakannya. Han Sen terkejut dan mengerti apa yang Desperado coba lakukan. Desperado meniru teknik Han Sen dan membatasi kemampuannya sekitar tiga puluh. Dia pun penasaran dengan apa yang akan Desperado rencanakan. Han Sen merasa terhibur. Dia adalah seorang peniru, sementara seorang ahli seperti Desperado memilih untuk menirunya. Mungkin setiap ahli selalu memiliki beberapa keunikan. Han Sen tidak peduli, karena dia telah belajar beberapa teknik dari orang lain. Han Sen terus menyerang, mempraktekkan apa yang dia pelajari. Berbagai teknik yang Han Sen pelajari sebagian besar dari QHZ, yang memiliki kemampuan kuat di semua aspek. Banyak teknik QZH yang tampak seperti versi tingkat tinggi Panorama. Han Sen telah bertarung dengan QHZ cukup sering dan telah belajar banyak darinya. Tentu saja, Desperado tidak meniru Han Sen untuk mempelajari sesuatu. Dia mencoba mendorong Han Sen untuk menggunakan kemampuan terkuatnya. ''Aku akan menghancurkan teknik yang lebih lemah yang kau gunakan dan memaksamu menggunakan apa yang benar-benar kau miliki. Dengan itulah, aku bisa memutuskan betapa kuatnya dirimu sebenarnya.'' Desperado yakin bisa melakukannya. Meskipun dia tidak memiliki karakteristik personal yang berbeda seperti Ratu, dia memiliki gaya tersendiri, dan terkenal karena hal itu di Aula Bela Diri Ares. Tidak lama, Desperado merasa kebingungan. Han Sen seakan memiliki teknik yang tak terbatas, yang sepertinya banyak dia kenali bagi orang yang belajar di Aula Bela Diri Ares. Desperado tidak percaya Han Sen bukan dari organisasi yang sama dengannya. Selain itu, Desperado merasa tidak nyaman bertarung dengan Han Sen, yang membuatnya merasa tidak asing, tapi dia tidak ingat kapan dia pernah merasakannya. Desperado menghindari pukulan berikutnya dan mendapati dirinya di sudut panggung, hampir menabrak dinding. "Ratu!" Desperado tiba-tiba teringat perasaan apa itu. Prajurit Kapal Perang menggunakan teknik yang sama dengan Ratu! Chapter 349 - Makhluk Seperti Phoenix Desperado menyadari dia benar. Ratu membuat dirinya merasakan hal itu. Meskipun Prajurit Kapal Perang bukan tandingan Ratu dan tidak memberikan tekanan yang sama, perasaannya itu sama. Bagaimana bisa orang ini membuatku merasa seperti ini! Mustahil dia telah belajar dari tempat lain. Mungkin orang ini ada hubungannya dengan Ratu? Desperado berpikir dalam hati dengan skeptis. Saat dia memikirkannya, dia merasa itu mustahil. Ratu adalah anak yatim piatu yang dibesarkan Huangfu Xiongcheng. Karena Prajurit Kapal Perang berkata dia bukan dari Aula Bela Diri Ares, bagaimana mungkin dia ada hubungannya dengan Ratu? Desperado mencoba memastikannya, jadi dia mengalahkan Han Sen dengan satu serangan dan mengundang Han Sen lagi. Mengapa Desperado mengalahkan Han Sen. Karena saat mencoba menjaga level kemampuannya sekitar tiga puluh, dia terjebak di pojokan oleh Han Sen. Jika dia tidak menggunakan kekuatan sebenarnya, dia akan kalah. Saat siap untuk bertarung lagi, Desperado memilih untuk menjaga kemampuannya lagi sekitar tiga puluh. Dia memperhatikan secara seksama setiap gerakan Han Sen dan bisa menyatakan Han Sen memang menggunakan jurus Ratu. Saat mencoba melawan Han Sen dengan tingkat kemampuan sekitar tiga puluh, Desperado pada dasarnya melawan Ratu dalam versi lebih lemah, yang membuat Desperado bisa mengamati kemampuan mengendalikan lawan dengan lebih baik. Desperado pikir itu akan membantunya nanti saat berlatih dengan Ratu. Dengan pikiran itu, Desperado menghadapi Han Sen berkali-kali. Namun, selama dia menjaga level kemampuannya sama dengan Han Sen, dia selalu terdorong ke pojokan. Tidak mungkin dia bisa menang. Yang bisa dia lakukan adalah mengandalkan kemampuannya. Desperado pun kesal. Dia juga cepat belajar, tapi dia tidak mampu mempelajari kemampuan mengendalikan lawan bagaimanapun juga. Ada penjelasan mudah untuk hal itu. Selama orang itu tahu peraturannya, orang itu bisa bermain Reversi. Namun, tidak semua orang bisa menguasainya. Meskipun Desperado pandai meniru kemampuan seseorang, Perhitungan dan strategi tidak bisa diperoleh hanya dengan meniru. Orang itu juga harus berpikir sendiri. Han Sen sendiri adalah pemula, dan bahkan jauh dari level Ratu. Namun, dia bisa mengalahkan Desperado yang tidak pernah menyentuh bidang ini dengan mudah. Keduanya bertarung puluhan kali, dan Desperado menang setiap kali. Namun, Desperado tidak gembira, Dia menang karena kemampuannya lebih baik. Dalam hal teknik, dia telah kalah telak. "Aku harus pergi. Sampai ketemu lagi." Han Sen meninggalkan Gladiator saat jam makan. Dia merasa telah mendapatkan banyak hal. Awalnya, Desperado mencoba menirunya, tapi kemudian, Desperado harus menggunakan banyak teknik yang belum pernah dilihatnya untuk menghadapi kemampuan mengendalikan lawan. Han Sen tidak bisa mempelajari semuanya di tempat, tapi itu masih menjadi inspirasi hebat baginya untuk berlatih Panorama. Jika bukan karena dia ingin menggunakan mesin gravitasi setelah makan siang, Han Sen akan mencoba kembali melawan Desperado. Meskipun Han Sen masih kalah di Gladiator, dia berniat untuk berlatih di Gladiator. Dia tidak peduli dengan kemenangan asalkan dia bisa membuat kemajuan. Setelah makan siang, Han Sen menuju mesin gravitasi. Tiba-tiba, dia mendapat pesan di jaringan komunikasinya dari Rainbowman. Han Sen buru-buru mengecek jawaban Rainbowman, Rainbowman bilang dia telah mengatur kelompok untuk berburu makhluk seperti phoenix itu. Jika Han Sen tertarik, dia juga bisa mendaftar. Bergabung dengan kelompok itu membuat Han Sen membayar mahal, dan dia harus memiliki kekuatan yang cukup untuk mendapatkan persetujuan Rainbowman sebelum bergabung. Rainbowman juga mengatakan padanya waktu dan tempat untuk bertemu. Han Han Sen pikir tidak ada salahnya untuk melihat-lihat. Lagi pula tidak ada yang ditakutinya di Penampungan Baju Baja. Waktunya ditentukan besok lusa. Menurut Rainbowman, dia memposting info itu beberapa bulan lalu, jadi dia tidak bisa menjamin makhluk itu masih di sana. Yang dia bisa janjikan adalah menemukan pohon yang terbakar. Han Sen mencatat waktu dan tempatnya dan memutuskan untuk mengeceknya besok lusa. Dia tidak akan melepaskan petunjuk tentang makhluk super. Saat memasuki mesin gravitasi lagi, Han Sen masih mengatur parameternya sekitar dua puluh lima. Kali ini, dia membuatnya menjadi lima jenis tes. ''Aku telah lulus lima dan hanya tinggal lima lagi yang harus dikerjakan,'' pikir Han Sen. Jika dia bisa mencapai dua puluh lima hanya dengan menggunakan Kelebihan Muatan, kemampuannya bisa menembus tiga puluh dengan tambahan Mantra Klenik. Dengan letnan api dan pedang iblis, dia akan menjadi ancaman untuk makhluk super. Tentu saja, dia hanya bisa menghajar bagian terlemah makhluk super. Selain itu dia masih membutuhkan pedang berdarah sakral, jika tidak pedang iblis tidak akan berguna. Akan tetapi, Han Sen tidak bisa memikirkan siapapun yang memiliki pedang berdarah sakral. Anak Surga pernah memiliki pedang berdarah sakral, yang dibawanya ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Bahkan andai dia tidak membawanya,tidak mungkin Anak Surga akan menjual pedang itu padanya. Han Sen termenung dan tidak terpikir olehnya siapa pun di Penampungan Baju Baja yang memiliki pedang berdarah Sakral. Jika dia tidak bisa menemukan pedang berdarah sakral, itu akan jadi masalah. Han Sen tiba-tiba teringat oleh penempa senjata baja-Z. Dia ingat pernah melihat senjata dengan 75% baja-Z di tempat penempa itu. Dia berpikir apakah itu sungguhan. Produk baja-Z terbaik di aliansi hanya memiliki kurang dari 20% baja-Z. Jika senjata itu benar-benar memiliki porsi tinggi baja-Z, maka itu sebanding dengan senjata berdarah sakral. Jika benar, dia berharap benda itu bisa diubah menjadi pedang. Han Sen menekan nomor si penempa senjata dan bertanya soal senjata itu. Dia ingat harganya 100 juta, yang bukan lagi masalah bagi Han Sen selama itu benar. "Benda itu jelas lebih kuat dari senjata berdarah sakral. Tapi benda itu tidak bisa diubah kembali," jawab si penempa senjata pada Han Sen dengan tegas. "Kenapa tidak?" tanya Han Sen bingung. Itu adalah senjata besi, dan bisa selalu diubah kembali. Setelah keheningan panjang, si penempa itu berkata, "Benda itu tidak dibuat oleh teknologi manusia dan tidak ada yang bisa membuatnya kembali." Chapter 350 - Evolver Di Tempat Suci Para Dewa Pertama Han Sen lanjut bertanya, tapi si penempa senjata tidak menjawab pertanyaannya lagi dan menutup telepon. Tidak ada yang Han Sen bisa lakukan. Jika senjata itu tidak bisa diubah menjadi pedang, tidak ada gunanya dia membelinya. Saat waktu yang dijanjikan, Han Sen bertemu dengan Rainbowman dan terkesiap, "Kau?" Rainbowman juga bereaksi sama dan matanya terbelalak. Rainbowman ternyata adalah Su Xiaoqiao. "Sial. Kau si Rainbowman?" Han Sen menatap Su Xiaoqiao dari atas sampai bawah, berpikir apakah dia menyebarkan berita bohong demi uang. Su Xiaoqiao tertawa dan berkata, "Aku hanya ingin mendapatkan uang dan tidak menyangka akan bertemu denganmu." "Jadi kau bohong soal makhluk seperti phoenix itu?" tanya Han Sen kecewa. "Tentu tidak. Kapan aku pernah bohong¡­ Baiklah. Mungkin aku pernah. Tapi aku bersumpah atas nama kemaluanku kali ini kalau aku pernah melihat makhluk itu," kata Su Xiaoqiao bersemangat. "Sungguh?" Han Sen menatap Su Xiaoqiao tidak percaya "Sungguh sesungguh-sungguhnya!" Su Xiaoqiao merasa kesal karena diragukan. "Oke. Berapa harganya? Bawa aku ke sana," kata Han Sen. "Bagaimana bisa aku meminta uangmu. Ikut saja denganku ke sana. Tapi aku sudah mengumpulkan uang dari yang lainnya, jadi kita akan membawa mereka juga," kata Su Xiaoqiao. "Tidak apa-apa. Aku akan membayarmu." Han Sen tidak ingin memanfaatkan Su Xiaoqiao. Su Xiaoqiao menggenggam tangan Han Sen dan berkata sambil menyeringai, "Sebenarnya, aku takut membawa orang-orang itu ke sana. Jika kau bisa ikut denganku, itu akan bagus sekali. Aku tidak butuh uang, tapi perlindunganmu." "Kau menyembunyikan sesuatu." Han Sen menatap Su Xiaoqiao. "Ehem, aku tidak bohong, oke? Aku telah melihat makhluk seperti phoenix itu dengan mata kepalaku sendiri dan aku tahu di mana pohon yang terbakar itu. Namun, makhluk itu telah terbang pergi. Meskipun aku telah mengatakannya pada semua orang, aku takut beberapa orang akan mencari masalah denganku jika tidak melihat makhluk itu," Su Xiaoqiao berdeham dan berkata. "Ke mana makhluk itu pergi?" Han Sen melihat tampang Su Xiaoqiao dan tahu sepertinya dia tidak akan melihat makhluk itu. "Dia terbang ke Gurun Iblis, dan aku tidak berani mengejarnya, jadi aku tidak tahu," kata Su Xiaoqiao jujur. Han Sen memutuskan untuk melihatnya. Gurun Iblis tidaklah berbahaya untuknya. Mungkin masih ada kesempatan baginya. Su Xiaoqiao kegirangan saat Han Sen setuju untuk pergi bersamanya. Yang Su Xiaoqiao coba lakukan hanyalah mendapatkan uang. Dengan Han Sen bersamanya, dia tidak perlu cemas kalau orang yang telah membayarnya akan mencelakainya. Su Xiaoqiao telah bertemu dengan orang-orang itu, dan Han Sen adalah orang terakhir. Tadinya Su Xiaoqiao berencana mengumpulkan uang dan membawa mereka semua ke pohon yang terbakar, jadi dia dan Han Sen pergi ke tempat yang dijanjikan. Setelah semuanya tiba, Han Sen mengerutkan dahi. Sebagian besar orang yang Su Xiaoqiao janjikan tidak berasal dari Penampungan Baju Baja. Beberapa orang dari Penampungan Baju Baja semuanya mengenal Han Sen dan menyapanya. Orang-orang lainnya tidak menyapa Han Sen dan jelas tidak mengenalnya. Selain itu, siapapun bisa mengatakan orang-orang itu datang bersama-sama, dan pemimpin mereka adalah orang dengan jubah emas. Setelah memeriksa orang-orang itu, Su Xiaoqiao merasa beruntung bertemu Han Sen. Orang-orang ini mungkin sangatlah berbahaya. Karena semuanya telah datang, Su Xiaoqiao membawa mereka ke Gurun Iblis. "Han Sen, aku dengar kemampuan memanahmu sangat hebat. Bisakah kau menunjukkannya pada kami?" saat mereka beristirahat, beberapa orang dari Penampungan Baju Baja meminta Han Sen memperlihatkan kemampuan memanahnya. Han Sen tidak mengatakan apa pun, tapi Su Xiaoqiao menyeringai dan berkata, "Bukannya aku menyombongkan Sen. Dalam memanah, di Tempat Suci Para Dewa Pertama, tidak ada yang menandingi Sen¡­" "Itu pernyataan yang amat berani," kata pria berjubah emas dingin. Pengikutnya juga menunjukkan rasa jijik. Su Xiaoqiao mencoba mendebatnya, tapi dihentikan Han Sen. Han Sen dengan tenang berkata pada pria berjubah emas, "Kami hanya mengobrol. Jangan dianggap terlalu serius." Pria berjubah emas itu tidak membiarkannya dan berkata dengan arogan, "Aku hanya kenal dua orang di Penampungan Baju Baja. Yang satu Dollar yang mengalahkan Yi Dongmu dalam satu serangan, dan yang lainnya pemimpin sebelumnya komplotan Baju Baja, Qin Xuan. Selain mereka di penampungan itu bukanlah siapa-siapa." Han Sen tetap tersenyum dan tidak mempedulikannya. Meskipun pria berjubah emas terlalu menganggap hebat dirinya, di mata Han Sen, pria itu bahkan tidak layak atas amarahnya. Pria itu tampak memiliki kemampuan hebat, tapi dinilai dari sikapnya, dia bukanlah orang yang serius berlatih seni bela diri. Karena itulah, kekuatan fisik tidak berarti apa-apa. Melihat Han Sen tidak peduli, pria berjubah emas itu mengerutkan dahi dan mencibir, "Jika kau tidak setuju denganku, tunjukkanlah kemampuan bela diri terbaikmu dan aku akan memberimu petunjuk secara gratis. Aku jamin kau akan berterima kasih padaku nanti." "Kaulah yang sedang menyombongkan diri. Mengajari Han Sen? Apa kau bahkan tahu siapa dia?" Su Xiaoqiao berkata dengan marah, meski Han Sen tidak mau berbicara dengan pria itu. Pria itu mendengar komentar Su Xiaoqiao dan tertawa. Dan salah seorang pengikutnya, pria berotot tertawa dan berkata, "Kami tidak kenal siapa Han Sen, tapi tuan Yu adalah orang terkuat di Tempat Suci Para Dewa Pertama." "Omong kosong. Sayangnya, tidak ada yang buta di sini. Tahun lalu kami tidak mendengar ada tuan Yu di antara yang terpilih," kata Su Xiaoqiao mencibir. Pria berotot itu menyeringai, "Tuan Yu adalah evolver dengan melampaui seluruh poin genonya. Apa kau masih tidak setuju denganku?" Mereka yang berasal dari Penampungan Baju Baja menatap pria berjubah emas terkejut. Mereka tidak menduga dia adalah evolver dengan melampaui seluruh poin genonya. Biasanya, seseorang bisa memilih untuk tinggal di Tempat Suci Para Dewa pertama untuk sementara setelah menjadi evolver. Saat orang itu berteleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa dan masuk kembali, maka orang itu akan dikirim ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Namun, selama orang itu tidak meninggalkan penampungan, orang itu bisa tinggal di Tempat Suci Para Dewa Pertama sebagai evolver. Tidak banyak orang yang melakukannya, karena tidak ada yang berarti di Tempat Suci Para Dewa Pertama bagi evolver. Selain itu, jika orang itu memilih tinggal di Tempat Suci Para Dewa Pertama lebih lama dari jangka waktu tertentu setelah berevolusi, tubuh orang itu akan dihukum oleh peraturan Tempat Suci Para Dewa dan mengalami akibat yang sangat buruk. Sebagian evolver akan memilih langsung pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Chapter 351 - Tidak Semua Evolver Bagus Mereka yang telah berevolusi dengan poin geno sakral maksimal hampir tidak perlu lagi berada dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Dan kalau mereka dihukum dengan peraturan Tempat Suci Para Dewa, mereka akan menderita kerusakan yang hebat. Jadi, sebagian besar orang akan memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Bahkan jika mereka memilih untuk tetap tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, mereka tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam kontes Yang Terpilih di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Mereka hanya dapat membunuh beberapa makhluk berdarah sakral, yang tidak terlalu berarti bagi mereka. Sedangkan untuk makhluk super, bahkan evolver yang baru dengan semua poin geno maksimal tetap masih terlalu lemah untuk membunuhnya. Sebelum melatih rancangan seni geno hiper untuk evolver, evolver baru tidak terlalu banyak memiliki kesempatan dibandingkan dengan mereka yang memiliki fisik yang kuat. Pada titik ini, jika Han Sen menggunakan seluruh kemampuannya, kebugarannya dapat dibandingkan dengan evolver yang memaksimalkan seluruh poin geno. Namun, Han Sen masih belum berani bertarung langsung dengan makhluk super. Sedangkan Tuan Yu sudah berevolusi dengan seluruh poin geno maksimal, Han Sen tidak tahu mengapa dia masih tetap berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Han Sen tidak terlalu heran. Sebenarnya, dia sudah mengetahuinya ketika dia menemukan bahwa indeks kebugaran pria dalam baju emas terlalu tinggi. Walaupun demikian, Han Sen merasa Tuan Yu tidak layak mendapatkan perhatian ini. Karena teknik pria ini buruk, tidak peduli betapa tinggi indeks kebugarannya. Seperti anak kecil yang bermain dengan palu besar. Tidak ada yang patut dibesar-besarkan. Orang lain dari Tempat Penampungan Baju Baja menjadi pucat. Pergi dalam kelompok seperti ini ke suatu tempat seperti Gurun Iblis, siapapun akan merasa canggung. Beberapa orang bahkan ingin kembali saja. "Han Sen, apa yang harus aku lakukan?" Su Xiaoqiao berbisik pada Han Sen. Su Xiaoqiao juga merasa takut. Mereka awalnya memiliki lebih banyak orang, dan Tuan Yu adalah seorang evolver. Sekarang, sudah ada perselisihan di antara mereka, dan akan lebih sulit memasuki Gurun Iblis. "Karena kau telah mengambil uangnya, kita harus pergi. Ayo lanjut," kata Han Sen. Su Xiaoqiao juga mengetahui bahwa tidak mungkin baginya untuk menghentikan perjalanan ini. Untungnya, Han Sen bersamanya dan memberikan dukungan. Su Xiaoqiao memimpin perjalanan ke Gurun Iblis. Selama menempuh perjalanan selama beberapa hari, mereka hanya dapat melihat bukit pasir. Semua orang dalam kelompok Tuan Yu bersikap arogan. Walaupun orang-orang dari Tempat Penampungan Baju Baja merasa kesal, mereka memilih untuk diam karena Tuan Yu adalah evolver. "Disana," Su Xiaoqiao berkata, menunjuk sebuah bukit pasir di kejauhan. Semua orang melihat ke arah itu dan melihat sebuah pohon yang sangat besar di atas bukit. "Pohon yang sangat besar di tengah-tengah gurun." Mata Tuan Yu menyala. Dia tidak pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua setelah berevolusi karena dia ingin memanfaatkan fisiknya dan membunuh beberapa makhluk berdarah sakral untuk mendapatkan uang. Jika dia dapat membunuh makhluk berdarah sakral, akan lebih baik. Namun, makhluk berdarah sakral tidak mudah ditemukan, dan dia tidak ingin menyia-nyiakan terlalu banyak waktu di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Oleh karena itu, dia biasanya tidak mau kembali dengan tangan kosong dari perjalanan ke Gurun Iblis. Han Sen juga terkejut melihat pohon itu. Biasanya, pohon besar seperti ini sulit bertahan hidup di gurun. Sebagian besar tanaman gurun adalah sesuatu seperti kaktus. Mereka memacu tunggangannya untuk mendekati pohon itu. Mereka menemukan bahwa pohon itu bahkan lebih besar daripada yang mereka kira saat jarak mereka lebih dekat. Cabangnya begitu besar sehingga hanya dapat dilingkari dengan lengan dari delapan orang. Dan ketinggian pohon itu sekurang-kurangnya 100 kaki. Mereka juga menemukan bahwa seperti yang dikatakan oleh Su Xiaoqiao, walaupun pohon itu tampak utuh, secara keseluruhan telah berubah menjadi arang. Tidak tampak seperti terbakar juga, karena tidak ada daun ataupun ranting yang rusak. Tampaknya seluruh pohon dikarbonisasi secara instan. "Pohon ini dibakar oleh seekor makhluk?" Han Sen bertanya pada Su Xiaoqiao dengan heran. "Aku tidak yakin. Aku melihat mahkluk itu mendarat pada pohon dari kejauhan, dan hanya berani mendekati pohon setelah makhluk itu pergi. Ketika aku ke sini, pohon itu sudah seperti ini," kata Su Xiaoqiao. "Di mana mahkluk itu?" Tuan Yu bertanya pada Su Xiaoqiao. Dia tidak membawa seluruh orangnya untuk melihat pohon itu. "Aku hanya mengetahui bahwa dia pergi ke arah itu masuk ke dalam gurun. Sedangkan ke mana dia pergi, aku tidak tahu," Su Xiaoqiao menunjuk ke suatu arah dan berkata. "Arahkan jalannya," Tuan Yu memerintahkan. "Kontrak kita cukup jelas. Aku hanya bertanggung jawab untuk membawamu melihat pohon ini. Kau harus menemukan makhluk itu sendiri," Su Xiaoqiao cemberut dan berkata. "Hentikan omong kosong! Arahkan jalannya seperti yang kami minta." Salah satu pengikut Tuan Yu berseru. Su Xiaoqiao menatap Han Sen, dan Han Sen berkata pada Tuan Yu, "Tuan Yu, karena kau telah menandatangani kontrak yang telah dipenuhi oleh temanku. Tolong pergi ke sana sendiri." "Apakah kau berbicara denganku?" Tuan Yu menatap Han Sen dengan menghina. "Aku rasa tidak ada Tuan Yu yang lain," kata Han Sen dengan santai. "Karena kau tahu tidak ada Tuan Yu yang lain di sini, kau seharusnya tahu siapa bos di sini," kata Tuan Yu dengan dingin. "Sekarang aku tidak tahu," kata Han Sen, menyipitkan matanya. "Jika kau tidak tahu siapa bosnya, setidaknya kau harus mengetahui siapa orang terkuat di sini," seorang pengikut Tuan Yu berkata dengan dingin. "Itu aku tahu." Han Sen mengangguk. "Bagus. Hanya orang terkuat yang dapat membuat keputusan. Yang perlu kau lakukan hanyalah menutup mulutmu dan arahkan jalan." Pengikut itu menatap Han Sen dan Su Xiaoqiao dengan galak. Han Sen tidak bermaksud untuk bergerak. Dia tersenyum dan berkata, "Aku rasa kau telah salah paham tentang sesuatu." "Salah paham?" "Aku tahu siapa orang yang terkuat, tetapi orang itu bukan Tuan Yu," kata Han Sen dengan santai. "Bukan Tuan Yu? Kau tidak bermaksud dirimu sendiri?" Pengikut yang lain tertawa. "Betul, itu yang kumaksud." Han Sen mengangguk dengan sungguh-sungguh. "Kau pasti sudah gila. Kau pikir kau dapat dibandingkan dengan evolver yang telah memaksimalkan semua poin geno sakral?" Mereka menatap Han Sen seolah-olah melihat seorang idiot. "Tidak semua evolver itu bagus," kata Han Sen dengan santai. Dia kemudian menoleh pada Su Xiaoqiao dan berkata, "Karena kontrak sudah dipenuhi, kita harus pergi sekarang." "Tunjukkan padamu apakah evolver itu bagus atau tidak." Tuan Yu memacu tunggangannya untuk mengejar Han Sen. Chapter 352 - Sebilah Pedang Untuk Jiwamu "Han Sen!" Su Xiaoqiao tiba-tiba menjadi pucat. Jika Tuan Yu menyerang Han Sen, tidak mungkin Han Sen dapat mengalahkan seorang evolver. Han Sen duduk di atas binatang bermata tiga. Dia telah menjual serigala tornado, dan Meowth bukan tunggangan yang bagus, sehingga Han Sen selalu menunggangi binatang bermata tiga dalam perjalanan ini. Tuan Yu memegangi pedang jiwa binatang, yang tampak seperti jiwa binatang berdarah sakral. Han Sen menyipitkan matanya pada pedang Tuan Yu, yang tepat dia perlukan pada saat ini. Tuan Yu mengejar Han Sen, melayangkan pedang peraknya pada leher Han Sen seperti kilat petir. Mereka yang bersama dengan Tuan Yu tidak bergerak. Tampaknya mereka sedang menikmati pertunjukkan. Tuan Yu adalah evolver, jadi tidak ada yang dapat mengancamnya di Tempat Suci Para Dewa. Segera, semua orang membelalakan mata mereka. Ketika pedang itu hampir memotong leher Han Sen, Han Sen tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menjepit pedang itu dengan dua jari. Semua orang berpikir Han Sen sudah gila, Tidak ada orang yang dapat menjepit pedang yang menghunus dengan dua jari, terutama ketika seorang evolver yang melayangkan pedang itu. Tuan Yu menggunakan lebih banyak kekuatan daripada biasanya, berusaha untuk langsung membunuh Han Sen. Pada saat pedang itu disentuh oleh jari Han Sen, tampaknya seluruh tubuh Han Sen menjadi tidak berbobot. Dia menempelkan dirinya pada pedang dan bergerak bersama dengan pedang kemanapun dia pergi seolah-olah dia adalah daun yang gugur. Merasa terkejut, Tuan Yu mengambil kembali pedangnya dan melemparkan sebuah tinju pada Han Sen yang telah mendekatinya melalui pedang. Han Sen memukul kepalan Tuan Yu, melompat dan mendarat di belakang Tuan Yu, pisau belati tengkoraknya mendarat di leher Tuan Yu. "Tampaknya seorang evolver seperti dirimu tidak ada apa-apanya," kata Han Sen mencemoohkannya. Walaupun jumlah poin geno Tuan Yu sudah maksimal, dia sangat buruk dalam seni bela diri. Dia mungkin berasal dari keluarga kaya, tetapi dia adalah seorang bajingan, berbeda dengan Yuan dan Qing. Tuan Yu tercengang, dan yang lainnya juga tersentak. Tidak ada yang menyangka bahwa seorang evolver dapat dengan mudah dikalahkan oleh Han Sen. "Kau mau hidup atau mati?" Han Sen menggerakan pisau belatinya sedikit sambil tersenyum. Pisau tajam itu segera menggores kulit leher Tuan Yu, setetes darah mengalir ke pisau belati. "Apa yang harus aku lakukan untukmu jika aku mau hidup?" Tuan Yu menjadi pucat, dan tidak ada orang dalam kelompoknya berani bergerak. "Aku adalah orang yang adil dan dapat menawarkanmu sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Namun, jika aku membiarkan kau pergi seperti ini, aku takut kau tidak akan mendapatkan pelajaran. Jadi, sebilah pedang untuk jiwamu, yang kau pegang saat ini," kata Han Sen. "Tidak mungkin! Ayahku adalah Presiden Direktur Dongchang. Jika kau menyentuhku, ayahku akan membunuh seluruh keluargamu," teriak Tuan Yu dengan galak. Han Sen hampir meledak tawanya. "Baiklah. Ketika kau tiba di neraka, ingatlah untuk muncul dalam mimpi ayahmu dan memberitahunya bahwa Han Sen yang telah membunuhmu." Han Sen mendorong pisau belati tengkorak lebih dalam ke kulit Tuan Yu. "Tidak¡­Kau dapat memilikinya¡­" Tuan Yu berseru, hampir mati ketakutan. "Ini adalah kesempatan terakhirmu. Ketika aku menghitung sampai tiga, jika pedang itu tidak ada di tanganku, kau dapat membawanya bersamamu ke neraka." Han Sen mulai berhitung, "Satu¡­Dua¡­" Tuan Yu bahkan tidak berani tawar menawar dan cepat-cepat memindahkan pedang jiwa binatang pada Han Sen. "Jangan mengaku sebagai evolver lain kali, maka kau tidak akan kehilangan muka di antara evolver lainnya," Han Sen mengambil kembali pedang dan pisau belati tengkorak dan kembali ke punggung tunggangan binatang bermata tiga. Setelah Tuan Yu mendapatkan kembali kebebasan, dia cepat-cepat memanggil pisau jiwa binatang dan mengarahkan pengikutnya untuk menyerang Han Sen. "Kembali," kata Han Sen dengan santai. Dia telah meramalkan hasilnya dan bergegas menuju kelompoknya. Tuan Yu tidak ingin menerima kenyataan bahwa dia lebih lemah daripada Han Sen. Aku tidak seharusnya kalah, begitu piikir Tuan Yu. Selain itu, Tuan Yu memiliki beberapa orang yang bagus dalam timnya, jadi dia merasa yakin bahwa dia seharusnya dapat membunuh Han Sen kali ini dan membalas dendam. Namun, ketika Han Sen berada di tengah mereka, Tuan Yu mulai menyesal, karena dia menyadari bahwa kelompoknya tidak berguna, sebaliknya adalah beban. Han Sen berjalan dengan santai di antara mereka, dan karena alasan tertentu, mereka lebih mudah melukai rekan-rekannya daripada Han Sen. Setiap kali Han Sen menebaskan pisau belati tengkorak, seseorang akan terluka. Dalam sekejap, enam orang dalam kelompok itu terluka. Su Xiaoqiao tercengang. Cara Han Sen melakukannya membuatnya merasa penasaran siapa yang evolver sebenarnya. Tuan Yu ketakutan. Dia tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaannya. Jelas, Han Sen adalah orang yang terkepung. Tetapi, rasanya Han Sen sebenarnya adalah orang yang mengepung. Tuan Yu bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk menyerang Han Sen. Setiap kali dia berusaha untuk bergerak, dia akan dihalangi oleh satu satu orang-orangnya. Seseorang yang tidak sungguh-sungguh mempelajari seni bela diri tidak dapat mengetahui betapa hebatnya keahlian memojokkan lawan. Di mata Han Sen, orang-orang seperti ini tidak akan dapat memberikannya tekanan tidak peduli berapa banyak jumlah mereka. "Pergi," Tuan Yu berseru ketika dia menyadari bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk menyerang Han Sen. Han Sen tidak mengejar orang lain dalam kelompok itu. Ketika mereka pergi, sebuah kilat biru meninggalkan tangan Han Sen. Bumerang kupu-kupu hantu mutan terbang ke arah Tuan Yu yang melemparkan dirinya pada Han Sen. Tuan Yu mencoba untuk membelah bumerang itu, tetapi ketika senjatanya hampir menyentuh bumerang, dia dengan cepat berbelok dengan aneh dan hilang di depan mata. Melewati pisau Tuan Yu, bumerang menyerang dada Tuan Yu dengan hebat. Plang! Api biru meledak di dada Tuan Yu, membuatnya jatuh dari tunggangan dan berguling di tanah. Chapter 353 - Burung Api Tuan Yu terbakar dengan parah dan berguling di tanah untuk meredakan api. Ketika dia melihat ke atas, dia menemukan bahwa Han Sen berjongkok di hadapannya, sebilah pisau belati mendarat di lehernya. "Tuan Yu, kau orang yang sangat baik. Aku tahu kau ingin membantu orang miskin dan memberiku lebih banyak jiwa binatang secara gratis. Sekarang, inilah saatnya, berapa banyak yang ingin kau berikan padaku?" Han Sen menepuk wajah Tuan Yu dengan belati lainnya. Tuan Yu ingin menampar wajahnya sendiri karena sudah mengganggu pria ini. Mengapa dia harus melakukannya? Dia hanya memiliki dua jiwa binatang berdarah sakral dan satunya sudah hilang, sekarang dua harus melepaskan yang lainnya. Dia tidak meninggalkan Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama setelah berevolusi untuk menghasilkan sejumlah uang. Sekarang dia tidak hanya tidak mendapatkan apa-apa, kedua jiwa binatang berdarah sakral miliknya juga harus diberikan kepada orang lain. Walaupun Tuan Yu sangat amat kesal, dia harus memindahkan jiwa binatang pada Han Sen dengan hati yang berdarah-darah. "Lepaskan." Tuan Yu memberikan satu-satunya jiwa binatang berdarah sakral yang tersisa pada Han Sen untuk mendapatkan kebebasan. Menatap Han Sen dengan galak, dia tidak berani lagi melakukan apa-apa. Tuan Yu menggertakkan giginya dan mengarahkan timnya untuk pergi. "Han Sen, mengapa kau tidak membunuh binatang itu?" Su Xiaoqiao merasa senang, tetapi pada saat yang sama juga merasa heran. Di matanya, Han Sen memiliki kesempatan yang bagus untuk membunuh semua orang dalam tim itu. "Siapa yang akan memandu kita jika aku membunuh mereka?" Han Sen menyeringai. Tuan Yu dan timnya ada di sana untuk makhluk itu. Jika makhluk itu adalah makhluk super, hal pintar yang dilakukan adalah membiarkan tim itu memandu mereka, daripada mengambil risiko sendiri. Ketika berhadapan dengan makhluk super, Han Sen tidak akan sembarangan mengambil risiko. Hal terbaik yang dapat dia lakukan adalah mengetahui kekuatan makhluk itu sebelum dia dapat memutuskan bagaimana harus bertindak. Su Xiaoqiao memahami pemikiran Han Sen dan mengikuti tim itu dengan Han Sen. Namun, orang-orang lainnya dari Tempat Penampungan Baju Baja tidak ingin melanjutkan perjalanan dan mulai pulang. "Kakak, apakah Tuan Yu sungguh-sungguh adalah seorang evolver dengan semua poin geno maksimal? Aku merasa dia tidak sekuat itu. Apakah mungkin dia berbohong?" Su Xiaoqiao dan Han Sen berbincang-bincang dengan santai di atas tunggangan mereka. "Kau sebaiknya tidak mencobanya sendiri. Walaupun pria tidak tidak memiliki keahlian, tetapi dia memiliki fisik seorang evolver," kata Han Sen. "Benarkah? Aku kira seorang evolver dengan semua poin geno maksimal akan sangat kuat, sementara ternyata dia hanya biasa-biasa saja." Su Xiaoqiao bertujuan menjadi seorang evolver dengan semua poin geno sakral maksimal. Awalnya, dia ingin bekerja keras untuk mencapai tujuan itu dan berevolusi sekitar usia 30 tahun. Namun, melihat apa yang dilakukan Tuan Yu, Su Xiaoqiao merasa tujuannya tidak terlalu penting. Mungkin dia seharusnya tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengejarnya. "Ini adalah pengecualian. Biasanya, seorang evolver dengan poin geno sakral maksimum seharusnya sangat kuat. Pria ini belum melatih seni geno super yang dirancang untuk para evolver, sehingga dia tidak terlalu berbeda dengan orang yang belum berevolusi dengan fisik yang bagus," Han Sen tersenyum dan berkata. Sementara kedua pria ini berbincang-bincang, tim Tuan Yu memacu tunggangan mereka dan berharap dapat menemukan makhluk itu sebelum ditemukan oleh Su Xiaoqiao dan Han Sen. Melihat Su Xiaoqiao dan Han Sen mengikuti mereka, Tuan Yu semakin yakin bahwa dia berada pada arah yang benar. Dia pikir asalkan dia dapat menemukan makhluk itu, dia mungkin dapat membunuhnya dengan satu serangan karena dia telah memaksimalkan poin geno sakralnya. Oleh karena itu, tim Tuan Yu berlari dengan cepat, dan Su Xiaoqiao dan Han Sen kehilangan mereka karena mereka tidak terburu-buru. "Apakah kita terlalu jauh dari mereka? Kita tidak dapat melihat mereka lagi," kata Su Xiaoqiao dengan cemas. "Tidak, ini sempurna." Han Sen tidak peduli dan melanjutkan perjalanannya. Sesekali, mereka menemukan makhluk yang mati di sepanjang jalan, artinya sudah dibunuh oleh tim Tuan Yu. Han Sen memeriksa mayat-mayat itu dan menemukan bahwa sebagian besar makhluk itu dibunuh hanya dengan satu serangan, maka seharusnya telah dibunuh oleh Tuan Yu sendiri. "Tuan Yu sangat impulsif. Jika dia bertemu dengan makhluk itu, akan menarik untuk ditonton," Han Sen berbicara pada dirinya sendiri. Setelah menempuh perjalanan selama dua hari, Han Sen tiba-tiba berhenti dan menatap ke arah kejauhan. "Ada apa?" Su Xiaoqiao juga melihat ke depan tetapi tidak melihat apa-apa. "Kelompok mereka pasti berada dalam masalah sekarang, Tidak yakin apakah mereka bertemu dengan makhluk yang kau bicarakan. Mari bergegas dan melihat apa yang terjadi." Han Sen memacu tunggangannya dengan cepat untuk bergerak maju. Setelah berlari beberapa mil, Su Xiaoqiao melihat sekelompok orang bertarung dengan seekor makhluk dari kejauhan. Tidak seperti pertarungan tetapi lebih mirip pembantaian oleh makhluk itu. Seekor burung api emas yang sangat besar menyapukan sayap-sayapnya ke kelompok orang itu. Mereka yang terhempas oleh sayap semuanya terbakar. Sekali mengenai api emas, tidak peduli bagaimana mereka berusaha, mereka tidak dapat meredakan apinya. Mereka segera berubah menjadi arang. Tuan Yu adalah yang tercepat dengan tunggangannya. Orang lain dalam kelompok itu semuanya terkarbonisasi oleh burung-burung itu. Bahkan Tuan Yu tidak dapat melarikan diri. Dia hanya mengulur waktu sebelum burung itu mengejarnya seperti cahaya emas. Merasakan api di belakangnya, Tuan Yu ingin bertarung untuk menyelamatkan jiwanya. Dia melompat turun dari tunggangannya dan melayangkan senjatanya ke arah kepala makhluk itu. Walaupun senjata ini bukan jiwa binatang berdarah sakral, senjata itu sangat kuat dan membuat serangan yang hebat. Namun, makhluk itu bahkan tidak berusaha untuk menghindar, tetapi membiarkan senjata itu mengenai dirinya. Apa yang kemudian terjadi membuat Han Sen terkejut. Pisau itu menebas kepala burung seolah-olah memotong api. Makhluk itu sama sekali tidak terluka. Tubuh makhluk itu melewati Tuan Yu yang kemudian berubah menjadi bola api. Yang dapat dia lakukan hanyalah berteriak sebelum terbakar menjadi arang. "Makhluk super¡­Pasti seekor makhluk super¡­" Han Sen merasa terkejut dan senang pada saat yang bersamaan, Dia merasa senang karena akhirnya menemukan makhluk super. Namun, makhluk ini tampaknya lebih kuat daripada kura-kura. Setelah semua orang terbakar menjadi arang oleh burung itu, dia mencuit dan terbang ke puncak gunung yang tinggi. Walaupun gunung itu berlokasi dalam gurun, terlihat sangat indah. Puncak gunung itu masih tertutup salju. Han Sen merasa heran mengapa burung api memilih tempat seperti ini untuk beristirahat. Setelah burung itu pergi, Su Xiaoqiao dan Han Sen mendekati mayat kelompok orang-orang itu. Melihat wajah mayat-mayat itu, mereka berdua merinding/ Seperti pohon, mayat mereka utuh, tetapi berubah menjadi arang. Mengerikan dan memuakkan saat melihatnya. Chapter 354 - Lari Cepat Awalnya, Han Sen berpikir bahwa karena Tuan Yu adalah evolver dengan seluruh poin geno maksimal, dia akan dapat bertahan lebih lama saat berhadapan dengan makhluk super. Namun, Tuan Yu mati dengan begitu cepat dan mengenaskan, sehingga membuat Han Sen merinding. Mengapa semua makhluk super begitu kuat? Han Sen berpikir. Melihat apa yang terjadi pada kelompok orang itu, Han Sen tidak berani langsung menyinggung burung itu. "Itu benar-benar adalah Phoenix. Sangat mengerikan!" Su Xiaoqiao berseru dengan bulu kuduk yang merinding. "Phoenix seharusnya lebih kuat dari ini. Namun, dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, makhluk ini seharusnya tidak terkalahkan," kata Han Sen dan pergi. Karena sekarang dia sekarang sudah mengetahui bahwa burung itu memang makhluk super dan menemukan tempat dia beristirahat, Han Sen sudah mendapatkan semua informasi yang dia perlukan. Sebelum dia menemukan cara untuk membunuhnya, tidak ada gunanya dia tetap di sana. Senjata biasa tidak akan dapat melukai burung itu. Untuk dapat membunuhnya, dia memerlukan lebih dari sekadar kekuatan dan kecepatan. Bagaimanapun juga, dia harus menemukan cara untuk melukainya. Ketika Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Baju Baja, dia memeriksa binatang awan, yang telah menjadi semakin transparan. Jelas, dalam waktu beberapa bulan, dia akan dapat memanen satu lagi makhluk super. Han Sen berharap untuk mendapatkan jiwa binatang dari binatang awan. Sebuah jiwa binatang super dari binatang awan akan sangat berarti bagi Han Sen, dan akan lebih mudah baginya untuk berburu makhluk super. "Tumbuh lebih cepat¡­" Han Sen berbicara pada dirinya sendiri, melihat binatang awan. Ketika Han Sen kembali ke Elang Hitam, dia menemukan banyak panggilan yang tidak terjawab dan pesan dari laboratorium Profesor Yan, memintanya untuk kembali melakukan percobaan. Karena dia berada di Gurun Iblis, Han Sen telah melewatkan percobaan selama beberapa hari. Han Sen cepat-cepat mengganti pakaiannya dan pergi ke laboratorium. "Kau sudah melewatkan percobaan selama beberapa hari. Kau beruntung karena Jing Jiya adalah subjek utama. Kalau tidak, Profesor Yan tidak akan melepaskanmu," kata Qin Zhiming, yang menangani kasus Han Sen. Han Sen melihat Jing Jiya sedang berlari ke atas dan ke bawah dalam sebuah lapangan tertutup dan bertanya dengan penasaran, "Apakah ini? Aku tidak pernah melihat ini sebelumnya." "Ini adalah model yang baru dibangun, dinamakan Lari Cepat. Tujuannya adalah mendapatkan data komprehensif seseorang di bawah kondisi ekstrim. Kau juga dapat mencobanya." Qin Zhiming tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya pada Han Sen, "Apakah kau menjalankan tes yang aku berikan beberapa waktu lalu? Kau seharusnya mengembalikan datanya." "Aku belum sempat." Han Sen tiba-tiba mengingat solusi dan perangkat itu, yang belum dapat dia gunakan. "Lakukan saat kau sempat," Qin Zhiming tidak memaksa. Lagipula, Han Sen hanya objek yang tidak resmi, sedangkan data Jing Jiya adalah kuncinya. Setelah keluar dari Lari Cepat, Jing Jiya bercucuran keringat. Dia terlihat seperti baru saja lari dari neraka. "Han Sen, ayo coba ini." Jing Jiya melihat Han Sen, cepat-cepat menariknya ke Lari Cepat dan menutup pintu. "Setidaknya beritahu aku bagaimana menggunakan ini¡­" Han Sen melihat rintangan yang berbeda dan berkata dengan senyum sinis. Ada banyak dinding logam yang menghadap ke berbagai arah. Beberapa bahkan berada di atas udara. "Apakah kau melihat zona putih pada dinding logam? Kau harus berpijak pada zona putih agar dapat melewati semua dinding. Jika kau melangkah keluar dari zona putih, kau akan mendapatkan sengatan listrik dan harus mengulang dari awal. Agar dapat lulus, kau harus melewati semua dinding logam untuk mencapai garis akhir tanpa mendapatkan sengatan listrik," Qin Zhiming menjelaskan peraturannya pada Han Sen melalui sebuah mikrofon. "Tampaknya tidak terlalu sulit." Kata Han Sen, menatap pada zona putih. Walaupun zona putih masing-masing hanya selebar 1 kaki, sudah cukup lebar bagi Han Sen. Namun, ketika Han Sen memulai tes, dia menyadari bahwa anggapan dia salah total. Dinding logam dan zona putih dirancang khusus untuk meningkatkan tantangan. Dinding-dindingnya tidak rata, tetapi miring dengan sudut yang berbeda, beberapa di antaranya bahkan terbalik. Maka, dia harus terus menerus melompat dan tidak dapat beristirahat. Selain itu, dia juga harus menggunakan semua jenis posisi. Hampir seluruh otot harus digunakan agar dapat menyelesaikan tugas ini. Sungguh sebuah rancangan yang sangat ilmiah. Jika dia tidak cukup cepat atau fleksibel, tidak mungkin dia dapat mengganti gerakannya dengan tepat waktu untuk melangkah pada dinding logam berikutnya. Tes yang sederhana, namun tantangannya sangat besar. Dengan fisik Han Sen, dia bahkan mendapatkan kesulitan. Ini adalah untuk pertama kalinya dia melakukan tes ini, jadi dia tidak yakin dengan tata letak dinding logam di hadapannya. Han Sen harus bergantung pada daya refleksnya untuk bergerak maju. Jika dia melatihnya beberapa kali dan menjadi terbiasa dengan jalur ini, tidak akan sulit baginya. Namun, tes pada tingkat ini tidak membuat Han Sen berkecil hati. Walaupun tampak melelahkan, Han Sen tetap dapat menempuh seluruh Lari Cepat. Melihat Han Sen menjalankan tes itu, wajah Jing Jiya menjadi suram, dan Qin Zhiming juga terkejut. Para peneliti lainnya yang memiliki tugas yang berbeda juga berkumpul, terlihat takjub. Lari Cepat bukan tantangan yang ekstrim, dan Jing Jiya dapat melewatinya dengan mudah sekarang. Namun, Jing Jiya telah menghafal tata letak semua dinding logam. Pertama kali Jing Jiya menjalankan tes itu, dia terkena sengatan listrik sebanyak delapan kali sebelum dia berhasil melewatinya. Hal itu berarti, tanpa mempelajari tes itu, ada delapan kejadian di mana Jing Jiya bereaksi tidak cukup cepat, dan itu adalah poin utama dalam rancangan itu. Tentu saja, ada lebih dari 30 trik secara keseluruhan. Jing Jiya berhasil menangani yang lainnya kecuali 8 trik itu. Setelah gagal sekali, Jing Jiya tidak pernah gagal lagi pada trik yang sama. Namun, walaupun untuk pertama kalinya Han Sen menjalankan tes itu, tidak ada poin yang terlewatkan sama sekali. Jika bukan karena dia mengetahui dengan pasti bahwa Han Sen tidak pernah melakukan tes itu, Qin Zhiming pasti tidak akan percaya bahwa Han Sen sebenarnya melakukan ini untuk pertama kali. "Ini cukup sulit. Apakah aku terlalu pelan?" Han Sen keluar dari Lari Cepat dan sedikit berkeringat, yang cukup langka baginya karena telah berlatih Kulit Giok. "Kau melakukannya dengan sangat baik. Fisik dan daya refleks yang hebat!" Mata Qin Zhiming berbinar-binar. Para peneliti lain sedang berpikir, tampaknya kesulitan Lari Cepat harus ditingkatkan. Jika Han Sen tahu mereka berpikir demikian, dia akan merasa bersalah terhadap Jing Jiya. Chapter 355 - Barang Peninggalan Han Sen hanya melewati tingkat paling mudah dari Lari Cepat. Dengan menyesuaikan dan menambahkan dinding logam, tingkat kesulitan akan jauh lebih ditingkatkan. Selain itu, gravitasi di dalam perangkat itu juga dapat ditingkatkan. Dari tingkat I sampai tingkat X, Han Sen hanya lolos tingkat I, yang merupakan tingkat termudah. "Lari Cepat jauh lebih baik daripada pelatih gravitasi biasa. Akan sangat berguna bagiku untuk berlatih Kelebihan Muatan." Karena Han Sen menemukan perangkat yang menarik ini, dia harus lebih sering datang ke laboratorium. Dia datang ke laboratorium terutama untuk menggunakan Lari Cepat dan tidak tertarik dengan tes lainnya. Dia selalu menunggu pada peneliti meninggalkan laboratorium sebelum dia memulai menggunakan Lari Cepat untuk berlatih. Sesuai dengan ekspektasi Han Sen, Lari Cepat tidak hanya lebih sulit daripada pelatih gravitasi, tetapi juga lebih efektif dan komprehensif untuk melatih seluruh tubuhnya. Jika aku dapat melewati tingkat X Lari Cepat ketika tingkat gravitasi disesuaikan ke 25,0, maka artinya indeks kebugaranku yang sesungguhnya telah mencapai 25,0. Ketika Han Sen melewati semua sepuluh tingkat, dia menjadi semakin terobsesi dengan Lari Cepat. Alasan dia dapat melewati semua tingkat adalah dia telah mempelajari tata letak semua dinding logam. Ketika dia mencobanya untuk pertama kali, dia mendapatkan sengatan pertama ketika mencapai tingkat III. Dalam tingkat yang lebih sulit, dia harus mempelajari semua susunan saluran sebelum dia dapat lolos. Namun, dia tetap dapat melewatinya pada gravitasi rendah. Jika gravitasi diatur ke 25,0, Han Sen bahkan tidak dapat menyelesaikan tingkat I. Sudah cukup bagus. Yang Han Sen perlukan adalah memeras seluruh tenaga di tubuhnya, agar dia dapat lebih mengenal tubuhnya di bawah kondisi Kelebihan Muatan. Walaupun dia berulang kali terkena sengatan listrik, Han Sen tetap menikmati latihan ini. Melihat Han Sen menyiksa dirinya sendiri, Jing Jiya juga bekerja keras dengan latihannya. Han Sen tidak peduli dengan apa yang dilakukan Jing Jiya, tetapi hanya berfokus pada tujuannya sendiri. Selain berlatih, Han Sen juga harus kuliah. Awalnya, dia berpikir bahwa kinerjanya dapat memperbolehkan dirinya menjadi mayor dalam militer setelah lulus, tetapi karena dia telah bolos sekolah cukup lama, dia tidak mendapatkan nilai bagus dalam banyak mata pelajaran dan harus meningkatkan usahanya agar tetap dapat menjadi mayor. Untungnya, dia memenangkan sebuah kejuaraan dalam turnamen panahan untuk sekolah, dan Profesor Yan juga menjanjikannya kredit tambahan. Jika dia dapat berada pada tiga peringkat teratas dalam dua mata pelajaran, dia merasa yakin bahwa dia tetap dapat menjadi mayor. Han Sen juga telah mempelajari bagaimana caranya membunuh makhluk yang seperti phoenix. Namun, dia belum mendapatkan solusi yang bagus pada saat ini, jadi dia harus melepaskan pemikiran itu untuk sementara. Ketika dia melihat makhluk itu, dia menggunakan ratu peri untuk mengamati bagaimana dia membunuh Tuan Yu.Berdasarkan pengamatannya, makhluk itu tidak sepenuhnya terbuat dari api. Dalam tubuhnya, masih ada inti yang padat, dan agar dapat membunuhnya, dia harus langsung menyerang inti yang terbungkus dalam api. Namun, api burung itu tidak tersentuh, dan senjata biasa tidak dapat mencapai intinya, bahkan tombak panjang juga tidak dapat melakukannya. Satu-satunya cara yang memungkinkan untuk melakukan serangan, adalah menembakkan panah ke tubuhnya. Namun, Han Sen bahkan tidak memiliki panah jiwa binatang berdarah sakral. Tidak mungkin dia dapat menembak makhluk super itu, jadi dia harus menyerah untuk sementara. Beberapa bulan berlalu dalam sekejap mata. Dengan Kelebihan Muatan, indeks kebugaran Han Sen telah mencapai 25,0. Dengan menggunakan Mantra Klenik, indeks kebugarannya melewati 30,0, lebih tinggi daripada seorang evolver dengan semua poin geno maksimal. Saatnya untuk berusaha membunuh makhluk super. Han Sen membulatkan tekadnya. Indeks kebugaran Han Sen telah mencapai 30,0 pada saat ini, sudah mencapai batas dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Akan sulit baginya untuk meningkat lebih jauh. Selain itu, dia mendapatkan pedang berdarah sakral dari Tuan Yu. Dia sudah hampir sudah menyiapkan segalanya pada saat ini. Yang dia perlukan adalah seekor makhluk super sebagai sasarannya. Sedangkan untuk burung api, Han Sen bahkan tidak akan mempertimbangkannya tanpa panah yang layak. Sebelum Han Sen pergi berburu, dia menempuh penilaian tengah tahunan. Berkat usahanya, dia mendapatkan nilai tertinggi di dalam kampus, memberikannya banyak kredit. Han Sen merasa sangat senang karena binatang awan yang telah dia pelihara selama setahun telah menjadi makhluk super sesuai yang dia perkirakan. Menatap binatang awan, Han Sen menjepit pisau belati tengkorak dengan tangannya dan berbisik, "Surga, Buddha, Dewa Keberuntungan, Dewi Fortuna¡­Tolong berikan aku sebuah jiwa binatang super!" Krak! Han Sen membunuh binatang awan super dan mendengar suara dalam kepalanya. "Makhluk super binatang awan terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Sari kehidupan tersedia. Daging tidak dapat dimakan." Suara itu, tubuh binatang awan menghilang, dan sekeping sari kehidupan jatuh ke tanah, sama persis seperti sebelumnya. "Sial!" Han Sen mengutuk dengan menggertakkan giginya. Sekali lagi, dia tidak mendapatkan jiwa binatang. Memerlukan waktu setahun lagi untuk mendapatkan kesempatan yang lain. Binatang awan pasti bukan keberuntunganku. Aku tidak pernah memperoleh jiwa binatang darinya. Han Sen merasa kesal. Dia telah memelihara beberapa binatang awan, tetapi tidak pernah memperoleh satupun jiwa binatang. Tidak peduli betapa dia menyukai binatang itu, dia harus mempertimbangkan untuk memelihara makhluk jenis lainnya. Akhirnya, Han Sen membeli seekor burung gagak pemanah hidup. Jiwa binatang gagak pemanah adalah sebuah panah jiwa binatang. Jika dia dapat memperolehnya, daia dapat mempertimbangkan untuk membunuh makhluk seperti phoenix. Selain itu, dengan panah jiwa binatang super, akan lebih mudah baginya untuk membunuh makhluk super lainnya. Setidaknya dia dapat melukainya. Hal yang menggembirakan adalah binatang awan memberikan Han Sen tambahan 9 poin geno super, yang lebih meningkatkan fisiknya. Ketika Han Sen mengumpulkan apa yang harus dia bawa serta, dia pulang ke rumah saat liburan sekolah. Dalam waktu enam bulan lagi, dia akan lulus dari Elang Hitam. Pada saat itu, dia akan langsung pergi ke militer dan memiliki lebih sedikit kesempatan untuk pulang ke rumah. Walaupun Han Sen ingin bekerja dalam kapal perang di mana Ji Yanran berada, kapal perang memiliki tingkat pemeriksaan sekuritas yang tinggi, dan sangat sulit untuk masuk ke sana. Setidaknya Han Sen tidak memiliki kuasa itu pada saat ini. Setelah kembali ke rumah, Luo Sulan tidak terlalu senang di luar dugaan Han Sen. Tampaknya dia sedang memikirkan sesuatu. "Ibu, apakah terjadi sesuatu?" Han Sen bertanya dengan cemas. "Kau sudah besar sekarang. Aku rasa aku seharusnya memberimu sesuatu yang ditinggalkan oleh ayahmu." Luo Sulan merasa bimbang sebentar, mengambil sebuah kotak kecil dari lemari, dan meletakkannya di hadapan Han Sen. Chapter 356 - Gen Super? Hen Sen menatap kotak logam di hadapannya dengan terkejut. Dia ingat ayahnya meninggal karena kecelakaan pesawat, dan orang-orang bahkan tidak menemukan tubuhnya, jadi bagaimana mungkin dia meninggalkan sesuatu? Melihat Han Sen kebingungan, Luo Sulan berkata, "Ayahmu memberikan ini padaku dua hari sebelum dia kecelakaan. Dia berkata kalau ini mungkin berguna untukmu suatu hari nanti. Kau terlalu muda saat itu, jadi aku tidak memperlihatkannya padamu. Sekarang kau sudah besar dan tahu mana yang baik dan mana yang salah, ini saatnya aku memberikannya padamu." "Apa ini ada kaitannya dengan kematian ayah?" jantung Han Sen tersentak. Luo Sulan menggeleng dan berkata, "Aku tidak tahu ada hubungannya atau tidak. Aku rasa orang seperti ayahmu tidak akan meninggalkan benda ini tanpa alasan. Dan dia sepertinya tahu ada sesuatu yang salah saat itu." Han Sen menggigit bibirnya dan perlahan membuka kotak itu. Dia terlalu muda saat ayahnya meninggal, tapi seiring bertambahnya usia, banyak hal tentang kecelakaan itu yang terkesan ganjil. Bisnis keluarga berjaya di bawah manajemen ayahnya, tapi itu hanyalah ruang kerja dibandingkan dengan Grup Bintang. Bisnis keluarga mereka bahkan tidak memiliki tambang mereka sendiri. Mengapa perusahaan raksasa seperti Grup Bintang tertarik dengan bisnis kecil? Jika ayahnya dibunuh oleh mereka, apa untungnya bagi Grup Bintang untuk bersusah payah membunuh ayahnya? Han Sen dibuat bingung oleh banyak detail, tapi karena dia terlalu muda, dia tidak mengingat semuanya dan tidak bisa mengetahui apa yang salah. Black characters were imprinted on the white chip. Han Sen membuka kotak itu. Ada tiga benda di dalamnya: lempengan baja yang terlihat seperti izin kerja, buku harian kecil, dan liontin kristal yang tergantung pada benang merah. Han Sen mengambil lempengan baja terlebih dahulu, yang memang adalah izin kerja. "Han Jingzhi, Unit 7, Agen Rahasia, AX958712558," Han Sen bergumam membaca tulisan itu dan terkejut. Nama Han Jingzhi tampak akrab bagi Han Sen. Itu adalah nama kakek buyut Han Sen. Mengenai kakek buyutnya, yang Han Sen tahu hanyalah namanya. Selain namanya, Han Sen tidak tahu apapun tentang pria itu. Melihat izin kerja itu, Han Sen mengetahui kalau kakek buyutnya pernah bekerja di organisasi pemerintahan di Aliansi, tapi tampaknya dia hanya anggota biasa. Han Sen melihat di balik izin kerja itu terdapat sebuah logo. Han Sen tidak menemukan apapun yang spesial dari izin itu. Sambil menaruh kembali izin kerja itu, Han Sen mengambil liontin kristal. Benda itu cukup kecil dan terbuat dari kristal merah. Benda itu tampak seperti kucing atau rubah dengan kepala dan ekor yang terhubung. Ekornya terlalu besar untuk seekor kucing, tapi wajahnya adalah wajah kucing. Benda itu terasa seperti potongan giok. Karena Han Sen tidak tahu apa-apa soal perhiasan, dia tidak tahu benda apa itu. "Ibu, dari mana liontin ini berasal?" Han Sen menatap ibunya dengan heran. Wajah Luo Sulan tampak ragu-ragu. Dengan enggan dia berkata, "Saat ayahmu memberikannya padaku, dia bilang kakek buyutmu meninggalkan benda ini dan jika kau menemukan masalah, kau bisa membawanya ke Grup Bintang dan meminta pertolongan dari keluarga Ning." "Meminta pertolongan dari Grup Bintang dan keluarga Ning?" Han Sen hampir berpikir ada yang salah dengan telinganya. Sejak lama, dia pikir Grup Bintang bertanggung jawab atas kematian ayahnya. Namun, ayahnya berkata dia bisa mendatangi keluarga Ning dengan liontin ini, yang sangat tidak bisa dipercayainya. "Aku juga merasa itu mencurigakan, jadi tidak peduli betapa sulitnya, aku tidak pergi ke Grup Bintang," kata Luo Sulan dengan senyum miris. Han Sen mengangguk. Jika itu dia, dia juga akan memilih hal yang sama. Tidak peduli seperti apa, Grup Bintang adalah tersangka utama atas kematian ayahnya. Tidak mungkin dia meminta pertolongan mereka. Semua hal itu sangat ganjil dan membuat Han Sen bingung. Dia tidak tahu apa hungungan ayahnya dengan Grup Bintang, atau mengapa ayahnya berkata seperti itu. Namun, segalanya membuat Han Sen merasa kematian ayahnya tidak semudah yang dia pikirkan. Sambil menaruh liontin itu, Han Sen mengambil buku harian dari kotak tersebut. Meskipun buku harian itu tampak usang, tampaknya benda itu jarang digunakan. Han Sen membuka buku itu dan melihat dua kata yang membuat pupil matanya berkontraksi. "Gen Super" Jantung Han Sen berdebar kencang. Dia pikir tidak ada yang tahu soal keberadaan gen super. Dia telah mencari di Jaringan Langit dan ruangan regu khusus, tapi dia tidak menemukan apa pun mengenai makhluk super atau gen super. Melihat dua kata di buku harian itu, Han Sen memikirkan jutaan hal sekaligus. "Buku dan tulisan ini sepertinya cukup tua. Apa ini juga peninggalan kakek buyut? Bagaimana dia bisa menuliskan hal ini? Apakah yang dimaksudnya sama dengan yang aku ketahui?" Han Sen dengan cepat menelusuri halaman buku itu. Akan tetapi, kecuali halaman pertama, tidak ada tulisan lain dalam buku itu. Seluruh halamannya kosong. Seseorang juga melingkari dua huruf itu dengan tinta merah dan menuliskan tanda tanya. Han Sen sangat kaget sampai-sampai dia baru menyadarinya setelah beberapa saat. "Apa maksudnya? Apa orang itu menanyakan apakah gen super itu ada?" Han Sen mengerutkan dahi dan menatap Luo Sulan, berharap ibunya memiliki jawaban. Akan tetapi, Luo Sulan menghela nafas dan berkata, "Ayahmu tidak mengatakan apa pun kecuali kalau benda ini ditinggalkan oleh kakek buyutmu, Han Jingzhi. Simpanlah ini, mungkin mereka akan berguna nanti." Han Sen mengangguk dan menyimpan tiga benda tersebut. Mereka mungkin akan menjelaskan kematian ayahnya, dan dialah satu-satunya yang bisa menemukan kebenarannya. Chapter 357 - Kedua Kalinya Di Pegunungan Naga Giok Han Sen merasa semakin bingung sejak ibunya menunjukkan segalanya padanya. Tadinya, dia hanya ingin tahu apakah Grup Bintang mendalangi kecelakaan ayahnya. Namun, semuanya tampak lebih rumit dari yang dia kira. Han Sen pikir Grup Bintang pasti ada hubungannya dengan kematian ayahnya, tapi ayahnya meminta ibunya untuk mendatangi keluarga Ning, pemilik Grup Bintang sebelum dia meninggal. Ini sangat bertolak belakang sampai-sampai Han Sen masiih tidak mengerti apa yang telah terjadi. Han Sen tahu tidak ada gunanya untuk merasa cemas. Dia harus memperoleh lebih banyak kekuatan untuk mengetahuinya. Dengan latar belakangnya yang sekarang, jika dia terlalu terobsesi, dia mungkin akan dibunuh daripada menemukan kebenarannya. Setelah tinggal di rumah selama beberapa hari, Han Sen kembali ke Blackhawk dan mulai bersiap untuk memburu makhluk super. Fokusnya sekarang adalah memaksimalkan seluruh poin geno yang tersisa. Han Sen masih belum menyelesaikan tahap ketiga Mantra Klenik. Sepertinya dia tidak bisa melampauinya dalam waktu singkat. Han Sen berencana untuk mendapatkan poin geno sakral lebih banyak saat mencari makhluk super. Karena Han Sen tidak memiliki cara untuk membunuh makhluk super yang tampak seperti phoenix, dia berencana meninggalkannya sendirian untuk sementara waktu. Awalnya, Han Sen ingin pergi ke Pegunungan Naga Giok sendirian, memburu makhluk berdarah sakral sambil mencari makhluk super. Mungkin dia akan menemukan sesuatu seperti si singa emas. Akan tetapi, sebelum Han Sen pergi, dia melihat tanda yang dikatakannya pada Lu Weinan di pohon membengkok di luar Penampungan Baju Baja. Terakhir kali, Lu Weinan membawanya untuk mencari ksatria kumbang. Han Sen setuju untuk memberikan Lu Weinan 20% bagiannya, tapi dia tidak pernah melihat Lu Weinan lagi. Tak disangka, Han Sen menemukan tanda itu saat ini. Han Sen muncul sebagai Dollar di waktu dan tempat yang ditentukan oleh Lu Weinan di secarik kertas, dan melihat Lu Weinan di tepi sungai di dekat gunung. "Terakhir kali aku tidak menemukanmu. Aku baru saja selesai makan daging berdarah sakral, jadi aku hanya bisa menawarimu uang atau menyelesaikan tugas untukmu. Aku akan berusaha semampuku," kata Han Sen. Lu Weinan menatap Han Sen terkejut dan berkata, "Saudaraku, kau benar-benar membunuh dua makhluk berdarah sakral itu?! Aku ke sana lagi dan tidak menemukan apa pun. Aku pikir dua makhluk itu telah pergi." "Aku membunuhnya," kata Han Sen dengan tenang. "Kak, aku tidak mau uangmu. Kali ini aku ingin meminta pertolonganmu dan berpikir apakah kau bisa menyanggupinya," Lu Weinan ragu-ragu dan berkata. "Katakanlah. Aku belum yakin jika aku bisa menolongmu atau tidak." Han Sen mengerutkan dahi diam-diam. Dia lebih suka memberikan uangnya, yang tidak terlalu merepotkan. "Jadi, aku punya beberapa teman yang ingin ke Pegunungan Naga Giok. Akan tetapi, tempat itu jelas terlalu berbahaya untukku. Jika kau ada waktu, bisakah kau membawa mereka ke pegunungan itu? Kau bisa mengambil 20% bagianku sebagai imbalannya, atau aku bisa membayarmu lebih," kata Lu Weinan penuh harap. "Siapa yang akan pergi ke Pegunungan Naga Giok?" Han Sen terkejut, karena tidak banyak orang berani pergi ke sana. "Beberapa teman keluarga. Mereka memiliki fisik yang kuat dan hampir dari mereka sudah menjadi evolver. Saat mereka menyelesaikan perjalanan ini, mereka akan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua," Lu Weinan menjelaskan. Han Sen langsung mengerti kalau orang-orang itu pergi ke Pegunungan Naga Giok untuk makhluk berdarah sakral. "Waktu dan tempat?" Han Sen mempertimbangkannya dan memutuskan mengambil tugas itu. Lagi pula dia akan pergi ke Pegunungan Naga Giok juga. Karena teman-teman Lu Weinan adalah evolver, jika dia pergi dengan mereka, akan lebih kecil kemungkinan adanya pertikaian jika mereka bertemu satu sama lain. Karena ada beberapa evolver, Han Sen tidak ingin membuang tenaga untuk melawan mereka. Lagi pula, tidak banyak evolver yang lemah seperti tuan Yu. Lu Weinan sangat gembira, mengatakan pada Han Sen waktu dan tempatnya, dan memperkenalkan orang-orang itu pada Han Sen. "Saudaraku, kau pasti sudah melampaui segalanya. Mengapa kau tidak pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua?" setelah membicarakan soal bisnis, Lu Weinan tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Lu Weinan adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu Dollar masih berada di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Sebagian besar orang mengira Dollar telah pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua sejak lama sekali. Selain itu, Lu Weinan telah menyaksikan betapa kuatnya Han Sen beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, dia pikir Han Sen telah melampaui segalanya. Namun, dua tahun kemudian, Han Sen masih berada di Tempat Suci Para Dewa Pertama, yang membuatnya terheran-heran. "Masih ada urusan yang belum aku selesaikan, dan tidak akan pergi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua segera," Han Sen menjawabnya dengan santai dan tidak ingin menjelaskannya. Han Sen tidak masalah pergi ke Pegunungan Naga Giok sebagai Dollar. Dia penasaran apakah sekelompok evolver bisa melukai makhluk super. Han Sen memperkirakan kalau seorang evolver yang melampaui seluruh poin genonya akan memiliki indeks kemampuan sekitar tiga puluh, sementara makhluk super memiliki indeks setidaknya empat puluh. Tanpa berlatih seni geno hyper yang didesain untuk evolver, evolver baru tidak sebanding dengan makhluk super. Han Sen berkemas dan pergi ke tempat yang ditentukan untuk bertemu dengan sekelompok orang itu. "Lu bilang dia bisa menyewa Dollar untuk menunjukkan jalannya. Kami kira dia menyombongkan diri dan ternyata kau benar-benar muncul." Chen Zichen memicingkan matanya, menatap Han Sen dari atas ke bawah. Sepertinya dia sangat tertarik pada Dollar. "Aku hanyalah orang normal yang menerima uang dan melakukan pekerjaan," kata Han Sen santai. "Memang. Jika kau bukan orang normal, kau tidak akan tinggal di Tempat Suci Para Dewa Pertama sampai sekarang," Chen Nanxing, pria kurus di sebelah Chen Zichen berkata. Han Sen tidak mempedulikannya dan dengan tenang berkata, "Jadi kapan kau mau pergi?" "Sekarang," kata Chen Zichen. Han Sen tidak mengatakan apa pun dan memimpin kelompok itu sambil mengendarai Meowth. Hanya dua kakak beradik, Chen Zichen dan Chen Nanxing yang adalah evolver dengan melampaui poin geno sakral mereka, sementara empat lainnya adalah pengikut mereka dan hanya berevolusi dengan melampaui poin geno mutan mereka. Wajar saja, mereka jauh lebih lemah dari Chen Zichen dan Chen Nanxing. Akan tetapi, bahkan kakak beradik itu tidak membuat Han Sen takut. Bahkan jika mereka kuat, mereka baru saja berevolusi dan belum mempelajari seni geno hyper yang didesain untuk evolver, jadi tidak mungkin mereka bisa mengalahkan Han Sen. Semua orang pernah mendengar tentang Dollar. Namun, sebagai evolver, mereka tidak memandangnya terlalu hebat. Chen Zichen sangat tertarik pada Dollar dan mencoba menguji betapa kuatnya Han Sen. Akan tetapi, Han Sen tidak memperlihatkan apa-apa, selain menunjukkan jalan. Ini bukan pertama kalinya Han Sen datang ke Pegunungan Naga Giok, tapi dia langsung berhati-hati saat memasuki pegunungan, berjaga-jaga andai ada makhluk super. "Dollar, jangan cemas. Teruslah maju dan tidak apa-apa jika ada beberapa makhluk berdarah sakral. Jika itu terjadi, kita semua bisa menikmati daging panggang malam ini," Chen Nanxing berkata dengan menyindir, tidak senang oleh kecepatan Han Sen yang lambat. Chapter 358 - Sarang Lainnya "Baiklah," Han Sen membalasnya dan mempercepat sedikit lajunya. Akan tetapi, Han Sen masih berjalan dengan perlahan dan meyakinkan segalanya aman. Setelah setengah hari di pegunungan, Han Sen melihat sekelompok makhluk yang tampak seperti persilangan antara sapi dan kuda berlari di pegunungan. Han Sen melihatnya dengan seksama dan yakin kalau mereka semua adalah makhluk mutan. Tampaknya tidak ada makhluk berdarah sakral di antara mereka. "Dollar, bagaimana kalau kita bertanding? Mari kita membunuh para makhluk mutan itu sebanyak-banyaknya, dan melihat siapa yang bisa membunuh lebih banyak." Chen Nanxing tidak memiliki perasaan negatif pada Han Sen. Dollar sangat terkenal dua tahun lalu dan semua orang berkata dia bisa menjadi Yang Terpilih nomor satu. Akan tetapi, Chen Nanxing bahkan tidak layak berpartisipasi dalam kontes itu. Mampu mengalahkan Dollar memberikan makna besar bagi Chen Nanxing. Kebanggaan mengalahkan juara pastilah sangat menakjubkan. Chen Nanxing tidak peduli apakah permainan melawan Dollar ini adil atau tidak. Hanya kemenangan yang berarti baginya. "Itu tidak perlu. Aku bukanlah lawanmu," balas Han Sen. Di mata Han Sen, Chen Nanxing bukanlah lawannya. Melakukan pertandingan bodoh melawan Chen Nanxing hanyalah buang-buang waktu saja. Tidak ada yang membutuhkan daging mutan di kelompok itu. Bahkan jiwa binatang mutan hampir tak berguna. Membuang waktu untuk membunuhnya tampak sangat kekanak-kanakan bagi Han Sen. Chen Nanxing tertawa puas. Keempat pengikut yang berevolusi juga melemparkan pandangan menghina pada Han Sen. Wajar saja, seseorang tanpa keberanian seperti ini tidak pantas mendapatkan rasa hormat mereka. Namun, Chen Zichen melihat Han Sen ke atas dan ke bawah dengan alis mengernyit. Meskipun teman-temannya tidak memperhatikan, Chen Zichen melihat ketidak pedulian pada ketenangan Han Sen. Ketidak pedulian bahkan lebih buruk dari penghinaan. Menurut pandangan Chen Zichen, Han Sen tidak pernah menganggap mereka serius, seolah-olah mereka tidak ada. Chen Zichen merasa tidak nyaman dengan ketidak pedulian Han Sen. Meskipun dia tidak ikut senang dengan Chen Nanxing yang menindas seseorang yang dulunya kuat, Chen Zichen ingin mengalahkan Han Sen juga. Akan tetapi, Chen Zichen ragu-ragu dan tidak melakukan apa-apa. Dia berpikir, ''Lupakanlah. Aku sudah jadi evolver. Tidak ada gunanya mengalahkannya sekarang. Aku harus menunggu sampai dia berevolusi dan lalu mengalahkannya.'' Karena Han Sen tidak peduli dengan pancingan Chen Nanxing, kelompok itu pun menjadi cukup akrab. Setelah dua hari, mereka masih belum lihat makhluk berdarah sakral satu pun, yang membuat mereka sedikit kesal. "Bukankah orang-orang bilang ada banyak makhluk berdarah sakral di Pegunungan Naga Giok? Mengapa kita tidak melihat barang satupun setelah cukup lama. Kau pasti menuntun ke arah yang salah?" Chen Nanxing bertanya pada Han Sen dengan tidak sabar. "Kita ada di jalan yang benar. Pegunungan ini sangat luas dan kita masih berada di perbatasan." Han Sen tetap tenang. Dia mengambil jalan yang dia lalui saat bertemu singa emas, jadi pastilah banyak makhluk berdarah sakral. Setelah berjalan selama setengah hari lagi, Han Sen tiba-tiba berhenti dan menatap pegunungan yang berlapis-lapis di hadapannya dengan gembira. "Mengapa kau berhenti?" Chen Nanxing mengerutkan dahi dan bertanya. "Aku takut kita tidak bisa pergi lebih jauh lagi," Han Sen terdiam dan berkata. Sekelompok orang itu memandang ke depan dan tidak melihat apapun. Chen Nanxing berkata tidak sabaran, "Tidak ada makhluk ataupun sesuatu yang salah. Mengapa kita tidak bisa pergi?" "Kalau tidak salah, di depan kita adalah Teratai Kehidupan," Han Sen menunjuk ke arah pegunungan dan berkata. "Apa? Kau bilang di sana ada sarang?" Semua orang menjadi bersemangat dan menatap pegunungan di depan mereka. Namun, mereka tidak tahu seperti apa Teratai Kehidupan. Ada banyak pegunungan seperti ini di area ini, dan pegunungan itu tampaknya tidak ada yang spesial bagi mereka. "Apa kau yakin ini adalah sarang?" Qin Zhiming bertanya pada Han Sen tidak yakin. "Ini hanya tebakanku. Aku tidak yakin," kata Han Sen santai. Namun, dalam hati dia yakin itu pasti sarang. Han Sen memperhitungkan bagaimana caranya dia bisa memecahkan telur itu sebelum mereka semua. Ada tersirat di kontrak yang mereka tanda tangani bahwa Han Sen hanya bertanggung jawab sebagai pemandu jalan. Jika ada makhluk, Han Sen juga bisa memilih untuk membunuhnya. Siapa pun yang membunuh makhluk itu akan jadi pemiliknya. Itulah satu-satunya syarat Han Sen untuk membawa kelompok itu ke Pegunungan Naga Giok, dan kelompok itu menyetujuinya dengan mudah karena mereka tidak yakin sebagai orang yang belum berevolusi, Dollar bisa membunuh makhluk manapun sebelum mereka melakukannya. "Ayo pergi dan melihatnya." Chen Zichen menyimpan tunggangannya dan menghampiri Teratai Kehidupan terlebih dahulu. Di dalam Teratai Kehidupan, tebing-tebingnya teramat sangat curam. Tanpa sayap, seseorang harus memanjat tebing itu. Han Sen juga menyimpan Meowth dan mengikuti kelompok itu. Jika ini tempat biasa, Han Sen pasti memilih untuk bergegas masuk sedari tadi. Akan tetapi, di Pegunungan Naga Giok, dia tidak yakin apakah ada makhluk lainnya, jadi dia memilih untuk tidak terburu-buru. Setelah mendaki beberapa gunung, Semakin jelas bahwa itu adalah Teratai Kehidupan. Kelompok itu kegirangan dan berkata, "Ini memang sarang. Betapa beruntungnya kita!" Bahkan jika mereka membunuh makhluk berdarah sakral, itu tidak menjamin jiwa binatang berdarah sakral. Namun, di dalam telur sangat memungkinkan ada jiwa binatang berdarah sakral. Bahkan di Tempat Suci Para dewa kedua, jiwa binatang berdarah sakral masih berguna di tahap awal. Bahkan jika tidak berguna, mereka masih bisa digunakan untuk menukar jiwa binatang di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Karena itulah, meskipun sekelompok orang itu sudah menjadi evolver, mereka berkeinginan kuat mendapat jiwa binatang berdarah sakral dan tidak akan melepaskan kesempatan sebaik ini. Setelah memastikan itu adalah sarang, kelompok itu bergegas menuju pusat Teratai Kehidupan. "Awas!" Han Sen yang berjalan di belakang mereka berseru. Sekelompok orang itu terkejut dan segera menatap Han Sen. Han Sen menunjuk ke atas langit, jadi mereka melihat ke atas dan melihat seekor burung berkaki tiga datang ke arah mereka bagaikan sepotong awan hitam. Chapter 359 - Tujuh Putaran "Bubar!" Chen Zichen berseru dan mengeluarkan tombak sepanjang lebih dari 6 kaki. Dia memijakkan kakinya di tebing dan menancapkan tombaknya pada burung itu. Anggota lainnya segera menghindar. Mereka menancapkan jari-jari mereka pada bebatuan dan memanjat dengan cepat. Han Sen terkejut. Meskipun mereka memiliki level kemampuan yang tinggi, mereka pastilah berlatih seni bela diri khusus untuk mencapai hal ini. Tidaklah sulit bagi seseorang untuk menancapkan jari menembus bebatuan, tapi sulit untuk melakukannya berulang-ulang bahkan bagi evolver. Chen Zichen melakukan serangan pertamanya dengan tombak, tapi burung itu telah terbang lebih tinggi. Saat Chen Zichen mulai terjatuh, burung itu lalu menyambarnya. Tadinya, Han Sen pikir Chen Zichen pasti memiliki sayap berdarah sakral untuk melakukan aksi berani tersebut. Namun, Chen Zichen tidak memiliki sayap. Saat burung itu hampir menyambarnya, dia tiba-tiba memutar tubuhnya di udara dan bergerak sejauh tiga kaki dari cakar burung tanpa menyentuh apa pun. Kemudian Chen Zichen mengangkat tombaknya dan menancapkannya pada sayap burung itu lagi. Burung itu cukup licik untuk menghindari tombak sekali lagi. Menyaksikan Chen Zichen bertarung dengan burung di udara dan melangkah di udara berkali-kali, Han Sen merasa dia sedang melihat dua burung. Saat Chen Zichen melangkah di udara untuk ketiga kalinya, dia mulai terjatuh. Akan tetapi, dia hanya mendarat sebentar sebelum melemparkan dirinya lagi ke udara. Han Sen lebih dari terkejut. Gerakan kaki yang membuat Chen Zichen melangkah di udara tiga kali sangat luar biasa. Tanpa sayap, Han Sen tidak bisa melakukannya. Gerakan kaki itu bahkan tidak terekam di Panorama. Han Sen penasaran siapa guru Chen Zichen untuk langkah kaki itu. Tiba-tiba, burung itu memekik dan mendarat di puncak gunung. Di samping burung itu berdirilah seseorang. "Tujuh Putaran keluarga Chen memang mengesankan," kata orang itu, sambil menyaksikan Chen Zichen yang telah mendarat di tanah. Seluruh kelompok itu terkejut. Chen Zichen menatap orang itu dan bertanya, ''Karena kau tahu tentang Tujuh Putaran, kau pastilah teman keluarga Chen. Mengapa kau menyerang kami?" Sudah jelas kini bahwa burung itu bukanlah makhluk liar, tapi peliharaan pria itu. "Itu bukanlah serangan sungguhan. Aku hanya penasaran dengan tujuh Putaran," kata orang itu sambil menaiki si burung. Burung itu mendarat dengan singkat dan bertengger di tebing sebelah di mana kelompok mereka berdiri. Han Sen lalu melihat apa yang orang itu kenakan. Dia mengenakan jubah hitam yang juga menutupi wajahnya. "Siapa kau? Katakan siapa dirimu, atau aku tidak akan segan lagi," Chen Nanxing berseru pada pria itu. "Namaku Ye Yufeng. Aku pikir kau belum pernah mendengar namaku. Aku murid dari pusat Aula Bela Diri Ares, dan aku kenal baik keluargamu," kata pria berjubah hitam. "Jadi kau dari Aula Bela Diri Ares. Pantas saja kau berani menyerang kami. Aku harus bertanya pada Huangfu Xiongcheng saat aku kembali," kata Chen Nanxing kesal. Ye Yufeng berkata dengan tenang, "Aula Bela Diri Ares adalah teman keluarga Chen. Aku tidak bermaksud menyerangmu, tapi untuk menilai Tujuh Putaran dan menyelamatkanmu." "Menyelamatkan kami?" tanya Chen Zichen. "Kau pasti mau pergi ke sarang. Sejujurnya, aku sudah kesana. Sayangnya, makhluk di dalamnya terlalu kuat. Aku hampir kehilangan nyawaku dan tidak mendapat apa-apa, karena itulah aku memberimu peringatan," kata Ye Yufeng. "Kami hargai itu, tapi ini urusan kami, dan tidak ada hubungannya dengan Aula Bela Diri Ares," Chen Nanxing mendengus dan berjalan menuju pintu masuk sarang. Chen Zichen melirik Ye Yufeng dan mengikuti Chen Nanxing. Mereka tidak tahu apakah Ye Yufeng benar-benar murid Aula Bela Diri Ares, tapi tidak mungkin mereka akan melepaskan sarang itu. Selain itu, mereka adalah enam evolver, jadi mereka yakin mereka bisa menghadapi makhluk apa pun di dalam sarang. "Makhluk apakah itu?" Han Sen tidak mengikuti kelompok itu, tapi bertanya pada Ye Yufeng yang berdiri di punggung si burung. "Aku tidak tahu si Dollar yang terkenal adalah orang Chen." Ye Yufeng mengamati Han Sen. Wajah mereka berdua tertutup jubah pelindung, jadi mereka tidak bisa melihat satu sama lain. "Jika begitu, sebaiknya kau tidak masuk ke sarang. Jika tidak, kau mungkin akan kehilangan nyawamu demi uang," Ye Yufeng tersenyum dan berkata. "Aku rasa kau tidak tahu kalau enam dari mereka adalah evolver. Apa kau pikir makhluk itu bisa menyakiti enam evolver?" selidik Han Sen. Ye Yufeng tersenyum dan berkata, "EVolver bukanlah tandingan makhluk di dalam sarang. Bahkan jika aku katakan, kau mungkin tidak akan mempercayaiku. Evolver seperti kakak beradik Chen tidak akan bisa melukai makhluk itu meski ada enam puluh dari mereka. Jika mereka lebih lambat, mungkin mereka akan kehilangan nyawanya di sana." "Sedangkan kau, sebaiknya kau jangan masuk. Makhluk itu tidak akan mengenal Dollar," kata Ye Yufeng dan mengontrol burung itu untuk terbang menuju pintu sarang. Namun, dia hanya berdiri di luar pintu masuk dan tidak berniat masuk ke dalam. Sepertinya dia sedang menunggu kelompok itu keluar. Saat Han Sen tiba di pintu masuk, sekelompok orang tadi telah masuk cukup lama. Mereka berjalan sangat cepat. Sepertinya mereka khawatir Ye Yuveng akan memecahkan telur itu sebelum mereka. Han Sen melihat ke dalam dan duduk di atas batu samping pintu masuk bersama Ye Yufeng. "Kau tidak masuk?" Ye Yufeng menatap Han Sen terkejut. "Bukannya katamu itu berbahaya dan sebaiknya aku tidak pergi?" tanya Han Sen. Chapter 360 - Makhluk Super Dalam Sarang Ye Yufeng tercengang sesaat sebelum dia tersenyum dan berkata, "Aku mendengar banyak soal Dollar, tapi baru tahu betapa menariknya dirimu." Saat Han Sen mau membalasnya, dia tiba-tiba mendengar derap langkah tak beraturan dari sarang. Han Sen dengan cepat melihat ke bawah. Tidak lama, orang-orang mulai memanjat keluar pintu masuk. Yang pertama keluar adalah Chen Nanxing, wajahnya terlihat pucat. Jubah pelindungnya terkoyak entah oleh senjata atau cakar. Darahnya mengalir. Di belakang Chen Nanxing, Chen Zichen juga memanjat naik. Dia tampak lebih baik dari Chen Nanxing. Jubah pelindungnya juga rusak, tapi tidak separah luka Chen Nanxing. Wajahnya juga tampak mencekam. Setelah Chen Zichen, tidak ada yang keluar. Han Sen memandang ke bawah dan tidak melihat apa-apa. "Kalian lebih mengesankan dari perkiraanku. Kalian berdua bertahan cukup lama di dalam sarang," kata Ye Yufeng. "Apa itu sindiran?" Chen Nanxing sedang merasa buruk sekali. Mendengar perkataan Ye Yufeng, dia mengamuk dan ingin menghajarnya, tapi dihentikan oleh Chen Zichen. "Aku sungguh mengagumimu dan tidak bermaksud menyindir. Aku hampir mati dalam beberapa detik, sementara kalian bertahan sekitar lima belas menit dan kalian masih hidup," kata Ye Yufeng dengan serius. Mengetahui ketulusan Ye Yufeng, kemarahan Chen Nanxing mereda. Akan tetapi, mengingat empat evolver yang telah berkorban di sarang, dia duduk bersedih, bibirnya bergetar. "Makhluk apa itu? Bagaimana bisa sekuat itu?" Han Sen mengerutkan dahi dan bertanya. Dia tidak turun karena dia pikir Ye Yufeng pasti memiliki trik karena Ye tidak ikut masuk ke dalam. Mungkin telurnya telah dipecahkan oleh Ye Yufeng. Ternyata memang ada makhluk yang benar-benar kuat dalam sarang. Akan tetapi, Ye Yufeng mengatakan yang sebenarnya. Ada makhluk dalam sarang yang bahkan enam puluh evolver tidak bisa kalahkan. Han Sen tiba-tiba terpikir dua kata¡ªmakhluk super. "Aku tak tahu," kata Ye Yufeng, karena Chen Zichen dan Chen Nanxing tidak peduli untuk menjawab Han Sen. Ye Yufeng melanjutkan, "Aku yakin kalian juga tidak melihat makhluk apa itu." Chen Nanxing menggertakkan giginya dan berkata, "Jika aku bisa melihatnya, aku akan memenggal kepalanya langsung." "Makhluk itu tidak kasat mata?" Han Sen tidak paham apa yang mereka maksud dengan tidak bisa melihat makhluk itu. "Bukannya tak kasat mata, tapi terlalu cepat. Dia berlarian di antara sel dalam sarang. Kami tidak bisa melihatnya sama sekali," kata Ye Yufeng. Dia terdiam lalu melanjutkan, "Yang aku tahu hanyalah itu monster berkaki empat." Han Sen menatap Chen Zichen dan Chen Nanxing, yang tinggal dalam sarang lebih lama. Mungkin mereka lebih tahu mengenai makhluk itu. "Kami tahu kurang lebih sama mengenai makhluk itu. Itu adalah monster berkaki empat, dan berwarna hitam." Mendengar perkataan Chen Zichen, Han Sen semakin senang. Chen Zichen pasti memiliki indeks kemampuan di atas tiga puluh. Karena dia tidak tahu seperti apa rupa makhluk itu, makhluk itu pasti lebih kuat dari makhluk berdarah sakral. Jika itu makhluk super, ini kabar yang sangat baik bagi Han Sen. Namun, memikirkan kecepatan makhluk itu, Han Sen termenung. Dengan menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, level kemampuan Han Sen harusnya lebih kuat dari Chen Zichen. Namun, jika Chen Zichen tidak bisa menandingi makhluk itu, Han Sen mungkin juga tidak bisa. "Aku berpikir apakah kalian tertarik berburu makhluk itu denganku?" kata Ye Yufeng tiba-tiba, menarik perhatian Chen Zichen, Chen Nanxing dan Han Sen "Kau tahu cara membunuhnya?" Chen Nanxing menatap Ye Yufeng dan bertanya. "Aku punya cara, tapi tidak bisa melakukannya sendirian. Jika tidak, aku tidak perlu meminta bantuanmu." Ye Yufeng lalu menatap Han Sen dan bertanya, "Aku penasaran apakah kau telah berevolusi, Dollar?" "Belum." kata Han Sen jujur. "Sayang sekali. Jika kau belum berevolusi, kau tidak cukup kuat untuk bahkan melihat makhluk itu. Bahkan jika kau berevolusi, tanpa melampaui poin geno sakralmu, kau masih akan terbunuh seperti orang-orang itu." Meskipun Ye Yufeng tidak mengatakannya langsung, dia menyiratkan kalau Han Sen tidak cukup kuat untuk bergabung dengan mereka. "Bagaimana jika aku memilih untuk turun?" tanya Han Sen pada Ye Yufeng dengan tenang. "Aku bermaksud baik, tapi jika kau mau bunuh diri, aku tak akan menghentikanmu. Sebenarnya, jika kau masuk ke dalam, kau bisa memberikan kami waktu lebih banyak, yang lebih menguntungkan kami dari pada sebaliknya," Ye Yufeng tersenyum dan berkata. "Apa yang kau pikirkan?" Chen Nanxing bertanya pada Ye Yufeng buru-buru. Sepertinya dia ingin memakan makhluk itu hidup-hidup. "Itu cukup mudah. Makhluk itu hanya terlalu cepat untuk bisa kita serang. Jika kita bisa menyerangnya, mudah bagi kita untuk membunuhnya," kata Ye Yufeng. "Tidak perlu basa-basi. Kita semua tahu itu," Chen Nanxing mencibir. "Apakah ada cara bagi kita untuk menyerangnya?" Chen Zicheng menatap Ye Yufeng dan bertanya. Ye Yufeng berkata dengan pelan, "Tentu saja. Tapi sebelum aku mengatakannya, kita harus menentukan bagaimana membagi hasilnya, jadi Aula Bela Diri Ares dan keluarga Chen masih bisa berteman." "Bagaimana saranmu untuk membagi hasilnya?" Chen Zicheng bertanya pada Ye Yufeng. "Jiwa binatang berdarah sakral akan dimiliki siapa saja yang membunuhnya. Kita akan membagi dagingnya sama rata dan aku berhak memecahkan cangkangnya," Ye Yufeng mengatakan rencananya. Tentu saja, rencana itu tidak mengikut sertakan Han Sen. Ye Yufeng maupun kakak beradik Chen tidak menganggap Han Sen sebagai musuh ataupun rekan. Mereka pikir Han Sen hanya bisa mengecoh makhluk berdarah sakral itu dan memberikan mereka waktu lebih sebelum dia terbunuh. Chapter 361 - Serigala Logam "Kita berdua dan kau sendirian. Mengapa kau menyimpan semua barang itu untuk dirimu sendiri?" Chen Nanxing berseru. "Jika kau memiliki cara untuk membunuh makhluk super, aku dengan senang hati menukar barang-barang kita," kata Ye Yufeng. Chen Nanxing tidak dapat berkata apa-apa. Jika dia tahu caranya, dia tidak akan merasa dipermalukan dan kehilangan empat orangnya. "Tolong jelaskan caramu," Chen Zichen berkata. "Aku yakin bahwa kau akan setia, jadi aku tidak akan menyembunyikan apa-apa darimu." Ye Yufeng berhenti sejenak dan berkata, "Sebenarnya cukup mudah. Karena makhluk berdarah sakral sangat cepat, yang harus kita lakukan adalah menurunkan kecepatannya. "Apa yang sedang kau bicarakan? Bagaimana mungkin kita menurunkan kecepatannya?" seru Chen Nanxing, merasa kesal. "Tentu saja kau tidak dapat melakukannya, tetapi aku bisa." Ye Yufeng memanggil sebuah bola asap hitam. Asap itu bergerak secara konstan seperti jam pasir yang berulang kali. "Ini adalah tambahan jiwa binatang berdarah sakral, kutukan waktu. Ini dapat digunakan pada makhluk apapun dan memperlambat gerakannya. Tentu saja, walaupun ini adalah jiwa binatang berdarah sakral, ini tidak efektif pada makhluk berdarah sakral. Namun, dia tetap dapat sedikit memperlambat makhluk berdarah sakral. Bagaimana menurutmu?" Ye Yufeng bertanya, menunjuk pada jiwa binatang, kutukan waktu. "Tergantung pada makhluk itu akan selambat apa," Chen Zichen berkata, menatap pada kutukan waktu. "Kau dapat mencobanya sendiri," Ye Yufeng berkata dan meletakkan kutukan waktu pada Chen Zichen. Asap hitam tiba-tiba menyelubungi tubuh Chen Zichen. Chen Zichen berjalan beberapa langkah dan jauh lebih lambat dari biasanya. Chen Zichen mengangguk dan berkata, "Efeknya sangat bagus. Walaupun tidak membuatku heran, seharusnya ini dapat membantu kita mengalahkan makhluk berdarah sakral itu. Mari kita coba." "Bagus sekali." Ye Yufeng mengambil kembali kutukan waktu dan menentukan rencana tindakan yang tepat dengan kedua kakak beradik. Kemudian, mereka bertiga masuk ke sarang bersama-sama. Han Sen mengikuti mereka, dan mereka tidak keberatan. Mungkin Han Sen dapat mengalihkan perhatian makhluk berdarah sakral sejenak, maka mereka tidak menghentikannya. Bukan pertama kali Han Sen pergi ke sarang itu. Sinar emas kehijauan tidak membuatnya merasa takut. Bahkan jika makhluk itu sebenarnya adalah makhluk super, Han Sen merasa yakin bahwa dia dapat berjuang untuk mengalahkannya. Tidak lama kemudian, Han Sen melihat dinding emas kehijauan yang hancur dan ruangan luas berisi sel yang beraneka ragam. Sel-sel itu bersilangan seperti sarang laba-laba, membuat orang merinding, seolah-olah ada jutaan laba-laba yang akan muncul setiap saat. Di luar dinding emas kehijauan, darah berserakan di mana-mana. Namun, mereka tidak pernah melihat mayat dari empat evolver dengan semua poin geno maksimal. Mungkin mereka telah dimakan. "Chen Zichen, diantara kita, kau adalah satu-satunya orang yang dapat menghindari serangan fatal dari mahkluk itu, jadi aku pikir kau harus pergi dulu dan memancing makhluk itu keluar agar aku dapat menggunakan kutukan waktu," Ye Yufeng berhenti berjalan dan berkata. Chen Zichen mengangguk pelan dan berubah wujud menjadi seekor makhluk seperti monyet. Berjalan ke dinding emas kehijauan yang hancur, dia merangkak ke dalam ruangan bawah tanah dari sarang dengan gesit. Ye Yufeng dan Chen Nanxing mengawasi Chen Zichen dengan dari dekat, begitu pula dengan Han Sen. Dia merasa penasaran dengan bagaimana penampakan makhluk itu. Chen Zichen telah setuju untuk menjadi umpan ketika mereka turun. Jika Ye Yufeng tidak memerlukan seseorang yang dapat bertindak sebagai umpan, dia tidak akan memilih untuk berkolaborasi dengan mereka. Ye Yufeng jelas tidak memiliki kemampuan untuk menghindari serangan mahkluk itu ketika menggunakan kutukan waktu. Ketika Chen Zichen berjalan ke ruang terbuka, dia tiba-tiba melihat sebuah bayangan hitam bergegas ke arahnya dari belakang sel di dekatnya. Bayangan itu menjadi begitu tiba-tiba dan cepat. Han Sen telah memusatkan perhatiannya, tetapi apa yang dia lihat hanya buram. Dia merasa seperti antara serigala dan rubah. Chen Zichen memang sangat kuat. Di bawah kondisi yang begitu kritis, dia cepat-cepat berputar dengan sudut yang tidak memungkinkan dan melindungi seluruh bagian vital tubuhnya. Bayangan itu hanya menggores lengannya, tetapi walaupun demikian, dia tetap berhasil membuatnya berdarah. Setelah mendarat, bayangan itu bahkan tidak jeda sebelum dia melompat pada Chen Zichen. "Ini dia," seru Ye Yufeng. Kutukan waktu mengambil makhluk itu dalam pusaran. Kutukan waktu menutupi area yang luas, sehingga kecuali makhluk itu mundur, tidak mungkin baginya untuk menghindari dampak jiwa binatang itu. Tiba-tiba, kilat hitam itu bergerak lebih perlahan. Kelompok itu kemudian melihat bagaimana rupa makhluk itu. Yang berupa seekor serigala hitam dengan ukuran lebih besar daripada serigala biasa, berukuran seekor harimau dewasa. Bulunya bersinar seperti kilau logam, Jika dia tidak bergerak, akan tampak seperti patung. "Bunuh dia." Ye Yufeng dan Chen Nanxing bergegas ke makhluk itu, berusaha untuk membunuhnya bersama-sama dengan Chen Zichen. Han Sen berubah wujud menjadi pembunuh berdarah dan juga maju ke depan. Makhluk itu menjadi lebih lambat, dan mereka dapat melihat bagaimana caranya dia bergerak. Memang kesempatan yang sangat bagus. Karena kecepatannya telah menurun, makhluk itu tidak berhasil melukai Chen Zichen. Ketika dia mendarat, dia melihat kelompok orang itu dengan dingin dan tampaknya tidak panik sama sekali. Mereka berempat memperlihatkan senjata mereka dan bersiap-siap untuk menyerang. Namun, serigala logam hitam itu tiba-tiba melonglong dan dengan cepat melompat lagi, kecepatannya kembali seperti semula. "Sial, makhluk ini sangat aneh sehingga bahkan kutukan waktu tidak bekerja padanya," seru Ye Yufeng terlihat ketakutan. Chen Zichen dan Chen Nanxing juga menjadi pucat. Mereka juga mengetahui bahwa kecepatan serigala itu tidak terpengaruh oleh jiwa binatang. Namun, Han Sen tidak berpikir bahwa serigala itu kebal terhadap kutukan waktu. Sebenarnya, kutukan waktu sudah bekerja padanya. Karena dia tidak melambat, tampaknya pada awalnya serigala itu tidak pernah menggunakan seluruh kemampuannya. Dia berusaha untuk memancing seluruh kelompok untuk mendekat sebelum membunuh mereka semua. Chapter 362 - Pertarungan Berdarah Serigala logam hitam dengan cepat bergerak ke depan Chen Nanxing, yang cukup cepat memanggil perisai tembaga besar dengan tinggi lebih dari 3 kaki untuk menghalangi cakarnya. Krak! Perisai setebal 5 inci yang tampak kokoh tiba-tiba terbelah oleh cakar serigala seperti secarik kertas. Hampir terbelah dua. "Perisai berdarah sakralku!" Chen Nanxing berteriak dengan emosi. Chen Zichen dan Ye Yufeng masing-masing memotong serigala yang baru saja mendarat dengan sebilah pedang. Saat pedang diayunkan, serigala logam telah melemparkan dirinya pada Han Sen. Walaupun Han Sen dengan memegang tombak berputar, melihat apa yang terjadi dengan perisai berdarah sakral, dia tidak berani menghalangi serigala itu dengan tombak. Jantungnya mulai berpacu, dan tenaga yang luar biasa memenuhi tubuhnya. Han Sen bergerak ke depan menggunakan Sparticle, dan menghindari serangan serigala logam. Setelah dia mendarat, serigala itu tidak segera melancarkan serangan lagi. Dia berputar dan menatap pada Han Sen, jelas merasa terkejut karena Han Sen dapat menghindari serangannya. Selain serigala logam, Chen Nanxing, Chen Zichen dan Ye Yufeng juga tidak menduga Han Sen dapat menghindari serangan serigala logam. Bahkan mereka merasa sangat menantang untuk melakukan itu. Sebagai evolver dengan seluruh poin geno mutan maksimal, keempat orang yang bekerja untuk keluarga Chen sudah terbunuh semua di bawah cakar serigala. Kenyataan bahwa Han Sen dapat kabur sebagai orang yang belum berevolusi membuat mereka terkesima. "Kembali!" Ye Yufeng cepat-cepat berteriak dan mulai berlari ke arah pintu masuk. Walaupun serigala itu berada di bawah pengaruh kutukan waktu, mereka tetap berharap dapat membunuhnya. Ye Yufeng dan Chen Nanxing cukup cepat, tetapi saat mereka bergerak, serigala itu muncul di hadapan mereka seperti hantu, menghalangi jalan keluar mereka. "Sial. Aku akan bertarung dengannya." Chen Nanxing menaikkan perisai tembaganya yang telah terbelah oleh serigala logam. Tidak ada orang yang berani teledor. Mengayunkan senjata, mereka sangat memahami bahwa jika mereka tidak dapat melewati serigala ini, mereka semua akan mati. Namun, perilaku serigala itu memberikan mereka secercah harapan. Alasan mereka tidak dapat membunuh serigala sebelumnya adalah karena mereka bahkan tidak dapat memukulnya. Namun, jika serigala itu memilih untuk menghalangi jalan mereka, dia harus menahan serangan mereka. Dengan demikian, mungkin mereka berkesempatan untuk membunuhnya. Tidak lama kemudian, mereka menyadari bahwa tidak selancar yang mereka pikirkan. Serigala itu tidak hanya menghindari seluruh serangan, tetapi juga mencakar perisai Chen Nanxing dalam sekejap mata. Krak! Perisai itu tidak dapat menahan bentuknya lagi dan terbelah. Chen Nanxing dikalahkan oleh kekuatan yang luar biasa dan terjatuh. Ding! Ye Yufeng tiba-tiba memegang pisau belati di tangannya dan dengan cepat menancapkannya pada leher serigala. "Berikan aku sebuah jiwa binatang!" Ye Yufeng berseru, makanya bersinar. Jelas, dia sangat percaya diri dengan serangannya. Plang! Pisau belati itu mengenai leher serigala dan meledak, ribuan serpihan pisau terbang ke segala arah pada serigala dengan kecepatan yang sangat hebat. Han Sen agak terkejut. Pantas saja Ye Yufeng sangat percaya diri. Pisau belati itu berubah menjadi jiwa binatang sekali pakai seperti bumerang kupu-kupu hantu. Tampaknya juga adalah senjata berjiwa sakral. Kalau tidak, Ye Yufeng tidak akan begitu percaya diri. Apa yang terjadi berikutnya membuat Ye Yufeng menjadi pucat. Ribuan serpihan pisau mengenai tubuh serigala dan memantul. Dengan ketajaman dan kecepatan senjata, bahkan tidak dapat memotong rambut serigala, tetapi jatuh ke tanah seperti kaca pecah. "Bagaimana mungkin?" mata Ye Yufeng melotot sampai seolah-olah akan melompat keluar. Chen Nanxing dan Chen Zichen juga tersentak. Jelas, mereka juga mengetahui betapa hebatnya pisau belati itu. Namun, penampilan serigala itu membuat mereka merasa putus asa. Hanya Han Sen yang telah memastikan bahwa serigala itu adalah makhluk super dapat menebak hasil ini, dan tidak terlihat terkejut sama sekali. Setelah diserang, serigala logam itu merasa kesal. Dia melonglong lagi dan menghampiri Ye Yufeng. Darah tiba-tiba muncrat. Ye Yufeng menggunakan seluruh kekuatannya untuk berlari. Walaupun dia berhasil menghindar untuk melindungi bagian tubuh yang vital, kakinya tercakar dan darah mulai mengalir. Chen Zichen dan Chen Nanxing menggunakan kesempatan ini untuk pergi ke dinding emas kehijauan yang terbuka dan cepat-cepat berlari keluar. Karena kakinya terluka, Ye Yufeng menaikkan pedangnya dan ingin melukai serigala itu sebelum mati. Walaupun tidak berguna, dia tidak mau mati tanpa melakukan apa-apa. Pedang berdarah sakral itu tidak berguna bagi serigala dan langsung memantul, hampir melukai Ye Yufeng sendiri. Tiba-tiba, Ye Yufeng merasa seseorang menariknya dari belakang untuk menjauh dari cakar. Plang! Ye Yufeng terlempar keluar menuju pintu keluar. Setelah bangun, dia melihat Han Sen berdiri di hadapan serigala. "Dollar?" Ye Yufeng terkesima. Dia tidak percaya Dollar akan menolongnya. "Pergi! Mengapa kau masih berdiri di sana?" Han Sen berseru dengan mata yang tetap tertuju pada serigala. Alasan dia menyelamatkan Ye Yufeng bukan karena dia menyukai pria itu, tetapi karena dia terpikirkan cara untuk membunuh makhluk super itu, dan Ye Yufeng dengan kutukan waktunya mungkin dapat membantu rencana Han Sen. Chapter 363 - Sebuah Rencana Ye Yufeng menatap Han Sen dengan perasaan yang kacau dan tertatih-tatih di luar. Ketika dia berlari, dia terus menerus melihat ke belakang dan melihat serigala logam hitam melemparkan dirinya pada Han Sen dengan kecepatan yang sama. Ye Yufeng tidak tega melihatnya. Walaupun dia merasa bersalah, Han Sen sudah mati. Jika dia tidak cepat-cepat meninggalkan tempat itu, nyawanya yang diselamatkan oleh Han Sen juga akan berakhir di sana. Ye Yufeng menggertakkan giginya dan berlari secepat mungkin dengan kaki yang terluka. Serigala itu terus menerus melonglong. Dalam sarang, pandangan Han Sen tertuju pada serigala logam. Sebelum serigala logam melompat, Han Sen sudah melangkah lebih dahulu. Dengan jantung yang berdegup kencang dan darah yang memompa kencang, nadi Han Sen mencuat dari seluruh tubuhnya seperti ular hijau, terlihat menyeramkan. Kekuatan Mantra Klenik digunakan secara ekstrim, dan Kelebihan Muatan telah memotivasi sel tubuh Han Sen. Han Sen hampir dapat mendengar tulang-tulangnya berteriak. Cepat, luar biasa cepat. Ketika Han Sen melangkahkan kakinya ke depan, hampir terlihat kabur. Walaupun demikian, Han Sen tetap lebih lambat daripada serigala logam. Serigala ini adalah mahkluk super yang sangat cepat, maka bahkan lebih cepat daripada kura-kura. Bahkan ketika kutukan waktu masih bekerja, Han Sen tetap lebih lambat daripada serigala itu. Namun, serigala itu tidak dapat memukul Han Sen. Keahlian Han Sen memojokkan lawan membuat serigala itu pergi ke lokasi yang salah, dimana Han Sen telah hindari sebelum waktunya. Tentu saja, Han Sen tidak dapat memprediksi masa depan. Alasan hal itu bisa terjadi karena Han Sen dapat menentukan kemana serigala itu akan pergi berikutnya, karena dia memahami polanya. Han Sen mengarahkan serigala itu untuk menyerang dirinya sampai dengan batas tertentu. Keahlian memojokkan lawan yang dia pelajari dari Ratu memungkinkan dia melindungi dirinya sendiri terhadap serigala. Namun, hampir tidak mungkin baginya untuk membunuh serigala itu. Bahkan jiwa binatang berdarah sakral sekali pakai juga tidak dapat melukainya, Han Sen pada dasarnya tidak berkesempatan untuk membunuhnya. Sebelum Ye Yufeng mengambil kembali kutukan waktu, Han Sen berusaha untuk bertarung dengan serigala itu sekuat tenaga, berusaha untuk lebih mengenal kekuatannya, yang akan berguna baginya di masa depan. Walaupun Han Sen dapat memprediksi aksi serigala, dia terlalu cepat dan kuat untuk dilawan Han Sen. Melihat Ye Yufeng juga telah lari keluar, Chen Zichen dan Chen Nanxing tercengang. Ye Yufeng terluka di kakinya, dan mereka menduga kecil kemungkinan dia dapat bertahan hidup. Ye Yufeng tidak peduli untuk berbicara dengan kakak beradik itu dan melihat ke pintu masuk. Namun, dia tidak melihat Han Sen keluar. "Tidak perlu melihat lagi. Pria itu tidak berhasil," kata Chen Nanxing. "Diam!" Walaupun Ye Yufeng juga berpikir yang sama, dia tidak ingin mendengar Chen Nanxing mengatakannya. Ye Yufeng tidak mengerti mengapa Dollar memilih untuk menyelamatkan Ye dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Ketika Chen Nanxing akan kehilangan kesabarannya, dia tiba-tiba mendengar langkah kaki dari sarang. "Apakah serigala itu keluar?" Chen Nanxing tiba-tiba merasa panik dan cepat-cepat berlari kembali, melupakan Ye Yufeng telah menyinggungnya. Ye Yufeng melihat ke bawah dan merasa terkejut dengan sebuah sosok keemasan. Itu tidak lain adalah Dollar. Chen Zichen juga melihat Han Sen dan merasa terkejut. Bagaimana mungkin dia juga selamat? "Apakah kau baik-baik saja?" tanya Ye Yufeng ketika Han Sen melompat keluar dari lubang. "Ya," balas Han Sen. Jika Ye Yufeng tidak pergi terlalu jauh dari kutukan waktu sehingga jiwa binatang tidak kembali ke pemiliknya secara otomatis. Han Sen akan dapat bertahan lebih lama. Setelah pertarungan ini, Han Sen menjadi semakin yakin dengan dugaannya. Terlalu sulit baginya untuk membunuh makhluk super itu sendirian. Sebelumnya, Han,Sen tidak mengumpulkan bantuan orang lain, karena dia merasa khawatir bahwa yang lain akan lebih menjadi beban daripada memberikan bantuan. Namun, setelah bertemu dengan evolver, Han Sen membentuk pemikiran yang baru. Biasanya, orang-orang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama bukan tandingan bagi makhluk super, bahkan jika mereka telah memaksimalkan poin geno super mereka. Evolver seperti Ye Yufeng, Chen Nanxing dan Chen Zichen dapat bertahan ketika berhadapan dengan makhluk super. Ye Yufeng terutama sangat membantu karena dia memiliki jiwa binatang spesial, kutukan waktu. Walaupun kutukan waktu tidak cukup memperlambat serigala logam agar dapat mereka kalahkan, itu bukan masalah. Han Sen masih memiliki letnan api, yang dapat meningkatkan kekuatan kutukan waktu dan lebih memperlambat kecepatan serigala. Jika Han Sen dapat menemukan beberapa jiwa binatang dengan fungsi yang hampir sama, mungkin dia dapat lebih memperlambat kemampuan makhluk super itu. Masih ada satu permasalahan penting, yaitu bagaimana membunuh makhluk super itu. Karena bahkan jiwa binatang berdarah sakral sekali pakai tidak dapat melukai serigala logam, akan lebih sulit lagi untuk membunuhnya. Han Sen memiliki pedang jiwa binatang berdarah sakral dari Tuan Yu. Dengan meningkatkan kekuatan pedang dari pedang iblis dan letnan api, mungkin dapat membunuh serigala itu. Namun, dia harus memukul serigala itu terlebih dahulu. Han Sen tidak dapat melakukan itu sendirian, maka dia berpikir bagaimana caranya membuat Ye Yufeng setuju untuk membantunya. Akan lebih baik lagi jika dia juga bisa mendapatkan bantuan dari Chen Zichen dan Chen Nanxing. Dengan menggunakan perisai berdarah sakral, Chen Nanxing dapat menerima beberapa pukulan dari serigala. Mungkin dengan letnan api, dia dapat bertahan dengan serangan serigala lebih lama, sehingga dapat memberikan Han Sen lebih banyak waktu. Han Sen berpikir apakah Chen Nanxing memiliki perisai berdarah sakral lebih. Jika tidak, juga tidak apa-apa, karena asalkan dia dapat agak mengalihkan perhatian serigala. "Dollar, ternyata kau juga seorang evolver. Kau telah menyembunyikan dari kami," kata Chen Nanxing. Secara alami, Chen Nanxing yakin bahwa Dollar adalah evolver yang telah berevolusi tetapi tetap tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama seperti mereka. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia dapat meloloskan diri dari serigala itu? Sebenarnya, Chen Zichen dan Ye Yufeng juga memiliki keyakinan yang sama. Mereka berpikir orang yang belum berevolusi tidak mungkin sekuat itu. Han Sen tidak berdebat, karena dia tidak peduli dengan hal-hal seperti ini. "Dollar, jika kau memerlukan sesuatu di masa depan, katakan saja. Aku akan selalu mengingat ini," Ye Yufeng berkata pada Han Sen dengan sungguh-sungguh. "Aku kebetulan memerlukan bantuan darimu,"kata Han Sen berterus terang. Chapter 364 - Coba Lagi "Katakan saja," kata Ye Yufeng. "Turun bersamaku sekali lagi dan bunuh serigala itu," kata Han Sen dengan tenang. Mendengar perkataan Han Sen, Ye Yufeng, Chen Zichen dan Chen Nanxing semuanya terlihat bingung, tidak dapat mempercayai apa yang baru saja dikatakan oleh Han Sen. Seorang yang normal seharusnya mengetahui dengan jelas sekarang bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk membunuh serigala itu. Bahkan pada saat ini, mereka semuanya adalah evolver, mereka baru saja berevolusi dan belum pernah berlatih seni geno hiper yang dirancang untuk evolver. Dibandingkan dengan rata-rata evolver, mereka jauh lebih lemah. "Ok. Kau telah menyelamatkan jiwaku, jadi cukup adil kalau aku mengembalikan jiwaku untukmu." Walaupun Ye Yufeng juga yakin bahwa pergi ke bawah sama saja mencari mati, dia juga menyetujuinya. Han Sen tersenyum dan berkata, "Aku memintamu untuk pergi bersamaku karena aku tahu cara untuk untuk bertarung dengan serigala itu. Jika aku memintamu untuk mati, aku tidak akan menyelamatkanmu tadi." Sebelum Ye Yufeng berbicara, Chen Zichen bertanya, "Dollar, kau benar-benar berpikir bahwa kita dapat membunuh serigala itu?" "Jika hanya Ye Yufeng dan aku, aku rasa kemungkinannya hanya 50%. Tetapi jika kau dan saudaramu bergabung dengan kami, maka kita mungkin memiliki kesempatan 70%," kata Han Sen, merasa yakin dengan dirinya sendiri. "70%?'' Chen Nanxing menatap Han Sen dengan mencemooh dan berkata. Kita hanya berempat, dan bahkan telah kehilangan beberapa jiwa binatang berdarah sakral. Mengapa keadaannya akan berubah kalau kita mencobanya lagi?" "Tadi kita tidak mengenal serigala itu dengan baik. Tetapi sekarang kita sudah mengenalnya, maka kita dapat merancang taktik berdasarkan karakteristiknya, sehingga akan meningkatkan kesempatan kita," Han Sen tersenyum dan menjelaskan. Chen Zichen berpikir dan berkata, "Walaupun itu benar, aku takut taktik kita tidak akan berhasil. Kecepatan dan kekuatannya sangat luar biasa." "Bagaimana kalau kita menambahkan ini dalam persamaan?" Han Sen memanggil letnan api. Letnan api muncul di samping Han Sen, semua jiwa binatang di dekatnya tiba-tiba memiliki sinar merah. "Apakah ini adalah aura berdarah sakral?" Ketiga pria itu terkejut melihat letnan api dan merasa kemampuan jiwa binatang mereka ditingkatkan. "Tepat sekali. Aura berdarah sakral adalah jiwa binatang yang dapat meningkatkan kekuatan semua jiwa binatang dalam jarak tertentu. Jika kita menggunakannya bersama dengan kutukan waktu, kita akan dapat memperlambat serigala itu. Jika kita merancang dengan baik, kita akan memiliki kesempatan untuk membunuhnya," kata Han Sen. Chen Nanxing melihat letnan api itu dengan takjub. Aura berdarah sakral sangat langka seperti orang berkaki tiga. Semua komplotan akan mempertaruhkan nyawa mereka bahkan untuk aura mutan. Dampak aura jiwa binatang mutan sudah dianggap luar biasa oleh komplotan, apalagi yang berdarah sakral. Di antara semua komplotan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tidak banyak yang memiliki aura berdarah sakral. Kenyataan bahwa Han Sen memiliki satu untuk dirinya sendiri tampaknya terlalu disia-siakan dalam pandangan Chen Nanxing. Dollar adalah penyendiri, sementara aura dimaksudkan untuk sebuah kelompok. Semakin banyak orang di sana, maka kekuatan aura akan semakin besar. "Dengan aura berdarah sakral, kita memang dapat mencobanya lagi. Namun, kita harus memiliki perencanaan yang matang dahulu," Chen Zichen menatap pada letnan api dari jarak dekat dan bertanya pada Chen Nanxing. "Nanxing, kau memiliki satu lagi perisai berdarah sakral, bukan?" "Aku memang memiliki perisai cadangan, tetapi itu adalah milikku yang terakhir. Perisai jiwa binatang sangat sulit ditemukan." Chen Nanxing merasa enggan untuk menggunakan perisai cadangannya, takut juga akan dirusak oleh serigala itu. Dia harus berusaha keras untuk mengumpulkan perisai-perisai itu. Walaupun setelah dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, jiwa-jiwa binatang ini tidak terlalu efektif, dia tetap menggunakannya untuk melindungi diri pada awalnya. Jika dia kehilangan semuanya di sana, tidak akan menguntungkan baginya dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. "Dengan aura jiwa binatang, perisai itu akan diperkuat dan bertahan lebih lama. Selain itu, kau tidak perlu terlalu banyak menggunakannya. Hanya menghalangi serigala itu ketika kondisi kritis dan mengambil kembali perisai itu setelahnya. Akan baik-baik saja," Chen Zichen tersenyum dan berkata. Chen Zichen dan Chen Nanxing setuju untuk berpartisipasi dalam rencana untuk membunuh serigala. Tentu saja, mereka tidak melakukannya untuk Han Sen, tetapi untuk jiwa binatang serigala itu. Makhluk itu luar biasa kuat. Jika mereka dapat memperoleh jiwa binatang dan mendapatkan jenis yang tepat akan dianggap sangat kuat dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. "Bagaimana kita membagi hasilnya, daging serigala untukku, dan siapapun yang membunuh serigala dapat menyimpan jiwa binatangnya. Apakah cukup adil?" Han Sen mengusulkan. Serigala ini pasti adalah makhluk super. Dia menginginkan jiwa binatang dan sari kehidupannya. Dia tidak yakin apakah dia akan mendapatkan jiwa binatang, tetapi dia tidak dapat membiarkan orang lain mengetahui tentang sari kehidupan. "Tentu saja. Tidak masalah." Chen Nanxing setuju. Chen Zichen dan Ye Yufeng juga menyetujuinya. Mereka tidak memerlukan daging berdarah sakral, maka mereka hanya akan menjual atau memberikannya kepada orang lain. "Bagaimana dengan telurnya?" Chen Zichen bertanya pertanyaan yang penting. Mereka mungkin tidak dapat memperoleh jiwa binatang dari serigala itu, tetapi telur pasti akan menghasilkan jiwa binatang. "Terlalu awal untuk membicarakan hal itu. Ayo kita coba apakah kita dapat membunuh serigala itu dulu." Han Sen tidak berkompromi. Besar kemungkinan aka nada jiwa binatang super di dalam telur, dan Han Sen tidak mau menyerahkan itu. Kakak beradik Chen pasti juga menginginkan telur itu. Jika mereka memulai perdebatan sekarang, mereka mungkin tidak akan dapat bekerja sebagai satu tim. "Baik." Chen Zichen mengangguk dan membiarkannya. Dia yakin bahwa jika mereka sungguh-sungguh dapat membunuh serigala itu, kedua kakak beradik akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan telur karena mereka dapat bekerja sama. Mereka berempat menjelaskan semua jiwa binatang yang mereka miliki dan merancang sebuah rencana untuk bertarung dengan serigala berdasarkan pada karakteristiknya. Mereka memerlukan waktu yang cukup lama untuk mematangkan rencananya. "Ingat, jika kita tidak memukul serigala itu, secepatnya kembali. Jangan berusaha untuk mengambil risiko. Kita dapat selalu kembali lagi asalkan serigala itu tetap di sarangnya. Tidak perlu terburu-buru," Chen Zichen mengulangi rencana mereka sebelum mereka turun. Dia merasa khawatir bahwa Han Sen dan Ye Yufeng akan mengacaukan rencana demi mencuri jiwa binatang. "Kita akan melakukan segalanya sesuai dengan rencana," Han Sen menyetujui, karena dia tidak yakin bahwa yang lain memiliki kemampuan untuk membunuh makhluk super itu. Chapter 365 - Tumit Achilles Mereka berempat masuk ke sarang satu per satu sesuai rencana. Kali ini, Chen Nanxing yang pertama. Chen Nanxing berjalan dengan perisai berdarah sakral di atas kepalanya. Tugasnya adalah menghalangi serangan pertama dari serigala logam agar Ye Yufeng memiliki waktu untuk menggunakan kutukan waktu pada serigala. Sedangkan Han Sen, walaupun dia memegang tombak berputar, dia tidak berencana untuk menggunakannya. Lagipula, perlengkapan ini tidak dapat ditingkatkan oleh aura karena bukan jiwa binatang. Oleh karena itu, dia tidak mungkin menggunakannya untuk membunuh makhluk super. Han Sen menyembunyikan pedang berdarah sakral dan pedang iblis, berencana untuk memotong serigala itu saat dia menemukan titik kelemahannya. Memegangi perisai hitam yang bundar, Chen Nanxing berjalan ke dalam sarang dengan perasaan cemas. Perisai ini lebih kecil daripada yang tembaga. Memikirkan kekuatan dan kecepatan serigala yang luar biasa, dia sama sekali tidak merasa aman. Dengan sebuah longlongan, sebuah bayangan hitam tiba-tiba muncul dari sebuah sel, sehingga Chen Nanxing tidak berkesempatan untuk menghindar. Chen Nanxing cepat-cepat mengangkat perisai untuk melindungi dirinya. Plang! Merasakan kekuatan besar memukul perisainya, Chen Nanxing terhempas belasan kaki walaupun dia mendorong perisai dengan pundaknya. Chen Nanxing menghantam dinding dan berguling untuk bangun kembali, melihat tiga goresan panjang di permukaan perisainya, jelas itu dicakar oleh serigala. Tetapi dengan kekuatan dari letnan api, perisai itu menjadi jauh lebih kuat. Kalau tidak, pasti sudah hancur sekarang. Chen Nanxing cepat-cepat melihat serigala itu dan melihat Ye Yufeng telah menggunakan kutukan waktu padanya. Melihat serigala itu menjadi jauh lebih lambat, Chen Nanxing menghela nafas lega. Namun, serigala itu cepat-cepat melemparkan dirinya kembali ke Chen Nanxing. Walaupun dia telah diperlambat, kecepatannya tetap menakutkan. Sebelum Chen Nanxing sempat mengumpulkan kekuatannya, serigala itu telah berada di hadapannya. Berguling dan merangkak, Chen Nanxing terjatuh sembari berteriak, "Jika kalian tidak cepat, aku pasti akan terbunuh." Ye Yufeng menarik Chen Nanxing menjauh dari serigala. Memegang senjata mereka, Han Sen dan Ye Yufeng dengan cepat melancarkan serangan pada serigala. Dengan kekuatan letnan api, kutukan waktu telah memperlambat serigala itu dengan signifikan. Namun, makhluk super itu tetap mampu menghindar dari seluruh serangan dari mereka berempat dan melawan sesekali. Walaupun satu lawan empat, serigala itu masih berada pada posisi yang menguntungkan. Mereka berempat harus berkolaborasi satu sama lain untuk menangani makhluk ini. Untungnya, mereka telah merencanakan dengan baik dan tidak merasa panik. "Sial! Mengapa serigala ini ganas sekali?" Chen Nanxing sekali lagi tercakar di pundaknya. Walaupun dia berhasil menghindar agar tidak terserang pada bagian vital, pundaknya tergores cukup dalam, dan darahnya mengalir. Plang! Han Sen menancapkan tombaknya pada serigala, yang merupakan untuk pertama kalinya mereka memukul makhluk itu. Namun, gerakan berputar tidak bekerja pada serigala itu. Serigala logam itu menggoyangkan badannya dan berhasil melepaskan tombak, bulu-bulunya tetap utuh. "Mundur, cepat¡­" Chen Zichen berseru. Mereka berempat terluka dengan keparahan yang berbeda, maka tidak masuk akal untuk meneruskannya. Berdasarkan rencana awal, mereka bertarung ketika mundur. Akhirnya, mereka berhasil mencapai sebuah saluran kecil. Walaupun serigala itu berusaha untuk mengejar mereka, saluran itu terlalu sempit baginya, sehingga dia harus menyerah. Setelah beristirahat dan pemulihan diri selama dua hari di tanah, mereka berempat kembali bertarung dengan serigala itu tetapi tidak berhasil. Namun, walaupun mereka tidak dapat mengalahkan serigala itu, mereka telah mempelajari lebih banyak hal tentang makhluk itu melalui usaha yang berulang kali. Mereka dapat memukul serigala itu lebih sering, dan mereka lebih sedikit terluka dan lebih jarang terluka. Namun, mereka tidak pernah dapat melukai serigala itu. Bahkan senjata berdarah sakral tidak meninggalkan bekas di tubuhnya. "Makhluk itu sangat kuat. Aku kuatir kita tidak dapat membunuhnya walaupun kita terus berusaha," kata Chen Nanxing, merasa putus asa setelah berkali-kali menemui kegagalan. Chen Zichen dan Ye Yufeng hanya diam. Sebenarnya, mereka setuju dengan Chen Nanxing. Serigala logam itu luar biasa kuat sehingga mereka tidak pernah dapat melukainya. Namun, mereka sudah terlalu jauh untuk menyerah. Semua orang menatap Han Sen. Sebenarnya, Han Sen tidak ingin menyerah. Walaupun mereka tidak dapat melukai serigala logam, mereka telah berhasil memukulnya beberapa kali. Han Sen telah mengamati dengan cermat reaksi serigala itu. Walaupun makhluk super memiliki tingkat kebugaran yang luar biasa, beberapa dari mereka lebih lemah daripada yang lain. Serigala logam ini kurang lebih berada pada tingkat yang sama dengan bayi pencerewet emas. Semua jenis makhluk memiliki kelemahannya sendiri, tetapi karena keseluruhan kebugaran makhluk super sangat bagus, kelemahan mereka tidak terlihat. Misalnya, ketika Han Sen pertama kali bertemu dengan bayi pencerewet emas, dia bahkan tidak dapat melukai matanya. Kali ini, kondisinya hampir sama, tetapi lebih baik. Setelah provokasi yang berulang kali, Han Sen perlahan-lahan menemukan kelemahan serigala itu. Namun, itu hanya relatif lemah. Bahkan di bagian yang lebih lemah, Han Sen merasa memerlukan indeks kebugaran lebih dari 35,0, ditambah dengan pedang berdarah sakral, pedang iblis dan letnan api, untuk dapat melukai makhluk itu. Han Sen telah mempelajari bahwa bagian terlemah dari tubuh serigala itu adalah pada rahangnya. Han Sen merasa serigala logam ini selalu melindungi rahangnya dengan hati-hari, maka mungkin sulit untuk memukul bagian itu. Untungnya, karena kelompok orang-orang ini terlalu lemah bagi serigala logam untuk waspada. Dia telah bertarung dengan kelompok ini berulang kali dan mulai berpikir bahwa mereka tidak mungkin dapat melakukannya. Ini adalah apa yang ingin dicapai oleh Han Sen. Alasan dia tidak menggunakan pedang berdarah sakral dan pedang iblis adalah untuk menantikan hal ini terjadi. Dia hanya memiliki satu kesempatan. Jika dia tidak berhasil, serigala itu pasti akan lebih waspada di masa depan. Oleh karena itu, Han Sen menahan diri dan menantikan kesempatan yang terbaik untuk membuat serangan fatal. Chapter 366 - Bertarung Sendirian Han Sen tahu bahwa kakak beradik Chen berpikir ulang dan tidak terlalu berharap banyak. Jika bukan karena Han Sen telah menyelamatkan nyawanya, Ye Yufeng mungkin juga akan menyerah. "Dollar, bagaimana jika kita menyerah saja?" kata Chen Nanxing setelah sesaat ragu-ragu. Lagi pula, mereka tidak bisa tinggal di Tempat Suci Para Dewa Pertama terlalu lama, jika tidak tubuh mereka akan mengalami kerusakan yang tak bisa diperbaiki. Mereka tidak bisa membuang waktu mereka semua di sana. Chen Zichen juga berkata, "Dollar, kau lihat kalau kulit serigala baja benar-benar keras. Bahkan jika kita punya kesempatan, kita tidak akan bisa melukainya. Kita telah mencoba menusuknya hampir di semua tempat, tapi itu tidak berhasil. Percuma saja jika kita terus mencobanya." Han Sen merenung dan berkata, "Kau boleh memilih tinggal atau pergi sesuai yang kalian mau." Lalu, Han Sen menatap Ye Yufeng dan berkata, "Apa rencanamu?" Saat ini, Han Sen telah mengetahui serigala itu dengan sangat baik. Bahkan tanpa dua kakak beradik itu, dia bisa mengalahkan serigala. Namun, tanpa kutukan waktu, Han Sen tiodak begitu yakin. Lagi pula serigala itu terlalu cepat bagi Han Sen untuk menyerang rahangnya. Ye Yufeng berkata dengan perlahan, "Dollar, kau telah menyelamatkan nyawaku, jadi sudah sekiranya aku melakukan apa yang kau katakan. Jika kau membutuhkanku, aku akan di sini." "Kalau begitu, bantu aku dan ayo coba lagi." Han Sen lega saat Ye Yufeng mengatakan hal itu. Tanpa kutukan waktu, Han Sen tidak yakin bagaimana dia bisa berhasil. Ye Yufeng mengangguk dan tidak mengatakan apa pun. Chen Zichen dan Chen Nanxing merasa kikuk dan berdiri. "Kami akan pergi sekarang. Semoga berhasil." Meskipun mereka berkata seperti itu, mereka tidak yakin dua orang itu bisa membunuh serigala baja. Chen Nanxing bahkan yakin tanpa dua kakak beradik itu, Dollar dan Ye Yufeng akan celaka. Lagi pula, tidak ada di antara mereka yang memiliki perisai berdarah sakral, jadi tidak mungkin mereka bisa mempertahankan diri. Sebelum pergi, Chen Zichen menatap Han Sen dan Ye Yufeng, merasa ragu dan berkata, "Kita telah menghabiskan waktu lebih dari sebulan bersama. Apa pun yang kau pikirkan, Aku menaruh hormat pada kalian berdua. Ada sepatah kata yang ingin kukatakan pada kalian, jika kalian berkenan." "Katakanlah," kata Han Sen. "Kita tidak seharusnya berada di Tempat Suci Para Dewa Pertama dan seharusnya tidak membuang terlalu banyak waktu di sini," kata Chen Zichen dan berdiri untuk mengucapkan salam perpisahan pada Han Sen dan Ye Yufeng. Kata-kata Chen Zichen mengingatkan Han Sen. Karena dia belum berevolusi, dia tidak akan menerima hukuman dari Tempat Suci Para Dewa. Akan tetapi, Han Sen tidak tahu sudah berapa lama Ye Yufeng berevolusi. Jika Ye Yufeng tetap tinggal, tubuhnya mungkin mengalami kerusakan yang tak bisa diperbaiki. Han Sen berkata pada Ye Yufeng, "Jika kau merasa kurang sehat, pergilah dengan bereka." "Aku bisa bertahan untuk beberapa hari," kata Ye Yufeng. "Kalau begitu mari istirahat selama dua jam dan coba lagi. Jika kali ini tidak berhasil, kau boleh pergi." Han Sen berencana mencoba untuk yang terakhir kalinya. Jika dia gagal membunuh serigala itu, dia akan mengandalkan dirinya sendiri. Lagi pula, Ye Yufeng telah begitu setia, jadi Han Sen tidak bisa membiarkan Ye mengorbankan dirinya sendiri. Setelah beristirahat sejenak, Han Sen dan Te Yufeng kembali memasuki sarang. Dalam dinding yang rusak, Han Sen berkata pada Ye Yufeng, "Aku akan memancing serigala keluar, dan yang perlu kau lakukan hanyalah mengeluarkan kutukan waktu. Kau tidak perlu menghadapi serigala kali ini." "Oke." Balas Ye Yufeng dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Han Sen menarik nafas dalam-dalam dan memasuki pintu itu. Han Sen berjalan dengan cara yang aneh.Dia tidak berjalan lurus, tapi mengayun ke kanan dan ke kiri. Dia tampak seperti orang lumpuh. Han Sen menggabungkan kemampuan mengendalikan lawan dan gerakan tak beraturan si tengkorak dalam caranya berjalan, membuat lawannya tidak bisa menebak kemana dia akan pergi. Bahkan jika serigala baja menyerbu, Han Sen yakin dia bisa menghindari serangannya. Tiba-tiba serigala itu menyerbu ke arah Han Sen bagaikan hantu. Namun, arahnya meleset karena teknik yang Han Sen gunakan, jadi Han Sen mampu menghindari serangannya. Ye Yufeng cukup cepat untuk megenakan kutukan waktu pada serigala itu. Dengan bantuan letnan api, serigala itu jadi lebih lambat, dan Han Sen bisa melihat ke mana dia bergerak. Han Sen segera menancapkan tombaknya pada serigala. Karena mereka telah bertarung berkali-kali, serigala tahu tombak itu tidak bisa menlukainya. Dia hanya bergerak ke samping sebelum menerkan Han Sen lagi. Akan tetapi, Han Sen telah menggunakan kemampuan mengendalikan lawan untuk menghindari gigitannya dan tahu betul ke mana serigala itu akan bergerak. Setelah melepaskan kutukan waktu, Ye Yufeng tadinya ingin membantu Han Sen bertarung. Namun, setelah melihatnya beberapa saat, Ye Yufeng terdiam karena kaget. Setelah menghabiskan waktu sebulan lebih bersama Han Sen, Ye Yufeng pikir Han Sen seharusnya menjadi evolver kuat dengan melampaui poin geno sakralnya. Namun, Han Sen tidak akan lebih kuat dari dua kakak beradik itu dan dirinya. Tadinya, Ye Yufeng tidak menyangka merek akanmelakukannya dengan baik kali ini. Lagi pula, mereka kekurangan dua orang, dan harusnya menjadi masalah untuk mengalihkan perhatian serigala. Namun, Han Sen mengalihkan perhatian serigala seorang diri, yang memperlihatkan pada Ye Yufeng hal yang dia belum pernah lihat sebelumnya. Karena mereka berempat bekerja sama sebelumnya, Ye Yufeng tidak bisa memperkirakan kekuatan Han Sen. Dengan Han Sen yang menghadapi serigala sendirian, Ye Yufeng terkejut. Bahkan dengan menggunakan letnan api dan kutukan waktu, Han Sen yang telah berubah wujud masih lebih lambat dari serigala. Seharusnya, Han Sen tidak akan mampu menghindari semua serangan serigala itu. Akan tetapi, Han Sen berhasil menghindari semua serangan serigala dengan mudah tanpa berkeringat. Ye Yufeng tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Han Sen jauh lebih lambat dari serigala, jadi bagaimana bisa dia dengan mudah menghindari serangan itu? Ye Yufeng semakin merasa heran. Gerakan kaki Han Sen tampat tidak begitu kuat. Bahkan dalam keadaan prima, dia masih lebih lambat dari serigala. Namun, Ye Yufeng merasa tidak peduli seberapa cepat serigala itu, mustahil baginya untuk mengenai Han Sen. Chapter 367 - Kembali Dari Kematian Ye Yufeng semakin merasa ganjil, alisnya berkenyit. Tiba-tiba, Ye Yufeng terpikir akan sesuatu dan terkejut. Tanpa sadar dia berseru, "Jangan-jangan itu Go Surgawi? Apakah Dollar keturunan orang itu?" Meskipun Ye Yufeng pernah mendengar tentang Go Surgawi, dia belum pernah menyaksikannya. Karena itu, dia tidak yakin apakah Han Sen menggunakan Go Surgawi. Teknik yang Han Sen gunakan membuatnya merasa itu mirip dengan Go Surgawi yang legendaris. Meskipun Han Sen lebih lambat dari serigala, dia dengan mudah menghindari gigitannya. Saat Ye Yufeng melihatnya dengan seksama, rasanya hampir seakan-akan serigala itu dikontrol oleh Han Sen. Bahkan sebelum dia bergerak, Han Sen telah memiliki jalan keluarnya. Selain Go Surgawi, Ye Yufeng tidak bisa memikirkan bela diri lain yang bisa digunakan sedemikian rupa. "Surga adalah papan permainan, dan orang-orang adalah bidakku." Menurut legenda, Go Surgawi bisa digunakan untuk mengontrol pikiran dan bahkan perilaku lawan. Beberapa bahkan mengatakan hal itu bisa digunakan untuk memprediksi masa depan, yang Ye Yufeng saat ini pikir Han Sen sedang melakukannya. Ye Yufeng tidak ikut bertarung, karena dia yakin Han Sen mampu melindungi dirinya seorang diri. Jika Ye Yufeng mencoba menolong Han Sen, dia mungkin bahkan mengacaukan rencana Han Sen. Han Sen belum pernah berlatih Go Surgawi. Dia hanya belajar kemampuan mengendalikan lawan dari Ratu dan tidak tahu apa yang Ratu latih. Akan tetapi, Han Sen tidak punya waktu untuk memikirkannya. Seluruh fokusnya ada pada serigala baja. Han Sen telah kenal betul dengan keadaan disekitarnya. Setiap langkah yang dibuatnya dirancang dengan hati-hati berdasarkan pengalamannya lebih dari sebulan. Yang Han Sen tunggu adalah kesempatan, sebuah kesempatan yang membuat serigala baja membuat satu gerakan. Agar gerakan ini terjadi, Han Sen telah memperhitungkan sampai detail yang terkecil. Setiap langkah yang dia buat adalah hasil dari banyaknya perhitungan. Hanya saat serigala itu melakukan gerakan tersebut Han Sen bisa meluncurkan serangan fatal pada rahang serigala. Untuk inilah, Han Sen telah memikirkan tentang pola dan karakter serigala ribuan kali. Selain itu, demi satu peluang ini, Han Sen telah menahan diri lebih dari sebulan dan menahan menggunakan pedang berdarah sakral dan pedang iblisnya. Karena tombak berputar tidak bisa diperkuat oleh letnan api, dan kenyataan bahwa Han Sen sedang menahan diri, dia bukanlah ancaman serigala. Dengan menghadapinya sendirian, serigala itu tidak terlalu waspada, yang tepat sekali dengan kebutuhan Han Sen. Bahkan jika kakak beradik Chen tidak meminta izin untuk pergi, Han Sen akan tetap mencoba melawan serigala baja sendirian. Hanya dengan ini dia bisa melaksanakan rencananya. Melihat target masuk dalam perangkapnya, mata Han Sen setenang air. Meski jantungnya berdebar keras karena Mantra Klenik, pikirannya sangat tenang. Han Sen mengerti ini adalah kesempatan satu-satunya, jadi dia harus berhasil dan tidak boleh gagal. Supaya berhasil, dia tidak boleh marah atau meledak-ledak. Yang dia perlukan hanyalah mengeksekusi rencananya dengan sempurna tanpa kesalahan satu pun. Serigala itu meraung dari waktu ke waktu. Dalam beberapa hari, serigala itu telah diganggu oleh kelompok itu berkali-kali, jadi dia ingin melahapnya hidup-hidup. Saat ini, Han Sen menghadapi serigala itu sendirian, tapi serigala itu bahkan tidak bisa mengenainya, yang membuat serigala itu menerkam lebih buas. Melihat makhluk tersebut semakin gelisah, Han Sen merasa senang. Semakin ganas makhluk itu, semakin besar tingkat kesuksesannya. Perlahan-lahan, serigala itu menuju titik yang ditentukan Han Sen. Dengan kata lain, Han Sen terpaksa terpojok oleh dirinya sendiri. Ada sudut terpencil di antara dua dinding batu. Dua dinding itu membentuk sudut 45¡ã, dan ada batu besar setinggi 3 kaki di depan Han Sen. Jika serigala itu ingin menyerang Han Sen, dia harus melompati batu itu. Untuk melakukannya, serigala itu harus melompat lebih tinggi dari biasanya, yang membuatnya terpaksa memperlihatkan rahangnya pada Han Sen. Kembali dari kematian adalah satu-satunya pilihan Han Sen, dan satu-satunya kesempatan Han Sen. Serigala itu sangat murka. Melihat Han Sen yang sangat licik terpojok dan tidak bisa ke mana-mana, serigala itu langsung melompat dan melemparkan diri ke arah Han Sen, mencoba membunuhnya dalam satu serangan. Ye Yufeng yang menyaksikannya menjadi pucat pasi. Saat dia ingin menghampiri, dia sadar itu sudah terlambat. Ye Yufeng harus menyaksikan serigala itu menerkam Han Sen. Menatap serigala yang menghampirinya, Han Sen tetap diam seperti batu. Saat rahang serigala itu terlihat oleh Han Sen, dia menggerakkan pergelangannya, dan pedang perak yang diselimuti asap hitam tiba-tiba bergerak maju. Gerakan ini tak disangka-sangka sampai bahkan manusia tidak bisa melihatnya datang, apalagi oleh serigala tersebut. Selain itu, sebelum Han Sen menyerang, dia tampak tidak peduli. Tidak ada yang bisa mengetahui niat membunuhnya.Hal ini begitu kontras antara betapa kuatnya serangan ini dan betapa tenangnya dia terlihat. Bruk! Dengan menggunakan Mantra Klenik, jantung Han Sen berpacu bagai mesin, membuat suara keras, yang bahkan bisa didengar dari luar tubuhnya. Urat nadi menonjol dari tubuh pembantai berdarah. Han Sen merasa otot dan tulangnya terbakar, menghasilkan panas yang luar biasa. Dengan menggunakan Kelebihan Muatan pada puncaknya, tubuh Han Sen bagaikan gunung berapi. Jika Han Sen melampaui sedikit saja, tubuhnya akan meledak. Berbeda dengan tubuhnya, otak Han Sen sangatlah tenang. Dia tampak seperti pengamat, mengamati tubuhnya menjadi semakin kuat dan pedangnya menancap pada serigala. Han Sen melatih kontrol secara mutlak dan tekanan yang begitu kuat. Wuss! Pedang memotong bulu hitam itu dengan gesekan. "Bunuh!" Han Sen meraung dan mendorong setiap tetes energi di tubuhnya, menekan pedang itu menembus bulunya ke tubuh serigala itu. Darah mulai mengalir di sekujur pedang. Chapter 368 - Jiwa Binatang Super Lainnya Erangan serigala terhenti oleh pedang di tenggorokannya. Akan tetapi, makhluk itu tiba-tiba memutar kepalanya dan mematahkan pedang berdarah sakral. Jiwa binatang tiba-tiba menghilang dan serigala baja terjatuh di lantai dengan darah bersimbah dari lukanya. Han Sen segera menancapkan tombak berputar pada serigala, yang menatap Han Sen tajam dan kabur lebih dalam ke dalam sarang. Tidak mungkin Han Sen membiarkannya pergi. Dia telah menyiapkan diri begitu lama untuk saat ini. Sambil menggenggam tombak berputar, Han Sen berlari menerjang menuju serigala. Karena terluka parah, serigala itu melambat jauh dan gagal kabur dari Han Sen. Namun, saat serigala memasuki sebuah sel, banyak makhluk mulai menyerbu dan menghampiri Han Sen. Han Sen bahkan tidak peduli. Dia menghadapi banyak makhluk bagaikan iblis. Han Sen tidak yakin satu sarang bisa menghasilkan dua makhluk super. Dia percaya diri dalam menghadapi makhluk manapun kecuali makhluk super. Para makhluk meraung, tombak pun menari, dan darah bercipratan. Han Sen membuka jalannya menembus para makhluk dan mengikuti serigala dari dekat. Semua berubah begitu cepat sampai-sampai Ye Yufeng tercengang. Sesaat lalu, Han Sen dalam bahaya dan hampir terbunuh, dan tiba-tiba, serigala baja mendapat luka parah dan melarikan diri. Ye Yufeng bahkan tidak paham apa yang telah terjadi. Melihat Han Sen membunuh para makhluk bagai malaikat kematian, Ye Yufeng segera tersadar dan bergegas maju. Semakin dalam Han Sen pergi, semakin banyak makhluk yang dilihatnya. Namun Han Sen tidak peduli. Dia membunuh semua yang dilihatnya. Setiap makhluk yang menghalanginya dibunuh dalam satu serangan. Tubuh pembantai berdarah berlumuran oleh darah segar. Serigala baja menjadi semakin lambat. Sepertinya dia terluka sangat parah sampai dia tidak bisa berlari dengan cepat. Bahkan saat Han Sen terhalang oleh para makhluk lainnya, serigala itu tidak bisa melarikan diri darinya. Tiba-tiba, serigala itu menoleh ke belakang dan menerjang Han Sen sungguh-sungguh. Sepertinya serigala itu bertujuan agar mereka berdua sama-sama mati, mengetahui dirinya tidak akan selamat. Melihat serigala datang padanya, Han Sen tetap tenang. Kecepatan dan kekuatan serigala telah berkurang banyak, jadi dia bukan lagi ancaman untuknya. Sambil menghindari serangan serigala, Han Sen mengayunkan tombaknya pada serigala, melemparkannya ke udara. Sebelum serigala terjatuh, Han Sen mengangkat tubuhnya lebih tinggi dengan tombak itu. Bum Bum Bum! Serigala itu dihajar oleh tombak dengan sangat cepat sebelum sempat mendarat. Han Sen tahu tombak berputar tidak bisa menembus bulu serigala, jadi percuma untuk menusuk makhluk itu. Dia hanya menghajar serigala dengan keras agar lukanya melebar. Semakin banyak darah mengalir dari rahang serigala. Ye Yufeng berlari di antara kerumunan para makhluk. Saat dia menghampiri Han Sen, dia melihat Han Sen menghajar serigala baja yang tadinya tidak terkalahkan dan kini kehilangan kemampuannya untuk melawan. Tiba-tiba, Han Sen memutar tombaknya dan mengarahkannya pada leher serigala yang terluka, menancapkan tubuh serigala pada dinding batu. Bruk! Tubuh serigala mengenai dan menghancurkan dinding. Tombak itu masuk ke dalam luka serigala dengan kekuatan berputar yang sangat kuat. Darah menyembur dari leher serigala. Makhluk itu kehilangan seluruh tenaganya dan bahkan berhenti meronta. Dengan darah dan percikan api, ujung tombak akhirnya mengenai otak serigala. "Larva makhluk super serigala terkutuk terbunuh. Jiwa binatang serigala terkutuk diperoleh. Sari kehidupan tersedia. Daging tidak bisa dimakan." Sambil menyaksikan tubuh serigala terkutuk menghilang, Han Sen segera mengambil sari kehidupan hitam dan kegirangan. "Jiwa binatang super¡­ jiwa binatang super¡­ aku punya jiwa binatang super lainnya¡­" Han Sen hampir ingin meneriakkan kegembiraannya. Akan tetapi, Han Sen menghentikan dirinya dan menyimpan sari kehidupan sebelum Ye Yufeng melihatnya. Han Sen tidak ingin membocorkan keberadaan makhluk super. Itu akan membuatnya mendapat banyak masalah. Saat Ye Yufeng dan Han Sen membantai para makhluk, tidak ada yang bisa menghentikan mereka berdua. Tidak lama, mereka membunuh semua yang ada di dalam sarang, termasuk makhluk berdarah sakral yang seperti sapi. Han Sen membunuh makhluk itu dalam satu serangan tapi tidak mendapatkan jiwa binatang. Akan tetapi, Han Sen tidak bersedih. Dia masih tenggelam dalam kegembiraan mendapatkan jiwa binatang super. Mereka segera pergi ke tempat telur itu berada. Yang dilihat oleh mereka membuat mereka terkejut. Tempat telur itu berada telah kosong. Han Sen dan Ye Yufeng merasa ganjil. Dengan seluruh makhluk yang masih hidup, tidak mungkin telur itu telah lenyap. Sulit bagi mereka untuk percaya bahwa seseorang bisa menyembunyikan diri dari seluruh makhluk dan memecahkan telur itu. Selain itu, Ye Yufeng adalah orang yang menemukan sarang pertama kali. Sebelum dia ke sana, ada tembok emas hijau yang masih utuh, jadi tidak ada yang bisa memasuki tempat itu. "Apakah kakak beradik Chen berhasil memecahkan telur tanpa membuat makhluk lain waspada saat mereka turun pertama kali?" Ye Yufeng bergumam sendirian, tapi tebakannya tampak tidak mungkin. Kakak beradik itu hanya di sarang dalam waktu yang cukup singkat. Bahkan jika mereka tidak membuat makhluk lain waspada, mustahil bagi mereka untuk mencapai telur dan kembali dengan selamat dalam waktu yang begitu singkat. Han Sen tiba-tiba terpikir, ''Apakah serigala terkutuk lahir dari telur itu?'' Chapter 369 - Sos Meskipun lenyapnya telur itu memberikan Han Sen beberapa kesimpulan, dia tidak bisa memastikannya. Setelah membagi daging makhluk dengan Ye Yufeng, Han Sen kembali ke Penampungan Baju Baja dan memakan daging itu di perjalanan. Saat Han Sen kembali ke penampungan, dia memperoleh dua poin geno sakral dan kini memiliki delapan puluh lima. Setelah kembali ke kamarnya, Han Sen mengeluarkan jiwa binatang serigala terkutuk dengan bersemangat. Tipe jiwa binatang serigala terkutuk : senjata. Belati hitam tiba-tiba muncul di tangan Han Sen. Meski hanya lebih panjang sedikit dari satu kaki, beratnya lebih dari pedang lebar rata-rata. Mata pedangnya sangat tipis sampai nampak transparan, membuat Han Sen merasa dingin saat melihatnya. Han Sen menggunakan belati itu, dan lempengan baja Z terbelah menjadi dua tanpa pertahanan. Tanpa target yang baik, Han Sen tidak bisa mengetahui kekuatan senjata itu. "Senjata jiwa binatang super¡­" Han Sen hampir tertawa terbahak-bahak karena dia terlalu gembira dengan yang dia peroleh, karena itulah yang memang dia perlukan saat ini untuk bisa memburu makhluk super. Dengan belati ini, dia tidak perlu khawatir karena tidak memiliki apa pun untuk membunuh makhluk super. Jika dia bertemu bayi singa emas lagi, Han Sen bisa membunuhnya tanpa ragu. Namun, tidak akan mudah baginya pergi ke pulau itu lagi. Selain itu, dia tidak yakin apakah bayi singa emas akan tinggal di pulau itu. Han Sen harus melupakan ide itu. Meskipun makhluk super langka, dia seharusnya bisa menemukannya jika memperhatikan dengan seksama. Tidak perlu baginya untuk pergi jauh. Yang terpenting adalah membuat dirinya menjadi lebih kuat. Lagi pula, setiap makhluk super memiliki ciri tersendiri. Meskipun dia memiliki belati jiwa binatang super, Han Sen perlu meningkatkan dirinya lebih jauh lagi supaya selamat. Dia juga memerlukan waktu untuk menemukan makhluk super untuk dibunuh. Sambil mengeluarkan sari kehidupan serigala terkutuk, Han Sen mulai menjilatinya. Kristal hitam perlahan lahan menjadi cairan hitam. Han Sen meminumnya dan merasa sel-sel tubuhnya mengalami perubahan dahsyat, memberikannya fisik yang lebih baik. "Sari kehidupan serigala terkutuk dimakan. Satu poin geno super diperoleh." Mendengar suara yang dikenalnya, Han Sen merasa terpukau. Sari kehidupan serigala terkutuk memberi Han Sen delapan poin geno super. Han Sen kini memiliki empat puluh tiga poin geno super. Satu hal yang membuatnya bingung. Singa emas adalah satu-satunya makhluk yang memuntahkan sari kehidupannya tanpa tubuhnya lenyap, sementara makhluk lain yang dibunuh Han Sen lenyap di udara. Akan tetapi, Han Sen tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya segera, karena belum cukup informasi. Dia tidak ingin terlalu memikirkannya saat ini. Setelah kembali ke Blackhawk, Han Sen mulai mencari info yang berkaitan dengan makhluk super di Jaringan Langit. Untuk sementara, dia mencoba meningkatkan dirinya lebih jauh untuk mempersiapkan perburuan selanjutnya. Tidak mudah menemukan makhluk super, jadi Han Sen harus sabar dan mencari berita di Penampungan Baju Baja dan penampungan terdekat setiap hari. Suatu hari, Han Sen pergi ke Gladiator, yang sudah lama dia tidak kunjungi. Saat membuka daftar pertemanan, tidak ada yang online. Sebenarnya Han Sen hanya memiliki Ratu, Desperado, dan QHZ di daftarnya Han Sen memilih untuk dipasangkan secara acak. Banyak pemain tingkat tinggi di ruangan itu yang bisa dijadikan pelajaran baginya. Tidak lama, Han Sen memulai pertarungan dengan seorang lawan. Kalah, kalah, kalah. Han Sen telah kalah dalam puluhan pertarungan berturut-turut dan mencapai batas yang bisa ditahan tubuhnya. Ini bukan hari keberuntungannya. Semua lawan yang diatur untuknya oleh sistem terlalu hebat. Yang terlemah di antaranya juga memiliki tingkat kemampuan sekitar lima puluh. Dia paling lama bertahan kurang dari empat menit. Han Sen tidak peduli kalah atau menang selama dia bisa melatih kemampuannya. Saat dia keluar dari perangkat holografis, Han Sen bermandikan keringat. Tubuhnya masih terbakar dan dia benar-benar kelelahan. Sambil menjaga tubuhnya di bawah pengaruh Kelebihan Muatan Han Sen merasa sangat lelah. Namun, dia telah terbiasa. Selama dia beristirahat sejenak dan makan dengan teratur, dia akan pulih dengan cepat. Bruk! Saat Han Sen baru meninggalkan perangkat holografis dan memasuki koridor, seseorang datang tergesa-gesa dari arah berlawanan. Sambil berjalan menunduk, orang itu menubruk Han Sen. Han Sen terjatuh. Dia ingin menghindar, tapi tidak menyadari orang itu tidak memperhatikan sama sekali. Selain itu, dia baru saja menggunakan energinya sampai titik penghabisan dan tidak bisa menghindar tepat waktu. "Maaf¡­ Maaf¡­" orang itu meminta maaf dan menarik Han Sen bangun dengan segera. "Tidak apa-apa." Han Sen berdiri dan melambaikan tangan. "Senior Han?" Pria itu melihat Han Sen dan tiba-tiba kegirangan, dan tidak mau melepaskan tangan Han Sen. Pria itu bertampang biasa saja, dengan berseragam Black Hawk dan rambutnya acak-acakan. Han Sen menatapnya tapi tidak mengenalinya. Dia tidak tahu mengapa pria itu senang melihatnya. "Selamatkan aku, kakak Han," teman sekolahnya mulai memohon pada Han Sen. Han Sen sedikit kesal. Han Sen tidak yakin apakah pria ini sudah gila. Mereka berada di akademi militer, dan para murid harusnya aman-aman saja. Selain itu, tidak ada orang yang mengejarnya. "Apa masalahmu?" Han Sen sekilas mengerutkan kening, menatap tangan pria itu yang gemetaran. Pria itu menoleh ke kiri dan ke kanan. Tidak ada siapapun di koridor, dan tidak ada yang akan menyadari mereka. Pria itu masih khawatir dan menarik Han Sen ke pojokan sebelum mengatakan pada Han Sen apa yang terjadi. Chapter 370 - Tambahan Jiwa Binatang Murid bernama Wang Di itu juga berada di tahun ketiga. Dia berada di tiga teratas Jurusan Seni Bela Diri dan cukup terkenal di kampus. Dengan tampangnya yang lumayan, pria itu memiliki masa depan cerah di hadapannya. Namun, sejak Wang Di mulai pergi ke Gladiator, semuanya berubah. Tadinya, seperti Han Sen, Wang Di juga pergi ke Gladiator untuk mengembangkan dirinya. Namun, Wang Di kemudian menemukan ruang VIP di Gladiator. Untuk masuk ke ruang VIP, Wang Di harus membayar biaya keanggotaan dalam jumlah besar. Karena dia berasal dari keluarga berada, dan memperoleh cukup uang di Tempat Suci Para Dewa dengan usahanya, Wang Di membayar biaya keanggotaan dan memasuki ruang VIP. Pada game biasa, hanya ada menang atau kalah. Namun, di ruang VIP, sejumlah uang harus dipertaruhkan sebelum game dimulai. Sekalinya kalah, orang itu akan menyerahkan uangnya pada lawan. Di ruang VIP, lawan selalu dipasangkan secara acak. Akan tetapi, yang belum berevilusi dan yang telah berevolusi termasuk dalam grup yang berbeda. Awalnya, Wang Di hanya coba-coba. Dia telah menemui lawan yang lemah dan kuat dan memperoleh sejumlah uang. Kemudian, dia menjadi semakin terobsesi. Tidak hanya kehilangan seluruh uangnya, dia telah berhutang banyak pada sistem. "Apa yang kau inginkan dariku? Aku tidak punya uang untuk dipinjamkan." Han Sen tidak tertarik menolong seorang penjudi. Han Sen bahkan tidak akan meminjamkan uang pada temannya yang berjudi, apalagi orang asing seperti Wang Di. "Bukan, saudaraku. Aku tidak ingin meminjam uang, aku hanya ingin kau membantuku¡­" Wang Di menggeleng dan melanjutkan. Karena Wang Di telah terobsesi, tidak hanya dia telah meminjam banyak uang dari orang lain, tapi juga menandatangani kontrak mematikan. Saat ini, Wang Di berhutang banyak uang sampai mustahil untuk mengembalikannya. Karena itu, dia harus melakukan pertarungan hidup dan mati. Yang disebut pertarungan hidup dan mati bukanlah pertarungan yang sebenarnya, tapi pembantaian untuk memuaskan beberapa maniak. Dalam pertarungan hidup dan mati, apa pun bisa digunakan, dan tujuan satu-satunya adalah membunuh lawan dan selamat. Darah dan kematian adalah santapan utama para maniak tersebut. Dalam dua hari, orang Gladiator akan membawa Wang Di untuk berpartisipasi dalam pertarungan Hidup dan mati. Meskipun Wang Di hanyalah seorang murid, karena kontrak yang ditandatanganinya, Gladiator diizinkan membawanya pergi. "Bagaimana aku bisa membantumu?" Han Sen mengerutkan dahi. Sebenarnya, dia merasa Wang Di tidak patut dikasihani. Dengan latar belakang yang baik dan dasar yang kokoh, Wang Di tidak memanfaatkannya dengan baik, justru malah terobsesi berjudi, yang menghancurkan dirinya sendiri. Meski Han Sen pandai dalam permainan pikiran, dia tidak akan ikut berjudi, karena dia tahu dia akan kalah pada suatu titik. Jika tidak ada pilihan lain selain berjudi, Han Sen bisa mengerti. Namun, dengan jutaan pilihan, Wang Di masih memilih untuk berjudi, yang jelas salahnya sendiri. Tapi sekali lagi, mereka adalah teman sekolah, dan Han Sen tidak masalah menolong pria itu jika tidak terlalu merepotkan. "Aku mau kau pergi ke pertandingan hidup dan mati untuk mewakilkanku¡­" Sebelum Wang Di menyelesaikan perkataannya, Han Sen berbalik pergi. Permintaanya keterlaluan. Han Sen tidak sesombong itu sampai-sampai dia berpikir dia tak terkalahkan. Dia hanyalah orang yang belum berevolusi, dan banyak orang yang bisa membunuhnya di Aliansi. Jika dia setuju mengikuti pertarungan hidup dan mati, dia akan menyerahkan hidupnya ke tangan orang lain. Sebagai orang asing bagi Wang Di, tidak mungkin Han Sen mau mengorbankan dirinya untuk pria itu. "Saudaraku¡­ Tunggu¡­ Aku bisa membayarmu," Wang Di segera menarik lengan Han Sen dan berseru ketakutan. "Aku tahu kau tidak punya banyak uang. Dan jika ada, uang tidak bisa membeli nyawa manusia," kata Han Sen tenang. Han Sen tahu satu atau dua hal dari ruang VIP di Gladiator. Saat Huangfu Pingqing mengenalkan Gladiator padanya, dia mengatakan padanya soal ruang VIP. Secara teknis, Gladiator dimiliki Aula Bela Diri Ares, tapi ada jajaran anggota yang kuat yang mengurusi ruang VIP. Huangfu Pingqing berulang kali mengatakan pada Han Sen untuk tidak memasuki ruang VIP, yang akan merugikannya. Menurutnya, itu adalah taman bermain untuk para maniak. Han Sen adalah pendengar yang baik atas saran. Tanpa cukup godaan, dia tidak akan pergi ke ruang VIP. Wang Di telah menggali kuburnya sendiri, dan tidak ada gunanya bagi Han Sen menolong pria itu, karena Han Sen bukanlah orang suci. "Bukan¡­ Saudaraku, meski aku tidak punya uang lagi, aku bisa memberikanmu jiwa binatang berdarah sakral¡­" kata Wang Di dengan suara bergetar, tidak rela melepaskan tangan Han Sen. "Jiwa binatang berdarah sakral tidak bisa ditukar dengan nyawa manusia." Han Sen menggeleng dan berpikir, ''Mengapa kau melakukan ini kalau tahu tidak ada gunanya berjudi?'' "Bukan jiwa binatang berdarah sakral biasa¡­ Saudaraku¡­ Aku memiliki tambahan jiwa binatang berdarah sakral, yang sangat langka dan berguna. Kau begitu kuat sampai aku yakin kau pasti selamat dalam pertarungan hidup dan mati¡­ Aku juga memiliki senjata berdarah sakral yang bisa kuberikan padamu¡­ Tolong selamatkan aku," pinta Wang Di, seakan Han Sen adalah harapan terakhirnya. Tadinya, Wang Di telah putus asa. Akan tetapi, bertemu Han Sen memberikannya secercah harapan. Wang Di merasa seakan Tuhan memberinya kesempatan lain, jadi dia akan melakukan apa saja untuk selamat. Han Sen ingin berkata tidak, tapi bimbang saat mendengar "tambahan jiwa binatang berdarah sakral." Semua tambahan yang dia saksikan sangatlah kuat, seperti roh air Qin Xuan dan kutukan waktu Ye Yufeng. "Dari penampungan manakah dirimu? Apa yang tambahan jiwa binatangmu bisa lakukan?" Han Sen ragu-ragu dan bertanya. "Aku tahu kau dari Penampungan Baju Baja, Aku cukup dekat¡­" Wang Di pun gembira, dan segera mengatakan pada Han Sen penampungannya dan kemampuan jiwa binatangnya dan menatap Han Sen penuh harap. Chapter 371 - Disewa Untuk Bertarung Setelah kembali ke asrama, Han Sen memutar nomor Huangfu Pingqing dan melihat dia dalam gambar holografis. Huangfu Pingqing sedang mengenakan gaun dengan tali hitam. Potongan rendah memperlihatkan belahan dadanya yang dalam. Warna kontras hitam dan putih membuat dadanya terlihat mencolok. "Adik kecil, kau pastinya meneleponku untuk meminta bantuan?" Huangfu Pingqing berkata sambil tersenyum. "Ehem. Kakak, kau sangat berwawasan luas dan cerdas¡­Kau tentunya kandidat terbaik untuk mewarisi Aula Bela Diri Ares¡­" Han Sen berkata dengan senyum sinis. Dia tidak pernah menghubungi Huangfu Pingqing dan merasa tidak enak karena dia hanya meneleponnya saat dia membutuhkan sesuatu. "Beritahu saja apa yang kau inginkan. Kau tidak pintar memuji¡­" Huangfu Pingqing menyeringai, wajahnya bersinar seperti bunga yang sedang mekar. "Kakak, kalau begitu aku akan berterus terang. Dapatkah kau menceritakan tentang beberapa hal tentang bagian VIP dalam Gladitor?" tanya Han Sen. Setelah Wang Di memberitahu Han Sen tentang tambahan jiwa binatang berdarah sakral, Han Sen menjadi sangat tertarik, tetapi dia tidak serta merta menyetujui permintaan Wang Di. Persekutuan berbeda dengan Tempat Suci Para Dewa. Lawan terkuat yang pernah dihadapi Han Sen dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama adalah mereka yang baru saja menjadi evolver, dan mereka bahkan bukan ancaman besar bagi Han Sen. Namun, dalam Persekutuan, terlalu banyak orang yang memiliki kemampuan untuk membunuh Han Sen, dan dia tidak berani teledor sama sekali, karena itu dia bertanya pada Huangfu Pingqing. "Kau pergi ke bagian VIP?" Huangfu Pingqing tiba-tiba menjadi marah. "Bukankah aku sudah melarangmu berkali-kali?" "Bukan aku, tetapi salah satu rekan sekolahku." Han Sen memberitahu Huangfu Pingqing segalanya tentang Wang Di. Jika memungkinkan, Han Sen ingin membantunya. Huangfu Pingqing mendengarkan Han Sen dengan dahi yang mengkerut, berpikir dan berkata, "Anggap orang ini sudah mati. Jangan terlibat di dalamnya." "Mengapa begitu? Jika dia memenangkan pertempuran, hutangnya akan lenyap, benar?" Han Sen meneruskan bertanya. "Kau pikir orang-orang sesat itu akan membiarkan dia menang?" Huangfu Pingqing mengerutkan bibirnya dan berkata. "Aku hanya dapat katakan kepadamu bahwa siapapun yang pergi kesana adalah menunggu untuk dibantai. Kurang dari 1% yang dapat selamat dari situasi ini." "Jika aku bersedia membayar, apakah mungkin mengeluarkannya?" Han Sen memikirkannya dan bertanya. Dia tidak ingin melihat Wang Di mati. "Kau pikir seekor ular akan melepaskan mangsanya?" Huangfu Pingqing berkata dengan sinis. "Ini bukan urusanmu. Kita tidak dapat melakukan apa-apa." "Bagaimana kalau aku bertarung atas nama dia?" Han Sen bertanya terus. Dia tidak ingin melepaskan tambahan jiwa binatang berdarah sakral, yang hampir tidak mungkin ditemukan di pasaran dan akan sangat membantunya untuk berburu makhluk super. "Apakah kau akrab dengannya?" Huangfu Pingqing menatap Han Sen. "Tidak juga." Han Sen memberitahu Huangfu Pingqing tentang usulan Wang Di untuk menyewa Han Sen dengan jiwa binatang. "Kau belum menyetujuinya, bukan?" Huangfu Pingqing bertanya dengan dahi yang mengkerut. "Belum. Tetapi aku sungguh-sungguh menginginkan tambahan jiwa binatang. Apakah ada jalan keluarnya?" Han Sen bertanya. Huangfu Pingqing memutar bola matanya pada Han Sen dan berkata, "Jika aku berada pada posisimu, aku tidak akan memikirkan ide yang bodoh itu. Jika kau pergi ke sana, mustahil dia akan selamat. Jujur saja, orang-orang yang dihadapi Wang Di di sana sebenarnya adalah evolver. Sama aja jika kau mewakilinya. Apakah kau pikir kau mempunyai kesempatan?" "Ini adalah penipuan," kata Han Sen, cemberut. "Benar. Tetapi apa yang dapat kau lakukan? Orang-orang itu begitu berkuasa sehingga kita tidak berdaya. Lupakan saja ide itu," kata Huangfu Pingqing. "Jika aku pergi, evolver seperti apa yang akan menjadi lawanku?" Han Sen berpikir dan bertanya. "Kau tidak serius, bukan? Kau pikir kau dapat mengalahkan evolver? Evolver manapun akan terlalu kuat bagi orang yang belum berevolusi, terutama dalam pertempuran hidup dan mati seperti ini. Lawanmu tidak akan sungkan sama sekali, karena tidak ada orang yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka." Huangfu Pingqing menatap pada Han Sen. "Jika lawannya adalah seseorang yang baru berevolusi, mungkin aku bisa menang," kata Han Sen dengan tenang. Huangfu Pingqing menatap Han Sen cukup lama sebelum dia berkata, "Aku akan mengirimkan sebuah klip video. Jika kau pikir kau mampu membunuh orang ini, maka kau boleh pergi." Han Sen segera menerima video itu. Dia memutarnya dan melihat dua pria bertarung di dalam sebuah arena. Salah satu pria sekuat Menara. Tinggi pria itu sekurang-kurangnya 8 kaki. Tubuhnya yang sangat berotot membuatnya terlihat seperti Manusia Besi. Senjata jiwa binatang yang digunakan oleh lawannya hanya meninggalkan goresan yang dangkal di kulitnya. Pria berotot itu kemudian mengangkat lawannya dan dengan mudah merobeknya seperti merobek seekor ayam. Darah menyembur ke mana-mana. Para penonton di luar arena bersorak sorai dengan penuh semangat, berteriak dan memukul pagar. Video itu kemudian dilanjutkan dengan pertarungan yang lainnya. Tokoh protagonisnya tetap pria yang sangat berotot itu. Lawannya kali ini terpenggal dalam sekejap. Semua klip video kurang lebih sama. Semua lawan pria ini dicabik-cabik berkeping-keping dengan tangan kosong. Orang yang terkuat hanya sanggup bertahan setengah jam di hadapan pria ini sebelum menemui ajalnya. "Siapa orang ini?" Han Sen mematikan video dan bertanya pada Huangfu Pingqing. "Tidak penting siapa dia. Yang lebih penting adalah jika kau memasuki pertempuran hidup dan mati, kemungkinan besar dia akan menjadi lawanmu," kata Huangfu Pingqing. Sebenarnya, Huangfu Pingqing agak berlebihan sedikit. Orang-orang sesat ini menikmati tontonan penuh darah dan pembunuhan yang perlahan dibandingkan dengan pembunuhan dalam hitungan detik, yang mungkin kurang asik. Oleh karena itu, ketika mereka mencari lawan untuk yang belum berevolusi, mereka lebih suka memilih evolver yang poin genonya belum maksimal. Dengan demikian, orang yang belum berevolusi masih memiliki kesempatan untuk berjuang. Namun, orang dalam video yang ditunjukkan oleh Huangfu Pingqing adalah evolver tingkat atas, yang terkenal dengan kekejamannya, oleh karena itu cukup populer di kalangan orang-orang sesat. Orang ini tidak cocok untuk semua orang yang belum berevolusi. Alasan Huangfu Pingqing mengatakan hal itu adalah untuk mengurungkan niat Han Sen untuk mempertaruhkan nyawanya. "Apakah kau yakin bahwa dia akan menjadi lawanku jika aku masuk ke dalam pertempuran?" Han Sen bertanya dengan sungguh-sungguh. "Tentu saja," kata Huangfu Pingqing dengan tegas. Dia tidak ingin Han Sen mengambil risiko. "Baiklah kalau begitu. Aku telah memutuskan untuk masuk ke dalam pertempuran mewakili Wang Di." Kata-kata Han Sen yang tenang membuat Huangfu Pingqing tersentak dan kehabisan kata-kata. Chapter 372 - Ning Yue Huangfu Pingqing tidak tahu apa yang membuat Han Sen membuat keputusan ini. Walaupun pria itu baru berevolusi satu atau dua tahun yang lalu dan karena itu jumlah poin genonya lebih rendah dibandingkan dengan evolver yang lain, indeks kebugarannya tetap sekitar 40,0, yang di luar batas semua orang yang belum berevolusi. Serangan dari orang yang belum berevolusi pada dasarnya tidak berguna pada pria itu. Selain itu, pria itu telah berlatih seni geno hiper yang bernama Jaket Besi, yang dapat merubah struktur dalam sel tubuh seseorang. Penggunanya akan memiliki sistem pertahanan yang luar biasa dan bahkan dapat tidak dapat dilukai oleh senjata apapun. Han Sen tidak memiliki kesempatan jika berhadapan dengan pria ini. Namun, Han Sen memaksa untuk pergi. Dalam mata Huangfu Pingqing, Han Sen sudah gila. "Mengapa? Berikan aku satu alasan," kata Huangfu Pingqing, sedikit kesal. "Karena aku dapat mengalahkannya," kata Han Sen dengan tenang. Pria ini kuat, bahkan lebih kuat daripada kura-kura. Namun, satu hal yang kurang dari pria ini, yaitu kecepatan. Lebih penting lagi, Han Sen tidak sama seperti dulu. Dia telah meningkatkan kekuatannya dan bahkan memiliki pisau belati jiwa binatang super dari serigala kutukan. Setelah melihat video pria itu, Han Sen merasa yakin bahwa dia dapat mengalahkan orang ini. Sebenarnya, Han Sen dengan pisau belati barunya adalah musuh terburuk pria itu. Pria itu memiliki kebugaran yang kuat tetapi kecepatannya rendah, yang menjadikannya target kesukaan Han Sen. Selain itu, tingkat kebugaran pria itu tidak terlalu kuat untuk ditaklukan Han Sen. Jika Han Sen mendapatkan pria ini sebagai lawannya, dia pasti dapat mengalahkannya. Huangfu Pingqing menatap Han Sen dengan mencemooh, tidak dapat mempercayai apa yang baru didengarnya. "Kau pikir kau dapat mengalahkannya?" "Iya." Han Sen menjawab dengan tegas. "Kau yakin tidak sakit atau mabuk?" Huangfu Pingqing hampir ingin membelah kepala Han Sen dan melihat apa yang sedang dia pikirkan. Di matanya, seorang yang belum berevolusi menyatakan bahwa dia dapat mengalahkan pria itu sama lucunya dengan seekor semut yang berkata bahwa dia dapat mengangkat seekor gajah. "Aku tidak sakit maupun mabuk. Aku sadar sepenuhnya," Han Sen berkata dengan sungguh-sungguh. "Kakak, jika kau merasa yakin bahwa lawanku adalah orang ini, aku yakin 100% bahwa aku pasti akan memang. Tetapi apakah kau yakin bahwa aku akan berhadapan dengannya?" Huangfu Pingqing menatap Han Sen dan menjadi terdiam. Dia tidak mempercayai kata-kata Han Sen. Namun, Han Sen tampaknya tidak sedang bercanda. Huangfu Pingqing harus mempertimbangkannya kembali. "Kau tidak bercanda?" Huangfu Pingqing ingin meyakinkan, menatap mata Han Sen dalam-dalam. "Tentu saja tidak. Tidak ada orang yang akan bercanda dengan nyawanya sendiri," kata Han Sen dengan sungguh-sungguh. Huangfu Pingqing berkata," Aku tidak tahu mengapa kau tiba-tiba menjadi gila. Apakah kau tahu bahwa kau mungkin akan kehilangan nyawamu di sana? Sekali kau pergi, tidak ada jalan balik. Jika kau kalah, kematian adalah satu-satunya pilihan." "Jika aku menang, dapatkah aku kembali hidup-hidup?" tanya Han Sen. Huangfu Pingqing menghela nafas dan berkata, "Orang yang bertanggung jawab di bagian VIP bernama Ning Yue. Mungkin kau belum pernah mendengar nama ini, tetapi kau seharusnya mengenal saudaranya, yaitu sepupuku Anak Surga." "Saudara Anak Surga?" Han Sen merasa ragu. "Sebenarnya, Ning Yue adalah saudara kembar Anak Surga, dan Ning Yue bukan nama aslinya. Ketika mereka dilahirkan, Ning Yue berbobot 8 pon dan sangat sehat. Tetapi, Anak Surga adalah bayi yang lemah, kurang dari 5 pon dan sekarat. Kakek mereka adalah orang yang percaya pada garis nasib, maka dia menyewa seorang cenayang, yang memberitahunya bahwa nasib Ning Yue telah menghalangi nasib saudaranya. Kemudian cenayang itu merubah nama bayi yang sehat menjadi Yue, yang merupakan nama yang dapat berguna bagi pengembangan saudaranya." "Selain kakek mereka, tidak ada orang lain dalam keluarga mereka yang percaya bahwa dengan hanya mengganti nama anak lainnya, Anak Surga akan lebih baik. Namun, tanpa diduga, setelah saudaranya dinamakan Yue, Anak Surga perlahan-lahan menjadi lebih sehat. Sejak itu, kesehatan Ning Yue terus memburuk. Dia belum pulih sampai sekarang." "Setelah kakek mereka meninggal, ibu mereka menyewa cenayang lainnya untuk menyembuhkan Ning Yue. Namun, cenayang ini hanya menggelengkan kepalanya dan berkata satu kalimat sebelum dia pergi." Huangfu Pingqing berhenti sejenak. "Kalimat apa?" Han Sen menjadi penasaran. "Yue berarti bulan, yang tidak sesuai untuk seorang pria. Karena Ning Yue memiliki garis nasib yang kuat, nama ini lebih berbahaya baginya. Namun. "Huangfu Pingqing tersenyum sinis dan berkata, "cenayang itu menatap Anak Surga dan berhenti. Setiap orang memahami maksudnya. Jika Ning Yue merubah namanya kembali, Anak Surga mungkin akan dalam bahaya lagi." "Jadi, Ning Yue tetap dinamakan Ning Yue?" Han Sen bertanya. Huangfu Pingqing menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ibu mereka mempertimbangkan untuk mengganti nama Ning Yue, tetapi Ning Yue berkata bahwa nama itu diberikan oleh kakeknya. Karena kakeknya telah meninggal, dia harus menghormati keinginan kakeknya. Selain itu, nama ini cukup bermanfaat bagi saudaranya. Jika dia merubah namanya, saudaranya akan terluka, yang akan menjadikannya seorang saudara yang buruk. Dia lebih rela menderita daripada menjadi cucu dan saudara yang buruk. Ketika dia mengatakan itu, Ning Yue hanya berusia delapan tahun." "Orang yang sangat hebat!" Han Sen berpikir dan berkata. "Ning Yue adalah orang yang selalu mematuhi peraturan. Jika kau memang, dia tidak akan membiarkanmu mati dalam pengawasannya. Namun, apakah kau benar-benar dapat menang?" Huangfu Pingqing merubah topik pembicaraan kembali. Dia tidak dapat mempercayai bahwa Han Sen dapat menang dari evolver itu. "Menurutmu, apakah aku akan melakukan sesuatu yang tidak kuyakini?" Han Sen bertanya dengan tenang. Huangfu Pingqing jeda sejenak. Sepengetahuannya, Han Sen bukan orang yang suka mengambil risiko, bahkan bukan seorang idiot atau orang gila. Namun, sangat sulit baginya untuk mempercayai bahwa Han Sen dapat mengalahkan seorang evolver. Lagipula, ada celah yang besar antara yang belum berevolusi dan evolver. "Kakak, tolong aturkan evolver itu menjadi lawanku," kata Han Sen. "Baiklah," Huangfu Pingqing setuju. Dia menghela nafas dan berkata, "Aku harap Ning Yue tidak ada di sana. Jujur saja, walaupun Ning Yue adalah orang yang lembut, saku selalu merasa canggung di dekatnya. Aku lebih suka berada di dekat Anak Surga yang memiliki tabiat buruk." Chapter 373 - Setan Han Sen kemudian bertanya tentang semua lawan yang mungkin akan dia hadapi dan setuju untuk bertarung mewakili Wang Di. Dia meminta Wang Di untuk memberikan jiwa binatang kepadanya sebelum pertempuran. Jiwa-jiwa binatang itu adalah tambahan jiwa binatang berdarah sakral dan sebuah senjata jiwa binatang. Karena mereka tidak berada pada tempat penampungan yang sama, Han Sen meminta Huangfu Pingqing untuk menggunakan koneksinya dalam tempat penampungan Wang Di untuk menerima dua jiwa binatang, yang dapat diambil Han Sen kapanpun juga nanti. Senjata jiwa binatang berdarah sakral itu adalah sebuah kampak, yang tidak menarik bagi Han Sen. Tambahan jiwa binatang adalah yang Han Sen perlukan. Huangfu Pingqing tiba di bagian VIP dan melihat Ning Yue di sana. Mustahil baginya untuk menghindari Ning Yue pada titik ini. "Kakak," Huangfu Pingqing memanggil. Setiap saat dia melihat Ning Yue, dia akan merasa tegang. Walaupun Ning Yue adalah orang yang lembut, penampakannya selalu mengalirkan udara dingin di tulang punggung Huangfu Pingqing sejak dia masih kecil. Oleh karena itu, anehnya Huangfu Pingqing lebih dekat dengan Anak Surga yang pemarah dan arogan. Huangfu Pingqing bahkan tidak dapat menjelaskan alasannya. "Pingqing, sudah lama tidak berjumpa." Ning Yue meraba kepala Huangfu Pingqing, tersenyum. Matanya tampak seperti dua bulan sabit. Ning Yue mirip dengan Anak Surga, terlalu lebih kurus. Kulitnya pucat dan bahkan bibirnya juga agak pucat. Ning Yue adalah sepupu yang sangat baik sejak Huangfu Pingqing masih kecil. Ada suatu ketika saat Huangfu Pingqing mengunjungi keluarga Ning dengan orang tuanya. Gadis kecil itu memecahkan sebuah barang antik yang berharga dan merasa ketakutan. Ning Yue meraba kepalanya sama seperti yang baru saja dia lakukan dan menanggung tanggung jawab itu. Walaupun dia dipukul dengan keras, Ning Yue sama sekali tidak mengatakan yang sebenarnya. Huangfu Pingqing selalu berterima kasih pada Ning Yue, tetapi karena alasan tertentu, dia merasa enggan untuk mendekatinya. Bahkan ketika Ning Yue meraba kepalanya, dia sebenarnya berniat untuk menghindar. Di hadapan Ning Yue, bahkan seorang wanita kuat seperti Huangfu Pingqing merasa rendah diri. Huangfu Pingqing tidak memiliki banyak kesamaan dengan Ning Yue, maka dia langsung berkata, "Kakak, aku ingin meminta bantuanmu." "Pingqing, apapun untukmu jika tidak melanggar peraturan," Ning Yue berkata sambil tersenyum. Setelah mengatakan itu, Ning Yue tidak dapat lagi menahan batuknya. Wajahnya bahkan tampak bertambah pucat. "Kakak, apakah kau merasa lebih baik akhir-akhir ini?" Huangfu Pingqing merasa cemas. "Tidak masalah. Aku sudah terbiasa," Ning Yue tersenyum dan berkata. "Bantuan apa?" "Kakak, seseorang yang aku kenal membeli bagian VIP," Huangfu Pingqing berkata terburu-buru. "Pingqing, kau seharusnya tahu bahwa peraturan tidak boleh dilanggar..ehem.." Ning Yue berkata dan batuk. "Kakak, aku tidak memintamu untuk melepaskannya, tetapi untuk mengatur Tie Kuang menjadi lawannya," Huangfu Pingqing menggertakkan giginya dan berkata. Walaupun dia merasa ini bukan ide yang bagus, dia harus menghormati keinginan Han Sen. "Dia adalah musuhmu?" Ning Yue menatap Huangfu Pingqing dengan heran. "Bukan." Huangfu Pingqing cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Apakah dia seorang evolver?" "Bukan." Ning Yue terlihat tertarik. "Menarik, siapa namanya?" "Han Sen. Kakak, dapatkah kau lakukan itu?" Setiap kali dia berada di hadapan Ning Yue, Huangfu Pingqing merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri. "Asalkan tidak ada peraturan yang dilanggar, apapun yang kau inginkan." Ning Yue tersenyum pada Huangfu Pingqing dengan tatapan mesra. "Jadi, jawabannya adalah iya?" Huangfu Pingqing menjadi sangat senang. Ning Yue mengangguk, sudut bibirnya berkedut di balik sapu tangan. Tampaknya dia berusaha untuk menahan batuk. Bagian VIP adalah di mana bagian tergelap manusia dilepaskan. Ruangan itu dipenuhi dengan penonton, dengan bagian tengah arena yang berulang kali dibersihkan dari darah. Tidak ada yang dapat melihat wajah para penonton. Setiap orang mengenakan topeng logam. Banyak pengunjung tidak ingin terlihat berada di tempat ini. Walaupun seseorang juga dapat menonton siaran langsung dengan keanggotaan lewat Jaringan Langit, banyak orang tetap lebih suka merasakan pengalaman itu langsung dan mencium bau darah. Nama Tie Kuang terkenal dalam bagian VIP. Bukan karena dia sangat kuat. Di antara para evolver, Tie Kuang masihlah orang baru dengan potensi yang sangat bagus. Namun, dalam bagian VIP, bagi orang-orang belum berevolusi yang harus membayar hutangnya, Tie Kuang adalah mimpi buruk. Setan adalah julukan yang diberikan orang-orang kepada Tie Kuang setelah menonton pertarungannya. Kekejaman Tie Kuang ditunjukkan dalam pertarungan-pertarungan yang membuatnya mendapatkan julukan itu. Bagi orang yang belum berevolusi, Tie Kuang memang tidak terkalahkan dan kejam seperti iblis yang harus darah. Dalam pertarungan yang lalu, tidak ada lawan Tie Kuang yang memiliki badan utuh. Mereka kalau bukan tercabik-cabik maka kepalanya akan putus. Setiap saat hal seperti ini terjadi, para penonton menjadi fanatik. Sorak sorai akan memenuhi seisi ruangan. Tidak peduli siapa musuh Tie Kuang. Yang ingin dilihat oleh para penonton adalah kekejaman Setan. "Aku akan memutuskan kepalamu." Ketika Tie Kuang berdiri di arena lagi, dia menunjuk pada lawannya dan meneriakkan kalimat kesukaannya ini. Semua penonton mulai bersorak untuk pertunjukan berdarah dan kematian yang berikutnya. Sebenarnya, dibandingkan dengan Tie Kuang, para penonton adalah iblis yang sesungguhnya. Dalam sebuah ruangan di atas arena, Ning Yue sedang meneguk segelas anggur yang berwarna merah darah di sofa, mengawasi arena dengan mata yang tersenyum. "Han Sen. Dia seharusnya adalah orang yang dulu dibenci oleh saudaraku. Bokong maniak, kepala Pasukan Khusus Baju Baja, dan seorang yang belum berevolusi. Menarik¡­" Ning Yue melihat Han Sen berjalan ke arena dengan senyum yang misterius. Chapter 374 - Menggorok Tenggorokan Han Sen harus melewati banyak prosedur sebelum dapat secara resmi mewakili Wang Di. Bagian yang terpenting adalah tes poin geno. Untuk menentukan apakah Han Sen adalah orang yang belum berevolusi atau seorang evolver, dia harus melewati tes yang sangat ketat. Karena ada perbedaan yang jelas antara gen dari evolver dan orang yang bukan evolver, tidak sulit untuk mengetahui bahwa Han Sen adalah orang yang belum berevolusi. Namun, tes ini tidak menunjukkan tingkat kebugaran. Dalam bagian VIP, ada peraturan yang berbeda. Jika seseorang akan bertarung mewakili orang lain, orang itu harus memiliki tingkat kebugaran yang lebih tinggi daripada pemain yang diwakili. Tidak sulit sama sekali bagi Han Sen. Dia mengendalikan dirinya untuk melewati tes itu agar tingkat kebugarannya hanya sedikit di atas Wang Di. Setelah melewati semua prosedur, Han Sen muncul dalam arena bagian VIP. Melihat Tie Kuang melonglong seperti monster, Han Sen sangat tenang. Sorak sorai yang bersemangat dan pergerakan Tie Kuang yang ganas sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada Han Sen. Tidak peduli betapa ganasnya Tie Kuang, dia masih lebih lemah dibandingkan dengan pencerewet emas. Han Sen tidak akan merasa tertekan hanya karena Tie Kuang lebih tinggi. Ada terlalu makhluk besar dalam Tempat Suci Para Dewa. Han Sen berubah wujud menjadi ratu peri dan tiba-tiba dimahkotakan dengan mahkota merah tua. Memegangi pisau belati dari serigala kutukan, Han Sen mengamati Tie Kuang yang berusaha untuk memancingnya diam-diam. Walaupun Tie Kuang telah melihat jiwa binatang yang dipanggil Han Sen, dia tidak berniat untuk menggunakan jiwa binatang. Dengan tingkat kebugarannya, dia tidak perlu menggunakan jiwa binatang untuk menyiksa seorang yang belum berevolusi. Para penonton yang gila juga menikmati pemandangan Tie Kuang mencabik-cabik lawannya dengan tangan kosong. Tie Kuang sendiri juga menyukai perasaan itu. Saat jendela laser menghilang, Tie Kuang cepat-cepat berjalan ke arah Han Sen dengan senyuman kejam, jari-jarinya melebar. Tie Kuang hampir sama sekali tidak melindungi dirinya, karena dia merasa tidak perlu melakukannya. Seni geno hiper, Baju Baja Besi, yang dipelajari, dapat melindunginya terhadap senjata berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Bahkan seorang belum berevolusi yang kuat hanya dapat meninggalkan goresan pada tubuhnya dengan senjata berdarah sakral. Goresan itu hanya akan membuat Tie Kuang lebih bersemangat, dan para penonton juga merasa sangat terhibur. Tie Kuang sangat memahami bagaimana caranya menyenangkan hati orang-orang kaya yang membayar untuk mendapatkan sensasi ini. Melihat Tie Kuang mendekati Han Sen, Huangfu Pingqing merasa cemas, telapak tangannya berkeringat. Walaupun Han Sen berulang kali mengkonfirmasi bahwa dia dapat mengalahkan Tie Kuang, Huangfu Pingqing tetap merasa tidak realistis. Tie Kuang telah berevolusi dengan poin geno sakral maksimal. Seorang yang belum berevolusi terlalu lemah baginya. Para penonton, sebaliknya, sangat senang. Melihat Tie Kuang semakin dekat dengan Han Sen dengan jari-jari yang melebar, mereka berteriak dengan heboh. "Robek bajingan itu!" "Bunuh dia!" "Putuskan lehernya!" Seperti adegan dalam neraka. Ribuan iblis berteriak dengan penuh gairah. Tiba-tiba, Tie Kuang berada di samping Han Sen dengan haus darah. Tangannya hampir menangkap pundak Han Sen. Dengan tubuh yang begitu besar, Tie Kuang luar biasa cepat. Kecepatan Tie Kuang seperti kilat di mata orang yang belum berevolusi. Bahkan bagi orang yang belum berevolusi yang telah memaksimalkan poin geno sakral, pergerakan tangan Tie Kuang sulit terlihat. Namun, dia masih jauh lebih lambat dibandingkan dengan kura-kura. Di mata Han Sen yang telah berubah wujud menjadi ratu peri, Tie Kuang sama sekali tidak cepat. Saat Tie Kuang hampir meraih pundak Han Sen, Han Sen menggunakan Mantra Klenik untuk memacu detak jantungnya. Darah mulai memompa dari jantungnya dan badannya menjadi tegang. Bum! Menggunakan Sparticle, kaki Han Sen menjadi buram. Sesuatu yang hitam melintasi leher Tie Kuang dengan sangat cepat dan Han Sen sudah berada di belakang lawannya. "Bajingan, walaupun kau punya beberapa trik, dagingku seperti besi dan pisau belati usangmu bahkan tidak layak dijadikan pisau cukur untukku," Tie Kuang berputar dan berteriak pada Han Sen. "Apakah benar?" Han Sen menatap Tie Kuang dengan wajah kosong. "Ehem¡­" Ketika Tie Kuang akan berkata sesuatu, dia hanya dapat bersuara seperti pipa yang tersumbat. Lehernya patah dan darah menyebar. Para penonton terdiam. Wajah kejam Tie Kuang telah memudar. Evolver itu ketakutan dan terkejut, berusaha untuk menutupi luka dengan tangannya. Namun, luka itu terlalu dalam dan lebar. Tidak peduli betapa keras usaha Tie Kuang untuk menghentikan pendarahan, usahanya sia-sia. Dalam sekejap, evolver itu jatuh ke tanah dan mulai berkedut. Setelah keheningan sesaat, para penonton bersorak dan bahkan berteriak dengan lebih kencang. Han Sen mengambil kembali jiwa binatang dan berjalan turun dari arena, juga terkejut dengan ketajaman pisau belati, yang dengan mudah menggorok tenggorokan seorang evolver seperti Tie Kuang yang telah berlatih seni geno hiper pertahanan bagi evolver. Senjata itu sangat tajam sehingga memotong besi seolah-olah memotong mentega. Huangfu Pingqing menatap han Sen dengan pandangan takjub, tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Menarik¡­Bawa dia kepadaku¡­" Ning Yue berbicara lewat jaringan komunikasi, mengamati Han Sen dengan mata yang berbinar. Han Sen dibawa ke sebuah ruangan dan melihat Ning Yue tersenyum dan Huangfu Pingqing berdiri dengan tegang di samping Ning Yue. "Halo. Namaku Ning Yue." Ning Yue berjalan ke Han Sen dan mengulurkan tangannya. "Han Sen." Han Sen menjabat tangan Ning Yue. Getaran yang dia dapatkan dari Ning Yue berbeda dengan apa yang digambarkan oleh Huangfu Pingqing. Han Sen tidak dapat menjelaskan getaran seperti apa. Dia tidak merasa canggung di dekat Ning Yue seperti Huangfu Pingqing. Sebaliknya, dia mereka Ning Yue seperti bunga poppy, membuat orang bergemetar namun merasa tertarik. Chapter 375 - Tebakan Han Sen Ning Yue cukup ceriwis dan selalu dapat mencari topik pembicaraan. Dia tidak pernah membuat orang merasa canggung maupun tertekan. Pada awalnya, Han Sen mengira tidak mudah baginya untuk meninggalkan tempat ini. Setidaknya, Ning Yue tidak akan melepaskannya dengan mudah. Namun, Ning Yue hanya berbicara padanya sebentar sebelum mengirimnya pulang, tanpa berniat untuk menyelidiki. Ternyata percakapan mereka cukup menyenangkan. Setelah Han Sen pergi, Ning Yue duduk di depan video holografis dan berulang kali menonton serangan Han Sen yang membunuh Tie Kuang. Setelah menonton berulang kali, Ning Yue bergumam pada dirinya sendiri, "Pisau belati yang sangat hebat. Mungkin kita berkesempatan untuk memilikinya." Dalam perjalanan pulang, Huangfu Pingqing bertanya pada Han Sen dengan penasaran, "Jenis jiwa binatang apakah pisau belati itu? Mengapa begitu tajam? Kau pada dasarnya membunuh Tie Kuang hanya dengan satu serangan." "Hanya jiwa binatang berdarah sakral dari makhluk seperti serigala. Kekuatannya satu-satunya adalah ketajaman." Han Sen menyeringai dan berkata. Huangfu Pingqing tidak berdaya memutarkan matanya pada Han Sen. "Bukankah itu sudah cukup? Pisau belati yang sangat hebat! Bahkan dapat membelah tenggorokan seorang evolver yang badannya tidak dikuatkan dengan seni geno hiper. Walaupun indeks kebugarannya hanya sekitar 40,0, senjata ini sangat mengesankan untuk sesuatu yang berasal dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Kau hanya beruntung." Huangfu Pingqing diam sejenak dan berkata dengan sungguh-sungguh. "Tetapi karena kau memiliki pisau belati yang begitu hebat dan Ning Yue sudah melihatnya, kau akan mendapatkan masalah. Ning Yue tidak akan melepaskan ini. Berhati-hatilah." "Mengapa?" Han Sen merasa bingung. Tidak ada yang mengetahui bahwa pisau belati kutukan serigala sebenarnya adalah jiwa binatang super, jadi tidak ada gunanya untuk melukai Han Sen demi sebilah pisau belati yang tajam. Huangfu Pingqing ragu-ragu sebentar sebelum berkata, "Kau tidak mengerti. Jiwa binatang seperti ini sangat berharga bagi Ning Yue. Ini mungkin dapat memungkinkan dia mencapai sesuatu dalam keluarga Ning yang telah dikejarnya selama ini. Apakah menurutmu dia akan melepaskan kesempatan ini begitu saja?" Han Sen menjadi tertarik dan bertanya pada Huangfu Pingqing, "Sesuatu yang sudah dikejar keluarga Ning selama ini? Perkataan Huangfu Pingqing mengingatkan Han Sen tentang apa yang ditinggalkan oleh kakeknya dan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Kakeknya menulis "gen super" pada sebuah buku catatan, dan ayahnya berkata bahwa dia dapat mengambil liontin itu untuk meminta bantuan keluarga Ning. Apakah mungkin keluarga Ning mengetahui tentang makhluk super dan gen super tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk memburu mereka? Apakah itu adalah alasan mengapa Ning Yue tertarik dengan pisau belati ini? Han Sen menebak. Namun, dia tidak memiliki cara untuk menyelidikinya. Huangfu Pingqing menggerakan bibirnya dan berkata, "Aku sendiri bahkan tidak mengerti. Sebenarnya, bukan hanya keluarga Ning, bahkan dalam keluargaku, kadang-kadang mereka yang lebih tua akan memintaku melakukan sesuatu yang tidak aku pahami. Selain itu, ada beberapa hal yang seharusnya tidak aku beritahukan pada orang lain." Huangfu Pingqing jelas berada dalam posisi yang sulit, maka Han Sen tidak bertanya lebih banyak lagi. Namun, kata-katanya sudah memberitahu Han Sen banyak hal. Han Sen tiba-tiba terpikirkan tindakan Xu Ruyan yang pernah membawa sekelompok orang untuk mencari sebuah sarang. Jika sarang itu hanya menghasilkan jiwa binatang berdarah sakral seperti yang diyakini oleh semua orang, mengapa mereka menempuh usaha yang begitu sulit hanya untuk mendapatkannya? Tidak masuk akal sama sekali. Uang yang dihabiskan oleh Grup Bintang untuk membiayai misi itu sudah lebih dari cukup untuk membeli jiwa binatang berdarah sakral. Lagipula, menyewa seluruh pasukan khusus sangat mahal. Selain itu, perjalanan itu juga memakan biaya. Walaupun Han Sen tidak tahu berapa banyak yang mereka bayarkan, pasti jumlahnya sangat besar. Ditambah lagi dengan banyaknya jiwa manusia yang dikorbankan. Apakah semua itu hanya untuk jiwa binatang berdarah sakral? Han Sen kemudian berpikir. Kecuali¡­ Mereka tidak mencari sarang itu untuk mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral, tetapi jiwa binatang super. Dia tetap merasa ada sesuatu yang aneh. Dari pengalamannya sendiri, telur tidak akan menghasilkan jiwa binatang super jika dipecahkan. Namun, makhluk super mungkin menetas dari telur itu. Jika Grup Bintang mengetahui hal ini, apa yang dapat dilakukan oleh Xu Ruyan dan kelompok orang-orang itu, karena mereka tidak mampu membunuh makhluk super sama sekali. Satu hal yang pasti, keluarga Ning mengetahui hal ini. Mungkin keluarga Huangfu juga mengetahui sesuatu. Sedangkan berapa banyak yang mereka ketahui, aku tidak tahu. Setelah Han Sen kembali ke Elang Hitam, dia menerima sebuah undangan dari Ning Yue untuk bergabung dalam kampanye berburu yang diselenggarakan oleh Grup Bintang. Awalnya, Han Sen ingin menolak, tetapi Ning Yue menawarkannya sesuatu yang tidak dapat ditolak Han Sen ¨C Grup Bintang dapat membantu Han Sen langsung masuk ke sekolah terkemuka sebelum Han Sen menjadi bangsawan. Rencana awal Han Sen adalah menjadi bangsawan berdarah sakral sebelum melayani dalam militer, yang memungkinkan dia mengirimkan adiknya ke sekolah terkemuka. Namun, Han Sen masih berusaha untuk berevolusi dengan memaksimalkan poin geno super. Dengan demikian, dia tidak yakin kapan dapat berhasil. Dia berusaha sekuat tenaga dan menggunakan beberapa koneksi, tetapi tidak ada yang berhasil. Usulan Ning Yue mustahil untuk ditolak Han Sen. Pada saat yang sama Han Sen merasa lebih waspada dengan Ning Yue, yang pastinya adalah orang yang manipulatif. Dia tahu dengan pasti apa yang diinginkan Han Sen dan menawarkannya pada Han Sen, sehingga membuat Han Sen tidak mungkin menolaknya. Ning Yue, jika kau mencoba untuk membunuh makhluk super dengan pisau belati ini, akan merupakan kesempatan yang sangat bagus bagiku. Bahkan tanpa penawaranmu, aku tetap akan menyetujuinya, jadi perhitunganmu sia-sia. Han Sen menerima penawaran Ning Yue dan penuh harapan. Jika Ning Yue berusaha untuk membunuh makhluk super dan Han Sen memiliki satu-satunya senjata yang memungkinkan untuk membunuh makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, sulit untuk mengatakan siapa pemenangnya. Chapter 376 - Hutan Purba Han Sen menanda tangani kesepakatan dengan Ning Yue. Grup Bintang akan mendaftarkan Han Yan terlebih dahulu, dan Han Sen harus pergi ke Penampungan Kesetiaan di selatan Penampungan Baju Baja untuk bergabung dengan anggota Grup Bintang. Han Sen pernah ke Penampungan Kesetiaan sekali saat kembali dari Penampungan Hijau, jadi baginya untuk pergi ke sana. Yang membuat Han Sen terkejut, Ning Yue juga meminta orangnya untuk membawa dua jiwa binatang berdarah sakral yang Han Sen dapatkan dari Wang Di ke Penampungan Kesetiaan. Selain itu, Ning Yue juga memanggil beberapa petarung hebat dari Grup Bintang yang berada di dekat Penampungan Kesetiaan untuk bergabung dengan mereka. Karena Ning Yue sendiri terlalu jauh dari Penampungan Kesetiaan, dia tidak ikut bergabung dalam kampanye. Pemimpinnya adalah orang yang melampaui poin geno sakralnya yang bernama Yang Yongcheng. Selain Yang Yongcheng, ada dua orang lagi yang melampaui poin geno sakralnya. Yang lainnya juga memiliki jumlah poin geno sakral yang tinggi. Ada delapan orang termasuk Han Sen, yang membuat Han Sen merasa terpukau dengan kekuatan Grup Bintang. Yang Yongcheng tidak mengatakan pada Han Sen ke mana mereka pergi dan apa tujuan mereka. Han Sen juga tidak menanyakannya dan mengikuti komplotan itu menuju pegunungan. Sepertinya Yang Yongcheng dan yang lainnya tidak menyukai Han Sen, yang bisa Han Sen pahami. Lagi pula, dia tidak termasuk dalam Grup Bintang. Meminta bantuan orang luar pastilah memalukan bagi mereka. Walaupun begitu Han Sen tidak terlalu peduli. Dia tidak tertarik pada rekan barunya sama sekali. Yang dia pikirkan hanyalah jiwa tambahan jiwa binatang yang dia peroleh dari Wang Di. Tambahan jiwa binatang berdarah sakral itu bernama Petir Setan. Benda itu bisa digunakan pada manusia. Han Sen mencobanya dan menemukan bahwa meski dia merasa kebal setelah menggunakan jiwa binatang itu, benda itu tidak akan melukainya, tapi menambah ketahanan pada rasa sakit secara signifikan. Di saat bersamaan, kekuatan dan kecepatannya meningkat sangat jauh. Han Sen sangat senang dengan hasilnya. Meskipun kebal pada rasa sakit bukanlah hal yang baik, meningkatkan kemampuannya adalah hal yang Han Sen sangat perlukan. Han Sen mencoba menggunakan segala yang dia miliki sekaligus dengan tambahan jiwa binatang dan mencapai sekitar 35 dalam indeks kemampuan. Dengan perolehan poin geno super yang banyak, level kemampuan dasar Han Sen luar biasa tinggi. Rata-rata orang yang belum berevolusi yang melampaui poin geno mutan memiliki indeks kemampuan sekitar 10 sampai 15, orang yang melampaui poin geno sakral memiliki indeks kemampuan 15 sampai 20. Namun, Han Sen telah mencapai 25 tanpa bantuan dari luar. Han Sen memperkirakan dia bisa mencapai 30 saat poin geno supernya terlampaui. Jika seseorang berevolusi dengan melampaui poin geno mutan, indeks kemampuan orang itu akan mencapai 20 setelah berevolusi dengan tubuh mutan. Jika berevolusi dengan melampaui poin geno sakral, dengan tambahan dari tubuh sakral, angkanya menjadi 30. Han Sen menebak-nebak kalau jika dia berevolusi, dia akan memperoleh tubuh super, yang akan melipat gandakan level kemampuannya. Jiwa binatang berdarah sakral lainnya yang dia dapatkan dari Wang Di adalah kapak berkepala banteng. Itu adalah senjata berat bertungkai panjang. Han Sen bisa menggunakannya sebagai pengganti tombak berputar saat dia tidak menjadi Dollar. Akan tetapi, Han Sen hanya tahu teknik dasar kapak, jadi dia tidak terlalu pandai menggunakan senjata ini. "Kita akan segera memasuki hutan purba. Jangan sampai tersengat oleh serangga beracun. Racun mereka sebagian besar masih belum ada penangkalnya," sebelum memasuki hutan purba, Yang Yongcheng berkata pada Han Sen. Yang Yongcheng mengatakannya bukan karena senang pada Han Sen, tapi karena Ning Yue berkata pada Yang untuk menjamin keselamatan Han Sen, selama Han Sen masih memiliki belati jiwa binatang. Itulah mengapa sekelompok orang itu tidak senang pada Han Sen¡ªmereka pikir Han Sen hanyalah pria beruntung yang memperoleh jiwa binatang yang kuat. Han Sen tidak peduli. Bagi orang lain, orang yang melampaui poin geno sakralnya mungkin petarung yang kuat, tapi Han Sen tidak memusingkannya. Bahkan jika mereka telah berevolusi, Han Sen tidak akan menanggapinya terlalu serius. "Mengapa kita tidak terbang saja?" Han Sen menatap hutan purba dengan pepohonan yang menutupi langit dan mengerutkan dahi. Jika dia menghadapi makhluk secara langsung, Han Sen tidak takut pada makhluk apa pun di Tempat Suci Para Dewa Pertama kecuali makhluk super. Namun, dalam kondisi seperti ini, sulit melindungi diri dari serangga kecil. "Terbang? Apa kau tahu betapa banyak makhluk mengerikan di hutan ini? Mungkin saja ada makhluk berdarah sakral yang bisa terbang. Jika kau mau mati, kau boleh coba terbang," kata Zhu Ting si pria berkumis. Dia menatap Han Sen sambil menyunggingkan senyum, seperti saat melihat orang idiot. Han Sen tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memerlukan lebih banyak waktu untuk berjalan di hutan. Untuk mencegah resiko yang tidak diinginkan, Han Sen mengeluarkan jubah pelindung semut phantom berdarah sakral. Meskipun merepotkan untuk memakai jubah, hal itu sangat efektif melindunginya dari segala makhluk kecil. Menatap jubah yang berkilauan seperti berlian, Zhu Ting berkata dengan nada menghina, "Kau memakai jubah mewah di tempat gelap. Kau mau menjadikan kami target hidup untuk menarik perhatian para makhluk?" Sebenarnya, jika Han Sen bukanlah seseorang yang Ning Yue suruh mereka lindungi, Zhu Ting akan menyebut Han Sen si tolol. "Pakai jubah yang lain. Ini terlalu mentereng," kata Yang Yongchen juga pada Han Sen. Han Sen mengangkat bahu dan menyimpan jubah semut phantom. Dia tidak ingin membuat masalah. Karena yang lainnya meminta dia untuk menyimpannya, Han Sen tidak ingin membuang waktu berdebat dengan mereka. Lagi pula, Han Sen di sana demi makhluk super, dan dia memerlukan orang-orang ini untuk mengantarnya. Dia tidak peduli dengan hal-hal remeh. "Zhu Ting, pergilah mengintai bersama Lao Liu." Yang Yongcheng sudah jelas adalah pemimpin kelompok. Dia menempatkan Han Sen di tengah agar Han Sen tidak diserang. Meskipun Han Sen ingin berjalan lebih cepat dan menemui target mereka segera, yang lainnya sangat berhati-hati, dan Han Sen harus ikut berjalan lambat. Tampaknya yang lain bukan pertama kalinya kemari. Mereka sangat akrab dengan lika-liku hutan ini dan menghindari banyak masalah yang tidak diperlukan. Mereka memiliki tujuan dalam rombongan ini, jadi mereka tidak berniat membunuh apa pun. Mereka hampir menghindari semua makhluk, dan sisanya di bunuh oleh dua pengintai. Kurang dari dua hari, komplotan itu mencapai gunung yang besar sekali. Wajah semua orang tampak kelam dan mereka semua menatap Han Sen. "Tuan Han, target kita ada di dalam gunung, tapi bukanlah target yang mudah. Tinggallah di sini dan kami akan memancingnya keluar. Cari kesempatan untuk melukainya. Ingat, keselamatan yang terutama." Yang Yongcheng lalu berkata pada Zhu Ting, "Zhu Ting, ikuti Tuan Han. Jika dia mati, kau ikut mati juga." "Tenanglah saudaraku. Aku akan menjamin keselamatannya," kata Zhu Ting sambil menepuk dadanya. Chapter 377 - Siput Raksasa Han Sen dan Zhu Ting bersembunyi di belakang batu besar di kaki gunung, menunggu yang lain memancing turun makhluk itu. Han Sen terkesan oleh pemandangan gunung dan hutan. "Kita akan melihat makhluk itu. Aku yakin kau bisa mengatakan padaku makhluk seperti apa itu sekarang," kata Han Sen pada Zhu Ting. Dalam perjalanan, komplotan itu tidak mengatakan apapun soal makhluk itu pada Han Sen, jadi Han Sen masih tidak tahu apa-apa. Zhu Ting tersenyum dan berkata, "Kau tidak perlu tahu. Yang perlu kau lakukan adalah menikamnya, dan sisanya bukanlah urusanmu." "Makhluk itu tidak akan tinggal diam saat aku tikam kan? Han Sen mengerutkan dahi dan berkata. "Kurang lebih begitu," kata Zhu Ting santai. Han Sen tercengang. Dia menduga makhluk ini adalah makhluk super. Mana ada makhluk super yang tetap diam saat ditusuk? Karena Zhu Ting tidak mengatakan apa pun, Han Sen berhenti bertanya dan menatap gunung itu. Tadinya, Han Sen kira akan ada banyak suara. Akan tetapi, dia tidak mendengar suara pertarungan ataupun raungan seperti yang dibayangkan. Dalam beberapa jam, Han Sen melihat komplotan itu turun dari gunung. Mereka sangat lambat dan terkadang berhenti. Karena mereka terlalu jauh, dan pandangan Han Sen terhalang oleh pepohonan, dia tidak tahu apa yang mereka lakukan. Han Sen berjalan ke samping dan ingin melihat lebih jelas, sementara Zhu Ting menariknya dan berkata, "Hentikan. Bersembunyilah di sini dan tunggu sampai Yang Yongcheng memancingnya kemari. Makhluk ini daya pandangnya sangat hebat. Jika dia melihatmu, semuanya akan berantakan." Han Sen jadi semakin penasaran. Dia penasaran makhluk seperti apakah itu. Han Sen tidak punya cara untuk mengetahuinya, jadi dia harus menunggu. Komplotan itu perlahan menghampiri mereka. Sesaat kemudian, Han Sen melihat makhluk mengikuti mereka, yang membuat Han Sen tercengang. Itu adalah siput raksasa sebesar mobil. Cangkangnya mengkilap seperti batu marmer, dan daging di dalam cangkangnya merah bagai api. Dua matanya sebesar lampu depan mobil. Siput itu mengejar komplotan tersebut, tapi kecepatannya tidak begitu bagus. Meskipun jauh lebih cepat dari siput sungguhan, kecepatannya sama dengan orang dewasa biasa. Tidak mungkin dia bisa mengejar orang-orang itu. Sambil berdiri di arah yang berbeda, Yang Yongcheng dan anggota timnya menembakkan panah dan melemparkan apapun pada siput raksasa, mencoba menjaga jarak antara siput dan mereka. Akan tetapi, semua senjata pada dasarnya tidak berguna menembus cangkang dan dagingnya. Panah yang mengenai si siput hancur berkeping-keping. Untungnya, panah itu adalah senjata baja-Z. Jika itu jiwa binatang, pemiliknya pasti sudah menangis sekarang. Senjata yang mengenai daging merah itu terpantul kembali seakan mereka sedang memukul karet. Kecepatan saat mereka terpantul bahkan lebih tinggi dari pada saat mereka menghajar si siput. Meskipun siput itu tampak kuat, tidak ada gunanya untuk berhati-hati. Han Sen heran mengapa orang-orang itu memancingnya kemari daripada meminta Han Sen untuk menghampiri dan menikamnya. Meskipun Han Sen kebingungan, dia tahu komplotan itu melakukannya karena suatu alasan. Karena itulah, Han Sen menunggu dengan sabar. "Diamlah. Tunggu sampai mereka memancing makhluk itu ke batu besar. Ambil kesempatan untuk menikamnya sekali. Ingat, kau harus cepat. Setelah menikamnya, entah terluka atau tidak, segeralah mundur. Jangan ragu-ragu." Kata Zhu Ting pada Han Sen lagi. Han Sen mengangguk tapi menjadi semakin penasaran tentang siput raksasa. Han Sen penasaran soal kemampuannya yang membuat Zhu Ting sangat ketakutan. Berdasarkan kecepatannya, Han Sen tidak bisa membayangkan betapa berbahayanya siput itu. Saat si siput mendekati batu besar, Han Sen mengeluarkan belati serigala terkutuk dan bersandar pada batu besar, menunggu si siput melewatinya. Zhu Ting juga menahan nafas dan bersandar pada batu itu. Tidak lama, siput raksasa menuju batu besar. Saat dia lewat, Yang Yongcheng bersiul sesuai sinyal yang mereka sepakati. Han Sen segera mengelilingi batu besar dengan belati di tangannya. Punggung siput raksasa menghadap ke arah Han Sen, sepotong daging merah terlihat di bawah cangkang putih bagaikan rok berkibar. Belati itu segera mendekati daging merah. Sebelum belati menyentuhnya, siput itu tampaknya merasakan sesuatu dan mencoba menarik ekornya. Namun, itu sudah terlambat. Belati hitam telah memotong daging itu dan meninggalkan luka sepanjang satu kaki. Han Sen merasa seperti memotong daging sapi. Meskipun dagingnya terpotong, lukanya tidak dalam, dan si siput dengan cepat bersembunyi dalam cangkang, meninggalkan kubangan darah di tanah. Han Sen menghajar cangkangnya dengan belati, mencoba menghancurkannya. "Lari!" Zhu Ting terkejut dan marah. Sebelum Han Sen sempat memotongnya, dia berteriak dan menarik Han Sen pergi. Tiba-tiba, si siput yang baru saja bersembunyi dalam cangkang keluar dari cangkang dan terbang ke arah Han Sen. Tubuhnya merah dan tampak seperti ular dengan sepasang sayap. Chapter 378 - Metamorfosis Duar! Tubuh merah itu terbang dari cangkang, dan cangkang putih terjatuh ke tanah, menghancurkan bebatuan dan membuat gunung berguncang. Han Sen penasaran seberapa berat cangkang itu. Tubuh lembeknya yang tanpa cangkang menjadi sangat cepat. Dia terbang ke arah Han Sen seperti kilatan petir merah. Melihat ular terbang hampir di depannya, Han Sen segera menebaskan belati serigala terkutuk padanya. Yang membuat Han Sen kaget, ular terbang itu berkelok-kelok dan menghindari serangan Han Sen. Tanpa melambat, dia menerjang ke arah Han Sen sekali lagi. Han Sen mengerutkan dahi. Dia tidak punya waktu untuk berpikir, jadi dia menggunakan Mantra Klenik dan segera berguling di tanah untuk menjauh dari si ular terbang. Ular itu bahkan tak berhenti dan terus menyerang Han Sen. Zhu Ting melemparkan beberapa belati baja-Z pada si ular yang tidak berhasil sama sekali. Semua belati yang terlempar memantul kembali. Yang Yongcheng dan yang lainnya segera kabur dan berseru, "Lari! Kau akan aman 300 kaki jauhnya dari cangkang." Han Sen masih tidak tahu banyak soal si ular terbang. Dia tidak lagi berani mengambil resiko dan mulai berlari. Han Sen tidak berlari lurus. Meskipun ular terbang mengejarnya di udara, rute Han Sen membuatnya mustahil untuk menyerang. Akhirnya, Han Sen sampai 300 kaki jauhnya dari cangkang. Seperti yang komplotan itu katakan, saat Han Sen sampai di sana, si ular berhenti mengejar Han Sen dan memekik seperti tangisan bayi dan terbang kembali ke cangkang. Yang Yongcheng dan yang lain menghela nafas lega dan membawa Han Sen pergi dari gunung. Saat bersembunyi di cangkang lagi, makhluk itu jadi luar biasa lambat, dan tidak lagi mungkin mengejar komplotan itu. "Apa yang terjadi? Bukankah aku bilang padamu untuk lari setelah menyerang? Kau hampir membuat kita terbunuh," Zhu Ting berseru pada Han Sen sambil menunjuk hidungnya setelah mereka sampai di tempat aman. "Maaf, aku hanya ingin tahu apakah aku bisa membelah cangkangnya," kata Han Sen menyesal. Meskipun Han Sen tidak percaya ular itu bisa membunuhnya, dia melenceng dari rencana, yang merupakan kesalahannya. "Kau terlalu percaya diri. Sudah bagus kau bisa melukai tubuhnya. Cangkangnya? Ha!" kata Zhu Ting menyindir. Zhu Ting pikir tidak ada satupun senjata di Tempat Suci Para dewa yang bisa menggores cangkang itu. "Cukup. Sudah bagus tidak ada apa-apa yang terjadi," Yang Yongcheng menghentikan Zhu Ting dan berkata pada yang lain. "Misi kita selesai. Mari beristirahat dan siap-siap kembali ke penampungan." "Kalian tidak pergi membunuh makhluk ini?" Han Sen tercengang. Dia tidak mengira komplotan itu akan pulang begitu saja. "Membunuh? Kau pikir kau bisa membunuh makhluk itu hanya dengan belati tajam? Sungguh bocah naif," Zhu Ting mendengus. Yang Yongcheng melempar pandangan pada Zhu Ting untuk berhenti dan berkata pada Han Sen, "Tuan Han, kau telah melihat kalau kita tidak mampu membunuh makhluk itu, jadi kita harus menunggu tuan Ning Yue untuk mengatur gerombolan lain untuk membunuhnya." Han Sen langsung paham kalau Ning Yue memintanya datang untuk menguji apakah belatinya bisa melukai makhluk itu dan bukan untuk membunuhnya. Ning yue sendiri mungkin berjalan ke Penampungan Kesetiaan saat ini untuk mengatur gerombolan lain untuk membunuh makhluk itu. Han Sen tidak mengatakan apa pun dan mengikuti komplotan itu kembali. Saat ini, dia yakin siput raksasa itu pasti makhluk super. ''Sepertinya Ning tahu sesuatu tentang makhluk super. Kalau tidak, mengapa mereka menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha untuk mencari sarang dan membunuh makhluk ini. Sudah jelas, mereka menginginkan sesuatu.'' pikir Han Sen dalam hati. Akan tetapi, dia tidak yakin apakah Ning pernah membunuh makhluk super atau memperoleh gen super. Jika jawabannya adalah tidak, bagaimana mereka tahu tentang keberadaan gen super? Apakah itu hanyalah spekulasi semata? "Bagaimana orang terdahulu menemukan makhluk super?", Han Sen memikirkannya. Dahulu sekali, kakek buyutnya telah menuliskan "gen super" Di masa kakek buyutnya, manusia baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa dan jumlah poin geno cukup rendah pada umumnya. Sulit bagi mereka untuk memburu makhluk berdarah sakral atau bahkan makhluk mutan. Jadi, bagaimana dia tahu soal gen super? Apa ini ada hubungannya dengan Grup Bintang dan keluarga Ning? Han Sen tidak punya jawaban. Dia selalu berpikir kalau suatu saat dia cukup hebat, dia bisa membalaskan dendam ayahnya dan menghajar Grup Bintang habis-habisan. Namun, hal itu tidak semudah yang dia kira. Setelah meninggalkan hutan purba, mereka semua menarik nafas lega. Meskipun ada kejutan dalam misi itu, perjalanannya sangat lancar, dan mereka bisa kembali pada Ning Yue dengan jawaban memuaskan. Hanya Zhu Ting yang terus mengeluh atas perilaku Han Sen, yang cukup mengganggu. Saat waktunya makan, Zhu Ting memburu makhluk Mutan dan memanggang dagingnya. Meskipun Zhu Ting mengesalkan, kemampuan memasaknya cukup hebat. Daging yang dia panggang lebih enak dari buatan Han Sen. Dagingnya lembut dan gurih, benar-benar paling top. Han Sen tidak menyangka rekannya yang mengesalkan memiliki kemampuan seperti ini. Namun, Yag Yongcheng dan yang lain tampaknya tahu kelebihan Zhu Ting. Mungkin mereka pernah menikmati daging panggangnya beberapa kali. Komplotan itu mengobrol sambil makan. Beberapa bahkan mengeluarkan botol anggur. Setelah beberapa gigitan, Han Sen merasa ada sesuatu yang mencurigakan. Suhu tubuhnya naik, yang hampir mustahil bagi orang yang berlatih Kulit Giok. Jika ini terjadi, maka artinya ada yang salah dengan tubuhnya. Dengan cepat, Han Sen menyadari masalahnya. Dia tidak melakukan apa-apa dalam perjalanan kembali dan telah memakan apa yang dia bawa. Satu-satunya hal yang mungkin bermasalah adalah daging panggang Zhu Ting. Ning Yue, jika kau mencoba membunuhku seperti ini, maka kau terlalu meremehkanku. Han Sen menggunakan Kulit Giok dan rasa dingin membuat tumbuhnya kembali normal. Lalu dia berpura-pura tidak ada hal yang terjadi dan lanjut memakan daging panggang. Saat semuanya selesai melahap daging panggang, Han Sen melihat tidak ada yang terjadi pada Yang Yongcheng dan lainnya. Saat hansen ragu-ragu apakah dia harus berpura-pura, dia mendengar suara terjatuh. Dengan cepat, Han Sen melihat Yang Yongcheng dan lainnya jatuh ke tanah seperti orang kecanduan. Mereka hanya kejang-kejang sedikit sebelum berhenti bergerak. "Zhu Ting?" Han Sen menatap satu-satunya orang yang masih sadar selain dirinya dengan kaget. Chapter 379 - Parfum Mematikan "Kau menelan beberapa tetes obat biusku dan belum terjatuh? Kau memang petarung yang hebat," kata Zhu Ting pada Han Sen sambil tersenyum dan terlihat cukup terkejut. "Siapa sebenarnya dirimu?" Han Sen kini mengerti kalau Zhu Ting mungkin mata-mata di Grup Bintang. Jika tidak, dia tidak akan meracuni anggota lainnya juga. Namun, Han Sen masih tidak tahu dari mana dia berasal. Han Sen tidak mengira Zhu Ting adalah mata-mata. Orang pelit sepertinya tidak tampak seperti mata-mata. Zhu Ting terdiam dan berkata, "Kau tidak perlu tahu siapa aku. Kuncinya adalah kau harus tahu siapa pemilikmu." "Apa maumu?" Han Sen menatap Zhu Ting dan bertanya. "Kini kau punya dua pilihan. Satu adalah memberikanku belati jiwa binatang, dan sisanya adalah kematian. Aku ini orang yang adil. Kau boleh memilih sendiri." Zhu Ting masih tersenyum. "Kau pikir aku bodoh? Jika aku memberimu belati itu, aku akan mati lebih cepat," Han Sen mencibir. "Mungkin saja kau masih hidup setelah memberiku belati itu, tapi jika kau tak menyerahkannya, kau pasti akan mati. Bahkan jika aku tak memiliki belati itu, aku tidak akan membiarkan Ning Yue mendapatkannya," kata Zhu Ting. Dia mengeluarkan pedang jiwa binatang dan menebaskannya ke leher Han Sen. Saat pedangnya hampir menyentuh leher Han Sen, Han Sen menggerakkan tangannya dan belati mengenai pedang itu. Dengan suara retakan, pedang Zhu Ting pun hancur. "Apa¡­?" Zhu Ting menatap Han Sen kaget. Dia jelas tidak menyadari Han Sen memiliki kekuatan seperti itu setelah menelan tetesan obat bius. Obat bius yang dia gunakan tidak memiliki aroma atau rasa. Setelah menelannya, orang itu akan langsung jatuh pingsan untuk sementara. Obat itu adalah rahasia keluarga, yang tidak pernah menggagalkan Zhu Ting sebelumnya. Zhu Ting telah merendam daging panggang dengan obat itu dan menyaksikan Han Sen memakan dagingnya. Jelas tidak mungkin Han Sen tidak terpengaruh. Han Sen tidak berpikir lagi dan menghunuskan belatinya pada Zhu Ting. Untuk orang yang mau membunuhnya, Han Sen tidak memberi ampun sama sekali. Serangannya cepat dan ganas, tapi Zhu Ting bergerak dengan sudut yang luar biasa dan menghindari belati itu. Han Sen merasa pernah melihat gerakan kaki itu sebelumnya. "Tujuh Putaran! Kau dari keluarga Chen?" Han Sen segera teringat di mana dia pernah melihat gerakan kaki Zhu Ting. Chen Zichen pernah menggunakan teknik yang sama. "Kau tahu keluarga Chen dan Tujuh Putaran?" Zhu Ting juga tampak terkejut. Dia tidak menyangka Han Sen mampu mengenali gerakan kakinya. "Jadi, kau memang dari keluarga Chen?" tanya Han Sen. "Tidak peduli apakah itu benar apa tidak. Kau bisa bilang padaku apa hubunganmu dengan keluarga Chen. Jika kau beruntung, mungkin aku akan membiarkanmu hidup," kata Zhu Ting dengan tenang. "Aku mau tahu bagaimana kau bisa mengambil nyawaku," kata Han Sen. "Ada beberapa tipe kekuatan di dunia ini. Menggunakan racun adalah salah satunya, yang merupakan keahlianku. Kau kini diracuni oleh obatku dan akan mati kapan saja," kata Zhu Ting. "Tampaknya racunmu tidak berhasil padaku," balas Han Sen. "Kini kau harus memikirkan bagaimana caramu membuatku membiarkanmu hidup." Zhu Ting tersenyum dan berkata, "Kau pikir kalau kau tidak pingsan itu mengesankan? Obat itu hanya membuatmu tertidur. Racun yang kumaksud tidak seperti itu." Zhu Ting meletakkan tangan di hidungnya dengan wajah senang. "Apa kau mencium baunya? Ini bukan sembarang parfum, tapi racun sungguhan. Pernahkah kau mendengar tentang seni geno hyper Parfum Mematikan? Hal itu membuat penggunanya mengembangkan gen yang menghasilkan racun.. Setiap orang memiliki racun unik tersendiri. Jadi bahkan jika kau juga berlatih Parfum Mematikan, kau tidak bisa menghasilkan penawar racunku. Dan sejauh yang aku tahu, Aku satu-satunya orang yang selamat setelah berlatih Parfum Mematikan, yang kini menjadi teknik terlarang." "Aku tidak percaya kau bisa meracuniku dengan bau," kata Han Sen tenang. "Tadinya aku tidak bisa, tapi karena kau telah diracuni oleh obat bius, hal ini membuatmu terkena Parfum Mematikan," Zhu Ting tersenyum dan berkata. "Jadi, aku sudah pasti mati?" tanya Han Sen. "Bisakah kau katakan siapa dirimu?" "Belum tentu. Karena aku bisa menghasilkan racun, aku juga bisa membuat penawarnya jika kau menyerahkan belati jiwa binatang itu. Aku akan membiarkanmu hidup," Zhu Ting memicingkan mata dan berkata. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Han Sen. Zhu Ting merentangkan tangannya dan berkata, "Sebenarnya, aku tidak perlu membunuhmu. Setelah kejadian ini, tidak mungkin aku bisa tinggal di Grup Bintang. Membunuhmu tidak ada gunanya bagiku. Dan tanpa belati, kau tidak berarti bagiku." "Bagaimana jika aku tak mau memberikannya?" kata Han Sen dengan tenang. Zhu Ting melihat Han Sen dari atas sampai bawah dan tiba-tiba terkekeh, "Sebenarnya, kita juga bisa kerja sama. Apa tawaran Ning Yue padamu? Aku bisa memberikanmu hal yang sama dan menyelamatkanmu dari racunku. Bagaimana menurutmu?" "Aku masih perlu bertanya, bagaimana aku bisa mempercayaimu?" Han Sen berkata dengan pelan. Dia hanya mencoba mencari tahu lebih banyak sebisanya. Racun itu tidak berpengaruh banyak padanya karena Kuit Giok. "Kau harus tahu saat aku menggunakan pedangku, aku tidak mencoba untuk membunuhmu. Itu cuma main-main," kata Zhu Ting. Han Sen tidak mengatakan apa-apa. Jelas dia tahu Zhu Ting tidak menggunakan tenaga sungguhan. Namun, pedang itu pedang berdarah sakral, jadi Han Sen masih bisa terbelah dua. "Oke. Aku akan mengatakan sesuatu yang tak kau ketahui. Sebenarnya, aku yakin kau tidak tahu makhluk apa yang Ning Yue minta kau bunuh," Zhu Ting menghela nafas dan berkata. "Bukankah itu makhluk berdarah sakral?" jantung Han Sen terlonjak, tapi wajahnya tetap datar. "Makhluk berdarah sakral? Mungkin. Setidaknya tidak ada yang tahu apakah mereka makhluk berdarah sakral sejauh ini," Zhu Ting menyeringai dan berkata. "Apa maksudmu?" Han Sen mengerutkan dahi. "Pernahkah kau berpikir mengapa beberapa makhluk berdarah sakral secara signifikan lebih kuat dari yang lainnya, seperti yang ada di hutan purba. Bahkan banyak orang yang melampaui poin geno sakral mereka tidak bisa melakukan apa pun. Kita bahkan tidak sebanding dengan mereka. Apakah kau tidak merasa itu aneh?" Zhu Ting terdiam dan berkata dengan pelan, "Pernahkah kau terpikir bahwa mungkin ada makhluk yang di atas makhluk berdarah sakral?" Chapter 380 - Setelah Aku Memukulmu Jantung Han Sen berpacu, tapi dia masih berpura-pura kaget dan bertanya, "Makhluk di atas makhluk berdarah sakral?" "Jika tidak, mengapa ku pikir Ning Yue bersusah payah mempekerjakanmu? Kau pikir mudah untuk melawan peraturan dan mengirim bocah tanpa latar belakang ke sekolah ternama? Jika cuma makhluk berdarah sakral, buat apa Ning Yue melakukannya?" Zhu Ting tidak menjawabnya dan bertanya. "Aku telah mempertimbangkannya, tapi hampir mustahil untuk percaya bahwa ada tingkatan di atas makhluk berdarah sakral. Tidak ada info seperti itu di Aliansi," Han Sen terus menelusuri. "Kita baru memasuki Tempat Suci Para Dewa kurang dari dua abad. Semua hal di Tempat Suci Para Dewa masih baru bagi kita. Kita hanya bisa menemukan apakah ada makhluk yang lebih tinggi setelah membunuh salah satunya. Aliansi dan keluarga ning keduanya ingin mencari tahu." "Karena mereka tidak menemukannya, bagaimana kau tahu jika memang ada makhluk yang lebih tinggi?" tanya Han Sen. Zhu Ting tersenyum dan berkata, "Kau tidak perlu tahu soal itu. Sekarang kau punya tiga pilihan, menyerahkan belati jiwa binatang padaku, atau membunuh makhluk itu bersamaku, atau diracuni sampai mati. Kau orang yang cerdas dan kau tahu harus memilih yang mana." "Meskipun aku bukan orang cerdas, tapi aku tahu apa yang harus dipilih," Han Sen tersenyum dan mendekati Zhu Ting. "Aku tidak ingin membunuhmu, tapi jangan memaksaku. Jika aku tidak memiliki belati, aku tidak akan membiarkan Ning memilikinya." Tatapan Zhu Ting menjadi dingin dan menatap Han Sen. Han Sen tidak peduli untuk membalasnya, dan dengan cepat menancapkan belatinya pada Zhu Ting. Zhu Ting mendengus dan semakin menyebarkan aromanya. Dia mengira Han Sen yang telah diracuninya akan melemah saat itu. Jika Han Sen tidak langsung mati, dia akan kehilangan kemampuan bertarungnya. Saat itulah dia akan mengikat Han Sen. Akan tetapi, aroma itu tidak berpengaruh pada Han Sen. Belati itu segera mencapai wajah Zhu Ting, membuatnya merasa kaget. Zhu Ting segera menggunakan Tujuh Putaran dan menghindari belati itu, tapi belati itu terlalu tajam sehingga dia hanya bisa melarikan diri. Zhu Ting tercengang. Bukan hanya parfumnya gagal pada Han Sen, Tujuh Putaran pun tidak menyelamatkannya dari Han Sen. Selain itu, Zhu Ting menyadari kalau dia semakin sulit untuk bergerak. Tidak lama, dia pun terpojok. "Berhenti. Kita bisa membicarakannya. Jika kau menolong Ning Yue membunuh makhluk itu, kau tidak akan untung banyak. Aku bisa menawarkanmu lebih dari dia," seru Zhu Ting yang ketakutan karena hampir dibunuh. Bum! Han Sen mengabaikannya dan memukulnya tepat di wajah. Hidung Zhu Ting mulai berdarah, dan bekas kepalan membekas di wajahnya. Zhu Ting menutupi wajahnya dan meringkuk. Bum bum! Han Sen tidak menggubrisnya dan terus menghajarnya. Zhu Ting pun kaget. Dia pikir dia akan dibunuh atau diinterogasi, tapi Han Sen tidak menanyakan apa pun sebelum menghajarnya, membuat hidungnya berdarah. Zhu Ting ingin melawan, tapi dia hanya mendapat pukulan yang lebih keras. Han Sen tidak berniat berhenti dalam waktu dekat. Tinjunya terus mendarat pada Zhu Ting, tenaganya menyakiti organ dalam Zhu Ting, membuatnya menjerit seperti babi kesakitan. Saat Zhu ting berhenti bergerak, Han Sen terdiam, dan Zhu ting pikir itu telah berakhir. Namun, ternyata semakin parah. Han Sen sangat pandai bergulat dan dengan mudah menggeser sendi Zhu Ting, membuatnya hampir pingsan. "Berhenti. Tolong berhenti. Tanyakan apa saja¡­ Aduh¡­ Apa yang kau mau tahu?" Zhu Ting menjerit sambil memohon. "Pertanyaan bisa menunggu. Aku kesal padamu, jadi aku mau melihat berapa banyak tinju yang bisa kau terima terlebih dahulu," balas Han Sen santai. Dia meraih dan menggeser sendi pundak Zhu Ting. Zhu Ting berteriak dan mengutuk. Dia sangat menyesal telah menjadikan han Sen targetnya. Dasar maniak. Dia bahkan tidak mencoba mengintrogasinya dan hanya menghajarnya. Bahkan Zhu Ting tidak bisa menggunakan informasinya untuk ditukar dengan belas kasihannya. Zhu Ting ingin membunuh dirinya sendiri sebelum disiksa lebih jauh, tapi dia menemukan semua sendinya digeser oleh Han Sen. Tanpa mampu menggunakan tenaganya, Zhu Ting tidak bisa bunuh diri. Akhirnya, mungkin Han Sen kelelahan. Dia meninggalkan Zhu Ting tergeletak di tanah dengan bentuk teraneh, bersimbah air mata, sementara dia duduk di atas batu di samping Zhu Ting. "Oke. Aku ini cukup adil. Jadi, aku akan memberimu dua pilihan. Satu adalah menjawab pertanyaanku, dan lainnya adalah menjawab pertanyaanku dengan jujur. Pilihlah sendiri," Han Sen menatap Zhu Ting dengan serius dan berkata. "Aba¡­ aba¡­" Zhu Ting membuat suara aneh dengan menggerakkan bibir tapi tidak bisa mengatakan apa pun. Dia bersedih dan berpikir, kau menggeser rahangku dan memintaku menjawab pertanyaanmu? "Oh. Aku lupa." Han Sen Han Sen berjalan ke arah Zhu Ting dan memperbaiki rahangnya. ''Maniak.'' Pikir Zhu Ting tanpa berani mengatakannya. Han Sen membuatnya ketakutan saat ini. Han Sen bukan orang terkejam yang pernah ditemui, tapi jelas yang teraneh. Selain itu, kenyataan bahwa Han Sen kebal terhadap racunnya membuat Zhu Ting takut. "Kau bilang ada makhluk di atas makhluk berdarah sakral. Apakah itu?" tanya Han Sen. Meskipun Han Sen tidak mengancamnya, Zhu Ting merasa merinding hanya dengan melihatnya. Dengan sekujur tubuhnya yang kesakitan, Zhu Ting tidak berani diam dan menjawab, "Aku tidak tahu. Itu hanya tebakanku. Belum pernah ada yang membunuh makhluk itu sebelumnya." "Jika hanya sekedar tebakan, mengapa orang-orang rela membayar banyak untuk itu?" Han Sen bersiap menghajarnya lagi. "Jangan¡­ Jangan lagi¡­ Semua yang aku katakan benar. Semuanya hanya spekulasi. Jika kami mampu membunuh makhluk itu, Ning Yue tidak akan merekrutmu, dan aku tidak akan mengambil resiko itu. Belati di tanganmu adalah senjata tertajam sejauh ini. Ada banyak makhluk yang lebih kuat dari makhluk berdarah sakral yang tidak bisa dilukai siapapun, apalagi membunuhnya¡­" seru Zhu Ting. Chapter 381 - Mata-mata "Kau cukup tangguh¡­" Han Sen mengacungkan jempol untuk Zhu Ting dan bergulat dengannya lagi. Zhu Ting tiba-tiba berteriak dan berkedut seperti gila. Rasa sakitnya tidak tertahankan bagi orang biasa. Walaupun Zhu Tung memiliki daya tahan sakit yang lebih tinggi daripada orang biasa, dia tidak dapat menahan diri untuk berteriak. "Aku mengatakan yang sebenarnya¡­ Aku sungguh-sungguh tidak tahu yang lainnya¡­ Hanya sebuah pesan dari generasi yang lebih tua dalam keluarga¡­" Zhu Tung berteriak dan berkata dengan terbata-bata. Han Sen berhenti dan bertanya. "Apakah itu?" "Jangan angkat tanganmu lagi. Tanya apapun yang kau mau, dan aku akan memberitahumu segalanya." Zhu Ting merasa takut. "Hentikan omong kosongmu," Han Sen berkata dengan gusar. Zhu Ting terlihat tidak berdaya. Apa yang ditanyakan Han Sen bukan rahasia. Dia tidak bermaksud untuk menyembunyikan apa-apa. Disiksa sedemikian oleh Han Sen, dia meragukan apakah Han Sen lebih tertarik untuk menyiksanya atau mengetahui jawabannya. Orang sinting! Tolol! Idiot! Zhu Ting mengutuk Han Sen dengan semua kata-kata yang dia tahu dalam hati, tetapi menjawab dengan patuh, "Aku tidak tahu banyak tentang itu. Aku hanya mendengar dari generasi yang lebih tua bahwa ketika Tempat Suci Para Dewa pertama kali ditemukan, nenek moyangku menemukan sesuatu yang membuktikan bahwa ada tingkat lainnya di atas darah sakral. Keluarga Chen telah bekerja keras untuk membuktikan spekulasi itu, tetapi makhluk yang kita duga tingkatnya lebih tinggi begitu kuat sehingga tidak ada senjata dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama yang dapat melukai mereka¡­" "Bukankah nama keluargamu Zhu? Mengapa kamu menjadi anggota keluarga Chen?" Han Sen menatap Zhu Ting. "Aku adalah seorang bajingan, jadi aku mengambil nama keluarga ibuku. Apakah kau mengenal Chen Zichen? Ayah kita sama," Zhu Ting berkata dengan sungguh-sungguh. Han Sen tidak tertarik dengan apakah Zhu Ting sebenarnya adalah anggota keluarga Chen, Dia memikirkannya dan melanjutkan bertanya, "Mengapa kau menjadi mata-mata dalam Grup Bintang? Jangan katakan karena menyenangkan." Zhu Ting menjadi pucat dan berkata, "Karena aku telah memberitahumu segalanya, tidak ada gunanya menyembunyikan hal ini. Nenek moyang keluarga Ning bekerja dalam departemen yang sama dengan nenek moyangku. Ketika mereka menemukan barang-barang itu, kita bersama-sama, itulah alasannya keluarga Ning memiliki spekulasi yang sama dan juga membayar cukup banyak uang untuk membuktikannya. "Kau tahu bahwa Grup Bintang sangat kuat, dan keluarga Chen tidak berada pada tingkat yang sama dengan mereka. Dengan menjadikan aku seorang mata-mata, jika mereka menemukan sesuatu, kami juga akan mendapatkan keuntungan darinya¡­" Zhu Ting jeda sebentar dan tidak melanjutkan. "Apa nama departemen itu?" Han Sen bertanya dengan santai, tetapi jantungnya berpacu, karena dia terpikirkan ijin kerja dari kakek buyutnya. "Bagaimana mungkin aku tahu¡­Itu sudah lama sekali¡­" Melihat wajah Han Sen menjadi suram, Zhu Ting menambahkan, "Aku dengar itu adalah sesuatu yang sangat rahasia..." "Nama lengkap," Han Sen berseru dengan dingin, tetapi merasa bersemangat dalam hati. Yang Zhu Ting bicarakan tampaknya adalah Layanan Rahasia yang tertulis dalam ijin kerja. Jika itu benar, maka dia dapat mulai merangkai teka-teki tentang apa yang telah terjadi pada ayahnya. Kakek buyut Han Sen, orang-orang dari keluarga Ning dan keluarga Chen, seharusnya bekerja pada departemen yang sama. Kemungkinkan besar, mereka menemukan sesuatu dalam Tempat Suci Para Dewa. Karena kakek buyut Han Sen meninggalakan kata-kata "gen super," mungkin kedua orang itu meninggalkan pesan yang sama, atau bahkan lebih terperinci. Lagipula, ijin kerja dari kakek buyut Han Sen menunjukkan bahwa dia hanya seorang penyelidik. Mungkin kedua orang lainnya adalah pemimpinnya. Kalau tidak, akan sulit menjelaskan mengapa Grup Bintang mampu mengumpulkan begitu banyak kekayaan dalam beberapa generasi. "Aku sungguh-sungguh tidak tahu. Ayahku pernah mengemukakannya sekali-kali. Kau tahu bahwa aku hanya seorang anak bajingan dan tidak pernah menghabiskan waktu dalam keluargaku. Bagaimana mungkin aku berkesempatan untuk mengetahui rahasia keluarga? Jika mereka tidak memerlukan aku untuk menjadi mata-mata, aku juga tidak akan mengetahui semua hal ini," kata Zhu Ting dengan getir. Han Sen bertanya pada Zhu Ting beberapa pertanyaan lain tetapi tidak berhasil mendapatkan lebih banyak informasi. Han Sen tahu bahwa Zhu Ting masih menyembunyikan banyak informasi, tetapi dia memahami bahwa sulit untuk mengetahui apakah Zhu Ting berbohong walaupun dia berkata lebih banyak lagi. Sejauh ini, Han Sen sudah mengetahui beberapa hal yang berguna dari Zhu Ting. "Tuan Han, aku telah memberitahumu segalanya yang ingin kau ketahui. Tolong lepaskan aku." Zhu Ting memohon. "Sebenarnya bukan urusanku apakah kau seorang mata-mata, dan aku akan membiarkan kau pergi. Namun, kau telah berusaha untuk melukaiku, maka aku tidak akan melepaskanmu. Aku akan membawamu ke Yang Yongcheng, dan bukan urusanku apakah kau dapat hidup atau tidak," Han Sen tersenyum dan berkata. Zhu Ting tiba-tiba merinding, menggertakkan giginya dan berkata, "Tuan Han, bagaimana kalau aku membayar nyawaku. Dapatkah kau sebutkan harganya?" Pemikiran tentang Ning Yue membuat Zhu Ting merinding. Jika dia berakhir di tangan Ning Yue, dia lebih memilih mati. Walaupun Han Sen kejam, dia masih menyenangkan seperti anak taman kanak-kanak jika dibandingkan dengan Ning Yue, menurut apa yang Zhu Ting ketahui tentang tuan muda itu. "Baiklah, Jadi, beritahu aku berapa nilaimu? Kau adalah tuan muda dari keluarga Chen, jadi kau tidak akan mengecewakan aku, bukan?" Han Sen menatap Zhu Ting, penasaran. "Aku hanya anak bajingan, bukan tuan muda. Tuan muda mana yang akan mempertaruhkan nyawanya seperti ini¡­ 100 juta untuk nyawaku, bagaimana menurutmu?" Zhu Ting menggertakkan giginya dan berkata. Han Sen tidak berbicara tetapi hanya tersenyum pada Zhu Ting. "200 juta?" Zhu Ting menyebutkan angka seolah-olah dia sedang menjual putrinya. "Aku rasa kau tidak sungguh-sungguh ingin hidup." Han Sen segera berjalan ke Yang Yongcheng, memeriksa apakah dia sudah bangun. Tidak peduli bagaimana Zhu Ting berteriak, Han Sen tidak mempedulikannya. Tidak mungkin bagi Zhu Ting membawa begitu banyak uang tunai dengannya dalam Tempat Suci Para Dewa. Han Sen tidak yakin dia bahkan memiliki 20.000. Hanya dengan mendengar perkataan Zhu Ting, Han Sen tahu bahwa dia tidak berencana untuk membayar. Chapter 382 - Jiwa Binatang Berdarah Sakral Dari Ikan Bertulang Han Sen menggunakan pendekatan sederhana yang dia pelajari di sekolah, berusaha untuk membangunkan anggota lain dalam kelompok, tetapi tidak ada pendekatan yang berhasil. Pantas saja Zhu Ting sangat bangga dengan obat-obatannya. "Jangan sia-siakan tenagamu. Tanpa penawar racun dariku, mereka tidak akan bangun dari cairan pingsan. Jika mereka tidak bangun dalam waktu tiga hari, mereka akan menjadi lumpuh, dan aku bahkan tidak dapat menyelamatkan mereka." Walaupun wajah Zhu Ting membengkak, dia tetap tersenyum bahagia. Satu hal yang ditakuti Zhu Ting adalah kalau Han Sen tidak memerlukan apa-apa darinya. Sepanjang ada yang Han Sen perlukan darinya, dia selalu mendapatkan cara untuk melindungi dirinya sendiri. Melihat Han Sen terdiam, Zhu Ting melanjutkan, "Tidak perlu berusaha untuk mencari obat penawarnya dariku juga. Barang itu terlalu penting sehingga aku tidak membawanya bersamaku. Jika kau tahu cara membuat obat-obatan, kau dapat menggunakan bahan yang aku punya untuk membuat penawarnya. Atau aku dapat membuatkannya untukmu." "Kau pikir aku peduli dengan hidup mati mereka?" Han Sen menatap Zhu Ting, merasa tertarik. "Tentu saja kau tidak akan peduli. Namun, mereka semua adalah orang-orang Ning Yue, karena itu aku hanya berani menggunakan cairan pingsan dan bukan racun. Jika mereka mati di sini karena kau, kau pikir Ning Yue akan melepaskanmu?" "Kau mengingatkan aku akan sesuatu." Han Sen mengangguk dan memanggil pisau belatinya, berjalan ke arah Zhu Ting. "Apa yang ingin kau lakukan? Apakah kau tidak mendengar perkataanku?" Zhu Ting kaget dan marah, merasa takut dengan Han Sen. Namun, persendian Zhu Ting telah bergeser, dia sulit bergerak, apalagi lari. "Sepanjang tidak ada orang yang kembali hidup-hidup, Ning Yue tidak akan tahu kalau mereka mati karena aku," Han Sen berkata dengan perlahan. "Hentikan. Apa manfaatnya jika kau membunuhku? Ning Yue adalah pria yang pintar. Bahkan dia tidak melihat sendiri, dia pasti dapat menebaknya dan mencurigai dirimu. Membunuhku lebih berbahaya bagimu. Namun, jika kau menyelamatkan mereka, bukan hanya Ning Yue, tetapi semua anggota kelompok itu juga akan berterima kasih. Bukankah itu lebih baik? Mengapa kau harus membunuhku?" Zhu Ting tidak memahami apa yang dipikirkan Han Sen. Tidak bisakah dia berpikir normal? "Karena aku tidak menyukaimu. Bukankah itu alasan yang bagus?" Han Sen kemudian melayangkan pisau belatinya pada leher Zhu Ting. "Hentikan¡­Apa yang kau inginkan? Beritahu aku dan aku akan memberikannya untukmu¡­" Zhu Ting merasa ini adalah hari paling sial baginya. Dia sangat menyesal telah bertemu dengan orang gila yang tidak terlalu pintar. Apakah orang ini tidak mengerti bahwa keuntungan lebih penting daripada membunuh seseorang? "Panah itu," Han Sen berkata dengan santai. "Panah yang mana?" Zhu Ting berpura-pura bingung tetapi merasa kaget. Zhu Ting memang memiliki sebuah panah, yang berdarah sakral. Dia sangat menyayangi anak panah itu bagaikan harta karun dan jarang menggunakannya. Lagipula, panah jiwa binatang berdarah sakral sangat langka, bahkan lebih langka daripada sebuah mangkok jiwa binatang. Banyak pemanah berharap mendapatkan panah jiwa binatang berdarah sakral tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Zhu Ting sangat beruntung dapat mendapatkan panah jiwa binatang berdarah sakral ini. Ketika mereka berada dalam bahaya saat melawan siput raksasa, Zhu Ting memanggil panah ini tetapi tidak menembakkannya, takut panah itu akan rusak ketika mengenai cangkang siput. Setelah keadaan mereka aman, Zhu Ting cepat-cepat mengambilnya kembali. Dia mungkin hanya memegangi panah itu selama 10 detik. Zhu Ting tidak percaya bahwa dalam keadaan yang begitu genting, Han Sen tetap dapat melihat panah itu dan mengenalinya sebagai jiwa binatang berdarah sakral. Han Sen segera meraih telinga Zhu Ting dan hampir memotongnya. "Iya, Ok. Kau boleh memilikinya," Zhu Ting seketika berteriak. "Jika kau tetap banyak omong kosong, kau dapat menyimpannya," Han Sen berkata dengan perlahan, tanpa melepaskan telinganya. Zhu Ting ingin bertanya apakah Han Sen akan melepaskannya jika dia memberikan Han Sen jiwa binatang itu. Melihat wajah Han Sen, pisau belati, dan tangan di telinganya, Zhu Ting mengurungkan niatnya, menelan ludah dan memindahkan panah jiwa binatang berdarah sakral kepada Han Sen. "Sungguh sial bertemu denganmu," kata Zhu Ting dengan wajah sedih. "Jiwa binatang berdarah sakral dari Ikan Bertulang diperoleh." Han Sen melihat sebuah jiwa binatang aneh berbentuk ikan di dalam pikirannya. Akhirnya, sebuah panah jiwa binatang berdarah sakral. Han Sen merayakannya dalam hati. Karena dia belum pernah memperoleh sebuah panah berdarah sakral, Han Sen belum dapat memaksimalkan keahlian panahannya. "Tuan Han, aku telah memberimu jiwa binatang yang kau minta. Dapatkah kau melepaskanku?" Zhu Ting menatap Han Sen dan bertanya, merasa cemas. Dia tidak tahu Han Sen adalah orang seperti apa dan tidak tahu apakah Han Sen akan memegang janjinya. "Apakah aku bilang akan melepaskanmu?" Han Sen mengerutkan bibirnya dan berkata. "Bukankah kita sepakat untuk menukar panah jiwa binatang berdarah sakral ini untuk jiwaku? Kau tidak dapat mengingkari kata-katamu sendiri," kata Zhu Ting, mengumpat dalam hati. "Ini untuk jiwamu, bukan kebebasanmu." Perkataan Han Sen membuat Zhu Ting tercengang. "Apa maksudmu?" Zhu Ting menatap Han Sen dengan wajah kosong. Han Sen tidak membalasnya, tetapi memelintir kembali persendian Zhu Ting. Suara tulang yang retak dan teriakan Zhu Ting terdengar mengerikan. "Buat obat penawarmu dan bangunkan mereka," Han Sen berkata pada Zhu Ting dan memanggil busur tanduk dan panah ikan bertulang, bermain dengan mereka. Setelah pulih, Zhu Ting tidak merasakan ada yang aneh. Melihat ke kiri dan kenan, dia mencari cara untuk melarikan diri. Menatap Han Sen, Zhu Ting tiba-tiba merasa ketakutan dan mengurungkan niat untuk melarikan diri. Han Sen sedang mengarahkan panah ikan bertulang yang berduri padanya. Dengan hanya satu tatapan, Zhu Tung merasa panah itu dapat mengenainya setiap saat. Melihat posisi Han Sen, Zhu Ting merasa bahwa jika Han Sen melepaskan panah itu, dia akan masih di tempat. "Ehem, kita telah sepakat bahwa aku membayar jiwaku. Jika aku membangunkan mereka, mereka akan membawaku ke Ning Yue, dan aku tetap akan mati," Zhu Ting menjelaskan. Han Sen tidak berkata apa-apa tetapi mengarahkan panah pada Zhu Ting sekali lagi. Zhu Ting cepat-cepat mengambil belasan botol kecil, mencampurkan bubuk di dalamnya dengan bagian tertentu dan meniupkannya pada hidung setiap orang. Chapter 383 - Orang Pertama Dalam Tempat Suci Para Dewa Setelah bangun, para anggota kelompok itu segera memahami apa yang telah terjadi. Mereka menembakkan pandangan yang membunuh pada Zhu Ting, dan seseorang bahkan mengeluarkan senjatanya. Han Sen menghentikannya. Orang itu bertanya pada Han Sen, "Tuan Han, apa yang kau lakukan?" Jika bukan karena Han Sen telah menyelamatkan mereka, mereka juga akan membunuh Han Sen karena amarah. "Dia telah membayar jiwanya, jadi kau akan membiarkannya hidup." Kata Han Sen dengan perlahan. "Selain itu, jika kau ingin membunuhnya, kau seharusnya bertanya pada tuan mudamu dahulu." Alasan Han Sen menyelamatkan Zhu Ting adalah karena dia ingin mengetahui apa yang akan dikatakan Ning Yue pada Zhu Ting, yang mungkin akan memberikannya lebih banyak petunjuk tentang keluarga Chen dan keluarga Ning. Kecelakaan ayah Han Sen sangat misterius sehingga sulit bagi Han Sen untuk mengetahui hal yang sebenarnya. Kalau tidak, Han Sen pasti tidak akan menyelamatkan Yang Yongcheng dan sisanya. Dia mungkin juga membunuh Zhu Ting. Namun, Han Sen berpikir lebih jauh dari itu. Hal pertama yang dia harus dia cari tahu adalah apakah keluarga Ning adalah musuhnya. Ada suatu hal yang membuat Han Sen merasa bingung. Dengan kekuatan Grup Bintang, mudah bagi mereka untuk menyelidiki keluarga Han. Jika kakek buyut Han Sen berhubungan dengan mahkluk super, mengapa keluarga Ning tidak pernah mencari mereka? Mungkin mereka tahu siapa kakek buyut Han Sen dan telah menjadikan keluarga Han sebagai sasaran sejak awal. Namun, kalau demikian, mengapa ayah Han Sen harus memintanya untuk mendapatkan bantuan dari keluarga Ning? Han Sen tidak merasa ayahnya adalah orang yang bodoh. Sebaliknya, Han Sen ingat ayahnya adalah seseorang yang bertemperamen keras tetapi cukup pintar. Kalau tidak, tidak mungkin dia dapat mengembangkan sebuah bengkel menjadi bisnis berukuran menengah senilai 100 juta. Walaupun 100 juta bukan jumlah yang besar dalam Persekutuan pada masa ini, sulit untuk menghasilkan uang sejumlah itu bagi seseorang yang tidak memiliki latar belakang bagus. "Kalau begitu kasusnya, mari kita lakukan sesuai yang Tuan Han minta," Yang Yongcheng menghentikan yang lainnya, mengangguk dan berkata. Kelompok orang itu berjalan kembali, menawan Zhu Ting sebagai tahanan. Han Sen merasa lelah mendengarkan mereka mengutuk Zhu Ting. Tampaknya tidak terlintas dalam pikiran mereka bahwa Zhu Ting adalah seorang mata-mata. "Apakah kau tertarik untuk berkolaborasi denganku?" Zhu Ting melanjutkan. Melihat Han Sen tetap mengacuhkannya, Zhu Ting dengan panik berbisik dengan suara yang lebih kencang, "Jangan berikan pisau belatimu demi alasan apapun. Kalau tidak, kau akan mati." Han Sen menatap Zhu Ting tetapi tidak berbicara. "Di atas gen sakral, ada gen super. Lebih dari seabad yang lalu, keluargaku dan keluarga Ning telah membayar biaya yang tidak terbayangkan untuk mencari tahu hal ini. Namun, sampai sekarang, kami belum menemukan apa-apa. Senjata satu-satunya yang mungkin dapat digunakan untuk membunuh makhluk di atas mahkluk berdarah sakral adalah pisau belati di tanganmu. Ning Yue akan berusaha mendapatkannya dengan cara apapun. Sepanjang kau memiliki pisau belati itu, kau masih dapat hidup. Namun, jika kau tidak memilikinya, kau tidak jauh dari kematian¡­" Zhu Ting melanjutkan. "Karena tidak ada orang yang dapat membunuh makhluk-mahkluk itu, bagaimana kau tahu bahwa gen super itu ada?" Wajah Han Sen tetap terlihat tenang walaupun dalam hati dia merasa sangat bersemangat. "Aku pernah memberitahumu sebelumnya bahwa nenek moyangku bekerja sama dengan nenek moyang keluarga Ning dalam sebuah departemen, apakah kau tahu apa nama departemen itu?" Walaupun Zhu Ting bertanya pada Han Sen, dia tidak bermaksud untuk mendapatkan jawaban. Dia merendahkan suaranya dan melanjutkan, "Departemen itu dinamakan Layanan Rahasia. Ketika teknologi teleportasi pertama kali dikembangkan, departemen ini adalah yang pertama kali memasuki Tempat Suci Para Dewa. Dan mereka adalah orang yang meninggalkan informasi tentang gen super bagi kita." Han Sen menenangkan dirinya dan berbisik, "Bagaimana mungkin? Bahkan di masa ini, manusia tidak sanggup membunuh makhluk yang kau bicarakan itu. Ketika pertama kali Tempat Suci Para Dewa ditemukan, seni bela diri dan jumlah poin geno kita bahkan lebih buruk daripada sekarang. Bagaimana mungkin mereka membunuh makhluk-mahkluk itu untuk mendapatkan gen super? "Aku tidak memahami apa yang telah terjadi. Namun, mereka memang meninggalkan beberapa informasi. Kalau tidak, kedua keluarga tidak akan menghabiskan begitu banyak usaha untuk mengejar gen super. Kau tidak dapat membayangkan berapa banyak yang telah kami bayar dan berapa jiwa yang telah melayang dalam beberapa tahun terakhir." "Informasi apa yang mereka tinggalkan?" Han Sen menaikkan alisnya dan bertanya. "Informasinya sangat terbatas. Sebagian besar Layanan Rahasia dalam Tempat Suci Para Dewa telah mati, hanya beberapa yang selamat. Dan setelah mereka teleportasi kembali ke Persekutuan, mereka semua mati pada saat yang sama tanpa tanda-tanda yang jelas. Sebelum mereka mati, mereka masih dengan semangat menyelidiki sesuatu dan tidak menyadari kematian menjemput mereka. Kami hanya menemukan beberapa petunjuk dari barang-barang milik mereka, tetapi informasinya terpotong-potong." Han Sen cemberut. Tampaknya informasi yang diberikan Zhu Ting sesuai dengan apa yang ditinggalkan oleh kakek buyut Han Sen. Namun, ada sesuatu yang tidak beres. "Aku hanya seorang anak bajingan dan tidak tahu terlalu banyak tentang hal ini. Satu-satunya hal yang aku yakini adalah keluarga orang-orang yang selamat dalam Layanan Rahasia semuanya mencari gen super," Zhu Ting meneruskan. "Apa yang kau ingin aku lakukan dengan memberitahu semua ini?" Han Sen bertanya pada Zhu Ting. Zhu Ting tiba-tiba memasang wajah misterius dan berkata, "Tenang, aku tidak akan memintamu untuk melepaskanku. Aku hanya memberitahumu hal ini agar kau memahami bahwa kau tidak boleh memberikan pisau belati pada Ning Yue. Juga, kau sebaiknya jangan mencoba-coba untuk membunuh makhluk itu. Jika kau melakukannya, jangan pernah memberikan Ning Yue jiwa binatang maupun dagingnya. Sekali keluarga Ning mendapatkan kemampuan untuk membunuh makhluk super, kau pikir mereka akan membiarkanmu hidup dan bersaing dengan mereka? Han Sen tahu apa yang diinginkan Zhu Ting. Dia menceritakan semua hal itu agar Han Sen tidak membantu Ning Yue. Namun, kekuatiran Zhu Ting berlebihan. Han Sen tidak pernah berencana untuk membunuh makhluk super demi Ning Yue. Han Sen memahami semua yang dikatakan Zhu Ting. Han Sen bertanya Zhu Ting beberapa pertanyaan, tetapi Zhu Ting tidak berkata banyak. Dia tidak memohon Han Sen untuk melepaskannya juga. Segera, Zhu Ting tertidur. Han Sen tidak tahu berapa banyak perkataan Zhu Ting yang dapat dipercaya. Walaupun dia telah mengetahui lebih banyak, Han Sen sekarang memiliki lebih banyak pertanyaan. Malam kedua setelah perkataan Zhu Ting pada Han Sen, Zhu Ting diikat dengan tali khusus berhasil melarikan diri. Orang yang bertanggung jawab untuk mengawasinya mati di tempat dengan seluruh kulit yang menghitam. Jelas, pengawal itu diracuni. Zhu Ting ditahan di dekat kelompok itu, tetapi tidak ada orang yang mendengar sesuatu. Pengawal itu juga tidak pernah bergerak atau bersuara. Yang Yongcheng hanya menemukan mayatnya ketika tiba gilirannya untuk mengawasi Zhu Ting. "Sialan!" Wajah Yang Yongcheng menjadi tegang. Han Sen juga cemberut. Dia juga telah meremehkan kemampuan Zhu Ting. Zhu Ting seharusnya sudah dapat melepaskan diri di malam pertama. Namun dia sengaja menunggu hingga dia memberitahu Han Sen semua perkataannya. Ketika mereka kembali ke Tempat Penampungan Iman, Ning Yue sudah tiba di sana. Ketika Yang Yongcheng melaporkan apa yang terjadi, Ning Yue hanya tersenyum dan berterima kasih pada Han Sen yang telah menyelamatkan orang-orangnya. Ning Yue juga memberitahu Han Sen semua prosedur yang telah diselesaikan Han Sen untuk diterima di sekolah terkemuka. Kemudian, Ning Yue telah mempersiapkan segalanya dan pergi ke hutan purba lagi. Selama proses itu, dia tidak berkata sepatah katapun tentang pisau belati serigala kutukan. Dia juga tidak bertanya jiwa binatang itu berasal dari makhluk apa. Seolah-olah Ning Yue sama sekali tidak tertarik dengan pisau belati itu dan hanya ingin Han Sen membunuh makhluk itu dengan pisau belatinya. Han Sen mengagumi kesabaran Ning Yue, tidak peduli apakah Ning sebenarnya tidak tertarik pada pisau belati atau hanya berpura-pura. Kesabaran ini adalah kualitas yang langka. Orang seperti Ning Yue biasanya akan selalu melancarkan serangan mematikan dengan cara yang paling tidak terduga. Kali ini, kelompok yang pergi ke hutan purba lebih sedikit anggotanya dibandingkan sebelumnya. Termasuk Ning Yue dan Han Sen, mereka hanya berlima. Dua di antara kelima orang itu adalah pria baru, maka Han Sen hanya mengenal Yang Yongcheng dan Ning Yue. Mereka bertiga telah memaksimalkan semua poin geno super. Sebelum mereka pergi, mereka telah menyelesaikan evolusinya dalam kolam evolusi dalam tempat penampungan dan menjadi evolver. Tampaknya Ning Yue sangat ingin membunuh makhluk itu. Han Sen sedang mempertimbangkan apa yang harus dia lakukan. Tidak mungkin dia membantu Ning Yue membunuh makhluk itu. Bahkan jika Han Sen dapat memastikan bahwa dia yang melancarkan serangan terakhir, dia tetap enggan memperlihatkan orang lain sari kehidupan. "Mayat makhluk super akan menghilang, kecuali singa emas yang mati dengan cara alami. Jika aku dapat menjaga jarak dengan kelompok orang-orang itu, membuat serangan terakhir, dan mengambil sari kehidupan tanpa terlihat oleh mereka, mereka tidak akan mengetahui tentang sari kehidupan, tetapi hanya berpikir dimana mayatnya," pikir Han Sen. Keluarga Ning mungkin adalah teman atau musuh. Han Sen tidak akan membantu mereka karena mereka masih merupakan tersangka terbesar dalam kematian ayah Han Sen. Karena kesehatan Ning Yue tidak bagus, dia seringkali batuk bahkan saat menunggang tunggangannya, sehingga kelompok ini jauh lebih lambat daripada sebelumnya. Ketika mereka beristirahat, Han Sen berfokus pada jiwa binatang yang dia peroleh. Di antara jiwa-jiwa binatang ini, hanya ada satu yang dia tidak tahu bagaimana menggunakannya, yaitu ksatria kumbang. Han Sen tidak dapat menemukan informasi tentang jiwa binatang kembaran sama sekali. Itu pastinya adalah jiwa binatang yang langka. Namun, Han Sen tidak tahu bagaimana cara menggunakannya, sehingga dia merasa bingung. Han Sen telah mencoba berbagai cara, tetapi ksatria kumbang tidak pernah berhasil dipanggil. Kembaran? Bagaimana cara kerjanya? Mungkin dia akan mewakiliku ketika aku mati? Atau, apakah dia dapat melakukan sesuatu untukku seperti seorang pengganti? Melihat ksatria kumbang dalam pikirannya, Han Sen berpikir. Sambil berpikir, Han Sen pergi ke sungai kecil untuk mengambil air. Melihat pantulan dirinya di permukaan air, Han Sen teringat sesuatu. Ketika dia bertarung dengan ksatria kumbang, ksatria kumbang akan terus menerus pergi ke danau. Dia tidak terlihat seperti sedang mandi, karena airnya sangat dangkal sehingga hanya dapat membasahi kakinya ketika dia menunggangi tunggangan. Kembaran¡­Danau¡­Mungkin ksatria kumbang tidak pergi ke danau karena air, tetapi untuk pantulan? Berbekal pemikiran ini, jantung Han Sen berdegup. "Sialan! Sudah begitu jelas, tetapi tidak terpikirkan olehku selama ini. Aku begitu bodoh," Han Sen hampir berteriak, melihat pantulan dirinya di permukaan air. Dia ingin segera menguji spekulasinya, tetapi dia berada di dekat kelompok itu. Han Sen harus menenangkan dirinya, kembali ke tenda, dan mulai memasak air. Sementara air sedang dimasak, Han Sen terbenam dalam pikirannya sendiri, berpikir tentang ksatria kumbang. Jika apa yang dipikirkan itu benar, maka aku dapat menyelesaikan permasalahan identitas Dollar. Sebelum aku pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, jiwa binatang yang dimiliki Dollar akan kembali padaku di tempat umum. Tidak ada orang yang akan mengira aku adalah Dollar lagi. Han Sen berpikir dalam hati. "Han Sen, tidak perlu begitu cemas. Pria-pria lainnya akan mengalihkan perhatian makhluk itu dan memastikan keselamatanmu. Yang perlu kau lakukan adalah melancarkan serangan yang mematikan pada saat yang tepat. Aku jamin dengan jiwaku bahwa sepanjang kami berempat masih hidup, makhluk itu tidak akan dapat melukaimu," Ning Yue berkata pada Han Sen sambil tersenyum, mengira Han Sen sedang bingung karena merasa takut dengan makhluk itu. "Terima kasih banyak, Tuan Ning." Han Sen tidak ingin menjelaskan. "Tolong, panggil aku Ning Yue," kata Ning Yue dan mulai batuk lagi. Dia menutupi mulutnya dengan sapu tangan dan berkata, "Han Sen, apakah kau percaya dengan nasib?" "Sedikit." Seperti orang biasa, Han Sen menghargai nasib, tetapi tidak serta merta mempercayainya. "Mungkin kau tidak percaya dengan hal ini, tetapi aku merasa yakin kita dapat berteman sejak pertama kali aku melihatmu." Ning Yue tersenyum dan berkata. "Kakek buyutku juga memiliki seorang teman baik dengan nama keluarga Han. Teman itu menyelamatkan jiwa kakek buyutku. Mungkin kita dapat berteman seperti itu juga, dan kali ini, ijinkan aku menyelamatkanmu. Han Sen tersentak. Tiba-tiba, jutaan pemikiran memenuhi pikirannya. Chapter 384 - Pakar Tenaga Dalam? Han Sen tidak percaya bahwa Ning Yue tidak pernah memeriksa latar belakangnya. Apakah kakek buyut Han Sen adalah teman keluarga Ning, maupun kematian ayah Han Sen berhubungan dengan Grup Bintang, perilaku Ning Yue aneh. "Siapa nama teman kakek buyutmu? Mungkin dia adalah anggota keluargaku." Han Sen menyelidiki sambil tersenyum. "Han Jingzhi," Ning Yue berkata tanpa ragu-ragu. "Sungguh kebetulan. Nama kakek buyutku juga Han Jingzhi. Mereka bukan orang yang sama, bukan?" Han Sen bertanya dengan santai. Seharusnya Ning Yue dapat menemukan informasi itu dengan mudah, tidak perlu menyembunyikannya. Ning Yue berkata dengan lembut, "Mereka seharusnya bukan orang yang sama. Teman kakek buyutku jauh lebih tua daripada kakek buyutmu, dan tidak pernah menikah." Han Sen merasa bingung dengan jawaban Ning Yue, lalu dia memahami apa yang tidak beres dengan pernyataan Zhu Ting. Kakek buyutnya, Han Jingzhi bahkan belum dilahirkan saat Tempat Suci Para Dewa pertama kali ditemukan. Namun, jika kakek buyut Han Sen bukan teman yang Ning Yue bicarakan, mengapa dia memiliki ijin kerjanya? Han Sen merasa semakin bingung dengan apa yang terjadi dan apakah Unit 7 telah terlihat dalam Tempat Suci Para Dewa. "Seorang teman dari keluarga Ning seharusnya juga seorang selebriti, bukan?" Han Sen bertanya. Ning Yue tersenyum dan mengangguk. "Benar, dia adalah orang yang menakjubkan. Pada masa itu. Tempat Suci Para Dewa baru saja ditemukan. Sebelum umat manusia mulai mengumpulkan poin geno dan seni geno hiper dikembangkan, Han Jingzhi sudah merupakan seorang pakar tenaga dalam yang terkenal." "Pakar tenaga dalam?" Han Sen tersentak. Dia pernah mempelajarinya dalam kelas sejarah bahwa pakar tenaga dalam sebenarnya hanya seniman penipu. "Tidak seperti yang kau pikirkan. Han Jingzhi memiliki keahlian yang luar biasa dan instruktur dari Pasukan Khusus Darah Biru," Ning Yue berkata sambil tersenyum, mengetahui apa yang dipikirkan Han Sen. "Instruktur dari Pasukan Khusus Darah Biru," Han Sen menjadi semakin terkejut. Pasukan Khusus Darah Biru tetap merupakan pasukan elit dalam Persekutuan. Bahkan anggota biasa dari Pasukan Khusus Darah Biru adalah kumpulan elit terpilih pada saat itu. Tidak sulit mengetahui betapa bagus pasukan itu. Instruktur dari Pasukan Khusus Darah Biru pada titik ini adalah manusia setengah dewa yang terkenal. Han Sen menjadi semakin bingung. Jika kakek buyutnya benar-benar adalah Han Jingzhi yang dibicarakan Ning Yue, tidak mungkin keluarga Han begitu miskin. Selain itu, Han Sen tidak pernah mendengar tentang tenaga dalam dalam keluarganya sama sekali. Han Sen ingin bertanya lebih banyak tentang Instruktur Han, tetapi sudah saatnya untuk melanjutkan perjalanan kembali. Ning Yue bangun dan meminta semua orang untuk berangkat. Apa yang aku lewatkan? Han Sen merasa dia pasti melewatkan sesuatu dalam hubungan ini. Han Sen harus menyimpan pikiran itu karena mereka telah tiba di hutan purba. Yang paling menarik perhatian Han Sen saat ini adalah membunuh makhluk super. Dia harus membunuh makhluk super, tetapi dia tidak dapat membiarkan orang lain dalam kelompok itu melihat sari kehidupan, sesuatu yang sulit dilakukan. Lebih penting lagi, han Sen tidak mengetahui terlalu hal tentang makhluk itu sekarang ini. Dia harus menggunakan pengetahuan Ning Yue tentang makhluk itu sebelum dia dapat memastikan apakah dia sanggup membunuhnya. Kalau bukan demikian, Han Sen sudah kembali lagi dan membunuh makhluk itu ketika kelompok itu diracuni oleh Zhu Ting. Ning Yue dan Han Sen dilindungi dengan cermat oleh tiga anggota lainnya, yang telah menjadi evolver. Dengan indeks kebugaran yang lebih tinggi, mereka merasa tugas ini lebih mudah. Ketika mereka tiba di gunung kembali, mereka memanjat ke atas gunung menuruti perintah Ning Yue. Gunung itu sangat besar, walaupun tidak terjal. Han Sen mengikuti yang lainnya pergi ke atas. Ketika mereka hampir mencapai puncak gunung, semua orang meningkatkan kewaspadaannya. "Husss!" Yang Yongcheng yang memimpin kelompok itu memberikan tanda agar mereka tidak bersuara ketika mereka hampir mencapai puncak gunung. Puncak gunung itu adalah dataran berbatu seluas hampir setengah hektar. Siput raksasa dengan cangkang giok dan tubuh berwarna merah sedang beristirahat, bersembunyi di dalam cangkang. Daging warna merahnya tertutup semua. "Tuan muda, Tuan Han, tunggu sebentar di sini. Kita akan memancingnya keluar," bisik Yang Yongcheng. "Hati-hati. Utamakan keselamatan." Ning Yue mengangguk. Tiga evolver sepakat dan mendekati makhluk itu. Mereka memanggil busur jiwa binatang dan mulai menembakkan panah baja-Z pada cangkang. Bum Bum Bum! Panah baja-Z menghantam cangkang. Tiga evolver itu berubah wujud menjadi humanoid. Dengan indeks kebugaran mereka sebagai evolver, mereka menjadi sangat kuat. Han Sen mengamati bagaimana panah baja-Z patah dan menemukan bahwa mereka tidak patah karena evolver itu kuat, tetapi karena cangkang seperti giok itu tampaknya memiliki dampak memantul, sehingga menghancurkan panah. Makhluk super tidak pernah mudah. Han Sen berpikir dalam hati. Setelah menembakkan beberapa panah, siput itu merenggangkan daging merahnya dari dalam cangkang dan memusatkan matanya pada para evolver. Dalam seketika, siput itu bergegas menuju arah mereka. Jika sebelumnya, para evolver memilih untuk menjaga jarak dari siput. Namun, kali ini mereka harus mendekati siput itu agar dia meninggalkan cangkang dan Han Sen dapat membunuh siput itu dengan pisau belatinya. Selain itu, para evolver merasa lebih percaya diri karena mereka pada dasarnya mewakili manusia terkuat dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Oleh karena itu, mereka tidak takut dengan makhluk itu. Mereka segera menyadari bahwa mereka terlalu polos. Fisik evolver yang kuat tidak mempermudah mereka bertarung dengan makhluk itu. Chapter 385 - Makhluk Aneh Para evolver sangat dekat dengan makhluk itu ketika siput itu tiba-tiba berubah menjadi seekor ular dengan sayap dan meninggalkan cangkangnya, melemparkan dirinya pada salah satu evolver. Orang itu cepat-cepat melayangkan pedang lebarnya pada ular. Yang Yongcheng dan orang lainnya juga mulai menyerang. Ular tikus bahkan tidak berusaha untuk menghindar dan membiarkan senjata itu memotong dagingnya. Pada evolver merasa sangat senang. Akhir-akhir ini, indeks kebugaran mereka seharusnya mencapai 30,0. Dengan senjata berdarah sakral, mereka mungkin tidak dapat memotong cangkang, tetapi mereka merasa yakin bahwa senjata mereka seharusnya dapat melukai daging yang lembut. Namun, ketika senjata mereka mengenai daging, mereka baru menyadari betapa salahnya mereka. Pisau yang tipis memotong daging lembut itu seperti memotong lem. Tidak hanya dagingnya tetap utuh, tetapi semua kekuatan yang mereka gunakan pada senjata juga terserap. Kemudian, ular merah itu tiba-tiba berubah wujud. Daging merah bergerak seperti cairan dan membungkus ketiga senjata itu. Para evolver berusaha untuk menarik kembali senjatanya, tetapi menemukan bahwa usaha mereka sia-sia. Senjata mereka terkungkung dengan sangat kuat sehingga tidak sanggup mereka keluarkan. Yang lebih menakutkan adalah daging merah mulai mengembangkan tentakel yang terlihat seperti kepala ular, bergerak menuju pria-pria itu. Para evolver harus menyerahkan senjata mereka dan kembali. Ketika mereka berusaha untuk memanggil senjata jiwa binatang, mereka menyadari itu sudah mustahil. Ketiga senjata itu terbungkus di dalam daging merah dan meleleh. Semua evolver menjadi kesal. Awalnya, mereka mengira dengan evolusi mereka, mereka dapat mengancam makhluk itu. Namun saat mereka meluncurkan serangan mereka, mereka malah kehilangan tiga senjata jiwa binatang berdarah sakral. Daging merah tidak menghentikan serangannya. Tubuhnya dapat memelintir menjadi berbagai macam bentuk untuk melakukan serangan dalam berbagai bentuk, sehingga mustahil bagi orang lain untuk melindungi diri. Di sisi lain, ketiga evolver tidak berani menyentuhnya. Mereka bahkan tidak berani menggunakan senjata mereka dan tiba-tiba terperangkap dalam situasi yang canggung. Sekali daging merah menyentuh mereka, bahkan baju mereka akan meleleh, sehingga terlihat sangat mengerikan. Untungnya, walaupun makhluk itu bergerak sangat cepat setelah keluar dari cangkang. Dia tidak secepat serigala kutukan. Kalau tidak ketiga evolver itu pasti sudah mati jutaan kali. Walaupun demikian, para evolver juga sulit mengiringnya ke tempat dimana Han Sen dan Ning Yue bersembunyi. Han Sen berubah wujud menjadi ratu peri dan memegangi pisau belati serigala kutukan, ingin keluar dan membantu para evolver. Sebenarnya, dia sedang mencari kesempatan untuk membunuh makhluk itu sendiri. Sebelum Han Sen bergegas keluar, Ning Yue menariknya dan berkata dengan tenang, "Jangan terburu-buru. Ini bukan saatnya. Tunggu mereka menggiring makhluk itu ke sini, cari tempat yang bagus, dan pastikan kau dapat membunuhnya dengan satu serangan." Han Sen menatap Ning Yue dan melihat wajah pria itu kosong, seolah-olah dia sedang berbincang di ruang tamu. Kenyataan bahwa Ning Yue tidak merasa cemas sama sekali, membuat Han Sen merasa bahwa ketiga evolver itu tidak berarti baginya. Mengetahui apa yang dipikirkan Han Sen, Ning Yue berkata dengan tenang, "Jika kau keluar sekarang, maka risiko yang mereka tempuh akan sia-sia belaka." Sebelum Han Sen membalas, Ning Yue memanggil sebilah pedang tipis dan berjalan menuju makhluk itu. Han Sen merasa terkejut. Ning Yue sakit parah dan belum berevolusi, mengapa dia pergi ke sana sendirian? Memegangi pedang yang tipis, Ning Yue dengan cepat menancap makhluk itu dengan kecepatan yang luar biasa, yang sebenarnya mengenainya. Pedang Ning Yue juga sama sekali tidak tertancap pada daging merah. Mengesankan, Ning Yue ini. Walaupun mereka kembar, dia jauh lebih kuat daripada Anak Surga. Han Sen merasa agak heran. Dia tahu bahwa Ning Yue belum berevolusi, tetapi Ning Yue sanggup mengalihkan perhatian makhluk itu dan menghindari serangannya. Selain itu, keahlian pedangnya juga tidak terduga. Walaupun, dia hanya melakukan satu gerakan, dia selalu menyerang dari sudut yang tidak terduga. Hanya pedangnya yang dapat ditarik kembali dari daging merah, sedangkan para evolver lainnya bahkan tidak berani menyentuhnya. Walaupun makhluk ini tidak terluka oleh pedangnya, dia menjadi kesal. Dalam kondisi yang sangat menegangkan, Ning Yue terlihat sangat tenang sehingga Han Sen tidak mengetahui apakah dia berada dalam pertarungan yang mematikan. Perilaku para evolver menjadi semakin teratur sejak Ning Yue bergabung dengan mereka. Mereka bergerak mengelilingi makhluk itu dan perlahan-lahan menggiringnya ke Han Sen. Sayang sekali indeks kebugaran Ning Yue masih rendah, yaitu sekitar 15,0. Angka yang dapat dicapai orang biasa dengan poin geno sakral maksimum. Bahkan dengan pisau belati serigala kutukan, aku rasa dia tidak sanggup membunuh makhluk itu. Setelah mengamati sesaat, Han Sen mempelajari bahwa kecepatan seharusnya adalah kekuatan utama Ning Yue, yang seharusnya sekitar 20,0, sedangkan unit lainnya seharusnya sekitar 15,0. Melihat makhluk itu sudah diarahkan ke arahnya, Han Sen menggenggam pisau belatinya. Dia telah mengamati pertarungan ini cukup lama untuk memastikan tingkat kebugaran makhluk itu. Sepanjang Han Sen tidak menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, dia dapat melukai makhluk itu dengan pisau belati tetapi tidak dapat membunuhnya, dan ini sesuai dengan rencana Han Sen. Dia tidak akan membunuh makhluk itu di hadapan kelompok ini. Akhirnya, makhluk itu mendekati Han Sen. Han Sen bergegas keluar dari tempat persembunyian tanpa ragu-ragu dan cepat-cepat melayangkan pisau belati pada daging itu. Daging yang tidak dapat dilukai oleh para evolver dengan senjata berdarah sakral, terluka dalam oleh pisau belati Han Sen. Meninggalkan luka sedalam 3 inci dan darah segera mengalir. Makhluk itu menderit dan secepatnya mengerutkan badannya. Di luar dugaan semua orang, setelah daging merah itu berkontraksi, luka pun hilang seakan-akan telah ditempelkan kembali. Han Sen bergabung dengan kelompok itu. Namun, tampaknya mahluk itu merasa takut dengan pisau belati serigala kutukan dan tidak berani menyentuhnya lagi. Dia terus bergerak menjauhi Han Sen dan menyerang yang lainnya. Walaupun Han Sen menemukan kesempatan untuk menancapnya beberapa kali lagi, tidak ada gunanya. Daging merah memiliki kemampuan memulihkan diri yang luar biasa. "Selesai sudah. Batas waktu perubahan wujudku sudah habis," seorang evolver berseru. Bola mata Ning Yue berkontraksi. Dia memerintah dengan dingin, "Ayo mundur." Mendengar Ning Yue, para evolver mulai bergerak mundur dengan tuan muda. Namun, Han Sen sebaliknya bergerak maju, mendekatkan dirinya pada makhluk itu. Chapter 386 - Siapa Yang Berkuasa Han Sen kurang lebih telah mempelajari kelebihan dan kelemahan makhluk itu. Inilah kesempatan yang dia tunggu-tunggu¡ª batas waktu berubah wujud evolver telah habis, jadi mereka tidak berani lagi menghadapi makhluk itu dari dekat. Selama Han Sen bisa menghadapi makhluk itu sendirian, dia memiliki kesempatan ini. "Tuan Han, ayo kembali dulu. Kami akan mengatur kampanye berikutnya," Ning Yue berseru pada Han Sen dengan alis mengernyit. "Tidak apa-apa. Kau kembali saja duluan. Dia takut pada belatiku, jadi aku bisa mencobanya lagi," balas Han Sen sambil menerjang daging merah itu. Ning Yue gagal membujuk Han Sen dan tak disangka ikut kembali juga sambil menolong Han Sen mengalihkan perhatian si makhluk. Akan tetapi, para evolver tak mampu lagi menahan tekanan di luar batas waktu. Mereka dengan cepat kembali seperti semula dan menjadi lebih lemah, yang membuat situasi semakin gawat. "Aduh!" Tangan seorang evolver terkibas oleh daging merah itu, dan ototnya tiba-tiba meleleh, tulangnya pun terlihat. Han Sen mengambil kesempatan untuk menebas lagi daging merah itu. Kali ini, sepertinya dia telah menebas bagian vital si makhluk yang langsung memekik dan kembali ke cangkang dan tidak keluar lagi. Han Sen mendekati cangkang itu dan segera menebasnya. Ding! Han Sen merasakan ada tenaga yang besar datang, membuatnya kesulitan memegang belati, sementara cangkang itu hanya mendapat goresan putih. "Biarkan aku mencobanya dengan belati itu!" Yang Yongcheng menghampiri Han Sen dan berteriak. Han Sen tidak menjawabnya, melangkah mundur, dan menatap komplotan itu. Sikapnya sangat jelas. "Tuan Han, aku tidak akan membohongimu. Kau bisa lihat kalau makhluk ini jelas berbeda dari makhluk yang pernah kita lihat. Mungkin ini adalah makhluk di atas makhluk berdarah sakral. Jika kita bisa mendapatkan jiwa binatang dan dagingnya, manusia akan membuat lompatan besar dalam sejarah evolusi. Kekuatanmu tidak cukup untuk menghancurkan cangkangnya. Kau bisa memilih untuk meminjamkan belati itu atau menjualnya pada kami. Setelah berhasil, kau bisa mendapatkan setengah dari keuntungannya," kata Ning Yue. Sebelum Han Sen membalasnya, tentakel dari daging merah menjulur dari bawah cangkang ke arah seorang evolver. Orang itu memperhatikan reaksi Han Sen dan tidak menghindar tepat waktu. Dia tertangkap oleh si daging merah dan dengan cepat ditarik ke dalam cangkang. Darahnya berceceran, dan teriakan pun terdengar. Orang itu pun langsung tak bersuara lagi, membuat terkejut seluruh komplotan itu. Saat Ning Yue ingin mengatakan sesuatu, makhluk itu bergerak ke jurang dengan cangkang di punggungnya. Han Sen menggunakan belati untuk memotong daging merah yang terlihat di bawah cangkang, yang tidak terlalu berpengaruh karena lukanya sembuh dengan cepat. Makhluk itu terus pergi ke jurang yang bentuknya seperti piramida terbalik. Makhluk itu dengan cepat merambat turun dan menempelkan tubuhnya di tebing gunung, sementara tidak ada manusia yang memiliki kemampuan itu. "Tuan Han, bagaimana menurutmu atas saranku?" tanya Ning Yue. "Maaf. Aku tidak tertarik meminjamkan atau menjual belati ini," kata Han Sen dengan pelan. "Lima jiwa binatang berdarah sakral untuk belati. Dan kau masih akan mendapat setengah dagingnya setelah kami membunuh makhluk itu¡­" kata Ning Yue dan tiba-tiba menghunuskan pedangnya ke leher Han Sen. Langkah ini sangat tidak terduga di tengah-tengah pembicaraan sampai-sampai seorang evolver seperti Yang Yongcheng mungkin akan terbunuh. Namun, Han Sen adalah ahli dalam hal ini. Saat ketika Ning Yue bergerak, Han Sen juga telah memegang belati. Krak! Pedang Ning Yue terbelah dua oleh belati serigala terkutuk. Ning Yue tampak kaget, tapi tidak berhenti menyerang Han Sen. Yang Yongcheng dan evolver lainnya ikut membantu Ning Yue. Tampaknya mereka telah memutuskan untuk membunuh Han Sen. "Huangfu Pingqing bilang kau adalah seseorang yang mengikuti aturan. Tampaknya dia salah." Han Sen bergerak mengitari tiga orang sambil menggunakan belati untuk melindungi dirinya. "Aku hanya mengikuti aturan karena aku tidak mau orang lain takut dan salah paham padaku. Kau bukan orang yang takut padaku." Ning Yue sangat tenang. Dia mengeluarkan pedang tipis lainnya. Meskipun tampak seperti model yang berbeda, itu masih jiwa binatang berdarah sakral. "Bahkan jika kau membunuhku, kau tidak akan mendapatkan belati ini," kata Han Sen. "Lebih baik aku tidak mendapatkannya daripada membiarkan orang lain memilikinya." Pedang Ning Yue semakin cepat dan mematikan. Dua evolver itu juga berusaha sebaik-baiknya untuk menyerang Han Sen seganas mungkin. "Huangfu Pingqing benar. Kau memang orang yang mengerikan. Namun, kau salah akan satu hal," Han Sen menghindari beberapa tebasan pedang dan berkata. "Apakah itu?" Ning Yue tidak menghentikan pedangnya. "Kau salah paham tentang siapa yang berkuasa di sini," kata Han Sen tenang. Dia tiba-tiba menggenggam belatinya terbalik dan langkah kakinya menjadi sangat ganjil. Jantungnya berdetak seperti mesin, san Han Sen tidak lagi seperti sesaat yang lalu. Saat Han Sen melewati Ning Yue, belati di tangannya bergerak seperti air, memotong tombak di tangan Yang Yongcheng. Dalam sekejap, Han Sen bergerak ke evolver lainnya dan memenggal kepalanya. Darah bercipratan di mana-mana. Ning Yue membeku untuk sesaat. Yang Yongcheng terkesiap. Mereka tidak menyangka Han Sen bisa meningkatkan kekuatannya begitu besar secara tiba-tiba. Saat dikepung oleh dua evolver dan Ning Yue, Han Sen bahkan membunuh seorang evolver. "Kau juga seorang evolver!" mata Yang Yongcheng terbelalak. Kecuali Han Sen adalah evolver, Yang Yongcheng tidak bisa menjelaskan kecepatan dan kekuatan Han Sen. "Kau terlambat menyadarinya." Han Sen bergerak bagai angin, berlari melewati Yang Yongcheng. Yang Yongcheng pun kaget. Dengan kecepatannya, dia bahkan tidak bisa menghindar tepat waktu. Yang dia bisa lakukan hanyalah mengeluarkan pedang lebar untuk menangkis belati Han Sen. Krak! Pedang dan leher Yang Yongcheng keduanya terpotong oleh belati serigala terkutuk seakan mereka terbuat dari tahu. Pedang itu hancur, dan pria itu pun terbunuh. Tubuh tak berkepala itu pun jatuh ke tanah. Ning Yue menatap Han Sen. Setenang apapun dirinya, dia pun merasa terperosok. Setelah memperhitungkan semuanya, dia gagal memprediksi kekuatan Han Sen. Di arena ruang VIP, Han Sen hanya memperlihatkan betapa tajam belati itu. Ning Yue tidak tahu kalau Han Sen juga memiliki kekuatan seorang evolver. "Aku benar kalau kita ternyata kita ini satu tipe." Ning Yue tanpa diduga tersenyum. Dia memiliki penilaian yang lebih baik dari Yang Yongcheng yang telah menjadi evolver dan tidak berencana untuk melarikan diri, karena dia tahu dengan sangat jelas bahwa kecepatannya lebih payah dari Han Sen. Mungkin saat dia membalikan badan, kepalanya tidak menempel lagi di atas lehernya. Chapter 387 - Jiwa Binatang Siput Darah "Ada kata terakhir darimu?" Han Sen tidak menjawabnya dan bertanya. Ning Yue terbatuk dan berkata, "Mungkin kau tidak tahu ada jiwa binatang yang disebut kembaran. Orang yang berdiri di hadapanmu hanyalah duplikatku. Bahkan jika kau langsung membunuhku, kau hanya menghancurkan jiwa binatang. Bagaimana kalau kita berbicara baik-baik saja?" Han Sen membisu dan berjalan ke arah Ning Yue dengan belati di tangannya. "Jika kau tidak percaya, aku bisa membuktikan aku hanyalah jiwa binatang," kata Ning Yue pada Han Sen dengan alis berkernyit. "Aku mempercayaimu." kata Han Sen dan langsung memenggal Ning Yue dengan belatinya. Di Penampungan Kesetiaan, Ning Yue yang sedang minum teh bergumam, "Kini satu-satunya jiwa binatang kembaran berdarah sakralku lenyap. Guruku benar, aku masih belum cukup tenang." Ning Yue meneguk tehnya dan tidak bisa berhenti memikirkan Han Sen. Menyaksikan "tubuh Ning Yue" lenyap di hadapannya, Han Sen tidak kesal, justru senang. Dia telah menebak apa yang bisa dilakukan jiwa binatang kembaran. Setelah menyaksikan duplikat Ning Yue, Han Sen sangat senang telah memperoleh ksatria kumbang. Akan tetapi, hal itu tidak penting. Han Sen segera mengeluarkan sayap Naga bersayap ungu dan terbang menuruni jurang. Han Sen telah mempelajari segalanya tentang makhluk itu dan tahu dia bisa membunuhnya. Belati serigala terkutuk, empat puluh tiga poin geno super, Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, semuanya memberikan Han Sen kemampuan untuk melawan beberapa makhluk super. Si Singa Emas jelas di atas kemampuan Han Sen. Namun, siput raksasa adalah makhluk super yang lebih lemah. Kurang lebih sama hebatnya dengan serigala terkutuk, yang Han Sen bisa bunuh. Han Sen terbang menuruni tebing dan melihat siput raksasa telah sampai setengah jalan menuruni jurang. Han Sen mengepakkan sayapnya dan menendang cangkang itu, mencoba membuat si siput jatuh ke jurang. Akan tetapi, makhluk itu menempel pada batu dan tidak bergerak. Kaki Han Sen, di sisi lain, hampir terkilir. Han Sen kembali menggunakan belati serigala terkutuk untuk memotong cangkang makhluk itu. Dengan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan sampai ke batasnya, Han Sen diperlengkapi oleh kekuatan yang menakjubkan. Belati serigala terkutuk bergerak membelah udara dan menghajar cangkang itu dan membuat suara dentingan besi. Cangkang itu mendapat bekas sedalam satu inci. Efek pantulannya juga dialihkan oleh Han Sen. Ding ding ding! Di udara, Han Sen berulang kali menebas cangkang itu, membuat bekas sedalam satu inci setiap kali. Dengan cepat, bekas tebasan menutupi seluruh cangkang. Makhluk itu berubah menjadi tentakel lagi, mencoba mengikat Han Sen. Namun, belati itu terus menebas tentakel, dan tidak ada yang bisa mendekati Han Sen. Kiri¡­ Kanan¡­ Kiri¡­ Kanan¡­ Dengan kekuatan yang luar biasa, belati itu terus menebas cangkang dan memperdalam bekas tebasannya. Suara dentingan besi hampir tidak berhenti. Bum! Akhirnya, setelah menerima ratusan atau ribuan serangan, cangkang itu pecah berkeping-keping karena belati dan jatuh ke bawah jurang. Tanpa perlindungan dari cangkangnya, daging merah itu memekik dan menerkam Han Sen dalam bentuk tentakel. Han Sen tampak sangat tenang. Dia menggenggam belatinya dan memotong semua tentakel, mendekati bagian vital daging merah itu pada saat yang bersamaan. Wuss! Tebasan Han Sen melukai daging merah dan memotong dua mata makhluk itu. Makhluk itu tiba-tiba menjerit. Dia tidak lagi bisa menempelkan tubuhnya di tebing dan terjatuh. "Makhluk super siput darah dibunuh. Jiwa binatang makhluk super siput darah didapatkan. Sari kehidupan tersedia. Daging tidak bisa dimakan." Mendengar suara itu di kepalanya, Han Sen hampir mengerang karena senang. Itu memang makhluk super. Dia tidak hanya memperoleh sari kehidupannya, tapi juga jiwa binatang. "Menakjubkan!" Han Sen merasa sangat senang. Saat dia sampai di dasar lembah, tubuh siput darah hampir lenyap. Kristal merah seukuran kepalan tangan terjatuh di tanah. Han Sen mengambil kristal merah dan mulai menjilatinya. Kristal itu mencair seperti cairan darah dan Han Sen meneguknya dengan rakus. "Sari kehidupan makhluk super siput darah dimakan. Satu poin geno super diperoleh." "Sari kehidupan makhluk super siput darah dimakan. Satu poin geno super diperoleh." ¡­ Mendengar suara yang menyenangkan dan merasakan kehangatan yang menjalar mengisi tubuhnya, Han Sen merasa ada di puncak dunia. Rasanya seperti berada di surga. Sari kehidupan siput darah memberikan sembilan poin geno super untuk Han Sen. Dengan menambahkan empat puluh tiga poin yang telah dia miliki, Han Sen kini memiliki lima puluh dua poin geno super dan kemampuannya semakin meningkat jauh. Para manusia di Tempat Suci Para Dewa Pertama bisa meraih lima belas indeks kemampuan saat melampaui semua empat tipe poin geno. Sebagian besar mampu mencapai dua puluh di beberapa aspek, yang merupakan batas yang bisa manusia capai di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Setelah berevolusi, orang ini akan memperoleh tubuh sakral, yang akan meningkatkan indeks kemampuannya sekitar tiga puluh. Saat itu, mereka bisa mencapai hampir 40 di satu atau dua aspek. Akan tetapi, Han Sen masih belum berevolusi, dan indeks kemampuannya telah melewati lebih dari dua puluh. Namun, semua aspek kemampuan Han Sen cukup seimbang. Han Sen memperhitungkannya berdasarkan kondisinya sendiri. Saat dia melampaui poin geno sakral dan super, indeks kemampuannya akan melebihi tiga puluh tanpa bantuan apa pun, yang kurang lebih sama dengan evolver bertubuh sakral. Dia ingin berevolusi di saat kondisi terbaik. Han Sen menantikan mengalami evolusi dan memiliki fisik yang diperkuat. Saat itu, kemampuannya akan mencapai level yang luar biasa. Selain itu, dasar yang kuat sangat berarti bagi perkembangannya di masa mendatang. Hal ini menentukan kinerjanya setelah menjadi surpasser ataupun setengah dewa. Han Sen tidak ingin melewatkan sedikitpun kesempatan. Level kemampuan evolver mutan sekitar dua puluh, dan level kemampuan evolver berdarah sakral sekitar tiga puluh. Jadi bagaimana dengan evolver super? Tubuh super pertama di antara manusia, hal itu membuat darah Han Sen bergejolak. Dia berharap dia bisa segera melampaui poin geno supernya dan berevolusi menjadi evolver super. Chapter 388 - Jubah Pelindung Peliharaan Super Han Sen menemukan tempat tersembunyi dan mulai mengagumi jiwa binatang super yang baru dia peroleh dengan bersemangat. Tipe jiwa binatang makhluk super siput darah : jubah pelindung peliharaan. "Jubah pelindung peliharaan? Jiwa binatang ini digunakan pada peliharaan?" Han Sen belum pernah mendengar jiwa binatang seperti itu. Dengan merasa kebingungan, Han Sen ragu-ragu memanggil Meowth. Dia lalu mengenakan jibah pelindung peliharaan super pada Meowth. Tiba-tiba, bayangan siput darah menempel pada Meowth dan berubah menjadi cangkang porselen yang mengkilap, menutupi seluruh tubuh Meowth, yang kini tampak bagaikan patung porselen. "Larilah Meowth!" Han Sen penasaran apakah Meowth masih bisa berlari cepat setelah menggunakan jubah itu. Meowth meraung dan berlari bagaikan sambaran petir. Dalam sekejap, Meowth berada sejauh 200 kaki, bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Han Sen terkejut. Sepertinya jubah pelindung peliharaan tidak mempengaruhi kecepatan Meowth dan justru menambah kemampuannya. Han Sen memanggil Meowth kembali dan menghajarnya dengan keras. Sepertinya jubah pelindung peliharaan super memiliki ketahanan yang luar biasa, yang lebih baik dari jubah berdarah sakral Han Sen. Tanpa menggunakan belati serigala terkutuk, Han Sen bahkan tidak bisa menghancurkan jubah pelindung peliharaan super. "Beruntung¡­ Sungguh beruntungnya diriku. Dengan jubah pelindung peliharaan super, Meowth bisa menghadapi serangan dari beberapa makhluk super. Dengan peliharaan super sebagai tangki perangku, aku tidak perlu berurusan dan menerima resiko sendirian saat memburu makhluk super lainnya." Han Sen sangat kegirangan dan mencium kening Meowth. Han Sen memanggil raja cacing batu emas dan malaikat suci, mencoba memasangkan jubah pelindung peliharaan super pada mereka. "Peliharaan belum bertransformasi. Tidak bisa menggunakan jubah pelindung." Han Sen diinformasikan bahwa banda itu tidak bisa dikenakan. Hanya peliharaan yang sudah bertransformasi yang bisa menggunakan jubah pelindung peliharaan super. Untungnya, raja cacing batu emas akan segera bertransformasi. Han Sen berpikir dia harus membunuh satu atau dua makhluk berdarah sakral untuk memberi makan raja cacing batu emas. Namun, Han Sen belum berniat melakukannya. Dia sedang memikirkan hal lain, yaitu kemampuan ksatria kumbang. Ning Yue menunjukkan padanya kekuatan jiwa binatang kembaran. Setelah menghabiskan banyak waktu bersama Ning Yue, Han Sen bahkan tidak mampu mengenali kalau itu hanyalah duplikatnya. Kemampuan seperti ini sangan sulit dipercaya, yang juga cukup berarti bagi Han Sen. Dia hampir berevolusi, dan jiwa binatang milik Dollar semakin kurang berguna,. Meskipun dia bisa menjualnya menggunakan nama Dollar, hasil yang didapatkannya bisa ditelusuri kembali lewat Han Sen. Dengan duplikatnya, Han Sen bisa menjadi dua orang pada saat yang bersamaan dan membeli jiwa binatang yang dijual Dollar. Tidak akan ada yang tahu hubungan antara dirinya dan Dollar, yang membuatnya sempurna. Han Sen tidak sabar untuk mengetahui apakah ksatria kumbang memiliki fungsi yang sama seperti jiwa binatang kembaran Ning yue. Han Sen kembali ke Penampuangan Kesetiaan dalam sehari dan teleportasi pulang ke Blackhawk. Dia lalu pergi ke kamar mandi asramanya. Menyaksikan pantulannya di cermin, Han Sen memanggil ksatria kumbang lagi. Tadinya, ksatria kumbang tidak bisa dipanggil. Namun, kali ini dia muncul di kepala Han Sen. Tanpa menunggu lagi, ksatria kumbang memasuki cermin. Muncul riak di dalam cermin saat ksatria kumbang berjalan ke dalamnya. Setelah ksatria kumbang berada dalam cermin, dia menyatukan diri dengan pantulan Han Sen dan berjalan keluar dari cermin. Looking at the beetle knight that looked exactly like himself, Han Sen opened his mouth wide and could not begin to describe the excitement he was feeling. Melihat ksatria kumbang tampak persis seperti dirinya, mulut Han Sen menganga lebar dan tidak bisa menjelaskan betapa gembira perasaannya. Setelah melakukan serangkaian percobaan, Han Sen merasa semakin bersemangat. Dia bahkan bisa memanipulasi tubuh ksatria kumbang dari sudut pandang jiwa binatang. Meskipun ksatria kumbang menjadi Han Sen, fisiknya masih sama seperti jiwa binatang, sangat berbeda dari Han Sen. Yang membuat Han Sen merasa puas, duplikatnya bisa menggunakan jiwa binatang seperti manusia normal, selama Han Sen mentransfer jiwa binatang padanya., ''Ini sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Dengan ini, indentitas Dollar bukan lagi masalah.'' Han Sen memikirkan bagaimana dia bisa mentransfer jiwa binatang Dollar untuk dirinya tanpa membeberkan rahasianya. Namun, dia hanya bisa melakukannya saat dia kembali ke Penampungan Baju Baja. Jika tidak, orang-orang akan masih menghubungkannya dengan Dollar. Keesokan paginya, Han Sen bersiap-siap kembali ke Penampungan Baju Baja. Karena dia telah membunuh makhluk super dan menentang Ning Yue, bukanlah ide bagus untuk tinggal di Penampungan Kesetiaan. "Tuan Han, bagaimana jika kita berbicara di suatu tempat?" sebelum Han Sen meninggalkan Penampungan Kesetiaan, Ning Yue berdiri di hadapannya, dengan senyum lembut seperti biasa, sekan tidak terjadi apa pun di antara Han Sen dan dirinya. "Apa masih ada yang perlu dibicarakan di antara kita?" Han Sen melihat ke sekelilingnya dan tidak melihat ada orang yang mencurigakan. "Aku sendirian, dan kau bisa memutuskan di mana kita akan mengobrol," Ning Yue tersenyum dan berkata, "Tuan Han, kompetisi dan bisnis janganlah dicampur aduk. Jika kau telah membunuh makhluk itu, aku bersedia membayar untuk dagingnya. Jika kau bersedia menjual jiwa binatangnya, akan lebih baik lagi. Aku menerima segala harga yang kau tawarkan." "Tuan muda, apa kau benar-benar berpikir aku bisa membunuh makhluk itu sendirian?" Han Sen menjilat bibirnya dan berkata. "Tadinya aku tidak percaya. Namun, setelah hari itu, aku tidak lagi berani berpikir begitu. Kau bukanlah orang biasa," kata Ning Yue bersungguh-sungguh. "Tuan muda, kau terlalu berlebihan memandangku. Namun, aku tidak sekuat perkiraanmu." Han Sen terdiam dan berkata, "Kau tahu dengan jelas saat aku kembali apakah aku membawa daging atau tidak. Apa lagi yang bisa aku katakan?" Tentunya Ning Yue tahu apa yang dimaksud Han Sen. Makhluk itu sangat besar dan memiliki banyak daging. Han Sen kembali di hari yang sama. Jika dia memperoleh dagingnya, mustahil baginya untuk selesai memakannya. Akan tetapi, Han Sen tidak membawa apa pun kembali. "Tapi makhluk itu lenyap," Ning Yue menatap mata Han Sen dan berkata. "Aku juga telah turun ke lembah dan tidak menemukan makhluk itu. Jika kau tanya padaku ke mana dia pergi, aku tak bisa menjawabnya." Han Sen tidak takut kalau Ning Yue tidak mempercayainya. Sejauh ini, tidak ada yang tahu bahwa tubuh makhluk super akan lenyap setelah dibunuh. Sepintar apa pun Ning Yue, dia tidak akan tahu bahwa memang tidak ada daging sedari awal. Ning Yue menatap Han Sen untuk sejenak dan tidak mendapatkan apa pun. Dia terkekeh dan bertanya, "Apa rencanamu selanjutnya? Bagaimana kalau kita lanjut bekerja sama?" "Tidak, terima kasih. Sejujurnya, aku takut." Han Sen melambaikan tangan dan berjalan keluar dari penampungan, "Aku akan pulang ke Penampungan Baju Baja. Lupakanlah kerja sama itu. Aku terlalu tua untuk tantangan seperti itu." Chapter 389 - Rencana Untuk Melampaui Poin Geno Sakral Ning Yue tidak menghentikan Han Sen tapi masih mengutus seseorang untuk membuntutinya. Meskipun Han Sen merasa dia diikuti, dia tidak bermaksud menyingkirkan penguntitnya. Han Sen kembali ke Penampungan Baju Baja seperti biasa. Ning Yue menerima pesan dan mengerutkan dahi. ''Apa betul dia tidak membunuh makhluk super itu?'' Makhluk super itu setidaknya memiliki 400 kilo daging. Salam waktu singkat, mustahil Han Sen menghabiskan daging itu. Jika dia menyembunyikan daging itu di suatu tempat, maka dia tidak akan kembali ke Penampungan Baju Baja. Lagi pula, daging itu mudah membusuk. Jika Han Sen menyembunyikannya, setelah dia kembali ke Penampungan Baju Baja, dagingnya tidak akan bisa dimakan lagi. ''Jika dia tidak membunuh makhluk itu, ke mana makhluk itu pergi?'' Ning Yue merasa ada yang janggal tapi tidak bisa mengatakan letak kesalahannya. Han Sen kembali ke Penampungan Baju Baja, memikirkan di mana dia bisa membunuh beberapa makhluk berdarah sakral untuk melampaui poin geno sakralnya dan membantu raja cacing batu emas bertransformasi. ''Mungkin aku harus pergi ke Gurun Iblis.'' Han Sen masih memikirkan tentang raja rubah berdarah sakral dan raja monster bersayap hitam berdarah sakral. Mereka akan jadi santapan bagus bagi raja cacing. Han Sen selalu ingin membunuh raja rubah tapi belum menemukan kesempatan yang bagus. Sebelumnya, dia tidak mampu membunuhnya. Saat dia mampu membunuhnya, dia tidak bisa menemukan makhluk itu. Raja monster bersayap hitam berdarah sakral adalah makhluk yang bisa menghasilkan jiwa binatang berdarah sakral yang langka. Sungguh disayangkan Han Sen tidak membunuhnya dulu. Jika Han Sen bisa memperoleh jiwa binatang raja monster bersayap hitam berdarah sakral, dia bisa menjual sayap naga bersayap ungu, yang telah dilihat banyak orang. Karena Han Sen sudah memutuskannya, dia tidak kembali ke Penampungan Baju Baja, tapi langsung pergi ke Gurun Iblis. "Rubah¡­ Monster bersayap hitam¡­ Di manakah kalian..." Han Sen menunggangi raja cacing batu emas dan memasuki Gurun Iblis. Meskipun raja cacing batu emas belum bertransformasi, ukurannya cukup besar dan jalannya sangat cepat di pasir dibandingkan dengan Meowth. Saat memasuki gurun lagi, Han Sen sulit menjelaskan perasaannya. Dia sudah terbiasa dikejar mati-matian oleh raja rubah berdarah sakral tapi kini dia bisa membunuhnya dengan satu serangan, tidak peduli betapa liciknya makhluk itu. Tidak lama setelah Han Sen memasuki Gurun Iblis, dia melihat banyak makhluk yang mati. Sepertinya beberapa orang telah membuka jalannya. Saat Han Sen mempertimbangkan untuk memilih arah yang berbeda, dia mendengar raungan para makhluk dan teriakan para manusia.Karena suaranya tidak begitu jauh, Han Sen menyuruh raja cacing batu emas untuk ke sana. Han Sen melihat sekelompok orang yang berburu. Komplotan itu dipimpin oleh Yuan dan Qing. Raja cacing batu emas sangat mencolok sampai-sampai Yuan dan Qing bisa melihatnya dari jauh. Mereka mengenali itu adalah peliharaan Han Sen dan merasa lega. Karena mereka sedang berburu ular batu, mereka tidak mengucapkan salam dan bertarung semakin sengit. Komplotan itu cukup teratur seperti pasukan tentara. Mudah bagi mereka untuk memburu ular batu, jadi Han Sen tidak ikut bergabung, tapi menontonnya dari gundukan pasir di dekatnya. Menyaksikan Qing dan Tuan membantai makhluk itu, Han Sen merasa waktu telah lama berlalu. Dua bocah itu adalah anak baru yang pernah dia bimbing dan lindungi. Akan tetapi, mereka telah menjadi ahli yang bisa melindungi diri sendiri, yang membuat Han Sen merasa sedikit emosional. ''Apa aku bertambah tua?'' Han Sen menyentuh dagunya, yang sangat halus, dan teringat bahwa dia hanya hampir berumur 20 tahun. Karena dia berlatih Kulit Giok, Han Sen memiliki kulit yang sangat lembut bagaikan gadis remaja. Meski dia terpapar oleh angin dan sinar matahari di alam liar untuk beberapa waktu, kulitnya masih tetap halus dan mulus. ''Ini ciri-ciri yang sangat menonjol.'' pikir Han Sen. Jika dirinya tidak ereksi setiap pagi, dia akan berpikir apakah dia akan jadi wanita jika terus berlatih seni geno hyper tersebut. Han Sen tampak seperti berumur delapan belas tahun, lebih muda dari umurnya yang sebenarnya. Untungnya, dia memiliki ciri wajah yang kelaki-lakian. Jika tidak, dia akan disangka perempuan sungguhan. Lagi pula, jarang ada pria yang meiliki kulit seperti ini. "Saudaraku, mengapa kau ada di sini?" Saat Han Sen sedang melamun, Yuan dan Qing telah selesai memburu ular batu dan berjalan ke arah Han Sen. "Aku berencana memburu beberapa makhluk berdarah sakral di Gurun Iblis dan melampaui poin geno sakralku. Aku tidak menyangka akan bertemu kalian di sini," Han Sen turun dari punggung raja cacing batu emas dan berkata sambil tersenyum. "Oh, kau akan pergi lebih jauh ke dalam gurun? Bawalah kami denganmu! Kami akan hanya menontonmu dan jangan khawatir soal kami mencuri makhlukmu," kata Yuan sambil memandang Han Sen penuh harap. "Oke. Kita bisa pergi bersama-sama. Kau juga bisa memburu makhluk lainnya, yang tentunya menyenangkan," Han Sen tersenyum dan berkata. Han Sen sebenarnya berpikir, ''Maaf, Yuan dan Qing. Bunuhlah makhluk mutan sebanyak yang kalian mau, tapi makhluk berdarah sakral semuanya milikku." Saat ini, Han Sen dipersenjatai oleh busur dan panah berdarah sakral. Dengan kemampuan memanah dan kekuatannya, makhluk berdarah sakral bahkan tidak bisa menahan panah darinya. Mustahil dua bocah itu bisa merebut makhluk berdarah sakral dari Han Sen. "Ha-ha, kalau begitu kami akan berusaha sebaik mungkin. Jangan kesal jika kami merebut makhluk darimu," kata Yuan sambil menyeringai. "Jangan cemas. Aku hampir melampaui poin geno sakral dan bisa menungu satu atau dua hari. Selain itu, tidah mudah bagi kalian untuk merebut makhluk dariku. Jika kau memiliki kemampuan seperti itu, aku akan senang, bukannya marah," kata Han Sen tersenyum. "Melampaui poin geno sakral bukanlah hal besar, apa lagi kau juga belum mencapainya," kata seorang pemuda sambil melengkungkan bibirnya. Pemuda itu berumur sekitar tujuh belas tahun dan memiliki rambut cepak. Tampaknya dia tidak senang karena Han Sen memperlakukan mereka seperti anak-anak. "Memang bukan hal besar. Aku memasuki Tempat Suci Para Dewa dua tahun lebih dulu dari pada kalian semua," kata Han Sen tersenyum sambil melihat Yuan dan Qing mengedip padanya. Han Sen tidak ingin terlalu serius menghadapi seorang remaja. "Memasuki Tempat Suci Para Dewa lebih dahulu tidak berarti kau lebih kuat. Karena kau berkata kami bebas untuk memburu para makhluk, mari kita lihat siapa yang bisa memburu makhluk berdarah sakral terlebih dahulu," pemuda itu bersikeras. "Oke," Han Sen mengangguk dan berkata. Chapter 390 - Membunuh Makhluk Berdarah Sakral Yang Bahkan Tidak Bisa Dilihat Sekelompok orang itu melanjutkan perjalanan mereka ke Gurun Iblis. Malamnya, saat mereka beristirahat, Yuan berbisik pada Han Sen saat pemuda itu tidak ada di dekat mereka, "Saudaraku, Hai Yun arogan karena kakeknya adalah Hai Mingwei. Jangan dipikirkan." "Senator Hai Mingwei?" Han Sen terkejut mendengarnya. Hai Mingwei adalah senator dan setengah dewa, mungkin petarung terbaik di antara seluruh manusia. Saat Han Sen baru memasuki Tempat Suci Para Dewa, Hai Mingwei menjadi manusia pertama yang membunuh makhluk berdarah sakral setengah dewa. Sejauh ini, tidak ada yang bisa mengikuti jejaknya. Hai Mingwei disebut sebagai petarung terbaik yang pernah ada, dan kandidat Presiden Aliansi yang paling memungkinkan. Han Sen pernah mendengar rumor bahwa keluarga Hai merupakan salah satu klan yang mewarisi seni bela diri kuno, dan itulah mengapa Hai Mingwei bisa mencapai tingkatan tersebut. Yuan mengangguk dan berkata, "Hai Yun adalah satu-satunya anak lelaki di generasinya, karena itulah seluruh anggota klan menanggapi pendidikannya dengan sangat serius. Karena dia ditempatkan di Penampungan Baju Baja secara acak, keluargaku dan keluarga Qing menyuruh kami untuk menjaganya. Jika ada yang terjadi padanya, kami berdua akan bertanggung jawab. Jangan terlalu menanggapinya, Saudaraku." Han Sen mengangguk. Lagi pula dia memang tidak berniat menanggapi Hai Yun dengan serius. Namun, dia bertanya dengan penasaran, "Apa keluarga Hai benar-benar mewarisi bela diri kuno?" Yuan menyunggingkan bibirnya dan berkata, "Sebagian besar senator berkaitan dengan bela diri kuno, yang membuat mereka sangat unggul saat memasuki Tempat Suci Para Dewa. Jika tidak, mereka tidak akan seunggul itu. Mereka yang bertarung sendirian pada dasarnya berasal dari keluarga senator." "Senang mendengarnya." Ini pertama kalinya Han Sen mendengar tentang hal seperti ini, jadi dia merasa cukup tertarik dan mengajukan beberapa pertanyaan lagi kepada Yuan. Yuan tidak tahu terlalu banyak juga. Beberapa anggota keluarganya ada di pemerintahan. Meskipun mereka tahu sesuatu mengenai jajaran pemerintahan, mereka tidak tahu banyak. Saat mereka melanjutkan perjalanan lagi, Hai Yun sangat aktif, membunuh hampir semua makhluk yang dilihatnya. Kemampuannya sangat hebat, dan teknik yang digunakannya mengesankan, yang banyak belum pernah dilihat Han Sen sebelumnya. Teknik itu mungkin rahasia keluarga Hai. Setiap kali Hai Yun membunuh seekor makhluk, dia melemparkan pandangan menantang pada Han Sen. Namun, Han Sen tetap tenang dan bersikap seakan-akan dia tidak melihatnya. Buruan terbesar yang dibunuh Hai Yun adalah satu atau dua makhluk mutan, yang tidak menarik sama sekali bagi Han Sen. Dia tidak tertarik dengan permainan anak-anak. Hari ketiga di gurun, saat mereka berjalan, Han Sen tiba-tiba tampak kaget saat dia memandang garis cakrawala. Dia menghentikan tunggangannya dan mengeluarkan busur tanduk dan panah tulang ikan. "Saudaraku, ada apa?" melihat Han Sen melakukan hal itu, semua orang waspada. Akan tetapi, mereka tidak melihat apapun di sekitar mereka. "Monster bersayap hitam. Rajanya juga di sini," Han Sen menunjuk ke arah cakrawala dan berkata. Han Sen cukup senang. Tempat ini tidak jauh dari tempat dia bertemu dengan monster bersayap hitam dulu. Bagus sekali dia melihat mereka lagi. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Para anggota lainnya menatap ke arah yang ditunjuk Han Sen. Yang mereka bisa lihat hanyalah beberapa titik hitam. "Aku penasaran apakah itu benar. Kau begitu jauh dari para makhluk itu. Bahkan jika kau bisa melihatnya, apa gunanya mengeluarkan busurmu? Kau bahkan tidak bisa menyakiti makhluk biasa dari jarak seperti ini, apalagi makhluk berdarah sakral," kata Hai Yun mencibir. Han Sen tidak membalasnya dan menarik busur tanduk sekuat-kuatnya. Sambil membidik cakrawala untuk sesaat, Han Sen tiba-tiba menembakkan panah tulang ikannya. Bayangan abu-abu melesat di langit dan segera menghilang dari pandangan orang-orang. Tidak ada yang tahu ke mana panah itu pergi. Tidak lama, mereka mendengar lolongan dari kejauhan. Kelompok itu kegirangan. Yuan menatap Han Sen dan bertanya, "Saudaraku, kau mendapatkannya?" Han Sen mengangguk dengan bersemangat. Suara di kepalanya membuatnya sangat senang sampai dia tidak tahu harus berkata apa. "Raja monster bersayap hitam berdarah sakral dibunuh. Jiwa binatang raja monster bersayap hitam diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapat 0 sampai 10 poin geno sakral. Han Sen terkejut mendapatkan jiwa binatang makhluk itu. Dia merasa keberuntungannya membaik belakangan ini. "Saudaraku, kau benar-benar membunuh monster bersayap hitam berdarah sakral?" Qing bisa mempercayai apa yang telah terjadi. Matanya membelalak lebar, karena dia tidak melihat seperti apa bentuk monster bersayap hitam. Han Sen mengangguk. Hai Yun mendengus dan menyuruh tunggangannya berlari ke arah panah itu terjatuh. Dia tidak percaya kalau sebelum dia bahkan melihat makhluk itu, Han Sen telah membunuh raja berdarah sakral mereka. Yuan dan Qing khawatir dengan Hai Yun dan segera memanggil semua orang untuk mengikutinya. Saat sekelompok orang itu tiba di sana, mereka akhirnya melihat pusaran angin monster bersayap hitam berkeliaran di langit sambil memekik. Di tengah-tengah pusaran, terdapat sebongkah batu besar setinggi seratus kaki. Monster bersayap hitam raksasa tertancap di atas batu oleh panah. Panah yang sama dengan yang baru saja ditembakkan Han Sen. Mata Hai Yun membelalak lebar dan tidak bisa mempercayainya. Anggota lainnya pun ikut tercengang. Seberapa kuatkah Han Sen sampai bisa membunuh makhluk berdarah sakral dari jarak sejauh satu mil lebih? "Di Tempat Suci Para Dewa Pertama, aku yakin kau tidak ada tandingannya," kata Yuan dengan kagum. Hai Yun menatap Han Sen dengan perasaan bercampur aduk. Tadinya, dia tidak menganggap Han Sen, tapi dia langsung menyadari jarak di antara Han Sen dan dirinya terlalu besar. Sebelum dia bahkan melihat makhluk berdarah sakral, Han Sen telah membunuhnya, yang merupakan sebuah tamparan besar di wajah Hai Yun. "Begitu banyak ahli di Aliansi. Ini bukanlah apa-apa," kata Han Sen santai dan segera mendekati para monster bersayap hitam, mencoba merebut tubuh si raja monster. Anggota lainnya juga bergegas menghampiri. Tanpa dipimpin oleh raja monster, para monster bersayap hitam menjadi kelabakan. Sebagian besar terbang pergi, dan beberapa yang menyerang manusia dibunuh semuanya. Han Sen segera berlari ke bongkahan batu dan mengambil kembali panah tulang ikan. Tubuh raja monster bersayap hitam segera jatuh ke tanah dan debu pun berhamburan. Han Sen tidak mengangkat tubuh itu dan memanggil raja cacing batu emas. Dia menunjuk tubuh raja monster bersayap hitam dan raja cacing segera menghampiri tubuh itu dengan bersemangat. Belakangan ini, raja cacing berhenti makan. Dia kehilangan selera dengan segala macam daging kecuali daging makhluk berdarah sakral. Han Sen pikir inilah saatnya raja casing berevolusi. Monster bersayap hitam berukuran besar. Akan lama bagi Han Sen untuk memperoleh poin geno sakral. Dia pikir alangkah baiknya jika dia memberikannya pada raja cacing untuk dimakan. Chapter 391 - Baju Baja Hewan Piaraan Yang Tak Terkalahkan Raja cacing batu emas yang sudah lama kehilangan selera makannya tiba-tiba membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan bulat-bulat tubuh raja binatang berbulu hitam, menyebabkan orang-orang dalam kelompok tercengang. Semua orang mengetahui bahwa tubuh itu memang milik raja binatang berbulu hitam. Awalnya, mereka mengira Han Sen akan menyimpan tubuh itu untuk dirinya sendiri. Siapa yang menyangka bahwa Han Sen memberikan seluruh tubuh itu pada hewan piaraannya. Sungguh mengesankan. Setelah menelan raja binatang berbulu hitam, raja cacing batu emas berdiri tegak dan mulai menggeliat. "Dia benar-benar segera bertransformasi!" Han Sen menjadi sangat senang dan mengambil kembali raja cacing, membiarkan transformasi berlangsung dalam pikirannya. "Aku harap dia dapat berevolusi pada saat yang sama. Jika aku dapat memperoleh binatang super dan melengkapinya dengan darah baju baja siput, aku pada dasarnya dapat membunuh semua makhluk super." Han Sen berdoa dalam hati kepada semua dewa di dunia, berharap raja cacing batu emas dapat berevolusi seperti Meowth. "Sen, jika kau telah memaksimalkan poin geno super, kau dapat menjual darah berdarah sakral kepadaku. Sayang sekali diberikan pada hewan piaraanmu," kata Yuan. "Sudah terlambat. Mungkin lain kali," Han Sen berkata sambil tersenyum. Dia sama sekali tidak merasa memberi makan pada hewan piaraannya itu sia-sia. Dengan baju baja hewan piaraan super, seekor hewan piaraan yang kuat akan sangat berguna bagi Han Sen. Selain itu, Han Sen berencana untuk pergi ke goa bawah tanah tempat dia dulu berburu kupu-kupu hantu, Han Sen memerlukan waktu untuk melakukan persiapan. Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bumerang dan fleksibilitasnya sangat berarti bagi Han Sen. Karena lokai dia sudah dekat dengan goa, Han Sen berencana untuk memeriksa goa itu. Setelah berpisah dengan Qing dan Yuan, Han Sen pergi ke goa bawah tanah. Sekali lagi, dia melihat kupu-kupu hantu dengan api biru mengepakkan sayap-sayapnya. Han Sen memanggil Meowth, mengenakan baju baja hewan piaraan padanya, dan memintanya untuk bergegas ke arah kupu-kupu. Kelompok kupu-kupu itu terkejut dan berubah menjadi bola api yang menghampiri Meowth dengan sangat cepat. Api biru mengenai Meowth seolah-olah mereka membentur perisai kaca dan seketika terpelanting. Api-api biru beterbangan ke sana ke mari bagaikan kembang api, tetapi Meowth sama sekali tidak terluka. Mendengar suara dalam pikirannya, memberitahu bahwa kupu-kupu hantu terbunuh dan jiwa binatang diperoleh, Han Sen menjadi sangat senang. Baju baja hewan piaraan super memang luar biasa. Bum! "Kupu-kupu hantu berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang kupu-kupu hantu berdarah sakral diperoleh. Daging tidak dapat dimakan." Tiba-tiba, Han Sen mendengar suara yang membuatnya sangat senang. Memeriksa keadaan Meowth, Han Sen menemukan bahwa hewan piaraannya tetap bergerak maju seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Baju baja hewan piaraan super sungguh luar biasa." Han Sen tidak pernah mengunjungi goa bawah tanah sebelumnya karena kupu-kupu hantu berdarah sakral masih merupakan ancaman baginya. Dia bahkan tidak dapat melindungi dirinya walaupun mengenakan baju baja berdarah sakral. Kali ini, Han Sen berencana menguji kinerja baju baja hewan piaraan super, yang tidak mengecewakannya. Ledakan kupu-kupu hantu berdarah sakral bahkan tidak meninggalkan bekas pada baju baja hewan piaraan, apalagi melukai Meowth. Baju baja hewan piaraan pada dasarnya tak terkalahkan. Han Sen tidak mengajak orang-orang dalam kelompok, bukan karena dia tidak ingin orang lain mengetahui tentang goa ini, tetapi karena dia tidak ingin mereka melihat baju baja hewan piaraan juga Meowth. Melihat Meowth berburu kupu-kupu dengan suka cita seperti sedang berburu anak kucing, Han Sen mengikuti hewan piaraannya dengan senang, menikmati keuntungan tanpa menggerakkan jarinya. Semua jenis kupu-kupu hantu dihancurkan oleh baju baja hewan piaraan super, menambahkan jiwa binatang untuk Han Sen. Meowth melompat ke atas dan ke bawah dalam goa dan menyapu bersih semua kupu-kupu hantu. Han Sen memanggil jiwa binatang sayap binatang berbulu hitam berdarah sakral yang baru diperolehnya dan mengikuti Meowth dari angkasa. Sepasang sayap hitam melebar di punggung Han Sen, membuatnya terlihat seperti malaikat hitam. Kecepatan sayapnya asma seperti naga berbulu ungu. Terakhir kali Han Sen tidak berhasil mencapai ujung goa, maka dia ingin melihat sendiri apa yang ada di hadapannya. "Kupu-kupu hantu berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang diperoleh. Daging tidak dapat dimakan." Melihat kupu-kupu hantu menjadi semakin jarang, Han Sen mendengar suara lainnya yang mengabarkan tentang jiwa binatang kupu-kupu berdarah sakral lainnya diperoleh." "Satu lagi yang berdarah sakral!" Han Sen melihat kupu-kupu biru raksasa lainnya alam pikirannya, mengepakkan sayap dan terlihat sangat cantik. Ketika Han Sen masuk lebih dalam ke dalam goa, hanya tersisa beberapa ekor kupu-kupu hantu. Han Sen memeriksa pikirannya dan menemukan bahwa dia telah mendapatkan dua sampai tiga ratus jiwa binatang kupu-kupu hantu, di antaranya ada sekitar belasan mutan dan dua di antaranya berdarah sakral. "Tempat yang sungguh hebat. Namun, aku penasaran di mana lagi ada kupu-kupu hantu setelah aku menyapu bersih mereka tadi." Han Sen menatap goa bawah tanah yang kosong dan Meowth tampaknya merasa sedih karena dia tidak dapat bermain lagi. Lebih dalam di dalam gua, kegelapan menghalangi Han Sen melihat ujungnya. Goa itu sangat dalam, dan air terus menerus mengalir. Walaupun ada beberapa jalan samping, goa utama tidak pernah berubah arah, namun tetap lurus ke bawah menuju ke pusat bumi. Han Sen ragu-ragu sebentar dan memutuskan untuk membiarkan Meowth yang memadu jalan. Berdasarkan pengalaman Han Sen sebelumnya, ada beberapa makhluk yang sangat kuat dalam gua yang dalam seperti ini. Karena arahnya cukup jelas, dia tidak perlu merasa kuatir akan tersesat dan tidak terburu-buru untuk pergi. Setelah menghabiskan lebih dari setengah hari, Han Sen tiba-tiba masuk ke ruangan besar. Air mulai mengalir lurus ke bawah dan membentuk air terjun. Berdiri di ujung jalan yang sempit, Han Sen tidak dapat melihat apakah air sedang mengalir dengan mengandalkan cahaya obor. Sangat dalam, gelap dan hening. Han Sen bahkan tidak tahu berapa dalam goa yang lebih besar itu, karena dia tidak dapat mendengar suara air terjun. Han Sen melihat ke atas dan bola matanya tiba-tiba mengerut ketika menatap sesuatu, Menggunakan obor, Han Sen melihat seseorang sedang duduk di hadapannya. "Siapa di sana?" Han Sen berteriak pada orang itu, tetapi tidak ada tanggapan. Melihat ke sekitarnya dengan waspada, Han Sen merasa ada yang tidak beres. Dia berjarak sekitar 100 kaki dari orang itu, maka dia seharusnya tidak dapat melihat orang itu dengan cahaya redup obor. Alasan Han Sen dapat melihat orang itu karena orang itu bersinar. Chapter 392 - Pria Mati Yang Aneh Pada awalnya, Han Sen mengira pakaian orang itu yang bersinar. Mungkin karena terbuat dari bahan yang berpendar. Namun, Han Sen segera memastikan bahwa bukan pakaiannya, tetapi orang itu sendiri yang bersinar. Setelah memeriksa dengan seksama, Han Sen terkejut menemukan bahwa orang itu sudah mati. Walaupun terlihat persis sama dengan orang hidup, jelas wajah dan tangannya sudah mengering, Mustahil seorang yang hidup memiliki fitur seperti ini. Berbeda dengan orang mati atau tengkorak, kulit dan otot orang ini masih utuh, walaupun sel tubuhnya telah mengering. Karena kulitnya masih bersinar, dia bahkan tidak terlihat seperti mumi. "Kau masih hidup atau sudah mati? Jika kau masih hidup, katakan sesuatu!" Han Sen tidak yakin apakah orang itu sudah mati. Han Sen semakin penasaran dengan orang mati ini, berpikir mengapa dia mati di sini dengan cara yang aneh. Memeriksa ke kanan dan kiri dan memastikan tidak ada yang aneh, Han Sen mengepakkan sayap-sayapnya dan mendekati orang itu dengan waspada. Ketika mendekati orang mati itu, Han Sen memeriksanya. Pakaian orang itu sangat aneh, sangat berbeda dengan orang modern. Bahan dan gaya pakaiannya terlihat seperti pakaian kuno yang dikenakan manusia sebelum mereka pernah meninggalkan Planet Bumi. Namun, Han Sen memastikan bahwa itu hal yang mustahil. Pada saat itu, manusia bahkan tidak memiliki kemampuan untuk bertahap di alam semesta, apalagi berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa. Mungkin dia hanya seorang pria yang suka berpakaian aneh, Han Sen berpikir dalam hati. Ketika jarak Han Sen hanya 20 kaki dari pria mati itu, Han Sen tidak mendekatinya lagi. Bergerak ke kiri dan ke kanan, Han Sen mengamati orang mati dari segala sudut. Seorang pria mati yang terlihat seperti masih hidup, hanya itu yang dapat digambarkan oleh Han Sen tentang orang ini. Dia terlihat seperti orang yang masih bernafas kecuali kulit tubuhnya yang mengering. Namun, dia lebih terlihat seperti patung yang terbuat dari giok atau yang lainnya, bersinar dengan cahaya yang berpendar. Tiba-tiba, mata Han Sen melihat sesuatu di samping tangan kiri pria mati itu, terlihat seperti milik orang itu. Pria mati itu duduk bersila dan lengannya bergantung dengan alami pada sebuah dataran berukuran 6 kaki yang mencuat dari dalam dinding batu, Di sebelah tangan kirinya, ada sesuatu yang terlihat seperti gulungan. Pada titik ini, Han Sen merasa yakin bahwa pria ini sudah mati. Karena dia tidak merasa ada marabahaya, Han Sen mendarat ke daratan dengan ragu-ragu, dan mengambil gulungan itu. Gulungan itu terlihat seperti terbuat dari sutra, tetapi rasa sentuhannya lebih mirip dengan bahan kulit. Han Sen menatap pria mati sebelum membuka gulungan, Ada banyak karakter miniatur yang tertulis dalam gulungan, sekurang-kurangnya 30.000 karakter pada gulungan sepanjang 3 kaki. Sebagian besar karakter disulam menggunakan benang khusus, sedangkan bagian terakhir ditulis dengan cairan khusus. Tulisan tangan kedua bagian itu juga agak berbeda. Han Sen merasa yakin bahwa kedua tulisan itu ditulis oleh orang yang berbeda. Han Sen berusaha untuk membaca gulungan itu tetapi dia menemukan bahwa karakter yang dia kenal agak terbatas. Hanya ada beberapa karakter yang dikenali, tetapi dia juga tidak yakin dengan apakah maksudnya sama dengan apa yang dia pikirkan. Apakah ini adalah bahasa kuno dari masa awal umat manusia? Han Sen berpikir. Bahasa universal dalam Persekutuan datang dari beberapa negara pada masa awal umat manusia. Namun, bahasa ini sudah melalui banyak penyesuaian. Sebagian besar orang tidak dapat lagi mengenali bahasa yang lebih tua. Namun, dalam artefak seperti kaligrafi, bahasa yang lebih tua masih dapat ditemukan, yang tampaknya mirip dengan karakter dalam gulungan ini. "Pria mati yang aneh." Han Sen memeriksa pria mati itu kembali. Pria mati itu berusia sekitar 30 atau 40 tahun. Walaupun dia terlihat mengering, Han Sen tetap dapat mengetahui bahwa dia pasti terlihat tampan pada masa hidupnya. "Kakak, karena kau sudah mati, kau sudah tidak memerlukan barang-barangmu. Aku yakin kau lebih suka mendermakannya pada orang miskin yang masih hidup seperti aku." Han Sen mengulurkan tangannya ke orang mati itu. Dia tidak asing dengan kematian dan tidak keberatan melakukan sesuatu seperti ini. Namun, pada saat Han Sen menyentuh pakaian pria ini, bahannya tiba-tiba berubah menjadi debu. Ditarik oleh Han Sen, pakaian itu tiba-tiba terbang. Tiba-tiba, tidak ada yang tersisa pada tubuh pria mati itu. "Mengapa pakaiannya begitu tua?" Han Sen jeda sejenak dan menatap orang itu lagi. Pria mati itu sekarang telanjang, tetapi seluruh tubuhnya terlihat sakral dan khidmat. Han Sen memeriksa seluruh tubuhnya dan tidak menemukan apa-apa selain gulungan itu. Aku penasaran siapa dia. Tidak mungkin dia datang dari zaman kuno, bukan? Bahkan Han Sen merasa pemikirannya saat itu mengada-ada. Teknologi jaman kuno sangat terbatas. Tidak mungkin ada orang yang dapat berteleportasi pada masa itu. Selain mayat pria tersebut dan gulungan naskah kuno, tidak ada lagi yang lain. Han Sen kemudian memanggil pisau belati serigala kutukan dan membuat sebuah lubang di dinding batu. Dia menempatkan tubuh pria mati itu ke dalam lubang, menutupi lubang itu dengan bebatuan, dan berkata, "Karena aku merusak pakaianmu, aku akan memberikanmu tempat peristirahatan. Sedangkan gulungan itu, kau tidak akan memerlukannya karena sudah mati. Aku akan membawa dan melihatnya. Mungkin aku dapat menemukan siapa dirimu dan meminta keluargamu untuk menguburmu dengan layak." Han Sen kemudian melihat ke sekeliling, Dia tidak punya jalan lain selain pergi ke dalam gua. Han Sen melihat ke dalam gua itu dan berusaha untuk terbang ke bawah. Setelah terbang beberapa mil, dia tetap tidak dapat melihat dasar gua. Melihat kegelapan yang terlihat seperti pintu masuk menuju neraka, Han Sen merasa takut. Dia merasa ragu dan merasa tidak perlu menempuh risiko ini. Han Sen terbang ke atas dan kembali ke Gurun Iblis melalui jalur yang dia tempuh untuk masuk ke dalam gua. Chapter 393 - Pencerewet Emas Lagi Han Sen menghabiskan dua hari lagi dalam Gurun Iblis namun tidak menemukan makhluk berdarah sakral. Dia pergi ke tempat di mana dia menemukan raja rubah berdarah sakral sebelumnya, namun tidak berhasil menemukannya. Di luar dugaan Han Sen, raja cacing batu emas telah menyelesaikan transformasinya. Raja cacing batu emas super: hewan piaraan (berevolusi dan bertransformasi). Melihat raja cacing batu emas telah menyelesaikan transformasinya, Han Sen tercengang. Tubuh raksasanya menjadi jauh lebih kecil setelah transformasi. Dia sebelumnya berukuran sebuah bis tetapi sekarang menyusut menjadi seukuran mobil. Namun, cangkang emasnya menjadi lebih tebal. Selain itu, dia menumbuhkan empat pasang cakar tajam yang terlihat seperti sabit kematian. Di belakang tubuhnya, juga menumbuhkan sebuah ekor seperti ekor kalajengking. Di belakang punggungnya, dua pasang sayap emas mendengung seperti lebah, gerakannya begitu cepat sehingga hampir tak terlihat. Ganas adalah kata yang terpikirkan oleh Han Sen saat melihat raja cacing batu emas super. Cacing itu sama sekali berbeda dengan sebelumnya. "Evolusi¡­hewan piaraan super¡­" Han Sen menjadi sangat senang sehingga dia tidak tahu bagaimana menyusun kata-katanya. Walaupun dia berharap, namun kemungkinannya begitu tipis sehingga dia merasa tidak nyata ketika harapannya terkabul. "Ha, ha¡­" Han Sen memanggil raja cacing batu emas dan tidak dapat menahan tawanya ketika melihat betapa bagusnya penampilan hewan piaraannya sekarang. "Hewan piaraan super tambah baju baja hewan piaraan super, aku tidak tahu siapa lagi yang dapat menghalangiku untuk memaksimalkan poin geno super." Han Sen merasa cukup bangga. Dia tidak sabar mencari lebih makhluk super untuk dibunuh. Namun, permasalahannya adalah dimana dapat menemukan makhluk super. Tidak seperti Grup Bintang yang memiliki jaringan intelijen dan modal yang besar serta sumber daya manusia yang berlimpah, atau Aula Bela Diri Ares yang memiliki talenta dalam semua tempat penampungan, Han Sen hanya sendirian. Untuk menemukan makhluk super, cara satu-satunya adalah merangkai berbagai informasi dari berita-berita dalam Jaringan Langit dan platform pasukan khusus. Dengan raja cacing batu super, Han Sen tidak perlu mencari makhluk berdarah sakral lagi. Sebaliknya, dia langsung pergi ke Tempat Penampungan Baju Baja, ingin mencari makhluk super agar dia dapat memaksimalkan poin geno super secepatnya. Namun, sebelum Han Sen tiba di Tempat Penampungan Baju Baja, dia merasa ada yang tidak beres. Banyak orang yang berlarian dari tempat penampungan dengan wajah ketakutan. Beberapa orang bahkan terluka. Han Sen tidak akan merasa aneh kalau hanya beberapa orang. Akan tetapi, semakin banyak orang yang mulai berhamburan keluar dari tempat penampungan, sehingga tidak normal. "Kakak, apa yang terjadi?" Han Sen menarik seseorang yang melewatinya dan bertanya. "Makhluk¡­Seekor makhluk datang ke tempat penampungan¡­" Orang itu berkata, ketakutan. Han Sen jeda sebentar. Tidak aneh seekor makhluk datang ke tempat penampungan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua atau Ketiga. Namun, dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, makhluk-makhluk biasanya tidak akan mendekati tempat penampungan. Han Sen tidak pernah mendengar kejadian makhluk yang menyerang manusia di tempat penampungan. Sebenarnya, dia pikir hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. "Berapa banyak makhluk di dalam tempat penampungan?" Han Sen bertanya dengan sungguh-sungguh. "Satu¡­" Pria itu membalas. "Satu? Makhluk apa?" Mungkin makhluk super? Han Sen mengangkat alisnya. Tempat Penampungan Baju Baja bukan tempat penampungan yang lemah. Ada banyak pria yang kuat di dalam tempat penampungan. Satu makhluk dapat membuat begitu banyak orang merasa ketakutan sehingga berhamburan keluar dari tempat penampungan, hal ini membuktikan bahwa makhluk itu sangat kuat. "Seekor singa¡­Seekor singa emas raksasa¡­" Pria itu bergemetar. Kata-kata ini membuat jantung Han Sen berhenti berdetak. Singa emas¡­Mungkinkah itu bayi pencerewet emas? Han Sen mempercepat langkahnya ke Tempat Penampungan Baju Baja. Semakin dekat ke tempat penampungan, dia melihat ada semakin banyak orang yang berlarian keluar dari tempat penampungan. Banyak orang yang terluka dan menangis. Han Sen juga melihat ada banyak orang yang menarik mayat keluar dari tempat penampungan. Tampaknya ada banyak korban, karena tidak ada orang yang menyangka ada makhluk yang datang ke tempat penampungan. Ada banyak orang yang lebih lemah dalam tempat penampungan. Jika itu adalah makhluk super, Han Sen menduga mereka tidak akan dapat melarikan diri. Han Sen menggertakkan giginya dan berjalan menembus keramaian, masuk ke Tempat Penampungan Baju Baja. Dia melihat seekor singa emas raksasa mengamuk di antara bangunan-bangunan dalam tempat penampungan dari kejauhan. Walaupun ada banyak pria kuat yang menyerangnya, tidak ada yang dapat menghentikannya. Singa emas itu tetap membunuh dengan ganas. Pencerewet emas¡­Kau pasti adalah bayi pencerewet emas. Melihat pencerewet emas yang telah tumbuh besar dan setinggi bangunan dua lantai, Han Sen merasa terkejut dan senang. Dia merasa senang karena dia dapat bertemu dengan bayi pencerewet emas kembali, karena dia sekarang mampu membunuhnya. Pencerewet emas ini seperti anugrah Tuhan. Namun, Han Sen merasa terkejut dengan betapa besar pencerewet emas ini tumbuh. Ketika dia mengerakkan tapaknya, dia dapat menghancurkan sebuah kamar dengan mudah. Setiap kamar adalah ruang pribadi yang dilengkapi dengan perangkat teleportasi. Setiap orang dengan sendirinya diberikan sebuah kamar pribadi ketika tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Namun, di Tempat Suci Para Dewa tahap lebih tinggi, manusia harus berusaha sendiri. Mereka harus membangun atau bertarung untuk mendapatkan tempat penampungan mereka sendiri, dan kadang-kadang mereka bahkan dapat diserang oleh makhluk-makhluk di tempat penampungannya. Melihat pencerewet emas menghancurkan bangunan-bangunan dan kamar-kamar. Jantung Han Sen berpacu, karena pencerewet emas hampir mencapai kamarnya dalam tempat penampungan. Han Sen tidak peduli dengan hal lainnya, tetapi gagak pemanah yang dia pelihara, yang bagaimanapun juga tidak boleh diketahui umum. Pencerewet emas menginjak bangunan-bangunan dan orang-orang yang tidak berhasil melarikan diri, terlihat seperti naga yang sadis. Pencerewet emas mendekati kamar Han Sen. Tanpa ragu, Han Sen memanggil raja cacing batu emas super dengan baju baja hewan piaraan super. Dia berubah wujud menjadi ratu peri dan memanggil pisau belati serigala kutukan. Berdiri di belakang raja cacing batu emas, Han Sen bergegas menuju pencerewet emas. Dengan empat sayap yang mendengung, raja cacing batu emas tampak seperti makhluk asing, mengayunkan empat cakar tajamnya pada pencerewet emas. Han Sen berdiri di belakang raja cacing, rambut pirangnya bergerak ditiup angin dan mahkota merah tuanya berkilau di bawah sinar matahari. Dengan memegang pisau belati serigala kutukan, Han Sen menatap pencerewet emas. Chapter 394 - Pertunjukkan Tunggal Bangunan-bangunan yang hancur dan mayat-mayat yang rusak bertebaran. Orang-orang menangis dan berteriak. Semua orang yang dapat bertarung dalam Tempat Penampungan Baju Baja, tidak peduli dari komplotan mana, bergabung dalam pertarungan itu. Tidak ada yang ingin melihat Tempat Penampungan Baju Baja hancur. Jika mereka kehilangan kamarnya masing-masing, yang merupakan tempat yang aman bagi mereka, semuanya akan menjadi sulit dalam Tempat Suci Para Dewa. Terutama bagi komplotan yang lebih besar dan para pedagang, kehilangan kamar mereka berarti kehilangan gudang yang aman atau tempat transisi, yang akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Banyak barang-barang berharga disimpan dalam kamar-kamar ini. Jika dihancurkan oleh pencerewet emas, banyak orang akan menjadi mendadak miskin dalam semalam. Banyak panah yang beterbangan ke arah pencerewet emas seperti hujan, namun sama sekali tidak melukai makhluk itu. Di mata pencerewet emas, serangan itu hanya hujan rintik-rintik. Bahkan Kelingking yang merupakan petarung kelas pertama dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama juga tidak dapat melukai pencerewet emas dengan senjata berdarah sakral. Ketika ratusan senjata yang berbeda mengenai pencerewet emas, makhluk itu hanya menggoyangkan badannya untuk melepaskan diri dari senjata-senjata itu dan menghancurkan segalanya. Siapapun yang kebetulan berdiri di dekat tapaknya akan segera menjadi kubangan lumpur. Darah mengalir seperti sungai. Terlihat seperti dunia kiamat dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Dengan suara teriakan dan longlongan, setiap orang akan merinding walaupun itu adalah tengah hari. "Mundur... Mundur¡­" Kelingking memerintahkan semua orang untuk mundur. Bukan karena dia tidak ingin mengulur waktu bagi para pedagang dan wanita yang tidak mampu bertarung, tetapi karena dia tidak dapat lagi bertahan. Dalam waktu singkat, Komplotan Tangan telah kehilangan beberapa anggota intinya. Situasi Komplotan Baju Baja dan Para Murid tidak lebih baik daripada Komplotan Tangan. Selain itu, Komplotan Baju Baja telah menderita banyak kerugian. Banyak anggota dari Komplotan Baju Baja adalah murid sekolah militer. Pendidikan yang mereka terima membuat mereka lebih berani mengorbankan jiwanya. Namun, tidak peduli betapa beraninya mereka, tidak ada gunanya di hadapan pencerewet emas. Darah membuat hati orang bergetar dan kematian membuat orang merasa putus asa. Pada saat ini, bahkan jika Komplotan Baju Baja ingin mundur, sudah terlambat, mengingat kecepatan pencerewet emas. Tubuh raksasanya tidak mempengaruhi kecepatannya. Jika tidak ada orang yang dapat mengalihkan perhatian makhluk itu, tidak ada orang yang dapat lolos darinya. Komplotan Baju Baja menjadi garis pertahanan pertama. Sedangkan anggota lainnya menjadi putus asa dan hampir melancarkan serangan bunuh diri, mereka tiba-tiba melihat singa emas pembunuh itu berhenti. Semua orang tersentak. Singa emas mendongakkan kepalanya, melihat ke langit, dan wajahnya tampak marah. "Apa yang dapat menyebabkan kemarahan pada makhluk yang menakutkan ini?" Semua orang mengikuti tatapan singa itu dan menjadi tercengang. Monster dalam baju baja giok jatuh dari langit. Walaupun ukurannya jauh lebih kecil daripada singa emas, dia terlihat lebih ganas. Di belakang binatang berbaju baja berdiri seorang pria dengan rambut emas dan baju baja merah, tampak seperti Apollo. "Han Sen¡­" Banyak orang yang mengenal hampir tidak dapat menahan diri untuk berseru. Saat orang-orang terkesima, singa emas itu tiba-tiba melonglong dan melompat ke udara, melemparkan dirinya pada raja cacing batu emas. Melihat tatapan pencerewet emas, Han Sen tahu bahwa makhluk itu telah mengenali dirinya. Mata singa itu dipenuhi dengan kebencian. Han Sen yakin makhluk itu ingin mencabik-cabik dirinya. "Mari kita selesaikan semuanya di sini dan sekarang." Han Sen meraih pisau belati serigala kutukan dan menatap pada pencerewet emas. Bum! Pencerewet emas menghantam raja cacing batu emas yang telah bertransformasi. Walaupun raja cacing hanya berukuran sepersepuluh dari pencerewet emas, dia tidak mundur setelah benturan itu. Delapan cakar yang tajam mencengkram ke dalam bulu-bulu pencerewet emas. Grrrrr! Pencerewet emas merasa sakit dan melonglong, Tapaknya memukul raja cacing batu emas, menyingkirkan cacing sehingga menimbulkan kerusakan pada beberapa bangunaan dan hancur. Saat pencerewet emas meletakkan tapak ada raja cacing batu. Jantung Han Sen mulai berpacu seperti mesin, hampir melompat keluar jantungnya. Tenaga dalam dan darah dengan cepat mengalir dalam tubuh Han Sen, membuatnya terbakar dengan tenaga yang meledak-ledak. Pisau belati serigala kutukan hampir menyatu dengan Han Sen dan menusuk mata pencerewet emas. Sebelumnya, Han Sen bahkan tidak dapat merusak mata bayi pencerewet emas. Namun, Han Sen sudah jauh lebih kuat. Dengan pisau belati jiwa binatang serigala kutukan super di tangannya, Han Sen berbeda sekarang. Pisau belati menusuk mata pencerewet emas dengan keras, seolah-olah menusuk karet. Han Sen mengerahkan segenap tenaga dan mendorong pisau belati itu. "Grrr!" Ketika darah mengalir, pencerewet emas itu melonglong, berusaha untuk memukul Han Sen dengan tapak depannya. Saat Han Sen menusuk mata emasnya, dia sudah menendang wajah pencerewet emas agar mundur. Ketika dia berada di udara, raja cacing melemparkan dirinya ke bawah kaki Han Sen, membantu tuannya menghindar dari cakar pencerewet emas. Dengan mata yang berdarah-darah, pencerewet emas memancarkan kebencian yang mendalam dengan mata yang tersisa. Dengan sebuah longlongan, dia dengan cepat memukul Han Sen dan raja cacing batu emas sekali kali dengan kecepatan yang luar biasa. Han Sen melihat dengan dingin. Berpijak pada punggung raja cacing batu emas, dia menghindari cakar dan menusuk mata lainnya. Ketika pencerewet emas berusaha untuk menarik kembali tapaknya untuk memukul Han Sen, raja cacing batu telah membenamkan cakarnya pada tapak singa, ekornya menusuk bulu singa, membuat pencerewet emas itu berteriak. Han Sen melemparkan dirinya pada singa, menusuk mata lainnya. Darah tiba-tiba membuat mata emas pencerewet itu menjadi merah. Grrr! Terus menerus melonglong, pencerewet emas dengan cepat bergegas ke salah satu arah, merobohkan bangunan dengan jumlah yang tak terhitung. Dia bahkan mendobrak tempat penampungan dan melarikan diri. Melihat pencerewet emas pergi karena dipermalukan, sorak sorai kerumunan itu meledak dalam tempat penampungan. Banyak yan meneriakkan nama Han Sen. Namun, Han Sen tidak memiliki waktu untuk merespon. Berdiri di belakang raja cacing batu hitam, han Sen dengan cepat mengejar pencerewet emas. Kali ini, dia tidak akan melepaskan mahkluk itu lagi. Chapter 395 - Daging Super "Bunuh dia¡­" Banyak orang berteriak dengan sekuat tenaga, berharap mereka dapat membunuh pencerewet emas seperti Han Sen. Manusia tidak pernah mengalami kekejaman seperti ini di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Darah keluarga dan teman-temannya membuat mereka murka. Dengan empat sayap yang berdengung, raja cacing batu emas dengan cepat mengejar pencerewet emas. Ketika dia hampir berhasil mengejar singa, Han Sen sengaja agak memperlambat langkahnya karena dia tidak ingin ada orang yang melihat dia membunuh pencerewet emas. Han Sen berpikir jika pencerewet emas dapat menghilang seperti makhluk super, akan menimbulkan kecurigaan. Han Sen merasa percaya diri dapat membunuh pencerewet emas pada titik ini. Yang dia perlukan adalah menunggu pencerewet emas berlari ke tempat yang terpencil, yang merupakan saat yang tepat untuk melancarkan serangannya. Karena buta, pencerewet emas tidak dapat mengetahui arah. Matanya masih berdarah, tetapi darah masuk kembali ke lukanya. Tampak luka di matanya mulai pulih. Plang plang! Semua bebatuan dan pepohonan dirobohkan oleh pencerewet emas. Makhluk itu akhirnya masuk ke Rawa Gelap. "Masuk ke dalam!" Han Sen merasa senang dengan kenyataan bahwa makhluk itu telah memasuki tempat yang sepi, memberikan kesempatan yang sempurna bagi Han Sen untuk membunuhnya. Mengikuti pencerewet emas masuk ke Rawa Gelap dengan sayapnya, Han Sen melihat semua makhluk yang menghalangi jalan singa tertabrak mati atau terinjak mati. Tingkat kebugaran makhluk super jauh lebih tinggi daripada makhluk lainnya. Bahkan ketika dia sudah buta, tidak ada yang dapat melukainya kecuali mereka memiliki senjata jiwa binatang super. Melihat pencerewet emas masuk lebih dalam ke dalam rawa dimana tidak ada orang di sekitarnya, Han Sen tidak lagi merasa ragu dan memerintahkan raja cacing batu emas untuk menyerang pencerewet emas. Dengan empat sayap yang berdengung, raja cacing batu emas mencekik pencerewet emas dengan ekor berdurinya. Ekor itu menusuk leher makhluk itu dan darah mulai mengalir. Sementara itu, delapan cakar raja cacing yang tajam mengunci kepala pencerewet emas, menancap tengkoraknya. Pencerewet emas berteriak tak berdaya, berusaha untuk memukul raja cacing batu emas dengan tapaknya. Namun, dia hanya menimbulkan suara besi yang berbenturan. Han Sen memanggil sayap berbulu hitam, melayang-layang di udara dan melihat hewan piaraannya bertarung dengan pencerewet emas. Hewan piaraan dengan baju baja super hampir tak terkalahkan. Pencerewet emas bahkan tidak dapat melukai raja cacing batu emas. Sebaliknya, dia merasa ketakutan dengan raja cacing dan diserang oleh delapan cakar tajamnya. Rambut emas singa itu tercukur oleh cakar, dan luka di kepalanya mengeluarkan darah, terlihat menyedihkan. "Mari kita akhiri disini!" Melihat raja cacing batu emas tidak dapat membunuh pencerewet emas, Han Sen mengambil pisau belati dan bergegas menancap perut pencerewet emas. Pisau belati serigala kutukan memotong perut pencerewet emas sepanjang belasan kaki. Darah emas menyembur seperti mata air, bercampur dengan organ dalam. Grrrr! Pencerewet emas berteriak, mengayunkan tapaknya dan berusaha untuk membunuh musuhnya. Namun, dia tidak dapat membedakan lagi siapa musuhnya. Ketika darah sudah mengalir dari tubuhnya, pencerewet emas segera melemah. Han Sen melompat ke kepalanya dan menancapkan pisau belati ke otaknya, mempercepat kematiannya. Bagaimanapun juga, penceweret emas belum tumbuh sampai sekuat induknya. Dia hanya setingkat dengan serigala kutukan. Dibandingkan dengan pencerewet emas besar yang tak terkalahkan itu, dia masih jauh lebih lemah. Jika pencerewet emas sudah sekuat orang tuanya, Han Sen khawatir bahwa seisi Tempat Penampungan Baju Baja akan dihancurkan oleh makhluk itu. Pada saat itu, Han Sen tidak dapat menjamin apakah dia mampu menghentikannya. "Makhluk super pencerewet emas telah terbunuh. Jiwa binatang pencerewet emas diperoleh. Sari kehidupan tersedia. Daging dapat dimakan." Melihat pencerewet emas yang mati, Han Sen tercengang. Saat ini, suara yang muncul berbeda dengan sebelumnya. Han Sen merasa senang karena dia memperoleh jiwa binatang dari pencerewet emas. Namun, setelah membunuh beberapa makhluk super, ini pertama kalinya tubuh makhluk itu tidak menghilang. Selain itu, suara yang selalu memberitahunya bahwa daging tidak dapat dimakan, kali ini berkata hal yang berbeda. Jika dagingnya memang dapat dimakan, Han Sen merasa heran mengapa suara itu tidak mengatakan bahwa dia mungkin akan memperoleh poin geno super. Kesimpulannya, suara itu agak aneh. Han Sen melihat tubuh makhluk itu dengan bingung. "Pencerewet emas berbeda dengan makhluk lainnya." Han Sen tidak terlalu memikirkannya. Dia merasa sangat senang karena dapat memperoleh jiwa binatang super, sari kehidupan dan bahkan daging pencerewet emas. Han Sen sama sekali tidak menduga akan seberuntung ini. Han Sen mengira keberuntungannya sudah habis, karena akhir-akhir ini dia selalu mendapatkan keberuntungan. Namun, dia masih memperoleh jiwa binatang, bahkan tubuh makhluk super. Han Sen tidak berani bimbang lebih lama lagi. Dia segera memotong tubuh pencerewet emas dengan pisau belati serigala kutukan, mencari sari kehidupannya. Han Sen hampir merobek seluruh tubuh untuk mencari kristal emas di tengkoraknya. Walaupun pencerewet emas lebih kecil daripada orang tuanya, dia masih seukuran lapangan bola basket. Han Sen segera menjilat kristal itu. Ketika dia meminum cairan emas, dia merasa seluruh tubuhnya membara. Kekuatan mengalir ke sel-sel tubuhnya, membuat seluruh tubuhnya lebih kuat. "Sari kehidupan pencerewet emas dikonsumsi. Satu poin geno super diperoleh." Mendengar suara yang indah di benaknya, Han Sen hampir tertawa terbahak-bahak. Dia menjilat kristal emas dengan lebih cepat. Mendengar suara yang memberitahunya tentang poin geno super yang baru diperoleh, Han Sen merasa di atas awan. Sari kehidupan pencerewet emas memberikan Han Sen delapan poin genos super tambahan. Han Sen sekarang memiliki 60 poin geno super. Setelah menghabiskan sari kehidupan, Han Sen merasa lebih cerita daripada sebelumnya. Dia menatap daging pencerewet emas. Karena dagingnya dapat dimakan, aku yakin juga akan memberiku poin geno super. Tubuh makhluk ini begitu besar, entah kapan aku dapat menghabiskannya." Melihat pencerewet emas terpotong-potong olehnya, Han Sen merasa kuatir. Setiap potong daging lebih tinggi dari Han Sen. Han Sen merasa bingung bagaimana memakannya. "Biarkan aku coba sedikit dulu." Han Sen memilih bagian yang lembut dan memotong sepotong tipis. Karena tidak ada waktu untuk memasak, Han Sen memutuskan untuk mencobanya mentah-mentah. Chapter 396 - Dilecehkan Oleh Peliharaan Tidak lama setelah mencicipi, Han Sen mengetahui bahwa dagingnya sangat keras. Han Sen mengunyah daging itu dan merasa seperti sedang mengunyah kulit badak. Mustahil giginya bisa mengoyak daging itu. Akhirnya, Han Sen memutuskan untuk menelannya langsung karena potongannya cukup tipis. Akan tetapi, setelah dia menelannya, tidak ada apa pun yang terjadi. Bahkan jika potongan daging ini tidak memberikannya poin geno, Han Sen semestinya masih bisa mendengar suara yang mengatakan tidak ada poin geno yang didapatkan. Namun, setelah menelannya, Han Sen tidak mendengarkan apa-apa. "Apa-apaan ini?" Han Sen merasa cukup kesal. Dia ragu-ragu dan memanggil malaikat suci, penasaran apakah dia akan memakannya. Jika dia tidak bisa memakannya, maka daging itu tidak ada gunanya. Setelah melihat daging singa emas, malaikat suci sangat gembira dan menyerbu daging itu. Sambil memegang sepotong daging, dia melahapnya sampai habis. Daging yang bahkan tidak bisa dikunyah Han Sen dengan mudahnya dikoyak oleh gigi malaikat suci. "Semua peliharaan pasti memenangkan kejuaraan lomba makan!" Han Sen tercengang oleh cara makan malaikat suci. Dalam sesaat, gadis kecil itu telah menelan potongan daging yang lebih besar dari Han Sen. Han Sen penasaran ke mana potongan itu pergi di dalam perut malaikat suci. Akan tetapi, malaikat suci masih belum berhenti. Dia dengan cepat mengambil potongan daging lainnya dan mulai memakannya. Han Sen melihat gadis kecil itu mulai tumbuh saat memakan daging singa emas. Rambutnya memanjang dan dadanya mulai berisi. Kakinya menjadi lebih panjang, dan sepasang sayap putih mulai tumbuh di punggungnya. Han Sen merasa gadis kecil itu semakin terlihat seperti makhluk sebelumnya. Sayapnya menjadi semakin besar dan tubuhnya semakin berlekuk. Jubah pelindung giok mulai terbentuk di tubuhnya. "Malaikat suci! Dia benar-benar telah menjadi malaikat suci!" Han Sen tercengang dan tidak mampu berkata-kata. Setelah memakan potongan kecil daging singa emas, gadis kecil itu telah tumbuh menjadi wanita. Akan tetapi, perubahan itu belum berhenti. Malaikat suci masih melumat daging itu. Saat dia makan, sosok malaikat suci mulai berubah lagi. Rambut pirangnya menjadi hampir tembus pandang, jubah pelindung putihnya menjadi emas, dan bahkan mata dan lingkaran suci di kepalanya menjadi keemasan. Malaikat suci berubah menjadi dewi yang elegan, diselimuti oleh aura sakral. Setelah memakan seluruh daging singa emas, malaikat suci membalikkan badan dan berjalan ke arah Han Sen. Dia mendekati Han Sen sampai wajah mereka bertemu. Melihat paras cantik nan dingin itu, Han Sen penasaran apa yang ingin dia lakukan. Tiba-tiba, malaikat suci memegang wajah Han Sen dengan dua tangannya dan menyelimuti bibir Han Sen dengan bibir merahnya. "Sial! Aku dilecehkan oleh peliharaanku!" Mata Han Sen terbelalak, merasa tidak bisa mempercayainya. Saat perasaan Han Sen bercampur aduk, dia tiba-tiba merasakan hisapan dari mulut malaikat suci. Dia menghisap potongan daging yang baru saja ditelan Han Sen dari perutnya. Malaikat suci melepaskan Han Sen dan menelan potongan daging itu, yang membuatnya tampak semakin misterius dan cantik. "Evolusi malaikat suci selesai." Han Sen mendengar suara di kepalanya. Sambil mengecek data malaikat suci, Han Sen terpana. Malaikat suci : peliharaan super (masih dapat berevolusi lagi) Han Sen bisa mengerti malaikat suci telah berevolusi menjadi makhluk super setelah memakan daging singa emas. Akan tetapi, setelah dia menjadi peliharaan super, sistem mengatakan dia bahkan bisa berevolusi lebih jauh, yang berada di luar nalar Han Sen. Han Sen belum pernah mendengar ada jiwa binatang peliharaan yang bisa berevolusi dua kali. Selain itu, peliharaan super pastilah makhluk tertinggi di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Jika malaikat suci bisa berevolusi lebih jauh lagi, akan jadi apakah nantinya? Menatap gadis polos berdiri di hadapannya, Han Sen tidak bisa memikirkan apa pun. Setelah selesai berevolusi, malaikat suci kembali ke wujud asal dan menjadi gadis kecil lagi, memandang Han Sen dengan matanya yang lebar. Han Sen terkejut, Secara teknis, seekor peliharaan tidak bisa menentukan keadaannya sendiri. Beberapa peliharaan yang cerdas bisa bereaksi secara otomatis dalam keadaan darurat, dan mereka cukup langka dan terbatas. Kembali ke wujud asal tanpa disuruh seperti malaikat suci tentulah di atas kemampuan seekor peliharaan. Han Sen memandang malaikat suci dengan alis berkerut dan menyimpannya kembali. Untungnya, jiwa binatang itu tidak melawan. "Ini sungguh aneh. Aku yakin itu karena singa emas. Semua makhluk super lainnya lenyap setelah dibunuh, tapi daging singa emas bisa dimakan. Ini sungguh misterius." Han Sen sungguh-sungguh tidak tahu. Di Penampungan Baju Baja, semua orang membicarakan tentang makhluk itu dan Han Sen. Mereka belum pernah mendengar soal makhluk yang menyerang penampungan di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Kenyataan bahwa Han Sen mengusir makhluk itu pergi membuat banyak orang di Penampungan Baju Baja berterima kasih padanya. Banyak orang di Penampungan Baju Baja menuliskan di Jaringan Langit tentang hal itu, yang menarik perhatian banyak orang. Penampungan di Tempat Suci Para Dewa Pertama tidak dibangun oleh manusia, melainkan bagian dari sistem Tempat Suci Para Dewa. Tidak ada makhluk yang berani mendekati penampungan sebelumnya, tapi kini satu makhluk menyerang penampungan, yang dengan wajar menciptakan berita besar. Ning Yue juga membaca insiden tersebut. Meskipun tidak ada gambar ataupun rekaman, Ningyue menaruh banyak perhatian, khususnya bagian mengenai Han Sen. Setelah cukup lama, Ning Yue mematikan perangkatnya dan bertanya pada pria tua yang tampak seperti pelayan, "Apakah semua orang sudah siap?" "Ya, tuan muda. Semuanya sudah siap, tapi apa Anda akan benar-benar melakukannya?" tanya pria tua itu pada Ning Yue. "Kita tidak bisa menyentuh seseorang dari regu khusus, khususnya orang yang berkaitan dengan keluarga Qin. Jika kita ingin menangkapnya hidup-hidup, kita hanya bisa melakukannya di Tempat Suci Para Dewa," kata Ning Yue santai. "Tapi tuan muda, kau tidak perlu terjun langsung..." kata pria tua itu dengan cemas. "Dia bukanlah pria biasa," kata Ning Yue pelan dan berjalan ke perangkat teleportasi. Chapter 397 - Penemuan Yang Mengejutkan Ning Yue berjalan perlahan ke dalam cairan kolam evolusi. Awalnya, dia tidak ingin menjadi evolver terlalu cepat. Sekali dia selesai berevolusi, dia harus meninggalkan Tempat Suci Para Dewa Pertama dalam waktu singkat, jika tidak tubuhnya akan rusak permanen. Namun, Ning Yue masih memilih untuk berevolusi saat ini. Dia masih sangat ragu tentang Han Sen sampai dia merasa dia harus berevolusi. Meskipun dia telah memanggil tiga belas evolver yang melampaui poin sakralnya yang bekerja untuk Grup Bintang di penampungan berbeda, Ning Yue masih memilih untuk berevolusi. Ning Yue tidak ingin memberikan Han Sen kesempatan untuk hidup. Dia hanya mempercayai dirinya sendiri dalam misi ini. Meskipun Grup Bintang berkuasa, mereka tidak mau berurusan dengan regu khusus kecuali terpaksa, khususnya karena Han Sen bekerja untuk Qin Xuan. Ning Yue tidak bisa melakukan apapun pada Han Sen di Aliansi, jadi dia harus melakukannya di Tempat Suci Para Dewa. Di kolam evolusi, tubuh Ning Yue mengalami perubahan signifikan. Orang-orang hanya mengenal Anak Surga, sementara hanya sedikit yang tahu bahwa Ning Yue adalah yang paling berbakat di generasi keluarga Ning. Meskipun tidak memiliki kesehatan yang prima, Ning Yuelah satu-satunya orang yang pernah berlatih jurus pedang milik keluarga dengan sukses. Sebelum ditemukannya Tempat Suci Para Dewa, seorang leluhur dari keluarga Ning adalah salah satu dari segelintir orang yang menguasai kemampuan berpedang. Jurus mereka disebut Que Yi, yang sudah dianggap hebat sejak jaman dahulu kala. Sejak orang-orang menemukan Tempat Suci Para Dewa, jurus Que Yi diadaptasi menjadi seni geno hyper dan menjadi lebih kuat. Akan tetapi, Ning Yue tidak berpikir seperti itu. Meskipun seni geno hyper itu kuat, Ning Yue pikir keluarganya belum pernah memiliki ahli pedang seperti kakek Ning Tieyi sejak diciptakannya seni geno hyper. Saat Ning Yue masih kecil dan baru belajar menggunakan pedang, dia mengabaikan seni geno hyper yang kuat dan bersikeras untuk berlatih jurus pedang kuno. Saat baru memulainya, jurus itu bahkan tidak mirip dengan seni geno hyper modern, tapi Ning Yue tidak meragukan keputusannya. Dua tahun lalu, Ning Yue akhirnya berhasil berlatih jurus pedang kuno dan mengerti inti sarinya. Dia akhirnya tahu betapa konyol adaptasi itu. Tadinya, Ning Yue berpikir tidak seorang pun di Tempat Suci Para Dewa Pertama yang layak jadi lawannya untuk menggunakan jurus pedang Que Yi yang sebenarnya. Setelah bertemu Han Sen, Ning Yue berpikir segalanya telah berubah. Ning Yue memiliki banyak pertanyaan mengenai Han Sen. Jika Han Sen telah menjadi evolver saat mereka bertemu pertama kali, dia telah tinggal di Tempat Suci Para Dewa Pertama terlalu lama, yang seharusnya sudah menyebabkan kerusakan tubuhnya. Tidak ada orang yang sebodoh itu. Jika dia belum menjadi evolver, dia telah memiliki kekuatan di atas orang yang belum berevolusi. Ning Yue hanya bisa memikirkan satu kemungkinan, yaitu Han Sen telah mendapatkan gen super. Ning Yue bahkan mencurigai bahwa belati Han Sen adalah jiwa binatang yang lebih tinggi dari jiwa binatang berdarah sakral. Jika tidak, mengapa benda itu sangat tajam? Akan tetapi Ning Yue tidak berani mengatakannya pada siapa pun. Ning Yue bukanlah satu-satunya yang mengincar gen super, dan keluarga Ning bukan satu-satunya keluarga yang tahu tentang itu. Ning Yue tidak ingin seorangpun tahu soal Han Sen, jika tidak Ning Yue sendiri akan kehilangan kesempatan. Karenanya, Ning Yue hanya bisa bergantung pada diri sendiri meski harus meninggalkan Tempat Suci Para Dewa lebih cepat. Dia harus menemukan rahasia Han Sen. Ning Yue tidak ingin ada kesalahan. Karena itu, dia menggunakan seluruh koneksinya untuk mengumpulkan tiga belas petarung hebat yang hampir melampaui poin geno sakral mereka, menolong mereka mendapatkan poin geno yang kurang, dan membuat mereka berevolusi. Ning Yue telah mempersiapkan semua ini, dan karena itulah dia tidak menyerang Han Sen. Yang dia tunggu-tunggu adalah kesempatan ini. Setelah membaca berita tentang Han Sen yang mengalahkan singa emas, Ning Yue bahkan semakin yakin kalau Han Sen telah memperoleh kekuatan di atas gen sakral. Sementara itu, Han Sen terkesima melihat singa emas di gudang nomor tujuh. Jiwa binatang singa emas adalah tunggangan. Tunggangan super tidak hanya memiliki kecepatan yang luar biasa, tapi juga memiliki ukuran yang bisa diatur. Dengan perintah dari Han Sen, singa emas bisa sebesar bukit kecil. Ukuran terkecilnya masih sebesar gajah. Selain itu, singa emas bertubuh keras dan kemampuan menahan bebannya luar biasa, yang membuatnya menjadi tunggangan yang hebat. Han Sen penasaran apakah singa emas memiliki kemampuan lain, yang sejauh ini dia tidak ketahui. Saat menunggangi singa emas dalam ukuran terkecilnya di dalam gudang, Han Sen merasa gembira. Tunggangannya sangat nyaman bagaikan berada di dalam pesawat pribadi yang canggih, bahkan saat tunggangan itu berlari dengan kecepatan penuh. "Tunggangan ini memudahkanku memikat para wanita!" Han Sen merasa sangat girang. Mungkin dia bisa membawa Ji Yanran sambil menunggangi singa emas nanti dan mungkin bahkan melakukan hal-hal nakal bersamanya. "Apa istilahnya jika kami melakukannya di punggung singa?" Han Sen mengandai-andai. Setelah mencoba-coba sebentar, Han Sen menyimpan singa emas kembali dan mulai mencari informasi di Jaringan Langit menggunakan jaringan komunikasinya. Setelah menemukan yang dia cari, Han Sen membuka perkamen yang diambil dari gua, merekamnya dengan jaringan komunikasinya, dan mesin itu menerjemahkan kata-katanya menjadi bahasa modern menggunakan perangkat itu. Ternyata kata-kata itu memang bahasa kuno, yang dengan mudah diterjemahkan ke dalam bahasa moderen. Han Sen berhati-hati membaca isinya. Awalnya, Han Sen merasa cukup tenang, seperti saat dia mencoba memastikan dari mana orang itu berasal. Namun setelah beberapa saat, wajah Han Sen tampak kelam. Tidak lama, Han Sen terkejut. Akhirnya, mulutnya pun sulit untuk terkatup. Han Sen tidak percaya jika apa yang tertulis di perkamen itu adalah benar. "Ini pasti bercanda. Bagaimana mungkin?" setelah Han Sen membaca isinya, dia tercengang. Akan tetapi, memikirkan betapa anehnya penampilan mayat itu, mungkin itu memang benar. "Jika benar, maka seluruh Aliansi akan terkaget-kaget. Ini benar-benar bertentangan dengan apa yang kita ketahui sejauh ini." Han Sen tidak bisa menenangkan dirinya setelah membaca terjemahan itu. Menurut teks terjemahan, pemilik perkamen, yaitu si pria yang telah mati, berasal dari zaman kuno saat besi dingin adalah satu-satunya bahan untuk senjata. Mereka bahkan tidak memiliki listrik, apalagi perangkat teleportasi. Pria dari jaman tersebut bisa berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa dengan hanya menggunakan tubuhnya, yang sulit untuk dipercaya. Chapter 398 - Dongxuan Sutra Bagian akhir dari perkamen itu adalah pernyataan dari si penulis. Menurutnya, dia adalah Taoist yang menyebut dirinya "Dongxuan." Dia adalah pemimpin organisasi yang disebut Xuan Men. Dengan mengabdikan diri pada Taoisme, dia akhirnya mencapai keadaan yang membuatnya bisa menembus ruang hampa. Akan tetapi, setelah menembus ruang hampa, Dongxuan mendapati dirinya tidak sampai di surga. Atau, surga yang dicapai berbeda dari imajinasinya. Dia muncul di dunia lain, di mana segalanya ada di luar nalarnya. Sayangnya, meski Dongxuan berhasil menembus ruang hampa, tubuhnya terluka parah karena pergantian alam. Tidak lama setelah dia sampai di dunia ini, dia menuliskan perkamen itu dan meninggal. Han Sen merasa ceritanya tidak masuk akal. Menggunakan tubuh seseorang untuk menembus ruang hampa sampai bisa berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa pastilah membutuhkan kekuatan yang luar biasa. Bahkan setengah dewa di zaman kontemporer tidak bisa mencapai hal itu. Han Sen merasa ini seperti dongeng belaka. Bagian awal perkamen adalah mengenai seni bela diri Taoist bernama Dongxuan Sutra. Menurut Dongxuan sendiri, ini adalah karya dan penemuannya berdasarkan seni bela diri Taoist. Dengan Dongxuan Sutra, Dongxuan berhasil mencapai keadaan di mana dia menembus ruang hampa dan mendarat di Tempat Suci Para Dewa. Saat dia berjalan melewati ruang hampa, hampir seluruh pakaian yang dikenakan Dongxuan hancur, termasuk benda pusaka yang dia gunakan yang bernama jubah bersayap. Hanya Dongxuan Sutra yang terbuat dari sutra hampa yang masih utuh. " Aku penasaran akan kebenarannya. Jika yang Dikatakan Dongxuan itu benar, maka Dongxuan Sutra ini akan lebih hebat dari seni geno hyper setengah dewa." Han Sen membaca Dongxuan Sutra dengan kesangsian. Sepertinya Dongxuan Sutra terlalu sulit untuk diterjemahkan mesin. Han Sen tidak mengerti teks terjemahan dan kebingungan. Untuk bacaan umum, mesin penerjemah cukup bagus. Akan tetapi, untuk Dongxuan Sutra, mesin penerjemah bisa salah atau berantakan. "Sepertinya aku jangan mencoba menerjemahkan Dongxuan Sutra menggunakan mesin. Aku harus belajar sendiri bahasa kuno." Han Sen menerjemahkan kata demi kata dan menemukan banyak kosakata yang memiliki arti berbeda-beda dan tidak tahu cara menentukan arti sebenarnya. Han Sen mendapatkan bahwa meskipun dia tahu arti setiap kata, dia tidak memahami artikel tersebut. Han Sen akhirnya mengerti mengapa mesin itu gagal.Untuk bahasa kuno seperti ini, penting bagi pembaca untuk memiliki pengetahuan di area tertentu sebelum membaca. Meskipun Han Sen bisa menebak beberapa artinya, dia tidak berani mencoba melatih apa yang dia tebak. Han Sen harus menunda Dongxuan Sutra dan mulai mempelajari materi Jurusan Bahasa Kuno di Blackhawk. Han Sen butuh waktu untuk mempelajari bahasa kuno, dan tidak bisa terburu-buru. Setelah beristirahat selama dua hari, Han Sen mulai merencanakan untuk memindahkan jiwa binatang milik Dollar ke identitas aslinya. Su Xiaoqiao yang kini menjadi pemimpin kelompok Bullseye sedang berburu makhluk mutan dengan segerombolan orang. Tiba-tiba, seseorang menyerbu dari hutan di hadapannya dan membelah dua makhluk mutan itu. "Sialan! Siapa yang berani merebut makhluk milikku? Apa kau sudah bosan hidup?" Su Xiaoqiao pun marah. Akan tetapi, setelah melihat siapa orang itu, dia langsung berhenti dan menatapnya terbelalak. "Dollar, kau belum berevolusi?" "Segera. Jadi, aku ingin menjual seluruh jiwa binatangku dan memerlukan bantuanmu," kata Han Sen dan memindahkan semua jiwa binatang dan senjatanya pada Su Xiaoqiao. Mendengar suara yang mengatakan padanya tentang jiwa binatang sakral satu per satu, Su Xiaoqiao pun tercengang. Saat Han Sen beranjak pergi, Su Xiaoqiao pun sadar dan berseru, "Dollar, kau tidak takut kalau aku akan menyimpan jiwa binatang ini untukku sendiri?" "Tidak," katah Han Sen santai tanpa membalikkan badan. Su Xiaoqiao cepat-cepat bertanya, "Kau belum memberikanku harganya. Dan di mana aku harus menemuimu setelah menjualnya?" "Buat acara lelang. Aku hanya mau lisensi Kelas-S tingkat evolver. Aku akan pergi menemukanmu," kata Han Sen dan menghilang di antara pegunungan. Tentu saja dia tidak takut Su Xiaoqiao akan menyimpan jiwa binatang tersebut. Lagi pula, Su Xiaoqiao bekerja untuk Komplotan Baju Baja, dan Han Sen tahu segala hal tentang dirinya. "Para jiwa binatang ini sangat bagus¡­ Bahkan sampai ada peliharaan berdarah sakral¡­ Meskipun dia melepaskan jubahnya, dia masih menutupi wajahnya dan aku tidak bisa melihat seperti apa tampangnya. Sayang sekali!" Su Xiaoqiao menjilat bibirnya dan menyayangkannya. "Bos, pria itu benar-benar Dollar? Mengapa dia memintamu mengadakan lelang untuknya? Apa hubungan kalian? Jiwa binatang apa yang dia berikan?" Su Xiaoqiao belum pulih total dari keterkejutannya, jadi mustahil dia bisa menjawabnya. Dengan cepat, berita itu tersebar bahwa Dollar meminta Su Xiaoqiao untuk melelang jiwa binatangnya di Penampungan Baju Baja. Banyak orang yang kaget. Tidak ada yang tahu bahwa Dollar masih berada di Tempat Suci Para Dewa Pertama, dan tidak ada yang menyangka jiwa binatang Dollar akan dijual. Banyak orang menyelidiki Su Xiaoqiao dan yakin bahwa dia bukanlah Dollar. Saat ini, Ning Yue juga datang ke Penampungan Baju Baja untuk menemukan Han Sen. Setelah mendengar berita itu, dia juga menyelidiki latar belakang Su Xiaoqiao dan menyimpulkan hal yang sama dengan yang lainnya. "Tuan muda, Su Xiaoqiao akan mengadakan lelang besok. Apa kita akan menghadiri lelang tersebut?" tanya Liu Lin. Jiwa binatang Dollar cukup terkenal dan diinginkan oleh banyak orang. Ning Yue tenggelam dalam pikirannya. Dia bergumam, "Dollar¡­ Han Sen¡­ Dua orang ini¡­ Carikan aku informasi yang kau dapat dari keduanya." "Tuan muda, apakah maksudmu Han Sen adalah Dollar?" Liu Lin tersentak. "Kita akan tahu jawabannya segera. Bersiaplah untuk acara lelang," kata Ning Yue pelan. Sesekali, Komplotan Baju Baja mengadakan acara lelang. Mudah bagi Su Xiaoqiao untuk mengadakan satu lagi dengan anggota yang terlatih. Di hari pelelangan, hampir semua orang yang memiliki jabatan di Penampungan Baju Baja hadir. Ning Yue dan Liu Lin menyembunyikan wajah mereka sambil mengamati kerumunan orang. Tatapan Ning Yue jatuh pada Han Sen. Sepertinya dia mencoba untuk memahami sesuatu dari tampang Han Sen. Chapter 399 - Sebuah Lelang Gila Empat jiwa binatang yang diberikan Han Sen pada Su Xiaoqiao adalah jubah kumbang hitam berdarah sakral, pembantai berdarah, Meowth, dan tombak berputar. Terlalu banyak yang tahu kalau Han Sen melakukan tembakan terakhir pada naga bersayap ungu dan menyatakan tidak memperoleh jiwa binatangnya, dan itulah mengapa Han Sen tidak memberikan sepasang sayap kepada Su Xiaoqiao. Sebelum lelang dimulai, Han Sen merasa seperti sedang diawasi. Dia menahan godaan untuk menoleh ke belakang. Saat Qing datang untuk menyapa, Han Sen berdiri dan dengan santai menoleh ke belakang. "Ning Yue juga di sini?" Han Sen menyapa Qing seakan tidak ada apa pun yang terjadi meski sedikit kaget. Meskipun Ning Yue tertutup oleh jubah jiwa binatang dan wajahnya tidak kelihatan, Han Sen memiliki kesan yang mendalam padanya dan masih mengenalinya. "Dia mengenaliku," kata Ning Yue pelan. "Masa?" Liu Lin melihat Han Sen yang berbicara pada Qing tidak percaya. Han Sen hanya melirik mereka dan bahkan tidak menoleh dua kali. Karena Ning Yue berpenampilan seperti ini, Liu Lin tidak percaya Han Sen bisa mengenali Ning Yue. Selain itu, Han Sen tidak tampak seperti pernah melihat Ning Yue jika melihat betapa tenang dirinya. Ning Yue tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Namun, dia menyimpan kembali jubah jiwa binatangnya dan menampakkan wajahnya. ''Ning Yue mungkin kemari untuk membunuhku.'' pikir Han Sen setelah duduk. Akan tetapi, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Ning Yue. Ini adalah Penampungan Baju Baja dan tempat tinggal Han Sen. Mungkinkah Ning Yue akan mencelakakannya di depan publik? Setelah lelang dimulai, Han Sen tidak mampu menutup mulutnya. Rencana awalnya adalah untuk membeli seluruh jiwa binatangnya untuk dirinya sendiri. Lagi pula itu adalah uangnya. Su Xiaoqiao juga akan mendapatkan sedikit jatah. Dia tidak menyangka harganya akan sangat tinggi. Bahkan jubah kumbang hitam, yang harganya paling rendah, bernilai lebih dari lima lisensi Kelas-S tingkat evolver. "Qing, kau gila ya? Meskipun jubah berdarah sakral itu berharga, aku yakin itu tidak terlalu bernilai." Saat Qing menawar delapan lisensi Kelas-S tingkat evolver, Han Sen pikir dia sudah sinting. "Ha-ha, saudaraku, ini bukan hanya soal jubah berdarah sakral. Ini ciri khas Dollar dan namanya saja bisa seharga semahal ini..." Banyak orang di sekitar Qing setuju dengannya, khususnya Hai Yun yang menghabiskan lisensi kelas-S miliknya seperti air. Saat dia menawar sepuluh lisensi, semua orang terdiam. Han Sen tercengang dan berpikir, ''Sepuluh lisensi Kelas-S tingkat evolver? Pasti harganya miliaran dolar, sementara jubah berdarah sakral mungkin hanya seharga 200 sampai 300 juta. Tadinya Han Sen ingin membeli kembali jiwa binatang miliknya , tapi dia berpikir dua kali. Lisensi Kelas-S adalah barang langka yang sulit didapatkan. Bahkan jika dia tidak menggunakannya, dia kapan saja bisa menukarkannya dengan jiwa binatang di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Sepuluh lisensi adalah harga yang tidak mungkin akan ditolak Han Sen. Setelah membeli jubah kumbang hitam, Han Sen memutuskan membiarkan Hai Yun untuk menyimpannya. Penawaran untuk pembantai berdarah bahkan lebih sengit. Hai Yun bahkan menaikkan harganya menjadi lima belas lisensi tanpa berkedip. Han Sen merasa apa yang terjadi sudah di luar akalnya. Dia bahkan ragu apakah lisensi Kelas-S mengalami penurunan harga. "Hai Yun, apa para jiwa binatang ini benar-benar berharga?" tanya Han Sen pada Hai Yun. "Ini milik Dollar, tentu saja mereka berbeda." Hai Yun kegirangan saat memenangkan lelang pembantai berdarah. "Hai Yun, kau sudah punya dua. Jangan coba curi yang terakhir dari kami," kata Qing setengah serius. "Siapa pun yang menawar lebih tinggi akan memenangkannya. Jika kau membayar lebih, kau bisa memilikinya," kata Hai Yun. Selama lelang Meowth, Han Sen merasa bimbang. Meskipun Meowth tidak lagi berguna bagi Han Sen, dia adalah peliharaan yang paling lama. Han Sen tidak ingin melepaskan Meowth pergi. Dengan cepat, harga Meowth naik menjadi 15 lisensi karena Hai Yun. Semua orang terdiam. Sedikit orang yang memiliki banyak lisensi Kelas-S, yang bahkan tidak bisa dibeli oleh uang. Lin Beifeng juga cukup kaya, tapi dia bahkan tidak memiliki lima lisensi Kelas-S. "Empat lisensi Kelas-S universal," Han Sen menggertakkan giginya dan menawar. Dia menahan godaan lima belas lisensi Kelas-S dan ingin mendapatkan kembali Meowth dengan cara apa pun. "Lisensi Kelas-S universal? Han Sen, kau mau membayar semahal itu? Apa kau juga penggemarnya?" Yuan dan Qing terkejut. "Bukan penggemar sungguhan. Tapi aku suka peliharaan," Han Sen tersenyum dan berkata. "Dua puluh lisensi Kelas-S, yang seharusnya memiliki nilai lebih tinggi." Hai Yun masih belum menyerah. "Sulit untuk memutuskannya..." Su Xiaoqiao ragu-ragu. "Lisensi universal menang." Tiba-tiba, sebuah suara datang dari pintu masuk ruangan. Semua orang membalikkan badan dan melihat seseorang memakai topeng. "Dollar?" Su Xiaoqiao kaget melihat orang tersebut. Orang itu tampak persis seperti Dollar saat dia memberikan Su Xiaoqiao jiwa binatang. Wajar saja Su Xiaoqiao mengenalnya. Dollar pergi setelah mengatakan hal itu. Lagi pula, dia hanyalah duplikat yang diciptakan Han Sen menggunakan ksatria kumbang. Semakin sedikit dia muncul di hadapan orang-orang, semakin baik. "Haruskah kita membuntutinya?" Liu Lin menatap Ning Yue. Ning Yue menggeleng dan berkata, "Tidak usah. Target kita adalah Han Sen." Han Sen melihat seseorang membuntuti ksatria kumbang tapi tidak mempedulikannya. Ksatria kumbang adalah jiwa binatang berdarah sakral dan dikontrol oleh Han Sen, jadi tidak sulit untuk menyingkirkan penguntitnya. "Maafkan aku Tuan Hai Yun. Dollar sendiri berkata bahwa dia lebih menyukai lisensi universal." Su Xiaoqiao memandang ke sekeliling dan berkata, "Empat lisensi universal dari Han Sen¡­ Sekali..." Akhirnya, Han Sen memenangkan lelang Meowth dan memiliki kesayangannya kembali. Bahkan senjata tombak berputar berdarah sakral dibeli oleh Hai Yun dengan dua lisensi berdarah sakral. Han Sen tidak menyangka pria ini penggemar berat Dollar. Han Sen memperoleh dua puluh tujuh lisensi Kelas-S tingkat evolver, dan yang dia bayar hanyalah dua jiwa binatang berdarah sakral dan senjata berdarah sakral. Harganya jelas sulit dibayangkan. Chapter 400 - Menyerahkan Diri "Jika aku tidak segan dengan keluarganya, aku tidak akan pernah membiarkan Hai Yun mendapat dua jiwa binatang milik Dollar. Aku semestinya membeli setidaknya satu..." Qing tidak bisa berhenti mengeluh setelah lelang selesai. Han Sen terkejut. Ternyata harganya tidak cukup mahal di mata para bocah kaya. Mereka menyerah hanya karena mereka tidak ingin menentang Hai Yun. Han Sen tahu kalau dua jiwa binatang itu mahal karena ketenaran Dollar, bukan karena harga mereka sesungguhnya. "Han Sen, kau harusnya membeli jubah pelindung atau jiwa binatang berubah bentuk. Meskipun peliharaan itu kuat, dua barang lainnya adalah ciri khas Dollar..." ratap Qing. "Saudaraku, maukah kau menjual peliharaan itu?" Hai Yun masih tidak rela melepaskannya. Dia jelas seorang perfeksionis yang harus memiliki seluruh set. "Hai Yun, maafkan aku. Aku perlu peliharaan itu dan tidak berencana menjualnya saat ini," kata Han Sen. "Jika kau bermaksud menjualnya nanti, kau harus menemuiku terlebih dahulu. Harga tidak masalah bagiku," kata Hai Yun dan pergi dengan penyesalan. Saat Han Sen, Qing, dan Yuan berjalan keluar ruangan, puluhan orang menghadang mereka. "Kalian mau mencari masalah?" Qing mengerutkan dahi dan berseru. Ning Yue berjalan keluar dan berkata dengan tenang, "Qing, Yuan, ini tidak ada urusannya denganmu. Ini pribadi antara Han Sen dan aku. Silahkan pergi dan aku akan meminta maaf padamu nanti." "Ning Yue, apa yang Han Sen lakukan?" Qing dan Yua mengerutkan dahi. "Han Sen merebut makhluk kami," kata Ning Yue pelan. "Itu cuma seekor makhluk. Sebutkan harganya dan aku akan membayarnya," kata Qing langsung. "Ini bukan soal uang, tapi menegakkan kebenaran. Aku harap kalian mengerti," kata Ning Yue tanpa emosi. Qing dan Yuan merasa mereka di posisi yang canggung dan dua-duanya menatap Han Sen. "Han Sen, apa yang terjadi?" Su Xiaoqiao menghambur keluar dengan orang-orang dari Komplotan Baju Besi. Regu khusus dan Komplotan Baju Baja berhubungan erat dan bisa dianggap sebuah keluarga. Melihat Han Sen dikepung, anggota komplotan datang menyelamatkannya. "Apakah kita membuli mereka dengan jumlah orang? Ajak aku juga." "Lihatlah kalian. Beraninya kalian mencoba menentang Han Sen di sini?" "Kalian pasti buta. Ini Penampungan Baju Baja dan kalian seharusnya kembali ke tempat kalian berada." ¡­ Dengan cepat, para anggota komplotan mengepung orang-orang Ning Yue. "Terima kasih banyak. Aku akan selalu mengingat betapa baiknya kalian padaku. Jika kalian membutuhkanku di kemudian hari, aku selalu ada. Akan tetapi, ini urusan antara Ning Yue dan aku, dan aku akan menghadapinya sendirian," Han Sen dengan cepat menghentikan Komplotan Baju Baja. Meskipun yang lain tidak menyadarinya, Han Sen mengenal baik para evolver dan bisa mengetahui orang-orang yang Ning Yue bawa semuanya adalah evolver yang melampaui poin genonya. Jika mereka benar-benar bertarung, meskipun ada banyak orang di komplotan itu, komplotan itu akan menderita kekalahan besar. "Qing, Yuan, biarkan aku menangani ini seorang diri," kata Han Sen pada dua sahabatnya. "Jika kau butuh sesuatu, katakanlah. Aku tidak akan membiarkanmu dibuli," Qing meninggikan suaranya dan berkata. "Han Sen, bagaimana menurutmu?" Ning Yue tidak mempedulikan Qing dan bertanya pada Han Sen sambil tersenyum. Tiga belas evolver dengan melampaui poin geno sakral ditambah dengan dirinya, dia yakin untuk menangkap Han Sen, tidak peduli siapa pun yang ada di sana. Dia tertahan oleh peraturan dan undang-undang di Aliansi, tapi di Tempat Suci Para Dewa, tidak ada yang bisa melakukan apapun selama dia tidak membunuh Han Sen di tempat umum. Selain itu, Ning Yue tidak berencana membunuh Han Sen. Dia memiliki banyak keraguan seputar Han Sen yang harus dia pastikan. "Mari kita pindah ke tempat lain untuk mengobrol," kata Han Sen tenang. "Sungguh pemberani," kata Ning Yue dan memerintahkan para evolver untuk memaksa Han Sen keluar dari Penampungan Baju Baja. Komplotan Baju Baja, Qing, dan Yuan mencoba mengikuti mereka. Namun, Han Sen meminta mereka kembali. Di lain sisi, Han Sen tidak ingin mereka terluka. Di sisi lainnya, Han Sen memiliki rencana tersendiri. Saat mereka mencapai tempat terpencil di pegunungan, Han Sen berhenti berjalan. Sekelompok orang itu masih mengepungnya, tidak membiarkan dia untuk kabur sedikit pun. "Han Sen, apa rencanamu?" Ning Yue menatap Han Sen. "Aku akan membiarkanmu menangkapku. Bagaimana menurutmu soal rencana ini?" kata Han Sen tenang. Semua orang tercengang. Bahkan Ning Yue pun kaget. Sesaat kemudian, dia memandang Han Sen dan bertanya, "Apa kau yakin?" "Begitu banyak evolver yang melampaui poin geno sakralnya. Aku pikir tidak semua orang bisa mengumpulkan begitu banyak orang berbakat di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Aku pikir aku tidak bisa kabur hidup-hidup. Daripada dihajar, aku lebih baik menyerahkan diri." Han Sen mengangkat tangannya seakan dia telah menyerah. Ning Yue masih curiga dan memerintahkan bawahannya untuk mengikat Han Sen. Han Sen tidak melawan dan membiarkan orang itu mengurungnya dengan gembok khusus. "Kau tidak takut jika aku akan membunuhmu?" Ning Yue menatap Han Sen dengan alis mengernyit. "Aku tahu kau tidak akan membunuhku, setidaknya sebelum kau mendapatkan jawabanmu," kata Han Sen sambil berpikir, ''Kau benar-benar berpikir bisa membunuhku jika kau mengurungku? Jika aku tidak mencoba memancing informasi darimu, aku akan memanggil dua peliharaan superku untuk memberimu pelajaran." "Kau masih berkesempatan untuk kabur saat kau di Penampungan Baju Baja," kata Ning Yue. "Lagi pula aku anggota regu khusus. Misiku adalah melindungi orang-orang, bukannya membiarkan orang lain mengorbankan diri demi diriku. Bahkan jika aku kabur, aku akan malu untuk tetap hidup." kata Han Sen tenang. "Berikan aku belatimu, dan aku akan membiarkanmu pergi begitu saja." Ning Yue berpikir dan berkata. "Jika ini pertama kalinya, aku mungkin akan mempertimbangkan kata-katamu. Namun, aku yakin bahwa jika aku tidak memberikanmu belatiku, aku belum tentu mati. Jika aku memberikan belatiku, aku pasti akan mati," kata Han Sen tersenyum. Bukk! Liu Lin melayangkan pukulan ke wajah Han Sen. Darah mulai mengalir dari mulut Han Sen. "Akan kutunjukkan padamu seperti apa rasanya memohon untuk mati." Liu Ling terdengar kejam. Dia mengambil sebilah pedang dan menebaskannya pada Han Sen. Liu Lin tidak menancapkan belatinya ke dalam organ vital Han Sen, tapi ke tempat yang paling menyakitinya. Dia juga melakukannya sepelan mungkin dan menggerakkan pedang itu maju dan mundur. Wajah Han Sen langsung memucat, bersimbah keringat dingin. Akan tetapi, dia mampu menahan suaranya. "Aku tidak yakin kau terbuat dari besi." Liu Lin mengambil tas kulit hitam di pinggangnya dan membukanya. Di sana banyak peralatan yang tampak aneh. Liu Lin mengambil sebuah dan mencoba menggunakannya pada Han Sen. "Sudah cukup. Bawa dia ke nomor 107," Ning Yue menghentikan Liu Lin, menatap Han Sen, dan menyuruh bawahannya. Chapter 401 - No. 107 "Dimana No. 107?" Han Sen memuntahkan darah dari mulutnya dan bertanya dengan perlahan. "Kau akan tahu ketika kau tiba di sana." Ning Yue tidak berbicara lagi dengan Han Sen dan bergegas. Ning Yue tidak berharap dapat memperoleh banyak informasi dari mulut Han Sen. Dan tidak mungkin dia akan melepaskan Han Sen pada saat ini. Han Sen merasa penasaran dengan No. 107 yang diutarakan Ning Yue. Namun, kelompok orang-orang sama sekali tidak membicarakannya. Mereka hanya meneruskan perjalanan. Tampaknya mereka terburu-buru. Han Sen memahami alasannya. Mereka semua telah berevolusi dan tidak dapat tinggal terlalu lama dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, kalau tidak tubuh mereka tidak akan dapat menahannya. Dengan kondisi demikian, Ning Yue tetap memaksa untuk membawa Han Sen ke No. 107, sehingga membuat Han Sen semakin penasaran tentangnya. Pertanyaan Han Sen segera terjawab. Kelompok orang-orang itu bepergian melintasi Gurun Iblis dengan tunggangan berdarah sakral dan masuk ke pegunungan yang gersang. Hanya ada beberapa jalan setapak sempit untuk masuk ke lembah itu. Hanya dapat dilalui satu orang. Beberapa orang membawa Han Sen masuk ke lembah. Ketika mereka mendekati lembah, Han Sen melihat segalanya. Dia tidak dapat melihat makhluk lainnya. Bebatuan putih dan pasir terbentang di mana-mana. Di tengah lembah, ada sekuntum bunga merah raksasa yang terlihat seperti mawar yang menghadap ke atas. Di sekitar bunga itu, ada banyak tanaman merambat dan dedaunan yang tertutup dengan duri. Tanaman merambat itu juga menutupi seluruh lembah, terlihat seperti rumah kaca bagi bunga-bunga di sana. Han Sen melihat ke sekelilingnya. Selain bunga merah dan tanaman merambat, dia tidak melihat yang lainnya, apalagi makhluk lain. "Apakah ini No. 107?" Han Sen bertanya dengan heran. "Benar. Ini adalah No. 107," Ning Yue menjawab. Ning Yue kemudian melanjutkan, "Setiap saat Grup Bintang menemukan makhluk yang dicurigai melampaui makhluk berdarah sakral, kamu akan memberinya sebuah nomor dan mencatatnya. Ini adalah No. 107." "Maksudmu bunga raksasa ini?" Han Sen memeriksa bunga merah itu, yang terlihat seperti tanaman. Walaupun ukurannya sangat besar, tidak mungkin itu adalah seekor makhluk. "Kau akan segera mengetahuinya. Masuk ke lembah." Ning Yue meminta orang-orangnya untuk mengarahkan panah dan senjata mereka ke Han Sen, memaksa Han Sen untuk masuk ke dalam. "Masuk ke dalam." Setelah Liu Lin membuka rantai kaki Han Sen, dia mendorong Han Sen dengan kasar. "Ada apa di dalam sana?" Han Sen hampir kehilangan keseimbangan, tetapi dia tidak mempedulikan Liu Lin. Ning Yue tidak meminta jiwa binatangnya. Walaupun ada banyak tanaman merambat di dalam lembah, sepanjang dia memiliki sayap berdarah sakral, mudah bagi Han Sen untuk terbang melarikan diri. Dia tidak merasa lembah ini dapat mengurungnya. "Berikan pisau belati padaku sekarang, dan kau tidak perlu masuk ke dalam," Ning Yue berkata dengan tenang. "Aku tidak mau memberikan pisau belatiku, dan aku juga tidak mau masuk ke dalam," Han Sen membalas. "Kau dapat berusaha untuk membunuh kami semua dan melarikan diri," Ning Yue berkata sambil tersenyum. Kata-kata Ning Yue membuat para evolver tertawa. Mereka semuanya mengarahkan senjata mereka pada Han Sen, menunjukkan bahwa mereka dapat mengambil nyawa Han Sen kapanpun juga. Tidak ada yang mempercayai bahwa Han Sen dapat melarikan diri di bawah pengepungan oleh 14 evolver. Selain itu, persendian tubuh bagian atas Han Sen dirantai dengan kunci baja-Z khusus. Bahkan seorang evolver tidak dapat melepaskan diri dari kunci seperti ini. Hanya evolver yang kuat dengan tingkat kebugaran sekitar 80 yang dapat melepaskan diri dari kunci ini dengan kekuatan mereka. "Tuan muda, mengapa kau harus membunuhku. Jika kau mengirimku kembali untuk membunuh kembaranmu, aku dapat membalasmu." Han Sen menatap Ning Yue. "Jika hanya menipuku, aku tidak akan pernah berusaha untuk membunuhmu. Sayangnya, kau memperoleh sesuatu yang tidak seharusnya kau dapatkan. Berikan aku pisau belati itu atau pergi ke dalam lembah, kau pilih sendiri," Ning Yue berkata dengan perlahan. "Aku memilih untuk membunuh." Han Sen menggoyangkan badannya dan memutar dengan sudut yang aneh. Semua kunci yang mengunci persendiannya jatuh dari tubuhnya. Han Sen telah melatih Kulit Giok sejak lama dan dia dapat mengendalikan tubuhnya dengan semakin baik. Menggerakan tulang dan otot-ototnya, dia merasa kunci-kunci itu sama sekali tidak dapat mengekangnya. Setelah melepaskan kunci-kunci, Han Sen cepat-cepat memanggil pisau belati serigala kutukan dan menancapkannya pada Ning Yue. Ning Yue tidak terlihat terkejut. Dia memanggil sebuah pedang tipis dan mengayunkannya pada Han Sen. Ketiga evolver lainnya juga memanggil senjata mereka masing-masing dan mulai menyerang Han Sen. Jika Han Sen memaksa untuk membunuh Ning Yue dengan pisau belatinya dia mungkin akan menghadapi 13 senjata sendirian. Oleh karena itu, dia harus bergerak mundur dan mengayunkan senjatanya pada orang lain. Tingkat kebugaran Han Sen sedikit lebih lemah daripada evolver berdarah sakral lainnya. Walaupun dia dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan dengan menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, tingkat kebugaran aslinya tidak dapat ditingkatkan. Ketika melukai evolver lainnya, dia tetap akan terluka, itulah alasannya Han Sen tetap berusaha untuk menghindari serangan mereka. Namun, dengan demikian, Han Sen merasa terjebak. Bahkan dengan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan dan pisau belati serigala kutukan, dia tetap merasa sulit untuk melepaskan diri dari para evolver. Han Sen bahkan tidak sanggup melukai salah satu individu atau merusak senjatanya. 13 senjata yang berbeda terus menerus menyerang Han Sen, membuatnya terpojok. Han Sen harus mundur ke dalam lembah. Bukan karena 13 evolver itu kuat, tetapi karena Ning Yue. Keahlian pedang Ning Yue tampaknya tidak terlalu mengesankan. Sebaliknya, tidak rasional. Kadang-kadang, pedang itu bahkan tidak terlihat menyerang Han Sen, tetapi menuju ke ruang kosong. Namun, itu tepat adalah keahlian pedang yang menghubungkan serangan dari 13 orang itu, membuat sebuah perangkap yang tidak dapat dihindari Han Sen. Han Sen bahkan tidak berkesempatan untuk menyerang balik. Walaupun dia memiliki senjata yang tajam, dia harus terus menerus mundur. Chapter 402 - Aku Memilih Untuk Membunuh Keahlian pedang yang dinamakan Que Yi berfokus pada mengorbankan diri sendiri untuk membantu keberhasilan serangan orang lain. 13 evolver berasal dari tempat penampungan yang berbeda dan tidak memiliki banyak waktu untuk melatih kolaborasi mereka. Namun, dengan kehadiran Ning Yue, mereka terhubung menjadi satu mesin pembunuh. Bahkan Han Sen tidak dapat menemukan celahnya. Ning Yue terlihat sangat tenang. Semua gerakannya tampak santai tetapi sesungguhnya berdasarkan aturan yang menakjubkan. Walaupun serangannya tidak agresif, dia berhasil merubah gerakan dari 13 evolver yang lain menjadi bagian dari dirinya, memaksa Han Sen untuk masuk ke dalam lembah. Ning Yue tidak ingin membunuh Han Sen pada awalnya. Dia hanya ingin melihat sendiri pertarungan antara Han Sen dengan para makhluk yang sangat kuat. Apakah Han Sen yang membunuh yang mahkluk-mahkluk itu atau terbunuh, keragu-raguannya akan terjawab. "Tuan muda, apakah kita benar-benar harus bertarung seperti ini?" Han Sen bertanya ketika bergerak mundur, karena dia memahami maksud Ning Yue. "Jika aku sendirian, aku akan dengan senang hati menjadi temanmu dan tidak akan pernah melukainya. Namun¡­" Ning Yue berkata dan tidak menghentikan pedangnya, memaksa Han Sen untuk menyentuh tanaman merambat. "Sayang sekali. Aku tidak ingin membunuh, tetapi¡­" Han Sen menghela nafas dan berkata. Dia mengutarakan isi pikirannya. Sebelum mengetahui hubungan antara keluarga Ning dan keluarga Han, Han Sen tidak ingin membunuh. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain. Sama seperti Ning Yue, Han Sen adalah orang tidak memberi ampun saat dia sudah memutuskan untuk membunuh. "Membunuh? Kau? Kau pikir kau sangat piawai dengan pisau belati tajam? Itu tidak berguna. Kau hanya seekor binatang yang terperangkap dalam kandang. Hidup matimu tergantung pada kami," seru Liu Lin dengan galak. "Apakah benar?" Han Sen mengerutkan bibirnya. Melihat senjata yang tertuju padanya, dia tidak ingin mundur lebih jauh, tetapi menunjuk pada Liu Lin. "Mundur." Ning Yue tiba-tiba memiliki perasaan buruk. Walaupun tidak mungkin Han Sen dapat menghentikan begitu banyak senjata, karena alasan tertentu, Ning Yue merasakan ada bahaya. Saat senjata hampir mencapai tubuh Han Sen, sudah terlambat bagi Han Sen untuk melarikan diri dan para evolver juga sudah tidak sempat mengambil kembali senjata-senjata mereka. Walaupun Ning Yue sudah mengeluarkan perintah, orang-orangnya tidak mungkin menghentikan aksi mereka. Bum! Seekor monster raksasa dalam baju baja giok terlihat seperti persilangan kalajengking dan kumbang tiba-tiba muncul di samping Han Sen, menjatuhkan semua senjata yang hampir mengenai Han Sen. Senjata-senjata yang digunakan oleh evolver berdarah sakral adalah yang terbaik dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tetapi tidak ada yang dapat melukai monster itu. Sebaliknya, para evolver terpukul mundur. Krak! Sepasang cakar yang terlihat seperti sabit kematian menyilang di depan pundak Liu Lin, mengirimkan kepalanya ke udara. Mata Liu Lin terbuka lebar setelah mati, dipenuhi dengan ketakutan. Raja cacing batu emas super yang ganas membunuh di sepanjang jalur yang dilaluinya dalam kelompok itu. Dengan empat sayapnya yang mendengung, raja cacing berdansa dengan delapan cakarnya bergerak ke atas dan ke bawah. Inilah pembantaian yang sesungguhnya. Mengenakan baju baja hewan piaraan super, raja cacing batu emas super bahkan tidak terlihat seperti berasal dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Bahkan evolver berdarah sakral tidak dapat melukainya. Sebaliknya, kemana pun raja cacing pergi, tungkai akan berjatuhan, dan darah akan menyembur. Di hadapan kekuatan yang mutlak, bahkan keahlian pedang Que Yi sama sekali tidak berguna. Pada saat ini, raja cacing batu emas super bahkan lebih kuat daripada kura-kura. Bagaimanapun juga, kekuatan dan kecepatannya sama dengan kura-kura. Dan keunggulan kura-kura yang terletak pada pertahanannya, tidak sekuat baju baja hewan piaraan. Digabungkan dengan kemampuan terbang dan cakar yang tajam, pembantaian evolver berdarah sakral ini semudah membunuh anjing bagi raja cacing batu emas. Para evolver tidak memiliki kesempatan untuk mundur. Jalur yang menghubungkan lembah dan bagian luar sangat sempit sehingga hanya satu orang yang dapat melaluinya. Selain itu, kecepatan mereka lebih parah daripada raja cacing batu emas. Ketika kelompok orang-orang itu tiba di jalan setapak, lebih dari setengah dari mereka telah terbunuh oleh raja cacing batu emas super. Hanya tiga orang yang berhasil meloloskan diri melalui jalur sempit itu. Ning Yue, walaupun tangguh, terlihat terkejut ketika melihat evolver berdarah sakral dari Grup Bintang menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam pembantaian ini. Yang lebih mengejutkan adalah kemunculan raja cacing batu emas super. "Mungkinkah dia melampaui hewan piaraan berdarah sakral?" Ning Yue menatap raja cacing yang terlalu besar untuk melewati jalur sempit dengan perasaan yang kacau ketika dia berjalan keluar dari jalur itu. Han Sen cepat-cepat mengambil kembali hewan piaraannya dan masuk ke jalur itu dengan pisau belati serigala kutukan. Tidak mungkin dia membiarkan Ning Yue lolos seperti ini. Menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, kecepatan Han Sen lebih cepat daripada 3 evolver yang melarikan diri. Tidak memerlukan waktu yang lama untuk dapat mengejar mereka. Kedua evolver berdarah sakral yang tertinggal di belakang Ning Yue berusaha untuk melindungi diri mereka, tetapi tidak ada ruang untuk menghindar bagi mereka dalam jalur sempit itu. Selain itu, senjata mereka terbelah dua oleh pisau belati serigala kutukan. Mendengar teriakan dari dua orang dan melihat darah yang menyembur, Ning Yue mengetahui bahwa dia hanya sendirian sekarang dan Han Sen segera berada di hadapannya. Ning Yue tahu bahwa dia tidak mungkin keluar dari sini hidup-hidup. Di luar perhitungannya, dia sama sekali tidak mengira Han Sen memiliki hewan piaraan yang begitu menakutkan. Ning Yue menghela nafas dan menyerah, berdiri tegak dan menunggu ajal menjemputnya. "Ning Yue, apa yang spesial dalam lembah ini?" Han Sen bertanya, dengan pisau belati di leher Ning Yue. "Bunuh saja aku. Jangan bertanya." Ning Yue tidak bergerak sama sekali, bahkan tidak membuka matanya. "Kau tidak akan mati dengan mudah," Han Sen berkata dengan tenang, sebuah jiwa binatang dipanggil dan bergegas ke arah Ning Yue. Raut wajah Ning Yue tiba-tiba berubah setelah mendengar perkataan Han Sen. Dia cepat-cepat membuka matanya dan melihat jiwa binatang ungu gelap yang jelek yang terlihat seperti buaya di wajahnya. Bum! Jiwa binatang itu tidak berhenti dan masuk ke dalam tubuh Ning Yue. Mahkluk raksasa itu masuk ke dalam dada Ning Yue dengan mudah. Ning Yue merasa seluruh tubuhnya ditusuk-tusuk, seperti ada yang sedang mengiris-iris ototnya. Namun, perasaan itu hanya berlangsung sesaat. Jiwa binatang jelek itu segera keluar dari tubuh Ning Yue dan melingkar di samping Han Sen, matanya yang menakutkan tertuju pada Ning Yue. Chapter 403 - Kucing Sembilan Nyawa Karena alasan tertentu, tubuh Ning Yue bergetar saat ditatap oleh jiwa binatang jelek itu. Jiwanya seolah-olah bergemetar. Tanpa ragu, Ning Yue memutar pedangnya dan menancapkannya pada dadanya sendiri, berusaha untuk bunuh diri. "Grrr!" Jiwa binatang jelek itu membuka mulutnya. Tiba-tiba, Ning Yue kehilangan keseimbangan tubuh. Dia melebarkan tangannya dan pedangnya terjatuh ke tanah. Melihat wajah Ning Yue yang pucat pasi, Han Sen berkata dengan perlahan, "Aku sudah memberitahumu bahwa tidak mudah untuk mati. Jawab beberapa pertanyaan, maka aku mungkin akan membiarkanmu mati." "Jiwa binatang apa itu?" Ning Yue batuk tetapi tidak menjawab pertanyaan Han Sen. "Pencabik air, jiwa binatang parasit," Han Sen berkata. Han Sen sudah berusaha mencari informasi tentang parasit jiwa binatang di dalam Jaringan Langit, tetapi dia tidak berhasil menemukannya. Setelah melakukan banyak pengujian, dia akhirnya memahami bagaimana parasit jiwa binatang ini digunakan. Pencabik air ini dapat tinggal di makhluk apapun maupun manusia dan menumpang pada kehidupan nya. Pada saat ini, hidup Ning Yue bukan lagi miliknya sendiri karena pencabik air juga dapat mengendalikan tubuhnya. Berapa besar kendalinya tergantung pada kekuatan jiwa binatang dan inangnya. Tidak diragukan lagi bahwa pencabik air adalah jiwa binatang super yang jauh lebih kuat daripada Ning Yue. Oleh karena itu, pencabik air secara alami dapat mendapatkan prioritas untuk mengendalikan tubuh Ning Yue. Gerakan Ning Yue dan bahkan pemikirannya dapat dirasakan oleh pencabik air dan mengirimkannya pada Han Sen. Oleh karena itu, Han Sen dapat mengetahui sebagian pemikiran Ning Yue. Jiwa binatang parasit juga memiliki kelemahan. Jika kekuatannya lebih lemah daripada inang, dia akan sebaliknya dikendalikan oleh inang. Tentu saja jika inang lebih kuat daripada parasit, atau sama kuat dengan parasit jiwa binatang pada awalnya, sulit bagi parasit jiwa binatang untuk tinggal di dalam inang jika inang menolaknya. Setelah menetap, jiwa binatang parasit akan mulai menyerap tenaga dari tubuh inang. Semakin kuat Ning Yue, pencabik air juga akan tumbuh bersamanya. Sulit bagi Ning Yue untuk melepaskan diri dari pencabik air. Dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, Han Sen merasa tidak ada orang yang lebih kuat daripada sebuah jiwa binatang super, maka parasit akan selalu dapat tinggal di inang, kecuali inang itu adalah makhluk super. Sejauh ini, dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tidak ada orang seperti itu, Han Sen sendiri bahkan belum memaksimalkan poin geno super. Han Sen melayangkan beberapa pertanyaan, tetapi Ning Yue sama sekali tidak menjawabnya. Menggunakan pencabik air, Han Sen hanya mendapatkan informasi yang terbatas. Ning Yue masih sangat kuat. Pria yang sangat tangguh. Tekad kuatnya sangat mengesankan. Han Sen menatap Ning Yue dan melihat langsung ke matanya. "Bunuh aku. Kau tidak mungkin mendapatkan apapun yang kau inginkan dariku," Ning Yue berkata dengan tenang. "Ning Yue, apakah kau mengenali ini?" Han Sen menyadari bahwa pertanyaan biasa tidak dapat menggoyahkan tekad Ning Yue. Dia berpikir, mengeluarkan liontin kristal merah yang terlihat seperti seekor kucing atau rubah, dan menunjukkannya pada Ning Yue. Saat Ning Yue melihat liontin itu, raut wajahnya tiba-tiba berubah. Berdasarkan pikiran Ning Yue yang dibaca oleh pencabik air, Han Sen mendengar seruan yang gila, "Kucing sembilan nyawa¡­ Bagaimana mungkin itu adalah kucing sembilan nyawa¡­" "Mungkin¡­ Aku telah menyelidiki latar belakangmu¡­ Tidak mungkin kau adalah keturunan Instruktur Han.." Melihat liontin merah di tangan Han Sen, Ning Yue berbicara. "Mengapa tidak mungkin?" Melihat kewaspadaan Ning Yue sudah menurun, Han Sen segera bertanya. Ning Yue tampaknya tertegun dengan pertanyaan Han Sen. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba tergagap, "Iya, kau seharusnya adalah keturunannya¡­Iya, kau adalah.. Kalau tidak, kau tidak akan begitu kuat.. Dan bagaimana mungkin kau.." Ning Yue tiba-tiba menatap Han Sen dengan tatapan yang kacau, "Jika kau menunjukkan kucing sembilan nyawa lebih awal, kita tidak akan berakhir seperti ini. Instruktur Han adalah penolong keluarga Ning. Jika sebelumnya aku tahu bahwa kau adalah keturunannya, aku bahkan tidak berani untuk melawanmu." Han Sen mendengus dan berkata, "Walaupun dia telah menolong keluarga Ning, itu sudah lama berlalu. Jika aku tidak memiliki kekuatan untuk melindungi diri, aku rasa kau tidak keberatan untuk membunuhku." Ning Yue menggelangkan kepalanya dan berkata, "Dalam keluarga kami diperintahkan kalau kami bertemu dengan keturunan dari Instruktur Han, kami harus memperlakukan orang itu sebagai penolong kami. Keluarga Ning sangat menghormatimu¡­" Han Sen sangat terkejut. Dia dapat merasakan apa yang dipikirkan oleh Ning Yue dengan pencabik air. Han Sen tahu bahwa Ning Yue mengatakan hal yang sebenarnya. Namun, Han Sen tidak bertanya mengapa keluarga Ning tidak berani tidak menghormati keturunan dari Instruktur Han. Jika dia menanyakan hal itu, Ning Yue mungkin akan bertanya apakah dia sungguh-sungguh memiliki relasi dengan Intruktur Han. Kalau demikian, Han Sen tidak dapat memperoleh lebih banyak informasi darinya. Dan Han Sen tidak yakin apakah dia benar-benar berelasi dengan Instruktur Han. Bagaimanapun juga, semuanya agak aneh. Dengan kekuatan keluarga Ning, tidak mungkin mereka tidak akan menemukan bahwa kakek buyut Han Sen adalah orang yang sama dengan Han Jingzhi, Instruktur Han. Han Sen sendiri juga berpikir apakah mereka berdua adalah orang yang sama. Lagipula, usia mereka tampaknya tidak sama. Ketika Han Sen berpikir harus bertanya apa, Ning Yue tersenyum masam dan melanjutkan berkata, "Jika aku tahu kau berhubungan dengan Instruktur Han, aku tidak akan berusaha begitu keras dan kehilangan begitu banyak orang hebat yang telah dibina keluarga Ning. Sangat mudah memprediksi bahwa seseorang dari keluarga Han sanggup membunuh makhluk-mahkluk kuat ini¡­" "Tampaknya kamu mengetahui banyak hal yang terjadi pada pada lampau," Han Sen merespon. Dia berharap Ning Yue akan terus berbicara. Seseorang seperti Ning Yue, jika dia tidak ingin memberitahumu sesuatu, kau tidak akan berhasil memperoleh sepatah kata darinya walaupun kau harus membunuhnya. "Orang-orang tua dalam keluargaku merasa enggan membicarakan apa yang terjadi di masa lampau. Aku tidak tahu banyak, tetapi karena Instruktur Han adalah penolong nenek moyangku, kami mendapatkan perintah dalam keluarga yang diturunkan dari generasi sebelumnya agar tidak melupakan bantuan ini. Hanya itu alasan yang aku ketahui." Ning Yue menghela nafas dan berkata, "Aku telah mendengar banyak perbuatan baik yang dilakukan oleh Instruktur Han sejak aku masih kecil. Aku selalu ingin menjadi seseorang sepertinya dan membalas kebaikannya. Aku tidak pernah menduga akan berantagonis dengan keturunannya sebelum aku sempat berterima kasih pada keluarga Han." "Oh? Ceritakan padaku, apa yang dikatakan keluarga Ning tentangnya?" Han Sen bertanya, berusaha untuk menggali lebih banyak tentang masa lalu. Ning Yue tidak berusaha untuk menyembunyikan sesuatu dan mulai berbicara. Namun, perbuatan baik Instruktur Han yang dibicarakan Ning Yue membuat Han Sen merasa sangat terkejut. Dia tidak percaya bahwa dia memiliki kakek buyut seperti ini. Chapter 404 - Masa Lalu Layanan Rahasia adalah orang pertama yang menggunakan teknologi teleportasi. Yang pertama kali masuk ke Tempat Suci Para Dewa bukan Han Jingzhi dan nenek moyang keluarga Ning, tetapi anggota crew biasa. Setelah mereka tiba di Tempat Suci Para Dewa, mereka menemukan sesuatu dan mengalami beberapa kejadian. Hanya dua orang yang berhasil kembali ke Persekutuan. Dua orang ini melaporkan apa yang mereka temukan di sana, dan membuat semua orang merasa sangat senang. Unit kedua segera dikirimkan dengan cara yang sama. Pada kesempatan ini, personil yang diberangkatkan bukan lagi anggota crew biasa, tetapi sebuah unit yang terdiri dari kaum elit. Totalnya ada sebelas orang, termasuk instruktur dari Pasukan Khusus Darah Biru, Instruktur Han. Itu adalah Unit 7. Unit itu tinggal di Tempat Suci Para Dewa selama kurang dari 7 hari. Kurang dari setengahnya berhasil kembali ke Persekutuan, termasuk di dalamnya Han Jingzhi dan nenek moyang dari keluarga Ning. Setelah teleportasi kembali, mereka diinvestigasi dengan seksama. Tidak ada yang tau pertanyaan dan jawabannya. Namun, sejak itu, percobaan tidak lagi dilakukan menggunakan manusia. Sebaliknya, perangkat teleportasi dirancang ulang. Beberapa tahun kemudian, perangkat teleportasi modern diciptakan dan berita tentang Tempat Suci Para Dewa dipublikasikan. Orang-orang yang selamat dari Unit 7 semuanya mati dengan aneh tidak lama setelah mereka kembali. Sebelum mereka mati, mungkin ada pengawasan atas mereka, mereka tidak banyak bercerita tentang apa yang terjadi di Tempat Suci Para Dewa. Namun, mereka tetap meninggalkan beberapa pesan. Misalnya, nenek moyang keluarga Ning berkata pada keluarganya bahwa Han Jingzhi telah menyelamatkan unit itu dari seekor monster dan menggambarkan Han Jingzhi adalah pakar tenaga dalam yang sesugguhnya. Dengan kata lain, Han Jingzhi adalah seorang pahlawan super. Kucing sembilan nyawa adalah milik Han Jingzhi, Han Jingzhi selalu membawanya bersama, maka semua orang dalam Unit 7 mengetahui tentang kucing sembilan nyawa. Karena dia berada di bawah pengawasan Persekutuan, nenek moyang keluarga Ning tidak berkata banyak pada awalnya, dan semakin sedikit yang diturunkan pada generasi yang lebih muda. Setelah nenek moyangnya meninggal, Persekutuan melonggarkan kendali atas keluarga Ning. Saat itu, mereka menemukan pesan tersembunyi yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya dan mengetahui beberapa hal. Keluarga Ning tidak tahu banyak, dan Ning Yue bahkan mengetahui lebih sedikit lagi. Setidaknya hanya itu yang dapat dia ceritakan. Dari pencabik air, Han Sen tahu bahwa Ning Yue berkata yang sebenarnya. Keluarga Ning memang berterima kasih pada Han Jingzhi, dan bahkan takut dengannya. Lagipula, nenek moyang keluarga Ning menggambarkan Han Jingzhi adalah pakar tenaga dalam yang sangat kuat, sehingga membuat keluarga Ning merasa takut dengan pria itu. "Kau sudah memeriksa latar belakangku, jadi kau seharusnya mengetahui tentang akuisisi bisnis kelurgaku oleh Grup Bintang. Mengapa kalian menjadikan kami sebagai sasaran?" Han Sen menatap Ning Yue dan bertanya-tanya. Kebaikan Han Jingzhi adalah sejarah kuno, tetapi dia harus mengetahui alasan kematian ayahnya. Ning Yue jeda sebentar dan berkata, "Maksudmu keluargaku telah membunuh ayahmu? Kau boleh percaya atau tidak, aku dapat dengan yakin memberitahumu bahwa itu tidak mungkin. Terus terang, Grup Bintang memiliki banyak cara untuk menguasai bisnis keluargamu tanpa harus membunuh. Selain itu, jika keluargaku yang membunuh ayahmu, saudaraku pasti juga akan membunuhmu ketika melihatmu di tempat penampungan. Tidak ada yang akan membiarkan anak korbannya bebas." Han Sen sedikit cemberut. Sebenarnya, perkataan Ning Yue membuatnya merasa bingung. Anak Surga pernah menyelidikinya beberapa waktu lalu. Jika Grup Bintang telah membunuh ayahnya, tidak mungkin Anak Surga akan membiarkannya hidup. Lagipula, tidak sulit bagi Anak Surga untuk membunuhnya pada saat itu. "Mengapa keluarga Ning mengakuisisi bisnis keluargaku?" Han Sen bertanya lagi. "Aku telah memeriksa materi dengan seksama. Keputusan bisnis ini diambil murni karena pabrik keluargamu menghasilkan beberapa jenis logam campuran yang lebih efisien daripada milik Grup Bintang. Semua prosedur akuisisi sesuai dengan peraturan. Walaupun kami mengalami beberapa kesulitan dalam prosesnya, karena kecelakaan ayahmu, semuanya berjalan dengan lancar. Kami bahkan tidak perlu menggunakan agenda yang telah kami persiapkan." Ning Yue melanjutkan,"Namun, kecelakaan ayahmu tidak ada hubungannya dengan Grup Bintang, Bahkan manager yang bertanggung jawab atas akuisisi merasa terkejut dengan kecelakaan ayahmu. Namun, walaupun tanpa kecelakaan itu, Grup Bintang telah mempersiapkan banyak cara finansial untuk mengakuisisi bisnis keluargamu. Jika Grup Bintang hendak membunuh seseorang untuk akuisisi yang begitu kecil, maka tidak ada hubungan dengan hal lainnya, kecuali karena ingin membunuh." Ning Yue jeda sesaat dan berkata, "Aku tidak mengatakan ini agar selamat. Hanya saja ini di luar tanggung jawab kami." Han Sen cemberut pada Ning Yue sesaat, menunjuk pada tanaman merambat dan bunga, lalu bertanya, "Apakah itu?" "Bunga raksasa dan tanaman merambat itu adalah makhluk yang kuat. Pada awalnya, aku ingin memaksamu untuk bertarung dengannya. Jika kau berhasil membunuhnya, aku dapat mengambil kesempatan untuk memperoleh tubuhnya. Namun, jika kau terbunuh, aku akan dapat melepaskan diri dari ancaman yang besar dan mempelajari lebih banyak hal tentang makhluk itu," kata Ning Yue. Han Sen melihat bunga dan tanaman merambat itu kembali dengan penuh minat dan bertanya pada Ning Yue dengan mata yang menyipit, "Apakah kau mau hidup?" "Apakah kau berani membiarkan aku hidup?" tanya Ning Yue. "Ini adalah No. 107. Keluargamu pasti mengetahui banyak tempat seperti ini. Berikan aku informasi dan aku akan membiarkan kamu pergi," kata Han Sen. "Ok." Ning Yue bahkan tidak bertanya apakah Han Sen akan melepaskannya setelah menerima informasi sebelum memberitahu Han Sen semua lokasi. Informasi ini adalah yang paling diperlukan Han Sen. Hanya ketika dia memaksimalkan poin geno super maka dia akan dapat berevolusi. Jika dia hanya bergantung pada dirinya sendiri, tergantung pada keberuntungan apakah dia dapat menemukan makhluk super. Dengan informasi yang dikumpulkan oleh generasi keluarga Ning, Han Sen dapat dengan mudah mencari makhluk super. "Kau dapat pergi." Han Sen memerintah pencabik air untuk melonggarkan kendali atas Ning Yue. Namun pencabik air tetap menghuni tubuh Ning Yue. Kecuali kekuatan Ning Yue melampaui pencabik air, Han Sen masih dapat memerintah pencabik air untuk mengendalikan Ning Yue untuk bunuh diri dari jarak ribuan mil. Ning Yue tercengang. Dia tidak menduga Han Sen sungguh-sungguh akan melepaskannya. Untuk sesaat, Ning Yue tahu apa yang dipikirkan Han Sen tetapi tidak bereaksi. Dia hanya berkata, "Keturunan Instruktur Han hanya akan menjadi seorang teman bagi keluarga Ning dan tidak pernah menjadi musuh." Ning Yue berbalik dan pergi tanpa penjelasan. Chapter 405 - Kekuatan Malaikat Jika Grup Bintang tidak melakukannya, bagaimana aku menjelaskan tentang kecelakaan ayahku? Han Sen merasa bingung. Walaupun Ning Yue seharusnya masih menyembunyikan sesuatu dan tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Dia tidak mungkin berbohong karena pencabik air. Selain itu, sebelum kecelakaan itu, ayahnya memang meminta mereka untuk mencari keluarga Ning, artinya keluarga Ning tidak mungkin bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Tampaknya ayah Han Sen sudah mengetahui bahwa akan terjadi sesuatu. "Namun, dalam situasi seperti itu, walaupun keluarga Ning tidak bertanggung jawab atas kecelakaan itu, apakah mereka akan membantu kami karena bantuan yang sudah lama berlalu? Apakah ayahku adalah penjudi? Kecuali orang yang di belakang kecelakaan ini adalah musuh dari keluarga Ning, dan keluarga Ning juga bertentangan dengan mereka." Walaupun Han Sen telah menebak sesuatu, sulit baginya untuk mencari tahu lebih banyak. Alasan dia tidak membunuh Ning Yue adalah karena dia berharap dapat memanfaatkan koneksinya untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk. Dengan pencabik air di dalam tubuh Ning Yue, Han Sen dapat memutuskan hidup dan mati Ning Yue. Sementara itu, Han Sen dapat memperoleh banyak informasi darinya. Bagi Han Sen, Ning Yue lebih berharga dibiarkan hidup daripada mati. Han Sen menoleh pada bunga raksasa dan tanaman merambat di dalam lembah. Dia tidak bermaksud untuk mengambil risiko sendiri. Han Sen menaikkan tangannya dan memanggil malaikat suci. Dia selalu penasaran dengan kekuatan malaikat suci, dan ini adalah kesempatan yang sangat baik. Sesuai dengan perintah Han Sen, malaikat suci dengan cepat bertransformasi. Baju baja dan matanya semua berubah menjadi berwarna emas. Mengepakkan sayap emasnya, dia terbang menuju bunga raksasa. Dia tidak terlalu cepat. Saat dia mencapai tanaman merambat, semua tanaman merambat dalam lembah mulai bergoyang. Ratusan tanaman merambat setebal lengan menyapu malaikat suci dengan kecepatan yang luar biasa. Malaikat suci menyapu tanaman merambat, mereka patah satu per satu. Bunga raksasa seketika mengerut dan menimbulkan suara yang mengerikan. Tanaman merambat lainnya mulai bergoyang dan menghampirinya kembali seperti rantai kematian. Namun, itu sama sekali tidak berguna. Ketika malaikat suci terbang, dia melayangkan tangannya dan tanaman merambat terpotong seperti rumput. Secara instan, malaikat suci telah mencapai lokasi bunga dengan mudah. Grrr! Bunga itu tiba-tiba berubah menjadi mulut binatang dan memamerkan taring. Dia dengan cepat menelan malaikat suci yang sedang mendekat. Han Sen menyesal tidak mengenakan baju baja hewan piaraan super pada malaikat suci. Lagipula, ini sangat mungkin adalah makhluk suci. Jika malaikat suci yang baru berevolusi tertelan seperti ini, Han Sen menderita kerugian yang sangat besar. Selain sebagai hewan piaraan super, piaraan humanoid yang cantik ini juga sangat berharga. Sementara Han Sen sedang menyesali dirinya sendiri, dia melihat bunga itu terbelah dari tengah. Sosok yang sangat cantik muncul dari dalam bunga seagung seorang ratu. Tubuhnya bahkan tidak bersimbahan darah. "Makhluk super bunga api penyucian terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Sari kehidupan tersedia." Di luar dugaan, suara dalam pikiran Han Sen membuatnya merasa emosional. Dulu, dia bahkan tidak dapat merusak mata bayi pencerewet emas, sedangkan sekarang bahkan piaraannya dapat membunuh makhluk super seperti membunuh semut, membuat Han Sen merasa semua itu tidak nyata. "Menakjubkan¡­ Sungguh menakjubkan¡­ Gadis ini bahkan lebih menakjubkan daripada raja cacing batu emas, yang juga adalah hewan piaraan super¡­" Han Sen tidak dapat menenangkan dirinya sampai malaikat suci kembali padanya. Dia merangkulnya dengan sangat senang dan hampir mencium pipinya. Han Sen tidak berpikir menyimpang. Hanya luapan emosi. Namun, walaupun malaikat suci membiarkan Han Sen memeluknya, dia menghalangi bibir Han Sen dengan tangannya, sehingga Han Sen hanya dapat mencium baju baja dinginnya. Han Sen tercengang dan melihat wajah cantiknya, yang sama sekali tidak beremosi. Han Sen cemberut dan mengambil kembali malaikat suci. Berjalan lebih dalam ke dalam lembah, Han Sen melihat sebuah kristal hijau sebesar bola basket, yang merupakan sari kehidupan dari bunga api penyucian yang menghilang. Han Sen mengambil kristal itu dan mulai menjilatinya. Cairan dingin berubah menjadi hawa sejuk dan mengalir di tubuh Han Sen saat dia meminumnya. Han Sen merasa seluruh tubuhnya dibersihkan. "Sari kehidupan bunga api penyucian dikonsumsi. Satu poin geno super diperoleh." Han Sen segera mendengar suara yang menyenangkan, yang mendorongnya untuk menjilat sari kehidupan dengan lebih bersemangat. Setelah mengkonsumsi seluruh sari kehidupan, Han Sen memperoleh delapan poin geno super tambahan. Pada saat ini, dia telah memiliki 80 poin geno super secara keseluruhan. Walaupun Han Sen sudah cukup lama belum pergi pusat pengujian, dia memperkirakan bahwa tingkat kebugarannya seharusnya mendekati 30, yang sama dengan evolver berdarah sakral. Bahkan sebelum Han Sen memaksimalkan poin geno super, dia telah mendekati angka ini. Han Sen sangat mendambakan untuk mendapatkan tubuh super dalam kolam evolusi. Pada saat itu, tubuhnya pasti akan menjadi luar biasa kuat. "Jika kau datang terlalu terlambat, kau bahkan bukan musuh yang layak, apalagi seorang teman." Han Sen tiba-tiba terpikirkan perkataan Anak Surga dan tersenyum. Walaupun Anak Surga berevolusi lebih dahulu, tidak mudah baginya untuk mendapatkan indeks kebugaran di atas 100. Dalam perbandingan, berdasarkan kecepatan perkembangan Han Sen, ketika dia memaksimalkan poin geno super dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dia hanya perlu memperoleh beberapa poin geno secara acak untuk melampaui indeks kebugaran 100. Seorang evolver dengan indeks kebugaran di atas 100 akan dianggap sebagai evolver tingkat atas di mana-mana. Dan bagi Han Sen, dia sanggup mencapainya. Chapter 406 - Penempatan Khusus Han Sen memanggil singa emas dan bahkan memiliki pengalaman yang lebih hebat dari mengendarai mobil balap terhebat. Saat tunggangannya berlari, Han Sen merasa benda-benda di sekelilingnya bergerak mundur dan terlihat kabur. Selain itu, di punggung singa emas, Han Sen tidak merasakan satu pun hentakkan. Dalam kurang dari satu jam, Han Sen telah kembali ke Penampungan Baju Baja. Perjalanan ini seharusnya memakan waktu satu atau dua hari sebelumnya, dan ini bahkan bukan kecepatan penuh si singa emas. Han Sen begitu kegirangan. Dengan kecepatan singa emas dan lokasi makhluk super yang dia pelajari dari Ning Yue, dia bisa dengan mudah membunuh banyak makhluk super dalam waktu singkat, sehingga dia bisa berevolusi sesegera mungkin. Meskipun Han Sen ingin memburu makhluk super dari punggung singa emas secepatnya, dia menahan hasratnya. Tidak lama lagi dia harus mengambil ujian kelulusan. Selain itu ada pula keputusan soal ranking militer dan posisinya. Semuanya sangat berpengaruh bagi masa depan Han Sen, jadi Han Sen berencana melampaui poin geno supernya selama libur sebelum dia bekerja di kemiliteran setelah lulus. Setelah kembali ke penampungan, Han Sen menghubungi Lin Beifeng karena dia berjanji pada Lin Beifeng untuk menjual jubah semut phantom yang tidak dia perlukan lagi. Lin Beifeng kegirangan mendapatkan jubah semut phantom. Masih ada 2 sampai 3 tahun lagi sebelum dia melampaui poin geno sakralnya, jadi dia bisa menggunakan jubah itu cukup lama. Selain kalena alasan praktis, Lin Beifeng juga menyukai tampilannya. Han Sen tidak menerima uang tunai dari Lin Beifeng, tapi memintanya untuk mengumpulkan beberapa daging berdarah sakral sehingga Han Sen bisa mengisi poin geno sakralnya yang kini sejumlah delapan puluh lima. Saat ini, Han Sen tidak punya waktu untuk memburu makhluk berdarah sakral melihat betapa banyak yang harus dia lakukan. Lin Beifeng tidak bisa mengumpulkan daging berdarah sakral dalam waktu singkat. Akan tetapi, Han Sen tidak terburu-buru dan meminta Lin Beifeng untuk memberikannya saat dia memiliki daging tersebut. Han Sen harus bersiap-siap untuk ujian kelulusan dan prosedur lainnya, karena itu dia akan tinggal di Penampungan Baju Baja untuk sementara. ''Makhluk seperti Phoenix adalah yang terdekat dari Penampungan Baju Baja. Aku akan membunuhnya ketika ada waktu. Jika aku memasangkan jubah peliharaan super pada malaikat suci, dia seharusnya bisa menahan apinya. Jika aku bisa memiliki jiwa binatang dari makhluk itu, akan sangat baik.'' pikir Han Sen dalam hati. Saat Han Sen kembali ke Blackhawk, semua teman sekamarnya ada di asrama. Jarang sekali saat tidak ada seorang pun dari mereka berada di Tempat Suci Para Dewa, jadi mereka pergi ke kantin untuk bercengkrama. Mereka sebelumnya sepakat kalau tidak ada satu pun yang boleh membawa pasangan mereka. "Han Sen, kau mau berencana ke mana setelah lulus?" tanya Zhi Zhikang pada Han Sen dengan tangan merangkul pundak Han Sen sambil sedikit mabuk. "Aku akan membiarkan AI memutuskannya untukku," kata Han Sen pasrah. Meski Han Sen ingin bekerja di kapal perang tempat Ji Yanran berada walau harus menjadi prajurit, dia bahkan tidak bisa menemukan kapal perang mana yang ditempati Ji Yanran. Han Sen tidak berencana meniti karir di kemiliteran, jadi dia tidak peduli ke mana dia pergi jika dia tidak bisa bertemu Ji Yanran, selama dia tidak dikirim ke barisan depan untuk menjadi umpan lawan. Bahkan andai dia ditempatkan di depan, dia masih seorang elit lulusan sekolah militer, jadi dia masih bisa menjadi seorang perwira, bukannya prajurit biasa. Selain itu, dia adalah kepala regu khusus, yang juga bisa menjadi pertimbangan AI. Tentu saja, dia bisa menggunakan koneksi untuk memutuskan di mana pastinya tempat dia bekerja. Akan tetapi, itu tidak banyak berarti bagi Han Sen dan akan memakan waktu. Para teman sekamar itu mengobrol dan tertawa, membicarakan mimpi dan ambisi mereka. Mereka tidak kembali ke asrama sampai tengah malam. Han Sen jarang sekali memiliki waktu untuk menikmati kehidupan sekolahnya. Belakangan ini, dia fokus mempelajari pengetahuan teori serta bahasa kuno. Mempelajari bahasa kuno terkesan mudah. Namun, jika dia ingin benar-benar memahami arti Dongxuan Sutra, dia memerlukan banyak waktu dan energi. Han Sen merasa itu bukan misi yang sulit. Dia begitu penasaran dengan Dongxuan Sutra. Seni bela diri yang membuat manusia mampu menembus ruang hampa dengan tubuhnya sendiri dan berpindah ke Tempat Suci Para Dewa terdengar seperti dongeng untuknya. Bahkan di era di mana ilmu bela diri telah berkembang jauh, tidak ada setengah dewa yang berani mengatakan mereka bisa membelah ruang hampa dengan tubuh mereka sendiri. ''Jika aku bisa berlatih Dongxuan Sutra, tidak ada seorang pun di Aliansi yang bisa menandingiku. Aku bahkan tidak perlu jadi sehebat Dongxuan. Jika kemampuanku setengah dari kemampuannya, aku masih tidak akan terkalahkan di Aliansi. Bahkan setengah dewa bukanlah apa-apa bagiku.'' Setiap kali Han Sen memikirkan hal itu, darahnya mulai mendidih, yang mendorongnya untuk mempelajari huruf kuno. Untungnya, dengan gen manusia yang sangat berkembang kini, setiap orang memiliki otak yang lebih kuat dari generasi sebelumnya. Banyak orang yang belum berevolusi dengan melampaui poin genonya memiliki kemampuan mengingat yang kuat, khususnya Han Sen yang luar biasa hebat. Dia tidak memerlukan usaha banyak untuk belajar. Butuh kesabaran untuk mempelajari bahasa kuno. Tetapi sekalinya dia menguasai bahasa itu, dia bisa benar-benar membaca Dongxuan Sutra. Han Sen menikmati hari-harinya tanpa memburu dan membunuh. Yang dia lakukan hanya berteleportasi ke penampungan untuk menikmati daging berdarah sakral yang dikirim Lin Beifeng padanya dan belajar di Blackhawk. Tidak lama, waktu ujian kelulusan pun tiba. Meskipun Han Sen telah mengontrol kekuatannya dengan sangat baik, dia masih juara mutlak nomor satu dalam ujian dan menjadi mayor di kemiliteran. Setiap sekolah militer hanya memiliki sedikit jatah untuk gelar tersebut. Akan tetapi, berdasarkan peringkat dan kontribusi Han Sen di sekolah, jabatannya pantas didapatkan. Dalam empat puluh delapan jam, AI akan membuat keputusan atas penempatannya. "Kakak Han, maafkan aku." Saat tiba waktunya bagi Han Sen untuk mengecek di mana dia ditempatkan, Wang Mengmeng menghampirinya dengan kepala tertunduk. Han Sen merasa dia tidak berani untuk menatapnya. Suaranya begitu kecil sampai Han Sen tidak bisa mengetahui apa yang dikatakannya. "Ada apa?" Han Sen tersenyum dan mengusap kepala Wang Mengmeng. Meskipun Wang Mengmeng berumur dua puluh tahun, Han Sen merasa dia masih kecil. "Kakak Han, maafkan aku. Aku menggunakan koneksiku untuk menempatkanmu di pasukan kerangka perang yang akan kutuju tanpa persetujuanmu. Kakak, maafkan aku¡­" Wang Mengmeng berbisik. Wajahnya memerah dan menghindari kontak mata. "Tidak apa-apa. Pasukan kerangka perang yang kau tuju pastilah bagus. Aku mungkin harus berterima kasih padamu untuk itu," kata Han Sen sambil mencari informasi penempatannya. Akan tetapi, informasi yang terpampang di layar membuat Han Sen terdiam. Chapter 407 - Daphne Saudariku, apakah pasukan kerangka perang yang kau tuju bernama Daphne?" Han Sen melihat informasi yang ditunjukkan AI tidak percaya. "Daphne? Kita seharusnya pergi ke pasukan kerangka perang kerajaan." Wang Mengmeng melihat ke arah layar tanpa ragu dan ikut terkejut dengan informasi itu. Di sana jelas dikatakan kalau Han Sen ditempatkan di ruang dapur Kapal Perang Daphne. "Sungguh aneh. Apa mereka membuat kesalahan?" Wang Mengmeng menjadi gelisah dan menekan sebuah nomor di jaringan komunikasinya. Tidak lama, wajah Wang Mengmeng tampak ganjil. "Siapa yang melakukannya?" tanya Han Sen dengan tenang. Informasi yang terpampang sangat aneh. Di sana tidak diinformasikan mengenai lokasi pasti atau bahkan nomor kapalnya. Yang dia tahu hanyalah dia akan bekerja di ruang dapur kapal perang bernama Daphne. Seorang mayor lulusan sekolah militer ditempatkan di ruang dapur. Itu hal yang langka tapi memungkinkan. Namun, itu hanya mungkin bagi beberapa kapal perang tertinggi di Aliansi, dan Daphne tidak termasuk. Han Sen tidak akan percaya bahwa tidak ada yang mempengaruhi penempatannya. "Entahlah. Koneksi yang aku gunakan tidak mampu berbuat apa-apa. Penempatanmu diputuskan oleh AI pusat. Tidak ada yang bisa mengubahnya tanpa wewenang petinggi." Wang Mengmeng tiba-tiba terbelalak dan menatapnya, "Kakak, apakah kau meminta seseorang untuk melakukan ini?" "Jika iya, aku tidak akan menanyakan padamu siapa pelakunya." Han Sen merenung dan berkata, "Mungkinkah aku bisa menemukan siapa pelakunya?" Wang Mengmeng menggeleng, tampak kebingungan, dan berkata, "Kami tidak memiliki wewenang penuh untuk mengakses informasi itu. Akan tetapi, hanya beberapa orang yang bisa melakukannya." "Mungkinkah kalau Grup Bintang yang mendalanginya?" tanya Han Sen lagi. "Sepertinya bukan. Meskipun keluarga Ning memiliki pengaruh di kemiliteran, mereka tidak memiliki wewenang setinggi itu. Dan kita akan tahu kalau itu memang mereka," Wang Mengmeng menggeleng dan berkata. "Tidak usah dipikirkan kalau begitu. Aku tidak masalah dengan jabatan apa pun. Jika seseorang ingin aku pergi ke sana, Aku akan mengeceknya." Han Sen menyikapinya dengan santai, karena dia tidak akan mampu melawan orang yang bisa melakukan hal ini. Selain itu, pemegang wewenang di Aliansi selalu mengikuti aturan. Dia tidak perlu khawatir kalau ada yang mau mencelakainya. "Bahkan ruang dapur pun memerlukan mayor. Aku penasaran seperti apa Daphne itu." Han Sen bahkan merasa penasaran. Dia masih memiliki waktu tiga bulan sebelum mendaftar di pos penempatannya. Han Sen berencana untuk memanfaatkan waktunya untuk melampaui poin geno supernya. Alangkah baiknya jika dia bisa berevolusi sebelum bekerja di kemiliteran. Untungnya, Han Sen hanya memerlukan tiga poin geno sakral lagi untuk melampauinya, berkat daging yang disediakan Lin Beifeng untuknya. Selama tiga bulan, Han Sen bisa memilih untuk tinggal di Blackhawk atau pulang. Para penghuni 304 mengadakan makan malam dengan Wang Mengmeng dan teman-temannya. Semua orang merasa sedikit sentimental. Akhirnya, mereka pergi ke sebuah karaoke holografis. Shi Zhikang menyanyikan lagu berjudul "Saudara yang Berbagi Ranjang Denganku," yang membuat para gadis berlinang air mata. "Saudaraku, waktu kita baru saja dimulai. Dalam perjalanan menaklukkan semesta, kita akan bertemu kembali. Saat kita bertemu, aku harap kau masih mengingat wajahku, karena setiap bagian tubuhku akan dihiasi oleh medali..." Zhang Yang melompat ke atas meja dan berseru di mikrofon. Yang Han Sen ingat adalah dia minung banyak sekali dan yang lainnya juga sama. Akhirnya mereka berpelukan, berteriak dan lompat-lompat, menyanyikan lagu berjudul "Masa Depanku Bukanlah Mimpi." Han Sen tidak ingat banyak selain hal tersebut. Meskipun dia mampu tetap sadar menggunakan Kulit Giok., dia memilih untuk tak melakukannya. Kadang-kadang, dia tidak perlu sadar dalam hidup, dan ini adalah salah satunya. Aku tahu masa depanku bukanlah mimpi Aku peduli setiap menitnya Masa depanku bukanlah mimpi Jantungku berdetak dengan harapan Aku tahu masa depanku bukanlah mimpi Aku peduli setiap menitnya Masa depanku bukanlah mimpi Jantungku berdetak dengan harapan ¡­ Saat Han Sen meniggalkan Blackhawk, dia tidak berpamitan dengan teman-temannya, tapi pergi keluar gerbang sendirian. Dia menoleh ke belakang ke tempat di mana dia telah belajar dan tinggal selama empat tahun. Bahkan Han Sen pun merasa emosional. Kesedihan meninggalkan tempat itu dan semangat bertemu kembali dengan keluarganya membuatnya sulit mengatakan apakah dia merasa senang atau sedih. "Hidupku baru saja dimulai..." Han Sen membalikkan badan dan pergi, berjalan menuju pelabuhan ruang angkasa dan menaiki pesawat luar angkasa yang akan membawanya ke rumah. Tidak ada tempat seperti rumah sendiri. Han Sen merasa perkataan itu benar, karena hari-hari yang dia habiskan di rumah adalah tahun-tahun yang paling menyenangkan. Han Sen merasa di puncak dunia saat dia makan dan mengobrol dengan ibu dan adiknya, dan menonton pertandingan dengan Zhang Danfeng. Ada beberapa orang di dunia ini yang tetap menjadi yang terdekat di hatinya dalam hidup meskipun lama terpisah. Mereka hanya melakukan beberapa investigas dan melarang siapa saja untuk mengganggu keluarga Han. Awalnya, Han Sen khawatir keluarga Ning akan mencari masalah, tapi mereka tidak melakukan apa-apa. Han Sen telah menggunakan peraup air untuk mengawasi Ning Yue dan menduga-duga apa yang keluarga Ning lakukan. Setelah mengetahui hubungan antara Han dan Instruktur Han, seluruh klan pun kaget. Han Sen sangat penasaran soal apa yang dilakukan Instruktur Han dulu yang membuat keluarga Ning segan padanya sampai sekarang. Tiga belas evolver berdarah sakral tidaklah mudah dikumpulkan bahkan oleh perusahaan besar seperti Grup Bintang. Mereka pasti menghabiskan banyak uang dan usaha untuk itu. Hilangnya tiga belas petarung hebat bahkan tidak membuat keluarga Ning membalasnya. Mereka bahkan meminta semua orang untuk menghindari perselisihan dengan Han Sen, yang membuat Han Sen cukup terkejut. Akan tetapi, Han Sen juga merasa lebih tenang. Setidaknya dia tidak perlu khawatir akan keselamatan keluarganya saat memburu makhluk super di Tempat Suci Para Dewa. Target pertamanya tentu saja burung api di gunung salju. Sebelum pergi, Han Sen masih melakukan banyak persiapan. Dia harus melampaui poin geno sakralnya sebanyak mungkin sebelum mendaftar di Daphne, yang membutuhkan lebih dari sebuah burung api. "Burung kecil, aku datang." Han Sen melakukan perjalanan sambil mengendarai singa emas dengan cukup bersemangat. Saat tidak ada siapa-siapa, Han Sen memerintahkan singa emas untuk berubah menjadi sosok terbesarnya dan berlari dengan kecepatan penuh. Han Sen bahkan tidak bisa menjelaskan betapa cepatnya dia. Setiap langkah yang diambil akan membawa Han Sen 50 kaki lebih dekat dari tujuannya. Han Sen merasa singa emas seperti sejenis monster kuno. Dengan singa emas, Han Sen yakin bahwa dia bisa memburu banyak makhluk super dalam tiga bulan. Tanpanya, perjalanannya saja akan memakan waktu banyak. Chapter 408 - Setengah Dewa Bertangan Besi Gurun berpasir putih tampak sunyi senyap di bawah sinar rembulan. Terkadang, suara lolongan bisa terdengar. Api unggun pun menyala. Di sebelah api unggun, Han Sen memanggang daging menggunakan panah tulang ikan sebagai tusukannya. Meowth bersandar di kaki Han Sen dalam wujud asalnya, matanya terpaku pada daging panggang yang berasap, mencoba menyentuhnya dengan kakinya sesekali. Akan tetapi, dia tampak takut dengan api dan segera menarik kakinya. "Jangan buru-buru. Ini akan matang sebentar lagi." Han Sen terhibur melihat Meowth. Awalnya, Han Sen ingin memburu makhluk seperti phoenix, tapi dia baru pernah ke sana sekali. Terakhir kali dia ke sana, mereka pergi ke pohon arang dahulu dan kemudian menemukan gunung salju. Akan tetapi, saat Han Sen sampai di area itu, dia tidak menemukan pohon terbakar ataupun tanda-tanda lain sejenisnya. Jadi dia harus mencari gunung salju menggunakan ingatannya yang samar-samar. Setelah seharian mencari, dia tidak menemukan gunung satu pun. Dia harus istirahat semalam dan melanjutkannya besok. Saat dagingnya matang, Han Sen memberikan setengahnya pada Meowth. Saat pria itu dan kucingnya menikmati makanan, detuman langkah tak beraturan datang dari jauh dan semakin keras. Han Sen juga mendengar orang-orang berbicara. "Api¡­ Ada api¡­ Sepertinya ada orang di sana..." Han Sen memeriksanya dan melihat ada empat tunggangan berjalan ke arahnya. Di punggung tunggangan itu ada dua pria dan dua wanita. Melihat dari tunggangan dan jubah pelindungnya, mereka bukanlah orang biasa. "Siapa pun yang berani datang ke Gurun Iblis pastinya bukan orang biasa." Han Sen menoleh dan mengangguk sambil menikmati daging panggangnya dengan Meowth. Empat tunggangan itu segera mendekati Han Sen. Setelah melihat Han Sen, mereka tampak bersemangat dan turun dari tunggangannya, berjalan ke arah api. Seorang pemuda dengan alis seperti ulat bulu bertanya, "Kawanku, maukah kau menjual airmu pada kami?" Dua wanita dan satu pria lainnya menatap kantung air di samping Han Sen sambil menjilat bibir kering mereka. Menemukan makanan itu mudah dengan banyaknya makhluk bertebaran di gurun. Akan tetapi, air itu langka. Meskipun darah makhluk itu cair, tapi rasanya seperti air laut. Semakin banyak diminum, semakin haus jadinya. Orang-orang itu telah tersesat di Gurun Iblis selama sebulan, dan ini pertama kalinya mereka melihat seseorang. Hal pertama yang mereka tanyakan bukanlah arah keluar, tapi air. Empat orang itu tahu betul tidak ada orang biasa yang berani memasuki Gurun Iblis, jadi mereka tidak pernah berpikir untuk merampok Han Sen. Selain itu, mereka masih perlu bertanya padanya bagaimana cara keluar dari sana, dan itulah mengapa pemuda beralis tebal yang bernama Jia Changfeng sangatlah sopan. Tanpa bicara, Han Sen melemparkan botol airnya pada Jia Changfeng dan lanjut makan. "Terima kasih banyak!" Jia Changfeng kegirangan. Tadinya, dia berencana untuk membayar banyak demi air. Lagi pula mereka ada di gurun, dan air berarti kehidupan. Jia Changfeng tidak menyangka pria itu sangat bermurah hati. "Tunggu." Jia Changfeng mengambil air itu kembali dan hampir membaginya dengan yang lain. Pemuda lainnya yang kurus menghentikan mereka. Dia lalu mengambil kertas pengetes dan mencelupkannya ke dalam air untuk melihat apakah ada racun. Saat dia melihat hasilnya, pria kurus bernama Xiao Lingfeng itu menghembuskan nafas lega dan mempersilahkan semuanya minum. "Terima kasih kawan. Bagaimana aku harus memanggilmu?" Setelah Xiao Lingfeng minum, dia pun bertanya. "Han Sen," balas Han Sen sambil membelai Meowth di pangkuannya. Xiao Lingfeng mengingat-ingat nama itu dalam ingatannya, dan dia tidak mengenalinya. Xiao Lingfeng lanjut bertanya, "Kawanku, apa kau tahu cara keluar dari gurun ini? Jika kau bisa membawa kami keluar, aku akan membayarmu." "Tidak perlu bayar. Aku harus berburu di sini, jadi aku tidak pergi. Ikuti arah sana dan kau akan keluar dari gurun dalam tiga atau empat hari," kata Han Sen sambil menunjuk ke sebuah arah. "Kawanku, jika kau bersedia memimpin jalan, aku bisa membayarmu dengan jiwa binatang berdarah sakral," kata Xiao Lingfeng. Han Sen tidak memandang Xiao Lingfeng dan memberi sepotong daging panggang pada Meowth. Bahkan tanpa berpikir, Han Sen tahu Xiao Lingfeng takut Han Sen menunjukkan arah yang salah. Boleh saja waspada, tapi Xiao Lingfeng tampak terlalu gugup dan memiliki penilaian yang payah tentang orang. Han Sen tidak mau capek-capek berbicara padanya. Jiwa binatang berdarah sakral itu berharga, tapi Han Sen tidak ingin membuang waktunya demi jiwa binatang yang tak berarti apa-apa baginya. Melihat Han Sen tidak terkesan, Xiao Lingfeng dan Jia Changfeng terkejut. Dua gadis lainnya juga menatap Han Sen tidak percaya. Jiwa binatang berdarah sakral selalu dianggap berharga. Bahkan mereka sendiri tidak bisa tetap tenang di hadapan jiwa binatang berdarah sakral. Yang perlu Han Sen lakukan demi jiwa binatang hanyalah memimpin jalan, tapi Han Sen tidak mempertimbangkannya sama sekali. Wajahnya bahkan tampak mencibir, yang membuat mereka menanggapi Han Sen dengan lebih berhati-hati. Nama "Han Sen" sangat terkenal, tapi hanya di sekolah militer dan Penampungan Baju Baja. Di antara para bangsawan, sedikit sekali yang tahu tentang dirinya. Sudah jelas Xiao Lingfeng dan Jia Changfeng bukan dari Penampungan Baju Baja, jadi mereka tidak pernah mendengar tentang Han Sen. Empat orang itu menatap Han Sen dari atas sampai bawah untuk sesaat, tapi tidak ada yang mengetahui asal usul Han Sen. "Kawanku, apa kau tahu tentang Setengah Dewa Bertangan Besi?" Jia Changfeng dan Xiao Lingfeng saling bertatapan, dan kemudian bertanya pada Han Sen. "Jia Sidao?" Han Sen menatap Xiao Lingfeng terkejut. Setengah Dewa Bertangan Besi cukup terkenal sebagai salah satu setengah dewa tertua. Menurut kabar, keluarga Jia memiliki warisan bela diri dan sangat hebat dalam teknik tinju. Tangan Besi keluarga Jia dikatakan sebagai seni geno hyper terhebat dalam teknik tinju. Han Sen tidak tahu apakah itu benar, tapi Jia Sidao menggunakan teknik itu untuk memperoleh status setengah dewanya, yang membuat keluarga dan kemampuannya dikenal seluruh Aliansi. Jia Sidao tidak menjadi politikus dan memulai bisnis tempat bela diri untuk mengajar murid-murid. Berbeda dengan Aula Bela Diri Ares yang menerima semua orang, seluruh murid aula bela diri yang dijalankan Jia adalah anak-anak dari keluarga terpandang dan politikus. "Nama dia Jia Changfeng, dan Jia Sidao adalah kakeknya. Tunjukkan jalan untuk kami dan kami jamin kau bisa bergabung di Aula Bela Diri Tangan Besi. Setengah Dewa Bertangan Besi akan melatihmu langsung," kata Xiao Lingfeng sambil menunjuk Jia Changfeng. Chapter 409 - Tidak Tertarik Bisa dilatih oleh Jia Sidao sendiri adalah impian banyak selebriti dan bangsawan. Akan tetapi, Han Sen tidak benar-benar tertarik untuk itu. Mungkin dahulu, Han Sen akan mempertimbangkannya. Lagi pula Jia Sidao adalah setengah dewa, dan Tangan Besi adalah salah satu seni geno hyper yang sangat terkenal. Akan tetapi, setelah dia mendapat Dongxuan Sutra, Han Sen telah mempelajari bahasa kuno. Meskipun dia belum memahami semuanya, bagian yang dia mengerti membuatnya sangat senang. Dari pada membuang waktu belajar Tangan Besi, Han Sen lebih baik menghabiskan waktunya dengan bahasa kuno. Jika dia bisa memahami Dongxuan Sutra, akan mudah baginya untuk menjadi setengah dewa. Betapa kuatnya Tangan Besi, jurus itu tidak bisa membuatnya menembus ruang hampa, apa lagi berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa dengan tubuhnya sendiri. "Terima kasih. Tapi benar-benar ada hal yang harus kulakukan. Aku rasa kau harus pergi sendirian." Han Sen melambaikan tangannya dan berkata. Empat orang itu sangat terkejut mendengar perkataan Han Sen. Mereka tidak mengerti mengapa seseorang menolak tawaran menjadi murid setengah dewa. "Kawan, mungkin kau tidak percaya padaku. Tidak apa-apa. Aku akan mengajarimu beberapa jurus Tangan Besi sekarang. Bagaimana jika kau menunjukkan jalan setelah mempelajarinya?" Jia Changfeng berpikir dan memutuskan kalau Han Sen pasti berpikir kalau mereka berbohong, yang merupakan alasan satu-satunya dia tidak tertarik. Han Sen tidak bisa berkata apa-apa, karena dia memang tidak tertarik mempelajari Tangan Besi. Akan tetapi, karena orang-orang itu tidak bermaksud jahat, Han Sen tidak mau mengecewakan mereka. Dia bertanya pada Jia Changfeng, "Dalam perjalananmu kemari, apa kau melihat gunung salju? Aku mencari-cari gunung itu, dan jika kau bisa membawaku menemukannya, aku bisa membawamu setelah menyelesaikan urusanku." Jia Changfeng tercengang, dan paham bahwa Han Sen sungguh-sungguh tidak tertarik mempelajari Tangan Besi. Dia pun tersipu. "Gunung salju, apa maksudmu yang satu itu?" Mendengar perkataan Han Sen, salah satu gadis tiba-tiba menatapnya dan bertanya, "Apa maksudmu sebuah gunung besar yang puncaknya tertutup salju?" "Iya. Kau melihatnya?" Han Sen kegirangan. Dia hanya mencoba peruntungannya, karena jika mereka mendekati gunung dan bertemu burung api, sangat tidak mungkin bagi mereka untuk bisa selamat. "Kami melihatnya, tapi ada beberapa makhluk kuat di dekatnya, dan kami tidak berani mendekatinya..." kata gadis itu. "Bagus sekali. Jika kau membawaku ke sana, kita bisa keluar bersama-sama setelah aku menyelesaikan urusanku," kata Han Sen cepat-cepat. "Kawan, kau tidak mencoba untuk memburu jin iblis kan? Aku rasa sebaiknya kau lupakan itu. Setidaknya ada seribu dari mereka, dan di antaranya ada sedikitnya dua puluh mutan dan satu yang berdarah sakral. Gerombolan itu membutuhkan lebih dari hanya beberapa orang, apa lagi kau seorang diri," kata Xiao Lingfeng. Han Sen mengerutkan dahi. Terakhir kali dia ke sana, dia tidak melihat ada makhluk lain. Akan tetapi, menurut empat orang itu, ada sekelompok makhluk dengan raja berdarah sakral. Seperti apa pun sama saja bagi Han Sen. Dia akan merasa senang melihat sekelompok makhluk di sana karena dia masih membutuhkan tiga poin geno berdarah sakral. "Jika kalian bersedia membawaku ke sana, aku akan sangat berterima kasih. Jika tidak, kau bisa menunjukkan padaku arahnya dan aku tetap akan sangat berterima kasih."Han Sen tidak ingin pergi bersama dengan kelompok itu. Meskipun tunggangan mereka bagus, dibandingkan dengan singa emas, mereka terlalu lambat. Banyak waktu yang akan terbuang karena dia harus memperlambat kecepatan demi orang-orang ini. "Kami bisa membawamu ke sana, tapi apa kau punya cukup air untuk kita semua sampai keluar gurun?" Setelah berdiskusi, Jia Changfeng bertanya pada Han Sen. "Airnya cukup." Han Sen menepuk kantung air yang ditumpuk di sebelahnya. Dia membawa banyak air karena dia berencana untuk langsung pergi ke salah satu lokasi yang dikatakan Ning Yue setelah dia membunuh si burung api. Karena Han Sen memiliki cukup air, empat orang itu merasa lega. Setelah beristirahat semalam, mereka bersiap-siap pergi keesokan paginya. "Kawan, bawaanmu banyak sekali. Pasti kau butuh beberapa tunggangan untuk membawa ini semua bersamamu, betul?" Xiao Lingfeng bertanya, melihat semua barang bawaan Han Sen. "Cuma satu," kata Han Sen dan memanggil singa emas. Dia tidak ingin menakuti kelompok itu dan menggunakan wujud terkecil si singa, yang besarnya seperti gajah. "Tunggangan yang begitu besar!" Mereka masih terkejut oleh si singa emas. Han Sen tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Dia mengangkut semuanya di punggung singa emas dan menaikinya. Lima orang itu pun memulai perjalanan. Karena empat orang itu hanya memiliki satu tunggangan berdarah sakral, dan tiga lainnya adalah mutan, kecepatan mereka tidak terlalu bagus. Sambil merasa kesal, Han Sen harus mengontrol kecepatan singa emas untuk mengikuti mereka. Untungnya, lokasi gunung salju tidak begitu jauh. Perlu satu hari untuk sampai di sana, dan itulah mengapa Han Sen tidak terlalu khawatir soal waktu. Han Sen mulai mengenal mereka sedikit lebih baik. Jia Changfeng adalah cucu Jia Sidao. Xiao Lingfeng adalah murid Jia Sidao. Kemudian dua gadis itu, yang tembam bernama Jia Yan, dan yang langsing bernama Xiao Wei. Jia Yan adalah adik atau sepupu Jia Changfeng, dan Xiao Wei adalah kakak Xiao Lingfeng. "Han Sen, apakah tungganganmu jiwa binatang berdarah sakral? Jia Yan berjalan di sebelah Han Sen di atas monster rusa, dengan penasaran bertanya sambil memperhatikan singa emas. "Iya," jawab Han Sen santai. "Kau pasti dari keluarga terpandang sampai memiliki tunggangan sedemikian rupa. Mengapa aku belum pernah mendengar tentang kau sebelumnya?" tanya Jia Yan sambil berkedip. "Aku dari keluarga biasa, bukan dari keluarga terkenal atau bangsawan. Aku hanya lebih beruntung dari yang lainnya." Han Sen mengutarakan pendapatnya. Meskipun dia pekerja keras, kesuksesannya sebagian besar karena keberuntungannya. Mendengar bahwa Han Sen bukan dari keluarga terpandang, Jia Yan semakin penasaran dan bertanya, "Lalu mengapa kau tidak tertarik menjadi murid kakekku? Apa kau tahu artinya menjadi murid Setengah Dewa Bertangan Besi?" Tiga orang lainnya juga mendengarkan dengan seksama, ingin mengetahui mengapa Han Sen menolak tawaran seperti itu. "Aku suka kebebasan dan tidak suka terikat pada aturan. Jika aku membuat kesal kakekmu dan diusir, itu tidak baik untukku," jawab Han Sen tersenyum. "Kau lucu," Jia Yan menyeringai mendengar perkataan Han Sen. Karena Han Sen bersikap santai dan mereka semua sepantaran, mereka dengan cepat mulai mengobrol sambil bergegas menuju tujuan mereka. "Lihat. Tujuan kita ada di sana!" Setelah berjalan seharian, Jia Yan tiba-tiba berseru, menunjuk sebuah gunung dari kejauhan. Han Sen memiliki daya penglihatan yang lebih baik dari Jia Yan. Sebenarnya, dia telah melihat gunung itu sedari tadi. Akan tetapi, Han Sen mengerutkan dahi karena gunung itu terlihat berbeda dari yang dia ingat. Chapter 410 - Jin Iblis Meskipun gunung ini puncaknya juga tertutup salju, tapi ini lebih besar dan curam dari yang Han Sen ingat. Tempat burung api berada tampak seperti gunung berapi, sementara yang ini lebih berbatu. "Apakah ini kesalahan?" Han Sen merasa kesal karena dia menghabiskan banyak waktu dan berakhir di tempat yang salah. "Kita tidak bisa pergi lebih jauh. Di hadapan kita adalah habitat jin iblis." Jia Changfeng yang memimpin jalan pun berhenti dan meminta semua orang berhenti. Han Sen turun dari punggung singa emas, memanjat ke bukit pasir dengan yang lain dan menatap ke arah gunung. Gunung itu gersang. Tidak ada tanaman yang tumbuh di sana. Bahkan di padang gurun, pemandangan itu masih tak biasa. Berbeda dengan pasir putih di gurun, bebatuan gunung itu berwarna hitam. Hanya puncak gunung saja yang tertutup salju putih. Di tebing hitam, terdapat banyak lubang bertitik besar, yang bisa membuat orang dengan fobia lubang ingin muntah. Ada banyak kelabang merah setebal lengan merayap keluar lubang. Kelabang itu sepanjang enam kaki dan tampak sangat jelek, merayap di sekitar tebing. Han Sen melihat dengan lebih seksama. Meskipun mereka tampak seperti kelabang, mereka memiliki kepala segitiga di setiap ujung tubuhnya yang terbuat dari tulang merah. Di setiap sambungan tulang terdapat sepasang tangan merah berjari tiga. Saat mereka bergerak, tangan kecil itu bergerak seperti kaki kelabang, yang tampak mengerikan untuk dilihat. Beberapa lubang di gunung itu cukup besar, dengan diameter sekitar tiga kaki. Han Sen menatap sebuah lubang besar dan melihat jin iblis raksasa merayap keluar. Jin iblis itu setebal gentong air dan panjangnya melebihi 30 kaki. Sebagian tubuhnya masih ada di dalam lubang, jadi Han Sen tidak tahu berapa besar makhluk itu sesungguhnya. Jin iblis raksasa itu melilitkan tubuhnya di tebing gunung saat tangan ditubuhnya bergerak, yang tampak membuat mual. "Han Sen, raja jin iblis itu mengerikan. Aku sarankan kau berpikir dua kali sebelum mencoba sesuatu.," bisik Xiao Wei. Han Sen mengangguk tapi pandangannya masih melekat pada jin iblis. ''Makhluk itu tampak cukup kuat. Apakah itu makhluk super?'' Han Sen merenung dan mengeluarkan busur tanduk dan panah tulang ikan, mencoba untuk membidiknya. Jika itu hanyalah makhluk berdarah sakral, dia tidak akan mampu menangkis panah berdarah sakral dengan tekanan berputar. "Kau mau apa?" Xiao Lingfeng segera menggenggam tangan Han Sen setelah melihat apa yang Han Sen lakukan. "Karena aku sudah di sini, tentu saja aku mencoba membunuh jin iblis berdarah sakral," kata Han Sen terus terang. Xiao Lingfeng merasa kesal dan berkata, "Tubuh bertulang mereka sekeras besi. Sulit bagi seseorang untuk menyakiti mereka dengan senjata jiwa binatang sang setingkat dengan makhluk itu. Bahkan jika busur dan panah yang kau genggam dua-duanya jiwa binatang berdarah sakral, jaraknya terlalu jauh bagimu untuk melukai sang raja, apa lagi jika senjatamu bukanlah berdarah sakral. Makhluk ini sangat licik. Jika kau mulai menyerang mereka, akan ada segerombolan yang datang kemari. Kau mungkin bisa kabur dengan tunggangan berdarah sakralmu, tapi kami pasti mati." "Kau benar. Jika begitu, kau bisa pergi duluan. Aku akan bergabung setelah membunuh mereka," Han Sen berpikir dan berkata. "Kau tidak berpikir kalau kau benar-benar bisa membunuh rajanya sendirian, kan?" Jia Yan menatap Han Sen dengan mata terbelalak. "Ini airnya. Pergilah sekarang. Jika aku gagal dan mati di sini, kau akan punya cukup air untuk keluar." Han Sen melemparkan sebagian besar air kepada orang-orang itu, dan hanya menyimpan sedikit untuk dirinya. Sekelompok orang itu menatap Han Sen terkejut. Han Sen telah menyerahkan sebagian besar airnya untuk mereka. Jika mereka membawa air itu pergi, akan sulit bagi Han Sen untuk meninggalkan gurun dengan sisa air yang ada setelah membunuh jin iblis, jika dia bisa membunuh makhluk itu. Empat orang itu kebingungan, tidak memahami apa yang Han Sen pikirkan. Mereka tidak tahu kecepatan asli singa emas. Jika tunggangan itu berlari dengan kecepatan penuh, sisa air itu cukup bagi Han Sen untuk datang dan pergi beberapa kali. "Han Sen, jika kau sungguh-sungguh ingin membunuh raja jin iblis, mungkin kita bisa bekerja sama melakukannya." Xiao Wei merasa ragu-ragu meninggalkan Han Sen sendirian karena dia telah memberikan sebagian besar airnya. "Tidak perlu. Pergilah. Aku bisa melakukannnya sendiri." Han Sen tidak mau membuang waktu lagi. Dia akan membunuh raja jin ini terlebih dahulu dan kemudian menemukan si burung api. "Han Sen, pikirkanlah. Makhluk ini sangat cepat di gurun. Bahkan dengan tunggangan berdarah sakralmu, kau mungkin tidak akan mampu melarikan diri dari mereka," Jia Changfeng ikut berkata. "Jika kau tidak pergi sekarang, aku akan mulai memanah." Han Sen membidikkan panahnya pada jin iblis. "Ayo pergi. Pria ini gila." Xiao Lingfeng tidak berpikir Han Sen sedang bercanda dan segera menarik kakaknya pergi. Jia Changfeng juga menarik Jia Yan pergi bersamanya. Mereka tidak ingin menantang raja jin iblis. Mereka pernah sekali bertemu seekor jin iblis di gurun, yang hanya berjenis mutan. Meskipun begitu, situasinya sangat beresiko, apa lagi yang satu ini yang jelas-jelas raja berdarah sakral. Selain itu, raja berdarah sakra inil juga memimpin dua puluh pasukan makhluk mutan dan ribuan makhluk primitif. Sekalinya terkepung dalam kelompok, seseorang tidak akan bisa apa-apa tidak peduli betapa baiknya petarung itu. Seluruh makhluk ini beracun. Sekalinya dilukai mereka, sebagian besar orang biasanya akan mati. "Hati-hati. Bahkan saat dibelah dua, jin iblis tidak akan langsung mati. Mereka masih bisa melancarkan serangan mematikan. Dan jangan mencoba menyentuh darahnya yang beracun," kata Jia Yan pada Han Sen sebelum pergi. "Aku tahu." pandangan Han Sen terpaku pada raja iblis jin raksasa. Saat sekelompok orang itu pergi jauh, dia menarik panahnya sekuat tenaga. Wuss! Tanpa ragu, Han Sen menembakkan panahnya pada raja jin iblis. Chapter 411 - Membunuh Raja Goblin Panah ikan bertulang melesat melintasi angkasa dan mencapai salah satu kepala raja goblin raksasa yang jahat. Raja goblin jahat dengan cepat berdiri seperti ular, semua tangan berjari tiga di bawah badannya menghadap panah yang datang. Sepasang tangan meraih panah ikan bertulang, yang terus berputar, menimbulkan bunyi melengking. Namun, dalam sekejap, banyak tangan menutupi panah dan menahannya. Bahkan dengan kekuatan berputar yang besar, panah tetap dapat ditangkap oleh makhluk itu. "Murahan!" Raja goblin jahat berteriak dengan kepala yang menghadap Han Sen. Suaranya sangat melengking sehingga orang dari jarak beberapa mil pun akan merasa sakit kepala. Bum! Saat raja berteriak, goblin jahat mulai merangkak keluar dari semua lubang dalam gunung, terlihat seperti air terjun berwarna merah, membanjiri tempat Han Sen berdiri. Mendengar suara yang ditimbulkan oleh raja goblin jahat, empat orang dalam kelompok itu menutup telinganya dan menoleh ke arah gunung. "Pria itu berhasil!" Jia Changfeng bergumam pada dirinya sendiri, melihat ke arah gunung. "Dia telah menyelamatkan jiwa kita. Apakah kita meninggalkan dia sendirian?" Jia Yan merasa bimbang. "Apa yang dapat kita lakukan? Kau tahu betapa kuat goblin-goblin jahat itu. Mereka sangat sulit dibunuh dan beracun pula. Bahkan jika kita dapat melukai mereka, kita akan mati jika tersentuh darah mereka," kataXiao Lingfeng. Xiao Wei berkata dengan tak berdaya, "Walaupun kita ingin menyelamatkannya, sudah terlambat sekarang. Mari kita tunggu di sini. Dia memiliki tunggangan berdarah sakral, jadi mungkin dia dapat berlari sampai sejauh ini. Dan mungkin kita dapat membantunya pada saat itu." Jia Changfeng mengangguk dan tidak berbicara. Mereka berempat menatap gunung itu, mendengar suara yang makin kencang. Han Sen lebih merasa senang daripada terkejut melihat panahnya dipegang oleh raja goblin jahat. Makhluk berdarah sakral biasa tidak akan dapat menghentikan panahnya, yang artinya raja goblin jahat ini kemungkinan besar adalah makhluk super. Walaupun dia berada pada tempat yang salah dan tidak berhasil melihat burung api, mahkluk super lainnya juga tidak buruk. Melihat goblin jahat datang ke arahnya seperti air bah merah. Han Sen dengan cepat memanggil raja cacing batu emas dan mengenakan baju baja hewan piaraan super padanya. Hewan piaraan itu dengan cepat terbang menuju raja goblin jahat. Han Sen tidak berani gegabah. Ada terlalu banyak makhluk. Dia memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyapu bersih mereka. Dia melompat pada punggung pencerewet emas, yang menggoyangkan badannya dan menggeram, tumbuh menjadi bukit kecil dan bergegas menuju kelompok goblin-goblin jahat. Tubuh raksasa singa menginjak-injak goblin-goblin jahat, membunuh makhluk yang tak terhitung jumlahnya saat dia berlari. Kelompok goblin jahat terlihat seperti kolam berwarna merah di mata pencerewet emas. Walaupun pencerewet emas adalah seekor tunggangan dan tidak memiliki kemampuan untuk menyerang, tubuhnya sangat besar dan kokoh sehingga dinding tempat penampungan juga tidak dapat menahannya. Dengan demikian, dia juga merupakan senjata penghancur massal. Han Sen senang melihat pencerewet emas menghancurkan kelompok goblin-goblin jahat. Mendengar suara yang memberitahu mahkluk-mahkluk terbunuh, Han Sen kadangkala memperoleh beberapa jiwa binatang. Goblin jahat yang tampak mengesankan bahkan lebih lemah daripada cacing tanah dibawah tapak pencerewet emas. Han Sen sama sekali tidak perlu mengerakkan ototnya. Darah beracun dari goblin jahat yang telah mati tidak berdampak pada tunggangan super, dan tidak mungkin mereka dapat mencapai Han Sen yang duduk di tempat yang tinggi. Memegangi Meowth di lengannya, Han Sen melihat raja cacing batu emas bertarung dengan raja goblin jahat. Melingkari raja goblin dari udara, raja cacing batu emas menyerangnya dengan delapan cakar tajamnya. Raja goblin jahat menjulurkan lebih dari setengah badannya dari lubang, berteriak dengan meninggikan kepalanya. Menggerakan tangannya, raja goblin jahat berusaha untuk menangkap hewan piaraan super. Namun, raja cacing batu emas lebih cepat dan luwes. Walaupun raja goblin jahat berusaha beberapa kali, dia tetap gagal menangkapnya dan kehilangan beberapa tangan karena cakar raja cacing yang tajam. Oleh karena itu, raja goblin jahat menjadi murka dan melemparkan dirinya pada hewan piaraan super. Walaupun hewan piaraan super melukai raja goblin jahat beberapa kali, dia tidak memiliki keuntungan mutlak. Kedua monster terus saling bertarung, sesekali melengking. Dengan baju baja hewan piaraan super, raja goblin jahat hanya dapat mencakar baju baja dan tidak dapat melukai hewan piaraan super. Jika pertarungan tetap dilanjutkan, hewan piaraan super akan menang cepat atau lambat. Han Sen merasa sangat senang karena raja goblin jahat adalah tandingan hewan piaraan super. Hampir dapat dipastikan dia adalah makhluk super. Namun, Han Sen tidak ingin menonton pertarungan ini lagi, maka dia memanggil malaikat suci dan memerintahkan raja cacing batu emas untuk bertarung lebih keras lagi dengan musuhnya. Walaupun kuku tajam raja goblin jahat menusuk hewan piaraan super, dia tidak dapat melukai raja cacing yang terlindungi oleh baju baja. Bum! Sosok cantik malaikat suci muncul di sisi gunung. Dia melambaikan tangannya dan membelah raja goblin jahat yang ditahan oleh raja cacing batu emas menjadi dua bagian. Setengah tubuh raja goblin jahat dengan cepat jatuh dari gunung dan membuat lubang besar di pasar. Namun, ketika dia mendarat, setengah tubuh itu masih dapat bergerak. Dengan darah beracun yang mengalir, dia melemparkan dirinya sekali lagi pada raja cacing batu emas, dan bahkan meninggalkan tanda pada baju baja hewan piaraan super. Malaikat suci menggunakan tangannya seperti pedang. Dalam sekejap, setengah tubuh itu teriris-iris dan berhenti bergerak. Kepala segitiganya terpotong menjadi empat bagian dan meledak. Saat ini, raja goblin jahat benar-benar diam. Melihat raja goblin jahat terbunuh, Han Sen menatap lubang pada sisi gunung, dan merasa sedih. Setengah tubuh raja goblin jahat lainnya menghilang, dan Han Sen tidak mendengar suara yang memberitahunya bahwa makhluk itu telah terbunuh. Dan bagian tubuh di pasir membusuk dengan cepat, dan ini cukup aneh. Tanpa ragu, Han Sen mengambil kembali pencerewet emas dan raja cacing batu emas dan masuk ke dalam lubang bersama dengan malaikat suci. Chapter 412 - Kotak Logam Campuran Dalam Gua "Mengapa jadi begitu sunyi?'' Jia Yan menatap ke gunung dengan bimbang. "Mungkin sudah selesai," Xiao Wei menghela nafas dan berkata. "Aku akan kembali kesana untuk mengeceknya," Jia Changfeng berkata dan mengendarai tunggangannya ke arah gunung. "Mari pergi bersama-sama. Hati-hati jangan menarik perhatian goblin-goblin jahat itu." Xiao Lingfeng mengikutinya. Kelompok orang-orang itu kembali ke wilayah pegunungan. Apa yang mereka lihat membuat mereka begitu terpana sehingga mereka tidak dapat menutup mulutnya. Mayat goblin-goblin jahat bertebaran di mana-mana. Darah mereka mengalir seperti sungai dan mayatnya menggunung. Pasir putih berubah menjadi merah tua karena dialiri darah beracun. Setengah tubuh raja goblin jahat terbaring di atas tanah. Walaupun sudah membusuk, tetap terlihat mengejutkan. "Ini¡­ dia membunuh mereka semua¡­" Jia Changfeng tidak tahu harus berkata apa. Siapa orang ini? Xiao Lingfeng berpikir dengan perasaan yang kacau. Seseorang dengan kekuatan seperti ini benar-benar di luar bayangannya. "Di mana Han Sen?" Jia Yan dan Xiao Wei sudah kembali sadar. Mereka melihat ke sekeliling tetapi tidak melihat Han Sen. Kedua pria lainnya juga melihat ke sekitarnya tetapi tidak melihat Han Sen. Mereka semua merasa aneh. Awalnya, mereka menduga bahwa mereka hanya bertemu dengan seorang pria biasa, namun pria ini begitu mengesankan sehingga mereka bahkan tidak tahu bagaimana cara memulai mendeskripsikannya. Pada saat ini, Han Sen telah masuk ke dalam lubang pada sisi gunung, Dalam gunung, saluran-saluran terhubung seperti labirin. Han Sen memerintahkan malaikat suci untuk memandunya, mengikuti jejak darah raja goblin jahat. Setelah beberapa saat, mereka tetap tidak dapat mengejar makhluk itu. Jika Han Sen tidak melihat darah, dia mungkin sudah merasa ragu apakah dia berada pada arah yang salah. "Makhluk ini, cukup cepat." Han Sen mengenakan baju baja hewan piaraan super pada malaikat suci dan meminta malaikat suci untuk mengikuti jejak darah. Baju baja hewan piaraan super hampir tak terkalahkan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Tidak ada yang dia takuti. Setelah berjalan 3 sampai 4 jam, Han Sen akhirnya masuk ke sebuah ruangan yang besar, yang merupakan sebuah gua berbentuk silinder. Gua itu terlihat seperti dalam sebuah menara gereja. Tinggi atapnya sekitar setengah mil, dan dinding-dinding batunya memiliki lubang dengan ukuran yang berbeda-beda. Jejak darah telah menghilang di tempat ini. Han Sen cemberut pada lubang-lubang yang tak terhitung jumlahnya pada dinding batu. Tanpa petunjuk lainnya, mustahil dapat menemukan raja goblin jahat dengan begitu banyak lubang di dinding. Han Sen menyalakan obor dan melihat ke sekeliling goa. Dia tiba-tiba melihat sebuah kotak logam campuran di sudut. "Seseorang pernah datang ke sini sebelumnya!" Han Sen merasa terkejut. Kotak itu terlihat seperti barang canggih dari Persekutuan. Terbuat dari baja-Z tingkat tinggi yang tidak hanya kokoh tetapi juga ringan, membuat kotak itu lebih mudah dibawa daripada baju pelindung dan senjata baja-Z. Kotak itu sudah berubah bentuk, tampaknya telah terkena benturan keras. Tutupnya agak terbuka. Tertutup dengan debu, kotak itu terlihat cukup tua dan mungkin pernah tertumpah sesuatu dan seseorang berusaha untuk membukanya. Han Sen memeriksa model kotak itu, yang tampak mahal tetapi kuno. Dia pikir kotak itu tidak diproduksi pada masa ini. "Siapa yang akan datang ke tempat ini dengan sekelompok goblin-goblin jahat di luar. Atau apakah gunung ini memiliki pintu masuk yang lain?" Han Sen berjongkok dan memeriksa kotak itu dengan seksama. Walaupun tutupnya agak terbuka, Han Sen tetap tidak dapat melihat apa yang ada di dalamnya. Tampaknya ada sesuatu yang kokoh. Walaupun teknologi modern tidak berguna dalam Tempat Suci Para Dewa. Han Sen tidak berani gegabah. Dia mundur ke belakang dan meminta malaikat suci untuk membuka kotak itu. Malaikat suci tidak takut terhadap apapun. Dia menjulurkan tangannya ke dalam celah dan membuka kotak itu. Tidak ada hal aneh yang terjadi. Dalam kotak, ada tiga botol dan sebuah kartu kristal. "Solusi geno?" Han Sen melihat ketiga botol itu dan merasa heran. Han Sen telah melihat banyak jenis botol seperti ini. Botol-botol ini seharusnya adalah solusi geno yang digunakan untuk seni geno hiper. Botol-botol ini dibuat khusus untuk menampung solusi geno, yang sudah seperti ini selama beberapa generasi. Namun, walaupun ada tiga botol, hanya salah satu di antaranya yang diisi dengan solusi geno ungu. Salah satu botol lainnya kosong, dan yang lainnya sudah pecah. Han Sen mengambil botol yang penuh dan menatapnya. Dia tidak menemukan catatan apapun. Biasanya, botol seperti ini seharusnya memiliki keterangan yang menunjukkan solusi ini untuk seni geno hiper apa. Namun, tidak ada keterangan pada botol ini. "Apakah ini adalah solusi geno?" Han Sen cemberut dan memeriksa kartu kristal. Itu adalah kartu memori, yang masih utuh. Namun, dia tidak dapat memeriksanya di Tempat Suci Para Dewa. Han Sen meletakkan kartu kristal dan botol. Dia melihat ke sekitarnya dan tidak melihat mayat maupun tulisan. Dia penasaran mengapa kotak ini adalah di sini. Han Sen berjalan ke sekeliling gua yang besar itu tetapi tidak menemukan hal lainnya. Dia merasa kesal telah membiarkan raja goblin lolos. Namun, tidak mungkin dia dapat mengetahui kemana raja goblin jahat itu pergi. Walaupun dia ingin mengejarnya, dia tidak tahu bagaimana caranya. Ketika Han Sen sedang merasa bimbang, apakah dia seharusnya meninggalkan tempat ini, dia merasa gua itu bergetar dan kemudian mendengar suara seperti halilintar. Suara gemuruh itu semakin kencang, terdengar cukup menakutkan. "Apa ini?" Han Sen mendengar dengan seksama, berusaha untuk mencari asal suara itu. Namun, ada terlalu banyak gua, sehingga gema itu terlalu kencang dn Han Sen tidak dapat mengetahui asal suaranya. Dia merasa yakin akan satu hal: sesuatu sedang menuju ke arahnya, dan itu adalah sesuatu yang besar. Chapter 413 - Wanita Aneh Han Sen berpikir sejenak dan mengambil kembali malaikat suci. Dia berubah wujud menjadi pemindah warna dan bersandar pada dinding gunung, menyatu dengan bebatuan. Tidak ada yang dapat mengetahui bahwa dia ada di sana. Suara gemuruh terus terdengar sebelum akhirnya agak mereda. Han Sen segera melihat raja goblin jahat muncul dari sebuah lubang lebar. Tubuhnya yang sangat besar mencuat, yang masih sepanjang 60 kaki. Luka di ujung tubuh lainnya masih ada tetapi sudah pulih. Makhluk yang sangat besar. Walaupun sudah terpotong setengah masih sepanjang ini. Panjang makhluk ini seharusnya sekitar 100 kaki pada awalnya. Han Sen menatap makhluk itu, tidak memahami mengapa dia tetap berani muncul. Karena Han Sen merasa curiga, dia tidak bergerak tetapi hanya mengawasi makhluk itu bergerak di dalam gua. Makhluk itu tidak melakukan sesuatu yang khusus, tetapi Han Sen merasa pasti ada yang tidak beres, maka di tetap tidak bergerak dan mengawasi. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang lain muncul dari lubang yang sama tempat raja goblin jahat muncul, Makhluk ini terlihat seperti badak putih dengan tiga pasang kaki, terlihat menakjubkan. Di punggung badak putih duduk satu orang. Han Sen merasa terkejut melihat ada orang lain yang menunggangi seekor makhluk di tempat ini, yang juga berusaha untuk berteman dengan raja goblin jahat. Semuanya terlihat begitu aneh. Han Sen mengetahui dengan pasti bahwa badak putih itu adalah seekor makhluk dan bukan hewan piaraan jiwa binatang. Seekor makhluk memiliki bau pembunuhan namun hewan piaraan tidak memilikinya. Dia mengawasi dengan seksama orang yang duduk di punggung badak putih. Dia seharusnya adalah seorang wanita. Namun, dia mengenakan jubah hitam dengan kerudung, sehingga Han Sen tidak dapat melihatnya dengan jelas. "Bagaimana mungkin tidak ada manusia?" Wanita itu melihat ke sekelilingnya dan bergumam sebelum dia mengendarai badak putih kembali ke lubang. Han Sen terpana. Wanita ini terdengar tidak seperti seorang manusia, tetapi Han Sen tidak pernah mendengar seekor makhluk yang tampak persis seperti manusia dan dapat berbicara. Raja goblin jahat yang hanya tersisa setengah badan mengikuti wanita itu ke dalam lubang. Han Sen sekarang mengerti bahwa goblin adalah umpan yang dikirim oleh wanita itu. Siapa wanita itu? Dia begitu aneh. Aku tidak pernah mendengar bahwa manusia dapat mengendalikan makhluk, yang juga adalah makhluk super. Bagaimana mungkin? Han sen merasa bingung. Setelah raja goblin jahat menghilang cukup lama, dia perlahan-lahan menggerakan tubuhnya ke dalam lubang itu. Han sen masuk ke dalam lubang yang cukup lebar itu dengan hati-hati. Ketika dia masuk lebih dalam, ada sebuah jalan bercabang. Han Sen mengamati sekelilingnya dan mengikuti salah satu jalur. Raja goblin jahat tidak meninggalkan jejak sama sekali karena tiga jari tangannya cukup kecil. Namun, badak putih meninggalkan jejak kaki. Dan dia bahkan dapat mendengar suara tapak kaki binatang itu. Jauh di dalam gunung, Han Sen berjalan dalam labirin dengan waspada. Satu jam telah berlalu, tapak kaki binatang itu tidak terdengar lagi. Han Sen menjadi waspada dan memperlambat langkahnya. Dia berpikir dan berubah wujud kembali menjadi pemindah warna. Tidak lama kemudian, dia melihat raja goblin jahat kembali ketika dia masuk ke gua besar lainnya. Walaupun masih dalam gunung, ada celah di langit-langit sehingga langit terlihat dan cahaya dapat menyinari gua. Dalam gua besar ini, bahkan ada sungai. Han Sen melihat seorang wanita dan badak putih lagi. Selain wanita dan badak putih, ada banyak peralatan buatan manusia bertebaran, seperti tenda, kuali, dan mangkok. Tampaknya wanita telah menghabiskan waktu yang cukup lama dalam gua. Han Sen menahan nafas dan menyatukan dirinya dengan dinding batu, mengamati wanita itu, seseorang yang sanggup memerintah makhluk super. Bahkan Han Sen merasa terkejut dengan penemuannya ini. Sulit dipercaya ada orang seperti ini. Jika dia sudah berada di sini cukup lama, maka makhluk super seharusnya sudah ditemukan manusia cukup lama. Bagaimana mungkin sama sekali tidak ada berita tentang ini sama sekali? Bahkan keluarga Ning hanya menebak dan tidak pernah membunuh makhluk super. Wanita itu memasang kuali dan mulai membakar tanaman merambat di bawahnya. Tampaknya dia akan memasak Kemudian dia membuka sebuah kotak logam campuran yang terisi dengan botol dan kaleng. Dia kemudian mulai menuangkan isi botol ke dalam kuali, Han Sen menyadari bahwa itu mungkin adalah bumbu masakan. Han Sen segera mencium bau makanan. Dia penasaran daging apa yang sedang dimasaknya sehingga membuat dia meneteskan ludah. Melihat daging sudah hampir masak, wanita itu menanggalkan jubahnya dan mengisi mangkuknya. Han Sen akhirnya dapat melihat wajah wanita itu, yang membuatnya melotot dan hampir berteriak kencang. Ada topeng putih yang terbuat dari tulang pada wajah wanita itu. Dan sepasang tanduk ungu di atas rambut panjangnya seperti bulan sabit. "Bangsawan Shura¡­ Bagaimana mungkin¡­" Han Sen begitu kaget hingga kehabisan kata-kata, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sebagai musuh terbesar umat manusia di alam semesta, Shura hampir terlihat seperti manusia kecuali tanduknya. Tanduk ungu adalah ciri khas bangsawan Shura. Seorang pria bangsawan Shura memiliki satu tanduk, dan wanita bangsawan Shura memiliki sepasang tanduk. Namun, semua ini tidak penting. Yang membuat Han Sen terkejut adalah kenyataan bahwa Shura berhasil masuk ke Tempat Suci Para Dewa, hal ini seharusnya tidak terjadi. Tidak hanya karena Shura tidak memiliki perangkat teleportasi. Bahkan jika mereka tidak memilikinya, mudah bagi mereka untuk mengambil salah satu perangkat miliki manusia dalam perang. Namun, Shura ditolak oleh Tempat Suci Para Dewa. Bahkan dengan perangkat teleportasi, tidak ada Shura yang akan memilih untuk masuk ke tempat ini. Manusia telah melakukan percobaan untuk memindahkan tawanan Shura ke Tempat Suci Para Dewa, yang segera terjangkit penyakit dengan gejala seperti flu. Karena sistem kekebalan mereka merosot, mereka semuanya mati dalam Tempat Suci Para Dewa dalam waktu tiga hari, baik orang dewasa maupun anak-anak, tidak peduli betapa kuatnya mereka. Namun, bangsawan Shura ini tampaknya telah tinggal dalam Tempat Suci Para Dewa cukup lama. Chapter 414 - Gila? Han Sen merasa takut dengan pemikiran bahwa Shura mungkin dapat bertahan hidup dalam Tempat Suci Para Dewa. Fisik Shura sejak awal jauh lebih baik daripada manusia. Jika mereka mampu hidup dalam Tempat Suci Para Dewa dan memperoleh poin geno, akibatnya akan mengenaskan. Shura selalu melakukan penelitian dalam berbagai aspek, tetapi mereka tidak mendapatkan banyak kemajuan. Sementara itu, Persekutuan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Shura memasuki Tempat Suci Para Dewa. Karena kerusakan yang dialami Shura dari memasuki Tempat Suci Para Dewa dan hunian manusia di sebagian besar tempat penampungan, Shura hampir tidak memiliki kesempatan. Beberapa Shura mempertaruhkan nyawanya dan berusaha untuk masuk ke Tempat Suci Para dewa, tetapi mereka segera menemui ajal ketika bertemu dengan manusia. Lagipula, Shura hampir tidak memiliki kemampuan untuk bertarung ketika memasuki Tempat Suci Para Dewa. Saat mereka terlihat, mereka akan dibunuh. Bahkan walaupun mereka tidak ditemukan, mereka akan mati karena sakit dalam waktu beberapa hari. "Mungkin Shura telah menemukan solusi agar dapat hidup dalam Tempat Suci Para Dewa?" Han Sen merasa ngeri. Jika itu benar, maka bencana bagi umat manusia. Seorang Shura dewasa biasa memiliki fisik yang sama dengan seorang evolver. Dan seorang petarung Shura yang kuat akan sama dengan manusia yang melampaui. Dengan fisik seperti ini, mudah bagi Shura untuk membunuh semua makhluk dan tidak menyisakan satupun bagi manusia. Di antara tanduk hitam, putih, emas dan ungu, tanduk ungu adalah bangsawan Shura yang memiliki fisik paling kuat. Ketika usia mereka sudah melewati 10 tahun, mereka akan memiliki indeks kebugaran di atas 100. Walaupun Han Sen tidak tahu berapa usia wanita Shura ini, dia seharusnya sudah di atas 10 tahun, artinya indeks kebugarannya pasti di atas 100. Ketika Shura sepertinya memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama dan mulai bertarung dengan manusia, Han Sen dapat membayangkan apa yang terjadi. Bahkan Han Sen yang hanya memiliki indeks kebugaran di bawah 30 sudah tidak terkalahkan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Makhluk super biasa hanya memiliki indeks kebugaran di atas 40. Jika indeksnya di atas 100¡­ Han Sen berkeringat dingin karena rasa takut yang mengisi hatinya. Dia sama sekali tidak ingin membayangkannya. Jika Shura mampu hidup dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, maka akan menjadi mimpi buruk bagi seluruh umat manusia. Han Sen tidak tega memikirkan tragedi itu. Dia adalah seorang pria yang memiliki keluarga, teman dan orang-orang yang dicintai dalam Tempat Suci Para Dewa, jadi dia harus memikirkan kemungkinan yang terburuk. Wanita Shura itu mengambil semangkuk sup daging dan menyadari bahwa dia masih mengenakan topeng ketika dia berusaha untuk makan. Dia melepaskan topengnya. Han Sen melihat wajahnya dan merasa terpana. Walaupun menilai dari tanduk ungu kecilnya, Han Sen mengetahui bahwa dia mungkin masih muda, dia tidak menyadari betapa mudanya dia. Dia sekitar 14 atau 15 tahun, wajahnya bulat dan kulitnya sangat putih sampai hampir transparan. Pandangan matanya cukup polos. Karena gadis-gadis Shura berkembang lebih awal biasanya, dia memiliki lekuk tubuh yang indah, sehingga Han Sen merasa dia lebih tua dari usianya. Rambut hitam yang panjang sepinggang diikat ke belakang. Jika bukan karena tanduk ungu, dia adalah seorang anak gadis yang cantik. Namun, karena tanduk-tanduk itu, Han Sen tidak berani menganggapnya sebagai seorang gadis kecil. Walaupun dia hanya berusia sekitar 15 tahun, indeks kebugarannya pasti di atas 100 karena dia adalah bangsawan Shura. Gadis manis itu sebenarnya sama galaknya dengan Ratu, lebih berbahaya daripada makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Sementara Han Sen mengawasinya, gadis itu duduk pada sesuatu yang ditutupi dengan kain dan mulai melahap makanan di mangkuknya secepat malaikat suci. Dalam seketika, dia telah menghabiskan semua makanan dalam mangkuk. Ketika dia bangkit untuk menambah makanannya, kain itu bergeser dan memperlihatkan sesuatu di bawahnya. Han Sen merasa terkejut ketika melihatnya sekilas. Di bawah kain itu adalah kristal kuning yang bersinar dengan ukuran batu besar. Han Sen sangat mengenal kristal semacam ini. Dia telah sering melihatnya akhir-akhir ini, yang merupakan sari kehidupan makhluk super. Walaupun Han Sen hanya melihat sekilas, dia merasa yakin bahwa itu adalah sari kehidupan. Menilai dari bentuk kain, setidaknya ada 2 keping sari kehidupan di bawahnya. Han Sen menatapnya tanpa berkedip. Walaupun dia sekarang mampu membunuh makhluk super, dia memerlukan waktu yang lama untuk dapat menemukan makhluk super. Dia sangat menginginkan sari kehidupan. Melihat gadis Shura itu, Han Sen membuang pemikirannya. Han Sen tidak memahami mengapa gadis Shura itu tidak memakan sari kehidupan itu. Walaupun Han Sen tidak mungkin dapat mengalahkannya. Bahkan walaupun dengan bantuan malaikat suci dan raja cacing batu emas. Indeks kebugaran di atas 100 tidak ada tandingannya dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Han Sen selalu bertindak tegas. Walaupun godaannya sangat besar, dia hanya merasa bimbang sesaat sebelum dia memutuskan untuk pergi dengan diam-diam. Dia harus melaporkan kehadiran Shura pada Persekutuan, memastikan bahwa Persekutuan telah memiliki persiapan. Han Sen tidak dapat menghentikan sesuatu yang besar seperti ini sendirian. JIka Shura benar-benar dapat menemukan solusi atas kerusakan yang mereka derita ketika masuk ke Tempat Suci Para Dewa, maka seluruh Persekutuan harus bergegas menghalangi mereka. Selain itu, gadis Shura ini bahkan dapat mengendalikan makhluk super, hal ini sangat mengejutkan. Ketika Han Sen akan pergi, tiba-tiba, gadis Shura berteriak. Dia menoleh padanya dan melihat dia berlutut di lantai, berteriak kesakitan. Tubuhnya terus bergemetar sehingga dia meringkuk. Goblin jahat dan badak putih tampak sangat ketakutan sehingga mereka kabur ke dalam saluran batu seperti kelinci. Namun, mereka tidak berani pergi terlalu jauh, mereka hanya bersembunyi di tempatnya masing-masing dan bergemetar, mengawasi gadis Shura itu dari waktu ke waktu. Plang! Han Sen mendengar suara kencang. Gadis Shura yang memegang kepalanya dan berteriak kesakitan tiba-tiba mulai menghantam kepalanya ke lantai, memecahkan batu hingga berkeping-keping. Walaupun batu itu hancur, kepalanya bahkan tidak memerah, namun hanya menjadi kotor karena debu. Plang Plang Plang! Han Sen mengamati gadis itu menghantamkan kepalanya ke batu berkali-kali dan merasa terkejut. Apakah gadis Shura ini gila? Mengamati gadis Shura itu menghantamkan kepalanya ke lantai, Han Sen merasakan desakan untuk membunuhnya. Dia tampaknya sedang kambuh dari penyakit tertentu. Mungkin dia dapat mengambil kesempatan ini untuk membunuhnya. Chapter 415 - Manusia? Setelah dipikir-pikir lagi, Han Sen bahkan tidak yakin apakah dapat melukainya dengan pisau belati serigala kutukan, mengingat betapa kuatnya dia. Celah antara dia dan seseorang dengan tingkat kebugaran di atas 100 terlalu besar. Han Sen mengamati gadis Shura menghantamkan kepalanya ke lantai dengan perasaan yang kacau. Dia tiba-tiba menemukan bahwa gua itu memiliki penerangan yang cukup baik. Ketika dia mengamati dari jarak lebih dekat, dia melihat sinar bulan purnama melalui celah di atas gua. Bum! Suara kencang lainnya terdengar, sebuah lubang terbentuk ketika semua bebatuan dari jarak belasan kaki dihancurkan. Setelah itu, gadis Shura tidak bergerak lagi, tetapi jatuh ke dalam lubang dan pingsan. Goblin jahat dan badak putih kemudian keluar dari saluran baru. Goblin jahat mendekati gadis Shura yang tidak menyadarkan diri, merasa ragu, dan tiba-tiba membuka mulut dan menggigitnya. Han Sen tercengang. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sesaat yang lalu, goblin jahat mengikuti gadis Shura seperti anjing kecil, tiba-tiba dia akan memakannya. Mungkin makhluk ini sangat pandai dan tahu betapa kuatnya dia, maka dia berpura-pura dikendalikan olehnya sampai dia dapat menemukan kesempatan untuk memakannya hidup-hidup. Goblin jahat meraih tubuhnya dan melemparnya ke udara, menggunakan tangannya untuk mencabik-cabik tubuh gadis Shura. Walaupun Han Sen merasa senang melihat ini, dia merasa terkejut ketika pandangannya tertuju pada gadis Shura. Goblin jahat menangkap setengah tubuh gadis Shura, maka rambutnya berjatuhan di udara. Han Sen melihat dengan jelas bahwa tanduk ungu sudah hilang. Han Sen tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan menggosok matanya. Ketika dia melihatnya sekali lagi, dia tetap tidak melihat tanduk ungu yang melambangkan bangsawan Shura. "Apa yang terjadi? Apakah sebelumnya aku salah melihat?" Han Sen merasa sangat ragu, tetapi goblin jahat sudah siap menelan gadis itu seperti ular. Jika dia adalah Shura, Han Sen berharap ini terjadi. Tetapi, gadis itu sekarang terlihat seperti seorang gadis manusia biasa, sehingga membuatnya merasa bimbang. Bum! Melihat raja goblin jahat hampir menggigit gadis itu, Han Sen menggertakan giginya dan memanggil malaikat suci dan pisau belati kutukan serigala, bergegas menuju raja goblin jahat. Raja goblin jahat tahu betapa kuat malaikat suci ini dan segera menghindari serangannya. Namun, Han Sen telah berada di hadapannya. Dia melayangkan pisau belati kutukan serigala dan melukai kepala raja goblin jahat, membuatnya bergolak kesakitan. Gadis itu jatuh dari mulutnya. Han Sen menangkapnya di udara dan terbang menjauh, menghindari semburan darah beracun. Badak putih menggeram dan cepat-cepat melemparkan badannya ke Han Sen, berlari dengan enam tapaknya. Ketika Han Sen menunjuk pada badak, raja cacing batu emas terbang ke arahnya. Mengambil kesempatan ini, Han Sen bergerak ke samping dan memegangi kepala gadis yang pingsan, berusaha untuk memastikan bahwa dia adalah Shura. Han Sen tidak merasakan apa-apa. Sepasang tanduk ungu hilang tanpa jejak. Han Sen meraba kepalanya berulang kali, Dia tidak percaya dengan apa yang terjadi. Dia yakin bahwa dia melihat sepasang tanduk ungu seperti bulan sabit sebelumnya. Namun, mereka hilang begitu saja. Tanduk Shura tidak dapat dicabut. Namun, ada jutaan mata-mata Shura di antara manusia. Tanduk Shura terhubung ke otaknya. Walaupun tanduknya terpotong, seharusnya ada bekas tempat tanduk itu tumbuh. Seharusnya dapat dengan mudah merasakannya. Selain Itu, tidak ada rambut yang akan tumbuh di tempat tanduk itu patah, jadi seharusnya mudah untuk mengetahuinya. Namun, gadis ini berbeda. Kulit kepalanya halus dan rambutnya tebal. Tidak ada bukti bahwa sebelumnya ada tanduk, jadi tidak mungkin tanduk itu jatuh sendiri. "Apa kemungkinannya? Apakah tanduk-tanduk itu hanya dekorasi yang dia kenakan dan tadi terjatuh?" Han Sen tidak pernah mendengar hal seperti ini dan tidak dapat memutuskan apa yang akan dia lakukan dengannya. "Aku akan meninggalkannya sendiri sesaat," Han Sen memutuskan, memikirkan goblin jahat, badak putih, dan sari kehidupan yang ditutupi dengan kain. Dia ingin meninggalkan gadis itu sendiri, tetapi tidak ada tempat yang aman karena ada empat monster yang bertarung di dalam sana. Han Sen harus memegang gadis itu dalam lengannya untuk sementara. Goblin jahat hampir dikalahkan oleh malaikat suci. Banyak tangannya yang terpotong. Walaupun mereka berdua adalah makhluk super, malaikat suci jelas lebih tinggi peringkatnya, bahkan di atas pencerewet emas dewasa. Goblin jahat, namun, kurang lebih setingkat dengan pencabik air. Selain itu, goblin jahat awalnya terluka, jelas dia bukan tandingan malaikat suci. Di sisi lain, raja cacing batu emas bertarung dengan badak putih. Di luar dugaan Han Sen, raja cacing batu emas bukan tandingannya. Dalam hal kecepatan dan kebugaran, badak putih lebih kuat. Han Sen mengenakan baju baja hewan piaraan pada cacing batu dan meningkatkan pertahanannya. Dengan demikian, dia dapat bertarung dengan badak putih. Han Sen bergegas menuju pertarungan goblin jahat dengan pisau belati serigala kutukan di tangannya dan mengepakkan sayapnya. Dia memutuskan untuk membereskan yang paling lemah terlebih dahulu dan meninggalkan yang kuat nanti. Goblin jahat menghindari serangan malaikat suci. Han Sen mengambil kesempatan ini, menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, muncul di belakang goblin jahat, dan memenggal kepala segitiganya. Plang! Tubuh raksasa goblin jahat tiba-tiba menjadi pincang. Dia jatuh ke bawah, mengguncang seluruh tempat itu. "Makhluk super goblin jahat terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Sari kehidupan tersedia. Daging tidak dapat dimakan." Suara itu tiba-tiba terdengar dalam pikiran Han Sen, tetapi Han Sen tidak mempunyai waktu untuk menyesali tidak adanya jiwa binatang. Dia memerintahkan malaikat suci untuk menjaga badak putih berkaki enam. Di sisi lain, Han Sen pergi ke tempat di mana tubuh goblin jahat menghilang dan mengambil kristal merah yang berukuran bola sepak. Chapter 416 - Harta Karun Han Sen melirik gadis yang ada di dalam dekapannya yang masih pingsan. Pakaiannya sedikit lusuh, sementara dia tidak terluka sama sekali, dan hanya mendapatkan beberapa tanda kemerahan. Han Sen mengerutkan dahi dan memeriksa badak putih di bawah penjagaan malaikat suci dan raja cacing batu emas. Sepertinya Han Sen tidak perlu melakukan apa-apa. Sambil memegang si gadis dengan satu tangan dan sari kehidupan jin iblis di tangan satunya, Han Sen berlari ke dalam tenda yang sudah rusak karena longsoran batu. Dia menemukan selimut di dalam tenda, mengambilnya, dan menyelimuti gadis itu. Dia lalu berlari menuju sari kehidupan yang tertutup oleh sepotong kain. Saat potongan kain itu diangkat, Han Sen terpana oleh penampakan yang luar biasa. Tiga kristal ditempatkan bersamaan. Satu yang berwarna kuning dan dua lainnya berwarna biru. Yang kuning adalah yang paling besar, ukurannya kira-kira sebesar bongkahan batu. Salah satu yang berwarna biru ukurannya sebesar drum, dan warna biru lainnya seukuran bola basket. "Harta karun¡­ Benar-benar harta karun..." Han Sen hampir terlonjak, tidak mempercayai matanya sendiri. Han Sen membungkuk dan menjilat kristal kuning, mencoba memastikan jika itu adalah sari kehidupan. Saat cairan kuning tertelan oleh Han Sen, dia tiba-tiba mendengar suara. "Sari kehidupan makhluk super monster naga tanah dikonsumsi..." Han Sen sangat gembira. Dia akhirnya merasa lega karena semua itu benar-benar sari kehidupan. "Milikku, semuanya milikku." Han Sen memanggil Meowth dalam bentuk transformasinya, mengalungkan tas di lehernya dan mulai mengisinya dengan sari kehidupan. Ukuran singa emas terlalu besar, jadi tidak praktis untuk keluar dari gua. Han Sen terpaksa menaruh beban itu pada Meowth. Tiga kristal sari kehidupan, sebagai tambahan dari jin iblis dan badak putih yang akan dibunuh. Dia hampir yakin kalau dia mampu memperoleh lima kristal sari kehidupan sekaligus. Lima kristal ini mungkin akan membuatnya melampaui poin geno supernya. Ini bagaikan pucuk dicinta, ulam pun tiba bagi Han Sen. "La di da¡­ la di da¡­ Aku suka pindahan..." Han Sen berhenti saat dia tiba-tiba merasa ada yang salah saat memindahkan kristal ke dalam tas. Han Sen membalikkan badan dan tercengang seketika. Gadis itu sudah bangkit duduk. Dia memiringkan kepalanya dan menatap Han Sen dengan mengejapkan matanya. Han Sen terlalu senang sampai melupakan gadis itu. Melihatnya telah sadar, Han Sen segera ingat kalau dia mungkin saja bangsawan Shura dan kemudian bersimbah keringat dingin. "Halo!" Han Sen memaksa tersenyum dan mengucapkan salam pada gadis itu sambil berpikir, ''Harusnya aku tidak sesial itu...Dia juga tidak terlihat seperti bangsawan Shura.'' Gadis itu tidak merespon, masih menatap Han Sen dengan matanya yang besar seakan dia belum pernah melihat manusia sebelumnya. Jantung Han Sen melesak. Han Sen penasaran apa yang dipikirkannya. Saat ini, Han Sen menggenggam kristal sari kehidupan biru di tangannya. Dia tidak yakin apakah dia harus menaruhnya di dalam tasnya atau menaruhnya di tempat asalnya. Akan tetapi, Han Sen telah mengambil dua potongan lainnya. Sudah terlambat untuknya melakukan sesuatu. Siapa pun bisa bilang dia pencuri. "Benda ini¡­ Tidak ada gunanya untukmu¡­ Jadi, aku akan membawanya pergi..." kata Han Sen pada gadis itu sambil menggenggam sari kehidupan biru tinggi-tinggi. Kali ini, yang membuat Han Sen gembira, gadis itu tak disangka menganggukkan kepala. Dia menyimpan sari kehidupan itu dan berkata, "Kau pingsan barusan. Makhluk itu mencoba memakanmu dan aku menyelamatkanmu..." Gadis itu begitu aneh sampai Han Sen tidak tahu dari mana dia berasal. Tidak ada salahnya jika dia memulai pembicaraan dengan ramah. Seperti kata orang, tidak ada orang yang menampar wajah yang tersenyum. Setidaknya, Han Sen telah menyelamatkannya, meskipun dia mungkin tidak perlu diselamatkan. Serangan keras dari jin iblis bahkan tidak melukai kulitnya yang seputih susu, dan hanya meninggalkan bekas kemerahan di sana, yang biasanya terjadi jika dia menggaruk kulitnya dengan kuku. Gadis itu berkedip dan tidak mengatakan apa pun sambil menyaksikan Han Sen memindahkan sari kehidupan ke dalam tasnya. Grrr! Badak putih tiba-tiba meraung. Han Sen melihat kepala badak putih terbang ke udara karena malaikat suci. Raja cacing batu emas masih menempel pada tubuh badak putih, ekornya menancap pada gading si badak dan cakarnya menahan perut badak. "Makhluk super badak putih berkaki enam dibunuh. Tidak ada jiwa binatang diperoleh. Sari kehidupan tersedia. Daging tidak bisa dimakan." Han Sen mendengar suara itu lagi. Ini pertama kalinya dia membunuh dua makhluk super dalam satu hari, yang bahkan tidak akan dipercaya siapa pun apabila dia menceritakannya. Kemudian, Han Sen pucat pasi karena gadis itu tiba-tiba bergerak. Dia sangat cepat sampai-sampai mata Han Sen hampir tidak bisa mengikuti gerakannya. Saat gadis itu melangkah maju, dia hampir seketika muncul di depan raja cacing batu emas, melayangkan pukulannya ke peliharaan itu. Dia sangat cekatan sampai raja cacing batu emas tidak punya waktu untuk menghindar, dan Han Sen bahkan tidak berhasil menarik peliharaannya tepat waktu. Bum! Kepalan tangan kecil gadis itu menghantam keras raja cacing batu emas. Lubang pun tercipta karena jubah peliharaan super dan raja cacing. Begitu mudahnya sampai-sampai makhluk dan jubah peliharaan itu seakan terbuat dari kertas. Han Sen menarik kembali raja cacing batu emas, malaikat suci, dan Meowth ke dalam dirinya dan segera melarikan diri, membiarkan sari kehidupan terjatuh di lantai. Saat ini, Han Sen masih tidak tahu apakah gadis muda itu adalah bangsawan Shura. Namun, tidak diragukan bahwa indeks kemampuannya di atas 100. Karena dia mulai bergerak, Han Sen tidak bisa memikirkan hal lain selain kabur untuk menyelamatkan dirinya. Berapa banyak orang pun yang datang menyelamatkannya tidak akan ada artinya, kecuali ada evolver seperti Ratu yang datang kemari. Namun, di Tempat Suci Para Dewa Pertama, mustahil ada evolver tingkat tinggi bisa muncul. Yang paling memungkinkan hanyalah pemula yang baru berevolusi. Han Sen baru saja mulai berlari saat gadis itu berdiri di hadapannya dalam sekejap mata. Wajahnya hampir menabrak wajah Han Sen. Chapter 417 - Gadis Dengan Gangguan Mental Han Sen kaget dan dengan cepat melangkah mundur. Dia hendak memanggil malaikat suci dan raja cacing batu emas yang terluka parah. Han Sen memutuskan mengulur waktu. Lagi pula, tidak ada yang lebih penting dari nyawanya. Saat Han Sen melangkah mundur, gadis itu tidak menyerangnya, tapi menatapnya dengan matanya yang besar. Tidak ada kebencian di wajahnya. Han Sen tiba-tiba terpikir sesuatu dan tidak memanggil raja cacing dan malaikat suci. Jika gadis itu mencoba menyerangnya, dia pasti sudah melakukannya sedari dulu. Akan tetapi, dia tidak menyerang Han Sen yang paling dekat darinya dan menyerang raja cacing batu emas. Itu mungkin berarti dia tidak bermaksud menyerang Han Sen. Akan tetapi, jika Han Sen melawannya dengan raja cacing dan malaikat suci, dia pasti celaka. Meskipun Han Sen berpikir seperti itu, matanya terpaku pada gadis itu, masih tetap waspada. Meskipun gadis itu tidak tampak membencinya, itu hanyalah tampaknya saja. Tidak ada yang bisa memprediksi pikiran seseorang, apalagi gadis ini begitu aneh. Gadis itu tidak menyerang Han Sen dan hanya menatapnya. Tampaknya dia penasaran. "Adik, namaku Han Sen. Siapa namamu?" tanya Han Sen dengan memaksakan senyum, dia merasa canggung dan tidak tahu harus berkata apa. "Zero." Han Sen tidak berharap banyak, tapi tanpa disangka-sangka, gadis ini menjawabnya. Suara gadis itu enak didengar. Han Sen tidak yakin apakah dia menjawab pertanyaannya. "Zero?" tanya Han Sen ragu-ragu. "Zero." kata gadis itu dan berjongkok, menuliskan "Zero" di lantai dengan jarinya menggunakan bahasa standar Aliansi. Melihat kata yang ditulis gadis itu, Han Sen merasa lebih lega. Aliansi telah melawan Shura bertahun-tahun, dan itulah alasan manusia mempelajari bahasa dan budaya Shura. Shura juga mempelajari bahasa manusia, tapi bahkan Shura biasa tidak mau menggunakan bahasa manusia, apa lagi bangsawan Shura. Gadis itu dengan alami menggunakan bahasa standar Aliansi, yang membuatnya lebih seperti manusia. "Zero, ini nama depanmu, betul? Apa nama belakangmu?" tanya Han Sen. "Cuma Zero," kata gadis itu tanpa panjang lebar. Dia masih menatap Han Sen seakan ada sesuatu di wajahnya. Han Sen berpikir Zero tampaknya tidak terlalu cerdas. Dia menjilat bibirnya dan berkata dengan senyum palsu, "Kita ini teman, bukan lawan, betul?" "Teman, bukan lawan," Zero mengangguk dan berkata. Han Sen sangat senang, merentangkan tangannya dan berkata, "Kita teman baik, jadi kita tidak bertengkar, betul?" "Teman baik, tidak bertengkar." Zero mengangguk lagi, sepakat dengan Han Sen. Han Sen bahkan lebih gembira karena dia merasa Zero memang sedikit dungu, seperti anak umur tiga tahun. "Apa otaknya cidera saat dia membenturkan kepalanya di lantai?" Han Sen diam-diam merasa senang. Dia berjalan dua langkah dan menunjuk sari kehidupan di lantai dan bertanya, "Beritahu aku, apa aku boleh mengambilnya?" Kali ini Zero tidak berbicara tapi mengangguk. Sudah jelas, dia menyetujuinya. Han Sen merasa berada di puncak dunia. Awalnya, dia pikir tidak akan mendapat apa-apa kali ini karena raja cacing batu emas dan jubat peliharaan super rusak parah, dan masih diragukan apakah dia bisa selamat. Sari kehidupan hanyalah angan belaka. Akan tetapi, segalanya tiba-tiba berubah. Dia masih berkesempatan membawa semua kristal sari kehidupan, yang menjadi kejutan besar baginya. "Apa aku benar-benar bisa membawanya?" Han Sen menunjuk sari kehidupan itu dan kemudian dirinya, memastikan hal itu lagi pada Zero. "Iya." Zero mengangguk kencang. Dia tampaknya cukup serius. "Terima kasih¡­ Kau baik sekali..." Han Sen akhirnya bisa yakin bahwa Zero sedikit gila. Otaknya pasti terluka barusan. Jika tidak, siapa yang mau memberikan sari kehidupan? Han Sen masih sedikit gelisah. Dia mencoba berjalan ke kristal kehidupan, mengangkatnya dan mengawasi Zero yang telah duduk di batu di dekatnya, menopang dagu dengan tangannya dan menatap Han Sen dengan sangat tertarik. Sepertinya dia tidak ingin bertarung sama sekali. "Karena kau memberikannya padaku, aku akan memakannya?" Han Sen menjulurkan lidahnya, berpura-pura menjilat sari kehidupan. Zero menatapnya tanpa bicara, matanya memancarkan senyum. "Aku mulai ya?" Han Sen menjilat kristal itu. Zero masih tersenyum padanya. Sepertinya dia sangat senang. Han Sen melihat bahwa Zero tidak bermaksud jahat dan tidak masalah dengannya yang memakan sari kehidupan dan mulai menjilat lebih cepat. Zero masih hanya menontonnya, membuat Han Sen merasa sangat lega. Sepertinya dia benar-benar melukai otaknya. Ini akan lebih mudah. Han Sen tidak lagi menahan diri dan mulai menjilat. "Sari kehidupan makhluk super monster roh kristal dikonsumsi. Satu poin geno super diperoleh." Dengan cepat, setengah potongan kecil sari kehidupan biru ditelan Han Sen. Yang membuat Han Sen bersemangat, suara itu terus mengatakan padanya berapa banyak poin geno super yang dia peroleh. Saat ini, Han Sen yakin bahwa Zero yang tampak terganggu mentalnya tidak bermaksud jahat. Sebenarnya, dengan kemampuannya, jika gadis itu bertarung dengannya, Han Sen tidak bisa memikirkan satupun cara untuk menyelamatkan diri darinya. Perbedaan tingkat kemampuan mereka terlalu besar. Bahkan di antara para evolver, indeks kemampuan di atas 100 adalah yang paling tinggi, apalagi Han Sen masih belum berevolusi. Hal ini juga membuat Han Sen bingung. Jika Zero adalah manusia, dengan melampaui poin geno super, masih mustahil baginya untuk memiliki indeks kemampuan di atas 100. Han Sen sangat tahu betul, karena menurut estimasinya, bahkan setelah dia selesai berevolusi di kolam evolusi dan menjadi evolver, indeks kemampuannya masih hanya sekitar 60 sampai 70, yang masih kurang banyak dari 100. Meskipun Han Sen tidak mengerti, dia tidak masalah memanfaatkan situasi ini. Zero sepertinya memiliki masalah dengan otaknya dan tidak bermaksud jahat, jadi dia bisa mengambil sari kehidupan untuk dirinya. Han Sen memanggil Meowth lagi dan mengambil sari kehidupan badak putih berkaki enam. Dia menaruh semua kristal sari kehidupan di punggung Meowth. "Terima kasih, cantik. Sampai nanti dan aku akan mentraktirmu lain kali." Han Sen melambaikan tangan pada Zero, sambil berjalan dengan Meowth. Meskipun Zero tidak bermaksud buruk, Han Sen tidak tahu darimana asalnya, dan dia memiliki gangguan mental. Siapa yang tahu kalau dia kumat lagi? Han Sen memutuskan untuk menjauh sejauh mungkin darinya. Akan tetapi, saat Han Sen tiba di persimpangan dari arah datang, dia mendapati Zero tepat di belakangnya. Tampaknya dia mengikutinya diam-diam. Chapter 418 - Tato Di kamarnya di Penampungan Baju Baja, Han Sen merasa sangat pusing saat melihat Zero duduk di hadapannya. Waktu saat mereka di dalam gua, Zero bersikeras mengikutinya diam-diam. Dia berjalan saat Han Sen jalan dan berhenti saat Han Sen diam. Saat Han Sen makan sesuatu, dia akan memakannya tanpa permisi. Saat Han Sen bertanya sesuatu, dia hanya mengangguk atau menggelengkan kepala. Han Sen tidak bisa mendapatkan informasi dan terpaksa menerima dibuntuti olehnya. Han Sen bahkan mencoba untuk kabur menunggangi singa emas saat tengah malam ketika dia tidur. Akan tetapi, setelah mengendarai seinga emas tanpa henti lebih dari setengah hari,saat dia mulai memasak makan siang, Zero telah menunggu di sebelah tungkunya dengan matanya yang lebar. Han Sen telah memikirkan berbagai cara, mencoba menyingkirkanya. Di matanya, dia bagaikan bom waktu yang tidak bisa dibawa bersamanya. Namun, setelah melakukan semua yang dia bisa, dia gagal menghindarinya. Cara yang paling mungkin untuk menyingkirnya adalah kekerasan. Akan tetapi, mengingat bagaimana dia meninggalkan sebuah lubang di jubah peliharaan super dan raja cacing batu emas, Han Sen melupakan ide itu segera. Han Sen membawa Zero kembali ke penampungan. Ide aslinya adalah memindahkan masalahnya. Ada banyak orang di Penampungan Baju Baja, jadi Zero mungkin memusatkan perhatiannya pada orang lain dan justru mengikuti orang itu. Dia mungkin bisa memanggil polisi untuk orang itu dan membiarkan Aliansi terlibat. Akan tetapi, Zero tidak mengikuti orang lain selain dirinya. Dia pergi kemana pun Han Sen pergi seperti ekor. Dia tampaknya tidak benar-benar dungu. Setidaknya saat Han Sen ke kamar mandi, Zero tidak mengikutinya. Akhirnya, Han Sen terpaksa membawanya kembali ke kamarnya di Penampungan Baju Baja dan menatapnya sambil kepusingan. Han Sen tidak menemukan apapun mengenai dirinya. Sebelum meninggalkan gua, dia memeriksa barang-barang Zero, yang hanya berupa barang buatan tangan biasa. Mustahil baginya untuk mengetahui dari mana dia berasal dan mengapa dia mengikutinya dengan memeriksa barang-barang itu. "Kita sudah di penampungan, jadi kau bisa teleportasi kembali ke rumahmu sendiri," kata Han Sen pada Zero pasrah. Zero menatap Han Sen dan mengejapkan matanya, "Aku lapar." Han Sen pun memijat keningnya, dia merasa seperti menemukan masalah besar. "Adik kecil, begini ya, aku akan berevolusi dan meninggalkan Tempat Suci Para Dewa Pertama secepatnya. Jika kau tetap di sini, tidak akan ada yang berbeda." Han Sen mengatakan yang sejujurnya. Han Sen memakan sari kehidupan yang diambilnya dalam perjalanan kembali ke penampungan. Saat ini, dia memiliki tiga puluh dua poin geno super dan masih memiliki dua setengah kristal lagi. Saat dia menghabiskan semuanya, dia seharusnya melampaui poin geno supernya. Zero tetap diam. Matanya sejernih mata air murni. Dia menatap Han Sen seperti itu dan mengulangi perkataannya, "Aku lapar." Han Sen merasa hampir gila, tapi dia terpaksa mulai memasak. Saat mereka makan, Han Sen bertanya pada Zero yang mengisi mulutnya dengan makanan, "Jadi, mengapa kau memilih untuk mengikutiku?" Tanpa disangka, Zero menaruh mangkuk di tangannya dan berdiri. Lalu Han Sen melihatnya membuka baju dan menjatuhkannya. "Jangan. Aku bukan orang seperti itu. Kau pikir kau bisa menggodaku dengan kecantikanmu? Aku katakan padamu kalau itu tidak mungkin tercapai. Aku ini..." kata Han Sen sambil menutup matanya dengan dua tangannya dan mengintip dari sela-sela jarinya. Zero telah menanggalkan pakaiannya. Dia tidak memakai apa-apa di dalamnya. Namun, dia telah membalikkan badannya di hadapan Han Sen. Han Sen tiba-tiba terbelalak. Di punggung indah tak bercela milik Zero, Han Sen melihat sebuah tato berwarna merah. Tato itu berbentuk sebuah monster yang tampak seperti kucing atau rubah. Merah bagaikan api, kepala dan ekor monster itu tersambung dalam sebuah lingkaran. Han Sen jelas kenal akrab dengan gambar itu. Liontin merah Han Sen persis sama. Han Sen diberi tahu bahwa monster itu disebut kucing bernyawa sembilan. Liontin itu tadinya milik Han Jingzhi yang tidak pernah pergi ke mana-mana tanpa benda itu. Di tubuh gadis aneh ini, Han Sen melihat monster itu sekali lagi, yang membuatnya sangat kaget. Zero menarik bajunya kembali untuk menutupi tubuh telanjangnya, mendekati Han Sen, dan mengulurkan tangannya ke dada Han Sen. "Apa yang kau lakukan?" Han Sen tersentak, mencoba melompat mundur. Akan tetapi, Zero terlalu cepat. Dia langsung menggapai kerah Han Sen dan menarik liontin kucing bernyawa sembilan yang Han Sen kenakan. Dia lalu melepaskannya dan melangkah mundur, menunjuk liontin itu. "Maksudmu, kau mengikutiku karena kalung ini? Apa yang mau kau lakukan dengannya?" Han Sen menatap Zero tidak percaya. Zero tidak membalas Han Sen dan kembali duduk untuk makan, seakan dia tidak mendengar apa-apa. Han Sen menduga kuat bahwa Zero tidak dungu sama sekali. Han Sen tidak pernah berhasil mendapatkan informasi yang tidak ingin dia bagi. Melihat wajah Zero, Han Sen bahkan tidak mau bertanya lagi. "Tentang apakah ini sebenarnya? Mengapa ada kucing bernyawa sembilan di punggung Zero? Apa ada hubungannya dengan kalung ini? Apa hubungan antara dririnya dan Han Jingzhi?" Han Sen menatap liontin kucing bernyawa sembilan dengan perasaan bercampur aduk. Namun, Han Sen merasa mustahil Zero ada kaitannya dengan Han Jingzhi. Han Jingzhi hidup berabad-abad lalu, sementara Zero masih sangat muda. Hubungannya sangat tidak mungkin. "Mungkin hanya kebetulan. Kucing bernyawa sembilan seharusnya bukanlah sesuatu yang unik bagi Han Jingzhi." Han Sen harus menenangkan dirinya "Aku pergi sekarang. Kau bisa tinggal di sini atau teleportasi kembali sendirian." Han Sen menggunakan perangkat teleportasi di kamarnya dan teleportasi kembali ke stasiun teleportasi. Han Sen masih memiliki kartu memori yang diperolehnya di gua di dalam kantongnya. Mungkin dia akan mengetahui sesuatu setelah melihat isinya. Han Sen yakin ini bukanlah kebetulan kotak baja itu muncul di gua. Mungkin di sana ada beberapa petunjuk mengenai Zero yang tersimpan dalam kartu memori. Saat Han Sen baru melangkah keluar dari perangkat teleportasi dan mencoba mengakses kartu memori dengan jaringan komunikasinya, dia tiba-tiba terperangah. Dari perangkat yang sama, gadis cantik berparas menawan dan berambut hitam panjang berjalan keluar dengan pakaian lusuh. Tidak lain tidak bukan dia adalah Zero. "Pasti ada yang salah..." Han Sen memandang Zero, merasa bagaikan sedang melihat hantu. Chapter 419 - Burung Api Lagi Peraturan mengenai teleportasi adalah kau bisa melewati perangkat teleportasi yang sama digunakan untuk memasuki Tempat Suci Para Dewa, tidak peduli di mana kau berada di Tempat Suci Para Dewa. Jika perangkat teleportasi rusak, maka orang itu akan berpindah ke perangkat terdekat. Peraturannya tidak pernah diubah. Han Sen tidak percaya ada kebetulan sampai-sampai Zero berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa melalui preangkat yang sama persis dengannya. Sungguh tidak bisa dipercaya. Han Sen pikir dia bisa menyingkirkannya saat meninggalkan Tempat Suci Para Dewa, tapi sepertinya dia tetap bisa mengikutinya, yang membuat Han Sen mengerutkan dahi. Gadis ini bom waktu super, jadi Han Sen tidak berani membawanya pulang. Akan tetapi, jika dia mengatakan Zero adalah Shura dan menyerahkannya pada Aliansi, menilai dari penampilannya yang 100% manusia, Ailiansi hanya akan berpikir Han Sen sudah gila atau mencoba memfitnah Zero. Han Sen tercengang menatap Zero. Kemudian dia tiba-tiba mendapat ide dan memutuskan untuk kembali ke stasiun teleportasi, pergi lagi ke Tempat Suci Para Dewa. Sambil berdiri di ruangannya di Penampungan Baju Baja, Han Sen dengan seksama menatap perangkat teleportasi di ruangannya. Lalu, apa yang dia khawatirkan sepertinya terjadi. Dalam sekejap, Zero segera muncul di perangkat teleportasi dan keluar dengan cantiknya. Perangkat teleportasi di kamar penampungan biasanya hanya bisa digunakan oleh pemilik kamar. Jika tidak punya kamar, seseorang harus menggunakan perangkat teleportasi umum di Plaza. Akan tetapi, Zero mampu menggunakan perangkat teleportasi di ruangan Han Sen dan berakhir di tempat yang sama dengannya. Saat dia kembali, Zero masih bisa mengikutinya kembali ke kamarnya. "Sialan! Mengapa ini terjadi?" kutuk Han Sen dalam hati. Tapi tidak ada yang bisa dilakukannya soal Zero. Han Sen berteleportasi sekali lagi ke Aliansi dan diikuti Zero seperti yang diduga. Meskipun Han Sen tahu ini akan terjadi, dia masih merasa kesal. "Sepertinya aku hanya bisa menyingkirkannya saat aku berevolusi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua." Han Sen memasuki sebuah ruangan, mencoba membaca kartu memori dengan jaringa komunikasinya untuk mendapatkan informasi yang berguna. Dengan cepat, Han Sen merasa kecewa. Meskipun ada banyak informasi yang tersimpan di dalam kartu memori, sebagian besar isinya mengenai cara memproduksi cairan geno. Hampir tidak ada apa-apa lagi selain informasi teknologi. Han Sen tidak begitu tertarik dengan cairan geno. Itu bukan keahlian khususnya, jadi dia tidak mengerti banyak tentang hal itu. Dia tidak menemukan informasi tentang Zero dan tidak bisa membawanya pulang, jadi Han Sen terpaksa kembali ke Penampungan Baju Baja. Han Sen memutuskan untuk membawa Zero untuk memburu beberapa makhluk, karena dia masih memerlukan tiga lagi poin geno sakral. Dengan tiga poin geno sakral dan kristal sari kehidupan yang tersisa, Han Sen mungkin bisa berevolusi dan menjadi evolver. Han Sen penasaran apakah keberuntungannya sudah ahbis, atau mungkin karena Zero mengikutinya dan membawa kesialan. Selama beberapa hari, Han Sen berkeliaran di Gurun Iblis, tapi tidak menemukan satu pun makhluk berdarah sakral. Setelah dia menghabiskan sari kehidupan, dia akhirnya memiliki sembilan puluh sembilan poin geno super, satu poin lagi sebelum melampauinya. Sungguh sial! Namun, Zero mengikutinya diam-diam seperti bayangan. Dia tidak berbicara atau membuat masalah sama sekali. Bahkan jika Han Sen ingin memarahinya, dia tidak bisa melakukannya. Selain itu, dengan fisik Zero, Han Sen tidak berani membuatnya kesal. Jika dia marah, hanya tuhan yang tahu apa yang akan dilakukannya. Han Sen terpaksa berkeliaran di Gurun Iblis. Mungkin saja keberuntungannya akhirnya datang. Han Sen melihat sebuah gunung dari jauh yang tampak seperti gunung berapi dengan puncak tertutup salju. Itu persis dengan gunung di mana dia melihat makhluk seperti burung api. Han Sen pun kegirangan. Selama dia membunuh makhluk itu, dia bisa memperoleh poin geno super terakhirnya yang kurang dan berevolusi. Saat itulah dia bisa menyingkirkan Zero, si bom waktu yang mengerikan itu. Raja cacing batu emas dan jubah peliharaan super hampir hancur karena Zero. Saat ini, mereka memulihkan diri di benak Han Sen dan tidak bisa digunakan dalam waktu dekat. Han Sen segera memanggil malaikat suci dan mengirimnya untuk memeriksa gunung itu. Han Sen masih ragu tentang burung api dan tidak mau mengambil resiko sendirian. Malaikat suci mengepakkan sayapnya dan pergi ke puncak gunung. Dia tiba-tiba mendengar pekik kicauan burung dari puncak gunung saat mendekat. Burung aneh menyala dengan api berwarna emas dan merah turun dari gunung menghampiri malaikat suci bagaikan burung api. Rambut panjang berombak malaikat suci terbang tertiup angin. Kegelapan tampak di mata emasnya. Dia mengepakkan sayap dan terbang menjauh dari burung yang menghampirinya. Burung api mencicit dan mengejar malaikat suci. Gadis dan burung itu mulai bertarung di udara, Malaikat suci terus menghindari serangan dari burung api, mengelakkan diri dari jilatan api. Di sisi lain, burung api juga sangat berhati-hati, tidak ingin menunjukkan kelemahannya di hadapan malaikat suci. Meskipun pertarungan itu tampak sengit, dua-duanya tidak terlalu banyak bertukar serangan. Han Sen melihat malaikat suci bahkan takut akan api dari burung api itu dan tidak berani mengambil resiko. Tingkat kemampuan Han Sen bahkan lebih rendah dari makhluk super. Karena malaikat suci tidak ingin terkena api, itu akan lebih membahayakan Han Sen. Jadi, bahkan jika dia ingin pergi, dia tidak akan membantu banyak. Akan tetapi, Han Sen gelisah melihat malaikat suci dan burung api yang cukup sebanding. Sepertinya sulit bagi mereka untuk saling mengungguli. Dua-duanya cukup konservatif dan tidak bisa mengalahkan lawan dengan cepat. The firebird might have been killed already if that was the case. Namun, Han Sen tidak punya solusi untuk itu. Jika jubah peliharaan super tidak dirusak oleh Zero, malaikat suci tinggal mengenakan jubah itu, yang mungkin bisa melindunginya dari api si burung api. "Sungguh sial." Han Sen melirik Zero yang berdiri di sebelahnya dan merasa cukup kesal. Setelah melihat Zero, mata Han Sen tiba-tiba berbinar. Dia berpikir, ''Aku penasaran apakah dia akan menolongku jika aku memintanya membunuh burung api. Lagi pula dia tidak tertarik dengan sari kehidupan, jadi aku tidak khawatir soal dia menyimpan sari kehidupan untuk dirinya.'' "Ehem, Zero. Apa kau bisa membantuku?" Han Sen berdeham dan bertanya. Zero bahkan tidak menoleh pada Han Sen. Dia tiba-tiba melompat dan mencapai gunung hanya dalam beberapa gerakan. Dengan lompatan jauh, dia mengulurkan tangan dan memegang burung api yang bertarung dengan malaikat suci. Chapter 420 - Persiapan Sebelum Evolusi Setelah Zero melemparkan dirinya ke arah burung api bagaikan meriam, dia menembus tubuh terbakar burung api dan muncul di sisi lain. Dia mendarat dengan keras di kaki gunung dan bahkan menghancurkan sebuah bagian dari gunung itu. Di tangan Zero, ada roh yang menggeliat seperti api berwarna merah dan emas. Burung api itu langsung menjerit, dan tubuhnya yang terbuat dari api meledak dan menjadi percikan api. Zero melompat kembali pada Han Sen dan melemparkan jiwa itu padanya tanpa berkata apa-apa. Dia lalu duduk di samping Han Sen seperti yang dia selalu lakukan. "Ehem. Terima kasih banyak!" Han Sen tersipu. Dia tidak pernah memperlakukan Zero dengan baik, sementara Zero menyelesaikan apa yang ingin dia coba selesaikan dari dulu, yang membuatnya sedikit malu. Zero tidak membalas dan tersenyum manis pada Han Sen, giginya berkilauan di balik bibir lembutnya. Han Sen tidak punya banyak waktu untuk bicara, karena roh berwarna merah dan emas di tangannya membara, hampir membuat tangannya menjadi daging panggang. Han Sen segera mengeluarkan pisau serigala terkutuk dan menebas roh itu. "Makhluk super burung padang pasir dibunuh. Jiwa binatang burung padang pasir diperoleh. Sari kehidupan tersedia. Daging tidka bisa dimakan." Saat suara itu terdengar di benak Han Sen, dia hampir berteriak kegirangan. Jiwa binatang lainnya! Sungguh beruntung! Dia menangkap kristal berwarna merah dan emas seukuran peluru di tangannya dan memasukannya ke dalam mulut tanpa ragu. Meskipun sepertinya sia-sia, tidak ada gunanya jika dia menyimpan sari kehidupan untuk nanti. Tidak mungkin pula dia menjualnya pada orang lain. Karena itu, Han Sen menelan seluruhnya. "Sari kehidupan burung padang pasir dikonsumsi. Satu poin geno super diperoleh¡­ Poin geno super terlampaui." Han Sen menyadari bahwa dia akhirnya melampaui poin geno supernya, bahkan lebih dulu dari poin geno sakralnya. Han Sen memeriksa benaknya dengan bahagia dan melihat jiwa binatang yang baru diperolehnya. Tipe jiwa binatang makhluk super burung padang pasir : aura Han Sen hampir tertawa keras. Itu adalah jiwa bintang aura yang sangat langka. Han Sen merasa efek letnan api entah kenapa kurang. Dengan memiliki aura jiwa binatang super, dia punya penggantinya. Meskipun dia hampir siap berevolusi, Han Sen tidak tergesa-gesa. Lagi pula, dia masih punya dua bulan lagi sebelum dia harus melapor ke Daphne. Dia masih bisa melakukan banyak hal selama jangka waktu tersebut. Han Sen memanggil singa emas dan membawa Zero ke lokasi yang dimaksud Ning. Kemudian dia memang menemukan banyak makhluk super. Yang mengejutkan, sembilan puluh persen makhluk yang ditemukan Grup Bintang adalah makhluk super. Hanya beberapa yang makhluk berdarah sakral spesial. Meskipun makhluk super itu langka, mereka masih bisa ditemui. Alasan satu-satunya tidak ada yang menemukan keberadaan mereka adalah karena tidak ada yang mampu membunuhnya. Alasan Han Sen pergi mencari makhluk tersebut bukanlah untuk membunuh mereka. Han Sen yang telah melampaui poin geno supernya tidak perlu berburu makhluk super lagi. Keuntungan yang paling besar adalah jiwa binatang super. Namun, bahkan dengan jiwa binatang super, dia tetap bisa dikalahkan di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Bahkan jika dia membunuh par amakhluk itu, dia belum tentu mendapatkan jiwa binatang. Akan tetapi, Han Sen masih mencari semua makhluk itu satu demi satu. Dia menemukan semua makhluk super yang bisa ditemui dan mengalahkan mereka semua satu per satu. Han Sen punya dua tujuan. Pertama, dia ingin melatih kemampuan bertarungnya. Kedua, dia ingin mempersiapkan pondasi yang baik untuk Han Yan. Han Yan masih sangat kecil sehingga dia tidak akan datang ke Tempat Suci Para Dewa untuk beberapa tahun. Mustahil bagi Han Sen untuk menunggunya, jadi dia tidak sempat mentransfer jiwa binatang super untuknya. Di masa depan, dia harus membunuh makhluk super sendirian. Han Sen telah mempelajari kekuatan dan kelemahan makhluk super, jadi dia bisa mengajarkan Han Yan tentang mereka semua nanti, jika dia memiliki kemampuan untuk memburu mereka. Jika Han Yan tidak memiliki kemampuan itu, dia tidak perlu berharap Han Yan melampaui poin geno supernya. ''Jika aku di sini, aku tidak akan membiarkan Han Yan menderita. Jika dia bisa melampaui poin geno supernya, itu akan sangat baik. Jika tidak, itu juga tidak apa-apa.'' Meskipun Han Sen berpikir begitu, dia tetap akan melakukan apa pun yang dia bisa demi Han Yan. Di kantor pusat regu khusus, Zhong Zhenhong menangani berkas penting saat mendengar pintu diketuk. "Jiang Sheng, jika tidak penting, jangan ganggu aku sekarang," kata Zhong Zhenhong setelah melihat itu adalah asistennya, Jiang Sheng. Tidak mudah menjadi direktur regu khusus. Dia tidak hanya mengatur anggotanya dengan baik, tapi juga menangani urusan sepele, yang membuatnya sangat tidak sabaran sampai dia hampir ingin memaki seseorang. "Direktur, pemimpin regu khusus menyerahkan aplikasi penukaran jiwa binatang," kata Jiang Sheng dengan wajah kebingungan. "Jangan ganggu aku dengan urusan seperti ini. Minta dia untuk melakukannya di ruang internal sesuai aturan. Apa aku perlu mengajarimu hal itu?" Zhong Zhenhong cukup kesal karena Jiang Shen mengganggunya dengan urusan sepele dan berkata dengan kasar. Pemimpin regu khusus ingin menukarnya dengan kuota perlindungan untuk anggota keluarganya." Jiang Sheng cukup tahu betul sifat Zhong Zhenhong dan mengerti dia di bawah banyak tekanan, jadi Jiang Sheng tidak kesal, dan mempertahankan wajah kebingungannya. "Semua orang butuh perlindungan. Apa mereka pikir tim aksi regu khusus semuanya memiliki enam tangan?" Hal yang menjadi permasalahan Zhong Zhenhong juga mengenai perlindungan, yang membuatnya bahkan semakin kesal saat mendengar Jiang Sheng. Akan tetapi, Zhong Zhenhong tidak punya masalah dengan Jiang Sheng, jadi dia menenangkan diri dan berkata, "Karena dia salah satu dari kita, kita harus mengutamakannya. Akan tetapi, belakangan ini kita kekurangan orang hebat sejak kita kehilangan beberapa saudara kita saat melindungi para bajingan itu. Minta dia untuk menunggu. Kita akan menjawabnya nanti." Jiang Sheng melanjutkandengan wajah yang sangat ganjil, "Direktur, orang itu tidak mau perlindungan saat ini, tapi beberapa tahun kemudian." "Omong kosong. Mengapa dia mendaftar untuk sesuatu yang akan berlaku setelah beberapa tahun? Apa dia mencoba menambah kerjaan kita?" Zhong Zhenhong menggebrak mejanya dengan murka. "Direktur, aku pikir kau sebaiknya lihat dulu daftar jiwa binatang yang dia serahkan." Jiang Sheng menaruh dokumen di hadapan Zhong Zhenhong. "Apa sih yang bisa¡­ dilihat..." Tadinya, Zhong Zhenhong cukup kesal. Namun, setelah melihat daftar itu, dia menelan kata-katanya kembali dan terbelalak. Chapter 421 - Masalah Terbesar "Aura jiwa binatang berdarah sakral¡­ Jiwa binatang berdarah sakral tambahan¡­ Jiwa binatang perubahan wujud berdarah sakral.. Senjata jiwa binatang berdarah sakral¡­ Sayap berdarah sakral.." Zhong Zhenhong tidak dapat menahan dirinya untuk membaca daftar jiwa binatang dengan kencang. Suaranya menjadi semakin suram setiap saat dia selesai membaca. Bahkan tangannya yang memegang dokumen juga bergetar. Dia sangat memahami apa arti jiwa-jiwa binatang ini. Walaupun manusia telah berkembang dalam Tempat Suci Para Dewa selama hampir dua dekade dan ada semakin orang yang dapat membunuh makhluk berdarah sakral, tidak berarti membunuh makhluk berdarah sakral adalah hal yang mudah. Lebih dari 90% manusia tidak pernah dapat melukai makhluk berdarah sakral, apalagi memperoleh jiwa binatang berdarah sakral. Namun, jiwa binatang yang tertulis dalam dokumen ini hampir semuanya adalah jiwa binatang berdarah sakral yang paling menakjubkan. Terutama aura jiwa binatang berdarah sakral, yang merupakan berkah bagi tim manapun. Jiwa binatang lainnya yang juga sangat diidamkan. Walaupun Zhong Zhenhong hanya melihat nama-nama dalam daftar, itu sudah cukup membuatnya mereka terpana. Begitu banyak jiwa binatang tingkat atas yang dimiliki oleh satu orang yang sama. Dia tidak dapat membayangkan siapa orang ini. Bahkan walaupun dia adalah keturunan dari sosok yang menakjubkan, tetap saja sangat sulit dapat mengumpulkan semua jiwa binatang ini. JIka jiwa binatang berdarah sakral digunakan pada pasukan khusus, Zhong Zhenhong dapat membayangkan bahwa pasukan khusus akan menjadi sangat menakjubkan. Mereka akan jauh lebih mudah berburu makhluk berdarah sakral di masa depan. Dalam pandangan Zhong Zhenhong, jiwa-jiwa binatang berdarah sakral tingkat atas ini dapat digunakan untuk membentuk tim elit. Jika Zhong Zhenhong mengetahui bahwa yang dia lihat hanyalah sebagian dari jiwa binatang yang dimiliki Han Sen, sedangkan yang lainnya sudah dijual pada Lin Beifeng dan Su Xiaoqiao, dagunya pasti akan jatuh ke lantai. Zhong Zhenhong cepat-cepat membalik dokumen itu sampai ke halaman paling belakang, karena dia tidak sabar melihat siapa pemilik dari semua jiwa binatang berdarah sakral ini. Dia tidak dapat mempercayai bahwa seseorang seperti ini ada dalam pasukan khusus, dan dia tidak dapat segera menunjuk orang itu. Biasanya, mereka yang bekerja untuk pasukan khusus tidak mungkin adalah keturunan dari selebriti. Orang-orang dengan latar belakang terpandang biasanya adalah mereka yang menggunakan perlindungan dari pasukan khusus dan tidak perlu melindungi orang lain. Oleh karena itu, Zhong Zhenhong tidak dapat membayangkan siapa yang memiliki koleksi yang begitu mengesankan dalam pasukan khusus. "Han Sen!" Melihat nama ini, Zhong Zhenhong langsung tercengang. "Direktur, apakah kau ingin berbicara dengannya? Dia masih menunggu balasan," melihat Zhong Zhenhong telah selesai membaca, Jiang Sheng bertanya padanya. "Tentu saja. Jiwa-jiwa binatang ini sangat penting bagi kita, dan kita harus memilikinya. Apakah permintaannya?" Zhong Zhenhong berkata dengan sungguh-sungguh. "Dia meminta kuota untuk adiknya agar dilindungi mulai dari saat dia memasuki Tempat Suci Para Dewa. Selain itu, dia meminta kamu untuk mengirim jiwa binatang berdarah sakral dari 4 tipe spesifik pada adiknya secepat mungkin agar setelah dia memasuki Tempat Suci Para Dewa¡­" Jiang Sheng menjelaskan permintaan Han Sen secara terperinci. Setelah mendengar itu, Zhong Zhenhong berpikir sejenak dan berkata, "Dengan latar belakang Han Sen, aku heran dia dapat menghasilkan begitu banyak. Hubungi dia dan penuhi permintaannya. Siapkan sebuah kontrak dan segera tanda tangani." Karena Qin Xuan, Zhong Zhenhong pernah memperhatikan Han Sen sebelumnya. Namun sebelumnya dia masih merasa ragu tentang kemampuan Han Sen, terutama ketika Han Sen menghilang dalam Tempat Suci Para Dewa cukup lama, sehingga membuat Zhong Zhenhong merasa agak kecewa dengannya. Namun, setelah melihat jiwa binatang Han Sen, Zhong Zhenhong menyadari bahwa dia telah terlalu meremehkan Han Sen. Pria yang ditemukan oleh Qin Xuan memang luar biasa. "Tampaknya Han Sen memang adalah bakat yang langka. Aku penasaran dia akan berakhir di mana setelah masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Aku berharap dia dapat kembali ke pasukan khusus secepat mungkin, karena sayang sekali bakat seperti ini berkeliaran di luar." Zhong Zhenhong membuat catatan dalam jaringan komunikasinya dan menulis nama Han Sen, yang artinya dia akan memperhatikan Han Sen secara khusus. Han Sen tidak menjual sebagian besar jiwa binatangnya tetapi menggunakan mereka untuk membeli asuransi untuk adiknya, membantunya agar dapat tumbuh lebih cepat. Dalam pandangan Han Sen, tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain keselamatan keluarganya, maka jiwa-jiwa binatang itu telah dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, keempat tipe jiwa binatang yang dia minta untuk adiknya akan sangat berguna ketika dia akan membunuh makhluk super, maka pertukaran ini sangat menguntungkan. Namun, Han Sen tidak mengetahui di mana dia akan ditugaskan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, maka mustahil baginya untuk menukar jiwa binatangnya dengan jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Dia telah mengaturnya setelah dia berevolusi. Tetapi Han Sen tidak menggunakan jiwa binatang yang biasa. Walaupun dia menukarkan sebagian besar jiwa binatang berdarah sakral miliknya, dia masih memiliki semua jiwa binatang super dan beberapa jiwa binatang berdarah sakral yang sangat diperlukan. Pada saat ini, Han Sen memiliki 7 jiwa binatang super secara keseluruhan. Yaitu: pencabik air, serigala kutukan, pembunuh berdarah, pencerewet emas, raja cacing batu emas, malaikat suci dan burung gurun. Jiwa-jiwa binatang berdarah sakral tidak akan berguna dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, maka Han Sen menukarkan sebagian besar jiwa binatangnya, hanya menyimpan ksatria kumbang, ratu peri dan Meowth. Awalnya, Han Sen juga ingin menyimpan naga berbulu ungu dan pemindah warna. Namun, setelah mencari informasi tentang Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, Han Sen menemukan bahwa ada banyak makhluk terbang dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, banyak yang memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada sayap yang dia miliki saat ini. Oleh karena itu, sayap berdarah sakral tidak terlalu berharga lagi. Selain itu, dia memiliki dua hewan piaraan super yang keduanya dapat terbang. Dia dapat melakukannya tanpa sayap jiwa bintang. Pemindah warna juga tidak terlalu berguna dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Jika dia ingin menyembunyikan dirinya, merubah warna saja tidak cukup dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, di mana ada banyak makhluk yang memiliki daya penciuman dan penglihatan yang sangat kuat. Mereka mungkin dapat merasakan suhu tubuhnya. Pada akhirnya, Han Sen juga melepaskan pemindah warna. Menyimpan Meowth hanya karena alasan sentimental. Dia telah menganggap Meowth sebagai hewan piaraannya sendiri. Ksatria kumbang yang dapat memiliki kembaran tetap sangat berguna dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, maka dia juga memutuskan untuk menyimpannya. Sedangkan untuk ratu peri, tidak mudah menemukan jiwa perubahan wujud humanoid seperti itu, bahkan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Selain itu, ratu peri adalah hadiah Han Sen dari kontes, jadi dia memutuskan untuk menyimpannya. Pada saat ini, Han Sen masih menghadapi satu masalah sulit. Sebelum menyelesaikan masalah itu, dia tidak dapat berevolusi dengan tenang. Masalahnya tentu bukan Nol. Walaupun Nol juga sebuah masalah, Han Sen percaya bahwa dia seharusnya dapat menyingkirkan dia setelah berevolusi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, karena itu dia terlalu mengkuatirkannya. Yang paling dikhawatirkan Han Sen adalah kristal hitam. Dia bahkan dapat memberi makan dan membantu makhluk berevolusi. Jika dia terus menggunakan harta seperti ini dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, akan sangat berguna untuk pengembangan dirinya. Jika dia dapat menghasilkan makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, atau bahkan hanya beberapa makhluk berdarah sakral, dia akan bertambah kuat dengan jauh lebih cepat. Jika dia dapat memperoleh jiwa binatang dari mereka, maka lebih baik lagi. Satu-satunya masalah adalah Han Sen tidak dapat membawa kristal hitam keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Itu adalah peraturan dari Tempat Suci Para Dewa. Kecuali jiwa binatang, tidak ada yang dapat dibawa keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Han Sen telah mencobanya berkali-kali, dan sayangnya, peraturan yang sama juga berlaku untuk kristal hitam. £¬ Chapter 422 - Evolusi Jika Han Sen tidak dapat membawa keluar kristal hitam, maka kristal hitam itu hanya dapat disimpan di dalam kamarnya di Tempat Penampungan Baju Baja. Namun, setelah Han Sen berevolusi, ketika dia diteleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa, dia akan muncul di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua jika lan kali dia diteleportasi kembali. Dengan kata lain, Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama tidak ada hubungan dengannya, dan kamar dalam Tempat Penampungan Baju Baja bukan miliknya lagi. Tidak mungkin Han Sen akan melepaskan harta yang begitu berharga. Melihat gagak pemanah yang baru saja menjadi makhluk berdarah sakral, Han Sen terus berpikir. Jika dia ingin membawa kristal hitam, Han Sen hanya dapat memikirkan satu kemungkinan, yaitu menelannya, seperti memakan daging atau sari kehidupan. Walaupun dia tidak berhasil, hanya ada satu cara yang tersisa. Namun, Han Sen tidak yakin apakah kristal hitam akan melukai badannya setelah dia telan. Walaupun kristal itu bermanfaat bagi makhluk-makhluk itu, tidak berarti juga berguna bagi manusia. Tanaman dalam Tempat Suci Para Dewa juga sama. Memakan tanaman tersebut mungkin berguna bagi makhluk super seperti kura-kura, tetapi mungkin memiliki efek samping yang kuat pada manusia. Jika ada orang yang berusaha untuk mencoba tanaman ini, mereka mungkin akan mati karenanya. Bahkan jika pada awalnya tidak berbahaya, mungkin akan ada efek samping dalam jangka panjang. Kristal hitam dapat dengan mudah membentuk makhluk super, artinya tenaga yang terkandung di dalamnya sangat besar. Tubuh Han Sen tidak cukup kuat pada saat ini, maka jika tenaga kristal hitam meledak setelah dia telan, dia mungkin juga akan mati. Dia tidak mungkin menyerah, namun cara satu-satunya yang memungkinkan sangat berisiko. Walaupun biasanya Han Sen sangat tegas, kali ini dia sangat bimbang. Han Sen menatap gagak pemanah. Dia tidak perlu menunggu burung itu berevolusi menjadi makhluk super lagi. Tidak ada gunanya, dan dia tidak punya waktu untuk menunggunya. Han Sen membunuh gagak pemanah berdarah sakral dan memasaknya. Setelah memakan makhluk itu, dia menambahkan tiga poin geno sakral terakhir, juga memaksimalkan poin geno sakralnya. Kelima poin geno yaitu poin geno biasa, primitif, mutan, berdarah sakra dan super, akhirnya sudah dimaksimalkan. Dia mungkin adalah manusia pertama dalam sejarah manusia yang berhasil memaksimalkan semua poin geno. Han Sen dapat dengan jelas merasakan tenaga yang sangat kuat dalam tubuhnya. Dia merasa yakin bahwa semua aspek kebugarannya sudah di atas 30. Saat dia berevolusi dalam kolam evolusi, kebugarannya akan meningkat jauh. "Apakah sebaiknya aku makan atau tidak?" Han Sen memegang kristal hitam, tidak dapat mengambil keputusan. Setelah beberapa saat, Han Sen meletakkan kristal hitam. Walaupun dia hendak memakannya, dia akan melakukannya setelah dia berevolusi. Setidaknya dia akan jauh lebih kuat dan lebih sanggup menghadapi kemungkinan yang terburuk. Ada penjelasan tentang proses evolusi secara terperinci dalam Jaringan Langit. Proses itu sendiri pada dasarnya tidak berisiko, maka Han Sen sebenarnya tidak kuatir. Dia ingin menyelesaikan evolusi sebelum mendaftar di Daphne agar dia dapat segera menjadi bangsawan berdarah sakral dalam Persekutuan, yang akan memberikannya banyak manfaat yang tidak dimiliki orang yang biasa. Akhir-akhir ini, Han Sen mencari banyak informasi tentang Shura dalam Jaringan Langit. Berdasarkan penelitian dalam Persekutuan, Shura tidak hanya sulit bertahan hidup dalam Tempat Suci Para Dewa, mereka tidak dapat menambah poin geno seperti manusia juga. Bahkan setelah memakan daging mahkluk, tubuh mereka tidak akan bertambah kuat seperti manusia. Selain itu, Shura juga tidak dapat menggunakan jiwa binatang. Jika Shura ingin meningkatkan kebugaran mereka, mereka hanya dapat melatih seni bela diri Shura, dan tidak ada cara lainnya. Namun, manusia dapat memanfaatkan Tempat Suci Para Dewa untuk meningkatkan gen mereka. Dalam aspek itu, Nol mirip dengan Shura karena dia tidak berminat dengan sari kehidupan. Namun, menilai penampilan Nol, dia 100% adalah manusia. Han Sen menatapnya dan tidak dapat melihat Shura dalam dirinya. "Lupakan saja. Setelah aku masuk dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, aku tidak akan melihatnya lagi, jadi biarkan saja." Han Sen berjalan keluar dari ruangannya dan masuk ke Istana Evolusi dalam Tempat Penampungan Baju Baja. Dalam Istana Evolusi yang terlihat seperti kuil kuno, ada kolam segi empat yang dalam di tengah-tengah istana. Sebuah patung binatang yang misterius menjaga kolam itu dari setiap sudut, menyemburkan cairan yang hampir transparan dari mulut mereka. Tanpa ragu-ragu, Han Sen menanggalkan semua pakaiannya dan berjalan ke dalam kolam, merendam tubuhnya dalam cairan hangat dalam kolam evolusi. Dalam cairan itu, Han Sen merasa dirinya berubah menjadi embrio. Dia merasa seperti bayi yang belum dilahirkan, semua sel tubuhnya berkembang dengan subur, membuatnya terlahir kembali. Perasaan itu sulit digambarkan. Tidak terasa panas atau dingin, tidak ada stimulasi. Pertumbuhan itu begitu alami sehingga terasa sebagai bagian dari pertumbuhannya sendiri. Rasanya seperti mengalami puber sekali lagi, tetapi bukan puber yang sesungguhnya. Pertumbuhan ini berasal dari dalam tubuh. Dalam cairan itu, dia tidak merasa sesak nafas sama sekali, tetapi sangat nyaman. Kekuatan terlahir kembali tumbuh dalam otot, tulang, pembuluh darah dan sel tubuhnya, membuatnya merasa seperti dia sanggup menghancurkan seluruh dunia hanya dengan satu kepalan tinju. Han Sen memahami bahwa itu hanya halusinasi yang dibawa oleh pertumbuhan kekuatan yang pesat. Namun, perasaan ini sangat menakjubkan. Semua lubang pori-porinya terbuka. Semua kotoran terasa meninggalkan tubuhnya, membuat Han Sen merasa jauh lebih ringan dan santai. Semua kotoran dalam tubuhnya jatuh ke dasar kolam. Han Sen merasa seperti dia adalah jiwa sakral yang terlahir kembali dengan dosa yang dimurnikan. Perasaan itu sangat mengagumkan sehingga Han Sen hampir berteriak kencang. Pantas saja banyak orang yang mengejar evolusi tubuhnya. Perasaan evolusi sangat menakjubkan. Seperti terlahir kembali, membuat tubuh yang lama kembali bersinar seperti kembali ke masa muda, pikir Han Sen. Namun, dia tahu bahwa ini semua belum selesai. Dia harus menunggu sampai dia mendengar suara itu, yang akan memberitahunya bahwa evolusi telah berhasil. Selain itu, Han Sen ingin menikmati perasaan yang fantastis ini lebih lama. Rasanya seperti bercinta dengan wanita yang dia cintai, tetapi perasaan ini sama sekali berbeda. Lebih serupa dengan orang yang telah menderita sakit sangat lama dan tiba-tiba disembuhkan. Semua rasa sakit hilang dalam sekejap. Pembersihan ini sangat menyeluruh sehingga seseorang bahkan dapat menangis karenanya. Han Sen tidak menangis, tetapi dia sangat menikmatinya. "Evolusi berhasil. Status evolver diperoleh. 100 tahun ditambahkan dalam masa hidup. Jiwa raja tubuh super diperoleh." Han Sen: Tubuh super ¨C jiwa raja Status: evolver Masa hidup: 300 Persyaratan untuk evolusi berikutnya: 100 poin geno Poin geno yang diperoleh: 0 Chapter 423 - Kristal Hitam Han Sen terpana dengan dua kata "arwah raja." Ada banyak evolver di antara umat manusia. Sebenarnya, sebagian besar manusia adalah evolver. Orang yang belum berevolusi biasanya berusia antara 16 dan 30 tahun, sedangkan sebagian besar manusia yang berusia 20 sampai 300 tahun adalah evolver. Sebagian besar orang bertahan dengan statusnya selama masa hidupnya, dan hanya beberapa orang yang akan menjadi yang melampaui. Bukan karena rata-rata evolver tidak dapat memperoleh 100 poin, tetapi karena Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga terlalu berbahaya. Jika indeks kebugaran seseorang rendah, dia kemungkinan besar akan mati dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga. Ada banyak kejadian sehingga sebagian besar orang lebih memilih untuk tetap tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sepanjang hidupnya, sehingga evolver menjadi status sebagian besar manusia. Ada ratusan milyar bahkan triliunan evolver. Namun, di antara mereka, termasuk mereka yang telah berevolusi dengan poin geno sakral maksimal, Han Sen tidak pernah mendengar ada nama yang diberikan pada tubuh yang telah berevolusi. Seorang evolver dengan poin geno mutan maksimum akan memperoleh badan mutan, sedangkan seorang evolver dengan poin geno sakral maksimum akan memperoleh badan sakral. Tidak ada nama lain yang diperoleh. Namun, setelah Han Sen mendapatkan badan super, ada nama yang diberikan, yaitu "arwah raja." Kedua kata tersebut membuat Han Sen merasa terkejut dan senang, walaupun tidak tahu apa artinya. Dia memeriksa perkenalan badan super "arwah raja," yang sangat padat sehingga hanya satu kalimat. Arwah raja: raja memerintah dunia; semua arwah harus patuh. Kalimat sederhana itu membuat raut wajah Han Sen berubah, karena dia tiba-tiba memikirkan banyak hal. Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sangat berbeda dengan yang pertama. Tidak ada tempat penampungan alami bagi manusia untuk beristirahat. Tidak ada apa-apa selain perangkat teleportasi. Selain itu, manusia harus bertarung sendiri untuk segalanya. Mahkluk-mahkluk dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua lebih teratur daripada yang pertama. Dan ada banyak tempat penampungan arwah yang dikendalikan oleh arwah. Arwah berbeda dengan makhluk-makhluk. Sebagian besar terlihat mirip dengan manusia. Mereka dapat berbentuk pria maupun wanita, tetapi tubuh mereka tidak terbuat dari daging. Kecuali kalau batu arwah mereka dihancurkan, mereka pada dasarnya hidup abadi. Sepanjang batu arwah masih ada, arwah selalu dapat dilahirkan kembali dalam batu arwah walaupun dia terbunuh. Selain itu, arwah mampu mengendalikan mahkluk-mahkluk. Selama ada tempat penampungan arwah, sebagian besar makhluk dalam wilayah itu akan terhubung dengan arwah dan membentuk pasukan makhluk. Tentu saja, makhluk tingkat tinggi tidak dapat dikendalikan oleh arwah dengan tingkat di bawahnya. Status dan kemampuan arwah menentukan kemampuannya untuk mengendalikan makhluk-makhluk. Di bawah kendali arwah, ada banyak kejadian penyerangan tempat penampungan manusia oleh makhluk-makhluk. Jika manusia tidak cukup kuat, mereka biasanya akan terbunuh dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Untuk membunuh arwah, seseorang harus pergi ke tempat penampungan arwah dan menghancurkan batu arwah. Tentu saja, seseorang juga dapat mengambil alih kepemilikan batu arwah dan memperoleh kepatuhan arwah. Namun, jarang ada arwah yang patuh terhadap manusia. Semakin tinggi tingkat arwah, semakin sulit bagi manusia untuk memperoleh kepatuhannya. Sebagian besar arwah lebih memilih untuk meledakkan arwahnya daripada harus patuh terhadap manusia. Oleh karena itu, tidak banyak manusia yang memiliki arwah dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Arwah berbeda dengan jiwa binatang. Jiwa binatang hanyalah alat yang diperlukan untuk dikendalikan oleh manusia. Namun, arwah memiliki pemikiran dan kepintaran sendiri dan dapat menyelesaikan tugas dengan sendirinya. Selain itu, arwah yang patuh terhadap manusia akan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan makhluk sementara itu dia memperoleh kemampuan untuk menggunakan jiwa binatang seperti manusia. Selain itu, semenjak arwah bersumpah untuk patuh, hidup dan mati mereka akan ditentukan oleh pemiliknya. Banyak manusia menganggap memiliki arwah adalah sesuatu yang dapat dibanggakan dan melambangkan status sosial mereka. Jika "arwah" dalam "arwah raja" merujuk pada arwah yang sama, apakah artinya Han Sen dapat meminta arwah manapun untuk patuh dengannya? Kalau demikian, kemampuan itu sungguh luar biasa. Namun, ini hanya tebakan Han Sen. Dia masih yakin dengan kebenarannya. Dia harus mencari tahu ketika dia pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan melihat sebuah arwah. Walaupun Han Sen merasa senang, dia tidak terlalu terlalu bersemangat karena dia masih merasa kuatir tentang kristal hitam. Han Sen ingin segera berteleportasi ke Persekutuan untuk menguji kebugarannya saat ini. Namun, sebelum menyelesaikan masalah kristal hitam, dia belum dapat pergi. Setelah meninggalkan kolam evolusi, Han Sen merasa udara menjadi lebih berat. Kotoran mulai memasuki badannya seperti debu. Han Sen tiba-tiba memahami mengapa evolver tidak dapat tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama terlalu lama. Setelah evolusi, badan seseorang menjadi murni seperti mata air. Semakin lama evolver tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, semakin banyak kotoran yang akan masuk ke dalam tubuhnya, membuat badannya semakin kotor. Jika kotoran itu hanya sedikit jumlahnya, badannya sanggup menolak mereka. Namun, jika evolver tinggal terlalu lama. Kemurnian tubuhnya tidak akan dapat pulih. Han Sen tidak bersedia tinggal di dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama terlalu lama. Dia telah menyelesaikan semua urusannya. Pada saat ini, dia hanya harus melakukan satu hal terakhir. Setelah kembali ke kamarnya, Han Sen memegang kristal hitam. Setelah beberapa saat, dia menggertakkan giginya dan meletakkan kristal hitam dalam mulutnya. Han Sen sedang berdiri dalam perangkat teleportasi. Jika terjadi sesuatu, dia dapat segera teleportasi kembali ke Persekutuan. Karena Qin Xuan adalah penguasa stasiun di stasiun teleportasi, dia dapat segera meminta bantuannya. Ada tim medis dalam stasiun teleportasi yang mungkin dapat menyelamatkannya. Tentu saja, itu adalah kemungkinan terburuk. Bahkan jika seseorang mengetahui tentang kristal hitam, itu lebih baik daripada mati. Namun, skenario yang dibayangkan Han Sen tidak terjadi. Dia menelan kristal hitam seolah-olah menelan batu biasa, tidak merasakan apa-apa. Tidak ada rasa panas, dingin atau bengkak. Seperti sama sekali tidak menggunakan kristal hitam. Han Sen tidak berani gegabah. Ada banyak mineral radioaktif dalam alam semesta yang mungkin dapat mempengaruhi fungsi tubuh seseorang dalam jangka panjang. Seseorang mungkin dapat sakit parah maupun mati. Han Sen mengambil nafas dalam-dalam dan melihat ke sekeliling kamar. Memastikan tidak ada yang ketinggalan kecuali Nol, Han Sen tersenyum pada Nol yang menatapnya dengan mata melotot dan teleportasi keluar dari Tempat Penampungan Baju Baja. Nol mengikuti Han Sen keluar, tetapi Han Sen tidak mempedulikannya. Dia berlari ke pemindai layanan diri di stasiun teleportasi, menggesek kartu untuk dipindai dan kemudian memindai tubuhnya sendiri. Setelah melihat gambar holografis dalam pemindai, Han Sen terpana. Dia memindai beberapa kali dan hasilnya tetap sama. Tidak ada kristal hitam dalam tubuhnya. "Mungkin aku tidak berhasil membawa kristal hitam bersamaku?" Han Sen menjadi sangat kecewa. Di masa lampau, banyak orang yang segera berteleportasi setelah menelan daging seluruh makhluk, berharap dapat membawa daging itu bersamanya ke Persekutuan. Namun, walaupun mereka diteleportasi kembali ke Persekutuan, daging yang belum dicerna tetap tertinggal di tempat penampungan. Han Sen menduga kristal hitam juga tertinggal dalam kamarnya di Tempat Penampungan Baju Baja. Namun, Han Sen segera merasa ada yang tidak beres. Dia hanya memperhatikan badannya sendiri dan tidak memperhatikan pikirannya. Merasa kecewa, dia tidak lagi memperhatikan badannya dan merasa ada yang aneh dalam pikirannya. Chapter 424 - Pikiran Yang Berkecamuk Han Sen melihat dalam pikirannya dan melihat serigala kutukan, pencerewet emas, malaikat suci dan jiwa binatang super lainnya sedang duduk membentuk sebuah lingkaran, menatap pada sesuatu dengan rakus dan ganas. Meowth dan ksatria kumbang berdiri agak jauh, juga menginginkan barang itu. Namun, mereka takut dengan 7 jiwa binatang super dan tidak berani mendekat. Mata Han Sen tertuju pada sebuah barang di tengah yang merupakan jiwa binatang super dan merasa sangat senang. Kristal hitam yang tidak berhasil dia temukan dalam tubuhnya telah masuk dalam pikirannya dan melayang-layang di sana. Yang ditatap oleh jiwa-jiwa binatang itu tepat adalah kristal hitam. "Bagaimana bisa pergi ke pikiranku? Apakah aku masih dapat mengeluarkannya?" Han Sen memusatkan pikirannya pada kristal hitam, tetapi kristal itu sama sekali tidak bergerak. Jelas, ini berbeda dengan jiwa binatang yang akan merespon pikiran Han Sen. Han Sen cemberut. Karena kristal hitam tidak dapat digerakkan oleh pikirannya, maka sulit untuk mengeluarkannya. Menatap jiwa-jiwa binatang yang berusaha untuk mengambil kristal hitam, Han Sen tiba-tiba berpikir, mungkin kristal hitam ini tidak hanya dapat dimakan oleh para makhluk, tetapi juga jiwa binatang? Han Sen melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa dia telah menjual sebagian besar jiwa binatang, kecuali jiwa binatang super, Meowth dan ksatria kumbang, juga beberapa jiwa binatang primitif yang tidak dapat dijualnya. Jiwa-jiwa binatang primitif itu menjauh dari kristal hitam, tidak sanggup menghadapi aura mengerikan dari jiwa binatang super. Han Sen mengendalikan binatang primitif bergigi tembaga untuk berjalan menuju kristal hitam. Jiwa binatang primitif itu terlihat enggan dan kaget. Namun, dia bergemetar di bawah tatapan jiwa-jiwa binatang super. Bahkan jiwa-jiwa binatang super tidak dapat melawan perintah Han Sen. Mereka harus mengamati binatang primitif berjalan menuju kristal hitam. Han Sen hanya menguji binatang bergigi tembaga untuk mengetahui apakah kristal hitam dapat dimakan oleh jiwa binatang sama seperti pada makhluk. Seketika Han Sen merasa tidak berisiko, dia kemudian akan memberikan kristal hitam ini untuk dimakan oleh jiwa binatang tingkat tinggi. Ketika binatang bergigi tembaga berjalan menuju kristal hitam dengan ketakutan, sebuah sosok tiba-tiba bergeser sendiri, mengambil kristal hitam sebelum binatang primitif. Itu adalah malaikat suci. Han Sen cemberut. Sejak malaikat suci menelan daging pencerewet emas, dia menjadi berbeda. Kadang-kadang dia akan bertindak sendiri, walaupun masih dalam batas tertentu. Han Sen pada awalnya hendak memerintah malaikat suci untuk melepaskan kristal hitam tetapi merasa bimbang ketika malaikat suci memandangnya dengan penuh harap dengan matanya, memohon untuk kristal hitam. Memikirkan kenyataan bahwa hanya malaikat suci yang dapat berevolusi lebih jauh, Han Sen memutuskan untuk membiarkan malaikat suci memperolehnya. Karena dia sangat menginginkannya, seharusnya tidak berbahaya baginya. Dengan perintah Han Sen, malaikat suci menjadi semakin senang dan menelan kristal hitam yang dipegangnya. Han Sen terpana. Jika dia mengetahui ada pilihan ini, dia tidak perlu mengambil risiko dan menelan kristal hitam itu. Dia dapat memberinya pada salah satu jiwa binatang yang dimilikinya. Aku memang masih terlalu muda. Kedepannya, aku harus berpikir matang-matang sebelum bertindak. Han Sen mengkritik dirinya sendiri dalam hati. Untungnya, kali ini semuanya baik-baik saja. Setelah malaikat suci menelan kristal hitam, dia tiba-tiba meringkuk, tubuhnya berkilau dengan aura suci seolah-olah dia berada di surga. Aura itu dengan cepat berubah menjadi kepompong cahaya raksasa, merangkul malaikat suci. Kemudian semuanya kembali tenang. Kepompong cahaya itu melayang-layang dalam pikiran Han Sen, berdenyut dengan ritme khusus dalam kehidupan. Semua jiwa binatang merasa kecewa dan membubarkan diri. Yang paling merasa kecewa adalah binatang bergigi tembaga. Han Sen melihat kepompong cahaya, yang tampaknya tidak berubah lagi. Han Sen memutuskan untuk tidak memperhatikan pikirannya sejenak. "Aku penasaran apa jadinya malaikat suci setelah berevolusi lagi?" Han Sen penuh harap dan merasa senang. Kristal hitam tidak hanya dapat dimakan oleh makhluk tetapi juga oleh jiwa binatang. Jika kristal hitam dapat merubah jiwa bintang primitif menjadi jiwa binatang berdarah sakral dan bahkan jiwa binatang super, maka kemampuannya sangat menggemparkan. Walaupun kebugaran Han Sen cukup kuat, dia memerlukan waktu yang cukup lama untuk membunuh makhluk berdarah sakral dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Sudah dipastikan bahwa semua makhluk berdarah sakral dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua memiliki tingkat kebugaran di atas 100. Sedangkan bagi makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, karena tidak ada orang yang membunuhnya selama ini, Han Sen tidak tahu betapa kuatnya mereka. Jika kristal hitam dapat dimakan oleh jiwa binatang dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan merubah mereka menjadi jiwa binatang super, maka Han Sen tidak akan terlalu menderita dalam perjalanannya berburu makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Namun, itu hanya harapan Han Sen. Dia belum tahu efektivitas kristal hitam. Setelah keluar dari perangkat pemindai, Han Sen melihat Nol yang menunggunya di luar dan berpikir, kali ini jika aku masuk ke Tempat Suci Para Dewa lagi, aku akan muncul di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, jadi kau tidak akan dapat mengikuti aku lagi. Agar dapat menyingkirkan Nol, Han Sen langsung berjalan menuju perangkat teleportasi, mengambil nafas dalam-dalam, dan memilih untuk teleportasi. Ini adalah pertama kali dia memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, jadi lokasi dia akan diteleportasi akan acak. Han Sen berdoa agar dia dapat dikirimkan ke suatu tempat yang dihuni oleh manusia, sehingga lebih kondusif untuk pengembangan dirinya. Jika dia tidak beruntung, dan dikirimkan ke tempat yang hanya dihuni oleh makhluk dan tidak ada manusia, atau tempat penampungan arwah yang besar, maka akan sulit baginya untuk bertahan hidup. Dewa manapun yang mendengarku, tolong berkati aku agar dapat dikirimkan ke tempat yang bagus. Han Sen berdoa pada semua dewa dalam dunia sebelum dia memulai perangkat teleportasi. Setelah merasa pusing sebentar, Han Sen tidak lagi berada dalam perangkat teleportasi. Dia melihat sebuah gua es yang sangat besar. Es yang mengelilinginya sekokoh kaca, mungkin sudah membeku selama berabad-abad. Kerucut es dan batang es bergantungan di langit-langit gua. Tidak ada apa-apa selain rasa dingin, dan perangkat teleportasi di bawah kaki Han Sen. "Tempat terkutuk apa ini?" Han Sen melihat ke sekitarnya dan hanya melihat ada satu lubang yang membawanya ke luar. Dia penasaran ada apa di luar sana. Tidak mungkin manusia dapat membangun tempat penampungan di tempat seperti ini. Walaupun jika ada manusia, mereka kemungkinan kecil dapat hidup dalam gua ini. Han Sen masih berharap dan ingin merangkak keluar dari lubang itu dan melihat-lihat. Sebelum Han Sen bertindak, dia tiba-tiba melihat sesuatu yang buram dalam perangkat teleportasi, dan seseorang muncul dari sana. £¬ Chapter 425 - Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua Han Sen melihat orang itu dan menjadi terkejut. Sosok Nol yang cantik muncul di perangkat teleportasi. Tidak¡­Tidak mungkin dia adalah evolver. Bagaimana dia bisa sampai di sini? Walaupun dia adalah evolver, kecil kemungkinan dia berakhir di tempat yang sama denganku. Kesempatannya sangat tipis dan pasti ada yang tidak beres¡­ Han Sen sangat bingung, menatap Nol. Han Sen yakin hanya ada dua kemungkinan. Satu adalah Nol tidak normal, yang lainnya adalah liontin kucing sembilan nyawanya bermasalah. Kalau tidak, bagaimana mungkin Nol berakhir di sini? Nol tetap bertindak sama, berdiri di samping Han Sen seperti bayangan, matanya terus menerus berkedip. "Oke, kau memang." Han Sen berkata dengan senyum masam, menyadari bahwa harapan indahnya untuk menyingkirkan Nol sia-sia. Sebenarnya, Han Sen bukannya tidak menyukai Nol setelah menghabiskan beberapa waktu dengannya. Dia adalah seseorang yang sulit dibenci. Wajah manisnya, dia jarang berbicara atau melakukan sesuatu yang menyebalkan kecuali selalu menempel padanya. Han Sen bahkan sudah terbiasa dengan kehadirannya. Hanya saja latar belakangnya yang aneh membuat Han Sen merasa enggan untuk menerimanya. Namun, ketika dia memikirkannya lagi, Nol tidak pernah melukainya. Selain itu, Nol mungkin dapat membantu Han Sen. Dengan kemampuannya, dia mungkin bahkan dapat bertarung dengan makhluk berdarah sakral dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Gadis yang begitu kuat dan patuh pasti akan sangat membantu Han Sen yang baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Aku memiliki tingkat kebugaran sekitar 60 sampai 70, jadi tidak sulit untuk mencapai 100 jika aku memperoleh beberapa poin geno. Pada saat itu, kemampuanmu mungkin dapat disamakan dengan kemampuan Nol, maka tidak ada masalah untuk menyimpannya. Han Sen memikirkannya, memutuskan untuk membiarkan saja, dan merangkak keluar dari lubang. Lubang itu mengarah pada sebuah jalur yang agak berliku. Han Sen dan Nol berjalan cukup lama sebelum mereka melihat cahaya. Saat dia melihat apa yang ada di luar sana, Han Sen terpana. Dia hanya dapat melihat karang es dan puncak-puncak es yang tertutup salju. Salju turun dengan sangat lebat. Seisi dunia terlihat putih. Di puncak sebuah gunung yang tertinggi, dia dapat melihat dengan buram sebuah istana seperti dalam dunia dongeng melalui kepingan salju yang berterbangan. Karena salju terlalu lebat, dia sulit melihat arsitektur bangunan itu. Namun, dia masih dapat merasakan betapa cantiknya istana itu. Wajah Han Sen tiba-tiba menjadi suram. Walaupun dia tidak dapat melihat dengan detail, itu bukan bangunan yang dibangun oleh manusia. Kalau tidak, pasti ada bahan modern dan rancangan yang praktis, sedangkan istana ini berbeda. "Tempat penampungan arwah!" Han Sen tiba-tiba terpikirkan sesuatu, yang bukan berita bagus baginya. Karena Han Sen tidak melihat bangunan manusia, tetapi tempat penampungan arwah, kecil kemungkinan dia dapat bertemu manusia. Menilai dari penampakkan istana itu, mungkin dimiliki oleh arwah tingkat tinggi. Jika arwah itu terlalu kuat dan memiliki pasukan makhluk yang besar, Han Sen yakin dia akan menderita dalam tahap awal pengembangannya. "Mengapa kau berdiri di sana?" Sebuah suara yang gusar tetapi pelan terdengar dari belakang Han Sen. Han Sen menoleh dan melihat seorang pria dengan tubuh yang ditutupi dengan pakaian Artik melambai pada mereka dari dalam lubang. Han Sen tiba-tiba merasa agak senang karena dia akhirnya melihat manusia. Dia membawa Nol dan menghampiri pria itu. Ketika dia akan berbicara, pria itu tiba-tiba menarik mereka ke dalam saluran es. Sebelum Han Sen membuka mulut, pria itu melihat mereka dari atas ke bawah dan berkata, "kalian pasti orang baru di sini." "Kami baru saja teleportasi ke sini hari ini," Han Sen menjawab dan melihat pria itu. Pria itu berusia di atas 20 tahun dan seharusnya di bawah 30 tahun. Dia terlihat cukup tampan, tetapi wajahnya tampak lelah dan tak berdaya. "Kalau begitu nasibmu sangat buruk. Masa depanmu akan sangat sulit," pria itu tersenyum masam dan berkata. "Ayo pergi. Mari bicara di dalam supaya kita tidak memancing binatang berbaju baja es. Telinga mereka sensitif dan dapat mendengar dari jarak ribuan kaki dalam badai salju." "Namaku Xu You, dan aku sudah datang ke sini lebih dari setahun lalu, maka aku lebih berpengalaman darimu. Ini nasihatku: jangan berkeliaran." Pria itu sangat menyenangkan, berbicara pada Han Sen dan Nol sambil berjalan. "Kakak, tempat apa ini? Apakah ada tempat penampungan manusia?" Han Sen bertanya. Xu You mengerutkan bibirnya dan berkata, "Tempat penampungan manusia tidak dapat dibangun dalam kondisi seperti ini. Bahkan kalau dibangun, tidak ada gunanya karena tempat penampungan arwah di pegunungan. Itu adalah tempat penampungan untuk arwah bangsawan. Selain arwah bangsawan, ada belasan makhluk mutan dan ratusan binatang berbaju baja es. Singkatnya, semua manusia di sini kalau digabungkan tidak akan cukup untuk menjadi santapan mereka." "Apakah ada evolver dengan indeks kebugaran di atas 100?" tanya Han Sen. Seperti makhluk, ada empat tingkat arwah: tuan tanah, malam, bangsawan dan kerajaan, yang mungkin adalah ratu dan raja. Empat tingkatan tersebut berkorespondensi dengan makhluk biasa, primitif, mutan dan berdarah sakral. Arwah bangsawan hampir sekuat makhluk mutan. Namun, karena arwah memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi dan kemampuan untuk mengendalikan makhluk, mereka lebih hebat daripada makhluk mutan. "Bagaimana mungkin kami mencapai 100 di tempat terkutuk seperti ini? Hanya tujuh atau delapan orang yang ditugaskan ke sini secara acak tiap tahunnya. Karena kami sangat dekat dengan tempat penampungan arwah, kami harus bepergian jauh untuk berburu makhluk agar tidak mengusik mereka yang berada dalam tempat penampungan arwah. Selain itu, makhluk-makhluk di sekitar sini sangat sedikit, bahkan kamu tidak dapat menemukan makhluk apapun dalam beberapa hari. Ditambah lagi sangat sulit untuk membunuh makhluk biasa, jadi bagaimana kami dapat memperoleh poin geno yang cukup untuk memperkuat kebugaran kami?" Xu You mengeluh. "Tampaknya, walaupun evolver yang terkuat di antara kami hanya memiliki tingkat kebugaran sedikit di atas 60. Cara yang terbaik adalah kita bersatu. Berkat bekerja sama, kami dapat berburu beberapa makhluk. Namun, tampaknya kami tidak dapat mendapatkan banyak hasil. Tempat terkutuk ini adalah neraka. Siapapun yang dikirim ke sini benar-benar sial." "Apakah kalian tidak pernah berpikir untuk meninggalkan tempat ini?" Han Sen bertanya. "Bagaimana caranya pergi dari ini? Ketiga jalur mengarah ke lautan, satu-satunya jalur yang mengarah ke daratan hanyalah melalui tempat penampungan arwah. Selain itu, kami bahkan tidak tahu dimana kami berada. Walaupun kami sanggup melewati tempat penampungan arwah, sulit untuk mencari tempat penampungan manusia. Kami lebih mungkin akan mati dalam perjalanan." Xu You jeda sebentar dan berkata, "Jangan terburu-buru. Tunggu di sini beberapa hari. Ketika ada lebih banyak orang yang datang, kami akan dapat pergi berburu ke tempat yang lebih jauh. Orang-orang di sini baik, jadi selama kau melakukan bagianmu, mereka akan berbagi daging denganmu. Jadi tinggallah di sini dan dapatkan beberapa poin geno. Kenali tempat ini dengan lebih baik kemudian kau dapat memikirkan untuk berburu sendiri." "Terima banyak banyak atas petunjukmu, teman," Han Sen berterima kasih pada Xu You yang sudah sangat berterus terang padanya. "Panggil aku Xu You," Xu You berkata sambil tersenyum. Setelah kembali ke gua es, Han Sen berbincang lebih banyak dengan Xu You dan mendapatkan sedikit gambaran tentang tempat ini. Kemudian dia teleportasi kembali ke Persekutan bersama dengan Nol. Han Sen memutuskan untuk mengambil sertifikat sebagai bangsawan berdarah sakral. Selain manfaat yang dapat diperoleh, dia juga dapat membiarkan adiknya meneruskan studi di sekolah terkemuka dengan percaya diri. Chapter 426 - Menyembunyikan Si Cantik Sebelum mendapat sertifikasi sebagai bangsawan berdarah sakral, Han Sen terlebih dahulu perlu membuat persiapan bagi Zero. Hampir mustahil baginya menyingkirkan Zero saat ini, jadi dia harus mempertimbangkan cara untuk menyelesaikan masalah ini. Karena Zero tidak memiliki status resmi, sulit baginya untuk menempatkannya di hotel. Han Sen bimbang dan memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah. Mustahil baginya untuk menghindar pulang selamanya. Setelah menghabiskan banyak waktu dengannya, Han Sen yakin Zero tidak ada masalah dengan kecerdasannya, tidak pula sinting ataupun idiot. Selain itu, dia tampak cukup pintar, hanya saja dia tidak tahu banyak soal berinteraksi dengan orang, yang membuatnya kelihatan aneh. Sebelum membawa Zero ke rumah, Han Sen membawanya ke ruang pengujian. Dia berencana untuk melakukan tes kekuatan sederhana pada dirinya dan meminta Zero untuk mengambil tes itu untuk menentukan seberapa kuat dirinya. Tes kekuatan mudah untuk dilakukan. Jika seseorang memukul perangkat sekeras mungkin sebanyak 3 sampai 5 kali, perangkat akan memunculkan nilai kekuatan rata-rata seseorang dengan akurat. Han Sen memilih sebuah bilik kosong, menunjuk perangkat tersebut dan berkata pada Zero, "Pukul sekuat-kuatnya." Zero mengikuti arahan seperti biasa, berjalan ke perangkat, mengangkat tinju mungilnya, dan memukul keras target. Han Sen segera melihat angka 97.0472 yang lebih rendah dari yang Han Sen pikir. Dia pikir kemampuan Zero ada di atas 100, sementara hasilnya di bawah 100. Han Sen meminta Zero untuk melakukannya beberapa kali, dan angkanya lebih rendah dari yang pertama. Percobaan kedua hasilnya 96.8964, dan sisanya berada di antara dua angka tersebut. Sepertinya kekuatan Zero sedikit di bawah 100. Namun, hal itu masih sangat mengesankan. Han Sen berjalan ke perangkatnya dan memukul dengan keras. Saat melihat angkanya, angkanya terus naik dan berhenti di 70.0006, yang membuat Han Sen cukup senang. Ini adalah perkiraan maksimumnya. Dia lalu melakukan beberapa pukulan dan mendapatkan tidak ada variasi di antara angka tersebut, dengan perbedaan terbesar sebesar 0.0002. Tingkat kekuatan 70! Sungguh tubuh super yang hebat! Tubuh berdarah sakral paling tinggi hanya 30+ saja." Han Sen merasa gembira. Han Sen ragu-ragu dan memanggil ratu peri untuk berubah wujud. Dia lalu menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan untuk memukul target sekuat tenaga. Duar! Dengan suara menggelegar, angka itu terus naik dan berakhir di 81.6735, yang membuat Han Sen sangat senang. Angka Han Sen tidak terlalu jauh dari Zero. Meskipun ada perbedaan sepuluh poin, Han Sen telah memiliki kekuatan untuk melawannya. Bahkan jika di tiba-tiba mengamuk, Han Sen masih bisa menahannya sementara. Terlebih lagi, dia telah menjadi evolver, yang berarti tidak hanya kemampuannya yang meningkat pesat, potensinya pun ikut meningkat. Dia percaya dia bisa membuat Kelebihan Muatan menjadi lebih baik lagi. Selain itu, fase ketiga Mantra Klenik, memperpanjang umur, hampir selesai. Jika dia bisa mengembangkan dua aspek ini, mungkin Han Sen bisa mendekati level Zero bahkan tanpa mendapatkan poin geno satu pun. Selain itu, dia bisa mulai berlatih seni geno hyper tingkat evolver. Memikirkan seni geno hyper yang bisa mengubah struktur sel tubuhnya, Han Sen hampir ingin mendapatkannya di Ruang Orang Suci secepatnya. Seni geno hyper tersebut mampu meningkatkan kekuatannya secara signifikan. Evolver yang berlatih seni geno hyper tersebut secara signifikan berbeda dari yang tidak melakukannya. Han Sen sangat senang dengan hasil tes ini dan menjadi lebih akrab dengan tingkat kekuatannya, yang akan sangat berguna saat berburu nanti. Menurut investigasi yang dilakukan Aliansi, di Tempat Suci Para Dewa Kedua, fisik makhluk biasa ada di antara 0 sampai 20, fisik makhluk primitif ada di antara 20 sampai 50, fisik makhluk mutan ada di antara 50-80, sementara fisik makhluk berdarah sakral ada di antara 80 sampai lebih dari 100. Roh juga memiliki tingkat fisik yang sama dengan makhluk, yang berarti roh bangsawan harusnya memiliki kekuatan di antara 50 sampai 80. Meskipun angka itu bisa salah, seharusnya tidak terlalu jauh bedanya. Yang paling tidak stabil adalah makhluk berdarah sakral, karena banyak yang begitu kuat sampai kekuatannya di luar batas. Han Sen menduga bahwa itu mungkin makhluk super Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dengan kemampuan Han Sen sejauh ini, dia jelas bisa menghadapi makhluk mutan ataupun roh bangsawan sendirian. Tentu saja, akan lebih baik lagi jika dia bisa berlatih beberapa seni geno hyper yang dirancang untuk evolver sebelumnya. Selain itu, dia juga memiliki Zero yang kekuatannya mencapai 100, jadi Han Sen bisa menghabisi penampungan roh bangsawan. Keterbatasan untuk berkembang di grup Xu You bukan masalah bagi Han Sen. Akan tetapi, Han Sen tidak punya cukup waktu untuk itu. Dia membawa Zero ke rumahnya, yang bukanlah rumah keluarganya yang lama, tetapi apartemen tiga kamar yang Han Sen beli untuk dirinya. Awalnya, dia berencana menggunakannya dengan pacarnya, tapi akhirnya tidak ditempati. Sebelumnya, Han Sen menyesal telah membeli apartemen ini. Kini, tempat ini berguna untuk tempat tinggal Zero. Han Sen merasa tidak aman bagi Zero untuk tinggal di rumah lamanya. Melihat pakaian lusuh yang Zero kenakan, Han Sen merasa tidak manusiawi. Lagi pula gadis itu mengikutinya, jadi dia pantas mendapatkan pakaian yang layak. Berpakaian seperti pengungsi sungguh disayangkan bagi gadis cantik sepertinya. Han Sen membelikan sesuatu untuk dipakai dan jaringan komunikasi untuk Zero di Jaringan Langit dan memintanya mandi dan berganti pakaian dengan yang baru. Zero tiba-tiba menjadi gadis idaman modern dan modis. "Apa kau bisa tinggal di sini sendirian? Memanggilku dengan jaringan komunikasi jika kau butuh sesuatu?" Han Sen mengajarkan menggunakan jaringan komunikasi dan menatapnya, takut jika dia mungkin bersikeras mengikutinya. Dia sebentar lagi akan melapor ke Daphne, dan Zero tidak bisa muncul di kemiliteran. "Oke." balas Zero dan mengangguk. Han Sen langsung merasa lega. Akhirnya dia bisa menempatkan gadis misterius ini dan melakukan urusannya. Han Sen mengajari Zero beberapa hal umum dan cara mencari informasi di Jaringan Langit, memintanya mencari apa saja yang tidak dia mengerti. Zero memang sangat cerdas. Dia hampir mengerti segalanya setelah menonton Han Sen melakukan hal itu, yang membuat Han Sen merasa lebih tenang. Dengan begini, dia tidak akan membuat masalah selama tinggal di sini. ''Apakah ini termasuk menyimpan selingkuhan?'' Han Sen menyentuh dagunya dan bergumam. Melihat Zero yang kelihatan baru berumur lima belas tahun, bahkan belum dewasa, Han Sen merasa pikirannya terlalu jahat. Dia menggeleng dan menghapus pikiran itu. Keesokan paginya, Han Sen pergi untuk mendapatkan sertifikat sebagai bangsawan berdarah sakral, yang merupakan hal penting terakhir yang dia perlu lakukan sebelum bekerja di militer. Chapter 427 - Sertifikasi Sebagai Bangsawan Biro Sertifikasi sangat ramai. Semua jendela pelayanan memiliki antrian panjang di hadapannya, tapi sebagian besar orang di sana untuk sertifikasi sebagai evolver mutan dan evolver primitif. Meskipun evolver mutan juga memiliki status bangsawan, status mereka jauh lebih rendah dari bangsawan berdarah sakral. Manusia semakin lebih maju di Tempat Suci Para Dewa, dan semakin banyak orang yang mampu membunuh makhluk super. Akan tetapi, mereka yang bisa melampaui poin geno sakralnya masih cukup terbatas. Melihat betapa sesaknya tempat itu, Han Sen masuk ke antrian yang lebih pendek dan menunggu di sana. Antriannya bergerak cukup lambat, dan tidak ada yang bisa Han Sen lakukan selain menunggu. Karena beberapa tes harus dilakukan, mustahil baginya untuk mendaftar online. Han Sen harus datang langsung dan menunggu. "Bung, kau terlalu muda untuk menjadi evolver. Umurmu pasti di bawah dua puluh tiga?" Seseorang di depan Han Sen, yang tampak sekitar tiga puluh tahun cukup cerewet dan mulai mengobrol dengan Han Sen, melihat antrian yang tidak bergerak. "Hampir." Han Sen tersenyum. Sebenarnya, dia bahkan belum berulang tahun yang kedua puluh satu. "Kau pasti sudah melampaui poin geno primitifmu?" tanya pria itu lagi. "Iya, poin geno primitifku telah kulampaui." Han Sen mengangguk. "Anak muda jaman sekarang sungguh hebat. Melampaui poin geno primitif begitu muda. Dulu saat aku mulai, hanya ada sedikit petarung ahli. Setiap kali kami membunuh makhluk primitif, kami harus bekerja sama, dan beberapa dari kami selalu terluka..." Pria itu bernostalgia. "Saudaraku, kau pasti telah melampaui poin geno mutanmu?" Han Sen cepat-cepat bertanya. Pria itu menegakkan badannya dan berkata dengan puas, "Setelah bertahun-tahun, aku akhirnya melampauinya. Bung, kau seharusnya tinggal untuk beberapa tahun lagi. Ada perbedaan besar antara melampaui poin geno mutan dengan poin geno primitif. Status bangsawan mutan akan membuat hidupmu lebih mudah..." Banyak orang di sekitar mereka menatap iri pria itu. Melampaui poin geno mutan dan menjadi evolver adalah impian orang biasa. Lagi pula, bagi manusia modern, umur tiga puluh hanyalah permulaan, dengan masa depan cerah di hadapannya. Bagi evolver mutan, tiga puluh tahun adalah muda. Banyak orang bersabar yang menunggu melampaui poin geno mutannya saat mereka empat puluh atau lima puluh tahun. Karena evolver memiliki masa hidup 300 tahun, tidak masalah bagi seseorang untuk menjadi evolver mutan saat mereka lima puluh atau enam puluh tahun. Tentu saja, ada banyak anak muda yang tidak bisa menunggu. Dan banyak di antara mereka yang memilih berevolusi hanya dengan melampaui poin geno primitif mereka. Setiap orang memiliki strategi dan rencana hidup yang berbeda, dan tidak ada yang benar atau salah tentang itu. "Buat apa pamer? Bukankah memalukan berevolusi dengan poin geno mutan saat kau berumur tiga puluh tahun. Kalau aku jadi kau, aku bahkan tidak mau menunjukkan wajahku di depan umum karena malu," cemooh pemuda ikut mengantri, kesal karena kata-kata pria itu. Pria itu tersipu dan berseru marah, "Apa salahnya berumur tiga puluh tahun? Lagi pula aku evolver mutan, yang jauh lebih baik dari evolver primitif sepertimu." "Siapa bilang aku evolver primitif? Kau pikir semua orang itu bodoh sepertimu dan telat berevolusi? Apa kau pernah melihat pria berumur dua puluh tahun yang telah melampaui poin geno mutan? Aku ini satu dekade lebih cepat dari kau," kata pemuda itu dengan sombong. Pria itu tiba-tiba diam, wajahnya merona dan tangannya mengepal. Namun, dia tak berdaya untuk membalasnya. Evolver lainnya yang mengantri merasa iri dengan pemuda itu, mendengar dia telah melampaui poin geno mutannya. Beberapa gadis bahkan mulai mengedipkan mata padanya. Evolver mutan yang muda berumur dua puluh tahun memiliki masa depan yang cerah di hadapannya. Pria sukses seperti ini sangat populer di antara para gadis. "Kawan, jangan begitu. Jika tidak ada generasi sebelumnya yang bertarung dan mempelajari tentang makhluk di Tempat Suci Para Dewa, jika bukan karena daging dan jiwa binatang yang mereka bawa kembali, bagaimana kita bisa memiliki daging untuk dimakan, jiwa binatang untuk bergantung, dan pengalaman untuk belajar? Dan bagaimana kau bisa melampaui poin geno mutanmu segera? Kita hanya meraih pencapaian ini karena bantuan mereka. Kau tidak perlu berterima kasih, tapi jangan tidak menghormati mereka," Han Sen terpaksa mengatakannya. Berkat generasi sebelumnya, manusia bisa melakukan pencapaian hari ini. Semakin awal seseorang memasuki Tempat Suci Para Dewa, semakin mereka menderita. Orang-orang di Tempat Suci Para Dewa Pertama kini sangatlah beruntung. "Bung, sungguh bijak," kata pria itu. Orang-orang yang lebih tua merasa tersentuh dengan perkataan Han Sen. Dua atau tiga dekade lalu, lingkungan Tempat Suci Para Dewa Pertama jauh lebih buruk dari saat ini. Saat itu, jangankan makhluk berdarah sakral, seseorang bahkan harus mengambil resiko besar saat berburu makhluk mutan. Keadaannya sangat jauh berbeda. Selama orang itu sabar, mudah bagi seseorang untuk melampaui poin geno mutan mereka di umur 30 sampai 40 tahun. "Si lemah dan si payah. Omong kosong. Apa intinya berakting baik jika kau hanya evolver primitif?" Pemuda itu memelototi Han Sen dan berkata merendahkan. "Tidak peduli kuat atau lemah, kau harus memiliki dasar kesopanan. Jika tidak, apa bedanya kau dengan makhluk itu?" kata Han Sen pelan. Paras pemuda itu berubah. Dia merasa malu dan berkata dengan mata yang terpaku pada Han Sen, "Pecundang selalu punya segala macam alasan. Jika kau mampu, kita seharusnya bertarung dengan tinju. Jika kau bisa mengalahkanku, kau boleh mengatakan apapun yang kau mau. Jika tidak, diamlah." Han Sen mengangkat bahu dan tidak mengatakan apa-apa. Dia telah menempuh banyak hal sampai-sampai tidak lagi tertarik dalam debat kosong. Karena tidak tertarik membuang semenit pun untuk pemuda itu, Han Sen tidak akan pernah bertengkar fisik dengannya. Melihat Han Sen tidak merespon, pemuda itu merasa Han Sen pasti takut dengannya. Dia melontarkan ucapan sarkastik, dan Han Sen mengabaikannya. Pria itu tidak tahan lagi melihatnya dan ingin berdebat dengan si pemuda. Akan tetapi, Han Sen menariknya dan berkata, "Saudaraku, hampir giliranmu. Fokus saja dengan urusanmu dan jangan menanggapi serius bocah itu." "Sampah penuh dengan alasan," kata pemuda dengan masam Han Sen tidak mempedulikannya. Orang seperti si pemuda hanya berani menjadi arogan di Aliansi. Jika di dalam Gladiator, dia jelas akan dipukuli. Jika dia bersikap seperti ini di Tempat Suci Para Dewa, dia mungkin sudah mati. Pemuda itu merasa tidak nyaman di bawah perhatian publik dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Semuanya kembali menunggu. Setelah sekian lama, pria di depan Han Sen telah menyelesaikan sertifikasinya sebagai evolver mutan, dan kini giliran Han Sen. Chapter 428 - Tendangan Mematikan Sungguh kebetulan pemuda di antrian sebelah mereka juga sampai di jendela pelayanan. Dia berjalan, mengeraskan suaranya, dan berkata pada petugas, "Aku kemari untuk sertifikasi evolver mutan." Setelahnya, pemuda itu melirik Han Sen dengan menantang, seakan dia mengatakan, ''Aku ini evolver mutan dan kau ini apa?'' Han Sen tidak peduli untuk mengatakan apa pun. Dia hanya berjalan ke jendela pelayanan, menyerahkan kartu identifikasinya dan berbisik pada petugas, "Tolong tangani permohonanku untuk sertifikasi evolver berdarah sakral?" Meskipun suara Han Sen kecil, ekspresi pemuda itu berubah dengan cepat. Orang-orang di sekeliling mereka juga menatap Han Sen kaget. Petugas yang bekerja dari tadi juga mengangkat kepalanya dan memeriksa Han Sen. Melihat Han Sen begitu muda, petugas itu mengulang tidak percaya, "Apa kau mendaftar untuk sertifikasi evolver berdarah sakral?" Evolver berdarah sakral masih sangat langka saat ini. Di planet kecil seperti rocca, 3 sampai 5 evolver berdarah sakral setiap tahun sudah dianggap angka yang signifikan. Selain itu, Han Sen masih sangat muda. Dia tampak berumur sekitar dua puluh tahun atau bahkan lebih muda, jadi sulit bagi seseorang untuk percaya dia adalah evolver berdarah sakral. "Iya." Han Sen mengangguk. Petugas segera mengambil kartu identifikasi Han Sen. Setelah memindai kartu, AI menunjukkan informasi Han Sen. Petugas itu terkesiap dan berkata, "Dua puluh tahun. Lulusan Akademi Militer Blackhawk, dan seorang mayor?" Saat mengatakan itu, si pemuda dan orang lain yang ragu menatap Han Sen dengan jauh berbeda. Akademi Militer Blackhawk adalah sekolah terkenal di mata orang biasa. Lulusan Blackhawk tidak diragukan lagi adalah elit di antara para elit. Dan yang lulus dengan peringkat mayor begitu sedikit sampai-sampai mereka disebut sebagai manusia naga. Orang seperti ini sudah di luar jangkauan orang biasa, dengan jarak besar di antara mereka. Wajah si pemuda memucat. Dia berharap dia bisa bersembunyi di suatu lubang. Semua orang menatap Han Sen kagum, dan para gadis serta wanita mulai mengedipkan matanya pada Han Sen. Bangsawan berdarah sakral dalam usia muda, elit lulusan sekolah terkenal, dan terlebih lagi, berparas tampan dengan kulit yang begitu mulus seperti idaman para wanita. Membuat orang yang melihatnya merasa iri. "Mayor, ke arah sini. Kami perlu melakukan tes prosedural." Petugas memanggil Han Sen sesuai peringkatnya langsung dengan penuh hormat. Han Sen memasuki perangkat tes di bawah pengawasan semua orang. Semua alatnya cukup biasa. Selama dia bisa mencapai minimum evolver berdarah sakral, dia bisa menyelesaikan sertifikasinya. Tentu saja itu tidak sulit sama sekali bagi Han Sen. Dia bahkan perlu mengontrol kekuatannya dengan sengaja untuk menjaga angkanya di bawah tiga puluh, jika tidak itu akan aneh. Setelah Han Sen menyelesaikan tes, semua orang memandangnya seakan dia adalah seorang bintang. Banyak orang yang mengaguminya, sementara si pemuda pergi diam-diam di suatu kesempatan. "Inilah elit Aliansi yang sebenarnya!" "Bangsawan berdarah sakral berumur dua puluh tahun. Tampan sekali!" "Aku penasaran apakah dia punya pacar. Aku ingin menikahinya." "Aku tidak masalah hanya bermalam sekali saja dengannya." "Aku penasaran berapa harganya untuk bisa tidur dengannya satu malam." "¡­" Beberapa hari kemudian, di kapal ruang angkasa, Han Sen sedang membaca materi bahasa kuno menggunakan jaringan komunikasinya. Dia harus melapor ke Daphne, tetapi lokasi pelaporannya ada di galaksi terpencil bernama Dongyin. Letaknya ada di luar kekuasaan Aliansi. Jika orang pergi ke Dongyin, tidak ada Shura di sana, tapi banyak galaksi yang belum berkembang. Han Sen tidak tahu apa misi Daphne sampai ditempatkan sejauh itu. Namun, Han Sen mencium ada masalah di sana. Jika kapal perang ditempatkan di beberapa lokasi khusus, perjalanan akan menjadi halangan baginya untuk pulang ke rumah. Banyak orang melakukan misi khusus bahkan tidak pulang sama sekali selama masa kerja. Meskipun Han Sen tidak peduli di mana dia bekerja, dia akan merasa sedih jika tidak bisa bertemu ibu dan adiknya selama beberapa tahun. Akan tetapi, tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini. Dia harus melapor. Karena Galaksi Dongyin berlokasi di perbatasan Aliansi nan jauh di sana, akan memakan banyak waktu baginya untuk sampai di sana. Mata Han Sen lelah setelah membaca bahasa kuno untuk waktu yang lama dan beranjak ke aula holografis kapal luar angkasa, siap berlatih di ruang Gladiator. Sudah lama sekali sejak terakhir kali dia masuk ke Gladiator. Han Sen mengecek daftar pertemanannya, berharap melihat Ratu di sana. Kekuatannya berkembang secara signifikan, jadi mungkin dia bisa bertahan lebih lama dengannya. Sayangnya, nama Ratu berwarna abu-abu. Teman satu-satunya yang online hanya QHZ. Han Sen pernah sangat tertarik bertarung dengan QHZ, tapi dia mulai merasa bosan saat ini. Level kekuatan QHZ sekitar empat puluh. Bahkan jika dia telah berkembang, sulit baginya untuk mencapai level Han Sen. Mengalahkan QHZ tidak ada artinya bagi Han Sen, karena kekuatan mereka tidak sama lagi. Di hadapan kekuatan mutlak, teknik hanya membuat sedikit perbedaan. Hal ini seperti betapa hebatnya seorang penembak, dia tidak akan bisa menahan ledakan bom. Saat Han Sen hendak menutup daftar pertemanan dan permintaan pertandingan acak, QHZ mengirimkan undangan. Han Sen ragu-ragu dan mengklik iya. Dahulu, QHZ tidak menolak Han Sen karena dia terlalu lemah dan berlatih dengannya untuk waktu yang lama, jadi Han Sen merasa dia harus membalas budi. Qian Hezhen sedang mengobrol dengan pria paruh baya saat ini. Pria itu bernama Lu Bin, tokoh yang berpengaruh di Aula Bela Diri Ares dan bahkan seluruh industri bela diri. Meskipun Lu Bin hanyalah seorang evolver, dia sangat berbakat dalam jurus tendangan. Tendangan yang diciptakan olehnya sangat kuat dan dipilih sebagai salah satu jurus rutin di kemiliteran Aliansi. Alasan jurus tendangannya begitu mengesankan adalah karena Lu Bin sendiri adalah veteran yang telah menempuh banyak pertarungan melawan Shura dan mengalami banyak luka. Tendangan Mematikan adalah satu set jurus tendangan yang tercipta oleh darah dan api. Itu bukan hanya sekedar jurus yang hebat, tapi juga pengalaman yang diperoleh dari mengorbankan nyawa seseorang. Karena Lu Bin tidak memiliki latar belakang yang bagus, dia hanya berevolusi dengan melampaui poin geno mutan. Sampai dia pensiun, dia hanyalah seorang kolonel. Namun, penghargaan dan kejayaannya membuat dirinya mendapat reputasi hebat di antara para veteran yang memberinya dua jempol bukan hanya karena jurus tendangannya, tapi juga untuk keberaniannya. Chapter 429 - Orang Sepertiku Setelah pensiun, Lu Bin dipekerjakan oleh Aula Bela Diri Ares sebagai pelatih untuk mengajarkan jurus tendangan, karena Tendangan Mematikan adalah salah satu jurus tendangan terkuat untuk orang yang belum berevolusi. Akan tetapi, sebagian besar murid belum pernah menempuh situasi hidup dan mati seperti Lu Bin, yang membuat mereka sulit untuk memahami inti Tendangan Mematikan. Bahkan Qian Hezhen yang sangat berbakat dan dilatih secara pribadi oleh Lu Bin tidak mampu menangkap arti sebenarnya Tendangan Mematikan. Jurus ini diperuntukkan untuk membunuh saat perang, jadi hanya bisa dipraktekkan di saat hidup dan mati. Karena Qian Hezhen belum mengalami hal itu, tidak mudah baginya untuk mendapatkan pencerahan. Melihat Han Sen masuk ke ruang Gladiator, Qian Hezhen yang sedikit murung karena tidak bisa melakukan jurus dengan benar meminta Lu Bin untuk istirahat sejenak. Dengan izin dari Lu Bin, Qian Hezhen mengundang Han Sen untuk bertarung. Lu Bin menonton dari samping. Tadinya dia tidak ingin benar-benar mengajar seseorang seperti Qian Hezhen. Qian Hezhen terlalu dilindungi sehingga Tendangan Mematikan bukanlah jurus yang cocok untuknya. Tendangan Mematikan lebih sesuai untuk pensiunan perang, dengan banyak gerakan berani yang mempertaruhkan nyawa seseorang. Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dihasilkan di medan peperangan. Keberanian selalu memenangkan pertarungan. Di medan perang, bahkan keraguan sedetik saja bisa membuat orang terbunuh. Ketakutan dan keraguan berarti kematian. Karena itu, inti Tendangan Mematikan hanyalah satu kata, yaitu keberanian, keberanian yang membuat seseorang membunuh lawan tanpa takut sambil mempertaruhkan nyawa. Qian Hezhen tidak mendapatkan inti Tendangan Mematikan, jadi dia masih menggunakan seni geno hyper yang dia gunakan untuk menghadapi Han Sen. Han Sen mengontrol kekuatannya di level yang sama dengan Qian Hezhen, tapi dia masih merasa kikuk saat bertarung melawan pria itu. Itu bukan karena Han Sen menurunkan kekuatannya. Dengan kemampuan Han Sen untuk mengontrol tubuhnya sendiri, dia bisa menggunakan kekuatannya dengan baik tidak peduli berapa tingkat kekuatannya. Akan tetapi, menghadapi Qian Hezhen seperti ini membuat Han Sen merasa kikuk. Meskipun dia telah mengurangi level kekuatannya, Han Sen masih memiliki penilaiannya sendiri. Di mata Han Sen, Qian Hezhen memiliki terlalu banyak kelemahan, yang membuat Han Sen kehilangan hasrat untuk menang. Bahkan jika dia mengurangi kekuatannya, Han Sen masih bisa melihat banyak kesempatan untuk mengalahkan lawannya. Terlalu mudah untuk menang. Han Sen tidak bisa menahan pendapatnya, jadi pertarungan seperti ini membuatnya bosan. Han Sen tidak ragu-ragu untuk mengakhiri pertarungannya segera. Awalnya Han Sen ingin bersantai dengan melawan Han Sen, tetapi pertarungannya melawan Han Sen tak disangka mengecewakan. Dengan kata lain, Han Sen selalu memberikan tekanan besar. Meskipun Han Sen selalu tangguh, dia tidak pernah memberikan tekanan seperti itu dalam ruangan, yang membuat Qian Hezhen merasa waspada. Kemudian, Han Sen dengan cepat melayangkan tinjunya, memukul Qian Hezhen secepat kilat. Akhirnya, Qian Hezhen tidak mampu menghindari serangan itu dan terpaksa menangkisnya. Meskipun Han Sen mengurangi kekuatannya, pukulan itu masih terasa sangat ganas mengenai Qian Hezhen. Dari pukulan pertama sampai akhir, Han Sen langsung mengeliminasi Qian Hezhen yang bahkan tidak mampu mengembalikan pukulan balik. Qian Hezhen terdesak ke sudut dari tengah-tengah arena, dan badai pukulan membuat tubuhnya meledak, membuatnya kehilangan nyawa virtual. Qian Hezhen tercengang sesaat, tidak percaya dia kalah seperti ini. Saat dia dulu melawan Han Sen, dia hampir tidak pernah kalah. Tetapi kini dalam waktu singkat, dia dikalahkan dengan mudah oleh Han Sen. Qian Hezhen tidak bisa menerimanya dan siap mengundang Han Sen lagi. Akan tetapi, Lu Bin menghentikannya dan berkata, "Tidak perlu dilanjutkan. Kau bukanlah tandingannya." Qian Hezhen tidak terbujuk. Saat dia ingin menentangnya, Lubin lanjut berkata, "Kekuatannya terlalu jauh lebih hebat darimu. Tidakkah kau sadari bahwa dia sengaja menahan kekuatannya untuk melawanmu?" "Tidak mungkin..." Qian Hezhen tiba-tiba terdiam. Mengingat apa yang terjadi barusan. Dia merasa apa yang dikatakan Lu Bin masuk akal. Jika tidak, dia tidak akan tertekan seperti itu. "Akan kutunjukkan padamu." Lu Bin tidak menjelaskan lagi dan mengirimkan Han Sen undangan. Sebenarnya, setelah menonton pertandingan antara Han Sen dan Qian Hezhen, Lu Bin merasakan dorongan bertarung. Dia adalah veteran yang selamat dari ribuan kematian, jadi instingnya sangat tajam. Yang dia lihat bukan hanya Han Sen menahan kekuatannya, tapi dia juga melihat Han Sen bukanlah orang biasa. Seluruh jurusnya pasti dilatih saat hidup dan mati. Untuk orang sepertinya yang telah melihat banyak kematian dalam hidupnya, dia bahkan tidak bisa mengetahui nafsu membunuh Han Sen saat dua pemuda itu bertarung, yang membuatnya terkejut. Untuk membunuh seseorang, kau harus yakin. Dengan keyakinan seperti itu, nafsu membunuh akan terasa wajar. Jika kau mencoba menyembunyikan nafsu membunuhmu, keyakinanmu pasti terhalang. Dan jika kau tidak yakin, gerakanmu tidak akan seluwes itu. Namun, gerakan Han Sen dengan aneh dikombinasikan dengan elemen pertentangan diri secara sempurna bersamaan. Meskipun dia sangat luwes, dia tidak membocorkan nafsu membunuhnya. Kemampuan itu sangat mengesankan. Bahkan Lu Bin yang telah menempuh jutaan pertarungan hanya pernah melihat kualitas seperti ini dalam dua orang. Salah satu dari dua orang itu adalah dirinya, dan yang lainnya adalah petarung Shura bertanduk hitam. Meskipun petarung Shura itu hanya bertanduk hitam, itu adalah pertarungan tersulit yang pernah Lu Bin alami. Akhirnya, meskipun Lu Bin berhasil selamat, dia menderita luka parah untuk terus lanjut bekerja., yang merupakan alasan dia meninggalkan tempat favoritnya, kemiliteran. Tiba-tiba melihat orang lain dengan kemampuan yang sama, Lu Bin teringat oleh pertarungan berdarah dan merasa tertarik. Diundang oleh orang asing, Han Sen tidak berpikir banyak. Lagipula karena dia memutuskan untuk memilih pertarungan acak, dia menerima undangan tersebut. Han Sen memasuki Colosseum, menatap ke arah depan, dan melihat lawannya tersenyum padanya. Chapter 430 - Ganas Melihat Lu Bin memasuki pertarungan, semua teman dan muridnya cukup kaget. Banyak orang memilih untuk mengamati pertandingan itu dan tribun penonton segera penuh. Meskipun Lu Bin memasuki Gladiator dari waktu ke waktu, dia jarang bertarung. Biasanya dia hanya membimbing muridnya. Itu bukan karena Lu Bin merasa tak terkalahkan, tapi karena pertandingan simulasi tidak bisa memberikannya cukup gairah. Itulah mengapa Lu Bin sama sekali tak tertarik bertarung seperti ini. Dalam kehidupan nyata, dia bahkan jarang menggunakan Tendangan Mematikan. Karena itu, murid-murid Lu Bin jarang melihatnya bertarung. Banyak kawan lamanya yang sudah lama tidak melihatnya menggunakan jurus terbaiknya. "Siapa yang sehebat itu sampai bahkan Lu yang mendatanginya sendiri?" Wang Daqing terkejut melihat Lu Bin bertarung. "Entahlah. Lawannya menggunakan fungsi pengabur muka, jadi kita tidak bisa tahu siapa dia. Tapi aku bertaruh dia pasti cukup hebat, jika tidak Kapten Lu Bin tidak akan menghampirinya," kata orang lain ikut terkejut. "Sudah lama sekali sejak melihat Tendangan Mematikan. Aku penasaran apa aku beruntung bisa melihatnya hari ini." "Kau tahu dia dengan baik. Karena dia sedang bertarung, dia akan melakukan yang terbaik." "Kalau begitu kita harus berterima kasih pada prajurit kapal perang ini. Aku harap dia bertahan lama jadi kita bisa menikmati pertarungan ini lebih baik." "Aku akan bertaruh $1000 kalau pria ini tidak akan bertahan sampai tujuh tendangan." "Kau terlalu berharap. Aku bertaruh $2000 untuk empat tendangan." "1500¡­" "Aku ikut¡­ Aku akan bertaruh $2000 juga..." "Sial! Yang benar saja kalian melakukan ini. Semua orang bertaruh untuk Lu Bin. Tidak mungkin ini akan berhasil." "¡­" Teman-teman Lu Bin semuanya cukup bersemangat, dan para muridnya lebih penasaran lagi. Ini adalah pengalaman baru untuk mereka melihat Lu Bin menggunakan Tendangan Mematikan. Cuma Qian Hezhen yang menatap Han Sen dengan perasaan campur aduk. Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkannya. "Kawan, kau dari di pasukan mana" Sebelum pertarungan dimulai, Lu Bin tidak buru-buru mulai, tetapi tersenyum dan bertanya. Dia pikir Han Sen pasti veteran, karena tidak mungkin dia memiliki kemampuan seperti ini. Sebenarnya, itulah mengapa Lu Bin merasa akrab dengan Han Sen sejak awal. "Rahasia militer," kata Han Sen tenang. Dia tidak bersikap arogan, tetapi itu benar-benar rahasia militer. Setidaknya apa yang dia katakan ada di surat tugasnya. Dia juga menandatangani perjanjian terbuka. Jika Han Sen mengatakan pada seseorang tentang hal itu, dia akan dikirim ke pengadilan militer. Membocorkan rahasia militer bisa menjadi pelanggaran hukum atau tindak kejahatan. Han Sen tidak ingin melanggar dalam hal ini. "Keluarkan kemampuan terbaikmu." Mendengar perkataan Han Sen, Lu Bin tersenyum dan berkata, "Jangan tunjukkan kelemahanmu nanti." "Tentu saja," Han Sen mengangguk. "Kalau begitu mari mulai." Lu Bin tiba-tiba menjadi sangat tenang dan melakukan tendangan menyamping setajam pedang ke arah Han Sen. Dia sangat cepat dan ganas sampai-sampai membuat tegang. Hal yang paling menakutkan adalah bahwa tendangannya sangat tiba-tiba sampai tidak ada yang bisa memprediksinya. "Inilah wujud Tendangan Mematikan..." Banyak murid yang dibimbing Lu Bin menjadi ragu apakah mereka telah mempelajari jurus tersebut dengan benar setelah menyaksikan Lu Bin melakukannya. Mereka belum bisa mencapai level Lu Bin sama sekali. Saat mereka melakukan tendangan itu sendiri, tendangan itu sama cepat ataupun ganas. "Lu serius kali ini. Aku tidak percaya bocah itu bahkan bisa menerima tendangan ini," Wang Daqing berkata dengan mata terbelalak, dia tidak menyadari bahwa Lu Bin akan begitu serius seakan-akan dia menganggap lawannya sebagai Shura di medan perang. Duar! Setelah Wang Daqing berkata begitu, Prajurit Kapal Perang tiba-tiba mengangkat tangannya untuk menahan tendangan Lu Bin. Meskipun dia mundur dua langkah, dia hanya kehilangan dua poin kesehatannya. "Lawan yang cukup hebat! Dia mampu menahan tendangan Lu Bin tepat waktu. Aku penasaran siapakah dia?" Kawan-kawan Lu Bin semua tidak menduganya. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Bahkan Qian Hezhen tidak tahu siapa Prajurit Kapal Perang itu. Lu Bin segera tampak bersemangat, seakan darah di tubuhnya mulai mendidih. Dia meraung dan menendang Han Sen berkali-kali, setiap tendangan semakin cepat dan ganas dari sebelumnya. Jurus tendangan Lu Bin tidaklah menonjol, tapi setiap tendangan yang dibuatnya membahayakan nyawa, dengan tanpa tambahan gerakan. Banyak gerakan yang dibuatnya efektif tetapi tidak terduga, yang sangat mengesankan. Han Sen terdorong mundur karena tendangan itu dan terpaksa mengambil posisi bertahan dengan menggerakkan tangan dan kaki. Meskipun dia mampu menahan serangan Lu Bin, dia jelas tidak unggul, seperti sebuah kapal kecil dalam badai ombak, sulit untuk berpikir sejenak. "Inilah Tendangan Mematikan yang sebenarnya. Sungguh ganas!" "Pelatih Lu sungguh menakjubkan. Tendangan yang hebat!" "Lima tendangan berturut-turut. Begitu kuat." "Bagaimana dia bisa mencapai sapuan tendangan itu? Sudutnya jelas tidak memungkinkan." "Kapten Lu tidak melupakan kung fu sedikit pun." "Setiap gerakan adalah gerakan mematikan. Inilah jurus tendangan lelaki sejati." "Aku telah memutuskan. Aku akan mendaftar untuk mempelajari ini setelah kembali..." Para penonton semua terpana akan gerakan Lu Bin. Mereka berharap mereka adalah Lu Bin yang melakukan tendangan itu. Akan tetapi, para evolver ahli sejati di antara mereka mengerutkan dahi. Jurus tendangan Lu Bin memang sangat mengesankan sampai membuat kaget. Bahkan jika mereka bertarung dengan Lu Bin, mereka tidak berani berkata bahwa mereka bisa menahan serangan mematikannya dengan pasti. Namun, lawannya mampu menahan segala serangan Lu Bin, meskipun dengan cara yang aneh. Sampai saat ini, Lu Bin tidak bisa menembus pertahanannya. Poin yang hilang dari lawannya sebagian besar dari kekalahan pertahanan otomatis yang dijalankan oleh sistem, yang hanya satu atau dua poin setiap kalinya. "Siapakah lawan Lu Bin? Dia mampu menerima begitu banyak tendangan dari Lu Bin!" Siapapun yang mengenal baik Lu Bin mulai tercengang. Mereka tahu semua jurus tendangan Lu Bin, yang merupakan jurus untuk membunuh lawan di peperangan. Dua orang di pertandingan itu terpaksa bertarung bertaruh nyawa saat Lu Bin menggunakan jurus itu sepanjang waktu. Jika lawannya mampu mengalahkan Lu Bin, teman-temannya tidak akan terlalu kaget. Namun, kenyataan bahwa lawannya mampu menahan begitu banyak tendangan membuatnya cukup waspada. Han Sen juga merasa bersemangat. Dia tidak menduga orang asing yang mengirimkannya undangan adalah pembunuh ahli dengan jurus tendangan yang luar biasa. Bahkan Han Sen merasa sulit untuk memprediksi tendangan Lu bin saat permulaan, yang membuatnya kesulitan mempertahankan diri. Chapter 431 - Sekali Lagi Perlahan-lahan, Han Sen merasa bahwa bukan karena Lu Bin tidak berniat untuk membunuh, tetapi karena niat Lu Bin untuk membunuh terlalu kuat. JIka ada satu lampu dalam ruangan, maka lebih mudah untuk mengetahui dari mana cahaya itu berasal. Namun, jika ruangan itu dipenuhi dengan lampu, tidak ada gunanya mencari sumber cahaya. Karena niat Lu Bin untuk membunuh terlalu besar, lawannya sudah tidak dapat melihat niatnya, karena sudah ada di mana-mana. Awalnya, Han Sen berusaha untuk mencari sumber niat Lu Bin untuk membunuh, tetapi dia segera menyerah. Di bawah niat membunuh yang membara, tidak ada gunanya untuk mencari sumber, karena tidak akan ada bedanya. Ketika bertarung dengan seseorang seperti ini, hanya ada satu cara untuk menang, yaitu hanya pemberani yang hidup. Bum! Han Sen tidak lagi mundur, tetapi membuat tendangan, kakinya menendang kaki Lu Bin dan menimbulkan suara yang kencang. Keahlian kaki Lu Bin praktis, artinya keahliannya tidak terlalu spesial. Setelah mempelajari Panorama yang merupakan ensiklopedia dari semua jenis keahlian yang biasanya ditemui, Han Sen merasa tidak sulit untuk meniru Tendangan Pembunuh Lu Bin. Sebenarnya, banyak orang dapat dengan mudah meniru keahlian ini, tetapi letak kesulitan yang sebenarnya adalah bagaimana menggunakannya dengan baik. Tergantung pada kemampuan dan mentalitas seseorang, keahlian kaki yang sama akan berbeda jika digunakan oleh orang yang berbeda. Ini benar adanya ketika tendangan ini dirancang untuk pertarungan hidup dan mati. Perbedaan kecil dapat menyebabkan perbedaan hasil yang mencolok. Han Sen adalah seseorang yang mengetahui niat membunuh dengan sangat baik. Sebenarnya, dia memulai dari sana. Satu-satunya hal yang harus dia lakukan adalah tidak seperti di masa lalu dimana dia harus menyembunyikan niatnya, dia harus memenuhi dirinya dengan niat membunuh dalam pertarungan ini. Bum bum bum! Han Sen dan Lu Bin hampir menjadi orang yang sama berdiri berhadapan satu sama lain. Saling menendang seperti orang gila, mereka menimbulkan suara yang membuat orang-orang merasa merinding. Walaupun para penonton mengetahui bahwa ini adalah pertarungan simulasi, mereka tetap merasa takut bahwa tulang kedua petarung mungkin akan patah. "Cukup sudah. Bersembunyi bukan gaya seorang prajurit," Lu Bin berteriak dengan penuh semangat, kakinya menendang lagi secepat angin. Han Sen juga merasa sangat bersemangat. Gaya Lu Bin sangat agresif sehingga membuat Han Sen juga ingin mengerahkan seluruh tenaganya. Tendangan Pembunuh melawan Tendangan Pembunuh. Walaupun hanya dua orang yang bertarung, para penonton merasa seolah-olah ada dua pasukan di sana, membuat mereka merasa tegang dan ketakutan pada saat yang sama. Beberapa gadis yang penakut, berteriak dengan kencang, mereka melupakan bahwa ini adalah pertarungan simulasi. Bunuh bunuh bunuh bunuh bunuh!!! Kaki yang jenjang naik turun seperti pisau, menimbulkan suara seperti besi. Setiap tendangan membuat jantung para penonton bergemetar. Sulit untuk membayangkan bahwa ini hanyalah pertarungan simulasi. "Tendangan Pembunuh¡­ Dia juga menggunakan Tendangan Pembunuh¡­" Wang Daqing akhirnya menyadari hal itu dan tidak dapat menahan dirinya untuk berseru. Yang lain tiba-tiba menyadari bahwa Wang Daqing benar. Seorang Prajurit dalam Kapal Perang juga menggunakan Tendangan Pembunuh. Dia dapat menggunakan Tendangan Pembunuh di hadapan Lu Bin dan tampaknya tidak terlalu jauh berbeda. Semua orang tiba-tiba memiliki raut wajah yang aneh, melihat keduanya bertarung seperti orang gila. "Siapa Seorang Prajurit dalam Kapal Perang? Apakah dia juga seorang veteran?" Semua orang tiba-tiba merasa ragu. Mereka tidak dapat membayangkan orang seperti apa yang dapat menggunakan Tendangan Pembunuh sebaik Lu Bin. Jika dia bukan seorang veteran, bagaimana mungkin dia juga dapat menggunakan Tendangan Pembunuh? Qian Hezhen terpana. Dia baru memahami bahwa Lu Bin benar. Seorang Prajurit dalam Kapal Perang jauh lebih kuat daripadanya dalam hal kebugaran. Ketika mereka bertarung, Seorang Prajurit dalam Kapal Perang tidak mengerahkan seluruh kemampuannya, tetapi berusaha untuk menekan kekuatannya. "Bagaimana mungkin? Sudah berapa lama? Bagaimana dia dapat meningkatkan kebugarannya dengan begitu cepat?" Qian Hezhen menatap Han Sen, merasa heran. "Bunuh!" Lu Bin tiba-tiba berteriak dan melompat, kakinya menendang Han Sen seperti kapak. "Tujuh Pembunuhan!" Mata Wang Daqing tiba-tiba menyala. Sebagian besar Tendangan Pembunuh adalah keahlian biasa, jadi fokusnya lebih banyak pada mentalitas daripada teknik. Hanya tujuh tendangan dari Tendangan Pembunuh adalah pengecualian, yang disebut "Tujuh Pembunuhan" oleh Lu Bin. Tujuh tendangan adalah gerakan terakhir dalam Tendangan Pembunuh. Seseorang harus melompat ke udara untuk membuat tujuh tendangan tinggi berturut-turut dari atas. Gerakan ini sangat sulit sehingga bahkan sangat langka di antara keahlian kaki yang dirancang untuk evolver. Terlalu sulit untuk membuat tujuh tendangan dalam satu lompatan, apalagi menghasilkan tujuh tendangan yang ganas dan cepat. Bahkan banyak evolver tingkat atas yang tidak dapat menguasai Tujuh Pembunuhan. Tujuh tendangan hampir rampung dalam satu saat tanpa jeda sama sekali. Seseorang harus menyelesaikan tujuh tendangan dalam satu nafas. Sangat menyenangkan untuk dilihat, seperti kapak yang membelah bumi. Bagi para penonton, sulit untuk membayangkan bahwa tujuh tendangan telah dilakukan ketika petarung telah mendarat. Gerakannya begitu halus sehingga tampak seperti satu tendangan keras. Bum! Han Sen tidak dapat menghalangi Tujuh Pembunuhan dan segera jatuh ke belakang. Kesehatannya menurun dengan signifikan, hampir mencapai dasar secara instan. "Kemenangan!" Wang Daqing sangat senang, dan yang lainnya sudah mulai bersorak sorai. Namun, sorakan itu hanya berlangsung satu detik. Seorang Prajurit dalam Kapal Perang yang sudah terkapar di tanah tiba-tiba bangkit. Batang kesehatannya hampir kosong, hanya tinggal satu garis. Angkanya turun ke 2%. "Keahlian kaki yang hebat. Apa namanya?" Han Sen bertanya pada Lu Bin dengan sungguh-sungguh. "Tujuh Pembunuhan." Lu Bin tertawa dan berkata, "Ini adalah karya terbaikku. Sangat mengesankan karena kau sanggup menghalangi enam tendangan." "Tujuh Pembunuhan, dicatat." Han Sen mengulang nama keahlian itu dan matanya tiba-tiba menajam. Menatap Lu Bin, dia berkata dengan perlahan, "Mari lakukan ini sekali lagi." "Terserah." Lu Bin tidak dapat menahan desakan untuk membunuh. Dia berlari dan melompat tanpa ragu, menendang Han Sen seolah-olah kakinya adalah kapak pertarungan yang membelah langit dan bumi. Han Sen tidak bergerak, matanya tertuju pada Lu Bin. Ketika tendangan itu hampir mengenai kepalanya, Han Sen tiba-tiba bergerak. Langkah yang menakjubkan! Menggunakan Sparticle, Han Sen membuat langkah cepat yang menakjubkan. Sementara itu, badannya juga bergerak dengan halus, berayun seperti daun lotus yang tertiup oleh angin musim gugur. Wus! Kaki Lu Bin turun dan berubah menjadi tujuh tendangan. Namun, semua tendangannya berakhir di udara, tidak ada yang berhasil mengenai Han Sen yang sedang berayun. Lu Bin mendarat, dengan mata yang tertuju pada Han Sen dan perasaan heran. "Tujuh Pembunuhan!" Han Sen berseru, melompat seperti Lu Bin dan menendang lawannya. Chapter 432 - Tendangan Kedelapan Yang Mustahil Lu Bin juga berteriak, tendangannya naik dari tanah dan bertemu dengan tendangan Han Sen di udara, menimbulkan suara yang keras. Bum! Kekuatan tendangan dari atas bahkan terlalu kuat bagi Lu Bin, pencipta Tujuh Pembunuhan. Setelah menerima lima tendangan, Lu Bin kesulitan mengangkat kakinya. Sifat keras kepala seorang veteran membuatnya menaikkan lengannya, berusaha untuk menghalangi dua tendangan terakhir dengan menggertakkan giginya. Bum bum! Dengan dua suara kencang, kedua tendangan terakhir Han Sen juga dihalangi oleh Lu Bin. Namun, lengan Lu Bun patah dalam proses itu dengan jatuh terpincang. Pada saat ini, Han Sen hampir mendarat. Lu Bin yang mengetahui segalanya tentang Tujuh Pembunuhan mengetahui bahwa ini adalah saat yang sangat tepat untuk menyerang kembali. Han Sen telah menggunakan semua kekuatannya dan tidak menyiapkan gerakan yang baru. Selain itu, dia berada di udara jadi tidak mungkin dia dapat melawan. Tanpa mempedulikan lengannya yang patah, Lu Bin melancarkan tendangan lainnya pada Han Sen sekeras mungkin. Bum! Namun, sebelum Lu Bin membuat tendangan, Han Sen yang berada di udara membuat tendangan lainnya, mengenai dada Lu Bin, membuat Lu Bin segera jauh dengan wajah heran. "Tendangan kedelapan!" Wang Daqing bergumam. Alasan Tujuh Pembunuhan dipanggil demikian karena setelah tendangan ketujuh, kekuatan seseorang akan habis digunakan dan tidak ada tenaga lagi untuk membuat tendangan kedelapan. Namun Seorang Prajurit dalam Kapal Perang melancarkan tendangan kedelapan di udara, yang sulit dipercaya. Tidak hanya Wang Daqing, tetapi semua orang yang melihat dan pernah mempelajari Tujuh Pembunuhan mengetahui bahwa mustahil membuat tendangan kedelapan, karena tidak mungkin melakukannya di udara. Namun, Seorang Prajurit dalam Kapal Perang berhasil melakukannya, sungguh di luar dugaan. Han Sen mendarat dan menendang Lu Bin yang telah kehilangan keseimbangan tanpa jeda. Tendangan samping, tendangan tinggi, tendangan menyilang, cambukan kaki¡­Keahlian kaki Han Sen sangat menakjubkan, dengan Tendangan Pembunuh yang secara menyeluruh terintegrasi dalam gerakan-gerakannya. Lu Bin tidak memiliki kesempatan untuk membalas serangan sampai dia akhirnya tereliminasi. Walaupun Lu Bin berusaha sekuat tenaga untuk mencari kesempatan, namun Han Sen sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk membuat serangan balasan. Tribun menjadi sunyi. Tidak ada orang yang dapat mempercayai bahwa Lu Bin dikalahkan dengan Tendangan Pembunuh dan bahwa tendangan kedelapan dapat dilakukan. "Siapa dia?" Semua orang menatap Seorang Prajurit dalam Kapal Perang, yang perlahan-lahan menghilang dan meninggalkan platform Gladiator. Para penonton tidak dapat menenangkan diri. Mereka adalah murid maupun teman Lu Bin, jadi mereka tahu dengan pasti betapa sulitnya Tujuh Pembunuhan. Banyak orang bahkan tidak dapat menyelesaikan Tujuh Pembunuhan, apalagi tendangan kedelapan yang tidak dapat dipercaya. "Kapten, siapa orang itu? Apakah dia salah seorang muridmu?" Wang Daqing berlari ke Lu Bin dan bertanya. Dia tidak dapat membayangkan seseorang dapat menggunakan Tujuh Pembunuhan seperti itu, kecuali dia diajarkan oleh Lu Bin sendiri. "Aku bahkan hanya dapat membuat tendangan ketujuh, bagaimana mungkin aku mengajari murid seperti itu?" Lu berkata dengan bertanya, "Apakah kau merekam pertarungan tadi?" "Iya," Wang Daqing mengangguk dan berkata dengan cepat. Jarang sekali Lu Bin berpartisipasi dalam pertarungan, maka teman-temannya merekam pertarungan itu. Banyak murid dalam Aula Persilatan Ares juga merekam pertarungan itu. Awalnya, mereka bermaksud untuk mempelajarinya dan tidak menduga akan merekam pertarungan yang begitu menggemparkan. "Tolong putarkan. Tendangan kedelapan setelah Tujuh Pembunuhan¡­Aku sendiri penasaran bagaimana dia melakukan itu." Lu Bin berkata. Semua orang terpana. Bahkan Lu Bin, pencipta Tujuh Pembunuhan tidak memahami bagaimana Seorang Prajurit dalam Kapal Perang berhasil membuat tendangan kedelapan. Video itu diputar berulang kali. Mereka menemukan bahwa setelah tendangan ketujuh, prajurit itu memang telah menggunakan semua kekuatannya. Namun, setelah itu, dia melakukannya di udara dan membuat tendangan lainnya, sulit untuk dipercaya. Lu Bin menontonnya berkali-kali, tetapi tetap tidak berhasil memahami bagaimana prajurit itu membuat tendangan di udara. Beberapa penonton yang mencari perhatian mengunduh video itu ke Jaringan Langit dan menamakannya "Tendangan Pembunuhan: Delapan Pembunuhan melawan Tujuh Pembunuhan," menarik perhatian banyak orang yang berlatih Tendangan Pembunuh. Awalnya, mereka berpikir ini hanya tipuan, karena setiap orang yang pernah berlatih Tujuh Pembunuhan mengetahui bahwa mustahil untuk membuat tendangan kedelapan, sehingga Delapan Pertanyaan tidak mungkin ada. Namun, setelah menonton video pertarungan, banyak orang merasa terkejut karena seseorang telah berhasil membuat tendangan kedelapan, mengalahkan pencipta Tujuh Pembunuhan, Lu Bin. Video itu segera menjadi populer, terutama dalam militer. Para prajurit dan petugas yang pernah berlatih Tujuh Pembunuhan semuanya merasa terpana. Banyak yang berusaha untuk membuat tendangan ketujuh, namun semuanya gagal tanpa terkecuali. Tujuh pembunuhan adalah batasan, dan setelah menyelesaikan itu, mustahil membuat tendangan kedelapan. Kecuali orang itu sudah melampaui dan dapat mengacuhkan batasan pada tubuh manusia, tidak mungkin untuk membuat tendangan kedelapan tidak peduli betapa kuat tingkat kebugaran seseorang. Sebenarnya, hal yang biasa untuk gagal melakukan tendangan kedelapan, tetapi tidak normal kalau berhasil melakukannya. Alasan Han Sen dapat membuat tendangan kedelapan bukan karena dia lebih baik dengan Tujuh Pembunuhan daripada Lu Bin. Sebenarnya, dalam hal Tujuh Pembunuhan, Han Sen masih lebih lemah. Alasannya hanya karena Han Sen telah mempelajari Tujuh Liku dari Keluarga Chen, yang yang memungkinkan seseorang untuk mengungkit di udara selama tujuh kali jika dia berlatih dengan baik. Han Sen pernah melihat Tujuh Liku yang digunakan oleh Chen Zichen dan Zhu Ting dan sangat tertarik dengan ilmu bela diri itu. Namun, Han Sen tidak dapat menemukan sesuatu yang mirip walaupun telah melakukan banyak penelitian. Akhirnya, dia menemukan cara untuk mengungkit di udara dengan cepat. Namun, itu tidak dapat dibandingkan dengan Tujuh Liku sama sekali. Han Sen hanya dapat melakukan itu berdasarkan pemahamannya tentang Tujuh Liku, yang merupakan batasannya. Sebenarnya, Han Sen sangat ingin mempelajari Tujuh Liku, tetapi rahasia keluarga seperti ini sulit didapatkan. Selain itu, Han Sen tidak pernah mendapatkan kesempatan itu. Pada saat yang sama, dalam kapal perang, beberapa prajurit dalam rumah masak sedang menonton bersama video pertarungan Lu Bin. Seorang prajurit gendut melihat tendangan kedelapan dari Seorang Prajurit dalam Kapal Perang dan berseru, "Itu mustahil! Bagaimana mungkin?" Chapter 433 - Pengkristalisasi Setelah menempuh perjalanan melewati setengah Persekutuan dalam kapal ruang angkasa, Han Sen tiba di Galaksi Dongyin. Ketika dia melihat Daphne di pelabuhan ruang angkasa, Han Sen terpana. Awalnya, Han Sen merasa yakin bahwa walaupun prajurit dalam rumah masak adalah seorang mayor, Daphne seharusnya setidaknya sebuah kapal perang tingkat tinggi, jika bukan yang terbaik dalam Persekutuan. Namun, Daphne yang dia lihat lebih seperti sebuah kapal pendamping. Walaupun terlihat canggih, tidak terlihat seperti kapal utama yang biasanya lusuh. Selain itu, Han Sen tidak pernah mendengar bahwa kapal perang akan berlabuh di pelabuhan sipil. Kesimpulannya, Daphne adalah kapal ruang angkasa yang aneh. Namun, Han Sen tidak memiliki banyak pilihan tetapi melapor pada Daphne. Ruang interior Daphne memang mewah, dilengkapi dengan banyak perangkat yang tidak dikenali Han Sen. Hanya dengan kerangka perang yang diberikan pada prajurit dalam kapal, Han Sen mengetahui bahwa tempat ini tidak biasa. Semua prajurit biasa dilengkapi dengan kerang perang biologis super yang dibuat oleh Digang yang terkenal. Produk militer jauh lebih bagus daripada produk sipil. Mereka setingkat dengan pembunuh perak, dan penampilan SKTS bahkan tidak dapat dibandingkan dengan mereka. Dan semua kerangka perang ini adalah yang terburuk di kapal. Prosedur laporan juga sangat rumit. Han Sen melewati banyak tes sebelum mendapatkan izin. Tampaknya tingkat pengamanan tempat ini memang sangat tinggi. Setelah hampir seharian, Han Sen akhirnya pergi ke rumah masak. "Prajurit baru Han Sen hadir untuk melapor pada rumah masak." Han Sen memberikan penghormatan pada pimpinan pasukan dari rumah masak. Pimpinan pasukan itu berusia sekitar 30 tahun dan cukup gendut. Dia hampir selebar tingginya. Han Sen merasa bahwa itu adalah ekspresi yang tepat untuk menggambarkannya. "Jarang sekali kami mendapatkan orang baru dalam rumah masak." Pimpinan pasukan gendut itu melihat Han Sen dari atas ke bawah dan tersenyum. "Apakah kau pernah belajar memasak sebelumnya?" "Aku hanya belajar bagaimana menangani daging makhluk secara singkat di sekolah, Pak," Han Sen menjawab. "Rumah masak tidak seperti tempat lainnya, jadi kau dapat lebih santai. Karena kau baru di sini dan belum belajar cara memasak, usahakan membuat dirimu berguna," pimpinan pasukan gendut itu berkata sambil memasak. Begitu saja, Han Sen tinggal dalam rumah masak. Selain Han Sen, ada 5 orang di sana: pimpinan pasukan gendut Luo Sanxin, wakil pimpinan Liu Mingliang, koki makanan penutup Xu Ge, asisten koki Li Jin dan seorang tukang seperti Han Sen bernama Qiu Cheng, yang di sana satu tahun lebih awal daripada Han Sen. Seluruh staf rumah masak tampak menyenangkan. Karena apa yang mereka lakukan, mereka tidak sekaku prajurit lain dan mendapatkan lebih sedikit pelatihan. Namun, setelah Han Sen melapor, Daphne meninggalkan pelabuhan dan langsung menuju galaksi yang jauh, sehingga membuatnya merasa kecewa. Hampir semua prajurit dilengkapi dengan solusi nutrisi yang mudah dibawa dan disimpan. Peran rumah masak lebih mirip dengan ahli nutrisi di masa ini. Han Sen tidak punya banyak pekerjaan sepanjang hari, karena sebagian besar pekerjaannya telah terkomputerisasi. Jika dia punya waktu luang, Han Sen dapat menggunakan perangkat teleportasi dalam kapal perang untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Namun, karena Han Sen baru tiba di sana, ada banyak hal yang harus dipelajari, jadi dia belum ada waktu. Setelah belajar selama beberapa hari, Han Sen telah mempelajari tanggung jawab utama Daphne. Daphne adalah kapal eksplorasi. Tugas utamanya adalah mencari planet-planet yang dapat dihuni manusia dalam galaksi yang jauh dan memerintah spesies lainnya. Alam semesta hampir tidak terbatas. Ruang angkasa yang dihuni oleh Shura dan manusia hanya bagian dari dunia yang diketahui manusia. Ada banyak galaksi yang belum tereksplorasi. Selain itu, ada banyak spesies dalam alam semesta. Walaupun pada titik ini, manusia dan Shura adalah dua spesies yang paling menonjol, sebelum mereka, ada banyak peradaban yang mulia lainnya. Misi Daphne pada saat ini adalah mencari sisa peradaban Pengkristalisasi. Sebelum manusia memasuki era antar bintang, Pengkristalisasi telah membangun kerajaan dalam alam semesta. Mereka dahulu adalah penguasa belasan galaksi, tetapi mereka akhirnya punah dengan alasan yang tidak diketahui. Orang-orang hanya dapat merasakan kehebatan mereka melalui relic yang mereka tinggalkan. Ketika manusia memasuki era antar bintang, Pengkristalisasi sudah menjadi legenda. Tidak seperti manusia dan Shura, Pengkristalisasi adalah bentuk kehidupan yang berbeda. Seluruh tubuh mereka terbuat dari kristal, terlihat seperti permata raksasa tanpa tungkai. Namun, semua Pengkristalisasi memiliki tenaga mental yang kuat. Tenaga super mereka seringkali digambarkan dalam film-film manusia seperti menggerakan sesuatu dengan pikiran seseorang hanya hal mudah bagi Pengkristalisasi. Tentu saja, ini adalah kesimpulan yang diperoleh manusia setelah mereka meneliti informasi yang ditinggalkan oleh Pengkristalisasi. Karena tidak ada orang yang pernah melihat Pengkristalisasi hidup, tidak ada orang yang yakin apakah tenaga metal seperti itu sungguh-sungguh ada. Selain legenda tentang tenaga mental, Pengkristalisasi memiliki banyak harta. Misalnya, dalam catatan mereka, Pengkristalisasi yang kuat bahkan dapat mengendalikan sebuah planet dan merubah orbitnya untuk menjadikan planet itu menjadi kapal perang mereka. Tentu saja, itu semua hanya legenda. Namun, satu hal yang pasti. Memori teknologi kristal yang sekarang digunakan sebagian besar didapatkan dari penelitian tentang ilmu pengetahuan Pengkristalisasi. Persekutuan telah berupaya keras untuk mengembangkan peninggalan Pengkristalisasi. Hasil penelitian mereka selalu dirahasiakan, bagi orang-orang awam, mereka hanya pernah mendengar nama Pengkristalisasi. Karena penjelajah antar bintang memerlukan banyak waktu, prajurit dapat keluar masuk Tempat Suci Para Dewa dengan bebas jika mereka tidak memiliki misi khusus, selama mereka dapat kembali tepat waktu. Terutama dalam rumah masak, kecuali pada hari-hari khusus, mereka sebenarnya memiliki jadual yang fleksibel dan mempunyai lebih banyak waktu untuk memasuki Tempat Suci Para Dewa daripada prajurit lainnya. Han Sen baru saja kembali, jadi dia seharusnya tidak langsung pergi lagi, karena ada banyak hal yang belum diketahui. "Kau sedang melihat apa?" Setelah beberapa hari, Han Sen telah berteman dengan prajurit-prajurit dalam rumah masak. Ketika dia sedang beristirahat, dia melihat pimpinan pasukan gendut memegang jaringan komunikasinya menonton sebuah video dan merasa penasaran. "Apalagi kalau bukan Delapan Pembunuhan? Gendut kita memiliki visi yang besar. Dia ingin menjadi orang gendut yang dapat terbang," wakil pimpinan pasukan Liu Mingliang berkelakar. "Delapan Pembunuhan apa?" Han Sen menatap video itu dan tidak dapat menahan diri untuk membuka mulut, karena video yang ditonton oleh pimpinan pasukan gendut tepat adalah pertarungan antara Lu Bin dan dirinya. "Pergi sana. Aku hanya ingin mempelajari Tendangan Pembunuh," pimpinan pasukan gendut menggerutu. Melihat badannya yang bundar dan kakinya yang pendek, Han Sen tidak dapat membayangkan bagaimana penampakannya jika pimpinan pasukan gendut melompat ke udara dan membuat tujuh tendangan. Chapter 434 - Bertemu Dengan Kekasihku Lagi Han Sen belum pergi ke kapal perang, jadi dia belum bertemu dengan kapten lagi. Mengambil dokumen di kabin kapten, Han Sen penasaran siapa orang itu. Agar dapat menjadi kapten dalam kapal perang tingkat tinggi seperti ini, seseorang setidaknya harus berpangkat jenderal, bahkan walaupun kapal perang ini tidak terlalu besar. "Ini adalah rencana nutrisi untuk bulan depan, dan kami memerlukan tanda tangan kapten." Han Sen datang ke meja pengambilan nutrisi dan memperlihatkan sebuah dokumen. "Tentu. Kapten telah memberitahuku. Dia sibuk saat ini jadi kau dapat lakukan saja dan letakan dokumennya di sana," sekretaris memeriksa dokumen dan berkata pada Han Sen. "Ok," Han Sen membalas, berbalik dan berjalan ke kabin kapten dengan dokumen di tangannya. Dia mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban. Karena sekretaris telah memintanya untuk meletakkan dokumen di dalam, Han Sen mendorong pintu dan masuk ke ruangan. Namun, setelah pintu terbuka, Han Sen melihat seseorang bersandar di seberang meja dan tersenyum padanya. Han Sen merasa terpana, dan menjadi sangat senang. Dia menutup pintu, melempar dokumen, berlari ke orang itu, dan memeluknya dengan erat. "Ya Tuhan. Aku tidak sedang bermimpi, benar? Bagaimana¡­ Mengapa kau ada disini?" Han Sen merasa sangat senang sehingga dia bahkan tidak tahu dia sedang mengatakan apa. Dia tidak dapat membayangkan bahwa dia dapat bertemu dengan Ji Yanran di tempat ini. Ji Yanran yang mengenakan pakaian kapten berwarna putih berdiri di sana, cantik seperti biasa, tetapi lebih cantik daripada saat dia masih seorang murid. "Maaf. Aku membawamu ke sini tanpa persetujuanmu, dan aku hanya dapat mengaturmu untuk menjadi seorang prajurit dalam rumah masak. Namun, ini adalah hal terbaik yang dapat aku lakukan. Walaupun aku tahu ini tidak adil bagimu, aku tidak dapat jauh darimu lebih lama lagi. Aku egois dan nakal, tetapi apakah kau akan memaafkan aku?" Ji Yanran melingkarkan lengannya di leher Han Sen dan bergelantungan padanya seperti beruang koala, nadanya penuh rasa bersalah dan cinta. "Aku suka egois dan kenakalanmu." Han Sen cepat-cepat mencium bibirnya dan memukul pantatnya dengan perlahan. Wajah Ji Yanran menjadi merona. Merasa malu, dia berkata, "Jangan main-main. Ada kamera pengintai di sini." "Tidak mungkin, ada kamera pengintai dalam kabin kapten?" Han Sen berkata dengan tidak percaya. Ji Yanran berkedip dan berkata, "Daphne adalah kapal perang yang membawa misi eksplorasi. Bahkan sebagai kapten, aku tidak memiliki kuasa mutlak. Sebenarnya, aku hanya sebagai peran pendukung. Mereka yang benar-benar berkuasa adalah para ahli dan pelajar pada peradaban Pengkristalisasi." "Jadi, kau hanya seorang pengemudi dari bis terbang?" Han Sen berkata, tanpa melepaskan Ji Yanran. Dia tidak peduli ada orang yang melihat. Dia tidak peduli karena bukan hal yang aneh mencium dan memeluk istrinya. Ji Yanran mengerutkan bibirnya dan berkata, "Boleh dikatakan demikian. Misi utamaku adalah mengirim para pelajar dan para ahli menuju destinasi mereka, menyediakan mereka anggota staf dan bantuan. Ketika berhubungan dengan penggalian dan pekerjaan lapangan, semuanya bergantung pada para ahli." Ji Yanran jeda sebentar dan berkata dengan rasa bersalah, "Aku tahu tidak adil bagimu hanya menjadi prajurit rumah masak, tetapi eksplorasi peninggalan Pengkristalisasi sangat penting bagi Persekutuan dan tingkat pemeriksaannya sangat tinggi. Aku melakukan segalanya untuk menempatkanmu di sini." "Mengapa peninggalan Pengkristalisasi sangat penting bagi Persekutuan sehingga mereka?" Han Sen bertanya dengan penasaran. "Kau seharusnya pernah mendengar tentang tenaga mental Pengkristalisasi sangat kuat sehingga mereka sanggup mengendalikan objek dengan pikiran mereka?" Ji Yanran berpikir dan berkata. "Aku pernah mendengar sesuatu tentangnya." Han Sen bertanya lagi dengan penasaran. "Apakah semua itu benar?" "Mungkin, aku tidak tahu dengan pasti. Tetapi satu hal yang pasti. Pengkristalisasi memiliki banyak teknologi kristal. Yang paling sering terlihat adalahnya sejenis memori kristal. Manusia dengan tenaga mental kuat dapat memasukkan ingatannya dalam memori kristal dan membacanya dari sana. Itu jauh lebih canggih daripada AI kita," Ji Yanran menjelaskan. "Sangat mengesankan. Ada apalagi di sana?" Han Sen merasa sangat tertarik. "Ada banyak hal seperti itu, tetapi sebagian besar memerlukan tenaga mental untuk beroperasi. Manusia memiliki tenaga mental yang lebih lemah dibandingkan dengan Pengkristalisasi. Bahkan jika kami dapat memperoleh beberapa memori kristal, kami hanya dapat membaca beberapa bagian dari memori itu. Walaupun demikian, kami sudah dapat meningkatkan chip memori dengan signifikan. Jika kamu dapat mengetahui sebagian besar peradaban Pengkristalisasi, pasti akan ada lompatan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi." Ji Yanran kemudian mengambil sebuah kristal berukuran kepalan tangan dan menggosoknya pada tangan Han Sen. "Letakkan ini di dahimu. Lihat apakah kau dapat merasakan sesuatu." "Ini berasal dari Pengkristalisasi?" Han Sen mengambil kristal dan menatapnya dengan seksama. Tampak seperti batu pertama ungu dengan bentuk yang acak. Tidak terlihat ada yang spesial. "Iya." Ji Yanran tersenyum dan mengangguk. Han Sen tahu bahwa Ji Yanran tidak akan melukainya, maka dia meletakkan kristal itu di dahinya, bersiap-siap untuk merasakan sesuatu. Pada detik berikutnya, Han Sen tiba-tiba merasakan listrik yang dihasilkan dari kristal dan menembus kepalanya, membuat otaknya sedikit kebas, sehingga membuatnya ketakutan dan menjauhkan kristal itu dari dahinya. "Apa itu?" Han Sen menatap kristal itu dan bertanya. Ji Yanran tersenyum dan berkata, "Rasakan itu. Apakah ada yang berbeda?" "Mengapa berbeda?" Han Sen tidak memahami maksud Ji Yanran. Selain kejutan listrik, dia tidak merasakan ada yang berbeda, dia juga tidak terluka. Ji Yanran mengambil sebuah dokumen dari mejanya dan meletakkannya di hadapan Han Sen. Dia membalik halaman-halaman dokumen dengan cepat dan meminta Han Sen untuk melihat isinya. Setelah membalik semua dokumen, dia menutupnya dan meletakkannya kembali, bertanya, "Apakah kata keenam pada baris ketiga di halaman 13?" "Kau begitu cepat. Bagaimana mungkin aku dapat¡­" Ketika Han Sen hampir berkata bagaimana mungkin dia bisa mengingat, dia tiba-tiba mendapatkan ingatan tentang halaman itu dalam pikirannya. Dia mengingat dengan jelas bahwa kata keenam pada baris ketiga adalah "hitam." "Bagaimana itu mungkin? Apakah kristal itu?" Han Sen menatap kristal ungu dengan penuh takjub. Setelah evolusi, walaupun daya ingatnya meningkat, tetapi tidak sebagus ini. Namun, ketika Han Sen melihat kristal ungu itu lagi, kristal itu sudah retak-retak. Han Sen menggerakkan jari tangannya dan kristal ungu itu tiba-tiba hancur berkeping-keping dan jatuh ke tanah. "Kristal semacam ini yang digali dari peninggalan Pengkristalisasi memiliki tenaga super yang dapat meningkatkan fungsi otak manusia. Efeknya sangat bagus pada awalnya, kemudian akan terus melemah. Namun, sebagian kecil dari peningkatan adalah permanen, yang sangat bagus untuk pengembangan otak manusia," Ji Yanran menjelaskan. Chapter 435 - Hanya Seorang Wanita Han Sen menatap kristal yang bertebaran di lantai, terkejut. Ketika manusia masih hanya hidup di planet Bumi, para ilmuwan pada saat itu percaya bahwa otak manusia hanya dikembangkan 10%, dan masih ada banyak potensi yang belum dikembangkan. Namun, dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori itu terbukti tidak masuk akal. Setiap bagian otak manusia memiliki fungsi yang unik, maka sama sekali tidak ada bagian yang belum berkembang. Agar dapat meningkatkan kemampuan otak, otak harus berevolusi lebih jauh. Evolusi manusia melalui Tempat Suci Para Dewa juga dapat membuat otak manusia berevolusi. Oleh karena itu, di masa ini, orang dengan tingkat evolusi lebih tinggi dapat memiliki otak yang lebih kuat, sehingga membuat mereka lebih pintar. Namun, dibandingkan dengan evolusi tubuh, evolusi otak jauh lebih lambat. Fakta bahwa kristal dari peradaban Pengkristalisasi dapat mempercepat evolusi otak adalah hal yang menakjubkan. Setidaknya sampai titik ini, manusia belum dapat menghasilkan obat-obatan atau perangkat yang dapat secara langsung menstimulasi otak untuk berevolusi. Teknologi ini saja sudah menunjukkan betapa menakjubkannya peradaban Pengkristalisasi. Yang lebih membingungkan adalah apa yang membuat spesies yang begitu cerdik itu menghilang dalam sejarah. "Ada banyak hal hebat seperti ini dalam teknologi Pengkristalisasi. Namun, peninggalan Pengkristalisasi terlalu berbahaya, jadi kami belum dapat menggali lebih dalam darinya. Selain itu, ada beberapa objek dari peradaban mereka yang belum kami pahami." Ji Yanran kemudian memberitahu Han Sen tentang Pengkristalisasi. "Ini pasti sangat rahasia. Apakah tidak apa-apa kau memberitahuku?" Han Sen bertanya pada Ji Yanran. "Ini memang rahasia. Dan kamu belum memiliki izin. Namun, kau pacarku dan aku bukan kapten yang tidak memiliki kepentingan sendiri, hanya seorang wanita. Tapi jangan bilang siapa-siapa tentang ini, kalau tidak aku akan mendapatkan masalah." Ji Yanran mengeluarkan lidah kecilnya. "Bukankah kau mengatakan ada kamera pengintai ... Ha, beraninya kau mempermainkanku ... Kau habis..." Han Sen tiba-tiba mengerti bahwa dia dipermainkan oleh Ji Yanran, meraihnya, mendorongnya ke meja dan memukulnya dengan keras. "Aku tidak berbohong padamu. Benar-benar ada kamera pengintai. Hanya saja aku mematikannya untuk sementara waktu. Aku tahu kau akan begitu sembarangan ..." Mencoba mengabaikan sensasi di pantatnya, Ji Yanran berbisik. "Baiklah, aku akan menunjukkan kepadamu betapa aku bisa sembarangan." Han Sen tiba-tiba menarik celana kapten putih Ji Yanran ke bawah. "Tidak ... hmmm ..." Ketika Han Sen meninggalkan kabin kapten, dia merasa sangat segar dan santai. Memikirkan jas kapten dan kulit lembut Ji Yanran memberi Han Sen dorongan untuk kembali ke kabin Kapten dan tinggal disana selamanya. Namun, itu sangat tidak mungkin. Ji Yanran sudah memberitahu Han Sen beberapa informasi tentang Daphne. Walaupun Ji Yanran adalah kapten, dia terlalu muda dan tidak berpengalaman. Jika bukan karena keluarganya, dia bahkan tidak akan diakui sebagai kapten karena dia hanya seorang pemula yang berevolusi. Selain itu, Daphne adalah kapal perang khusus. Ada seorang profesor yang memiliki kekuatan yang sama dengan Ji Yanran, jadi dia harus mematuhinya kadang-kadang, karena misi utamanya adalah untuk mengeksplorasi dan meneliti reruntuhan. Hampir semua anggota panel ahli memiliki status sosial yang tinggi, sehingga mereka selalu memiliki suara dalam pengoperasian kapal. Ada banyak hal yang Ji Yanran tidak bisa memutuskan sendiri. Oleh karena itu, walaupun Han Sen sangat ingin tidur sampai dia bangun secara alami setiap hari dengan pacar di lengannya, itu tidak realistis. Selain itu, jika orang lain tahu Han Sen adalah kekasih Ji Yanran dan bahwa dia ada di kapal karena dia, mereka mungkin akan meremehkan Ji Yanran, membuat posisinya di manajemen lebih sulit. Han Sen tahu tidak mudah bagi Ji Yanran untuk mengajaknya dalam kapal, jadi dia tidak mau melihat dia mendapatkan masalah karena dia. Jadi, untuk saat ini, dia harus merahasiakan hubungannya dengan wanita itu dan melakukan tugasnya sebagai prajurit rumah masak dengan kepala tertunduk. Untungnya, keduanya berada di Daphne. Ketika tidak ada orang di sekitar, mereka dapat saling bertelepon menggunakan jaringan komunikasi khusus dalam kapal. Kadang-kadang, mereka bahkan dapat saling bertemu secara rahasia, yang dinanti-nantikan oleh Han Sen. Terasa seperti hubungan cinta gelap. Han Sen merasa puas dan mulai menyenandungkan sedikit lagu. Bum! Han Sen masih memikirkan romansa yang baru dialaminya. Karena dia berada dalam kapal perang, dia menurunkan kewaspadaannya dan tidak memperhatikan. Ketika dia berbelok di tikungan, dia menabrak seseorang. Han Sen baru saja melakukan beberapa latihan berat, jadi kakinya masih lemas. Tidak memperhatikan jalannya, dia segera melangkah mundur. Untungnya, Han Sen bereaksi cepat, menyeimbangkan dirinya, dan tidak jatuh ke lantai. "Kau dari departemen mana? Mengapa kau berjalan-jalan di sini dan bersenandung?" Itu adalah pria berseragam yang berusia antara dua puluh dan tiga puluh tahun. Menilai dari lencananya, dia seharusnya seorang kolonel. Pimpinan pasukan gendut juga seorang kolonel, jadi orang ini mungkin juga seorang pimpinan pasukan khusus. Namun, karena Han Sen tidak bekerja untuknya, Han Sen tidak perlu menjelaskan apa pun. Tanpa melihat pria itu, Han Sen hanya berjalan melewatinya, seolah-olah dia tidak ada. Anda beruntung karena suasana hatiku sedang bagus, jadi aku hanya akan membiarkan Anda lolos untuk sementara waktu. Han Sen terus berjalan maju dengan gembira. "Apa yang salah denganmu? Aku berbicara denganmu. Apakah kau tidak mendengarku? Dari departemen mana kau berasal?" Pria itu menjadi marah dan dengan cepat meraih Han Sen. "Apa hubungannya denganmu?" Han Sen mengerutkan kening dan berkata. Walaupun dia ceroboh, dia tidak berjalan cepat. Tidak mungkin dia akan menabrak seseorang secara langsung. Alasan utama pria itu menabraknya adalah karena pria itu tidak merubah arahnya sama sekali setelah melihatnya. Kalau tidak, dengan refleks Han Sen, tidak mungkin mereka akan saling menabrak begitu keras. Orang itu sengaja melakukannya. "Kau bahkan tidak terlihat seperti seorang prajurit. Berdiri tegak ..." Pria itu mendengus. "Apakah prajurit rumah masak itu terlihat seperti tentara, itu terserah padaku bukan Departemen Kerangka Perang. Kolonel Wang, urus departemenmu sendiri," pimpinan pasukan gendut tiba-tiba muncul dan berkata pada pria itu dengan dingin. "Kolonel Luo, aku bahkan tidak dapat menegur ketika prajuritmu menabrak orang dan menyanyikan lagu. Apakah itu yang kau katakan?" Wang Hou menatap pimpinan pasukan gendut dengan dingin. "Ya, itu hobi kami. Gigit aku." Jawaban pimpinan pasukan gendut bahkan mengejutkan Han Sen. Wajah Wang Hou tiba-tiba berubah menjadi ungu, saat dia dibuat terdiam. "Mengapa kau masih di sini?" Pimpinan pasukan gendut berkata pada Han Sen dan membawanya pergi. Wang Hou merinding. Ketika pimpinan pasukan gendut dan Han Sen berjalan jauh, Wang Hou bergumam pada dirinya sendiri, "Mengapa Ji Yanran bersama dengan prajurit rumah masak di kantornya begitu lama? Jika bukan karena si gendut bodoh, aku seharusnya dapat mencari lebih banyak informasi." Chapter 436 - Perburuan Pertama "Kerja bagus, Kolonel!" Setelah kembali ke ruang masak, Han Sen mengacungkan jempol pada pemimpin pasukan yang gemuk. "Bagus kepalamu. Aku memintamu untuk mengirim rencana nutrisi. Apa yang menahanmu begitu lama?" kata pemimpin pasukan yang gemuk kesal. "Setelah kapten memeriksa rencananya, dia bertanya beberapa pertanyaan, Karena aku baru di sini, aku tidak tahu apa-apa dan memberikannya jawaban yang selalu salah, itulah mengapa jadi lama sekali. Dia bahkan memarahiku sedikit. Setelah itu aku berpapasan dengan Kolonel Wang. Kau sungguh penyelamatku karena ada di sana tepat waktu..." Han Sen telah memikirkan alasannya. "Jangan menentang Wang Hou lain kali," kata pemimpin pasukan yang gemuk. "Terima kasih, Kolonel." Meskipun Han Sen tidak takut pada Wang Hou, situasinya cukup merepotkan. Dia sangat bersyukur pemimpin pasukan yang gendut membawanya pergi. Ji Yanran telah memberi tahu bahwa setiap orang di Daphne memiliki latar belakang yang rumit, jadi dia tidak seharusnya menganggap siapa pun remeh. "Kau adalah salah satu orangku, jadi aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu. Jika kau perlu didisiplinkan, aku yang akan melakukannya." Pemimpin pasukan yang gemuk menepuk keras punggung Han Sen dan berkata, "Lakukan pekerjaanmu." Karena ada sekitar tiga bulan sebelum mereka sampai ke planet tempat reruntuhan berada, Han Sen bertukar beberapa giliran dan mendaftar untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Saat dia berteleportasi ke Tempat Suci para Dewa, dia masih berada di gua es. Akan tetapi kali ini, ada 7 sampai 8 orang dalam gua es dan saling mengobrol. Xu You juga ada di sana. "Han Sen, apa yang membuatmu begitu lama? Kemari, aku akan memperkenalkan semua orang padamu." Xu You memperkenalkan Han Sen pada anggota kelompok lainnya dengan antusias. Mungkin karena kondisi hidup yang sulit, semua orang tahu keuntungannya saling membantu. Sebagian besar kelompok sangatlah ramah dan mudah diajak bicara. "Jenius, kau juga di sini?" Seorang pemuda tiba-tiba berseru padanya. "Siapa kau?" Han Sen memandang si pemuda dan tidak dapat mengenali wajahnya. "Namaku Liu Feng. Aku juga lulusan Blackhawk, satu tahun sebelum kau. Tapi nilaiku cuma rata-rata, jadi wajar kau tak mengenalku," Liu Feng tersenyum dan berkata. "Jenius apa? Liu Feng, Han Sen itu teman sekolahmu?" tanya Xu You kaget. Liu Feng memberitahu kelompok mengenai apa yang dilakukan Han Sen di Blackhawk. Dia tampaknya menaruh banyak perhatian pada Han Sen dan bahkan tahu dia lulus dengan peringkat mayor. Anggota lainnya menatap Han Sen terkejut. Sesaat kemudian, Xu You berkata, "Aku tidak menyadari bahwa kau adalah lulusan sekolah terkenal dan bahkan lulus sebagai mayor. Kau seharusnya memiliki masa depan yang lebih cerah dari ini. Tempat ini akan mempersulitmu untuk maju." "Tidak juga. Selama kita menempati penampungan roh, kita akan memiliki segalanya," Han Sen tersenyum dan berkata. Ada perangkat teleport di penampungan roh, jadi jika mereka bisa menempatinya, mereka bisa menjadikannya penampungan manusia. Yang mereka perlukan adalah bertahan dari makhluk di sekitarnya. "Anak muda, ini lebih sulit dari yang kau kira. Di sini adalah Tempat Suci Para Dewa Kedua, bukan sekolah militer tempat bocah nongkrong. Kau bisa mati di sini." Pria paruh baya berumur 40-an atau 50-an mencibir sambil berjongkok di pojokan. Dia lalu berkata, "Jangan pikir kau bisa menaklukkan segalanya karena kau seseorang dari sekolah militer. Aku akan mengakuimu jika kau berhasil memburu makhluk manapun. Kau bahkan tidak perlu menaklukkan penampungan." "Jenius, abaikan saja dia. Dia dulu cukup berbakat dan berevolusi dengan melampaui poin geno sakral tapi berakhir di sini dan terjebak selama hampir 20 tahun. Dia bahkan tidak memiliki banyak poin geno mutan, jadi dia kehilangan hasrat untuk bertarung," kata Xu You. Han Sen menatap kaget pria paruh baya tersebut. Evolver sakral dua puluh tahun lalu¡ªitu lebih sulit untuk diraih dibandingkan dengan evolver sakral kini, dan dia pasti benar-benar hebat. Bahkan orang seperti itu menjadi seperti ini, yang membuat Han Sen merasa sedih. Pria paruh baya itu tetap diam sambil berjongkok di pojokan, sesekali menghisap rokok di tangannya. "Dengan begitu banyaknya orang di sini, mengapa kita tidak berburu?" tanya Han Sen. "Kami menunggu Paman Qing. Aku telah berkata sebelumnya, dia yang paling kuat di antara kita. Jika kita pergi bersamanya, akan lebih aman. Paman Qing menjaga anak-anak muda. Aku akan mengenalkannya padamu nanti. Kau bisa berburu dengan kami hari ini. Oh iya, mengapa aku tidak melihat gadis yang bersamamu waktu itu? Apa dia menyerah?" "Entahlah." Han Sen tahu dia berbicara soal Zero. Setelah Han Sen memasuki Daphne, dia tidak lagi bisa menggunakan jaringan komunikasi pribadinya untuk menghubungi siapapun, jadi Han Sen mengatakan pada Zero untuk memasuki Tempat Suci Para Dewa setelah dua bulan untuk menemuinya. Han Sen tidak menyangka mampu memasuki Tempat Suci Para Dewa begitu cepat, dan tidak mungkin bisa menghubunginya untuk datang. Jadi dia terpaksa menunggu sesuai waktu yang disepakati. "Aku akan berjalan-jalan sendirian untuk mengakrabkan diri dengan lingkungan terlebih dahulu." Han Sen langsung melangkah keluar, tidak berencana untuk berburu bersama dengan yang lain. Jika dia tidak berusaha, dia tidak akan memperoleh bagian. Jika dia melakukan sesuatu, itu akan sangat mencurigakan bagi seseorang yang baru berevolusi untuk memiliki kekuatan sepertinya. Karena itu, Han Sen memutuskan untuk berburu sendiri, tidak mengikuti anggota lainnya. "Bukankah aku sudah bilang? Kau belum kenal tempat ini, dan itu terlalu berbahaya di luar. Bahkan jika kau mau berburu sendirian, kau harus ikut dengan kami beberapa kali dan pergi bersama nanti. Jika tidak, akan terlalu berbahaya," kata Xu You. "Iya, jenius. Tempat ini sangat berbahaya," kata Liu Feng juga. Han Sen tahu mereka bermaksud baik, tapi dia punya pemikirannya sendiri dan tidak mau membuang waktu untuk hal yang tidak berarti. "Aku telah membacanya di Jaringan Langit dan mempelajari sesuatu mengenai tempat ini. Aku cuma berjalan-jalan dan akan kembali segera. Tidak akan berbahaya," Han Sen menjelaskan dengan santai. Ketika Xu You ingin berkata sesuatu, pria paruh baya itu mencibir, "Dia ingin cari mati. Mengapa kalian menghentikannya? Untuk orang yang begitu sombong, dia pantas dibunuh." Han Sen tidak menggubrisnya, melambaikan tangan pada yang lain dan berjalan keluar dari gua es. Cuacanya juga tidak begitu bagus hari ini. Badai salju menyambut Han Sen saat dia keluar dari gua. Han Sen berjalan ke arah penampungan roh di tengah badai. Dengan kemampuannya, akan mudah baginya untuk mengalahkan makhluk mutan dan roh bangsawan. Bahkan jika dia tidak bisa menempati penampungan roh saat ini, itu akan jadi pengalaman yang baik tentang para makhluk dan roh di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Saat Han Sen menjauh dari gua es, dia memanggil Meowth dan berlari ke gunung. Tidak lama, dia mendengar raungan seekor monster. Makhluk putih dengan jubah seperti es di punggungnya menggeram pada Han Sen dan Meowth. "Inikah monster berjubah es yang dibicarakan Xu You?" Han Sen menatap makhluk yang tampak persis seperti yang digambarkan Xu You. Saat Han Sen berpikir, monster berjubah es menerjang Han Sen. Kecepatannya bahkan lebih cepat dari makhluk berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Pertama. Chapter 437 - Ganas Han Sen melangkah mundur, sementara Meowth telah melompat ke arah monster berjubah es. Duar duar! Dua monster itu saling bertarung di tengah-tengah es dan salju. Meowth hanya sedikit unggul, dan butuh waktu bagi Meowth untuk mengalahkan lawannya. Han Sen mengerutkan dahi diam-diam. Monster berjubah es itu hanyalah makhluk primitif, tapi dia memiliki kekuatan yang sama seperti Meowth yang merupakan binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Pertama. Jelas, Tempat Suci Para Dewa Kedua tidaklah sama dengan yang Pertama. Bagian yang tertutup oleh jubah es si monster tidak bisa ditembus oleh cakar dan taring Meowth. Meowth hanya bisa menyerang tempat yang tertutup oleh bulu putih, membuat monster berjubah es bersimbah darah dan kesakitan. Meowth sendiri juga mendapat beberapa goresan yang tidak serius. Han Sen mendapat kesimpulan tentang kemampuan monster berjubah es dan siap membunuhnya sendiri. Akan tetapi, monster berjubah es tiba-tiba meraung, dan seluruh lukanya mulai sembuh dengan cepat. Sementara itu, jubah esnya juga menyebar untuk menutupi seluruh tubuhnya. Monster itu menjadi patung es, bahkan kukunya pun menjadi transparan. Meskipun tampak sama, monster berjubah es memiliki aura yang berbeda total. Dia tiba-tiba berubah dari monster biasa menjadi bos super. "Makhluk samuk!" Han Sen terkejut sekaligus gembira. Tidak seperti Tempat Suci Para Dewa Pertama, beberapa makhluk bisa memasuki kondisi ganas di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Kondisi ini seperti seni geno hyper yang bisa mengubah struktur sel tubuh. Dalam kondisi ganas, struktur sel tubuh makhluk akan berubah secara signifikan, meningkatkan kekuatan dan kemampuan makhluk untuk bertarung. Tentu saja, jika seseorang mampu memburu makhluk dalam keadaan ganas, jiwa binatang yang diperoleh juga dalam keadaan ganas, yang akan jauh lebih kuat dari makhluk biasa dengan level sama. Han Sen tidak menyangka bahwa makhluk pertama yang dia temui di Tempat Suci Para Dewa Kedua adalah makhluk yang bisa berubah ke kondisi amuk. Sudah jelas, kondisi ganas monster berjubah es menguatkan daya tahannya secara signifikan. Setelah tubuhnya tertutup oleh jubah es, bahkan cakar Meowth hanya bisa meninggalkan beberapa bekas samar. Monster berjubah es tiba-tiba menjadi berani, mengabaikan serangan Meowth, menjadi gila dan mencoba memangsa si peliharaan. Han Sen menarik Meowth kembali, karena dia bukan lagi lawan monster berjubah es. Selain itu, Han Sen ingin mencoba sendiri seberapa kuat monster ganas itu. Setelah kehilangan Meowth sebagai targetnya, mata monster berjubah es terpaku pada Han Sen. Sambil menggeram, dia dengan cepat berlari ke arah Han Sen dengan empat kaki. Saat dia sejauh 50 kaki dari Han Sen, dia tiba-tiba melompat ke arahnya. "Awas, Han Sen!" Teriakan datang dari seseorang yang tidak jauh dari sana. Seorang wanita yang menggunakan pakaian dingin mulai berlari ke arah Han Sen sambil berseru. Han Sen menoleh ke arah wanita itu dan tercengang, tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Ternyata Yang Manli juga ada di sini. Setelah dia berevolusi, dia juga secara acak dikirim ke tempat ini. "Idiot, kau lihat apa sih? Ayo lari!" Yang Manli melihat Han Sen menoleh padanya dalam keadaan yang genting dan menjadi kaget serta gelisah. Jika teriakannya tidak menyelamatkannya, tapi mencelakainya, maka itu adalah hal terburuk yang pernah ada. Menyaksikan monster berjubah es hampir mendekati wajahnya, dengan cakarnya yang memantulkan cahaya dingin, Han Sen masih menatap Yang Manli, yang membuatnya ketakutan dan marah. Namun, dia bahkan tidak bisa menolongnya tepat waktu jika dia mau. Saat ini, dia menyesal langsung datang setelah mendengar Han Sen juga ada di sini. Jika dia tidak melakukannya, Han Sen mungkin mampu menghindari serangan ini. Akan tetapi, dia kini celaka. Dia datang lebih cepat dari Han Sen dan tahu betapa kuat monster berjubah es. Selain itu, ini adalah monster amuk. Bahkan evolver berdarah sakral tidak bisa menerima satu serangan dari moster berjubah es amuk sebelum lehernya dipatahkan. Menyaksikan monster berjubah es melakukan serangan, Yang Manli hampir ingin menutup matanya. Akan tetapi, di detik berikutnya, matanya terbelalak. Han Sen menatap dirinya kosong tapi memukul monster ganas yang datang bahkan tanpa melihatnya. Pukulan itu berakhir di wajah si monster. Duar! Monster berjubah es yang tampak sangat buas terlontar jauh bagaikan boneka, menghancurkan potongan besar batu es dan kemudian meluncur di es sejauh beberapa kaki, terhempas dalam di atas salju. Darah ada di mana-mana, dan si monster berhenti bergerak. Yang Manli mematung, menatap Han Sen seakan seperti melihat hantu. Dia tidak bergerak cukup lama di tengah badai. Membunuh monster berjubah es ganas dalam satu serangan¡ªYang Manli tidak percaya orang ini adalah Han Sen yang baru saja menjadi evolver. "Monster berjubah es ganas dibunuh. Jiwa binatang monster berjubah es amuk diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif." Mendengar suara di kepalanya, Han Sen tersenyum. Jiwa binatang diperoleh dari makhluk pertama yang dia bunuh di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Ini pastilah pertanda baik. "Yang Manli, aku tidak menyangka kau juga ada di sini. Apakah ada regu khusus di sini?" Han Sen tidak mempedulikan tubuh si monster dan bertanya pada Yang Manli. Yang Manli baru tersadar, menatap Han Sen dan tubuh si monster, dan berkata, "Sebelum kau datang, aku satu-satunya anggota regu khusus. Saat aku mendengar kau ada di sini, aku tidak percaya. Ternyata kau benar-benar ada di tempat payah ini juga." "Kau tahu ini di mana? Dimana penampungan manusia yang terdekat?" tanya Han Sen. Itu adalah hal yang paling ingin dia ketahui. "Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu di mana kita di Tempat Suci Para Dewa Kedua ini. Setidaknya sejauh ini, tidak ada yang mampu keluar dari sini untuk menemukan orang lain," Yang Manli menggeleng dan berkata. "Tempat ini boleh juga. Jika tidak ada banyak orang, tidak ada yang bisa mencuri makhluk dari kita." Han Sen mengangkat bahu dan berjalan ke arah tubuh monster berjubah es ganas. "Tapi pertama-tama kau perlu..." Yang Manli hendak mengatakan bahwa dia perlu membunuh seekor makhluk, tetapi mengingat pukulan Han Sen, dia menelan semua kalimatnya kembali. Chapter 438 - Kenyataan Kejam Han Sen memanggil singa emas, menaruh tubuh monster berjubah es di punggungnya dan menungganginya. Han Sen melambai pada Yang Manli dan bertanya, "Apakah ada tempat terdekat untuk bersembunyi dari badai? Mari kita beristirahat dan makan daging." Yang Manli ragu-ragu, tetapi melompat ke punggung singa emas, menuntun Han Sen ke gua terdekat. Han Sen menguliti tubuh monster berjubah es dengan pisau serigala terkutuk, mengeluarkan perkakas untuk membuat api dan mulai memanggang daging dengan panah jiwa binatang sebagai tusukannya. Dia juga menggunakan panci untuk membuat sup. "Apa dia benar-benar baru berevolusi?" Yang Manli masih memikirkan pukulan yang digunakan Han Sen untuk membunuh monster berjubah es ganas. Sebagai evolver sakral, dia tidak bisa mencapai hal itu sama sekali. Bahkan jika dia memukul si monster 100 kali, mustahil dia bisa membunuh monster berjubah es ganas, apa lagi satu pukulan. Untuk monster berjubah es biasa, mungkin dia bisa membunuhnya. Akan tetapi, dia tidak akan bisa menghancurkan jubah monster ganas. Dibandingkan dengannya, pukulan Han Sen langsung menghancurkan jubah sekaligus monster berjubah es, yang tidak tampak seperti kekuatan yang dimiliki evolver yang baru berevolusi. "Apakah kau pernah mendengar nama Han Jingzhi?" Han Sen menatap Yang Manli dan bertanya dengan santai. Mendengar nama itu, ekspresi Yang Manli tiba-tiba berubah. Meskipun dia kembali normal dengan cepat, Han Sen masih menyadarinya. "Han Jingzhi yang mana?" Yang Manli mengerutkan dahi dan bertanya. "Instruktur Han Jingzhi dari Pasukan Khusus Darah Biru, ahli tenaga dalam," balas Han Sen. "Kau tahu tentang Han Jingzhi?" ekspresi Yang Manli berubah lagi. Dia terkejut bahwa Han Sen mengenal nama Han Jingzhi. "Jadi dia juga mengetahui soal Han Jingzhi." pikir Han Sen dan berkata dengan tenang, "Kakek buyutku juga bernama Han Jingzhi." "Apa? Instruktur Han adalah kakek buyutmu? Tidak mungkin!" seru Yang Manli. "Mengapa kau bereaksi seperti itu? Aku cuma bilang nama kakek buyutku Han Jingzhi, tapi aku tidak bilang dia itu instruktur Pasukan Khusus Darah Biru." Han Sen tersenyum pada Yang Manli. Yang Manli tiba-tiba diam, menatap Han Sen sambil menggigit bibirnya. Jika Han Sen benar-benar keturunan Han Jingzhi, tidak aneh kalau dia memiliki kekuatan seperti itu. Namun, di mata Yang Manli, itu jelas mustahil, karena dari awal Han Jingzhi tidak punya anak. Hanya saja kenyataan bahwa Han Sen mengetahui nama Han Jingzhi dan kekuatan luar biasanya membuat Yang Manli bimbang. Awalnya, Yang Manli pikir Han Sen hanyalah pria biasa yang berbakat dan beruntung, tapi dia tidak berpikir seperti itu lagi. "Dari mana keluargamu berasal?" Setelah keheningan panjang, Yang Manli akhirnya bertanya. "Dari mana menurutmu?" Han Sen tersenyum menatap Yang Manli. Yang Manli segera menutup mulutnya. Keheningan pun kembali. Han Sen menawarkan daging panggang pada Yang Manli, tapi Yang Manli tidak mengulurkan tangannya. Dia menggigit bibir dan berkata, "Aku tidak memberikan kontribusi apa pun, jadi ini bukan milikku." Han Sen tersenyum, menaruh panah itu di tangannya dan berkata, "Kau pernah menjadi bawahanku, dan aku harap kau terus mengikutiku. Aku tidak bisa menjamin apapun kecuali makanan." Yang Manli menatap daging itu, hendak mengembalikannya pada Han Sen dengan cara yang terhormat, tetapi tangannya tidak bergerak. Dia memandang rendah Han Sen pada awalnya. Setelah Qin Xuan pergi, dia memberikan posisi kepala regu khusus pada Han Sen, bukannya Yang Manli yang membuatnya semakin kesal pada Han Sen. Meskipun kemudian Yang Manli menyadari kemampuan Han Sen, sebagai wanita yang angkuh, dia tidak rela menundukkan kepalanya pada Han Sen. Mungkin dahulu, Yang Manli akan melemparkan daging itu kembali ke muka Han Sen mendengar perkataannya, karena tidak mungkin Yang Manli rela menerima perintah dari Han Sen. Akan tetapi, setelah menghabiskan waktu yang lama di Tempat Suci Para Dewa Kedua, Yang Manli banyak menderita dan mulai mengerti betapa sulitnya berburu sesuatu di tempat ini. Jika dia terus seperti ini, Yang Manli tidak melihat adanya harapan, dan mungkin suatu hari, dia akan menyerah dengan sendirinya. Meskipun Yang Manli tidak ingin disuruh-suruh Han Sen, penampilan Han Sen membuatnya sangat paham betul betapa besar jarak di antara mereka berdua, yang juga membuatnya melihat harapan. Yang Manli menatap daging di tangannya untuk waktu yang cukup lama dan tiba-tiba mencicipinya. Saat dia melahap daging itu, matanya pun berair. Han Sen tersenyum pada Yang Manli tanpa berbicara. Saat dia selesai, Han Sen menyerahkan potongan daging lainnya. Yang Manli bahkan tidak menoleh, mengambil daging dan mulai makan. Setelah memakan empat potong daging dan meminum semangkuk sup, dia lalu berhenti, menggertakkan gigi, dan bertanya pada Han Sen, "Katakan, apa yang kau inginkan?" "Jangan bertingkah seakan aku akan memperkosamu. Aku hanya mau kau menjadi anak buahku dan melakukan beberapa hal untukku." Han Sen menatap Yang Manli, tidak tahu harus berkata apa. Paras wajah wanita itu seperti tokoh utama yang mau mengorbankan diri untuk tanah airnya. "Apa yang bisa kulakukan?" Yang Manli terdiam. Orang sombong sepertinya telah kehilangan kepercayaan diri di bawah kenyataan kejam. "Ada banyak hal yang bisa kau lakukan. Contohnya, kau bisa mengatur penampungan roh setelah aku menaklukannya, mengumpulkan biaya perlindungan, menjual daging, dan merekrut beberapa orang." Han Sen menunjuk penampungan roh di gunung besar sana. Yang Manli pun berkata dengan dingin, "Kau terlalu percaya diri. Jangan harap kau bisa menaklukan penampungan roh hanya karena kau bisa membunuh monster ganas. Di sana setidaknya ada puluhan makhluk mutan dan satu roh bangsawan di dalam penampungan. Apa kau tahu mereka itu seperti apa? Makhluk mutan manapun memiliki tingkat kemampuan setidaknya lima puluh, dan yang paling kuat di antara mereka sekitar tujuh puluh atau delapan puluh. Puluhan makhluk mutan, digabungkan dengan roh bangsawan yang cukup pandai dengan fisik yang sama kuatnya¡ªbahkan jika kau telah melampaui poin geno biasa dan poin geno primitifmu, mustahil kau bisa menaklukan penampungan roh itu." "Apa benar?" Han Sen tidak berdebat dengannya dan berkata dengan santai. Namun, siapa pun bisa melihat pandangan meremehkan dari wajahnya, yang membuat Yang Manli sangat khawatir. Dengan sedikit menggebu-gebu, dia berkata, "Aku akui kau kuat, lebih kuat dariku. Namun, ada perbandingan kekuatan di sana. Kau tidak bisa menaklukan penampungan roh sendirian. Hal terbaik yang bisa kau lakukan adalah menggunakan kemampuanmu untuk membunuh makhluk primitif sebanyak yang kau bisa untuk dijual ke orang lain. Dengan ini, kau bisa menghasilkan uang dan memperkuat kemampuan semua orang pada saat yang bersamaan. Saat kita semua telah melampaui poin geno biasa dan poin geno primitif, kita bisa bekerja sama untuk menaklukan penampungan roh, dan ini adalah cara satu-satunya." Chapter 439 - Laba-laba Salju "Kau benar, dan berpikir ke arah yang benar. Akan tetapi, aku tidak bisa membuang banyak waktu. Itulah mengapa aku ingin menaklukan penampungan roh itu dalam satu bulan," kata Han Sen tenang. "Satu bulan?" Yang Manli menatap Han Sen seakan dia sudah gila. "Iya, satu bulan," Han Sen mengangguk dan mengulanginya. Sebenarnya, dia sudah cukup konservatif. Dengan kekuatannya sekarang, dia jelas bisa menyerang penampungan roh sendirian. Karena dia memiliki tingkat kemampuan sekitar 80, tidak ada makhluk mutan yang lebih kuat darinya. Akan tetapi, ada puluhan makhluk mutan di penampungan roh. Apa lagi jika ada makhluk mutan ganas, itu akan menjadi cukup rumit. Selain itu, Han Sen belum pernah bertarung dengan roh sebelumnya, jadi dia tidak ingin mengambil resiko. Saat ini, dia hanya bisa meraba-raba. Namun, setelah sebulan, saat Zero kemari, akan sangat mudah untuk menaklukan sebuah penampungan roh bangsawan. Akan tetapi, bagi Yang Manli, itu tidak bisa dipercaya. Di matanya, perkataan Han Sen jelas naif, yang tidak mungkin berasal dari orang dewasa yang masuk akal. Dia mulai menyesali pilihan yang dia buat. Mengikuti seseorang yang sombong seperti ini membuatnya merasa tidak aman. Han Sen tidak mengatakan apapun. Lagipula dia tidak pernah mencoba membujuk Ynag Manli. Dia juga tidak berencana membawa Yang Manli bersamanya untuk menaklukan penampungan roh, yang akan membongkar kemampuan sebenarnya. Han Sen hanya berencana untuk meminta Yang Manli agar mengurus penampungan setelah dia menaklukannya. Lagi pula, dia sangat mengenal dan cukup percaya padanya. Selain itu, tidak ada yang bisa dia percaya saat ini. "Ambil sisa dagingnya dan kembalilah dahulu." Han Sen memakan beberapa daging panggang, tapi karena ukuran monster itu terlalu besar, daging yang dia makan bahkan tidak memberikannya satu pun poin geno primitif, jadi dia memutuskan untuk berhenti makan begitu saja. Han Sen ingin membunuh beberapa makhluk yang lebih kecil, yang akan memberikannya tantangan lebih dalam menaikkan poin geno. Makhluk lainnya mungkin sedikit sulit, tetapi makhluk primitif mudah sekali dibunuh bagi Han Sen. "Aku, membawa ini sendirian?" Yang Manli menatap Han Sen tidak percaya. Tadinya, dia pikir Han Sen akan meminta sesuatu sebagai balasan karena memberikannya hadiah seperti ini. "Apa kau mau jika aku memintamu bergabung denganku untuk menaklukan penampungan roh?" Han Sen menatapnya sambil tersenyum. Yang Manli pun merona, mengepalkan tangannya dengan kencang tanpa mengatakan apa-apa. Meskipun Han Sen tidak mengatakannya, dia merasa menjadi beban, beban yang tak berguna. Terlebih lagi, dia ada di hadapan orang yang pernah dia benci, yang membuat Yang Manli begitu malu sampai dia berharap bisa menghilang ke dalam lubang. "Tunggulah aku sampai kembali." Han Sen dengan wajar tidak mengerti apa yang dia pikirkan. Menurutnya, Yang Manli adalah orang yang bisa dipercaya di penampungan, jadi dia jelas ingin meminta bantuannya. Dia tidak punya pemikiran lain. Han Sen sudah lama lupa dengan hal yang terjadi dulu, karena Yang Manli tidak benar-benar melakukan sesuatu padanya. Sebaliknya, dia bahkan mengajarinya memanah. Han Sen membereskan barang-barangnya dan melambaikan tangan pada Yang Manli, berjalan keluar dari gua dan menghilang di tengah badai. Melihat Han Sen pergi, ekspresi Yang Manli terlihat rumit. Dia tidak menyadari sampai saat ini setiap kali dia melihat Han Sen, dia selalu berubah. Saat ini, dia hanya bisa mengandalkannya. Pernah suatu kali, dia pernah berkata pada Han Sen untuk datang ke Tempat Suci Para Dewa Kedua lebih awal, karena inilah tahap sebenarnya. Akan tetapi, dia baru menyadari bahwa dia bukanlah apa-apa di hadapan Han Sen walau kenyataannya dia telah memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua jauh lebih awal dari Han Sen. Yang dia bisa lakukan hanyalah menjadi bawahannya. Han Sen bergegas menuju gunung salju besar tempat penampungan roh berada. Akan lebih baik jika dia bisa menaklukannya sendirian. Jika dia tidak beruntung, dia setidaknya bisa berburu dan menunggu sampai Zero datang. Meskipun jalan menuju gunung tampak lurus, sebenarnya membutuhkan banyak waktu untuk sampai ke sana. Saat Han Sen mengendarai singa emas lebih dari setengah hari, dia masih belum sampai di gunung. Di hadapannya, tiba-tiba ada jurang es raksasa dengan lebar lebih dari seribu kaki. Saat memandang ke bawah jurang, Han Sen tidak bisa melihat dasarnya. Semakin dalam, jurang itu semakin sempit. Secara bertahap, jurang itu membentuk garis hitam yang tampak seperti jalan masuk menuju alam baka. Saat Han Sen hendak memanggil raja cacing batu emas untuk membawanya di udara, dia tiba-tiba mendengar suara aneh dari dasar jurang. "Krak¡­ Krak..." suara itu berirama cepat, seakan ada orang yang sedang memahat es berulang kali. Han Sen memandang ke bawah jurang, dan suara itu menjadi semakin jelas. Tidak lama, Han Sen melihat sesuatu yang menghasilkan suara tersebut. Pada tebing es di jurang itu, laba-laba raksasa berbulu putih dengan cepat memanjat naik ke atas tebing, mengayunkan kakinya yang seperti sabit. Tampaknya dia menyadari keberadaan Han Sen dan menganggapnya sebagai sasaran. "Kau harusnya bisa selamat, tetapi kau malah cari mati di sini. Mari kita lenyapkan kau terlebih dahulu." Han Sen mundur sedikit, menunggu laba-laba raksasa untuk memanjat keluar dari jurang. Dalam sesaat, laba-laba itu telah memanjat naik. Tubuhnya seperti bola salju, dan delapan kakinya sangat tajam seperti duri yang tampak menakutkan. Han Sen menatapnya dengan hati-hati dan berpikir itu tampak seperti raja kepiting. Dia penasaran apakah dagingnya juga selezat kepiting. Tidak tahu seberapa kuat laba-laba itu, Han Sen memanggil raja cacing batu emas dan menyuruhnya untuk menyerang si laba-laba. Meskipun tampak mengesankan, laba-laba putih itu hanyalah makhluk primitif. Setelah beberapa serangan, raja cacing batu emas memotong laba-laba putih menjadi beberapa bagian. "Makhluk primitif laba-laba salju dibunuh. Tidak ada jiwa binatang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif." Han Sen merasa puas. Meskipun laba-laba salju cukup besar untuk ukuran laba-laba, ukurannya hanya sedikit lebih besar dari bola basket. Meskipun kakinya panjang, Han Sen pikir tidak banyak daging di dalamnya, jadi sangat mudah untuk dimakan. Melihat potongan yang dibuat oleh raja cacing batu emas, Han Sen melihat daging transparan seperti agar-agar dan ingin menyantapnya. Berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun, ini adalah daging yang terbaik, lezat dan manis. Saat Han Sen hendak mengambil tubuh laba-laba itu, dia langsung merasa ada yang salah, karena suara berderak tadi tidak menghilang, tetapi menjadi semakin kencang. Han Sen mendongak dan melihat gelombang laba-laba putih keluar dari tebing es bagaikan longsoran batu. Han Sen tidak takut sama sekali dengan para laba-laba itu. Tidak peduli sebanyak apa pun, mereka hanya akan menjadikan makan malamnya lebih baik. Akan tetapi, saat Han Sen hendak beraksi, dia tiba-tiba melihat sebuah kaki putih berbintik setebal tiang listrik dengan cakar sabitnya sepanjang satu kaki menjulang, diikuti dengan beberapa kaki laba-laba yang sama besarnya. Chapter 440 - Menghadapi Makhluk Berdarah Sakral Han Sen hampir melompat ke punggung raja cacing batu emas tanpa berpikir lagi, membumbung di udara di punggung peliharaannya. Sambil menatap ke bawah, dia melihat laba-laba salju raksasa keluar dari tebing es. Ukurannya sangat besar sampai-sampai bisa menelan seseorang dalam satu gigitan. Han Sen tidak tahu apakah laba-laba raksasa itu makhluk mutan atau makhluk berdarah sakral. Dia tidak takut dengan makhluk mutan, tetapi makhluk berdarah sakral mungkin akan berbahaya. Saat Han Sen mengamati laba-laba salju raksasa, laba-laba itu tiba-tiba membuka mulutnya. Jaring putih setebal tangan bayi melayang ke arah Han Sen dan raja cacing batu emas. "Sial! Lari." Han Sen ingin menyuruh raja cacing batu emas untuk terbang lebih tinggi, tetapi dia sudah terlambat. Jaring putih telah menangkap salah satu cakar raja cacing batu emas. Raja cacing batu emas mencoba memotong jaring itu dengan cakarnya yang lain. Namun, cakar tajamnya ternyata ikut menempel di jaring putih itu. Laba-laba salju itu menyentak keras jaring putih itu. Meskipun empat sayapnya mengepak dengan cepat, raja cacing batu emas tidak bisa menahan kekuatan si laba-laba dan ditarik turun ke arah laba-laba dengan jaring putihnya. "Makhluk berdarah sakral!" Han Sen terkejut. Dia belum punya kemampuan untuk membunuh makhluk berdarah sakral. Dia tidak ingin mempertaruhkan nyawanya. Melihat bahwa dia hampir ditarik menuju si laba-laba bersama raja cacing batu emas, Han Sen tidak lagi berani untuk ragu-ragu dan memanggil burung padang pasir serta pisau serigala terkutuk. Burung padang pasir mengepakkan sayapnya dan menjadi burung api berwarna merah dan emas, melayang di atas kepala Han Sen, memberikan kilau merah keemasan pada pisau serigala terkutuk dan raja cacing batu emas. Dengan pengaruh aura dari burung padang pasir, sayap raja cacing batu emas menjadi lebih kuat. Sambil mengepakkan sayapnya dengan kencang, dia mencoba menyingkirkan tarikan si laba-laba. Akan tetapi, kekuatan seperti itu jelas tidak cukup. Raja cacing batu emas masih ditarik menuju mulut laba-laba, hanya saja dengan kecepatan yang lebih lambat. Han Sen berdiri di punggung raja cacing batu emas dan dengan cepat berubah wujud menjadi ratu peri. Dengan menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan secara bersamaan, seluruh tubuhnya diisi dengan kekuatan yang luar biasa tiba-tiba, ototnya bergetar dan jantungnya berdebar kencang. "Tebas!" Han Sen menebaskan pedang serigala terkutuk pada jaring putih itu. Han Sen merasakan pisaunya tertancap pada sesuatu yang kaku dan lengket, tetapi dia tidak bisa membiarkannya saat ini. Jadi, dia terpaksa menebas lebih keras. Jaring itu rusak secara signifikan dan akhirnya hancur. Jaring yang rusak itu memantul kembali ke mulut laba-laba salju raksasa. Han Sen dengan cepat memanggil kembali raja cacing batu emas yang baru saja memperoleh kebebasannya, mendarat di atas salju dan segera melarikan diri. Makhluk berdarah sakral setidaknya memiliki indeks kekuatan di atas delapan puluh. Banyak makhluk berdarah sakral yang bahkan memiliki level kekuatan di atas 100. Laba-laba salju raksasa ini jelas telah melewati delapan puluh dan Han Sen tidak mau mengambil resikonya. Bahkan jika dia ingin membunuhnya, dia harus menunggu sampai Zero datang. Melihat Han Sen kabur, laba-laba salju raksasa membuka mulutnya lagi dan bayangan putih lainnya menghampiri Han Sen. Han Sen cukup lincah untuk menghindari jaring putih itu dan dengan cepat terus berlari. Para laba-laba salju mengejarnya bagaikan longsoran batu. Laba-laba salju raksasa sangatlah cepat, mendekatinya dengan jarak seratus kaki dalam setiap langkahnya. Han Sen tidak bisa berlari mendahuluinya dengan apa yang dia miliki. Selain itu, laba-laba salju raksasa terus menerus meludahkan jaring padanya, yang membuat Han Sen terpaksa menghindar sekaligus. Jika kena, dia akan ada dalam bahaya. Berangsur-angsur, laba-laba salju primitif tidak lagi bisa mengejar mereka. Hanya laba-laba salju raksasa yang masih mengejar Han Sen. "Bukankah mereka bilang di sana hanya ada satu roh bangsawan dan puluhan makhluk mutan di penampungan roh? Mengapa bisa ada laba-laba berdarah sakral?" Han Sen merasa cukup kesal. Namun, hal itu wajar jika dipikir-pikir kembali. Roh bangsawan tidak bisa mengontrol makhluk berdarah sakral, jadi wajar saja laba-laba salju raksasa bebas berkeliaran. Han Sen tidak bisa menyingkirkan laba-laba salju raksasa. Setelah berlari sekian lama, dia tidak bisa kabur lagi. Tebing ada di mana-mana. Han Sen ingin memanggil raja cacing batu emas untuk membawanya, tetapi dia tiba-tiba mendengar pekik kicauan burung dari bawah jurang. Dengan suara kepakan, burung raksasa bersayap hitam legam terbang dari jurang, sayapnya terbentang sepanjang seratus kaki. "Sial! Tuhan, kau tidak perlu mempermainkanku seperti ini. Bisakah kita berteman?" Burung adalah jenis makhluk yang paling ditakuti Han Sen. Dulu, dia hampir dibunuh oleh burung perak dan terpaksa kabur dengan menceburkan diri ke sungai. Menjumpai burung raksasa lagi, Han Sen merasa sangat sial. Benar saja, burung hitam itu segera menyerbu Han Sen setelah naik ke atas. Kecepatannya seperti tornado hitam, cepat dan ganas serta menakutkan. Bahkan jika dia berpikir dengan dengkulnya, Han Sen pun tahu kalau ini adalah makhluk berdarah sakral, melihat keberanian si burung untuk mencuri buruan dari laba-laba salju raksasa. Dinilai dari kecepatan si burung hitam, Han Sen tahu bahwa dia bukanlah burung biasa. Sambil mengeluhkan kesialannya, Han Sen tidak bisa kabur dengan laba-laba salju yang mengejarnya dari belakang dan burung hitam yang menghadang jalan di hadapannya. Jika dia memanggil raja cacing batu emas untuk membawanya ke udara saat ini, dia akan menjadi makanan si burung hitam. Tidak peduli seberapa cepat raja cacing batu emas, mustahil dia bisa lebih cepat dari makhluk berdarah sakral ini. Han Sen memutuskan untuk tidak kabur. Setelah berubah wujud menjadi ratu peri, matanya yang keemasan mulai berkilauan, mengamati setiap gerakan laba-laba salju raksasa dan burung hitam. Saat si burung hitam meluncur turun, Han Sen dengan cepat menghindar dari cakarnya. Saat jaring laba-laba dilempar pada Han Sen, dia juga mampu menghindarinya. Han Sen tidak mundur dan melangkah maju ke arah laba-laba salju raksasa. Delapan kaki laba-laba seperti sabit pun menyilang seperti gunting, mencoba untuk membelah Han Sen yang ada di bawah perut laba-laba. Han Sen merasa tenang, jantungnya berdetak kencang dan kakinya melepaskan tenaga yang menakjubkan, bergerak ke atas dan ke bawah kaki laba-laba, menghindari semua serangan. Burung hitam berkicau dan mencakar Han Sen lagi. Dengan laba-laba dan burung yang memburu Han Sen bersama-sama, dia tidak bisa melarikan diri. Chapter 441 - Di Bawah Tebing Es Han Sen tidak mau melarikan diri. Jika dia mengerahkan segenap tenaganya, indeks kebugarannya juga lebih dari 80. Bahkan jika kedua makhluk berdarah sakral dilengkapi dengan fisik lebih dari 100, mereka tidak memiliki keunggulan mutlak. Sayangnya, situasinya terlalu berbahaya, maka Han Sen tidak berani memanggil burung gurun, takut akan dibunuh oleh kedua makhluk berdarah sakral. Kalau tidak, indeks kebugarannya seharusnya lebih tinggi. Walaupun demikian, di bawah pengepungan dua makhluk berdarah sakral, Han Sen bergerak ke kiri dan ke kanan untuk menghindari semua serangan kedua makhluk itu, tanpa terluka. Jika Yang Manli ada di sana dan menyaksikan hal itu, matanya mungkin akan melompat keluar. Di antara para evolver, mungkin hanya mereka dengan indeks kebugaran di atas 100 dapat melakukannya. Walaupun Han Sen tidak memiliki fisik sekuat kedua makhluk itu, dia adalah seorang manusia yang dilengkapi dengan kepintaran dan teknik. Sepanjang perbedaannya tidak terlalu mencolok, dia tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi kedua makhluk itu. Han Sen menggunakan Sparticle semaksimal mungkin. Yang lebih penting, keahlian memojokan lawan yang dipelajari dari Ratu membuatnya menjadi pemain Go, mengarahkan kedua makhluk berdarah sakral ke dalam perangkapnya. Sejak dia mempelajari keahlian memojokkan lawan dari Ratu, Han Sen telah mempejarinya secara mendalam. Walaupun keahlian Han Sen tidak sebaik Ratu, dia telah mencapai sesuatu dan semakin menguasai keahlian itu. Setiap langkah, setiap putaran, dan setiap jeda dibuat dengan perhitungan yang masak. Walaupun mungkin masih terlalu awal untuk mengatakan ini, manfaat yang didapatkan semakin jelas. Laba-laba sutra tidak menyentuh Han Sen, tetapi menangkap cakar burung hitam. Mengepakkan sayapnya dengan tak berdaya, burung hitam tidak dapat memukul Han Sen, tetapi mengenai laba-laba salju raksasa yang diarahkan oleh Han Sen ke sana. Ada lebih banyak lagi kejadian yang kebetulan seperti ini. Kedua makhluk berdarah sakral tidak dapat melukai Han Sen, tetapi cukup banyak saling melukai. Perlahan-lahan, kedua makhluk berdarah sakral menjadi marah satu sama lain dan tidak mempedulikan Han Sen. Karena mereka sibuk bertarung sendiri, Han Sen mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri, melihat kedua makhluk itu bertarung dari jauh, sementara itu dia berpikir dengan senang, jika Ratu dapat melihat keahlianku ini, dia pasti akan memujiku. Pada saat ini, Han Sen tidak terburu-buru untuk kabur, tetapi mengamati kedua makhluk itu bertarung. Indeks kebugaran mereka pasti di atas 100. Dengan gerakan yang ganas, dinding es dan bebatuan terhantam mereka saat mereka bertarung, sehingga dinding-dinding retak dan berjatuhan. Burung hitam tersangkut dengan laba-laba sutra dan menjadi semakin lambat. Laba-laba salju raksasa juga menusuk burung hitam di beberapa tempat, darahnya yang transparan terus menerus mengalir. "Teruskan, teruskan. Kalian sebaiknya saling membunuh jadi aku dapat memperoleh poin geno secara cuma-cuma. Walaupun kalian berdua berukuran besar, aku tidak keberatan makan lebih banyak." Ketika Han Sen menyemangati kedua makhluk itu, dia berpikir, daging mereka tidak akan rusak dalam suhu serendah ini, bukan? Aku bahkan dapat menyimpannya untuk beberapa hari. Awalnya, Han Sen berpikir bahwa burung hitam akan menjadi semakin ganas, sementara laba-laba sutra begitu tangguh sehingga burung hitam perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk bergerak karena dia tertutup oleh sutra laba-laba. Namun, burung hitam itu segera melahap laba-laba salju raksasa. Ketika Han Sen merasa bimbang apakah dia sebaiknya menyerang burung hitam, burung hitam itu dengan cepat melompat ke bawah tebing es. Karena laba-laba salju telah mengeluarkan terlalu banyak sutra pada burung hitam, dia juga terbawa ke dalam tebing. Han Sen terpana dan dengan cepat berlari ke ujung tebing. Suasana di bawah tebing berkabut, maka Han Sen tidak dapat melihat apa yang terjadi di sana. Dia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan kedua makhluk berdarah sakral itu. Dia menunggu cukup lama tetapi tidak mendengar suara ada yang jatuh. Tidak ada suara teriakan juga. Kabut tidak bergerak. "Apa yang terjadi?" Han Sen tidak dapat memutuskan apa yang harus dia lakukan, hanya menatap pada kabut dingin. Kedua makhluk berdarah sakral seharusnya terluka parah, jadi dia memiliki kesempatan. Namun, Han Sen tidak yakin apakah mereka hidup atau mati, dia juga tidak tahu ada apa di bawah sana, sehingga dia tidak berani turun. Namun, dia akan kehilangan kesempatan terbaik kalau dia pergi. "Baiklah. Seseorang harus punya keberanian agar dapat bertahan hidup. Itu adalah dua makhluk berdarah sakral, tidak mungkin aku melewatkannya. Selain itu, aku cukup berkemampuan. Walaupun ada seekor makhluk berdarah sakral yang tersisa, aku setidaknya dapat meloloskan diri kalaupun tidak sanggup membunuhnya." Han Sen menggertakkan giginya dan memanggil raja cacing batu emas, terbang ke bawah tebing es dengan menunggangi hewan piaraannya ke dalam kabut yang dingin. Bahkan Han Sen yang telah melatih Kulit Giok, tetap bergemetar dalam kabut dingin. Kabut itu sangat sejuk dan lembab, lebih parah daripada es. Jika dia hanya pria biasa, dia mungkin harus berbaring selama beberapa hari setelah menembus kabut. Untungnya, Kulit Giok memiliki dampak khusus ketika berhubungan dengan daya tahan terhadap dingin. Han Sen duduk di punggung raja cacing batu emas dengan mata yang tertuju pada dasar tebing. Namun, kabut begitu tebal sehingga Han Sen tidak dapat melihat ada apa di bawah sana. Setelah beberapa saat, kabut yang tebal mulai menyebar. Han Sen dengan samar-samar melihat sesuatu dibawah sana, tetapi dia tidak yakin apakah itu adalah laba-laba salju raksasa atau burung hitam. Han Sen memerintah raja cacing batu emas untuk terbang ke bawah beberapa kaki lagi dan dia akhirnya dapat mengetahui ada apa di bawah. Han Sen membuka matanya lebar-lebar. Laba-laba salju raksasa dan burung hitam keduanya hampir mati, tetapi bukan karena pertarungan mereka sebelumnya. Di bawah tebing es yang besar, ada kolam air es, dan dari dalam sana muncul seekor monster yang tampak seperti cumi-cumi dengan banyak tentakel. Laba-laba salju dan burung hitam tertangkap oleh tentakel. Walaupun mereka menggeliat, karena luka yang diderita sebelumnya atau karena kenyataan bahwa mereka lebih lemah daripada monster itu, mereka tidak dapat melepaskan diri dari tentakel. Sebaliknya, tentakel itu semakin kencang mengekang mereka. Tidak lama kemudian, kedua makhluk itu hampir terbunuh. Untungnya, monster tampaknya tidak berencana untuk menyerang selain mengencangkan tentakelnya. Dia tidak dapat langsung mencekik kedua makhluk berdarah sakral itu. Namun, itu hanya masalah waktu. Han Sen terpana dengan kenyataan bahwa ada tiga makhluk berdarah sakral, setiap makhluk lebih mengerikan daripada yang sebelumnya. Tampaknya wilayah yang tertutup dengan es dan salju ini jauh lebih berbahaya daripada perkiraan Han Sen. Awalnya, Han Sen berpikir jika dia dapat mengambil alih tempat penampungan arwah bangsawan, dia dapat melakukan apapun yang dia inginkan di wilayah ini. Namun, tampaknya dia terlalu naif. Chapter 442 - Arwah Bangsawan Han Sen menatap burung hitam dan laba-laba salju raksasa yang hampir tercekik mati. Jika dia menyerang mereka pada saat yang tepat, dia mungkin akan memperoleh jiwa binatang berdarah sakral. Namun, sebelum Han Sen menemukan kesempatan yang tepat, terdengar suara longlongan binatang dari ujung lainnya dalam lembah es diikuti dengan suara detakan tapak. Apakah ada makhluk berdarah sakral lainnya? Han Sen terkejut. Han Sen segera menemukan bahwa ternyata dugaannya salah. Tidak ada makhluk berdarah sakral, tetapi komplotan binatang berbaju baja es berlari seperti prajurit yang terlatih. Ada sekurang-kurangnya 300 atau 400 jumlahnya. Binatang- binatang berbaju baja es melemparkan dirinya pada monster bertentakel, menggigit tentakelnya. Monster itu menyapukan tentakelnya dan berhasil menyingkirkan beberapa binatang- binatang berbaju baja es, namun ada lebih banyak lagi yang datang menyerangnya. Setelah binatang- binatang berbaju baja es, Han Sen melihat beruang kutub raksasa, serigala unicorn, dan wendigo. Setiap makhluk tampak sangat kuat dan ganas. Di akhir pasukan ada seekor harimau putih bergaris-garis merah yang ditunggangi oleh seorang wanita yang anggun dengan jubah pendeta yang mewah. Wanita itu memiliki mata dan rambut berwarna ungu, memegang sebuah tongkat yang tampaknya terbuat dari kristal, matanya tertuju pada monster, burung hitam dan laba-laba salju. Wanita pendeta itu menunjukkan tongkatnya pada monster. Beruang kutub, serigala, dan wendigo melonglong dengan kencang dan melemparkan diri mereka ke monster. Secara alami, makhluk dengan tingkat lebih rendah merasa takut dengan makhluk dengan tingkat yang lebih tinggi daripada mereka, maka mereka tidak berani bertarung dengan makhluk yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, beruang kutub, binatang- binatang berbaju baja es, dan wendigo yang tampak seperti makhluk mutan tidak merasa takut dengan monster tentakel berdarah sakral. Di bawah perintah wanita pendeta, mereka menerima kematian dengan tenang dan bersama-sama bertarung dengan monster itu. "Arwah!" Han Sen bersembunyi di balik dinding es, mengamati wanita pendeta dengan takjub. Arwah itu memiliki kulit yang hampir transparan. Matanya seperti kucing dan kupingnya lancip. Tidak mungkin dia adalah manusia. Han Sen hanya mengetahui ada arwah bangsawan dalam tempat penampungan arwah di gunung, yang seharusnya adalah dia. Makhluk-makhluk itu juga mirip dengan yang pernah Han Sen dengar. Namun, Han Sen tidak tahu apa yang ingin dia lakukan. Menilai dari jumlah mahluk, dia seharusnya telah mengerahkan semua kekuatan dari tempat penampungannya. Walaupun ada banyak makhluk di sisinya, mereka bukan tandingan monster. Binatang- binatang berbaju baja es bahkan tidak sanggup melukai kulit monster. Serangan dari makhluk-makhluk mutan hanya meninggalkan bekas bayangan pada monster, yang tampaknya tidak terlalu efektif. Sebaliknya, sekali monster itu menyapukan tentakelnya, beberapa binatang- binatang berbaju baja es akan tersingkirkan dan terluka parah bahkan ada yang langsung terbunuh. Sementara Han Sen berpikir mengapa arwah bangsawan melakukan ini, dia tiba-tiba mengangkat tongkat kristalnya. Tongkat kristal mengeluarkan ombak-ombak kecil yang akhirnya menyelubungi seluruh tubuhnya. Dalam sesaat, semua bebatuan di jubahnya mulai hidup dan bersinar, mengelilingi tubuhnya dengan cahaya. Ketika cahaya itu secara perlahan-lahan redup, Han Sen melihat penampakan dirinya dan menatap matanya yang lebar. Pada saat ini, arwah bangsawan tertutup dengan baju baja kristal dengan pola berwarna merah. Baju baja itu tampak misterius dan mewah, membuat dia lebih terlihat megah. Tongkat kristal sekarang berubah menjadi tombak kristal dengan garis-garis merah. Arwah bangsawan memegang tombak di belakang tubuhnya, matanya tertuju pada monster tentakel. "Bunuh!" Arwah bangsawan berseru dengan dingin. Tunggangannya, harimau putih bergaris-garis merah dengan cepat berlari menuju monster tentakel dan dalam waktu singkat berada di dekat monster. Berpegang pada dua makhluk berdarah sakral dan di bawah pengepungan begitu banyak makhluk mutan, monster tentakel tidak dapat fokus, walaupun dia tidak terluka. Dia tidak dapat melihat harimau putih bergaris-garis merah yang telah menuju ke kepalanya. Menunggangi harimau di udara, arwah bangsawan menatap kepala monster dengan dingin. Pada saat harimau disapu oleh monster, tombak di tangan arwah akhirnya bergerak. Seperti kilat yang dingin, tombak kristal menusuk mata juling monster. Dengan sebuah longlongan, monster itu tiba-tiba mengayunkan belasan tentakelnya dengan sembarangan, menghempaskan kedua makhluk berdarah sakral dan makhluk-makhluk mutan. Namun, arwah bangsawan tetap bertahan di sana. Harimaunya menyerang monster itu kembali. Bum! Kali ini, tidak ada yang menyita perhatian monster, jadi dia memperhatikan harimau. Sebuah tentakel tiba-tiba menghempaskan harimau putih bergaris-garis merah. Pada saat harimau terkena pukulan, arwah bangsawan yang megah menggerakan kaki jenjangnya yang tertutup dengan baju baja. Dia menapak pada punggung harimau dan tubuhnya yang berlekuk indah melompat ke udara. Memegangi tombak kristal bergaris-garis merah, dia menusuk mata monster yang lainnya. Grrrr! Mata monster lainnya juga tertusuk, diapun berteriak kesakitan. Kali ini, dia tidak menggunakan tentakelnya, sebaliknya dia dengan cepat membenamkan dirinya ke dalam kolam air es, membawa arwah bangsawan bersamanya, menimbulkan semburan yang sangat besar. Han Sen terpana. Arwah bangsawan bahkan lebih kuat daripada dugaannya. Dia seharusnya memiliki indeks kebugaran sekitar 80, yang membuatnya arwah bangsawan tingkat atas. Yang lebih penting, arwah bangsawan sangat piawai dengan ilmu bela diri. Ketika dia sedang bertarung, dia menggunakan gerakan kaki dan keahlian tombak tingkat tinggi, dapat dibandingkan dengan manusia evolver. Singkat kata, kolam menjadi tenang. Dengan semburan lainnya, arwah bangsawan muncul dari dalam kolam yang dingin, dengan tubuh yang basah. Rambut ungunya basah, menempel pada baju baja kristal, membuatnya terlihat menarik dengan gaya yang berbeda. Han Sen melihat dengan jelas bahwa arwah bangsawan hanya menyerang kelemahan monster, yaitu matanya. Monster itu hanya terpaksa kembali ke kolam. Dia tidak sanggup membunuhnya. Chapter 443 - Dua Pertengkaran Dan Pihak Ketiga Yang Mendapatkan Keuntungan Laba-laba salju dan burung hitam yang terluka parah berusaha untuk melepaskan diri dari kekacauan. Namun, makhluk-makhluk dari tempat penampungan arwah melemparkan diri mereka pada kedua makhluk berdarah sakral, menghalangi kepergian mereka. Jika dalam situasi yang berbeda, laba-laba salju maupun burung hitam dapat dengan mudah bertarung atau bahkan membunuh makhluk-mahkluk itu. Namun, mereka baru saja terluka parah dan hampir terbunuh oleh monster, sehingga mereka sulit untuk meloloskan diri dari pengepungan makhluk-makhluk itu. Arwah bangsawan sama sekali tidak memberikan kesempatan, menyerang laba-laba salju dengan tombak di tangannya. Han Sen tiba-tiba memahami bahwa arwah bangsawan memiliki rencana yang sama dengan dirinya. Dia ingin menyingkirkan monster demi memetik keuntungan dengan mudah. Silakan saja. Aku penasaran yang pemenang yang sebenarnya. Han Sen menonton pertarungan dari belakang dinding es dan tertawa kecil dalam hati. Walaupun laba-laba salju dan burung hitam sudah sekarat, mereka bagaimanapun adalah makhluk berdarah sakral. Dengan makhluk-makhluk primitif dan mutan, arwah bangsawan tetap akan menderita kerugian besar ketika berusaha untuk membunuh mereka. Tubuh binatang berbaju baja es berserakan dimana-mana. Lebih dari setengah binatang-binatang berbaju baja es terluka atau mati. Beberapa makhluk mutan juga terbunuh dan terluka. Raut wajah arwah bangsawan tidak berubah, seolah-olah dia tidak peduli dengan kematian makhluk-makhluk itu sama sekali. Dia berfokus pada mencari kelemahan dari kedua makhluk berdarah sakral. Arwah bangsawan sama sekali tidak bermaksud untuk membunuh kedua makhluk berdarah sakral, kalau tidak dia pasti sudah melakukannya. Laba-laba salju dan burung hitam terluka sangat parah. Terbungkus dalam sutra laba-laba, burung hitam sulit bergerak. Jika arwah bangsawan berniat untuk membunuhnya, dia sudah memiliki kesempatan sejak tadi. Jelas, bukan itu yang dia inginkan. Tampaknya dia ingin memperbudak kedua makhluk berdarah sakral, sehingga dia tidak membunuh mereka. Kedua makhluk berdarah sakral sudah terluka sangat parah. Tampaknya mereka hampir mati. Fisik laba-laba salju lebih lemah, maka dia hampir tidak dapat bertahan pada saat ini. Dengan darah yang mengalir dimana-mana, dia segera akan mati. "Cuit!" Laba-laba salju tiba-tiba mengeluarkan suara yang aneh pada arwah bangsawan, menyimpan semua delapan kakinya, dan berbaring dengan perutnya. Melihat tingkah laku laba-laba salju, arwah bangsawan segera mengacungkan tombaknya sebagai tanda agar makhluk-makhluk menghentikan serangannya pada laba-laba salju dan mengarah pada burung hitam. Arwah bangsawan berjalan menuju laba-laba salju dan memegangi tombak secara melintang. Dengan ombak-ombak kecil yang melalui tubuhnya, baju bajanya berubah menjadi jubah pendeta kembali, dan garis-garis merah menghilang dari tombak kristal, yang kemudian berubah menjadi sebuah tongkat. Dia kemudian mengangkat tongkat kristal yang berkilau dan menyentuh kepala laba-laba salju dengan batu permata yang berada di atas tongkat. Laba-laba salju bergemetar, ingin melepaskan diri dari tongkat yang berkilau, tetapi pada akhirnya, dia hanya dapat mencicit dengan perlahan dan menerimanya. Melihat tongkatnya hampir menyentuh kepala laba-laba salju, arwah wanita itu tidak dapat menahan senyumnya. Namun, pada saat ini, dia cepat-cepat merubah ekspresi nya. Bergerak dengan cepat ke kanan, dia sudah terlambat. Sebuah sosok tiba-tiba melewati arwah bangsawan, tongkatnya jatuh ke tanah. Dia menutupi lehernya yang seputih salju dengan kedua tangannya, menatap pria yang menyeringai dengan pisau belati di tangannya. Darah bercucuran di antara jari jemarinya. "Terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku tidak akan melupakanmu. Aku akan berkunjung ke tempatmu lain kali untuk berterima kasih atas jasamu," Han Sen berkata pada arwah wanita itu sambil tersenyum. Tanpa jeda, dia melompat pada laba-laba salju yang berlutut dan menusukkan pisau belati pada wajahnya. Cuit! Laba-laba salju mencicit dengan kesakitan, berusaha untuk berdiri, tetapi sudah terlambat. Han Sen menggerakan pisau belati sehingga kepala laba-laba terbelah, dan darah serta otak menyembur dari lukanya. Laba-laba salju jatuh ke tanah. "Mahkluk berdarah sakral laba-laba salju terbunuh, Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral." Han Sen merasa kesal karena dia tidak mendapatkan jiwa binatang ketika mendengar suara itu. Melihat Han Sen telah membunuh laba-laba salju berdarah sakral, arwah bangsawan menggertakan giginya dan berusaha untuk berkata sesuatu. Namun, ketika arwah bangsawan membuka mulutnya, darah menyembur, dia berubah menjadi cahaya yang menyebar tanpa meninggalkan kata-kata. "Beristrirahatlah dengan tenang," Han Sen berkata dengan perlahan, berlari menuju makhluk berdarah sakral lainnya, burung hitam. Makhluk yang mengikuti arwah bangsawan berpencar dan melarikan diri ketika dia terbunuh. Han Sen tidak sempat memperhatikan mereka. Makhluk-makhluk primitif dan mutan berlimpah, sehingga dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhnya. Namun, sangat sulit menemukan makhluk berdarah sakral, maka dia tidak dapat melepaskan kesempatan ini. Burung hitam tidak lebih kuat daripada laba-laba salju. Han Sen dapat dengan mudah memenggalnya. "Makhluk berdarah sakral muda burung kondor berdarah jahat terbunuh. Jiwa binatang kondor berdarah jahat diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno berdarah sakral." Mendengar suara dalam pikirannya, Han Sen merasa sangat senang sehingga dia hampir melompat. Sebuah jiwa binatang makhluk berdarah sakral! Ini adalah jiwa binatang berdarah sakral pertama yang diperolehnya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Sebuah jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua jauh lebih kuat daripada jiwa binatang super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Sebelum mendapatkan kemampuan untuk membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, ini sudah merupakan jiwa binatang terbaik yang dapat diperoleh Han Sen pada saat ini. Makhluk-makhluk lainnya telah melarikan diri, dan Han Sen tidak ingin mengejar mereka. Dia tidak sabar ingin melihat jiwa binatang jenis apa yang baru diperolehnya. Han Sen sangat berharap dapat memperoleh jiwa binatang perubahan wujud, atau jiwa binatang baju baja juga boleh. Jiwa binatang yang pertama dapat sangat membantu untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertarung, sedangkan jiwa binatang yang lainnya dapat meningkatkan tingkat bertahan hidupnya secara signifikan. Keduanya adalah pilihan yang sangat bagus. Jenis jiwa binatang kondor berdarah jahat: piktograf. Melihat pengantar dari jiwa binatang yang baru diperolehnya, Han Sen terpana. Jenis jiwa binatang apakah jiwa binatang piktograf? Karena ada terlalu banyak jenis jiwa binatang, semua yang mereka pelajari di sekolah hanyalah yang jenis biasa. Seiring dengan bertambah kuatnya manusia dalam Tempat Suci Para Dewa, semakin banyak makhluk yang terbunuh, maka semakin banyak jiwa binatang yang ditemukan. Ada banyak jiwa binatang yang baru ditemukan harus dipelajari sendiri. Tentu saja, jika seseorang melaporkan penemuan jiwa binatang jenis baru ke Persekutuan, mereka akan diberikan penghargaan setelah jenisnya diverifikasi. Chapter 444 - Evolusi Malaikat Sudah Selesai Han Sen tidak mempunyai koleksi tentang jiwa binatang piktograf sebelumnya, maka dia tidak tahu apa gunanya. Dia berusaha untuk memanggil jiwa binatang piktograf dari kondor berdarah Jahar, dan kondor itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah bayangan hitam. Bayangan itu kemudian mengeluarkan teriakan sebelum dia menghilang dalam tubuh Han Sen. Han Sen mengamati tubuhnya dengan seksama dan menemukan bahwa dia memiliki tato kondor hitam yang baru, yang melebarkan sayapnya dan siaga untuk menyerang. Kondor itu terlihat sangat ganas dan muram sehingga dia hampir merasa tato itu nyata dan dapat setiap saat merangkak keluar dari jantung seseorang. Tato itu membentang dari bagian belakang Han Sen ke dadanya, menutupi sebagian besar bagian atas tubuhnya, membuatnya terlihat seperti seorang preman. Han Sen berusaha untuk meninju tetapi dia tidak merasakan ada peningkatan kekuatan. Dia juga tidak merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Piktograf tidak membebani tubuhnya seperti jiwa binatang perubahan wujud lainnya. "Apa gunanya piktograf ini?" Han Sen cemberut, tidak dapat menemukan manfaatnya saat ini. Dia harus mencari tahu ketika dia kembali ke kapal perang Daphne. Memeriksa tubuh laba-laba salju dan kondor berdarah jahat, Han Sen bersiap-siap untuk memanggil pencerewet emas dan menyimpan daging-daging, berjaga-jaga kalau monster dengan tentakel kambali. Namun, dia tiba-tiba mendengar suara seperti ada yang pecah dalam pikirannya. Han Sen terpana dan tiba-tiba mengingat sesuatu. Dia melihat ke dalam pikirannya dan melihat kepompong lampu yang dibentuk oleh malaikat suci telah pecah. Gadis muda yang imut berjalan keluar dengan kristal hitam di tangannya, terlihat sama persis tanpa ada perubahan apapun. "Cepat sekali." Han Sen cukup terkejut, ingin memeriksa tubuh malaikat suci. Namun, dia tiba-tiba meninggalkan kristal hitam dan terbang sendiri keluar dari pikiran Han Sen, melemparkan dirinya pada tubuh laba-laba salju raksasa. "Hei, apa yang sedang kau lakukan?" Han Sen cepat-cepat menghentikannya. Malaikat suci berpegang pada kaki laba-laba salju, memohon dengan mata yang berlinang air mata. Walaupun dia tidak dapat berbicara, tampangnya yang rapuh membuat Han Sen merubah sikapnya. "Baiklah. Kau teruskan saja." Han Sen berpikir laba-laba salju ukurannya begitu besar sehingga dia akan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan poin geno sakral, jadi akan lebih mudah baginya untuk memakannya. Lagipula, itu hanya makhluk berdarah sakral dan bukan makhluk super. Dia akan memiliki banyak kesempatan di masa depan. Selain itu, masih ada tubuh kondor berdarah jahat, yang juga akan memerlukan waktu dua sampai tiga bulan untuk menghabiskannya. Gadis muda itu mendapatkan izin dari Han Sen dan menjadi sangat senang sehingga dia segera membuka mulutnya dan menggigit kaki laba-laba salju. Han Sen tidak berminat melihatnya makan dan cepat-cepat memeriksa statusnya yang terkini. Jiwa binatang super malaikat agung: Hewan piaraan (dapat berevolusi lebih jauh). Melihat pengantar yang begitu sederhana, Han Sen merasa sangat tercengang. Malaikat agung terdengar jauh lebih mengesankan daripada malaikat suci, dan tidak ada masalah dengan status jiwa binatang super, atau "hewan piaraan," atau catatan "dapat berevolusi lebih jauh." Namun, masalahnya adalah kondisi hewan piaraan itu tidak lagi mengalami perubahan. "Jadi, dia sekarang kembali ke kondisi semula dan tidak dapat lagi bertransformasi? Apakah aku harus memberinya makan dari awal lagi sampai transformasi terjadi?" Han Sen bingung. JIka itu benar, Han Sen mungkin akan menangis meraung-raung. Dia sudah mengerahkan begitu banyak tenaga agar hewan piaraannya bertransformasi, sedangkan dia sekarang sudah kembali ke kondisi awal. Apakah semuanya sia-sia belaka? Han Sen berpikir tentang hal itu dan merasakan ada yang tidak beres. Tidak mungkin malaikat suci kembali ke kondisinya semula, dan namanya juga berubah menjadi malaikat agung, yang sepenuhnya berbeda dengan nama sebelumnya. "Mungkin, dia telah berubah menjadi jiwa binatang super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua?" Berpikir tentang kemungkinan itu, jantung Han Sen menjadi berdebar-debar. Jika itu benar, artinya dia sudah memiliki jiwa binatang super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Sepanjang dia membuatnya bertransformasi, dia akan mendapatkan kemampuan untuk membunuh makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Ada banyak makhluk-makhluk mengerikan yang memiliki indeks kebugaran di atas 100 diantara makhluk-makhluk berdarah sakral dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, maka belum diketahui betapa kuatnya makhluk super. Han Sen sendiri merasa tidak yakin apakah dia sanggup membunuh makhluk super, malaikat agung bukan jaminan bahwa dia dapat memburu makhluk super suatu hari nanti. Tentu saja, tidak mudah memberinya makan sampai saatnya dia bertransformasi. Berbekal pengalaman membesarkan hewan piaraan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, Han Sen tidak terburu-buru. "Gadis kecil, jangan kecewakan aku." Han Sen menatap gadis muda itu dan menemukan bahwa dia telah memakan daging kondor. Kondor raksasa berdarah jahat hampir habis dilahapnya, dan hanya tersisa satu kaki. Laba-laba salju sudah lama dihabiskannya. "Hentikan!" Han Sen cepat-cepat berseru. Dia hanya tidak memperhatikan sebentar, gadis muda itu sudah hampir menghabiskan dua makhluk berdarah sakral. Efisien sekali! Untungnya, Han Sen sempat menghentikan dia tepat pada waktunya dan berhasil menyisakan seekor kaki burung untuk dirinya, yang mungkin berbobot beberapa ratus pon. Dia tidak perlu mengkhawatirkan masalah makanan untuk beberapa saat. Gadis kecil itu berdiri di samping Han Sen terlihat sedih dan tidak puas, matanya terus menerus menatap kaki burung, sambil menjilat bibir merah mudanya. "Dasar rakus! Kaki burung ini milikku dan kau tidak boleh memakannya." Han Sen mencubit pipinya yang lembut dan mengirimnya kembali ke pikirannya. Pada saat yang sama, dia memanggil pencerewet emas dalam bentuk terbesarnya, meletakkan tubuh-tubuh binatang berbaju baja es dan makhluk-makhluk mutan lainnya di punggungnya. Han Sen mengambil tumpukan piala kembali ke peralatan teleportasi. Dagingnya terlalu banyak sehingga Han Sen tidak dapat menghabiskannya sendirian. Kaki burung saja akan menjadi persediaan makanannya selama berbulan-bulan. Alangkah baiknya jika dia dapat menjual daging-daging itu pada Xu You dan yang lainnya untuk mendapatkan barang-barang yang bagus dalam Persekutuan. Seperti yang dikatakan oleh Yang Manli, hanya akan berguna baginya jika manusia menjadi lebih kuat. Sedangkan mengenai arwah, Han Sen telah mempelajari seberapa kuat dirinya. Dia memperkirakan bahwa dia kurang lebih sekuat dirinya. Namun, Han Sen tidak mengetahui berapa banyak mahkluk mutan yang ada di tempat penampungan arwah, maka akan terlalu berisiko baginya untuk pergi ke sana sendirian. Arwah berbeda dengan makhluk karena mereka memiliki kepintaran. Han Sen membuat serangan gerilya untuk membunuh arwah tadi, tetapi dalam pertarungan yang sebenarnya tidak akan semudah itu. Selain itu, Han Sen harus menjual daging pada saat ini dan mencari informasi tentang piktograf jiwa binatang di Persekutuan, maka dia tidak terburu-buru untuk pergi ke tempat penampungan arwah. Ketika Han Sen berjalan ke gua es dimana peralatan teleportasi berada, dia penasaran jiwa binatang mana berikutnya yang harus dia beri makan kristal hitam. Dia tidak yakin apa fungsi dari kristal hitam pada saat ini, maka dia tidak dapat mengambil keputusan. Karena malaikat suci telah menjadi malaikat agung dan kembali ke kondisi sebelum transformasi, apakah itu berarti jiwa binatang yang bukan hewan piaraan akan berevolusi begitu saja? Chapter 445 - Daging Yang Menumpuk Han Sen melihat semua jiwa binatang yang dia miliki dan akhirnya matanya tertuju pada jiwa binatang siput darah. Itu adalah baju baja hewan piaraan super, tetapi tidak efektif lagi untuk menghadapi makhluk berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Han Sen memutuskan untuk mencoba kristal hitam padanya sebagai percobaan. Jiwa binatang super semuanya mengelilingi kristal hitam, sedangkan malaikat agung sudah kehilangan minat padanya. Han Sen tidak mengetahui apakah karena kristal hitam tidak berguna lagi baginya, atau karena dia belum bertransformasi. Atas perintah Han Sen, siput darah cepat-cepat bergerak menuju kristal hitam dengan suka cita, menelannya bulat-bulat. Hampir sama dengan malaikat, cahaya mulai membentuk kepompong yang membungkus siput. Han Sen tidak terburu-buru. Jelas membesarkan jiwa binatang jauh lebih cepat daripada membesarkan seekor makhluk. Dalam kasus malaikat, tidak memerlukan waktu yang lama. Sedangkan untuk siput darah, seharusnya memerlukan waktu sebulan. Han Sen mempunyai pengharapan besar. Jika apa yang dia pikirkan itu benar, maka akan fantastis. Dalam gua es, binatang berbaju baja es yang sedang mengamuk yang dibawa kembali oleh Yang Manli menimbulkan kehebohan di kalangan penghuni lama. Seorang evolver yang baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sanggup membunuh binatang berbaju baja es yang mengamuk, sulit dipercaya. Beberapa orang mengatakan betapa mengesankan anak muda jaman sekarang, sedangkan yang lainnya berpikir itu hanya faktor keberuntungan. Yang Manli tidak menjelaskan apa-apa. Jika dia berkata bahwa Han Sen membunuh binatang itu hanya dengan satu pukulan, orang-orang ini pasti tidak mempercayainya. Sebenarnya, tidak ada yang akan percaya bahwa seorang evolver baru dapat membunuh binatang berbaju baja es yang mengamuk dengan hanya satu pukulan. Bahkan seorang evolver sakral juga tidak sanggup melakukannya. Ketika orang-orang membicarakan tentang Han Sen dan binatang berbaju baja es pengamuk, mereka mendengar dentuman keras yang terdengar seperti gempa bumi. "Apakah makhluk-mahkluk itu menemukan tempat ini dan datang menyerang kita?" Banyak orang yang merasa terkejut, bergerak mendekati peralatan teleportasi, bersiap-siap untuk meninggalkan Tempat Suci Para Dewa seketika jiwa situasi berbahaya. Setelah beberapa saat, goncangan itu berhenti. Mereka mendengar suara yang berteriak, "Manli, bantu aku." Yang Manli dapat dengan jelas mendengar bahwa itu adalah suara Han Sen. Dia cepat-cepat berjalan keluar gua es. Yang lain juga penasaran dengan apa yang terjadi, jadi mereka juga ikut melihat keluar. Ketika mereka keluar dari gua es, mata semua orang melotot lebar. Mereka tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat dan rahang mereka hampir mau jatuh. Seekor singa emas yang terlihat seperti bukit kecil membawa tumpukan mayat binatang-binatang berbaju baja es dan makhluk-makhluk mutan lainya seperti serigala salju raksasa dan beruang kutub. Di atas mayat-mayat itu berdiri satu sosok muda. Dia adalah Han Sen yang tidak mempedulikan nasihat orang-orang dan pergi berburu sendirian. "Han Sen¡­ Kakak¡­ Apakah ini semua milikmu?" Xu You bertanya dengan suara yang bergemetar. Sulit mempercayai kenyataan ini walaupun dia sudah menggosok matanya berkali-kali. Semua orang juga memiliki reaksi yang sama. Banyak yang sudah ada di sana selama lebih dari satu dekade, tetapi tidak ada yang pernah menyaksikan perolehan yang sebanyak ini. Selain itu, bahkan ada mayat makhluk mutan. Banyak yang merasa tidak nyata seperti Xu You, merasa mereka seperti sedang bermimpi. Kalau tidak, bagaimana mungkin ada begitu banyak mayat makhluk? Dan bagaimana mungkin jumlahnya begitu banyak? Yang Manli menatap Han Sen dengan pandangan aneh, perasaannya kacau. Dia baru saja berkata bahwa Han Sen tidak dapat menguasai tempat penampungan arwah, tetapi dia kembali dengan begitu banyak mayat bahkan makhluk mutan dalam waktu yang begitu singkat. Mungkin dia benar-benar telah menaklukkan tempat penampungan arwah? Yang Manli menatap Han Sen dan tidak tahu harus berpikir apa. Anak muda yang biasanya dia remehkan telah tumbuh begitu pesat sehingga dia telah sepenuhnya melampaui ekspektasinya dan bahkan di luar pemahamannya. "Kau boleh berkata demikian." Han Sen menceritakan bagaimana dia bertemu dengan laba-laba salju berdarah sakral, kondor berdarah jahat, monster tentakel dan arwah bangsawan. Namun, dia hanya menceritakan versi yang telah diadaptasi, di mana dia hanya menyaksikan pertarungan antara mereka berempat dan mendapatkan keuntungan ketika mereka semua terluka parah. "Lihat, kaki burung besar dari burung hitam yang digigit oleh makhluk lainnya. Sayangnya, dia masih dapat meloloskan diri, jadi aku hanya mendapatkan kaki ini." Han Sen mengangkat kaki burung yang sebenarnya tersisakan oleh malaikat agung, seolah-olah dia menyombongkan diri. Semua orang menatap Han Sen dengan kagum, berkata bahwa Han Sen sangat beruntung sehingga dia berhasil mengumpulkan begitu banyak mayat binatang-binatang berbaju baja es dan makhluk-makhluk mutan dan bahkan kaki burung berdarah sakral. Dewi fortuna benar-benar sedang berpihak padanya. Tidak ada orang yang mencurigai perkataan Han Sen. Beberapa orang yang telah berada disana selama beberapa dekade, dan banyak yang pernah melihat laba-laba salju raksasa dan burung hitam. Beberapa orang bahkan pernah melihat arwah bangsawan. Bagi seseorang yang baru saja tiba dan mengetahui semua detail ini, Han Sen pasti telah melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau tidak, bagaimana mungkin dia mengetahui semua ini? "Kakak, kau sungguh beruntung." Xu You melihat tumpukan daging dengan penuh nafsu. "Apa rencanamu dengan daging-daging ini? Kau tidak mungkin dapat menghabiskan semuanya. Bagaimana kalau kau menjual sebagian pada kamu? Dan kami dapat memberimu harga yang bagus." Ketika Xu You mengatakannya, mata semua orang tertuju pada Han Sen. Orang-orang ini sangat mendambakan daging-daging makhluk ini, terutama daging makhluk mutan. Banyak orang yang merasa begitu bersemangat hingga mata mereka memerah, ingin langsung memakannya. "Iya, tentu saja daging-daging ini untuk dijual," Han Sen berkata dengan tegas. "Aku akan memberimu seratus ribu untuk seekor binatang berbaju baja es." "Seratus lima puluh ribu¡­" Ketika Han Sen baru saja memberikan jawabannya, banyak orang yang mulai menyebutkan harga. Suasananya terlihat seperti kumpulan orang-orang kaya yang tidak tahu bagaimana menghabiskan uang mereka, melambaikan cek ke Han Sen. "Aku akan menjual makhluk-makhluk ini, tetapi hanya untuk orang dalam, jika ada orang lain yang ingin membelinya, mereka harus membayar dua kali lebih mahal. Selain itu, aku hanya menerima lisensi Aula Orang Suci dan solusi geno di atas Kelas A?" kata Han Sen dengan perlahan. Dia tidak membawa semua daging ini kembali hanya untuk mendapatkan uang. "Kakak, apa maksudmu?" Semua orang tercengang, dan Xu You akhirnya bertanya. "Aku akan membentuk sebuah komplotan. Siapapun yang menjadi anggota komplotan dapat membeli daging dengan harga orang dalam, dan mereka juga dapat menggunakan poin mereka," Han Sen berkata dengan santai. Di masa depan, dia pasti akan menaklukkan tempat penampungan arwah. Dia tidak mungkin memerintah tempat penampungan arwah sendirian, karena dia tidak dapat tinggal di sana terus menerus. Dia akan merekrut semua petarung tangguh di tempat ini untuk mengikutinya dan menjaga tempat penampungan arwah untuknya. Dengan demikian, di masa depan, tidak peduli ada berapa banyak orang yang berteleportasi ke tempat ini, mereka harus mematuhi perintahnya. Chapter 446 - Terkejut "Jika kami tidak bergabung dengan komplotanmu, berapa yang harus kami bayar untuk monster berjubah es?" seorang pria paruh baya berumur 40-an atau 50-an bertanya pada Han Sen. "Satu lisensi Ruang Orang Suci Kelas-A level evolver," kata Han Sen dengan yakin. "Apa? Lisensi Ruang Orang Suci Kelas-A level evolver untuk seekor monster berjubah es? Kenapa kau tidak merampok saja sekalian?" pria itu langsung berseru dengan marah. Banyak orang ikut menuduh Han Sen tidak tahu malu. Beberapa bahkan mencoba mencuri tubuh yang ada di punggung singa emas. Inilah sifat alami manusia. Banyak orang bisa menempuh kesulitan bersama-sama denganmu, tetapi tidak bisa membagi kekayaanmu, apa lagi melihatmu sukses. "Aduh!" Han Sen melakukan gerakan tiba-tiba, dan pisau serigala terkutuk tiba-tiba memotong tangan seseorang yang menyentuh singa emas untuk mencuri tubuh itu. Jeritan pilu itu membuat semuanya tercengang. Mereka berhenti bergerak dan menatap Han Sen dan pria bertangan buntung yang menggelinding di lantai. "Tanpa izinku, jangan coba-coba menyentuh barangku. Jika kalian menyentuhnya, kalian akan kehilangan tangan kalian. Jika kaki kalian bergerak, kalian akan kehilangan kaki kalian. Jika kepala kalian mendekat, kalian akan kehilangan kepala kalian," kata Han Sen dingin dengan pisau serigala terkutuk yang berlumur darah. "Bedebah. Dia berani menggunakan kekerasan. Ayo kita bunuh bajingan itu." "Kau melukai teman kami. Apa kau ini manusia?" "Bunuh binatang ini!" "Bajingan!" Han Sen tiba-tiba menjadi orang yang dibenci semua orang, seakan-akan dia sangat bersalah sampai-sampai semuanya akan membunuhnya setiap ada kesempatan. Xu You dan beberapa orang mencoba menghentikan anggota kelompok lainnya, karena mereka begitu sedikit, empat atau lima orang yang merupakan orang lama yang telah ada di tempat ini selama dua dekade lebih menghampiri Han Sen. Tentu saja, mereka tidak mencoba membalaskan dendam orang yang telah kehilangan tangannya, tetapi mencoba untuk mengambil semua tubuh itu untuk mereka sendiri setelah melenyapkan Han Sen. Di mata mereka, Han Sen tidak lebih dari seorang bocah beruntung. Karena dia baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, tidak mungkin Han Sen menandingi mereka. Mudah sekali untuk membunuh Han Sen. Orang-orang itu mengeluarkan jiwa binatang mereka dan mencoba membunuh Han Sen dalam setiap gerakan, siap untuk mengambil nyawa Han Sen. Tubuh-tubuh itu sangat menggiurkan, khususnya bagi orang yang tidak pernah melihat begitu banyak daging mutan selama beberapa dekade. Di samping itu, di sana bahkan terdapat kaki burung berdarah sakral. Hasrat telah merasuki pikiran mereka. Ekspresi Han Sen tidak berubah sama sekali. Sambil tersenyum dingin, dia telah memikirkan kemungkinan ini saat membawa kembali daging itu dan tidak terkejut sama sekali. Bahkan dia tidak perlu merasa marah. Wajah Yang Manli menjadi tegang. Dia mengeluarkan busur dan panah, siap menolong Han Sen. Orang-orang ini adalah orang yang paling dibencinya. Karena hampir sebagian besar mungkin bisa mendapat keuntungan, mereka merasa berhak merebut apa yang dimiliki orang lain. Orang-orang ini tidak ada bedanya dengan perampok, dan bahkan lebih buruk dari perampok. Setidaknya perampok mendapatkan nama buruk yang pantas diberikan pada mereka, sementara orang-orang ini mencoba membenarkan perbuatan mereka. Akan tetapi, sebelum Yang Manli bahkan bisa menembakkan panah, Han Sen tiba-tiba bergerak. Dalam sekejap, dia berlari di antara lima orang pertama yang menyerang. Ahhh! Lima teriakan terjadi pada saat yang bersamaan, mereka terdengar seperti berasal dari orang yang sama. Lima orang pertama yang menyerbu Han Sen semuanya kehilangan tangan kanan yang menggenggam senjata mereka. Darah menyembur keluar, dan lima orang itu berguling-guling di lantai dengan tangan kiri yang menutupi lengan buntung mereka sambil memohon dan menangis. Semua orang tercengang oleh Han Sen yang memasang wajah datar dan lima orang yang menjerit-jerit, terkejut oleh apa yang terjadi. Lima orang itu berada di Tempat Suci Para Dewa Kedua selama lebih dari dua dekade. Mereka semua cukup berpengalaman. Meskipun sulit untuk memperoleh daging di tempat ini, tingkat kemampuan mereka seharusnya lebih dari empat puluh setelah bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam satu gerakan, mereka semua kehilangan tangan kanan mereka, yang membuat semuanya terkejut. "Siapa lagi yang ingin mencabut nyawaku?" tatapan dingin Han Sen memandang wajah semua orang. Siapa pun yang ingin membunuh Han Sen untuk mendapatkan daging merasa merinding dan terpaksa mundur. Yang Manli menatap Han Sen dengan ekspresi bercampur aduk, karena dia tidak menyangka Han Sen akan begitu agresif. "Paman Qing di sini..." "Paman Qing, kau harus membantu kami. Bajingan ini menyakiti temannya sendiri." "Paman Qing, kita selalu saling menolong, dan dia ini kejam bahkan kepada kita. Dia hanyalah seekor binatang." "¡­" Pria paruh baya berumur 70-an atau 80-an datang dari gua es. Untuk evolver yang memiliki masa hidup tiga ratus tahun, delapan puluh tahun memang baru separuh baya. Melihat Pria yang disebut Paman Qing, Yang Manli menjadi gugup, meletakkan busur dan panahnya dan berkata dengan cepat, "Paman Qing, jangan dengarkan mereka, mereka mencoba mencuri milik Han Sen..." Sebelum Yang Manli bahkan selesai berbicara, Paman Qing memberi isyarat padanya untuk diam. Melihat sikap Paman Qing, para anggota lainnya menjadi bersemangat dan menyalahkan Han Sen untuk semuanya secara berlebihan, seakan itu adalah kejahatan besar bagi Han Sen untuk tidak membagi buruannya dengan mereka secara cuma-cuma. Perilaku mencuri mereka juga dibenarkan sedemikian rupa sebagai tindakan membela kebenaran. Yang Manli tampak gusar. Paman Qing adalah orang pertama yang berteleportasi ke tempat ini. Dia telah ada di sini selama beberapa dekade dan memiliki poin geno terbanyak di antara para anggota. Dia juga orang satu-satunya yang membunuh makhluk mutan. Menurut Paman Qing sendiri, tingkat kemampuannya sekitar enam puluh, tetapi Yang Manli yakin dia lebih dari itu. Selain itu, Paman Qing juga berlatih seni geno hyper hebat yang dirancang untuk evolver, jadi dia bukanlah evolver biasa. Bisa dikatakan bahwa Paman Qing adalah yang terkuat dalam kelompok itu. Meskipun Han Sen kuat, dia baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua. Jika Paman Qing mencoba mencelakai Han Sen, Han Sen mungkin akan mati. "Paman Qing, ini tidak sepenuhnya salah Han Sen..." Xu You menggertakkan gigi dan berkata demi Han Sen. Akan tetapi, Paman Qing juga mengisyaratkan padanya untuk diam, dan berjalan ke arah Han Sen. Wajah Yang Manli pun semakin suram. Dia cepat-cepat berjalan ke arah Han Sen, menunjukkan sikapnya. Para anggota lainnya merayakan kemalangan Han Sen dengan harapan dan ketamakan. Selama Paman Qing menyingkirkan Han Sen, mereka bisa membagi-bagi daging itu. Paman Qing selalu bermurah hati, jadi mereka pasti mendapat bagian. Melihat Paman Qing berjalan lurus ke arah Han Sen, banyak orang berseru dalam hati, "Bunuh dia¡­ bunuh dia..." Meskipun Han Sen memiliki kemampuan luar biasa dan pisau yang mengesankan, tidak ada yang percaya dia bisa mengalahkan Paman Qing yang jelas-jelas lebih kuat darinya. Saat Paman Qing berada kurang dari 6 kaki dari Han Sen, di bawah tatapan dan harapan semua orang, dia mengeluarkan pisau baja-Z yang tampak kuno. Dengan tatapan kaget, curiga, kebingungan, gelisah, dan ketakutan dari orang-orang, Paman Qing menggenggam senjata itu dan memotong kepala lima orang yang berguling dan menjerit itu. Kemudian, Paman Qing membungkuk pada Han Sen dengan hormat. "Tuan muda Han, Ning Qing datang terlalu terlambat. Aku layak dihukum olehmu." Semua orang terkejut saat itu. Paman Qing adalah yang terkuat dalam kelompok itu, satu-satunya yang membunuh makhluk mutan, bersikap seolah dia adalah pelayan Han Sen. Semua orang merasa perlu berpikir sangat keras untuk memahami hal itu. Chapter 447 - Hadiah "Ning dari Grup Bintang?" Han Sen sekilas mengerutkan dahi. Itu hanyalah Ning yang dia ketahui. Paman Ning berkata dengan hormat, "Iya, aku adalah yang paling tua di antara enam anak laki-laki keluarga Ning, juga yang paling tidak berguna. Dua keponakanku tidak tahu siapa Anda dan telah bersikap tidak sopan. Ayahku ingin meminta maaf langsung tetapi dia tahu kau tidak suka diganggu, jadi dia tidak datang. Akan tetapi, dia mengatakan tidak peduli siapa pun di keluarga kami yang beruntung bertemu denganmu, kami harus memperlakukanmu sebagai penolong kami. Apapun yang kau perlukan, kami akan membantumu tanpa mempedulikan harga yang harus dibayar." Saat Paman Qing mengatakan hal itu, anggota kelompok lainnya sangat kaget. Semua orang pernah mendengar tentang Grup Bintang, yang merupakan perusahaan terbesar di Aliansi. Tidak ada yang mengira Paman Qing adalah salah satu dari Ning. Yang lebih tidak disangka lagi adalah bahkan keluarga Ning harus memperlakukan Han Sen seperti ini. Semua orang penasaran akan latar belakang Han Sen. Banyak orang ketakutan dan pucat pasi saat ini. Mereka ingin merampok seseorang yang bahkan keluarga Ning perlu hormati. Jika Han Sen ingin membalas dendam, akan mudah sekali baginya tidak hanya di Tempat Suci Para Dewa, tetapi juga di Aliansi. Semua orang bermandikan keringat dingin dan kaki mereka pun lemas. "Kau tidak tahu sebelumnya, jadi tidak apa-apa. Kita akan membicarakannya nanti." kata Han Sen dengan wajar. Han Sen tahu alasan Paman Qing memperlakukan dirinya seperti itu bukanlah karena dirinya, tetapi karena potensi hubungan antara dirinya dengan Han Jingzhi. Han Sen tidak tahu apakah Paman Qing bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya, jadi dia tidak merasa senang sama sekali. "Nantinya, apa pun yang tuan muda Han perlukan, beri tahu kami. Keluarga Ning tidak akan mengecewakanmu." Paman Qing tidak mengatakan apa-apa lagi selain menunjukkan kesetiaannya. Han Sen mengangguk dan menoleh ke arah Yang Manli. "Yang Manli, aku akan memberikan daging sebanyak ini padamu. Aturlah komplotan kita secepat mungkin, tapi tidak perlu merekrut beberapa dari mereka." Han Sen tidak meragukan kemampuan Yang Manli. Dia pernah mengurus komplotan besar seperti Komplotan Baju Baja dengan sangat baik. Tidak begitu banyak yang hadir, jadi bahkan jika mereka semua bergabung, akan tetap mudah bagi Yang Manli. ''Apa dia benar-benar ada hubungannya dengan Han Jingzhi?'' Akan tetapi, saat memikirkan hal itu, Yang Manli merasa itu mustahil. Semua orang tahu bahwa Han Jingzhi tidak punya istri atau anak. Han Sen tidak peduli apa yang Yang Manli pikirkan. Setelah menyerahkan semua padanya, dia teleportasi kembali ke Aliansi, ingin mencari tahu kegunaan simbol jiwa binatang secepat mungkin. "Han Sen, kapan kau kembali?" Qiu Cheng menyapa Han Sen sambil berjalan keluar saat Han Sen kembali ke asrama. "Aku baru saja kembali. Kau mau kemana?" tanya Han Sen santai. "Mana lagi kalau bukan tempat latihan? Ini akhir bulan dan biasanya ada latihan yang diadakan bagi semua orang yang mau bergabung. Siapa pun yang memenangkan juara pertama akan diberi hadiah oleh Wakil kapten Chen. Aku hanya ingin melihatnya. Waktunya pas sekali. Mari pergi sama-sama," Qiu Cheng menyeret Han Sen keluar. Awalnya, Han Sen tidak ingin pergi. Namun, karena semua orang cukup akrab di ruang memasak, dia tidak ingin menolak Qiu Cheng dan mengikutinya ke ruang latihan kapal perang. Han Sen sudah mendengar tentang Wakil kapten Chen dari Ji Yanran. Dia surpasser yang kuat. Tadinya, kapten kapal perang seperti Daphne seharusnya surpasser tingkat tinggi yang juga adalah jendral. Namun, karena latar belakang spesial Ji Yanran, dia menjadi kapten Daphne. Dan wakil kapten dipilih berdasarkan standar kapten resmi. Chen Shoushan, seorang surpasser tangguh. Ji Yanran bilang dia dekat dengan keluarga Ji, tetapi bahkan jika dia tidak mengatakannya, Han Sen akan tahu, karena jika dia tidak bekerja untuk keluarga Ji, keluarga Ji tidak akan membiarkan Ji Yanran bekerja di Daphne. Selain wakil kapten, masih ada dua surpasser lagi di Daphne: Direktur Lin Haifeng dan Juru mudi Zhao Ping. Mereka adalah orang yang bekerja untuk Daphne. Sebagai panel ahli, ada pula beberapa surpasser. Akan tetapi, mereka ada di luar kekuasaan Ji Yanran. Bahkan dalam tim Ji Yanran, karena hubungan yang rumit, sulit bagi Ji Yanran untuk membuat pengaturan dari waktu ke waktu. Banyak hal yang dilakukannya yang bisa menjadi tantangan. Han Sen dan Qiu Cheng sampai di ruang latihan yang sudah hampir penuh dengan para prajurit. Sepertinya banyak orang tertarik dengan latihan itu. Karena semua orang di ruang masak hadir, Qiu Cheng dan Han Sen duduk di sebelah mereka. Han Sen menatap ruang latihan dan melihat lapangan latihan adalah yang terdekat. Dia juga melihat alat latihan yang dikenalnya. "Bukankah ini perangkat yang disebut Sprint yang dirancang Profesor Yan?" Han Sen melihat tembok besi dalam lapangan latihan dan merasa kaget perangkat itu digunakan secepat ini. Seorang prajurit dengan cepat melompat dan berlari di dinding besi, tetapi dia bahkan tidak sampai setengah jalan sebelum terkejut dan jatuh, berguling keluar dari perangkat. "Siapa lagi yang ingin mencobanya? Jika kau bisa melewati tes ini di level 10, aku akan memberi hadiah lisensi Ruang Orang Suci kelas-S level evolver," kata Chen Shoushan tersenyum sambil duduk di podium ruang latihan. Hadiahnya begitu besar, tetapi tidak ada prajurit yang bergeming, saling bertatap-tatapan. Sprint di level 10 ditambah gravitasi empat puluh jelas terlalu sulit. Banyak prajurit yang telah mencoba, dan banyak di antara mereka adalah evolver hebat. Namun, tidak ada di antara mereka yang bahkan sampai setengah jalan. Tidak hanya karena gravitasi, tetapi juga karena kegagalan prajurit dengan kemampuan lebih dari tujuh puluh sampai-sampai tidak ada prajurit yang berani mencoba lagi. Han Sen dengan wajar mengenal betul Sprint. Itu bukanlah hal yang bisa diraih dengan kekuatan semata. Kekuatan, refleks, kelenturan, dan kemampuan dalam menilai medan seluruhnya mempengaruhi hasil. Jika salah satu langkah, mustahil seseorang bisa berhasil tanpa mempedulikan betapa kuat orang tersebut. "Departemen kerangka perang, kru kapal perang, penjaga perbatasan, dan tim medis semuanya telah mengirim seseorang untuk mencoba. Kini hanya ruang memasak yang belum mencobanya. Aku rasa kita harus memberikan mereka kesempatan," kata seseorang tiba-tiba. Han Sen merasa mengenali suara itu, menoleh ke arah suara itu, dan mendapati Wang Hou, kepala departemen kerangka perang yang dia temui terakhir kali. Chapter 448 - Anggota Baru Mencoba Sprint Wajah pemimpin pasukan yang gemuk memucat. Ada banyak prajurit hebat yang telah mencoba perangkat itu dan gagal, jadi Wang Hou jelas membawa-bawa ruang masak untuk menjebak mereka. Akan tetapi, mustahil bagi pemimpin pasukan yang gemuk untuk membantahnya. Setelah mendengar perkataan Wang Hou, Chen Shoushan menatap pemimpin pasukan yang gemuk dan berkata sambil tersenyum, "Benar sekali. Luo, kau baru saja bersenang-senang, jadi ini saatnya kau untuk bergerak. Aku rasa kau memiliki tim yang hebat, jadi kau pasti melakukannya dengan baik." "Ya, kapten." pemimpin pasukan yang gemuk berdiri dan memberi hormat, sambil mengutuk Wang Hou dalam hati. Meskipun semua orang di ruang masak adalah evolver berpangkat tinggi, mereka bukanlah petarung handal, karena itu bukanlah pekerjaan mereka. Mereka hanya di sana untuk melihat orang lain berlatih dan tidak menyangka akan dijebak oleh Wang Hou. Meskipun pemimpin pasukan yang gemuk ingin maju sendirian, peraturan mengatakan bahwa pemimpin pasukan tidak boleh berpartisipasi. Selain itu, dengan tubuh bulatnya, dia mungkin bahkan kalah lebih parah jika ikut berpartisipasi. Pemimpin pasukan yang gemuk menatap anggota timnya dan memperoleh tatapan memohon, yang berarti mereka tidak percaya diri sama sekali. "Gendut, bukankah ada anggota baru di ruang masakmu? Suruh dia tampil. Tidak masalah bagaimanapun hasilnya. Kami hanya ingin melihatnya." Saat pemimpin pasukan yang gemuk ragu-ragu untuk memilih, Wang Hou berbicara lagi. Setelah hari itu, Wang Hou memeriksa profil Han Sen. Dia tidak melihat ada yang spesial mengenai Han Sen. Kekuatan terhebat Han Sen mungkin adalah kenyataan bahwa dia lulus dengan peringkat mayor. Akan tetapi, peringkat itu bukan hal yang spesial di Daphne. Banyak prajurit dengan peringkat tersebut dan mereka semua lebih berpengalaman dari anggota baru ini, karena anggota baru biasanya tidak ditempatkan di posisi ini. Misi seperti ini membutuhkan para veteran. Untuk Han Sen yang baru saja lulus sekolah militer, tidak wajar baginya untuk ditempatkan di tempat ini. Wang Hou memeriksa latar belakang Han Sen lebih dalam dan mendapati dia lulus dari sekolah yang sama dengan Ji Yanran. Dua orang itu pasti saling mengenal. Wajar saja Han Sen dianggap sebagai orang yang disukai Ji Yanran oleh Wang Hou. Dia penasaran sekuat apa Han Sen sebagai petarung. Wang Hou selalu berpikir dia harus mengambil setiap kesempatan untuk mengenal lawannya lebih baik. Pemimpin pasukan yang gemuk mengerutkan dahi dan ingin berkata sesuatu. Namun, Han Sen berkata dengan tenang, "Tidak apa-apa. Aku bisa mencobanya. Lagi pula aku juga tertarik." "Baiklah." Pemimpin pasukan yang gemuk tidak menghentikan Han Sen. Lagi pula, ini bukan latihan sungguhan. Karena tidak ada yang berhasil, jelas normal bagi Han Sen jika ikut gagal. Dan hal terburuk yang bisa terjadi adalah dia akan mendapat kejutan listrik, yang bukanlah apa-apa bagi prajurit. Han Sen berdiri, melirik Wang Hou, dan memasuki lapangan latihan. Meskipun Daphne hanya memiliki satu departemen kerangka perang, itu merupakan departemen tingkat tinggi yang terdiri dari lima belas prajurit kerangka perang, yang semuanya merupakan veteran yang dipilih secara ketat. Pada dasarnya, selain ruang masak, setiap departemen lainnya adalah unit para elit. Contohnya, kru kapal perang memiliki banyak grup seperti grup perbaikan dan lain-lain. Han Sen memasuki lapangan latihan, dan alat pelatih gravitasi dinyalakan. Dia tiba-tiba merasa memikul banyak beban. Setiap mata langsung tertuju pada Han Sen. Meskipun mereka semua tahu anggota baru ini akan gagal, masih menyenangkan untuk menebak-nebak kapan dia akan gagal. Selain Wang Hou, beberapa orang lainnya juga mengamati Han Sen dengan sombong. Ji Yanran tidak berhasil menyembunyikan kenyataan bahwa dialah yang memasukkan Han Sen ke dalam kapal perang dari Chen Shoushan. Kenyataan bahwa Chen Shoushan membantu Wang Hou menarik Han Sen ke atas panggung adalah karena dia penasaran apa yang bisa dilakukan Han Sen sampai membuat Ji Yanran berusaha begitu keras. Han Sen menarik nafas dalam-dalam dan berjalan ke tembok besi pertama. Han Sen telah menanyakan soal Wang Hou pada Ji Yanran secara pribadi, karena dia begitu sensitif, dia bisa merasakan kebencian yang dimiliki Wang Hou pada dirinya. Hal itu tidak normal. Han Sen hanyalah anggota baru dan tidak pernah menyinggung Wang Hou. Dia bahkan belum pernah bertemu Wang Hou sebelumnya. Han Sen rasa kebencian itu tidak datang hanya karena tidak sengaja menubruknya. Apa yang dikatakan Ji Yanran pada Han Sen menguatkan asumsi Han Sen. Wang Hou terhubung dengan panel ahli. Meskipun dia adalah kepala departemen kerangka perang, dia dipilih karena saran panel ahli. Wang Hou sendiri memilih seluruh prajurit di departemennya. Bisa dikatakan bahwa departemen kerangka perang bekerja untuk panel ahli. Ada banyak cendekiawan dan pakar yang kesal pada Ji Yanran, yang merupakan rahasia umum. Lagi pula, Ji Yanran baru saja menjadi seorang evolver. Meskipun dia berasal dari keluarga terpandang, itu tidak membantu kerja lapangan, itulah sebabnya panel ahli tidak begitu menyukainya. Selain itu, kapten lama yang digantikan oleh Ji Yanran sangat dekat dengan panel ahli, jadi itu juga menambah prasangka buruk panel ahli terhadap Ji Yanran. Karena keluarga Ji Yanran, tidak ada yang berani mengatakan apa pun. Namun, jika Ji Yanran sendiri melakukan kesalahan serius, wajar baginya untuk dikeluarkan dari Daphne. Awalnya, Han Sen tidak menginginkan drama, dan hanya ingin menyelesaikan tugasnya sambil mengembangkan diri. Akan tetapi, dia di sini karena Ji Yanran, dan banyak orang yang mengetahui hal itu. Jika dia bersikap buruk, Ji Yanran akan dipermalukan. Itu bukanlah pilihan jika pacarnya sampai dipermalukan. Tidak hanya itu, dia perlu membuatnya bangga. Jika tidak, dia tidak layak menyebut dirinya pacar Ji Yanran. Han Sen sangat tahu betul apa yang Wang Hou ingin coba lakukan, tetapi dia tidak peduli. "Aku akan tunjukkan kemampuanku." Han Sen melakukan langkah pertama di dinding besi, berlari ke zona putih yang hanya selebar 1 kaki. Han Sen sangat cepat, tidak seperti para prajurit sebelumnya yang mencoba mengontrol kecepatan mereka supaya mereka punya lebih banyak waktu untuk mengamati dan memutuskan bagaimana untuk maju. Han Sen melakukan hal yang berlawanan. Dia sudah cepat dari awal, terus maju ke dinding besi yang ditaruh secara acak. ''Anak baru hanyalah anak baru. Jika dia seperti ini, dia akan gagal dalam beberapa detik.'' Pikir banyak orang yang dalam hati. Menyaksikan Han Sen berlari secepat ini, Wang Hou pun merasa kaget, penasaran apakah Han Sen benar-benar idiot atau mencoba untuk jatuh secepat mungkin. Chen Shoushan pun terlihat kecewa. Bahkan Chen Shoushan sekilas mengerutkan dahi. Jika ini yang bisa dia lakukan, dia hanya menyia-nyiakan tenaga Ji Yanran. Chapter 449 - Seperti Panduan Hanya dalam beberapa belas detik kemudian, hampir setiap prajurit membelalakkan mata. Han Sen melompat naik dan turun di dinding besi yang ditaruh secara hati-hati dengan cepat dan stabil. Dia berhasil menyelesaikan banyak gerakan yang tampak sangat menakutkan tanpa cela dengan berirama. Saat dia berpijak di dinding besi yang condong atau terbalik, dia begitu lincah sampai orang-orang hampir lupa itu adalah Sprint di level 10. Saat kesulitan dan kecepatan mencapai level tertentu, masuk akal saja untuk menyaksikan seseorang bertindak seperti ini. Menempuh tantangan satu demi satu dengan kecepatan setinggi itu membuat darah semua orang mendidih. Setiap orang berharap mereka ada di momen yang sama dengan Han Sen. "Bagus sekali, Han Sen!" Pemimpin pasukan yang gemuk begitu senang sampai-sampai tidak bisa menutup mulut. Dengan performa seperti itu, bahkan jika Han Sen tidak berhasil, ruang masak telah merasa terhormat. Tidak akan ada yang berani menyebut ruang masak sebagai pasukan meja makan lagi. Mata Wang Hou berkilat dingin dan terkekeh dalam hati. "Pria ini memang sesuatu. Akan tetapi, dia terlalu naif untuk menunjukkan segalanya saat ini. Majulah dan katakan pada kami siapa kau, agar nantinya kita bisa menyingkirkanmu jauh lebih mudah." Sebagai seorang surpasser, Chen Shoushan bahkan bisa melihat lebih dari Wang Hou. Performa Han Sen juga mengejutkannya bukan hanya karena fisiknya. Fisik hanyalah sebagian yang diperlukan untuk menyelesaikan Sprint. Yang lebih penting adalah kemampuan untuk melihat gambaran besar, membuat keputusan, dan bertindak dalam keadaan darurat. Performa Han Sen di segala aspek ada di luar ekspektasi Chen Shoushan. Han Sen tidak membuat kesalahan satu pun dari awal sampai akhir. Dia hanya bertindak sesuai panduan yang disimulasikan AI. "Anggota baru ini hebat." Sebagai seseorang yang dekat dengan keluarga Ji, Chen Shoushan senang melihat performa Han Sen dan tersenyum. Juru mudi Zhao Ping juga mengangguk dan berkata, "Memang hebat." Direktur Lin Haifeng berkata, "Anak baru yang hebat. Sayang sekali dia dikirim ke ruang makan. Dengan bakatnya, itu hanyalah sia-sia." Sementara itu, Han Sen telah menempuh setengah Sprint bahkan tanpa menurunkan kecepatannya. Dia terus berlari maju seakan dia tidak bisa menghentikan dirinya. Semua prajurit menjadi bersemangat. Dengan pemimpin pasukan yang gendut memimpin mereka, mereka mulai bertepuk tangan untuk menyemangatinya. Saat mereka bertepuk tangan, gerakan Han Sen bahkan lebih penuh perhitungan. Setiap langkah begitu berirama, yang sangat seru untuk ditonton. "Sial! Ini bukan latihan, tapi pertunjukkan," Qiu Cheng begitu bersemangat sampai berseru kencang. Banyak prajurit merasakan hal yang sama dengan Qiu Cheng. Sebelum Han Sen, semua prajurit tampak seperti sedang latihan, tetapi saat giliran Han Sen, itu bahkan menjadi lebih baik dari pertunjukkan akrobatik. Saat Han Sen menyelesaikan Sprint di dinding besi terakhir, suara tepuk tangan pun menjadi meriah. Banyak prajurit yang bahkan berdiri. Bahkan Chen Shoushan, Lin Haifeng, dan Zhao Ping berdiri bertepuk tangan untuk Han Sen. Para prajurit memang berterus terang seperti ini. Melihat orang yang memiliki kapasitas, para prajurit tidak bisa menahan emosi dan apresiasi mereka. "Menakjubkan. Sangat bagus sekali. Kau layak mendapat hadiah. Ini lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S." Chen Shoushan berjalan ke arah Han Sen dan memberikan lisensi itu. "Terima kasih, Kapten." Han Sen mengambil lisensi itu dan memberi hormat. "Tidak perlu. Kau pantas mendapatkannya." Chen Shoushan menepuk pundak Han Sen dan tersenyum, "Gerakanmu sangat bagus. Apa kau pernah berlatih ini sebelumnya?" "Pak, sistem yang disebut Sprint adalah salah satu produk yang dikembangkan oleh Profesor Yan dari Akademi Militer Blackhawk. Aku adalah muridnya dan salah satu yang menguji coba sistem itu," kata Han Sen jujur. "Oh, begitu. Jadi kau berasal dari guru terkenal. Jadi katakan pada kami mengenai sistem ini," kata Chen Shoushan mengakui dirinya. Chen Shoushan sendiri adalah murid profesor terkenal, jadi dia menyukai seseorang dengan latar belakang seperti Han Sen. Terlebih lagi, Han Sen adalah orang yang ditemukan oleh Ji Yanran. Akan tetapi, jika Han Sen sendiri tidak sebagus itu, Chen Shoushan tidak akan menyukainya. Performa Han Sen ada di luar ekspektasi Chen Shoushan, yang membuatnya merasa lebih menyukai Han Sen. Karena itu, Chen Shoushan tidak peduli fakta bahwa Ji Yanran menggunakan kekuasaannya untuk memasukkan Han Sen kemari. Han Sen mengenalkan sistem Sprint kepada para prajurit seperti yang dikatakan kepadanya. Dia adalah orang yang pernah menggunakan sistem itu sejak dikembangkan, jadi dia tahu setiap detail sistem tersebut. Setelah melakukan pengenalan, para prajurit memahami lebih jauh mengenai sistem itu dan mengurangi ketakutan terhadap tantangannya. Setelah penjelasan Han Sen, beberapa prajurit merasa bersemangat untuk mencoba lagi. Chen Shoushan mempersilahkan mereka untuk mencoba lagi dan memang melihat kemajuan besar. Dari lima orang pertama yang telah mencoba, satu orang hampir berhasil. Reaksi Han Sen yang cukup sopan membuat Chen Shoushan merasa semakin menyukainya. Dia mengangguk dan berkata, "Memang, dia lulusan sekolah yang bagus." Wang Hou menatap Han Sen yang merasa puas di antara keramaian dengan tatapan dingin, menyunggingkan bibirnya dan berkata dengan puas, "Si bodoh, silahkan pamer sepuasmu. Semakin kau pamer, semakin cepat kau mati." Wang Hou pikir dia telah melihat seluruh kekuatan Han Sen, jadi dia merasa cukup puas. Di mata Wang Hou yang kekuatannya melewati delapan puluh, Han Sen yang kekuatannya hanya sekitar empat puluh atau lima puluh bukanlah apa-apa. Karena pendidikan bagus yang diterimanya dan perilaku baik, Wang Hou masih mengamati Han Sen dengan hati-hati, mencoba untuk mencari kelemahannya. Meskipun Han Sen tidak melirik Wang Hou, mudah baginya untuk memprediksi apa yang Wang Hou pikirkan.. Namun, Han Sen tidak peduli sama sekali. Mungkin di mata Wang Hou, hanya ini yang Han Sen bisa lakukan. Akan tetapi, bagi Han Sen, ini hanyalah permukaannya saja. Kekuatan sebenarnya jauh di luar imajinasi Wang Hou. Jika Wang Hou benar-benar mencoba melakukan sesuatu pada Han Sen, Han Sen akan merasa bersemangat. Pada saat itulah, ekspresi Wang Hou pasti sangat menarik untuk dilihat. "Kemampuan di atas seratus¡­ Ini akan cukup menyusahkan. Sepertinya aku perlu cepat-cepat memperoleh poin geno. Aku harus setidaknya memenuhi poin geno biasa, primitif, dan mutan. Saat itulah, kemampuanku pasti di atas seratus." Han Sen berpikir dalam hati, "Aku perlu menaklukkan penampungan roh secepat mungkin. Dengan penampungan milikku, aku bisa mengumpulkan orang untuk berburu. Jika aku bisa memperoleh kesetiaan dari roh bangsawan, akan lebih bagus lagi. Aku penasaran apakah raja roh benar-benar seperti yang dikatakan banyak orang." Chapter 450 - Memilih Seni Geno Hyper Han Sen tidak membeli seni geno hyper level evolver sebelum melapor ke Daphne, karena dia tidak tahu dia akan berakhir di area terpencil dan kehilangan akses menuju Ruang Orang Suci. Meskipun di Daphne juga terdapat seni geno hyper yang disediakan gratis untuk para prajurit, Han Sen tidak tertarik dengan hal yang biasa. Lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S ini berbeda dengan lisensi biasa yang bisa digunakan di Daphne untuk ditukar dengan seni geno hyper dan cairan geno yang disimpan di kapal perang. Han Sen tidak ragu-ragu dan memilih seni geno hyper. Saat memilih, dia menemukan sedikit masalah. Karena Daphne bukanlah Ruang Orang Suci, hanya 3 sampai 4 tipe seni geno hyper kelas S yang disimpan di kapal, jadi Han Sen tidak punya banyak pilihan. Normalnya, seni geno hyper level evolver semuanya berfokus pada mengubah struktur sel tubuh seseorang. Tinju Besi, Kaki Besi, Badan Besi, dan seni geno hyper lainnya ada di kategori ini. Beberapa berfokus pada menguatkan bagian tubuh tertentu, sementara yang lain menguatkan seluruh tubuh. Lebih mudah untuk berlatih seni geno hyper yang berfokus pada bagian tubuh tertentu. Akan tetapi, selain bagian tubuh tersebut, bagian tubuh yang lain akan melemah. Meskipun diseimbangkan dengan menguatkan seluruh tubuh, butuh waktu lama untuk melatihnya. Banyak seni geno hyper yang membutuhkan 3 sampai 5 tahun latihan, atau bahkan lebih. Terlebih lagi, tubuh evolver tidak bisa menahan perubahan sel tubuh jangka panjang. Saat menggunakan seni geno hyper, evolver harus berhenti sesekali apabila seluruh tubuh mereka berubah menjadi besi. Semakin besar kekuatan seseorang, semakin lama seseorang bisa menahan perubahannya. Han Sen telah mempelajari mengenai batas ketentuannya dengan cukup baik. Ada empat tipe seni geno hyper kelas-S yang dirancang untuk evolver di Daphne. Han Sen mempertimbangkan tiga dari empat, karena salah satu dari mereka hanya berfokus pada punggung. Tinju Giok, Tendangan Besi, dan Kristal Mikro semuanya memiliki ciri tersendiri, yang membuat Han Sen bimbang. Tinju Giok adalah seni geno hyper yang berfokus pada tinju seseorang. Dia bisa membuat otot dan tulang tangan menjadi giok yang begitu keras sampai bisa menghancurkan segalanya. Seseorang akan bisa menghancurkan lempengan baja-Z dengan tangan kosong setelah berlatih Tinju Giok, jadi itu adalah seni geno hyper yang luar biasa. Selain itu, cukup cepat untuk melatih seni geno hyper ini. Mungkin akan memerlukan satu atau dua bulan bagi seseorang untuk mencapai suatu titik dan menggunakannya. Tendangan besi berfokus pada kaki penggunanya. Dia bisa mengubah dua kaki menjadi besi baja. Saat digunakan dengan benar, kaki itu bisa berfungsi sebagai dua senjata untuk menendang apa saja menjadi berkeping-keping. Namun, butuh waktu lebih lama untuk melatih Tendangan Besi. Jika ingin membuat seluruh kaki menjadi besi, seseorang setidaknya membutuhkan waktu enam bulan. Untuk pilihan ketiga, Kristal Mikro, itu adalah seni geno hyper yang bisa mengubah seluruh tubuh. Dia bisa mengubah sel tubuh manusia menjadi Kristal Mikro. Jika dilatih dengan benar, seluruh tubuh pengguna akan berubah menjadi kristal, tidak ada senjata yang bisa melukai pengguna, bahkan pistol laser. Kenyataannya, hampir semua senjata modern akan menjadi sia-sia di hadapan seseorang yang berlatih Kristal Mikro. Tentu saja, sangat sulit untuk berlatih Kristal Mikro. Sebelum 3 sampai 5 tahun, seseorang bahkan tidak bisa memulai seni geno hyper tersebut. Biasanya, butuh 1 sampai 2 dekade untuk menjadi ahli sen geno hyper tersebut. Alasan Daphne membawa Kristal Mikro dan banyak anggota kru yang berlatih hal itu adalah karena Kristal Mikro memberikan penggunanya pertahanan melawan senjata di reruntuhan Kristaliser. Itulah mengapa dia secara khusus dipilih untuk ditaruh di Daphne. Banyak orang yang telah mempelajari reruntuhan Kristaliser berlatih Kristal Mikro. Namun, karena butuh waktu yang panjang untuk melatihnya, hanya beberapa orang yang mencapai hasil dengan seni geno hyper tersebut. Meskipun tidak banyak orang yang berhasil berlatih Kristal Mikro, banyak ahli dan cendekiawan di panel ahli yang pandai melakukan Kristal Mikro, karena mereka telah berlatih dua atau tiga dekade atau bahkan lebih lama lagi. Menurut pandangan praktis, Tinju Giok jelas pilihan yang paling menonjol, karena bisa digunakan dalam 1 atau 2 bulan. Akan tetapi, setelah dipikir-pikir lagi, Han Sen menggunakan lisensinya untuk Kristal Mikro. Penggalian satu reruntuhan Kristaliser biasanya sampai bertahun-tahun atau bahkan dekade. Han Sen tidak tahu apakah dia akan menghabiskan seluruh wajib militernya menggali reruntuhan Kristaliser, jadi tidak ada salahnya untuk berlatih Kristal Mikro. Lagi pula, itu adalah sesuatu yang Aliansi persiapkan untuk misi yang berhubungan dengan reruntuhan Kristaliser, dan dia mungkin tidak akan bisa mendapatkan seni geno hyper ini di tempat lain. Selain itu, Han Sen selalu mencoba untuk berlatih hal yang bisa mengubah struktur sel semua bagian tubuhnya, dan itulah mengapa dia selalu tertarik dengan Kristal Mikro.. Untuk seni geno hyper lainnya, dia yakin akan selalu bisa membelinya nanti. Karena dia memiliki banyak lisensi kelas-S, dia selalu bisa menjualnya pada seseorang di Tempat Suci Para Dewa, yang akan merepotkan tetapi memungkinkan. Setelah Han Sen memilih Kristal Mikro, Wang Hou mendapat kabar itu segera. Tetapi dia mendengus puas, "Apa gunanya Kristal Mikro saat ini? Dia tidak akan ke mana-mana selama 3 sampai 5 tahun. Tidak mungkin dia bisa menggunakannya." Wang Hou merasa pilihan Han Sen terlalu bodoh. Orang yang membuat pilihan seperti ini biasanya perfeksionis atau terlalu obsesif. Meskipun masa depannya tampak cerah, nilai praktisnya begitu sedikit sampai-sampai tidak berguna. Kristal Mikro jauh tidak berguna dibandingkan Tinju Giok. Han Sen tidak tahu apa yang dipikirkan Wang Hou. Setelah mendapatkan Kristal Mikro, dia mulai mempelajarinya dan melihat panduannya sebanyak tiga kali. Setelah mendapat kesimpulan tentang hal itu, Han Sen menenggak sebotol cairan geno yang dirancang untuk Kristal Mikro dan mulai berlatih. Merasakan sel tubuhnya dibangkitkan oleh efek Kristal Mikro, Han Sen merasa cukup kaget. Jelas-jelas dinyatakan di dalam panduan bahwa dia bisa merasakan sesuatu di awal, yang berarti seni geno hyper itu cocok untuknya.Namun, meskipun begitu, sebelum satu atau dua tahun, dia tidak akan melihat efeknya. Ini adalah seni geno hyper yang membutuhkan waktu latihan yang panjang. Jika prosesnya terlalu cepat, tubuhnya tidak akan mampu menahan perubahan sel tubuh yang mendadak, yang akan membuat kesehatannya tumbang. Han Sen mengamati setiap detail menurut panduan dan mengaktifkan seni geno hyper di seluruh tubuhnya. Saat dia hendak melakukan untuk yang kedua kalinya, sesuatu tiba-tiba terjadi. Kulit Giok yang Han Sen selalu latih mendadak menjadi aktif saat ini dan bergabung dengan Kristal Mikro. Lebih tepatnya, dia menelan Kristal Mikro, membuat Kristal Mikro menjadi bagian rasa dingin yang dibuatnya. Chapter 451 - Terobosan Pertama Ketika Han Sen mulai berlatih Kulit Giok, usia dia sudah terlalu tua. Karena dia belum memiliki dasar sejak kecil dan hanya berlatih seni geno hiper dalam waktu singkat, Han Sen tidak dapat berkembang terlalu jauh. Tanpa bantuan solusi geno, sampai hari ini, dia masih belum sanggup membuat terobosan dengan Kulit Giok. Han Sen terhambat dan tidak dapat membuat terobosan. Namun, jika dia meminum solusi geno untuk berlatih Kristal Mikro, Kulit Giok akan diaktivasi dengan sendirinya dan terdorong ke terobosan pertama. Han Sen hanya pernah merasakan hal itu sekali sampai saat ini. Dingin! Dingin yang menusuk dan merinding! Kedinginan tersebut bukan berasal dari luar tetapi tampaknya muncul dari dalam. Seakan-akan setiap inci tubuhnya mengeluarkan hawa dingin, membuat Han Sen merasa seperti dia akan berubah menjadi patung es. Dia ingin menghentikan aktivasi Kulit Giok, kalau tidak, dia mungkin akan mati kedinginan. Namun, Kulit Giok seperti kuda liar sehingga dia sama sekali tidak mengikuti perintah Han Sen. Rasa dingin itu bertambah parah, membuat Han Sen tidak sadarkan diri. "Aku tidak boleh tidur. Kalau aku ketiduran, aku takut tidak akan pernah bangun lagi." Han Sen sangat memahami apa yang akan terjadi pada seseorang yang tertidur dalam salju, maka dia berusaha keras untuk tetap sadarkan diri. Namun, tampaknya tidak berguna. Pada saat ini, dia bahkan tidak dapat menggerakan jari jemarinya. Seluruh tubuhnya sangat dingin dan bahkan menyebabkan suhu dalam ruangan juga menurun. Pengukur suhu tampaknya tidak merasakan merosotnya suhu ruangan, sehingga sama sekali tidak bekerja. "Sial! Mengapa pengukur suhu rusak pada saat seperti ini. Apakah Tuhan berusaha untuk membunuhku?" Han Sen ingin menghancurkan mesin jahanam itu, tetapi sayangnya, dia bahkan tidak dapat bergerak. Tiba-tiba, sebuah gagasan terbersit dalam benak Han Sen dan matanya pun terbelalak. Tidak mungkin. Tidak mungkin begitu kebetulan. Alasan pengukur suhu tidak berubah menandakan bahwa suhu ruangan sebenarnya tidak turun. Kedinginan yang aku rasakan hanyalah halusinasi dan bukan kenyataan. Dengan berpikir demikian, Han Sen cepat-cepat menggertakkan giginya dan memberitahu dirinya sendiri, "Aku tidak dingin¡­ Aku tidak dingin¡­ semuanya palsu¡­ Ini hanya halusinasi¡­" "Sial, ini benar-benar dingin..." Han Sen merasa sugesti psikologis tidak berguna, karena dia benar-benar membeku kedinginan. Dia merasa jantungnya membeku dan darah berhenti mengalir dan membeku. Rasa dingin ini menembus ke jantungnya. Secara perlahan, rasa dingin itu mulai menghilang dan Han Sen mulai merasa hangat. Seperti sinar mentari dalam musim dingin, membuat badannya yang bergemetaran merasa lebih baik. Walaupun tidak panas, membuatnya merasa begitu nyaman sehingga dia hampir akan mendesah. Namun, Han Sen tidak merasa senang sama sekali. Dia bahkan menjadi semakin khawatir. Dia tahu bahwa rasa dingin ini tidak hilang. Kehangatan ini menandakan bahwa dia tidak jauh dari kematian. Seketika dia tertipu oleh kehangatan ini dan tertidur, dia tidak akan pernah bangun lagi. Ketika dia ditemukan oleh orang lain, dia mungkin sudah menjadi mayat. Dia berusaha keras untuk tidak tertidur, tetapi dia merasa semakin mengantuk. Akhirnya dia tidak dapat menahan diri lagi dan tertidur. Han Sen tidak tahu berapa lama dia tertidur. Ketika dia bangun, dia merasa begitu nyaman seakan-akan dia baru saja melangkah keluar dari pemandian air panas. "Apa? Aku tidak mati?" Han Sen mengangkat tangannya dan mencubit pipinya. Merasa kesakitan, dia pun berteriak. "Benar, aku tidak mati. Ini bukan mimpi!" Han Sen merasa sangat senang. Sebelum tertidur, dia pikir dia akan mati. Namun, tidak terjadi apa-apa. Seakan-akan dia hanya tidur. Namun, Han Sen merasakan perbedaan dalam tubuhnya. Walaupun dia tidak tahu apa yang berbeda, perasaan ini tidak mungkin salah. Han Sen tidak sabar untuk menjalankan Kulit Giok dalam tubuhnya, berusaha untuk mencari tahu apa yang telah terjadi. Pada saat dia memulainya, dia melihat kedua tangannya menjadi transparan seperti es atau Giok. Tangan-tangan ini mengingatkan Han Sen pada tangan Xue Longyan saat dia bertemu dengannya. Namun, tangan Han Sen bahkan lebih bagus daripada tangan Xue Longyan. Sulit dipercaya bahwa ini adalah sepasang tangan manusia. "Terobosan pertama¡­ Aku berhasil membuat terobosan pertama dalam Kulit Giok¡­" Han Sen berlatih Kulit Giok dengan suka cita, merubah seluruh tubuhnya menjadi Giok. "Kuli Giok¡­ Inilah makna Kulit Giok yang sesungguhnya¡­ Aku berhasil" Han Sen tidak dapat menahan rasa suka cita ini. Melihat tubuhnya yang transparan, dia hampir tertawa terbahak-bahak. Setelah berlatih Kulit Giok dengan gigih untuk waktu yang cukup lama, Han Sen akhirnya berhasil membuat terobosan pertama, yang merupakan fondasi yang paling penting. Walaupun Han Sen sudah agak tua untuk memulainya, kenyataan bahwa dia berhasil membuat terobosan pertama dengan seni geno hiper menjadikan kemajuannya ini masuk dalam rentangan normal. Merasakan tenaga yang tidak ada habisnya dalam tubuh, Han Sen mengepalkan tangannya. Walaupun otot-otot dan tulang-tulangnya menjadi transparan, mereka fleksibel seperti urat sapi. Dia sama sekali tidak merasa kesulitan untuk bergerak dan sebaliknya dia merasa sensitifitasnya meningkat. Han Sen berhenti menjalankan Kulit Giok dan merubah tubuhnya kembali ke normal. Melihat dirinya di cermin, dia melihat kulitnya menjadi semakin lembut dan halus. Namun, tidak terlalu banyak perbedaan dengan sebelumnya. Matanya menjadi semakin berair seperti batu permata, sehingga membuat penampilannya terlihat bertambah menarik. "Jika aku seperti ini terus. Aku akan semakin mirip dengan gigolo." Merasa sedih, Han Sen berharap dia dapat terlihat lebih maskulin. Namun, itu bukan masalah besar. Tidak perlu menaruh perhatian pada penampilan. Han Sen menjalan Kristal Mikro kembali, ingin meyakinkan bahwa dia masih tetap dapat berlatih seni geno hiper ini. Han Sen seketika tercengang. Setelah berlatih Kristal Mikro, dia menemukan bahwa Kristal Mikro hanyalah sebagian kecil dari Kulit Giok. Ketika menggunakan Kristal Mikro, Han Sen merasa tubuhnya menjadi lebih kokoh karena sel-sel tubuhnya mengkristal, membuatnya terlihat seperti patung yang dibentuk dari kristal. "Kristal Mikro, aku telah berhasil¡­" Walaupun Han Sen merasa ragu, ini adalah kenyataan. Dia benar-benar telah berhasil melatih Kristal Mikro. Han Sen terlihat persis sama dengan apa yang digambarkan dalam tutorial Kristal Mikro. Seni geno hiper yang biasanya memerlukan waktu 2 sampai 3 dekade untuk dilatih, begitu mudah berhasil dicapai oleh Han Sen. Bahkan Han Sen sendiri tidak dapat mempercayai apa yang terjadi. Singkat kata, Han Sen merasa hal ini tidak patut dirayakan. Pengaruh Kristal Mikro jauh lebih buruk daripada Kulit Giok setelah dia berhasil melewati terobosan pertama. Satu-satunya manfaat Kristal Mikro sekarang adalah dia dapat menjadikannya tameng untuk menutupi kenyataan bahwa dia telah berlatih Kulit Giok. Chapter 452 - Komplotan Dewi Setelah menyelesaikan tugasnya dalam kapal perang, Han Sen memiliki waktu luang untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Yang Manli telah selesai merekrut. 80% sampai 90% orang yang tinggal di wilayah itu bergabung dengan Komplotan Dewi yang dibentuk oleh Han Sen dan menandatangani kontrak resmi. Walaupun Han Sen harus menyediakan daging dengan biaya yang tidak murah, itu tidak sebanding dengan apa yang dia peroleh. Ketika dia sudah siap untuk menaklukkan tempat penampungan arwah, orang-orang ini diperlukan untuk ikut mengambil bagian. Yang Manli memberitahu Han Sen bahwa rekrutmen pada awalnya tidak berjalan lancar. Karena Paman Wing adalah orang pertama yang bergabung dengan komplotan, semua orang pun mengikutinya. Han Sen mengangguk dan tidak berbicara. Keluarga Ning sedang menunjukkan kebaikan mereka, tetapi Han Sen tidak berani menganggap mereka sebagai teman. Dia masih belum mengetahui banyak hal di masa lalu, jadi dia tidak dapat memutuskan apakah Keluarga Ning adalah teman atau musuh. "Sekarang Komplotan Dewi telah terbentuk, apa rencanamu selanjutnya?" Yang Manli bertanya pada Han Sen. Dia agak enggan menyebut Komplotan Dewi karena hanya ada kurang dari 10 wanita dalam komplotan itu, dan tidak ada yang patut disebut dewi. Namun, Han Sen bersikukuh untuk menggunakan nama itu. Karena hanya sebuah nama, Yang Manli juga tidak peduli. Dia tidak tahu bahwa bagi Han Sen, anggota-anggota komplotan yang direkrut sekarang hanyalah para pendukung. Komplotan Dewi yang akan dia inginkan adalah kelompok arwah-arwah wanita cantik. Di manapun dia berada di masa depan, 3000 arwah-arwah cantik akan membuka jalan baginya, itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Tentu saja, kondisi ini didukung oleh arwah tubuh raja super yang dapat membuat para arwah setia padanya. Kalau tidak, mimpi ini selamanya hanya akan tetap sebuah mimpi. Jangankan sebuah komplotan, dia bahkan tidak dapat mendapatkan beberapa arwah bekerja untuknya. "Biarkan mereka melahap daging terlebih dahulu, lalu kita akan melatih mereka dan memilih yang terbaik di antara mereka untuk membentuk tulang punggung Komplotan Dewi. Kemudian, kita akan pergi menaklukkan tempat penampungan arwah." Han Sen sedang menunggu kedatangan Nol dan mengajaknya untuk menghancurkan tempat penampungan arwah, jadi dia dapat menggunakan waktunya untuk melatih orang-orang ini. Orang-orang ini sebenarnya tidak memerlukan terlalu banyak pelatihan, karena mereka yang memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua adalah veteran yang telah melalui pelatihan militer atau prajurit yang masih bertugas. Dengan latihan yang ringan, mereka akan dapat bekerja sama dengan cukup baik. Han Sen meminta Yang Manli untuk memilih sebuah tim yang akan dibawa untuk berburu, agar dia dapat menguji siapa orang-orang berbakat di antara mereka. "Tuan muda, jika kau hendak berburu, aku mengetahui dengan persis tempat yang sesuai untuk tim kita." Paman Qing mengusulkan ketika dia mendengar bahwa Han Sen akan pergi berburu. Han Sen mengikuti sarannya dan memintanya untuk mengarahkan jalan. Tim itu berjalan menuju gletser yang diceritakan oleh Paman Qing. Walaupun itu adalah wilayah gletser, bencana alam atau kecelakaan jarang terjadi. Han Sen tidak merasa khawatir. Mereka hanya bertemu dengan beberapa binatang berbaju baja es di sepanjang jalan, maka Han Sen tidak berkenan untuk bergerak. Menunggangi pencerewet emas, Han Sen sedang membaca sambil memakan dendeng kaki burung kondor berdarah jahat sambil mengamati timnya berburu. Han Sen melihat semua data dalam Daphne untuk mencari informasi tentang jiwa binatang piktograf dan dia berhasil menemukan sesuatu. Tidak ada orang yang pernah menemukan jiwa binatang piktograf dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tetapi jenis jiwa binatang mulai muncul di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan selanjutnya. Selain itu, hanya makhluk mutan atau berdarah sakral yang dapat menghasilkan jiwa binatang piktograf. Fungsi jiwa binatang piktograf sangat rumit. Setiap piktograf memiliki fungsi yang unik. Kesimpulannya, sebuah jiwa binatang piktograf dapat memberikan kemampuan tertentu bagi penggunanya. Misalnya, ada sejenis piktograf beruang yang dapat meningkatkan kekuatan seseorang, dan ada piktograf binatang angin yang dapat meningkatkan kecepatan penggunanya. Karena tidak ada orang yang pernah berburu kondor sebelumnya, Han Sen juga tidak mengetahui kemampuan apa yang akan didapatkannya. Dia telah mengamati selama beberapa hari dan tidak menemukan sesuatu yang berbeda ketika menggunakan jiwa binatang itu. "Jadi, apa fungsi dari piktograf kondor berdarah jahat?" Han Sen tetap tidak mengetahuinya dan mengabaikannya untuk sementara. Pada saat ini, Han Sen akhirnya memahami betapa hebatnya menjadi seorang pimpinan komplotan. Mengamati bawahannya membunuh makhluk-makhluk dengan gagah berani, Han Sen mengetahui bahwa dia memperoleh sebagian besar dari hasil keras mereka. Tidak ada banyak anggota dalam komplotan pada saat ini. Di masa depan, jika Komplotan Dewi telah berkembang dan memiliki puluhan ribu anggota, dia pasti akan dapat memperoleh penghasilan yang besar dari perburuan-perburuan ini. Anggota komplotan juga mendapatkan keuntungan yang sama. Dibandingkan dengan berburu sendiri, lebih mudah berburu bersama-sama dalam satu komplotan. Pada saat yang sama, penghasilan juga sama baiknya atau bahkan lebih baik. Keamanan mereka juga lebih terjamin. Tentu saja, karena itu adalah wilayah yang sulit, dan sebagian besar tempat belum pernah tersentuh, tetap saja berbahaya walaupun berburu secara berkelompok. Tanpa petarung yang tangguh dalam komplotan, setiap orang akan mati saat mereka bertemu dengan makhluk mutan atau berdarah sakral yang kuat. Mereka tidak terbiasa berburu secara terang-terangan seperti ini karena merasa takut akan diserang oleh kumpulan makhluk-makhluk. Namun dengan mengikuti Han Sen, mereka tidak perlu lagi mengendap-ngendap. Walaupun mereka merasa gusar, mereka merasa lebih baik daripada sebelumnya. "Tuan muda, mari kita menetap di sini. Jika kita bergerak lebih jauh, mungkin ada makhluk-makhluk mutan." Paman Qing menghentikan langkahnya dan berkata pada Han Sen. "Ayo lanjutkan perjalanan. Makhluk mutan lebih baik lagi," Han Sen memerintahkan tim untuk bergerak maju, karena dia tidak tertarik dengan berburu makhluk primitif. Walaupun mereka mengikuti perintah Han Sen, banyak orang yang mulai merasa kuatir, melihat ke kiri dan kanan karena takut akan ada makhluk mutan. Satu-satunya orang yang dapat bertarung dengan makhluk mutan di tempat ini adalah Paman Qing. Jika yang lainnya bertemu dengan makhluk mutan, mereka kemungkinan besar akan menjadi santapan makhluk-makhluk itu. Walaupun Yang Manli ingin berbincang dengan Han Sen mengenai hal ini, dia tahu tidak akan berguna, karena Han Sen tidak akan mendengarkannya sama sekali. Yang Manli akhirnya tidak berkata apa-apa. Paman Qing juga tidak berdebat dengannya, melanjutkan perjalanan. Seakan-akan Paman Qing akan melakukan apapun untuk Han Sen, asalkan Han Sen memintanya. Han Sen melanjutkan membaca buku bahasa kuno. Sepanjang dia punya waktu luang, Han Sen tetap akan mempelajari bahasa kuno, berharap dapat memahami Kitab Dongxuan secepat mungkin. Namun, Kitab Dongxuan terlalu kuno sehingga Han Sen hanya dapat memahami sebagian kecil dari kitab itu pada saat ini, dan itu pun bukan bagian yang penting. Tiba-tiba, mereka mendengar suara tapak yang kencang dan longlongan binatang. Seekor gajah raksasa dengan bulu putih bergegas ke arah mereka dari kejauhan, meninggalkan satu per satu jejak kaki yang besar. Semua gletser tampak bergetar. Kepingan salju juga berterbangan kemana-mana. "Mamut putih!" Seseorang tiba-tiba berseru. Seluruh anggota kelompok segera berlarian dan menyebar. Chapter 453 - Membunuh Makhluk Mutan Han Sen melihat sebagian besar orang berlarian dan hanya Yang Manli, Paman Qing dan beberapa anggota komplotan yang tetap tinggal di sampingnya, memanggil jiwa binatang dan siap bertarung. Para anggota komplotan terlihat ketakutan, tangan mereka yang memegangi senjata bergemetaran. Sedangkan yang lainnya berlari dengan cepat, dan Han Sen tidak heran. Orang-orang ini telah lama kehilangan rasa percaya diri, jadi lumrah mereka bertindak seperti ini ketika menghadapi bahaya. Han Sen sudah mencamkan bahwa orang-orang ini tidak bagus. Di masa depan, dia tidak akan menghabiskan waktunya untuk membina mereka. Sebaliknya, Xu You dan anak-anak muda lainnya tidak melarikan diri dan tetap di sisi Han Sen walaupun mereka juga merasa takut. Han Sen pikir mereka berpotensi untuk dibina menjadi pemimpin untuk memerintah pasukan-pasukan Komplotan Dewi di masa depan. Walaupun mereka semuanya masih agak muda dan fisik mereka mungkin jauh lebih buruk daripada orang-orang yang lebih tua dari mereka yang melarikan diri, itu bukan masalah. Han Sen dapat dengan mudah menggunakan daging dalam jumlah banyak untuk meningkatkan poin geno mereka. Selalu ada jalan untuk meningkatkan fisik dan keahlian ilmu bela diri seseorang. Namun, karakter seseorang tidak dapat dibina. Di mata Han Sen, Xu You dan anak-anak muda lainnya adalah aset yang berharga. "Mundur!" Han Sen berseru, memerintah anggota komplotan untuk melangkah mundur. Dia turun dari punggung pencerewet emas dan menyerang mamut putih. Seluruh anggota muda komplotan menatap Han Sen dengan terkejut. Mamut putih adalah makhluk mutan kelas atas. Bahkan seseorang seperti Paman Qing tidak berani berhadapan langsung dengan mamut putih, tetapi Han Sen dengan mudahnya melemparkan dirinya pada makhluk itu. Menatap Han Sen dengan wajah muram, Paman Qing bergumam perlahan, "Apakah dia benar adalah keturunan Instruktur Han?" Yang Manli menarik tali busurnya dan mengarahkan panahnya ke mata mamut putih, bersiap untuk membantu Han Sen jika diperlukan. Namun, busur dan panah yang digunakan pada saat ini masih merupakan jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, yang hampir tidak ada gunanya untuk makhluk mutan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua seperti mamut putih. Pencerewet putih bergerak dengan cepat. Ukuran pencerewet emas hampir sama dengan mamut putih. Ketika pencerewet emas berlari, tubuhnya bertumbuh dengan cepat. Pada saat dia hampir bertabrakan dengan mamut putih, pencerewet emas sudah sebesar bukit, bahkan lebih besar daripada mamut. Dibandingkan dengan pencerewet emas, mamut putih tiba-tiba terlihat mungil, seperti bayi gajah di hadapan seekor gajah dewasa. Bum! Kedua binatang itu bertabrakan. Walaupun pencerewet emas jauh lebih besar daripada mamut putih, mereka berdua melangkah mundur saat bertabrakan. "Grrr!" Pencerewet emas melonglong. Dia adalah raja mutlak di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Tidak ada makhluk yang dapat melawannya. Namun, sekarang dia terpaksa mundur oleh mamut putih, sehingga membuat singa itu murka. Mamut putih juga melonglong dan berlari menuju pencerewet emas. Bum! Kedua binatang besar itu bertarung lagi, menimbulkan segala macam suara yang mengerikan. Gletser di sekitarnya pecah berkeping-keping dan salju berterbangan kemana-mana. Bum bum bum! Pencerewet emas dan mamut putih menjadi sangat marah satu sama lain, tidak ada yang mau mundur. Mereka saling menghantam seperti sapi jantan yang sedang memperebutkan sapi betina. Anggota komplotan tercengang. Mereka pernah melihat banyak tunggangan sebelumnya, tetapi tidak pernah melihat seekor tunggangan yang mampu bertarung dengan makhluk lainnya. Hal ini benar-benar di luar bayangan mereka. Tunggangan biasanya sama sekali tidak dapat menyerang, tunggangan singa emas raksasa ini berbeda. Orang-orang yang sebelumnya melarikan diri melihat apa yang sedang terjadi dan memperlambat langkah mereka, melihat pada pencerewet emas terus menerus melemparkan dirinya pada mamut putih. "Itu adalah makhluk mutan. Tunggangan apa itu? Dia begitu kuat sehingga sanggup bertarung dengan mamut putih. Apa itu adalah tunggangan mutan? Walaupun demikian, itu hanyalah tunggangan dan seharusnya tidak sanggup bertarung dengan seekor makhluk seperti ini." Perasaan semua orang menjadi kacau ketika mereka melihat pencerewet emas. Memang benar, seperti yang dipikirkan mereka, jika tunggangan lainnya, bahkan seekor tunggangan mutan dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, tidak akan sanggup bertarung dengan mamut putih seperti ini. Seekor tunggangan tetap hanya seekor tunggangan. Ketika seekor makhluk menjadi tunggangan jiwa binatang, tidak peduli betapa ganasnya binatang itu pada awalnya, dia akan menjadi jinak. Seperti merubah seekor singa menjadi herbivora. Selain fisiknya yang kuat, dia tidak lagi memiliki insting untuk membunuh. Namun, pencerewet emas ini berbeda. Walaupun dia hanya seekor tunggangan jiwa binatang, dia tetap mempertahankan nalurinya. Selain itu, dia memiliki fisik yang hebat, sehingga dia masih dapat melindungi dirinya. Dia tidak dapat dibandingkan dengan tunggangan lainnya. Han Sen menghela nafas. Bagaimanapun juga, pencerewet emas hanyalah makhluk super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Walaupun dia cukup spesial, karena keterbatasan pada tingkatnya, dia tidak sekuat mamut putih. Melihat pencerewet emas tersingkirkan lebih jauh karena desakan mamut putih dan melonglong tak berdaya, Han Sen menjadi terdiam. Dia teringat pada keganasan pencerewet emas besar. Seperti langit dan bumi, tidak ada yang dapat menahan serangan tapaknya. Jiwa binatang pencerewet emas memang sangat jengkel. "Jika kristal hitam dapat merubah jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama menjadi jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, aku pasti akan memilih pencerewet emas untuk berevolusi berikutnya. Han Sen berpikir. Dia tidak ingin melihat raja yang hebat menjadi pecundang. Walaupun dia sedang berpikir demikian, Han Sen memutuskan untuk bertindak. Pada saat pencerewet emas bertabrakan dengan mamut putih kembali, Han Sen melompat dari kepala pencerewet emas dan menghantam mamut putih seperti meteor. Fisik mamut putih bahkan lebih baik daripada pencerewet emas. Namun, dia tetap terpaksa melangkah mundur ketika pencerewet emas melemparkan dirinya pada mamut putih. Tepat pada saat ini, Han Sen telah mencapai mamut. Memegangi pisau belati serigala kutukan di tangannya, Han Sen mengirimkan dirinya ke dalam mata mamut yang berukuran roda. Grrr! Mamut putih mengangkat kaki depannya. Darah mengalir seperti sungai dari matanya. Binatang itu berteriak kencang. Sesaat kemudian, perut mamut putih tiba-tiba terbelah. Sebuah sosok yang berdarah keluar dari perutnya. Bum! Mamut putih dengan cepat terjatuh, menyemburkan es dan salju kemana-mana. Tanpa melihat ke tubuh mamut putih, sosok yang berdarah itu berjalan ke anggota tim lainnya sambil membersihkan pisau belati dengan santai. Tidak ada orang yang dapat melupakan kejadian ini. Mayat makhluk raksasa dan sosok berdarah tertanam dalam sanubari mereka selamanya. £¬ Chapter 454 - Bawa Aku Bersamamu Setelah membunuh mamut putih, Han Sen mendapatkan kehormatan dalam Komplotan Dewi. Orang-orang secara resmi mengakuinya sebagai pimpinan. Banyak anak-anak muda yang bahkan menganggapnya sebagai idola. Komplotan Dewi menjadi semakin terorganisir. Han Sen sangat murah hati dengan para anggota yang bekerja keras, memberikan mereka banyak daging. Han Sen meminta Yang Manli untuk membina anak-anak muda seperti Xu You secara khusus, yang berani mempertaruhkan nyawa mereka. Kedatangan Han Sen membawa perubahan di tempat itu. Walaupun mereka tetap tidak berani berburu di wilayah terasing atau mendekati tempat penampungan arwah, dengan kepemimpinan Han Sen, mereka sanggup membunuh banyak makhluk biasa dan primitif di pegunungan sekitar. Hal ini memberikan pengharapan bagi evolver setempat. Mereka tidak perlu lagi menahan nafas dan menghitung hari. Banyak orang yang sudah lama tidak masuk ke Tempat Suci Para Dewa dan kehilangan harapan kembali ke tempat itu setelah mendengar berita ini, ingin melihat langsung sang legenda. Ternyata mereka sangat senang. Dunia es dan salju sudah tidak senyap seperti dahulu kala. Orang-orang beraktivitas di mana-mana. Walaupun tidak dapat dibandingkan dengan tempat penampungan manusia yang besar, kondisi ini tidak terlalu menyedihkan. Lebih banyak orang yang membuang keraguannya dan bergabung dengan Komplotan Dewi. Sebagian banyak orang yang menyebarkan berita ini, membuat mereka yang kehilangan harapan kembali ke Tempat Suci Para Dewa kembali. Oleh karena itu, Komplotan Dewi menjadi semakin kuat. Bermodalkan banyak daging untuk diperdagangkan, orang-orang kaya pun bermunculan. Perdagangan menjadi semakin marak dan terjadi banyak transaksi. Karena Han Sen jarang muncul, hanya beberapa orang yang mengenalnya. Sebagian banyak orang hanya pernah mendengar nama Han Sen. Banyak orang yang menganggap Han Sen sebagai seorang legenda, legenda yang hidup. Seorang evolver yang baru saja masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama beberapa bulan telah berhasil menghidupkan kembali tempat ini sendirian dan menginspirasi banyak orang, yang hanya ada dalam legenda. Tentu saja, lebih banyak orang yang mengenal Yang Manli, tangan kanan Han Sen. Banyak orang yang menganggap bahwa Yang Manli adalah dewi dalam "Komplotan Dewi" dan mengira bahwa dia adalah wanita Han Sen, nyonya dari Komplotan Dewi. Tentu saja, Yang Manli juga mendengar desas-desus ini. Pada awalnya, dia merasa malu dan marah. Namun, tidak mungkin dia menjelaskan hal ini setiap kali. Setelah beberapa saat, dia merasa lelah menjelaskannya lagi. "Kakak, ternyata benar adalah kau. Aku akhirnya menemukan organisasi ini." Hari ini, ketika Han Sen baru saja berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa dari Persekutuan, seseorang tiba-tiba berlari menghampirinya dan memeluknya erat sambil menangis. "Zhu Ting?" Ketika Han Sen melihat siapa itu, dia tercengang. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Zhu Ting di sini. "Berani sekali kau memperlihatkan wajahmu? Kau benar-benar mengira aku tidak akan membunuhmu?" Wajah Han Sen menjadi tegang. "Kakak, hidup menjadi tidak bermakna di tempat seperti ini. Bolehkah aku mengikutimu? Jika tidak boleh, aku lebih baik mati. Bunuh saja aku!" Zhu Ting tidak mau melepaskan kaki Han Sen. Han Sen tertawa kecil di dalam hati dan berpikir, pria ini sungguh sial ditugaskan di sini. Dia pasti telah mengalami banyak kesusahan. Tampaknya dia sudah hampir gila. "Kapan kau tiba di sini? Mengapa aku tidak pernah melihatmu?" Han Sen membawa Zhu Ting ke tempat yang cukup sepi dan bertanya. "Setelah aku kabur, aku langsung datang ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Siapa yang menyangka aku akan dikirimkan ke tempat terkutuk ini¡­ Setiap saat aku berusaha untuk membunuh makhluk primitif, aku mempertaruhkan nyawaku. Setelah cukup lama, aku belum memaksimalkan poin geno biasa. Ini bukan jalan hidup yang benar¡­ Dua bulan lalu, aku pergi berburu dan hampir terbunuh oleh makhluk mutan. Aku lari begitu jauh sehingga aku hanya dapat kembali dua hari lalu. Sejak aku mendengar tentang dirimu, aku selalu menantimu di dekat perangkat teleportasi¡­" Zhu Ting mengeluh dengan berlinang air mata. Han Sen tentu saja tidak mempercayai semua kata-kata Zhu Ting. Pria ini sangat licik dan banyak akal. Dia juga bisa menggunakan racun. Tidak tahu malu dan suka membunuh, Zhu Ting dapat dipastikan adalah orang yang berbahaya. Namun, Han Sen belum mau membunuh Zhu Ting. Walaupun pria ini berbahaya, Han Sen tidak menganggapnya berisiko. Selain itu, Zhu Ting mengetahui banyak hal yang sangat ingin diketahui Han Sen, seperti tentang Han Jingzhi. Zhu Ting adalah anak di luar nikah dalam Keluarga Chen. Tampaknya Keluarga Chen juga mengetahui apa yang terjadi di masa lalu. Han Sen penasaran peran apa yang mereka mainkan. Han Sen mencurigai bahwa seseorang dalam Keluarga Chen juga adalah anggota dari Unit Tujuh dalam Layanan Rahasia. "Jadi, kau ingin mengikutiku. Tetapi mengapa aku harus menyetujuinya?" Han Sen menatap Zhu Ting menyeringai. Apapun yang diinginkan Zhu Ting, Han Sen ingin mengumpulkan sesuatu darinya dulu. "Kakak, bagaimanapun juga, aku seharusnya jauh lebih berguna daripada orang biasa, bukan?" Zhu Ting berkedip dan menjawab. "Dan jauh lebih berbahaya," Han Sen membalas dengan perlahan. Zhu Ting berkata sambil meringis, "Tuan muda, kakak besar, kau adalah keturunan dari Instruktur Han. Bagaimana mungkin aku berani melukaimu? Jika aku melukaimu, bahkan ayahku akan menghajarku sampai mati." "Keluarga Chen sangat informatif. Namun, aku tidak mengingat hubungan antara Keluarga Han dan Keluarga Chen." Han Sen sama sekali tidak tergerak hatinya. Semua orang mengaku sebagai teman Han Jingzhi. Dia tidak dapat membedakan siapa yang berkata sebenarnya, maka dia memutuskan untuk tidak memperdulikan mereka semua. "Bukankah Instruktur Han pernah mengatakan bahwa nenek moyangku juga merupakan anggota Layanan Rahasia, seorang koleganya?" Zhu Ting cepat-cepat menambahkan. "Aku tidak tahu." Han Sen tidak mau berkomentar. Dia berpikir dalam hati, memang, Keluarga Chen juga ikut bagian dalam misi itu. "Tidak ada gunanya berbicara macam-macam. Berikan aku sesuatu yang nyata. Jika kau mau mengikutiku, kau harus membayar di muka terlebih dahulu," kata Han Sen. Zhu Ting berkata dengan wajah sedih, "Setelah aku datang ke tempat terkutuk ini, aku tidak memperoleh apapun dan kehilangan hampir seluruh jiwa binatang yang aku bawa dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Sekarang aku sangat miskin sehingga yang aku miliki hanyalah uang. Apakah kau mau uang? Sebutkan saja jumlahnya, dan aku akan membayarmu berapapun jumlahnya." "Bukankah kau masih memiliki Tujuh Putaran?" Han Sen berkata dengan terus terang. Han Sen selalu mendambakan Tujuh Putaran dari Keluarga Chen. Walaupun dia dapat ternang dengan sayap jiwa binatang, kecepatannya akan ditentukan dari kekuatan jiwa binatang dan bukan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu, Han Sen sangat tertarik dengan teknik ini yang dapat mengirimnya ke udara menggunakan segalanya yang dia miliki. Namun, Tujuh Putaran adalah rahasia keluarga dalam Keluarga Chen. Tidak boleh diajarkan ke orang luar sama sekali. Dengan kesempatan seperti ini, Han Sen ingin menguji apakah Zhu Ting bersedia mengajarkannya Tujuh Putaran. Chapter 455 - Menginjak Awan "Walaupun Tujuh Putaran adalah rahasia keluarga Chen, ada cara untuk mengajarimu. Namun, karena ini adalah turun temurun dalam keluarga, ada peraturan bahwa rahasia tidak boleh dibocorkan. Jika kau ingin mempelajarinya, kau harus menjadi murid dari keluarga kami," kata Zhu Ting. Walaupun Zhu tidak menolaknya, tidak mungkin Han Sen bersedia menjadi murid keluarga Chen, artinya dia tidak dapat mempelajari seni geno hiper. "Jadi, ada cara lainnya?" Han Sen berputar dan bersiap-siap untuk pergi. "Berhenti, dengarkan aku. Bahkan jika aku bersedia untuk melanggar peraturan dan mengajarimu Tujuh Putaran, aku hanya mengetahui tiga putaran pertama. Tanpa solusi geno khusus, tidak mungkin kau dapat berhasil melatihnya." Zhu Ting melihat Han Sen sudah akan pergi dan berkata dengan cepat, "Kakak, dengarkan aku. Ketika aku dikejar-kejar oleh makhluk mutan beberapa waktu lalu, aku menemukan sebuah tempat hebat yang pasti akan menarik perhatianmu. Bagaimana kalau aku menunjukkan padamu tempat itu? Jika menurutmu tempat itu menarik, terimalah aku dalam Komplotan Dewi. Jika menurutmu tempat itu tidak bagus, aku tidak akan mengganggumu lagi." "Tempat bagus macam apa?" Han Sen bertanya. "Sebuah sarang," Zhu Ting merendahkan suaranya dan berkata pada Han Sen. Han Sen menatapnya dengan terkejut. Kenyataan bahwa Zhu Ting menemukan sebuah sarang berarti dia telah menemukan jiwa binatang berdarah sakral. Pria yang sangat beruntung! "Bawa aku ke sana dulu," Han Sen berpikir dan berkata. Dia tidak merasa khawatir bahwa Zhu Ting akan memperdayanya. Bahkan jika ada makhluk berdarah sakral, Han Sen dapat melindungi dirinya sendiri. Namun, jika ada makhluk berdarah sakral atau makhluk super di dalam sarang, akan sulit sekali baginya untuk memecahkan telur. Zhu Ting membawa Han Sen keluar dari goa es dan masuk ke pegunungan. Han Sen merasa mereka bergerak terlalu perlahan dan memanggil pencerewet emas, meminta Zhu Ting untuk duduk dengannya. "Kakak, tunggangan yang sangat bagus! Apakah kau mau menjual tunggangan ini? Aku dapat membayarmu berapa saja," Zhu Ting berkata dengan kagum, menatap pada pencerewet emas. "Aku tidak mau menjual ini, tetapi jika kau ingin membeli jiwa binatang, aku punya satu." Han Sen tiba-tiba mendapatkan sebuah gagasan. Jiwa binatang berbaju baja es jahat yang dia dapatkan dulu tidak berguna baginya. Jika Zhu Ting bersedia membayar harga tinggi, Han Sen akan menjualnya. "Jiwa binatang apa? Mutan atau berdarah sakral?" Zhu Ting menatap Han Sen dengan penuh semangat. Dia sudah terlalu banyak menderita. Sangat sulit mendapatkan jiwa binatang di tempat seperti ini, dan dia telah kehilangan semua jiwa binatang yang dia bawa ke sini. Tanpa jiwa binatang yang bagus, Zhu Ting merasa tidak aman. "Jiwa binatang primitif binatang berbaju baja es," jawab Han Sen. Zhu Ting merasa agak kecewa, tetapi tetap berkata,"Itu juga boleh, baju baja jiwa binatang relatif lebih kuat daripada jiwa binatang primitif. Satu juta, bagaimana menurutmu?" Satu juta untuk jiwa binatang primitif sudah sangat mahal, walaupun jiwa binatang itu berasal dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Hanya karena jiwa binatang sangat langka di tempat ini. Dalam tempat penampungan manusia yang besar, jiwa binatang primitif hanya bernilai sepersepuluh dari harga ini. "Ini adalah jenis yang jahat," Han Sen menambahkan. Zhu Ting tiba-tiba melotot dan berkata, "Kakak, kau mendapatkan jiwa binatang berbaju baja es yang jahat?" Diantara makhluk-makhluk primitif, hanya ada satu di antara belasan makhluk yang menjadi jahat. Dan bahkan lebih sulit daripada mendapatkan jiwa binatang, oleh karena itu jiwa binatang jahat jauh lebih mahal daripada jiwa binatang yang lain dengan tingkatan yang sama. Tentu saja, jiwa binatang jahat juga jauh lebih baik daripada yang lainnya. Dalam kasus baju baja jiwa binatang ini, sebuah jiwa binatang biasa hanya menutupi 30% sampai 40% bagian tubuh, sedangkan yang jahat dapat menutupi lebih dari 95% bagian tubuh. Pertahanannya juga lebih tinggi, bahkan dapat dibandingkan dengan baju baja mutan yang lemah, sehingga nilai jiwa binatang jahat jauh lebih tinggi. "Bagaimana menurutmu?" Han Sen memanggil jiwa binatang berbaju baja es jahat, dan seluruh tubuhnya tertutup dengan lapisan es yang tebal. Namun, baju baja seperti ini tidak terlalu berguna untuk Han Sen. Bahkan tidak sekuat tubuh Han Sen, terutama setelah dia berlatih Kristal Mikro. Jika baju baja ini adalah jiwa binatang mutan tingkat atas atau yang berdarah sakral, Han Sen mungkin akan menyimpannya. Sayangnya, dia belum memperolehnya. "Kakak, sebutkan harganya." Zhu Ting merasa sangat senang. "Aku tidak akan memaksamu untuk mengajariku Tujuh Putaran karena kau terikat oleh peraturan keluarga. Tetapi keluargamu pasti memiliki rancangan pergerakan kaki Kelas S bagi evolver." Han Sen menatap Zhu Ting dan berkata. Zhu Ting tiba-tiba menjadi ragu-ragu dan berkata, "Kalau begitu¡­ Lupakan saja¡­ Aku sebenarnya tidak terlalu memerlukan jiwa binatang¡­" Han Sen memahami maksudnya. Jiwa binatang jahat dari binatang berbaju baja was paling mahal senilai 10 juta dolar setelah mempertimbangkan kelangkaan jiwa binatang itu. Namun, nilainya terlalu kecil untuk ditukarkan dengan gerakan kaki rahasia Kelas S. Tidak ada orang yang akan setuju dengan pertukaran seperti ini. "Tenang, aku tidak memintamu untuk menukar gerakan kakimu dengan jiwa binatang jahat. Aku akan membayarmu lisensi Ruang Suci Kelas S bagi tingkat evolver untuk gerakan kaki. Jiwa binatang jahat dapat dianggap sebagai tips," Han Sen berkata sambil tersenyum. Keluarga Chen memiliki seni geno hiper gerakan kaki yang fenomenal, yang sulit dibeli bahkan dalam Ruang Suci. Karena Tujuh Putaran sudah tidak mungkin, Han Sen tidak keberatan untuk mempelajari hal lainnya. "Kalau begitu, aku dapat memikirkan sesuatu." Zhu Ting menatap baju baja jiwa binatang jahat yang dikenakan Han Sen, menggertakkan giginya dan berkata, "Keluarga Chen memiliki gerakan kaki evolver Menginjak Awan. Jika kau tertarik, aku dapat melepaskan kehormatanku dan mendapatkannya untukmu." "Ceritakan padaku, gerakan kaki seperti apakah Menginjak Awan itu?" Han Sen menyipitkan matanya dan berkata. Zhu Ting memperlihatkan gerakan kaki itu, yang membuat mata Han Sen menyala. Menginjak Awan adalah gerakan kaki yang menekankan pada keahlian kaki. Setelah berhasil melatihnya, sel tubuh dari kaki seseorang akan ditingkatkan. Menginjak Awan berarti begitu mudah untuk mencapai langit setelah melatih gerakan kaki ini. Walaupun itu agak berlebihan, hal itu menunjukkan bahwa gerakan kaki ini menekankan pada ledakan kekuatan kaki. Han Sen tetap merasa puas, setelah berlatih Menginjak Awan, walaupun dia tidak dapat mengungkit di udara sampai tujuh kali, dia dapat mengungkit di udara sekali. Tidak seperti yang diciptakan Han Sen, ini adalah ungkitan yang sempurna. Terakhir kali, ketika Han Sen mengungkit di udara, dia hanya berhasil membuat satu tendangan tambahan, yang dikarenakan oleh ungkitannya tidak terlalu sempurna. Setelah berlatih Menginjak Awan, dia dapat mengungkit di udara dengan sempurna dan membuat tujuh tendangan lainnya. Chapter 456 - Arca Han Sen sangat puas dengan Menginjak Awan, yang merupakan seni geno hyper rahasia yang bahkan tidak bisa dipelajari di Ruang Orang Suci. Itu adalah harga yang pantas dibayar dengan lisensi Ruang Orang Suci Kelas-S dan jiwa binatang amuk. Seperti itulah, Han Sen dan Zhu Ting menyepakati waktu untuk melakukan pertukaran. Zhu Ting bisa mengajari Han Sen gerakan kakinya sendiri, tetapi dia harus memperoleh cairan geno dari keluarga Chen. Zhu Ting membawa Han Sen untuk menemukan sarang. Dengan kecepatan singa emas, mereka membutuhkan waktu lebih dari setengah hari untuk menemukan pegunungan berlapis yang membentuk teratai kehidupan, yang merupakan jalan masuk ke sarang. Untungnya, tidak ada makhluk di dekat mereka. Mereka memanjat melewati pegunungan dan turun ke pintu masuk sampai mereka menemui dinding emas hijau. Dinding emas hijau masih utuh. Belum ada yang masuk. Meskipun Zhu Ting menemukan tempat itu, dia tidak berani masuk. Zhu Ting cukup cerdas untuk mengetahui batas kemampuannya dan apa yang ada di luar kuasanya, yang bukanlah sesuatu yang bisa diketahui semua orang. Lagi pula, manusia adalah binatang yang penuh emosi, jadi sulit bagi mereka untuk tetap rasional sepanjang waktu. "Tunggulah di luar, aku akan memeriksanya," kata Han Sen pada Zhu Ting dan menghancurkan dinding emas batu untuk masuk. Cahaya hijau yang serba tahu membuat sarang besar itu tapak menakutkan. Para sel berbentuk ganjil ada di mana-mana, semuanya masih utuh. Mustahil untuk mengetahui manakah yang berisi makhluk. Han Sen perlahan-lahan mendekati para sel itu, tetapi karena terlalu banyak sel, mereka semua saling berhimpitan. Mustahil untuk melewatinya selain dengan memanjat melewati sel tersebut. Han Sen tidak berani melompat ke dalam sebuah sel. Menatap sel lonjong yang setinggi 20 kaki, dia maju perlahan, merasa tidak nyaman seakan-akan ada hal buruk yang akan terjadi. "Grrr!" Saat Han Sen berada sekitar 30 kaki jauhnya dari sel, sel itu mendadak meledak. Seekor makhluk hitam dengan tanduk perak dan sayap kelelawar yang tampak seperti arca tiba-tiba menyeruak dari sel yang rusak. Han Sen hanya melihat sekilas sebelum mulai berlari secepat yang dia bisa. Meskipun dia belum menghadapi makhluk itu, dinilai dari kecepatannya, Han Sen yakin arca itu adalah makhluk berdarah sakral dengan fisik di atas seratus. Han Sen lega karena itu adalah benda pertama yang menarik perhatiannya. Jika Han Sen bertemu makhluk ini saat sudah masuk terlalu dalam, akan lebih sulit baginya untuk kabur. Han Sen baru berlari beberapa langkah saat arca itu mengejarnya. Tangannya yang sekuat batu marmer dengan cepat mengayun ke punggung Han Sen. Di cakarnya, setiap kukunya sepanjang lebih dari satu kaki, setajam belati baja. Bahkan tubuh yang terbuat dari baja-Z akan hancur oleh kuku itu. Tanpa menoleh ke belakang, Han Sen menggerakkan badannya seperti ular menjauh dari arca itu, seakan ada mata di punggungnya. Lalu Han Sen lanjut berlari dengan rute yang berbelit-belit. Sambil mengepakkan sayap, arca itu tiba-tiba ada di belakang Han Sen. Namun, serangannya sia-sia lagi. Han Sen selicin belut, meleset dari tangan arca itu lagi dan lagi. Han Sen menatap ke arah pintu masuk dan melihat Zhu Ting telah pergi, lebih cepat dari kelinci. Setelah gagal beberapa kali, si arca dengan cepat melolong saat Han Sen hendak berlari ke lorong sempit. Tanduk perak si arca tiba-tiba bersinar dan warna perak mulai berlumuran di tubuh hitam si arca. Tiba-tiba, si arca menjadi patung perak, yang tampak mempesona secara aneh. "Brengsek! Makhluk berdarah sakral amuk!" seru Han Sen. Arca perak itu hampir secara sekejap muncul di belakang Han Sen, mencakar kepala Han Sen. Kecepatan si arca perak terlalu cepat sampai Han Sen tidak punya waktu untuk menghindari serangan. Meskipun dia mencoba menggunakan teknik memancing lawan sebanyak mungkin, di hadapan kecepatan mutlak, seluruh usahanya sia-sia. Han Sen menggertakkan gigi dan menggunakan Kulit Giok. Sambil menggapai tangan besar monster amuk, Han Sen tidak mencoba mengalahkan si makhluk dengan tenaganya. Saat dua tangan itu beradu, Han Sen melilitkan tangan besar arca perak bagikan ular dan menyelip ke dalam tubuhnya. Dengan mengkombinasikan secara sempurna Hantu Menghantui dan Pengalihan, Han Sen juga menggunakan kelenturan yang diperoleh dari berlatih Kulit Giok untuk mendapatkan efek ini. Si arca perak mencoba menangkap Han Sen yang bergelantungan di punggungnya, sementara Han Sen telah meluncur turun ke selangkangan si arca dan memukul bagian itu dengan keras. Duar! Tinju Han Sen yang sekeras giok mengenai selangkangan si arca dengan keras, membuatnya menjerit kencang. Si arca segera menggunakan dua tangannya untuk mencakar Han Sen. Han Sen memutar tubuhnya di paha si arca dan bergerak mundur ke punggungnya. Sambil menggenggam sayap si arca, Han Sen dengan cepat menebaskan tangannya ke leher si arca. Sambil mengelilingi tubuh si arca, si arca mencoba menangkap Han Sen dalam keadaan murka tetapi selalu gagal. Namun, fisik arca perak amuk itu sangat kuat sampai bahkan setelah Han Sen menggunakan Kulit Giok, dia hanya bisa membuat tubuh peraknya sedikit memar. Han Sen tidak berani menggunakan pisau serigala terkutuk, karena benda itu tidak cukup kuat untuk menembus tubuhnya dan karena menggenggam pisau akan mempengaruhi gerakan Han Sen. Han Sen bahkan mencoba mencakar mata arca itu, tetapi juga sia-sia. Matanya sekeras tubuhnya, terbuat dari besi perak. Han Sen merasa satu menit terasa seperti satu jam. Itu bukanlah hal mudah untuk menghadapi arca itu di dalam kondisi seperti ini. Han Sen telah menggunakan kekuatan fisik dan mental sampai batasnya. Setiap gerakan dengan hati-hati dia perhitungkan. Kekuatan fisik dan mentalnya pun terkuras. Meski begitu, Han Sen masih menghadapi resiko yang lebih buruk. Arca amuk itu menjadi semakin cepat. Sesekali, kukunya menggores Han Sen, membuatnya langsung berdarah. Han Sen tidak terguncang sama sekali. Dia terus merayap di tubuh arca bagaikan ular, tetapi jangkauan gerakannya semakin kecil dan mengecil. Akhirnya, arca amuk itu mendorong Han Sen dengan sangat keras sampai dia tidak bisa kabur. Arca itu dengan cepat mencakar Han Sen tepat di tubuhnya. Saat kuku perak tajam itu hampir menancap di tubuh Han Sen, Han Sen dengan cepat mendorong kepala arca dan melompat ke udara, menghindari cakarnya. Arca perak itu telah menggunakan energinya untuk gerakan ini. Setelah Han Sen menghindari serangan, cakarnya tidak berhenti dan lanjut mengenai wajahnya sendiri. Lima kuku setajam belati perak menancap di wajah perak itu, dan darah keperakan tiba-tiba menyembur keluar. Chapter 457 - Panel Ahli Han Sen mengambil kesempatan untuk keluar dari sarang. Dia samar-samar masih bisa mendengar raungan marah arca perak. Fisik arca perak sangat baik sampai Han Sen tidak bisa membunuhnya saat itu. Namun, karena dia telah mempelajari bahwa ada makhluk berdarah sakral di tempat ini, dia selalu bisa kembali kapan saja saat dia memiliki poin geno yang cukup. "Saudaraku, kau di sini! Apa kau baik-baik saja?" Zhu Ting menunggu di pintu masuk, memandang ke bawah dari waktu ke waktu. "Untungnya, aku kabur, tetapi aku tidak bisa membunuh makhluk itu," kata Han Sen dan mulai beranjak pergi. "Bagaimana kalau aku bergabung dengan Komplotan Dewi?" Zhu Ting menghampiri Han Sen dan bertanya. "Kalau kau mau, aku akan mengizinkannya," kata Han Sen santai. Dia berpikir Zhu Ting akan berguna untuk sementara karena dia masih memikirkan soal Tujuh Putaran keluarga Chen. Setelah meninggalkan sarang, Han Sen kembali ke Aliansi dan mendesak Zhu Ting untuk mendapatkan cairan geno secepat mungkin. Hampir saatnya bagi Zero untuk kembali ke Tempat Suci Para Dewa, jadi Han Sen pikir inilah waktunya untuk menaklukan penampungan roh. Akan tetapi, dia ingin semua orang di Komplotan Dewi ikut berperang melawan penampungan roh. Jika dia pergi sendirian, para anggota komplotan tidak akan begitu menghargai hal yang diperoleh tanpa perjuangan mereka. Tentu saja Han Sen meyakinkan bahwa dia akan mendapat batu roh di penampungan itu. Dia tidak begitu peduli dengan yang lainnya. Setelah Han Sen kembali ke Daphne, dia menyelesaikan tugasnya dan melihat jadwal selanjutnya. Dalam dua hari, dia akan bergabung dengan tim masak untuk menyiapkan makanan. Para prajurit hanya mendapat makanan selama lima hari dalam sebulan. Biasanya, mereka hanya memakan cairan nutrisi. Akan tetapi, panel ahli berbeda. Mereka makan setiap hari, jadi keberadaan ruang masak pada dasarnya dibuat untuk panel ahli. Setelah beristirahat selama dua hari, membaca dan berlatih, saatnya giliran Han Sen untuk bekerja. Han Sen akhirnya paham bahwa pekerjaan ruang masak terkadang sulit. Para ahli dan cendekiawan sangat pemilih dalam makanan. Menurut peraturan, setiap dari mereka akan mendapat tiga hidangan dan satu sup setiap kali makan, dan harus ada daging. Selain itu, beberapa profesor di panel ahli bahkan bisa memesan makanan mereka sendiri, yang merupakan hak khusus yang bahkan tidak bisa dinikmati Ji Yanran dan Chen Shoushan. Karena tekanan yang diberikan oleh Aliansi di reruntuhan Kristaliser, para ahli dan profesor ini menikmati status yang amat tinggi. Di antara mereka, beberapa profesor memang memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Kristaliser. Han Sen bukan koki yang hebat, jadi yang dia bisa lakukan adalah mempersiapkan bahan mentah dan memindahkan makanan ke dalam piring. "Kau pasti Han Sen si anggota baru ruang masak? Aku dengar kau lolos Sprint di level 10?" seorang peneliti muda di panel ahli bertanya pada Han Sen sambil mengambil makanannya. "Itu karena aku pernah melihatnya sebelumnya. Itu bukanlah hal besar," kata Han Sen santai. "Kau lulusan Blackhawk?" tanya si peneliti muda. "Iya," Han Sen sekilas mengerutkan dahi dan membalasnya. Dia melirik si peneliti muda yang berumur sekitar tiga puluh tahun dan cukup menawan. Bibirnya tipis, yang membuatnya tampak feminim. "Boleh juga. Saat aku di Akademi Militer Pusat Aliansi, peringkat Blackhawk sekitar seratusan. Aku penasaran bagaimana keadaannya sekarang?" kata si peneliti muda dengan pelan. Han Sen merasa nada pria itu sedikit ganjil, lalu dia memicingkan mata dan berkata, "Entahlah. Aku tidak punya banyak kesempatan bertemu orang dari Akademi Militer Pusat Aliansi. Aku ada di turnamen panahan melawan sekolah itu sih." "Oh, apa kau baik-baik saja?" kata si peneliti muda dengan puas. Berbicara soal turnamen, Akademi Militer Pusat Aliansi selalu ada di peringkat teratas. Hampir setiap bidang, sekolah itu memperoleh setidaknya peringkat tiga teratas, sementara Blackhawk tidak begitu mengesankan di antara para akademi terkenal. Dua-duanya bahkan tidak bisa dibandingkan. Wajar saja si peneliti muda merasa Blackhawk akan kalah dengan tragis. "Boleh juga. Akademi Militer Pusat Aliansi cukup mengesankan, jadi aku butuh usaha untuk menyingkirkan mereka dan memperoleh gelar juara," kata Han Sen santai. Dia tidak mau bersikap baik pada orang seperti ini. "Ha ha, jika kau mau membual, masih ada batasnya. Dalam turnamen apa Blackhawk mengalahkan Akademi Militer Pusat aliansi? Apa di turnamen membual?" balasan si peneliti membuat semua orang di panel ahli tertawa. Para peneliti ini sebagian besar berasal dari Akademi Militer Pusat Aliansi, karena tidak banyak akademi yang memiliki jurusan penelitian reruntuhan Kristaliser. Sebagian besar profesor yang berfokus pada budaya Kristalizer mengajar di Akademi Militer pusat aliansi, jadi para ahli dan profesor di panel ahli hampir seluruhnya juga berhubungan dengan Akademi Militer Pusat Aliansi. Sebagai lulusan sekolah militer terhebat di Aliansi, mereka tentunya arogan. Beberapa peneliti dari panel ahli juga mencoba Sprint, tetapi tidak ada yang lolos level X. Mereka semua merasa cukup puas saat mendengar prajurit ruang masak lolos level X, karena mereka tahu Han Sen mengenal baik sistem itu. Tidak mungkin Han Sen sekuat mereka. Peneliti yang bernama Tang Xin sangat kesal soal ini, yang membuatnya memprovokasi Han Sen. "Maafkan aku. Aku tidak tahu Akademi Militer Pusat Aliansi begitu hebat. Sayangnya, aku sudah lulus dan tidak bisa berpartisipasi dalam pertandingan. Jika tidak, aku akan sedikit mengalah dan membuat mereka tampak lebih baik," Han Sen mengangkat bahu dan berkata sambil tersenyum. Saat Han Sen mengatakan itu, banyak peneliti yang menatapnya. Bahkan beberapa profesor pun meliriknya. "Oke, jadi kau bilang kau mengalahkan Akademi Militer Pusat Aliansi. Jadi, katakan padaku, kapan dan di mana kau melakukannya?" Tang Xin mendengus dan berkata, karena dia tidak percaya pada Han Sen sama sekali. "Aku tidak ingat pertandingan yang mana, karena itu hal yang sepele untukku. Kau bisa mencari namaku, dan aku mungkin akan melihatnya." Han Sen mengetukkan spatula di pinggir piring. "Jika tidak ada yang dibicarakan lagi, tolong beri jalan bagi yang lainnya. Mereka juga harus makan." Tang Xin sedikit kesal. Dia selalu sangat bangga dengan kenyataan bahwa dia lulusan Akademi Militer Pusat Aliansi. Perlakuan Han Sen pada almamaternya membuat dia sedikit kesal. Akan tetapi, di kapal perang ini dia tidak bisa berbuat di luar batas. Tang Xin menggertakkan gigi dan berjalan ke pada Profesor Li Mingtang, memohon, "Profesor, bisakah kau mencarinya agar aku bisa melihat apakah dia mengatakan yang sebenarnya?" Di Daphne, orang biasa tidak memiliki akses ke Jaringan Langit. Yang mereka miliki hanyalah database internal, yang membuat Tang Xin meminta Profesor Li Mingtang untuk mencari hal itu untuknya. Chapter 458 - Menyerang Penampungan Roh Li Mingtang berpikir dan berkata, "Kita semua rekan kerja, jadi tidak perlu untuk mencarinya. Kita bisa menertawakannya saja." Tang Xin tidak ingin merelakannya begitu saja dan berkata, "Profesor, sebagai lulusan Akademi Militer Pusat Aliansi, Aku tidak tahan mendengar kata-kata jahat terhadap almamaterku. Aku harus membuatnya jelas." Setelah dia mengatakan hal itu, Tang Xin menatap Han Sen tajam, jelas sekali dia marah. "Peneliti Tang Xin, ini tidak benar. Kau punya almamatermu, tetapi bukankah kita semua juga punya? Kau memfitnah almamater Han Sen lebih dulu..." pemimpin pasukan yang gemuk tidak tahan melihatnya dan berkata. "Aku hanya menyatakan fakta, bukan mencoba memfitnahnya." Tag Xin menyeringai. "Jika kita minta Profesor Li Mingtang untuk mencarinya, kita pasti akan tahu siapa yang menyatakan kebenaran dan siapa yang memfitnah." Pemimpin pasukan yang gemuk hanya berkata, "Carilah! Aku yakin Han Sen tidak bohong. Profesor, tolong cari hal itu untuk kami, jadi kami bisa membersihkan nama Han Sen." Karena pemimpin pasukan yang gemuk mengatakannya, Li Mingtang terpaksa menyambungkan ke Jaringan Langit, mencari pertandingan sekolah militer yang diikuti Han Sen. Dengan singkat, banyak tautan muncul. Seluruh peneliti dan prajurit ruang makan melihat ke layar. Tidak lama, wajahnya menjadi tegang. Saat itu, hampir setiap media memberitakan turnamen panahan antara sang kaisar dan sang monster. Bisa dikatakan pertandingan itu cukup bersejarah. Pertandingan mengakhiri kekuasaan Jing Jiwu dan Akademi Militer Pusat Aliansi di liga tersebut. Nama panggilan Han Sen, kaisar, diumumkan di liga oleh segala jenis media. Setiap berita melukiskan bagaimana pertandingan berjalan dan bagaimana performa Han Sen. Media hampir menggambarkan Han Sen sebagai pemanah utusan dewa. Meskipun dilebih-lebihkan, tidak diragukan bahwa Han Sen memimpin Blackhawk untuk mengalahkan Akademi Militer Pusat Aliansi yang merupakan jagoan saat itu. Seperti yang Han Sen katakan, dalam pertandingan itu, Blackhawk adalah pemenangnya. Para peneliti mendadak mengubah sikap mereka terhadap Han Sen. Seorang prajurit ruang masak, bahkan di Daphne seharusnya bukanlah petarung hebat. Jika tidak, dia tidak akan berakhir sebagai prajurit ruang masak. Namun, tidak ada yang menyangka kalau Han Sen si anggota baru memiliki masa lalu yang sukses. Dengan bisa disebut sebagai orang terkuat di seluruh liga adalah kehormatan yang tidak seorangpun dari peneliti lulusan Akademi Militer Pusat Aliansi pernah nikmati, termasuk Tang Xin. Lagi pula, saat mereka di sekolah, mereka bukanlah yang terkuat di kampus. "Han Sen, aku tidak menyadari kau begitu hebat waktu sekolah." pemimpin pasukan yang gemuk sangat senang sampai dia menepuk pundak Han Sen dengan tangan gempalnya. Beberapa peneliti selalu memandang rendah prajurit biasa, dan Tang Sin adalah yang paling parah di antara mereka. Pemimpin pasukan yang gemuk sangat senang melihat wajahnya ditampar oleh Han Sen. "Aku tidak sebagus itu. Lawannya saja yang terlalu lemah." Han Sen tidaklah lemah. Karena Tang Xin mencoba membulinya, dia juga akan memukul balik. Wajah Tang Xin memucat, ujung bibirnya berkedut tanpa bersuara sedikit pun. Dia berhenti makan dan segera pergi. "Bagus, Han Sen. Tang Xin itu begitu angkuh, jahat, dan pemilih seakan dia lebih baik dari kita semua. Orang itu benar-benar membuatku kesal sekali. Aku tidak tahu betapa hebatnya dirimu di sekolah militer." Saat Han Sen kembali ke dapur, wakil pemimpin pasukan juga memujinya. "Sudahlah, hentikan itu." Pemimpin pasukan yang gemuk menutup pintu dapur dan berkata pada Han Sen dengan sungguh-sungguh, "Han Sen, berhati-hatilah ke depannya. Tang Xin itu orang yang picik. Kau mungkin sudah ada dalam daftar musuhnya." "Aku adalah prajurit ruang masak, dan dia peneliti di panel ahli. Apa yang bisa dilakukannya padaku?" kata Han Sen sambil tersenyum. "Tidak ada yang bisa dilakukannya padamu di kapal perang, tetapi sulit mengatakannya saat kita tiba di reruntuhan Kristaliser. Ada banyak benda aneh di dalam reruntuhan. Kami tidak tahu bagaimana mereka bekerja. Jika dia menjebakmu, maka akan sangat sulit bagimu untuk melindungi diri. Setelah sampai di reruntuhan, ingatlah jangan jalan sendirian. Tinggal saja di kapal perang supaya dia tidak bisa melakukan apa-apa padamu," pemimpin pasukan yang gemuk memperingatkan Han Sen. Yang lainnya juga memberikan saran pada Han Sen. Karena Han Sen tidak ingin membuat mereka cemas, dia mengangguk. "Akan tetapi, karena kau begitu hebat di sekolah militer dan mendapat peringkat mayor, bagaimana bisa kau datang kemari sebagai prajurit ruang masak?" Li Mingliang pun bertanya. "Sebenarnya, mimpiku adalah menjadi prajurit kapal perang, bahkan sebagai prajurit ruang masak, dan itulah mengapa aku di sini..." Han Sen mengatakan yang sebenarnya. Akan tetapi dia tidak mengatakan seluruh kebenarannya. Dia ingin menjadi prajurit kapal perang di kapal perang Ji Yanran, begitulah. Saat Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa lagi, dia akhirnya melihat paras cantik Zero. "Sepertinya ini waktunya untuk menaklukkan penampungan roh." Han Sen menemui Yang Manli untuk memanggil seluruh Komplotan Dewi lagi. "Semuanya, aku memutuskan untuk pergi menaklukkan penampungan roh besok dan menggunakan penampungan itu sebagai markas Komplotan Dewi. Jika ada yang mau keluar, inilah saatnya. Aku tidak ingin memaksa kalian, jadi aku akan membiarkan kalian pergi tanpa syarat." tatapan Han Sen memandang wajah orang-orang itu. "Kapten, apakah tidak terlalu cepat bagi kita untuk menaklukkan penampungan roh? Ada roh bangsawan di penampungan roh serta banyak makhluk mutan. Kita belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melakukannya. Bagaimana kalau kita mengembangkan kekuatan sedikit lebih jauh dan melakukan hal itu saat kita semua melampaui poin geno biasa dan poin geno primitif? Dengan begitu, kita akan memiliki peluang yang lebih baik." "Iya, kapten. Kita harus fokus untuk mengumpulkan kekuatan sekarang." "Kita tidak tahu berapa banyak makhluk mutan di penampungan roh itu. Bukankah tantangannya terlalu besar bagi kita untuk pergi sekarang?" "Kami tidak cukup kuat untuk membunuh makhluk primitif dalam jumlah banyak. Bagaimana jika kita menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan hal itu dan saat..." Han Sen menatap kerumunan yang dipimpinnya dan berkata dengan dingin, "Hari ini aku mengumpulkan kalian untuk mengatakan keputusanku. Jadi yang kalian perlu lakukan hanyalah melakukannya atau berhenti. Aku tidak perlu saran kalian. Akan tetapi, ada satu hal yang aku harus nyatakan dengan jelas saat ini. Jika kalian keluar sekarang, Komplotan Dewi tidak akan menyambutmu kembali, tidak sekarang, dan pastinya tidak saat kita telah menaklukkan penampungan roh. Itu adalah pilihan kalian untuk tinggal atau pergi." Perkataan Han Sen membuat keadaan hening. Dengan segera, seseorang berdiri, menggertakkan gigi dan berkata pada Han Sen, "Maaf, Kapten, kami tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menaklukkan penampungan roh. Aku tidak bisa mempertaruhkan nyawaku." "Berikan padaku kontraknya." Han Sen tidak menjawab dan meminta Yang Manli untuk membawa kontrak pria itu dan membatalkannya. Chapter 459 - Penampungan Abnormal Dengan seseorang yang memulainya, lebih banyak lagi yang berdiri untuk membatalkan kontrak dan meninggalkan Komplotan Dewi. Tidak banyak yang percaya Han Sen benar-benar bisa menaklukkan penampungan roh. Begitu banyak makhluk mutan di penampungan roh, dan sebuah roh bangsawan yang pada dasarnya abadi. Mereka semuanya adalah masalah besar. Sebelum menghancurkan batu roh mereka, para roh hampir abadi di penampungan mereka. Selain itu, tidak ada yang tahu berapa banyak makhluk mutan dan primitif di sana. Komplotan Dewi berjumlah dua ratus orang, dan banyak di antaranya masih kekurangan jumlah poin geno primitif mereka. Mereka bahkan tidak bisa menghadapi makhluk primitif satu lawan satu. Penampungan roh jelas tujuan yang terlalu besar. Komplotan Dewi yang memiliki dua ratus orang kehilangan setengah anggotanya dengan cepat. Hanya sekitar tiga puluhan orang yang tinggal. Han Sen sepenuhnya siap dari awal. Namun, dia tidak menyangka akan kehilangan begitu banyak anggota. Sekilas, kebanyakan orang yang tinggal adalah muda-mudi seperti Xu You. Hanya sedikit dari mereka yang lebih tua. Yang mengejutkan Han Sen, pria paruh baya yang pernah melemparkan komen sarkastik padanya masih di dalam tim dan tidak memilih untuk pergi. Han Sen masih ingat namanya adalah Zheng Guoxiong. Dia datang di Tempat Suci Para Dewa Kedua dua puluh tahun yang lalu sebagai evolver sakral. Namun, dia tidak menyangka akan berakhir di tempat payah ini. Selama dua dekade, dia tidak melakukan apa pun. Saat Han Sen mendirikan Komplotan Dewi, dia bergabung dalam komplotan tetapi tidak menunjukkan kinerja yang mengesankan. "Saudaraku, apa kita masih akan pergi menaklukkan penampungan roh?" Zhu Ting juga tidak pergi. Dia melirik orang-orang yang tersisa dan berbisik pada Han Sen. "Tentu saja, aku bilang kita akan pergi besok. Itu tidak akan berubah. Kembalilah dan bersiap-siap. Kumpul di sini besok jam 6.30 pagi." Han Sen meminta semuanya kembali. Alasan dia ingin menunggu sampai besok dan tidak segera pergi adalah dia ingin mengetes orang-orang yang tersisa ini. Mungkin mereka bergairah dan termotivasi saat ini. Namun, setelah mempertimbangkannya sepanjang malam, jika mereka masih berani pergi, maka itu berarti mereka benar-benar berlian yang perlu diasah. Tidak mungkin orang-orang ini tahu Han Sen tidak peduli seberapa banyak orang yang ikut. Selama dia dan Zero ada, mereka bisa menaklukkan penampungan roh sendirian. Alasan dia membawa orang-orang kesana adalah untuk memilih orang-orang yang berbakat. Lagi pula, harus ada orang yang mengoperasikan penampungan setelah mereka menaklukkannya. "Apa kau benar-benar membawa orang-orang ini untuk menaklukkan penampungan roh?" Setelah semuanya pergi, Yang Manli bertanya pada Han Sen dengan serius. "Apa lagi? Kau juga tidak yakin aku bisa menaklukkan penampungan roh?" Han Sen menatap Yang Manli sambil tersenyum. Menilai dari kekuatan saja, itu memang sulit." Yang Manli bukanlah wanita yang mudah dipengaruhi orang lain, dan jawabannya jujur. "Jadi, kau akan pergi atau tidak?" Han Sen lanjut bertanya. "Ya." Yang Manli menjawab tegas. "Kalau begitu kembalilah dan bersiap-siap. Kita akan pergi besok pagi," Han Sen tersenyum dan berkata. Keesokan paginya, mereka kehilangan beberapa orang. Akhirnya, termasuk Yang Manli, Paman Qing, dan Zhu Ting, mereka berjumlah dua puluh orang. "Ayo berangkat." Han Sen tidak bertele-tele dan memerintahkan semuanya untuk bergegas menuju gunung besar ke tempat penampungan roh berada. Saat sekelompok orang itu pergi, banyak orang yang menonton mereka. Mereka semua merasa Han Sen pasti sudah gila. Apa bedanya bunuh diri dengan membawa sedikit orang untuk menaklukkan penampungan roh? Meskipun paman Qing adalah petarung terkuat di tim Han Sen, dia hanya bisa melawan satu makhluk mutan tidak peduli betapa kuatnya dia. Bahkan jika Han Sen mampu menghadapi satu atau dua makhluk mutan, apa yang bisa dilakukan orang-orang lainnya? Sebagian besar dari mereka adalah pemuda yang belum cukup lama tinggal di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Selain itu, kebanyakan dari mereka hanyalah evolver mutan. Hanya satu atau dua yang merupakan evolver berdarah sakral. Di sana bahkan ada tiga pemuda yang merupakan evolver primitif. Tidak ada yang percaya dua puluh orang itu bisa menaklukan penampungan roh. Semuanya yakin mereka sudah gila. Menyaksikan para pemuda mengikuti Han Sen, banyak orang yang menunjukkan rasa kasihan. Tentu saja, banyak orang yang senang menyaksikan keberangkatan mereka. Mereka bahkan berpikir, datang dari keluarga terpandang dengan terhormat dari Grup Bintang, Han Sen menjadi angkuh. Dia layak mati di penampungan roh. Sungguh disayangkan mereka akan kehilangan orang baik seperti Paman Qing dan para pemuda itu. Orang dengan sifat yang lebih buruk bahkan berharap Han Sen mati di sana dan berharap Yang Manli dan Zero kembali dengan selamat, jadi mereka berkesempatan mendapatkan para gadis itu. Dua puluh orang bergegas menuju penampungan roh di tengah salju lebat dan segera menghilang di hamparan salju tebal. Banyak orang berpikir sangatlah mungkin mereka akan pergi selamanya. Bahkan banyak pemuda di dalam kelompok yang merasa pesimis terhadap pertempuran itu. Namun, karena hasrat mereka, mereka ingin mempertaruhkan semuanya, dan mungkin ada masa depan bagi mereka. Akan tetapi, meskipun begitu mereka merasa cemas. Lagi pula, itu adalah penampungan roh bangsawan. Mereka belum pernah ke penampungan pengawal ataupun ksatria sebelumnya. Ini adalah ekspedisi pertama mereka, dan target mereka adalah penampungan bangsawan. Sangatlah wajar jika mereka gugup. Semakin mereka mendekat ke gunung salju, semakin mereka terlihat gugup. Bahkan Paman Qing memasang wajah serius. Paman Qing tahu pasti Han Sen bukanlah pria bodoh. Akan tetapi, di matanya, mereka tidaklah cukup untuk menaklukkan penampungan roh. Jika Han Sen tidak memiliki rencana cadangan, mereka akan mengambil resiko besar. Akan sulit bagi mereka untuk lari dari kematian. Akan tetapi, karena kepercayaan mutlak terhadap Han Jingzhi, Paman Qing tidak ingin berhenti. "Kau kedinginan?" Dalam butiran salju yang berhembus, Han Sen menggenggam tangan Zero dan menghangatkannya dengan nafasnya. "Tidak." Zero menggeleng pelan. Han Sen lalu teringat bahwa Zero bahkan memiliki fisik yang lebih baik darinya. Tidak mungkin dia takut akan cuaca seperti ini. "Ini adalah penampungan roh. Apa kita benar-benar akan naik ke sana?" Zhu Ting menatap gunung besar di hadapan mereka dan bertanya lagi. "Tentu." Han Sen menyuruh singa emas untuk melangkah ke gunung besar terlebih dahulu. Orang-orang lainnya saling berpandangan dan mereka semua mengikuti Han Sen ke atas bukit. Banyak dari mereka berjalan dengan kaku tanpa ekspresi di wajah mereka, menatap penampungan roh yang seperti kastil tua. Penampungan roh begitu sunyi. Kecuali suara salju yang turun, tidak ada suara sama sekali di sana. Penampungan itu tampak seperti kastil tak bernyawa tanpa penghuni. Paman Qing, Zhu Ting, dan Yang Manli pun mengerutkan dahi. Ini jelas cukup abnormal. Para makhluk dan roh seharusnya menyadari keberadaan mereka sejak tadi. Namun, tidak ada suara sama sekali. Gerbang penampungan terbuka, tetapi tidak ada makhluk yang keluar, yang jelas tampak ganjil. Chapter 460 - Batu Roh "Tunggu sebentar." Han Sen memerintahkan komplotannya untuk berhenti, memanggil raja cacing batu emas, dan menyuruhnya terbang ke gerbang penampungan. Dalam sekejap, raja cacing batu emas kembali. Pesan yang dibawa kembali pada Han Sen adalah tidak ada apa-apa di penampungan roh, tidak ada satu pun makhluk. "Kosong?" Han Sen sekilas mengerutkan dahi. Situasinya jelas di luar dugaannya. Komplotan itu bergegas menuju bangunan itu dan menatap sekeliling dengan waspada. Akan tetapi, mereka tidak menemukan apa pun. Seakan-akan seluruh penampungan roh itu kosong. Saat sampai di tujuan dengan mulus, Han Sen mendorong pintu gerbang dan berjalan ke aula yang tampak seperti istana. Memang di sana terdapat batu roh dengan kilau menggoda yang terletak di antara alis sebuah patung dewa besar. "Batu roh!" Xu You dan pemuda lainnya pun bersemangat. Selama batu roh dihancurkan, roh itu akan mati tanpa peduli di mana mereka berada. Namun, sebelum mereka berjalan ke batu roh, sebuah sosok tiba-tiba muncul dari sisi ruangan. Dia adalah wanita elegan dengan pakaian seperti biarawan, sambil menggenggam tongkat es di tangannya. Dia adalah roh bangsawan yang sama dengan yang Han Sen pernah lihat. "Perhatian," seru Paman Qing dan memanggil jiwa binatangnya. Sebenarnya, tanpa peringatan dari Paman Qing, semuanya telah memanggil jiwa binatang mereka dan menatap sekeliling dengan waspada. Roh itu menatap komplotan orang itu, tersenyum dingin, dan mengangkat tongkat di tangannya. Cahaya tiba-tiba menyelimuti tubuhnya, membuatnya menjadi petarung bangsawan dengan jubah es dengan corak merah. Tongkat itu berubah menjadi tombak es. "Grrr!" Hampir dalam sekejap, segala jenis makhluk datang ke kastil kosong itu. Ratusan dan ribuan monster berjubah es dan makhluk lainnya mengepung aula, menerjang ke arah penyusup. "Masuklah lebih dalam dan hancurkan batu roh," Paman Qing berseru dan menyerbu patung dewa. Namun, sebelum dia bergerak, belasan makhluk tiba-tiba muncul dari belakang patung, dan setiap makhluk itu adalah makhluk mutan. Ada serigala dan beruang salju besar, serta kelelawar kegelapan dan segala jenis burung. Para makhluk mutan itu dengan total menghalangi jalan menuju patung. Mereka juga dipimpin oleh roh bangsawan. Bahkan Paman Qing terkejut dan berhenti, menyadari bahwa mustahil untuk menghancurkan batu roh secara langsung. Segerombolan makhluk membanjiri aula dari luar. Meskipun mereka semuanya makhluk primitif, jumlah mereka begitu besar sampai-sampai jika komplotan orang itu ingin membunuh mereka untuk keluar, itu akan membutuhkan waktu lama. Selain itu, mereka berada di dalam penampungan roh dan gerbang telah ditutup. Bahkan tidak ada jalan bagi mereka untuk kembali jika mereka mau. "Wahai manusia, kau akan menyesal karena mencuri peliharaanku." Wajah dingin roh itu tanpa emosi. Dia menunjuk Han Sen dengan tombak esnya. Setelah kalimat itu, para monster berjubah es membanjiri aula dan menyerbu kelompok itu tanpa takut kehilangan nyawa. Akan tetapi, para makhluk mutan tampaknya tidak menyerang. Yang mereka lakukan hanyalah melindungi patung dewa. Jelas sekali mereka mencoba untuk membuat lemah komplotan itu menggunakan makhluk primitif terlebih dahulu. Roh itu sendiri berjalan ke arah Han Sen dengan tombak es di tangannya, ingin membunuh Han Sen dengan tangannya sendiri untuk membalaskan dendamnya. Semua orang tampak pucat. Mereka terjebak di tempat ini. Mereka tidak bisa kabur ataupun menghancurkan batu roh. Sepertinya mereka menemui jalan buntu, dan tidak ada harapan untuk selamat. "Ayo lari keluar. Mungkin masih ada kesempatan," kata Zhu Ting dengan keras. "Kau jaga pintunya, dan aku akan pergi ke batu roh," kata Han Sen dan berjalan ke roh itu. Semuanya kehilangan kesabaran mereka. Dengan belasan makhluk mutan menjaga patung dewa, mereka tidak bisa mendekatinya dengan semua orang yang ada, apa lagi Han Sen seorang diri. Akan tetapi, Han Sen telah pergi menuju patung dewa. Orang-orang lainnya harus menghalangi pintu aula terlebih dahulu, menghadapi para monster berjubah es yang tiada habisnya. Namun, ada begitu banyak makhluk di luar sana sampai-sampai tidak mungkin mereka bisa bertahan untuk waktu yang lama. Bahkan jika makhluk itu rela dibunuh, tangan mereka masih akan kelelahan. Han Sen tampak tidak khawatir akan situasi itu sama sekali. Dia berjalan ke roh itu dan berkata, "Kau sangat cerdas, aku bahkan bisa menyebutmu licik. Kau telah berhasil memancing kami ke dalam jebakan yang kau buat." Roh itu menyunggingkan bibirnya dan tampak puas. Dia dengan dingin berkata, "Saat kau memutuskan untuk melawanku, kematianmu sudah dipastikan." "Sayangnya, ada satu hal yang salah." Han Sen lanjut berkata sambil dia melangkah. "Apakah itu?" Tanpa diduga, roh itu bertanya sambil mengernyitkan alis. "Kau harusnya tidak membiarkanku sampai sejauh ini. Jebakan favoritmu adalah kesalahan terbesarmu." Han Sen dengan cepat bergegas ke patung dewa besar dengan batu roh bagaikan angin puyuh. Roh itu menyeringai dan mengayunkan tombak esnya pada Han Sen, mencoba menghentikannya. Akan tetapi, Han Sen tidak menurunkan kecepatannya sama sekali. Dia menggunakan tenaga besar pada kakinya dan membuat tubuh bagian atasnya horizontal. Sambil berlari dengan tubuh hampir terbaring di tanah, Han Sen menghindari serangan dari roh itu dengan pose aneh dan terus menuju patung tersebut dengan kecepatan tinggi. Para makhluk mutan meraung keras dan menyerbu Han Sen bagaikan para iblis dari neraka. Chapter 461 - Arwah Bersumpah Untuk Setia Zheng Guoxiong mengamati Han Sen masuk ke dalam kelompok makhluk-makhluk mutan dengan ekspresi yang aneh. Dua puluh tahun lalu, dia seberani Han Sen. Pada masa kecilnya ketika masih sulit untuk berburu makhluk berdarah sakral, dia menggunakan kepintaran, bakat, dan hak istimewa dari latar belakang keluarganya untuk memaksimalkan poin geno sakral dan berevolusi menjadi evolver berdarah sakral dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Namun, setelah dia masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, ketika dia hampir merealisasikan semua mimpinya, dia berakhir di tempat yang mengerikan ini. Tidak ada rekan yang kuat ataupun jiwa binatang yang tersedia. Dia harus mempertaruhkan nyawanya ketika berusaha untuk membunuh makhluk primitif. Pada saat yang sama, dia harus menghindari tempat penampungan arwah dan kelompok makhluk-makhluk pada saat yang sama. Pada awalnya, Zheng Guoxiong masih menaruh harapan. Tidak lama kemudian, dia menyadari bahwa hampir tidak mungkin memaksimalkan poin geno biasa di tempat ini, apalagi poin geno primitif. Hal itu tidak berarti Zheng Guoxiong tidak cukup kuat untuk membunuh makhluk biasa. Dia sanggup melakukannya, tetapi ada terlalu banyak jenis makhluk biasa. Ketika dia memakan satu jenis terlalu banyak, jenis itu tidak dapat lagi memberikan poin geno biasa untuknya. Jika dia ingin mencari makhluk biasa lainnya, dia harus melewati tempat penampungan arwah, ini yang tidak dapat dilakukannya. Sama halnya dengan makhluk primitif, yang membuat Zheng Guoxiong merasa lebih putus asa. Tidak mungkin dia dapat meningkatkan poin geno biasa dan mutan. Dia juga tidak sanggup membunuh makhluk mutan. Zheng Guoxiong sudah putus asa sama sekali. Ketika dia kehilangan harapan, dia menghabiskan hari-harinya selama dua puluh tahun tanpa melakukan apa-apa. Ketika Han Sen muncul, Zheng Guoxiong merasa seperti melihat dirinya saat dua puluh tahun lalu, begitu percaya diri, bangga dan arogan. Secara tidak sadar, Zheng Guoxiong berusaha untuk menolak Han Sen, seperti yang pernah dia lakukan pada dirinya pada saat masih muda. Namun, setelah Han Sen menciptakan satu demi satu keajaiban, Zheng Guoxiong tiba-tiba menyadari bahwa dia sangat berharap Han Sen dapat sukses dalam lubuk hatinya, karena dia melihat Han Sen sebagai dirinya yang masih muda. Dia sebenarnya tidak ingin terus menerus menyerah dan menjadi pecundang. Dia ingin melihat seseorang sukses. Karena itu Zheng Guoxiong bergabung dengan Komplotan Dewi. Ketika banyak orang yang memintanya untuk pergi, dia tetap mengikuti Han Sen menuju tempat penampungan arwah. Dia hanya ingin memberikan Han Sen sebuah kesempatan. Mungkin dia ingin memberikan kesempatan pada dirinya sendiri. Mungkin ada keajaiban di dunia ini. Dan mungkin, dia dapat memulai dari awal lagi, Dia sudah berumur 40 tahun. Mungkin dia sudah tidak muda, tetapi dia juga tidak tua. Zheng Guoxiong ingin bangkit kembali, merasakan desakan untuk mencapai sesuatu dengan seluruh upaya, dan untuk mengejar mimpinya sendiri. "Aku masih belum tua¡­" Zheng Guoxiong berkata pada dirinya sendiri. Mengamati Han Sen melemparkan dirinya pada makhluk-makhluk mutan, Zheng Guoxiong merasa dia sudah kembali ke masa darah panas, ketika dia masih tidak takut dengan apapun. Pada saat itu, Zheng Guoxiong benar-benar merasakan bahwa darahnya belum mendingin. Jantungnya masih hangat. Dia ingin pergi ke puncak gunung seperti seorang pria sejati. "Bunuh!" Zheng Guoxiong berteriak dan mengayunkan pedang lebarnya pada binatang berbaju baja es, langsung memenggal binatang itu. Mendengar teriakan Zheng Guoxiong, Han Sen juga menyerang makhluk mutan itu. Seekor burung api berwarna merah dan emas melebarkan sayapnya yang cantik dan membawakan aura yang cantik pada semua jiwa binatang. Semua orang merasakan bahwa kemampuan jiwa binatang mereka meningkat secara signifikan, sehingga mereka dapat dengan lebih mudah berhadapan dengan makhluk-mahkluk itu. "Aura jiwa binatang! Apakah itu adalah aura jiwa binatang?" Zhu Ting menatap Han Sen di tengah-tengah makhluk mutan dengan takjub. Sayangnya, Han Sen tidak sempat menjawabnya. Dia melemparkan pandangan yang tajam pada makhluk-mahkluk mutan dan arwah bangsawan. Setiap objek dan makhluk hidup dalam ruangan itu tertanam dalam benaknya. Menggunakan tenaga otaknya, Han Sen dengan cepat menghitung setiap kemungkinan. Berubah wujud menjadi ratu peri membuat penglihatannya menjadi semakin tajam dan membuat musuh-musuhnya tampak lebih lambat, memberikannya cukup banyak waktu untuk berpikir. Han Sen melangkah dan merubah seluruh tubuhnya menjadi giok. Jika seseorang dapat melihat tubuhnya di balik baju baja, mereka tentu akan mengagumi betapa indahnya dia. Krak! Ketika Han Sen tersapu oleh serigala salju, pundak serigala salju terluka sepanjang satu kaki. Darah menyembur keluar, tetapi telapak tangannya yang seperti giok sama sekali tidak terpapar oleh darah. Pertunjukan Han Sen baru saja dimulai. Di bawah serangan belasan makhluk mutan dan arwah bangsawan. Han Sen tidak terburu-buru. Dia terlihat begitu tenang sehingga tampaknya tidak ada yang dapat mempengaruhinya. Namun, jika gerakan Han Sen dimatai secara seksama, setiap gerakannya mengandung makna tertentu. Tidak ada gerakan yang sia-sia. Seluruh tubuhnya seperti mesin yang sangat efisien, membangkitkan semua tenaga yang dia miliki. Arwah bangsawan mengayunkan tombak es, berusaha untuk membunuh Han Sen. Belasan makhluk mutan berusaha untuk mengepungnya, tetapi Han Sen menemukan kesempatan tipis untuk meloloskan diri, menerobos kepungan makhluk-makhluk mutan dan bergegas menuju patung dewa raksasa. Pada saat ini, Paman Qing dan yang lainnya tercengang. Mereka tidak dapat mempercayai bahwa Han Sen adalah manusia. Belasan makhluk mutan sama sekali tidak berdaya menghentikan gerakan kakinya. Arwah bangsawan terkejut dan marah pada saat yang bersamaan. Di luar dugaan, dia bahkan tidak dapat mengejar Han Sen dan harus melihatnya mengalahkan satu per satu makhluk mutan. Hanya dalam belasan detik, Han Sen berhasil menerobos kepungan makhluk-makhluk mutan dan melompat ke pundak patung. Arwah bangsawan bahkan tidak sanggup mengejar Han Sen, hanya dapat menatapnya dengan pandangan kosong. Han Sen berdiri di pundak patung dan mengeluarkan baru arwah dari dahi patung dewa. Semuanya berlangsung dengan begitu cepat sehingga arwah bangsawan dan anggota komplotan tidak sempat bereaksi. Ketika Han Sen memegangi batu arwah, dia tiba-tiba merasakan aliran kekuatan yang aneh di telapak tangannya, membuat arwah batu menyala. "Bangsawan Es, Perayu Salju, memberimu kesetiaan mutlaknya dan berharap dapat melayanimu." Arwah wanita yang elegan tiba-tiba membungkukkan badannya dan berlutut di hadapan Han Sen. Han Sen menempatkan batu arwah di atas kepala arwah. Batu itu tiba-tiba berubah menjadi lebih terang, sehingga menyilaukan mata. Ketika cahaya menghilang, batu dan Perayu Salju keduanya menghilang. "Arwah telah bersumpah untuk setia!" Orang-orang yang melihat kejadian itu, terkesima. Setelah beberapa waktu, mereka menyadari apa yang telah terjadi dan terlihat tidak percaya. Hanya Tuhan yang tahu betapa sulitnya membuat sebuah arwah bersumpah untuk setia. Ini bukan sesuatu yang dapat diperoleh dengan kekerasan. Pada dasarnya semua tergantung pada keberuntungan. Chapter 462 - Perayu Salju Dalam pikiran Han Sen, batu arwah yang terlihat seperti sekeping es yang didekorasi dengan banyak pola misterius yang mengambang. Di tengah-tengah, ada dua kata yang aneh "Perayu Salju" tercetak. Walaupun Han Sen tidak mengenal bahasanya, dia sedikit banyak mengetahui maksud kata-kata tersebut. Han Sen memanggil arwah, dan batu tiba-tiba terbang keluar dari pikirannya, berubah menjadi sebuah sosok. Perayu Salju, bunuh mahkluk-mahkluk mutan tersebut, pikir Han Sen. Perayu Salju langsung menaikkan tombak esnya dan bergerak menuju mahkluk-mahkluk mutan. Awalnya, mahkluk-mahkluk dalam penampungan arwah mengikuti perintah Perayu Salju, tidak merasa takut dan teratur. Namun, ketika mereka tidak dikendalikan olehnya, mereka tiba-tiba menjadi tidak terkendali. Mereka langsung tidak dapat bekerja satu sama lain. Walaupun jumlah mereka banyak, mereka tidak lagi menjadi ancaman seperti sebelumnya. Perayu Salju mengayunkan tombaknya dan masuk ke dalam kelompok mahkluk-mahkluk mutan. Kebugarannya lebih baik daripada mahkluk-mahkluk mutan biasa. Dengan tingkat kepintaran yang tinggi dan keahlian tombak yang hebat, dia membunuh mahkluk-mahkluk mutan di sepanjang perjalanannya dan membunuh beberapa serigala salju dalam sekejap. "Perayu Salju membunuh seekor serigala bergigi salju makhluk mutan. Jiwa binatang serigala bergigi salju diperoleh. Apakah kau mau menarik jiwa binatang?" Sebuah suara bergema dalam pikiran Han Sen ketika Perayu Salju membunuh serigala bergigi salju. "Tarik." Han Sen tidak merasa heran. Dia pernah mempelajari cara menggunakan arwah sebelumnya. Berdasarkan pengalaman dari orang lain, setelah memperoleh kesetiaan arwah, dia dapat menarik jiwa binatang yang diperoleh dari pembunuhan makhluk setiap saat. Dia juga dapat memindahkan jiwa binatangnya pada arwah. Arwah adalah bawahan yang setia. Namun, setelah memberikan kesetiaannya pada manusia, arwah akan berintegrasi dengan batu arwah mereka. Mereka akan kehilangan kemampuannya untuk bangkit dari kematian selamanya. Jika mereka terbunuh setelah mereka melayani, mereka akan mati selamanya. Ketika arwah terbunuh, jiwa binatang yang mereka bawa juga akan menghilang. Oleh karena itu, harus berhati-hati ketika memberikan jiwa binatang pada arwah. Walaupun ada beberapa keterbatasan, kepintaran, keahlian, dan kemampuan untuk membuat penilaian dari arwah membuat mereka jauh lebih baik daripada jiwa binatang biasa. Terutama, arwah memiliki kemampuan untuk menggunakan jiwa binatang, artinya mereka dapat dimanfaatkan seperti partner manusia, sedangkan jiwa binatang hanyalah alat. "Penarikan berhasil. Jiwa binatang serigala bergigi salju diperoleh." Suara dalam pikiran Han Sen segera terdengar kembali dan sebuah jiwa binatang baru muncul. Han Sen tidak sempat memeriksa jiwa binatang yang baru diperolehnya dan meneruskan berburu makhluk mutan bersama dengan Perayu Salju. Perayu Salju memiliki keahlian tombak yang hebat. Dia bahkan pernah melukai tentakel dari monster berdarah sakral sebelumnya. Walaupun banyak makhluk mutan yang membantunya pada saat itu, dia tetap memerlukan keahlian tombak yang luar biasa untuk dapat melakukannya. Tombak diayunkan seperti tornado. Tubuh ramping Perayu Salju turut menunjang kekuatannya yang luar biasa. Seekor beruang salju segera terbunuh. "Perayu Salju membunuh makhluk mutan beruang kutub salju. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh." Makhluk-makhluk di luar ruangan menjadi berantakan. Mereka ada yang kabur, ada yang melindungi diri mereka saja, tidak seganas seperti sebelumnya. Para anggota komplotan mengejar makhluk-makhluk dengan bersemangat, terus menerus mengamati Perayu Salju yang terlihat seperti Athena dengan rasa kagum. Dia adalah arwah bangsawan, begitu elegan dan cantik. Dia bahkan juga adalah petarung yang hebat. Pria mana yang tidak akan merasa iri dengan Han Sen? Tidak lama kemudian, Han Sen tidak perlu lagi menggerakan jari jemarinya. Perayu Salju menangani semua makhluk mutan yang tidak sempat melarikan dari dari keahlian tombaknya yang mengagumkan. Dia begitu ganas sehingga sangat menyenangkan untuk ditonton. Han Sen merasa sangat senang, Arwah bangsawan sudah begitu kuat, maka jika dia memperoleh arwah kerajaan, akan lebih baik lagi. Karena arwah kerajaan berhubungan dengan makhluk berdarah sakral, Han Sen menduga bahwa ada jenis arwah lainnya yang dapat berhubungan dengan makhluk sakral. Bagaimanapun, Han Sen sudah merasa sangat puas mendapatkan Perayu Salju. Setidaknya, hal ini membuktikan bahwa arwah raja badan supernya memang bekerja. Apakah seseorang dapat memperoleh kesetiaan arwah tergantung pada keberuntungan, dan kemungkinannya sangat kecil. Namun, sepanjang Han Sen memiliki batu arwah, dia pasti dapat memperoleh kesetiaan arwah, yang merupakan hal yang sangat luar biasa. Han Sen telah memvisualisasi masa depan di mana dia akan membawa sebuah pasukan yang beranggotakan berbagai jenis arwah dan memerintah Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Siapapun yang menghalangi jalannya akan dibunuh. Tidak ada orang yang bahkan berani menantangnya. Pertarungan hanya berlangsung kurang dari satu jam. Banyak makhluk-mahkluk berlarian keluar dari tempat penampungan arwah dan banyak yang terbunuh oleh manusia. Perayu Salju sendiri telah membunuh empat makhluk mutan. Han Sen sendiri membunuh dua. Namun, dia tidak memperoleh jiwa binatang lain selain serigala salju. Lebih dari seratus makhluk primitif terbunuh. Mayat-mayat makhluk bertebaran di mana-mana di dalam tempat penampungan. Semua orang merasa senang. "Kita¡­ Kita telah menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan¡­" Xu You dan anak-anak muda lainnya tetap tidak dapat mempercayainya, seolah-olah mereka sedang bermimpi. "Kita berhasil!" Banyak orang yang saling berpelukan, berteriak dan berlompatan kegirangan. Banyak di antara mereka yang mengikuti Han Sen ke sini sudah sedang menunggu kematian. Ketika mereka terperangkap, mereka menjadi hampir putus asa. Namun, siapa yang mengira bahwa mereka akan berakhir seperti ini. Sebagian besar orang hanya menderita luka ringan. Tidak ada yang terbunuh. Mereka menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan dengan begitu mudah, sehingga ini pasti keajaiban. Orang yang menciptakan keajaiban ini adalah pria yang mendobrak kepungan makhluk-makhluk mutan dan arwah serta berhasil mengambil batu arwah. "Kakak, apakah kau dapat menjual arwah ini kepadaku? Kau dapat menyebutkan harga berapapun." Zhu Ting menatap Perayu Salju dengan meneteskan liur. "Tidak akan." Han Sen langsung menolak Zhu Ting mentah-mentah. Tentu saja, Han Sen akan menyimpan Perayu Salju untuk dirinya sendiri. Walaupun arwah bukan manusia, tidak mungkin dia dapat menghangatkan tempat tidurnya, dia akan merasa senang setiap kali arwah melayaninya dengan sebuah minuman atau lainnya. Selain itu, Perayu Salju sangat membantu Han Sen pada saat ini. Zhu Ting tidak ingin melepaskannya dan memaksa, "Bagaimana kalau aku melepaskan lisensi Ruang Orang Suci Kelas S dan kau menukarnya dengan Menginjak Awan?" "Tidak." Han Sen menolaknya mentah-mentah. Dia memiliki banyak lisensi Ruang Orang Suci Kelas S, sedangkan dia sangat memerlukan Perayu Salju. Pedang lebar di tangan Zheng Guoxiong masih meneteskan darah. Dia menatap Han Sen dengan perasaan kacau, tidak yakin dengan apa yang dia rasakan. Selama dua puluh tahun, dia tidak pernah merasa begitu santai seperti saat ini. Mata Yang Manli tertuju pada Perayu Salju. Dia sangat iri dengan Han Sen. Pria yang selalu mendapatkan keberuntungan. Ini adalah tempat penampungan arwah pertama yang ditaklukkan, dan dia sudah memperoleh kesetiaan arwah. Paman Qing menyipitkan matanya. Tidak ada yang mengetahui apa isi pikirannya. Namun, wajahnya juga terlihat sulit dibaca. Chapter 463 - Reruntuhan Pengkristalisasi "Han Sen dan yang lainnya berhasil menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan!" "Apakah benar?" "Tentu saja benar. Seseorang berada di sana. Orang-orang dari Komplotan Dewi telah ditempatkan di sana dan mengukir kata-kata "Komplotan Dewi" pada gerbangnya." "Jahanam. Dua puluh orang dapat menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan? Bagaimana mungkin mereka dapat melakukannya?" "Tidak tahu. Namun, pasti ada banyak orang yang sangat menyesal." "Apa maksudmu? Apa yang disesalkan?" "Begitu banyak orang yang dulu menjadi anggota Komplotan Dewi. Pada akhirnya, ketika Han Sen berkata bahwa mereka akan pergi menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan, sebagian besar orang mengundurkan diri. Sekarang tempat penampungan arwah bangsawan telah ditaklukan, setiap anggotanya sekarang akan mendapatkan ruang dan hidup di sana secara cuma-cuma untuk selamanya. Selain itu, mereka juga diberikan daging dalam jumlah yang banyak. Apakah menurutmu mereka yang mengundurkan diri tidak akan merasa menyesal?" "Mereka pasti merasa kesal sekali. Namun, Han Sen masih merekrut orang. Kompolotan Dewi hanya memiliki dua puluh anggota pada saat ini, jadi pasti sulit bagi mereka untuk menjaga seluruh tempat penampungan. Mereka pasti akan merekrut orang." "Han Sen berkata bahwa dia tidak akan menerima siapapun yang telah mengundurkan diri. Tidak peduli siapapun yang berusaha untuk bernegosiasi dengannya." "Cara kerja dia¡­. Banyak orang yang akan merasa tersinggung!" "Dia tidak takut membuat orang lain tersinggung. Orang-orang dari Grup Bintang juga harus menghormatinya. Dia berkata bahwa dia akan menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan, dan dia telah membuktikannya. Dengan latar belakang dan kemampuan seperti ini, dia tidak takut dengan siapapun. Aku berani bertaruh bahwa siapapun yang telah pergi pasti sangat menyesal sekarang. Jika mereka mau pergi ke tempat penampungan itu, mereka harus membayar biaya perlindungan yang sangat tinggi. Jika mereka menginginkan sebuah kamar, mereka harus membayar uang sewa yang sangat mahal. Semua hal ini seharusnya dapat mereka dapatkan secara gratis." "Ha, ha, tidak ada orang yang dapat memprediksi masa depan. Bagaimanapun menyerang tempat penampungan arwah bangsawan adalah tindakan yang sangat berisiko." "Ada risiko apa? Han Sen adalah orang seperti apa? Dia membawa dua puluh orang untuk menyerang tempat penampungan arwah bangsawan dan tidak ada orang yang mati. Sebagian besar hanya menderita luka ringan. Ada risiko apa?" "Han Sen ini sungguh jenius. Bagaimana dia melakukanya? Evolver baru yang baru datang selama beberapa bulan yang allu dengan mudah menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan dengan hanya membawa dua puluh orang bersamanya. Ini sungguh luar biasa!" "Kalau tidak, mengapa orang seperti Paman Qing mematuhi semua perintahnya? Dia bukan orang biasa." Berita bahwa Han Sen menaklukkan tempat penampungan arwah bangsawan segera tersebar. Banyak orang pergi ke tempat penampungan. Namun, jika mereka ingin mendapatkan perlindungan ataupun kamar di tempat penampungan arwah bangsawan, mereka harus membayar mahal, yang merupakan penghasilan bagi Komplotan Dewi. Tentu saja, sebagian besar uang akan masuk ke kantung Han Sen, kalau tidak, dia tidak akan begitu tertarik untuk menaklukkan tempat penampungan ini sejak awal. Setelah gerbang tempat penampungan ditutup, bahkan seekor mahkluk mutan juga tidak dapat masuk. Tentu saja, jauh lebih aman tinggal di dalam tempat penampungan daripada hidup di luar. Selain itu, ada ruangan di dalam tempat penampungan untuk diperdagangkan. Juga ada perangkat teleportasi di dalam setiap kamar. Para pedagang dan orang-orang kaya tidak akan keberatan membayar tempat ini. Han Sen sudah memperhitungkan. Tempat ini sangat sedikit populasinya, dan dia hanya melihat 300 sampai 400 orang. Namun, walaupun demikian, dia akan dapat dengan mudah mengumpulkan beberapa juta dari mengumpulkan uang sewa dan biaya perlindungan. Jika dia ingin menjalankan bisnis, dia bahkan dapat menghasilkan lebih banyak uang. Namun, Han Sen tidak tertarik untuk berbisnis, dan dia tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu, maka dia meminta Yang Manli untuk mengurus segalanya. Hasil yang dia peroleh sangat banyak kali ini. Enam mahkluk mutan dan lebih dari seratus mahkluk primitif. Han Sen tidak menjual mereka tetapi berbagi segalanya dengan orang-orang yang telah mengikutinya. Lagipula, mereka telah mempertaruhkan nyawanya dan patut diberikan penghargaan. Han Sen menyimpan seekor mahkluk mutan untuk dirinya sendiri. Ditambah dengan kondor berdarah jahat, dia memiliki persediaan makanan untuk 2 sampai 3 bulan ke depan. Karena ternyata lebih mudah daripada perkiraannya, Han Sen sama sekali tidak melibatkan Nol. Selain itu, dia tidak terburu-buru mengekspos kekuatan Nol yang sebenarnya. Lagipula, dia terlihat begitu muda. Kenyataan bahwa dia berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sudah cukup membuat semua orang merasa terkejut. Tidak baik baginya memperlihatkan terlalu banyak kekuatannya. Akan lebih aman jika bersikap konservatif. Setelah Han Sen membereskan segala urusan dalam tempat penampungan, dia berkelana keluar tempat penampungan, ingin mencari tahu apakah ada manusia di sisi lain pegunungan. Namun, setelah memanjat beberapa pegunungan dan berjalan ratusan mil, dia hanya melihat gletser dan padang salju, tidak ada manusia yang terlihat. Han Sen melihat seekor hewan melata seperti ular dengan panjang sekurang-kurangnya 300 kaki di gletser dari kejauhan dan segera berbalik. Dia pernah melihat banyak mahkluk di sepanjang perjalanan dan tidak berani pergi ke tempat yang aneh dengan kekuatannya sekarang ini. Walaupun jika dia bertemu dengan mahkluk berdarah sakral, Han Sen tidak memiliki kepercayaan diri untuk memenangkan pertarungan, apalagi mahkluk super. "Daging kondor berdarah jahat telah dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." Setelah memakan kondor berdarah jahat selama beberapa hari, Han Sen akhirnya memperoleh satu poin geno sakral. Namun, terlalu pelan sehingga Han Sen membuang sisanya pada malaikat agung karena dia sudah tidak berminat untuk memakan sesuatu yang sama. Keuntungan besar dari memiliki komplotan sendiri adalah Han Sen tidak perlu bertarung sendiri lagi untuk mendapatkan berbagai jenis mahkluk biasa dan primitif. Han Sen memilih beberapa mahkluk biasa dan primitif yang lebih kecil untuk dimakan, memperoleh beberapa poin geno biasa dan primitif setiap hari, yang memberinya kemajuan yang jauh lebih cepat daripada kaki burung. "Aku akan memenuhi poin geno biasa dan primitif terlebih dahulu. Peningkatan kebugaranku cukup luar biasa." Han Sen sudah lama tidak pergi berpetualang. Dia pergi ke Tempat Suci Para Dewa untuk memakan daging mahkluk biasa dan primitif untuk memperoleh poin geno setiap hari dan menghabiskan sisa waktunya untuk membaca buku di Daphne. Ketika Daphne akhirnya tiba di tempat tujuan, Han Sen telah memperoleh 84 poin geno biasa, 35 poin geno primitif dan satu poin geno sakral. Kebugaran dasarnya sudah di atas 80. Dengan dukungan yang dia miliki, akan dengan mudah mencapai lebih dari 90 dalam waktu yang singkat. Pada saat ini, Daphne sudah tiba di reruntuhan Pengkristalisasi. Awalnya, Han Sen mengira bahwa karena disebut reruntuhan Pengkristalisasi maka akan merupakan kota atau landasan kuno. Namun, ketika dia melihat reruntuhan Pengkristalisasi yang sesungguhnya, dia menyadari betapa polosnya dia. Melihat planet raksasa yang tampak seperti batu permata, Han Sen merasa sangat takjub. Planet yang besarnya lebih dari 10 kali lipat besarnya daripada Planet Roca adalah reruntuhan Pengkristalisasi yang akan mereka eksplorasi. Semua jenis arsitektur Pengkristalisasi tersebar di sekeliling planet. Berbeda dengan arsitektur manusia, arsitektur Pengkristalisasi yang berwarna-warni saling terhubung satu sama lain, menutupi hampir seluruh planet. Hanya dengan satu pandangan sudah dapat membuat orang merasa terkesima. Sementara Han Sen terkesima dengan kemegahan reruntuhan Pengkristalisasi, dia tiba-tiba merasakan kehangatan dalam dadanya. Merasa terkejut, Han Sen cepat-cepat meraih liontin kucing sembilan nyawa di balik pakaiannya. Tiba-tiba, dia merasa seolah-olah memegangi telur rebus. Kucing sembilan nyawa mengeluarkan panas yang luar biasa. Semakin dekat Han Sen dengan reruntuhan Pengkristalisasi, liontin menjadi semakin panas. Ketika Han Sen memasuki atmosfir planet, liontin sudah hampir terbakar. Chapter 464 - Simulasi Kristal Han Sen tidak tahu apa yang salah dengan liontin kucing sembilan nyawa atau mengapa liontin itu bereaksi begitu aneh. Namun, tanpa diragukan lagi, perubahan itu pasti berhubungan dengan reruntuhan Pengkristalisasi. Namun, Han Sen tidak mengetahui apa hubungan antara kucing sembilan nyawa dan reruntuhan Pengkristalisasi. Daphne mendarat di reruntuhan Pengkristalisasi dan melakukan pemindaian dan analisis yang komprehensif tentang planet itu. Sama seperti reruntuhan Pengkristalisasi lainnya, hanya permukaan planet yang dapat dipindai oleh peralatan manusia. Ruangan bagian dalam dari arsitektur Pengkristalisasi belum dapat diketahui. Analisa udara dan air menunjukkan bahwa planet itu normal, dapat dihuni oleh manusia. Reruntuhan Pengkristalisasi lainnya sebagian besar sama, jadi tidak ada yang berbeda dengan yang satu ini. Setelah melakukan persiapan, panel yang berisikan para ahli, departemen kerangka perang, departemen ledakan, dan mariner mengambil peralatan mereka dan meninggalkan kapal perang, memulai kegiatan eksplorasi mereka. Ketika pekerjaan eksplorasi dimulai, semua orang dilarang masuk ke Tempat Suci Para Dewa lagi. Karena rumah masak tidak perlu pergi ke lapangan, Han Sen merasa cukup bosan setiap hari. Namun, karena sebagian besar orang dalam kapal perang telah mendarat di planet, dia dan Ji Yanran dapat cukup sering saling bertemu secara diam-diam. Chen Shoushan pergi ke lapangan bersama-sama dengan panel yang berisikan pada ahli, sedangkan Ji Yanran bertanggung jawab untuk tinggal di Daphne. Dia sebenarnya hanya perlu menerima laporan dari Chen Shoushan dan para ahli dalam panel. "Planet yang sangat besar! Orang kita begitu sedikit. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jika kita harus mengamati arsitektur itu satu per satu? Aku rasa kita memerlukan waktu satu abad untuk menyelesaikannya." Han Sen merasa cukup kesal ketika melihat rekaman lapangan dalam kantor Ji Yanran. Jika ini berlangsung selamanya, dia mungkin harus tinggal di sana sepanjang masa kerjanya. Ji Yanran tersenyum dan berkata, "Siapa yang akan begitu bodoh menemukan satu per satu? Dengan demikian, akan memerlukan waktu 500 atau 1000 tahun untuk menyelesaikan 1% pekerjaan." Ji Yanran jeda sebentar kemudian meneruskan, "Pengkristalisasi memiliki tingkatan yang berbeda. Arsitektur mereka mengikuti aturan tertentu. Sepanjang kita menemukan satu pintu masuk, kita dapat masuk ke dalam harta karun mereka. Yang kita cari sekarang adalah kristal mereka." "Kedengarannya cukup mudah," Han Sen berkata. "Tidak mudah sama sekali. Karena perangkat kita tidak dapat memindai struktur internal dari arsitektur, kita harus bergantung pada para ahli spesialis peradaban Pengkristalisasi untuk menemukan pintu masuk yang tepat." "Tidak bisakah kita ledakan saja?" Han Sen bertanya. "Bahan kristal dari arsitektur mereka sangat unik. Tidak hanya sangat kokoh, tetapi juga dapat mengembang saat diledakkan. Pada saat itu, ruang internal akan terblokir sepenuhnya, artinya pekerjaan penggalian akan menjadi lebih sulit." Ji Yanran meminum air kemudian meneruskan, "Namun, ini bukan masalah yang sebenarnya. Karena para ahli dan profesor ada di sini, pintu masuk cepat lambat pasti akan ditemukan. Namun, jika reruntuhan Pengkristalisasi masih bekerja, maka akan menjadi tantangan yang berarti." Ketika Han Sen akan bertanya tentang tantangan apa yang dimaksud, dia tiba-tiba mendengar suara ledakan. Melihat rekaman langsung lapangan, Han Sen melihat sebuah kristal merah seukuran kepalan melayang-layang di samping dinding kristal. Kristal itu mengedipkan lampu berwarna merah sebanyak dua kali dan sesuatu yang aneh terjadi. Kristal merah segera mengembang dan berubah bentuk, berubah menjadi kendaraan yang sama dengan kendaraan penggalian multifungsi yang sedang melakukan pekerjaan lapangan. Kristal itu dengan cepat bergegas menuju kendaraan penggalian yang asli. Bang bang! Hanya dengan dua serangan dari kendaraan penggalian kristal, mesin penggalian asli pun hancur. Kendaraan kristal bergerak menuju tim penggalian. Para prajurit dari departemen kerangka perang dengan cepat menyalakan kerangka perang mereka, dan menyerang kendaraan penggalian kristal. Karena mereka tidak ingin membuat kerusakan pada arsitektur, mereka berusaha untuk tidak menggunakan senjata berat, dengan mengandalkan senjata dan pedang di tangan mereka. Untungnya, kristal merah hanya meniru mesin penggalian multifungsi, maka kristal itu tertembak dan hancur berkeping-keping, berubah menjadi kolam cairan merah yang kemudian mengalami penguapan. "Tampaknya kita belum beruntung. Reruntuhan Pengkristalisasi ini masih bekerja. Aku kuatir tugas ini tidak akan dapat diselesaikan dengan mudah." Ji Yanran berkata dengan senyum sinis. "Apakah itu?" Han Sen terkejut. "Itu adalah kristal pertahanan dari Pengkristalisasi. Persekutuan menyebutnya simulasi kristal. Sekali terpindai olehnya, ia akan dapat meniru bentuk apapun termasuk mekanik dan makhluk. Namun, teksturnya tetap akan tetap sama dengan kristal merah, maka simulasinya tidak menyeluruh," Ji Yanran menjelaskan. "Peradaban yang luar biasa," Han Sen memuji. "Sangat menakjubkan dan sangat berbahaya. Ada banyak teknologi Pengkristalisasi yang mematikan yang bahkan belum kita ketahui¡­" "Kami menemukannya¡­ Kami menemukannya¡­"Suara penuh kejutan tiba-tiba terdengar dari rekaman langsung. Han Sen dan Ji Yanran cepat-cepat melihat rekaman dan melihat Chen Shoushan dan beberapa profesor berdiri di depan sebuah arsitektur yang telah digali, melihat ke dalam, dan sangat terkejut. "Tampaknya segalanya berjalan lancar. Aku berharap kita dapat segera menemukan harta karun." Ji Yanran merasa agak lega. Namun, di saat berikutnya, gambar holografis tiba-tiba pecah. Ji Yanran cepat-cepat menghubungi Chen Shoushan dan yang lainnya menggunakan jaringan komunikasi, tetapi tidak ada jawaban. "Ada yang tidak beres." Ji Yanran tiba-tiba memucat dan memanggil semua petugas dalam kapal perang. Tim komunikasi sedang berusaha untuk menghubungi orang-orang di lapangan. Namun, mereka sama sekali tidak berhasil menghubungi mereka seolah-olah mereka telah menghilang. Tidak ada banyak orang yang ditempatkan dalam Daphne, maka bahkan rumah masak juga dipanggil. Termasuk tim medis, tim perbaikan dan rumah masak, hanya ada kurang dari 40 orang. Komunikasi terputus, dan orang-orang hanya dapat melihat perlengkapan yang tersisa di permukaan melalui radar. Semua manusia hilang. Dan tidak ada yang terlihat di dalam. "Kapten, apakah kita sebaiknya pulang dan mencari pasukan bantuan?" Salah seorang petugas bertanya dengan ragu-ragu. "Kita harus mencari tahu apa yang terjadi dahulu," Ji Yanran berkata dengan mengernyitkan dahi. Beberapa ahli tingkat tinggi dan para kaum terpelajar spesialis peradaban Pengkristalisasi berada di lapangan. Jika mereka menghilang tanpa alasan, Ji Yanran pasti akan mendapatkan sanksi keras jika dia kembali tanpa mencari tahu alasannya. Dia bahkan akan dikirim ke pengadilan militer. Selain itu, banyak petugas dan prajurit termasuk Chen Shoushan juga ada di planet itu, maka Ji Yanran tidak boleh kembali sebelum memeriksanya. Namun, orang-orang yang tinggal di kapal perang sebagian besar bukan petarung termasuk petugas yang bertanggung jawab dengan pengopersian kapal, obat-obatan dan memasak. Hanya ada beberapa orang yang dapat dipekerjakan. Ji Yanran mengulas semua orang yang dia miliki dan menggertakan giginya. "Aku meminta 5 prajurit yang piawai dengan operasi kerang perang untuk mengikuti aku ke lapangan, mencari tahu apa yang terjadi." "Aku cukup piawai dengan kerangka perang. Biarkan aku mengikutimu," Han Sen segera mengajukan diri. Dia tentu saja tidak dapat tetap tinggal di kapal dan membiarkan Ji Yanran mempertaruhkan nyawanya sendirian. Selain itu, dia juga ingin mengetahui mengapa liontin kucing sembilan nyawa bereaksi seperti itu terhadap reruntuhan Pengkristalisasi. Chapter 465 - Simulasi Kristal Gila "Kapten, biarkan para pengawal mengikutimu." Pimpinan pengawal, Li Lu berdiri dan memberi hormat. Para pengawal adalah petarung yang tinggal di Daphne. "Kapten, biarkan aku memimpin tim,"surpasser satu-satunya dalam kapal perang Zhao Ping berkata. "Tuan Zhao, kau seharusnya tetap tinggal di Daphne. Ini adalah pangkalan kita. Jika ada masalah dalam kapal, tidak akan ada artinya walaupun kita membawa pulang semua orang. Pada saat itu, kita semua akan menghadapi kematian. Selain itu, aku hanya akan melakukan investigasi dan tidak akan pergi terlalu jauh." Ji Yanran menatap para pengawal, berpikir sejenak, dan berkata, "Li, kau pilih 4 prajurit yang piawai dengan kerangka perang untuk datang bersamaku, dan kau juga ikut denganku. Sisanya tetap tinggal di dalam kapal." "Iya, Kapten." Li Lu menyebutkan nama 4 prajurit dan meminta mereka untuk melapor pada Ji Yanran. Ji Yanran memberitahu semua orang untuk mempersiapkan kerangka perang mereka masing-masing dan menatap pada Han Sen. Dia merasa agak ragu dan berkata, "Kau juga pergi bersiap-siap." "Iya, Kapten," Han Sen menjawab dan pergi mengambil kerangka perangnya. Mereka bertujuh segera meninggalkan kapal perang dan menaiki truk lapangan untuk pergi ke lokasi penggalian. Karena tidak jauh dari kapal perang, mereka hanya memerlukan waktu setengah jam untuk mencapai tujuannya. Melihat keluar dari truk lapangan, semua jenis perlengkapan masih utuh. Tidak ada yang rusak, dan tidak ada tanda-tanda terjadi pertarungan. Satu-satunya yang pecah hanya kendaraan penggali multifungsi. Melihat tidak ada darah, semua orang merasa lega. Setidaknya orang-orang itu tidak diserang. Truk lapangan tidak dapat lagi masuk lebih jauh ke lokasi. Ji Yanran meminta dua prajurit untuk tetap tinggal di truk, sementara dia membawa Li Lu, Han Sen dan dua pengawal lainnya mengendarai kerangka perang mereka turun, menuju pintu masuk. "Jalankan perintah¡­. Memindahkan data pemindaian¡­ Komunikasi lancar¡­" Semua jenis informasi terus menerus muncul di kerangka perang, beberapa dikirimkan dari truk, beberapa dari Daphne. Kerangka perang mereka juga mengirimkan data kembali. Walaupun semua orang sangat waspada, sebenarnya tidak terjadi apa-apa. Mereka sampai di pintu masuk yang ditemukan profesor tanpa kesulitan. Gerbang kristal hitam berukuran tinggi 100 kaki, dihiasi dengan berbagai pola yang rumit. Ada titik, lingkaran dan garis, juga bentuk segitiga. Tidak ada pola tertentu. Terlihat seperti jam mekanik, cukup misterius. Pada saat ini, gerbang kristal hitam sudah terbuka. Kerangka perang bermuatan satu orang dapat melaluinya dengan mudah, tetapi mekanik yang lebih besar tidak dapat masuk. "Kapten, apakah sebaiknya kita masuk ke dalam?" Li Lu bertanya pada Ji Yanran. Ji Yanran tidak menjawab Li Lu dan merasa tercengang dengan gerbang hitam. Dia cepat-cepat berkata pada Han Sen menggunakan saluran pribadi, "Han Sen, aku akan membawa beberapa orang turun untuk memeriksa keadaan. Kau tinggal di sini." "Mengapa?" Han Sen tahu dia seharusnya telah mengendus sesuatu. Kalau tidak, dia tidak akan berkata demikian. "Ini adalah reruntuhan beberapa kerajaan Pengkristalisasi, dan masih bekerja. Terlalu berbahaya di bawah sana. Karena kau tidak mengetahui apa-apa tentang Pengkristalisasi, kau mungkin akan memancing perangkap yang berbahaya. Tinggal saja di sini," kata Ji Yanran. "Aku akan mengikutimu," kata Han Sen. "Ini adalah perintah," Ji Yanran berkata dengan sungguh-sungguh. "Perintahmu tidak berlaku untukku," Han Sen berkata dengan lembut. Ji Yanran berusaha untuk berkata sesuatu ketika dia tiba-tiba mendengar suara teriakan dari truk lapangan. Semua orang cepat-cepat melihat ke dalam truk dan melihat dua prajurit yang ditempatkan di dalam truk sudah hilang, berlari menuju arah mereka dalam kerangka perang. "Apa yang terjadi? Apa yang terjadi? Mohon lapor¡­ Mohon lapor¡­" Li Lu berusaha untuk bertanya apa yang terjadi melalui jaringan komunikasi namun dia hanya dapat mendengar suara arus yang berisik. Han Sen bergegas memeriksa jaringan komunikasinya dan menemukan bahwa jaringan komunikasinya sudah terputus dengan Daphne. Sistem sudah rusak. Ji Yanran juga menyadari hal itu dan memberitahu anggota timnya, "Jalankan perintah. Kami akan pergi memeriksa keadaan." Tim itu bergegas mendekati kerangka perang dari kedua prajurit. Sebelum Ji Yanran bertanya apa yang terjadi, mereka sudah mengetahui jawabannya. Di belakang dua prajurit itu, ada banyak kristal merah berukuran kepalan tangan melayang-layang di udara seperti bohlam lampu merah. Tidak ada yang tahu berapa jumlahnya, tetapi setidaknya ada ratusan atau ribuan. "Simulasi kristal¡­ Mengapa ada begitu banyak¡­" Semua orang tercengang. Pantas saja kedua prajurit itu kabur. Siapapun yang melihat begitu banyak simulasi kristal pasti akan melakukan hal yang sama. Sebelumnya, Han Sen telah menyaksikan betapa bertenaganya simulasi kristal. Sepanjang ia memindai sesuatu, ia akan berubah menjadi sesuatu yang sama persis. Jika ratusan atau ribuan simulasi kristal memindai kerangka perang atau truk lapangan, mereka akan langsung terbunuh oleh semua kendaraan itu. Selain itu, semakin banyak simulasi kristal yang menghampiri mereka, jumlahnya bertambah banyak. Tidak ada yang tahu berapa banyak jumlah mereka. "Mundur ke dalam reruntuhan itu¡­" Ji Yanran tahu bahwa para panel ahli telah pergi, dan dia harus mengulangi pilihan mereka. Bum bum bum! Simulasi kristal yang terdekat telah berhasil menangkap dua prajurit. Dengan kedipan cahaya merah, kristal memotret kerangka perang mereka seperti kamera dan segera berubah menjadi kerangka perang kristal merah dengan model yang sama. Mereka segera mendarat dan melanjutkan untuk mengejar kedua prajurit. Semakin banyak simulasi kristal yang menjadi kerangka perang dan bergabung dengan mereka. Li Lu tidak dapat menahan diri untuk mengeluarkan senjata laser dan menyerang kerangka perang kristal merah demi menyelamatkan dua prajuritnya. "Tidak!" Sudah terlambat ketika Ji Yanran berusaha untuk menghentikannya. Tembakan Li Lu membuat lubang besar pada kerangka perang merah. Namun, dalam seketika, semua kerang perang kristal merah mengeluarkan senjata laser dan menembak ke arah mereka. Bum bum! Kerangka perang kedua prajurit yang berada terdekat dengan kristal seketika meledak, berubah menjadi besi tua yang terbakar, sedangkan kerangka perang kristal merah tetap menembak ke arah mereka. "Mundur ke dalam reruntuhan." Han Sen mengoperasikan kerangka perang untuk masuk ke dalam gerbang kristal hitam. "Segera mundur ke dalam reruntuhan," Ji Yanran mengikuti Han Sen dan mengeluarkan perintah dengan suara yang nyaring. Mata Li Lu yang memerah, menggertakkan giginya dan memerintah dua prajurit lainnya untuk mundur ke dalam reruntuhan dan melindungi mereka dari belakang. Bum! Ketika Ji Yanran dan Han Sen baru memasuki gerbang kristal hitam, mereka mendengar sebuah suara kencang. Kerangka perang Li Lu telah meledak. Chapter 466 - Kristal Parasit "Li!" Melihat kerangka perang Li Lu tertembak, dua prajurit menembak kerangka perang kristal merah dengan membabi buta menggunakan pistol laser. "Masuklah. Cepat," Ji Yanran berseru pada dua prajurit itu, tetapi sudah terlambat. Meskipun dua prajurit itu menembak mati beberapa kerangka perang kristal merah, mereka disingkirkan oleh lebih banyak lagi kristal rangsangan. "Pergi!" Han Sen berseru dan menggunakan kerangka perangnya untuk mendorong Ji Yanran. Meskipun mereka belum menjadi temannya, Han Sen marah melihat sesama manusia mati. Namun, ini bukan saatnya bersedih. Dia tidak bisa menyaksikan Ji Yanran mati seperti para prajurit itu. Ji Yanran menenangkan diri, menggertakkan giginya, dan mengoperasikan kerangka perang untuk pergi ke dalam reruntuhan. Mereka harus menyingkirkan kristal rangsangan secepat mungkin. Jika tidak, dia dan Han Sen akan ikut mati. Di belakang gerbang kristal hitam, terdapat jalur kristal. Ji Yanran menyuruh Han Sen untuk maju tetapi tidak berani berjalan terlalu cepat. Tidak lama, kerangka perang kristal merah mulai mengejar mereka. "Jangan terlalu khawatir. Cepatlah lari." Han Sen tahu bahwa Ji Yanran khawatir soal jebakan di dalam reruntuhan, tetapi jika mereka tidak pergi cepat-cepat, mereka akan segera kehilangan nyawa mereka. Panel ahli seharusnya telah memasuki reruntuhan. Jika ada jebakan, mereka seharusnya telah mengaktifkannya. Setelah diteriaki Han Sen, Ji Yanran segera mengerti dan mengoperasikan kerangka perangnya dengan kecepatan penuh untuk maju. Setelah mereka berlari sejauh beberapa mil, mereka memasuki bangunan besar seperti kubah. Banyak jalan yang sambung-menyambung. "Kemana kita pergi?" Ji Yanran melihat-lihat, tetapi jalan itu tampak mirip satu sama lain. Dia tidak tahu ke mana mereka harus pergi. Selain itu, jalanan itu begitu sempit sehingga kerangka perang tidak bisa lewat. "Ikuti aku." Han Sen menggertakkan gigi, keluar dari kerangka perang, dan mengubahnya menjadi koper. Dia berlari maju dengan kerangka perang di tangannya. Ji Yanran meniru gerakan Han Sen dan mengikutinya. Saat Han Sen baru memasuki jalan itu, dia segera memanggil serigala salju bergerigi. Seekor serigala salju muncul di hadapan Han Sen. Itu adalah tunggangan jiwa binatang, tetapi Han Sen tidak bermaksud menungganginya, hanya menyuruhnya untuk berjalan maju. Han Sen berencana untuk menggunakan serigala salju bergerigi sebagai pemandu. Dia mengetahui sedikit sekali tentang reruntuhan Kristaliser. Namun, karena Ji Yanran tidak tahu apa-apa, dia harus membuat keputusan, bahkan jika dia tidak tahu apakah keputusannya benar atau tidak. Keragu-raguan hanya akan membawa mereka ke dalam masalah yang lebih besar. Serigala salju bergerigi berlari maju, dan Han Sen serta Ji Yanran mengikutinya dengan koper kerangka perang di tangan mereka. Namun, jalannya begitu rumit sehingga mereka kehilangan arah meskipun tidak ada bahaya yang mengancam. "Suaranya hening sekarang. Mari kita berhenti." Saat sampai di tempat seperti jembatan, Han Sen melihat ke bawah dan berhenti, memandangi patung kristal aneh itu. Ji Yanran mendengarkan dengan seksama dan memang tidak ada suara yang terdengar. Dia merasa lega dan menatap patung kristal yang tingginya masing-masing sekitar 50 kaki. Patung itu terbuat dari kristal dengan warna berbeda. Bentuknya cukup ganjil. Mereka tidak tampak seperti manusia maupun binatang. "Mereka adalah dewa-dewi yang dipuja orang Kristaliser. Kebanyakan reruntuhan Kristaliser memiliki patung seperti ini," Ji Yanran menjelaskan sambil melihat sekelilingnya. Han Sen tampaknya tidak mendengarkan tetapi matanya terpaku pada satu patung. "Keluarlah, jika tidak aku tidak akan segan lagi." Han Sen meremas koper kerangka perang di tangannya dan berseru dengan dingin ke arah patung. Ji Yanran menatap patung itu dan merasa kebingungan. Dia tidak melihat apa-apa, tetapi tidak lama, seseorang berjalan dari belakang patung itu. "Tang Xin? Kenapa kau di sini? Mana semua orang?" Ji Yanran melihat siapa orang itu dan bertanya sambil mengernyitkan alis. "Aku tidak tahu. Kita terpencar. Mengapa kau juga ada di sini?" Tang Xin berjalan ke arah dua orang itu sambil berkata. "Berhenti. Atau aku akan menembak." Han Sen dengan cepat mengeluarkan pistol laser mini dari pinggangnya, mengacungkannya pada Tang Xin dan berkata dengan dingin. "Mengapa aku harus berhenti?" Tang Xin tidak mempedulikan Han Sen dan terus mendekati mereka. Duar! Tanpa ragu, Han Sen menembak kepala Tang Xin, menghancurkan setengah dari tengkoraknya. "Han Sen, apa yang kau lakukan?" Ji Yanran kaget, tidak yakin mengapa Han Sen melakukannya. Namun, Ji Yanran tahu Han Sen pasti punya alasan. Meskipun Tang Xin telah menyinggung Han Sen sebelumnya, Ji Yanran tahu dia bukanlah orang yang membunuh karena dendam sepele. Tanpa Han Sen jelaskan, dia melihat ada sesuatu yang salah. Dengan setengah tengkoraknya hancur, Tang Xin tidak langsung ambruk dan membalikkan tubuhnya. Di punggung Tang Xin, kristal merah muda seukuran telur bebek menempel di tubuhnya. Rambut kristal merah tumbuh dari kristal itu, menjalar di seluruh punggungnya bagaikan pembuluh darah, mengedipkan cahaya merah seakan dia memiliki jantung yang baru. Hal itu tampak aneh dan memuakkan. "Kristal parasit!" Ji Yanran tertegun, dengan cepat mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke arah kristal seperti Han Sen, siap untuk menembaknya. Sebelum Ji Yanran menembak Tang Xin, seutas rambut tipis tumbuh dari kristal dan membungkus seluruh tubuh Tang Xin seperti mumi. Dor Dor Dor! Ji Yanran dan Han Sen menembak Tang Xin yang seperti mumi berulang kali, namun sia-sia. Pistol laser hanya merusak sebagian rambut kristal, yang dengan cepat tumbuh kembali. "Senjata laser tidak berguna. Gunakan jiwa binatang." Mereka tiba-tiba mendengar sebuah suara. Han Sen dan Ji Yanran menoleh ke belakang dan melihat Profesor Li Mingtang dan beberapa peneliti muda datang dari jalur terdekat. Li Mingtang yang tadi berbicara. Sebelum Han Sen memanggil jiwa binatangnya, seseorang muncul dari belakang Li Mingtang. Dia menggenggam pedang jiwa binatang dan menebas Tang Xin dan kristal itu berulang kali, menghancurkan kristal tersebut. "Ini bukanlah tempat untuk prajurit ruang masak." Wang Hou menyimpan kembali pedang jiwa binatangnya, menatap Han Sen dengan dingin dan berkata. "Prajurit ruang masak adalah prajurit juga." kata Han Sen dengan tenang. "Jika kau ingin membuang nyawamu, silahkan saja," kata Wang Hou dengan jijik dan mengabaikan Han Sen. Dia berjalan ke arah Ji Yanran dan berkata, "Kapten, mengapa kau ada di bawah sini? Kau seharusnya tidak di sini." Chapter 467 - Galaksi Diya "Profesor, apa yang kau temukan?" Ji Yanran mengabaikan Wang Hou dan bertanya pada Li Mingtang. Li Mingtang berkata, "Kami menemukan pintu masuk ke reruntuhan dan menemukan bahwa ini adalah reruntuhan kerajaan Kristaliser. Akan tetapi, tiba-tiba ada sejumlah besar kristal rangsangan. Karena kehilangan koneksi ke Daphne, kami terpaksa mundur ke dalam reruntuhan. Selanjutnya, kami diserang oleh kristal parasit. Banyak orang yang terpengaruh. Kami berkeliaran di antara kekacauan ini." "Mana Chen Shoushan dan Lin Haifeng?" tanya Ji Yanran. Li Mingtang menggeleng dan berkata, "Ada banyak prajurit dan peneliti yang terpengaruh kristal parasit. Semuanya sangat kacau dan aku tidak mengenali mereka." Ji Yanran sekilas mengerutkan dahi. Apa yang Li Mingtang katakan mirip dengan apa yang telah dia duga akan terjadi. Orang-orang terpencar di reruntuhan, jadi akan sulit baginya untuk menemukan semua orang. "Profesor, apa kau tahu jalan keluarnya?" Ji Yanran melihat ke sekelilingnya dan kehilangan arah. Arsitektur Kristaliser ini tampak seperti metropolitan yang dibangun dengan kristal. Tidaklah mudah menemukan jalan keluar sama sekali. Selain itu, karena karakteristik spesial kristal ini, mereka bahkan tidak bisa meledakkan arsitektur ini dengan bom, yang hanya akan mengantarkan mereka kepada kematian. Para peneliti saling berpandangan, jelas sekali tidak tahu cara untuk keluar. "Sebenarnya, kita tidak perlu khawatir sama sekali. Misi kita adalah untuk menemukan hal baru. Yang kita perlu lakukan adalah terus maju. Mungkin kita akan menemukan harta karun tidak lama lagi," kata Wang Hou. Li Mingtang juga berkata, "Kapten, karena kau sudah di sini, dan ada banyak kristal rangsangan di luar, kita tidak bisa pergi dalam waktu dekat. Cukup masuk akal bagi kita untuk menerima saran Wang Hou dan melihat-lihat terlebih dahulu. Jika kita bisa menemukan harta karunnya, kita bisa menyelesaikan tugas dan mendapat beberapa petunjuk seperti bagaimana cara keluar dari tempat ini." Setelah mempelajari peradaban Kristalizer dengan tekun, Ji Yanran tahu yang dikatakan Li Mingtang itu benar. Namun, ini adalah reruntuhan kerajaan Kristaliser. Mereka hanyalah beberapa orang tanpa seorang pun surpasser di antara mereka, jadi itu masih cukup berbahaya bagi mereka untuk menjelajahinya. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan lain selain menyetujui saran mereka dan pergi lebih dalam. Tentu saja, para peneliti tidak bergegas sembarangan. Berdasarkan pemahaman mereka mengenai peradaban Kristaliser, mereka bisa menilai tentang seperti apa arsiktektur yang dirancang untuk hal tertentu. Berdasarkan peraturan umum peradaban Kristaliser, mereka bisa memperhitungkan di mana harta karun itu. Meskipun hasilnya tidak benar-benar tepat, mereka tahu arah yang benar secara garis besar. "Han Sen, tetaplah di dekatku. Jangan pergi jauh-jauh," Ji Yanran berkata pada Han Sen dengan suara kecil. Han Sen mengangguk. Tentu saja dia akan berada di dekat pacarnya, jika tidak dia tidak akan mampu menyelamatkannya jika dia berada dalam bahaya. Wang Hou mendengar Ji Yanran dan berkata pada Han Sen dengan menyindir, "Kapten, kau membawa prajurit ruang masak ke bawah sini. Apa kau mencoba untuk melindunginya, atau harusnya dia yang melindungimu?" "Wang, fokuslah pada tugasmu sendiri. Ini bukan urusanmu," kata Ji Yanran pada Wang Hou dingin. Wang Hou mendengus dan tidak mengatakan apa-apa. Li Mingtang dengan cepat mencoba menengahi, "Kita kini ada dalam bahaya, jadi kita semua harus bekerja sama untuk menemukan harta karun. Semakin banyak orang yang kita punya, semakin kuatlah kita. Selain itu, Han Sen juga lulusan akademi militer yang terkenal." Peneliti lainnya juga mengatakan sesuatu untuk meredakan ketegangan. Sekelompok orang itu terus bergerak maju. Tidak lama, gerbang kristal hitam berdiri di hadapan mereka, yang juga dihiasi oleh corak rumit. Melihat gerbang kristal hitam dan corak tersebut, Li Mingtang pun kegirangan. Dia segera berjalan ke gerbang dan memeriksa corak itu sejengkal demi sejengkal. "Fantastis. Tempat ini memang reruntuhan raja Kristaliser," Li Mingtang menatapnya sesaat dan kembali bersemangat. "Profesor, apa arti corak ini?" Meskipun Ji Yanran telah mempelajarinya, mustahil baginya untuk mengerti corak itu. Li Mingtang menjelaskannya dengan semangat, "Aku hanya bisa memahami sebagian kecilnya. Raja Kristaliser ini datang dari Galaksi Diya." "Galaksi Diya? Galaksi induk asal muasal dari Kristaliser?" Ji Yanran tampak terkejut. "Memang. Itu adalah tempat kelahiran peradaban Kristaliser, galaksi yang telah hilang..." Li Mingtang tampak gembira. Han Sen merasa cukup kebingungan. Dia tidak mengerti sebagian besar dari hal itu. Yang dia tahu hanyalah bahwa raja Kristaliser tampaknya seorang petinggi dan memiliki banyak harta karun. Para peneliti lainnya juga tampak bersemangat, seakan mereka telah menemukan tambang emas. Han Sen tidak memahami apa pun mengenai peradaban Kristaliser dan Galaksi Diya. Akan tetapi, kucing bernyawa sembilan yang tergantung di lehernya menjadi semakin dan semakin panas. Sepertinya dia mendekati sesuatu yang mempengaruhi benda itu. Di bawah perintah Li Mingtang, para peneliti mengeluarkan peralatan mereka dan mulai membongkar pagar kristal hitam. Mereka sangatlah cekatan. Butuh waktu kurang dari setengah jam bagi mereka untuk membongkarnya. Cahaya tiba-tiba menembus dari celah-celah. Aduh! Seorang peneliti yang tersorot cahaya tersebut menjerit dan bergulingan di lantai. Bagian tubuhnya yang terpapar cahaya pun terbakar, dari wajah sampai pinggangnya. Tanda hitam menembus ke dalam dagingnya. Semua orang tercengang. Mereka cepat-cepat menarik pria itu menjauh dari cahaya. Han Sen pun ikut tercengang. Butuh waktu sebentar saja untuk terinfeksi di area yang terluka dari peneliti tersebut. Seseorang cepat-cepat mengeluarkan kotak obat untuk mengobati luka itu, namun sia-sia. Si peneliti meninggal begitu cepat. Akan tetapi, Li Mingtang menatap sinar itu dan berkata dengan semangat, "Ini adalah cahaya berpijar dari kristal karena ada banyak sekali kristal di dalam. Ini mungkin penemuan bersejarah dalam sejarah penelitian Kristaliser. Cepatlah bersiap-siap, siapa pun yang telah berhasil berlatih Kristal Mikro sebaiknya mengikutiku ke dalam untuk mencari harta karun. Yang lainnya tinggal di sini." "Profesor, kau tidak boleh masuk." Ji Yanran menghentikan Li Mingtang. "Mengapa tidak?" Li Mingtang tercengang. "Terlalu bahaya di dalam. Selain itu, penemuan besar seperti ini harus dilakukan di bawah pengawasan AI menurut hukum Aliansi," kata Ji Yanran. Li Mingtang cepat-cepat berkata, "Selama orang itu sudah berhasil berlatih Kristal Mikro, orang itu bisa menahan pijaran cahaya kristal. Resikonya sangat kecil. Untuk pengawasan AI, ini adalah situasi spesial, jadi saat kita kembali, aku akan menulis laporan lengkap dan bertanggung jawab. Wang dan Liu, kalian berdua cepatlah bersiap-siap. Kita akan segera masuk ke dalam." "Maaf, profesor. Kita harus mengikuti aturan. Reruntuhannya ada di sini dan tidak akan ke mana-mana. Saat kita keluar dan memperoleh koneksi ke Daphne, kita akan kembali." Ji Yanran masih berdiri di hadapan Li Mingtang, tidak membiarkannya lewat. "Kapten, ini adalah situasi spesial. Kenapa kau harus seperti ini?" Li Mingtang sedikit cemberut, wajahnya muram. "Profesor, aku sudah lama mengatakan padamu kalau jika kita tidak menyingkirkan wanita ini, dia akan mengacaukan semuanya." Wang Hou dan para peneliti lainnya berdiri mengelilingi Han Sen dan Ji Yanran dengan tatapan membunuh di wajah mereka. Chapter 468 - Area Inti "Wang Hou, kau juga prajurit Aliansi. Apa kau tidak takut dengan sanksi undang-undang kemiliteran?" Ji Yanran berseru pada Wang Hou. "Undang-undang militer?" Wang Hou tersenyum merendahkan, mengeluarkan pedang jiwa binatang emas dan menebaskannya pada Han Sen yang ada di samping Ji Yanran. Dia mendengus dan berkata, "Tidak ada undang-undang di sini." Han Sen tetap tenang dan menarik mundur Ji Yanran. Namun, dua peneliti lainnya juga mengeluarkan senjata jiwa binatang dan menyerang mereka dengan ganas. Belati jiwa binatang muncul di tangan Ji Yanran, menangkis senjata salah satu peneliti. Han Sen memutar tubuhnya ke samping dan menghindari tebasan dari peneliti lainnya. Pada saat yang sama, dia mendekati si peneliti dan menempelkan pisau serigala terkutuk di lehernya. "Jangan bergerak, kecuali kalian mau melihatnya mati..." Sebelum Han Sen menyelesaikan kalimatnya, Wang Hou mendekati si peneliti di depan Han Sen dan membelahnya menjadi dua. Tanpa henti, pedang emas terus menghampiri Han Sen. Tatapan HanSen menjadi dingin. Dia mengacungkan pisau serigala terkutuk ke arah pedang emas dan dengan cepat melangkah mundur. Dia tidak menyangka Wang Hou begitu kejam sampai-sampai dia tidak peduli akan hidup dan mati salah satu rekannya, jadi Han Sen sedikit lambat. Krak! Tanpa disangka, pisau serigala terkutuk terbelah oleh pedang emas. Tebasannya sampai ke kening Han Sen. Meskipun lukanya tidak dalam, darah mulai mengalir. "Mati kau," kata Wang Hou dingin. Tubuhnya menghasilkan kekuatan luar biasa dan mengejar Han Sen seperti bayang-banyang. Dengan tebasan lainnya pada Han Sen, Wang Hou bergerak dengan cepat dan ganas. Han Sen tidak terpengaruh oleh situasi. Dengan kemarahan di matanya, dia meratapi kehilangan pisau serigala terkutuknya. Dia sudah lama tidak mengalami kehilangan seperti ini. "Tapi tidak mudah bagimu untuk membunuhku." Han Sen mendengus, jantungnya berdetak bagaikan gemuruh. Sambil menggerakkan kakinya, Han Sen dengan buas menghindari pedang Wang Hou dan melayangkan tinju ke wajahnya. Melihat Han Sen tidak kalah menghadapi Wang Hou, semua orang pun kaget. Wang Hou adalah evolver yang kemampuannya di atas seratus. Bagi Han Sen, seorang prajurit ruang masak, untuk menandinginya, hal itu jelas menakjubkan. "Kau memang memiliki rahasia," Wang Hou mendengus dan berkata. "Mengapa kalian berdiri di sana dan menonton? Bunuh langsung Ji Yanran." Para peneliti itu tersadar dan menyerang Ji Yanran. Meskipun mereka tidak berani membunuhnya seperti perkataan Wang Hou, Ji Yanran dalam bahaya dan hampir tertangkap. Han Sen jelas paham apa yang Wang Hou pikirkan. Dengan menyandera Ji Yanran, Wang Hou bahkan tidak perlu bertarung lagi dengan Han Sen untuk mengalahkannya. "Kau petarung yang hebat. Namun kau terlalu naif," Han Sen memanggil batu roh. Tidak lama, seorang wanita cantik nan elegan dalam jubah es muncul di sebelah Ji Yanran, sambil menggenggam tombak es dan menghalau para peneliti, menyelamatkan Ji Yanran dari bahaya. "Roh! Bukankah itu roh bangsawan?" Para peneliti itu tampak terkejut. Menilai dari kemampuan roh tersebut, dia adalah roh bangsawan tingkat atas yang begitu langka. Dengan Pemanggil Salju yang membantu Ji Yanran, para peneliti tidak bisa mendekati mereka dengan cepat. Pemanggil Salju membawa Ji Yanran pergi. Han Sen berpikir dan memindahkan singa emas dan burung padang pasir kepada Pemanggil Salju. Pemanggil Salju adalah pada dasarnya adalah pengendara yang hebat. Di punggung singa emas, dia menggenggam tombak esnya dan membuka jalan di antara para peneliti dengan bantuan burung padang pasir. Akan tetapi, sebelum Pemanggil Salju menarik Ji Yanran ke atas singa emas, sebuah sosok mendadak muncul di samping Ji Yanran tanpa peringatan. Sebuah pistol laser mini mengarah ke kepala Ji Yanran. "Profesor Li Mingtang?" Ji Yanran melihat orang itu dan terkejut. Tidak disangka dia adalah Li Mingtang. Menilai dari kecepatannya, Li bahkan lebih cepat dari Wang Hou. Sulit sekali membayangkan bahwa Li Mingtang si cendekiawan lemah dan sopan itu memiliki kekuatan seperti ini, bahkan lebih kuat dari Wang Hou. "Wang Hou, berhenti," kata Li Mingtang tenang. Wang Hou menatap Han Sen dingin dan kembali ke sisi Li Mingtang. Han Sen tidak mengejarnya, menatap Li Mingtang tanpa berbicara. "Kapten, aku tidak bermaksud membunuhmu atau menjadi musuh keluarga Ji. Jadi, aku terpaksa memintamu untuk bekerja sama untuk sementara waktu. Saat kami menemukan harta karun, aku akan melepaskanmu," kata Li Mingtang. Kemudian dia menatap Han Sen dan berkata, "Hal yang sama berlaku padamu. Jadilah sandra kami dan aku tidak akan membunuhmu. Saat segalanya berakhir, kau bisa pergi bersama-sama dengannya." Han Sen tidak membalas dan bergerak cepat dan berlari ke gerbang kristal hitam. Tidak menyangka Han Sen akan bertindak seperti ini, Li Mingtang dan Wang Hou bereaksi lambat. Han Sen telah menghilang ke dalam gerbang kristal hitam. "Berengsek. Bedebah itu telah berlatih Kristal Mikro." Melihat Han Sen tidak terluka oleh cahaya itu, ekspresi mereka pun berubah. "Tidak masalah. Hanya ada satu jalan menuju area inti. Dia tidak bisa kabur," Li Mingtang tidak mempedulikannya, menatap Ji Yanran, dan meminta peneliti lain untuk mengurungnya. "Zhang dan Liu, kalian berdua cukup sukses berlatih Kristal Mikro, jadi kalian tidak perlu takut cahaya berpijar itu. Ikuti Wang Hou dan aku ke dalam. Sisanya akan menunggu di sini." "Kita tidak membunuhnya?" Wang Hou melirik Ji Yanran. "Membuat marah keluarga Ji itu merepotkan. Selain itu, kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam, jadi kita akan memutuskannya nanti. Jika kita tidak bisa menangkap Han Sen, dengan dia sebagai sandra kita, kita akan memiliki sedikit pengaruh," kata Li Mingtang dengan tenang, membawa orang-orangnya untuk memasuki gerbang kristal hitam. Wang Hou dan dua peneliti lainnya mengikuti Li Mingtang, sementara sisanya mengawasi Ji Yanran. Setelah memasuki gerbang kristal hitam, Han Sen merasa matanya berdenyut. Meskipun tidak ada matahari, cahayanya begitu kuat sampai terasa seperti ada jutaan cahaya magnesium. Han Sen tidak begitu paham apa yang terjadi pada tubuhnya. Saat cahaya menerpa tubuhnya, Han Sen yang telah menggunakan Kristal Mikro masih merasakan panas di kulitnya. Dia melihat lorong kristal persegi, dinding kristal di sekelilingnya didekorasi oleh pola aneh yang mirip dengan gerbang kristal hitam. ''Cahayanya begitu kuat di sini sampai aku tidak yakin bisa melihat dengan jelas,'' pikir Han Sen dan mengeluarkan cermin kecil. Menatap dirinya di dalam cermin, dia memanggil ksatria kumbang, yang berjalan ke dalam kaca dan keluar sebagai Han Sen. Han Sen bersembunyi di belakang gerbang kristal hitam, mengontrol duplikatnya untuk berlari ke ujung lorong lainnya. Tidak lama, Li Mingtang dan Wang Hou mengejarnya. Melihat duplikat itu, mereka mengejarnya tanpa ragu. Chapter 469 - Gambar Di Kartu Kristal "Kalian semua peneliti resmi di Aliansi. Pernahkan kalian memikirkan konsekuensinya?" Ji Yanran mengerutkan dahi keningnya pada para peneliti dan berkata. "Konsekuensi? Kapten, kau memang sangat naif. Kau pikir kita akan tinggal di Aliansi setelah kita berhasil?" Seorang peneliti menyeringai dengan merendahkan. "Untuk sesuatu di dalam reruntuhan Kristaliser kalian rela menyerahkan segalanya di Aliansi tanpa tahu apa itu?" tanya Ji Yanran. Pada saat yang bersamaan, Ji Yanran paham bahwa orang-orang ini memiliki rencana sejak lama. Ini bukanlah pemberontakan tiba-tiba. Tanpa dukungan yang kuat, orang-orang ini tidak akan berani melakukan hal seperti ini. "Ha-ha, kau tahu apa yang di dalam reruntuhan?" Para peneliti saling tersenyum, merasa terhibur. "Hanya beberapa kristal kan? Apa lagi yang ada di reruntuhan Kristaliser?" tanya Ji Yanran bingung. "Ha-Ha, sesuatu yang lebih dahsyat dari mimpi terhebatmu," kata seorang peneliti sambil tersenyum. Ji Yanran ingin bertanya lagi, tapi para peneliti berhenti berbicara. Salah satu dari mereka menempelkan plester di mulut Ji Yanran. Kau pernah menjadi Kapten Mahakuasa, tapi kini kau harus berhati-hati. Jika tidak, kita tidak akan segan padamu." Setelah mengatakannya, dia melihat betapa tak berdaya dan cantiknya Ji Yanran saat dikurung. Merasa tergoda, dia ingin menyentuh wajahnya. Tangan peneliti itu kemudian ingin menyentuh wajah cantik di depannya. Ji Yanran langsung memucat, merengek di balik plester dan bergerak mundur. Akan tetapi, dia terkurung, jadi tidak ada jalan untuk keluar. Aduh! Dalam sekejap, sebuah sosok berkelebat, dan seluruh tangan para peneliti terpotong dan melayang ke udara. Para peneliti memegangi lengannya yang terluka dan menjerit nyaring. "Kau?" para peneliti lainnya yang melihat orang itu pun terkejut. "Siapa lagi?" Han Sen mengulurkan tangan untuk memotong rantai di tubuh Ji Yanran. Para peneliti dengan cepat mengeluarkan pistol laser, siap menembak dua orang itu. Namun, sebelum mereka menarik pelatuknya, seorang wanita elegan muncul di belakang mereka. Dengan mengayunkan tombaknya, dia menjatuhkan mereka semua. Han Sen berlari bagaikan binatang liar, melayangkan pukulan ke setiap peneliti, membuat mereka koma tanpa ada kesempatan untuk melawan balik. "Bagaimana kau bisa ada di sini? Mana Li Mingtang dan lainnya?" Ji Yanran gembira dan terkejut, melemparkan dirinya ke pelukan Han Sen. "Karena kau ada di sini, bagaimana bisa aku ke tempat lain?" Han Sen membelai rambutnya dengan kasih sayang dan meneruskan, "Mereka memasuki area inti. Aku tidak yakin mereka akan segera keluar." Setelah merasa gembira, Ji Yanran berjalan ke arah para peneliti itu dan membangunkan salah satunya. Dia mengarahkan pistol laser ke kepalanya dan memberi komando, "Jawab pertanyaanku. Jika tidak, kau tahu akibatnya." "Ha-ha." peneliti itu hanya tersenyum aneh. Kemudian, darah keluar dari mata, telinga, hidung dan mulutnya. Pria itu mati dalam sekejap. Han Sen dan Ji Yanran kaget. Semua orang takut mati dan akan berusaha menyelamatkan diri jika ada sedikit kesempatan. Akan tetapi, peneliti ini sangat berpendirian teguh sampai langsung meracuni dirinya sendiri, yang tidaklah normal. Mereka membangunkan peneliti lainnya, tetapi hasilnya semua sama. Mereka menyembunyikan racun di suatu tempat dan mengakhiri hidup mereka segera setelah mereka bangun. "Aneh, sungguh aneh. Orang-orang ini bahkan tidak mendapat hukuman mati setelah mereka kembali ke Aliansi. Kemungkinan besar mereka akan berakhir di penjara. Karena mereka berkesempatan untuk bebas, mengapa mereka bunuh diri seperti ini? Pasti ada yang salah." Ji Yanran terkejut menyaksikan jasad para peneliti. Bahkan pembunuh bayaran berdarah dingin tidak akan seyakin ini. Reaksi para peneliti ini tidak dimiliki manusia normal manapun. "Li Mingtang dan orang-orang ini semuanya tampak aneh. Aku penasaran apa tujuan mereka." Han Sen menjulurkan tangan dan mengeluarkan segala hal yang ada di pakaian para peneliti. Tidak ada yang mencurigakan. Mereka bahkan tidak memiliki banyak barang pribadi. Semuanya hanyalah peralatan yang dibutuhkan untuk penggalian. Akan tetapi, satu hal menarik perhatian Han Sen. Setiap peneliti memiliki dompet kartu berisi kartu kristal yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah kartu memori, kartu kredit, kartu akses dan izin kerja. Mereka juga mempunyai banyak kartu member dari perusahaan dan toko berbeda. Namun, di antara semua kartu, ada satu yang tampak seperti kartu kristal biasa yang menangkap perhatian Han Sen. Benda itu tampak seperti kartu akses, yang hampir semua orang miliki dalam hidupnya. Kartu akses digunakan untuk membuka pintu rumah atau ruang kerja. Namun, setiap peneliti membawa kartu itu. Meskipun warna dan desainnya berbeda, Han Sen masih bisa mengatakan bahwa itu kartu akses yang sama. Karena di belakang kartu akses itu ada gambar tersembunyi monster merah dengan kepala dan ekornya tersambung. Gambar itu tampak seperti kucing atau rubah. Han Sen sangat kenal dengan gambar kucing bernyawa sembilan ini. Meskipun corak di balik kartu kristal itu rumit, gambar kucing bernyawa sembilan bisa ditemui di sudut berbeda di semua kartu. Jika tidak diperiksa dengan seksama, sulit untuk melihatnya. Namun, karena Han Sen sangat peka dengan gambar kucing bernyawa sembilan, dia langsung menyadarinya. Han Sen terkejut dengan penemuan ini dan merasa cukup kebingungan. "Apa kau menemukan sesuatu?" melihat Han Sen melamun, Ji Yanran berjongkok di sampingnya dan bertanya. "Tidak." Han Sen menggeleng dan menaruh kartu itu kembali. Kartu ini bisa saja terpasang lempengan pintar, jadi akan mudah bagi orang lain untuk melacak jika dia mengambilnya. Selain itu, mereka hanyalah kartu akses dan Han Sen tidak tahu di mana tempatnya. Setiap orang memiliki kartu, jadi sudah jelas itu bukan kartu khusus. Lagi pula mungkin tidak ada gunanya untuk dibawa. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Ji Yanran mendadak kebingungan. "Aku ingin melihat area inti lagi," kata Han Sen ragu-ragu. Jika dia masuk ke dalam sendirian, akan berbahaya bagi Ji Yanran untuk tinggal. "Kalau begitu aku ikut denganmu," kata Ji Yanran yakin. "Apa kau berlatih Kristal Mikro?" Han Sen menatap Ji Yanran terkejut. Dia beruntung telah berhasil berlatih Kristal Mikro dan menjadi kebal dengan cahaya berpijar. Di usia dini, jika Ji Yanran juga berhasil berlatih Kristal Mikro, maka akan sungguh mengesankan. "Aku tidak berlatih Kristal Mikro. Namun, Energi Tulang keluargaku membuatku kebal juga dengan cahaya berpijar." Ji Yanran cukup bangga. "Kau yakin?" Han Sen tidak tahu jenis seni geno hyper Energi Tulang, jadi dia memastikannya dengan Ji Yanran. "Jika tidak, kau pikir keluargaku akan membiarkanku datang kemari?" Ji Yanran menjulurkan lidahnya dan tersenyum manis. "Kalau begitu kita akan menyusup ke dalam dan menemukan apa tujuan Li Mingtang dan yang lainnya." Han Sen cukup penasaran tentang mengapa liontin kucing bernyawa sembilan bereaksi dengan tempat ini dan mengapa para peneliti membawa kartu akses bergambar kucing bernyawa sembilan. Semua pertanyaan tak terjawab sangat bagi Han Sen saat ini. Chapter 470 - Kotak Rubik Emas Memasuki gerbang kristal hitam, Han Sen merasa matanya berdenyut karena sinar yang menyilaukan. Ji Yanran memberikan Han Sen kaca mata, yang memudahkannya setelah memakai benda itu. Sambil memeriksa corak yang terpahat di lorong, dia masih tidak mengerti apa artinya. Setelah berjalan melewati lorong, dua-duanya sampai di koridor dengan banyak ruangan di sisinya. Han Sen memeriksanya dan menemukan beberapa ruangan telah dibuka. Ruangan itu terlihat kosong. Dia mengedip pada Ji Yanran, dan pasangan itu mengendap-endap masuk ke ruang pertama yang telah dibuka. Sambil melongok ke dalam, mereka mendapati ruangan itu cukup kecil, hanya sebesar seratus meter persegi. Mereka dengan hati-hati melihat beberapa ruangan lain dan mendapati semuanya kosong. "Li Mingtang pasti telah membawa isinya," kata Ji Yanran setelah beberapa saat. "Bagaimana kau tahu pernah ada sesuatu?" tanya Han Sen bingung. "Aku telah mempelajari banyak materi peradaban Kristaliser. Berdasarkan desain ruangan ini, tempat ini seharusnya unit penyimpanan Kristaliser. Meskipun mereka tidak terisi banyak kristal seperti ruang harta karun, barang yang jarang digunakan dan piala akan ditempatkan di sini." Ji Yanran menunjuk lubang bundar di lantai dan melanjutkan, "Lubang ini sebenarnya lorong pemindahan. Namun, hanya penduduk Kristaliser yang bisa membukanya untuk memindahkan barang langsung ke gudang." Han Sen masih tidak paham. Setelah mendengarkan Ji Yanran dengan seksama, dia menunjuk ruangan yang masih tertutup dan bertanya, "Lalu mengapa mereka tidak membuka pintu-pintu ini?" Ji Yanran berjalan ke ruang penyimpanan yang tertutup, mengamati pola di pintu itu dan berkata, "Aku masih belum cukup mempelajari budaya Kristaliser, jadi aku tidak tahu betul apa arti corak ini. Tapi aku pikir mereka tidak membuka ruangan ini karena corak ini menandakan sesuatu seperti bahaya atau peringatan." "Masuk akal." Han Sen mengangguk dan mengikuti Ji Yanran. Karena Han Sen menggunakan duplikat kumbang ksatria untuk memancing sekelompok orang itu ke dalam, dia tidak terlalu khawatir karena itu hanyalah kembaran. Dia mengontrolnya untuk berlari cepat dan hanya berhenti saat duplikatnya telah menyingkirkan orang-orang itu sepenuhnya. Duplikatnya telah sampai di suatu tempat seperti aula bawah tanah yang penuh dengan patung aneh dewa Kristaliser. Saat ini, banyak jalan bercabang. Han Sen memutuskan untuk menghentikan duplikatnya dan menyuruhnya memanjat ke sebuah patung besar dan bersembunyi di telinga patung itu. Dengan cepat, Han Sen melihat Li Mingtang, Wang Hou, dan lainnya memasuki aula bawah tanah. Tampaknya mereka membawa beberapa benda bersama mereka. Han Sen penasaran di mana mereka mendapatkan barang itu. "Han Sen berlari cukup cepat. Tampaknya dia tidak takut mati di sini." Peneliti Zhang mendengus setelah gagal menemukan Han Sen saat melihat sekelilingnya. "Dia bisa hidup karena cepat berlari. Jika kita menangkapnya, dia akan binasa. Kalau itu aku, aku juga akan kabur," kata Wang Hou pelan. "Dengan banyak cabang, siapa yang tahu ke mana dia pergi? Jika kita mengikuti sebuah jalur sekarang, dia akan kembali ke pintu masuk tanpa kita ketahui. Itu akan menyusahkan, kan?" kata Zhang. Setelah memeriksa jalan yang berbeda, Li Mingtang menggeleng dan berkata, "Jalur ini bukanlah mainan. Jika dia salah masuk, dia tidak akan bisa kembali hidup-hidup." "Profesor, jalan ini menuju kemana?" Wang Hou mengerutkan dahi dan bertanya. "Semua jalur ini seharusnya menuju kamar anak Kristaliser. Di ujung setiap jalan, seharusnya terdapat kamar anak. Kristaliser sangat memperhatikan kamar anak mereka, jadi pastilah ada jebakan yang penting. Bahkan surpasser tidak dijamin bisa kembali hidup-hidup," Li Mingtang menjelaskan. "Apa benar-benar ada Kristaliser di dalamnya?" tanya Wang Hou lagi. "Yang sudah mati, mungkin. Kita tidak menemukan Kristaliser yang hidup sejauh ini," balas Li Mingtang santai. "Jalan mana yang mengantar kita ke harta karun?" Mendengar tidak ada Kristaliser yang hidup, Wang Hou kehilangan minatnya dan memeriksa jalur tersebut. "Akses sesungguhnya bukanlah jalur tersebut," kata Li Mingtang dan berjalan ke patung-patung itu. Setelah mengamatinya sesaat, dia menunjuk patung berbentuk piramid yang dipahat dengan lingkaran dan berkata, "Aksesnya seharusnya ada di bawah patung ini. Kemari dan geserlah." Dua peneliti dengan cepat menyalakan kerangka perang mereka dan mendorong patung setinggi 15 kaki. Benar saja, setelah patung itu digeser, jalan masuk terpampang di bawahnya. Namun, sebelum mereka sempat memeriksanya, mereka mendengar suara gemeretak di dalam pintu. Li Mingtang tiba-tiba terkesiap, "Cepat kembali." Akan tetapi, dua peneliti tidak sempat bereaksi saat bayangan emas menyerbu dari pintu masuk. Itu adalah kristal emas berbentuk seperti kotak rubik 12x12 yang terus berputar. Dengan teknologi yang tidak diketahui, benda itu melayang di udara. Setelah kotak rubik emas muncul, saat potongannya berputar, pedang cahaya emas sepanjang belasan kaki meluncur dari dalamnya. Pedang cahaya emas berkelebat saat kotak rubik emas berkeliaran, memotong kerangka perang para peneliti menjadi berkeping-keping dalam sekejap. Peneliti lain menjadi pucat pasi dan mengeluarkan pistol laser untuk menembak kotak rubik. Namun, saat potongannya berputar, kotak rubik dengan cepat menghindari serangan dan mendekati kerangka perangnya dengan mulus. Kotak rubik itu berdentum saat berputar, pedang cahaya emas berkelebat dan memotong kerangka perang yang tersisa menjadi berkeping-keping. Sudah jelas, orang yang duduk di dalamnya tidak mungkin selamat. Setelah menghancurkan kerangka perang, kotak rubik berdentum lagi dan terbang ke arah Li Mingtang. Li Mingtang mengeluarkan sesuatu seperti granat dari bajunya dan melemparkannya jauh-jauh. Dengan suara dari kejauhan, kotak rubik emas tanpa disangka meninggalkan Li Mingtang dan berlari menuju suara itu. "Sekarang." Li Mingtang dengan cepat pergi ke pintu masuk, dan Wang Hou mengikutinya dengan tergesa-gesa. Setelah mengitari lokasi ledakan granat, kotak rubik tampaknya tahu dia termakan tipu daya, berbalik arah, turun ke pintu masuk, dan menghilang dari pandangan Han Sen. "Untung aku memilih bersembunyi di sini, jika tidak saat tubuh asliku dan Yanran sampai disini, kita akan mati tanpa mengetahui apa yang telah terjadi." Saat Han Sen tenggelam dalam pikirannya, dia melihat sesuatu merangkak keluar dari lokasi ledakan granat buatan khusus. Han Sen melihatnya dan dibanjiri keringat dingin. Dari celah kristal, benda hijau kecil dan transparan memanjat keluar, yang tampak seperti kumbang tanduk. Chapter 471 - Kumbang Unicorn Han Sen tetap bertahan, mengamati kumbang unicorn yang terbuat dari kristal hijau memanjat keluar dari celah yang dihasilkan dari granat Li Mingtang. Kumbang unicorn berukuran kepalan tangan. Dia tidak dapat memanjat dengan cepat, dan celah tidak terlalu besar. Namun dia harus harus berusaha keras untuk memanjat ke lantai. DIbandingkan dengan kubus Rubik emas dan simulasi kristal, kumbang unicorn ini jelas agak lambat. Dia memanjat dengan perlahan, dan tampaknya juga tidak dapat terbang. Setelah memanjat sebentar, tanduk kumbang bertabrakan dengan patung. Kumbang kecil itu begitu bodoh sehingga dia bahkan dia tahu bagaimana caranya memutar. Berjuang dengan kakinya, dia berusaha untuk bergerak maju. Namun, kekuatannya begitu kecil sehingga dia sama sekali tidak dapat menggerakan patung. Kumbang terlihat seperti mainan mobil-mobilan yang berputar-putar. Setelah mengamati beberapa saat, Han Sen menemukan bahwa kumbang ini bodoh dan lemah. Dia tidak dapat dibandingkan dengan kubis Rubik emas sama sekali dan tidak terlihat berbahaya. Han Sen berpikir dan memanjat keluar dari telinga patung, melempar sebuah kristal ke dekat kumbang unicorn. Terkejut dengan suara yang ditimbulkan, kumbang unicorn melupakan patung yang berusaha dia pindahkan, berputar dan memanjat menuju kristal yang jatuh. Tidak lama kemudian, dia menyentuh kristal yang hanya berukuran sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Menggunakan tanduknya untuk mengungkit kristal itu, kumbang unicorn hanya dapat menggoyang kristal itu sedikit dan tidak berhasil memindahkannya. "Dari semua barang yang dihasilkan oleh Pengkristalisasi, apakah ada di antaranya yang tidak berguna?" Han Sen merasa heran. Dia berjalan melewati kumbang unicorn, meraih cangkangnya dan mengangkatnya. Seperti seekor kura-kura yang berbaring dengan punggungnya, kumbang unicorn menggerakkan kakinya namun tidak berhasil menyentuh apapun. Memang sangat lemah dan tidak dapat melepaskan diri dari tangan Han Sen. "Ini pasti adalah hewan piaraan yang dibuat oleh Pengkristalisasi?" Han Sen memeriksa kumbang itu dengan seksama. Pada hewan piaraan ini terdapat ukiran dengan pola yang misterius dari Pengkristalisasi, mirip dengan ukiran di gerbang kristal hitam, terlihat seperti bagian dalam jam mekanik. Han Sen menyentuh kaki kumbang unicorn dengan jarinya, yang kemudian segera diraih oleh kumbang itu. Namun, dia sangat lemah. Meraih jari Han Sen, kumbang unicorn membalikkan badan di tangan Han Sen. Memegangi pergelangan tangan Han Sen, dia mencicit dua kali pada Han Sen. Han Sen melihat kumbang itu sama sekali tidak berguna, maka dia membiarkannya dan berjalan ke celah yang dihasilkan dari ledakan granat. Granat Li Mingtang pasti dibuat secara khusus. Granat itu menghancurkan lantai kristal dan membuat retakan sepanjang satu kaki. Han Sen melihat ke dalam retakan dan merasa senang dengan apa yang dilihatnya. Ada ruangan oval dibawah retakan, dengan belasan kristal ungu di dalamnya. Han Sen pernah melihat kristal jenis ini sebelumnya, yang pernah digunakan Ji Yanran pada dirinya, kristal ini dapat meningkatkan pengembangan otak. Han Sen ingin pergi ke bawah demi kristal-kristal tersebut, tetapi dia tidak memiliki peralatan. Lagipula, ini hanya kembaran. Merasa kuatir kembaran ini akan dihancurkan oleh para peneliti, Han Sen tidak meninggalkan jiwa binatang di dalamnya sejak awal. Dengan kekuatan ksatria kumbang, tidak realistis baginya untuk memperlebar retakan. Han Sen harus bertahan dan menunggu Ji Yanran untuk datang. Pada saat itu, dia akan memikirkan cara untuk mengeluarkan kristal dari ruangan di bawah. Tubuh Han Sen dan Ji Yanran masih agak jauh dari kembarannya, jadi kembaran Han Sen duduk dan mulai bermain dengan kumbang unicorn di tangannya. Kumbang ini terlihat cukup cantik tetapi sangat ceroboh. Cukup menyenangkan bermain dengannya. Han Sen dan Ji Yanran mengikuti rute kembaran. Han Sen memberitahu Ji Yanran tentang apa yang terjadi dan membawanya ke sana. Dia juga menggambarkan rupa kumbang unicorn pada Ji Yanran, tetapi dia juga mengetahui apa itu. Tebakannya juga mungkin itu adalah mainan Pengkristalisasi atau sesuatu seperti itu. Setelah melihat kembarannya, Han Sen mengambil kumbang unicorn dan menyimpan kembali ksatria kumbang ke dalam pikirannya. "Produk Pengkristalisasi biasanya memiliki fungsi yang unik. Kubus Rubik emas yang baru saja kau ceritakan sebenarnya adalah kristal pengawal. Dia dapat menembakkan pedang cahaya yang dapat dengan mudah membelah kerangka perang, apalagi tubuh manusia. Kecuali orang itu dapat melepaskan diri dengan cukup cepat sebelum dia berhasil menggunakan pedang cahayanya, tidak mungkin ada yang dapat meloloskan diri. Tampaknya sesuatu yang tidak berguna seperti ini memang cukup langka dalam reruntuhan Pengkristalisasi." Ji Yanran mengamati kumbang unicorn, dan tidak melihat ada yang spesial dengannya. "Bagaimanapun juga ini adalah produks Pengkristalisasi. Walaupun hanya berupa mainan, ini cukup unik. Aku yakin akan dapat menghasilkan uang jika aku bawa pulang." Menatap kumbang unicorn, yang ada dalam pikiran Han Sen hanyalah uang. "Banyak kolektor yang sangat berminat dengan produk Pengkristalisasi. Jika kau menemukan orang yang tepat, akan bernilai sangat tinggi." Ji Yanran mengangguk dan berkata. "Kalau begitu, saya simpan dulu." Han Sen menyimpan kumbang unicorn dalam kantungnya dan berjalan ke celah. Dia kemudian menyalakan kerangka perang biologisnya untuk memperlebar celah. Setelah lebih dari 20 menit, celah itu menjadi cukup lebar untuk dilewati lebih dari satu orang, maka Han Sen meninggalkan kerangka perang dan merangkak ke dalam. Tidak ada barang lain di dalam kamar selain kristal ungu. Han Sen memungutnya satu per satu dan berhitung sampai 16 dengan sangat senang. Ji Yanran pernah memberitahunya sebelumnya bahwa walaupun kristal yang dinamakan kristal otak oleh manusia dapat ditemukan dalam banyak reruntuhan Pengkristalisasi, jumlahnya tidak banyak. Dalam reruntuhan yang lebih kecil, seseorang sudah sangat beruntung jika dapat menemukan dua kristal otak. Kadang-kadang tidak menemukan sama sekali. Bahkan dalam reruntuhan yang lebih besar, sangat mengesankan jika dapat menemukan 7 sampai 8 kristal otak. Dalam sejarah umat manusia, kristal orak yang pernah ditemukan dalam reruntuhan berjumlah lebih dari 100, yang membuat gempar seisi Persekutuan. Kenyataan bahwa ada 16 kristal otak di tempat ini pasti adalah peristiwa besar. "Jika kau ingin menyimpan semua kristal itu untuk dirimu sendiri, kau harus menggunakannya di sini. Kalau tidak, mereka akan terlihat saat proses pemindaian sebelum kau masuk ke Daphne," Ji Yanran memberitahu Han Sen, melihat pacarnya begitu senang. "Kalau begitu, mari kita gunakan bersama-sama. Masing-masing menggunakan setengah." Han Sen berkata dan membagi kristal otak menjadi dua bagian, dia mengambil 8 dan memberikan 8 lainnya pada Ji Yanran. Pada awalnya, Ji Yanran tidak berencana untuk mengambil kristal itu. Mendengar perkataan Han Sen, dia dengan senang hati menerima 8 kristal itu dan berkata, "Kita hanya dapat menggunakan 1 dalam rentang waktu 12 jam, kalau tidak stimulasi otak yang berlebihan mungkin akan menimbulkan sedikit masalah." Han Sen mengangguk dan meletakkan kristal otak di dahinya. Tiba-tiba, dia merasakan sengatan listrik mengalir ke dalam otaknya dan otak kristal pun pecah. Chapter 472 - Harta Karun Merasa kebas di otaknya, Han Sen terkejut dengan rasa sejuk dalam kelenjar di bawah otak, membuat otaknya jauh lebih jernih. "Kristal otak memang fantastis. Sayangnya, efeknya akan menghilang perlahan-lahan. Pada akhirnya, otak hanya akan berkembang sedikit." Han Sen menyimpan kristal otak lainnya dan melihat ke pintu keluar segitiga di tengah ruangan. Ruangan dalam kamar berbentuk bulat. Selain celah tempat mereka datang, satu-satunya jalan keluar adalah terowongan segitiga yang mengarah pada pusat ruangan. Han Sen berjalan ke terowongan dan melihat ke bawah, menemukan bahwa terowongan yang panjangnya 6 kaki itu terhubung dengan ruangan bulat lainnya. "Ji Yanran, apakah kau tahu apa gunanya ruangan-ruangan bulat ini?" Pengetahuan Han Sen tentang Pengkristalisasi sangat sedikit, sehingga dia harus bertanya pada Ji Yanran. Ji Yanran menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dalam semua materi yang aku pelajari, tidak ada yang menyebutkan tentang tempat seperti ini. Namun, ada begitu banyak misteri yang belum terpecahkan dalam peradaban Pengkristalisasi, jadi ini normal." "Bolehkah kita turun dan memeriksanya? Mungkin ada lebih banyak kristal otak." Han Sen berkata. Li Mingtang dan Wang Hou telah masuk ke wilayah inti. Namun, kristal pengawal telah mengikuti mereka ke dalam. Han Sen tidak mengetahui apa yang terjadi di wilayah inti, jadi mereka mungkin akan bertemu dengan kristal pengawal jika mereka mengikuti Li Mingtang dan Wang Hou, dan itu bukan situasi yang ideal. "Aku rasa itu terlalu beresiko," Ji Yanran merasa ragu. "Tidak terlalu beresiko." Han Sen memanggil Perayu Salju dan mengirimnya ke bawah terowongan segitiga untuk mencari tahu ada apa dalam ruangan itu. Han Sen segera dapat memastikan bahwa itu adalah ruangan kosong. Perayu Salju juga menemukan terowongan segitiga yang mengarah pada tempat lainnya. Han Sen merasa ragu dan memanggil ksatria kumbang kembali, membuat kembarannya bersembunyi di telinga patung, mengamati pintu masuk yang digunakan oleh Li Mingtang dan yang lainnya untuk masuk ke wilayah inti, sementara dia dan Ji Yanran masuk ke ruang lainnya melalui terowongan segitiga. Seperti yang dikatakan oleh Perayu Salju, itu adalah ruangan kosong. Di sisi lain ruangan ada terowongan segitiga dengan ukuran yang sama yang mengarah pada ruangan bulat lainnya. Han Sen meminta Perayu Salju untuk masuk ke terowongan lebih dahulu untuk memastikan bahwa keadaan tidak berbahaya sebelum dia dan Ji Yanran masuk ke dalam satu per satu. Ternyata ruangan bulat itu kosong, semuanya terhubung dengan terowongan segitiga. Setelah menjelajahi belasan rungan bulat, Ji Yanran dan Han Sen berakhir di ruangan normal. Dinding semua ruangan tertutup dengan lemari kristal hitam yang memiliki sekurang-kurangnya ratusan loker. Tidak ada informasi tentang ada apa di dalamnya. "Ini.. harta karun itu¡­" Ji Yanran menatap lemari kristal hitam dengan terkejut. "Kau mengatakan bahwa ini adalah harta karun? Jadi, simulasi kristal, kristal parasit dan kristal pengawal semuanya tersimpan di dalam sini?" Han Sen merasa sangat senang karena dia tidak menduga akan secara kebetulan menemukan harta karun. "Lemari kristal hitam ini mirip dengan tempat penyimpanan kristal yang kami temukan sebelumnya. Namun, ruangan ini berbeda dengan tempat harta karun yang sebelumnya. Aku juga tidak yakin mengapa ruangan ini terkoneksi dengan ruang-ruang bulat tadi. Oleh karena itu, aku juga tidak yakin apakah ini adalah harta karun yang sebenarnya." Ji Yanran tidak yakin. "Mari kita buka." Han Sen meminta Ji Yanran untuk kembali ke ruangan bulat dan memerintah Perayu Salju untuk membuat loker persegi kristal hitam. Tidak ada hal aneh yang terjadi. Loker kristal hitam itu kosong. Tidak ada yang tersimpan di dalamnya. Ji Yanran kembali untuk memeriksa struktur dalam lemari dan berkata, "Sekarang aku merasa yakin bahwa lemari ini adalah lemari yang menyimpan kristal. Seharusnya ada harta karun, tetapi tampaknya terlalu kecil untuk reruntuhan kerajaan. Lemari-lemari ini bahkan tidak dapat dibandingkan dengan yang ada di beberapa reruntuhan yang lebih kecil. Memang terlihat dirancang untuk kerajaan." "Baguslah sepanjang ini adalah harta karun. Mungkin ini adalah koleksi pribadi dari kerajaan." Han Sen merasa senang dan meminta Perayu Salju untuk membuka lemari lainnya. Namun, belasan lemari ternyata kosong, sehingga membuat Han Sen merasa agak kecewa. Namun, Han Sen tidak menyerah, dia memerintah Perayu Salju untuk membuka semua lemari. Setelah membuka lebih dari 80 lemari, dia akhirnya melihat cahaya yang berkedip-kedip di dalam. Han Sen merasa senang dan cepat-cepat berjalan ke lemari. Ada kristal emas berukuran siput di dalam sana. Potongannya cukup rumit. Sehingga terlihat seperti berlian emas yang cemerlang. "Apakah ini adalah kristal?" Han Sen tidak berani bergerak dan bertanya pada Ji Yanran. Ji Yanran mengangguk dan berkata, "Ini adalah kristal tidak aktif. Menilai dari penampilannya, seharusnya adalah kubus Rubik yang pernah kau lihat." "Ini tidak akan menyala sendiri, bukan?" Han Sen tercengang. Ji Yanran menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Tentu saja tidak. Semua kristal yang tersimpan dalam harta karun adalah dorman sampai mereka diaktivasi oleh Pengkristalisasi. Namun, tidak mungkin menemukan Pengkristalisasi untuk mengaktivasi kristal-kristal ini. Kristal pengawal sering terlihat, namun reruntuhan normal hanya memiliki kubus Rubik 2 x 2 atau 3 x 3. Bahkan dalam reruntuhan yang lebih besar, kubus Rubik sebagian besar hanya 6 x 6. Kubus Rubik 12 x 12 yang kau lihat sangat langka dan bernilai sangat tinggi untuk dikoleksi dan penelitian. JIka ini juga adalah kubus Rubik 12 x 12, maka harganya tidak ternilai." Mendengar perkataan Ji Yanran, Han Sen merasa sangat senang, mengeluarkan kristal emas, dan memasukkannya dalam kantungnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu, aku akan menyimpannya dulu." Ji Yanran mengetahui apa yang dia pikirkan tetapi tidak berkata apa-apa, hanya memutar matanya. Dengan penemuan kristal pengawal, Han Sen menjadi semakin bersemangat. Dia memberitahu Perayu Salju untuk membuka semua lemari dan segera menemukan kristal lainnya. Kali ini adalah sebuah kristal putih. Han Sen menatap pacarnya, dengan heran. "Ini adalah kristal memori, berisi semua data yang ditinggalkan oleh Pengkristalisasi. Jika seseorang memiliki tenaga mental yang cukup, dia dapat langsung merasakan isi kristal. Namun, manusia sekarang sulit mencapai tingkat ini. Mereka hanya dapat mengambil sebagian informasi dalam kristal dengan bergantung pada mesin. Karena kristal ini ditinggalkan oleh Pengkristalisasi kerajaan, mungkin mengandung informasi penting. Jika kita dapat menerjemahkannya, mungkin sains dan teknologi kita dapat memperoleh lompatan besar." Ji Yanran menjelaskan. "Kalau begitu, aku simpan dulu." Han Sen menatap kristal memori itu dengan perasaan bersalah. "Apakah kau mendengar sesuatu?" Han Sen tiba-tiba menyadari sesuatu dan manatap Ji Yanran. Ji Yanran menggeleng kepalanya dan berkata, "Apa yang kau dengar?" Ketika Han Sen akan berkata sesuatu, dia tiba-tiba mendengar sesuatu yang jatuh, Kristal-kristal merah muda sebesar telur bebek mulai berjatuhan dari tempat mereka turun. Dalam sekejap, ada lebih dari 100 kristal merah muda. "Kristal parasit!" Ji Yanran dan Han Sen keduanya berseru pada saat yang sama. Chapter 473 - Jalan Buntu Kristal-kristal parasit oval melemparkan diri mereka pada Ji Yanran dan Han Sen seperti bola pantul dengan jumlah yang terus bertambah, membuat pasangan itu tercengang. "Lari!" Han Sen langsung menarik tangan Ji Yanran dan berlari menuju pintu keluar harta karun. Walaupun kristal-kristal parasit dapat dihancurkan, jumlah mereka begitu banyak sehingga bahkan Han Sen tidak dapat menghalangi mereka karena mereka dapat tumbuh di tubuh manusia ketika mereka menyentuh kulit manusia. Pasangan itu bergegas keluar dari harta karun untuk menyelamatkan diri mereka dalam terowongan yang hanya sedikit lebih tinggi dari tinggi manusia. Kristal parasit yang tidak terhitung jumlahnya mengikuti mereka seperti gelombang laut. Kristal-kristal merah muda itu juga luar biasa cepatnya. "Sial. Dari mana datangnya kristal-kristal parasit itu? Bagaimana mungkin kita tidak melihat mereka ketika kita masuk ke tempat ini?" Han Sen merasa agak kesal. Mereka berada tepat di wilayah inti dari reruntuhan Pengkristalisasi kerajaan, berlari dengan putus asa. Jika mereka mati di sini, mereka bahkan tidak tahu apa yang telah membunuh mereka. Namun, memandang kristal parasit yang tidak berujung, Han Sen tahu bahwa mereka pasti akan mati jika tidak lari, jadi dia tidak berani berhenti. Untungnya, tunggangan serigala bergigi salju berlari di depan mereka sebagai pengawal, sehingga setidaknya lebih nyaman bagi Han Sen. Bum! Serigala bergigi salju yang berlari di depan tiba-tiba terbelah dua oleh sebuah cahaya. Dia jatuh menghantam lantai dan kemudian menghilang. "Kubus Rubik!" Han Sen melihat kubus Rubuk 12 x 12 di persimpangan berikutnya dan dia pun berubah menjadi pucat. "Ke sini." Ji Yanran berlari ke dalam sebuah jalan setapak di sampingnya dan diikuti Han Sen. Namun, kristal parasit maupun kubus Rubik terus mengikuti mereka. Ji Yanran dan Han Sen berlari di sekeliling beberapa sudut dan akhirnya menemui jalan buntu. Tidak ada jalan lagi. "Sudahlah." Han Sen tahu bahwa inilah saatnya untuk bertarung demi nyawanya. Dia menarik senjata laser dan menembaki kristal-kristal parasit yang berdatangan. Ji Yanran juga melakukan hal yang sama, terus menerus menembaki kristal-kristal parasit dengan senjata laser. Namun, senjata mereka tidak berguna. Setelah menembaki beberapa kristal parasit, lebih banyak lagi kristal yang menghampiri mereka. Kristal-kristal ini tidak ada habisnya. Tidak lama kemudian, kristal parasit dalam jumlah besar mendekati mereka dan berusaha untuk menempel di tubuh mereka. Han Sen menggertakkan giginya dan melempar sebuah granat sebelum dia melindungi Ji Yanran dan bersembunyi di salah satu sudut. Granat itu meledak dalam terowongan, menghancurkan banyak kristal parasit. Namun, Han Sen hanya menggunakan granat biasa. Dinding dan lantai kristal dengan cepat mengembang karena ledakan itu seperti busa, memenuhi seluruh terowongan dan hampir menenggelamkan Han Sen dan Ji Yanran. "Apakah kau baik-baik saja?" Han Sen berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, tetapi dia terperangkap dalam kristal-kristal yang masih mengembang karena ledakan, sehingga membuatnya kesulitan untuk membalikkan badan. Pasangan itu terperangkap dalam ruangan yang sempit, jadi mereka harus saling berpelukan. Tidak ada ruang kosong sama sekali. "Aku baik-baik saja." Ji Yanran menjawab dengan suara yang perlahan, pipinya menempel pada dada Han Sen dan tubuhnya menekan tubuh Han Sen. Walaupun Han Sen menikmati situasi ini, jelas lebih penting untuk melarikan diri. Seluruh terowongan dipenuhi oleh kristal yang mengembang, maka tidak mungkin keluar dari tempat mereka datang. Satu-satunya jalan keluar adalah ruangan di belakang jalan buntu, jika ada. Sepanjang mereka dapat memecahkan dinding kristal, mereka masih ada harapan. Namun, Han Sen tidak memiliki senjata jiwa binatang yang dapat digunakannya lagi. Dia harus menjalankan Kulit Giok dan merubah tangannya menjadi giok, untuk memecahkan dinding kristal di belakang Ji Yanran. Bum! Dengan tinjuan Han Sen, dinding hanya retak setipis helaian rambut. "Aku memiliki pisau belati berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Biarkan aku mencobanya." Ji Yanran berkata dan memanggil pisau belatinya, menusuk dinding di belakangnya. Namun, Ji Yanran bahkan tidak dapat menggerakkan lengannya, maka terlalu sulit baginya untuk mengerahkan tenaga. Selain itu, dia baru saja menjadi evolver sehingga kebugarannya belum bagus. Setelah menusuk dengan pisau belati beberapa kali, dia hanya dapat membuat beberapa bekas putih di dinding kristal. "Aku akan melakukannya." Han Sen menghentikan Ji Yanran dan memukul dinding kristal lagi. Han Sen telah mencapai keberhasilan pertama dalam Ledakan Yin Yang. Menggunakan teknik kekuatan yin, tidak sulit baginya untuk membuat pukulan yang kuat dalam jarak dekat. Dengan sedikit getaran, pukulan Han Sen menimbulkan suara yang kencang. Setelah belasan pukulan, kristal akhirnya retak. Kepingan kristal mulai berjatuhan dari dinding kristal. Han Sen melanjutkan pukulannya beberapa kali, untuk memperlebar retakan. Akhirnya, dinding kristal berhasil dilubangi dengan pukulannya. "Aku tahu bahwa Tuhan tidak akan membiarkan aku mati di sini." Han Sen merasa sangat senang. Dinding kristal hanya kurang dari satu inci tebalnya. Dia mempercepat pukulannya ke dinding dan dengan cepat lubang di dinding itu melebar sehingga dapat dilalui oleh satu orang. "Balikkan badan dengan perlahan dan merangkak ke dalam lubang." Han Sen menatap lubang itu dan melihat ada sebuah ruangan. Tampaknya tidak ada banyak barang di dalam sana. Selain itu, jika ada sesuatu di sana, pasti sudah mendengar suara kencang yang ditimbulkan Han Sen. Ji Yanran membalikkan badan dengan perlahan. Namun, melihat lubang itu, matanya tiba-tiba berubah menjadi merah. Dia berteriak, "Han Sen¡­" Dia terdengar seperti sedang menangis. Air mata berlinang dari matanya dan dia meraih tangan Han Sen. Kristal di sekeliling lubang berwarna merah darah, sehingga sangat mencengangkan. Dan punggung tangan Han Sen hancur berantakan. Memecahkan dinding kristal dengan tangan kosong adalah hal yang sulit baginya walaupun dia telah melatih Kulit Giok. Akhirnya, tulang-tulangnya hampir retak. Namun, Han Sen menggertakkan giginya dan bertahan tanpa mengeluarkan suara, sehingga Ji Yanran hanya menyadari lukanya pada saat ini. Memegangi tangan Han Sen, Ji Yanran tidak sanggup berkata-kata. Air matanya berlinang seperti hujan. "Jangan kuatir. Ini hanya luka kecil. Tulang-tulangku baik-baik saja. Mari keluar dulu." Han Sen tersenyum dan mendesak Ji Yanran untuk merangkak ke dalam lubang. Han Sen mengikutinya ke dalam dan tercengang dengan apa yang dilihatnya. Ruangan itu berukuran sebuah pabrik. Dalamnya kosong, tetapi di langit-langit ruangan, kristal merah mengambang seperti bintang-bintang merah, mengedipkan cahaya berwarna merah. Han Sen segera mengenali jenis kristal ini, yaitu simulasi kristal. Bum! Ketika pasangan itu berdiri, semua simulasi kristal mulai memancarkan cahaya merah pada mereka, seolah-olah ada konfrensi pers dalam ruangan itu. Tidak lama kemudian, manusia kristal-kristal merah yang terlihat sama persis dengan Han Sen atau Ji Yanran jatuh dari langit-langit dan berjalan menuju mereka. Chapter 474 - Efisiensi Simulasi kristal adalah pencipta yang mengesankan, yang dianggap sebagai keajaiban oleh banyak kaum terpelajar. Mustahil manusia dapat menjadi batu, apalagi senjata. Namun, simulasi kristal dapat melewati semua batasan itu. Simulasi kristal dapat meniru karakteristik dari berbagai materi, sehingga sangat ajaib dan mengagumkan. Ketika berubah menjadi mekanik, simulasi kristal menjadi seperti mesin. Namun, ketika berubah menjadi makhluk, mereka memiliki fitur makhluk. Selain itu, kemampuan simulasi kristal mirip dengan materi yang ditiru. Walaupun sangat menakjubkan, simulasi kristal memiliki kekurangan yang fatal, yaitu semakin kuat targetnya, dia akan menjadi lebih kuat. Artinya jika targetnya tidak cukup kuat, kristal akan menjadi lemah. Tentu saja, karena materinya, simulasi kristal tidak akan menjadi terlalu lemah. Jika dia meniru seekor semut, karena ketangguhan materi kristal, dia tetap akan 1000 kali lebih kuat daripada semut biasa. Sekarang, simulasi kristal menjadi Han Sen dan Ji Yanran. Sebenarnya, mereka mendapatkan data tubuh mereka dengan cara memindai mereka. Data dapat ditiru, tetapi ada beberapa hal yang tidak dapat ditiru oleh simulasi kristal, seperti seni bela diri yang mereka latih dan pemahaman mereka tentang ilmu bela diri. Oleh karena itu, ketika Han Sen melihat sejumlah besar simulasi kristal yang berubah menjadi Ji Yanran dan dirinya, dia tidak terlalu takut tetapi menjadi semakin santai. Jika simulasi kristal berubah menjadi kerangka perang atau senjata, maka walaupun mereka dapat menghindari serangan, kristal di sekitar mereka akan mengembang karena pengaruh ledakan dan akan mengubur hidup-hidup Ji Yanran dan dirinya. Pada saat ini, simulasi kristal berubah menjadi Ji Yanran dan Han Sen, dan Han Sen mengetahui dengan pasti segala sesuatunya tentang tubuhnya sendiri. Ji Yanran adalah evolver yang lemah. Karena itu Han Sen merasa ini adalah konsekuensi yang terbaik. Di sisi lain, Ji Yanran, merasa takut dan menjadi pucat. Baru saja keluar dari perangkap, mereka sekarang terperangkap dalam krisis yang lebih besar. Mereka tidak dapat meledakkan terowongan lagi. Jika mereka meledakkan terowongan yang lain, mereka mungkin akan terperangkap di sini selamanya tanpa ada kemungkinan untuk melepaskan diri. "Lindungi dirimu." Han Sen menarik Ji Yanran ke belakangnya dan bergegas keluar. Tidak lama kemudian, Ji Yanran membuka matanya lebar-lebar, rahangnya hampir jatuh. Han Sen melemparkan dirinya pada sekelompok manusia kristal merah dan memenggal salah satunya dengan tangan kosong. Dia melemparkan kepala kristal pada wajah manusia kristal merah di sampingnya dan menghancurkan dadanya dengan lutut Han Sen. Keseluruhan proses berjalan sangat lancar dan tak disangka menjadi tontonan yang menarik. Semua simulasi kristal dihancurkan oleh Han Sen. Manusia kristal merah tidak memiliki tenaga untuk membalas serangan, seolah-olah mereka hanyalah anjing di hadapan Han Sen. Ji Yanran tidak yakin bahwa manusia kristal merah terlalu lemah. Lagipula, simulasi kristal meniru Han Sen dan dirinya. Mereka yang terlihat seperti Han Sen seharusnya memiliki kemampuan fisik yang sama dengannya. Satu-satunya penjelasan untuk perbedaan kekuatan yang sangat besar ini adalah Han Sen menggunakan kekuatannya dengan sangat efektif. Dengan kekuatan yang sama, orang yang berbeda akan memiliki aplikasi yang berbeda. Sama halnya dengan bermain catur. Walaupun semua pemain memiliki anak catur yang berjumlah sama, seorang pemain tingkat tinggi akan sangat berbeda dengan pemula. Tanpa diragukan lagi, kekuatan Han Sen dapat diperhitungkan sebagai super master, sehingga manusia-manusia kristal merah walaupun tampak sama seperti dirinya namun tidak sanggup melawannya sama sekali. Dengan latar belakang Ji Yanran, dia telah melihat banyak bakat, termasuk beberapa surpasser. Dan setengah dewa juga bukan pemandangan yang langka. Namun, dalam hal efektivitas penggunaan kekuatan, Han Sen dipastikan berada di antara lima besar evolver. Selain itu, para evolver yang lain adalah selebriti dan keturunan dalam Persekutuan, dengan latar belakang dan reputasi yang luar biasa. Ji Yanran hanya kali ini melihat seseorang dengan latar belakang yang sederhana dapat mencapai tingkat ini, yaitu Han Sen. Ji Yanran sangat terkesan dengan pergerakan Han Sen dan menjadi sangat bangga dengan Han Sen dan pilihannya. Dengan latar belakang dan status keluarganya, mudah baginya untuk memilih pria berbakat manapun, tetapi dia memilih Han Sen dan tidak goyah sama sekali semasa Han Sen menghilang. Walaupun pilihannya sebagian besar adalah karena alasan sentimental, dia merasa sangat senang dengan penampilan Han Sen. Tidak ada wanita di dunia ini yang tidak berharap bahwa prianya adalah yang terbaik, dan Ji Yanran juga tidak terkecuali. Bum bum bum! Kristal mereka yang hancur berjatuhan di lantai, berubah menjadi cairan merah dan menguap. Han Sen setiap kali meninju dengan keras dan menghancurkan ratusan manusia kristal merah. Bum! Dia menggunakan Tujuh Pembunuhan untuk merubah kakinya menjadi kampak. Menendang kepala manusia kristal merah sehingga isi perutnya menyembur keluar. Potongan kristal jatuh ke lantai. "Han Sen." Wajah Ji Yanran merona karena merasa sangat senang dan memeluk prianya, tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa sepanjang berada bersama Han Sen, dia tidak perlu merasa takut dan kuatir terhadap apapun. Han Sen mengira Ji Yanran mengkuatirkan dirinya, menepuk bokongnya dan tersenyum. "Hanya beberapa manusia kristal merah. Tidak semudah itu melukai suamimu. Jangan kuatir." Ji Yanran memeluknya dengan erat tanpa berbicara ataupun melepaskannya, membenamkan kepalanya di dadanya. "Ehem, ini bukan saat yang tepat. Walaupun kau sedang ingin melakukannya, kita harus mencari tempat yang aman lebih dahulu." Melihat Ji Yanran yang begitu menarik dan menggoda, Han Sen terbakar dengan nafsu. "Aku sedang tidak ingin melakukannya." Ji Yanran merona dan memukul Han Sen dengan kepalan tangan kecilnya, memutar matanya. "Bukankah menyenangkan menjadi anak muda? Kalian memiliki hasrat untuk bercumbu di tempat seperti ini." Sebuah suara terdengar pada saat yang sangat tidak tepat, mengejutkan Han Sen dan Ji Yanran. Mereka cepat-cepat membalikkan badan dan melihat siapa di sana. Pintu kristal di samping ruangan terbuka. Li Mingtang masuk dari luar, menatap pasangan itu sambil menyeringai. Han Sen melihat ke belakangnya tetapi tidak melihat Wang Hou. Li Mingtang terluka di beberapa tempat dan kondisinya tampak kurang baik. "Han Sen, kau mengejutkanku. Aku hanya pernah melihat 3 orang seumuranmu yang dapat menggunakan kekuatannya dengan begitu efektif." Li Mingtang menatap Han Sen dan melanjutkan berkata, "Namun, ini adalah reruntuhan Pengkristalisasi kerajaan. Maka, mulai dari sekarang, kau harus mengikuti arahanku." "Dan mengapa begitu?" Han Sen menatap Li Mingtang dengan dingin dan berkata. Chapter 475 - Kunci Pengkristalisasi "Bagaimana menurutmu, tentang ini?" Li Mingtang berkata dengan santai, dan kulitnya tiba-tiba berubah menjadi berwarna emas. Tubuhnya segera berubah menjadi warna emas, terlihat seperti Buddha. "Tubuh Berlian Super! Kau memperoleh Tubuh Berlian Super!" Han Sen terkejut, menatap Li Mingtang dengan tubuh berwarna emas. "Aku mulai berlatih ini sejak berumur 3 tahun dam menghabiskan waktu lebih dari 6 dekade untuk berlatih ini. Saya hanya mencapai keberhasilan awal." Li Mingtang berkata dengan perlahan, tanpa bermaksud untuk membual. "Seperti apakah Tubuh Berlian Super?" Han Sen bertanya, merasa bingung. Namanya terdengar seperti kartun yang biasa dia tonton di Jaringan Langit. Ji Yanran menjelaskan, "Ada banyak seni geno hiper yang diadaptasi dari seni bela diri kuno, maka ada berbagai tingkatan. Namun, tidak peduli tingkatan mana yang kau lihat, Tubuh Berlian Super selalu berada di posisi 10 besar. Tubuh Berlian Super diadaptasi dari seni bela diri kuno Tubuh Berlian yang Tidak Terhancurkan. Jika kau terus menerus melatihnya sampai ekstrim, meriam plasma juga tidak akan dapat melukaimu. Namun, sulit sekali mempelajarinya sehingga mungkin memerlukan waktu 100 tahun hanya untuk memulainya. Oleh karena itu, tidak banyak orang yang berani mencoba seni geno hiper ini. Namun, begitu mencapai sesuatu, tubuh seseorang akan tiada taranya dibandingkan dengan orang-orang dengan status yang sama." "Tidak terlalu mengesankan seperti yang digambarkan oleh kapten. Aku hanya mencapai keberhasilan awal. Jika seseorang memiliki tingkat kebugaran di atas 120, akan mudah baginya untuk menghancurkan tubuhku." Li Mingtang jeda sesaat dan berkata, "Sebenarnya, kau tidak perlu menjadi musuhku. Aku tidak bermaksud untuk mengambil nyawamu, kecuali tidak, Kapten dan kau tidak akan dapat hidup saat saat ini. Dalam reruntuhan Pengkristalisasi kerajaan ini penuh dengan krisis, satu orang tambahan berarti kekuatan tambahan. Kita seharusnya bekerja sama untuk mendapatkan kesempatan hidup yang lebih besar, bagaimana menurutmu?" "Kerja sama, setuju. Namun, kau setidaknya harus memberitahu kami tentang tujuanmu memasuki reruntuhan Pengkristalisasi kerajaan ini. Kami tidak mau mati penasaran," setelah berkonsultasi dengan pacarnya, Han Sen berkata pada Li Mintang. "Sebenarnya, tidak ada bagusnya bagi kalian untuk mengetahui hal ini. Kalian sebaiknya tidak mengetahuinya." Li Mingtang menghela nafas. "Karena kau ingin bekerjasama dengan kami, kau seharusnya memiliki sesuatu yang kami perlukan. JIka kami mengikutimu tanpa bertanya apapun, kami mungkin akan mati penasaran," kata Han Sen dengan ketus. "Kau memang orang yang pintar." Li Mingtang jeda dan meneruskan, "Sebenarnya, aku dapat memberitahumu, dan itu tidak masalah. Kapten, kau seharusnya mengetahui bahwa reruntuhan Pengkristalisasi ini ditemukan beberapa dekade yang lalu?" "Aku dengar bahwa kapal eksplorasi antar bintang menemukan tempat ini." Ji Yanran memikirkannya dan berkata. Li Mingtang mengangguk perlahan dan berkata, "Betul. Kapal eksplorasi menemukan reruntuhan Pengkristalisasi kerajaan ini dan mengirim sebuah tim untuk mengeksplorasinya. Namun, tidak ada yang kembali. Setelah itu, Persekutuan mengirim sebuah kapal perang yang mirip dengan Daphne ke sini dan tidak ada orang yang kembali hidup-hidup juga." "Apakah kau mengetahui yang apa yang terjadi?" Ji Yanran berkata. "Tidak," Li Mingtang menggeleng kepalanya dan berkata dengan mata yang berbinar-binar, "Namun, almarhum ayahku adalah kapten dari kapal eksplorasi yang awalnya menemukan reruntuhan ini. Setelah dia datang ke sini, dia tidak pernah kembali. Aku hanya ingin menemukan peninggalannya." "Profesor, kau menganggap kami adalah anak berusia 3 tahun? Jelas kau dan Wang Hou ingin menginginkan sesuatu dari sini. Jangan beritahu aku kalau Wang Hou juga sedang mencari peninggalan ayahnya," Han Sen berkata dengan perlahan. Li Mingtang tersenyum dan berkata, "Tentu saja, alasan kamu masuk ke reruntuhan juga karena sesuatu yang membawa kapten dari kapal perang Persekutuan ke reruntuhan ini." "Apa itu?" Han Sen bertanya. "Kunci Pengkristalisasi. Legenda mengatakan bahwa jika kau memiliki kunci itu, kau dapat menginisiasi inti reruntuhan Pengkristalisasi dan mengendalikan semua kristal." Li Mingtang berkata dengan penuh semangat. "Dapatkah kau bayangkan apa yang akan terjadi jika manusia dapat mengendalikan teknologi Pengkristalisasi yang luar biasa itu? Teknologi manusia akan melompat 300 tahun ke depan." "Aku khawatir alasanmu mencari kunci Pengkristalisasi bukan untuk meningkatkan teknologi manusia," kata Han Sen dengan ketus. Han Sen tahu bahwa yang disebut dengan kapal eksplorasi sebenarnya adalah kapal bajak laut yang mengambil kekayaan yang terlewatkan di alam semesta. Sedangkan ayah Li Mingtang, julukan kapten dari kapal eksplorasi adalah eufimisme dari kapal perang antar bintang. "Aku telah memberitahu kalian semuanya yang ingin kau ketahui. Tentukan saja apakah kalian mau bekerja sama denganku." Li Mingtang tidak menjawab pertanyaan Han Sen tetapi berkata pada pasangan itu. "Satu pertanyaan terakhir, apa yang kau perlukan dari kami?" Han Sen bertanya. "Ada sebuah wilayah di atas kita yang baik aku maupun Wang Hou tidak dapat melewatinya. Kami juga sudah berpencar. Tak disangka, dapat bertemu dengan kalian. Aku sekarang memiliki ide, kita bertiga bekerja sama untuk melalui wilayah itu agar dapat mencapai inti reruntuhan Pengkristalisasi. Ketika kita tiba disana, kalian dapat mengambil kristal di harta karun, yang memang diinginkan oleh Persekutuan. Dan aku akan mengambil kunci Pengkristalisasi, bagaimana menurutmu?" Li Mingtang berkata. "Sepakat." Han Sen telah memutuskan jawaban itu bersama dengan Ji Yanran sebelumnya, sehingga dia menyetujuinya tanpa ragu-ragu. "Oke, mari kita berangkat kalau begitu. Ketika kita berada di wilayah itu, aku akan memberitahumu dengan rinci apa yang harus dilakukan. Kita tidak boleh sembarangan di sekitar sini, kalau tidak kita bertiga akan berada dalam bahaya," Li Mingtang berkata dan berjalan keluar dari ruangan. Han Sen mengikuti Li Mingtang, memegang tangan Ji Yanran. Melihat ke sekelilingnya, dia tidak dapat menahan diri untuk memuji kehebatan peradaban Pengkristalisasi. Bahkan sekarang, Persekutuan tidak dapat membangun arsitektur terintegrasi yang menutup seluruh planet tanpa mempengaruhi sistem regulasi planet itu sendiri, hal ini sungguh luar biasa. Li Mingtang mengarahkan jalan di depan mereka dengan hati-hati, memberitahu mereka apa yang harus diwaspadai, agar mereka tidak memancing mekanisme pertahanan diri dalam reruntuhan. Dalam waktu singkat, mereka bertiga tiba di sebuah lubang yang sangat dalam, yang terlihat tidak berdasar dan berukuran lebar beberapa mil. Tampak seperti pintu neraka. Dari kejauhan, dia dapat melihat sebuah Istana seperti dalam dongeng yang terlihat seperti dirancang untuk para raksasa. Istana itu terhubung pada sisinya dengan jembatan kristal sepanjang satu kaki. Tampak seperti dua sisi abses terhubung dengan seutas benang. "Setelah melewati jembatan kristal ini, kita akan tiba di inti reruntuhan Pengkristalisasi kerajaan," Li Mingtang berkata, menunjuk pada istana yang berlokasi jauh. "Dapatkah kita terbang ke sana?" Han Sen berkata, merasa bingung. "Lihat ke atas," Li Mingtang menunjuk langit-langit dan berkata. Pasangan itu melihat ke atas dan melihat kristal hijau raksasa bergantung di langit-langit seperti tempat lilin, setiap kristal berukuran lebar 10 kaki dan sangat tajam. Walaupun sangat cantik, wajah Ji Yanran seketika menjadi pucat saat melihatnya. Chapter 476 - Kristal Merah Setelah melihat kristal hijau itu, Ji Yanran mulai berbisik. "Ada sarang kristal di sini! Bagaimana kita bisa berjalan ke sana?" Ji Yanran bertanya pada Li Mingtang. "Inilah mengapa kita perlu bekerja sama," kata Li Mingtang. Han Sen tidak tahu untuk apa kristal hijau itu, jadi dia tidak berbicara dan mendengarkan. Setelah beberapa saat, dia akhirnya mengerti mengapa Li Mingtang dna Wang Hou gagal melewatinya. Kristal hijau yang tampak seperti kandil itu bernama kristal sarang yang merawat banyak kristal mini di dalamnya. Kristal sarang sangat peka terhadap sirkulasi udara. Sekali udara bersirkulasi di sekitarnya, kristal mini di dalamnya akan menyembur seperti hujan es. Akan tetapi, kristal mini itu ribuan kali lebih menakutkan dari hujan es. Dengan penuh duri, mereka akan mulai menyerap darah saat menyentuh kulit manusia. Bahkan dengan Tubuh Berlian Super, Li Mingtang tidak bisa menangkis kristal mini, jadi bisa dipastikan tidak mudah untuk melewatinya. Menggunakan jiwa binatang melayang untuk terbang melewatinya sudah pasti memancing kristal sarang. Satu-satunya jalan yang memungkinkan adalah berjalan perlahan melewati jembatan kristal untuk mengurangi sirkulasi udara, sehingga sarang itu tidak akan bereaksi. Masalahnya adalah meskipun mereka bisa berjalan di jembatan, mereka masih akan menghasilkan gerakan dan sirkulasi udara, yang masih akan memancing sarang itu untuk bereaksi. Jika kristal sarang bereaksi, tiga orang itu harus bekerja sama untuk menghindari sentuhan kristal mini. Li Mingtang mengatakan pada Ji Yanran dan Han Sen bagaimana cara menghadapi kristal mini, dan ketiganya perlahan-lahan berjalan ke jembatan kristal dengan menjaga jarak. Tidak ada yang berani berjalan terlalu cepat. Mereka bergerak pelan di jembatan karena takut membuat kristal sarang waspada. Awalnya, Li Mingtang pikir bahwa mustahil untuk melewatinya tanpa memancing kristal tersebut. Namun, tiga-tiganya melewati jembatan dengan perlahan. Kristal sarang yang tergantung di atas tidak terpelatuk sama sekali. "Aneh." Bahkan Li Mingtang berkernyit, tidak tahu mengapa kristal sarang begitu tenang. Terakhir kali saat Li Mingtang datang ke tempat ini dengan Wang Hou, mereka memancing kristal sarang tanpa berjalan jauh. Pada akhirnya, dua-duanya harus berlari menyelamatkan diri masing-masing. Meskipun begitu, Li Mingtang masih terluka. "Lebih baik kita menahan diri untuk memancing mereka. Ayo masuk ke dalam." kata li Mingtang dan berjalan ke dalam kastil. Ji Yanran dan Han Sen mengikutinya sambil menjaga jarak dari Li Mingtang. Sebelumnya, Li Mingtang memerlukan mereka untuk melewati jembatan. Namun, kini kristal sarang tidak bereaksi apapun, Li Mingtang tidak membutuhkan mereka lagi. Han Sen dengan waspada mengikuti Li Mingtang ke dalam kastil. Gerbangnya telah terbuka. Setelah mereka masuk ke kastil, mereka pun tercengang. Di dalam kastil banyak mayat berserakan. Seluruh mayat tampak hidup tanpa tanda-tanda mengering. Namun, setelah dilihat dari dekat, tiga-tiganya bisa mengatakan bahwa mereka semua mati. Saat melihat mayat itu, Li Mingtang mendadak bersemangat. Dengan cepat melirik mayat-mayat itu, tatapannya terjatuh pada seorang tubuh pria paruh baya dan dia pun menjadi bergairah. Meskipun Li Mingtang kegirangan, dia tidak berani mendekat, mengawasinya dengan waspada. Orang-orang ini tidak akan mati tanpa alasan. Tidak ada luka di tubuh mereka. Berdiri atau duduk, mereka hanya mati, tanpa ada jejak pertarungan atau perlawanan. Namun, Li Mingtang masih tidak mengerti bagaimana orang-orang itu mati dan mengapa tubuh mereka tampak persis seperti saat mereka hidup, tanpa tanda pembusukkan, yang menjadi alasan dia tidak berani mendekatinya. Han Sen dan Ji Yanran lebih tidak berminat untuk mendekatinya. Saat mereka hendak bertanya pada Li Mingtang si ahlinya, mereka tiba-tiba melihat seseorang keluar dari bangunan di dalam kastil. Dari dekat, Li Mingtang melihat dia adalah Wang Hou dan tiba-tiba mengubah parasnya. Dia bertanya pada Wang Hou, "Kapan kau datang? Apa kau menemukan sesuatu?" Wang Hou tersenyum, mengulurkan tangannya dan menunjukkan Li Mingtang kristal merah seukuran telur merpati. "Setelah berpisah darimu, aku berputar-putar sebelum sampai, dan aku juga menemukan sesuatu." "Menakjubkan, berikan padaku, cepatlah." Melihat kristal merah, Li Mingtang tampak gembira dan menatap kristal merah dengan penuh semangat. "Oke." Wang Hou berjalan pelan ke arah Li Mingtang, dengan cepat menyerahkan kristal itu pada Li Mingtang. Li Mingtang sangat bersemangat sampai dia menjulurkan tangan untuk mengambil kristal itu. Tanpa disangka, Wang Hou membalikkan tangannya dan menggenggam kristal, memukul dada Li Mingtang dengan tangan lainnya. Li Mingtang juga telah bersiap. Saat gerakan itu dilakukan, tubuh Li Mingtang berubah menjadi emas. Saat Wang Hou memukul dadanya, suaranya seperti besi memukul besi. "Wang Hou, harusnya kau tahu bahwa kau tidak bisa melukai Tubuh Berlian Superku," seru Li Mingtang dengan dingin. "Benarkah?" Wang Hou mendengus dan tiba-tiba melemparkan granat. Akan tetapi, Wang Hou tidak melempar granat ke arah Li Mingtang atau pasangan itu, tetapi ke luar kastil. Mendengar ledakan keras dan hembusan udara, Han Sen mendadak pucat pasi. Sarang di langit-langit hampir meledak di saat yang bersamaan. Seluruh kristal mini yang tersembunyi di dalamnya keluar bagaikan badai debu. Dengan cepat, kristal mini menghampiri mereka seperti belalang, tidak memberi mereka waktu untuk bereaksi. "Membusuklah di neraka." Wang Hou menatap mereka dingin, sementara kristal mini melewati tubuhnya seakan dia bukanlah target sama sekali. Li Mingtang terkejut, tetapi sudah terlambat untuk lari. Semua kristal mini hijau menancap di tubuhnya, yang bahkan Tubuh Berlian Supernya tidak bisa melindunginya. Sambil melambaikan tangan seperti orang gila, dia tidak berhasil menghancurkan banyak kristal sebelum dia diselimuti kristal mini hijau seperti pemelihara lebah yang diselimuti lebah. Setelah menancap di tubuhnya, kristal mini hijau dengan cepat berubah menjadi warna merah. Sudah jelas, mereka menghisap sejumlah besar darah dari tubuh Li Mingtang. Li Mingtang mengeluarkan jeritan keras, memukul kristal mini di tubuhnya seperti orang gila, tetapi sia-sia. Semakin banyak kristal mini mulai menempel padanya. Han Sen dan Ji Yanran pucat pasi, berpikir bahwa ini mungkin akhir dari hidup mereka. Karena Tubuh Berlian Super Li Mingtang bahkan tidak efektif, lebih tidak mungkin bagi mereka untuk selamat. Namun, setelah kristal mini menyerbu, mereka juga melewatkan pasangan itu dan tidak menyentuh mereka sama sekali, yang membuat mereka berdua terkejut dan senang. "Apa?" Melihat situasi ini, Wang Hou menatap pasangan itu terkejut. "Baiklah. Biarkan aku yang mengantar kalian ke neraka sendirian." Wang Hou mengeluarkan perdang jiwa binatang emasnya dan berjalan langsung ke arah Han Sen. Chapter 477 - Pedang Gerigi Han Sen menatap kristal merah dalam genggaman tangan kiri Wang Hou, bukan karena dia tahu ada yang spesial mengenai kristal merah tersebut, tetapi karena liontin kucing bernyawa sembilan bereaksi pada kristal merah itu. Kristal merah itu tampak sangat mirip dengan bahan liontin kucing bernyawa sembilan. Tanpa banyak waktu bagi Han Sen untuk mengamati kristal itu, Wang Hou telah berjalan ke arahnya. Han Sen berdiri di depan Ji Yanran dan berubah menjadi ratu peri, menjalankan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan secara bersamaan untuk mencapai kemampuan terbaiknya. "Aku tidak membunuhmu karena aku tidak ingin Li Mingtang tahu soal kekuatanku yang sebenarnya. Kau pikir kau bisa mengalahkanku dengan kemampuan seperti itu?" Wang Hou mendengus dengan jijik, menghunuskan pedangnya pada Han Sen. Gerakan Wang Hou luar biasa cepat, dan pedangnya sampai di leher Han Sen dalam sekejap. Jantungnya berdebar, mata Han Sen terpaku pada Wang Hou. Sambil melangkah maju dan bukannya mundur, dia menghampiri Wang Hou seperti setan. Bahkan jika Han Sen melakukan segala yang dia bisa, kemampuannya masih kurang dibandingkan Wang Hou yang telah melampaui kemampuan di atas seratus. Selain itu, Wang Hou memiliki pedang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Kedua di tangannya, sementara Han Sen tidak memiliki senjata yang layak digunakan, yang membuatnya bahkan lebih sulit menandingi Wang Hou. Satu-satunya kesempatan Han Sen untuk menang adalah pertarungan jarak dekat. Melihat Han Sen mendekatinya, Wang Hou memutar pedangnya, mengubahnya dari tusukan menjadi tebasan tanpa henti. Hampir mustahil bagi Han Sen untuk melindungi dirinya. Wuss! Han Sen sedikit lambat saat menghindari pedang itu, dan lehernya langsung ditandai oleh luka. Darah mulai mengalir. Meski lukanya tidak fatal, tampaknya sangat menakutkan. "Awas, Han Sen! Itu Pedang Gerigi. Jangan biarkan dia menyerang lagi," melihat jurus pedang Wang Hou, Ji Yanran memperingatkan Han Sen sambil ketakutan. "Kau memang dari keluarga Ji. Sangat berwawasan sampai-sampai kau mengenali Pedang Gerigi. Akan tetapi, kau terlambat mengetahuinya." Wang Hou menggerakkan tangan kirinya dan memanggil jiwa binatang lainnya. Dengan satu pedang di setiap tangan, dia menyerang Han Sen terus-menerus. Han Sen tidak bisa menangkis serangan yang datang. Jurus pedang Wang Hou sangat luar biasa sehingga dua pedang itu terlihat seperti dirancang untuk digunakan bersama-sama. Pedang yang saling bersusulan, Wang Hou tidak memberikan kesempatan bagi Han Sen untuk bernafas. Serangannya begitu rapat sehingga dua pedang gerigi nampak bergerak maju dengan geriginya terjalin tanpa celah sama sekali. Dalam sekejap, Han Sen telah terluka di beberapa tempat dan berdarah-darah. Sejak Han Sen berevolusi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua, dia belum pernah bertemu lawan yang kuat. Tidak mungkin bagi Han Sen untuk melawan seseorang dengan kemampuan di atas seratus dan menggunakan Pedang Gerigi. Sambil mengeluarkan belatinya, Ji Yanran ingin ikut bertarung. Bahkan jika dia harus mengorbankan nyawanya, dia tidak bisa berdiri di sana dan menyaksikan Han Sen terbunuh. "Jangan datang. Aku bisa mengatasinya," seru Han Sen untuk menghentikan Ji Yanran datang, menatap pedang ganda Wang Hou. "Tidak usah buru-buru. Lagi pula kalian berdua akan mati." pedang Wang Hou semakin cepat dan parasnya terlihat dingin. Keahlian mengendalikan lawan yang Han Sen latih dengan keras akhirnya jadi bermanfaat. Dengan perhitungan yang hebat, Han Sen berhasil mengulur waktu Wang Hou. Meskipun dia tidak memiliki kemampuan melawan balik, pedang Wang Hou tidak pernah mematikan untuknya. Wang Hou pun mulai terlihat kebingungan. Pedang Gerigi adalah salah satu jurus pedang terhebat dalam menyerang. Sekalinya dimulai, dia sulit dihentikan oleh siapa pun. Karena Wang Hou berhasil berlatih Pedang Gerigi, bahkan evolver yang lebih kuat darinya akan sulit selamat dari pedang gandanya. Akan mengesankan bagi seseorang untuk menangkis satu atau dua ratus serangan. Akan tetapi, kemampuan Han Sen jelas lebih lemah dari Wang Hou, tapi dia telah menahan tiga ratus serangan sebelum Wang Hou bida meluncurkan serangan fatal. Selain itu, Wang Hou mulai merasa semakin sulit baginya untuk melukai Han Sen. Meskipun Han Sen tertutup luka dan darah di sekujur badan, Wang Hou tahu betul bahwa luka itu tidaklah mematikan. Yang lebih anehnya adalah luka Han Sen hanya berdarah sedikit saat dia terluka, tapi pendarahannya segera berhenti, dan lukanya mulai mengecil. Mata Han Sen tanpa emosi bagaikan kolam, memantulkan semua gerakan musuhnya. Pedang Gerigi memang sangat mengesankan. Hampir tidak ada henti di antara dua serangan. Setiap serangan secara hati-hati dirancang sehingga sekalinya serangan pertama dilakukan, setiap serangan yang mengikutinya tidak bisa dihentikan. Setiap serangan menargetkan bagian vital, tanpa membiarkan lawannya melawan balik sebelum terbunuh. Akan tetapi, manusia bukanlah mesin dengan gerigi. Dan desain Pedang Gerigi bahkan memberikan Han Sen beberapa kesempatan ekstra. Kalau mengenai rancangan seni bela diri, Han Sen belum pernah bertemu orang yang lebih kuat Ratu, yang merupakan ahli sejati. Berbeda dengan Ratu, jurus pedang Wang Hou itu setengah pasti dan setengah diperhitungkan, yang membuatnya lebih kaku dari keahlian mengendalikan lawan Ratu. Jika Ratu adalah ahli sejati, maka Wang Hou hanyalah seseorang dengan seperangkat jurus pedang yang bagus. Tidak peduli betapa bagusnya jurus pedang, pastilah dia kaku dengan kesalahan. Saat Han Sen menggunakan keahlian mengendalikan lawan untuk menghindari serangan dari Wang Hou, dia juga terus menerus memancing Wang Hou untuk membuat kesalahan. Berangsur-angsur, Han Sen mulai memahami Pedang Gerigi dengan lebih baik, jadi semakin sulit bagi Wang Hou untuk melukainya. Wang Hou menjadi kesal. Ini pertama kalinya dia menemui lawan seperti ini. Tampaknya gerakan kaki Han Sen cukup biasa. Namun, tidak peduli betapa ganasnya jurus pedang Wang Hou, sulit baginya untuk membunuh Han Sen. Kekuatan Han Sen lebih buruk dari Wang Hou, tetapi Wang Hou mulai merasa dia hampir kehilangan kendali. Sosok Han Sen semakin tidak bisa diprediksi di mata Wang Hou, yang melenyapkan kepercayaan dirinya dan membuatnya merasa bahwa sulit baginya untuk membunuh Han Sen. Wang Hou bahkan khawatir kalau Han Sen mungkin akan melawan balik. "Tidak mungkin!" Wang Hou meraung, menghajar Han Sen lebih keras lagi dengan pedangnya. Namun, hal itu tidaklah efektif. Sebaliknya, hal itu membuat Han Sen lebih mudah menghadapinya. Amarah hanya menyebabkan lebih banyak kesalahan dalam jurus pedang Wang Hou. Tiba-tiba, situasinya jadi terbalik. Jurus pedang Wang Hou masih ganas seperti biasanya, tetapi untuk suatu alasan, dia merasa tidak unggul. Ji Yanran kaget sekaligus senang. Wang Hou yang telah berlatih Pedang Gerigi, yang merupakan salah satu jurus serangan pedang terkuat, gagal membunuh Han Sen setelah tebasan pertama, dan Han Sen bahkan membalikkan situasi, yang merupakan sesuatu yang Ji Yanran belum pernah dengar sebelumnya. Tingkat kemampuan di atas seratus dan Pedang Gerigi yang terkenal tampak sia-sia sepenuhnya di hadapan Han Sen. Han Sen menjadi semakin leluasa, sementara Wang Hou semakin tertekan. Dengan kekuatan hebat dan pedang berdarah sakral yang tajam, Wang Hou tidak bisa mengalahkan Han Sen sama sekali. Duar! Dengan satu pukulan dari Han Sen, Wang Hou terpaksa mengubah serangan menjadi bertahan. Pedang Gerigi yang tersohor harus terpaksa mundur. Chapter 478 - Menyerap Kristal Merah Pikiran Wang Hou hampir berantakan. Dia tidak bisa membayangkan kalau dia akan dipaksa untuk mempertahankan diri saat menggunakan Pedang Gerigi. Dengan terkejut dan marah, dia mendadak mundur dengan kristal merah di tangannya dan berkata dengan muram, "Aku akan membuatmu mati mengenaskan." Saat dia berbicara, Wang Hou menaruh kristal merah di keningnya. Kemudian, kristal merah tiba-tiba menyala dan menembakkan sorot cahaya merah. Seakan-akan dipimpin oleh cahaya merah, semua kristal mini hijau melayang di udara menuju Han Sen bagaikan diperintah oleh suatu energi yang tidak kelihatan. Han Sen kaget. Dia tidak tahu kalau Wang Hou sebenarnya bisa menggunakan kristal merah untuk mengontrol kristal lainnya. Bahkan Han Sen sendiri tidak tahu mengapa kristal mini tidak mendekati Ji Yanran dan dirinya tadi, jadi dia tidak bisa memikirkan cara menangkis kristal mini. Lautan kristal mini hijau telah ada di hadapan wajah Han Sen. Cit cit! Tiba-tiba cicitan pelan datang dari saku Han Sen. Kristal mini hijau yang menghampiri Han Sen mendadak membeku seakan waktu telah terhenti. Setelah beberapa saat, kristal mini hijau bergerak lagi. Namun, kali ini, target mereka bukan lagi Han Sen, tapi Wang Hou dengan kristal merah di tangannya. Wang Hou tiba-tiba pucat pasi, menyuruh kristal merah dengan panik, tetapi sia-sia. Kristal mini hijau sepenuhnya di luar kendali dan menutupi tubuhnya dalam sekejap. "Aduh!" Wang Hou menjerit kesakitan dan berguling di lantai. Namun, dia segera berhenti bergerak. Seluruh darahnya lenyap dalam sekejap, dan tubuhnya mengering. Mata Wang Hou menatap lebar, penuh dengan keputus asaan. "Cit cit!" saku Han Sen berbunyi lagi. Kristal mini hijau terbang dan kembali ke sarang mereka dengan gerakan spiral, menakjubkan tapi mengerikan. Han Sen dan Ji Yanran terpana. Han Sen dengan cepat membuka sakunya dan mengeluarkan kristal hijau kumbang tanduk yang dia taruh di sana. Kumbang tanduk masih sama, berbaring di tangan Han Sen dengan lesu. Dia tampak tidak berguna seperti biasa, tetapi Han Sen sekaligus Ji Yanran takjub dengannya saat ini. Tanpa diragukan, alasan kristal mini hijau menyingkirkan kendali Wang Hou dan menghisapnya sampai kering sepenuhnya karena kumbang tanduk ini. Han Sen cukup yakin bahwa dia dan Ji Yanran juga perlu berterima kasih pada kumbang tanduk karena menjauhkan kristal mini hijau dari mereka sebelumnya. "Apa ini?" Han Sen menatap kumbang tanduk di tangannya dengan terkejut. Ji Yanran hanya menggeleng. Dia belum pernah mendengar hal seperti itu. Tampaknya hanya Kristaliser yang bisa mengontrol kristal, sementara Kristaliser tidak muncul dalam wujud makhluk, apa lagi kumbang tanduk. Namun, jika kumbang tanduk ini bukan Kristaliser, bagaimana dia bisa mengontrol semua kristal itu? Han Sen meletakkan kembali kumbang tanduk di sakunya dengan hati-hati. Bagaimanapun, Han Sen merasa dia telah mendapatkan harta karun. Dengan kumbang tanduk di dekatnya, akan lebih aman baginya untuk memasuki reruntuhan Kristaliser mana pun. Setelah menyimpan kumbang tanduk, Han Sen berjalan ke tubuh Wang Hou dan mengambil kristal merah. Dengan membawa kristal merah di tangannya, liontin kucing bernyawa sembilan bereaksi semakin kuat. Namun, setelah Han Sen menaruh kristal merah di samping kucing bernyawa sembilan, tidak ada hal aneh yang terjadi. ''Tidak diragukan lagi bahwa potongan kristal ini membuat liontin kucing bernyawa sembilan bereaksi, tetapi mengapa?'' Han Sen memikirkannya dan menaruh kristal merah di keningnya seperti yang Wang Hou lakukan. Tiba-tiba, Han Sen merasa aliran hangat mengalir ke dalam kepalanya. Rasanya seperti saat dia menggunakan kristal otak, tetapi berbeda karena dia tidak merasakan kejutan listrik, hanya kehangatannya saja. "Ini aneh. Bagaimana Wang Hou menggunakan potongan kristal ini untuk mengontrol kristal lainnya?" Han Sen tidak menemukan metode penggunaan kristal merah. Saat Han Sen masih bimbang, dia tiba-tiba merasakan kristal itu meleleh di tangannya. Terkejut, Han Sen ingin melepaskan kristal dari kepalanya, tetapi kristal itu telah mencair, yang tidak bisa ditangkapnya lagi. Dalam sekejap, cairan merah memasuki otak Han Sen, membuatnya merasakan panas di otaknya. Asap putih mulai membumbung dari rambut Han Sen. Akan tetapi, panasnya tidak membuat Han Sen tidak nyaman. Sebaliknya, Han Sen merasa otaknya tidak pernah sejernih ini. Efeknya bahkan lebih baik dari pada saat dia hanya menggunakan kristal otak. Dengan cepat, panas di otaknya berangsur-angsur menghilang. Han Sen tidak merasa ada yang spesial selain otak yang lebih jernih. Setelah kristal terserap, liontin kucing bernyawa sembilan tidak lagi panas dan menjadi batu biasa lagi. "Kau baik-baik saja?" Ji Yanran menyentuh kening Han Sen dengan cemas. "Tidak apa-apa. Benda ini sama dengan kristal otak. Bagaimana Wang Hou menggunakannya untuk mengontrol kristal lainnya?" tanya Han Sen bingung. "Li Mingtang dan Wang Hou telah mati, jadi aku khawatir tidak ada yang tahu lagi kebenarannya." Ji Yanran menatap tubuh Li Mingtang dan Wang Hou lagi. Dua orang itu adalah orang elit Aliansi yang meninggal di reruntuhan kerajaan Kristaliser karena alasan yang aneh. Han Sen mengangguk tetapi tidak berpikir seperti itu. Sambil memeriksa barang-barang peninggalan Li Mingtang dan Wang Hou, Han Sen melihat juga kartu akses dengan gambar kucing bernyawa sembilan di dompet kartu Wang Hou. Yang mengejutkannya, Han Sen tidak menemukan kartu akses yang sama di barang milik Li Mingtang. Han Sen memeriksa barang lainnya tanpa menemukan hal yang berharga. Han Sen mengembalikan semuanya ke tempat semula, melihat-lihat isi kastil, tetapi tidak masuk lebih dalam lagi. "Dengan kumbang tanduk ini, kita seharusnya bisa keluar dari reruntuhan dengan aman dan mencari orang-orang yang masih terjebak di sini." Han Sen menggenggam tangan Ji Yanran dan kembali, tidak ingin menjarah harta karun sama sekali. Penyebab utamanya adalah karena semuanya akan diambil Aliansi saat Han Sen kembali ke Daphne. Mustahil baginya untuk mencurangi pemeriksaan. Yang membuat Han Sen paling cemas adalah apakah kumbang tanduk akan ditemukan. Sambil membawa kumbang tanduk, Han Sen mendapati kristal lainnya tidak berani mendekati mereka sama sekali. Kotak rubik, kristal simulasi, dan kristal parasit semuanya akan membeku saat kumbang tanduk mendekat. Tidak ada yang akan menyerang mereka dengan aktif. Meski Ji Yanran dan Han Sen tidak mengenali jalannya, mereka tidak akan menemui bahaya dengan kumbang tanduk. Setelah lebih dari setengah hari, keduanya akhirnya bertemu orang lain yang memasuki reruntuhan termasuk Chen Shoushan. Setelah bertemu, sekelompok orang itu menemukan jalan masuk awal mereka datang berkat penilaian dari profesor. Setelah mereka keluar, mereka tidak menemukan kristal simulasi lagi dan kembali ke Daphne dengan lancar. Dua kristal yang Han Sen bawa tidak lolos pemeriksaan, tetapi yang membuat Han Sen senang, kumbang tanduk tidak ditemukan. Chapter 479 - Menggerakkan Benda Dengan Pikiranku Karena kecelakaan besar selama penjelajahan reruntuhan Kristaliser, Daphne diminta untuk segera kembali; belum ditentukan apakah mereka akan dihukum atau tidak. Untungnya, dua kristal tingkat tinggi yang Han Sen bawa diserahkan ke Aliansi oleh Ji Yanran, yang membuatnya lolos dari sanksi potensial. Sebagai prajurit ruang masak, Han Sen tidak terlalu penting untuk bertanggung jawab, jadi dia juga aman. "Jagung, kemarilah." Sambil duduk di ranjangnya, Han Sen membaca buku saat dia mendapati kumbang tanduk bertarung dengan kaki meja, mencoba menjatuhkannya dengan tanduknya. Sayangnya, dia terlalu lemah sehingga tidak bisa mengguncangkan meja sama sekali. Han Sen berseru padanya, tetapi kumbang tanduk tidak memahaminya, masih mencoba mengalahkan meja. "Kembali!" Meskipun Han Sen tahu kumbang tanduk tidak memahaminya, dia terlalu malas untuk turun dari ranjang, jadi dia berseru lagi pada si kumbang. Kumbang tanduk tidak mempedulikannya. Namun, tubuhnya tiba-tiba tertangkap oleh sesuatu dan mulai melayang ke arah Han Sen. "Ah!" Han Sen menatap kumbang tanduk dengan kaget. Saat dia mengubah pikirannya, kumbang tanduk mendadak kehilangan pegangan dan terjatuh di udara. Han Sen sangat kaget. Dia mencoba memusatkan pikirannya lagi pada kumbang tanduk, dan dengan cepat, dia melayang lagi, terbang dengan goyah ke arahnya. Han Sen menangkap kumbang tanduk dengan tangannya dan merasa gembira. Lalu dia mencoba memusatkan perhatiannya pada benda kecil lainnya seperti gelas. Benar saja, ternyata dia bisa menggerakkan benda yang lebih kecil dengan pikirannya. Dia bisa membuat gelas dalam jarak 6 kaki melayang. Jika benda itu lebih jauh lagi, itu di luar kekuatannya. Dia juga tidak bisa mengangkat benda berat dengan pikirannya. Tadinya, Han Sen sangat bersemangat. Akan tetapi, kemudian dia menemukan kemampuan ini hampir tak berguna. Jarak yang dibutuhkan sangat dekat, dan kekuatan sebenarnya yang dia bisa gunakan terlalu lemah. Hampir mustahil untuk digunakan dalam pertarungan. "Kristal merah itu tampaknya memberikan otakku perkembangan revolusioner. Kini aku bahkan bisa menggunakan pikiranku untuk menggerakkan benda. Namun, ini masih terlalu lemah sampai tidak begitu berguna." Han Sen segera kehilangan ketertarikannya pada kemampuan yang baru diperolehnya. Akan tetapi, keuntungan lainnya yang diberikan kristal merah membuat Han Sen melompat kegirangan. Saat Han Sen mulai mempelajari bahasa kuno setelah dia kembali, dia mendapati memori dan pemahamannya menjadi lebih baik dan kemajuannya jauh lebih cepat. Karena kecelakaan di misi terakhir, semua orang di Daphne dilarang memasuki Tempat Suci Para Dewa ataupun menggunakan Jaringan Langit. Han Sen terpaksa mempelajari bahasa kuno sepanjang waktu. Karena otaknya telah diperkuat, dia membuat kemajuan yang luar biasa dalam memahami bahasa kuno. Meskipun dia masih belum mampu memahami sebagian besar Dongxuan Sutra, Han Sen kini mengerti sebuah bagian yang mudah dibaca. Bagian ini adalah teknik yang mewakili gerakan kaki. Hanya dengan bergerak maju, mundur, ke kiri, ke kanan, dan menyamping, seseorang bisa menghasilkan kombinasi menarik yang tak terhingga. Ini menunjukkan bagaimana Tao menghasilkan satu hal; satu menghasilkan dua; dua menghasilkan tiga; dan tiga menghasilkan segala hal. Sebagai tambahan, dari sudut pandang Han Sen, teknik yang ditulis di Dongxuan Sutra ini agak mirip dengan keahlian mengendalikan lawan milik Ratu. Han Sen hanya mempelajari teknik yang dangkal dari Ratu dan tidak mempelajarinya secara sistematis. Namun, setelah membaca bagian ini di Dongxuan Sutra, Han Sen merasa bersemangat karena dia memiliki sedikit pencerahan yang dia tidak pernah bayangkan sebelumnya. Semakin dibaca, semakin menarik Dongxuan Sutra baginya. Dengan hanya sebuah teknik kecil mewakilkan banyak pengetahuan, yang membuat Han Sen semakin menantikan untuk membaca bagian utama Doangxuan Sutra. Han Sen memiliki semakin banyak catatan saat dia membaca. Namun, hal itu sedikit membosankan baginya untuk berlatih sendirian. Han Sen memutuskan untuk bertarung dengan seseorang untuk mengetes apakah yang dia pikirkan itu benar. Akan tetapi, karena larangan di Daphne, mustahil dia bisa menggunakan Jaringan Langit. Sudah wajar jika dia tidak bisa masuk ke ruang Gladiator. Akan tetapi, masih ada jalan lain. Han Sen menggunakan alat latihan holografis untuk tersambung ke barak virtual militer., yang mengizinkannya untuk bertanding dengan prajurit lainnya. Han Sen tidak peduli untuk memikirkan nama lain dan masih menggunakan nama ID ''Prajurit Kapal Perang'' di barak virtual. Meskipun peringkat Han Sen adalah mayor, dia masih baru di barak virtual dan perlu mendapat pengalaman bertarung untuk naik tingkat. Han Sen memilih pertarungan acak dan segera dipasangkan dengan seorang kapten. Han Sen mengecek lawannya dan mendapatkan bahwa dia adalah wanita yang tinggi yang menggunakan fungsi menyamarkan wajah dengan identitas bernama Nona Parfum. Pada saat yang bersamaan, di stasiun teleportasi Planet Roca, Qin Xuan juga menggunakan alat latihan holografis untuk masuk ke barak virtual, dan ID miliknya bernama Nona Parfum. Sambil mengecek ID lawannya, Qin Xuan terkejut karena nama itu cukup terkenal di antara para prajurit setelah video Tujuh Pembantaian diluncurkan. Akan tetapi, dia melihat rekam jejak lawannya dan mendapati dia masih baru tanpa menang atau kalah, jadi dia pikir nama itu hanyalah kebetulan. Han Sen tidak membayangkan bahwa dia akan dipasangkan dengan Qin Xuan, dan Qin Xuan tidak pernah menyangka akan dipasangkan dengan Han Sen. Dua teman lama itu masuk ke dalam pertandingan tanpa tahu apa-apa. Qin Xuan sangatlah beruntung, setidaknya lebih baik dari Han Sen. Saat dia berevolusi ke Tempat Suci Para Dewa Kedua, dia secara acak ditempatkan di penampungan besar yang telah dihuni manusia. Ada jutaan manusia di penampungan itu, yang diantaranya banyak evolver kuat. Di sana juga banyak orang yang bekerja untuk pasukan khusus, yang banyak pula orang berbakat. Setelah Qin Xuan tiba, dia memperoleh pasokan daging yang besar dan telah memenuhi poin geno biasa, primitif, dan mutannya. Dengan memperoleh beberapa poin geno sakral, dia telah berhasil menembus kekuatan di atas seratus setelah dua tahun, yang pastinya adalah satu evolver teratas. Melihat lawannya hanyalah anak baru, Qin Xuan tidak terlalu menaruh perhatian padanya. Dia pikir dia seharusnya mampu menyelesaikannya dengan cukup cepat. Namun, setelah pertandingan dimulai, hal itu sepenuhnya di luar dugaannya. Dia berubah dari tenang menjadi marah lalu cemberut, hampir menangis pada akhirnya. Qin Xuan adalah seseorang yang telah melihat bakat hebat dengan jenis yang berbeda-beda. Akan tetapi, ini pertama kalinya dia menemui lawan seperti ini. Prajurit Kapal Perang tidak menyerang sama sekali, menghindari serangannya sepanjang waktu. Namun, saat Qin Xuan menggunakan segala yang dia miliki, dia masih gagal menghajar lawannya. Ditambah lagi, yang mengecewakan, dia dipaksa menemui jalan buntu oleh lawannya tanpa disadari. Sudah jelas, lawannya bisa mengakhiri pertarungan dengan satu gerakan, tetapi dia tidak memilih melakukan hal itu. Mempermainkan dirinya jelas sebuah hinaan bagi Qin Xuan. "Kau akan menyesalinya." Qin Xuan menggigit bibir dengan kesal. Dia lalu menggunakan Pandangan Atom dan seni geno hyper bernama Pedang Halilintar yang baru dipelajarinya sebagai evolver. Chapter 480 - Pejabat Militer Meskipun namanya Pedang Halilintar, itu bukanlah jurus pedang, tetapi seni geno hyper yang bisa mengubah sel tubuh di tangan seseorang, khususnya tepi tangan, membuatnya menjadi setajam pedang, yang menghancurkan segala hal di hadapannya. Tentu saja, di barak virtual, hal ini tidak bisa diwujudkan sepenuhnya. Akan tetapi, pedang halilintar juga meningkatkan kecepatan seseorang dengan hebat, yang cukup berguna. Dengan tangannya menebas bagaikan halilintar, Qin Xuan luar biasa cepat, menaruh tekanan hebat pada Han Sen. Krak! Han Sen tidak menghindar tepat waktu dan mengenai bahunya. Nilai nyawanya tiba-tiba turun 64% yang menunjukkan betapa kuat serangan Qin Xuan. Meskipun bukan bagian vital yang terluka, Han Sen masih kehilangan lebih dari setengah nyawanya dalam satu serangan. Merasa sedikit bersemangat, Han Sen tahu hanya di hadapan lawan yang kuat dia bisa benar-benar menguji apakah yang dipelajarinya itu berguna. Maka dari itu, semakin kuat lawannya, dia semakin bersemangat. Akan tetapi, nyawanya tidak bisa mempertahankannya dari serangan kedua. Han Sen menjadi lebih berhati-hati dan mulai memadukan apa yang dia pelajari dari Dongxuan Sutra pada gerakan kakinya. Awalnya, dia masih agak canggung. Saat Qin Xuan meluncurkan serangan cepat menggunakan Pedang Halilintar padanya, dia terjebak di situasi berbahaya berulang kali. Namun, saat Han Sen secara bertahap menggunakan apa yang telah dia pelajari, dia terkejut saat mengetahui segala kemungkinan yang ada. Seakan-akan seperti dia telah membuka gerbang dunia baru, melihat banyak hal yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Han Sen semakin tenggelam dalam penemuan ini. Awalnya, dia merasa lawannya¡ªNona Parfum memberikannya tekanan besar. Tetapi secara bertahap, Han Sen tidak lagi merasakan tekanan dan sepenuhnya berkomitmen untuk menguasai teknik yang disebut di Dongxuan Sutra. Lawannya tidak ada di dalam matanya. Mulai saat ini, lawan Han Sen bukan lagi Nona Parfum, tetapi hasratnya pada dunia baru. Awalnya, Qin Xuan sangat marah dan ingin menggunakan segala hal yang dia miliki untuk menghajar lawan sialan ini. Akan tetapi, amarahnya berangsur-angsur menjadi keterkejutan dan kemudian rasa hormat serta takjub. Qin Xuan menemukan sebuah fakta. Dinilai dari kecepatan lawannya, kekuatannya seharusnya lebih rendah darinya. Atau, dia pastilah menurunkan kekuatan untuk melawannya. Meski begitu, gerakan kaki lawannya masih tidak memberikan Qin Xuan harapan untuk mengalahkannya, karena jarak yang besar di antara mereka berdua. Qin Xuan pernah sekali merasakan hal ini sebelumnya melawan ahli yang sejati, jadi dia secara alami berpikir bahwa lawannya bukanlah pemula biasa, tetapi pejabat militer yang menyamar. Maka dari itu, Qin Xuan tidak lagi marah, tetapi ingin mempelajari sesuatu dari lawannya, mengamati gerakan kaki dan jurus lawannya dengan seksama. Saat mengamati, Qin Xuan menjadi semakin kaget. ''Aku penasaran siapa pejabat ini. Gerakan kakinya hampir menandingi go surgawi, tetapi juga agak berbeda. Ini luar biasa. Kapan gerakan kaki ini dikembangkan? Apakah ini baru atau warisan kuno?'' Han Sen tidak tahu bahwa Qin Xuan berpikir dia adalah pejabat militer yang mempermainkannya. Sambil meneruskan mempelajari Dongxuan Sutra, Han Sen sangat terinspirasi. Dengan pengetahuannya, gerakan kakinya kini berkembang dari level meniru Ratu. Dan dia semakin lebih baik lagi. Saat Han Sen bersemangat, dia mendapati lawannya telah berhenti menyerang. Han Sen menatapnya kebingungan, tidak mengerti mengapa dia berhenti. "Bolehkah aku tahu siapa dirimu, kapten?" Qin Xuan memberi hormat padanya dan bertanya dengan rasa hormat. Gerakan kaki Han Sen sangat luar biasa bagi Qin Xuan, jadi dia berpikir Han Sen pastilah pejabat militer. "Aku bukanlah kapten, hanya prajurit biasa," balas Han Sen langsung. Tidak mungkin Qin Xuan mempercayainya, karena prajurit tidak akan pernah memiliki gerakan kaki seperti itu. Dia hanya pernah melihat kemampuan memberi tekanan luar biasa pada lawan hanya dengan menggunakan gerakan kaki pada beberapa ahli. Ini bukanlah keadaan yang bisa dicapai seseorang hanya dengan beberapa seni geno hyper. Orang itu harus cukup banyak berlatih bela diri untuk bisa begitu mengesankan. Han Sen tidak begitu tahu banyak seni bela diri. Akan tetapi, menilai betapa menakjubkannya Dongxuan Sutra, dia mampu memberi tekanan seperti itu pada Qin Xuan hanya dengan memadukan beberapa teknik pada gerakan kakinya, membuatnya percaya bahwa dia adalah pejabat militer yang menyamar. Karena lawannya tidak mau mengaku, Qin Xuan tidak memaksanya. Akan tetapi, dia masih yakin bahwa Han Sen adalah pejabat militer. Sambil menatap Han Sen, dia bertanya, "Kawan, apa nama gerakan kakimu? Bisakah kau mengajarkannya pada orang lain?" "Kau mau belajar?" Han Sen kaget dengan permintaan prajurit wanita bernama Nona Parfum ini. "Ya." Qin Xuan mengangguk. "Tentu saja aku bisa mengajarkanmu. Tetapi ini bukanlah seni geno hyper milik militer, jadi aku tidak bisa mengajarkannya dengan cuma-cuma," Han Sen mempertimbangkannya dan berkata. Dia hanya baru mempelajari satu bagian sejauh ini. Dengan berlatih sendirian, dia mungkin tidak akan mampu mengetahui kekurangannya, seperti pemain catur yang tidak sama objektifnya dengan pengamat. Jika Nona Parfum rela membayar, Han Sen tidak masalah mengajarkan sesuatu. Alangkah baiknya melakukan eksperimen kepadanya. Tentu saja, Han Sen tidak akan mengatakan padanya teknik lengkapnya. "Sebutkan harganya. Aku akan membayar selama aku mampu," kata Qin Xuan terburu-buru. Dia tahu uang tidak bisa membeli gerakan kaki lawannya. "Mari buat kesepakatan terlebih dahulu. Aku hanya bisa mengajarimu beberapa bagian teknik itu. Semuanya tergantung padamu seberapa banyak yang kau bisa kuasai." Karena lawannya tulus, Han Sen tidak ingin membohonginya dan mengatakan kebenarannya di awal. "Tentu saja. Aku paham itu." Karena cara Han Sen mengatakannya, Qin Xuan semakin yakin bahwa dia adalah pejabat militer. Tidak masalah baginya membimbing Qin Xuan sesekali, tetapi dia jelas tidak punya waktu untuk menjadi pelatih pribadinya. "Baiklah. Jika kau mau belajar, satu kelas selama setengah jam. Aku akan mengajar, dan kau mendengarkan. Tidak boleh ada pertanyaan. Jarak antar kelas tergantung padaku. Untuk biayanya..." Han Sen ragu-ragu. Uang tidaklah termasuk. Rekening dan identitasnya akan mudah terbongkar. Dengan tinggal di Daphne saat ini, dia tidak juga bisa melakukan transaksi langsung. "Mari bertukar seni bela diri dengan seni bela diri. Untuk kelas pertama, kau bisa memberikanku tutorial jurus tangan yang baru kau gunakan. Kita akan membicarakannya pada kelas mendatang nanti. Bagaimana menurutmu?" saran Han Sen pada Qin Xuan, merasa dia meminta terlalu banyak. Jurus tangannya bukanlah hal biasa. Dengan mengajarkan selama setengah jam, dia meminta seni geno hyper yang mungkin adalah seni kelas-S yang dirancang bagi evolver. Harganya jelas sangat tinggi. "Oke," Qin Xuan setuju tanpa ragu. Chapter 481 - Pelatih Qin Xuan mengirim tutorial Pisau Petir pada Han Sen, dan Han Sen mulai mengajarinya. Setengah jam adalah waktu yang sangat singkat. Setelah menjelaskan beberapa teknik dan memperlihatkan jurus-jurusnya, Han Sen meminta Qin Xuan untuk mengikutinya selama dua kali. Dan waktu setengah jam sudah berlalu. "Bagaimana aku memanggilmu?" Setelah kelas berakhir, Qin Xuan semakin menghormati Han Sen. Bahkan apa yang Han Sen katakan dengan santai membuat Qin Xuan sangat terinspirasi. Qin Xuan semakin merasa yakin bahwa lawannya pasti adalah seorang pakar. Namun, dia tidak dapat menebak dia adalah orang penting dari militer mana. "Panggil aku prajurit," Han Sen berkata dengan santai. Dia tidak ingin membongkar identitasnya kepada siapapun dan dia juga tidak tertarik dengan siapa dirinya. Bagi Han Sen, ini hanyalah sebuah transaksi. "Jadi aku akan memanggilmu pelatih ke depannya?" Qin Xuan sangat merasa yakin bahwa dia adalah seorang pakar, maka dia juga memahami bahwa dia ingin merahasiakan identitasnya. "Itu juga boleh." Han Sen menambahkan Qin Xuan sebagai temannya dan meninggalkan kampus virtual. Dia mendapatkan banyak pemahaman baru setelah pertarungan itu dan akan lebih sering berlatih. Setelah Han Sen pergi, Qin Xuan mengingat-ingat kembali setiap detil yang diajarkan Han Sen dan mulai berlatih berulang kali. Semakin sering dia berlatih, dia semakin menghormati Han Sen. Hanya sebuah teknik yang sederhana memiliki begitu banyak variasi. Dengan menggunakan Pisau Petir untuk menukar sebuah pelajaran seperti itu, Qin Xuan merasa pertukaran ini sangat menguntungkan. Selain itu, Qin Xuan bahkan merasa orang ini dengan sengaja membinanya, kalau tidak mengapa dia dapat memperoleh pelajaran dari seorang pakar hanya dengan menukarnya dengan Pisau Petir? Qin Xuan tidak akan menyangka bahwa pakar yang dia maksud adalah Han Sen yang dulu dia ganggu jutaan kali sebelumnya. Selain itu, keahlian yang luar biasa ini hanyalah salah satu teknik kecil dalam dasar Kitab Dongxuan. Han Sen sendiri hanya mempelajari sedikit permukaannya, dan apa yang diajarkan bahkan lebih sedikit dari itu. "Han Sen, kau telah berlatih dan belajar dengan sangat giat," pimpinan pasukan gendut berkata sambil tersenyum pada Han Sen yang baru saja kembali dari aula latihan. "Mumpung masih muda," Han Sen menjawab. "Han Sen, apa gunanya membaca begitu banyak kata-kata kuno? Jika kau punya waktu luang, kau seharusnya lebih banyak berlatih. Wakil pimpinan pasukan Liu Mingliang menunjuk pada tumpukan buku pelajaran bahasa kuno di meja Han Sen. Han Sen membeli buku-buku itu dengan harga mahal sebelum dia kembali ke Daphne. Banyak buku yang tidak dapat dia temukan di perpustakaan. "Banyak seni geno hiper yang diadaptasi dari ilmu bela diri kuno, jadi tidak ada salahnya mempelajari bahasa kuno," balas Han Sen. Liu Mingliang tidak meneruskan topiknya tetapi berkata, "Han Sen, karena kau lulus dengan ranking, bukannya kau seharusnya adalah bangsawan berdarah sakral?" "Iya, apakah aku belum pernah memberitahumu sebelumnya?" Han Sen menatap Liu Mingliang, tidak tahu mengapa dia mengangkat pembicaraan ini. "Ini mungkin adalah kesempatanmu, kalau begitu." Liu Mingliang berkata sambil menghela nafas. "Banyak prajurit yang mati di Daphne kali ini, termasuk pada pengawal, pimpinan pasukan dari departemen kerangka perang dan tim penghancur. Ketika kita kembali, pasti akan ada banyak petugas baru yang akan dipromosikan. Walaupun kau sudah lama tidak berada dalam tentara, kau adalah lulusan dari akademi yang ternama dan seorang mayor yang memiliki gelar bangsawan berdarah sakral. Oleh karena itu, kau pasti akan mendapatkan kesempatan. Walaupun veteran seperti kita juga adalah mayor sama denganmu, tetapi kami tidak memiliki gelar maupun latar belakang untuk dipromosikan." Han Sen tercerahkan. Liu Mingliang memang benar. Kali ini, Daphne memang kehilangan banyak anggota. Bahkan walaupun tingkat atas ingin merekrut banyak orang, mereka tidak dapat merekrut begitu banyak orang dalam waktu singkat. Lagipula, pemeriksaan latar belakang yang seksama harus dilaksanakan sebelum seseorang dapat masuk ke Daphne, jadi tidak banyak prajurit yang dapat direkrut di sini. Tidak terelakan bahwa pasti ada beberapa anggota krew awal yang akan dipromosikan, inilah kesempatan Han Sen. Jika dia dapat menjadi pimpinan pasukan dari departemen yang tidak terlalu sibuk seperti tim kerangka perang, dia memiliki lebih banyak waktu untuk belajar atau pergi ke Tempat Suci Para Dewa. Di sudut yang sunyi, Han Sen menelpon Ji Yanran untuk menanyakan persoalan ini. "Aku baru saja akan memberitahumu tentang hal ini. Tingkat atas akan mempromosikan beberapa petugas baru dari anggota krew awal Daphne. Aku tidak mau kau menjadi pimpinan pasukan dari tim lain, tetapi lebih menginginkan kau menjadi pengawalku" kata Ji Yanran. "Pengawal? Jadi aku dapat mengikutimu kemana-mana? Aku suka it." Han Sen merasa sangat senang. Menjadi pengawal Ji Yanran, dia akan dapat lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ji Yanran. Selain itu, asalkan dia setuju, Han Sen akan memiliki waktu bebas yang tidak terhingga, lebih bagus daripada menjadi pimpinan pasukan. Ji Yanran merona dan berkata, "Kau penuh dengan pikiran kotor." "Kenapa begitu?" Han Sen menatap kulit halus pacarnya di balik pakaian tidur dan merasakan desakan untuk segera pergi ke tempat tidurnya. Ji Yanran memutar matanya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Walaupun aku ingin kau menjadi pengawalku, ada beberapa hal yang tidak dapat aku pilih. Aku harus merekomendasikanmu sebisaku, tetapi aku hanya dapat menawarkan sebuah kesempatan kepadamu. Apakah kau akan menjadi pengawalnya semaunya bergantung pada dirimu sendiri. Aku tidak merasa kita memiliki kesempatan yang bagus, tetapi tidak ada salahnya mencoba. Jika tidak berhasil, aku kemudian akan merekomendasikanmu sebagai pimpinan pasukan dari departemen kerangka perang." "Kesempatan apa?" Han Sen bertanya. "Aku diberikan dua orang pengawal. Salah satunya telah diputuskan dan tidak dapat dirubah. Sedangkan pengawal lainnya, ada 4 kandidat termasuk dirimu. Aku tidak diperbolehkan untuk memutuskan siapa dari kalian yang akan menjadi pengawalku, jadi kau harus memperjuangkannya," kata Ji Yanran. "Apakah lawanku adalah surpasser?" Han Sen mengedipkan mata dan bertanya. "Tidak juga, mereka semuanya adalah evolver, tetapi ada satu yang sangat mengesankan."Ji Yanran berkata dengan senyum sinis. "Bagaimana mengesankan?" Han Sen cemberut dan bertanya. "Sama sepertimu, dia adalah seoran mayor. Namun, dia adalah seorang veteran yang berusia 40 tahun dan telah menghabiskan waktu dua dekade dalam militer." Ji Yanran jeda dan meneruskan, "Kau telah bertemu dengan Li Mingtang menggunakan seni geno hiper, yang menghabiskan waktu 60 tahun untuk melatihnya. Aku hanya akan memberitahumu bahwa lawanmu telah berhasil melatih Tubuh Berlian Super. Dia sebelumnya bekerja untuk pasukan khusus darah biru dan dijuluki Harimau dari Darah Biru." "Tentu saja, kekuatannya lebih dari sekedar Tubuh Berlian Super. Dia hampir selalu beraada pada peringakat tiga besar evolver dalam kontes militer, sedangkan Wang Hou bahkan tidak termasuk dalam 100 besar." Ji Yanran terlihat agak kuatir. Chapter 482 - Musang Ungu "Ini memang merepotkan, tetapi apakah ini tidak berarti tidak ada cara untuk mengalahkannya." Han Sen berpikir lalu bertanya, "Kapan pertarungannya?" "Ini bukan pertarungan. Kalian berempat akan menghadiri kontes militer. Siapapun yang mendapatkan peringkat tertinggi akan menjadi pengawalku. Sayangnya, tidak ada cara untuk main curang dalam kontes militer. Kau harus mengandalkan kekuatanmu sendiri," Ji Yanran mengeluh. JIka dia dapat melakukan sesuatu. Ji Yanran pasti akan mengusahakan agar Han Sen menang. "Bagus. Aku masih memiliki banyak waktu," Han Sen tersenyum dan berkata. Setelah menutup telepon, Han Sen mulai berpikir bagaimana caranya untuk menang. Li Mingtang pernah berkata bahwa seseorang harus memiliki sekurang-kurangnya tingkat kebugaran 120 untuk dapat menghancurkan Tubuh Berlian Super. Namun, walaupun Han Sen mengerahkan seluruh upayanya, dia hanya dapat mencapai 100, sehingga masih jauh tertinggal dari batasan. Selain itu, Han Sen sama sekali tidak memiliki senjata jiwa binatang yang kuat, maka dia tidak dapat mengandalkan senjata. Selain itu, dia tidak diperbolehkan untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa, maka tidak mungkin dia dapat meningkatkan poin geno. Han Sen berpikir keras dan satu-satunya jalan adalah menghancurkan Tubuh Berlian Super dari dalam. Han Sen tidak percaya bahwa seseorang yang baru saja berhasil berlatih Tubuh Berlian Super dapat memperkuat organ dalamnya sama halnya dengan tulang dan otot. Asalkan dia dapat mengirimkan tenaganya ke organ dalam mereka, dia akan dapat menghancurkan tubuhnya. Han Sen sangat hebat dalam menggunakan kekuatan semacam ini. Dia dapat menggunakan kekuatan yin dalam Ledakan Yin Yang. Han Sen memutuskan untuk lebih banyak berlatih Ledakan Yin Yang, terutama kekuatan Yin yang dapat menembus tubuh seseorang. Saat ini, ketika Han Sen menggunakan kekuatan Yin, dia dapat menembus plat baja setebal 3 inci dan mengirimkan 60% kekuatannya pada objek di balik baja. Hal ini berarti dia akan dapat mengirim cukup tenaga ke dalam organ dalam seseorang melalui kulit dan ototnya. Namun, tingkat konversi 60% masih agak rendah. Han Sen berharap dia dapat meningkatkan konversinya menjadi lebih dari 90% dan lebih baik lagi kalau dapat mencapai 95% sebelum kontes. Kalau tidak, dengan tingkat kebugaran Han Sen yang sedikit di bawah 100, walaupun dia dapat menggunakan kekuatan yin dengan efektif, dia mungkin tidak akan dapat melukai lawannya. Lagipula, lawannya adalah seseorang dengan tingkat kebugaran lebih dari 100. Sebenarnya lebih sulit melatih kekuatan yin daripada kekuatan yang. Selain itu, tidak ada cara yang nyaman untuk melatihnya. Han Sen harus menghabiskan banyak waktu dan mengerahkan seluruh kekuatan otaknya. Walaupun Han Sen tidak menghabiskan seluruh waktunya untuk berlatih, dia telah melatih kekuatan yin selama beberapa tahun. Walaupun demikian, konversinya hanya 60%, hal ini menunjukkan betapa sulitnya melatih kekuatan yin. Sepanjang perjalanan pulang Daphne ke Persekutuan, Han Sen berlatih kekuatan yin dalam setiap kesempatan yang dia miliki. Dia tidak lagi masuk ke dalam kamp virtual. Qin Xuan yang seringkali mampir ke kamp, berharap dapat bertemu dengan Han Sen lagi dan belajar sesuatu darinya. Sayangnya, dia tidak pernah bertemu Han Sen lagi dan selalu merasa kecewa. Sebelum Daphne tiba di pelabuhan ruangan manusia, sebuah kapal perang dikirimkan dari Persekutuan dan memeriksa setiap orang secara terpisah. Kali ini, Daphne telah menderita kerugian besar, termasuk 2 profesor yang yang paling ternama mempelajari peradaban Pengkristalisasi. Banyak peneliti juga mati di planet itu. Kecelakaan itu sangat fatal. Untungnya, dua kristal tingkat tinggi yang dibawa oleh Han Sen diserahkan oleh Ji Yanran kepada Persekutuan, sehingga dia mendapatkan penghargaan dari Persekutuan. Ditambah dengan pengaruh yang dimiliki oleh keluarganya, Ji Yanran tidak mendapatkan hukuman. Lagipula, dia tidak bertanggung jawab atas pekerjaan penggalian. Setelah kembali ke Persekutuan, para prajurit dalam Daphne akhirnya mendapatkan kebebasan. Walaupun Daphne tidak akan mendapatkan misi dalam waktu singkat, para prajurit tetap tidak bebas sepenuhnya. Berita baiknya adalah mereka dapat masuk ke Tempat Suci Para Dewa jika mereka mau. Kontes militer akan dimulai kurang lebih sebulan lagi. Han Sen berencana untuk memanfaatkan waktu ini untuk meningkatkan poin geno sebanyak mungkin agar dia mendapatkan kesempatan yang lebih besar dalam kontes. Saat Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Para Dewi kembali, Han Sen menemukan bahwa Yang Manli telah mengatur tempat penampungan itu dengan baik. Sudah ada banyak orang yang tinggal di tempat penampungan, sehingga menghasilkan lebih banyak uang daripada perkiraan Han Sen. Setiap bulan, dia mendapatkan penghasilan lebih dari 10 juta. Wilayah itu tidak terlalu padat, jadi dia akan dapat menghasilkan lebih banyak uang jika ada lebih banyak orang. Zhu Ting sudah mendapatkan Menginjak Awan cukup lama. Karena Han Sen sudah lama tidak kembali ke Tempat Suci Para Dewa, ini adalah kesempatan pertama bagi Zhu Ting untuk memberikan seni geno hiper pada Han Sen. Setelah menerima Menginjak Awan, Han Sen pergi berburu. Dia tetap meminta Nol untuk tinggal di Tempat Penampungan Para Dewi. Karena dia tidak dapat memperoleh poin geno dari memakan daging dan juga tidak dapat jiwa binatang, tidak ada gunanya mengajak dia pergi berburu. Dia dapat tinggal di tempat penampungan dan menjaganya ketika ada makhluk yang menyerang tempat penampungan. Han Sen masuk ke dalam gletser dan pegunungan salju sendirian. Dalam perjalanannya, Han Sen berkelana dengan kecepatan penuh dan melewati semua makhluk yang dia temukan. Dia ingin membunuh makhluk yang kecil agar dapat dia habiskan dalam 1 atau 3 hari agar dapat meningkatkan poin genonya dengan cepat. Namun, hanya ada sedikit makhluk berukuran kecil di wilayah ini. Setelah berkelana selama 2 sampai 3 hari dalam gletser dan pegunungan salju, Han Sen akhirnya melihat seekor makhluk kecil yang belum pernah dia makan sebelumnya. Itu adalah seekor makhluk yang berukuran seekor kucing. Dia terlihat seperti seekor musang yang tertutup dengan bulu-bulu ungu, memakan buah-buahan merah yang tumbuh dalam semak-semak di kaki pegunungan salju. Han Sen tidak pernah melihat makhluk seperti ini sebelumnya, dia tidak berani gegabah. Dia memastikan tidak ada makhluk lainnya di sekelilingnya, dia menyelinap mendekati musang ungu. Namun, ketika dia berada pada jarak 100 kaki dari musang ungu, musang itu mengendus kehadirannya. Menatap Han Sen dengan mata ungunya, dia tidak kabur ketakutan, tetapi melemparkan dirinya pada Han Sen dengan ganas. Jantung Han Sen berhenti berdetak. Kecepatan musang ungu itu luar biasa cepat. Hanya dalam sekejap dia sudah berada di depan wajah Han Sen. "Seekor makhluk berdarah sakral!" Han Sen merasa terkejut dan sangat senang pada saat yang bersamaan. Kecepatan makhluk itu bahkan lebih cepat daripada dirinya, jadi tidak diragukan lagi itu adalah makhluk berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, Han Sen mengelak dari serangan musang ungu. Pada saat yang sama, dia meninju badan mungil musang ungu. Di udara, musang ungu memelintir tubuhnya dengan sudut yang tajam dan menghindar dari tinju Han Sen, melanjutkan serangan pada Han Sen. Tidak sempat menghindar, Han Sen tercakar oleh musang. Baju baja ratu peri sama sekali tidak efektif. Jika Han Sen tidak menghindari serangan itu, cakar itu mungkin akan menembus perutnya. Luka seperti ini tidak membuat Han Sen merasa gentar. Dia tetap merasa tenang, menggunakan gerakan kakinya untuk bertarung dengan musang. Kekuatan makhluk itu di luar imajinasi Han Sen. Parahnya kulit Han Sen yang tercakar mengeluarkan darah berwarna ungu. Jelas, dia telah diracuni. Chapter 483 - Musang Bertapak Hantu Karena Han Sen telah berlatih Kulit Giok, dia kebal terhadap sebagian besar racun. Setelah dia mencapai terobosan pertama, racun biasa tidak dapat melukainya sama sekali. Kenyataan bahwa racun dari musang ungu efektif pada Han Sen menunjukkan betapa kuatnya makhluk itu. Untungnya, Kulit Giok masih efektif. Setelah darah ungu mengalir beberapa saat, darahnya kembali berubah menjadi merah dan luka mulai pulih. Musang ungu ini sangat cepat dan tangkas. Dia bahkan dapat merubah arah di udara. Tinju Han Sen meleset selama beberapa kali. Untungnya, usaha Han Sen berlatih gerakan kaki tidak sia-sia. Bergantung pada keahlian memojokkan lawan yang luar biasa, dia berhasil menghindari setiap serangan dari musang ungu. Seorang pria dan seekor musang ungu bertarung dalam salju. Tubuh mungil musang memberinya keuntungan mutlak. Hewan itu menyerang Han Sen bertubi-tubi dengan ganas. Sayangnya, hewan tidak sepintar manusia. Musang ungu berdarah sakral memiliki kebugaran yang mengagumkan dan bakat luar biasa dalam bertarung, tetapi dia hanya mengandalkan instingnya. Han Sen menggunakan gerakan kaki dengan maksimal. Tampaknya dia berada pada posisi yang tidak menguntungkan, tetapi sebenarnya dia telah berhasil mengendalikan keadaan. Dengan memancing dan mengintimidasi, dia mendesak musang ungu untuk bergerak ke lokasi yang dia inginkan. Kitab Dongxuan tidak hanya efektif pada gerakan kaki, tetapi juga dalam gerakan tangan. Mirip dengan Pedang Sprocket yang digunakan oleh Wang Hou. Namun, Pedang Sprocket digunakan pada kolaborasi dua pedang, sedangkan penggunaan kitab Dongxuan lebih luas. Setiap bagian tubuh dapat digunakan untuk memainkan peranan dalam serangan. Namun, dengan adanya semakin banyak metode, lebih sulit memperhitungkan setiap gerakan dengan komprehensif. Han Sen baru saja mulai berlatih, maka dia belum dapat mencapai tingkat yang diinginkan. Memperhitungkan pukulan saja sudah cukup sulit baginya. Ketika orang lain bertarung, tenaga fisik yang digunakan. Tetapi ketika Han Sen bertarung, dia lebih banyak menggunakan tenaga otak. Dalam satu pukulan, dia harus mempertimbangkan bagaimana membuat belasan pukulan lainnya, bagaimana menempatkan dirinya, bagaimana lawannya dapat bereaksi dan mengatasinya, dan bagaimana bereaksi dengan reaksi lawannya, dan sebagainya. Dalam satu pukulan, Han Sen dapat melihat hasil yang akan didapatkan dari belasan pukulan dan bukan hanya dari satu pukulan itu saja. Tentu saja, perhitungan dia tidak sepenuhnya akurat. Lagipula, ketika dia berkalkulasi, lawannya juga melakukan hal yang sama. Dan lawan mungkin tidak mengikuti perhitungannya. Hanya ini jalan satu-satunya ketika kedua belah pihak memiliki kekuatan yang berimbang. Jika seseorang dapat mengalahkan yang lainnya dengan hanya mengandalkan kekuatan, tidak perlu menggunakan begitu banyak kekuatan otak. Cara yang lebih ideal tetap adalah dengan menguasai lawan. Han Sen tidak ada jalan lainnya pada saat ini. Lagipula, sebagian besar yang ditemuinya lebih kuat darinya, jadi dia tidak mungkin dapat mengalahkan musuhnya hanya dengan mengandalkan kekuatan. Musang ungu berdarah sakral yang malang tidak cukup pintar untuk dapat menebak perhitungan Han Sen. Walaupun musang itu jauh lebih cepat darinya, dia perlahan-lahan terdesak dan tidak berdaya. Han Sen segera melayangkan tinjunya yang berwarna giok pada musang ungu, yang terpojok dan tidak dapat menghindar. Dia terpukul oleh tinju Han Sen. Bum! Kekuatan yin menembus tubuh musang ungu berdarah sakral. Tubuhnya yang mungil terlempar sampai 50 kaki dan jatuh setelah menubruk bongkahan besar gletser. Ketika Han Sen akan mengejarnya, dia tiba-tiba menggelinding di tanah dan melarikan diri ke arah yang berlawanan. Jelas, musang ungu berdarah sakral ini terluka parah, dia terus menerus memuntahkan darah dan gerakannya melambat. Tidak mungkin Han Sen akan membiarkannya lolos. Dia cepat-cepat berlari menuju musang ungu. Karena Han Sen lebih pelan daripada musang ungu, dia tidak dapat segera menangkapnya. Karena musang itu terluka, dia juga tidak dapat melarikan diri dari Han Sen, terus menerus memuntahkan darah. Jika hal ini berlangsung terus menerus, walapun Han Sen tidak dapat menangkapnya, musang itu akan mati karena terluka parah. Han Sen pada awalnya mengira dia dapat membunuh musang ungu berdarah sakral dalam waktu singkat, tetapi dia tidak menyadari berapa tingkat kebugarannya. Setelah mengejar selama 4 hari dan 4 malam tanpa menutup mata, musang ungu akhirnya berhenti dan Han Sen sudah hampir menyerah. Menyeret tubuhnya yang kelelahan ke samping musang ungu, Han Sen menemukan bahwa hewan itu sudah berhenti bernafas. "Mahkluk berdarah sakral musang bertapak hantut terbunuh. Jiwa binatang dari musang bertapak hantu berdarah sakral diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." Han Sen telah lama tidak mendengar suara ini dalam pikirannya. Pada saat yang sama, jiwa binatang musang bertapak hantu ditambahkan ke pikirannya. Han Sen tidak berminat memeriksa jiwa binatang yang dia peroleh, dia segera duduk di atas salju dan kemudian berbaring. Setelah melakukan pengejaran selama 4 hari 4 malam tanpa istrirahat, Han Sen sangat kelelahan. Dia hanya mengandalakan resolusi dan Kulit Giok. Karena dia kuatir akan menarik perhatian mahkluk-mahkluk lainnya, Han Sen tidak berani menggunakan tunggangan pencerewet emas. Lagipula, pencerewet emas hanyalah seekor tunggangan super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Dengan kondisi terbesarnya, mungkin dia sanggup mengejari musang bertapak hantu. Namun ketika dia berukuran kecil, kecepatannya akan jauh lebih rendah, maka tidak akan dapat mengejar musang bertapak hantu. Karena itu, Han Sen harus mengandalkan kakinya sendiri untuk melakukan pengejaran. Pada saat ini, dia bahkan tidak berniat untuk mengangkat jarinya. Setelah berbaring di atas salju selama 2 sampai 3 jam, seluruh badan Han Sen tetap merasa pegal, tidak ingin berdiri. "Hei teman, apakah kau baik-baik saja? Kau tidak boleh tidur di sini. Kau akan mati kalau begini terus," melihat dia dari kejauhan, seorang wanita tinggi mendorong Han Sen yang sedang berbaring di atas salju dan berkata. Han Sen memang terlalu lelah. Melihat dia tidak berusaha untuk mencuri musang di tanah, dia tahu bahwa wanita ini tidak bermaksud jahat, maka dia tidak berdiri dan hanya berkata dengan santai, "Jangan pedulikan aku. Aku tidak akan mati." Karena dia telah me buat terobosan pertama dalam Kulit Giok, Han Sen tidak akan mati walaupun ketika dia terkubur dalam salju, apalagi hanya berbaring di atasnya. "Kau akan mati kalau begini terus." Wanita itu cemberut, menarik Han Sen dari salju, dan meletakkannya di punggungnya. Dia mengangkat mayat musang bertapak hantu dengan tangan lainnya dan berkata sambil berjalan, "Begitu lelah setelah membunuh hewan yang kecil ini, pria memang mahkluk yang tidak berguna." "Turunkan aku. Aku dapat berjalan sendiri." Han Sen merasa terkejut dan terhibur. Wanita ini mungkin memiliki keberanian yang besar seperti tubuhnya. "Tenang saja. Aku akan membawamu kembali ke tempat penampungan secara gratis," wanita itu berkata dengan santai. Chapter 484 - Arwah Kerajaan Han Sen awalnya terlalu malas untuk berpindah. Setelah mendengar dari wanita itu bahwa ada tempat penampungan manusia di dekat sana, dia memutuskan untuk beristirahat di punggungnya, membiarkannya membawa Han Sen ke sisi lain pegunungan salju. Wanita ini cukup tinggi, hampir seperti seorang pria. Sulit menebak berapa usianya. Han Sen merasa dia seharusnya tidak terlalu tua. Kebugarannya tampaknya juga biasa saja. Han Sen menduga bahwa indeks kebugaran wanita ini mungkin kurang dari 30. Dia seharusnya adalah evolver mutan yang baru saja masuk ke Tempat Suci Para Dewa, yang dapat diketahui dari tingkat kebugarannya yang rendah. Berdasarkan data statistik Persekutuan, 100 poin geno biasa dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dapat meningkatkan indeks kebugaran seseorang dengan 8 sampai 10 poin; 100 poin geno primitif dapat meningkatkan indeks kebugaran seseorang dengan 15 sampai 20; poin geno mutan dapat meningkatkan indeks kebugaran seseorang dengan dengan 25 sampai 30; 100 poin geno sakral dapat meningkatkan indeks kebugaran seseorang dengan 40 sampai 50. Walaupun angka itu hanya perkiraan kasar dan statistik aktual bergantung pada situasi masing-masing, biasanya jatuh pada rentang itu. Asalkan Han Sen berhasil memaksimalkan poin geno biasa dan poin geno primitif, dia akan dapat meningkatkan indeks kebugarannya sebesar 30. Dengan indeks kebugaran awalnya yang sebesar 70, dia mungkin dapat mencapai angka 100 untuk kebugaran. Bagi orang biasa, tidak mudah mencapai tingkat kebugaran 100. Bahkan bagi seorang evolver berdarah sakral memulai dari tingkat kebugaran sekitar 30. Bahkan dengan poin geno biasa, poin geno mutan yang maksimal, seorang evolver sakral tidak akan dapat mencapai indeks kebugaran 100 tetapi harus memperoleh beberapa poin geno sakral juga. Bahkan lebih sulit bagi evolver mutan. Sedangkan para evolver primitif, mereka pada dasarnya serdadu umpan Meriam di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Sulit bagi mereka untuk membunuh walaupun hanya seekor makhluk biasa. Wanita ini jelas tidak memiliki latar belakang yang terpandang. Bergantung pada dirinya sendiri, dia mungkin telah mengalami banyak masa-masa sulit seperti Han Sen ketika dia pertama kali tiba di Tempat Penampungan Baju Baja. Banyak orang yang bahkan tidak dapat mencapai indeks kebugaran 100 sepanjang hidupnya, sehingga mereka tidak berani pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga dan mati karena usia tua di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Bahkan ada beberapa orang yang mempertaruhkan nyawanya untuk pergi ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga tanpa mencapai tingkat kebugaran 100, namun sebagian besar dari mereka mengalami kematian karena kecelakaan. Hanya kurang dari 1/1000 yang dapat bertahan hidup. Alasan Han Sen bekerja keras untuk membangun fondasi yang kokoh di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama bukan hanya untuk dapat bersantai-santai di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Di Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga dan Keempat, dia akan memerlukan kebugaran yang lebih kuat untuk dapat bertahan hidup. Untuk dapat mencapai sejauh itu, dia harus membangun fondasi yang kokoh. Dengan pondasi yang tidak bagus, perjalanannya hanya akan menjadi lebih sulit. Wanita ini sangat bawel. Dia sangat terbuka, berbincang dengan Han Sen sambil membawanya. Dengan terus menerus menanggapi wanita ini, Han Sen segera dapat mengetahui banyak hal. Wanita itu bernama Guan Tong, berusia 29 tahun. Dia datang ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua semenjak 3 atau 4 tahun lalu. Untungnya, dia bernasib baik dan dikirimkan ke tempat penampungan berukuran sedang yang menampung sekitar 10.000 orang tanpa menemui resiko apapun. Namun, keluarga Guan Tong sangat sederhana, maka cukup sulit baginya untuk berevolusi dengan poin geno mutan yang maksimal. Di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, hidupnya bahkan lebih sulit. Sampai sekarang, indeks kebugarannya belum mencapai 30. Dia tinggal di tempat penampungan yang bernama Tempat Penampungan Roda Bintang, pemiliknya adalah Lui Xinglun. Ketika mendengar nada kagum Guan Tong saat membicarakan tetang Li Xinglun, Han Sen merasa agak penasaran dengan Lu Xinglun. Setelah Guan Tong membawa Han Sen dan melewati dua pegunungan, Han Sen akhirnya melihat Tempat Penampungan Roda Bintang. Han Sen terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Bukan karena tempat penampungan itu sangat luar biasa. Sebenarnya Tempat Penampungan Roda Bintang hampir sama dengan Tempat Penampungan Para Dewi milik Han Sen, jadi ini awalnya pasti adalah tempat penampungan arwah bangsawan. Alasan Han Sen merasa terkejut adalah karena wilayah di sekeliling Tempat Penampungan Roda Bintang dipenuhi oleh makhluk-makhluk. Elang Raksasa berterbangan di langit di atas tempat penampungan. Gerombolan binatang-binatang datang menghampiri dinding tempat penampungan. Mayat-mayat dan darah membuat lantai di sekitar tempat penampungan membuatnya terlihat seperti kuburan. Seekor makhluk yang lebih tinggi daripada dinding tempat penampungan menghantam dinding dengan pukulannya yang seperti palu, berusaha untuk membuat celah besar di dinding. Longlongan binatang dan teriakan manusia serta campuran darah dan api bagaikan simfoni kehidupan dan kematian. Potongan tubuh manusia maupun binatang terlihat berserakan di mana-mana. Pada medan pertarungan utama di depan gerbang tempat penampungan, seorang pria yang mengenakan baju baja salju mengayunkan sebuah pedang perak panjang, bertarung dengan seekor monyet besar, seekor burung perak berkepala dua, seekor binatang unicorn, dan seekor hewan melata merah. Bertarung dengan empat makhluk sendirian, dia tetap berada pada posisi yang unggul, sehingga membuat Han Sen merasa cukup terkejut. Empat makhluk itu jelas adalah makhluk berdarah sakral. Pria itu sanggup bertarung dengan mereka semua sendirian, menghalangi serangan dari semua makhluk itu, sehingga tempat penampungan itu masih dapat bertahan sampai saat ini. Namun, kondisi ini tidak dapat bertahan lama. Ada begitu makhluk yang menghantam Tempat Penampungan Roda Bintang seperti gelombang laut. Di antara mereka, dua makhluk berdarah sakral dihalangi oleh dua evolver dalam tempat penampungan. Namun, makhluk lainnya tetap menyerang manusia yang berusaha untuk melindungi tempat penampungan. Semua orang tahu bahwa jika mereka diteleportasi kembali ke Persekutuan pada saat ini, mereka tidak dapat kembali lagi kesini setelah mahkluk itu menempati tempat penampungan. Pada saat itu, mereka tidak akan dapat berteleportasi kembali ke Tempat Suci Para Dewa. Karena itu setiap orang berusaha untuk menjaga tempat penampungan ini dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Namun, jumlah mereka tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang tidak kenal takut dan tidak terhitung jumlahnya. Tidak tahu berapa lama mereka dapat mempertahankan tempat ini. Di belakang mahkluk-mahkluk, ada seorang wanita muda dengan rambut dan mata perak, dan sebuah tongkat perak di tangannya berada pada kepala makhluk yang terlihat seperti ular atau naga, mengamati segalanya dengan tenang. Di samping wanita muda itu, kelompok makhluk-makhluk yang bervariasi terus menerus melancarkan serangan yang ganas ke tempat penampungan ketika dia mengayunkan tongkatnya. Kematian manusia maupun makhluk sama sekali tidak merubah raut wajah wanita muda itu. "Arwah kerajaan!" Melihat penampakan wanita muda itu, Han Sen berseru dalam hati. Dia tidak tahu apakah nasibnya sedang baik atau buruk. Setelah sekian lama, dia akhirnya menemukan tempat penampungan manusia, tetapi sedang diserang oleh arwah kerajaan yang mengendalikan lebih dari 7 makhluk berdarah sakral. Dia jelas bukan seseorang yang dapat dilawan dengan mudah. Bum! Guan Tong melempar Han Sen dan mayat musang ke atas salju, berlari menuju tempat penampungan di bawah bukit. "Apa yang kau lakukan? Kau akan bunuh diri kalau pergi ke sana sekarang," Han Sen berteriak pada Guan Tong. "Kau tidak kehilangan tempat penampungan. Tidak ada perangkat teleportasi di dekat sini, Kami semua akan musnah kalau kehilangan tempat penampungan, jadi aku harus ikut membantu," Guan Tong membalas tanpa membalikkan kepalanya, bergegas ke tempat penampungan. Han Sen cemberut dan menatap arwah kerajaan. Satu-satunya cara untuk menyelamat kan tempat penampungan adalah membunuh arwah kerajaan. Kalau tidak, gerombolan makhluk-makhluk itu akan mengalir terus, dan manusia cepat atau lambat akan kehilangan tempat penampungannya. £¬ Chapter 485 - Secercah Harapan Dalam Keputusasaan Hampir mustahil dapat melihat pertarungan tumpah darah dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, maka akan sulit bagi seseorang yang belum pernah mengalami skenario yang begitu mengerikan dengan makhluk-makhluk yang menyerang tempat penampungan. Bahkan Han Sen yang telah menyaksikan banyak kematian juga tetap merinding melihatnya. Dia hanya memerlukan busur dan panah yang cukup kuat pada saat ini. Dia dapat seketika menembak mati arwah kerajaan, yang akan menyebabkan kehancuran bagi semua makhluk. Namun, dia tidak memiliki senjata yang dapat digunakan sekarang, apalagi busur dan panah. Berpikir tentang senjata, Han Sen segera mencari dalam pikirannya, yang merupakan lautan jiwa binatang. Jiwa binatang musang bertapak hantu yang baru diperolehnya sedang berbaring di sana. Han Sen memeriksa jiwa binatang musang bertapak hantu dan menjadi sangat senang. Tipe jiwa binatang musang bertapak hantu: senjata. Dengan perubahan pikirannya, senjata jiwa binatang segera muncul di tangannya. Tiga cakar ungu dengan panjang satu kaki muncul di tangan kanan Han Sen, gemerlap dengan racun. Terlihat seperti cakar adamantium milik Wolverine dalam X-Men. Dengan cakar-cakar ini, Han Sen tiba-tiba merasa mendapatkan kesempatan. Mendekati medan tempur, dia mengamati situasi dengan tenang. Banyak makhluk yang menjaga arwah kerajaan, sehingga dia mungkin hanya memiliki satu kesempatan jika dia ingin melancarkan serangan gerilya pada arwah kerajaan. Kesalahan sekecil apapun akan menyebabkan semua usahanya sia-sia. Tidak peduli betapa cepat Han Sen ingin membunuhnya, dia harus memeriksa medan tempur dengan seksama terlebih dahulu dengan sabar dan memperhitungkan semua kemungkinan. Guan Tong bergegas kembali ke tempat penampungan. Namun, ketika dia berdiri di atas dinding, dia merasa tidak berdaya melihat makhluk-makhluk yang menyerang tempat penampungan seperti air bah. Selain itu, semua orang yang menjaga tempat penampungan terlihat kehilangan harapan. Makhluk-makhluk itu tidak terhingga jumlahnya seolah-olah mereka tidak mungkin dimusnahkan. Banyak orang yang sudah terbunuh, tetapi ada semakin banyak makhluk yang melemparkan dirinya pada manusia bertubi-tubi. Bum! Makhluk yang lebih tinggi daripada dinding akhirnya berhasil menghancurkan dinding, dan sejumlah besar makhluk mulai memasuki tempat penampungan. Orang-orang yang menjaga tempat penampungan menjadi putus asa dan berubah menjadi pucat. Tanpa struktur yang melindungi mereka, akan lebih sulit bagi mereka untuk mempertahankan diri terhadap makhluk-makhluk itu. Sudah hampir dapat dipastikan bahwa Tempat Penampungan Roda Bintang akan hancur. "Mundur. Semua orang segera berteleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa," Li Xinglun mengeluarkan perintah sekencang mungkin sementara dia bertarung dengan makhluk-makhluk berdarah sakral. Dia kemudian mengayunkan pedang panjangnya dengan ganas dan membunuh belasan makhluk di hadapannya. Walaupun tidak ada orang yang rela menyerahkan tempat penampungan ini, tetapi mereka tidak memiliki pilihan lain. Walaupun mungkin akan sulit bagi mereka untuk berteleportasi kembali ke Tempat Suci Para Dewa di masa depan, namun keselamatan adalah prioritas utama. Orang-orang mulai mundur dari tempat penampungan dengan teratur. Orang-orang ini bukan preman, hal ini menunjukkan bahwa pimpinan mereka telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Pasukan arwah kerajaan terlalu kuat dibandingkan dengan mereka sehingga tidak peduli betapa kuatnya Li Xinglun, pertarungan dengan dengan mahkluk-mahkluk berdarah sakral dan membunuh mahkluk-mahkluk mutan dan primitif yang tidak terhingga jumlahnya, tetap tidak dapat menyelamatkan tempat penampungan. Semua perasaan negatif seperti tidak berdaya, enggan, amarah dan depresi membebani perasaan setiap orang dalam Tempat Penampungan Roda Bintang. Mereka bahkan tidak mau berbicara. Mereka mundur dengan teratur ke perangkat teleportasi di dalam tempat penampungan, tanpa kata-kata. Bahkan para evolver yang bertanggung jawab untuk melindungi dari belakang juga tidak dapat bersuara dalam pertarungan, seolah-olah tenggorokan mereka tersumbat sesuatu. Mundur tanpa kata-kata. Ini adalah suatu akhir yang tidak diinginkan oleh siapapun. Mundur berarti kegagalan, dan bahkan kehilangan tempat penampungan selama-lamanya. Setelah tempat penampungan dikuasai, kecuali kalau muncul seseorang yang dapat memusnahkan semua makhluk dalam Tempat Penampungan Roda Bintang, kalau tidak mereka hanya akan bunuh diri jika teleportasi kembali. "Bunuh!" Li Xinglun berkilau seperti sepotong giok. Pedang panjangnya berdansa seperti angin, melindungi setengah bagian dinding dari para makhluk, memberikan yang lainnya lebih banyak waktu untuk mundur. Tiba-tiba, sebuah sosok muncul dari kaki pegunungan di sekitar dan bergegas menuju ke arwah berambut perak yang bersembunyi di balik para makhluk, sehingga membuat para makhluk melonglong. "Apakah ada seseorang di sana?" Seseorang menyadari pergolakan yang aneh di antara para makhluk dan menatap ke arah kegaduhan. Mereka tiba-tiba melihat ada seorang pria yang melemparkan dirinya pada arwah kerajaan di belakang. "Ah! Benar-benar ada orang di sana. Bagaimana dia bisa ada di sana? Tempat ini dipenuhi dengan para makhluk yang dipimpin oleh arwah itu. Apakah dia berusaha untuk membunuh diri?" "Bodoh, dia berusaha untuk membunuh arwah kerajaan." "Bagaimana mungkin? Dia adalah arwah kerajaan dengan ular berdarah sakral dan ribuan makhluk lain yang mengawalnya. Mustahil dapat mendekatinya." "Mustahil atau tidak, dia memiliki keberanian untuk pergi ke sana. Aku mengaguminya." Orang-orang yang telah merasa putus asa tidak dapat menahan diri untuk berteriak kencang, berharap mereka juga bisa berada di sana bersamanya. Dalam sekejap, orang itu telah berada di tengah ribuan makhluk yang mengelilingi arwah, bergerak menuju arwah itu. Jantung semua orang berhenti berdetak. Bahkan orang-orang yang sedang bergerak mundur, memperlambat langkahnya. Walaupun mereka tidak percaya dengan keajaiban, mereka tetap berharap keajaiban akan muncul. "Dia orangnya!" Guan Tong melihat orang itu dan menjelaskan. Orang yang melemparkan dirinya pada arwah kerajaan adalah orang yang dia selamatkan dari salju. Melihat Han Sen masuk ke dalam kelompok para makhluk, perasaan semua orang merasa kacau. Saat Han Sen melemparkan dirinya pada arwah kerajaan, arwah berambut perak telah melemparkan pandangan yang aneh di matanya. Dia mengayunkan tongkatnya, dan dalam seketika, para makhluk berdarah sakral yang sedang menyerang tempat penampungan beralih menyerang Han Sen. "Hentikan mereka. Kita tidak boleh membiarkan mereka kembali." Melihat Han Sen yang mempertaruhkan nyawanya, Li Xinglun membulatkan tekadnya. Dia menghentikan burung berkepala dua dengan pedangnya kemudian berdiri menghalangi makhluk berdarah sakral lainnya yang akan menyerang Han Sen. Di bawah perintah Li Xinglun, para evolver yang sebelumnya sudah putus asa segera bergabung dalam pertarungan tanpa berpikir panjang. Dua evolver kuat lainnya kembali bertarung dengan dua makhluk berdarah sakral yang berusaha untuk menyerang Han Sen. Bum! Li Xinglun menghantam binatang unicorn dengan pedang perunggunya dan terjatuh, meninggalkan alur di tanah. Namun, dia tetap memegang pedangnya dengan erat dan menyeka darah di sudut bibirnya. Dia akan terus bertarung dengan makhluk berdarah sakral selama dia masih dapat bergerak. Pada saat ini, dia harus menghalangi jalan mereka dan menerima serangan mereka dengan kepala dingin, dan tidak tidak dapat menahannya tidak peduli betapa kuat dirinya. "Siapapun dirimu, mohon bantu aku membunuh arwah itu.:" Memuntahkan darah, Li Xinglun menebaskan pedangnya untuk menghentikan ular merah yang berusaha untuk kembali. Di sisi lain, Han Sen sudah berhasil menembus ke dalam kepungan para makhluk. Chapter 486 - Kupu-kupu Yang Menari Sendirian Setelah menyerap kristal merah, Han Sen mendapatkan kekuatan otak yang lebih kuat meskipun kemampuan untuk menggerakkan sesuatu tidak begitu berguna. Detail yang tak terhitung dalam seluruh medan peperangan dengan jelas tergambar di benak Han Sen, membuatnya lebih mudah membuat keputusan secara tepat. Saat dia melakukan langkah pertama, Han Sen telah memperhitungkan rutenya untuk maju dan segala kemungkinan yang ada, termasuk reaksi makhluk yang berbeda-beda. Meskipun mungkin tidak 100% akurat, Han Sen tahu ini adalah rute terbaik yang bisa dia pilih. Para evolver yang bertarung semuanya menaruh perhatian pada sosok yang ada jauh di dalam gerombolan makhluk, berharap hal yang tidak mungkin akan terjadi. Saat ini, pertunjukan Han Sen baru saja dimulai. Di saat dia memasuki gerombolan makhluk, seluruh medan peperangan menjadi medan catur yang besar bagi Han Sen. Tiap-tiap makhluk, termasuk roh kerajaan sendiri adalah bidak catur bagi Han Sen. Dan tujuan akhirnya adalah menyingkirkan bidak yang diwakili oleh roh kerajaan. Para makhluk yang ganas itu menyerang Han Sen, tetapi tatapan Han Sen sangat tenang. Sambil menggerakkan kakinya dengan cepat, dia bergerak maju sesuai rute telah dia rencanakan. Memancing, Mengecoh, atau langsung membunuh, Han Sen tidak bisa dihentikan oleh gerombolan makhluk. Dalam situasi yang tidak memungkinkan, Han Sen membuat rute yang memungkinkan yang mengantarnya pada roh kerajaan. Skenario itu terlihat luar biasa di mata yang lainnya. Ribuan makhluk benar-benar bagai lautan kepala tanpa celah. Di mata yang lain, kecuali seluruh makhluk itu dibinasakan, mustahil untuk mendekati roh kerajaan. Akan tetapi, setelah Han Sen ke sana, dia bergerak ke kiri dan ke kanan dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan tangan kanannya berkelebat. Satu per satu makhluk terluka parah dan banyak yang dipenggal, dan itu bukan bagian yang terhebat. Bagian yang terhebat adalah di awal sebenarnya banyak makhluk yang menghadang jalan Han Sen, tetapi untuk suatu alasan, mereka tiba-tiba menyingkir untuk membiarkannya lewat. Dalam gerombolan makhluk yang menggila, Han Sen bagaikan kupu-kupu yang menari sendirian. Meskipun dia dalam situasi yang buruk, keanggunan dan kecantikan sosoknya tidak terpengaruh. Dengan cara yang luar biasa, ribuan makhluk mengerikan gagal menghentikan Han Sen. Melewati pasukan besar, Han Sen berhasil naik ke tunggangan roh kerajaan, sang ular naga. Banyak orang yang tercengang. Ini seperti pertunjukkan sulap yang mengesankan. Darah dan ritme yang aneh membuat jantung seseorang jadi berdebar-debar. Duar! Saat Han Sen ada di hadapan ular naga, wajah gadis belia berambut perak itu tersenyum dingin. Bebatuan di bawah kaki Han Sen tiba-tiba terbelah. Sebuah arca hitam seperti setan muncul dari bawah tanah, tangan dinginnya menggenggam kaki Han Sen yang berada di depan wajahnya. Hampir di saat yang bersamaan, ular naga itu membuka mulutnya untuk melahap Han Sen. "Sialan, roh ini sangat licik sampai-sampai dia menyembunyikan arca berdarah sakral di bawahnya." "Berakhirlah sudah..." Orang-orang yang tadinya berharap mendadak kehilangan harapan. Diserang oleh arca berdarah sakral, ditelan ular naga, dan dikepung oleh para makhluk buas, orang itu tidak bisa kemana-mana. Sorotan dingin berkilat di mata Han Sen. Dia tiba-tiba melompat tanpa menghiraukan arca itu, dan melontarkan dirinya ke dalam mulut ular naga raksasa. Para evolver yang menyaksikan kejadian ini mau tidak mau bersedih. Seluruh harapan mereka hampir lenyap. Ini adalah gerakan yang nekat. Akan tetapi, ular naga itu begitu besar sehingga bisa begitu saja menelan pria itu. Cakarnya terlalu kecil sehingga tidak cukup untuk mengancam makhluk raksasa ini. Bahkan jika dia bisa menghajar makhluk itu, tebasannya hanya akan jadi goresan di tubuh raksasanya. Mungkin dia tidak akan mampu menembus sisiknya. Saat Han Sen hendak ditelan ular naga, tubuhnya tiba-tiba berhenti di udara dan naik sampai beberapa kaki. Dengan berpijak di hidung naga itu dengan kaki kanannya, dia melompat lebih tinggi dengan kecepatan luar biasa menuju ketinggian yang sama dengan roh kerajaan yang berdiri di atas kepala ular itu. Roh kerajaan tersentak dan menggerakkan tongkatnya. Sinar perak menyelimuti tubuhnya, mengubahnya menjadi prajurit dalam balutan jubah perak dan tongkatnya menjadi pedang perak tipis. Tanpa ekspresi, jari lentiknya bergerak, dan pedang perak tipis ditancapkan ke kening Han Sen seperti kilatan petir. Cepat, luar biasa cepat. Tidak ada waktu baginya untuk bereaksi. Di belakang Han Sen, arca berdarah sakral muncul seperti hantu, tangannya menggenggam kaki Han Sen dari belakang. Ular itu juga menjulurkan lidahnya yang seperti trisula untuk menghajar pinggang Han Sen. Di mata yang lainnya, Han Sen dihadapkan dengan jebakan mematikan. Namun, dari sudut pandang Han Sen, ini adalah kesempatannya. Seluruh rencana, rancangan yang cermat, dan kinerjanya adalah untuk saat ini. Jantungnya berdebar seperti gemuruh, Han Sen menggunakan Mantra Klenik semaksimal mungkin. Kelebihan muatan membuat tulangnya berderit. Jubah merah muncul di tubuh Han Sen saat mahkota merah delima muncul di atas kepalanya. Rambut hitam pendeknya menjadi pirang dan panjang, menari-nari di udara seperti orang gila. Matanya yang kini keemasan sepenuhnya tanpa emosi. Setelah berubah menjadi ratu peri, semuanya menjadi lebih lambat di mata Han Sen. Serangan diam-diam arca berdarah sakral, pedang lidah si ular, pedang perak tipis dari roh kerajaan, dan para makhluk yang tak terhitung melontarkan diri ke arahnya, seluruhnya menjadi gambar hologram di otak Han Sen, bahkan secuil detail yang bisa dipelajarinya Tanpa menghindar, Han Sen yang kini berada dalam kemampuan terbaiknya mendorong dadanya ke arah pedang perak tipis roh gadis berambut perak tanpa ragu, membiarkan pedang itu menembus dadanya dan mendekati roh itu secara bersamaan. Mereka begitu dekat satu sama lain sampai-sampai wajah Han Sen hampir bersentuhan dengannya. Han Sen tersenyum, melambaikan tangan kanannya dan menebaskan tiga cakar ungu ke kepala roh gadis yang cantik itu. Dengan tatapan tidak percaya, kepalanya terbelah menjadi empat bagian. Duar! Sosok roh gadis itu menjadi cahaya kerlap-kerlip dan menghilang. Tiba-tiba, seluruh medan perang tampaknya membeku. Para manusia dan makhluk dua-duanya berhenti untuk sesaat. Semua mata tertuju pada sosok yang menawan itu. Jubah merah dan mahkota merah delima memantulkan cahaya matahari yang begitu terang sehingga orang-orang sulit melihatnya. Chapter 487 - Arca Amuk Luka di dada Han Sen telah berhenti berdarah. Meskipun keputusan itu dibuatnya saat melihat gadis roh itu berubah menjadi ksatria, Han Sen melaksanakannya dengan sempurna dengan kontrol tubuhnya yang tak tertandingi dan waktu yang tepat. Meskipun pedang perak tipis menancap di tubuhnya, Han Sen berhasil menghindari semua organ dalamnya. Tusukannya berada di antara celah jantung dan paru-parunya. Selain itu, jantungnya adalah yang terkuat di antara semua organ dalam karena Mantra Klenik. Mungkin bahkan lebih kuat dari ototnya, yang membuat Han Sen berani mengambil resiko sebesar itu. Hal itu tampak menakutkan, tetapi bahayanya tidak terlalu besar dan hasilnya sangat bagus. Jika ini pertarungan normal, roh itu mungkin akan waspada. Han Sen bahkan tidak bisa menandinginya. Tanpa taktik spesial, mustahil bagi Han Sen untuk membunuhnya begitu cepat. Serangan menyelinap berfokus pada rencana. Tanpa pengorbanan, mustahil seseorang yang lebih lemah mengalahkan orang yang lebih kuat. Setelah Han Sen membunuh roh kerajaan, pasukan para makhluk kehilangan pemimpin mereka dan menjadi kacau balau. Para evolver Penampungan Roda Bintang berteriak penuh semangat, menyerbu dengan kemampuan terbaik mereka. Tidak lama, situasinya benar-benar terbalik. Pasukan para makhluk dikalahkan, berpencar di sekelilingnya, sementara para evolver mulai mengejar makhluk yang tertinggal di belakang. Tanpa menghiraukan luka di dadanya, Han Sen meluncurkan serangan pada arca berdarah sakral yang ada di dekatnya. Roh bisa bangkit di batu roh, jadi tidak ada yang tersisa untuk Han Sen. Jika dia tidak bisa mengambil kesempatan untuk membunuh satu atau dua makhluk berdarah sakral, dia telah mempertaruhkan nyawanya tanpa alasan. Diserang oleh Han Sen, arca berdarah sakral tidak bisa kabur dan terpaksa menghadapinya. Tangannya yang seperti batu terus-menerus memukul cakar hantu itu, sementara cakar tersebut hanya mampu meninggalkan goresan tipis di kulit arca. Akan tetapi, darah yang mengalir dari goresan itu perlahan-lahan menjadi ungu dan hitam. Cakar hantu sangatlah beracun, yang hampir mengalahkan Kulit Giok. Sudah jelas, arca ini tidak memiliki kemampuan untuk menawar racun. Racun musang tetap ada di senjata jiwa binatangnya, yang sangatlah berguna baginya untuk memburu makhluk berdarah sakral nanti. Racun adalah sesuatu yang sangat berguna, tetapi tidak banyak jiwa binatang dengan kemampuan ini. Saat Han Sen merasa bergairah, arca itu mendongak dan meraung. Kulitnya yang seperti batu tiba-tiba berkontraksi dan menjadi berwarna baja, yang tampak lebih tangguh. Tanpa disangka, dia menjadi makhluk amuk. Ting ting ting! Han Sen melakukan tiga serangan beruntun dan gagal melukai kulit arca itu. Arca itu tidak diam dan segera kabur. Tidak mudah bagi Han Sen untuk berkesempatan membunuh makhluk berdarah sakral, jadi mustahil dia akan membiarkannya lari. Han Sen mulai mengejar arca itu secepat mungkin. Tanpa berlari terlalu jauh, dia melihat kulit arca itu menunjukkan warna ungu. Merasa bersemangat, Han Sen tahu arca itu tidak pulih dari racun sebelumnya meskipun mengamuk. Kini Han Sen menjadi semakin terdorong untuk mengejar makhluk itu. Makhluk ini tampaknya hancur sudah. Kini hal satu-satunya yang Han Sen cemaskan adalah jika dia mati keracunan, dagingnya mungkin tidak akan bisa dimakan lagi. Namun, Han Sen tidak takut. Selama tidak mempengaruhi kenaikan poin geno, dia baik-baik saja. Saat para evolver dari penampungan tiba, Han Sen telah berlari jauh mengejar arca itu. Kecuali Guan Tong, tidak ada yang tahu siapa Han Sen. "Apa ada yang tahu siapa kawan yang membunuh roh itu?" Para makhluk pun kabur atau terbunuh. Setelah semuanya terkendali, Li Xinglun angkat suara dan bertanya. Seluruh orang di kerumunan itu saling bertatapan dan merasa bingung. Mereka juga ingin tahu siapa orang yang menyelamatkan Penampungan Roda Bintang itu dengan membunuh roh sendirian. Keberanian dan kekuatannya untuk memenggal ratu para ribuan makhluk meninggalkan kesan dalam pada semua orang. "Apa kita punya orang sekuat itu di Penampungan Roda Bintang?" "Aku rasa aku tidak pernah melihatnya." "Dia tampak begitu muda." "Aku ingin punya anak darinya." "¡­" Guan Tong bersemu merah, tidak mampu berkata apa-apa. Dia ingin berkata bahwa dia mengenal Han Sen, tetapi kemudian dia sadar dia bahkan tidak tahu siapa namanya ataupun dari mana dia berasal. Meskipun dia membuka mulutnya, dia tidak bisa berkata sepatah kata pun. Melihat tidak ada yang mengenal orang itu, Li Xinglun tanpa ragu memanggil tunggangannya, berlari ke arah Han Sen pergi. "Aku harus bertemu dia, bahkan hanya untuk mengetahui namanya." Li Xinglun menyuruh kudanya untuk berlari cepat. Untungnya, jejak arca itu dengan jelas berbekas sepanjang jalan, menunjukkan arah dimana Han Sen berada. Setelah Han Sen mengejar arca amuk di medan es yang luas sejauh lebih dari 300 mil, arca amuk akhirnya kehabisan tenaga karena racun yang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Han Sen mendekatinya dan menebaskan cakarnya, memenggal si makhluk setelah lebih dari seratus serangan. Dia baru berhasil karena makhluk itu terlalu lemah setelah keracunan. Jika tidak, bahkan senjata berdarah sakral tidak akan melukai kulitnya yang telah mengeras setelah menjadi amuk. "Arca iblis berdarah sakral amuk dibunuh. Jiwa binatang arca iblis amuk diperoleh. Daging tidak bisa dimakan." Suara yang dia dengar hampir membuat Han Sen tertawa senang. Dewi keberuntungan masih ada di pihaknya. Setelah datang ke Tempat Suci Para Dewa Kedua, Dia memperoleh jiwa binatang dari seluruh tiga makhluk binatang berdarah sakral yang dibunuhnya. Keberuntungannya jelas tanpa tanding. "Arca iblis, aku harap ini adalah jubah pelindung. Dengan senjata dan jubah pelindung, aku tidak perlu khawatir dengan apa pun." Han Sen dengan cepat melihat lautan jiwanya dan melihat arca iblis berjongkok dengan tenang. Tipe jiwa binatang arca iblis berdarah sakral amuk : simbol. "Simbol lagi!" Setelah Han Sen melihatnya, dia tercengan untuk sesaat. Dia masih belum mengetahui kegunaan jiwa binatang rajawali berdarah iblis yang diperolehnya terakhir kali. Tidak disangka, arca iblis berdarah sakral ini adalah simbol juga. Han Sen memanggil arca iblis dan tato berwarna neon dan berbentuk setan tiba-tiba muncul di tubuhnya, tampak menakutkan. Setelah tato itu muncul, Han Sen melihat kulit di sekujur tubuhnya bercahaya seperti neon. Han Sen mengeluarkan cakar setannya untuk melukai tangannya sendiri dan mendengar dentingan besi beradu. Tangannya yang seperti besi hanya meninggalkan tanda putih, bahkan tidak ada luka. "Ha-ha, ini hebat¡­ Fantastis..." Setelah menebas beberapa kali, Han Sen melihat hasilnya masih sama, yang membuatnya merasa kegirangan. Simbol arca iblis amuk ini jauh lebih baik dari simbol rajawali berdarah iblis yang kegunaannya masih belum jelas. Simbol ini sepadan dengan pertahanan seni geno hyper yang luar biasa. Dengan simbol ini, dia masih bisa menggunakan jubah pelindung jiwa binatang, yang cukup menakjubkan. Meskipun Han Sen tidak memperoleh jubah pelindung jiwa binatang seperti harapannya, dia bahkan lebih puas dengan hasilnya. Dia berteduh dari angin dan mengeluarkan musang bercakar setan dari tasnya. Dia dengan hati-hati menguliti musang itu, membersihkannya dengan salju, mengiris dagingnya yang lembut, mencelupkannya ke dalam saus, dan memakannya. Dia ada di medan es yang luas yang bahkan rumput pun tidak bisa ditemui, jadi tidak mungkin dia bisa membuat api unggun. Chapter 488 - Serambi Resmi Untungnya, daging musang bercakar setan sangat manis, tanpa bau amis dan rasa yang lezat. Sebenarnya, daging itu sangatlah enak dengan saus dibandingkan dengan sashimi. "Daging musang bercakar setan dimakan. Satu poin geno sakral diperoleh." Mendengar suara berbunyi lagi dan lagi, Han Sen sangat puas. Secara garis besar, dua poin geno sakral bisa meningkatkan indeks kemampuannya sebesar satu poin. Jika musang ini bisa memberikannya sepuluh poin geno sakral, indeks kemampuannya akan naik lima poin. Setelah memakan sebagian kecil daging musang, Han Sen tiba-tiba melihat tunggangan datang dari medan es. Yang mengejutkannya, dia adalah pria yang menghadapi empat makhluk berdarah sakral di Penampungan Roda Bintang tadi. Han Sen tidak tahu mengapa pria itu ada di sini. Saat dia keheranan, dia melihat pria itu memeriksa tempat di mana Han Sen membunuh arca iblis dan menelusuri jejaknya. Han Sen tiba-tiba menjadi waspada, menyaksikan pria itu berlari ke arahnya dan menghampirinya. "Kawan, jangan salah sangka. Aku tidak bermaksud jahat karena mengejarmu dan hanya ingin berteman." Melihat Han Sen, Li Xinglun menjadi senang dan mengatakan Han Sen alasan dia kemari. "Jika kau cuma ingin berterima kasih, maka itu tidak perlu," kata Han Sen. "Jika aku hanya mau berterima kasih, aku tidak perlu mengejarmu lebih dari 300 mil." kata Li Xinglun dengan suara yang jelas. "Lalu apa maumu?" Han Sen menatap Li Xinglun penasaran. "Aku sulit untuk menemukan orang yang aku suka, dan aku tidak ingin melewatkan pertemanan," kata Li Xinglun serius. "Kau tidak bisa membuat seseorang menjadi temanmu hanya dengan ucapan," kata Han Sen setelah memakan potongan daging lainnya. "Tetapi terlebih dahulu aku harus mengenalmu. Jika aku tidak mengenalmu, orang asing tidak akan pernah menjadi teman." "Itu benar." Li Xinglun duduk di seberang Han Sen, dan dua-duanya mulai mengobrol. Setelah sekian saat, Han Sen merasa orang ini cukup menarik. Dia pemberani, cerdas, dan humoris, jenis orang yang dengan mudah membuat orang lain merasa tenang. Meskipun Han Sen waspada, dia mau tidak mau merasa terkesan dengan pengetahuan dan tingkah lakunya. Orang ini jelas berasal dari keluarga terpandang. Berkat Li Xinglun, Han Sen mengetahui secara umum situasi tempat ini. Di medan es ini, ada penampungan manusia sebanyak 20 sampai 30. Akan tetapi, sebagian besar adalah penampungan yang direbut dari roh saudagar dan roh ksatria. Hanya ada tiga penampungan yang direbut dari roh bangsawan, dan tiga penampungan itu diatur oleh orang yang berbeda. Tiga orang mewakili tiga pasukan terbesar di medan es. Penampungan lain yang lebih kecil hampir seluruhnya di bawah kendali tiga pasukan itu, dan Penampungan Roda Bintang yang diatur oleh Li Xinglun adalah salah satu dari tiga penampungan terbesar di medan es itu. Selain itu, ada penampungan roh kerajaan, yang menghalangi jalan antara medan es dan dunia luar. Meskipun situasi tempat ini jauh lebih baik dari Penampungan Dewi milik Han Sen, area ini masih cukup terpencil, tidak terhubung dengan populasi besar manusia. Li Xinglun selalu ingin menaklukan penampungan roh kerajaan dan memperluas area berburu. Jika tidak, sumber daya akan terbatas di area ini, yang membuatnya kesulitan melampaui poin geno sakralnya. Namun, jika hanya bergantung pada kemampuan Penampungan Roda Bintang saja, mustahil mereka bisa menaklukan penampungan roh kerajaan. Selain itu, penampungan manusia di medan es ini saling berkompetisi satu sama lain selama bertahun-tahun, jadi ada banyak dendam di antara mereka, yang membuat mereka sulit bekerja sama untuk menaklukan penampungan roh kerajaan. Meskipun Li Xinglun telah mencoba mendorong seluruh penampungan untuk bersatu sejak dia menduduki Penampungan Roda Bintang, dendam dan kebencian yang telah menumpuk selama berabad-abad tidaklah mudah untuk diselesaikan. Han Sen sangat mengagumi strategi dan cara berpikir Li Xinglun, jadi dia setuju akan membantu jika Li Xinglun bisa membujuk dua penampungan lainnya untuk menaklukkan penampungan roh kerajaan bersama-sama. Han Sen sangat paham betul kekuatannya sendiri. Meskipun dia telah membunuh roh kerajaan satu kali, itu adalah serangan diam-diam, yang hanya akan berhasil pada saat pertama. Selanjutnya, roh kerajaan akan waspada. Dia mungkin bisa menghadapi makhluk tersebut jika hanya ada satu atau dua dari mereka. Lebih dari itu, situasi akan menjadi tidak menguntungkan baginya. Selain itu, ada banyak makhluk berdarah sakral di penampungan roh kerajaan. Maka dari itu, mustahil dia bisa menaklukkan penampungan roh kerajaan sendirian. Jika Li Xinglun bisa menyatukan tiga pasukan untuk menaklukkan penampungan roh kerajaan, Han Sen tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Terlebih lagi, selama dia bisa mendapat batu roh, dia pasti akan memperoleh kesetiaan dari roh kerajaan, yang merupakan hal yang paling bernilai dari roh kerajaan. Han Sen juga telah mempelajari bahwa para makhluk di area ini hampir semuanya terbagi menjadi tiga gerombolan besar. Ditambah lagi, tidak ada banyak makhluk di area ini dari awal. Karena itu, akan sulit baginya untuk memburu makhluk berdarah sakral lainnya. Meningkatkan poin genonya dalam waktu singkat tidaklah perlu dipertanyakan lagi. Han Sen berpikir tentang hal itu dan berhenti berburu. Dia mengikuti Li Xinglun kembali ke Penampungan Roda Bintang dan berteleportasi kembali ke aliansi menggunakan perangkat teleportasi di dalam penampungan. Musang bercakar setan memberinya sepuluh poin geno sakral seperti harapannya. Dengan dua poin geno sakral yang telah dimilikinya, Han Sen kini memiliki dua belas poin geno sakral. Dengan perolehan itu, Han Sen sangat puas dengan perjalanan ini. Awalnya, dia tidak begitu berharap untuk memburu makhluk berdarah sakral yang bisa dimakan, yang benar-benar merupakan kejutan. Karena dia tidak bisa meningkatkan poin genonya dalam waktu singkat, Han Sen memutuskan untuk tidak berburu lagi. Sebelum pertandingan militer dimulai, dia ingin fokus berlatih teknik yang tertulis di Dongxuan Sutra. Setelah pertarungan melawan roh kerajaan, Han Sen mendapatkan sedikit pemahaman baru teknik dalam Dongxuan Sutra, yang dia harap akan menjadi kuat melalui pertarungan dan latihan. Han Sen merenung dan masuk ke serambi resmi Jaringan Langit di Aliansi. Sebelum dia menjadi evolver, dia tidak bisa memasuki bagian evolver di serambi resmi, yang membuatnya memilih Gladiator. Kini dengan identitas resmi sebagai evolver, dia bisa mendaftar di serambi resmi untuk melawan para evolver dari seluruh Aliansi. Selain itu, serambi resmi memiliki keunggulan. Meskipun informasi akun serambi resmi bersifat pribadi dan dilindungi oleh hukum, tanda bangsawan akan muncul saat seseorang memasuki serambi. Para bangsawan dengan gelar yang berbeda-beda biasanya dipasangkan dengan lawan yang bergelar sama. Han Sen adalah bangsawan berdarah sakral, yang akan memiliki tanda di samping akunnya di serambi resmi. Dengan ini, sebagian besar lawannya adalah bangsawan berdarah sakral, sama dengan dirinya. Dan sebagian kecil lawannya adalah orang-orang dengan rekam jejak yang baik. Itu berarti mudah bagi Han Sen untuk bertemu pemain ahli di serambi ini, yang membuat Han Sen melepaskan Gladiator dan justru memilih serambi resmi. Saat mendaftar, Han Sen berpikir dan menggunakan nama Dollar. Namun, setelah dia memasukkan nama ID itu, dia melihat nama itu telah ada. Han Sen kemudian menambahkan beberapa kata dan mengubahnya menjadi "Akulah Dollar," tetapi ternyata telah diambil dan tidak bisa digunakan. Chapter 489 - Bunuh Dollar Han Sen mencoba beberapa kali, tetapi bahkan "Dollar9527" juga telah terdaftar. Merasa cukup kesal, Han Sen menulis "Bunuh Dollar" di nama ID-nya, yang akhirnya bisa digunakan. Setelah memasuki serambi maya, di depan dada Han Sen terdapat pin ungu mengkilap berbentuk perisai, yang mewakilkan identitas bangsawan berdarah sakral. Siapa pun akan tahu dia adalah petarung bangsawan berdarah sakral saat pandangan pertama, jadi ada banyak lirikan iri tertuju padanya. Meski pada zaman ini ada lebih banyak evolver berdarah sakral dibandingkan sebelumnya, persentase evolver berdarah sakral masih rendah. Han Sen memilih untuk dipasangkan secara acak dan dengan segera dipasangkan oleh seseorang. Melihat ada pin berdarah sakral di dada lawannya, Han Sen merasa cukup puas. Wang Dongyun memeriksa lawannya dan mendapati nama ID-nya adalah "Bunuh Dollar." Wang Dongyun menyunggingkan bibirnya dan merasa semakin terhibur saat melihat rekam jejak kemenangan dan kekalahannya masih kosong. "Bunuh Dollar? Anak baru sepertimu bahkan tidak layak untuk dibunuh Dollar." Wang Dongyun menjilat bibirnya, berpikir bagaimana dia akan memberi pelajaran anak baru ini untuk menunjukkan padanya dia seharusnya lebih berhati-hati dengan nama ID yang dia gunakan. ''Dollar adalah selebritis, jadi kau bisa menggunakan nama darinya. Tetapi jangan pikir kau hebat. Bunuh dolar pantatmu.'' Wang Dongyun juga menjadi evolver berdarah sakral tahun belakangan ini, jadi dia mengenal nama Dolar, yang begitu terkenal sampai sulit baginya untuk tidak tahu. Wang Dongyun cukup mengagumi Dollar, jadi dia bahkan lebih kesal saat melihat ID ini. Saat pertarungan dimulai, Wang Dongyun tanpa ragu menggunakan pukulan meledak unggulannya, siap untuk membunuh anak baru sombong yang berani menghina Dollar ini. Akan tetapi, saat dia tengah melayangkan pukulan, dia tiba-tiba melihat lawannya juga melemparkan tinju padanya. Meskipun serangan itu tidak begitu cepat, Wang Donghun harus mundur. Jika tidak, sebelum dia bisa mengenai lawannya, dia akan kalah duluan. Sambil menarik tinjunya dengan cemberut, Wang Dongyun mundur pada saat yang bersamaan, bersiap untuk menendang bokong anak baru itu nanti. Akan tetapi, setelah pukulan ini, Wang Dongyun kaget mendapati dirinya tidak pernah mendapat kesempatan untuk menyerang. Serangan lawannya tidak pernah berhenti, membuatnya merasa tertekan. Dia merasa harus menghindar atau menahan setiap pukulan dari lawannya, dan tidak ada kesempatan baginya untuk melawan balik. Saat dia menangkis dan menghindar, Wang Dongyun berakhir di sudut medan pertarungan tanpa disadari. Tanpa jalan keluar, dia pun dikalahkan. Wang Dongyun tidak percaya dia tidak mampu melayangkan satu pun pukulan menghadapi anak baru itu. Tidak mampu menerima hasilnya, dia menantang lawannya lagi cepat-cepat. Lawannya menekan tombol ya. Meskipun Wang Dongyun mencoba mengambil inisiatif kali ini, dia dengan cepat berakhir di situasi yang sama seperti sebelumnya, tidak mampu melawan balik sama sekali. Wang Dongyun mengirim undangan lagi, sementara lawannya memilih untuk menolaknya kali ini. Wang Dongyun bersikeras, tetapi lawannya telah memasuki pertarungan lain, tentunya dengan lawan baru. Wang Dongyun mencari ruangan lawannya dan memilih untuk menonton. Dia ingin melihat mengapa orang itu mampu mengalahkannya dan mengapa caranya begitu aneh. Kecepatan maupun kekuatan orang itu tidaklah hebat. Akan tetapi, dia benar-benar dikalahkan, yang membuatnya merasa enggan untuk mengakuinya. Wang Dongyun mengecek lawan Bunuh Dollar yang bernama "Akulah Ahli Pedang" dengan kemenangan lebih dari seribu dan kekalahan sebanyak delapan ratus. Ini rekor yang mengesankan. Karena orang ini adalah veteran di serambi ini, dia jelas tidaklah payah. Saat "Akulah Ahli Pedang" bergerak, Wang Dongyun tahu dia benar. Teknik berpedang orang ini sangatlah ganas dan cepat. Menilai dari gerakannya, Wang Dongyun tahu orang ini telah berusaha keras dalam berlatih kemampuan berpedangnya. Jika Wang Dongyun menghadapi orang ini, dia mungkin hanya bisa memilih untuk mundur dan mempertahankan dirinya dari teknik pedang seperti ini. Akan tetapi, pilihan Bunuh Dollar membuat mata Wang Dongyun terbelalak lebar. Bunuh Dollar tidak mundur sama sekali, tetapi terus maju, memukul Akulah Ahli Pedang. Pukulannya tidaklah cepat ataupun ganas. Di mata Wang Dongyun, Akulah Ahli Pedang pasti bisa menebas Han Sen dengan pedangnya, tetapi Akulah Ahli Pedang memilih mundur, menghindari pukulan dari lawannya. Kemudian, Wang Dongyun merasa seperti sedang menyaksikan siaran ulang pertarungannya sendiri. Akulah Ahli Pedang membuat keputusan yang sama persis dengan dirinya, terdesak oleh Bunuh Dollar sampai menit terakhir, tidak mampu melawan balik. "Tidak mungkin¡­ Sungguh mustahil¡­" Wang Dongyun hampir melompat dan berseru. Dia tidak mengerti mengapa Akulah Ahli Pedang memilih mundur dari awal. Dia juga tidak paham bagaimana Akulah Ahli Pedang kalah pada akhirnya. Dari sudut pandangnya, begitu banyak kesempatan untuk melawan balik. Selain itu, pukulan Bunuh Dollar jauh dari sempurna. Kenyataannya, dia bahkan cukup banyak kekurangan. Jika Akulah Ahli Pedang mampu mengambil kesempatan dari kelemahan itu, dia bisa membalikkan situasi, yang gagal dia lakukan. "Mungkin Akulah Ahli Pedang terlalu lemah? Ya, pasti begitu." Wang Dongyun berpikir itu pasti masalahnya si ahli pedang sehingga dia tidak bisa memanfaatkan celah tersebut. Meskipun kemampuan berpedangnya mengesankan, dia pasti tidak begitu cerdas. Akan tetapi, Wang Dongyun benar-benar lupa bahwa dia juga melakukan hal yang sama persis. Dia tidak merasa dia terlalu lemah dan tidak bisa mengakui kekalahannya. Akulah Ahli Pedang juga tidak bisa menerima kekalahannya dan mengirim undangan lainnya kepada Bunuh Dollar. Dia memiliki pemikiran yang sama dengan Wang Dongyun. Namun, Han Sen tidak setuju untuk bertarung lagi dengannya. Dia sedang berlatih teknik Dongxuan Sutra, jadi tidak ada gunanya untuk bertarung dengan seseorang yang dia telah kalahkan. Yang dia perlukan adalah tantangan baru yang tiada akhir melawan para lawan menggunakan kemampuan yang berbeda-beda. Setelah meluncurkan serangan menyelinap pada roh kerajaan, Han Sen memiliki pemahaman yang lebih dalam soal teknik Dongxuan Sutra. Tekniknya tidaklah perlu sempurna. Dan sebenarnya kemenangannya tidak ada artinya dibandingkan melewati rintangan luar biasa itu. Untuk mengalahkan orang yang lebih kuat, orang itu harus menggunakan kekuatannya untuk menyerang kelemahan orang yang lebih kuat. Cara menyerang kelemahan lawannya dengan kekuatan sendiri adalah fokus utama Han Sen saat ini. Alangkah baiknya jika dia bisa menjadi lebih kuat dari lawannya. Jika tidak, dia harus menunjukkan kekuatannya melawan kelemahan lawan, membuatnya menjadi lebih kuat, yang merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Yang Han Sen latih saat ini adalah menggunakan perhitungan untuk mencocokkan kekuatannya dengan kelemahan lawan. Bahkan jika lawannya jauh lebih kuat darinya dalam segala hal, dia bisa sedikit lebih kuat dan menghabiskan kekuatan lawannya untuk menang pada akhirnya. Wang Dongyun bersikeras menonton pertarungan Han Sen satu demi satu. Tidak lama, dia mendapati bahwa alasan Akulah Ahli Pedang kalah bukanlah karena dia lemah, tetapi karena Bunuh Dollar terlalu kuat. Dalam belasan pertarungan, Bunuh Dollar menghancurkan lawannya dengan cara yang sama, yang begitu aneh sampai-sampai dia mempertanyakan tentang takdir. "Apakah dia adalah Dollar?" Wang Dongyun tiba-tiba bertanya-tanya. Chapter 490 - Sang Raja Telah Kembali Setelah Wang Dongyun memikirkannya, dia tidak bisa menahannya. Wang Dongyun kemudian merekam semua pertarungan Bunuh Dollar selanjutnya. Setelah Wang Dongyun menonton beberapa ronde, Bunuh Dolar tiba-tiba meninggalkan serambi maya. Wang Dongyun lalu menonton apa yang direkamnya berulang kali. Semakin Wang Dongyun menontonnya, semakin dia merasa tidak percaya. Di setiap pertarungan, Bunuh Dollar menang mutlak, tidak memberikan lawannya kesempatan untuk melawan balik. "Sangat mungkin pria ini adalah Dollar..." Wang Dongyun merasa semakin bersemangat. Meskipun ada banyak petarung ahli di antara para evolver, dia tidak bisa memikirkan siapapun selain Dollar yang akan menamai dirinya seperti itu. Akan tetapi, Wang Dongyun tidak yakin apakah itu benar. Dia ragu-ragu dan mengunggah rekamannya ke forum resmi dengan judul "Dollar Kembali? Menghancurkan Semuanya." Karena tidak ada satupun kabar tentang Dollar setelah sekian lama, video itu tidak menarik banyak perhatian pada awalnya. Namun, satu orang selalu memperhatikan kabar Dollar, yaitu Fang Mingquan si pemandu acara. Saat ini, Fang Mingquan telah menjadi pemandu terbaik di Stasiun Huangxing. Hampir seluruh acara yang dipandunya memiliki rating tinggi. Salah satu program terbarunya memiliki rating di atas seratus juta di seluruh Aliansi untuk episode pertamanya, yang jelas termasuk pertunjukan terbaik. Dibandingkan sebelumnya, Fang Mingquan kini hidup senang, menikmati hidup sebagai selebriti. Akan tetapi, Fang Mingquan tidak pernah melupakan Dollar yang memajukan karirnya, dan terus menerus mencari berita tentang Dollar. Sayangnya, Han Sen tidak menggunakan identitas Dollar tahun belakangan ini. Bahkan jika Fang Mingquan ingin melakukan sesuatu, dia tidak bisa karena dia tidak punya berita tentang Dollar sama sekali. Hari ini, Fang Mingquan mencari berita tentang Dollar di Jaringan Langit seperti biasa, mencari berita terbaru. Setelah mencari-cari, Fang Mingquan berpikir, ''Dollar, kau seharusnya sudah ada di Tempat Suci Para Dewa Kedua selama dua atau tiga tahun. Dengan kemampuanmu, kau seharusnya sudah memperoleh banyak poin geno. Ayo, inilah saatmu.'' Fang Mingquan tiba-tiba melihat video berjudul "Dollar Kembali? Menghancurkan Semuanya" dan menontonnya. Tahun belakangan ini dia telah melihat banyak artikel dan video dengan judul seperti ini. Banyak judul yang bahkan lebih dramatis, seperti "Kebenaran Tentang Jatuhnya Dollar : Wanita Misterius di Ranjangnya,""Misteri Hilangnya Dollar: Dosa Selama Empat Hari," dan seterusnya. Namun, tidak ada satupun yang memiliki berita penting. Setelah menonton video itu, wajah Fang Mingquan tiba-tiba menjadi serius. Dia begitu bersemangat sampai gemetaran. Meskipun orang di video itu menggunakan fungsi menyamarkan wajah dan yang dia bisa lihat hanyalah nama ID-nya, dia merasa bahwa orang ini adalah Dollar. Setelah menonton video itu dengan serius, Fang Mingquan cukup terkejut. "Memang, ini adalah Dollar. Bahkan di antara para evolver, dialah juara mutlaknya. Aku belum pernah melihat hal seperti ini." Tanpa ragu, Fang Mingquan mengedit video itu menjadi versi yang lebih meyakinkan, siap menayangkannya selama acaranya berlangsung. "Liu, atur topik hari ini untuk dipindahkan ke episode selanjutnya." Fang Mingquan menelpon asistennya. Liu merasa heran tentang mengapa Fang Mingquan mendadak mengubah topiknya yang telah dipersiapkan selama hampir sebulan. Namun, Fang mingquan begitu populer belakangan ini sehingga bahkan pemimpin stasiun memanggil Fang Mingquan kakak dengan senyum lebar setiap kali dia melihat Fang Mingquan. Fang Mingquan benar-benar berkuasa untuk mengubah topik tanpa meminta persetujuan. "Pak Fang Mingquan, topik apa yang akan menjadi fokus kita di episode ini?" Setelah mengaturnya, Liu bertanya pada Fang Mingquan. "Dollar." Fang Mingquan hanya mengucapkan satu kata. Fang Mingquan memutar video itu dalam acaranya dan mengumumkan kembalinya Dollar dengan kata-kata yang menggugah hati, yang menarik perhatian para evolver di Aliansi. Banyak orang mulai berdiskusi mengenai hal itu karena Fang Mingquan memiliki ratusan juta penonton. "Benarkah? Apa dia benar-benar Dollar?" "Namanya adalah Bunuh Dollar, itu terdengar lebih seperti musuhnya Dollar." "Pukulannya begitu luar biasa. Bagaimana dia melakukannya?" "Dolar begitu tampan, menghancurkan segalanya." "Rajaku, kau akhirnya kembali. Terimalah kesetiaanku. Aku telah lama menunggumu." "Raja apaan? Dia belum tentu mampu mengalahkan Lin Feng saat belum berevolusi. Apalagi dia kini di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dia belum lama berada di sana. Sekuat apa sih dirinya? Di sana banyak evolver yang bisa membunuhnya." "Diam kau. Dollarku tak terkalahkan kemanapun dia pergi. Kau tahu apa sih?" "Jangan terlalu menggebu-gebu. Sudah jelas apakah Dollar itu kuat atau tidak. Kau bisa lihat dari video itu kalau semua lawannya adalah bangsawan berdarah sakral, tetapi mereka semua dikalahkan oleh Dollar." "Tepat sekali, kekuatan Rajaku tidak diragukan lagi." "Duh, aku berharap bisa melihatnya bertarung lagi." "Setelah menunggu begitu lama, aku bisa melihat Rajaku lagi." "Dollar, aku ingin memiliki bayi darimu." "Oh, kau pastilah laki-laki." "Kita bahkan belum yakin apakah dia Dolar. Jangan terburu-buru." "Ini serambi resmi, jadi kita semua bisa mengeceknya. Tampaknya dia telah bertarung cukup banyak." ¡­ Dengan ini, segerombolan besar orang membanjiri serambi resmi, dan banyak di antara mereka mencoba mengirimkan Dollar permintaan pertemanan. Saat Han Sen masuk ke serambi itu lagi, dia mendengar suara pemberitahuan permintaan pertemanan berbunyi seperti alarm kebakaran. Han Sen melihat ada puluhan juta permintaan pertemanan yang membuatnya benar-benar kaget. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Akan tetapi, tidak mungkin dia bisa mengecek semua permintaan itu, jadi dia terpaksa mengubah pengaturan privasinya untuk menolak setiap permintaan pertemanan. Dia juga memilih untuk tidak menerima permintaan pertemanan baru. Dan dunianya tiba-tiba menjadi sunyi senyap. "Apa yang terjadi?" Han Sen melihat berita di Jaringan Langit dan menemukan apa yang terjadi. Dia merasa terkejut sekaligus terhibur. Disaat yang sama, dia merasa Fang Mingquan pastilah memiliki koneksi misterius dengannya sampai bisa mengetahui dia adalah Dollar dalam keadaan yang sedemikian rupa. Han Sen tidak berminat untuk menjelaskan dan memilih pertarungan acak. Saat dia memasuki pertarungan, para pengamat di ruangannya melampaui batas. Ada begitu banyak orang menunggu untuk menonton pertarungannya dan mereka semua mengklik pada waktu yang bersamaan. Beberapa telah memasuki ruangan, sementara beberapa diberitahu bahwa ruangan telah penuh. Chapter 491 - Pedang Bulan Para evolver yang bertanding dengan Han Sen merasa tercengang ketika dia masuk ke medan tempur, melihat betapa penuh sesaknya tribun. Wang Xun tidak tahu apa yang terjadi. Walaupun dia adalah evolver berdarah sakral dan cukup terkenal, dia belum pernah mendapatkan sambutan seperti ini. Kapasitas penonton yang berjumlah belasan juta, tidak terduga dipenuhi dalam seketika. "Apa yang terjadi? Apakah seseorang mengetahui koleksi pornoku dan melaporkannya? Tidak mungkin, walaupun demikian, tidak mungkin ada begitu banyak orang iseng!" Sementara Wang Xun merasa bingung, hitungan mundur telah berhenti. Setelah masuk ke medan tempur, Wang Xun melihat lawannya dan berpikir, apakah lawanku adalah seorang selebriti? Mengapa ada begitu banyak penonton? Memikirkan hal itu, Wang Xun cepat-cepat memeriksa catatan lawannya, yang hanya lebih dari 20 pertarungan dengan persentase kemenangan sempurna. Dia pasti adalah seorang selebriti. Ini adalah kesempatanku. Jika aku dapat mengalahkannya, bukankah aku juga akan menjadi terkenal? Wang Xun merasa sangat senang. Tanpa ragu-ragu, dia mengambil dua pedang lebarnya dan memukul lawannya dengan sepenuh tenaga. Pedang lebar Wang Xun berbentuk bulan sabit, dan keahlian pedang lebarnya memiliki kekuatan berputar yang kencang. Itu adalah Pedang Bulan yang terkenal, keahlian pedang lebar evolver yang sangat sulit dilatih. Pedang Bulan mengharuskan orang yang melatihnya memiliki bakat khusus yang dinamakan ketangkasan yang luar biasa, terdengar agak aneh. Orang biasa yang kidal maupun bukan. Bahkan dengan berlatih, seseorang akan secara alami lebih cenderung menggunakan salah satu tangannya. Sangat sedikit orang yang tidak memiliki kecenderungan ini sejak bayi, mungkin 1 banding 10.000. Karena itu persyaratan dasar untuk mempelajari Pedang Bulan sangat sulit, dan hanya segelintir orang yang dapat melatihnya. Namun, Pedang Bulan sangat kuat. Seseorang yang menggunakan dua pedang akan sekuat dua orang yang menggunakan pedang secara bersamaan. Seseorang dapat bertarung dengan beberapa orang pada saat yang bersamaan. Dalam pertarungan satu lawan satu, orang yang berlatih Pedang Bulan akan memiliki keuntungan mutlak. Dengan kebugaran dan keahlian seni bela diri yang sama, hampir tidak ada orang yang dapat mengalahkan seseorang yang telah berlatih Pedang Bulan. Bahkan menghadapi lawan yang menggunakan dua pedang, Pedang Bulan tetap akan lebih unggul. Mereka yang datang untuk menyaksikan Dollar tidak menyangka dia akan dipasangkan dengan orang yang telah berlatih Pedang Bulan. Namun, mereka segera memahami bahwa Dollar adalah seorang bangsawan berdarah sakral, jadi mustahil untuk memasangkan dirinya dengan seseorang yang lemah. Walaupun Dollar cukup kuat, semua lawannya adalah bangsawan di antara para evolver yang memiliki keahlian yang hebat. "Apakah menurutmu Dollar akan menang?" "Aku rasa tidak. Pedang Bulan tidak dapat dikalahkan dengan semudah itu. Selain itu, Dollar baru saja masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama 2 sampai 3 tahun. Aku tidak percaya bahwa poin genonya cukup tinggi." Ada banyak perdebatan di antara para penonton, sementara Wang Xun telah menyerang Han Sen dengan Pedang Bulan. Namun, reaksi lawannya membuat Wang Xun tercengang. Dia belum pernah bertemu dengan seseorang yang berusaha untuk menyerangnya terlebih dahulu ketika dia menggunakan Pedang Bulan. Selain itu, lawannya tidak menggunakan senjata apapun, menyerangnya dengan tangan kosong. "Persetan, beraninya kau meremehkan aku. Kakakmu akan memberikan kau pelajaran betapa mengesankannya Pedang Bulan." Wang Xun menambahkan tenaganya pada pedang lebar, berusaha untuk membunuh lawannya dalam satu serangan, yang akan membuatnya menjadi sangat terkenal. Namun, sebelum pedang lebarnya mengenai tubuh Han Sen, Han Sen bergerak ke samping walaupun tangan Han Sen bergerak ke depan. Posisi Han Sen begitu aneh, sehingga Wang Xun tidak tahu harus bereaksi seperti apa untuk sementara waktu. Pria ini aneh. Aku akan melakukannya dengan perlahan. Pukulan Han Sen dilayangkan padanya secara bertubi-tubi mirip dengan Pedang Sprocket. Serangannya telah diatur dengan begitu rapi sehingga Wang Xun harus berusaha untuk melindungi dirinya terlebih dahulu, tidak memiliki kesempatan untuk menyerang balik. Bum! Wang Xun gagal membuat serangan sama sekali sampai pada akhirnya dia dihabisi oleh Han Sen. Merasa menyesal dan kesal, Wang Xun membela diri bahwa dia tidak cukup agresif pada serangan pertama, kalau tidak dia tidak akan berakhir seperti ini. "Ha, ha! Dollar memang hebat. Keahlian yang luar biasa." "Tampak seperti dalam video. Ini adalah pertandingan acak, jadi tidak mungkin ada penipuan." "Rajaku sungguh kuat." "Pertarungan yang sangat luar biasa. Hanya Dollar yang dapat melakukannya." "Raja tetap adalah raja. Siapa yang berani mengatakan bahwa dia telah jatuh?" ¡­ Dollar tidak memperhatikan para penonton dan memilih untuk dipasangkan dengan lawan berikutnya secara acak. Ketika dia bergerak, para penonton juga memilih untuk dipasangkan secara acak, berharap dapat menjadi lawannya. Ketika Han Sen memulai pertarungan kembali, mereka yang tidak terpilih menjadi penonton. Dalam sekejap, ruangan itu riuh rendah. Kali ini, Fang Mingxuan yang telah menerima pesan masuk ke dalam ruangan, menyiarkan pertarungan secara langsung. Ini hanyalah pertarungan biasa dalam platform resmi, dan bukan pertandingan. Kedua pemain bahkan dipasangkan secara acak. Namun, jumlah penonton tetap bertambah dengan sangat pesat. Penonton online telah mencapai 10 juta hanya dalam waktu beberapa detik dan masih tetap bertambah. Tampaknya jumlah penonton akan mencapai 100 juta dalam waktu singkat. "Akhirnya! Aku melihat Dollar." "Apakah kau tidak masuk ke dalam ruangan?" "Iya. Terlalu banyak orang yang berusaha." "Ha, ha, ketika kita berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, Dollar adalah keyakinan kita. Sekarang kita semua adalah evolver, Tuan Dollar tetap tidak ada tandingannya." "Aku sungguh-sungguh menikmati pertandingan dia yang mengalahkan orang lain." "Bunuh Dollar, namanya yang sungguh ironis. Dollar mungkin satu-satunya orang yang dapat membunuh dirinya sendiri." "Lihatlah musuh Dollar." "Wow! Seorang wanita seksi. Dia pasti menjalani operasi plastik." "Ya ampun! Besar sekali!" "Jahanam, bola-bola dunia itu!" ¡­ Di seberang Han Sen, seorang wanita tinggi muncul. Di samping kaki jenjangnya, payudaranya sangat penuh. Dalam pandangan pertama, mata setiap orang pasti akan tertuju pada kedua payudaranya. Setelah beberapa saat, orang-orang baru akan menyadari bahwa wanita ini juga memiliki fitur lain yang tidak kalah menarik. Han Sen menatap lawannya juga serta merta tertarik dengan aset wanita itu. Sebagai seorang pria yang bermental baja, dia hanya menatapnya sekilas sebelum memeriksa profilnya. Nama yang terdaftar dalam identitas adalah "Berharap Aku Tidak Memahami." Chapter 492 - Jengkel Sama seperti Wang Xun, Berharap Aku Tidak Memahami juga tercengang. Dia tidak mengikuti berita tentang Dollar, maka dia juga tidak menyangka akan ada begitu banyak penonton sama sekali. Namun, tidak ada lawan Han Sen yang lemah. Setelah terkejut sesaat, Berharap Aku Tidak Memahami menjadi tenang dan menempatkan diri pada posisi bertahan, menunggu serangan dari lawannya. Dia sama sekali tidak tampak gelisah. Penonton pertarungan dan penonton acara Fang Mingquan merasa terkejut dengan penampilan wanita cantik berdada besar. Menghadapi situasi seperti ini, tidak mudah untuk menenangkan diri dan tetap menjadi dirinya sendiri. "Tertutup seperti sebuah kotak, ini adalah tinju dinding besi dari Taishou Wang," Fang Mingquan mengenali keahlian wanita itu dan menjelaskan dengan penuh semangat. "Aku yakin kita semua tidak asing dengan Taishou Wang, yang adalah seorang Senator dan setengah dewa. Tinju dinding besi telah dikenal sebagai keahlian pertarungan pertahanan diri yang terbaik di dunia. Kita akan menikmati pertunjukan yang hebat hari ini. Ketika keahlian serangan yang terbaik bertemu dengan keahlian pertahanan yang terbaik, apa yang akan terjadi? Mari kita tunggu dan saksikan pertarungan antara pedang dan perisai." "Wow! Ternyata si cantik itu adalah salah satu Taishou!" "Lihat payudaranya. Aku akan langsung menyerah ketika melihat payudara seperti itu. Tinju dinding besi juga bagus." "Aku akan berlutut sebelum menyerah." "Aku kuatir Dollar berada dalam masalah kali ini. Tinju dinding besi sangat luar biasa. Aku pernah melihatnya. Seorang evolver yang dikepung oleh 6 orang dapat berjalan keluar dengan mudah bermodalkan keahlian ini." "Bagus sekali. Ini akan menjadi pertunjukkan yang luar biasa." Melihat keahlian pertahanan dari seorang wanita cantik, mata Han Sen berbinar-binar. Setelah bertarung dengan belasan lawan, dia tidak pernah bertemu dengan seseorang yang memiliki pertahanan yang bagus, sehingga membuat dia merasa sangat penasaran. Tanpa ragu-ragu, Han Sen melemparkan pukulan padanya. Tidak ada istilah pertahanan yang sempurna dalam dunia ini. Sama halnya dengan serangan Han Sen, tidak ada yang tidak bercela. Jika dua orang dengan kekuatan yang seimbang bertarung, seseorang akan dapat mengalahkan yang lainnya ketika muncul kesalahan. Tanpa bergerak, tidak akan ada kesalahan, sehingga siapapun yang melemparkan pukulan pertama dapat dengan mudah membuat kesalahan dan kalah dalam pertarungan. Tinju dinding besi lebih dari sekedar pertahanan. Tetapi juga meliputi serangan balik. Wanita cantik itu memahami logika ini dengan sangat baik, maka ketika dia melihat Han Sen melakukan gerakan pertama secara mendadak, dia agak meremehkan lawannya. Walaupun demikian, wanita berdada besar itu tetap waspada. Karena kesalahan terbesar dalam pertahanan adalah kecerobohan, dia tidak akan membuat kesalahan seperti itu. Wanita cantik itu menggunakan keahlian tinju dinding besi untuk memblokir serangan Han Sen. Kedua kedua tinju bersentuhan, mereka berdua merasa terkejut. Han Sen tidak mendapatkan keuntungan, dan kekuatan si cantik juga tidak lebih lemah dari dirinya. Han Sen tidak berencana untuk mengalahkannya dengan kekuatan. Tujuannya adalah berlatih teknik yang tertulis dalam Kitab Dongzuan. Menguasai lawan tidak menguntungkan bagi Han Sen, apalagi dengan kenyataan bahwa kekuatan Han Sen tidak lebih baik daripada wanita itu. Setelah serangan pertama, tinju Han Sen bertubi-tubi dilemparkan pada si cantik. Dia menggunakan kepalan tangannya untuk menghalangi serangan Han Sen, namun dia menyadari bahwa tinju itu ternyata palsu. Jika seseorang mengerahkan segenap tenaga dalam satu pukulan, maka akan sulit untuk menariknya kembali di pertengahan maupun berganti arah. Namun, jika seseorang menahan kekuatan dari awal untuk mengendalikan lengan dan pukulannya, maka dia akan dapat dengan mudah merubah arah serangannya. Ini adalah aplikasi dari tinju hitam dan putih dalam pertarungan yang sebenarnya. Menggunakan pertahanan, si cantik mengira dia telah memblokir tinju Han Sen, tetapi tiba-tiba dia menyadari bahwa gerakan itu hanya tipuan. Ketika tinju mereka bersentuhan, tinju Han Sen telah berubah arah, memukulnya di tempat yang lain. Jika orang lain, orang itu tidak akan dapat melindungi dirinya dibawah perubahan yang begitu cepat. Namun, si cantik melangkah ke luar dan memutar pinggangnya dengan cepat dan menempatkan lengannya di depan tinju Han Sen. Ternyata serangan kedua Han Sen juga adalah gerakan tipuan. Tanpa menyentuh lengan wanita itu, lengan Han Sen melintir seperti ular, memukul perutnya. Tinju dinding besi patut dinamakan keahlian pertahanan yang terbaik. Si cantik menyikut tinju Han Sen dengan keras. Namun, pukulan Han Sen masih saja merupakan gerakan tipuan. Aku tidak dapat mengetahui kapan dia tidak mengerahkan semua tenaga dalam pukulannya. Aku pikir dia menggunakan semua kekuatan dalam ketiga tinju itu. Jika aku adalah wanita itu, aku pasti sudah mati sejak tadi." "Serangan dan pertahanan yang luar biasa. Dollar mendapatkan masalah." "Hebat sekali, tinju dinding besi dari Taishou. Pertahanannya tanpa cela." "Tontonan yang luar biasa." Namun, kenyataan tidak semudah yang dilihat para penonton. SI cantik merasa sangat tersinggung pada saat ini, merasa lawannya sedang memandang rendah dirinya. Lawannya jelas mengetahui bahwa pertahanan dia sangat bagus, maka dia menggunakan beberapa gerakan tipuan berturut-turut untuk mempermainkan dirinya, merasa yakin bahwa dia hanya tahu cara melindungi diri dan tidak menyerang balik. Kalau tadi si cantik tidak berkonsentrasi pada serangannya dan meninju Han Sen, dia mungkin sudah mati sekarang. Namun, Han Sen bertubi-tubi membuat gerakan tipuan, yang berhasil mengecoh lawannya, membuatnya sangat marah. "Tinju dinding besi keluarku bukan hanya sekedar pertahanan." Si cantik merasa sangat marah, mengamati tinju Han Sen dengan seksama, bersiap untuk menghabisi Han Sen dengan satu pukulan jika dia membuat gerakan tipuan yang lain. Namun, apa yang terjadi berikutnya sangat memalukan sehingga dia hampir menangis. Han Sen menbuat 18 gerakan tipuan secara terus menerus, sementara si cantik tidak pernah merasa yakin apakah serangan itu hanya tipuan, sehingga dia tidak pernah menyerang balik. Dengan demikian, si cantik tertipu oleh Han Sen selama 18 kali sebelum akhirnya dia memutuskan untuk menyerang. Ketika Han Sen memukulnya lagi, dia menyerang balik tanpa ragu. Bum! Wajahnya tiba-tiba penuh rasa tak berdaya, murka dan yang paling banyak adalah putus asa. Matanya berkaca-kaca, air matanya hampir jatuh. Dia tertipu 18 kali. Ketika dia akhirnya memutuskan untuk menyerang balik, ternyata gerakan lawannya adalah serangan nyata. Serangan Han Sen yang menggunakan segenap tenaga secara alami lebih cepat dan lebih kencang daripada reaksinya. Sebelum dia dapat mengeluarkan lengannya, dia sudah terkena pukulan Han Sen. Para penonton juga tidak dapat menahan diri untuk menyalahkan Han Sen yang telah bertindak begitu kejam. Bagaimana mungkin kau melecehkan seorang wanita cantik dengan dada seperti itu? Namun, Han Sen tidak peduli dengan semua itu. Dia hanya ingin menghancurkan pertahanan tinju dinding besi. Pertahanannya begitu sempurna sehingga mustahil untuk dipecahkan. Dia harus menipu lawannya untuk menyerang balik dengan memanfaatkan keahlian tinju hitam dan putih agar dapat memecahkan pertahanannya. Jika dia cukup tangguh, tetap bertahan seperti biasanya, maka Han Sen akan membuat kesalahan cepat atau lambat sebagai pihak yang proaktif. Lagipula, melakukan gerakan lebih berisiko daripada tidak bergerak. Ketika membuat gerakan dalam pertarungan yang panjang, seseorang selalu berisiko membuat kesalahan. Jika dia bertahan dengan strategi awalnya, dia akan memiliki kesempatan menang yang lebih besar. Sekali dia membuat kesalahan, mustahil baginya untuk mempertahankan pertahanan yang sempurna. SI cantik segera dihabisi oleh Han Sen. Dalam sebuah ruangan, seorang gadis cantik keluar dari perangkat holografis, matanya merah karena air mata. Akhirnya, dia tidak dapat menahan air matanya dan air mata pun jatuh membasahi kedua pipinya yang lembut. Chapter 493 - Demam Dollar Han Sen memenangkan setiap pertarungan yang dia ikuti selama belasan kali. Karena banyak penggemar yang berusaha untuk dipasangkan dengannya, sebagian besar lawan adalah para penggemarnya, yang di antaranya ada seorang gadis yang bahkan meminta tanda tangannya, sambil merona pipinya. "Ini adalah platform virtual. Aku tidak dapat melakukannya." Han Sen harus keluar dari platform resmi. Jika dia terus menerus seperti ini, tidak akan membantunya sama sekali. Berita tentang Dollar muncul kembali menyebar sangat cepat. Banyak orang yang berdebat tentang apakah Bunuh Dollar adalah Dollar sendiri. Dan semakin banyak orang yang menunggu Dollar di platform resmi. Han Sen tidak menggunakan platform lagi. Orang-orang mencarinya di platform 24 jam setiap harinya. Tidak mungkin dia dapat bertarung seperti biasa. Pada saat ini, yang dia perlukan adalah pertarungan yang tangguh dan bukan melayani para penggemar. Berbaring di tempat tidur dan beristirahat. Han Sen memutuskan untuk menggunakan kamp militer virtual keesokan harinya. Dia tidak dapat tidur, maka dia menelpon Ji Yanran. Setelah beberapa saat Ji Yanran mengangkat telepon. "Apakah kau masih sibuk dengan pekerjaan sampai semalm ini?" Han Sen bertanya. "Bukan, aku sedang berada di platform resmi," Ji Yanran berkata dengan semangat. "Dollar muncul kembali dengan lebih dari 40 kemenangan dan tidak pernah kalah. Sangat mengesankan! Aku hanya menontonnya bertarung, sangat bagus¡­" "Kau juga pergi melihat Dollar? Apakah kau juga penggemarnya?'' Han Sen tercengang, tidak mengetahui bahwa Ji Yanran juga tertarik dengan Dollar. "Iya, aku adalah penggemarnya. Siapa yang tidak suka dengan pahlawan seperti dia. Dia pernah menyelamatkan anak-anak dan bertarung dengan Shura bertanduk emas, begitu gagah¡­" Ji Yanran memuja Dollar dengan sepenuh hati. "Hei, pacarmu masih di sini. Ini tidak benar," Han Sen mengerutkan bibirnya dan berkata. "Ha, apakah kau cemburu? Idola berbeda dengan pacar. Aku hanya memuja idolaku dari jauh. Jika aku terlalu dekat dengannya, aku pasti akan merasa kecewa. Namun, pacarku adalah orang yang paling aku sayangi, demi dia aku rela memberikan segalanya," dia berkata sambil tersenyum. "Aku tidak suka mendengar ini. Tidak bisakah kau memuja pacarmu? Pacarmu juga orang hebat" Han Sen berkata dengan enggan. "Itu berbeda. Dalam pikiranku, kau adalah yang terbaik. Namun, Dollar adalah pahlawan nasional. Aku tidak dapat membandingkan kalian berdua," kata Ji Yanran. "Kalau begitu, tontonlah pahlawan nasionalmu. Aku, pria baik yang sederhana ini, akan tidur." Han Sen berpura-pura akan menutup telepon. "Sayangku, jangan begitu. Jika kau tidak menyukainya, aku tidak akan menonton dia lagi. Siapa Dewa D? Dia pasti hanyalah seorang pecundang dibandingkan dengan jeniusku. Seratus Dollar bahkan tidak dapat dibandingkan dengan jempol kaki besarmu. Maafkan aku jeniusku!" Ji Yanran berkata dengan nada menggoda. Tergoda dengan wajahnya, Han Sen menjadi terpikat. Dia sebenarnya juga tidak marah. Dia hanya merasa sangat bosan sehingga dia bahkan merasa cemburu dengan dirinya sendiri. Berbaring di tempat tidur dan berbincang dengan pacarnya, Han Sen perlahan-lahan tertidur setelah beberapa waktu. Ketika dia terbangun, jaringan komunikasinya masih menyala. Ji Yanran juga sama, tertidur saat menelpon dan dia belum bangun. Tidak ingin membangunkannya, Han Sen menutup jaringan komunikasinya. Setelah menggosok giginya, dia pergi memakan sesuatu dan bersiap-siap untuk pertarungan kamp virtual. Namun, jaringan komunikasinya tiba-tiba berdering. Han Sen pikir itu adalah Ji Yanran dan menjawabnya dengan santai. Namun, gambar holografis yang muncul adalah Huangfu Pingqing. "Huangfu Pingqing, tumben kau ada waktu senggang hari ini?" Han Sen berkata dengan santai. Mereka sangat akrab satu sama lain, sehingga dia tidak menyapa dengan formal. "Apakah kau tahu bahwa Dollar muncul lagi?" Huangfu Pingqing langsung berkata. "Aku yakin setiap evolver mengetahui hal ini," Han Sen berkata dengan tak berdaya. Dia bahkan tidak menduga perhatian yang dia dapatkan karena menggunakan nama identitas yang berhubungan dengan Dollar. "Apakah menurutmu orang itu adalah Dollar?" Huangfu Pingqing berkata. "Aku rasa begitu," balas Han Sen. "Mengapa?" Huangfu Pingqing bertanya, merasa heran. "Insting," Han Sen berkata dengan santai, aku adalah orang itu, tentu saja aku tau, pikirnya dalam hati. Huangfu Pingqing berpikir sejenak dan berkata, "Aku juga berpikir demikian. Namun, Dollar membuat kemajuan besar. Aku penasaran dia berada di tempat penampungan mana." "Jika kau tidak tahu, bagaimana aku bisa tahu. Oh ya, mengapa kau mencarinya? Apakah Anak Surga masih ingin mencarinya?" Han Sen bertanya, berpura-pura tidak terlalu peduli. "Walaupun sepupuku membenci Dollar, dia tidak begitu iseng. Alasan aku ingin mencarinya karena gerakan kaki yang dia gunakan dalam pertarungan tampak seperti Go Surgawi." Huangfu Pingqing berkata dengan muram. "Kalaupun dia menggunakan Go Surgawi, apa hubungannya denganmu?" Han Sen bertanya, merasa heran. "Pada saat ini, di dalam Persekutuan hanya ada dua orang yang berlatih Go Surgawi. Salah satunya adalah nenekku, dan yang lainnya adalah murid dari nenekku. Bahkan aku tidak dapat mempelajari Go Surgawi. Jika dia benar-benar menggunakannya, Aula Bela Diri Ares pasti akan menyelidikinya." Mendengar penjelasan Huangfu Pingqing, Han Sen merasa bingung. Dia menatap Huangfu Pingqing dan berkata, "Apakah murid nenekmu adalah Ratu dari restoran Ratu?" "Bagaimana kau mengetahuinya?" Huangfu Pingqing menatap Han Sen dengan terkejut. "Aku bertemu Ratu di Gladiator sebelumnya dan mempelajari ilmu memojokkan lawan dari dia. Ilmu itu sangat berguna, tetapi aku tidak tahu apakah itu yang kau maksud dengan Go Surgawi," Han Sen berkata. "Apakah benar?" Huangfu Pingqing terkejut, meminta Han Sen untuk menunjukkan ilmu yang dia pelajari. Han Sen hanya memperlihatkan apa yang dia pelajari dari Ratu dan tidak mengekspos teknik dari Kitab Dongxuan. Huangfu Pingqing bahkan bertambah heran. Setelah melihat demonstrasi Han Sen, dia menatap Han Sen dengan aneh dan berkata, "Ratu adalah orang yang sangat sombong. Kecuali dengan kakek dan nenekku, dia tidak memperdulikan orang lain. Bahkan dia selalu tidak memperdulikan aku. Dia bahkan tidak akan menatap orang biasa. Kenyataan bahwa dia mengajarimu Go Surgawi tidak masuk akal, walaupun dia tidak mengajarimu banyak hal. Beritahu aku, mengapa dia mau mengajarimu?" Chapter 494 - Manfaat Kristal Hitam Han Sen memberitahukan cerita tentang Ratu dengan terperinci. Alasan dia memberikan penjelasan adalah agar orang-orang mengetahui bahwa dia mempelajari gerakan kaki dari Ratu, berjaga-jaga kalau ada yang mengenali gerakan kakinya. Huangfu Pingqing terkejut mendengar ceritanya. "Jadi, itu yang terjadi. Kau memang jenius dapat membuatnya memperlakukan dirimu dengan berbeda." "Sayangnya, aku hanya mempelajari sedikit," Han Sen menjilat bibirnya dan berkata. "Sedikit sudah cukup bagus. Tanpa bakat, seseorang tidak dapat mempelajari apapun. Go Surgawi dapat dipastikan adalah salah satu seni geno hiper sepuluh besar, bahkan lebih baik daripada Tubuh Berlian Super. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk mempelajarinya," Huangfu Pingqing berkata dengan nada kagum. "Mengapa nenekmu tidak mengajarimu?" Han Sen bertanya kepadanya. "Nenekku berkata bahwa karakter dan bakatku tidak cocok dengan Go Surgawi. Jika aku memaksakannya, aku mungkin akan terbunuh, sehingga dia tidak mengajariku. Sebenarnya, aku bukan satu-satunya. Tidak ada anggota keluarga aku yang diajari Go Surgawi. Ratu adalah murid dia satu-satunya," Huangfu Pingqing berkata dengan raut muka pasrah. "Jadi, aku sangat iri denganmu karena memiliki bakat seperti ini." "Betul. Jika seseorang tidak mempelajari keahlian memojokkan lawan dengan benar, dia bahkan akan lebih cepat terbunuh," Han Sen setuju dengannya. Keahlian memojokkan lawan yang berfokus pada perhitungan dapat dengan mudah dimanipulasi oleh lawan jika penggunanya tidak memiliki kemampuan yang bagus, sehingga akan menyebabkan penggunanya terbunuh. Sebagai contoh, ketika Han Sen melawan Ratu, jika dia menggunakan keahlian memojokkan lawan, dia akan kalah dengan lebih cepat, karena Ratu memiliki keahlian yang lebih baik dalam melakukan perhitungan dan merancang. Dia bahkan dapat memutar perhitungan Han Sen sehingga menjadi tidak menguntungkan bagi Han Sen. Sebelum Han Sen mendapatkan kemampuan melakukan perhitungan yang lebih baik, Han Sen lebih baik tidak bergerak saat menggunakan keahlian memojokkan lawan di depan Ratu ketika mereka bertarung dengan nyawa mereka masing-masing. "Mungkin kau dapat¡­ Oh, aku harus pergi¡­ Kita bicarakan nanti ya¡­" Tampaknya Huangfu Pingqing tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Dia bergumam beberapa kata sebelum menutup telepon. Han Sen mengangkat bahunya, tidak tahu apa yang terjadi dengan Huangfu Pingqing. Dia tidak pernah melihat dia terburu-buru seperti ini sebelumnya. Bersiap untuk pergi ke kamp militer, Han Sen tiba-tiba mendengar suara retakan dalam lautan jiwanya. Siput darah yang telah bertransformasi selama beberapa bulan akhirnya keluar dari kepompongnya. Han Sen merasa sangat senang. Awalnya, dia pikir semua jiwa binatang memerlukan waktu sebulan untuk upgrade. Namun, setiap jiwa binatang memiliki kecepatan yang berbeda. Siput darah ini memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan upgrade-nya. Siput data yang diupgrade terlihat berbeda dengan sebelumnya. Siput yang sebelumnya memiliki cangkang giok dan daging berwarna merah, sekarang terlihat seperti cangkang siput yang mengambang di atas awan berwarna merah. Jiwa binatang ini tampak seperti terbakar dari kejauhan. Jenis jiwa binatang siput darah super amuk: baju baja hewan piaraan. Perkenalan siput darah ini tidak ada terlalu banyak perubahan. Hanya ada kata tambahan: amuk. Han Sen berpikir dalam perjalanannya ke lapangan pelatihan. Dia kemudian memanggil raja cacing batu emas dan melengkapinya dengan baju baja hewan piaraan super. Baju baja merah itu merubah raja cacing batu emas menjadi sebuah tangki merah dengan penampakan yang ganas dan menyeramkan. Han Sen menggunakan 30% kekuatannya untuk memukul hewan piaraan itu. Walaupun raja cacing batu emas terpukul mundur sedikit, baju baja hewan piaraan masih utuh. Han Sen hampir akan melompat kegirangan, memukul raja cacing batu emas lagi dengan 60% kekuatannya, dan hewan piaraan itu masih baik-baik saja. Han Sen meningkatkan kekuatannya dengan bertahap, tetapi raja cacing batu emas yang dilengkapi dengan baju baja hewan piaraan super tidak pernah terluka, seperti seekor kecoa yang tidak dapat dimatikan. Akhirnya, Han Sen memukul raja cacing batu emas dengan seluruh kekuatannya, namun dia hanya dapat membuat hewan piaraannya terhempas. Dengan perlindungan baju baja super, hewan piaraan itu tidak terluka parah. Dan baju baja hewan piaraan super hanya berlekuk sedikit, dan tidak rusak. Hasil ini membuat Han Sen merasa terkejut dan kecewa. Siput darah tidak berubah menjadi jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua seperti malaikat suci. Tampaknya tidak semua jiwa binatang dapat berevolusi seperti itu. Kristal hitam hanya merubah siput darah menjadi jiwa binatang amuk. Namun, sebuah jiwa binatang amuk super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama dapat dibandingkan dengan jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Ini adalah berita yang sangat bagus bagi Han Sen. Han Sen tiba-tiba terpikirkan, jika aku mengupgrade sebuah jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, apakah juga akan langsung berubah menjadi jiwa binatang amuk. Jika hal itu memungkinkan, aku dapat memperoleh keuntungan yang sangat besar. Untuk jiwa binatang yang sama, nilai yang amuk beberapa kali lipat atau beberapa belas kali lipat lebih tinggi nilainya daripada jiwa binatang biasa. Jika dia dapat merubah sebuah jiwa binatang menjadi yang jenis amuk, maka keuntungan yang diperoleh tidak terbayangkan. Selain itu, jika dia dapat merubah jiwa binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua menjadi yang jenis amuk, maka akan sangat membantu Han Sen untuk berburu makhluk di masa depan. Tentu saja, yang paling dikuatirkan Han Sen adalah berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melakukan upgrade itu. Malaikat suci hanya memerlukan waktu satu bulan, sedangkan memerlukan waktu beberapa bulan bagi siput darah untuk menjadi jenis amuk. Han Sen belum mengetahui aturannya. Han Sen tidak berminat untuk pergi ke kamp militer lagi sekarang. Dia langsung pergi ke peralatan teleportasi dan masuk ke Tempat Penampungan Roda Bintang. Di tempat perbelanjaan Tempat Penampungan Roda Bintang, Han Sen membeli sebuah jiwa binatang biasa, yang terlemah di antara yang lainnya, dan memaksanya menelan kristal hitam. Itu adalah anak kucing salju, makhluk terlemah di medan es. Kemungkinan untuk mendapatkan jiwa binatang dari makhluk jenis ini sangat tinggi. Jiwa binatangnya berupa jubah, yang dapat melindungi seseorang dari kedinginan dengan baik. Setelah anak kucing salju menelan kristal hitam, tiba-tiba dia berubah menjadi sebuah kepompong cahaya yang membungkus anak kucing salju. Han Sen meninggalkan tempat penampungan, berburu sementara mengamati perkembangan anak kucing salju. Hanya dalam waktu antara satu sampai dua jam, kepompong cahaya telah pecah. Anak kucing salju yang sebelumnya berwarna putih berubah menjadi berwarna perak. Jenis jiwa binatang anak kucing salju amuk: jubah. Han Sen merasa sangat senang. Hampir sama dengan perkiraannya. Kristal hitam dapat merubah jiwa binatang lain menjadi jiwa binatang amuk. Dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk makhluk biasa. Namun, mengupgrade jiwa binatang biasa tidak terlalu berguna. Dia setidaknya harus dapat mengupgrade jiwa binatang mutan atau yang berdarah sakral. Han Sen menggertakkan giginya dan memberikan kristal hitam pada musang bertapak hantu, berusaha untuk menguji berapa lama waktu yang diperlukan untuk merubah jiwa binatang berdarah sakral menjadi yang jenis amuk. Ternyata luar biasa cepat, di luar dugaan Han Sen. Hanya memerlukan waktu kurang dari tiga hari bagi musang bertapak hantu untuk keluar dari kepompong dan berubah menjadi jiwa binatang berdarah sakral amuk. Cakar musang bertapak hantu menjadi lebih gelap dan lebih tajam. Seperti sekeping besi yang ditempa menjadi baja. Han Sen mengetahui peningkatannya sangat drastis hanya dengan melihat penampakannya. "Luar biasa¡­ sungguh beruntung sekali¡­" Han Sen sangat senang, karena dia tahu berapa nilainya. Chapter 495 - Tempat Penampungan Kerajaan Sayangnya, Han Sen tidak memiliki jiwa binatang mutan dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, maka dia tidak dapat menguji waktu upgrade untuk jiwa binatang mutan. Namun, dia membuat perkiraan kasar. Han Sen menebak alasan upgrade siput darah memakan waktu begitu lama karena itu adalah jiwa binatang yang berasal dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Jiwa binatang dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama tidak memiliki fitur amuk, tetapi kristal hitam menambahkan fitur amuk pada siput darah, sehingga memerlukan perubahan yang lebih besar pada jiwa binatang itu sendiri. Han Sen berpikir itu adalah alasan mengapa siput darah memerlukan waktu yang begitu lama. Alasan waktu upgrade malaikat suci lebih cepat mungkin karena dia telah memiliki fitur "untuk berevolusi" sejak awal. Tentu saja, ini hanya tebakan Han Sen. Dia harus melakukan lebih banyak pengujian untuk mengetahui kebenarannya. Han Sen merasa bimbang dan menyuapi kristal hitam pada jiwa binatang berdarah sakral kondor berdarah jahat. Gargoyle amuk tampak tidak berminat dengan kristal hitam, sama seperti malaikat suci dan siput darah yang telah menggunakan kristal hitam. Han Sen mencari mangsa yang sesuai di medan es, tetapi tidak berhasil menemukannya. Dalam beberapa hari ini, dia bahkan tidak menemukan makhluk mutan dan hanya mendapatkan beberapa poin geno primitif. Li Xinglun memang benar. Sumber daya di medan es tidak mencukupi untuk menghidupi begitu banyak manusia. Sebagai perbandingan, pegunungan di sekitar Tempat Penampungan Para Dewi memiliki banyak makhluk tingkat tinggi yang berkeliaran sendirian. Namun, medan wilayah pegunungan tidak sesuai untuk perburuan skala besar karena potensi bahaya. Jika mereka tidak ingin mempertaruhkan nyawa di pegunungan, mereka harus menguasai Tempat Penampungan Kerajaan agar dapat berkomunikasi dengan orang luar. Kalau tidak, mereka harus tetap tinggal di tempat sekarang dan hanya bergantung pada sumber daya yang terbatas. Han Sen memutuskan untuk memeriksa Tempat Penampungan Kerajaan, bersiap untuk menguasainya di masa depan. Setelah berjalan selama dua hari ke Tempat Penampungan Kerajaan, kondor berdarah jahat telah berubah menjadi jiwa binatang amuk. Namun, Han Sen masih belum mengetahui apa kegunaan dari piktograf itu. Tidak mudah untuk diketahui seperti piktograf pada gargoyle. Karena Han Sen tidak memiliki jiwa binatang lain, dia menyuapi pencerewet emas dengan kristal hitam. Lagipula, dia tidak punya waktu untuk menghasilkan uang dengan menggunakan kristal hitam akhir-akhir ini. Berlari di medan es, Han Sen menggunakan Menginjak Awan dalam perjalanannya. Tanpa Tujuh Putaran, dia harus bergantung pada Menginjak Awan. Untungnya, efek Menginjak Awan jauh lebih baik dari perkiraan Han Sen. Mampu meningkatkan kecepatannya dan cukup mudah untuk dipelajari. Han Sen merasa senang karena ternyata jauh lebih baik daripada Sparticle yang biasa dia gunakan. "Keluarga Chen memang hebat dengan gerakan kaki. Aku berharap dapat menguasai Tujuh Putaran suatu hari nanti." Han Sen berpikir dalam hati. Beberapa mil dari Tempat Penampungan Kerajaan, Han Sen melihat arwah berambut perak menunggangi seekor ular naga di medan es, diikuti oleh sekelompok makhluk. Han Sen tidak tahu kemana dia akan pergi. Melihat makhluk berdarah sakral di dalam kelompok itu, Han Sen segera memutuskan untuk melancarkan serangan gerilya. Sebelumnya, dia mendapatkan dukungan dari Tempat Penampungan Roda Bintang, tetapi kali ini dia tidak memiliki dukungan dari manapun. Jika dia pergi ke sana sendirian, dia pasti akan terbunuh. Namun, di sisi lain, karena arwah berambut perak telah meninggalkan tempat penampungan, apakah dia dapat mengambil kesempatan ini untuk mencuri batu arwahnya dari tempat penampungan itu? Walaupun beberapa makhluk berdarah sakral pasti menjaga tempat penampungan itu, ini tentunya adalah sebuah kesempatan. Bahkan jika kemungkinannya sangat tipis, tidak ada salahnya untuk mencoba. Setelah Han Sen tiba di Tempat Penampungan Kerajaan, dia merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya. Walaupun dia pernah membaca tentang deskripsi Tempat Penampungan Kerajaan, tetap saja luar biasa ketika melihat dengan mata kepala sendiri. Bahkan tidak sama dengan istana. Ini adalah metropolitan yang sangat besar. Dalam sekilas, dia bahkan tidak dapat melihat perbatasannya. Makhluk-makhluk besar berterbangan di langit, dan beberapa kelompok burung-burung aneh melayang-layang di udara. Sejumlah besar makhluk sedang berkeliaran di tempat penampungan, banyak di antaranya adalah makhluk berdarah sakral. Bahkan lapangan rumput di depan Tempat Penampungan Kerajaan, ada makhluk-makhluk sangat besar yang sedang makan. Awalnya, Han Sen membayangkan dia mungkin harus menyelinap masuk ke Tempat Penampungan Kerajaan, tetapi setelah melihat kondisi ini, dia menyadari bahwa dia tidak dapat melakukannya, dan dia tidak tahu dimana batu arwah itu walaupun dia menyelinap ke sana. Sebuah batu dengan ukuran kepalan tangan dalam metropolitan yang besar sangat sulit ditemukan, seperti mencari jarum dalam rumput. Kecuali jika dia memiliki kekuatan untuk menaklukkan tempat penampungan arwah, selain itu tidak mungkin baginya untuk menyentuh batu arwah. "Jika aku dapat menaklukkan tempat penampungan yang begitu besar, aku akan menjadi sangat kaya hanya dari memungut pajak. Ini seperti sebuah kota besar. Aku bahkan tidak sanggup menghitung jumlah uang yang dapat aku kumpulkan." Han Sen menjadi semakin bersemangat. Jika dia dapat menaklukkan Tempat Penampungan Kerajaan, dia akan mendominasi wilayah ini. Selain itu, dia juga akan memiliki pembantu arwah kerajaan. Tempat ini benar-benar sebuah harta karun. Satu-satunya hal yang mengganggu pikirannya saat ini adalah dia tidak memiliki kekuatan untuk menaklukan tempat ini sendirian. "Aku harus memikirkan cara untuk menggabungkan kekuatan dari tiga tempat penampungan lainnya. Akan lebih baik jika aku mendapatkan kesetiaan dari arwah kerajaan lebih dahulu. Sedangkan untuk Tempat Penampungan Kerajaan ini, manusia tetap harus tunduk padaku ketika aku sudah cukup kuat," pikir Han Sen. Dia tidak berani berburu di wilayah ini. Jika diketahui oleh makhluk-makhluk di tempat penampungan ini, dia akan sulit melarikan diri. Han Sen harus kembali dengan menggunakan jalan yang membawa dia masuk ke sini. Untungnya, Han Sen telah berburu banyak makhluk kecil akhir-akhir ini, sehingga memberikan dia cukup banyak poin primitif. Sekarang dia sudah memiliki 63 poin geno primitif dan ratusan poin geno biasa. Akhirnya, kebugaran Han Sen sudah hampir mencapai ratusan. Setelah dia menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, kekuatan dan kecepatannya dapat dengan mudah memecah angka 100. "Kebugaran semacam ini dan Ledakan Yin Yang akan memadai untuk mengalahkan Harimau Darah Biru bukan?" Han Sen memperkirakan bahwa sudah saatnya kontes militer akan dimulai dan dia kembali ke Persekutuan. Kontes militer bukan konste untuk seluruh prajurit Persekutuan, tetapi hanya kontes di Galaksi Barat Daya yang dimiliki oleh Daphne. Semua unit dalam Galaksi Barat Daya akan mengirimkan kontestannya. Awalnya, Pasukan Khusus Darah Biru bukan merupakan bagian dari Galaksi Barat Daya. Karena Ji Yanran sedang memilih pengawal, Harimau Darah Biru memilih untuk melepaskan kontes Galaksi Pusat dan datang ke Barat Daya. Hal ini membuat para prajurit yang mengambil bagian dalam kontes di Galaksi Barat Daya mengencangkan kepalannya, bersiap untuk memberikan pelajaran pada orang-orang ini. Pasukan Khusus Darah Biru selalu merupakan yang terbaik di antara yang terbaik, sehingga sudah cukup membuat para prajurit dari pasukan lainnya naik darah dengan sendirinya. Sekarang mereka memiliki kesempatan untuk bertanding dengan prajurit terbaik dari Pasukan Khusus Darah Biru, mereka pasti ingin membuktikan betapa hebatnya mereka. Chapter 496 - Tes Kekuatan "Bung, dari departemen mana kau berasal?" dalam area pemanasan lomba militer, seorang prajurit muda bertanya pada Han Sen yang duduk di sebelahnya. "Aku dari kapal perang, prajurit ruang masak." balas Han Sen. Saat prajurit muda itu mendengar Han Sen berkata dia dari kapal perang, dia berpikir Han Sen adalah seorang elit. Siapa sangka kalau Han Sen kemudian berkata dia adalah prajurit ruang masak, yang membuat prajurit muda itu mengubah mimik wajahnya. Bukan berarti kalau prajurit ruang masak pasti lemah, tetapi normalnya, di kemiliteran, prajurit ruang masak kurang terlatih dibandingkan dengan yang lain. Karena itu, bisa dipahami bahwa mereka pada umumnya lemah. "Ha ha, kapal perangmu pasti sangat hebat, mengirim prajurit ruang masak untuk ikut dalam lomba ini," prajurit muda itu bergurau santai, tidak bermaksud jahat. "Seluruh departemen lainnya cukup sibuk, dan kamilah satu-satunya yang punya waktu. Itulah mengapa mereka mengirimku," kata Han Sen tersenyum. "Sebenarnya, kami di sini hanya sebagai pelengkap. Kami semua bergantung pada Zheng Yuze di sini. Aku harap dia bisa mengalahkan Harimau dari pasukan khusus Darah Biru dan membuat Galaksi Barat Daya bangga," kata si prajurit muda. "Zheng Yuze?" Han Sen berpikir dan sepertinya pernah mendengar nama ini. Zheng Yuze nampaknya adalah salah satu dari dua kandidat lainnya yang berkompetisi untuk posisi sebagai pengawal Ji Yanran. Setelah mengobrol sejenak dengan si prajurit muda, arena pemanasan tiba-tiba menjadi hening. Semua orang melihat ke arah yang sama, dan begitu pula Han Sen. Pria berbadan tegap berjalan dengan langkah yang lebar, memberikan tekanan yang kuat kepada semua orang yang ada di sana. Saat menatapnya, seseorang mungkin ingin melarikan diri. "Harimau dari Darah Biru, Tie Yi..." bisik para prajurit dari Galaksi Barat Daya. Sambil melirik para prajurit di arena pemanasan dengan mata hitamnya, Tie Yi akhirnya menatap veteran berumur empat puluh tahun dan bertanya dengan serius, "Kau Zheng Yuze?" "Ya," kata Zheng Yuze dan mengangguk. "Bagus," balas Tie Yi dan kemudian duduk tanpa mengatakan apa-apa lagi. Lagi pula, dia bukanlah dari galaksi ini dan tidak punya teman disini, jadi dia hanya duduk santai. Melihat sikap Tie Yi, Han Sen tahu bahwa dia tidak memikirkan apa-apa soal Han Sen saingan lainnya dan yakin bahwa Zheng Yuze adalah satu-satunya yang layak atas perhatiannya. Han Sen tidak terlalu peduli. Lagi pula, kekuatan adalah segalanya pada akhirnya. Tidak ada untungnya bagi dia bahkan jika Zheng Yuzeng memberinya muka. Dengan singkat, lomba pun dimulai. Para kontestan berjalan berbaris ke dalam arena, melihat lautan prajurit dan petugas yang menjadi penonton. Hal ini cukup menakjubkan untuk dilihat. Galaksi Barat Daya terdiri dari dua galaksi utama : Galaksi Xigeli dan Galaksi Nansanxuan, dan enam belas galaksi yang lebih kecil. Hanya Galaksi Xigeli dan galaksi Nansanxuan yang memiliki sejumlah besar planet yang bisa ditinggali. Hanya satu atau dua dari enam belas galaksi kecil yang memiliki markas militer. Sisa planet lainnya tidak bisa ditinggali atau hanya digunakan untuk pertambangan. Dari antara seluruh zona militer, Galaksi Barat Daya cukup kecil. Meskipun begitu, galaksi ini memiliki ratusan ribu pasukan. Mereka yang bisa datang ke perlombaan hanyalah sebagian kecil dari perwakilan mereka, tetapi hal itu sudah cukup mencengangkan untuk dilihat. Alasan manusia mendominasi jagat raya adalah jumlah mereka yang ditambah dengan kecerdasan mereka. Lagi pula, ini bukanlah pertandingan tertutup. Jadi perlombaan ini memasukkan banyak babak selain pertarungan. Babak yang pertama adalah tes kekuatan. Alat tes kekuatan yang berbentuk seperti genderang raksasa ditempatkan di arena. Para kontestan bisa memukul genderang menggunakan cara apa pun yang mereka pilih. Dan kemudian layar di genderang akan menunjukkan skor pukulan terakhir. Semakin tinggi skornya, semakin bagus. Meskipun tidak ada yang akan dieliminasi karena skor rendah, skor akhir merupakan penjumlahan skor seluruh babak. Jika di akhir skor seseorang tidak termasuk dalam empat besar, orang itu tidak boleh mengikuti pertarungan untuk gelar raja prajurit. Dalam waktu singkat, dalam sorak sorai bergemuruh dari para prajurit, babak pertama untuk tes kekuatan pun dimulai. Prajurit yang dipanggil namanya naik ke atas panggung untuk memukul genderang. Karena seluruh kontestan adalah elit dari unitnya masing-masing, mereka semua adalah evolver dengan kekuatan di atas seratus. Setelah melihatnya sejenak, Han Sen menyadari bahwa skor rata-rata ada di kisaran seratus sampai seratus lima, dan tidak ada satupun penampilannya yang menonjol. Meskipun ini adalah lomba lingkup galaksi, ada batas umur dalam kontes ini. Dan beberapa pasukan khusus tidak diperbolehkan mengikuti lomba. Tidak lama, giliran Tie Yi pun tiba. Seluruh mata para kontestan tertuju padanya. Bahkan para penonton berhenti bersorak sorai, menantikan penampilan Tie Yi dengan tenang. Di bawah perhatian semua orang, Tie Yi tidak gugup sama sekali. Dia hanya berjalan ke arah genderang dan memukulnya tanpa gerakan tambahan. Duar! Suara yang keras membuat telinga orang-orang kesakitan. Angka di layar genderang berubah dengan cepat dan berakhir di angka 113.7584. Semua orang pun terkesiap. Kekuatan macam ini sangat mencengangkan bagi para evolver. Evolver berdarah sakral hanya memiliki indeks kemampuan sekitar tiga puluh untuk memulai di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dengan melampaui poin geno biasa, primitif, dan mutan, evolver berdarah sakral hanya bisa mencapai sekitar sembilan puluhan. Untuk memiliki indeks kemampuan seratus sepuluh, seseorang harus mendapatkan setidaknya 40 sampai 50 poin geno sakral. Ekspresi seluruh kontestan berubah. Zheng Yuze tampak kelam. Kekuatan seperti ini adalah tekanan besar bagi mereka semua. Dari sudut pandang Han Sen, ini bukanlah kemampuan terbaik Tie Yi. Jika dia menyerahkan segalanya, dia seharusnya mampu membuat skor yang lebih tinggi. ''Sepertinya Tie Yi lebih kuat dari yang aku pikir. Aku harap aku bisa menembus pertahanannya dengan efektif, jika tidak itu akan menjadi masalah.'' pikir Han Sen dalam hati. Jika indeks kemampuan dua pesaing bedanya lebih dari tiga puluh, akan ada efek yang mendominasi. Contohnya, saat Han Sen pertama mencoba, dia bahkan tidak bisa melukai mata bayi singa emas karena indeks kemampuannya terlalu berbeda. Akan tetapi, indeks kemampuan Han Sen telah mencapai seratus. Dengan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, dia bisa melakukan hal yang sama pada genderang itu seperti Tie Yi. Tidak ada yang mendominasi. Kekhawatiran utama Han Sen masih Tubuh Berlian Super milik Tie Yi. Lagi pula itu masuk dalam sepuluh besar seni geno hyper. Selanjutnya, giliran Zheng Yuze. Zheng Yuze berjalan ke arah genderang, menarik nafas dalam-dalam, meraung keras, dan kemudian memukul genderang dengan ganas. Duar! Layar menunjukkan angka 114.2584, yang mendapat tepukan tangan meriah dari penonton. Angka ini bahkan lebih baik dari Tie Yi, yang memberi semangat pada para prajurit di Galaksi Barat Daya. Chapter 497 - Harimau Ganas Dari Darah Biru "Zheng Yuze melakukannya dengan baik," di tribun penonton, ketua pasukan Galaksi Barat Daya mengangguk dan memuji. "Ketua, aku pikir dia bukanlah tandingan Tie Yi. Zheng Yuze mengarahkan segala yang dia miliki dalam pukulannya, sementara Tie Yi masih menyimpan kekuatannya," kata si sekertaris. Si ketua tidak memperdulikan hal itu. "Berapa banyak usaha yang dikerahkan Pasukan Khusus Darah Biru untuk harimau mereka? Dan berapa banyak kemampuan yang Zheng Yuze miliki? Kenyataan bahwa penampilannya sedemikian rupa sudah cukup untuk membuktikan keunggulannya." "Namun, kita tidak punya kesempatan untuk berhubungan dengan keluarga Ji," bisik si sekertaris. "Dari awal kita tidak punya peluang itu." si ketua berpikir dan bertanya, "Bagaimana dengan dua orang lainnya?" "Mayor Wang Gang juga merupakan elit dari departemennya, tetapi dia tidak sebaik Zheng Yuze. Untuk orang yang direkomendasikan sendiri oleh Ji Yanran, aku juga telah menyelidiki nya." Si sekertaris membuka data di jaringan komunikasinya dan berkata, "Ji Yanran dan Han Sen adalah teman sekolah dan pasangan. Han Sen tidak memiliki latar belakang yang kuat. Ji Yanran pasti melakukan sesuatu agar dia pergi ke Daphne. Dia telah berada di Tempat Suci Para Dewa Kedua kurang dari setahun. Sebagai evolver berdarah sakral, dia memiliki pondasi yang hebat. Akan tetapi, menurut registrasinya, dia kini berada di penampungan yang terpencil. Di sana hanya ada 2,000 sampai 3,000 orang, jadi mustahil baginya untuk mendapatkan poin geno secara efisien." "Aku rasa Ji Yanran awalnya ingin Han Sen untuk menjadi pengawalnya. Dan gagal hanya karena tekanan dari para petinggi. Jadi, di antara para kandidat, Han Sen adalah yang paling kurang kompeten," si sekertaris menyimpulkan. Si ketua mengangguk. "Sayangnya, dia tidak memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan. Jika ada, akan jadi pilihan yang baik baginya untuk berada di sekitar salah satu keluarga Ji." Saat mereka berbicara, giliran Han Sen pun tiba. "Saudaraku, janganlah gugup. Lakukan saja semampumu," prajurit muda yang mengobrol dengan Han Sen menyemangatinya. "Oke," balas Han Sen dan berjalan menuju alat pengetes kekuatan. Di depan genderang, Han Sen mengambil nafas dalam-dalam, jantungnya berdebar dan tulangnya berdecit. Pukulannya meluncur menembus udara dan mengenai genderang. Duar! Dengan suara keras yang memekakkan telinga, angka di layar dengan cepat berubah dan berhenti di 111.1111. Angka ini begitu rapih sampai terkesan seperti tipuan. Semua orang pun tercengang. Tentu saja bukan hanya karena angka itu diperlukan, tetapi karena itu adalah skor yang baik. Sampai saat ini, ini adalah skor terbaik ketiga. Para prajurit mulai bertepuk tangan untuk Han Sen, karena dia termasuk orang Galaksi Barat Daya. "Sial, apa-apaan dengan skor itu? Itu pasti artinya aku akan melajang seumur hidup," Han Sen merasa cukup depresi. Dia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk melihat seberapa kuat yang dia bisa lakukan dan tidak menyangka mendapat angka seperti itu. Di samping angka sial itu, Han Sen cukup puas dengan skornya. Dengan skor tersebut, dia bisa dianggap sebagai elit di antara para evolver, belum lagi kenyataan bahwa dia berada di kapal ruang angkasa yang hebat. "Bagus sekali, saudaraku. Apa semua koki di kapal perangmu begitu hebat?" Saat Han Sen kembali ke kursinya, prajurit muda itu mengacungkan ibu jarinya. "Itu benar. Tetapi kami bukan koki, kami adalah prajurit ruang masak." Han Sen tersenyum dan berkata. Karena pukulannya, banyak kontestan yang terkesan pada Han Sen, tetapi Tie Yi bahkan tidak melirik Han Sen. Wajar saja, Tie Yi tahu bahwa Han Sen telah mengerahkan seluruh kemampuannya dalam pukulan itu dan bahkan mencapai potensinya menggunakan seni geno hyper. Meskipun skornya bagus, Tie Yi tidak terlalu peduli padanya. "Han Sen ini tidak buruk. Dia bisa melakukan sesuatu," kata si ketua dengan sedikit terkejut. Si sekertaris menyeka keringat dingin di keningnya. Perbedaan di antara penampilan Han Sen dan penyelidikannya adalah kelalaian dari pihaknya. Meskipun ketua tidak berkata banyak, si sekertaris sangat paham betul bahwa dia seharusnya tidak membuat kesalahan seperti itu dan ketua tidak akan menoleransi kesalahan seperti itu setiap kali. "Maaf ketua. Aku akan segera menyelidikinya kembali," kata si sekertaris cepat-cepat. "Tidak perlu. Ini adalah tes paling baik. Tunggu dan lihat saja," kata si ketua dengan pelan. "Baik, ketua." Meskipun si sekertaris lanjut menyaksikan perlombaan, dia masih dengan cepat melihat lagi informasi yang ditemukan tentang Han Sen. Si ketua bisa memaafkan, tetapi dia harus berkomitmen pada tugasnya. Jika tidak,tidak ada gunanya dia tetap tinggal di posisi tersebut, yang jelas gawat. Setelah tes kekuatan, Tie Yi, Zheng Yuze, dan Han Sen menjadi tiga besar. Angka Wang Gang kurang dari seratus sepuluh, tidak mengancam salah satu dari mereka. Babak kedua adalah Sprint, yang mengejutkan Han Sen. Akan tetapi, perangkat ini diatur ke level 10 dengan gravitasi seratus. Tanpa tingkat kekuatan di atas seratus, mustahil seseorang berlari di dalamnya, apa lagi melewati semua dinding besi. Setelah permainan dimulai, para prajurit memasuki perangkat. Akan tetapi, hasilnya tidak terlalu bagus. Delapan prajurit telah gagal di Sprint. Tidak ada satupun dari mereka yang menyelesaikan bahkan sepertiga darinya. Gravitasi seratus jelas terlalu sulit. Bahkan dengan indeks kemampuan seratus, seseorang dengan mudah bisa kelelahan, jadi sulit bagi mereka untuk menjaga kecepatan dan refleks. Han Sen mengerutkan dahi. Gravitasi ini jelas terlalu tinggi. Dengan tingkat kemampuan sekitar seratus, akan lebih masuk akal untuk mengaturnya di delapan puluh atau sembilan puluh. Bahkan Han Sen sendiri mau tidak mau mengernyitkan alis melihat tes yang begitu sulit. Satu per satu para prajurit mencoba, tetapi mereka semua gagal. Setelah setengah dari kontestan gagal, akhirnya tiba giliran Tie Yi. Meskipun banyak prajurit dari Galaksi Barat Daya berharap Tie Yi kalah, mereka dengan cepat merasa kecewa. Tubuh berotot Tie Yi melompat menyeberangi dinding besi seperti robot yang tidak pernah lelah. Dia tampak seperti tidak terikat gravitasi sama sekali. Tanpa kesalahan satu pun, dia menjaga kecepatan yang sama dan berlari dari satu tembok ke tembok yang lain, yang membuat Han Sen terkesiap kagum. Tie Yi memang sosok yang mengesankan. Kemampuan yang hebat, indra yang sensitif, dan penilaian yang sempurna secara keseluruhan. Sepertinya Sprint yang luar biasa sulit ini tidak bisa menjebaknya sama sekali. "Dia benar-benar tangguh," gumam Han Sen. Akhirnya, Tie Yi menyelesaikan Sprint dengan sempurna. Seakan dia telah melakukan hal yang sepele, dia kembali ke kursinya dengan tenang dan duduk. Para prajurit Galaksi Barat Daya menaruh harapan pada Zheng Yuze di giliran berikutnya. Sayangnya, meskipun Zheng Yuze mengerahkan segala yang dia bisa, dia gagal setelah melewati 70%, yang membuat banyak prajurit menghela nafas sedih. Chapter 498 - Kharisma Seorang Prajurit Melihat bahwa bahkan Zheng Yuze gagal dalam tes itu, para prajurit Galaksi Barat Daya merasa kecewa. "Sial, bahkan Zheng Yuze gagal. Harimau dari Darah Biru pasti sangat puas," kata prajurit muda yang duduk di sebelah Han Sen dengan kecewa. Setelah mengucapkan hal itu, dia menatap Han Sen dan berkata, "Bung, bagaimana dengan kau? Apa kau pikir kau bisa melakukannya? Kami hanya bisa bergantung padamu sekarang." Mendengar si prajurit muda, para kontestan lainnya juga menyimak jawaban Han Sen. Hampir semua prajurit telah gagal dan hanya sedikit yang tersisa. Han Sen jelas adalah harapan terbesar di antara para prajurit yang masih ada, jadi orang-orang dengan wajar menaruh harapan padanya. "Tidak masalah,"balas Han Sen singkat. Di antara para prajurit, tidak perlu rendah diri di arena pertarungan. Kau harus percaya rekanmu dan membuat mereka percaya padamu. Meskipun ini bukan medan perang, ini menyangkut harga diri Galaksi Barat Daya. Karena itu, Han Sen tidak bisa menunjukkan kelemahan dan kurangnya rasa percaya diri. Mendengar percakapan antara Han Sen dan si prajurit muda, Tie Yi menarik sudut bibirnya dengan jijik dan tidak berkata banyak. Dari sudut pandang Tie Yi, prajurit biasa bahkan tidak bisa dibandingkan dengannya. Pasukan Khusus Darah Biru adalah yang terbaik dari yang terbaik, jadi dia jelas lebih baik dari prajurit biasa manapun. Sebelum dia datang, Tie Yi telah menyelidiki banyak hal tentang tiga pesaingnya. Han Sen yang masuk Daphne menggunakan nepotisme bahkan bukan lawan yang dia akui. Bahkan jika kemampuan Han Sen lebih tinggi dari ekspektasinya, Tie Yi masih tidak berpikir Han Sen memiliki hal yang dibutuhkan untuk menjadi lawannya. Kekuatan yang besar hanya berarti Han Sen telah diberikan banyak daging di Tempat Suci Para Dewa. Masih sulit dikatakan apakah Han Sen telah melakukan semua perburuan sendiri. Soal Sprint, Tie Ti tidak berpikir Han Sen bisa menyelesaikannya. Di level 10 dengan gravitasi seratus, akan sulit baginya untuk melewati tes dengan kemampuan sekitar seratus. Zheng Yuze gagal karena tidak cukup kuat. Dalam tes kekuatan, Han Sen harus menggunakan potensinya untuk mendapat skor seratus sepuluh, yang berarti kemampuannya sekitar seratus, yang bahkan lebih buruk dari Zhang Yuze. Mana mungkin Han Sen bisa melewatinya? Karena itulah, di mata Tie Yi, Han Sen jelas sesumbar saat dia berkata tidak masalah. Kenyataan bahwa Han Sen menjanjikan sesuatu yang dia tidak bisa penuhi pada rekannya membuat Tie Yi memandangnya rendah. Tidak lama giliran Han Sen tiba. Han Sen berlari ke dalam Sprint dan tidak buru-buru mulai. Dia terlebih dahulu menyesuaikan diri dengan tubuhnya. Kemampuannya sekitar seratus. Dengan gravitasi seratus, dia hanya bisa berjalan ke dalam. Untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan, dia harus berlari dalam keadaan Kelebihan Muatan. Untuk melewati seluruh perangkat, Han Sen harus menggunakan kekuatannya dengan masuk akal. Jika tidak, dia akan gagal karena kekurangan energi tanpa peduli betapa baik dia menguasai sistem tersebut. Setelah Han Sen menyesuaikan diri, dia menarik nafas dalam-dalam secara perlahan dan melakukan langkah pertamanya di bawah pengawasan semua orang. Saat melakukan langkah pertama, Han Sen sebenarnya telah memperhitungkan semua langkah yang akan diambil di perangkat itu, dengan tujuan menghabiskan setiap tetes energinya dengan sempurna tanpa sia-sia. Sambil melangkah maju di dinding besi dengan kecepatan tinggi, jantung Han Sen berdebar seperti mesin dan seluruh tulangnya sedikit berdecit. Gerakan Han Sen berbeda dengan orang-orang biasa, dan juga sangat berbeda dengan cara brutal Tie Yi saat melewati perangkat. Gerakan Han Sen luar biasa mulus. Gerakannya semulus video demo. Gerakan Han Sen terasa seperti di program sebelumnya. Setiap gerakan dan bahkan tampilannya begitu proporsional sampai tidak bisa dipercaya. "Bagus sekali." Setelah menontonnya dalam beberapa saat, si ketua pun mengangguk-angguk. Di usia Han Sen, sungguh luar biasa kalau dia memiliki kontrol tubuh yang hebat dan akurat. Banyak petugas surpasser yang menyaksikan permainan ini merasa terkejut. Bahkan sulit bagi mereka untuk mengontrol tubuh mereka seperti ini. Ini mungkin di luar batas kemampuan manusia. Tingkat kontrol tersebut lebih mirip dengan yang dilakukan AI. Tiap-tiap tulang dan otot bergerak dengan cara yang paling efisien. Kesempurnaan ini membuat orang-orang merasa bulu kuduk mereka merinding. Si sekertaris merasakan hal yang sama, dibanjiri oleh keringat dingin. Sungguh kesalahan besar. Investigasi dan analisis yang dilakukannya tentang Han Sen begitu jauh dari kenyataan. Seakan-akan dia menginvestigasi orang yang berbeda dari Han Sen. Meskipun prajurit biasa tidak mengerti banyak seperti para petugas, mereka merasa sangat bersemangat dan bergairah menyaksikan gerakan mulus Han Sen. Tie Yi sekilas mengerutkan dahi. Bahkan dia terkejut dengan penampilan Han Sen. Kemampuan mengontrol tubuh dengan begitu lembut adalah sesuatu yang dia bahkan tidak bisa raih. Akan tetapi, Tie Yi tidak berpikir bahwa Han Sen bisa melewati babak ini dengan menggunakan kontrol yang luar biasa. Lagi pula, Han Sen tidak punya cukup kekuatan dari awal, dan teknik bukanlah segalanya. Contohnya, jika seseorang hanya memiliki satu dolar, tidak peduli seperti apa dia menyimpan dan membagi uangnya,dia tidak bisa membeli makanan untuk sebulan dengan uang satu dolar. Pembagian yang proporsional bisa memaksimalkan penggunaan kekuatan, tetapi dia terlebih dahulu memerlukan kekuatan yang cukup untuk dibagi. Setelah melewati setengahnya, Han Sen bermandikan keringat seakan-akan dia melompat ke dalam air. Bahkan rambutnya pun lepek. Dengan rona kulit yang abnormal, temperatur tubuh yang naik, dan tulang yang berdecit, dia merasa seperti akan pingsan kapan saja. Semua prajurit dan petugas yang menyaksikan Han Sen pun memberi semangat padanya. Dalam keadaan Kelebihan Muatan, masih ada setengah jalan yang belum ditempuh. Mereka khawatir dia tidak bisa bertahan lama. Han Sen pun mulai berpikiran sama. Meskipun konsumsi energi di bawah gravitasi seratus bahkan lebih tinggi dari perkiraannnya, selama dia mau melakukannya, dia masih bisa menyelesaikannya. Dalam hal meningkatkan stamina, tidak banyak seni geno hyper yang bisa menandingi Kulit Giok di dunia ini. Dulu, saat Yang Manli mencoba mengetes staminanya, dia dikejutkan oleh Han Sen. Dengan bermandikan keringat, mata Han Sen tenang dan fokus. Masih mengikuti ritmenya, Han Sen diam-diam menggunakan Kulit Giok. Dan rasa dingin menjalari tubuhnya, membuat tubuhnya yang panas merasa lebih baik. Namun, dia masih pegal luar biasa di sekujur tubuh. Meskipun Han Sen tampak seperti hampir menggunakan seluruh tenaganya, entah mengapa, orang-orang merasa tenang melihat ekspresinya. Orang-orang pun berpikir dia bisa dipercaya dan dia bisa bertahan sampai akhir selama dia mau. Ini adalah kharisma spesial seorang prajurit. Dan ini tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Tidak ada yang lain selain rasa percaya. Chapter 499 - Bertarung Untuk Menjadi Raja Prajurit Hanya orang dengan kharisma yang bisa menjadi jenderal. Prajurit yang tidak bisa membuat rekannya percaya hanya bisa menjadi prajurit yang baik, bukannya jendral. Sudah jelas, Han Sen dilengkapi dengan kharisma ini. Dia hanya belum mendapat kesempatan untuk menggunakannya dengan baik. Sambil berkeringat deras dan otot yang terbakar, Han Sen merasa seperti monster buas, melepaskan sifat liarnya dan berlari maju sampai akhir. Banyak prajurit yang mengepalkan tangan pada suatu titik dan menatap Han Sen, seakan-akan mereka berada di dalam perangkat dengan dia. Saat Han Sen akhirnya mencapai akhir, semua orang merasa lega dan luar biasa senang. Tepuk tangan bergemuruh bagaikan halilintar. "Ketua, prajurit ruang makan Han Sen telah menyelesaikan tes, menunggu instruksi dari Anda." Han Sen memberi hormat pada petugas yang menilai tes tersebut. Saat dia menggerakkan tangannya, peluh menetes, memantulkan cahaya matahari dan energi kehidupan masa muda. "Laporan diterima. Bagus sekali, kau bisa kembali ke tempat dudukmu," kata petugas sambil tersenyum. Melihat Han Sen kembali, ketua itu berkata, "Bagus sekali¡­ Sungguh bagus sekali¡­ Ini baru namanya prajurit dari Galaksi Barat Daya." Sekretaris yang sangat memahami si ketua memiliki pemahaman yang berbeda terhadap komentar tersebut. Menurut apa yang sekretaris ketahui tentang si ketua, jika dia bilang bagus, maka itu adalah pujian yang sangat besar. Jika dia bilang bagus sekali, itu berarti si ketua sangat menghargai orang tersebut. Kini si ketua berkata bagus sekali sebanyak dua kali, dengan nada yang tegas, dia pasti merasa sangat bersemangat dalam hati. Si sekertaris jarang mendengar ketua berkata sesuatu dua kalo, tetapi dia kini melakukannya. "Bung, bagus sekali. Kau benar-benar melakukannya." Saat Han Sen kembali ke kursinya, prajurit muda menepuk Han Sen dengan semangat. "Itu hal sepele." Han Sen menjilat bibirnya dan duduk di kursinya. Saat ini, seluruh tubuh Han Sen pegal-pegal. Meskipun tidak lama, dia menggunakan banyak sekali energi. Dia juga kelelahan karena menggunakan Kelebihan Muatan. Untungnya, dia memiliki Kulit Giok, jika tidak tubuhnya akan tumbang. Han Sen begitu kelelahan sampai-sampai dia berharap dia bisa berbaring di lantai dan tidur. Akan tetapi, ada babak lain yang harus diselesaikan, jadi dia tidak bisa mendapat istirahat yang cukup. Untungnya, babak yang tersisa tidak terlalu membutuhkan kekuatan tubuh. Menembak, pengoperasian kerangka perang, membongkar dan merakit mesin tempur adalah bagian utama lomba militer. Dalam perang antar bintang, ilmu pengetahuan dan teknologi masih menjadi prioritas. Kecuali seseorang bisa mencapai level surpasser, prajurit tidak bisa mengalahkan kerangka perang, apalagi senjata besar. Apa yang Han Sen pelajari dari sekolah digunakan di sini. Dia berakhir dengan skor tinggi di setiap babak, dengan jelas merupakan prajurit yang berwawasan luas. Meskipun Tie Yi hebat, Han Sen tidak lebih buruk darinya. Dalam banyak babak, mereka berada di nomor satu atau dua. Semua prajurit merasa ini tontonan yang menarik. Sebagai prajurit ruang masak dari Galaksi Barat Daya, Han Sen mampu tampil hampir menandingi Harimau dari Pasukan Khusus Darah Biru, yang memberikan kehormatan besar bagi Galaksi Barat Daya dan meninggalkan kesan hebat pada para prajurit. Meskipun Zheng Yuze juga melakukan dengan baik di babak berikutnya, dia tidak bisa dibandingkan dengan Han Sen atau Tie Yi. Dengan perhitungan jumlah skor, Han Sen menjadi juara pertama, mengalahkan Tie Yi sebanyak 0.2, membuat semua prajurit Galaksi Barat Daya bersorak sorai. Tie Yi tidak mengabaikan Han Sen seperti sebelumnya, tetapi dia masih berpikir Han Sen bukanlah lawan yang pantas. Meskipun Han Sen melakukannya dengan baik, keunggulan utamanya ada di hal teknis. Itu tidak berarti bahwa Han Sen memiliki kemampuan bertarung yang lebih baik dari Tie Yi. Namun, pertarungan terakhir adalah duel satu lawan satu, yang mana kekuatan menjadi faktor penting dan Tie Yi sangat percaya diri dengan kekuatan fisiknya. Han Sen tidak mengatakan apa pun selain mencoba pulih secepat mungkin, menantikan pertarungan untuk gelar Raja Prajurit. Hanya empat besar kontestan dengan skor tertinggi yang bisa mengikuti pertarungan. Selain Han Sen dan Tie Yi, Zheng Yuze dan seorang prajurit dari angkatan darat datang ke pertarungan. Wang Gang tidak berhasil masuk ke peringkat atas. Empat-empatnya terbagi dalam dua grup. Grup yang menang akan memasuki babak final untuk bersaing demi kejuaraan, sementara yang kalah akan bersaing untuk juara tiga. Kelompok ditentukan dengan undian. Untungnya, Han Sen dan Tie Yi ada di grup yang sama, yang berarti babak final tiba lebih awal. Ini kabar yang baik sekali untuk Han Sen. Dia belum pulih betul. Jika dia menggunakan energinya dalam pertarungan sebelum bertemu Tie Yi, itu akan lebih sulit. ''Jika aku bisa menyelesaikan tahap ketiga memanjangkan umur dalam Mantra Klenik, aku seharusnya mampu mengatasi masalah kekurangan energi. Namun, tahap ketiga begitu sulit sampai aku masih belum mampu menyelesaikannya setelah sekian lama.'' pikir Han Sen dalam hati dengan tak berdaya. Akan tetapi, tidak ada gunanya berpikir banyak. Dia harus memikirkan cara mengalahkan Tie Yi. Raja Prajurit Barat Daya. Meskipun Han Sen tidak tertarik dengan gelar itu, dia harus mengalahkan Tie Yi. Posisi pengawal tidak bisa diserahkan pada siapa pun kecuali dirinya. Pertarungan Zheng Yuze dimulai lebih dulu, yang memberikan Han Sen waktu lebih untuk beristirahat. Setelah menghadapi prajurit lain selama lebih dari setengah jam, Zheng Yuze menang. Jika Han Sen bisa mengalahkan Tie Yi, dia akan bertarung dengan Zheng Yuze untuk gelar Raja Prajurit Barat Daya. Kini giliran Han Sen. Han Sen bergerak dan merasa pegalnya banyak mereda. Han Sen menggunakan Kulit Giok dari setengah jam yang lalu, menghilangkan rasa lelahnya. Sepertinya efeknya cukup bagus. Tie Yi berjalan dan berdiri di hadapan Han Sen. Han Sen sendiri cukup tinggi, sementara Tie Yi satu kaki lebih tinggi darinya, yang memberikan tekanan besar. Akan tetapi, Han Sen tidak terlalu merasakannya. Dia telah melihat makhluk setinggi gedung pencakar langit dan dia tidak pernah takut, apalagi Tie Yi yang hanya lebih tinggi satu kaki. Saat peluit ditiup, Han Sen melangkah dan memukul dada Tie Yi. Akan tetapi, Tie Yi berdiri diam, menatap Han Sen dengan jijik. Tubuhnya berubah menjadi emas seperti patung Buddha. Dia tampak seperti menjadi patung. Ternyata Tie Yi mencoba menggunakan Tubuh Berlian Super untuk menerima pukulan Han Sen dan tidak bermaksud menangkisnya, yang membuat banyak prajurit Galaksi Barat Daya mendesis kesal karena kesombongan Tie Yi. Chapter 500 - Kau Telah Kalah Akan tetapi, Tie Yi tidak hanya ingin menyombong. Alasan dia menampilkan kepercayaan diri sedemikian rupa adalah bukan karena dia meremehkan lawannya. Bagi Tie Yi, mengalahkan Han Sen tidaklah penting. Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengakuan Ji Yanran dan keluarga Ji. Jika tidak, bahkan jika dia menjadi pengawal Ji Yanran, dia tidak akan menerima banyak perhatian. Karenanya, Tie Yi perlu menunjukkan sisi terkuatnya. Bahkan jika dia tidak bisa membuat Ji Yanran puas, dia setidaknya perlu mendapat pengakuan dari keluarga Ji. Melihat Tie Yi mencoba menangkis pukulannya dengan Tubuh Berlian Super, Han Sen tidak marah sama sekali, tetapi justru senang. Jika ada orang idiot diam berdiri menerima pukulanmu, buat apa marah? Han Sen menambahkan tenaga ke dalam pukulannya dan memukul dada Tie Yi. Pukulan dahsyat merobek pakaian perang Tie Yi, menunjukkan ototnya yang menonjol berkilauan seperti baja. Duar duar duar! Benturan antara tinju dan otot membuat suara redam seperti baja, membuat para penonton merasa kaget. Setelah serangkaian serangan, Han Sen menarik tinjunya dan mundur. Kepalannya yang seperti marmer membengkak dan merah, darah bahkan mengalir di beberapa tempat. Akan tetapi, Tie Yi bahkan tidak bergerak. Ototnya bahkan tidak memerah. Berdiri di panggung bagaikan dewa kuno, dia tampak tak terkalahkan. "Begitu menakutkan. Bagaimana bisa dia tidak terpengaruh oleh pukulan sama sekali?" "Tentu saja dia tidak terpengaruh. Itu Tubuh Berlian Super yang ada di peringkat sepuluh besar di antara semua seni geno hyper. Aku dengar bahwa jika seseorang benar-benar berhasil, dia tidak bisa dilukai oleh orang yang tingkat kekuatannya di bawah seratus dua puluh." "Sial. Keren sekali. Jika aku tahu, aku juga akan berlatih." "Ha ha, lupakanlah. Kesulitan mendapatkan seni geno hyper itu sangat luar biasa, bahkan jika kau mendapatkannya, mustahil bagimu untuk benar-benar berhasil tanpa latihan selama lima sampai enam dekade kecuali kau sangat berbakat. Kau mau bertaruh?" "Berapa umur Tie Yi? Dia pasti baru berumur tiga puluhan? Bagaimana bisa dia berlatih begitu lama?" "Itulah mengapa kami menyebutnya seorang elit dan jenius. Orang biasa tidak bisa dibandingkan dengannya." "Hanya orang dengan level kekuatan di atas seratus dua puluh yang bisa melukainya, jadi bukankah itu berarti Han Sen tidak punya kesempatan sama sekali? Pukulan terkuatnya hanya 110+." "Ya, tidakkah kau lihat bahwa Tie Yi bahkan tidak mempedulikan serangan Han Sen? Jarak antara mereka begitu besar sehingga tidak memungkinkan." "Hah, Han Sen tidak bisa mengalahkan Tie Yi sama sekali." "Jangan begitu. Berapa umur Han Sen? Saat seusia Tie Yi, dia pasti akan jauh lebih kuat dari Tie Yi. Sayangnya, dia terlalu muda sekarang." "Jangan bicara umur. Kalah ya kalah. Kami prajurit dari Barat Daya bukanlah pecundang dan kami tidak perlu alasan." Banyak prajurit yang menonton berdiskusi. Kebanyakan dari mereka terkesan dengan kekuatan Tubuh Berlian Super dan merasa iba pada Han Sen. Melihat penampilan Tie Yi, si sekretaris merasa lega. Kali ini, dia membuat kesalahan besar, tetapi untungnya, hasilnya tidak terlalu berbeda dari prediksinya. Tie Yi masih akan mengalahkan Han Sen, yang membuat si sekertaris merasa jauh lebih baik. Jika Tie Yi dikalahkan oleh Han Sen, maka investigasinya akan menjadi lelucon besar. Bahkan jika ketua tidak memarahinya, si sekertaris akan merasa dirinya payah. Yang lebih penting adalah ini mungkin akan mengurangi kepercayaan si ketua. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan analisa singkat dengan benar, apakah ketua akan menaruh kepercayaan untuk hal yang lebih penting padanya nanti? Bagi si sekretaris, kehilangan kepercayaan atasannya adalah hal yang berbahaya. "Kau tampak merasa lega?" Si ketua tiba-tiba menoleh ke belakang dan menatap si sekretaris. "Tidak..." Si sekretaris kaget dan buru-buru menjawab. "Apa kau pikir Han Sen akan kalah?" tanya si ketua lagi. "Aku..." Si sekretaris terbata-bata, tidak yakin bagaimana menjawabnya. "Ini bukan salahmu untuk keliru dalam penyelidikan. Lagi pula, kau tidak melihat Han Sen langsung. Akan tetapi, kau masih gagal untuk membuat penilaian yang tepat saat melihatnya, maka itu berarti bahwa kau masih harus banyak belajar," kata si ketua dengan santai. "Ketua, maksudmu Han Sen akan menang?" Si sekretaris tiba-tiba pucat pasi, tetapi si ketua tidak mengucapkan apa-apa lagi, menatap dua prajurit di panggung dalam-dalam. "Apa kau selesai?" Melihat Han Sen melangkah mundur, Tie Yi berkata dengan dingin. "Ya." Han Sen mengayunkan tangannya untuk menghilangkan rasa sakit pada tulangnya. Memukul Tie Yi belasan kali, tulangnya hampir mau patah. Tubuh Berlian Super memang cukup mengerikan. "Apa kau mau keluar dengan sendirinya?" Tanya Tie Yi. "Tidak, aku baik-baik saja." Han Sen menggeleng dan berkata. "Kalau begitu kini giliranku," kata Tie Yi dan mengangkat tangannya, bersiap memukul Han Sen. "Aku rasa sebaiknya kau jangan melakukan gerakan itu," kata Han Sen dengan sungguh-sungguh. "Mengapa?" Tie Yi sedikit cemberut, tidak memahami apa yang Han Sen maksud. "Karena kau telah kalah," kata Han Sen dengan serius pada Tie Yi. "Ha, omong kosong." Tie Yi mendengus dan tidak mau berbicara pada Han Sen lagi, mengarahkan tinjunya pada Han Sen. Sama seperti Tie Yi, Han Sen diam berdiri menghadapi pukulan Tie Yi. "Jadi, Han Sen juga berlatih Tubuh Berlian Super?" "Sepertinya tidak. Berapa usianya? Bahkan jika dia berbakat, mustahil baginya untuk berhasil berlatih Tubuh Berlian Super." "Mengapa dia tetap diam kalau begitu? Apa dia menunggu untuk dipukul?" "Entahlah. Dia hanya mengatakan Tie Yi telah kalah. Jadi, pasti ada alasannya." ¡­ Para prajurit menatap Han Sen yang tak bergerak dengan bingung. Pukulan Tie Yi hampir mengenai wajah Han Sen, tetapi Han Sen masih berdiri diam dengan tenang, seakan Tie Yi tidak mencoba menyerangnya. Saat tinju Tie Yi kurang dari 5 inchi dari wajah Han Sen, jantung semua orang berdebar kencang. Dan Tie Yi mendadak terdiam. Meskipun tinju Tie Yi hanya beberapa inci jauhnya dari Han Sen, Tie Yi tiba-tiba berhenti bergerak dan tampak ketakutan. Dia sangat pucat dan keringat dingin muncul di keningnya. Jika diamati dari dekat, tubuhnya juga menggigil. "Aku hanya menyarankan kau tidak melakukan gerakan itu, tetapi kau tidak mendengarkan. Kini aku takut kau harus sedikit menderita," Han Sen menghela nafas dan berkata. "Kau..." Tie Yi hendak mengatakan sesuatu, tetapi saat dia baru mau mengucapkannya, darah mengisi mulutnya, dan tubuh besinya tiba-tiba memucat. Tempat yang Han Sen pukul menjadi merah. Tie Yi berusaha keras memukul wajah Han Sen yang tepat di samping tinjunya, tetapi dia hanya bergerak satu inchi sebelum mulai memuntahkan darah. Tubuh hebatnya jatuh di samping kaki Han Sen, dan dia gagal untuk berdiri lagi setelah berusaha. Darah keluar dari mulutnya terus-menerus. Keheningan yang aneh terjadi di arena itu. Semua orang melihatnya tidak percaya dan merasa kaget. Chapter 501 - Raja Prajurit Barat Daya Ledakan Yin Yang yang dilatih Han Sen cukup lama akhirnya dapat digunakan. Ledakan Yin Yang yang diciptakan oleh Profesor Bai adalah metode yang menggunakan kekuatan, dan dapat digunakan oleh orang dari berbagai status. Tingkat konversi Han Sen untuk kekuatan yin telah mencapai 90%. Awalnya, dia berpikir bahwa mungkin memerlukan latihan tambahan untuk dapat menyingkirkan Tie Yi. Lagipula, kekuatan yin tidak dapat melukai Tie Yi ketika tungkainya terpukul. Hanya ketika Han Sen memukul daerah organ dalam Tie Yi, dia dapat melukai organ-organ yang rentan. Namun, tanpa diduga, Tie Yi juga sangat percaya dengan kebugarannya dan Tubuh Berlian Super tidak digunakan sama sekali oleh Tie Yi untuk menangkal pukulan Han Sen, sehingga sangat mempermudah Han Sen. Karena ini hanya sebuah kontes, Han Sen tidak memiliki pemikiran untuk membunuh. Kalau tidak, jika dia memukul kepala Tie Yi, dia setidaknya akan menjadi idiot kalaupun tidak terbunuh. Namun, kecerobohan Tie Yi tidak dapat disalahkan. Dalam jaman antar bintang dimana efisiensi adalah segalanya, hanya ada sedikit orang yang bersedia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk berlatih kekuatan yin. Selain itu, hanya sedikit orang yang berhasil. Biasanya, seorang evolver dapat meningkatkan kemampuannya dalam pertarungan tidak peduli seni geno hiper apa yang mereka latih. Sebagai contoh, Pisau Petir yang Han Sen terima tapi belum sempat dilatih dapat menunjukkan efek yang sangat jelas dalam waktu yang singkat. Namun, latihan kekuatan yin tidak hanya memerlukan banyak waktu, tetapi juga tidak terlalu berguna dalam meningkatkan kemampuan seseorang dalam pertarungan. Pada awalnya, sudah sangat bagus jika kekuatan yin dapat menembus 1 inci dengan tingkat konversi yang rendah. Sedangkan ketika berburu makhluk yang besar, kemampuan bertarung seseorang tidak ditingkatkan tetapi diperlemah. Untuk makhluk yang lebih besar, bahkan kulit mereka lebih dari 1 inci tebalnya. Dengan kekuatan yin, seseorang bahkan tidak dapat menembus kulit mereka. Sementara itu, kekuatan seseorang dikurangi lebih dari setengahnya. Maka, keahlian ini sama sekali tidak berguna. Hanya beberapa orang yang berlatih kekuatan yin dan lebih sedikit lagi orang yang berhasil mempelajarinya. Tie Yi dengan tingkat kebugaran sangat hebat bahkan organ dalamnya begitu tangguh sehingga dapat menahan pukulan di atas 100. Jika lawannya bukan Han Sen, tetapi seseorang dengan tingkat kebugaran hanya di atas 100, kekuatan yin sebenarnya tidak dapat melukai Tie Yi jika tingkat konversinya di bawah 95%. Tingkat konversi 80% sudah sangat langka. Tie Yi tidak pernah melihat kekuatan yin yang sekuat ini sebelumnya, jadi dia tidak pernah menduga Han Sen dapat melukainya. Han Sen berulang kali meninju Tie Yi, melukai organ dalamnya secara diam-diam. Kekuatan yin tidak dapat dideteksi dengan mudah, dan rasa sakit yang ditimbulkan karena pukulan yang keras sangat normal sehingga Tie Yi tidak memperhatikannya. Setelah Tie Yi menggunakan kekuatan, organ dalamnya hancur. Itulah alasan mengapa Han Sen memintanya untuk tidak bergerak. Jika Tie Yi seketika pergi ke dokter, akibatnya tidak akan terlalu parah. Namun, Tie Yi masih berusaha untuk menyerang, sehingga memperparah luka di organ dalamnya. Tanpa istirahat yang cukup selama beberapa bulan, dia tidak akan dapat bangkit kembali. Dokter dari tim medis cepat-cepat mengangkat Tie Yi yang matanya mulai memutih, meninggalkan Han Sen yang menikmati sorak sorai dan tepuk tangan dari penonton sendirian di panggung. Tidak ada orang yang dapat menduga bahwa Harimau dari Darah Biru dapat dikalahkan seperti itu, dengan cara yang tidak terbayangkan. Pilihan Tie Yi yang membiarkan Han Sen memukulnya menunjukkan kesombongan, sementara itu Han Sen menjadi pahlawan dan menikmati kemenangan di galaksi barat daya dalam semalam. Banyak pakar yang tercengang dengan penampilan Han Sen. Seharusnya, mereka dapat mengetahui bahwa Han Sen sedang melukai organ dalam Tie Yi dengan kekuatan yin. Namun, Tubuh Berlian Super yang dilatih Tie Yi memiliki efek untuk meningkatkan organ dalamnya walaupun pada tahap pertama. Tanpa kekuatan di atas 100, bahkan kekuatan yang tidak dapat melukai jantung Tie Yi secara langsung, apalagi kekuatan yin. Han Sen memiliki tingkat kebugaran sekitar 110. Kenyataan bahwa dia dapat mengalahkan Tie Yi seperti itu menunjukkan bahwa dia memiliki bakat yang luar biasa dalam melatih kekuatan yin. Dengan kehadiran banyak petugas tingkat tinggi, di antara mereka banyak yang merupakan surpasser, tidak ada yang berani mengatakan bahwa mereka dapat menggunakan kekuatan yin lebih daripada Han Sen. Banyak surpasser yang semakin menghormati Han Sen. Seorang pria muda yang dapat bertahan dengan kebosanan untuk melatih kekuatan yin dengan begitu baik tidak mungkin adalah orang biasa. Ketekunan dan kekerasan hatinya membuat semua orang mengingat nama Han Sen. Pertarungan terakhir adalah antara Zhang Yuze dan Han Sen untuk mempertarungkan jabatan Raja Prajurit Barat Daya. Pertarungan ketiga dibatalkan karena luka parah yang diderita oleh Tie Yi. Han Sen dapat mengalahkan Tie Yi dengan mudah, sehingga lebih mudah lagi baginya untuk mengalahkan Zheng. Zheng Yuze memiliki tingkat kebugaran yang hampir sama dengan Han Sen, sedangkan Han Sen menggunakan semua cara untuk meningkatkan kebugarannya. Selain itu, Zheng Yuze adalah seorang petarung yang tangguh, jadi dia tidak akan terlalu ceroboh saat berhadapan dengan Han Sen yang baru saja mengalahkan Tie Yi dengan telak. Zheng Yuze sangat waspada dan mengambil posisi pertahanan sejak awal, berusaha untuk mengalahkan Han Sen yang telah bertarung sebelumnya dengan menghabiskan tenaga Han Sen, yang juga menunjukkan rasa hormatnya pada Han Sen. Dengan demikian, Han Sen memiliki kesempatan yang sempurna untuk memperlihatkan keahlian yang telah dia pelajari. Tujuh Pembunuhan, Pisau Ganda, Diversi dan keahlian lainnya yang begitu hebat sehingga para prajurit semuanya terkesima, bertepuk tangan semakin kencang. Dalam pandangan para pakar, Zheng Yuze telah kalah sejak awal. Kedua orang yang memiliki tingkat kebugaran yang hampir sama, atau mungkin Zheng Yuze bahkan lebih kuat. Namun, dalam hal pengembangan ilmu bela diri, Han Sen jelas berada pada tingkat yang lebih tinggi. Zheng Yuze hanya mengikuti arahan Han Sen. Dia hanya dapat bertindak pasif, dan tidak memiliki harapan untuk menang. "Sekarang sudah semakin banyak anak muda yang berdedikasi dengan ilmu bela diri. Banyak orang hanya berfokus pada keahlian dan bukan pada seni. Itulah alasannya mereka tidak pernah mencapai tingkat tinggi. Han Sen ini sangat bagus, terlihat seperti guru yang sesungguhnya. Dia pasti akan memiliki masa depan yang cerah" kata ketua. Sekretaris ketua meringis dalam hati. Ketua telah membuat kesalahan dengan menyukai Han Sen. Namun, setelah mendapatkan kritik dari ketua, sekretaris menyadari bahwa dia harus berhenti menutupi kesalahannya, dan harus berusaha untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Tanpa ketegangan yang berarti, Han Sen mengalahkan Zheng Yuze dan menjadi Raja Prajurit Barat Daya yang baru. Zheng Yuze tidak dapat bertarung dengan efektif sejak awal sampai akhir. Seolah-olah kedua orang itu tidak sebanding. Sebenarnya, Zheng Yuze sudah merasa takut sebelum dia memulai pertarungan, merasa takut dengan luka pada Tie Yi yang diakibatkan oleh Han Sen. Zheng Yuze terlalu berhati-hati untuk bertarung seperti biasa, dan dia menjadi terlalu defensif sehingga Han Sen dapat memang dengan mudah. Walaupun jabatan Raja Prajurit Barat Daya bersifat tahunan, jabatan ini cukup bernilai, terutama dengan kenyataan bahwa Han Sen mengalahkan Harimau dari Darah Biru untuk mendapatkannya. Ketua memberikan langsung penghargaan pada Han Sen berupa medali dan sertifikat. Sayangnya, tidak ada materi maupun uang dalam penghargaan kemiliteran, sehingga Han Sen merasa agak sedih. Prajurit yang telah berpartisipasi dalam kontes kembali ke barisannya dan memberitahukan yang lain tentang bagaimana Han Sen mengalahkan Tie Yi, membuat nama Han Sen dikenal oleh hampir semua orang di dalam Galaksi Barat Daya, yang merupakan sebuah penghormatan yang besar. Chapter 502 - Pengawal Lainnya "Saya mohon maaf, kapten. Aku telah mengacaukan segalanya," Tie Yi berkata dengan wajah muram pada seorang pria tampan yang duduk di sampingnya, berbaring di tempat tidur dalam rumah sakit. "Kucing kecil, jangan merasa bersalah. Seorang pria hanya akan dapat tumbuh dalam kesalahan. Jika seorang pria tidak pernah berbuat kesalahan, artinya dia hanyalah sekuntum bunga lembut yang tidak pernah melihat badai. Kau masih seekor anak kucing sekarang, tetapi setelah mengalami kesalahan demi kesalahan, kau akan menjadi Harimau dari Darah Biru yang sesungguhnya suatu hari nanti. Kesalahan bukan sesuatu yang buruk bagimu. Asalkan kau masih hidup, kesalahan-kesalahan itu akan membuatmu jadi lebih kuat," pria tampan itu berkata sambil tersenyum. "Kapten¡­" Seorang pria sekuat Tie Yi hampir menangis. "Menangis setelah dikalahkan bukan gaya Darah Biru." Pria tampan itu menepuk kepala Tie Yi dengan penuh kasih sayang. Orang yang melihat adegan ini, pasti akan merasa aneh atau lucu. Pria tampan itu tampaknya berusia 20an, jauh lebih muda daripada Tie Yi. Namun, Tie Yi terlihat seperti seorang anak kecil di hadapannya. Namun, walaupun terlihat aneh, ada keharmonisan di dalamnya. Walaupun terlihat menggemaskan, tidak ada yang aneh. Jika orang itu mengenal si pria tampan, dia sama sekali tidak akan merasa aneh. Lu Hui, kapten Pasukan Cadangan Darah Biru hanya berusia 27 tahun tetapi memiliki julukan Kapten Iblis. Tidak ada yang mengetahui betapa kuatnya Lu Hui. Anggota Pasukan Cadangan Darah Biru menjadi seperti anak-anak di hadapan Lu Hui, termasuk Tie Yi. Jadwal latihan Pasukan Cadangan Darah Biru sebagian besar dieksekusi oleh Lu Hui. Julukan Tie Yi, Harimau dari Darah Biru, sebenarnya berasal dari Lu Hui. Namun, Lu Hui awalnya memanggil Tie Yi "Anak Kucing dari Darah Biru." Kecuali Lu Hui, siapapun yang berani memanggil Tie Yi dengan julukan itu pasti akan dihajar. Kemudian, para anggota lain dalam pasukan cadangan memutar namanya dan memanggil Tie Yi anak harimau, yang kemudian menjadi Harimau dari Darah Biru yang selanjutnya menyebar luas. "Segera sembuh, masih ada banyak latihan yang lebih berat menunggumu di masa depan. Jangan pikir tidak ada konsekuensi untuk kekalahanmu. Setelah kau kembali, latihanmu akan dilipatgandakan," Lu Hui berkata dengan tegas. "Iya, Kapten. Aku akan berlatih lebih keras. Lain kali, aku tidak akan kalah dari pria itu." Tie Yi berkata sambil menggertakan giginya. "Dia bukan lagi lawanmu. Namun, bagus juga menyimpan pemikiran itu. Teruskan." Lu Hui tersenyum dan memikirkan Han Sen. Membayangkan rincian penampilan Han Sen dalam kontes, Lu Hui tersenyum aneh. Ketika Han Sen kembali ke Daphne, dia melapor ke kantor Ji Yanran. Ketika dia masuk ke dalam kantor, dia mencium aroma yang wangi, sebelum melihat pacarnya melemparkan dirinya pada Han Sen. Dia melingkarkan kakinya di pinggang Han Sen dan memegang wajah Han Sen dengan kedua tangannya, menciumnya dengan bergairah. "Sayangku, kau hebat sekali. Aku sangat mencintaimu." Ji Yanran tidak menduga bahwa Han Sen dapat mengalahkan Tie Yi dan mendapatkan posisi itu. Dia menawarkan bibirnya yang hangat, yang tidak mungkin ditolak oleh Han Sen. Dia memegangi bokong Ji Yanran dengan tangannya, mengagumi betapa bulat dan kenyalnya pantat itu. Ji Yanran yang biasanya merasa malu tampaknya menikmati suasana ini kali ini. Dia bahkan membuka kancing kemeja Han Sen dan mencium lehernya. Ketika Han Sen keluar dari kantor dengan kaki yang pincang, dia masih dapat mendengar suara Ji Yanran yang menggoda, "Ini adalah penghargaan spesial untukmu." "Aku suka penghargaan ini." Han Sen berjalan sambil bersenandungkan lagu kecil. Tidak lama kemudian, dia merasakan udara yang dingin. Han Sen merinding dan melihat ke atas. Seorang wanita dengan seragam militer berdiri di hadapannya, menatap Han Sen dengan dingin seolah-olah dia adalah seekor binatang. Raut wajah wanita itu membuat Han Sen merasa dia tidak sedang melihat pada seorang pria, atau bahkan seorang manusia. Di matanya, Han Sen tidak berbeda dengan seekor kucing atau anjing. Jika Wendy dapat digambarkan sebagai seorang prajurit yang dingin, maka wanita ini tampak seperti pembunuh yang haus akan darah. Walaupun Han Sen tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya, dia sudah mendapatkan kesan ini dari pandangan pertama. Dia tidak mengetahui alasannya, tetapi pemikiran tentang wanita ini begitu mengerikan sehingga dia lebih memilih untuk mengalahkan 10 pria seperti Tie Yi sebelum membuat wanita ini marah. Wanita ini berjalan lurus melewati Han Sen dan tanpa diduga mengetuk pintu Ji Yanran. Siapakah wanita itu? Mengapa aku tidak pernah melihatnya selama ini? Han Sen tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Pada saat ini, penjelasan yang paling memungkinkan bagi wanita yang tidak berasal dari Daphne dan mengunjungi Ji Yanran adalah bahwa wanita itu adalah pengawal Ji Yanran yang lainnya. Walaupun Han Sen tidak mengetahui identitas wanita itu, dia dapat merasakan bahwa wanita itu jauh lebih kuat daripadanya berdasarkan instingnya yang kuat. Han Sen bahkan menduga bahwa wanita itu adalah surpasser, kalau tidak dia tidak mungkin dapat membuat Han Sen merasa tertindas. Tebakan Han Sen segera mendapatkan pembenaran. Ketika Ji Yanran berbincang dengan Han Sen pada malam harinya menggunakan jaringan komunikasi sambil berbaring di tempat tidur. "Wanita itu adalah pengawalmu yang lain?" Han Sen masih mengingat wajah wanita itu dan bertanya dengan santai. "Iya, dia adalah Kolonel Annie. Dia adalah pengawal baruku. Jangan menggodanya ya. Dia adalah surpasser. Jika kau membuatnya marah, aku tidak dapat menghentikannya," Ji Yanran berkata sambil tersenyum. "Istriku tersayang, apakah ini diatur oleh keluargamu? Mereka dapat memperoleh seorang surpasser sebagai pengawalmu?" Han Sen tidak dapat menahan diri untuk bertanya. Han Sen belum pernah bertanya tentang keluarga Ji Yanran selama ini, tetapi kali ini dia benar-benar merasa terkejut. Kapten kapal perang antar bintang tidak akan begitu boros sehingga mereka menggunakan surpasser sebagai pengawal mereka. "Apakah kau tidak mengikuti berita akhir-akhir ini?" Ji Yanran tidak menjawab tetapi balik bertanya. "Tidak banyak, tetapi aku mengetahui sesuatu." Han Sen selalu membaca berita karena terlalu sedikit hal yang diketahui tentang masyarakat ini. "Apakah kau melihat berita yang berkaitan dengan Keluarga Ji?" Ji Yanran bertanya sambil tersenyum. "Berita tentang Keluarga Ji?" Han Sen berpikir dan tiba-tiba membelalakan matanya. "Maksudmu salah satu yang mengikuti pemilihan akhir-akhir ini¡­" Keesokan paginya, Han Sen bangun dan berteleportasi ke Tempat Suci Para Dewa. Kali ini, dia tidak bergegas untuk pergi berburu. Dia memutuskan untuk pergi ke pasar di Tempat Penampungan Roda Bintang untuk membeli beberapa jiwa binatang mutan. Walaupun jiwa binatang mutan tidak terlalu berguna baginya, dia dapat dengan mudah meningkatkan mereka menjadi jiwa binatang mutan amuk dengan kristal hitam dan menghasilkan banyak uang. Perdagangan yang begitu menguntungkan tidak mungkin dilewatkan oleh Han Sen. Chapter 503 - Membeli Jiwa Binatang Han Sen berjalan-jalan di pasar Tempat Penampungan Roda Bintang, yang lebih ramai daripada Tempat Penampungan Dewi milik Han Sen. Namun, jiwa binatang mutan tetap saja sulit ditemukan, dan tidak ada jiwa binatang berdarah sakral sama sekali. Han Sen menemukan beberapa jiwa binatang mutan dan menanyakan harganya, tetapi sebagian besar pemiliknya tidak menginginkan uang, melainkan bertukar dengan jiwa binatang dengan tingkat yang sama. Sedangkan mereka yang mau menjual demi uang, Han Sen tidak terlalu menyukai jiwa binatang yang ditawarkan. Salah satu dari 100 jiwa binatang dapat berpotensi menjadi amuk. Maka, jika Han Sen menjual jiwa binatang amuk dalam jumlah besar, dia mungkin akan dicurigai, oleh karena itu dia tidak mau menjual terlalu banyak. Akhir-akhir ini, Han Sen sedang mencari jiwa binatang yang nilainya dapat meningkatkan belasan kali lipat setelah menjadi amuk. Mungkin dia bahkan dapat menghasilkan cukup banyak uang untuk membeli sebuah jiwa binatang berdarah sakral. Itu bukan hal yang mustahil. Dia tidak dapat memilih jiwa binatang berdarah sakral, tetapi dia dapat memilih beberapa jiwa binatang mutan langka yang sangat populer di antara para evolver. Seketika dia membuat mereka menjadi amuk, nilai mereka akan menjadi sangat tinggi. Tentu saja, jika Han Sen menyimpan jiwa binatang itu untuk sementara waktu, mereka mungkin juga berguna baginya. Han Sen berjalan perlahan dalam pasar dan melihat dua jiwa binatang mutan dalam sebuah toko, dia sangat menyukai salah satunya. "Halo, berapa harga serigala salju mutan?" Han Sen bertanya pada pemiliknya, menunjuk pada jiwa binatang serigala yang terlihat seperti bola salju. Serigala salju bukan binatang langka di medan es. Sebenarnya, jumlah mereka terlalu banyak sehingga menimbulkan banyak masalah. Di medan es, dapat dengan mudah menemukan ratusan ribu serigala salju yang berkeliaran. Walaupun serigala salju adalah makhluk primitif, biasanya, manusia tidak dapat menyerang kelompok yang begitu besar sama sekali. Beberapa serigala salju bahkan memiliki kelompok yang anggotanya ratusan ribu. Tanpa tim yang berisikan ribuan orang, manusia tidak dapat bertarung dengan serigala-serigala itu. Oleh karena itu, kecuali ada kampanye perburuan skala besar yang diselenggarakan oleh para pemilik tempat penampungan, orang biasa sangat sulit untuk membunuh serigala salju. Mendapatkan jiwa binatang mereka lebih sulit lagi. Di sisi lain, kemampuan jiwa binatang ini sangat penting bagi orang-orang yang hidup di medan es. Jiwa binatang bahkan dapat menyelamatkan jiwa manusia. Bahkan jiwa binatang primitif dari serigala salju nilainya beberapa kali lipat dari jiwa binatang primitif lainnya. Apalagi jiwa binatang serigala salju mutan. Han Sen memperkirakan bahwa dia dapat menghasilkan jiwa binatang serigala salju mutan amuk, harganya tidak akan lebih murah daripada jiwa binatang berdarah sakral biasa. Jenis jiwa binatang serigala salju adalah baju baja. Berbeda dengan baju baja biasa, baju baja serigala salju ini memiliki efek menahan dingin. Semakin tinggi tingkatan jiwa binatang, semakin besar kemampuannya untuk memberikan kehangatan. Dengan jiwa binatang berdarah sakral, seseorang dapat bertahan hidup dari badai salju di medan salju dan pulang dengan selamat. Bahkan jika seseorang jatuh ke dalam lubang es dan tertidur di gletser, dia tidak akan mati membeku. Kemampuan ini tidak dapat dianggap remeh. Kekuatan alam sangat luar biasa, terutama di Tempat Suci Para Dewa. Jika seseorang tidak dapat menghadapi badai salju dan tersesat di medan es, tidak dapat menemukan tempat penampungan, maka bahkan seorang evolver dengan tingkat kebugaran di atas 100 dapat dengan mudah mati membeku. Tentu saja, Han Sen telah dilengkapi dengan Kulit Giok, maka es dan salju tidak dapat melukainya. Kecuali dia tidak mendapatkan asupan makanan dalam jangka panjang, selain itu dia tidak akan mati kedinginan. "Bertukar dengan senjata jiwa binatang dengan tingkat yang sama, sebaiknya pedang yang berat." Pemiliknya memandang Han Sen, tidak menunjukkan rasa antusias yang seharusnya dimiliki oleh seorang penjual. Perilakunya tidak mengherankan sama sekali. Lagipula, dia menjual barang populer yang diinginkan oleh setiap orang. Karena permintaan penjualnya cukup spesifik, belum ada kesepakatan yang terbentuk. Beberapa menit sebelum kedatangan Han Sen, beberapa orang sudah mampir dan bertanya, tetapi belum ada kesepakatan. "Apakah kau mau menukarnya dengan lisensi Aula Orang Suci?" Han Sen tidak memiliki jiwa binatang sekarang, jadi dia hanya dapat bertukar dengan lisensi. "Lisensi Kelas-S untuk evolver. Aku dapat membayarmu lebih. Tetapi aku tidak mau apapun di bawah Kelas-S." Pemilik itu berkata terus terang. "Walaupun jiwa binatang serigala salju berharga, itu tidak cukup untuk ditukarkan dengan lisensi Aula Orang Suci Kelas-S bukan?" Han Sen menatap jiwa binatang mutan lainnya yang dimiliki penjual itu. Ada jiwa binatang monyet hitam, dengan tinggi 6 sampai 9 kaki. Rambutnya terlihat seperti tungsten. Otot-otot di dadanya begitu kuat sehingga tampak seperti bongkahan besi, terlihat luar biasa. "Apakah kau benar-benar memiliki lisensi Aula Orang Suci Kelas-S?" Mata pemilik itu berbinar-binar. Dia akhirnya bersemangat dan menatap Han Sen dengan penuh harap. "Apakah tipe jiwa binatang mutan ini?" Han Sen tidak menjawab, tetapi bertanya sambil menunjuk pada monyet hitam. "Ini adalah jiwa binatang perubahan wujud, monyet ganas. Setelah berubah wujud, kekuatanmu akan ditingkatkan secara signifikan. Namun, ini hanya dapat meningkatkan kekuatanmu, dan bahkan akan sedikit mengurangi fleksibilitasmu." Sebagai orang yang jujur, pemilik itu menjelaskan pro dan kontra dari jiwa binatang monyet ganas. "Berapa besar kekuatan yang dapat dia berikan untukku?" Mata Han Sen mulai berbinar. Jiwa binatang dengan kekurangan pasti memiliki kekuatan yang luar biasa. Kekuatan murni sudah cukup berguna bagi Han Sen. Lagipula, kekuatannya belum cukup kuat pada saat ini. Masih sulit baginya untuk membunuh makhluk berdarah sakral dengan pertahanan yang kuat. "Tergantung pada kebugaranmu. Biasanya, peningkatannya lebih dari 10 poin," pemilik itu berpikir dan berkata. Han Sen berhitung dan menemukan bahwa 10 poin sudah cukup bagus. Dengan kemampuannya saat ini, dia dapat dengan mudah mencapai 120 sampai 130. Jika dia mengevolusikannya menjadi jiwa binatang amuk, maka peningkatkannya akan lebih besar. "Satu lisensi Aula Orang Suci Kelas-S evolver untuk dua jiwa binatangmu. Bagaimana menurutmu?" Han Sen mengeluarkan sebuah lisensi dan menunjukkannya pada pemilik itu. Medan es adalah wilayah yang kecil, Jika wilayah itu lebih padat penduduknya, banyak orang yang akan saling membunuh demi menukarkan jiwa binatang mutan dengan lisensi Orang Suci Kelas-S, di tempat ini, sumber daya begitu terbatas sehingga pemilik itu masih merasa bimbang dengan kesepakatan ini. Setelah berpikir beberapa saat, pemilik itu jelas sangat menginginkan lisensi Aula Orang Suci Kelas-S. Dia berkata dengan tegas, "Ok, ayo kita lakukan." Pertukaran itu berlangsung lancar, dan Han Sen mendapatkan serigala salju mutan dan monyet ganas. Merasa senang, Han Sen memanggil mereka untuk mencobanya. Serigala salju berubah menjadi baju zirah kulit berwarna putih yang menutupi tubuh Han Sen. Topi bajanya berbentuk seperti kepala serigala. Han Sen terlihat seperti manusia serigala dari kejauhan, terlihat cukup tampan. Han Sen juga merasa jauh lebih hangat setelah mengenakan baju zirah itu. Berubah wujud menjadi monyet ganas, Han Sen menjadi monyet hitam dan segera merasa peningkatan pada kekuatannya. Walaupun tubuhnya menjadi lebih kaku, Han Sen dapat menerima hasil ini karena dia dapat merasakan peningkatan kekuatan yang sangat signifikan. Han Sen merasa sangat puas dengan pertukaran ini. Di masa depan, jika dia merubah jiwa binatang ini menjadi yang amuk dengan kristal hitam, dia dapat memilih untuk menggunakan atau menjualnya. Chapter 504 - Ikan Biru Han Sen meninggalkan Tempat Penampungan Roda Bintang untuk berburu. Karena pencerewet emas belum menyelesaikan evolusinya. Han Sen tidak dapat menyuapi monyet ganas maupun serigala salju dengan kristal hitam pada saat ini. Han Sen berencana untuk pergi ke danau beku, yang dekat dengan lautan dan mungkin terhubung dengan lautan di bawah tanah. Karena udara yang dingin, danau itu membeku sepanjang tahun dan lapisan atasnya dapat diinjak oleh manusia maupun tunggangan. Orang-orang biasa hanya berusaha untuk mengebor lubang di es untuk memancing makhluk ikan. Ketika makhluk yang tampak seperti ikan meninggalkan air, kemampuan mereka akan berkurang dengan signifikan, sehingga lebih mudah untuk membunuhnya. Han Sen membawa umpan dan tipuan khusus untuk ikan dari Persekutuan. Ketika dia tiba di danau beku, dia menemukan bahwa ini tidak berbeda dengan gletser. Di bawah kakinya adalah lapisan es yang dingin. Bahkan lapisan yang paling tipis juga memiliki ketebalan 3 sampai 6 kaki. Ada banyak orang di atas danau beku. Karena sumber daya yang terbatas di medan es, danau beku dapat dikatakan adalah tempat yang bagus untuk memancing karena kadangkala dapat menemukan makhluk mutan. Memerlukan kesabaran untuk memancing di sana. Jika dia bernasib mujur, mungkin hanya memerlukan waktu satu hari untuk dapat menangkap seekor makhluk mutan. Jika nasibnya sedang sial, mungkin memerlukan waktu lebih dari setengah bulan untuk mendapatkannya. Tujuan utama Han Sen datang ke tempat ini adalah untuk menambah poin geno primitif. Karena ikan-ikan di dalam danau beku sebagian besar adalah makhluk primitif dan berukuran kecil, mereka adalah sasaran yang sempurna bagi Han Sen. Tentu saja, akan lebih baik lagi jika dia dapat menangkap makhluk mutan. Kalau tidak, juga tidak masalah. Di wilayah danau beku yang luas, dia dapat melihat ada banyak orang yang memancing di samping lubang-lubang yang berdiameter sekitar 3 kaki. Han Sen tidak berencana untuk membuat lubang sendiri. Dia menemukan sebuah lubang yang tidak terpakai lagi, menggunakan es tipis yang telah dia formulasikan, meletakkan umpan di kait dan memancing di lubang itu. Han Sen meletakkan bangku dan duduk di atasnya. Mengenakan baju zirah kulit dari serigala salju, dia sama sekali tidak merasa dingin. Mengeluarkan sebuah buku pelajaran tentang bahasa kuno, Han Sen mulai membaca sambil menunggu ikan yang mengambil umpan. "Apakah kau orangnya?" Tidak lama setelah Han Sen duduk, seseorang yang berjalan melewatinya dengan sebuah tongkat di tangannya berlari menuju ke Han Sen dengan terkejut setelah melihatnya. Han Sen melihat ke atas dan menemukan bahwa dia adalah seorang wanita tinggi, Guan Tong. Melihat apa yang dia pegang di tangannya, Han Sen mengetahui bahwa dia juga datang ke sini untuk memancing. "Kau juga datang ke sini untuk memancing?" Han Sen tersenyum pada Guan Tong. "Kau¡­ Terima kasih waktu itu¡­" Guan Tong membuka mulutnya dan tidak tahu harus berkata apa. "Apa?" Han Sen tercengang, tidak memahami mengapa dia berterima kasih padanya. "Terima kasih karena telah menyelamatkan Tempat Penampungan Roda Bintang," Guan Tong berkata dengan sungguh-sungguh. "Itu bukan apa-apa. Aku yang harus berterima kasih padamu karena telah menolongku waktu itu," Han Sen berkata sambil tersenyum. Guan Tong yang periang menjadi merona setelah mendengar perkataan Han Sen. Dia memahami bahwa Han Sen waktu itu baik-baik saja. Berbeda dengan apa yang dia pikirkan, Han Sen sebenarnya tidak perlu diselamatkan, dia hanya membawanya secara paksa. "Pergilah memancing sekarang. Jika kau terlambat, kau akan kehilangan tempat yang bagus." Han Sen menunjuk pada lubang-lubang es. Guan Tong mengangguk dan cepat-cepat berlari ke sana. Dia tidak tahu harus berkata apa, karena situasi seperti ini di luar intelegensi emosionalnya. Guan Tong mulai memancing pada jarak sekitar 20 kaki dari Han Sen, dia terus menerus mencuri pandang pada Han Sen ketika dia memancing. Han Sen terus membaca dan tidak memperhatikan dia sama sekali. Lebih dari setengah jam kemudian, Han Sen yang sedang membaca merasakan pergerakan di tali pancing di tangannya. Han Sen meletakkan buku di tangannya dan melihat pelampung yang mengambang di air, yang tampaknya agak bergemetar. Han Sen meletakkan jarinya di tali pancing dan merasakan getaran itu seperti seorang tabib Tiongkok tradisional yang merasakan nadi. Dia tidak segera menarik tali pancing itu. Setelah menyerap kristal merah, otak Han Sen lebih kuat daripada kemampuan persepsinya. Dari pergerakan yang dia rasakan di tali pancing, dia dapat membayangkan apa yang terjadi di bawah air dalam pikirannya. Hanya dengan merasakan getaran di tali pancing, Han Sen mengetahui bahwa makhluk itu tidak melahap umpannya, tetapi hanya menggigit ujung umpan. Tiba-tiba, tali pancing bergerak dengan kencang. Tanpa ragu-ragu, Han Sen meraih tali pancing dan menariknya dengan kencang. Tali pancing tertarik cukup kencang di sisi lainnya. Han Sen tidak menariknya dengan paksa, tetapi melonggarkannya sedikit dan meneruskan menggulung ketika mahkluk itu menjadi semakin lemah. Ketika makhluk itu menarik dengan kuat kembali, Han Sen melonggarkan tali pancing kembali. Setelah beberapa kali, makhluk itu akhirnya menjadi cukup lemah. Han Sen kemudian menarik tali pancing dengan kencang. Ada seekor ikan biru dengan panjang satu kaki, sisiknya menyinarkan cahaya biru tua. Han Sen segera merubah tangannya menjadi pisau, memotong ikan biru dengan menggunakan keahlian Pisau Petir yang sedang dia latih, memotong kepalanya dengan cepat. "Makhluk primitif ikan biru terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif." Walaupun hanya makhluk primitif, Han Sen sudah merasa cukup senang. Tidak ada risiko dan keuntungannya cukup besar. Selain itu, makhluk-makhluk ini siap dimakan. Pantas saja begitu banyak orang datang ke danau beku. Han Sen memotong ikan biru menjadi irisan-irisan tipis. Mencocolnya ke dalam saus yang dia bawa, Han Sen menikmati rasa manis ikan itu. Sangat enak. "Daging ikan biru dimakan. Satu poin geno primitif didapatkan." Han Sen melanjutkan membaca sambil memancing. Dalam waktu kurang dari 2 jam, dia berhasil menangkap ikan biru dan 3 ikan teri emas. Walaupun dia tidak mendapatkan jiwa binatang, perolehannya cukup berarti. Orang-orang di samping Han Sen kurang beruntung. Ketika Han Sen telah menangkap 7 ikan, orang yang paling beruntung di antara mereka hanya berhasil menangkap 2 ikan. Banyak orang yang menatap Han Sen dengan iri. Setiap saat Han Sen menarik tali pancing, banyak orang di sekitarnya menatap Han Sen. Guan Tong jelas kurang beruntung. Seperti sebagian besar orang, dia tidak mendapatkan apa-apa sejak dia datang. Dia tidak dapat disalahkan. Tidak semua orang memiliki kemampuan persepsi seperti Han Sen. Tidak aneh kalau tidak dapat menangkap apa-apa, kalau tidak semua orang pasti akan datang ke danau beku. "Guan Tong, ikan-ikan ini rasanya enak. Ayo ke sini dan mencobanya," Han Sen melambai pada Guan Tong dan berkata. Guan Tong sudah berada di sana sangat lama, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan apapun, sehingga Han Sen merasa agak kasihan dengannya. Guan Tong pernah menolongnya sehingga Han Sen kemudian berbagi ikan dengannya, yang juga tidak dapat dia habiskan sendiri. "Aku membawa makanan sendiri," Guan Tong merasa malu, mengeluarkan solusi nutrisi dari kantongnya. "Ayo ke sini. Membosankan makan sendiri. Ada banyak makanan dan terlalu sayang kalau tidak kita habiskan," Han Sen berkata sambil tersenyum. Ketika Guan Tong masih merasa bimbang apakah dia sebaiknya ke sana, beberapa orang berjalan ke arah Han Sen. Salah satunya menatap Han Sen dan berkata, "Teman, seleramu sangat bagus, bahkan untuk seorang tomboy seperti ini." Chapter 505 - Dewa Hitam Han Sen melirik orang-orang itu. Orang-orang itu tidak memiliki alat pancing atau barang-barang pribadi, jadi mereka sepertinya tidak memancing di sini. "Enyah dari sini." Han Sen berkata dengan ketus. "Temperamen cukup besar. Tapi aku khawatir kau belum tahu siapa pemilik tempat ini." Pemimpin kelompok orang-orang itu, seorang pria paruh baya tidak marah, tetapi tersenyum dingin pada Han Sen. Orang-orang itu tidak menganggap kata-kata Han Sen dengan serius sama sekali. Mereka berjalan ke arah Han Sen menghela nafas dan mulai menarik tas yang digunakan Han Sen untuk menaruh ikan yang ditangkap. "Apakah kau tidak mendengarku? Jangan membuatku mengatakannya lagi," Han Sen mengerutkan kening dan berkata. "Ha ha, Nak, kau cukup tangguh juga. Namun, Tempat Penampungan Dewa Hitam bukanlah tempat yang tepat untukmu untuk menjadi tangguh." Pria paruh baya itu meraih ikan di tas Han Sen. "Bos kami di Dewa Hitam mengatakan bahwa setengah dari keuntungan di danau beku harus diserahkan ke Tempat Penampungan Dewa Hitam. Kau punya tujuh ikan di sini, jadi aku akan memberi diskon untukmu, hanya mengambil tiga ikan teri emas darimu." Han Sen telah mendengar bahwa karena danau beku berlokasi dekat dengan salah satu dari tiga tempat penampungan terbesar, Tempat Penampungan Dewa Hitam, orang-orang dari Tempat Penampungan Dewa Hitam akan memungut bayaran dari orang-orang yang sedang memancing di sana. Biasanya, hanya akan dikenakan biaya seekor ikan primitif, dan kemudian orang itu dapat menangkap ikan selama dia inginkan. Orang-orang ini meminta tiga ikan dari Han Sen, yang merupakan yang paling berharga. Jelas, mereka iri dengan perolehan Han Sen dan berencana memerasnya. Awalnya, Han Sen berencana untuk memberi mereka seekor ikan ketika bertemu dengan orang-orang dari Tempat Penampungan Dewa Hitam. Bagaimanapun, itu adalah tempat mereka. Namun, orang-orang ini ingin memerasnya, maka Han Sen bahkan enggan memberi mereka seekor ikan. Melihat pria paruh baya itu berusaha untuk menggapai punggungnya, Han Sen tidak berbicara tetapi menginjak tangannya. Serangan itu cepat dan sengit, yang tidak dapat dihindari oleh pria paruh baya itu. Tangannya diinjak oleh Han Sen, dan dia tiba-tiba berteriak seperti babi. "Sialan. Dia berani menyerang kita." Orang-orang yang lain melihat Han Sen bergerak dan dengan cepat memanggil jiwa binatang mereka, segera memukul Han Sen. Tampaknya mereka sangat kejam, mengarah pada bagian vital Han Sen. Mata Han Sen menjadi dingin. Ketika orang lain mencoba membunuhnya, tentu saja dia tidak akan lunak. Ketika senjata akan mengenai dia, dia melambaikan tangan kanannya. Dengan kilatan tiga lampu ungu, semua senjata dipotong berkeping-keping, dan tiga orang di depan terpotong di dada dan mati seketika. Dua orang lainnya selamat karena mereka tidak berlari secepat itu. Merasa ketakutan, mereka berbalik dan berlari sambil berteriak. "Pergi sekarang. Orang-orang dari Tempat Penampungan Dewa Hitam ada di sekitar sini, dan mereka akan tiba di sini sebentar lagi," Guan Tong berlari menghampiri Han Sen dan berkata. Han Sen mengangguk pelan dan berkata, "Kau harus pergi juga. Hindari wilayah ini untuk sementara." Setelah berpisah dengan Guan Tong, Han Sen meninggalkan danau beku. Dia tidak ingin memperburuk keadaan antara dia dan Tempat Penampungan Dewa Hitam, jadi dia tidak perlu mencari masalah. Namun, ketika Han Sen baru saja meninggalkan danau beku, belasan tunggangan berlari ke arahnya dan segera mendekatinya. Jelas, Han Sen adalah target mereka. "Bos, dia yang membunuh saudara kita." Di antara belasan tunggangan, salah satunya adalah pria paruh baya yang melarikan diri. Dia menunjuk Han Sen dan berteriak. Belasan tunggangan dengan cepat mengepung Han Sen. Pemimpin mereka, seorang pria dalam jubah hitam dengan mata seperti elang menatap Han Sen dan berkata dengan ketus, "Kau membunuh orang-orangku?" "Mereka mencoba membunuhku, jadi tentu saja aku tidak bisa memilih untuk dibunuh," kata Han Sen, memandangi orang dalam jubah hitam. Pria dalam jubah hitam dengan cepat memanggil pisau jiwa binatang yang sempit dan panjang. Dia mengarahkannya ke Han Sen dan berkata, "Apapun alasannya, kau telah membunuh orang-orangku dari Tempat Penampungan Dewa Hitam, jadi kau pantas mati." Seperti yang dia katakan, orang-orang itu dengan cepat menebas pisau pada Han Sen. Pisau itu sangat cepat sehingga terlihat seperti cahaya hitam yang menghampiri wajah Han Sen dalam seketika. Han Sen dengan cepat mengubah ekspresinya. Serangan dari pria berjubah hitam itu begitu cepat sehingga Han Sen tidak dapat menghindar sepenuhnya dengan kecepatannya saat ini. Dia harus mengaum dan memanggil gargoyle untuk menghalangi serangan dengan cakarnya. Saat cakarnya hampir berbenturan dengan pisau panjang pria berjubah hitam, pisau panjang itu tiba-tiba menghilang. Ketika pedang itu muncul lagi, pedang itu memotong dada Han Sen. Darah mulai keluar dari luka di dada Han Sen. Untungnya, Han Sen melangkah mundur tepat pada saatnya dan mengalihkan sebagian besar kekuatan pisau. Selain itu, piktograf gargoyle juga membuat kulitnya lebih kokoh sehingga dapat mengurangi kerusakan. Kalau tidak, Han Sen akan mati karena serangan ini. Keahlian pisau pria berjubah hitam ini sangat aneh, dan kebugarannya luar biasa, pasti lebih tinggi daripada Tie Yi. Han Sen tidak terbunuh dalam serangan itu, sehingga membuat pria dalam jubah hitam merasa agak terkejut. Namun, dia tidak berhenti menyerang, dan sekali lagi menebas Han Sen dengan pisaunya. Beberapa orang dalam kelompok itu juga memanggil senjata jiwa binatang mereka dan bergegas ke arah Han Sen. Dilihat dari kecepatan mereka, mereka semua adalah evolver dengan kebugaran di atas seratus. Han Sen tahu bahwa dia tidak bisa tinggal di sana, atau dia pasti akan mati. Menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan pada saat yang sama, Han Sen dengan cepat melangkah pergi, berlari. Namun, orang-orang itu mengepung Han Sen dan Han Sen tidak dapat kemana-mana. Han Sen harus menerobos dua orang di antara mereka. Kedua orang itu memotong Han Sen tanpa ragu-ragu. Han Sen bergerak ke kiri dan ke kanan, seperti pohon willow yang diterpa angin, menghindari serangan dari kedua orang itu. Namun, dia tidak mungkin dapat menghindari serangan dari pria berjubah hitam yang mengejarnya. Punggungnya segera mengeluarkan darah. Han Sen menggertakkan gigi dan tetap diam. Dia berusaha lari secepat mungkin dan mematahkan pengepungan dua orang itu, berlari cepat di medan es. Dia tahu dia tidak bisa tinggal di sana. Kebugaran pria dalam jubah hitam bahkan lebih kuat darinya. Dalam hal kebugaran dan keahlian pisau, pria itu berada di puncak. Dengan bantuan para evolver dengan tingkat kebugaran di atas seratus, Han Sen pasti akan mati jika dia memilih untuk tetap bertahan di sana. "Kita tidak dapat membiarkannya pergi hidup-hidup." Pria berjubah hitam memimpin sekelompok orang untuk mengejar Han Sen, menunjukkan betapa kuat keinginannya untuk menyingkirkan Han Sen. Sumber daya di medan es sangat terbatas sehingga sangat normal untuk memperjuangkan mereka. Dewa Hitam tidak akan mentolerir tantangan apapun terhadap kepentingan atau kekuasaannya, jika tidak, dia tidak mungkin memimpin Tempat Penampungan Dewa Hitam. Han Sen tahu bahwa persaingan untuk sumber daya memanas, tetapi dia tidak menduga akan seganas ini. Kecepatan Han Sen lebih rendah daripada Dewa Hitam. Tanpa ada tempat untuk bersembunyi di medan es, tidak mungkin dia dapat terus berlari seperti ini. Jika tidak ada evolver lainnya, dia dapat berusaha untuk melawan Dewa Hitam, mempertaruhkan nyawanya. Namun, dalam keadaan itu, dia hanya bisa berusaha untuk melarikan diri. Berbalik dengan cepat, Han Sen berlari ke arah danau beku lagi. Melihat Dewa Hitam mendekatinya, Han Sen melompat ke dalam salah satu lubang es dan menghilang. Chapter 506 - Pertarungan Di Dalam Air "Jaga lubang es yang terdekat. Aku tidak percaya dia tidak akan keluar," Dewa hitam memerintah dengan dingin. Suhu air di danau es luar biasa rendah. Bahkan seseorang dengan level kemampuan di atas seratus tidak akan bertahan lama di dalam air. Ditambah lagi, Han Sen tidak bisa bernafas di bawah air, yang membuat Dewa hitam yakin kalau Han Sen tidak akan bertahan lebih dari lima menit di dalam air sebelum dia muncul di lubang es lainnya. Saat itu, bahkan jika Han Sen ingin melawan lagi, dia akan mati kedinginan, yang membuat Dewa hitam lebih mudah membunuhnya. Akan tetapi, setelah Han Sen masuk ke air, dia tidak mati kedinginan seperti prediksi Dewa hitam. Meskipun air danau itu luar biasa dingin, Han Sen masih memiliki Kulit Giok dan serigala salju. Rasa dingin tidak terlalu mempengaruhinya. Namun, dia tidak berani berlama-lama di dalam air. Lagi pula, dia tidak memiliki kemampuan untuk bernafas dalam air. Meskipun dia bisa menahan nafas selama kurang dari sejam karena kemampuannya, dia tidak akan bertahan lama. Ditambah lagi, ada makhluk ikan di dalam air. Han Sen takut untuk bertemu dengan makhluk ikan tingkat atas. Di bawah air, kemampuan bertarungnya lebih buruk daripada saat di daratan. Han Sen berenang di bawah es. Beberapa makhluk ikan menghampirinya untuk menyerang dari waktu ke waktu, yang semuanya dihajar tanpa ampun dengan tinju Han Sen. Tidak ada yang berani mendekatinya lagi. Alasan Han Sen tidak membunuh ikan-ikan itu adalah karena dia takut tubuh ikan itu akan mengambang ke permukaan, yang akan menunjukkan lokasinya di dalam air. Danau es memang besar sekali. Jika dia berenang lebih jauh dan memanjat, dia pasti bisa berhasil melarikan diri. Setelah Han Sen berenang selama sejenak, dia merasa ada yang salah dengan arusnya. Arus di belakangnya tampak bergerak. Dia menoleh dan mendapati makhluk perak yang tampak seperti belut, yang menyerbu ke arahnya seperti torpedo. Tubuh perak selebar ember menggerakan air, yang membuat Han Sen berguling-guling sebelum menyeimbangkan dirinya. Belut itu berbalik dan menyerbu Han Sen lagi. Han Sen pikir ini belum saatnya keluar, jadi dia bergerak ke samping untuk menghindari belut dan mencakar sisik peraknya. Seperti memanjat pohon, Han Sen melingkarkan lengan dan kakinya di sekeliling tubuh belut, Tidak peduli seperti apa belut itu berguling, Han Sen menempel pada makhluk itu. Meskipun itu cakar amuk, yang membuatnya lebih tangguh dari senjata berdarah sakral biasa, benda itu hanya melukai tubuh belut sedalam 2 inchi. Belut itu begitu kuat sehingga bisa dipastikan itu adalah makhluk berdarah sakral. Di dalam air, Han Sen bukanlah lawan sepadan. Dia memejamkan mata dan memeluk kencang si belut erat-erat. Dengan racun pada cakar tersebut, belut itu tidak akan mampu bertahan lama. Belut itu berputar sangat kencang di dalam danau. Han Sen bertahan di belut tersebut untuk waktu yang lama dan merasakan ada sesuatu yang salah. Si belut ternyata berenang semakin dalam. Han Sen tidak tahu seberapa dalam danau itu, tetapi tekanannya semakin meninggi. Bahkan dengan kemampuan dan cakar serigala saljunya, dia masih merasa kepayahan oleh tekanan itu. "Apa mungkin binatang ini kebal terhadap racun?" Saat Han Sen merasa depresi, dia tiba-tiba merasakan kehampaan di kakinya dan terjatuh. Tadinya Han Sen pikir bahwa si belut melompat keluar dari air. Akan tetapi dia menepis pikiran itu segera. Dia terjatuh ke dalam air dan tidak naik sama sekali. Han Sen segera membuka mata untuk melihatnya, dan apa yang dia lihat membuatnya tercengang. Duk! Han Sen dan si belut terjatuh di lantai seperti kristal. Untungnya, Han Sen bertindak cukup cepat untuk berdiri dari punggung si belut, yang membuat si belut menerima benturan. Karena meninggalkan air, si belut menggeliat seperti ular di lantai yang seperti kristal itu. Namun, tempat yang dilukai oleh cakar di tubuhnya menjadi ungu dan hitam, yang dengan mudah terlihat di tubuh peraknya. Han Sen tidak berpikir banyak dan melukai belut itu dengan cakar seperti orang gila, menorehkan luka demi luka di tubuh perak itu. Si belut berusaha untuk melawannya, tetapi dia keracunan parah. Dengan meninggalkan air, dia langsung kehilangan kemampuannya untuk melawan dan terbaring diam di lantai. "Makhluk berdarah sakral belut perak dibunuh. Jiwa binatang belut perak diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapat 0 sampai 10 poin geno sakral. Han Sen sangat gembira. Akan tetapi dia tidak menatap tubuh makhluk yang terbunuh itu. Memandang lurus ke depan, Han Sen merasa tidak percaya. Han Sen tidak tahu apakah Atlantis sang kota legendaris itu nyata. Akan tetapi, tempat ini tidak kalah mengejutkannya dengan menemukan Atlantis. Perahu layar raksasa tergeletak di dasar danau. Air menjauhi perahu itu dan membentuk ruang gelembung di dalam air. Han Sen dan belut perak terjatuh di sisi kiri perahu. Han Sen tampak seperti semut saat berdiri di perahu itu. Perahu layar ini belasan kali lebih besar dari Daphne. Akan tetapi, tempat ini tampak terlalu kuno untuk menjadi pesawat luar angkasa. Sejauh yang Han Sen lihat, tidak ada celah pada bahan perahu tersebut. Tampaknya benda ini diukir dari potongan sebongkah kristal besar. Proyek yang begitu besar hanya mungkin dilakukan di Aliansi. Di Tempat Suci Para Dewa, tidak ada mesin seperti itu, dan mustahil untuk mengukirnya dengan tangan. Dinilai dari dayung perak besarnya, manusia seharusnya tidak mampu memanipulasi perahu ini. Saat Han Sen terpana, dia tiba-tiba mendengar suara dari perahu kristal misterius itu. Melihat ke arah suara itu, Han Sen melihat sesuatu keluar dari bilik perahu. Dengan cahaya emas berkilauan, mata Han Sen terasa silau. Benda itu berangsur-angsur muncul dalam penglihatannya, dan apa yang dia lihat pertama kali adalah capit kepiting, yang disusul oleh tubuh kepiting emas. Kepiting itu dengan lambat memanjat turun dari tali. Melihat ke mana kepiting emas itu pergi, Han Sen awalnya mengira dia menjadi target. Namun, kepiting emas itu dengan cepat menyerbu tubuh tak bernyawa si belut perak. "Brengsek. Dia ingin mencuri makananku. Apa kau tahu aku terkenal pelit?" Han Sen mengamuk. Tanpa memperdulikan lukanya, Han Sen mengayunkan cakarnya pada si kepiting emas. Kepiting emas jelas lebih besar dari kepiting biasa. Akan tetapi dia tidak terlalu besar di antara para makhluk, ukurannya sekitar sebesar mobil Jeep. Seperti kepiting biasa, dia hanya bisa memanjat ke samping. Makhluk dengan kelemahan seperti ini adalah kesukaan Han Sen. Dia naik ke punggung kepiting dan mencakar cangkang emasnya. Chapter 507 - Kepiting Emas Ting! Tubuh si kepiting emas yang tampak kikuk tiba-tiba melompat, kepalanya menghadap Han Sen. Capit emasnya menahan cakar Han Sen. Merasakan tekanan besar, tangan kanan Han Sen mulai mengeluarkan darah. Sekujur lengannya terasa kebas, dan dia terpaksa mundur beberapa langkah sebelum bisa menyeimbangkan diri. Dengan menggerakkan delapan kakinya, kepiting emas bergerak menyamping ke arah Han Sen dengan sangat lincah. "Kepiting macam apa ini? Aneh sekali." Han Sen berbalik dan lari mengitari perahu kristal. Karena kepiting emas luar biasa kuat dan cepat, Han Sen mendapati dirinya tidak bisa menghadapi makhluk itu sama sekali. Setelah berlari beberapa putaran, kepiting emas gagal mengejar Han Sen dan menjadi kesal sampai-sampai membuat suara dengan capitnya. Karena gerakan kaki Han Sen sangat baik, meskipun dia lebih lambat dari kepiting emas, dia bisa menggunakan perahu kristal sebagai penghalang untuk menyingkirkan kepiting emas. Saat Han Sen memikirkan taktik apa yang dia perlukan untuk bisa menghadapi kepiting emas ini, kepiting itu tiba-tiba menyerah mengejarnya dan berlari ke arah tubuh belut perak. "Aku penasaran jika dia makan daging beracun belut perak, apakah dia akan keracunan juga?" Meskipun Han Sen memikirkan hal ini, daging belut perak akan sia-sia jika kepiting emas kebal terhadap racun. Memikirkan hal itu, Han Sen berlari untuk meluncurkan serangan dari belakang pada si kepiting emas, mencoba menghentikannya untuk memakan belut perak. Han Sen dan si kepiting terperangkap dalam dilema. Kepiting emas tidak bisa mengejar Han Sen ataupun makan belut dengan tenang. Mereka terus bertarung dan tidak ada yang mampu mengungguli satu sama lain. Sambil menjaga tubuh belut perak, kepiting emas berhadapan dengan Han Sen, tidak mau mengejarnya lagi. Akan tetapi, dia juga tidak berani membalikkan tubuh untuk memakan dagingnya. Dengan kepiting emas di sampingnya, Han Sen menatap makhluk itu. Tidak ada dari mereka yang tahu harus bagaimana. Han Sen mengamati kepiting emas dengan hati-hati, berharap menemukan kelemahannya. Jika ini kepiting biasa, sambungan dan celah di antara cangkangnya akan jadi kelemahannya. Namun, kepiting emas ini jelas berbeda. Sambungan antara cangkangnya berwarna emas gelap. Meskipun sambungannya kecil, dia tahu bahwa itu lebih keras dari cangkangnya. Untuk celahnya, kepiting emas tidak ada celah. Seakan-akan kepiting emas itu terbuat dari potongan emas. Saat Han Sen merasa murung, dia tiba-tiba melihat kepiting emas melambaikan capitnya padanya. Han Sen pikir dia akan menyerang lagi, tetapi dia mendapatinya tidak bergerak. Dia melambaikan capitnya pada Han Sen. Gerak geriknya tidak seperti menantang ataupun menyerang, tetapi tampak seperti "kemarilah" di antara manusia. Han Sen pikir dia salah lihat, menggosok-gosok matanya, dan mendapati dia masih melambai seperti itu. "Kepiting raksasa, kau bukan wanita genit. Tidak ada gunanya ku menggodaku seperti ini." Han Sen tidak tahu apa yang kepiting emas inginkan, jadi tentu dia tidak bisa menghampirinya. Han Sen hanya berseru pada kepiting itu. Han Sen tidak tahu apakah kepiting emas mengerti dirinya, tetapi sepertinya tidak. Setelah Han Sen mengatakan hal itu, si kepiting berbalik dan menunjuk tubuh belut perak dengan capitnya dan menunjuk Han Sen. Han Sen melihat kepiting emas melakukan isyarat, tidak memahami artinya. Dia begitu bingung sampai penuh dengan tanda tanya. Saat ini, Han Sen hanya menyesali bahwa dia tidak pernah mempelajari bahasa kepiting. Jika tidak, dia mungkin mampu berbincang dengan kepiting ini untuk tahu apa yang dia inginkan. Si kepiting emas melakukan isyarat lagi dan lagi, mengulangi gerakanya. Dia meniupkan gelembung dari waktu ke waktu, tampak sangat gelisah, berharap bisa berbicara pada Han Sen. Han Sen menontonnya sejenak dan merasa bakatnya mempelajari bahasa kepiting memang tidak ada. Akan tetapi, dia terpikir akan satu hal, yaitu kenyataan bahwa dia masih memiliki roh Perayu Salju. Meskipun dia telah kehilangan kemampuan untuk mengontrol makhluk lain setelah menyerahkan kesetiannya pada Han Sen, dia pernah menjadi tuan para makhluk, jadi dia mungkin paham apa yang dikatakan si kepiting. Memanggil Perayu Salju, Han Sen menunjuk si kepiting emas yang melakukan isyarat dan bertanya padanya, "Perayu Salju, apa kau tahu bahasanya?" "Tidak," jawab si Perayu Salju tegas. Han Sen tiba-tiba merasa kecewa. Karena Perayu Salju pun tidak memahami bahasa kepiting, mustahil baginya untuk tahu apa yang dia coba sampaikan. "Akan tetapi, aku tahu apa artinya," lanjut Perayu Salju. "Apa yang ingin dia katakan?" Han Sen bersemangat dan bertanya pada Perayu Salju. Perayu Salju perlahan berkata, "Isyaratnya begitu jelas. Dia ingin membagi tubuh belut perak denganmu." Han Sen tercengang. Menatap isyarat kepiting emas, dia merasa itu benar. Kepiting emas membuat isyarat di tengah-tengah tubuh belut perak dan menunjuk ke dua sisi dan Han Sen. Han Sen tersipu. Isyarat yang begitu mudah, tetapi dia tidak mampu memahaminya. Bodoh sekali! Han Sen cepat-cepat menarik Perayu Salju kembali. Membuat pelayannya melihat sisi bodohnya, Han Sen merasa cukup malu. "Tidak setengahnya¡­ dua pertiga¡­ Milikku" Han Sen melakukan isyarat saat berbicara, terdengar seperti alien. Akan tetapi, kali ini kepiting emaslah yang kebingungan. Dia menatap Han Sen dengan gelembung keluar dari mulutnya dan bahkan menggaruk kepalanya dengan capit seperti manusia. Melihat kepiting emas tidak mengerti dirinya, Han Sen juga tidak berani mendekati tubuh itu. Dia melakukan isyarat pada kepiting emas untuk memintanya bergeser berulang kali. Untungnya isyarat ini mudah dipahami. Kepiting emas bergeser dan menatap Han Sen curiga. Han Sen mengisyaratkan untuk bergeser sedikit lebih jauh, dan dia melakukannya. Setelah beberapa kali, Han Sen meyakinkan jarak antara kepiting emas dan belut perak aman baginya. Dia lalu berjalan ke sebelah tubuh belut perak, mengisyaratkan dua pertiga tubuhnya seperti kepiting emas. Dia lalu menunjuk bagian yang lebih kecil lalu kepiting emas, bagian yang lebih besar lalu dirinya. Kepiting emas tampak paham kali ini. Saat dia menggoyangkan capitnya, dia menggerakan cakarnya dan kembali ke belut itu. Han Sen ketakutan dan mundur dengan cepat, tetapi kepiting emas tidak bermaksud mengejarnya. Dia menunjuk tubuh itu lagi, maksudnya tetap bersikeras untuk membaginya separuh. Han Sen tidak percaya dia akan tawar menawar dengan kepiting di tempat ini dengan bahasa isyarat. Dan kepiting emas ini tampak seperti ibu-ibu menawar di pasar, tidak rela mengorbankan apa pun. Pria dan kepiting itu berdiskusi sejenak dan akhirnya mencapai kesepakatan. Han Sen bisa mengambil tiga perlimanya, sementara kepiting emas mengambil dua perlima bagian. ''Makanlah sesukamu. Aku harap kepiting sialan ini mati keracunan.'' Han Sen memotong tubuh belut perak sesuai dengan bagian yang mereka setujui melalui isyarat. Melihat kepiting emas mengambil bagiannya dengan capitnya, Han Sen mengutuk dalam hati. Chapter 508 - Kotak Harta Karun Kristal Han Sen khawatir kalau si kepiting akan mencuri bagiannya setelah menghabisi punyanya, jadi dia memanggil sang malaikat, memberinya belut perak yang tersisa untuk dimakan. Si malaikat adalah kekuatan utamanya dalam membantu memburu makhluk super, jadi penting bagi Han Sen supaya dia bertransformasi lagi. Daging berdarah sakral tidaklah sia-sia diberikan padanya. Ditambah lagi, belut perak tebalnya seperti ember dan panjangnya lebih dari 30 kaki. Bagian Han Sen panjangnya sekitar 18 kaki. Daging itu terlalu banyak untuk dia makan, sementara si malaikat bisa memakannya dengan mudah. Mulutnya bergerak tanpa henti, dia tidak terpengaruh oleh racun sama sekali. Belut perak pun lenyap dengan cepat. Han Sen akhirnya sempat mengecek jiwa binatang belut perak. Han Sen merasa dia sedikit beruntung belakangan ini. Selama dia berburu makhluk berdarah sakral, dia menerima jiwa binatang, yang bahkan membuat diri Han Sen agak sedikit takut. Dia takut kalau dia mungkin telah menggunakan keberuntungannya dan menjadi tidak beruntung. Tipe jiwa binatang belut perak berdarah sakral : tunggangan air. "Tunggangan air!" Han Sen pun kegirangan. Dia baru saja berpikir bagaimana dia bisa kembali ke tempat ini lagi. Lagi pula, manusia tidak tinggal dalam air dalam waktu lama dan tempat ini begitu dalam. Han Sen tidak yakin apakah dia mampu menyelam begitu dalam. Dengan tunggangan belut perak akan mudah baginya untuk turun ke bawah. Kekurangan satu-satunya jiwa binatang itu adalah tidak bisa digunakan di daratan. Akan tetapi, itu tidak masalah bagi Han Sen sama sekali. Dia memiliki singa emas di darat dan tidak butuh apa-apa lagi. Saat si malaikat menikmati belut perak, Han Sen mengecek perahu kristal dan memanjat ke geladak. Perahu itu begitu besar dan dipahat dari kristal. Namun, tidak ada yang bisa dilihat di dalam perahu, yang membuatnya merasa cukup ganjil. Kepiting emas menghilang ke dalam kabin, jadi Han Sen ingin melihat apakah ada benda lainnya di dalam kabin. Akan tetapi, sebelum dia masuk, kepiting emas tiba-tiba keluar, melambaikan capitnya dengan ganas pada Han Sen. "Kawan, janganlah cemas. Aku hanya melihat-lihat dan tidak bermaksud jahat," Han Sen mundur dan berkata sambil tersenyum, melihat kepiting emas hanya menjaga pintu masuk dan tidak mengejarnya. Akan tetapi, kepiting emas tidak tahu apa yang dikatakan, sambil mengancamnya untuk tidak mendekat dengan capitnya. Semakin kepiting itu melawan, Han Sen semakin ingin melihat apa yang ada dalam kabin itu. Akan tetapi, dia melihat keseluruhan perahu kristal dan mendapati pintu masuknya hanya satu. Karena dijaga oleh kepiting emas, tidak mungkin Han Sen bisa masuk. "Bagaimana bisa kau tidak keracunan?" Han Sen menjadi kesal, karena dia tidak bisa melihat isi perahu, dia mencoba menjulurkan kepalanya dan melihat. Han Sen bukanlah lawan kepiting emas, jadi dia harus mundur sementara untuk memikirkan cara lain. Saat ini, Han Sen sangat penasaran tentang benda di dalam perahu kristal dan tidak terburu-buru untuk pergi. Selain itu, dia penasaran apakah orang-orang dari Penampungan Dewa Hitam masih berjaga-jaga di luar, jadi dia tidak perlu keluar dari air. ''Saat aku keluar, aku pasti akan menghabisi Penampungan Dewa Hitam.'' Han Sen memutuskan bahwa selama Penampungan Dewa Hitam masih ada, dendamnya tidak akan hilang. Ditambah lagi, Penampungan Dewi dikelilingi lautan dari tiga penjuru. Untuk berkembang, dia harus memperluas sampai ke medan es, yang berarti dia harus menaklukan tempat ini. Kini Dewa Hitam telah membantunya dengan menjadi musuh, Han Sen tidak akan segan-segan padanya. Dia memperhitungkan bagaimana dia bisa membunuh sekelompok orang itu dan mengambil tempat mereka untuk dirinya. Han Sen sudah mendengar dari Li Xinglun bahwa Dewa Hitam adalah yang terkuat di antara tiga pasukan di medan es dengan sumber daya paling banyak. Li Xinglun dan pasukan lainnya hanya bisa menandinginya saat mereka bersatu, mempertahankan keseimbangan di antara ketiganya. Sebelumnya, saat Penampungan Roda Bintang diserang oleh roh dan penampungan lainnya diganggu, Penampungan Dewa Hitam tidak berusaha menolong. Mereka mungkin ingin menyatukan seluruh medan es setelah Penampungan Roda Bintang dilenyapkan. Jelas, tidaklah mudah untuk menaklukkan Penampungan Dewa Hitam.Dewa Hitam sendiri lebih kuat dari Han Sen, jadi dia sepertinya telah melampaui poin geno sakralnya. Indeks kemampuannya seharusnya lebih dari 120. Terlebih lagi, Han Sen terhalang oleh jurus pisau Dewa Hitam. Sampai kini, Han Sen masih gagal memahami bagaimana serangan itu menghilang, dan jika dia tidak mengerti, dia akan menderita lagi saat berhadapan dengan Dewa Hitam. "Jika aku tidak bisa mengalahkannya, aku akan merampoknya. Penampungan Dewa Hitam memiliki wilayah yang begitu luas sampai-sampai aku tidak yakin mereka bisa menjaga semua tempat jika aku menyerangnya satu per satu." Han Sen membulatkan tekadnya untuk menyerang wilayah Dewa Hitam saat dia keluar. Saat dia kembali ke lantai bawah kapal, dia melihat si malaikat hampir menghabisi tubuh belut perak, dengan hanya tinggal kepalanya saja. Han Sen berpikir dan menghentikan makan besar si malaikat , membawanya kembali ke dalam lautan jiwa. Han Sen melihat ke sekeliling dan menggantung kepala belut perak dengan tambang di depan perahu dan bersembunyi di sayap kiri perahu. Setelah menunggu selama beberapa jam, dia memang melihat kepiting emas mengendap-endap keluar. Akan tetapi, karena hanya ada satu tambang,si kepiting tidak bisa memanjat dengan kakinya. Dia harus melompat untuk meraih kepala belut dengan capitnya. Melihat kepiting emas itu meninggalkan kristal, Han Sen diam-diam memanjat ke dalam geladak dan mengendap-endap ke dalam kabin. Saat kepiting emas berada di bawah belut perak, dia melompat dua kali tetapi tidak sampai ke kepala belut perak. Han Sen diam-diam merasa puas. Dia telah memperhitungkan tinggi lompatan si kepiting, dan dia sengaja membuatnya sulit menggapainya. Namun, si kepiting tidak menyerah juga. Dengan begini, dia memiliki cukup waktu. Berdiri di depan pintu masuk, Han Sen melihat ke dalam kabin. Ada aula di dalamnya. Semua dipahat dari kristal, nampak sangat rapuh dan indah. Di tengah aula, terdapat meja kristal. Han Sen tadinya berpikir itu adalah meja, tetapi saat dia masuk, dia mendapati bahwa itu bukanlah meja, tetapi kotak harta karun kristal, dengan gembok kristal di luarnya. Akan tetapi, gemboknya tidak dikunci, jadi itu benar-benar tidak efisien. "Apakah di dalamnya ada harta karun perompak atau kutukan perahu?" Han Sen mendadak merasa ragu, tidak yakin apakah dia harus membuka kotak raksasa ini. Benda itu sungguh aneh sampai-sampai mungkin ada sesuatu yang berbahaya di dalamnya. Rasa tamak dan penasaran akhirnya mengalahkan logika. Han Sen mendengar suara kepala belut perak terjatuh dan tahu bahwa kepiting emas akan segera kembali. Dia menggertakkan gigi, memanggil Perayu Salju, berdiri di samping pintu kabin, dan meminta Perayu Salju untuk membuka kotak kristal itu. Kesetiaan roh adalah mutlak terhadap tuannya. Setelah mendengar perintah, dia melepas gemboknya dan mengangkat tutup kotak itu. Chapter 509 - Istana Kristal Melihat tidak ada bahaya yang terjadi, Han Sen dengan cepat berjalan mendekati kotak harta karun kristal dan memeriksanya. Han Sen mengedipkan mata dan diam terpaku. Di dalam kotak harta karun ada seorang wanita, dengan bagian bawah tubuhnya berbentuk ekor ikan. Bagian atas tubuhnya telanjang dan pucat, dengan dua kerang menutupi payudaranya. Rambut biru panjangnya terjatuh bagaikan air terjun, dan kupingnya seperti sirip biru, nampak cantik namun aneh. "Apakah ini putri duyung?" Han Sen menatap wanita di dalam kotak harta karun dan melihat dua benda di sampingnya. Salah satunya adalah sejenis tongkat seperti batu koral biru, dan satunya lagi adalah batu permata yang berkilauan. "Tongkat roh¡­ Batu roh¡­ Apakah putri duyung ini adalah roh?" Han Sen melihat dua benda itu dan menatap putri duyung di dalam kotak dengan kaget. Berdasarkan logika, saat penampungan ditaklukkan, roh tidak bisa kabur. Dia harus memilih antara memberikan kesetiaannya atau menghancurkan dirinya bersama dengan batu roh. Mengapa putri duyung yang seperti roh ini ditempatkan di dalam kotak?'' Tiba-tiba, sebuah ide membuat mata Han Sen berbinar. "Perahu ini tidak tampak seperti buatan manusia. Mungkinkah perahu kristal ini sebenarnya adalah penampungan?" Dengan suara dari luar, Han Sen tahu kepiting emas tampaknya telah kembali. Dia cepat-cepat mengambil batu roh itu. Jika putri duyung ini memang roh, selama Han Sen menggenggam batu roh itu, roh itu akan jadi miliknya. Saat Han Sen baru saja menaruh tangannya pada batu roh, si kepiting emas berlari ke dalam aula. Setelah dia melihat Han Sen, dia pun murka, berlari menghampiri Han Sen sambil mengayunkan capitnya. Dia mengambil batu roh di tangannya dan berlari mengelilingi aula. Dia menggunakan teknik Dongxuan Sutra dan melarikan diri dari kepiting emas dengan menggunakan pilar dan benda lainnya sebagai penghalang. Han Sen dan si kepiting berlari di dalam perahu kristal, dan tidak ada yang bisa dilakukan si kepiting emas terhadap Han Sen. Saat Han Sen berlari, dia tiba-tiba mendengar suara. Suara itu berasal dari kotak yang menyimpan roh putri duyung. Saat Han Sen menoleh, dia melihat putri duyung itu telah duduk. Dengan tangan putihnya, dia menggosok matanya dan meregangkan badan. Sepertinya dia telah tidur nyenyak. Saat si putri duyung bangun, dia melihat Han Sen dan batu roh di tangannya. Mata birunya tiba-tiba tercengang, dan dia membeku untuk sesaat. Si kepiting emas masih mengejar Han Sen. Saat Han Sen hendak lanjut berlari, dia tiba-tiba melihat si putri duyung mengambil tongkatnya dan mengarahkannya pada kepiting emas. Kepiting emas langsung menyingkir dan tidak mengejar Han Sen lagi. Si putri duyung keluar dari kotak kristal dengan tongkat di tangannya. Saat dia berjalan, ada ombak bergerak di bawah ekornya yang membantunya bergerak maju. Si putri duyung menghampiri Han Sen, membungkuk padanya dengan tangan di dada bagian kanannya. Dan dia lalu berkata, "Putri duyung berharap untuk memberikan jiwa murninya kepada tuannya dan menjadi pelayan setianya." "Putri duyung. Putri duyung ini adalah roh kerajaan!" Han Sen mendengar ucapannya dan sangat gembira. Dia tidak menyangka sebuah kemalangan akan menjadi sebuah berkat. Hanya dengan berkeliaran di dalam air, dia telah memperoleh roh kerajaan. Ada dua jenis roh kerajaan. Salah satunya adalah Putri dan yang lainnya adalah Pangeran. Karena Putri Duyung adalah seorang putri, dia tentunya adalah roh kerajaan. Han Sen tidak ragu-ragu lagi dan menaruh batu roh di keningnya. Dalam cahaya biru, batu roh dan putri duyung pun menyatu. Dua-duanya menjadi cahaya dan memasuki lautan jiwa Han Sen. Putri Duyung : Roh Kerajaan. "Dia memang roh kerajaan." Han Sen mengecek informasi si Putri Duyung. Meskipun dia sudah menduganya, dia masih merasa sangat gembira. Setelah Putri Duyung menjadi milik Han Sen, kepiting emas tiba-tiba menjadi ganas lagi. Dia tidak lagi terikat oleh roh dan menyerbu Han Sen lagi. Han Sen berlari ke luar kabin untuk menghindari serangan kepiting emas. Dia berlari sampai ke bawah perahu kristal dan kepiting emas menyerah untuk mengejarnya. Han Sen berjalan lebih jauh dari perahu dan memanggil Putri Duyung. Dia lalu memerintahkan, "Singkirkan kepiting menyebalkan itu." Karena dia adalah roh kerajaan, maka kemampuannya seharusnya setara dengan makhluk berdarah sakral. Dengan kecerdasannya yang unik, dia seharusnya mampu menandingi si kepiting meskipun tidak bisa membunuhnya. Akan tetapi, si Putri Duyung tidak bergerak sesuai perintah Han Sen. Dia menarik nafas dalam-dalam, dadanya yang membusung di dalam kerang putih bergetar, dan dia berkata, "Tuan, aku tidak punya kemampuan untuk membunuhnya." Han Sen tercengang dan menatapnya. "Bukankah kau roh kerajaan? Bahkan jika kau tidak bisa membunuh kepiting itu, kau pasti bisa melawannya kan?" "Maaf, tuan. Aku bukanlah roh petarung. Aku tidak punya kemampuan bertarung," kata si Putri Duyung. "Jadi apa kemampuanmu?" tanya Han Sen penasaran. Dia telah mendengar tentang roh yang bukan petarung, yang cukup langka. Akan tetapi, hal itu pada umumnya terjadi karena roh yang manusia peroleh itu terbatas. "Aku bisa mengoperasikan Istana Kristal." Putri Duyung menunjuk ke arah perahu kristal. "Apa gunanya?" Han Sen terpaku menatap si Putri Duyung. Kemampuan roh kerajaan ini hanyalah mengoperasikan perahu. Han Sen tidak bisa memikirkan apa yang bisa diperoleh dengan melakukan hal itu. Putri Duyung merasa sedikit kesal ketika Han Sen mempertanyakan keahliannya. "Istana Kristal tidak bisa dihancurkan dari dalam. Dia bisa mengarungi semua tempat dalam air, dan dia bisa ke dasar laut. Selain kenyataan bahwa istana ini tidak bisa meninggalkan air, Istana kristal bisa ke mana saja." Han Sen berpikir dan mengakui bahwa kemampuan ini lumayan bagus. Karena perahu ini adalah perahu kerajaan, Han Sen kini telah memiliki istana yang bisa berpindah-pindah di laut dengan Putri Duyung. Dia bisa berburu tanpa susah payah, yang menyelesaikan masalahnya dalam kekurangan makhluk. Berpikir itu adalah hal yang bagus, Han Sen memerintah Putri Duyung lagi, "Oke, bawa Istana Kristal kemari sekarang." "Maaf, tuan. Aku tidak bisa." kata roh itu tak berdaya. "Mengapa kau juga tidak bisa melakukannya? Bukankah kau bilang kau bisa mengoperasikan Istana Kristal?" Han Sen menatap roh itu curiga. "Aku harus duduk di kursi kendali di Istana Kristal untuk mengontrolnya," jawab si Putri Duyung. Han Sen merasa sedikit tertekan. Si kepiting emas menjaga kabin itu. Jadi, tidak mungkin baginya untuk masuk ke dalam. Ditambah lagi, siapa yang tahu kalau di dalam sana ada makhluk yang lebih kuat atau tidak. "Lupakanlah. Saat aku terpikirkan cara untuk membunuh kepiting itu, aku akan mengambil Istana Kristal kembali." Han Sen menyerah untuk merebut perahu itu dengan paksa. Lagi pula orang lain tidak memiliki Putri Duyung, jadi mereka tidak akan bisa mengambil perahu itu jika mereka menemukannya. Chapter 510 - Pisau Tornado Di suatu sudut terpencil di danau es, Han Sen membuat lubang es dari bawah air dan memanjat keluar. Dia mengibaskan air di tubuhnya dan segera meninggalkan danau ke medan es saat melihat tidak ada siapapun di sana. Han Sen ingin pergi ke Penampungan Roda Bintang untuk bertanya pada Li Xinglun mengenai informasi detil Penampungan Dewa Hitam. Dia bisa melawan musuhnya dengan lebih keras hanya pada saat dia memiliki informasi lebih banyak tentang musuhnya. Khususnya, Han Sen harus mengetahui tentang teknik pisau Dewa Hitam. Li Xinglun sangat senang melihat Han Sen berkunjung. Mendengar Han Sen menjelaskan perseteruannya dengan Dewa Hitam, dia mengerutkan dahi dan berkata, "Dewa Hitam semakin arogan dan semakin sewenang-wenang." Li Xinglun menjelaskan latar belakang Dewa Hitam secara rinci pada Han Sen, yang membuat Han Sen sedikit cemberut. Latar belakang keluarga Dewa Hitam biasa saja, tetapi dia bekerja untuk pasukan di Aliansi, yang membuat hampir mustahil bagi Han Sen untuk membunuhnya di Aliansi. Di antara semua penampungan, dia adalah yang terkuat di medan es. Ditambah lagi, setiap bulan dia menyediakan sejumlah besar pemasukan untuk pasukan di Aliansi, yang memberikannya dukungan yang kuat. Untuk teknik pisau Dewa Hitam, yang Li Xinglun tahu adalah hal itu disebut Pisau Tornado. Dia juga tidak tahu bagaimana cara kerjanya. Li Xinglun hanya tahu bahwa saat Dewa Hitam bergerak, pisau itu akan hilang untuk sesaat, seakan-akan benda itu berteleportasi. Tentu saja, Dewa Hitam hanyalah evolver, jadi dia tidak memiliki kemampuan untuk membuat pisau berteleportasi. Pasti ada teknik khusus yang mereka tidak ketahui. "Piasu tornado, kedengarannya tidak asing?" Han Sen merasa pernah mendengar nama itu di suatu tempat. Han Sen berpikir, kemudian dia ingat kalau Tang Zhenliu pernah berkata bahwa salah satu teknik pisaunya adalah Pisau Tornado. Akan tetapi, dari yang Han Sen bisa ingat, Tang Zhenliu tidak punya kemampuan untuk menghilangkan senjatanya. "Apakah Dewa Hitam ada hubungannya dengan Tang Zhenliu?" Han Sen memutuskan untuk bertanya pada Tang Zhenliu terlebih dahulu saat dia kembali, untuk mengetahui tentang Pisau Tornado. Setelah dia kembali ke Aliansi, Han Sen meminta Ji Yanran untuk memberikannya nomor Tang Zhenliu di kemiliteran. Han Sen kemudian menghubungi Tang Zhenliu. "Han Sen, bagaimana rasanya jadi prajurit?" tanya Tang Zhenliu pada Han Sen sambil tersenyum. "Biasa saja," Han Sen mengangkat bahu dan berkata. Dia mengatakan yang sejujurnya. Meskipun dia kini pengawal Ji Yanran, pengawal yang sebenarnya adalah Annie, jadi Han merasa tidak ada yang berbeda. Faktanya, tidak ada yang mengharapkan kalau Han Sen bisa melindungi Ji Yanran sebagai evolver. Posisinya diminta oleh Ji Yanran sendiri, dan pada mulanya pengawalnya cuma Annie. Akan tetapi, sejak Annie tiba, Han Sen tidak mempunyai banyak waktu untuk bersama Ji Yanran. Wanita itu mengikuti Ji Yanran hampir tiap hari, yang membuat Han Sen sangat kesal soal hal itu, bahkan bertanya-tanya apakah dia itu lesbian yang sedang jatuh cinta pada Ji Yanran. "Haha, hidupmu sangat indah. Dengan wanita cantik di sisimu, itu bukanlah hal yang biasa. Kau benar-benar sedang tamasya dengan pacarmu. Lin Feng dan aku menjalani saat yang menyedihkan. Kami selalu berlatih atau bertarung dengan Shura, dan hampir kehilangan nyawa kami beberapa kali," kata Tang Zhenliu dengan merasa kesal. "Mengapa kalian berada di garis depan?" tanya Han Sen bingung. Dengan latar belakang Tang Zhenliu dan Lin Feng, mudah bagi mereka untuk berada di garis belakang, tetapi mereka justru bekerja di garis depan. "Ini semuanya ide Lin Feng. Dia bilang hanya dengan melakukan hal ini kita bisa melatih diri kita. Dia harus berada dalam neraka ini dan perang begitu sering terjadi sampai-sampai aku hampir gila." Meskipun Tang Zhenliu berkata seperti itu, dia tersenyum. Sudah jelas, dia hanya bergurau. Han Sen menatap Tang Zhenliu dengan seksama dan mendapati bahwa kulitnya lebih gelap dari yang sebelumnya. Dia juga tampak lebih tangguh dengan luka yang belum sembuh di dahinya, tampak lebih jantan. Tang Zhenliu menjelaskan dengan singkat apa yang terjadi di tempatnya. Lin Feng dan dirinya adalah prajurit kerangka perang. Dan di planet mereka, tidak ada yang bisa menduduki seluruh planet. Dua pasukan memiliki tentara di planet itu dan mereka kadang kala bertarung. Saat mereka selesai berbincang, Han Sen lalu menanyakan tentang Dewa Hitam dan Pisau Tornado. Setelah mendengar perkataan Han Sen, Tang Zhenliu memukul meja dengan marah dan berkata dengan dingin, "Berengsek. Han Sen, jika kau sempat, bunuh bedebah itu untukku." Han Sen terkejut melihat Tang Zhenliu begitu menggebu-gebu, jadi dia bertanya pada Tang Zhenliu apa yang telah terjadi. Tang Zhenliu mengatakan pada Han Sen bahwa Pisau Tornado aslinya adalah salah satu rahasia keluarga Tang. Kemudian, karena sebuah insiden dalam keluarga, Pisau Tornado dicuri orang lain, yang sangat memalukan bagi keluarga itu. "Kalau begitu aku bebas bertindak." Han Sen awalnya khawatir kalau mungkin ada hubungan antara Dewa Hitam dan Tang Zhenliu, yang akan membuat canggung kedepannya. Saat ini, dia benar-benar lega. "Bunuh dia, dan aku akan mentraktirmu minum. Jangan cemas dengan pendukung Dewa Hitam. Jika kau bisa membunuhnya, aku akan mengurus orang-orang itu." Tang Zhenliu mengatakan pada Han Sen tentang rahasia inti Pisau Tornado, berharap Han Sen bisa menyingkirkan Dewa Hitam, dan memberikan keadilan bagi keluarganya. Setelah mendengarkan penjelasan Tang Zhenliu, Han Sen paham mengapa pisau Dewa Hitam lenyap. Sebenarnya, pisau itu tidak benar-benar lenyap. Hanya karena Pisau Tornado sangat cepat, pisau itu seakan lenyap. Kecepatannya tidak terus-menerus, tetapi efeknya hanya sementara dalam serangan. Dalam waktu singkat, kecepatan pisau bertambah dengan dahsyat, membuat kecepatannya semakin tinggi, menyebabkan ilusi visual. Sesungguhnya, pisau yang terlihat oleh mata adalah bayangan pisau. Pisau aslinya telah berpindah tempat. Meskipun Han Sen telah mengerti mekanisme Pisau Tornado, hal itu masih sulit untuk dihadapi. Dengan kecepatan sedemikian rupa, bahkan jika dia tahu apa yang terjadi, akan sia-sia jika dia tidak bisa mengikuti pisau itu. Dengan daya lihat Han Sen, dia bahkan tidak bisa melihat pisau itu, jadi meskipun dia tahu pisau itu ada di mana, dia tidak bisa menangkisnya. Tang Zhenliu tidak cukup cepat dan kuat di masa lalu, jadi dia tidak bisa mencapai efek yang sama seperti Dewa Hitam. Saat ini, jika dia menggunakan teknik itu, dia tidak akan lebih buruk dari Dewa Hitam. "Kau punya waktu besok?" tanya Tang Zhenliu pada Han Sen. "Ya," jawab Han Sen. "Baiklah kalau begitu. Datanglah ke tenda perkemahan virtual besok dan aku akan bertarung denganmu. Hari ini aku ada urusan lain, jadi aku harus pergi sekarang." Tang Zhenliu adalah orang yang tegas, jadi dia langsung mematikan sambungan. "Ya," jawab Han Sen. Han Sen tahu bahwa Tang Zhenliu akan bertarung dengannya menggunakan Pisau Tornado, yang merupakan kabar baik untuk Han Sen. £¬ Chapter 511 - Memecahkan Teka Teki Keesokan harinya, Han Sen masuk ke kamp virtual pada waktu yang telah disepakati dengan Tang Zhenliu. Berdasarkan nama identitas yang diberitahukan oleh Tang Zhenliu, Han Sen menambahkan dia sebagai temannya. Tang Zhenliu menerima permintaan Han Sen dan mengundangnya untuk masuk ke kamar, merubah pengaturan menjadi "dilarang menonton." Pisau Tornado adalah salah satu rahasia keluarga Tang Zhenliu. Walaupun pernah bocor sekali, rahasia tetap harus dijaga. Tang Zhenliu memperlihatkan pada Han Sen dengan kecepatan yang lebih rendah daripada biasanya. Selain itu, dia memberitahu Han Sen kunci dari Pisau Tordano dalam gerakan perlahan, yang tidak boleh diketahui oleh orang luar. Karena Tang Zhenliu tidak mempunyai banyak waktu luang setiap harinya, dia mengorbankan waktu istirahatnya yang terbatas dan menyisihkan satu jam per hari. Oleh karena itu, mereka berdua sama sekali tidak berbicara dan langsung berkonsentrasi pada pertarungan. Tang Zhenliu menebas Han Sen dengan senjatanya, dan Han Sen berusaha untuk menghadangnya. Ketika kedua senjata hampir berbenturan, senjata Tang Zhenliu dengan misterius menghilang di samping Han Sen. Ketika senjata itu muncul kembali, sudah berada di dada Han Sen. Walaupun Han Sen dapat menggunakan gerakan kaki untuk menghindari serangan, tidak akan berarti sama sekali. Jika dia tidak menghalangi serangan dari awal, hal terbaik yang dapat dilakukan Han Sen adalah tidak kalah. Jika dia tidak dapat mengalahkan Dewa Hitam, tidak ada artinya bagi Han Sen. Han Sen Sen tidak menghindari serangan Tang Zhenliu, menerima serangan itu secara langsung dan merasakan ritme keahliannya. "Lagi." Han Sen mengayunkan senjatanya lagi, menyerang Tang Zhenliu sekali lagi. Walaupun Tang Zhenliu telah menjelaskan kunci keahlian ini, Han Sen tetap merasa kesulitan untuk memprediksi Pisau Tornado dalam pertarungan yang sebenarnya. Terutama karena kecepatan senjata itu begitu cepat sehingga Han Sen hanya dapat menghentikannya dengan menyerang Tang Zhenliu. Hal terbaik yang dapat dia lakukan adalah destruksi mutual, dan sebagian besar waktu, Han Sen langsung kalah. Tidak ada satupun dari mereka yang dapat memprediksi tindakan yang lainnya. Namun, karena Pisau Tornado cukup cepat, sehingga tidak dapat dihindari oleh Han Sen. "Lagi¡­ Lagi¡­ Lagi¡­" Satu jam segera berlalu, tetapi hasilnya belum memuaskan. Ketika Tang Zhenliu menggunakan semua upayanya, Han Sen tetap tidak dapat menghadang Pisau Tornado. "Ada sebuah cara yang unik untuk menggunakan kekuatan dalam keluargaku, yang terintegrasi dalam Pisau Tornado. Sehingga memungkinkan untuk meningkatkan kecepatan dalam waktu singkat. Dengan tingkat kebugaran yang sama, seseorang tidak akan dapat menghadang Pisau Tornado. Selain itu, Dewa Hitam bahkan lebih kuat darimu. Jika kau ingin mengalahkannya, kau hanya dapat bergantung pada gerakan kakimu dan menunggunya untuk mengekspos kelemahannya. Kalau tidak, akan sulit bagimu untuk menang. Aku hanya berlatih denganmu agar kau terbiasa dengan ritme dan jangkauan serangan Pisau Tornado, agar kau memiliki lebih banyak informasi ketika berhadapan dengannya lagi," Tang Zhenliu berkata dan cepat-cepat meninggalkan kamp virtual. Han Sen tahu bahwa apa yang dikatakan Tang Zhenliu benar. Jika dalam pertarungan satu melawan satu, Han Sen dapat menggunakan gerakan kakinya untuk melawan Dewa Hitam, dan dia tidak mudah dikalahkan oleh Dewa Hitam. Namun, dengan demikian, dia hanya memiliki kesempatan ketika Dewa Hitam melakukan kesalahan, yang artinya memberikan inisiatif pada Dewa Hitam, dan ini tidak dapat diterima oleh Han Sen. Selain itu, Tempat Penampungan Dewa Hitam begitu besar, maka Han Sen tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bertarung satu lawan satu dengan Dewa Hitam. Dewa Hitam pasti dikelilingi oleh evolver lainnya. Untuk dapat membunuh Dewa Hitam, Han Sen harus menghalangi Pisau Tornado sejak awal. "Begitu cepat. Bagaimana aku dapat menghalanginya?" Han Sen berpikir tetapi tidak mendapatkan solusi. Bip bip! Ketika Han Sen sedang berpikir, dia tiba-tiba mendengar suara panggilan di kamp virtual. Dia melihat panggilan itu dan ternyata dari Nona Parfum. Han Sen memilih untuk menerima, dan Nona Parfum tiba-tiba muncul di hadapan Han Sen. Dia melihat Han Sen dan bertanya, "Pelatih, apakah kau ada waktu untuk mengajariku? Aku memiliki beberapa pertanyaan tentang sesi terakhir yang ingin aku tanyakan padamu." "Aku kira hari ini bukan saat yang bagus." Han Sen menggelengkan kepalanya. Dia sedang berpikir solusi untuk Pisau Tornado dan tidak berminat untuk mengajari Nona Parfum. Qin Xuan merasa agak kecewa. Dia sudah menunggu begitu lama untuk bertemu dengan Prajurit dalam Kapal Perang kembali, tetapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya padanya. Jelas, dia merasa kecewa. Ketika Qin Xuan akan mengucapkan selamat berpisah, dia tiba-tiba mendengar suara Han Sen bertanya, "Apakah kau berlatih pisau atau pedang kilat?" "Iya, tetapi aku tidak terlalu piawai dengan nya," Qin Xuan menjawab dengan sungguh-sungguh. Pembelahan atom yang dia pelajari sangat hebat dalam hal kekuatan dan kegigihan. Itulah alasan mengapa tekniknya cukup seimbang. Tidak ada teknik yang ekstrim. "Lalu, jika kau bertemu dengan seseorang yang jauh lebih cepat darimu, apa yang akan kau lakukan?" Han Sen sebenarnya tidak sungguh-sungguh ingin bertanya padanya, tetapi hanya ingin menyuarakan hal yang membuatnya pusing. Qin Xuan berpikir dan berkata, "Hindari dengan gerakan kaki kemudian mencari kesempatan yang tepat." Qin Xuan mengira Han Sen menggunakan pertanyaan untuk mengajarinya dan merasa cukup senang dalam hati, tidak berani meremehkan pertanyaan Han Sen. "Jika kau tidak dapat menghindar dan harus bertarung dengan lawanmu, bagaimana?" Han Sen bertanya lagi. "Jika kami terlibat dalam pertarungan hidup atau mati, tentu yang lebih cepat yang akan menang. Jika aku tidak lebih cepat dari lawanku, dan aku hanya dapat meningkatkan kekuatan." Qin Xuan berkata setelah berpikir keras. "Kekuatan apa?" Han Sen menatapnya dengan terkejut. Dia awalnya mengira Qin Xuan akan mengatakan meningkatkan pertahanan. Qin Xuan berpikir Han Sen sedang mengujinya, maka dia mengatur kata-katanya dan berkata, "Jika seseorang cukup cepat, maka kekuatannya pasti tidak terlalu kuat. Jika aku cukup kuat, aku tidak akan mati karena serangannya. Namun, seranganku akan membunuhnya. Itulah caranya." "Walaupun apa yang kau katakan mungkin dapat berhasil, itu bukan jawaban yang aku inginkan." Han Sen menggelengkan kepalanya dengan senyum masam. Cara ini tidak akan berhasil melawan Pisau Tornado. Kekuatan Dewa Hitam lebih kuat daripada Han Sen. Bahkan jika mereka saling menyerang, Han Sen akan menjadi pihak yang lebih dirugikan. "Aku tidak cukup pintar. Tolong berikan petunjuk, pelatih." Qin Xuan tidak dapat memikirkan cara untuk menang ketika lawannya lebih cepat darinya. Han Sen ingin mengatakan bahwa dia tidak tahu caranya, tetapi ketika dia melihat Nona Parfum, dia tiba-tiba terpikirkan satu hal. Terakhir kali, ketika dia mengajarinya, dia menjelaskan teknik dalam Kitab Dongxuan. Pada saat itu, dia menjelaskan beberapa teknik yang sedang dilatih. Namun, berpikir tentang teknik itu, mata Han Sen tiba-tiba menyala. Bukan karena teknik-teknik itu, tetapi karena beberapa kata dalam Kitan Dongzuan. Kata-kata lainnya juga ada dalam Kitab Dongxuan, tetapi Han Sen telah menerjemahkannya. Berhubungan dengan apa yang Han Sen pelajari tentang gerakan kaki, tetapi Han Sen tidak dapat memahami sepenuhnya. Namun, setelah berpikir kembali, Han Sen tiba-tiba merasa bahwa dia memahami kata-kata itu. Dia mengundang Nona Parfum untuk bertarung dan berkata padanya, "Ayo, gunakan segenap tenagamu untuk menyerangku dengan kecepatan penuh." Chapter 512 - Kejengkelan Tang Zhenliu Qin Xuan merasa sangat senang, berpikir Han Sen sedang berusaha untuk mengajarinya. Dia tidak menyimpan tenaganya dan memotong Han Sen dengan Pisau Tornado dengan kecepatan penuh. Han Sen juga telah berlatih Pisau Tornado akhir-akhir ini, maka dia cukup terbiasa dengan keahlian ini. Ketika Qin Xuan baru saja menaikkan tangannya, sebelum melancarkan serangan, dia merasa telah dihentikan. Walaupun tangan Han Sen bergerak setelahnya dan lebih lambat daripada tangan Qin Xuan, dia menempatkan tangannya pada posisi yang membuat Qin Xuan merasa sangat tidak nyaman, sehingga dapat menghentikan serangannya. Jika Qin Xuan memaksa untuk meneruskan serangan, lengannya akan menghantam tangan pisau Han Sen. Qin Xuan menarik kembali tangannya dan bersiap untuk menyerang lagi, tetapi hasilnya sama saja. Tangan Han Sen sekali lagi ditempatkan di tempat yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Qin Xuan telah merubah caranya untuk menyerang selama 7 sampai 8 kali, tetapi dia tidak pernah dapat membuat serangan penuh. Semua serangannya terpaksa harus diubah di pertengahan, sehingga membuatnya merasa sangat tidak nyaman dan hampir mau memuntahkan darah. Dengan demikian, rasa hormat Qin Xuan terhadap Han Sen semakin bertambah, merasa lebih yakin bahwa Han Sen adalah pakar seni bela diri dan merupakan sosok yang luar biasa dalam militer. "Aku paham. Pelatih kau mengatakan bahwa walaupun lawanku cukup cepat, asalkan ada ruang dan jarak, aku dapat tetap berdiam diri untuk melawan gerakannya dan mencuri waktu untuk diriku sendiri memanfaatkan ruang dan jarak untuk bereaksi¡­" Qin Xuan berkata dengan senang. "Tidak sepenuhnya benar. Kau tidak memahaminya. Jika kau lebih sering berlatih, kau akan memahaminya sendiri di masa depan." Han Sen merasa sangat senang, dan dia tidak bermaksud untuk menjatuhkan semangat Qin Xuan. Qin Xuan benar, dia memang mencuri waktu menggunakan jarak, Namun, waktu yang didapatkan tidak cukup untuk mengalahkan lawan. Kunci kemenangannya adalah satu kata "blokir." Di masa kuno, ada strategi perang yang dinamakan menyerang Wei untuk menyelamatkan Zhao, yang artinya menyerang lawan adalah bagian penting untuk membuatnya melepaskan target awal. Penjelasan tentang kada "blokir" dalam Kitab Dongxuan adalah menyerang musuh ketika harus menyelamatkan dan menemukan kelemahan musuh agar dapat melemahkan kekuatan musuh, membuat musuh merasa tidak nyaman untuk menggunakan kekuatannya sendiri. Teknik ini juga dinamakan "tidak bunuh." Tujuan teknik ini bukan untuk membunuh lawan, tetapi untuk memaksa lawan mengambil posisi defensif. Asalkan lawan berubah dari posisi menyerang menjadi bertahan, maka Han Sen dapat menggunakan gerakan kakinya. Karena musuh sudah tidak berkemampuan untuk menyerang, maka untuk dapat mengalahkan musuh hanya masalah waktu. Agar dapat menggunakan teknik memblokir dengan baik, Han Sen pertama-tama harus menemukan makna dari setiap gerakan, artinya dia harus memahami kekuatan dan kelemahan lawannya. Sebagai contoh, Han Sen juga telah berlatih Pisau Tornado, sehingga dia mengetahui posisi apa yang akan digunakan Qin Xuan untuk mempertahankan diri. Jika Qin Xuan menggunakan teknik yang berbeda yang tidak diketahui oleh Han Sen, maka efeknya tidak akan sebagus ini. Pada saat ini, Han Sen cukup beruntung karena Tang Zhenliu yang berada pada tingkat yang sama dalam keahlian Pisau Tornado bersedia menjadi pasangan berlatihnya. Dia hanya perlu memahami Pisau Tornado sepenuhnya, maka dia dapat mencapai efek yang membuat Tang sama sekali tidak dapat menyerangnya. Berpikir tentang hal itu, Han Sen berharap dia dapat segera bertarung dengan Tang Zhenliu agar dia dapat membiasakan diri dengan Pisau Tornado. Namun, sayangnya, Tang Zhenliu saat ini memiliki banyak tugas, sehingga waktunya sangat terbatas setiap hari. Ketika sedang sibuk dengan projeknya, dia bahkan sama sekali tidak memiliki waktu luang. Walaupun demikian, Tang Zhenliu terkesima dengan penampilan Han Sen. Awalnya, dia hanya ingin Han Sen dapat menghindari serangan ketika Han Sen terbiasa dengan keahlian pisau ini. Namun, Han Sen berusaha untuk memblokir serangan juga. Tang Zhenliu awalnya mengira itu adalah hal yang tidak mungkin dicapai. Ini adalah rahasia keluarga, dan dia mengetahui dengan sangat baik betapa kuatnya teknik ini, yang mustahil untuk diblokir. Namun, semakin sering dia berlatih dengan Han Sen, dia merasa semakin ragu dengan pemikirannya sendiri. Ketika berhadapan dengan Han Sen, Tang Zhenliu merasa dia semakin sulit untuk membuat gerakan. Dia merasa seolah-olah terperangkap dalam kendang kawat berduri. Setiap saat dia berusaha untuk menjulurkan lengannya, dia akan tertusuk. Dan ketika berusaha untuk menjulurkan kakinya, pahanya akan terluka. Perasaan ini sangat tertekan sehingga dia merasa hampir mau muntah darah. Semakin sering dia bertarung dengan Han Sen, Tang Zhenliu merasa semakin sakit. Dia hampir ingin melemparkan senjatanya. "Aneh¡­ Kau dan Lin Feng sama-sama orang aneh¡­" Akhirnya, pada suatu hari, Tang Zhenliu tidak tahan lagi. Dia melemparkan senjatanya dan berteriak dengan marah pada Han Sen. Han Sen tahu bahwa keahliannya memblokir sudah cukup bagus sekarang. Walaupun mungkin tidak dapat digunakan untuk melawan keahlian lainnya, ini dapat dipastikan sangat berguna saat berhadapan dengan Pisau Tornado. Satu-satunya hal yang dia perlukan sekarang adalah lebih sering berlatih agar dapat mengalahkan Dewa Hitam. "Saat ini, kau sebaiknya tidak memberikan aku kesempatan." Han Sen berpikir bagaimana cara untuk menyingkirkan Dewa Hitam jahanam. Tang Zhenliu merasa cukup senang. Untung keluarganya memiliki banyak rahasia lain selain Pisau Tornado. Kalau tidak, di masa depan, dia tidak perlu bertarung dengan Han Sen lagi dan dapat memanggilnya kakek. Sementara itu, Tang Zhenliu bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan pernah menggunakan keahlian keluarga lagi di hadapan Han Sen. Han Sen meminta Tang Zhenliu untuk berlatih dengannya selama beberapa hari. Akhirnya, Tang Zhenliu menjadi pihak yang tersiksa. Dia tidak dapat melakukan gerakannya, dan dia dikalahkan dengan telak oleh Han Sen. Kadang-kadang, Tang Zhenliu tidak dapat menahannya dan menggunakan keahlian yang berbeda untuk memperbaiki keadaan. Ketika Tang Zhenliu tidak mau berlatih dengan Han Sen dan menghindari kamp virtual, Han Sen pun menyerah. Han Sen merasa sangat percaya diri untuk berhadapan dengan Pisau Tornado sekarang. Namun, dia tidak yakin apakah Dewa Hitam telah berlatih keahlian mengesankan lainnya. Selain itu, Dewa Hitam memiliki banyak petarung tangguh sehingga hampir tidak mungkin membunuhnya tanpa menunggu kesempatan yang tepat. "JIka aku tidak dapat membunuhmu. Aku harus mendapatkan keuntungan terlebih dahulu." Setelah belajar dari Li Xinglun tentang beberapa gerakan Dewa Hitam, Han Sen menyipitkan matanya. Setiap tahunnya pada saat seperti ini, karena arus laut atau penyebab lainnya, pantai dari sungai es dimana biasanya sama sekali tidak ada mahkluk, kali ini kedatangan sejumlah besar ikan ular. Mereka datang ke pantai dari dalam lautan tanpa alasan yang jelas. Sebagian besar ikan ular adalah makhluk primitif. Namun, jika kelompok ikan itu cukup besar, mungkin ada ikan ular mutan dan berdarah sakral di antara mereka. Pantai dari sungai es adalah wilayah kekuasaan Tempat Penampungan Dewa Hitam. Setiap tahun, puluhan ribu ikan ular akan memanjat dari dalam lautan. Mereka selalu dapat memanen beberapa ular ikan mutan dan seekor raja ikan ular berdarah sakral. Ini adalah salah satu keuntungan tetap dari Tempat Penampungan Dewa Hitam. Setiap tahun, Dewa Hitam akan memanggil sejumlah besar orang untuk datang ke pantai dan berburu ikan ular. Han Sen tiba di sungai es lebih awal. Namun, dia tidak pergi berburu, dia menggali sebuah goa es yang hanya dapat dimasuki oleh satu orang di dekat pantai. Dia kemudian bersembunyi di dalam goa dan menumpuk salju di depan goa. Dewa Hitam tidak akan pernah menduga bahwa ada seseorang yang akan bersembunyi di balik goa es selama beberapa hari. Setelah sekelompok besar ikan ular datang ke pantai, dia memimpin orang-orang untuk membersihkan tempat itu dan tidak menemukan Han Sen. Chapter 513 - Raja Ikan Ular Han Sen bersembunyi dalam goa es, menggigit dendeng daging sambil mengamati situasi di luar dari celah yang sengaja dia buat. Sejumlah besar ikan ular mulai memanjat keluar dari sungai es dan mencapai pantai yang tertutup dengan es. Semakin banyak ikan yang tiba, tetapi tidak ada orang yang mengetahui apa yang ingin mereka lakukan. Lebih dari 1000 orang dari Tempat Penampungan Dewa Hitam berkumpul, berburu ikan ular yang telah tiba. Ikan ular tampak seperti ular laut. Sebenarnya, berbeda dengan ular laut, karena mereka tidak memiliki taring maupun gigi. Karena tubuh mereka tertutup oleh lender, senjata yang digunakan dengan mudah tergelincir di kulit mereka. Jika seseorang dililit oleh makhluk ini, sisik perutnya yang tajam dapat mematahkan tulang orang itu. Jika tidak berburu ikan ular dalam kelompok besar bersama-sama, orang-orang akan dengan mudah dikepung oleh ikan ular ini dan terbunuh. Orang-orang biasa tidak memiliki persyaratan yang memadai untuk membunuh mereka. Hanya pasukan besar seperti Dewa Hitam dapat mengorganisir beberapa orang untuk berburu ikan ular bersama-sama. Karena raja ikan ular berdarah sakral belum muncul, para evolver yang kuat dengan tingkat kebugaran di atas 100 termasuk Dewa Hitam sendiri tidak bergerak. Mereka hanya memimpin ribuan evolver untuk berburu makhluk-makhluk di pantai. Ikan ular primitif berwarna hitam. Kadang-kadang, beberapa ikan ular yang lebih besar dengan garis emas di punggungnya dapat terlihat, yang merupakan jenis mutan. Han Sen belum melihat raja ikan ular berdarah sakral, tetapi dia mendengar bahwa ukuran raja ikan mungkin lebih kecil, bahkan lebih kecil daripada yang primitif. Mungkin seukuran kobra biasa. Oleh karena itu, Han Sen ingin mencuri raja ikan ular berdarah sakral. Jika ukurannya lebih besar, dia tidak akan dapat membawanya setelah mencuri ikan itu. Raja ikan ular berdarah sakral ukurannya sempurna. Ikan-ikan ular ini akan menghabiskan waktu 2 sampai 3 hari di pantai sebelum kembali ke lautan, maka Han Sen tidak terburu-buru. Udara dingin di luar goa tidak terlalu berpengaruh pada Han Sen. Namun, dia merasa tidak nyaman untuk merangkak dan harus menggunakan Kulit Giok untuk membuatnya merasa lebih nyaman karena dia tidak dapat bergerak. Untungnya, pada hari kedua sejak ular ikan tiba di pantai, Han Sen mendengar suara teriakan dari kerumunan itu. Dia cepat-cepat mengintip dari celah dan melihat sebuah bola besar yang terdiri dari ikan ular tiba di pantai. Di atas bola itu, seekor ikan ular merah tua kecil duduk dengan kepala tegak ke atas. Ikan ular merah tua ini panjangnya lebih dari 6 kaki. Berdiri di atas bila, dia memiliki sepasang sirip atau sayap di belakang kepalanya. Ketika sirip-sirip itu bergerak, menimbulkan suara yang aneh. "Raja ikan ular berdarah sakral akhirnya tiba," Han Sen tiba-tiba merasa bersemangat, mengamati kondisi di luar. Ketika dia mendapatkan kesempatan, dia akan maju dan menangkap raja ikan ular. Dia telah merencanakan jalur untuk melarikan diri. Saat ini adalah musim ikan ular. Karena ikan ular akan datang, maka tidak ada makhluk lainnya di sekitar lautan. Setelah Han Sen membawa raja ikan ular, dia akan bergegas masuk ke dalam lautan. Mengendarai belut perak, di dapat melarikan diri dengan mudah. Sebanyak apapun orang dari Tempat Penampungan Dewa Hitam, mereka tidak dapat mengejarnya dan harus melihatnya pergi. Setelah raja ikan ular muncul, ikan ular lainnya menjadi semakin menggila, bergegas ke pantai. Petarung tingkat tinggi di Tempat Penampungan Dewa Hitam akhirnya bergerak. 5 atau 6 evolver dengan kebugaran di atas 100 membunuh ikan-ikan ular yang menghalangi jalan mereka, dipimpin oleh Dewa Hitam. Orang-orang lainnya menjaga posisi masing-masing, membunuh ikan ular lainnya. Mereka tidak terlihat gelisah sama sekali. Mereka jelas cukup berpengalaman. Dewa Hitam dan rekan-rekannya bergegas dan ikan ular primitif tidak dapat menghalangi jalan mereka sama sekali. Mereka dalam waktu singkat sudah berada di dekat raja ikan ular. Raja ikan ular mengeluarkan suara mencicit yang aneh dan melambungkan dirinya ke udara. Sirip-siripnya bergerak, dia terbang ke udara seperti burung. Sayap-sayap kecilnya terlalu kecil. Di belakang kepalanya, mereka terlihat seperti sepasang kupung yang agak besar. Tanpa diduga, dia dapat terbang dengan sayap-sayap itu. Dewa Hitam dan yang lainnya mengepung raja ikan. Ketika berusaha untuk menyerangnya dengan senjata mereka, senjata mereka tergelincir. Mereka tidak dapat membunuh makhluk itu dalam waktu singkat. Raja ikan ular 100 kali lebih licin daripada belut. Bahkan pedang jiwa binatang berdarah sakral akan tergelincir di tubuhnya, tanpa meninggalkan bekas. Pisau Tornado Dewa Hitam juga tidak berguna, sehingga membuat Han Sen merasa cukup terkejut. Jika mereka tidak dapat melukai raja ikan ular, bagaimana Dewa Hitam dan yang lainnya membunuhnya di masa lalu? Orang-orang ini tidak menggunakan metode khusus untuk menyerang raja ikan ular tetapi menyerangnya bersama-sama sambil membunuh ikan ular primitif yang mendekati mereka. Setelah mengamati beberapa waktu, Han Sen dapat menebak apa yang ingin mereka lakukan. Walaupun raja ikan ular dapat terbang, jelas dia tidak dapat terbang terlalu lama di udara karena sayapnya yang kecil. Pertama kalinya dia terbang, dia dapat bertahan selama 15 menit di udara. Namun, perlahan-lahan, waktunya di udara semakin berkurang dan harus mendarat. Saat di udara, tidak ada titik yang menahan raja ular. Namun ketika berada di darat, ada tempat yang menahannya. Ketika senjata digunakan lagi, mereka tidak tergelincir dengan terlalu mudah. Setelah menonton selama lebih dari setengah jam, Han Sen memperhatikan bahwa raja ikan ular menjadi semakin lemah. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatannya, menyingkirkan salju di luar, dan merangkak keluar dari goa es. Sekarang adalah waktu yang genting untuk berburu raja ikan ular. Karena raja ikan ular merasa terancam dan terus menerus berteriak, sehingga membuat ikan-ikan ular lainnya semakin menggila. Semua orang berusaha keras untuk berburu ikan ular, dan tidak ada orang yang memiliki energi tambahan untuk memperhatikan orang lain. Selain itu, mereka telah membersihkan pantai dan menghalangi jalan ke pantai, maka mereka tidak menduga ada kehadiran orang luar di sana. Han Sen masuk ke dalam kelompok ribuan orang, dan tidak ada yang menyadari bahwa dia adalah penyelinap. Han Sen membunuh beberapa ikan ular dengan santai dan perlahan-lahan mendekat. Dewa Hitam dan yang lainnya telah mengepung raja ikan ular dari arah yang berbeda, agar dia tidak dapat melarikan diri ke dalam lautan. Raja ikan ular semakin sulit untuk terbang. Dia terlihat sekarat. Ketika dia kehilangan kemampuan untuk terbang dan hanya dapat menggeliat di tanah, dia akan dapat dibunuh dengan mudah. Han Sen perlahan-lahan mendekat Dewa Hitam dan rekan-rekannya, berfokus pada gerakan mereka. Han Sen pikir, ini adalah kesempatan yang bagus. Jika dia dapat membunuh Dewa Hitam di sini, maka Tempat Penampungan Dewa Hitam tidak memiliki pimpinan, sehingga akan jauh lebih mudah menaklukkan tempat penampungan itu. Awalnya, Han Sen hanya ingin mencuri raja ikan ular. Tetapi sekarang dia mendapatkan kesempatan untuk membunuh Dewa Hitam, dia tidak akan menyia-nyiakannya. Han Sen berfokus pada Dewa Hitam dahulu. Tidak lama kemudian, raja ikan ular tidak dapat terbang. Dewa Hitam merasa sangat senang, menemukan kesempatan dan bergegas untuk membelahnya. Chapter 514 - Mencuri "Kakak.. Awas¡­" Ketika Dewa Hitam akan melakukan serangan, dia tiba-tiba mendengar suara teman yang memanggilnya dan mulai berfirasat buruk. Dewa Hitam memang sangat impresif dan tegas. Saat dia mendengar suara itu, dia langsung menjatuhkan badannya ke depan. Namun, sudah terlambat. Dia merasakan sakit yang membakar di punggungnya. Tampaknya baju baja dan ototnya ditebas oleh senjata tajam. Han Sen merasa terlalu disayangkan. Dewa Hitam dan para evolver tingkat atas agak terlalu jauh dari kerumunan. Ketika Han Sen mendekati mereka, dia menangkap perhatian evolver yang berada di seberangnya, yang berhasil memperingati Dewa Hitam tepat pada waktunya. Dengan cakarnya, dia tidak dapat membunuh Dewa Hitam kali ini. Dewa Hitam jatuh ke tanah dan berguling sejauh belasan kaki, memegangi sakit di punggungnya. Kelima evolver dengan tingkat kebugaran di atas 100 datang menghampiri Han Sen. Han Sen tidak berlama-lama. Karena serangannya tidak berhasil membunuh Dewa Hitam, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan kesempatan. Dia langsung bergegas menuju raja ikan ular, menggunakan cakar untuk memotong kepalanya. Mengambil tubuh makhluk itu, Han Sen berlari menuju sungai es. "Makhluk berdarah sakral raja ikan ular terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral." Para evolver berusaha untuk menghentikan Han Sen, tetapi Han Sen bergoyang ke kiri dan ke kanan, berzigzag di antara ketiga orang secara cepat. Dia berlari melewati 5 orang. Ketika Dewa Hitam bangkit, memegangi sakit di punggungnya, Han Sen telah menghilang. "Keparat itu. Dia belum mati juga? Bunuh dia untukku." Dewa Hitam melihat wajah Han Sen, mengenalinya, dan berteriak pada para evolver dengan terkejut dan marah. Para evolver cepat-cepat mengejar Han Sen. Namun, Han Sen langsung melompat ke dalam sungai es. Seekor belut perak raksasa muncul di bawah kakinya. Belut perak raksasa memecah es di sungai dan dalam seketika sudah berada di jarak lebih dari 100 kaki, meninggalkan Dewa Hitam dan teman-temannya tercengang di daratan. "Dewa Hitam, aku hanya memungut bunga hari ini. Lain kali ketika aku bertemu denganmu lagi, aku akan membunuhmu." Han Sen berkata dengan kencang dan pergi dengan menunggangi belut perak. "Kau akan mati¡­ Aku pasti akan membunuhmu¡­ Membunuhmu" Dewa Hitam sangat marah sehingga dia mengutuk Han Sen dari tempat dia berdiri. Ketika dia memarahi Han Sen, dia menggerakkan punggungnya, sehingga merasa kesakitan dan wajahnya menjadi muram. Dewa Hitam menjadi sangat murka. Bukan hanya dia hampir terbunuh karena serangan gerilya, tetapi raja ikan ularnya juga dicuri. Selain itu, orang yang melakukan semua ini adalah orang yang selama ini dia pikir sudah mati di bawah danau beku. Sejak dia tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, Dewa Hitam tidak pernah menderita begitu banyak kerugian, sehingga membuatnya sangat marah sampai-sampai dia hampir muntah darah. Han Sen tidak mempedulikan Dewa Hitam dan menunggangi belut perak untuk kabur, mendarat di lokasi yang terpencil. Dia memanggil Meowth dan menunggangi Meowth menjauh dari wilayah Tempat Penampungan Dewa Hitam. "La la la¡­ la la la¡­ Aku adalah pakar panggangan¡­" Han Sen memanggang ikan ular yang telah dikuliti dan kemudian dimasak yang dia bawa bersamanya dan menyenandungkan sebuah lagu dengan senang. Tidak mudah mendapatkan makhluk berdarah sakral seperti ini. Raja ikan ular berdarah sakral ini akan memberinya paling tidak 8 atau 9 poin geno sakral. Yang lebih penting adalah makhluk ini dicuri dari Dewa Hitam, sehingga membuat Han Sen merasa sangat enak. Hanya dengan mencium wangi panggangan, dia sudah mau meneteskan air liur. "Sayangnya, mereka hanya datang ke pantai setahun sekali. Kalau tidak, aku masih menginginkannya setiap hari," Han Sen berpikir sambil memanggang. Sebelum panggangannya matang, Han Sen melihat seorang pria datang ke arahnya menembus salju. "Orang-orang Dewa Hitam ada sini?" Han Sen terkejut, melirik ke arah itu, dan tampaknya bukan orang dari Tempat Penampungan Dewa Hitam. Mereka biasanya lebih dari satu orang. Orang itu berjalan semakin mendekati Han Sen, dan Han Sen dapat melihat orang itu. Di luar dugaan Han Sen, dia mengenal pria itu. Walaupun mereka tidak terlalu akrab, dia memiliki kesan yang mendalam tentang orang ini. Cucu dari Senator Yi, Yi Dongmu. Ketika Han Sen berpartisipasi dalam kontes di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama menggunakan identitas Dollar, Han Sen mengalahkan Yi Dongmu dan menjadi sepuluh besar. Dan ratu peri adalah hadiah yang dia peroleh karena menjadi Yang Terpilih. Setelah itu, dia tidak pernah mendengar kabar tentang Yi Dongmu kembali. Tanpa diduga, Han Sen bertemu dengan orang itu di sini. Yi Dongmu berjalan langsung ke arah yang berseberangan dengan Han Sen. Dia menatap daging panggang di kompor dan menaruh seekor makhluk merah seperti rubah di salju. Menunjuk pada daging panggang, dia bertanya, "Aku ingin menukar makhluk mutan ini untuk daging panggangmu, apakah kau bersedia?" "Tidak," Han Sen langsung menolaknya, berpikir, "Kau pikir aku idiot? Seekor makhluk mutan untuk makhluk berdarah sakralku?" Yi Dongmu cemberut, dan bertanya pada Han Sen lagi. Karena dia sudah lama tidak memakan sesuatu yang dimasak, dia ingin menukarnya dengan makhluk mutan yang dia buru untuk dipanggang, yang tanpa diduga ditolak mentah-mentah oleh orang itu. "Bolehkah aku meminjam kompormu? Sebutkan saja harganya." Yi Dongmu tidak tahu darimana Han Sen berasal, jadi dia tidak memikirkan jawabannya. Yi Dongmu menunjuk kompor Han Sen dan berkata. "Kompor ini sangat murah. Pakai saja," Han Sen tersenyum dan berkata. Yi Dongmu tidak berkata apa-apa, tetapi memanggil sebuah pisau belati untuk membersihkan makhluk seperti rubah. Memotongnya menjadi bongkahan daging, dia mulai membuat daging panggang. Kedua orang itu tidak banyak berbicara tetapi masing-masing sibuk memanggang. Ketika daging panggang Han Sen hampir matang, dia mencobanya dan merasakan sungguh enak. Lemak meleleh di mulutnya. "Enak sekali." Han Sen mengeluarkan beberapa bumbu untuk ditaburkan di atas daging panggang sebelum dia melahapnya. Yi Dongmu tercengang. Ini pertama kalinya dia melihat seseorang begitu santai ketika berburu. Tidak hanya membawa kompor, dia juga membawa beberapa belas jenis bumbu, yang diisi dalam sebuah tas besar. Sambil menelan ludah, Yi Dongmu mulai memanggang dagingnya sendiri. Namun, daging panggang Han Sen dengan bumbu sangat harum aromanya sehingga menarik perhatian Yi Dongmu. Yi Dongmu bekerja keras untuk mengembangkan diri, berusaha untuk meningkatkan keahlian bela diri dan membersihkan namanya yang telah tercemar oleh Dollar. Dia sering menghabiskan waktu beberapa bulan setiap kali datang ke Tempat Suci Para Dewa, dan kadang-kadang bahkan lebih dari setengah tahun. Di medan es, dia hanya dapat memakan daging mentah. Walaupun dia terbuat dari besi, perutnya juga tidak dapat menahannya. "Bolehkah kau jual bumbu-bumbu itu padaku?" Yi Dongmu akhirnya bertanya. "Ini lumayan mahal," Han Sen berkedip dan berkata. Dia sudah cukup baik membiarkan Yi Dongmu menggunakan kompornya dengan gratis. Tidak mungkin dia akan memberikan bumbu-bumbu ini secara gratis kepadanya juga. Han Sen adalah orang yang membawa bumbu-bumbu ini ke Tempat Suci Para Dewa. "Sebutkan harganya," Yi Dongmu berkata langsung. "Berikan aku setengah bagian dari dagingmu, dan kau dapat menggunakan bumbu-bumbu sebanyak yang kau mau," Bumbu-bumbu Han Sen sebenarnya tidak terlalu mahal. Namun, karena mereka langka pada saat ini, maka nilainya pun bertambah. Tanpa berkedip, Yi Dongmu memotong setengah bagian daging mutan dan diberikan pada Han Sen dan berkata, "Berikan aku bumbu-bumbu itu." "Aku suka orang yang tegas seperti dirimu." Han Sen memberikan bumbu-bumbu pada Yi Dongmu dan mengambil daging mutan dengan senang hati. Chapter 515 - Dollar Akan Lebih Baik "Sudah berapa lama kau berada di Tempat Suci Para Dewa?" Yin Dongmu bertanya pada Han Sen. "Tidak lama, hanya beberapa hari." Han Sen berkata. "Pernahkah kau mendengar tentang Dollar akhir-akhir ini?" Yi Dongmu telah menghabiskan waktu sekitar 6 bulan di Tempat Suci Para Dewa kali ini. Dia selama ini berburu sendirian dan tidak mendapatkan kabar dari luar. Han Sen terkejut, karena dia tidak menduga apa yang ditanyakan Yi Dongmu. Dia berpikir sejenak dan berkata, "Aku dengar ada seseorang yang bernama Bunuh Dollar di platform resmi. Dia menang berturut-turut. Beberapa orang berkata bahwa dia adalah Dollar, dan aku penasaran apakah itu benar." "Beritahu aku detailnya," Yi Dong mu segera berkata. Setelah memakan daging mutan, Han Sen menjelaskan secara singkat kepada Yi Dongmu, dan menambahkan dengan sengaja, "Aku hanya mendengar dari orang lain. Tidak ada yang tahu apakah Bunuh Dollar sebenarnya adalah Dollar sendiri." "Pasti dia. Kecuali dia, tidak ada yang bisa begitu bagus," Yi Dongmu berkata dengan tegas. Han Sen merasa canggung dalam hati. Pasti ada evolver yang lebih bagus. Dia hanya belum bertemu dengan lawan yang sesungguhnya. "Aku ingin berburu makhluk berdarah sakral dan perlu seorang asisten. Ikutlah bersamaku, aku akan membagimu 10% daging setelah aku berhasil," Yi Dongmu berkata pada Han Sen setelah memakan sebagian kecil daging panggang dan menyimpan sisanya dalam kantung. "20%." Han Sen berkedip dan melipatgandakan harganya. "Ayo pergi." Yi Dongmu tidak tawar menawar dan meminta Han Sen untuk pergi bersamanya. Han Sen sangat menyukai orang seperti ini. Orang kaya yang tidak peduli dengan harga dan hanya mementingkan hati senang. Mengikuti Yi Dongmu ke arah timur medan es, Han Sen tiba di pegunungan yang ditutupi oleh es dalam waktu kurang dari dua hari. Jika dia ingin kembali ke Tempat Penampungan Dewi, dia harus menyeberangi wilayah ini. Namun, karena medannya, tidak mudah melewati wilayah ini. Lagipula, jika dia bertemu dengan makhluk berdarah sakral, terlalu berbahaya untuk bertarung di pegunungan tanpa dilengkapi dengan kemampuan untuk terbang. Jika dia tidak berhati-hati, dia mungkin akan jatuh ke lembah yang dalam. Alasan Li Xinglun dan Dewa Hitam tidak mencoba untuk menaklukkan Tempat Penampungan Kerajaan sebelum mereka berekspansi ke wilayah pegunungan adalah karena medannya, yang tidak sesuai untuk pertarungan skala besar. "Kau tidak berusaha untuk masuk ke dalam hutan dan berburu makhluk berdarah sakral, bukan?" Han Sen bertanya pada Yi Dongmu, merasa terkejut. "Tenang, tidak ada risiko. Aku hanya memintamu untuk memancing makhluk itu keluar untukku. Sisanya adalah tugasku. Makhluk itu telah menderita di tanganku, jadi dia tidak akan keluar kalau aku di sini," Yi Dongmu berkata dengan perlahan. Han Sen tidak berkata apa-apa dan mengikuti Yi Dongmu masuk ke pegunungan yang bertutup salju. Seperti yang dikatakan oleh Yi Dongmu, dia tidak masuk ke dalam pegunungan, tetapi berhenti setelah memanjat satu gunung. "Jalan saja di depanku. Ketika makhluk itu keluar, lari ke arahku." Yi Dongmu menggali sebuah lubang di dalam salju dan berbaring, meminta Han Sen untuk menguburnya dalam salju. Han Sen juga mengetahui muslihat Yi Dongmu, yang juga adalah seorang pembunuh. Dia tidak berkata banyak dan mengikuti perintah Yi Dongmu, berjalan di sekitar lembah di depannya. Sejauh mata memandang, dia hanya melihat pegunungan yang tertutup salju dan tidak berujung. Tidak ada makhluk sama sekali, apalagi makhluk berdarah sakral. "Apakah ada makhluk di sini?" Han Sen mencari sejenak dan tidak melihat ada makhluk apapun. Ketika kesabaran Han Sen telah habis, dia tiba-tiba mendengar suara tapak. Dari kejauhan, dia melihat seekor makhluk seperti keledai dengan sepasang tanduk berlari dari belakang gunung. Tapaknya cukup lebar, sehingga menghalanginya terperangkap dalam salju. Dia berlari menuju arah Han Sen dengan semakin cepat. "Memang benar ada makhluk!" Han Sen tidak tahu apakah ini adalah mahkluk yang dimaksud oleh Yi Dongmu. Dia berbalik dan berlari ke arah tempat persembunyian Yi Dongmu. Makhluk itu terlihat seperti dapat terbang, berlari dengan cepat di salju. Untungnya, Han Sen cukup dekat dengan lokasi Yi Dongmu bersembunyi dan segera tiba di tempatnya. Makhluk itu mengikuti Han Sen dan muncul di depannya dengan cepat. Yi Dongmu segera muncul dari bawah salju, muncul di bawah perut makhluk itu, menancapkan pisau belati ke dalam perutnya, membuat potongan yang panjang. Perut makhluk itu berdarah. Melupakan Han Sen, dia melenguh dan berbalik kemudian kabur. Namun, Yi Dongmu tidak membiarkannya lepas. Mengejar makhluk itu, dia terus menerus menebasnya. Sehingga akhirnya makhluk itu jatuh ke lantai. "Keahlian yang bagus, gerakan kaki yang bagus." Han Sen tidak dapat berhenti memuji. Yi Dongmu memang telah banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, dia berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua beberapa tahun lebih awal, maka poin genonya juga telah banyak meningkat. "Jika Dollar, dia pasti akan membunuh mahkluk itu pada serangan pertama. Aku tidak cukup bagus." Yi Dongmu berkata dengan sungguh-sungguh. Han Sen merasa malu dalam hati. Yi Dongmu telah terobsesi. Sudah beberapa tahun yang lalu sejak Yi Dongmu bertemu dengannya. Maka, Yi Dongmu tidak mungkin dapat mengetahui Han Sen sudah mencapai tingkat apa. Ini semuanya hanya ilusi dia belaka. "Apakah ini adalah makhluk berdarah sakral yang kau bicarakan?" Han Sen berjalan ke makhluk itu dan bertanya, merasa heran. Walaupun makhluk ini larinya cepat, dia tidak tampak seperti makhluk berdarah sakral jika dinilai dari kebugarannya. Yi Dongmu menggelangkan kepalanya. "Bukan yang ini. Ini adalah makhluk mutan." Yi Dongmu jeda sebentar dan berkata, "Ini juga bagus. Kita akan menggunakan mayat ini sebagai umpan. Mahkluk itu pasti akan muncul setelah mencium bau darah. Kau dapat tinggal di sini dan membuat daging panggang dari mahkluk mutan ini." Yi Dongmu kemudian menggali lubang lainnya dan menyembunyikan dirinya lagi. "Kakak, kau tidak perlu bekerja begitu keras. Bagaimana kalau kita lanjutkan setelah makan bersama?" tanya Han Sen. "Tidak perlu. Jika Dollar, dia pasti akan melakukannya dengan lebih baik." Yi Dongmu berkata dengan sungguh-sungguh dan mendesak Han Sen untuk menguburnya. Han Sen tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa malu. Dia sebenarnya tidak sebagus yang dikatakan oleh Yi Dongmu. Han Sen mengubur Yi Dongmu lagi. Memotong tubuh makhluk itu, Han Sen pikir daging makhluk ini terlalu banyak untuk dihabiskan sendirian. Dia memanggil Meowth dan menawarinya makanan itu. Meowth menggigit tubuh makhluk mutan itu dengan senang. Sedangkan Malaikat Agung, dia sama sekali tidak berminat, tidak mau keluar. Han Sen mengeluarkan sekeping daging raja ular panggang, memakannya sambil jongkok. Dia segera mendengar suara yang memberitahunya tentang peningkatan poin geno sakral. Melihat Han Sen memberikan daging mutan untuk dimakan oleh hewan piaraannya, Yi Dongmu agak kesal. Perilaku ini terlalu sombong. Bahkan Yi Dongmu sendiri tidak pernah melakukan hal ini. Lagipula, sumber daya di medan es ini sangat terbatas sehingga Yi Dongmu sendiri belum memenuhi poin geno mutannya sendiri. Setelah Han Sen memakan beberapa gigitan, dia mendengar kembali suara tapak yang kencang dari belakang gunung. Chapter 516 - Terbunuh Dalam Satu Serangan Meowth yang sedang makan tiba-tiba mengamuk. Dia menunjukkan giginya ke arah suara tersebut dan menggeram buas. Han Sen menatap ke arah puncak gunung yang bersalju, dan tidak lama melihat makhluk yang tampak seperti dinosaurus yang berbentuk badak raksasa dari balik gunung. Culanya nampak seperti pisau perak dan kulitnya seperti besi. Saat dinosaurus itu muncul, Han Sen merasa tercengang. Han Sen penasaran apakah Yi Dongmu sebenarnya dungu. Makhluk sebesar itu beratnya paling sedikit belasan ton. Butuh lebih dari satu tahun bagi seseorang untuk memakannya. Apa gunanya jika dia membunuhnya? Tetapi kemudian Han Sen berpikir, mungkin Yi Dongmu hanya mencoba untuk memperoleh jiwa binatang. Daging tidaklah penting untuknya. Han Sen merasa sedikit kesal. Namun, percuma saja jika dia memperoleh dagingnya. Dia tidak akan memakannya sendirian, tetapi dia bisa memberi makan si malaikat. Han Sen membawa Meowth dan berlari ke belakang. Lagi pula dia tidak perlu mengerakkan jarinya. Dengan 20% daging, dia dengan senang hati bisa memberi makan si malaikat. Dinosaurus itu berlari ke arah tubuh makhluk mutan. Tanpa berhenti, dia terus maju ke arah Han Sen. Yi Dongmu yang terkubur dalam salju tiba-tiba muncul dari celah, menghunuskan pedangnya ke perut dinosaurus itu. Kulit dinosaurus itu lebih tebal dari makhluk mutan. Pedang Yi Dongmu menghilang ke dalam kulit dinosaurus, tetapi tidak ada darah yang keluar. Hanya kulit hitam dan lemak putih yang terkoyak. Dinosaurus itu mencoba menyingkirkan Yi Dongmu dari bawah perutnya. Akan tetapi, Yi Dongmu bergerak naik dan memanjat ke punggungnya seperti kadal, dan menusuk punggungnya dengan ganas. Dinosaurus itu meraung dan menghentakkan kaki seperti orang gila, mencoba membuat Yi Dongmu turun. Namun, Yi Dongmu melekatkan dirinya begitu dekat pada makhluk itu agar dia tidak jatuh. Han Sen menemukan tempat terpencil dan duduk, membelai kepala Meowth dan menikmati daging panggangnya serta penampilan Yi Dongmu. "Gerakan yang bagus, aku beri nilai 9.9 untuk gerakan ini," saat melihat gerakan bagus, Han Sen tidak segan untuk memujinya. Yi Dongmu begitu kesal. Kulit dinosaurus ini begitu tebal dan keras sampai-sampai hanya sedikit darah yang keluar saat dia menusuk makhluk itu berkali-kali. Di sisi lain, dinosaurus itu tampaknya memiliki kekuatan tak terbatas. Sambil melompat dan mengguncangkan badan, dia hampir bisa menyingkirkan Yi Dongmu beberapa kali. Dia harus berpegangan pada makhluk itu dengan dua tangan dan menempel lekat padanya. Tidak mungkin baginya untuk menyentuh pedang lagi. Akan tetapi, Han Sen menikmati pertunjukkan itu, bertepuk tangan saat melihat sesuatu yang bagus, yang membuat Yi Dongmu merasa begitu kesal sampai ingin muntah darah. "Kemari dan bantu aku!" Yi Dongmu tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan berseru pada Han Sen. "Itu tidaklah baik. Kita sudah sepakat. Kau berikan aku 20% dagingnya dan yang perlu kulakukan hanyalah memancing makhluk berdarah sakral keluar. Aku tidak akan peduli pada urusan yang lainnya," Han Sen menggeleng dan berkata. "Jika makhluk ini kabur, kau tidak akan mendapatkan apa-apa," seru Yi Dongmu lagi. "Jika kau mau aku bergerak, boleh saja. Akan tetapi, kalau begitu, kita bisa membagi dagingnya seperti ini. Aku harus mendapatkan 60% dagingnya. 20% adalah upahku untuk memancingnya keluar. Dan 40% lagi adalah milikku karena bekerja sama denganmu untuk membunuhnya," Han Sen menghitung dengan jarinya dan berkata. Tidak masalah 60%. Kau bantu aku membunuhnya, dan kau bisa mengambil 60% dagingnya." Yi Dongmu tidak ada hasrat untuk tawar-menawar dengan Han Sen. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan jiwa binatang. Dagingnya tidak begitu penting. "Oke, kita sepakat." Han Sen lalu berdiri, mengeluarkan cakarnya dan berjalan ke arah dinosaurus itu. Bantu aku untuk mengalihkan perhatiannya dari samping..." Melihat Han Sen mendekat, Yi Dongmu buru-buru berkata. Akan tetapi, Han Sen tidak memperhatikan dirinya. Dia berjalan langsung ke hadapan dinosaurus itu. Dinosaurus itu menyadari keberadaan Han Sen dan mengejarnya dengan mata merah. Dia tampak seperti kereta api dengan kecepatan tinggi, sangat luar biasa menakutkan. Han Sen masih berjalan ke arah dinosaurus itu dengan kecepatan normal. Saat dia hampir bertubrukan dengan dinosaurus itu, tubuh Han Sen tiba-tiba melengkung ke belakang. Dinosaurus berlari ke arah tubuh Han Sen, dan Han Sen berbaring dalam celah di antara kakinya. Dinosaurus itu terus maju tetapi tidak melukai Han Sen sama sekali. Han Sen mengibaskan salju dari tubuhnya dan berdiri. Dinosaurus itu menjerit dan darah keluar dari perutnya. Dia kejang-kejang dan terjatuh berdentum ke tanah. Dia berusaha untuk bertahan beberapa kali namun gagal untuk berdiri lagi. Yi Dongmu melompat turun dari punggung dinosaurus, mengamati makhluk yang mencoba bertahan dengan hati-hati dan melihat tiga tanda di perutnya yang menembus tubuh itu. Sudah jelas, tanda itu dibuat oleh Han Sen saat dia berpapasan dengan makhluk tersebut. Yi Dongmu menatap Han Sen untuk waktu yang lama. Dia tidak menyangka kalau orang asing yang dia temui adalah seorang ahli. Dia kenal sosok yang mengesankan di medan es, jadi dia tidak terlalu peduli pada Han Sen saat dia pertama kali melihat Han Sen. Namun, serangan Han Sen membuat Yi Dongmu sungguh merasa terkejut. "Jika kau tidak segera bergerak, dia akan mati," Han Sen memberi tahu Yi Dongmu. Umumnya, dalam situasi ini, Han Sen akan mengikuti kesepakatan. Karena dia setuju untuk membantu Yi Dongmu membunuh makhluk itu dan dia mendapat 60% dagingnya, dia tidak perlu menjadi tamak akan jiwa binatang yang mungkin ada. Yi Dongmu tidak mengatakan apa pun dan menancapkan pedangnya ke rahang dinosaurus itu, menghabisi nyawanya dengan beberapa serangan. Tidak ada yang tahu apakah Yi Dongmu mendapatkan jiwa binatang atau tidak. Namun, tidak ada yang spesial dari raut wajahnya setelah membunuh makhluk tersebut. Sambil menghampiri Han Sen, dia berkata, "Kau boleh juga." "Biasa saja. Aku baru melampaui seratus." kata Han Sen dengan santai. "Aku tahu lokasi beberapa makhluk berdarah sakral lainnya yang tinggal sendirian. Bagaimana kalau kita terus bekerja sama di kemudian hari?" kata Yi Dongmu dengan serius. "Oke. Akan tetapi, jika itu kerja sama jangka panjang, kita tidak akan membaginya seperti ini," Han Sen tersenyum dan berkata. "Kita akan membagi dagingnya separuh-separuh. Jiwa binatangnya tergantung pada keberuntungan kita sendiri." Kenyataan bahwa Yi Dongmu berkata seperti itu menunjukkan bahwa dia mengakui kalau Han Sen lebih kuat dari dirinya. Jika tidak, karena dia yang tahu lokasinya, dia akan mengambil tambahan 10%. "Oke," Han Sen setuju. Han Sen perlu waktu untuk menemukan makhluk berdarah sakral, dan dia tidak perlu membunuh makhluk itu sendirian. Yi Dongmu menyediakan lokasi makhluk berdarah sakral dan dia bisa mengambil setengah hasilnya. Tidak ada yang salah dari hal itu. "Mari bagi daging berdarah sakral itu terlebih dahulu," Han Sen menunjuk tubuh dinosaurus itu dan berkata. "Kau bisa ambil semuanya. Ada racun pada senjatamu, jadi dagingnya telah terkontaminasi. Bahkan jika aku mengambilnya, aku tidak berani memakannya," kata Yi Dongmu dengan tenang. "Kalau begitu terima kasih." Han Sen memanggil si malaikat, memintanya untuk menghabisi dinosaurus itu. "Peliharaan humanoid? Levelnya apa?" Yi Dongmu menatap malaikat suci. Dengan latar belakangnya, dia belum pernah mendapat kesempatan untuk memiliki peliharaan humanoid. "Darah sakral," kata Han Sen santai. £¬ Chapter 517 - Aib Para Prajurit Yi Dongmu menatap malaikat yang memakan dinosaurus itu dan terpana. Sulit baginya untuk membayangkan bahwa malaikat yang tampak seperti anak kecil bisa menghabiskan setengah daging dinosaurus dalam sekejap dan tampaknya tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Dia menoleh dan menatap Han Sen, melihat Han Sen memakan daging panggang yang tersisa. Ekspresi Yi Dongmu menjadi semakin kacau balau. Sebagai keturunan senator, dia telah melihat banyak hal. Akan tetapi, dia belum pernah melihat orang seperti Han Sen yang memberi makan peliharaan humanoid berdarah sakral dengan seluruh daging berdarah sakralnya sejak memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua. Sumber daya di medan es sangatlah terbatas. Meskipun makhluk ini ukurannya besar, bagaimana pun itu masih termasuk makhluk berdarah sakral. Memberikan seluruhnya kepada peliharaan membuat Yi Dongmu meringis. Saat ini, Yi Dongmu harus menilai Han Sen lagi. Kuat, seenak hatinya, dan gegabah. Bahkan Yi Dongmu merasa penasaran dengan latar belakang Han Sen. "Sudah waktunya. Aku harus kembali ke aliansi sekarang. Mari berjumpa di lain waktu." Setelah malaikat suci selesai memakan dinosaurus itu, Han Sen langsung mengucapkan salam perpisahan. Meskipun selama Ji Yanran tidak memanggilnya dia menganggur dan punya waktu bebas yang tak terbatas, dia masih kembali dari waktu ke waktu kalau-kalau Ji Yanran merasa cemas. Aku juga akan kembali ke Aliansi. Ayo pergi bersama." Meskipun Yi Dongmu tidak perlu kembali ke Aliansi, dia ingin mencari tahu soal latar belakang Han Sen dan siapakah dirinya. Dua orang berteleportasi kembali ke Aliansi dari Penampungan Roda Bintang. Yi Dongmu segera mencari informasi mengenai Han Sen. Keaslian nama Han Sen ada di luar ekspektasi Yi Dongmu. Setelah mencari bahan tentang Han Sen, Yi Dongmu merasa cukup janggal. Menilai dari latar belakang Han Sen, dia orang yang begitu biasa sampai-sampai tidak cocok dengan prestasinya sama sekali. Menurut informasinya, perbedaan besar di kehidupan Han Sen adalah dia kekasih Ji Yanran. Akan tetapi, meskipun keluarga Ji sangat terpandang, Han Sen baru mengenal Ji Yanran setelah pergi ke akademi militer. Sebelum itu, dia tidak menerima bantuan apa pun dari keluarga Ji. Bahkan kini, keluarga Ji tidak pernah membantu Han Sen. Sebelum Ji Yanran menikahi dia, keluarga Ji tidak punya alasan untuk membantunya. Apakah dia akan menikah dengan Han Sen atau tidak masih belum diketahui. Selain hal itu, Yi Dongmu merasa bergejolak membaca perkembangan Han Sen. Yi Dongmu berpikir jika dia itu Han Sen, dia tidak akan pernah mencapai apa yang Han Sen miliki saat ini. Ditambah lagi, menurut informasi, Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua selama kurang dari setahun. Fakta bahwa dia memiliki kekuatan seperti itu di medan es dengan sumber daya yang terbatas membuat Yi Dongmu merasa tidak percaya. "Bagaimana dia melakukannya?" Yi Dongmu semakin penasaran tentang latar belakang Han Sen. Han Sen kembali ke Daphne, mencoba untuk bertemu Ji Yanran. Namun, di depan pintu, dia dicegat oleh Annie. "Kita berdua adalah pengawal. Kenapa kau mengurusi urusanku?" Han Sen merasa sangat kesal pada Annie. Sejak dia datang, dia tidak punya banyak kesempatan untuk berduaan dengan Ji Yanran. "Karena aku bilang tidak," Annie tetap dingin dan berkata. "Bagaimana jika aku harus masuk ke dalam?" Han Sen bertanya dengan marah dan dingin. "Coba saja." Annie menatap Han Sen dengan acuh tak acuh, seperti sedang melihat orang mati. Han Sen langsung ingin masuk secara paksa. Hanya karena dia adalah surpasser, Annie menjadi luar biasa arogan, yang membuatnya kesal sekali. Pintu ruang kerja Ki Yanran tiba-tiba terbuka dan Ji Yanran keluar dari dalam. Dia menggenggam tangan Han Sen dan berkata pada Annie, "Kolonel Annie, dia juga pengawalku. Dia punya hak untuk menemuiku kapan saja." "Maafkan aku, nona Ji. Perintah yang aku terima adalah melindungimu seratus persen, dan melenyapkan segala hal yang tidak aman." kata Annie dengan tenang. "Tolong, Kapten. Di sini adalah militer," kata Ji Yanran sedikit gusar. Annie tidak mengucapkan apa-apa lagi, tetapi dia tampak sama, tidak menanggapi perkataan Ji Yanran dengan serius. Ji Yanran tidak mengatakan apa-apa lagi dan menarik Han Sen ke dalam ruang kerjanya. "Jangan berselisih dengannya lain kali. Dia akan membunuhmu," kata Ji Yanran pasrah pada Han Sen. "Pengawal boleh searogan itu? Tidak menghormati perkataanmu?" kata Han Sen. "Secara teknis, dia adalah pengawalku. Namun, aku tidak layak memiliki pengawal seperti itu dengan posisiku sekarang. Dia diatur oleh orang dalam di keluargaku. Sebenarnya, dia hanya mendengarkan orang itu dan kata-kataku pada dasarnya akan terdengar sia-sia," kata Ji Yanran tak berdaya, sambil bersandar pada Han Sen. "Akan tetapi, dia juga melakukannya demi keselamatanku, jadi jangan memancingnya lain kali." Han Sen mengangguk. Dia juga tahu bahwa keselamatan Ji Yanran tergantung pada Annie. Mustahil baginya untuk bergantung pada Han Sen sebagai pengawal karena dia pergi jauh sepanjang waktu. Saat Han Sen meninggalkan ruangan Ji Yanran, malam sudah tiba. Annie masih menjaga pintu itu. Dilihat dari posisinya, tampaknya dia bahkan belum bergerak sejak beberapa jam yang lalu. "Pria sepertimu adalah aib untuk semua prajurit," saat Han Sen baru melangkah keluar, dia tiba-tiba mendengar Annie berkata dengan dingin. "Apa kau berbicara tentang diriku?" Han Sen menoleh, menatap Annie dan bertanya. "Pria yang paling menjijikkan adalah pria yang pandai menipu wanita seperti kau," kata Annie pada Han Sen dengan jijik. Han Sen menatap Annie dari atas sampai bawah untuk beberapa menit, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. "Lihat apa kau?" Annie merasa tidak nyaman di bawah tatapannya dan berseru dengan dingin. "Dengan penilaian profesional dari orang yang hidup dari wanita, aku bisa tahu kalau kau tidak memiliki apa yang pria butuhkan untuk hidup dari dirimu. Kau mungkin akan mati sendirian," kata Han Sen dengan serius. "Kau..." Anni bergetar karena marah. "Kau pikir kau begitu hebat karena kau surpasser? Kalau aku adalah surpasser, aku bisa membunuhmu dengan satu serangan. Kau percaya itu?" Han Sen menyeringai dan berkata. "Akan kutunggu kau untuk menjadi surpasser dan melihat bagaimana kau membunuhku dengan satu serangan." wajah Annie pun membiru. Namun, dia bukanlah orang yang pandai berbicara. Dia begitu murka sampai tidak bisa berkata apa-apa. Sesungguhnya, ada alasan bagi Annie untuk sangat membenci Han Sen. Karena ayahnya meninggal terlalu cepat, dia dibesarkan oleh orang tua tunggal. Kemudian, ibu Annie mendapat pacar, yang awalnya memperlakukan Annie dan ibunya dengan baik. Dia memiliki sifat yang baik dan pekerja keras. Bahkan Annie sebagai gadis kecil berpikir kalau dia adalah pria yang baik dan memanggilnya ayah. Siapa sangka pria itu bukan hanya gigolo, tetapi juga penipu. Beberapa hari sebelum dia menikahi ibu Annie, dia mengambil segala harta mereka, yang membuat hidup Annie dan ibunya menderita. Dia mulai sangat membenci pria seperti ini. Terlebih lagi, Han Sen datang ke Daphne dan menjadi pengawal Ji Yanran karena nepotisme. Ditambah dengan apa yang Annie dengar dari keluarga Ji, dia sangat membenci Han Sen. "Kau tidak perlu menunggu lain kali. Jika kau berani bermain-main denganku, aku bisa menunjukkan padamu betapa lemah dirimu jika status kita sama," kata Han Sen sambil menyunggingkan bibirnya. Chapter 518 - Menindas Annie "Apa maumu?" Annie pikir Han Sen ingin dirinya menekan kekuatannya untuk menghadapi Han Sen. Annie tidak memperdulikan hal itu. Bahkan jika dia harus menurunkan kekuatannya, dia yakin dia bisa benar-benar mengalahkan Han Sen. "Ayo pergi ke ruang latihan," kata Han Sen dan berjalan ke arah ruang latihan. "Sekarang bukanlah saatnya," Annie tidak bergeming, dan berkata dengan dingin. "Apa? Kau takut?" Han Sen menatapnya dengan sinis. Annie mengabaikannya dan berkata, "Sekarang aku masih harus kerja. Aku akan menemuimu di ruang latihan dalam tiga jam." "Oke, aku akan menunggumu." Han Sen sangat menghargai sifatnya ini.Dia memang prajurit yang baik, setia pada tugasnya. Han Sen kembali ke ruangannya dan menangkap kumbang tanduk yang berkeliaran ke mana-mana. Tanpa makan atau minum, dia tidak kelaparan. Han Sen mencoba memberinya makan banyak hal, tetapi dia tidak tertarik pada makanan. Han Sen penasaran bagaimana dia tetap hidup. Di waktu yang telah disepakati, saat Han Sen sampai di ruang latihan, di melihat Annie telah mengganti seragamnya dengan baju tempur putih. "Mari kita mulai," katanya dengan dingin saat melihat Han Sen tiba. "Apa maumu?" Han Sen berdiri di luar dan tidak masuk ke dalam. "Bukankah kau ingin aku mengurangi kekuatanku untuk menghadapimu? Apa kau takut sekarang?" kata Annie dengan jijik. "Nona, kapan aku bilang begitu? Aku bukan orang idiot. Bahkan jika kau menekan kekuatanmu sendiri. Daya pandang dan refleks bukanlah hal yang bisa dikurangi. Aku tidak bodoh, jadi mengapa aku meminta hal itu?" Han Sen menyunggingkan bibirnya. "Lalu apa yang kau inginkan?" Annie mengerutkan dahi. "Kita berdua telah mempelajari tinju militer, kan?" kata Han Sen. "Kenapa memangnya?" tanya Annie. "Kalau kau telah mempelajarinya, mudah sekali. Mari lakukan dengan cara yang bersahabat. Aku akan menyebutkan satu gerakan dan kemudian kau bisa menyebutkan satu gerakan. Kita berdua hanya akan menggunakan teknik militer saja. Apakah itu adil?" kata Han Sen. "Cara bertarung berfokus pada refleks dan kelenturan. Jika kita berbicara soal gerakan, bagaimana kita memutuskan siapa pemenangnya? Menggerakkan bibir tidaklah seru," kata Annie cemberut. "Bilang saja kalau kau tidak berani melakukannya. Kalau kau tidak berani, kau bisa pergi sekarang dan menyingkir dari hadapanku lain kali," kata Han Sen dengan menghina. "Oke, Aku akan melihat seperti apa trik yang kau miliki." Annie tidak yakin Han Sen akan menang menggunakan tinju militer yang sama. "Wanita terlebih dahulu. Silahkan maju." Han Sen merasa santai karena dia sangat percaya diri. Berbicara soal gerakan, dia pasti akan menang. Semua elemen lainnya dikesampingkan dan hanya gerakan yang dipentingkan. Ini seperti bermain go. Meskipun semua bidak adalah sama, metode untuk memperhitungkan berbeda-beda. Supaya menang, strategi adalah kuncinya, yang merupakan kelebihan Han Sen. Kekuatan, kecepatan, dan refleks kurang begitu penting. Meskipun Annie adalah surpasser, pertarungan bersahabat seperti ini menyapu bersih seluruh keunggulannya. Di sisi lain, Han Sen yang pandai dalam memperhitungkan memiliki keunggulan. "Pukulan kepala!" Annie berpikir dan mengatakan satu gerakan menyerang. "Pukulan menyamping, ke kiri rusukmu," jawab Han Sen dengan cepat. "Siku ke belakang, berputar ke kiri untuk menyerang lehermu." Annie merasa sedikit tidak nyaman. Dia belum pernah mencoba melakukan gerakan dalam hati dan harus berpikir untuk beberapa saat sebelum mengatakan sesuatu. Dua orang itu bertukar tiga puluh gerakan dan kemudian Annie merasa ada sesuatu yang salah. Dia mendapati dirinya terjebak dalam situasi berbahaya. Meskipun gerakannya semua sama, Annie merasa kesulitan untuk menyerang. Saat bertukar empat belas gerakan, dia tidak bisa lagi memikirkan cara untuk menghindari serangan Han Sen. "Kau kalah," kata Han Sen dengan puas. "Ini hanyalah kata-kata. Jika ini pertarungan sungguhan, kau tidak akan pernah bisa melakukannya," kata Annie, tidak rela menerima kekalahannya. "Tidak masalah. Kita bisa melakukan apa yang kita katakan. Akan tetapi, kali ini, tidak ada satu pun dari kita yang menggunakan tenaga. Kita hanya akan memperagakan apa yang kita katakan," Han Sen menghampiri Annie dan berkata. "Oke," Annie tidak mempercayainya. Akan tetapi, saat dua orang itu bertarung seperti yang Han Sen telah jelaskan, Annie tidak bisa menghindar saat sampai di gerakan tiga puluh sembilan. Jika Han Sen menggunakan kecepatan dan kekuatannya, dia pasti akan kalah. "Bagaimana? Apa kau percaya?" Han Sen melirik Annie dan berkata. "Ini pertama kalinya aku melakukan ini. Aku tidak seperti kau yang cuma bisa bicara." Annie tidak terpengaruh. Dia tidak percaya kalau dia lebih lemah dari Han Sen. "Tidak apa-apa. Kita bisa melakukannya lagi. Aku akan mengalahkanmu sampai kau yakin," Han Sen menyunggingkan bibirnya dan berkata. "Oke, tapi kita akan mengatakan dan memperagakannya sekaligus kali ini," Annie pikir dia kalah dari Han Sen karena dia tidak pandai berimajinasi. "Oke," Han Sen tersenyum dan berkata. Memperagakan bukanlah hal yang utama. Selama tidak menggunakan kekuatan, maka Annie tidak akan lebih lemah darinya. Lagi pula, semua orang punya kelebihan, dan kelebihan Han Sen adalah memperhitungkan. Annie tampaknya tipe yang pandai dalam gerakan brutal. Pertarungan dimulai kembali. Namun, hasilnya tidak berbeda dari sebelumnya. Kali ini, dia bahkan kalah lebih cepat. Dia tidak lagi bisa melanjutkan setelah tiga puluh lima gerakan. "Apa kau yakin?" tanya Han Sen lagi. "Tidak..." Annie menggigit bibirnya, tidak mampu menerima kenyataan bahwa dia lebih lemah dari Han Sen. Tidak mungkin dia kini adalah tandingan pria yang hidup dari seorang wanita. "Kalau begitu ayo lakukan lagi," Han Sen menyeringai dan berkata. Annie mencari masalah sendiri, jadi dia tidak punya alasan untuk mengalah padanya. "Annie adalah orang yang keras kepala. Mereka bertarung sebanyak lebih dari tiga puluh kali dan dia tidak menang sekali pun. Kalah, kalah, dan kalah, dia bahkan tidak sampai ke gerakan empat puluh sekali pun. Meskipun dia tidak menggunakan kekuatan dan energinya tidak terpakai, dia menjadi pucat dan keningnya berkeringat. Dia tidak mengerti mengapa dia kalah lagi dan lagi dari Han Sen menggunakan gerakan yang sama dengan urutan yang berbeda, apa lagi dengan cara yang menyedihkan. Awalnya, dia pikir selama dia mengenali cara bertarung ini, dia bisa membalikkan situasi. Semua kekalahan sebelumnya hanya karena dia belum terbiasa. Akan tetapi, kenyataan begitu kejam. Entah dia memahami dengan baik cara bertarung ini atau tidak, dia tetap saja kalah. Annie mendapati bahwa dia begitu lemah di hadapan Han Sen hanya berdasarkan gerakan bela diri. Pria yang dia benci tampaknya sangat pandai dalam hal ini. Kini Annie paham dia bukanlah lawan Han Sen dalam hal ini. "Apa kita perlu melanjutkannya?" Han Sen tersenyum pada Annie. "Tidak heran kalau kau mau karena kau telah mempelajari hal sederhana ini. Akan tetapi, jika ini adalah pertarungan yang sebenarnya, tidak mungkin kau bisa mengalahkanku." Annie tahu dia telah kalah, tetapi dia tidak mengakuinya. "Kalau begitu mari bertarung sungguhan," kata Han Sen tiba-tiba. Chapter 519 - Berburu Di Dasar Danau "Kau benar-benar berani bertarung denganku?" Annie tercengang. Dia tidak percaya Han Sen berani menghadapinya. Dalam hal kemampuan bertarung yang sesungguhnya, Han Sen cukup lemah dibanding dirinya. "Ya, tetapi tangan saja." Han Sen tersenyum. Han Sen memberi penjelasan. Yang dia maksud adalah permainan tepuk nyamuk. Jika dia bertarung sungguhan dengan Annie, Han Sen mungkin tidak akan bisa bertahan setelah dua atau tiga serangan dari Annie. "Oke." Setelah mendengarkan penjelasan Han Sen, Annie menyetujuinya tanpa ragu-ragu. Kenyataan bahwa dia tidak bisa menggunakan kekuatannya kali ini membuatnya cukup kecewa. Meskipun ada banyak batasan dalam bermain tepuk nyamuk, dia bisa menggunakan kecepatan dan kekuatannya untuk memberi sedikit pelajaran pada Han Sen untuk membalaskan dendamnya. Annie tidak percaya bahwa dia masih akan kalah dari Han Sen saat dia bisa menggunakan kekuatan dan kecepatannya. Itu tidak akan pernah terjadi. "Kau baru saja melakukan gerakan pertamamu. Jadi, kini giliranku kan?" tanya Han Sen pada Annie. Dia tidak mengatakan apa-apa selain menaruh tangan kanannya di atas tangan kanan Han Sen. Dia tidak yakin Han Sen bisa mengalahkannya dengan kecepatan Han Sen. "Kau tahu mengapa kau kalah barusan?" Han Sen tiba-tiba bertanya padanya. "Kenapa...Plak!" Annie masih kepikiran dengan kenyataan bahwa dia kalah dari Han Sen. Saat Han Sen menyinggungnya, dia langsung terkecoh. Saat dia hendak bertanya mengapa, tangan Han Sen sudah memukul tangannya. "Kau tidak tahu malu..." Annie menggertakkan gigi, ingin membunuh Han Sen secepatnya. "Permainan ini adalah tentang trik. Jika tidak boleh, kau harus mengatakannya tadi. Katakan padaku, apakah trik diperbolehkan?" tanya Han Sen sambil tersenyum. "Seperti yang kau¡­ Plak!" Saat Annie baru mengucapkan dua kata, tangannya dipukul lagi. Annie begitu kesal sampai dia hampir mau muntah darah. Sambil memelototi Han Sen, dia hampir nampak seperti macan yang ingin menelan Han Sen. Jika Han Sen bermain tepuk nyamuk dengan Annie dari awal, berdasarkan reflek dan kecepatannya sebagai surpasser, akan sulit baginya untuk memukul Annie bahkan dengan kemampuan serangan menyelinapnya, Akan tetapi, karena Han Sen telah mengacaukan pikirannya lebih awal, dia tidak lagi melakukan permainan dengan normal, yang membuat Han Sen bisa mempengaruhi keadaan mentalnya dan memukulnya tanpa diduga. Saat ini, pikiran Annie telah kacau balau. Dia mengawasi Han Sen terus-menerus. Namun, semakin dia melakukannya, semakin mudah dia dipukul. Plak plak plak! Mata Annie terbelalak, menatap Han Sen seakan-akan dia telah melihat setan. Dia jengkel sekaligus marah. Tidak mungkin dia bisa mengerti mengapa dia tidak bisa menghindari serangan Han Sen berdasarkan kecepatannya. Dia semakin membenci rasa tidak tahu malu dan kelicikan Han Sen, yang sangat mengacaukan pikirannya setiap kali sampai-sampai dia tidak bisa fokus menghindari serangan. Kalau tak ada angin, takkan pokok bergoyang. Fakta menakjubkan tentang pikiran manusia adalah terkadang kau tahu apa yang sebaiknya kau lakukan, tetapi kau tidak bisa mengontrol emosi dan pikiranmu. Annie tahu dia harus tenang dan menjauh dari pancingan Han Sen. Akan tetapi, dia begitu kesal saat ini sampai-sampai senyum Han Sen membuatnya luar biasa murka. Mustahil dia bisa menenangkan diri. Plak plak plak! Tangan Annie terkena pukulan lagi dan lagi. Dia tidak bisa membiarkan perkataan Han Sen. Duar! Tiba-tiba, aliran listrik meledak dalam tubuh Annie, mengubahnya menjadi bohlam yang terbakar. Dia memukul meja dengan telapaknya dan meja itu menjadi debu. Han Sen terkejut menatap Annie. Dia ketakutan. Kekuatan surpasser begitu menyeramkan sampai berada di luar bayangannya. Jika dia yang diserang Annie, Han Sen mungkin akan menjadi debu juga. Untungnya, ini di Aliansi, jadi tidak mungkin Annie akan menyentuhnya tanpa peduli betapa marahnya dia. Melihat Annie begitu marah sampai dia gemetar dan berkelip-kelip, Han Sen berkata sambil tersenyum, "Kau mau memukulku karena kau kalah?" Sambil menatap Han Sen cukup lama, cahaya menghilang dari tubuh Annie. Tanpa mengatakan apa pun, dia berbalik dan pergi. Dia khawatir kalau dia mungkin tidak akan mampu menahan dorongan untuk membunuh Han Sen jika dia mengucapkan satu kata lagi padanya. "Brengsek¡­ Bajingan¡­ Tidak tahu malu..." Annie tidak kembali ke kamarnya melainkan langsung ke kemah visual. Dia menyalurkan kemarahannya di kemah virtual seperti orang gila. Melihat meja baja yang menjadi debu, Han Sen pun menghela nafas lega. Dia memutuskan untuk tidak memancing wanita pembunuh itu. Jika dia melupakan segalanya dan menghajarnya, Han Sen tidak akan selamat dari satu serangan sama sekali. "Surpasser begitu menakutkan. Mereka bukan lagi manusia." Meskipun Han Sen berkata seperti itu, dia semakin menantikan saat menjadi surpasser. Setelah menghabiskan raja ikan ular, Han Sen memperoleh sembilan poin geno sakral, dan saat ini, dia sudah memiliki dua puluh satu poin geno sakral. Saat Han Sen mencoba untuk menemukan Yi Dongmu untuk berburu makhluk berdarah sakral bersama-sama, dia gagal menemukannya. Tanpa makhluk berdarah sakral untuk diburu, Han Sen teringat lagi akan si kepiting. Meskipun cangkang kepiting emas itu keras, Han Sen telah berlatih tenaga Yin dan bisa menembus cangkangnya. Mungkin kali ini dia bisa melakukannya. Han Sen kemudian memutuskan pergi ke danau Kristal terlebih dahulu, berburu ikan di dasar danau, untuk memenuhi poin genonya. Berburu makhluk air di dasar danau jauh lebih mudah dari memancing. Han Sen kembali ke dasar danau es lagi. Dengan belut perak kali ini, mudah baginya untuk mendatangi Istana Kristal. Kepiting emas memanjat keluar saat mendengar suara. Saat dia melihat Han Sen, dia segera kembali ke kabin, tidak memperdulikan apa yang Han Sen lakukan di luar. Dia tidak pernah keluar lagi. Han Sen tidak mengusik si kepiting melainkan menatap makhluk air yang berenang di dasar danau. Dia berpikir dalam hati, "Saat aku memiliki Istana Kristal, aku tidak akan pernah khawatir akan pasokan makhluk karena aku bisa pergi ke dasar laut untuk berburu." Karena Istana Kristal sangat kokoh, Han Sen tidak takut menemui makhluk mengerikan di dasar laut. Dia bisa bersembunyi kapan pun di dalam kabin. Hal yang paling penting saat ini adalah mengontrol Istana Kristal. Jika tidak, dia tidak bisa kemana-mana. Sambil berdiri di geladak, Han Sen merasa seperti sedang berada di dalam akuarium. Di atas kepalanya, segala jenis makhluk air berenang hilir mudik. Akan tetapi, karena tidak ada kaca, Han Sen bisa menembus air untuk menyentuh mereka. Setelah menunggu sejenak, saat melihat ikan teri emas berenang mendekat, Han Sen segera menjulurkan tangan dan menariknya ke dalam penampungan. Ikan teri emas tiba-tiba terjatuh ke lantai. Tanpa air, dia kehilangan kemampuan untuk melawan. Yang bisa dilakukannya hanyalah melompat dan berusaha kembali ke dalam air. Namun, Han Sen tidak memberinya kesempatan dan menginjaknya sampai mati. "Makhluk primitif ikan teri emas dibunuh. Jiwa binatang ikan teri emas diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif secara acak." Chapter 520 - Membunuh Kepiting Emas Begitu mudah membunuh makhluk air di dasar danau. "Aku harus mendapatkan Istana Kristal ini. Ini sungguh menyebalkan. Dengan Istana Kristal, aku akan memiliki seluruh lautan." Han Sen begitu gembira. Dia memanggil Perayu Salju, memintanya untuk menembaki makhluk dalam air dengan tombaknya, sementara Han Sen memasak ikan dengan santai. "Daging ikan teri emas dimakan. Memperoleh satu poin geno primitif." "Perayu salju membunuh ikan pedang emas primitif. Jiwa binatang ikan pedang emas diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif." ¡­ Han Sen tidak perlu menggerakkan tangannya. Sambil membaca, Perayu Salju bisa membantunya membunuh makhluk dan Putri Duyung memasak makhluk itu untuknya dan bahkan menyuapinya. Yang dia perlukan hanyalah membuka mulut saja. "Seperti inilah rasanya surga. Aku telah menyia-nyiakan lebih dari 20 tahun hidupku. Seperti inilah berburu seharusnya." Han Sen merasa begitu senang karena bisa memperoleh poin geno sambil tidur-tiduran. "Jika aku juga bisa mendapatkan roh kerajaan berambut perak itu, itu akan lebih baik," pikir Han Sen dalam hati. Ada segala jenis makhluk di dasar danau. Beberapa di antaranya tidak Han Sen kenali. Ada keong sebesar mesin pintal, lobster sebesar sepeda motor, dan bahkan monster laut dengan bentuk yang berbeda-beda. Terdapat pula banyak makhluk mutan. Akan tetapi, karena Istana Kristal tidak bisa digerakkan, Han Sen hanya bisa menunggu para makhluk untuk mendekat ke penampungan untuk membunuhnya. Jika dia masuk ke dalam air, dia bukanlah lawan para makhluk itu, apa lagi Perayu Salju. Ini membuat Han Sen semakin menginginkan Istana Kristal. Jika Istana Kristal bisa digerakkan seperti yang dia inginkan, dia bisa membunuh semua makhluk yang dia mau. Meskipun begitu, Han Sen masih mendapatkan banyak buruan. Dalam belasan hari, dia telah memenuhi poin geno primitifnya dan memperoleh tujuh belas poin geno mutan. Di samping bertambahnya poin geno, dia juga memperoleh belasan jiwa binatang primitif dan jiwa binatang mutan. Perolehan ini jauh lebih banyak dari pada saat Han Sen berburu sendirian. Sangat disayangkan hanyalah dia tidak berburu makhluk berdarah sakral. Sepertinya hanya ada satu makhluk berdarah sakral di area danau es, yaitu belut perak. Selain itu, hanya ada si kepiting emas. Selama belasan hari, Perayu Salju telah memburu banyak makhluk primitif. Karena Han Sen tidak bisa menghabiskan semua makanannya sendirian, dia menimbun makanan itu dan ingin menjualnya setelah dia keluar. Siapa sangka kalau si kepiting emas tidak tahu diri sampai-sampai dia datang setiap hari, menganggap tempat Han Sen sebagai dapurnya. "Kepiting sialan. Aku akan membereskanmu hari ini." Han Sen membiarkan ulahnya selama berhari-hari dan merasa dia seharusnya setingkat dengan kepiting emas dalam hal kekuatan. Lalu, dia pun berencana untuk membunuhnya untuk mendapatkan Istana Kristal kembali. Seperti biasa, kepiting emas mendatangi Han Sen untuk mencuri daging lagi. Saat membalikkan badan, Han Sen menggunakan cakarnya untuk menghajar cangkang si kepiting. Kepiting emas dengan cepat bereaksi. Dia melemparkan dua ikan yang diambilnya. Sambil membalikkan badan, dia menjulurkan capitnya pada cakar Han Sen. Ting! Capitnya mengenai cakar dan berbunyi seperti besi. Han Sen mundur tiga langkah sebelum dia bisa menyeimbangkan diri. Kepiting emas pun ikut mundur. Level mereka kira-kira sama jika dilihat dari babak kali ini. Melihat kekuatannya tidak lebih lemah dari kepiting emas, Han Sen merasa gembira dan mengayunkan cakarnya lagi. Akan tetapi, kali ini, Han Sen tidak menghajar kepiting emas dari depan, melainkan berjalan memutarinya menggunakan kemampuan mengendalikan lawan. Dengan cepat, Han Sen menemukan kesempatan untuk menghajar cangkang kepiting dengan keras. Namun, cakarnya hanya meninggalkan tiga goresan tipis di cangkang emasnya dan tidak menghancurkannya. "Begitu keras!" Setelah bertarung selama lebih dari setengah jam, Han Sen melakukan beberapa pukulan pada kepiting emas, tetapi hanya meninggalkan goresan-goresan tipis. Kepiting itu sama sekali tidak terluka. Han Sen menyimpan cakarnya kembali dan memutuskan untuk menggunakan tinjunya untuk menghadapi kepiting emas. Saat menghajar kepiting emas, dia diam-diam menggunakan tenaga yin. Akan tetapi, karena tenaga yin hanya menembus 3 sampai 4 inci, Han Sen tidak bisa benar-benar melukai si kepiting jika dia memukul di tempat yang salah. Duar! Han Sen mendapat kesempatan untuk memukul kepala si kepiting emas. Tiba-tiba, dia melihat si kepiting emas terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Han Sen sangat gembira, hendak memukul kepalanya dengan keras. Kepiting emas tampak pusing karena dipukul. Serangannya tidak lagi teratur atau bertenaga. Dengan beberapa pukulan, Han Sen memukul kepala kepiting emas berkali-kali. Tenaga Yin masuk ke dalam, dan kepiting emas semakin merasa pusing. Dia tidak lagi bisa berdiri tegak dan terjatuh ke lantai. Sambil menghajar keras cangkang kepiting dengan tinjunya, Han Sen mengerahkan tenaga yin ke dalam kepalanya. Berangsur-angsur, dia pun berhenti bergerak. "Makhluk berdarah sakral raja capit emas dibunuh. Jiwa binatang raja capit emas diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." Setelah akhirnya mendengar suara itu, Han Sen merasa sangat gembira. Dia dengan cepat mengecek tipe jiwa binatang raja capit emas. Tipe jiwa binatang makhluk berdarah sakral raja capit emas : jubah pelindung. Han Sen memanggil jiwa binatang itu dan jubah emas tiba-tiba muncul di tubuhnya, menutupi seluruh tubuhnya. Dia tampak tegap dan kuat, penuh tenaga. Sekilas, jubah ini dan jubah kumbang hitam sangatlah mirip. Dua-duanya jubah emas yang menutupi seluruh tubuh. Akan tetapi, bentuknya sedikit berbeda. Pelindung kepala jubah raja capit emas jelas merupakan kepiting emas. "Akhirnya aku memiliki jubah berdarah sakral lagi. Nantinya, aku akan menggunakan kristal hitam untuk mengubahnya menjadi jiwa binatang berdarah sakral amuk. Saat itu, aku rasa bahkan senjata berdarah sakral tidak akan bisa melukainya." Han Sen sangat senang. Dia terbiasa memiliki jubah berdarah sakral. Saat dia datang ke Tempat Suci Para Dewa Kedua, dia selalu menginginkan jubah ini, dan kini impiannya terwujud. Sambil mengenakan jubahnya, Han Sen memanjat ke atas perahu dan berjalan perlahan ke dalam kabin. Setelah melewati aula, ada beberapa lorong dan ruangan di dalamnya di mana-mana. Dia tidak menemui makhluk lain. Akan tetapi, Han Sen tidak menemukan ruang kendalinya, jadi dia harus memanggil Putri Duyung. Putri Duyung menuntun Han Sen dan mereka dengan cepat sampai ke ruang kendali yang ada di lantai atas perahu kristal. Melihat kemudi kristal, Putri Duyung bersorak gembira dan menggenggamnya. Saat dia menggenggam kemudi kristal, Han Sen merasa seluruh perahu kristal bergetar, menghasilkan suara mendecit. Sambil menatap keluar dari jendela yang ada di hadapannya, Han Sen melihat air yang mengalir dan layar yang mengembang. Seluruh perahu terangkat perlahan-lahan. "Tuanku, kemana kau hendak pergi?" Putri Duyung menatap Han Sen dengan bersemangat. Chapter 521 - Harta Karun Dalam Lautan Tiga layar mengembang pada saat yang bersamaan. Kapal layar yang misterius dan cantik itu perlahan-lahan muncul dari dasar danau dan mengambang di atas air secara ajaib, terlihat luar biasa. "Gadisku, maju menembus lautan." Han Sen sangat bersemangat. Kapal layar kristal ini jauh lebih baik daripada kapal selam. Ini adalah kapal perang antar bintang dalam air. "Guru, apakah kau ingin pergi ke atas permukaan?" tanya Putri Duyung. "Tidak, mari kita berjalan di dasar." Tentu saja, Han Sen tidak mau membiarkan kapal layar kristal naik ke atas dan mencari masalah. "Baik, guru," balas Putri Duyung dan memutar kemudi di tangannya. Kapal layar kristal raksasa itu tiba-tiba berlayar menembus lautan mengikuti saluran yang menghubungkan danau dan lautan. Pemandangan di dasar laut memang luar biasa. Han Sen melihat sekelompok kerang, yang bertumpuk seperti gunung kecil sepanjang ribuan mil. Semua jenis batu karang berwarna warni dan terlihat mewah. Kluster-kluster ikan sedang bermain dalam lautan. Monster raksasa yang terlihat seperti naga sedang lewat dan membuat hati bergetar. Untungnya, Istana Kristal tidak dapat dihancurkan. Kalau tidak, dia pasti terhantam oleh binatang yang mengerikan itu, dan sudah lama hancur. Bum bum! Seekor kura-kura berkepala dua yang terlihat seperti bukit menghantam Istana Kristal beberapa kali sebelum dia menjauh dengan perlahan. Jumlah makhluk-makhluk di dalam lautan di luar bayangan Han Sen. Namun, dia tidak tahu apa status makhluk-makhluk itu. Dia juga tidak dapat memburu mereka karena alasan itu. Selain itu, Han Sen ingin memeriksa dulu ada apa dalam lautan. Semua jenis makhluk laut yang tidak pernah dia jumpai sebelumnya sedang berenang. Dari kejauhan, dia melihat sebuah sungai merah mengalir di dasar laut. Namun, ketika dia mendekati sungai itu, ternyata itu adalah udang-udang bercangkang merah yang sedang berbaris dan setebal sepeda motor. Mereka sedang berenang di antara rumput-rumput laut yang tumbuh di dasar laut. Dalam sekilas, Han Sen tidak dapat melihat ujungnya dan tidak tahu ada berapa banyak jumlah mereka. Mulut Han Sen mulai berair maka dia memerintah Istana Kristal untuk berhenti. Tanpa menyalakan fungsi untuk menghindari air, Han Sen membuka saluran yang terlihat seperti kolam renang. Ketika salah satu udang bercangkang merah lewat, Han Sen menggunakan kekuatan yin untuk memukul kepalanya dan langsung membunuhnya. "Makhluk primitif udang api terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif." Han Sen membawa pulang udang itu, membuka cangkangnya dan daging yang terekspos terlihat seperti agar-agar. Dia memotong daging itu kecil-kecil dan menyiramnya dengan saus. Dia merasa dagingnya sangat manis dan enak. "Dengan harta karun seperti ini, apakah aku perlu mengkhawatirkan akan kekurangan sumber daya?" Han Sen merasa sangat senang, kemudian memerintah Putri Duyung untuk mengendalikan Istana Kristal untuk terus maju di dasar lautan. Makhluk-makhluk dalam lautan jauh lebih banyak daripada di daratan. Mereka di luar bayangan Han Sen. Banyak yang belum pernah diketahui olehnya. Manusia belum memiliki kemampuan untuk berburu makhluk di dalam lautan. Ini mungkin pertama kalinya bagi manusia untuk berburu makhluk di laut dalam. Namun, karena sebagian besar makhluk laut berukuran sangat besar, Han Sen tidak terburu-buru untuk berburu. Tujuan utama Han Sen adalah untuk memeriksa sumber daya di sekitarnya lebih dahulu. Ketika ada makhluk yang sesuai, dia akan melakukan perburuan. Jika tidak ada, dia tidak akan terburu-buru. Kecepatan kapal kristal sangat cepat di dalam air. Hanya dalam waktu 5 sampai 6 hari, dia sudah berlayar keluar dari wilayah laut es. Air perlahan-lahan menjadi hangat dan spesies makhluk juga berubah. Han Sen melihat beberapa bola biru bersinar di dasar laut. Ketika dia mendekatinya, dia menemukan bahwa mereka adalah ubur-ubur raksasa yang sedang menari di dalam air. Ikan dengan berbagai warna berenang berkelompok. Beberapa kerang membuka cangkangnya di dasar laut. Han Sen melihat ada beberapa mutiara yang bersinar di dalam kerang mutiara yang berukuran sebesar mangkuk. Merasa tertarik, dia berenang keluar dari Istana Kristal dan berusaha untuk meraih mutiara-mutiara itu. Namun, kerang mutiara itu segera menembak, berusaha untuk melukai tangan Han Sen. Untungnya, Han Sen cukup cepat menarik tangannya dan mengambil kerang mutiara itu kembali ke kapal layar. Han Sen menaruh kerang mutiara seukuran mangkuk di atas meja kristal, memukulnya dengan kekuatan yin dan tiba-tiba mendengar sebuah suara. "Makhluk mutan kerang mutiara harta terbunuh. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno mutan." Han Sen merasa sangat senang. Dia tidak menduga itu adalah makhluk mutan. Tidak ada terlalu banyak daging di dalam kerang, maka dia dapat langsung menghabiskannya. Ini setidaknya akan menyumbangkan 7 sampai 8 poin geno mutan. Membuka kerang mutiara, Han Sen mengeluarkan mutiara di dalamnya. Jumlahnya ada tiga, semuanya bundar dan bersinar. Ini pasti langka di Persekutuan. "Apakah ini juga perlengkapan?" Han Sen berpikir. Dia tidak yakin apakah mutiara-mutiara ini dapat dianggap sebagai perlengkapan. Han Sen mengambil beberapa kerang mutiara lagi. Namun, setelah membunuh mereka, dia menemukan bahwa tidak semuanya adalah makhluk mutan. Banyak diantara mereka yang merupakan makhluk primitif, dan hanya kerang mutiara harta dengan mutiara perak yang merupakan jenis mutan. Ada sekurang-kurangnya puluhan ribu kerang mutiara harta di wilayah ini. Han Sen mengambil belasan kerang dan memerintah Istana Kristal untuk maju. Setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari dan memakan banyak makhluk laut, Han Sen telah memperoleh belasan poin geno mutan, menjadikan jumlah poin geno mutannya sebanyak 33 sekarang. Hari ini, dia melihat dari kejauhan ada sebuah kota besar di dasar laut yang terlihat seperti binatang buas raksasa yang sedang merangkak di dasar laut. "Tempat penampungan bawah laut!" Han Sen menatap dari jauh dan memerintahkan Istana Kristal untuk berbalik, tidak berani mendekati tempat penampungan itu. Menilai dari ukuran tempat penampungan, itu sekurang-kurangnya adalah tempat penampungan kerajaan. Han Sen hanya sendirian sekarang dan dia juga berada di bawah air. Dia tidak mungkin dapat menaklukkan tempat penampungan kerajaan. Karena tempat penampungan kerajaan menghalangi jalur Istana Kristal, Han Sen hanya dapat berusaha untuk berlayar di sampingnya. Namun, air menjadi semakin dangkal dan bahkan mencapai pantai. Han Sen menatap pantai dari jauh dan menemukan ada banyak manusia, di luar dugaannya. Ada istana di samping pantai, yang seharusnya adalah tempat penampungan manusia, sehingga Han Sen merasa senang. Medan es dikelilingi oleh lautan dan dihalangi dari tempat lain oleh tempat penampungan kerajaan. Tidak ada cara bagi medan es untuk menghubungi dunia luar. Namun, sekarang Han Sen dapat mengendarai Istana Kristal dan keluar dari dasar laut. Ini adalah jalur bisnis yang hebat. Jika dia memanfaatkannya dengan baik, akan dapat dengan mudah menghasilkan uang. Memarkirkan Istana Kristal di dasar laut, Han Sen mengendarai belut perak untuk keluar. Dia berenang ke pantai dan berencana untuk bertanya di mana dia berada. Namun, ketika dia mendekati pantai, dia menyadari bahwa berbeda dengan bayangannya. Alasan di sana ada banyak manusia adalah mereka sedang berusaha untuk menaklukkan tempat penampungan di pantai. Di depan tempat penampungan, ada banyak makhluk yang terlihat seperti landak, tertutup dengan duri. Chapter 522 - Mencuri Arwah Di hadapan kelompok landak, seekor landak raksasa dengan tinggi 9 kaki tertutup dengan baju baja besi berlari ke dalam kerumunan manusia di atas babi jantan besar, memegangi dan membangun menara perisai dengan salah satu tangannya, dan memegang kampak ganda di tangan lainnya. Tidak ada orang yang dapat melakukan apa-apa terhadap landak itu. Seorang manusia evolver yang terlihat cukup tangguh dan seharusnya memiliki kebugaran di atas 100 menebaskan pedang lebar yang panjang pada raksasa itu. Namun, semua serangan terblokir oleh menara perisai dari pejuang raksasa, tidak terluka. Dengan amukan babi jantan besar, tidak ada yang dapat menghentikan kampak ganda di tangan raksasa. Han Sen melihatnya dan merasa terkejut. Ini tampaknya adalah sebuah tempat penampungan bangsawan, maka pejuang raksasa seharusnya adalah arwah bangsawan, sebanding dengan makhluk mutan. Namun, pertahanan baju baja dan menara perisai begitu bagus sehingga bahkan manusia evolver dengan indeks kebugaran lebih dari 100 tidak dapat memecahkan perisainya, hal ini sangat mengesankan. Digabungkan dengan duri landak, manusia sama sekali tidak dapat masuk ke dalam tempat penampungan itu sama sekali. Mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk menghancurkan batu arwah dari pejuang raksasa. "Pertahanan arwah yang sangat bagus! Aku tidak akan melewatkannya." Han Sen sangat termotivasi. Arwah itu sangat kuat dan berotot. Digabungkan dengan menara perisai dan baju baja, dia memiliki pertahanan yang luar biasa. Walaupun dia hanya sebuah arwah bangsawan, dia tidak lebih buruk daripada arwah kerajaan lainnya dalam hal pertahanan. Jika dia dapat memperoleh arwah ini, akan jauh lebih mudah baginya untuk membunuh mahkluk-mahkluk lainnya di masa depan dengan bantuan perisai. Han Sen memanggil baju baja emas dan bergegas keluar dari lautan. Dia langsung pergi ke arah tempat penampungan arwah. Tidak ada gunanya membunuh arwah-arwah ini. Dia harus secepat mungkin mengambil batu arwah. Luka yang diderita oleh pasukan manusia sangat parah. Ketika mereka sedang merasa bimbang apakah harus mundur, mereka tiba-tiba melihat sebuah sosok berwarna emas bergegas menuju ke arah tempat penampungan arwah dengan kecepatan yang luar biasa. Kelompok landak itu menegakkan durinya dan menembakkan duri pada sosok berwarna emas. Hujan duri beterbangan ke arahnya. Banyak orang merasa gelisah ketika menonton. Mereka telah merasakan kehebatan duri landak. Bahkan baju baja mutan tidak dapat memblokir serangan mereka sepenuhnya. Sekurang-kurangnya ada seribu duri yang menembaki sosok berwarna emas. Pria itu kemungkinan besar akan terbunuh pada akhirnya. Namun, sosok emas itu tidak berhenti sama sekali dan bergegas ke menembus hujan duri. Duri menusuknya seperti badai, terus menerus menimbulkan suara. Semua duri yang menyentuh sosok emas itu terpelanting atau hancur, namun sosok emas itu tidak terluka sama sekali. Dia tetap menyerbu menuju tempat penampungan arwah dengan kecepatan tinggi. Putaran demi putaran duri tidak mempengaruhi sosok emas sama sekali. Sosok emas segera masuk ke dalam kelompok landak. Saat dia bergerak, dia sudah membunuh beberapa ekor landak. Landak yang menjaga tempat penampungan tiba-tiba menjadi berantakan, sementara sosok emas telah bergegas ke tempat penampungan arwah. Semuanya terjadi begitu cepat. Ketika sosok emas menghilang di tempat penampungan, pasukan manusia kemudian menyadari apa yang terjadi. Ketika kelompok landak itu menjadi berantakan, manusia mulai mengisi semua yang mereka dapatkan. Pejuang raksasa arwah melihatnya memasuki tempat penampungan arwah dan menjadi heran. Mengendarai babi hutan raksasa, dia berlari ke tempat penampungan. Tanpa bantuan pejuang raksasa, landak yang tidak terorganisir menjadi lebih lemah di depan pasukan manusia. Tak lama kemudian, manusia telah memasuki tempat penampungan. Di dalam tempat penampungan, mereka melihat tubuh makhluk berbaring di mana-mana. Sosok emas bergegas masuk ke dalam tempat penampungan tanpa henti. Bahkan kelompok makhluk-makhluk tidak dapat menghentikannya sama sekali. Tanpa senjata, dia membunuh semua makhluk di depannya dan memasuki aula yang paling megah dalam istana. Pejuang arwah yang mengendarai babi hutan mengejarnya seperti orang gila, tapi sudah terlambat. Ketika pejuang arwah sampai di aula, sosok emas sudah berjalan keluar dari aula, dengan permata yang bercahaya di tangannya. Bum! Ketika pejuang arwah menghampiri sosok emas, dia tidak melancarkan serangan bunuh diri terhadap orang itu seperti yang diduga orang-orang. Anehnya, dia berlutut di depan sosok emas. "Perisai Sinting bersedia memberi tuannya jiwa yang paling murni, mengikuti tuannya sepanjang hidupnya, dan tidak pernah mengkhianati tuannya." Semua orang merasa heran, melihat pemandangan yang luar biasa ini. Arwah sangat jarang menawarkan kesetiaannya. Selain itu, seseorang harus mengalahkan arwah itu sebelum arwah menawarkan kesetiaannya. Namun, sosok emas itu bahkan tidak bertarung dengan pejuang arwah, namun arwah sudah memberikan kesetiaannya. Kemungkinan ini mungkin kurang dari satu dari sepuluh ribu. Melihat sosok emas yang menempatkan batu arwah di dahi arwah itu, orang-orang hampir dibutakan oleh cahaya batu yang sangat terang. Kemudian, baik arwah maupun batu arwah menghilang. Jelas, mereka telah diambil kembali oleh tuannya. Setelah arwah itu pergi, makhluk-makhluk di tempat penampungan menjadi berantakan. Babi hutan raksasa yang merupakan tunggangan arwah meraung dan menyerang sosok emas. Namun, sosok emas itu tidak berusaha untuk menghindar sama sekali. Saat ketika babi hutan raksasa menghampiri wajahnya, tinjunya yang ditutupi baju baja emas memukul babi hutan. Menghadapi makhluk raksasa yang datang menghampiri seperti kendaraan lapis baja, sosok emas hanya melayangkan kembali tinjunya dengan santai, sementara itu babi hutan raksasa tiba-tiba mengeluarkan darah dari semua lubang di tubuhnya, sekarat di kaki sosok emas. "Kuat, dia terlalu kuat ..." Semua orang tersentak. Baru saja, ketika mereka bertarung di luar, orang-orang itu telah melihat seberapa kuat tunggangan raksasa itu. Bahkan evolver dengan indeks kebugaran lebih dari 100 tidak dapat menghadapinya secara langsung. Namun, makhluk itu terbunuh oleh sosok emas dengan satu serangan. "Dollar, dia pasti Dollar. Dollar ada di antara kita ..." Seseorang tiba-tiba berseru, membuat orang-orang merinding. "Ya, baju besi emas, sikap yang tak terkalahkan, siapa lagi yang bisa selain Dollar?" "Sial! Ternyata Dollar ada di sini." "Dollar benar-benar tidak terkalahkan, bahkan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua." "Dolar, aku mencintaimu." "Dengan Dollar di sini, kita tidak perlu takut dengan makhluk-makhluk itu." "Pukulan itu sangat ganas." ... Han Sen tidak tinggal di sana. Setelah membunuh babi hutan, dia melompat ke puncak istana dan segera meninggalkan tempat perlindungan. Dia pada dasarnya mencuri arwah orang lain dan merasa terlalu malu untuk tetap tinggal di sana. Chapter 523 - Keuntungan Yang Besar Artikel "Dollar Terlihat di Pantai Batu Kuning" segera menarik banyak perhatian di Jaringan Langit. Artikel itu menggambarkan bagaimana Dollar tiba-tiba muncul, mengalahkan semua landak, memperoleh kesetiaan dari arwah, dan membunuh babi hutan raksasa dengan satu pukulan, dan detail-detail lainnya. Pada akhirnya, artikel itu juga memuji Dollar karena tidak tinggal disana untuk menerima pujian. Jika Han Sen yang membaca artikel itu, dia pasti akan merasa malu. Dia bukannya berjiwa besar tetapi tidak ingin dimarahi karena mencuri arwah setelah orang-orang lain mengorbankan jiwa mereka. Namun, baju baja emas Dollar begitu terkenal sehingga orang-orang hanya memperlakukannya sebagai Dollar setelah mereka melihat baju baja emas. Sebagian besar orang tidak tahu bahwa Han Sen telah menjual baju baja emasnya. Karena tidak mengenali Han Sen, orang lain hanya dapat memastikan itu adalah dia dari baju bajanya. "Jika siapapun yang memakai baju baja emas adalah Dollar, maka akan ada Dolar yang tak terhitung jumlahnya." "Yang ini benar-benar nyata. Kesombongan dan kekuatannya menunjukkan segalanya." "Dia tertutup baju baja, bagaimana kau tahu dia sombong?" "Tentu saja, siapa Dollar? Dia begitu tak tertandingi sehingga aku dapat mengenalnya dari plat baja setebal 3 inci. Bagaimana baju bajanya dapat menghalangi mataku?" "Aku ada di sana. Dia 100% Dolar. Sangat kuat. Membunuh babi hutan dengan satu pukulan." "Sejauh yang aku tahu, Dollar telah menjual baju baja emasnya sejak dulu. Yang kau temui pastilah bukan dia." "Itu pasti dia. Aku bisa merasakan bahwa dia adalah Dollar. Dan dia menatapku dengan penuh cinta. Aku pikir dia mencintaiku ..." "Bangun, Nak!" ... Banyak orang yang mendiskusikan apakah itu Dollar atau bukan. Beberapa merasa yakin, beberapa tidak. Tidak ada yang dapat meyakinkan yang lainnya.Debat ini kemudian menjadi tidak ada habisnya. Pada saat yang sama, Han Sen sedang duduk di Istana Kristal, memeriksa arwah baru yang didapatnya, Perisai Sinting. Seperti yang dia duga, ini adalah bangsawan. Tingginya lebih dari 9 kaki, dia ditutupi baju baja hitam. Dengan menara perisai dan kampak ganda, dia terlihat seperti dewa kuno. Pria itu memiliki kata perisai di namanya, jadi perisainya sangat kuat. Cakar Han Sen menyerang perisai dan hanya meninggalkan bekas sekitar 3 inci. Dalam hal pertahanan, Perisai Sinting jelas setara dengan makhluk berdarah sakral. Jika bukan karena kenyataan bahwa cakar bertapak hantu itu adalah jenis amuk, senjata berdarah sakral biasa tidak akan dapat mengancamnya. "Sayangnya, dia bukan arwah wanita cantik." Han Sen merasa malu. Awalnya, dia ingin membentuk komplotan yang penuh dengan arwah cantik. Namun, arwah sangat langka sehingga dia mungkin juga merekrut beberapa arwah laki-laki terlebih dahulu. Di masa depan, Istana Kristal memerlukan banyak bantuan untuk mendapatkan sejumlah besar makhluk laut. Namun, Han Sen tidak ingin merekrut terlalu banyak manusia, tetapi lebih suka arwahnya sendiri. Setelah beristirahat selama setengah hari, Han Sen pergi ke pantai lagi dan bertanya tentang situasi di sekitarnya. Ini adalah Laut Batu Kuning. Tidak jauh dari pantai ada hutan. Di hutan ada banyak tempat penampungan manusia. Namun, ada juga banyak tempat penampungan arwah. Manusia dan arwah bertarung dengan intens. "Ini adalah tempat yang benar-benar dirancang untuk budidaya manusia. Di medan es ada begitu sedikit sumber daya sehingga aku bahkan tidak dapat memiliki arwah ksatria." Han Sen berpikir. Saat dia berpikir bagaimana dia harus menggunakan sumber dayanya saat ini, dia tiba-tiba mendengar suara retakan di laut jiwanya, yang membuat Han Sen merasa senang. Dia melihat ke lautan jiwanya dan melihat kepompong cahaya pencerewet emas telah pecah. Pencerewet emas yang semuanya berwarna emas dan bersinar keluar dari kepompong. Tampaknya tubuhnya telah berubah menjadi emas sepenuhnya, seperti patung emas, terlihat jauh lebih kuat. Jenis makhluk super amuk pencerewet emas: tunggangan. Pencerewet emas amuk telah meningkat pesat dalam hal kecepatan dan kekuatan. Bahkan dapat dibandingkan dengan tunggangan berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Selain itu, kemampuannya untuk merubah ukuran adalah sesuatu yang tidak dimiliki oleh tunggangan berdarah sakral biasa. Han Sen memberi makan kristal hitam ke serigala salju, dan serigala salju mutan berubah menjadi jiwa binatang amuk hanya dalam satu hari. Saat ia memberi makan kristal hitam ke jiwanya, Han Sen memerintahkan Putri Duyung untuk membawa Istana Kristal ke medan es. Karena sumber daya di dekat Laut Batu Kuning cukup banyak, jiwa binatang relatif lebih murah di wilayah itu. Jika dia ingin menjual jiwa binatangnya, dia harus kembali ke Tempat Penampungan Dewi untuk mendapatkan harga yang bagus. Ketika dia kembali, Han Sen mencoba berusaha untuk membuat Istana Kristal langsung pergi ke laut dekat Tempat Penampungan Dewi. Perjalanannya cukup lancar. Tempat Penampungan Dewi dikelilingi oleh lautan di ketiga arahnya. Karena itu, mudah untuk mencapai laut di dekat tempat penampungan. Dia tidak menemukan tempat penampungan lain di bawah air dan dia menyelamatkan dirinya dari kesulitan bepergian melalui daerah pegunungan. Dalam perjalanan kembali, Han Sen berburu sejumlah besar makhluk primitif dan beberapa makhluk mutan yang ia temukan di air, menaruhnya di punggung pencerewet emas, dan kembali ke Tempat Penampungan Dewi. Ketika orang-orang di tempat penampungan melihat pencerewet emas dan tumpukan daging, mereka semua terkejut. Semakin sedikit makhluk yang dapat mereka buru di sekitarnya, maka mereka tidak pernah membayangkan pemandangan seperti ini. Mendengar berita itu, Yang Manli juga datang. Melihat tumpukan besar makhluk, dia juga tercengang. "Manli, hitung dagingnya dan kau dapat memutuskan bagaimana menjualnya." Han Sen kemudian memindahkan semua jiwa binatang primitif dan jiwa binatang mutan yang dia dapatkan ke Yang Manli, memintanya untuk menjual semuanya. Yang Manli melihat puluhan jiwa binatang yang ditransfer Han Sen padanya, banyak di antaranya tidak hanya mutan, tetapi juga jenis amuk, sehingga membuatnya merasa sangat sulit untuk mempercayainya. "Dari mana kau dapatkan begitu banyak daging dan jiwa binatang?" Yang Manli menatap Han Sen dengan keheranan. "Aku memburu mereka dari laut." Han Sen tahu bahwa makhluk-makhluk itu tampak seperti mereka dari laut dan dia tidak mungkin dapat menyembunyikannya. "Laut?" Yang Manli menjadi lebih terkejut. Jauh lebih sulit untuk berburu di laut daripada di darat. "Aku adalah orang yang dapat membunuh harimau di gunung dan naga di laut. Bukankah normal untuk seseorang sepertiku dapat berburu di laut? Tidak perlu menatapku seperti itu," Han Sen tersenyum dan berkata. Yang Manli tidak mau tersenyum. Meskipun Han Sen bercanda, dia mengerti bahwa kesulitan tugas itu bukan lelucon. "Bagaimana dia dapat melakukan itu?" Yang Manli merasa semakin sulit memahami Han Sen. Ketika dia berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, dia merasa Han Sen lebih rendah daripada Dollar. Namun, setelah mereka bertemu di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, apa yang dilakukan Han Sen selalu dapat mengejutkannya. Pada saat ini, Yang Manli tidak lagi memiliki pikiran yang pertama kali dimilikinya. Dia hanya merasa semakin sulit baginya untuk mengenal Han Sen. Dia tidak tahu pria seperti apa dia. Chapter 524 - Mempelajari Bahasa Kuno Para anggota Komplotan Dewi semuanya membeli daging dan jiwa binatang dengan harga yang sangat murah. Namun, orang-orang di luar komplotan hanya dapat membeli daging dan jiwa binatang dengan harga tinggi. Walaupun begitu, masih banyak orang yang bersaing untuk mendapatkannya. Sumber daya di Tempat Penampungan Dewi sangat terbatas sehingga jika mereka tidak bersaing untuknya, banyak orang yang menginginkannya. Han Sen berencana untuk menjual beberapa barang seperti ini sesekali di masa depan. Uang yang dihasilkan akan cukup baginya untuk dibelanjakan di Persekutuan. Namun, Han Sen tidak terlalu terobsesi. Dia tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk itu tetapi ingin berfokus pada evolusinya sendiri. Ada banyak daging kepiting emas yang tersisa. Han Sen memerlukan waktu beberapa hari untuk memakan semuanya. Selain itu, makan hal yang sama setiap hari tidak menyenangkan, dan dia ingin berganti ke makanan lain sesekali. Han Sen memutuskan untuk mengambil cuti beberapa hari. Ketika dia selesai memakan daging kepiting emas, dia pikir sudah waktunya untuk mencoba membunuh gargoyle amuk di sarang. Ketika dia kembali ke Daphne, Annie mengabaikannya ketika dia pergi menemui pacarnya, bahkan tidak meliriknya. Han Sen cukup senang bahwa Annie tidak melakukan apa pun. Dia tidak ingin memprovokasi dia dan mengabaikannya juga. "Han Sen, bukankah kau tertarik dengan bahasa kuno? Seorang ahli di bidang itu telah datang akhir-akhir ini. Jika kau tertarik, kau dapat pergi menemuinya." Mendengar kata-kata Ji Yanran, Han Sen langsung bersemangat. Dia dengan cepat bertanya, "pakar bahasa kuno mana? Mengapa kita harus memilikinya di sini?" Ji Yanran tersenyum dan berkata, "Profesor Xu sangat berbakat dalam linguistik. Selain itu, dia cukup terkenal di Persekutuan. Selain bahasa kuno, dia telah mempelajari banyak bahasa dari spesies lain." "Jika dia terkenal, apakah dia akan mengabaikanku jika aku pergi menemuinya?" tanya Han Sen. "Kurasa tidak. Manajemen memintanya datang untuk mengajari kami beberapa pengetahuan tentang Pengkristalisasi. Kau dapat pergi dan melihat dulu. Jika kau mendapatkan kesempatan, tanyakan kepadanya tentang bahasa kuno. Seharusnya tidak ada masalah," jawab Ji Yanran. Han Sen memahami apa yang terjadi. Sejak insiden terakhir, Daphne tidak memiliki kesempatan untuk melakukan tugas lagi. Orang-orang baru direkrut, dan beberapa urusan harus diatur ulang. Kali ini, manajemen meminta Profesor Xu untuk mengajari mereka tentang budaya Pengkristalisasi, jadi jelas tidak akan ada tugas dalam waktu singkat. Ini juga menunjukkan bahwa manajemen mencurahkan banyak perhatian pada Daphne. Han Sen tentu saja sangat tertarik dengan bahasa kuno. Dia sekarang dia dapat membaca semuanya dalam Kitab Dongxuan, tetapi itu tidak berarti dia dapat memahami semuanya. Han Sen masih tidak memahami banyak bagian dan dia tidak ingin berlatih seni bela diri sebelum dia memahami sepenuhnya. Ketika tiba waktunya untuk ceramah Profesor Xu, Han Sen pergi untuk mengikutinya. Tanpa diduga, dia melihat pemimpin pasukan gendut dan prajurit rumah masak lainnya. Setelah mengobrol dengan mereka sebentar, dia kemudian mengetahui bahwa itu adalah mata kuliah kuliah wajib. Kecuali beberapa perwira tinggi dan pengawal termasuk Annie dan Han Sen, semua orang harus hadir dalam kuliah tepat waktu. Bahasa Pengkristalisasi terlalu rumit. Dengan kata lain, itu bahkan bukan kata-kata, tetapi lebih seperti gambar. Segala macam garis yang rumit disatukan untuk membuat gambar yang tampak seperti struktur bagian dalam mesin. Memang sangat sulit untuk mempelajari artinya. Bahkan dengan otak Han Sen yang telah diperkuat, dia merasa sulit untuk menghafal gambar-gambar itu. Para prajurit lainnya merasa lebih kesulitan. Ketika mereka mengikuti kuliah, mereka merasa seperti tidak mengerti apa-apa. Walaupun sangat sulit untuk dipelajari, Han Sen tetap memperhatikan ceramah dan berusaha untuk menghafal. Tampaknya ada semacam hubungan antara kucing sembilan nyawa dan Pengkristalisasi. Selain itu, dia akan pergi ke reruntuhan di masa depan, jadi tidak ada salahnya jika dia memahami lebih banyak tentang bahasa Pengkristalisasi. Setelah ceramah Profesor Xu, Han Sen dengan cepat berjalan ke profesor dan memberi hormat kepadanya. "Profesor Xu, aku punya pertanyaan tentang bahasa lain yang ingin aku tanyakan kepada Anda. Apakah Anda ada waktu?" Profesor Xu adalah seorang jenderal dalam pangkat militer, yang jauh lebih tinggi daripada Han Sen. Namun, Profesor Xu tidak memiliki kuasa apa pun. "Apakah ini tentang Pengkristalisasi? Silakan saja." Profesor Xu cukup santai. "Aku ingin bertanya sesuatu tentang bahasa kuno Persekutuan," kata Han Sen. Profesor Xu menatap Han Sen ke atas dan ke bawah karena terkejut dan bertanya, "Kau telah mempelajari bahasa kuno?" Saat ini, walaupun Persekutuan tidak terlalu menekankan pada seni liberal, banyak anak muda lebih bersedia meluangkan waktu untuk berlatih seni hiper geno. Bagaimanapun, itu akan membawa manfaat langsung bagi mereka. Selain itu, itu akan membantu mereka untuk bertahan hidup dan mengembangkan diri di abad Tuhan. Sangat sedikit orang yang bersedia menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku dan belajar. Profesor Xu tidak tahu apakah Han Sen benar-benar mempelajari bahasa kuno atau dia hanya berusaha untuk menjilat profesor itu. "Aku telah belajar sedikit. Namun, banyak hal yang membuat aku merasa bingung dan aku tidak menemukan cukup bahan untuk menjelaskannya," kata Han Sen. "Baiklah. Sudah waktunya untuk makan siang. Ayo kita bekerja bersama dan berbincang di kantin." Profesor Xu sama sekali tidak sombong. Jika Han Sen memang tertarik pada bahasa kuno, Profesor Xu bersedia menjawab pertanyaannya. Han Sen merasa sangat senang dan mengikuti Profesor Xu ke kantin. Setelah memesan makanan, mereka menemukan tempat yang tenang untuk berbincang dan makan. Awalnya, Profesor Xu berpikir bahkan jika Han Sen telah mempelajari bahasa kuno, dia mungkin hanya mengetahui beberapa hal yang dangkal. Bagaimanapun, Han Sen terlalu muda. Namun, setelah mengobrol dengan Han Sen, dia menemukan bahwa Han Sen telah bekerja keras dalam mempelajari bahasa kuno. Han Sen juga cukup berbakat dan berwawasan luas, sehingga mengejutkan Profesor Xu. Tingkat Han Sen berada di luar usianya. "Han Sen, apakah kau memiliki saudara yang mempelajari bahasa kuno?" Profesor Xu akhirnya bertanya. "Tidak, keluargaku dulu memiliki pabrik logam campuran. Tapi kemudian ditutup." Han Sen memandang Profesor Xu, tidak mengerti mengapa profesor menanyakan hal itu. "Oke, jadi kapan kau mulai mempelajari bahasa kuno?" Profesor Xu bertanya lagi. "Mungkin dua tahun yang lalu," kata Han Sen. Faktanya, dia baru memulai sebelum dia berevolusi, jadi dia paling banyak baru mulai belajar sekitar satu tahun. Profesor Xu bahkan lebih terkejut. Dalam dua tahun, Han Sen telah mempelajari begitu banyak, hal yang sangat jarang terjadi. Han Sen mungkin sangat berbakat di bidang ini, kalau tidak, dia tidak dapat melakukannya dengan baik. Sebenarnya, Han Sen tidak memiliki bakat khusus. Alasan dia dapat belajar dengan cepat adalah karena otaknya telah menyerap kristal merah dan berkembang lagi. Ingatan dan analisisnya telah sangat meningkat. Saat dia dapat mengingat dan menganalisa lebih banyak, sehingga secara alamiah menjadi lebih baik di bidang ini. Karena mereka memiliki minat yang sama, Profesor Xu dan Han Sen merasa semakin nyaman saat mereka berbincang. Dan Han Sen membuat Profesor Xu semakin terkesan. Profesor Xu mengatakan beberapa hal kepada Han Sen, yang dapat cepat diingat dan dipahami oleh Han Sen. Dia bahkan dapat berdiskusi dengan Profesor Xu atau mengajukan pertanyaan yang lebih dalam, sehingga membuat Profesor Xu sangat menghargai Han Sen. Saat keduanya berbincang, mereka lupa makan. Pada akhirnya, makanan mereka menjadi dingin, dan hanya mereka yang tersisa di kantin. Ketika sudah saatnya kantin akan ditutup, mereka harus pergi. Sebelum dia pergi, Profesor Xu memberi Han Sen beberapa bahan tentang bahasa kuno dan meminta Han Sen untuk membacanya. Dia juga mengatakan pada Han Sen untuk bertanya padanya jika ada yang tidak dipahami. Chapter 525 - Pemahaman Baru Setelah berbincang dengan Profesor Xu cukup lama, Han Sen merasa terinspirasi. Bahan-bahan yang didapatkan dari Profesor Xu juga sangat membantunya. Beberapa hal yang dia tidak dia pahami sebelumnya, sudah dapat dia pahami setelah membaca materi dari Profesor Xu. Setelah itu, ketika dia membaca Kitab Dongxuan lagi, dia mendapatkan banyak pemahaman baru. Walaupun masih ada beberapa hal yang tidak dia pahami, dia mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kitab itu. Sayangnya, ada terlalu banyak terminologi teknis tentang pengembangan dalam Kitab Dongxuan. Karena sudah ditulis sejak lama, Han Sen tetap merasa kesulitan untuk memahami dan menerjemahkan segala sesuatu bermodalkan apa yang telah dia pelajari. Namun, setelah membaca materi dan mengajukan beberapa pertanyaan pada Profesor Xu, Han Sen mendapatkan pemahaman baru dan dapat menerjemahkan dengan menggunakan teknik lain. Alasan mengapa Han Sen dapat melakukan hal itu adalah karena dia telah membaca Kitab Yin Yang, yang menjadi dasar dari Ledakan Yin Yang. Teknik dalam Kitab Dongxuan ini berfokus pada kekuatan Yin, yang memiliki banyak kemiripan dengan Kitab Yin Yang. Namun, jelas tekniknya lebih baik. Jika dia dapat berlatih dengan baik, dia akan dapat membuat kekuatannya menembus benda besar. Terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa dia dapat memukul banteng di balik gunung, tetapi tidak sulit baginya untuk menembus plat baja setebal beberapa kaki. Han Sen adalah penggemar berat kekuatan Yin, jadi dia berlatih berdasarkan teknik yang tercatat dalam Kitab. Jika dia bisa mencapai tingkat itu, di masa depan, dia dapat melukai organ dalam makhluk lain ketika bertarung dan tidak perlu menghancurkan kulit dan tulang mereka yang keras. Setelah beberapa hari, Han Sen merasa dia sudah dapat menggunakan kekuatan Yin dengan lebih baik. Awalnya, dia hanya dapat menembus 3 sampai 4 inci, tetapi sekarang dia sudah dapat menembus 1 kaki. "Kitab ini memang buku yang hebat. Layak disebut teknik rahasia terbaik dari orang kuat. Jika aku dapat mempelajari isinya dengan benar, ini akan jauh lebih baik daripada Kulit Giok." Han Sen ingin segera menerjemahkan seluruh kitab, tetapi dia tidak bisa terburu-buru. Jika dia berlatih sebelum dia memahami dengan benar, mungkin ada bahaya dan risiko. Tidak ada solusi geno yang dirancang untuk Kitab Dongxuan, jadi dia mungkin akan dapat melukai dirinya sendiri. Ketika dia beristirahat selama lebih dari 10 hari, makan kepiting emas setiap hari di tempat penampungan, dia akhirnya dapat menghabiskan seluruh kepiting dan mendapatkan 7 poin geno sakral. Saat ini, Han Sen memiliki 28 poin geno sakral. Han Sen: badan super: arwah raja Status: evolver Masa hidup: 300 Persyaratan untuk evolusi berikutnya: 100 poin geno Poin geno yang dimiliki: 100 poin geno biasa, 100 poin geno primitif, 43 poin geno mutan, 28 poin geno sakral. Memeriksa perkembangannya, Han Sen merasa angkanya cukup bagus untuk seseorang yang baru memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama kurang dari satu tahun. Saat ini, indeks kebugaran Han Sen pasti di atas 120. Perlu melakukan pengujian untuk mengetahui angka pastinya. Bagaimanapun, dia jauh lebih kuat daripada Harimau dari Darah Biru sekarang. Han Sen memperkirakan bahwa ketika dia berhasil memaksimalkan keempat jenis geno poin, dia seharusnya dapat mencapai 170 atau 180. Dia merasa penasaran seberapa kuat makhluk super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan apakah dia akan dapat memburu mereka saat itu. Masih terlalu dini untuk memikirkan hal itu pada saat ini. Yang paling penting baginya sekarang adalah memenuhi poin geno sakral. Sedangkan untuk poin geno mutan, Han Sen tidak terlalu merasa khawatir, karena ada banyak poin geno mutan di lautan. Jika dia bersabar, akan mudah baginya untuk memenuhi poin geno mutan. Namun, untuk dapat membunuh makhluk berdarah sakral di lautan, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kemampuan manusia untuk bertarung akan sangat berkurang di dalam air dan mereka tidak dapat bernapas di dalam air. Untuk melawan makhluk laut dengan tingkat yang sama dengannya, bahkan Han Sen pun merasa takut. Ketika dia mengalami kecelakaan di laut dalam, tidak ada cara baginya untuk berlari. "Aku akan membunuh gargoyle amuk terlebih dahulu." Han Sen memasuki Tempat Suci Para Dewa lagi, memutuskan untuk pergi ke sarang. Jiwa binatang berdarah sakral tetap sangat menarik perhatian Han Sen. Selain itu, jiwa binatang dari telur biasanya sangat bagus dan langka. Namun, sebelum Han Sen meninggalkan Tempat Penampungan Dewi, Zhu Ting menemukannya. "Kapten, aku mendengar bahwa kau membawa pulang beberapa jiwa binatang amuk?" Zhu Ting menyeringai dan bertanya. "Ada dua. Kenapa? Kau menginginkannya?" Han Sen memandang Zhu Ting, tersenyum. "Ya, ya. Sebutkan harganya." Zhu Ting mengangguk dengan cepat. Jiwa binatang amuk bahkan dapat memiliki kemampuan yang mirip dengan jiwa binatang darah sakral. Tentu saja Zhu Ting menginginkan sesuatu seperti itu. Di tempat terkutuk seperti itu, jika dia memiliki jiwa binatang amuk, dia dapat memiliki kehidupan yang jauh lebih baik karena akan mudah baginya untuk membunuh apapun kecuali makhluk berdarah sakral. "Mudah, kau memiliki Tujuh Putaran untuk ditukarkan," Han Sen tersenyum dan berkata. Zhu Ting tiba-tiba menjadi muram dan berkata, "Kakak, kau tidak mengerti. Aku tidak berani memberimu Tujuh Putaran, Keluarga Chen tidak akan pernah memaafkanku." "Maka aku tidak dapat membantumu. Beli saja dari Yang Manli," kata Han Sen, tampak tak berdaya. "Tidak, harganya sangat tinggi. Kecuali bagi mereka yang kaya, tidak ada yang punya uang sebanyak itu." Zhu Ting mengalami depresi. Jika dia punya uang sebanyak itu, dia tidak akan mencari Han Sen. Sebenarnya, Han Sen mengatakan pada Yang Manli agar tidak ada terburu-buru untuk menjual jiwa binatang amuk, itulah sebabnya harga Yang Manli sangat tinggi. Dia hanya berusaha memamerkan kekuatan Komplotan Dewi dan sebenarnya tidak berencana untuk menjual. Tentu saja, jika seseorang benar-benar mau membayar dengan harga tinggi, Yang Manli tidak akan menolaknya. "Aku tidak dapat membantumu." Han Sen menepuk pundak Zhu Ting dan meninggalkan tempat penampungan. Zhu Ting menatap Han Sen, bingung. Dia tidak mengerti bagaimana Han Sen bisa mendapatkan begitu banyak barang bagus. Han Sen menghabiskan waktu jauh lebih sedikit daripada dia di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Namun, dalam waktu kurang dari satu tahun, di tempat yang begitu buruk, Han Sen bahkan telah menjual jiwa binatang buas amuk, sungguh menakjubkan. Zhu Ting menggertakkan gigi dan memutuskan untuk membeli kera ganas dulu. Dia hanya punya cukup uang untuk membeli yang satu ini karena Yang Manli memasang harga yang sangat tinggi. Namun, ketika Zhu Ting menemukan Yang Manli, Yang Manli mengatakan kepadanya bahwa tidak hanya jiwa binatang amuk, bahkan jiwa binatang mutan pun sudah habis terjual. "Sialan. Begitu banyak orang kaya." Zhu Ting menyesal karena dia tidak membeli kera ganas saat dia dapat melakukannya, dan sekarang dia bahkan tidak memiliki kesempatan. "Sepertinya aku harus berbicara dengan Han Sen. Dia pasti memiliki jiwa binatang yang lebih bagus. Mungkin benda itu dapat membuatnya memberiku beberapa jiwa binatang yang lebih bagus," Zhu Ting bergumam pada dirinya sendiri. Chapter 526 - Jiwa Binatang Mimpi Buruk Saat Han Sen kembali lagi ke sarang, dia memanggil semua jiwa binatangnya. Selama dia menghabiskan waktu di Aliansi, raja capit emas telah berevolusi menjadi jiwa binatang berdarah sakral amuk, dan jubah emasnya kini tampak lebih baik. Simbol arca juga ikut dipanggilnya. Burung padang pasir terbang di atas kepalanya, memperkuat seluruh jiwa binatang. Han Sen merasa dia memiliki cukup kekuatan untuk meledakkan sebuah planet. Tentu saja, ini hanyalah ilusi. Akan tetapi, dia merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Saat masuk ke dalam sarang lagi, arca perak amuk dengan cepat menyerbu ke arahnya. Han Sen tidak menghindar kali ini, menahan tangan arca itu dengan cakar tangan setannya. Duar! Cakar dan tangan si arca tiba-tiba berbenturan, meninggalkan luka panjang di tangan si arca. Darah perak langsung mulai mengalir. Han Sen mundur setengah langkah. Kekuatannya tidak lebih lemah dari makhluk amuk ini. Arca itu meraung ganas, mencoba menangkap Han Sen dengan kukunya yang seperti pisau perak. Han Sen tidak lebih lemah dalam hal kekuatan maupun kecepatan. Ditambah lagi, kemampuan kakinya jauh lebih baik dari makhluk itu. Jadi, tidak mungkin Han Sen membiarkan dirinya ditangkap. Saat dia bergerak, tidak hanya dia menghindari serangan, tetapi dia juga berhasil meninggalkan goresan pada arca itu dan membuatnya berdarah. Arca itu meraung marah, tetapi dia tidak bisa melakukan apapun pada Han Sen. Dia bahkan tidak bisa menyentuh tubuh Han Sen karena kemampuan mengendalikan lawan Han Sen sangat baik. Saat Han Sen merasa puas, arca itu tiba-tiba mencakarnya. Saat dia baru saja menghindari serangan, tangan arca itu mendadak bertambah panjang 2 inci dan masih mencakarnya. Sepuluh kuku yang tampak seperti pisau perak tiba-tiba mengenai jubah Han Sen. Ting! Suara dentingan besi memekakkan telinga. Namun, kuku yang tampak seperti pisau itu tidak berhasil menembus jubah, dan hanya meninggalkan goresan tipis. Han Sen sangat terkejut. Penggabungan jubah emas amuk dan simbol arca membuat pertahanan dirinya luar biasa kuat. Bahkan arca amuk tidak berhasil melukainya. Serangan itu membuat Han Sen lebih percaya diri. Dia menyimpan cakar tangan setannya dan menghantam arca itu dengan tinjunya. Duar duar! Tinjunya melayang, dan kakinya menari-nari. Tinjunya menghantam arca, membuatnya mundur tanpa henti. Arca itu pun dikalahkan dan dibunuh oleh Han Sen pada akhirnya dengan menggunakan tenaga yin. "Makhluk berdarah sakral amuk arca neraka dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Daging tidak bisa dimakan." Han Sen tercengang. Ini pertama kalinya dia menemui hasil seperti ini. Tidak ada jiwa binatang ataupun daging. Sungguh tidak beruntung. Untungnya, Han Sen tidak peduli. Masih ada telur, yang 100% akan menghasilkan jiwa binatang berdarah sakral. Di tangannya, hal ini sama dengan jiwa binatang berdarah sakral amuk. "Jiwa binatang berdarah sakral apakah yang muncul? Aku lebih menyukai sepasang sayap, atau jiwa binatang tambahan seperti pedang iblis." Han Sen memanjat sel-sel itu dengan hati-hati dan melihat ke dalam. Ada banyak sel di tempat ini. Akan tetapi, saat dia semakin ke dalam, dia tidak melihat makhluk lainnya. Sepertinya arca itu adalah satu-satunya makhluk di sini. "Apa tidak ada telurnya?" Han Sen menjadi agak cemas. Untungnya, dia segera melihat telur yang membuatnya merasa lega. Menghampiri telur itu, Han Sen menghancurkannya dengan cakar dan mendengar suara yang dikenalnya. "Menghasilkan jiwa binatang..." Han Sen melihat gumpalan kabut keluar dari telur, yang perlahan-lahan menjadi jiwa binatang di hadapannya. Jiwa binatang itu tampak seperti terbuat dari baja. Bentuknya seperti harimau atau panther. Dengan tanduk seperti petir, makhluk itu memiliki sayap di punggungnya. Saat mengedipkan mata, dia tampak luar biasa ganas. Jiwa binatang itu berubah menjadi cahaya, memasuki lautan jiwa Han Sen. Dia tiba-tiba mendengar sebuah suara. "Jiwa binatang dihasilkan. Jiwa binatang berdarah sakral mimpi buruk diperoleh." Han Sen segera melihat informasi mengenai mimpi buruk dan melihat bahwa itu adalah jiwa binatang terbang. Dia memanggil mimpi buruk dan mendadak memiliki sepasang sayap iblis baja di punggungnya yang membuatnya tampak keren. Han Sen menjajal kecepatannya dan mendapati bahwa ini memang jauh lebih cepat dari sayap berdarah sakral Tempat Suci Para Dewa Pertama. Dia hampir mencapai pintu keluar sarang dengan segera. "Ha ha, aku akhirnya bisa terbang lagi." Han Sen sangat gembira. Dengan kemampuan untuk terbang, akan lebih mudah baginya untuk melakukan banyak hal. Sayap berdarah sakral seharusnya cukup cepat di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Tanpa ragu, Han Sen menyuapkan kristal hitam pada mimpi buruk. Sayap berdarah sakral amuk semestinya yang tercepat yang pernah dilihat di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dengan sayap mimpi buruk, kecuali dia menghadapi makhluk super, Han Sen mungkin adalah rajanya Tempat Suci Para Dewa Kedua. "Akan lebih baik lagi jika aku memiliki busur dan panah berdarah sakral. Kemudian, aku bisa kembali ke puncak dan memandang rendah seluruh Tempat Suci Para Dewa Kedua." Han Sen menyayangkan soal jiwa binatang busur dan panah berdarah sakral yang sulit ditemukan. Setelah menghancurkan telur itu, Han Sen tidak perlu lagi tinggal di Penampungan Dewi, jadi dia memutuskan untuk memeriksa situasi di medan es. Sebelumnya, Li Xinglun dan yang lainnya telah berdiskusi menaklukkan penampungan roh kerajaan. Han Sen penasaran apakah mereka telah mencapai kesepakatan. Jika tiga penampungan bisa bersatu untuk menaklukkan penampungan roh kerajaan, Han Sen akan berkesempatan memperoleh roh kerajaan lainnya. Menggunakan Istana Kristal, Han Sen memasuki danau es dari laut. Malaikat, Perayu Salju, Meowth, dan Perisai Marah juga dipanggil oleh Han Sen. Dia tidak perlu khawatir dilihat orang lain, dan perjalanannya cukup mulus. Perayu Salju dan Perisai Marah bertugas memburu makhluk dalam air. Setelah mendapatkan daging mutan, Putri Duyung dan Malaikat Suci akan melayaninya. Dia jelas merasa seperti di surga. Saat mencapai danau es, Han Sen telah memperoleh tiga poin geno mutan lagi, dan karena makhluk mutan yang dibunuh terlalu besar ukurannya, Han Sen hanya baru menghabiskan sepertiganya. Untuk makhluk raksasa yang tampak sangat ganas, dia berpikir dia harus mempelajari seni geno hyper yang bisa digunakan di dalam air, sehingga dia bisa memburu para makhluk itu nanti. Bahkan jika dia tidak bisa memakan semua dagingnya, dia bisa memberikannya pada Malaikat Suci. Saat Malaikat Suci berubah wujud, Han Sen akan tak terkalahkan di Tempat Suci Para Dewa Kedua. "Saat aku kembali ke Aliansi, Aku harus menemukan cara untuk mendapatkan seni geno hyper yang bisa digunakan di dalam air. Aku penasaran apakah ada yang bisa membuatku bernafas di dalam air," Han Sen bergumam. Dia mendatangi Penampungan Roda Bintang lagi, sebelum Han Sen menemui Li Xinglun, Zhu Ting menemukan Han Sen. "Han Sen, aku akhirnya menemukanmu. Aku telah membuat kesepakatan dengan Dewa Hitam dan Philip. Kita akan menyerang penampungan kerajaan dalam beberapa hari. Apa kau akan datang dan membantuku?" kata Li Xinglun dengan semangat. Chapter 527 - Kumbang Perak "Maaf mengecewakanmu. Aku adalah musuh Dewa Hitam, jadi akan tidak nyaman bagiku untuk pergi denganmu?" Han Sen tersenyum dan berkata. "Kau yang melukai Dewa Hitam dan mencuri raja ikan ular?" Li Xinglun tiba-tiba teringat, menatap Han Sen terkejut. "Tidak ada yang lain selain aku. Aku pikir kita sebaiknya tidak pergi bersama. Saat kau mulai bertarung, aku akan bergabung saat itu," kata Han Sen. "Boleh juga. Namun, kau harus berhati-hati. Saat itu, semua petarung handal di Penampungan Dewa Hitam ada di sana. Jika Dewa Hitam melakukan sesuatu padamu, sulit bagimu untuk melarikan diri. Aku bertugas menyerang dari arah barat, kau bisa pergi ke sisiku," Li Xinglun berpikir dan berkata. "Siapa yang bertugas menyerang pintu utama?" tanya Han Sen. "Dewa Hitam adalah yang paling kuat, jadi dia yang melakukannya." Setelah Han Sen menanyakan beberapa hal detail, dia beranjak pergi. Akan tetapi, dia telah bertekad pergi ke pintu utama tempat Dewa Hitam berada. Tentu saja, sebelum menaklukkan penampungan, Han Sen tidak akan menghalangi usaha Dewa Hitam. Namun, setelah menaklukan penampungan roh, Han Sen tidak akan segan lagi. Ini pertama kalinya bagi evolver manusia untuk bekerja sama di medan es. Skalanya sangat besar. Para evolver bersiap-siap dan memindahkan pasokan di semua tempat yang terlihat. Beberapa petarung yang lebih hebat bertugas memburu makhluk di sekitarnya. Karena sumber daya begitu terbatas di medan es, manusia hanya mampu bertarung menghadapi penampungan kerajaan setelah berkembang selama seratus tahun lebih dan beberapa generasi. Karena itu tidak ada yang berani berleha-leha. Akan tetapi, banyak hal yang perlu dihabiskan di medan supaya semua manusia bisa sukses. Jika manusia kalah, mereka akan mengalami kekalahan besar. Ditambah lagi, ada beberapa masalah mengenai pemerintahan. Saat penampungan itu ditaklukkan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa manusia tidak akan bertarung satu sama lain untuk membagi-bagi hasil yang mereka dapatkan. Han Sen tidak terburu-buru pergi ke sana. Tidak ada gunanya pergi terlalu dini. Dia akan pergi setelah peperangan dimulai. Memang, seperti yang Li Xinglun katakan, tiga pasukan bersatu meluncurkan serangan melawan penampungan dua hari kemudian. Penampungan Dewa Hitam bertugas menyerang pintu utama penampungan kerajaan. Dari kejauhan, Han Sen melihat sekelompok makhluk menghambur keluar dari penampungan kerajaan, melawan evolver manusia. Dewa Hitam membawa belasan evolver yang memiliki tingkat kekuatan di atas seratus, mencoba masuk ke dalam penampungan. Akan tetapi,mereka segera dihentikan oleh makhluk berdarah sakral. Dari dua arah lainnya, para manusia juga dihentikan oleh para makhluk. Suara pertempuran terdengar di mana-mana, sementara roh gadis berambut perak berdiri di atas benteng penampungan, memandang semuanya dengan dingin, tidak berencana untuk menggerakan jari sedikit pun. Han Sen akhirnya menyaksikan pertarungan skala besar. Han Sen tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi pada Li Xinglun dan Philip. Namun, melawan belasan evolver dengan tingkat kekuatan di atas seratus, hampir 20 makhluk berdarah sakral menyerbu keluar dari penampungan kerajaan, menghalau serangan dari penampungan Dewa Hitam sepenuhnya. Ini jelas bukanlah seluruh kemampuan penampungan kerajaan. Pastilah ada makhluk berdarah sakral lagi di dalam penampungan, yang bertarung melawan musuh dari dua arah lainnya. Penampungan kerajaan ini luar biasa kuat. "Satu orang tidak akan pernah bisa menaklukkan penampungan kerajaan besar seperti yang satu ini." Han Sen merasa cukup terkesan. Tanpa menggabungkan pasukan di medan es, seseorang tidak akan pernah bisa menaklukkan penampungan seperti ini kecuali dia memiliki kekuatan makhluk super. Ular-ular raksasa sepanjang 300 kaki, para monster besar yang tampak seperti raksasa, para monster bersayap dan para burung berterbangan di udara. Seluruh medan peperangan begitu kacau. Pemandangan itu ratusan kali lebih mengesankan dari sebuah film. Hal ini sama menakjubkannya dengan peperangan antar bintang. Ditambah lagi, pemandangan berdarah adalah hal yang tidak biasa dilihat di medan ini. Bahkan Han Sen yang bersiap untuk mencuri beberapa rampasan perang merasa darahnya mendidih, berharap untuk bertarung berdampingan dengan para evolver. Dewa Hitam lebih pandai dalam memerintah dari yang Han Sen pikir. Selain itu, sebagian besar evolver telah menempuh wajib militer, jadi mereka tidak asing untuk bertarung bersama-sama. Saat mereka mengepung para makhluk, mereka bekerja sama dengan baik. Faktanya, tidak ada banyak korban. Ditambah lagi, beberapa evolver yang lebih lemah bertugas mengurusi logistik. Jika ada yang terluka,dia akan dikirim keluar dari medan perang secepatnya. Tidak banyak orang yang mati. "Dewa Hitam cukup mengesankan. Dia mampu memerintah peperangan berskala besar. Cukup berbakat," pikir Han Sen dalam hati. Akan tetapi, musuh adalah musuh tidak peduli betapa hebatnya dia. Karena selama lebih dari ratusan tahun manusia ditindas oleh penampungan kerajaan itu dan bertarung berkali-kali, manusia cukup memahami betapa kuat penampungan kerajaan itu. Setelah berdiskusi, tiga pasukan itu meluncurkan serangan dengan persiapan. Meskipun roh kerajaan cukup kuat, dia mulai melemah. Tampaknya penampungan itu tidak bisa menahan serangan dari tiga pasukan untuk waktu yang lama. Akan tetapi, roh berambut perak tidak berencana untuk menyerang. Dia menonton medan peperangan dengan dingin dari atas benteng, menggerakkan tongkatnya sesekali, memerintahkan para makhluk untuk bertarung. "Jika ini berlanjut, penampungan itu akan ditaklukkan jika roh berambut perak tidak memiliki makhluk lain untuk membantunya," gumam Han Sen. Jika ini adalah penampungan bangsawan, Han Sen sudah ada di dalam untuk mencuri batu roh. Namun, ini adalah penampungan kerajaan dan dia tidak tahu apakah ada lebih banyak lagi makhluk berdarah sakral di dalamnya. Bahkan jika Han Sen masuk ke dalam, dia mungkin tidak akan mampu menemukan batu roh. Saat Han Sen berpikir, dia melihat roh berambut perak meninggalkan medan perang. Dia tidak ikut berperang, melainkan kembali ke dalam penampungan. Han Sen terkejut dengan tindakannya. Saat ini, peperangan menjadi panggung yang sangat panas. Gerombolan makhluk itu terpojok. Jika mereka kehilangan perintah dari roh itu, bukankah mereka akan kalah lebih cepat? Saat Han Sen merasa heran, dia tiba-tiba melihat tanah mulai berguncang di medan peperangan yang berada di depan penampungan. Banyak bebatuan hancur, dan kumbang-kumbang perak mulai keluar seperti sapuan ombak. Kemana pun kumbang perak itu terbang, tubuh para manusia dan makhluk dilahap habis, yang membuat bulu kuduk merinding. Celah-celah semakin banyak bermunculan di tanah, dan sejumlah kumbang perak menghambur keluar. Tiba-tiba, seluruh medan perang menjadi kacau. Para manusia serta makhluk berlarian menyelamatkan diri. Tidak ada yang berniat melanjutkan pertarungan. Para manusia dan makhluk yang saling bertarung semenit yang lalu mulai kabur berbarengan. Sulit dibayangkan kalau mereka baru saja bertarung mati-matian. Bahkan ular besar dan monster raksasa berlari secepat mungkin. Sepertinya mereka sangat takut terhadap kumbang perak. Han Sen juga lumayan takut. Akan tetapi, setelah mengamati dengan seksama, dia mendapati bahwa setiap kumbang perak tidaklah sekuat itu. Mereka hanya sedikit lebih kuat dari makhluk primitif, tetapi lebih lemah dari makhluk mutan. Namun, mereka terlalu banyak dan mulutnya sangat tajam. Bahkan makhluk berdarah sakral sekalipun memiliki kelemahan, jadi akan menyakitkan bagi mereka saat kumbang perak masuk ke dalam tubuh mereka. Seketika Han Sen merasa kesempatannya telah datang. Chapter 528 - Memasuki Penampungan Seorang Diri Keunggulan kumbang perak hanyalah jumlah dan mulut tajam mereka. Sebenarnya, kekuatan mereka tidak terlalu mengesankan. Akan tetapi, dengan menggunakan jubah emas dan simbol arca, Han Sen bisa sepenuhnya menangkis kumbang perak. Selain itu, seluruh tubuhnya terlindungi, jadi tidak ada celah bagi kumbang perak untuk mendekatinya. Meskipun kumbang perak mengusir para manusia, para makhluk juga ikut terusir. Mengambil kesempatan dari kekacauan itu, dia bisa masuk ke penampungan kerajaan dan mungkin ada kesempatan baginya untuk mendapatkan batu roh. Han Sen mengeluarkan jubah dan simbolnya, menyelinap ke dalam penampungan di tengah kekacauan. Tepat saat dia mendekati medan perang, gerombolan kumbang perak menghampirinya, menenggelamkan Han Sen dengan tubuh kecil mereka. Han Sen merasakan gemeretak pada luar jubahnya saat kumbang perak mencoba menggigit jubahnya. Akan tetapi, karena dua jiwa binatang berdarah sakral, mulut tajam mereka pun tidak bisa melukai jubah itu sama sekali. Han Sen merasa tenang dan bergegas ke penampungan kerajaan di tengah lautan para kumbang. Di bawah tirai kumbang perak, tidak ada yang akan menyadari dirinya. Di luar penampungan kerajaan, Han Sen melompat melewati benteng dan memasuki penampungan kerajaan yang tampak megah. Sebagian besar makhluk telah lari ketakutan karena kumbang perak. Di sana jelas terdapat lebih sedikit makhluk dalam penampungan kerajaan, tetapi jumlahnya masih mengejutkan. Melihat roh gadis berambut perak berjalan menuju tengah-tengah penampungan dari kejauhan, Han Sen menggertakkan gigi dan berlari ke arahnya. Di dalam penampungan tidak ada kumbang perak, tetapi banyak makhluk segera menyerbu Han Sen. Han Sen tidak diam dan membentangkan sayap mimpi buruknya, menangkis sebagian besar makhluk dan pergi menuju roh gadis itu. Para burung aneh dan monster bersayap hitam di langit datang ke arah Han Sen. Han Sen mengepakkan sayapnya dan menghindari segerombolan monster dan burung bagaikan kupu-kupu berkat kecepatan sayap berdarah sakral amuk. Dia dengan cepat sampai di tempat roh gadis itu berdiri. Roh gadis itu telah sampai di bangunan besar kuno. Merasakan keributan di langit, dia menoleh ke belakang sambil berdiri di tangga. Melihat Han Sen di langit, pupil matanya yang keperakan membesar. Meskipun dia tertutup jubah, gadis berambut perak itu masih mengenali Han Sen yang pernah membunuhnya sekali. Dia tidak bergantung pada penglihatannya, tetapi pada aroma yang ditinggalkannya pada tubuh Han Sen saat membunuhnya. Raut wajahnya menjadi dingin. Gadis berambut perak itu mengayunkan tongkatnya dan para burung dan monster menyerbu Han Sen. Burung perak berkepala dua dan banteng hitam bersayap ikut menyerangnya. Han Sen tidak mempedulikan burung dan monster biasa, karena mereka jauh lebih lambat dan lemah dari Han Sen. Han Sen bisa membunuh mereka semaunya. Akan tetapi, burung perak dan banteng terbang jelas makhluk berdarah sakral. Mereka menghalangi jalan Han Sen di antara para makhluk. Setelah melakukan hal itu, roh gadis berambut perak tidak mempedulikan Han Sen lagi dan lanjut pergi ke dalam bangunan misterius itu. Setelah roh gadis itu masuk ke dalam bangunan, dua ular hitam kembar memanjat di tiang gerbang sambil menjentikkan lidah mereka. Han Sen pernah melihat salah satu dari ular itu sebelumnya. Ketika roh itu menyerang Penampungan Roda Bintang, dia membawa ular hitam itu, yang juga merupakan makhluk berdarah sakral. "Bagaimana bisa ada begitu banyak makhluk berdarah sakral di penampungan kerajaan ini?" Han Sen mengerutkan dahi. Tidak semua penampungan kerajaan memiliki sejumlah besar makhluk berdarah sakral. Jumlah makhluk berdarah sakral di penampungan kerajaan tergantung pada ukuran penampungan, jumlah makhluk berdarah sakral di sekitarnya, dan kemampuan si roh. Menurut ukuran dan jumlah para makhluk berdarah sakral itu, penampungan kerajaan ini luar biasa, yang menunjukkan betapa kuatnya gadis berambut perak itu. Kembali atau tetap maju adalah keputusan selanjutnya yang harus Han Sen buat. Begitu banyak makhluk disini sehingga Han Sen tidak boleh terkepung. Sekali saja dia terjebak, dia tidak bisa kabur lagi. Dalam sedetik saja, Han Sen membuat keputusan. Dia telah memasuki penampungan, jadi itu adalah kesempatan yang sempurna, dan dia tidak punya alasan untuk kembali. Jika tiga pasukan itu tidak bisa menaklukkan penampungan kerajaan ini saat mereka bersatu, karena sebagian besar makhluk berdarah sakral bahkan tidak ada di dalam penampungan saat ini, dia tidak akan pernah sempat untuk mencoba lagi jika dia melewatkan kesempatan ini. Dengan matanya yang dingin, Han Sen memperhitungkan seluruh gerakan dan langkah para makhluk yang dia lihat. Di dalam pikirannya terdapat gambar holografis dan rute yang akan membawanya masuk ke dalam bangunan kuno itu. Duar! Sambil mengepakkan sayapnya, Han Sen meluncur, menghindari burung perak dan banteng terbang. Akan tetapi, karena dia bergerak lebih lambat, banyak makhluk di tanah yang mulai melompat ke arahnya, menyerbu Han Sen yang terbang rendah. Tetap tenang, Han Sen mendarat di bangunan itu. Saat dia terbang, dia menghindari serangan para makhluk di tanah dan terbang lagi. Di angkasa, burung perak berkepala dua dan para makhluk lainnya menyerbu lagi. Han Sen mendarat lagi, mengganti posisinya terus-menerus dan menghindari serangan dari makhluk yang berbeda, sambil menuju bangunan kuno misterius bagaikan orang gila. Tidak mungkin dia bisa dihentikan. Han Sen bergerak dengan cepat di antara bangunan yang ada, sambil terbang dari waktu ke waktu. Dia dengan sempurna menggunakan jarak di antara bangunan dan para makhluk, dan akhirnya menuju bangunan kuno itu. Para makhluk itu selalu agak sedikit terlambat, tidak membuat Han Sen terancam. Dua makhluk berdarah sakral itu juga termasuk, karena mereka tidak pernah bisa menghentikan Han Sen. Akan tetapi, karena dia menggunakan keadaan lapangan dan para makhluk, Han Sen tidak bergerak lurus dan membuat lingkaran besar untuk sampai di bangunan kuno. Dua ular hitam turun dari pilar raksasa, menghalangi pintu batu yang tertutup. Mereka membuka mulut mereka dan berteriak pada Han Sen, menunjukkan taring mereka yang mengerikan, membuatnya tampak menakutkan. Han Sen tidak berhenti dan menuju tangga, menghampiri dua ular hitam itu. Di belakangnya ada segala macam makhluk ganas, yang tampak seperti hantu dari neraka. Mereka mengikuti Han Sen dan mencoba mengalahkannya. Chapter 529 - Menghadapi Roh Gadis Berambut Perak Mulut dua ular hitam itu tampak seperti gerbang kegelapan menuju neraka. Tiap-tiap taring mereka panjangnya lebih dari 3 kaki, meneteskan bisa yang menjijikkan, menghalangi jalan Han Sen. Han Sen tidak melihat lagi jalan keluar. Di sana hanya ada dua ular. Namun, dia tidak bermaksud untuk berhenti sama sekali, melainkan menaikkan kecepatan. Dengan jantungnya yang berdebar seperti genderang dan darahnya yang mendidih, setiap jengkal ototnya bergejolak. Sambil melangkah ke samping, Han Sen hampir berlari ke dalam mulut salah satu ular hitam itu. Krak! Ular hitam dengan cepat menutup mulutnya, mencoba menelan Han Sen begitu saja. Akan tetapi, darah tiba-tiba mengalir, dan kulit bersisiknya dirobek dari dalam. Darah dan sosok keemasan menyembur keluar. Tiga kilat ungu bersinar. Duar! Han Sen keluar dari perut si ular dan memukul pintu batu raksasa bangunan kuno itu, menghancurkan salah satu pintunya dan masuk ke dalam tanpa ragu. Isi bangunan kuno itu tampak seperti kuil, penuh dengan simbol misterius dan patung dewa-dewi. Di dalam kuil, sebuah patung setan setinggi lebih dari 100 kaki berdiri tegak seperti iblis. Di antara alis patung itu terdapat batu perak sebesar kepalan tangan, yang seharusnya merupakan batu roh si gadis berambut pirang. Di bawah patung itu, gadis berambut perak telah mengganti pakaiannya dengan baju perang. Tubuhnya yang sempurna tertutup oleh jubah perak, dia tampak kurus dan rapuh dengan lekuk yang sempurna. Sambil menggenggam pedang perak yang tipis, mata gadis itu berkilat dingin menatap Han Sen. Han Sen dengan cepat berlari menuju gadis itu. Awalnya dia pikir makhluk berdarah sakral akan mengejarnya ke dalam, tetapi mereka semua berjaga di luar bangunan dan tidak ada yang masuk ke dalam. Han Sen sangat gembira. Hanya berurusan dengan roh gadis berambut perak saja akan jauh lebih mudah baginya. Ditambah lagi, dia pernah membunuhnya sekali. Bahkan jika dia tidak bisa membunuhnya kali ini, akan mudah baginya untuk mendapatkan batu roh. Melihat Han Sen mendekati patung itu, gadis berambut perak berseru dan menebaskan pedang peraknya ke leher Han Sen, hampir mengenai lehernya dengan cepat. Han Sen tercengang. Terakhir kali, dia sengaja menerima serangan yang mengenai tubuhnya, jadi dia tidak mempedulikan betapa cepat pedangnya, karena Han Sen tidak mau menghindar sama sekali. Akan tetapi, saat dia menyerang lehernya kali ini Han Sen akan terpenggal jika tidak menghindar, yang tidak boleh pernah terjadi. Menghadapi gadis berambut perak secara langsung, Han Sen merasakan betapa cepat pedangnya. Melangkah mundur, Han Sen mengangkat cakar setannya untuk menahan serangan dan berhasil menyelamatkan diri. Ting! Pedang perak dan cakar setan beradu, membuat suara dentingan besi. Merasakan tekanan besar, Han Sen terpaksa mundur. Kekuatannya bahkan sedikit lebih kuat dari Han Sen. Setelah menyerang, gadis berambut perak tidak menghentikan serangannya. Bagaikan kilatan petir perak, dia terus menghajar Han Sen dengan pedangnya, memaksanya mempertahankan diri tanpa sempat untuk melawan kembali. Setelah menerima belasan serangan, Han Sen merasa pedangnya terlalu cepat dan tidak bisa ditebak sehingga dia hanya bisa mundur dan bahkan tidak bisa kabur. Sama seperti pedangnya, gadis itu memiliki gerakan kaki yang luar biasa cepat. Dia mengikuti Han Sen seperti bayangan, tidak memberinya kesempatan untuk bernafas. Ting ting ting! Meskipun Han Sen telah menahan semua serangan dari gadis itu, cakar setan amuknya terkikis oleh pedang tipis itu. Tangan Han Sen juga mati rasa. Sampai saat ini Han Sen menyadari betapa beruntungnya dia bisa membunuh gadis berambut perak itu terakhir kali. Jika Han Sen tidak mengejutkannya dengan menerima pedang itu dengan tubuhnya dan memanfaatkan kecerobohannya, dia tidak akan pernah punya kesempatan. Lagi pula, kemampuan Han Sen lebih buruk saat itu. Dia masih lebih lemah menghadapi gadis berambut perak kali ini, yang berarti dia akan lebih menderita sebelumnya jika bukan karena muslihatnya. Sepertinya gadis berambut perak itu sangat membenci Han Sen. Dia tidak menahan tenaganya, memaksa Han Sen mundur dengan pedangnya. Dengan mengganti gerakan kakinya dan menggunakan teknik mengendalikan lawan, Han Sen bukanlah tandingan gadis berambut perak karena dia tidak tahu satupun teknik tingkat tinggi untuk cakar. Dia hanya menggunakan cakar terhadap jurus Badai Pedang. Jika bukan karena gerakan kaki yang Han Sen miliki, pasti dia sudah lama dibunuhnya. Bahkan dengan gerakan kakinya, Han Sen masih terkena serangan begitu keras sampai dia tidak bisa melawan balik. Yang dia bisa lakukan hanyalah mundur ke dalam aula untuk menghindari pedang gadis itu. Jika tidak, meskipun cakarnya tidak hancur, tangannya akan hancur. Kemampuan berpedang gadis berambut perak sangat hebat. Dia hampir menyatu dengan pedangnya, membelah langit bagaikan kilatan petir. Dia begitu cepat sampai-sampai sosoknya berkelebat. Han Sen mencoba menggunakan teknik pertahanan dari Dongxuan Sutra untuk menahan pedang gadis itu. Namun, dia tidak tahu apa-apa mengenai kemampuan berpedangnya dan tidak tahu jurus apa itu. Tanpa mampu memastikan gerakan mana yang paling utama, dia tidak bisa menahan pedangnya. Pedang itu juga begitu cepat sampai-sampai bahkan dengan daya penglihatan Han Sen, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas, yang membuatnya semakin sulit untuk ditangkis. Ting! Han Sen melewatkan satu serangan dan dengan cepat menghindari bagian vitalnya. Pundaknya terluka dan darah mulai mengalir dari celah jubahnya. Han Sen terkejut. Bahkan jubah emas dengan simbol arca tidak bisa menahan pedang perak tipis itu, yang menunjukkan betapa tajamnya pedang itu. Serangan gadis berambut perak semakin mengganas. Dengan mengayunkan pedangnya semakin cepat, dia membuatnya Han Sen semakin kesulitan. Saat pedang itu hampir mengenai wajah Han Sen, Han Sen tidak menaruh cakarnya tepat waktu, jadi dia tidak bisa lagi menahan serangannya. "Cukup sudah." Han Sen menggertakkan gigi dan memanggil Perisai Gila, menaruhnya di hadapan Han Sen untuk menahan serangan dari gadis berambut perak. Han Sen dengan cepat berlari ke patung raksasa dan menuju batu roh, tidak lagi bertahan di sana. Ting! Han Sen mendengar suara besi yang terkopak. Perisai Gila yang menjulang tinggi terkopak dalam oleh gadis berambut perak itu, membuatnya hampir terbelah dua. Chapter 530 - Kembar Han Sen ingin menarik Perisai Gila kembali, tetapi pedang gadis itu sungguh terlalu cepat. Sebelum dia sempat mengambil Perisai Gila kembali, tebasan lain pun melayang. Krak! Kali ini, perisai yang menjulang itu benar-benar terbelah dua. Pedang tipis itu memotong Perisai gila yang besar bagaikan sambaran petir. Dengan satu tebasan, sebuah goresan ditambahkan pada tubuh Perisai Gila. Duar! Tubuh Perisai Gila terjatuh menjadi dua. Roh itu membunuhnya begitu saja. Tanpa ada waktu untuk menyesali kehilangan roh bangsawan yang diperoleh belum lama ini, Han Sen berlari menuju patung dengan kecepatan penuh. Akhirnya Han Sen menggunakan gerakan kaki Merajut Awan. Berlari bagaikan angin, Han Sen menuju patung itu seperti tornado. Akan tetapi, gadis berambut perak tidak sedikitpun lebih lambat darinya, bahkan lebih cepat. Dia mengejar Han Sen dalam sekejap, menebaskan pedangnya pada punggung Han Sen. Tanpa menoleh, cacing emas yang diselimuti jubah merah muncul di belakang Han Sen, menghalangi pedang gadis itu, sementara Han Sen melompat naik dan membentangkan sayap mimpi buruk dan melemparkan dirinya pada batu roh yang bercahaya di antara alis patung itu. Ting ting ting! Tiga serangan melukai raja cacing batu emas berturut-turut, dan jubah merahnya tergores dalam. Bahkan cangkang raja cacing pun hancur. Darah emas mulai mengalir. Untungnya, jubah binatang peliharaan telah menjadi jiwa binatang super amuk yang jauh lebih keras dari perisai raksasa, sehingga raja cacing batu emas tidak mati setelah menerima tiga serangan. Han Sen menarik kembali raja cacing batu emas. Batu roh ada tepat di hadapannya. Bahkan jika gadis berambut perak sampai saat ini,tidak ada waktu baginya untuk menghentikan Han Sen untuk mengambil batu itu. Akan tetapi, saat jari Han Sen hendak menyentuh batu roh itu, dia mendadak merasa sangat gugup. Punggungnya dibanjiri keringat dingin. "Ada yang salah..." Saat Han Sen merasakan hal itu, dia melihat sosok keemasan muncul dari belakang kepala patung raksasa. Di waktu yang bersamaan, pedang emas menembus dada Han Sen. Pedang itu sangat cepat dan Han Sen begitu dekat sehingga tidak ada waktu untuk menghindar. Wuss! Pedang emas menembus jubah emas ke dalam dadanya. Han Sen kemudian melihat orang yang menusuknya. Gadis dengan rambut berombak pirang dan bermata emas diselimuti oleh jubah emas, menggenggam pedang emas tipis. Selain fakta bahwa seluruh tubuhnya diselimuti emas, gadis itu hampir terlihat identik dengan gadis berambut perak. Mereka hampir seperti dua boneka yang terbuat dari bahan yang sama, hanya dengan warna jubah dan rambut yang berbeda. "Duar!" Gadis pirang itu menendang Han Sen ke lantai. Han Sen terjatuh dengan keras dan melihat bahwa di belakang patung ada wajah yang lain. Patung itu berwajah dua, dan di antara alis wajah patung yang ada di belakang, ada batu roh lainnya yang berwarna emas bercahaya. "Roh kembar?" Han Sen akhirnya mengerti mengapa gadis berambut perak begitu santai menghadapi Han Sen seorang diri, tidak meminta para makhluk untuk mengejarnya. Itu karena hal itu tidak diperlukan. Penampungan roh itu sebenarnya penampungan roh kembar yang langka. Selain gadis berambut perak, ada gadis berambut pirang yang sama hebatnya. Han Sen bahkan tidak bisa menyingkirkan gadis berambut pirang, sekarang bahkan dia harus menghadapi kembarannya yang tidak kalah kuat. Tanpa ragu, saat Han Sen jatuh ke tanah, dia berdiri dan berlari ke arah luar. Dengan memacu tubuhnya dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, Han Sen mendorong potensinya sampai batasnya. Gadis berambut perak dan pirang tidak bermaksud membiarkannya pergi. Dua gadis cantik dengan sosok mematikan berlari ke arah Han Sen seperti kilatan petir. Darah pun tumpah bagaikan hujan. Han Sen telah menggunakan teknik mengendalikan lawan sampai batasnya. Namun, yang dia bisa lakukan hanyalah menghindari bagian vital. Pedang perak dan emas tipis terus-menerus meninggalkan luka demi luka di tubuhnya. Kemampuan berpedang gadis pirang dan gadis berambut perak sangat kompak. Mereka melengkapi satu sama lain dan jauh lebih kuat dibandingkan saat sendirian. Han Sen bahkan tidak mau bertarung lagi. Dia telah salah perhitungan sejak awal, jadi dia tidak punya kesempatan lagi untuk menang. Yang dia bisa lakukan hanyalah kabur secepat mungkin supaya dia selamat. Dengan Darah yang menutupi tubuhnya, Han Sen sangat jelas. Matanya dingin, dia dengan cepat memperhitungkan setiap kemungkinan secepat yang dia bisa. Han Sen hanya memiliki satu tujuan. Di bawah serangan dua roh kerajaan, dia tidak punya kesempatan mendapatkan baru roh lagi. Setiap langkah yang dibuatnya memperparah lukanya. Setiap langkah dirancang dengan hati-hati, tetapi tidak bisa menyelamatkannya dari rasa sakit. Saat ini, Han Sen tidak punya jalan lain selain menukar luka dengan nyawanya. Saat dia sampai di pintu batu, dia telah diselimuti banyak darah. Saat ini, Han Sen hanya bisa bersyukur atas kenyataan bahwa dia memiliki jubah dan simbol. Jika tidak, meskipun dia telah berlatih Kulit Giok, dia pasti sudah mati jutaan kali. Pengaruh jubah dan simbol menahan sebagian besar tekanan pedang gadis itu. Saat pedang mengenainya, tenaga yang tersisa kurang dari 30%, dan hanya meninggalkan tanda samar padanya. Meskipun mereka tampak menakutkan, mereka tidak mematikan, membuat Han Sen kembali bertarung. Akan tetapi, di luar bangunan penuh oleh segala jenis makhluk termasuk makhluk berdarah sakral seperti ular hitam, yang tampak lebih menakutkan dari neraka. Han Sen tidak punya pilihan lagi. Jika dia bisa keluar, dia akan selamat. Para makhluk berdarah sakral itu masih lebih lemah dari gadis-gadis itu. Ditambah lagi, mereka kurang cerdas, yang memberikan Han Sen kesempatan. Duar! Dengan segala jenis makhluk menakutkan di pintu, Han Sen tidak gentar dan berlari ke arah mereka berkat jubahnya. Banteng terbang dengan ganas menyerbu Han Sen, menyerang Han Sen dengan tanduknya. Namun, di detik selanjutnya, makhluk emas raksasa turun dari langit, menghancurkan segala makhluk di dekatnya. "Keluar!" Han Sen melemparkan dirinya ke punggung singa emas yang sebesar gunung dan meraung, menggenggam rambutnya. Singa emas berputar dan berlari ke segerombolan makhluk seperti orang gila, menyingkirkan para makhluk dan bergegas menuju pintu utama. Chapter 531 - Jiwa Binatang Banteng Neraka Sebagai tunggangan super, pencerewet emas tidak lebih lemah daripada tunggangan berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua setelah menjadi amuk. Selain itu, tubuh raksasanya luar biasa cepat. Setiap langkah yang dibuatnya lebih dari 300 kaki. Bahkan gadis berambut perak tidak mampu mengejarnya. Selain itu, sebagian makhluk seperti semut di hadapan pencerewet emas, tidak dapat menghalangi jalannya. Namun, ada banyak makhluk yang tetap melemparkan diri mereka pada tunggangan itu, menggigit dan membuatnya berdarah. Ketika darah pencerewet emas tercecer, dia berguling kesakitan. Ketika Han Sen membunuh mahkluk-mahkluk yang melemparkan diri mereka padanya, burung-burung dan binatang terbang mengejarnya dari udara. Dengan darah dan mayat makhluk di mana-mana, suasana benar-benar mengenaskan. Bum! Kepala Han Sen terpukul keras. Ternyata paruh burung perak berkepala dua yang telah mematuknya. Walaupun topi baja Han Sen tidak pecah, Han Sen merasa kesakitan dan berteriak juga hampir terjatuh dari pencerewet emas. Pencerewet emas dikerubungi oleh banyak sekali makhluk di tubuhnya. Berdarah-darah di mana-mana, pencerewet emas tetap adalah raja di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Dengan raungannya, dia secara ganas melompat ke udara seperti sebuah bukit. Ketika dia jatuh, beberapa istana dihancurkan dan seperti gempa bumi di tempat penampungan kerajaan. Banyak makhluk yang terbunuh dan sebagian makhluk di tubuhnya berjatuhan. Han Sen meraih rambut emas tunggangannya dan berhasil untuk tetap bertahan di punggungnya. Pencerewet emas bangkit dan berlari menuju gerbang utama kembali. Kelompok makhluk-makhluk itu mengejarnya. Bertarung! Bertarung! Bertarung terus! Ini adalah pertama kalinya Han Sen terperangkap dalam pertarungan yang sulit seperti ini. Dia tidak tahu ada berapa banyak makhluk yang telah dia bunuh. Tangannya menjadi kebas, tetapi ada lebih banyak makhluk yang tetap mengejarnya. Satu mil dari gerbang utama, pencerewet emas meraung dan jatuh ke tanah, menghantam bumi. Dia bersimbahan darah emas dan kulitnya pecah dimana-mana dikarenakan makhluk-makhluk yang jumlahnya sangat banyak. Salah satu tapaknya sudah tidak utuh, tulangnya terkuak. Luar biasa, tunggangan itu dapat bertahan begitu lama. Han Sen mengambil kembali pencerewet emas dan melebarkan sayapnya, terbang keluar dari tempat penampungan. Namun, semua makhluk burung dan binatang terbang sudah berterbangan ke arahnya, terutama banteng terbang, meluncur ke arah Han Sen dengan tanduknya yang bagaikan tombak. Tanpa perlindungan pencerewet emas, Han Sen tahu bahwa dia tidak dapat dihentikan lagi. Melihat burung perak berkepala dua mengejarnya dari belakang, Han Sen menggertakkan giginya dan menyerang banteng terbang. Petir hitam dan petir emas bertabrakan. Ketika kepala Han Sen hampir mengenai tanduk, dia tiba-tiba menggerakkan sayapnya dan berbalik di udara, meluruskan kakinya, menjepit leher banteng dan menyeruduk perut banteng dengan kencang. Bum! Cakar bertapak hantu menginjak perut banteng hitam dengan sangat kencang. Han Sen menarik cakarnya dengan kencang dan darah tercecer. Suara teriakan terdengar, dan tubuh banteng yang besar itu jatuh ke tanah. Han Sen menginjak punggung banteng hitam itu dan memanggil sayapnya, bergegas keluar dari tempat penampungan. Bum! Mendengar suara objek jatuh yang kencang, Han Sen kemudian mendengar suara. "Makhluk berdarah sakral banteng neraka terbunuh. Jiwa binatang banteng neraka diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral." Namun, Han Sen tidak punya waktu untuk memikirkan hal ini. Seperti kupu-kupu yang bersimbahan darah, dia menghancurkan pertahanan dari makhluk-makhluk terbang dan keluar dari tempat penampungan. Melihat Han Sen keluar dari tempat penampungan, gadis berambut perak terlihat marah. Namun, dia tidak dapat melakukan apa-apa. Di bawah situasi ini, para pria tetap berhasil meninggalkan tempat penampungan, jadi tidak ada cara lain yang dapat diterapkan. Di luar tempat penampungan, makhluk-makhluk dan manusia telah pergi. Kumbang-kumbang perak kembali ke bawah tanah. Sayap mimpi buruk amuk Han Sen luar biasa cepat, dan dia segera menghilang di medan es. Kembali ke Istana Kristal, Han Sen merawat lukanya sambil memikirkan arwah kembar yang secara tidak sengaja bertemu dengannya. Han Sen sama sekali tidak menyesal. Dia hanya berpikir bagaimana cara untuk mengambil arwah kembar itu pada saat ini. Dia sangat menginginkan mereka. Arwah kembar sangat langka dan keduanya adalah kerajaan. Digabungkan dengan kekuatan dan kecantikan, ini adalah anugerah dari langit. "Aku harus mendapatkan mereka," Han Sen berpikir, merasa sakit hati. Namun, arwah kembar sangat kuat dan memiliki sangat banyak makhluk berdarah sakral. Ketika Han Sen memasuki tempat penampungan, hanya ada beberapa makhluk berdarah sakral yang menjaga tempat penampungan. Mungkin di lain waktu, akan ada 3 sampai 4 lusin makhluk berdarah sakral di dalam. Maka, sangat kecil kemungkinan dia dapat masuk ke sana lagi. Namun, hal itu sama sekali tidak membuat Han Sen melepaskan pemikirannya yang serakah. Dia telah berkeras hati untuk mendapatkan arwah kembar, jadi tidak peduli betapa sulitnya, dia akan mendapatkan mereka. "Agar bisa mendapatkan mereka, aku pertama-tama harus memiliki kemampuan untuk mengalahkan mereka dan mendapatkan kedua batu arwah. Makhluk berdarah sakral tidak terlalu menakutkan. Lagipula, mereka tidak pintar. Selalu ada cara untuk menghadapi mereka. Namun, arwah kembar sangat pintar dan kuat. Jika aku tidak dapat mengalahkan mereka, aku tidak akan pernah dapat memperoleh batu arwah mereka." Han Sen berpikir untuk menggunakan keahlian pedangnya. Han Sen telah menerima serangan yang tidak terhitung jumlahnya dari kedua kakak beradik itu. Dia sekurang-kurangnya mendapatkan 100 sampai 200 luka di tubuhnya. Dengan pengalaman bertarungnya dengan gadis berambut perak, Han Sen telah mempelajari keahlian pedang mereka. "Berikan aku sedikit waktu, dan aku pasti akan menemukan solusinya." Han Sen merasa yakin bahwa dia memiliki kemampuan ini. Keahlian pedang mereka sangat aneh dan cepat. Ketika keduanya bekerja sama, hampir tidak ada solusi. Namun, tidak peduli betapa kuatnya keahlian pedang mereka, tetap ada polanya. Selama ada pola, pasti ada solusi. Han Sen merasa sangat percaya diri bahwa dia pasti dapat memikirkan cara untuk menghadapinya. "Tunggu saja, kalian berdua akan menjadi milikku lain kali," Han Sen bersikeras hati. Walaupun dia telah mengorbankan Perisai Sinting, untungnya, dia telah membunuh banyak makhluk di dalam tempat penampungan. Dia telah memperoleh beberapa jiwa binatang primitif dan sebuah jiwa binatang primitif, juga ada jiwa binatang berdarah sakral dari banteng neraka. Dia sebenarnya tidak menderita kerugian sama sekali. Chapter 532 - Keahlian Pedang Ganda Banteng Neraka Berdarah Sakral: jiwa binatang perubahan wujud. Han Sen menatap jiwa binatang barunya dan menyentuh dengan ragu-ragu. Dia tidak menduga itu akan menjadi jiwa binatang yang perubahan wujud berdarah sakral. Sayang sekali itu bukan jiwa binatang humanoid. Setelah bertransformasi, itu hanya bisa bertarung dengan penampilan Banteng Neraka. Han Sen tidak terlalu tertarik dengan jenis jiwa binatang perubahan wujud ini, tetapi seekor Banteng Neraka memiliki kemampuan untuk terbang. Jiwa binatang seperti ini dapat dijual dengan harga tinggi. Dan jika dia menggunakan kristal hitam untuk mengembangkannya menjadi jiwa binatang amuk, harga jualnya akan lebih tinggi. Ada jiwa binatang mutan lain yang juga merupakan jiwa binatang perisai, tetapi Han Sen tidak terlalu tertarik dengan jenis itu. Karena itu dia berencana untuk menjualnya. Jika ada jiwa binatang perubahan wujud humanoid, kemungkinan untuk mengalahkan Arwah Kembar akan jauh lebih tinggi, pikir Han Sen. Walaupun kemampuan ratu peri di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua mendekati jiwa binatang, dia rentan terhadap kelemahan tertentu: Ketika dia berubah bentuk, dia tidak dapat lagi mengenakan baju baja. Jika itu terjadi, pertahanan Han Sen akan terlalu rendah. Dia tidak memiliki harapan untuk menahan serangan dari makhluk-makhluk dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua Seluruh situasi ini belum mendapatkan solusi. Walaupun luka Han Sen tidak perih, luka-lukanya sebenarnya sangat parah. Jadi untuk sementara dia akan beristirahat, dan memikirkan bagaimana mengalahkan Arwah Kembar. Sebelum dia kembali ke Persekutuan, Han Sen pergi menemui Li Xinglun. Memintanya untuk mengawasi siapa saja yang menjual jiwa-jiwa binatang perubahan wujud humanoid. "Jiwa makhluk perubahan wujud humanoid? Hal ini sangat langka di medan es. Bahkan jika seseorang berhasil mendapatkannya, tidak mungkin mereka mau menjualnya," kata Li Xinglun. "Aku akan menawarkan jiwa binatang perubahan wujud berdarah sakral sebagai gantinya. Walaupun dia adalah binatang buas, dan bukan humanoid, dia memiliki kemampuan terbang. Selain itu, dia adalah jiwa binatang amuk." Han Sen menjelaskan. "Jiwa binatang perubahan wujud Berserk suci darah yang memiliki kemampuan terbang? Apakah itu benar-benar nyata?" Wajah Li Xinglun menunjukkan keheranannya, saat dia menatap Han Sen. Mereka berdua membentuk jiwa binatang. Secara umum, jiwa binatang tidak sebagus humanoid, tetapi setelah menjadi jiwa binatang amuk ditambah dengan kemampuan terbang nilainya pun berubah. Harga jiwa binatang amuk lebih tinggi daripada jiwa binatang biasa, tetapi kemampuan terbang membuat nilainya bertambah besar. "Tentu saja itu benar - apakah aku harus berbohong?" Han Sen tidak memanggil Banteng Neraka karena dia belum mengembangkannya menjadi amuk. Jika dia ingin menjualnya di masa depan, memanggilnya sekarang bermasalah. Karena jenis amuk akan terlihat berbeda dengan yang sekarang, dan akan lebih mudah diketahui oleh orang lain. "Oke, aku akan membantumu bertanya-tanya. Bagaimana aku mencarimu, jika aku punya berita?" Li Zinglun bertanya. "Aku sedang dalam tugas militer; tidak nyaman bagi kita untuk berkomunikasi. Tapi aku akan segera melakukan perjalanan ke Tempat Penampungan Roda Bintang, jadi kita dapat bicara di sana nanti." Han Sen berkata. "Baik." Li Xinglun mengatakan ini dengan lugas tetapi tidak menjelaskan lebih jauh. Han Sen kemudian melakukan perjalanan dari Tempat Penampungan Roda Bintang ke Persekutuan. Sementara dia menyembuhkan luka yang dialami, dia juga berpikir keras bagaimana cara untuk menghadapi keahlian pedang Arwah Kembar. Dengan pengetahuan yang dimiliki Han Sen, dia memerlukan lebih banyak waktu untuk memikirkan keahlian memblokir yang akan mencegah serangan mereka. Tetapi serangan mereka akan datang pada saat yang bersamaan, dan melawan mereka berdua pada saat yang sama berbeda dengan melawan musuh satu per satu. Han Sen tidak sepenuhnya yakin apakah dia dapat memblokir keahlian pedang mereka berdua. Untuk berjaga-jaga, Han Sen memutuskan untuk mempelajari seni geno hiper untuk menahan keahlian pedang mereka. Karena itu, dia pergi ke komunitas Aula Orang Suci di pangkalan militer untuk mencari seni geno hiper yang dia inginkan. Keahlian pedang Arwah Kembar bergantung sepenuhnya pada kecepatan, jadi ada banyak cara untuk menghadapi serangan mereka. Yang satu dapat menggunakan kecepatan untuk mengalahkan kecepatan mereka sendiri, tetapi yang lain dapat membentuk pertahanan yang tinggi untuk menahan setiap serangan. Han Sen telah melihat banyak seni geno hiper evolver, tetapi tidak ada yang memuaskannya. Komunitas Aula Orang Suci militer, dibandingkan dengan komunitas Aula Orang Suci yang dapat dikunjungi oleh orang-orang biasa, menawarkan jauh lebih banyak variasi seni geno hiper. Setelah Han Sen membaca pengantar, dia menemukan seni geno hiper yang membuatnya merasa optimis. Ini adalah keahlian pedang serangan gabungan yang disebut "Ganda", yang membutuhkan dua orang. Itu berarti bahwa dua orang diperlukan untuk berlatih keahlian pedang ini. Han Sen memikirkan hal ini sejenak. Jika setiap orang dapat menggunakan satu pedang, akan sangat sulit bagi mereka untuk memblokir pisau ganda Arwah Kembar. Dengan kecepatan mereka, tidak peduli seberapa cepat pedang Han Sen - akan sangat sulit baginya untuk lebih cepat daripada Arwah Kembar. Jika dia ingin mengalahkan mereka, Han Sen akan memerlukan dua pedang. Oleh karena itu, Han Sen memilih "Ganda" untuk keahlian pedang serangan ganda. Tentu saja, Han Sen tidak berpikir tentang mencari seseorang yang bisa berlatih bersamanya. Dia ingin mempelajari keahlian pedang "Ganda" sendirian dan belajar memegang pedang di masing-masing tangannya untuk bertarung dengan Arwah Kembar. Dengan cara ini, kesempatan untuk memenangkan pertarungan lebih memungkinkan. Jika orang lain, tidak mungkin mereka dapat menggunakan kedua tangan untuk berlatih keahlian pedang seperti ini, tetapi Han Sen memiliki bakat yang diperlukan dari "Kedua Tangan". Tangannya tidak digolongkan secara terpisah, karena keduanya dianggap tangan utama, dan ketegaran pikirannya memungkinkan untuk melakukan pengendalian individu yang sempurna - dia dapat menggunakan keahlian pedang yang berbeda di masing-masing tangan. Dia hanya perlu memodifikasi sedikit operasi keahlian "Ganda". Dia tidak akan mengalami kesulitan untuk menggunakan keahlian ini sendirian. Selain itu, Han Sen menggunakan tubuhnya untuk mengingat keahlian pedang serangan gabungan yang dimiliki oleh Arwah Kembar. Dia telah mempelajari Tiga Belas Sayatan dari Luapan Pembunuhan dengan Pisau Ganda, dan Han Sen merasa yakin bahwa dia dapat memodifikasi "Ganda" menjadi keahlian yang dapat mengalahkan Arwah Kembar. Han Sen adalah pemilik banyak lisensi Kelas-S dari Aula Orang Suci dan tanpa ragu-ragu, dia segera membeli keahlian pedang "Ganda". Dia sekarang hanya harus menunggu solusi geno tiba sebelum dia dapat mulai mempelajarinya. Tetapi luka yang diderita Han Sen masih harus disembuhkan, jadi dia tidak dapat melakukan latihan yang terlalu keras. Setiap hari dia pergi ke tempat penampungan dan memakan daging beberapa makhluk mutan yang telah dia persiapkan, dan menghabiskan sisa waktunya mencari cara untuk memodifikasi keahlian pedang "Ganda". Setelah dia mulai mempelajarinya, Han Sen memperhatikan bahwa keahlian yang membutuhkan dua orang benar-benar berbeda dengan satu orang yang menggunakan dua bilah pedang. Untuk menguasai keahlian pedang ini, hampir tidak mungkin bagi satu orang untuk melakukannya sendiri. Lagi pula, jika ada dua orang, mereka dapat menyerang dari posisi yang berbeda. Sendirian dan menggunakan kedua tangan, posisi dan sudut seseorang menjadi terbatas. Jadi banyak gerakan dalam keahlian pedang pedang "Ganda" yang tidak mungkin dilakukan dengan dua tangan. Tetapi Han Sen bukan orang yang mudah menyerah, dan dia tidak dapat memikirkan cara lain untuk mengalahkan Arwah Kembar dalam pertempuran. Dia masih ingin membuat perubahan besar pada keahlian pedang "Ganda", tapi sebelum itu, dia perlu mempelajari keahlian pedang standar di setiap tangan dan kemudian mengadaptasinya menjadi keahlian pedang yang cocok untuk digunakan dengan kedua tangan bersama-sama. Mungkin ini akan sulit bagi orang lain, tetapi Han Sen telah berlatih "Panorama" selama bertahun-tahun. Dia memiliki bakat yang hebat untuk bertarung, jadi bukan tidak mungkin baginya untuk memodifikasi keahliannya sendiri. Sementara dia berpikir tentang keahlian pedang Arwah Kembar, dia juga memodifikasi keahlian "Ganda", dan pada saat yang sama, dia merujuk pada keahlian pisau ganda dari Tiga Belas Sayatan. Kemajuannya sangat pesat. Dalam dua belas hari, Han Sen telah berhasil memodifikasi keahlian pisau ganda. Hanya saja dengan keahlian pedang ini, ada banyak hal negatif. Tidak ada gunanya memikirkan mereka, jadi Han Sen memutuskan untuk pergi ke kamp pelatihan virtual. Di sana, dia akan menguji keahlian yang telah dia ciptakan secara langsung. Chapter 533 - Jiwa Binatang Putri Salju Ada banyak hal negatif yang terkait dengan keahlian pedang "Ganda", dan mereka akan menimbulkan masalah selama pertempuran. Hal ini membuat Han Sen menyadari bahwa menciptakan keahlian pedang bukanlah tugas yang mudah. Tetapi Han Sen tidak punya pilihan lain. Setiap penciptaan keahlian pedang baru memerlukan pengujian yang ketat , jadi dia harus bersabar dan mencatat setiap kelemahan yang dia temukan selama pertempuran, agar dapat diperbaiki dan ditingkatkan nanti. Jika ada kesalahan, dia dapat membuat perubahan dengan bebas sekarang, tetapi jika masalah itu timbul selama pertempuran yang nyata, kesalahan tersebut harus dibayar dengan darahnya sendiri. Menyadari hal ini, Han Sen tidak terburu-buru. Keahlian Han Sen terus menerus meningkat dari waktu ke waktu ketika dia mencoba untuk menyempurnakan keahlian pedang ganda. Hari ini Han Sen mengunjungi tempat penampungan lagi. Li Xinglun ada di sana dan menemukannya, namun ekspresi wajahnya terlihat aneh. "Han Sen, aku menemukan jiwa binatang humanoid perubahan wujud berdarah sakral." Nada suara Li Xinglun juga agak aneh. "Apakah pemiliknya bersedia untuk dipertukarkan?" Han Sen bertanya. Li Xinglun tidak menjawab secara langsung, sebaliknya mengatakan, "Sebelumnya, aku mengirim kabar bahwa seorang teman bersedia menukar jiwa binatang amuk dengan jiwa binatang humanoid. Walaupun ada banyak orang yang merasa tertarik, dan banyak orang yang menelpon aku, jiwa binatang humanoid perubahan wujud terlalu langka dan tidak ada yang mau atau mampu melakukan pertukaran seperti itu. " Li Xing Lun berhenti sejenak, lalu melanjutkan. "Kemarin, Dewa Hitam menghubungi saya. Dia mengatakan bahwa dia ingin menggunakan jiwa Egregore untuk menukar untuk jiwa binatang amuk milikmu." "Apakah dia benar-benar memiliki jiwa Egregore?" Han Sen bertanya. "Ya, aku melihatnya. Itu adalah jiwa binatang Putri Salju berdarah sakral. Kemampuan jiwa binatang Putri Salju cukup istimewa. Itu tidak meningkatkan kekuatan seseorang, hanya kecepatan seseorang. Dia juga memiliki kemampuan untuk mengurangi suhu seseorang, tetapi itu sepertinya agak tidak berguna bagiku. Kemungkinan besar itu hanya akan menjadi masalah. Aku pikir tidak layak menukar jiwa binatang amuk dengan jiwa binatang Putri Salju. Selain itu, kau pernah berselisih dengan Dewa Hitam sebelumnya, " Li Xinglun berkata dengan nada berat. "Apakah kau mengatakan bahwa akulah yang ingin menukarkannya?" Han Sen bertanya. "Tidak, aku hanya mengatakan bahwa itu adalah seorang teman." Li Xinglun menggelengkan kepalanya saat dia berbicara. Han Sen berpikir sejenak tentang apa yang harus dikatakan, lalu berkata, "Tidak apa-apa, jangan ragu untuk mengatakan padanya bahwa akulah yang ingin melakukan pertukaran. Jika dia mau, katakan padanya untuk datang ke sini agar kita dapat menyelesaikan transaksi." Kecepatan adalah yang paling dibutuhkan Han Sen saat ini. Aspek terkuat dari kekuatan Arwah Kembar adalah kecepatan mereka. Jika dia dapat menyamai kecepatan mereka dan mematahkan keahlian pedang mereka, pertempuran akan jauh lebih mudah. Dikombinasikan dengan kemampuan jiwa binatang untuk menurunkan suhu tubuh, bagi Han Sen, tidak ada yang negatif. Keahlian "Kulit Es" bekerja lebih baik di lingkungan yang dingin, jadi bukan hanya itu tidak merugikan Han Sen, itu adalah manfaat langsung. Bagi yang lain, ini akan menjadi atribut yang melemahkan, tetapi Han Sen akan menerimanya dengan senang hati. Selain itu, untuk menemukan jiwa binatang humanoid berdarah sakral sangat sulit di medan es. Hal yang baik dapat memperoleh jiwa binatang Putri Salju, yang tidak terlalu berbeda jauh dengan jiwa binatang humanoid. Han Sen merasa puas dengan usulan pertukaran ini. "Kau benar-benar mau berdagang dengan Dewa Hitam?" Li Xinglun bertanya. "Kau benar-benar harus mempertimbangkan hal ini dengan matang. Jika kau menukar jiwa binatang amuk dengan Dewa Hitam, dia mungkin akan menggunakannya untuk melawanmu di masa depan." Han Sen tertawa. "Terima kasih atas perhatianmu," katanya. "Jika aku mau menukarkan ini dengannya, tentu saja aku tidak takut dengan kepemilikannya atas jiwa binatang itu." "Oke, kalau begitu. Apakah kau membawa jiwa binatang itu? Ceritakan tentang situasimu dan aku akan berbicara dengan Dewa Hitam," Li Xinglun tersenyum. Dalam beberapa hari terakhir, Han Sen sudah meningkatkan Banteng Neraka menjadi jiwa binatang amuk. Ketika dia memanggilnya, tubuhnya telah berubah menjadi banteng bersayap hitam. Dia memberitahukan atribut spesifik dari Banteng Neraka kepada Li Xinglun, sambil bergumam, "Sayang sekali". Jiwa binatang yang mampu meningkatkan kekuatan seseorang dan yang memberikan kemampuan terbang jauh lebih kuat daripada Putri Salju milik Dewa Hitam; yang tampaknya cacat secara inheren. Jiwa binatang Putri Salju, selain sebagai humanoid dan memberikan dorongan kecepatan yang lumayan, tampaknya bukan sesuatu yang istimewa. Kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh sepertinya tidak ada gunanya dan bodoh. Tapi Han Sen bersikeras melakukan pertukaran, jadi Li Xinglun pergi untuk berbicara dengan Dewa Hitam. Han Sen menunggu sehari. Pada hari kedua dia pergi ke tempat penampungan. Li Xinglun ada di sana dan dia sudah berbicara dengan Dewa Hitam. Selain dari Putri Salju, Li Xinglun telah berhasil menawar dua jiwa binatang mutan tambahan. "Terima kasih, Kakak Lun. Tapi untuk dua jiwa binatang mutan itu, kita harus membaginya. Mari kita ambil satu masing-masing." Han Sen berkata. Tapi Li Xinglun tidak menginginkan apa pun. Dia hanya mengatakan pada Han Sen bahwa setelah penyelamatan Tempat Penampungan Roda Bintang, adalah suatu kehormatan baginya untuk dapat membantu. Tiba saatnya untuk melakukan pertukaran dengan Dewa Hitam. Dewa Hitam membawa beberapa orang bersamanya ke Tempat Penampungan Roda Bintang. Dia memperhatikan bahwa mata Han Sen agak dingin, namun dia tidak mempedulikannya. Setelah mereka berdua mengamati jiwa binatang yang akan mereka terima, mereka menyerahkan milik mereka kepada Li Xinglun. Kemudian Li Xinglun menyelesaikan pertukaran dengan menyerahkan jiwa-jiwa binatang kepada pemilik baru mereka. Transaksi berjalan lancar dan tanpa insiden. Han Sen menerima dua jiwa binatang mutan dan jiwa binatang Putri Salju. Dia memeriksa mereka untuk memastikan tidak ada kesalahan dan sementara dia bersiap-siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada Li Xinglun, Dewa Hitam memanggilnya. Dewa Hitam memandang Han Sen dengan jijik, dan berkata dengan ketus, "Han Sen, kau berani bertaruh denganku? Mungkin sekarang kita dapat menyelesaikan dendam kita." "Apa yang kau inginkan?" Han Sen mengerutkan alisnya. "Kau dan aku harus bertarung. Terlepas dari siapa yang menang atau kalah, dendam kita dapat diselesaikan." Dewa Hitam memandang Han Sen dan melanjutkan, "Tentu saja, jika kau kalah, kau harus meninggalkan jiwa binatang Putri Salju. Namun, jika aku kalah, aku akan meninggalkan jiwa binatang Banteng Neraka." Li Xinglun mengerutkan kening dan berkata, "Dewa Hitam, kami hanya ingin bertukar jiwa binatang pada hari ini. Tidak ada yang lain." "Aku hanya menyarankan solusi untuk dendam kita. Ini sepenuhnya tergantung padanya jika dia mau menerima usulanku. Jika dia tidak berani bertarung denganku, tidak masalah," kata Dewa Hitam dengan tegas. "Bagaimana jika aku tidak ingin bertaruh?" Han Sen memandang Dewa Hitam saat dia bertanya. "Jika kau tidak ingin menyelesaikan perselisihan kita yang berkepanjangan, maka kau akan menjadi musuhku. Dan aku tidak akan bersikap lunak pada orang-orang yang aku anggap sebagai musuhku." Beberapa orang yang menemani Dewa Hitam sekarang memanggil jiwa binatang mereka. "Dewa Hitam, ini adalah Tempat Penampungan Roda Bintang. Ini bukan Tempat Penampungan Dewa Hitam." Mata Li Xinglun menjadi dingin, dan dia memanggil beberapa pemimpin dari Tempat Penampungan Roda Bintang untuk menghadang orang-orang Dewa Hitam. "Li Xinglun, ini adalah antara aku dan Han Sen. Ini bukan urusanmu." Dewa Hitam mengerutkan alisnya. "Aku adalah notaris pertukaran; aku tidak peduli dengan dendammu dengan Han Sen, tetapi di Tempat Penampungan Roda Bintang-ku, tidak ada yang dapat menyentuhnya." Mata Li Xing Lun tegas, dan berniat keras untuk mengusir mereka. "Li Xinglun, apakah kau benar-benar ingin menyinggung perasaanku demi orang yang tidak penting ini?" Dewa Hitam menatap Li Xinglun dengan tegas. "Han Sen menyelamatkanku ketika Tempat Penampungan Roda Bintang dalam krisis. Dia adalah penyelamatku; tidak ada yang dapat menyakitinya sebelum melewati aku." Li Xinglun mengucapkan kata-kata ini secara langsung. Emosi Dewa Hitam mulai berubah, suasana di dalam tempat penampungan semakin tegang. Seperti sebuah ruangan yang penuh dengan bahan peledak, di mana satu percikan kecil sudah cukup untuk menyalakan atmosfer yang mudah meledak. "Tidak masalah jika satu lawan satu, tetapi jiwa-jiwa binatang yang kita pertaruhkan harus dipegang oleh Li Xinglun." usul Han Sen secara mendadak. "Tidak masalah." Dewa Hitam menyetujui persyaratan itu, karena dia mengetahui dengan jelas identitas Li Xinglun. Dia tahu bahwa dia bukan tipe yang menerima jiwa-jiwa binatang buas dan kemudian kabur dengannya. Sebenarnya tujuan Dewa Hitam ke sana bukan hanya untuk memenangkan jiwa binatang, dia menginginkan nyawa Han Sen. Han Sen telah mencuri Raja Ikan Ular di masa lalu dan menggunakan pisau belati beracun untuk menyakitinya. Ini hampir merenggut nyawa Dewa Hitam, dan menyebabkan Dewa Hitam menjadi murka sampai saat ini. Chapter 534 - Keputusasaan Dewa Hitam "Han Sen ..." Li Xinglun merasa agak gelisah. Berdasarkan pengetahuannya tentang Dewa Hitam, dia dapat mengetahui niat Dewa Hitam yang sebenarnya. "Tidak apa-apa. Jika seseorang ingin memberi aku jiwa binatang secara gratis, aku akan dengan senang hati menerimanya. Jadi tidak masalah." Han Sen memotong pembicaraan Li Xinglun. Han Sen tahu bahwa Li Xinglun bermaksud baik, dan dia juga memahami pola pikir Dewa Hitam, tetapi ini akan berjalan sempurna sesuai dengan rencana Han Sen. Dia dan Tang Zhenliu telah berlatih cukup lama dan merasa sangat percaya diri dengan kemampuannya untuk menangkal keahlian Pisau Tornado. Sebelumnya dia tidak berhasil menghabisi Dewa Hitam, tetapi hari ini Dewa Tornado telah datang sendiri ke sini, dan Han Sen merasa sangat senang. Dia juga akan mendapatkan Banteng Neraka-nya kembali. Han Sen tidak akan melewatkan kesempatan ini. "Bagus! Kau membuat keputusan dengan cepat; kurasa aku mulai menyukaimu." Dewa Hitam tertawa dingin. "Mari pergi ke alun-alun, tempat ini terlalu terbuka." Han Sen berkata, sama dinginnya. "Bagus," jawab Dewa Hitam, walaupun dia tidak mengizinkan anak buahnya untuk pergi. Mereka mengepung Han Sen saat mereka pergi ke alun-alun, seolah-olah mereka sedang mengawal seorang penjahat berbahaya. Mereka tidak yakin apakah Han Sen akan kabur. Li Xinglun juga membawa orang-orangnya untuk mengawal Han Sen. Ketika mereka tiba di alun-alun, Han Sen dan Dewa Hitam menyerahkan jiwa binatang mereka kepada Li Xinglun. "Silakan," kata Dewa Hitam, saat dia naik ke panggung alun-alun, menatap Han Sen saat dia berjalan ke alun-alun. Sejak dia menaklukkan Tempat Penampungan Dewa Hitam, dia tidak pernah berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Jika dia mendapatkan kesempatan, dia akan segera membunuh Han Sen dengan senang hati. Kali ini, dia tidak hanya menginginkan jiwa binatangnya kembali- dia juga menginginkan kehidupannya kembali. Dewa Hitam sangat percaya diri dengan keahlian Pisau Tornado-nya. Dia pernah bertarung sekali dengan Han Sen, jadi dia pikir dia sudah mengetahui sejauh mana kemampuannya. Itulah sebabnya dia mengusulkan untuk bertarung di atas panggung untuk mengintimidasi Han Sen. Kabar pertaruhan antara Dewa Hitam dan Han Sen menyebar dengan cepat, dan menarik cukup banyak orang ke Tempat Penampungan Roda Bintang untuk mengamatinya secara langsung. Li Xinglun mulai merasa putus asa. Jika Han Sen tidak setuju untuk bertaruh, dia masih bisa melindungi Han Sen dan menjaganya tetap aman di dalam Tempat Penampungan Roda Bintang. Tetapi jika Dewa Hitam berhasil membunuh Han Sen, maka tidak ada yang dapat dia lakukan selain mematuhi ketentuan taruhan dan memberikan semua jiwa binatang kepada Dewa Hitam. Begitu Han Sen berada di atas panggung, Dewa Hitam tidak ingin berbicara lebih banyak lagi. Dia ingin menggigit daging Han Sen. Dia memanggil pisau jiwa binatang Pisau Tornado dan mulai menebas Han Sen dengan menggebu-gebu. Sementara itu Han Sen memanggil Cakar Bertapak Hantu dan membalas serangan. Sayatan itu tampaknya dangkal, tetapi cukup membuat Dewa Hitam mengerutkan alisnya. Pandangan aneh dilemparkan oleh Dewa Hitam. Jika dia terus menerus menebas dengan cara itu, sepertinya siku Dewa Hitam akan diiris oleh Cakar Bertapak Hantu- dia akan akan menjadi umpan bagi senjata musuhnya. Merasa putus asa, Dewa Hitam hanya dapat menarik diri. Setelah dia menghindar dari cakar Han Sen, dia berusaha melancarkan serangan lain. Dia merasa percaya diri dengan keahlian Pisau Tornado, walaupun untuk orang dengan tingkat yang sama, sangat jarang melihat seseorang dapat memblokir serangan seperti itu sampai dua kali. Seharusnya tidak mungkin bagi Han Sen. Banyak orang yang memikirkan hal yang sama dengan Dewa Hitam, karena keahlian Pisau Tornado Dewa Hitam sudah terkenal di seluruh medan es, di mana ia dikenal sebagai "Pisau Iblis Yang Menghilang". Sebagian besar orang tidak menyadari siapa Han Sen. Selain Li Xinglun, yang memang mengenalnya, mereka tidak dapat memahami orang seperti apa yang mau bertarung dengan Dewa Hitam. Namun mata penonton segera terbuka. Mereka sulit mempercayai apa yang mereka saksikan. Dewa Hitam melangkah mundur dan menghindari Cakar Bertapak Hantu. Dia mempersiapkan pisaunya lagi dan berusaha untuk menyerang, tetapi dia hanya mengangkat senjatanya setengah jalan ketika dia menyadari bahwa dia tidak bisa melakukan apa yang sudah direncanakan. Seperti sebelumnya, jika dia membuka diri dengan serangan melebar, pinggangnya akan terkena Cakar Bertapak Hantu. "Kebetulan?" Dewa Hitam dilanda kekhawatiran, tidak bisa mempercayai apa yang terjadi. Dia juga tidak dapat mempercayai bahwa ada orang yang dapat secara efektif memblokir Pisau Tornado-nya. Dewa Hitam melangkah mundur dan menyerang lagi, wajahnya berubah menjadi suram. Dewa Hitam berusaha menyerang Han Sen belasan kali, tetapi dia tidak dapat menyelesaikan serangannya. Senjatanya belum mencapai setengah jalan saat dia terpaksa untuk menarik kembali serangannya. Dewa Hitam tidak mempunyai pilihan lain selain melemparkan keahlian Pisau Tornado dua kali lebih cepat, sehingga membuat wajahnya merah padam karena marah. Dia belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, walaupun dia masih merasa itu adalah hari sialnya. Orang-orang yang menonton merasa terkejut. Mereka yang berada di luar maupun di dalam arena dapat melihat segala sesuatu yang terjadi dengan jelas. Keahlian pisau Dewa Hitam yang terkenal itu benar-benar tidak berguna melawan Han Sen. Bukan hanya tidak efektif, tetapi beberapa serangan juga tidak dapat dilakukan karena Dewa Hitam harus terus-menerus menarik kembali senjatanya. Setiap kali Dewa Hitam menggerakkan pinggangnya untuk mengeluarkan pisau, saat berikutnya, dia akan terpaksa untuk menariknya kembali. Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak dapat menemukan kesempatan untuk mengeluarkan senjatanya. Dari kepala hingga kaki, Dewa Hitam terus menerus mundur. Dia terlihat seperti seorang murid magang yang berusaha mengeluarkan pisau untuk pertama kalinya - atau seperti sedang melakukan latihan di hadapan seorang guru, di mana sang guru dapat memprediksi setiap gerakan dan menyerang titik lemah muridnya sebelum dia sempat bergerak. "Pisau Iblis Yang Menghilang, keahlian Pisau Tornado" tiba-tiba tampak seperti lelucon belaka. Dewa Hitam bahkan tidak dapat mengeluarkan pisaunya, jadi tidak mungkin dia berkesempatan untuk menyerang dua kali lebih cepat. Mundur ... terus menerus mundur... Sepertinya tidak ada pilihan selain mundur. Dewa Hitam tidak pernah tampak begitu menyedihkan, begitu lemah, seperti saat ini. Keahlian Pisau Tornado yang telah membuatnya tenar tiba-tiba menjadi keahlian yang sama sekali tidak berguna. Dia bahkan mulai merasa seperti sudah lupa bagaimana menggunakan pisau. "Dia sangat kuat! Siapa orang ini? Menakutkan sekali! Seperti melihat seorang ayah yang sedang menghukum putranya sendiri!" "Sejak kapan medan es menyembunyikan orang yang begitu kuat? Dewa Hitam dikalahkan seperti anak kecil yang terhina! Apakah ini benar-benar Dewa Hitam dari Tempat Penampungan Dewa Hitam?" "Dia pasti palsu! Bagaimana mungkin Pisau Tornado Dewa Hitam menjadi tidak berguna?" "Itu tidak mengejutkan! Apakah kau pernah mendengar tentang seseorang yang sebenarnya tidak pantas menyandang reputasi mereka dapatkan? Dewa Hitam seperti itu. Hanya karena dia memiliki begitu banyak anak buah yang rajin sehingga orang-orang mengatakan bahwa dia hebat. Tetapi pria di belakang tirai tidak ada apa-apanya. Ketika dia sendirian di atas panggung, dia dipukuli seperti orang baru! " "Tapi siapa orang itu?" Gerakan Dewa Hitam telah sepenuhnya dibatasi, seolah-olah terjerat dalam tanaman berduri. Dia tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya dengan bebas, dan jika dia bergerak sedikit saja, dia akan tertusuk oleh duri yang mematikan. Dewa Hitam merasa sedih, dan menyatakan ketidaksenangannya dengan menangis. Dan setelah mendengar percakapan dari bawah panggung, dia merasa sangat marah sehingga dia merasa mau pingsan. Dia berteriak, dan mulai mengayunkan pedangnya untuk menyerang tanpa mempedulikan keselamatannya. Ketika dia berusaha untuk menyerang, dia menyadari bahwa jika dia tidak menarik kembali lengannya yang memegang pedang, tangannya akan terpotong. Jadi dia menelan amarahnya dan memaksa dirinya untuk mundur lagi. Putus asa. Dia merasa putus asa. Dewa Hitam tiba-tiba kewalahan dengan rasa ketakutan bahwa dia akan mati, dan kandung kemihnya akan bocor jika dia tidak dapat mencapai kamar mandi tepat pada waktunya. Bahkan beberapa pengamat dari Tempat Penampungan Dewa Hitam terkejut dengan apa yang mereka lihat. Mereka hampir tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat. Mereka mengetahui dengan baik kekuatan Dewa Hitam, dan kehebatan dari keahlian Pisau Tornado yang seharusnya membuatnya tidak terkalahkan di medan es. Bagaimana mungkin dia bisa ditekan sampai tahap ini? "Dari mana asal pria ini?" Mereka merasa sangat heran. Jika Dewa Hitam sudah hampir menyerah, mereka akan berakhir dalam kondisi yang jauh lebih buruk jika mereka naik ke panggung. Dua atau tiga serangan mungkin sudah dapat mengakhiri hidup mereka. Chapter 535 - Ubur-ubur Laut Dalam "Kau menang." Wajah Dewa Hitam merah padam saat dia berbicara. Dewa Hitam tidak mempunyai pilihan lain, selain menyerah. Tetapi sekarang dia merasa ketakutan; dia telah memaksakan kekuatannya dan telah mencapai ambang batas. Jika dia terus bertarung, dia tahu bahwa tidak lama lagi dia akan terbunuh. Han Sen merasa kecewa dalam hati. Dia belum mengeluarkan keahlian memblokirnya. Cukup mudah mengalahkan Pisau Tornado, tetapi jika dia ingin membantai Dewa Hitam, dia harus bergantung padanya. Tidak mungkin membunuhnya dalam satu tebasan, maka Dewa Hitam mendapatkan kesempatan untuk menyerah. Dia mengamati Dewa Hitam memanggil anak-anak buahnya dan pergi, wajahnya dipenuhi dengan rasa jengkel. Li Xinglun kemudian mengembalikan Putri Salju dan Banteng Neraka kepada Han Sen. "Kakak Han, keahlianmu sangat mengesankan. Aku tidak dapat mempercayai bahwa keahlianmu dapat menangkal setiap aksi yang akan dilakukan oleh Dewa Hitam," Li Xinglun memujinya. "Keahlianku biasa saja, mungkin Dewa Hitam terlalu lemah!" Han Sen tertawa. Dewa Hitam masih dapat mendengar percakapan mereka dan wajahnya menjadi merah padam ketika mendengar perkataan mereka. Tetapi dia tidak mengggubrisnya dan terus berjalan. Setelah pertarungan itu, semua orang di medan es mengenal nama "Han Sen." Pertarungannya melawan Dewa Hitam segera menjadi terkenal, tersebar luas dan menjadi topik diskusi yang hangat. Han Sen tidak sempat mendengar perkataan orang lain, setibanya dia di Istana Kristal. Dia mengendarai Istana Kristal menuju Tempat Penampungan Dewi, agar dia dapat memeriksa situasi di sana. Pada saat yang sama, dia mengumpulkan banyak daging dari makhluk-makhluk laut dalam untuk dijual. Di sepanjang perjalanan, Han Sen berusaha agar Putri Salju dapat menguasai tubuhnya. Tetapi dia hanya merasakan dingin dan wajahnya memucat. Rambutnya berubah menjadi putih dan struktur tubuhnya menjadi jauh lebih feminin, jika dibandingkan dengan penampilan biasanya yang maskulin. Han Sen menguji kecepatannya, dan merasa telah banyak meningkat. Walaupun jiwa binatang hanya meningkatkan kecepatannya, namun jumlah peningkatannya sangat signifikan. Rasa dingin dalam tubuhnya memungkinkan Han Sen untuk menjalankan keahlian Kulit Es dengan jauh lebih mudah. Jika orang biasa yang menggunakan Putri Salju, seluruh tubuhnya mereka mungkin akan membeku. Sekarang dengan bantuan jiwa binatang Putri Salju, Han Sen merasa sangat puas dengan hasil yang didapatkan. Dia menyuapi kristal hitam pada Putri Salju dan mengembangkannya menjadi varian amuk. Setelah kembali ke Tempat Penampungan Dewi, Han Sen memberikan daging-daging yang dia kumpulkan pada Yang Manli. Dia berencana untuk melanjutkan perjalanan ke Persekutuan sekarang, tetapi Yang Manli memberitahunya bahwa Nol akhir-akhir ini tidak bernafsu makan, dan dia telah tidak makan selama beberapa hari. "Mengapa kau tidak makan? Apakah kau tidak menyukai makanannya?" Ketika Han Sen melihat Nol, dia sedang duduk dekat sebuah jendela di menara. Dia mengamati salju di luar, tampak sedang menikmati lamunannya. Nol menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak lapar." "Kau bukan Tuhan, bagaimana mungkin tidak lapar? Ayo, beritahu aku apa yang ingin kau makan dan aku akan membuatnya untukmu." Han Sen membelai kepalanya saat dia berbicara. "Dapatkah kau membawaku bersama jika kau pergi lain kali?" Nol menatap Han Sen saat dia berbicara, melebarkan matanya. "Hm.. tentu¡­" Han Sen merasa ragu-ragu sesaat. Identitas Nol agak misterius, dan dia tidak ingin Nol terlalu banyak mengetahui siapa dirinya. Tetapi memikirkan dia yang tidak punya keluarga, dia mungkin satu-satunya orang yang memiliki hubungan dengannya. Dia merasa kasihan padanya, maka dia tidak ingin menolaknya. Wajah Nol akhirnya tersenyum. Walaupun hanya menaikkan sedikit bibirnya, dia sudah dapat meluluhkan hati setiap orang yang melihatnya. "Ayo, kita makan dulu. Beritahu aku apa yang kau suka, dan aku akan membuatkan untukmu. Aku tidak berbohong ketika memberitahumu bahwa keahlian memasakku tidak berada di bawah koki restoran kelas tiga." Han Sen membujuknya untuk memakan sesuatu. Han Sen sedang berbohong: sebenarnya, kemampuan memasaknya sangat buruk. Kemampuannya hanya sebatas merebus dan memanggang daging. Jika makanan yang dia makan tidak dapat dimasak dengan kedua cara ini, maka dia akan memakannya mentah-mentah. Untuk Nol, dia memanggang udang cangkang merah yang paling segar yang dia miliki. Dia memandang Han Sen mempersiapkan makanannya sambil menopang kepala dengan kedua tangan mungilnya dan duduk di dekat meja. Han Sen mencincang udang dan setelah selesai memanggang, dia langsung menyuapi Nol. Nol membuka mulutnya dan memakan satu sendok penuh udang. Matanya menutup saat menikmati masakan Han Sen, dan wajahnya pun menyinarkan kebahagiaan. Han Sen mengamatinya, dan tiba-tiba merasa bersalah. Pakaian yang dikenakan Nol adalah pakaian yang dibeli sejak lama. Dia mengingat bahwa itu adalah pakaian yang sama yang dia belikan untuknya pada saat mereka pertama kali bertemu. Tampaknya dia tidak terlalu mempedulikan kehidupannya lagi. Dia merasa kuatir hanya Nol mungkin hanya punya dua stel pakaian, dan warnanya juga sudah memudar, karena sudah dicuci berkali-kali. Setelah makan, Han Sen memutuskan untuk membelikan beberapa pakaian baru untul Nol dari toko yang sangat ramai di Tempat Penampungan Dewi. Dia kemudian memberinya waktu untuk pulang dan bertukar pakaian baru. Ketika dia keluar dengan pakaian barunya, Nol terlihat jauh lebih cantik dan muda daripada sebelumnya. "Begini seharusnya penampilan seorang gadis muda," kata Han Sen pada dirinya sendiri. Han Sen tidak terlalu memperhatikan Nol seperti dahulu karena dia sungguh-sungguh berpikir bahwa Nol tidak punya orang lain yang sangat digantungkan. Tetapi itu bukan satu-satunya alasan, Dia tahu betapa kuat badannya sekarang, sehingga memberinya lebih sedikit alasan untuk menghindarinya. Dia membawa Nol ke Istana Kristal, dan mereka menari makhluk mutan laut dalam yang kesepian bersama-sama. Mereka juga berusaha untuk menguasai keahlian Pedang Ganda. Han Sen menikmati perjalanan yang bebas di lautan, dia tidak berani mendekati tempat penampungan yang berada di dasar lautan. Makhluk-makhluk dalam air biasanya bepergian dalam kelompok, dan jumlah mereka sangat banyak, Jika dia ingin berburu makhluk tingkat tinggi, dia harus mencari makhluk yang tinggal sendirian. Nol duduk dengan tenang di salah satu sudut, kedua tangan menopang rahangnya ketika dia mengamati Han Sen berlatih keahlian Pedang Ganda. Dia tidak berminat untuk berbicara dengan Putri Salju. Kapal itu telah berlayar selama beberapa hari ketika Han Sen melihat seekor ubur-ubur yang menyala seperti lampion raksasa, berlayar dalam air dengan tenaga yang besar; terlihat sangat cantik. "Tampaknya ada banyak ubur-ubur dalam lautan, tetapi sebagian besar berada dalam kelompok. Sangat langka menemukan yang sedang sendirian. Mari kita coba memburunya." Han Sen memikirkan apa yang harus dilakukan dan kemudian memanggil Baju Baja Emas dan piktograf. Dia meninggalkan Istana Kristal dan berenang menuju ke ubur-ubur. Walaupun tidak ada makhluk lain di dekatnya, Han Sen mengenakan baju baja dan piktograf untuk berjaga-jaga. Bahkan jika ubur-ubur adalah jenis berdarah sakral, Han Sen telah melindungi dirinya. Tidak sulit baginya untuk melarikan diri dan kembali ke Istana Kristal jika diperlukan. Berbeda ketika berada dalam air. Arus air yang ditimbulkan Han Sen saat berenang, menyebabkan kehadirannya dapat diketahui oleh makhluk lain dengan cukup cepat. Tetapi ubur-ubur yang tampak seperti lampion raksasa sekarang tampak bergerak cukup lambat, tidak berpindah tempat, kemudian dia naik dan turun di dalam air. Tampaknya dia tidak menyadari kehadiran Han Sen di dekatnya. "Ubur-ubur ini tampak sangat bodoh, tidak mungkin dia adalah makhluk kelas tinggi." Han Sen mendekati ubur-ubur itu tetapi tidak memanggil Cakar Bertapak Hantu, Dia hanya mendekatinya dan memukul tubuh ubur-ubur yang berbentuk setengah lingkaran. Cakar Bertapak Hantu beracun. Walaupun Han Sen tidak takut dengan racun, rasa makhluk yang teracuni akan berbeda. Oleh karena itu dia memilih untuk menggunakan kekuatan Yin untuk memukul mati ubur-ubur itu. Rasanya akan lebih enak ketika dipanggang nanti. Han Sen meninju ubur-ubur tembus pandang yang terhuyung-huyung dan tinju serta lengannya langsung menembus tubuh ubur-ubur. Kemudian, tiba-tiba, wajah Han Sen berubah. Dia merasa kepalan tangannya meninju tumpukan lumpur. Dia kehilangan semua kekuatan, dan kekuatan Yin tidak bekerja lagi. Dia ingin menarik kembali tangannya, yang masih terbenam dalam tubuh ubur-ubur, tetapi dia menyadari bahwa makhluk itu menahannya dari dalam dan tidak mau melepaskannya. Tidak peduli dia menarik dari arah mana, ubur-ubur itu mengikuti dan tetap menahannya. Tentakel ubur-ubur kemudian melingkari Han Sen dan mengikatnya. Dia merasakan sengatan listrik dari ubur-ubur, membuat tubuhnya terasa kejang dan kram. Tidak dapat mengendalikan tubuhnya, mulut Han Sen terbuka dan menelan air laut. Chapter 536 - Shura "Apa-apaan ini?" Han Sen kaget. Dia meringkuk untuk menahan aliran listrik yang mengalir ke dalam dirinya dan kemudian mengeluarkan cakar setan untuk ditebasan dengan liar pada ubur-ubur itu. Tetapi cakar setan menembus kulit kenyalnya dan ikut terperangkap di dalam makhluk itu. Han Sen tersentak. Ubur-ubur ini bagaikan gumpalan sirup kental yang hidup. Semua tebasan dan pukulan tidak mempan terhadapnya, seakan mereka tidak punya pengaruh dan lawannya tetap berada dalam genggamannya bagaimanapun juga. Han Sen menahan kesemutan yang disebabkan aliran listrik dan mati-matian berusaha kembali ke Istana Kristal secepat mungkin. Akan tetapi ubur-ubur itu terus menyerang, menempelkan dirinya ke sekujur tubuh Han Sen. Setengah dari tubuh Han Sen telah ditelan oleh ubur-ubur itu dan sisanya pasti akan menyusul. Ini pertama kalinya Han Sen bertemu makhluk yang begitu menakutkan, dan hatinya dilanda ketakutan. Otaknya bekerja keras, mencoba memikirkan cara melarikan diri dari situasi mengerikan ini. Tiba-tiba, dari sudut matanya, dia menangkap sekilas bayangan yang berenang menuju dirinya dari Istana Kristal. Han Sen menoleh lagi, dan melihat Zero berenang ke arahnya. Dalam keterkejutannya, dia ingin berteriak dan mengatakan pada Zero untuk mundur, tetapi berada di dalam air membuat hal ini mustahil dilakukan. Zero berenang dengan lincah ke arah Han Sen dan sampai ke sisinya. Han Sen menjulurkan tangannya lagi, berusaha mendorong ubur-ubur menjauh darinya. "Tidak!" Han Sen menjerit dalam hati, tetapi sia-sia. Zero kini tertangkap oleh ubur-ubur, seperti Han Sen. Aliran listrik mengalir lebih banyak ke dalam tubuhnya dan tubuhnya terus mengejang dengan sentakan. Dia merasa seperti akan menjadi arang sebentar lagi. Han Sen menahan rasa sakit dan mati-matian berpikir cara untuk menyelamatkan dirinya dan Zero. Tetapi dia lalu menyadari mata Zero berkilat dengan cahaya ungu yang aneh. Pupil matanya yang hitam kini bersinar ungu, dan warna itu menyebar melenyapkan warna hitam rambutnya juga. Tanduk ungu kecil muncul di atas kepalanya. Tiba-tiba, dia menjadi royal shura yang pernah dilihat Han Sen pada saat pertemuan pertama mereka. Cling! Zero, yang berubah wujud menjadi shura, menggunakan tangannya untuk mengoyak ubur-ubur itu. Makhluk yang seperti lumpur itu tampaknya kehilangan kekuatan di bawah serangan balik Zero. Seakan telah dibelah oleh pisau besar, monster itu terbelah menjadi dua bagian. Han Sen kaget dengan apa yang dilihatnya. Saat Zero dalam wujud ini, cukup sulit untuk percaya betapa besar kekuatan yang dia miliki. Bahkan ubur-ubur raksasa tidak bisa menahan kekuatan yang keluar dari tangannya yang kecil dan rapuh. Mata Zero terus bersinar ungu, dan tangannya bergetar. Sesaat, dia membebaskan tubuh Han Sen dari tentakel yang seperti sulur yang memenjarakannya. Lalu Zero dengan cepat menariknya kembali ke Istana Kristal. Byur! Mereka berdua dengan cepat keluar dari air. Zero dengan cepat kembali ke geladak dan berbaring di lantai; warna rambutnya yang ungu kini mulai menghilang dan kembali menjadi hitam, seiring dengan tanduk yang muncul di kepalanya yang mengecil dan lenyap. Tiba-tiba, dia tampak seperti manusia biasa lagi. Han Sen cepat-cepat memeriksanya. Dia menyadari Zero telah pingsan dan bebas dari luka serius. Saat pengamatannya selesai, dia menghembuskan nafas lega. Zero tetap pingsan selama lebih dari dua hari. Saat dia akhirnya sadar, tubuhnya lemah dan dia tidak nafsu makan untuk beberapa hari. "Dia ini manusia atau shura?" Han Sen berpikir dalam hati, dan keraguannya terhadap asal-usul Zero bertambah. Tetapi saat ini, yang paling dicemaskan adalah kesehatannya. Dia tidak tahu apakah jika Zero berubah menjadi shura akan membahayakannya, karena saat ini, keadaannya sangat lemah sekali. Dia tampak seperti pasien yang menjalani operasi panjang dan intensif; raut wajahnya sangat pucat. Akan tetapi untungnya, kondisinya tidak kritis. Han Sen memberikan dia cairan nutrisi untuk diminum, berikut cairan yang diracik untuk memperbaiki tubuh yang lemah. Obat yang kedua berasal dari Aliansi. Dengan keberuntungan, kondisinya berangsur-angsur membaik. Setelah kejadian dengan ubur-ubur, Han Sen tidak berani berburu di laut dalam sendirian. Dia mengumpulkan mayat ubur-ubur itu dan memasaknya supaya dia bisa mengetahui dari mana dia berasal. Ternyata itu adalah ubur-ubur Iblis Merah berdarah sakral, dan meningkatkan poin geno sakral Han Sen sebanyak delapan poin. Saat kembali ke Aliansi, Han Sen dengan hati-hati menyelidiki teka-teki ini dengan sedetail mungkin, tetapi dia tidak bisa menemukan apapun yang membuatnya mengerti lebih jauh tentang status Zero. Manusia adalah manusia, shura adalah shura. Meskipun mereka memiliki atribut yang sama dalam hal penampilan, mereka adalah dua spesies yang berbeda. Mustahil bagi seseorang untuk menjadi shura dan manusia sekaligus. Han Sen bahkan mencari informasi bersama seorang ahli biologi. Ahli biologi itu membuktikan padanya bahwa gen yang memisahkan shura dan manusia terlalu jauh berbeda untuk bisa dicocokkan, bahkan untuk bisa melahirkan spesies campuran. Bahkan jika ada budaya buatan, mustahil untuk menghasilkan kawin silang antara manusia dan shura. "Jadi, bagaimana kau bisa memahami Zero dan keanehan situasi dirinya dengan sangat baik?" Han Sen berpikir dalam-dalam tetapi tidak bisa menemukan kesimpulan yang mendekati. Han Sen juga penasaran dengan tato kucing bernyawa sembilan di punggung Han Sen. "Sen, bisakah kau ikut denganku?" Han Sen sedang menggali informasi dari sumber yang beragam saat Ji Yanran mengetuk pintu dan memasuki ruangan. "Tentu saja. Kemana kita akan pergi?" Han Sen terkejut saat melihat Ji Yanran. Itu karena Ji Yanran jarang mendatangi kamar Han Sen, dan biasanya hanya menghubungi Han Sen melalui komunikator saja. Jika Ji Yanran bersedia datang langsung ke kamarnya, pasti ada hal yang penting. Maka dari itu, Han Sen tidak menanyakan alasan kedatangannya dan segera setuju untuk pergi bersamanya. Ji Yanran membuka mulutnya seakan dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia berhenti. "Apa ada suatu hal yang tidak bisa dibicarakan di antara kita?" Han Sen mengedipkan mata dan bertanya. Ji Yanran merasa tak berdaya dan menghela nafas. "Besok, aku akan pergi ke acara pertukaran. Aku berharap kau bisa menemaniku." "Acara pertukaran apa?" Han Sen menatap Ji Yanran dengan sedikit bingung, karena dia berpikir kalau Ji Yanran datang padanya karena sesuatu yang berkaitan dengan keluarganya. Dia tidak menyangka bahwa Ji Yanran membutuhkannya untuk acara pertukaran. "Bagaimana aku sebaiknya menjelaskan ini¡­ ini adalah acara pertukaran semi-tertutup. Orang-orang yang menghadiri acara ini adalah anak muda, seperti diriku." Ji Yanran berbicara dengan pelan, menjelaskan secara detail dengan hati-hati. "Ini bukan sejenis acara kencan kan?" Han Sen mengejapkan matanya. Ji Yanran tersinggung dan berkata, "Pakai otakmu! Ini tidak ada kaitannya dengan itu! Ini benar-benar hanya acara pertukaran. Tetapi orang-orang yang ada di dana adalah "spesial". Begitu juga barang-barang yang akan ditawarkan. Aku harap kau bisa menemaniku, karena aku yakin itu akan membantumu nantinya." "Bisakah kau katakan padaku seperti apa acara pertukaran ini?" tanya Han Sen yang kini penasaran. Ji Yanran ragu-ragu tetapi lalu memutuskan untuk mengatakan padanya. "Kau harus tahu bahwa manusia memiliki surpasser, dan ini adalah awal sesungguhnya dari evolusi kita." Han Sen mengangguk dan berkata, "Aku diajari tentang hal itu saat di sekolah. Seorang surpasser bisa melampaui batas yang manusia biasa bisa raih, dan keberadaan mereka berarti awal evolusi genetik manusia." "Acara pertukaran ini akan mendiskusikan evolusi genetik kita." kata Ji Yanran. Han Sen menatap Ji Yanran, tetapi belum sepenuhnya mengerti apa yang dia maksud. ''Jika surpasser adalah awal tahap selanjutnya kemanusiaan, maka orang yang akan menghadiri acara itu seharusnya hanya surpasser. Ji Yanran hanyalah seorang evolver, jadi buat apa dia pergi ke sana?'' Ji Yanran menatap Han Sen seakan mengetahui apa yang dipikirkannya. Dia mulai menjelaskan lebih jauh, "Secara teori, manusia perlu mencapai level surpasser untuk mengevolusikan gen mereka sendiri. Tetapi ada beberapa kasus dimana orang dengan bakat yang luar biasa mampu untuk berevolusi sendiri. Acara pertukaran ini bertujuan untuk membicarakan hal ini." Chapter 537 - Tenaga Dalam Ji Yanran dengan sabar menjelaskan semuanya, tetapi Han Sen dengan cepat mengerti apa yang dia maksud. Dia merasa terkejut dalam hati. Informasi yang dia bisa kumpulkan di Jaringan Langit mengenai surpasser cukup terbatas. Populasi seluruh Aliansi melebihi sekian miliar, tetapi jumlah surpasser terdaftar ada di bawah satu juta. Manusia biasa sadar bahwa Penampungan Ketiga berbahaya, dan para surpasser di sana sangat kuat. Mereka memiliki kekuatan yang manusia biasa tidak miliki. Mengenai seperti apakah wujud Penampungan Ketiga, tidak ada cara untuk mengetahuinya. Maka dari itu, manusia biasa tidak tahu cara untuk membayangkannya. Orang-orang hanya tahu bahwa makhluk-makhluk kuat katanya menempati Penampungan Ketiga, tetapi hanya itu. Mengenai informasi yang Aliansi rela jelaskan dengan rinci mengenai Penampungan Ketiga sangatlah sedikit. Data yang mereka sediakan mengatakan bahwa kekuatan makhluk biasa di sana setidaknya ada di atas 300. Informasi ini cukup menakutkan. Evolver manusia dengan gen luar biasa hanya memiliki rata-rata sekitar 30. Mereka dengan gen yang hebat dari Penampungan Kedua dikatakan memiliki tingkat kekuatan sekitar 130-150. Mencapai tingkat kekuatan 150 sangatlah langka dan hal yang sangat membanggakan bagi seseorang untuk diraih. Hanya yang terkuat yang bisa memasuki kolam evolusi dan berevolusi menjadi surpasser, dan mereka harus mencapai level kekuatan 300 untuk melakukannya. Dan level tersebut dimiliki oleh makhluk yang paling lemah di Penampungan Ketiga. Sungguh langka untuk menyaksikan seseorang mencapai kondisi tersebut, jadi bagaimana mereka bisa berharap untuk bertahan di Penampungan Ketiga, yang pastinya ditinggali oleh makhluk yang paling mengerikan? Bahkan manusia terkuat lebih lemah dari makhluk terlemah di Penampungan Ketiga, jadi bagaimana mereka bisa berkembang di tempat seperti itu? Jawaban Ji Yanran jatuh pada seni geno hyper. Para manusia biasa menyebut pencapaian level kekuatan 300 sebagai "Langkah Langit". Jika kau mencapai level tersebut, kau akan setara dengan Makhluk Surgawi. Menjadi Makhluk Surgawi membutuhkan kemampuan diatas manusia biasa dan mampu berkomunikasi dengan mereka yang ada di langit. Benda penghubung langit telah mencair dan diserap oleh kekuatan jagat raya; mereka tidak lagu perlu mengkonsumsi makanan sebagai nutrisi dan pelepas lapar. Manusia yang mencapai titik ini mampu mengontrol kekuatan tertentu dari jagat raya. Annie termasuk di dalamnya, yang membuatnya bisa mengontrol petir dan listrik. Yang lainnya bisa mengontrol air, api, bahkan waktu dan ruang. Untuk memiliki kekuatan ini dibutuhkan seni geno hyper - tetapi bukan tipe yang biasa. Ji Yanran menyebutkan sebuah kata yang Han Sen cukup kenal - "Tenaga Dalam". Hanya seni geno hyper yang telah dimodifikasi oleh Tenaga Dalam yang bisa digunakan untuk mengontrol kekuatan jagat raya. Menurut apa Yang Ji Yanran katakan pada Han Sen, beberapa seni geno hyper Tenaga Dalam tingkat tinggi tidak membutuhkan modifikasi Makhluk Surgawi untuk digunakan. Bahkan saat masih anak-anak, manusia bisa menggunakan Tenaga Dalam untuk mengamati kekuatan jagat raya. Tetapi sebelum seseorang mencapai tingkatan Makhluk Surgawi, kekuatan yang bisa diserap cukup lemah dan sedikit. Maka dari itu, mereka tidak begitu efektif. Tetapi setelah latihan bertahun-tahun, efisiensi penyerapan seseorang bisa meningkat pesat. Jika setelahnya kau memilih untuk menjadi Makhluk Surgawi, kau bisa lebih kuat dari yang lain. Beberapa orang memiliki bakat, akan tetapi, mustahil bagi mereka untuk menjadi Makhluk Surgawi sebelum mereka bisa mengontrol kekuatan jagad raya. Keluarga Ji adalah klan yang memiliki Tenaga Dalam. Akan tetapi, ada tiga keluarga lainnya yang dianugerahi hal yang sama. Setiap keluarga mewarisi Tenaga Dalam dari silsilah keluarga dan warisan yang sama; yang berbeda hanyalah nama keluarganya saja. "Ji, Lin, Wang, Xue." Ji Yanran mengatakan empat nama keluarga pada Han Sen, dan ini membuat jantungnya hampir copot. Membunuh Xue Long Yan membuatnya memiliki kemampuan Kulit Giok. Saat dia memperolehnya, dia mengawasi setiap orang yang bernama belakang Xue, tetapi dia tidak pernah bisa mendapat banyak informasi mengenai orang-orang yang berasal dari keluarga tersebut. Kini, mendadak, dia mendengar nama belakang Xue disebut dengan jelas di hadapannya, dan wajahnya pun berubah. "Jika memungkinkan, sebaiknya kau meningkatkan kekuatanmu sampai 150 supaya kau bisa menjadi surpasser. Semakin tinggi semakin baik," kata Ji Yanran pada Han Sen. "Mengapa? Untuk menjadi surpasser, aku perlu menaikkan tingkat kekuatanku sampai 300 dan mencapai ''Langkah Langit''," kata Han Sen. "300 adalah level Makhluk Surgawi, tetapi ada perbedaan antara bakat yang mereka miliki. Jika pondasimu lebih baik, maka kemampuanmu bisa lebih tinggi. Tetapi bagaimanapun juga, kau tidak bisa mengubahnya saat kau menjadi surpasser. Karena itu, sebaiknya kau mencoba meningkatkan level kekuatanmu setinggi mungkin ¨C kau bisa menjadi surpasser kapan saja. Gen mu harus sempurna," Ji Yanran mengingatkan Han Sen lagi. Ji Yanran pergi menghadiri acara pertukaran karena ada pertukaran Tenaga Dalam untuk Ji, Lin, Wang, dan Xue. Ji Yanran juga berkata pada Han Sen bahwa di acara pertukaran pasti dia akan bertemu seseorang yang dia kenal. "Siapa?" tanya Han Sen penasaran. "Wang Mengmeng dari keluarga Wang; aku dengar dia cukup akrab denganmu." Ji Yanran terkekeh saat mengatakannya pada Han Sen, dan dia menatapnya dengan tatapan menusuk. "Mengmeng hanya menganggapku seperti kakak, dan aku menganggapnya sebagai adik. Kau tahu itu, kan?" Han Sen merasa sedikit terkejut, karena dia tahu bahwa Wang Mengmeng bukanlah orang biasa. Akan tetapi, Han Sen tidak menyangka dia akan menjadi pewaris Tenaga Dalam. Han Sen ingin bertanya mengenai keluarga Xue, dan juga menanyakan apakah mereka memiliki teknik spesial bernama Kulit Giok, tetapi dia menyimpan pertanyaannya untuk saat ini. "Aku pikir sebaiknya aku tidak pergi ¨C apa aku benar-benar boleh pergi ke acara seperti ini?" Han Sen mencoba mengetes tekad Ji Yanran untuk membawanya. Jika Xue Longyan benar-benar berasal dari keluarga Xue, maka dia akan dalam masalah besar jika mereka mendapati bahwa Han Sen memiliki teknik Kulit Giok. Ji Yanran menatap langsung mata Han Sen. Dengan nada mengancam, dia berkata, "Kau harus pergi." Setelah mengucapkannya, wajahnya memerah dan dengan pelan dia berkata, "Meskipun kau bisa membeli versi modifikasi seni geno hyper Tenaga Dalam dari Ruang Orang Suci, sebagian besar adalah Tenaga Dalam tingkat rendah. Kau dan aku harus pergi ke acara pertukaran untuk belajar sebanyak mungkin. Saat kita menikah nanti, kau bisa mempelajari Tenaga Dalam langsung dari keluargaku." Berbicara soal pernikahan membuat wajah Ji Yanran menjadi merah padan dan dia menjadi pendiam. "Aku akan pergi kalau begitu." Han Sen tahu dia pada akhirnya akan menghadapi keluarga Xue. Dia tidak bisa menunda hal yang tak bisa dihindari selamanya. Orang-orang yang menghadiri acara pertukaran adalah orang biasa, dan pandangan serta pendapat mereka setidaknya tidak bisa lebih tajam dari mereka yang dipengaruhi oleh generasi yang lebih tua dari keluarga mereka. Dan setidaknya Han Sen bisa bertemu dengan keluarga Xue dan akhirnya mengetahui apakah Xue Longyan memang berasal dari sana. Dengan rasa hormat terhadap Tenaga Dalam milik keluarga Ji, Han Sen tidak terlalu tertarik. Dia hanya ingin menyelesaikan terjemahan Dongxuan Sutra miliknya. Tidak peduli betapa kuat Tenaga Dalam keluarga Ji, dia tidak pernah melihat seorang pun anggota keluarga yang mampu menembus ruang hampa dengan tangan kosong. Dongxuan Sutra pastilah Tenaga Dalam terkuat yang pernah ada. Ji Yanran membawa Han Sen untuk menghadiri acara pertukaran, tetapi Annie juga ikut, meskipun saat mereka sampai, annie terpaksa menunggu di luar. Alasan mengapa Han Sen bisa menemani Ji Yanran ke sana adalah karena saat Ji Yanran pertama kali memperkenalkannya, dia sudah menjadi tunangannya. "Lin Feng." Han Sen belum bertemu Wang Mengmeng di acara itu, tetapi dia melihat sosok yang dia kenal. Chapter 538 - Sutra Es Acara pertukaran diadakan di auditorium besar. Saat mereka tiba, banyak muda-mudi yang telah sampai dengan kelompok mereka. Kedatangan Han Sen dan Ji Yanran tidak terlalu menarik perhatian. Lagipula, Ji Yanran bukanlah anggota keluarga Ji satu-satunya; ataupun orang yang luar biasa terkenal. Akan tetapi, beberapa orang dari keluaga Ji mengenalinya dan datang untuk menyapanya.Saat mereka melakukannya, mereka memastikan untuk mengamati Han Sen. Ji Yanran lalu memperkenalkan Han Sen, dan meskipun dia tidak mengatakannya secara langsung, keluarganya mengakui Han Sen, dan itulah alasan dia membawa Han Sen. Han Sen pikir ini hanyalah acara pertukaran antara keluarga Ji, Lin, Wang, dan Xue, dan para peserta tidak lebih dari beberapa ratus orang. Tidak perlu dikatakan lagi, ekspektasinya meleset saat dia melihat beberapa ribu orang bermunculan. "Ji, Lin , Wang, dan Xue adalah keluarga terbesar saat ini. Kau bisa menemukan jejak mereka di setiap sudut Aliansi, bahkan meskipun mereka hanyalah anak muda di bawah empat puluh tahun. Aku tidak yakin apakah auditorium ini mampu menampung lebih dari sepuluh ribu orang." Ji Yanran menyadari Han Sen kebingungan, dan menjelaskan lebih jauh. "Bukankah Xue dianggap keluarga besar?" jantung Han Sen berdebar saat menanyakan hal ini. "Keluarga Xue jarang keluar, dan tidak banyak jumlahnya. Sejujurnya, Tenaga Dalam milik keluarga Xue melampaui keluarga lainnya, termasuk keluargaku." Han Sen penasaran, dan ingin mempelajari lebih banyak mengenai keluarga Xue. Sebelum dia bisa menanyakannya, seseorang muncul untuk berbicara dengan Ji Yanran dan memotong pemcicaraan mereka. Han Sen berkeliling dan melihat sebuah meja di samping podium di atas panggung, tempat beberapa orang telah berkumpul. Salah satunya adalah Lin Feng. "Yanran, itu pasti pacarmu." Wanita seumuran Ji Yanran mendekatinya. Dia menatap Han Sen saat berbicara. Gen keluarga Ji sangat kuat. Bisa dikatakan bahwa setiap anggota keluarga mereka cantik, dan wanita ini tidak terkecuali, Sesungguhnya, dia tampak cukup cantik. Meskipun begitu, dia tidak secerah dan semulus Ji Yanran. Wanita ini mirip dengan Ji Yanran, dari caranya menggenggam tangan pemuda lain yang tampaknya dekat dengannya. "Ya, Qing Qiu." Ji Yanran mengakuinya. Jika dia membawa Han Sen kemari, itu berarti dia tidak bermaksud menyembunyikan identitasnya. Ji Qing Qiu hanya basa-basi bertanya; dia tidak benar-benar tertarik pada Han Sen. Sebelum Ji Yanran bisa memperkenalkannya, Ji Qing Qiu telah memperkenalkan pria di sampingnya. "Yanran, ini pacarku, Xue Yi Yang. Hari ini dia mewakili keluarga Xue, yang hadir untuk berbicara mengenai Sutra Jantung Giok." Saat Ji Qing Qiu berbicara, dia menaikkan alisnya dengan angkuh. Ji Yanran dengan sopan menyapa Xue Yi Yang, sementara jantung Han Sen sedikit terguncang. Melihat Xue Yi Yang di hadapannya, Han Sen berusaha mengamati sikapnya dan membandingkannya dengan Xue Long Yan. Dengan cepat, Han Sen merasa kecewa. Meskipun mereka dari keluarga yang sama, bukan berarti mereka semua mirip. Seiring waktu berlalu, Han Sen juga lupa seperti apa tampang Xue Long Yan. Lagipula, sudah beberapa tahun sejak saat itu. Ji Yanran lalu berbincang sejenak dengan Ji Qing Qiu, yang terus memuji tentang betapa hebat dan luar biasa Xue Yi Yang sambil tidak mempedulikan Han Sen. Ji Yanran merasa tidak senang dengan perilakunya, dan memikirkan alasan untuk meninggalkan mereka. "Hasrat sepupuku untuk menandingiku tidak pernah habis. Sekarang dia punya pacar dari keluarga Xue, dia menjadi sombong," Ji Yanran berbisik menjelaskannya pada Han Sen. "Apakah itu hal yang bisa dibanggakan?" Han Sen merasa kaget saat menanyakan ini. Yi Yanran menarik bibirnya dan berkata, "Aku rasa itu bukanlah hal yang bisa dibanggakan, tetapi jika dia bisa naik ke panggung dan berbicara mengenai sutra, dia pasti tokoh penting dalam empat keluarga ini." Kemudian, Ji Yanran mulai mengatakan hal yang tidak menyenangkan tentang orang-orang di panggung. Lalu dia dengan pelan berkata, "Setiap kali ada acara pertukaran, setiap keluarga akan memilih beberapa orang tertentu untuk berpidato di sana. Jika kau terpilih untuk naik ke sana, kau pastilah yang terbaik diantara yang terbaik yang keluarga bisa berikan." "Kalau begitu kau harusnya naik ke sana," Han Sen tertawa. Ji Yanran memutar matanya dan membalas, "Saat ayahku masih muda, dia selalu di atas sana membicarakan sutra. Sayangnya, aku tidak mewarisi bakatnya. Keahlianku tidak terlalu mencolok, karenanya aku kekurangan hal yang diperlukan untuk bisa dipilih untuk naik ke sana." "Siapa bilang? Kalau aku bisa, aku akan mengatakan pada semuanya bahwa kau adalah yang paling layak untuk naik ke sana. Saat kau ada di sana, aku tidak perlu berbicara. Kau bisa hanya duduk saja, dan orang yang melihatmu akan tahu arti kecantikan yang sesungguhnya. Kemudian mereka akan tahu jawaban dari segalanya. Itu lebih baik dari pidato membosankan, kan?" gombalan Han Sen begitu kuat. Tangan Ji Yanran meremas pinggang Han Sen, sementara wajahnya bercahaya dengan senyuman sejuta watt. Ji Qing Qiu dan Xue Yi Yang berkeliling sebentar, tetapi kemudian mendekati Ji Yanran sekali lagi. Ji Qing Qiu tertawa dan berkata, "Yanran, kita akan naik kesana untuk duduk. Apa kau mau ikut?" "Kalian berdua pergilah tanpa kami ¨C Han Sen dan aku akan baik-baik saja di sini," Ji Yanran tersenyum. "Aku rasa ada baiknya di bawah sini; setidaknya kau punya kebebasan untuk bergerak. Di atas sana, kau terjebak di tempat oleh tatapan ribuan orang. Rasanya cukup canggung. Jika bukan karena Yi Yang, uang harus berpidato penting di sana, aku juga tidak akan pergi." wajah sombong dan angkuh Ji Qing Qiu mengotori kata-katanya yang menyenangkan. Setelah itu, Ji Qing Qiu menatap Han Sen dan berkata, "Ah iya, aku lupa bertanya ¨C dari mana keluarga pacarmu berasal?" "Han Sen tidak berasal dari keluarga Tenaga Dalam," jawab Ji Yanran. "Oh." Ji Qing Qiu cepat-cepat menolehkan wajah dan mengabaikan Han Sen lagi. Dia berbicara sebentar dengan Ji Yanran tentang hal lain, dan kemudian dengan senang merangkul lengan Xue Yi Yang saat dia mengantarnya ke atas panggung. "Kau tidak bisa menilai seseorang dari rupa mereka. Ji Qing Qiu itu cukup cantik, tetapi kepribadianya tidak begitu menyenangkan," kata Han Sen. Ji Yanran tertawa dan berkata, "Kau tidak bisa menyalahkannya. Sejak kami kecil, yang dia inginkan hanyalah bertanding denganku. Sulit untuk menemukan pria mapan. Aku pastilah bodoh jika mempercayai dia tidak mau memamerkan pacarnya dan statusnya padaku." "Dengan berkata seperti itu, apa kau bermaksud mengatakan bahwa aku tidak mapan?" canda Han Sen. "Di hatiku, kau tidak hanya sukses, kau adalah yang terbaik. Akan tetapi, untuk para keluarga yang hadir di sini, dipilih untuk berbicara di hadapan semua orang yang hadir adalah suatu kebanggaan. Itu hal yang membanggakan bagi mereka." Ji Yanran tertawa dan meneruskan, "Selain itu, keluarga Xue selalu berpikir mereka yang terhebat. Mereka percaya mereka lebih baik dari keluarga lainnya. Tidakkah kau melihat mata Xue Yi Yang membumbung naik menembus awan?" Karena empat keluarga ini berasal dari silsilah yang sama, keluarga Xue senang memperkenalkan diri mereka sebagai silsilah utama. Mereka juga memiliki banyak rahasia dan misteri yang orang di luar keluarga mereka tidak perna bisa tahu," Ji Yanran menjelaskan. "Rahasia apa?" jantung Han Sen mulai berdebar. "Sutra Es," balas Ji Yanran. Han Sen menghela nafas lega, khawatir dia mungkin akan berkata Kulit Es. Ji Yanran dengan cepat menambahkan, "Tetapi Sutra Es tidak mudah untuk dipelajari. Hanya beberapa orang di seluruh catatan sejarah yang mampu mempraktekkan apa yang dipelajari. Akan tetapi, keluarga Xue saat ini telah mencoba mengubah Sutra Es menjadi seni geno hyper, jadi semua anggota keluarga bisa mempelajarinya. Aku dengar mereka telah melihat hasilnya di tahun belakangan ini, dan itu telah dimodifikasi menjadi seni geno hyper yang disebut Kulit Es. Meskipun begitu, belum pernah ada yang melihat orang dari keluarga Xue melakukannya." Jantung Han Sen melonjak, dan dia berpikir, "Jadi, itu benar - Xue Long Yan memang berasal dari keluarga ini." Chapter 539 - Mempelajari Kitab Dongxuan Han Sen dengan hati-hati mengamati Xue Yi Yang, tanpa mengetahui apa yang dia telah pelajari. Jika kau mencari orang berkulit mulus, kau akan mendapati banyak orang yang kulitnya seperti es. Sepertinya orang yang mempelajari Tenaga Dalam semuanya memiliki kulit yang tampak mulus. Ini membuat Han Sen merasa lebih tenang. Han Sen ingin menanyakan tentang keluarga Xue, tetapi sebelum dia sempat bertanya, pidato pun dimulai. Semua orang menjadi diam, dan Han Sen tarpaksa menyimpan pertanyaannya dan menaruh perhatiannya ke arah panggung. Wanita pertama yang muncul untuk berbicara adalah Lin Wei Wei. Han Sen tidak bisa menebak usianya, tetapi dia tampak begitu anggun sehingga matanya terasa segar hanya dengan menatapnya. Seluruh tubuhnya seperti giok sutra, dan bahkan rambutnya memiliki kilauan cahaya yang bersih. Pandangan Dunia Ketiga yang dia bicarakan adalah hal klasik dalam Tenaga Dalam. Ini seharusnya menjadi pidato serius, tetapi yang dia lakukan hanyalah berdiri di atas panggung dan membicarakan pendapat pribadinya mengenai subjek tersebut. Dia bahkan tidak membacakan sutra. Han Sen belum pernah mempelajari Pandangan Dunia Ketiga, tetapi mendengarkan penjelasan Lin Wei Wei tentang sutra membuatnya senang. Alasan mengapa Han Sen tidak bisa memahami Dongxuan Sutra adalah karena dia tidak bisa menerjemahkan beberapa bagian yang dirangkum dalam kosa kata yang sulit. Hal ini sangatlah sulit untuk dibaca. Untungnya, pidato Lin Wei Wei menyajikan komentar dan penjelasan tentang Tenaga Dalam. Setelah Han Sen mendengar apa yang dia katakan, dia merasa bahwa dia memahaminya lebih baik. Han Sen terpana oleh pidatonya, sehingga dia mendengarkan dengan seksama, bersemangat untuk menangkap setiap patah kata. Acara di panggung tidak seperti yang dia sangka. Ji Yanran mengatakan padanya bahwa Tenaga Dalam dimulai dengan legenda jaman tujuh kaisar tetapi berakhir di era Qin. Setelah Qin, tidak ada yang tahu mengapa Tenaga Dalam mulai menghilang. Setelah ditemukan lagi di Tempat Suci Para Dewa, Tenaga Dalam kembali menjadi sesuatu yang dikenal. Karena hanya merupakan buku dan perkamen kuno seperti Dongxuan Sutra, isinya sangat sulit untuk diterjemahkan. Han Sen berpikir bahwa Tenaga Dalam yang mereka katakan sama sulitnya untuk dipahami. Tetapi setelah mendengar pidato itu, dia menyadari Pandangan Dunia Ketiga yang dibicarakan Lin Wei Wei telah diterjemahkan ke dalam bahasa yang digunakan oleh Aliansi. Hal ini juga berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan modern, dan dengan Tempat Suci Para Dewa. Bahkan orang yang tidak berbicara atau membaca teks kuno bisa memahami apa yang dia katakan. Meskipun Han Sen belum pernah mempelajari Pandangan Dunia Ketiga, mendengar komentarnya mengenai Tenaga Dalam luar biasa bermanfaat baginya. Ini lebih baik dari mempelajari langsung bahasa kuno. Han Sen terpana oleh penampilan di atas panggung. Menurut apa yang dikatakan Li Wei Wei, Tenaga Dalam hanyalah salah satu seni geno hyper. Hanya saja tidak seperti tipe yang biasa, yang dirancang bagi manusia untuk memaksimalkan potensi gen mereka. Ini adalah seni geno hyper yang bisa menyerap kekuatan jagad raya. Prinsip inti Tenaga Dalam membuat tubuh seseorang bisa menyerap dan menjadi wadah untuk kekuatan jagad raya. Hal ini menguatkan gen seseorang. Berdasarkan teori terbaru, butuh level kekuatan di atas 300 dan status sebagai Makhluk Surgawi untuk membuat pondasi yang dibutuhkan Tenaga Dalam. Mencapai Tenaga Dalam berarti menembus lapisan gen dirimu. Permulaan dari Tenaga Dalam, dalam bahasa genetik sistematis, adalah perubahan mendadak dalam kunci gen. Untuk mencapai level Makhluk Surgawi berarti seseorang telah berhasil membuka kunci gen mereka. Jika kau membuka kunci gen, gen milikmu akan mengalami lompatan besar dalam evolusi. Akan tetapi, untuk beberapa Tenaga Dalam, kau tidak perlu menjadi Makhluk Surgawi sebelum berlatih cara membuka kunci gen. Namun, sedikit sekali orang yang memiliki bakat untuk melakukannya. Tetapi meskipun kau tidak bisa membuka kunci gen sebelum naik ke level Makhluk Surgawi, mempelajari Tenaga Dalam masih bisa meningkatkan gen milikmu. Setelah kau membuka kunci gen, perubahan dalam genmu akan jauh lebih hebat. Setelah Lin Wei Wei menyampaikan pidatonya mengenai Pandangan Dunia Ketiga, Han Sen masih ingin mengetahui lebih banyak. Ji Yanran menyadari betapa besar perhatian Han Sen pada pidato itu dan bertanya, "Apakah kau pernah mempelajari Pandangan Dunia Ketiga?" "Tidak," jawab Han Sen. Ji Yanran pikir dia tidak bisa mempelajari hal itu sebelumnya karena Pandangan Dunia Ketiga adalah naskah Tenaga Dalam yang ekslusif bagi empat keluarga itu. Wajar jika dia tidak mengetahuinya. Tetapi jika itu masalahnya, mengapa dia begitu terpaku dengan pidato ini? Setelah Lin Wei Wei, saatnya Xue Yi Yang berpidato. Dia berjalan ke panggung dan mulai membicarakan Jantung Es, sebuah topik yang dia bisa bicarakan secara menyeluruh. Dengan kombinasi ilmu pengetahuan modern dan sistem gen penampungan, Han Sen mampu mempelajari banyak hal tentang itu. Jantung es tampaknya cukup familiar. Setelah mendengar pidato Xue Yi Yang, meskipun Han Sen tidak sepenuhnya mempelajari Jantung Es, pemahamannya tanpa diragukan meningkat jauh. Han Sen tidak menduga acara pertukaran ini sangat bermanfaat baginya untuk memahami begitu banyak hal. Kata-kata dalam pidato mereka dan isi Dongxuan Sutra membanjiri benaknya. Ada beberapa bagian yang tadinya tidak dia pahami, kini dia mengerti. Jantung Han Sen membara; dan dia berharap dia bisa segera mempelajari Dongxuan Sutra. Tetapi dia dengan sabar dan tekun terus mendengarkan apa yang dikatakan di atas panggung. Mungkin ada banyak hal yang bisa dia pelajari. Ada sebanyak tiga puluh orang yang akan berpidato dari empat keluarga. Tiap keluarga akan berpidato setiap hari selama tiga hari. Ini berarti mempelajari dengan baik 30 Tenaga Dalam melalui pidato di atas panggung. Sayangnya, setiap komentar dan pendapat pribadi seseorang mewarnai setiap diskusi di atas panggung. Tidak ada dari mereka yang menyinggung naskah asli dan cara mempelajarinya. Mustahil untuk mempelajari naskah hanya dengan mendengarkan perkataan mereka. Tetapi istilah khusus dan pengetahuan mengenai Tenaga Dalam membuat Han Sen sangat terpukau. Meskipun Ji Yanran merasa janggal karena Han Sen sangat tertarik dengan diskusi itu, hal ini membuatnya senang. Sungguh menyenangkan melihat Han Sen begitu asyik mempelajari Tenaga Dalam, yang membuatnya lebih mudah untuk mempelajari Tenaga Dalam keluarga Ji nantinya. Pidato selama tiga hari berakhir terlalu cepat bagi Han Sen, dan meskipun dia mempelajari cukup banyak, pidato itu tidak cukup dalam untuk membuatnya puas. Setelah Han Sen kembali untuk melihat lagi Dongxuan Sutra, dia menyadari bahwa para pembicara telah berbicara sedikit lebih banyak dari dasar sebuah sutra. Tetapi hal itu cukup bagi Han Sen untuk mengerti prinsip dasar sutra, dan kini dia memahami cara untuk memulainya. Tetapi di akhir pidato, masih ada banyak yang dia tidak mengerti dan tidak lagi dia butuhkan, yang membuatnya merasa cukup kecewa. Tetapi Han Sen mengerti bahwa orang-orang yang hadir adalah generasi muda dari empat keluarga, sehingga tingkatan mereka tidaklah terlalu tinggi. Dengan begitu, pemahaman mereka sendiri pun juga cukup terbatas. Akan tetapi, dia masih bersyukur atas keuntungan yang dia telah dapatkan, dan ini cukup mengejutkan. "Dongxue sutra, akhirnya aku bisa mempelajarinya! Meskipun aku hanya tahu dasar-dasarnya, menurut apa yang mereka telah katakan, aku seharusnya kini bisa membuka kunci gen. Satu-satunya hal yang aku tidak tahu adalah berapa lama waktu bagiku untuk bisa memulainya." jantung Han Sen terpusat pada naskah dasar Kitab Dongxue, nafasnya hampir tersengal-sengal, jantungnya memompa lebih cepat. Awalnya, Han Sen berpikir bahwa Kitab Dongxue akan sangat sulit untuk dipahami. Lagi pula, Tenaga Dalam yang dibicarakan Lin Wei Wei hanya bisa membuka tiga atau empat kunci gen, tetapi Kitab Dongxue menyajikan sepuluh jalur yang berbeda. Berdasarkan teori saat ini, itu berarti dia bisa membuka sepuluh kunci gen. Perbedaan antara keduanya sangat signifikan. Biasanya butuh waktu untuk mempelajari hal ini, tetapi permulaan Han Sen tampaknya cukup baik. Chapter 540 - Kakak Wei Wei Darah mengalir dalam seluruh makhluk hidup. Setelah 36 siklus kecil, siklus besar pun selesai. Han Sen merasa berat badanya lenyap, membuatnya merasa seringan bulu. Ada kedamaian pada keberadaannya yang tadinya dia tidak rasakan, seakan sel-sel tubuhnya kembali hidup. Metabolisme tubuhnya lebih cepat, dan memacu sel-sel tubuhnya. Aroma rumput segar menyebar di udara, "Hey, apa kau memakai parfum?" JI Yanran duduk di sebelah Han Sen dan menatapnya. Dia mengendus dan mendekatinya, supaya dia bisa menghirup bau tubuhnya. "Jangan di tempat umum! Tunggu sampai kita kembali ke kamar ¨C maka kau bisa melakukan apapun padaku sesukamu." kata Han Sen malu-malu. "Pergi kau ke neraka." Ji Yanran tersipu, dan mencubit pinggangnya sebagai balasan. Akan tetapi, dia tidak bisa menahan rasa penasarannya, jadi dia terus mengendus aroma Han Sen. "Parfumnya sangat wangi! Kau pakai merek apa? Kenapa aku tidak menyadarinya sebelumnya?" "Aku tidak menggunakan parfum." Han Sen memahami bahwa dengan menjalankan latihan Dongxuan Sutra, tubuhnya memancarkan aroma kehidupan. "Mustahil! Hidungku tidak pernah salah ¨C kau pasti pakai parfum!" Ji Yanran tidak mempercayainya. "Ini bukan parfum; ini hanya aroma alami tubuhku." Han Sen mengedip sekali saat dia mengatakannya. "Kau ini pria; mengapa kau punya aroma tubuh seperti itu? Katakan padaku; merek apa yang kau gunakan?" Ji Yanran menatap Han Sen. "Aku benar-benar tidak pakai parfum. Ini cuma aroma tubuhku. Jika kau tidak percaya,datanglah ke kamarku malam ini..." Tetapi sebelum Han Sen bisa menyelesaikan kalimatnya, Ji Yanran mencubitnya lagi. Pidato telah berakhir, dan semua orang di auditorium saling bertukar pendapat. Tetapi tidak ada yang menyadari Han Sen yang menggoda Ji Yanran. "Lin Feng, ayo duduk dengan kami," Xue Yi Yang tersenyum dan memberi isyarat pada Linfeng untuk bergabung dengannya. Saat pidato selesai, semua orang mendiskusikan apa yang telah mereka lihat. Tetapi terlalu banyak orang di sana, jadi mustahil untuk berdiskusi dengan melibatkan semuanya. Biasanya, kelompok diskusi beranggotakan sekitar kurang dari sepuluh orang. Orang-orang dengan level yang sama cenderung sekelompok. Mereka yang diperbolehkan naik ke panggung dianggap pemimpin dari generasi mereka. Biasanya, mereka berkumpul dalam beberapa grup untuk membicarakan topik tertentu bersama-sama. Meskipun keluarga Xue luar biasa percaya diri, Lin Feng dianggap sebagai salah satu unggulan dalam generasinya. Sutra yang dibicarakan Lin Feng adalah yang terbaik. Bahkan Xue Yi Yang, yang sering memandang rendah orang lain, menganggapnya tokoh penting. Inilah mengapa dia merasa wajib untuk mengundangnya. "Ya, Lin Feng. Ji Lei bersama dengan kami juga. Ayo ke sana." Jing Qing Qiu merangkul lengan Xue Yi Yang sambil berbicara. Kemampuan Jing Qing Qiu tidak secara resmi membuatnya layak bergabung dalam kawanan yang mereka buat, tetapi kelayakan anggota tidak secara ketat tergantung oleh bakat mereka. Dia adalah pacar Xue Yi Yang, dan karenanya, dia boleh bergabung. Karena itulah, Ji Qing Qiu sangat gembira. Sungguh kebanggan baginya untuk bisa bergabung dalam kelompok terhebat para generasi muda dari empat keluarga. "Maaf, ada beberapa kawan lamaku yang menungguku di suatu tempat yang harus aku temani. Mungkin lain kali?" Lin Feng menolak Xue Yi Yang dan Ji Qing Qiu. Raut wajah Xue Yi Yang berubah. Keluarga Xue selalu membanggakan diri, dan mendapati ajakan pribadinya ditolak oleh Lin Feng membuatnya kesal. Lin Feng tidak terlalu peduli dengan reaksi Xue Yi Yang. Dia pun membalikkan badan dan berjalan ke arah yang berlawanan. Banyak orang yang melihat Lin Feng melakukan hal itu, dan mereka tertarik untuk mengetahui kelompok mana yang akan bergabung dengannya. Lagi pula, penampilan Lin Feng benar-benar mencengangkan dan mencolok di antara empat keluarga. Bahkan Xue Yi Yang tidak bisa mencuri perhatiannya. Kebanyakan orang menduga bahwa Lin Feng tidak bergabung dengan kelompok Xue Yi Yang, dan dia kemungkinan besar akan bergabung dengan kelompok Wang. Tetapi yang membuat orang banyak terkejut, dia juga tidak pergi ke sana. Di bawah tatapan mata orang-orang yang penasaran, Lin Feng duduk di samping pria yang asing untuk mereka. Dua-duanya bersikap cukup alami, tidak kaku saat saling menyapa dengan resmi. Sepertinya mereka cukup dekat. Banyak yang cukup kaget, karena sebagian besar tidak mengenal siapa orang yang bersama Lin Feng. Xue Yi Yang dan Ji Qin Qiu melihat orang tersebut, dan keduanya meringis. Lin Feng pergi untuk duduk di sebelah Han Sen. Saat itu, bisik-bisik terdengar dari kerumunan mengenai siapa pria misterius itu. Saat sebagian besar tidak mengenali siapa dirinya, banyak yang mengenali Ji Yanran. Meskipun dia lahir dari keluarga hebat, bakatnya tidak terlalu mencolok. Lin Feng sebenarnya tidak tampak ada di sana karena Ji Yanran. Dia benar-benar hanya duduk dan mulai berbicara dengan kawan yang tidak dikenali. Banyak orang mulai mendiskusikan asal usul orang misterius ini, tetapi mereka hanya bisa mengetahui bahwa namanya adalah Han Sen dan dia adalah kekasih Ji Yanran. Hanya itu saja. "Aku tidak menyangka akan melihatmu di sini." Lin Feng tersenyum, karena dia telah mengenali Han Sen di tengah kerumunan sejak tadi. Sayangnya, dia harus menunggu sampai semua pidato selesai sebelum bergabung dengannya. "Aku juga." Han Sen menuangkan minum untuk Lin Feng. Tanpa bersulang, Han Sen segera meneguk gelasnya. Lin Feng tidak mempedulikan sikapnya sama sekali, dan dia juga mengambil anggur yang diberikan dan meneguknya. Dua orang itu kemudian mengobrol dengan santai. Bahkan Ji Yanran terkejut melihat Han Sen dan Lin Feng bersama-sama. Dia tidak tahu dua-duanya berhubungan ¨C yang tampak sehat dan positif. Dia pikir Han Sen hanya akan mengenali Wang Mengmeng, tetapi dia bahkan tidak menemui mereka. Lin Feng dan Han Sen berbicara cukup lama, tetapi tidak lama kemudian Xue Yi Yang dan Ji Qing Qiu muncul. JI Qing Qiu tersenyum dan bertanya, "Yanran, kau tidak masalah jika kami bergabung dengan kalian, kan?" "Qing Qiu kau bisa duduk di sini." Meskipun Ji Yanran tidak terlalu senang untuk bersama-sama dengan saudaranya, dia akan merasa tidak enak menolaknya. Dua-duanya pun duduk. Mata hitam Xue Yi Yang bersinar cerah menatap Han Sen, dan dia menyuarakan pertanyaannya, "Lin Feng, apa dia kawan lamamu?" Lin Feng mengangguk tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. "Feng Feng kecil, apa mereka teman-temanmu?" orang baru pun muncul tanpa diundang. Dia duduk di sebelah Lin Feng dan melingkarkan tangannya pada Lin Feng sambil tertawa. Han Sen menatap orang yang menyebut Lin Feng "Feng Feng kecil" dan melihat bahwa dia ternyata Lin Wei Wei, yang berpidato tentang "Pandangan Dunia Ketiga." Lin Wei Wei luar biasa anggun, dan seluruh penampilan dan kehadirannya terasa menyegarkan. Meskipun dia menahan diri, Han Sen bisa merasakan kekuatan yang sangat besar memancar dari dalam dirinya. Lin Feng merasa tak berdaya, dan berkata, "Kakak, ini temanku Han Sen." Dia tidak menunggu Lin Feng untuk memperkenalkannya pada Han Sen dan justru menatap langsung ke dalam mata Han Sen. Dia kemudian menjulurkan tangannya pada Han Sen dan berkata, "Aku kakak Lin Feng, Lin Wei Wei. Kau bisa memanggilku Kak Wei Wei." Han Sen menangkap sekilas wajah tanpa ekspresi Lin Feng, akan tetapi, dia tersenyum dan menjabat tangan Lin Wei Wei. Dengan suara manis, dia berkata, "Kak Wei Wei." Kening Lin Feng telah sangat berkerut, tetapi Lin Wei Wei sangat senang melihatnya dalam kondisi itu. Dia berkata, "Feng Feng kecil, temanmu jauh lebih menarik darimu." "Kak Wei Wei, ini pacarku Ji Yanran. Yanran, ayo beri salam pada Kak Wei Wei." Han Sen jarang berkesempatan melihat ekspresi tak berdaya Lin Feng, dan menganggapnya lucu, dan ikut bergabung. Chapter 541 - Kulit Giok Keluarga Xue Ji Yanran memanggilnya "Kakak Weiwei" dengan manis, tetapi dalam hati merasa kaget. Persahabatan antar Lin Feng dan Han Sen pasti sangat spesial, sehingga Han Sen dapat membuat lelucon seperti ini tanpa membuat Lin Feng marah. Han Sen tidak terlalu mengenal Lin Weiwei, hanya melalui Ji Yanran. Lin Weiwei adalah tante Lin Feng. Lin Weiwei sendiri adalah orang yang berbakat. Dia berusia 10 tahun lebih tua daripada Lin Feng, walaupun hanya beda sedikit. Lin Weiwei adalah gadis nakal kecil yang terkenal, dikenal bermain dengan orang lain sehingga membuat tangan mereka terluka. Namun, dalam dua tahun terakhir, dia telah mempersiapkan kenaikan tingkatnya menjadi surpasser dan berusaha untuk rendah hati. Walaupun Han Sen tidak mengetahui masa lalu Lin Weiwei, jika dapat menyenangkan hati Lin Feng dan memberikan harapan padanya, Han Sen merasa sebaiknya dia tetap memperlihatkan sisi baiknya dan tidak melakukan apapun yang akan membuatnya merasa tidak senang. Mereka berempat mulai berbincang, dan sebagian besar waktu tidak menggubris keberadaan Xue Yiyang dan Ji Qingqiu. Oleh karena itu Xue Yiyang merasa kesal. Setiap generasi keluarga Xue mempelajari Qi Gong, dan walaupun tidak dapat dikatakan secara langsung bahwa mereka memandang rendah orang lain, namun mereka akan menilai orang lain berdasarkan standar mereka yang cukup tinggi. Xue Yiyang menyukai ceramah yang dibawakan oleh Lin Feng, oleh karena itu mereka mengundangnya untuk bergabung. Han Sen tidak berasal dari keturunan Qi Gong dan belum membuktikan sumbangsihnya, dan karena itu dia tidak diundang. Tetapi sekarang Lin Feng dan Lin Weiwei memperlakukan Han Sen seperti seorang teman baik, dan Xue Yiyang mulai merasa kesal karena diacuhkan. Melihat mereka berempat hanya berbicara di antara mereka, Xue Yiyang dan Ji Qingqiu tidak dapat untuk tidak menyela dan bergabung dalam percakapan mereka. Xue Yiyang melihat ke sekitarnya dan berbicara dengan kencang, "Qi Gong dari Lin Feng lumayan hebat, dan kau adalah teman baik dari Lin Feng. Dari penampilanmu, aku menduga bahwa kau juga mempelajari Qi Gong. Bagaimana kalau kita berduel?" Orang-orang di sekitar Han Sen tiba-tiba menatap Xue Yiyang. Ji Qingqiu dengan cepat mendukung usulan pacarnya dan berkomentar, "Duduk di sini sangat membosankan. Kita seharusnya memamerkan pacar Yanran pada semua orang." Ji Qingqiu tidak percaya bahwa Han Sen memiliki kesempatan untuk mengalahkan Xue Yiyang dalam duel. Semua dalam keluarga Xue memiliki status elit, dan dalam hati Ji Qingqiu, hanya Lin Feng yang mungkin dapat menyamai tingkat Xue Yiyang dalam keempat keluarga itu. Orang seperti Han Sen sama sekali tidak ada harapan untuk bersaing dengan Xue Yiyang. Ji Qingqiu sengaja mengatakan bahwa Han Sen adalah pacar Ji Yanran karena dia takut orang lain tidak mengetahui bahwa pacarnya dijebak untuk memukul pendatang baru. "Kalau kau mau berduel, ayo lawan aku." Lin Weiwei menyipitkan matanya tetapi tersenyum merekah. Xue Yiyang cemberut. Walaupun dia merasa percaya diri dengan kemampuannya, masih memerlukan beberapa waktunya baginya untuk menjadi surpasser. Tidak mungkin dia dapat bersaing dengan Lin Weiwei yang sudah hampir menjadi surpasser. "Kakak Weiwei, ini adalah urusan sesama pria. Kita hanya gadis-gadis cantik yang tidak boleh diperalat oleh mereka," Ji Qingqiu tersenyum. "Kau berasal dari keluarga mana? Apakah kau tahu siapa bos di sini? Siapa dirimu sehingga merasa pantas memanggilku kakak? Apakah kau tidak tahu bahwa aku adalah tante Lin Feng? Dari segi tali kekerabatan, kau seharusnya memanggilku tante. Apakah kau bodoh atau tidak peduli dengan aturan?" Lin Weiwei benar-benar seorang gadis iblis, dan amarahnya dapat sekonyong-konyong berubah, wajah hangatnya berubah menjadi dingin. Wajah Ji Qingqiu tiba-tiba memerah hingga saat ini dia merasa ingin menggali sebuah lubang bersembunyi. Dia mendengar Ji Yanran memanggil Lin Weiwei kakak, karena itu dia mengira bahwa dia dapat melakukan hal yang sama. Supaya terdengar lebih akrab, hanya itu. Lin Weiwei sudah merasa kesal dengan Xue Yiyang dan Ji Qingqiu, maka dia tidak ingin bersikap sopan dengan mereka. Setelah melihat Ji Qingqiu dipermalukan, wajah Xue Yiyang berubah total. Dari tubuhnya berhembus angin dingin yang membuat orang merasa menggigil dan membeku, dan angin kemarahan bergejolak di dalam dirinya. Semua orang yang memandangnya berubah menjadi dingin. "Aku sudah bilang, jika kau mau bertarung, lakukan denganku." Lin Weiwei tidak mempedulikan tingkah lakunya, dan dia segera berdiri dan bersiap untuk bersaing. Tidak aneh menyaksikan duel terjadi selama kejadian pertukaran, tetapi apa yang terjadi di sini tidak normal. "Kakak Weiwei, ijinkan aku. Dia benar ketika berkata kau adalah seorang wanita cantik, tetapi bertarung dengan seorang anak kecil akan berarti kau merendahkan tingkatmu dengan tingkatnya yang rendah." Han Sen sekarang bangkit dan tersenyum pada Lin Weiwei. Lin Weiwei terkejut. Dia menatap Lin Feng, yang mengangguk padanya, dan dia kemudian duduk kembali di sofa. Dia berkata, "Han Sen kecil, aku akan mengawasimu." Alasan mengapa Lin Weiwei membela Han Sen karena dia mengetahui bahwa Xue Yiyang merasa marah dengan Han Sen hanya karena sikap ramah Lin Feng padanya. Kalau tidak, dia tidak akan membantu orang yang baru saja dia temui. Sekarang Lin Weiwei sebenarnya merasa terkejut melihat Han Sen membela dirinya sendiri. Ji Yanran merasa gelisah ketika dia melihat Han Sen dan Xue Yiyang pergi ke medan tempur. Walaupun Han Sen adalah seorang petarung yang berbakat, dia sekarang melawan seseorang dari keluarga Xue, maka kegelisahannya dapat dipahami. Keluarga Xue, walaupun mereka tidak terkenal, mereka selalu merasa bangga dan percaya diri dengan diri mereka sendiri. Mereka bahkan cukup sombong. Tetapi keahlian yang dimiliki keluarga Xue memang kuat dan memperbolehkan mereka menyombongkan diri. Satu generasi dalam keluarga Xue dapat dibandingkan dengan pengetahuan dan kekuatan dari tiga generasi dari keluarga lainnya. Akhir-akhir ini, Qi Gong semakin penting dalam Persekutuan, karena sangat bermanfaat untuk memperkuat gen seseorang. Maka, keluarga Xue cukup berperan penting dalam hal ini. Kalau bukan karena hal ini, keluarta Ji tidak akan akan sudi mengikat tali perkawinan dengan keluarga Xue. Setelah mendengar tiga ceramah dari Xue Yiyang, semua orang mengetahui betapa hebat ilmu Qi Gongnya. Tidak ada orang biasa yang berani melawannya. "Lin Feng, apakah Han Sen benar-benar dapat mengalahkannya?" Lin Weiwei tahu bahwa Xue Yiyang adalah lawan yang sulit dikalahkan dan luar biasa berbakat, tetapi dia tahu bagaimana dengan Han Sen, seorang yang baru saja dia jumpai. Lin Feng membalas dengan perlahan, "Aku tidak tahu. Tetapi ketika dia melawan orang-orang setingkatnya, dia tidak pernah kalah." Setelah Lin Feng berkata demikian, tidak hanya Lin Weiwei yang terlihat terkejut. Semua anggota keluarga juga terkejut. Mereka tidak menduga Lin Feng akan menjawab dengan begitu begitu percaya diri, dan pandangan mereka tentang Han Sen sekejap berubah. Awalnya, mereka hanya mengetahui bahwa Han Sen adalah pacar Ji Yanran. Keturunannya tidak berkaitan dengan Qi Gong dan walaupun dia adalah teman baik dari Lin Feng, mereka tidak terlalu memperhitungkannya. Tidak ada orang yang dapat menebak bahwa Han Sen akan melawan Xue Yiyang. Walaupun tidak ada orang yang pernah melihat Xue Yiyang bertarung sebelumnya, dia berasal dari keluarga Xue. Ilmu Qi Gongnya tidak diragukan pasti lebih hebat dari siapapun yang menjadi lawannya. Tetapi Lin Feng bicara begitu meyakinkan tentang Han Sen. Rasa penasaran setiap orang atas identitas dan bakat anak ini menjadi naik 10 kali lipat. Ketika Han Sen naik ke panggung, dia menatap lawannya Xue Yiyang dengan tenang. Dia telah berhasil melewati banyak cobaan dan pengalaman hidup dan mati, dan dia tidak terlalu memperdulikan hal-hal kecil. Karena itu, dia jarang terpancing dengan kata-kata yang tidak menyenangkan yang ditujukan padanya. Tetapi dia sebenarnya ingin melihat apakah Xue Yiyang telah mempelajari Kulit Giok dan apakah berbeda dengan apa yang dia pelajari. Jika ilmu Kulit Giok yang dia miliki diketahui, dia pasti akan menjadi musuh dari keluarga Xue. Sebelum hal itu terjadi, ada baiknya mengukur kemampuan mereka terlebih dahulu. Xue Yiyang berdiri di medan tempur, dan sorotan dingin terpancar dari matanya. Kulitnya seperti es, dan angin yang membeku ditiupkan dari matanya. Seluruh tubuhnya terlihat aneh, seolah-olah dia mempersonifikasikan konsep dingin secara keseluruhan. Dia tampak seperti iblis yang terbentuk dari es, dan angin dingin di sekelilingnya membuat setiap orang yang melihatnya menjadi ketakutan. Banyak orang yang melihatnya akan melangkah mundur. Mereka merasa akan lebih aman jika mereka menjaga jarak dari medan tempur. Mereka berkata bahwa, "Ini pasti adalah Kulit Giok, dimodifikasi dari Kitab Beku. Ini adalah naskah kuno yang tidak diketahui dalam warisan kita, terlalu kuat bagi kita untuk memahaminya. Chapter 542 - Tekanan Han Sen menatap Xue Yiyang, yang tampil seperti iblis es. Dalam hatinya, dia terkejut. Ilmu yang digunakan oleh Xue Yiyang mungkin adalah Kulit Es, tetapi sangat berbeda dengan yang telah dipelajari Han Sen. Walaupun Kulit Es yang Han Sen pelajari lebih mudah dilatih dalam udara dingin, kecuali kau dapat menurunkan suhu tubuh hingga 2 atau 3 derajat, kalau tidak, mustahil untuk mengumpulkan begitu banyak udara beku seperti dirinya. Jika Xue Yiyang dapat digambarkan sebagai es purba, Han Sen adalah giok dingin sebagai perbandingan. Sama halnya dengan seni geno hiper biasa, tetapi yang telah dimodifikasi. "Kau mulai duluan. Jika aku yang memulai, kau tidak akan memiliki kesempatan untuk menyerang balik." Xue Yiyang menatap Han Sen dengan dingin. "Feng Feng kecil, apakah Sen Sen kecil akan berhasil? Walaupun Xue Yiyang ini agak menyebalkan, ilmu esnya benar-benar hebat." Lin Weiwei menatap Xue Yiyang yang terlibat seperti gunung es purba dan tidak dapat menahan diri untuk bertanya kembali. "Dia akan baik-baik saja." Lin Feng tersenyum tipis, tidak menunjukan rasa khawatir sama sekali. Walaupun dia sudah lama tidak bertemu dengan Han Sen, dia telah mendengar prestasi Han Sen akhir-akhir ini dari Tang Zhenliu. Berdasarkan dari apa yang dia dengar, dia tidak merasa Xue Yiyang dapat mengalahkannya. Han Sen terlihat tidak melakukan apa-apa selain menonton. Dia tidak tahu apakah Kulit Es Xue Yiyang lebih baik daripadanya. Karena itu, dia tidak menahan diri. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar dan mengkristal. "Sen Sen kecil lumayan bagus; apakah dia telah berhasil mempelajari Kristal Nano di usianya sekarang?" Lin Weiwei terkesima. Menurutnya, Han Sen masih sekitar 20 tahun. Untuk dapat mempelajari Kristal Nano pada usia semuda itu sangat mengesankan karena biasanya memerlukan waktu puluhan tahun untuk mempelajarinya lewat seni geno hiper. Bakat yang dia miliki sangat mengejutkan. "Dia sudah mempelajari Kristal Nano? Pria ini benar-benar hebat." "Ini tidak mungkin. Berapa usianya? Bagaimana mungkin dia telah mempelajari Kristal Nano?" "Betul, tingkat Kristal Nano lebih rendah daripada Qi Gong, tetapi bakatnya sangat luar biasa bagus sehingga dapat mempelajarinya pada usia semuda ini." "Pantas saja dia adalah teman dari Lin Feng. Dia luar biasa berbakat!" "Mana yang lebih kuat? Kristal Nano atau Kulit Es?" "Berdasarkan teori yang mutakhir, ada perbedaan besar di antara keduanya. Kristal Nano Han Sen telah selesai dikembangkan, namun aku kuatir bahwa Kulit Es yang dipelajari Xue Yiyang adalah sesuatu yang masih baru dan belum berkembang sepenuhnya. Tidak dapat diketahui siapa yang akan memperoleh kemenangan nanti." ¡­ Orang-orang dari keempat keluarga berdiskusi dengan heboh berusaha untuk menebak hasil pertandingan. Ada seorang pria yang terlihat cukup mirip dengan Xue Yiyang duduk di sebuah pojok dan menatap ke arah panggung dengan dingin, tanpa emosi. "Xue Yi Kuang, kakakmu adalah seorang lawan dalam pertarungan ini." Di samping pria yang berwajah dingin ini, seorang yang mirip kutu buku menjelaskan situasinya. "Satu-satunya lawan yang dimiliki keluarga Xue adalah anggota keluarga Xue yang lainnya," Xue Yikuang berkata, tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. "Benarkah?" Pria kutu buku itu tersenyum tetapi tidak berkata apa-apa lagi. Han Sen tidak berkata apa-apa. Dia hanya menaikkan tinjunya dan melemparkan satu pukulan, berusaha sekuat tenaga, mengetahui bahwa Kulit Es sangat kuat. Ketika melawan keluarga Xue, dia tidak berani meremehkan bakat lawannya. Dia mengerahkan segenap tenaga dalam setiap serangannya. Jantungnya berdebar-debar seperti generator yang terlampau aktif, dan tubuhnya terlihat seperti kristal yang memusnahkan atmosfer di sekitarnya. Suara kresek, semburan, dan ledakan muncul dari udara yang dihantam dekat mesin manusia. Mata Xue Yiyang menjadi dingin, dan dari sudut bibirnya, senyum iblis muncul. Dia melemparkan tornado es yang memiliki kekuatan untuk membekukan dunia dan meluncurkannya ke arah tinju Han Sen. Ping! Dua tinju bertabrakan, dan udara di sekitar mereka bergemuruh. Udara berputar-putar dengan kacau, tetapi tak satupun dari para petarung itu yang bergerak. Pukulan itu bergema dengan sebuah ledakan. Tapi setelah sedetik, wajah Xue Yiyang berubah. Darah mengalir dari sudut bibirnya. Semua orang terkejut melihat pemandangan itu. Tidak ada yang menduga bahwa satu pukulan sudah dapat melukai Xue Yiyang. Mata Han Sen masih sedingin es, dan tinju itu tetap mendorong pertahanan Xue Yiyang. Xue Yiyang berteriak. Dia mengangkat tinjunya sekali lagi, tetapi tidak sekuat serangan pertamanya. Tinju bertabrakan sekali lagi, dan Xue Yiyang mulai berdarah dari hidungnya sekarang. Dia terkena pukulan Han Sen, dan harus mengambil beberapa langkah mundur untuk menyeimbangkan badannya kembali dan menenangkan diri. Han Sen seperti iblis kristal, menekan setiap serangannya. Sekarang rentetan tinju menghampiri, dan walaupun dia berusaha keras untuk menghindarinya, setiap tinju yang dilemparkan mengenai sasaran. Walaupun dia berhasil menggunakan lengannya untuk memblokir serangan, kekuatan serangan yang datang bertubi-tubi mendorongnya kembali. Darah dari mulutnya terus mengalir. Semua orang membeku di tempat, menonton. Tidak ada yang menduga bahwa Han Sen memiliki kekuatan untuk mengalahkan Xue Yiyang, apalagi memukulnya dengan begitu ganas sehingga dia bahkan tidak berkesempatan untuk melawan. Bayangan yang menakutkan itu seperti iblis purba, dan dia memiliki kekuatan untuk menanamkan rasa takut pada semua orang yang melihatnya. Senyum segera menghilang dari wajah Ji Qingqiu. Dia tidak menduga Xue Yiyang akan dikalahkan oleh Han Sen, apalagi kalah telak. Dia terluka karena pukulan pertama, dan setelah itu tidak mendapatkan kesempatan untuk melawan. Serangan terus berdatangan sampai kekalahannya. Dan sekarang, darah mengalir dari berbagai tempat. Xue Yiyang masih berteriak, tapi tidak ada serangannya yang bisa menandingi tangisannya. Ji Yanran merasa sangat senang. Walaupun dia tahu bahwa Han Sen sangat kuat, namun dia sebenarnya tidak yakin bahwa dia memiliki kekuatan untuk mengalahkan seseorang dari keluarga Xue dengan ganas. "Wow, sangat hebat! Dari mana asal orang ini? Dia tidak mungkin berasal dari keluarga Qi Gong." "Apakah Kristal Nano benar-benar begitu hebat? Apakah itu benar-benar dapat menekan Kulit Es seperti itu?" "Luar biasa. Luar biasa!" "Keluarga Ji memiliki anggota keluarga tambahan yang luar biasa ..." ... Mata Xue Yikuang berubah. Dia mengatakan dua kata: "Kekuatan Yin." "Ini adalah Kekuatan Yin yang sangat kuat. Dengan Kekuatan Yin sampai tahap yang begitu menakutkan, saya tidak yakin ada evolver yang dapat melawannya," kata kutu buku itu. "Hmmm," kata Xue Yikuang, lalu tidak mengatakan apa-apa lagi. Saat dia melihat Han Sen, pandangan mata pembunuh merasuki matanya. Bum! Xue Yiyang menerima pukulan lain tanpa berdaya. Dia merasa organ-organ tubuhnya dihantam dan merasa seolah-olah jantungnya akan meledak. Dia berteriak lagi. Tubuhnya mulai bersinar, dan membengkak. Tiba-tiba, dia terlihat seperti monster bermata merah. Setelah semua serangannya terus menerus ditekan oleh Han Sen, dia memilih untuk menggunakan jiwa binatang. Banyak orang yang menghina taktik baru Xue Yiyang, tetapi dia sudah putus asa. Jika dia tidak mau menyerah, harapan terakhirnya adalah memanggil jiwa binatang. Xue Yiyang, dengan bantuan jiwa binatang, berhasil meningkatkan kekuatannya dengan sangat besar. Matanya masih sangat dingin, dan dia mengangkat kepalannya ke arah Han Sen. Karena kekuatannya telah meningkat, kepalan itu mampu berteleportasi di depan Han Sen dan bersiap-siap untuk meninjunya dengan kekuatan besar. Tinju yang dipicu amarah ini bahkan tidak dapat dilihat oleh penonton. Pang! Han Sen tidak merubah ekspresinya dan bahkan tidak menatap tinju yang datang langsung ke arahnya. Dia hanya mengangkat tangan kanannya dan mendorong lengan yang mendekatinya. Chapter 543 - Siapa Yang Salah Latihannya? Jiwa Binatang Xue Yiyang adalah jiwa binatang kelas berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Setelah bertransformasi, kecepatan dan kekuatannya meningkat secara signifikan. Namun demikian, jelas belum cukup untuk membantunya keluar dari situasi yang sulit ini. Jika pukulan Han Sen mengenai tubuhnya, tinju Han Sen akan menembus tubuhnya dan merusak organ dalamnya secara signifikan. Pang! Pang! Pang! Kedua tinju saling menghantam, tetapi Xue Yiyang yang telah bertransformasi dengan bantuan jiwa binatang, hanya terpukul mundur sedikit. Darah menyembur dari hidung, mulut dan telinganya. Semua orang yang melihat ini merasa sangat terkejut. Xue Yiyang yang telah menggunakan jiwa binatang tetap saja terpukul begitu parah. Lawannya benar-benar menakutkan. "Bagaimana mungkin dia begitu kuat?" "Orang ini menakutkan! Pria ini luar biasa. Dia menggunakan Kristal Nano untuk menangkal serangan balik Xue Yiyang!" Bum! Tanpa terduga, Xue Yiyang telah terpuruk di ujung arena. Mulutnya menganga karena marah dan wajahnya berkerut memperlihatkan rasa enggannya untuk mengaku kalah. Namun dia tidak dapat menahan tinju Han Sen. Tubuhnya seperti iblis es, tapi satu pukulan lain mengenainya. Dia terbang dari atas panggung. Duk! Xue Yiyang murka dan organ-organnya telah mengalami kerusakan yang signifikan. Karena kemarahan yang luar biasa, tubuhnya akhirnya mencapai titik kritis, dan dia pingsan. Han Sen tidak melihat lawannya, yang sekarang sedang dilarikan untuk pemulihan. Dia meninggalkan panggung dan kembali ke tempat duduknya. Orang-orang di keluarga Xue ternyata tidak sekuat yang dibayangkan. Walaupun Xue Yiyang telah mempelajari Kulit Es, ada sesuatu yang salah dengan variannya. Sehingga tidak menyamai Kulit Es yang dipelajari oleh Han Sen. Manfaat terbesar dari Kulit Es adalah kemampuannya untuk memperkuat tulang dan organ-organ tubuh. Walaupun Xue Yiyang menggunakan Kulit Es, dan berhasil memperkuat organ-organnya, mereka masih lebih lemah daripada bagian luar tubuhnya. Itulah perbedaan antara Kulit Es Xue Yiyang dan yang dipelajari oleh Han Sen. Han Sen tidak tahu apa yang terjadi. Jika dia telah mempelajari ilmu yang salah, artinya Kulit Es Xue Yiyang seharusnya lebih hebat daripada miliknya. Tetapi, sekarang, jelas tidak demikian. Aneh sekali. Namun bagaimanapun juga, ini hanyalah duel dalam acara pertukaran. Han Sen tidak menggunakan seluruh kekuatannya, jika tidak, organ-organ Xue Yiyang pasti akan hancur. "Sen Sen kecil, kau benar-benar hebat!" Lin Weiwei tersenyum dan menepuk pundaknya. "Pria itu terlalu lemah," Han Sen membalas dengan santai, tetapi itu ada benarnya. Xue Yiyang tidak sekuat yang dia bayangkan. Setelah acara pertukaran berakhir, mereka masuk ke dalam pesawat udara. Pria kutu buku menatap Xue Yikuang dengan terkejut dan berkata, "Kau tidak melakukan apa-apa terhadap Han Sen; ini bukan gayamu." Rahang Xue Yikuang setajam pisau. Mata hitamnya seperti onyx, dan sangat dingin. Rambut panjangnya terlerai dipundaknya. Sangat rapi, setiap helainya halus seperti es. "Itu adalah acara pertukaran. Apa bedanya jika aku naik ke atas panggung dan memukulnya? Dia telah melukai keluargaku, memukulnya adalah hukuman yang terlalu ringan. Bantu aku periksa dia berasal dari tempat penampungan mana," Xue Yikuang berkata. Wajahnya tidak berekspresi, dan perilakunya dapat membekukan tulang belakang. "Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua terlalu berbahaya. Apakah kita perlu pergi ke tempat penampungan lainnya untuk membunuhnya?" pria kutu buku bertanya. "Iya." Xue Yikuang berkata dengan tenang. Pria kutu buku tertawa dan mulai melakukan pencariannya tentang Han Sen. Tidak lama kemudian, dia mengirimkan penemuannya ke komunikator Xue Yiyang. "Nasibmu jelek. Dia berada di medan es yang berbatasan dengan Laut Es Utara. Tempat itu terlalu terpencil. Kau harus menyebrangi banyak lanskap besar dan tandus untuk mencapai tempat itu. Ada terlalu banyak tempat penampungan arwah." "Tidak masalah bagiku." Xue Yikuang membalas. Dia lalu melangkah ke dalam teleporter. Setelah Han Sen kembali, dia segera mulai mempelajari Kitab Dongxuan. Dia baru sampai pada tahap pemula, dan masih memerlukan banyak waktu untuk melewati tahap pertama dan membuka kunci gen pertamanya. Dalam acara pertukaran, Han Sen telah mendapatkan banyak manfaat. Berdasarkan Qi Gong yang didiskusikan oleh Lin Weiwei, Han Sen harus meneliti kembali Ilmu Kulit Es. Dia menyadari bahwa dia seharusnya telah dapat membuka kunci gen pertamanya. Walaupun Kulit Es tidak seefektif Kitab Dongxuan, dia memiliki 9 tingkatan, hanya kurang satu dari kitab sebelumnya. Berdasarkan apa yang Han Sen dengar, jika dia telah mempelajari tahap pertama, maka dia seharusnya dapat membuka kunci gen pertama. Tetapi Han Sen tidak merasakan perbedaan atau ada sesuatu yang spesial setelah membuka kunci gen. Di samping dapat menghirup udara beku dan dapat meningkatkan Kullit Es dengan jauh lebih cepat, tidak ada tanda-tanda bahwa dia dapat mengendalikan kuasa semesta. Tidak seperti cerita tentang dua orang lainnya yang telah membuka kunci gen pertama mereka. Kulit Es Xue Yiyang bahkan belum melewati tahap pertama, tetapi dia telah dapat mengumpulkan begitu banyak udara beku. Tampaknya Xue Yiyang berhasil mendobrak tahap pertama, yang memungkinkan dia untuk mengendalikan kekuatan es. Han Sen telah melewati tahap pertama tetapi hasilnya tidak memperlihatkan efek yang diharapkan. Hal ini membuatnya merasa bingung, dan membuatnya berpikir apakah dia telah mempelajari ilmu yang salah. "Apakah karena aku tidak menggunakan solusi geno yang diproduksi khusus untuk Kulit Es?" Han Sen bertanya pada dirinya sendiri. Hanya jawaban ini yang terlintas dalam pikirannya. Walaupun dia tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan es, dia tetap merasa puas dengan Kulit Es, terutama caranya memperkuat gen. Sekarang dia telah mempelajari dasar dari Kitab Dongxue, dia merasa percaya diri untuk mempelajarinya secara keseluruhan. Han Sen menutup matanya. Darahnya mengalir ke seluruh tubuhnya tepat seperti yang dia inginkan, dan sel-sel di tubuhnya mengeluarkan suara-suara gembira. Walaupun hanya sesaat, tubuh Han Sen jernih, seperti giok. Aroma yang menyenangkan menembus udara di sekitarnya. Suara nafasnya terdengar, keluar dan masuk melalui hidungnya. Aliran darah di tubuh Han Sen terus dipercepat. Seolah-olah seluruh tubuhnya telah menjadi magnet, dan kilauan cahaya ditarik ke tubuhnya. Dia menjadi transparan, dan memancarkan cahaya yang mulia. Perlahan, nafasnya mulai melemah. Sel-sel tubuhnya mulai menyusut dengan asupan udara. Jika seseorang menyentuh hidung Han Sen, mereka akan takut. Dia tidak lagi bernapas, seperti mayat. Walaupun tidak bernafas lagi, Han Sen tidak merasakan apapun. Sel-sel tubuhnya memiliki kekuatan aneh yang membuatnya merasa seolah-olah dia kembali menjadi bayi lagi. Menghirup udara segar dan menghembuskan udara kotor, tubuhnya menjadi semakin transparan. Aroma kehidupan yang segar terasa di tubuhnya menjadi semakin kuat sekarang. Satu siklus telah selesai. Han Sen membuka matanya. Mata hitamnya melihat ke sekeliling, dan dia diliputi oleh perasaan magis yang penuh kebahagiaan. Aura tubuhnya yang berbau harum mulai menghilang. Dia merasa seolah-olah dia siap untuk terbang dan meluncur langsung ke surga. "Itu benar-benar Qi Gong untuk Menembus Vakum, namun itu hanya keterampilan pemula. Aku sudah merasa seolah-olah telah dilahirkan kembali. Sel-sel di tubuhku dapat bebas bernapas sendiri. Aku tidak lagi harus merasa takut kehabisan oksigen di perairan dalam." Hati Han Sen diliputi kegembiraan. Dengan kekuatan ini, dia akhirnya dapat berburu makhluk-makhluk di bawah laut tanpa merasa takut akan tenggelam. Chapter 544 - Serangga Laut Han Sen selalu menginginkan seni geno hiper untuk pertarungan di bawah air. Bertarung di dalam air sama sekali berbeda dengan bertarung di darat. Efek tekanan dan daya lawan air harus dipertimbangkan. Perbedaan tingkat efektivitas seni geno hiper tertentu ketika di dalam air juga sangat tajam. Han Sen memiliki banyak lisensi Kelas-S dari Aula Orang Suci, maka tidak terlalu berarti baginya untuk menggunakan satu lagi lisensi. Dan sekarang dia berada di Aula Orang Suci untuk membeli seni geno hiper tambahan. Manusia merasa kesulitan untuk berburu di dalam air, maka tidak ada banyak seni geno hiper bawah air yang dapat dipilih. Pilihan Han Sen sangat terbatas. Dari 8 seni geno hiper bawah air yang tersedia, dia memiliki satu seni geno hiper lisensi Kelas-S. Dia tidak terlalu banyak melakukan pertimbangan, dan langsung membelinya. Han Sen telah memilih seni geno hiper lisensi Kelas-S yang bernama "Air Pasang". Sebuah ilmu di bawah air yang memungkinkan penggunanya untuk menarik kekuatan dari air di sekelilingnya agar dapat memperkuat kekuatannya sendiri. Walaupun tidak terdengar terlalu spesial, kekuatan Air Pasang yang diperkuat tidak dapat diremehkan. Setelah dia meminum solusi geno eksklusif untuk Air Pasang, Han Sen kembali ke tempat penampungan dan mengendarai Istana Kristal ke dalam laut agar dia dapat melatih kemampuan barunya. Han Sen menghabiskan sebagian besar waktunya berlatih Air Pasang, tetapi untuk Kitab Dongxuan, dia memutuskan untuk hanya berlatih satu siklus setiap harinya. Latihannya sendiri hanya menghabiskan waktu dua menit. Bukan karena Han Sen tidak ingin meneruskan, tetapi karena setelah satu siklus, tubuhnya sudah meluap dengan kekuatan. Berlatih lebih lama tidak akan terlalu bermanfaat baginya. Han Sen merasa itu disebabkan oleh tubuhnya belum mencapai status Makhluk Surgawi. Ada batasan berapa banyak kekuatan yang dapat diterima tubuhnya. Ada manfaat alami lainnya yang diperoleh Han Sen dengan mempelajari Air Pasang. Evolver biasa tidak dapat bernafas di bawah air, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk menyelam dan mengeksplorasi laut dalam. Kemampuan mereka untuk bernafas di bawah air adalah rintangan tersulit untuk melakukan perburuan dalam laut. Tetapi Han Sen sekarang dapat bereksplorasi dengan bebas dan berlatih di dalam laut dalam sesukanya. Dia seperti berejakulasi, membentuk riak dan gelombang melintasi laut. Kecepatan renangnya telah meningkat pesat, dan dia bisa saja disangka sebagai makhluk yang lahir dan telah hidup dalam laut sepanjang hidupnya. "Keren. Walaupun aku belum memiliki keterampilan dan kemampuan yang sebaik di daratan, 80% kekuatanku sekarang diwujudkan dengan bakatku di dalam air. Aku akan dapat bertarung dengan makhluk berdarah sakral sekarang." Han Sen merasa sangat senang dengan peningkatan kekuatannya. Kecepatan Han Sen dalam mempelajari Air Pasang dan tingkat efektivitasnya dalam memanfaatkan Air Pasang lebih cepat secara eksponensial daripada yang dia pikirkan. Dia tidak yakin apakah itu karena dia telah mempelajari Kitab Dongxuan, tetapi setiap kali dia berada di air sekarang, dia tidak merasakan hambatan. Dia seperti peri air. "Aku harus menemukan makhluk berdarah sakral dalam laut, jadi aku dapat menguji kemampuanku padanya." Kegembiraan Han Sen tidak terkendali. Akhir-akhir ini, dia telah memakan daging berbagai makhluk mutan, sehingga poin geno mutannya meningkat jauh, tetapi poin geno yang sakralnya masih tidak bertambah. Han Sen mengendarai Istana Kristal ke bawah air dengan harapan menemukan makhluk berdarah sakral yang sedang sendirian. Dia juga harus menemukan makhluk dengan kepala yang tidak terlalu besar, kalau tidak, dia tidak akan dapat memakannya. "Mengapa makhluk-makhluk di bawah laut memiliki kepala besar?" Han Sen melihat monster laut yang mirip naga, dengan tubuh yang panjangnya lebih dari 100 meter. Berenang sangat dekat dengan Istana Kristal, sehingga membuat Han Sen menelan ludah. Pemandangan di laut dalam sangat indah, mempesona dan seperti dunia lain. Sekelompok besar serangga laut kini menarik perhatian Han Sen, dan mereka bersinar ungu saat mereka melesat di dasar laut. "Apa makhluk-makhluk kecil ini?" Han Sen menyaksikan serangga laut berukuran sepak bola melalui jendela Istana Kristal dengan sangat penasaran. Mereka mirip dengan landak laut, memiliki tubuh bundar dengan banyak duri yang memancarkan cahaya. Terlihat sangat indah melihat mereka bersinar. Tapi setelah kejadian dengan ubur-ubur iblis merah, Han Sen tidak mau menganggap remeh makhluk apa pun yang hidup di bawah laut. Serangga laut itu berjumlah ribuan, dan dia harus memahami kekuatan yang dimiliki mereka terlebih dahulu, dia tidak mau secara membabi buta keluar dan mulai menyerang. Dia memanggil raja cacing batu emas dan mengenakan baju besi padanya. Pertahanan cacing batu emas sekarang sudah hampir mencapai tingkat makhluk berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk menguji kemampuan dan ketahanannya. Jika mereka bertemu makhluk berdarah sakral di luar sana, raja cacing batu emas pasti cukup kuat untuk tidak mati terlalu cepat. Han Sen dapat meminta raja cacing batu emas untuk mundur kapanpun dia mau. Raja cacing batu emas memulai mode pertempurannya, dan dia terjun ke perairan gelap. Sebelum dia dapat mendekati serangga laut, sasaran telah mengendus kehadirannya. Duri yang bersinar ungu sekarang mengeluarkan semacam cairan ungu. Tiba-tiba, air di wilayah itu menjadi berwarna ungu tebal dan keruh. Ketika raja cacing batu emas menyentuh cairan ungu ini, baju baja super langsung terkorosi. Mengetahui apa yang terjadi, Han Sen dengan cepat memanggil kembali raja cacing batu emas. "Wow, serangga laut yang kuat!" Han Sen memanggil baju baja dan piktografnya, kemudian mengulurkan tangan untuk menyentuh cairan ungu itu sendiri. Untungnya, cairan ungu itu tidak dapat merusak baju bajanya. Han Sen tidak merasa ragu. Dia melompat ke air dan berenang menembus cairan yang keruh. Dia hampir seperti hiu, mengarah ke serangga laut yang tampak seperti landak. Serangga laut tampaknya merasa lebih terancam, dan karena itu mereka mengeluarkan lebih banyak racun ungu korosif mereka. Air mulai menjadi hitam dan Han Sen harus berjuang keras untuk melihat. Untungnya, kecepatan Han Sen dapat melampaui serangga laut yang dia kejar. Dia berlari di depan salah satu serangga laut dan dengan cepat mengayunkan Cakar Bertapak Hantu untuk membunuhnya. "Makhluk Mutan terbunuh: Serangga Laut Duri Racun. Jiwa binatang buas itu tidak diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno mutan sebesar 0 sampai 10 secara acak." Han Sen terkejut. Jika serangga laut adalah makhluk mutan, Berarti ada ribuan makhluk mutan di hadapannya. Sangat jarang melihat begitu banyak makhluk mutan secara bersamaan di darat. Hal ini sulit dia dipahami. Memakan dengan gembira, Han Sen kewalahan dengan jumlah makhluk mutan yang sekarang dapat diburunya dengan bebas. Kemungkinan mendapatkan jiwa binatang dari serangga laut sangat terjamin, karena pasti ada jiwa binatang dari ribuan makhluk mutan yang membentang di depannya. Han Sen segera berenang untuk membunuh sebanyak mungkin serangga laut. Seperti segerombolan tawon yang marah, mereka semua berusaha menyemprotkan cairan beracun untuk mencegah penyerang mereka. Ketika dia mendekat, mereka juga berusaha untuk menusukkan duri langsung ke Han Sen. Di bawah lindungan baju baja amuk berdarah sakral, serangga laut mutan tidak berkesempatan menembus baju baja emasnya. Racun mereka tidak berguna melawannya. Han Sen dengan santai menyerang dan membunuh sejumlah serangga laut. Tetapi serangga laut dengan duri beracun juga cukup pintar. Setelah Han Sen membunuh belasan serangga laut, mereka menyadari bahwa kemampuan mereka tidak sebanding dengan pemburunya, dan mereka berusaha untuk melarikan diri. Merasa panik, mereka berusaha untuk berenang menjauhi Han Sen secepat mungkin. Han Sen belum mendapatkan jiwa binatang yang dia cari, maka dia tidak berencana untuk melepaskan mereka. Dia berusaha keras mengejar mereka dan mengayunkan Cakar Bertapak Hantu dengan ganas. Setiap ayunan cakarnya berhasil membunuh serangga laut dan menimbulkan suara yang memekakkan telinga. "Makhluk Mutan yang diburu: Serangga Laut dengan Duri Beracun. Jiwa binatang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno mutan 0 sampai 10 secara acak." Hati Han Sen merasa sangat senang setelah mendapatkan jiwa binatang baru. Dia mencoba keberuntungannya untuk mendapatkan satu lagi jiwa binatang, namun dari sudut matanya dia melihat seekor serangga laut raksasa dengan duri beracun menuju ke arahnya. Serangga laut ini tampak seperti balon udara panas, dan dia bersinar dalam kegelapan laut seperti bintang neutron. Sinarnya begitu menyilaukan sehingga membutakan mata Han Sen. Chapter 545 - Membunuh Makhluk Berdarah Sakral Di Bawah Laut "Makhluk berdarah sakral." Han Sen tidak terkejut dan sebaliknya merasa senang. Lagipula dia tengah mencari makhluk berdarah sakral untuk berlatih. Sekarang, dengan raja serangga laut beracun di hadapannya, Han Sen merasa ini adalah hal yang terbaik. Dia tidak tinggal diam, dan secepatnya berenang menuju raja serangga laut beracun. Namun, dia menyadari bahwa tubuh serangga yang aneh itu tampak menyusut. Cairan gelap disemburkan dari duri-duri besarnya. Cairan ini membuat seluruh air bersinar dengan warna ungu menyala namun berkabut. Ketika baju baja emas menyentuh air berwarna ungu, dia merasa seolah-olah tercemplung dalam tong berisi larutan asam kuat. Busa-busa putih menyelubungi baju baja, gelembung-gelembung meletup di sekitarnya, seakan-akan terkorosi parah. Segerombolan serangga laut mutan beracun muncul mengelilingi raja serangga laut, tampaknya mereka tertarik dengan campuran ungu itu. Mereka mengkonsumsi madu dari tuannya dan mulai bersinar mirip dengan rajanya, mengelilinginya seperti jaring-jaring bintang. Han Sen agak terkesima dengan perubahan ini dan menahan diri untuk menyerang raja serangga laut mutan. Dia berbalik untuk melarikan diri dari awan ungu. Serangga laut beracun tidak mengejar Han Sen. Namun, dia tetap diam, mengeluarkan semakin banyak cairan ungu. Tidak lama kemudian, tampaknya seluruh laut berubah menjadi ungu. Han Sen tidak berani tinggal diam, dan untuk mempercepat pelariannya dia mengendarai belut perak. Dengan lengan yang dipenuhi oleh serangga laut yang terbunuh olehnya, dia kembali ke Istana Kristal. Melihat Han Sen memasuki Istana Kristal, sekelompok serangga laut mutan meluncurkan diri mereka ke arah Istana Kristal. Serangan mereka sia-sia belaka, karena Istana Kristal tidak dapat dihancurkan. Mereka terus menerus melakukannya, namun akhirnya mereka menyadari bahwa usahanya sia-sia, mereka pun menyerah dan berenang pergi. Melihat laut yang berwarna ungu, Han Sen memanggil Putri Duyung untuk mengendalikan Istana Kristal. Dia mengetahui bahwa dia tidak memiliki keterampilan yang cukup memadai untuk menaklukkan makhluk berdarah sakral seperti itu. "Mengapa makhluk berdarah sakral di dalam lautan begitu aneh?" Han Sen merasa agak kecewa. Ubur-ubur iblis merah dan raja serangga laut memang aneh, dan kemampuan mereka juga berbahaya seiring dengan keunikannya. Kesimpulannya, makhluk-makhluk laut lebih kuat. Tetapi usaha Han Sen tidak sia-sia. Dia telah berhasil membunuh 30 serangga laut, dan bahkan memperoleh sebuah jiwa binatang. Jiwa Binatang Serangga Laut Mutan Beracun: Jenis Perisai Berduri. Han Sen memanggil jiwa binatang barunya. Bentuk perisainya kecil dan bundar serta dilengkapi dengan banyak duri. Ukurannya sebesar wajan penggorengan. Duri ungu jelas mengandung racun. Walaupun racun itu menyebabkan korosi pada besi dan baju baja dengan efektif, Han Sen tidak yakin apakah racun ini juga dapat menyebabkan korosi pada tubuh makhluk hidup. Han Sen ingin mempersiapkan beberapa serangga laut untuk dimakan, tetapi dia menyadari bahwa tubuh-tubuh mayat serangga laut telah berubah menjadi ungu. Setelah menusuk mereka dengan jarinya, dia merasa kulitnya terbakar, artinya serangga-serangga laut ini tidak dapat dimakan. Han Sen membuang mayat-mayat itu dan merasa kecewa. Dia tidak akan mengambil risiko dan memakan daging yang tercemar seperti itu, bagaimana kalau perutnya nanti terkorosi? Tanpa makanan, dia belum mau pulang. Dia meminta Putri Duyung untuk terus mengendara Istana Kristal di bawah laut. Setidaknya, dia ingin memburu makhluk berdarah sakral. Istana Kristal telah berkelana di bawah air selama dua hari. Han Sen berhasil menangkap beberapa makhluk mutan yang sendiri tetapi dia tidak berhasil menemukan varian berdarah sakral yang sesuai dengan keinginannya. Alasan utamanya adalah karena makhluk berdarah sakral dalam lautan ukurannya terlalu besar dan Han Sen tahu bahwa mereka terlalu sulit untuk diburu. Han Sen kemudian melihat sesuatu yang mirip banteng, berjalan melintasi dasar laut. Tubuhnya berwarna hitam, dan memiliki sisik seperti kadal, tetapi sosoknya mirip dengan banteng. Makhluk itu juga tampaknya sedang berjalan sendirian. Makhluk itu cukup enak dilihat, dan Han Sen baru pertama kali melihatnya. Tidak ingin mengambil risiko, dia memanggil raja cacing batu emas lagi. Ketika raja cacing batu emas berada dalam air, makhluk itu membuat Han Sen merasa penasaran. Tiba-tiba, dia berubah menjadi banteng yang sedang marah. Menyerang raja cacing batu emas dan menghantamnya. Pukulannya begitu keras sehingga membuat raja cacing batu emas terlempar beberapa mil. Walaupun baju baja hewan piaraan sebagian besar berbentuk cekung, raja cacing batu emas hampir terbunuh oleh musuh barunya. Han Sen tidak merasa heran, maka dia cepat-cepat memanggil kembali raja cacing batu emas. Dengan kekuatan seperti itu, dia seharusnya merupakan makhluk berdarah sakral. Tampaknya makhluk ini hanya memprioritaskan kekuatan di atas segalanya. Han Sen menduga dia tidak memiliki kemampuan lainnya. Han Sen memanggil jiwa binatang dan menyelam ke dalam air. Dia mendekati banteng bersisik kadal. Banteng besar itu tidak hanya agresif tetapi juga suka bertempur. Setelah dia melihat Han Sen, dia segera menyerang sasarannya. Karena dia bergerak dengan sangat cepat, riak dan ombak dalam air mengikuti jalurnya. Ombak setinggi 10 meter terbentuk di belakangnya, dan menghasilkan pemandangan yang menakutkan. Han Sen mengikuti air dan menghindar dari jalurnya. Setelah menghindari serangan dahsyat dari banteng, banteng itu mengeluarkan raungan yang aneh dan berair. Dia kemudian berbalik dan berusaha untuk menyerang Han Sen kembali. Saat-saat yang menakutkan. "Waktu yang tepat." Han Sen berkata pada dirinya sendiri. Dia menggunakan keterampilan terbarunya "Air Pasang" untuk bertempur dengan banteng. Han Sen telah berusaha keras dalam mempelajari bagaimana menggunakan Air Pasang dengan efektif, dan tanpa merasa khawatir dengan pernafasan, jadi dia dapat mengeluarkan semua kemampuannya ketika bertarung dengan makhluk-makhluk di bawah air. Dia memanfaatkan bakat bawah airnya seperti duyung, dan tidak menemui kendala saat bertarung dengan banteng. Dong! Cakar Bertapak Hantu menebas banteng, sehingga menyemburkan hujan percikan dalam air. Namun cakar itu hanya meninggalkan tiga goresan di pada sisik banteng. Tidak menembusnya seperti yang diantisipasi oleh Han Sen. "Sisik yang sangat keras!" Han Sen merasa terkejut. Dia berenang menjauh untuk menghindari amukan banteng. Setengah jam berikutnya dihabiskan untuk bertarung dengan banteng. Han Sen membuat beberapa pukulan yang bagus, tetapi tidak peduli seberapa keras usahanya, dia tidak dapat melukainya. Sisik banteng itu terlalu elastis. Akhirnya, Han Sen menyimpan Cakar Bertapak Hantu dan mulai menggunakan Kitab Dongxuan. Dengan Kekuatan Yin, dia meninju banteng. Muu! Banteng mengeluarkan teriakan ketakutan ketika mulutnya menyemburkan darah. Tetapi banteng yang keras kepala tidak menyerah, dan tidak jatuh. Dia meraung seperti halilintar dan menyerang Han Sen dengan marah lagi. Dia tidak takut dengan makhluk yang dirasuki kekuatan brutal seperti ini, namun tubuh Han Sen seperti Jiaolong ketika dia berspiral di dalam air. Dia menemukan pembukaan yang lain dan menyerang banteng itu sekali lagi. Kekuatan Yin menusuk tubuh banteng dan darah menyembur dari mulutnya. Pow! Pow! Pow! Sejumlah besar Kekuatan Yin mengebor dalam tubuh banteng. Tidak peduli betapa kuat tubuhnya atau berapa elastis sisiknya, tidak ada yang dapat menahan Kekuatan Yin. Banteng itu dipukuli seperti bubur kertas, dan darah terus menerus menyembur dari mulut, telinga dan hidungnya, dan organ-organ tubuhnya rusak parah. Sudah terlambat bagi banteng itu untuk mundur. Dia telah terkena pukulan Han Sen belasan kali. Jantung makhluk itu telah lumat seperti agar-agar dan tubuhnya terpincang-pincang di dalam laut. "Makhluk Mutan berhasil dibunuh: Banteng Air Berdarah Sakral. Tidak ada jiwa binatang yang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral 0 sampai 10 secara acak." Han Sen merasa sangat senang. Dia telah mendapatkan kemampuan untuk bertarung tanpa masalah dengan makhluk berdarah sakral di dalam laut, dan satu-satunya hal yang perlu dia lakukan adalah mencari makhluk berdarah sakral untuk ditaklukan. Dia tidak perlu merasa kuatir akan kekurangan sumber daya lagi. "Mudah-mudahan aku dapat memaksimalkan poin geno sakral di masa depan." Han Sen merasa sangat gembira. Chapter 546 - Makhluk-makhluk Aneh Han Sen merasa sangat senang. Dia sudah bersiap-siap untuk mencari makhluk penyendiri kelas atas lainnya di laut. Namun, tiba-tiba, bulu kuduknya berdiri, dan suasana hatinya yang riang gembira langsung dilenyapkan oleh firasat buruk. "Berhenti! Jangan bergerak!" Han Sen berteriak pada Putri Duyung untuk menghentikan Istana Kristal. Dia juga ingin malaikat kecil itu menghentikan apa yang dia lakukan dan sama sekali tidak bergerak. Sejauh yang mereka ketahui, Istana Kristal tidak dapat dihancurkan. Sekarang dia sudah aman di dalam, seharusnya sudah terbebas dari bahaya. Tetapi tetap saja, Han Sen merasa ada yang tidak beres. Dia tidak dapat menghapus perasaan tidak enak, dan karena khawatir, badannya terus menerus mengeluarkan keringat dingin. Sejak dia mempelajari tahap pertama Kulit Giok, daya tangkap dan sensitivitasnya terus meningkat. Han Sen adalah seorang pria yang mampu merasakan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Dia tidak bergerak sedikitpun. Dia menggunakan matanya untuk mengintip melalui jendela Istana Kristal untuk melihat laut dalam yang hitam dan menakutkan. Tidak ada yang aneh. Kawanan ikan berenang melewati jendela. Mereka terlihat senang. Di dasar laut yang terbentuk dari pasir, berkelana berbagai jenis kehidupan laut. Walaupun suasananya sangat tenang, Han Sen tetap merasa ada yang tidak beres. Badannya mulai bergemetar. Tiba-tiba, seekor makhluk besar muncul di hadapan Han Sen. Seekor hiu perak sepanjang 30 meter. Tubuhnya dipenuhi dengan sisik metalik. Pada saat hiu itu berenang, gelombang besar menyertainya. Hiu perak raksasa terlihat mengerikan. Tetapi setelah Han Sen mengamatinya dengan cermat, dia menyadari bahwa itu bukan inti dari kecemasannya. Dan itu bukan yang membuatnya merasa takut. Hiu perak membuka mulutnya, berusaha untuk menelan sejumlah besar ikan. Seolah-olah mereka dapat dikonsumsi dalam satu lahap, ikan-ikan yang merasakan kondisi yang berbahaya mulai berenang dengan panik. Situasinya sangat kacau. Saat ini, Han Sen melihat secercah cahaya biru di kejauhan. Ketika cahaya itu semakin mendekat, kekuatan sinar birunya semakin meningkat. Kemudian cahaya itu mulai berlompatan dengan aneh ke sekeliling. Ketika cahaya biru semakin mendekat, kecemasan dalam hati Han Sen bertambah. Ketika cahaya itu akhirnya mencapai jarak yang bisa dilihat, Han Sen akhirnya mengetahui apa itu. Itu adalah kuda laut setinggi 3 meter. Tubuhnya bersinar biru, seolah-olah terbungkus dalam bara api biru menyala. Seekor kuda laut biru raksasa. Kulitnya walaupun berwarna biru, warnanya agak pudar seperti kulit pohon yang sudah termakan cuaca. Namun tidak demikian dengan sepasang matanya, berkilauan seperti sepasang safir berkualitas tinggi. Secercah cahaya biru yang dingin bersinar dari dalamnya. Jika kau menatap sepasang mata itu, akan terasa seolah-olah ditarik ke dalam sumur keputusasaan yang tidak berdasar. Dahi Han Sen meneteskan keringat dingin, dan tetesan keringatnya sudah mencapai pipi. Ketika dia mengamati kuda laut, dia sama sekali tidak bergerak. Ternyata kehadiran kuda laut inilah yang membuatnya merasa ketakutan. Ketika kuda laut mendekat, tubuh hiu perak raksasa terdiam di air. Dia kemudian mulai bergemetar, seolah-olah melihat sesuatu yang mengerikan. Kuda laut tidak berenang dengan bergegas, sebaliknya dia membiarkan dirinya terbawa arus menuju ke hiu. Semakin kuda laut itu mendekat, hiu menjadi lebih bergemetar. Namun, dia tetap terkunci di posisinya, tampaknya tidak mampu bergerak. Akhirnya, kuda laut mencapai hiu perak raksasa. Walaupun kuda laut itu tidak terlalu kecil, ukurannya menjadi kerdil jika dibandingkan dengan hiu perak. Betapa anehnya melihat seekor hiu perak sebesar itu merasa ketakutan dengan kuda laut yang begitu kecil! Sisik-sisik metalik ikan hiu bergemetar karena ketakutan. Kuda laut biru menatap hiu sejenak, kemudian membuka mulutnya seperti speaker. Seberkas bara biru keluar dari mulutnya, namun tidak padam oleh air laut. Bara itu ditembakkan ke sisik hiu perak. Bara biru kecil itu hanya seukuran kepalan tangan, tetapi ketika bersentuhan dengan hiu, seluruh badan hiu terbakar dalam bara api. Bara api biru mengamuk di dalam air. Hiu perak raksasa merintih kesakitan, tetapi tetap tidak melarikan diri. Tubuhnya bergerak namun hanya karena menahan rasa sakit. Kondisi yang terlalu mengerikan untuk dilihat. Sesaat kemudian, hiu perak raksasa menjadi arang. Di sini, di dalam laut, seekor hiu telah terbakar hampir menjadi abu. Bara api biru itu kemudian padam, sedangkan debu korbannya jatuh ke dasar laut menyatu dengan pasir. Han Sen, setelah menyaksikan ini semua, merasa ketakutan. Dia tidak dapat menahan diri untuk berpikir, "Makhluk super. Ini pasti sesuatu di atas makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua." Walaupun dia belum menyaksikan kekuatan nyata kuda laut, namun dia bisa menebak dari mana asalnya bara api biru itu. Sementara Han Sen berdiri tanpa ekspresi dalam ketakutan, kuda laut menoleh ke arah jendela tempat dia menatap keluar. Tiba-tiba, tubuh Han Sen terasa kedinginan. Udara dingin menyerang jantungnya dan terus menyebar. Yang dilakukan oleh kuda laut itu hanyalah menatap. Setelah itu, dia membalikkan ekornya dan pergi. Tidak lama kemudian, dia benar-benar menghilang dalam kegelapan laut dalam. Ketika kuda laut itu pergi, Han Sen jatuh ke lantai seperti roboh karena kelelahan. Bajunya basah karena keringat. "Sangat menakutkan. Berapa kuat mahluk super itu? Cara dia menatap dan cara dia bertindak cukup menakutkan," suara Han Sen bergetar saat berbicara. Bara api yang dimuntahkan kuda laut itu telah membuat Han Sen ketakutan. Memikirkan bagaimana seekor makhluk dapat memiliki bara api yang dapat menghanguskan seekor makhluk berdarah sakral raksasa menjadi debu, sementara menyelam di dasar laut, adalah hal yang menakutkan. Melihat arah kuda laut itu pergi adalah Tempat Penampungan Dasar Laut, Han Sen merasa ngeri. "Apakah Tempat Penampungan Dasar Laut yang bertempat di atas Tempat Penampungan Arwah Kerajaan?" Sementara Han Sen masih diliputi rasa ketakutan, dia melihat bara api biru muncul dari kejauhan. Mahkluk malang mana yang telah menjadi mangsa kuda laut itu kali ini? Han Sen menggertakkan giginya dan memerintah Putri Duyung untuk mengarahkan Istana Kristal untuk berlayar perlahan ke arah perginya kuda laut. Dia tidak berani terlalu cepat mengejarnya, dia terus menerus menatap bara api biru di kejauhan. Han Sen merasa ini tidak adil dan ingin melihat apakah kuda laut adalah makhluk dari Tempat Penampungan Dasar Laut. Untuk mempelajari lebih dalam, dia sekarang harus membuntutinya. Tidak lama kemudian, Han Sen merasa kecewa. Mereka tiba di sebuah wilayah yang tidak jauh dari Tempat Penampungan Dasar Laut, dan dia menyadari bahwa kuda laut itu memang menuju tempat ini. Di jalur ombak yang ditinggalkannya, sisa-sisa hangus dari berbagai makhluk laut telah menjadi asap di dasar laut. Mengapa dia melakukan ini? Sekarang, dari kejauhan, Tempat Penampungan Dasar Laut sudah terlihat. Han Sen meminta Putri Duyung untuk berbalik dan pergi. Jika kuda laut biru memang datang dari sana, maka Han Sen tidak akan mengunjungi tempat ini selama bertahun-tahun. Istana Kristal sedang dalam perjalanan pulang ketika Han Sen memperhatikan bahwa dasar laut menyala. Air di sekitar Istana Kristal sekarang menjadi berwarna biru, dan seterang pagi hari. Wajah Han Sen berubah, seolah-olah dia telah terpikirkan sesuatu. Dia melihat balik ke arah Tempat Penampungan Dasar Laut dan melihatnya tertelan bara api biru. Tampak seperti api penyucian, di mana seberkas cahaya biru yang aneh membakar dengan ganas. Chapter 547 - Tempat Penampungan Yang Terbakar "Apa yang terjadi? Kuda laut biru baru saja menghanguskan seluruh tempat penampungan." Han Sen melihat tempat penampungan itu dilahap api biru. Pikirannya membeku karena kaget. Bara api biru mencapai jarak belasan mil, dan mereka mengepung seluruh Tempat Penampungan Dasar Laut. Yang lebih aneh lagi adalah tidak ada jiwa maupun makhluk yang dapat lolos dari sana. Wilayah di sekeliling tempat penampungan sunyi senyap. Satu-satunya gerakan yang terlihat adalah Tempat Penampungan Dasar Laut sekarang terbungkus dalam bara api biru seperti neraka. Bara apinya begitu terang sehingga seluruh lautan sekarang menyala dengan warna biru. Api menyambar seluruh dasar laut dalam waktu satu jam, dan ketika warna baru laut akhirnya meredup, Tempat Penampungan Dasar Laut hanya tersisa tumpukan abu. Jika bukan karena debu yang menghitam dan hangus di atas pasir pada dasar laut, Han Sen tidak akan dapat mempercayai bahwa tempat yang dikenal sebagai Tempat Penampungan Dasar Laut pernah ada. Melihat bayangan kuda laut biru menghilang dari pandangan, Han Sen akhirnya berani berlayar dengan Istana Kristal untuk mendekati tempat di mana Tempat Penampungan Dasar Laut pernah berdiri. Dasar laut selebar belasan mil sekarang menjadi lanskap yang hangus. Tidak ada yang tersisa. Api yang mematikan itu telah membumihanguskan segalanya yang pernah ada. Han Sen bergemetar, dan jantungnya benar-benar ketakutan. Dia tidak dapat membayangkan betapa kuatnya kuda laut itu, dapat menghabiskan seluruh tempat penampungan sepanjang belasan mil menjadi debu. "Jika semua makhluk super menakutkan seperti kuda laut biru, walaupun aku telah menyempurnakan keempat gen, aku tidak yakin dapat bersaing dengan mereka. Apakah aku dapat bertahan dari jilatan bara api biru?" Han Sen merasa khawatir dengan pemikiran bahwa kuda laut akan kembali, maka dia memerintahkan Putri Duyung yang segera mengarahkan Istana Kristal untuk meninggalkan tempat itu. Setelah meninggalkan wilayah itu, pikiran Han Sen menjadi agak tenang. Ketika dia berada di tengah kekacauan dan di sisa-sisa tempat penampungan, dia melihat kemana arah kuda laut itu pergi. Dia menuju ke Parit Dasar Laut, sebuah tempat menakutkan yang terlihat seperti celah yang dapat mengarah ke Neraka. Han Sen melihat ke arah itu dan merasa ketakutan, mengurungkan niat untuk mengejar makhluk itu. Kerbau Air yang Han Sen bunuh cukup untuk menjadi persediaan makanannya sampai bulan depan. Namun, setelah melihat kuda laut biru, minat Han Sen untuk berburu di laut dalam langsung sirna. "Bagaimana mungkin aku bisa membunuh kuda laut biru itu? JIka aku dapat memperoleh jiwa binatang buasnya, aku tidak dapat membayangkan betapa menakutkannya bagi orang lain," jantung Han Sen ketika memikirkan hal ini, merasa bersemangat dan pada saat yang sama juga merasa cemas. Saat dia masih berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, sangat sulit bagi Han Sen untuk mendapatkan jiwa makhluk super. Kalau bukan karena dia memiliki pasukan tentara super di sisinya, dia tidak akan mampu membunuh makhluk super. Makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua bahkan lebih menakutkan. Han Sen tidak yakin apakah dia dapat membunuh mereka, walaupun jika dia berhasil memaksimalkan poin geno sakralnya. Jika dia tidak dapat melakukannya, maka harus bergantung pada penggunaan seni geno hiper. Namun, dia tetap saja tidak dapat bertaruh untuk berlatih Kitab Dongxuan dengan tergesa-gesa. Dan dia tidak tahu kapan dia akan dapat membuka kunci gen pertama. Setelah kembali ke Persekutuan, Han Sen berencana untuk kembali mengunjungi kamp pelatihan virtual di pangkalan tentara agar dia dapat mendalami pelatihan Pedang Ganda. Pemikiran untuk membunuh makhluk super memang tidak realistis, tetapi Roh Kembar adalah lawan yang cocok untuk dijadikan target berikutnya. Putri Duyung dapat mengendalikan Istana Kristal, maka Roh Kembar mungkin juga dapat memberikan keuntungan yang mirip. Dia sudah memikirkan apa yang akan dilakukan ketika berhasil memperoleh mereka. Mungkin mereka akan lebih berguna di hilir, ketika dia akan menguasai makhluk super? Setelah melihat kuda laut biru, Han Sen sekarang bertekad untuk meningkatkan kekuatannya dengan berbagai cara. Ketika dia memasuki kamp pelatihan virtual, dia mendapatkan undangan untuk bertarung. Itu berasal dari kamp pelatihan virtual Qin Xuan, dengan ID, Nona Parfum. Han Sen menerima undangan itu dan masuk ke kamar "Nona Parfum." "Pelatih, apakah Anda sempat mengajariku?" Qin Xuan menatap Han Sen dengan mata penuh harap. "Tidak ada pelajaran hari ini, tetapi aku akhir-akhir ini sedang mempelajari keahlian pedang baru. Mungkin kau ingin berlatih bersamaku?" Han Sen bertanya dengan santai. Dia tidak tahu kalau lawannya adalah Qin Xuan; dia hanya berpikir bahwa Nona Parfum adalah seorang petarung handal yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Dia adalah pasangan berlatih Pedang Ganda yang tepat. "Keahlian pedang baru?" Mata Qin Xuan melotot. Seorang elit yang mengadopsi keahlian pedang baru, Qin Xuan merasa penasaran. Han Sen mengambil sebilah pedang panjang dan mulai bertarung dengannya. Keahlian Pedang Ganda Han Sen telah dimodifikasi secara signifikan. Walaupun belum sempurna, itu sudah merupakan keahlian pedang bilah dua yang lengkap. Qin Xuan menggunakan sebilah pisau belati. Dia berpikir akan diserang oleh semacam topan ganas, tetapi tidak demikian. Walaupun serangan Han Sen cukup kuat, mereka tidak terlalu bertenaga. Hal ini membuat Qin Xuan merasa heran. Mengapa seorang elit seperti Han Sen bahkan ingin mempelajari keahlian yang tidak terlalu ampuh? Ini karena Qin Xuan berasumsi karakter Han Sen mungkin seorang elit dan tidak mengetahui bahwa dirinya adalah Han Sen. Dia tidak meragukan keputusan Han Sen, namun, hanya merenungkan mengapa dia memilih keahlian seperti ini. Qin Xuan segera menyadari sebuah masalah dan mengenali keahlian pedang yang digunakan Han Sen. Dia berpikir, "Bukankah itu keahlian pedang yang biasanya diperankan oleh dua orang? Dia ternyata menggunakan keahlian pedang yang dirancang untuk dua orang, begitukah? Apakah dia memodifikasinya agar digunakan oleh satu orang saja?" Qin Xuan pernah melihat keahlian ini sebelumnya, dan setelah mengenalinya, merasa agak terkejut. Hanya seorang elit yang kuat yang mampu memodifikasi keahlian Kelas-S seperti itu. Siapa yang akan menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha untuk itu, seperti orang ini? Selain itu, memodifikasi keahlian dua orang menjadi keahlian tunggal¡­ bukankah itu tidak berguna? Jika dia punya waktu yang berlebih, mengapa dia mau mempelajari keahlian yang dirancang untuk dua orang? Dia pasti merasa sangat bosan sehingga mempunyai niat untuk menghabiskan waktu dan usaha untuk hal seperti ini. Qin Xuan tidak berani lengah dan bertarung sekuat tenaga dengan Han Sen. Walaupun tidak dapat meningkatkan potensi dirinya, mungkin akan berguna bagi Han Sen. Dengan keahlian yang dimiliki Qin Xuan, dia segera menyadari ada banyak kekurangan dan masalah dengan keahlian yang dimodifikasi Han Sen. Maka dia lebih berfokus pada serangannya, berusaha untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan ini padanya. Qin Xuan pernah berlatih dengan Han Sen cukup lama. Dia memperhatikan bahwa dia terus menerus mengganti keahliannya dan efisiensinya terus meningkat seiring itu. Semakin lama mereka bertarung, Qin Xuan percaya Han Sen menjadi semakin kuat. Tidak peduli kekurangan atau kelemahan apa yang Qin Xuan temukan, setelah serangan pertama yang dilakukan untuk menarik perhatian Han Sen atas kelemahannya, dia segera memperbaiki dan kesalahan itu tidak terulang lagi, menunjukkan efisiensi yang membuat Qin Xuan merasa kagum. Qin Xuan berpikir dia mungkin baru memulai melakukan modifikasi dan tidak tahu kalau Han Sen sebenarnya sudah memodifikasinya cukup lama. Dia telah menemukan banyak masalah dalam pengujian keahlian ini sebelumnya, tetapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan percobaan lebih lanjut. Dengan bantuan Qin Xuan dengan menunjukkan letak masalahnya, keahlian pedang Han Sen segera dapat diselesaikan. Qin Xuan telah menyaksikan keahlian pedang dua orang diubah menjadi keahlian yang dipegang oleh satu orang, dan merasa terkesima. Namun, hal yang paling membuatnya terpana adalah kemampuan Han Sen untuk mengendalikan dua hal dalam pikirannya secara efektif. Kedua tangannya mampu memerankan keahlian pedang, sehingga membuat Qin Xuan merasa seolah-olah dia sedang bertarung dengan dua orang. "Pantas saja dia tidak pergi ke Aula Orang Suci untuk mempelajari keahlian Pedang Ganda. Tidak ada keahlian pedang yang aneh di sana. Keahlian Pedang Ganda yang dimodifikasi ini sungguh luar biasa. "Qin Xuan sangat mengagumi Han Sen dari lubuk hatinya. Setelah mempelajari dan menyaksikan Han Sen memodifikasi keahlian Pedang Ganda, dia juga ingin mempelajari keahlian ini. Chapter 548 - Tempat Penampungan Yang Terekspos Han Sen meninggalkan kamp pelatihan virtual dengan suasana hati yang baik. Setelah berlatih dengan Qin Xuan, keterampilan Pedang Ganda telah meningkat secara signifikan. Han Sen mandi, sambil menyenandungkan lagu. Setelah selesai, dia berbaring di ranjang tepat ketika komunikatornya berdering, dia melihat itu adalah Qin Xuan yang menelponnya. "Qin Xuan, selarut ini kau meneleponku. Aku hanya bisa berasumsi kau tidak punya pacar," Han Sen bercanda Han Sen dengannya. Qin Xuan bertugas di ketentaraan, tetapi keduanya sering berhubungan. Meskipun mereka tidak lagi berada dalam lingkungan yang sama, Han Sen masih terbiasa memanggilnya Tim Qin. "Aku sering kencan buta, hanya saja belum bertemu seseorang yang cocok." Qin Xuan tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti ini. Dengan santai, dia melanjutkan, "Aku mendengar Yang Manli membicarakan dirimu; kau telah bekerja dengan baik, dan dia terus menerus memujimu. Aku hampir mengira dia adalah kembaran Manli." "Mendapatkan pujian dari Tim Qin membuat aku merasa semua usahaku sepadan." Han Sen tertawa, tetapi ingin mengubah topik pembicaraan. Qin Xuan mengakui ini. Dia memutar matanya dan tidak mengatakan apa-apa lagi tentang itu. Dia berkedip kemudian berkata, "Apakah kamu pergi ke kamp pelatihan virtual?" "Ya." Han Sen akan memberitahunya ID kamp pelatihan virtualnya, tetapi Qin Xuan melanjutkan dan berkata, "Sebelumnya, aku bertemu dengan seorang elit di kamp pelatihan virtual, dan aku telah belajar banyak darinya." "Elit macam apa?" Han Sen bertanya. "Aku merasa dia adalah seorang jenderal hebat di ketentaraan, atau bahkan surpasser terbaik. Dia bukan hanya menguasai semua seni geno hiper, dia bahkan bisa memodifikasi mereka agar sesuai dengannya," kata Qin Xuan penuh semangat. Mendengar perkatan Qin Xuan, Han Sen berpikir ada sesuatu yang tidak beres. Dengan nada yang aneh, dia bertanya, "Apa ID elit ini?" "Itu ''Seorang Prajurit Kecil di Kapal Perang''. Apakah kamu pernah melihatnya sebelumnya?" Tanya Qin Xuan. "Tidak. Sama sekali tidak." Han Sen menjawab dengan cepat. Dia terkejut, karena dia tidak tahu bahwa Qin Xuan adalah Xuan Fei. "Tidak apa-apa jika kamu belum bertemu dengannya. Tidak perlu terlalu gugup." Qin Xuan memutar matanya lagi dan kemudian berkata, "Jika kau kebetulan melihatnya suatu saat, kau harus ingat untuk bertanya padanya. Dia mungkin bisa mengajarimu satu atau dua hal. Sumur kemampuan orang itu tidak berdasar. Aku menjamin apapun yang dia ajarkan akan sangat berguna." "Aku akan mengingatnya." Han Sen berusaha untuk tetap tenang. "Apa ID kamu di kamp pelatihan?" Tanya Qin Xuan. "Aku khawatir aku tidak akan bisa mengunjungi kamp pelatihan untuk sementara. Beritahu aku ID-mu dan aku akan menambahkanmu lain kali aku di sana." Han Sen berkata. "Oke - ID aku adalah Nona Parfum." Kata Qin Xuan. "Nona Parfum? Kalau begitu, siapa kaisarnya?" Han Sen tahu bahwa Qin Xuan adalah Nona Parfum, jadi dia tertawa. "Belum ada yang menunjukkan bahwa mereka memiliki kualitas yang tepat untuk menjadi kaisar aku." Qin Xuan agak cemberut saat dia mengatakan ini. "Jaman sekolah dulu, ID aku adalah Kaisar Tinju Hitam. Apakah kau ingin bekerja sama denganku, karena aku seorang kaisar?" "Tentu saja. Kamu datang ke sini." Qin Xuan tersenyum pada Han Sen. Han Sen tiba-tiba memiliki perasaan yang tidak enak. Dia memiringkan kepalanya dan berkata, "Sebenarnya, sebaiknya jangan. Sebagai kaisar, aku mungkin bahkan tidak bisa menanganimu." "Kamu berbicara seperti itu. Jika aku memberitahu Ji Yanran nanti, aku ingin melihat bagaimana kamu akan disiksa." Qin Xuan menarik napas dalam-dalam lalu melanjutkan, "Aku akan memintamu untuk membantuku berlatih keterampilan pedang yang aku pelajari dari elit. Tapi tidak apa-apa jika kau tidak punya waktu untuk mengunjungi kamp pelatihan virtual. Aku akan pergi mandi sekarang." Setelah itu, Qin Xuan menutup telepon. "Ini kebetulan sekali. Nona Parfum adalah Tim Qin?" Han Sen menjilat bibirnya. Dia bertanya-tanya apakah dia sebenarnya mengetahui bahwa dia adalah elit hebat yang dia maksud. Jika dia tidak mengetahuinya, apa reaksinya jika Han Sen memberitahunya? "Aku tidak berharap Tim Qin melewatkan sesuatu." Han Sen sedang memikirkan cara untuk bisa mengerjainya, ketika mereka bertemu lagi. Sebagai pembalasan atas keisengan Qin Xuan yang pernah mengerjainya. Sebelum Han Sen memikirkan caranya, komunikator sekali lagi berdering. Kali ini, Yang Manli. Pasukan keamanan khusus Tempat Penampungan Para Dewi hanya terdiri dari mereka berdua. Mereka belum dapat menemukan anggota baru, karena tidak ada calon potensial yang ingin pergi ke Tempat Penampungan Para Dewi. Tempat penampungan itu terlalu jauh dari yang lain, dan jumlah peserta yang berminat terlalu sedikit untuk bisa dipilih. Setelah dia menjawab, dia melihat Yang Manli hanya mengenakan piyama. Bahunya yang seputih salju terekspos, demikian pula kakinya yang indah, seputih salju. Han Sen memujinya dengan mengatakan, "Cuaca agak dingin, tapi kaki itu luar biasa. Aku bisa bermain dengan kaki yang indah itu selama bertahun-tahun." Han Sen kemudian merasa sedikit aneh. Yang Manli adalah orang yang serius dalam setiap kesempatan, dan sangat jarang melihatnya tidak mengenakan pakaian militer atau baju tempur. Mengapa Yang Manli mengganti pakaiannya dan tiba-tiba mulai berbicara dengannya dengan piyama? "Ada yang tidak beres." Wajah Yang Manli tidak terlihat baik, dan bicaranya tergesa-gesa. "Apa yang terjadi?" Han Sen mengerutkan alisnya. Jika Yang Manli terburu-buru, maka pasti ada hubungannya dengan Tempat Penampungan Para Dewi. "Beberapa orang dari luar telah menemukan tempat penampungan kita. Jumlah mereka belasan. Aku rasa mereka adalah orang-orang yang kau bicarakan, di Medan Es." Yang Manli berkata. "Apakah kamu tahu mereka berasal dari mana?" Han Sen juga tampak serius. "Seseorang bertanya kepada mereka, dan mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari Tempat Penampungan Dewa Hitam. Tapi sebelum aku bisa tiba, mereka sudah pergi." Yang Manli tampak khawatir, dan kemudian bertanya, "Apakah mereka akan melakukan sesuatu?" "Ada 90% kemungkinan mereka akan berusaha melakukan sesuatu. Di Medan Es, tidak ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membangun tempat penampungan kerajaan. Mereka tidak mungkin melepaskan Tempat Penampungan Para Dewi." Han Sen berkata. "Apa yang harus kita lakukan?" Tempat Penampungan Para Dewi tidak memiliki kekuatan untuk menahan serangan dari kekuatan besar. Selain Han Sen, tidak ada satupun elit di Tempat Penampungan Para Dewi yang memiliki 100 poin geno sakral. "Tidak ada yang bisa kita lakukan. Jika mereka berani datang, maka biarkan mereka. Kamu harus mengirim seseorang untuk mengawasi pegunungan bersalju. Jika kamu mendapatkan informasi baru, jangan ragu untuk menghubungi aku. Jika mereka tidak datang, maka tidak ada masalah. Jika mereka datang, maka aku dapat menghadapi mereka. Aku akan membunuh siapapun yang mendekat." Han Sen berkata dengan dingin. Di Tempat Penampungan Dewa Hitam, Dewa Hitam dan manajer Tempat Penampungan Dewa Hitam sedang berdiskusi. Ekspresi wajah banyak orang tampak bersemangat. Sekelompok orang Dewa Hitam telah berkelana melewati pegunungan bersalju, dan telah menemukan keberadaan tempat penampungan kerajaan yang telah diklaim oleh manusia. Mereka juga telah mendengar bahwa di dalam tempat penampungan, ada seorang evolver yang memiliki lebih dari 100 poin geno sakral. Ini adalah kabar baik bagi mereka. "Pemilik tempat penampungan adalah Han Sen?" Mata Dewa Hitam dingin dan menakutkan. Dia tidak sabar untuk mencabik-cabik Han Sen. Hanya saja Han Sen selalu sulit untuk ditemukan. Itu adalah berita bagus untuk mengetahui bahwa mereka telah menemukan tempat penampungannya. "Bos, informasi kami tidak mungkin salah. Tempat penampungan ini pasti milik Han Sen. Kami bahkan bertanya kepada orang-orang di sana tentang penampilan Han Sen, dan mereka telah mengkonfirmasinya," kata seorang evolver. "Bagus. Siapkan pasukan - aku akan mengambil alih tempat penampungan itu!" Mata Dewa Hitam dipenuhi dengan niat membunuh. Chapter 549 - Sekelompok Besar Tentara Menyerang Kota Pergi ke Tempat Penampungan Para Dewi, Dewa Hitam membawa enam evolver, masing-masing memiliki lebih dari 100 poin geno sakral. Dia juga membawa lebih dari 200 evolver elit dari Tempat Penampungan Dewa Hitam. Setelah penyelidikan mereka tentang kekuatan Tempat Penampungan Para Dewi, mereka menduga bahwa pasukan mereka lebih dari sepuluh kali jumlah yang dibutuhkan untuk memusnahkan Tempat Penampungan Para Dewi. Dewa Hitam dan pasukannya melewati jalur yang aman yang telah ditandai, untuk menghindari daerah berbahaya di pegunungan. Mereka melakukan perjalanan semalaman untuk sampai ke Tempat Penampungan Para Dewi. Melintasi barisan pegunungan yang panjang, Dewa Hitam dan orang-orangnya akhirnya bisa melihat istana besar berwarna putih di puncak yang tertutup salju. Sepertinya istana dalam dongeng. "Itu adalah tempat pelindungan kerajaan." Dewa Hitam berkata dengan tegas, saat dia memimpin pasukannya ke arah itu. Pasukan mereka mendekat dengan cepat. Itu bukan prestasi kecil bagi Dewa Hitam untuk menemukan fakta bahwa Han Sen memiliki Tempat Penampungan Para Dewi. Tidak ada banyak orang yang terampil di sana, dan lokasinya di atas gunung pasti akan membuat segalanya lebih mudah bagi Dewa Hitam dan pasukannya. Dia tidak akan membiarkan Han Sen lolos kali ini. Namun, dia tetap khawatir tentang kemungkinan bahwa Han Sen mungkin dapat meminta bantuan Li Xinglun, yang dengan senang hati akan membawa orang-orangnya untuk meningkatkan pertahanan Tempat Penampungan Para Dewi. Meskipun dia mendapatkan informasi bahwa Han Sen adalah evolver dengan lebih dari 100 poin geno sakral di Tempat Penampungan Para Dewi, mereka menambahkan bahwa sejauh yang mereka ketahui, tidak ada elit lain di sana. Tetapi Dewa Hitam tetap merasa takut dengan kemampuan Han Sen, itulah sebabnya dia membawa enam evolver dengan 100 poin geno sakral dan tambahan 200 pasukan elit. Dia sangat ingin menghancurkan Tempat Penampungan Para Dewi. Jika Han Sen juga ada di sana, maka dia tidak akan ragu untuk membunuhnya. Dewa Hitam ingin segera tiba di Tempat Penampungan Para Dewi, mengingat bahwa Han Sen mungkin sudah menduga dia sedang dalam perjalanan. Tapi itu tidak masalah. Bahkan jika dia menyadari apa yang akan terjadi, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk melawan. Dewa Hitam hanya ingin menghancurkan Tempat Penampungan Para Dewi milik Han Sen, secepat mungkin. Han Sen bangun dan menerima kabar dari Yang Manli tentang apa yang sedang terjadi. Dalam waktu singkat, dia telah memindahkan dirinya ke Tempat Penampungan Para Dewi. Selama beberapa hari berikutnya, dia tidak melakukan apa-apa. Yang dia lakukan adalah menunggu Dewa Hitam menunjukkan dirinya. Dia sudah cukup mengenalnya sehingga dia tahu bahwa Dewa Hitam tidak akan membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Seluruh Tempat Penampungan Para Dewi bersiaga, bersiap untuk pertempuran yang akan terjadi. Pasukan dari Tentara Dewi telah menjaga benteng, sementara warga sipil dan berbagai pedagang mengawasi dari jauh, sambil menahan nafas. Tidak peduli seberapa lambatnya mereka, mereka bisa merasakan sesuatu yang besar akan terjadi di Tempat Penampungan Para Dewi. Ketika Han Sen mencapai menara gerbang, Dewa Hitam dan pasukannya akhirnya tiba di lahan kosong di gunung, yang terbentang di depan dinding Tempat Penampungan Para Dewi. Lebih dari 200 elit Dewa Hitam menunggangi serigala salju, dan berbaris dalam formasi. Enam evolver yang dibawa Dewa Hitam mempelopori formasi. Mereka juga menunggang binatang buas, dan mata semua orang di lahan kosong itu sekarang tertuju pada Tempat Perlindungan Dewi di hadapan mereka. "Dari mana semua orang ini berasal? Apakah ada tempat penampungan lain di sekitar sini?" "Tentu saja ada. Tempat Penampungan Para Dewi kita tidak memiliki banyak elit. Lihatlah 200 ratus serigala salju di luar sana. Bahkan jika kita berhasil menjual segala sesuatu di Tempat Penampungan Dewi, kita tidak akan bisa membeli serigala sebanyak itu." "Lihatlah formasi mereka. Sepertinya mereka akan menyerang tempat perlindungan kita." "Segalanya mungkin akan lebih baik jika mereka mengambil alih tempat tinggal kita. Han Sen adalah penagih pajak; mungkin manajemen baru tidak akan merampok begitu banyak uang dari kita." "Lihatlah formasi itu - lihat saja. Tidak mungkin Han Sen dapat menangani kekuatan seperti itu. Apakah kamu pikir dia akan menyerah?" ... Rakyat sipil dari Tempat Penampungan Para Dewi sedang berdiskusi hangat tentang peristiwa yang sedang berlangsung. Dewa Hitam mengendarai serigala hitam bertanduk tunggal. Matanya berkilau sedingin es. Binatang itu maju dua langkah, dan Dewa Hitam menghunuskan pedang panjang hitam. Dia mengangkatnya ke arah Han Sen, yang berdiri di menara di atas gerbang kota. Dia kemudian berkata dengan kencang, "Aku adalah pemimpin pasukan Dewa Hitam, Dewa Hitam! Han Sen adalah orang yang tidak tahu malu dan cabul. Dia menyelinap menyerang saya dengan racun brutal, dan aku hampir mati. Hari ini, aku datang untuk melampiaskan dendam atas pria yang mengerikan ini. Ini antara aku dan dia. Jika kalian semua tidak ikut campur, aku akan membiarkan kalian hidup. Mereka yang membantu Han Sen dan mencoba menghentikanku menuntut balas dendam akan dibunuh tanpa ampun." Setelah pidato itu, Dewa Hitam mengguncang pedang panjang di tangannya dan memotong setengah gletser di depannya. Kekuatan serangan semacam itu membuat orang-orang di Tempat Penampungan Para Dewi merasa ketakutan. "Bunuh! 200 evolver di belakang Dewa Hitam meneriakkan kata ini bersama. Begitu kerasnya itu, seolah-olah langit telah terkoyak oleh serangan guntur yang ganas. "Dia terlalu kuat! Dewa Hitam adalah elit dengan lebih dari 100 poin geno sakral, dan orang-orang di belakangnya adalah evolver yang kuat. Hanya dengan kekuatan sangat kecil dari Tempat Penampungan Para Dewi, bagaimana kita bisa berharap untuk mengalahkan mereka?" "Dia pantas mendapatkannya! Orang-orang seperti Han Sen seharusnya sudah mati sejak lama." "Ya, dia memang pantas. Han Sen tidak tahu aturan, dan dia telah melakukan terlalu banyak hal akhir-akhir ini. Dia menyelinap menyerang seseorang dengan racun? Sekarang orang-orang itu mengejarnya, dia sudah pasti akan mati. Orang-orang itu benar-benar haus akan darahnya." "Apakah dia akan kabur ke Persekutuan?" "Aku rasa dia tidak dapat lolos kali ini." "Apakah kau melihat enam orang di belakang Dewa Hitam? Mereka semua tampak seperti harimau dan serigala. Sangat kuat! Mungkin mereka juga evolver dengan lebih dari 100 poin geno sakral? Para prajurit yang dimiliki Han Sen kemungkinan besar bahkan bukan tandingan salah satu dari mereka. Dan Dewa Hitam itu punya enam orang. Enam! " "Ada bagusnya Han Sen diusir. Jumlah uang yang dia ambil dari kita setiap bulan sungguh konyol. Dia layak menerima pembalasan ini!" Orang-orang yang berbicara adalah mereka yang telah bergabung dengan Tentara Dewi tetapi kemudian berhenti. Mereka tidak ingin menyelesaikan tugasnya, tetapi hanya ingin menuai kesejahteraan. Ketika Han Sen mengambil alih Tempat Penampungan Para Dewi, dia telah memperlakukan mereka yang ada di Tentara Dewi dengan perhatian yang jauh lebih besar. Tetapi bagi mereka yang mengeluh, dia memastikan untuk mengumpulkan uang sewa, pajak, dan biaya masuk. Akibatnya, mereka tidak menyukai Han Sen dan ingin melihatnya tertimpa bencana. Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa jika Han Sen tidak mengambil alih Tempat Penampungan Para Dewi, hidup mereka mungkin akan jauh lebih buruk. Tapi seperti inilah manusia. Tidak peduli seberapa baik Anda memperlakukan seseorang, mereka hanya akan mengingat kejelekanmu. Mereka jarang mengingat yang baik. Para pedagang Tempat Penampungan Para Dewi gelisah. Mereka tidak peduli siapa pemilik Tempat Perlindungan Dewi saat ini, mereka hanya ingin tahu bahwa jika ada pergantian kepemilikan, apakah pajaknya akan lebih tinggi atau lebih rendah. Para prajurit Tentara Dewi semuanya pucat. Beberapa elit mengetahui bahwa elit Dewa Hitam benar-benar kuat, dan berpikir bahwa upaya mereka untuk mempertahankan Tempat Perlindungan Dewi mungkin akan sia-sia. "Bos, haruskah kita mundur?" Paman Qing mengerutkan alisnya. Kekuatan yang dipamerkan Dewa Hitam jelas jauh melampaui kekuatan Tempat Penampungan Para Dewi. "Tidak. Kalian tetap di sini." Han Sen berkata dengan tenang. Dia menatap Dewa Hitam dan pasukannya yang terdiri dari 200 evolver. Han Sen melompat dari menara gerbang dan mendarat di lapangan di depan gerbang. Sendirian, dia memberanikan diri menuju Dewa Hitam. Dewa Hitam mengangkat tangannya dan memberi isyarat agar tentara tetap diam. Dia dengan tegas menyaksikan Han Sen mendekat, dan tersenyum., "Untuk apa Han Sen kesana sendirian?" "Idiot. Tapi, apa lagi yang bisa dia lakukan? Sepertinya dia sudah menyerah. Jurang kekuasaan tidak bisa dijembatani. Dia tidak bisa bertarung." "Han Sen, yang begitu sombong selama ini, akhirnya mendapatkan balasan." "Dia layak mendapatkannya." Mungkin sebagian besar orang berpikir bahwa kesenjangan kekuasaan antara kedua kekuatan itu terlalu besar, dan Han Sen pergi ke sana untuk menyerah. Chapter 550 - Pembunuh Tunggal Yang Manli terkesima. Pasukan Tempat Penampungan Dewa Hitam sangat kuat, dengan tujuh elit dengan geno poin sakral di atas 100. Belum lagi cadangan 200 pasukan tambahan mereka yang juga dicap sebagai evolver kuat. Pasukan gabungan yang berangkat untuk menyerang mereka terlalu kuat untuk dilawan oleh Tempat Penampungan Para Dewi. Jika Han Sen akan menyerah, Yang Manli tidak tahu harus berbuat apa; dia akan merasa tidak nyaman, dan kemungkinan besar juga akan merasa kesal. Ekspresi Paman Qing terlihat bingung, saat dia menyaksikan Han Sen berjalan sendirian menuju musuh. Dia tampak tenggelam dalam pikirannya. Zhu Ting mengambil langkah mundur. Jika semuanya tidak berjalan dengan baik, dia siap-siap kabur. Zhu Ting berpikir, "Han Sen, bukannya aku tidak setia. Hanya saja musuh terlalu kuat, dan jika aku lari, itu adalah agar aku bisa tetap hidup untuk bertarung di lain hari. Untuk mengklaim kembali tempat ini di masa depan." Han Sen sekarang berdiri hanya sepuluh meter dari Dewa Hitam. Dia memandangnya dan berkata, "Dewa Hitam, berani-beraninya kamu datang ke tempat penampungan aku? Apakah kau lupa betapa pertarungan terakhir kita dimana kau dipukul secara mengenaskan?" "Tidak perlu malu karena kalah, tetapi hanyalah pemenang sejati yang dapat tertawa terakhir; dan itu adalah aku!" Dewa Hitam mencibir. "Aku mengakui bahwa kamu memiliki kekuatan individu yang besar, tetapi ini bukan lagi duel. Jika kamu menyerah sekarang, aku akan mengampunimu. Jika kamu menolak untuk menyerah, maka lihatlah orang-orang bawahanmu untuk terakhir kali. Mereka, juga seperti kamu, akan dibunuh." "Aku rasa kau hanya mengandalkan kekuatan dari orang-orang di belakangmu, orang-orang yang melayanimu." Han Sen menatap para evolver yang berbaris di belakang Dewa Hitam. "Ya. Aku memiliki enam evolver yang dengan poin geno sakral di atas 100 dan 237 evolver dengan geno poin sakral di atas 60. Menghancurkan tempat penampunganmu adalah hal mudah," kata Dewa Hitam dengan nada mengejek. Bisikan yang memprihatinkan bisa didengar dari Tempat Penampungan Para Dewi. Pada awalnya, hanya Paman Qing, Yang Manli dan Zhu Ting yang bisa memahami kekuatan dan kuasa Dewa Hitam yang memberikan komando di depan gerbang mereka; tetapi setelah mendengar apa yang dikatakan Dewa Hitam, penduduk lainnya juga mulai mengerti. Mengetahui bahwa ada enam evolver dengan poin geno sakral di atas 100 dan 237 evolver dengan poin geno sakral di atas 60 sedang bersiap-siap untuk menyerang mereka membuat orang-orang benar-benar merasa ketakutan. Di Tempat Penampungan Para Dewi, hanya ada sekitar sepuluh orang dengan poin geno sakral di atas 60. Han Sen adalah satu-satunya figur yang diketahui memiliki poin geno sakral di atas 100. Tapi sekarang, lawan mereka memiliki tujuh orang dengan poin geno sakral di atas 100. Perbedaan kekuatan ini terlalu besar untuk dijembatani. "Itu artinya kita harus bertarung hari ini, kan?" Wajah Han Sen tetap tenang, saat dia menunggu Dewa Hitam untuk berbicara. "Berlututlah di hadapan aku, mohon di hadapan aku untuk pengampunan dosa-dosamu dan pelanggaran yang telah kau lakukan dan kemudian berikan tempat penampunganmu. Lakukan ini, dan aku akan membiarkan kau hidup." Mulut Dewa Hitam mencibir saat dia memandang Han Sen. Dia tidak mau membunuh Han Sen hari ini - dia bertekad untuk mengambil kepemilikan tempat penampungan. Jika dia bisa memaksa Han Sen menyerah, maka dia tidak perlu mengeluarkan sumber daya untuk mengklaim tempat penampungan ini. Han Sen tertawa, lalu berkata, "Itu memalukan." Dengan dingin, Dewa Hitam berkata, "Dan apa yang memalukan, tepatnya?" "Segera, kamu akan mengetahui bahwa yang kamu andalkan itu lemah dan konyol. Sayang sekali kau tidak akan berkesempatan untuk untuk tertawa lagi." Saat Han Sen mengatakan ini, kakinya memacu dengan kekuatan kuda jantan yang menang. Dia berlari menuju Dewa Hitam. "Apakah dia gila ?!" orang-orang berteriak di Tempat Penampungan Para Dewi. Tidak ada yang menyangka Han Sen akan menyerang pasukan Dewa Hitam sendirian. Ada tujuh evolver dengan poin geno sakral di atas 100, dan lebih dari 200 evolver elit yang memiliki lebih dari 60 poin geno sakral. Jika pasukan Dewa Hitam adalah formasi batu yang besar dan kuat, Tempat Penampungan Para Dewi adalah sekeranjang telur. Han Sen yang bergegas maju menuju musuh tampak seperti misi bunuh diri yang sia-sia. "Berani sekali kau!" Dewa Hitam berteriak. Dia mengangkat pedang panjang hitamnya untuk memberi isyarat pada keenam eveolvernya untuk melangkah maju, berupaya menghalangi kedatangan Han Sen, dan berusaha untuk mengepungnya. Dewa Hitam juga menganggap Han Sen sebagai maniak bunuh diri sekarang. Ini aneh, karena dia secara pribadi mengetahui seberapa besar kekuatannya. Tetap saja, kekuatannya itu tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan seluruh pasukan. Tidak peduli seberapa kuat seseorang, di medan perang yang sebanding dengan penggiling daging, Han Sen hanyalah seorang prajurit tunggal. Untuk melakukan konfrontasi seperti ini, Dewa Hitam percaya itu semua akan bergantung pada bagaimana seorang komandan memimpin pasukannya. Apa yang Dewa Hitam lakukan sekarang adalah menggunakan pasukannya untuk menghancurkan Han Sen. Melihat Han Sen berlari melawan pasukan lawan sendirian, bukan hanya Dewa Hitam yang berpikir dia bunuh diri - semua orang juga berpikiran sama. "Gila ... Pria ini gila!" "Orang yang gegabah akan bernasib buruk; sungguh tidak mengejutkan. Yah, tidak ada yang menyuruhnya berperilaku seperti ini." "Kita harus membuka gerbang saat dia pergi dan menggelar karpet merah, menyambut Dewa Hitam dengan benar. Kau tahu, hanya untuk berjaga-jaga kalau mereka memutuskan untuk membunuh kita setelah selesai bermain dengan Han Sen." "Ya. Buka gerbang itu. Mari kita sambut mereka!" Beberapa rakyat sipil keluar menuju gerbang dan berusaha membukanya. "Aku akan membunuh siapapun yang mendekati gerbang ini, kau mendengarku !?" Yang Manli menatap mereka yang telah memberanikan diri untuk maju, sambil berteriak kepada mereka. Pasukan Dewi yang menjaga gerbang kemudian berbalik untuk mengangkat senjata mereka pada setiap pendatang. Melihat mereka mendapatkan reaksi bermusuhan seperti itu, rakyat sipil menjadi takut, dan tidak berani mendekati gerbang. "Wakil Pemimpin Yang! Han Sen bergegas keluar dan menyambut kematiannya dengan tangan terbuka. Tidak ada alasan bagimu untuk mati bersamanya. Kami berusaha membuka gerbang ini untuk kepentingan semua orang." "Ya, Han Sen mungkin tidak ingin hidup, tetapi kita masih mau hidup! "Dia seperti telur yang berusaha beradu dengan batu. Oh, Wakil Pemimpin Yang, kau sangat cantik. Jangan sia-siakan kecantikanmu seperti ini." ... Meskipun mereka tidak berani berjalan lebih dekat ke gerbang, mereka tetap berusaha untuk berdebat dengan Yang Manli. "Daripada mulai khawatir sekarang, kalian seharusnya lebih peduli tentang apa yang akan terjadi ketika kita mengalahkan Dewa Hitam," kata Yang Manli dingin. Rakyat sipil semuanya merasakan hawa dingin merambat di tulang belakang mereka, tetapi ada satu orang yang berani berbicara terus-menerus. "Wakil Pemimpin Yang, mungkin kamu terlalu berharap. Tentara Dewa Hitam terlalu kuat, dan Han Sen akan membuat dirinya terbunuh. Dan sekarang kamu pikir kamu bisa mengusir pasukan mereka? Kamu bermimpi!" "Itu benar, kamu hanya bermimpi!" Banyak yang setuju, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang telah keluar dari pasukan Dewi. Di luar gerbang, di medan perang, Han Sen berlari dengan cepat ke pasukan musuh. Tangannya kosong, karena tidak memanggil senjata apapun. Dia bahkan tidak memakai baju baja. Dia seperti telanjang. Enam evolver langsung disiapkan di barisan depan untuk melawan Han Sen. Mereka menggunakan persenjataan jiwa binatang, dan melepaskan kekuatan jahat mereka saat melompat ke arah Han Sen. Tapi Han Sen sangat cepat. Dan bahkan dengan kecepatan tinggi, dia bisa menikung tajam tanpa memperlambat langkahnya. Dia menghindari dua serangan yang datang ke arahnya dengan cepat menghindar ke kiri dan ke kanan, lalu mendorong ke arah Dewa Hitam. Keempat evolver terkejut dengan langkah Han Sen, dan berusaha untuk menumbangkannya sebelum dia lebih mendekat. Tapi kelincahan Han Sen seperti seekor burung, dan sambil terus bergerak, dia mempertahankan kecepatannya, hampir seperti sihir. Dalam sedetik, dia telah melewati empat evolver yang berusaha untuk menghentikannya. Dia luar biasa cepat. Dan dia luar biasa kuat. Tidak ada satupun dari enam evolver yang berhasil menghentikan Han Sen. Dan sekarang, pembunuh tunggal ini tidak dapat dihentikan sama sekali. Begitu dia melewati enam evolver, Han Sen langsung maju menuju Dewa Hitam. "Mustahil!" Dewa Hitam terkejut. Pertarungan mereka yang terakhir berlangsung tidak terlalu lama, namun kekuatannya telah meningkat tak terkira. Dengan kecepatan seperti ini, hanya Tuhan yang tahu dia sudah sebaik apa sekarang. Chapter 551 - Kedinginan Sejak Han Sen mulai mempelajari Kitab Dongxuan, persepsinya meningkat. Ketika dia memasuki mode "Nafas Terakhir", seluruh sel tubuhnya dapat bernafas dengan bebas, secara independen dari hidung dan paru-paru. Hal ini membuat Han Sen menjadi spesial. Sebelumnya, ritme nafas mempengaruhi kinerja dan kemampuannya untuk menyalurkan tenaga. Tetapi sekarang, Han Sen dapat melupakan masalah pernafasan dan tidak terengah-engah, dia merasa jauh lebih bebas. Melalui keahlian yang dia pelajari ini, kemampuannya untuk melakukan survey dan penilaian atas medan pertempuran meningkat jauh, dan dia dapat memahami setiap hal kecil yang terjadi. Tidak ada pergerakan dan nafas yang dapat lolos dari perhatian Han Sen. Tanpa harus memperhatikan ritme tubuhnya sendiri, dia dapat memusatkan perhatiannya pada orang lain. Walaupun jika dia dikepung, dia dapat meloloskan diri dari penindasnya. Setiap langkah yang dia ambil berada di antara titik buta orang lain, dia dapat mengelak ke tempat yang tidak dapat diraih orang lain, memanfaatkan kesalahan langkah kaki lawannya dan memanipulasi lawan untuk menghamburkan tenaga mereka. Han Sen mendapatkan keuntungan mutlak dengan memiliki kemampuan ini. Seolah-olah dia telah memasuki mode Dewa. Dengan kemampuan untuk memahami kejadian yang belum terjadi, dia seakan-akan menyaksikan pertarungan dari atas langit. Jika sebelumnya dia adalah bidak catur, dia sekarang telah menjadi pemainnya. Semua berada di bawah kendalinya. Keenam evolver sekarang menjadi putus asa. Mereka telah berusaha untuk menghentikan Han Sen sejak awal, tetapi setiap langkahnya adalah titik yang tidak menguntungkan mereka. Ketika salah seorang evolver merasa yakin bahwa temannya akan menghentikan Han Sen, yang lainnya juga berpikir yang sama. Sehingga tidak ada yang bergerak, dan Han Sen sudah meninggalkan mereka. Pemandangan yang luar biasa, seolah-olah keenam evolver sedang diam-diam membantu Han Sen. Tetapi inilah keuntungan dan manfaat yang didapatkan dari Kitab Dongxuan. Semuanya bening seperti kaca, dan setiap situasi dapat terbaca seperti membaca buku. Kitab ini menawarkan kekuatan dari dewa dan iblis dan siapapun yang menjadi surpasser akan menerimanya. Han Sen belum mencapai tingkat surpasser, tetapi saat ini hal itu tidak penting. Lawannya lebih lemah daripada dirinya, artinya dia dapat membaca pikiran mereka dengan mudah. Hasilnya, dia tidak dapat dihentikan. Melihat keenam evolver tidak sanggup menghentikan Han Sen lebih dahulu, udara dingin merasuki tulang belakang Dewa Hitam. Musuh bebuyutan Dewa Hitam sama sekali berbeda sekarang, dan dia mulai merasa ketakutan. "Bunuh dia!" Dewa Hitam berteriak. Ketika dia melakukannya, Dewa Hitam melangkah mundur. Dia tidak tahu mengapa, tetapi ketika melihat ke wajah ganasnya, penyerang tunggal, udara dingin menyelubunginya. Dia mulai melangkah mundur lebih jauh. Dia tidak berani langsung berhadapan dengan Han Sen, dalam pertarungan satu lawan satu. 237 evolver bersenjata lengkap, bekerja sama untuk mengepung Han Sen. Mereka mambangun dinding tombak, berhadapan dengan Han Sen seperti puncak karang pegunungan. Ujung tombaknya bersatu seperti jebakan jaring, serta bergerak ke atas dan ke bawah seperti gulungan ombak. Tampak seolah-olah mereka dapat menghancurkan bebatuan jika mereka mau. Orang-orang di Tempat Penampungan Dewi mereka terkejut. Tampaknya pasukan Dewa HItam memiliki bakat dan strategi yang kompak, mereka bukan kumpulan tentara bayaran sembarangan. Formasi seperti bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh resimen biasa. Jelas terlihat bahwa mereka sudah mendapatkan banyak latihan ketat, kalau tidak, tidak mungkin dapat bekerjasama dengan begitu kompak. Yang Manli menunggu di samping bersama dengan timnya, mengamati lapangan dengan perasaan yang kacau. Dengan kemampuan yang mereka miliki, kemenangan mereka berada di ujung tanduk. Kekhawatirannya atas keselamatan Han Sen bertambah besar. Han Sen sedang bertarung melawan penggiling daging berkekuatan besar, setiap serangan tentunya akan sia-sia, kecuali kalau dia memiliki kekuatan yang luar biasa. Para evolver dalam pasukan Dewa Hitam memiliki tingkat kebugaran yang mengesankan, dan dilengkapi dengan kerjasama yang kompak, memerlukan seseorang dengan tingkat kebugaran beberapa kali lipat di atas mereka untuk dapat menghadapinya. Pihak lawan seperti mesin yang telah diberikan oli, roda gigi dapat berputar dengan sempurna tanpa halangan sama sekali, jika kecepatan dan kekuatan Han Sen tidak mumpuni, mesin itu tidak dapat dihentikan. Walaupun jika dia dapat menghadapi beberapa orang di antara mereka, kemungkinan besar dia akan terbunuh oleh yang lainnya dalam formasi ini. Dan Han Sen tidak mengenakan baju baja. Seluruh tubuhnya terekspos dan lemah, maka situasi dia sangat berbahaya dan kemungkinan untuk dapat bertahan hidup dalam medan tempur seperti ini sangat kecil. Dia hanya mengenakan pakaian tarung tradisional yang dikeluarkan oleh Persekutuan. Tetapi sekarang Han Sen tiba-tiba berubah, baju baja merah tiba-tiba menutupi seluruh badannya. Rambutnya yang pendek tumbuh menjadi rambut pirang yang panjang. Matanya bersinar dengan warna emas dan mahkota rubi menghiasi kepalanya. Setelah bertransformasi mendadak menjadi Ratu Peri, seluruh dunia tampak lebih lambat di mata Han Sen. Tombak yang menuju ke arahnya tampak seperti anak panah yang sedang merangkak. Dia menari seperti kupu-kupu, atau lebih tepatnya seperti kelelawar liar dalam kegelapan. Tubuhnya bergerak dengan sangat cepat, berhasil menyelinap ke antara pasukan yang memegangi pedang dan tombak. Dia menyusup di antara celah-celah formasi dan berlari menuju Dewa Hitam. Setiap evolver yang dilewati oleh Han Sen merasa kebingungan. Posisi yang dipilih Han Sen untuk menembus formasi terasa aneh bagi mereka. Tampak seolah-olah dia akan pergi ke arah yang lain, tetapi ketika mereka lihat lagi, dia ternyata kembali ke tempat awal. Setiap saat mereka akan menyerang, Han Sen telah menghilang. Dengan kekuatan seperti dewa merasuki tubuhnya, Han Sen tidak dapat dihentikan. Para evolver di medan pertempuran merasa tidak berdaya dan putus asa. Wajah Dewa Hitam terlihat seperti lumpur. Dia tidak percaya bahwa formasi yang berisikan lebih dari 200 evolver tidak dapat menghalangi Han Sen. Dan dia merasa ketakutan. Kekuatan Han Sen telah mencapai tahap yang bahkan tidak tepat lagi digambarkan dengan kata "kuat". Dia seperti bukan manusia. "Bunuh dia!" Dewa Hitam berteriak ketika dia mulai mundur. Jantungnya terasa seperti ditancap oleh es. Penampilan Han Sen terlalu menakutkan, dan Dewa Hitam tidak memiliki keberanian untuk bertarung dengan lawan yang paling dibencinya. Keenam evolver di garis depan bergegas ke belakang dan mengejar Han Sen yang sudah keluar dari formasi dan bergerak menuju ke Dewa Hitam. Tombak mereka seperti naga keji dan pedang mereka seperti burung elang yang sedang melesat di udara. Ada dua evolver yang sekarang menghalangi jalan Han Sen, mereka adalah tentara. Mereka tahu bahwa mereka harus menangkap musuhnya. Tetapi tidak peduli betapa kuatnya Han Sen, dia hanya sendirian. Di bawah tekanan formasi yang kuat, cepat atau lambat dia akan kelelahan. Tetapi jika Han Sen dapat bergegas maju ke depan dan membunuh Dewa Hitam, maka tentara-tentara itu akan dapat dihancurkan. Mereka akan putus asa setelah kehilangan pemimpinnya. Han Sen melompat ke udara dan menari melewati pedang dan tombak lawannya, sebelum dia melompat ke arah Dewa Hitam. "Bunuh dia!" wajah Dewa Hitam memucat seperti marmer, dan kata-katanya dibalut dengan ketakutan. Keempat evolver merasa senang karena senjata jiwa binatang mereka sekarang menyerang Han Sen dari 4 arah yang berbeda. Sekarang Han Sen berasa di udara, dan satu-satunya cara untuk meloloskan diri adalah menumbuhkan sayap dan mulai terbang. Tetapi Han Sen tidak mengeluarkan sayapnya, maka mereka mulai mendekatinya. Melihat Han Sen mulai menurun, pedang dan tombak disiapkan untuk menyambutnya. Di sekitar keempat evolver, ada lebih banyak orang yang bersiap-siap untuk menusuk Han Sen saat dia mendarat. Dia akan sama sekali tidak berdaya jika jatuh ke dalam perangkap mereka. Chapter 552 - Membunuh Bos Di Tengah Ribuan Prajurit Han Sen berada di udara, dan dia menaikkan kakinya seolah-olah sedang memijak pada anak tangga yang tak terlihat. Tubuhnya yang terlihat mulai menurun, sekarang naik kembali, dan seperti proyektil udara, dia kembali ke Dewa Hitam. Semua orang tercengang. Kemampuan untuk mendapatkan tenaga dari udara dan memungkinkan seseorang untuk melompat sekali lagi sangat luar biasa. Semua orang tidak dapat mempercayai matanya sendiri. Menginjak Awan dari keluarga Chen, walaupun tidak seefektif Tujuh Putaran yang meminjam kekuatan dari udara sebanyak tujuh kali, sudah cukup bagi Han Sen untuk mencapai Dewa Hitam. Dewa Hitam adalah orang yang keras dan tangguh. Melihat Han Sen terbang ke arahnya, dia tahu bahwa sudah terlambat baginya untuk mundur. Dia mungkin ketakutan, tetapi dia tetap berteriak dan merubah penampilannya menjadi seekor monyet, menebas secara liar ke arah lawannya. "Mati!" Dewa Hitam berteriak. Pedang panjang hitamnya muncul dengan kecepatan cahaya, dan langsung muncul kembali di depan wajah Han Sen. Dia melancarkan Pisau Tornado dua kali lebih cepat. Melalui kekuatan yang didapatkan dari transformasi, kekuatannya meningkat sampai ayunan pedangnya terlalu cepat untuk dapat disaksikan oleh mata manusia. Dong! Melihat pedang hitam muncul begitu dekat dengan wajah cantik Han Sen, lengan Dewa Hitam tiba-tiba merasa kebas. Lengan yang memegangi pedang tidak dapat dikendalikan lagi, dan dia melihatnya melayang ke atas. Pedang itu menusuk wajah Han Sen, dan melukai wajahnya sehingga mengeluarkan sedikit darah. Beberapa helai rambut emas juga terpotong, dan terbawa angin. Han Sen menggunakan tinjunya untuk memblokir Pisau Tornado Dewa Hitam, walaupun tidak ada yang dapat melihat bagaimana caranya, karena kejadiannya berlangsung dengan sangat cepat. Pada saat yang hampir bersamaan, tangan Han Sen lainnya melakukan tindakan yang sama sekali berbeda. Tangannya membentuk seperti pisau, dan bercahaya seperti sambaran petir. Tiba-tiba, tangannya menyapu ke depan seperti serangan hantu pembunuh. Dewa Hitam ingin menarik lengannya dan menyerang lagi, tetapi dia menyadari bahwa penglihatannya mulai memudar. Wajah Han Sen terlihat lebih jauh, dan dia merasa seolah-olah sedang terbang, bergabung dengan Han Sen di udara. Bagi Dewa Hitam semua ini terasa aneh. Dalam visinya, dia sekarang melihat satu sosok tubuh yang dia kenal, berlapis baju baja hitam. Tubuh itu duduk di atas seekor serigala hitam, tetapi tidak memiliki kepala. Dari ujung leher, air mancur darah menyembur keluar. Pluk! Dewa Hitam merasa ketakutan, matanya hampir melompat dari rongga mata. Mulutnya terbuka lebar, dan darah menyembur keluar. Daerah itu dibasahi oleh darah yang berwarna merah gelap. Medan tempur menjadi sunyi. Mata semua orang sekarang tertuju pada kepala di udara, dan mereka semua tampak tercengang, tidak memahami apa yang mereka lihat. Tuan dari Tempat Penampungan Dewa Hitam; orang terkuat di medan es; prajurit yang memiliki keahlian Pisau Iblis yang Menghilang. Kepalanya telah dipotong dengan tangan seseorang yang lolos dari formasi pasukannya. Semua orang merasa heran, sangat bingung. Mereka semua membeku, dan hanya bisa menatap pria berambut pirang yang tampak seperti dewa. Melaju ke pertempuran sendirian, dan membunuh pemimpin Dewa Hitam, di tengah-tengah ratusan anak buahnya dengan begitu mudah, Han Sen sekarang memiliki reputasi yang cukup untuk menanamkan rasa takut pada semua orang yang mendengar namanya. Para pejuang yang masih berada di medan perang merasa yakin bahwa dia adalah iblis atau dewa, dan mereka cepat-cepat menyerah. "Tidak ... Tidak mungkin!" Mulut Zhu Ting menyentuh tanah, dan walaupun berusaha sekuat tenaga, dia tidak dapat menutupnya. Dari enam evolver dengan tingkat kebugaran lebih dari 100, dan 237 evolver elit yang hadir, tidak ada yang mampu menghentikan Han Sen. Mereka membiarkannya memenggal kepala seorang evolver dengan tingkat kebugaran di atas 100 dengan tangan kosong. Tidak ada yang dapat mempercayai apa yang mereka lihat. Wajah Yang Manli memerah karena luapan gembira, dan matanya yang indah berbinar. Jantungnya berdebar kencang. Bahkan dia hampir tidak dapat mempercayai bahwa Han Sen mampu membunuh Dewa Hitam dengan cara seperti itu, dalam situasi yang sulit seperti itu. Formasi yang menghadangnya seolah-olah tidak berarti sama sekali. Dia baru saja hanya perlu mengayunkan tangannya dan memenggal kepalanya, cepat dan bersih, seperti memotong mentega. "Kekuatan yang sangat luar biasa! Tidak heran dia adalah pewaris Pelatih Han." Paman Qing tampak bingung ketika dia berbicara. Semua orang yang membuka gerbang terperangah. Mereka tidak percaya Han Sen dapat menembus kekuatan para evolver elit yang perkasa, dikepung oleh pasukan yang hebat, dan membunuhnya seperti itu. Hanya dalam waktu dua sampai tiga menit, semuanya berakhir. Orang-orang itu merasakan hawa dingin menyerang leher mereka. Mereka merasa bahwa ketika Han Sen telah kembali, dan mengetahui bagaimana sikap mereka, mereka semua pasti akan kehilangan kepala dalam beberapa detik. Banyak orang mulai berlari menuju teleporter, diliputi rasa ketakutan. Han Sen telah berhasil memenggal kepala seseorang seperti dalam permainan, di tengah-tengah pertempuran besar. Mereka tidak mendapatkan perlindungan dari tentara, dan mereka juga bukan evolver elit yang mampu berjuang sendiri. Kaki mereka berubah menjadi agar-agar dalam perjalanan menuju ke teleporter. Banyak yang tersandung sebelum mereka mencapai teleporter. Pemandangan yang konyol melihat mereka bertindak seperti badut, semuanya dengan putus asa berusaha melarikan diri dengan kikuk. Mereka tidak akan berani menunjukkan wajah mereka di tempat perlindungan itu lagi. Tidak mengherankan jika pemandangan kepala berdarah-darah mengudara menghantui mimpi mereka sebagai pengingat yang mengerikan akan apa yang terjadi hari itu. Keenam evolver tertinggi tetap membeku. Mereka telah menyaksikan banyak orang kuat sepanjang hidup mereka, tetapi ini sama sekali berbeda dengan ada yang pernah mereka lihat sebelumnya. Seorang pria sendirian, menargetkan kepala lawannya seperti roket, berhasil menembus pertahanan ratusan pasukan demi mencapai tujuannya. Hati mereka merasa kedinginan, dan mereka membuang jauh-jauh semua pikiran untuk melawan. Mereka mungkin telah mengikuti perintah Dewa Hitam, tetapi mereka hanya melakukannya karena Persekutuan mengirim mereka untuk melayaninya. Mereka sebenarnya tidak terlalu menyukainya. Tapi sekarang Dewa Hitam sudah kehilangan kepalanya secara harfiah, mereka tidak lagi berkewajiban untuk melayaninya. Pikiran mereka terus terbayang dengan pemandangan Han Sen menghindar dan berjingkrak melewati seluruh pasukan mereka untuk membunuh Dewa Hitam, dan ketika gambar-gambar ini muncul kembali, kedinginan merasuki tulang belakang mereka. Keenamnya tetap diam, dan evolver biasa juga tidak bergerak. Pikiran mereka berpacu dengan pikiran untuk melarikan diri dari tempat kejadian. "Han Sen, kami hanya menerima perintah dari Dewa Hitam," seorang evolver berbicara memecah keheningan. "Kami mengikuti perintahnya - itu saja. Kami tidak memiliki keinginan pribadi untuk berkonflik denganmu. Saat ini, Dewa Hitam sudah mati dan tidak ada gunanya untuk bertarung lanjut. Bisakah kita mengakhiri semuanya sekarang dan meminta gencatan senjata?" "Siapapun yang menyerang tempat penampunganku adalah musuh; musuh aku tidak ditentukan oleh Anda," kata Han Sen dengan ketus. "Jika kita bertarung, kau mungkin tidak mendapatkan keuntungan," kata seorang elit lainnya. Namun, suaranya bergetar dengan keinginan untuk melarikan diri dan tidak dipaksa untuk terlibat dengan Han Sen. "Karena kau ada di sini, maka kau sudah mendapatkan jawabannya. Jika kau bertarung, kita harus bertarung sampai akhir. Jika tidak, maka kau harus bergabung dengan Pasukan Dewi saya. Kau akan mengikutiku saat aku memimpin serangan untuk menghancurkan Tempat Penampungan Dewa Hitam. Kalian akan menjadi prajurit pasukan Dewi." Han Sen menatap mereka dengan gembira. "Em ..." Evolver terdengar seolah-olah mereka ragu-ragu. Mereka sudah ketakutan, dan melihat Han Sen yang tampak bersahabat, hal terakhir yang mereka inginkan adalah melawannya. Walaupun ada 200 evolver di antara mereka, mereka tetap merasa tidak aman. Tetapi untuk menyerah padanya dan menaklukkan Tempat Penampungan Dewa Hitam, mereka takut apakah pemimpin utama mereka di Persekutuan akan membiarkan mereka pergi dengan begitu mudah. "Aku tahu seseorang bernama Dong Lin. Setelah kau kembali, kau dapat mendaftar denganku," Han Sen sangat memahami urusan dan kesepakatan Dewa Hitam dari Tang Zhenliu, jadi dia dapat mengajukan usulan ini. Mendengar ini, mereka tidak merasa ragu-ragu lagi. Benar atau salah, Han Sen sudah memberi mereka alasan untuk tidak bertarung. Terserang ketakutan, hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah pertempuran. "Kami bersedia bergabung dengan Tempat Penampungan Dewi dan mengikuti jejak Anda," para evolver berbicara dengan serempak. Orang-orang di Tempat Penampungan Dewi merasa kagum, karena semua ini terjadi begitu cepat. Beberapa menit sebelumnya mereka begitu haus dengan darah, namun sekarang mereka mematuhi perintah Han Sen. Di mata mereka, kekuatan pasukan Dewa Hitam masih kuat. Bukankah mereka seharusnya dapat melawan, jadi mengapa mereka begitu mudah menyerah? Chapter 553 - Pria Legendaris Di Medan Es Hanya dalam semalam, kepemilikan Tempat Penampungan Dewa Hitam telah berpindah tangan. Ini adalah berita yang membuat semua orang tercengang. Tempat Penampungan Dewa Hitam juga diubah namanya, menjadi Tempat Penampungan Dewi. Hal yang sama juga diberlakukan pada cabang-cabang yang lebih kecil dari Tempat Penampungan Dewa Hitam, maka mereka juga mengadopsi nama baru menjadi Tempat Penampungan Dewi. Tidak ada yang mengetahui dengan pasti mengenai apa yang telah terjadi, dan mengapa semuanya tiba-tiba berubah. Banyak orang yang berusaha untuk mengkonfirmasi isu yang beredar. Jika ada yang mengenal evolver yang sebelumnya berasal dari Tempat Penampungan Dewa Hitam, mereka akan segera mencari jawaban yang mereka cari. Dan sekarang, nama Han Sen telah menyebar ke setiap sudut medan es dalam semalam. "Di sisi lain Gunung Salju, Dewa Hitam membawa 300 evolver elit bersamanya dan enam evolver yang memiliki tingkat kebugaran 100 untuk menyerang Tempat Penampungan Dewi. Ketika semuanya berakhir, Han Sen berhasil memenggal Dewa Hitam dengan tangan kosong dan menerobos pertahanan pasukannya. Kemudian mereka mengambil alih setiap Tempat Penampungan hanya dalam semalam! " "Apakah kau tahu kalau Han Sen tingginya delapan kaki, dan pinggangnya juga selebar delapan kaki? Dia memiliki kekuatan monster! Dewa Hitam membawa 3000 evolver elit bersamanya, dan mereka bertarung bersama selama tiga hari tiga malam. Dan coba tebak? Han Sen bahkan tidak tergores sedikitpun." "Apakah kau yakin? Aku mendengar bahwa ada 30.000 tentara yang berangkat untuk menyerang Han Sen. Dan dia dengan mudah membunuh 10.000 orang, sehingga membuat sungai menjadi merah dengan darah. Mayat-mayat itu, ketika disusun bersama-sama, membentuk sebuah gunung; dan itupun setelah memenuhi lembah. Ketika semuanya berakhir, semua orang di pasukan Dewa Hitam terbunuh, sehingga Tempat Penampungan Dewa Hitam harus menyerah. " "Apa yang kalian bicarakan? Han Sen adalah seorang wanita yang sangat cantik." "Aku tidak percaya! Bagaimana mungkin Han Sen adalah wanita? Itu nama seorang pria!" "Yah, kau ketinggalan berita. Kau tahu, ada cerita yang benar-benar menyentuh di dalamnya. Dan semuanya berkaitan denganku. Han Sen dan aku dulu bertetangga, dan tidak banyak orang yang tahu tentang ini , tapi dulu... " ... Legenda tentang Han Sen, menyebar keluar dari medan es, dan dengan cepat menjadi viral. Tetapi walaupun selalu ada tambahan di sana sini pada kisah yang diceritakan, ada satu hal yang tidak berubah: Han Sen telah mampu menaklukan Tempat Penampungan Dewa Hitam dalam satu malam. Para pejuang sejati, seperti Li Xing Lun dan Saudara Philip, setelah mendengar berita itu, merasa sulit untuk mempercayai apa yang telah terjadi. Berita itu lebih mengejutkan bagi mereka daripada berita tentang Han Sen berhasil membunuh 30.000 evolver dengan satu tamparan. Membunuh orang itu mudah tetapi mengambil alih sebuah wilayah sangat sulit. Dan mendengar bahwa Han Sen telah berhasil mengambil alih semua wilayah yang dimiliki Dewa Hitam sebelumnya adalah hal yang cukup menakutkan. Alasan mengapa Han Sen dapat dengan mudah mengambil kepemilikan Tempat Penampungan adalah bantuan yang dia dapatkan dari Tang Zhenliu. Tang Zhenliu dulu mengatakan bahwa jika Han Sen berhasil membunuh Dewa Hitam, maka dia akan dapat dengan mudah mengambil alih kekuasaannya. Han Sen hanya memutuskan untuk mencobanya. Dia kemudian meminta bantuan Tang Zhenliu. Jika Tang Zhenliu mampu melakukannya, maka Han Sen tidak akan memiliki masalah dengan mengklaim kepemilikan Tempat Perlindungan Dewa Hitam. Jika Tang Zhenliu tidak dapat melakukannya, maka paling setidaknya dia dapat menggeledah dan mengambil apapun dari tempat itu. Tanpa memiliki cukup banyak orang untuk mengambil alih tempat penampungan, akan menjadi tugas yang berat, tetapi menjarah tempat itu dapat membuahkan hasil. Akhirnya, Tang Zhenliu benar-benar berhasil menangani orang-orang yang sebelumnya mendukung Dewa Hitam. Mereka memperbolehkan Han Sen untuk mengambil kepemilikan penuh dari Tempat Penampungan Dewa Hitam. Li Xing Lun dan Saudara Philip sekarang sedang dalam perjalanan menuju Tempat Penampungan Dewa Hitam, untuk menjustifikasi sendiri berita yang tetap mereka rasa skeptis. Pemilik asli Tempat Penampungan Dewa Hitam ada di sana, tidak terluka, sekarang mengikuti kepemimpinan Han Sen. Mereka mungkin tidak terluka, tetapi mereka tampak bingung dengan apa yang telah terjadi. Han Sen tidak berencana menyatukan medan es, karena melakukan itu belum tentu akan menguntungkannya. Lagipula, orang-orang di sini bukan berasal dari pihaknya, dan dia tidak memiliki cukup pasukan untuk mengendalikan semua tempat perlindungan di medan es. Sekarang, apa yang paling diinginkan Han Sen adalah menemukan cara untuk bergabung dengan Li Xing Lun dan Saudara Philip untuk menyerang tempat perlindungan kerajaan, dalam aliansi yang terdiri dari mereka bertiga. Tidak mungkin baginya untuk melakukannya sendiri. Li Xing Lun dan Saudara Philip merasa lega bahwa Han Sen tidak tertarik memproklamirkan dirinya menjadi raja medan es. Namun, mengambil alih Tempat Penampungan Dewa Hitam telah memberinya banyak manfaat. Dia tidak hanya akan menerima pendapatan dari Tempat Penampungan Dewa Hitam, dia bahkan akan mendapatkan informasi dan intelijen yang dimiliki oleh Tempat Penampungan Dewa Hitam. Ada banyak makhluk berdarah sakral yang tinggal di medan es. Walaupun Tempat Penampungan Dewa Hitam tidak dapat menghilangkannya, pencatatan mereka menyimpan banyak informasi berguna tentang makhluk-makhluk itu. Informasi seperti itu menghabiskan banyak darah, keringat, dan air mata. Juga telah menelan banyak jiwa untuk mengumpulkannya. Upaya yang dilakukan oleh banyak generasi untuk mengumpulkan kecerdasan seperti itu jelas terlihat. Diperlukan waktu bertahun-tahun bagi seseorang untuk mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan semacam itu. "Sepertinya medan es adalah rumah bagi banyak makhluk berdarah sakral. Tampaknya juga kita kekurangan sumber daya untuk menghilangkan mereka." Han Sen melihat-lihat ruang lingkup informasi dan memutuskan untuk berburu beberapa untuk melihat apakah dia dapat memperoleh beberapa jiwa binatang lagi. Walaupun dia telah mempelajari keterampilan Ganda, dia masih membutuhkan dua pedang jiwa binatang berdarah sakral. Kalau tidak, tidak peduli betapa kuat keahliannya; mustahil baginya untuk bertarung dengan Arwah Kembar dan muncul sebagai pemenang dengan pedang jiwa binatang mutan. Tapi setelah Han Sen mempelajari informasi itu sejenak, makhluk-makhluk berdarah sakral itu memaksanya untuk mengungkapkan kesan yang dia miliki tentang mereka. "Kuat." Sudah dapat diduga, tentu saja. Jika mereka dapat dibunuh dengan mudah, maka Dewa Hitam pasti sudah membunuh mereka. Makhluk-makhluk itu masih dapat bernafas, karena mereka tidak dapat dibunuh. Mereka harus menjadi musuh yang sangat ganas dan kuat. Han Sen melihat ke kiri dan ke kanan, menduga bahwa mereka pasti sulit ditangkap. Tetapi sebelum dia pergi bertarung, dia ingin mempelajari sebanyak mungkin. Di tengah catatan terperinci tentang makhluk berdarah sakral, Han Sen menemukan satu yang akan memberikannya pedang jiwa binatang berdarah sakral. Itu adalah raja ular es bermata perak, dan kelompoknya sangat besar. Ada varian asli, mutan dan berdarah sakral, tetapi jiwa binatang yang terakhir dapat memberikan jiwa binatang pedang ular es bermata perak. Saat Han Sen memeriksa informasi tentang pedang, keinginannya untuk membunuh raja ular es bermata perak berdarah sakral semakin meningkat. Tapi raja ular es bermata perak tinggal di lembah es. Lanskap di sana berbahaya, dan akan sulit baginya untuk membawa pasukan melewati jarak yang begitu jauh dan berbahaya. Kelompok itu sangat besar, terdiri dari setidaknya 10.000 ular. Dan kekuatan ular sangat besar. Mereka memiliki sisik perak yang sedingin es ¨C senjata berdarah sakral akan sulit menembus daging mereka dan melukainya. Kekuatan menyerang mereka juga sengit, dan gigi beracun mereka dapat menggigit perisai berdarah sakral. Dan mereka bisa terbang. Dalam sejarah Tempat Penampungan Dewa Hitam, upaya untuk membunuh binatang buas telah dicatat. Dewa Hitam sendiri telah mencoba sekali, tetapi dia dan anak-anak buahnya menemui kegagalan. Tidak peduli apa yang mereka coba, tidak ada yang bisa membunuh raja ular es bermata perak. Han Sen masih memikirkan bagaimana cara untuk membunuh binatang seperti itu ketika dia melihat Zhu Ting. Dia tersenyum pada Han Sen, dan menghampirinya kenudian berkata, "Ketua, kau belum beristirahat?" "Tidak, mengapa? Ada apa?" Han Sen tersenyum kembali ke Zhu Ting. Sejauh ini, dia selalu jujur dan tidak pernah menentang Han Sen. Jika dia tetap seperti ini, maka Han Sen bersedia untuk tetap menjadikannya pasukan Dewi. "Aku punya sesuatu untukmu, tapi aku tidak yakin apakah kau tertarik." Zhu Ting mengeluarkan sesuatu, dan menunjukkannya pada Han Sen dengan hati-hati. Chapter 554 - Aku Bisa Melakukannya Han Sen melihat apa yang dibawakan Zhu Ting untuknya. Beberapa lembar perkamen, dengan beberapa tulisan di atasnya. Tulisan itu bukan hasil cetakan, juga bukan tulisan tangan; mereka tampak seperti hasil digosok. "Apa ini?" Han Sen melihat salah satu kertas. Tulisan yang dibacanya sekecil kecebong, tetapi mengandung pengetahuan yang berhubungan dengan Qi Gong. Ada tiga lembar kertas, masing-masing berisi paragraf terpisah yang sepertinya tidak berhubungannya satu sama lain. Paragrafnya juga tidak terlihat lengkap, karena sepertinya ada banyak sekali isi yang hilang. "Bos, apakah kau suka seni geno hiper yang ditampilkan di koran?" Zhu Ting tersenyum. "Aku tidak bisa membacanya," kata Han Sen sambil meletakkan kertas itu, karena isinya hanya merupakan campuran teks yang tidak memiliki kohesi. Tulisan-tulisan itu juga terlalu rumit untuk dipahami, karena sudah kuno. Dia tidak memahami seni geno hiper apa, jika ada, yang terkandung dalam halaman-halaman itu. "Bos, apakah kau pernah mendengar tentang seni geno hiper yang disebut Kekuatan Giok Matahari?" Zhu Ting bertanya, dengan misterius. "Tidak." Han Sen menggelengkan kepalanya. "Kalau kau memiliki waktu luang dan kembali ke Persekutuan, cobalah untuk cari informasi di Jaringan Langit tentang kemampuan ini. Jika kau suka, kita dapat melanjutkan diskusi ini. Jika tidak, aku khawatir kau tidak akan percaya padaku, tidak peduli betapa aku memuji seni geno hiper ini. " Zhu Ting berhenti sebentar, lalu melanjutkan. "Versiku adalah yang asli; ini berasal dari zaman kuno. Disalin dari sebuah tablet dan aku dapat meyakinkanmu bahwa ini asli. Ini barang bagus." Han Sen tidak menampik gagasan itu; sebenarnya, dia cukup tertarik dengannya. Dia menunggu Zhu Ting pergi, lalu dia kembali ke Persekutuan. Dia ingin mencari tahu lebih banyak informasi tentang apa yang disebut "Kekuatan Giok Matahari" ini. Mesin pencari dengan cepat menyajikan banyak artikel. Tampaknya itu adalah seni geno hiper yang cukup populer. Han Sen memilih situs secara acak. "Apakah kau ingin tahan lama dan tegang? Apakah kau ingin pasangan atau istrimu mengerang dan menjerit sepanjang malam? Apakah kau memiliki masalah untuk tetap tegang atau selesai terlalu cepat? Jika kau mengatakan ''Ya'' untuk semua ini, maka Kekuatan Giok Matahari hadir untukmu. Ini akan melatihmu untuk menjadi seorang pria dengan pedang emas. Kau akan segera membunuh istrimu di tempat tidur, mematahkan suaranya saat dia meneriakan namamu. Apa yang kau tunggu? Ayo pesan hari ini. Pelajari ini dan menjadi pria sejati. " "Apa...?" Han Sen hampir menyemburkan teh yang dia minum. "Apa-apaan ini?" Dia mengklik tautan lain, tetapi itu juga menawarkan untuk menjual hiper geno seni yang sama, yang terkait dengan ginjal yang tidak sehat. Han Sen dengan cepat menyadari bahwa ini memang seni geno hiper yang terkenal. Ada banyak jenis Kekuatan Giok Matahari di Jaringan Langit, masing-masing telah sedikit dimodifikasi agar sesuai dengan berbagai kebutuhan orang yang berbeda. Itu tidak berbeda dengan keahlian Panorama. Mereka sebagian besar sama, walaupun Kekuatan Matahari Giok adalah seni geno hiper yang tampaknya dirancang untuk memperkuat ginjal seseorang. Tetapi manfaatnya yang serba guna dapat membantu dan menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan ginjal yang diderita manusia. "Ada apa dengan Zhu Ting? Apakah aku terlihat membutuhkan keterampilan ini? Aku bisa melakukannya dengan sepuluh wanita dalam satu malam." Han Sen merasa seolah-olah harga dirinya telah diremehkan. Bahkan wataknya telah dihina, tidak heran Zhu Ting memintanya untuk memeriksa seni geno hiper ini sendiri. "Selain itu, omong kosong murahan ini ada di seluruh Jaringan Langit. Aku tidak perlu membelinya, aku dapat menemukannya. Siapa yang butuh omong kosong ini?" Han Sen merasa tersinggung. Ting! Ting! Ting! Han Sen merasa marah, dan bersumpah bahwa dia akan menghajar Zhu Ting. Dia akan mengajarkan untuk tidak meremehkan kemampuan tuannya. Tetapi sementara dia memutuskan untuk melakukan ini, komunikator berdering. Dia menerima panggilan itu, dan gambar yang indah muncul dengan sendirinya. Itu adalah Huang Fu Ping Qing. "Kakak, kecantikanmu semakin meningkat seiring berjalannya waktu." Han Sen melihat Huang Fu Ping Qing yang terlihat dewasa dan menarik, dan dia tidak dapat menahan diri untuk memuji penampilannya begitu dia menatapnya. Tidak ada salahnya memberikan pujian. Selain itu, dia sangat membantunya dulu. Huang Fu Ping Qing tampak bahagia, dan wajahnya menunjukkan senyum yang sangat manis. Tapi dia kemudian membeku, memandangi Han Sen dengan tatapan kosong dan menghela nafas. "Apakah wajahku bertumbuh bunga?" Han Sen menyentuh wajahnya, bertanya-tanya mengapa dia menatapnya seperti itu. "Adik Kecil pasti lelah beberapa hari ini." Huang Fu Ping Qing menatapnya dengan aneh. "Urusanku akhir-akhir ini melelahkan, dan aku terus-menerus berpindah-pindah." Han Sen menjawab pertanyaannya dengan santai, tidak yakin dengan apa yang dia inginkan. Ekspresi Huang Fu Ping Qing membingungkan. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Walaupun kau masih muda, kau harus memperhatikan waktu istirahatmu. Tubuhmu tidak dapat terlalu dipaksakan." Begitu dia mengatakan ini, Huang Fu Ping Qing menutup telepon. "Apakah dia gila? Apa yang dia bicarakan?" Han Sen memandang komunikatornya dan merasa cukup jengkel dengan pembicaraan, tidak yakin apa yang salah dengannya. Dia menelponnya, berbicara sembarangan dan kemudian menutup telepon. Apa yang dia inginkan? Memikirkan itu, Han Sen berbalik untuk melihat ke monitornya. Dia membeku. "Apakah kau ingin tetap tegang dan panjang? Apakah kau ...?" Iklan itu masih ditampilkan sepenuhnya, dan dia dengan cepat memahami apa yang terjadi. Dia mengerti mengapa Huang Fu Ping Qing bertindak aneh dan menutup telepon dengan tergesa-gesa. "Tidak tidak!" Han Sen merasa seperti dia dalam masalah, dan dengan panik menelpon Huang Fu Ping Qing. Ini sangat buruk. Jika dia mengatakan kepada orang-orang bahwa Han Sen tidak dapat "melakukan" secara efektif, dia tidak bisa membayangkan rasa malu yang akan ditanggungnya. Bagaimana para gadis yang dia kenal melihatnya? Hawa dingin merambat di tulang belakangnya ketika Han Sen membayangkannya. Tak lama setelah itu, komunikator terhubung. "Kakak, dengarkan aku! Biar kujelaskan ..." Han Sen kemudian mencoba memberitahunya mengapa iklan itu ada di layarnya. Tapi dia hanya sempat mengucapkan dua kalimat sebelum Huang Fu Ping Qing berkata, "Tidak perlu menjelaskan masalahmu padaku. Aku bukan siapa-siapa. Wanita dari keluarga Ji itu cantik, dan kau dapat melakukan padanya sesuai dengan keinginanmu. Tidak ada hubungannya denganku." Dia tidak memberi Han Sen kesempatan untuk menjelaskan, dan menutup telepon sebelum dia bisa mulai berbicara lagi. Tapi kemudian komunikator berdering lagi dengan dengan orang lain di ujung telepon. Han Sen menjadi putus asa, dan ingin meneleponnya kembali sehingga dia bisa menjelaskan. Dia akan menekan tombol panggil, tetapi jarinya tergelincir untuk menekan "terima". Gambar Ji Yanran muncul, dan membuat Han Sen ketakutan. Saat Ji Yanran memandang Han Sen, dia tersenyum manis. Tapi itu segera menghilang juga. Han Sen ingin menampar dirinya sendiri karena lupa untuk menutup iklan lagi. Dia mencoba menjelaskan, "Tenang, Yanran! Tidak seperti yang kau pikirkan." "Aku sudah meluangkan waktu hari ini, sehingga aku dapat melakukannya denganmu ... tapi tidak apa-apa. Akan lebih baik jika kau pergi dan berlatih; Aku akan dengan senang hati menunggumu membaik." Ji Yanran tampak mendukung. Han Sen merasa dirinya menjadi gila. Tepat ketika dia ingin menjelaskan, dia mendengar orang lain memanggilnya. Ji Yanran kemudian berkata kepada Han Sen, "Aku akan menghadiri sebuah rapat; kau harus berlatih sementara itu. Aku tidak akan mengganggumu. Tapi kau harus beristirahat." "Tidak, tidak seperti itu! Aku bisa melakukannya, aku benar-benar bisa ..." Han Sen ingin menjelaskan, tetapi dia sudah menutup telepon. Chapter 555 - Frottage "Zhu Ting, awas kau!" Han Sen rasanya mau meletus dan berteriak dari dalam ruangan. Karena Ji Yanran harus menghadiri rapat, dia mematikan komunikatornya. Dalam amukan kemarahan, Han Sen berlari ke teleporter dan kembali ke tempat penampungan. "Zhu Ting, dasar anak jahanam! Ayo keluar!" "Bos, ada apa?" Zhu Ting keluar dari kamarnya dan melihat ekspresi masam di wajah Han Sen. Zhu Ting berbalik dan berusaha untuk pergi dengan tergesa-gesa, tetapi Han Sen berhasil menghalangi jalannya. "Zhu Ting, kau dan Kekuatan Giok Matahari-mu yang memuakkan ... apakah aku kelihatan seperti membutuhkan hal semacam itu? Ginjalku lebih kuat daripada titan! Ketika aku menjadi tegang, kadang-kadang aku merasa takut dengan diriku sendiri!" Han Sen menatap Zhu Ting dengan mata belati, dan menggertakkan giginya. Zhu Ting merasakan hawa dingin merambat di tulang belakangnya. Dengan senyum yang dipaksakan, dia berkata, "Bos, tolong jangan marah! Ini bukan seperti yang kau pikirkan." "Lalu apa itu?" Han Sen menatap Zhu Ting dengan mata seperti ingin membunuh orang. Zhu Ting benar-benar takut kalau Han Sen akan memukulnya, jadi dia mengangkat tangannya ke dada Han Sen sambil berusaha menjelaskan secepat mungkin. "Kekuatan Giok Matahari ini memang meningkatkan ... kejantanan seorang pria, tapi itu bukan satu-satunya hal yang dapat dilakukannya. Walaupun Kekuatan Giok Matahari dapat membuat seorang pria melakukannya sepuluh kali tanpa merasa lelah, seorang pria sepertimu pasti juga bisa melakukan itu. Manfaat yang dapat kau peroleh cari dari Kekuatan Giok Matahari tidak meliputi hal ini. " "Tentu saja, aku bisa melakukannya." Wajah Han Sen mulai tampak sedikit lebih tenang. "Fungsi utama Kekuatan Giok Matahari adalah untuk memperkuat ginjal seseorang. Ginjal adalah organ inti dari tubuh manusia, jadi penguatannya akan bermanfaat untuk stamina, vitalitas, dan kekuatan. Apa yang saya tunjukkan padamu adalah asli, diambil dari Tablet Giok Matahari- ini bukan produk jelek yang bisa kau pesan dari situs Jaringan Langit yang jelek. Jika kau mempelajari seni geno hiper ini, kau bahkan tidak akan kehabisan tenaga setelah melakukan perjalanan ribuan mil dalam satu hari," Zhu Ting menjelaskan. "Hmm. Kau benar-benar membuatnya terdengar revolusioner. Aku bertaruh tidak ada bedanya dengan produk-produk sampah di Jaringan Langit," kata Han Sen. "Tidak sama, saya jamin," kata Zhu Ting. "Ketika Tablet Giok Matahari ditemukan, banyak sekali orang yang menginginkannya. Setelah melalui banyak pertarungan, tablet itu rusak. Tablet itu tidak dapat dilihat lagi. Namun, beberapa salinan dari tablet asli tetap ada. Aku memiliki satu salinan seperti itu." "Ada banyak salinan yang sudah diposting di Jaringan Langit. Apa yang membuatmu begitu istimewa?" Han Sen berpikir Zhu Ting sedang mempermainkannya. Tidak masalah apakah ajaran seni geno hiper adalah salinan atau bukan, yang penting adalah apakah konten dalam salinan itu benar. "Bos, Kekuatan Giok Matahari ini berbeda. Ada banyak versi yang berbeda di Jaringan Langit, masing-masing pengecer memiliki produk mereka sendiri. Masing-masing memberikan efek yang berbeda, dan banyak yang berefek negatif. Yang ada di Jaringan Langit hanya dapat membuatmu sedikit lebih kuat." Setelah beberapa saat, Zhu Ting melanjutkan, "Varian asli dari keahlian ini sangat menakjubkan. Walaupun banyak orang mengetahui isinya, namun penafsirannya berbeda-beda. Yang penting adalah tulisan di dalamnya." "Kenapa? Ada apa dengan mereka?" Han Sen sekarang penasaran. "Tulisan yang datang langsung dari tablet memiliki kualitas mistis yang aneh. Walaupun isinya sebagian besar sama, membaca tulisan-tulisan ini akan memberimu Kekuatan Giok Matahari yang berbeda dengan apa yang diajarkan biasanya. Salinan asli memang akan memberimu hasil yang spesial. Kau mungkin merasa sulit untuk mempercayaiku, tetapi aku mengatakan hal yang sebenarnya; ini akan sangat bermanfaat untukmu. " Han Sen mengambil kertas-kertas itu, membacanya, dan merasa tidak ada bedanya. "Zhu Ting, jujur ??saja. Apakah kau berusaha untuk mempengaruhiku sekarang?" Han Sen mulai merasa khawatir, dan mulai benar-benar percaya bahwa Zhu Ting baru saja bercanda dengannya. Mungkin kertas-kertas itu tidak istimewa. "Tidak, tidak! Aku sendiri yang menyalin ini. Barang aslinya terlalu berharga. Aku hanya merasa kuatir kalau kau akan menghancurkan perkamen ini dengan marah, jika aku tidak bisa membicarakan ini dengan benar dan menjelaskannya. Aku membawakanmu versi palsu, tetapi jika kau benar-benar berminat, aku dapat membawakan salinan asli, "kata Zhu Ting cepat. "Beri aku yang asli. Tapi jika aku mengetahui bahwa kau telah membohongiku selama ini, jangan salahkan aku akan kejam denganmu." Han Sen menatap Zhu Ting dengan mata galak. "Bos, jika aku memberimu Kekuatan Giok Matahari asli, bisakah kita melakukan pertukaran? Aku ingin meminta beberapa jiwa binatang buas amuk sebagai imbalannya." Zhu Ting memandang Han Sen dengan penuh harap. "Aku harus mempertimbangkannya. Biarkan aku melihat dulu apa yang kau miliki," kata Han Sen ketus. Zhu Ting tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Dia pergi untuk mengambil salinan yang asli. Dia kembali setelah beberapa saat, membawa brankas kecil. Dia menempatkan wadah di depan Han Sen. Dia membukanya dengan hati-hati dan mengeluarkan salinan asli, yang kemudian dia letakkan dengan hati-hati di atas meja. "Bos, lihat? Aku berjanji padamu itu berbeda dengan yang terakhir yang kutunjukkan padamu." Zhu Ting berbicara dengan penuh percaya diri. Han Sen mempelajari yang baru yang dibawa Zhu Ting. Kehadirannya terasa berbeda, tetapi dia tidak bisa menggambarkan apa yang berbeda. Dia kemudian mengambil tiga salinan palsu di satu tangan, dan yang asli di tangan lain. Dia membaca semuanya berdampingan. Kata-katanya sama, begitu pula warnanya. Tetapi melihat yang asli, benar-benar ada perasaan yang tidak bisa digambarkan. Bagaimanapun, seni geno hiper yang asli selalu meresapi atmosfer di sekitarnya dengan mistik. "Betul kan, Bos? Sudah kubilang aku tidak berbohong," Zhu Ting tersenyum. "Ada beberapa perbedaan kecil yang nyata." Han Sen menatap salinan asli beberapa kali, mencoba mengidentifikasi perasaan aneh yang dia rasakan. "Bukan hanya berbeda sedikit - perbedaannya mengejutkan! Sejak Tablet Giok Matahari dihancurkan, salinan sah ini telah menjadi artikel yang paling berharga. Jika kau ingin mempelajari Kekuatan Giok Matahari yang tepat, kau dapat mencapainya dengan menggunakan ini. Replika di Jaringan Langit tidak berguna. Bahkan walaupun bermanfaat, itu tidak akan menjadi diet yang seimbang dan dengan melakukan beberapa sit-up kau dapat membuktikannya. Percayalah, jika kau ingin mempelajari Kekuatan Giok Matahari, ini adalah tepat yang kau butuhkan! " Zhu Ting terus bercerita tentang kehebatan salinan yang dimilikinya. "Kalau begitu, bagaimana kau ingin menukarnya?" Han Sen mengalihkan pandangannya ketika dia bertanya pada Zhu Ting. "Lima perkamen berisi seluruh salinan. Bagaimana kalau satu halaman untuk dua jiwa binatang mutan amuk?" Zhu Ting tidak perlu mempertimbangkan hal ini terlalu lama, karena dia telah menyiapkan penawaran yang dia inginkan. "Apakah kau gila? Kau ingin memiliki sepuluh jiwa binatang mutan amuk untuk omong kosong ini?" Mata Han Sen terbuka lebar, terperangah pada usulan Zhu Ting. "Tapi ini yang asli ..." Zhu Ting mencoba mengatakannya, tetapi dia terputus. "Tiga jiwa binatang mutan amuk dan dua jiwa binatang mutan biasa. Hanya itu yang dapat aku tawarkan padamu. Ambil atau tidak - pilihan ada di tanganmu." "Bos, tolonglah! Berikan aku lebih banyak. Ini adalah artefak yang unik. Kau tidak akan menemukan hal lain seperti ini di seluruh alam semesta!" Zhu Ting tampak berada pada posisi yang sulit. "Hanya itu yang dapat aku tawarkan. Jika kau tidak suka, bubar saja." Han Sen berbalik untuk pergi. Dia hanya memiliki jiwa binatang sebanyak yang dapat ditawarkan pada saat ini, tetapi penawarannya ini sebagian besar didorong oleh keinginan untuk mencegah terlalu banyak jiwa binatang amuk yang beredar. "Baik. Tiga amuk, dan dua yang biasa. Aku terima." Zhu Ting menggertakkan giginya saat dia menyetujui penawaran Han Sen. Han Sen melirik dokumen yang akan diterimanya, untuk memastikan tidak ada masalah. Dia kemudian menyegel kesepakatan itu. Han Sen berbalik dan berjalan beberapa langkah. Tetapi dia kemudian berbalik dan bertanya kepada Zhu Ting, "Setelah aku mempelajari ini, apakah aku benar-benar dapat menghadapi sepuluh orang pada saat yang bersamaan?" Chapter 556 - Kekuatan Giok-matahari Han Sen kembali ke kamarnya dan mulai mempelajari salinan Kekuatan Giok-Matahari sebanyak lima halaman. Dengan pengetahuannya tentang kosakata kuno, dia tidak mengalami banyak kesulitan ketika menafsirkan teks. Karakternya kuno, dan kontennya kaya dengan seni geno hiper; secara keseluruhan, tampak seperti keterampilan yang baik untuk memperkuat ginjal seseorang. Ketika dia meneruskan menatap perkamen, mereka memancarkan aura mistis. Ketika Han Sen mempelajarinya, dia merasa bahwa dia semakin memahaminya. Semakin dekat Han Sen melihat, pemahaman dan persepsi tentang aura misterius itu semakin diperjelas. "Inilah apa yang disebut dengan Kekuatan Giok-Matahari. Tidak terlalu menjijikkan seperti yang dikatakan Zhu Ting. Ini tidak jauh berbeda dengan Mantra Klenik, namun Mantra Klenik dapat memperkuat jantung seseorang. Sebaliknya, Kekuatan Giok-Matahari hanya memperkuat ginjal." Han Sen selesai membaca dan sampai pada kesimpulan ini dengan sangat terkejut. Han Sen menjadi semakin terkejut ketika dia menyadari betapa bagusnya keterampilan ini sebenarnya. Itu jelas keterampilan yang tidak mudah dicapai dan sangat dicari-cari. Tetapi mengapa Zhu Ting memberikannya dengan mudah? Menurut Han Sen, Kekuatan Giok-Matahari tidak jauh berbeda dengan Mantra Klenik. Jika menguatkan jantung dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan dan memperkuat daya tubuh, maka memperkuat ginjal seperti meningkatkan tangki penyimpanan daya tubuh. Jika ginjal tidak ditingkatkan dengan Kekuatan Giok-Matahari, itu akan seperti menggunakan batu bara untuk menghasilkan api dan kehangatan. Itu efektif, tetapi tidak efisien; karena tidak terbakar seluruhnya. Tetapi jika seseorang meningkatkan fungsi ginjalnya, itu akan seperti menggunakan gas pembakaran bersih seperti propana; efektif, efisien dan tahan lama. Perbedaan yang sangat besar. Saat ini, rasanya seperti menggunakan bahan bakar biasa untuk berusaha mendorong roket ke ruang angkasa. Begitu dia diperkuat, Han Sen merasa dia akan dapat mempelajari berbagai jenis keterampilan, dan menggunakannya secara lebih efektif dari sebelumnya. Stamina dan kekuatannya akan mencapai tingkat yang sama sekali baru. Jika semua ini benar, kemampuan bertarung Han Sen akan lebih hebat dari sebelumnya, dan durasi performa puncaknya selama pertarungan berkepanjangan hampir tidak ada bandingannya. Di masa lalu, telah ditentukan bahwa untuk menjadi yang terbaik, seseorang harus dapat mempertahankan kekuatan hingga dua jam. Tetapi dengan memperkuat ginjal dengan cara ini, dia yakin akan bisa bertarung dengan kapasitas maksimal 24 jam. Namun Han Sen tetap waspada; dia curiga mengapa Zhu Ting begitu mudah menyerahkan keterampilan yang begitu penting baginya. Seandainya Han Sen menyadari kemampuan ini sebelumnya, dia akan dengan senang hati menukarkan lebih banyak jiwa buas Amuk untuk mendapatkannya. Han Sen kemudian menduga bahwa Zhu Ting pasti sudah mempelajari Kekuatan Giok-Matahari itu sendiri. Kemungkinan banyak orang lain yang mempelajarinya juga, sebelum entah bagaimana jatuh ke pangkuan Zhu Ting. Tetapi ketika mereka mempelajarinya, itu tidak efisien, dan hanya dapat meningkatkan sedikit kekuatan mereka, di samping kemampuan mereka yang luar biasa. Ini kemungkinan besar karena pemahaman mereka yang lebih rendah. Kemampuan untuk memahami seluruh tekstur dan kekayaan kata-kata di perkamen itu adalah bakat yang hanya dimiliki oleh beberapa orang. Han Sen mampu memahami sepenuhnya seni hiper geno, pertama, karena otaknya telah digabungkan dengan Darah Kristal. Sehingga kemampuan persepsinya telah meningkat secara alami. Tetapi alasan kedua terletak pada pemahamannya akhir-akhir ini tentang Kitab Dongxuan. Sikapnya dalam mempersepsikan dan berpikir lebih jelas, membuatnya memahami lebih banyak subteks yang terlewatkan oleh banyak orang ketika membaca salinan Kekuatan Giok-Matahari. Bagi orang biasa, kekuatan yang didapatkan dari Kekuatan Giok-Matahari lemah dan tidak penting. Persepsi mereka terlalu terbatas untuk mengumpulkan perbedaan kecil yang memisahkan apa yang mereka pelajari dan apa yang bisa dipelajari oleh Han Sen. Dengan kata lain, mereka tidak bisa memahami Kekuatan Giok-Matahari. Setelah Han Sen berlatih Kekuatan Giok-Matahari beberapa kali, dia merasakan ginjalnya bergetar seperti batu hangat. Dia merasa seolah-olah ada dua kompor kecil yang menyala di dalam, memberinya energi. Dia merasa seperti tidak perlu beristirahat, bahkan jika dia harus berlari selama tiga hari tiga malam. "Ini adalah keterampilan yang hebat. Setelah aku menguasainya, aku tidak akan kesulitan melawan sepuluh makhluk, sekaligus." Suasana hati Han Sen sedang bagus. Tapi menyempurnakan Kekuatan Giok-Matahari pasti akan memakan waktu lama, dan Han Sen tidak terburu-buru. Dia masih penasaran bagaimana dia bisa membunuh raja ular es bermata perak itu. Jika dia kekurangan dua pedang berdarah sakral, stamina dalam jumlah tak terbatas tidak akan berpengaruh pada Roh Kembar. Untungnya, Han Sen mengendalikan Tempat Penampungan Dewa Hitam sekarang. Meskipun elit mantan tuan mereka tidak di bawah perintah langsungnya, mereka masih diam-diam mendengarkan Dong Lin dan bukan Han Sen. Tetapi jika untuk membunuh makhluk darah sakral, mereka pasti akan ikut. Han Sen dengan cermat melihat daftar elit milik Tempat Penampungan Dewa Hitam, dan memilih sepuluh orang untuk bergabung dengannya untuk membunuh raja ular es bermata perak. "Bos, kami berusaha berburu raja ular es bermata perak sebelumnya dengan Dewa Hitam. Kami tidak berhasil, karena itu terlalu sulit. Dalam wilayah makhluk celaka itu, efisiensi kekuatan kami diredam dan ditundukkan. Dikepung oleh ular bukanlah tugas mudah- itu sangat berbahaya." Wajah beberapa elit, yang menemani Dewa Hitam dalam perburuan, berubah ketakutan ketika mereka mendengar rencana Han Sen untuk pergi ke sana dan membunuh binatang itu. Mereka berusaha mengubah pikirannya. "Aku sudah membuat keputusan. Jangan berdebat lagi dan ikuti perintahku," jawab Han Sen dengan dingin. Mendengar ini, beberapa elit kehilangan harapan. Dong Lin dan Han Sen sudah sepakat, jadi untuk tugas ini, mereka yang terpilih tidak punya pilihan selain menemaninya. Han Sen membawa sepuluh orang bersamanya ke Lembah Ular Es. Mereka membawa dokumen-dokumen pemetaan, sehingga mereka tidak kesulitan menavigasi untuk mencapai tempat yang ingin mereka tuju. Mereka semua tiba di tempat tujuan dengan selamat. Walaupun dinamakan Lembah Es, dalam kenyataannya lokasi itu tampak lebih seperti Gletser Grand Canyon, di mana keretakan kolosal di tanah yang digigit es telah berpisah dan membentuk cekungan sempit, dan di sana salju menumpuk dalam jumlah yang berbahaya. Jika Anda jatuh ke dalamnya, Anda pasti akan tenggelam dalam salju. Di medan salju yang sekarang mereka injak, gerakan dari bawah salju bisa terlihat. Itu adalah pergerakan ular es putih perak, melaju ke depan seperti cacing tanah yang gila. Ular es itu berwarna putih, dengan mata perak yang mematikan. Ketika mereka menyelam di tumpukan salju, mereka tersamarkan dan hampir mustahil untuk melihatnya. Jika seseorang tidak memperhatikan, mereka tidak akan pernah melihat mereka sebelum terlambat. Mereka tidak tahu berapa banyak ular es yang menghuni ngarai yang berbahaya ini, dan jika ada makhluk yang menggigitmu, kamu akan segera lumpuh dengan radang dingin. Seseorang yang bersenjata lengkap mungkin dapat menahan gigitan ular es biasa, tetapi jika mereka digigit oleh varian mutan, walaupun poin geno sakral mereka lebih dari 100, mereka tetap akan membeku dalam waktu singkat. Sepuluh evolver itu memiliki poin geno sakral di atas 100, tetapi bakat besar tidak dapat mencegah rasa takut mereka. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menunda perjalanan ke sana, berusaha untuk mengulur-ulur waktu, seolah-olah hidup mereka bergantung padanya - karena memang begitu. Han Sen memperhatikan hal ini, tetapi tidak merasa kesal. Sebaliknya, dia tersenyum dan berkata, "Nah, bagaimana dengan ini? Kalian tidak perlu mempertaruhkan nyawa dan memasuki lembah. Aku akan pergi sendiri untuk mengeluarkan raja ular es bermata perak. Aku akan memancingnya ke sini, sehingga kita bisa bertarung bersama, bebas dari gangguan ular lainnya. "Bagus! Bagus! Bagus!" Semua elit mengangguk setuju. Mereka sama sekali tidak ingin menginjakkan kaki di lembah itu. Tempat itu terlalu berbahaya bagi mereka. Dan jika Han Sen masuk sendirian, mereka tidak akan disalahkan jika dia mati. "Tapi ada sesuatu yang harus aku katakan terlebih dahulu; jika aku mengeluarkan raja ular es bermata perak, dan seseorang memutuskan untuk melarikan diri, jangan salahkan aku karena kejam sebagai tanggapan atas terhadap pengkhianatanmu. Bahkan Dong Lin tidak akan bisa membantu pengecut yang kabur." Han Sen menatap mereka masing-masing dengan dingin. Salah satu evolver menanggapi dengan berkata, "Jangan khawatir, Bos. Kami tidak seperti itu. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu Anda membunuh ular itu." Meskipun mulutnya mengatakan itu, hatinya berkata lain. Seperti yang lain, dia merasa yakin bahwa jika Han Sen benar-benar memberanikan diri pergi ke sana sendirian, dia tidak akan kembali. Chapter 557 - Lembah Ular Yang Aneh Mereka awalnya yakin bahwa Han Sen mungkin memiliki sesuatu dan berencana terbang ke lembah untuk mengeluarkan raja ular. Hampir mustahil bagi seseorang untuk berjalan ke sana. Kedalaman salju lebih besar daripada siapapun, dan jika Anda tenggelam di dalamnya ketika mencoba berjalan di atasnya, Anda akan tenggelam ke dalam kuburan putih yang dihuni oleh ular-ular yang tidak ramah. Dan pasti akan mati. Jika Han Sen bisa terbang, peluang dia akan lebih baik, tetapi tidak berbeda jauh. Ular es juga memiliki kemampuan untuk terbang, sehingga pertarungan di udara yang tidak seimbang akan terjadi dengan cepat. Meskipun mereka tidak bisa terbang terlalu tinggi, selama Han Sen berada di lembah es, dia tidak mungkin dapat lolos dari pengejaran mereka. Itu sebabnya mereka pikir keputusan Han Sen untuk masuk ke lembah sendirian, adalah langkah bunuh diri. Tapi dia berjalan ke lembah. Tanpa menggunakan pelindung apapun. Han Sen telah mempelajari Kulit Giok, dan oleh karena itu tidak takut akan membeku. Tapi itu tidak berarti dia berencana digigit ular. Saat dia melangkah ke Lembah Es, Han Sen melompat dengan cepat. Ketika dia berlari, langkah kakinya sangat kecil sehingga mereka hanya meninggalkan lekukan yang dangkal di salju, dan hanya bisa dilacak kalau memperhatikan dengan cermat. Keahlian Menginjak Awan, selain meminjam kekuatan dari udara itu sendiri, memungkinkan seseorang untuk menjadi seringan awan sesuai dengan yang dinama keahlian itu. Jika disempurnakan oleh penggunanya, dimungkinkan untuk melintasi bidang salju tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Evolver yang tetap tinggal di sana menyaksikan Han Sen pergi, tanpa bergerak. Keahlian yang mereka saksikan membuat mereka merasa takut, membuat mereka percaya bahwa Han Sen lebih hebat dari para "evolver." Meskipun tubuh Han Sen benar-benar ringan, tetapi tetap menarik perhatian ular es. Dia melihat dua ular es melompat keluar dari tempat persembunyian mereka yang putih untuk menyerangnya. Makhluk bersisik perak berkilau putih menyilaukan, di bawah sinar matahari. Mereka meregangkan tubuh mereka dan melebarkan tubuh mereka seperti jangkrik raksasa. Mereka meluncur sambil menyerang ke arah Han Sen tetapi gagal, dan berputar-putar di udara untuk mencoba lagi. Han Sen telah membaca tentang profil ular ini sebelumnya. Meskipun mereka tidak bisa terbang tinggi, mereka memiliki kemampuan meluncur yang sangat kuat. Karena itu, dia tahu dia tidak bisa memperlambat langkahnya sama sekali, jadi dia mendorong ke depan, menghindari ular yang menyerang ke arahnya. Dia tidak membunuh dua ular es itu karena dia hanya ingin memancing kemarahan raja ular dan membawanya keluar. Jika dia membunuh dua ular es, aroma darah mereka akan memancing setiap ular di lembah. Dan jika itu terjadi, dia akan berada dalam masalah besar. Dia mengabaikan dua ular yang mengejar dan terus mendorong maju. Beberapa ular lain kadang-kadang bergabung dalam keramaian, tetapi mereka tidak menimbulkan banyak ancaman bagi Han Sen. Ketika dia meluncur di salju, dia terus menghindari setiap serangan saat dia terus maju ke ngarai. Para evolver yang menonton di luar saling memandang, mereka semua tampak terkejut. Sangat jarang menyaksikan seorang evolver yang memiliki begitu banyak keahlian. "Apakah kalian rasa dia benar-benar dapat memancing raja keluar?" Seorang evolver mengajukan pertanyaan dengan tatapan aneh, ketika dia menyaksikan bayangan manusia yang menari-nari di seberang lembah. "Aku tidak yakin. Orang ini tidak dapat diduga," jawab seorang evolver. "Bos ingin kita mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentangnya, tetapi jika kita melaporkan semua yang kita lihat, apakah menurut kalian, Bos akan mempercayai kita?" "Aku harap bos tidak memaksa kita untuk melawannya nanti. Pria ini terlalu menakutkan. Jika kita adalah musuhnya, aku akan merasa takut setiap saat. Meskipun kita memiliki banyak perlindungan, aku tetap merasa takut Han Sen akan memenggalku. Tingkat keahliannya menakutkan." "Aku juga berharap begitu. Mengikutinya tidak terlalu buruk. Dia tidak kejam dan sombong seperti Dewa Hitam. Kita sebenarnya bisa bernalar dengan Han Sen." Tak lama kemudian, Han Sen sudah hilang dari pandangan mereka. Gunung Salju terbentang sepanjang seratus mil, dan yang Han Sen ketahui hanyalah bahwa raja ular itu berada di semacam gua es di tengah lembah. Jadi dia mengarah ke sana. Setelah Hen Sen melakukan perjalanan sejauh sepuluh mil, 300 ular es mengejar dia. Anehnya, hasilnya cukup bagus. Jika dia membunuh satu ular es saja, puluhan ribu ular es akan menggigitnya. "Aneh. Bukankah seharusnya gua es berada di sekitar 30 mil? Aku sudah berlari sejauh 40 mil. Mengapa aku belum melihatnya?" Han Sen merasa bingung. Sekarang, 1000 ular es mengejarnya. Dia beruntung karena cukup terampil untuk lolos dan menghindari setiap ular yang menyerangnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, dia mencapai jurang sempit di mana lereng-lereng es yang curam mendorongnya ke depan. Namun dia masih belum bisa melihat gua es. Legenda mengatakan bahwa tubuh raja ular es bermata perak itu benar-benar besar, setidaknya 100 meter. Memerlukan gua es selebar 200 meter untuk bisa masuk, dan jalan masuk ke tempat tinggal di bawah tanah seperti itu akan sulit dilewatkan. Han Sen berlari sejauh 20 mil lagi, tetapi tetap tidak melihat tanda-tanda gua es atau penghuninya. Dalam hatinya, dia mulai bertanya-tanya apakah dia telah dipermainkan. Apakah itu informasi yang diterimanya salah? Apakah itu kebetulan? Atau apakah sengaja memberikan informasi yang salah? Setelah memikirkannya dengan seksama, dia menyadari bahwa itu tidak mungkin. Informasi itu cukup mutakhir, dan mereka tidak tahu Han Sen berencana untuk membunuh raja ular. Mereka tidak mungkin melakukan sesuatu seperti ini dalam waktu yang begitu singkat. "Hmm, kurasa aku harus berjalan lebih jauh." Han Sen terus maju, tetapi sesuatu yang aneh menarik perhatiannya. Jumlah ular es yang mengejar dia sekarang jauh lebih kecil. Ketika dia berjalan lebih jauh, semakin banyak ular berhenti mengejarnya, sampai beberapa mil kemudian, mereka semua pergi. Han Sen merasa ngeri, dan dia berkata, "Apakah ini wilayah raja ular? Apakah mereka tidak berani mendekatinya?" Tapi sepertinya tidak begitu . Jika dia benar-benar tiba di tempat raja ular itu, ular es seharusnya melindungi raja mereka. Mereka seharusnya tidak melarikan diri. Han Sen berpikir ada sesuatu yang tidak beres dengan Lembah Es. Pasti ada sesuatu yang telah mengubahnya. Dia melihat sekeliling, tetapi tidak dapat melihat apa yang ada di luar Lembah Es. Karena salju di sekelilingnya, dia tidak dapat mendeteksi keberadaan ular es. Terlebih lagi, keheningan memekakkan telinga sekarang meresapi atmosfer lembah. Matahari tercekik awan, dan lebih banyak salju mulai turun. Meskipun tidak terlalu buruk, perasaan tertekan dan dingin menyelimutinya. Tidak ada angin untuk meniup salju, hanya langsung jatuh ke salju yang sudah menyelimuti lembah. Terasa sunyi dan sepi. "Aku sudah sejauh ini, aku tidak bisa kembali sekarang." Han Sen tidak ingin menyerah dulu, jadi dia menggertakkan gigi dan terus maju. Dia memiliki sayap amuk berdarah sakral, sehingga dia bisa terbang kapan saja. Jika ular-ular es itu memutuskan untuk melanjutkan pengejaran, mereka tidak akan bisa menangkapnya. Karena itu, tidak ada yang perlu ditakutkan. Han Sen berjalan 20 mil lagi tanpa menemukan satu ular pun. Setelah perjalanan yang sulit, dia tiba di dinding es di hadapannya. Dinding itu mulus, tetapi di sisi kanan dan kiri Han Sen, ada sejumlah gletser yang mematikan yang mengurungnya. Dia sekarang telah mencapai ujung ngarai. Tiba-tiba, Han Sen bisa melihat gua es di dinding es di depannya. Namun, itu tidak sesuai dengan dugaannya, karena tingginya tiga meter dan hanya selebar satu meter. Itu terlihat aneh, begitu tinggi dan sangat tipis. Dia tidak dapat melihat apa-apa dari pintu masuk, jadi dia memanggil baju baja emas dan piktograf. Setelah itu, dia memberanikan diri untuk masuk. Chapter 558 - Telur Elektrik Gua es itu tidak terlalu dalam. Setelah berjalan beberapa mil, dia telah mencapai ujungnya. Begitu sampai di sana, gua sempit itu terbuka ke gua yang luas. Han Sen tidak menemukan adanya bahaya atau satu makhluk pun dalam perjalanan ke sana. Di aula es, Han Sen memperhatikan keberadaan telur yang tingginya sekitar setengah dari manusia dewasa. Rona peraknya membuatnya tampak metalik, dan eksteriornya yang mengkilap dihiasi dengan berbagai pola yang terukir halus. Han Sen merasa senang dengan penemuan ini. Dia berlari ke arah telur dan berkata, "Haha! Para dewa pasti mencintaiku! Aku tidak percaya aku telah menemukan telur seperti itu - itu pasti milik raja ular." Han Sen tahu bahwa sulit bagi makhluk untuk melahirkan anak. Peraung Emas menghabiskan semua yang mereka bisa untuk menghasilkan keturunan, dan mereka memberikan anak mereka esensi geno mereka. Melakukan hal itu selalu menyebabkan kematian ibu mereka dengan suka rela. Tetapi gua besar dan gua es kosong melompong, dan tidak ada tanda-tanda raja ular. Bagi Han Sen, ini adalah kesempatan emas, dan dia tidak ragu untuk mengulurkan tangannya untuk menyentuh telur perak metalik. "Argh!" Ujung jari Han Sen tersentak dengan sengatan listrik. Rambut di jari-jarinya sekarang berdiri. Sengatan yang melesat ke tubuhnya membuatnya mundur dua langkah, dan dia hampir terjatuh. "Ya Tuhan, telur apa ini? Mengapa ada listriknya?" Mata Han Sen terbuka lebar, menatap telur dengan bingung. Dia kemudian melihat bagaimana pola cangkang telur disorot, tetapi penampilan yang sebelumnya cerah, sekarang menjadi redup. Han Sen menatap telur itu dengan curiga. Dia telah memakan banyak telur sebelumnya, tetapi tidak pernah melihat telur seperti ini. Sementara dia berpikir, suara datang dari luar. Han Sen terkejut, berpikir bahwa raja ular telah kembali. Dia menajamkan telinganya untuk mendengarkan, tetapi yang bisa dia dengar hanyalah suara langkah kaki manusia. Han Sen mengerutkan kening, memandang ke arah pintu masuk gua. Orang-orang yang dia bawa bersamanya tidak berani datang ke sini, jadi siapapun itu, mereka tidak berhubungan dengan Han Sen atau si raja ular. Han Sen melihat seseorang dengan baju baja biru, rambut hitam dan akup putih memasuki gua. Seperti yang dia duga, itu bukan salah satu evolver yang dia tinggalkan. Tapi, ternyata dia adalah seseorang yang dia kenal. "Yi Dongmu ..." Han Sen mengawasinya dengan penasaran, dan kemudian memanggil namanya. Dia tidak pernah menduga akan melihatnya di sini, tetapi menilai dari pakaiannya, dia baru saja terbang masuk. Sangat beruntung tempat ini tidak ada ular es, karena terbang seperti itu akan mendapatkan sambutan yang kasar. "Meskipun kamu di sini dulu, menurut aturan, siapapun yang mengklaim itu adalah yang pertama memilikinya." Yi Dongmu melihat di mana telur perak itu berada dan, dalam sekejap, menggunakan semua energinya untuk berlari ke arahnya. "Tidak, jangan!" Han Sen mengulurkan tangan dan berusaha meraih Yi Dongmu. Melihat Han Sen, Yi Dongmu menggunakan kekuatannya untuk bergerak lebih cepat. Ketika dia mencapai hadiahnya, dia memeluk telur dengan tangan terbuka. "Aaaaaaaargh!" Yi Dongmu meneriakkan seruan maut terakhir. Dialiri listrik dengan brutal, semua rambutnya melonjak ke atas. Dia jatuh ke lantai dengan kencang, tangannya terentang seolah-olah dia masih memeluk telur. Dia sepertinya lumpuh karena sengatan listrik. Han Sen tersenyum saat dia berjalan untuk mengejar Yi Dongmu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak ingin menghentikanmu untuk mendapatkan telur. Aku hanya mencoba meraihmu dan mencegah hal ini terjadi. Aku berusaha bersikap baik!" Yi Dongmu menatap Han Sen dengan curiga, tidak mempercayainya. Han Sen menyaksikan Yi Dongmu berjuang untuk duduk dan ingin tertawa. Sebelumnya, dia sebenarnya telah menyesatkan Yi Dongmu, karena dia ingin mencari tahu apakah masih ada listrik yang keluar dari telur setelah dia menyentuhnya. Han Sen menerima jawabannya. Tapi sekarang terbukti bahwa telur ini bukan telur biasa - jelas telur yang kuat. Yi Dongmu yang malang membutuhkan waktu lama untuk pulih dari keterkejutannya, tetapi dia hampir tidak bisa menyalahkan Han Sen. "Aku belum pernah mendengar tentang raja ular es bermata perak yang mengandung listrik; kupikir itu hanya bisa akan membuat merinding kedinginan. Bagaimana telur ini memiliki listrik yang begitu kuat?" Han Sen berjalan di sekitar telur beberapa kali, mengamatinya. Pola pada telur tampaknya telah disorot lagi setelah menyengat Yi Dongmu, tetapi cahayanya sekali lagi mulai memudar. "Tuan Yi, aku yakin kita harus memecahkan telur ini. Kalau tidak, kita tidak akan bisa memakannya. Aku lebih lemah dibandingkan dengan Anda, jadi mungkin Anda harus melanjutkan dan melakukannya?" Han Sen berbalik untuk melihat Yi Dongmu lagi, menonton saat dia berjuang untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Yi Dongmu menatap Han Sen dengan jijik, seolah berkata, "Apakah kamu pikir aku bodoh?" Han Sen tidak berani mencoba menghancurkan telur, karena listrik yang ditimbulkan oleh sentuhan kecil cukup menyakitkan. Jika dia pergi untuk menghancurkannya, dan listrik di dalamnya terlepas, dia mungkin akan diubah menjadi arang, Melihat Yi Dongmu masih tidak bisa bergerak, dia tidak berani pergi dulu. Dia mulai berpikir bagaimana dia bisa membukanya. Jika dia kembali ke Persekutuan, dia bisa mendapatkan sepasang sarung tangan yang kuat. Tapi dia jauh dari sana, dan listrik di dalam telur itu tampak tidak stabil. Mungkin sarung tangan itu tidak akan terlalu membantu, dan karena dia tidak memiliki sepasang sarung tangan sendiri, dia harus membelinya. Tetapi siapa yang mengira akan ada sebutir telur, yang memancarkan listrik bertegangan tinggi di tempat seperti itu? Han Sen tidak mempersiapkan skenario ini, jadi pilihannya terbatas. Jika dia memutuskan untuk kembali, Han Sen juga tidak ingin meninggalkan telur. "Tuan Yi, kita sudah sampai sejauh ini, tidak mungkin kita bisa kembali dengan tangan kosong. Apakah kamu yakin tidak keberatan untuk mencoba lagi?" Han Sen ingin meyakinkan Yi Dongmu untuk mencoba telur itu lagi. "Tidak, tapi aku akan melihat kamu mencobanya." Yi Dongmu tidak bergerak, dan terus duduk di sana. Wajahnya pucat, menunjukkan listrik telah melukainya secara signifikan. "Jika kamu tidak mau mencobanya, maka tentu saja aku tidak mau. Tapi jika kita berdua tidak menyentuhnya, maka berada di sini hanya buang-buang waktu. Dan karena itu, aku tidak bisa tetap tinggal di sini. Aku akan pergi sekarang." Han Sen kemudian mulai berjalan pergi. Tapi Yi Dongmu terus duduk di tempatnya. Dia bahkan tidak mencoba untuk menghentikan Han Sen keluar. "Aku benar-benar pergi sekarang." Han Sen perlahan berjalan beberapa langkah lagi, memastikan Yi Dongmu bisa mendengarnya. Yi Dongmu hanya merengut pada Han Sen dan bergumam, "Terserah." Han Sen berjalan dua langkah ke depan, tapi kemudian berjalan kembali. Sambil tersenyum, dia berkata, "Kamu pasti sangat kesepian. Aku seharusnya tidak meninggalkanmu seperti ini; mungkin aku harus tinggal dan menemanimu." Yi Dongmu memutar matanya; dia bukan penggemar berat Han Sen, itu sudah pasti. Tapi Han Sen benar-benar ingin membuat Yi Dongmu mencobanya lagi. Dan dia takut jika dia pergi, dan Yi Dongmu berhasil memecahkannya sendiri, dia akan mengambil semua kuning telur. Itu berarti perjalanan Han Sen sia-sia. Sementara mereka berdua berbicara, suara retak terdengar dari telur. Mereka berdua melompat dan melihatnya. Mereka melihat telur sebesar setengah manusia itu retak. Entah bagaimana, telur itu mulai terbuka dengan sendirinya. Han Sen dan Yi Dongmu keduanya melompat dan dengan cemas menyaksikan telur terbuka. Jika telur retak karena mereka menyentuhnya lebih awal, maka tidak apa-apa, tetapi jika ini adalah kejadian alami, maka mereka akan dalam kesulitan. Krak! Suara retakan lain terdengar, dan retakan mulai membentang sepanjang telur. Chapter 559 - Telur Yang Retak Han Sen dan Yi Dongmu mundur beberapa langkah, mengamati telur perak metalik dengan sangat waspada. Itu hanya telur, tapi dapat mengalirkan listrik bertegangan tinggi - tentu saja itu tidak biasa. Jika seekor makhluk tinggal di dalam telur, bahkan saat baru lahir, mereka menduga dia mungkin memiliki kemampuan yang mengerikan dan kuat. Krak! Krak! Semakin banyak retakan mulai mengelilingi sisi telur, sampai sebongkah cangkang terbuka. Di dalamnya, sebuah kepala perak berbulu sedang mencoba menyodok keluar dari cangkangnya. Mata makhluk itu hanya setengah terbuka. Makhluk itu berusaha mencakar jalan keluar dari kulit telur. "Itu bukan ular?" Han Sen dan Yi Dongmu keduanya membeku, setelah merasa yakin bahwa itu adalah bayi raja ular es bermata perak. Ini bukan yang mereka harapkan. Makhluk yang mencoba mengorek jalan keluar dilapisi bulu perak, dan memiliki telinga yang panjang dan runcing. Itu adalah seekor rubah kecil, dan matanya menyala-nyala dengan semangat burung phoenix. Hewan kecil itu akhirnya berhasil membebaskan diri dan meninggalkan cangkang telur. Meskipun baru menetas, ukurannya hampir sama dengan tanuki dewasa. Bulunya rimbun dan menutupi seluruh tubuhnya, dan ekor yang megah menyapu cangkang di belakangnya. Tampaknya dia dibentuk untuk dapat bertahan dalam lingkungan yang keras dan sedingin es sebagaimana tempat dia dilahirkan. Pluk! Setelah keluar dari cangkang telur, makhluk itu tidak dapat berdiri tegak. Dengan anggota badan yang tidak stabil, dia terjatuh ke tanah. Dia merasa kesakitan dan menjerit dua kali. "Oh, sial! Mengapa sesuatu seperti ini ada di sini, di lembah ular? Dan aku belum pernah mendengar tentang rubah yang menetas dari telur." Han Sen menatapnya dengan bingung. Yi Dongmu lalu tampak bergerak, belati di tangan. Seperti hembusan angin, dia mulai bergegas menuju binatang lemah yang masih berbaring di tanah dengan rasa sakit. Dia menargetkan salah satu matanya yang setengah terbuka dan berusaha membunuhnya. Tapi Han Sen mundur beberapa langkah; pemandangan ini terlalu akrab baginya. Ketika Peraung Emas dilahirkan, dia telah memainkan peran yang sekarang dilakukan Yi Dongmu. Ding! Yi Dongmu adalah pembunuh yang berbakat, dan meskipun serangannya tidak dapat diprediksi, mereka mematikan. Ujung belati telah didorong langsung ke kelopak rubah perak. Tetapi pisaunya berhenti di tempatnya, rasa haus darahnya disambut oleh suara baja palu. Kelopak mata makhluk itu terbuat dari logam! Melolong! Rubah perak berteriak, tapi Yi Dongmu tidak terpengaruh, dan dia mencoba mendorong pisau itu dengan kekuatan yang lebih besar. Tetapi sebelum dia bisa melakukannya, sebuah petir melengkung ke belati di tangannya, dan dari logam senjatanya, arus listrik tegangan tinggi melonjak ke seluruh tubuhnya. Pang! Rubah perak jatuh ke lantai lagi, sementara Yi Dongmu terlempar. Begitu kuatnya tegangan arus itu sehingga baju bajanya pun menghitam. Sayap putih yang dia kenakan sekarang hangus, dan bulu-bulunya berkurang menjadi hanya tinggal beberapa helai bulu yang membara. Kali ini kerusakannya bahkan lebih besar. Ketika Yi Dongmu jatuh ke tanah, dia terbaring lemas, tidak bisa bergerak, dan seandainya Han Sen tidak bisa mendeteksi detak jantungnya, dia akan mengira Yi Dongmu telah mati. "Ya ampun... ini adalah anak dari makhluk super!" Han Sen merasakan hawa dingin merambat di tulang punggungnya, saat dia mengkonfirmasi bahwa makhluk ini memang bukan dari golongan berdarah sakral. Yi Dongmu memiliki kekuatan besar, dan dengan kekuatan yang dia dorong ke serangan belati, seharusnya makhluk ini akan terluka, jika hanya makhluk berdarah sakral. Ketika Han Sen bertarung melawan Peraung Emas, hal yang sama terjadi. Tapi makhluk super Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama hanya mengalami sedikit kerusakan. Mereka tidak memiliki keterampilan dan seluk-beluk makhluk super lain yang belakangan diketahui oleh Han Sen. Dan ketika dia melawan Peraung Emas, dia tidak terluka seperti Yi Dongmu sekarang. Rubah perak yang tadinya jinak sekarang marah. Dia menarik dirinya sendiri ke cakarnya dan dengan cepat mengikuti penyerangnya, berlari ke tempat di mana Yi Dongmu sekarang terbaring kusut di tanah. Sepertinya rubah perak ingin membalas dendam atas apa yang baru saja terjadi. Han Sen berlari ke Yi Dongmu yang terluka parah dan berusaha menariknya pergi. Yi Dongmu adalah salah satu klien terbesarnya, dan orang yang tidak pernah tawar-menawar. Jika dia mati di sini seperti ini, itu berdampak buruk untuk bisnisnya! Han Sen menarik Yi Dongmu ke jalan setapak yang mengarah keluar. Rubah perak berusaha mengejar pengacau, tetapi karena baru saja lahir, dan masih lemah, dia tidak dapat mengendalikan tubuh sepenuhnya. Jadi ketika mengejar mereka, dia hampir tidak bisa berjalan lurus, apalagi mempertahankan kecepatan yang diperlukan untuk mengimbangi mereka. Han Sen tidak berani melakukan sesuatu yang agresif terhadap rubah perak; dia hanya menyeret Yi Dongmu ke pintu keluar. Dia takut membayangkan dirinya menjadi musuh bayi makhluk super. Dia tahu bahwa bayi-bayi ini bisa aneh, terutama yang lahir dari perut ibu. Berdasarkan pemahamannya, mereka yang berasal dari telur sangat berbeda. Masih terlalu dini bagi Han Sen untuk menilai perbedaan spesifik, tetapi daging Peraung Emas yang kecil tidak terurai seperti sebagian besar makhluk super. Dan ketika Malaikat memakan dagingnya, dia mengalami evolusi untuk kemampuannya. Walaupun ini adalah hal yang luar biasa, situasinya bergantung pada setiap makhluk; itu bukan sesuatu yang bisa ditiru atau bisa terjadi lagi. Han Sen berpikir dia bisa dengan mudah menghilangkan jejak dari rubah perak, dengan kecepatan yang dimilikinya. Setelah keluar dari gua es, dia menyeret Yi Dongmu sejauh sepuluh mil. Melihat sekeliling untuk memastikan apakah dia sedang diikuti, dia pikir ini saat yang tepat untuk mengamati seberapa parah luka Yi Dongmu. Kondisinya sangat buruk. Di beberapa tempat, kulitnya telah robek oleh kekuatan sengatan listrik. Di banyak tempat, kulitnya berubah menjadi hitam dan hijau. Beruntung dia mengenakan baju baja, karena jika tidak, dia akan mati begitu tersengat. Meskipun dia belum mati, dia terluka parah. "Aku pria yang sangat baik, menyelamatkanmu dari kematian. Aku akan mengobatimu, agar kamu bisa membayar hutang suatu saat nanti." Han Sen mengobati luka Yi Dongmu yang sudah tidak berdaya. Saat dia merawat luka-lukanya, dia berkata, "Sayang sekali aku terpaksa menggunakan salep yang tidak murah. Ketika kamu bangun, aku tidak akan ragu untuk memberimu tagihan." "Argh!" Yi Dongmu menjerit, tersentak dari rasa sakit. Meskipun efektif, obat yang digunakan Han Sen sangat menyengat. "Berhenti berteriak! Bukankah kamu pria yang berani? Jika kamu tidak bisa menahan derita ini, bagaimana kamu bisa berharap untuk menjadi orang yang melakukan perbuatan besar di masa depan?" Han Sen mulai mengomel. "Kamu bahkan tidak memberiku obat bius sebelum menuangkan api neraka itu ke lukaku! Mengapa kamu tidak mencobanya sendiri? Kita lihat saja apakah kamu berteriak, brengsek." Wajah Yi Dongmu pucat karena rasa sakit, dan bibirnya bergetar. Dalam situasi seperti ini, dia tidak mampu lagi bersikap sopan, dan mulai bersumpah serapah. "Maaf, aku tidak membawa obat bius. Hanya ini yang aku miliki, jadi apa lagi yang kamu harapkan dariku? Tahan saja rasa sakit ini; setidaknya nyawamu masih bisa diselamatkan." Han Sen berdehem dan mulai memoleskan lebih banyak salep pada luka yang belum dia obati. "Aargh!" Yi Dongmu menjerit lagi. Dia meraih kaki Han Sen dan menggigitnya. "Aaargh!" Ketika Han Sen berada di gua es, dia telah menyimpan baju bajanya ketika dia mendengar Yi Dongmu pertama kali masuk. Dia merasakan sakit yang biadab dari setiap gigitan di betisnya, dan dia tidak bisa menahan untuk menemani Yi Dongmu menggeliat kesakitan. "Lepaskan aku! Apakah kamu seekor hiu sialan?! Kamu hanya menggigit dan tidak melepaskan gigitan!" Han Sen mendorongnya, tapi rasa sakit yang diderita Yi Dongmu terlalu parah, dan dirinya bergetar. Karena takut akan menggigit lidahnya sendiri, dia mencoba menggigit barang terdekat - yang kebetulan adalah kaki Han Sen. Han Sen terus menangis kesakitan, jadi dia menampar kepala Yi Dongmu beberapa kali. Ketika Yi Dongmu akhirnya melepaskan gigitan, dia berguling di tanah yang dingin. Seolah-olah seluruh tubuhnya telah kehabisan energi, dan dia terbaring dengan terengah-engah di lantai untuk memulihkan diri. Ketika Han Sen memandang kakinya, dia melihat darah merembes dari dua bekas gigitanya. Saat dia hendak berteriak pada pria di sampingnya, dia menyaksikan bayangan perak menuju ke arahnya. Itu adalah rubah perak. Chapter 560 - Makhluk Yang Sulit Dipercaya Wajah Han Sen berubah. Rubah perak baru saja lahir, tetapi sudah begitu cepat. Terlebih lagi, dia semakin cepat saat semakin dekat. Tak lama kemudian, dia berdiri hanya dengan jarak lima meter dari mereka. Untuk sesaat, Han Sen berpikir untuk memanggil sayapnya untuk melarikan diri. Tetapi rubah perak tidak melakukan apa-apa. Dia hanya berdiri di sana menonton Han Sen dengan mata yang seperti phoenix. Hati Han Sen kedinginan, dan dia mundur beberapa langkah, menjauhkan dirinya dari Yi Dongmu. Dia berpikir dalam hati, "Mengapa kau melihatku? Orang yang menyerangmu ada di sana." Tapi rubah perak tidak melihat Yi Dongmu sama sekali. Matanya hanya melacak setiap gerakan Han Sen sehingga membuatnya merasa takut. Saat Han Sen bergerak ke kiri, langkahnya diikuti oleh tatapan rubah perak. Hati Han Sen berdebar-debat, dan dia berkata, "Oh tidak! Apakah mata makhluk ini begitu lemah sehingga tidak bisa mengenali siapa yang melukainya?" Yi Dongmu masih terbaring di lantai, tapi tiba-tiba, dia dengan cepat memanggil sepasang sayap ungu dan terbang ke langit. "Terima kasih banyak, aku akan memastikan untuk membalasmu nanti!" Yi Dongmu berkata, saat dia terbang. Han Sen marah, dan berkata pada dirinya sendiri, "Dasar anak bajingan yang tidak tahu berterima kasih! Jika aku tidak menyelamatkanmu sebelumnya, kamu akan jadi santapan anak rubah. Dan sekarang kamu meninggalkanku di sini, sendirian?" Yi Dongmu bahkan tidak melihat ke belakang saat dia terbang - dia hanya terbang tepat di atas Lembah Es dan langsung pergi. Tidak lama kemudian dia benar-benar menghilang dari pandangan. Han Sen tahu bahwa Yi Dongmu telah terluka parah dan tidak dapat bertarung. Karena itu, dia tidak benar-benar marah padanya. Itu masalah prinsip, lebih dari segalanya. Rubah perak terus menatap Han Sen, tetapi melakukannya dengan ekspresi bingung. Han Sen tidak merasa bahwa rubah perak itu agresif dan bermaksud membunuhnya. Tapi itu wajar bagi makhluk untuk melakukan ini, dan kebiasaan seperti itu tidak mudah disembunyikan. Namun, Han Sen tahu bahwa rubah tidak bermaksud membunuhnya. Tapi ketika rubah berdiri di sana, menatapnya, Han Sen tidak bisa menahan perasaan gelisah. Lagipula, tingkah makhluk bisa berubah dalam sekejap. Bagaimana jika dia menjadi lapar di saat berikutnya dan memutuskan untuk menggunakan Han Sen untuk camilan? "Oke, pria kecil. Tulangmu telah tumbuh sangat kuat, dan wajahmu memiliki aura suci; kamu tidak diragukan lagi akan tumbuh menjadi sesuatu yang sangat kuat di masa depan. Tetapi jika kamu ingin makan, makanlah makhluk berdarah sakral atau sesuatu. Bukan aku. Daging aku murah dan tidak memiliki nutrisi yang dibutuhkan oleh rubah muda dan sehat seperti yang kau butuhkan." Saat Han Sen berusaha menenangkan rubah perak, dia perlahan melangkah mundur. Tapi setiap Han Sen melangkah mundur, rubah perak melangkah maju. Ketika Han Sen pergi ke kiri, dia pergi ke kanan. Cara dia menatap Han Sen seolah menunjukkan bahwa dia mengenalinya. "Oh, untuk apa kau mengikutiku?" Pikiran Han Sen berpacu, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba, pikirnya - kucing dan anjing suka mengejar sesuatu! Orang sering melemparkan bola untuk kucing dan anjing untuk ditangkap atau dikejar. Rubah tidak terlalu berbeda dengan kucing atau anjing - mungkin dia memiliki kebiasaan yang sama? Han Sen mencari-cari di sakunya, tetapi tidak dapat menemukan bola. Yang bisa dia temukan hanyalah botol seukuran kepalan tangan. Namun, di dalamnya ada obat manjur yang bernilai puluhan ribu. Ini adalah jenis obat yang tidak mau dia habiskan untuk Yi Dongmu. Namun, dengan hidupnya sendiri di ujung tanduk, dia hanya bisa berkeras hati dan melempar botol itu. Han Sen hanya ingin melihat apa yang akan terjadi, sebelum rubah perak berpikir aku akan membunuhnya. Seperti yang dia harapkan, rubah perak memperhatikan ke mana botol itu pergi, melompat berdiri dan mengejarnya. Han Sen senang, karena dia tidak yakin apakah itu akan berhasil. Dengan waktu yang dia dapatkan, dia segera berbalik dan mulai berlari. Hal terakhir yang ingin dia lakukan adalah menyinggung makhluk super, dan setelah melihat apa yang terjadi pada Yi Dongmu, dia menyadari risikonya. Tapi Han Sen belum berlari jauh ketika dia melihat rubah perak berlari melintasi salju putih. Meskipun berlari secepat yang dia bisa, rubah perak bisa menyusulnya dengan mudah. Di mulut rubah perak, makhluk itu memegang botol yang telah dibuang Han Sen. Han Sen terperangah dengan seberapa cepat rubah perak menangkapnya, dan tahu bahwa kecepatan larinya ketinggalan jauh. Sekarang dia mempertimbangkan dengan serius untuk memanggil sayapnya dan naik ke langit. Tapi detik berikutnya, Han Sen membuang ide itu. Rubah perak kemudian memilih untuk dengan cepat memanjat pilar batu yang tinggi, dan ketika mencapai puncak, dia melompat. Lompatannya melengkung lebih dari sepuluh meter, dan kecepatan melambungnya lebih cepat dari sayap amuk berdarah sakral. Jika Han Sen benar-benar memanggil sayapnya, dan jika itu membuat rubah perak marah, dia kemungkinan akan mendapatkan serangan yang jauh lebih menyedihkan daripada apa yang menimpa Yi Dongmu. Han Sen berhenti berlari, merasa putus asa. Rubah perak juga berhenti dan berdiri hanya berjarak satu meter darinya. Dia menempatkan botol obat di tanah dekat kaki Han Sen. "Anak baik." Han Sen memaksakan senyum. Dia ingin menepuk kepala rubah perak dan mengelusnya untuk memberikan ucapan selamat, tetapi dia hanya merentangkan setengah tangannya kemudian membeku. Ini adalah makhluk super. Jika dia mengulurkan tangannya dan rubah perak salah sangka dengan pendekatannya dan menjadi marah, dia kemungkinan akan kehilangan lengannya. Melihat Han Sen berhenti bergerak, rubah perak berjalan mendekat. Dengan lembut mendekati kakinya dan mulai menjilatinya. Han Sen sangat ketakutan sehingga dia hampir menendang rubah perak di wajahnya. Tetapi ketika dia melihat ke bawah, dia memperhatikan bahwa rubah perak menjilati dia di mana Yi Dongmu menggigitnya. Meskipun perdarahan telah berhenti, luka tetap ada. Tetapi ketika rubah perak mulai menjilatinya, sesuatu yang aneh terjadi. Dengan kedua matanya sendiri, Han Sen menyaksikan lukanya secara misterius menghilang. Dia membeku, hampir tidak percaya bahwa rubah perak menyembuhkannya. Rubah perak mundur beberapa langkah dan seperti gadis kecil yang lucu, berdiri untuk menatapnya dengan kepala miring. Han Sen bingung dan sekaligus, dia merasa seluruh pemahaman masa lalunya tentang makhluk-makhluk tidak hanya telah ditumbangkan tetapi juga sepenuhnya membalik di kepalanya. Dia mencoba mengulurkan tangannya lagi dan berpikir untuk membelai kepala rubah perak, tetapi tetap saja, rasa takut menghantuinya. Tangannya membeku di tempatnya sekali lagi. Tapi kemudian rubah perak mendekat dengan elegan dan secara aktif menempatkan kepalanya ke telapak tangan Han Sen. Dia menutup matanya dan menggosokkan kepalanya, sepertinya sedang menikmatinya. "Apakah makhluk ini benar-benar makhluk liar?" Han Sen tidak yakin harus berkata apa, jadi dia mengikuti aksi rubah perak itu. Dengan tangan yang sama, dia mulai membelai kepalanya. Rubah perak itu seperti gadis kecil, dia tampak lucu ketika Han Sen membelai kepalanya. Hanya dengan melihat makhluk itu, akan membuatmu ingin memeluknya. "Tidak. Rubah itu licik. Apakah dia hanya menipuku untuk memeluknya? Mungkin dia membuatku menurunkan kewaspadaanku, agar dia bisa menyerangku sebelum aku berkesempatan untuk membela diri!" Han Sen berkata pada dirinya sendiri. Lagipula, ini adalah makhluk super, jadi dia tidak sanggup melepaskan rasa waspada. Tapi setelah Han Sen membelai rubah perak beberapa kali lagi, makhluk itu berjalan di antara kakinya dan menggunakan tubuhnya untuk menggosoknya. Tampaknya benar-benar menginginkan cinta kasih. Chapter 561 - Raja Ular Es Bermata Perak Ekor berbulu besar dari rubah perak mengait kaki Han Sen, dan menggelitiknya saat bergerak naik dan turun. Han Sen mulai menyadari bahwa rubah perak tidak berniat melukainya, jadi dia berjongkok untuk memeluknya. Tanpa menolak, rubah perak membiarkan dirinya diangkat oleh lengan Han Sen dan dipeluk. Ekor rubah bergoyang-goyang karena senang. "Rubah perak ini sangat aneh; aku ingin tahu dari mana asalnya?" Han Sen memegang rubah perak yang tenang dengan ekspresi bingung di wajahnya. Orang-orang yang memiliki dan memelihara beberapa makhluk, biasanya menyimpan mahkluk piaraannya di balik kandang. Seringkali, mereka akhirnya dibunuh untuk dijadikan makanan. Makhluk seperti itu memiliki kepribadian liar dan beragam, tetapi ada satu benang merah yang menghubungkan sebagian besar monster liar - keinginan untuk menyerang dan membunuh manusia yang dilihatnya. Tidak peduli bagaimana manusia mendekati atau merespons, itulah yang akan mereka lakukan. Tapi perilaku rubah perak berlawanan dengan semua yang diketahui Han Sen. Dia sangat tenang. Jika Han Sen tidak melihatnya hampir membunuh Yi Dong Mu, dia akan sulit untuk mempercayai bahwa binatang kecil di lengannya adalah makhluk super. Jadi sekarang Han Sen berada dalam situasi yang sulit. Walaupun jinak dan ramah pada saat ini, tidak ada jaminan akan selalu seperti ini. Jika rubah perak berubah menjadi ganas setelah Han Sen membawanya pulang ke rumah, maka akan menjadi bencana. Di seberang medan es, tidak ada yang bisa menahan kemarahan makhluk super, dan Han Sen membayangkan kembali pemandangan kuda laut biru yang telah membakar Tempat Penampungan Dasar Laut. Hal itu membuatnya merinding. "Aku tidak dapat membawanya pulang. Tidak mungkin aku dapat membawanya pulang." Han Sen menyaksikan rubah perak imut itu duduk dengan penuh kasih sayang di lengannya tetapi harus menolaknya. Walaupun dia tidak rela melakukannya, Han Sen akhirnya mengembalikannya ke tanah. "Rubah kecil, bukan karena aku tidak ingin membawamu bersamaku, dan jika aku sendirian aku akan ... Aku tidak bisa mengambil risiko membawamu pulang di hadapan orang lain. Jika sesuatu terjadi, bukan saya saja yang mendapatkan masalah. Kau harus pulang," kata Han Sen pada rubah perak, lalu berbalik dan pergi. Tapi rubah perak tidak mendengarkannya, dan terus mengikuti dan meniru setiap langkah Han Sen. Jika dia melangkah maju, rubah perak pun melakukan hal yang sama. Jika Han Sen berhenti, dia juga sama. Han Sen ingin mengusirnya, tetapi setiap kali dia melihat makhluk itu, dia memperlihatkan wajah yang lucu, sehingga meluluhkan hatinya. Lagipula, Han Sen tidak berani menggunakan kekerasan. Rubah perak itu jauh lebih kuat daripada dirinya, dan dia takut apa yang akan terjadi jika dia menyerangnya. Sangat mungkin Han Sen akan menjadi orang yang ditimpa kemalangan. Melihat rubah perak yang tidak mau ditinggalkan, Han Sen mengangkatnya sekali lagi. Seperti kucing kecil, dia membenamkan diri ke dada Han Sen dengan manja. "Baik, aku akan membawamu ke Istana Kristal. Jika terjadi sesuatu di sana, setidaknya kau tidak akan merugikan orang lain." Han Sen mengeluarkan sayapnya, dan membawa rubah perak di tangannya, terbang ke langit. Dia harus menyembunyikan rubah perak sebelum bertemu para evolver. "Kalau begitu, aku akan membiarkan mereka menunggu dulu. Mereka yang memilih untuk tidak menemaniku. Tidak ada salahnya membiarkan mereka membeku dalam udara dingin untuk sementara waktu." Han Sen memeluk rubah perak dengan erat, saat dia terbang semakin tinggi dan meninggalkan wilayah itu. Saat Han Sen bersiap untuk terbang menuju Danau Es, dia melihat banyak ular es melompat keluar dari salju di lembah es. Aneh - tempat itu sebelumnya kosong. Ada ular es ekstra besar di antara mereka, dan seluruh tubuhnya bersisik perak. Dia bersinar seperti salju, dan panjangnya 100 meter. Pemandangan yang mengerikan. "Raja ular es bermata perak?" Han Sen kaget. Ketika dia memasuki lembah dan melewatinya tadi, dia tidak melihatnya. Dari mana asalnya? Jantung Han Sen melonjak, dan dia kembali ke lembah salju. Tetapi ketika dia kembali, dia melihat raja ular dan klannya kembali masuk ke bawah salju. "Kurasa ini gara-gara kamu." Han Sen mendarat di lembah salju, tapi dia sekarang tidak bisa melihat bayangan ular es. Bahkan raja sendiri sudah menghilang. Rubah perak tetap di lengan Han Sen, pura-pura tidur. Dia tidak yakin apakah rubah itu memahami apa yang dia katakan, atau apakah makhluk itu tidak peduli. Dengan tenang, dia hanya mengibas-ngibaskan ekornya. Dia terbang keluar lembah es lagi dan meletakkan rubah perak di puncak gunung bersalju. Kemudian dia melihat ular es muncul kembali ke permukaan. "Kau tunggu di sini, oke?" Han Sen memberitahu rubah perak dan kemudian terbang kembali ke lembah. Kali ini, rubah perak tidak mengikuti Han Sen; dia berdiri di atas gunung, menyaksikan Han Sen turun ke lembah. Han Sen akan terbang sendiri menuju lubang ular raksasa, tapi kali ini, mereka tidak kembali ke bawah permukaan. Terlebih lagi, segerombolan ular melompat dan berusaha untuk menghalangi serbuan dari udara. Mata raja ular itu seperti kompor arang dengan cahaya perak, menatap Han Sen. Binatang itu membentangkan sayapnya, dan kedua tanduk di kepalanya bersinar seperti mercusuar. Seperti makhluk mematikan lainnya dari jaman purba, ular itu menyerang Han Sen. "Mereka pasti melarikan diri karena kehadiran rubah perak." Han Sen menyingkirkan sayapnya dan memukul salju dengan Menginjak Awan, kembali ke upaya sebelumnya untuk menarik perhatian raja ular dan menariknya ke pintu masuk lembah. Untuk melawan monster raksasa seperti itu, Han Sen tidak yakin akan mampu melawannya sendirian. Belum lagi ada sejumlah ular kecil lainnya yang harus dihadapi pada saat bersamaan. Jadi Han Sen tetap dengan rencana awalnya untuk memancing raja ular keluar dan memberikan pekerjaan bagi para evolver. Tidak peduli seberapa buruk mereka, setidaknya mereka dapat menghadapi ular-ular kecil yang berusaha untuk membunuh pemimpin mereka. Walaupun para evolver merasa takut dengan ular-ular itu, jika dia membawa mereka keluar dari lembah, salju tidak akan cukup tebal untuk menutupi ular-ular itu. Dalam kondisi seperti itu, para evolver dapat menghadapi ular-ular itu dengan lebih mudah. Han Sen tidak yakin apakah raja ular merasa tertekan karena kehadiran rubah perak tadi karena kemarahannya jauh di luar dugaan Han Sen. Ular itu membabi buta mengejar Han Sen. Kecepatannya mengejutkan. Dengan sayap perak yang memungkinkannya untuk menyerang, berputar, dan melompat menembus langit ketika mengejar Han Sen, mulutnya terus-menerus terbuka lebar, bersiap-siap melahap mangsanya bulat-bulat. Namun Han Sen sangat sigap, dia menghindari gigitan ular dengan mudah. Jejak yang dia tinggalkan di salju berbentuk zig-zag, saat ia terus menghindari raja ular dan kaki tangannya. Tidak lama kemudian, dia berhasil sampai di luar lembah salju. Wang Liang dan para evolver lainnya masih bertahan di luar lembah, menunggu Han Sen kembali dengan gelisah. "Dia sudah pergi terlalu lama. Aku bertaruh kalau dia telah dibunuh oleh raja ular." "Jika itu benar, mengapa kita belum mendengar apa-apa?" "Aku bertaruh bahwa dia bahkan tidak melihat raja ular; orang itu bahkan tidak bisa terbang. Dengan terus berlari seperti itu, dia mungkin akan menarik perhatian lebih banyak ular es sampai dia kewalahan. Dia mungkin sudah mati sebelum sempat mencapai raja ular." "Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita terus menunggu?" "Mungkin sebaiknya menunggu sebentar lagi. Jika kita pergi sekarang, dan dia memang kembali, kita tidak akan bisa menjelaskan tindakan kita." "Tapi dia sudah pergi begitu lama. Tidak mungkin dia akan kembali sekarang, setelah sekian lama." "Tunggu sebentar lagi; jika kita sudah menunggu selama ini, apa bedanya jika kita menunggu lebih lama? Lagi pula, hari sudah malam. Jika dia tidak kembali besok maka kita bisa pergi." Ketika semua orang berbicara, mereka tiba-tiba mendengar gerakan dari lembah. Ketika mereka pergi untuk melihat, semua mulut mereka ternganga lebar. Mereka melihat Han Sen berlari seperti orang gila keluar dari lembah, dan di belakangnya ada lautan ular terbang, berputar-putar, menggeliat dan merayap mengejarnya. Di tengah mereka, ada yang tampak seperti naga sedang mengejar dengan menggebu-gebu. Sayapnya terentang saat berusaha untuk menangkap Han Sen, dan setiap usahanya selalu meleset. Pemandangan gila ini membuat jantung mereka berdebar kencang dalam ketakutan. Chapter 562 - Pasukan Pembantai Raja Ular Melihat Han Sen mendekati pintu keluar lembah, Wang Liang bergegas membentuk formasi pertempuran. Mereka bersiap-siap bertarung melawan raja ular. Pasukan itu terdiri dari para evolver elit. Beberapa di antara mereka saat ini bertugas di tentara, sementara yang lain sudah pensiun. Setelah mendapatkan pengalaman militer, mereka adalah pejuang yang tangguh dengan kemampuan fenomenal dalam pertempuran. Mereka tidak takut dengan pertarungan yang akan mereka hadapi. Setelah formasi terbentuk, Han Sen membawa Raja Ular dan ular-ular es keluar dari lembah. Namun, tanpa salju yang tebal untuk menyembunyikan tubuh mereka, mereka semua tampak seperti musuh kolosal. Ketika pertarungan dimulai, Han Sen berhenti berlari. Dia memanggil Cakar Bertapak Hantu dan mulai menyerang raja ular. Tong! Han Sen menghindari rahang raja ular es bermata perak yang menganga, dan dengan Cakar Bertapak Hantu, berusaha mengiris salah satu sisik peraknya. Namun, daging perak raja ular terlalu tebal, dan hanya berhasil meninggalkan tiga goresan di kulitnya. Wang Liang dan anak-anak buahnya kemudian berlari menuju gerombolan ular. Mereka mempertahankan formasi mereka, namun melebar untuk mengepung raja ular. Tanpa lapisan salju, ular-ular es biasa dan mutan tidak mampu bersaing dengan para elit. Ular-ular es yang tak terhitung jumlahnya terbunuh. Setiap ular mewarnai bumi dengan warna merah, mayat mereka berterbangan karena terlempar oleh kekuatan yang besar. Sekarang, sepuluh evolver telah mengepung raja ular. Binatang itu ganas, liar dan gila. Ketika mengangkat bagian belakangnya, dia menghancurkan banyak gletser. Melihat perilakunya yang gila, Han Sen dan rekan-rekan pejuangnya tidak berani melawan makhluk itu secara langsung. Makhluk raksasa terlahir kuat, dan secara substansial mengungguli manusia. Sisik ular es bermata perak itu kokoh, dan dagingnya tebal. Walaupun Han Sen dan pasukannya melancarkan serangan yang sengit, tampaknya upaya mereka tidak berhasil membunuh ular-ular itu. Sebaliknya, upaya mereka hanya memancing kemarahan raja ular. Melihat raja ular berperilaku seperti monster keji dari cerita kuno, Han Sen merasa pesimis. Cakar Bertapak Hantu terlalu pendek, dan sepertinya tidak layak untuk bertarung dengan makhluk sebesar itu. Jika dia memiliki senjata yang lebih panjang, mungkin dia memiliki kesempatan. Namun, saat ini, Han Sen merasa lega telah membawa Wang Liang dan para elit lainnya. Kalau tidak, dia tidak bisa melakukan apa-apa atau memiliki kesempatan untuk bertarung dengan raja ular tanpa gangguan dari ular- ular es yang tak terhitung jumlahnya. "Kalian duluan; Aku akan beristirahat," teriak Han Sen kepada Wang Liang, saat dia meninggalkan medan perang. Wang Liang berpikir dalam hati, "Kami datang ke sini untuk membantumu membunuh raja ular. Kami mempertaruhkan nyawa, sedangkan kau melarikan diri? Dasar banci!" Saat dia mengutuk Han Sen, Wang Liang melihat bara api. Burung api merah yang tampak seperti burung phoenix muncul, ditarik dari tubuh Han Sen. Nyala api sangat panas, dan mereka menjulang tinggi ke udara. Hanya dalam sesaat, api telah mengepung seluruh wilayah. Wang Liang menyadari bahwa kekuatan jiwa binatang dari dirinya dan pasukan telah meningkat jauh. Walaupun dia merasa terkejut, dia sangat senang dan berkata, "Halo jiwa binatang; dan dengan peningkatan efektivitas yang begitu besar. Aku penasaran apakah itu adalah jiwa binatang berdarah sakral." Kekuatan jiwa binatang semua orang dalam pasukan juga meningkat tajam, dan mereka merasa bahwa pertarungan menjadi lebih mudah. Tekanan pastinya sudah mereda, dan mereka terlihat sangat senang. Han Sen meninggalkan burung gurun di belakang di medan perang dan melanjutkan perjalanannya, tetapi dia terus mengawasi pertarungan itu, saat mereka bertarung dengan raja ular. Enam diantara sepuluh anggota pasukan menggunakan senjata berdarah sakral. Tiga dari enam orang itu menggunakan senjata berat; ada tombak, kampak besar dan palu. Ketiganya merupakan ancaman terbesar bagi raja ular, tetapi tetap saja, sisiknya terlalu keras dan mereka tidak dapat merusaknya. "Dia hanya makhluk berdarah sakral; tetapi tidak dapat dihancurkan! Pasti ada titik lemah di suatu tempat!" Han Sen menyaksikan setiap gerakan raja ular. Tapi tidak ada titik lemah yang bisa ditemukan. Sisik perak dapat manahan sepuluh serangan dari evolver, dan dengan pertahanan seperti itu, dia tidak perlu bergerak dan melindungi bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Dia sanggup menanggung serangan apapun. Pang! Seorang evolver tidak dapat mengelak tepat pada waktunya dan diserang oleh ekor raja ular. Dia terpelanting ke udara sejauh lebih dari sepuluh meter dan menabrak tanah. Dia memuntahkan darah dari mulutnya, tetapi pukulan yang dia terima tidak mengancam jiwa. Dengan cepat, dia bangkit kembali. Han Sen melompat kembali ke medan pertempuran, mengisi tempat yang ditinggalkan oleh evolver yang terluka. "Bos! Sisik raja ular terlalu kuat. Kita tidak mungkin dapat membunuhnya! Mengapa kita tidak mundur dan memikirkan hal lain?" Wang Liang berteriak melintasi medan perang, saat dia terus menerus menyerang musuh. Dia tidak sendirian, orang lain dalam pasukan juga berpikiran sama. Terlepas dari semua senjata yang mereka gunakan, tidak ada yang dapat melukai raja ular. Harapan mereka untuk menang sudah surut, dan mereka menjadi putus asa. Kehilangan harapan adalah hal yang menakutkan dan berbahaya. Jika Anda lelah, atau bahkan kehilangan darah dalam pertarungan, dengan mengetahui bahwa Anda dapat menimbulkan kerusakan yang sama pada pihak musuh, Anda masih memiliki peluang untuk menang; tidak ada alasan untuk merasa takut. Tetapi mereka tampaknya tidak dapat melukai raja ular sama sekali dan jika harapan mereka untuk menang telah lenyap, demikian pula pertempuran mereka. Namun Han Sen tidak menanggapi. Dia terus bertarung dengan raja ular, sambil memberi perhatian ekstra pada pergerakan musuh. Dia ingin menunggu beberapa saat lagi, sehingga racun dari Cakar Bertapak Hantu dapat bereaksi. Tetapi tidak ada perubahan dalam perilaku raja ular, dan sepertinya itu tidak berhasil. Dia tetap kuat seperti sebelumnya. "Daging dan tulang raja ular itu terlalu keras. Bahkan jika aku menggunakan Kekuatan Yin, mungkin akan sia-sia. Mungkin aku bisa menggunakan Kekuatan Yin di kepalanya dan merusak otaknya?" Han Sen berpikir dalam hati. Jika dia berusaha menyerang kepala raja ular, langkah ini sangat berbahaya. Satu kesalahan akan menghasilkan gigitan besar dari mulut besar raja ular. Gigi ular yang panjang dan tajam itu tampaknya dapat memotong dan membunuhmu seketika. Pang! Raja ular itu berputar, memukul satu evolver lagi. Serangannya begitu kuatnya sehingga seluruh pedang panjang itu menjadi bengkok. Binatang ini sangat menakutkan. "Bos, kita harus mundur! Kita tidak bisa membunuh makhluk ini," salah satu evolver berteriak. Han Sen menjawab, "Terus bertarung! Semua orang harus mematuhi perintahku. Jika ada di antara kalian yang memilih untuk tidak patuh, jangan repot-repot kembali ke tempat penampungan. Pergi mencari Dong Lin dan jelaskan pengkhianatanmu." "Wang Liang, bergerak ke kiri tiga meter dan serang sisi kirinya! Zhao Qiang, bergerak ke kanan dua meter, maju satu meter dan serang sayap kanannya!" Han Sen memerintah. Wang Liang tidak punya pilihan lain selain mendengarkan dan mengikuti perintah Han Sen. Namun mereka berdua yang menerima instruksi tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh bos mereka. Formasi mereka adalah hasil dari banyak latihan dan sinkronisitas sempurna di antara para evolver elit. Mereka tidak pernah mendapatkan perintah untuk merubah formasi ini, dan tidak peduli seberapa pintarnya Han Sen, mereka tidak merasa bahwa dia dapat secara acak menghasilkan formasi baru yang lebih baik; dan mereka juga tidak menginginkannya. Karena perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan, sekarang tergantung pada bakat setiap individu; latihan harian dan praktek memblokir, menghindari, dan menyerang lebih penting daripada sebelumnya. Tidak ada perintah langsung seperti ini yang dapat menempatkan mereka pada posisi yang lebih baik daripada yang sudah ada. Tapi Han Sen berbeda. Cara dia memandang sesuatu, orang-orang itu hanya bidak di papan catur. Penerapan Kitab Dongxuan oleh Han Sen telah meningkat, dan ini memungkinkannya untuk mengontrol mereka seolah-olah dia adalah pemain game. Sebelumnya, ketika Han Sen telah keluar dari pertarungan untuk sementara waktu, dia tidak hanya berhenti untuk mengamati binatang itu dan mencoba untuk menemukan titik lemahnya. Dia juga mengamati keterampilan dan kemampuan Wang Liang dan orang-orangnya. Dia harus lebih memahami kekuatan mereka agar dapat mengeluarkan perintah yang tepat. Pada awalnya, Wang Liang terpaksa mendengarkan perintah Han Sen meskipun tidak memiliki keinginan untuk itu, tetapi pendapatnya segera berubah. Demikian juga pendapat dari anggota pasukan lainnya, karena ketika formasi mereka berubah, posisi baru mereka membuatnya jauh lebih mudah untuk melawan raja ular. Mereka semua jauh dari bahaya, dan tidak ada lagi yang menerima pukulan dari raja ular. Mereka mulai benar-benar mengagumi Han Sen. Mereka semua dulunya adalah tentara, jadi mereka terbiasa dengan kualitas dan sifat yang diperlukan untuk menjadi seorang komandan yang brilian. Tetapi sehubungan dengan Han Sen, mereka belum pernah melihat seseorang memerintah orang lain dengan begitu baik, dan dengan cara yang begitu tenang dan informal. Ini sulit dipercaya. Chapter 563 - Membunuh Raja Ular Wang Liang dan evolver lainnya sangat mengagumi Han Sen. Tidak ada seorangpun yang mereka layani dapat memerintah dengan bakat yang dia lakukan. Pertempuran adalah urusan instan, yang dapat berubah sewaktu-waktu. Memberikan perintah lebih awal seperti itu sungguh luar biasa, karena jika orang lain yang mengeluarkan perintah, pada saat para evolver melakukan apa yang diperintahkan, kesempatan untuk melakukan hal lainnya akan hilang. Tapi Han Sen baru saja memerintahkan sepuluh orang dengan efisiensi yang luar biasa. Dia mengeluarkan perintah dengan cepat, itu sudah terduga, tapi kata-katanya tidak pernah tergesa-gesa. Menerima perintah tanpa cela seperti itu membebaskan Wang Liang dan pasukannya dari banyak tekanan, sehingga mereka dapat melakukan lebih banyak hal lagi. Wang Liang dan pasukannya mengagumi Han Sen dengan rasa hormat yang biasanya diperuntukkan bagi para dewa. Dalam militer, orang-orang yang berkuasa biasanya mendapatkan rasa hormat dari orang lain, tetapi untuk mendapatkan kekaguman yang tulus, seseorang harus memerintah orang lain dengan tenang dan berwibawa, memimpin pasukan mereka menuju kemenangan. Mereka semua pernah bertugas dalam militer, tetapi mereka tidak pernah berada di bawah komando seseorang dengan bakat seperti itu. Secara teori, seharusnya tidak mungkin bagi Han Sen memerintah sepuluh orang dalam pertempuran. Tapi dia telah membuktikannya. Hal yang paling menakjubkan dari Kitab Dongxuan Han Sen adalah tata letaknya, karena dia tidak memerintah orang lain mengenai apa yang harus dilakukan, atau bagaimana mereka harus bereaksi. Yang dilakukan Han Sen hanyalah prediksi. Perintah yang dikeluarkan muncul dari perkiraannya dan oleh karena itu dia mempersiapkan terlebih dahulu, jadi apa yang dia lakukan adalah menyampaikan tindakan penangkalan. Dia akan mengatur anak buahnya dengan berbagai posisi, seperti membentuk mata gergaji, kesempatan bagi mereka untuk menyerang akan muncul dengan sendirinya ketika mereka mematuhi perintah. Tetapi bagaimana mereka harus menyerang tidak diberitahukan kepada mereka secara khusus. Seperti Han Sen ketika menggunakan Kitab Dongxuan. Setiap gerakan akan memancing atau memaksa lawan ke posisi yang diinginkannya. Orang-orang di bawah komandonya seperti perpanjangan dari tubuhnya sendiri, dan seolah-olah dia memiliki sepuluh tangan. Kunci untuk melakukan ini, terletak pada fakta bahwa Han Sen memahami batasan dari pasukannya. Dia tahu apa yang bisa mereka lakukan, dan apa yang tidak bisa mereka lakukan. Jika Han Sen salah menilai mereka, setiap kali mereka masuk ke posisi yang dia suruh, mereka tidak bisa melakukan apa-apa dan akan gagal. Itulah sebabnya Han Sen harus memastikan dengan mengambil langkah mundur dan mengamati kemampuan mereka secara menyeluruh dari awal. Ketika dia melompat kembali ke medan pertempuran, dengan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang bisa dilakukan rekan-rekannya, dia dapat mulai mengeluarkan perintah dengan percaya diri. Di bawah komando Han Sen, sepuluh orang itu bertarung dengan lebih tenang. Mereka mempercayai Han Sen sepenuhnya. Rasa saling percaya ini telah ditempa melalui pengalaman pertempuran bersama ini, dan diterima oleh segenap jiwa dan raga mereka. Walaupun Wang Liang dan pasukannya tidak terluka lagi, raja ular menolak untuk tunduk dan mereka masih tidak bisa membunuhnya. Musuh mereka tidak melambat, dan cepat atau lambat mereka akan kelelahan. Jika itu terjadi, kekalahan tidak akan terhindarkan. Karena ini, kekuatiran ini mengganggu pikiran Wang Liang dan pasukannya. Bagaimanapun, manusia bukanlah makhluk, dan vitalitas serta stamina mereka terbatas. Untuk terlibat dalam pertarungan yang sengit seperti ini, bahkan orang yang paling berpengalaman hanya sanggup bertahan selama satu atau dua jam. Tapi Han Sen tidak khawatir akan hal ini. Dia menggunakan sepuluh orang ini untuk mendesak raja ular tepat ke tempat yang dia inginkan. Akhirnya, kepala raja ular praktis telah diserahkan kepada Han Sen. Ini adalah kesempatannya yang sudah lama ditunggu-tunggu. Dia melompat ke kepala raja ular dengan kepalan tangan yang didorong oleh kekuatan yang dapat menghancurkan gunung. Dengan Kekuatan Yin-nya, Han Sen menggunakan tinjunya untuk mengebor kepala monster itu. Kerusakan yang ditimbulkannya pada tengkorak raja ular adalah serangan kritis yang telah ditunggu-tunggu, dan lukanya sangat parah. Grrrr! Raja ular menjerit dan menggeliat kesakitan. Ketika dia menundukkan kepalanya, bentuk tubuhnya berantakan. Walaupun makhluk itu tampak sama kuat dan ganasnya seperti sebelumnya, ketenangan dan bentuknya tidak sekokoh sebelum serangan. Han Sen merasa sangat senang, karena Kekuatan Yin tampaknya bekerja dengan baik. Serangan itu pasti mengguncang dan merusak otak raja ular. Han Sen terus mengeluarkan perintahnya untuk Wang Liang dan evolver lainnya untuk bertarung. Tak lama kemudian, kepala raja ular berada di depan Han Sen sekali lagi. Dia melancarkan pukulan Kekuatan Yin sekali lagi. Setelah serangan kedua, raja ular itu seolah-olah mabuk, karena mulai kehilangan kendali atas tubuhnya. Wang Liang terkejut melihat bagaimana keadaan berubah dan merasa sangat senang. Sekarang, merasa yakin akan menang, dan di bawah kepemimpinan Han Sen yang sempurna, mereka bertarung lebih keras lagi. Kekaguman mereka pada pria itu semakin meningkat. Pang! Ketika Han Sen memukul kepala raja ular untuk ketiga kalinya, binatang buas itu tidak bisa lagi melawan. Dia terhempas ke tanah, menggeliat, memutar dan berputar-putar kesakitan. Pertempuran akhirnya telah selesai. Han Sen menyuruh Wang Liang dan anak buahnya untuk pergi dan menghabisi sisa gerombolan ular-ular es. Han Sen berjalan menuju ke raja ular yang tak berdaya dan memukul kepalanya belasan kali lagi, sampai otaknya terbuka dan dia menghancurkannya menjadi beberapa bagian, menghabisi binatang buas itu sepenuhnya. "Tolong berikan aku jiwa binatang. Aku harus mendapatkan jiwa binatang... Haleluya! Semoga Yesus memberkati saya!" Han Sen bersorak dalam hati dan jiwanya. Setelah berjuang begitu keras dan jika tidak mendapatkan apa-apa darinya akan sangat menyedihkan. "Makhluk Berdarah Sakral Diburu: Raja Ular Es Bermata Perak. Jiwa binatang buas telah diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno berdarah sakral sebesar 0 sampai 10 secara acak." Mendengar suara itu, Han Sen ingin berteriak keras-keras dalam kegembiraan. "Aku mencintaimu, Bunda Maria!" Tapi dia hanya berteriak dalam hatinya. Begitu raja ular telah terbunuh, ular es lainnya tidak ingin lagi bertarung untuk melawan para evolver. Dengan cepat, mereka berlari kembali ke lembah es. Wang Liang dan anak buahnya mengejar mereka ke pintu masuk lembah es dan ketika mereka berbalik, mereka cukup terkejut melihat pemandangan itu. Hasil pertempuran mereka berserakan di mana-mana, mayat ular es yang tak terhitung jumlahnya dan raja ular itu sendiri. Bahkan ada beberapa makhluk mutan yang menumpuk. Setelah pertempuran, mereka masing-masing mendapatkan beberapa jiwa binatang ular es. Walaupun sebagian besar adalah makhluk biasa, beberapa yang beruntung mendapatkan jiwa binatang mutan. "Aku akan meninggalkan mereka untuk kalian. Tapi carilah seseorang untuk membantu membawa pulang tubuh raja ular dan ular es," kata Han Sen terburu-buru, dan kemudian pergi. Wang Liang dan para evolver lainnya mematuhi perintah Han Sen, karena kepemimpinannya telah mendapatkan keyakinan, kepercayaan, dan rasa hormat mereka. Han Sen berjalan memutar dan kembali ke puncak gunung salju. Rubah perak kecil masih dengan sabar menunggu kepulangannya, dan mata yang penuh harap membuat Han Sen bertanya-tanya apakah makhluk kecil itu akan menunggu di sana selamanya, jika dia tidak kembali. Melihat Han Sen kembali, rubah perak dengan elegan mendekati kakinya lagi. Ekor berbulu besar mengait kakinya seperti dulu, dan rubah menggosokkan kepalanya ke atas dan ke bawah lagi. Han Sen mulai menyukai rubah perak ini. Dia diam-diam berharap dia hanya makhluk biasa, jadi dia dapat menyimpannya di sisinya dengan relatif mudah. Dia belum tahu apakah dia memiliki kecerdasan atau keinginan untuk membedakan teman dan musuh. Dia memegang rubah perak dengan satu tangan dan menggunakan tangan yang lain untuk memanggil pedang raja ular bermata perak. Pedang perak tipis di tangan Han Sen, panjangnya sekitar tiga kaki dan selebar jari. Pedang perak putih itu seperti ditempa dari es, dan komposisinya pasti akan meninggalkan kesan abadi pada orang lain. Pedang itu terlihat sangat kokoh. Pegangan pedang berbentuk seperti sayap ular, dan pedangnya sendiri dilapisi dengan sisik ular. Terlihat sangat indah. Walaupun tipis, pedang raja ular es bermata perak masih lebih lebar daripada pedang arwah wanita berambut perak, yang lebih tipis dari sayap jangkrik. Tetapi pedang raja ular terasa kokoh, dibentuk dengan gaya yang berbeda sama sekali. Han Sen mengayunkannya dua kali, dan merasakan keagungan ketika membelah udara dengannya. Dengan gembira, dia berkata, "Aku hanya perlu satu pedang lagi. Begitu aku mendapatkannya, aku dapat mengunjungi Tempat Penampungan Kerajaan dan melawan Arwah Kembar." Chapter 564 - Keahlian Rahasia Yi Dong Mu Han Sen memberi makan kristal hitam pada raja ular es bermata perak, dan kemudian membawa rubah perak kembali bersamanya. Dalam perjalanan, dia bertemu dengan beberapa manusia lain, dan melewati mereka dengan gelisah. Dia memegang rubah dengan sangat erat, takut dia akan menyerang seseorang. Untungnya, rubah perak itu tidak bereaksi sama sekali. Han Sen merasa lebih nyaman, setidaknya untuk sekarang - rubah perak tidak berperilaku seperti makhluk super lainnya, dan sepertinya tidak akan menyerang manusia yang dilihatnya. Kembali ke dalam Istana Kristal, rubah perak bertindak seperti biasanya. Tetap tenang bahkan ketika dekat dengan Nol, yang kemudian dapat memeluk rubah. Rubah perak sepertinya memang cukup jinak. Semakin Han Sen melihatnya, semakin dia terkejut. Jika dia tidak melihat rubah perak menetas dari telurnya, dan baru saja bertemu secara acak di suatu tempat, dia tidak akan percaya itu adalah makhluk super. Dia akan mengira itu hanya binatang biasa yang dipelihara sebagai hewan peliharaan. Dalam tubuhnya, dia tidak merasakan bahwa dia adalah makhluk. Rasanya seperti rubah biasa dari Persekutuan. Daging ular es dan raja ular yang dikirimkan Wang Liang dibagi rata antara Han Sen dan masing-masing evolver. Setiap orang menerima jumlah yang sama, sehingga memperkuat rasa saling menghormati di dalam kelompok, memastikan bahwa mereka dapat bekerja sama dengan baik di masa depan. Han Sen menyiapkan seluruh makanan untuk dirinya sendiri dengan daging raja ular yang telah diterimanya, dan ketika sudah kenyang, dia memberikan sisanya kepada para malaikat. Ukuran raja ular itu memang terlalu besar, dan dia memerlukan waktu sebulan untuk menghabiskannya, dia tidak yakin apakah dia akan menerima poin geno berdarah sakral darinya. Dengan ketidakpastian seperti itu, dia tidak mau repot-repot menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memakannya. Setelah itu, Han Sen mengatur beberapa ekspedisi berburu lagi, dengan sasaran makhluk berdarah sakral. Sayangnya, tidak ada yang berhasil karena monster-monster itu terlalu sulit untuk dibunuh. Walaupun mereka tidak berhasil memburu makhluk berdarah sakral, dalam beberapa ekspedisi berikutnya, rasa hormat Wang Liang dan pasukannya terhadap Han Sen terus bertambah. Mereka mungkin gagal membunuh target mereka, tetapi mereka juga tidak mengalami kerugian. Dan mereka setidaknya berhasil mengumpulkan daging dan beberapa jiwa binatang mutan. Menjadi pemenang adalah hal yang menggembirakan tetapi menghadapi musuh yang luar biasa dan berhasil bertahan hidup di bawah perintah Han Sen adalah kegembiraan tersendiri. Dengan kepemimpinan yang luar biasa, kepercayaan dan keyakinan mereka pada Han Sen terus meningkat. Setelah menghabiskan banyak waktu bersama, Han Sen benar-benar merasa nyaman dengan rubah perak. Dia sangat lembut dan ramah seperti hewan peliharaan. Namun, ketika dia membawa rubah perak keluar, dia tidak akan pernah bisa menemukan makhluk apapun, berapapun jarak yang ditempuhnya. Berburu dengannya sama sekali tidak ada harapan, karena tidak akan dapat mengendus bayangan makhluk lain ketika rubah itu bersamanya. Manusia tidak bisa merasakan kehadiran makhluk super tidak seperti makhluk lain di dunia. Mereka sensitif terhadap segalanya di sekitar mereka. Semakin tinggi tingkat suatu makhluk, makhluk lain semakin merasa sensitif dengan kehadirannya. Han Sen merasa kecewa, karena dia harus selalu meninggalkan rubah perak di Istana Kristal ketika dia bepergian. Han Sen sekarang telah kembali ke tempat yang sebelumnya dikenal sebagai Tempat Penampungan Dewa Hitam karena dia menerima laporan bahwa ada seseorang yang mencarinya. Han Sen pergi menemui orang ini, dan terkejut melihat bahwa dia adalah Yi Dong Mu. Dia sudah lama tidak melihatnya, tetapi luka-lukanya sekarang telah sepenuhnya pulih dan luka parahnya sudah tidak terlihat lagi. "Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku. Aku hanya berusaha untuk membantu. Kau bisa melupakannya. Tentu saja, jika kau benar-benar ingin memberi hadiah kepadaku, aku akan dengan senang hati menerima beberapa miliar uang tunai," kata Han Sen. Tapi Yi Dong Mu dengan ketus menjawab, "Kau meminta uang? Jika kau tidak menipuku, Lukaku tidak akan begitu parah." "Kau tidak bisa mengatakan itu! Aku berusaha menghentikanmu dari awal, tetapi kau salah paham. Dan setelah rubah lahir, kamu berlari dengan kemauanmu sendiri. Itu tidak ada hubungannya denganku," kata Han Sen sambil mengangkat tangannya. "Ketika dia lahir, kau berani memberitahuku bahwa kamu tidak bersiap untuk menyerangnya sendiri?" Yi Dong Mu menatap Han Sen, karena dia pikir Han Sen benar-benar akan menyerang. Dia ingin melakukan serangan pertama dan mendahuluinya membunuh makhluk itu. Tapi Han Sen tidak menyerang, dia hanya ingin mundur. "Tidak." Han Sen membantah klaim itu dengan keras. Yi Dong Mu tidak melanjutkan pembicaraan. Sebaliknya, dia menatap Han Sen dan berkata, "Ada kesempatan untuk menghasilkan sejumlah uang. Apakah kau tertarik?" "Tentu. Uang macam apa yang kita bicarakan? Jika itu sesuatu yang berisiko, aku tidak ingin mendengar sepatah katapun," kata Han Sen. "Itu tidak berisiko, tetapi kau berbakat dalam pembunuhan, bukan?" Yi Dong Mu mengamati Han Sen dengan cermat. "Begitulah," jawab Han Sen dengan santai. "Jika kau bisa membunuh Dewa Hitam di tengah-tengah pasukannya maka kamu pasti lebih baik dari "begitu saja". Aku akan mempelajari seni geno hiper, dan jika kau bersedia menjadi mitra berlatihku, aku akan membayarmu." Yi Dong Mu menjelaskan kesepakatan itu dengan terus terang. "Kenapa aku?" Han Sen sekarang merasa penasaran. "Karena kau benar-benar hebat dalam pembunuhan, dan kekuatanmu luar biasa." Kata Yi Dong Mu. "Kau memiliki selera yang bagus. Aku suka dengan kejujuranmu. Dan, tentu saja, aku bisa menjadi mitra berlatihmu, tapi aku juga orang yang jujur; aku harus memberitahumu bahwa aku tidak murah." Han Sen tertarik dengan seni geno hiper yang ingin dipelajari Yi Dong Mu. Mereka berdua sangat bertekad ketika mempelajari keahlian membunuh, tetapi jika Yi Dong Mu cukup serius mempelajari keterampilan ini, maka mungkin juga akan bermanfaat bagi Han Sen. "Masalah yang dapat diselesaikan dengan uang bukanlah masalah," kata Yi Dong Mu dengan bijak. Yi Dong Mu punya cukup banyak uang untuk dapat berkata seperti ini. Walaupun Han Sen meminta harga yang sangat tinggi, Yi Dong Mu bahkan tidak berkedip dan menyetujuinya. Dia bahkan tidak mencoba untuk tawar-menawar dengan Han Sen. Han Sen kemudian membawa Yi Dong Mu ke arena Tempat Penampungan Dewa Hitam. Dia benar-benar menginginkan seni geno hiper yang dipelajari Yi Dong Mu. Yi Dong Mu masih menggunakan pisau belati. Cara dia menyerang hampir tidak bisa dilacak, dan jelas dia memiliki pemahaman tentang esensi dari keterampilan pembunuhan. Dia sudah menempuh perjalanan yang panjang sejak Han Sen pertama kali melihatnya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Apa yang dipelajari Yi Dong Mu adalah keterampilan untuk memotong dengan sangat cepat. Kekuatan dan kecepatannya meledak dalam waktu kurang dari sedetik, jadi hampir seperti duplikasi dari keahlian Pisau Tornado. Dan Yi Dong Mu secara alami cukup kuat. Kekuatan yang dimasukkan ke dalam setiap serangan pesat sangat luar biasa. "Ini adalah keterampilan yang hebat." Han Seen mundur beberapa langkah dan menghindari pisau belati Yi Dong Mu. Han Sen sendiri sangat berbakat dalam hal keterampilan pembunuhan, tetapi dia juga memiliki pikiran yang baik, yang memungkinkannya untuk merasakan serangan yang segera menghampirinya. Jika itu orang lain, pisau belati itu pasti menemukan rumah baru di perut mereka. "Aku masih harus menempuh jalan panjang." Yi Dong Mu belum puas dengan keterampilan itu, dan dia memastikan harus terus berlatih dengan Han Sen. Han Sen telah bertemu banyak orang yang suka bertarung selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada yang segila Yi Dong Mu. Jika Han Sen tidak meminta waktu istirahat agar dia bisa makan, dia rasa Yi Dong Mu akan berlatih dengannya sepanjang hari, setiap hari. Dari apa yang Han Sen lihat, keterampilan Yi Dong Mu sudah benar-benar kuat. Tidak banyak evolver yang bisa menghindari serangan pertamanya, tapi tetap saja, Yi Dong Mu tidak merasa puas. "Apakah kau harus berusaha begitu keras? Apakah kau begitu putus asa untuk menguasainya?" Han Sen tidak bisa menahan diri untuk bertanya, sambil makan. "Aku harus. Aku tidak punya pilihan selain menyempurnakan keterampilan ini jika aku ingin mengalahkan Dollar." Wajah Yi Dong Mu tampak serius. Han Sen hampir memuntahkan nasi di mulutnya. Alasan mengapa Yi Dong Mu berusaha mempelajari keterampilan ini dengan begitu giat adalah agar dia dapat mengalahkan Han Sen sendiri. Han Sen menatap Yi Dong Mu dengan penasaran, dan dengan tatapan yang menyiratkan belas kasihan Dalam hatinya, dia berpikir, "Kau bisa saja mencari orang lain untuk berlatih, namun kau datang kepadaku? Dan sekarang aku mengetahui semua keterampilan rahasiamu dan apa yang akan terjadi jika kita bertarung. Tidak peduli seberapa keras kau berlatih, kau tidak akan pernah dapat mengalahkanku, Yi Dong Mu." Chapter 565 - Tempat Penampungan Iblis Kapanpun Yi Dong Mu punya waktu luang, dia akan berlatih dengan Han Sen karena dia ingin menguasai keterampilan itu. Han Sen menerima uang yang dia tawarkan, merasa tidak enak dengan menolak permintaan Yi Dong Mu. Dia berlatih bersamanya setiap kali dia bisa. Kekuatan keterampilan itu mengejutkannya. Walaupun persepsi pertempuran Han Sen jauh melebihi Yi Dong Mu, sudah sampai di titik di mana dia bahkan tidak akan dapat menghindari tebasan Yi Dong Mu. "Ini memalukan. Kau tidak dapat menemukan keterampilan seperti ini di Aula Orang Suci, dan aku tidak keberatan mempelajarinya sendiri. Aku bertaruh keterampilan ini akan sangat bermanfaat untuk melakukan pembunuhan," kata Han Sen pada dirinya sendiri. Menemani Yi Dong Mu berlatih juga bermanfaat bagi dirinya sendiri. Dia harus fokus agar dapat merasakan momen ketika Yi Dong Mu akan menyerang, dan ini berarti melatihnya untuk lebih meningkatkan persepsinya. Keterampilan yang ingin dikuasai Yi Dong Mu adalah keterampilan yang mengutamakan kecepatan dan mengendap-endap. Di depan Han Sen, satu-satunya keuntungan yang dimilikinya adalah kecepatan, tetapi mengalahkan Han Sen dengan kecepatan nyaris mustahil. Jadi Han Sen tidak terlalu kuatir dengan keterampilan yang dipelajari Yi Dong Mu untuk melawan Dollar. Walaupun dia berhasil menguasai keterampilan ini , masih tidak mungkin baginya untuk mengalahkan Han Sen. Jika Han Sen tidak mengetahui keterampilan ini, maka dia mungkin memiliki kesempatan. Tapi sekarang setelah Han Sen mengenal keterampilan itu dengan baik, dia tidak akan dapat dikalahkan dengan keterampilan itu. "Kasihan Yi Dong Mu. Bukannya aku ingin membohongimu, tapi kaulah yang mendekatiku untuk berlatih." Han Sen sedang mengamati Yi Dong Mu, yang sedang berlatih dan memaksakan dirinya sekuat tenaga, tetapi wajahnya tampak aneh. Namun, selama ini, pikiran Han Sen dipenuhi dengan pemikiran tentang cara mendapatkan pedang jiwa binatang berdarah sakral lainnya. Dia mengetahui beberapa makhluk yang akan dapat memberinya pedang jiwa binatang, tetapi mereka semua terlalu kuat baginya. Medan es terlalu kecil untuk menampung lebih banyak makhluk, jadi pilihannya terbatas. Bahkan jika Han Sen ingin membelinya , dia tidak akan bisa, karena sangat sedikit orang yang mau berpisah dengan pedang jiwa binatang berdarah sakral; terutama dengan sumber daya yang langka di medan es. Han Sen memutuskan untuk mengendarai Istana Kristal ke Pantai Karang Kuning. Ada banyak tempat penampungan manusia di sana, dan dia berharap dapat menemukan seseorang yang bersedia menjual pedang jiwa binatang berdarah sakral. Han Sen berencana untuk menggunakan Banteng Neraka amuk untuk melakukan pertukaran, dia tidak percaya kalau ada orang yang akan menolak jiwa binatang amuk berdarah sakral. Kali ini, Han Sen membawa Nol dan rubah perak bersamanya. Manusia tidak akan dapat mendeteksi bahwa rubah perak adalah makhluk super, dan Han Sen percaya mereka hanya akan berpikir bahwa itu adalah hewan peliharaan biasa. Membawanya tidak akan menimbulkan risiko. Dia tiba di Tempat Penampungan Tepi Pantai yang pernah dia bantu klaim. Han Sen berpikir orang-orang di sana mungkin masih menyimpan dendam terhadapnya, karena dia telah mencuri Necron mereka. Namun, yang mengejutkannya, tempat yang seharusnya disebut Pantai Karang Kuning sekarang dikenal sebagai Pantai Emas, dan tempat penampungan itu juga merubah namanya menjadi Tempat Penampungan Dollar. "Serius?" Suasana hati Han Sen terpukul. Jika dia tahu bahwa orang-orang disini sangat memuja Dollar sehingga merubah nama tempat itu, dia akan tetap tinggal. Paling tidak di sini dia akan mendapatkan manfaat gratis, seperti daging makhluk. Dia berjalan-jalan di sepanjang Pantai Emas, dan Nol tampak sangat bahagia. Setelah memasuki Tempat Penampungan Dollar, Han Sen berhasil menemukan beberapa toko yang menjual jiwa binatang buas. Sayangnya, dia tidak dapat menemukan toko yang memasok jiwa binatang berdarah sakral, kecuali satu. Tapi item yang ditawarkan adalah senapan jiwa binatang berdarah sakral. "Bos, apakah kau memiliki jiwa binatang berdarah sakral untuk dijual?" Han Sen bertanya. "Untuk tempat penampungan kecil seperti kita, cukup menakjubkan dapat menemukan satu di sini," bos itu tertawa. "Apakah kau dapat memberitahuku tempat penampungan yang bisa menyediakan jiwa binatang berdarah sakral yang kucari?" Han Sen bertanya. Bos itu berpikir dan kemudian berkata, "Di sisi barat Hutan Purba, ada Tempat Perlindungan Iblis kelas kerajaan, yang merupakan rumah bagi banyak toko-toko jiwa binatang. Jika ada tempat untuk menemukan jiwa binatang berdarah sakral untuk dijual, disana tempatnya. Seharusnya ada banyak, jadi jika kau bertekad untuk membelinya, aku akan merekomendasikan untuk mencari di sana. Tapi hati-hati, perjalanan menuju ke sana akan sangat berbahaya, karena ada banyak tempat perlindungan arwah di sepanjang jalan." Han Sen membeli peta yang akan membimbingnya ke Tempat Perlindungan Iblis. Dia sangat menginginkan pedang jiwa binatang berdarah sakral tidak peduli berapapun biayanya, jadi dia harus pergi ke sana untuk mencarinya. Perjalanannya sangat panjang, dan Han Sen ingin membunuh beberapa makhluk di sepanjang jalan, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan Nol dan rubah perak di Tempat Penampungan Dollar selama beberapa hari saat dia pergi. Han Sen mengikuti sekelompok orang lain dalam perjalanan ke Tempat Penampungan Iblis. "Saudaraku, mengapa kau ingin pergi ke Tempat Penampungan Iblis?" Di perjalanan, seorang pria paruh baya mengendarai jiwa binatang yang ditumpuk dengan muatan di punggungnya, bertanya pada Han Sen dengan sopan. Kelompok yang diikuti Han Sen adalah kelompok pedagang yang sedang dalam perjalanan ke Tempat Perlindungan Iblis untuk berdagang. Agar dapat berpergian bersama mereka, Han Sen menawari mereka beberapa koin. Jika dia bisa bepergian dengan mereka, ada aspek keamanan dalam hal jumlah orang, di samping menghindari kemungkinan tersesat dalam perjalanan ke Tempat Penampungan Iblis. "Aku mendengar bahwa ada banyak jiwa binatang yang dijual di sana, jadi aku ingin mengunjungi tempat itu dan membeli beberapa," jawab Han Sen dengan santai. "Memang ada banyak yang bagus, tetapi jiwa-jiwa binatang kelas tinggi di sana jauh lebih mahal daripada tempat penampungan kita." Pria paruh baya itu cukup bawel, sehingga memungkinkan Han Sen untuk mengumpulkan lebih banyak informasi di Tempat Penampungan Iblis yang akan dia kunjungi. Yang paling mengejutkan Han Sen adalah bahwa pemilik Tempat Perlindungan Iblis adalah seseorang yang dia kenal. Dia adalah Anak Surga, bos dari Group Bintang. Dia tidak dapat mempercayai bahwa dia adalah pemilik Tempat Perlindungan Iblis. Anak Surga dan Han Sen memiliki sejarah yang cukup panjang, tetapi sejak keluarga Ning mulai berpikir bahwa Han Sen adalah pewaris Han Jing, mereka tidak pernah peduli dengannya. Mereka tidak pernah membantunya lagi. Han Sen tidak tahu apa yang dipikirkan Anak Surga tentang dirinya, tetapi Han Sen tidak memihak. Di mata Han Sen, Anak Surga bukan lawannya dan dengan demikian, tidak ada alasan untuk mempedulikannya. Jika dia tidak datang ke Tempat Penampungan Iblis, Han Sen mungkin sudah melupakan seluruh keberadaannya. Ini tidak seperti perasaannya terhadap Ning Yue, yang dia takuti. Han Sen telah membiarkan Penuai Air tinggal dalam tubuh Ning Yue karena dia ingin mengumpulkan rahasia keluarga Ning dari Ning Yue. Tapi Ning Yue menyadari kemampuan yang dimiliki oleh Penuai Air, jadi dia mampu mengendalikan perilaku dan pikirannya dan membatasi jumlah kecerdasan yang diberikan pada Han Sen. Biasanya, Ning Yue sendirian dan tidak mau melihat siapa pun. Dia hanya akan menunggu. Ketika tidak ada yang harus dilakukan, ia hanya akan tetap sendirian dan membaca buku-buku Buddha sekitar sepuluh jam berturut-turut. Sepertinya dia sangat fokus mempelajari Buddhisme dan Tao. Dia tidak terburu-buru dan dia tidak gelisah, sehingga Han Sen tidak bisa belajar apa-apa. "Jika Anak Surga memiliki setengah kemampuan Ning Yue, aku kemungkinan besar telah mati di Tempat Penampungan Baju Baja." Han Sen sekarang meratapi masa lalu, dan di dalam hatinya, ketakutan yang dia rasakan tentang Ning Yue semakin meningkat. Untungnya, bagaimanapun, Ning Yue telah menjadi tuan rumah bagi parasit Penuai Air. Jika tidak, Han Sen tidak akan merasa tenang. Han Sen kemudian teringat dengan sesuatu yang dikatakan oleh Anak Surga, sehubungan dengan jika Han Sen datang terlambat, dia tidak bisa menjadi musuhnya. Di masa lalu, Anak Surga adalah orang yang sombong. Sekarang Han Sen bertanya-tanya bagaimana Anak Surga akan memperlakukannya, jika mereka bertemu lagi. Apakah dia akan dianggap sebagai teman atau musuh? Han Sen merasa tertarik dan ingin mencari tahu, tetapi tujuannya adalah untuk membeli pedang. Selain itu, dia tidak ingin bertemu dengan Anak Surga ataupun mencari masalah. Chapter 566 - Binatang Maskot Anehnya, jalan menuju Tempat Penampungan Iblis relatif mulus. Han Sen ingin membunuh beberapa makhluk di sepanjang jalan, tetapi dia tidak memiliki kesempatan karena evolver yang disewa untuk melindungi karavan telah menghadapi monster terlebih dahulu. Ini adalah pertama kalinya bagi Han Sen melihat tempat penampungan kerajaan yang dimiliki oleh manusia. Bangunan itu sendiri panjangnya beberapa puluh mil dan dikelilingi oleh hutan. Struktur yang dibangun dari kayu ada di mana-mana, tetapi berbeda-beda sesuai dengan penggunaannya. Struktur kayu tertentu adalah bangunan setinggi sepuluh lantai, dan mereka tampak mistis dan mengesankan. Di dalam perkotaan, Anda bisa melihat pohon-pohon kuno setinggi 40 meter. "Kota kayu seperti ini akan rawan kebakaran." Han Sen berkata pada dirinya sendiri. "Kayu dari Tempat Penampungan Iblis bukan sembarang kayu biasa, karena tidak bisa dibakar," pria paruh baya itu tertawa. Memasuki Tempat Penampungan Iblis, Han Sen berpisah dengan kelompok pedagang. Dia melihat sekeliling, berusaha menemukan toko-toko yang menjual jiwa-jiwa binatang buas yang dia cari. Ini benar-benar tempat penampungan kerajaan, karena toko-toko yang menjual jiwa-jiwa binatang ada di mana-mana dan bahkan ada jalan-jalan tertentu yang didedikasikan untuk perdagangan. Toko-toko lain bahkan menawarkan satu atau dua jiwa binatang berdarah sakral sebagai produk premium untuk melengkapi barang-barang dagangan utama mereka. Han Sen hanya perlu menelusuri empat toko sebelum dia menemukan jiwa binatang berdarah sakral. Sayangnya, itu adalah pedang besar, yang tidak sesuai untuk keahlian Pedang Gandanya. "Beginilah seharusnya tempat penampungan manusia," Han Sen menghela nafas, merasa ibunya cukup beruntung. Ketika dia memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, ibunya dikirim ke tempat penampungan kerajaan yang dikelola oleh manusia, tidak seperti Han Sen. Harga jiwa binatang buas itu cukup masuk akal, dan tidak berbeda dengan yang ada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Jiwa binatang berdarah sakral sekitar 50-100 % lebih mahal, dan harganya juga bisa ditawar. Untuk menemukan jiwa binatang tipe pedang yang dia cari, Han Sen memastikan untuk membaca dengan teliti setiap penawaran dari setiap toko binatang buas yang bisa dia masuki. Akhirnya, dia datang ke toko yang disebut ''Binatang Buas Berharga'', dan dia menemukan bahwa pedang yang langsung dia sukai di sana. Sayangnya, itu bukan produk yang tepat, jadi pemilik toko memberi Han Sen brosur jiwa binatang buas. Brosur berwarna itu disediakan oleh Persekutuan. Ada banyak informasi tentang pedang yang diinginkannya, dan brosur itu bahkan menggambarkan monster yang berhasil dilumpuhkannya. Itu adalah Pedang Kuno Tembaga Ungu, dan tubuhnya berwarna merah dan ungu. Pedang itu terlihat agak halus, dan bilahnya diukir dengan banyak ukiran mistis. Pedang itu cukup indah, penampilannya tidak berbahaya. Panjang pedang itu secara keseluruhan sekitar empat kaki. Pedang itu lebih panjang daripada pedang jiwa binatang buas raja ular es bermata perak, dan juga sedikit lebih lebar. Penampilan mereka hampir berseberangan, Pedang Kuno Tembaga Ungu terlihat cukup berwibawa sementara pedang raja ular terlihat jahat. Setelah memperhatikan keseluruhan penampilannya, Han Sen menganggapnya cocok untuk keahlian Pedang Gandanya. Awalnya ini adalah keahlian yang harus diperankan oleh dua orang, tetapi Han Sen telah memodifikasinya menjadi yang dapat digunakan sendirian. Pedang ini sempurna untuk tangan kanannya, sedangkan yang pedang lain sempurna untuk tangan kirinya. Kerja sama antara yang baik dan yang jahat akan memaksimalkan efisiensi keahlian Pedang Ganda. Brosur tersebut menyatakan bahwa Pedang Kuno Tembaga Ungu berasal dari seekor Binatang Maskot. Penampilannya mirip dengan singa berawak tembaga, berlapis sisik ungu. Wajahnya adalah salah satu pertanda dan mistik, dan nama resminya adalah Binatang Maskot Kuno. "Bos, mengapa Anda menjual jiwa binatang pedang kuno ini?" Han Sen menunjuk ke Binatang Maskot di brosur. "Aku minta maaf, tapi ini produk premium dari toko. Untuk ini, kita hanya bisa melakukan pertukaran." Pemiliknya memiliki suara yang terdengar lembut, tetapi tutur katanya agak sombong. Jiwa binatang pedang kuno telah memiliki banyak calon pembeli, tetapi pemiliknya tidak pernah mendapatkan penawaran yang memuaskan. Diyakini bahwa pemilik sengaja menolak setiap tawaran untuk meninggalkan Pedang Kuno Tembaga Ungu di sana di toko untuk menarik pelanggan potensial. Walaupun menyesatkannya, taktik itu berhasil, dan pelanggan berbondong-bondong ke toko karena melihat pedang itu, membuatnya sebanding dengan sejumlah toko yang lebih besar di tempat penampungan. Oleh karena itu pemilik menganggap jiwa binatang Maskot sebagai jimat keberuntungan dan tidak berminat menjualnya. "Apa yang diperlukan untuk menukar pedang itu denganmu?" Pemiliknya mengatakan bahwa dia ingin menukar jiwa binatang dengan jiwa binatang, yang cocok dengan ide awal Han Sen. Pemilik itu mengerutkan kening dan memandang Han Sen, berkata, "Untuk pedangku, aku hanya bisa menerima jiwa binatang suci amuk berdarah sakral sebagai gantinya. Selain itu, harus menjadi jiwa binatang tipe pedang." "Bagaimana dengan tipe lain dari jiwa-jiwa binatang amuk berdarah sakral?" Han Sen menatap pemiliknya dengan penasaran. "Tidak." Pemilik segera menutup penawaran balik. Han Sen mengetahui fakta bahwa pemiliknya tidak berniat untuk menjual pedang itu. Jika seseorang memang memiliki pedang jiwa binatang buas amuk berdarah sakral, orang waras mana yang akan menukar itu dengan pedang jiwa binatang buas berdarah sakral biasa? Transaksi semacam itu sama sekali tidak adil. Han Sen sangat menyayangkan bahwa pemiliknya tidak berniat menjual pedang, tetapi dia tidak mau menyerah dengan mudah. Dia berusaha keras untuk meyakinkan pemiliknya dengan berkata, "Aku ingin menukar jiwa binatang amuk berdarah sakral dengan milikmu, tetapi aku tidak memiliki yang berbentuk pedang. Apakah Anda dapat mempertimbangkannya dahulu?" "Aku minta maaf, tapi pedang ini harus ditukar dengan pedang binatang amuk." Pemiliknya tersenyum masam. Tapi pemiliknya menduga Han Sen tahu dia tidak mau menjualnya, itulah sebabnya dia mengatakan itu. Lagipula, siapa yang begitu bodoh untuk melakukan pertukaran seperti itu? Tapi mungkin itu hanya karena jiwa binatang Amuk berdarah sakral milik Han Sen tidak begitu populer - apakah itu sebabnya dia bersedia menukarnya dengan pedang? "Saudaraku, kamu mengatakan bahwa kamu ingin menukar jiwa binatang amuk berdarah sakral dengan pedang ini?" Seorang pria yang penasaran telah mendengar penawaran Han Sen. "Ya, tapi pemiliknya tidak mau menukarnya." Han Sen berkata, dengan nada putus asa. "Jiwa binatang amuk berdarah sakral seperti apa yang sedang kita bicarakan di sini? Jika itu cocok, aku memiliki jiwa binatang berdarah sakral," kata pria itu. "Apakah itu jiwa binatang pedang berdarah sakral? Aku membutuhkan jenis pedang," kata Han Sen. "Ya," jawab pria itu dengan cepat. Dia kemudian memanggil pedang baja yang terlihat seperti es. Sayangnya untuk Han Sen, itu adalah pedang yang hebat. Tubuhnya lebar dan panjangnya lebih dari lima kaki. Itu bukan jenis yang Han Sen cari. "Apa jiwa binatang buasmu? Biarkan aku melihatnya," saran pria itu. Han Sen menyipitkan matanya. Meskipun dia tidak berencana untuk menukar pedang besar itu, dia tetap memanggil Banteng Neraka yang ditanamkan dalam tubuhnya. Han Sen berubah menjadi seekor banteng hitam dengan sayap besar dan tanduk raksasa menonjol dari kepalanya. Pria itu dan pemilik toko keduanya tercengang. "Ya Tuhan! Jiwa binatang amuk perubahan wujud berdarah sakral yang bisa terbang!? Kamu benar-benar ingin menukar benda yang luar biasa ini dengan sebilah pedang?" kata pria itu, matanya melebar. "Ya, itu adalah keinginanku." Han Sen mengambil kembali jiwa binatang buas dan kembali ke bentuk aslinya. "Aku akan menukarnya- aku akan menukarnya denganmu!" pria itu segera berteriak. "Hei, Tuan, ini toko saya! Jika Anda ingin berdagang atau berbisnis dengan orang ini, saya harus dengan sopan meminta Anda untuk pergi. Anda dapat berbicara dengannya begitu dia juga meninggalkan toko." Pemiliknya berlari dari belakang meja dan melangkah di antara pria itu dan Han Sen, dengan wajah cemberut. "Kamu bilang tidak mau melakukan pertukaran- aku tidak mengganggu bisnismu," balas pria itu. "Siapa bilang aku tidak mau berdagang?" Wajah pemiliknya memerah, dan dia harus memaksa dirinya untuk berbicara. Dia mengabaikan pria itu dan berbalik untuk tersenyum pada Han Sen. Dia berkata, "Tuan, apakah Anda tidak ingin menukar jiwa binatang buas Anda dengan Pedang Kuno Tembaga Ungu saya? Saya akan menukarnya dengan Anda. Ya, aku akan menukarnya. Saya akan menukarnya sekarang juga!" "Setelah memikirkannya, aku menyadari bahwa penawaran itu sangat menguntungkanmu. Lagipula, ini adalah jiwa binatang amuk berdarah sakral yang luar biasa," Han Sen tersenyum. "Sobat, jangan dengarkan dia! Aku akan memberikan tambahan jiwa binatang mutan selain pedang besar," pria itu sekarang membuka penawarannya. Chapter 567 - Pertarungan Antar Roh Ketika Han Sen meninggalkan toko jiwa binatang, dia berjalan keluar dengan Pedang Kuno Tembaga Ungu yang diinginkan dan jiwa binatang Baja berdarah sakral lapis sebagai tambahan. Kedua pedang ini adalah papan atas di jenisnya dalam kelas darah sakral, khususnya pedang kuno. Itu adalah pedang berdarah sakral terbaik yang bisa didapatkan dan bisa menukar Banteng Neraka amuk dengan keduanya benar-benar sepadan. Han Sen merasa sangat puas dengan kesepakatan itu. Han Sen bahkan menduga akan menderita kerugian ketika mengunjungi toko-toko ini untuk mendapatkan pedang yang layak, sehingga tidak berharap untuk dapat melakukan pertukaran yang layak. "Sobat, bagaimana kalau kita pergi dan makan malam bersama? Agar kita bisa saling mengenal." Setelah dia meninggalkan toko, pria tadi bertemu dengan Han Sen dan mengundangnya keluar. "Tentu," Han Sen setuju. Jika bukan karena orang ini, dia mungkin tidak bisa melakukan pertukaran dan mendapatkan pedang. Dialah yang memintanya untuk bertukar pada awalnya, dan jika bukan karena kepentingannya sendiri, pedagang itu mungkin tidak akan melihat Banteng Neraka dan kemudian menerima tawaran yang dia berikan. Berkat pria ini, Han Sen mendapatkan kesepakatan yang sempurna dan karena itu dia tidak ingin menolak undangan makan malam pria itu. Pria itu membawa Han Sen ke restoran dan segera memesan dua masakan. Kemudian, dia mulai berbicara dengan Han Sen. Nama pria itu adalah Zhang Xiang dan dia berkata bahwa dia adalah penyelenggara sebuah arena yang dirancang untuk pertarungan binatang peliharaan dengan roh. Dia memberi Han Sen rincian kontaknya, memberitahunya bahwa jika dia pernah memiliki hewan peliharaan atau roh yang dia suka untuk bertarung di arena, yang harus dia lakukan hanyalah menelepon. "Kamu menjual tiketnya?" Han Sen bertanya, bingung. Zhang Xiang tersenyum dan berkata, "Kira-kira begitu, tapi kami terutama memperdagangkan fisik hewan peliharaan dan roh, dan menyelenggarakan beberapa pertaruhan sebagai bisnis sampingan." Rasa penasaran Han Sen terguncang, saat Zhang Xiang menjual ide itu. Walaupun dia membuatnya terdengar sederhana, Han Sen tahu itu adalah ''judi sampingan'' yang menghasilkan uang besar. "Jika kamu punya waktu, kamu bisa ikut denganku untuk bermain. Ada arena tantangan, dan jika hewan peliharaan atau roh kamu dapat melewati percobaan, kamu akan mendapatkan banyak uang dan ketenaran. Setiap pertarungan hanya akan meningkatkan penghasilanmu," kata Zhang Xiang. Han Sen tertarik. Dia ingin melihat berbagai hewan peliharaan dan roh di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan mempelajari mereka sudah berada pada tingkat apa. Dia tahu dia tidak akan kekurangan roh di masa depan, tetapi jika dia ingin menjualnya dengan harga yang lumayan, dia harus menjalin hubungan dengan tempat ini terlebih dahulu. Zhang Xiang membawa Han Sen ke arena. Itu jauh lebih besar dari yang dia duga. Cukup mengejutkan bahwa arena kecil yang dirujuk oleh Zhang Xiang sebenarnya adalah arena untuk seluruh Tempat Penampungan Iblis. Arena itu bisa menampung kurang lebih seratus ribu orang. Arena itu dibagi menjadi beberapa medan pertempuran yang berbeda, yang masing-masing menyelenggarakan pertarungan antara sejumlah hewan peliharaan dan roh. Mereka sebagian besar adalah hewan peliharaan, dan hanya ada sedikit roh yang bertarung. Bahkan pada saat ini, ada sekitar sepuluh ribu orang yang menonton. Han Sen kemudian melihat Anak Surga, duduk di tribun. Ada sejumlah wanita cantik di sekelilingnya, menonton medan pertempuran terbesar di tengah. Di dalamnya, roh sedang bertarung. Roh-roh ini adalah satu-satunya roh yang bertarung di arena; sisanya hanya hewan peliharaan. Han Sen melihat dan memperhatikan bahwa kedua roh itu adalah laki-laki. Salah satunya adalah Cyclops raksasa, yang lain adalah prajurit yang mengenakan baju baja berat. Mereka terlihat mengesankan, mereka hanya ksatria kelas roh. "Mengapa hanya ada ksatria kelas roh yang bertarung? Apakah tidak ada roh kerajaan?" Han Sen bertanya dengan santai. "Kamu pasti bercanda! Roh tidak mudah didapat. Semakin tinggi kelas roh, semakin sulit untuk mengenali pemiliknya, juga," Zhang Xiang menjelaskan. "Seluruh arena hanya memiliki satu roh kerajaan, dan tidak pernah menemukan lawan untuknya. Arena kami memberikan hadiah besar untuk mencari roh kerajaan lain yang bisa bertarung dengannya di arena, dan pemenang pertarungan semacam itu akan mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral gratis.Tapi kita masih belum memiliki peminat. "Jiwa binatang berdarah sakral seperti apa yang kamu tawarkan?" Han Sen tertarik, mengapa dia menolak jiwa binatang berdarah sakral gratis? "Saudara Han, apakah maksudmu, kamu memiliki roh kerajaan?" Mata Zhang Xiang berbinar. "Ya, aku punya," kata Han Sen. "Roh macam apa? Apakah kamu benar-benar ingin menguji milikmu?" Zhang Xiang menatap Han Sen dengan bersemangat. "Pertama-tama aku harus melihat jiwa binatang berdarah sakral seperti apa yang akan kudapat," kata Han Sen. "Itu adalah thunderbird bersayap empat, jiwa binatang yang langka dan dapat terbang, juga dapat ditunggangi." Mendengar ini, Han Sen segera mengeluarkan brosur jiwa binatangnya untuk melihat apa itu sebenarnya. "Saudara Han, bisakah saya melihat roh kerajaan Anda terlebih dahulu?" Zhang Xiang menggosok tangannya dengan bersemangat saat dia bertanya. "Tentu saja." Han Sen kemudian memanggil Perayu Salju. Zhang Xiang menatap Perayu Salju dan matanya hampir keluar saat dia berteriak, "Roh wanita kerajaan!" Han Sen mengerutkan alisnya. Untungnya, mereka berada di kamar pribadi. Jika tidak, teriakan Zhang Xiang pasti akan menarik perhatian semua orang. "Saudara Han, aku tahu sejak pertama kali berjumpa denganmu bahwa kamu adalah orang yang sangat istimewa! Aku tidak percaya kamu memiliki roh wanita kerajaan yang begitu cantik. Ini sangat berharga - apakah kamu akan menjualnya?" Zhang Xiang hampir melompat kegirangan, matanya tidak meninggalkan Perayu Salju satu detikpun. Seolah-olah dia pandangannya telah terkunci padanya. "Tidak." Han Sen tidak pernah berpikir bahwa roh cocok untuk diperdagangkan karena mereka sangat cerdas. Baginya, itu sama saja dengan perdagangan manusia. Han Sen juga tidak kekurangan uang, jadi tidak ada alasan baginya untuk menjualnya. Zhang Xiang tampak kecewa, tapi dia tetap dengan senang hati mengatur pertarungan Perayu Salju dengan rasa gembira. Tak lama kemudian, kedua roh lain mengakhiri pertarungan mereka, tuan rumah membangkitkan suasana dengan mengatakan, "Arena Iblis kita sedang memanas, karena kita bersiap untuk menjadi tuan rumah pertempuran antara dua roh kerajaan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya roh kerajaan iblis kita mendapatkan penantang!" Kebisingan para penonton segera meledak. "Roh kerajaan lain benar-benar muncul?" "Apakah itu benar? Ada lagi?" "Aku ingin tahu seperti apa roh itu; aku harap itu wanita cantik. Itu akan luar biasa!" "Hmm, lihatlah daftar penantang. Terdaftar di sana sebagai ''Perayu Salju''. Kedengarannya seperti seorang wanita. Aku tidak yakin seperti apa persisnya, tapi tidak terdengar seperti cyclop jelek lainnya!" "Benar! Hanya dengan mendengar namanya aku tahu bahwa itu adalah bangsawan wanita yang cantik." "Masukkan taruhanmu - menurutmu siapa yang akan menang?" "Tentu saja iblis - hanya dengan mendengar nama kamu bisa tahu mana yang paling kuat!" ... Setelah Anak Surga, yang duduk di tribun atas, mendengar pidato tuan rumah, matanya tampak aneh. Dia berkata pada dirinya sendiri, "Roh kerajaan wanita, ya? Yah, kurasa itu tidak masalah. Tidak mungkin dapat mengalahkan iblis saya." Roh iblis itu milik Anak Surga. Seluruh Arena Iblis milik Anak Surga juga. Namun roh iblis itu bukan berasal dari Tempat Penampungan Iblis, itu dibeli dengan harga mahal. Nama aslinya juga bukan ''iblis'': ini hanya sebutan yang diberikan Anak Surga untuk menyesuaikannya dengan arena. Anak Surga tidak khawatir bahwa roh iblis akan kalah. Iblisnya adalah salah satu roh kerajaan tertinggi yang bisa dimiliki, dan dia telah melengkapinya dengan beberapa jiwa binatang tingkat tinggi. Dia tidak percaya roh lain akan mengalahkan rohnya. Tapi ini bukan hanya pertarungan antara dua roh: ini adalah ajang untuk saling menunjukkan kekuatan dan kekayaan seseorang. Lagipula, roh bisa memanfaatkan jiwa binatang buas, jika disediakan oleh pemilik roh. Tetapi Anak Surga tidak percaya ada orang yang memiliki talenta untuk merebut kemenangan darinya. Chapter 568 - Siapa Orang Ini? Pertarungan akan segera dimulai. Han Sen memberikan jiwa binatang buasnya kepada Perayu Salju untuk meningkatkan kekuatannya. Daftar jiwa-jiwa binatang buas yang dia berikan padanya termasuk yang berdarah sakral, baju baja berdarah sakral yang didapatkan Han Sen dari menukar pedang sebelumnya, piktograf Gargoyle, Peraung Emas untuk ditunggangi, Raja Cacing Batu Emas, baju baja hewan peliharaan Amuk, Sayap Mimpi Buruk, jiwa binatang perubahan wujud Putri Salju, dan Burung Gurun. Perayu Salju dapat memperoleh keuntungan dari semua jiwa-jiwa binatang buas itu, dan karenanya Han Sen memastikan untuk mentransfer padanya untuk dapat digunakan. Perayu Salju menggunakan tombak, dan Han Sen tidak memiliki tombak berdarah sakral. Ini berarti dia harus bergantung pada senjata bawaannya. Namun, lawannya adalah roh kerajaan, maka Tombak Darah Esnya pasti akan mendapatkan kerusakan yang setimpal. Di arena, Iblis sudah ada di sana. Dia adalah pejuang setinggi dua meter, berlapis baju baja hitam dan memegang pedang besar. Itu bukan pedang besar biasa, dan kemungkinan besar adalah pedang berdarah sakral. Ketika Iblis memasuki arena, tepuk tangan yang meriah menyambutnya. Itu sudah diduga, bagaimanapun juga, pertarungan roh kerajaan adalah kejadian yang sangat langka. Iblis adalah satu-satunya roh kerajaan yang dimiliki arena. "Saudara Han, apakah Perayu Salju siap memasuki arena?" Zhang Xiang menatap Han Sen. Han Sen mengangguk untuk mengkonfirmasi persiapannya sudah selesai, dan kemudian Perayu Salju berjalan keluar dan masuk ke arena. Ketika Perayu Salju keluar, para penonton menjadi gila, berteriak kegirangan. "Itu benar-benar roh wanita. Wah, dia sangat cantik!" "Ah, roh kerajaan ini terlalu cantik." "Siapa pemilik roh ini? Dia memang pria yang beruntung." ... Anak Surga menyaksikan kemunculan Perayu Salju dengan mata terfokus. Awalnya, dia tidak terlalu peduli dengan pertarungan yang akan datang, dan dia bahkan tidak bertanya siapa lawannya. Tapi penampilan si Perayu Salju mengejutkannya, jadi dia terpesona. Pada awalnya, Anak Surga menginginkan roh yang indah untuk dirinya sendiri, tetapi tidak ada banyak roh di dunia ini yang bisa diklaimnya. Roh wanita bahkan lebih jarang lagi. Penampilan penantangnya sangat memikat, dan matanya melebar kagum. Pertarungan dimulai. Sambil memegang pedang besarnya tinggi-tinggi, Iblis meraung dan berlari menuju Snow Charmer. Perayu Salju tidak bergerak, tetapi tubuhnya bersinar dengan baju baja merah yang didekorasi dengan berbagai piktograf yang berbeda. Tongkat es yang dia pegang berubah menjadi Tombak Darah Es yang akan dia gunakan untuk pertarungan. Kemudian, cahaya keemasan melayang di antara kakinya dan dari sana muncul makhluk emas dan mengangkat Snow Charmer di punggungnya. Dia telah menjadi tombak malapetaka yang elegan. Dong! Perayu Salju mengendarai Peraung Emas dengan anggun, dan sinergi sempurna mereka membuat mereka terlihat seperti satu kesatuan. Kecepatan dia menuju Iblis memungkinkan Dampak Amuk. Tombak Darah Es menusuk ke Iblis dan pedang besar Iblis menebas Perayu Salju. Iblis mundur beberapa langkah, tetapi untungnya, baju bajanya belum ditusuk. Tebasan yang diterima oleh Perayu Salju cukup kuat, tetapi di bawah perlindungan dari Dampak Amuk, dia tidak terluka. Setelah serangan awal, terlalu dini untuk mendeteksi siapa yang akan menang. Mata Anak Surga berapi-api. Terlalu dini baginya untuk naik tingkat dan mendapatkan akses ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, jadi dia belum pernah melihat Peraung Emas sebelumnya dan karena itu tidak mengetahui bakat dan kemampuannya. Anak Surga terkejut melihat peralatan yang dibawa oleh Perayu Salju. Dia tahu bahwa siapapun yang memiliki roh kerajaan bukan orang biasa. "Panggil Zhang Xiang!" Anak Surga memerintahkan orang-orang di sampingnya untuk mencari Zhang Xiang agar dia bisa menanyakan siapa pemilik Perayu Salju. Dia juga ingin tahu apakah ada kemungkinan dia bisa menawar untuk memilikinya. Zhang Xiang segera muncul di depan Anak Surga dan dengan sopan berkata, "Bos, apa yang bisa saya bantu?" "Siapa pemilik Perayu Salju itu?" Anak Surga bertanya. Zhang Xiang buru-buru menjawab, "Seorang pria muda yang bernama ''Han.'' Dia pasti datang dari tempat penampungan lain. Dia adalah orang yang pendiam, jadi saya tidak mengetahui banyak tentang dia." "Han?" Anak Surga mengerutkan kening, karena nama itu memunculkan banyak kenangan yang tidak menyenangkan. Itu mengingatkannya pada seseorang yang sangat dia benci. Tapi Anak Surga mengabaikannya, merasa nama itu hanya kebetulan dan bahwa Perayu Salju pasti bukan milik Han Sen yang dia kenal. Orang itu baru tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dan baru berada di sana kurang dari setahun. Tidak mungkin bisa mendapatkan roh dan jiwa binatang buas sebanyak ini dalam waktu singkat. "Tunggu sampai pertarungan berakhir. Lalu bawalah dia kepadaku." Anak Surga menyampaikan perintah ini kepada Zhang Xiang dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Meskipun kinerja Perayu Salju luar biasa, dan jiwa-jiwa binatang buas yang dimilikinya cukup luar biasa, Anak Surga masih merasa yakin bahwa dia bukan tandingan Iblis-nya. Dia menyaksikan dengan tenang. Pertarungan kedua roh telah memicu hiruk-pikuk penonton. Serangan tombak melawan pedang, saling menyerang antara seorang wanita cantik dan seorang pejuang, dan diiringi oleh sorak sorai penonton membuat antusiasme dalam arena semakin meningkat. "Pertarungan roh kerajaan jauh lebih baik! Sekarang setelah kupikirkan lagi, pertarungan antara roh kelas ksatria payah." "Tentu saja ini luar biasa. Lihat saja jiwa-jiwa binatang buas yang mereka gunakan; mereka berdarah sakral." "Aku benar-benar menginginkan roh kerajaan. Jika Perayu Salju itu milikku, itu akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan!" "Berhentilah bermimpi, kalau begitu! Tidak mungkin bagi orang biasa seperti kamu atau saya untuk menguasai tempat penampungan. Bahkan jika kau dapat melakukannya, roh-roh kemungkinan besar akan mengabaikanmu. Kesempatan untuk menjinakkan roh kerajaan adalah 10.000 banding 1. Bahkan akan lebih mudah bagimu untuk memenangkan lotre." ... "Iblis, ini saatnya kamu mengungkapkan kekuatanmu yang sebenarnya!" Anak Surga mengamati bahwa para penonton sedang panas. Senyum menyeramkan mengangkat bibirnya. Tiba-tiba, Iblis melompat keluar dari medan pertarungan dan menjerit saat cahaya memancar dari belahan dalam baju bajanya. Tubuhnya segera berubah menjadi kera hitam yang terbentuk dari logam. "Kera Baja Hitam berdarah sakral? Aku tidak tahu bahwa Iblis memiliki jiwa binatang perubahan wujud berdarah sakral." Seseorang mengenali jiwa binatang buas Iblis berteriak kencang dengan kegembiraan yang memuncak. Tapi ini bukan batas kemampuannya. Iblis menunjuk pedang besarnya dan memanggil seekor singa kuning yang bertanduk. Setelah singa muncul, dia mengaum ke udara dengan mengintimidasi. "Seekor hewan peliharaan berdarah sakral, Singa Tanduk Emas? Itu tidak adil! Bagaimana Perayu Salju dapat bersaing dengan itu?" "Dua lawan satu? Dan itu adalah hewan peliharaan berdarah sakral! Perayu Salju sudah dipastikan tidak dapat menang sekarang." "Dia terlalu kaya. Dia memiliki terlalu banyak uang. Itu hanya roh kerajaan, tetapi dipenuhi dengan begitu banyak jiwa binatang buas." "Tidak ada yang bisa kita lakukan. Tidak ada banyak roh." Semua orang berada dalam perdebatan sengit tentang munculnya peristiwa terbaru, dan Anak Surga menikmati obrolan yang memujinya. Dia paling suka menghancurkan orang-orang yang menentangnya. Tapi sebelum Iblis bisa mulai menyerang, Perayu Salju membuat gerakannya sendiri. Tubuhnya mulai bersinar, dan jiwa binatang buas Putri Salju yang benar-benar indah muncul untuk bergabung dengan Snow Charmer. Dari situ, rambut Snow Charmer memutih, matanya berkilau perak, dan tubuhnya dipenuhi salju yang menggigit. "Ah! Itu adalah jiwa binatang humanoid perubahan bentuk! Dia terlihat seperti manusia sekarang." "Apakah perubahan wujud Perayu Salju adalah jenis berdarah sakral?" Sementara semua orang masih terkejut, Perayu Salju mengangkat tombaknya. Binatang berbaju baja merah dengan empat sayap kemudian muncul. Itu mendekati Singa Tanduk Emas. Kedua binatang buas itu bertabrakan satu sama lain. Tidak ada yang dapat dikalahkan, sehingga menimbulkan kebuntuan yang mengguncang penonton. Tidak ada yang mengira pemilik Perayu Salju begitu kaya, hampir sama seperti pemilik Iblis itu sendiri. Ketika Anak Surga memperhatikan apa yang terjadi, dia sama bingungnya. Adalah hal biasa bagi jiwa binatang lapis baja untuk mengangkat hewan peliharaan berdarah sakral, tapi itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh elit biasa. Dia pasti memiliki kekuatan yang sangat besar. "Siapa orang ini?" Anak Surga mengerutkan alisnya sekali lagi. Chapter 569 - Bertemu Kembali Dengan Anak Surga Sementara Anak Surga masih kaget, dia melihat Perayu Salju mengangkat tombaknya lagi. Seekor burung api yang menyala melayang di langit, tampak seperti burung phoenix, menghujani api di medan perang. "Ah! Itu adalah jiwa binatang tipe aura. Bagaimana cara kerjanya?" Wajah Anak Surga tampak suram. Jiwa tipe binatang aura menggunakan teknik efek wilayah dirancang khusus untuk melawan sekelompok lawan. Itu adalah sesuatu yang dicari oleh banyak orang dan tempat penampungan. Dia tidak percaya saat melihat jiwa binatang tipe aura yang digunakan oleh roh kerajaan. Lebih buruk lagi, wilayah serangan itu tampak signifikan, yang menunjukkan bahwa itu adalah jiwa binatang tipe aura berdarah sakral. Wajahnya memucat. Namun penilaian Anak Surga tidak benar. Rentang aura Burung Gurun tidak berbeda dari jiwa binatang berdarah sakral di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua; perbedaannya terletak pada kekuatan. Tetap saja, serangan yang ditimbulkan mengintimidasi dan efisiensinya cukup luar biasa. Iblis benar-benar dikalahkan oleh serangan itu, dan jiwa binatang apapun tidak bisa menghadapi serangan bertubi-tubi dari Perayu Kerajaan. Mereka berdua adalah roh kerajaan, namun Iblis bukan tandingannya. Bahkan tanpa Burung Gurun, baju baja Amuk ganda dan piktograf sudah bisa membuat Iblis kewalahan. Perayu Salju tidak menghiraukan serangan Iblis yang sia-sia dan membalasnya dengan serangan signifikan ke titik lemah lawannya. Akibat serangan itu, Iblis jatuh ke belakang, berteriak kesakitan. "Ini terlalu kuat. Gila!" "Jika aku memiliki jiwa-jiwa binatang buas itu, aku juga akan sekuat itu." "Ini bukan lagi arena, itu adalah ajang memamerkan kekayaan!" "Ya, pemilik Perayu Salju itu terlalu kaya!" "Aku mungkin tidak tahu siapa orang itu, tetapi aku tidak menyangka mereka bisa lebih gila daripada Anak Surga." "Ini seperti dua peri yang bersaing, karena tidak ada hubungannya dengan kita." ... Wajah Anak Surga tampak tidak karuan saat dia melihat pertarungan. Setelah beberapa saat, dia memerintahkan Iblis untuk menyerah. Mengakui kemenangan lawannya, dia merasa sangat tertekan. Jika dia membunuh Iblis, setiap jiwa binatang berdarah sakral yang dia miliki akan hilang. Bahkan seseorang seperti Anak Surga tidak sanggup menanggung serangan finansial yang begitu signifikan. "Bawa orang ini padaku. Aku ingin melihat siapa orang ini." Anak Surga menggertakkan gigi. Dari apa yang baru saja terjadi, dia merasa terhina. Zhang Xiang cepat pergi mencari Han Sen dan ketika menemukannya, berkata, "Tuan Han, bos ingin bertemu denganmu!" Zhang Xiang tidak berani menyebut Han Sen sebagai "saudara," lagi. Penampilan Perayu Salju telah sepenuhnya membuatnya bingung. Dia tahu bahwa Han Sen adalah karakter yang luar biasa dan statusnya tidak mungkin lebih rendah daripada Anak Surga. Dia sekarang merasa perlu untuk merujuknya dengan lebih tepat. "Anak Surga?" Han Sen memandang Zhang Xiang dan bertanya dengan tenang. "Ya," jawab Zhang Xiang. Han Sen lalu dengan santai berkata, "Jika dia ingin melihatku, maka katakan padanya untuk turun dan menemuiku. Aku tidak punya waktu atau minat untuk naik ke sana." "Tapi ... Tuan Han, tolong, tunggu sebentar di sini." Zhang Xiang, setelah pamit, berlari untuk memberitahu Anak Surga. "Baik, aku akan pergi dan melihat siapa kamu." Setelah Anak Surga mendengar apa yang dia katakan. Dia menahan amarah di dalam hatinya dan mengikuti Zhang Xiang kembali ke kamar Han Sen. Saat dia mendorong pintu dan menatap Han Sen, dia menjadi kaku seolah-olah dia baru saja dikutuk menjadi batu. Dia hanya berdiri di kusen pintu dan tidak bergerak. Dia tidak bisa percaya bahwa pemilik Perayu Salju adalah Han Sen. Dia tidak bisa percaya bahwa Han Sen, yang baru saja mendapatkan akses ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, telah mengumpulkan kekayaan sebesar itu. "Bagaimana ini mungkin?" Wajah Anak Surga menunjukkan campuran emosi yang saling bertentangan. Zhang Xiang berdiri di belakang Anak Surga, menatapnya dengan kaget. Dia terbiasa melihat Anak Surga sebagai orang yang sombong dan mengintimidasi, tetapi ini adalah pertama kalinya dia melihatnya menahan diri. "Apakah dia tidak berani masuk ke dalam? Ya Tuhan, apa yang terjadi? Siapa pria bernama Han itu? Dia tampaknya membuat Anak Surga merasa ketakutan!" Pikir Zhang Xiang, memandang wajah Anak Surga tetapi dia telah salah paham. Anak Surga tidak takut pada Han Sen, hanya saja keluarga Ning menghindari Han Jing dan mereka telah mengeluarkan dekrit yang menyatakan tidak ada anggota keluarga Ning yang bisa melakukan kontak atau konflik dengan Han Sen. Jadi, ketika Anak Surga melihat Han Sen, dia lumpuh karena terkejut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak berani mengusir Han Sen, tetapi dia tahu bahwa dia juga tidak bisa berteman dengannya. "Apakah kau tidak ingin melihatku? Untuk apa kau berdiri di sana; apakah kau tidak mau berkata apa-apa?" Han Sen memandang Anak Surga dengan bingung. "Kau... kenapa kau datang ke sini?" Anak Surga tidak yakin harus berkata apa. Dia tidak pernah membungkuk kepada orang lain sebelumnya, dan dia tidak terbiasa bersikap sopan. Pertemuan yang tak terduga seperti ini membuat Anak Surga merasa tidak nyaman, dan itu bertentangan dengan kebiasaannya. "Aku mendengar ada jiwa binatang berdarah sakral yang diperebutkan di sini di arena, jadi aku datang untuk mengambilnya. Bisakah aku memiliki Thunderbird Bersayap Empat sekarang?" Han Sen tersenyum kecut saat dia berbicara. Alis Anak Surga melonjak ketika dia memandang Han Sen, dan kemudian berkata tanpa emosi, "Zhang Xiang, berikan Thunderbird Bersayap Empat." Zhang Xiang belum pernah melihat Anak Surga berperilaku seperti ini sebelumnya. Dia terperangah, tetapi dia mengangguk dan kemudian pergi untuk mengambil dan mengantarkan Thunderbird Bersayap Empat ke pemilik barunya yang sah. "Ah, ini dia. Yah, aku sudah mendapatkan tujuanku. Aku harus pergi sekarang, sampai berjumpa lagi." Han Sen mengambil jiwa binatang buas dan bersiap untuk pergi. Wajah Anak Surga tampak sangat mengerikan, dan dia menggerakkan bibirnya seolah mengatakan sesuatu, tetapi kemudian berhenti. Han Sen meninggalkan segera Tempat Penampungan Iblis. Tempat penampungan manusia berkembang dengan baik di sekitar sini, tetapi itu membuatnya lebih sulit untuk membunuh makhluk disini daripada di Medan Es. Ada terlalu banyak orang. Jika dia tidak menyerang tempat penampungan roh, kemungkinan besar dia akan bersaing dengan orang lain untuk membunuh makhluk-makhluk lokal. Semakin banyak sumber daya yang dimiliki suatu tempat, semakin banyak orang yang tertarik. Itu benar-benar tidak bisa dihindari. Kembali ke Istana Kristal, Han Sen berteleportasi ke Persekutuan. Sekarang dia memiliki dua bilah pedang, dia hanya perlu menyempurnakan keahlian Pedang Ganda. Setelah itu, dia akhirnya bisa menyerang tempat penampungan roh yang dia inginkan. Kembali di Persekutuan, dia berkonsentrasi untuk memperbaiki keahlian Pedang Ganda setiap hari. Dia berlatih dan berlatih untuk memastikan bahwa dia bisa menguasainya. Karena jiwa-jiwa binatang buas tidak bisa digunakan di Jaringan Langit, Han Sen tetap berlatih di ruang pelatihan. Pada saat yang sama, dia mencoba untuk menyempurnakan penggunaan Pedang Raja Ular Es Bermata Perak dan Pedang Binatang Maskot Kuno Tembaga Ungu. Annie tidak terlalu senang dengan Han Sen yang menempati satu-satunya ruang pelatihan kelas tinggi, karena itu adalah satu-satunya kamar yang memiliki gravitasi buatan. Untuk mendapatkan dukungan gravitasi, Anda harus mengunjungi ruang gravitasi. Tetapi hal-hal yang dapat Anda lakukan di kamar seperti itu sangat terbatas, dan tempat-tempat itu terlalu ketat untuk dapat berlatih dengan bebas. Karena itu, Annie sangat kesal. Ketika Annie tiba hari itu, dia melihat bahwa ruang pelatihan kelas tinggi masih digunakan. Dia menggigit bibirnya dan pergi ke ruang kendali. Dia ingin melihat apa yang dilakukan Han Sen di sana. Jika dia berlatih di sana, maka dia akan membiarkannya, tetapi jika tidak, dia bertekad untuk mengusirnya. Sebagai penjaga Ji Yanran, Annie memiliki otoritas besar. Dia segera mendapatkan rekaman dari ruang pelatihan dan melihatnya. "Melatih keahlian pedang?" Annie melihat Han Sen dalam pelatihan video dengan dua pedang jiwa binatang buas. Chapter 570 - Pedang Ganda Annie menonton rekaman itu sebentar, dan sikapnya berubah. Dia tidak terlalu peduli dengan kekuatan atau kecepatannya, tetapi dia terkejut ketika mengamati kemampuannya. Dia melihat tangan kiri Han Sen memegang pedang perak tipis. Gayanya cukup ringan, dan setiap tebasan mengingatkan pada ular beracun yang melompat keluar dari gua untuk menyerang. Lengannya berayun-ayun dari berbagai sudut liar, dan mustahil untuk menebak di mana dia akan berayun atau menebas berikutnya. Di tangan kanannya, dia memegang pedang tembaga ungu, dan gayanya sangat bebas dan lebar. Kekuatan setiap ayunan membawa kekuatan gunung. Ketukan dan ritme dari setiap keahlian pedang berbeda, dan mereka tidak saling mengikuti. Jika Annie melihat dua keahlian ini secara individual, dia tidak akan terlalu heran. Namun kenyataannya mereka diperankan secara bersamaan, oleh orang yang sama, inilah yang membuatnya kagum. Setiap tangan bergulir dan melambai dengan irama dan ritme yang berbeda, dan sulit untuk percaya ada orang yang dapat menggunakan kedua tangan dengan sangat efektif. Itu seperti dua orang yang menggunakan pedang tetapi dalam satu kesatuan. Semakin Annie memperhatikan, dia semakin terkejut. Ini bukan keahlian Pedang Ganda biasa, itu sudah pasti. Itu pasti sesuatu yang sangat berbeda, yang menggunakan kedua tangan untuk melakukan hal-hal secara terpisah. Sangat sedikit evolver di Persekutuan dapat mencapai sesuatu seperti ini. Dibutuhkan lebih dari bakat untuk melakukan sesuatu seperti ini, karena Anda harus berkonsentrasi sepenuhnya untuk dapat mengendalikan kedua tangan secara individual. Jika Anda kekurangan konsentrasi, Anda segera akan merasa bingung dan kehilangan semua keahlian. Ada beberapa surpasser yang telah berevolusi dengan cara yang memberi mereka dua kepribadian, sehingga mereka dapat mengendalikan masing-masing tangan secara independen dan menampilkan dua keahlian pedang pada saat yang sama. Tetapi di tengah-tengah evolusi, hal seperti itu sangat langka. Annie benar-benar ingin tahu apakah dia bisa menggunakan keahlian Pedang Ganda seperti ini dalam pertarungan yang sebenarnya. Akan sangat menakutkan untuk melawan seseorang yang bisa melakukannya. Setelah berpikir sejenak, Annie meninggalkan ruang kendali dan pergi ke ruang pelatihan Han Sen. Di dalam ruang pelatihan, Han Sen berlatih dengan keahlian Pedang Ganda dengan gila-gilaan. Han Sen tidak memiliki dua kepribadian, dan mengendalikan dua pikiran memerlukan konsentrasi tinggi. Ini berarti kemauan Han Sen jauh lebih kuat daripada yang lain. Jika tidak, menggunakan keahlian Pedang Ganda seperti ini akan membagi kepribadiannya. Tiba-tiba, pintu ruang pelatihan terbuka. Sebuah bayangan menerobos dengan pedang di tangannya dan dengan cepat mendekati Han Sen. Dia bahkan tidak melihat wajah bayangan itu sebelum mengangkat pedangnya untuk memblokir serangan yang masuk. Dong! Pedang saling berbenturan, dan ketika percikan menghilang, Han Sen menyadari itu adalah Annie. "Annie, apa yang kamu lakukan?" Han Sen mengerutkan alisnya. Annie tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia membawa pedang panjang dan mengeluarkan keahliannya. Meskipun langkahnya tidak mengenai apapun, itu terlihat seperti petir dan segera menghentikan niat Han Sen untuk terus berbicara, dan itu hanya memberinya waktu untuk memblokir serangan. Itu terlalu cepat. Pedang Han Sen tidak dapat memblokir serangan Annie, jadi dia harus menggunakan dua pedang. Dia berhasil, tetapi itu tidak sempurna, dan dia kelihatan kikuk saat eksekusinya. "Annie, apakah kamu ingin membunuh seseorang ?!" Han Sen berhasil mengumpulkan kembali ketenangannya dan meneriakkan pertanyaannya. Meskipun itu adalah pertanyaan kritis, Han Sen tahu bahwa jika dia benar-benar ingin membunuhnya, dia tidak akan bisa mengelak atau memblokir serangan sebelumnya. Annie tetap diam, dan dia memulai kembali serangannya. Metode pertarungannya luas dan cepat, seperti serangan petir. Bagi para evolver, kecepatannya sangat menakutkan, dan hanya sedikit yang bisa menahan serangannya. Han Sen, bagaimanapun, mampu memblokir setiap serangan, dan Annie dapat melihat sendiri bahwa dia menggunakan keahlian pedang yang berbeda tanpa salah langkah. Itu pilihan yang luar biasa. "Kamu benar-benar dapat melakukan dua hal dengan satu pikiran, bukan? Kamu dapat menggunakan dua keahlian, masing-masing untuk setiap tangan," Annie berbicara dengan terkejut, dan wajahnya terlihat aneh. Han Sen sangat senang bisa memblokir serangan Annie. Keahlian pedang Annie lebih cepat, bahkan lebih cepat dari Roh Kembar. Ini adalah kesempatan sempurna bagi Han Sen untuk berlatih melawan seseorang dengan keahlian cepat. Annie adalah surpasser, dan meskipun dia menurunkan kecepatan serangannya untuk melawan Han Sen, dia masih lebih cepat daripada evolver lainnya. Evolver biasa tidak pernah bisa menghindari serangan bertubi-tubinya. Annie hanya ingin menguji Han Sen dengan cepat, dan setelah melakukannya, dia siap untuk pergi. Tapi Han Sen berteriak dan berlari ke arah Annie dengan kedua pedang terhunus. "Kamu datang ke sini untuk pamer lalu pergi begitu saja? Aku tidak bisa membiarkanmu pergi dengan mudah." Han Sen mengayunkan kedua pedangnya untuk menahan Annie. Annie terkejut dengan sikapnya. Dia mengangkat pedang panjangnya sekali lagi dan berlari menuju Han Sen, memutuskan untuk menyerangnya sebelum pergi. Dia tidak meningkatkan kecepatan pedangnya, tetapi tetap mempertahankannya. Tapi bahkan begitu, itu lebih cepat dan lebih kuat daripada yang bisa ditangani oleh Han Sen. Keahlian Pedang Ganda Han Sen aneh, tapi Annie tetap merasa tidak akan sulit untuk mengalahkannya. Dong! Pedang Annie menghantam pedang perak Han Sen di tangan kirinya. Dia berharap serangan itu dapat menghempaskan pedang, sehingga dia bisa melancarkan beberapa serangan lagi dan mendorong Han Sen ke ambang kekalahan dan membalas dendam atas keisengan Han Sen sebelumnya. Tetapi ketika kedua pedang itu bertabrakan, pedang Han Sen tidak menerima dampak sebagaimana yang dia perkirakan. Faktanya, dia merasakan kekuatan yang menakutkan dan mendorong pedangnya sendiri. Dia merasa seolah-olah tidak memukul apa pun. "Keahlian pedangmu ini menyeramkan." Hati Annie bertanya-tanya mengapa keahliannya tidak mampu melucuti Han Sen seperti yang diinginkannya. Setelah beberapa tebasan lagi, Annie cukup yakin bahwa tangan kiri Han Sen dipenuhi dengan Kekuatan Yin. Ketika pedang Annie bersentuhan dengan pedangnya, dia merasakan pedangnya memberi makan dan menghabiskan sebagian besar energi dan kekuatannya. Kecuali jika Annie ingin memperkuat kekuatannya melebihi apa yang bisa dilakukan oleh setiap evolver, tidak mungkin dia bisa menjatuhkan pedang itu dari tangan Han Sen. "Kalau begitu aku akan pergi mengambil pedang tangan kananmu." Annie mengubah targetnya dan berusaha mengejar Pedang Kuno Tembaga Ungu Han Sen. Dong! Pedang panjang Annie bertemu dengan pedang kuno dan segera merasakan kekuatan yang mengerikan mendorongnya ke belakang. Meskipun kekuatannya tidak sebanding dengan potensi maksimal sejatinya, itu sudah cukup untuk mencegahnya menjatuhkan pedang dari tangannya. "Bagaimana dia bisa memiliki kekuatan seperti itu?" Annie merasa heran dan bingung. Keahlian Pedang Ganda Han Sen berbeda jauh dengan kombinasi dua keahlian pedang yang terpisah. Dia memasukkan Yin dan Yang, menggabungkan keahlian pedang dengan Ledakan Yin Yang. Keseimbangan Yin dan Yang saling membantu, menggabungkan langit dan manusia bersama. Meskipun sekarang itu hanya bentuk pertama, dan dia jelas belum menguasainya, tetap mengejutkan bagi Annie untuk menyaksikan ini. Kejutan yang diterimanya terus bertambah. Keahlian pedang yang dimiliki Han Sen sangat luar biasa. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya dia bisa menyaksikan seorang evolver dengan kekuatan luar biasa, dan itu benar-benar membuat Annie kagum. Dong! Petir sekarang meletus dari tubuh Annie dan setelah serangan berikutnya, ruang di kedua tangan Han Sen terpotong. Pedang Han Sen meroket, dan kekuatan pedang membuat mereka menancap di dinding logam ruangan. Annie menatap Han Sen untuk terakhir kalinya. Kemudian dia berbalik dan berjalan pergi. Bayangannya yang tinggi dan ramping meninggalkan ruang pelatihan. Chapter 571 - Ada Masalah Annie kembali ke kamarnya. Dia mengambil kembali rekaman video yang telah dia tonton sebelumnya dan mengirimkannya melalui komunikator khusus. Pada saat yang sama, di kantor yang sama, seorang pria paruh baya membuka rekaman video. Setelah menontonnya, dia menutup matanya dan bersandar di kursinya. Sepertinya dia sedang beristirahat, tetapi kemudian dia membuka matanya dan melihat video sekali lagi. "Satu pikiran mengendalikan dua hal; apakah dia benar-benar pewaris Han Jing? Apakah prediksi Han Jing ternyata benar?" Pria paruh baya itu mengerutkan alisnya saat dia berbicara pada dirinya sendiri. Komunikator di mejanya berdering lagi. Dia melihat nomor itu dan tersenyum. Dia mengangkat telepon dan melihat gambar seorang wanita cantik memenuhi layar. "Yanran, bagaimana kau menemukan waktu untuk berbicara dengan orang tuamu hari ini? Bukankah seharusnya kau menghabiskan waktu luangmu dengan pacarmu?" pria paruh baya itu bercanda. Ji Yanran tersipu dan berkata, "Ayah, apa yang kau bicarakan? Kau tahu aku selalu peduli padamu." "Aku tahu putriku peduli padaku, jangan khawatir. Tetapi akhir-akhir ini, kau semakin jarang menghabiskan waktu untuk berkomunikasi denganku. Jika kau punya waktu, cobalah berbicara dengan ibumu sesekali, juga. Aku tahu dia mungkin kejam, tapi dia mencintaimu dan sangat merindukanmu, "kata pria paruh baya itu. "Aku tahu, ayah. Aku baru saja berbicara dengan Ibu, dan ya, dia terus mengeluh tentang aku," kata Ji Yanran. "Benar, tunggu sampai Han Sen selesai bertugas di militer sebelum memperkenalkannya kepada ibumu. Kalian berdua tidak muda lagi, dan jika tidak ada rintangan, kalian berdua seharusnya segera menikah. Aku masih menunggu untuk cucu-cucuku. " "Ayah, kau benar-benar begitu ingin aku menikah?" Wajah Ji Yanran merona, tapi dia senang mendapatkan persetujuan ayahnya. "Apakah kau mengatakan bahwa anak bernama Han tidak cukup baik untukmu? Baiklah, aku akan meminta Annie melemparnya ke Bintang Wabah Hitam dan merantainya di suatu tempat di tambangku. Dia dapat menggali di sana sepanjang hidupnya ketika kau pergi mencari seseorang yang kau sukai, "canda lelaki tua itu, dengan wajah dingin. Anak perempuan selalu tahu apa yang dipikirkan ayah mereka, dan Ji Yanran tahu persis apa yang dipikirkan pria paruh baya ini. Dia tertawa dan berkata, "Baik, berhentilah bercanda. Ketika dia selesai wajib militer, aku akan membawanya sehingga dia dapat bertemu denganmu dan ibu. Jika kau tidak puas, aku akan melemparnya ke dalam Bintang Wabah Hitam sendiri! " "Kau tampaknya sangat percaya diri. Sepertinya putriku benar-benar telah tertarik dengan seseorang. Berpikir bahwa putriku yang sudah aku miliki selama 20 tahun akan diambil ..." "Ayah, bisakah kita berhenti berpura-pura? Mari kita bicara seperti biasa!" Setelah panggilan berakhir, senyum pria paruh baya itu segera menghilang. Dia membaca informasi yang dikirim Annie dengan seksama, bersama dengan rekaman videonya. Jari-jemarinya mengetuk meja saat dia membaca, dan dia tidak mengucapkan sepatah katapun sampai dia selesai.et "Han Jing Zhi, kau menimbulkan banyak kehebohan bahkan dalam kematian." Setelah memecah keheningan, pria tua itu menghela nafas dan menutup tab informasi. Bertarung dengan Annie pasti membuat Han Sen merasa enggan. Setelah pertemuan mereka, Han Sen beristirahat pada hari itu dan tidak melanjutkan berlatih keterampilan Pedang Ganda. Dia kembali ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya, membaca berita di Jaringan Langit. Banyak stasiun media di Persekutuan meliput pemilihan pemimpin baru mendatang. Ini adalah acara besar dalam Persekutuan. Calon dari setiap sistem menjual diri mereka sendiri, berebut untuk setiap suara yang bisa mereka klaim. Dalam daftar nominasi, Han Sen melihat nama aneh yang dia kenal. "Jika Ji Ruo Zhen menjadi pemimpin ..." Han Sen membacanya sekilas lalu menghela nafas. Ekspresi bingung menyebar di wajahnya. Kemudian, dia memutuskan untuk membaca topik-topik lain, termasuk topik yang berkaitan dengan tempat penampungan. Rupanya, beberapa anak jenius berhasil berevolusi sebelum berusia 20 tahun. Seorang surpasser membunuh makhluk berdarah sakral tertentu. Beberapa manusia setengah dewa menggunakan tinjunya untuk menghancurkan kapal perang shura, dan sebagainya... Topik berita ini, cukup untuk membuat seseorang menangis. "Jika aku tidak menjadi manusia setengah dewa, akan jauh lebih sulit bagiku untuk meningkat dan menjadi lebih baik daripada orang lain." Mata Han Sen bersinar, merasa percaya diri dengan kemampuannya untuk menjadi manusia setengah dewa suatu hari. Tapi pertama-tama, dia harus menyempurnakan dengan semua dasar-dasarnya. Jika tidak, dia bisa mati. Sejauh ini, tidak ada manusia yang bisa memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kelima. Dan karena itu tidak ada yang mengetahui seperti apa di dalam. Han Sen tidak ingin memerintah dunia, dia hanya ingin bebas. Dia tidak ingin diatur oleh kekuasaan orang lain, dibatasi dan ditahan untuk melakukan apa yang diinginkannya. Kematian ayah Han Sen juga merupakan misteri. Jika dia tidak memiliki kekuatan yang dia cari, dia mungkin tidak akan pernah mengungkap kebenaran tentang kematiannya. Sementara Han Sen tenggelam dalam pikirannya, komunikator berdering. Itu adalah Yang Manli. Han Sen tahu Yang Manli tidak akan mencarinya jika bukan sesuatu yang penting, dan ketika dia menjawab panggilan itu, seluruh tubuhnya memenuhi layar. "Aku kuatir kamu punya masalah." Yang Manli memasang ekspresi muram. "Dan apa masalahnya?" Han Sen dengan santai bertanya. Masalah mengikutinya kemanapun dia pergi, jadi apa artinya dengan tambahan masalah satu lagi? "Kelompok keamanan khusus telah memberi kami misi. Untuk melindungi seseorang yang baru saja naik tingkat dan tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua," Yang Manli segera menjelaskan. "Apakah dia berasal dari Tempat Penampungan Dewi kita?" Han Sen bertanya. "Tidak, dia dari medan es. Dia ada di Tempat Penampungan Roda Bintang, sekarang," kata Yang Manli. "Apakah orang ini memiliki kapasitas yang khusus?" Han Sen berpikir Yang Manli tidak akan menyebut orang ini sebagai masalah jika dia orang biasa. "Dia putra dari Dong Sen," kata Yang Manli dengan berat hati. Han Sen cukup terkejut, dan dia berkata, "Itu kebetulan sekali!" "Ya. Itu sebabnya aku bilang kau dalam masalah. Pria itu tidak akan duduk diam dan melihatmu mengklaim Tempat Penampungan Dewa Hitam, dan orang-orangmu yang mendengarkan Dong Li. Dengan putranya di sana, akan sulit untuk mempertahankan kedudukan kami di Tempat Penampungan Dewa Hitam, "kata Yang Manli. "Aku tidak percaya mereka menjadikan kita sebagai wali. Dong Li baik padaku, dan sepertinya aku tidak bisa menolak tanggung jawab ini," kata Han Sen sambil tersenyum. "Kau masih bisa tersenyum di saat seperti ini?" Yang Manli memutar matanya. Jika dia berada di posisi Han Sen, dia ragu apakah dia bisa makan. Tapi Han Sen malah tersenyum. Sekali lagi, Han Sen tersenyum. Lalu dia berkata, "Mengapa saya tidak boleh tersenyum dan tertawa? Tidak peduli berapa banyak yang telah dia rencanakan, kendali atas tempat penampungan itu tergantung pada kekuatan putranya. Dia mungkin tidak memiliki apa yang diperlukan. Dan selain itu, ada protokol yang harus diikuti. Tidak mungkin Dong Li akan bisa mengusir kita. " "Mungkin kau benar, tetapi jika orang-orang itu tidak mendengarkanmu dan mengikuti perintah putranya, apa yang akan kau lakukan?" Yang Manli berpikir Han Sen terlalu naif. "Itu baik-baik saja bagiku. Tapi selama aku ada di sana, Tempat Penampungan Dewa Hitam juga akan demikian. Jika aku pergi, maka tempat penampungan akan dihancurkan. Sesederhana itu," kata Han Sen, dengan nada dingin dalam nada bicaranya. Meski begitu, dia terdengar tenang. Ketika Yang Manli mendengar apa yang dikatakannya, dia merasakan rasa dingin yang mengerikan di punggungnya. Di balik suara Han Sen yang tenang, Yang Manli bisa merasakan sesuatu yang menyeramkan. Sesuatu yang belum pernah dirasakannya dari Han Sen selama ini. Yang Manli menarik napas dalam-dalam. "Dia ingin bertemu denganmu." "Aturkan besok, sudah terlalu terlambat sekarang." Han Sen kelelahan dan tidak bisa mengumpulkan motivasi untuk pergi ke tempat penampungan lagi hari ini. Dia berbicara dengan Yang Manli sebentar lagi dan kemudian menutup telepon. Chapter 572 - Hanya Seekor Kucing "Tuan Han, aku sudah lama mengagumimu. Hari ini, aku akhirnya dapat bertemu denganmu!" Di Tempat Penampungan Dewa Hitam, seorang pria muda menjabat tangan Han Sen dengan tulus. Han Sen tersenyum dan menatap Qi Xiuwen, pria yang masih muda, tampan, dan sangat ramah. Dia memiliki senyum yang bisa meluluhkan hati seluruh dunia. Tetapi dalam sosok Qi Xiuwen, Han Sen bisa melihat bayangan Ning Yue. Namun, Qi Xiuwen jauh lebih muda. Hati dan pikiran Ning Yue bekerja secara bersamaaan, tidak lebih condong ke salah satunya. Dia tidak pernah merasa dilema batin akibat perbedaan yang ditimbulkan dari pikiran dan hati. Qi Xiuwen tidak berbeda dengannya dalam hal ini. Di mata Han Sen, Qi Xiuwen adalah seorang gadis kecil dalam pakaian ibunya, mengenakan terlalu banyak make-up dan bergemetar dengan sepatu hak tingginya. Dia jelas berusaha keras untuk tampil dewasa. Meskipun penampilannya jauh dari harapan, dia bermaksud baik. Mungkin dia akan terkenal suatu hari nanti, tetapi untuk sekarang, dia jelas masih terlalu muda. Han Sen terus mengamati Qi Xiuwen. Dia mengangguk tetapi tidak terlalu peduli padanya dan tidak menganggapnya sebagai ancaman. Tidak ada tandingan Han Sen di sekitar Tempat Penampungan Dewa Hitam. Menurut Han Sen, ini adalah tempat yang kecil dan tidak layak untuk dilanjutkan. "Kakak Han, kau harus menjagaku nanti. Aku baru saja tiba di tempat penampungan, jadi apakah kau dapat memberikan beberapa daging mutan dan jiwa binatang? Akan lebih baik jika mereka berdarah sakral! " Qi Xiuwen merendah, seperti seorang pemula. "Tentu, tidak masalah," Han Sen menyetujuinya. Qi Xiuwen menjadi sangat senang , dan berkata, "Kalau begitu aku akan mengandalkanmu di masa depan! Ayah bilang ada banyak hal yang harus kupelajari darimu. Kalau tidak merepotkan, bisakah kau membawaku bersama ketika pergi berburu makhluk? " "Tentu," Han Sen setuju. Han Sen meminta Yang Manli menjual daging dan jiwa binatang yang diinginkan Qi Xiuwen. Jika dia bersedia membayar, tidak ada alasan untuk menolak permintaannya. "Tuan Qi, mengapa Anda bersikap sopan kepada Han Sen? Tempat Perlindungan Dewa Hitam dan orang-orangnya adalah milik kita. Perintahkan saja dan kita akan mengusirnya." Seorang evolver berbicara pada Qi Xiuwen dengan licik, begitu Han Sen pergi. Qi Xiuwen berkata dengan tenang, "Tidak seperti yang kau liat. Han Sen benar-benar sesuatu dan mengusirnya tidak akan menyelesaikan masalah. Urus tanggung jawabmu sendiri dan jangan melawannya. Aku akan bersamanya untuk sementara untuk mendiskusikan beberapa hal." "Mengapa?" Beberapa evolver lain memandang Qi Xiuwen dengan bingung. "Jika kau ingin mengalahkan seseorang, lebih mudah ketika kau dekat dengan mereka," kata Qi Xiuwen dengan tenang. ... Yang Manli sangat bingung. Dia menduga banyak hal akan berubah ketika Qi Xiuwen tiba di Tempat Penampungan Dewa Hitam tetapi semuanya hampir sama. Semua orang terus mendengarkan perintah Han Sen dan semuanya berjalan seperti biasa. Namun Qi Xiuwen mengikuti Han Sen kemanapun dia pergi seperti bayangannya. Seolah-olah Han Sen adalah tuan, sedangkan Qi Xiuwen adalah pelayannya. Atau seperti guru dan murid. Tapi Yang Manli berpikir ada yang tidak beres dengan perilaku Qi Xiuwen. Meskipun Qi Xiuwen tampaknya menghormati Han Sen, Yang Manli tetap saja merasa agak paranoid seperti ada udang di balik batu. "Aku pikir ada yang tidak beres dengan Qi Xiuwen. Tolong, hati-hati dan jangan terlalu dekat dengannya." Yang Manli selalu mengingatkan Han Sen, setiap kali mereka punya waktu pribadi. "Paham," Han Sen setuju, tetapi dia tampaknya tidak terlalu kuatir. Setiap kali Qi Xiuwen menanyakan sesuatu kepadanya, Han Sen akan mengajari dan menjelaskan banyak hal. Yang Manli selalu mengingatkan Han Sen tentang kecurigaannya, tetapi Han Sen tidak melakukan perubahan apa pun. "Aku pikir kita perlu berbicara tentang masalah Qi Xiuwen." Yang Manli mendekati Han Sen, yang bersiap untuk pergi berburu. "Baik. Bicaralah." Han Sen tersenyum, duduk, dan memandang Yang Manli. "Qi Xiuwen itu berbahaya. Dia berusaha untuk menyenangkan semua orang di sekitarmu. Dia adalah ular berkepala dua." Yang Manli mengatakan dengan terus terang, berharap dapat meyakinkan Han Sen dan menarik perhatiannya. "Aku tahu," Han Sen mengangguk. "Jika kau tahu, mengapa kau tetap mengikuti semua permintaannya?" Yang Manli menatap matanya dan berkata. Han Sen berhenti dan berpikir sejenak, lalu dia memiringkan kepalanya dan menjawab, "Manli, apakah kau pernah memiliki hewan peliharaan?" "Aku berbicara tentang sesuatu yang serius di sini!" Yang Manli mulai terdengar jengkel. "Kenapa aku tidak serius? Aku hanya ingin tahu, apakah kau pernah memiliki hewan peliharaan?" Han Sen tersenyum dan bertanya. "Tidak." Yang Manli tidak peduli, tetapi tetap menjawab. "Dulu aku kenal tetangga yang memiliki kucing. Panther yang sangat besar dan tampan. Bulunya hitam lebat dan para tetangga sangat menyukainya. Dia merawat kucing itu setiap hari, memberinya makan makanan kucing mewah, dan menyediakannya rumah kucing yang luar biasa." Han Sen tersenyum dan kemudian melanjutkan, "Setiap kali aku berjalan melewati rumahnya, aku melihat panther itu berjemur di halaman seperti seorang tuan, berperilaku seperti tuan rumah. Setiap kali dia marah, dia akan menggigit sepatu di rumah dan setiap kali tuannya tidak memperhatikan, panther itu akan merobek buku-buku yang sedang dibacanya. " Wajah Yang Manli bersinar, seolah dia baru menyadari sesuatu. Kemudian dia mulai melihat Han Sen dengan mata bertanya-tanya, seolah-olah dia sedang berpikir keras. "Aku ingin tahu. Jadi, aku pergi bertanya kepada tetangga mengapa dia memanjakan kucing seperti itu," kata Han Sen. "Dan jawaban apa yang kau terima?" Yang Manli bertanya dengan penasaran Han Sen menghela nafas dan berkata, "Nah, tetangga hanya memutar matanya dan berkata, ''Apakah kau tidak tahu itu hanya kucing? Dunianya cukup kecil dan sebagai tuannya, aku adalah segalanya. Sebaliknya, dalam pandanganmu, itu hanya kucing." Setelah dia mengatakan itu, Han Sen menepuk pundak Yang Manli dan berkata, "Kau lakukan apa yang kau mau. Dunia kita bukan di sini." Melihat bayangan Han Sen meninggalkan ruangan, perasaan Yang Manli menjadi kacau. Namun, yang jelas dia merasa terkejut. "Jadi, sebenarnya, dia tidak menghargai Qi Xiuwen. Dan dia tidak memprioritaskan kesejahteraan medan es atau Tempat Penampungan Dewa Hitam di dalam hatinya?" Mata Yang Manli tampak bingung, dan dia terus berbicara pada dirinya sendiri. "Bagimu, Qi Xiuwen hanyalah hewan peliharaan yang menyenangkan." Setelah Han Sen meninggalkan tempat perlindungan, dia naik ke Istana Kristal dan pergi mencari lebih banyak makhluk mutan untuk berburu. Daging makhluk mutan yang telah diburu sebelumnya semuanya telah dimakan, dan telah meningkatkan jumlah poin geno mutannya menjadi 76. Sudah hampir maksimal. Walaupun ada banyak makhluk mutan di laut, membutuhkan waktu yang lama untuk memakan daging mereka, karena kelangkaan makhluk mutan kecil di luar sana. Rubah perak bertengger di pundak Han Sen sambil menggoyangkan ekornya. Dia menyaksikan ikan-ikan di luar dengan mata takjub. "Di Istana Kristal, kehadiran rubah perak tampaknya tidak diperhatikan oleh makhluk laut. Mungkin ini adalah kesempatanku," pikir Han Sen. Chapter 573 - Bertarung Sendirian Di Tempat Penampungan "Lihatlah rubah perak! Aku sangat miskin. Sudah cukup sulit bagiku untuk menjaga diriku sendiri. Aku tidak punya cukup makanan, aku tidak dapat menghangatkan tubuhku, dan sekarang aku harus menjagamu, sedangkan kau makannya banyak sekali. Jangan salah sangka, aku bukannya keberatan kau makan, tetapi kau juga ingin semua orang dapat merasa kenyang, bukan? Bagaimana kalau kau membantu kami menangkap beberapa ikan? Kami dapat memasaknya untukmu. Jadi bagaimana menurutmu? Apakah kau bersedia?" Han Sen tersenyum saat berdiskusi dengan rubah perak. Nol mencibir pada Han Sen seolah-olah dia berusaha untuk menculik seorang gadis muda. Rubah perak memiringkan kepalanya, menatap Han Sen dengan bingung. "Ikan ... di sana ... kau ... ambil itu ... kita ... memasaknya!" Han Sen menunjuk ikan yang berenang di balik jendela Istana Kristal, membuat isyarat dengan tangan dan kakinya agar rubah perak dapat mengerti. Tetapi ketika rubah perak melihat ke arah jendela, dia hanya mengalihkan pandangannya kembali ke Han Sen. Kemudian dia berjalan di bawah Han Sen dan menggunakan ekornya untuk mengait kakinya, menggosok kepalanya seperti yang sering dilakukan. "Ya ampun, kau adalah anak dari makhluk super. Tunjukkan sedikit harga diri! Tidak pantas seekor makhluk yang sangat ganas bertingkah begitu lucu. Dunia ini kejam, dan kau harus menempa kemampuan bertarungmu jika kau ingin bertahan hidup. Apakah kau mengerti? " Han Sen sekarang berusaha menasehati rubah perak. Dia menunjuk ke jendela sekali lagi dan berkata, "Pergi! Tangkap ikan-ikan itu untukku atau kau tidak punya makanan malam ini." Wajah rubah perak terus terlihat tidak bersalah. Dia merengek dan terus mengusapkan wajahnya ke kaki Han Sen. Tidak lama kemudian, Han Sen menyerah. Dengan ekspresi putus asa, dia mengambil rubah perak dan berkata, "Satu lagi barang tak berguna yang harus aku urus." Tapi kemudian, Han Sen punya ide. Meskipun dia tidak bisa memerintahkan rubah perak untuk berburu, dan usaha sebelumnya untuk membunuh makhluk berdarah sakral di bawah laut telah gagal, sebuah ide baru muncul di benaknya. "Tidak apa-apa kalau tidak berburu! Aku hanya perlu membawa kau ke tempat penampungan arwah. Jika aku membawamu, bukankah semua makhluk akan kabur? Itu berarti aku bisa mencapai Aula Arwah dengan mudah. ??Tetapi aku tidak yakin apakah arwah-arwah itu juga akan kabur. Tapi jika mereka melakukannya, aku dapat mengambil batu-batu arwah dengan bebas. Ha! Aku benar-benar jenius. " Wajah Han Sen merekah seperti bunga yang bersemi, ketika dia memikirkan bagaimana dia mungkin bisa dengan mudah mendapatkan banyak batu arwah dengan sedikit atau tanpa kesulitan. "Ayo, rubah perak kecilku yang lucu. Aku sudah membuatkanmu fillet ikan. Apa kau mau mencobanya?" Han Sen merasa sangat bahagia. Setelah mendapatkan idenya yang cemerlang, dia melompat ke laut dan menangkap sejumlah ikan untuk dimasak untuk rubah perak. Melihat rubah perak memakan fillet ikan dengan perlahan, Han Sen tersenyum dengan penuh arti. Dia berkata, "Anak baik! Anak baik! Makan lebih banyak dan lebih banyak. Ketika kau kenyang, mari kita mulai bekerja." Han Sen memburu beberapa makhluk mutan lagi di dasar laut dan hasil tangkapannya cukup banyak untuk persedian selama sebulan. Kemudian dia mengendarai Istana Kristal kembali ke medan es. Setelah mereka kembali ke darat, Han Sen membawa rubah perak dan berlari menuju tempat penampungan kerajaan. Mereka tiba dalam waktu singkat. Tempat penampungan kerajaan sekarang berada di depan mereka, dan banyak makhluk berjalan di dalam dan di sekelilingnya. Han Sen menatap rubah perak di tangannya dan berbisik dengan perlahan, "Ini adalah saat pembuktian." Sambil terus memegangi rubah perak di lengannya, dia kembali berlari menuju tempat penampungan kerajaan. Seperti yang dia duga, semua makhluk berlari saat dia mendekati mereka. Tidak ada satupun makhluk yang berani menghalangi jalannya, segera melarikan diri sebelum dia mendekat. "Haha! Aku akan kaya." Han Sen, saat memasuki tempat penampungan kerajaan, menyeringai karena tidak ada satupun makhluk di sana. Dia merasa penasaran makhluk-mahkluk itu bisa berlari ke mana, tetapi kemudian dia segera pergi ke Aula Arwah. Dia memasuki Aula Arwah tanpa kesulitan. Tetapi dia merasa kecewa, ketika melihat Arwah Kembar terus berdiri kokoh di tempat yang seharusnya. Mereka tidak kabur seperti yang diharapkannya. Melihat wanita berambut perak dan wanita berambut pirang mengambil pedang mereka, Han Sen memanggil baju baja jiwa binatang dan piktograf. Dia kemudian memanggil Pedang Purba Tembaga Ungu dan Pedang Raja Ular Es Bermata Perak. Tong! Tong! Tong! Pedang Arwah Kembar menghampiri Han Sen seperti hujan lebat. Pedang perak dan pedang emas saling bersilangan, seolah-olah berusaha untuk menjebaknya dalam jaring pedang. Tapi yang paling mengejutkan Han Sen adalah keterampilan pedang mereka semakin cepat. Mereka semakin cepat, dan setiap tebasan menjadi semakin berat. Dia merasa seolah-olah tidak dapat bertahan lebih lama. Pang! Wanita berambut perak itu menghantam pundak Han Sen. Untungnya, tidak tepat pada titik kritis sehingga lukanya tidak parah. Han Sen tahu bahwa dia belum menyempurnakan keterampilan Pedang Ganda-nya, dan masih memiliki beberapa kekurangan. Tetapi saat ini, dia tidak punya pilihan. Dia bertarung dengan Arwah Kembar selama setengah jam, dan setelah mendapatkan beberapa serangan lagi, dia memanggil sayapnya dan terbang menjauh. Arwah Kembar tidak dapat terbang, dan makhluk-makhluk lain di penampungan tidak akan berani mendekati Han Sen, karena dia masih ditemani oleh rubah perak. Jadi mereka hanya menyaksikan Han Sen terbang. "Aku akan kembali!" Han Sen berteriak pada Arwah Kembar saat dia melarikan diri ke langit. "Kau rubah yang tak berperasaan. Aku memberimu makanan enak setiap hari, memperlakukanmu seperti aku akan memperlakukan putraku sendiri. Kau melihatku terluka, kan? Jadi, mengapa kau tidak membantuku?" Han Sen terengah-engah saat berbicara dengan rubah perak. Dia berpikir bahwa jika dia dilukai oleh Arwah Kembar, rubah perak akan marah dan melompat ke dalam pertarungan dan melindungi tuannya. Tapi yang dilakukannya hanyalah tetap bertengger di pundak Han Sen, tidak bergerak sedikit pun. Rubah perak itu bersikap seolah-olah tidak melihat atau mendengar apa pun. Namun, dia menjilat lukanya setelah melarikan diri, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Tidak lama setelah dijilati rubah perak, luka Han Sen sembuh. Han Sen merasa putus asa, tapi dia tidak marah pada rubah perak. Melihatnya merawat luka-lukanya, dia tersenyum pada rubah perak dan menggosok kepalanya. Tapi Han Sen tidak pergi dengan tangan kosong. Tidak peduli seberapa sering dia mempraktikkan keterampilan Pedang Ganda-nya, dia tidak dapat menyempurnakannya. Keterampilan itu dirancang khusus untuk menghadapi Arwah Kembar, dan jika dia tidak bisa mengujinya dengan mereka, tidak ada yang tahu apakah keterampilan itu dapat disempurnakan untuk melawan mereka. Dia juga menemukan bahwa dia dapat masuk ke dalam tempat penampungan kerajaan tanpa kesulitan sama sekali. Dia bisa pergi ke sana dan bertarung dengan Arwah Ganda kapanpun yang dia inginkan. Jika dia kembali ke sini beberapa kali, dia akan dapat menguasai keterampilan Pedang Ganda-nya dan mengalahkan Arwah Kembar. "Baik. Jika aku tidak bisa memperbaikinya sekarang, aku pasti akan melakukannya dengan benar pada percobaan kesepuluh. Dan jika masih belum cukup, aku akan pergi ke sana seratus kali." Han Sen merasa sangat gembira, dan setelah beristirahat untuk memulihkan kesehatan dan energinya, dia berlari kembali ke tempat penampungan kerajaan dengan rubah perak di tangannya. Setiap kali Han Sen melawan Arwah Kembar, dia kalah. Tapi dalam setiap pertarungan, keterampilan Pedang Ganda Han Sen akan meningkat dengan berbagai cara. Han Sen terus menerus mendatangi Arwah Kembar, tapi tetap saja, arwah itu tidak berani meninggalkan Aula Arwah. Mereka takut Han Sen akan berlari masuk dan mengambil batu arwah jika mereka tidak ada untuk melindunginya. Keterampilan Han Sen menjadi semakin baik, dan dia pergi ke tempat penampungan kerajaan setidaknya sekali setiap dua hari. Setiap kali dia kalah, dia akan melarikan diri untuk memulihkan diri, memikirkan mengapa dia kalah, dan memperbaiki keterampilannya. Han Sen merasa yakin bahwa jika dia meningkatkan keterampilan Pisau Ganda-nya dengan tekun, dia akan dapat mengalahkan Arwah Kembar dalam waktu kurang dari sebulan. Chapter 574 - Pertarungan Kulit Giok Akhir-akhir ini, kehidupan Han Sen tampaknya berjalan lancar. Dia berhasil mengumpulkan banyak pajak dari orang-orang di Tempat Penampungan Dewa Hitam, berhasil memerintahkan para evolver untuk berburu untuknya, dan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi tempat penampungan kerajaan sesukanya untuk berlatih untuk menghadapi Arwah Kembar; hari-hari menjadi santai dan bebas dari tekanan. Sementara itu, kehidupan Xue Yikuang tidak berjalan dengan baik. Dia telah menempuh perjalanan 10.000 mil ke medan es, hanya untuk mengetahui bahwa Han Sen telah menjadi penguasa Tempat Penampungan Dewa Hitam saat ini. Xue Yikuang tidak takut menghadapi kerumunan orang, tetapi jika dia membuat marah Han Sen, itu akan berakibat buruk. Jadi Xue Yikuang dengan sabar menunggu saat yang tepat. Dia mengumpulkan informasi tentang Han Sen sebanyak mungkin, sebelum bergerak untuk membunuhnya. Hari ini, Han Sen meninggalkan Tempat Penampungan Dewa Hitam untuk pergi ke tempat penampungan kerajaan dan melatih keterampilan Pedang Ganda dengan Arwah Kembar. Namun, kali ini, ketika Han Sen berlari melintasi medan es, rubah perak mengangkat kepalanya dengan aneh. Bulu-bulu mantel peraknya berdiri dan matanya yang mengantuk tampak gembira dan terjaga. Rubah perak memandang ke arah gletser raksasa yang tidak terlalu jauh dari mereka. Han Sen menepuk kepala rubah perak yang waspada untuk menenangkannya, tapi dia sadar apa yang dilihatnya. Saat dia membelai rubah, Han Sen mulai melihat gletser di dekatnya. "Keluarlah, teman," Han Sen memanggil dengan lembut. Dari belakang gletser, Xue Yikuang, yang mengenakan pakaian serba putih, muncul. Tubuhnya yang kuat tidak mudah dilupakan, dan kulitnya transparan seperti es. Lebih halus dari kulit wanita. "Xue Yikuang?" Han Sen mengerutkan kening saat dia menatapnya. Di acara pertukaran, dia melihat Xue Yikuang. Xue Yikuang lebih rendah hati dibandingkan dengan saudaranya, dan dia juga tidak naik ke atas panggung untuk memberikan pidato, namun Han Sen tetap mengingatnya. Xue Yikuang tidak menanggapi. Dia hanya mengangkat tinjunya dan mulai berlari ke arah Han Sen. Dia berada lebih dari sepuluh meter dari Han Sen, tetapi dalam satu langkah, dia sudah muncul di depannya. Han Sen memperhatikan tinjunya yang seperti kristal dan mengamati aura buram yang mengelilinginya. Tong! Han Sen memanggil pedang ular perak dan menghalangi tinju yang menghampirinya. Setelah serangan itu, tangan Xue Yikuang bahkan tidak berdarah. Han Sen mundur beberapa langkah, tebasan pedangnya menimbulkan bunyi nyaring seolah-olah jatuh di atas batu. Xue Yikuang masih tidak mengatakan apa-apa. Tinjunya seperti badai salju, bergemuruh ke arah Han Sen. Setiap pukulan dilancarkan dengan kekuatan penuh yang sanggup membunuh seorang pria, dan keganasan serangannya terlihat sangat mengerikan. Han Sen memegang dua pedang sekarang, dan dia memutuskan untuk menggunakan keterampilan Pedang Ganda-nya untuk melawan musuh barunya. Dengan cepat, pedang dan tinju berulang kali saling menghantam. Tinju es Xue Yikuang sulit dilawan dengan pedang, dan pedang Han Sen terus berdenting dalam setiap serangan. Han Sen terkejut dan merasa khawatir. Apakah semua orang di keluarga Xue gila? Jika ada perbedaan pendapat, mengapa tidak berbicara baik-baik? Tetap diam, mengepalkan tinju, dan berusaha membunuh adalah tindakan biadab. Orang ini benar-benar gila! Han Sen tidak punya waktu untuk berbicara, tetapi pikiran-pikiran ini berkecamuk dalam hatinya. Keterampilan tinju Xue Yikuang terlalu kejam. Bahkan dengan tingkat keterampilan pedang Han Sen, dia merasa tertekan. Dia harus mengandalkan Kitab Dongxuan untuk mengimbangi kecepatan Xue Yikuang. Xue Yikuang adalah petarung yang jauh lebih baik daripada Xue Yiyang. Han Sen mengerahkan seluruh upayanya untuk bertarung, tapi ternyata sulit untuk membuatnya tetap bertahan hidup. Setelah badai salju berlalu, Xue Yikuang jatuh kembali. Badai salju menghilang secepat kemunculannya. Kemudian, Xue Yikuang bangkit dan berkata, "Kau benar-benar hebat. Kau bisa memblokir Tinju Badai Saljuku?" "Xue Yikuang, aku tidak menentangmu. Ada apa ini?" Han Sen mengerutkan alisnya. "Bah! Aku tidak butuh alasan untuk membunuh siapapun. Jika aku ingin membunuh, aku akan membunuh; sesederhana itu." Xue Yikuang menatap Han Sen dengan mata bangga. "Tapi kau, kau benar-benar hebat. Kau cukup kuat untuk membuatku menggunakan Kulit Giok dari keluarga Xue." "Kulit Giok tidak sehebat itu," Han Sen berbicara dengan wajah menghina. Mata Xue Yikuang menjadi dingin. Dia tertawa dan perlahan-lahan mendekati Han Sen. Dalam setiap langkah, aura beku di sekitarnya meningkat, kulitnya semakin mengkristal, dan hawa dingin yang menyelubunginya semakin tebal. Dia semakin terlihat seperti manusia es. Sekarang mereka berdiri terpisah sejauh tiga meter. Han Sen sudah bisa merasakan udara dingin yang berasal dari Xue Yikuang. Han Sen terkejut, bertanya-tanya mengapa Kulit Giok yang digunakan oleh keluarga Xue bisa memancarkan udara beku sedangkan dia tidak bisa. Xue Yikuang semakin dekat, dan seluruh sosoknya tampak membeku. Han Sen membayangkan setiap sel musuhnya sekarang berubah menjadi es. Dia seperti iblis es yang sesungguhnya. Tapi walaupun Han Sen dalam proses mempelajari Kulit Giok yang sama, dia sebenarnya mulai merasa kedinginan. Dia merasa seolah-olah ada bunga es yang tumbuh dalam dirinya. "Di dunia ini, beberapa evolver dapat membuka kunci gen mereka. Hari ini, kau seharusnya merasa sangat beruntung karena menjelang ajal, kau akan menyaksikan kekuatan Kulit Giok tingkat pertamaku." Mata Xue Yikuang sangat dingin saat dia berbicara. Ketika dia melanjutkan pukulannya, rasanya seperti udara itu sendiri mengeras. Han Sen mencoba untuk melangkah mundur, tetapi tinju itu terlalu cepat dan dia tidak dapat menghindarinya secara efektif. Jadi, dia menggunakan Pedang Ganda untuk melawan. Tong! Tinju berbenturan dengan pedang, dan kekuatan es yang mengerikan meledak dari tinju Xue Yikuang. Dalam beberapa saat, Pedang Ganda terlapisi oleh es sepenuhnya, dan seperti parasit atau terjangkit infeksi, menjalar ke seluruh pedang Han Sen. Jari-jari Han Sen adalah yang pertama kali merasakan serangan es ini, dan dia bisa merasakan denyut darahnya melambat seolah-olah akan membeku. Han Sen ketakutan, dan dia menjatuhkan pedangnya. Sayangnya, jari-jarinya tetap mati rasa, dan mereka tidak menuruti keinginannya. Sepertinya bukan miliknya lagi. Untungnya dia telah mempelajari Kulit Giok. Dengan menerapkan Kulit Giok, dia dapat merasakan jari-jarinya kembali dan radang dingin mulai berkurang. "Apa yang terjadi? Xue Yikuang hanya mempelajari Kulit Giok tingkat pertama, tapi itu juga yang telah aku pelajari. Bagaimana dia bisa membuka kunci gen pertamanya dan melepaskan kekuatan seperti itu sementara aku tidak bisa?" Wajah Han Sen tampak muram ketika dia menatap Xue Yikuang. Xue Yikuang mengamati jari-jari Han Sen menyentuh es kekuatannya tetapi penasaran mengapa mereka tidak mati. Dia mengangkat alisnya dengan tajam dan bergerak untuk menyerang Han Sen sekali lagi. Xue Yikuang telah membuka kunci gen pertama, sehingga dia sanggup mendorong kekuatan dan kecepatannya secara maksimal, terutama kekuatan esnya. Satu-satunya batasan yang dimilikinya adalah tubuhnya, karena dia tidak bisa mengkonsumsi seluruh kekuatan kunci gen pertama. Dia tidak bisa memanfaatkan energi seperti itu dari tubuhnya. Jika seseorang menyentuh tubuhnya, mereka akan membeku; bahkan senjata berdarah sakral, seperti pedang Han Sen. Sangat sedikit evolver yang memiliki kekuatan menakutkan seperti itu. Han Sen berubah bentuk menjadi Putri Salju. Jantungnya berdetak sangat kencang, dan ginjal-ginjalnya bekerja super cepat dengan bantuan perumusan energi. Kecepatan kakinya mendapatkan dorongan yang luar biasa, dan Han Sen berhasil menghindari serangan tinju Xue Yikuang. Saat di acara pertukaran, Han Sen mendengar bahwa seorang evolver berbakat dapat membuka kunci gen pertama mereka sebelum mereka menjadi surpasser. Walaupun mereka tidak memiliki kebugaran fisik yang cukup, mereka tergolong yang tidak dapat dihancurkan di antara para evolver. Chapter 575 - Menyerap Kekuatan Es Xue Yikuang seperti iblis. Matanya merah padam dan seluruh tubuhnya mengkristal. Suasana di sekitarnya berputar dengan kedinginan yang menggigit. Walaupun tidak menyebabkan kerusakan, jika orang biasa menyentuhnya, mereka akan merasa seperti jatuh ke gua es. Han Sen menggunakan semua kekuatannya untuk menerapkan keterampilan Kulit Es-nya, namun dia hanya berhasil mengusir invasi udara dingin yang berusaha untuk memakannya. Dia tidak berani menyentuh tubuh Xue Yikuang karena kekuatan esnya terlalu kuat. "Keterampilan yang aku curi benar-benar tidak dapat diandalkan. Dia menggunakan Kulit Es tingkat pertama yang sama, tetapi ada perbedaan besar. Apa yang salah?" pikir Han Sen. Ketika mempelajari Kulit Es, dia tidak menggunakan solusi geno. Kecuali Kulit Es yang dimiliki Xue Long Yan palsu, kalau tidak apa lagi alasannya? Ketika Han Sen mempelajari Kristal Nano, dia menggunakan solusi geno untuk mencapai Kulit Es tingkat pertama. Pada awalnya, Han Sen sangat senang mempelari Kulit Es. Tapi sekarang, Kulit Es Han Sen terbukti tidak berguna untuk melawan versi Xue Yikuang. Namun, formasi Kitab Dongxuan sangat mengagumkan. Walaupun Xue Yikuang telah membuka kunci pertama dan menjadi sangat kuat, dia tetap tidak dapat menyakiti Han Sen. Badai salju yang mengerubungi Xue Yikuang bertambah besar. Matanya berwarna merah darah, dan tinjunya melesat lebih kencang daripada buih-buih pada air yang mendidih. Han Sen terus menghindar, sambil melangkah mundur. Xue Yikuang terlalu cepat, dan dia tidak berani membiarkan Han Sen menyelinap keluar dari medan pertarungan yang telah dia bangun. Dia menempatkannya dalam situasi yang sangat berbahaya. Tetapi di tengah semua ini, Han Sen melihat sesuatu yang sangat aneh. Udara dingin yang menyembur keluar dari Xue Yikuang diredam oleh Kulit Es dari Han Sen. Pada awalnya, dia tidak memperhatikannya, tetapi setelah beberapa saat, dia mulai merasa bahwa kekuatannya mulai menekan Xue Yikuang dari dalam. Menjalari seluruh tubuhnya, membuatnya kewalahan. Jumlah bunga semakin bertambah, tetapi tidak menyakiti Han Sen. Sebaliknya, bercampur dengan organ dalamnya, menjadi bagian dari dirinya. "Apakah ini artinya aku dapat menyerap udara beku Xue Yikuang?" Han Sen berpikir dalam hati, dengan gembira. Dengan penyerapan kekuatan es ini, Kulit Esnya tampak berbeda. Han Sen tidak bisa meletakkan jari tepat di atasnya, tetapi tubuhnya tampaknya tidak terganggu dengan bunga es Xue Yikuang yang terus menerus disemburkan. Pang! Han Sen mengenakan baju baja berdarah sakralnya. Dia melemparkan tinju yang bertabrakan dengan tinju Xue Yi Kuang. Dia tidak puas dengan penyerapan dari kekuatan es atmosfer dan berpikir jumlah yang dia konsumsi tidak cukup. Dia ingin melihat apakah dia bisa menyerap kekuatan langsung dari sumbernya ¡ª Xue Yikuang sendiri. Namun, ketika tinju terhubung, dia merasakan kekuatan es yang sangat besar menyerap ke dalam tubuhnya. Dalam hitungan detik, lengan, setengah tubuh dan seluruh aliran darahnya membeku. Tubuh bagian luarnya dengan cepat diselubungi dengan es, menghilangkan kemampuannya untuk bertarung atau bahkan untuk bergerak. "Matilah." Mata Xue Yikuang menyala dengan api kebencian, menyinari Han Sen dengan bara pembunuhan. Satu tinju terakhir berusaha merasuki tubuh Han Sen. "Oh, sial! Kekuatan es itu terlalu berlebihan untuk dapat dikonsumsi oleh Kulit Esku dengan segera." Han Sen ketakutan, dan pikirannya berpacu dengan ribuan pikiran tentang bagaimana dia bisa lolos dari kesulitan yang mengerikan ini. Bum! Rubah perak di bahu Han Sen akhirnya bergerak. Seperti petir perak, dia melompat ke arah musuh tuannya dan merobek kepalan tangan Xue Yikuang dengan cakarnya. Dengan kilatan petir, es yang mengelilingi tinjunya hancur, dan tubuhnya terlempar jauh. Listrik memakan Xue Yikuang, dan ketika dia jatuh ke tanah, seluruh tubuhnya menderita luka bakar parah. Tangannya yang menderita luka cakar tercabik-cabik, menampakkan tulang lengannya. Xue Yikuang menatap rubah perak dengan sangat terkejut; dia kaget. Rubah perak melolong kencang, dan seperti bayangan yang menyala, dia melompat ke atas Xue Yikuang. "Aaaargh!" Xue Yikuang menggoyang-goyangkan tangannya dengan panik untuk berusaha menghentikan rubah yang menyerangnya, tetapi mereka tidak melakukan apa-apa. Dadanya tercabik-cabik oleh bekas cakar, dan darah mulai mengucur seperti air mancur. Kekuatan rubah yang menakutkan itu menghancurkan setiap bagian es yang membungkus Xue Yikuang. Rubah perak itu tampaknya benar-benar marah, dan melingkari Xue Yikuang seperti bayangan perak. Halilintar dan petir membelah langit saat dia mengamati lawan tuannya. Xue Yikuang, yang begitu kuat, benar-benar tidak berdaya di bawah cakar rubah perak. Sekali lagi, rubah perak menerkam dengan cakarnya ke tubuh Xue Yikuang, menimbulkan sungai darah. Tubuhnya sekarang dipenuhi dengan luka berdarah dan luka bakar yang telah menghangus. Xue Yikuang ketakutan, berulang kali berteriak ketakutan. Kekuatan es di dalam dirinya melanjutkan aktivitasnya, tetapi tanpa kekuatan untuk menahannya, dia menjadi terbungkus oleh sarkofagus es buatannya sendiri. Rubah perak telah membuktikan kekuatan dahsyat yang dimilikinya, dan tidak ada yang dapat dilakukan Xue Yikuang untuk membalikkan situasi ini. "Dia benar-benar makhluk super. Dia hanya anak rubah, namun sangat kuat." Mulut Han Sen menganga. Walaupun dia selalu curiga bahwa rubah perak memiliki kekuatan yang tidak ditunjukkannya, dia tidak pernah menduga bahwa kekuatannya akan begitu dahsyat. Xue Yikuang, yang telah membuka kunci gen pertama, tidak memiliki peluang untuk menghadapi serangan rubah perak. Yang bisa dia lakukan hanyalah menyaksikan dirinya dialiri arus listrik. Pang! Petir perak menyambar dada Xue Yikuang. Mengangkatnya ke udara dan melemparkan tubuhnya sampai menabrak dinding es. Kekuatan lemparan begitu kencang sehingga dinding menjadi hancur seketika. Tubuhnya sekarang seperti arang, dan dia mendesah dan memercikan sisa listrik. Tubuhnya mengejang dan berputar-putar tanpa kendali. Sepertinya dia tidak bisa bernafas, dan napasnya terputus-putus seolah-olah akan menjadi nafas yang terakhir. "Tidak mungkin! Ini tidak mungkin," teriak Xue Yikuang. Dia mengalami kesulitan besar untuk membuka matanya. Dia menatap rubah perak, yang berdiri di atas salju dengan lembut dan elegan. Dia tidak percaya bahwa dia akan dibunuh oleh sesuatu yang tampak seperti rubah belaka. Rubah perak berubah menjadi bayangan perak untuk terakhir kalinya dan berlari ke Xue Yikuang sekali lagi. "Aaaargh¡ª" Bum! Xue Yikuang bahkan tidak dapat menyelesaikan teriakannya sebelum sebuah kilat besar merubahnya menjadi patung arang hitam. Saat angin kencang bertiup, tubuh Xue Yikuang terbawa hembusan angin dan hanyut seperti debu dan gema. "Jadi, Xue Yikuang mati begitu saja?" Han Sen membuka matanya lebar-lebar, mencoba mengamati jejak-jejak debu hitam yang melayang di atas angin. Dia sudah terbiasa melihat rubah perak yang jinak, tenang, dan tidak berbahaya, sehingga dia hampir lupa bahwa dia adalah makhluk super yang ganas. Melihatnya berubah menjadi sesuatu yang begitu menakutkan dan kejam adalah pemandangan yang cukup mengejutkan. Dia kemudian mengembalikan pikirannya ke kondisi tubuhnya saat ini, yang sebagian besar masih terbungkus es. Darah di dalam tubuhnya sudah hampir membeku. Jika dia tidak bisa segera mencairkan dirinya, dia akan binasa. Han Sen perlahan-lahan membalikkan Kulit Esnya, dan dia merasakan es yang menyelimutinya mulai mencair. Perlahan-lahan berubah menjadi udara beku yang berputar-putar masuk ke tubuhnya. Rubah perak duduk di salju di sebelah Han Sen dengan tenang. Dia bahkan tidak berkedip ketika mengamati es merembes kembali ke tanah menjadi air. Udara dingin yang berputar-putar di dalam dan di sekitarnya mulai dikeluarkan, kembali ke atmosfer. Kulit esnya menjadi kristal, dan daging serta tulangnya berubah menjadi transparan. Seiring berjalannya waktu, kekuatan yang dikeluarkan Han Sen menjadi semakin berat. Tingkat transparansi daging dan tulangnya meningkat, dan sekarang nadinya dapat terlihat. Chapter 576 - Kulit Giok Asli Dan Palsu Seiring berlalunya waktu, udara dingin di dalam Han Sen menjadi semakin kuat. Sel-selnya bergerak, tetapi rasanya seolah-olah mengkristal. Pada saat yang sama, Kitab Dongxuan mulai bekerja, dan perasaan aneh memaksa Han Sen untuk menghentikan latihan Kulit Giok. Wajah Han Sen tampak mengerikan. Dia tadinya bersemangat untuk mencoba menggabungkan udara beku dengan sel-selnya sendiri dan membuka kunci gen pertamanya. Tetapi setelah memulai Kitab Dongxuan, dia berubah pikiran. "Mungkinkah kedua keahlian ini saling bertentangan?" Han Sen agak kesal. Jika dua keahlian ini tidak bisa berdampingan, kemungkinan mempraktekkan mereka bersama-sama membuatnya pusing. Rubah perak menyaksikan Han Sen bangun, dan ketika dia melakukannya, dia berlari ke arah kakinya dan menggosokan badannya. Suasana hatinya yang jelek membuatnya mendorong rubah perak itu pergi dengan jengkel. Melihat wajah rubah perak yang sedih, hati Han Sen terkejut. Dia mengeluarkan cermin kecil yang telah disiapkan untuk malam kumbang. Melihat dirinya dalam refleksi, dia tidak ada yang aneh. Ketika Han Sen menggunakan Kulit Giok, dia merasakan hawa dingin naik. Meskipun itu tidak seseram milik Xue Yikuang, itu tetap dapat membuat air berubah menjadi es. Jika dalam situasi normal, Han Sen akan merasa senang, tetapi ketika dia melihat dirinya di cermin lagi, dia melihat keringat dingin menghiasi dahinya. Dia bisa melihat dengan jelas di cermin bagaimana matanya mulai berubah menjadi merah samar. Meskipun tidak terlalu mencolok, kalau dilihat dengan lebih seksama terlihat perbedaan warnanya. Han Sen berpikir bahwa matanya mulai terlihat seperti mata keluarga Xue; dingin, tak berperasaan, dan kejam. "Ya Tuhan! Keahlian apa ini? Ini tidak benar. Biasanya, aku tidak akan pernah menendang rubah perak kecil itu, dan suasana hatiku tidak akan begitu jelek. Apakah Kulit Giok yang jelek itu benar-benar bisa mengubah kepribadian seseorang?" Semakin Han Sen memikirkannya, dia menjadi semakin jengkel. Dia sedang berpikir untuk memecahkan cermin, dan dia mulai takut ada sesuatu yang benar-benar tidak beres dengannya. Dia segera berhenti melatih Kulit Giok dan mulai mempraktekkan Kitab Dongxuan. Dia kembali bermeditasi untuk membangunkan sel-selnya dan menghasilkan aroma yang manis dan menyenangkan. Udara dingin diusir oleh bau yang menyenangkan, keluar dan menjauh dari selnya. Ini menghasilkan kabut putih di sekitar Han Sen. Dia masih pemula dalam mempelajari Kitab Dongxuan dan belum menyelesaikan tingkat pertama. Ini tidak bisa dibandingkan dengan Kulit Giok, dan terbukti dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan kekuatan dingin yang telah terkumpul di dalam tubuhnya. Han Sen lalu duduk di salju, dan dia berulang kali mempraktekkan Kitab Dongxuan. Rubah perak juga duduk di dekat Han Sen, mengamati daerah itu dengan penuh waspada. Dia tidak bergerak sedikitpun. Langit menjadi tertutup dengan awan suram, dan badai salju mulai terbentuk di sekitar. Han Sen segera terbenam dalam salju, dan tidak lama kemudian dia menjadi manusia salju. Tubuh rubah perak tidak terpengaruh oleh dinginnya salju. Dia tetap bertahan di posisinya, menunggu langkah selanjutnya dari tuannya. Salju turun sepanjang hari dan sepanjang malam, namun baik Han Sen maupun rubah perak masih tidak bergerak. Salju di tubuh Han Sen berubah menjadi es, melepaskan udara beku di bawah sinar matahari. "Whoa! rubah kecil yang cantik." Tidak terlalu jauh dari mereka, suara seorang wanita terdengar. "Liu Qing, jangan tertipu oleh penampilannya! Tidak peduli seberapa lucu makhluk itu, kemungkinan besar adalah monster yang kejam. Aku belum pernah melihat makhluk seperti ini sebelumnya dan karena itu, kita harus lebih berhati-hati!" Suara seorang pria mengikuti. Sepasang pria dan wanita berjalan dengan susah payah melintasi medan salju, semakin dekat ke arah rubah perak. Wanita itu melihat rubah perak tidak bergerak satu inci pun, dan dia terus duduk di sana. Di sebelahnya ada manusia salju. Melihat kejutan yang tak terduga itu, dia berkata, "Oh, dan ada manusia salju! Rubah kecil terus menerus menatapnya. Apakah mungkin dia yang membuat manusia salju itu?" "Imajinasimu mengagumkan. Katakan padaku, bagaimana mungkin rubah membuat manusia salju? Jelas, itu pasti buatan orang lain. Tapi aku akui itu agak aneh. Mengapa rubah hanya duduk di sana dan tidak bergerak?" Pria itu menjadi penasaran juga. "Biarkan aku pergi memeriksanya. Mungkin sudah membeku." Wanita itu diam-diam ingin menyentuh rubah. Laki-laki itu segera menariknya ke belakang, berkata, "Hati-hati! Rubah itu mungkin berusaha memancing kita untuk mendekatinya, siapa yang tahu! Itu mungkin jebakan. Kita harus berlari kesana dan menebasnya dengan pedang kita; masalah selesai dan bahaya terhindari." Setelah itu, dia memanggil pedang jiwa binatang buas dan mulai berlari menuju rubah perak, mengayunkan pedang saat dia pergi. Ketika pria itu menurunkan pedangnya untuk menyerang targetnya, dia tidak mengenai apa pun. Manusia salju di sebelah rubah perak bergerak. Tangan sedingin es menjulur keluar, menggunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk menjepit bilah pisau. Satu-satunya suara yang terdengar adalah suara dentingan pedang, dan pedang jiwa binatang buas terpotong dengan rapi menjadi dua bagian oleh dua jari itu. Pria dan wanita itu terkejut, dan segera mundur. Kemudian, mereka melihat manusia salju mulai runtuh. Bayangan manusia muncul, meraih rubah, dan lari. Dalam dua detik, mereka benar-benar menghilang. "Itu peri rubah!" wanita itu menjerit. "Peri? peri apa? Itu hanya makhluk humanoid," kata pria itu, dengan wajahnya pucat pasi. Mereka belum melihat wajah Han Sen dengan jelas, hanya bentuk dan bayangan seorang pria yang meraih rubah dan melarikan diri. "Ya, peri rubah yang berubah bentuk menjadi manusia." Wanita itu tidak bisa lepas dari keyakinannya bahwa itu adalah peri rubah. Bagaimanapun, pria dan wanita itu tidak percaya apa yang mereka lihat adalah manusia. Tapi siapa yang bisa menyalahkan mereka? Mengapa ada orang yang terbenam di bawah salju dan tidak bergerak seperti manusia salju, dan tiba-tiba muncul, hanya untuk mengambil rubah, dan dengan cepat berlari menjauh tanpa meninggalkan jejak apapun? Manusia biasa tidak akan melakukan hal seperti itu! Dengan cepat, desas-desus menyebar bahwa makhluk peri rubah humanoid tinggal di Medan Es. Banyak orang kuat mulai mencarinya, tetapi tidak berhasil. Han Sen, sementara itu, telah kembali ke Istana Kristal dengan rubah perak. Dia mencoba mempraktekkan Kulit Giok lagi, dan menemukan bahwa kekuatan dingin yang diserapnya dari Xue Yikuang sudah hilang sekarang. Tubuhnya tidak lagi terasa dingin, dan dia malah menjadi baik dan tenang. Saat dia berlatih keahlian, dia melihat ke cermin dengan cermat. Melihat tidak ada yang luar biasa, akhirnya ketegangannya mereda. Tapi sekarang, meskipun udara tidak membeku, Kulit Giok masih terasa berbeda dari sebelumnya. Ketika sedang berjalan, otaknya terasa dingin. Namun, pikiran dan persepsinya menjadi lebih tajam. Semakin lama dia mempraktekkan Kulit Giok, dia merasa semakin tenang. Sepertinya tidak ada yang bisa mempengaruhi emosinya saat ini. "Ini aneh. Pasti ada yang salah. Kulit Giok keluarga Xue pasti bermasalah." Ini membuat Han Sen mengingat perkataan Xue Yiyang di acara pertukaran, yang berkaitan dengan keahlian lain yang disebut Hati Es. Itu adalah keahlian yang seharusnya menenangkan emosi dan membuat hati seseorang tenang. Orang-orang mengatakan bahwa semua orang di keluarga Xue telah mempelajari Hati Es. Tetapi setiap anggota keluarga Xue yang Han Sen temui, yang memiliki kepribadian yang pemarah adalah mereka yang mempelajari Kulit Giok, dan ini membuat Han Sen semakin yakin bahwa pasti ada masalah dengan Kulit Giok. Chapter 577 - Konspirasi Han Sen masih tidak yakin apakah Kulit Gioknya bermasalah atau tidak. Bagaimanapun, dia memutuskan untuk tidak terus berlatih dan mengesampingkannya. Sebagai gantinya, dia memindahkan fokusnya ke berlatih Kitab Dongxuan. Han Sen ingin mempelajari tingkat pertama dari Kitab Dongxuan dengan lebih cepat sekarang, agar dia bisa membuka kunci gen pertamanya. Dia melihat kekuatan yang dimiliki Xue Yikuang setelah pembukaan kunci gen pertama. Han Sen mulai menyadari bahwa kekuatan seperti itu akan sangat penting untuk masa depan, terutama untuk mendukung keinginannya untuk berperang dengan makhluk super. Dia telah menyaksikan secara langsung kekuatan yang dimiliki oleh makhluk super, seperti yang ditunjukkan oleh rubah perak dan kuda laut biru, dan dia tahu dia harus meningkatkan banyak aspek sebelum bisa melawan mereka. "Aku ingin tahu seperti apa kekuatan yang mungkin aku peroleh setelah membuka kunci gen tingkat pertama dengan Kitab Dongxuan? Keahlian ini tidak berkaitan dengan unsur-unsur seperti api dan air, atau bahkan petir; itu hanya membuat tubuhku berbau harum! Jangan katakan padaku itu agak mirip dengan Parfum Mematikan Zhu Ting dan membuatku mengalahkan lawanku hanya dengan aroma tubuh yang menyenangkan?" Han Sen merenung. Dia menyadari bahwa itu tidak mungkin. Dongxuan adalah penguasa Xuan Men, namun menggunakan kekuatan penciuman untuk mengalahkan musuh tampak seperti gerakan feminin. Itu tidak cocok dengan kepribadiannya. Han Sen berharap untuk mendapatkan peningkatan kinerja besar setelah membuka tingkat pertama dari Kitab Dongxuan. Tetap saja, dia tidak bisa terburu-buru melakukan hal seperti itu. Jadi, Han Sen berlatih dan mempraktekkannya setiap hari, memurnikan dirinya dari masalah yang muncul dengan Kulit Giok pada saat yang sama. Selain itu, penguasaan Pedang Ganda hampir selesai. Dia akan segera bisa menghadapi Roh Kembar itu langsung, tetapi meskipun tampaknya kemenangan dapat diraih, tetap saja akan ada pertarungan sengit. Han Sen juga menghabiskan waktu merencanakan bagaimana dia bisa bekerja sama dengan Li Xinglun dan Philip dalam meluncurkan serangan atas tempat penampungan kerajaan. Meskipun dia mampu menghadapi Roh Kembar di tempat penampungan kerajaan sendirian dan mengklaim daerah itu, semua akan sia-sia jika tidak mengeluarkan roh dan makhluk yang tinggal di sana. Ketika roh ada di sana, makhluk-makhluk akan berkumpul di dalam tempat penampungan. Jika roh itu ditangkap, maka makhluk-makhluk akan lari. Jika ingin membunuh mereka, Anda harus mencari mereka satu per satu. Jika dia mengambil kesempatan untuk melakukan serangan dengan Li Xinglun dan Philip, mereka setidaknya akan mampu mengalahkan beberapa makhluk berdarah sakral dan meningkatkan poin geno sakralnya. "Kakak Han, apakah kamu sempat hari ini? Bisakah kamu mengajariku cara bertarung?" Han Sen baru saja kembali ke Tempat Penampungan Dewa Hitam, dan Qi Xiuwen meminta perhatiannya. "Aku tidak punya waktu; Aku punya banyak urusan penting akhir-akhir ini," jawab Han Sen. "Kakak Han, urusan penting apa yang ingin kamu lakukan?" Mata Qi Xiuwen tampak aneh saat dia bertanya pada Han Sen. "Tugas bersama dengan Tempat Penampungan Roda Bintang dan Philip, di mana kita akan menaklukkan tempat penampungan kerajaan," jawab Han Sen dengan santai. "Kakak Han benar-benar hebat. Namun, aku ingin membantu. Aku dapat membantumu ketika saatnya tiba untuk mengambil tempat penampungan kerajaan yang kau bicarakan," kata Qi Xiuwen dengan penuh semangat. "Jika kamu berniat membantu, aku akan memberimu tugas untuk meminta bantuan Tempat Penampungan Roda Bintang dan Philip." Han Sen tersenyum dan menatap Qi Xiuwen dengan penuh kasih. "Aku tidak akan mengecewakanmu!" Qi Xiuwen meminta beberapa anak buah Han Sen, dan kemudian pergi ke Tempat Penampungan Philip. "Tuan Qi, Anda benar-benar akan membantu Han Sen merobohkan tempat penampungan kerajaan?" Setelah mereka meninggalkan tempat penampungan, seorang evolver yang mengikuti Qi Xiuwen mengajukan pertanyaan. "Kenapa tidak?" Qi Xiuwen berkata. "Jika kamu akan bertarung, setidaknya tunggu kami untuk menjatuhkan Han Sen. Setidaknya dengan cara itu, kamu bisa menjadi orang yang memimpin pertarungan. Jika kita menaklukan tempat penampungan kerajaan sekarang, bukankah itu hanya menguntungkan Han Sen?" Evolver itu tidak mengerti. Qi Xiuwen tersenyum dan menjawab, "Kamu salah. Jika kita membiarkan Han Sen mengambil tempat penampungan sekarang, kita akan menjadi orang yang diuntungkan." "Kenapa? Apa yang Anda rencanakan?" Para evolver adalah pengikut Qi Xiuwen yang setia, dan minat mereka pada tujuan tuannya sangat kuat. "Apakah kalian tahu apa yang ada di sisi lain dari tempat penampungan kerajaan?" Qi Xiuwen tidak menjawabnya secara langsung. Para evolver menggelengkan kepala, karena tak satupun dari mereka pernah melakukan perjalanan melampaui tempat penampungan kerajaan sebelumnya dan memeriksa ada apa di balik tempat penampungan kerajaan di medan es. "Setelah aku naik tingkat menjadi seorang evolver dan tiba di medan es, aku segera melakukan penyelidikan aku sendiri ke daerah tersebut. Belum lama ini, aku mengirim sejumlah mata-mata untuk memeriksa apa yang ada di balik tempat penampungan kerajaan." Qi Xiuwen tersenyum ketika memberitahu mereka. Seorang evolver mengerti apa yang dia maksud, dan berkata, "Tuan Qi akan menunggu sampai Han Sen menaklukkan tempat penampungan kerajaan. Pada saat itu, kita akan mengepung Han Sen dan mengambil tempat penampungan itu untuk diri kita sendiri!" Qi Xiuwen menguraikan dengan mengatakan, "Yah, bukan benar-benar ''mengambil.'' Kita adalah orang-orang yang memiliki Tempat Penampungan Dewa Hitam, sedangkan Han Sen hanya memiliki orang-orang dari Tempat Penampungan Para Dewi. Tempat penampungan kerajaan tidak ada hubungannya dengan kesepakatan aku dengan ayahku dan keluarga Teng. Jika aku mengambil tempat penampungan itu, itu menjadi milikku. Benar?" Seorang evolver berkata dengan ragu-ragu, "Tapi Han Sen sangat kuat! Ketika dia membunuh mantan tuan kita, Dewa Hitam berada di bawah perlindungan beberapa ratus evolver. Aku takut ..." Kalimat evolver itu melayang karena gemetar ketakutan, tetapi Qi Xiuwen mengerti apa yang dia maksud. Qi Xiuwen tersenyum dan berkata, "Apakah kamu khawatir dia akan melukaiku ketika dia marah? Dia tidak akan berani menyentuhku, dan aku bertaruh dia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menantangku. Bahkan jika dia tidak menyembunyikan keinginan untuk mengambil tempat penampungan kerajaan ini atas kemauannya sendiri, aku akan mendorongnya untuk melakukan rencana serangan ini kapanpun. Kebetulan sekali dia memberitahuku rencana ini, dan kebetulan ini menguntungkan aku." Beberapa evolver masih tampak ragu-ragu. Qi Xiuwen kemudian tersenyum dan berkata, "Aku telah menghabiskan banyak waktu dengan Han Sen. Sepanjang waktu aku telah diminta untuk diajari olehnya, aku datang untuk belajar banyak tentang kemampuan yang dimilikinya. Bahkan jika aku belum mempelajari 100% kemampuannya, aku cukup yakin bahwa aku setidaknya mengetahui 70%. Dan aku telah secara akurat menilai kapasitas kekuatannya. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Jika aku mengetahui semua hal tentang dia, apakah kalian pikir dia bisa lepas dari genggamanku?" Melihat betapa ragu dan takutnya para evolver, dia melanjutkan dengan mengatakan, "Penampungan Dewa Hitam berisi orang-orang kita. Aku bahkan telah meminta bantuan Iblis Guntur dan Dewa Petir. Apakah kalian benar-benar berpikir Han Sen memiliki peluang melawan kekuatan gabungan kita?" "Iblis Guntur dan Dewa Petir akan bergabung dengan kita?" Dalam sekejap, suasana hati para evolver menjadi positif. Iblis Guntur dan Dewa Petir adalah saudara, tetapi tidak ada yang tahu nama asli mereka. Mereka adalah evolver terkenal yang telah menjanjikan dukungan mereka kepada ayah Qi Xiuwen. Mereka adalah salah satu evolver yang terbaik dan tidak jauh surpasser. Jika mereka naik tingkat, mereka bisa menjadi Makhluk Surgawi, dan tidak ada orang biasa yang bisa menyentuh mereka. Ini terutama berlaku untuk Iblis Guntur. Rumor mengatakan bahwa dia telah membuka kunci gen pertamanya. Bakatnya sangat kuat, dan tidak ada evolver yang berani menjadikannya musuh mereka. "Jika kita memiliki lebih dari 10.000 evolver di Tempat Penampungan Dewa Hitam dan mendapat bantuan dari Iblis Guntur dan Dewa Petir, Han Sen sudah pasti akan mati," seorang evolver kemudian memproklamirkan dengan gembira. Qi Xiuwen tersenyum dan melanjutkan dengan mengatakan, "Namun, Han Sen adalah orang yang cerdas. Membunuhnya akan sangat disayangkan, jadi jika dia tahu tempatnya dan patuh, aku bisa menjadikannya sebagai bawahan." "Han Sen tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengalahkan orang-orang seperti Anda. Dia sudah beruntung jika diberikan kesempatan untuk mengikuti Anda. Tapi bagaimanapun, dia adalah orang yang berbahaya. Aku takut ..." Sekali lagi, suara evolver menghilang sebelum menyelesaikan kalimatnya, tetapi Qi Xiuwen tahu apa yang dia maksudkan. Bertindak tidak peduli, dia hanya menjawab, "Suruh dia minum Pil Pembentukkan Geno." Wajah setiap evolver berubah menjadi ketakutan ketika mendengar kata-kata "Pil Pembentukkan Geno." Chapter 578 - Tinju Mekanis Han Sen masih galau, memikirkan bagaimana dia bisa meyakinkan Li Xinglun dan Philip untuk menyerang tempat penampungan kerajaan. Saat ini, Qi Xiuwen telah mengajukan diri untuk menggalang dukungan mereka, membantu Han Sen membereskan beberapa masalah. Meyakinkan Li Xinglun dan Philip tidak akan mudah. Bagaimanapun, mereka masih harus menyelesaikan masalah dengan kumbang perak. Tanpa dukungan penuh dari keduanya, mengambil tempat penampungan kerajaan tidak akan mungkin terlaksana. Kembali di Persekutuan, Daphne masih dalam perbaikan. Itu membuatnya bertanya-tanya apakah dia akan melanjutkan karier militernya dan mengambil lebih banyak misi. Kumbang unicorn perlahan-lahan naik ke dalam kandang yang dibuat Han Sen, dia berbaring dan memperhatikannya sebentar. Dia tidak tahu apakah itu adalah bentuk kehidupan dari Pengkristalisasi atau penemuan teknologi Pengkristalisasi? Jika itu diciptakan oleh teknologi Pengkristalisasi, Han Sen tidak bisa melihat titik kelemahannya. Namun, jika itu adalah kehidupan Pengkristalisasi, dan merekalah yang menciptakan peradaban, bagaimana mungkin dia tidak memiliki kecerdasan? Han Sen telah membaca banyak buku tentang Pengkristalisasi, tetapi dia tidak dapat menemukan apapun tentang kumbang ini. "Masih mencari? Apakah kamu mencari tahu dari mana benda ini berasal?" Ji Yanran masuk, berbaring di dekat Han Sen dan mengamati kumbang di atas meja. "Tidak. Aku tidak tahu." Han Sen menggelengkan kepalanya dan berbalik untuk melihat Ji Yanran. Dia tersenyum dan berkata, "Kapten Ji yang terkasih, tumben Anda bisa meluangkan waktu untuk menemui aku?" "Tolong jangan marah, tapi aku benar-benar sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku tahu kamu yang terbaik." Ji Yanran mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Han Sen dan terkikik. Dia kemudian berkata, "Kulitmu membuat iri setiap wanita. Apa pun pil ajaib yang kamu pakai, tolong berbagi denganku juga." "Tidak ada pil ajaib, maaf." Han Sen memindahkan tangannya dengan lembut. "Aku tidak percaya padamu. Jika kamu tidak minum pil, bagaimana dengan baunya? Kamu memiliki aroma yang menyenangkan, tetapi kamu juga mengatakan kamu tidak menggunakan parfum. Jangan bilang pria yang bau bisa tercium wangi." Wajah Ji Yanran mendekat ke leher Han Sen. Dia mengendus aroma menggiurkan dengan hidungnya, yang menyegarkan dirinya. Han Sen memikirkan sesuatu untuk dikatakan, tetapi tiba-tiba, dia menggigil. Ji Yanran mengeluarkan lidahnya dan menjilat lehernya. Sambil memegang rahangnya dengan genit, dia berkata, "Pria ganteng, kau lebih baik memberitahuku. Jangan membuatku menghukummu." "Hmm. Aku akan mati sebelum memberitahumu," jawab Han Sen. "Kalau begitu jangan salahkan aku yang akan kejam kepadamu." Mulut Ji Yanran terbuka, dan dia dengan lembut menggali giginya ke leher Han Sen, meninggalkan bekas giginya. Kemudian, dia mengangkat wajahnya, menyegel bibir Han Sen dengan bibirnya sendiri. ... Han Sen memutuskan untuk mengunjungi ruang pelatihan untuk berlatih Pedang Ganda selagi dia masih merasa senang. Kemudian, dia pergi ke Jaringan Langit dan masuk ke medan pertempuran resmi. Sudah lama sejak dia tidak kesini dan kali ini tidak ada yang mengirimkan undangan meminta duel. Sepertinya orang-orang telah menyerah padanya, hal ini masuk akal, karena sudah beberapa bulan dia tidak online. Han Sen memutuskan untuk menggunakan sistem automatch, dan dia segera mendapatkan seorang lawan. Ketika orang itu melihat kartu identitas Han Sen, dia sangat senang. Hal pertama yang dia lakukan adalah mengirim pesan grup kepada teman-temannya, mengatakan kepada mereka, "Teman-teman, aku akan bertanding dengan Bunuh Dolar. Ayo, nonton!" "Ya Tuhan! Serius?" "Wang, kamu tidak berbohong, kan?" "Aku datang sekarang!" "Apakah itu benar-benar Dolar?" Banyak orang memasuki lobi untuk menonton. Setelah melihat kartu identitas Han Sen, mereka semua sangat bersemangat, dan semua orang terus mengajak teman-temannya. "Sobat, lihat! Dolar sudah kembali." "Dolar siap untuk berperang. Cepat!" ... Berita menyebar dengan cepat, dan tempat itu dipenuhi orang. Han Sen berharap dapat bertanding dengan tenang, mengingat sudah begitu lama. Tetapi setelah automatch, penonton yang fanatik telah berbondong-bondong bahkan sebelum hitungan mundur selesai. Ketika hitungan mundur berakhir, Han Sen dan lawannya memasuki arena. Pria yang akan bertarung dengan Han Sen berkata, "Dolar, meskipun aku menyukai gaya bertarungmu, aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Aku akan melakukan yang terbaik untuk mengalahkanmu, untuk menunjukkan rasa hormat padamu." "Bagus." Han Sen tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Ini hanya sebuah pertarungan virtual, haruskah hal-hal itu begitu formal? Apakah semuanya harus begitu liar? Sesaat setelah itu, dia mulai meninju Han Sen. Tinju itu datang dengan kencang dan cepat, dengan kekuatan yang cukup besar dalam setiap tinju. "Tinju Dorongan Ringan? Lumayan." Han Sen bergerak dengan cepat dan menghindari serangan, tentu saja. Tinju Dorongan Ringan adalah varian yang lebih lemah dari Tinju Dorongan Sedang. Karena kekuatannya yang lebih rendah, tinjunya lebih cepat, tetapi tidak secepat Tusukan Berduri. Ketika dilakukan dengan benar, Tinju Dorongan Ringan dapat dilemparkan secara berurutan, mengunci lawan ke posisi di mana mereka hanya bisa bertahan dan tidak menyerang. Kemampuan khususnya adalah untuk mengunci lawan. "Haha! Aku membuatmu terkecoh. Itu bukan Tinju Dorongan Ringan; itu adalah Tinju Mekanis." Setelah ini, seluruh tubuh orang itu mulai bergerak. Tiba-tiba, tubuhnya berubah menjadi senjata mematikan. Tinju, kaki, punggung, siku, pantat, kaki, dan lututnya menjadi senjata yang menakutkan, menyerang Han Sen secara bersamaan tanpa ampun. Han Sen terkejut, tidak menduga akan bertemu elit lain yang tahu cara menggunakan Tinju Mekanis. Meskipun itu adalah keahlian tinju yang paling populer, itu sangat sulit untuk dipelajari dan bahkan lebih sulit untuk dikuasai. Membutuhkan jumlah tingkat kebugaran dan latihan yang ketat untuk bisa menggunakannya, sehingga jumlah orang yang dapat memanfaatkan keahlian itu cukup sedikit. Tinju Mekanis adalah keahlian untuk mengubah tubuhmu menjadi semacam mesin, menggunakan setiap bagian tubuhmu untuk bertarung. Han Sen pernah melihat video elit yang sangat hebat dalam menggunakan Tinju Mekanis, dan bahkan bisa menggunakan rambutnya untuk mengalahkan lawan dengan peringkat yang sama. Suatu hal yang aneh. Sebelumnya, Han Sen melihat bahwa ID lawannya adalah "Penari." Dia pikir dia akan menggunakan keahlian yang agak besar dan terbuka untuk bertarung. Han Sen tidak menduga dia akan menggunakan keahlian aneh dan halus - Tinju Mekanis. Tubuh Penari sama sekali tidak ada penghalang saat dia terus menyerang. Gerakan kuat ini mengungguli setiap keahlian tinjunya. Saat tinju bergerak, siku bergerak. Ketika siku bergerak, pundak bergerak. Ketika pundak bergerak, tubuh bergerak. Ketika Penari berada dalam jangkauan Han Sen, dia bisa terus menyerang. Meskipun serangannya terlihat aneh, mereka dilakukan dengan kemahiran yang luar biasa. Dengan serangan yang menyeramkan dan gesit ini, Han Sen hanya bisa mundur dan menghindari serangan Penari. "Ini adalah Tinju Mekanis yang kuat. Siapa Penari ini? Dia sangat bagus. Dia bahkan tampaknya mampu menekan Dolar, merampas kemampuannya untuk melawan." "Apa kamu tidak kenal dia? Terakhir kali dia berada di urutan ketiga dalam pertarungan tinju perak Persekutuan. Tinju Mekanisnya sangat mengagumkan." "Benarkah?" "Tidak ada orang lemah diantara bangsawan berdarah sakral. Untuk bisa melawan seseorang seperti Dolar, kamu haruslah seorang elit." Penari merasa benar-benar sombong di hatinya, karena ini adalah reaksi yang tepat dia harapkan. Jika dia bisa mengalahkan Dolar, ketenaran namanya pasti akan menyebar luas. Tetapi Penari bukan semata-mata ingin tenar, namun demi kemajuan bisnis pelatihan keluarganya. Mereka berfokus pada pelatihan Tinju Mekanis, dan jika dia bisa menggunakan keahlian ini untuk mengalahkan Han Sen, mereka akan bisa membangun reputasi bisnis dan memperoleh lebih banyak pendapatan. Chapter 579 - Pertarungan Yang Ditakdirkan "Huh, Penari ini cukup bagus. Dia berhasil menyudutkan Dolar." Tang Zhenliu berhasil mengamankan kursi di antara penonton dan menyaksikan pertarungan dengan cermat. "Tinju Mekanisnya cukup luar biasa. Dia bisa berada pada tingkat ahli untuk pertarungan jarak dekat. Bagus sekali!" Lin Feng, yang juga ada di sana juga ikut menonton. "Apakah itu benar-benar begitu kuat?" Tang Zhenliu bertanya dengan penasaran. "Yah, begitulah. Memang bisa sangat merepotkan jika dari jarak dekat," Lin Feng tersenyum dan berkata. "Jika kamu mengatakan itu bisa merepotkan pada jarak dekat, maka itu pasti kuat! Aku ingin tahu bagaimana Dolar akan keluar dari kesulitan ini? Tentunya, dia tidak bisa terus menghindar seperti itu." Bukan hanya Lin Feng dan Tang Zhenliu yang datang untuk menonton, tetapi ada banyak orang yang telah tiba di sana, berbondong-bondong untuk menonton pertarungan. Yi Dongmu berada di Persekutuan saat ini, dan mendengar tentang pertarungan dengan Dolar, dia memutuskan untuk datang dan menonton. Dia duduk di tribun dan tidak berkedip sama sekali saat menyaksikan pertarungan. Qian Hezhen dan beberapa orang dari Aula Bela Diri Ares juga datang untuk menonton pertarungan, karena orang-orang berbisik bahwa Dolar akan menggunakan Go Surgawi. Go Surgawi adalah keahlian rahasia Aula Bela Diri Ares. Sangat sedikit peserta pelatihan di Aula Bela Diri Ares yang pernah belajar keahlian itu, jadi wajar bagi mereka untuk berhasrat melihat aksinya. Qian Hezhen mengundang Ratu untuk datang dan menonton, tetapi dia kurang tertarik pada acara seperti itu dan menolak undangan tersebut. Selain dari tokoh-tokoh bergengsi itu, banyak evolver elit yang datang untuk menonton pertarungan, ingin melihat dan belajar sejauh mana Dolar dapat menggunakan keahlian dan kekuatannya. Seperti yang lain, mereka juga tertarik untuk mencari tahu apakah yang dia gunakan adalah Go Surgawi atau bukan. Sejak terakhir kali Bunuh Dolar bertarung di arena, banyak orang mulai merasa yakin bahwa dia adalah anggota Aula Bela Diri Ares. Lagipula, jika tidak, bagaimana dia bisa memiliki keahlian Go Surgawi? Serangan Penari masih kuat. Pada awalnya, orang-orang dikejutkan oleh keganasan serangannya yang ganas, tetapi perlahan-lahan, mereka menyadari bahwa Penari tidak memiliki banyak keuntungan seperti yang mereka kira. Sedikit demi sedikit, Penari terpojok. "Bagaimana ini bisa terjadi? Dolar hanya menghindar. Bagaimana bisa Penari yang didorong ke sudut?" "Dolar adalah Dolar. Bahkan tanpa menyerang dia bisa unggul, dia terlalu kuat!" "Ini luar biasa." Rakyat sipil dikejutkan oleh betapa kuatnya Dolar, tetapi para elit memiliki pandangan yang aneh. "Ini adalah Go Surgawi yang asli, kan?" Tang Zhenliu merenung dengan terkejut, berbalik untuk memandang Lin Feng. "Sepertinya begitu." Lin Feng berbicara singkat dan diakhir dengan anggukan. "Go Surgawi? Apakah Dolar benar-benar dari Aula Bela Diri Ares?" Yi Dongmu mengerutkan alisnya. Qian Hezhen dan banyak orang lainnya membuka mata lebar-lebar. Kemampuan memblokir yang sangat baik yang dimiliki Dolar memang mirip dengan Go Surgawi milik Ratu. Tetapi mereka tahu bahwa Dolar tidak mungkin adalah orang dari Aula Bela Diri Ares. Satu-satunya evolver di Aula Bela Diri Ares adalah Ratu. "Sial, siapa pria ini?" Qian Hezhen tampak frustrasi. Dia curiga bahwa Dolar melakukan ini untuk sengaja mempermalukan Aula Bela Diri Ares. Penari merasa ngeri di dalam hatinya. Dia yang selama ini melakukan serangan, namun dia tidak dapat mendaratkan satu serangan sama sekali atau bahkan mengenai pakaiannya. Bukan hanya itu saja; Penari menyadari bahwa ruang geraknya semakin sempit. Akibatnya, dia semakin kesulitan melancarkan serangan kuat. Intimidasi. Penari merasa terintimidasi. Meskipun lawan tidak menyerang, cara dia menghindar memaksa Penari mengubah posisinya. Ini membuatnya lebih banyak berpikir. "Tidak. Jika aku terus menyerang di sini, yang harus dia lakukan adalah mengulurkan tangannya dan ..." Penari menjadi takut. Cara lawan bergerak cukup mengancam, dan ini adalah titik lemahnya. Dolar memaksanya untuk mengubah keahliannya. Orang-orang yang menonton bisa mengamati pemandangan aneh ini. Penari menyerang sementara Dolar terus menghindar, tanpa melawan. Seiring berjalannya waktu, Penari semakin ketakutan. Serangannya menjadi lebih ceroboh, dan kadang-kadang serangannya terputus di tengah agar dia bisa mengubah posisi. Orang-orang biasa yang menonton merasa itu aneh, tidak tahu apa yang dilakukan Penari. Para elit yang sebenarnya mengerti apa yang begitu menakutkan tentang Dolar. Mereka benar-benar berpikir Dolar menggunakan Go Surgawi, karena tidak ada keahlian lain yang dapat menimbulkan efek seperti itu. Pang! Pada akhirnya, Penari tidak bisa kemana-mana lagi dan punggungnya sekarang menempel ke dinding arena. Dia tidak menyerang lagi. Pang! Dolar melemparkan pukulan untuk menyerang titik lemah Penari, langsung membunuhnya. "Itu terlalu kuat! Dia membunuhnya dengan satu pukulan; Dolar benar-benar Dolar." "Dolar itu asli." "Tingkat perbedaannya terlalu jauh; sama sekali bukan tandingannya." Orang-orang mendiskusikan apa yang baru saja terjadi. Banyak yang masuk ke automatch dengan harapan menjadi orang yang berikutnya untuk melawan Dolar. "Cobalah! Lihat apakah kamu bisa bertanding dengannya." Tang Zhenliu juga masuk ke automatch. Yi Dongmu tidak ragu untuk ikut. Qian Hezhen dan orang-orang dari Aula Bela Diri Ares juga berpikiran sama. Han Sen memang memutuskan untuk bertarung lagi, berpikir tidak ada gunanya pergi tanpa pemanasan. Dia tidak benar-benar peduli dengan orang-orang yang menonton, dia hanya ingin bersenang-senang bertarung dengan orang-orang yang kuat seperti Penari. Han Sen telah belajar banyak dari Tinju Mekanis Penari. Jika dia menggunakan Tinju Mekanis untuk melawan, dia mungkin tidak akan menang. Tetapi Anda harus berwawasan luas jika ingin unggul dalam pertarungan; berfokus pada satu bidang, seperti kekuatan tinju tidak akan cukup. Dengan cepat, Han Sen memasuki arena. Begitu dia masuk, banyak sekali penonton yang ikut menonton. "Yi Dongmu?" Tang Zhenliu melihat siapa yang dipilih untuk melawan Dolar dan terperangah. Dia kemudian tertawa dan berkata, "Mereka benar-benar tidak dapat dipisahkan! Begitu banyak orang masuk ke automatch pada saat yang sama tetapi lihat siapa yang akhirnya menjadi orang yang akan bertarung berikutnya! Mereka benar-benar dimaksudkan untuk saling bertarung. Ini akan menjadi tontonan yang menarik. Aku ingin tahu berapa banyak kemajuan yang telah dibuat Yi Dongmu dalam beberapa tahun terakhir?" Bukan hanya Tang Zhenliu yang mengenali Yi Dongmu, banyak orang lain juga sama. Dengan mata lebar dan mulut ternganga, tidak ada yang mengira setelah bertahun-tahun ini, Yi Dongmu kembali bertarung dengan Dolar lagi. Orang-orang yang telah melihat pertarungan terakhir mereka sangat bersemangat, dan mereka mulai berteriak untuk mengantisipasi. Mereka yang tidak tahu tentang hal itu bertanya-tanya, dan ketika mereka mendengar apa yang terjadi, juga menjadi sama-sama fanatik. Fang Mingquan, yang mendengar berita itu dan segera datang untuk melihat pertarungan ini. Seluruh tubuhnya menjadi bersemangat karena keduanya akan bertarung sekali lagi. "Ya Tuhan, apa yang kulihat? Yi Dongmu! Ini Yi Dongmu! Setelah bertahun-tahun, bisakah pertarungan ini dijadikan ajang untuk balas dendam yang sangat diidamkan oleh Yi Dongmu?" Chapter 580 - Jika Kau Kalah, Katakan Siapa Dirimu Yi Dongmu tidak menggunakan fungsi pengabur wajah, dan wajahnya yang dingin dan bangga terlihat oleh semua orang. "Dia sangat tampan. Ini seperti adegan dari Hamlet; kuharap Yi Dongmu akhirnya bisa membalas dendam." Seorang wanita menyaksikan Yi Dongmu, wajahnya memerah. "Ya, dia terlalu tampan. Yi Dongmu harus memenangkan pertarungan ini!" "Yi Dongmu seperti pria imipianku." "Sebelum dia membalas dendam, aku ingin dia membuat bayi bersamaku!" "Minggir, kamu pelacur! Kakak Yi adalah milikku." Para wanita, yang menilai pria dari penampilan mereka, praktis meneteskan air liur saat melihat Yi Dongmu. Mereka tampaknya siap untuk melahap pria itu hidup-hidup. Komentar semacam itu membuat para pria lajang marah, jadi mereka mengumpulkan semua dukungan mereka untuk Dolar. "Kalian para wanita tidak tahu apa-apa! Siapa yang peduli dengan penampilan; Yang paling bernilai sebenarnya adalah kekuatan dan otot. Dolar pernah membunuh Yi Dongmu dengan satu serangan; hari ini kejadian itu akan berulang kembali." "Ya, kalian semua perhatikan Dolar baik-baik. Dia terlihat seperti elit; berpakaian hitam, tidak ada yang aneh. Seperti inilah pria sejati! Jika kamu ingin menjadi lelaki, contohlah Dolar. Jangan menjadi pria cantik seperti Yi." "Dolar kita tidak bisa dihancurkan dan tidak bisa dikalahkan. Dia akan mengakhiri Yi Dongmu dengan satu pukulan." "Dolar, biarkan aku yang melahirkan bayi untukmu!" Han Sen mendengarkan komentar-komentar selama hitungan mundur dan merasa seolah-olah ada yang tidak beres. Mengapa semua gadis cantik mendukung Yi Dongmu, dan satu-satunya yang mendukungnya adalah pria-pria besar dan kasar? Beberapa pria duduk dalam posisi menggoda, melantunkan keinginan mereka untuk melahirkan bayi untuk Han Sen, yang membuat kulitnya merinding. Melihat ke sisi Yi Dongmu, yang terlihat hanyalah sekelompok wanita cantik, menggenggam dada mereka untuk menekan debar jantung mereka yang berdebar kencang. "Ya ampun, bocah cantik ini harus mati!" Han Sen merasa masam. Ketika dia melihat para pendukung kekar yang telah bersatu di belakangnya, yang bisa dia pikirkan adalah menggali lubang untuk bersembunyi. Dia memang bersimpati pada Yi Dongmu karena pertarungan mereka sebelumnya, tetapi setelah peristiwa ini, simpati itu langsung pupus. "Yi Dongmu adalah musuh bersama setiap pria lajang di alam semesta saat ini. Siapapun yang membuat mereka merasa kesal akan menemui ajalnya dengan tanganku!" Untuk sesaat, Han Sen lupa bahwa dia juga punya pacar. Fang Mingquan adalah kepala komentator di siaran langsung, menyatakan, "Tampaknya tidak ada yang melupakan pertarungan yang agung itu. Para pemuda yang menonton acara itu, pada hari itu, adalah evolver utama hari ini. Pertarungan itu turun terpatri dalam sejarah sebagai peristiwa terpenting di medan perang, dan sesuatu yang tidak akan pernah dilupakan. Walaupun saya secara pribadi bertaruh dan mendukung Dolar yang maha kuasa, saya ingin melihat Yi Dongmu meraih lebih banyak kali ini, dan tidak berakhir seperti pangeran sedih dalam kekalahan kedua." "Kakak Quan, ini tidak benar! Jika kamu adalah penggemar Dolar, bagaimana kamu bisa mengatakan sesuatu untuk mendukung Yi Dongmu?" seseorang berkomentar. "Itu karena, um ... ada terlalu banyak wanita yang mendukung Yi Dongmu. Jika aku tidak mempertahankan ketidakberpihakan, para penggemar wanita mungkin akan memusuhiku. Aku tidak ingin menjadi lajang selamanya." Fang Mingquan membuka kedua tangannya dengan polos, saat dia bergegas mencari jawaban. "Ha ha!" Ketika hitungan mundur berakhir, Yi Dongmu dan Han Sen memasuki arena. Yi Dongmu tidak terburu-buru untuk menyerang; dia hanya berdiri disana, menatap Han Sen tanpa sepatah kata pun. Dan itulah yang mereka lakukan; mereka hanya berdiri dan saling memperhatikan. Ketika orang mengamati konfrontasi, mereka melakukannya dengan nafas tertahan. Sangat tenang, Anda bisa mendengar suara pin yang jatuh. Meskipun tidak yang bergerak, ketegangan sangat teras. Seperti ketenangan panjang dan gelap sebelum badai seribu topan. Tidak ada yang bernafas. Yi Dongmu memecah keheningan panjang. "Jika aku menang, katakan siapa dirimu." Permintaannya yang sederhana mempengaruhi penonton. Orang-orang telah sejak lama menebak identitas Dolar, namun tidak ada yang mendekati. Identitasnya adalah sesuatu yang ingin diketahui semua orang. Selama popularitas Dolar memuncak, para ahli menganalisis setiap aspek karakter yang penuh teka-teki untuk berusaha menentukan identitas aslinya. Tetapi sekali lagi, tidak ada yang bisa mengetahuinya. Setelah Yi Dongmu mengatakan ini, fokus kerumunan beralih ke Han Sen. Mereka semua berharap dia akan menuruti permintaan Yi Dongmu. "Baik." Han Sen mengucapkan satu kata ini, dan jeritan para penonton meledak, seperti ketel yang mendidih. "Yi Dongmu, aku mendukungmu! Bunuh Dolar." "Kalahkan dia! Kalahkan dia! Kalahkan dia!" "Haha! Dolar tidak bisa dikalahkan. Menjawab dengan begitu cepat hanya membuktikan bahwa dia tidak takut kalah, karena itu benar; Yi Dongmu tidak akan punya kesempatan!" "Aku tidak berpikir begitu. Kembali pada hari itu, peluang Gou Jian untuk membalas dendam berhasil. Jika Yi Dongmu telah berlatih selama bertahun-tahun, terutama untuk kesempatan membalas dendam ini, Dolar mungkin tidak akan dapat menang dengan mudah." "Dolar harus kalah. Aku ingin melihat siapa dia!" "Hm, menurutmu apakah Dolar sebenarnya seorang gadis?" ... Han Sen kemudian melanjutkan, "Tapi saya juga punya satu permintaan jika saya menang." Han Sen yakin dengan kemampuannya dan tidak berpikir dia bisa kalah. Dia terlalu mengenal Yi Dongmu, sedangkan lawannya tidak demikian. Han Sen Hampir tidak mungkin bisa kalah. "Oke, katakan padaku." Wajah Yi Dongmu tetap tak bergerak, saat dia terus menatap Han Sen. Seolah-olah Han Sen adalah cinta dalam hidupnya. "Jika kau kalah, ini akan menjadi pertarungan terakhir kita," kata Han Sen. Yi Dongmu tidak tahu Han Sen adalah Dolar, namun mereka menjadi teman baik. Meski begitu, dia terus mencari Han Sen untuk menjadi teman berlatihnya. Tapi sekarang setelah Han Sen kembali menjadi Dolar, penipuan yang tidak disengaja membuatnya merasa sedikit bersalah. Itu sebabnya Han Sen membuat usulan ini, agar dia tidak perlu melawannya sebagai Dolar sekali lagi. "Baik." Mata Yi Dongmu tetap terpaku pada Han Sen, seperti sebelumnya. Ada jeda panjang sebelum dia mengatakannya. Setelah Yi Dongmu setuju, para penonton bersemangat; tapi mereka sama gugupnya. Jika Yi Dongmu kalah kali ini, maka pertempuran bertahun-tahun antara kedua musuh ini tidak akan pernah terulang. Para wanita yang mendukung Yi Dongmu tidak mengatakan sepatah kata pun, karena saraf mereka hancur. Dan kemudian, mereka menyaksikan Yi Dongmu perlahan menarik pisau belati. "Apakah kamu pikir Yi Dongmu terlalu cepat menyetujuinya?" Tang Zhenliu cukup terkejut. Lin Feng dengan tenang berkata, "Yi Dongmu tidak punya pilihan selain setuju." "Mengapa?" Tang Zhenliu tidak mengerti dan menatap Lin Feng untuk klarifikasi. "Yi Dongmu telah mempelajari keterampilan seorang pembunuh. Prinsip-prinsip seorang pembunuh bergantung pada dedikasi untuk bergerak maju, dan tidak pernah kembali. Menang atau kalah; kesetiaan mereka pada janji ini tidak akan pernah bisa berubah. Jika dia tidak setuju, maka itu akan mengungkapkan keraguan. Tanpa kepercayaan mutlak pada kemampuan sendiri, prinsip-prinsip pembunuh itu dilanggar. Jika itu terjadi, sudah dipastikan akan kalah. Inilah sebabnya Yi Dongmu harus setuju. Dan sekarang, dia akan menggunakan setiap kekuatannya berusaha untuk menjatuhkan Dolar," jelas Lin Feng. "Ah, itu sebabnya. Kalau begitu, Dolar cukup manipulatif." Tang Zhenliu baru saja menyadari hal ini. Ketika mereka berbicara, pertarungan dimulai. Chapter 581 - Pengorbanan Yi Dongmu tidak berpikir panjang. Satu-satunya hasrat yang dia miliki adalah mengalahkan Dollar. Yi Dongmu mencengkeram pisau belatinya terbalik seperti taring, dan matanya menatap Han Sen dengan tenang. Dia tampak sangat santai, seolah-olah nafasnya telah mencapai ritme yang konstan dan tidak terputus. Dia berjalan mendekati Han Sen secara perlahan, sangat berbeda dengan pembunuh yang haus akan darah musuhnya. Dia berjalan santai, seolah sedang berjalan-jalan di taman. "Tuan Long, apa pendapat Anda tentang pertarungan ini?" Fang Mingquan, sang komentator, didampingi seorang evolver yang sangat terkenal sebagai tamu dalam siaran itu. Tuan Long ini dikenal oleh semua orang yang sering mengunjungi platform evolver resmi. Dia berusia lebih dari 100 tahun dan telah membuat video instruksional yang tak terhitung jumlahnya untuk membantu evolver baru, mengajari mereka cara menerapkan keterampilan dan berburu makhluk. Video-video itu sangat membantu orang normal, untuk mengurangi risiko yang mereka hadapi saat para evolver masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Video-videonya sangat berharga bagi pengembangan bakat dan kemampuan seseorang; ini membuatnya menjadi orang yang sangat terkenal, dihormati, dan dikagumi di antara para evolver. Fang Mingquan mengundang Tuan Long sebagai tamu dalam siarannya, dan berhasil menarik lebih banyak penonton. Orang-orang akan mengikuti siarannya agar dapat mendengar analisa Tuan Long secara langsung. Tuan Long memandang kedua orang di arena dan berkata, "Aku belum banyak mempelajari Yi Dongmu; tetapi aku telah meneliti Dollar secara ekstensif dan menganalisis video pertarungannya." "Tuan Long, jika Anda telah melakukan penelitian yang seksama tentang Dollar, dapatkah Anda memberikan beberapa kesimpulan Anda? Kita semua ingin tahu apa yang dapat kita harapkan dari Dolar malam ini. Kita semua sangat tertarik untuk mengetahui apakah Dollar juga menggunakan Go Surgawi yang legendaris. Dapatkah Anda memberi kami masukan Anda? " Fang Mingquan bertanya. "Ini rumit. Aku telah menghabiskan banyak waktu menganalisis langkahnya, dan apa yang dia gunakan bukanlah 100% Go Surgawi yang otentik. Bahkan bukan replikasi keterampilan kelas atas, juga; sebenarnya, itu adalah tiruan yang berkualitas rendah, "jawab Tuan Long, dengan penuh kepastian. Jika Han Sen mendengar apa yang baru saja dikatakan Tuan Long, dia akan mengagumi persepsinya. Han Sen benar-benar hanya menyalin keterampilan itu mentah-mentah, dan sangat sedikit menyisipkan penemuannya sendiri. "Jadi, Tuan Long, Anda cukup yakin bahwa Dollar tidak menggunakan Go Surgawi yang asli. Apakah Anda memiliki bukti untuk mendukung pernyataan Anda?" Fang Mingquan memperhatikan dari komentar penonton bahwa ada banyak penggemar Dollar yang menolak pernyataan Tuan Long. Tuan Long juga bisa melihat komentar itu, tetapi dia dengan tenang berkata, "Kebetulan sekali, ketika aku masih muda, aku cukup beruntung untuk memiliki kesempatan berburu bersama dengan Fu Qingmei, dan aku menyaksikan ilmu Go Surgawi secara keseluruhan. Tepat di depan mataku. " Setelah dia mengatakan itu, tidak ada berkomentar lagi tentang pernyataannya. Jika Tuan Long dapat menyaksikan Fu Qingmei melakukan Go Surgawi, maka analisisnya tidak mungkin salah. Semua orang mengetahui Go Surgawi dari Fu Qingmei, karena ilmu itu mendapatkan popularitas darinya. Pada saat ini, Yi Dongmu bergerak ke arah Han Sen. Tuan Long, yang sedang menyaksikan sikap santai Yi Dongmu saat berjalan, terlihat sangat terkejut. Dia berkata, "Hah ?!" "Tuan Long, apa yang terjadi?" Meskipun Fang Mingquan adalah seorang komentator profesional, dia tidak tahu banyak tentang ilmu pertarungan; oleh karena itu dia tidak memperhatikan ada sesuatu yang istimewa. Tuan Long berkata dengan nada kagum, "Jika aku tidak salah, Yi Dongmu menggunakan Pengorbanan. Keterampilan ini bergantung pada kekuatan mental, bukan kekuatan fisik. Jika Anda tidak dapat memfokuskan pikiran, tidak peduli jika Anda adalah surpasser- Anda tidak bisa melakukan gerakan secara efisien. " "Kedengarannya merupakan keterampilan bertarung yang luar biasa. Bagaimana Anda mengukur kinerjanya, Tuan Long?" Fang Mingquan bertanya. "Keterampilan bertarung bukanlah matematika. Semuanya relatif di medan pertarungan, dan terutama untuk keterampilan ini, yang sepenuhnya tergantung pada situasi di sekelilingnya. Aku tidak dapat menggunakan angka untuk menghitung kinerjanya; yang dapat aku katakan adalah Yi Dongmu memang telah menguasai "Pengorbanan." Masa depan yang hebat seharusnya terbentang di depan pemuda ini." Fang Mingquan kemudian bertanya, "Pengetahuanku tentang keterampilan pertarungan terbatas, jadi aku tidak sepenuhnya memahami apa itu Pengorbanan. Bisakah Anda menjelaskan padaku dan para penonton tentang mengapa Pengorbanan begitu spektakuler?" "Untuk menggunakan Pengorbanan, Anda harus membuang semua pikiran lain yang menguasai pikiran. Anda harus tanpa rasa takut, tanpa khawatir, tanpa kesedihan dan tanpa kebahagiaan. Pikiran Anda harus mengabdi pada satu tujuan tunggal, jika Anda melakukan ini, maka Anda dapat menguasai Pengorbanan, dan itu akan membantu Anda. Tetapi melakukan ini lebih sulit daripada kedengarannya. Mencapai keadaan pikiran tunggal mutlak adalah sesuatu yang bahkan tidak dapat dicapai oleh para pahlawan terdahulu. Dan terlebih lagi, Yi Dongmu masih sangat muda. Kemampuannya untuk menyalurkan Pengorbanan melalui pikirannya yang murni adalah sesuatu yang sangat langka." Tuan Long benar-benar mengagumi Yi Dongmu. Fang Mingquan memperhatikan Tuan Long tidak berbicara secara spesifik dan gagal menjelaskan apa yang sebenarnya yang dapat dilakukan oleh keterampilan Pengorbanan. Jadi, dia harus bertanya, "Aku tidak yakin jenis keterampilan seperti apa yang dinamakan Pengorbanan." "Penjelasan paling mudah yang dapat aku berikan adalah Pengorbanan adalah sebuah gerakan. Tapi itu bukan sembarang gerakan; itu adalah gerakan yang menggabungkan langit dengan bumi. Setiap langkah yang diambil akan mempercepat momentum dan meningkatkan kekuatannya. Semakin banyak langkah yang diambil, semakin banyak kekuatan dan momentum yang bisa dia gunakan. Jika dia melakukan seratus langkah, maka kekuatan dan momentumnya akan maksimal. Jika itu terjadi, aku rasa tidak ada orang yang akan dapat menghentikan serangan seperti itu." "Apakah itu benar-benar kuat? Jika Yi Dongmu mengambil seratus langkah, maka Dollar akan kalah?" Ketika Fang Mingquan mendengar ini, dia terkejut. Para penonton yang menonton siaran juga mulai mendiskusikan keterampilan di antara mereka. "Apakah itu benar? Kedengarannya terlalu ajaib." "Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Tuan Long, jika Yi Dongmu mengambil sepuluh ribu langkah, maka dia bisa mengalahkan dunia!" "Pasti ada alasan mengapa Tuan Long mengatakan ini." "Aku pikir apa yang dikatakan Tuan Long masuk akal. Lihatlah momentum Yi Dongmu; semakin kuat dan kuat. Bahkan sekarang, hatiku bergetar." "Apakah Pengorbanan benar-benar kuat?" "Oh, tidak. Dolar tidak tahu Yi Dongmu menggunakan Pengorbanan. Dia harus menyerang sekarang, sebelum dia mengumpulkan terlalu banyak momentum." ... Tuan Long menggelengkan kepalanya dan berkata, "Lebih mudah bagi seseorang untuk mengambil keputusan untuk mati demi tujuan mulia daripada benar-benar menjalani pengorbanan semacam itu. Pengorbanan juga memerlukan penggunanya untuk mempertahankan fokusnya selama penerapannya. Semakin lama dia berjalan, semakin besar peluang keyakinan dan fokusnya akan berubah. Jika tekadnya bergoyang sedikit saja, momentumnya akan berkurang. " "Ini sangat mirip dengan perang; pertama, ada banyak momentum, tetapi ketika kengerian pertempuran membuat mereka ketakutan... maka momentum itu akan hilang sebelum Anda menyadarinya. Manusia adalah makhluk yang sensitif, dan bahkan para kaum terpelajar dan jenius tidak dapat mempertahankan keyakinan mereka selamanya ... Pengorbanan tertinggi yang saya lihat adalah seratus langkah. Bahkan jika dia terus berjalan setelah ini, momentumnya pasti akan menurun. " "Aku ingin tahu berapa banyak langkah yang akan diambil Yi Dongmu, dalam Pengorbanan." Fang Mingquan memperhatikan Yi Dongmu dengan seksama. Setelah penjelasan Tuan Long, para penonton siaran mulai menghitung langkah Yi Dongmu. Chapter 582 - Serangan Terakhir Sepuluh langkah ... Dua puluh langkah ... Tiga puluh langkah ... Semua orang dapat memperkirakan bahwa jarak antara Yi Dongmu dan Han Sen adalah sekitar lima puluh langkah. Jika Han Sen masih tidak menyerang, maka Yi Dongmu akan berada tepat di hadapannya dalam sekitar lima puluh langkah lagi. Yi Dongmu hanya berjalan tiga puluh langkah, namun momentumnya telah meningkat pesat. Seolah-olah dia dirasuki oleh dewa. Dalam setiap langkah, momentumnya meningkat. Setiap langkah seperti gelombang laut, dan hembusan angin yang kuat terus-menerus bertiup ke arah Han Sen. Suasananya bergejolak, seperti berdiri diterpa badai besar. Namun Han Sen masih tidak bergerak. Dia hanya menyaksikan Yi Dongmu dengan tenang, berdiri kokoh melawan ombak. Bum! Dalam setiap langkahnya, Yi Dongmu menghasilkan gelombang yang semakin ganas yang berusaha untuk menjatuhkan dan melahap Han Sen. Lebih cepat dan lebih cepat; lebih cepat dan lebih cepat; Langkah kaki Yi Dongmu menjadi sangat cepat, dan dia sekarang hanya berjarak lima langkah dari Han Sen. Momentum di tubuhnya menerangi dirinya dalam bentuk cahaya malaikat, dan itu pemandangan itu menakutkan. "Dia akan menyerang!" Semua orang berhenti bernapas, dan mereka mengamati Yi Dongmu tanpa mengetahui seperti apa serangannya. Tetapi bahkan sekarang, pisau belati Yi Dongmu masih di tangannya, disandarkan di belakang lengan seperti dia belum siap untuk menyerang. Ketika jarak antara kedua petarung ini hanya tersisa dua langkah saja, Han Sen akhirnya bergerak. Tapi dia tidak maju; sebaliknya, dia mundur. Dia mundur seperti perahu dayung, yang diguncang oleh gelombang lautan yang ganas. Han Sen kembali menghadapi Yi Dongmu dengan wajah tenang, sangat kontras dengan penampilan Yi Dongmu yang berapi-api. Sekarang, mereka hanya satu langkah dari satu sama lain. Satu langkah maju, satu langkah mundur; sepertinya tidak akan terhubung. "Dolar ... dia mundur ..." Mata para penonton membelalak tak percaya. Tidak ada yang mengira Dollar akan mundur, dan mereka mulai meragukan kemampuannya. Apakah Dollar takut dengan Pengorbanan Yi Dongmu? Semua orang sekarang bertanya-tanya. "Cantik! Dolar adalah orang yang cerdas; dia membuat pilihan yang tepat." Tuan Long memuji tindakan Han Sen. "Tuan Long mengira Dolar melakukan ... hal yang baik?" Fang Mingquan menatap Tuan Long dengan ekspresi bingung. "Ya, itu adalah langkah mundur yang cerdas," Tuan Long tampak bersemangat saat dia melanjutkan. "Sebelumnya, aku mengatakan apa yang paling penting tentang Pengorbanan adalah momentumnya. Jika kau mencapai kapasitas maksimal, kinerjamu hanya akan semakin buruk. Yi Dongmu sudah berjalan lima puluh tiga langkah, dan dia sudah mengumpulkan banyak kekuatan dan momentum. Jika Dollar memilih untuk melawannya saat ini, itu adalah keputusan yang buruk. Ketika dia mundur sekarang, tindakannya akan membuka serangkaian kemungkinan yang lebih besar. Jika dia terus menghindari Yi Dongmu, hingga Pengorbanan melemah, maka itu akan menjadi waktu yang tepat baginya untuk menyerang. Ini adalah respons yang indah, yang membuktikan bahwa dia adalah petarung yang sangat cerdas dan bijak. " Setelah mendengar analisis mendalam Tuan Long, semua orang yang menonton mengerti. "Ini berarti Yi Dongmu harus mengejar ketinggalan dengan Dollar sebelum momentumnya menurun, jika tidak, akan sulit untuk menang. Apakah aku memahami ini dengan benar?" Fang Mingquan bertanya. "Ya," Tuan Long mengangguk. "Orang terkuat yang pernah kulihat hanya berhasil berjalan seratus langkah. Jika Yi Dongmu dapat mengejar Dollar dengan seratus langkah dan membangun momentum, kekuatan yang dilepaskan dari hantaman kekuatan itu mungkin tidak dapat dihindari. Itu akan benar-benar menghancurkan dan memusnahkan Dollar. Namun, jika dia tidak dapat mengejar ketinggalan pada saat dia mencapai seratus, ada kemungkinan 90% Dollar akan menang. " Semua orang dengan penuh perhatian berfokus pada dua karakter ini, yang saling mengejar di sekitar arena. Mereka terlalu gugup untuk mengatakan apa-apa, dan mata mereka terpaku pada dua pria itu. Mereka berdua hanya berjarak satu langkah dari satu sama lain. Jika Yi Dongmu mengambil satu langkah lagi, maka pisau belatinya akan dapat melukai Han Sen. Tetapi dalam setiap "langkah terakhir", dia tidak dapat mendekat. Mereka berdua saling memperhatikan, bergerak dengan cepat. Mereka seperti burung kembar, dengan cepat berjalan sepuluh meter. Enam puluh ... Tujuh puluh ... Delapan ... Semua orang menghitung setiap langkah dalam hati. Setiap langkah membuat hati mereka merasa ngeri. Melalui momentum dan kekuatannya, kecepatan Yi Dongmu menjadi menakutkan, dan dia terus menjadi lebih cepat. "Bisakah Yi Dongmu benar-benar mengejar Dollar sebelum dia mencapai langkah keseratusnya?" Bahkan Tang Zhenliu merasa gelisah, dan tangannya berkeringat. Lin Feng dengan tenang menjawab, "Seratus langkah? Itu hanya awal." Tang Zhenliu menatap Lin Feng dengan terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu?" "Perhatikan." Lin Feng hanya mengucapkan satu kata dan menunjuk ke dua petarung di arena. Delapan puluh lima ... sembilan puluh ... sembilan puluh lima ... seratus. Han Sen berbalik dan mulai berjalan, tetapi Yi Dongmu tidak menyusul. Setelah mengambil langkah keseratusnya, hati semua orang menghela nafas. Yi Dongmu dipenuhi dengan kekuatan, tetapi strategi Dollar berhasil. Dia telah membuat Yi Dongmu kesulitan untuk menggunakan kekuatannya. Setelah seratus langkah, semua orang ketakutan bahwa momentum Yi Dongmu akan melemah dan menjadi tidak signifikan, dan dia tidak akan mampu melawan Dollar sama sekali. Walaupun semua orang menduga Dollar akan menang, penggemar Dollar agak kecewa. Kemenangan ini tidak memiliki bumbu yang mereka harapkan, dan tidak seru sama sekali. Tetapi orang-orang kemudian menyadari bahwa setelah seratus langkah, momentum Yi Dongmu tidak melemah. Sebaliknya, terus meningkat dengan menakutkan. Dia seperti dewa. Dan dia menghampiri Han Sen dengan lebih ganas. Seratus sepuluh ... seratus lima belas ... seratus dua puluh ... "Oh, Tuhanku! Dia terlalu kuat. Dia terlalu kuat! Pengorbanan sampai seratus dua puluh langkah?! Dan momentum gila ini terus tumbuh? Untuk pria yang masih begitu muda, memiliki bakat seperti itu dengan keterampilan ini, kemampuan yang luar biasa! " Suara Tuan Long gemetar, dan dapat terlihat dengan jelas kegembiraan yang dia rasakan. Pendekatan Yi Dongmu terhadap Han Sen mengerikan, dan hati semua orang berdegup kencang dalam setiap langkah yang diambil. Hati mereka diliputi dengan ketegangan, seolah-olah itu mereka ditarik untuk berlari bersama Yi Dongmu secara berdampingan. Bum! Seratus lima puluh. Tubuh Yi Dongmu membelah udara menjadi dua, terdengar suara halilintar. Rambutnya tersibak angin, memburu Han Sen seperti dewa halilintar yang sedang murka. Tubuhnya telah mencapai kapasitas maksimum, dan sepertinya akan dapat merobek ruang dengan satu serangan. "Seratus lima puluh langkah? Seratus lima puluh langkah ?!" Tuan Long kehilangan kata-kata. Sepanjang hidupnya, ini adalah pertama kalinya dia menyaksikan bakat yang sangat fenomenal. Dan pada saat inilah Han Sen berhenti. Sebelumnya dia bergerak sangat cepat, tetapi ketika dia berhenti secara tiba-tiba, dia berubah menjadi gunung, memungkinkan ombak pecah di sekujur tubuhnya. Setelah semua langkah ini, momentum Yi Dongmu telah mencapai maksimum. "Bunuh!" Pada langkah terakhir ini, Yi Dongmu tidak lagi menyerupai manusia. Setelah berlari cepat, dengan rambutnya yang panjang tersibak oleh angin kencang saat dia lewat, pisau belati di tangannya mulai bergerak. Pada saat ini, semua orang mengerti; Dolar tidak gentar. Dia tidak takut pada lawannya, dan dia tidak menggunakan strategi yang dibicarakan Tuan Long. Selama ini dia hanya menunggu; menunggu Yi Dongmu untuk mencapai yang titik terbaik dan melepaskan serangannya yang paling kuat. Chapter 583 - Kehidupan Ini, Dunia Ini, Langit Ini, Bumi Ini; Satu Serangan Ini Para penonton segera berdiri dan bersandar ke depan dengan mulut terbuka, untuk menyaksikan Yi Dongmu melakukan serangan terakhirnya. Momentum dan kekuatan Yi Dongmu telah mencapai kapasitas maksimum, dan sekarang, pisau belati di tangannya akhirnya bergerak. Kecepatan pisau belatinya tidak terbayangkan, lebih cepat daripada angin. Anda tidak dapat menyentuh angin, Anda juga tidak bisa melihatnya. Permulaan dan akhir dari serangan seperti itu tidak bisa dilacak. Walaupun semua orang tahu Yi Dongmu akan menyerang, ketika dia benar-benar melakukannya, semua orang mengira sedang dipermainkan oleh mata mereka, ketika serangan itu tiba-tiba muncul. Kecepatannya sangat hebat, semua orang tidak dapat mengikuti kecepatan mata pisau dan tangan yang menggerakkannya. Para penonton menahan nafas saat mengikuti saat-saat yang menegangkan itu, hawa dingin merambat di tulang punggung mereka dan wajah mereka tampak pucat pasi; seolah-olah para penonton sendiri masing-masing mengalami pukulan yang sama. Walaupun mereka tidak dapat melihat arah perjalanan mata pisau, semua orang bisa membayangkannya. Mereka membayangkannya meroket di udara, membelah leher Han Sen dan membiarkan kepalanya terbawa angin, mewarnai arena dengan warna merah. Pada kenyataannya, ketika hembusan angin kencang tiba-tiba mulai bertiup, mata pisau menghilang dari penglihatan mereka. Ketika mereka merasakannya, sudah terlambat. "Serangan angin!" Tuan Long berteriak. Dengan mata terbelalak, dia menyaksikan Yi Dongmu melepaskan serangannya. Tetapi orang-orang tidak memperhatikan apa yang dia katakan lagi, karena fokus penonton dan sekarang pindah ke Han Sen. Semua orang bersemangat untuk melihat hasilnya. Kekuatan menyeramkan dari seratus lima puluh langkah Pengorbanan telah terbentuk dalam diri seorang pria, dan itu telah dikirimkan lawannya melalui pisau; mereka tidak tahu bagaimana Han Sen bisa meloloskan diri. Mundur! Selain mundur, mereka tidak tahu bagaimana seseorang dapat menghindari serangan seperti itu. Tetapi kemudian mereka berpikir kembali, apakah mungkin sempat bereaksi dan mundur pada saat mendapatkan serangan semacam itu? Mereka membayangkan jika seseorang berusaha menghindari serangan, kepala mereka akan berpisah dari tubuh sebelum jari kaki mereka diangkat. Tidak dapat dielakkan! Setiap orang berusaha menempatkan diri di posisi Dollar dan ketika membayangkan bagaimana mereka akan bereaksi membuat wajah mereka memucat, berpikir mereka mungkin bahkan tidak dapat melihat serangan yang datang. Angin tidak memiliki bentuk, tetapi sebilah pisau ada. Tangan Han Sen tidak memiliki senjata, dan pada saat yang mengerikan ini, dia menyatukan kedua telapak tangannya seperti Sang Buddha yang sedang berdoa. Matanya bahkan tidak melihat pisau yang datang ke arahnya, dan dia tetap tampak begitu tenang dan sangat dingin. Sangat kontras dengan aura amukan dan intimidasi dari Yi Dongmu. Tong! Serangan ekstrim dilancarkan oleh Yi Dongmu, serangan terakhir dari Pengorbanan dan pisaunya, terperangkap dan terjepit di antara telapak tangan Han Sen. Pada saat itulah badai berhenti dan udara menjadi lembut; semangat yang dibangun sekarang hampa. Keheningan merampas ruang kehidupannya, dan seolah-olah waktu berhenti berputar seketika. Serangan brutal telah dihentikan dengan tangan kosong seorang pria. Mulut semua orang ternganga lebar. Mereka mengikuti adegan dengan sangat terkejut. Tidak ada yang bisa mempercayai atau menerima bahwa serangan yang telah begitu banyak dipupuk sekarang berakhir begitu saja. Seperti sebuah truk yang berjalan lebih dari dua ratus mil per jam kemudian rem mendadak. Penonton merasa aneh, dan mereka hampir tidak bisa menerima apa yang dilihat mata mereka. Bahkan bagi sebuah kendaraan yang melaju dengan kecepatan dua ratus mil per jam, melambat untuk berhenti akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan bahkan jika truk seperti itu menabrak dinding, akan menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Tetapi tidak ada yang terjadi di sini. Semuanya berhenti begitu saja. Jarak pedang ke alis Dollar hanya sekitar satu inci. Dolar seperti seorang Buddha yang mampu mengoperasikan dan mengendalikan segalanya. Telapak tangannya memiliki dunianya sendiri. Bahkan jika langit jatuh dan dunia berakhir, tidak ada yang akan dapat menggerakan tangannya sama sekali. Sungguh tak terduga; tidak satu suarapun datang dari kursi penonton. Seolah-olah semua orang di sana tersihir. Mata para penonton yang tak terhitung jumlahnya hanya menyaksikan kedua orang itu dengan hening. Tangan Yi Dongmu, masih memegangi belati, bergemetar. Serangan yang diketahui dapat membunuh apapun bahkan tidak dapat melewati tangan musuhnya. Dalam istilah pembunuhan ini artinya semua sudah berakhir. Serangan ini menghabiskan semua upaya Yi Dongmu, dan ini bukan hasil yang dia harapkan. Keinginannya untuk melanjutkan pertarungan ini sekarang hancur. Wajahnya pucat seperti salju dan tangannya bergemetar begitu kuat sehingga dia tidak bisa lagi memegang pisaunya. Han Sen menggerakkan tangannya untuk meraih belati. Dia mengembalikannya ke Yi Dongmu dan berkata, "Aku menerima hasrat di balik serangan ini. Hidup ini, dunia ini, langit ini, bumi ini; satu serangan ini." Tubuh Yi Dongmu gemetar. Dia mengambil pisau belati dan menatap Han Sen dengan bingung. Pertarungan tidak berlanjut. Han Sen keluar dari platform virtual. Yi Dongmu dan Dollar pergi, dan walaupun kedua petarung belum menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, semua orang sudah mengetahuinya dalam hati. "Aku menerima hasrat di balik serangan ini ... aku akan menangis. Kasihan Yi Dongmu." "Kehidupan ini, dunia ini, langit ini, bumi ini; satu serangan ini. Yi Dongmu merasa terhormat mendapatkan ucapan kata-kata ini. Serangan itu begitu kuat, sayang sekali dia harus pergi menggunakannya untuk melawan Dollar." "Semua orang selalu merasa percaya diri bahwa mereka lebih baik daripada yang lain; itu adalah tragedi generasi ini." "Jangan menangis Yi Dongmu. Kami akan mendukungmu selamanya. Dalam hati kami, kau adalah raja pembunuh yang terkuat." "Dolar tetap Dollar." ... Fang Mingquan menghela nafas panjang. Merasa disayangkan, dia berkata, "Serangan ini menentukan hidup dan mati, tetapi untuk saat ini, mereka adalah orang asing. Sebuah pertarungan diperebutkan oleh dua legenda; ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah kita saksikan lagi." Mendengar Fang Mingquan mengatakan ini, suasana hati semua orang menjadi agak suram. Karena Dollar dan Yi Dongmu telah membuat kesepakatan bahwa mereka tidak akan pernah bertarung lagi. Ini adalah pertandingan terakhir mereka. "Tuan Long, apa ulasan Anda tentang pertarungan ini?" Fang Mingquan menoleh ke Tuan Long dan bertanya. "Kehidupan ini, dunia ini, langit ini, bumi ini; satu serangan ini." Tuan Long mengulangi kalimat itu dan meninggalkan platform virtual. Hampir setiap orang yang menyaksikan pertarungan ini menonton ulang beberapa kali. Tetapi tidak peduli berapa kali mereka menontonnya, mereka tetap tidak merasa bosan untuk mengulanginya lagi. Mereka menyaksikannya berulang-ulang, tidak bisa berhenti. "Apa yang terjadi pada Yi Dongmu sangat memalukan." "Hasrat di balik serangan ini, aku ingin melihatnya lagi. Aku harus melihatnya lagi!" "Pangeran yang malang." "Aku rela menyerahkan sepuluh tahun hidupku demi mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan keduanya bertarung lagi." "Aku menerima hasrat di balik serangan ini. Aku akan menangis; Dolar terlalu kejam dan dia merampok jiwanya Yi Dongmu." ... Setelah Fang Mingquan kembali ke kantornya, dia memilah-milah rekaman video pertarungan. Tidak ada yang perlu diedit; hanya perlu diberikan judul dan artikel untuk menyertainya. Tapi artikel ini bukan untuk Dollar, melainkan untuk Yi Dongmu. "Raja Pembunuh. Kehidupan dan dunia ini tidak pernah berakhir. Langit ini, bumi ini, dan satu serangan ini. Dalam berbagai pertarungan yang kejam selama ini, hanya hasrat Yi Dongmu yang paling menyentuh. " "Ini untuk Raja Pembunuh favoritku Yi Dongmu." Dalam pertarungan ini, hanya beberapa orang yang membicarakan Dollar. Sebagian besar pembicaraan diarahkan pada Yi Dongmu. Walaupun dia tidak menang, hasrat di balik serangan itu menyentuh hati semua orang yang melihatnya. Itulah sebabnya dia diberi gelar Raja Pembunuh. Tetapi bagi Dollar, dia sudah menjadi dewa yang tidak ada duanya dan semua orang sudah tidak tertarik membicarakannya lagi. Chapter 584 - Naga Bersisik Merah "Menonton pertarungan Dolar sungguh membosankan. Aku ingin menonton pertarungan Han Sen melawan Yi Dongmu; dua pembunuh yang saling bertarung akan sangat menegangkan!" Tang Zhenliu duduk di sofanya, menonton ulang video pertarungan terakhir Yi Dongmu dan Dollar. "Pertarungan antara dua pembunuh akan terlalu fatal," kata Lin Feng dengan tenang. "Itu sebabnya itu akan sangat seru! Tapi mereka berdua tidak memiliki dendam satu sama lain, jadi kemungkinan mereka bertarung akan sangat rendah. Sangat disayangkan." Tang Zhenliu merasa sangat menyesal. Dua orang yang dibicarakan Tang Zhenliu berada di tempat penampungan, terpisah dengan jarak satu meter. "Aku akan berburu naga bersisik merah. Apakah kau mau ikut?" Yi Dongmu memandang Han Sen dan bertanya. "Terlalu berbahaya." Han Sen berkedip. Naga bersisik merah yang disebutkan Yi Dongmu adalah makhluk berdarah sakral yang kuat. Bahkan dengan kekuatan yang mereka miliki berdua, tetap akan menjadi pertarungan yang sangat sulit. "Karena berbahaya; itu sebabnya aku pergi." Yi Dongmu berbalik untuk pergi saat dia berbicara. "Kalau begitu mari kita pergi." Han Sen mengetahui bahwa jiwa Yi Dongmu telah hancur. Dia tidak banyak bicara, dia hanya mengikuti Yi Dongmu ke lereng gunung yang bersalju tebal. Yi Dongmu membunuh makhluk-makhluk di sepanjang jalan dalam satu pukulan. Melihatnya marah seperti itu, Han Sen mulai merasa yakin bahwa mungkin lebih baik jika dia dilemparkan ke dalam pertandingan dan kalah. Tapi Yi Dongmu benar-benar kuat, dan jika bukan karena Han Sen telah melatih serangan angin terus-menerus dengannya, kemungkinan besar dia tidak akan bisa memblokir serangan Yi Dongmu. Kemenangan itu agak curang, dan Han Sen merasa agak malu. Tak lama kemudian, mereka berdua mencapai puncak gunung di mana naga bersisik merah tinggal. Dari jauh, mereka melihat makhluk yang tampak seperti T-rex di lereng gunung, meringkuk dan berbaring di atas salju. Karena belum diberi nama, Yi Dongmu menyebutnya "naga bersisik merah." Menurutnya, kekuatan dan kecepatan makhluk itu sangat tinggi. Dan bahkan senjata berdarah sakral akan sangat sulit menembus sisiknya. Dia pernah datang ke sini dua kali dan berusaha untuk membunuhnya, tetapi kedua usahanya menemui kegagalan. Tapi hari ini, Yi Dongmu bertekad keras untuk mengalahkannya. Dia akan membunuhnya, bagaimanapun caranya. Yi Dongmu memanggil pisau belati jiwa binatang dan berlari menuju naga bersisik merah. Dia berteriak di sepanjang jalan, dan hal itu membuat Han Sen berkeringat dingin. "Ya ampun, kamu adalah seorang pembunuh. Ada apa denganmu, berlari sambil berteriak seperti prajurit brutal ?!" Han Sen merasa kesal, tetapi dia tetap saja memanggil pedang raja ular bermata perak dan pedang maskot purba dan berlari ke sisi lain dari naga bersisik merah, yang sekarang bangkit dari tidurnya. Tong! Tong! Tong! Senjata Han Sen dan Yi Dongmu menebas naga bersisik merah dengan sangat ganas, tetapi serangan mereka hanya meninggalkan goresan dangkal pada sisik naga. Makhluk itu tidak terluka. Naga bersisik merah itu seperti truk mekanik yang terus berlari mondar-mandir di lereng gunung. Dia sangat cepat dan sengit sehingga Yi Dongmu dan Han Sen hanya bisa mengelak berulang kali, tidak berkesempatan untuk menyerang dari depan. "Kau coba alihkan perhatiannya!" Yi Dongmu meneriakkan perintah pada Han Sen sebelum dia berlari ke belakang naga bersisik merah. "Mengapa bukan kau yang mengalihkan perhatiannya ?!" Han Sen merasa frustasi, tapi dia tetap melambaikan kedua pisaunya untuk menebas kaki naga bersisik merah. Dia berhasil mendapatkan perhatian naga bersisik merah, dan dengan agresif mengejar Han Sen di sepanjang lereng gunung. Yi Dongmu menemukan celah yang sempurna dan berhasil melompat ke atas kepalanya dari belakang. Dia berulang kali menusuk leher makhluk itu, satu-satunya tempat yang tidak dilapisi sisik tebal. Grrr! Naga bersisik merah berteriak kesakitan. Dia menggelengkan kepalanya dan melempar Yi Dongmu ke salju. Kemudian sisik merah naga terbakar. Ketika terbakar, sisiknya berubah menjadi kristal. "Astaga, dia menjadi amuk! Lari!" Han Sen berteriak, dan kemudian mulai melarikan diri. Walaupun suasana hati Yi Dongmu sangat buruk, dia tidak bodoh. Dia bergabung dengan Han Sen dan berlari secepat kilat. Tapi naga bersisik merah itu sangat marah. Dia mengejar mereka melintasi pegunungan dan lembah selama lebih dari seratus mil sebelum akhirnya mereka sanggup meloloskan diri dari monster itu. Yi Dongmu dan Han Sen merasa seolah-olah kaki mereka akan patah pada saat mereka berhasil meloloskan diri. Terengah-engah bersamaan, mereka menjatuhkan tubuhnya ke tanah untuk beristirahat. Setelah beberapa saat, Yi Dongmu berkata, "Kau akan menyerang tempat penampungan kerajaan?" "Ya" Han Sen memandang Yi Dongmu dan kemudian melanjutkan, "Kau ingin bergabung denganku?" "Hati-hati dengan Qi Xiuwen." Setelah Yi Dongmu mengeluarkan peringatannya, dia bangkit dan berbalik untuk pergi. Han Sen tetap duduk di atas salju. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak tahu apakah Qi Xiuwen berhasil meyakinkan Li Xinglun dan Philip untuk bergabung, tetapi aku harus menaklukan tempat penampungan kerajaan secepat mungkin." Han Sen tetap tidak peduli tentang Qi Xiuwen. Dengan rubah perak di sisinya sebagian besar waktu, dia tahu bahwa tidak ada evolver yang dapat melukainya; setidaknya evolver yang melintasi medan es. Di hadapan kekuatan menakutkan dari rubah perak, semua usaha mereka untuk melawannya akan sia-sia. Han Sen kemudian bangkit tetapi melihat sesuatu bergerak di salju di hadapannya. Dia tetap diam, mencoba mencari tahu apa yang baru saja dilihatnya. Dia melihat sesuatu bergerak di salju, dan setelah beberapa saat, seekor kura-kura putih besar keluar dari bawah salju. Kura-kura itu cukup besar. Setelah muncul dari salju, dia menjulurkan kepalanya untuk melihat ke sekelilingnya. Tampaknya sedang mencari sesuatu. Han Sen memperhatikan kura-kura itu dari jarak yang cukup jauh, tetapi dia bisa melihat dari mana asalnya. Di belakangnya terdapat gua es yang tampaknya telah terendam banjir. Permukaan air sebagian besar berupa es, dan kura-kura itu terbungkus dengan salju tebal, jadi butuh sepasang mata yang jeli untuk dapat melihatnya. Kura-kura besar itu tidak memperhatikan Han Sen, dan setelah berjalan berputar-putar, kura-kura itu kembali ke gua tempat dia muncul. Kemudian mencelupkan kepalanya ke dalam air. Tidak diketahui apa dia menyelam untuk minum atau bukan. Beberapa saat kemudian, kura-kura menarik kepalanya kembali dan hanya melihat ke gua es. Han Sen menganggap itu pemandangan yang aneh, jadi dia duduk kembali dan melanjutkan pengamatannya dengan lebih nyaman. Setelah beberapa saat, kura-kura lain keluar dari air di gua. Tetapi dibandingkan dengan kura-kura yang pertama, kura-kura ini jauh lebih kecil. Dia seperti mangkuk nasi kecil. Setelah kura-kura kecil ini keluar dari air, banyak yang mengikuti. Pada hitungan terakhir, sembilan kura-kura keluar dari air gua es. Han Sen, yang bersembunyi di salju, membuka matanya lebar-lebar dan berkata, "Apakah mereka adalah bayi-bayi dari kura-kura besar?" Han Sen menyadari bahwa sulit bagi makhluk-mahkluk itu untuk berkembang biak. Dia hanya pernah melihat Pencerewet Emas, Kura-kura Tua, dan Naga Obsidian melahirkan, dan keturunan mereka berukuran sangat kecil, biasanya tunggal. Namun kura-kura besar ini memiliki delapan bayi kura-kura di belakangnya. Jika mereka adalah anak-anaknya, jumlahnya sangat banyak. Setelah delapan kura-kura keluar untuk bergabung dengan kura-kura besar, kura-kura besar membawa mereka ke sebuah lembah sungai yang lebar di bawah gunung yang tertutup salju. Menyaksikan perjalanan kura-kura dalam petualangan kecil mereka, Han Sen mengagumi mereka dan berpikir mereka sangat lucu. Han Sen tidak mengetahui detail kura-kura salju yang baru saja dilihatnya dan tidak mengetahui tingkat mereka. Jadi, yang dia lakukan hanyalah bersembunyi di salju dan menonton. Setelah kura-kura besar mencapai lembah sungai di bawah gunung, dia menggunakan cakarnya untuk menggali salju. Han Sen menyaksikan saat dia perlahan-lahan menggali jamur merah. Kemudian, ketika kura-kura kecil tiba, mereka masing-masing dengan senang hati mulai melahap makanan mereka. Chapter 585 - Jamur Merah Han Sen merasa kagum. Melihat seekor makhluk mengajak makan anak-anaknya adalah pemandangan yang sangat langka. Ketika kura-kura salju mulai menggali makanan mereka, pekikan burung muncul dari langit. Seekor burung emas muncul. Seolah-olah telah mencari kura-kura itu, dia turun dengan kecepatan yang sangat tinggi dan mengangkat cakarnya untuk menerkam mereka. Pop! Sebelum burung itu mencapai mereka, kura-kura salju besar menembakkan bunga es ke arahnya. Detik berikutnya, burung itu berubah menjadi balok es. Jatuh dari ketinggian, burung itu menghantam tanah dengan keras dan hancur berkeping-keping. "Astaga! Ini makhluk super," Han Sen menatap kura-kura dengan mata lebar. Ini adalah pertama kalinya Han Sen melihat begitu banyak bayi makhluk super di satu tempat. Mereka berdelapan sekarang, Han Sen bahkan takut untuk bernapas. Hal terakhir yang dia inginkan adalah kura-kura salju mengetahui kehadirannya. Rubah perak saja sudah sangat kuat, walaupun masih bayi. Tapi di sini, ada delapan anak makhluk super dan ibu mereka. Celakalah dia jika mereka menganggap Han Sen adalah musuhnya. Melihat burung emas hancur menjadi kepingan es, Han Sen merasa menggigil di tulang punggungnya. Karena takut bernafas, dia memberikan tugas itu ke sel-selnya agar dia dapat terus mengamati sembilan kura-kura itu makan. Setelah kura-kura kecil memakan jamur merah, tubuh makhluk-makhluk itu mulai bersinar merah. Pada awalnya, kura-kura itu seputih salju. Tapi sekarang, mereka tampak seperti kura-kura darah. Kura-kura kecil itu benar-benar masih muda, sesuai dengan ukuran mereka. Jadi, mereka tidak bisa makan banyak, dan setelah memakan jamur seukuran kepalan tangan seorang pria, mereka merasa kenyang. Tetapi kura-kura besar itu benar-benar lapar, dan memakan sekitar sepuluh jamur sebelum berubah menjadi merah. Tampaknya semua kura-kura merasa puas, dan setelah itu kura-kura besar mengubur jamur merah di bawah salju lagi. Kemudian membawa kura-kura kecil kembali ke gua es tempat mereka pertama kali muncul. Han Sen menunggu sampai mereka semua memasuki gua dan berenang di bawah air. Kura-kura besar masuk terakhir, dan sebelum turun dalam, dia mengeluarkan bunga es untuk menutup kembali gua es tempat mereka keluar. Tidak ada yang bisa mengetahui bahwa ada yang tinggal di bawah sana. Han Sen menunggu beberapa saat lagi, dan ketika dia memastikan tidak ada gerakan lagi, dia berlari ke tempat dimana kura-kura salju makan dan menggali salju untuk mencari jamur merah. Mereka tampak seperti jamur yang biasa kita makan. Seukuran kepalan tangan, dengan kilauan yang jernih. Mereka juga memancarkan aroma yang semerbak, dan Han Sen berani bertaruh bahwa rasanya pasti enak. Han Sen pernah mengikuti seorang ahli botani, dan melalui dia, dia belajar banyak tips dan trik yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi tanaman, tumbuhan, dan jamur. Dia melihat jamur merah dan memperhatikan hanya ada tiga yang tersisa. Sisanya sudah dimakan oleh kura-kura. Tapi dilihat dari penampilan mereka, mereka tampaknya tidak beracun. Ada banyak tanaman aneh di tempat penampungan yang tidak berani dimakan Han Sen. Han Sen mengeluarkan tas dan mengambil satu jamur untuk dimasukkan ke dalamnya. Dia tidak mengambil lebih banyak jamur lagi, dan berpikir itu mungkin akan berguna. Dia menutupi jamur yang lain dengan salju sekali lagi dan memanggil Pencerewet Emasnya. Dia mengumpulkan dan merakit kembali tubuh burung yang hancur dan meletakkannya di atas Pencerewet Emas. Dia tampak seperti makhluk berdarah sakral, dan bahkan jika dia hanya mutan, Han Sen tidak ingin menyia-nyiakannya. Ini adalah pemberian gratis yang tidak akan dilewatkan begitu saja. Kembali ke dalam Istana Kristal, Han Sen meminta Nol untuk memasak daging burung emas. Kemudian, dia mendengarkan suara, " Burung Sayap Emas Berdarah Sakral telah dikonsumsi. Poin geno sakral yang diperoleh adalah nol." Karena dia makan sangat sedikit, dia tidak dapat meningkatkan jumlah total geno poin sakralnya. Tapi itu tetap membuat Han Sen merasa cukup senang. Walaupun dia gagal memburu naga bersisik merah, daging gratis dari Burung Sayap Emas berdarah sakral dapat menutupi rasa kecewanya. Dia memakan seluruh daging Burung Sayap Emas berdarah sakral, tapi poinnya tidak bertambah. Namun, masih ada banyak daging yang tersisa, jadi Han Sen menyimpannya dimakan perlahan-lahan. Burung itu tidak terlalu besar, jadi dia pikir dia akan dapat menghabiskannya dalam sepuluh hari. Kembali di Persekutuan, Han Sen mencari cara untuk menghubungi Profesor Sun Minghua. Walaupun Profesor Sun menghabiskan seluruh hidupnya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, kontribusinya dalam dunia botani sangat besar. Han Sen memberinya detail jamur merah yang dia kumpulkan dan bercerita tentang kura-kura. Dia ingin sang profesor mencari tahu apakah jamur itu bermanfaat baginya. Sayang sekali dia tidak dapat membawa jamur keluar dari tempat penampungan; kalau tidak, dia akan membawanya untuk dilihat profesor. Profesor Sun dengan seksama mendengarkan deskripsi Han Sen tentang jamur itu dan kemudian mengajukan beberapa pertanyaan. Setelah jeda singkat, dia berkata, "Berdasarkan apa yang kau katakan padaku, jamur merah ini terdengar seperti sesuatu yang sangat kuat." "Profesor Sun, menurutmu apakah jamur merah ini bermanfaat bagi manusia?" Han Sen berpikir kura-kura salju ini memiliki kemampuan untuk menemukan tanaman langka untuk dimakan. Makanan yang dikonsumsi makhluk super seharusnya adalah sesuatu yang baik, tetapi manusia secara biologis berbeda dari makhluk, jadi Han Sen tidak yakin apakah manusia bisa memakannya juga. "Tanaman di tempat penampungan memiliki kekuatan yang hebat. Mereka seharusnya cukup efektif pada manusia, tetapi tubuh manusia sangat berbeda. Sulit untuk mengatakan apakah efeknya akan bermanfaat bagimu." Setelah itu, Profesor Sun berhenti. Dia ragu-ragu untuk sementara waktu, tetapi kemudian mulai berbicara dengan Han Sen lagi. "Aku akan memberitahumu sesuatu. Tapi setelah aku melakukannya, aku ingin kau melupakannya. Dan aku benar-benar tidak ingin kau memberitahu orang lain." "Aku mengerti," jawab Han Sen dengan ragu. Profesor Sun kemudian berkata, "Di Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga, ada beberapa tanaman menakjubkan yang dapat meningkatkan gen seseorang. Namun, manusia belum dapat sepenuhnya mengungkap mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Cara memakannya sangat berpengaruh. Jika dimakan secara tidak benar, manfaat yang diharapkan malah akan bisa mematikan. " Han Sen berpikir apa yang dikatakan profesor itu sangat aneh, jadi dia menjawab, "Jika manusia tidak dapat menentukan efek yang akan diberikan tanaman, bagaimana kita bisa mengetahui mana yang dapat meningkatkan gen manusia?" "Aku tidak akan menjawab pertanyaan ini, tetapi setelah kau mengunjungi Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga, kamu akan mengerti." Profesor Sun tampaknya menghindari pertanyaan Han Sen, dan dia dengan cepat merubah topik pembicaraan. Dia hanya memberitahu Han Sen beberapa metode sederhana tentang bagaimana cara mengkonsumsi jamur merah. Han Sen merasa sangat penasaran. Sangat sedikit manusia surpasser, sekurang-kurangnya beberapa ratus ribu. Walaupun demikian, informasi mengenai Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga cukup terbatas. Para surpasser tidak pernah membicarakannya, dan hanya sedikit informasi tentang itu yang dapat ditemukan di Persekutuan. Karena Profesor Sun tidak mau berbicara tentang Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga lagi, keingintahuan Han Sen tentang tempat itu semakin meningkat. Berdasarkan saran dari Profesor Sun, Han Sen akan memberikan jamur merah kepada makhluk lain untuk dicoba. Mungkin dia akan dapat melihat efek yang bisa diberikannya. Han Sen kemudian berpikir, "Aku ingin tahu apakah rubah perak mau memakannya?" Kembali ke Istana Kristal, Han Sen mengambil rubah perak dan meletakkan jamur merah di depan mulutnya. Dia ingin melihat bagaimana reaksinya. Chapter 586 - Menguji Racun Rubah perak melihat jamur merah, membuka mulutnya, dan menelannya. Han Sen dan rubah kemudian saling memandang. Tidak ada gerakan untuk beberapa waktu. "Begitu saja? Setidaknya beri aku reaksi," Han Sen menunggu beberapa saat lagi, tapi tetap saja, rubah perak tidak bereaksi. Dia seperti baru makan permen. Setelah menunggu beberapa saat lagi, masih belum ada tanda-tanda perubahan. Satu-satunya hal aneh yang dia pelajari adalah rubah perak sangat tertarik memakannya. Untungnya, Han Sen tahu di mana dia bisa menemukan dua jamur lainnya; di dalam salju. Jadi dia kembali ke tundra dingin itu dan menggali salah satu dari dua jamur yang tersisa. Namun, kali ini, dia tidak memberikannya pada rubah perak. Sebagai gantinya, dia memotongnya menjadi potongan-potongan kecil dan menggantung satu potong di pohon. Kemudian, dia menunggu untuk melihat apakah ada makhluk di sekitarnya yang tertarik. Tidak lama kemudian seekor babi hutan datang. Dia datang mencari jamur, tetapi meskipun berusaha melompat beberapa kali, dia tidak dapat meraih makanan yang diinginkan. Tapi dia tidak mudah menyerah, karena dia kemudian berputar di sekeliling jamur yang menggantung di pohon, tidak ingin meninggalkannya. Beberapa saat kemudian beberapa makhluk kecil tiba, seperti ular dan serangga. Juga ada tupai di antara mereka, dan dengan cepat berlari ke atas pohon dan mendapatkan jamur. Terburu-buru menelan setiap potongan. Sebelumnya tupai memiliki rambut beruban, tetapi setelah memakan jamur itu, warnanya menjadi merah. Kemudian, makhluk itu bersinar seperti permata ruby ??yang indah. Han Sen mengambil beberapa irisan jamur dan menyebarkannya di sekitar daerah itu, untuk melihat apakah dia bisa mengujinya pada makhluk- makhluk lainnya. Han Sen kemudian menemukan sesuatu yang baru. Tidak semua makhluk tertarik pada jamur, hanya sebagian besar yang tertarik. Tetapi setiap makhluk yang dilihat Han Sen, walaupun hanya memakan sebagian kecil dari jamur itu memiliki perubahan yang nyata. Reaksi mereka terhadap makanan itu sangat berbeda dengan reaksi rubah perak, yang tidak ada reaksi apa-apa. Namun, ketika makhluk biasa memakannya, mereka tampak lebih pintar, lebih berenergi, dan tentu saja, menjadi berwarna merah. Tapi Han Sen hanya mengetahui sejauh itu. Han Sen mencatat reaksi dari makhluk-makhluk itu setelah memakan sepotong jamur merah, kemudian kembali ke Persekutuan. Dia mengirim data ke Profesor Sun untuk dianalisis. Profesor Sun mengatakan kepadanya bahwa dia akan memerlukan waktu sekitar dua hari, dan dia akan memberitahukan hasil penelitiannya kepada Han Sen. Han Sen memiliki setengah jamur yang tersisa yang dia rencanakan untuk disimpan. Sialnya, dia meninggalkannya tergeletak dan rubah perak mencium aroma jamur, berlari kesana, dan melahapnya semua. Setelah makan jamur, dia melompat ke pelukan Han Sen dan tertidur. "Untung aku tidak mengambil dua-duanya; kalau tidak, mereka semua akan berakhir di perutmu. Itu akan sia-sia." Han Sen merasa lega. Qi Xiuwen masih sedang berdiskusi dengan Li Xinglun dan Philip dan belum kembali. Han Sen hanya bisa berasumsi bahwa pembicaraannya tidak berjalan dengan baik. Tetapi dia tidak terburu-buru, jadi dia punya banyak waktu untuk bersantai dan membaca beberapa buku. Dia juga menghabiskan beberapa waktu untuk melatih Kitab Dongxuan dan Kekuatan Giok Mataharinya nya. Dia bahkan bisa melatih Pedang Ganda. Secara keseluruhan, hari-hari berlalu dengan tenang dan tanpa gangguan. Sudah lama dia tidak bersantai seperti ini. "Han Sen, berdasarkan hasil analisa saya, jamur merah yang kau temukan dapat meningkatkan vitalitas seseorang. Ini bukan hasil penelitian yang paling mendalam, tapi saya sarankan kamu mencobanya sendiri. Makan sedikit dan lihat apa yang terjadi." Profesor Sun tampaknya cukup tertarik dengan jamur merah. Dia tidak menunggu Han Sen untuk menindaklanjuti permintaannya dan menghubungi Han Sen sesegera mungkin. "Anda yakin tidak akan bermasalah, kan?" Han Sen merasa sedikit aneh, karena dia akan merasa tidak enak memakan ini di tempat penampungan. "Makan saja sedikit; kurang dari sepuluh gram. Tapi bersiaplah! Jika ada yang tidak beres atau perutmu merasa tidak nyaman, pastikan kamu memiliki ramuan alkimia untuk membantu mengeluarkannya. Obat generik untuk mual juga boleh. Kamu kemungkinan besar akan melakukan ini sendiri, jadi lakukan persiapan yang cukup untuk berjaga-jaga." Setelah itu, Profesor Sun melanjutkan, "Tetapi berdasarkan pengamatanku, jamur itu seharusnya tidak berbahaya. Jika jamur itu benar-benar dapat memperkuat tubuhmu, maka lakukanlah. Jangan makan terlalu banyak, jangan sampai membahayakan diri sendiri." "Saya akan memikirkannya dulu." Han Sen tidak berani mengatakan dia memang akan mencoba memakannya. "Sayang aku tidak kenal siapapun di Medan Es. Jika tidak, aku bisa meminta seseorang menemanimu dan membantu mengujinya," kata Profesor Sun dengan nada sangat menyesal. Tapi apa yang baru saja dikatakan Profesor Sun memberi Han Sen gagasan. Jika dia tidak ingin mengambil risiko memakannya, mengapa tidak mencari orang lain untuk melakukannya untuknya? "Zhu Ting memiliki Parfum Mematikan. Seharusnya tidak ada masalah bagi orang beracun seperti itu untuk mencobanya. Aku akan membuatnya mencobanya!" Han Sen berpikir, memutuskan Zhu Ting akan menjadi kelinci percobaannya. Zhu Ting harus menjadi kelinci percobaannya, karena jika itu seseorang yang lebih dekat dengan Han Sen dan jika ada yang tidak beres, Han Sen tidak bisa menanggung tanggung jawab ini. Selain itu, Zhu Ting dikenal memakan racun seperti memakan permen, jadi tidak ada yang lebih memenuhi syarat untuk mencoba jamur merah selain dia. Han Sen mengambil sedikit jamur yang dia miliki saat dia mengujinya pada makhluk-makhluk di Medan Es dan melemparkannya ke dalam makanan yang dia masak. Dia menyiapkan beberapa hidangan berbeda dan mengundang Zhu Ting untuk makan malam. "Ayo, mari kita minum bersama malam ini!" Han Sen menyeret Zhu Ting untuk duduk, berbicara dengan sangat ramah. Zhu Ting memandang Han Sen dengan curiga, berpikir, "Mengapa orang ini mengundangku untuk makan malam? Dia pasti berkonspirasi untuk melawanku atau semacamnya. Apakah makanannya beracun? Apakah dia ingin meracuniku, ya? Apakah begitu? Tidak mungkin, dia tidak sebodoh itu. Tentunya, dia tahu aku punya Parfum Mematikan dan aku kebal terhadap racun. Dia pasti telah kehilangan akal sehatnya, jika dia berpikir untuk meracuniku." Han Sen bersikap sangat baik, membuat Zhu Ting makan sebanyak mungkin, terus menerus menuangkan minuman begitu dia selesai meneguknya. "Saudara Zhu, apakah kamu terbiasa tinggal di sini di Medan Es? Jika ada masalah, jangan sungkan untuk memberitahu aku. Aku mungkin tidak dapat membantumu untuk hal-hal besar, tetapi jika itu sesuatu yang sepele, aku akan melakukan sebisaku untuk membuat hidupmu disini lebih nyaman." Zhu Ting berpikir lagi dan berkata pada dirinya, "Ada yang tidak beres di sini. Orang ini pasti berusaha membujukku karena dia membutuhkanku untuk sesuatu. Tidak mungkin dia tiba-tiba bersikap seperti ini." Zhu Ting memutar matanya dan kemudian dengan bersemangat berpikir, "Baik, jika kau ingin meminta bantuanku, dan bahkan telah memanggilku sebagai saudaramu, aku akan menjadi bos." "Kakak Han, jika ada sesuatu yang kau inginkan, katakan saja padaku. Dengan hubungan kita, tidak perlu bersusah payah seperti ini." Zhu Ting menelan makanan dan menenggak anggur saat dia berbicara. "Aku memang memerlukan bantuanmu," kata Han Sen. "Kalau begitu langsung saja. Jika kita bersaudara, tidak perlu berbasa-basi jika ingin meminta sesuatu, dan kau juga tidak perlu bertele-tele. Jika aku bisa membantu ..." Nada suara Zhu Ting kemudian berubah. "Kamu tahu, hidup itu susah. Aku sangat miskin. Aku hanya punya sedikit uang." "Tidak masalah. Jika kamu membantuku, aku akan memberimu sepuluh ribu koin," kata Han Sen. "Sepuluh ribu?" Zhu Ting membeku, berpikir, "Kau pikir aku ini apa? Pengemis? Sepuluh ribu bahkan tidak cukup untuk minum teh." Zhu Ting tertawa dan menjawab, "Sepuluh ribu. Haha! Kau ingin aku membantumu meminum sesuatu?" "Semacam itu. Aku menggali beberapa jamur di Medan Es. Aku ingin kamu mencobanya dan memberitahuku apakah mereka beracun. Aku tahu kamu memiliki Parfum Mematikan, yang membuatmu kebal." "Kamu hanya akan memberiku sepuluh ribu untuk melakukan sesuatu yang berbahaya seperti itu?!" Zhu Ting memandang Han Sen dengan ekspresi yang menggambarkannya sebagai bajingan murahan yang bonafit. "Oh tidak." Han Sen menampar pangkuannya. "Oh tidak, apa?" Zhu Ting tampak ketakutan. "Kenapa kamu tidak mengatakan sesuatu sebelumnya? Kupikir kamu sudah setuju, dan lihat? Aku sudah menyiapkan makanan untukmu." Han Sen mengenakan wajah polosnya. "Keparat!" Wajah Zhu Ting mulai berubah hijau. Chapter 587 - Manfaat Jamur Merah Zhu Ting tidak takut diracuni, hanya saja Han Sen sendiri cukup beracun. "Saudara Zhu, jangan khawatir! Parfum Mematikanmu adalah yang terbaik; tidak perlu takut dengan jamur-jamur kecil itu. Bahkan jika mereka beracun, tidak mungkin mereka bisa meracunimu, raja racun, betul?" Han Sen berusaha keras untuk menghiburnya. "Aku rasa ..." Zhu Ting berkata dengan sombong, tetapi kemudian dia mengubah wajahnya dan berkata, "Tapi ini berbeda! Aku tahu aku baik, tetapi baik atau jahat, sepuluh ribu tidak cukup." "Tidak masalah. Aku bersedia menaikkan hadiah uang untuk pelayananmu yang baik ini sampai dua puluh ribu," kata Han Sen sambil tersenyum. Zhu Ting marah, dan dia memohon, "Han Sen, kau tidak memperlakukan aku dengan profesional, dengan rasa hormat yang layak! Dua puluh ribu? Dengan mengatakan akan memberi aku lebih banyak. Kau ... membuat ... aku... um .. . ada yang tidak beres." "Ada apa? Apakah itu racunnya? Jangan khawatir, aku sudah menyiapkan obat! Cepat, masukkan ini ke tenggorokanmu dan aku akan membawamu ke pusat detoks agar mereka bisa membilas ususmu." Han Sen segera mengambil obat yang diberitahu Profesor Sun sebelumnya. Tetapi ketika dia melihat ke belakang, wajah dan mata Zhu Ting menjadi merah padam. Dia terengah-engah seperti sapi jantan yang marah dan berkeringat deras saat melihat Han Sen. "Saudara Zhu, jangan lihat aku seperti itu! Kupikir Parfum Mematikanmu membuatmu kebal terhadap racun yang fatal. Siapa yang tahu ..." Sebelum Han Sen bisa menyelesaikan kalimatnya, Zhu Ting mulai merobek pakaian dari tubuhnya. Sangat mengejutkannya, terlihat tubuhnya yang berotot. Zhu Ting punya eight-pack! "Ya ampun, apa yang kamu lakukan ?!" Han Sen mengulurkan tangannya untuk menghalangi Zhu Ting agar tidak mendekat. Mata Zhu Ting memerah karena nafsu, dan ketika dia maju ke arah Han Sen, dia mencoba untuk menindihnya untuk merobek pakaiannya. Zhu Ting mencoba menciumnya dengan keganasan beruang yang bernafsu. "Aku ingin ... aku ingin ..." Zhu Ting mengerang dan mengerang di sela-sela gumamnya. "Ya Tuhan! Jamur itu tidak mungkin membangkitkan nafsu birahi, bukan?" Han Sen mendorong Zhu Ting menjauh darinya dan berlari keluar ruangan. Dia menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. Pang! Pang! Pang! Zhu Ting menggedor pintu batu seperti orang gila. "Saudara Zhu, tunggu sebentar! Aku akan memberimu seorang wanita." Han Sen merasa lega karena pintu penampungan terbuat dari batu. Karena kekuatan yang dibutuhkan untuk mendobrak pintu seperti itu, tidak mungkin Zhu Ting bisa melarikan diri. "Aku tidak tahan lagi!" Zhu Ting berteriak dari balik bangsal batunya. "Tunggu! Pakai tanganmu dulu, sementara aku mencari seorang wanita." Han Sen memeriksa ulang apakah pintunya terkunci, lalu berlari. Setelah berjalan di sekitar Tempat Penampungan Dewa Hitam selama beberapa saat, Han Sen menemukan seorang wanita miskin yang bersedia menjual tubuhnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dia kembali dengan Han Sen di atas kuda. "Saudara Zhu, aku telah membawa seorang wanita untuk mengurus semua kebutuhanmu!" Ketika Han Sen membuka pintu, dia melihat Zhu Ting tergeletak di lantai dengan beberapa helai kain di tubuhnya. Bola tisu yang kusut berserakan di sekitar ruangan. "Han Sen, apakah kamu seorang manusia? Aku tidak percaya kamu memberiku pil perangsang!" Zhu Ting sangat marah, dan dia berlari ke arah Han Sen, berusaha mencekik lehernya. Han Sen menghindari serangannya dan berusaha berunding dengannya, mengatakan, "Saudara Zhu, lihat? Aku telah membawakanmu seorang wanita. Tapi siapa yang mengira kau akan menyelesaikannya secepat itu, kan?" "Cepat, kepalamu! Kamu ada di luar sana selama dua jam, dan di sini aku, sendirian dan hampir berdarah. Dan lagi pula, wanita seperti apa yang kamu bawa padaku? Gelandangan gemuk ini terlihat berbobot dua ratus kilogram! Apakah itu makhluk mutan? " Zhu Ting berteriak marah pada Han Sen. "Seorang wanita yang berisi itu bagus; kamu tidak akan pernah mengerti." Han Sen menunggu sebentar sehingga Zhu Ting bisa tenang. Kemudian dia bertanya, "Saudara Zhu, di samping itu, bisakah kamu memberitahuku efek lain yang ditimbulkan jamur merah?" Sebelum dia menjawab, Zhu Ting mengulurkan tangannya dan berkata, "Berikan uangku." "Ya ya ya." Han Sen merogoh sakunya dan memberi Zhu Ting beberapa lembar dolar. Menyesali apa yang telah menimpa Zhu Ting, dia berkata, "Aku tahu aku seharusnya memberimu dua puluh ribu tetapi ambilah tiga puluh. Anggap saja ini cara aku meminta maaf dan berusaha menebus dosaku. Dan untuk wanita itu aku akan membayarnya; tidak perlu merogoh kantungmu sendiri. " Zhu Ting berpikir apa yang dia katakan baik-baik saja, sampai dia menyebutkan wanita itu. Lalu wajahnya menjadi suram. Tiba-tiba, dia melemparkan uang itu kembali ke Han Sen. "Tidak ada yang mau uang kasihanmu. Jika kamu ingin memberi aku sesuatu, beri aku obatmu. Beri aku lebih banyak obat merahmu!" "Kenapa? Untuk apa kamu menginginkannya?" Han Sen membuka matanya lebar-lebar dan menatap Zhu Ting. "Itu bukan urusanmu. Kamu berutang padaku, bukan? Anggap ini adalah balasannya!" Zhu Ting berkata, dengan nada kesal. Han Sen mengeluarkan sisa potongan jamur yang tersisa. Dia menyerahkannya kepada Zhu Ting, tetapi ketika dia mencoba meraihnya, Han Sen menarik tangannya kembali. Dia tersenyum pada Zhu Ting dan berkata, "Aku sudah memberimu sepotong. Ini adalah satu-satunya yang tersisa. Jika kamu menginginkannya, kamu harus memberitahuku apa fungsinya." "Selain membuatku terangsang, maksudmu?" Zhu Ting berkata, sebelum mengulurkan tangannya lagi. Han Sen menghindari tangannya lagi dan berkata, "Katakan padaku dengan jelas." Zhu Ting kemudian memberitahu Han Sen bahwa jamur itu tidak hanya untuk meningkatkan keinginan untuk melakukan aktivitas seksual, tetapi juga untuk memperkuat ginjal. Efeknya sangat kuat sehingga bahkan sekarang, ginjalnya sangat hangat. Seolah-olah dia memiliki dua botol air panas di dalam dirinya. Dia dipenuhi dengan begitu banyak energi sehingga, bahkan setelah bermain dengan dirinya begitu lama, dia belum merasa lelah. "Barang ini benar-benar barang bagus." Setelah Han Sen mendengar apa yang dilakukan jamur merah itu, dia cukup senang. Sesuatu seperti ini pasti akan membantu kemajuannya dengan Kekuatan Giok Matahari. Mempelajari sendiri tanpa bantuan suplemen akan memakan waktu lama. Jamur merah memiliki efek luar biasa, dan jika dia mengkonsumsi seluruh jamur, Han Sen bertanya-tanya apakah dia mungkin bisa menyelesaikan latihan Kekuatan Giok Matahari. Tetapi efek samping yang paling mencolok dari jamur itu cukup menggoda bagi Han Sen. Jika dia membuat Ji Yanran memakannya, dia merenungkan, apa yang mungkin terjadi? Tetap saja, dia tidak bisa membawa jamur merah keluar dari tempat penampungan, dan Ji Yanran tidak ada di dekat Medan Es. Akhirnya, Han Sen tidak memberikan jamur merah terakhir kepada Zhu Ting. Efek seksual dari benda itu terlalu menakutkan. Itu sangat kuat sehingga bahkan Parfum Mematikan tidak bisa menahannya. Han Sen khawatir Zhu Ting mungkin menggunakan jamur merah untuk tujuan yang buruk, jadi dia menolak untuk menyerahkannya. Zhu Ting pergi dengan marah. Dia mengumpulkan tiga puluh ribu dan mengutuk Han Sen berkali-kali sebelum pergi. Han Sen kemudian kembali ke kamarnya dan mengunci pintunya. Dia melihat potongan jamur terakhir di tangannya. Dia terus menerus melihatnya sampai akhirnya, dia memasukkannya ke dalam mulut. Dia mengunyahnya sedikit, dan segera rasa menyenangkan di giginya menjadi kehangatan di perutnya. Ginjalnya sudah cukup hangat, dan sekarang, bahkan menjadi lebih hangat. Seolah-olah dia memiliki dua kompor kecil di dalam dirinya, menghasilkan pasokan energi yang tak ada habisnya. Pada saat yang sama, Han Sen merasakan seluruh tubuhnya memanas. Dia mulai merasa terangsang, dan dia diliputi keinginan untuk merobek pakaiannya. Han Sen menggertakkan giginya dan menahan perasaan itu, mempraktekkan Kekuatan Giok Matahari saat dia melakukannya. Dia ingin menggunakan Kekuatan Giok Matahari untuk menyerap kekuatan jamur merah. Ketika dia melakukan ini, seseorang mengetuk pintu. Dari belakangnya, terdengar suara seorang wanita memanggilnya. Chapter 588 - Memasuki Han Sen terkejut ketika sensasi terbakar membanjiri perutnya. Ginjalnya mendesis panas, dan rasanya seperti dua bola api memantul di sekujur tubuhnya. Han Sen merasa tidak enak. "Sialan! Kenapa ada yang datang di saat seperti ini?" Han Sen tidak memiliki kemauan yang diperlukan untuk menekan kerusuhan yang terjadi di dalam dirinya. Han Sen sedang kesurupan. Dia tidak bisa mendengar siapa di luar atau apa yang dibicarakan oleh suara feminim itu. Tapi terlepas dari itu, dia tidak perlu mendengarkan karena Han Sen bisa menebak siapa itu. Pengunjung ke kamarnya sangat jarang, karena hanya sedikit orang berani melakukannya. Hanya sesekali Yang Manli akan mengunjunginya, ketika ada hal-hal penting untuk dibahas. Selain dia, tidak ada orang lain. Memikirkan kaki putih tebal Yang Manli, Han Sen merasa otaknya mulai meledak. Dia tidak bisa mengalihkan pikiran dari kaki-kaki yang lezat itu, dan dia tidak menginginkan apapun selain menendang pintu ke bawah dan melompat ke atasnya. Dia menggunakan semua yang dia miliki untuk menekan nafsunya dan menambah praktek Kekuatan Giok Matahari sampai dua kali. Dia akan melakukan yang terbaik untuk menunggu keinginan ini hilang. Di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, tidak seperti Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, siapapun bisa memasuki kamar orang lain. Tapi Yang Manli bukan tipe orang yang dengan kasar masuk ke kamar orang lain, jadi Han Sen tidak khawatir tentang kemungkinan intrusi. Jika dia bisa menghindari melihatnya, maka Han Sen sangat yakin bahwa dia bisa mengalahkan kekuatan nafsu yang menghantuinya. Tapi jantung Han Sen mendapatkan serangan cukup kencang ketika pintu terbuka. "Ya Tuhan! Yang Manli, aku pikir kamu orang yang sopan. Ada apa denganmu hari ini?" Pikiran Han Sen berantakan seperti telur orak arik, dan hatinya terbakar. Dia mendengar langkah kaki seorang wanita melangkah melintasi kamarnya. Meskipun Han Sen memaksa menutup matanya, ketika dia mendengar suara feminim, tekadnya akan hancur karena intrik nafsu birahi. Gambar tubuh telanjang seorang wanita yang cantik ada di mana-mana, terbentang di seluruh pikirannya. Ketika dia mencoba menekan keinginan duniawi, wajahnya mulai memerah. Lalu hidungnya mulai berdarah. Wanita itu berjalan lebih dekat dan lebih dekat ke Han Sen, yang hampir membuatnya berteriak dan meminta bantuan. Efek dari jamur merah itu terlalu kuat. Zhu Ting dikenal memiliki kemauan yang kuat, tetapi bahkan dia ingin sekali melompat ke atas seorang pria untuk membebaskan nafsunya. Mengingat itu, Anda mungkin bisa membayangkan kekuatan jamur ini. Han Sen tidak berani membuka mulut atau matanya. Dia takut jika dia mulai berbicara, atau bahkan membuka matanya untuk melihat, pikirannya akan kehilangan semua kendali pada nafsu yang berusaha menaklukkan pikirannya. "Pergi. Meskipun aku menikmati tidur dengan wanita, aku hanya akan melakukannya dengan wanita yang aku cintai. Aku tidak sepenuhnya menentang mengkonsumsi pil untuk menambah kesenangan, tetapi bukankah itu seharusnya dilakukan oleh seorang wanita? Bagaimana aku bisa memakannya dan tiba-tiba menjadi bernafsu begini? Pergi. Pergi. Keluar dari sini! Keluar dari sini, Yang Manli!" Hati Han Sen mendorong dirinya untuk tidak menyerah, meskipun ada pemberontakan di benaknya. Tetapi wanita itu terus mendekati Han Sen, setelah menemukan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan perilaku Han Sen. Dia berjalan di depan Han Sen, mencoba untuk melihatnya. Wanita itu sudah sangat dekat, dan Han Sen bisa menciumnya. Seluruh tubuhnya seperti terbakar dan hidungnya muncrat seperti air mancur. Han Sen sedang berjuang untuk melawan keinginan untuk membuka matanya, dan dia menggigit giginya dan menutupnya. Dia menggigit lidahnya sendiri sampai berdarah, berharap rasa sakit itu dapat membantunya mengalahkan nafsu. Darah menetes dari bibirnya. Wanita itu mengerutkan alisnya, merasa yakin ada yang tidak beres dengan pelatihan Han Sen. Dia tiba-tiba berpikir bahwa masuk tanpa diundang adalah katalis untuk kecelakaan praktek yang tampak jelas ini. Wanita itu membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk merasakan denyut nadi Han Sen di lehernya. Dia tampak bersemangat untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Han Sen. Tapi ketika jari-jarinya yang lembut menyentuh leher Han Sen, pintu air benaknya hilang. Rasanya seolah-olah jari-jari itu membawa api, dan itu membuat Han Sen membuka matanya. Seorang wanita cantik berdiri di depannya, dan tubuhnya sangat halus. Tingginya hampir sama dengan Han Sen. Dia mengenakan pakaian ketat putih ketat. Lengkungan kakinya panjang dan tebal, panjang, bokong yang menggelembung, dan payudara besar tersorot dalam setelan itu, dipahat dengan sempurna, miring dan melengkung untuk menarik perhatian semua orang, dan membuat jantung mereka berdebar kencang. Wajah lembutnya elegan dan dingin. Itu adalah wajah seseorang yang sulit didekati. Wanita itu tepat di depan Han Sen, dan bibirnya terbuka seolah mengatakan sesuatu. Tetapi pada saat ini, Han Sen tidak bisa mendengar apapun. Meskipun wanita ini tidak terlihat seperti Yang Manli, dia bahkan lebih menarik, dengan tubuh dan kepribadian yang lebih disukai Han Sen. Han Sen kehilangan kendali diri. Aura kejahatan total bersinar di mata Han Sen. Dia mengulurkan tangannya dan mencoba meraih wanita itu. Jaraknya cukup jauh sehingga dia bisa mengambil langkah mundur dengan anggun untuk menghindari tangan bejatnya. Wajah wanita itu tidak berubah. Dia hanya menatap Han Sen dengan tatapan aneh. Tetapi beberapa detik berikutnya, wajahnya keheranan. Dia tidak percaya Han Sen akan mengejarnya. Wanita itu berpikir tidak mungkin baginya untuk melakukannya, tetapi dia melakukannya. Tidak lama kemudian punggungnya menempel ke dinding dan dia tidak bisa melarikan diri. Han Sen memblokir setiap jalan keluarnya, dan mustahil baginya untuk melarikan diri sekarang. Wanita itu menjadi sangat marah karena terkejut. Dia mengulurkan tangannya untuk memukul Han Sen, tapi kemudian dengan cepat menahan diri. Dia tahu dia telah mengganggu pelatihannya dan menimbulkan masalah ini. Saat ini, matanya merah darah, menunjukkan ada yang tidak beres. Dia menarik kembali tinjunya. Begitu dia ragu-ragu, Han Sen meraih pakaian wanita itu. Dalam beberapa saat, pakaian perang yang telah dirancang untuk menahan peluru terkoyak oleh tangan Han Sen yang bernafsu. Sepasang payudaranya yang besar dan putih segar sekarang terpampang di depannya. Han Sen melemparkan dirinya ke wanita itu dan mendorongnya ke dinding. Satu tangan mencengkeram salah satu payudaranya yang raksasa, terus berharap dapat memegangnya secara keseluruhan, dan tangan lainnya meraih ke bawah untuk meremas bokongnya yang menggelembung. Han Sen kemudian menurunkan bibirnya untuk menyegel bibir wanita itu. Wanita itu membuka matanya lebar-lebar, dan tubuhnya membeku. Hanya dalam beberapa detik, tubuhnya yang melengkung dan menggairahkan telah direbut dan disentuh oleh Han Sen. Sedetik kemudian, matanya dipenuhi dengan api kebencian, dan dia menatap Han Sen dengan mata yang membunuh. Seolah-olah seluruh tubuhnya telah memasuki mode mengamuk. Tubuhnya tampak memancarkan cahaya ungu, dan dia mengambil bentuk peri. Pang! Lutut wanita itu mengebor masuk ke perut Han Sen, yang mengirim babon bejat terbang melintasi ruangan. Kemudian wanita itu melompat dan memukul Han Sen dengan kakinya seperti kampak pertempuran saat Han Sen masih mengudara. Sebelum Han Sen bahkan bisa menyentuh tanah, wanita itu menendangnya lagi. Pang! Pang! Pang! Kaki yang indah telah menjadi senjata menakutkan yang terus menerus menyerang Han Sen sampai sekitar tiga puluh kali. Dan sepanjang waktu dia dipukuli, kanan, kiri, dan bahkan ke bawah, Han Sen tidak menyentuh tanah. Payudaranya yang terbuka berlompatan dan berguncang dalam setiap tendangan. Wanita itu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Han Sen, yang membuatnya agak tenang. Jadi, dia menggunakan tangannya untuk berusaha menyembunyikan payudaranya. Chapter 589 - Diserap Cahaya ungu yang dipancarkan dari tubuh wanita itu mulai memudar. Meskipun dia benar-benar marah, dia masih bisa membatasi kekuatan serangannya. Jika dia tidak melakukannya, dengan kekuatan seseorang yang telah membuka kunci gen pertama, satu tendangan saja sudah cukup untuk mengakhiri Han Sen. Jelas baginya bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Han Sen. Jadi, terlepas dari amarahnya, dia berhasil membatasi kekuatan serangannya. Apalagi dengan cahaya ungu yang dia dorong ke tubuh Han Sen. Cahaya ungu ini akan berusaha untuk menembus tubuhnya dan menjernihkan pikirannya dari segala kekuatan yang mengganggu. Meskipun tubuh Han Sen menderita, dia bisa merasakan sensasi aneh tapi lembut mengalir di dalam seluruh tubuhnya. Tampaknya membantu menundukkan dan menghilangkan efek jamur merah yang telah dia konsumsi. Pikirannya kembali jernih, dan setelah itu dia mampu menutup matanya dan fokus pada mempraktekkan kembali Kekuatan Giok Matahari. Dia kemudian mulai menyerap cahaya ungu dan jamur merah ke dalam ginjalnya. Ketika dua kekuatan berbeda memasuki ginjalnya, mereka membuat organ-organ bercahaya dalam dua warna representatif mereka. Ginjalnya kemudian mulai bersinar seperti nugget merah, ungu, dan emas. Karunia kekuatan ini terjadi di seluruh tubuhnya. Han Sen merasakan rasa sukacita yang luar biasa di dalam hatinya. Memiliki kedua kekuatan ini mengkonsumsi dan menyegarkannya, dia merasa seolah-olah Kekuatan Giok Matahari -nya menjadi terus menerus semakin membaik. Prosesnya cepat dan tidak bermasalah, dan sepertinya semuanya akan segera berakhir. Wanita itu memanggil baju baja jiwa binatang untuk menutupi tubuhnya dan duduk di kursi. Dia terlihat penasaran, wajahnya terlihat bingung saat menyaksikan Han Sen, di antara wajahnya yang memerah. "Aku seharusnya membunuhmu." Wanita itu memikirkan adegan yang memalukan dan mengerikan yang telah dialami, dan dia memandang Han Sen dengan jijik. Ratu telah berkelana di Medan Es, dan dia mengetahui bahwa Han Sen tinggal di daerah itu dari Huangfu Pingqing. Jadi dia berpikir untuk mengunjunginya dan ingin menanyakan sesuatu padanya. Ratu tidak ingin mengganggu atau mempengaruhi orang lain, jadi dia datang kesini sendirian di malam hari. Dengan keahlian spionase, dia tahu dia tidak akan ditemukan dalam perjalanan ke sana, tapi ini adalah hal terakhir yang dia harapkan. Ketika dia berpikir tentang tubuhnya yang dirasakan oleh seorang pria seperti Han Sen, dia ingin menamparnya sampai mati. Tapi Ratu juga tahu bahwa kemungkinan besar kedatangannya telah mengganggu Han Sen sehingga dia bertingkah laku tidak sesuai dengan karakter yang sebenarnya. Dia tidak menyalahkan Han Sen, tetapi dia sekali lagi berpikir tentang bagaimana tubuhnya - yang belum pernah disentuh oleh pria lain sebelumnya - telah dicumbu oleh seseorang sedemikian rupa. Dia tersipu di dalam hati dan menggertakkan giginya dalam ketidakpastian sampai dia hampir mengeluarkan darah. Tapi Ratu punya sesuatu yang lain yang mengganggu pikirannya. Dengan bakatnya, dia tahu dia seharusnya menangkis Han Sen dan menjauhkannya, tetapi ketika dia bergerak dan menggunakan Go Surgawi, Han Sen mampu mengikuti setiap langkah dan menghalangi jalannya. Mungkin ini sebagian besar disebabkan oleh ukuran kecil rumah batu, tetapi ada juga unsur kejutan. Dia tidak akan pernah menduga Han Sen memiliki kekuatan seperti ini. Kejutan tiba-tiba inilah yang membuatnya terpojok. Dia adalah orang yang mengajarkan Han Sen tentang Go Surgawi, tetapi perhitungannya tentang kemajuan keahlian Han Sen jelas meleset dan telah menyebabkan kesalahan yang menyedihkan ini. Pikiran dan tubuhnya tidak siap, itulah sebabnya dia terpojok ke dinding. Jika Ratu telah siap dengan apa yang akan terjadi, segalanya akan berbeda dan Han Sen tidak mungkin dapat mengikuti langkahnya dan menempelnya ke dinding. "Bagaimana dia melakukannya?" Ratu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Dia hanya mengajari Han Sen sebagian kecil dari Go Surgawi, tetapi tingkat keahlian Han Sen sudah tidak terlalu jauh di belakang miliknya. Dengan tingkat kemajuan ini, sudah pasti keahlian Han Sen akan menjadi semakin baik. Dengan kebugaran Han Sen, dan jumlah keahlian yang dia latih secara aktif, dia juga tidak mungkin akan kalah darinya dalam pertarungan habis-habisan. Ratu sangat terkejut. Dia hampir tidak percaya bahwa dengan sedikit keahlian yang dia ajarkan, Han Sen, bisa membuat perkembangan yang begitu besar. Kebugaran Han Sen ternyata sangat kuat juga. Kebugarannya tidak terlalu jauh di belakang miliknya, meskipun sebenarnya kunci gen pertamanya tetap terkunci. Seingatnya, Han Sen hanya berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama lebih dari setahun. Ini bukan tempat yang populer, dan untuk mendapatkan bakat dan kemampuan seperti ini di sini dalam waktu yang singkat cukup menakutkan. "Aku akan menguji kekuatannya, tapi tampaknya tidak perlu saat ini. Mungkin ketika dia membuka kunci gennya, aku bisa membiarkannya bergabung denganku. Tapi ..." Ratu kemudian berpikir tentang kejadian sebelumnya. Sebagian dari dirinya ingin pergi dan tidak pernah memandang bajingan ini lagi. Tapi Ratu adalah Ratu, dan dia memiliki tekad yang lebih besar daripada kebanyakan wanita. Dia tidak pergi. Dia terus duduk di sana dan menatap Han Sen dengan dingin. Ketika Han Sen akhirnya menyerap jamur merah dan cahaya ungu, meskipun dia belum selesai mempelajari Kekuatan Giok Matahari seperti yang dia harapkan, efek samping terangsang dari jamur merah tampaknya telah benar-benar menghilang. Tetapi perlu diingat bahwa kemenangan kecil ini hanya tercapai berkat bantuan cahaya ungu. Sekarang setelah ginjalnya menyerap cahaya ungu, segalanya tampak berbeda. Dia percaya bahwa jika dia makan jamur merah lagi, nafsu birahi itu tidak akan dapat mempengaruhinya lagi. Untuk mengujinya, yang harus dia lakukan hanyalah mengambil jamur terakhir dan memakannya, lalu berlatih Kekuatan Giok Matahari untuk terakhir kalinya untuk menyelesaikan latihannya. Han Sen membuka matanya dan melihat Ratu di depannya, menatapnya dengan dingin. Ingatan tentang adegan dan semua ketegangan seksualnya kembali kepadanya. Membayangkan dia meraih payudara itu sebelumnya, dia tidak bisa menahan diri untuk menatap dadanya. Luar biasa. Mereka luar biasa. Han Sen telah melihat banyak gadis cantik pada masanya, tapi ini adalah satu-satunya yang cantik dan sekuat dirinya. Dan payudaranya sama sekali tidak kalah dengan yang dimiliki oleh Huangfu Pingqing. Segala sesuatu tentang dirinya sempurna. "Jika kamu ingin mati, maka teruslah menatap." Ratu dengan dingin menatap Han Sen. Wajahnya tidak menunjukkan emosi, tetapi kemarahan terus mendidih di hatinya. Jika perilaku Han Sen tidak dipicu oleh gangguan kehadirannya, dia akan menamparnya sampai mati sekarang. "Aku minta maaf, tapi ini kamarku. Kau yang datang tanpa diundang; kau tidak bisa menyalahkanku." Han Sen batuk ketika dia mengatakan ini. Dia melihat wanita itu terus menatapnya, dan sepertinya ingin membunuhnya. Hatinya dilanda hawa dingin, jadi dia cepat-cepat mengganti topik pembicaraan dan bertanya, "Lagi pula, siapa kau? Dan mengapa kau datang ke sini?" Han Sen belum pernah melihat wajah Ratu sebelumnya, dan pikiran bejat tadi telah mengacaukan kepalanya. Menderita amnesia ringan atas apa yang terjadi ketika dia dipukuli, dia lupa keahlian apa yang digunakan Ratu untuk memukulnya hingga jadi bubur. Tapi temperamen Ratu telah membuat Han Sen berpikir dia pernah mengenalnya dari suatu tempat. "Ratu," kata Ratu kepadanya. Han Sen terperangah. Dia berkata, "Hah! Kenapa kau ada di sini?" Setelah Ratu memperkenalkan dirinya, Han Sen mengerti mengapa dia tampak begitu akrab. Hanya seseorang dengan kekuatan yang dia miliki, membuat kehadiran wanita lain yang pernah dia temui sebelumnya menjadi kerdil, yang bisa menyebut dirinya Ratu. "Aku hanya kebetulan lewat. Aku datang untuk melihat apakah kamu cukup mampu untuk bergabung dengan kami dalam perburuan kami, tetapi dari apa yang telah kulihat sejauh ini, aku pikir mungkin belum saatnya. Kapan kamu akan membuka kunci gen pertama?" Ratu berkata tanpa emosi. Ratu memang terkesan dengan keahlian dan kebugaran yang dimiliki Han Sen, tetapi semua itu akan sia-sia jika dia tidak membuka kunci gen pertamanya. Tanpa melakukan itu, dia tidak akan pernah selamat dari pertarungan yang akan dia ikuti. "Aku khawatir akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membukanya, tapi aku tetap bisa membantu memburu beberapa makhluk," jawab Han Sen. Ratu tidak mengatakan apa-apa lagi, dia hanya berdiri dan bersiap-siap meninggalkan ruangan. Alasan mengapa dia tinggal di sana adalah agar dia bisa mengajukan pertanyaan itu dan melihat bagaimana tanggapan Han Sen. Lagipula, itu karena Han Sen yang berperilaku seperti itu. Chapter 590 - Kekuatan Yang Tak Terbatas Han Sen tidak memohon Ratu untuk tinggal. Lagi pula, apa yang terjadi sebelumnya terlalu memalukan. "Setelah aku membuka kunci gen pertama, di mana aku bisa menemuimu?" Han Sen bertanya. "Kirim pesan ke Pingqing. Dia akan memberitahumu," jawab Ratu saat dia keluar dari kamar. Setelah dia keluar dari kamar, dia berhenti dan berkata, "Sehubungan dengan apa yang terjadi sebelumnya, jika kabar itu keluar, kau akan mati." Lalu dia pergi untuk selamanya. Melihat Ratu pergi, Han Sen memikirkan semua kata yang dia ucapkan. Jelas, Ratu telah membuka kunci gen pertamanya. Dia juga mengatakan istilah kami, yang berarti dia tidak berburu sendirian. Karakter yang kuat seperti dia membutuhkan orang lain pada tingkat yang sama untuk berburu? Hanya ada satu kemungkinan yang bisa dipikirkan Han Sen. Mereka sedang berburu makhluk super. "Aku ingin tahu apakah mereka pernah membunuh makhluk super sebelumnya." Han Sen terganggu dengan informasi ini, tapi dia belum membuka kunci gennya. Dia sama sekali tidak memenuhi syarat untuk bergabung dengan mereka. "Sepertinya aku harus cepat-cepat berlatih Kitab Dongxuan, meskipun aku tidak bisa terburu-buru." Han Sen lalu duduk di tempatnya, memikirkan hal-hal lain. Jika dia ingin membuka kunci gen pertamanya, cara tercepat untuk melakukannya adalah melalui penguasaan Kulit Giok. Tetapi dia tidak berani mempelajari keahlian itu sepenuhnya, karena ketakutannya menjadi seperti orang-orang kejam dari keluarga Xue. Itu adalah keputusan yang sulit. "Aku sudah mempelajari Kitab Dongxuan begitu lama, mungkin Kulit Giok telah dimurnikan. Ayo kita coba!" Han Sen benar-benar ingin melihat apakah orang-orang dengan Ratu benar-benar pergi untuk berburu makhluk super. Dan dia ingin tahu apakah mereka pernah membunuh makhluk super sebelumnya. Untuk ini, dia pikir layak untuk kembali mengambil risiko dengan Kulit Giok. Tapi dia sudah memiliki Kitab Dongxuan, dan jika ada masalah saat mempelajari Kulit Giok, dia selalu bisa menggunakan Kitab Dongxuan untuk menetralisir. Tetapi sebelum dia meneruskan mempelajari Kulit Giok, dia kembali ke lembah bersalju untuk mengambil jamur merah terakhir. Dia memotongnya menjadi irisan tipis dan menggunakannya untuk melatih Kekuatan Giok Matahari. Meskipun dia terus menderita sensasi terbakar, itu adalah sesuatu yang bisa dia kendalikan. Setelah dia menyerap energi jamur merah, ginjalnya bersinar dan kekuatannya terasa tak terbatas. Namun hati Han Sen terasa aneh. Meskipun Kekuatan Giok Matahari yang dia pelajari sudah benar, sekarang dia merasakan sentuhan yang berbeda dari sebelumnya. Ada cahaya ungu magis yang bersinar di sampingnya. "Cahaya ungu itu pastilah kekuatan yang Ratu didorong ke arahku. Itu pasti kekuatan yang dia peroleh dari membuka kunci gen pertamanya. Tapi bagaimana aku bisa menggunakannya untuk keuntunganku? Aku tidak yakin apakah ini hal baik atau buruk, karena tampaknya sudah terperangkap di ginjalku sekarang." Han Sen terbawa oleh pikirannya. Apa pun masalahnya, tampaknya tidak ada konsekuensi negatif. Setelah mengkonsumsi sisa jamur, Kekuatan Giok Matahari akhirnya selesai. Kedua ginjalnya sekarang bersinar seperti kompor, memberikan kekuatan tanpa henti untuk Han Sen. Dia tidak yakin apakah itu dipengaruhi oleh Kekuatan Giok Matahari, tetapi Mantra Klenik Han Sen juga telah menyelesaikan tahap pertama "Panjang Umur." Di masa lalu, setiap kali Han Sen menggunakan Mantra Klenik, jika dia menggunakannya terlalu lama, hatinya tidak akan bisa menahannya dan akhirnya merusak tubuhnya. Tetapi setelah mempelajari Panjang Umur, tidak hanya Mantra Klenik menjadi lebih kuat, dia juga dapat menggunakannya tanpa batas, tanpa menderita kerusakan tubuhnya. "Dengan Kekuatan Giok Matahari dan Panjang Umur, seolah-olah aku memiliki kekuatan tak terbatas. Setiap keahlian sulit yang aku pelajari dapat digunakan tanpa batas waktu tanpa perlu beristirahat." Han Sen, setelah mempelajari semua ini, menjadi sangat senang. Ini hampir seperti tipuan. Meskipun rasanya tidak ada yang istimewa ketika tidak aktif, saat menggunakannya terasa sangat kuat. Seperti Yi Dongmu, ketika dia menggunakan serangan angin, dia memusatkan semua kekuatan di tubuhnya menjadi satu serangan. Setelah dia menyerang, akan ada waktu pemulihan yang lama. Tapi sekarang, Han Sen berbeda. Dia bisa menggunakan serangan angin seperti biasa, berulang-ulang tanpa istirahat. Dia tidak perlu istirahat. Itu seperti memainkan videogame di mana seseorang harus mengumpulkan kekuatan untuk melepaskan kemampuan pamungkas mereka. Tapi Han Sen telah mendobraknya sehingga dia bisa menggunakan kemampuan supernya berulang-ulang. Kekuatan Giok Matahari dan Panjang Umur membuat kombinasi yang menakutkan. Han Sen terguncang. Tapi Han Sen tidak tahu bagaimana menggunakan serangan angin. Tapi itu tidak masalah, karena dia memiliki keahlian pamungkas yang paling kuat: Pisau Guntur. Di masa lalu, dia harus beristirahat selama delapan detik sebelum bisa melakukannya lagi. Sekarang, dia bisa menggunakannya berulang kali. "Sepertinya aku harus memodifikasi Pedang Ganda lagi." Han Sen sangat gembira, meskipun ada masalah baru. Karena vitalitasnya, keahlian Pedang Rangkapnya masih kurang di beberapa bagian. Vitalitas dan kekuatannya tidak pernah bisa cukup tinggi untuk mendukung tuntutan keahlian. Tetapi sekarang segalanya berbeda. Han Sen bisa menggunakan Pedang Ganda sepenuhnya. Setiap keahlian adalah keahlian kekuatan tertinggi; dan sekarang, kerusakan yang ditimbulkan kemungkinan besar akan tiga kali lipat. Akan jauh lebih mudah baginya untuk membunuh Roh Kembar seperti ini. Han Sen berniat untuk melakukannya, dan dia akan melakukannya. Dia memodifikasi keahlian Pedang Ganda-nya sekali lagi. Dia ingin membuatnya menjadi keahlian tertinggi. Dia menukarkan lima lisensi Aula Orang Suci peringkat-S untuk lima keahlian pedang kuat kelas evolver. Dia meminjam tekniknya dan menerapkan dalam keahlian Pedang Ganda, memodifikasi mereka sehingga setiap keahlian yang dipertunjukkan adalah yang paling utama. Keahlian Pedang Ganda sekarang adalah dua keahlian pedang yang dikombinasikan dengan lebih dari seratus gerakan. Setelah modifikasi yang kuat, jumlah itu diturunkan menjadi lima puluh. Bahkan setelah bekerja keras, jumlahnya diturunkan menjadi dua belas. Dua set dari dua belas gerakan itu adalah keahlian yang menangani kerusakan yang paling murni, dan paling terkonsentrasi. Setiap gerakan memiliki sifat khusus sendiri, tetapi ketika mereka semua digabungkan dan dilemparkan sekaligus, dia yakin tidak ada lawan yang dapat menahan serangan yang menghancurkan seperti itu, tidak peduli kekuatan atau tingkat mereka melampaui Han Sen. "Ini adalah keahlian Pedang Ganda yang selalu aku idamkan. Berurusan dengan Roh Kembar seharusnya tidak sulit lagi. Tapi aku penasaran apakah Qi Xiuwen telah berhasil meyakinkan Li Xinglun dan Philip." Han Sen tidak bisa menunggu lagi untuk menyerang tempat penampungan kerajaan. Qi Xiuwen telah menghadapi banyak perlawanan dalam upayanya untuk meyakinkan Li Xinglun dan Philip. Ini karena dia tidak dapat menyelesaikan masalah kumbang perak mereka. Li Xinglun dan Philip tidak berani menyerang tempat penampungan kerajaan sembari berada di bawah ancaman mereka saat ini. Jadi, Qi Xiuwen harus membayar mahal untuk meyakinkan Li Xinglun dan Philip untuk setuju dan bergabung dengan serangan terhadap tempat penampungan kerajaan. "Medan es akan menjadi milikku, Qi Xiuwen!" Qi Xiuwen kembali ke Tempat Penampungan Dewa Hitam dengan penuh kegembiraan. Mengambil tempat penampungan kerajaan dan menjadi bos medan es adalah prospek yang menarik baginya. Dan catatan seperti ini pasti akan mengubah pandangan ayahnya terhadap dirinya. Mungkin dia bahkan bisa mewarisi Dong Lin. Chapter 591 - Menyerang Tempat Penampungan "Kakak Han, semuanya sudah siap. Kita dapat menyerang tempat perlindungan kerajaan kapanpun kita inginkan." Qi Xiuwen kembali ke Tempat Penampungan Dewa Hitam dan melaporkan kepada Han Sen bahwa dia telah berhasil meminta bantuan Li Xinglun dan Philip untuk melakukan serangan itu. "Bagus sekali. Kita akan mengikuti rencanamu." Han Sen sedang melihat-lihat rencana yang telah dirumuskan Qi Xiuwen. "Kakak Han, tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mengecewakanmu! Kami akan menaklukan tempat penampungan kerajaan." Qi Xiuwen berkata pada Han Sen, sengaja berbohong padanya. Hatinya mencibir, "Kami akan menaklukan tempat penampungan kerajaan. Tapi pemiliknya bukan dirimu, Han Sen. Tidak. Akulah yang akan memilikinya!" Han Sen memandang Qi Xiuwen, yang memperlihatkan wajah yang tulus dan setia. Lalu dia tersenyum, menepuk pundaknya, dan berkata, "Pergilah. Aku percaya padamu." Han Sen bukan orang yang senang disibukkan. Dia menikmati menonton orang lain sibuk. Setelah Qi Xiuwen pergi, Yang Manli mendekati Han Sen dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Dia berkata, "Apakah benar-benar tidak apa-apa membiarkan Qi Xiuwen menangani seluruh rencana menyerang tempat penampungan kerajaan?" Han Sen tersenyum dan menjawab, "Tempat Penampungan Dewa Hitam milik Dong Lin. Mengizinkan Qi Xiuwen untuk membuat rencana akan membebaskan kita untuk bertarung sekuat tenaga. Ini adalah strategi yang bagus." "Dan apa yang terjadi setelah kita menyerang tempat penampungan?" Yang Manli tidak seoptimis Han Sen. Alisnya berkerut, dan dia terus mengerutkan kening tanpa pernah membiarkan dahinya rileks. "Jangan kuatir. Tempat penampungan kerajaan akan dimiliki oleh Han," jawab Han Sen. Yang Manli memperhatikan Han Sen begitu percaya diri, jadi walaupun dia sebenarnya masih merasa khawatir dan ragu, dia tidak berbicara lagi. Pasukan dari berbagai tempat penampungan sekarang bergerak dan mendekati tempat penampungan kerajaan. Dengan berani, mereka bergerak ke samping tempat penampungan untuk membersihkan semua makhluk di sekitarnya, untuk mepersiapkan pertempuran besar yang akan berlangsung. Semua orang berkemah dan menunggu untuk dibagi menjadi tiga kelompok dan diberikan perintah. Kelompok Han Sen adalah yang paling kuat, dan mereka yang ditugaskan untuk menyerang gerbang utama. Han Sen mengikuti rencana Qi Xiuwen, tanpa membuat perubahan apapun. Akibatnya, Qi Xiuwen merasa agak sombong. Dia merasa yakin bahwa Han Sen mempercayainya sepenuhnya, dan dia telah berhasil menaklukan Han Sen. Qi Xiuwen hampir merasa tidak enak karena begitu sudah begitu manipulatif. "Tunggu saja sampai aku mendapatkan tempat penampungan kerajaan. Jika dia mendengarkan apa yang aku katakan padanya, maka aku tidak akan memperlakukannya dengan buruk," pikir Qi Xiuwen, tapi setelah itu merubah pendirian. "Orang seperti ini tidak cocok untuk diberikan tanggung jawab penting. Jika orang yang mengemban tanggung jawab tidak cukup kejam, maka suatu hari nanti orang lain akan berusaha untuk mengambil keuntungan dan mencoba menginjak-injakku." Pengepungan dimulai. Binatang buas yang berada di balik dinding tempat penampungan, walaupun berjarak puluhan mil, masih terdengar suara mengaumnya . Ketegangan mulai meningkat saat mereka mendekati medan pertempuran. Dan akhirnya, semua orang bergerak maju untuk bertarung. Jauh dari sana, di lereng gunung bersalju, seorang wanita bugar menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung. Dia berbicara pada dirinya sendiri, "Aku seharusnya dapat melihat seperti apa kekuatannya dari sini." Jauh dari sana, di sisi lain medan pertarungan, seorang gadis kecil berdiri dan mengamati pemandangan itu juga. Dia memiliki rambut hitam panjang yang hampir mencapai tanah. Dia memegang rubah perak di tangannya. Walaupun ini adalah pengepungan, hanya beberapa orang dari Tempat Penampungan Dewi yang bertarung bersama Han Sen. Orang-orang yang membantunya tidak terlalu kuat, dan sebagian besar mereka diperintahkan oleh Qi Xiuwen dan diposisikan di tempat lain. Tapi kali ini, Qi Xiuwen tidak melihat arwah berambut perak. Ini membuatnya merasa aneh. Qi Xiuwen tidak tahu bahwa arwah berambut perak tidak akan meninggalkan Aula Arwah, dan dia takut Han Sen akan berlari mendahuluinya dan berusaha mencuri batu arwah. Tapi Han Sen tidak terlalu peduli. Dia mengenakan baju baja berdarah sakral dan memegang dua pedang favorit di tangannya. Bersama dengan Yang Manli dan para petarung lainnya, dia memimpin penyerangan mereka ke gerbang utama. Qi Xiuwen telah memberi Han Sen posisi ini, di mana makhluk-makhluk terkuat berada. Dengan hanya dukungan dari beberapa orang dari Tempat Penampungan Dewi, dia berharap para monster akan melenyapkan mereka. Tapi bukannya bertempur untuk maju dengan perlahan-lahan, Han Sen dan orang-orangnya malah memutuskan untuk bergegas maju dengan sengit. Qi Xiuwen menggelengkan kepalanya saat melihat itu, dan suara-suara yang bertentangan di dalam dirinya berargumen sekali lagi, "Orang itu berani; Aku akan memberinya itu. Tapi dia sama bodohnya! Sulit untuk melakukan bisnis dengan orang seperti itu ... tetapi sekali lagi, seseorang yang seberani itu mungkin berguna di masa depan." Qi Xiuwen, tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba memperhatikan ada banyak celah di tanah, yang berasal dari tempat penampungan kerajaan. Dan kemudian, parade kumbang perak yang tak terhingga jumlahnya membanjiri medan pertarungan Pertarungan baru saja dimulai, tetapi sudah, kumbang-kumbang perak telah muncul. Ini sangat berbeda dengan pertarungan yang sebelumnya, dimana mereka baru muncul di saat-saat akhir. Qi Xiuwen mengerutkan kening tetapi sudah membuat persiapan untuk menyambut kedatangannya. Jika tidak, maka tidak mungkin dia tidak mungkin dapat meyakinkan Li Xinglun dan Philip untuk menyerang tempat penampungan. Sinyal dikirim, dan semua prajurit membuka ransel mereka dan melemparkan daging makhluk ke seberang lapangan. Dalam hitungan detik, seluruh lapangan bersalju itu basah kuyup seperti genangan darah berbusa. Kumbang perak tidak membedakan teman atau musuh, atau bahkan mengenali siapa penyerang mereka. Tetapi ketika mereka mencium bau darah, mereka segera mengalihkan perhatian ke tumpukan daging berdarah. Setelah jalur mereka dialihkan, ruang kosong muncul dengan sendirinya. "Masuk ke sana!" Qi Xiuwen berteriak. Semua evolver menghindari kumbang dan berlari ke depan, mengerahkan serangan terkuat mereka saat mereka bergerak maju menuju tempat penampungan kerajaan. Tapi ketika Qi Xiuwen menoleh untuk melihat gerbang utama, dia melihat Han Sen dan orang-orangnya sudah ada di sana. Kecepatan mereka dalam menyingkirkan makhluk-makhluk buas mengejutkan dirinya. Makhluk-makhluk di gerbang utama adalah yang terkuat, dan walaupun demikian, tidak ada korban sama sekali dalam tim Han Sen. Han Sen ada di depan, memegang dua pedang. Satu berwarna perak dan satu berwarna ungu. Saat bertarung, dia seperti sedang menari, dan setiap langkah yang dia lakukan di sekitar monster akan melukai musuhnya, menumpahkan darah. "Keahlian yang kuat, pastinya. Tapi dia tetap adalah seorang pria yang bodoh." Qi Xiuwen menatap langit di atas tempat penampungan kerajaan. Dalam hatinya, dia berfikir, "Tempat penampungan kerajaan ini telah menjadi tuan rumah bagi sejumlah besar makhluk. Iblis Guntur akan datang dari sisi lain, dan dia seharusnya akan tiba di Aula Arwah sebelum Han Sen. Aku hanya berharap mereka dapat menjinakkan dan menundukkan arwah di sana. Semua arwah kerajaan yang tinggal di tempat ini pastilah sangat marah dan tidak akan mudah mengatasi mereka!" Sementara Qi Xiuwen berpikir, dia melihat Han Sen sudah memimpin orang di dalam tempat penampungan. Karena kemunculan kumbang perak, banyak makhluk telah kabur, sehingga mengurangi perlawanan yang mereka hadapi. Qi Xiuwen tidak berani memperlambat langkahnya, dia berlari menuju tempat penampungan dari jalan lain. Namun, dia tetap tidak terburu-buru karena Han Sen tidak mungkin lebih cepat dari Iblis Guntur. Pada saat Han Sen mencapai Aula Arwah, dia merasa yakin bahwa arwah di dalamnya sudah dijinakkan oleh sekutu rahasianya. Namun, apa yang terlewatkan oleh Qi Xiuwen di tengah semua kekacauan ini adalah rubah perak juga berhasil menyelinap ke dalam tempat penampungan. Dia juga berlari menuju Han Sen. Yang Manli, Zhu Ting, Paman Qing, dan orang-orang lainnya sekarang mengikuti Han Sen saat dia memasuki tempat penampungan kerajaan. Tetapi ketika mereka masuk ke sana, mereka terkejut melihat jumlah makhluk yang jauh lebih besar daripada di luar. Dan terlebih lagi, ada banyak varian makhluk berdarah sakral campuran. Sepertinya arwah itu tidak harus keluar dan bergabung dalam pertarungan. "Ada terlalu banyak makhluk disini. Haruskah kita menunggu sampai kelompok lain muncul?" Zhu Ting melihat ke sekeliling dengan gusar. Mereka adalah satu-satunya yang bergegas masuk, dan yang lainnya masih tertinggal cukup jauh di belakang. "Tidak perlu menunggu," kata Han Sen, dan ketika dia melakukannya, seekor rubah perak melompat ke pundaknya. Chapter 592 - Keajaiban Zhu Ting dan orang-orangnya terkejut dan merasa bimbang ketika melihat banyak sekali makhluk kuat yang menghadapi mereka sekarang. Jumlah mereka jauh melebihi dua ratus orang yang dibawa bersama Han Sen. Mereka bahkan tidak begitu berbakat; jadi, sulit membayangkan pembantaian yang akan terjadi jika mereka mulai menyerang. Bahkan jika makhluk-makhluk itu pun antri dan membiarkan mereka bertarung satu lawan satu, setiap petarung cepat atau lambat akan menjadi kelelahan untuk bertarung dan akan terbunuh. Paman Qing, lelaki tua yang telah melihat banyak pertarungan, memasang wajah suram. Melihat makhluk-makhluk itu tidak bergerak, dia tidak berani masuk dan memprovokasi mereka. Namun, Han Se bertemu dengan makhluk itu sendirian. Yang lain tidak yakin apakah akan mengikutinya. Detik berikutnya, Yang Manli, Paman Qing, dan Zhu Ting dibiarkan menatap tak percaya. Saat Han Sen berlari ke arah monster, mereka terpisah seperti lautan, seolah-olah mereka takut padanya. Mereka tampak ketakutan, dan mereka masing-masing bergegas keluar. Setiap kali Han Sen melangkah maju, makhluk lain mundur selangkah. Bahkan seekor ular titan yang panjangnya seratus kaki mundur ke belakang dan tidak berani melawannya. Melihat Han Sen berjalan seperti dewa adalah hal yang aneh untuk ditonton. Yang Manli dan yang lainnya tercengang, dan mereka hampir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. "Bos, apakah kamu berjalan menuju surga?" Zhu Ting mengikuti. Paman Qing dan yang lainnya mengikuti, juga, walaupun mereka terlihat ketakutan dan bingung. Ketika mereka mengikuti Han Sen, makhluk-makhluk yang berada di dekat mereka akan lari tunggang langgang. Dia benar-benar seperti dewa, menyebarkan ketakutan sampai ke tulang-tulang setiap monster di tempat penampungan. "Bagaimana dia bisa melakukan itu?" Yang Manli merasa bingung ketika dia melihat Han Sen, dan dia tidak bisa membayangkan kekuatan apa yang dia gunakan. Paman Qing terlihat yakin, dan mungkin sedikit fanatik ketika dia memandang Han Sen. "Dia benar-benar pewaris Master Han, bukan? Dia memang memiliki kekuatan magis - benar!" Bagi yang lain, mereka merasa telah melihat mukjizat atau mereka bermimpi. Han Sen membawa Yang Manli dan sisanya ke Aula Arwah. Dia akrab dengan tempat ini dan tidak ingin membuang waktu lagi. Jadi dia bergegas masuk begitu dia tiba. Terletak tidak terlalu jauh dari dinding tempat penampungan kerajaan, Ratu dapat melihat semuanya. Dia juga cukup terkejut. "Bagaimana dia melakukannya?" Walaupun ada beberapa obat yang sanggup mengusir makhluk tertentu, benda seperti itu tidak akan berfungsi ketika menghadapi makhluk di bawah perintah arwah. Terutama dengan jumlah mereka yang sangat besar. Ini meningkatkan minat Ratu pada Han Sen, jadi dia memutuskan untuk mengamatinya dengan lebih seksama. Dari kejauhan, tentu saja. Akhirnya, Qi Xiuwen berhasil memasuki tempat penampungan bersama dengan orang-orangnya. Apa yang dilihatnya membuatnya merinding dan agak takut. Ada makhluk di mana-mana, dan dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada apa yang mereka hadapi di medan pertarungan di luar sana. Bahkan ada banyak makhluk berdarah sakral yang menunggu mereka. Tapi dia tidak bisa melihat kemana Han Sen atau pasukannya pergi, dan dia juga tidak bisa melihat tanda-tanda telah terjadi pertarungan. Seolah-olah Han Sen dan pasukannya telah menarik Houdini, menghilang tanpa jejak. "Itu aneh. Di mana mereka?" Qi Xiuwen bingung, tapi dia tidak bisa menghabiskan terlalu banyak waktu memikirkannya. Sekelompok besar makhluk mendekat, dan semua orang terdesak untuk masuk ke dalam pertempuran yang mengerikan dengan monster-monster yang mendekati mereka. Pada saat ini, Han Sen dan pasukanya berada tepat di luar Aula Arwah, dan mereka sampai di sana tanpa kesulitan. Yang Manli ingin mengguncang dirinya sendiri, seolah berusaha bangun dari mimpi aneh. Setelah dia melihat arwah wanita emas dan perak, dia tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Arwah kembar itu tinggal di tempat penampungan ini?" "Kalian beristirahat dulu, duduk dan menonton. Aku akan membereskan ini." Han Sen telah melatih keterampilan gandanya cukup lama demi mengalahkan arwah kembar. Dia tidak ingin orang lain bergabung, karena dia ingin mengalahkannya sendiri. Selain itu, orang-orang dari tempat penampungan lain belum tiba. Jika mereka mengalahkan arwah kembar terlalu cepat, banyak makhluk akan lari juga. Hadiah yang dapat diperoleh semua orang akan berkurang, jadi dia ingin menunggu Qi Xiuwen dan yang lainnya tiba sebelum menghabisi arwah itu. Paman Qing dan pasukannya sudah memperlakukan kata-katanya seperti Injil, dan sekarang, mereka menyaksikan Han Sen pergi ke arwah kembar seolah-olah dia benar-benar adalah dewa mereka yang akan berperang. Namun, mereka merasa aneh. Sejumlah besar makhluk di tempat penampungan kerajaan hanya berdiri dan menyaksikan Han Sen mulai bertarung dengan arwah kembar. Mereka tidak melakukan apa-apa, dan itu sangat membingungkan sehingga jika mereka menceritakan kisah ini kepada orang lain yang tidak ada di sini yang melihat dengan mata sendiri, orang-orang akan menganggap mereka sebagai pembohong atau orang gila. Ginjal Han Sen penuh dengan energi dan jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya terasa seperti memiliki kekuatan yang tak terbatas. Sambil memegang pedang ungu dan peraknya, dia berlari ke arah arwah kembar tanpa ragu-ragu. Arwah kembar membenci Han Sen. Dengan erat memegang pedang emas dan perak mereka, dan bertarung melawan musuh bebuyutan mereka sekali lagi. Setiap serangan dijatuhkan seperti kilat emas dan perak. "Keterampilan yang sangat bagus. Tidak heran mereka adalah arwah kerajaan. Apakah bos akan baik-baik saja melawan mereka berdua?" Ketika Zhu Ting menyelesaikan kata-katanya, dia melihat Han Sen menggunakan kedua pedangnya untuk memukul arwah kembar dengan kekuatan yang membuat mereka meluncur di udara. Tak terkalahkan. Setiap orang memiliki kata ini di pikiran mereka. Pedang dan keterampilan Han Sen yang kuat telah membuat arwah kembar dilucuti dari kemampuannya untuk melawan. Tidak peduli seberapa cepat atau kuat arwah kembar menyerang, Han Sen selalu selangkah lebih maju. Kedua tangan Han Sen memegang pedang, dan masing-masing melakukan keterampilan pedang yang berbeda dalam bertarung dengan arwah kembar. Dan saat dia bertarung, arwah kembar itu dipukul mundur semakin jauh. "Bos sangat keren!" "Bos adalah pria sejati!" "Satu pria mengalahkan dua gadis sekaligus? Dahsyat, dia yang terbaik!" Para pemuda di belakang mengibarkan bendera untuk mendukung. Itu nyata. Ini seharusnya menjadi medan pertarungan yang berdarah, tapi mereka sekarang seolah-olah sedang duduk untuk menonton pertunjukan di sebuah arena. Wajah-wajah arwah kembar itu tampak mengerikan. Sebelumnya, mereka bisa melawan Han Sen tanpa kesulitan. Tapi sekarang, mereka tidak bisa menandinginya dan berulang kali dipukul mundur - mereka tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Kemudian Han Sen berlari ke tengah Aula Arwah. Di sisi lain dari tempat penampungan kerajaan, terdapat puluhan makhluk elit yang sedang membunuh. Sebuah jalan terbentuk di antara mereka ketika tubuh-tubuh makhluk yang tak terhitung jumlahnya merosot dan terhuyung-huyung membentuk tumpukan mayat. Di sepanjang jalan berdarah, yang lain sekarang berjalan. Mereka berusaha menemukan tempat penampungan arwah. Pemimpin dari orang-orang ini mengenakan jubah dengan cahaya hijau, dan dia memegang pedang panjang yang menyala, dan bergemericik dengan listrik. Makhluk-makhluk yang terpukul dengan pedang ini terlempar terbang mundur, dibakar menjadi arang oleh api di udara yang mengisi senjatanya. Kelompok orang ini bergerak maju, tanpa mendapatkan hambatan dari makhluk-makhluk yang berusaha menghentikan mereka. Dia adalah Iblis Guntur dan anak buahnya. Tapi tidak peduli seberapa cepat mereka maju, mereka tidak secepat Han Sen, yang bahkan tidak harus bertarung dengan makhluk apa pun. Selain itu, Iblis Guntur dan anak buahnya tidak tahu di mana Aula Arwah berada. Mereka menghabiskan waktu cukup lama untuk mencarinya, tetapi mereka masih tidak dapat menemukannya. Kemudian, dia bertemu Qi Xiuwen. "Apa yang masih kalian lakukan di sini?" Qi Xiuwen melihat Iblis Guntur dan anak buahnya dengan terkejut. "Tempat penampungan kerajaan ini terlalu besar. Mudah sekali tersesat! Kami tidak dapat menemukan dimana Aula Arwah berada. Kami telah menjelajahi ujung lain dari tempat penampungan, jadi seharusnya di jalur ini." Iblis Guntur menunjuk ke arah yang akan dituju. "Ayo pergi. Orang-orang dari dua tempat penampungan lainnya juga sedang dalam perjalanan. Kita tidak bisa membiarkan mereka sampai di sana lebih dahulu!" Qi Xiuwen berkata. Kemudian, bergabung dengan kekuatan Iblis Guntur, mereka berbaris menuju tempat penampungan arwah. Chapter 593 - Kekuatan Yang Menghancurkan Yang Manli dan pasukannya mengikuti Han Sen ke Aula Arwah, di mana Han Sen menggunakan pedangnya untuk penaklukan Arwah Kembar. Melalui rentetan serangan pedang yang tak henti, Arwah Kembar tidak bisa berpijak di tanah dan terdorong kembali, dan mundur lebih jauh. "Ada sesuatu yang aneh dari Han Sen. Dia telah berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama kurang dari satu tahun, jadi bagaimana dia bisa begitu kuat? Entah bagaimana caranya, dia berhasil menekan dua arwah kerajaan secara bersamaan. Dan mengenai apa yang terjadi sebelumnya ... "Zhu Ting menatap aneh, dan dia tampaknya terganggu oleh pikirannya. Pang! Arwah kembar telah didorong sejauh mungkin, dan sekarang membelakangi patung. Wajah-wajah cantik dari arwah-arwah kerajaan tampak pucat dan putus asa. Pedang ular perak dan pedang maskot kuno masing-masing ditekan ke leher arwah. Melihat kedua arwah berlutut, dengan wajah sedih dan kasihan, Han Sen merasa sangat bahagia. Sebelumnya, mereka hampir merenggut nyawanya dengan melukai dengan parah. Hari ini, dia akhirnya bisa membalikkan keadaan dan mengambil kembali kebanggaan yang telah hilang pada saat itu. "Cepat, bunuh mereka dan ambil batu arwah!" seseorang berteriak dari belakang. "Tidak usah terburu-buru; aku akan menunggu sedikit lebih lama." Han Sen belum menghabisi arwah, dia hanya terus meletakkan pedang di leher mereka. Dia ingin memberikan lebih banyak waktu untuk Qi Xiuwen dan sisanya untuk membunuh lebih banyak makhluk. Walaupun Qi Xiuwen memiliki konflik kepentingan yang aneh di dalam hatinya, dia berhasil mengabaikannya. Dengan kekuatan Iblis Guntur dan Tempat Penampungan Dewa Hitam, mereka pastilah kekuatan terkuat di seluruh medan es. Dia merasa yakin pasti akan dapat mengambil tempat penampungan kerajaan untuk dirinya sendiri. Bahkan jika Li Xinglun dan Philip ingin mencegahnya mengambil alih, segala upaya akan sia-sia. Sama sekali tidak ada orang yang bisa melawan Iblis Guntur. Akhirnya, Qi Xiuwen menemukan Aula Arwah. Ketika dia mendekati pintu masuknya, namun, dia merasa aneh karena tidak melihat kehadiran makhluk-makhluk. Yang lebih mengerikan lagi adalah suara pembicaraan manusia yang riang bergema dari dalam. Qi Xiuwen dan Iblis Guntur saling memandang, mengetahui apa yang mereka pikirkan berdua. Bersama-sama, mereka berlari ke Aula Arwah. Diikuti oleh yang lainnya, pasukan yang lebih besar memasuki Aula Arwah. Bola mata Qi Xiuwen melotot saat masuk ke dalam. Dia melihat orang-orang yang seharusnya sedang bertarung di suatu tempat dalam tempat penampungan malah bersantai di di Aula Arwah. Han Sen sudah berdiri di sebelah patung, mengulurkan tangannya untuk mengambil batu arwah yang tertanam di dalamnya. "Itu adalah arwah kembar!" Qi Xiuwen melihat Ha Sen memegang pedang emas dan pedang perak, dengan arwah kembar berdiri di bawah mata pedangnya. Dia sangat terkejut. Melihat Han Sen mengambil dua batu arwah, wanita berambut perak dan wanita berambut emas kemudian secara seremonial berlutut di depan Han Sen. Mereka menundukkan kedua kepala mereka yang sombong dan berbicara bersama-sama, "Putri Yin dan Putri Yang mau tunduk dan menawarkan kesetiaan mutlak kepada tuan yang baru. Kita akan menjadi pelayan yang paling setia." Semua orang sekarang berdiri, menatap para putri yang berlutut dan bersumpah setia kepada Han Sen. Ini adalah sepasang arwah putri. Sudah cukup langka melihat arwah kelas kerajaan membuat sumpah seperti itu, apalagi sekarang mereka berdua melakukannya pada saat yang bersamaan, hampir tidak dapat dipercaya. Masing-masing tangan Han Sen memegang batu arwah, satu perak dan satu emas. Dia menempatkan batu-batu itu di kening Putri Yin dan Putri Yang. Mereka kemudian menjadi satu dengan batu mereka, menghilang ke dalamnya mereka dengan menimbulkan cahaya yang menyilaukan. Semua orang terus berdiri di sana, hanya menonton. Pengambilan arwah kerajaan adalah suatu pemandangan yang sangat langka. Dan kasus arwah kembar ini, mungkin adalah sesuatu yang hanya terjadi sekali setiap seratus tahun. Ketika arwah kerajaan diambil, makhluk-makhluk di dalam tempat penampungan kehilangan alasan untuk tetap mempertahankan apa yang sebelumnya adalah rumah mereka, dan karenanya mereka melarikan diri. Beberapa saat kemudian, Li Xinglun dan Philip tiba di Aula Arwah. "Bukankah kalian seharusnya berburu makhluk-makhluk itu? Apa yang kau lakukan di sini?" Han Sen berbalik untuk mengamati aula dengan matanya, melemparkan pandangan ke seisi aula dan berakhir di Qi Xiuwen. Qi Xiuwen menghela nafas dan berkata, "Kakak Han, kau sangat diberkati. Kau pasti benar-benar beruntung bisa menjinakkan arwah kembar." Tiba-tiba, nada suara Qi Xiuwen berubah. "Tapi kau tidak bisa selalu bergantung dari keberuntungan sepanjang hidupmu. Kakak Han, aku akan mengambil tempat perlindungan ini, oke?" "Qi Xiuwen, apakah kau tidak ingat janji yang dibuat antara keluarga Tang dan Dong Lin?" Han Sen terus menatap Qi Xiuwen saat dia berbicara. "Janji antara Dong Lin dan keluarga Tang hanya berlaku untuk Tempat Penampungan Dewa Hitam. Ini bukan Tempat Penampungan Dewa Hitam, ya kan?" Qi Xiuwen tersenyum. Li Xinglun dan Philip saling memandang, seolah bersepakat akan melakukan sesuatu secara bersamaan. Tapi tiba-tiba, Qi Xiuwen memberikan sinyal dengan tangannya. Dalam hitungan detik, tentara yang tak terhitung jumlahnya dari Tempat Penampungan Dewa Hitam memenuhi setiap sudut aula. "Ini antara saya dan Kakak Han, jadi tolong jangan ganggu kami. Terima kasih, aku menghargai itu," Qi Xiuwen memberitahu Li Xinglun dan Philip. "Qi, kau berjanji bahwa kita bertiga akan bertanggung jawab setelah kita mengambil alih tempat penampungan. Kau akan mengambil semuanya untuk dirimu sendiri?" Kata Philip dingin. "Dunia ini diperuntukkan bagi yang kuat. Bahkan jika aku memberikannya kepadamu, bisakah kau mempertahankan tempat penampungan ini?" Qi Xiuwen kemudian memberikan sinyal untuk para evolver di sekitarnya agar mengambil posisi bertarung. Ada lebih dari empat puluh evolver dengan tingkat kebugaran lebih dari seratus. Wajah Li Xinglun dan Philip berubah. Kedua tempat penampungan mereka hanya memiliki sepuluh evolver dengan tingkat kebugaran lebih dari seratus. Namun, Tempat Penampungan Dewa Hitam seharusnya hanya berisi dua puluh. Bagaimana mungkin sekarang ada begitu banyak? Dengan adanya banyak evolver dengan level seperti itu, mustahil bagi mereka untuk melawan. Maka mereka kembali diam. Yang Manli merengut. Satu batalion seperti itu, akan cukup untuk menyapu bersih seluruh medan es. Namun, Qi Xiuwen benar. Hanya yang kuat yang bisa keluar menjadi pemimpin tangguh. Kekuatan yang dimiliki Qi Xiuwen sekarang benar-benar cukup untuk menegaskan kendali atas apapun yang diinginkannya di medan es. Tidak ada gunanya bagi siapapun untuk melawannya. "Kakak Han, kau dan aku adalah teman. Sayang sekali kita tidak melihat secara langsung tentang ini, tetapi jika kau berjanji akan setia kepadaku dan bersumpah taat, aku akan menjagamu di sisiku. Hubungan kita bisa tetap seperti itu, kecuali peran kita dibalik. " Qi Xiuwen, dipenuhi dengan perasaan dominasi, berbicara kepada Han Sen dengan nada sombong. "Qi Xiuwen, kau sungguh-sungguh menduga bahwa orang-orang ini bisa menghentikanku?" Han Sen membelai rubah perak di tangannya dan mengajukan pertanyaan dengan tenang. Qi Xiuwen tersenyum dan menjawab, "Kakak Han memang sangat kuat. Ini adalah sesuatu yang aku akui dan aku tidak akan berani memandang rendah dirimu." Setelah itu, Qi Xiuwen menunjuk pria di sisinya, Iblis Guntur. Dia kemudian berkata, "Aku hanya bisa berasumsi bahwa kau tidak mengetahui siapa orang ini, jadi izinkan aku untuk memperkenalkannya. Dia adalah evolver paling berbakat di Dong Lin, Iblis Guntur. Hanya sedikit orang yang bisa berharap menjadi seperti dia. "Dia telah berhasil menguasai Inti Guntur. Dia juga telah membuka kunci gen pertamanya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Dia cukup langka di Persekutuan." Wajah semua orang berubah ketika mereka melihat Iblis Guntur dengan ketakutan. Jika dia bisa membuka kunci gen pertamanya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, pria di sisi Qi Xiuwen tidak diragukan lagi adalah seorang jenius. Dia tampak berusia antara empat puluh dan lima puluh tahun, jadi sangat luar biasa sudah memiliki prestasi seperti ini. Keheningan memekakkan telinga semua orang di aula. Qi Xiuwen bersamanya seorang elit yang telah membuka kunci gen pertamanya. Kekuatan semacam ini tidak hanya akan menghancurkan musuh-musuhnya tetapi juga menghancurkan mereka menjadi debu. Aula tidak pernah sehening ini, dan kesadaran yang menyedihkan muncul di hati semua orang yang berada di sana. Harapan mereka telah sirna, dan dengan pria ini dan kekuatan yang dimilikinya, ketakutan untuk kehilangan segalanya di medan es pada Qi Xiuwen menjadi terlalu nyata. Chapter 594 - Konyol "Kakak Han, kau telah memperlakukan aku seperti adikmu. Jika kau mau membantuku, aku akan memperlakukanmu dengan hormat seperti kakak sendiri." Qi Xiuwen menatap Han Sen ketika dia berbicara. "Jika aku bilang aku bersedia membantumu, apakah kau benar-benar percaya aku akan membantumu?" Han Sen menanggapi, melihat kembali Qi Xiuwen dengan tenang. "Aku tidak melihat alasan mengapa aku tidak percaya padamu. Tapi, aku punya obat denganku. Aku berharap bahwa kau akan meminumnya." Qi Xiuwen tidak takut pada apapun. Dia mengeluarkan botol platinum dari saku di dadanya dan melemparkannya ke arah Han Sen. Han Sen menangkap botol itu dan membukanya. Ada banyak pil yang tampak seperti kristal api dengan ukuran yang sama dengan mata seekor merpati. "Pil apa ini?" Han Sen memegang salah satu pil di tangannya dan melihatnya dalam cahaya. Dia memperhatikan bagian luar pil yang mengeras dan berisi cairan di dalamnya. "Ini adalah pil Pembentukan Geno. Dong Lin memiliki teknologi gen biologis yang fantastis. Ini hanya salah satu dari produk kami. Setelah kau memakannya, itu dapat memicu mutasi geno. Ada kesempatan untuk membuatmu menjadi lebih kuat, tapi ..." Qi Xiuwen memberi jeda singkat. Setelah beberapa saat, dia melanjutkan dengan mengatakan, "Tetapi ada juga kemungkinan gen kamu menjadi semrawut. Tapi jangan kuatir! Jika kau menyuntikkan penstabil geno, kau akan dapat menstabilkan gen mutan. Tidak akan membahayakan tubuhmu. Ini bukan produk yang baru saja keluar dari oven; sudah matang dan telah dikembangkan secara luas. Semua akan baik-baik saja." "Jika aku memakan ini, maka artinya aku harus mendengarkanmu selama sisa hidupku." Han Sen berbicara dengan nada dingin ketika dia melihat pil Pembentukan Geno. "Aku harus mengaku, aku tidak akan membiarkan karakter seperti dirimu keluar dari pandanganku untuk waktu yang lama. Jika aku membiarkanmu pergi, pikiranku dan impianku akan terganggu! Itulah sebabnya aku harus segera memasangkan tali padamu selagi aku bisa, "kata Qi Xiuwen. "Kau memiliki lebih dari empat puluh evolver dengan tingkat kebugaran lebih dari seratus, dan kau memiliki elit yang telah membuka kunci gen pertama. Sepertinya kau telah melakukan banyak upaya dalam menyusun pagar betis." Han Sen melihat sekeliling ruangan, mengamati wajah semua yang hadir. "Kakak Han adalah orang yang sangat kuat. Persiapan seperti itu diperlukan. Jika bukan karena aku ingin mengambil tempat penampungan kerajaan ini, aku tidak akan mengganggu Iblis Guntur untuk datang sejauh ini." Qi Xiuwen tersenyum. "Kau benar-benar berpikir bahwa elit spesial kecil di tengah-tengahmu tidak terkalahkan?" Han Sen kembali membelai rubah peraknya. Dia kemudian mencibir dengan senyum menghina. "Apakah kau baru saja mengatakan "elit spesial kecil"?! Kau sebaiknya memperhatikan nada bicaramu, Nak." Wajah Iblis Guntur sekarang berubah saat dia melotot tajam ke arah Han Sen, listrik hijau bergemericik di sekujur tubuhnya. Ketika semua orang melihat listrik yang berputar, dan bergemericik di sekitar Iblis Guntur, harapan mereka sirna. Dia benar-benar elite yang telah membuka kunci gen pertama, dan dia bukan musuh yang bisa dianggap enteng. "Tuan Qi, tidak perlu meladeni obrolan yang melelahkan dengan bocah itu. Jika dia tidak setuju, maka bunuh saja dia." Iblis Guntur mempertahankan pandangannya pada Han Sen saat dia berbicara dengan Qi Xiuwen. "Kakak Han, tolong pertimbangkan itu." Qi Xiuwen mulai kesal. "Apa masalahnya? Aku jujur. Seorang elit yang telah membuka kunci gen pertama mereka? Apakah aku seharusnya merasa takut? Kau bercanda, kan? Apakah kau pikir badut ini akan membuatku takut?" Han Sen berkata, dengan nada ketus. Setelah Han Sen mengatakan ini, wajah semua orang tercengang tidak percaya. Tidak ada yang menduga bahwa Han Sen akan memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu seperti itu. Menghina seorang elit dari tingkat tinggi seperti itu sudah hampir seperti mencari mati. Berani menyebut seorang elit adalah badut, Han Sen sudah gila. "Apakah kau mencari mati, Nak?" Listrik sekarang berputar-putar di sekitar Iblis Guntur, dan sambaran petir hijau pecah di matanya. Sikap tidak hormat Han Sen sepertinya membuatnya sangat marah. Qi Xiuwen belum memberikan perintah untuk menyerang, jadi Iblis Guntur tetap diam. "Kakak Han, jika kau terus begitu keras kepala, maka jangan salahkan aku atas apa yang terjadi selanjutnya." Wajah Qi Xiuwen tampak suram. Dia menoleh pada Iblis Guntur, lalu mengangguk. Iblis Guntur sudah mulai membenci Han Sen. Dia tidak terbiasa dipandang rendah oleh seseorang yang belum membuka kunci gen pertama mereka sendiri. Dia pikir Han Sen tidak tahu diri. Saat Qi Xiuwen mengangguk, perisai listrik secara sengit mengelilingi Iblis Guntur. Dia sepenuhnya dikonsumsi oleh aura hijau api di udara. Tangannya mencengkeram petir fisik yang panjang, dan melemparkannya seperti lembing ke arah Han Sen. Dengan pemandangan mengerikan yang sedang berlangsung sekarang, semua orang mengambil langkah mundur untuk menghindari disambar guntur dan kilat Iblis Guntur. Dia sangat cerdas, mereka bahkan tidak bisa melihat tubuh Iblis Guntur. Mereka hanya bisa mendengar tekanan putaran dari listrik statis dan suara gemercik. Han Sen kemudian melihat tombak petir yang menghampirinya. Kekuatan menakutkan ini membuat jantung semua orang berdebar-debar ketakutan, tetapi mereka merasa agak iri, berharap suatu hari mereka bisa mendapatkan bakat seperti itu. Mereka semua ingin dapat membuka kunci gen pertama mereka suatu hari, tetapi pada kenyataannya, hanya satu dari sejuta orang yang mungkin dapat mencapai status itu. Tetapi di antara rasa iri dan rasa takut, mereka pikir mereka harus menyaksikan Han Sen dibunuh oleh Iblis Guntur. Namun, pada saat itulah rubah perak yang dipegang Han Sen melompat dan mulai bertindak. Awan petir perak muncul dan memusnahkan tombak listrik hijau. Kemudian, lebih banyak guntur membentak langit. Sebelum itu selesai, itu terdengar deretan suara jeritan. Iblis Guntur, yang telah menimbulkan ketakutan di hati setiap orang yang hadir, sekarang menghitam dan hangus. Kemudian dia jatuh ke lantai. Ada tiga luka yang menganga di tubuhnya, luka yang cukup dalam sehingga memperlihatkan tulangnya. Dia menggeliat di tanah, tidak mampu berdiri kembali. Para penonton bergemetar, sungguh-sungguh tidak percaya ketika melihat Iblis Guntur menggeliat-geliat di tanah. Ketika teriakan itu berhenti, Aula Arwah terdiam. Bahkan suara napas tidak bisa terdengar dari kerumunan yang menonton. "Tidak mungkin. Bagaimana caranya?!" "Apa yang terjadi?" "Bagaimana mungkin seorang elit yang telah membuka kunci gen pertama dikalahkan oleh rubah hewan peliharaan kecil?" Semua orang tidak bisa berkata apa-apa, dan pikiran mereka sekarang diliputi oleh ribuan pertanyaan tentang apa yang baru saja mereka saksikan. Yang bisa mereka lakukan hanyalah melihat Iblis Guntur, yang berguling-guling di lantai. Wajah Qi Xiuwen menegang, dan rasa dingin menusuk hatinya. Dia tidak bisa percaya kartu as yang diandalkannya dapat dikalahkan begitu mudah. Dia adalah seorang elit yang telah membuka kunci gen pertamanya. Pang! Han Sen mengambil rubah perak dan membelai dia sekali lagi. Kemudian dia berjalan ke Iblis Guntur yang terbaring di tanah dan menendangnya di depan Qi Xiuwen. "Apakah aku mengatakan badut? Maaf, pria ini adalah penghinaan terhadap badut. Apakah ini yang kau andalkan?" Han Sen menatap Qi Xiuwen, yang sekarang berwajah pucat. Iblis Guntur, yang berada di dekat kaki Qi Xiuwen, memuntahkan darah dari mulutnya. Sepertinya dia berada di pintu kematian. Qi Xiuwen dan empat puluh elit lainnya tampak sangat ketakutan. Mereka tidak berani bergerak. Gigi para penonton bergemeretak, dan tubuh mereka menggigil dalam ketakutan dan ketidakpastian. Qi Xiuwen pasti mengira dia sedang mengalami mimpi buruk yang tak berujung. Dia memiliki lebih dari empat puluh elit, salah satunya telah membuka kunci gen pertamanya. Susunan yang kuat ini, yang tampaknya membuat yang lain menjadi kerdil di aula, sekarang tampak seperti lelucon yang menyedihkan. Ya, itu konyol. Qi Xiuwen merasa begitu yakin bahwa dia telah mengendalikan kekuatan yang lebih dari cukup untuk menaklukkan musuh yang berusaha menghalangi tujuan dan keinginannya. Sekarang, dia percaya itu konyol. Pria ini, yang mengikuti semua perkataannya dan tidak pernah mengatakan tidak, Qi Xiuwen telah menganggapnya bodoh. Tapi sekarang, dia menghormati Han Sen seperti dewa. Dia hampir tidak bisa menatapnya, dan yang bisa dia lakukan hanyalah bergemetar. Pada saat inilah Qi Xiuwen menyadari Han Sen tidak pernah menganggapnya serius, dan sepanjang waktu bersamanya, dia pasti hanya menikmati komedi. Seolah-olah dia sedang mengamati seekor semut, menjadi sombong dan mencoba menggertak orang lain. Perilakunya konyol dan semua rencananya kekanak-kanakan. Tiba-tiba, kepercayaan diri Qi Xiuwen runtuh dan setelah menyadarinya, dia jatuh ke tanah. Chapter 595 - Raja Dari Medan Es "Hari ini, wawasan aku terbuka." "Dia terlalu kuat. Elit itu telah membuka kunci gen pertamanya, tetapi Han Sen mencambuknya seperti anjing." "Itu memuakkan. Anjing peliharaan kecil orang itu benar-benar menghancurkan elit yang berhasil membuka kunci gen pertamanya. Jika itu peliharaannya, dia sendiri seberapa kuat?" "Anjing peliharaan apa? Itu kucing peliharaan." "Itu lebih kuat daripada seekor anjing, apapun itu. Itu memiliki kekuatan dewa! Han Sen bahkan tidak perlu melakukan apa-apa. Yang dia lakukan hanyalah berbicara sampai dia memutuskan untuk melenyapkan Iblis Guntur." "Ini gila. Kalian tidak ada di sana. Tak satupun dari kalian yang melihat ekspresi Qi Xiuwen dan para pengikutnya. Ada beberapa ratus evolver di sana, empat puluh di antaranya dengan tingkat kebugaran lebih dari seratus. Mereka semua memiliki kekuatan yang cukup besar, tetapi di depan Han Sen, tidak ada satupun dari mereka yang bahkan berani bergerak, mereka takut akan membuat Han Sen marah, sehingga memancingnya untuk membunuh mereka semua dalam satu serangan. Qi Xiuwen sangat ketakutan, dia hampir mengalami serangan jantung dan mati. " "Jika kau pernah memiliki panutan, yang ingin kau ikuti langkahnya, jadikan Han Sen panutanmu. Dengan begitu, kau akan mencapai kebahagiaan sejati." "Menjadi Han Sen? Kau bahkan tidak akan memenuhi syarat untuk menjadi peliharaannya!" "Hewan peliharaan? Kalian pikir kalian bisa menyamai hewan peliharaannya? Hewan peliharaan itu membunuh orang dengan kunci gen yang tidak terkunci. Han Sen bisa membuatmu bekerja sebagai serbet, tapi di luar itu, aku ragu dia akan menemukan kegunaan kalian. " "Yah, satu hal yang pasti; medan es sekarang menjadi daerah kekuasaan Han Sen." "Tentu saja, dia unik. Aku yakin kau tidak akan pernah menemukan orang lain yang seperti dia di tempat lain. Dan aku tidak hanya berbicara tentang medan es. Orang ini kemungkinan besar seperti benih tanaman, dia akan bertumbuh tidak peduli tempat penampungan mana yang dia tuju." "Aku telah melihat banyak hal dalam hidupku; tetapi aku jarang sekali merasa begitu bersemangat. Kau tidak bisa melihat bagaimana wajah para elit yang tinggi dan perkasa itu pada hari itu. Ketika mereka melihat apa yang dilakukan Han Sen, mereka seperti anak-anak yang menghadapi ayah yang kejam." ... Setelah pertarungan yang terjadi di tempat penampungan kerajaan, medan es berubah. Tiga faksi yang memerintah medan es tidak tersisa. Han Sen mengambil tempat penampungan kerajaan dan membentuk persekutuan dengan Li Xinglun dan Philip, yang menyebabkan perubahan formasi di Tempat Pelindungan Dewi baru. Ketiga pasukan itu kemudian dibagi menjadi empat pleton. Yang Manli diangkat menjadi pemimpin Tentara Dewi, Li Xinglun ditugaskan memimpin Tentara Roda Bintang, Philip menjadi pemimpin Tentara Philip, dan terakhir, Qiu Xiuwen diangkat menjadi pemimpin Tentara Dewa Hitam. Han Sen tetap menjadi ketua Tempat Penampungan Dewi, tetapi dia tidak puas dengan gelar itu. Dia pikir "ketua" tidak memiliki kemampuan khusus. Han Sen tidak membunuh Qi Xiuwen, karena itu hanya akan menimbulkan lebih banyak masalah di masa depan. Dia juga membutuhkan kekuatan pasukan Qi Xiuwen untuk menjaga tempat penampungan kerajaan yang baru agar dapat beroperasi dengan baik. Han Sen juga tidak takut dengan kemungkinan akan dikhianati lagi. Tiga faksi bekerja sama untuk merobohkan tempat penampungan kerajaan, dengan Tempat Penampungan Dewa Hitam yang menerima manfaat terbesar. Tetapi karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Qi Xiuwen dan anak buahnya, semua hadiah mereka hangus dan diberikan kepada Han Sen secara eksklusif. Qi Xiuwen tidak menerima sepeser pun atau sepotong daging. Walaupun semua hadiahnya diambil oleh Han Sen, namun, dia sama sekali tidak mengeluh. Dia cukup senang dapat pergi dengan kepala yang masih melekat di pundaknya. Han Sen bukan lagi pria yang dapat dipermainkan. Han Sen juga memberi Tentara Dewi bonus yang terbesar. Jika mereka membutuhkannya, mereka dapat membeli daging makhluk dengan harga yang sangat rendah. Ini berarti kekuatan pasukan di pasukannya dapat meningkat lebih cepat. Tidak hanya itu, dengan tersebarnya berita kemenangan Han Sen atas pengkhianatan Qi Xiuwen, banyak orang yang datang untuk mendaftar menjadi Tentara Dewi. Tidak butuh waktu lama sebelum jajaran pasukan Han Sen meningkat secara substansial. Walaupun kekuatan tentara tertinggal di belakang tiga lainnya, di lintasan yang baru, dia akan segera melampaui mereka. "Makan. Makan sampai perutmu kenyang! Tidak perlu menyisakan untukku." Han Sen menyiapkan pesta makanan seukuran truk berisi makhluk berdarah sakral untuk disantap. Kali ini, Han Sen telah menerima mayat empat makhluk berdarah sakral yang berbeda. Mereka dibunuh oleh Qi Xiuwen dan Iblis Guntur, tetapi Han Sen yang mendapatkan daging mereka. Sayangnya, mereka terlalu besar. Han Sen memanggang banyak daging dan memakannya bersama Nol. Sisanya diberikan kepada para petarung, untuk mempercepat pertumbuhan mereka. Karena penampilan rubah perak yang luar biasa, Han Sen mulai melihat potensi malaikat akan berkembang sebagai petarung. Selain dari daging makhluk berdarah sakral yang diberikan kepada mereka, juga ada lebih dari seratus daging makhluk mutan untuk dimakan. Belum lagi monster biasa yang tak terhitung jumlahnya, yang diterima mereka. Tidak mungkin bagi Han Sen untuk memakan semuanya dalam jumlah waktu yang wajar, jadi dia tidak punya pilihan lain selain menjualnya. Bagaimanapun, bangkai makhluk yang pernah hidup tidak bisa disimpan lama. Han Sen memang menyimpan sejumlah kecil daging makhluk mutan untuk dimakan. Dan dengan itu, dia memperkirakan bahwa dalam sebulan, poin genonya mutannya akan maksimal. "Sayang aku tidak bisa membawa rubah perak untuk berburu; kalau tidak, aku juga tidak perlu kuatir dengan poin geno sakralku." Han Sen membelai rubah perak yang terus beristirahat di pelukannya dan merasa kecewa. "Bos, aku sudah merumuskan akunnya!" Yang Manli telah menyiapkan buku besar untuk Han Sen, tetapi ketika dia datang untuk memberikannya, matanya tidak bisa berpaling dari rubah perak. Rubah perak telah cukup dikenal di medan es. Bagaimanapun, itu adalah hewan peliharaan yang telah membunuh seorang elit yang telah membuka kunci gennya dalam satu serangan. Sulit membayangkan sesuatu yang begitu kecil dapat menimbulkan kerusakan yang sedemikian besar. Yang Manli pernah melihat rubah perak sebelumnya, tetapi dia percaya itu adalah hewan peliharaan biasa. Itu tampak alami, karena Han Sen sering bermain dengannya. Dia tidak pernah membayangkan itu memiliki kekuatan yang menakutkan. Itu adalah hal kecil yang menakutkan. Han Sen melihat buku besar itu dan terkejut mengetahui bahwa jumlah uang yang mereka terima dari menjual kelebihan daging dalam beberapa hari terakhir adalah miliaran. Jika mereka mulai menjalankan tempat penampungan kerajaan, pendapatan yang akan mereka terima tidak terbayangkan. Mereka akhirnya menyaingi pendapatan yang dihasilkan dari perusahaan besar yang menjalankan seluruh planet. Tentu saja, itu tidak mungkin menyaingi perusahaan raksasa galaksi, tetapi Han Sen cukup puas dengan proyeksi saat ini. Dengan tempat penampungan kerajaan ini, bahkan jika Han Sen tidak mengangkat satu jari pun sejak saat ini, dia akan dapat menjalani kehidupan yang benar-benar mewah. Tapi ini tidak ada artinya bagi Han Sen, karena kekayaan bukanlah tujuannya. Uang tidak berguna baginya, jika dia tidak dapat memperoleh kekuatan yang dia perjuangkan. Setelah Yang Manli pergi, Han Sen mengangkat botol pil Pembentukan Geno. Terakhir kali dia mengeluarkannya, rubah perak telah menunjukkan minat besar untuk memakannya. Tapi Han Sen tidak membiarkannya, karena dia kuatir akan timbul berbagai masalah. Dia tidak yakin apakah mutasi gen adalah hal yang buruk, dan itu berbeda dengan mengkonsumsi daging mutan. Rubah perak mengulurkan cakarnya dan mencoba meraih botol itu. Tampaknya dia sangat ingin memakannya. Han Sen ragu-ragu untuk sementara waktu, tetapi akhirnya, dia membuka tutupnya dan mengeluarkannya. Dia meletakkannya di telapak tangan dan melipat jari-jarinya menjadi kepalan, untuk mencegah rubah perak mengambilnya. "Apakah kau yakin bahwa kau tidak akan mendapatkan kesulitan setelah memakan ini?" Han Sen tidak yakin apakah rubah perak bisa memahaminya, tapi dia tetap bertanya padanya. Rubah perak itu dengan cepat mengangguk, seolah itu adalah jawaban yang tulus terhadap pertanyaan itu. Kemudian, dia bergerak untuk menggosok kepalanya pada kepalan tertutup Han Sen. Han Sen berhenti untuk berpikir selama beberapa waktu, tetapi kemudian membuka tangannya. Dengan cepat, rubah perak menelan pil itu. Han Sen mengamati rubah perak dengan saksama, dengan cemas menunggu untuk melihat apakah ada perubahan. Dia telah mendapatkan cukup banyak penstabil geno dari Qi Xiuwen, jadi jika muncul masalah, dia yakin akan dapat memperbaikinya. Setelah beberapa saat, satu-satunya perubahan yang dia perhatikan adalah rambut rubah perak. Entah bagaimana, itu terlihat sedikit lebih cerah. Tapi selain itu, tidak ada hal lain yang berubah. Si rubah perak berusaha untuk mencakar botol yang kosong itu, seolah-olah dia masih menginginkannya. "Sepertinya pil Pembentukan Geno tidak cukup kuat untuk memutasikan makhluk super," Han Sen berpikir dalam hati. Chapter 596 - Ibu Kepik Perak "Han Sen, kamu keren! Bagaimana kamu melakukannya? Kamu benar-benar memberi Dong Lin pelajaran." Di komunikator, Tang Zhenliu menatap Han Sen dengan kagum. Orang Dong Lin itu mencari keluarga Tang, ingin rekonsiliasi dengan Han Sen. "Uang itu untuk nyawa putranya." Han Sen melihat datar Tang Zhenliu dan tersenyum. "Apa yang terjadi? Kamu menyentuh putranya?" Tang Zhenliu menatap Han Sen dengan terkejut. "Aku tidak melakukan apa-apa pada putranya; dia yang mengejarku." Han Sen memberitahu Tang Zhenliu tentang apa yang terjadi di tempat penampungan kerajaan. "Kamu bilang telah membunuh seorang evolver yang telah membuka kunci gen pertama? Kamu juga telah membuka kunci gen, kalau begitu, kurasa?" Mata Tang Zhenliu melebar, menatap wajah korespondennya dengan sangat kagum. "Aku tidak secepat itu; itu hanya keberuntungan. Aku punya hewan peliharaan, dan hewan peliharaanku yang membunuh Iblis Petir," kata Han Sen padanya, tersenyum. "Hewan peliharaan macam apa yang bisa sekuat itu? Jika kamu punya hewan peliharaan lebih untuk dijual, aku akan ambil sepuluh ekor!" Tang Zhenliu bercanda sambil tertawa lebar. "Aku hanya punya satu. Aku hanya bisa bilang Dewi Fortuna berpihak padaku, bisa mendapatkan keberuntungan untuk menerima hewan peliharaan seperti itu. Kamu tidak bisa iri padaku!" Han Sen tertawa. "Tidak heran dia bersedia membayarmu sebanyak itu. Seorang evolver yang telah membuka kunci gen dibunuh olehmu? Tidak ada yang bisa menghalangimu untuk membunuh Qi Xiuwen, jika kau mau," Tang Zhenliu berkata. "Tentu saja, tapi aku tidak sebodoh itu. Aku tidak mau membunuh orang-orang yang tidak penting, seperti dia. Tidak akan ada manfaatnya, dan hanya merepotkan. Dong Lin mungkin akan melakukan pembalasan. Aku bahkan tidak memiliki pasukan sebanyak itu. Aku harus memanfaatkan pasukannya untuk menjaga tempat penampungan kerajaan untuk sementara waktu, sementara pasukanku sendiri berkembang. Qi Xiuwen sekarang boneka yang dikaitkan di tali, jadi aku tidak takut dia akan berkhianat. Dia dan pasukannya akan bersikap jujur ??dan sungguh-sungguh mulai sekarang." Han Sen terus membaca daftar sambil mengatakan kepada Tang Zhenliu, "Aku setuju dengan kompensasi yang mereka tawarkan. Tapi aku tidak ingin barang-barang ini atau uang mereka. Bantu aku untuk berbincang dengan orang-orang di Dong Lin dan minta semuanya ditukar dengan Pil Pembentukan Geno." "Jika pil itu tidak bekerja dengan benar, akan dapat membunuh seseorang. Untuk apa kamu membutuhkan sebanyak itu?" Tang Zhen Li bertanya, mengerutkan kening. Han Sen tahu apa yang dipikirkan Tang Zhenliu, jadi dia tersenyum. Dia berkata, "Jangan khawatir, aku tidak menggunakan barang-barang ini untuk menyakiti siapapun. Aku tahu cara menggunakannya, tetapi bagaimanapun juga, bantu saya berbicara dengan mereka untuk pertukaran ini." "Oke, aku akan menghubungi mereka. Aku akan mengabarimu dalam beberapa hari." Setelah beberapa saat, Tang Zhenliu masih ingin bertanya sekali lagi, "Apakah hewan peliharaanmu benar-benar membunuh Iblis Petir?" "Ada banyak orang di sana, dan mereka dapat ditemukan di seluruh Medan Es. Jika kamu benar-benar tidak percaya padaku, mengapa kamu tidak bertanya kepada mereka? Aku nyaris tidak bergerak sama sekali." Han Sen merentangkan tangannya saat dia menegaskan kembali apa yang telah terjadi. "Sial! Keberuntunganmu benar-benar membuat orang iri. Hewan peliharaanmu saja bisa membunuh orang yang telah membuka kunci gen pertama. Mengapa aku tidak pernah seberuntung itu?" Wajah Tang Zhenliu adalah menampakkan kesedihan dan kecemburuan pada Han Sen. Setelah mematikan komunikator, Han Sen pergi ke tempat penampungan kerajaan. Pil Pembentukan Geno dari Dong Lin bukanlah barang yang bisa dibeli di pasar. Karena Persekutuan melarang penjualan pil-pil ini. Jika Han Sen ingin membelinya, tidak ada tempat yang menjualnya. Bahkan walaupun dia bisa mendapatkannya melalui rute perdagangan yang lebih ilegal, mereka harus dibayar dengan mahal. Jadi, mendapatkan mereka langsung dari keluarga Qi tidak diragukan lagi adalah cara terbaik untuk sekarang. Jika rubah perak sangat ingin memakannya, mungkin akan bermanfaat baginya? Bagaimanapun juga, tidak ada salahnya memiliki beberapa pil sebagai cadangan. Jika mereka ternyata memberikan manfaat yang dia harapkan, Han Sen berpikir Qi Xiuwen bisa tetap hidup dengan tenang untuk sementara waktu. Jika dia menginginkan lebih banyak pil, dia bisa membelinya lewat Qi Xiuwen untuk mendapatkan potongan harga keluarga. "Bos, kepik perak masih ada di luar gerbang. Mereka tidak menarik diri. Kami mencoba membunuh beberapa kepik, dan kami berhasil, tetapi mereka seolah-olah bisa hidup kembali dalam sekejap! Bagaimana cara kita menghadapinya?" Philip melihat Han Sen lewat dan menyuarakan keprihatinannya terhadap penghuni liar yang tidak mereka sukai. Philip memang berbeda. Alasan dia dipanggil Philip adalah karena kesukaannya pada steak fillet. Li Xinglun pernah berkata bahwa keluarga Philip agak ekstensif, dan dia cukup berbakat. Jika tidak, dia tidak bisa menjadi pemimpin faksi di Medan Es yang terfragmentasi. "Aku akan menangani ini. Kalian tidak perlu melakukan apa-apa." Han Sen kemudian pergi mencari Zero, dan bersama dengan rubah perak di belakangnya, keluar dari tempat penampungan melalui gerbang utama. Evolver di jalan akan selalu membiarkan Han Sen lewat, dan banyak yang akan menyambutnya dengan sopan. Mereka juga memastikan untuk memberi penghormatan kepada rubah perak. "Itu adalah hewan peliharaan yang membunuh orang yang telah membuka kunci gen." "Kelihatannya ... biasa saja. Siapa yang mengira dia bisa begitu kuat?" "Aww, dia sangat imut! Aku benar-benar menginginkannya." ... Han Sen memegang rubah perak ketika dia melewati gerbang, tetapi ketika dia mendekati kepik, mereka tidak menghilang ke bawah tanah. Jumlah mereka sangat banyak, menggeliat dan berkilauan seperti danau perak yang meleleh. Tapi ketika Han Sen semakin mendekat, kehadiran rubah perak akhirnya menarik perhatian mereka. Ketika itu terjadi, beberapa kepik melarikan diri, sedangkan yang lain bersembunyi di bawah tanah secepat mungkin. Kepik perak ini sangat aneh. Anda tidak akan menerima pengumuman ketika membunuhnya, tidak ada cara untuk mendapatkan jiwa binatang buas dari mereka, dan bangkai mereka hanya membusuk tanpa menyisakan daging untuk konsumsi. Namun, jumlah mereka yang sangat banyak membuat penasaran. Tampaknya tidak peduli berapa banyak yang dibunuh, mereka selalu kembali. Han Sen memegang rubah perak dan berlari mengelilingi daerah itu dalam satu lingkaran. Ke manapun dia pergi, kepik perak akan lenyap, tetapi setiap kali dia pergi dan kemudian kembali, mereka akan kembali. Han Sen memanggil Roh Putri Yin, bayangannya yang cantik muncul di depannya. Dia menunjuk ke arah kepik perak dan bertanya, "Ada apa dengan kepik perak ini?" Putri Yin menggerakkan matanya yang cantik dan berkata, "Mereka bukan ''makhluk''." "Yah, jika mereka bukan makhluk ... siapa mereka?" Han Sen mengerutkan kening saat dia bertanya. Lagipula, bagaimana mungkin makhluk-makhluk di dalam tempat penampungan bukan makhluk? "Mereka dapat digambarkan sebagai ''senjata,''" kata Putri Yin. "Tolong jelaskan padaku." Han Sen sangat penasaran dengan informasi ini, jadi dia mendesak lebih jauh. Putri Yin kemudian menjelaskan, "Ada Ibu Kepik Perak di suatu tempat di bawah tanah, dan dia dapat terus-menerus mereproduksi serangga kecil yang Anda lihat di sini. Tetapi mereka bukan keturunan atau bayi dalam pengertian tradisional, mereka lebih seperti senjata." Han Sen sekarang mengerti mengapa tidak berguna membunuh mereka; makhluk yang sebenarnya mereka cari tinggal di bawah tanah! "Apakah Ibu Kepik Perak adalah makhluk berdarah sakral?" Han Sen bertanya. "Ya," Putri Yin membenarkan. Han Sen melihat sekeliling, dan berkata sambil mengerutkan alisnya, "Di mana dia dapat ditemukan?" "Aku tidak bisa mengendalikannya, seperti biasa. Karena itu, aku tidak tahu. Perkiraan kasar aku, mereka biasanya hidup sekitar lima ratus meter di bawah tanah." "Lima ratus meter ?!" Alis Han Sen menjadi lebih menegang. Tidak mungkin dia bisa mengebor lima ratus meter di bawah tanah untuk melawan Ibu Kepik Perak berdarah sakral. Tetapi jika dia tidak membunuhnya, akan membutuhkan banyak sumber daya untuk menghapus kehadiran mereka, hari demi hari. Dan Han Sen harus membayar mahal; karena itu, dia tidak menginginkan itu. "Tidak sulit untuk membunuh Ibu Kepik Perak. Bahkan, jika ada saudaraku di sini, kita bisa melakukannya bersama," Yin mengibaskan matanya yang indah. "Ini luar biasa." Han Sen tidak berpikir dua kali dan segera memanggil Putri Yang. Sepasang kembar yang cantik, satu dengan rambut perak dan yang lainnya dengan rambut emas, muncul di depannya. Han Sen tidak dapat menahan untuk menelan ludah ketika dia melihat mereka berdua di hadapannya, berdampingan. Pemandangan yang terlalu indah. Chapter 597 - Undangan Han Sen tidak bisa mengalihkan pandangan dari Putri Yin dan Putri Yang. Putri Duyung memiliki kemampuan untuk mengendalikan Istana Kristal, jadi dia bertanya-tanya apakah salah satu dari putri ini juga memiliki kemampuan khusus yang bisa dia gunakan. Putri Yin dan Putri Yang saling memandang. Mereka mengangkat pedang mereka bersama-sama, menghasilkan dua lampu; satu perak dan satu emas. Kemudian, dalam sekejap, mereka berdua bergabung menjadi wanita baru yang mengenakan baju baja emas dan perak. Salah satu tangan mencengkeram pedang perak, sedangkan yang lain memegang pedang emas. "Hmm, mereka sudah bergabung untuk menjadi satu orang?" Han Sen memandang roh wanita baru yang baru terbentuk ini. Dia bingung, tidak mengerti mengapa mereka tidak melakukan ini sebelumnya, ketika melawan mereka di Aula Roh. Dia kemudian menyaksikan roh wanita itu bergerak menuju celah di tanah tempat kepik perak merangkak keluar. Mengulurkan pedang peraknya dan mengarahkan ke sebuah celah. Kemudian, dengan pedang emasnya, dia berputar dan memutarnya di udara. Setelah beberapa saat, Han Sen tiba-tiba merasakan tanah mulai bergemuruh seperti gempa bumi. Kemudian suara derit terdengar dari bawah bumi ketika gumpalan debu keluar dari celah seperti knalpot kotor. Ledakan! Roh Wanita itu terus menerus melambaikan pedang emas di tangannya saat pedang perak itu berderik dan kembali dari sarungnya. Seperti sihir, kepik itu melayang di udara dan berputar di sekitar roh wanita, mirip dengan cara pedang emas berputar, sampai mencapai tangan yang menunggunya kembali. "Tuan, ibu kepik perak telah terbunuh," roh wanita itu melapor pada Han Sen. Namun Han Sen tidak membutuhkan laporan itu, karena dia sudah tahu hasilnya melalui pengumuman yang dia terima. "Putri Yin dan Putri Yang membunuh Ibu Kepik Perak. Jiwa binatang buas tidak diperoleh. Konsumsilah dagingnya untuk mendapatkan jumlah poin geno sakral 0 sampai 10 secara acak." Kepik perak itu berbentuk bulat, tetapi sekarang mereka tampak seperti bunga layu. Ketika berbaring di tanah dalam gundukan tak bernyawa, mereka segera membusuk dan menghilang dari pandangan. "Jadi, ini rasanya bagaimana orang lain melakukan pekerjaan kotor untukmu ..." Han Sen membuka matanya lebar-lebar dan menatap roh wanita itu dengan kagum. "Tuan, itu adalah keterampilan pedang YinYang, bukan ''pekerjaan kotor.''" Bukan untuk bercanda, roh wanita mengoreksi Han Sen. "Ketika kita bertarung dulu, mengapa kalian tidak menggunakan keahlian ini?" Han Sen bertanya karena penasaran. "Menggabungkan Yin dan Yang bersama-sama tidak meningkatkan kekuatan kita. Itu hanya memungkinkan kita untuk menggunakan keterampilan pedang khusus ini." Putri Yin Yang menjelaskan. "Ah, itu sebabnya. Jika itu masalahnya, maka kalian berdua harus berpisah." Han Sen percaya memiliki dua wanita lebih baik dari satu, jadi dia merekomendasikan mereka tetap sebagai Putri Yin dan Putri Yang. Han Sen kemudian bersiap untuk kembali ke tempat penampungan, tetapi saat itulah dia samar-samar melihat bayangan muncul dari balik gletser. Ketika dia melihat dari lebih dekat, dia memperhatikan bahwa itu adalah Ratu. Ratu menatap rubah perak di lengan Han Sen, dan bahkan tidak memandangnya. "Mengapa kamu ada di sini?" Han Sen mengerutkan kening, menatap Ratu dengan waspada. Jika Ratu menyerang rubah perak, dia tidak yakin apakah rubah itu bisa mengalahkannya. Meskipun rubah perak itu kuat, dia masih kecil. Kekuatannya masih tidak sebanding dengan saat dewasa nanti. Menghadapi evolver biasa yang telah membuka kunci gen pertama masih baik-baik saja, tetapi Han Sen tidak yakin rubah perak dapat menghadapi Ratu. Rubah perak mengembalikan tatapan Ratu, seperti saat pertama kali melihat Xue Yikuang. Ratu kemudian berbalik untuk melihat Han Sen dan berkata, "Hewan peliharaanmu tampaknya cukup istimewa. Kelas apa dia?" "Kelas darah sakral," jawab Han Sen segera, tanpa ragu dalam kebohongannya. Meskipun dia tahu Ratu ingin berburu makhluk super, dia tidak tahu apakah dia pernah melakukannya. Karena itu, Han Sen tidak ingin mengatakan apa-apa lagi. Ratu terus menatap Han Sen tetapi tidak mengatakan apa-apa. Dia kemudian mengembalikan pandangannya ke rubah perak dan berkata, "Kamu tahu, masih ada satu kelas lagi di atas makhluk berdarah sakral. Aku membentuk sebuah tim yang terdiri dari orang-orang yang telah membuka kunci gen pertama mereka. Tujuan kami adalah untuk memburu monster- monster ini. Apakah kau tertarik?" "Aku masih belum membuka kunci gen pertama; Kurasa aku tidak akan memenuhi syarat untuk bergabung dengan kalian," kata Han Sen. "Dengan hewan peliharaan itu di sisimu, aku akan mengatakan kamu memenuhi syarat." Ratu menunjuk ke rubah perak. "Sudahlah, kalau begitu. Kurasa aku tidak mampu pergi bersamamu. Aku tidak bisa bergantung pada hewan peliharaan. Selain itu, keberadaan makhluk-makhluk itu masih sekadar mitos. Apakah kau pernah membunuh mereka untuk mengkonfirmasi? " Han Sen bertanya. Ratu tidak menjawab, yang dia katakan adalah, "Ya, undangan itu selalu terbuka. Jika kau berubah pikiran, kau bisa menemukanku melalui Pingqing." Dia kemudian pergi secepat dia muncul. Ratu diam-diam berpikir bahwa makhluk yang dimiliki Han Sen adalah makhluk super, tapi dia belum pernah membunuh makhluk super sebelumnya. Karena itu, dia tidak bisa memastikan dan yang bisa dia lakukan hanyalah menebak. Setelah seratus tahun, manusia menjadi semakin kuat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Namun, manusia yang bisa membuka kunci gen mereka di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sangat jarang. Ratu menghabiskan banyak waktu untuk mengumpulkan orang-orang seperti itu, dan meskipun berusaha sekuat tenaga, dia hanya bisa mengundang tujuh orang. Sebagian besar dari mereka memiliki wilayah sendiri, jadi menemukan tujuh orang sendirian cukup mengesankan. Tetapi bahkan dengan tim dengan kekuatan yang begitu besar, mereka masih tidak bisa membunuh makhluk yang berada di atas kelas darah sakral. Musuh seperti itu memiliki kemampuan yang sama, tetapi kekuatan yang memicu mereka beberapa kali lebih kuat. Menurut perkiraan mereka, bagi manusia untuk membuka kunci gen pertama tingkat kebugaran mereka harus mencapai tiga ratus. Ini juga tingkat Makhluk Surgawi. Setelah tingkat ini tercapai, dan kunci gen dibuka, hanya mereka yang bisa menghadapi makhluk super. Tetapi semua ini hampir mustahil untuk dicapai di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Untuk membunuh makhluk seperti itu, manusia harus bergabung dan bekerja sama. Tapi sejauh ini, tidak ada satu faksi pun yang berhasil bersatu dan menjatuhkan makhluk super. Dan sehubungan dengan hewan peliharaan Han Sen, Ratu terpikat olehnya. Han Sen mungkin tidak membunuh makhluk super, tapi bagaimana dia berhasil menjinakkannya? Jika Han Sen mengatakan padanya bahwa dia sudah mengalahkan makhluk super, dia tidak akan percaya padanya. Meskipun Han Sen adalah orang yang kuat, dia belum membuka kunci gennya. Dia tidak bisa bertahan hidup melawan seseorang yang telah membuka kunci gen sendirian. Jadi, jika dia tidak bisa melakukan itu, dia pasti tidak bisa melawan makhluk super. Ratu menganggap bahwa hewan peliharaan Han Sen mungkin adalah jiwa binatang berdarah sakral tipe amuk. Meskipun peluangnya tipis, mungkin itu yang memberinya kemampuan khusus. Tetapi rubah perak itu bukanlah jiwa binatang buas; itu berarti dia adalah makhluk super. Bagaimana seseorang bisa menilai skeptisismenya? Lagi pula, tidak ada yang diketahui bisa menjinakkan makhluk sebelumnya. Hanya dibicarakan dalam legenda. Alasan mengapa Ratu mengundang Han Sen adalah karena dia telah menyaksikan kekuatan rubah perak dan Han Sen. Dia biasa mengajar Han Sen, sehingga dia bisa lebih akurat mengukur bagaimana dia tumbuh dan ke mana dia akan terus pergi. Potensi dan masa depannya mungkin sangat mengesankan. Jika dia membuka kunci gen pertama, dia akan menjadi tuan yang menakutkan juga musuh yang menakutkan. Untuk mendekati karakter seperti itu, Ratu sangat ingin memiliki dia di dalam timnya sesegera mungkin. Chapter 598 - Membuka Kunci Gen Di sisi lain tempat penampungan kerajaan ada sebuah gunung besar. Melewati sisi jauh gunung ini, tidak ada banyak salju. Ada tempat penampungan kerajaan lain di sana, dikendalikan oleh faksi lain yang pemiliknya telah membuka kunci gen pertama. Mengembangkan tempat penampungan di sisi lain adalah hal yang sulit. Gunung besar di antaranya disebut "Gunung Iblis," dan diduduki oleh sejumlah makhluk kuat. Lereng gunung itu kasar, dan terjal, yang mempersulit setiap calon petarung di medan itu. Hanya beberapa orang yang mampu berburu di sana, tetapi mereka bahkan tidak pernah berani berburu terlalu jauh. Ketika Iblis Petir melakukan perjalanan melintasi Gunung Iblis, dia bahkan mengambil rute panjang untuk menghindari zona yang lebih berbahaya di tempat itu. Menurut Qi Xiuwen, pemilik tempat penampungan kerajaan di dekat Gunung Iblis, adalah Lu Hui, kapten Pasukan Cadangan Darah Biru. Dia adalah pria yang kuat, dan meskipun dia telah membuka kunci gen pertama, ada jurang pemisah yang signifikan antara dia dan Iblis Petir. Han Sen tidak mempunyai orang sebanyak yang diinginkannya; tenaga kerja yang dimilikinya nyaris tidak cukup untuk menjaga operasi di tempat penampungan kerajaan. Kurangnya pasukan adalah apa yang mendorongnya untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mengambil tempat penampungan kerajaan. Sekarang dia telah menaklukkan Medan Es, dengan Gunung Iblis di belakangnya untuk perlindungan, dia cukup dekat dengan raja medan es. Jika dia dapat mempertahankan cengkeramannya di medan es, dan tetap di posisinya saat ini, dia akan mendapatkan banyak uang. Han Sen: Tubuh Super ¡ª Roh Raja Tahap: Evolver Umur: 300 Persyaratan Evolusi Tubuh Super: 100 Geno Geno yang Dimiliki: Geno Dasar, 100. Geno Biasa, 100. Geno Mutan, 100. Geno Sakral, 39. Han Sen telah mendapatkan banyak keuntungan dari serangannya di tempat penampungan kerajaan, dan sekarang jumlah geno mutannya sudah maksimal. Poin geno sakral juga meningkat. Jumlah geno sakralnya telah mencapai 39. Saat ini, jika dia harus mengukur tingkat kebugarannya berdasarkan geno yang dimiliki, dia akan mencapai 150. Tapi itu bukan karena pelatihannya. Jumlah ini sama dengan evolver tingkat atas. Jika Han Sen mencapai tingkat surpasser, dia bisa naik menjadi Makhluk Surgawi dengan tingkat kebugaran tiga ratus. Tapi Ji Yanran mengatakan kepadanya bahwa sebelum dia menjadi lebih unggul, akan lebih baik untuk memiliki tingkat kebugaran yang lebih tinggi. Tidak perlu terburu-buru. Untuk saat ini, tujuan utama Han Sen adalah untuk membuka kunci gennya. Jika tidak, walaupun kebugarannya lebih tinggi daripada evolver yang telah membuka kunci mereka. Dia tetap akan cacat dan kemampuan untuk menunjukkan keahliannya akan berkurang secara signifikan. "Aku belum bisa menyelesaikan tingkat pertama dari Kitab Dongxuan dalam waktu yang wajar, jadi mungkin akan lebih baik jika aku mencoba Kulit Giok lagi. Aku harap tidak akan ada masalah." Han Sen, dengan tekad barunya, memutuskan untuk mencoba Kulit Giok sekali lagi. Ketika dia membuka tingkat pertama Kulit Giok, dia seharusnya membuka kunci gennya juga. Tetapi ini belum terjadi. Han Sen tahu bahwa varian Kulit Giok yang dia pelajari mempunyai beberapa masalah, tetapi sejak dia menyerap kekuatan es dari Xue Yikuang, keahliannya agak berubah. Mungkin setelah berlatih keahliannya lebih lanjut, dia akan dapat membuka kunci gennya kali ini. Yang paling mengkhawatirkan Han Sen adalah efek negatif dari Kulit Giok. Hal terakhir yang dia inginkan adalah berakhir dengan hati sekejam keluarga Xue. Jika dia ingin membunuh makhluk super, dia harus membuka kunci gen. Han Sen memiliki Kitab Dongxuan sehingga dia tidak terlalu takut bereksperimen dengan Kulit Giok sekali lagi. Kembali ke Persekutuan, Han Sen memasuki ruang pelatihan dan mulai berlatih. Dengan berlatih Kulit Giok, udara sejuk keluar dari selnya. Es mengalir melalui nadinya, tubuhnya terasa seolah-olah sedang dimurnikan. Pikiran Han Sen terasa lebih jernih, dan dia memandang seluruh dunia dengan cara yang berbeda. Namun, dia tidak bisa memahami sifat pasti dari perubahan itu. Emosi manusia didikte oleh keserakahan, kecemburuan, nafsu, dan keinginan. Di bawah pengaruh Kulit Giok, segalanya berbeda. Hubungan Han Sen dengan pilar-pilar emosi manusia ini agaknya sedang sekarat; emosinya semakin dingin. Itu membuat Han Sen merasa tertarik, sangat tertarik. Visi, aroma, rasa, sentuhan, dan pendengarannya juga meningkat, tetapi penguatan substansial indra keenamnya yang paling mengejutkannya. Han Sen sekarang bisa mendengar suara-suara yang datang dari ruang pelatihan lain, sesuatu yang tidak dapat dia lakukan sebelumnya. Meskipun dia tidak kedinginan, tubuh Han Sen entah bagaimana terasa dingin. Pikirannya lebih tenang. Emosinya sepertinya memudar, dan dia hampir tidak merasa bukan manusia. Sel-sel di tubuhnya berjuang, hampir mengerang. Seolah-olah mereka sekarang dibelenggu. Han Sen tidak pernah merasa begitu ... terkendali sebelumnya. Dan ketika perasaan ini mulai meningkat, tubuhnya mulai panik, dan dia ingin menghancurkan rantai yang mengikatnya. Han Sen merasa dirinya menyentuh kunci gen pertama, dan dia mengakui bahwa Kulit Giok berbeda dari sebelumnya. Tidak peduli seberapa keras dia melatihnya di masa lalu, itu tidak pernah membuatnya merasa seperti sekarang. Han Sen percaya bahwa jika dia melanjutkan, dia akan membuka kunci gen pertama. Tetapi semakin lama, semakin banyak emosinya yang hilang. Dia takut menjadi mirip android, diprogram untuk mendapatkan kekuatan melalui segala cara yang diperlukan - tanpa nurani. Dia takut jika dia membuka kunci gennya, dia akan kehilangan semua jati dirinya yang dulu. Dia akan menjadi sesuatu dengan rupa manusia, bahkan seseorang yang lebih buruk dari keluarga Xue. Setidaknya keluarga Xue masih memiliki emosi. Saat ini, Han Sen tidak bisa merasakan apa-apa. Dia tidak merasa bahagia, sedih, atau bahkan marah. Jika dia menggunakan Kulit Giok untuk membuka kunci gen, dia mungkin tidak pernah merasakan emosi seperti itu lagi. Sel-selnya berjuang, dan indera keenamnya terus tumbuh. Dia merasa tubuhnya menyusut, seolah-olah dia akan dipenjara selama seribu tahun. Dia tidak sabar untuk membebaskan diri dari kekuatan yang menghantui dan mengekang kebebasannya. "Terakhir kali aku mencoba melatih Kulit Giok, Kitab Dongxuan yang membangunkanku. Tapi sekarang, Kitab Dongxuan tidak melakukan apa-apa. Mungkin karena kali ini tidak berbahaya? Mungkin aku harus mendorong lebih jauh dan mencoba ini dengan tulus." Di bawah pengaruh rasa apatis yang tampaknya tidak manusiawi, Han Sen mulai mendobrak kunci gen pertamanya. Semua sel dalam dirinya mulai mengamuk, terbakar panas dengan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Itu seperti mendorong kekuatan yang tak terlihat dengan kekuatan yang tak terukur, dan ketika itu terjadi, gigi Han Sen bergemeretak dan tubuhnya bergetar. Tetapi meskipun sel-selnya menggeliat, pikirannya tenang dan dingin seperti patung marmer. Dan itulah cara dia duduk di sana, tidak bergerak. Indera keenamnya semakin tajam sekarang, dan terus tumbuh. Pada saat yang sama, pikiran Han Sen timbul gambaran aneh. Melalui dinding, dia bisa melihat orang-orang di ruang pelatihan sebelahnya. Han Sen tahu ini bukan karena dia telah berbakat penglihatan x-ray, tetapi melalui percepatan indera ketujuh. Hanya dengan mendengar suara-suara itu, mata pikirannya dapat membangun sebuah gambar yang menggambarkan apa yang sedang terjadi di kamar sebelah. Itulah sifat indra ketujuh. Itu adalah kemampuan seseorang untuk menganalisa waktu dan ruang, dalam bentuk masa lalu, sekarang, dan masa depan mereka. Perasaan ketujuh Han Sen lebih kuat dari kebanyakan orang, dan sekarang ini telah lebih diperkuat. Lebih tajam daripada pisau paling tajam. Tiba-tiba, suara tanah retak mengirimkan gelombang kejut ke seluruh tubuh Han Sen. Dia merasakan sesuatu dalam dirinya hancur. Dan sekarang, dia diliputi perasaan bebas. Seolah-olah dia telah dipenjara selama seribu tahun dan sekarang, sekarang dia telah bebas. Dia merasa berpijar, seolah-olah dia bisa memerintahkan langit, seolah-olah dia bisa terbang, seolah-olah dia telah dilahirkan kembali sebagai malaikat. Chapter 599 - Kemampuan Indera Yang Aneh "Semuanya terlahir kembali, sudah ada di sini, penuh dan jelas; sama seperti surga." Han Sen tidak menerima kekuatan dingin baru setelah membuka kunci gen pertamanya, tetapi kekuatan tubuhnya meningkat secara dramatis. Namun, itu bukan anugrah terpenting yang diterimanya. Yang paling penting, indera ketujuh Han Sen telah meningkat secara signifikan. Itu telah mencapai kemahiran maksimal yang bisa dicapai manusia, membuat Han Sen menjadi penasaran. Dia tidak bisa menjelaskannya, tapi itu membuat Han Sen memandang dunia dengan cara yang berbeda. Dia bisa melihat sesuatu yang belum pernah lihat sebelumnya. Han Sen tidak bisa mengatakan perubahan apa yang akan terjadi pada bakat ini di masa depan, tapi mungkin karena bukan benar-benar kebugarannya yang membuka kunci gennya. Dia merasa seolah-olah walaupun telah membuka kuncinya, dia tidak bisa menyentuh apapun saat ini. Han Sen berjalan keluar dari ruang pelatihan dengan kunci gen terbuka. Hatinya terasa aneh, dan ketika dia berjalan, dia merasa seolah-olah tembok di sekitarnya hancur. Dia mampu melihat segalanya, melampaui apa yang bisa dilihat oleh mata manusia. Tapi dia juga merasa seolah-olah tubuhnya terbungkus es. Suara, suhu, cahaya; menjadi aturan sederhana dengan deduksi tambahan dalam pikirannya. Begitu hebat penglihatannya sekarang, bahkan jika dia memejamkan matanya, dia masih bisa melihat apa yang ada di depannya. "Ini terlalu luar biasa. Perasaan ini terlalu luar biasa!" Han Sen ingin merasa bahagia, tetapi anehnya, dia tidak dapat merasakan emosi tertentu. Rasanya seolah-olah semuanya telah ditetapkan dan sesuai yang diharapkan, oleh karena itu dia tidak dapat merasa terkejut atau bahagia. Saat Han Sen terus berjalan, dia tiba-tiba melihat seorang wanita melepas pakaiannya; itu Annie. Dia memiliki kaki yang panjang, kulit putih pucat, dan payudara besar - dia bisa melihat semuanya. Tapi ketika Han Sen memperhatikan lebih dekat, dia melihat ada dinding yang memisahkan mereka, dan Annie sebenarnya ada di kamar ganti. Itu adalah dinding yang tebal seperti dinding yang lain, tetapi visinya memberikan gambar yang lebih jelas daripada penglihatan termal. Dalam situasi saat ini, bagaimanapun, Han Sen tidak merasakan sensasi nafsu. Melihat tubuh Annie yang luar biasa, dia mungkin merasa seperti sedang melihat manekin. Han Sen melihat dia telanjang bulat, tapi kemudian berbalik dan melanjutkan perjalanan. Dia berjalan di sekitar pangkalan dan memperhatikan rasa sakit di kepalanya. Dia tahu bahwa tingkat kebugarannya akan mengalami kesulitan mendukung kunci gen yang tidak terkunci. Karena itu, untuk mencegah rasa sakit lebih lanjut, dia keluar dari mode kunci gen. Tubuhnya kembali ke perasaan "terikat" sebelumnya, dan dia kehilangan perasaan luar biasa yang sebelumnya. Kebugarannya kembali normal dan indera ketujuh berkurang. "Meskipun tidak tidak dapat menahan kekuatan unsur, aku menyukainya. Ini lumayan." Han Sen akhirnya tersenyum. Setelah mematikan kunci gennya, emosinya kembali. Dia tidak lagi merasa seperti salah satu monster tak berperasaan dari keluarga Xue. Sekarang, dia kembali ke dirinya yang dulu, riang gembira. "Aku ingin tahu kekuatan apa yang akan kuterima jika aku membuka kunci gen dengan Kitab Dongxuan? Itu pasti lebih besar dari Kulit Giok, itu sudah pasti," Han Sen memprediksi. "Selain itu, aku juga penasaran berapa tingkatku sekarang, dibandingkan dengan evolver yang telah membuka kunci gen mereka?" Han Sen tahu bahwa Kulit Giok pada dasarnya meningkatkan bakat dan kemampuan yang dimiliki tubuhnya, tanpa tambahan apa pun. Karena itu, dia tidak yakin bagaimana dia akan bertarung, melawan mereka yang memiliki kekuatan unsur. Kembali ke kamarnya, Han Sen memanggil Huangfu Pingqing. Dalam sekejap, komunikator di ujung lainnya diangkat, dan gambarnya memenuhi layar. Han Sen hampir merasa hidungnya mulai berdarah. Huangfu Pingqing hanya mengenakan gaun piyama yang sangat tipis, yang mengungkapkan kulitnya. Anda bahkan bisa melihat menembus kain tipisnya, sampai tingkat tertentu. Meski tidak terlihat semuanya, apa yang terlihat cukup menggoda. "Junior kecil, mengapa kamu mencariku? Pasti ada alasan untuk panggilan ini. Aku rasa kamu bukan untuk mengetahui bagaimana kabarku." Huangfu Pingqing tampaknya sengaja mencondongkan tubuh ke depan, memperlihatkan parit yang memisahkan payudaranya yang sempurna. "Senior, Ratu memberitahuku bahwa aku harus berbicara denganmu jika mau mencarinya." Bibir Han Sen mungkin telah bergerak, tetapi tatapannya tidak. Bagaimanapun juga, tidak ada salahnya menatap seperti itu. Melihat tatapannya yang tak tahu malu, Huangfu Pingqing merasa sedikit canggung. Dia melebarkan matanya untuk menatap kembali ke arah Han Sen dan meraih mantel untuk menutupi tubuhnya. Dia kemudian berkata, "Mengapa kamu mencari Ratu?" "Senior, tolong katakan padanya bahwa setelah mempertimbangkan secara mendalam, aku telah memutuskan untuk bergabung dengan timnya," kata Han Sen padanya. Sekarang setelah dia berhasil membuka kunci gennya, dengan kebugarannya di puncak, dia tidak perlu khawatir tidak setara dengan yang lain dalam tim Ratu. Dia ingin sekali melihat makhluk super macam apa yang akan mereka buru. Han Sen tahu itu sangat sulit bagi seseorang untuk berburu makhluk super sendiri, jadi dia tidak keberatan bekerja sama dengan orang lain. Dengan mengikuti Ratu, dia pasti memiliki kesempatan untuk menyaksikan kekuatan sejati yang dimiliki makhluk super. Bagaimanapun, rubah perak masih kecil, dan kekuatannya pasti tidak sebanding dengan makhluk super dewasa. "Dia mengundangmu ke timnya?" Huangfu Pingqing tampak terkejut. "Dia tidak memberitahumu?" Han Sen menatapnya dengan aneh. Ratu memberitahu Han Sen untuk mencari Huangfu Pingqing ketika dia siap bergabung dengan timnya, jadi wajar baginya untuk berasumsi bahwa dia akan tahu tentang kesepakatan itu. Han Sen terkejut mengetahui bahwa dia tidak mengetahuinya. "Orang seperti dia tidak banyak berbicara padaku," kata Huangfu Pingqing. Kemudian, setelah jeda singkat, dia melanjutkan, "Tapi dia wanita yang sombong; mengapa dia menginginkan orang biasa sepertimu di timnya? Aku ingat beberapa evolver meminta tempat di timnya beberapa waktu lalu, dan mereka telah membuka kunci gen kunci dan segalanya, tetapi semuanya ditolak. Mengapa dia menolak evolver itu tetapi secara pribadi memintamu untuk bergabung dalam timnya? Aku hampir tidak percaya. Kau pasti sangat menarik." "Aku tidak istimewa sama sekali. Aku masih harus menempuh jalan panjang untuk sampai di puncak." Han Sen menggoyangkan hidungnya saat dia berbicara. Huangfu Pingqing telah membangun kekebalan terhadap sikap Han Sen yang tak tahu malu. "Aku pasti akan memberitahu dia. Tapi, aku tidak tahu kapan kamu akan menerima tanggapannya. Aku tidak tahu. Itu semua tergantung pada suasana hatinya." "Bagaimanapun juga, aku berterima kasih padamu. Ketika aku sudah pensiun dari tentara, ingatkan aku untuk mentraktirmu makan siang." Han Sen tersenyum. "Oke, aku akan mengingatnya." Huangfu Pingqing membalas senyum Han Sen. Setelah percakapan mereka berakhir, Han Sen pergi ke lobi pengujian. Dia ingin melihat seperti apa yang telah dia capai, dengan sekarang membuka kunci gen pertamanya. Untuk melakukan tes lengkap, Han Sen pergi ke lobi pengujian eksklusif di pangkalan militer; bukan yang biasa, tetapi yang komunitas virtual. Setelah dia memilih kekuatan yang diinginkan untuk tes, dia memasuki ruang pengujian. Di dalamnya, ada cyborg setengah manusia muncul di depannya. Droid ini, yang dirancang khusus untuk pengujian pertempuran, dibuat menyerupai manusia. Itu sebenarnya terdiri dari banyak robot kecil lainnya. Setelah mengalami sejumlah kerusakan, droid itu akan hancur. Tapi kemudian, dia bisa membangun kembali dirinya sendiri dengan cepat. Chapter 600 - Penglihatan Dewa Setelah melihat Han Sen memasuki lobi pengujian, Annie kembali memperhatikan setiap gerakannya. Dia segera pergi ke ruang observasi agar bisa melihat bagaimana penampilannya. Tes yang dilakukan Han Sen telah dirancang untuk secara akurat mengukur ketangkasan kemampuannya. Dia belum pernah mengikuti tes ini sebelumnya, jadi Annie tidak tahu berapa tingkat yang seharusnya. Karena Han Sen mengambil tes ini sekarang, Annie tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengamati Han Sen begitu saja. Tetapi karena tingkat kesulitan yang dipilih Han Sen, Annie merasa agak kecewa. Dia telah memilih tingkat kesulitan seratus, yang berarti Han Sen hanya perlu tingkat seratus untuk mengalahkannya. Annie sudah tahu bahwa kekuatannya jauh di atas seratus. Karena dia ada di sini, bagaimanapun, dia tetap akan mengawasi bagaimana cara kerjanya. Han Sen tidak memilih kesulitan yang lebih kuat karena dia tahu ada mata yang mengintip, dan dia tahu siapa pun bisa menonton dari ruang observasi. Dia belum ingin mengungkapkan kekuatan sebenarnya. Tujuan utama Han Sen di lobi pengujian adalah untuk melenturkan dan mendorong batas-batas indera khusus yang baru diterima dengan membuka kunci gennya. Karena itu, dia tidak perlu memilih kesulitan yang lebih sulit. Han Sen menghancurkan droid pengujian dengan cepat, dan droid itu dengan cepat membangun dirinya kembali menjadi dua robot. Setelah Han Sen menghancurkan kedua robot lagi, mereka juga menggandakan diri. Ketika empat robot muncul di hadapannya, Han Sen dengan cepat menumbangkan mereka. Kemudian delapan robot muncul. Berlangsung terus menerus. Han Sen segera merobek robot-robot itu dengan mudah. Setelah menonton lebih lama, wajah Annie mulai berubah drastis. Kesulitan yang dipilih Han Sen mungkin tidak tinggi, tetapi cara dia mengiris droid itu istimewa. Dia tidak menyadarinya pada awalnya, tetapi setelah menonton sebentar, wajahnya berubah. Droid-droid ini memiliki perilaku untuk menduplikasi saat menderita kekalahan. Ini berarti semakin banyak yang dibunuh Han Sen, mereka akan semakin bertambah banyak. Dan semakin banyak droid, semakin banyak serangan yang diterima Han Sen. Tidak seperti manusia, mereka sistematis dan tidak harus berpikir; ini juga berarti ada lebih sedikit ruang untuk kesalahan. Robot seperti itu tidak membuat kesalahan, dan ketepatan mereka jauh melebihi kemampuan dan keandalan manusia. Meskipun serangan ini tidak bisa mengancam kehidupan Han Sen, cara dia memotong droid mengejutkan Annie. Han Sen, meskipun menghindari setiap serangan, bahkan tidak berbalik untuk melihat ayunan dan tebasan yang menghalanginya. Dia bisa secara akurat menghancurkan setiap droid dari belakang. Bahkan ketika banyak droid berusaha untuk menyerang dia pada saat yang sama, dia tidak harus berbalik untuk menghindar dan menyerang balik. Annie hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seolah-olah Han Sen telah mempunyai mata di belakang kepalanya. Kekuatan dan kecepatan adalah hal-hal yang bisa dilatih dan ditingkatkan, tetapi ini adalah sesuatu yang baru bagi Annie, dan dia tidak yakin bagaimana dia bisa mengembangkan kekuatan ini. Annie tidak percaya dengan apa yang dia saksikan, ketepatan seperti itu mustahil berasal dari menganalisa kebisingan di ruangan itu dengan cepat dan akurat. Han Sen tidak melakukan satu kesalahan apapun - dia sempurna. Seolah-olah dia telah berlatih ini sebelumnya, dan dia tahu setiap gerakan akan dilakukan setiap droid. Annie bahkan tidak percaya dia bisa melakukan sesuatu seperti itu. Seiring berjalannya waktu, Han Sen hanya tampak semakin baik. Seolah-olah dia telah mencapai Penglihatan Dewa dan mampu melihat apa yang akan terjadi dan menentukan di mana dan kapan setiap droid akan menyerang. Dikombinasikan dengan Kitab Dongxuan, Han Sen telah mengaktifkan apa yang bisa disebut sebagai "Mode Nabi." Setiap serangan terhadapnya tampak sia-sia, dan untuk dapat menyerangnya kemungkinan besar harus melampaui kecepatan cahaya. Tiga puluh dua robot adalah jumlah maksimum yang diizinkan di dalam ruangan. Bahkan dengan jumlah yang begitu besar, tidak satupun dari mereka bahkan berhasil menyentuh Han Sen. Dia memusnahkan setiap droid, dan yang diperlukan hanyalah satu serangan, tinjunya meluncur menembus eksterior logam mereka hampir tanpa perlawanan. Seolah-olah mereka dicocok hidungnya, alis Annie menjadi sangat kencang. Dia pikir Han Sen berbeda, tapi dia tidak bisa menjelaskan mengapa. Dia tampak bingung. Annie ingin segera melapor kepada Ji Ruo Zhen tentang apa yang baru saja dia saksikan. Tapi ketika dia terus menonton, dia bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa mengartikulasikan betapa tepatnya saat dia bertarung. Setelah Han Sen menyelesaikan pengujiannya, dia segera meninggalkan lobi. Namun, Annie tetap berada di ruang observasi dengan rekaman pengujian Han Sen, karena dia ingin menonton dan meninjau kembali apa yang baru saja dilihatnya. Han Sen sangat terkesan dengan kemampuan barunya, setelah membuka kunci gen. Meskipun dia belum diberikan kekuatan khusus yang diresapi unsur, dia sudah bisa membuat perbedaan besar. Dia juga menghargai betapa waspada kekuatannya. Pada pandangan pertama, tidak ada yang bisa mengetahui bahwa dia telah membuka kunci gen pertama. Dia pikir ini akan sangat bermanfaat, di kemudian hari. Sekembalinya ke penampungan, dia mengetahui bahwa Zhu Ting mencarinya. "Bos, aku telah menemukan makhluk berdarah sakral. Mari kesini dan bantu aku membunuhnya!" "Tentu," Han Sen setuju, sebagian karena dia masih merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan pada Zhu Ting dengan jamur merah. Dia juga setuju untuk pergi tanpa pamrih. Meskipun berburu makhluk berdarah sakral bukan fokusnya saat ini, setelah membuka kunci gen pertama, itu akan jauh lebih mudah baginya. Dia juga membayangkan bahwa dia bahkan bisa melakukan perjalanan ke dasar laut, berburu secara bebas di kedalaman lautan, dan meningkatkan poin geno sakral para malaikatnya dengan jauh lebih cepat. Setelah kesepakatan kilat tercapai, Zhu Ting membawa Han Sen ke Gunung Iblis. Tapi Han Sen mengerutkan kening dan berkata, "Sejak kapan kamu datang ke Gunung Iblis?" Iblis Petir dan rakyatnya biasa bercerita tentang makhluk yang mendiami Gunung Iblis dan kemampuan khusus yang mereka miliki. Itu adalah tempat yang sangat berbahaya. "Jangan khawatir, aku hanya mengamatinya dari kaki gunung. Aku belum berani melintasi lereng yang berbahaya," Zhu Ting menjelaskan. Han Sen mengangguk sebagai respons dan tidak banyak bicara. Tidak yakin dengan apa yang ada di depan, dia setidaknya yakin akan kemampuannya untuk melarikan diri dari cengkeraman makhluk super, sekarang dia telah membuka kunci gennya. Namun, tidak semua makhluk super secara aktif mengejar manusia dan berusaha membunuh mereka, jadi Han Sen rasa mereka akan baik-baik saja jika terus menghindar. Lereng gunung tidak sedingin es dan bersalju. Sebaliknya, mereka dikelilingi sayur-sayuran yang subur dan pohon-pohon. "Bos, ini dia!" Zhu Ting tidak berbohong. Setelah memulai pendakian mereka dari Gunung Iblis, Zhu Ting menunjuk ke sebuah bukit kecil yang aneh. Bukit yang ditunjuk mengitari di perbatasan Medan Es. Han Sen mengikuti Zhu Ting, dan mereka menuju ke sebuah bukit kecil yang terjal. Beberapa tanaman merambat dan pohon tumbuh subur di atasnya. Ketika mereka setengah jalan di atas bukit, makhluk yang tampak seperti kadal menarik perhatian mereka. Kadal itu memakan tanaman merambat yang menjalar di tebing yang terhubung dengan puncak bukit. Han Sen menatap makhluk itu, yang sebenarnya berukuran cukup besar. Panjangnya sekitar satu meter, memiliki kulit biru yang indah dan tidak bersisik. Tampaknya itu adalah hadiah yang menarik. "Meskipun bukit ini mungkin tidak terlalu tinggi, akan sulit untuk melawannya di sisi tebing tempat mereka sedang makan," kata Han Sen, setelah mengamatinya selama beberapa saat. "Jika itu tugas yang mudah, aku tidak akan datang dan meminta bantuanmu. Apakah kamu punya saran?" Zhu Ting bertanya dengan sopan. "Ya. Kamu tunggu di sini." Saat Han Sen mengatakan ini, dia memanggil baju baja bersisik darahnya. Dia menanamkan kakinya dengan kuat di sisi tebing dan mulai berlari. Chapter 601 - Kekuatan Yang Dahsyat Han Sen memanjat dinding tebing setinggi belasan meter, dan dalam beberapa langkah lagi, dia akan mencapai makhluk kadal itu. Han Sen diam-diam mengaktifkan kunci gennya, dan dengan itu, dia bisa merasakan keinginan makhluk itu untuk berbalik. Ketika itu terjadi, dia juga dapat memprediksi bahwa makhluk itu akan memperpanjang lidahnya. Detik berikutnya, kadal itu menembakkan lidahnya yang panjang, merah, dan tajam ke arahnya. Mampu memprediksi apa yang akan terjadi rasanya luar biasa. Han Sen merasa seolah-olah dia bisa memprediksi segalanya. Han Sen melompat menjauh dari tebing. Meminjam kekuatan dari udara, dia menghindari lidah raksasa yang tampak beracun dan kembali ke sisi tebing dekat makhluk itu. Menghunuskan pedang peraknya, dia dengan cepat memenggal kepalanya. Hasil ini bahkan melampaui harapannya sendiri, karena kepala dengan cepat terlepas dari makhluk itu dan jatuh ke tanah. Pedang menembusnya seperti pisau panas yang memotong mentega, dan itu sudah cukup untuk membuat Han Sen mempertanyakan apakah itu benar-benar makhluk berdarah sakral. "Makhluk Berdarah Sakral Dibunuh: Kadal Gunung. Jiwa binatang tidak diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno darah mulai dari nol sampai sepuluh secara acak." Tetapi suara itu mengkonfirmasi apa yang dikatakan Zhu Ting kepadanya, bahwa itu memang makhluk berdarah sakral. Han Sen merasa sangat senang. Dia sekarang mengetahui dengan pasti bahwa setelah membuka kunci gen, kekuatan dasarnya telah meningkat dengan signifikan bukan hanya kemampuan persepsi. Saat ini, bahkan makhluk berdarah sakral dapat dibunuh dengan sangat mudah. Ini adalah kekuatan yang sangat dahsyat. Zhu Ting, yang tetap tinggal di bawah, terus melihat ke atas seolah-olah dia membeku. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia bahkan terkejut melihat betapa mudahnya Han Sen membunuh makhluk berdarah sakral. Pang! Kadal gunung sekarang jatuh ke tanah, seperti halnya Han Sen. Dengan cepat, Zhu Ting melompat untuk menjemput tuannya. Tetapi kemudian dia berkata, "Kau brengsek. Aku memintamu untuk membantuku dan memperlemah iblis itu; aku tidak memintamu untuk membunuhnya! Apakah kau mendapatkan jiwa binatang buas?" "Aku ceroboh. Terkadang aku tidak tahu kekuatanku sendiri. Aku minta maaf, aku minta maaf!" Han Sen tersenyum masam ketika dia meminta maaf, dan kemudian dia melanjutkan, "Tapi aku tidak mendapatkan jiwa binatang; sungguh! Bagaimana kalau aku menebusnya dengan menemukan jiwa binatang berdarah sakral lainnya, eh? Aku akan melemahkannya dan membiarkanmu melakukan serangan terakhir. Apakah itu terdengar oke? " Zhu Ting menjadi tenang setelah mendengar itu, tetapi dia masih terus mengecek. Jadi dia bertanya, "Tapi apakah kau benar-benar tidak mendapatkan jiwa binatang?" "Aku, Han Sen, atas nama para dewa yang memerintahkan keberadaan kita, bersumpah bahwa aku tidak menerima jiwa binatang. Jika aku melakukannya, bunuh aku, oh, makhluk surgawi!" Han Sen berkata dengan riang. "Sumpah macam apa itu? Apakah kau pikir aku akan percaya itu? Hanya sedikit orang yang benar-benar mati karena bersumpah seperti itu. Bersumpah lagi, dan kali ini, katakan bahwa kau tidak akan pernah mendapatkan istri!" Zhu Ting berkata. Han Sen melakukan apa yang dia minta dan mengatakannya, sehingga membuatnya merasa sangat terhibur. Mereka kemudian mengangkat tubuh kadal gunung ke tunggangan yang dipanggil dan memutuskan untuk kembali ke tempat penampungan. "Jujur saja, bagaimana kau mendapatkan kekuatan yang kau miliki sekarang? Kau hanya berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama kurang dari setahun, namun kau telah berkembang dengan begitu pesat. Kau bahkan belum membuka kunci gen pertama, bukankah begitu?" Dalam perjalanan kembali ke tempat penampungan, Zhu Ting menyaksikan Han Sen dengan sangat penasaran. Sekarang, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Membuka kunci gen tidak terlalu sulit," kata Han Sen, tanpa berkedip. Zhu Ting tidak yakin apakah yang dia katakan adalah konfirmasi, tetapi dia memilih untuk percaya bahwa dia memang benar. Bagaimanapun, Han Sen telah berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua untuk waktu yang terlalu singkat. Kembali ke tempat penampungan, Han Sen kembali ke kamarnya dan melihat seorang wanita berbaring di kursi membaca buku-bukunya. Walaupun dia hanya bisa melihat bayangannya dari pintu, Han Sen sudah tahu bahwa dia adalah Ratu. Tubuhnya sangat istimewa, dan keindahannya sulit untuk tidak dikenali. Han Sen tidak menduga Ratu menerima kabar dan segera datang menemuinya. Sepertinya dia menganggap bergabungnya dia dalam tim Ratu sebagai hal yang serius. "Pingqing bilang kau mau bergabung dengan timku?" Ratu meletakkan bukunya dan menoleh pada Han Sen. "Ya, benar." Han Sen mengangguk. "Apa yang membuatmu berubah pikiran begitu cepat?" Ratu bertanya. "Aku sudah memikirkannya selama beberapa hari terakhir, dan dengan poin geno sakralku yang hampir mencapai kapasitas maksimal, aku pikir ini adalah saat yang tepat bagiku untuk mencari tahu apakah ada makhluk di atas kelas yang berdarah sakral. Jadi, ya, setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk bergabung dengan Anda, "kata Han Sen. "Kau tidak akan ikut menonton, kamu tahu. Kau harus mematuhi perintahku. Makhluk-makhluk ini sangat berbahaya, dan mereka yang telah membuka kunci gen masih bisa binasa dalam sekejap mata. Terutama kau. Jadi "Ketika tim sedang bertarung, kau harus mematuhi perintahku dan meninggalkan omong kosong serigala," kata Queen dengan wajah tegas. "Aku paham." Han Sen mengangguk. Dia kemudian berkata, "Tetapi ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu. Hewan peliharaanku memiliki kemampuan khusus yang menyebabkan makhluk-makhluk di sekitarnya menjauh. Aku tidak yakin apakah itu akan memiliki efek yang sama pada makhluk super ini, dan selain itu, peliharaan saya tidak bisa menyerang makhluk. " "Aku sudah menduga itu membuat makhluk-makhluk lain melarikan diri, tapi aku mengharapkan dia untuk melakukan serangan. Namun, kemampuan pertamanya yang paling aku hargai," kata Ratu. "Tunggu, jadi itu yang kau inginkan?" Han Sen membeku. Ratu kemudian mengatakan kepadanya, "Ada banyak makhluk di sekitar makhluk kuat ini yang telah kita pantau. Walaupun kita tidak takut pada mereka, melawan mereka bersama makhluk super besar ini akan terlalu merepotkan. Belum lagi berbahaya. Dengan hewan peliharaanmu, kami tidak perlu khawatir tentang yang lain, sehingga memungkinan kami semua untuk berfokus pada target utama." Sekarang Han Sen tahu mengapa Ratu sangat menginginkan kehadirannya. "Kau selesaikan masalah di sini malam ini. Besok, kau bisa ikut denganku. Aku hanya kebetulan lewat hari ini, jadi kupikir bisa mampir sebentar. Untuk menyerang makhluk yang kuat, aku sudah punya rencana. Ketika kau ikut denganku, bagaimanapun, kau harus bertemu dan menyapa tim. Jika mereka tidak keberatan, kami akan menjadikan kau anggota," kata Ratu. "Tunggu, jadi kau bukan pengambil keputusan mutlak?" Han Sen mengerutkan kening. "Ketika aku membuat tim ini, kami menetapkan aturan. Untuk penerimaan anggota tim baru, pemungutan suara bulat harus dilakukan. Walaupun aku adalah ketua tim, aku tidak bisa mengesampingkan aturan ini." "Baik." Keesokan harinya, Han Sen mengatur agar orang lain untuk menangani bisnis tempat penampungan untuk sementara waktu, dan dengan rubah perak di tangan, dia mengikuti Ratu keluar dari medan es. Dengan rubah perak yang menemani mereka, mereka tidak diganggu oleh makhluk-makhluk lain, dan tak lama kemudian, mereka tiba di pinggir lautan. Di sana, Ratu memanggil seekor paus mengendarainya bersama Han Sen. Rubah perak itu sangat menakjubkan, tidak ada makhluk laut yang mengganggu mereka. Ini sepertinya membuat Ratu merasa puas, karena dia sekarang menatap rubah perak dengan sangat ramah. Tapi Han Sen tidak bisa menikmati perlakuan yang sama, karena dia belum berbicara dengannya selama sepanjang perjalanan. Dan cara dia memandangnya dingin. Han Sen mengerti bahwa dia masih marah padanya atas apa yang terjadi hari itu. Mengetahui posisinya, dia menghindari berbicara dengannya karena takut akan meningkatkan ketegangan di antara mereka. Mereka berlayar melintasi laut selama dua hari sebelum mereka melihat sebuah pulau hitam di cakrawala. Ratu dengan jelas menandakan pulau tersebut sebagai destinasinya. Chapter 602 - Pusaran Ketika mereka mendekati pulau, mereka melihat dari kejauhan ada tiga orang berdiri di garis pantai. Dua pria dan seorang wanita, masing-masing mengenakan baju baja jiwa binatang. Mereka tampak sopan dan elegan, dan jelas terlihat bahwa mereka bukan evolver biasa. "Kak, apa yang membuatmu begitu lama?" teriak wanita itu dari jauh. Wanita itu cukup pendek, dan walaupun terlihat cukup cantik, menunjukkan sedikit kemalasan. "Ada halangan di jalan, jadi aku harus menunda kedatanganku selama beberapa hari," jelas Ratu. "Kak, siapa pria ini?" Wanita itu tampak terkejut melihat Han Sen berdiri di samping Ratu. Setelah kedua pria itu menyapa Ratu, mereka juga tampak khawatir dengan kehadiran Han Sen. "Namanya adalah Han Sen, dan aku ingin mengusulkan untuk bergabung dengan tim kami," Ratu berkata, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. "Kau pasti elit, sehingga Kakak mengundangmu secara pribadi ke tim kami. Bisakah aku bertanya; apa kekuatan kunci genmu?" wanita itu bertanya pada Han Sen dengan penasaran. Kedua pria itu tetap diam, dan mereka terus mengunci Han Sen dalam pandangan mereka. Tentu saja, mereka sangat ingin tahu alasan Ratu membawa masuk orang lain. "Oh, aku? Aku bahkan belum membuka kunci gen," Han Sen berbohong. Karena Ratu hanya mengatakan dia membutuhkan bantuan rubah perak, dia tidak perlu naik ke panggung dan mengungkapkan dirinya sepenuhnya. Sekarang, dia bisa mengikuti tim dari belakang seperti yang secara pribadi diminta Ratu padanya. Makhluk super tidak bisa dianggap enteng, dan bayangan Kuda Laut Biru masih segar di benaknya. Jika dia memiliki kesempatan untuk menghindari risiko, maka dia dengan senang hati akan menahan diri untuk tidak terlibat dengan musuh yang menakutkan. "Kau belum membuka kunci genmu ?!" Mereka bertiga berkata secara bersamaan. Setelah melihat Han Sen dengan bingung, mereka kemudian menoleh pada Ratu. Ratu berusaha menjelaskan situasi Han Sen dengan mengatakan, "Aku telah menguji ini secara pribadi dalam perjalanan saya di sini. Rubah peraknya istimewa. Dengan kehadirannya, tidak ada makhluk lain yang berani keluar." "Jika itu benar, lalu mengapa tidak membeli hewan peliharaannya saja? Tidak perlu mengajak orang ini untuk bergabung dengan tim," kata salah seorang pria. Pria ini sangat tampan, dengan rambut pirang dan mata zamrud. Pria dan wanita lain belum mengatakan apa-apa, karena mereka masih merasa bingung. "Maaf, hewan peliharaan ini tidak untuk dijual." Han Sen cepat-cepat membungkamnya. Pria berambut pirang itu ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Ratu menghalanginya. Dia berkata, "Menurut aturan yang kami tetapkan pada pembentukan kelompok ini, semua orang diberikan kesempatan untuk mengatakan pendapatnya. Jika kau tidak menginginkan orang ini di tim kami, maka jangan ragu untuk mengatakannya. Jika itu masalahnya, dia akan pergi. Tapi akulah yang membawanya ke sini, jadi tidak ada yang bisa menyentuhnya. " Keheningan yang tidak nyaman terjadi, kemudian Ratu memecah keheningan dengan bertanya, "Di mana anggota tim yang lain? Apakah mereka masih belum tiba?" "Kakak, sepertinya mereka bertiga tertunda oleh sesuatu. Tapi aku yakin mereka akan segera bergabung," kata wanita itu. "Nah, kalau begitu, mari kita tunggu sampai mereka tiba. Kita bisa mendiskusikan dan mengambil suara mengenai memasukkan Han Sen dalam tim, ketika mereka tiba di sini," kata Ratu. Pria pirang tampan itu kemudian berkata, "Bah! Kita tidak harus menunggu. Saya tidak setuju dan tidak menginginkannya. Apakah kau lupa bahwa salah satu undang-undang pendirian kami menyatakan bahwa siapapun yang bergabung harus membuka kunci gen mereka? Orang ini ingin menjadi parasit, menggunakan hewan peliharaannya sementara dia mendapatkan keuntungan dari pembantaian makhluk super?" "Aku mengerti, tetapi peliharaannya terbukti vital bagi perjuangan kita saat ini. Itu bisa menyelamatkan kita dari banyak masalah," bantah Ratu, memandang pria tampan itu dengan tatapan tajam. "Ya, Tiran. Memiliki seseorang seperti ini bukan ide yang buruk." Wanita itu setuju dengan Ratu, jadi dia ikut berusaha meyakinkan pria tampan itu. Pria tampan bernama Tiran sekarang tampak ketus. Dia berkata, "Aku lebih suka berjuang membunuh makhluk super daripada berbagi keuntungan dengan seorang parasit yang belum membuka kunci gen pertamanya." Ratu mengerutkan kening dengan pendirian Tiran untuk tidak menerima Han Sen dalam tim. Dia mengangguk dan berkata, "Oke, baiklah! Jika seperti itu keadaannya, aku akan mengembalikannya." Setelah itu, Ratu naik ke atas punggung paus itu lagi bersama Han Sen. Dia meminta maaf kepadanya, dengan mengatakan, "Aku minta maaf karena membuang-buang waktumu. Ini adalah perjalanan yang sia-sia." "Tidak masalah." Han Sen menggelengkan kepalanya dan tersenyum masam. Dia tidak ingin mempertaruhkan nyawanya, dan itulah sebabnya dia tidak mengakui bahwa dia telah membuka kunci gennya, tetapi dia tidak menduga bahwa dia akan ditolak oleh kelompok itu dan dihukum mati begitu cepat. Dia baru saja tiba di sini, dan sekarang dia akan dikirim kembali. Han Sen tidak terlalu senang dengan hal ini, tetapi dia pikir itu bukan ide yang baik untuk mengakui kebenaran sekarang juga. Jadi, dia mempersiapkan dirinya untuk pulang bersama Ratu. Saat Ratu bersiap untuk lepas landas dengan ikan paus, Han Sen memperhatikan kedatangan seseorang yang mengendarai binatang laut. Dia meluncur melintasi ombak dengan penuh amarah. Tak lama kemudian, dia telah tiba di pulau itu. Anehnya, dia tampak terluka parah dan dipenuhi banyak luka bakar. Banyak luka yang dibalut perban dengan tergesa-gesa, tetapi walaupun demikian, kondisi dia tampaknya tidak baik. "Pak Tua Cabul! Apakah kau baik-baik saja? Di mana Shang Qing?" Ratu turun, dan semua orang mengerumuninya. Wanita lain dengan cepat bergerak untuk membantu mengangkatnya. "Dalam perjalanan ke sini, kami bertemu makhluk yang menghembuskan api. Itu terlalu kuat dan aku terpisah dari Shang Qing. Aku tidak tahu apakah yang lain berhasil meloloskan diri," kata Pak Tua Cabul dengan muram, dan wajahnya seputih hantu. Wajah-wajah orang dalam kelompok itu ketakutan, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Bertemu makhluk super selalu menakutkan dan mengancam nyawa, tetapi bertemu denganya di laut adalah mimpi buruk. Dia beruntung berhasil melarikan diri hidup-hidup. Luka bakar yang membakar tubuh Pria Tubuh Cabul tidak ringan. Kelompok itu membantu membawanya ke pantai dan mencoba untuk menyembuhkan lukanya. Ketika Han Sen melihat bekas luka bakar, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah mereka bertemu dengan Kuda Laut Biru?" "Kucing Malas, kau tinggal di sini dan rawat Pak Tua Cabul. Aku, Tiran, dan Langit Cemburu akan pergi dan melihatnya. Kita akan lihat apakah kita bisa menemukan mereka." Ratu melompat ke belakang pausnya saat dia berbicara. Tiran dan Langit Cemburu memanggil tunggangan laut mereka sendiri, dan mereka semua buru-buru pergi ke arah yang ditunjuk oleh Pak Tua Cabul. Ketika mereka sampai di daerah yang diceritakan oleh Pak Tua Cabul, mereka berpisah dan berusaha mencari orang-orang yang hilang. Han Sen masih di atas paus, duduk di sebelah Ratu. Mereka tidak dapat menemukan jejak orang yang dicari. Kemungkinan besar mereka telah mati. "Sepertinya Ratu dan pasukannya belum pernah membunuh makhluk super, walaupun mereka telah membuka kunci gen. Manusia di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua tampaknya masih berjuang dengan kekuatan mereka yang luar biasa." Han Sen tetap waspada. Ketika dia pertama kali membuka kunci gennya, dia merasa sangat senang. Tetapi sekarang dia merasa seolah-olah statusnya menjadi lebih berbobot, yang belum pernah dia sadari sebelumnya. Memikirkan bahwa beberapa orang, yang telah membuka kunci gen pertama mereka seperti Han Sen, sekarang mati. Mereka dilenyapkan oleh makhluk super di laut dalam waktu singkat. Hal itu membuatnya merasa takut. Ratu, Tiran, dan Langit Cemburu bertemu di lokasi yang telah mereka janjikan. Wajah mereka tampak suram, menandakan bahwa mereka tidak beruntung dalam mencari rekan seperjuangannya yang hilang. "Ayo kembali ke pulau dulu. Tidak aman tetap berada di perairan ini." Ratu segera memutuskan, takut akan terjadi sesuatu jika mereka tetap tinggal. Dengan cepat, mereka kembali. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bahkan jika mereka terbunuh, kau bahkan tidak dapat mencari tubuh mereka? Pak Tua Cabul masih terluka. Apakah kita masih akan mengejar makhluk di pulau itu?" Kucing Malas mengerutkan kening. "Tentu saja. Kalau tidak, waktu yang kita habiskan di sini akan sia-sia!" Tiran berkata dengan ketus. "Tapi sekarang, hanya tersisa kita bertiga. Bagaimana jika itu benar-benar ..." Kucing Malas menghilang dan tidak menyelesaikan kalimatnya. Namun, semua orang mengetahui apa yang dia maksudkan. Chapter 603 - Harimau Putih "Bagaimana kalau kita membiarkan teman sementara kita ini bergabung dengan kita?" Langit Cemburu menyarankan, kehadirannya menghembuskan aura keanggunan. Tiran mengerutkan alisnya, tetapi tidak mengatakan apapun. Jika yang lain tidak masalah, dia tidak akan memikirkannya lagi. Tapi sekarang, hanya ada lima orang yang tersisa. Jika mereka ingin membuktikan keberadaan makhluk yang mereka cari, membawa Han Sen dan rubah perak untuk mengusir gerombolan makhluk akan sangat membantu. "Apa artinya sementara?" Han Sen mengerutkan alisnya saat dia bertanya. "Beri kami sebuah harga dan kami akan mempekerjakanmu sebagai pedagang atau tentara bayaran," kata Tiran dengan ketus, masih tidak mau menawarkan posisi formal dalam tim mereka. Han Sen menatap Ratu sambil berkata dengan tenang, "Tidak peduli apa keputusanmu, aku akan membawamu pulang tanpa cedera." Ketika Han Sen mendengar Ratu mengatakan ini, dia tersenyum dan menjawab, "Baik, kau bisa mempekerjakan saya. Namun, aku harus memperingatkanmu; aku mahal. Aku rasa kau tidak sanggup membayarku." "Berapa banyak yang kau inginkan?" Tiran terus memandangi Han Sen dengan sikap dingin seperti batu. "Yah, rubah perak dan aku dihitung sebagai dua orang. Oleh karena itu, kami masing-masing akan menerima satu jiwa binatang berdarah sakral. Kami tidak akan menerima tawaran yang lebih rendah dari itu," kata Han Sen. Dia ingin menerima manfaat dari tamasya ini, bahkan walaupun dia tidak mengharapkannya. Dan karena dia sudah datang sejauh ini, dia ingin melihat bagaimana perencanaan mereka dalam melawan makhluk super. Kalau ada orang yang bersedia membayarnya untuk menonton, tidak ada alasan baginya untuk menolak. Menjadi anggota tim Ratu secara resmi tidak terlalu penting baginya. Bagaimanapun, timnya bukan satu-satunya tim yang berburu makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, jadi bahkan jika dia tidak diterima di sini, dia pasti akan diterima di tempat lain. "Baik." Tiran bahkan tidak berkedip sebelum menyetujui. Dia memberi Han Sen satu jiwa binatang berdarah sakral dan kemudian berkata," Ini adalah uang muka. Setelah kami selesai, kau dapat memperoleh yang satu lagi." "Aku suka dengan ketegasanmu dalam mengambil keputusan. Aku setuju." Han Sen menerima persyaratan Tiran. Setelah Han Sen diterima, yang lain berkumpul untuk membentuk rencana aksi. Pertama, mereka perlu menemukan makhluk itu. Mereka memang punya rencana pada awalnya, tetapi rencana itu dibuat dengan asumsi semua anggota akan hadir dan siap untuk bertarung. Sekarang, dengan hanya lima orang yang tersisa, mereka harus membuat rencana lain. Pak Tua Cabul juga terluka, sehingga hanya menyisakan empat anggota tim yang layak bertarung. Han Sen sekarang juga menjadi bagian dari tim. Setelah Han Sen mendengar mereka membahas kesulitan mereka, dia dengan cepat memahami gawatnya situasi. Di dalam pedalaman pulau, tinggal seekor harimau putih. Saat mengunjungi pulau itu, seseorang dalam tim telah melihat makhluk ini, yang tampaknya terbungkus dalam semacam angin puyuh. Ini menunjukkan bahwa dia memiliki kemampuan untuk memanfaatkan angin. Mereka semua memutuskan untuk datang ke pulau hari ini untuk melawan makhluk yang telah dinamai "Harimau Putih." Mereka belum berencana untuk membunuhnya; hanya untuk menguji kekuatannya dan mengukur kekuatannya dengan lebih seksama. "Dengan Han Sen di sini, kita tidak perlu khawatir tentang gerombolan lain yang menghuni pulau itu. Satu-satunya kelemahan untuk dengan bergabungnya Han Sen adalah berkurangnya barang tambahan yang mungkin kita dapatkan dari membunuh mereka. Oke, jadi siapa yang akan mencoba menahan serangan pertama harimau?" Kucing Malas bertanya dengan cemas. Tiran melangkah dan berkata, "Aku akan melakukannya. Akhir-akhir ini aku mendapatkan perisai berdarah sakral. Jika itu benar-benar makhluk super, aku seharusnya bisa memblokir cakarnya setidaknya dua kali." "Oke, jadi sudah diputuskan. Tiran akan masuk dan memblokir serangannya terlebih dahulu. Aku telah menggambar peta daerah sekitarnya. Langit Cemburu, kau akan pergi ke sini ..." Ratu menjelaskan dengan sangat rinci, menjelaskan rencananya. Dia juga telah memperhitungkan segala macam kemungkinan, berjaga-jaga jika ada yang meleset dalam serangan mereka. Han Sen tidak termasuk dalam rencana pertarungan. Yang harus dia lakukan adalah berdiri cukup jauh dari makhluk itu, memegang rubah perak untuk memastikan tidak ada monster lain yang mendekat. Han Sen tidak punya keluhan. Ratu dan yang lainnya bekerja sama dengan baik. Dia hanya datang ke sini untuk menonton, tetapi dia juga berpikir jika dia bergabung, dia mungkin mengganggu sinergi yang dimiliki satu sama lain. Namun, Han Sen cukup mengenali kekuatan yang dimiliki makhluk super, dan dia tidak berpikir Ratu dan timnya punya kapasitas untuk menaklukannya. Han Sen merasa kuatir bahwa rubah perak mungkin pada akhirnya juga akan memburu Harimau Putih, tetapi ketakutan ini segera hilang. Dari antara tiga bukit di kejauhan, raungan dahsyat terdengar, diiringi angin kencang. Tidak diragukan lagi itu adalah Harimau Putih, dan karena masih berada di dekatnya, kemungkinan besar tidak ada makhluk super lain yang akan takut pada rubah perak. Rasanya seperti tornado sedang meluncur turun dari bukit, dan Harimau Putih berada di tengah-tengahnya akan segera menyusul mereka. "Bersiaplah untuk bertarung!" Ketika Ratu mengeluarkan perintahnya, Tiran dan yang lainnya dengan cepat mengambil posisi mereka dan menunggu kedatangan monster itu. Seharusnya ada banyak monster lain di pulau itu, tetapi hanya harimau dan angin yang menghampiri mereka. Tidak terlihat ada makhluk lain, dan ini mungkin membuat yang lain merasa yakin dengan kemampuan rubah perak. Han Sen diam-diam menyalakan kunci gennya, mendorong indra ketujuh ke tingkat maksimum. Dengan itu, dia bisa melihat Harimau Putih berlari ke arah mereka dari jarak satu mil. Dibandingkan dengan banyak makhluk lain yang dia temui; Harimau Putih tidak terlalu besar. Panjangnya hanya sekitar empat meter. Tubuhnya seputih salju, dan matanya berkilau seperti rubi merah darah. Harimau Putih sekarang dibawa oleh angin yang digunakannya, dan dia berlari ke arah mereka di udara, tidak berbeda dengan caranya berlari di darat. Jika dia bisa terbang di langit tanpa sayap, maka makhluk itu pasti bisa memanfaatkan angin sebagai perangkatnya sendiri. Harimau Putih tampak marah, dan momentum yang mendorongnya ke arah mereka sangat kuat. Walaupun tidak terlalu besar, kehadirannya memberikan tekanan pada mereka. Itu hampir seperti sang juara, turun dari langit. Wajah Ratu dan timnya menjadi suram. Han Sen melihat ini, lalu melangkah agak mundur dengan rubah perak di tangannya. Dia takut dengan makhluk super, dan benar-benar ingin menghindarinya. Rasanya seolah-olah hanya keberuntungan bodoh yang memungkinkan dia untuk mengalahkan seekor makhluk super ketika di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Makhluk super yang menghuni Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua memiliki kekuatan yang menghancurkan yang berbeda dengan yang lain. Jika bayi rubah perak memiliki kemampuan untuk membunuh seseorang yang telah membuka kunci gen mereka dalam satu serangan, apapun yang dapat dilakukan oleh Harimau Putih pasti akan jauh lebih buruk. Rubah perak sekarang memandang Harimau Putih, dan dia juga tampak gugup. Rambutnya terangkat ke atas, dan dia memandang harimau itu dengan sikap bermusuhan. Han Sen memegang erat-erat rubah perak, tidak membiarkannya melakukan sesuatu yang tidak biasa. Walaupun rubah perak sangat kuat, dia merasa bahwa kekuatannya tidak sanggup mengalahkan Harimau Putih dewasa. Harimau Putih terus melintasi udara, tetapi sekarang hanya berjarak belasan meter dari mereka. Dia mengangkat cakarnya dan mencambuknya ke udara. Seolah-olah membelah atmosfer menjadi dua, angin berhembus kencang pada tim Ratu. Tiran berteriak dan mengangkat perisainya, tubuhnya berbalut baju baja emas. Perisainya yang terbuat dari baja, menghalangi panah angin yang datang ke arahnya. Dong! Setelah dentuman suara keras, Tiran membuka matanya dan melihat perisai di lengannya pecah. Perisai berdarah sakral, hancur dalam sekejap. Tangan Tiran juga telah terluka. Mengucurkan darah, dan merobek ototnya. Wajah anggota tim berubah. Kekuatan Harimau Putih bahkan lebih besar dari yang mereka duga, dan hanya butuh satu sapuan udara untuk menghancurkan pertahanan Tiran. Chapter 604 - Mundur "Rencana C!" Ratu berteriak, sementara tubuhnya menyala ungu. Dia mulai bergerak. Tubuh Tiran bersinar emas, seperti makhluk surgawi. Dia memegang tombak hitam besar di tangannya, yang biasa dia tusukkan ke harimau. Kucing Malas juga beraksi. Terlepas dari perawakannya yang pendek dan gemuk, sehingga membuat Han Sen percaya bahwa dia akan bergerak lambat, ternyata dia gesit dan cepat. Seperti harimau itu, dia juga memanfaatkan kekuatan angin. Tangan Langit Cemburu memegang pedang yang ramping, bilahan pedangnya lebih tipis daripada sayap jangkrik. Setelah mengayun rendah, nafas yang kuat yang terdiri dari udara beku dikeluarkan dari sana. Itu tampak seperti keterampilan yang dimiliki seseorang dari keluarga Xue. Tujuan Harimau Putih sangat jelas; tampaknya menargetkan Ratu. Angin yang dikeluarkan dari cakarnya menyerupai cakar proyektil yang melayang di udara ke arahnya. Payudara Ratu bergoncang berirama saat cahaya ungu bersinar dari dalam tubuhnya. Kakinya yang panjang dan luar biasa membawanya dengan kekuatan yang luar biasa saat dia merunduk ke samping untuk menghindari serangan yang datang. Angin cakar hijau yang dihindarinya melewatinya dan membelah batu menjadi dua. Dong! Salah satu pisau belati Kucing Malas menyerang harimau. Kemudian pedang Langit Cemburu dan tombak Tiran berusaha untuk menusuk musuh mereka secara bersamaan. Tetapi sesuatu yang menakutkan terjadi. Bulu harimau berkibar-kibar dengan aliran angin tambahan. Pisau belati Kucing Malas, pedang Langit Cemburu, dan tombak Tiran terlempar jauh dari binatang buas itu, seolah-olah senjata mereka dihalangi untuk mendekati kulit harimau oleh cangkang angin yang tebal, kencang, dan tak terlihat. Grrr! Tubuh Harimau Putih bergemetar ketika melihat ke langit dan meraung. Angin kencang bertiup, dan topan meledak dari teriakannya yang memekakkan telinga. Katcha! Katcha! Topan itu meliuk-liuk di sekitar senjata yang berusaha melukai Harimau Putih, dan topan itu memutar mereka. Hanya tombak Tiran, yang luar biasa berat dan tahan banting, tetap tak dapat dibengkokkan. Beberapa goresan muncul di permukaannya. Mereka bertiga jatuh kembali, tidak dapat mendengar apa-apa saat dentuman keras pecah di kepala mereka. Kepala mereka kesakitan. "Mundur! Mundur sekarang!" Ratu menjerit dan memberi isyarat. Dia memanggil pisau belati dan melemparkannya ke arah harimau. Pisau itu memecahkan udara saat bergerak dan tampak seolah-olah akan menusuk mata harimau. Grrr! Harimau Putih berteriak lagi. Badai angin yang menakutkan mengalir keluar dari mulutnya, dan menangkis pisau belati yang menghampirinya. Bum! Pisau itu diterbangkan, hancur berkeping-keping sebelum mengenai wajah harimau. Seperti bintang yang berkelap-kelip dan percikan api di langit, angin menghamburkan pecahan pisau. Han Sen kaget. Pisau itu pernah digunakan untuk mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral. Itu sangat kuat, tetapi bahkan tidak dapat menggores kulit Harimau Putih. Kemarahan harimau itu dipicu oleh lemparan pisau yang mengejutkannya, dan dia melompat ke arah Ratu untuk serangan balasan. Tapi Ratu cepat-cepat berdiri dan, seperti dewi yang anggun, dia bisa menari menjauh dari cakar harimau. Mata Han Sen mengawasinya dengan kagum, dan dia sangat mengagumi Go Surgawi dari Ratu. Sama efisiennya dengan Kitab Dongxuan Han Sen, tetapi manfaat yang diberikan berbeda. Menghadapi Harimau Putih ini dan menghindari serangannya adalah bukti ketangkasannya. Tiran dan yang lainnya mengikuti perintah Ratu dan dengan cepat berbalik untuk mundur dan melarikan diri dari binatang itu. Harimau Putih jauh lebih kuat dari yang mereka duga. Dia unik, tidak seperti makhluk lain yang pernah mereka lihat sebelumnya. Tidak ada harapan untuk dapat melawannya, jadi mereka segera mundur seperti perintah Ratu. "Apa yang kau lakukan berdiri di sana? Lari!" Kucing Malas berteriak pada Han Sen saat dia berlari. Sepertinya mereka mempercayai kemampuan Ratu sepenuhnya untuk mundur begitu mereka sudah pergi. Han Sen mengangguk, dan dengan rubah perak di tangannya, dia mundur. Dia tidak berlari secepat yang lainnya, jadi dia tetap berada di belakang mereka. Walaupun mereka percaya dengan Go Surgawi milik Ratu, Han Sen adalah satu-satunya yang mempelajarinya. Dia sangat memahami posisi dan situasi Ratu melebihi dari orang lain. Go Surgawi adalah bakat yang luar biasa dan saat ini berhasil membantunya menghindari binatang yang mengerikan seperti Harimau Putih. Tetapi musuh Ratu dibantu oleh kekuatan angin, dan kecepatannya sangat berbeda. Tidak peduli seberapa efektif Go Surgawi-nya, dia masih tidak bisa menghindari harimau yang terus mengejarnya, dan dia sudah sangat dekat dengan ajalnya. Bagaimanapun juga, dia hanya manusia biasa. Jika dia tidak bisa menyingkirkan Harimau Putih tepat pada waktunya, dia pasti akan membuat kesalahan. Bahkan jika dia tetap tanpa cacat, cepat atau lambat energinya akan habis, dan ketika waktu itu tiba, kematian akan menantinya. Han Sen sedang memikirkan bagaimana dia bisa membantu Ratu. Mereka memiliki sejarah bersama, dan dia adalah orang yang mengajarinya Go Surgawi pada awalnya. Ratu sedang mengarahkan harimau ke arah pantai namun Han Sen belum mendapatkan ide. Han Sen mengerti apa yang ingin dia lakukan, berusaha menggunakan laut untuk menghentikan gerakan harimau. Harimau Putih memiliki afinitas terhadap angin, sehingga kemampuannya dalam air pasti tidak terlalu bagus. Sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya, maka dia berbalik dan lari ke arah lain. "Apa yang kau lakukan? Jangan kabur!" Tiran memanggilnya. Han Sen mengabaikannya dan memanggil Pencerewet Emas dan berlari ke pantai. Dengan pengetahuannya tentang Go Surgawi dan berbekal indera ketujuh, dia bisa memprediksi ke mana Ratu akan pergi. Dia ingin membantunya. Harimau Putih sangat marah, dan Han Sen kuatir Ratu mungkin tidak akan dapat bertahan sampai dia tiba di garis pantai. "Hei, apa yang kau lakukan? Berhenti!" Kucing Malas berteriak pada bayangan Han Sen yang melarikan diri. "Abaikan saja dia. Inilah sebabnya aku tidak bisa membiarkan orang seperti itu mendapatkan tempat di tim ini," timpal Tiran. Mereka bertiga melihat Han Sen menjauh dari posisi Ratu saat ini, tanpa mengetahui apa yang ingin dia lakukan. Berpura-pura tidak mendengar apa-apa, Han Sen terus berlari. Dia juga bukan anggota resmi tim, jadi dia tidak perlu menjelaskan tindakannya kepada yang lain. Tes ini sudah berakhir; mereka telah belajar tentang kekuatan Harimau Putih, dan upaya mereka telah menemui kegagalan. Dia takut tidak ada yang bisa membunuhnya. Han Sen terus mengendarai Pencerewet Emas ke pantai dan tiba sebelum Ratu, karena dia harus terus harus merubah arah demi menghindari Harimau Putih. Dia bisa melihat wanita itu mendekat dari kejauhan. Dia berdarah, setelah mengalami banyak luka, dan sepertinya baju baja jiwa binatangnya bisa pecah kapan saja. Untungnya, itu bukan luka parah. Kemampuannya untuk mencapai lautan tidak terganggu. Han Sen menghela nafas panjang dan berkata pada dirinya sendiri, "Ratu luar biasa. Jika aku berada di posisinya, aku rasa aku tidak akan dapat bertahan selama setengahnya." Han Sen kemudian terdiam sebentar. Dia menyingkirkan Pencerewet Emasnya dan pergi ke laut. Dia tidak berguna di pantai, jadi Han Sen harus bersiap-siap untuk bertemu dengan Ratu. Chapter 605 - Menjemput Tidak lama kemudian, Han Sen melihat Ratu mendekat. Seperti panah, dia melesat ke laut. Darah di tubuhnya membawa kabut bunga merah ke air, dan tampak indah. Dia kemudian melihat kilatan cahaya putih turun melintasi ombak yang bergolak di laut, dan dengan kasar mengikis dan mencakar jalannya melintasi permukaan laut. Ketika harimau membawa cakarnya ke atas air, laut terbelah menjadi dua, menciptakan parit selebar beberapa puluh meter. Sepertinya harimau itu belum mau berhenti mengejar. Cahaya ungu di tubuh Ratu bersinar dan dia sekarang memegang tombak di masing-masing tangan. Keduanya berwarna ungu. Dia dengan cepat berbalik untuk memblokir serangan yang datang. Dong! Kedua tombak hancur, yang mendorong Ratu. Darah mengucur dari dadanya, dia terlempar jauh ke laut. Pang! Ratu didorong ke dasar laut, membentuk lubang yang dalam dengan bentuk tubuhnya. Pukulan ini menempatkannya dalam status kritis. Walaupun Harimau Putih tidak mau berenang, dia terus mengayunkan cakarnya. Hembusan angin kencang membuat laut menjadi bergolak, menghasilkan gelombang setinggi tiga puluh kaki; banyak yang yang terbelah dan terbawa ke dasar laut. Ratu tetap tidak menyerah pada rasa sakit yang dideritanya. Dia menghindari serangan Harimau Putih saat dia berusaha berenang lebih dalam ke dasar laut. "Jahanam. Harimau Putih ini keterlaluan." Han Sen berencana untuk bertemu dengan Ratu di bawah laut, tapi dia tidak menduga bahwa Harimau Putih akan seganas itu. Pergi ke sana sekarang akan sia-sia, jadi dia hanya tinggal diam di tempatnya, berharap Ratu bisa terus menghindari serangan makhluk itu. Tapi pukulan yang diterima Ratu sangat mengerikan, dan sangat mempengaruhi gerakannya. Sudah cukup sulit bagi seseorang untuk bermanuver di laut, dan sekarang Han Sen bisa melihat dia akan meleset dalam penghindaran berikutnya. Sambil menggertakkan giginya, Han Sen mengambil risiko dan pergi ke bawah menuju Ratu. Ratu masih berjuang. Dia melihat bayangan datang tepat ke arahnya, dan setelah menyipitkan matanya, dia melihat bahwa itu adalah Han Sen. Han Sen menarik Ratu lebih dalam ke laut. Dia sangat tangkas di laut, jadi dia jauh lebih mudah bergerak di bawah air daripada Ratu. "Pegang aku dengan erat." Han Sen meletakkan Ratu di punggungnya dan menyuruhnya meraih pinggangnya. Kemudian, dengan kecepatan penuh, dia melaju ke perairan yang lebih gelap. Harimau Putih tidak ingin menyerah, jadi dia terus melemparkan serangannya ke laut. Tapi Han Sen seperti salah satu anggota keluarga duyung ketika dia berenang melintasi dasar laut dengan sangat cepat, dengan mudah menghindari setiap serangan harimau. Ratu memegang erat Han Sen, dan dia merasa tersentuh. Dia tidak pernah berharap Han Sen akan datang dan menyelamatkannya. Bahkan di laut, Han Sen menggunakan formasi yang diajarkan oleh Kitab Dongxuan. Dia terus bermanuver dan beralih posisi untuk menghindari harimau selagi meluncur dalam air, karena kecepatan murni tidak akan dapat menghalangi serangan harimau. Tapi tetap saja, Harimau Putih tidak mau membiarkan mereka pergi. Baru pada kedalaman delapan puluh meter, harimau menyerah. Pada kedalaman itu, bahkan peluru angin yang sengit tidak dapat melukai mereka. Tetapi Harimau Putih masih mengejar, karena kemanapun Han Sen berenang, harimau itu melayang di atasnya. Dia tidak akan melepaskan mangsanya dengan mudah, dan dia pasti tidak akan membiarkan mereka berenang ke permukaan. "Sial! Apakah dia seekor anjing?" Han Sen sudah berenang sedalam tiga ratus meter namun tidak dapat menghentikan pengejarannya. Dia mengutuknya dalam hati dan terus berenang lebih dalam. Setelah berenang selama setengah jam, Han Sen berada pada kedalaman sekitar lima ratus meter. Tapi tetap saja tidak berhasil. Dari atas air payau, harimau terus mengawasi mereka. Han Sen bersiap-siap untuk berenang lebih dalam, tapi kemudian dia melihat ada yang tidak beres dengan Ratu. Dia menoleh untuk menatapnya, dan wajahnya tidak terlihat bagus. Namun, itu bukan karena cedera yang dideritanya; itu karena dia tercekik. Han Sen kaget. Setelah belajar Kitab Dongxuan, dia bisa bernapas di bawah air. Bahkan rubah perak memiliki kemampuan ini. Sayangnya, Ratu tidak. Jika dia tidak terluka, dia bisa tetap di bawah laut selama beberapa jam, tetapi dia telah menerima pukulan di dadanya. Paru-parunya rusak, sehingga membuatnya sulit untuk tetap berada di bawah air seperti dirinya. Ratu memberi isyarat kepada Han Sen, mengatakan kepadanya bahwa dia ingin kembali ke permukaan. Dia tidak ingin naik hanya untuk menghisap udara, tetapi juga agar Han Sen memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari kesulitan mereka hadapi saat ini Han Sen menariknya dan menggelengkan kepalanya. Dia menatap matanya, menyentuh wajahnya, dan menutup bibir Ratu dengan bibirnya. Ada rasa yang menyenangkan dalam ciumannya. Matanya terbuka lebar saat melihat Han Sen, dengan wajahnya tepat di depannya. Tapi dia dengan cepat mengerti apa yang Han Sen coba lakukan. Dia tidak berusaha mendorongnya kembali, seperti yang ingin dia lakukan pada awalnya, dan malah menikmati perasaan yang menyenangkan ini. Dia tidak lagi tercekik dan dia merasa segar kembali. Ketika tubuhnya merasa lega, dia mendorong Han Sen menjauh dan meraih pinggangnya sekali lagi. Kemudian mereka berenang lebih dalam. Ketika Ratu tidak lagi bisa menahan napas, Han Sen dengan senang hati menghembuskan lebih banyak udara ke paru-parunya. Setelah melakukan ini beberapa kali, Han Sen telah berenang beberapa ribu meter di bawah laut. Akhirnya, Harimau Putih menyerah dan kembali ke pulau . Han Sen masih merasa kuatir. Untuk memastikan keamanan sepenuhnya, dia berenang sejauh beberapa mil lagi dan kemudian kembali ke permukaan. Ketika mereka kembali berada di bawah langit, harimau itu tidak terlihat. Kemudian, Ratu memanggil pausnya. Dia dengan cepat naik ke atasnya dan terjatuh; wajahnya tampak buruk. Luka di dadanya sangat dalam dan tidak dapat sembuh, karena berada di dalam air begitu lama. Dia juga telah banyak kehilangan darah. Han Sen dengan cepat mencari bungkusan yang dibawanya, tetapi menyadari bahwa bungkusan itu telah hilang. Mereka tidak memiliki perlengkapan medis. "Tidak apa-apa. Aku akan bisa bertahan. Uhuk! Uhuk!" Ratu tetap tenang, dan jika bukan karena luka yang menganga, akan sulit untuk mengetahui bahwa dia telah terluka parah. Tetapi setelah paru-parunya rusak, bahkan berbicara menyebabkannya mengeluarkan darah. "Tunggu sebentar!" Han Sen menggunakan tangannya untuk merobek sebagian dari pakaian tempurnya, membersihkan daerah di sekitar lukanya. Baju baja jiwa binatang telah dihancurkan oleh Harimau Putih, dan pakaian tempur di bawahnya rusak. Han Sen dapat merobeknya dengan mudah, memperlihatkan dadanya. Sepasang payudara besar berwarna putih salju muncul di hadapan Han Sen. Tapi mereka terluka dengan parah. Han Sen tidak yakin apakah dia akan terangsang oleh pemandangan itu. Mata Ratu mengungkapkan kecanggungannya atas situasi itu, tetapi dia tidak bergerak. Wajahnya hanya bersemu merah. Dalam keadaan seperti ini, Han Sen tidak berminat untuk mengagumi tubuhnya, jadi dia mengangkat rubah perak dan meletakkannya di dadanya. Dia kemudian mengatakan, "Rubah Perak, tolong bantu!" Rubah perak memandang Han Sen dan kemudian berbalik untuk melihat Ratu. Kemudian mulai menjilati kulit seputih saljunya. Setelah rubah perak menjilatnya sebentar, tubuhnya mulai bergemetar. Luka yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda infeksi tertutup rapat. Pendarahan berhenti, wilayah luka tampak membaik dan terus membaik setiap detiknya. Chapter 606 - Ratu Yang Tidak Bisa Merasa Tenang Ratu merasa marah juga canggung pada saat yang sama, tidak tahu apa yang dilakukan Han Sen. Tetapi ketika dia melihat ke tempat yang terluka, dia menyadari bahwa luka itu mulai memudar ketika rubah perak menjilatnya. Dia menatap makhluk itu dengan heran. Han Sen menatap rubah perak, tetapi matanya tanpa sadar bergerak untuk melirik tempat lain. Dia memperhatikan Ratu yang bernafas dengan cepat dan dadanya berdetak kencang. Berguncang dengan begitu hebat sehingga Han Sen hampir kehilangan semua ketenangan dirinya. Ratu terkejut melihat rubah perak memiliki kemampuan ini. Untuk sesaat, dia melupakan bahwa Han Sen berada di dekatnya. Ketika dia mendengar suara terengah-engah di sampingnya, dia mencari sumber suara dan terkejut melihat Han Sen tanpa malu-malu menatap payudaranya. Wajahnya memerah dan dia menggerakkan tangannya untuk menutupi dadanya yang terbuka. Tetapi dengan rubah perak di atasnya, dan karena ukuran payudaranya, dia tidak bisa menutupinya. Yang bisa dia lakukan hanyalah berteriak, "Apakah kau masih melihat?!" "Oh maafkan saya!" Han Sen menggunakan kedua tangannya untuk menutupi matanya. Ratu hampir pingsan karena malu. Meskipun Han Sen meletakkan tangan di depan matanya, dia tetap terus mengintip melalui jari-jarinya. "Berputar!" Ratu berkata dengan marah. "Baik." Han Sen dengan enggan berbalik, merasa iri pada rubah perak. Sementara dia dipaksa untuk memalingkan muka, rubah perak diizinkan untuk secara bebas menikmati kesenangan yang di inginkan setiap orang. Setelah itu, rubah perak melompat kembali ke Han Sen. Tapi dia tidak mendengar Ratu mengatakan apa-apa. "Bisakah aku berbalik?" akhirnya dia bertanya. "Beri aku baju baja jiwa binatang buas." Suaranya dingin sekali lagi - pertanda dia sudah mulai kembali normal. "Baik." Han Sen berbalik untuk melihat Ratu dan membeku. Matahari mulai terbenam, mengubah permukaan lautan menjadi berwarna emas dan berkilauan dengan indah. Ratu, dengan anggun, duduk di depan tanpa busana, dengan tangan melingkari dadanya yang berisi. Bahunya bulat, tulang yang seksi, pinggang yang ramping dan kaki yang agak membengkok; di bawah sinar matahari terbenam, dia tampak seperti ratu putri duyung. "Masih melihat?" Ratu mendesis dua kata ini di antara gigi yang terkatup. "Mata dibuat untuk memperhatikan hal-hal indah; Aku tidak bisa mengabaikan keinginan mereka." Han Sen mengangkat bahunya sambil berbicara. Dia menarik kembali pandangannya, mengeluarkan baju baja berdarah sakral, dan memberikannya kepada Ratu. Dia segera mengenakannya, dan baju baja itu menyembunyikan dadanya yang menggairahkan. Meskipun masih bisa melihat lekukan yang langsing, pandangan keseluruhannya kurang membangkitkan gairah. Tetap saja, dia memiliki wajah yang cantik. Wajah dewi yang anggun, yang tidak bisa disentuh oleh siapapun. "Kamu terlihat lebih baik sebelumnya. Sekarang kamu terlihat terlalu dingin," kata Han Sen. "Jangan berpikir setelah menyelamatkanku, kau dapat bertindak sembarangan. Aku masih ingin membunuhmu, dan jika kau mengatakan sepatah katapun tentang tubuhku, aku akan memotongmu sekarang juga." Ratu mengarahkan tatapan marah ke arah Han Sen. Jika mata bisa membunuh, dia sudah dicincang. "Baik. Aku tidak akan melakukannya lagi." Han Sen menutup matanya tetapi mulai tersenyum. "Dan tidak boleh memikirkannya juga," tambah Ratu. Senyuman Han Sen terlihat sangat sombong, membuatnya percaya bahwa dia sedang membayangkan sesuatu yang tidak sepatutnya dia lakukan. "Aku khawatir aku tidak bisa melakukan itu. Pikiran adalah milikku sendiri, tetapi aku tidak bisa mengendalikan sarafku sepenuhnya." Han Sen membuka matanya saat dia berbicara. Ratu mengertakkan gigi dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia memang terlihat marah. "Aku pikir kamu terlihat lebih baik ketika kamu marah; kamu terlihat sangat feminin," kata Han Sen padanya. Ratu pikir dia pasti telah melakukan sesuatu yang sangat mengerikan dalam kehidupan masa lalunya sehingga bertemu dengan Han Sen dalam kehidupan ini. Han Sen merobek pakaian dari tubuhnya ketika mereka terakhir bertemu, dan dia kurang lebih melakukannya lagi. Sepertinya semua momen memalukannya terus terjadi dengan Han Sen. Akhirnya, Ratu menenangkan suasana hatinya dan menjadi dingin kembali. Dia memutuskan untuk tidak marah, jangan sampai terjadi sesuatu yang lebih memalukan. Bagaimanapun, Han Sen telah menyelamatkannya. Dan dia akan merasa buruk jika dia melakukan sesuatu yang buruk padanya. Tetapi setiap kali dia membuka matanya dan melihat Han Sen, dia menjadi sangat marah dan amarahnya naik lagi. Jadi, dia berbalik dan memutuskan untuk menatap ke laut, menjauhkan pandangan dari Han Sen. Dia bertanya, "Dimana kita?" "Aku tidak tahu. Aku hanya berusaha untuk melepaskan diri dari Macan Putih, jadi aku melakukan beberapa putaran. Aku bahkan tidak tahu kemana arah pulau itu lagi." Han Sen berkedip. Ratu mengerutkan alisnya dan berkata, "Tinggalkan rubah perakmu di sini. Kami akan kembali, tetapi untuk sekarang, kita perlu mencari makan." "Tidak perlu. Aku bisa menanganinya." Han Sen menempatkan rubah perak di punggung paus dan kemudian melompat ke air sendirian. Beberapa saat kemudian dia kembali, membawa seekor ikan yang panjangnya dua kaki. Dia menguliti kemudian dia memotong daging ikan menjadi irisan tipis dan mengambilnya. "Aku bisa ..." Ratu mengira Han Sen memberikan padanya. Namun, sebelum dia bisa menolaknya, dia melihat Han Sen malah memberikannya ke rubah perak. Dia dengan cepat menutup mulutnya dan tersipu. "Oh, kamu mau? Aku bisa membaginya." Han Sen mendengar kalimatnya yang terpotong, jadi dia mengambil sepotong lagi dan menyuapinya. "Ayo, buka mulutmu." Ratu merasa seolah akan meledak, karena semakin banyak darah memompa ke wajahnya. Dia mengepalkan rahangnya dengan keras dan tidak mengatakan apa-apa. Dia kemudian pindah untuk duduk di belakang Han Sen. Tanpa memandangnya, dia mengambil sepotong ikan sendiri. Han Sen mengangkat pundaknya dan meletakkan ikan yang dipegangnya ke mulutnya. Dia memegang rubah perak dan duduk di depan Ratu. Dia dan rubah dengan senang hati membagikan bagian mereka, membaginya secara merata di antara mereka. Ketika sampai pada irisan terakhir, dia mengambilnya dan mulai memasukkan ke dalam mulutnya. Tetapi sebelum dia bisa mengambil semuanya, rubah perak melompat ke lengannya dan menggigit separuh ikan lainnya. Tak satupun dari mereka yang ingin melepaskan, yang mengganggu Ratu. Dalam hatinya, dia bertanya pada dirinya sendiri, "Orang gila mana yang akan berebut makanan dengan hewan peliharaan mereka?" Tapi Ratu merasa ada yang tidak beres. Bibir rubah perak dan Han Sen terhubung, tetapi rubah perak baru saja menjilat piala yang paling indah sebelumnya. Wajah dingin Ratu tiba-tiba memerah. Dia berbalik dan pergi ke kepala paus dan menatap laut. "Apa yang aku lakukan sehingga membuatnya kesal kali ini?" Han Sen terkejut karena dia hanya bermain dengan rubah perak. Dia tidak tahu mengapa dia begitu marah lagi. Sekarang, mereka berdua menyadari bahwa mereka tersesat. Paus telah berenang selama setengah hari, tanpa ada tanda-tanda daratan. Chapter 607 - Rencana Mistis Ada makhluk raksasa berenang di seberang laut, yang hampir menyerupai pulau yang bergerak. Melihatnya, Han Sen dan Ratu bahkan tidak berani bernafas, dan mereka mengarahkan paus ke arah lain untuk menghindarinya. Dengan rubah perak di dalamnya, satu-satunya makhluk yang kemungkinan besar akan mereka temui adalah makhluk yang sangat kuat. Keduanya telah tersesat di laut selama setengah bulan, dan ini adalah kedua kalinya mereka melihat makhluk seperti ini. Untungnya, makhluk-makhluk itu tidak pernah memperhatikan mereka dan sebaliknya akan melanjutkan ke arah yang mereka tuju. Mereka menunggu sampai makhluk raksasa itu hilang dari pandangan dan menghela nafas panjang. Setelah setengah hari, Han Sen tiba-tiba melihat sesuatu yang hijau di cakrawala. Itu mungkin sebuah pulau, pikirnya. "Kita selamat! Ada sebuah pulau di kejauhan. Bahkan jika tidak ada orang di sana, kita setidaknya bisa menemukan beberapa makanan. Selama ini, kita hanya meminum darah ikan. Aku sudah muak!" Ratu juga tampak gembira mendengar berita ini. Selama mereka berada di punggung paus, mereka telah memakan daging ikan dan minum darah ikan, dan dia juga mulai membencinya. Ketika semakin mendekat, mereka mulai dapat melihat pulau itu dengan lebih jelas. Bukit-bukitnya cukup curam, tapi pendek, dan dihiasi banyak dedaunan. Tidak ada pohon tinggi di pulau itu, tetapi ada banyak semak beri. Buah-buah beri yang tampak seperti anggur kecil yang lezat. Ratu memanggil sayapnya dan terbang untuk melihatnya. Pulau itu tidak terlalu besar, dan tampaknya tidak dihuni oleh makhluk apapun. Keduanya merasa yakin dengan tanah yang baru ditemukan, mereka turun dan naik ke pulau. Han Sen memandangi buah beri merah dan berpikir, "Buah beri ini tidak akan seperti jamur merah itu, bukan?" Ratu sudah berkelana ke bagian dalam pulau. Setelah pencarian singkat, dia menemukan sebuah kolam tersembunyi di antara bukit-bukit. Melihat kemungkinan itu adalah air tawar membuatnya sangat bersemangat. "Apa yang kamu lihat?" Ratu melihat Han Sen berjongkok di dekat semak-semak. Dia mengerutkan alisnya. "Aku penasaran apakah aku bisa memakan ini. Aku bosan makan daging ikan, dan aku ingin makan sesuatu yang segar seperti ini," jawab Han Sen. "Jangan makan sembarangan. Kita tetap makan ikan saja," Ratu berusaha mengingatkan. Meskipun dia juga muak dengan daging ikan, tidak semua tanaman di dunia aman untuk dikonsumsi manusia. Buah beri memang terlihat lezat, tetapi siapa yang tahu apakah itu akan menimbulkan masalah setelah dimakan? "Aku rasa mereka tidak bermasalah. Aku rasa tidak apa-apa bagi kita memakannya." Han Sen terus mengamati buah beri itu, dan dari pengetahuan yang dia terima dari Profesor Sun, dia yakin mereka bisa dimakan. Ratu mengabaikan Han Sen dan hanya kembali ke laut untuk menangkap lebih banyak ikan. Dia cukup senang bisa memasak daging ikan, melakukan itu tentu lebih baik daripada mengambil risiko mengkonsumsi buah beri yang aneh dan tidak dikenal. Meskipun Han Sen yakin mereka akan baik-baik saja jika memakannya, dia tidak mengambil apapun. Han Sen sangat penasaran di benaknya. Mengapa buah beri, meskipun dapat dimakan, tumbuh berlimpah di pulau itu? Dan mengapa mereka sama sekali tidak tersentuh? Ketika mereka berada di laut, mereka melihat banyak burung terbang di atas mereka. Namun, tidak ada apa-apa di daerah terpencil di pulau ini. Ini membuat Han Sen merasa yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Han Sen melawan keinginan untuk mencoba buah beri, dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar pulau, mencari tahu sebisanya, dan melihat apakah dia bisa menyaksikan sesuatu yang aneh di tempat mereka terdampar. Pulau itu tidak terlalu besar, dan bisa dikelilingi dalam setengah hari. Dengan menunggangi Peraung Emas, dan dikombinasikan dengan kemampuannya, Han Sen tidak membutuhkan waktu lama untuk keluar dari tempat itu. Meskipun pulau itu tidak terlalu besar, bukit-bukit di daratan itu aneh. Bukit berbatu tidak terlalu tinggi, hanya sekitar dua puluh meter, dan dari jauh, mungkin bisa disangka adalah nanas yang besar. Yang paling aneh adalah betapa identiknya bentuk setiap bukit. Han Sen memanjat bukit dan melihat sekeliling. Di bukit tertinggi, dia melihat tanaman yang tampak seperti teratai. Itu tampak seperti teratai biasa, dengan tujuh daun dan satu pucuk di tengahnya. Teratai itu berwarna putih bersih. Han Sen mengerutkan kening. Teratai cenderung tumbuh di air, atau setidaknya di tanah yang sangat lembab. Dia belum pernah melihat teratai yang tumbuh di atas bukit sebelumnya, yang membuatnya mempertanyakan apakah itu benar-benar teratai. Melihat itu hanya tanaman, Han Sen merasa tidak perlu ditakuti. Membawa rubah perak, dia memutuskan untuk naik ke bukit. Sesampainya di puncak, dia memandang sebentar bunga yang berdaun tujuh itu. Melihat lebih dekat, Han Sen mengkonfirmasi bahwa itu memang teratai. Kelopaknya yang seputih salju semua terlipat di sekitar kelopak teratai berukuran kepalan tangan. Ini berbeda dari teratai hijau biasa, karena kelopak ini berwarna putih salju di bagian dalamnya juga. Kelopak teratai itu semi-transparan, dan ada banyak biji merah di dalamnya. Namun, ukurannya tidak terlalu besar, yang mengindikasikan belum sepenuhnya matang. Saat Han Sen terus mengamatinya, rubah perak melompat dari lengannya. dIa menggunakan hidungnya untuk mengendus bunga teratai dan berkedip seperti manusia. Kemudian, dengan aneh melingkari teratai seolah-olah memeriksa bunga itu. Setelah beberapa saat, rubah perak memutuskan untuk berbaring di sebelahnya. "Rubah perak, bolehkah kamu memberitahuku apa artinya itu?" Han Sen bertanya, sambil melihat rubah perak dengan ekspresi bingung. Jika rubah perak ingin makan sesuatu, dia biasanya melahapnya tanpa berpikir. Dia belum pernah menunggu makanannya sebelumnya. Wajah rubah perak menunjukkan bahwa dia ingin memakan tanaman itu, tetapi rubah terus berbaring di sebelahnya. Han Sen tidak yakin apa yang dipikirkannya. "Apakah kamu ingin menunggu sampai matang?" Han Sen memikirkan kemungkinan ini dan bertanya pada rubah perak. Tetapi rubah perak tidak bisa menjawab. Yang dilakukannya hanyalah menyipitkan matanya dan terus berbaring di sana. Seolah-olah sedang menjaga tanaman teratai, seperti anjing penjaga. Han Sen melihat asap membumbung di dekat lautan, yang memberitahunya bahwa Ratu sudah mengumpulkan beberapa ikan dan kemungkinan besar memasaknya. Ketika dia meraih ke bawah untuk mengambil rubah perak, rubah itu melesat keluar dari jalan seolah-olah dia tidak ingin pergi. Kemudian duduk, tidak bergerak. "Bahkan jika kamu ingin menunggu sampai matang, itu akan cukup lama. Tidak ada yang akan merebutnya, mari kita makan dulu dan kembali lagi." Han Sen menghibur rubah perak dan mencoba meraihnya lagi. Tetapi sekali lagi, rubah perak menolak untuk mengalah. Dia tidak berniat meninggalkan teratai dan tampak tegas dalam keputusannya untuk menjaga tanaman itu. Karena tidak bisa berbuat apa-apa, Han Sen memutuskan untuk berjalan kembali ke arah lautan. Ketika dia berjalan kembali, dia berpikir dalam hati, "Teratai itu pasti bagus. Kalau tidak, mengapa dia begitu keras kepala dan tetap di sana? Dia agak pilih-pilih dalam hal makanan." "Tidak, aku tidak bisa membiarkan rubah perak mengambil semuanya untuk dirinya sendiri! Aku yakin dia sedang menunggu biji teratai. Kalau tidak, dia akan mengunyah semuanya pada pandangan pertama. Apa alasan lain yang bisa membuatnya tetap tinggal di sana dan menunggu? Hmm, tapi bagaimana aku bisa mengambilnya dari rubah perak? Jika rubah perak memutuskan untuk melawanku, bagaimana aku bisa memeliharanya di masa depan? " Banyak pemikiran dan pertanyaan yang muncul di benak Han Sen, dan dia tidak sepenuhnya yakin dengan apa yang harus dilakukan. Rubah perak menolak untuk meninggalkan tempat itu, dan dia akan menunggu sampai biji teratai matang. Mencuri makanan dari rubah perak akan sangat sulit. £¬ Chapter 608 - Teratai Mulai Matang Ketika Han Sen kembali ke pantai, Ratu menggunakan pedangnya untuk menusuk dan memasak daging ikan. Meskipun api hanya menggunakan tanaman merambat dan dahan, sepertinya cukup layak untuk bertahan lama. Han Sen melihat beberapa pedang lain disangga di samping api unggun, masing-masing penuh dengan daging. Potongan ikan adalah emas, dan minyak mendesis pada mereka dengan menggoda. Han Sen harus bertanya, "Apakah ini untukku?" "Apa maksudmu, apakah itu untukmu? Aku berencana untuk memakannya setelah semuanya selesai," jawab Ratu. "Bagi dong?" Han Sen bertanya dengan sopan. "Jika kamu mau ambil saja sendiri." Ratu tidak memandang Han Sen sama sekali, dan terus menatap daging di tangannya. Han Sen tersenyum. Dia mengambil beberapa daging dan menggigitnya. Sayangnya, dia seharusnya menunggu dulu, mulutnya terbakar karena panas. Namun, ikan segar ini terasa jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan mentah yang mereka makan sebelumnya. "Dimana rubahmu?" Ratu menyaksikan Han Sen makan seperti orang gila dan, dengan perasaan lebih santai, mengajukan pertanyaan. "Aku mengambilnya kembali." Han Sen berkedip saat dia mengatakan padanya. "Oh ya?" Ratu memandang Han Sen, tidak percaya padanya. "Panggil dia supaya kita semua bisa makan bersama." "Tidak perlu. Itu hanya hewan peliharaan; abaikan makhluk itu." Han Sen merasa Ratu telah mengetahui sesuatu tentang rubah perak ketika menyembuhkannya, tetapi dia tidak mau mengakuinya. "Baik." Ratu tidak bertanya lebih jauh dan hanya melanjutkan memasak dagingnya. Han Sen makan delapan irisan daging. Dengan perut buncit, dia menjatuhkan punggungnya ke pasir. Setelah menghembuskan nafas Panjang, dia berseru, "Luar biasa!" Ratu juga makan sedikit. Tetapi setelah selesai, dia mengembalikan pedang jiwanya dan mulai berjalan menuju bukit. "Apa yang kamu lakukan?" Han Sen duduk dan bertanya, khawatir apakah Ratu akan tahu tentang rubah perak dan teratai. "Aku hanya akan jalan-jalan," jawab Ratu, sambil berjalan ke bukit. "Aku ikut denganmu!" Han Sen melompat ketakutan dan berpikir, "Aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan alasan rubah perak tidak kembali." Tidak sulit bagi Ratu untuk menemukan dimana teratai dan rubah perak berada. Setelah naik ke bukit kecil, dia melihat mereka berdua dari jauh. Dia berbalik dan menatap Han Sen. Dengan senyum sombong, dia berbalik dan mulai berjalan menuju rubah. "Apa itu?" Ratu menunjuk ke arah teratai saat dia mendekati rubah perak. "Aku tidak tahu, tetapi rubah perak menolak untuk pergi setelah menemukannya," Han Sen menjelaskan. Ratu melihat teratai dari jarak lebih dekat dan mulai beristirahat di dekat itu tanpa menanggapi. Keesokan harinya, Ratu bertanya pada Han Sen, "Apakah kamu akan pergi?" "Jika rubah perak tidak pergi, maka aku juga tidak pergi. Apakah kamu ingin pergi dulu?" Han Sen bertanya, berkedip. "Jika kita bertemu lagi, kita akan membaginya menjadi dua." Ratu memandang Han Sen, tapi sepertinya dia tidak ingin pergi. "Setengah apa? Itu hewan peliharaan. Kamu ingin berebut makanan dengan hewan peliharaan?" Hati Han Sen mengatakan tidak dan dia hanya berpura-pura. "Jika dia memakannya, aku tidak menginginkannya lagi. Jika kamu mengambilnya, aku akan mengambil setengahnya," kata Ratu. "Kenapa aku menginginkannya? Ini untuk rubah perak. Aku bukan hewan peliharaan; aku tidak membutuhkannya," kata Han Sen padanya, tajam. Dia mulai merasa sedikit kesal. Ratu tidak banyak bicara, dan dia tetap di dekat rubah perak, menjaga teratai. "Rubah perak menjaganya, tadinya aku pikir punya kesempatan. Tapi sekarang ada dua orang yang menjaganya." Han Sen berpikir untuk dirinya sendiri. Dia juga mulai percaya bahwa rubah perak adalah seorang gadis. Kalau tidak, mengapa dia berperilaku seperti Ratu? Itulah satu-satunya penjelasan betapa egoisnya rubah itu. Han Sen tidak pernah memikirkan kemungkinan bahwa dia lebih egois daripada rubah perak dan Ratu. Mereka tinggal di pulau itu selama empat hari. Bunga-bunga seputih salju mulai layu, tetapi dengan lambat. Hanya dua kelopak bunga jatuh sehari. Karena ada begitu banyak, hanya Tuhan yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk semua kelopaknya layu. Biji teratai di bagian dalam juga tumbuh lebih besar. Mereka tampak seperti kristal darah, dan mereka terus tumbuh lebih besar. Mereka mengeluarkan aroma yang menyenangkan, membuat pikiran mereka merasa nyaman dan santai. "Itu pasti barang bagus, tapi bagaimana aku bisa mengambil semua biji tanpa menarik perhatian Ratu dan rubah perak?" Han Sen memperhatikan teratai dengan seksama setiap hari, sambil menyusun rencana untuk mengambilnya. Han Sen tidak yakin apakah dia bisa mengalahkan mereka berdua; kalau tidak, dia hanya akan mengambilnya. Setengah bulan kemudian, kelopak semuanya terlepas. Teratai itu sekarang seperti piring. Biji kristal darah itu bulat dan penuh, mereka tampak seperti batu rubi seukuran telur merpati. Han Sen belum mendapatkan ide untuk mendapatkan biji teratai, tetapi tiba-tiba, dia mendengar pekikan burung. Dia melihat seekor burung berwarna hijau dan kebiruan yang mirip burung merak. Tanpa mengetahui dari mana asalnya, Han Sen melihatnya terbang dengan marah di langit, memekik sekencang mungkin. Tampaknya mereka juga takut pada mereka bertiga, dan menahan hasratnya untuk turun. Rubah perak sekarang tampak gugup. Dia berdiri dan memandangi burung merak di langit seolah itu adalah musuhnya. Han Sen dan Ratu terkejut. Mereka mengerti bahwa itu kemungkinan besar adalah makhluk super, mengingat hanya sedikit yang memperhatikan kehadiran rubah perak. Ini membuat wajah mereka menjadi suram. Burung merak terus menerus melingkari mereka di langit, menolak untuk pergi. Tetapi tidak juga ingin turun. Sepertinya dia sedang menunggu biji matang, sama seperti mereka. "Dari mana burung itu berasal? Kenapa dia ada di sini?" Han Sen berpikir hanya rubah perak dan Ratu yang bersaing dengannya untuk mendapatkan biji. Jika begitu, setidaknya dia memiliki kesempatan yang adil untuk mendapatkan beberapa biji dari mereka. Tetapi sekarang dengan makhluk super di sekitarnya, siapa yang tahu apa yang mungkin terjadi? Mungkin bahkan jika Han Sen dan rubah perak bekerja sama juga tidak akan cukup untuk melawan makhluk super. Sementara Han Sen merasa tertekan di tengah-tengah pemikiran ini, tiba-tiba terdengar suara di pantai. Menatap lautan, dia menyaksikan air mendidih. Seekor lobster dengan kulit ungu yang panjangnya belasan meter muncul. Lobster itu tetap bertahan untuk sementara waktu, memanggil gelombang tinggi. Dia kemudian bergerak mengelilingi pulau, menjaga jarak yang tidak terlalu dekat. "Sial! Ada lagi yang lain. Berapa banyak makhluk yang menginginkan biji ini?" Han Sen merasa frustasi. Dia tidak tahu kapan dan dimana makhluk super lain mungkin muncul, tetapi untungnya, tidak ada lagi yang muncul. Selain burung merak dan lobster, tidak ada tanda-tanda ada makhluk lain yang akan datang untuk memperebutkan biji teratai. Dengan ada yang menjaga mereka dari laut dan yang lainnya menjaga mereka dari langit, tidak mungkin baginya untuk melarikan diri sekarang. "Ayo mundur. Jika kita dikepung, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk melawan mereka," kata Ratu dengan tenang. "Rubah perak, ayo!" Han Sen berteriak pada rubah perak, dengan nada tinggi. Dia takut jika rubah perak tinggal di sini untuk menjaga teratai, dia akan segera dikuasai oleh dua makhluk super. Meskipun rubah itu adalah makhluk super, kekuatannya masih terbatas. £¬ Chapter 609 - Berebutan Untungnya, rubah perak itu tidak terlalu keras kepala. Meskipun menginginkan biji teratai, rubah itu tetap melompat ke pelukan Han Sen ketika dipanggil. Han Sen menghela nafas panjang, dan dengan Ratu segera menjauh dari teratai. Mereka juga tidak mendekat ke laut, jadi mereka mencari tempat persembunyian di dekat kaki bukit. Tak lama setelah mereka pergi, burung yang tampak seperti merak itu menukik ke tempat mereka sebelumnya. Lobster juga datang ke darat, dengan marah menjepit penjepitnya saat dengan cepat menyelinap ke bukit tempat teratai itu berada. Perang untuk memperebutkan teratai telah dimulai. Setelah mengamati biji-biji teratai, tampaknya bahkan burung merak merasa mereka belum matang. Jadi, daripada menunggu, burung itu berbalik dan berteriak pada lobster. Lobster, dengan cakarnya yang tajam, segera bergerak ke arah burung itu. Tubuh dan cangkangnya yang besar tampaknya tidak memperlambatnya sama sekali. Burung merak mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit. Dia mengembangkan bulu-bulunya seperti kipas dengan menunjukkan permusuhan. Di bawah bulu hijaunya ada titik-titik mata sempurna yang memancarkan cahaya biru. Ketika Han Sen melihat ke titik-titik mata yang menghiasi merak, dia merasa pusing. Dia merasa seperti akan pingsan. "Jangan melihat cahaya birunya," kata Ratu, yang sudah menutup matanya. Cahaya ungu-nya berputar-putar di dalam dirinya, menandakan dia sudah mengaktifkan kunci gennya. Han Sen melakukan apa yang dia minta dan juga menggunakan tangannya untuk menutupi mata rubah perak, tapi tetap saja, cahaya biru entah bagaimana berhasil menembus kelopak matanya. Dia dengan cepat berbalik dan bergerak untuk bersembunyi di balik batu, yang langsung membuatnya merasa lega. Ratu juga bersembunyi di balik batu, tidak ada satupun dari mereka yang berani membuka mata. Untuk saat ini, mereka hanya bisa mengandalkan telinga mereka. Han Sen menggunakan Kulit Giok untuk mengaktifkan kunci gennya, karena itu tidak mengharuskannya membuka matanya. Dengan begitu, dia bisa mensurvei seluruh area dan merekonstruksi seluruh adegan tanpa melihat. Lobster raksasa itu tampak mabuk ketika mengamuk ke kiri dan ke kanan sebagai respon terhadap cahaya biru merak. Melihat kondisi musuhnya, merak menemukan celah untuk melakukan serangan. Cangkang lobster itu luar biasa kokoh. Ketika burung merak mematuknya, satu-satunya kerusakan yang dideritanya adalah tanda goresan putih. Han Sen menyaksikan pertempuran mereka dengan takjub. Sementara lobster mungkin tampak sangat dirugikan, cangkangnya terbukti menjadi pertahanan yang paling kuat. Burung merak tidak bisa melakukan apapun untuk menyakitinya. Namun, cahaya biru dari titik mata di bulu merak terus membuat lobster pusing. Mereka berdua tampaknya menemui jalan buntu. Tapi tetap saja, mereka berdua datang ke sini untuk biji teratai. Jika merak bisa menahan lobster cukup lama agar tanaman benar-benar matang, dia bisa dengan cepat mengambil bijinya, melahapnya, dan terbang menjauh. Sementara lobster terus menggeliat seolah-olah dia buta. "Apa yang harus kita lakukan?" Han Sen bertanya pada dirinya sendiri. "Tidak ada yang bisa kita lakukan. Cahaya biru merak membuat orang lain pusing. Bahkan jika kita menutup mata dan bergegas masuk, kelopak mata kita tidak cukup kuat untuk menghalangi cahaya sepenuhnya. Dan bagaimana kita bisa bertarung melawan dua makhluk super dengan mata tertutup? Kamu seperti menikam dalam gelap, "jawab Ratu. Han Sen tidak menanggapi. Dia tiba-tiba mencium sesuatu yang sangat menyenangkan, dan memperhatikan bahwa itu berasal dari biji teratai. Teratai mulai memancarkan lampu merah, dan kabut merah merayap keluar, menutupi wilayah itu dengan kabut merah. Walaupun kelihatannya tidak menyenangkan, aroma itu menyenangkan, dan cukup kuat sehingga tercium dari setiap sudut pulau. "Biji teratai akan matang!" Han Sen terus mengamati pertarungan antara merak dan lobster, masih berpikir untuk mendapatkan biji sebelum yang lain. Dia tidak bisa menunggu sampai mereka matang karena monster akan berada di atas mereka, menelan mereka semua dalam satu gigitan. Dibandingkan dengan ukuran burung merak dan lobster, bijinya bahkan tidak cukup besar untuk tersangkut di giginya. Rubah perak itu tampak seperti ingin melompat keluar dari lengan Han Sen setiap saat, dan keinginannya yang kuat untuk biji teratai sudah jelas. Namun, ketika dia membuka matanya, dia dengan cepat membenamkan kepalanya di dada Han Sen. Cahaya biru adalah penghalang yang dahsyat. Sementara Han Sen bertanya-tanya apakah dia harus bergegas ke sana, perasaan tidak enak menghampirinya. Sebuah suara datang dari laut. "Bahkan ada lebih banyak makhluk super yang datang?" Han Shen bertanya-tanya dengan bingung dan kesal. Menggunakan indera ketujuh, dia dengan cepat mengamati tepi laut. Apa yang dilihatnya membuatnya sangat ketakutan. Di seluruh pulau, sejumlah besar makhluk yang berbeda telah datang, semuanya ingin mengambil biji teratai. Ada ikan raksasa, udang raksasa, dan bahkan kerang raksasa. Ada banyak lagi yang bahkan tidak bisa digambarkan oleh Han Sen. Sekelompok besar makhluk berbaris menuju pedalaman menuju teratai. "Ya Tuhan?! Ada apa dengan biji teratai ini? Aroma yang menyenangkan bahkan membuat mereka mengabaikan kehadiran rubah perak. Mengabaikan keberadaan makhluk super di pulau itu, mereka semua tampaknya berniat mengambil biji teratai untuk diri mereka sendiri." Han Sen sangat terkejut. Sulit untuk membayangkan zat apa yang dapat menarik begitu banyak makhluk biasa untuk mengumpulkan keberanian untuk melawan makhluk super. Di langit, ada lebih banyak burung laut dan makhluk terbang muncul. Tanpa rasa takut, mereka menukik turun untuk biji teratai, mengabaikan keberadaan makhluk super yang terkunci dalam pertempuran. Tetapi ketika mereka memasuki zona yang bermandikan cahaya biru burung merak, mereka semua jatuh ke tanah. Sepertinya makhluk biasa tidak bisa menahan cahaya tersebut sama sekali. Semakin banyak makhluk tiba di bukit, mereka langsung mati pada saat kedatangan mereka. Beberapa terbunuh oleh cahaya, yang lain menjadi korban serangan keras lobster dan merak. Tidak lama kemudian sejumlah besar mayat telah terkumpul membentuk bukit, berwarna merah. "Ayo mundur, terlalu berbahaya di sini," kata Ratu, ketika dia mulai mundur dari tempat kejadian. Han Sen memperhatikan biji teratai mulai matang dengan cepat dan tidak ingin kembali dengan tangan kosong. Setelah merenungkan apa yang harus dilakukan untuk sementara waktu, dia menyerahkan rubah perak kepada Ratu. "Bawa dia keluar dari sini; aku akan pergi dan mencoba bijinya." Tetapi rubah perak melompat pergi, tidak mau pergi juga. Tubuhnya bahkan tidak bisa berdiri tegak dalam cahaya, hampir sama mabuknya dengan lobster. Meskipun cahaya tidak bisa melukai rubah perak, akan sulit baginya untuk mengerahkan kekuatan yang dibutuhkan untuk naik, mendapatkan biji, dan keluar. "Kamu keluar dari sini. Jangan khawatir; aku akan memberimu beberapa biji setelah aku mengumpulkannya," kata Han Sen kepada rubah perak. Rubah perak entah tidak mendengarnya atau terlalu keras kepala. DIa tetap ingin mengambil biji teratai meskipun tidak dapat membuka matanya. Han Sen meraih rubah perak dan memaksanya kembali. Rubah itu berperilaku seperti hampir semua makhluk lain yang datang, mempertaruhkan segalanya demi mengambil biji teratai. Merak dan lobster masih terkunci dalam pertarungan. Jika ada makhluk lain yang mencoba naik ke bukit, mereka akan terbunuh di tengah pertempuran mereka. Memenangkan biji teratai akan menjadi hadiah yang paling sulit. Tiba-tiba, dari dalam teratai, cahaya terang muncul. Cahaya merah, dan berseri-seri menyinari langit, melebar seperti bunga yang bermekaran. Aroma yang menyenangkan terbawa melintasi seluruh lautan, mengundang lebih banyak makhluk untuk datang dan bertempur untuknya. Teratai sudah matang. Chapter 610 - Biji Teratai Kristal Darah Makhluk-makhluk di pulau itu tidak berniat untuk saling bertarung lagi. Mereka masing-masing mengerahkan semua kekuatan yang mereka untuk berlari menaiki bukit untuk mengambil biji teratai sebelum yang lainnya. Burung merak adalah yang terdekat, dan dengan kemampuannya untuk terbang, tidak memerlukan waktu lama untuk terbang ke sana. Meskipun Han Sen sangat ingin mengambil teratai, dia diperlambat dengan harus mencegah rubah perak keluar sendiri. Dia melewatkan kesempatannya dan sudah terlambat. Saat burung merak hendak mematuk dan melahap tanaman teratai, satu biji teratai kristal darah tampak pecah dan terbuka. Lebih tepatnya, biji teratai kristal darah itu tampak seolah-olah mulai menumbuhkan dua sayap transparan, setipis jangkrik. Sayap mulai mengepak, dan mereka mulai terbang menjauh dari cangkir teratai. Biji teratai terbang itu tiba-tiba menampar wajah merak, membuat binatang raksasa itu jatuh kembali, menjerit kesakitan. Setelah terpukul sedikit, kulitnya melepuh cukup besar dan memerah sampai menghanguskan wajahnya. Burung itu terus mundur, menangis kesakitan. Kemudian dia terbang ke langit, terbang jauh, dan tidak kembali. Lobster tampaknya mengabaikan apa yang terjadi pada burung merak, dan berlomba untuk mengambil dan memakan biji teratai. Pada detik berikutnya, biji teratai kristal darah mengudara sekali lagi. Mereka bergegas masuk ke dalam cangkang lobster. Lobster menderu memekakkan telinga. Setelah mengalami serangan, bahkan lobster memutuskan untuk mundur. Dalam sekejap, dia berlari kencang, bergegas kembali ke laut. Han Sen membeku di tempat, melihat bahwa kristal merah sebenarnya bukan biji teratai. Mereka adalah tawon merah, berbentuk seperti batu permata rubi ??kecil. Di setiap ekor tawon memiliki sengatan mematikan. Han Sen melihat tawon itu menusuk kulit lobster dan bulu merak seolah itu bukan apa-apa. Lepuh besar yang muncul di wajah burung merak menunjukkan betapa berbahayanya tawon itu. Untuk melihat makhluk super seperti merak dan lobster lari ketakutan membuat tulang belakang Han Sen terasa dingin. Sekarang, dia bersyukur tidak bisa sampai di sana sebelum makhluk lain. Jika dia diserang oleh salah satu tawon itu, kondisinya pasti jauh lebih buruk. Banyak tawon kristal darah yang terbang keluar dari teratai sekarang. Han Sen tidak yakin apakah tanaman itu sendiri yang melahirkan kristal darah, atau apakah seekor tawon induk baru saja menanam telur. Tapi tidak peduli dari mana asal mereka, itu jelas merupakan perangkap setan, dan tidak akan menguntungkannya. Delapan belas tawon sekarang melesat keluar dari teratai, diterbangkan oleh sayap mereka yang halus. Racun mereka juga sangat membahayakan makhluk super. Konsekuensi disengat sangat mengerikan. Pada awalnya, akan melepuh sangat besar. Kemudian, tulang akan mencair. Dan akhirnya, tubuh akan mengembang, tumbuh lebih besar dan lebih besar sampai meledak seperti waduk nanah dan darah. Ketika makhluk terciprat dengan racun, meskipun efeknya pada mereka tidak mematikan sengatan langsung, tubuh dan wajah mereka tetap akan hangus terbakar dengan lepuh besar. "Lari!" Han Sen meraih rubah perak dan berlari ke pantai. Tawon kristal darah sangat cepat, dan Han Sen tidak tahu apakah tubuhnya dapat menahan sengatan mereka. Tanpa cahaya dari burung merak, rubah perak dan Ratu sama-sama bisa membuka mata mereka. Aroma yang sebelumnya terasa menyenangkan agak memudar, dan sepertinya membangunkan semua makhluk dari rasa linglung mereka sebelumnya. Sekarang semuanya ketakutan dan melarikan diri dari perangkap keji tawon. Dengan begitu banyak makhluk yang mati berserakan dan berlumuran darah, pulau itu tampak seperti neraka. Jumlah kematian makhluk pasti tak terukur pada hari ini. Dua orang dan seekor rubah berlari ke arah laut. Tidak ada makhluk yang menyerang mereka. Melarikan diri adalah satu-satunya tujuan di benak mereka semua pada saat itu. "Kupikir aku bisa mendapat manfaat dari teratai itu; ternyata aku melakukan kesalahan besar!" Han Sen merasa seperti orang bodoh. Ketika dia berbalik untuk melihat apa yang terjadi di belakangnya, dia tercengang. Salah satu tawon menuju ke arah mereka. Seperti meteor merah yang menyala-nyala, tawon itu terbang dengan kecepatan yang menakutkan. "Ketika orang sedang sial, minum pun bisa tersedak. Ada begitu banyak makhluk lain yang berkeliaran, mengapa kamu memilih kita ?!" Harapan Han Sen sekarang sudah sirna. Tubuh Han Sen menguatkan diri, menyala dengan semua kekuatan yang dia miliki. Jantungnya berdebar seperti guntur. Ketika indera ketujuh mendorong dirinya ke tingkat yang baru, darahnya mulai mendidih. Ratu melihat Han Sen tidak lebih lambat dari dirinya, dan merasa terkejut. Jika Han Sen tidak membuka kunci gennya, tidak mungkin dia bisa mengikutinya. Tetapi sekarang bukan saatnya untuk berhenti dan bertanya. Jadi dia menggertakkan giginya dan terus berlari secepat mungkin. Ketika mereka terus berlari, dia melihat Han Sen benar-benar sangat cepat. Dia segera bisa menyusul Ratu. Setelah beberapa saat, Han Sen sudah jauh di depan; Ratu tidak bisa mengejarnya. Han Sen juga hanya memperhatikan bahwa kecepatannya pasti tumbuh secara eksponensial sejak dia membuka kunci gen. Meskipun Kulit Giok tidak memberinya kekuatan untuk memanipulasi dan menggunakan es, kekuatan yang dia peroleh tampaknya lebih besar daripada yang orang lain yang membuka kunci gen mereka. Tapi kegembiraannya lenyap saat dia melihat tawon merah semakin dekat. Han Sen yakin bahwa targetnya adalah mereka bertiga. Jika mereka bukan targetnya, dia tidak akan mengikuti mereka terus. Tapi Han Sen tidak mengetahui siapa target utama tawon itu. Apakah dia? Apakah rubah perak? Atau apakah Ratu? "Kita harus berpisah!" Han Sen berteriak pada Ratu sebelum pergi ke arah lain. Seperti yang dia duga, tawon berbalik seperti dia. Targetnya memang Han Sen. "Sial! Tawon itu benar-benar sedang mengejarku dan rubah perak." Meskipun telah menduganya, Han Sen tidak bisa menahan diri untuk mengumpat. Tawon itu terlalu cepat. Meskipun Han Sen sangat cepat, tawon itu sekarang berhasil mengejar Han Sen. Tawon memulai serangan pertamanya. Dengan segala kekuatannya, Han Sen menghindar sambil tetap mempertahankan kecepatannya. Tawon kristal darah itu sangat kecil, sulit untuk melacaknya ketika mereka bergerak dengan kecepatan tinggi. Jika bukan karena indera ketujuh yang luar biasa dari Han Sen, dia sudah melepuh besar. Meskipun dia mengalami kesulitan mengikuti tawon dengan matanya, dia mempraktekan Kitab Dongxuan dan menggunakan perasaannya untuk menentukan kapan dan dimana tawon akan menyerang berikutnya. Dia berhasil menghindari setiap sengatan. Rubah perak, yang masih bersarang di dada Han Sen, cukup waspada. Petir menyambar dari matanya, tetapi walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, tawon itu terlalu cepat. Han Sen tidak yakin berapa lama lagi dia bisa bertahan. Yang bisa dia lakukan adalah terus menghindar dalam perjalanan ke pantai. Dia harus pergi ke laut, apapun yang terjadi. Jika tawon lain memutuskan untuk ikut mengejarnya, semuanya akan berakhir. Tidak peduli seberapa mahir dia dalam merasakan lokasi mereka, akan terlalu sulit untuk menghindari mereka. Apalagi dalam jumlah banyak Berhadapan dengan satu tawon ini saja, membuat Han Sen harus menggunakan semua bakat intuisi dan penilaiannya. Dia juga tidak bisa menggunakan indera ketujuh untuk mengunci tawon sekarang. Ratu sudah mencapai lautan ketika dia melihat Han Sen di kejauhan, sedang berhadapan dengan tawon. Sambil menggertakkan giginya, dia memanggil pisau lempar dan melemparkannya ke arah tawon. Tetapi karena tidak dapat melacak tawon yang bergerak dengan sangat cepat, tidak mungkin dapat mengenainya. Chapter 611 - Indra Ketujuh Yang Sulit Dipercaya Han Sen ingin melompat ke laut, tetapi tawon kristal darah menghalangi usahanya untuk mendekat. Dia harus menghindar dari serangan tawon, jadi dia tidak bisa pergi ke tempat yang dia inginkan. Tidak peduli keterampilan apa yang digunakan Han Sen atau seberapa cepat gerakannya; tawon hanya perlu mengepakkan sayapnya untuk menghancurkan rencana yang disusun Han Sen. Han Sen belum disengat, walaupun sudah cukup lama tawon menggigit tumitnya. Ratu merasa terkejut dengan hal ini. Kalau Ratu berada pada posisinya dia pasti akan disengat sejak tadi. Ratu menduga bukan keahliannya semata yang membuatnya terhindar serangan. Tampaknya Han Sen memiliki kemampuan untuk memprediksi apapun yang direncanakan musuh-musuhnya. Sebelum tawon kristal darah menunjukkan tanda-tanda di mana dan kapan akan menyerang, Han Sen sudah bergerak untuk menghindarinya. Jika murni hanya refleks, dia tidak akan punya waktu untuk menghindar tidak peduli seberapa cepat dia. Dia tampaknya memiliki perkiraan jauh ke depan yang luar biasa Dia juga tidak menggunakan keterampilan apapun dalam melakukan ini. Seolah-olah ini murni bakat bawaannya. Tebakannya hampir tepat. Walaupun Han Sen tidak membuka indra ketujuh sepenuhnya, kekuatan indranya yang lain sudah jauh lebih baik dari yang seharusnya. Dan seperti yang dia pikirkan, alasan Han Sen menghindar dengan sangat baik adalah karena dia bisa membaca pikiran tawon dan menghindar bahkan sebelum tawon mulai menyerang. Jika itu orang lain, walaupun dengan kecepatan dan keterampilan yang lebih unggul dari Han Sen, mereka tidak akan bisa menghindari serangan ganas seperti itu. Ratu mengarahkan pisau untuk dilempar dari jauh dan telah melakukannya cukup lama. Sama halnya dengan rubah perak, dia tidak bisa menemukan kesempatan yang tepat untuk menyerang. Dia menggertakkan giginya, memanggil perisai berdarah sakral, dan pergi ke arah Han Sen. "Jangan ke sini!" Han Sen melihat Ratu mendekat, sehingga mengejutkannya. Walaupun Go Surgawi-nya luar biasa, namun tetap akan sia-sia jika melawan kecepatan tawon ini. Ratu tidak mengindahkan perintahnya, dan malah semakin mendekat. Setelah beberapa saat, dia melemparkan perisai dari tangannya dan berteriak, "Lari!" Han Sen melihat arah perisai itu dilempar, dan ternyata tepat mengenai tempat di mana tawon menyerang. Dia terkejut melihat betapa tepatnya dia bisa memprediksi pergerakan tawon. "Kau benar-benar seorang ratu" Han Sen merasa sangat senang. Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk terjun ke laut. Dong! Tetapi serangan tawon itu seperti peluru, dan menembus menembus perisai. Walaupun terbuat dari logam yang sangat kuat, tawon tidak kehilangan momentum, dan masih mengejar Han Sen. Pang! Pada saat itu, tangan Ratu yang lain melemparkan pisau dan mengenai kepala tawon. Pisau yang dilemparkan pecah menjadi kilauan yang kecil dan kokoh. Serangan itu mengenai tawon tepat di tengah kepalanya, tetapi sekali lagi, dia tidak melambat. Dia menghindari pecahan pisau yang mengkilap dan terus mengejar Han Sen. Memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Ratu, Han Sen berlari sejauh sepuluh meter. Tapi saat itu, tawon sudah menyusul lagi. Han Sen memperhatikan sesuatu. Walaupun tawon bisa menembus perisai, dan entah bagaimana tidak terpengaruh oleh lemparan pisau ke kepalanya, kelihatannya dia sangat ingin menghindari pecahan-pecahan pisau di udara. Itu tidak berarti bahwa dia takut dengan pecahan-pecahan itu. Beberapa potong pecahan pisau memang mengenai makhluk itu, dan itu tidak melukainya. Tetapi ada beberapa bagian yang dihindari. Itu menunjukkan bahwa tawon memiliki semacam kelemahan. Walaupun Han Sen tidak berhadapan dengan tawon, dia bisa menganalisis setiap detail terakhir dari apa yang terjadi di belakangnya melalui kekuatan indranya. Han Sen melihat bahwa dia hanya menghindari serpihan di sekitar pinggangnya. Itu adalah wilayah yang menghubungkan perut dengan dada. Seperti pinggang seorang wanita di mana itu adalah yang tempat yang paling langsing. Ketika pecahan-pecahan pisau yang hancur mendekati titik itu, tawon menyingkir dengan hati-hati. Tawon tidak peduli dengan yang lain dan membiarkan pecahan pisau terpelanting dengan sendirinya. "Ini dia!" Sebuah ekspresi aneh terpancar dari mata Han Sen. Di bawah kilauan yang diberikan oleh Putri Salju, tubuhnya mulai melepaskan udara yang memurnikan pikiran Han Sen, membersihkannya seperti kristal perawan. Dengan tidak adanya emosi manusia, dia menjadi tidak memiliki rasa takut. Tiba-tiba, Han Sen berhenti bergerak dan melihat tawon yang memburunya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Ratu terkejut. Tawon itu sangat kuat, dan sepertinya Han Sen bersiap untuk melawannya. Apakah dia mencari mati? Tapi apa yang terjadi selanjutnya membuat bola mata Ratu menyusut. Tawon melintas di depan Han Sen. Ratu tidak melihat di mana dia ingin menyengat, tetapi tangan Han Sen bergerak. Sulit dipercaya. Tangannya bergerak seperti pisau, dengan kecepatan kilat. Han Sen mengayunkan tangannya secara horizontal, mengiris pinggang tawon ketika tawon itu menuju ke arahnya. Senjata berdarah sakral sekali pakai miliknya sama sekali tidak dapat melukai tawon, tetapi tawon membelok untuk menghindari serangan Han Sen. Serangan Han Sen meleset, tetapi hal itu menegaskan bahwa pinggang tawon pasti adalah titik lemahnya. Han Sen tidak perlu menghindar dan merasa takut lagi. Sementara itu, Han Sen terus berusaha menghentikan tawon. Makhluk kecil yang gila itu berusaha sekuat tenaga untuk terus menghindari serangan Han Sen, tetapi serangan datang dengan begitu cepat, sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk melawannya. Han Sen mengambil kesempatan untuk bernapas, dan dia mundur ke laut. Ratu sudah ada di dalam air. Dia hanya menyembulkan kepala di atas permukaan air untuk menonton Han Sen, yang masih sibuk dengan tawon. Kecepatan serangan Han Sen tidak bisa menyamai kecepatan tawon, tapi Ratu tetap terpesona saat menontonnya. Dia tidak menggunakan formasi apa pun. Dia menggunakan kemampuan prediksi yang sangat tepat. Saat Ratu menyaksikan pertempuran antara Han Sen dan tawon, dia merasakan sesuatu di hatinya. Byurrr! Han Sen akhirnya dapat melompat ke laut. Tawon itu lebih takut dengan air daripada Harimau Putih, dan tanpa kemampuan yang sama, dia tidak bisa melakukan apapun pada Han Sen begitu dia berada di dalam air. Tidak ingin mengikuti Han Sen masuk ke air, dia terbang berputar-putar di sekitar pantai dalam lingkaran untuk sementara, dan kemudian berdengung kembali ke ceruk yang lebih dalam di pulau itu, mengejar makhluk yang belum kembali ke laut. "Kau menyembunyikannya dengan baik." Setelah mereka lolos dari bahaya, Ratu menatap Han Sen dengan mata dingin. "Ehem! Oh, aku baru saja membuka kunci gen. Aku terpaksa menggunakannya, karena itu adalah momen hidup atau mati. Saat-saat putus asa akan memancing langkah-langkah putus asa." Han Sen tertawa setelah menjelaskannya, menyadari bahwa dia tidak bisa menyembunyikan kunci gen yang tidak terkunci dari Ratu lagi. Ratu memutar matanya, tidak mampu berdebat dengannya. Dia memanggil pausnya dan naik ke punggungnya. "Terima kasih!" Han Sen berterima kasih padanya dengan tulus, melompat ke paus dengan rubah perak di tangan. Jika bukan karena serangan Ratu, yang mengungkapkan titik lemah tawon, dia tidak akan bisa berada di tempat ini sekarang. Chapter 612 - Mendapatkan Harta Karun "Baju baja berdarah sakral ini adalah milikku, oke? Sekarang kita impas." Ratu mengerutkan kening, menatap ke pulau. Tidak terdengar lagi suara teriakan atau jeritan, dan karena makhluk-makhluk lainnya melarikan diri atau terbunuh, pulau itu menjadi sunyi. Namun, pulau itu masih tampak seperti neraka. Mayat dan darah ada di mana-mana, dan melihatnya saja membuat kulit merinding. "Apakah kau pikir kau bisa mengalahkan tawon-tawon itu?" Ratu bertanya pada Han Sen. Han Sen tahu apa yang dimaksud Ratu, tetapi dia menggelengkan kepalanya dan mengatakan, "Kecepatanku masih agak terlalu lambat untuk dapat melawan tawon-tawon itu. Aku mungkin tahu titik lemahnya, tetapi apa gunanya jika aku tidak dapat mengenai titik itu? Selain itu ... " "Selain itu apa?" Ratu memandang Han Sen. "Tidak ada jaminan aku bisa membunuhnya, bahkan jika aku memukulnya di titik itu. Yang aku tahu, aku mungkin hanya akan melukainya." Han Sen tidak melebih-lebihkan bakatnya. Ketika dia melawan Pencerewet Emas, dia bahkan tidak bisa merusak matanya. Pinggang tawon mungkin titik lemahnya, tetapi tidak mungkin lebih lemah dari mata Pencerewet Emas. Titik lemah hanyalah titik yang lebih lemah pada monster. Tapi kebugaran makhluk super secara keseluruhan terlalu tinggi, dan fakta bahwa dia memiliki titik lemah tidak terlalu berarti bagi Han Sen. Ratu menghela nafas. Dia mengerti bagaimana perasaannya. Ada delapan belas jumlah tawon-tawon itu, dan mereka sudah mengalami banyak kesulitan hanya untuk meloloskan diri dari satu tawon. Mustahil untuk menyelamatkan diri jika bertemu dengan yang lain, apalagi jika kedelapan belas tawon menyerang mereka secara bersamaan. Hanya sedikit orang yang bisa menghindari serangan mereka seperti yang dilakukan Han Sen. Bahkan Ratu tidak terlalu yakin apakah dia akan bisa menyamai dan menghindari serangan cepat seperti itu. Pulau itu sudah mati. Mereka menatapnya lagi tetapi menyadari bahwa tidak ada harapan untuk kembali ke sana. Mereka mempersiapkan diri untuk pergi dengan menunggangi paus. Tapi rubah perak melompat keluar dari lengan Han Sen. Dia berubah menjadi cahaya perak dan berlari kembali ke pulau. "Rubah perak?! Apa yang kau lakukan?" Han Sen kaget. Tidak mudah untuk melarikan diri dari pulau itu, jadi mengapa rubah sekarang memutuskan untuk kembali? "Berhenti! Delapan belas tawon pasti sudah berkumpul sekarang. Jika kita bertemu dengan mereka semua, kita tidak akan pernah bisa keluar lagi," kata Ratu. "Kau tunggu di sini. Aku akan kembali dan menjemputnya." Han Sen bergegas kembali ke daratan tanpa ragu-ragu. Dia tidak berencana mempertaruhkan nyawanya untuk rubah perak, tetapi dia memahami rubah perak dengan baik. Dia tahu bahwa rubah itu juga tidak mau mempertaruhkan nyawanya sendiri. Kalau tidak, ketika Han Sen melawan tawon, rubah perak tidak akan melompat ke pelukannya untuk melarikan diri. Dia tidak akan menunggu selama ini untuk kembali, jika dia tidak mempedulikan nyawanya. Pasti ada sesuatu yang berubah di pulau itu. Han Sen mengejar rubah perak, dan memperhatikan bahwa dia sedang menuju kembali ke teratai. Walaupun demikian, dia tidak ragu dan dengan cepat melanjutkan pengejarannya. Han Sen, menggunakan indranya, dan menyadari bahwa tidak ada lagi tawon di pulau itu. "Apakah tawon itu meninggalkan pulau?" Han Sen bertanya pada dirinya sendiri, tampak bingung. Tapi Han Sen masih penasaran. Jika tawon telah meninggalkan pulau, maka itu berarti tanaman teratai itu tidak istimewa, dan itu hanya digunakan untuk menampung sejumlah telur tawon. Jika tidak ada yang luar biasa tentang tanaman itu, mengapa mereka kembali? "Apakah ada sesuatu yang diinginkan rubah perak dari tubuh makhluk yang sudah mati?" Han Sen bertanya-tanya, setelah mencapai bukit teratai dengan rubah perak. Pemandangan di hadapan mereka sangat mengerikan. Tidak peduli dengan mayat yang berserakan di atas tanaman hijau yang subur, Han Sen cepat-cepat naik ke teratai. Mungkin karena pengaruh racun mereka, tetapi setelah tawon lahir, tujuh kelopak bunga teratai yang tersisa menjadi layu. Yang tersisa hanyalah cangkir lotus. Tanpa jeda sesaat pun, rubah perak berlari ke sana dan mengunyah semuanya dalam satu gigitan. Cangkir lotus yang sejernih kristal dikunyah oleh rubah. "Sisakan untukku! Sisakan untukku!" Han Sen meraih rubah perak ketika dia berusaha untuk membuka mulutnya. Sayangnya, rubah perak sudah menelan semuanya. "Sialan, dasar serakah. Kau terlalu kejam. Aku baru saja menyelamatkan hidupmu tadi! Dasar bajingan egois, kau bahkan tidak menyisakan sedikitpun!" Han Sen berteriak pada rubah perak. Namun, rubah perak mengabaikan tuannya. Dengan elegan, dia mengendus-endus di tanah, dan setelah beberapa saat, dia mulai menggali tanah berbatu dengan dua cakar depannya. Permukaan batu itu seperti tahu di bawah kekuatan tapak dan cakarnya, dan tidak lama kemudian dia telah berhasil menggali lubang sedalam dua meter. "Apakah ada sesuatu dibawah sana?" Han Sen memadamkan amarahnya, dan matanya menyala dengan rasa penasaran. Dia melihat ada sesuatu yang tersambung dengan batang tanaman teratai. Saat rubah perak terus menggali, Han Sen memperhatikan sesuatu yang berwarna putih. "Apapun itu, kau sudah melakukan bagianmu. Kau bisa istirahat sekarang, biarkan aku mengambil alih." Han Sen dengan cepat melompat ke dalam lubang dan meletakkan rubah perak di pundaknya. Dia mulai menggali dengan cepat menggunakan kedua tangannya sendiri. Dia takut rubah perak akan menggali lebih banyak makanan dan melahap semuanya tanpa memberi kesempatan untuk melihatnya. Dia tidak ingin mengulangi apa yang baru saja terjadi. Han Sen tidak menggali terlalu lama karena dia segera melihat tiga akar teratai. Mereka seperti lengan bayi, dan panjangnya masing-masing sekitar belasan sentimeter. Walaupun mereka berada di bawah tanah, mereka tetap bersinar seperti kristal putih. Seolah-olah terbuat dari salju perawan. Aromanya juga sangat harum. Han Sen mengambil tiga akar teratai untuk dilihat lebih dekat, tetapi sebelum dia bisa melakukannya, rubah perak di pundaknya melompat turun dan meraih salah satu dari ketiganya. Dia segera mulai mengunyah akar dengan rakus. "Bagaimana mungkin aku melupakan rubah ini? Dia adalah manipulator yang licik. Aku benar-benar lupa." Hati Han Sen berdarah. Dia bahkan tidak tahu harta apa yang telah dia gali, dan sepertiganya sudah dikunyah oleh rubah perak. "Apa yang tersisa adalah milikku. Kau sudah kenyang." Melihat rubah perak menatap akar lotus dengan seksama, Han Sen mencengkeram yang tersisa dengan erat. Rubah perak pergi mendekati kaki Han Sen dan mulai menggosok kepalanya ke arahnya. "Tidak usah repot-repot bersikap imut. Ini milikku, titik." Han Sen cepat-cepat menyingkirkan akar teratai dan membawa rubah perak kembali. Ratu sekarang telah tiba di pantai dan mendekati bukit. Han Sen dengan cepat berlari kembali untuk menemuinya, dengan rubah perak di tangan. Dia tidak ingin dia mengetahui apapun yang baru saja ditemukan. "Aku tidak tahu kemana perginya tawon, tetapi sepertinya mereka semua sudah pergi," kata Han Sen, saat dia berdiri di depan Ratu. "Apa yang ditemukannya?" Ratu bertanya, membongkar penipuan Han Sen. "Itu adalah cangkir lotus. Tetapi, pada saat aku menyusul iblis itu, dia sudah memakan segalanya. Dia sama sekali tidak menyisakannya untukku, jadi aku tidak tahu ada manfaat apa di dalamnya. Keegoisannya menyebalkan! " Han Sen berharap dapat meneteskan beberapa tetes air mata, tetapi dia tidak bisa. Ratu menatapnya dengan rasa tidak percaya, tapi dia tidak mengungkapkannya. Tak lama kemudian, mereka kembali ke lautan. Dua orang tersebut dengan seekor rubah memulai perjalanan mereka sekali lagi. Mereka berharap akan segera menemukan daratan tetapi setelah lima hari perjalanan, mereka belum melihat apa-apa. Bahkan tidak ada pulau di sekitarnya. Tiba-tiba, suara aneh terdengar di kejauhan. Han Sen dan Ratu akrab dengan suara itu, sehingga wajah mereka berubah. Chapter 613 - Kesempatan Han Sen mengenali suara tersebut datang dari suara merak yang pernah mereka temui sebelumnya, yang telah menerima sengatan sengit di wajahnya. Merak itu terbang jauh setelahnya, dan mereka tidak mengira akan begitu cepat bertemu lagi. "Jeritannya disebabkan oleh rasa sakit dan penderitaan. Apakah itu karena racun?" Ratu bertanya, sambil mencari arah suara jeritan itu berasal. Jika dia benar-benar terkena racun, maka adalah kesempatan emas untuk menaklukkan makhluk super. Pertama kalinya dalam sejarah. "Ayo kita cari tahu!" Wajah Han Sen bersemangat dan gembira, dan dia tampak sangat senang dengan prospek itu. Jika dia bisa memburu makhluk super dengan mudah, walaupun dia tidak mendapatkan jiwa binatang, bisa memakan dagingnya sudah cukup membuatnya puas. Mereka saling memandang dan memahami apa yang mereka pikirkan. Ratu memerintahkan paus besar untuk mulai berenang ke arah jeritan burung merak. Burung itu berteriak sangat kencang sepertinya bisa mengguncang atmosfer. Makhluk-makhluk di sekitarnya tampak ketakutan, dan makhluk-makhluk yang terbang di langit tampaknya berusaha menghindarinya dengan segala cara. Mereka berlayar sejauh empat puluh mil sebelum melihat sebuah pulau di cakrawala. Ternyata burung itu sangat kecil, kurang lebih sebesar tonjolan batu karang. Merak itu berdiri di atas karang dengan wajah yang rusak. Melepuh merah karena infeksi, dan nanah serta darah mengalir dari luka-lukanya. "Pasti racun itu masih bekerja dan sedang bereaksi," kata Han Sen kaget. Dia merasa kasihan dengan kondisi merak itu sekarang, yang masih berjuang melawan racun yang merasukinya. Tapi dia merasa khawatir apakah dia bisa memakan dagingnya, melihat racun itu sangat kuat dan tahan lama. Ratu memerintahkan paus untuk berhenti agak jauh dari burung itu. Dia tidak ingin masuk secara membabi buta. Dan walaupun makhluk super itu sangat kesakitan, dia tetap adalah makhluk super. Mereka mungkin bahkan tetap tidak mampu membunuhnya. Mereka tidak yakin seberapa parah sakitnya merak itu, dan mereka mungkin akan menemui ajal jika bertindak gegabah. "Dia masih bisa menjerit dengan kencang. Kemungkinan besar masih cukup bertenaga. Mungkin kita harus menunggu di sini selama beberapa hari dan melihat bagaimana perkembangannya?" Han Sen menyarankan. Semakin lama mereka menunggu, semakin lemah burung itu. Jika mereka ingin mempertaruhkan nyawa mereka untuk menaklukkan makhluk super yang terkena racun, akan lebih baik jika melakukannya nanti daripada terburu-buru. Tapi tepat setelah Han Sen mengatakan itu, laut di dekat karang mulai menyemburkan ombak setinggi belasan meter. Makhluk ungu raksasa dengan penjepit logam muncul dari balik gelombang keruh. Targetnya pastilah burung merak. Lobster ungu raksasa itu kembali. Karena tidak mendapatkan keuntungan apapun dari pulau lainnya, tampaknya dia ingin membalas dendam pada merak yang pernah mengganggunya namun sekarang terluka parah. Merak terkena racun di bagian wajah, dan sepertinya racun itu telah mempengaruhi otaknya. Tampaknya dia tidak sepintar atau reaktif seperti sebelumnya. Lobster telah berhasil menekan salah satu sayapnya. Mustahil bagi merak untuk membebaskan diri dari cengkeraman lobster. Dia mengepakkan sayapnya sekuat tenaga, tetapi tetap tidak bisa meloloskan diri. Semakin dia menggeliat, semakin banyak bulu sayapnya yang jatuh. Merak itu marah. Dia menyingkap deretan bulunya dan memperlihatkan titik biru dan menyinari wilayah itu dengan cahaya biru yang menyilaukan. Sama seperti sebelumnya, lobster dibuat tampak mabuk. Sepertinya lobster sudah mengetahui bahwa ini akan terjadi, jadi dia terus mempertahankan cengkeramannya pada sayap merak. Tidak peduli seberapa keras usaha merak untuk mengusir penyerangnya, lobster itu tetap bertahan. Cangkang lobster juga sangat keras. Tidak ada yang bisa dilakukan burung merak. Akhirnya sayap yang dicengkeram mulai berdarah, dan bulu-bulunya berterbangan di sekelilingnya, menyelimuti lautan yang bergejolak kencang. Sementara kedua monster ini bertarung, Ratu memejamkan mata dan berbalik untuk menghindari efek cahaya biru. Walaupun jarak mereka cukup jauh, cahayanya kuat dan menyebar jauh. Hanya dengan tatapan sekilas dapat membuat mereka merasa pusing, dan Ratu mungkin akan jatuh ke laut dan tenggelam. Han Sen tampaknya melakukan hal yang sama, tetapi dia mengaktifkan kunci gennya. Dengan indra ketujuhnya, dia bahkan tidak harus menghadap ke arah mereka untuk dapat mengamati semua yang terjadi. "Merak mungkin adalah musuh yang sangat kuat, tetapi di bawah pengaruh sengatan beracun dan pukulan lobster, ajalnya pasti sudah dekat," pikir Han Sen. Dia kemudian berpikir bagaimana dia bisa memanfaatkan situasi ini. Karang mulai retak dan ombak bergolak dalam pertempuran sengit. Karang tidak mampu menopang berat monster dan mulai runtuh. Kulit lobster sangat kuat, dan lobster itu berusaha untuk menyeret merak ke dalam air laut dengan penjepitnya. Yang bisa dilakukan merak hanyalah terus mematuk kulitnya, tetapi tidak berhasil. Walaupun burung merak menolak, namun cepat atau lambat dia akan terkubur di dalam laut karena batu karang tempat dia berpijak mulai hancur. "Kenapa lobster itu tidak diracuni juga?" Han Sen berpikir dalam hati. Tapi melihat apa yang terjadi, untungnya mereka tetap dengan rencana awal dan tidak buru-buru menyerang. Jika mereka memulai serangan, mereka mungkin telah terbunuh oleh serangan lobster. Bum! Tiga jam kemudian, karang runtuh dan merak jatuh bersamanya. Walaupun burung merak terus memancarkan sinar yang membuat pusing, sinar itu tidak seefektif sebelumnya dan sama sekali tidak mempengaruhi Han Sen dan Ratu. Ratu berbalik dan melihat ke laut. Dia melihat secercah cahaya biru samar dan laut yang dibuat marah oleh merak yang meronta-ronta dengan liar. Gelombang besar bertabrakan satu sama lain, di tempat dimana merak tenggelam dan binasa. "Makhluk yang mengerikan. Terlalu sulit bagi kita untuk melawannya," kata Ratu sambil menghela nafas. "Tidak mungkin kita dapat membunuhnya tadi, betul. Tapi sekarang kita punya kesempatan." Han Sen menyaksikan ombak yang bergejolak dengan mata serakah. Mereka mungkin tidak bisa membunuh merak beracun, tetapi setelah diserang oleh lobster dan diseret jauh ke laut. Dia pasti akan mati. Mungkin ini adalah kesempatan untuk membunuhnya dengan mudah. Tapi tetap saja, Han Sen tidak berani mencoba mencuri mangsa lobster secara langsung. Dia tidak memiliki kekuatan yang cukup dan dia tahu itu. Tetapi jika dia melakukannya dengan cepat, ada kemungkinan dia bisa mendapatkan jiwa binatang itu. "Apa yang kau lakukan?" Ratu mengerutkan kening saat dia menatap Han Sen. "Tunggu di sini, oke?" Setelah berbicara, Han Sen dengan cepat terjun ke laut. Rubah perak masih di pundak Han Sen. Dia menggunakan cakarnya untuk memegang leher Han Sen, dan dia menyelam bersamanya. Karena kedua monster itu masih berputar-putar di laut, arus di bawah laut menjadi tidak terduga. Han Sen sesekali akan terbawa pusaran air. Dia kesulitan untuk berenang dengan benar. Beruntung dia bisa bernapas di bawah air. Karena itu, dia tidak perlu takut tenggelam. Satu-satunya masalah adalah dia berenang lebih lambat daripada yang dia inginkan. Lobster berusaha keras untuk menyeret merak ke ceruk yang lebih dalam di laut. Walaupun merak berusaha melawan, itu sia-sia. Lobster menghalanginya, dan mereka menuju ke tempat yang semakin dalam. Han Sen mengejar kedua makhluk itu sampai ke perairan yang lebih gelap. Dia memperhatikan apa yang terjadi dengan seksama, menunggu kesempatan yang sempurna untuk menyerang. Walaupun burung merak tidak dapat bertempur dengan baik di bawah laut, dia tetap dapat menendang dengan cukup baik. Tampaknya lobster tidak dapat membunuhnya dengan cepat. Chapter 614 - Membunuh Merak Han Sen mengejar lobster, yang telah mencapai kedalaman lebih dari seribu meter. Cahaya biru burung merak semakin redup, pertanda bahwa ia sedang sekarat. Sayapnya dipatahkan oleh penjepit lobster. Darah merembes ke lautan dari daging yang sobek, mewarnai wilayah itu dengan kabut merah. Han Sen hanya dapat melihat burung merak ketika cahaya biru berkedip. Wajah merak itu rusak. Dagingnya telah dilucuti dan meleleh, memperlihatkan sebagian tengkoraknya. Bulu-bulu anggun di sekujur tubuhnya telah dicabik-cabik. Bulu ekornya hancur karena keganasan lobster yang kejam. Burung merak yang dulunya tampak baik-baik saja dan cukup membanggakan diri di pulau sekarang lebih jelek daripada seekor ayam yang telah dikuliti. "Sepertinya memiliki pertahanan yang tinggi adalah investasi yang lebih berharga," pikir Han Sen. Walaupun burung merak itu kuat, kekuatannya masih tidak cukup untuk melawan kekuatan lobster. Lobster itu bukan fokus Han Sen. Makhluk super merak itu hanya bisa meninggalkan bekas goresan dangkal di atas cangkangnya; dia tidak mau mengambil risiko menjadi target potensial lobster yang berikutnya. Bahkan walaupun dia menggunakan Kekuatan Yin, dia tidak yakin apakah akan ada pengaruhnya. Melihat merak sedang sekarat, Han Sen menyelam ke dekatnya. Darah keruh yang menodai perairan membantu menutupi pengejarannya. Han Sen sekarang berada sekitar sepuluh meter dari mereka. Lobster itu bermain-main dengan tubuh merak yang hampir tak bernyawa, tidak menyadari bahwa dia sedang diawasi. Burung merak tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Matanya memutih dan mulai tenggelam. Dia hanya bereaksi ketika lobster menggali dagingnya dengan kejam. Han Sen memanggil pedang maskot jiwa binatang dan memegangnya erat-erat. Ini adalah pedang jiwa binatang amuk berdarah sakral; jika dia bisa memberikan satu pukulan dahsyat pada titik terlemah merak, dia mungkin bisa mengakhiri hidupnya untuk selamanya. Titik lemah yang Han Sen maksudkan adalah luka paling pedih yang ditimbulkan oleh lobster. Han Sen memposisikan dirinya dengan cermat. Dia tidak bisa membiarkan lobster menyadari kehadirannya, tetapi dia harus berada sedekat mungkin dengan merak. Setelah mengamati keadaan merak, dia memperkirakan sejumlah luka yang mungkin diderita merak. Tapi luka manapun yang dia pilih, dia hanya punya satu kesempatan untuk memastikan pembunuhan itu. Begitu dia menyerang, lobster yang dengan riang mengunyah mangsanya akan mengetahui keberadaannya. Tidak akan kesempatan kedua. Luka di sayap merak adalah yang paling parah. Tetapi jika dia menyerang tempat itu, itu bukan lokasi yang mematikan dan kritis. Walaupun burung merak tampak benar-benar hancur, luka-lukanya lebih besar daripada jumlah bagian mereka. Tidak ada yang benar-benar parah. Menurutnya, penyebab kematian merak akan lebih dikarenakan tenggelam. Luka itu sendiri tidak cukup untuk menghentikan aktivitas tubuhnya atau membuatnya berdarah sampai mati. Han Sen terus mengamati. Jika dia ingin membunuh merak dalam satu serangan, lokasi yang paling memungkinkan adalah luka yang ditinggalkan oleh tawon. Wajah merak itu berantakan. Plasma darah bocor dari matanya, mengindikasikan bahwa otaknya telah dirusak oleh racun itu. Han Sen menghindari plasma yang menggenang di air laut dengan hati-hati. Walaupun mirip dengan darah, plasma membeku di dalam air. Dia tidak bercampur dengan air laut dan menghitamkan air seperti yang terjadi pada darah merah. Han Sen menyamarkan dirinya di lautan darah dan berhasil menyelinap di balik tubuh merak. Lobster besar masih menikmatil musuh berbulunya dan tidak menyadari kehadiran Han Sen. Han Sen mulai merasa waspada. Jika dia ditemukan, dia tidak punya pilihan lain selain mundur, karena dia tidak mungkin bisa bertarung melawan lobster yang jauh dari wilayahnya sendiri; dalam laut. Walaupun lobster tidak menyeramkan seperti tawon, cangkang lobster membuatnya kebal saat ini. Selain itu, walaupun Han Sen adalah perenang yang sangat tangkas, tidak ada diragukan lagi bahwa lobster akan jauh lebih cepat daripada dirinya. Dia tidak berani membuatnya kesal. Jika mereka berada di darat, maka mungkin dia akan memiliki kesempatan untuk melawan. Dia tidak berani bertarung di sini. Han Sen hanya bisa berdoa agar dia tidak ditemukan. Untungnya, keberuntungan ada di pihak Han Sen. Dia berhasil mendekati sisi merak tanpa disadari oleh lobster. Jika dia ingin menyerang mata burung merak, dia akan mengalami kesulitan. Lobster menghadap ke arah itu, jadi dia pasti terlihat. Han Sen menempel dekat dengan tubuh merak untuk sementara waktu, menunggu kesempatan yang sempurna. Sayangnya, kesempatan itu tidak pernah datang. Setelah mengulur waktu lebih lama, kesempatan yang dia tunggu masih tidak datang. Tetapi sekarang dia kehabisan waktu, karena burung merak itu tampak seperti mulai menyerah. Kepalanya meliuk-liuk di air dan kedutan tubuhnya semakin samar dalam setiap gigitan lobster. "Tidak. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jika aku tidak melakukannya, burung merak akan mati. Ini risiko yang harus aku ambil." Han Sen menggertakkan giginya, memegang pedang maskot jiwa binatang dan menatap kepala yang terayun-ayun. Dia melemparkan Mantra Klenik dan Kekuatan Giok Matahari. Dengan jantung seperti generator, dia diberkahi dengan cadangan kekuatan yang tak terbatas. Kekuatannya berada pada kapasitas maksimal dan dia siap untuk menyerang. Han Sen memilih untuk tidak berubah menjadi Putri Salju. Dia memutuskan untuk menggunakan Peri Ratu. Tetapi dia membutuhkan kejelasan visi yang lebih besar untuk menganalisis kepala burung merak dan pergerakan lobster dengan lebih baik. Dia menggunakan indra ketujuhnya dan mengumpulkan gambaran terperinci dari setiap adegan itu sehingga dia bisa memprediksi setiap kemungkinan. Serangan seperti ini pasti akan menarik perhatian lobster. Dan setelah itu, dia hanya bisa melarikan diri. Kehidupan Han Sen bergantung pada apakah dia bisa lolos dari pengejaran lobster; oleh karena itu, dia tidak dapat membuat sedikitpun kesalahan. Dia tidak bisa gegabah. Tapi kemudian kesempatan muncul dengan sendirinya. Tanpa membiarkannya lewat, dia langsung bertindak. Dia berenang langsung ke kepala burung merak seperti torpedo, pedang di tangan dan siap menyerang. Saat Han Sen bergerak, lobster menjadi sadar. Penjepit yang sebelumnya merusak tubuh merak sekarang beralih ke Han Sen. Mata Han Sen tampak dingin. Sejak dia membuka kunci gennya dengan Kulit Giok, dia bisa menjadi tanpa emosi dan tidak takut mati sesuai dengan keinginannya. Penjepit lobster terlalu cepat. Dia tahu jika dia melanjutkan serangannya pada merak, dia tidak akan bisa menghindari cakar. Jika Han Sen melarikan diri sekarang, bagaimanapun dia tidak akan diberi kesempatan kedua untuk membunuh burung merak. Matanya tampak berbeda. Pedang maskot kuno itu dihunuskan pada mata burung merak berulang kali, dan pada saat yang sama, dia memanggil baju baja emasnya dan piktograf gargoyle. Dengan tangannya yang lain, dia berusaha menghentikan penjepit. Pedang maskot jiwa binatang itu didorong jauh ke dalam mata burung merak, sejauh empat kaki. Tidak ada perlawanan. Tetapi pada saat yang sama, jepitan besar ungu dari lobster datang menimpa Han Sen. Dia menamparnya. Pang! Tangan Han Sen terlempar ke dadanya sendiri. Han Sen memuntahkan darah, dan diluncurkan seperti bola meriam sejauh beberapa puluh meter dalam laut. Chapter 615 - Melarikan Diri Telapak tangan Han Sen untungnya bukan Kekuatan Yin dan Yang. Jika iya, maka dia akan terguncang sampai mati karena kekuatan lobster yang mengerikan. Lepaskan daya! Han Sen telah mempelajari keterampilan untuk melepaskan daya. Dia tidak menggunakan teknik anti-seismik, tetapi meminjam kekuatan lobster untuk terbang beberapa puluh meter melintasi laut. Kekuatan lobster terlalu kuat. Walaupun Han Sen telah menyerap banyak kekuatan yang dilepaskan padanya, dia tetap merasa seolah-olah tulang rusuk dan organnya telah rusak. Darah menyembur dari mulutnya, seperti bunga merah yang bermekaran dalam laut. Tetapi mendengar suara pemberitahuan dalam kepalanya cukup membuatnya merasa sangat bahagia. "Makhluk Super Diburu: Burung Merak Mati. Jiwa binatang telah diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno super geno mulai dari nol sampai sepuluh secara acak." Tetapi sekarang bukan saatnya bagi Han Sen untuk merayakan keberhasilannya dalam menaklukkan makhluk super. Dia menahan rasa sakit di dadanya dan berenang ke permukaan. Jika dia dapat mencapai permukaan, dia akan hidup. Walaupun lobster itu sangat besar, itu adalah makhluk laut. Han Sen bisa terbang, jadi jika dia berhasil mengudara, tidak ada yang bisa dilakukan lobster. Han Sen membuat lobster marah. Binatang itu memegang erat-erat tubuh merak yang tak bernyawa dan meluncurkan dirinya ke arah Han Sen. Dalam sekejap, dia hampir menyusul. "Rubah perak, jika kau tidak melakukan apa-apa, kita berdua akan mati di sini." Hati Han Sen menjerit ketakutan ketika dia menepuk kepala rubah perak untuk menunjukkan kecemasan. Rubah perak tampak bingung. Tapi kemudian, kilat perak berkedip di matanya, dan dia melompat menjauh dari pundak Han Sen. Dia berenang di antara tuannya dan lobster yang mengamuk dan melepaskan cahaya perak yang menakutkan. Dalam sekejap, cahaya perak telah mengembang dan meliuk-liuk melintasi seluruh wilayah seperti jaring. "Ah!" Han Sen menjerit. Rubah perak tidak hanya menyerang lobster, dia juga menyerang Han Sen. Petir perak menyebar melalui air, seolah-olah tidak peduli siapa teman atau musuh. Rambut Han Sen berdiri karena tegangan listrik dan lebih banyak darah mengalir dari mulutnya. Sekarang Han Sen tahu mengapa rubah perak belum menggunakan petir peraknya. Yang akan terbunuh pertama-tama bukanlah lobster, tetapi Han Sen sendiri. Lobster menerima kejutan listrik dari petir, yang justru membuatnya semakin marah. Dia mengalihkan perhatiannya untuk menyerang rubah perak. Tetapi sebelum rubah tertangkap, dia berbalik untuk berenang menjauh dan melesat dengan cepat. Kecepatan renangnya lebih cepat daripada Han Sen. Melihat lobster mengalihkan perhatian pada rubah perak membuat Han Sen merasa lega, tapi dia juga merasa khawatir. Dia takut jika lobster itu berhasil menyusul rubah, itu bisa membunuh rubah perak. Rubah perak masih muda, jadi kekuatannya tidak mungkin lebih besar dari lobster. Petir perak yang dilemparkannya hanya menundukkan lobster selama beberapa detik; efeknya tidak sekuat cahaya biru dari burung merak. Walaupun kecepatan rubah lebih besar daripada Han Sen, itu tidak cukup untuk melampaui lobster. Dalam sekejap, lobster melompat maju, hampir seperti berteleportasi ke hadapan rubah perak. Bum! Petir perak rubah perak dilepaskan sekali lagi, yang mewarnai laut seperti kanvas petir yang tak terhitung jumlahnya. Lobster terkejut melihatnya. Pada saat lobster terkejut dan tersengat listrik, rubah perak berhasil maju sekali lagi dan menjauh dari lobster. Kekuatan petir tidak cukup untuk melukai lobster, tapi cukup untuk menyengatnya untuk sementara. Dan sekarang, lobster sudah mengejarnya lagi. Rubah perak mengulangi langkah sebelumnya dengan melepaskan petir perak, tapi kali ini, intensitasnya tidak setinggi sebelumnya. Karena itu, lobster hampir tidak terpengaruh dengan sengatan listriknya. Ketika lobster menangkap rubah perak untuk ketiga kalinya, petir sudah tidak bisa menyengatnya. Setelah mengeluarkan cairan yang melemahkan, sebuah penjepit ungu menghampiri rubah perak. Rubah perak dengan berani menghindari jepit pengejarnya, tetapi tetap tak terhindar dari hantaman keras dan terlempar dalam air. Dengan tubuh kecilnya, dia seperti bola Meriam yang dikelilingi oleh gelembung-gelembung air. Han Sen mengertakkan giginya dan memanggil Raja Cacing Batu Emas dan baju baja hewan peliharaan super amuknya. Dia melemparkan raja cacing di hadapan rubah perak saat lobster berlari ke depan untuk menghabisinya. Pang! Raja Cacing Batu Emas, yang mengenakan baju baja hewan peliharaan super amuk, hanya bertahan tiga detik ketika berada di antara penjepit lobster yang kuat. Karena dia tidak mampu melawan, Raja Cacing terbelah dua dan dibuang, menghancurkan jiwa binatang itu selamanya. Tetapi dengan jeda waktu yang diperoleh, rubah perak berhasil berenang beberapa belas meter lagi untuk mencapai permukaan. Han Sen juga berenang secepat mungkin. Dia mungkin bisa menggunakan Raja Cacing Batu Emas dan baju baja hewan peliharaan super amuk untuk menyelamatkan rubah perak kali ini, tapi sekarang semuanya telah hilang, tidak akan ada kesempatan kedua. Jika dia memanggil Meowth tanpa baju baja hewan peliharaan super amuk, dia bahkan tidak akan bisa menghalangi serangan atau cakar lobster yang menakutkan "Raja Cacing Batu Emasku yang malang dan baju baja hewan peliharaan super amuk! Kalian sudah lama menemaniku, selamat dari begitu banyak pertarungan. Aku tidak percaya kau dibunuh oleh lobster sialan ini. Jangan kuatir, karena aku akan membalas kematianmu "Suatu hari, aku akan membunuh lobster ini dan memasaknya untuk pesta besar demi menghormatimu. Aku akan meninggalkan beberapa di atas kuburmu juga!" Han Sen marah dan merasa sedih, jadi dia berusaha untuk menghibur dirinya sendiri. Sebenarnya mereka masih ada kemungkinan untuk melarikan diri. Tetapi sekarang lobster itu berhasil menyusul rubah perak lagi. Han Sen tidak yakin apakah itu petir rubah perak yang membuat lobster menjadi agresif, atau apakah dia hanya ingin berburu makhluk super lain, bukan manusia. Melihat lobster tepat berada di tumit rubah perak lagi membuat Han Sen merasa kuatir. Bahkan jika dia berusaha untuk membantu, semua upayanya akan sia-sia. Tidak ada yang bisa dia lakukan, juga tidak ada yang bisa dia gunakan untuk memblokir lobster untuk sementara waktu. Tiba-tiba, rubah perak menyinarkan cahaya perak lagi. Bahkan ada petir yang mengalir di bulunya. Sepertinya petir ekstra kuat telah dimasak dalam tubuhnya. Lobster berada tepat di depan rubah perak lagi, penjepitnya terangkat seolah-olah siap untuk membelah korbannya menjadi dua. Bum! Petir perak meletus dari rubah perak seperti rentetan roket. Tubuh kecilnya terbawa oleh kekuatan serangan, dan dia terkirim keluar dari laut, membebaskan diri dari agresi lobster. Rubah itu terlempar sejauh enam ratus meter. "Ya Tuhan!" Han Sen membeku, tidak menduga rubah perak memiliki kemampuan seperti itu. Tapi sekarang setelah rubah perak itu pergi, Han Sen kembali menjadi sasaran lobster lagi. Han Sen tidak mengatakan apa-apa lagi dan sebaliknya berfokus untuk menyelamatkan dirinya dengan berenang secepat mungkin. Untungnya, rubah perak telah membuat jarak lobster cukup jauh, yang memberinya awal yang baik. "Apa-apaan ini? Jika aku tahu rubah itu merencanakan itu, aku akan pergi jauh lebih awal!" Hati Han Sen merasa kesal, hanya bisa melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya. Dia berdoa agar dapat melarikan diri dari laut sebelum lobster berhasil menangkapnya. Han Sen berharap dia bisa menumbuhkan beberapa lengan dan kaki ekstra sehingga dia bisa berenang dengan kecepatan yang lebih besar. Dengan lobster yang berenang sejauh beberapa meter setiap detik, lobster itu mungkin juga memiliki kemampuan untuk berteleportasi. "Ayo, sedikit lebih cepat dan aku akan keluar dari sini." Han Sen melihat cahaya di atas berubah menjadi lebih cerah dan lebih terang. Tapi ketika dia melakukannya, lobster semakin mendekat. Kemungkinan lobster akan menyusul dirinya sebelum dia bisa melarikan diri masih terlalu nyata. Chapter 616 - Parfum Lobster berada tepat di belakang Han Sen, dengan penjepitnya yang haus darah. Han Sen tahu dia tidak bisa mengelak lagi, karena dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Jika dia tidak bisa bertahan, dia akan mati sebelum mencapai permukaan. Dia mencengkram dadanya saat darahnya mendidih karena tegang. Han Sen hanya mengenakan baju baja Ratu Perinya, dan dia mengetahui bahwa dia tidak bisa mengambil risiko diserang. Han Sen memanggil burung empat sayapnya yang setinggi dua meter ke hadapannya. Krak! Thunderbird Bersayap Empat berdarah sakral hancur berkeping-keping oleh penjepit lobster. Han Sen menggunakan waktu ini untuk mencapai permukaan, memanggil sayapnya, dan terbang ke langit. Terbang setinggi empat puluh meter, dia tiba-tiba mendengar suara percikan yang hebat. Lobster raksasa melompat keluar dari laut dan sekarang melayang di udara untuk berusaha meraih Han Sen. Kecepatan sayap berdarah sakral amuk itu kalah cepat dengan lobster di udara, dan lobster itu pasti terbang untuk menangkap Han Sen. Han Sen melejit dengan kekuatan luar biasa. Dia meminjam kekuatan udara dan berlari dua meter ke samping dan berhasil terhindar dari penjepit yang berusaha menjepitnya. Ledakan! Lobster jatuh kembali, memicu gelombang tsunami seperti meteor yang menabrak laut. Tanpa ragu, Han Sen terus terbang lebih tinggi dan lebih tinggi. Lobster berenang sebentar, menatapnya, tetapi setelah menyadari tidak bisa lagi menangkap penyusupnya, dia meraih tubuh merak dan kembali ke laut dalam Ratu mengepakkan sayap dengan rubah perak di tangannya. Kondisi rubah perak tampaknya tidak terlalu bagus, dan sangat lemah. Saat Han Sen kembali, rubah itu melompat ke bahunya dan tidak bergerak. Han Sen membuka mulutnya dan batuk darah. Organ-organnya telah rusak parah, dan dia khawatir akan membutuhkan waktu lama untuk pulih kali ini. "Ayo pergi." Han Sen menggertakkan giginya saat dia memegang dadanya, yang berdebar dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Dia meninggalkan daerah itu dengan Ratu dan ketika mereka sudah jauh, Ratu memanggil paus sehingga Han Sen bisa berbaring dan beristirahat. Han Sen berbaring di punggung paus besar itu. Rubah perak membenamkan kepalanya ke lengan Han Sen. Han Sen tidak tahu apa yang dilakukan rubah perak pada awalnya, tetapi tidak lama kemudian rubah perak mencabut akar teratainya. Dengan segera mulai mengunyah akar teratai itu. "Rubah perak, kamu tidak berperasaan. Aku telah terluka parah, namun kamu malah diam-diam merampokku." Han Sen berkecil hati tetapi dia tidak bisa mengumpulkan kekuatan untuk berteriak pada rubah perak. Detik berikutnya, Han Sen membeku. Setelah rubah perak mengunyah akar teratai, dia tidak menelannya untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, dia menyuapi Han Sen. Han Sen terkejut melihat dia tidak memakannya sendiri. Dia menyuapi Han Sen, dan itu sangat menyentuh hatinya. Tapi dia merasa tidak nyaman memakan makanan yang telah dikunyah oleh hewan peliharaannya. Dia hampir ingin menolaknya, tetapi akar teratai telah lumat menjadi jus dan menetes ke mulut Han Sen. Han Sen tahu dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk mengambil akar teratai, jadi dia pikir akan sia-sia jika memuntahkannya. Tanpa berpikir lebih banyak, dia menerima semuanya. Setelah mengkonsumsinya, dia merasakan aura yang menyegarkan dan meremajakan dari dalam tubuhnya. Rasa sakit yang membakar di dadanya dan jantungnya yang berdegup kencang terasa lebih baik. Han Sen segera mempraktekkan Kitab Dongxuan. Dia menyerap kekuatan baru yang menyegarkan ini. Kulit Giok-nya dibatasi oleh tingkat kebugarannya, yang berarti dia hanya bisa membuka kunci gen tingkat pertama. Tidak mungkin dapat membuka kunci gen kedua selama berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Itulah sebabnya, akhir-akhir ini, dia lebih fokus pada peningkatan Kitab Dongxuan, daripada Kulit Giok. Kitab Dongxuan memiliki efek luar biasa saat bernafas, di mana metabolisme sel berjalan lebih cepat. Sekarang, bagian tubuhnya yang rusak sedang diperbarui, dan sel-sel yang baru lahir menggantikan sel-sel lama yang rusak. Itu memungkinkannya untuk pulih lebih cepat. Udara yang menyegarkan juga sangat mendukung pemulihannya. Kalau tidak, Kitab Dongxuan tidak akan bekerja dengan baik untuk menyembuhkannya. Setiap bagian dari perasaannya yang baru dan segar diserap oleh Kitab Dongxuan dan tubuhnya sekarang tampak putih dan halus. Aroma Han Sen seperti bayi yang baru lahir; baunya harum. Rubah perak berbaring di sebelah Han Sen, mengendus aroma baru yang lebih segar dari tuannya. Dia sepertinya menikmatinya. Ratu memperhatikan dua akar teratai itu dan segera mengenali dari mana asalnya. Tapi melihat rubah perak menyuapi Han Sen membuatnya semakin penasaran. Sebelumnya, Han Sen terluka parah. Wajahnya tampak sakit dan kulitnya pucat. Tapi sekarang, tidak lama kemudian, wajahnya terlihat lebih baik. Warna kulitnya kembali pulih dan kulitnya tampak bersinar dan sehalus sutra. "Wajahmu putih, tetapi terlihat agak merah. Ini cukup istimewa." Melihat Han Sen, Ratu tidak bisa menahan diri untuk berkata sesuatu yang konyol. Ketika dia melihat Han Sen, dia merasa wajah baru ini cocok untuknya. Wajah Han Sen berbentuk agak tegas dan strukturnya tajam. Itu sering membuatnya tampak seperti sedang marah. Tetapi dengan kulit baru yang lebih halus ini, dia memancarkan cahaya yang berbeda. Dia memberikan kesan yang berbeda. Ratu merasa agak cemburu karena dia bukan orang yang peduli tentang penampilannya. "Ini pasti efek dari seni geno hiper. Atau apakah ini efek dari akar teratai?" Ratu berpikir dalam hati. Tiba-tiba, aroma harum menggelitik hidung Ratu. Itu membuatnya merasa seolah telah memakan buah kehidupan. Pori-pori di seluruh tubuhnya terbuka. "Apa yang sedang terjadi?" Ratu memandang Han Sen dengan ekspresi bingung. Setelah dia mencium aroma yang menyenangkan, Go Surgawi di tubuhnya diaktifkan. Kemudian tampaknya menyerap aroma harum itu. Ratu merasa luar biasa. Dia tidak pernah menduga ada aroma yang bisa memicu Go Surgawi. Jika dia tidak mengalaminya sendiri pada saat itu, dia tidak akan percaya dengan hal itu. Namun, hal yang paling menakutkan dengan aroma itu, adalah bagaimana dia meningkatkan Go Surgawi. Sudah lama dia tidak ada kemajuan dengan keahlian ini, namun sekarang dia melakukannya secara pasif. Meskipun dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, dia tidak membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dia segera duduk di sisi Han Sen dan mulai menyerap sebanyak mungkin aroma, untuk membawa Go Surgawi ke tingkat yang lebih jauh lagi. Cahaya ungu di tubuhnya terus bersinar, menyerap aroma yang ada di sekitarnya. Akhirnya, bahkan cahaya ungu-nya sepertinya berbau harum. Cara Ratu menampilkan dirinya sering membuatnya tampak dingin, tetapi sekarang dia terlihat lebih cantik. Dia menyerupai peri, walaupun tidak berkilau. Dia tampak memukau, seolah-olah tidak ada orang yang berani bermimpi untuk melukainya. Akar teratai pasti sangat bermanfaat bagi wanita, dan mereka memiliki sifat yang agak dingin. Meskipun laki-laki bisa mendapatkan manfaat dari akar teratai, namun manfaatnya akan lebih terasa pada wanita. Dua akar teratai itu pastinya bukan sesuatu yang biasa. Sifat medis mereka sangat kuat. Han Sen menyerap mereka melalui Kitab Dongxuannya, dan itu sangat membantu pelatihannya. Chapter 617 - Jiwa Binatang Burung Merak Bermata Mati Kitab Dongxuan menyerap esensi akar teratai ke dalam sel-sel tubuh. Proses ini menghasilkan sel-sel baru dengan lebih cepat, menggantikan sel-sel yang lama dan rusak. Sementara itu, keahlian Kitab Dongxuan meningkat. Peningkatan Kitab Dongxuan secara terus-menerus membuat aroma Han Sen kian membaik. Aroma dirinya kuat, tapi tidak berlebihan. Han Sen tidak tahu mengapa Kitab Dongxuan membuatnya harum, atau apa manfaatnya. Tetapi setiap kali dia melatihnya, itu yang terjadi. Ketika dia berbaring di sana, Kitab Dongxuan menghasilkan aroma yang menyenangkan seperti biasanya. Pada saat itu, dia tidak memikirkan apapun tentang aroma itu. Tetapi ketika Ratu menyerap wewangian itu, Go Surgawi-nya juga membuat beberapa kemajuan. Ratu masih tampak terkejut sehingga memutuskan untuk tidak mengatakan apapun. Yang diperlukan hanyalah menghirup aroma menyenangkan Han Sen untuk meningkatkan Go Surgawi-nya, itu luar biasa! Ketika esensi akar teratai sepenuhnya diserap, luka Han Sen sepenuhnya disembuhkan. Dia merasa sangat bersemangat, seolah-olah dia bisa pergi meninju sapi sampai mati! Dia membuka matanya dan melihat Ratu yang sedang berlatih. Dia terkejut, karena tubuhnya dikelilingi oleh cahaya kuning. Dia cantik; mengingatkan pada Dewi Bulan. Namun aneh, karena sepertinya muncul aroma yang khas di sekitarnya. Itu bukan aroma biasa dari seorang wanita, dan aroma itu terasa akrab. Han Sen bergerak lebih dekat untuk mencium aroma itu dengan lebih jelas dan saat itulah dia menyadari. Ratu, meskipun tidak sekuat itu, berbau seperti Han Sen. Saat Han Sen mengawasinya, dia merasa aneh. Dia merasa seolah-olah dia bisa melihat aliran tubuh Ratu dan menyaksikan perubahan yang terjadi di dalam dirinya pada tingkat granular. Tapi itu tidak mungkin. Dia masih mengenakan baju baja berdarah sakral, dan Han Sen juga tidak memiliki kemampuan penglihatan sinar x. Bahkan jika dia memang memiliki penglihatan sinar x, perubahan aliran seseorang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Namun itulah yang dilihat Han Sen. Itu adalah pemandangan yang aneh, melihat Ratu melatih Tenaga Dalam dengan berbaring telanjang. Dia bisa memeriksa setiap hal kecil dan mengamati setiap detail kecil; tidak ada yang tersembunyi dan tidak ada yang dirahasiakan. Han Sen terkejut. Dengan keahlian ini, jika dia tidak sadar, dia bisa mengikuti apa yang dilihatnya dan akhirnya mengetahui bahwa dia sedang berlatih Tenaga Dalam. Han Sen tenggelam dalam pemikirannya. Dia lalu menyadari bahwa dia tidak mengamati aliran Ratu dengan matanya. "Bau! Pasti itu baunya!" Han Sen terkejut. Itu bau yang melacak Tenaga Dalam Ratu. Han Sen bisa mencium aroma itu di sekitarnya, dan melalui itu, dia bisa mengikuti aliran di dalam tubuh Ratu. "Aku bertanya-tanya, apa yang terjadi? Apakah ini aspek lain dari Kitab Dongxuan yang menakjubkan?" Han Sen menatap Ratu dengan bingung. Itu berarti dia bisa mengetahui rahasia Go Surgawi. Dia bisa mengamati setiap detailnya. Sebelum Han Sen selesai berpikir, dia merasakan Kitab Dongxuan Kitab berjalan dalam tubuhnya. Tidak seperti biasanya, dia melayang untuk menemani aliran Ratu. Saat itulah dia menyadari dia sedang meniru Go Surgawi. Aliran tubuh Han Sen terhubung dengan aroma Ratu. Selaras dengannya, dan memungkinkan dia untuk lebih memahami Go Surgawi. "Jika Ratu tahu aku mencuri Go Surgawi-nya dengan cara ini, apakah dia akan membunuhku?" Han Sen tersenyum masam di hatinya. Go Surgawi Ratu terus berjalan, yang membuat beberapa kemajuan. Ketika Ratu akhirnya menyerap seluruh aroma, dia membuka matanya dan tampak bahagia. Saat itulah dia melihat Han Sen berdiri tepat di sampingnya, mengawasinya tanpa berkedip. Wajah Ratu memerah. Han Sen beku. Bagi seorang wanita yang dingin seperti Ratu, wajah pemalunya membuat Ratu terlihat lebih seksi. Wajahnya seperti peri akan menarik perhatian setiap pria. Ratu merasa bersalah karena menyerap aroma Han Sen untuk berlatih, dan itulah sebabnya dia tampak malu. Dia menatap wajah Han Sen dan tiba-tiba menjadi sangat marah. Dia meraih telinganya dan berteriak di wajahnya, "Apa yang kamu lakukan di laut ?!" Han Sen jatuh kembali, mencengkram telinganya yang bengkok. Ratu tersipu dan menurunkan tangannya. Dia kembali berakting keren dan mengulangi pertanyaannya dengan nada yang lebih lembut, "Aku bertanya padamu, apa yang kamu lakukan di laut?" Saat dia terus menggosok telinganya, Han Sen menjawab, "Apakah kamu tidak melihat apa-apa? Aku hanya berusaha menjadi umpan. ??Sayangnya aku gagal, dan kesalahan itu hampir memakan nyawaku." Ratu mengerutkan kening, tidak tahu apakah dia jujur ??atau tidak. Tapi ketika Ratu melihat ke arahnya, wajah lelaki tampak seperti belum mencapai apa-apa. Tapi Ratu lebih tertarik dengan aroma yang mengelilingi Han Sen sekarang. Dia menganggap itu adalah akibat akar teratai yang telah dia konsumsi. Han Sen tidak mencerna sifat medis akarnya. Oleh karena itu properti medisnya melayang keluar dari tubuhnya dan mempengaruhi Ratu juga, kemudian membantunya meningkatkan Go Surgawi. Tapi ini hanya asumsi Ratu sendiri. Dia ingin mencari tahu alasan pastinya. "Ada apa dengan keahlianmu? Mengapa kamu berbau aneh?" Ratu bertanya, menatap Han Sen. "Bau aneh? Aku?" Han Sen mengangkat tangannya dan mengendus dirinya. Dia memandang Ratu dan tersenyum, lalu berkata, "Apakah maksudmu bau tubuhku? Bagaimana bisa mempraktekan seni semacam itu dapat menimbulkan bau tubuh yang aneh?" Ratu menatapn Han Sen dengan serius, tetapi setelah beberapa saat, dia berbalik dan mengabaikannya. Han Sen hanya membual, dan Ratu tahu dia akan terus menerus bercanda tidak peduli berapa kali dia bertanya. Tetapi di dalam hatinya, Ratu tetap merasa yakin bahwa itu adalah akibat akar teratai yang telah Han Sen telan. Lagi pula, dia belum pernah mendengar keahlian yang dapat membantu dan meningkatkan kemampuan orang lain. Han Sen tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Kalau tidak, Ratu pasti akan membunuhnya. Han Sen kemudian ingat sesuatu yang pernah dikatakan Huangfu Pingqing. "Di dunia ini, hanya ada dua orang yang tahu bagaimana melakukan Go Surgawi. Salah satunya adalah istri dari Huangfu Xiongcheng dan yang lainnya adalah Ratu." Setelah hari ini, akan ada tiga orang. Tapi Han Sen tidak perlu berusaha keras untuk mempelajari Go Surgawi. Kitab Dongxuannya jelas lebih kuat. Hanya saja aroma aneh ini mengejutkan orang-orang, dan dia penasaran jika berlatih terus, akan seberapa kuat aroma itu. Han Sen benar-benar ingin membuka kunci gen tingkat pertama dan menyaksikan kekuatan Kitab Dongxuan yang sebenarnya. Ketika dia terbangun dari lamunannya, Han Sen menyadari bahwa dia telah mendapatkan jiwa makhluk super untuk pertama kali di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Jiwa Binatang Mahkluk Super: Burung Merak Bermata Mati Tipe Busu Chapter 618 - Pulau Misteri Muncul Lagi Ketika Ratu memalingkan muka, Han Sen memanggil jiwa binatang Burung Merak Bermata Mati. Seekor burung merak muncul di depan Han Sen, mengepakkan sayapnya. Panjangnya kira-kira dua kaki. Ketika melihat lebih dekat, dia menyadari bahwa itu bukan makhluk hidup, tetapi busur silang logam berwarna biru. Bentuknya menyerupai merak, dengan kedua sayap yang membentuk busur. Mulut burung merak adalah menjadi tempat ujung panah bersarang, dan bagian atas kepala adalah garis pandang bagi penggunanya. Senjata yang indah. Tali elastis panah tidak biasa, namun seperti seberkas cahaya yang tembus pandang, terpaku di antara ujung sayap. Han Sen bisa memerintahkan untuk menarik panah atau melakukan lewat pikirannya, dan dia hanya perlu menarik kunci untuk melepaskannya. Han Sen melihat sarang panah yang menyertainya dan ternyata ruangannya cukup untuk delapan anak panah. Jumlahnya pas, terutama untuk senjata yang bisa digunakan seefisien pistol. Jika dia menggunakan anak panah jiwa binatang, dia akan memiliki persediaan amunisi yang tak terbatas juga, asalkan panahnya tidak rusak. Han Sen memeriksa busur silang merak dengan tercengang. Itu adalah senjata yang luar biasa, tetapi tanpa anak panah yang tepat, itu hanyalah sebuah tongkat yang kokoh. "Ini senjata yang bagus, tapi juga harus menyediakan beberapa anak panah. Aku bahkan tidak mempunyai satu anak panah. Sekarang aku harus pergi mencari sendiri?" Han Sen tidak tahu apakah dia harus bahagia atau sedih saat ini. Busur silang merak terlihat sangat kuat, tetapi itu hanya persepsi visualnya. Dia harus mengujinya dulu agar dapat mengetahui dengan pasti. "Kurasa tidak masalah. Aku akan mendapatkan beberapa anak panah baja dan memikirkan untuk mendapatkan anak panah jiwa binatang nanti." Han Sen menyimpan busurnya, menyadari bahwa penggunaannya tidak akan sesederhana yang dia harapkan. Namun, walaupun tidak ada anak panah yang terbaik, busur ini seharusnya tetap cukup kuat. Busur silang jauh berbeda dengan busur tradisional. Kekuatan busur silang berasal dari manusia yang menggunakannya. Busur silang adalah busur otomatis, kekuatan dan efisiensi senjatanya berasal dari anak panah yang digunakan dan pengerjaan senjata itu sendiri. Setelah berlayar selama 10 hari lagi, Han Sen melihat daratan. Itu bukan sembarang bidang tanah. Itu adalah tempat penampungan manusia, yang beroperasi di pantai. Setelah tiba, Han Sen memastikan untuk berteleportasi kembali ke Persekutuan. Dia telah pergi cukup lama, mengikuti petualangan dengan Macan Putih. Dia khawatir Ji Yanran akan merasa sangat cemas, jadi dia ingin memeriksa keadaannya. Han Sen ingin menghiburnya dan membuat beberapa anak panah untuk busur silang barunya. Ji Yanran benar-benar mengkhawatirkannya. Ketika dia melihat Han Sen kembali, dia terkejut dan berusaha keras untuk menahan amarahnya. Han Sen menghiburnya sebentar dan suasana hatinya benar-benar cerah. Ji Yanran kesal bukan karena dia sudah pergi begitu lama, tetapi karena dia tidak tahu apakah Han Sen baik-baik saja. Saat Han Sen berbaring di tempat tidurnya malam itu, dia memutuskan untuk masuk ke komunitas virtual. Dia mengunjungi ketentaraan untuk melihat persenjataan yang ada di sana, dan akhirnya memutuskan untuk membeli anak panah kelas-Z. Semua jenis persenjataan dan peralatan dapat dibeli di ketentaraan, sesuai dengan harga yang ditawarkan. Namun hanya persenjataan yang menimbulkan kerusakan fisik yang dapat dibeli, sedangkan senjata yang menyebabkan kerusakan unsur tidak tersedia. Han Sen melihat-lihat sebentar sebelum dia menemukan anak panah kelas-Z yang ingin dibeli. Setiap busur silang hanya bisa menggunakan jenis dan ukuran anak panah tertentu, dan menurut Han Sen ini adalah anak panah yang tepat. Tapi busur silang merak adalah busur silang jiwa binatang buas, dan itu berarti kompatibilitasnya fantastis. Asalkan anak panahnya tidak terlalu panjang, dia bisa memanfaatkannya. Jadi Han Sen memilih beberapa jenis anak panah dan membelinya. Setelah membeli anak panah, Han Sen mencari berita dan melihat apakah ada hal penting yang terjadi di Persekutuan selama dia pergi. Banyak hal telah terjadi, seperti makhluk setengah dewa membunuh sekelompok makhluk, Persekutuan memenangkan perang di sistem lain, dan bagaimana orang-orang Syura berhasil merebut kembali planet mereka. Namun, semua kejadian ini tidak menarik perhatian Han Sen. Setelah beberapa saat menjelajahi tempat itu, dia pergi ke Jaringan Langit untuk mencari informasi sebanyak mungkin tentang busur silang dan anak panahnya. Setelah beberapa saat melihat-lihat anak panah secara eksklusif, dia memperhatikan ada kekurangan dari anak panah yang tersedia di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, yang membuatnya merasa yakin bahwa busur silang adalah jenis senjata yang tidak populer. Ada milyaran jenis pedang dan pisau jiwa binatang yang diperdagangkan, tetapi jumlah anak panah yang diperdagangkan hanya berjumlah puluhan juta buah. Dia mengaktifkan filter untuk mencari anak panah jiwa binatang berdarah sakral dan terkejut melihat hanya tersedia belasan anak panah yang dijual. Han Sen melihat lokasi di mana anak-anak panah ini dijual dan melihat beberapa nama-nama tempat penampungan yang belum pernah terdengar sebelumnya atau berada di tempat-tempat terpencil yang tidak dapat diakses. Tampaknya mustahil baginya untuk membeli anak panah yang dia cari. "Jika aku tidak bisa membeli anak panah yang aku butuhkan, maka aku harus memburu makhluk itu sendiri." Han Sen menjelajahi Medan Es, Pantai Emas, dan Pantai Batu Putih untuk mendapatkan informasi, berharap untuk menemukan di mana bisa mencari anak panah jiwa binatang buas berdarah sakral. Setelah mencari cukup lama, dia menemukan makhluk yang dikenal menjatuhkan anak panah jiwa binatang buas berdarah sakral di dekat Pantai Batu Putih. Itu adalah makhluk yang dikenal sebagai Elang Langit. Mereka sebagian besar adalah makhluk biasa, tetapi ada makhluk mutan di antara mereka. Raja Elang Langit adalah jenis berdarah sakral. Banyak orang berburu Elang Langit biasa untuk mendapatkan anak panah tradisional yang cukup kuat. Setelah mempelajari tentang Elang Langit, Han Sen tahu dia akan menyukai mereka. Dan jika elang berdarah sakral itu adalah jiwa binatang berdarah sakral amuk, maka hal itu akan menakutkan. Dengan busur silang baru di tangan, mungkin dia bisa menggunakan anak panah seperti itu untuk merobek atau menembus cangkang, sisik, atau kulit makhluk super yang ekstra tebal. Tapi Elang Langit tinggal di puncak gunung Pilar Langit. Ada banyak makhluk lain di sana, yang akan mempersulit perjalanan ke puncak. Orang yang memberikan informasi ini hanya mempelajari Elang Langit yang jatuh di lereng gunung. Dia belum pernah memanjat gunung itu, jadi informasinya masih kurang lengkap. "Dengan rubah perak di sisiku, seharusnya tidak akan terlalu sulit mencapai puncak - asalkan tidak ada makhluk super di sana," pikir Han Sen. Han Sen benar-benar menginginkan Elang Langit ini sekarang, dan walaupun mereka tidak memberikannya jiwa binatang berdarah sakral, dengan tubuh kecil mereka, Han Sen dapat meningkatkan perolehan poin geno sakralnya dalam waktu singkat. Han Sen melakukan penelitian lebih lanjut tentang Gunung Pilar Langit, agar dia bisa mempersiapkan diri. Setelah mencari sebentar, Han Sen mengerutkan alisnya. Ada laporan terbaru tentang ditemukannya monster aneh di sana, mengendarai awan merah di sekitar Gunung Pilar Langit. Berdasarkan laporan itu, semua tanda-tanda menunjukkan keberadaan makhluk super lain di sana. Kring! Kring! Ketika dia menutup laman yang sedang dilihatnya, komunikatornya berdering. Itu adalah Zhu Ting. Dia telah meminta nomornya beberapa waktu lalu, tetapi ini adalah pertama kalinya dia menelpon Han Sen. Han Sen bertanya-tanya apa yang dia inginkan saat ini. "Bos, ini tidak baik!" Zhu Ting berkata dengan gusar. "Apa yang tidak baik?" Han Sen mengerutkan kening. "Pulau Misteri. Ada Pulau Misteri di Medan Es. Di mana kamu bos? Kembalilah! Jika tidak, orang lain akan berusaha merebut keuntungannya!" Wajah Zhu Ting tampak panik. Han Sen sedikit membeku, mengetahui mengapa Zhu Ting begitu terburu-buru. Pulau Misteri di sini berbeda dari yang ada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Pulau Misteri pasti memiliki tempat penampungan roh kelas kerajaan. Jika benar, kemungkinan besar dapat menemukan barang bagus di sana. Chapter 619 - Aku Akan Mengikutimu Setelah berbicara dengan Zhu Ting, Yang Manli juga menelepon. Dia berbicara dengannya sebentar dan memintanya untuk bersiap-siap. Tidak ada yang bisa dilakukan Han Sen saat ini, karena dia berada di dekat Pantai Batu Putih. Dia tidak dapat kembali ke Medan Es dalam waktu singkat, bisa kembali dalam waktu sebulan sudah luar biasa. Setelah selesai berdiskusi dengan Yang Manli, Han Sen menelpon Huangfu Pingqing. Dia ingin membeli peta darinya, peta yang akan membimbingnya kembali ke Medan Es. "Pantai Batu Putih? Kau benar-benar berada di Pantai Batu Putih?" Huangfu Pingqing sepertinya cukup terkejut. "Mengapa kau begitu terkejut?" Han Sen menatapnya dengan aneh. "Kalau begitu, kau seharusnya berada di dekat Tempat Penampungan Pasir Putih, benar?" Huangfu Pingqing bertanya. "Benar." Mata Han Sen terbuka lebar. "Kau juga berada di sini?" "Ya, aku di sini. Tunggu aku di Tempat Penampungan Pasir Putih selama dua hari dan aku akan menemuimu." Dia menutup telepon. Han Sen terkejut dan merasa sedikit terhina. Dia berkata pada dirinya sendiri, "Kau tidak perlu menutup telepon begitu cepat. Kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk memberitahumu bahwa Ratu bersamaku." Setelah menunggu satu hari, anak panah baja Z dikirim. Han Sen pergi ke arena memanah untuk mencoba kekuatan busur silang merak barunya. Han Sen memasukkan anak panah, membidik papan target platinum, dan menarik pelatuk. Anak panah melesat dengan berpedoman pada sorotan cahaya biru. Ledakan! Papan target platinum tebal hancur menjadi serpihan, sehingga mengejutkan Han Sen. "Ya Tuhan! Ini luar biasa!" Han Sen berteriak, merasa sangat senang. Sangat luar biasa! Kekuatan seperti itu berasal dari anak panah baja Z biasa. Jika dia berhasil mendapatkan anak panah jiwa binatang berdarah sakral, kekuatannya pasti lebih dahsyat. Bahkan mungkin itu bisa menembus tubuh makhluk super. "Aku akan naik gunung untuk membunuh raja Elang Langit." Ketika Han Sen sekarang memikirkan raja Elang Langit, hatinya terbakar dengan keinginan untuk membunuhnya. Memasuki tempat penampungan lagi, Ratu berkata bahwa dia telah berhasil menghubungi Tyrant. Dia dan anggota kelompok lainnya akan berada di sana dalam beberapa hari. "Itu artinya kita tidak terlalu jauh dari Medan Es, kalau begitu." Han Sen terkejut. "Bepergian melalui jalur laut, akan membutuhkan waktu satu bulan, dengan asumsi kita terbebas dari bahaya dan gangguan selama perjalanan," kata Ratu. "Kalau begitu, tidak apa-apa." Han Sen ingin menghindari lautan sekarang. Dia saat ini hanya ingin menghindari kemarahan makhluk laut seperti lobster. "Kita harus menunggu sampai Tyrant tiba. Aku akan mengusulkan untuk memasukkan kamu dalam kelompok kami lagi, tapi kali ini, aku yakin tidak akan ada masalah," tiba-tiba Ratu berkata pada Han Sen. "Tidak apa-apa. Aku tidak begitu suka bekerja sama dengan orang lain." Setelah apa yang terjadi, Han Sen menyadari bekerja sama dengan orang lain tidak menguntungkan seperti yang dia duga sebelumnya. Dia tetap berkesempatan diintimidasi oleh makhluk super. Dan jika dia tidak bersama-sama dengan sekelompok orang yang benar-benar bisa dia percayai sepenuhnya, terlalu konyol untuk selalu berjalan bersama sama mereka dalam situasi hidup atau mati. Han Sen mencari orang yang bisa dipercaya, sedangkan Tyrant dan yang lainnya tidak sesuai dengan kriterianya. Dia meramalkan akan mendapatkan banyak masalah jika dia tetap bersama mereka. "Mengapa?" Ratu bertanya, mengerutkan kening pada Han Sen. "Aku bisa bekerja sama denganmu, tapi aku tidak bisa bekerja sama dengan Tyrant dan yang lainnya," Han Sen mengaku. Sebenarnya Han Sen memandang rendah Tyrant dan seluruh kelompok Ratu. Dia setidaknya menginginkan anggota tim yang sekuat Ratu; jika tidak, akan sia-sia berhadapan dengan makhluk super. Ratu memandang Han Sen seolah sedang berpikir keras, tanpa mengatakan apa-apa. Sepertinya dia ingin membaca apa yang dipikirkan Han Sen. "Oh, ya. Senior Pingqing akan datang besok. Setelah aku bertemu dengannya, aku akan pergi berburu. Aku tidak akan kembali dulu," kata Han Sen. "Kamu akan pergi kemana?" Ratu bertanya. "Gunung Pilar Langit." Han Sen tidak merasa tidak perlu menyembunyikan tujuannya, jadi dia memberitahunya secara langsung. Ketika Ratu mendengar nama itu, dia berhenti. Setelah berpikir sesaat, dia berkata kepada Han Sen, "Mungkin ada makhluk super yang tinggal di sana. Kau harus menunggu beberapa hari agar kita bisa pergi bersama." Han Sen memikirkan usulannya, dan sepertinya bukan ide yang buruk. Ketika dia meneliti lokasi, dia telah membaca tentang kemungkinan ada makhluk super di sana. Jika Ratu dan orang-orangnya ingin pergi ke sana, itu tidak masalah. Semakin banyak orang, perhatian monster penyerang akan lebih terbagi jika perlu melarikan diri. Pada hari kedua, Huangfu Pingqing tiba tepat seperti yang dia katakan. Melihat Han Sen bersama dengan Ratu, matanya yang indah terbuka lebar dan mulutnya menganga. "Mengapa kalian berdua bisa bersama?" Huangfu Pingqing bertanya, dengan ekspresi bingung. "Aku ingin mengundang Han Sen untuk bergabung dengan timku," jawab Ratu. "Kamu mengundangnya ke tim?" Huangfu Pingqing mengira telah salah mendengar. Ratu mengundang seseorang ke timnya secara pribadi adalah hal yang langka. Dan Han Sen hanya berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama lebih dari setahun. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Ratu ingin mengundang Han Sen ke timnya. Dia mengerti bagaimana cara kerja tim Ratu. Orang-orang di dalam tim Ratu adalah yang orang-orang terbaik dari mereka yang berhasil membuka kunci gen pertama. Han Sen tampaknya tidak memenuhi syarat sama sekali. "Dia menolaknya," kata Ratu, tegas. Ini merupakan kejutan besar bagi Huangfu Pingqing. Dia terdiam, dan yang bisa dia lakukan hanyalah menatap Han Sen dengan mata terbelalak. Ratu telah mengundang Han Sen untuk bergabung dengan timnya, tetapi Han Sen menolaknya. Ini seperti dongeng, sulit untuk dipercaya. Jika bukan karena Ratu mengatakan ini sendiri padanya, dia tidak akan percaya berita itu. Han Sen hanya tertawa dan berkata, "Ratu hanya bercanda. Bukannya aku tidak ingin bergabung, hanya saja ada seseorang di tim yang tidak menginginkan kehadiranku." "Siapa?" Huangfu Pingqing berpikir ini lebih sulit dipercaya. Tetapi siapa yang akan menolak keinginan Ratu? Han Sen kemudian dengan cepat menceritakan kepadanya tentang apa yang terjadi ketika pertama kali bergabung dia harus tergantung pada keputusan semua anggota tim, dan Tyrant menentang keras. "Aku tahu Tyrant. Dia terlalu sombong. Selain dari Ratu, dia tidak pernah menganggap serius orang lain. Keberatannya tidak mengejutkan." Huangfu Pingqing tampaknya mulai memahami situasinya. Dia melanjutkan, "Tapi orang ini benar-benar hebat. Dari semua evolver yang telah membuka kunci gen, dia adalah yang paling kuat. Selain Ratu, dia tidak diragukan lagi adalah yang terkuat di tim." Ratu, yang masih berdiri di sana dan mendengarkan diskusi, tiba-tiba berkata, "Jika kau bersedia bergabung dengan tim aku, maka aku akan mengusulkan keanggotaanmu sekali lagi. Jika kau ditolak lagi, maka aku akan keluar dari tim itu dan mengikutimu." Pada saat itu, Huangfu Pingqing ketakutan seolah-olah dia telah melihat sesuatu yang mengerikan. Yang bisa dia lakukan hanyalah menatap Han Sen dan Ratu. Dia pikir otaknya terlalu kecil untuk menangani situasi kompleks mereka, dan dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sulit membayangkan bahwa Ratu, akan mengatakan sesuatu seperti ini. Chapter 620 - Anak Panah Ular Es Di pasar Tempat Penampungan Pasir Putih, Huangfu Pingqing berjalan bersama Han Sen, seringkali berbalik untuk mengamatinya. "Aku tahu aku tampan. Jika kau sangat menyukai penampilanku, mengapa kita tidak memesan kamar bersama, jadi kau bisa memeriksa aku dengan segala kemegahanku?" Han Sen bertanya padanya. Dia merasa canggung, ditatap olehnya. Huangfu Pingqing hanya mengibaskan bulu matanya dan berkata, "Tentu. Apakah kau ingin pergi sekarang?" Han Sen tidak mengatakan apa-apa, tapi matanya mengiyakan. Mereka tidak bisa menjauh dari dada Huangfu Pingqing yang melambung. Mirip dengan Ratu, payudaranya adalah yang bagian yang terbaik. Huangfu Pingqing tersipu dan bertanya, "Apa yang kau lihat? Apakah kau tidak takut Ji Yanran tiba-tiba muncul dan memotong penismu? Jangan ragu untuk memesan kamar jika kau punya nyali untuk melakukannya." "Apa artinya itu?" Han Sen tahu Huangfu Pingqing bersedia mengatakan apapun yang muncul di pikirannya, tetapi jika dia benar-benar melangkah untuk memesan kamar, dia akan keluar. "Kamu benar-benar tidak tahu? Aku serius. Kamu bisa memesankan kamar itu sekarang. Tapi aku harus bilang, aku tidak percaya seseorang seperti Ratu mau mengatakan dia akan mengikutimu. Jujurlah denganku; trik apa yang kau gunakan sehingga dia menurutimu? " Huangfu Pingqing terkikik dan menatap Han Sen. "Kamu tahu bukan itu yang dia maksudkan." Han Sen membuka tangannya untuk mengekspresikan ketidakpercayaannya. "Aku tahu bukan itu yang dia maksudkan, tetapi tetap saja aneh, dia rela meninggalkan timnya untukmu. Apa yang telah kau lakukan?" Rasa penasaran Huangfu Pingqing telah mencapai titik puncak. Dia tidak bisa memahami apa yang dilakukan Han Sen sehingga membuat Ratu seperti ini. "Aku tidak tahu. Mungkin dia juga berpikir aku sangat tampan, dan tidak akan bisa mengalihkan pandangan dariku, maka dia ingin mengikutiku," Han Sen berkata dengan polos. "Terserah." Huangfu Pingqing memutar matanya ke arah Han Sen. Han Sen tertawa dan berbalik untuk melihat toko jiwa binatang di depan mereka. Sebelum mendaki gunung, dia ingin membeli satu anak panah jiwa binatang terlebih dahulu. Jika dia tidak bisa mendapatkan anak panah kelas darah sakral, dia setidaknya ingin membeli anak panah kelas mutan. Lagipula, membawa anak panah baja-Z bersamanya tidak ideal, dan anak panah kelas mutan dijamin jauh lebih efisien. Tapi anak panah untuk busur silang bukan senjata yang populer. Han Sen dan Huangfu Pingqing berjalan di sekitar pasar cukup lama namun tidak menemukan satupun anak panah. Sebaliknya, mereka melihat berbagai macam anak panah biasa. Tapi panah itu terlalu panjang untuk busur silang merak, dan ukurannya tidak sesuai. Busur silang merak berukuran sedang, sehingga memerlukan anak panah yang pendek. "Bos, berapa harganya ini?" Han Sen akhirnya menemukan anak panah kelas mutan di toko jiwa binatang yang terlihat tidak terlalu populer. Itu adalah anak panah hitam, nama resminya Anak Panah Ular Es, dan ujungnya dilapisi dengan zat yang melumpuhkan. Han Sen terkejut melihat anak panah itu 30% lebih murah daripada jiwa binatang kelas mutan lainnya. Tampaknya memang busur silang tidak populer, dan hanya sedikit orang yang mau membeli jiwa binatang buas mereka. Apalagi, jiwa binatang busur silang jauh lebih langka daripada jiwa binatang anak panah itu sendiri. Han Sen membeli Anak Panah Ular Es dan terus berjalan di sekitar pasar, tetapi tidak mendapatkan hasil. Dia tidak bisa menemukan anak panah jiwa binatang yang lain. Namun, sebenarnya apa yang dia miliki sudah cukup untuk saat-saat genting Karena mereka sedang menunggu Tyrant dan anggota kelompok Ratu lainnya, Han Sen harus menunggu beberapa hari lagi. Huangfu Pingqing juga ingin mengunjungi gunung Pilar Langit. Awalnya, Ratu tidak setuju untuk pergi Pilar Langit, tetapi setelah Huangfu Pingqing berbicara dengannya secara pribadi, Ratu akhirnya menyetujuinya. Kekuatan Huangfu Pingqing tidak terlalu buruk. Gen-nya hampir maksimal, tetapi dia belum berhasil membuka kunci gennya. Jika dia tidak memiliki bertemu dengan makhluk super, dia seharusnya tidak kesulitan melindungi dirinya sendiri. Dengan kekuasaan yang diberikan oleh Aula Bela Diri Ares, Huangfu Pingqing telah berhasil mengumpulkan banyak jiwa binatang berdarah sakral, sehingga jiwa binatang berdarah sakral biasa tidak bisa melukainya. Pada hari keempat, Tyrant, Sky Jealousy, dan Kucing Pemalas tiba. Melihat Han Sen juga ada di sana, Tyrant langsung mengerutkan kening. Tyrant tidak mempedulikan kehadiran Han Sen. Dia mendekati Ratu dengan tergesa-gesa, bertanya, "Apakah kau baik-baik saja?" Huangfu Pingqing memandangnya dengan dengki, menunjukkan tidak senang dengan pertanyaan Tyrant. Ratu jelas terlihat baik-baik saja, itu pertanyaan yang tidak perlu. "Aku baik-baik saja," jawab Ratu. Dia kemudian menatap mereka bertiga dan berkata, "Kalian telah melihat sendiri kemampuan Han Sen sebelumnya. Aku berharap dia bisa bergabung dengan tim kita, dan aku ingin mendengar pendapat kalian." Tyrant mengerutkan alisnya lagi dan berkata, "Kak, apakah ini sudah pernah didiskusikan?" Ratu menjelaskan, "Dulu, masih ada Shang Qing. Sekarang kita kekurangan anggota. Saya pikir Han Sen sangat cocok, karena dia telah sangat membantuku. Percaya atau tidak, dia sebenarnya telah membuka kunci gen pertama selain itu kualifikasinya akan bermanfaat bagi kita semua." "Aku pikir dia tidak dapat membantu tim kita, paling-paling hanya menyusahkan tim kita." Tyrant kemudian melanjutkan untuk memberitahu Ratu bahwa Han Sen meninggalkan tim untuk mencari bantuan Ratu dan meneruskan berkata, "Seseorang yang tidak mengikuti peraturan adalah tanggung jawab tim. Itulah sebabnya aku sangat menentang dia masuk dalam tim kita. " "Aku benar-benar tidak bisa membujukmu ..." Ratu mengerutkan kening. "Keputusan aku adalah demi kebaikan tim kita, walaupun terkesan kejam," kata Tyrant. "Oke, aku mengerti. Jika semuanya seperti itu, maka aku akan keluar." Ratu menyatakan pengunduran dirinya tanpa ragu-ragu. Tyrant, Sky Jealousy, dan Kucing Pemalas terguncang. Mereka sama sekali tidak menyangka Ratu akan keluar dari tim demi Han Sen. "Kak, kita bisa merundingkan hal ini! Tidak perlu seperti ini!" Kucing Pemalas berkata, berusaha keras untuk memperbaiki situasi dan meredakan ketegangan. "Ya, Kak. Tyrant tidak bermaksud begitu! Jika kau merasa Han Sen adalah orang yang dibutuhkan tim ini, maka kita dapat membicarakannya," Sky Jealousy menimpali. Wajah Tyrant tampak suram. Tetap saja, dia menggertakkan giginya dan mendesis, "Kak, kita telah melalui banyak hal bersama selama bertahun-tahun. Apakah kau benar-benar akan membuang semuanya demi orang luar ini?" Ratu berkata dengan tenang, "Aku tidak berbicara sembarangan. Ini bukan keputusan yang impulsif. Aku juga tidak marah dengan kalian semua. Apakah kalian lupa mengapa kita membentuk tim ini sejak awal?" "Untuk membunuh makhluk super," kata Tyrant. Ratu mengangguk dan kemudian berkata, "Ini memang tim untuk membunuh makhluk super. Tapi selama bertahun-tahun, kita belum berhasil membunuh satupun." Tyrant tampak terpukul, dan dia memohon, "Tapi kita telah semakin baik akhir-akhir ini. Kesempatan akan segera muncul." "Bahkan ketika Shang Qing masih di sini, kita tidak bisa membunuh makhluk super. Dengan kepergiannya, tim kita menjadi sangat lemah, apakah kau masih berpikir kita punya kesempatan?" Ratu mengatakannya dengan terus terang. "Sepertinya maksudmu kita tidak memiliki kesempatan lagi? Apakah maksudmu dengan memasukkan orang ini kita akan memiliki kesempatan??" Tyrant menggertakkan giginya dan bertanya dengan menyakitkan. Ratu mengangguk dan berkata, "Ya, saya yakin begitu." Setelah itu, Tiran tidak bisa berkata apa-apa lagi, bahkan Langit Cemburu dan Kucing Pemalas terlalu terkejut untuk mengatakan apapun. Mereka belum pernah melihat Ratu menghormati seseorang seperti yang dia lakukan pada Han Sen. Semua orang memandang Han Sen, tidak memahami aspek mana yang membuatnya begitu diinginkan dan bermanfaat bagi tim. Mereka berusaha untuk mencari tahu apa yang istimewa dengannya, bahkan Ratu bersedia untuk keluar dari tim untuknya. "Aku hanya punya satu tujuan dan tugas: membunuh makhluk super. Dan aku akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan itu. Jika Han Sen tidak bisa bergabung dengan tim, maka tidak ada alasan bagiku untuk tetap bersama tim ini lagi." Ratu menjelaskan semuanya dengan tenang, tetapi gaya bicaranya tegas sehingga membuat yang lainya tidak bisa berkata apa-apa. Chapter 621 - Tak Terhancurkan Suasananya dingin. Sangat dingin, rasanya seolah-olah hampir membeku. "Kak, kita sudah bersama selama bertahun-tahun... apakah kau akan membuang semuanya begitu saja?" Kucing Malas memohon dengan mata merah. Mata Ratu bergerak. Dengan nada yang sangat dingin, dia berkata, "Ketika kita membangun tim, aku sudah memberitahu kalian apa tujuanku. Aku hanya ingin berburu makhluk super. Aku tidak pernah bermaksud untuk membina pertemanan atau hubungan selama ini. Begitulah diriku." Tiran mengepalkan tinjunya tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun. Langit Cemburu hanya muram, tidak bisa berkata-kata. Air mata mulai mengalir dari sudut mata Kucing Malas, saat dia dengan gelisah menggigit bibirnya sendiri. Huangfu Pingqing menarik Han Sen untuk mengejar Ratu. Walaupun pengejaran mereka cepat, namun tidak cukup cepat, dan pada saat mereka keluar dari tempat penampungan, Ratu sudah pergi. "Kadang-kadang, aku juga memahami bagaimana cara kerjanya," Huangfu Pingqing menghela nafas. "Dia pasti punya alasannya sendiri. Bagaimana menurutmu?" Han Sen bertanya dengan tatapan bingung. Ratu dibesarkan oleh keluarga Huangfu, jadi wajar kalau Han Sen berharap Huangfu Pingqing mengetahui sesuatu. Dengan senyum masam, dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bukan aku. Di Aula Bela Diri Ares, hanya ada dua orang yang cukup dekat dengannya sehingga dapat mengajukan pertanyaan pribadi seperti itu." Han Sen mengangguk, memahami bahwa dia mengacu pada Huangfu Xiong Cheng dan istrinya. "Aku akan pergi ke gunung. Karena mereka tidak akan ikut, akan terlalu sulit bagiku untuk melindungimu. Kau sebaiknya kembali ke tempat penampungan," kata Han Sen. Kali ini, dia tidak keberatan. Dia hanya mengangguk. Setelah berpisah dengan Huangfu Pingqing, Han Sen mengendarai Pencerewet Emas ke gunung Pilar Langit. Dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain, dan rencananya tidak akan berubah karena beberapa drama. Han Sen meninggalkan Tempat Penampungan Pasir Putih dan berkelana ke daerah pegunungan. Tak lama kemudian, jalannya tiba-tiba diblokir oleh tiga orang. Mereka adalah Tiran, Langit Cemburu, dan Kucing Malas. "Dari kita bertiga, aku ingin kau memilih satu." Tiran menatap Han Sen dengan dingin. "Pilih satu untuk apa?" Han Sen bertanya. "Bertarung. Jika kau mengalahkan salah satu dari kami, aku akan mengizinkanmu untuk bergabung," jawab Tiran, dengan nada bangga. Han Sen tertawa. "Maaf, aku bahkan tidak ingin bergabung dengan timmu. Aku juga tidak tertarik untuk mempermalukanmu dalam pertarungan." Mereka bertiga bukan evolver biasa. Mereka kuat dan mereka yang paling elit di sana. Namun terlepas dari prestasi mereka, Han Sen berpikir tidak ada gunanya bergabung dengan tim mereka, karena walaupun mereka kompak, mereka masih kurang mampu membunuh makhluk super. Setelah itu, Han Sen ingin berjalan melewati mereka dan melanjutkan perjalanannya. Kucing Malas sangat marah. Dia memanggil pisau belati dan menyerang Han Sen dengan marah, dan berteriak, "Kau baru mengatakan ini sekarang? Kau sengaja menyabotase tim kita! Aku akan membunuhmu, brengsek!" Kucing Malas sangat cepat, dan aliran angin terlihat saat dia berlari. Walaupun dia tidak sekuat Macan Putih, kecepatannya melampaui semua evolver yang pernah dilihat Han Sen. Dong! Han Sen bahkan tidak perlu berbalik. Pedang kuno yang ada di tangan kanannya menyapu di sekeliling punggungnya dan menghentikan jalur pisau belati Kucing Malas. Kucing Malas berteriak dan berputar seperti tornado ke sisi lain Han Sen, dengan pisau belati yang sekarang mengarah ke leher Han Sen. Tubuh Han Sen tidak bergerak, tetapi pedangnya bergerak. Dengan mudah, pedang itu berayun dan mengakhiri jalur pisau belati. Tubuh kecil Kucing Malas memiliki tenaga yang kuat dan liar. Tangan kanannya memanggil pisau belati yang lain, dan menargetkan pinggang Han Sen. Han Sen menurunkan pedang kuno di tangannya, menggunakan gagangnya untuk membelokkan serangan. Seperti badai, Kucing Malas mulai berputar-putar di sekitar Han Sen. Kedua pisau belati menusuk dan menebas dari setiap sudut dengan kecepatan yang menakjubkan. Tapi Han Sen tetap berdiri kokoh, tampaknya tidak terpengaruh. Dengan hanya satu pedang dan satu tangan, Han Sen memindahkan mereka, membelokkan setiap serangan dengan ketepatan mesin. Cara Han Sen menghadapinya tampak santai dan tidak peduli. Suara-suara yang ditimbulkan oleh benturan pisau belati dan pedang kuno terdengar sampai jauh. Dengan efisiensi yang luar biasa, Han Sen berhasil memblokir setiap serangan yang dilakukan Kucing Malas. Dia bahkan tidak bisa mengenai pakaian Han Sen. Setelah Tiran dan Langit Cemburu mengamati apa yang terjadi, mereka ingin bergabung. Kekuatan angin dan pisau belati Kucing Malas tidak membuahkan hasil, Han Sen dengan mudah menangkis setiap serangannya. Kekuatan yang dimilikinya sungguh luar biasa. "Kucing, mundur!" Langit Cemburu menarik pedangnya yang lembut, yang menjangkau Han Sen seperti salju. "Dia milikku! Serahkan dia padaku!" Kemarahan Kucing Malas yang dipicu oleh tindakan Han Sen yang menghancurkan hubungannya dengan Ratu tampaknya masih membara. Pedang maskot Han Sen terus memblokir dan menangkis setiap serangan Kucing Malas, tetapi karena Langit Cemburu juga mendekatinya, Han Sen harus memanggil pedang ular peraknya. Pedang lembut Langit Cemburu terkenal karena kemampuannya untuk berubah menjadi keras dan lunak. Ketika dia mendekati Han Sen, pedang itu menembakkan racun putih dingin untuk membekukan Han Sen. Sayangnya, serangan seperti ini tidak berguna bagi seseorang seperti Han Sen. Kulit Giok Han Sen membuatnya hampir kebal terhadap semua serangan berbasis es, dan Han Sen jauh lebih unggul dalam hal pertarungan pedang. Baru sekarang Han Sen menyadari bahwa, setelah membuka kunci gennya dengan Kulit Giok, kecepatan dan kekuatannya meningkat sangat pesat. Kecepatannya tidak kurang dari Kucing Malas, dia juga lebih unggul dalam setiap aspek lainnya. Han Sen unggul karena keseimbangannya. Dia tidak kekurangan dalam aspek apapun, dan dia kuat dalam setiap aspek. Walaupun melawan dua orang, Han Sen masih unggul. Dia bahkan tidak melawan; dia hanya tetap di tempatnya, menangkis serangan dan menjadi defensif. Wajah Tiran menunjukkan campuran emosi ketika dia menyaksikan pertarungan. Dia sebelumnya memandang rendah Han Sen, merasa yakin bahwa dia tidak berharga. Dia tidak pernah menduga Han Sen memiliki kekuatan seperti itu. Untuk bertarung melawan dua orang secara bersamaan dan tidak berkeringat, tanpa mengurangi kekuatan sedikitpun, adalah prestasi yang mengesankan. Tapi tetap saja, Han Sen tidak melawan. Tiran menggertakkan gigi dan tubuhnya bersinar dengan warna emas. Dia memanggil tombak hitamnya dan, seperti naga beracun, dia menerjang ke arah Han Sen. Dong! Pedang kuno Han Sen bertemu dengan tombak hitam. Mereka berdua terdorong mundur, yang tidak menguntungkan kedua belah pihak. Tiran bergabung dalam pertarungan. Mereka bertiga bertarung melawan Han Sen. Belum dapat diketahui siapa pemenangnya, pemandangan yang menakutkan, dan ketidakmampuan mereka untuk mengatasi seorang petarung tunggal membuat emosi ketiga penyerang merasa kacau. Kecepatan Han Sen setara dengan Kucing Malas, kekuatannya tidak lebih buruk dari Tiran yang unggul dalam kekuatan, dan udara beku Langit Cemburu tidak berpengaruh padanya. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dengan manusia yang begitu kuat, dan dia tampaknya lebih kuat daripada Ratu sendiri. Dia tidak bisa dihancurkan. Di bawah rentetan serangan dari tiga orang, pedang di lengan Han Sen menari dengan kecepatan, akurasi, dan efisiensi yang menakjubkan. Seiring berlalunya waktu, mereka mulai menyadari bahwa tidak mungkin dapat mengalahkannya. Kekompakkan mereka dalam menyerang perlahan-lahan menjadi kekompakkan untuk menarik diri. Han Sen mendorong keahlian Ganda-nya ke maksimum, tapi dia tidak mampu untuk tetap pada posisi bertahan selamanya. Beralih ke posisi menyerang, pedang Han Sen berayun seperti kepakan kupu-kupu yang panik. Namun, kekuatan dan tenaga setiap ayunan itu sulit dipercaya, dan lawan-lawannya bergegas mengambil beberapa langkah mundur lagi. Walaupun menghadapi tiga evolver yang berprestasi, Han Sen muncul sebagai pemenang. Chapter 622 - Tulang Belulang Penjaga Gunung Dong! Dong! Dong! Tombak jatuh, pedang jatuh, dan pisau belati hancur. Senjata Tiran, Langit Cemburu, dan Kucing Malas dirampok. Dengan wajah pucat, mereka sekarang melihat Han Sen yang tidak bergerak dengan terkejut. Terlepas dari serangan gabungan mereka, mereka tetap kalah dalam pertarungan. Kebugaran Han Sen begitu kuat sehingga dia nyaris bukan manusia, pikir mereka. Kecekatan dan kecakapannya dalam setiap aspek dalam pertarungan tidak masuk akal sama sekali. Setiap keterampilan pedang yang digunakan Han Sen adalah sangat ganas, berkobar dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Tak ada satupun dari mereka yang bisa menahan rentetan serangan pedangnya. Mereka tidak dapat menyeimbangi kekuatan serangannya. Mata Kucing Malas tampak bingung dan kehilangan harapan, sekarang dia menyadari mengapa Ratu sangat ingin Han Sen bergabung. Kekuatannya menakutkan dan tidak ada yang dapat menandinginya. Mata Langit Cemburu juga memancarkan kebingungan. Dia percaya bahwa orang seperti Han Sen berada di luar jangkauan liga mereka, dan mereka bodoh berusaha bersaing dengannya. Tapi tetap saja, dia tidak bisa menerima bahwa Ratu meninggalkan mereka untuk seseorang yang praktis adalah orang asing. "Ayo pergi!" Tiran tidak mengatakan apa-apa lagi sebelum berbalik untuk meninggalkan pertarungan. Siapa yang tahu betapa hancur hatinya sekarang? Tiran tidak akan pernah menduga Han Sen, orang yang dipandang rendah, sebenarnya memiliki bakat luar biasa. Dan bukan hanya dia yang kalah dari Han Sen, tetapi mereka bertiga yang sudah menggabungkan kekuatan. Melihat mereka bertiga pergi, Han Sen menyarungkan pedangnya. Kemudian, dia berbalik untuk melihat rumpunan pohon. Dia berteriak, "Kau bisa keluar sekarang!" Bayangan ramping Ratu muncul dari balik pohon kuno. Dia mendekati Han Sen dan berbisik, "Terima kasih." "Untuk apa?" Han Sen bertanya sambil tersenyum. Tentu saja dia sudah tahu. Dia berterima kasih padanya karena telah tidak membunuh ketiga penyerangnya. Ratu tidak menjawab. Dia hanya melihat ke arah ketiga mantan rekan timnya pergi dan menghela nafas. Han Sen sangat jarang melihat wanita ini berada dalam suasana hati tertekan. Kemungkinan melihatnya dalam keadaan seperti itu jauh lebih kecil daripada melihatnya tersenyum. Han Sen menduga tidak ada hal apapun di dunia ini yang bahkan akan mendorongnya untuk cemberut, tapi sekarang, dia menghela nafas. "Gunung Pilar Langit? Ayo pergi." Emosi Ratu membeku sekali lagi. "Apakah kau benar-benar baik-baik saja membiarkan mereka menggantung seperti itu?" Han Sen benar-benar ingin memahami apa yang dipikirkan Ratu. "Aku hanya memerlukan orang yang berguna untuk tujuanku. Jika suatu hari aku tahu kau tidak berguna bagiku, aku akan meninggalkanmu tanpa ragu-ragu." Ratu mulai berjalan di depan, dan berkata tanpa menoleh ke belakang, "Hal yang sama berlaku untukmu. Jika aku tidak berguna bagimu, tolong singkirkan aku." "Apa yang ada di pikiran wanita ini?" Melihat siluet Ratu melangkah maju dan menyendiri, Han Sen tidak bisa menahan dirinya untuk menghela nafas. Han Sen memiliki banyak pertanyaan yang membebani hati dan pikirannya, tetapi dia memilih untuk tidak bertanya. Seperti yang dikatakan Ratu; dia membutuhkan kekuatan Han Sen dan Han Sen membutuhkan kekuatan Ratu. Itu sudah cukup. Membunuh makhluk super sendirian akan terlalu sulit. Bahkan orang seperti Han Sen harus mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan orang lain, dan hal yang sama berlaku bagi evolver elit seperti Ratu. Struktur dan formasi Gunung Pilar Langit hampir seperti puncak menara. Sulit untuk dikenali sebagai gunung dari jauh, karena menyerupai beberapa pilar suci yang menambatkan dunia dan langit. Kemiripan ini telah menjadi namanya. Ketika mereka sampai di kaki gunung, Ratu memandang Han Sen dengan prihatin dan berkata, "Gunung Pilar Langit ini milik keluarga Chen. Jika kau bertemu seseorang dari keluarga Chen, berhati-hatilah dengan Chen Ran khususnya." "Apakah dia kuat?" Han Sen telah bertemu dua orang dari keluarga Chen sebelumnya; Chen Zi Chen dan Zhu Ting. Han Sen selalu ingin belajar keterampilan khusus Tujuh Putaran milik keluarga Chen, tapi dia tidak pernah melakukannya. Walaupun Zhu Ting telah mempelajarinya, sebagai anak haram keluarga itu, dia bungkam tentang latihannya. "Delapan puluh tahun yang lalu, Chen Ran membuka kunci gennya," kata Ratu, dan kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi. Han Sen tahu betapa menakutkannya Chen Ran, hanya dari mendengar namanya. Sejarah dunia ini baru kembali seratus tahun yang lalu. Jika dia membuka kunci gennya delapan puluh tahun yang lalu, dia harus menjadi elit tua. Untuk bisa berlatih dengan kunci gen terbuka selama delapan puluh tahun, siapa yang bisa memahami kekuatan besar apa yang mungkin dia pelajari? Bahkan jika dia belum benar-benar membuka kunci gen pertama, jumlah yang dia buka pasti lebih banyak daripada evolusi lainnya. Bahkan Ratu memperingatkan Han Sen tentang orang ini maka hal ini membuktikan kemampuannya. Han Sen berpikir Gunung Pilar Langit sangat besar, dan hampir tidak mungkin untuk menentukan jalur optimal ke atas. Karena itu, dia memilih jalan secara acak dan mulai memanjat. Dia juga percaya bahwa kehadiran mereka akan luput dari perhatian jika mereka mendaki gunung seperti itu. Dia salah, karena tidak lama setelah mereka memulai perjalanan mereka, sekelompok orang mendekati mereka. Pemimpin kelompok itu memiliki rambut abu-abu, tetapi wajahnya membuatnya berusia empat puluhan. Tidak ada kerutan yang bisa dilihat Han Sen, dan tubuhnya tampak kencang dan terlatih. Dia mengenakan baju baja perak. Dia mengendarai seekor harimau yang tingginya tiga meter dan tampak seperti penjahat yang beringas. "Kau, yang telah memilih untuk mendaki Gunung Pilar Langit yang mulia ini, katakan padaku; mengapa kau mengendap-endap? Kami sangat ramah." Chen Ran berhenti di depan Ratu, memimpin rombongan berisi seratus orang. "Kami hanya datang ke sini untuk berburu beberapa ekor Elang Langit. Kami tidak bermaksud untuk mengganggumu," kata Ratu menanggapi dengan sopan. "Kau berbicara seolah-olah kami tidak mengenalmu. Keluarga Chen dan keluarga Huangfu telah menjalin hubungan selama generasi. Kau adalah setengah dari keluarga Huangfu, yang membuatmu adalah kerabatku, apakah kau tidak mengakuinya. Tidak ada masalah. " Chen Ran tersenyum dan berkata, "Elang Langit berada di puncak gunung ini, dan ini adalah kampanye yang berusaha untuk menggapai mereka. Aku memohonmu untuk mengizinkanku dan rekan-rekanku untuk mengawalmu." "Tentu," Ratu setuju. Chen Ran memerintahkan banyak pengikutnya untuk tetap tinggal di kaki gunung. Dia mengumpulkan sepuluh orang lainnya untuk pergi bersamanya, Ratu dan Han Sen dan melanjutkan pendakian mereka. Han Sen tahu bahwa kesediaan Chen Ran untuk mengawalnya bukan untuk menjaga keselamatan mereka. Dia takut mereka akan membunuh makhluk super yang tinggal di sana. Namun itu tidak masalah bagi Han Sen karena dia tidak ingin membunuh makhluk super, jadi dia tidak menentang pengawalan mereka. Dengan adanya mereka yang mengarahkan jalan, perjalanan menuju puncak gunung akan jauh lebih aman. Dari sepuluh orang yang mengikuti Chen Ran, dua diantaranya telah membuka kunci gen mereka. Tetapi mereka bukan orang keluarga Chen. Bagaimanapun, Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua adalah tempat yang besar. Bahkan walaupun jumlah anggota keluarga Chen cukup banyak, kemungkinan mereka untuk tinggal bersama dalam satu wilayah sangat tipis. Han Sen mengangkat kepalanya tetapi tidak bisa melihat puncak gunung, karena puncaknya terkubur di balik awan. Dia membayangkan gunung itu menyerupai naga panjang dan ramping yang menjangkau ke langit. "Untung aku tidak membawa rubah perak. Jika Chen Ran tidak menemukan makhluk apa pun dalam perjalanan ini, pasti akan menimbulkan kecurigaan." Han Sen datang ke sini untuk berburu, karena itu dia tidak bisa membawa rubah perak. Dia meninggalkannya di Tempat Penampungan Pasir Putih, dalam sebuah ruangan yang disewanya. Gunung Pilar Langit sekurang-kurangnya memiliki ketinggian tiga ribu meter. Dan sekarang, mereka mereka berjalan melalui taman yang dipenuhi tulang. Itu bukan tulang biasa, karena berukuran besar. Panjang Setiap tulang panjang sekurang-kurang beberapa meter. Mereka tampak sangat kuat, melambangkan kekuatan yang ditempa dalam dunia zaman purba. Walaupun hanya tulang belulang dan telah lama kehilangan daging, mereka tetap terlihat mengerikan. "Legenda mengatakan bahwa tulang-tulang ini adalah milik makhluk yang pernah menjaga gunung ini. Saat itu, tidak ada yang berani mendekati gunung ini dari jarak seribu meter," jelas Chen Ran. Chapter 623 - Tulang Belulang Putih Dan Tanaman Merambat Yang Layu Tulang belulang sepanjang beberapa ratus meter bertebaran di lereng gunung, dan sebagian besar wilayah itu dipenuhi tanaman merambat. Anehnya, mereka semua layu, dan banyak yang merambat tulang belulang yang berserakan. Han Sen mengamati tulang belulang dengan penasaran. Mereka menyebarkan aura kekuasaan purba, yang tidak aktif, seolah tertidur. Kekuatan ini tampaknya juga menangkal makhluk-makhluk sekitar untuk mendekatinya. Bukan hal yang normal jika tulang belulang itu memiliki kekuatan demikian. Hal itu membuat Han Sen mempertanyakan apakah mereka adalah tulang-tulang makhluk super yang sudah lama mati. "Aku ingin tahu apakah aku bisa memasak sup dengan tulang? Mungkin aku bisa mendapatkan beberapa poin geno super dengan melakukan itu." Han Sen bertanya-tanya. Tetapi setelah melihat tulang-tulang yang menyeramkan itu lagi, dia mengurungkan niatnya. Namun, dia berjalan mendekat untuk dapat melihat dengan lebih seksama. Chen Ran melihat mereka berdua memeriksa sisa-sisa kerangka Anjing Penjaga dengan penuh minat. Dia tidak mengatakan apa-apa selain menghampiri mereka. Han Sen menginspeksi mereka dan menemukan bahwa mereka tampak seperti pilar batu abu-abu. Beberapa ukurannya seperti tong, sementara yang lain sebesar rumah. Peninggalannya sebagian besar sudah lengkap, dan tampak seolah-olah makhluk purba itu baru saja mati dengan tenang di lereng gunung. Chen Ran memanggil seorang pria bernama Xu Dongjin untuk maju. Dia memanggil pedang jiwa binatang dan menebas tulang dengannya. Suara nyaring terdengar di lembah dan pegunungan di wilayah itu, tetapi setelah memeriksa tulang itu, tidak ada bekas sama sekali di atasnya. "Tulang-tulang ini sangat keras. Bahkan senjata berdarah sakral, tidak bisa merusaknya." Xu Dongjin menyarungkan pedangnya saat dia menjelaskan. Ini membuat Han Sen semakin merasa yakin bahwa ini memang sisa-sisa makhluk super. Jika tidak, serangan kuat Xu Dongjin pasti akan meninggalkan bekas yang besar. Tapi itu adalah teka-teki yang membingungkan; mengapa makhluk super akan mati di sini tanpa perjuangan, dengan tulang-tulangnya dilemparkan ke sisi gunung? Orang-orang Chen Ran mendiskusikan berbagai topik dengan Ratu sementara Han Sen berjalan di sepanjang tulang belakang makhluk itu pada pendakian mereka. Semakin jauh dia berjalan, semakin banyak tanaman merambat yang tampaknya merambati tulang. Itu membuat Han Sen bertanya-tanya berapa lama bagi makhluk itu untuk membusuk, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan tanaman merambat untuk merambati tulang belulang itu. Ketika dia menggapai tengkorak makhluk itu, terlihat seperti tengkorak seekor anjing. Giginya mengerikan, dan membayangkan bagaimana mereka akan menghancurkan korban yang tak berdaya membuat hawa dingin merambat ke tulang punggungnya. Han Sen menghela nafas dalam hatinya, berkata dalam hati, "Sayang sekali hanya tulangnya yang tersisa. Hanya Tuhan yang tahu berapa lama tulang-tulang ini terbaring di sini. Mereka tidak berguna sekarang." Ketika dia bersiap untuk meninggalkan tulang, dia melihat kacang yang tergantung dari tanaman merambat dan menutupi tengkoraknya. Itu tampak kering, kekuningan seperti anggur yang menempel. Han Sen pergi untuk melihat lebih dekat. Itu sebenarnya adalah labu. Ukurannya kecil, dan dapat dengan mudah diambil dengan satu tangan. Tampaknya dia tetap tumbuh walaupun tanaman merambat sendiri layu. Orang-orang biasa tidak terlalu peduli dengan tanaman atau botani, tetapi itu adalah subjek yang sangat menarik bagi Han Sen. Dengan begitu banyak tanaman merambat menyelimuti tengkorak, dia bertanya-tanya apakah labu itu memiliki keistimewaan tertentu. Han Sen melingkarkan tangannya di sekeliling labu dan mencoba mencabutnya dari tanaman merambat. Walaupun mengerahkan semua kekuatannya, dia tidak dapat mencabutnya. Dengan sangat terkejut, dia bertanya dengan lantang, "Mengapa labu ini begitu keras kepala?" "Menyerahlah, teman. Cobalah sekuat tenaga, benda itu tidak akan pernah lepas. Labu mati itu sekuat tulang yang melekat padanya. Bahkan walaupun menggunakan senjata, itu tidak akan berhasil. Kau bukan orang pertama yang menanyakan hal ini. Banyak orang datang untuk mencoba keberuntungan mereka dan putus asa, ada yang mencoba dengan api. Namun semuanya sia-sia. " Xu Dongjin tertawa kecil saat berjalan. Mendengar dia mengatakan ini, Han Sen hanya menjadi lebih penasaran. Dia memanggil pedang maskotnya dan berkata, "Jika memang seperti yang kau katakan, aku harus mencobanya sendiri." Han Sen menebas labu dengan sekuat tenaga. Rasanya seperti dia menabrak karet, dan dengan sedikit melangkah mundur, pedang itu seperti menebas batu dan memantul. "Benarkan perkataanku?" Xu Dongjin melanjutkan tawanya. "Kau benar. Labu itu sangat keras!" Rasa penasaran Han Sen semakin meningkat, berpikir labu itu pasti sangat istimewa. Tidak normal bagi tanaman labu bisa sekuat itu. Seharusnya tidak sulit untuk dicabut. Han Sen mengambil pedangnya dan meraih labu dengan tangannya sambil diam-diam mengaktifkan kunci gennya. Saat dia bersiap untuk menarik dengan segenap kekuatannya, labu itu jatuh ke tangannya. Ini cukup mengejutkan baginya. Xu Dongjin bahkan lebih terkejut. Dia tidak bisa tidak percaya labu itu sekarang di tangan Han Sen, dan dia hanya bisa bertanya, "Bagaimana kau melakukan itu?" Selama bertahun-tahun, tanaman merambat telah melingkari tulang-tulang itu. Tak terhitung jumlah orang yang datang dan pergi, masing-masing mencoba keberuntungan mereka untuk mencabut labu itu, dan semuanya menemui kegagalan. Tapi sekarang, Han Sen baru saja datang dan berhasil mencabutnya dengan hanya menariknya. Ini membuat Xu Dongjin merasa bingung. "Aku tidak tahu apa yang kulakukan. Aku hanya menariknya sedikit lebih kencang dan labu itu jatuh." Han Sen hampir merasa kecewa karena telah berhasil mencabut labu dengan mudah. Xu Dongjin menyaksikan Han Sen menarik labu dari tanaman merambat dengan mudah dan merasa sangat terkejut. "Apa yang terjadi di sini?" Chen Ran membawa Ratu dan pengikut-pengikutnya untuk melihat ada keributan apa. "Teman baru kita, Saudara Han, berhasil menarik labu dari tanaman merambat dengan tangannya." Xu Dongjin menceritakan pada Chen Ran. Chen Ran dan para pengikutnya tidak tahu harus berpikir apa, tetapi mereka tidak memikirkan masalah ini. Mereka masih percaya itu labu adalah biasa. "Saudara Han, kau tampak seperti orang yang beruntung. Hanya Tuhan yang tahu sudah berapa tahun labu ini telah melekat pada tanaman merambat yang melahirkannya, walaupun ada banyak orang yang berusaha untuk melepaskannya. Sepertinya labu itu telah menerimamu sebagai pemiliknya," kata Chen Ran sambil tersenyum. Dia melanjutkan, "Apakah kau mengizinkanku untuk melihat benda itu secara keseluruhan?" "Tentu saja." Tanpa ragu, Han Sen menyerahkan labu itu ke Chen Ran. Chen Ran memeriksanya sebentar tetapi tidak melihat sesuatu yang luar biasa. Dia kemudian memberikannya pada Xu Dongjin untuk dilihat, yang sampai pada kesimpulan yang sama. Xu Dongjin kemudian menyerahkannya kembali ke Han Sen. "Jika ini adalah takdir, Han Sen harus menerimanya. Mungkin itu semacam harta, yang nilai sebenarnya tidak diketahui oleh kita," kata Xu Dongjin. "Ini hanya labu mati, Xu Dongjin. Ini bukan harta karun. Piala atau souvenir? Tentu. Harta? Sangat sulit untuk dipercaya." Han Sen kemudian menyimpan labu itu di saku dadanya. Semua orang melanjutkan perjalanan mereka ke puncak gunung. Dengan bimbingan Chen Ran, mereka berhasil menghindari banyak wilayah berbahaya yang rentan dengan monster ganas. Karena itu, perjalanan mereka sangat mulus dan praktis tidak menemui rintangan. Ketika dia berjalan, Han Sen mulai merasa seolah-olah ada sesuatu yang salah. Labu di dadanya mulai berdetak, seakan memiliki hati. Han Sen kaget. Dia diam-diam meraba labu, mencoba merasakan apa yang ada di sana. Sensasi berdenyut samar datang dari labu, seolah-olah itu memang memiliki detak jantung. Tetapi karena itu sangat lemah, Han Sen tidak akan bisa mengatakan itu ta hal tanpa indra ketujuh. Han Sen begitu terganggu sehingga dia hampir ingin membuang labu itu. Sejak dia melihat bunga teratai yang mengandung delapan belas tawon kristal darah, dia agak takut ikut campur dengan tanaman-tanaman yang aneh. Chapter 624 - Pohon Keramat Di Puncak Gunung Ketika Han Sen mencoba merasakannya lagi, denyut nadi telah menghilang. Tidak peduli bagaimana Han Sen memegangnya, dia tidak bisa lagi merasakan denyut itu lagi. "Aneh. Aku baru saja merasakannya. Kenapa hilang?" Han Sen mengerutkan kening. Dia tidak berani meletakkan labu itu kembali ke saku dadanya, jadi dia terus memegangnya. Jika sesuatu yang aneh terjadi, setidaknya dia punya waktu untuk bereaksi. Saat Han Sen terus berjalan, perhatiannya tetap tertuju pada labu itu. Namun, dia tidak bisa merasakan gerakan apapun, jadi dia mulai merasa seolah-olah ada sesuatu yang salah. "Aneh. Benar-benar aneh. Aku ingin tahu apa ini?" Han Sen ingin membuangnya dan menyingkirkan sesuatu yang berbahaya yang mungkin tersimpan di dalamnya. Tapi kemudian, dia berpikir itu mungkin adalah semacam harta, kalau membuangnya tentu akan rugi besar. Han Sen menyesal dia tidak membawa rubah perak bersamanya. Tidak seperti Han Sen, yang bingung mencari tahu apa labu itu, rubah mungkin akan tahu apa yang harus dilakukan dengan itu. Begitu dia mengambilnya, orang yang egois seperti Han Sen tidak akan membuangnya. Dia terus memegangnya, berencana untuk memberikannya kepada rubah perak nanti. Untungnya, tidak ada hal aneh yang terjadi pada labu sampai saat ini. Tetap tak bernyawa seperti ketika pertama kali diambil. Sesekali, mereka bertemu beberapa makhluk di jalan. Banyak yang adalah penghuni gunung, bentuk dan ukuran mereka beraneka ragam, jadi tidak mungkin menghindari satu atau dua pertarungan kecil di sepanjang jalan. Namun, tanpa tempat penampungan arwah di dekat mereka, mereka tidak perlu cemas akan ada monster dalam jumlah besar. Mereka memastikan untuk menghindari titik-titik dan zona berbahaya yang ditandai oleh Chen Ran dan para pengikutnya, dan mereka dapat dengan cepat berlari menghindari setiap monster yang mendekat dengan secepatnya. Tidak ada kesempatan bagi Han Sen dan Ratu untuk melakukan satu atau dua serangan, yang merampas kesempatan mereka untuk mengumpulkan beberapa jarahan di sepanjang jalan. Tapi mereka tidak tidak terlalu memperdulikan hal itu karena Han Sen hanya ada di sana untuk Elang Langit di puncak gunung. Gunung itu jauh lebih tinggi dari yang mereka duga. Mereka menaiki jalur berbahaya selama dua hari penuh namun bahkan belum mencapai titik tengah. Tiba-tiba, suara kuda yang meringkik terdengar dari suatu tempat di depan mereka. Wajah Chen Ran dan para pengikutnya menjadi pucat pasi. "Cepat. Kita harus bersembunyi!" Chen Ran pergi ke depan untuk mencari tempat persembunyian dan melihat ada celah sempit di sisi tebing. Apapun yang menuju ke arah mereka jelas merupakan makhluk yang dikenal orang-orang gunung, sesuatu yang memiliki kekuatan paling keji. Tanpa ragu, mereka mengikuti Chen Ran dan para pengikutnya ke celah. Tidak lama kemudian, suara kuda yang meringkik semakin dekat. Tidak lama kemudian, sesuatu yang tampak seperti kuda atau keledai mengendarai awan merah melewati tempat persembunyian mereka. Han Sen mengintipnya dengan ekspresi aneh. Sebelum dia datang ke gunung, dia membaca laporan tentang makhluk seperti kuda yang mengendarai awan merah naik turun gunung. Ini mungkin adalah yang ditulis dalam laporan. Tapi makhluk ini lebih mirip keledai. Rambutnya lebat, tetapi bersinar merah dan terlihat bagus. Aspek yang paling mencolok adalah awan merah yang mengelilinginya. Anak kuda itu tampak seperti dewa suci dan kelihatannya sedang menuruni lereng gunung dengan riang gembira. Apa yang membuatnya sangat bersemangat, tidak dapat ditebak Han Sen. Setelah berputar-putar sebentar, bagal itu segera menghilang. "Makhluk itu sangat kuat. Banyak penjelajah yang mendaki menuju puncak telah mati, terinjak-injak oleh tapak mereka. Kami membawa kalian menyusuri jalan setapak yang melewati daerah-daerah yang paling sering dilalui, jadi mengherankan dapat bertemu dengannya di sini." Setelah menunggu sampai makhluk itu tidak terdengar, Chen Ran menjelaskan situasinya. Ratu dan Han Sen saling memandang tanpa mengatakan apa-apa. Alasan mengapa Chen Ran mengambil jalan memutar adalah untuk menghindari bertemu makhluk super ini, karena dia tidak ingin mereka mengetahuinya. "Mari kita pergi. Dan marilah kita berdoa agar kita tidak bertemu lagi dalam perjalanan pulang kita," kata Xu Dongjin. Semua orang dalam kelompok itu sangat berharap tidak bertemu dengan makhluk itu lagi, jadi mereka mempercepat langkahnya. Walaupun gunung ini memiliki banyak fenomena aneh dan makhluk berbahaya, untungnya mereka tidak mendapatkan bahaya yang berarti. Setelah pendakian selama enam hari , mereka hampir mencapai puncak. Han Sen melihat ke bawah sejenak dan mengamati jalan panjang yang telah dilaluinya, dan dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Awan menyelimuti daratan di bawah seperti lautan busa putih. Seolah-olah dia telah mencapai surga atau memasuki dunia yang hanya dihuni oleh peri. Di puncak gunung terdapat sebatang pohon kuno besar yang menumbuhkan cabang ke berbagai arah, menyerupai jamur. Cabang-cabangnya sangat tebal, terjalin dan panjang, sehingga melindungi seluruh puncak gunung seperti payung. Pohon yang sangat megah. Han Sen melihatnya dari jauh. Walaupun dia telah membaca tentang keberadaan pohon itu sebelumnya, dia merasakan pengalaman yang berbeda ketika melihatnya secara langsung. Keagungannya sangat memukau. Banyak makhluk hidup di antara dedaunan. Burung putih dengan berbagai spesies dan keturunan berbondong-bondong keluar dari antara cabang-cabangnya. Pohon raksasa itu hampir seperti sebuah dunia bagi dirinya sendiri, yang dibangun sebagai surga bagi burung-burung. Sungguh luar biasa. "Ada ribuan makhluk yang tinggal di atas pohon itu. Ada lebih dari seribu spesies burung besar. Elang Langit yang kau cari adalah yang berukuran terbesar, dan hitungan kami yang terakhir menunjukkan bahwa jumlah mereka lebih dari seribu. Varietas berdarah sakral juga ada di antara mereka, "jelas Xu Dongjin. Han Sen mengerutkan alisnya. Sulit dipercaya begitu banyak makhluk yang tinggal di antara dan di bawah dahan pohon yang begitu besar. Jika mereka mendekat, mereka sepertinya tidak akan hanya bertarung dengan Elang Langit. Semua burung kemungkinan besar akan terkejut dan akan menempatkan mereka dalam masalah besar. Ketika Ratu dan Han Sen tidak mengatakan sepatah kata pun, Chen Ran tersenyum dan berkata, "Walaupun pohon keramat memiliki banyak makhluk, jangan takut. Anehnya, setiap spesies memiliki seperangkat aturan dan tempat sendiri dalam pohon itu. Namun Elang Langit hidup di bagian pohon paling atas. Harus aku akui bahwa akan sulit untuk memburu mereka." Chen Ran dan pasukannya tidak tertarik membantu Han Sen dan Ratu dalam menyelesaikan tugas yang membawa mereka ke sana, jadi mereka hanya berdiri dan menunggu untuk melihat bagaimana mereka bekerja. Ketika Ratu berkata dia datang ke sini untuk berburu Elang Langit, Chen Ran tidak benar-benar percaya dia bisa melakukannya. Ada banyak makhluk di pohon, dan akan sulit untuk mencapai puncaknya. Ditambah lagi, dengan kecepatan terbang Elang Langit, tidak ada gunanya memiliki kekuatan yang hebat jika tidak dapat mengejarnya. Chen Ran percaya Ratu menyimpan niat untuk mencari makhluk super, dan keinginan untuk berburu Elang Langit hanyalah alasan yang dibuat-buat. Ratu memandang Han Sen, merasa benar-benar terlalu sulit untuk berburu Elang Langit. Bahkan dengan sayap berdarah sakral, mereka tidak akan bisa terbang melewati burung-burung lain yang menghuni pohon itu. Begitu mereka mencapai puncak, banyak makhluk akan mengerumuni mereka. Terlepas dari apakah kunci gen terbuka atau tidak, melawan makhluk dalam jumlah besar seperti itu, sepertinya bukan tugas yang bisa mereka selesaikan. "Chen Tua, bisakah kita memanjat pohon itu?" Ratu bertanya, menatap Chen Ran. Chen Ran tersenyum dan menjawab, "Batang pohon itu adalah tuan rumah bagi banyak jenis serangga. Mereka tidak hanya tangguh, tetapi juga berjumlah besar. Begitu burung-burung juga datang menghampiri kalian dalam waktu yang bersamaan, tampaknya tidak mungkin untuk dapat bertahan hidup." "Kalian tetap di sini, aku akan pergi mengambil Elang Langit sendiri." Sebelum Han Sen tiba, dia sudah melakukan banyak penelitian, dan dia tahu Chen Ran tidak berbohong. Tapi dia tidak datang ke sini tanpa rencana. Chapter 625 - Berburu Burung Di Atas Lautan Awan Chen Ran terkejut melihat Han Sen melangkah maju untuk berburu Elang Langit, bukan Ratu. Xu Dong Jin dan yang lainnya memandang Han Sen, seolah-olah mereka sudah siap menonton kegagalan yang konyol. Akan tetapi, Go Surgawi dari Ratu sangat terkenal, dan mereka menduga jika Ratu yang pergi, dia mungkin bisa berlari menaiki pohon, membunuh burung yang dia cari, dan kembali dengan selamat. Mereka sama sekali tidak pernah mendengar nama Han Sen sebelumnya, dan ketika dia menyatakan niatnya untuk berburu Elang Langit sendiri, mereka merasa itu adalah gagasan yang bodoh. Mereka yakin Han Sen tidak akan dapat melakukannya dan hanya berakhir dengan menyedihkan. Ratu mengangguk, "Oke. Aku akan menunggumu di sini." Di luar dugaan Xu Dong Jin, Ratu setuju dan bukannya mencegah Han Sen pergi sendirian. Han Sen memanggil sayapnya dan pergi ke langit. Dia mengitari pohon dan kemudian naik ke atas. Menyaksikan Han Sen terbang langsung ke puncak untuk membunuh Elang Langit, Chen Ran menggelengkan kepalanya dan mengatakan, "Saudara Han ini tidak memiliki kesabaran. Bergegas masuk seperti itu adalah tindakan bodoh, dan aku takut dia akan dibunuh sebelum mencapai puncak. Apa yang dilakukan bocah sembrono ini?" Ratu memandang ke puncak pohon dengan hening dan menyaksikan Han Sen terbang. Dia ingin melihat bagaimana Han Sen akan mengalahkan burung yang berani menyerangnya di udara. Walaupun manusia bisa terbang dengan sayap, statistik kecepatan sepasang sayap tidak berkorelasi dengan tubuh seseorang. Dia tidak bisa begitu saja mendorong kecepatan kapanpun dia mau, seperti di darat. Berurusan dengan burung-burung seperti itu di udara memang sangat berbahaya, dan dia kemungkinan besar tidak akan mampu bersaing dengan mereka. Chen Ran mengamati siluet Han Sen. Walaupun dia berasal dari keluarga Chen, dan telah mempelajari Tujuh Putaran, dia bahkan tidak akan berani memprovokasi sekawanan burung berbahaya seperti itu. Baginya, Han Sen tampak seperti mencari mati. Ketika Han Sen berada pada ketinggian seratus meter, burung-burung di pohon menyadari kehadirannya. Semua jenis burung terbang keluar dari pohon, semuanya menjadikan Han Sen sasarannya. Pemandangan yang menakutkan. Ada begitu banyak burung sehingga langit menjadi hitam, menghalangi matahari dan menyelimuti wilayah itu dengan kegelapan. Sebuah pemandangan yang memukau. Masing-masing burung berukuran cukup kecil dan yang terbesar kira-kira seukuran bangau putih. Sebagian besar dari mereka hanya seukuran gagak atau burung pipit. Tapi ukuran bukan masalah. Seorang manusia tidak bisa berbuat banyak untuk menangkal makhluk yang berkerumun seperti itu. Walaupun Xu Dong Jin sudah menduga situasi seperti ini, namun dia tetap terkejut ketika menyaksikan seorang pria diserang oleh begitu banyak burung yang sedang marah. Han Sen, yang masih di langit, belum bereaksi. Dia tidak takut, dan berfokus pada menganalisis kawanan burung untuk mencari Elang Langit yang dia cari. Menurut informasi yang dia dapatkan, Elang Langit tampak seperti burung hantu - hanya sedikit lebih ramping. Warnanya biru kehijauan dan terbang sangat cepat. Han Sen tahu di mana Elang Langit tinggal dan jadi dia terus mengamati bagian atas pohon ketika dia melayang di udara, sehingga dia bisa melihat mereka begitu mereka muncul. Sama seperti informasi yang diperolehnya, Elang Langit lebih cepat daripada burung lainnya. Tiba-tiba, mereka datang dengan cepat dari ujung kerumunan burung yang menghampiri Han Sen. Tetapi dalam kelompok Elang Langit yang datang untuknya, Han Sen tidak bisa melihat raja Elang Langit yang ekstra besar di tengah-tengah mereka. Ini membuatnya heran. Dalam sekejap mata, sekelompok besar musuh berada tepat di depan Han Sen. Dia memanggil pedang kuno dan pedang ular peraknya, mengepakkan sayapnya, dan melawan burung-burung itu secara langsung. "Pria ini sangat berani." Melihat Han Sen melawan burung-burung dengan agresi yang sama, Xu Dong Jin tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar. Kata-kata ini tidak memuji Han Sen. Kata-kata itu diucapkan untuk menekankan kecerobohannya. Tindakannya gila, dan bahkan walaupun dia telah membuka kunci gennya, tindakan ini pasti akan mengakibatkan kematiannya. Lagi pula, membuka kunci gen tidak membuat seseorang tak terkalahkan. Semuanya tergantung dari kebugaran individu. Sama seperti sebelumnya, sangat sulit untuk bertahan dalam situasi di mana seseorang dikepung. Tetapi pada detik berikutnya, Xu Dong Jin dan pasukannya tercengang. Mereka menyaksikan Han Sen muncul dari sisi lain kerumunan burung hitam di langit, dengan beberapa Elang Langit yang mati dan dibaluti dengan bulu merah. Han Sen kemudian merentangkan sayapnya dan lolos dari kerumunan burung yang sekarang tidak dapat menyusulnya. "Bagaimana mungkin orang ini begitu cepat?" Xu Dong Jin berkata dengan sangat terkejut. Han Sen seperti kilat, bergerak maju mundur di udara. Dia jauh lebih cepat daripada burung-burung yang berusaha mengelilinginya. Setiap kali dia membunuh beberapa Elang Langit, dia akan terbang menjauh dari kerumunan. Bahkan makhluk berdarah sakral yang mengejarnya tidak bisa menangkapnya. "Sayap berdarah sakral amuk?!" Chen Ran menyipitkan matanya saat dia tiba-tiba berteriak kegirangan. Setelah Xu Dong Jin dan pasukannya mendengarnya, mereka mengerti. Tetapi mereka bahkan lebih terkejut dengan berita ini. Makhluk berdarah sakral amuk sangat langka, apalagi jiwa binatangnya. Ini adalah jiwa binatang makhluk berdarah sakral amuk tipe terbang. Han Sen berputar-putar di langit, membunuh apa yang dia inginkan dengan mudah. Tidak dapat menyusul Han Sen, burung-burung tidak bisa melakukan apa-apa. Di seberang lautan awan, Han Sen berkelok-kelok, membunuh dan menghindari setiap musuh yang dia pilih. Bulu-bulu yang terpotong mulai menutupi langit saat darah mewarnai tanah di bawahnya. Sementara Han Sen menikmati waktunya, tiba-tiba lampu hijau dan biru menyala. Raja Elang Langit biru muncul, seukuran telapak tangan manusia. Mengepakkan sayapnya dengan marah, dia melesat keluar dari pohon. Kecepatannya tidak kurang dari sayap berdarah sakral amuk Han Sen, dan bahkan mungkin lebih cepat. Walaupun Raja Elang Langit biru ini berukuran kecil, dia sangat menakutkan, dan wajahnya dipenuhi oleh hawa pembunuhan. Dia melesat ke arah Han Sen dan berusaha sekuat tenaga untuk mematuknya. "Apakah ini Raja Elang Langit?" Han Sen menatap wajah Raja Elang Langit dan memperhatikan bahwa wajahnya mirip dengan Elang Langit, hanya lebih kecil. Bulu-bulu di tubuhnya tampak seperti diukir di batu giok dan paruhnya seperti kait kristal. Apapun itu, Han Sen ingin membunuh penantang baru ini. Dia menghunuskan pedang ular peraknya dan membidik Raja Elang Langit seperti sambaran petir perak. Tetapi pada saat itu, Raja Elang Langit berguling ke samping dan menghindari serangan Han Sen. Burung itu berputar-putar dan kembali ke Han Sen. Han Sen melihat kawanan burung yang datang ke arahnya, dan tidak ingin melawan mereka, dia mengepakkan sayapnya dan mencoba menghindari mereka. Namun, Raja Elang Langit terlalu cepat, dan sebelum Han Sen dapat terbang jauh, burung itu telah berhasil menyusulnya. Han Sen melemparkan keterampilan Ganda dan berusaha membunuh Raja Elang Langit lagi. Tetapi musuh ini terlalu cepat dan juga jauh lebih gesit. Pedang Han Sen tidak bisa mengenainya karena ketidakmampuannya untuk berfokus. Tapi dia tidak bisa diam, karena dia akan dilukai oleh kawanan burung jika dia melakukannya. "Pasanganmu berbakat. Dia sangat berbakat, dia berhasil memicu kemarahan raja Elang Langit." Chen Ran menyipitkan mata ke arah Han Sen, berpikir bahwa dia lebih baik berkenalan dengan pria muda itu ketika dia kembali. Dia tidak kenal seseorang seperti itu yang menemani Ratu. Dengan kekuatan yang begitu mengesankan, dia layak untuk diawasi. Walaupun Zhu Ting biasa mengirim informasi ke keluarga Chen, namun beritanya jarang mendapat perhatian. Karena itu, sangat sedikit orang yang mengenal namanya. Han Sen terus berjuang saat dia mundur, sedikit demi sedikit. Prospek menang melawan Raja Elang Langit di antara lautan awan tampaknya tidak mungkin. Xu Dong Jin dan yang lainnya mencondongkan tubuh ke depan untuk menyaksikan pertarungan yang semakin sengit, masih terperangkap dalam kekaguman pada sayap berdarah sakral amuknya. Chapter 626 - Burung Gagak "Dia tidak bisa begini terus. Jika kekuatannya habis, kondisinya akan berbahaya," komentar Xu Dongjin, saat melihat Han Sen berjalan di langit. Sambil terus berbicara, dia berkata, "Ratu, apakah kita tidak membantunya?" Tawaran Xu Dongjin untuk membantu Han Sen adalah karena kebaikan hatinya. Dia melihat Han Sen telah menarik perhatian burung-burung pembunuh yang tak terhitung jumlahnya, dan sebagian besar sibuk mengejar Han Sen, dia dan Ratu akan dapat membunuh beberapa ekor burung gagak dengan mudah. Walaupun dia lebih senang duduk dan menonton, saran untuk pergi ke sana dan membunuh dengan mudah sangat egois. Itu sebabnya dia menawarkan bantuannya pada Ratu. "Tidak perlu. Dalam tiga puluh serangan, Raja Elang Langit tidak akan ada lagi," jawab Ratu dengan dingin. Di mata mereka yang menonton, Han Sen sendiri adalah burung yang berjiwa bebas. Dia melambung di langit tanpa formasi, menyelam dan bangkit dalam sekejap. Ratu adalah satu-satunya yang tidak melihat hal-hal seperti itu. Dia bisa melihat bahwa Han Sen menghitung setiap gerakan dan setiap kali dia membelok, berbalik, atau memutar, adalah gerakan yang telah direncanakannya. Dalam tiga puluh serangan, formasi akan lengkap, dan Raja Elang Langit akan terbunuh. "Tiga puluh serangan? Itu sepertinya tidak mungkin." Xu Dongjin terus menonton Han Sen dikejar oleh kawanan burung. Dia pikir Han Sen akan baik-baik saja, asalkan mereka tidak berhasil mengejarnya. Chen Ran tetap diam dan tidak bergerak. Dia berdiri di samping, mengawasi dengan tenang. Seorang lelaki tua seperti dia, tidak seperti Xu Dongjin, bisa lebih memahami situasi rumit seperti itu. Itulah sebabnya dia sangat terkejut dengan apa yang dia saksikan. "Bagaimana anak ini tahu bagaimana melakukan Go Surgawi? Apakah keluarga Huangfu mengajar orang lain? Itu tidak mungkin! Huangfu Xiongcheng bersumpah, jadi bagaimana mungkin orang lain yang tidak memiliki pengetahuan atau hubungan, tahu bagaimana melakukan Go Surgawi? " Chen Ran berbicara dengan ekspresi aneh di wajahnya, saat matanya terus menerus melacak gerakan Han Sen di udara. Beberapa evolver yang menyaksikan sedang menghitung berapa banyak serangan yang dilakukan Han Sen, tidak mempedulikan prediksi Ratu bahwa Han Sen mampu melakukannya dalam tiga puluh serangan atau kurang dari itu. "Ya ampun!" Setelah hitungan dua puluh empat, Han Sen berteriak. Tanpa indikasi apapun, Han Sen melakukan serangan balik yang brutal pada Raja Elang Langit. Raja Elang Langit terbang dengan kecepatan luar biasa, mengepakkan sayapnya dengan sekuat tenaga untuk menghindari serangan Han Sen. Raja berhasil menghindari pedang pertama, tetapi setelah melakukannya, menemukan dirinya terjebak dalam kawanan burung. Pada saat yang tepat, pedang kedua Han Sen menancap di atasnya. Pedang ular perak itu menghunus dengan kekuatan yang luar biasa pada Raja Elang Langit. Aset terbesar Raja Elang Langit adalah kecepatan, tetapi sebagai konsekuensi kekuatan tubuhnya lemah. Ketika diserang, seluruh bagian belakangnya diiris terbuka dan mengekspos organ-organnya. Serangan seperti itu sudah pasti mematikan. Xu Dongjin dan yang lainnya tidak bisa bergerak. Han Sen telah melakukan dua puluh empat serangan untuk membunuh Raja Elang Langit. Sekarang, Han Sen berbelok untuk menghindari serangan kawanan burung berikutnya. Dia berbelok dengan cepat dan terbang pergi setelah Raja Elang Langit jatuh. Dia belum mendengar suara pemberitahuan, yang mengkonfirmasi binatang buas itu telah terbunuh, jadi dia sebenarnya masih hidup. Raja Elang Langit tersangkut di mahkota pohon. Ketika Han Sen berlari ke sana, cabang yang diduduki Raja Elang Langit melambung. Han Sen mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh Raja Elang Langit yang hampir tak bernyawa dan menggunakan Kekuatan Yin untuk memperlambatnya. Setelah dijepit dengan ganas, suara pemberitahuan terdengar. "Makhluk Berdarah sakral yang terbunuh: Raja Elang Langit. Jiwa binatang buas tidak diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapatkan poin geno sakral, mulai dari nol hingga sepuluh secara acak." Tidak heran Han Sen tidak dapat mengklaim jiwa binatang buas itu. Kemungkinan mendapatkan jiwa binatang buas sangat rendah, jadi itu sangat mustahil untuk mendapatkannya pada pembunuhan pertama. Han Sen sudah siap dengan hasil ini, jadi dia tidak kecewa. Dengan tubuh Raja Elang Langit, dia yakin akan mendapatkan setidaknya delapan poin geno sakral, dan mendapatkan delapan poin geno sakral dengan sekali makan adalah hasil yang bagus. Han Sen mengelilingi mahkota pohon sambil menghindari kawanan burung yang terus mengejarnya. Dia melihat sekilas apa yang ada di bawah dedaunan, dan ketika dia melihat apa yang ada di sana, bola matinya menyusut karena terkejut. Di luar balutan dedaunan yang lebat, Han Sen melihat sarang burung yang telah dibangun dari cabang-cabang pohon. Sarangnya sendiri tidak luar biasa. Tetapi di dalam sarang, dia melihat seekor burung yang tampak seperti gagak. Burung Itu berwarna hitam pekat dan dia hanya menatap Han Sen dengan dingin. Han Sen menatap matanya dan merasakan hawa dingin. Dia membayangkan jika gagak memutuskan untuk bergerak dan mengejarnya, dia pasti akan dihancurkan dalam waktu singkat. Tetapi gagak tidak melakukan apa-apa. Dia tetap di tempatnya, duduk dengan nyaman di sarangnya, menyaksikan Han Sen yang terbang melewatinya. Han Sen basah kuyup dengan keringat dingin. Dia hanya menatap matanya, tetapi dia dapat merasakan seberapa kuat tatapannya itu. Tatapan itu penuh dengan energi, dan Han Sen tahu itu pasti makhluk super. Han Sen yakin dia harus segera pergi dari tempat itu dan mulai berdoa kepada para dewa di atas untuk melindungi. Dia sudah sangat dekat dengan makhluk super, namun makhluk itu tidak melakukan apa-apa sama sekali. Itu adalah keajaiban. Semakin Han Sen merenungkan situasi itu, semakin dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Makhluk super itu hanya berjarak beberapa meter darinya, jadi tidak mungkin dia tidak melihatnya. Tetapi jika burung itu memang melihat Han Sen, mengapa dia memilih untuk mengabaikan makanan gratis? "Kecuali gagak itu tidak bisa bergerak?" Pikiran ini terlintas di benaknya. "Apakah gagak itu sedang bertelur, jadi dia tidak membunuhku?" Selain itu, Han Sen tidak bisa memikirkan alasan lain mengapa dia dibiarkan lolos. Tapi itu bukan masalah baginya saat ini; yang paling penting adalah segera meninggalkan daerah itu dan kembali ke tempat yang aman. Jika gagak memutuskan untuk meninggalkan sarangnya, dia akan berada dalam kesulitan. Han Sen melonjak ke arah Ratu, berteriak, "Pergi! Ada makhluk mengerikan di atas pohon! Kita harus pergi!" Setelah itu, dia menukik ke tanah dan kembali terbang dengan sayapnya. Ratu, tanpa ragu-ragu, bergabung dengan Han Sen dan pergi dengan tergesa-gesa. "Bah, tentu saja kamu bercanda! Jika memang ada makhluk yang menakutkan di pohon, jelaskan kepadaku bagaimana kamu bisa kembali tanpa luka sedikitpun!" Xu Dongjin tidak percaya dengan kata-kata Han Sen. Chen Ran hanya mengerutkan kening, bertanya-tanya apakah dia harus pergi dan mengikuti peringatan Han Sen. Tapi kemudian, pekikan yang memekakkan telinga menusuk telinganya. Itu adalah tangisan menakutkan seekor gagak. Caw! Caw! Setelah terdengar suara itu, gagak hitam pekat muncul dari mahkota pohon. Ketika dia terbang keluar, burung-burung lainnya yang masih mengudara, menjadi panik, dan mundur ke pohon. Makhluk super itu membentangkan sayapnya dan terbang ke bawah dengan matanya yang tajam menatap mereka. "Pergi!" Chen Ran merasakan hawa dingin merambat di punggungnya dan mengeluarkan perintahnya tanpa ragu-ragu. Dia adalah orang pertama yang mulai berlari. Xu Dongjin dan orang-orangnya tidak berani berkeliaran lagi, dan segera pergi ke belakang Chen Ran. Burung gagak meluncur ke arah mereka dengan santai, tidak terburu-buru. Dia dengan dingin menyaksikan Han Sen dan yang lainnya melarikan diri, matanya melihat mereka semua seperti lelucon. Matanya kosong, dan setelah lepas landas ke udara, suasana gunung tiba-tiba menjadi hening. Chapter 627 - Pembunuhan Yang Mengerikan Han Sen mungkin yang mundur terlebih dahulu, tetapi dia tidak merasa aman. Rasa dingin yang menakutkan menguncinya, dan dia membayangkan tatapan gagak yang mencekam yang ditujukan pada dirinya. "Sialan! Apa yang terjadi?! Mengapa yang lain begitu lama?" Han Sen bingung, tapi dia tidak sempat memikirkannya. Dia hanya bisa melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya, berlari menjauhi gunung di belakang. Han Sen tidak berani memanggil sayapnya untuk terbang. Dia tidak sebodoh itu, berharap bisa terbang lebih cepat daripada makhluk super yang unggul dalam terbang. Mereka semua berlari menuruni gunung secepat mungkin. Mereka sama sekali tidak melihat makhluk lain pada di sepanjang jalan. Hanya ada gagak hitam yang tanpa ampun mengejek mereka dari langit, menyaksikan mereka semua lari ketakutan. Mereka sudah jelas yang menguasai langit. Tidak ada yang berani keluar dari tempat persembunyian dengan adanya kehadiran mereka. Han Sen melihat ke belakang dan melihat bayangan gagak hitam di atas kepala. Meskipun itu bukan makhluk yang sangat besar, itu membuat Han Sen takut seperti makhluk super lainnya. Burung gagak meluncur santai di udara, bahkan tidak mengepakkan sayapnya. Namun, tidak ada bedanya, karena secepat apapun mereka berlari, burung itu tetap mengikuti mereka. Mereka berlari kurang dari satu kilometer ketika gagak itu dengan kejam memandang mangsanya dan memekik lagi. Caw! Suara keras bergema. Detik berikutnya, gagak bergerak secepat berteleportasi dan terbang di belakang evolver terakhir dalam kelompok mereka. Sayap yang segelap tinta tampak seolah-olah mampu menyerap cahaya dan, dalam sekejap menyapu leher evolver. Kecepatan gagak tidak memungkinkan evolver untuk bereaksi, dan hanya memerlukan satu tebasan yang cepat. Kepala evolver terpisah dari lehernya. Kepalanya berputar-putar di udara setelah lepas, meninggalkan jejak darah di jalur bebatuan. Dengan kecepatan gagak, dia bisa dengan mudah menghindari darah yang menyembur dari kepala yang terpenggal dan tenggorokan yang terbuka. Tapi ternyata tidak. Dia membiarkan dirinya dihujani darah, matanya menyipit senang. Burung itu menjulurkan lidah untuk merasakan hujan darah yang turun dari pembunuhan yang mengerikan, dan dia tampak senang. Orang-orang di depan yang menyaksikan kejadian itu merinding dan rambut mereka berdiri. Korban yang malang itu bukan evolver elit, tetapi dia bahkan tidak punya waktu untuk melawan. Burung gagak memamerkan kekuatannya dengan memenggal kepala evolver itu dengan mudah. Tidak ada yang berani memperlambat langkah mereka, dan mereka terus berlari turun dengan cepat. Tapi gagak itu tidak ingin membiarkan mereka pergi dengan begitu cepat. Dengan mata pembunuh, menargetkan beberapa evolver yang melarikan diri. "Tolong aku!" Evolver yang paling jauh di belakang bisa merasakan burung gagak yang sudah mendekatinya. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menangis minta tolong dengan suara gemetar. Tetapi dengan apa yang baru saja terjadi, siapa berani memperlambat langkahnya dan berusaha menyelamatkannya? Semua orang telah terguncang oleh musuh bebuyutan mereka, dan tidak ada yang berani melambat dan menyaksikannya turun ke atas mereka. Dengan kecepatannya yang tak terduga, burung itu sudah begitu dekat dengan evolver untuk memenggalnya, dan tidak ada yang ingin mengalami nasib yang sama. Burung itu sangat cepat, mereka tidak akan bisa menghindari serangan, apalagi menghadapi burung itu. Han Sen mengaktifkan kunci gennya untuk mengaktifkan kemampuan indera tertinggi, tetapi bahkan dia tidak dapat terbang seperti itu. Pada saat gagak menghilang, sayap sudah mengiris leher evolver. Jarak yang dilaluinya, dari langit ke evolver yang sedang berjalan, tidak mungkin hanya berdasarkan kecepatan terbang burung gagak. Han Sen mulai percaya burung itu memang memiliki kemampuan teleportasi. Kalau tidak, itu sama sekali tidak masuk akal. Caw! Pekikan terdengar lagi, dan kepala gagak berbalik ke arah jalur di gunung sekali lagi. Kali ini, Han Sen lebih berfokus pada inderanya untuk menganalisa pergerakan gagak. Tapi dia tidak dapat merasakan apa-apa. Saat burung itu memutuskan untuk terbang turun, hal itu lolos dari inderanya lagi. Saat gagak kembali mengungkapkan dirinya, dia telah memenggal kepala evolver lainnya. Di saat yang menakutkan ini, Han Sen terguncang melihat Chen Ran berlari melewati dirinya dan Ratu. "Bakat keluarga Chen tidak mengecewakan." Han Sen menggertakkan gigi untuk terus berlari. Dia berusaha sekuat tenaga, tetapi dia tidak bisa mengimbangi Chen Ran, yang mengalahkan mereka semua. Tidak lama kemudian, pekikan lain terdengar. Itu seperti suara dentangan lonceng yang mengingatkan Iblis bahwa makan malam sudah siap. Setelah mendengarnya, semua orang memegangi dada mereka dengan harapan bukan mereka yang menjadi target berikutnya. Semakin tertinggal jauh dari kelompok, rasa ketakutan semakin mencekam. Orang yang lebih lemah dari yang lain akan tertinggal. Pada saat ini, dia memperhatikan posisinya di dalam kelompok. Tiga orang telah menjadi korban sayap gagak pada saat ini, dan tepat saat dia menduga sayap gagak akan menyambut lehernya, kakinya yang bergemetar tersandung pada akar pohon. "Tidak! Bantu aku! Aaaargh!" Jeritan korban malang lainnya membekap harapan yang semakin menipis untuk melarikan diri. Sebenarnya, mereka sekarang melarikan diri dari lembah kematian. Han Sen mulai menyadari dengan kecepatan mereka berlari, mereka semua akan terbunuh sebelum tiba di tengah gunung. Gagak sedang bermain-main dengan mereka. Tampaknya dia senang membunuh mereka, dan jika dia menginginkan mereka semua mati, itu adalah hal yang mudah. Jika mereka beruntung, mereka hanya akan hidup sejauh satu kilometer lagi. "Jika kita terus seperti ini, kita tidak akan berhasil!" Han Sen memperlambat kecepatannya untuk berlari bersama Ratu. "Jika kita tidak bisa mengalahkan binatang buas itu, tidak mungkin dapat menghindari kesulitan ini," kata Ratu, dan Han Sen mengerti apa yang dimaksud. Ratu sampai pada kesimpulan yang sama dengan Han Sen, ketika menganalisa kecepatan gagak. Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, dia tetap tidak dapat melacak serangan burung gagak. Dan jika mereka tidak bisa melakukan ini, mereka tidak bisa melawannya. Jika gagak datang menghampiri mereka, hanya kematian yang akan menghampiri. "Bagaimana kalau kita berpisah?" Han Sen menyarankan, mengerutkan kening. "Tidak! Apa gunanya itu?" Ratu keberatan. Dengan kecepatan gagak, tidak ada bedanya. Jika ada, itu hanya membuat mereka lebih cepat terbunuh. "Apakah kamu ingat makhluk itu mengendarai awan merah, di bawah gunung?" Ratu berkata. "Apakah maksudmu musuh dari musuh kita adalah teman kita? Aku tidak yakin itu akan berhasil. Yang kita tahu, kita hanya akan terjepit di antara keduanya. Jika itu terjadi, kematian yang mengerikan pasti menunggu kita!" Han Sen mengerti apa yang Ratu sarankan. "Yah, kita harus melakukan sesuatu! Jika kita hanya terus berlari, kita pasti akan mati juga," Ratu berkeberatan. Han Sen mempertimbangkan kembali sarannya, berpikir mungkin Ratu ada benarnya. Terus berlari sudah pasti akan mati, karena mereka akan diserang satu per satu. Pelarian sederhana adalah keluar dari meja. "Walaupun kita mencobanya, makhluk yang berkeliaran di lereng ini terlalu jauh. Sejauh yang kita tahu, kita mungkin dibunuh sebelum mencapai tempat itu." Di tengah diskusi mereka, seseorang berteriak dari belakang. Sebelum evolver itu terbunuh, dia telah berhenti sebentar untuk melawan gagak. Tetapi sebelum dia bisa menyerang, sayap gagak itu mencekik lehernya, membuat darah mengucur di atas bahunya. Mata Ratu menjadi dingin, dan cahaya ungu khasnya mulai mengalir di dalam dan di sekitar tubuhnya. Tiba-tiba, teriakan panjang terdengar di udara. Itu bukan gagak, tapi sesuatu yang lain. Suara itu memekakkan telinga, menenggelamkan suara di sekitar pegunungan. Saat Han Sen memikirkan alasan Ratu untuk menggunakan cahaya ungu, dia tiba-tiba mendengar suara kuda meringkik dari jauh ke bawah gunung. Kemudian dia mendengar suara derap kaki kuda yang mendekat. Ada sesuatu yang menyeramkan datang ke arah mereka, dan kecepatannya tidak tertandingi. Chapter 628 - Lolos Dari Kematian Chen Ran berlari sekuat tenaga. Tiba-tiba, pemandangan awan merah muncul di kejauhan di bawah. Itu adalah makhluk yang menyerupai keledai atau kuda. Chen Ran menghentikan pelariannya, tetapi monster awan merah itu sudah dalam perjalanan untuk menyerangnya dengan kecepatan yang dahsyat. Rambut abu-abu panjang Chen Ran berdiri dan aliran angin mulai terbentuk di sekeliling tubuhnya. Dia melompat sepuluh meter ke udara dan menghindari serangan. Dia berputar seperti merpati di udara, melompat sekali lagi di langit, dan mendarat sepuluh meter dari musuhnya. Kemudian dia mulai berlari lagi. Seluruh adegan ini berlangsung selama satu detik. Sempurna, tanpa hambatan. Kekuatan keluarga Chen sangat mengesankan. Makhluk itu tidak memperhatikan Chen Ran lagi, tetapi malah berbalik melihat Ratu. Saat bernafas, makhluk itu menghembuskan awan merah yang muncul dari mulutnya. Garis-garis api ungu menari-nari keluar dari mata Ratu dan tubuhnya terselubung dalam karangan bunga ungu yang sama. Dia menghindari monster itu dan mulai berlari menuruni bukit. Makhluk itu tampaknya seperti mengenali Ratu. Dia melacak Ratu dengan matanya dan mengikutinya turun tanpa memperhatikan orang lain. Han Sen tidak bisa berbuat banyak tetapi hanya mengerutkan kening. Skenario terburuk mereka mulai menjadi kenyataan. Dia tidak tahu apa yang dilakukan Ratu sehingga menarik perhatian makhluk itu, tapi mahkluk itu benar-benar berfokus pada dirinya, sama sekali tidak ingin mengejar orang lain. Situasi mereka sekarang berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Jeritan lain meletus dari belakang, menandakan ada evolver lain yang kehilangan kepalanya. Dengan lebih banyak tubuh tumbang dan sekarang ada dua makhluk super yang menargetkan mereka, harapan mereka untuk bertahan hidup menurun drastis. Tiba-tiba, Han Sen melihat Ratu berbalik untuk melarikan diri ke arah yang berbeda. Meninggalkan rute mereka, sepertinya dia ingin membawa makhluk itu menjauh dari yang lain. Han Sen kaget dengan perbuatan mulianya. Tetapi tidak ingin meninggalkannya sendirian, Han Sen berbalik untuk mengikuti Ratu. Orang-orang di belakang Han Sen tidak ikut bersamanya, dan mereka tetap pada rute mereka saat ini, dikejar oleh gagak. Han Sen mengabaikan mereka dan memusatkan perhatiannya pada pengejaran terhadap keledai awan merah, secepat yang dia bisa. Keledai awan merah itu adalah musuh yang menakutkan, tapi setidaknya Anda bisa menyaksikan serangannya dan menghindarinya jika perlu. Hal ini berbeda dengan burung gagak. Tetapi karena Han Sen dan Ratu sekarang sibuk dengan keledai, tidak mungkin gagak akan mengikuti mereka. Sebaliknya, dia akan memilih kelompok yang lebih besar yang melarikan diri dalam garis lurus menuruni gunung. Dengan menukar satu musuh dengan musuh yang lebih rendah, Han Sen dan Ratu memiliki peluang untuk bertahan hidup. Kemampuan Ratu untuk memikirkan ide ini di tengah-tengah situasi genting sangat mengesankan, dan kemampuan untuk memunculkan strategi yang kuat dengan cepat adalah aset yang sangat berharga. Ketika Ratu terus berlari, demikian pula keledai awan merah. Han Sen tidak jauh di belakang. Tidak lama kemudian mereka berada agak jauh dari Chen Ran dan orang-orangnya, yang sekarang menghilang di balik punggung bukit. Lega rasanya burung gagak tidak mengejar mereka lagi. Mungkin dia membiarkan keledai untuk mengurus Ratu dan Han Sen. Han Sen merasa sangat senang karena mereka telah menemukan jalan keluar. Kekuatan keledai awan merah jelas lebih rendah dari gagak. Selain itu, serangan dan pergerakannya dapat dideteksi. Ini jauh lebih baik daripada berurusan dengan burung gagak. Ratu menggunakan Go Surgawi untuk terus mengubah arahnya saat dia melarikan diri, menghindari keledai berulang- kali. Dia mungkin tidak bisa melawan, tapi setidaknya dia tidak akan terbunuh. Saat Han Sen mengikutinya, dia menyaksikan awan keledai mulai naik dan menutupi dirinya. Bentuknya sekarang mulai menyerupai kuda yang dibangun dari bongkahan awan. Tiba-tiba, dia melompat sejauh sepuluh meter dan berada tepat di belakang Ratu. Akselerasinya yang tiba-tiba mengganggu ritme Go Surgawi Ratu. Meskipun dia masih bisa menghindari serangan keledai, celah yang terlalu sempit membuat Ratu tidak bisa melarikan diri. Situasinya terlihat buruk. Han Sen melompat di atas keledai awan merah. Saat mengudara, dia memanggil busur silang meraknya dan memuat anak panah kelas-Z dari tabungnya. Dengan kecepatan tinggi, Han Sen menembakkan tiga anak panah ke keledai. Tiga anak panah kelas Z menyerang keledai di tempat yang berbeda. Tanpa meluangkan waktu untuk melihat hasilnya, Han Sen melompat dari keledai dan kembali berlari. Keledai awan merah itu menjerit ketika ketiga anak panah mengenainya, dan dia menjerit ketika api menghancurkan tubuhnya. Mereka mungkin tidak merobek kulitnya, tetapi mereka cukup kuat untuk melukainya. Keledai awan merah menghembuskan udara dari lubang hidungnya dengan marah dan berbalik untuk mengejar Han Sen. Awan merah itu menakutkan dan dalam tiga langkah, dia berhasil berada di belakang Han Sen. Keterampilan Han Sen tidak kalah dengan keterampilan Ratu, tetapi mereka tidak jauh lebih kuat. Han Sen berhenti berlari untuk menghadapi keledai. Dengan tindakan Han Sen, Ratu berhasil mendapatkan petunjuk yang tepat. Dia berbalik dan berteriak ke arah keledai. Ketika mendengar suaranya, matanya berubah merah lagi dan melanjutkan pengejarannya. Mereka berdua bukan lawan keledai, tetapi dengan menarik perhatian keledai secara bergantian, membuat keledai akan menjadi bingung dan terganggu. Keledai itu berlari di antara mereka, semakin marah. Han Sen dan Ratu semakin menjauh, mereka sama sekali tidak terluka. Tetapi apapun apa yang mereka lakukan, mereka tidak dapat dapat melukai keledai itu, karena kulitnya sangat keras. Bahkan tidak mungkin mengejar kecepatannya. "Situasi ini tidak bagus. Jika gagak membunuh selesai membunuh yang lain dan memutuskan untuk menyerang kita, kita juga akan mati!" Han Sen berteriak kepada Ratu. "Tidak ada pilihan lain," jawab Ratu, tidak menunjukkan emosi sedikitpun. "Apakah kamu ingat tulang-tulang anjing penjaga? Makhluk-makhluk tidak berani mendekatinya dalam jarak satu kilometer. Mungkin kita harus berusaha untuk menuju ke sana?" Han Sen menyarankan. "Tentu," jawab Ratu tanpa ragu. Dia berlari menuju taman tulang yang telah mereka kunjungi di sepanjang pendakian mereka. Meskipun mereka tidak yakin apakah itu bisa mengusir makhluk super, itu patut dicoba. Bagaimanapun, pilihan mereka cukup terbatas. Mereka hanya berharap bahwa mereka dapat mencapai tempat penampungan yang diusulkan sebelum gagak selesai membunuh yang lainnya. Dan sehubungan dengan keledai awan merah, terlepas dari kemarahan dan kekuatannya, itu tidak lebih dari hama jika mereka bekerja sama. Karena mereka telah meninggalkan jejak ketika mendaki gunung, mereka dapat segera menemukan di mana tulang-tulang itu berada. Untungnya, keledai terus menerus menendang dan menjerit sepanjang jalan, sehingga menakuti makhluk lain yang mungkin berani mengganggu mereka. Ini menyelamatkan mereka dari banyak masalah. Dan untungnya, ketakutan terburuk mereka tidak terwujud. Pada saat mereka mencapai sisa-sisa tulang anjing penjaga, gagak tetap tidak terlihat. Tetapi ketika Han Sen memasuki radius satu kilometer dari tulang, keledai tidak menghentikan pengejarannya. Dia masih mengejar mereka dengan semangat seperti sebelumnnya, hal ini yang membuat Han Sen dan Ratu mengerutkan alis mereka bersamaan. Chapter 629 - Terjebak Di Antara Tulang Belulang Han Sen dan Ratu tetap melanjutkan jalur mereka saat ini, berdoa dalam hati agar gagak tidak muncul. Tetapi ketika mereka sampai di taman tulang, mereka memperhatikan keledai enggan untuk mendekat. Mereka berdua merasa lega, karena mereka tahu makhluk biasa tidak mau berada dalam radius satu kilometer dari tulang. Tampaknya diameternya agak berkurang untuk makhluk super, dan mereka tidak berani mendekati radius sepuluh meter dari tulang. Han Sen dan Ratu melompat di antara tulang rusuk kerangka saat keledai itu tetap berada di luar, meringkuk marah dan gelisah. Tampaknya mereka takut akan sesuatu. Han Sen menghela nafas panjang lega dan bersandar pada tulang. Dia melihat ke arah keledai yang gugup, dan tidak berani mendekat, dan berkata, "Aku ingin tahu ini adalah tulang-tulang dari makhluk apa? Pasti merupakan makhluk yang agung, sehingga bahkan makhluk super juga takut dengan tulang-tulangnya." "Yah, kita tidak bisa tinggal lama di sini. Setelah istirahat sebentar, kita harus bergerak cepat." Ratu duduk untuk beristirahat dengan mata terpejam. Han Sen mengangguk. Dia tahu mereka hanya bisa beristirahat sebentar, kunci gen mereka sudah dibuka terlalu lama dan menguras energi tubuh mereka. Seandainya dia tidak terpikir untuk datang ke sini, mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk beristirahat sama sekali. Mereka tidak yakin apakah gagak itu akan muncul. Dengan niat membunuh mereka, Han Sen dan Ratu yakin mereka pasti akan terjebak di antara tulang-tulang cukup lama jika itu terjadi. Tapi tidak lama kemudian, mereka mendengar suara langkah kaki yang cepat. Sekilas muncul bayangan Chen Ran dan orang-orangnya. Ketika mereka melihat Han Sen dan Ratu, mereka sedikit terkejut. Keledai awan merah merasa frustrasi setelah kehilangan target, tetapi ketika melihat Chen Ran dan orang-orangnya tiba, mereka segera tampak senang. Untungnya, mereka semua dapat menghindari keledai dan tiba di tulang rusuk. Wajah Han Sen dan Ratu segera berubah ketika melihat gagak masih mengejar Chen Ran, yang sekarang baru saja membawa mereka. Gagak Itu mendarat di pohon layu di dekatnya dan mengawasi mereka dengan dingin. "Jika aku tahu kamu akan muncul, aku akan terus berlari." Hati Han Sen tenggelam dalam depresi sekali lagi. Dia tidak menduga akan melihat Chen Ran dan orang-orangnya lagi, membayangkan mereka akan dibunuh oleh gagak jauh sebelum mereka mencapai taman tulang. Chen Ran dan orang-orangnya tidak terlihat sehat, tetapi setidaknya mereka tidak mengalami cedera. Hanya lima orang yang tersisa, tetapi itu lebih baik daripada apa yang diperkirakan oleh Ratu dan Han Sen. Jika mereka bisa berhasil sampai di sini dibawah pengejaran gagak gagak, pasti ada yang tidak beres. Ada sesuatu yang terjadi. "Chen Tua, saya terkejut. Bagaimana Anda bisa sampai di sini?" Han Sen memandang Chen Ran dan bertanya. "Sulit untuk menjelaskan," Chen Ran menghela nafas, menolak untuk memberikan penjelasan. Han Sen tahu tidak ada gunanya bertanya lagi, jika Chen Ran tidak mau menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Dia melihat ke luar tulang rusuk dan melihat keledai berkeliaran berputar-putar, sesekali meringkik. Gagak tidak bersuara, tetap bertengger di pohon dan menonton saja. "Untung mereka tidak akan menyerang kita di sini. Tapi aku rasa mereka tidak akan melepaskan kita pergi dalam waktu dekat. Aku bisa membayangkan mereka menunggu kita keluar, menyaksikan kita mati kelaparan atau mati dehidrasi. Apakah Anda punya ide? Chen tua?" Han Sen bertanya. "Ada dua makhluk ganas di luar sana. Menurutmu apa yang bisa kulakukan? Biarkan kita tetap di sini selama beberapa waktu, jadi kita bisa melihat apa yang terjadi. Mungkin mereka akan bosan dan akhirnya memutuskan untuk pergi," kata Chen Ran. Han Sen tidak bertanya lagi, jadi dia kembali ke sisi Ratu, di mana dia terus beristirahat dengan mata tertutup. Mengaktifkan kunci gen untuk waktu yang lama seperti itu menghabiskan terlalu banyak tenaga Ratu. Dia tidak seperti Han Sen, yang memiliki Mantra Klenik dan Kekuatan Giok Matahari, sehingga stamina dan daya tahannya tidak sebesar Han Sen. Untungnya dia tidak pingsan selama pelarian mereka. Mereka bertujuh sekarang terjebak di antara tulang belulang. Mereka menunggu sepanjang hari dan malam, dan penjaga mereka masih ada. Keledai berkeliaran tanpa arah sementara gagak duduk diam di atas pohon, mengawasi mereka. Wajah mereka tampak sangat murung. Han Sen tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tahu siapapun yang keluar dari tempat perlindungan tulang akan dibunuh oleh kekuatan gabungan dua makhluk super. Tidak ada jalan keluar. Bersandar di tulang, Han Sen tiba-tiba merasakan sensasi berdenyut datang dari saku dadanya sekali lagi. Dia hampir lupa tentang keberadaan labu. Ketika dia mengeluarkan labu dari sakunya, denyutan itu berhenti. Saat Han Sen meraba dan memeriksanya, tidak ada yang aneh. "Labu yang aneh." Han Sen belum mengembalikannya ke saku dadanya, jadi dia terus memegangnya. Jika terjadi sesuatu kali ini, dia akan dapat melihatnya. Keledai awan merah dan gagak sangat sabar, tidak berniat meninggalkan mangsa mereka. Beberapa hari berlalu dan mereka mulai dehidrasi. Tidak ada air yang tersisa, dan mereka tidak bisa meninggalkan tulang-tulang itu. Jika ini berlanjut terus, aka nada lebih banyak orang yang mati. "Saudara Han, kelihatannya mereka tidak mau pergi. Kita harus melakukan sesuatu - segera." Chen Ran berjalan menuju Han Sen, menurunkan suaranya untuk berbicara dengan Han Sen. "Jika Anda punya ide, maka aku siap mendengarkan." Han Sen tahu itu Chen Ran cepat atau lambat akan berbicara dengannya lagi. "Kami adalah evolver terkenal. Sungguh memalukan jika ditemukan mati kehausan di sini, terperangkap di antara tulang-tulang ini." Setelah itu, Chen Ran berkata, "Tapi tulang-tulang ini tersebar sepanjang beberapa kilometer. Jika kita dibagi menjadi dua tim dan berjalan ke dua arah, kita mungkin memiliki kesempatan. Bagaimana menurutmu?" "Kurasa kita bisa melakukan itu, tetapi bagaimana pembagian timnya?" Han Sen menganggap apa yang dikatakan Chen Ran masuk akal. Keledai itu berada lebih dekat dengan ekor anjing penjaga. Orang-orang yang berlari ke arah itu akan sangat dirugikan. Ada kemungkinan kedua makhluk super akan menyerang tempat itu bersamaan. "Ini rencanaku; dan aku tidak akan membahayakan siapapun di antara kalian. Aku ingin kalian semua berlari ke depan sementara aku di belakang." Chen Ran menghela nafas. Dia kemudian berkata, "Tetapi saya akan melakukan ini dengan satu syarat." "Tolong beritahu aku." Han Sen terkejut Chen Ran berencana melakukan sesuatu tanpa pamrih. "Xu Dongjin dan yang lainnya adalah saudara-saudaraku; aku berharap kamu akan membawa mereka. Aku yang terkuat di sini, dan aku bersedia untuk keluar melalui tulang ekor dan memberi kalian semua waktu yang kalian butuhkan untuk melarikan diri dari tempat ini," Kata Chen Ran. "Chen Tua ..." Xu Dongjin dan yang lainnya tersentuh, mencoba untuk berkata sesuatu. "Tidak perlu mengatakan apapun. Saya telah membuat keputusan. Kalian telah mengikutiku sejak lama, dan tidak ada lagi yang bisa aku ajarkan pada kalian. Hanya ini yang dapat aku lakukan untuk kalian."Saya hanya target kecil. Mungkin saya yang akan berhutang pada kalian nanti," Chen Ran tersenyum. Chen Ran bersikeras. Xu Dongjin dan seluruh pengikut kemudian pergi dengan Han Sen dan Ratu ke tengkorak, sementara Chen Ran pergi sendirian ke tulang ekor. Mereka berdua mengatur timer, dan ketika saatnya tiba, kedua tim akan berlari. Chapter 630 - Tanaman Merambat Labu Kering Gagak terus mengawasi mereka, seolah-olah tidak ingin bergerak sama sekali. Keledai awan merah sekarang melayang ke sisi Han Sen, yang ada lebih banyak orang, dan terus menerus meringkik pada mereka. Melihat keledai awan merah mendekat, Xu Dongjin merasa nyaman. Jika gagak yang memilih untuk mengejar mereka, akan lebih berbahaya. Ada kemungkinan untuk selamat dari keledai, tetapi tidak dengan gagak. Jika gagak yang memilih untuk berada di atas mereka, tidak akan ada harapan untuk selamat. Meskipun mereka merasa sangat sedih atas tindakan tanpa pamrih yang diusulkan Chen Ran, mereka masih ingin hidup. Dan karena itulah mereka bersyukur di dalam hati mereka dan juga merasa lega. Ketika timer mencapai nol, Chen Ran berteriak, "Lari!" Chen Ran melesat keluar dari bawah tulang secepat cahaya pagi. Melihat Chen Ran berlari, Xu Dongjin mengumpulkan kekuatannya. Dia dan orang-orangnya meninggalkan ujung kerangka mereka juga. Ratu akan pergi bersama mereka, tapi Han Sen menariknya kembali. Ratu menoleh padanya dengan tatapan bingung, tidak mengerti mengapa Han Sen tidak ingin lari. Tetapi Ratu segera menyadari apa yang terjadi. Burung gagak telah terbang, tetapi sasarannya bukan Chen Ran. Burung itu terbang menuju tengkorak. Xu Dongjin dan orang-orangnya sudah berangkat, tetapi keledai sudah berjaga-jaga. Keledai itu mencegah mereka kembali ke kerangka yang aman. Dengan tidak ada jalan untuk kembali, mereka tidak punya pilihan selain melanjutkan menuruni gunung seperti yang telah mereka rencanakan. Ratu berbalik untuk melihat Chen Ran dan menyadari bahwa dia sudah berlari sejauh dua ratus meter. "Sepertinya gagak mengikuti kerumunan yang lebih besar." Ratu mengerutkan kening memikirkan hal itu. "Bol!" Han Sen berkata dengan dingin. "Chen Ran, bajingan tua itu; dia mempermainkan kita! Ekornya mungkin terlihat lebih berbahaya pada awalnya, tetapi perhatikanlah dengan cermat. Apakah kerangka makhluk sebesar ini hanya memiliki ekor yang panjangnya hanya beberapa meter? Tulang ekornya patah. Sisa tulang ekor kemungkinan besar berada di bawah tanah, dan itulah sebabnya Chen Ran memilih arah itu. Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi makhluk itu kemungkinan besar bisa merasakannya. Itulah sebabnya mereka lebih suka mengejar kita." Ratu merasa kaget, "Dia membiarkan orang-orangnya sendiri dibantai?" Sekarang, Ratu mulai memahami situasinya. Chen Ran rela mengorbankan pengikutnya sendiri hanya untuk mengulur waktu dalam upayanya melarikan diri. "Bajingan itu." Ratu tidak bisa menahan diri untuk mengutuk. Tidak apa-apa jika Chen Ran menipu mereka, tetapi yang menyedihkan adalah mengkhianati orang-orang yang di bawah pimpinan dan bimbingannya sendiri. Dia gila; seorang pria yang rela melakukan apapun untuk bertahan hidup. "Tapi jangan khawatir. Strategi yang dia gunakan telah menyelamatkan kita." Han Sen berkata dengan dingin, melihat Chen Ran berlari tanpa henti. Ratu memahami apa yang Han Sen maksudkan. Berdiri di dalam tulang rusuk, mereka tidak bisa pergi kemana-mana. Ketika mereka mendengar suara teriakan dari jauh, mereka mengetahui bahwa Xu Dongjin dan orang-orangnya telah berakhir dengan mengerikan. Sepuluh menit kemudian, teriakan itu berhenti. Mereka semua pasti terbunuh. Setelah gagak dan keledai awan merah selesai dengan mereka, mereka kembali. Mereka dengan dingin menyaksikan Han Sen dan Ratu, yang terus bersembunyi di antara tulang rusuk. Melihat mereka tidak akan keluar dalam waktu dekat, kedua makhluk haus darah itu berangkat ke arah Chen Ran. "Aku akan menghitung sampai seratus. Ketika aku mengatakan ''seratus,'' kita berlari bersama keluar dari tengkorak. Ini akan menjadi kesempatan satu-satunya untuk melarikan diri." Han Sen mulai menghitung. Dia membuka kunci gennya untuk melacak di mana gagak dan keledai berada. Mereka merasa lega karena keledai dan gagak mengejar Chen Ran yang telah berkhianat. Begitu kedua monster itu sudah cukup jauh, Han Sen siap untuk melarikan diri bersama Ratu. Ketika dia menghitung sampai seratus, dia tidak bisa melihat di mana gagak dan keledai itu berada. Setelah merasa kedua monster itu telah berada cukup jauh, Han Sen tahu saatnya sudah tiba. Mereka berdua melesat keluar dari bawah tulang seperti panah. Beberapa saat kemudian, jantung Han Sen terasa seolah-olah akan melompat keluar dari dadanya. Menarik-narik tangan Ratu, dia berteriak padanya untuk kembali. Ratu melihat ke sekeliling dan tidak melihat bahaya di dekatnya, tetapi dia telah mempercayai penilaian Han Sen. Tanpa ragu, dia kembali ke tengkorak bersamanya. Saat Han Sen mundur, dia melihat ke sekeliling untuk memastikan apakah ada bahaya tetapi tidak bisa melihat apa-apa. Namun, dia mempercayai instingnya dan instingnya menyuruhnya untuk kembali. Ada bahaya yang mendekati daerah itu, dan itu adalah sesuatu yang bisa membunuhnya. Dia berlari sekuat tenaga kembali ke tulang, perasaan bahaya mulai mencekiknya. Semakin kuat dan kuat. Dengan kunci gen yang beroperasi dengan kapasitas maksimal, perasaaan kiamat yang akan datang tak tertahankan. Pada saat berikutnya, cahaya terang melintas di leher Han Sen. Dia tidak mendengar apa-apa, tetapi dia melompat ke depan. Saat itulah dia melihat bayangan hitam yang menjulang di atasnya. Darah memancar seperti buket bunga. Han Sen merasa seolah-olah punggungnya terbakar. Dia curiga tulang di punggungnya patah. Tetapi luka itu adalah bukan perhatian utamanya saat ini, ketika dia berguling dan merangkak ke tulang rusuk sekali lagi. Itu adalah pertaruhan hidup atau mati, dan apa yang tampak dekat sekarang terasa bertambah jauh. Gagak itu marah karena tidak berhasil menghabisi Han Sen. Dia mengepakkan sayapnya dan menghilang sekali lagi. Ketika dia muncul kembali, sayap burung itu mengiris leher Han Sen. Hati Han Sen menjerit, "Sudah berakhir." Gagak itu terlalu kuat, dan kecepatannya membuat Han Sen tidak mampu menghindar. Tetapi pada saat yang tepat, ketika tampaknya Han Sen akan kehilangan kepalanya, tanaman merambat kering yang mencekik tulang-tulang menjadi hidup kembali. Mereka masing-masing seperti ular beracun, menyerang gagak yang telah terlalu mendekat ke tulang rusuk. Mereka menjerat binatang buas itu, dan walaupun burung itu mematuk dan mengayunkan sayapnya sekuat tenaga, gagak tidak dapat memotong tanaman merambat itu. Han Sen merasa kedinginan. Gagak itu sangat ingin membunuh Han Sen, dan sekarang tubuh burung itu terseret ke tulang rusuk tempat Han Sen berlindung sebelumnya. Tanaman merambat labu mencekik burung itu yang berjuang untuk melepaskan diri. Han Sen membeku. Dia tidak pernah menduga tanaman merambat yang tampaknya tak bernyawa ternyata begitu kuat, kekuatan yang bisa menahan makhluk super seperti itu. Sekarang Han Sen mengerti. Makhluk-makhluk itu tidak takut pada tulang - mereka takut pada tanaman merambat yang melilit mereka. Setelah berhasil mengambil labu dari tanaman merambat sebelumnya, Han Sen berharap tanaman merambat itu tidak marah dengannya. Di saku dada Han Sen, labu mulai berdenyut sekali lagi. Kali ini, itu lebih kuat dari sebelumnya. Han Sen mengeluarkan labu dari sakunya, dia benar-benar merasa itu adalah detak jantung. Han Sen sekarang merasa yakin ini bukan tipuan pikirannya. Denyut nadinya lemah seperti detak jantung bayi. Mungkin pingsan, tapi pada saat yang sama juga hidup. Chapter 631 - Harta Karun Dari Gagak "Apakah kau baik-baik saja?" Ratu menatap luka di punggung Han Sen dengan ketakutan. Dari pundak ke pinggang, punggungnya telah diiris terbuka sepenuhnya. Luka itu begitu dalam, tulang punggungnya terlihat. Darah mengalir dari leher Han Sen. Untungnya, luka itu tidak mengenai tulang atau batang tenggorokan. Jika gagak menyerang lebih dalam, kepala Han Sen kemungkinan besar telah terpenggal. Luka itu terlihat menakutkan, tetapi dia tidak terlalu banyak kehilangan darah. Kulit Es membantu mengendalikan tubuh Han Sen, sedangkan Mantra Klenik membantu untuk mengendalikan aliran darah. Jika bukan karena kedua bakat itu, dia kemungkinan besar sudah mati karena kehabisan darah. "Aku bisa menahannya," Han Sen mendesis dari giginya yang terkatup. Punggungnya kesakitan, dan dia tahu tulangnya rusak. Tapi untungnya, tidak terlalu parah. Jika dia melompat lebih lambat sedetik saja, tulang punggungnya akan robek dan tidak ada yang bisa menyelamatkan hidupnya. Ratu mengambil beberapa obat dari tasnya dan mengobati luka-lukanya, yang membuat Han Sen menangis kesakitan. Lalu, tiba-tiba, sebuah pekikan menembus udara. Gagak hitam yang tersangkut oleh tanaman merambat, tidak tampak terlalu menakutkan seperti sebelumnya. Ujung-ujung tanaman merambat yang berduri menusuk tubuh gagak lebih dalam. Tumbuhan merambat itu tampak hidup, seolah-olah mereka haus akan darah gagak. Saat menghisap darah, tanaman merambat itu berubah menjadi merah tua. Tanaman merambat yang kering menggeliat dengan semangat baru, dan mereka mulai tumbuh lebih panjang dan lebih besar dari sebelumnya. Burung gagak hitam berteriak dua kali. Tubuhnya mengerut dan memelintir ketika bulu-bulunya berterbangan menghiasi udara seperti salju. Dengan kekuatan besar, gagak menggeliat keluar dari cengkeraman tanaman merambat dan terbang ke udara dengan ketakutan. Dia pergi untuk selamanya. Han Sen membeku ketika melihat itu. Dia tidak menduga gagak cukup kuat untuk lolos dari cengkeraman tanaman merambat. Setelah gagak lolos, tanaman merambat labu mundur, melingkari tulang belulang seperti sebelumnya. Tanaman merambat yang telah berubah merah sekarang kembali menjadi kuning seperti sebelumnya. Namun, banyak yang mulai menumbuhkan daun hijau. Labu di tangan Han Sen terus berdenyut, tetapi sensasi ini tidak hilang seperti sebelumnya. Han Sen memegangnya, tidak yakin apakah ada kehidupan di dalamnya. Jika itu berisi sesuatu seperti tawon kristal darah, Han Sen lebih baik membuangnya sekarang. Tetapi karena dia tidak yakin, dia belum mau melepaskan harta potensial itu dulu. Selain dari detak jantung yang aneh, tidak ada yang menonjol. Saat dia meraba-raba labu, matanya tertuju pada bulu-bulu gagak yang sekarang menutupi tanah. Bulu-bulu hitam gagak adalah bulu-bulu luarnya. Tidak banyak bulu yang jatuh, tetapi ada sekitar tiga puluh. Setiap bulu sepanjang sekitar satu kaki. Dia mengambil satu bulu dan matanya menyala. Bulu hitam itu milik makhluk super dan terlihat tidak biasa. Tidak hanya untuk terbang, mereka lebih seperti senjata yang bisa digunakan gagak. Setiap bulu seperti baja, dan mengerikan untuk dipegang. "Ini mungkin harta karun yang dijatuhkan gagak." Han Sen meminta Ratu untuk mengumpulkan semua bulu hitam untuknya. Setelah menghitung dengan teliti, ada tiga puluh enam bulu. Itu adalah angka yang bisa dibagi rata. Karena setiap bulu memiliki ukuran yang sama, Han Sen mempertimbangkan kemungkinan membuat kipas dengan bulu-bulu itu. Punggung Han Sen terasa sangat sakit. Dia menatap Ratu dan berkata, "Bagaimana kalau kau mencoba kekuatan bulu?" Ratu mengangguk. Dia menarik pedang jiwa binatang berdarah sakral dan memotong salah satu bulu dengan langsung menebasnya. Tidak timbul goresan apapun. "Ini benar-benar barang bagus!" Han Sen tampak senang. Jika dia berhasil memodifikasi bulu, dia akan bisa membuat anak panah jenis baru. Jika dia menggunakannya bersama dengan busur silang merak, dia mungkin bisa membunuh makhluk super dengannya. "Bagaimana kalau kita membagi mereka secara merata? Masing-masing delapan belas bulu," saran Han Sen pada Ratu. "Tidak ada gunanya memiliki begitu banyak bulu konyol. Kau dapat mengambil semuanya." Ratu menyerahkan semua bulu ke Han Sen. Sebelumnya, Ratu memperhatikan busur silang aneh yang digunakan Han Sen untuk menembak keledai awan merah. Anehnya, itu tampak sangat mirip dengan Merak Bermata Mati. Ratu mulai bertanya-tanya apakah panah itu adalah jiwa binatang merak. Han Sen tentu tidak akan mengakuinya, jadi Ratu tidak bertanya. Jika Han Sen menginginkan bulu-bulu itu untuk membuat anak panah. Anak panah dan busur silang seperti itu akan berguna untuk membunuh makhluk super, jadi dia lebih suka tidak mengatakan apa-apa dan hanya memberikan semua bulu pada Han Sen secara langsung. Han Sen menatap Ratu dengan pandangan aneh saat dia menerima semua bulu. Dia yakin dari cara Ratu memandangnya bahwa dia tahu ada sesuatu dengan busur silang barunya. Namun Ratu tidak mengatakan apa-apa. Ratu hanya memberinya semua bulu, dan ini membuat Han Sen merasa heran. "Kita harus segera pergi selagi gagak sudah pergi. Jika keledai kembali, kita akan kesulitan melarikan diri karena kau terluka dan tidak bisa lari." Setelah Ratu mengatakan ini, dia mengangkat Han Sen dan membantunya untuk menuruni gunung. Han Sen dipanggul di punggung Ratu. Dia merasa sangat istimewa dan diperhatikan, karena ini adalah pertama kalinya dia mendapatkan bantuan seperti ini dari orang lain. Namun, karena dia adalah seorang wanita, hal ini membuatnya merasa aneh. Untungnya, tidak ada lagi bahaya yang muncul di sepanjang jalan. Mereka berhasil turun gunung tanpa gangguan. Ratu memanggil tunggangan gajah dan membawa Han Sen ke tempat penampungan terdekat agar Han Sen bisa kembali ke Persekutan dan memulihkan diri. Luka-lukanya sangat perih, dan tidak akan sembuh dalam waktu singkat. Tapi Han Sen akhirnya tidak kembali ke Persekutuan. Dia memiliki rubah perak, dan itu lebih baik daripada ramuan atau obat apapun yang bisa disediakan oleh Persekutuan. Karena itu, tidak ada alasan untuk kembali. Han Sen terus menerus memikirkan labu itu. Dia tidak ingin kembali ke Persekutuan, karena dia tidak ingin meninggalkan labu tanpa pengawasan. Dia langsung pergi ke rubah perak dan rubah perak segera mendekati Han Sen untuk menjilat lukanya. Aneh, seperti biasa, setiap luka menutup setelah dijilat rubah perak. Bahkan tulang yang rusak pun bisa tegak kembali. Karena luka Han Sen sudah pulih, Ratu memesan kamar lain sehingga mereka bisa tinggal di sana untuk sementara. Setelah meninggalkan kamarnya, Han Sen mengeluarkan labu dan menyerahkannya ke rubah perak, agar dia dapat menentukan apakah itu baik atau buruk. Meneliti labu itu, rubah perak memandangnya dengan aneh. Dia terus mengamati labu itu dengan cermat, mengitarinya dan mengendusnya. Han Sen juga menatap labu itu. Tetapi tidak lama kemudian, rubah perak berbalik dan pergi tidur di karpet. "Hei, beritahu aku apa ini." Dari perilaku rubah perak, dia tidak bisa memastikan apakah labu itu baik atau buruk. Tetapi rubah perak tetap tidur di karpet, mengabaikan perintah tuannya. Han Sen tahu rubah perak bukan manusia, dan tidak akan mengerti bahasa kompleks dari manusia, jadi dia berhenti berbicara. Chapter 632 - Anak Panah Dari Bulu Gagak "Melihat reaksi rubah perak, labu itu pasti tidak berbahaya. Tetapi mengapa rubah perak kembali tidur?" Han Sen masih tidak yakin apakah labu itu baik atau buruk, tetapi dia tidak mau mengambil resiko. Begitu dia sembuh, dia berencana untuk membawa labu itu ke suatu tempat yang jauh dan sepi dan membuangnya. Akan lebih baik membuangnya di alam liar, agar kalau terjadi sesuatu tidak akan membahayakan orang-orang yang tidak bersalah. Han Sen sebenarnya ingin melihat ada apa di dalam labu, tetapi labu itu terlalu sulit untuk dibuka. Dia bahkan telah mencoba untuk membelahnya dengan pedang jiwa binatang berdarah sakral amuk, namun tidak berhasil. Luka Han Sen sangat parah, dan walaupun rubah perak sering menjilatnya, membutuh waktu empat hari penuh untuk memulihkan kekuatan agar dapat berjalan kembali. Kemungkinan besar akan membutuhkan setengah bulan untuk bisa pulih sepenuhnya. Han Sen masih memiliki tiga puluh enam bulu gagak. Jika dia mengubah mereka menjadi anak panah untuk busur silang meraknya, mungkin dia bisa menghancurkan labu itu. Han Sen mengamati bulu hitam dengan sangat penasaran. Setiap bulu gagak panjangnya satu kaki, dan berwarna hitam pekat. Batang setiap bulu berlubang dengan vanes yang terjalin di sepanjang batangnya. Seperti dua potong obsidian yang terpotong rapi. Jika ditelusuri dengan jari, Anda bisa menekan barbules yang halus dan lembut. Tetapi jika Anda menelusuri vane dari arah yang berlawanan, mereka sangat tajam. Rasanya seperti ada banyak paku yang membentuk garis yang dapat merobek apapun yang melawan mereka. Batang bulu juga sangat lancip. "Aku ingin tahu apakah bulu-bulu ini dapat langsung dipasang ke busur silang merak?" Han Sen memanggil busur silang meraknya dan mencoba memasang salah satu bulu. Ternyata hasilnya lebih baik daripada yang dipikirkan Han Sen, karena bulunya sangat pas. Bulu sejajar dengan ruang anak panah, sehingga bisa meluncur dengan lembut saat ditembakkan. Satu-satunya kelemahan dalam menggunakan bulu-bulu ini adalah sulit untuk menariknya kembali. Untuk mencabut bulu dari sasaran, Anda harus melawan vane sehingga berisiko akan merobek kulit Anda sendiri. Han Sen memasang satu bulu dan menembakkan anak panah bulu gagak. Sebuah garis hitam terbang sejauh tiga kilometer, berhasil menembus pohon cemara raksasa dengan cepat. Butuh tiga pohon setebal gentong untuk memperlambatnya. "Sangat kuat!" Han Sen sangat senang, dia melompat kegirangan. Dia cepat-cepat pergi mengambil bulunya. Han Sen hanya bisa memasang enam belas dari tiga puluh enam bulu ke dalam busur silang. Bulu-bulunya lebih kecil daripada rata-rata anak panah, di mana tempat panahnya hanya bisa memuat sembilan buah. Setelah mengisi tempat panahnya, Han Sen melakukan perjalanan ke dasar tebing gunung. Dia menempatkan labu itu di sebuah sudut kecil di permukaannya yang kasar dan membidik dengan busur silang meraknya, dan menembakkannya ke labu. Bum! Bulu hitam langsung mengenai labu, sehingga memicu ledakan kuat. Sebuah lubang besar terbentuk di permukaan tebing, di tempat labu itu ditempatkan, namun tidak mengalami kerusakan apapun. Namun Han Sen tidak mau menyerah begitu saja. Sekali lagi, dia menembakkan anak panah ke labu itu. Dia menembak lagi dan lagi. Tembakan demi tembakan, ledakan demi ledakan. Lubang itu akhirnya menjadi gua yang dalam tapi tetap saja, labu itu tidak rusak. "Ya Tuhan! Ada apa dengan labu ini?" Han Sen tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Setelah dipikir-pikir lagi, gagak tidak dapat merusak tanaman merambat. Labu itu harus melepaskan bulunya sendiri untuk lepas dari genggaman tanaman merambat. Mungkin ini sudah terduga. Han Sen mengambil labu dengan ekspresi bingung dan pikiran yang kacau. Setelah merenung beberapa saat, dia menggertakkan gigi dan memutuskan untuk terbang ke suatu tempat yang sangat tinggi dan menjatuhkan labu dari sana. Han Sen benar-benar tidak bisa menghilangkan ketakutan terhadap kemungkinan akan munculnya tawon beracun dari labu suatu hari untuk menyerangnya ketika tidur. Han Sen telah berkali-kali mendengar dongeng tentang Petani dan Ular Berbisa, dan dia tidak ingin menjadi korban. Ketika Han Sen menjatuhkan labu dari ketinggian, rubah perak dengan cepat meraihnya dan meludahkannya kembali ke tangan Han Sen. "Apa maksudnya?" Han Sen bertanya pada rubah, memegang labu yang tertutup air liur di tangannya. Tetapi rubah perak tidak dapat berbicara, sehingga yang bisa dilakukan hanyalah tetap di pundak Han Sen, mengibas-ngibaskan ekornya yang berbulu halus. Han Sen menjatuhkan labu sekali lagi. Dan rubah perak sekali lagi melompat turun, meraihnya, dan menyerahkannya kembali ke Han Sen. Setidaknya dia tahu bahwa rubah perak menginginkannya untuk menyimpan labu itu. Han Sen mengamati rubah perak cukup lama, tetapi kemudian berbalik dan meninggalkan daerah itu. Jika rubah perak bersikeras, dia yakin labu itu tidak berbahaya. Mungkin suatu hari, labu itu benar-benar bisa mendatangkan harta yang besar. Dan setidaknya ketika dia memegang labu, dia tidak merasakan bahaya. Hanya ketakutannya yang terus menghantui Han Sen untuk menyingkirkannya. Detak jantung labu adalah yang paling mengganggu Han Sen. Setiap kali dia memegangnya, gerakan di dalam labu sangat membuatnya merasa khawatir. Denyut labu belum berhenti sejak kembali dari gunung Pilar Langit. Labu itu berdetak cepat, tapi samar-samar. Dia hanya bisa merasakannya ketika memegangnya. Han Sen terus bermain dengan labu selama beberapa hari, tidak yakin apakah sebenarnya labu yang bermain dengannya. Namun, labu yang kekuningan itu mulai tampak lebih cerah. Sekarang tampak seperti batu giok kuning, dengan urat emas mengalir di sekitar kulitnya. Sangat indah. Detak jantung labu juga terasa sedikit lebih kuat. Denyutnya masih lemah secara keseluruhan, tetapi pelan tapi pasti ada peningkatan kecil dalam kekuatannya. Han Sen beristirahat selama setengah bulan. Tubuhnya sembuh setelah itu dan suasana pikirannya juga membaik. Sekarang setelah dia memiliki busur silang merak dan anak panah bulu gagak, asalkan dia tidak bertemu dengan makhluk super yang sangat kuat seperti gagak, dia mungkin akan dapat memburu makhluk super. "Hmm, tapi di mana aku bisa menemukan makhluk super? Jika makhluk super itu seperti keledai, aku bisa mencobanya. Dan walaupun dia tidak mati, aku seharusnya dapat melarikan diri dengan mudah," pikir Han Sen. Tapi Gunung Pilar Langit adalah rumah gagak yang malang itu, dan Han Sen tidak suka pergi ke dekat tempat itu sejak dulu. Walaupun makhluk super juga mungkin ditemukan di laut, dia tidak ingin memburunya. Dia akan mengandalkan busur panah, dan busur silangnya jauh lebih lemah di bawah air. Ratu memberitahu Han Sen bahwa dia harus melakukan sesuatu, dan harus segera kembali ke Persekutuan. Han Sen bertanya di mana mereka dapat menemukan makhluk super yang lebih mudah dihadapi, tetapi dia tidak mendapatkan tanggapan. Tepat ketika Han Sen yang bertanya-tanya apakah sudah waktunya untuk kembali ke Medan Es, seseorang mengetuk pintunya. "Siapa?" Han Sen mengerutkan kening. "Adik Han, ini aku!" Sebuah suara akrab terdengar dari sisi lain pintu; itu Chen Ran. Han Sen terkejut, tidak bisa percaya bajingan tua itu masih hidup dan berani datang menemuinya. Apa yang dia inginkan? Chapter 633 - Menyerap Parfum "Chen Tua, tumben kau sempat mengunjungiku." Han Sen membuka pintu saat melihat Chen Ran berdiri sendirian di luar. "Zhu Ting berkata kau adalah teman baiknya. Aku mendengar darinya bahwa kau ada di sini, jadi aku datang untuk menemuimu. Mengapa kau tidak mengatakannya sebelumnya? Jika kau memberitahuku mungkin perkenalan dan perjalanan kita akan jauh lebih menyenangkan." Chen Ran tersenyum. Han Sen berpikir dalam hatinya, "Akan sangat disayangkan jika dianggap sebagai keluargamu." Hubungan Han Sen dengan keluarga Chen baik-baik saja. Tidak terlalu akrab, tetapi juga tidak ada perselisihan di antara mereka. Jika Chen Ran tahu tentang hubungannya dengan Zhu Ting, tidak akan ada bedanya. Tindakan Chen Ran pada hari itu hanya didorong oleh rasa egoisnya untuk hidup, dan mementingkan diri sendiri. "Silakan masuk." Han Sen mempersilakan Chen Ran untuk masuk. Dia ingin tahu untuk apa dia ke sini. Dia cukup yakin Chan Ren tidak datang ke sini untuk membina hubungan baik dan berteman dengan teman dari keluarga haramnya. Chen Ran memasuki ruangan, melihat ke sekeliling, tersenyum, dan berkata, "Saudara Han, tempat ini tidak baik untukmu. Bagaimana kalau kau pindah ke tempat penampunganku? Aku akan mempersiapkan kamar terbaik untukmu, menyajikan makanan terbaik untukmu, dan menyediakan gadis-gadis tercantik untukmu. Kau akan memiliki segalanya di sana. " "Chen Tua, terima kasih, tapi tidak, terima kasih. Aku akan kembali ke medan es dalam dua hari. Jika ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku, aku siap mendengarkannya," kata Han Sen. "Oke. Kau dan Zhu Ting adalah teman baik. Kau bukan orang luar, jadi aku akan mengatakannya." Chen Ran menatap Han Sen dan jeda sebentar. Kemudian dia berkata, "Karena kau akan kembali ke medan es, dapatkah kau membantuku mengirimkan beberapa jiwa binatang ke Zhu Ting?" "Berapa banyak jiwa binatang?" Han Sen bertanya. "Beberapa ribu." Sebelum Han Sen bertanya lebih lanjut, Chen Ran berkata, "Tentu saja, aku tidak memohon bantuanmu dengan gratis. Dalam kartu yang aku miliki di sini berisi lima puluh juta. Ini adalah harga yang dapat dibayarkan untuk biaya pengiriman mereka." Han Sen mengamati kartu yang dikeluarkan Chen Ran tetapi tidak mengambilnya. Dia tertawa dalam hati, dan berkata pada dirinya sendiri, "Orang tua ini cerdas. Hanya ada sedikit jiwa binatang di medan es, dan sekarang orang ini menyuruhku mengangkut sejumlah besar jiwa binatang kesana. Dia memberitahuku akan memberikan lima puluh juta, tetapi siapa yang tahu berapa miliar yang akan dihasilkan dari penjualan mereka? " "Chen Tua, kau sangat memahami situasi di medan es. Aku adalah pemimpin yang memproklamirkan diri. Manajer dari medan es yang sebenarnya adalah Li Xing Lun dan Qi Xiuwen. Bahkan jika aku membawanya kesana, aku tidak yakin mereka akan membiarkan Zhu Ting menjualnya, "kata Han Sen, tersenyum. Medan es itu memang milik Han Sen. Pasar itu miliknya. Satu-satunya kemungkinan dia akan membantu Chen Ran mendapatkan uang sebanyak itu adalah jika dia sudah gila. "Kita kan sekeluarga. Kau adalah raja medan es! Aku yakin kau dapat menemukan caranya." Chen Ran mengeluarkan kartu lain dan memberikannya kepada Han Sen. Lalu dia berkata, "Ini lima ratus juta. Kau harus mengambil uang ini untuk membantu Zhu Ting, bocah malang itu. Dia bernasib malang sejak lahir, sendirian di medan es tanpa keluarga. Aku hanya ingin membantunya. " Han Sen tidak percaya Chen Ran adalah tipe orang yang bersedia membantu seorang putra haram. Dia memandang Chen Ran dari atas ke bawah dan tersenyum, "Chen Tua, aku tidak perlu menerima uang ini. Medan es bukan milikku sendiri. Jika kau ingin berbisnis, aku akan menerima 20% dari pendapatan dihasilkan dari penjualan jiwa-jiwa binatang yang kau titipkan padaku." Wajah Chen Ran tiba-tiba menjadi senang. Dia dengan riang berkata, "Tentu, jika kau bersedia!" Han Sen kemudian berkata, "Tapi seperti yang aku katakan, medan es bukan milikku sendiri. Selain Pasukan Dewi milikku, ada faksi Bintang Roda, faksi Dewa Hitam, dan faksi Philip. Kesepakatan ini tidak akan berhasil jika mereka tidak diberikan keuntungan. Jika kau benar-benar ingin aku membantumu, maka kau juga harus memberikan mereka 20% dari setiap penjualan. Jika kau bersedia menerima persyaratan ini, maka aku akan dengan senang hati membantumu!" Wajah Chen Ran menjadi kaku dan tidak bergerak sama sekali. Dia memandang Han Sen dan berkata, "Saudara Han, kau terlalu kejam. Kupikir kau adalah teman Zhu Ting. Apakah kau tidak merasa agak kurang tepat memberikan saran seperti itu?" Han Sen tersenyum dan menjawab, "Chen Tua, aku membantumu membanjiri pasarku dengan sejumlah besar jiwa binatang. Melalui ekspor jiwa binatang yang sederhana, kau dapat memperoleh 20% untuk diri sendiri! Tidak buruk,kan? Dan selain itu, aku hanya bermurah hati seperti ini karena yang kau katakan, kita sekeluarga. Aku akan memberimu 20% di akun Zhu Ting. Kalau tidak, kau sudah cukup beruntung jika dapat menerima 10%." "Anak muda, kau tidak bisa melakukan bisnis seperti ini. Kadang-kadang, bantuan sederhana lebih baik daripada keuntungan dalam bentuk uang. Jika kau menerima 50%, maka mungkin aku akan terus berbisnis denganmu di masa depan." "Kalau begitu aku minta maaf. Aku sangat menyesal harus memberitahumu bahwa medan es bukan milikku sendiri. Jika aku hanya menerima 50%, aku tidak bisa melaporkan ini kepada yang lain," kata Han Sen. Han Sen berpikir lebih baik tidak menerima bantuan dari seseorang seperti Chen Ran. Dia lebih senang mengorbankan Xu Dong Jin dan saudara-saudaranya, yang mengikutinya dengan setia agar dia bisa melepaskan diri. Bantuannya hanya akan bisa membuatnya terbunuh. "Yah, jika memang seperti itu, aku menyesal telah mengganggumu hari ini." Ketika Chen Ran mulai berjalan, dia tampak marah. Setelah Chen Ran meninggalkan kamar Han Sen, dia memberi isyarat pada beberapa orang lain untuk datang ke sisinya. Kemudian, Chen Ran berkata dengan ketus, "Awasi dia. Begitu dia meninggalkan tempat penampungan, hubungi saya." Menerima tugas yang ditunjuk, orang-orang di sekitar Chen Ran bersiap-siap untuk memata-matai Han Sen. "Hah, dia adalah putra Han Jing Zhi? Tidak mungkin orang tua itu punya anak." Mata Chen Ran berpancar dengan sinis. Han Sen membelai bulu rubah perak dan menyipitkan matanya. Dengan nalurinya, dia dengan mudah menyadari bahwa rumahnya diawasi. "Sepertinya nama Han Jing Zhi tidak bisa mencegah semua orang," pikir Han Sen, tapi dia tidak benar-benar peduli. Jika Chen Ran tidak menyerang, maka akan baik-baik saja. Jika dia memang menyerang, setidaknya Han Sen bisa mencoba busur merak dan bulu gagaknya. Han Sen mengeluarkan pil penciptaan geno dari saku dadanya. Dong Lin mengirimnya dua hari yang lalu, dan karena rubah perak sangat menyukainya, dia akan memakannya setiap hari. Namun, rubah perak tidak akan makan lebih dari satu. Mungkin karena pil, rambutnya menjadi semakin halus. Tapi selain itu, dia tidak banyak berubah. "Orang-orang Dong Lin mengatakan bahwa evolver biasa hanya perlu mengkonsumsi satu pil agar gen mereka bermutasi. Tetapi jika rubah perak sudah makan beberapa, mengapa tidak ada perubahan?" Han Sen menatap rubah perak dengan heran, saat menelan pil hariannya. Han Sen tidak tahu apakah itu karena gen rubah perak terlalu kuat, sehingga membuatnya sulit bermutasi, atau apakah itu karena pil itu hanya efektif pada manusia. Han Sen menempatkan rubah perak di tempat lain. Dia meletakkan labu di atas meja dan mulai berlatih Kitab Dongxue. Sebelumnya, dia terluka terlalu parah sehingga tidak dapat berlatih Kitab Dongxue. Sebagai gantinya, dia menggunakan Kulit Es untuk memulihkan luka di tubuhnya. Sekarang setelah dia telah pulih sepenuhnya dan dapat berlatih Kitab Dongxue kembali. Setelah Han Sen melatihnya, tubuhnya mulai berbau harum. Aroma harum memenuhi seluruh ruangan. Rubah perak berbaring di dekat Han Sen, mencoba mengendus aroma menyenangkan yang datang dari tuannya. Bahkan labu sedikit bergemetar, seolah-olah juga menyerap parfum. Chapter 634 - Bakat Yang Dapat Dipelajari Seekor Makhluk Setelah Han Sen mengakhiri siklus latihannya, dia membuka mata dan terkejut melihat labu. Han Sen melihat aliran energi aneh yang berputar-putar di sekelilingnya seperti angin. Mirip dengan apa yang terjadi pada Ratu pada saat dia meningkatkan Go Surgawi. "Apakah labu ini memiliki kemampuan untuk menyalurkan energi? Apakah benda ini menyerap aroma harumku?" Han Sen menatap labu dengan bingung, sementara mengamati aliran energi yang berputar-putar di sekelilingnya. Namun energi itu samar-samar. Dan aroma yang dibawanya cukup ringan, walaupun telah menyelesaikan seluruh siklus. Energi dalam labu itu luar biasa, dan hampir sebagus Go Surgawi dari Ratu. Ada banyak aspek aneh yang tidak bisa dijelaskan oleh Han Sen. Beberapa saat kemudian, labu menyaring semua wewangian dan Han Sen tidak bisa lagi melihat energi yang mengelilinginya. Dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh labu itu dan segera merasakan bahwa denyutnya yang lembut menjadi semakin kuat. Tiba-tiba, Han Sen teringat sesuatu. Dia memandangi rubah perak dan teringat bahwa dia pernah pernah mencium aroma harum dari rubah perak. Pada awalnya, dia pikir rubah perak hanya membawa aroma tuannya karena sebagian besar waktu berada di sekitarnya saat dia berlatih, tetapi sekarang dia percaya ada hal lain. "Rubah perak pasti telah menyerap bau harumku setiap kali aku berlatih Kitab Dongxue. Aliran energi itu terlalu halus sehingga aku tidak memperhatikannya," Han Sen berteori. "Apakah itu sebabnya rubah perak mengikutiku? Dan apakah itu sebabnya labu mengizinkanku untuk mengeluarkannya dari tanaman merambat? Apakah karena aku berlatih Kitab Dongxue?" Han Sen mengerutkan kening, tetapi dia tidak bisa memastikan. Dia memegang labu dan mengamatinya dengan sekejap, tidak dapat memastikan alasan lain untuk keadaan ini. Jadi, dia mengesampingkan labu itu dan memutuskan untuk mengamati rubah perak dengan seksama saat berikutnya dia berlatih Kitab Dongxue. Keesokan harinya, Han Sen berlatih Kitab Dongxue sekali lagi. Setelah menyelesaikan siklus pelatihan pertamanya, dia membuka matanya dan cepat-cepat mengamati rubah perak. Dia bisa langsung tahu bahwa rubah perak membawa aroma harumnya, tetapi sangat ringan. Setelah beberapa saat, aliran energi itu menghilang seluruhnya. Rubah perak, yang berbaring di sebelahnya, juga membuka matanya. Terkejut melihat Han Sen yang memandangnya, dia melompat ke dadanya dan menggosoknya dengan kepala yang halus. "Pria kecil ini aneh. Apakah makhluk tahu cara menyalurkan energi, dan membuatnya mengalir di dalam dan sekitar tubuh mereka?" Han Sen membelai kepala rubah perak sambil memikirkan ide itu. Untuk berikutnya dia memutuskan untuk berlatih, dia akan ingat bagaimana labu melakukannya. Cara berlatihnya sangat berbeda dengan manusia, dan dia penasaran apakah dia bisa mengadopsi metode itu. Beberapa hari kemudian, Ratu akhirnya kembali tiba di tempat penampungan. Tapi dia tidak tinggal lama, karena dia hanya kembali untuk memberitahu Han Sen bahwa dia masih sibuk dengan urusan di Persekutuan, dan dia akan pergi untuk waktu yang lama. Kemudian dia pergi. Han Sen kemudian memutuskan untuk kembali ke medan es. Pulau misterius itu masih ada di sana dan ada banyak makhluk telah tiba karenanya membawa banyak sumber daya yang sangat dibutuhkan wilayah itu. Tidak banyak orang di medan es yang memiliki sayap, dan karena itu tidak banyak orang bisa mengunjungi pulau itu. Karena tidak ada yang benar-benar dapat menangani pulau misteri, Han Sen memutuskan untuk bergegas kembali dan membantu mereka. Jika dia berhasil menaklukkan tempat penampungan kerajaan di pulau misterius, dia akan dapat memiliki sebuah istana kristal. Dengan istana kristal, Han Sen akan memiliki kekuatan di daratan, laut, dan langit. Memikirkan manfaat yang akan diperolehnya, Han Sen sekarang khawatir jika dia tidak dapat menaklukannya. Jika seseorang tidak segera mengklaimnya, pulau itu akan kembali kosong dan hilang. Han Sen telah mendapatkan peta untuk kembali ke medan es dari Huangfu Pingqing dan dengan peta itu di tangannya, dia tidak menunda lagi. Dia segera berangkat kembali ke medan es. Tidak lama setelah keluar dari tempat penampungan, Han Sen bepergian melalui daerah pegunungan. Itu adalah tempat yang sunyi dan sepi, tanpa tanda kehidupan manusia. Tapi kemudian, Han Sen tetap melakukan perjalanan dan berkata dengan keras, "Chen Tua, karena kau berada di sini, mengapa tidak bergabung denganku?" "Kau memiliki indera yang sangat kuat," kata Chen Ran saat dia keluar dari balik pohon besar. Dua puluh orang lainnya muncul dari rumpun pohon untuk mengelilingi Han Sen. Mereka mengacungkan busur dan persenjataan para pembunuh. Seolah-olah mereka siap untuk menyerang, mereka semua membidik Han Sen. Hanya memerlukan satu sinyal dari Chen Ran untuk merubah Han Sen menjadi landak. "Chen Tua, apakah perkumpulan kecil ini dikarenakan aku menolak untuk mengangkut jiwa binatangmu? Apakah kau berencana untuk membunuhku?" Han Sen masih berada di atas Peraung Emas ketika dia berbicara, dan nada suaranya tetap lembut seperti biasa. Chen Ran tersenyum dan berkata, "Itu hanya urusan kecil; aku tidak akan memendam sentimen karena kau menolak permintaan itu. Aku sangat tertarik denganmu, Nak. Aku ke sini hanya untuk mengajukan beberapa pertanyaan Jika kau menjawabnya, aku tidak akan melukaimu." "Kalau begitu katakan padaku, apa yang ingin kau ketahui?" Han Sen tidak bergerak. Pertanyaan pertama Chen Ran sangat sederhana. "Kau baru berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua ini selama setahun; bagaimana kau bisa membuka kunci genmu dan mengumpulkan begitu banyak poin geno?" Mata Chen Ran terpaku pada Han Sen, dan terbukti dari pertanyaannya bahwa dia telah melakukan banyak penelitian tentang Han Sen. Dia tampak sangat terkejut dengan apa yang telah dia pelajari. Ketika Han Sen berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, dia mungkin menerima bantuan dari keluarga Qin. Tetapi di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dia telah jatuh ke medan es, tempat yang mana tidak banyak orang berhasil beradaptasi. Tanpa sumber daya dan koneksi yang penting, berhasil mencapai tahap ini dan menjadi begitu kuat dengan usahanya sendiri adalah prestasi yang luar biasa. Itu tidak pernah terdengar dan terus terang, tidak bisa dipercaya. Chen Ran yakin bahwa Han Sen pasti menyimpan rahasia besar. Chen Ran berpikir jika dia mengetahui rahasia ini dia bisa menjadi lebih kuat. Dia pikir dia bahkan mungkin bisa mengalahkan makhluk super legenda dan menjadi evolver terkuat dalam sejarah. Dia telah berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama hampir seratus tahun, dan ini adalah tujuan seumur hidupnya. Tapi tidak peduli seberapa keras usahanya dan tidak peduli seberapa banyak yang dipelajari, dia masih terlalu lemah dan bahkan tidak mampu membunuh makhluk super terkecil. Sekarang setelah Han Sen memasuki hidupnya, dia pikir dia mungkin telah menemukan cara untuk mencapai keinginan terdalam ini. Chen Ran percaya Han Sen pasti sangat berbakat sehingga dapat membuka kunci gen pertamanya hanya dalam waktu satu tahun di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Dia juga percaya bahwa Han Sen pasti memiliki dukungan yang kuat di belakangnya sehingga dapat mencapai banyak hal. Tapi sebenarnya, Han Sen tidak memiliki sumber daya itu. Dia pasti punya beberapa alasan sehingga dapat mencapai sejauh ini dengan begitu cepat, dan itulah yang ingin dipelajari Chen Ran. "Aku pikir kau akan menanyakan sesuatu yang penting padaku. Ini bukan apa-apa, dan kau tidak perlu mengadakan pertunjukan dan mendatangkan begitu banyak penonton untuk jawabanku." Han Sen tertawa. "Kalau begitu katakan padaku!" Chen Ran tidak merasa lucu, juga tidak ingin bercanda, jadi dia dengan dingin menatap Han Sen. "Aku telah mengumpulkan begitu banyak poin geno dan telah membuka kunci gen karena satu alasan sederhana," kata Han Sen, dengan nada tinggi dalam suaranya. "Alasan apa?" Chen Ran bertanya, dengan mata melebar. "Itu karena aku jenius." Han Sen tertawa. Chapter 635 - Keterampilan Pedang Pengorbanan Wajah Chen Ran redup. Dia tersenyum dengan dingin dan menjawab, "Jenius sekali." Setelah itu, Chen Ran melambaikan tangannya, dan panah pengikutnya melayang ke arah Han Sen seperti hujan. Han Sen menyingkirkan Peraung Emasnya dan menghindari hujan panah - tidak ada panah yang berhasil melukainya. Chen Ran juga sudah menduga panah-panah itu tidak akan dapat melukai Han Sen. Hal seperti itu hanya akan mungkin terjadi jika ada seratus pemanah tambahan. Jumlah pemanah yang dia miliki terlalu sedikit, jadi mereka hanya dapat menghalangi gerakannya. Chen Ran memberi isyarat dengan tangannya sekali lagi, dan kemudian seorang pria dengan pedang berlari ke arah Han Sen. Dia sangat cepat dan dalam tiga langkah, dia sudah di depannya. Pedang hebat yang dia pegang diayunkan ke atas, seolah-olah akan merobek langit. Chen Ran menyaksikan Han Sen dengan penuh perhatian, ingin mengamati kekuatannya. Dia dulu memiliki tiga orang pengikut yang telah membuka kunci gen mereka, tetapi dua diantaranya mati di gunung Pilar Langit. Satu-satunya elit yang tersisa adalah, orang terkuat Chen Ran. Bahkan ketika bertarung bersama, Xu Dong Jin dan elit lainnya tidak bisa mengalahkannya. Orang ini bernama Huang Mian. Walaupun dia tidak termasuk keluarga Chen, dia dianggap sebagai penerus Qi Gong. Tetapi karena keluarga Huang tidak sepopuler keluarga Chen, Qi Gong tidak seefektif itu. Ketika Huang Mian tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dia tidak dapat menemukan keluarganya. Secara kebetulan, Chen Ran merawatnya dan akhirnya menjadi salah satu sekutu yang paling dipercaya. Qi Gong dari keluarga Huang mungkin bukan yang terbaik, tapi tidak berarti mereka lemah. Satu-satunya alasan Qi Gong mereka bukan yang terbaik adalah karena itu jauh lebih sederhana. Banyak orang mengenal nama "Keterampilan Pedang Pengorbanan" dalam Persekutuan. Sebuah keterampilan yang didasarkan pada penggunaan pedang. Tetapi karena ada banyak komponen keterampilan yang misterius dan tidak dikenal, terlalu sulit untuk memodifikasinya menjadi seni geno hiper. Bayi-bayi di keluarga Huang, setelah mengetahui cara merangkak, ditempatkan di kamar yang penuh dengan pedang. Pedang yang disentuh bayi pertama kali akan dipilih sebagai pedang yang akan mereka bawa selama hidup mereka, dan pedang-pedang ini lebih tepat dinamai "Pisau Seumur Hidup." Namun pedang ini, tidak diberikan untuk pertarungan. Sebaliknya, mereka diberikan sebagai tanda tangan. Mereka mendefinisikan dan mewakili pembawa mereka, menjadi pilar inti dan aspek fundamental dari keberadaan mereka. Mereka adalah peninggalan suci, hanya digunakan dalam latihan Qi Gong mereka. Banyak orang percaya bahwa pisau seumur hidup adalah rezeki spiritual bagi para pembawa mereka dan tidak berhubungan dengan latihan Qi Gong. Tetapi dalam keluarga Huang, mereka percaya bahwa orang yang memperlakukan pedang seumur hidupnya sebagai peninggalan suci, yang menyayangi dan merawatnya selama bertahun-tahun, suatu hari akan dapat menyelesaikan latihan Keterampilan Pedang Pengorbanan. Dan setelah itu, dapat membuka kunci gen mereka. Huang Mian adalah anggota pertama dari keluarga mereka yang membuka kunci gen di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Keterampilan Pedang Pengorbanan sangat kuat, dan dalam pertarungan pedang, sangat sedikit orang yang bisa mengalahkannya. Baru-baru ini, Han Sen telah mempelajari banyak keterampilan pedang. Walaupun dia belum menguasainya, dia sudah mengalami banyak kemajuan dengan keterampilan Pedang Ganda. Tapi melihat serangan Huang Mian, Han Sen segera mengetahui keterampilan pedang yang sebenarnya. Itu tidak berarti Han Sen menganggap keterampilan itu kuat. Namun, dia merasa bahwa Huang Mian adalah perpanjangan dari bilah pedang yang dia pegang dan sebaliknya. Pedang dan orang diikat bersama, seperti satu. Hal itulah yang dia dalami. Dong! Pedang maskot kuno secara efektif memblokir pedang Huang Mian. Han Sen telah mengaktifkan kunci gennya, sehingga memungkinkannya untuk merasakan kekuatan yang diberikan dalam serangan Huang Mian. Dengan cepat, dia mundur selangkah. Pinggang Huang Mian berbalik, dan pedang itu menjadi paku. Melaju ke arah Han Sen seperti bor. Han Sen belum pernah melihat seseorang menggunakan keterampilan pedang secara alami. Tidak pernah ada banyak perbedaan dalam keterampilan pedang setiap orang, karena keterampilan hanyalah keterampilan. Tapi Huang Mian ini adalah binatang yang berbeda. Cara Huang Mian memegangi pedang sangat tangkas, mahir, dan tampak alami, pedang itu benar-benar terlihat sebagai bagian dari dirinya. Seperti lengan ketiga yang terhubung dengan daging dan tulangnya, sehebat dan lincah seperti anggota tubuh yang lainnya. Kekuatan Han Sen lebih kuat dari kekuatan Huang Mian, tetapi ketika Han Sen menyerang, dia hanya melakukan dengan pedangnya. Ketika Huang Mian menyerang, seluruh tubuhnya adalah perpanjangan dari senjata logam, yang memberikan keunggulan. Han Sen mampu menghindari setiap serangan, tetapi setiap kali dia mencoba membalas serangan, pedangnya bertabrakan dengan lawannya dan dia terpaksa mundur kembali. Walaupun keterampilan pedang mereka seimbang, Han Sen berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Jika Han Sen tidak menyalakan kunci gennya, sesuatu yang merampas semua emosinya, dia pasti akan kagum pada musuh terbarunya. Dong! Han Sen didorong ke titik dimana dia harus memanggil pedang ular perak. Dia kemudian menggunakan pedang ini untuk memblokir pedang hebat musuhnya. Dengan dua pedang melawan satu, Han Sen melemparkan keterampilan Pedang Ganda. Tapi tetap saja, dia tidak dapat memperoleh keunggulan dan tetap seimbang dengan kemampuan Huang Mian. Chen Ran berdiri di samping, menyaksikan mereka bertarung. Dia terkejut ketika mengamati Han Sen, karena kecepatan dan kekuatannya jauh di luar dugaannya. Yang paling membuatnya takjub adalah keterampilan pedang yang digunakan. Dia menggunakan dua pedang, namun dia bisa mengeluarkan keterampilan pedang yang terpisah dari masing-masing tangan. Kekuatan untuk memiliki dua pikiran seperti itu sangat menakutkan. Yang lebih menakutkan adalah kenyataan bahwa Han Sen bisa terus menerus mengeluarkan keterampilan pedang tanpa istirahat. Seolah-olah dia adalah pria dengan generator beroktan tinggi, yang tidak pernah menipis. Dengan kekuatan yang begitu besar, dia menduga lawan pilihannya sangat tepat untuk Han Sen. Jika orang lain, mereka pasti akan dihancurkan dan dimusnahkan dalam hitungan detik. Keterampilan Pedang Pengorbanan keluarga Huang adalah keterampilan pedang yang paling menindas musuh dalam Qi Gong. Terhadap rentetan serangan Han Sen, dia harus menggunakan keterampilan Pedang Pengorbanan untuk terhindar terpojok ke posisi yang kurang menguntungkan. Tidak ada orang lain selain keluarga Huang yang bisa melakukan ini. "Dia benar-benar orang yang menakutkan." Chen Ran tertawa dingin. Namun, Chen Ran tidak mengharapkan Huang Mian dapat mengalahkan Han Sen. Dia hanya ingin menguras tenaga Han Sen. Karena batasan kebugaran yang rendah pada evolver, mereka tidak dapat menjaga kunci gen terbuka untuk jangka waktu yang lama. Akhirnya, mereka akan kelelahan, terlalu lelah untuk bertarung. Sekarang, Chen Ran hanya harus menunggu Han Sen untuk menggunakan semua kekuatannya. Setelah ini selesai, dia bisa dengan mudah menangkapnya. Chen Ran membutuhkannya hidup-hidup. Dia harus mempelajari semua rahasia yang dimilikinya. Hanya Han Sen yang hidup yang akan berguna bagi Chen Ran. Chen Ran tidak merasa kuatir bahwa Han Sen akan menolak memberitahukan rahasia yang dia miliki, karena Chen memiliki ribuan cara yang akan membuatnya menyerah. Dan di samping itu, dia benar-benar berharap Han Sen akan tetap bungkam sejak awal, karena itu akan memberinya lebih banyak waktu untuk bersenang-senang. Han Sen sangat mengagumi Huang Mian. Kekuatan dan kecepatannya mungkin tidak setara dengannya, dan keterampilan pedangnya tidak sehebat keterampilan Pedang Ganda yang dimiliki Han Sen, tapi tetap saja, dia tidak mudah menyerah seperti yang diduga Han Sen pada awalnya pikir dia akan melakukannya. "Teman, ini antara saya dan Chen Ran. Kau tidak perlu mengorbankan hidupmu demi dia. Jika kau bukan dari keluarga Chen, kau harus pergi sekarang," kata Han Sen. "Saya menerima uang Chen Tua untuk jasa yang aku berikan. Aku harus melakukan ini sampai tuntas." Huang Mian terus menggerakkan pedangnya. Chen Ran tersenyum sinis. Dia pikir Han Sen tidak bisa bertahan lebih lama, dan itulah sebabnya dia memilih untuk membujuk Huang Mian agar tidak melanjutkan bertarung dengannya. Chapter 636 - Jika Kamu Tidak Keberatan, Aku Ingin Melihat Apa Yang Terjadi Selanjutnya Han Sen tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi dia tidak suka dengan ide membunuh Huang Mian. Tapi persis seperti yang dipikirkan Chen Ran; Han Sen memang ingin berunding untuk mengakhiri pertarungan dan menghemat energinya. Dia juga tidak ingin mengungkapkan senjata rahasianya kepada Chen Ran dengan menggunakannya pada Huang Mian. Han Sen datang untuk mempelajari Chen Ran; dia rubah tua yang cerdas. Jika Han Sen mengeluarkan busur silang meraknya untuk mengakhiri pertarungan melawan Huang Mian sekarang, dia akan melarikan diri sebelum mayat pengikutnya menghantam tanah. Keterampilan keluarga Chen bukan lelucon, dan mereka adalah yang terbaik di Persekutuan. Han Sen tidak percaya dia dapat menahan rubah tua itu. Tapi rubah tua itu sudah berani mencarinya, jadi, Han Sen tidak akan membiarkannya lolos dengan mudah. Han Sen menyadari Huang Mian telah membuat keputusan dan tidak mau mengalah, apapun konsekuensinya. Dia tidak punya pilihan lain selain melanjutkan pertempuran. Han Sen sadar akan niat sebenarnya pria tua itu. Dia tahu Chen Ran ingin Huang Mian menghabiskan seluruh energinya dengan menjaga kunci gennya tetap terbuka. Jadi, ketika Chen Ran bergerak, dia kekurangan energi yang dibutuhkan untuk melawan. Tapi Han Sen tidak peduli dengan rencana yang dirancang Chen Ran, karena dia telah mempelajari Mantra Ketiga "Panjang Umur" dan Kekuatan Giok Matahari. Dia bisa mengaktifkan kunci gennya jauh lebih lama dari biasanya. Bahkan jika dia terlalu lelah untuk membuka kunci gennya terhadap Chen Ran, Han Sen hanya perlu memanggil busur silang meraknya, membidik, dan menarik pelatuk untuk meledakkannya berkeping-keping. Jika dia tidak bisa membujuk Huang Mian untuk pergi, dia akan melanjutkan pertarungannya dan mengambil kesempatan ini untuk belajar darinya, mulai dari posturnya dengan pedang hingga keterampilan pedangnya. Keterampilan pedang Han Sen sangat kuat, tapi dia tidak terlalu hebat dalam menggunakan senjata dengan cepat. Sekarang dia telah melihat apa yang bisa dilakukan oleh seorang pakar sejati dengan pedang, dia yakin dia telah banyak belajar dari Huang Mian. Hanya dengan melihat cara Huang Mian menggunakan pedang, dia lebih suka menganggap pertarungan ini sebagai pembelajaran. Han Sen tidak membiarkan pikirannya disesatkan oleh hal lain. Dia tetap fokus mengamati gerakan lawannya dan berpikir tentang apa yang bisa dia pelajari dan adopsi. Melalui pertarungan ini, dia berharap bisa mempelajari satu atau dua hal. Saat Han Sen terus bertarung melawan Huang Mian, Chen Ran tetap yakin bahwa Han Sen tidak memiliki keterampilan lain lagi atau sudah kehabisan akal. Jika dia punya, bagaimana mungkin dia tidak bisa mengalahkan Huang Mian sekarang? Jika dia terus seperti ini, walaupun dia berhasil mengalahkan Huang Mian, dia akan terlalu lelah untuk melakukan perlawanan saat ditangkap. Chen Ran tidak terburu-buru, jadi dia terus menonton. Dia ingin memastikan dapat menangkap Han Sen dan bersedia menunggu dengan sabar. Satu jam kemudian, kekuatan Huang Mian mulai menurun. Pertempuran yang berlangsung terus-menerus, waktu untuk membuka kunci gen menjadi lebih singkat. Hal ini terjadi pada Huang Mian, dan dia berjuang untuk mempertahankan ketenangannya. Han Sen tidak akan melewatkan kesempatan ini, jadi dia mengerahkan lebih banyak kekuatan dalam serangannya untuk menjatuhkan Huang Mian. Chen Ran memperhatikan bagaimana Huang Mian berjuang untuk mengimbangi. Dia mengetahui dengan baik kekuatan bertarung Han Sen, jadi dia tidak ragu untuk memanggil awan untuk berputar di sekitar tubuhnya dan mengeluarkan pedang Anser-nya. Kemudian, dia melompat ke medan pertempuran untuk bertarung bersama Huang Mian. Keterampilan keluarga Chen sangat kuat. Dibandingkan dengan Chen Ran, Zhu Ting hanyalah pemula. Chen Ran seperti burung aneh, berbelok dari kiri ke kanan dengan cara yang tidak terduga. Dua pedang Han Sen sekarang harus memblokir serangan Huang Mian dan Chen Ran secara bersamaan, yang membuatnya canggung. Gerakan Chen Ran terlalu aneh, dan dia bahkan tidak perlu menyentuh lantai. Dia lebih sering terbang, dan dia tidak tampak seperti manusia. Dia membuat banyak gerakan tak terduga. Dong! Pedang ular perak bertemu dengan pedang Anser, dan menimbulkan sensasi yang aneh. Pedang Chen Ran terasa seperti awan, dan Han Sen mengira pedangnya telah mengenai pegas. Setelah memukulnya, pedangnya memantul ke belakang dengan kuat, yang memaksanya untuk mundur beberapa langkah. "Han Sen, jika kamu menyerah sekarang, aku akan mengampunimu. Lagipula kamu berteman dengan Zhu Ting." Chen Ran menyerang ketika dia mencoba membujuk Han Sen agar tunduk dan membuang keinginannya untuk terus bertarung. "Chen Tua, jika kamu pergi sekarang, aku akan mengampunimu. Lagipula kamu berelasi dengan Zhu Ting." Han Sen tidak marah, sebaliknya, dia tersenyum saat berbicara. "Kamu bocah yang keras kepala." Mata Chen Ran menjadi dingin dan dia menggunakan lebih banyak kekuatan pada pedang Anser-nya. Han Sen bertarung melawan dua lawan sekaligus, namun tidak ada yang bisa melukainya. Tubuh Han Sen luar biasa ringan dan anggun, dan sungguh mengejutkan melihat dia tetap tenang dibawah serangan dua elit sekaligus. "Kamu ternyata mempelajari Go Surgawi? Apakah Ratu mengajarimu? Beraninya mereka melanggar sumpah! Tampaknya Huangfu Xiongcheng tidak ingin hidup," teriak Chen Ran. "Walaupun Ratu mengajariku Go Surgawi, apa hubungannya denganmu? Keterampilan ini adalah warisan dari keluarga Huangfu. Mereka dapat mengajari siapapun yang mereka inginkan; tidak perlu bagi meminta izin darimu," Han Sen dengan tegas membantah. Sepertinya Go Surgawi ada hubungannya dengan keluarga Chen; jika tidak, mengapa Chen Ran sangat peduli? Untuk ini, Han San ingin mendesaknya. Han Sen selalu penasaran mengapa Ratu adalah satu-satunya yang bisa mempelajarinya. Tidak peduli seberapa sulit keterampilan itu, ada banyak siswa di Aula Bela Diri. Tidak mungkin mereka tidak memilih siswa lain untuk mempelajari Go Surgawi. "Huh, keluarga Huangfu mengajarkan Go Surgawi? Jika masih milik keluarga Chen, tidak ada yang bisa menghindari Tujuh Putaran kita," kata Chen Ran. "Semua orang tahu Go Surgawi milik keluarga Huangfu. Sejak kapan itu menjadi keterampilan keluarga Chen? Ayo! Jangan omong kosong," kata Han Sen berusaha untuk memancing Chen Ran. Seekor rubah tua seperti Chen Ran mengetahui apa yang ingin dilakukan Han Sen, tetapi dia dengan dingin berkata, "Kamu tidak perlu mendesakku. Setelah aku menangkapmu, aku akan bertanya pada Huangfu Xiongcheng sendiri. Lalu aku bisa melihat apa alasan dia tidak mengembalikan Go Surgawi padaku." Setelah itu, awan keluar dari Chen Ran. Pedang Anser menyerang dengan semakin cepat. Dia juga tidak mengincar titik lemah Han Sen; dia berusaha melumpuhkan tangannya. Han Sen mampu menghadapi serangan Huang Mian, tetapi rubah tua ini, dia benar-benar menunjukkan kekuatan seseorang yang telah tinggal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama lebih dari seratus tahun. Kebugarannya sangat kuat dan kemajuan penguncian gennya luar biasa. Tangan Han Sen menjadi mati rasa setiap kali pedangnya menghampiri tangan Chen Ran. Dadanya bergemuruh, seolah dia akan menumpahkan darah. "Dasar bajingan. Dia sangat kuat dan hanya bersekongkol untuk menyakiti orang lain," sumpah Han Sen dalam hatinya. Tapi setelah Han Sen memikirkannya, Chen Ran tidak terlalu berbeda dengan dia sendiri. Kesadaran ini memadamkan sumpah serapahnya. "Chen Tua, kamu bisa pergi sekarang. Hentikan seranganmu segera. Jika tidak, jangan salahkan aku." "Jika kamu tidak keberatan, aku ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya." Chen Ran tertawa dingin. Dia percaya Han Sen telah mencapai ujung tanduk, dan kunci gennya berada di ambang yang membuatnya kelelahan. "Aku tidak keberatan." Han Sen mundur selangkah dan memanggil busur silang meraknya. Dia menarik bulu gagak dari sarung panah dan memasangnya secepat mungkin. Chapter 637 - Kesetiaan Chen Ran melihat Han Sen mengeluarkan busur silang dan membidiknya. Dengan jijik dia berkata, "Aku pikir kamu adalah tipe yang akan menggunakan senjata yang sebenarnya, maksudku seperti senapan besar dan bukan busur silang." Chen Ran telah lama berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dan dia telah melihat banyak hal selama di sana. Dia bahkan telah melihat busur silang berdarah sakral yang digunakan bersama dengan anak panah berdarah sakral. Chen Ran pikir tidak akan berguna melawannya dengan busur silang. Jika itu adalah busur biasa, Chen Ran akan merasa ragu. Kekuatan busur tergantung dari penggunanya, dan senjata seperti itu dapat ditambahkan dengan property magis dan kekuatan khusus lainnya; karena itu, dia akan segera berusaha untuk menghindari serangannya. Tetapi kekuatan anak panah otomatis selalu berasal dari cara produksinya. Kekuatan mereka terbatas. Bahkan anak panah berdarah sakral, akan sia-sia jika digunakan untuk melawan elit seperti Chen Ran. Chen Ran mengayunkan terus pedang Anser-nya dengan kekuatan yang lebih besar dan lebih cepat. Pang! Han Sen menarik pelatuknya dan sebuah cahaya hitam meluncur dari moncong panah. Anak panah berada di depan wajah Chen Ran. Wajah Chen Ran berubah, tidak menduga kekuatan anak panah itu akan mengerikan seperti itu. Dan karena ditembakkan dari jarak yang sangat dekat, sepertinya dia tidak akan bisa menghindarinya. Tapi Chen Ran adalah petarung yang menakutkan dengan kecepatan reaksinya yang tidak ada bandingannya. Dengan pedang Anser, dia memblokir anak panah bulu hitam. Dong! Pedang segera membelokkan anak panah yang melesat dengan kecepatan tinggi. Pedang Anser berdarah sakral amuk itu hancur berkeping-keping, serpihan-serpihannya berserakan ke berbagai arah. Serangan itu menyeret mundur tubuh Chen Ran, tubuhnya membelah bumi dengan dua goresan sepanjang tiga meter. Pop! Mulut Chen Ran memuntahkan darah. Dengan sangat terkejut, matanya terkunci pada busur silang di tangan Han Sen. Dia tidak bisa percaya busur silang bisa begitu kuat. Han Sen segera menyadari bahwa anak panah pertamanya tidak membunuh Chen Ran, jadi tanpa ragu, dia memuat anak panah yang lain dan menembak lagi. Seberkas cahaya hitam meluncur menuju Chen Ran sekali lagi. Chen Ran berteriak, seperti awan yang mengalir di sekelilingnya, menutupi seluruh tubuhnya dengan kepulan kapas putih. Kemudian, dia segera mulai terbang menjauh untuk menghindari anak panah kedua. "Tujuh Putaran keluarga Chen sangat kuat." Han Sen mengagumi pelariannya yang secepat kilat, tetapi tangannya tidak berhenti bergerak. Sekali lagi, dia memuat dan menembakkan satu per satu anak panah, tidak membiarkan Chen Ran lolos. Chen Ran yakin setelah menghindari anak panah pertama, dia akan bisa melarikan diri tanpa masalah. Anak panahnya terlalu menakutkan. Dia tidak berani bersaing dengan senjata yang begitu hebat, tidak tahu ada apa dengan busur silang Han Sen dan bagaimana kekuatan senjata itu bisa begitu menakutkan. Terlebih lagi, dia tidak menduga busur silang Han Sen akan menembak dengan begitu cepat. Itu hampir seperti senapan. Chen Ran menyaksikan anak panah-anak panah hitam melesat melewatinya di langit, dan ketakutan ini membuatnya gila. Jika dia bisa meminta pengampunan dengan menangis, matanya pasti sudah akan menangis sampai bengkak di depan Han Sen. Chen Ran menggertakkan gigi, terbang seperti seekor burung, tanpa kepala yang menyeramkan di udara. Dia terus mendesing ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang sangat aneh. Dia lebih pintar dari burung yang sebenarnya. Tapi tidak peduli seberapa kuat dan gesitnya dia, dia tetap tidak bisa mengelak dari anak panah-anak panah yang ditembakan ke arahnya. Setelah menghindari empat anak panah, dia tidak bisa mengelak anak panah berikutnya. Pang! Pang! Chen Ran nyaris tidak bisa menghindari dua anak panah berikutnya, hembusan angin yang menyertai anak panah mengguncang tubuhnya dengan begitu hebat sehingga dia memuntahkan lebih banyak darah dari mulutnya. Dia tidak bisa mempertahankan formasinya lagi. Detik berikutnya, rentetan empat anak panah menembus tubuhnya. Anak panah merobek baju baja berdarah sakral yang dia kenakan seperti pisau panas yang memotong mentega. Kekuatan luar biasa dari anak panah membuatnya berputar beberapa puluh meter jauhnya, membuatnya terjepit di tebing yang berada di dekatnya. Huang Mian berteriak, dan ketika dia melakukannya, Han Sen berbalik untuk menembakkan anak panah lain ke arahnya. Pang! Anak panah itu menghancurkan pedang besar Huang Mian menjadi berkeping-keping, namun kecepatan anak panah tidak berkurang sedikitpun dan terus melesat lalu menancap lengan kanannya. Huang Mian tidak bereaksi, seolah-olah dia tidak merasakan apapun dari anak panah yang merobek lengannya. Dengan marah, dia melemparkan tinju ke wajah Han Sen. "Apa manfaat yang diberikan Chen Ran kepadamu. Mengapa kamu melindunginya mati-matian?" Han Sen mundur selangkah dan menghindari tinju Huang Mian. Keterampilan meninju Huang Mian jauh lebih rendah daripada kemampuan bertarungnya, dan dengan demikian bukan ancaman bagi Han Sen. "Dia menyelamatkan hidupku, dan karena itu, aku harus membalas budi!" Huang Mian menggertakkan giginya dan mulai melemparkan lebih banyak pukulan. "Kalau begitu aku akan mengabulkan keinginanmu." Han Sen menampar kepala Huang Mian, yang membuatnya jatuh. Orang-orang lain yang sebelumnya menemani Chen Ran sudah berlari ke bukit, pada saat ini. Karakter yang kuat seperti Chen Ran telah dikalahkan oleh anak panah, dan mereka takut akan mengalami nasib yang sama, mereka berharap memiliki sepasang kaki tambahan agar bisa berlari dengan lebih cepat. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana busur silang celaka itu bisa ada. Itu seperti senapan, dan kekuatannya sangat menakutkan. Han Sen tidak terlalu peduli dengan antek-antek Chen Ran yang melarikan diri, dan sebaliknya, dia menelusuri sisi tebing tempat Chen Ran terjepit. Empat anak panah mencuat dari tubuh Chen Ran, tapi dia belum mati. Dia berusaha menarik keluar bulu anak panah tetapi tidak berhasil. Dari depan, bulunya selembut sutra, tetapi di bagian belakang, mereka memotong seperti selusin pisau cukur. Jika dia mencoba menariknya keluar, organ dan tulang di dalam tubuhnya akan terpotong-potong. "Ah, Chen Ran. Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi itu benar, seharusnya ini tidak terjadi." Han Sen tersenyum saat dia berdiri di depan tubuh Chen Ran yang hancur. Mata Han Sen melihat musuhnya yang hampir tak bernyawa dari atas ke bawah. "Han Sen, kamu berani membunuhku? Keluarga Chen pasti akan membalas dendam. Kau pasti akan akan sangat menderita karena ini!" Chen Ran memberitahu Han Sen, saat dia terbakar amarah. Tapi darah mengalir dari balik bibirnya, mencekik kata-kata yang ingin dimuntahkannya pada Han Sen. Peringatan yang mengerikan itu menjadi pemandangan yang menyedihkan. "Jika kamu ingin hidup, katakan padaku rahasia dari Tujuh Putaran," Han Sen menawarkan, tersenyum. Mulut Chen Ran penuh darah saat dia tertawa. "Nak, ketika aku pertama kali berkelana di tanah ini, ayahmu bahkan belum dilahirkan. Kamu berani memberiku mengancamku seperti itu? Ha!" Chen Ran memuntahkan darah ke wajah Han Sen. Kemudian dia menggertakkan giginya, yang membuat darah di mulutnya menghitam. Lalu denyut nadinya berhenti. Dia sudah mati. Han Sen memeriksa tubuhnya untuk memastikan kematiannya. Han Sen menatap Chen Ran dengan kaget. Dia tidak menduga rubah tua licik ini akan menggunakan racun untuk menghabisi dirinya sendiri. "Aku seharusnya tidak meremehkan tokoh-tokoh terkemuka dari keluarga besar seperti itu. Loyalitas mereka sangat menyeramkan." Han Sen memikirkannya sejenak. Kemudian dia menyalakan api untuk membakar tubuh Chen Ran. Jika ada orang dari keluarga Chen yang mencarinya, Han Sen dapat mengarang cerita tentang kepergiannya dengan sesuka hati. Han Sen juga percaya dengan membakar tubuh Chen Ran, ini akan dianggap sebagai perbuatan baik di mata kekuatan yang lebih tinggi yang mungkin sedang menonton. Lagipula membiarkan tubuh seseorang membusuk di alam liar bukanlah hal yang mulia. Tapi sebelum Han Sen menyalakan api di mayat Chen Ran, tubuhnya yang tak bernyawa tiba-tiba hidup kembali. Dia melompat dan berteriak, "Tidak, tidak, tidak! Berhenti! Kita bisa membicarakan ini! Apakah kau bilang ingin mempelajari Tujuh Putaran? Aku bisa mengajarimu, aku bisa mengajarimu!" Mata Han Sen terbuka lebar dan dia berdiri tak bergerak, menatap Chen Ran cukup lama. Setelah beberapa saat, Han Sen diam-diam bersumpah, "Kesetiaan omong kosong. Aku tidak percaya aku bisa-bisanya percaya pria tua ini adalah orang yang setia. Itu membuatku marah!" Chapter 638 - Rahasia Tujuh Putaran "Adik Han, bisakah kamu setidaknya merawat lukaku dulu? Jika aku tidak segera mendapatkan bantuan, aku mungkin benar-benar mati! Aku mati tidak apa-apa, tentu saja, tetapi bertemu ajal sebelum dapat menurunkan pengetahuanku tentang Tujuh Putaran kepada orang yang layak seperti Anda adalah kejahatan yang menyedihkan ... " Chen Ran telah diikat pada pohon besar, dengan luka-lukanya yang terbuka dan darah merembes. Suaranya memilukan, seolah-olah dia sedang berdoa di hadapan dewa kuno. "Tidak apa-apa jika kamu tidak dapat mengajariku sampai selesai; kamu memiliki banyak anggota keluarga lainnya. Jika kamu mati di tengah pelatihan kita, aku hanya akan menemukan orang lain di keluargamu untuk menyelesaikan apapun yang kamu mulai. Sekarang, kamu lebih baik mulailah membacakan naskah itu untukku. Jika darahmu mulai mengering, akan terlambat walaupun aku ingin menyelamatkanmu." Han Sen sedang duduk di seberang pohon dengan santai saat dia berbicara pada Chen Ran. "Baik, baik, baik. Aku akan memberitahumu! Tapi Adik Han, setelah aku mengatakannya, kamu akan menepati janjimu dan membebaskanku, bukan?" Chen Ran berusaha mengkonfirmasi. "Jika kamu terus menerus menunda seperti ini, aku tidak akan bisa membiarkan kamu pergi bahkan jika aku mau," kata Han Sen dengan dingin. "Berusaha untuk memurnikan rasa suka cita, menempanya dari api amarahmu sendiri. Dengan kejelasan dalam berbicara, terbang dan berlayar di langit," Chen Ran mulai memberitahu Han Sen, setelah menggertakkan giginya. "Oke, dan apa yang terjadi setelah itu?" Han Sen menyela Chen Ran, ketika dia baru saja memulai membacakan ajaran dan mantra khusus dari Tujuh Putaran. "Setelah itu, ruang pikiranmu harus merasa segar," jawab Chen Ran. "Bagus. Lanjutkan." Han Sen tersenyum, sambil memberikan isyarat dengan tangannya agar Chen Ran melanjutkan ajarannya. Dia membacakan ajarannya beberapa saat. Han Sen mempertanyakan hampir setiap baris, untuk memastikan kebenaran apa yang dikatakan Chen Ran dan melihat apakah dia berbohong. Tetapi apapun yang dia tanyakan, Chen Ran dapat menjawab semuanya dengan tepat dan tanpa ragu-ragu. Sepertinya tidak ada masalah. "Adik Han, tolong, berhentilah bertanya terus. Hidupku sekarang tergantung padamu. Buat apa aku berbohong? Tolong, selamatkan aku! Kalau begini terus, aku benar-benar akan mati. Tidak ada gunanya kalau aku mati. Coba pikirkan, orang dari keluarga Chen pasti akan mengejarmu. Kau mungkin tidak takut pada mereka, tetapi mereka pasti akan selalu mengganggumu. Ayo, tolong lepaskan aku "Biarkan aku pergi. Aku berjanji tidak akan tidak menghormatimu atau menghalangi jalanmu lagi!" Darah terus menerus mengalir dari luka-lukanya dan mukanya mulai menjadi pucat. "Apakah kamu ingat pernah mengajariku Tujuh Putaran; apakah keluargamu mengetahuinya?" Han Sen membelai kepala rubah perak saat dia berbicara. "Adik Han, mengapa kamu begitu bodoh? Dengan mengajarkan Tujuh Putaran, adalah perbuatan yang keji dan dianggap kriminal di dalam keluargaku. Jika ada yang tahu mengenai hal ini, aku pasti akan dibunuh, karena apa yang telah kulakukan adalah tindakan berbahaya. Mereka akan mengirisku seperti sashimi. Aku tidak menginginkan itu dan itulah sebabnya bibirku akan tetap tersegel!" Chen Ran tampak seolah-olah akan menangis. "Ah, begitu. Hmm, biarkan aku berpikir sebentar mengenai nasibmu." Setelah Han Sen mengatakan itu, dia meminum pil. "Adik Han, tidak ada yang perlu dipertimbangkan. Aku tidak akan memberitahu siapa pun!" Chen Ran sekarang memohon. Mata Han Sen tertutup, dan sepertinya dia sedang berlatih Tenaga Dalam. "Jangan berlatih dulu. Tolong aku!" Ketika Chen Ran melihat Han Sen mulai berlatih Tenaga Dalam, dia mulai berteriak panik. Han Sen hanya mengabaikannya dan melanjutkan latihannya. Tidak lama kemudian, Chen Ran mulai mencium aroma yang menyenangkan. Dia tidak terlalu memperdulikannya dan merasa yakin bahwa itu adalah bau pil Han Sen. Melihat Han Sen mengabaikannya terus, Chen Ran menggertakkan giginya dan mulai bermeditasi untuk membantu luka-lukanya sendiri. Tetapi setelah Chen Ran menghirup aroma yang menyenangkan, aroma itu mengikuti meditasinya ketika dia menghirup udara. Tubuh Chen Ran mulai menghasilkan awan yang menggelembung seperti wol, berputar-putar di sekelilingnya. Luka mulai agak menutup dan pendarahan melambat. Setelah Han Sen menyelesaikan siklus Kitab Dongxuan, dia membuka matanya untuk melihat Chen Ran. Dia memperhatikan meditasinya dengan seksama. Setelah beberapa saat, hati Han Sen mulai tertawa. Dia berpikir dalam hati, "Rubah tua ini benar-benar memberiku Tujuh Putaran yang palsu. 70% asli dan 30% tidak masuk akal. Dia mengubah komponen yang paling tidak terpisahkan dari keahlian ini untuk menipuku!" Tidak lama kemudian, Chen Ran membuka matanya melihat Han Sen. Dia berteriak, "Adik Han, aku telah memberitahumu segalanya! Tolong bantu aku, jangan sampai aku mati di sini, di pohon ini!" "Lebih baik kamu mati, jadi kamu tidak berkesempatan untuk menyakiti orang yang tidak bersalah di masa depan," Han Sen dengan dingin berkata kepadanya, menatap ke mata Chen Ran. "Kamu mengingkar janji?" Wajah Chen Ran berubah. "Belum. Izinkan saya bertanya sesuatu, apakah Zhu Ting juga mempelajari Tujuh Putaran Anda?" Han Sen bertanya. "Ya," jawab Chen Ran. "Lalu mengapa Tujuh Putaran Zhu Ting berbeda dari milikmu?" Han Sen menyipitkan matanya saat dia bertanya. Wajah Chen Ran berubah, dan dia mulai berteriak. "Pengkhianat itu. Anjing pengkhianat itu! Berani-beraninya dia memberitahu orang luar. Aku tahu aku seharusnya tidak pernah mengandalkan bajingan itu!" "Kamu juga sama saja. Kamu mencoba membodohiku. Dan sebagai balasan atas kesalahanmu sendiri, aku tidak akan melepaskanmu." Han Sen mengangkat bahu. "Tidak, tidak, tidak! Dengarkan aku; Aku tidak berbohong kepadamu. Zhu Ting hanyalah seorang bajingan yang tidak memenuhi syarat untuk menerima ajaran Tujuh Putaran yang asli. Kamu pasti telah belajar Tiga Putaran darinya." Chen Ran berbicara lebih cepat daripada peluru. "Bukankah Tiga Putaran adalah komponen pertama dari Tujuh Putaran itu sendiri? Apakah itu salah?" Han Sen bertanya. "Tentu saja itu salah! Tujuh Putaran memiliki Tenaga Dalam eksklusif, yang baru saja aku sebutkan. Tanpa itu, kamu tidak akan dapat mempelajari Tujuh Putaran. Tiga Putaran hanyalah turunan kecil dari keahlian yang asli, dan itu tidak artinya jika dibandingkan dengan yang sekarang." Chen Ran melanjutkan, "Kamu seharusnya tahu, Zhu Ting belajar Parfum Mematikan. Itu bukan Tenaga Dalam eksklusif untuk Tujuh Putaran." "Aku rasa itu masuk akal. Bagaimana kalau kamu memberitahuku apa hubungan antara Go Surgawi dan Tujuh Putaran? Jika kau melakukan itu, aku akan mengobati lukamu," usul Han Sen. Alasan Han Sen menginginkan Tujuh Putaran bukan karena kekuatan keahlian itu, tapi karena sesuatu yang pernah dikatakan Chen Ran. Dia mengatakan bahwa jika Go Surgawi berada di keluarga Chen, Tujuh Putaran mereka tidak akan terkalahkan. Ini pasti bohong, tapi seharusnya ada hubungan antara keduanya. Kalau tidak, Chen Ran tidak akan mengatakan itu. Chen Ran ragu-ragu sebentar, tetapi kemudian berkata, "Go Surgawi dan Tujuh Putaran berasal dari sebuah buku tebal milik nenek moyang kuno saya. Mereka berpasangan. Keduanya digunakan bersama-sama, jika digabungkan dapat menciptakan sesuatu yang hanya bisa didefinisikan sebagai Kekuatan Dewa. Tapi keluarga Huangfu yang tidak setia itu keji. Mereka mencuri Go Surgawi dari kami dan mengubahnya sehingga tidak lagi sesuai lagi dengan Tujuh Putaran." "Go Surgawi memiliki Tenaga Dalam sendiri dan Tujuh Putaran memiliki Tenaga Dalam sendiri? Bagaimana mereka bisa digabungkan bersama? Apakah kau pikir aku dilahirkan kemarin? Apakah kau berpikir bisa membodohiku lagi?" Han Sen membentak dengan dingin. "Adik Han, mengapa aku berbohong? Go Surgawi adalah bagian pertama dari kombo ini. Kamu harus mempelajari Go Surgawi sebelum kamu belajar Tujuh Putaran. Lakukan itu, dan kamu akan menjadi orang terkuat di dunia ini. Itu adalah keahlian terkuat di sejarah. Tanpa Go Surgawi, keluarga kami hanya dapat mempelajari paruh kedua. Jadi, Tujuh Putaran hanya 70%. Dengan memiliki dasar Go Surgawi, kamu akan mengejutkan semua orang yang menghalangi jalanmu. " Chapter 639 - Keahlian Terbang "Adik Han, aku sudah menceritakan semuanya. Cepat sembuhkan aku, cepat!" Chen Ran memohon. "Chen Tua, saya sebenarnya ingin mengobati dan membebaskanmu. Tetapi selain tidak mengatakan yang sebenarnya, kau juga berusaha membunuhku." Han Sen memandang Chen Ran dan menghela nafas. Wajah Chen Ran berubah dan dia berkata, "Adik Han, mengapa kau berkata seperti itu? Aku mengatakan yang sebenarnya; tidak berbohong sama sekali. Dan dengan posisiku sekarang, bagaimana mungkin aku bisa membunuhmu?" "Setelah masuk, aku seharusnya naik sembilan tingkat, bukan turun," kata Han Sen dengan dingin. Wajah Chen Ran berubah, tetapi dia masih bersikeras bahwa dia telah mengatakan yang sebenarnya. "Bagaimana bisa? Aku selalu belajar dengan turun sembilan tingkat, sejak aku masih kecil." "Setelah pintu batu giok, aku harus ke kiri lalu ke atas. Balada pertahanan seharusnya ada tiga, bukan sembilan. Mau aku teruskan?" Han Sen menyipitkan matanya sambil menatap Chen Ran. "Mustahil. Mustahil! Apakah Zhu Ting ... tidak ... Zhu Ting seharusnya tidak mengetahui Tujuh Putaran yang asli ... kamu ... kamu ..." Wajah Chen Ran menatap Han Sen seolah-olah dia baru saja melihat hantu. Tidak ada banyak orang di keluarga Chen yang tahu bagaimana melakukan Tujuh Putaran. Mereka yang melakukannya takut orang luar mempelajari keahlian ini. Itulah sebabnya sebagian besar siswa hanya diajarkan Tiga Putaran dan bukan versi yang asli dan lengkap. Selain Tiga Putaran, mereka juga diberikan keahlian pengisi yang salah untuk mengubah komponen inti dari seni ini. Bahkan orang sekelas master, jika mereka tidak melihat Tujuh Putaran secara keseluruhan, tidak akan bisa membedakannya. Jika seseorang diajarkan Tujuh Putaran palsu, perbedaannya sangat kecil sehingga mereka biasanya percaya itu adalah Tujuh Putaran yang asli. Tetapi jika dilatih terus menerus, orang itu bisa menderita kelumpuhan ringan, dan dalam kasus-kasus ekstrim, berakhir dengan kematian. Chen Ran tidak bisa mengerti bagaimana Han Sen bisa mengetahui Tujuh Putaran yang asli. "Aku telah memberimu begitu banyak peluang, tapi, kau tetap tidak jujur??." Han Sen mengangkat busur silang meraknya dan membidik Chen Ran. "Tidak ... jangan bunuh aku ... aku tidak bisa mati ... aku tidak bisa mati ..." Pang! Mata Chen Ran terbuka dengan ekspresi putus asa di wajahnya. Sebuah anak panah telah melubangi kepalanya. "Orang-orang sepertimu, musuhku; aku tidak akan merasa aman jika membiarkanmu hidup." Han Sen menyimpan busur silang panah meraknya. Dia sejak awal memang tidak ingin melepaskan Chen Ran. Han Sen membakar mayat Chen Ran sesuai dengan rencana awalnya dan mengambil kembali anak panahnya dan melanjutkan perjalanannya kembali ke Medan Es. Meskipun dia sudah mempelajari Tujuh Putaran, dia membutuhkan Go Surgawi sebagai dasar. Kalau tidak, dia harus memulai dari awal. Meskipun Han Sen telah mencuri Go Surgawi dari Ratu, dia harus mempelajarinya secara keseluruhan mulai dari sumber Tenaga Dalam. Dan itu akan memakan waktu lama. Han Sen saat ini sedang mempelajari Kitab Dongxuan dan Kulit Giok, jadi dia benar-benar tidak punya waktu untuk berlatih Tenaga Dalam lain. "Aku ingin tahu apakah aku bisa menggunakan Kitab Dongxuan untuk menggantikan Go Surgawi? Lagipula, teknik-teknik tertentu dari Kitab Dongxuan tidak jauh berbeda dengan Go Surgawi. Tapi aku tidak yakin apakah Kitab Dongxuan dapat menggantikan Go Surgawi sepenuhnya." Di bawah perlindungan rubah perak, perjalanan Han Sen hampir tidak menemui halangan. Itulah sebabnya, dengan pikiran yang bebas, dia bertanya-tanya apakah dia bisa menggunakan Kitab Dongxuan sebagai dasar Tujuh Putaran. Hasilnya lebih baik daripada yang dia pikirkan. Han Sen telah memperhatikan, sejak dia mencuri Go Surgawi dari Ratu, dia bisa menggunakan Kitab Dongxuan untuk mensimulasikan keahlian itu. Dia bahkan bisa mensimulasikan Tujuh Putaran. Tapi itu tidak berarti Han Sen telah benar-benar mempelajari Go Surgawi dan Tujuh Putaran dalam bentuk aslinya; dia hanya mensimulasikan mereka melalui Kitab Dongxuan. Dan itu berarti dia, pada intinya, menggunakan Kitab Dongxuan. Tapi untuk Han Sen, itu sudah cukup. Ketika Go Surgawi dan Tujuh Putaran digabungkan bersama, Han Sen mampu memahami kekuatan mengerikan yang bisa dihasilkan oleh kombinasi itu. Tujuh Putaran asli, seperti Namanya adalah tujuh putaran udara. Tetapi dikombinasikan dengan Go Surgawi, langkah itu tidak begitu sederhana. Dengan menggabungkan kedua keahlian ini, dia tidak perlu sayap untuk terbang di langit. Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang. Dia bisa melakukannya langsung jika dia menggabungkan Go Surgawi dan Tujuh Putaran, tetapi dia membutuhkan energi yang cukup agar bisa terbang di udara sebebas burung. Tujuh Putaran tidak akan lagi meminjam kekuatan udara tujuh kali, itu akan jauh lebih baik. Chen Ran berkata kamu bisa terbang sejauh ribuan mil, tapi itu jelas berlebihan. Namun, untuk pertarungan di udara, itu terbukti sangat berguna. Tetapi untuk terbang membutuhkan banyak kebugaran dan banyak energi. Sedangkan kemajuan Kitab Dongxuan Han Sen sangat lambat, dan dia tidak tahu kapan dia bisa membuka kunci gen pertamanya. Dia bisa menggunakan Kitab Dongxuan untuk mensimulasikan keahlian terbang, tetapi hanya akan berlangsung lima belas menit. Tetapi walaupun itu adalah hal yang menakutkan, karena itu sama sekali berbeda dengan menggunakan jiwa binatang buas. Ini adalah kekuatan penerbangan yang sesungguhnya, dan tubuh dapat bebas sepenuhnya untuk melakukan apapun yang diinginkannya, tidak berbeda dengan bergerak di daratan. Han Sen sangat senang dengan prospek itu, dia terus berlatih di sepanjang perjalanan. Formasi Go Surgawi datar, tetapi jika dikombinasikan dengan Tujuh Putaran, akan membentuk formasi tiga dimensi dengan kekuatan yang meningkat. Namun keunggulan ini hanya bisa digunakan kalau penggunanya cukup kuat. Dengan rubah perak melindunginya dalam perjalanan, dan peta yang telah diterimanya dari Huangfu Pingqing, Han Sen tiba di sisi lain Gunung Iblis dengan aman. Seluruh wilayah ini adalah milik seorang pria bernama Lu Hui. Han Sen telah mendengar bahwa pria ini adalah Kapten Pasukan Khusus Darah Biru dan Pasukan Cadangan Darah Biru. Untuk bisa menjadi seorang kapten, dia pasti adalah orang yang sangat istimewa. Ada tiga tempat penampungan kerajaan yang berada di bawah kendali Lu Hui. Dia adalah bos daerah ini, dan meskipun ada bos lain di utara, tidak ada yang berani menantangnya di sini. Ini adalah wilayahnya. Han Sen pernah bertanya-tanya tentang kekuatan Lu Hui, dan jawaban yang diterimanya cukup mengejutkan. Setiap anak buah Lu Hui sangat kuat, jauh lebih kuat daripada prajurit di Medan Es. Han Sen beruntung memiliki Gunung Iblis yang memisahkan wilayah kekuasaannya dari wilayah Lu Hui. Kalau tidak, mempertahankan Medan Es baik dari Lu Hui maupun bos utara bisa dikatakan adalah usaha yang sia-sia. Han Sen mengikuti jalur yang diambil oleh Iblis Guntur, dan tidak lama sebelum dia melihat sebuah pulau raksasa mengapung di langit di atas Medan Es. Ada banyak makhluk yang terbang mondar-mandir di sekitar pulau misterius itu, seolah-olah mereka adalah iblis yang mencari korban tak berdaya berikutnya. Chapter 640 - Tempat Penampungan Di Pulau Misteri Kembali ke tempat penampungan kerajaan, Han Sen meminta Yang Manli memberikan laporan tentang kondisi terakhir selama ketidakhadirannya. Karena sangat sedikit orang yang memiliki sayap kelas tinggi, Yang Manli segera pergi melihat Pulau Misteri. Mereka belum menyerang tempat penampungan kerajaan di sana, karena tidak memiliki kekuatan yang memadai. Ada banyak makhluk terbang dari tempat itu, sehingga memakan beberapa korban di Medan Es. Tapi untungnya, mereka berhasil membunuh sejumlah besar binatang buas yang menimbulkan masalah. Saat ini, manusia yang tidak bisa bertarung ditetapkan jam malam dan dilarang meninggalkan tempat penampungan. Elit yang pergi berburu harus melakukannya berkelompok, untuk mengantisipasi jika diserang oleh monster terbang. Namun tidak banyak yang mengetahui tempat penampungan kerajaan di Pulau Misteri. Tidak ada berani mendekatinya, jadi tidak ada yang mengetahui seperti apa penampakan roh di dalamnya. Yang Manli dan beberapa bawahannya yang terpercaya kini berada di dekat Pulau Misteri, dan mereka menyaksikan banyak makhluk terbang besar berputar-putar di sekitar tempat penampungan roh. Dengan penemuan terbaru ini, mereka memutuskan untuk kembali. "Mari kita bahas bagaimana rencana kita untuk berhadapan dengan tempat penampungan kerajaan nanti, kau istirahat dulu sekarang." Han Sen tahu tidak ada gunanya berdiskusi sekarang. Dengan kekuatan Medan Es yang melemah, dan kurangnya evolver yang bisa terbang, menyerang tempat penampungan kerajaan akan sia-sia tidak peduli berdiskusi berapa kali pun. Meskipun sia-sia, Han Sen hanya bisa membawa rubah perak ke sana bersamanya. Peluang terbesar untuk menaklukkan tempat itu adalah terbang kesana sendirian, membawa rubah di tangan, menjelajah ke aula roh, dan membunuh roh yang tinggal di sana. Tapi itu adalah tugas yang hampir mustahil. Jika roh di tempat penampungan kerajaan kabur, dia masih berada di sekitar Medan Es yang menyediakan banyak sumber daya. "Bos, apakah kamu membunuh Chen Ran?" Setelah semua orang pergi, Zhu Ting tetap tinggal dan bertanya pada Han Sen dengan nada suara rendah dan wajah murung. "Aku tidak tahu." Han Sen tidak mengakuinya atau menyangkalnya. Tidak ada gunanya menyangkalnya. Bahkan jika orang-orang Chen Ran tidak melarikan diri, masih ada banyak orang yang tahu dia sedang mengejar Han Sen. Kesimpulannya tetap sama. Tapi Han Sen tidak mau mengakuinya, tidak peduli apa yang dipikirkan orang. Selain itu, tidak ada yang melihat Han Sen membunuh Chen Ran, dan tubuhnya sudah dikremasi. Zhu Ting, dengan ekspresi yang bingung, memandang Han Sen dan berkata, "Chen Ran adalah salah satu dari sedikit senior di keluarga Chen. Dia adalah seorang evolver yang sangat kuat dan jahat. Kalau dia tewas di tangan Anda, keluarga Chen akan sangat terkejut. Mereka tidak akan berani mengganggu Anda di sini, di balik keamanan dinding tempat penampungan, tetapi di luar sana? Di alam liar? Anda harus berhati-hati." "Aku tidak membunuhnya. Bahkan jika aku melakukannya, akankah mereka berani membunuh anggota Persekutuan?" Han Sen tidak takut dengan keluarga Chen. Han Sen adalah anggota Tim Operasi Keamanan Khusus dan sejak itu menjadi pemimpin Medan Es. Tidak peduli seberapa kuat keluarga Chen, mereka tidak mungkin membunuh Han Sen. "Mungkin sulit bagi mereka sulit berurusan dengan Anda terang-terangan, tetapi Anda tahu mereka. Ada banyak perselisihan antara anggota keluarga Chen. Walaupun ada yang tidak suka melakukannya, banyak yang tidak ingin menyinggung Keluarga Jin dan Qin." Setelah jeda singkat, Zhu Ting melanjutkan, mengatakan, "Tapi Chen Ran memiliki seorang saudara kandung. Dia adalah seorang surpasser, dan sosok yang kuat dari keluarga Chen. Dia adalah orang yang suka membalas dendam. Jika dia tidak bisa membunuhmu di depan umum, dia bisa melakukannya dengan banyak cara lain." "Beri aku contoh," kata Han Sen. "Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi aku hanya ingin memperingatkan agar berhati-hati, itu saja." Zhu Ting menggelengkan kepalanya. "Kamu berasal dari keluarga Chen; apakah kamu tidak takut atau kesal karena aku membunuh Chen Ran?" Han Sen menatap Zhu Ting dengan aneh. Zhu Ting tersenyum masam, dan berkata, "Aku bukan siapa-siapa bagi mereka. Aku hanya bajingan tak penting bagi keluarga yang memiliki banyak anak dan cucu kandung. Seorang bajingan tidak pernah bisa diperlakukan dengan sama. Apakah Anda tahu mengapa aku harus mempelajari Parfum Mematikan?" Han Sen memperhatikan Zhu Ting dengan penuh perhatian, menunggu penjelasannya. "Keluarga Chen memiliki sebuah negara selama era planet tertentu. Negara itu berbentuk monarki. Sejak dahulu kala, ada banyak percobaan untuk membunuh raja. Banyak yang terbunuh oleh racun; itulah sebabnya kerajaan menunjuk penguji makanan. Mereka mencicipi makanan, untuk memastikan tidak ada racun di dalamnya. Parfum Mematikan diajarkan kepada orang-orang yang melakukan tugas itu. Jika apa yang mereka konsumsi mengandung racun, tubuh mereka akan melepaskan parfum. Jika racunnya tidak terlalu kuat, penguji bisa hidup karena ajaran dari Parfum Mematikan. Jika racunnya tidak dapat dinetralisir oleh Parfum Mematikan, penguji akan mati." "Parfum Mematikan cukup kuat; hanya ada sedikit racun yang bisa merobohkan pertahanannya. Benar kan?" Han Sen bertanya. Zhu Ting menggelengkan kepalanya dan berkata, "Racun yang digunakan untuk membunuh raja tidak pernah sesederhana itu. Alasan Parfum Mematikan begitu kuat adalah karena seberapa sering terjadinya insiden. Setiap kali racun baru ditemukan, Parfum Mematikan akan diubah dan ditingkatkan. Parfum Maut telah ada dalam banyak generasi, hanya Tuhan yang tahu ada berapa banyak kematian yang membawanya sampai sekarang ini. " "Hanya para pelayan dari keluarga Chen yang dapat mempelajari Parfum Mematikan, sementara hanya anggota keluarga Chen yang sebenarnya yang dapat mempelajari Tenaga Dalam Tujuh Putaran yang eksklusif. Apakah Anda masih berpikir saya dianggap sebagai keluarga Chen?" Zhu Ting menghela nafas dan melanjutkan, "Chen Jiu Ling memerintahku untuk mencari cara untuk membunuhmu. Tapi aku tahu tidak ada cara untuk melakukannya. Aku tidak bisa kembali kalau tidak menyelesaikan misiku dan karenanya, aku tidak akan pernah kembali ke keluarga Chen. Aku hanya bisa tetap bersembunyi di tempat penampungan ini, tidak akan menjelajah ke luar dinding ini." "Kamu tinggal di sini saja kalau begitu. Selama kamu berada di Medan Es, dan bahkan jika anggota keluarga Chen benar-benar muncul, mereka tidak akan bisa menyentuhmu," kata Han Sen dengan simpatik, tetapi sebenarnya tidak yakin apakah ini adalah taktik Zhu Ting. Apakah dia jujur? Han Sen tidak tahu. Tetapi tidak ada ruginya menempatkan Zhu Ting di sisinya. Untuk saat ini, dia bisa terus bekerja untuk Han Sen, sambil menghiburnya. Setelah Zhu Ting meninggalkan kamar, Han Sen meninggalkan tempat penampungan. Dia mencari tempat yang sepi, lalu memanggil sayapnya, dan terbang menuju Pulau Misteri dengan membawa rubah perak di tangan. Dengan membawa rubah perak, makhluk terbang tidak berani mendekat dan perjalanannya ke Pulau Misteri tidak terhalang. Pulau Misteri ini jauh lebih besar daripada yang dia lihat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Dari kejauhan terlihat sebuah tempat penampungan logam hitam di tengahnya. Itu jauh lebih kecil daripada tempat penampungan kerajaan milik Putri Yinyang, dan gerombolan binatang buas mengitari langit di sekitarnya. Dia bisa merasakan bahwa tempat penampungan roh ini jauh lebih kuat daripada tempat penampungan pernah dia taklukkan sebelumnya. Tapi makhluk-makhluk itu hanya pajangan bagi Han Sen. Dengan memegang rubah perak, saat Han Sen berjalan maju, gerombolan makhluk itu memisahkan diri untuk membukakan jalan. Setelah tiba di gerbang depan, Han Sen berjalan ke dalam. Mungkin karena tempat penampungan ini berada di pulau terapung, setiap makhluk yang menghuni pulau ini memiliki kemampuan untuk terbang. Ada burung-burung raksasa, harimau dengan sayap, makhluk dengan empat sayap, dan bahkan seekor ular raksasa yang menggeliat melintasi atap rumah juga memiliki sepasang sayap. Chapter 641 - Salah Paham Han Sen memasuki tempat penampungan logam yang mengerikan. Tiba-tiba, dia melihat sosok gelap terbang melintasi Pulau Misteri. Dia mengerutkan alisnya dan berteriak, "Aku sudah mengeluarkan perintah yang melarang akses ke Pulau Misteri. Siapa yang tidak mematuhi perintahku dan datang ke sini?" Berdiri di dinding tinggi tempat penampungan logam, Han Sen melihat satu sosok pria yang datang mendekat. Dia tidak memiliki hewan peliharaan seperti rubah perak di sisinya, dan dia dikejar oleh sejumlah monster. Dia bertarung di sepanjang jalur yang dipenuhi oleh gerombolan makhluk-mahkluk, tulang dan darah menjadi jalan setapak baginya. Tidak ada monster yang bisa menghalangi jalurnya, dan dia langsung mendatangi tempat penampungan logam. Han Sen melihat sekilas wajah pria yang tidak dikenalnya itu. Dia memiliki rambut hitam dan baju baja hitam, matanya cantik, dan pedang tembaga berkilau di tangannya. Kemahiran pedangnya luar biasa dan setiap ayunan pedang sangat menegangkan untuk ditonton. "Aneh. Mengapa aku belum pernah melihat pria ini di medan es sebelumnya?" Han Sen yakin dia belum pernah melihat orang ini di medan es sebelumnya. Dengan keterampilan pedang seperti itu, dia pasti dapat mengenalinya dengan mudah. Pria itu bergegas mendekat, dan ketika dia melihat Han Sen berdiri di atas tembok tinggi, wajahnya bingung. Han Sen berdiri di dinding tempat penampungan arwah tanpa ada satupun makhluk di sekitarnya. Seekor rubah perak bersandar dengan anggun di pundaknya. Keduanya tampak seperti arwah. Tanpa peringatan apapun, pria itu mulai mengayunkan pedangnya ke arah Han Sen. Han Sen mengerutkan kening, tidak tahu mengapa orang asing itu menyerangnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mengeluarkan keterampilan yang hebat dan berusaha untuk menyerangnya. Angin berhembus di belakang pedang saat melayang di udara dengan kecepatan yang menakutkan. Dengan kekuatan seperti itu, pria ini kemungkinan besar membuka kunci gennya. Ketika Han Sen melihat kedatangannya, dia yakin pria ini ingin mencuri tempat penampungan darinya. Han Sen tidak akan tunduk padanya, dan memutuskan untuk bertarung dengan pria itu. Wang Yuhang kaget saat pertarungan dimulai. Dia telah berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama lebih dari satu dekade dan telah menaklukkan banyak tempat penampungan kerajaan dan bertarung dengan banyak arwah kerajaan. Setelah dia berhasil membuka kunci gen, dia tidak pernah bertarung dengan lawan yang seimbang. Dalam dua detik, dua pedang panjang menghampirinya dengan sengit. Dia belum pernah berada dalam situasi seperti ini sebelumnya, karena dia tidak menduga arwah kerajaan bisa begitu kuat. Han Sen percaya lawannya juga cukup kuat. Dia menggunakan keterampilan Pedang Ganda secara maksimal, dan untuk sementara mungkin dapat menekan lawan terbarunya, dia harus berusaha lebih keras agar dapat memenangkan pertarungan ini. Lawannya tidak hanya tangkas dengan pedang, tetapi juga sangat berbakat dalam berbagai hal. Dia tampak seperti seorang jenius, yang berasal dari keluarga besar. Han Sen khawatir bahwa dia mungkin lebih kuat dari Xue Yikuang. "Aku tidak berselisih denganmu. Bahkan jika kepemilikan tempat penampungan kerajaan adalah tujuanmu, kau tidak perlu membunuhku." Han Sen mempersiapkan busur merak untuk membunuh penyerangnya. Hal terakhir yang dia inginkan saat ini adalah terjerat dengan petarung lain, jadi dia memutuskan untuk menguji tekadnya melalui dialog terlebih dahulu. "Kamu bukan arwah?" Ketika Wang Yuhang mendengar apa yang dikatakan Han Sen, dia terkejut. Dengan cepat, dia menyimpan senjatanya dan memandang wajah Han Sen dengan tak percaya. "Bagaimana kau bisa mengira aku adalah arwah? Apakah kau pernah melihat arwah seperti ini sebelumnya?" Han Sen menghela nafas lega, tapi dia tidak pernah menduga bahwa lawannya berpikir dia adalah arwah. Wang Yuhang mengamati Han Sen sebentar lagi dan kemudian mendekat untuk memegang kepalan tangannya dan membungkuk. Dia berkata, "Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu tersinggung, temanku. Aku melihatmu berdiri di atas tembok tinggi. Makhluk-makhluk mengelilingimu, tidak berani mendekat dengan ketakutan. Dengan penampilan anggunmu, naluriku mengatakan bahwa kau adalah Penguasa tempat ini. Penampilan bisa menipu! Tapi sekali lagi, aku harus minta maaf karena telah bertindak tidak sopan, jadi mungkin kita bisa memulai dari awal lagi. Boleh aku tahu namamu?" Han Sen merenungkan penjelasannya dan merasa masuk akal. Dengan senyum masam dia menjawab, "Aku Han Sen. Di luar medan es, aku hanya bisa menduga bahwa kau pernah mendengar namaku." "Kau adalah Han Sen?" Wang Yuhang lebih terkejut. Dengan tatapan tidak percaya, dia bertanya lagi, "Kau adalah Han Sen yang lulus dari Akademi Militer Elang Hitam?" "Dengan asumsi Akademi Militer Elang Hitam tidak memiliki Han Sen yang lain, maka ya, akulah orangnya," Han Sen menanggapi dengan riang. "Bagaimana mungkin? Kau baru berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama lebih dari setahun, namun, kau sudah membuka kunci gen. Beritahu aku bagaimana kau bisa mencapai prestasi yang begitu luar biasa!" Setelah mendengar apa yang dikatakan Han Sen, Wang Yuhang tidak lagi bingung. Sebaliknya, dia merasa sangat takjub. "Aku suka menyebutnya sebagai bakat alami." Han Sen menyentuh hidungnya, mulai merasa bahwa semua orang tahu tentang masa jabatannya yang singkat, selama satu tahun di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Wang Yuhang membeku sesaat, tetapi setelah itu, mulai berkata, "Memerlukan lebih dari sekadar bakat bagi seseorang yang berhasil membuka kunci gen mereka dalam satu tahun. Kau pasti orang yang berbakat super. " Setelah hening sesaat, Wang Yuhang berkata, "Namaku Wang Yuhang. Aku adalah paman Wang Mengmeng. Sebelum memulai petualangan yang membawaku ke sini, ke medan es, Wang Mengmeng merekomendasikan aku untuk mencarimu dan meminta bantuanmu jika diperlukan. Sekarang, aku mengetahui dengan jelas bahwa hal itu tidak diperlukan." "Kau adalah paman Mengmeng?" Sekarang giliran Han Sen yang terkejut. "Aku pamannya, dua puluh tahun lebih tua darinya." Wang Yuhang tersenyum dan terus berkata, "Jika kau bersedia, jangan ragu untuk memanggilku Paman Kecil seperti dia. Jika paman terdengar tidak sesuai, lalu bagaimana dengan Kakak Wang?" "Aku lebih suka memanggilmu Paman Kecil. Kalau tidak, aku tidak tahu bagaimana aku akan memberitahu Mengmeng tentang pertemuan kita di sini hari ini." Han Sen batuk. Pria ini dua puluh tahun lebih tua darinya, tetapi masih berbicara seolah dia masih muda. "Karena kita sekarang sudah berkenalan secara resmi, aku tidak akan bertele-tele; kita akan menjelajah tempat ini bersama-sama. Orang yang melakukan serangan terakhir pada makhluk akan dapat menyimpan tubuh makhluk itu, tetapi kepemilikan tempat penampungan ini tetap menjadi milikmu, "kata Wang Yuhang. "Paman Kecil, kau harus masuk ke dalam sendirian. Aku rasa akan tidak nyaman bagi kita untuk masuk bersama," saran Han Sen. "Permisi? Han kecil, apakah kau memberiku sebuah tantangan?" Wang Yuhang tersenyum. Han Sen menunjuk ke rubah di bahunya, dan berkata, "Hewan peliharaanku ini memiliki kekuatan khusus. Selama dia bersamaku, bahkan monster yang mengintai di bawah gelombang laut paling dalam pun akan menjauh. Jika kita pergi bersama, aku kuatir kita tidak akan bisa menemukan satupun makhluk untuk dibunuh. " "Hewan peliharaan seperti ini benar-benar ada? Ya ampun, itu luar biasa!" Wang Yuhang, dengan ekspresi kaget, menatap tajam ke rubah perak. Tapi setidaknya sekarang dia mengerti mengapa semua makhluk menjauh dari Han Sen. "Sungguh makhluk yang luar biasa. Dengan bantuan rubah ini, bukankah kau dapat dengan mudah masuk ke tempat suci di dalam setiap tempat penampungan arwah? Kau bisa memiliki tempat penampungan arwah manapun yang kau inginkan, dengan hewan kecil ini, "Wang Yuhang bertanya-tanya. "Sayangnya, kemampuan ini hanya ampuh melawan makhluk. Arwah-arwah tidakk terpengaruh dengan rubah perak," kata Han Sen, merasa tidak perlu menyembunyikan informasi ini. "Yah, itu cukup bagus untukku. Ayo, mari kita menjelajah ke dalam. Mungkin kau bisa menunjukkan padaku seperti apa kemampuannya?" Wang Yuhang menarik lengan baju Han Sen, membimbingnya masuk dalam tempat penampungan logam. Seperti biasa, tidak ada makhluk yang berani mendekat, dan tanpa rintangan, mereka menemukan jalan ke aula arwah. Wang Yuhang merasa kagum. "Memang hewan peliharaan yang sangat hebat." Wang Yuhang tidak tertarik pada arwah, dan hanya terus menatap rubah perak. Sepertinya dia benar-benar menginginkannya untuk dirinya sendiri. Han Sen menatap arwah di depannya, dan merasa sangat senang. Chapter 642 - Putri Arwah Kosong Itu adalah arwah wanita. Dia mengenakan baju sifon, yang memperlihatkan sepasang kakinya yang cantik. Dia memiliki telinga yang tajam dan sepasang sayap di punggungnya, berbentuk seperti kupu-kupu. Matanya ungu, seperti kecubung kecil. Arwah itu indah seperti peri. Ketika Wang Yuhang menoleh untuk melihat arwah seperti peri, dia tersenyum masam dan berkata, "Baru kali ini aku menyesal tidak mengambil kesempatan yang diberikan, untuk menangani tempat ini sendirian. Kalau aku dapat mengalahkannya, arwah yang menakjubkan ini mungkin akan menjadi milikku." "Jika Paman Kecil tertarik pada kompetisi kecil, bagaimana kalau kita pergi sekarang dan melihat siapa yang lebih dahulu mendapatkan kepemilikan arwah." Han Sen tersenyum. "Tidak, keluarga Wang tidak pernah menarik kembali kata-katanya. Ini adalah milikmu, Han Kecil." Wang Yuhang melambaikan tangannya saat dia berbicara. Han Sen tidak menunggu. Dia segera langsung berlari ke pusat aula arwah. Arwah menyaksikan Han Sen menghampirinya, dan tanpa ragu, bergegas untuk menemuinya. Semua makhluk telah mundur, jadi hanya tertinggal arwah itu, yang akan bertarung sampai akhir. Han Sen tidak ingin bertarung langsung dengannya, jadi dia memanggil Putri Yin dan Putri Yang. Dia membiarkan mereka berurusan dengan arwah, sementara dia akan melanjutkan berlari menuju patung arwah. "Ya Tuhan! Arwah cantik kembar?!" Ketika Wang Yuhang melihat Putri Yin dan Putri Yang, matanya melotot hampir keluar, dan mulutnya ternganga. Arwah peri ingin mengejar Han Sen tetapi dihalangi oleh Arwah Kembar. Han Sen segera tiba di patung arwah dan mengambil batu arwah dari keningnya. "Aku, Arwah Kosong, bersedia untuk tunduk dan menawarkan kesetiaan mutlak kepada seorang guru baru. Aku akan menjadi pelayan yang setia dari sekarang sampai selamanya." Arwah seperti peri menyerah, berlutut di depan Han Sen, dan mengucapkan sumpahnya. Wang Yuhang membeku saat menyaksikannya. Dia hanya berdiri terpaku di sana, menyaksikan Han Sen dengan mudah menempatkan batu arwah ke kening Putri Arwah Kosong. Sekilas cahaya yang menyilaukan yang muncul dari batu, Putri Arwah Kosong menghilang dari pandangan. "Han Kecil... tidak, aku harus memanggil, saudara Han... kau luar biasa. Bagaimana kau melakukannya? Aku berharap kau dapat ajarkan satu atau dua jurus padaku. Aku telah berusaha untuk mendapatkan arwah seksi, sekelas putri untuk diriku namun tidak pernah berhasil." Wang Yuhang mendekat, meletakkan tangannya di pundak Han Sen. Wajahnya berseri-seri, dan penampilan dewasa dari seorang senior langsung menghilang. "Ini semua karena keberuntungan," kata Han Sen. "Keberuntungan tidak bisa ditebak. Aku setiap hari berdoa untuk mendapatkan keberuntungan, terutama sebelum menyerang tempat penampungan kerajaan. Aku bahkan akan mandi sebelumnya. Tetapi setiap arwah yang aku temui selama ini lebih memilih untuk menghancurkan diri sendiri ketika diberikan batu arwah. " Wajah Wang Yuhang tampak putus asa. "Paman kecil, aku menyesal tidak bisa membantumu dengan urusan itu." Han Sen memperlihatkan wajah yang sepertinya ingin membantu, tetapi karena keadaan, tidak bisa. "Benarkah? Kalau begitu mungkin kau dapat mengajariku cara yang lebih baik untuk menaklukkan arwah? Atau mungkin, jika kau mau menjual salah satu arwahmu, aku pasti bersedia membelinya." Mulut Wang Yuhang hampir berbusa ketika memberikan saran. Matanya terus tertuju pada Putri Yin dan Putri Yang. Dia tampak terobsesi untuk memiliki salah satunya, dan dia melanjutkan berbicara, "Kau boleh menjual arwah sebanyak kau mau; uang bukan masalah bagiku." "Paman Kecil, bagaimana kalau begini? Lain kali jika kau menemukan arwah yang kau inginkan, panggil aku. Aku akan membantumu mendapatkan batu arwah. Dengan keberuntunganku, ada peluang 90% aku akan bisa mendapatkannya untukmu." Han Sen kemudian dengan cepat mengembalikan Putri Yin dan Putri Yang. Han Sen telah menghabiskan banyak waktu untuk berusaha mengalahkan dan mendapatkan Arwah Kembar, jadi dia tidak akan pernah mempertimbangkan untuk menjualnya. Selain itu, dia sering memanggil mereka berdua untuk memijat pundaknya dan membuatnya merasa baik. Ditambah lagi, dengan Istana Kristal yang begitu besar, layanan Yin dan Yang sangat membantu Putri Salju agar dapat beroperasi. Han Sen merasa masih kekurangan orang, jadi dia tidak ingin menjualnya walaupun dia bisa saja menjualnya. "Aku setuju. Kalau begitu, kebahagiaanku di masa depan terletak di pundakmu." Wang Yuhang menjilat bibirnya, dan tampak berusaha menyembunyikan kekecewaannya karena tidak bisa membeli Arwah Kembar. Tapi Wang Yuhang merasa terhibur dengan kesediaan Han Sen untuk membantunya dengan batu arwah, saat dia menemukan arwah yang dia inginkan di kemudian hari. Setelah menyaksikan Putri Yin dan Yang beraksi, dan menyaksikan Han Sen mengklaim kesetiaan dari Putri Kosong, Wang Yuhang menganggapnya sebagai dewi keberuntungan. Dia berulang kali meraih tangan Han Sen dan berharap mendapat keberuntungan yang lebih besar, tidak melepaskannya. "Ehem, Paman Kecil, sudah jaman apa sekarang? Jangan terlalu percaya pada takhayul." Han Sen merasa aneh tangannya terus menerus dipegang dan dipuja oleh pria sebesar itu. "Han Kecil, kau masih muda, namun kau selalu mendapatkan keberuntungan. Kau tidak tahu penderitaan seseorang yang harus menjalani hidup mereka dalam ketidakberuntungan. Terus terang aku selalu dirundung kemalangan. Nasib buruk ini telah menghantui hidupku, sejak jaman sekolah, ketika bangku kami dipisah-pisahkan dalam ruang kelas. Ada dua puluh lima anak laki-laki dan dua puluh tiga anak perempuan di kelasku. Seharusnya, setiap anak laki-laki akan berbagi meja dengan satu anak perempuan. Tetapi dua laki-laki tambahan harus duduk bersama, dan kebetulan, akulah salah satu anak laki-laki itu. Aku tidak pernah duduk di samping seorang gadis sama sekali sampai saat tumbuh dewasa." Setelah Wang Yuhang menceritakan kisah tragisnya di sekolah, air mata mengalir deras di matanya. Tapi Han Sen tidak bisa mengatakan apa-apa sebelum dia terus berbicara. "Dan ketika kami bermain game, aku selalu dikelompokkan dengan seorang anak laki-laki. Dan teman semejaku juga sering absen, jadi aku seringkali dikelompokkan bersama guruku. Kau tidak memahami kesedihanku, Saudaraku! Kau tidak tahu akan paham! " "Dan setelah meninggalkan bangku sekolah, tumbuh dewasa, aku tidak pernah menang lotre. Aku tidak pernah menang dalam permainan kartu. Ketika aku pergi berburu monster kecil, aku selalu saja bertemu dengan monster jahat yang lapar dan haus darah. Ketika aku membunuh makhluk, aku tidak pernah mendapatkan jiwa binatang. Ketika aku mendapatkan batu arwah, tidak pernah mendapatkan kesetiaan arwah. Dulu aku menerima nasib saja... sampai hari ini. Setelah bertemu denganmu, aku tahu bahwa aku telah menemukan penyelamatku." Wang Yuhang menyeka ingus dan air mata, saat dia membelai tangan Han Sen dengan kasar. Seolah-olah dia sudah lajang selama tiga puluh tahun dan sekarang bertemu dengan seorang wanita yang bersedia menemaninya. "Eh ... Paman Kecil? Aku baru ingat aku punya beberapa ... eh, urusan yang harus ditangani... jauh dari sini. Bagaimana kalau kita melanjutkan diskusi ini lain kali?" Han Sen merasa canggung. Wang Yuhang adalah orang yang super-duper sial. Han Sen berpikir dia harus menjaga jarak sejauh mungkin darinya, jangan sampai keberuntungannya diracuni oleh kedekatannya. Tapi Wang Yuhang tetap mencengkeram erat tangannya, seolah-olah dia telah menemukan belahan jiwa. Dia tampak bersemangat untuk bercerita pada Han Sen tentang seluruh kisah hidupnya. Han Sen berusaha untuk menarik tangannya kembali beberapa kali, tetapi Wang Yuhang tidak bergerak. Aummm! Tiba-tiba, suara auman keras mengguncang tanah. Han Sen merasa suara mendengung di kepalanya, dan dia hampir jatuh. "Oh tidak!" Wajah Han Sen berubah. Bukan dia saja yang merasakan bahaya, tetapi rubah perak juga. Rubah itu mendesis dan menggeram saat melihat ke sekeliling dengan rasa kuatir. Han Sen cepat-cepat keluar dari aula arwah. Wang Yuhang terbangun dari kesedihannya dan mengikuti Han Sen dari dekat. Mereka berdua memandang ke langit. Apa yang mereka lihat membuat mereka ketakutan. Setelah Han Sen mengumpulkan arwah, makhluk-makhluk di pulau itu semua pergi. Tapi ada satu makhluk yang tetap berada di langit yang gelap. Makhluk itu menembus awan, langsung menuju ke Pulau Misteri. Langit terbakar merah menyala dan suasana begitu menakutkan. Sedetik kemudian, bayangan menyeramkan mendarat di tempat penampungan logam, mengguncang seluruh pulau. Dua puluh meter dari mereka, monster dengan mata api menatap mereka. Chapter 643 - T-rex Mendekat Makhluk itu tampak seperti tyrannosaurus rex. Tubuhnya terbungkus sisik merah yang kasar, dan empat sayap mengembang dalam api. Tanduk spiral menonjol dari kepalanya, dan api keluar dari hidungnya. Matanya, sebesar roda gerobak, pupilnya menampakkan jilatan api, dan dia menatap Han Sen dan Wang Yuhang. Makhluk Itu mengeluarkan asap dari mulutnya, yang tampak seperti kawah gunung berapi. "Berpisah. Kau ke kiri, aku ke kanan," Han Sen cepat-cepat berteriak, sebelum berlari. Makhluk itu sangat besar dan menakutkan. Han Sen berpikir untuk menarik busur dan menembakkan baut, tetapi dia kuatir walaupun dapat menembus sisiknya yang tebal, baut itu hanya akan mengenainya dengan kekuatan tusuk gigi. Wang Yuhang mendengar apa yang diperintahkan kepadanya dan berlari ke kiri. Dia mendengar makhluk itu meraung, dan geyser api menyembur dari mulutnya. Mahluk itu melahap aula arwah dengan api, dan struktur aula segera mulai runtuh karena terbakar. Aumm! Makhluk yang tampak seperti T-rex segera lepas landas mengejar Wang Yuhang. Tidak ingin menjadi santapan dinosaurus, Wang Yuhang berlari secepat mungkin, dan berteriak. Dia tampak menyedihkan, dengan T-rex terus mengejarnya. Pakaian di tubuhnya digelitik oleh api yang keluar dari mulut makhluk itu, pakaiannya mulai terbakar dan membuat Wang Yuhang mulai berteriak. Han Sen berlari seperti angin, dan dia berpikir dalam hati, "Kau benar-benar sial. Monster itu bahkan memilihmu, walaupun aku yang mendekatinya terlebih dahulu. Aku tidak berharap seperti ini kejadiannya." Saat dia berbicara dalam hati, Han Sen berhasil keluar dari tempat penampungan logam dan berkesempatan untuk melarikan diri dari Pulau Misteri. Tapi dia dengar terus menerus mendengar teriakan Wang Yuhang, yang masih dikejar oleh T-rex. Sepertinya dia tidak mungkin dapat melarikan diri tanpa campur tangan Han Sen. "Aku tidak peduli. Kami baru saja bertemu; aku bahkan tidak terlalu mengenal orang itu," kata pikiran Han Sen, sedangkan kakinya berdiri dengan kokoh, menolak untuk pergi. Walaupun Wang Yuhang tidak beruntung, dia bukan orang jahat. Selain itu, dia adalah paman Wang Mengmeng. Han Sen tahu bahwa dia akan merasa sangat bersalah, jika meninggalkannya begitu saja. "Tapi dia sangat sial. Bahkan jika aku menyelamatkan nyawanya, dia mungkin akan mati karena kemalangan yang serupa di masa depan." Han Sen mengucapkan ini, tapi setelah itu, menggertakkan giginya. Dia mendesis, berbalik, dan berlari kembali ke neraka yang membara. Jika Wang Yuhang berlari di sampingnya, membawa monster bersamanya, dia tidak akan memiliki berpikir dua kali. Wang Yuhang sangat sadar akan kemalangannya sendiri, tetapi walaupun demikian, dia mengikuti instruksi Han Sen untuk berlari ke arah yang berlawanan, menarik monster itu bersamanya. Dia pria yang baik dan jujur. "Baik. Aku akan melakukan bagianku, tetapi aku tidak akan mengambil resiko terlalu besar, untuk mencoba menyelamatkannya. Dia tetap harus berusaha sendiri." Han Sen menarik busur meraknya dan mengisinya dengan baut bulu gagak. Kemudian, dia mulai mendekati monster yang sedang mengamuk itu. Seluruh Pulau Misteri terbakar, dan api yang dihembuskan T-rex dapat melelehkan struktur logam kokoh yang membentuk tempat berlindung. Makhluk itu juga berlari sangat cepat. Wang Yuhang tidak dapat melepaskan diri dari makhluk itu, dan tubuhnya menderita beberapa luka bakar. Ada lubang-lubang api di pakaiannya dan rambutnya hangus. Tapi Wang Yuhang, walaupun tidak beruntung, adalah seorang pejuang yang kuat. Walaupun dia tampak menyedihkan, dia berhasil berlari lebih cepat daripada T-rex gila untuk sementara waktu tanpa menderita cedera. Dia tampak menyedihkan, tentu saja, tetapi itu hanya terluka ringan dan dapat segera pulih. Han Sen bukan orang yang gegabah, jadi dia ingin mensurvei daerah itu dan mendekati situasi dengan seaman mungkin. Dia membuat perhitungan dari jarak yang cukup jauh. Mengamati pengejaran itu membuat Han Sen benar-benar merasa prihatin dengan nasib sial Wang Yuhang. Dia tidak tahu mengapa T-rex bertekad untuk menangkapnya. Seolah-olah dia telah bertekad bulat dan tidak ada yang dapat menggoyahkan tekadnya untuk membakar lelaki malang yang sedang berlari itu. "Orang ini dapat menjadi bintang pesta. Dia dapat menghidupkan suasana dengan mudah!" Han Sen terus menonton dari jauh dan menghela nafas. Setelah mengamati beberapa saat, Han Sen tidak bisa menemukan titik lemah pada makhluk itu. Seluruh tubuhnya ditutupi sisik merah, dan dia langsung mengetahui betapa sulit untuk menembusnya. Walaupun makhluk itu cepat, dia terhitung lambat jika dibandingkan dengan makhluk super. Sementara gagak sangat cepat, T-rex ini jauh lebih lambat daripada keledai awan merah. "Dengan kecepatan ini, seharusnya tidak perlu takut dia dapat mengejarku. Hmm, mari kita lihat apakah aku dapat menarik perhatiannya." Han Sen berdiri di atap sebuah istana di tempat penampungan. Dia mengangkat busur dan membidik T-rex. Setelah dia membidik tepat ke mata monster itu, Han Sen menarik pelatuknya. Pang! Han Sen menembakkan baut gagak melintasi jarak lima puluh meter. Sasarannya sangat tepat, dan sepertinya pasti akan mengenai T-rex. Tapi tepat sebelum baut menusuk bola mata monster itu, makhluk itu berkedip untuk melindungi matanya. Dong! Baut itu menusuknya, tapi kelopak mata monster itu tebal. Baut tetap bersarang di dalamnya, namun tidak melukai matanya. Kelopak mata T-rex tidak memiliki sisik, dan ternyata lebih lemah daripada bagian tubuh lainnya. Makhluk itu terlempar ke belakang. Dia meraung kesakitan dan menatap Han Sen dari seberang medan perang. Han Sen mulai berlari, dan T-rex mengejarnya. Dia merasa seolah-olah penyembur api raksasa sedang menarik pantatnya, semakin dekat dan semakin dekat. Udara di sekitarnya semakin panas, dan kain lembut pakaiannya tampak siap terbakar. "Saudara Han, kau adalah panutan yang luar biasa bagi umat manusia. Amalmu tidak terbatas. Aku sudah pasrah bahwa kau akan meninggalkanku untuk disantap rahang monster ganas yang mengerikan itu!" Wang Yuhang merasa tersentuh dan meneriakkan dan menyanyikan puji-pujian di medan pertempuran. "Aku bukan pria yang baik," jawab Han Sen. "Lihat apakah kau bisa menarik perhatiannya sekali lagi; aku harus mencoba untuk menembak matanya lagi. Dengan sedikit keberuntungan -keberuntunganku - kita dapat mengakhiri peristiwa buruk ini." "Dengan senang hati aku bisa membantu." Wang Yuhang tidak menunda persetujuannya untuk bertindak. Han Sen berharap Wang Yuhang memanggil busur, atau setidaknya tombak untuk melempar monster itu untuk mendapatkan kembali perhatiannya. Tapi secara acak, Wang Yuhang hanya bergegas untuk mengambil sepotong logam dari tempat penampungan logam yang membara, dan melemparkannya ke monster. Pang! Potongan logam itu menempel pada sisik merah mengkilap T-rex. Kerusakan yang ditimbulkan sama seperti digelitik. Tapi hanya itu yang diperlukan untuk mendapatkan perhatiannya dan menariknya dari Han Sen. Monster itu menoleh pada Wang Yuhang dan mengejarnya sekali lagi. "Ke arah sini, dasar anjing bodoh. Aku di sini. Kejar aku, aku enak sekali!" Wang Yuhang memanggil T-rex. Dia bahkan berbalik, membungkuk, dan mengejek T-rex, memukul pantatnya sendiri agar T-rex mengikutinya. Dia berteriak, "Kulit babi tebal di sini; dapatkan sampel gratis Anda!" Pakaian Wang Yuhang sebagian besar dalam abu, dan Han Sen bisa melihat banyak posteriornya. Dia menari dan menampar pantatnya sendiri seperti sepasang bongo, Han Sen hanya menghela nafas, tidak memahami situasi ini. Han Sen memandang putus asa. Dia berpikir dalam hati, "Apakah orang ini bodoh? Dia hanya perlu menarik perhatian T-rex. Tidak bisakah dia memukulnya lalu kabur?" T-rex sangat marah. Dia meraung ke langit, lalu menyemburkan geyser api pada Wang Yuhang. Setengah terbakar, Wang Yuhang kembali berlari seperti orang gila, dengan dikejar-kejar T-rex. "Dasar, setidaknya dia berhasil." Han Sen menyaksikan dengan mata terbelalak, berpikir bahwa Wang Yuhang telah benar-benar membuatnya merubah pandangan tentang dirinya. "Saudara Han, tolong cepat bertindak. Aku akan dipanggang hidup-hidup!" Wang Yuhang berlari secepat mungkin, sementara kedua tangannya berusaha memadamkan api yang membakar pantatnya. "Tunggu, Paman Kecil." Han Sen mengangkat busur meraknya dan membidik mata T-rex sekali lagi. Chapter 644 - Membunuh T-rex Pang! Han Sen menembakkan anak panah ke kelopak mata T-rex sekali lagi, tapi sekali lagi dia berkedip dan anak panah tidak bisa menembus matanya. Tetapi di luar dugaan Han Sen, Wang Yuhang segera mengambil lebih banyak potongan logam untuk menyerang monster, sambil berteriak dan menjerit. T-rex hanya menatap Han Sen selama satu detik kemudian melanjutkan mengejar Wang Yuhang. "Paman Kecil, betul sekali! Kau bisa melakukannya. Aku percaya padamu!" Han Sen tidak bisa memahami perbuatan jahat apa yang telah dilakukan Wang Yuhang pada masa lampau sehingga bernasib buruk seperti ini. Dia mudah sekali memancing kemarahan T-rex. Dan sekarang, Wang Yuhang kembali menjadi sasaran pengejaran T-rex, Han Sen kembali mencari peluang sempurna untuk menyerang mata T-rex. Walaupun tidak secepat kakinya, reaksi makhluk super ini tidak terlalu lambat. Bahkan bidikan Han Sen yang jitu, makhluk itu selalu dapat menangkap anak panah dengan kelopak matanya. Beberapa anak panah dapat dihindari oleh T-rex, dibelokkan dengan sisiknya. Mencoba menembus titik lain di tubuhnya adalah usaha yang sia-sia, karena semua anak panah hanya akan meninggalkan goresan putih kecil sebelum meluncur ke tanah. Wang Yuhang, pada titik ini, hampir tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Nyala api yang melahap sebagian besar tubuhnya, meninggalkan banyak luka bakar parah. "Kakak Han, aku sudah berusaha maksimal! Jika kau ingin membunuh dinosaurus raksasa ini, aku sarankan untuk segera melakukannya!" Wang Yuhang menangis saat dia berlari. "Paman Kecil, tolong, tunggu sebentar lagi!" Saat Han Sen berbicara, panahnya terangkat, bersiap untuk meluncurkan tembakan lagi ke mata T-rex. Selusin anak panah sudah bersarang di kelopak matanya seperti papan panah di ruang bar. Tidak ada yang berhasil menembus dan melukai bola matanya. Pang! Anak panah lain ditembakkan, dari jarak yang lebih dekat kali ini. Dia berharap tembakan ini akan menyerang matanya, tetapi kelopak matanya menghalangi anak panah itu sekali lagi. Ketika Han Sen meraih sarung panahnya lagi, dia baru menyadari isinya sudah kosong. Semua panah telah ditembakkan, namun sama sekali tidak dapat melukai makhluk itu. "Laki-laki pemberani harus memikul pekerjaan yang hebat. Aku sama sekali bukan pengecut! Aku datang!" Han Sen melihat anak panah bersarang di kelopak mata monster dan berpikir ini akan menjadi kesempatan satu-satunya. Jadi dia berlari menuju monster. Membunuh monster itu bukan prioritasnya saat ini. Dia tidak melakukan ini untuk dirinya sendiri. Dia tahu jika dia membiarkan monster mengklaim tempat ini, cepat atau lambat dia akan menimbulkan kekacauan di medan es. Rumah dan tempat penampungan akan dibakar menjadi abu, dan orang-orang pasti akan dimakan seperti camilan. Han Sen tidak mau mengambil resiko dengan membiarkan binatang itu hidup. Dia telah menghabiskan salah satu peluang terbesar untuk membunuhnya, jadi dia ingin berusaha sedikit lagi. Dan bahkan jika dia tidak bisa membunuhnya, dia setidaknya akan membuatnya terluka separah mungkin sebelum mundur. Dia meluncurkan Hidup Abadi dan Kekuatan Giok Abadi. Lengannya dipenuhi dengan energi yang sangat besar, dan energi yang dihasilkan dalam jantungnya memberdayakan setiap sudut tubuhnya. Tubuh Han Sen membuat suara mengklik, seolah-olah dia sedang memindahkan gigi. Dengan Wang Yuhang yang masih mencuri perhatian T-rex, Han Sen bisa berlari di samping makhluk itu dan dengan mudah melompat ke atasnya. Dengan cepat, dia berjalan ke bagian atas kepala T-rex. T-rex memperhatikan kehadiran Han Sen, dan menggeliat sekuat tenaga untuk menjatuhkan Han Sen dan berusaha menggapainya dengan cakar. Han Sen menggunakan Kitab Dongxue untuk mensimulasikan Aero. Dia terbang dari T-rex dan menghindari serangannya seperti burung aneh. Dengan kesempatan yang terbuka sekarang, dia masuk dan mencoba menendang kelopak mata yang dipenuhi anak panah. T-rex, namun, berbalik dan mencoba menghindari serangan itu. Tapi saat ini terjadi, Han Sen meminjam kekuatan dari udara untuk membawa tendangannya dan bersiap untuk menendang matanya sebanyak tujuh kali. T-rex, gagal menghindari serangan, hanya menutup kelopak matanya, berpikir itu bisa melindungi matanya. Tapi ini persis apa yang diinginkan Han Sen. Dia mengayunkan ketujuh tendangannya dengan kuat ke anak panah yang ditanam di kelopak mata monster itu. Kaki Han Sen seperti palu godam baja. Setelah tujuh serangan, anak-anak panah itu ditancapkan jauh ke dalam bola mata monster yang licin. "Aum!" T-rex mengeluarkan satu seruan terakhir ke langit ketika darah menyembur dari matanya yang hancur. Anak panah bulu gagak, mengikuti serangan Han Sen, telah tertanam jauh di mata monster itu. T-rex menggeliat kesakitan saat mencoba membuka matanya. Tetapi ketika ia mengangkat kelopak matanya, dia menarik anak panahnya ke atas, dan merusak matanya lebih dalam. Sekarang, lebih banyak darah mengalir dari celah tambahan yang terpotong di bola mata. Mengambil kesempatan ini, Han Sen menendang binatang buas itu tujuh kali lagi. Dia menggunakan keterampilan yang dinamakan Tujuh Putaran, yang jika dikombinasikan dengan Aero akan dapat menghancurkan mata monster itu. "Aum!" Mata T-rex yang lain sekarang mengalirkan darah. Setelah kehilangan penglihatannya sepenuhnya, monster itu menggeliat kesakitan. Marah, T-rex mulai menembakkan geyser api ke segala arah. Han Sen hanya bisa terbang menjauh darinya, untuk menghindari terbakar oleh api liar. "Saudara Han! Hebat sekali." Wang Yuhang tampak senang. Tapi tepat ketika dia mengatakan itu, dia tidak sengaja berjalan ke api yang dimuntahkan oleh T-rex, dan terbakar sekali lagi. "Argh!" Wang Yuhang berguling-guling di tanah seperti seekor singa, mencoba memadamkan api. Bokongnya hitam seperti arang. T-rex tidak dapat melihat lagi, dan sangat kesakitan. Setiap kali dia mencoba berkedip, kerusakan yang timbul semakin besar. Cakar T-rex sangat panjang dan tebal, sehingga tidak bisa menarik anak panah keluar dari kelopak matanya. Semakin lama, T-rex semakin panik. Dia mengepakkan empat sayapnya yang berhiaskan api untuk melepaskan diri. Han Sen menggunakan waktu ini untuk mengambil anak panah yang ada di lantai. Kemudian dia memanggil sayapnya untuk mengejar T-rex. Ini adalah pertama kalinya dia hampir membunuh makhluk super sejak tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Berbeda dengan pertarungan dengan Merak Mata Mati, yang pada dasarnya terbunuh secara tidak sengaja. T-rex menghentak-hentak di langit dan terus menerus menembakkan bola api dari mulutnya. Langit menjadi gelap, hanya diterangi oleh nyala apinya. Pemandangan yang mengerikan. Orang-orang di medan es dapat menyaksikan pemandangan itu, dan itu membuat mereka merasa takut. Tidak ada yang pernah melihat monster menakutkan di medan es sebelumnya, jadi pemandangan seperti ini adalah hal baru bagi mereka. "Lihat! Seseorang mengejar makhluk mengerikan itu!" seseorang berteriak. "Dimana? Dimana?!" "Cukup jauh; tentu saja kau tidak bisa melihatnya dengan matamu. Pakai teropong, pak tua!" Di penampungan, produk teknologi dilarang. Tetapi alat-alat sederhana seperti teropong atau kaca mata pengintai diperbolehkan, karena fungsinya hanya memanfaatkan kaca. Banyak orang mengeluarkan teropong mereka masing-masing untuk menyaksikan pemandangan itu dengan lebih jelas. Mereka menyaksikan seorang pria mengejar T-rex terbang yang menghembuskan api ke langit. "Whoa! Itu Ketua Han!" "Ya Tuhan! Ketua Han adalah manusia super. Bagaimana dia bisa membuat makhluk menakutkan sebesar itu melarikan diri dengan ketakutan?" "Dia terlalu kuat. Apakah Ketua Han juga mengklaim kepemilikan dari tempat penampungan logam di sana, sendirian?" "Dia sangat tampan. Dia sangat hebat!" Semua orang yang menyaksikan Han Sen mengusir T-rex merasa terkejut dan kagum. Mereka pikir Han Sen sedang memburunya. Chapter 645 - Medan Es Yang Penuh Darah Walaupun T-rex telah buta, sepertinya dia masih bisa membedakan arah dengan baik. Dia bisa terbang ke utara, menuju laut es yang terletak di luar Medan Es. Han Sen mengikuti T-rex, memikirkan cara untuk menaklukkannya. Matanya rusak parah, tetapi tidak cukup untuk membunuh binatang itu. Namun, gangguan penglihatan ini tetap saja menguntungkan Han Sen, karena T-rex bukan lagi ancaman sebesar sebelumnya. "Vitalitas makhluk ini tinggi. Jelas sekali dia sudah terbiasa dengan api, yang berarti dia seharusnya lemah terhadap unsur-unsur lain. Akan sangat sulit bertarung dengan binatang yang sedang mengamuk seperti itu, tetapi bukan masalah bagi elit yang terlatih, makhluk ini bukan ancaman besar seperti gagak," pikir Han Sen sambil mengamati binatang itu. T-rex kembali memuntahkan api, tetapi setelah beberapa raungan, nyala api padam. Apakah kehabisan api, atau hanya kelelahan? Han Sen senang melihat ini, jadi dia membuka kunci gennya dan menggunakan keahlian terbangnya untuk mendapatkan momentum dan dapat mendekati T-rex dengan lebih efisien. Dia menunggu monster itu mengaum sekali lagi, dan setelah itu dia menembakkan bulu gagak lain ke mulutnya yang terbuka. Tali kencang busur meluncurkan anak panah. Kekuatan bulu hitam jiwa binatang super tampak seperti laser hitam tipis. Langsung mengenai mulut T-rex. T-rex membuka mulutnya lagi untuk mengaum, mengalirkan darah seperti sebelumnya. Sepuluh anak panah yang ditembakkan Han Sen ke mulutnya pasti dapat melumpuhkannya. Wuss! T-rex menghembuskan api sekali lagi, dan campuran darah dan api yang menyeramkan keluar dari mulutnya, dan sesekali bersama dengan bulu hitam. Sayangnya, beberapa bulu gagak hangus dan rusak. Tidak bisa digunakan kembali sebagai anak panah atau dikonversi menjadi belati. Hati Han Sen terasa seolah ditusuk, melihat ini. Tetapi karena berhasil membunuh makhluk super, dia tidak merasa keberatan. T-rex terus memuntahkan darah dari mulutnya yang hancur. Dia mungkin telah menyingkirkan anak panah di dalam mulutnya, tetapi tidak dapat memulihkan luka dalam waktu dekat. Han Sen tidak tahu seberapa parah luka T-rex, tetapi dia tahu bahwa makhluk super memiliki kekuatan pemulihan yang kuat. Jika dia membiarkan monster itu melarikan diri, cepat atau lambat dia akan pulih dan mungkin akan membalas dendam. Dengan tekad bulat, Han Sen menggertakkan gigi, melemparkan Aero, dan menendang kelopak mata T-rex lagi. Tiba-tiba, T-rex mengangkat cakar dan mencakar ke arah Han Sen. Mereka begitu cepat dan besar, seolah-olah T-rex menggunakan semua kekuatan yang tersisa di tubuhnya untuk satu serangan itu. Sudah terlambat bagi Han Sen untuk menghindar, dan cakar yang menghampirinya membuatnya terkejut. Tetapi dengan kunci gen yang telah dibuka, dia tidak membiarkan itu mempengaruhi dirinya. Dia mempertahankan ketenangannya dan bahkan tanpa berpikir, dia memanggil baju baja emasnya, mesin terbang gargoyle, dan panah merak untuk memblokir pukulan. Pang! Ketika cakar bertemu busur silang merak, Han Sen dikirim meroket ke bawah, menghancurkan lapisan es di lautan es. Percikan yang ditimbulkan tubuhnya sangat besar. Han Sen keluar dari laut sambil batuk darah dan gemetaran karena sakit. Rasanya seolah-olah semua organnya terbalik. "Tidak mudah untuk melupakan betapa kuatnya makhluk super. Kekuatan seperti itu menakutkan." Han Sen kaget. Ketika dia membuka mulutnya, lebih banyak darah menetes keluar. Jika dia tidak menggunakan busur silang merak untuk memblokir serangan awal, dia pasti sudah terkoyak-koyak dengan serangan tiba-tiba tadi. Tetapi setelah serangan itu, luka T-rex tampaknya lebih parah dari sebelumnya. Dia memuntahkan lebih banyak darah ke laut yang menjadi berwarna merah tua. T-rex pasti sangat membenci Han Sen sehingga tidak memperdulikan luka-lukanya sendiri. Tanpa memikirkan lukanya, dia terbang turun untuk menghabisi Han Sen, yang masih belum pulih dari serangan yang baru saja diterimanya. Han Sen menyaksikan T-rex turun dan tidak berani melawannya secara langsung. Dia memanggil belut peraknya dan mencoba untuk berlayar menjauh darinya. Tapi rubah perak di pundak Han Sen tiba-tiba meraung dengan ganas. Tampaknya dia terpicu kemarahan karena serangan yang diterima Han Sen, dan kemudian mengeluarkan kilat perak, ketika suara gemuruh bergema dari dalamnya. Seperti sambaran petir perak, rubah perak meluncurkan dirinya ke udara, menyerang T-rex yang berusaha mengejar mereka. Aum! T-rex menjerit kesakitan ketika tubuhnya mulai mengeluarkan asap putih. Mungkin rubah perak berhasil melukainya, tetapi T-rex terlalu kuat sehingga lukanya hanya sementara. T-rex kemudian memutuskan untuk berhenti mengejar Han Sen dan berfokus pada lawannya yang lebih dekat; rubah perak. Menghembuskan lebih banyak aliran api, dia berusaha sekuat tenaga untuk membakar rubah perak menjadi debu. Rubah perak itu masih di udara, meluncur mundur dan maju. Dia terus menerus melemparkan petir perak untuk menyerang T-rex. T-rex masih buta, jadi reaksi dan kemampuan persepsinya jauh lebih lemah sekarang. Sangat sulit membakar rubah perak, yang sangat kecil dan memiliki kecepatan luar biasa. Tapi tetap saja, rubah perak adalah makhluk super remaja, dan kekuatannya masih jauh dari T-rex. Akibatnya serangan petir perak tidak terlalu efektif walaupun dilakukan secara konstan pada T-rex. Han Sen terus mencengkram dadanya saat dia memuntahkan lebih banyak darah. Dia memanggil sayap berdarah sakral amuk dan kembali ke udara. Dia bersiap untuk pergi dan meninggalkan T-rex pergi yang cedera, tetapi dia tidak menduga rubah perak akan bertarung sendiri. Ini mengembalikan harapan Han Sen untuk menang. Rubah perak itu sebenarnya bukan hewan peliharaan Han Sen. Dan karena Han Sen kesulitan mengendalikannya, dia tidak menganggapnya sebagai rekan dalam pertempuran. Tetapi ketika rubah perak mulai bertarung, dia jauh lebih kuat dari seseorang yang telah membuka kunci gen. Bahkan Han Sen mengakui bahwa rubah perak jauh lebih baik daripada dia. Bagaimanapun, rubah perak memiliki kebugaran makhluk super. Bahkan makhluk super remaja lebih kuat daripada sebagian besar manusia evolver. Rubah perak terus berputar di sekitar T-rex dan terus kilat ke arahnya. T-rex mulai semakin terganggu dengan ketidakmampuannya untuk melakukan apapun. Walaupun setiap serangan mungkin tidak menimbulkan banyak kerusakan, dia tetap kehilangan lebih banyak darah dari mulut dan matanya. Walaupun luka-luka itu sangat parah, mereka tidak cukup untuk membunuh makhluk super. Han Sen mendorong kunci gennya ke maksimal dan menatap T-rex tanpa berkedip, berusaha menentukan setiap gerakan yang mungkin dilakukan oleh musuhnya, dan setiap hasil dari tindakan yang bisa dilakukannya. Ketika kesempatan itu tiba, jantung Han Sen melonjak. Seperti dewa, dia terbang ke hadapan T-rex dalam sekejap mata dan memberikan satu tendangan besar ke mata kirinya. Setelah melakukan tendangan, Han Sen terbang menjauh dan menghindari upaya serangan balik. Tapi anak panah di kelopak mata kiri monster itu berhasil ditendang masuk ke dalam mata T-rex. T-rex menghadap ke langit, dan melolong kesakitan sekali lagi. Mulutnya menyemburkan geyser api seperti gunung berapi yang meletus. Rubah perak berkolaborasi dengan Han Sen dan menyerang T-rex pada saat yang sama dengan lebih banyak kilat, yang membuat T-rex meledak. Setelah serangan ganda, pendarahan binatang itu tidak dapat dihentikan. Sayap api T-rex mulai mengepak dengan kecepatan yang lebih besar ketika dia mencoba untuk melarikan diri lagi. Han Sen terus memegangi dadanya dan menahan rasa sakit saat dia mengejarnya. Ini adalah kesempatan terbaiknya untuk membunuh makhluk super, dan dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Jika dia melewatkan kesempatan ini, dia tidak tahu kapan kesempatan seperti ini akan muncul kembali. Chapter 646 - Jiwa Binatang T-rex T-rex yang buta meneruskan terbang melintasi langit, setelah diserang oleh Han Sen dan rubah perak. Seiring waktu, kesehatannya semakin memburuk, tetapi dia tetap keras kepala dan menolak untuk melepaskan mereka berdua. T-rex kehilangan banyak darah selama bertarung, dan itu membuat Han Sen ngeri melihatnya terus menerus memuntahkan darah, karena terus berusaha melarikan diri di udara. Saat mengejarnya melintasi lautan, Han Sen menghabiskan sebagian besar waktunya di atas belut perak, agar dapat mengejar T-rex dengan lebih mudah. Han Sen juga terluka parah. Jika dia terbang terus menerus, dia cepat atau lambat akan kelelahan dan dan terlalu lelah untuk bertarung. Mereka mengejar T-rex selama delapan hari. Pada hari kedelapan, T-Rex sudah tidak bisa meneruskan terbangnya dan jatuh ke laut. Tubuh raksasa T-Rex jatuh ke laut, menimbulkan gelombang besar. T-rex berusaha keras untuk kembali ke langit, mengepak dengan sayapnya, tetapi gagal. Mungkin dia tidak bisa bangkit kembali, tapi dia juga belum mati. Setelah Han Sen melompat ke punggungnya, dia menyadari bahwa T-Rex tidak dapat melawan. Karena tidak memiliki senjata yang diperlukan untuk menembus sisik-sisiknya yang tebal dan membunuhnya dalam satu serangan, Han Sen memutuskan untuk hanya menunggu sampai dia mati. Han Sen menunggu selama dua minggu sebelum mendengar notifikasi kesukaannya. "Makhluk Super Diburu: T-rex Sisik Api. Jiwa binatang buas telah diperoleh. Daging makhluk ini tidak bisa dimakan, tetapi Anda dapat memperoleh Sari Geno Kehidupannya. Makan Sari Geno Kehidupan untuk mendapatkan jumlah poin geno super secara acak, mulai dari nol hingga sepuluh." Han Sen kemudian menyaksikan tubuh T-rex yang besar dan tak bernyawa menghilang. Sebuah kristal berapi jatuh dari mayatnya yang hancur. Kristal itu terlihat indah dan berukuran kepalan tangan. Han Sen segera menangkap kristal itu, tetapi api yang membungkusnya membakar tangan Han Sen. Dia menarik kembali tangannya dan kristal itu jatuh ke laut. Kristal itu seperti bola logam panas yang jatuh ke laut. Sewaktu jatuh ke dalam laut, muncul banyak uap, dan air di sekelilingnya mulai mendidih. "Ya Tuhan! Bagaimana aku bisa memakan Sari Geno Kehidupan yang panas membara?" Han Sen takut setelah kristal jatuh ke laut, makhluk kuat lain mungkin akan datang dan memakannya. Dia segera memanggil busur silang meraknya dan menggunakannya untuk memancing kristal keluar dari laut. Sari Geno Kehidupan tidak menjadi lebih dingin, meskipun tenggelam di laut. Kristal itu tetap sama panasnya. Han Sen mengamati kristal berapi itu yang bertengger di atas busur silang meraknya dengan cermat. Dia mengerutkan kening dan berkomentar, "Bagaimana aku bisa memakan benda ini? Jika aku menjilatnya seperti yang kulakukan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, lidahku akan terpanggang." Rubah perak ada di tangan Han Sen. Dengan cakar kecilnya, dia berusaha meraih Sari Geno Kehidupan. Han Sen segera menghentikannya, karena dia ingin memakan Sari itu sendirian. Kristal itu adalah kemenangan yang diperjuangkan dengan sulit, dan dia ingin menikmati setiap potongan dari hadiah yang dia dapatkan. Tapi Han Sen segera menyadari bahwa dia salah. Rubah perak hanya ingin tahu tentang bagaimana Sari Geno Kehidupan terlihat; tidak mau memakannya. Dia seperti kucing yang sedang bermain dengan bola. Dia menggunakan cakarnya untuk menyentuh Sari Geno Kehidupan, yang kemudian membakarnya. Setelah itu, dia segera membuang minatnya pada kristal. "Kamu tidak mau memakannya?" Han Sen meletakkan Sari Geno Kehidupan di dekat rubah perak. Wajahnya tampak menghina dan berbalik, bahkan tidak mau melihatnya. "Rubah perak serakah itu benar-benar tidak mau makan barang bagus ini?" Han Sen cukup terkejut. Kemudian, Han Sen memikirkan sesuatu yang lain dalam kepemilikannya yang menikmati berbagai makanan. Jadi dia memanggil Malaikat Kecilnya dan meletakkan Sari Geno Kehidupan T-rex di depannya dan berkata, "Apakah kamu mau makan ini?" Malaikat Kecil hanya melihat Sari Geno Kehidupan dan menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia juga tidak tertarik. "Ada apa?" Han Sen merasa bingung. Dia tidak bisa mempercayai dua monster terakusnya tidak tertarik memakan barang yang langka dan berharga seperti ini. Apakah dunia sudah kiamat? "Apakah karena benda ini terlalu panas, dan mereka pikir akan membuat perutnya merasa tidak enak?" Ini adalah satu-satunya alasan yang dipikirkan oleh Han Sen. Sayang sekali Malaikat Kecil dan rubah perak tidak dapat berbicara, jadi mereka tidak bisa memberitahu alasan mereka tidak mau memakannya. Han Sen terus berpikir tentang bagaimana cara dia bisa memakan Sari Geno Kehidupan sampai otaknya hampir pecah. Dia sama sekali tidak dapat menemukan caranya. "Ini seperti bola besi yang menyala. Bagaimana aku bisa memakannya?" Seiring berlalunya waktu, suhu Sari Geno Kehidupan tampaknya tidak berkurang. Tidak dapat menahan lagi, dia menjulurkan lidahnya dan menjilat kristal itu. Hasilnya adalah lidah yang terbakar. "Brengsek! Bagaimana aku bisa memakan benda ini ?!" Han Sen tidak tahu harus berbuat apa, dan sudah lelah memikirkannya, jadi dia memutuskan untuk menyimpannya saat ini. Untungnya, walaupun sangat panas, panasnya tidak sebesar api yang disemburkan T-rex. Han Sen menggunakan unit penyimpanan air logam untuk memasukkan Sari Geno Kehidupan yang panas. Syukurlah, walaupun masih panas, suhu kristal tidak mengalir ke panci logam. "Ini aneh sekali." Han Sen kemudian memeriksa sisa-sisa pertarungan dan menemukan sebagian besar anak panahnya hancur. Mereka entah terbakar atau dihancurkan oleh T-rex, hanya tersisa tujuh anak panah. Tapi mengalahkan makhluk super dengan mengorbankan anak panah adalah pertukaran yang sangat berharga. Seandainya dia kehilangan semua anak panah, dia tetap akan merasa itu layak dilakukan. Han Sen kemudian pergi untuk memeriksa hadiah terbesarnya: jiwa binatang T-rex Sisik Api. Dia benar-benar bersemangat, tidak tahu apa itu. Jiwa Binatang Makhluk Super: Jenis Permata Ketika Han Sen melihat tulisannya, dia berbalik ke batu. Dia ingat melihat gelar itu di suatu tempat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Dia ingat pernah melihatnya di berita tetapi tidak tahu digunakan untuk apa. Han Sen kemudian memanggil jiwa binatang T-rex Sisik Api. Yang muncul di depannya adalah batu permata sebesar kepalan tangan. Di dalam permata, Han Sen bisa melihat gambar samar T-rex, seperti sebuah miniatur telah terbungkus di dalam permata. Saat Han Sen terus memandanginya, dia tidak dapat memikirkan manfaat dari batu permata aneh ini mampu. "Ayo kembali ke tempat penampungan dulu. Aku seharusnya bisa mengetahui kegunaan batu permata ini di Persekutuan." Han Sen kembali duduk di punggung belut perak yang mengantarnya kembali ke Medan Es. Han Sen tiba-tiba terpikir sesuatu; apakah pegangan tangan Wang Yuhang telah menyalurkan nasib buruknya? Dia kemudian berpikir jika itu benar, dia pasti tidak akan mendapatkan jiwa binatang itu. Apalagi dia mendapatkan cukup banyak. Tapi, dia tidak tahu bagaimana cara mengkonsumsi Sari Geno Kehidupan yang telah didapatkannya maupun cara memanfaatkan jiwa binatang buas. Ini membuat Han Sen merasa gatal untuk menggali informasi tentangnya. Kembali di Medan Es, Pulau Misteri belum Kosong. Ini membuat Han Sen menghela nafas lega. Ketika Han Sen kembali ke pulau yang tinggi, Wang Yuhang menyambutnya di sana dengan penuh semangat. Chapter 647 - Evolusi Gabungan "Kakak Han, kamu sudah kembali! Apakah kamu membunuh makhluk itu?" Wang Yuhang bertanya pada Han Sen dengan sangat antusias. "Kupikir kau akan tahu hanya dengan melihat wajahku. Seandainya aku membunuhnya, aku akan membawa dagingnya kembali, bukan?" Han Sen mengangkat bahu. "Tidak apa-apa. Aku yakin kesempatan untuk membunuh makhluk itu akan muncul lagi." Wang Yuhang sama sekali tidak terdengar kecewa. Dia menghibur Han Sen dengan sangat perhatian. Ini membuat Han Sen merasa sedikit tidak nyaman, seolah-olah itu tidak wajar. Dia bukan tipe orang yang bisa diintimidasi oleh orang jahat, tetapi dia adalah tipe orang yang takut pada orang baik. "Kakak Han, aku sekarang yakin bahwa kamu dan saya memang cocok. Aku telah memutuskan untuk bergabung denganmu, ini telah ditakdirkan. Dengan kerjasama kita, aku yakin kita akan menghasilkan masa depan yang makmur untuk Taman Suci Para Dewa Tahap Kedua!" Wang Yuhang melingkarkan tangannya di bahu Han Sen, mendiskusikan masa depan yang terbentang dalam fantasinya. Di mata Wang Yuhang, suatu hari mereka akan menjadi pasangan legendaris yang bisa mengumpulkan kekayaan dengan sangat mudah. Mimpi kekanak-kanakan ini membuat Han Sen bergidik. Setelah agak tenang, Han Sen berpikir sejenak dan bertanya pada dirinya sendiri, "Kapan aku pernah setuju untuk bekerja sama dengannya? Bekerja sama dengan orang ini mungkin akan mendatangkan makhluk super yang datang menyerang tempat penampunganku setiap hari!" Han Sen tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi ketika Wang Yuhang terus berbicara tentang masa depan yang gemilang di mana mereka memerintah seluruh Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dia merasa tidak enak untuk dengan segera menutup visi delusi seseorang. Tetapi merenungkan pertempurannya dengan T-rex, dia menyadari bahwa Wang Yuhang telah banyak membantu. Jika bukan karena kemampuannya yang sempurna untuk memancing serangan, Han Sen tidak akan bisa menembakkan anak panahnya ke mata monster itu. Han Sen membutuhkan seseorang seperti Wang Yuhang. Tapi melihat Wang Yuhang yang terbenam dalam mimpi-mimpinya, dia merasa seolah-olah masukannya akan diabaikan sepenuhnya. "Kakak Han, jika kita bekerjasama, kita akan dapat mencapai banyak hal hebat di dunia ini!" Wang Yuhang terus mencengkram bahu Han Sen saat mereka berjalan menuju tempat penampungan logam di Pulau Misteri. Berkali-kali, dia berbicara tentang masa depan luar biasa yang akan mereka miliki jika mereka bekerja sama. Tapi ketika Han Sen melihat apa yang terjadi pada tempat penampungan, wajahnya menjadi hitam. Itu sedikit reruntuhan yang membara, sebagian besar telah dimusnahkan oleh T-rex yang mereka lawan di sana. Tanpa bantuan teknologi, berusaha mengembalikan tempat penampungan ke kejayaannya yang dulu akan menjadi tugas yang sangat berat. Walaupun bekerja pagi dan malam, membutuhkan setidaknya setengah tahun untuk menyelesaikan renovasi. Han Sen memutuskan untuk memanggil Putri Kosong, untuk melihat apa yang bisa dia lakukan. Mungkin dia punya semacam kendali atas tempat penampungan. Hasilnya membuat Han Sen merasa sangat senang. Putri Kosong mampu mengendalikan seluruh tempat penampungan logam dan bahkan membuat Pulau Misteri berhenti bergerak atau pindah ke manapun Han Sen inginkan. Satu-satunya hal yang mengecewakan adalah Pulau Misteri bergerak dengan agak lambat. Sebagai moda transportasi yang andal, penggunaannya sebagai pesawat yang nyaman masih diragukan. Namun, itu sudah cukup untuk menjadi istana ruang angkasa. Han Sen pergi mencari Yang Manli, Li Xinglun, dan Philip, agar mereka berinvestasi dalam pengembangan pulau itu. Tanpa kontribusi dari faksi lain, uang dan tenaga untuk mengoperasikan dan mempertahankan Pulau Misteri tidak akan cukup. Ketika Pulau Misteri mendarat, seluruh Medan Es bergetar. Han Sen telah berhasil mengambil dan mendapatkan kepemilikan atas tempat penampungan kerajaan sendirian. Ditambah lagi, orang-orang melihatnya mengejar T-rex Sisik Api. Reputasinya di seberang Medan Es semakin meningkat. Status Han Sen sudah hampir mencapai legendaris, dan orang-orang memperlakukannya seperti dewa. Banyak orang di Medan Es berusaha untuk memposting berita di Jaringan Langit, yang disambut dengan kritik negatif dan pernyataan bahwa prestasi seperti itu pasti palsu. Beberapa hari kemudian, Han Sen mulai menyesali tindakannya menerima Wang Yuhang. Sejak dia muncul dalam hidupnya, tidak ada yang berjalan mulus. Kursi favoritnya, yang sering dia duduki, tiba-tiba patah. Ketika dia keluar untuk jalan-jalan suatu hari, sebuah lubang tiba-tiba muncul, dan dia hampir saja jatuh. Kecelakaan yang paling tidak masuk akal sekarang menghantui Han Sen setiap hari. Selama Wang Yuhang ada, kemalangan yang tak berujung terus berlanjut. Satu-satunya hal yang bisa menghibur Han Sen adalah kenyataan bahwa kehadiran pria itu tidak memancing makhluk super lagi. Setelah mencari-cari alasan, Han Sen akhirnya bisa meninggalkan Tempat Penampungan Dewi dan menjauhkan diri dari Wang Yuhang beberapa waktu. Han Sen kemudian pergi ke Istana Kristal sendirian. Meskipun tidak ada kemalangan serius yang terjadi, masalah kecil yang terus-menerus muncul telah membuat Han Sen merasa lelah dan tidak tahan lagi. "Semua orang di Tempat Penampungan Dewi, aku minta maaf. Aku tidak punya pilihan." Han Sen merasa kasihan pada Yang Manli, Li Xinglun, dan Philip, jadi dia pergi ke Istana Kristal sendirian. Di sana, dia akhirnya merasa lega karena mampu menikmati kedamaian sederhana dan jauh dari semua nasib buruk. Han Sen belum menemukan cara memakan Sari Geno Kehidupan T-rex. Memakannya sama saja meminum pil bunuh diri. Han Sen menyimpan Sari itu di Istana Kristal sementara dia kembali ke Persekutuan untuk mencari informasi lebih lanjut di komunitas. Tidak ada informasi apapun tentang Sari Geno Kehidupan, jadi dia masih tidak dapat menemukan cara untuk memakannya. Tetapi dia menemukan informasi tentang jiwa-jiwa binatang buas. Hasilnya agak mengejutkan Han Sen, dan hampir membuatnya terjatuh dari kursinya. Jiwa binatang permata dapat dikonsumsi oleh jiwa-jiwa binatang buas lainnya untuk membuat penerima jiwa binatang buas berevolusi. Biasanya, jika jiwa binatang permata berdarah sakral dikombinasikan dengan jiwa binatang kelas mutan, jiwa binatang kelas mutan akan berevolusi menjadi jiwa binatang berdarah sakral. "Apakah itu berarti aku dapat menggunakan jiwa binatang buas permata ini untuk mengembangkan jiwa makhluk berdarah sakralku menjadi jiwa binatang makhluk super?" Han Sen sangat senang dengan kemungkinan ini. Jika ini benar, Han Sen bisa memberikan jiwa binatang permata kepada salah satu senjata berdarah sakral dan menyelesaikan masalah persenjataannya saat ini. Han Sen kemudian melihat informasi dari jiwa binatang permata dan menemukan bahwa ada masalah. Jiwa binatang permata tidak bisa dikombinasikan dengan sembarang jiwa binatang buas, dan tingkat keberhasilan tergantung padanya. Jika usaha untuk mengkombinasikan dengan jiwa binatang lain tidak berhasil, jiwa binatang permata akan hancur. Aturannya adalah jiwa binatang permata berdarah sakral harus dikombinasikan dengan jiwa binatang kelas mutan. Jika dikombinasikan dengan jiwa binatang biasa, itu tidak akan mampu menangani peningkatan kekuatan, dan hanya akan saling menghancurkan dan menjadi tidak berguna. Ini berarti jiwa binatang permata dan jiwa binatang yang digunakan akan hilang untuk selamanya. Bahkan jika itu dikombinasikan dengan jiwa binatang kelas mutan, itu juga harus tipe yang sebanding. Kalau tidak, jiwa-jiwa itu tetap akan hancur. Dari informasi yang Han Sen kumpulkan, tidak ada cara lain untuk meningkatkan peluang keberhasilannya. Tapi, ada beberapa posting dari pengguna jiwa binatang permata yang membantu memperjelas beberapa hal. Jika itu adalah jiwa binatang permata unsur serigala, menggabungkannya dengan jiwa binatang serigala akan meningkatkan tingkat keberhasilan. Tentu saja, ini bukan informasi yang dapat dipercaya 100%. Dan masih ada banyak hal yang belum diketahui manusia mengenai hal ini. Saat Han Sen melihat-lihat, dia mendapatkan sebuah informasi yang bocor dari Taman Suci Para Dewa Tahap Ketiga. Dikatakan bahwa selain dari tipe jiwa binatang, unsur jiwa binatang juga penting. Jika jiwa binatang permata api dikombinasikan dengan jiwa binatang unsur api, peluang keberhasilan akan jauh lebih tinggi. "Jika seperti ini keadaannya, aku harus menemukan jiwa binatang T-rex unsur api terlebih dahulu," pikir Han Sen, membelai rahangnya. Ketika memikirkan hal ini, mata Han Sen tiba-tiba bersinar. Chapter 648 - Prediksi Tiba-tiba, Han Sen berpikir bahwa jika harus memilih jiwa binatang untuk berevolusi dengan menggunakan jiwa binatang permata, apakah itu berarti manusia yang menggunakan Sari Geno Kehidupan harus mengikuti aturan yang sama? Semua makhluk di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, termasuk makhluk super, hanya harus berevolusi dengan daging. Karena itu, seseorang dapat langsung memakan Sari Geno Kehidupan mereka. Tetapi ketika dia mencapai Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, setiap makhluk memiliki unsur mereka sendiri. Ini berarti inti mereka berbeda. Apakah ini berarti manusia juga harus memiliki unsur tubuh yang sama untuk mengkonsumsinya? Tentu saja, Han Sen hanya menebak. Dia tidak tahu apakah semuanya memang seperti itu. Tetapi jika itu benar, itu berarti dia harus menggunakan Sari unsur yang berbeda untuk memaksimalkan poin super geno dan menjadi surpasser. Apakah itu berarti dia akan menerima tubuh super yang berbeda? Han Sen tenggelam dalam pikirannya. Jika memang begini caranya, dia bertanya-tanya dia tergolong unsur apa dan Sari Geno Kehidupan mana yang akan dia butuhkan. Meskipun berlatih Kulit Giok, dia tidak menerima kekuatan sedingin es. Jadi, tentu saja, dia bukan unsur es. Dan Kitab Dongxuan tidak memiliki unsur, hanya membuatnya wangi. Han Sen juga belum pernah mendengar ada makhluk yang memiliki unsur parfum. "Ini membuatku sakit kepala." Han Sen menggosok pelipisnya dan memutuskan untuk mengesampingkan masalah itu untuk sementara. Saat ini, Han Sen ingin menciptakan jiwa binatang super. Jika dia memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk membunuh makhluk super, maka mendapatkan Sari Geno Kehidupan akan menjadi tugas yang jauh lebih mudah. Kekhawatirannya pasti akan berkurang. "Jiwa binatang permata T-rex ini akan membutuhkan jiwa binatang T-rex unsur api berdarah sakral lainnya untuk mendapatkan tingkat keberhasilan setinggi mungkin. Tetapi makhluk di bawah kelas super tidak menampilkan unsur miliknya, berarti aku hanya bisa berusaha untuk menemukan jiwa binatang T-rex lain." Han Sen menatap jiwa binatang buas yang dimilikinya, memperhatikan bahwa dia tidak memiliki jiwa binatang buas T-rex. Berburu satu per satu sendirian tidak terlalu realistis, jadi dia memutuskan untuk membaca daftar perdagangan di Jaringan Langit. Dia ingin melihat apakah ada yang menjual jiwa binatang T-rex unsur api berdarah sakral di dekatnya. Ada beberapa jiwa binatang buas T-rex yang dijual, dan setelah cukup lama menjelajah, dia menemukan seseorang yang menjual jiwa binatang Snow-Rex berdarah sakral. Itu adalah jiwa binatang T-rex berwarna putih salju. Itu adalah makhluk berdarah sakral yang diburu di gunung bersalju. Setelah Han Sen melihatnya, dia segera menolaknya. Meskipun jiwa kelas binatang berdarah sakral tidak memiliki unsur, hanya mendengar nama dan keterkaitan dengan dingin membuatnya tidak yakin. Menggabungkannya dengan permata berorientasi api pasti menemui kegagalan. Yang perlu diperhatikan juga adalah jiwa binatang baju baja. Meskipun pada akhirnya dia membutuhkan baju baja semacam itu, dia lebih membutuhkan senjata. Jika dia tidak memiliki senjata yang bisa menembus kulit tebal makhluk super, akan sangat sulit untuk membunuh mereka. Han Sen melihat posting yang tak terhitung jumlahnya tentang jiwa binatang baju baja T-rex, tetapi tidak ada jiwa binatang senjata. Beberapa di antara mereka bahkan jiwa-jiwa binatang transformasi. "Aku tidak membutuhkan jiwa binatang transformasi. Aku tidak bisa menggunakan banyak keahlian ketika aku terlihat seperti T-rex. Meskipun vitalitasnya cukup baik, kekuatanku secara keseluruhan mungkin akan menjadi lebih buruk." Han Sen mempertimbangkan untuk mendapatkan jiwa binatang transformasi tetapi akhirnya membuang gagasan itu. Dia tidak dapat menemukan jiwa binatang yang cocok, jadi dia mencoba mencari yang lain. Jika dia masih tidak dapat menemukan apa yang dia inginkan, maka dia harus mencoba jiwa binatang baju baja. "Ketika aku menghadapi Naga Sisik Merah dengan Yi Dongmu, makhluk itu terlihat seperti T-rex. Mungkin itu adalah jiwa binatang T-Rex berdarah sakral. Jika aku membunuhnya, mungkin aku bisa mendapatkan lebih banyak jiwa binatang yang berguna?" Han Sen berusaha mencari lagi, dan karena tidak dapat menemukan apa yang dia inginkan, pikirannya melayang ke Naga Sisik Merah. "Naga Sisik Merah " adalah julukan yang diberikan oleh dia dan Yi Dongmu. Itu adalah makhluk berdarah sakral yang terlihat seperti T-rex. Selama pertarungan mereka, makhluk itu mengkristal dan berubah menjadi jiwa binatang berdarah sakral amuk. Itu membuat mereka tidak bisa membunuhnya, dan karena itu mereka melarikan diri. Sekarang Han Sen memiliki busur silang merak, dia bisa mencobanya lagi. Fantastis jika dia bisa mendapatkan jiwa binatang buas. Jika dia tidak mendapatkannya, juga tidak apa-apa, karena dia masih bisa membelinya. Dia tidak tinggal di tempat penampungan terlalu lama, jadi dia menggunakan komunikator untuk menelepon ke rumah dan berbicara dengan ibunya. Mereka membahas berbagai topik dan berbicara tentang apa yang terjadi dengan keluarga. Pendidikan Xiao Yan berjalan sangat baik, dan dia punya banyak teman di sekolah para bangsawan. Kenyataan bahwa dia telah menjadi gadis yang mudah bergaul membuat Han Sen merasa senang mendengarnya. Dia tidak ingin Xiao Yan menjadi orang yang kesepian karena latar belakang keluarganya. Menjadi seorang gadis yang bahagia dan mudah bergaul adalah hal penting. Mereka berbicara sekitar satu jam sebelum Han Sen harus mengucapkan selamat tinggal. Mampu berbicara dengan keluarganya adalah hak istimewa. Tanpa ijin eksklusif, sebagian besar tentara di sini tidak dapat berbicara dengan dunia luar. Alasan Han Sen bisa melakukan ini semua adalah berkat Ji Yanran. Jadi, dia dapat tetap mengetahui apa yang terjadi dalam keluarganya. Dia tidak diizinkan berbicara terlalu lama, dan semua komunikasi di Persekutuan diawasi. Saat ini, Han Sen mengetahui lokasi Medan Es di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Ibunya berada di Tempat Penampungan Sapphire, yang berada di sisi barat pegunungan yang panjangnya seribu mil. Itu terlalu jauh dari Medan Es untuk mengunjunginya. Berdasarkan peta Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, Tempat Penampungan Sapphire berjarak beberapa juta mil. Dan di antara mereka terbentang tanah liar yang luas. Ibu Han Sen melatih keahlian Malaikat Suci. Alasan utama Han Sen tidak mengajarkan Kitab Dongxuan kepada ibu atau Han Yan adalah dia sendiri masih mempelajarinya, dan dia belum tahu apakah ada masalah dengan Kitab itu. Dia ingin mempelajarinya sendiri terlebih dahulu, dan jika tidak ada efek samping negatif, suatu hari dia dengan senang hati akan meluangkan waktu untuk mengajar mereka. Dan mengenai ibunya, Han Sen belum berencana untuk mengunjunginya. Dia merasa belum cukup kuat untuk melintasi jalan yang panjang dan berbahaya untuk mencapai Tempat Penampungan Sapphire. Selain itu, tidak ada gunanya pergi sekarang. Han Sen sudah melarang ibunya untuk berburu, dan dia hanya membutuhkan uang untuk membeli makanan. Tempat Penampungan Sapphire adalah tempat penampungan yang besar dan faksi manusia sangat kuat di sana. Cukup sulit untuk membeli daging berdarah sakral, tetapi untuk kelas daging lainnya, ada banyak tersedia untuk dibeli setiap saat. Dengan uang yang diberikan Han Sen, itu cukup untuk membeli semua daging yang dia butuhkan. Kembali di tempat penampungan, Han Sen mempersiapkan dirinya untuk melawan Naga Sisik Merah dan berusaha untuk mendapatkan jiwa binatangnya. Han Sen meninggalkan rubah perak di Istana Kristal. Jika dia membawanya, Naga Sisik Merah akan menciumnya dari jarak yang sangat jauh dan melarikan diri tanpa meninggalkan jejak di cakrawala. Dia juga tidak berani kembali ke Tempat Penampungan Dewi, karena dia masih takut berhubungan dengan Wang Yuhang. Jika nasib buruk pria itu menulari dia, dan dia gagal mendapatkan jiwa binatang yang dia inginkan, Han Sen akan sangat kecewa. Chapter 649 - Penemuan Yang Mengejutkan Di Persekutuan Han Sen yang Malang, kejadian yang paling ditakuti kebetulan menimpanya. Saat Han Sen mendaki gunung, ketakutan terbesarnya terwujud; Wang Yuhang juga ada di sana, membunuh monster. Ketika Wang Yuhang melihat Han Sen, dia terkejut. Dia menghabisi makhluk di depannya dan dengan antusias berlari ke arah Han Sen. Dia bertanya dengan lantang, "Kakak Han, apakah kau datang mencariku?" "Ya, tentu." Han Sen tidak tahu bagaimana merespons, memikirkan betapa sialnya - dan betapa tidak mungkinnya - dia bertemu Wang Yuhang di sini. "Kakak Han, apakah kau sudah mendengar apa yang sedang terjadi di Persekutuan? Menurutku, ini penting." Suara Wang Yuhang mengecil, seolah dia membisikkan sebuah rahasia. "Hal besar apa, Paman Kecil?" Han Sen tidak terlalu peduli dengan acara di Persekutuan, tetapi dia tetap bertanya. "Hanya sedikit anggota Persekutuan kelas tinggi yang tahu tentang ini, sekarang. Saat ini beritanya belum tersebar, tapi aku khawatir cepat atau lambat akan diumumkan." Wang Yuhang berhenti sebentar, beringsut lebih dekat ke telinga Han Sen, dan berkata, "Seseorang telah berhasil membunuh makhluk itu di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama." "Makhluk apa?" Tubuh Han Sen bergetar. "Makhluk yang berada di atas kelas makhluk berdarah sakral. Ternyata, mereka sebenarnya disebut ''makhluk super'' dan telah mengguncang anggota Persekutuan kelas tinggi sampai ke tulang!" Wang Yuhang berbicara dengan keras, dengan iri. Setelah Han Sen mendengar apa yang dia katakan, dia merasa lega. Karena ada semakin banyak elit di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, cepat atau lambat mereka akan bisa membunuh makhluk super. Jika keberadaan makhluk super semakin dikenal, hal ini akan membantu Han Sen. "Siapa yang membunuh makhluk super dan bagaimana caranya?" Han Sen bertanya pada Wang Yuhang. "Dia adalah seorang wanita bernama Ji Qing dari keluarga Ji. Bisa dibilang, kamu adalah kakak iparnya, tapi dia bukan anak perempuan Ji Ruozhen. Dia hanya sepupu dari keluargamu, tapi dia jauh lebih berbakat dari putri Ji Ruozhen. Dia telah disebut sebagai jenius pertama Persekutuan dan bintang harapan untuk masa depan." Wang Yuhang terdiam sejenak dan tersenyum. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan dengan berkata, "Tapi bukan Ji Ruozhen sendiri yang berhasil membunuh makhluk super, anggota keluarga Wang, Lin, dan Xue juga ikut membantu. Mereka juga menyewa banyak elit; tiga ratus orang elit! Mereka adalah elit yang belum berevolusi tetapi telah memaksimalkan poin geno mereka. Mereka membantu melukai makhluk super, dan banyak orang dilaporkan meninggal." "Sangat memalukan prestasi seperti itu bahkan lebih sulit dicapai di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua tidak ada surpasser, jadi setelah seseorang mencapai tingkat itu, dia harus segera meninggalkan tempat ini. Jika tidak, tubuhnya akan mengalami kerusakan yang tidak dapat dipulihkan lagi. Sayang sekali, peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, aku pasti akan bergabung, jika ada hal seperti itu!" Wang Yuhang berkata dan menghela nafas. Han Sen tampak bingung dan bertanya, "Semua orang berusaha keras untuk membunuh makhluk super itu dan banyak orang yang mengorbankan nyawa. Mengapa hanya Ji Qing yang mendapatkan semua penghargaan?" "Dia adalah orang yang menemukan makhluk super yang terluka dan dia yang memberikan serangan terakhir. Yang lain hanya menyewa bantuan - menjual pedang dan sejenisnya ¨C mereka sudah dibayar sebelumnya. Mereka mendapatkan apa yang dijanjikan." Setelah mengatakan ini, Wang Yuhang mengecilkan suaranya untuk memberitahu Han Sen, "Selain itu, Ji Ruozhen pada dasarnya mengkonfirmasi bahwa dia akan menjadi pemimpin Persekutuan. Tidak ada yang berani menyinggung keluarga Ji atas pembunuhan makhluk super. Dan jika mereka bisa membunuh satu kali, mereka pasti bisa melakukannya lagi. Mempunyai koneksi dengan keluarga Ji, dimana kita bisa saling membantu, memperebutkan pembunuhan seperti itu tidak ada gunanya." Han Sen mengangguk. Dia tahu sulit untuk memulai apapun di dunia ini. Setelah membunuh yang pertama, kemungkinan besar semakin banyak yang akan mati. Hanya masalah waktu sebelum seseorang memaksimalkan semua poin super geno mereka. Seiring berjalannya waktu, efek bola salju tidak bisa dihindari. "Apakah Ji Qing mendapatkan jiwa binatang super?" Han Sen bertanya. "Ya, jenis baju baja. Jika dia tidak mendapatkannya, dia tidak akan disebut bintang harapan untuk masa depan Persekutuan. Dengan baju baja semacam itu, Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama akan menjadi tempat pijak Ji Qing." Wang Yuhang kemudian menatap mata Han Sen dan melanjutkan dengan berkata, "Oh, ya, Mari kita kembali ke urusan kita. Mengapa kamu datang mencariku?" "Aku akan pergi ke gunung untuk berburu makhluk berdarah sakral amuk. Jika kamu tidak sibuk, kamu bisa ikut." Ini adalah satu-satunya hal yang bisa dikatakan oleh Han Sen, sungguh. "Keren! Membunuh makhluk berdarah sakral amuk adalah hobi favoritku!" Wang Yuhang sangat senang seperti anak kecil. Mereka berdua menelusuri lereng gunung. Han Sen mendaki dengan berhati-hati, karena takut akan ada ancaman yang mungkin bersembunyi di bawah salju yang dia injak. Dia masih teringat dengan kura-kura makhluk super yang pernah dia lihat, ketika mereka muncul dari gua kecil untuk berpesta jamur merah. Jika mereka masih ada, dan kalau mereka entah bagaimana mengetahui kedatangan Han Sen, Han Sen tidak yakin dia akan bisa menghadapi sembilan makhluk super sekaligus. Tak lama kemudian, Han Sen tiba di tempat terakhir dia melihat Naga Sisik Merah dengan selamat. Anehnya, perjalanan itu bebas rintangan. Naga Sisik Merah belum meninggalkan tempat itu, dan dia melihatnya beristirahat di lembah. Naga Sisik Merah terlihat sedikit berbeda dari pertama kali dia melihatnya. Sisik merahnya sudah mengkristal. Saat melihatnya dari jauh, dia tampak seperti patung raksasa bertahtakan batu pertama rubi. Naga itu terlihat sangat cantik. "Itu adalah masalah besar." Wang Yuhang juga melihat Naga Sisik Merah dan mengambil nafas dalam-dalam. Han Sen tertawa. Dia memandang Wang Yuhang dan berkata kepadanya, "Paman kecil, aku khawatir aku harus meminta bantuanmu sekali lagi. Bisakah kamu menarik perhatian iblis itu sementara aku membunuhnya, sebagai imbalan, aku akan memberimu setengah dagingnya." "Baik!" Wang Yuhang mengangguk, memanggil jiwa binatang buas, dan berlari berteriak ke arah naga merah. Dia tidak berlari terlalu jauh. Dia berhenti agak jauh darinya, mencari bebatuan di bawah salju, dan melemparkannya ke makhluk itu. Naga Sisik Merah melihat pelakunya dan segera mengejarnya, mendidih dengan amarah. Wang Yuhang mengarahkan Naga Sisik Merah naik dan turun lereng gunung. Han Sen memanggil busur silang meraknya dan memuat tujuh anak panah yang tersisa. Naga Sisik Merah pasti sedang mengamuk dan akibatnya, sisiknya saat ini jauh lebih keras daripada sisik makhluk berdarah sakral biasanya. Han Sen khawatir anak panah yang dia gunakan tidak dapat menembus sisik-sisik itu apalagi melukai makhluk itu. Lagipula, ukurannya mengerikan. Jadi, Han Sen bersiap untuk mengulangi taktik yang memungkinkannya menaklukan T-rex. Dia membidik mata naga merah. Karena naga merah bukan makhluk super, tidak seperti musuh sebelumnya, Han Sen yakin menembakkan anak panah ke mata pasti akan langsung menembus ke otaknya. Mencari lokasi yang tenang di puncak gunung untuk membidikan panah, Han Sen menunggu Wang Yuhang menarik naga merah sedikit lebih dekat sebelum dia menyerang. Saat naga merah itu berputar-putar di sekitar puncak, Wang Yuhang muncul kembali dan berteriak. "Lari!" Wang Yuhang berteriak, mengayunkan tangannya seperti orang gila ke arah Han Sen saat dia berlari. Pasti ada yang tidak beres. Hati Han Sen mulai berdetak kencang saat dia memikirkan apa yang tidak beres. Dia berpikir, "Apa yang terjadi? Tentunya tidak terjadi hal buruk lagi, kan?" Chapter 650 - Menandatangani Kontrak Han Sen melihat ke belakang Wang Yuhang dan melihat Naga Sisik Merah berbelok di sudut puncak, tampaknya sedang mengejar. Naga itu berlari secepat kelinci, tapi ada yang aneh. Ada yang tidak beres. Saat itulah Han Sen membeku. Di belakang Naga Sisik Merah adalah makhluk lain: gajah besar yang terbentuk dari tulang putih. Naga Sisik Merah yang sudah raksasa tampak seperti mainan di depan Gajah Tulang Putih. Belalai gajah menjerat Naga Sisik Merah yang melarikan diri, mengangkatnya, dan langsung melahapnya. Salju yang putih sekarang berlumuran darah. "Ya Tuhan!" Han Sen mengumpat dalam hatinya, berbalik, dan segera berlari. Wang Yuhang benar-benar dilahirkan bernasib buruk. Bahkan di luar sini, di tengah pertarungan, dia tetap berhasil menarik perhatian makhluk super mengerikan. Han Sen menyesal karena dia tidak memutuskan untuk datang sendirian, karena menghadapi Naga Sisik Merah berdarah sakral amuk sendirian jauh lebih baik daripada makhluk super lainnya. Untungnya, makhluk super itu masih sibuk mengunyah makanannya, sehingga dapat mengulur waktu untuk Han Sen dan Wang Yuhang melarikan diri. "Paman kecil, aku punya satu pertanyaan," Han Sen tersentak, setelah mencapai tempat yang aman, jauh dari bahaya makhluk super. "Apa itu?" Wang Yuhang juga terengah-engah. "Bagaimana kamu bisa berburu makhluk sendiri?" Han Sen bertanya. Wang Yuhang tampaknya menjadi magnet bagi makhluk mengerikan. Perburuan makhluk kecil yang berakhir dengan melarikan diri diri makhluk yang lebih besar tampaknya merupakan kejadian biasa, jadi Han Sen merasa heran bagaimana Wang Yuhang dapat bertahan begitu lama. "Kakak Han, aku harus mengaku, aku sebenarnya jarang bisa membunuh monster sendirian. Bahkan jika aku berhasil membunuh makhluk itu, aku hampir tidak pernah mendapatkan hasilnya. Aku bisa bertahan sampai sekarang karena dibantu orang lain." Wajah Wang Yuhang memerah ketika mengakui kebenarannya yang memalukan. Han Sen tidak tahu bagaimana menanggapinya. Untungnya, Yuhang berasal dari keluarga Wang. Jika tidak, dia pasti akan kesulitan mengukir nama dan prestasinya sendiri. Itu akan lebih buruk daripada pengalaman Han Sen ketika pertama kali memburu makhluk, dan peluang bertahan hidupnya juga tipis. Sangat disayangkan seorang elit besar seperti Wang Yuhang selalu membutuhkan bantuan orang lain. Tapi itu aneh. Wang Yuhang adalah seorang pejuang yang berbakat, dan dalam hal kekuatan, busur silang merak adalah satu-satunya keunggulan Han Sen jika mereka berduel. Wang Yuhang hampir sama baiknya dengan Ratu, dan sayang sekali dia tidak percaya diri yang dia butuhkan untuk memotivasinya. "Bagaimana kalau begini, Paman Kecil? Aku telah membentuk tim yang terdiri dari elit yang didedikasikan untuk berburu makhluk super. Jika kamu tertarik, aku akan mengajakmu masuk ke dalam tim. Namun, jika kamu ingin bergabung, kamu harus menandatangani sebuah kontrak. Kontrak ini menyatakan bahwa kau harus mematuhi setiap perintahku," kata Han Sen kepada Wang Yuhang, sambil menatapnya. Meskipun Wang Yuhang adalah orang yang bernasib buruk, Han Sen pikir kemampuannya yang luar biasa untuk menarik makhluk super akan berharga bagi timnya. Han Sen hanya memerlukan baju baja yang sangat kuat untuk menjaga Wang Yuhang agar tetap hidup, sehingga dia bisa memancing dan menangkap makhluk super secara efektif. "Kakak Han!" Wang Yuhang tiba-tiba melompat ke depan wajah Han Sen. Dia meraih tangan Han Sen, dan meletakkannya di dadanya sendiri, dan mulai menangis. Dia sangat tersentuh, dia tidak dapat berbicara. "Paman kecil, kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja." Han Sen cepat-cepat mengangkat tangannya, takut pertanyaan Wang Yuhang selanjutnya adalah usulan untuk tidur dengannya. Tapi sekali lagi, Wang Yuhang meraih tangan Han Sen, tidak ingin melepaskannya. Dia dengan antusias berkata, "Kakak Han, kamu adalah saudara sejati saya. Kamu adalah salah satu dari sedikit orang yang dapat melihat hal-hal baik dalam diri saya. Kamu adalah matahari di langit saya, mengusir awan-awan penghinaan. Kamu menerangi duniaku, Han Sen!" Wang Yuhang benar-benar tersentuh. Meskipun dia tidak sering bertarung, karena keberuntungannya yang buruk, kemampuannya untuk menarik makhluk super sangat menguntungkan Han Sen. Akhirnya, untuk pertama kalinya Wang Yuhang berguna untuknya. Keluarga Wang, meskipun memberinya banyak barang dari berbagai perburuan mereka, mereka tidak pernah membawanya untuk berburu bersama karena nasib buruk yang selalu mengikutinya. Ketika Wang Yuhang berkelana sendirian, kesialan selalu menimpanya. Setelah membunuh beberapa makhluk, musuh yang jauh lebih menakutkan akan menunggunya setiap saat. Ini adalah pertama kalinya dia mendapatkan tawaran untuk bergabung dalam satu tim. Wang Yuhang hanya berharap dia bisa bertemu dengan Han Sen lebih awal. Dia seumur hidup akan berterima kasih karena ditawari kesempatan ini. "Oh, lihat! Aku punya kontraknya di sini, di sakuku. Kamu harus melihatnya. Mungkin persyaratannya agak keras, tapi memang seperti itu. Berburu makhluk super memang bukan pekerjaan mudah." Han Sen menarik kontrak dari sakunya dan menyerahkannya kepada Wang Yuhang. Han Sen merumuskan kontrak ini beberapa waktu lalu, saat menyusun tim. Kontrak ini awalnya dirancang untuk Ratu, tetapi karena dia sangat sibuk belakangan ini, dia tidak bisa kembali ke tempat penampungan dan menandatanganinya. Sekarang setelah Han Sen menganggap Wang Yuhang adalah kandidat yang cocok untuk tim, dia pikir lebih baik memberikan kontrak ini untuk sementara waktu. Wang Yuhang melihatnya dan menandatanganinya tanpa ragu-ragu. Persyaratannya seperti yang dikatakan Han Sen, keras. Namun, itu tidak menghalangi keinginannya untuk menandatangani kontrak, karena persyaratannya masih adil. Han Sen tampak senang. Dia mengambil kembali kontrak, menandatanganinya sendiri, dan memberi Wang Yuhang salinannya. "Paman kecil, dengan ini kamu sudah menjadi bagian dari tim saya." Han Sen tersenyum padanya. Wang Yuhang, dengan suka cita bertanya, "Pak Bos, berapa banyak elit lain yang kita miliki di dalam barisan kita?" "Oh, coba aku cek... dua! Hanya dua. Kamu dan aku." Han Sen berpikir lebih baik tidak menyembunyikan kebenaran. Menemukan orang kuat lain yang belum menjadi bagian dari faksi atau persekutuan itu sulit. Dia beruntung memiliki seseorang yang belum memiliki kewajiban, dan khususnya seseorang yang telah membuka kunci gen mereka. Meskipun ada banyak elit yang sendirian, mereka biasanya dengan mudah akan diundang ke persekutuan besar dan faksi, tanpa melihat status mereka. Di sana, mereka bisa mendapatkan keuntungan dan melanjutkan pelatihan. Peluang mengajak seorang elit untuk bergabung dengan Han Sen, seseorang tanpa latar belakang yang luar biasa, cukup tipis. Wang Yuhang sama sekali tidak keberatan dengan ini. Bahkan, dia sudah memikirkan cara dia bisa membantu perjuangan Han Sen. Dia kemudian memberitahu Han Sen, "Pak Bos, aku kenal seseorang yang benar-benar kuat. Dia adalah teman saya; mungkin kita bisa mengundangnya untuk bergabung dengan tim?" "Siapa?" Han Sen selalu tertarik dengan seseorang yang digambarkan sebagai ''sangat kuat.'' Terlalu sulit untuk berburu makhluk super sendirian di Taman Suci Para Dewa Tahap Kedua, tapi sekarang, orang-orang di dunia sadar akan keberadaan makhluk super. Meskipun belum ada seorangpun di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua yang bisa membunuh makhluk super, mencari orang untuk tujuan itu akan lebih sulit lagi. "Namanya Lei Hengwu. Dia bukan berasal dari keluarga yang tenar, tetapi keluarganya memang memiliki keahlian khusus. Itu disebut Tombak Sakral Petir Raksasa. Aku pernah melihatnya aksinya, dan itu sangat hebat. Dia adalah elit top dan belum bergabung dengan persekutuan manapun. Aku juga teman baiknya, mungkin dengan koneksiku dia mau bergabung denganmu," kata Wang Yuhang. Han Sen bertanya tentang Lei Hengwu. Dia terdengar seperti orang yang akan dibutuhkan di timnya, jadi Han Sen memutuskan untuk mengikuti usul Wang Yuhang dan mengunjungi orang ini. Han Sen tidak dapat membunuh Naga Sisik Merah seperti yang direncanakan, karena telah dimakan oleh Gajah Tulang Putih. Dia masih membutuhkan jiwa binatang T-rex, jadi dia masih bertekad untuk menemukan jalan lain. Untungnya, Lei Hengwu berada di tempat penampungan manusia yang cukup besar. Han Sen ingin mengambil kesempatan ini untuk menelusuri pasar dan melihat apakah dia bisa mendapatkan jiwa binatang T-rex berdarah sakral. Chapter 651 - Mengundang Para Elit Lei Heng Wu, orang yang disebutkan Wang Yuhang, berada di tempat penampungan di balik Gunung Iblis. Mereka harus menyeberangi gunung-gunung yang berbahaya itu untuk menemukannya. Namun Han Sen memutuskan untuk kembali ke Persekutuan terlebih dahulu, agar dia dapat mempersiapkan perjalanan secara memadai. Saat kembali, Han Sen melihat sudah ada banyak panggilan dan pesan yang tak terjawab di komunikatornya. Beberapa dari Ji Yanran, Tang Zhen Liu, dan Huangfu Ping Qing - semua kenalannya. Han Sen menelpon mereka kembali satu per satu, dan topik dari semua percakapan adalah Ji Qing yang telah membunuh makhluk super. Itu adalah peristiwa yang mengejutkan setiap anggota tingkat tinggi di Persekutuan. Namun belum diumumkan kepada publik. Han Sen tidak langsung membalas pesan Ji Yanran namun menemuinya di kantornya. Ji Yanran memberitahu Han Sen bahwa Ji Qing memang membunuh makhluk super. Walaupun prestasi itu dicapai dengan bantuan tambahan tiga ratus evolver, dialah yang melancarkan serangan terakhir. Makhluk super tidak meninggalkan mayat, hanya sebuah esensi Geno Kehidupan. Han Sen sudah tahu bahwa sebagian besar makhluk super tidak akan meninggalkan mayat. Hanya beberapa yang meninggalkan mayat, dan ini adalah salah satu dari banyak sifat yang membuat keberadaan makhluk super begitu menarik. Sama seperti Pelonglong Emas dan Pelonglong Emas muda, mereka istimewa. Pelonglong Emas muda menjadi jiwa binatang, berbeda dengan semua jiwa binatang lainnya. Jiwa binatang tunggangan yang normal, walaupun jiwa binatang makhluk super, tidak akan agresif. Tapi Pelonglong Emas muda, berbeda dengan tunggangan lainnya. Han Sen tidak tahu mengapa makhluk super memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda, dan dia sampai saat masih penasaran. Sekarang, seluruh dunia masih mendiskusikan keberadaan makhluk super. Tapi Han Sen tahu ini baru permulaan, dan jika Persekutuan membuat pengumuman, semuanya akan semakin heboh. Walaupun Ji Yanran tidak memberitahunya dengan jelas, Han Sen tahu bahwa keluarga Ji akan mengumumkan berita itu. Mereka dengan bangga akan menyatakan bahwa keluarga Ji adalah yang pertama yang membunuh makhluk super, dan bahwa itu akan ditulis dalam sejarah. Ini akan sangat membantu Ji Ruozhen ketika dia menegaskan posisinya sebagai pemimpin Persekutuan. Walaupun Ji Ruozhen akan mendapatkan banyak manfaat lain dari kejadian ini, itu praktis menjamin dia akan terpilih. Bagaimanapun, itu adalah hal yang paling terhormat. Sebelum Han Sen kembali ke tempat penampungan, dia menelepon Zhang Danfeng dan berbincang sejenak. Zhang Danfeng hampir berhasil memaksimalkan level geno poin sakralnya. Han Sen memberitahunya tentang poin geno super agar dia dapat mempersiapkan lebih banyak kemajuan di masa depan. Han Sen tidak asing dengan jalan yang menanjak dan melewati Gunung Iblis. Kemungkinan besar tidak akan menemukan hal-hal buruk dalam perjalanannya, tetapi untuk berjaga-jaga, dia membawa Nol dan rubah perak bersamanya. Bagaimanapun, Wang Yuhang juga ikut serta. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi dengannya, terutama di Gunung Iblis. Tempat tersebut sangat mistis, diselimuti kabut misteri yang belum terkuak. Banyak monster menakutkan bersembunyi di celah-celah dan lembah, menempati jalan setapak yang lebih rendah untuk mengantisipasi setiap pengembara yang malang. Mereka sangat waspada di sepanjang perjalanan, dan Wang Yuhang mengatakan dia berusaha untuk tidak memancing agresivitas monster, sehingga semakin kecil kemungkinan mereka mendapatkan nasib buruk. Dengan ditemani rubah perak, mereka belum bertemu satu makhluk pun. Dan sejauh ini, keberuntungan Wang Yuhang yang menyedihkan belum memburuk. Nol mengenakan pakaian tempur berwarna putih, memegang rubah perak. Dia tampak sangat imut, dan bahkan Wang Yuhang mengatakan dia adalah gadis yang paling manis yang pernah dilihatnya. Han Sen dengan cepat menarik Wang Yuhang darinya; hal terakhir yang dia inginkan adalah pamannya yang menyeramkan mendekati Nol. Mereka telah mencapai sisi lain gunung ketika Wang Yuhang memimpin perjalanan, membawa mereka ke Tempat Penampungan Iblis. Di sana, mereka bertemu dengan Lei Heng Wu yang baru saja tiba, sendirian. "Lei tua!" Wang Yuhang membuka pintu kamar pria itu dan mulai melambai pada seorang lelaki tua kekar yang tampak seperti menara letih yang terbuat dari baja. "Yuhang, kenapa kau di sini?" Pria yang kuat, setelah melihat Wang Yuhang, mengubah penampilan awalnya yang tidak menyenangkan menjadi kebahagiaan yang dipaksakan. "Lei tua, aku datang ke sini untuk menjagamu. Aku baru-baru ini menjadi anggota tim paling berbakat yang bersiap untuk memburu makhluk super," Wang Yuhang menjelaskan, dengan penuh antusias. Lei Heng Wu tampak terkejut. Tapi bukan tentang makhluk super. Dia memandang Wang Yuhang dengan mata tidak percaya dan bertanya, "Kau? Kau bergabung dengan tim yang bertugas berburu makhluk super?" Setiap orang yang pernah bertemu Wang Yuhang akan segera ikut bernasib buruk juga. Berburu dengan Wang Yuhang hampir merupakan jaminan bahwa akan hal-hal buruk terjadi. Orang lain sebenarnya telah memanfaatkan nasib buruknya juga, untuk menarik monster tertentu. Tetapi masalahnya adalah, sebagian besar makhluk yang ditarik terlalu kuat untuk ditangani oleh tim biasa. Dengan demikian, setiap perburuan bersama pria itu pasti akan berakhir dengan bencana. Dengan peluang yang hampir pasti akan kehilangan segalanya, tidak ada yang berani berburu dengan pria itu lagi. "Ya! Dan izinkan aku untuk membuat lirik mengenai tim yang telah aku ikuti, karena mereka adalah para pejuang paling berbakat yang dapat ditemukan di tanah ini dan di luar sana. Aku kesini untuk mengundangmu untuk bergabung dengan kami, karena kita adalah teman lama. Jika kau bergabung dengan kami, kita pasti akan menjadi tim pertama yang membunuh makhluk super di sini di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua." Wang Yuhang mempromosikan timnya dengan sangat baik. "Tim siapa yang kau ikuti? Pasti bukan salah satu tim dari keluarga Wang-mu, tentu saja." Lei Heng Wu tampaknya terbujuk dengan apa yang dikatakan Wang Yuhang. Lagipula, tim yang bersedia menerima pria seperti Wang Yuhang pasti sangat luar biasa. "Ayo! Izinkan aku untuk memperkenalkanmu Tuan Han Sen. Dia luar biasa! Dia bisa membunuh makhluk super sendirian. Jika makhluk super yang kita lawan tidak melarikan diri, kita akan menjadi orang pertama yang membunuhnya dan menjatuhkan Ji Qing yang sombong!" Wang Yuhang tidak berbual sama sekali tentang pernyataan ini. "Han Sen?" Lei Heng Wu mengerutkan kening seolah-olah dia berusaha keras untuk mengingat jika dia pernah mendengar tentang orang ini. "Tidak perlu berpikir keras! Ji Ruozhen adalah ayah mertua Han Sen." Wang Yuhang bisa melihat minatnya tiba-tiba mulai menurun, jadi dia berkedip untuk mendorong Han Sen mengatakan sesuatu. Wajah Lei Heng Wu tiba-tiba bersinar karena terkejut. Setelah Wang Yuhang memperkenalkan mereka berdua, Lei Heng Wu mengundang mereka ke ruangan yang lebih nyaman agar mereka dapat berdiskusi dengan lebih rinci. "Ketua Han, aku penasaran apakah ada anggota tenar lainnya di tim mu." Setelah Lei Heng Wu membuka kunci gennya, dia tidak ingin bergabung dengan tim, atau fraksi manapun. Dia ingin menunggu dan bergabung dengan sekelompok individu yang lebih dekat, dan lebih kuat. Jika Han Sen adalah menantu Ji Ruozhen, Lei Heng Wu menganggapnya sebagai anggota keluarga keluarga Ji. Keluarga Ji sudah memiliki Ji Qing, pembunuh makhluk super bersertifikasi. Walaupun itu adalah kejadian di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, prestasi dan bakatnya tetap harus diakui. Karena itu, dia tidak akan menolak tawaran untuk bergabung dengan tim keluarga Ji. "Kami belum memiliki banyak anggota di jajaran kami, tetapi yang kami miliki orang-orang terbaik. Kami juga tidak menerima sembarang orang di tim kami. Untuk bergabung dengan kami dalam perburuan, kami hanya memilih yang terbaik dari yang terbaik. Sebenarnya Tuan Bos sudah dalam proses mendaftarkan beberapa elit tingkat tinggi lainnya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Kau pernah mendengar tentang sang Ratu? Tuan Bos sudah mendapatkannya dalam tim kami." Wang Yuhang berbicara dengan cepat, karena dia takut Han Sen akan segera mengatakan hal yang sebenarnya. Jika Han Sen melakukannya, Lei Heng Wu akan langsung menolak permintaan mereka. "Benarkah? Sang Ratu bergabung dengan tim mu?" Lei Heng Wu bertanya, dengan mata terbuka lebar yang terus berpindah pindah memandangi Han Sen dan Wang Yuhang. "Paman aneh ini tidak selalu jujur." Han Sen tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya menyebutkan nama Ratu sekali dan tidak ada jaminan dia akan mau bergabung. Wang Yuhang langsung menggunakan kartu ini untuk menarik Lei tua. "Tentu saja aku tidak bohong! Lei tua, kau pasti tahu betapa aku menghargai hubungan kita. Apakah aku tipe orang yang mau berbohong padamu?" Wang Yuhang menunjukkan wajah polos pada saat mengatakan ini. Chapter 652 - Ditolak Mereka berempat sibuk mendiskusikan berbagai hal di dalam rumah. Lei Heng Wu masih agak ragu untuk bergabung, dan walaupun Wang Yuhang sudah mengatakannya, sebenarnya tidak ada jaminan 100% bahwa Ratu akan bergabung. "Bagaimana kalau kau memberiku waktu untuk berpikir?" Lei Heng Wu akhirnya berkata. "Lei tua, ayolah. Apa lagi yang membuatmu kurang yakin? Tuan bos ini menaklukan dua tempat penampungan kerajaan. Bahkan, salah satunya adalah Pulau Misteri. Dia memiliki beberapa orang kuat di bawah komandonya, jadi bergabung dengan kami adalah kesempatan bagus untukmu! " Wang Yuhang memohon. Walaupun Wang Yuhang tidak mengungkapkan semuanya dengan benar, dia tidak berniat untuk berbohong. Hanya sebuah strategi yang telah disusun dengan baik. Seperti perihal Han Sen yang belum menikah dengan Ji Yanran - dia sebenarnya bukan anggota keluarga Ji. Ratu juga belum mengatakan akan bergabung dengan tim. Dan walaupun Han Sen memiliki dua tempat penampungan kerajaan, keduanya dikembangkan bersama-sama dengan faksi lainnya. Sementara Lei Heng Wu masih merasa bimbang, terdengar suara ketukan di pintu. Suara lembut dan menarik terdengar dari balik pintu, berkata, "Apakah Tuan Lei ada di sini? Lu Hui datang berkunjung." Lei Heng Wu cukup terkejut. Dia menawarkan mereka tempat duduk dan pergi menemui tamunya. Orang yang berdiri di ambang pintu terlihat lembut dan tersenyum santai. Terkesan seperti tetangga yang selalu bisa diandalkan. "Mengapa Ketua Lu ada di sini?" Alasan Lei Heng Wu datang ke tempat penampungan adalah agar dia dapat bergabung dengan tim Lu Hui. Lu Hui sangat kuat dan terkenal di antara para evolver. Dia memiliki banyak bawahan yang kuat dan latar belakangnya terkait dengan Pasukan Khusus Darah Biru. Latar belakang dan kedudukannya yang bergengsi adalah alasan mengapa Lei Heng Wu mempertimbangkan untuk bergabung dengannya terlebih dahulu. Tapi Lei Heng Wu belum pergi mencari Lu Hui, itulah sebabnya dia merasa terkejut ketika Lu Hui malah datang menemuinya. Lei Heng Wu merasa sangat tersanjung. Lu Hui melihat Han Sen, tersenyum, dan berkata, "Tuan Lei ada tamu? Kalau demikian, aku tidak akan berbasa-basi dan akan langsung bertanya. Aku dengan ini mengundang Anda untuk bergabung dengan tim saya. Apakah Anda bersedia?" Lei Heng Wu terpaku. Walaupun dia sudah menebak ini adalah alasan kedatangannya, tapi mendengarkan permintaan seperti itu secara langsung dari pria itu adalah sesuatu yang berbeda. "Lei tua, tapi bagaimana dengan diskusi kita sebelumnya? Kau tidak bisa mengingkarinya sekarang!" Wang Yuhang berkata dan berdiri. Lei Heng Wu berbalik dan menatapnya, berkata, "Kapan aku setuju? Belum ada yang diputuskan." Pikiran Wang Yuhang dengan panik berusaha untuk menimpali sesuatu, tapi Han Sen menghentikannya. Dia berdiri dan berkata, "Tuan Lei, kami sangat menghargai kehadiran Anda di tim kami. Dan aku berjanji kepada Anda, peluang kita membunuh makhluk super sangat tinggi. Karena itu, aku harap Anda bersedia bergabung dengan kami." Lei Heng Wu tergagap. Kedua belah pihak memiliki kelebihan masing-masing dan keduanya menawarkan alasan kuat baginya untuk bergabung, oleh karena itu, dia tidak dapat membuat keputusan secepat itu. "Han Sen? Aku sudah mendengar namamu. Aku Lu Hui." Lu Hui berjalan ke depan Han Sen dan mengulurkan tangan kepadanya, sambil tersenyum. "Kau adalah Ketua Darah Biru Iblis? Aku juga pernah mendengar tentangmu." Han Sen mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Lu Hui dan merasakan kekuatan jari-jari pria itu. "Jika memungkinkan, aku akan menghargai kehadiran Anda di tim aku, juga. Tidak peduli berapapun biayanya. Asalkan Anda bersedia bergabung, aku bersedia menerima syarat dan ketentuan yang Anda berikan." Lu Hui bertanya dengan tulus, menatap Han Sen. "Aku berterima kasih atas undanganmu, tetapi kau mengatakan apa yang ingin aku katakan dari mulutku. Aku akan memberitahumu hal yang sama," kata Han Sen. Mereka berdua saling memandang curiga sejenak dan kemudian membuang muka. Lu Hui tersenyum dan menjawab, "Tuan Lei, tim manapun yang akhirnya Anda pilih akan menjadi pilihan yang baik. Tentu saja, jika Anda memutuskan untuk bergabung denganku, aku bersedia memberi Anda beberapa manfaat tambahan sebagai hadiah untuk memilih pilihan yang benar." Setelah itu, Lu Hui memberi Lei Heng Wu sebuah kontrak untuk dilihat. Saat dia melihatnya, wajahnya ternganga karena terkejut. "Ketua Lu, apakah ini nyata?" "Setelah kau menandatanganinya, ya," jawab Lu Hui dengan lembut. "Lei Tua, kondisi apapun yang dia tawarkan, kita akan melakukan hal yang sama tetapi lebih baik!" Wang Yuhang dengan gugup memproklamirkan. Han Sen kemudian mengeluarkan kontraknya untuk ditunjukkan kepada Lei Heng Wu dan berkata, "Ini adalah kontrak tim kami. Syarat dan ketentuannya ada di sana. Silakan, dilihat." Wang Yuhang tampak sangat cemas sekarang karena dia sudah menandatangani kontrak dan tahu itu agak tidak adil dan terus terang, tidak menarik. Tidak ada manfaat apapun untuk menarik orang. Lu Hui telah memberikan kontrak yang sarat dengan hadiah. Ditambah dengan dukungan reputasi Lu Hui, itu adalah sesuatu yang cukup sulit untuk ditolak. Seperti dengan perkiraan, Lei Heng Wu mengembalikan kontrak ke Han Sen setelah melihat dengan seksama, meminta maaf, dan berkata, "Ketua Han, aku harus meminta maaf. Alasan aku datang ke tempat penampungan ini adalah berharap untuk bergabung dengan tim Ketua Lu. Dia juga sangat baik telah menawarkan aku banyak manfaat dan hadiah jika aku bergabung dengannya. " "Tidak apa-apa." Han Sen tersenyum. Dia berdiri dan bersiap untuk pergi bersama-sama dengan orang yang menemaninya. Wang Yuhang ingin mengatakan sesuatu kepada Lei Heng Wu, tetapi Han Sen menghentikannya. "Ketua Han, aku berharap suatu hari kita akan dapat bekerja sama," kata Lu Hui dengan nada serius ketika Han Sen berjalan melewatinya. "Akan ada kesempatan." Han Sen tidak membenci pria ini. Itu adalah kompetisi dan dia kalah, dengan adil dan jujur. Mereka meninggalkan rumah Lei Heng Wu, dan dengan ekspresi dan nada suara tertekan, Wang Yuhang berkata, "Lei tua itu tidak baik. Dia tidak menunjukkan rasa hormat padaku!" Han Sen tersenyum dan berkata, "Saya pikir Lei Heng Wu takut padamu dan itu sebabnya dia tidak mau bergabung dengan tim kami." "Bagaimana kau bisa menyalahkan aku untuk ini? Itu semua karena manfaat kontrak kita lebih buruk!" Wang Yuhang mengatakan ini, tetapi di dalam hatinya, dia benar-benar takut bahwa kehadirannya sendiri yang membuat Lei Heng Wu tidak mau bergabung. "Akan terlalu sulit untuk menarik orang menjauh dari faksi besar, tidak peduli apa yang kita lakukan. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di pasar?" Tidak masalah bagi Han Sen bahwa mereka tidak dapat meminta Lei Heng Wu untuk bergabung. Alasan paling penting baginya untuk berada di tempat penampungan ini adalah potensi untuk membeli jiwa binatang T-rex berdarah sakral. Menurut Han Sen, walaupun Lei Heng Wu kuat, dia hanya kuat, tidak lebih. Tidak ada yang secara istimewa atau unik tentang dirinya, dan karenanya Han Sen tidak menganggapnya sebagai pilihan utama. Bahkan jika dia adalah orang yang sangat berguna, Han Sen tidak mau memperlakukan salah satu anggota tim dengan lebih baik daripada yang lain. Dia ingin semua orang diperlakukan sama. Setelah Han Sen pergi, Lu Hui memandang Lei Heng Wu dan bertanya, "Mengapa kau tidak memilih Han Sen?" Lei Heng Wu, dengan senyum masam, menjawab, "Aku tahu siapa Han Sen. Dia kuat, ya, tetapi dia tidak memiliki dukungan. Aku merasa tidak enak untuk menolaknya, dengan Wang Yuhang di sini. Dan di samping itu, dengan keberuntungan pria itu yang menyedihkan, aku tidak bisa membayangkan bagaimana mereka bisa menaklukkan makhluk super. " Lu Hui adalah bos daerah ini dan tempat penampungan berada di pusat. Populasi di sini jauh lebih sehat daripada di medan es. Pasar besar selalu super ramai. Nilai tukar di tempat ini adalah sepuluh kali lipat dari Tempat Penampungan Dewi. "Jika kita dapat membangun rute perdagangan yang tepat melintasi Gunung Iblis, mungkin akan dapat membantu perkembangan Tempat Penampungan Dewi." Han Sen berpikir dalam hati, walaupun cukup sulit untuk membangun proyek seperti itu. Han Sen sendiri telah bertemu dua makhluk super di Gunung Iblis. Jika dia benar-benar ingin membangun sebuah terowongan yang mengarah ke bawah gunung dan keluar dari sisi yang lain, tidak ada yang memiliki sumber daya yang diperlukan untuk usaha seperti itu. Dia melewati banyak toko jiwa binatang dan akhirnya menemukan jiwa binatang yang cocok. Jiwa binatang T-rex yang ditemukan bahkan adalah tipe yang langka. Chapter 653 - Aku Akan Membelinya Itu adalah jiwa binatang hitam T-rex. Namanya "Paku Rex." Itu adalah senjata logam berat yang panjangnya sekitar dua meter. Dalam brosur yang disediakan, senjata itu tampak seperti payung raksasa yang terlipat. Ujungnya tajam dan memiliki gagang di bagian bawah. Itu adalah senjata logam berat yang ganas. Panjangnya dua meter dan panjang gagangnya lima puluh sentimeter. Bagian depannya tajam dan bergerigi, dan dari jauh, orang akan mengira itu adalah pedang besar yang aneh atau tombak abad pertengahan. Memang aneh, tapi itu terlihat seperti senjata yang kejam dan tanpa ampun. Tanpa ragu sedikitpun, Han Sen ingin membeli senjata itu. Dia sangat menyukainya, karena berat dan panjang. Menghadapi makhluk super dengan senjata seperti ini, dengan jarak yang sedikit lebih jauh, jauh lebih baik daripada menggunakan pisau belati kecil. Itu adalah jiwa binatang hitam T-rex, tapi dia tidak bisa memastikan apakah itu terkait dengan unsur api. Namun bagi Han Sen, apa yang dilihatnya sudah cukup mendorong dia untuk membelinya pada saat itu juga. Jiwa binatang ini juga lebih murah daripada jiwa binatang berdarah sakral lainnya. Terutama karena jenis senjata ini tidak begitu populer. Dia bisa menggunakannya sebagai tombak, tetapi gagangnya terlalu pendek. Tapi itu tidak apa-apa, karena sebagian besar keterampilan tombak tidak bisa dilakukan dengan Paku Rex juga. Dia bisa menggunakannya seperti pedang, tetapi bilahnya tidak terlihat seperti pedang tradisional, yang dapat menghalanginya menggunakan keterampilan pedangnya. Selain itu, senjatanya sangat berat, evolver biasa bahkan tidak bisa mengangkatnya. Karena permasalahan ini, harga telah dikurangi dan Han Sen cukup senang membelinya dengan harga yang tercantum, tanpa perlu tawar-menawar. Lagipula, jarang terlihat jiwa makhluk T-rex dari jenis senjata. Itu juga adalah senjata berat, yang akan berguna bagi Han Sen. Kalau saja dia dulu memiliki Paku Rex super ketika berburu T-rex Skala Api, dia tidak akan mengalami begitu banyak kesulitan. Setelah membeli Paku Rex, Han Sen tidak perlu lagi menjelajahi pasar. Dia pergi mencari tempat tinggal. Ketika dia berada di kamarnya, dia mengamati Paku Rex dan jiwa binatang dengan seksama. "Mereka berdua tipe rex. Selain dari fakta bahwa Paku Rex Spike tidak memiliki sayap, kesamaan dalam desain dan penampilan sangat mencolok. Meskipun mungkin tidak memiliki elemen api, tingkat keberhasilannya tetap tinggi, bukan?" Han Sen menggertakkan giginya saat dia memikirkan pertanyaan itu. Dia tidak ingin terlalu memikirkan terlalu banyak hal, jadi dia segera berusaha untuk menggabungkan jiwa binatang permata dengan Paku Rex. "Tuhan, Buddha, Dewi, Maria, Yesus, dan Muhammad, berkati aku! Aku hanya memiliki satu jiwa binatang permata super ini. Sepanjang hidupku, ini adalah satu-satunya yang pernah aku dapatkan. Jadi, tolong bantu aku!" Hati Han Sen berdoa dengan sungguh-sungguh kepada setiap dewa dan agama yang bisa dia pikirkan. Di dalam permata, dia menyaksikan gambar mini T-rex Skala Api tertarik dan diserap ke dalam gambar T-rex hitam. Kemudian, T-rex hitam meraung ke langit ketika tubuhnya mengalami semacam transformasi. Sisik hitam binatang itu menjadi merah tua. Tubuh mulai mengeluarkan asap selain itu ketajaman dan ketebalan cakar meningkat. Ukuran kepalanya juga membesar. Secara keseluruhan, T-rex tampak jauh lebih kuat. "Aum!" T-rex mengeluarkan raungan mengerikan ketika geyser api keluar dari mulutnya. Kemudian, dia pun terbang. Itu hanya gambar virtual, yang datang dari Lautan Jiwa. Dia tidak memuntahkan api sebenarnya, karena jika itu terjadi, seluruh rumah terbakar. "Paku Rex telah berhasil dikombinasikan dengan Batu Permata T-rex Skala Api. Evolusi telah memberimu jiwa binatang Paku Rex Membara." Han Sen hampir melompat kegirangan. Dia dengan cepat memanggil Paku Rex Membara dan melihat senjata itu telah bertambah panjang. Sekarang tentu saja lebih panjang dari dua meter. Warnanya merah gelap dan dikelilingi aura api. Senjata itu sekarang tampak lebih jahat dan kejam, seperti binatang ganas. Han Sen mengayunkannya dua kali. Dia secara acak menghantam sesuatu, sehingga menghasilkan rangkaian percikan yang indah. Han Sen benar-benar menyukainya. Itu adalah senjata yang sangat berat dan kehadirannya menakutkan. Di masa depan, dia tidak akan kesulitan mencabik tubuh monster yang lebih kecil. "Jika aku menusukkan senjata ini ke bokong makhluk super, mereka akan merasakan sakit yang luar biasa." Tanpa ragu, Han Sen menyuapi kristal hitam ke Paku Rex Membara. Dia ingin membuatnya sekuat mungkin dan mencoba mendorongnya menjadi jiwa makhluk super amuk. Dengan demikian, akan lebih mudah baginya untuk membunuh makhluk super. Setelah Rex yang membara menelan kristal hitam, roh aneh keluar dari tubuhnya dan menyelimutinya. Han Sen belum pernah mengembangkan jiwa binatang super sebelumnya, jadi dia tidak yakin berapa lama proses ini akan berlangsung. Han Sen belum mengembangkan Merak Mata Mati karena dia sudah sering menggunakannya dan dia tidak yakin berapa lama proses evolusi akan berlangsung. Karena itu, dia tidak memberi makan meraknya kristal hitam. Sekarang dia ingin membiarkan Paku Rex Membara berkembang terlebih dahulu, karena dia masih memiliki panah merak. Han Sen juga ingin menemukan seni geno hiper yang cocok untuk penggunaan Paku Rex Membara di masa depan, sementara senjata itu terus berkembang. Senjata itu tidak bisa digunakan sebagai pedang atau tombak; oleh karena itu, sulit untuk menemukan seni geno hiper yang cocok dengannya. Han Sen sangat senang dengan kombinasi yang sukses ini. Dia memutuskan untuk berjalan-jalan dengan Nol sebentar, membelikannya pakaian dan makanan ringan baru. Rubah perak berbaring di pundak Han Sen sementara Nol memeluk Meowth. Kekontrasan dari hewan peliharaan hitam dan putih secara berdampingan adalah pemandangan yang menawan. "Hewan peliharaan itu sangat cantik. Sayang, lihat!" Seorang wanita dengan dada besar menunjuk Han Sen dengan semangat. "Aku akan membelinya." Pria di dekatnya benar-benar tenang, dan ketika dia dengan lembut mengucapkan kalimat itu, wanita itu menjadi senang. "Oh, sayang! Kau sangat baik." Wanita itu mencengkeram lengan pria itu dan mencium pipinya. "Sobat, berapa harga untuk hewan peliharaan ini?" Pria itu berjalan ke depan Han Sen dengan langkah bangga. "Yang mana yang mau kau beli?" Han Sen bertanya, berkedip. "Aku ingin mereka berdua." Pria itu memandang wanita di dekatnya. Dia membusungkan dadanya dan berbicara dengan suara terangkat, seolah-olah untuk menandakan kekayaan yang dimilikinya. Biasanya, jiwa binatang tidak terlalu mahal. Varian yang mahal adalah jiwa binatang peliharaan kelas tinggi yang mampu melakukan pertarungan. Dia melihat hewan peliharaan Han Sen sangat kecil dan imut, dan tentu saja menganggap mereka tidak bisa bertarung. Karena itu, dia tidak berpikir harganya akan mahal. "Jika kau menginginkan keduanya, aku akan memberimu diskon tiga puluh persen. Dengan harga tujuh miliar!" Han Sen dalam suasana hati yang baik, jadi dia bersedia meluangkan waktu untuk bercanda dengan orang sombong. Tempat besar seperti Tempat Penampungan Iblis menjual jiwa-jiwa binatang berdarah sakral seharga seratus hingga dua ratus juta. Jika itu hanya hewan peliharaan berdarah sakral, itu akan jauh lebih murah, sekitar belasan juta. "Tujuh miliar? Kau pikir itu hewan peliharaan super atau apa?" Pria itu mengejek, dan jelas dia sadar akan keberadaan binatang super. "Kau benar," kata Han Sen dalam hatinya. Tetapi apa yang dikatakan mulutnya adalah, "Meskipun ini bukan hewan peliharaan super, mereka sudah lama bersamaku. Aku sangat menyukainya. Kecuali kamu membayar tujuh milyar, aku tidak akan menjualnya." Pria itu dengan marah menunjuk Han Sen dengan jarinya. Dia kemudian mengatakan sesuatu yang mengejutkan Han Sen, "Baiklah! Saya akan membelinya seharga tujuh miliar." Chapter 654 - Makhluk Dari Gunung Iblis Han Sen menatap pria itu dengan pandangan ragu, tidak yakin apakah dia serius atau bercanda. Tujuh miliar bukan jumlah yang kecil, dan umumnya, bahkan orang terkaya tidak pernah membawa uang sebanyak itu bersama mereka. "Untuk harga itu, apa kau yakin?" Han Sen, masih menatap dan bertanya pada pria itu. "Tentu saja," jawab pria itu, dengan penuh keyakinan. "Beri aku uangnya dan aku akan menjualnya kepadamu," kata Han Sen, tersenyum. "Apakah Anda benar-benar berpikir aku memiliki tujuh miliar di sakuku, pada saat ini? Berikan aku nomor kontak Anda dan ketika aku kembali ke Persekutuan, aku akan menghubungi Anda dan mengirimi Anda uang," kata pria itu. "Baik." Han Sen tidak memberikan nomor kontaknya kepada pria itu, hanya nomor akun komunitas virtualnya di Jaringan Langit, agar pria itu dapat menghubunginya. Kemudian, keduanya keluar dari tempat penampungan bersama. Ketika tiba di Persekutuan, mereka berdua masuk ke komunitas virtual dan saling bertemu. Han Sen tidak percaya ada pecundang di luar sana dengan uang sebanyak itu. Dia merasa terkejut ketika pria itu segera datang dan melihatnya dalam permainan. "Teman, bolehkah aku bicara denganmu?" Pria itu memiliki wajah yang aneh saat dia mendekat. "Apa? Kau tidak mau membelinya lagi?" Han Sen tertawa terbahak-bahak. "Tidak. Apakah itu yang benar-benar Anda pikirkan? Aku punya usulan yang berbeda, itu saja. Bagaimana kalau aku memberi Anda lima puluh juta, Anda meminjamkan aku hewan peliharaan selama tidak lebih dari tiga hari? Aku akan mengembalikan kepada Anda dalam tiga hari, tanpa kehilangan sehelai rambut pun." Pria itu tersenyum. "Lima puluh juta adalah uang saku dalam jumlah kecil. Pertukaran semacam ini membutuhkan setidaknya seratus juta. Tapi aku hanya bisa meminjamkanmu kucing hitam itu. Hewan peliharaan putih itu tidak siap untuk diperebutkan, dengan cara apapun." Han Sen segera tahu apa yang dimaksud pria tersebut, jadi dia berusaha untuk tidak tertawa. "Aku menerimanya. Tapi, ketika kita kembali ke tempat penampungan, kau harus berakting bersamaku," kata pria itu kepada Han Sen. Han Sen kemudian setuju. Tanpa membuang waktu, pria itu mengirim Han Sen seratus juta dan berkata, "Aku akan membelikanmu makan malam." "Tentu. Kita bisa makan malam, tapi kau harus berjanji padaku bahwa kau akan merawat hewan peliharaanku. Aku sudah lama memilikinya dan sangat menyukainya," kata Han Sen padanya. "Teman, jika kau tidak percaya bahwa aku, Lin Mei, akan menjaganya dengan baik, maka percayalah pada Lin Feng. Dia adalah adik laki-lakiku. Kami memiliki kontrak bersama, jadi jangan takut." Lin Mei menepuk dadanya yang kembung. "Lin Feng? Siapa?" Han Sen bertindak seolah-olah dia tidak mengenal orang itu, dengan tatapan bingung. "Kau benar-benar tidak tahu siapa aku?" Lin Mei benar-benar terkejut. Tetapi setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Yah, tidak apa-apa jika Anda tidak mengenalku. Ketahuilah bahwa aku adalah orang yang dapat dipercaya, oke?" "Apakah kau kenal Tang Zhenliu?" Han Sen harus bertanya, karena orang di depannya benar-benar terlihat seperti Lin Feng. "Tentu saja aku mengenalnya. Dia adalah teman terbaik adik laki-lakiku; mereka bahkan memakai celana yang identik dan serasi! Mereka tidak dapat dipisahkan. Apakah kau juga mengenalnya?" Lin Mei bertanya kembali. "Maka kita bukan orang asing. Aku adalah teman baik Tang Zhenliu." Namun, di hati Han Sen, dia berpikir, "Aku tidak percaya Lin Feng memiliki saudara seperti ini? Tapi aku tidak yakin apakah mereka saudara kandung atau hanya sepupu." "Ah, bukankah itu luar biasa? Nah, kalau begitu, bagaimana kalau kau memberiku diskon, karena hubungan kita ini?" "Tidak. Hubungan adalah hubungan, bisnis adalah bisnis," Han Sen langsung menolak. Mereka kemudian mendiskusikan rincian pengaturan mereka di komunitas virtual. Setelah itu, mereka kembali ke tempat penampungan. Mereka berdua pergi untuk bertemu kembali di tempat pertama mereka bertemu. Ketika Lin Mei tiba, dia memegang teman wanitanya yang besar dan terlihat tidak senang. Mereka mendekati Han Sen dan Lin Mei berkata, "Hei, itu tidak adil. Anda mengatakan dua untuk tujuh miliar! Sekarang Anda meningkatkan harganya?" "Aku terlalu suka dengan mereka sehingga sulit untuk berpisah dengan begitu mudah. ??Jika kau masih bertekad untuk membelinya, yang hitam bisa dibeli seharga tujuh milyar. Bocah putih kecil itu tidak untuk dijual." "Yah, itu sangat berarti bagiku. Uang mengalir seperti air kran untukku. Baiklah, aku akan menerima yang hitam seharga tujuh miliar. Aku akan membeli yang putih seharga tujuh miliar, juga. Satu-satunya hal yang membuatku kuatir adalah kebahagiaan dan kepuasan istriku. Aku akan menghabiskan berapapun demi membuatnya tersenyum. " "Oh, sayang! Kau sangat luar biasa!" Wanita itu menjilat dan mencium Lin Mei. "Aku sudah bilang, hanya yang hitam yang dijual. Rubah putih kecil ini adalah milikku sendiri." Han Sen, dalam pertunjukan kecilnya, bersikeras hanya akan menjual Meowth. Akhirnya, Lin Mei menerima dan membelinya. Wanita itu, sambil memegang Meowth di tangannya, berseri-seri dengan sukacita dan tidak mengeluh sama sekali. Sejak saat itu, sebuah cerita menyebar dari Gunung Iblis. Itu adalah kisah yang melantunkan keputus-asaan seorang pria kecil untuk menyenangkan seorang wanita. Pria yang menyedihkan ini dikatakan telah membeli kucing peliharaan yang tidak berguna dengan harga tujuh miliar. "Saudara Han, apakah Anda benar-benar menjual hewan peliharaan itu dengan harga tujuh miliar?" Mulut Wang Yuhang terbuka lebar dengan tak percaya saat dia melihat Han Sen. "Dia bilang dia dari keluarga Lin. Namanya Lin Mei, dia bilang dia adalah kakak laki-laki Lin Feng. Jika kau tidak mengenalnya, maka dia pasti pembohong," kata Han Sen. "Lin Mei? Penggoda wanita itu? Sudah terlintas di benakku siapa yang bisa menjadi pecundang yang cukup menyesal untuk membayar harga sebesar itu. Jadi tu dia?" Wang Yuhang sekarang mengerti. "Keluarga Lin benar-benar memiliki seseorang seperti itu di antara mereka?" Han Sen terkejut mengetahui bahwa Lin Mei adalah anggota asli keluarga Lin, karena dia setengah curiga dengan identitasnya. Wang Yuhang mengangguk dan berkata, "Dia adalah sepupu Lin Feng. Dia seharusnya jauh lebih tua darinya dan seusia dengan Lin Weiwei. Sebelum Lin Weiwei menjadi terkenal, Lin Mei dikenal sebagai jenius, tetapi tidak bertahan lama dan penghargaan itu hanya berlaku selama masa remajanya. Tak lama kemudian, dia menjadi kecanduan dengan kesenangan jasmani wanita dan segera setelah itu, reputasi dia menjadi sebagai pecundang terbesar keluarga Lin. Namun, ayahnya mendanai semua keinginannya dan sebagai hasilnya, Lin Mei sangat kaya. Angka tujuh miliar tidak banyak baginya. Aku tidak mengikuti apa yang dia lakukan lagi dan dia jarang muncul di acara keluarga peristiwa. Senang sekali bisa melihat pertunjukan ini hari ini. " "Seorang pecundang, ya?" Han Sen mengangkat bibirnya tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi. Ketika mereka terus berjalan di jalan, tampaknya muncul keributan di bawah. Banyak evolver berlari ke pintu gerbang tempat penampungan. Wang Yuhang dengan cepat mulai bertanya tentang apa yang sedang terjadi, di mana seseorang merespons makhluk yang kuat telah muncul dari Gunung Iblis dan menghancurkan ketiga tempat penampungan yang berbeda. Sekarang, sudah tiba ke sini. Lu Hui telah mengeluarkan perintah, agar orang-orangnya untuk bertarung dan menghentikan laju makhluk itu. Dengan cepat, banyak evolver berkumpul dan berbaris serentak di luar dinding tempat penampungan, keluar ke jalan setapak yang diamuk monster itu. Lu Hui sudah tiba di sana dengan resimen kecilnya, tetapi mereka belum memulai serangan mereka. "Jika Lu Hui menanggapi ancaman ini dengan sangat serius, pastilah itu makhluk super," pikir Han Sen. Kemudian, dia menoleh ke Wang Yuhang dan mengatakan kepadanya, "Kita juga harus memeriksanya." Mereka keluar dari kota dan ketika mereka mencapai medan pertempuran, para evolver yang tak terhitung jumlahnya berkumpul. Ada juga orang-orang lain di tengah-tengah mereka, yang tampaknya baru saja tiba sehingga mereka dapat menikmati tontonan dan menyaksikan pertempuran dengan gembira. Setelah berjalan beberapa mil, mereka mendengar terompet gajah yang keras. Han Sen berkata pada dirinya sendiri, "Apakah itu Gajah Tulang Putih dari Gunung Iblis?" Pikiran yang sama melintas di benak Wang Yuhang. Mereka berdua saling memandang, dengan wajah ketakutan. Gajah Tulang Putih adalah musuh yang terlalu menakutkan, dan dalam satu suap, dia dapat melahap makhluk berdarah sakral amuk. Tidak diragukan lagi itu adalah monster dari makhluk super eselon atas. Dengan ukurannya yang besar, menghalanginya bukanlah hal yang mudah. Mereka maju beberapa mil lagi sebelum melihatnya. Seekor Gajah Tulang Putih berjalan terburu-buru menyusuri jalan setapak, setiap langkahnya menimbulkan getaran. Manusia di sekitarnya menjadi tampak seperti semut. Chapter 655 - Mahkluk Super Amuk Lu Hui segera menyadari bahwa gajah tulang itu tidak bisa dihancurkan. Dia menyerukan pemanahnya untuk menembakkan panah ke gajah itu dari arah lain, agar setidaknya mengalihkan perhatiannya dari jalur saat ini, sehingga dia bisa menjauh dari Tempat Penampungan Iblis yang saat ini sedang ditujunya. Jika dia mencapai tempat penampungan, tempat penampungan akan dihancurkan. Para pemanah langsung mengikuti perintah Lu Hui. Mereka mulai memprovokasi tulang gajah dengan formasi yang ketat dan rapi dan mengarahkannya ke arah lain. Di dekat Lu Hui, para pemanah terus berteriak dan memberi perintah untuk memposisikan para prajurit dengan tepat. Han Sen menyaksikan berlangsungnya pertempuran dari puncak gunung. Dia menghela nafas dan berkata, "Itu adalah komandan pertempuran yang sesungguhnya. Aku dapat secara efektif memerintah sekitar sepuluh orang. Tetapi memimpin dua puluh ribu tentara dalam pertempuran seperti ini, tidak mungkin aku bisa melakukannya. Lu Hui memiliki karakter yang luar biasa! " Han Sen mengamati perintah Lu Hui dengan saksama. Semakin dia memperhatikan, semakin dia merasa tertarik. Segala sesuatu di dunia ini berkaitan, sehingga satu metode dapat digunakan dalam sejumlah situasi yang berbeda. Seni komando pertempuran Lu Hui adalah pendidikan yang berharga bagi Han Sen. Dia membandingkan tontonan itu dengan Kitab Dongxue dan merasa seolah-olah dia sedang belajar banyak. Dalam perintah sebelumnya, Han Sen mencari rincian formasi, yang berarti dia memperhatikan detail dalam setiap menit. Dia dapat mengendalikan sepuluh orang untuk mengadaptasi situasi agar sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi pertempuran semacam ini terjadi di tempat yang jauh lebih besar dengan lebih banyak aktor yang berperan. Lu Hui adalah seorang konduktor untuk permainan dalam skala besar, dan perintahnya didedikasikan untuk panggung itu sendiri. Itu adalah cara memberikan perintah dengan cara yang berbeda bagi Han Sen dan hal ini membuatnya antusias untuk menonton. "Tidak heran dia adalah pemimpin Pasukan Khusus Darah Biru. Sejauh ini, dialah yang paling berbakat dalam hal kekuatan komando. Tidak heran dia mampu mengendalikan seluruh faksi," Han Sen memuji Lu Hui. Tetapi Wang Yuhang, yang berada di dekat Han Sen, kemudian berkata, "Jika kau ingin mengembangkan Pasukan Dewi, Lu Hui dan orang di utara akan menjadi musuh terbesarmu." "Kau benar. Melihat kekuatan Lu Hui, aku hanya bisa memperkirakan bahwa orang di utara memiliki kekuatan yang sebanding. Pengembangan pasukanku mungkin akan menimbulkan kontroversi." Han Sen jeda sebentar, tetapi kemudian tersenyum dan berkata, "Tapi kita dipisahkan oleh Gunung Iblis. Hanya masalah waktu sebelum rintangan antara tempat penampungan ini ditaklukkan, tapi tetap saja, aku kira itu terlalu cepat untuk memikirkan hal-hal seperti itu. " Banyak pemanah yang terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil dan menembakkan panah ke musuh mereka dari berbagai arah bersama-sama. Panah itu sendiri tidak melukai tulang gajah tetapi mereka membuatnya marah. Gajah itu terus menginjak-injak setiap manusia malang yang tertangkap oleh kakinya. Gajah tu memang makhluk super yang ganas, tapi tidak terlalu gesit dan pintar. Dia dengan mudah disudutkan oleh para pemanah yang melingkarinya dengan tunggangan mereka, sehingga gajah tulang berputar-putar seperti ayam tanpa kepala ketika berusaha untuk menangkap mereka. Tidak ada satupun korban yang dapat ditangkapnya. Semakin lama Han Sen menyaksikan, semakin dia tertarik. Dia semakin banyak belajar tentang apa yang diperlukan untuk menyusun formasi dan mempertahankan kendali atas orang-orang di bawah komandonya. Tiba-tiba, gajah tulang itu berseru keras. Dia menyerang, tanpa memperdulikan hujan panah yang menggelitiknya. "Sekarang Lu Hui dalam kesulitan. Gajah tulang telah bergerak menuju Tempat Penampungan Iblis." Wang Yuhang mengerutkan alisnya. Tapi Lu Hui tidak panik; dia tenang seperti biasa. Dia mengumpulkan para pemanah ke sisinya dan meminta mereka mengeluarkan beberapa perintah. Tiba-tiba, beberapa evolver berbaris di sampingnya. Mereka berlari ke arah gajah tulang, dan dengan kecepatan mereka, kau dapat mengatakan bahwa mereka bukan evolver biasa. Mereka setidaknya telah membuka kunci gen mereka. Salah satunya adalah Lei Heng Wu. Di tangannya, dia memegang tombak besar yang memercikan aura listrik. Beberapa evolver ini mengelilingi gajah tulang. Mereka masih tidak memiliki kekuatan untuk membunuh musuhnya, tetapi di bawah komando Lu Hui, mereka dapat mulai menyudutkan binatang itu sekali lagi. Pikiran Lu Hui jernih dan tegas. Dia mengetahui dengan jelas bahwa monster itu tidak dapat dikalahkan dalam pertempuran, jadi dia berusaha untuk mengalihkannya ke tempat yang jauh dari Tempat Penampungan Iblis di mana dia tidak bisa lagi membahayakan manusia. "Lei Heng Wu sangat kuat." Walaupun Han Sen telah sering mendengar tentang kekuatan Lei Heng Wu dari Wang Yuhang, melihat keterampilan tombaknya yang luar biasa secara langsung adalah hal yang berbeda sama sekali, dan dia harus memuji pria itu. "Apa gunanya dia begitu kuat? Dia milik yang lain sekarang!" Wang Yuhang menghela nafas. Han Sen tersenyum tetapi tidak menjawab. Dia hanya memuji orang itu, dan walaupun didukung dengan elemen petir, dia tidak sekuat rubah perak. Walaupun dia orang yang kuat, Han Sen tidak melihat manfaat untuk merebutnya agar bergabung dengan pasukan Han Sen. Sekarang Han Sen memikirkan untuk menemukan pemanah yang kuat untuk bergabung dengan pasukannya. Walaupun Han Sen sendiri adalah pemanah, namun akan terlalu menyia-nyiakan Paku Rex Membara yang baru saja dibuatnya. Mulai sekarang, Han Sen harus mengkhususkan diri dalam pertempuran jarak dekat, jadi dia membutuhkan seseorang untuk mengisi posisi penyerang dari jarak jauh. "Oh, astaga! Gajah itu terlihat seperti akan mengamuk!" Wang Yuhang berteriak ketakutan. Han Sen melihat lebih dekat dan melihat mata gajah tulang itu memerah. Warna merah itu menjadi kabut fisik yang berputar-putar di sekitar tulangnya , yang pada gilirannya, juga berubah warna mereka. "Ya Tuhan! Pertarungan ini akan menjadi sengit." Han Sen juga kaget. Jika gajah tulang itu mengamuk, dia akan menjadi makhluk super amuk. Dengan peningkatan kecepatan dan tenaga yang diperolehnya, para pemanah tidak akan dapat menyudutkannya seperti sebelumnya. Mereka akan diperas menjadi agar-agar, membentuk sungai darah. Lu Hui juga memperhatikan perubahan mendadak dan menakutkan ini. Wajahnya akhirnya menunjukkan perubahan emosi dan aura cahaya biru muncul dari tubuhnya. Dia memanggil tombak dan melemparkannya ke arah gajah tulang. Pang! Dengan kilatan cahaya biru, tombak itu mengenai salah satu telinga gajah tulang. Tombak itu tidak melukainya sama sekali, tetapi makhluk itu merasa kesakitan. Dia berteriak kencang dengan gila dan menargetkan Lu Hui. Lu Hui berseru pada pasukannya, memerintahkan mereka untuk membantu saat ia mengambil supremasi dalam mengarahkan gajah tulang ke alam liar. "Aum!" Gajah tulang hanya mengambil beberapa langkah sebelum menyerah mengejar Lu Hui. Gajah itu berbalik dan mengarahkan pandangannya ke Tempat Penampungan Iblis. Dia seperti mulai melihat sesuatu yang menarik di sana. Pada titik ini, tengkorak dan belalai gajah menjadi merah cerah. Itu bukan darah, itu adalah warna merah yang merembes dari balik matanya. "Terkutuklah! Dia benar-benar mengamuk. Kehilangan akal, juga. Bahkan tidak peduli dengan serangan dari Lu Hui dan pasukannya; tampaknya dia menuju ke tempat penampungan, dengan segala cara." Han Sen mengerutkan kening. Walaupun Tempat Penampungan Iblis tidak ada hubungannya dengan dia, tempat penampungan itu adalah rumah bagi jutaan orang. Han Sen adalah manusia dan dia tidak ingin melihat kaumnya sendiri terbunuh tanpa ampun. Tubuh Lu Hui bersinar biru. Dia terus menyerang gajah tulang dengan tombak di tangannya, tetapi terlepas dari usahanya, makhluk itu terus mengabaikannya dan hanya menjadi semakin merah. Tidak peduli dengan rentetan serangan tombak, gajah itu terus melaju ke depan. Lei Heng Wu dan pasukannya telah berusaha sekuat tenaga untuk menyerangnya, seperti yang dilakukan Lu Hui. Namun, semuanya sia-sia, karena sekarang tampaknya tidak ada yang bisa mengalihkan perhatiannya dari tempat penampungan. Serangan yang menghantamnya seperti hanya menggelitiknya, jika memperhitungkan ukuran dan kekuatan binatang itu. Kecepatan gajah tulang meningkat sekarang. Tubuhnya seperti gunung kecil, berlari melewati kakinya sendiri. Para pemanah dan tunggangannya yang tidak sempat mengelak dari jalurnya terinjak di bawah kakinya. Genangan dan aliran darah terbentuk, dan jumlah pasukan berkurang menjadi bubur. Semua orang ketakutan. Chapter 656 - Jenderal Ketigabelas Tentara Dewi Formasinya gagal. Gajah tulang terlalu cepat dan para pengendara tidak sempat keluar dari jalurnya. Banyak yang terinjak-injak, dihancurkan oleh kaki gajah. Sisa-sisa tubuh mereka berserakan dan terinjak-injak oleh kaki gajah. Ketakutan mulai menghantui mereka. Kekuatan binatang buas yang menakutkan itu jauh melampaui dugaan pada petarung. Amukannya membuat takut semua orang yang melihatnya. "Evakuasi tempat penampungan. Perintahkan semua orang segera keluar," kata Lu Hui dengan tenang. Jika mereka tidak meninggalkan tempat penampungan sekarang, banyak orang akan menjadi korban gajah dan tempat itu akan lenyap. Setidaknya dengan mengevakuasi, jumlah korban dapat dikurangi. Perintah itu diteruskan ke Tempat Penampungan Iblis. Orang-orang di sana langsung mengemasi barang-barang mereka dan mulai melarikan diri. Tetapi gajah amuk itu terlalu cepat, dan sudah mencapai gerbang sebelum sebagian besar orang di dalam sempat mengambil tas mereka. Apapun yang berada di jalur gajah diinjak dan dihancurkan menjadi debu. Bahkan pohon-pohon kuno yang menghalangi jalannya dihancurkan dengan mudah. Demikian pula dengan batu-batu besar yang menghalangi jalannya. Batu setinggi sepuluh meter juga dihancurkan dan bukannya dihindari. Melihat gajah-gajah itu memusnahkan segala sesuatu di depannya tanpa ragu membuat hati mereka berdebar-debar. Wajah-wajah penduduk semuanya pucat saat gajah amuk bersiap untuk menabrak dinding tempat penampungan. Mereka yang tidak punya keberanian menjadi lumpuh karena ketakutan. Bumi bergetar seiring dengan setiap langkah gajah amuk. Mereka tidak memperlambat langkahnya saat mendekat, dan seolah-olah menuruni gunung dengan marah, mereka tampaknya sedang menerjang ke dinding. "Gajah bodoh! Aku Jenderal Ketigabelas Tentara Dewi, Wang Yuhang. Usahamu untuk menghancurkan benteng kemakmuran ini tidak akan berhasil." Ketika gading gajah hampir menghancurkan pintu gerbang, persis ketika harapan terakhir hampir pupus, seorang lelaki muncul di langit. Dia mengepakkan sayapnya dengan sangat cepat, meneriaki gajah tulang amuk seperti dewa. Gajah amuk yang tak terhentikan mendengar suaranya dan menghentikan langkahnya. Dia berbalik untuk melihat pria di langit. Semua orang terperangah. Tidak ada satupun elit lain yang bisa menarik perhatiannya dan menariknya menjauh dari tempat perlindungan, namun, orang ini berhasil membuat gajah itu berbalik dan memperhatikannya. "Gajah besar bodoh! Atasanku tidak akan membiarkanmu membahayakan warga sipil baik-baik yang tinggal di tempat ini. Jika nyalimu sekeras tulangmu, ikut aku ke Tentara Dewi agar kami bisa menguburmu di kuburan yang akan kau gali sendiri dengan senang hati!" Wang Yuhang berteriak pada gajah tulang dengan sekencang-kencangnya, lalu dia mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh. Gajah amuk itu melenguh ke langit dan mengikuti Wang Yuhang. Tidak ada yang bisa mempercayai apa yang telah mereka lihat, dan mereka bahkan tidak yakin dengan apa yang terjadi. Pria itu tampaknya dapat berhubungan dengan makhluk yang menakutkan, makhluk yang sama yang telah mengabaikan setiap manusia lainnya. Sulit dipercaya bahwa gajah amuk begitu mudah mengikuti pria itu setelah mendengar perkataannya. Lu Hui dan Lei Heng Wu terkejut. Mereka tahu persis apa yang baru saja mereka lihat, dan mereka tahu Wang Yuhang memanfaatkan nasib buruknya. Mereka tahu hal itu mungkin dilakukan, tetapi mereka sebagian besar merasa terkejut dengan kenyataan bahwa dia berani mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Tempat Penampungan Iblis. "Tentara Dewi ini pastilah kekuatan malaikat; kedengarannya sangat berkuasa!" "Mereka adalah Dewa!" "Mereka keren. Tentara Dewi pasti pasukan yang sangat hebat." "Jika seorang jenderal memiliki kekuasaan sebesar itu, aku ingin tahu seperti apa pemimpin pasukan itu?" "Apakah kamu tidak mendengar ketika dia mengatakan dia hanya Jenderal Ketigabelas? Itu berarti ada dua belas orang lain lainnya. Kalau begitu pemimpinnya pasti cukup kuat untuk merobek langit sampai hancur!" "Wang Yuhang, aku akan mengingat pria ini." "Tempat Penampungan Dewi telah menyelamatkan hidup kita. ... Han Sen meminjamkan sayap berdarah sakral amuk kepada Wang Yuhang agar dia bisa mengalihkan perhatian gajah tulang amuk itu dan membawanya pergi. Namun, dia tidak menduga Wang Yuhang begitu berbakat, dan tindakannya yang menghebohkan di langit di atas tempat penampungan tampak begitu tulus. Orang-orang yang tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi akan percaya bahwa gajah tulang sebenarnya mendengarkan apa yang dia katakan. Tetapi kenyataannya adalah gajah tulang amuk hanya mengejar orang itu karena nasibnya yang buruk. Han Sen dan Zero pergi lebih dahulu, berpikir bahwa gajah tulang amuk itu sebenarnya tidak menuju Tempat Penampungan Iblis. Tempat penampungan itu hanya kebetulan menghalangi jalannya. Jadi, Han Sen meminta Wang Yuhang mengarahkan gajah tulang di sekitar Tempat Penampungan Iblis. Binatang itu tidak bisa terbang, jadi tidak terlalu berbahaya dan begitu Wang Yuhang selesai, dia bisa bergabung dengan Han Sen dan membiarkan gajah itu pergi ke tempat yang diinginkannya. Gajah itu mengikuti Wang Yuhang menjauh dari Tempat Penampungan Iblis sampai sekitar lima puluh mil, kemudian Wang Yuhang terbang lebih tinggi ke langit. Gajah tulang amuk terus berlari ke depan, tidak memperhatikan Tempat Penampungan Iblis. "Pak Bos, sayap berdarah sakral amukmu sangat menakjubkan. Apakah aku bisa memintamu untuk meminjamkannya kepadaku selama beberapa hari?" Wang Yuhang bertanya, dengan senyum lebar di wajahnya. "Jangan bicara omong kosong. Kembalikan mereka segera! Dan bisakah aku bertanya omong kosong macam apa yang kamu sebarkan di sana?" Han Sen mengambil kembali sayap berdarah sakralnya saat dia bertanya. "Aku meningkatkan kesadaran tentang Tempat Penampungan Dewi. Tindakan ini ini akan membuat kita terkenal, dan orang-orang akan mengantri untuk mendaftarkan diri." Wang Yuhang tertawa. "Dan ada apa dengan omong kosong Jenderal Ketiga Belas?" Han Sen bertanya. "Pikirkan baik-baik! Jika orang-orang mendengar ini, mereka akan menganggap kita memiliki pasukan elit di barisan kita, sehingga kita membutuhkan setidaknya tiga belas jenderal untuk mengelola mereka semua. Dan jika aku yang ketiga belas, maka orang akan secara alami mengasumsikan masih ada duabelas orang lainnya yang bahkan lebih kuat dariku." Wang Yuhang menjelaskan, dengan ekspresi bangga. Han Sen tidak tahu bagaimana meresponsnya, tetapi dia akhirnya percaya itu adalah hal yang baik. Jika Tempat Penampungan Dewi menjadi lebih terkenal, maka mengundang elit ke dalam barisan tentaranya akan jauh lebih mudah. Han Sen tidak tahu di mana dia bisa menemukan dua belas jenderal lainnya, tetapi dia pikir dia mungkin tidak terlalu membutuhkannya. Setiap kandidat untuk jenderal masa depan dapat dimulai pada usia empat belas tahun. Tidak ada yang perlu mengetahui siapa dua belas jenderal lainnya. Han Sen ingin melihat ke mana gajah tulang amuk itu pergi, jadi dia mengikuti bayangannya dari jarak yang cukup jauh. "Paman kecil, apakah kamu tahu daerah apa di depan?" Han Sen bertanya pada Wang Yuhang, saat dia menyaksikan gajah tulang melangkah semakin jauh ke arah yang tidak dia kenal. "Hmm, biarkan aku berpikir ..." Wang Yuhang melihat ke depan dan kemudian, ekspresi wajahnya segera berubah, dia berkata, "Aku pikir ini mengarah ke Hutan Persik Berhantu." "Apa itu Hutan Persik Berhantu?" Han Sen bertanya. "Itu adalah hutan persik. Pohon-pohon persik di sana sangat besar, masing-masing setinggi setidaknya seratus meter. Kamu hampir tidak dapat melihat puncak pohon-pohon seperti itu, dan manusia yang pergi ke sana cenderung sangat mudah tersesat. ??Selain itu, monster menakutkan yang tak terhitung jumlahnya mengintai di bawah dahannya dan banyak orang yang masuk ke sana tidak kembali lagi." Setelah beberapa saat, Wang Yuhang menundukkan kepalanya dan berpikir. Kemudian, dia berkata, "Untungnya, ini adalah musim persik berbunga. Ini bukan musim produksi persik, jadi seharusnya tidak terlalu berbahaya." "Mengapa begitu?" Han Sen tampak bingung. "Selama musim buah persik, banyak makhluk kuat berkunjung ke sana untuk mencicipi buahnya. Itu juga akan menjadi waktu paling berbahaya untuk mendekati Hutan Persik Berhantu," Wang Yuhang menjelaskan. "Tapi sekarang ini musim berbunga, benar? Jika gajah itu ingin memakan buah persik, mengapa dia pergi kesana sekarang?" Han Sen mengerutkan alisnya. Chapter 657 - Patung Suci Di Bawah Pohon Persik Hutan persik berwarna merah, seperti perona pipi seorang wanita. Tempat itu sepertinya abadi, dan dipenuhi dengan energi masa muda. Ketika Han Sen berjalan ke hutan pohon persik, dia cukup terkejut. Semua pohon persik dikelilingi oleh capung yang beterbangan. Bunga-bunga merah muda di pepohonan bermekaran dan sungai-sungai mengalir dengan keindahan yang harmonis. Keharuman bunga-bunga bisa tercium dari jauh, dan aromanya yang manis membuat semua orang yang melihatnya tersenyum. Itu seperti aroma seorang wanita muda. Gajah tulang amuk tidak peduli dengan segala sesuatu yang menghalangi jalannya, dan terus berjalan lurus menuju hutan. Namun, ketika mendekati bagian atap dahan yang tinggi, dia melambat. Gajah itu tidak menginjak-injak jalan melalui hutan seperti sebelumnya. Dia berjingkat-jingkat dengan lembut dan ringan di sekitar pohon-pohon, berjalan dengan setenang mungkin, seolah-olah agar tidak membangunkan wanita cantik yang sedang tidur. Warna merah gajah tulang amuk itu mulai menghilang dan menjadi warnanya lebih muda, hal ini mengejutkan Han Sen dan Wang Yuhang. Mereka belum pernah melihat makhluk yang kembali dari keadaan mengamuk. "Sepertinya gajah tulang ini bukan jenis amuk yang sebenarnya. Ini pasti semacam kemampuan yang dimilikinya," kata Han Sen, ketika dia merenungkan kembali. "Kurasa kau benar. Apakah kita sebaiknya masuk?" Di tepi hutan, Wang Yuhang melihat ke dalam, tetapi tidak berani melangkah maju. "Bagaimana kalau begini, Paman Kecil? Kau kembali ke tempat penampungan dan menunggu. Aku akan melihatnya." Han Sen khawatir akan terjadi sesuatu jika Wang Yuhang menemaninya. "Baik!" Wang Yuhang langsung setuju. Dia berbalik dan berlari menuju Tempat Penampungan Iblis tanpa menoleh ke belakang. Han Sen menganggapnya aneh, karena Han Sen belum pernah melihatnya tergesa-gesa seperti itu sebelumnya. Setelah memikirkannya lagi, Han Sen mengerti. Sebelumnya, Wang Yuhang muncul di hadapan semua orang di Tempat Penampungan Setan sebagai penyelamat rakyat yang mulia. Sekarang, dia sangat ingin menyelesaikan pertunjukannya. Han Sen menyeka keringat dingin dari dahinya. "Paman Kecil" Wang Mengmeng adalah seorang pria yang sangat aneh - tidak ada tandingannya di dunia. "Apakah kamu juga ingin kembali dan menungguku?" Han Sen memandang Zero, yang tidak banyak bicara. Dia hanya melangkah lebih dekat ke Han Sen, menandakan dia ingin pergi bersamanya. Han Sen, tanpa berkata apa-apa lagi, berjalan ke hutan persik dengan Zero di sisinya. Dengan rubah perak yang menyertai mereka, mereka tidak akan mendapatkan banyak masalah. Jika makhluk lain melihat mereka, kemungkinan besar mereka akan lari. Warna merah darah pada gajah tulang amuk sekarang sepenuhnya memudar, tulangnya berubah kembali menjadi warna asli, warna abu-abu dan putih. Gajah itu masih berjalan dengan sangat lambat, seolah-olah takut merusak pohon-pohon di sekitarnya. Karena dia berjalan pada kecepatan ini, Han Sen dan Zero dapat mengikuti jalannya dengan mudah. Hutan persik sangat besar, dan mereka tidak tahu seberapa besar hutan itu. Mereka mengikuti gajah sepanjang hari dan situasi lingkungan sekitarnya tidak banyak berubah, sementara bunga-bunga yang bermekaran menghiasi sisi-sisi pohon dan mewarnai lantai hutan. Gajah terus melangkah dengan lembut, seolah-olah sedang berjalan melalui tempat suci dan takut membuatnya kotor. Han Sen terus-menerus melihat sekeliling, tetapi dia hanya melihat pohon-pohon dan bunga-bunga. Tampaknya tidak ada yang istimewa dalam hutan persik. Mereka juga tidak melihat makhluk lain di sepanjang perjalanan mereka. Bahkan dengan rubah perak di sisinya, mereka seharusnya masih dapat melihat beberapa makhluk, atau melihat tanda-tanda keberadaan makhluk di daerah tersebut. Namun sejak mereka pertama kali memasuki hutan; gajah adalah satu-satunya makhluk yang mereka temukan. Han Sen sesekali mengaktifkan kunci gennya, menggunakan inderanya untuk mengawasi dan menganalisis lingkungan sekitarnya untuk melihat apakah ada bahaya di sekitarnya. Namun dia tidak menemukan apa-apa. Rubah perak juga tidak bisa menemukan apapun. Dia berbaring terus di pelukan Zero. Malam sudah tiba. Dibawah sinar bulan, lautan bunga persik tampak lebih indah. Ketika angin sepoi-sepoi menari-nari di antara pohon-pohon, bunga-bunga itu bergoyang sementara kelopak-kelopaknya terhembus angin. Pemandangan yang begitu cantik. Han Sen dan Zero duduk di Peraung Emas. Saat dia duduk dengan anggun di antara hujan bunga dan kelopak, wajah Zero yang cantik ikut menambah keindahan pemandangan malam itu. Han Sen mengambil salah satu bunga dan meletakkannya di rambutnya. Sekarang, dia sempurna. "Sekarang kamu bahkan lebih cantik." Han Sen memandang Zero, yang hampir tampak menyatu dengan bunga. Dia tidak yakin apakah kecantikannya menambah keindahan bunga, atau apakah keindahan bunga itu yang menambah kecantikannya. Zero, yang selalu tampak tanpa emosi, pipinya mulai merona merah. Ini membuatnya lebih cantik, seperti peri yang hidup di tengah-tengah pohon bunga persik. Gajah tulang, pada saat ini, telah berkeliaran di hutan selama beberapa hari. Tepat ketika Han Sen mulai merasa tersesat di hutan persik yang tampaknya tak berujung, dia tiba-tiba melihat pohon persik raksasa di depan. Batang pohon itu lebih besar dari yang lain, mengarah ke atas ke langit. Bunga-bunga yang menghiasi tubuhnya menyebar di bagian atas seperti bintang di langit. Gajah tulang tampaknya sedang menuju pohon itu. "Pohon persik aneh apa yang sebesar ini?" Han Sen mengamati pohon persik dari jauh dan tidak percaya dengan ukurannya. Dia dan rubah perak tidak merasakan bahaya. Yang dilakukan rubah perak hanyalah menatap pohon persik, dan Han Sen hanya bisa bertanya-tanya apa yang dipikirkan rubah perak. Karena mereka sudah ada di sini, Han Sen ingin melihat apa yang diinginkan gajah. Han Sen mengikuti gajah itu tetapi tetap menjaga jarak aman darinya, tidak berani terlalu dekat. Gajah tulang raksasa sedang menuju langsung ke pohon persik besar. Ketika mendekat, gajah besar itu tidak terlihat begitu besar lagi. Gajah berjalan di bawah dahan pohon dengan lembut dan berlutut. Kemudian, dia bersujud di depan pohon, menundukkan kepalanya seolah sedang berdoa di hadapannya. Han Sen membeku. Dia tidak percaya bahwa makhluk super seperti gajah yang mengerikan ini, akan berdoa di depan pohon. Itu tidak bisa dipercaya. "Pohon persik aneh apa ini? Apakah ada sesuatu yang lebih kuat daripada makhluk super? Mengapa gajah memuja pohon itu dan menghormatinya?" Han Sen bingung. Dia menyaksikan gajah tulang bersujud di depan pohon cukup lama. Tetapi apa yang terjadi selanjutnya bahkan lebih mengerikan. Di bawah sinar bulan, gajah tulang duduk di samping pohon dalam pose manusia. Dengan semua bunga yang melayang di sekitarnya, tampaknya dia sedang bermeditasi. Dengan hutan yang diterangi oleh cahaya bulan, dan bunga-bunga dan kelopak terus berjatuhan tertiup angin, tubuh tulang gajah mulai menyerupai bunga-bunga dari pohon persik. Kemudian, mulai bersinar. Tulang abu-abu dan putih sekarang tampak seperti kristal giok, yang tampaknya memancarkan semacam cahaya suci. Bahkan mata merah gajah sepertinya memudar, dan sepertinya tidak ingin membunuh apapun lagi. Seluruh tulang gajah itu seperti buddha suci di bawah pohon persik, dengan lingkaran cahaya surgawi yang berasal darinya. "Apa yang terjadi?" Semakin lama Han Sen menyaksikannya, dia menjadi semakin bingung. Chapter 658 - Anak Makhluk Super Gajah tulang terus duduk di bawah pohon tanpa bergerak. Beberapa saat kemudian, Han Sen mendengar ada suara yang datang dari dalam hutan persik, sepertinya suara itu menuju ke arah mereka. Tidak lama kemudian, muncul seekor ular merah muda kecil, merayap menuju pohon persik raksasa. Diam-diam, ular itu bersandar pada pangkal pohon itu Seekor harimau biru muncul dari arah lain dan juga duduk di dekat pohon. Terdengar suara kepakan sayap di langit, dan ketika melihat ke atas, seekor bangau bermahkota merah turun ke tanah di dekat pohon, untuk bergabung dengan makhluk lain. Dan segera setelah itu, seekor beruang hitam tiba, membawa seekor anak. Dia juga duduk di dekat bagian bawah pohon. Dalam waktu singkat, ada banyak makhluk yang berkumpul di pangkal pohon. Han Sen kaget dengan apa yang dilihatnya, terutama karena betapa mereka semua terlihat sangat unik. Dia pikir mereka semua mungkin makhluk super. Han Sen tidak tahu mengapa mereka ada di sana. Apakah ada sesuatu dari pohon persik yang menarik perhatian mereka? Saat Han Sen merasa bingung, rubah perak melompat keluar dari lengan Zero dan berlari ke pohon besar juga. Han Sen bingung. Dia berpikir pohon persik mungkin memancarkan feromon untuk menarik makhluk ke arahnya. Setelah maju beberapa langkah, rubah perak berbalik dan mengangguk ke arah Han Sen. Sepertinya dia ingin mengikutinya. Dia ragu untuk mematuhinya, karena ada banyak makhluk yang kuat berkumpul di satu tempat dan akan sangat berbahaya bagi Han Sen untuk pergi ke sana. Sekali lagi, rubah perak menjentikkan kepalanya. Meskipun makhluk- makhluk itu sekarang sudah pasti menyadari kehadiran rubah perak, mereka tidak peduli sama sekali. Mereka bahkan nyaris tidak melihatnya. Untuk ketiga kalinya, rubah perak memberi isyarat agar Han Sen bergabung. Dengan menggertakkan giginya, Han Sen perlahan-lahan berjalan menuju pohon persik. Han Sen maju dengan hati-hati. Saat dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres atau jika makhluk itu mulai memandangnya dengan aneh, dia akan segera berlari ke arah lain. Yang mengejutkannya Han Sen adalah Zero sama sekali tidak takut. Dengan gembira, dia berlari untuk mengejar rubah perak. Mereka segera menghilang dan menuju ke hadapan makhluk-makhluk di dekat pohon, tetapi tidak ada yang terjadi. Makhluk-makhluk itu terus duduk di tempat mereka. Dengan hati yang berdebar-debar, Han Sen mengikuti rubah perak ke pohon. Setelah memilih sebuah tempat, mereka duduk di dekatnya. Selain gajah tulang dan dua beruang, mereka paling dekat dengan kulit pohon. Dua meter dari Han Sen adalah beruang hitam. Meskipun tidak sebesar gajah tulang, tingginya setidaknya sepuluh meter. Meskipun dia membungkuk besarnya tetap akan seperti sebuah truk raksasa, dan nafasnya terdengar nyaring. Ini adalah pertama kalinya dia begitu dekat dengan makhluk, di luar pertarungan. Itu membuat Han Sen merasa sangat luar biasa, karena tidak ada satupun makhluk yang menunjukkan tanda-tanda ingin menyerangnya. Semua makhluk di sini telah menjadi binatang yang cinta damai. Tidak peduli spesies atau jenisnya, mereka semua berkumpul untuk bersujud di depan pohon. Rubah perak berbaring di tanah yang ditutupi kelopak bunga. Dia menutup matanya dan bernafas dengan tenang, dengan irama lembut. Han Sen sudah terbiasa melihat ini. Setelah berlatih Kitab Dongxuan, rubah perak akan melakukan hal itu sesekali. Makhluk lain tidak terlalu berbeda. Ketika mereka semua berbaring, mereka bernafas dengan irama yang tenang dan unik. "Apakah pohon persik yang aneh ini memberikan anugerah dan dapat membantu latihan seseorang?" Han Sen bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Setelah beberapa saat, Han Sen memutuskan untuk mencoba berlatih Kitab Dongxuan. Han Sen mulai berlatih dan merasa seolah ada energi khusus yang diserap ke dalam tubuhnya oleh Kitab Dongxuan. Kecepatan Kitab Dongxuannya meningkat, seolah bereaksi terhadap energi aneh. "Ini benar-benar istimewa." Han Sen terus berlatih, dan akhirnya, tubuhnya mulai menghasilkan aroma yang menyenangkan. Aroma tersebut dipadukan dengan aroma buah persik dan mulai merembes ke atmosfer. Ketika Han Sen menyelesaikan siklus, dia memperhatikan bahwa Kitab Dongxuannya telah meningkat jauh lebih banyak dari biasanya. Ini mengejutkannya. Tapi ketika Han Sen melihat makhluk lain, dia terkejut. Mungkin karena aromanya dikombinasikan dengan aroma bunga-bunga, tetapi ketika dia melihat rubah perak lagi, dia benar-benar bisa melihat energi di dalam dirinya. Dia bisa melihat aroma menyenangkan di dalam rubah perak yang belum disempurnakan. Han Sen menatap makhluk-makhluk lain dan bahkan lebih terkejut. Banyak makhluk di daerah itu, dan sepertinya mereka semua menyerap aroma menyenangkan dari Kitab Dongxuan. Anehnya, mereka semua tampaknya memiliki reaksi yang berbeda terhadap penyerapannya. Aroma yang menyenangkan di dalam ular merah muda, binatang biru, bangau bermahkota merah, dan beruang hitam besar semuanya buram, diserap oleh tubuh mereka. Tetapi pada anak beruang dan gajah tulang, Han Sen melihat bahwa energi mengalir di dalam mereka dalam irama ritmis. Tampak seperti Tenaga Dalam pada manusia. "Itu tidak benar. Beruang hitam dan anak beruang berasal dari jenis yang sama, jadi mengapa ada perbedaan antara mereka?" Han Sen kaget sambil melihat apa yang sedang terjadi. Tidak lama kemudian, aroma harum Han Sen telah disempurnakan oleh anak beruang dan gajah tulang. Bangau dan ular terus memperbaikinya perlahan, tapi Han Sen masih bisa merasakannya di dalam mereka. Han Sen menatap labu di tangannya. Labu itu sudah terbiasa menyerap aroma menyenangkan dari Han Sen, dan sekarang, dia sudah menyempurnakan aromanya. Han Sen terus mengamati makhluk lain dan kemudian memiliki pikiran yang mengerikan. Baik rubah perak, beruang hitam, atau labu di tangannya; gajah adalah satu-satunya makhluk yang dia tidak yakin. Makhluk biasanya dilahirkan oleh ibu mereka, bukan dikembangbiakkan di sarang mereka. Rubah perak, anak beruang, dan labu berasal dari telur yang dikembangbiakkan di sarang, sedangkan yang lain dilahirkan oleh ibu mereka. Itu membuat Han Sen teringat dengan Peraung Emas. Dia tidak yakin dengan Peraung Emas dewasa, tetapi ketika Peraung Emas kecil mati, dia meninggalkan Sari Geno Kehidupan dan tubuhnya. "Jika Peraung Emas dewasa dan gajah dilahirkan oleh seekor makhluk, apakah itu berarti anak-anak dari makhluk super berbeda dengan makhluk super itu sendiri?" Han Sen berteori. Tetapi rangkaian pemikiran ini hanya menyebabkan semakin banyak pertanyaan. Mengapa beberapa makhluk super hanya meninggalkan Sari Geno Kehidupan dan bukan tubuh mereka yang sebenarnya? Jika generasi kedua atau ketiga makhluk super bisa meninggalkan tubuh mereka, maka pasti ada sesuatu yang istimewa di dalamnya. Sama seperti rubah perak dan anaknya; mereka adalah anak-anak dari makhluk super, dan sepertinya mereka memiliki kemampuan khusus yang berbeda dari ibu mereka. Chapter 659 - Bor Naga Beracun Biasanya, setelah Han Sen menyelesaikan siklus pelatihan Kitab Dongxuan, tubuhnya akan terisi dan harus menenangkan diri beberapa waktu agar energi dapat dicerna. Berlatih lebih banyak saat tubuhnya sudah penuh tidak akan memberikan manfaat tambahan, dan karenanya tidak ada gunanya. Tetapi di bawah naungan pohon besar itu, sesuatu yang luar biasa indah terjadi. Setelah beberapa saat, dia merasa seolah-olah energi itu hilang. Dia memutuskan untuk mencoba mempraktekkan Kitab Dongxuan lagi dan ternyata, dia diperbarui dengan kekuatan baru lagi. Han Sen mulai melatih Kitab Dongxuannya lagi dan tak lama, tubuhnya terisi lagi. Han Sen memanfaatkan waktu ini untuk mengamati tulang gajah, yang masih terlihat suci. Gajah itu seperti patung batu giok. Saat pertama kali melihatnya, tidak ada yang akan menebak seberapa kejam makhluk itu dan kenyataan dia adalah pembunuh yang brutal. Tubuh makhluk-makhluk lain juga bersinar. Han Sen tidak mengetahui itu adalah cahaya apa sebenarnya, dia hanya berpikir itu berbeda dari biasanya. Han Sen menyaksikan energi mengalir melalui tubuh gajah tulang dan mencoba untuk merekam visualisasi itu dalam benaknya. Han Sen tidak tahu berapa lama situasi yang selaras ini akan berlangsung. Jadi, dia mengambil kesempatan untuk mengingat bagaimana gajah memanfaatkan energinya, mungkin suatu hari teknik itu akan berguna. Bunga persik mekar selama dua minggu. Selama itu, Han Sen berhasil mencatat aliran energi baik dari gajah maupun anak beruang. Ketika bunga persik di pohon-pohon mulai layu, rubah perak menarik celana Han Sen dan mencoba menariknya menjauh dari daerah itu. Han Sen juga merasa ada yang tidak beres. Ketika semakin banyak bunga persik mulai layu, makhluk-makhluk itu tampak semakin gelisah. Han Sen melihat rona kemerahan mulai mewarnai mata gajah tulang. Tampaknya gajah itu akan segera kembali mengamuk dan membunuh. Dia tidak berani tinggal lebih lama lagi, dia memutuskan untuk pergi bersama Zero sebelum segalanya menjadi kacau. Jika makhluk-makhluk itu mulai mengamuk, dengan tubuh kecilnya, tidak mungkin dapat menahan serangan dari salah satu diantara mereka. Selama dua minggu dia berada di sana, Han Sen terus-menerus mengulangi praktek Kitab Dongxuan. Tubuhnya telah lapar dengan Kitab Sutra sepanjang waktu. Setelah melatih menerima begitu banyak pengalaman tambahan berlatih dengannya, Kitab Dongxuannya telah meningkat pesat. Han Sen merasa seolah-olah dia baru saja menyentuh tingkat pertama dari Kitab Dongxuan, dan dia hanya membutuhkan dorongan ekstra untuk membuka kunci gen. Han Sen memperkirakan memerlukan waktu beberapa tahun untuk mencapai titik ini, tetapi dua minggu di bawah naungan pohon sudah menghemat banyak waktu. Pohon persik raksasa itu adalah anugerah yang paling luar biasa. "Jika bunga-bunga pohon yang bermekaran memiliki kekuatan yang luar biasa, maka jika aku memakan buah persik yang tumbuh nanti, apa yang akan terjadi?" Han Sen memutuskan ketika pohon persik mistik ini menumbuhkan buah persik, dia akan kembali ke tempat ini dan mengumpulkan beberapa buah persik, bagaimanapun caranya. Tapi Han Sen membayangkan ketika pohon persik mistik itu tumbuh buah persiknya, pasti akan ada kekacauan. Pasti akan sangat sulit memanen beberapa buah persik. Rubah perak sekarang tampaknya terburu-buru, ingin membawa Han Sen keluar dari hutan secepat mungkin. Mereka hanya mulai melambat ketika telah melewati hutan. Pada saat itu, rubah perak dengan gembira kembali ke pundak Han Sen. Han Sen samar-samar bisa mendengar jeritan binatang buas di hutan. Tidak ingin berkeliaran lagi, dia lari dengan Zero. Ketika Han Sen kembali ke Tempat Penampungan Iblis, gajah tulang itu tidak melewati jalur yang sama. Seolah-olah dia menghilang begitu saja, dan tidak pernah terlihat atau terdengar lagi. Namun Wang Yuhang menjadi nama yang terkenal di sekitar Tempat Perlindungan Iblis, dan banyak orang yang mulai mengetahui keberadaan Tentara Dewi. Mereka juga "tahu" bahwa Wang Yuhang adalah Jenderal Ketigabelas. Orang-orang yang tidak mengetahui kebenarannya percaya bahwa Tentara Dewi adalah tuan rumah malaikat yang sangat kuat. Mereka pikir Tentara Dewi telah berjasa membunuh gajah tulang dengan membawanya pergi, dan menyelamatkan tempat perlindungan. Dua minggu kemudian, Paku Rex Membara masih dalam proses evolusi. Sepertinya jiwa makhluk super membutuhkan waktu lebih lama untuk berevolusi. Han Sen memperkirakan akan memakan waktu dua minggu lagi untuk menyelesaikan evolusi. Kembali di Persekutuan, Han Sen mempertimbangkan untuk memilih seni geno hiper baru yang cocok dengan Paku Rex Membara-nya. Han Sen melakukan banyak penelitian, tetapi merasa sulit untuk memilih keahlian yang sesuai dengan kebutuhannya. Paku Rex Membara bukan pedang besar atau tombak, dan dia bahkan tidak bisa menggunakannya sebagai tongkat. "Tidak heran penjaga toko mau menjualnya dengan murah, dan dengan cepat menerima uang. Bah, benda ini terlalu tidak populer!" Han Sen terus menelusuri keahlian yang ada dengan harapan dia dapat menemukan yang cocok dengan Paku Rex Membara. Han Sen tidak berharap dapat cocok 100%, tetapi setidaknya 70% sudah cukup. Jika dia menemukan yang seperti itu, maka dia akan dengan senang hati mengubahnya sesuai kebutuhan. Han Sen sudah melihat semua seni hiper-geno kelas-S, dari yang paling populer hingga yang paling tidak populer, tapi tidak dapat menemukan yang diinginkannya. Senjata yang tampak menyeramkan itu terlalu langka. Itu adalah senjata yang berat, dan hanya bisa dipegang seperti pedang besar dengan kedua tangan. Jika dipegang dengan satu tangan, maka akan membutuhkan kekuatan yang luar biasa. Itu tidak seperti pedang, yang bisa diayunkan dengan cepat. Senjata ini dirancang untuk pukulan yang kuat dan mengerikan lewat tusukan seperti tombak atau untuk menghancurkan seperti tongkat. Tetapi kedua bentuk serangan ini paling cocok untuk kedua senjata yang dirancang untuk tujuan itu, tombak dan tongkat. Paku Rex Membara tampaknya kurang cocok untuk digunakan seperti itu. Untuk senjata satu tangan sepanjang dua meter, itu terlihat sangat kuat, tetapi sangat sulit untuk dipegang. Akhirnya, Han Sen mencari Profesor Bai Yishan di Aula Orang Suci. Han Sen menggambar bentuk Paku Rex Membara dan menyerahkannya kepada profesor, untuk menanyakan apakah dia mengetahui keahlian yang cocok untuk senjata itu. "Tunggu sebentar." Bai Yishan pergi mencari informasi lebih lanjut. Setengah jam kemudian, dia kembali ke komunikatornya dan memberitahu Han Sen, "Senjata ini sangat langka. Tapi aku ingat ada satu orang yang membuat senjata yang beroperasi dengan cara yang sama. Mungkin terlihat sedikit berbeda, ya, tetapi secara fungsional sama saja. Ini adalah senjata satu tangan yang paling cocok untuk menusuk, dan mengayun dengan kencang. Pria itu menciptakan keahlian untuk itu, tapi itu bukan sesuatu yang luar biasa. Itu hanya keahlian kelas-A di Aula Orang Suci. Keahlian itu disebut Bor Naga Beracun. Kamu dapat melihatnya jika tertarik." "Terima kasih, Profesor Bai." Han Sen tidak punya pilihan lain. Keahlian kelas A, itu jauh lebih buruk dari yang diharapkan Han Sen. Profesor Bai sendiri telah memberitahunya bahwa tidak ada seni geno hiper kelas-S yang cocok untuk itu. Han Sen kembali ke Aula Orang Suci dan membeli seni geno hiper kelas A Bor Naga Beracun. Han Sen mengamatinya dengan cermat. Meskipun hanya kelas-A, itu memang cukup cocok untuk Paku Rex Membara. Keahlian Ini terutama digunakan menusuk dan mengayun dengan kencang. Komponen pendukungnya juga mengandalkan teknik berputar. Han Sen cukup lihai menggunakannya. Setelah melihat sekilas, dia merasa sangat puas. Chapter 660 - Evolusi Paku Rex Membara Telah Selesai Di laut dalam, Han Sen meninju ubur-ubur sepanjang tiga meter sampai mati dan menyeretnya kembali ke Istana Kristal. Seorang malaikat menatap mayat ubur-ubur itu dengan penasaran. Akhir-akhir ini, dia telah memakan banyak makanan kelas berdarah sakral dan sudah tidak tahu berapa banyak makhluk laut yang telah dimakannya. Han Sen percaya malaikat itu hampir akan membuka mode tempurnya. Dia makan lebih sedikit belakangan ini, jadi itu seharusnya adalah tanda bahwa dia akan berubah. Han Sen berpikir jika dia membuka mode tempurnya, dia akan memiliki seorang pejuang ekstra yang bagus. Akan lebih mudah untuk membunuh makhluk super di masa depan, dengan memiliki dia di sisinya. Meskipun Han Sen telah memakan lebih banyak makhluk berdarah sakral akhir-akhir ini, poin geno sakralnya tidak meningkat sebanyak yang dia inginkan karena dia tidak dapat menemukan varietas yang lebih kecil untuk dibunuh. Poin geno sakral Han Sen berada di atas titik tengah sekarang, dengan total 51. Itu tidak terlalu jauh dari maksimal. Untuk Sari Geno Kehidupan T-rex Sisik Api, Han Sen belum menemukan cara untuk memakannya. Sampai sekarang, dia tidak memiliki satupun poin geno super. Walaupun begitu, tingkat kebugaran Han Sen sekarang lebih dari 150. Han Sen menduga bahwa ketika jumlah poin geno sakralnya dipenuhi, dia akan berada dalam kisaran kebugaran 180 hingga 200. Jika dia memiliki poin geno super, mungkin dia tidak perlu menjadi surpasser untuk mencapai 300 dan menjadi Makhluk Surgawi. Tapi membunuh makhluk super bukanlah hal yang mudah, dan dia belum terpikirkan bagaimana cara memakan Sari Geno Kehidupan mereka. Han Sen menyaksikan malaikat saat dia makan. Dia tiba-tiba merasakan Laut Jiwa bergetar. T-rex Sisik Api meledak, menandakan evolusi Paku Rex Membara sudah selesai. Dia memperhatikan T-rex Sisik Api, sesuai dengan namanya, seluruh tubuhnya dikelilingi api. Itu tampak seperti T-rex super, tapi tubuhnya menyala dengan api merah, bukan api emas. Han Sen melihat pengenalan T-rex Sisik Api Amuk. Dia memanggil Paku Rex Membara. Senjata merah darah yang menyeramkan itu sekarang menyala merah. Itu terlihat sangat perkasa. Senjata api menghasilkan panas yang sangat intens. Jika itu menyentuh tubuh seseorang, Han Sen membayangkan itu dapat dengan mudah memanggang kulit dan daging. "Ini senjata yang menakutkan." Han Sen mengayunkan senjata itu dan menyukai rasanya. Tampaknya senjata ini sekuat yang dia prediksi. "Sekarang setelah aku memiliki senjata super, aku harus menemukan makhluk super untuk mengujinya. Yang mana yang harus aku pilih?" Han Sen bertanya-tanya. Tidak sulit menemukan makhluk super. Meskipun sebagian besar dari mereka tinggal di pegunungan terdalam, paling terpencil, parit, atau rawa-rawa, dia akan menemukan mereka dalam waktu singkat jika dia membawa Wang Yuhang. Namun kekhawatiran utama Han Sen adalah apakah dia benar-benar bisa membunuh makhluk super. Target ideal Han Sen adalah keledai awan merah. Sepertinya akan lebih mudah untuk membunuhnya, karena dia tampaknya tidak terlalu berbahaya. Masalah terbesar adalah gagak yang tinggal di dekatnya. Tidak peduli seberapa kuat Paku Rex Membara, itu tidak ada gunanya jika Han Sen tidak bisa menandingi kecepatan gagak dan menyerangnya. Dia hanya takut bahwa bahkan sebelum dia mendapatkan kesempatan untuk mengangkat senjatanya, gagak akan sudah memenggal kepala Han Sen dari pundaknya. Target Han Sen adalah sesuatu yang lambat dan tidak memiliki tubuh yang lemah. Sesuatu seperti beruang hitam besar juga dapat dijadikan target yang bagus. Makhluk berbadan besar bukan masalah bagi Paku Rex Membara, karena senjata itu cukup panjang untuk mencapainya. Jika Han Sen memang melawan beruang itu dan memukul kepalanya dengan sekuat tenaga, dia dapat membayangkan bahwa makhluk itu tidak akan mampu menahan pukulan seperti itu. Tapi hutan persik terlalu menyeramkan untuk kembali, dan dia tahu lebih dari satu makhluk super berada di bawah dahannya yang gelap. Han Sen tidak berani mengambil risiko kembali ke sana, dan karena dia ingin membawa Wang Yuhang bersamanya, dia tahu mereka akan dikerumuni oleh makhluk super saat mereka melangkah masuk. Jika dia tidak membawa Wang Yuhang, makhluk itu terlalu kuat dan cepat bagi Han Sen. Tidak mungkin dapat mencapai target yang bergerak cepat dengan senjata sebesar itu. Dengan kepiawaian Wang Yuhang mencuri perhatian musuh, Han Sen akan punya banyak waktu untuk menyerang musuh yang dia inginkan. Dan jika dia melakukan itu, dia membayangkan untuk dapat mengambil setengah nyawa makhluk dalam sekali pukulan. "Pimpinan, Lu Hui ada di sini untuk menemuimu." Kembali di Tempat Penampungan Dewi, Yang Manli mengantarkan seorang pengunjung yang mengejutkan. "Apa yang dia lakukan di sini? Tidak mungkin dia datang jauh-jauh kesini hanya untuk berterima kasih kepada kita karena telah menyelamatkan tempat penampungannya, bukan?" Han Sen mengerutkan kening dan mengundang para tamu untuk menemuinya. "Pemimpin Hui sangat sungkan, meluangkan waktu untuk datang mengunjungiku." Han Sen berkata, tersenyum pada Lu Hui. "Saya datang ke sini untuk mengucapkan terima kasih karena telah menarik gajah tulang itu pergi. Selain itu saya ingin melakukan sebuah kesepakatan dengan Anda, jika Anda berkenan mendengar apa yang akan saya usulkan." Lu Hui membalas sambil tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih kepada saya, tetapi saya selalu terbuka dengan peluang bisnis." Han Sen memperhatikan Lu Hui tidak membawa hadiah apapun dan langsung merasa kecewa. "Kami percaya kami telah menemukan makhluk super, tetapi kekuatan kami saja tidak cukup untuk membunuhnya. Oleh karena itu, saya ingin bekerja sama dengan Tempat Penampungan Dewi dan bersama-sama menaklukkan monster itu." Lu Hui tidak bertele-tele. "Makhluk super seperti apa?" Perhatian Han Sen segera terjerat. "Seekor serigala," jawab Lu Hui. "Serigala macam apa?" Han Sen mengerutkan kening, berpikir Lu Hui terlalu tidak jelas. Lu Hui tertawa dan berkata, "Ini adalah raja dari beberapa ratus ribu serigala. Kami tidak dapat mendeteksi apakah dia memiliki kekuatan unsur, tetapi kita hanya mengetahui bahwa dia kuat. Kekuatan dan kecepatannya luar biasa." "Beberapa ratus ribu serigala? Sedikit berbahaya, bukan?" Han Sen mengerutkan kening lagi, berpikir itu adalah jumlah gerombolan serigala yang cukup besar. Jika dia setuju untuk meminjamkan bantuannya, itu bukan pertarungan yang sepele. Selain itu, jika dia ingin membunuhnya di tengah-tengah gerombolan serigala, itu akan jauh lebih sulit. Memerangi makhluk super yang berjalan sendirian akan jauh lebih mudah. "Itu akan menjadi musuh yang sulit untuk dihadapi, saya harus akui. Jika tidak, saya tidak akan meminta bantuanmu. Tapi raja serigala terlihat seimbang... tampaknya tidak ada atribut yang luar biasa. Serigala ini tidak terlalu cepat, dan kekuatannya juga tidak luar biasa. Makhluk super ini sepertinya adalah kandidat yang memungkinkan untuk dibunuh," Lu Hui menjelaskan. Han Sen mengangguk setuju. Makhluk super ini sangat tangguh, tidak diragukan lagi, tetapi dengan bantuan sekutu manusia lainnya, mereka pasti memiliki peluang. "Bagaimana kita akan bekerja sama?" Han Sen bertanya. "Saya ingin Anda membantu menjauhkan gerombolan serigala. Kita bisa berurusan dengan raja serigala. Setelah itu, selain jiwa binatang, jarahan akan dibagikan." Jelas yang diinginkan Lu Hui adalah kemampuan Wang Yuhang. Lu Hui terkejut dan terkesan dengan kemampuan Wang Yuhang untuk menarik perhatian makhluk ketika dia menyelamatkan Tempat Penampungan Iblis. "Maaf, jika seperti itu maka kita tidak bisa bekerja sama," Han Sen dengan tegas menolak. "Mengapa?" Lu Hui bertanya. "Jika Anda ingin bekerja sama dengan kami, maka kita harus diberikan serangan terakhir pada makhluk super. Begitulah seharusnya," kata Han Sen dingin. "Itu memalukan. Mungkin lain kali, ya?" Lu Hui tahu tidak ada gunanya berbicara lebih jauh. Lu Hui tidak menduga Han Sen memiliki kemampuan untuk membunuh makhluk super. Dia hanya menginginkan kemampuan Wang Yuhang untuk menarik perhatian makhluk, tetapi ambisi Han Sen terlalu besar baginya. "Awasi Lu Hui sampai dia keluar dari tempati ini," Han Sen memerintahkan Yang Manli. "Selain itu, cari tahu di mana dia akan bertarung dengan raja serigala yang dia bicarakan." Chapter 661 - Raja Serigala Abu-abu Karena raja serigala memiliki beberapa ratus ribu serigala yang lebih kecil, menemukan lokasi kelompok itu tidak terlalu sulit. Yang Manli mengirimkan informasi kepada Han Sen dalam beberapa hari. Kelompok serigala itu mudah ditemukan, tetapi berburu alfa di tengah-tengah beberapa ratus ribu serigala lainnya membutuhkan kekuatan yang tidak sedikit. "Ini memang hadiah yang telah disiapkan Tuhan untukku!" Han Sen melihat hasil penelitian Yang Manli dan segera bersiap untuk berangkat. Dia tidak membawa Wang Yuhang karena dia takut akan mendapatkan masalah jika pria itu ada. Alfa atau raja dari sekelompok makhluk selalu jauh lebih hebat dari rekan-rekan mereka yang lain, tetapi dalam kasus makhluk super, itu sepenuhnya tergantung pada tubuh mereka. Kekuatan mereka mungkin lebih lemah, tetapi mereka lebih pintar. Bagi Han Sen, ini adalah kesempatan yang sempurna. Rubah perak juga ikut serta, jadi itu sudah cukup untuk membuat serigala-serigala lain tertahan di teluk sementara dia melawan raja secara langsung. Han Sen berlari melintasi ladang utara dengan gembira. Sebelum dia pergi berperang, dia ingin menguji kekuatan Paku Rex Membara terlebih dahulu. Kelompok serigala itu sangat besar. Setelah bertanya-tanya, Han Sen tahu ke mana mereka pergi. Dia langsung menuju ke sana, ingin menemui raja sebelum Lu Hui dan pasukannya. Han Sen berpacu ke sana, berlari sepanjang hari dan malam. Akhirnya, dia tiba. Mereka tampak seperti serigala abu-abu biasa, tetapi jumlah mereka begitu menakutkan. Untuk mencegah raja serigala melarikan diri, Han Sen berlari langsung ke tengah kelompok itu dengan rubah perak di tangan. Seperti yang diperkirakan, serigala-serigala di sepanjang jalan berpencar dan memberikan jalan untuk Han Sen. Tidak ada yang berani mendekat. Han Sen berjalan seratus mil dan akhirnya menemukan raja serigala di atas bukit kecil. Dia tidak terlihat sangat mencolok, dan tidak memiliki fitur luar biasa. Dia tampak hampir seperti serigala abu-abu biasa, kecuali sedikit lebih besar dan memiliki tanda biru di dahinya. Sepertinya tidak ada atribut apa pun di kulitnya. Ketika Han Sen melihatnya, dia berbaring di rumput di atas bukit. Dia memicingkan matanya pada penantangnya. "Tidak heran Lu Hui ingin membunuh makhluk ini; kelihatannya terlalu mudah." Han Sen memanggil Paku Rex Membara-nya; senjata seperti tombak sepanjang dua meter, yang dia pegang dengan satu tangan. Api yang menyala di atasnya membuatnya tampak menakutkan. Tapi sebelum Han Sen mendekati raja serigala, serigala itu berdiri dan melolong ke langit. "Makhluk abu-abu kecilku, tenangkan dirimu. Tidak ada serigala lain yang akan datang dan menyelamatkanmu, tidak peduli seberapa kerasnya kau melolong." Han Sen menatap raja serigala melolong dan tertawa. Detik berikutnya, senyum Han Sen membeku. Sebuah paduan suara lolongan bergabung, datang dari sekelilingnya. Dia bisa melihat bayangan serigala lain beringsut lebih dekat dari segala arah. Dan sorot mata lapar mereka mengawasinya dengan seksama. "Tidak mungkin! Bagaimana serigala abu-abu ini tidak takut akan kehadiran rubah perak?" Han San terkejut. Sekarang ada beberapa ratus ribu serigala menggeram padanya. Ada serigala mutan yang tak terhitung jumlahnya dan banyak serigala berdarah sakral. Bahkan jika Han Sen berdiri di sana, siap untuk membunuh mereka, jumlah mereka terlalu banyak dan dia akan kehabisan stamina dan terlalu lelah untuk melanjutkan sebelum bisa membunuh mereka semua. Tapi Han Sen segera mengerti, saat dia melihat simbol biru di dahi raja serigala. Mata serigala-serigala lainnya semuanya mulai berubah menjadi warna biru, dan bahkan bulu mereka mulai mengadopsi warna itu. Kemarahan. Kekejaman. Kekerasan. Kata-kata ini tepat untuk menggambarkan setiap serigala yang menggeram ke arah Han Sen. Raja serigala masih berdiri dengan tenang di bukit saat memicingkan mata ke Han Sen. Di sekelilingnya, belasan serigala abu-abu berdarah sakral membentuk lingkaran. Han Sen, tanpa ragu-ragu, memanggil sayapnya dan mencoba melarikan diri. Dia bisa membunuh makhluk berdarah sakral, tapi kebugarannya hanya sedikit di atas mereka, yang berarti mereka bisa melukainya. Selain itu, dengan jumlah serigala yang mendukung raja serigala, bahkan bantuan dari Ratu dan Paman kecil juga tidak akan mencukupi, dan kemungkinan menang tetap sangat tipis bahkan hampir mustahil. Saat Han Sen lepas landas ke langit, raja serigala mulai melolong ke atas juga. Cahaya biru di dahinya bersinar lebih terang, seperti mercusuar. Tubuh abu-abunya juga mulai bersinar biru sekarang. Auuuum!! Semua serigala mulai melompat setinggi mungkin, mencoba menangkap si penyusup. Serigala-serigala biasa ini, meskipun mereka tidak memiliki sayap, masih bisa meluncur ke udara. Kelompok serigala itu seperti tsunami, melolong ketika mereka berselancar ke udara untuk mengejar mangsa mereka. Han Sen sekali lagi terkejut, menyadari bahwa dia telah meremehkan raja serigala. Lagipula, dia adalah raja dari sebuah kelompok makhluk super. Bagaimana dia bisa menduga segalanya akan begitu mudah? Han Sen sekarang mengerti bahwa makhluk super yang memimpin kelompok tidak lebih baik daripada makhluk super yang berkeliaran sendirian. Dalam beberapa hal, mereka bahkan lebih menakutkan. Sebelumnya, Han Sen telah menyaksikan Lu Hui memerintahkan sepasukan tentara untuk mengeroyok seorang penyerang dan sekarang, serigala memerintahkan pasukan untuk menyerangnya. Han Sen mengayunkan Paku Rex Membara dengan sangat ganas, tetapi tidak ada serigala yang takut. Mereka semuanya bersinar biru, ketika melompat ke arah Han Sen. Paku Rex Membara menyapu dan mengirimkan sejumlah serigala terbang seperti bintang jatuh, turun dengan bara api. Tubuh mereka terbakar hitam dalam hitungan detik. Beberapa serigala berhasil mundur dan melanjutkan pengejaran mereka, tidak peduli dengan api yang terus menghancurkan tubuh mereka. "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" Han Sen terus mengayunkan Paku Rex Membara untuk melarikan diri ketika mereka mengerumuninya. Saat dia pergi, dia telah membunuh serigala yang tak terhitung jumlahnya. Han Sen terus membunuh semakin banyak serigala, tetapi tampaknya tidak ada akhir bagi kelompok serigala ini. Untungnya, Han Sen telah mempraktikkan Umur Panjang dan Kekuatan Giok Matahari, yang terus-menerus memberinya energi untuk berjuang keras demi melarikan diri. Lebih dari seratus mil dia berlari, meninggalkan jejak berdarah, dan mayat-mayat serigala yang dipukuli dan hangus di belakangnya. Tapi tetap saja, mereka tidak menyerah. Han Sen memperhatikan bahwa sebagian besar serigala yang dia bunuh hanyalah serigala biasa, tetapi tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Serigala abu-abu itu seperti prajurit yang terlatih. Mereka menggunakan formasi untuk mengelilingi Han Sen, dan ketepatan dan kerja sama mereka membuatnya tidak dapat melepaskan diri dari varian serigala kelas tinggi. Rubah perak berbaring di pundak Han Sen sepanjang waktu, tidak bergerak. Dengan dingin melihat kembali ke arah raja serigala, seolah-olah dia baru saja teringat sesuatu. Raja serigala tidak mengejar mereka, atau setidaknya, Han Sen tidak bisa melihat bayangan raja serigala. Namun, dia tidak tahu ada apa dengan serigala lainnya. Seolah-olah mereka tidak takut mati dan mereka bisa bereaksi dengan sempurna terhadap semua gerakan Han Sen. Dia melanjutkan berlari sejauh tiga ratus mil. Han Sen mengira dia akan tenggelam di bawah gelombang serigala abu-abu ketika kelompok itu akhirnya mulai menipis, dan akhirnya mundur. Saat Han Sen berpikir dia bisa beristirahat, dia mendengar suara dari tidak terlalu jauh. Di seberang lapangan dari arah lain, satu kawanan kuda berlari ke arahnya seperti gelombang tsunami. Di atas mereka semua, seorang raja kuda tampan memerintah, mengepakkan sayap malaikatnya saat mengamati tanah di sekitarnya. Chapter 662 - Kuda Poni Merah "Ya Tuhan! Aku melarikan diri dari wilayah serigala hanya untuk berakhir di dunia kuda?" Han Sen langsung murung saat dia menyaksikan kuda-kuda pegasus bersayap mendekatinya. Dia ingin menampar dirinya sendiri, berpikir, "Mengapa aku datang ke sini sejak awal? Aku seharusnya tetap mencari makhluk super yang berkeliaran sendirian!" "Mencoba mencuri kesempatan dari orang lain malah membuatku hampir terbunuh," Han Sen menghela nafas. Untungnya, tampaknya ada tanah tak bertuan antara kawanan serigala dan pegasus. Mereka tidak menghalanginya, jadi dia memiliki kesempatan untuk beristirahat sebentar. Han Sen tidak berani terbang ke langit. Dia tidak akan unggul di sana, mengingat pegasus adalah makhluk terbang. Dia mendarat di rumput dan melihat ke sekeliling dengan seksama. Tidak ada yang luar biasa tentang tempat itu, hanya padang rumput. Dari jarak puluhan mil, tidak ada tanda-tanda pegasus atau serigala di sekitarnya. Setelah Han Sen melihat lebih dekat, rumput itu lebih pendek dari tempat lain. Beberapa rumput bahkan berwarna kekuningan. Sangat berbeda dengan rumput segar, yang panjang dan hijau yang ada di padang rumput di sebelah kiri dan kanan tempat dia berdiri sekarang. Selain itu, tidak ada yang istimewa. Bahkan tidak ada danau atau kolam, hanya padang rumput. Serigala dan kuda menatapnya tetapi menjaga jarak. Mereka tidak pergi, jadi Han Sen memutuskan dia akan aman untuk tetap tinggal di sana sementara. Dia pikir serigala atau kuda tidak akan terganggu mengawasinya seperti itu untuk waktu yang lama. Tapi Han Sen segera menyadari ada yang tidak beres. Kuda dan serigala benar-benar tetap bertahan di sana, bergiliran mengawasi Han Sen. Untungnya, Han Sen telah membawa banyak bekal, termasuk solusi nutrisi. Dia bisa tetap bertahan di padang rumput itu selama dua bulan, jika perlu. Tetapi jika dia tetap di sana selama dua bulan ke depan, apa gunanya? Serigala dan kuda tidak mau pergi. Dua minggu berlalu dan mereka masih tetap bertahan di luar padang rumput mengawasi Han Sen, tidak mengizinkannya pergi. "Rubah perak, kau harus melakukan sesuatu dan membantuku menemukan jalan keluar dari kekacauan ini. Kau tidak akan menunggu sampai aku mati lalu kabur, kan?" Han Sen meletakkan rubah perak di depan wajahnya dan berkata, "Ini tidak benar! Tidak ada banyak perbedaan antara rubah dan serigala, kan? Tidak bisakah kau pergi dan berbicara dengan raja serigala atas namaku, dan katakan padanya itu semua hanya kesalahpahaman besar?" Han Sen menurunkannya dan rubah perak berbaring di tanah, berkedip pada Han Sen. Han Sen merasa seolah-olah dia lebih baik berbicara dengan batu. Jadi dia mengelilingi padang rumput beberapa kali, mengevaluasi opsi apa yang ada untuk melarikan diri, tetapi tidak menemukan apapun. "Jika melarikan diri tidak akan berhasil, ya sudah! Aku harus berjuang keluar! Aku pasti tidak bisa meloloskan diri dari sisi pegasus, karena jumlah mereka tampak lebih besar daripada serigala. Mereka juga dapat terbang. Pasti akan lebih berbahaya." Han Sen kemudian melihat ke sisi serigala. Dia mengamati angin bertiup melalui rumput, yang mengungkapkan punggung abu-abu serigala yang tersembunyi. Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak yang mengintai di balik rumput tinggi, menunggu Han Sen. Han Sen hanya bisa mengawasi gerak-gerik mereka, menunggu saat yang tepat untuk memotong jalan melawati kelompok itu dan melarikan diri dengan nekad. Akan lebih baik jika dia bisa mengkonfirmasi lokasi raja serigala, jadi setidaknya dia akan memiliki kesempatan untuk menembaknya. Tapi sayangnya, dia tidak bisa menemukannya. Setelah beberapa saat, Han Sen melihat kuda-kuda dalam mulai gelisah. Dalam kelompok kuda, kuda poni merah muncul. Mereka berpencar dan membuka jalan untuknya, tidak berani menyentuhnya. "Apakah itu anak dari makhluk super?" Han Sen melihat dan terkejut. Kuda poni merah sepertinya belum lama dilahirkan. Dia terlihat agak penasaran, dan bahkan pegasus golongan berdarah sakral menghindari pendekatannya. "Jika aku menculik kuda poni merah, bisakah aku menggunakannya untuk menghindari kerumunan kuda?" Hati Han Sen melahirkan pikiran jahat ini, bertanya-tanya apakah dia bisa meletakkan pisau di leher kuda poni merah dan melakukan kesepakatan dengan raja kuda. Tapi Han Sen dengan cepat membatalkan ide itu. Makhluk bukan manusia, dan jika mereka melihat Han Sen mengancam kuda poni merah, mereka mungkin akan memilih untuk membunuh Han Sen daripada bernegosiasi. Walaupun kuda poni merah itu kecil, dia adalah makhluk super. Han Sen tidak sepenuhnya yakin apakah dia bisa menghadapinya sendirian. Kuda poni merah itu tampak ingin tahu tentang segalanya. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Han Sen dan rubah perak dengan penuh minat. Kuda poni merah berulang kali berusaha memasuki padang rumput tempat Han Sen berdiri, tetapi setiap kali, raja kuda menghentikannya dan mengirimnya kembali. Sebelum kuda poni merah itu dibawa pergi, dia melihat ke belakang dan tampak agak kesal. "Sayang sekali! Jika kuda poni merah itu datang ke sini sendirian, mungkin aku benar-benar bisa menculiknya!" Han Sen berpikir dan merasa kecewa. Malam itu, Han Sen berbaring di rumput mengamati langit malam. Dia menghitung bintang-bintang yang berkilauan di atas. Sangat membosankan, jadi dia memanggil Peri dan Putri Yin Yang untuk berbincang-bincang dengannya. Ketika mereka berbicara, mereka mendengar suara dari kerumunan kuda. Melihat ke sana, Han Sen melihat kuda poni merah menyelinap, dengan mata terpaku padanya. Han Sen senang ketika melihatnya, tapi itu menyebabkan keributan di kerumunan kuda. Mereka meringkik berulang kali, seolah-olah mereka berusaha meyakinkan kuda poni merah untuk kembali kepada mereka. Tapi tidak peduli berapa banyak keributan yang mereka buat, mereka tidak berani memasuki area di dekat kuda poni merah. Namun, raja kuda tidak terlihat, dan Han Sen tidak tahu mengapa. Kuda poni merah mengabaikan saudara-saudaranya dan terus mendekati Han Sen. Dia melihat ke kiri dan ke kanan sampai sekitar dua puluh meter jauhnya. Kemudian, berdiri di tempat itu dan hanya mengawasi Han Sen dan teman-temannya. "Kemarilah, anak kecil. Kemarilah." Wajah Han Sen dimahkotai dengan senyum aneh. Dia mengulurkan kedua tangan ke kuda poni merah, seolah-olah dia memanggil seorang bayi untuk merangkak ke arahnya. Tetapi kuda poni merah itu mundur beberapa langkah, dan matanya tampak waspada. Dia tidak mempercayai Han Sen. Han Sen memperhatikan bahwa perilakunya seperti paman tua yang menyeramkan yang ingin menculik anak. Dengan cepat, dia menyingkirkan wajahnya yang menyeringai dan memasang tampang tidak bersalah seolah dia sedang bertukar topeng. Ketika dia melakukannya, dia memikirkan bagaimana dia bisa menarik kuda poni merah ke arahnya. Han Sen melemparkan beberapa dendeng di tanah dan meminta kuda poni untuk memakannya, tetapi dia mengabaikannya. "Apakah kuda hanya menikmati makan rumput?" Hati Han Sen merasa kesal. Dia melihat ke dalam sakunya dan tidak ada yang bisa dia gunakan untuk memancing kuda poni merah itu, jadi dia tidak yakin apa yang harus dilakukan. Tetapi kuda poni merah itu, setelah mengawasi beberapa saat, sepertinya membuang kekhawatirannya. Perlahan, mulai berjalan semakin mendekati Han Sen. Kerumunan kuda hiruk-pikuk, karena kuda yang tak terhitung jumlahnya mengelilingi daerah itu, berulang kali menangis. Sepertinya mereka memohon kuda poni merah untuk kembali dan agar Han Sen tidak menyakitinya. Han Sen tiba-tiba berpikir ada sesuatu yang aneh. Mungkin serigala dan kuda saling menghindari, jadi mereka tidak saling mendekat? Tapi sekarang kuda poni merah itu ada di antara mereka, mengapa kuda-kuda lain tidak datang? Chapter 663 - Monster Bawah Tanah Kuda poni merah itu ragu-ragu untuk mendekati pada awalnya, tetapi setelah mengitari mereka selama beberapa waktu, dia merasa tidak ada bahaya. Walaupun Han Sen masih ingin menculik kuda poni merah, dia tidak akan terburu-buru sampai dia yakin itu aman. Dia menyaksikannya berjalan-jalan dan melambai ke sana sesekali, berusaha tampak seramah mungkin. Ketika ketakutannya benar-benar hilang, dia mendekati Han Sen dan mengendusnya. Han Sen sekarang tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak yakin apakah dia harus mengambil kuda poni itu sekarang atau tidak. Ini adalah kesempatan terbaiknya, tetapi dia tidak yakin apakah menangkap makhluk super, berapapun usianya, adalah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Selain itu, kuda poni merah itu tampak agak gelisah. Kuda-kuda di sekeliling tempat perlindungan Han Sen yang kecil juga masih hiruk-pikuk, penuh dengan kegelisahan. Jika mata bisa membunuh, Han Sen akan sudah mati berkali-kali. Tetapi rubah perak itu tampak agak kesal. Dia melompat ke pangkuan Han Sen, menggertakkan gigi, dan menggeram. Kuda poni merah itu takjub melihat ini, yang membuat Han Sen tidak senang. Dia takut rubah perak itu akan menakuti kuda poni merah, jadi dia meletakkannya di tanah. Tapi kuda poni merah itu hanya melompat ketakutan. Setelah mengambil beberapa langkah, dia melihat rubah perak yang terus menggeram dan menatapnya dengan permusuhan. Anehnya, dia sekarang terlihat lebih bahagia. Kuda poni merah mendekati Han Sen dan membenamkan kepalanya ke dada Han Sen dan menggosoknya. Ini membuat rubah perak benar-benar marah. Jika Han Sen tidak menghentikannya sekarang, kuda poni merah - secara harfiah - akan terkejut oleh sengatan listrik. Han Sen mengulurkan tangannya untuk membelai surai kuda poni merah. Kuda poni itu tetap berada di tempatnya, membiarkan Han Sen menyentuhnya. Tampaknya dia menikmatinya. Tapi ketika Han Sen menyentuhnya, pegasus yang terus mengawasi terlihat semakin marah. Mereka mulai mengepakkan sayap, terbang ke langit, mengitari padang rumput. Jumlah mereka begitu banyak, sehingga menghalangi sinar matahari, dan mereka terus meringkik dengan marah. Tampaknya mereka akan menukik ke bawah dan menghancurkan Han Sen, tetapi mereka tidak melakukannya. "Anak baik. Kemarilah, ke sini, biarkan aku memelukmu." Han Sen mengulurkan tangannya untuk memeluk kuda poni, yang tidak menolaknya. Bahkan, terlihat lebih bahagia. Senyaman kelihatannya, Han Sen masih memiliki pikiran yang mendua. Sekarang tentu saja merupakan kesempatan terbaik bagi Han Sen untuk menculiknya, tetapi dia tidak tahu apakah raja pegasus akan membiarkannya pergi dengan sandera. Jika mereka tidak peduli dan mulai menyerangnya, semua akan berakhir baginya. Akhirnya, dia tidak melakukannya. Dia membiarkan kuda poni itu pergi, dan dia beristirahat di dekatnya. Dia terlihat sangat polos. Tapi Han Sen tahu perilakunya ini tidak akan bertahan selamanya. Ketika sudah dewasa, kemungkinan besar akan berakhir seperti pegasus ganas di atas. Sementara Han Sen merenungkan ide itu beberapa saat lagi, hatinya tiba-tiba merasa khawatir. Dia pikir kuda poni merah itu akan marah. Dia mundur selangkah dan memandangnya, tetapi kuda poni merah itu masih terlihat manis. Detik berikutnya, tentakel mirip anggur menembus tanah dan bergerak menuju Han Sen. Tentakelnya sangat cepat, tetapi tampaknya sebagian besar menuju kuda poni merah. Han Sen bereaksi dan melompat ke langit. Kuda poni merah tidak seberuntung itu. Tidak peduli seberapa kuat itu, dia baru saja dilahirkan dan tidak memiliki pengalaman di dunia. Sejumlah besar tentakel mencengkeramnya erat-erat. Kemudian, padang rumput terbelah dua, membentuk selokan raksasa. Tentakel yang menggeliat di sekitar kuda poni mulai menyeretnya ke lubang. Kuda poni itu mulai meringkik dengan nada yang lembut . Tubuhnya bersinar merah seperti cahaya merah dari sirene polisi. Lampu merah mengiris tentakel seperti anggur, yang kemudian jatuh ke tanah memuntahkan darah hijau. Tetapi semakin banyak tentakel muncul, berusaha keras untuk mencekik kuda poni dan menyeretnya ke lubang. Han Sen menatap lubang dan hanya bisa melihat warna merah di sana. Gigi tajam, berbaris seperti roda gigi, melingkari seluruh lubang. Han Sen tidak dapat menebak makhluk seperti apa yang bersembunyi di bawah kakinya. "Tidak heran mengapa serigala maupun pegasus tidak berani mendekatiku, dengan makhluk mengerikan seperti itu terbaring di sini." Han Sen melihat bahwa kuda poni merah hampir ditarik ke dalam mulut yang lapar dan terbuka lebar. Dia mengerutkan kening dan memanggil Paku Rex Membara dan mulai mengayunkannya. Api membakar dengan terang ketika senjata berat memusnahkan tentakel yang bersentuhan dengannya, dengan cepat membakar mereka menjadi arang. Tentakel yang rusak jatuh ke tanah dan terbakar. Kuda poni merah segera terbebas dari genggaman monster. Kuda poni itu belum mengembangkan kemampuan untuk terbang. Karena masih di padang rumput, tampaknya akan diserang lagi oleh tentakel yang baru muncul. Jadi Han Sen mengambil kuda poni merah dan terbang ke langit. Makhluk yang berbaring di bawah tanah sangat aneh. Han Sen tidak yakin mengapa dia begitu tertarik dengan kuda poni merah. Han Sen dan rubah perak nyaris tidak digubris. Monster bawah tanah itu sepertinya hanya fokus pada kuda poni itu. Han Sen, dengan kuda poni di tangannya, mulai terbang menjauh. Monster yang tidak dikenal itu mengeluarkan raungan jiwa, yang membuat tanah bergetar. Tentakel meledak dari tanah, mengangkat keseluruhan bidang padang rumput . Rasanya seperti menyaksikan makhluk muncul dari lubang neraka yang paling busuk. Makhluk itu adalah cacing raksasa yang tampak seperti kelabang. Hanya sebagian tubuhnya yang terungkap, tetapi itu sudah luar biasa besarnya. Seperti kereta api, dia melesat keluar dari terowongan sejauh beberapa puluh meter ke udara. Seluruh punggung dan tentakelnya berbulu. Mereka datang terlalu cepat, jauh lebih cepat daripada sayap berdarah sakral amuk Han Sen. Selain itu, bulu di punggungnya ternyata juga merupakan tentakel sendiri, dan mereka bersikeras menghalangi mangsa mereka untuk meloloskan diri. Han Sen melepaskan kekuatan Paku Rex Membara-nya dan memotong sejumlah besar tentakel monster dengan serangan yang sengit. Api kemudian melesat melintasi langit. Han Sen menggunakan Aero untuk melayang di udara dan menghindari serangan monster. Pegasus juga ada di langit. Mereka bergegas turun, semuanya meringkik dengan marah. Tampaknya mereka bertekad untuk melindungi tuan mereka. Tanpa rasa takut, mereka bergegas menuju monster yang sebelumnya bersembunyi di bawah bumi. Rambut pada monster itu sepertinya beregenerasi. Setelah dicukur, tentakel mulai tumbuh kembali. Banyak pegasus yang ikut berperang mendapati diri mereka terjerat dalam sikat tentakel. Banyak kuda bersayap dicabik-cabik dan dibuang, menumpahkan darah di tanah yang hancur. Tubuh monster bawah tanah itu sangat besar, setidaknya seratus meter. Kulitnya berwarna ungu dan hitam, dan kaki-kaki kecil yang tak terhitung jumlahnya menggeliat di bawahnya, masing-masing memiliki tentakel mereka sendiri. Monster itu mengangkat tubuhnya yang menakutkan ketika tentakel menggeliat dalam tarian yang mengerikan. Satu demi satu, pegasus tercabik-cabik sementara kuda poni merah masih dalam pelukan Han Sen. "Mengapa makhluk ini begitu ingin mengejar kuda poni merah? Pasti ada sesuatu yang sangat istimewa tentangnya." Han Sen terkejut dengan perubahan situasi ini. Kuda poni merah yang telah direncanakan untuk diculik, akhirnya dia bawa saat melarikan diri menggunakan keahlian Aero. Ketika dia pergi, dia mengayun dan melambai-lambaikan Paku Rex Membara-nya, yang membakar semua tentakel yang mendekati asap. Jeritan panjang datang dari jauh, menandakan kedatangan raja pegasus. Raja itu terselubung awan, menandakan kemarahan yang dibawanya. Chapter 664 - Pertarungan Yang Mengejutkan Awan raja pegasus mulai menyebar, jatuh pada makhluk besar di bawah seperti bom. Mereka menempel pada tentakel, menahannya seperti lem. Terperangkap di dalam awan tebal yang tebal, monster itu tidak bisa melepaskan tentakelnya. Dia berjuang dan meronta-ronta dengan gila, tetapi tidak berhasil. Tetapi monster itu terlalu besar dan tubuhnya sangat kuat. Setelah mendorong dengan kuat, dia berhasil merobek awan putih dan melanjutkan mengejar Han Sen dan kuda poni merah. Raja pegasus dan pegasus tidak lagi peduli pada Han Sen, dan mereka mengalihkan seluruh perhatian mereka pada monster itu. Mereka menyerang tubuh, tentakel, dan kakinya, menggigit semua yang mereka bisa dengan sangat ganas. Melolong! Raungan dingin yang mengerikan melintasi padang rumput. Dengan kecepatan tinggi, serigala abu-abu berlari menuju tempat pertempuran. Di belakangnya, gerombolan serigala seperti tsunami mengikuti. Tanda di dahi raja serigala bersinar seperti mercusuar sekali lagi, yang membuat serigala lainnya menjadi biru. Bulu mereka bersinar dengan cahaya biru dan mata mereka masing-masing seperti batu safir. Tampak seperti gerombolan serigala hantu. Han Sen kaget. Dia pikir serigala datang untuk menyerang pegasus. Tetapi kelompok serigala, yang diselimuti cahaya biru, melompat ke medan perang menyerang monster yang berselisih dengan pegasus dan mulai merobek kakinya. Gerombolan serigala malah membantu pegasus, membantu mereka dalam pertempuran. Raja serigala menatap langit dan melolong lagi. Tanda biru di dahinya bersinar lebih terang dari yang pernah dilihat Han Sen. Cahaya itu menyelubungi banyak pegasus di atas, dan tampaknya juga meningkatkan kemampuan mereka. Para pegasus tampak lebih kuat dan lebih cepat, dan mereka bertarung dengan lebih ganas. Raja pegasus mengepakkan sayapnya saat udara putih berputar-putar di sekitarnya. Seperti panah, arus pendek angin putih menghujani monster itu, mematok tentakel dan kakinya. Gerombolan serigala dan pegasus menyerang monster itu tanpa rasa takut, sehingga membuat monster marah. Monster itu membuka mulutnya dan menelan beberapa kuda dan serigala. Tapi tidak ada gunanya. Tubuh monster itu ditutupi dengan serigala dan pegasus, yang menghambat mobilitasnya. Karena kelincahannya, para penyerang menggigitnya dengan lebih intens. Walaupun sebagian besar serigala dan pegasus tidak dapat melukainya, di bawah penindasan brutal dari bawahan mereka, raja pegasus dan raja serigala sekarang bebas untuk masuk ke pertarungan mereka sendiri. Han Sen membeku saat dia melihat ke bawah dari langit. Ini adalah pertama kalinya dia menyaksikan pertarungan besar-besaran antar makhluk. Fakta bahwa dua spesies berbeda bekerja sama satu sama lain dengan cara seperti itu sungguh luar biasa. Fakta bahwa kemampuan raja serigala memungkinkannya untuk mengimbangi pegasus sangat mengejutkan Han Sen. Dia berpikir bahwa raja serigala adalah makhluk yang sangat istimewa. Walaupun kekuatan pribadi raja serigala di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan makhluk super dewasa lainnya, keterampilan dukungan yang dimilikinya sangat efektif. Gerombolan serigala tidak bisa terbang, tetapi mereka mampu meluncur di udara dengan kekuatan dan kecepatan yang hampir tak tertandingi. Itu adalah keterampilan yang luar biasa. "Jika aku membunuh raja serigala, aku akan mendapatkan jiwa binatang aura, kan?" Han Sen bertanya-tanya. Kekuatan raja pegasus juga tidak jauh dari kekuatan raja serigala. Kekuatannya adalah menengah ke bawah pada grafik kekuatan makhluk super. Awan putih yang ditembakkan itu seperti lem, bekerja untuk menahan monster. Dia juga menumpulkan taring monster, seolah-olah mereka terbungkus plastik. Ini adalah kekuatan yang sangat istimewa, sangat unik. Han Sen tidak bisa memastikan elemen mana yang dikaitkan dengan itu. Cakar raja serigala sekarang mencabik-cabik cangkang monster, yang menjerit dan gemetar kesakitan. Raja pegasus terbang turun dari langit, menghantam perut monster itu. Tanduk di kepalanya mengebor ke kulit monster itu dan meninggalkan luka yang dalam. Monster itu sekarang sangat marah, tetapi di bawah serangan serigala dan pegasus terus-menerus, dia tidak bisa berbuat banyak. Dia kalah dalam pertarungan. Dia terus berusaha untuk kembali ke bawah tanah dengan cakar kakinya. Raja pegasus memanggil awan putih besar untuk menutupi tanah, yang menjebak cakar monster di dalamnya. Cakar kehilangan ketajaman mereka, sehingga mencegah monster itu menggali jalan kembali ke bawah bumi. Namun monster itu sudah membenamkan sebagian kecil dari dirinya ke tanah. Dia sekarang terjebak, tidak bisa masuk lebih dalam, sehingga membuat pertarungan lebih mudah bagi raja pegasus dan raja serigala. Raja serigala berlari di sepanjang tubuh monster itu, dan dimanapun cakarnya bersentuhan, cangkangnya terkoyak. Tanduk raja pegasus juga tidak lemah. Setiap serangan membuat monster itu menangis kesakitan. "Sepertinya jumlah yang lebih besar selalu menang. Jika mereka bertarung sendirian, tak satupun dari mereka akan mampu mengalahkan monster itu. Melawan gerombolan serigala dan kerumunan pegasus, monster ini tidak memiliki kesempatan!" Han Sen berpikir saat dia mengamati pertempuran. Kuda poni merah terus beristirahat di pelukan Han Sen. Dia terlihat gembira saat menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung di bawah. Mata Han Sen menoleh, dan dia berkata, "Raja pegasus sedang bertarung melawan monster itu. Ini adalah waktu terbaik bagi saya untuk melarikan diri, dengan membawa kuda poni. Mampu melarikan diri dan melakukannya dengan teman kuda poni super baru adalah kesempatan langka, dan aku akan memukul dua burung dengan satu batu." Han Sen bersemangat pada prospek ini, jadi dia berbalik dan bersiap untuk pergi. Tetapi ketika dia melakukannya, dia menemukan bahwa tidak terlalu jauh di belakangnya, sekelompok pegasus golongan berdarah sakral telah berdiri di sana menatapnya sepanjang waktu. Han Sen segera membuang rencananya untuk menculik kuda poni merah. Gerombolan pegasus itu terlalu besar. Jika dia benar-benar ingin mencuri kuda poni merah, sepertinya dia tidak bisa melarikan diri saat membawanya. Tidak dapat dihindari bahwa raja akan mengejar dan dengan cepat membunuhnya. Han Sen mendarat agak jauh dari medan perang dan menurunkan kuda poni merah itu. Dia mengangkat tangannya dan mulai berjalan, perlahan. Pegasus segera menukik ke bawah mengelilingi kuda poni merah. Han Sen mencoba untuk pergi, tetapi ada banyak pegasus yang menghalangi kepergiannya. Kuda poni merah meringkik ke arah Han Sen, yang mendorong pegasus yang mencegah kepergiannya menyamping dan membiarkannya lewat. Han Sen kaget dengan ini. Setelah peristiwa hari ini, dia sangat sadar bahwa ada jauh lebih banyak hal dalam pikiran makhluk ini daripada yang dia yakini sebelumnya. Dia merasa telah lebih memahami mereka. Dia berbalik untuk melihat kuda poni itu, melambai, lalu pergi. Monster itu kemungkinan besar sudah mati pada saat ini. Han Sen takut bahwa setelah raja pegasus dan raja serigala selesai, mereka akan kembali untuk menghabisinya. Karena itu, dia tidak berencana untuk berkeliaran. Jumlah kerumunan pegasus itu sangat memusingkan. Jumlah mereka mungkin ada sejuta. Tidak heran mengapa monster itu hanya bisa bersembunyi di bawah tanah. Satu-satunya alasan dia keluar adalah karena kuda poni merah, yang telah ditinggalkan sendirian. Tetapi usahanya gagal, sehingga monster itu dengan cepat dibombardir oleh gerombolan pegasus dan serigala, dan segera menemui ajalnya. Han Sen menganggap rencana Lu Hui untuk membunuh raja serigala itu konyol. Gerombolan serigala itu sendiri sudah sangat kuat, bagaimana jika gerombolan pegasus juga datang membantu? Mereka tidak akan punya peluang. Raja serigala itu sangat kuat, dia sanggup memperkuat serangan kelompoknya di luar dugaan siapapun. Han Sen tidak percaya manusia bisa membunuh raja serigala selama gerombolan serigala masih hidup. Han Sen mendengar satu teriakan terakhir keluar dari mulut monster jahat bawah tanah. Dan kemudian, hening. Han Sen meningkatkan kecepatan berjalannya, karena ingin meninggalkan daerah ini secepat mungkin. Setelah berjalan sepanjang hari, Han Sen akhirnya menjauhi padang rumput. Tiba-tiba, awan terbentuk di udara di sekitarnya dan seekor pegasus terbang melintas sambil membawa kuda poni merah. Kepala kuda poni terangkat tinggi dan terlihat bangga. Chapter 665 - Tombak Juara Ketika Han Sen melihat raja pegasus tiba, hal pertama yang dia pikirkan adalah berlari secepat mungkin. Dia merenggangkan kakinya dan berlari, tetapi tidak berhasil. Dia tidak setengah secepat raja pegasus, dan dia segera menyusulnya dan mendarat di depannya. Kuda poni merah melompat dari punggung raja pegasus dan dengan gembira berlari ke Han Sen. Dia menggosok kepalanya pada Han Sen. Kemudian, memuntahkan sesuatu dari mulutnya ke tanah. Han Sen melihat lebih dekat dan menyadari bahwa itu adalah kristal ungu gelap berukuran kepalan tangan. Kuda poni merah itu menggunakan kepalanya untuk mendorongnya lebih dekat ke Han Sen. "Apakah itu ... untukku?" Han Sen, melihat kristal itu, tidak yakin harus percaya apa. Dia tidak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi padanya di dunia ini. Setelah melihatnya, Han Sen menyadari bahwa itu adalah sari Geno Kehidupan. Kemungkinan besar dari monster bawah tanah yang baru saja dibunuh oleh pegasus dan serigala. Fakta bahwa kuda poni merah membawanya ke Han Sen sungguh luar biasa. Han Sen merasa seolah-olah dia secara tidak sengaja menemukan tiket lotre yang membayarnya lima juta dolar. Kuda poni merah tidak mengerti apa yang Han Sen tanyakan. Ketika dia tidak mengambilnya, kuda poni merah itu meraihnya dengan mulutnya dan meletakkannya ke tangan Han Sen. "Kau terlalu baik padaku. Tidak perlu memberikan ini padaku," kata Han Sen, tetapi itu adalah cerita yang berbeda di dalam hatinya. Di dalam hatinya, dia menyala dengan kegembiraan saat dia memegang kristal erat di tangannya. Kuda poni merah itu menggosok kaki Han Sen sampai raja pegasus meringkik untuk memintanya kembali. Kemudian, kuda poni merah melompat kembali ke punggung raja pegasus, memandang Han Sen, dan membuat suara. Itu pasti berarti selamat tinggal. Raja pegasus mengepakkan sayapnya yang mulia dan melesat ke langit, menghilang hanya dalam beberapa detik. "Hal-hal baik bisa muncul begitu saja. Kupikir waktuku di sini akan sia-sia. Ternyata aku salah; kejutan yang menyenangkan!" Han Sen memegang kristal ungu gelap di tangannya. Tidak ada yang istimewa, dan itu pasti tidak seperti sari Geno Kehidupan dari T-rex Skala Api yang terbakar hingga begitu panas dan tidak ada yang bisa menyentuhnya. "Aku seharusnya bisa makan sari Geno Kehidupan ini." Han Sen menjilatnya. Namun, itu tidak meleleh seperti di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Kristal ungu gelap itu seperti kristal sungguhan. Kristal itu keras. "Aneh, mengapa aku tidak bisa memakannya? Apakah ini bukan sari Geno Kehidupan?" Han Sen menjilatnya beberapa kali lagi, tetapi tidak ada yang terjadi. Tidak peduli bagaimanapun dia mempertimbangkannya, itu haruslah sari Geno Kehidupan. "Sepertinya jika kau ingin makan sari Geno Kehidupan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, kau harus melakukan sesuatu yang istimewa." Han Sen tidak berani menelan seluruh kristal. Jelas, menelan kristal secara acak tidak akan menjadi solusi. Jika raja pegasus atau raja serigala tidak menginginkannya, pasti ada sesuatu dengan sari Geno Kehidupan. Karena itu, Han Sen belum berani memakannya. Han Sen sudah memiliki beberapa tebakan, tetapi dia tidak terlalu yakin. Dia harus menunggu lebih lama sebelum membuktikan apakah idenya benar atau tidak. Dia menyingkirkan sari Geno Kehidupan dan melanjutkan perjalanannya. Dia memutuskan untuk kembali ke Tempat Penampungan Iblis untuk melihat apakah ada berita baru. Dia mendengar Lu Hui telah membuat kesepakatan dengan tuan yang tinggal di utara. Mereka bekerja sama untuk membunuh raja serigala. Han Sen hanya bisa mengirimkan doa untuk perjalanan mereka, karena jika raja pegasus membantu para serigala di saat mereka membutuhkan, tidak ada manusia yang akan kembali. Han Sen telah menyaksikan kekuatan raja serigala dan pegasus. Han Sen memperhatikan bahwa walaupun dia memiliki Paku Rex Membara, jika dia ingin membunuh makhluk super seperti raja serigala, melakukannya sendirian bukanlah hal yang mudah. Kebugaran mereka jauh melebihi manusia biasa. Karena kecepatannya, Han Sen merasa dia tidak berkesempatan untuk menyerang raja serigala dengan Paku Rex Membara. Dan kekuatan raja serigala itu berada pada tingkat menengah ke bawah untuk skala makhluk super. "Sepertinya aku masih membutuhkan bantuan agar dapat menaklukkan makhluk super dengan efisien," pikir Han Sen dalam hati. Walaupun dia tidak dapat menemukan bantuan pada saat ini, paling tidak yang dia bisa lakukan adalah meningkatkan kekuatannya sendiri. Bor Naga Beracun jelas tidak cukup kuat untuk memenuhi kebutuhannya, jadi dia memutuskan untuk memodifikasinya dan mengembangkannya sampai setara dengan keterampilan kelas-S. Dengan demikian, itu akan jauh lebih berguna dalam pertarungannya melawan makhluk super. Cara terbaik untuk memodifikasi seni geno hiper adalah melalui pertempuran, jadi Han Sen menggunakan pemindai untuk memindai Paku Rex Membara. Dia mensimulasikannya di komunitas virtual, berencana untuk mempraktekkannya di kamp pelatihan virtual dan memodifikasinya di sana. Han Sen masuk ke kamp pelatihan militer virtual dan melihat daftar teman-temannya. Xian Fei tidak online, jadi dia memutuskan untuk membiarkan sistem yang memilihkan lawan. Hui Haifeng akhir-akhir ini sedang gelisah, dan dia baru saja mengambil tempat pertama di Turnamen Persahabatan Militer. Meskipun hanya untuk liga yang menggunakan tombak, dia tetap puas dengan hasilnya. Bahkan walaupun hanya satu penghargaan, itu bukan sesuatu yang mudah didapat. Hui Haifeng telah melatih keterampilan tombaknya selama bertahun-tahun. Senang rasanya melihatnya terbayar. Dia masuk ke kamp pelatihan virtual, bersiap untuk berlatih keterampilan jarak dekat. Dia berharap di turnamen berikutnya, peringkatnya bisa lebih tinggi. Dengan cepat, Hui Haifeng menemukan lawan melalui sistem. Seseorang dengan julukan "Prajurit Kecil di Kapal Perang" dan peringkat mereka tampaknya normal. Setelah memasuki arena, Hui Haifeng terkejut. Senjata yang digunakan lawannya sangat aneh. Panjangnya dua meter, senjata tajam raksasa. Senjata itu tampak seperti payung lipat besar. Lipatan logamnya tampak mematikan, dan senjatanya cukup menyeramkan. "Senjata aneh macam apa ini? Kelihatannya seperti kombinasi dari pedang besar dan tombak abad pertengahan. Tapi terlihat jauh lebih keren daripada yang pernah mereka lihat. Bagaimana kau menggunakan benda itu?" Hui Haifeng memandanginya dengan penasaran. Walaupun tombak dapat digunakan dengan satu tangan, manfaat terbaiknya terkandung untuk orang yang sedang menunggang. Penunggang akan menggunakan kecepatan dan kekuatan tunggangan mereka untuk menciptakan dampak yang kuat. Bertempur tanpa tunggangan seperti ini, menggunakan senjata yang dipegang di satu tangan, tampaknya tidak terlalu berguna. Sebagai elit tombak, dia pikir senjatanya juga agak terlalu besar. Itu jelas bukan senjata yang bisa digunakan secara efektif sebagai tombak. Tapi itu tidak bisa digunakan sebagai pedang. Dengan tubuh silindrisnya, keterampilan yang bisa digunakan secara efisien terbatas. Senjata itu sangat menarik perhatian Hui Haifeng. Dia menantikan untuk melihat keterampilan apa yang bisa dilakukan dengan senjata seperti itu. Hui Haifeng, yang datang ke sini dengan tangan kosong, sekarang memanggil tombak besar. Panjangnya dua meter dan setebal lengan. Intinya sendiri panjangnya satu kaki dan terbuat dari baja. Tombak itu disebut "Tombak Juara." Banyak orang yang bisa menggunakan Tombak Juara, tetapi hanya sedikit yang bisa menguasainya. Karena Tombak Juara tidak memiliki mobilitas tombak, efektivitasnya ditempatkan pada kekuatan di belakangnya. Orang yang tidak memiliki kekuatan atau momentum yang diperlukan juga tidak dapat menggunakannya. Han Sen memperhatikan lawannya menggunakan Tombak Juara, dan saat ini, dia kelihatan senang. Karena keterampilan menyodorkan Paku Rex Membara berasal dari senjata yang sama. Chapter 666 - Tombak Fajar Han Sen menggenggam jarum rex, dan berlari menuju Angin Laut. Jarum rex di tangannya mulai berputar; sebuah pembuka untuk Bor Naga Beracun. Han Sen mulai mempelajari Skrup, teknik tombak, dan kemampuan ini dilakukan dengan kecerdasan dan kekuatan yang hebat. Jarum rex berat dan keras. Jika digunakan melawan tameng raksasa, tameng raksasa akan hancur berkeping-keping. Angin Laut mengangkat Tombak Juara miliknya, menjatuhkan jarum rex yang berputar yang menghampirinya. Sayangnya bagi Han Sen, gerakan ini tidak seefektif yang dia harapkan. Angin Laut lalu menyerang bagaikan naga mengamuk, dia berputar di udara dengan pinggangnya. Begitu besar kekuatan di dalam serangan itu, sehingga Han Sen terpaksa menurunkan senjatanya dan menahan serangan itu. Dong! Tombak dan jarum rex beradu. Han Sen terpaksa mundur dua langkah, dan dia mengerutkan dahi saat melakukannya. Karena jarum rex adalah benda virtual yang dipindai oleh sistem, benda itu kekurangan kehebatan dan ketangguhan sebenarnya dari objek aslinya. Satu-satunya karakteristik yang diterjemahkan hanyalah bentuk dan beratnya. Jarum rex seharusnya lebih berat dari Tombak Juara. Jika pukulan ini membuat sistem memutuskan bahwa Han Sen harus mundur dua langkah, ini berarti lawannya lebih kuat darinya. Ini bukan hal yang menggelikan. Jika dia adalah seorang evolver, maka Angin Laut memiliki kekuatan sekitar 150. Tetapi Han Sen jauh melampaui angka tersebut. Senjatanya lebih berat dari milik lawannya, serta kekuatan dan tenaganya juga melampaui lawannya. Tetapi, untuk suatu alasan, dia kalah bertarung dan harus mundur. Angin Laut tidak bergerak, dan Han Sen memutuskan untuk menyerang lagi. "Teknik tombaknya cukup aneh." Han Sen menatap tombak Angin Laut. Dia lebih lemah, dan ketidakmampuannya untuk mengenali teknik unik yang dilakukan lawannya pastilah penyebab mengapa dia terpukul mundur. Dong! Benturan senjata terjadi lagi, dan Han Sen terpukul mundur oleh Tombak Juara lagi. Sistem tidak mungkin salah, jadi tidak diragukan bahwa lawannya lebih kuat darinya. Angin Laut mengayunkan tombaknya pada Han Sen. Dengan menjajarkan jarum rex secara horizontal, dia menahan tombak yang datang. Dong! Han Sen tidak bisa menahan tekanan serangan, yang memaksanya mundur beberapa langkah. Dia begitu kuat, sampai Han Sen merasa seakan jarum rex akan terlempar dari genggamannya. Meskipun Han Sen telah mencoba menggunakan Bor Naga Beracun melawan Angin Laut,dia bisa merasakan perbedaan dalam kualitas teknik mereka. Lawannya memang seorang ahli Tombak Juara. Teknik tombaknya begitu kuat sehingga serangannya bagaikan seekor naga yang melepaskan amarah pada dunia, Saat dia menghunuskan senjata, rasanya seperti gigitan ular yang bersembunyi. Serangannya luar biasa cepat dan tidak bisa diprediksi. Han Sen terus-menerus diserang oleh tombak dan tidak diberikan kesempatan untuk melawan balik. Saat Hui Haifeng mulai mengayunkan tombaknya, serangannya muncul bagaikan ombak tsunami, tiada henti. Hui Haifeng sedikit kecewa terhadap lawannya; dia pikir senjata Han Sen adalah sesuatu yang spesial. Tetapi kini, dia hanya menggunakannya seperti tombak besar mutan. Selain serangan sekrup yang dia lakukan, sisa penampilannya biasa saja. Meskipun Han Sen secara brutal ditekan, dia tidak panik. Teknik tombak lawannya kuat, tetapi kekuatan Han Sen lebih tinggi. Masih akan sangat sulit bagi Angin Laut untuk menang. Saat Han Sen terus menahan serangannya, dia juga menganalisa teknik yang digunakan untuk melawannya. Dia ingin menyelami dan mempelajarinya sedetail mungkin. Teknik tombak hebat yang dia saksikan cocok untuk senjata hebat miliknya, dan jika dia bisa mempelajari teknik itu, mungkin dia bisa merombaknya untuk meningkatkan Bor Naga Beracun. Dia bertahan seperti itu untuk sementara waktu. Han Sen akhirnya mampu menyadari bahwa alasan serangan lawannya begitu kuat adalah karena dia menggunakan seni geno hyper sebagai pendukung. Dia tidak sepenuhnya murni menggunakan teknik. Jika Han Sen tidak bisa melihat aliran energinya, maka dia tidak akan mampu mempelajari apapun darinya. Itu akan sangat disayangkan. Tekanan dan kekuatan dalam serangan Hui Haifeng meningkat. Dia ingin mengakhiri pertarungan karena bosan. Senjata aneh yang Han Sen pakai tidak membuatnya terkejut seperti dugaannya, jadi dia mulai bosan bertarung. Setelah bertarung selama beberapa waktu, pandangan Hui Haifeng mulai berubah. Meskipun kemampuan bertarung Han Sen biasa saja, dia memiliki stamina yang besar. Terlebih lagi, kuda-kudanya aneh dan unik. Meskipun Hui Haifeng lebih unggul, dan terus-menerus menyerang, dia tidak lebih dekat dengan kemenangan daripada saat pertarungan pertama dimulai. "Menarik." Hui Haifeng menyunggingkan bibirnya. Kekuatan seseorang tidak hanya terdiri dari kekuatan serangan fisik mereka; hal itu terdiri dari ketahanan mereka juga. Di bawah serangan ganasnya, Han Sen tidak lagi mundur. Han Sen menahan kemampuan terbaiknya. Bertahan tidak membutuhkan banyak tenaga, dan ini adalah cara untuk menjaga pertarungan tetap berlanjut. Sikap tenang Han Sen mengejutkan Hui Haifeng. Meskipun Hui Haifeng adalah kolonel, dia juga bertugas mengajari pemegang tombak di departemen tertentu. Dia tidak hanya pandai menggunakan tombak, tetapi kepribadiannya sebagai manusia jauh lebih baik dari prajurit yang lain. Menurut Hui Haifeng, lawannya pastilah prajurit yang sudah berumur seperti dia. Jika tidak, dia tidak akan setenang itu. Sikap tenang dan penuh perhitungan ini adalah sesuatu yang hanya bisa dilatih dengan mengalami banyak pengalaman hidup dan mati. Ini bukanlah hal yang bisa di pelajari di kelas atau hanya dengan memiliki kekuatan yang jarang menemui tantangan. Jika kau membersihkan pikiranmu, kau bisa menjadi tenang. Ini adalah sesuatu yang baru saja dipelajari Hui Haifeng beberapa tahun lalu. Jika lawanmu bisa melakukan hal yang sama, maka jelas dia bukanlah pemula biasa. Kemudian, dia menyadari bahwa teknik dan kemampuan Han Sen perlahan mulai berubah saat mereka bertarung. "Dia benar-benar membuat teknik baru untuk senjata aneh saat ini di tengah pertarungan. Tidak heran jika gerakannya cukup aneh saat permulaan, karena dia pasti menggunakan teknik untuk senjata lain, seperti lembing, pada awalnya. Tetapi menurut perubahan ini, aku bisa segera mengetahui bahwa teknik ini lebih cocok untuk senjata aneh itu." Hui Haifeng kini paham tujuan Han Sen. Saat dia melihat serangan Han Sen sekarang, dia seperti sedang mengamati bayangannya sendiri. "Jika Tombak Fajarku mudah dipelajari, maka ini bukanlah teknik tombak terhebat di luar sana." Mata Hui Haifeng berkilat dengan tatapan seperti iblis saat dia mengubah rangkaian gerakannya. Teknik tombak yang penuh kekuatan sebelumnya mendadak menjadi lembut. Tekniknya begitu halus dan anggun, Tombak Juara yang berat pun mendadak bagaikan jarum di tangan gadis kecil. Setiap serangannya begitu kecil dan cepat, seakan-akan dia merajut sulaman indah di kain sutra Han Sen terkesiap, memikirkan bahwa perubahan itu cukup aneh. Tidak biasanya seseorang berhenti mengganas dan berubah menjadi lembut. Ketangguhan dan kelembutannya telah berubah total, tanpa cela. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana seseorang menggunakan tombak besar dengan begitu anggun dan mahir. Jarum rex adalah senjata berat tumpul, dan menghadapi teknik tombak yang lembut itu, dia tidak yakin apa yang harus dilakukannya. Teknik itu membatasi momentumnya dan situasinya semakin memburuk. Chapter 667 - Sang Penindas Han Sen merasa kesulitan di bawah tekanan serangkaian serangan Hui Haifeng. Serangan cepat membatasi penggunaan jarum rex miliknya. Jika dia menggunakan Teknik Dual, dia dengan mudah menghadapi lawannya. Tetapi Han Sen di sana hanya demi meningkatkan teknik jarum rex miliknya. Meski dia ingin melakukannya, dia harus melupakan penggunaan teknik Dual dan berpegang teguh pada cara yang dia lakukan. Lawannya adalah ahli pemakai tombak. Dengan lembut, pria itu bergantian menggunakan teknik kasar dan lembut, yang membuat Han Sen terus mengalah. Teknik yang lebih lembut terus mengenai Han Sen karena kecepatannya. Mereka datang dengan kuat dan cepat, dan dengan beban jarum rex, Han Sen tidak pernah bisa menangkis serangan itu tepat waktu. Untungnya, gerakan tubuh Han Sen luar biasa seperti biasanya. Alhasil, dia berhasil menghindari banyak serangan mematikan. Tetapi dia masih terkena serangan, dan kesehatannya menurun sedikit demi sedikit. Kesehatannya kini turun di bawah dua puluh. Han Sen pun merasa murung, tetapi dia tidak pernah putus asa menggunakan jarum rex itu. Jika dia ingin menggunakan senjata ini nanti, dia harus bisa menahan situasi seperti ini. Dan lebih baik dia dikalahkan dengan sadis disini daripada di luar sana, karena bisa membuatnya kehilangan nyawa. Itulah mengapa dia harus tetap tabah dan melatih dirinya dengan jarum rex di sini. Han Sen memutar otak, mencoba memikirkan cara untuk bisa menembus rangkaian serangan tanpa henti, tetapi gagal. Teknik tombak yang diluncurkan padanya terlalu cepat untuk gerakan lamban jarum rex miliknya saat ini. Semakin jauh dan menjauh, Han Sen terdorong mundur. Dia mendekati dinding arena, masih tidak mampu membalikkan keadaan. Kesehatannya kini menurun di bawah sepuluh poin dan dia tidak lagi bisa menghindar. Dalam segala hal, dia sudah kalah bertarung. Tombak Juara Hui Haifeng kemudian menjadi kilauan cahaya yang membutakan, bergerak menuju Han Sen dengan kecepatan yang lebih cepat dari meteor. Meskipun Hui Haifeng mengagumi Han Sen, jika dia masih bersikeras menggunakan senjata itu dan bukan yang lainnya yang bisa mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya, maka Hui Haifeng terpaksa mengakhirinya sekarang juga. Han Sen menyaksikan cahaya bersinar datang dan merasa tidak adil karena kalah bertarung seperti ini. Hal ini membuatnya kesal. Tetapi dia di sini untuk jarum rex dan untuk itu, dia tidak rela menyerah ¨C tidak sekarang, tidak nanti. Han Sen tidak ingin kalah bertarung seperti ini. Jika dia telah kalah, maka tidak masalah. Menurunkan pertahanannya, dia mengangkat jarum rex dan mengayunkannya ke arah kepala lawannya. Han Sen mengisi serangannya dengan segala amarah dan kesedihan yang terpendam di hatinya, meskipun sangat memungkinkan lawannya akan menghindar dan dia masih akan berakhir menerima serangan terakhir. Dia akan kalah bagaimanapun juga, tetapi lebih baik maju dengan gagah dari pada menyerah begitu saja. Saat dia menyerang, dia membayangkan gajah bertulang menghancurkan batu menjadi dua. Perasaan mampu menghancurkan lawan tanpa takut adalah hal yang paling Han Sen inginkan. Saat itu, Han Sen berharap dia adalah gajah bertulang. Dia ingin menghancurkan Angin Laut menjadi berkeping-keping dan melepaskan seluruh amarahnya. Pada saat penentuan itu, Han Sen merasakan Kitab Dongxuannya berfungsi. Tetapi energinya tidak mengalir bersamaan dengan tubuh Han Sen; dia menggunakan simulasi aliran energi gajah bertulang. Tindas! Itulah satu-satunya kata yang muncul di kepala Han Sen saat dia menggunakan tenaga gajah bertulang yang ditirukan. Rasanya seperti seekor gajah benar-benar ada dalam tubuhnya, dan dia diberikan kekuatan. Tenaga gajah mengalir dalam pembuluh darahnya dan memasuki jarum rex. Hui Haifeng menyadari Han Sen tiba-tiba melepaskan harapannya untuk menang dan menanggalkan pertahanannya, menaruh segala yang dia miliki dalam satu serangan terakhir. Dia tahu itu dia akan mengenainya. Melakukan serangan dengan senjata tumpul dan berat itu hal yang bodoh. Dia akan terlalu lambat. Tombak Juara miliknya bisa menembus jantung Han Sen dan menghabisi sisa kesehatannya sebelum jarum rex mengayun setengah jalan. Hui Haifeng menggenggam Tombak Juaranya yang besar, tetapi dia menggunakannya dengan ketepatan yang lembut bagaikan jarum. Dan jantung lawannya adalah tempat yang ditetapkan untuk menusuk dan menenun kekalahan pahit. Tetapi saat ujung tombaknya mendekati jantung, wajahnya pun berubah. Senjata di tangan Han Sen semakin cepat. Wuss! Senjata besar nan berat membelah udara, menghasilkan suara yang memekakkan telinga saat mengayun. Hal itu membuat Hui Haifeng merasa akan dunianya mengecil, saat senjata mengerikan itu menutupi pandangannya. Di matanya, pemandangan itu semakin besar dan membesar. Hui Haifeng tercengang. Dia tidak mengerti bagaimana atau mengapa teknik lawannya tiba-tiba begitu menakutkan. Tetapi ini bukan saatnya untuk berpikir; yang dia bisa lakukan adalah mencoba untuk menahan serangan mengerikan itu. Dia menggenggam tombak dengan dua tangannya dan mengangkatnya di hadapan serangan yang akan datang. Bukannya dia tidak ingin menusuk tubuh lawannya, tetapi serangan Han Sen tampak seperti tambahan senjata dan sebaliknya. Mereka adalah satu. Hal ini membuatnya merasa seakan-akan jika dia meneruskan serangannya tanpa mundur untuk bertahan, dia akan hancur menjadi debu. Dong! Jarum rex yang sangat kuat menghantam Tombak Juara. Tombak itu pun hancur berkeping-keping. Jarum rex pun tidak melambat. Dia terus bergerak. Hui Haifeng tidak menyangka lawannya akan meluncurkan serangan dahsyat. Dia kini tidak bisa menghindar. Senjatanya disimulasikan oleh sistem, sehingga ketangguhan senjatanya disetarakan untuk kedua lawan supaya adil. Jika dia bisa menghancurkan Tombak Juara yang elastis, hanya ada satu alasan untuk itu ¨C lawannya terlalu kuat. Pang! Hui Haifeng bagaikan kertas, dengan sadis terbelah dua. Seratus poin kesehatan berkurang dalam satu momentum, dan dia keluar dari arena. "Ya ampun! Apa orang ini berbuat curang? Bagaimana bisa seorang evolver memiliki kekuatan sedemikian rupa?" Setelah Hui Haifeng keluar arena, dia pun tercengang. Han Sen sendiri terkesiap oleh kekuatan yang dihasilkan untuk serangan itu. Dia tidak menyangka mampu menirukan energi gajah bertulang dengan baik, tetapi dengan melakukannya, dia telah diberikan kekuatan untuk mengalahkan lawannya dalam satu serangan mematikan. "Dengan kekuatan seperti itu, digabungkan dengan Jarum Rex Berapi, mustahil aku akan kalah dari makhluk super sekarang." Han Sen luar biasa gembira, tetapi tiba-tiba, tubuhnya merasa sangat lemah. Serangan gajah bertulang sangat kuat, yang menguras seluruh energi dalam tubuhnya. Jika Han Sen tidak mempelajari Energi Matahari-Giok dan Panjang Umur, yang membantunya menghasilkan banyak energi, dia mungkin akan pingsan di tempat. Han Sen mencoba menambahkan Angin Laut sebagai teman. Kekuatan gajah bertulang mengesankan, tetapi sepertinya cocok digunakan sebagai serangan terakhir, yang hanya bisa digunakan dalam keadaan terdesak. Lagi pula, itu membuat tubuhnya melemah. Han Sen tidak berani menggunakannya sesuka hati, dan dia sebaiknya melatih teknik jarum rex untuk pemakaian pada umumnya. Teknik tombak Angin Laut cukup mahir. Jika dia bisa bertarung dan berlatih dengannya beberapa kali, Han Sen membayangkan dia akan mampu memodifikasi Bor Naga Beracun dengan sangat baik. Chapter 668 - Tenaga Dalam Generasi Kedua Hui Haifeng menerima permintaan pertemanan Han Sen. Dia mengirim pesan dan bertanya, "Apa nama teknik tersebut?" Han Sen memikirkan jawabannya selama satu menit, dan kemudian membalas, "Serangan Gajah-Rex." Han Sen tidak pandai memberi nama. Untuk nama ini, dia menggunakan aturan dasar memberi nama. Dia mengambil satu kata dari setiap komponen teknik; satu kata dari Jarum Rex Berapi dan satu kata dari gajah bertulang, yang tenaganya dia tirukan. "Serangan Gajah-Rek yang bagus sekali. Itu memang memiliki kekuatan seekor gajah dan T-rex." Hui Haifeng lalu lanjut bertanya, "Apa kau prajurit lama?" "Ya, betul." Han Sen telah masuk militer selama satu tahun, jadi dia pikir bahwa dia termasuk "prajurit lama." Han Sen yang malang, dia tidak tahu arti sebenarnya "prajurit lama." Dengan Hui Haifeng yang telah menduga bahwa dia mungkin salah satunya, "pengakuan" ini menguatkan kecurigaannya. "Apa kau mau berlatih dengan senjata anehmu?" tanya Hui Haifeng. "Ya, aku mau. Aku berhasil mendapatkan jiwa binatang berdarah sakral amuk ini, dan aku ingin menguasainya. Sayangnya, aku tidak mampu menemukan atau menciptakan teknik yang cocok dengannya," jawab Han Sen. "Senjata berdarah sakral amuk, katamu? Sungguh beruntung. Ini adalah senjata yang unik, jadi mungkin kau bisa menciptakan teknik spesialmu sendiri. Ayo, mari berlatih sekali lagi!" Hui Haifeng mengundang Han Sen untuk bertarung sekali lagi. "Bung, aku menghargainya. Tetapi aku tidak bisa melakukannya lagi. Serangan Gajah-Rex itu menghabiskan seluruh energiku, dan aku tidak bisa memulihkannya kembali begitu mudah. Tulangku terasa luluh lantak sekarang," kata Han Sen. Meskipun tidak separah seperti yang dia katakan, dia sangat kelelahan. Dia akan lebih lemah sedari awal, sehingga mustahil baginya untuk memperoleh hasil latihan yang layak. "Tidak apa-apa. Kita sekarang sudah berteman. Jika kau mau berlatih, panggil saja aku," jawab Hui Haifeng dengan gembira. "Sudah pasti. Terima kasih banyak," kata Han Sen. "Kita ini teman bertarung, sama-sama. Aku tertarik dengan senjatamu," kata Hui Haifeng. Setelah Han Sen keluar dari kemah pelatihan visual, pikirannya melayang pada Tenaga Dalam gajah bertulang. Jika Kitab Dongxuan bisa meniru elemen Tenaga Dalam, apakah itu berarti dia bisa menirukan Tenaga Dalam beruang hitam, rubah perak, atau bahkan labu aneh miliknya? Memikirkan hal ini, Han Sen cukup bersemangat dengan prospek tersebut. Energi gajah bertulang memiliki tenaga kinetik mentah yang hebat. Dia penasaran apakah yang akan terjadi apabila dia menirukan Tenaga Dalam dari makhluk lainnya. "Jika aku menirukan energi rubah perak, apakah itu berarti aku mampu mengeluarkan petir?" Han Sen memikirkan ide tersebut. Jika Hal itu bekerja sesuai dengan teorinya, Han Sen percaya bahwa dia saja mendapat keberuntungan yang luar biasa. Jika dia bisa menirukan Tenaga Dalam anak-anak dari para makhluk super, dia bisa melakukan apa saja yang dia mau. Dia akan tidak terkalahkan. Di tengah kegembiraannya, dia mencoba untuk meniru Tenaga Dalam rubah perak. Meskipun dia bisa merasakan tenaganya bertambah saat menirunya, tidak ada listrik yang dihasilkan. "Aneh. Mana petirnya? Jika aku bisa menirunya, di mana kejutan dan rambatan listrik itu? Saat Han Sen memikirkannya, ide pun muncul. "Itu pasti karena aku belum menyelesaikan tahap pertama Kitab Dongxuan. Mungkin aku tidak bisa mengeluarkan kekuatan elemen karena aku belum membuka kunci gen pertama." Meskipun baru sekadar dugaan, hal itu kemungkinan besar benar. Maka dari itu, hasrat Han Sen untuk menyelesaikan tahap pertama Kitab Dongxuan pun bertambah. Dan dia berharap untuk melakukannya agar dia bisa melihat apakah dia bisa mengeluarkan kekuatan elemen atau tidak saat dia selesai. Tetapi Kitab Dongxuan Han Sen sekarang mencapai sebuah titik stabil. Setelah peningkatan pesat yang diperoleh selama dia ada di bawah pohon persik, tidak banyak peningkatan yang dialami setelahnya. Jika dia bisa melewati masa ini, dia mungkin mampu untuk melampaui tahap pertama. "Wangi bunga persik sangat meningkatkan perkembanganku dalam Dongxuan Sutra. Jika aku bisa mendapatkan satu persik dari pohon itu, mungkin aku bisa membuka kunci tahap pertama." Han Sen kini tenggelam dalam pikirannya, memikirkan pohon yang menakjubkan itu. Tetapi jika dipikir-pikir, butuh beberapa bulan lagi sebelum persik itu mulai mekar di sana. Butuh beberapa waktu sebelum dia bisa memakannya. Han Sen beristirahat keesokan harinya dan kemudian bertemu dengan Hui Haifeng lagi di kemah pelatihan. Han Sen bertanya padanya apakah dia sempat untuk membantunya berlatih, dan Hui Haifeng dengan cepat menyetujuinya. Han Sen mengumpulkan banyak ide dari pengamatannya terhadap teknik Hui Haifeng, tetapi teknik tombaknya membutuhkan bantuan seni geno hyper dan karena itulah, Han Sen tidak bisa meniru teknik itu sepenuhnya. Tetapi dia mampu membuat perubahan besar pada Bor Naga Beracun. Kekuatannya jauh lebih menonjol dari sebelumnya, dan ini jauh lebih cocok dengan Jarum Rex Berapi dibandingkan dahulu. Selama beberapa hari selanjutnya, Han Sen menghabiskan waktunya untuk berlatih dengan jarum rex dan mengasah tekniknya. Tetapi kini, dia berpikir inilah saatnya untuk bertanya-tanya dan mengikuti petunjuk untuk menemukan makhluk super sendirian. Untuk ini, ada beberapa persiapan yang harus dia lakukan terlebih dahulu. Jika Han Sen memberi makan Merak Penembak dengan kristal hitam, butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan proses evolusi. Dia yakin kekuatannya akan memberikan manfaat besar. Busur panah yang ditembakkan akan lebih cepat dan kuat, dan dijamin akan sangat membantu nantinya saat berburu makhluk super. Saat Han Sen keluar dari kemah virtual, komunikator miliknya berdering. Nomor asing menghubunginya; yang membuatnya mengernyitkan alis. Ini adalah komunikator yang diberikan padanya oleh militer. Orang biasa tidak bisa menelponnya, jadi siapa pun yang menghubunginya pastilah orang dalam. Dia menerima panggilan itu dan gambar yang terpampang mengagetkan Han Sen, dia adalah Li Xinglun. "Kenapa kau begitu kaget melihatku? Aku ini peretas tingkat tinggi, dan meretas sistem pertahanan itu sangatlah mudah sekali. Tidak perlu usaha untuk menemukan informasimu," kata Li Xinglun dengan ekspresi bangga. "Jadi kau harusnya tahu kalau panggilan ini diawasi kan?" balas Han Sen dengan tersenyum masam. "Jika itu membuatku cemas, peretas macam apa aku ini? Jangan khawatir; tidak ada yang bisa melihat kita berbicara. Tidak ada yang akan tahu kalau kau menggunakan komunikator," kata Li Xinglun dengan sangat yakin. "Kau bisa mencariku di penampungan, jadi mengapa kau begitu bersusah payah hanya untuk berbicara denganku?" Han Sen mengangkat bahu, merasa tidak nyaman melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Han Sen percaya bahwa jika kau menghindari masalah, maka masalah tidak akan datang padamu. Perbuatan ilegal tidak pernah sepenuhnya tidak terlihat, dan akan selalu ada jejak yang bisa diikuti. Li Xinglun belum pernah menemui peretas yang lebih hebat darinya. Karenanya, dia yakin dialah yang terbaik. "Aku menghubungimu karena ini darurat. Kau tidak ada di penampungan beberapa hari belakangan ini, jadi ini satu-satunya cara aku bisa menghubungimu," Li Xinglun menjelaskan. Tetapi melihat ekspresinya, tampaknya dia tidak terlalu cemas. Han Sen tidak begitu yakin ini darurat sampai-sampai membutuhkan panggilan yang tak terduga ini. Meretas sistem militer tampak seperti hal yang biasa bagi Li Xinglun, dan dia sedang ingin berbincang dengan Han Sen tanpa takut kalau ada orang yang tahu. "Jadi, apa yang terjadi?" tanya Han Sen. "Aku telah membuka kunci gen!" seru Li Xinglun sambil menunjuk hidungnya sendiri. "Selamat. Terus?" Han Sen menatap Li Xinglun dengan aneh, tidak bisa mempercayai kawan nyentriknya yang meretas sistem militer mengatakan hal ini padanya. "Aku dengar kau membuat kelompok untuk memburu makhluk super, dan aku ingin bergabung. Aku tahu di mana mereka bisa ditemukan," kata Li Xinglun. Chapter 669 - Beruang Es Raksasa Makhluk super yang dibicarakan Li Xinglun bisa mengontrol kekuatan es. Beruang putih besar itu tinggal di sebuah tempat di medan es. Menurut pengamatan Li Xinglun, beruang es raksasa itu, meskipun sangat besar, memiliki kekuatan tingkat medium dalam skala makhluk super. Kecepatannya lambat yang berarti mereka bisa mengejarnya. Karena beruang es raksasa bisa mengendalikan kekuatan es, orang yang diserang bisa terkena sengatan es. Kelemahan yang disebabkan oleh hal itu adalah berkurangnya daya gerak. Berkurangnya kecepatan dan reaksi yang lebih lambat akan menjadi masalah yang harus dihadapi bersama-sama. Setelah Han Sen membaca informasi yang dikumpulkan mengenai beruang es raksasa, dia merasa hal itu boleh dicoba. Tenaga es tidak terlalu membuatnya takut, setelah membuka kunci gen pertamanya dengan Kulit Giok. Secara elemental, Han Sen cukup unggul dalam menghadapi beruang ini. Ditambah lagi, kecepatan yang lebih lambat dari beruang es raksasa membuatnya menjadi target ideal. Dan jika mereka gagal membunuhnya, mereka setidaknya bisa mundur dengan mudah. Han Sen merasa dirinya sedikit bersemangat setelah mendiskusikan secara rinci dengan Li Xinglun. Bersama-sama, mereka memutuskan untuk menjajal beruang ini. Saat Han Sen kembali ke penampungan, dia mendengar tentang apa yang terjadi pada Lu Hui dan ahli dalam penyerangan kooperatif di utara melawan raja serigala. Tampaknya mereka gagal dan menderita kekalahan besar saat bertahan. Katanya, mereka unggul pada awalnya, dan semuanya berjalan cukup lancar sampai pada kemunculan tiba-tiba segerombolan kuda terbang. Mereka datang ke sana dan membantu para serigala. Para tentara manusia yang bekerja sama pun dihancurkan, yang memaksa mereka untuk mundur. "Akhirnya, mereka pun kalah." Han Sen menghela nafas, karena dia sendiri menyaksikan kemampuan raja serigala dan raja kuda terbang. Han Sen tidak ingin mengganggu mereka, setelah pengalaman sebelumnya dengan mereka, jadi menghadapi makhluk super yang sendirian adalah pilihannya saat ini. Dia menemui Li Xinglun dan Wang Yuhang yang melakukan persiapan untuk mendatangi beruang es raksasa. Han Sen tidak membawa rubah perak bersamanya, karena dia berharap untuk memburu makhluk berdarah sakral selama perjalanan. Li Xinglun berkata pada Han Sen bahwa ada makhluk yang seperti penguin di area yang mereka tuju. Mereka sangat kecil, dan jika dia mampu memburu berbagai macam makhluk berdarah sakral dan memakannya, dia akan memperoleh banyak poin geno dalam waktu singkat. Beruang es raksasa tinggal di laut es. Sepanjang pesisir, satu bagian tertentu dari laut telah membeku sepenuhnya. Dan disanalah beruang es tinggal. Saat mereka tiba di area yang mereka cari, tidak lama mereka menemukan makhluk berdarah sakral. Mereka melihatnya dari kejauhan, dan terdapat burung putih besar yang berdiri di satu tempat sambil membersihkan bulu dengan lidahnya. Makhluk itu seperti bangau berkepala merah, tetapi semua makhluk di sekitarnya menghindarinya. Mereka tahu bahwa bangau berkepala merah itu bukanlah makhluk sembarangan. "Tidak ada gunanya berbagi makhluk seperti itu, jadi bagaimana kalau kita bertaruh? Siapa pun yang membunuh burung itu berhak mendapat dagingnya!" Wang Yuhang menyarankan. "Baiklah, aku tidak ada masalah." Han Sen tersenyum pada Wang Yuhang. Paman kecil Han Sen mungkin bernasib sangat sial, tetapi dia suka berjudi. Akan tetapi, ini sungguh aneh karena Han Sen belum pernah melihatnya menang. "Aku juga tidak masalah." Li Xinglun ingin ikut juga dalam permainan. Dia baru saja membuka kunci gennya, jadi dia ingin menggerakkan otot barunya. "Mari buat barisan. Dalam hitungan ketiga, kita semua berlari menuju makhluk itu bersama-sama. Setelah itu, semuanya tergantung pada keseimbangan, kemampuan dan keberuntungan. Wang Yuhang menarik garis di es tempat di mereka berkumpul. Tiga-tiganya kemudian berbaris. Setelah itu, Wang Yuhang menghitung sampai tiga. Setelah menghitung, hanya Wang Yuhang dan Li Xinglun yang mulai berlari ke arah burung itu. Di mata Li Xinglun, rasanya seperti galaksi sedang berputar. Dia menambah kecepatan yang tampaknya lebih cepat dari kecepatan cahaya, berlari menuju bangau berkepala merah. Wang Yuhang pun tidak ketinggalan. Dia berseru dan cahaya mengalir dari dalam tubuhnya. Saat ini terjadi, kecepatannya bertambah dan dia mampu mengejar dan menyusul di belakang Li Xinglun. Bagaikan dua meteor, mereka berdua meluncur menyeberangi es dengan sangat cepat. Han Sen dengan lambat mengeluarkan panah merak yang baru saja berevolusi. Dia memasukkan panah bulu gagak dari kantongnya. Dengan sekilas menatap bangau itu, dia mengangkat tangannya dan menarik pelatuknya Wuss! Panah bercahaya hitam melesat dan bergerak ribuan meter dalam sekejap mata. Dia melesat melewati Li Xinglun dan Wang Yuhang dan menancap pada kepala bangau itu. "Makhluk berdarah sakral dibunuh: Burung Salju. Tidak mendapat jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral secara acak dari 0 sampai 10." Suara pemberitahuan yang dikenalnya berbunyi di kepala Han Sen. Dia mulai tertawa saat dia mengejar Li Xinglun dan Wang Yuhang, dan mengatakan pada mereka, "Terima kasih banyak!" "Ya Tuhan! Kau curang! Bagaimana bisa kau menggunakan senjata curang itu dan menganggapnya adil?" protes Li Xinglun dan Wang Yuhang pada waktu yang bersamaan. "Tidak ada aturan yang melarang senjata tertentu. Kau bilang apa saja boleh; bahkan kalian berdua bisa menggunakan busur silang jika kalian mau," kata Han Sen dengan suara keras sambil memasukkan tubuh Burung Salju ke dalam tasnya. Dia akan mengaturnya saat mereka beristirahat. "Aku berpikir untuk menggunakannya, tetapi aku pikir itu tidak cukup kuat. Di mana kau mendapatkan busur silangmu? Bagaimana bisa senjata seperti itu memiliki kekuatan besar sedemikian rupa?" tanya Wang Yuhang sambil mengamati Han Sen. Saat mereka memburu T-rex Bersisik Api, Wang Yuhang melihat sekilas busur silang merak untuk pertama kali. Dia selalu ingin menanyakannya lebih jauh. Dia tahu itu adalah senjata yang kuat, tetapi tidak menyangka akan sekuat itu. Untuk membunuh makhluk berdarah sakral, dari ribuan meter jauhnya, adalah hal yang luar biasa. Han Sen kemudian berkata dalam hati, "Tentu saja kuat; busur silang makhluk super amuk dan panah super tentunya memiliki kekuatan dahsyat. Jika tidak bisa membunuh makhluk berdarah sakral dengan tembakan di kepala, aku akan menggunakannya sebagai kayu bakar saja." Wang Yuhang tidak bertaruh lagi, menyadari bahwa Han Sen kemungkinan besar akan memenangkan setiap pertaruhan, dengan adanya busur silang di tangannya. Tetapi setelah itu, tidak ada seorang pun dari mereka bertiga yang melihat makhluk berdarah sakral lainnya. Mereka melihat segerombolan makhluk seperti penguin yang Li Xinglun bicarakan, dan sama seperti penguin seperti yang mereka lihat, mereka tidak melihat makhluk berdarah sakral di antara mereka. Hanya jenis mutan yang terlihat. Poin geno mutan tiga petualang tersebut sudah terpenuhi, jadi tidak ada gunanya memburu mereka. Mereka memutuskan untuk meninggalkannya bagi orang lain yang mungkin akan datang ke sana. Li Xinglun dan Wang Yuhang hanya bisa menyaksikan Han Sen menyantap Burung Salju berdarah sakral dengan nikmatnya, merasa sedikit terhina. Mereka pikir ini tidak adil, dan akhirnya, mereka bersumpah tidak akan pernah bertaruh lagi dengan Han Sen. Mereka kini semakin dekat dengan tempat yang dibicarakan Li Xinglun. Saat ini, mereka berjalan di es dengan sangat hati-hati dan waspada. Esnya sangat tipis, dan laut biru dengan jelas terlihat di bawah kaki mereka. "Apa kau yakin ini tempatnya? Mengapa kita belum melihat beruang es raksasa itu?" Han Sen dan rekannya menghabiskan setengah hari mencari-cari tetapi tidak melihat ataupun mendengar sesuatu yang menandakan kehadiran beruang super itu. Dengan curiga, Wang Yuhang menanyakan Li Xinglun mengenai sumber informasinya. Saat dia hendak bersuara, ada cipratan dari bawah es. Makhluk putih raksasa baru selesai berenang, dan kini kembali ke permukaan dengan ikan sepanjang satu meter di mulutnya. Beruang es raksasa hanya sejauh dua meter dari Wang Yuhang saat mata mereka bertemu. Chapter 670 - Busur Silang Merak Amuk Pria dan beruang itu saling bertatapan selama tiga detik. Kemudian, Wang Yuhang menjerit, membalikan badan, dan mulai berlari. Beruang putih raksasa itu keluar dari dalam air, dan dengan ikan besar yang masih ada di mulutnya, dia mengejar pria yang berlari itu. Dia mengabaikan Han Sen dan Li Xinglun sepenuhnya. "Paman kecil itu benar-benar..." Li Xinglun terpaku saat menyaksikan kejadian itu. Kata-kata itu hanyalah hal yang dia bisa ucapkan. Han Sen telah mengeluarkan busur silang meraknya dan mengisinya dengan tujuh panah gagak. Tanpa menunggu, dia membidik makhluk yang berlari itu. Wang Yuhang terus menjerit kencang saat berlari, dan di tengah ketakutannya, dia berhasil memohon, "Apa yang kalian lakukan? Tolong aku! Jika tidak, aku akan menjadi permen es beruang ini berikutnya." Beruang putih setinggi delapan meter sesekali melompat saat mengejar Wang Yuhang, mencoba untuk menerkamnya. Setiap kali dia melompat, lubang berbentuk telapak sedalam satu kaki terbentuk di es yang memisahkan daratan dan air es di bawahnya. Serpihan dan potongan es terbentuk sebesar sepuluh meter setiap telapak kakinya menyentuh kembali es. Potongan es menyentuh Wang Yuhang beberapa kali, yang membuatnya mengigil kedinginan. Wajahnya kini pucat pasi, jaring es mulai terbentuk pada kulitnya. Situasinya tampak berbahaya, dan kau bisa melihat sendi-sendinya kaku dan melambat saat dia bergerak. Dengan Wang Yuhang yang hampir dihajar habis-habisan oleh beruang yang mengamuk, Han Sen tidak bisa menunggu lagi. Meskipun dia tidak bisa membidik titik lemah beruang tersebut, dia menembakkan panah untuk membantu Wang Yuhang. Bulu panah Melesat empat puluh meter dan menancap pada kaki beruang itu. Ujung panah itu berhasil menembus ke dalam, yang membuat Han Sen terkejut, Dia telah menduga kulit dan bulu beruang itu benar-benar tebal, dan meskipun panah ditembakkan untuk mengenai bagian mana saja, kenyataan bahwa panah itu mampu menembus makhluk itu menyatakan kekuatan baru dari busur silang tersebut. Evolusinya adalah investasi yang layak, dan pastinya mampu membunuh makhluk super. Tapi secara garis besar, bulu-bulu kecil itu tidak berguna jika tidak ditembakkan ke titik lemah makhluk super. Beruang es meraung, menggaruk panah di kakinya, dan mematahkannya. Han Sen sedikit sedih ketika dia menyaksikan beruang itu melakukannya. Itu berarti dia hanya tinggal memiliki enam panah lagi. Beruang es berhenti mengejar Wang Yuhang dan mengalihkan perhatiannya pada Han Sen. Matanya penuh dengan amarah, dan ingin sekali dengan brutal membunuh orang yang baru saja melukainya. Han Sen lalu mengeluarkan Jarum Rex Berapi miliknya. Saat beruang itu melompat ke arahnya, dia mengeluarkan Bor Naga Beracun miliknya. Senjata tajam sepanjang dua meter berputar bak angin puyuh dan menembus ke dalam dada beruang itu. Grrr! Kulit dadanya terbuka karena jarum rex yang kelam itu. Meskipun lukanya tidak terlalu dalam, darahnya tertarik keluar oleh mata pisau yang berputar. Apinya juga menghanguskan bulunya, membuat tepian lukanya menyala bagaikan lingkaran api. Hasilnya membuat perasaan Han Sen begitu gembira. Dia merasa percaya diri untuk melanjutkannya lagi, membuat senjatanya masuk lebih dalam. Akan tetapi, tangan beruang es menepis Jarum Rex Berapi. Dong! Han Sen merasakan kekuatan bertekanan besar menghantam jarum rex miliknya dan membuatnya bergetar. Tekanannya bertambah sampai tangan Han Sen melemah, dan Jarum Rex Berapi terlepas dari tangannya dan terbang jauh. Saat terjatuh, senjata itu menghantam es dan meluncur ke dalam lautan di bawahnya. Tangan Han Sen berdarah, tertutup oleh luka-luka. Kekuatan brutal beruang es terlalu besar. Li Xinglun menembakkan beberapa panah ke arah beruang dengan busur miliknya. Tujuannya adalah untuk menekan api, yang membuat Han Sen bisa mundur dan memulihkan diri. Han Sen mengeluarkan Jarum Rex Api miliknya kembali dan memutuskan untuk tidak menyerang beruang secara langsung lagi. Dengan senjata di tangannya, dia dengan fokus menghindari serangan berulang si beruang, menunggu saat yang tepat. Beruang es kemudian menggoyangkan tubuhnya untuk melontarkan sejumlah serpihan es tajam. Api yang membakar dada beruang telah padam saat kabut es putih menyelimuti area sekitar. Untungnya, setelah Han Sen membuka kunci gen dengan Kulit Giok, dia telah melatih pertahanan kuat terhadap elemen es ¨C gerakannya pun tidak terhalangi. Beruang es raksasa lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan rata-rata sebagian besar makhluk super. Tetapi, Han Sen masih harus mengerahkan segalanya yang dia miliki untuk menghindari serangan cakar beruang. Tetapi situasinya semakin berbahaya seiring dengan berjalannya waktu, dan dia yakin dirinya telah meremehkan betapa kuat makhluk super sesungguhnya. Makhluk super dewasa rata-rata memiliki level kekuatan sekitar tiga ratus. Level kekuatan Han Sen adalah seratus tujuh puluh. Dengan segala seni geno hyper yang dia pelajari, kekuatan terbesar yang dia bisa kerahkan setara dengan level kekuatan dua ratus. Dia masih jauh lebih lemah dari makhluk super yang tidak sabar ingin dia buru. Khususnya dalam hal kekuatan. Tenaga beruang es jauh lebih kuat dari Han Sen, tetapi kecepatannya yang lebih lambat dari kecepatan rata-rata adalah keuntungan yang dia perlukan. Kecepatannya memberikan Han Sen peluang yang sempurna untuk melawan balik. Li Xinglun membuka kunci gennya dan menembakkan lebih banyak lagi panah ke arah beruang es. Salah satu panah berdarah sakral yang ditembakkan ke kuping beruang membuat makhluk itu murka. Beruang itu lalu mengubah targetnya lagi, memilih untuk mengejar Li Xinglun. Gerakan Li Xinglun cukup baik. Dia mungkin kurang cepat dan lincah dibandingkan Han Sen, tetapi kecepatan Li Xinglun sangat hebat saat berlari lurus, Inilah yang Li Xinglun coba lakukan sekarang. Sayangnya, beruang es tidak benar-benar tertinggal, dan dia mampu berada cukup dekat dengan buruannya. Tubuh Wang Yuhang akhirnya mulai membaik. Dia segera menggenggam beberapa es dan dan melemparkannya pada beruang untuk menarik perhatiannya kembali padanya. Beruang es lalu berhenti memburu Li Xinglun dan lanjut mengejar Wang Yuhang. Panah Han Sen mengenai leher beruang es, tetapi kali ini dia tidak berbalik dan mengganti targetnya lagi. Dia tetap fokus mengejar Wang Yuhang. Dia terus mengejarnya, mengabaikan yang lain. "Ya Tuhan, aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama lagi! Seseorang, aku mohon pertolonganmu untuk menyelamatkanku dari kematian yang menyedihkan ini!" Wang Yuhang terpeleset dan jatuh. Dengan hanya memiliki sisa beberapa detik, dia berhasil menghindari serangan beruang berikutnya. Dia dalam bahaya, dan dia bisa menjadi korban serangan fatal si makhluk kapan saja. Lapisan es juga bertambah di tubuhnya, dan rambut serta alisnya tampak seperti di cat putih. Kematian tidak jauh dari sisi Wang Yuhang. "Lari ke arahku!" Han Sen berseru pada Wang Yuhang. Han Sen menggenggam busur silang merak, jarinya ditaruh pada pelatuk. Dengan tangan terangkat, dia membidik beruang itu dan diam tak bergeming. Wang Yuhang mengangkat tubuhnya dan berlari ke arah Han Sen, berteriak padanya untuk menembakkan panah. Tetapi Han Sen tidak bergerak sedikitpun saat dia menunggu Wang Yuhang mendekatinya. Beruang itu mengejarnya tanpa henti dengan mulutnya yang menjijikkan terbuka lebar. Lidahnya menggantung keluar dari mulutnya, dan sesekali berusaha menjilat Wang Yuhang. Untungnya, Wang Yuhang pria yang kuat. Bahkan ketika dia mengalami sengatan es yang dia rasakan, dia masih mampu pergi ke tempat yang disuruh dan berlari lebih cepat dari beruang. Li Xinglun terus menembakkan panah api dari jauh, mencoba sebaik mungkin untuk meringankan beban dan membantu Wang Yuhang dari kejaran calon pembunuhnya. Matanya bersinar bagaikan kelip bintang. Dia memiliki kekuatan aneh, seiring dengan panah yang ditembakkan dengan ketepatan yang luar biasa. Dia tidak membuat kerusakan apapun, tetapi dia telah berhasil mengenai mata beruang itu beberapa kali, untuk memberikan waktu pada Wang Yuhang semampunya. Wang Yuhang akhirnya sampai pada posisi Han Sen saat dia menunduk dan berguling di es untuk menghindari satu serangan terakhir. Han Sen menghadapi beruang es yang kini hanya sejauh satu meter. Dia menarik pelatuk dan menembak beruang itu dengan kecepatan tinggi. Semua panah ditembakan berturut-turut, setiap panahnya meluncur di udara untuk menghalangi beruang yang mengamuk itu. Chapter 671 - Serangan Gajah-rex Enam pasak hitam meluncur berturut-turut ke wajah beruang yang membeku itu. Binatang itu berusaha memalingkan muka, untuk menghindari pasak itu menusuk salah satu matanya, tetapi sudah terlambat. Beruang itu sudah terlalu dekat dengan titik peluncuran pasak, dan tidak punya cukup waktu untuk bereaksi. Salah satu pasak langsung mengenai mata, dan membuatnya berdarah. Beruang beku itu menjadi sangat marah. Dia melemparkan dirinya kembali dengan dua kaki belakangnya dan aura dingin terpancar dari tubuhnya. Cakarnya menungkik, mencoba menyerang Han Sen. Han Sen menyingkirkan panah merak dan menghindari serangan mematikan beruang yang beku itu. Dia kemudian melompat ke udara, memanggil Paku Rex Membara, dan membidik kepala musuhnya. Pang! Api dan darah menyembur ke mana-mana saat Han Sen membuat tanda hangus yang jelek pada kepala beruang, Aum! Luka itu tidak cukup untuk mengambil nyawa makhluk itu, tetapi memicu kemarahannya. Han Sen menjadi pusat perhatiannya sekarang. Dia dengan cepat menerjang ke depan dengan cakarnya untuk meraih Han Sen. Sekali lagi, Han Sen mengelak. Dia menghindari beruang itu, tetapi sudah terlambat. Beruang itu berhasil mencakar lengannya dan ada luka yang mengeluarkan darah melalui baju besinya. Han Sen mundur, namun beruang beku masih terus menyerangnya. Untungnya, Han Sen tidak takut dengan aura dingin beruang yang mematikan. Jika Wang Yuhang yang berhadapan dengan beruang ini, dia sudah mati sekarang. "Beruang bodoh, di sini!" Wang Yuhang sudah berlari jauh. Setelah melihat Han Sen dalam bahaya, dia berusaha keras untuk memprovokasi beruang itu. Cara menggertak sederhana seperti ini selalu berhasil di masa lalu, tidak terkecuali hari ini. Terlepas dari kebencian beruang pada Han Sen, sekali lagi dia mengalihkan perhatiannya pada Wang Yuhang. Seolah-olah Wang Yuhang telah membunuh orang tuanya. Han Sen tahu bahwa jika ini berlanjut, mereka tidak akan mampu memenangkan pertarungan. Paku Rex Membara cukup kuat untuk menghancurkan tubuh beruang itu, tetapi kebugaran Han Sen tidak cukup tinggi, sehingga dia tidak dapat menimbulkan kerusakan yang cukup untuk mengakhiri hidup beruang. Tapi Han Sen tahu apa yang harus dilakukan. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia bergegas mengejar beruang beku, dan pada saat yang sama, dia melemparkan Kitab Dongxuan untuk mensimulasikan energi gajah tulang. Kekuatan luar biasa dari seekor gajah super sekarang memicu Han Sen. Tubuhnya hampir meledak di bawah tekanan kekuatan seperti itu, karena otot dan tulangnya berjuang untuk mengendalikan diri. Wang Yuhang terus berlari. Li Xinglun terus menembakkan panah untuk membantu sebisanya, tetapi tidak ada gunanya bagi beruang yang sedang marah itu. Beruang beku itu semakin mendekati Wang Yuhang. Han Sen mendorong kekuatan potensial ke titik maksimal, dan sampai pada titik kritis. Tulang-tulang dalam dirinya berderak dan berteriak. Sementara beruang masih berfokus pada Wang Yuhang, Han Sen melompat ke udara dengan kedua tangannya mencengkeram Paku Rex Membara. Dia mengayunkan senjatanya dan semua kekuatan mengerikan yang menumpuk dalam dirinya dilepaskan. Pang! Paku Rex menyala, menjatuhkan pukulan yang mengerikan dan dahsyat pada kepala beruang itu. Bunyi dentuman terdengar saat tengkorak beruang jatuh ke tanah. Nyala api menghanguskan bulu kepala beruang menjadi jelaga. Setelah serangan itu, Han Sen segera memanggil sayapnya untuk terbang ke langit. Sebagian besar energinya terkuras setelah serangan itu. Jika beruang itu tidak terbunuh oleh serangan itu dan segera membalas, Han Sen tidak punya energi untuk menghindarinya. Han Sen mengamati medan pertempuran dari atas dan memperhatikan beruang itu berhenti bergerak. Darah merembes dari luka-luka di tengkoraknya dan tubuhnya bergetar. "Aum!" beruang beku itu meledak, dan mengejutkan Han Sen. Kemudian beruang beku berlari. Han Sen merasa sangat senang. Dia tahu bahwa Serangan Gajah-Rexnya pasti telah menimbulkan luka parah pada beruang itu; jika tidak, dia tidak akan berusaha untuk melarikan diri. "Kejar dia! Kita tidak bisa kehilangan dia!" Han Sen berteriak dari udara saat dia mengejar dari udara. Tubuh Han Sen terasa lemas. Dia tidak bisa menyerang beruang itu lagi untuk sementara waktu. Untungnya, jiwa binatang terbang tidak bergantung pada kekuatan individu. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa mengimbangi kecepatan makhluk yang melarikan diri itu. Wang Yuhang dan Li Xinglun mematuhi perintah dan juga mengejarnya. Mereka mencoba memotong jalan dan mengelilingi beruang yang melarikan diri, tetapi upaya mereka gagal. Mereka tidak memiliki senjata jiwa binatang super, sehingga mereka bahkan tidak bisa melukai kulit beruang itu. Tapi otak beruang beku itu pasti sudah rusak parah, karena penilaian dan gerakannya tidak masuk akal. Dia tidak berusaha untuk melompat ke laut agar dapat melarikan diri dengan lebih cepat. sebaliknya, dia lari menuju medan es. Dia masih dapat bergerak dengan cepat namun gerakannya goyah. "Pukul luka di kepalanya!" Li Xinglun menembakkan panah ke luka yang ditimbulkan oleh Serangan Gajah-Rex dari Han Sen. Panahnya menyebabkan luka mengeluarkan lebih banyak darah, dan binatang itu menjerit kesakitan. Wang Yuhang ingin bergegas ke depan, tetapi dia hanya memiliki satu pedang kuno, dan karena itu tidak bisa mendekat. Beruang beku itu berhasil memicu langkahnya, walaupun dengan menahan rasa sakit. Mereka bertiga berusaha mengejarnya, tetapi mereka akhirnya tertinggal dan kehilangannya. Untungnya, kerusakan pada otaknya sangat parah, sehingga tidak berfungsi dengan baik. Beruang itu tidak merubah arah sekali, mempertahankan arahnya sepanjang waktu. Akibatnya, ketiganya tidak kehilangan jejak. Beruang beku berlari semakin jauh ke medan es. Akhirnya, kecepatannya melambat meskipun dia masih hendak berlari. "Pinggir! Pinggir!" Li Xinglun memacu tungganganya untuk mengejar ketinggalan. Dia meneriaki orang-orang di medan es, menyuruh mereka keluar dari jalan dan tidak menghalangi beruang yang melarikan diri, supaya mereka tidak terluka. Sebagian besar orang menghindari beruang, tetapi ada satu kelompok yang tidak melakukannya. Sebaliknya, mereka berlari ke arahnya, berusaha untuk menunjukkan aksi mereka. "Bah! Kenapa kita harus minggir? Siapapun yang membunuhnya, akan memilikinya. Aku tidak melihat namamu di atas beruang, jadi mengapa kita tidak boleh membunuhnya?" kata pria yang memimpin kelompok itu. Li Xinglun memandangi orang-orang itu dan menyadari bahwa itu adalah orang-orang Qi Xiuwen dari Tentara Dewa Hitam. Walaupun mereka berada di bawah Tempat Penampungan Dewi, keempat tentara itu tidak berada di bawah komando mereka secara langsung dan Li Xinglun tidak memiliki wewenang untuk menyuruh mereka mundur. Setelah orang-orang itu bergegas mengejar beruang, orang-orang lainnya yang berada di dekatnya memperhatikan dan mencari kemungkinan untuk dapat membunuh beruang itu dengan mudah. Mereka juga berusaha bergabung. Tetapi semua orang mengira Li Xinglun hanya memburu makhluk berdarah sakral¡ª makhluk yang tampak terluka parah. Kemungkinan mendapatkan jiwa binatang dengan mudah adalah hal yang sangat menggiurkan. Namun terlambat bagi Han Sen untuk menghentikan mereka. Dia menyaksikan banyak orang berlari ke arah beruang, sementara makhluk itu sekarang tidak dapat bereaksi dengan baik. Beruang itu memanggil aura beku dan melepaskan hujan es untuk menyerang para penyerang baru, membekukan sebagian besar dari mereka. Orang yang terkuat di antara mereka kemungkinan besar memiliki tingkat kebugaran sekitar seratus. Mereka bahkan tidak membuka kunci gen mereka, dan akibatnya mereka tidak dapat menahan serangan seperti itu. Beruang itu kemudian menghantam tanah, dan menimbulkan aliran darah. Beberapa orang tergencet, dan tak satupun anggota tubuh mereka yang utuh. Anggota badan yang tergencet berserakan, dan organnya berceceran. Tubuh orang-orang itu hancur seperti daging cincang. Chapter 672 - Salam Untuk Pemimpi Setelah pembantaian para evolver oleh beruang berakhir, tubuh dan darah berserakan di salju. Mereka yang sebelumnya berpikir dapat membunuh beruang dengan mudah, dan sampai sekarang masih hidup, wajahnya pucat pasi. Mereka berharap bisa menumbuhkan dua kaki tambahan agar dapat berlari dengan lebih cepat. Ada yang salah dengan otak beruang itu. Dia berusaha membunuh siapapun dan apapun yang menghalangi jalannya tanpa pandang bulu. Dengan tubuh yang terluka parah dan terpuruk di permukaan es, hanya Tuhan yang tahu berapa jumlah mereka yang terbunuh. Walaupun Han Sen ingin menghentikannya, dia tidak memiliki kekuatan sekarang. Energinya belum pulih setelah menyerang dengan Serangan Gajah-Rex, jadi dia belum bisa menggunakannya lagi. Dan serangan biasa tidak berguna melawan raksasa yang mengamuk itu. Han Sen hanya bisa berharap energinya akan segera pulih. Jika dia bisa menyerang beruang itu dengan Serangan Gajah-Rex sekali lagi, dia pasti akan binasa. "Oh tidak! Beruang beku itu menuju ke salah satu tempat penampungan kelas kesatriaku." Wajah Li Xinglun berubah. Dia memanggil Wang Yuhang, berkata, "Paman kecil, kau harus mengalihkannya!" Wang Yuhang, dengan ekspresi tertekan di wajahnya, berkata, "Aku berjanji, aku akan berusaha. Tapi otak iblis itu sudah tidak beres! Dia tidak akan menggubrisku seperti dulu." Mata Li Xinglun memerah. Dia bergegas maju, berusaha untuk mengevakuasi tempat penampungan yang didekati beruang. Ketika beruang yang beku melihatnya, binatang itu langsung menargetkannya. Orang-orang di dalam tidak akan punya cukup waktu untuk melarikan diri. Itu adalah tempat penampungan yang berorientasi pada bisnis, jadi sebagian besar orang di dalam bahkan tidak tahu bagaimana cara bertarung. Jika beruang beku masuk, akan terjadi pertumpahan darah. Sedangkan orang-orang di dalam tidak mampu memberikan perlawanan. Banyak orang di dalam tempat penampungan telah menyaksikan pembunuhan beruang sebelumnya di tundra. Peristiwa itu menimbulkan kekacauan dan kepanikan massal, ketika orang-orang berlomba-lomba memanjat untuk melarikan diri demi menyelamatkan hidup mereka. Aula tersumbat dengan tumpah ruahnya orang-orang yang berusaha untuk bergegas keluar dengan serentak. Gerbang itu penuh sesak dengan orang-orang gila, sehingga menghambat upaya evakuasi. Li Xinglun terus menerus menembakkan panah ke luka beruang beku, tapi itu hanya membuatnya semakin marah. Beruang itu semakin ganas, mungkin karena keadaannya yang hampir mati. Dia ingin menciptakan teror berdarah terakhir sebelum menyerah pada luka-lukanya. Han Sen melihat dan mengerutkan kening. Meskipun tempat penampungan itu milik Li Xinglun, setiap tempat penampungan di medan es membayar pajak, dan turut menambah pundi-pundi Han Sen. Apalagi tempat penampungan ini adalah hunian yang menyetor jumlah pajak terbesar. Han Sen tidak ingin penghasilannya berkurang, dan dia juga tidak ingin melihat orang-orang terbunuh. Energinya belum pulih, jadi dia tidak bisa menggunakan Serangan Gajah-Rex lagi. Beruang beku itu mendekati tempat penampungan dan menghantam dirinya ke dinding, seolah-olah berusaha mencakar jalannya. Cakar depannya membuat bekas goresan yang dalam di permukaan dinding. Sambil melepaskan udara dingin, dia mencoba memanjat tembok. Orang-orang di tempat penampungan, di balik tembok itu, berteriak ketakutan. Dindinglah yang memisahkan mereka dari beruang yang beku. Mereka bisa melihatnya; semua pembunuhan yang dilakukannya dengan kejam. Tengkorak yang cekung dan wajah berdarah hanya membuatnya tampak lebih menakutkan. Dia seperti raksasa menakutkan yang memakan orang, dan sebentar lagi, dia akan sampai di atas tembok dan siap untuk menyantap penduduk yang tak berdaya. Han Sen melihat beruang beku itu bertengger di dinding tempat penampungan. Dia menggertakkan giginya, mengepakkan sayapnya untuk menambah kecepatan, dan melayang ke arah musuhnya. Semua orang menyaksikan Han Sen mendarat dari langit, dengan senjata raksasa yang dikelilingi api di tangan. Dia tampak seperti kepala bor ukuran super besar yang berputar dengan kecepatan maksimal. Terlihat sangat kuat. "Pergilah ke neraka, beruang! Makan Paku-Rex keparatku yang menyala-nyala!" Han Sen melompat ke udara, seruan perang menguatkan semangatnya. Paku Rex berapi-api itu diarahkan ke lubang dubur beruang beku, yang masih berusaha memanjat dinding. Dengan dorongan yang sangat kuat, Han Sen menghentakkan senjatanya ke anusnya. Api berkobar dan darah menyembur saat bor sepanjang dua meter masuk ke dalam posterior beruang itu. Hati Han Sen melompat-lompat kegirangan, dan tulang-tulangnya mengerang. Han Sen sekali lagi mendorong kekuatannya ke maksimum, dan dengan kedua tangan mencengkeram senjatanya, dia mendorongnya sedalam mungkin. Setengah dari Paku Rex berputar telah didorong masuk, darah menyembur ke udara seperti air mancur. Setiap orang yang menyaksikan adegan ini membeku di tempat, tidak bergerak sedikitpun. Serangan yang baru saja mereka saksikan membuat mereka sangat bahagia, walaupun otot-otot di bokong mereka menegang. "Aum!" Beruang beku mengeluarkan tangisan yang menyakitkan. Dia berusaha untuk berbalik dan meraih Han Sen. Tapi Han Sen melepaskan Paku Rex Membara dan menghindar, ketika posisinya memungkinkan, dia menendang bagian pegangan Paku Rex yang menonjol sebanyak tujuh kali. Setiap tendangan bagaikan hantaman palu, menekan pasak lebih dalam dan lebih dalam lagi ke bumi coklat. Setelah tendangan ketujuh, Han Sen berteriak ke langit. Dia menguras sisa kekuatannya ke tinjunya dan meninju pegangan Paku Rex, satu-satunya bagian yang belum didorong ke dalam beruang. Setelah itu, seluruh Paku Rex Membara terbenam di dalam tubuhnya. Darah mengalir dari belakangnya, saat beruang itu berteriak. Namun, teriakannya terpotong saat tubuh itu jatuh ke tanah dengan berat. Hasilnya adalah gempa yang menggetarkan seluruh tempat penampungan. "Makhluk Super Terbunuh: Beruang Beku Raksasa. Jiwa binatang belum diperoleh. Daging makhluk ini tidak bisa dimakan, tapi bisa memanen sari Geno Kehidupannya. Konsumsi sari Geno Kehidupannya untuk mendapatkan poin super geno secara acak, mulai dari nol hingga sepuluh." Han Sen mendengar suara yang dikenalinya tetapi kecewa tidak menerima jiwa binatang itu, karena dia telah bersusah payah membunuh makhluk super itu. Tapi Han Sen harus menerimanya. Dia memang jarang mendapatkan jiwa binatang makhluk super. Tentu saja, tidak ada salahnya untuk mencoba. Oleh karena itu, dia berharap akan bisa mendapatkan jiwa binatang beruang beku itu. Mata semua orang terbelalak kebingungan, menyaksikan Han Sen kembali ke langit seperti dewa. Tidak ada yang berbicara sepatah kata pun, dan tempat itu sunyi senyap. Tetapi kemudian, setelah masa hening berlalu, para evolver di dalam tempat penampungan mulai merayakan kemenangannya. Seseorang berteriak, "Salam ke pemimpin!" Evolver lainnya yang baru saja lolos dari kematian bergabung, menyerukan, "Salam untuk pemimpin!" "Salam untuk Dewa Pemecah Anus!" Seseorang merubah seruan. Yang lainnya mengikuti seruan yang baru, "Salam untuk Dewa Pemecah Anus!" Suara-suara itu bergemuruh ke langit dan Han Sen hampir jatuh ketika mendengar seruan-seruan itu. Dia sebenarnya merasa agak canggung. Jika dia masih memiliki kekuatan, dia akan turun, mencari tahu siapa yang memulai seruan konyol itu, dan membunuhnya. Tubuh beruang beku menghilang. Han Sen meraih kristal es seukuran kepalan tangan dari tempat mayat itu berbaring dan terbang. Berita tentang kemenangan Han Sen atas beruang beku itu menyebar jauh dan luas di seluruh medan es, tetapi berita tentang pembantaian makhluk super oleh Ji Qing sendiri belum diumumkan. Orang-orang biasa tidak tahu tentang keberadaan makhluk super, dan karena itu meyakini bahwa Han Sen hanya membunuh makhluk berdarah sakral yang sangat kuat. Tidak ada yang tahu itu adalah makhluk super. Tetapi orang-orang yang menyaksikan perkelahian yang terjadi pada hari itu menceritakan kisah Han Sen yang membelah anus raksasa dari beruang beku beberapa kali. Dan kisah inilah yang membuat Han Sen mendapat gelar "Dewa Pemecah Anus." Cerita tersebut membuat orang-orang yang mendengarnya menjadi penasaran dan ingin mengetahui lebih banyak tentangnya. Chapter 673 - Rahasia Sari Geno Kehidupan Han Sen, Wang Yuhang, dan Li Xinglun duduk dalam formasi segitiga di gua es. Mereka menempatkan Sari Geno Kehidupan seukuran kepalan tangan di tengah. Wang Yuhang menelan ludah, bertanya, "Apakah ini benar-benar Sari Geno Kehidupan?" Li Xinglun tidak bisa mempercayai keberhasilan mereka hari ini, dan dia berkata, "Apakah kita benar-benar telah membunuh makhluk super? Apakah kita yang pertama melakukannya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua?" "Pak Bos, apakah kau akan menjual Sari Geno Kehidupan? Berdasarkan kontrak yang aku tandatangani, aku akan menerima potongan 30% dari hasil kita. Jika kamu bersedia menjual nya, aku akan membayarmu tambahan 70%," Wang Yuhang bertanya sambil menatap Han Sen. Dari kontrak yang telah mereka tandatangani, disebutkan bahwa Han Sen akan menerima 50%, Wang Yuhang akan menerima 30%, dan Li Xinglun akan menerima 20%. Jika Han Sen memutuskan bahwa dia tidak menginginkannya, Sari Geno Kehidupan akan jatuh ke tangan Wang Yuhang. "Tentu saja aku menginginkannya; aku menginginkan poin geno super," jawab Han Sen singkat. Tidak mungkin dia akan melepaskan harta seperti itu. Wang Yuhang batuk dan berkata, "Pak Bos, aku mendengar bahwa setelah Keluarga Ji memperoleh Sari Geno Kehidupan mereka sendiri, tidakmemperoleh kemajuan sama sekali. Mereka telah mencoba semua upaya, tetapi tetap tidak dapat memperoleh poin geno super. Jika kamu mengembalikan ini ke kepemilikanmu, kemungkinan besar hasilnya akan sama. Jika kamu mau, jual kepadaku, atau berikan kepadaku dulu. Kita dapat menyelidiki rahasianya untukmu untuk mempelajari cara mendapatkan poin super geno dari Sari Geno Kehidupan." "Sari Geno Kehidupan Keluarga Ji tidak pernah dimakan?" Han Sen terkejut mendengar ini. Dia berasumsi bahwa Ji Qing telah memakan Sari Geno Kehidupan sejak lama. Dia tidak menduga mereka masih sedang menyelidiki bagaimana mendapatkan poin super geno dari artefak, dan tidak bisa langsung memakannya. "Ya, mereka telah mencoba banyak cara untuk memakannya tetapi semuanya tidak berhasil. Sari Geno Kehidupan sama seperti obsidian. Tidak dapat dipecah menjadi dua, dibakar, atau tenggelam," kata Wang Yuhang. Li Xinglun kemudian mengatakan, "Benar, benar sekali. Aku meretas ke dalam sistem Keluarga Ji dan membaca catatan mereka dengan teliti. Mereka telah mencoba berbagai metode, dan telah putus asa. Mereka telah kehabisan akal untuk mencari tahu cara mendapatkan poin super geno. Mereka bahkan memanggil para profesional dari Persekutuan, tapi itu juga sia-sia. Sama sekali tidak ada kemajuan. Mungkin itu adalah alasan mengapa Persekutuan belum membuat pengumuman tentang makhluk super dan poin geno super." "Apakah mereka mencoba menelannya?" Han Sen bertanya. "Mereka melakukannya. Tidak ada gunanya juga menelannya. Itu keluar utuh dan tidak dapat dicerna sama sekali," kata Li Xinglun. Han Sen mengerutkan kening ketika dia mendengar ini. Ini berbeda dengan apa yang dia ketahui tentang poin super geno. Dia baru saja menjilatnya dan menelannya utuh-utuh. Mengapa Ji Qing berbeda? Tapi itu bukan tidak mungkin. Apalagi, dua Sari Geno Kehidupan lainnya yang berhasil di kumpulkan di Tempat Suci Pada Dewa Tahap Kedua juga tidak bisa dimakan. Mereka berbeda dengan yang berhasil dia dapatkan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. "Jika Sari Geno Kehidupan Keluarga Ji tidak dapat dimakan, maka itu cukup menarik," Han Sen berpikir dalam hati. Dia yakin pasti ada yang tidak beres. "Pak Bos, coba pertimbangkan! Pinjamkan padaku dan keluarga Wang akan berusaha untuk untuk menyelidikinya. Aku berjanji; saat menemukan caranya, kamu adalah orang pertama yang tahu!" Kata Wang Yuhang. "Ini adalah pertama kalinya aku mendapatkan Sari Geno Kehidupan. Bagaimana kalau kau biarkan aku menyelidikinya sendiri terlebih dahulu? Apakah kalian menginginkan bagian kalian sekarang atau nanti?" Han Sen tidak ingin memberikannya kepada keluarga Wang untuk penelitian. Tapi, jika dia benar-benar tidak tahu cara mengonsumsi barang itu, maka dia mungkin harus mempertimbangkan kembali. "Simpan dulu saja," Wang Yuhang dan Li Xinglun menjawab, secara bersamaan. Mereka tidak kekurangan uang, jadi mereka tidak mau menyerahkan bagian mereka demi uang. Maka, mereka memutuskan untuk menyimpannya dulu. Han Sen membawa Sari Geno Kehidupan beruang es kembali ke penelitian. Sari Geno Kehidupan ini dingin, dan sangat berlawanan dengan Sari Geno Kehidupan T-rex. Tetapi karena Han Sen punya Kulit Giok, dia tidak takut dengan aura dinginnya. Han Sen berada di kamarnya. Saat dia memegangnya di tangannya, dia berulang kali menjilatnya. Tetapi tidak peduli berapa kali dia mencoba, tidak ada yang terjadi. Dia menjilat dan menjilat, tetapi itu tidak meleleh. "Aku masih belum bisa memakannya. Apa yang harus aku lakukan untuk membuat sari ini menjadi poin geno super?" Han Sen memegang Sari Geno Kehidupan, terus mengamatinya. "Apakah itu seperti cerita fantasi barat? Mungkin ini inti dari binatang buas? Apakah aku harus berlatih unsur yang sama untuk menyerapnya?" Sambil memegang kristal es, Han Sen mulai mempraktekan Kulit Giok. Dia pernah menyerap udara beku Xue Yikuang. Jika dia membutuhkan unsur yang sama untuk menyerap Sari Geno Kehidupan, lalu bisakah udara dingin kristal diserap oleh Kulit Giok? Tapi tidak peduli berapa kali atau bagaimana cara Han Sen mempraktekan Kulit Giok, tidak ada reaksi. Itu tidak bisa diserap atau disempurnakan. Tidak terjadi apa-apa. "Ini aneh. Mengapa seperti ini? Jika Keluarga Ji tidak dapat menggunakan Sari Geno Kehidupan ini, apakah itu berarti Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama dan Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sama saja? Tetapi jika demikian, bagaimana aku bisa untuk memakan Sari Geno Kehidupan saat aku berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama? Dan mengapa Ji Qing tidak bisa memakannya, walaupun juga berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama? " Han Sen semakin tidak paham. Han Sen sekarang benar-benar menginginkan orang-orang di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama membunuh lebih banyak makhluk super, agar dia bisa mengetahui apakah orang lain di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama bisa memakan Sari Geno Kehidupan. Han Sen sedang meneliti Sari Geno Kehidupan, dan rumor tentang dirinya yang berpotensi membunuh makhluk super mulai menyebar. Lagipula, ada banyak saksi. Dan ada banyak faksi yang mengetahui tentang keberadaan makhluk super. Mereka mulai percaya bahwa Han Sen telah membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. "Han Sen adalah pria yang spesial." Ketika keluarga Wang mendengar hal ini melalui Wang Yuhang, mereka terkejut. "Anak Pak Han memang istimewa. Dia baru berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama lebih dari setahun. Dia benar-benar membunuh makhluk super di sana ..." Keluarga Ning juga mendengar berita ini. Dan mereka segera mengakuinya sebagai anak dari Han Jingzhi. "Keluarga Ji maju lebih dulu, sial!" Pesaing Keluarga Ji mendengar berita itu, percaya bahwa Han Sen milik keluarga Ji. Dan anggota keluarga Ji bingung. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Pacar Ji Yanran tidak memiliki latar belakang yang penting. Beberapa orang di Keluarga Ji sangat tidak menyukai Han Sen, tetapi sekarang ada desas-desus yang mengatakan bahwa dia telah membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Awalnya, keluarga Ji tidak mempercayainya. Bagaimanapun, keluarga Ji telah menghabiskan banyak uang untuk menyediakan Ji Qing yang dia butuhkan untuk membunuh makhluk super. Mereka menyewa tiga ratus evolver elit untuk membantu Ji Qing membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Itu adalah harga besar yang harus dibayar untuk berburu makhluk. Dan rumor itu juga menyatakan bahwa Han Sen menghadapi makhluk super itu sendirian. Dan itu juga makhluk super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, sangat sulit dipercaya. Chapter 674 - Mengejutkan Persekutuan Meskipun anggota keluarga Ji tidak percaya itu benar, banyak orang yang datang untuk bertanya kepada mereka tentang Han Sen yang mendapatkan Sari Geno Kehidupan. Banyak petugas dan organisasi dari seluruh Persekutuan datang untuk bertanya kepada mereka, semua karena mereka yakin Han Sen adalah bagian dari Keluarga Ji. Karena sorotan yang diterima, Keluarga Ji harus mempertimbangkan masalah ini dengan serius. Isu ini juga sampai di bagian puncak keluarga, Ji Ruozhen. "Gadis kecilku, sepertinya kamu sudah menemukan pria yang hebat." Ji Ruozhen tersenyum masam, ketika dia meneliti informasi tentang Han Sen. Dia mengangkat komunikatornya dan menelepon Ji Yanran. "Ayah, kamu akan segera menjadi presiden. Mengapa kamu sempat menelepon putrimu yang kesepian?" Ji Yanran berkata, dengan suara cemberut. Dalam dua tahun terakhir, Ji Ruozhen telah mencalonkan diri dalam pemilihan untuk menjadi Presiden Persekutuan dan karena ini, perhatian dan kepeduliannya terhadap masalah keluarga telah terbengkalai. Waktunya untuk Ji Yanran juga terbengkalai, tetapi terlepas dari kekesalannya, Ji Yanran juga mengerti kesibukan ayahnya. "Jangan berbicara seperti itu, aku hanya bagian dari pemilihan." Ji Ruozhen tersenyum hangat, lalu melanjutkan berkata, "Ayahmu sangat sibuk akhir-akhir ini, tetapi alasan aku mencarimu sekarang menyangkut calon menantuku." "Kenapa? Apa yang terjadi dengan Han Sen? Ada yang tidak beres?" Wajah Ji Yanran berubah. "Sesuatu telah terjadi, dan ini cukup mengejutkan," Ji Ruozhen berhenti tersenyum dan berkata dengan dengan sangat serius. "Apa yang terjadi?" Ji Yanran bertanya langsung. "Dia mungkin telah membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Bisakah kau membantuku untuk menanyakan dan memverifikasi kebenaran berita ini, dan ..." Ji Ruozhen tidak akan bertele-tele ketika berkomunikasi dengan putrinya . Dia mengenalnya dengan baik, dan dia lebih suka diberitahu langsung, tidak peduli itu akan berakibat baik atau buruk bagi diskusi mereka. Ji Yanran menunjukkan ekspresi terkejut dan gembira. Dia tahu pacarnya hebat, tetapi tidak menyangka Han Sen dapat mencapai prestasi ini, ini di luar dugaannya Karena Ji Yanran tidak terlalu berbakat dalam pertarungan, dia tidak terlalu peduli dengan dunia pertarungan. Dia tidak terlalu mengikuti berita tentang pertarungan, tetapi seperti orang lain, dia juga mengetahui tentang Ji Qing dan bantuan yang dia terima untuk memburu makhluk super. Biaya yang dikeluarkan sangat besar terutama untuk membunuh satu makhluk super. Tapi Han Sen diam-diam membunuh makhluk super sendirian, dengan sedikit atau bahkan tanpa bantuan, adalah luar biasa dan mengejutkan. Makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua jauh lebih sulit dihadapi daripada yang menghuni Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, jadi sulit dipercaya bagaimana Han Sen bisa menyelesaikan tugas seperti itu. Ji Yanran kemudian berusaha menelepon Han Sen tetapi saluran telepon Han Sen sibuk; dia sedang menelepon dengan orang lain. Ji Yanran menutup komunikatornya dan tidak mencobanya lagi. Dia tahu cepat atau lambat Han Sen akan datang mencarinya. Dia yakin akan hal itu. Ketika Han Sen kembali ke Persekutuan, komunikatornya berdering tanpa henti. Ada banyak panggilan tak terjawab. Orang yang memanggilnya sekarang adalah Qin Xuan. Han Sen mengambil perangkatnya dan menjawabnya. Gambar Qin Xuan muncul, segera berkata, "Aku tahu kamu sedang sibuk sekarang, tetapi aku harus menanyakan ini atas nama atasanku; apakah kamu benar-benar membunuh makhluk super? Dan jika kamu melakukannya, apakah kamu mau menjual Sari Geno Kehidupan?" "Aku memang membunuh makhluk super. Itu adalah Beruang Es Raksasa. Dan tidak, aku tidak berencana untuk menjual Sari Geno Kehidupan. Jika aku berubah pikiran, aku akan menghubungimu dulu, "kata Han Sen sambil tersenyum. Qin Xuan melihat Han Sen dengan ekspresi rumit. Dia telah menyaksikan Han Sen tumbuh dewasa dan selalu mengaguminya, berpikir bahwa suatu hari dia akan menjadi seseorang yang sangat istimewa. Namun. dia tidak pernah bermimpi Han Sen akan menjadi orang pertama yang membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Tak terhitung jumlah faksi lain yang berlomba-lomba untuk membunuh makhluk super, tetapi tidak ada yang berhasil. Bahkan sekarang, selama periode kesuksesan Keluarga Ji, mereka harus membayar sejumlah besar uang untuk berburu dan membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Tapi Han Sen telah membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dengan tenang, tanpa gembar-gembor atau bantuan. Usaha seperti itu akan sangat sulit di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tetapi jauh lebih sulit di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Semua orang percaya Han Sen adalah bagian dari Keluarga Ji, tetapi Qin Xuan tahu sebenarnya tidak demikian. Dia tidak berpikir Keluarga Ji memberinya banyak bantuan, bahkan tidak memberikan bantuan apapun. Han Sen kemungkinan besar membunuh binatang itu dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Itu mengingatkannya pada bocah yang memasuki tempat penampungan dulu. Saat ini, bocah itu telah menaiki tangga sosial dan melakukan perbuatan menakjubkan yang bahkan tidak dapat di mimpikan oleh para bangsawan yang paling tidak mampu secara finansial. Pikiran ini membuat Qin Xuan merasa aneh, itulah sebabnya dia memiliki ekspresi yang rumit. "Tentu. Hubungi aku jika kamu berubah pikiran. Kamu pasti sibuk sekarang, jadi aku tidak akan berlama-lama," kata Qin Xuan sambil tersenyum. "Sampai nanti, Kapten. Kita ngobrol lagi kapan-kapan," kata Han Sen. Han Sen menutup komunikator kemudian mematikannya. Ada terlalu banyak orang yang menelponnya. Setengahnya adalah orang-orang yang bahkan tidak dia kenal, jadi dia tidak ingin menjawab komunikator setiap kali berdering. Han Sen meninggalkan kamarnya untuk mengunjungi kantor Ji Yanran. Sekarang seluruh dunia tampaknya sudah mengetahui apa yang telah dia lakukan, dia merasa Ji Yanran pantas mendapatkan penjelasan yang lebih menyeluruh. Saat dia berdiri di dekat pintu kantornya, Han Sen melihat Annie. Cara dia memandangnya hari ini tidak sama seperti dulu; tidak dingin, dan sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan. Annie jauh lebih kuat dari Han Sen, karena keduanya tidak berada pada tingkat yang sama. Tapi sekarang, Annie tidak berani meremehkan Han Sen. Dia telah mendengar berita keberhasilan Han Sen, bahwa dia telah membunuh makhluk super. Siapapun yang telah melakukan tugas sebesar itu harus dihormati. Han Sen melakukannya tanpa dukungan faksi lain, namun orang-orang yakin dia mendapatkan dukungan dari Keluarga Ji. Annie tahu yang sebenarnya; dia tahu bahwa Keluarga Ji tidak membantunya sama sekali dan dia juga tidak pernah meminta bantuan. Satu-satunya bantuan yang Han Sen terima dari Keluarga Ji adalah ketika Ji Yanran mengerahkan pengaruh posisinya untuk mendapatkan Daphne untuknya. Karena hal inilah Annie selalu percaya Han Sen akan menjadi pecundang dan memanfaatkan keluarga Ji. Tetapi sejak saat itu, Han Sen tidak menggunakan Ji Yanran atau posisinya untuk menerima apapun. Dia membunuh makhluk super sendirian, itu sesuatu yang mengejutkan. Annie tahu betapa sulitnya mencapai setengah dari apa yang telah Han Sen lakukan. Han Sen telah mencapai semua ini tanpa dukungan dan melakukan sesuatu yang dia yakini mustahil. Han Sen tidak hanya mengejutkannya, tetapi juga semua orang di Persekutuan. Sekarang Annie tidak bisa lagi menganggap nama "Han Sen" identik dengan kata "pecundang." Han Sen selalu begitu santai, tenang, dan lembut dengan Ji Yanran. Dia pikir itu hanya tindakan untuk menarik perhatian Ji Yanran, tetapi semua persepsi tentang kepribadiannya telah berubah. Dia merasa seolah-olah tidak memahami Han Sen lagi. Chapter 675 - Prediksi Tentang Sari Geno Kehidupan "Kamu benar-benar telah membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua?" Ji Yanran bertanya, dengan mulut ternganga kaget ketika dia melihat Han Sen. Meskipun Han Sen telah menjelaskan dengan detail apa yang terjadi, dia merasa sulit untuk dipercaya. Jadi, dia harus bertanya lagi. "Aku bilang aku membunuhnya, bukan? Itu berarti aku membunuhnya. Apakah benar-benar begitu sulit untuk dipercaya?" Han Sen duduk di kursi kantor Ji Yanran, memegangnya saat dia duduk di pangkuannya. "Apakah kamu akan mati jika kamu tidak berbohong?" Ji Yanran bercanda, saat dia melihat wajah Han Sen yang sombong. Dia mencubit pinggangnya karena gemas. "Apa kata keluargamu?" Han Sen tersenyum dan bertanya. "Ayahku meminta aku bertanya apakah kamu benar-benar membunuh makhluk super. Dia bertanya apakah kamu mendapatkan jiwa binatang dan Sari Geno Kehidupan, dan apakah kamu mau menjualnya," Ji Yanran menjelaskan kepada Han Sen, tanpa bertele-tele. "Aku membunuhnya. Tapi aku tidak mendapatkan jiwa binatang. Aku memang mendapatkan Sari Geno Kehidupan. Namun jika kamu membutuhkannya, aku akan memberikannya padamu." Han Sen tersenyum. Han Sen mengerti Ji Yanran, jadi dia mengatakan itu. Ji Yanran menyukai apa yang baru saja dia katakan, dan menjawab, "Itu adalah ide ayahku. Jika kamu membutuhkannya, kamu harus menyimpannya sendiri. Kamu yang mendapatkannya. Jadi, jangan khawatir; aku tidak akan memaksamu Dan kalau kamu mau menjualnya, silahkan pertimbangkan untuk menjualnya kepada Keluarga Ji terlebih dahulu. Bagaimanapun, aku adalah pacarmu." "Beri aku waktu untuk meneliti benda keras kepala ini terlebih dahulu. Jika aku masih tidak bisa mengkonsumsinya, aku akan mengijinkan istriku untuk menanganinya," kata Han Sen, tersenyum. "Siapa istrimu?" Ji Yanran memutar matanya, tapi dia sangat senang di dalam hati. Han Sen sedang terburu-buru, dia berusaha mencari cara untuk mengkonsumsi Sari Geno Kehidupan. Jika dia masih tidak bisa menemukan jalan, dia tidak akan keberatan memberikannya untuk Keluarga Ji untuk penelitian. Bagaimanapun, Keluarga Ji kuat dan mempunyai banyak relasi. Kemungkinan besar mereka akan menemukan solusinya, dan itu akan membuat Ji Yanran senang. Han Sen tahu bahwa Ji Yanran tidak pernah mengeluh tentang statusnya selama mereka bersama, tetapi dia tahu bahwa Ji Yanran telah menerima banyak tekanan dari keluarga tentang pilihannya untuk bersama Han Sen. Sari Geno Kehidupan bisa mengubah pandangan keluarga Ji Yanran terhadap Han Sen. Tentu saja, memberikan Sari Geno Kehidupan adalah skenario terburuk. Keinginan Han Sen yang terutama adalah memakannya. Dan jika dia bisa memakannya, dia tidak perlu menjualnya kepada Keluarga Ji. Han Sen memiliki beberapa teori sendiri tentang sifat Sari Geno Kehidupan. Namun, dia tidak bisa membuktikannya. Jika seseorang tidak bisa memakan sari dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, itu berarti sari Geno Kehidupan di kedua tempat penampungan adalah sama. Untuk menyerapnya, mereka membutuhkan metode khusus. Tapi Han Sen telah memakan Sari Geno Kehidupan dengan mudah di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Setelah mengingat-ingat kembali, Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama berbeda dengan Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dalam beberapa hal. Sari Geno Kehidupan pertama yang dia makan tidak diperoleh melalui perburuan. Itu karena Peraung Emas memuntahkan Sari Geno Kehidupan ke bayi Peraung Emas, dan Han Sen telah mencurinya. Sejak saat itu, Han Sen mampu menyerap poin gen super dengan membunuh makhluk super. Baru sekarang Han Sen menyadari bahwa mungkin itulah alasannya. Selain itu, Han Sen tidak bisa mengingat perbedaan lain antara sekarang dan waktu dia berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Semua yang dia miliki di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, juga dia miliki sekarang bahkan lebih baik. Satu-satunya perbedaan adalah dia tidak mampu mengkonsumsi Sari Geno Kehidupan. Han Sen hanya bisa berteori bahwa alasan dia bisa menyerap Sari Geno Kehidupan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama adalah Peraung Emas. Tapi Han Sen hanya bisa berharap bahwa prediksinya tidak benar. Tidak mungkin dia bisa menemukan makhluk super lain yang mau mengeluarkan Sari Geno Kehidupan lain untuknya. "Pasti ada cara untuk menyerap Sari Geno Kehidupan, aku hanya belum menemukannya," pikir Han Sen dalam hati. Setelah kembali ke kamarnya, Han Sen membalas beberapa pesan yang dikirim oleh teman-temannya. Dia memberitahu mereka tentang keberhasilannya membunuh makhluk super. Manusia selalu menjadi lebih baik dan lebih baik di dunia ini. Cepat atau lambat orang lain juga akan dapat membunuh makhluk super, terutama di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Kemungkinan akan ada semakin banyak makhluk super yang terbunuh di sana. Han Sen berpikir tidak ada gunanya merahasiakannya lagi. Tapi Han Sen tahu bahwa tidak akan ada orang yang lain yang membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dalam waktu yang lama. Makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sangat kuat. Tidak ada yang bisa membunuh makhluk super kecuali itu terluka parah sebelumnya, tanpa terlebih dahulu memaksimalkan poin super geno mereka di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Jika yang lain ingin membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, mereka harus menunggu sampai seseorang telah memaksimalkan poin super geno mereka di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Karena orang-orang di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama tidak bisa mengkonsumsi Sari Geno Kehidupan, tidak ada yang bisa memaksimalkan poin super geno mereka sebelum datang ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Tidak akan ada kemajuan berarti dengan keadaan saat ini. Saat ini, Han Sen adalah anomali. Dia adalah satu-satunya yang bisa membuat kemajuan. Hanya dia yang bisa berburu makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan secara eksklusif mendapatkan sumber daya yang disediakan binatang seperti itu. Tapi Han Sen khawatir jika makhluk super Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sangat sulit untuk dibunuh, maka makhluk dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga dan Tempat Suci Para Dewa Tahap Keempat akan lebih kejam lagi berkali-kali lipat. Persekutuan melarang berita apapun dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga dan Tempat Suci Para Dewa Tahap Keempat. Sangat jarang berita tentang tempat itu, dan sebagian besar artikel itu tidak berguna dan tanpa informasi konkret. Han Sen bisa memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga dengan poin super geno maksimal, tapi setelah itu, apakah dia mampu membunuh makhluk super sendirian? Dia tidak begitu yakin. Tanpa memaksimalkan poin super geno sebagai persyaratan dasar untuk masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, manusia akan lemah di sana. Jika mereka tidak memaksimalkan poin super geno di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, Han Sen tidak yakin apakah manusia akan memiliki kesempatan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga. Hidup sebagai minoritas biasa, tanpa bakat yang unggul dan dapat membuat kemajuan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga, akan sangat sulit. "Tidak ada gunanya memikirkannya sekarang. Aku bahkan tidak bisa menyerap Sari Geno Kehidupan." Han Sen mengejek dirinya sendiri. Dia berbicara kepada semua orang yang dia kenal, memberitahu mereka tentang teka-teki itu. "Ya Tuhan! Kamu benar-benar membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua ?!" Setelah Teng Zhenliu mendengarnya langsung dari pelakunya, dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak. "Kuat." Yi Dongmu hanya menanggapi dengan satu kata. "Ya Tuhan! Kamu adalah orang terkuat di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, tidak diragukan lagi!" Zhu Ting memuji. ... Reaksi setiap orang berbeda, tetapi sebagian besar merasa terkejut. Zhu Ting memberitahu Han Sen bahwa orang-orang dari keluarga Chen datang mencarinya. Mereka mengatakan kepada Zhu Ting untuk terus bersahabat dengan Han Sen, untuk melihat apakah suatu hari nanti Zhu Ting juga dapat bergabung dengan tim Han Sen seperti Wang Yuhang dan Li Xing Lun. Keluarga Chen juga memberitahu Zhu Ting bahwa mereka tidak akan mengungkit masalah Chen Ran. Mereka berharap jika Han Sen suatu hari bersedia untuk menjual Sari Geno Kehidupan yang dia kumpulkan, dia akan mempertimbangkan menjualnya ke keluarga Chen. Zhu Ting benar-benar khawatir, mengingat situasinya yang genting. Dia tidak menduga situasinya menjadi seperti ini, dan perubahan ini membuatnya cukup bersemangat. "Dia benar-benar membunuh makhluk super?" Setelah Lei Hengwu mendengar berita itu, dia terkejut. Dia merasa sulit mempercayai bahwa Han Sen dan Wang Yuhang berhasil melakukannya, dan itu benar-benar membuatnya kesal. Chapter 676 - Reputasinya Han Sen kembali ke penampungan. Di dekat Gunung Iblis, Lu Hui dan Ketua Utara Huang Yunlong mengirim seseorang, berharap bisa bekerja sama dengan Han Sen untuk memburu makhluk super lainnya. Han Sen tidak menerima ataupun menolaknya. Dia hanya berkata, "Mungkin suatu saat nanti." Bahkan Philip datang untuk mengetahui apa yang dibutuhkan untuk bergabung dengan tim Han Sen. Meskipun Qu Xiuwen tidak ingin menundukkan kepalanya pada Han Sen, seseorang di Dong Lin menyuruhnya untuk mengunjungi Han Sen dan meminta kesempatan untuk bekerja sama dengannya juga. Yang Manli adalah yang paling sibuk di sana sebagai hasilnya. Han Sen adalah pemimpin yang senggang, menghindari segala tugas dan tanggung jawab kepemimpinan padanya, jadi Yang Manli menjadi orang yang harus mengurusi setiap permintaan. Selain itu, dia harus mengurus urusan pasukan khusus. Tidak ada waktu untuk dirinya sendiri. "Tidak peduli apakah kau ini ketua penampungan ataupun pemimpin pasukan khusus, kau harusnya melakukan sesuatu." sulit bagi Yang Manli untuk mengurusi dan menyelesaikan segala pekerjaan yang dia miliki dalam sehari, tetapi ketika dia selesai, dia harus menemui Han Sen. Ini adalah hal penting yang harus dibicarakan, tetapi saat dia masuk, dia melihat Han Sen sedang duduk; satu tangan memegang labu emas dan tangan lainnya sibuk membelai rubah peraknya. Di belakangnya juga terdapat wanita berambut perak. Dia sibuk memijat pundaknya dan gadis pirang lainnya memijat kakinya. Dia pikir ini tidaklah adil untuk dirinya, dia harus bekerja keras setiap hari sementara Han Sen duduk bersandar sambil diam menunggu. "Aku puas dengan kualitas kerjamu," kata Han Sen sambil tersenyum. Yang Manli sangat sibuk melakukan banyak hal sepanjang waktu. Secara prakteknya, dia adalah orang yang mengurusi Medan Es. "Setidaknya kau harus menulis laporanmu sendiri." Yang Manli tidak tahan dengan sikap Han Sen. Dia tidak paham mengapa orang yang menghasilkan begitu banyak uang begitu bebas dan santai terhadap segala hal. Dia juga penasaran mengapa Han Sen membiarkannya mengurusi segala hal. Dengan posisinya sekarang, tidak perlu usaha besar untuk menggulingkan kekuasaan Han Sen jika dia mau. Mengisi kantongnya dengan mencurangi buku keuangan juga cukup mudah. Tetapi Yang Manli mendapati bahwa Han Sen tidak peduli dengan bisnis sama sekali. Menjadi pemimpin Medan Es mungkin memberikan kekayaan yang sangat besar untuk orang lain, tetapi untuk orang yang baru saja membunuh makhluk super, Medan Es bukanlah apa-apa. "Dia benar-benar menjadi orang pertama yang membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Kedua?" Meskipun Yang Manli sering dikejutkan oleh perbuatan Han Sen, hal ini sangat mengejutkannya. Sudah dua ratus tahun sejarah manusia menempati penampungan, tetapi dalam sepanjang waktu itu, Han Sen adalah yang pertama ¨C Yang Manli sulit untuk mempercayainya. Mengingat seperti apa Han Sen dulu, dia tidak akan pernah berpikir Han Sen akan berkembang begitu jauh sampai menjadi orang yang kini duduk di hadapannya. "Laporan apa? Aku pikir kau selalu mengurusi laporanku?" Han Sen menatap Yang Manli dengan ekspresi kaget. Saat Yang Manli mendengar perkataannya, dia menyunggingkan bibirnya dan berkata, "Mana aku tahu kalau kau membunuh makhluk super? Bagaimana aku bisa tahu dan menulisnya?" "Ah. Kalau begitu, aku akan memberikanmu detailnya." Han Sen tidak masalah menulis laporan, tetapi dia merasa itu membuang-buang waktu. Dan hal terakhir yang dia inginkan adalah berakhir seperti seseorang yang terkenal dalam pasukan. Alhasil, segalanya datang melalui tangan Yang Manli. Han Sen kini memiliki masalah; dengan adanya Yang Manli membantunya seperti ini, dia bebas melakukan apa saja sesuka hati. Tetapi jika seseorang mencurinya suatu hari, di mana dia bisa menemukan orang seperti Yang Manli? Seseorang yang bisa melakukan segala hal dan mencintai pekerjaannya dalam waktu yang bersamaan? "Haruskah aku menaikan gaji Yang Manli? Memberikannya persentase yang lebih tinggi?" Han Sen berpikir dalam hati. "Aku bisa membantumu menulis laporan, tetapi ada misi yang harus kau tangani sendiri." kata Yang Manli pada Han Sen. "Misi apakah itu?" Han Sen menatap Yang Manli saat dia bertanya. "Seorang pemuda baru saja datang di Tempat Suci Para Dewa Kedua, lahir di Medan Es. Dia memintamu untuk melindunginya," kata Yang Manli. Han Sen mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Bagaimana aku bisa punya waktu untuk itu? Suruh kelompok lainnya untuk membawanya ke penampungan." "Aku tidak bisa melakukannya." Yang Manli menyunggingkan senyum. "Tentu saja kau akan melakukannya. Bahkan jika dia sendiri adalah Anak Surga, dia akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti orang lain," cetus Han Sen dengan bangga. "Di bukan Anak Surga tetapi nama keluarganya adalah Qin. Jadi kau harus menanganinya. Aku tidak mampu membantumu dalam tugas ini." Yang Manli mengangkat bahu. "Qin?" Han Sen tampak bingung dan bertanya, "Apa hubungannya dengan Kapten Qin?" "Dia keponakan Kapten Qin." Yang Manli tersenyum pada Han Sen lagi. "Oh, begitu. Kalau begitu suruh dia menemuiku!" nada bicara Han Sen berubah seketika. Keluarga Qin memiliki pasukan khusus, dan mereka telah membantu banyak keluarga Han Sen. Karena hubungannya dengan Qin Xuan, dia harus menerima tugas ini. Saat dia menunggu Qin Wenzhao, seseorang mengikutinya. Wajah orang itu terlihat familiar oleh Han Sen. "Su Xiaoqiao?" Han Sen menatap kaget orang itu, tidak menyangka bahwa dia juga telah menjadi evolver dan tiba di medan es. "Kakak Sen, aku akhirnya menemukan organisasi ini." Su Xiaoqiao dengan semangat menggenggam tangan Han Sen, menatapnya seakan dia hampir menangis. Han Sen mengobrol sebentar dengan Su Xiaoqiao sebentar, dan kemudian meminta Yang Manli untuk memberikannya posisi di Pasukan Dewi. Setelah itu, dia lanjut menemui Qin Wenzhao. Dia terlihat baru berumur dua puluh tahun, dan dia memancarkan gambaran pemuda yang lembut. Dia memiliki wajah awet muda yang halus, yang Han Sen pikir akan disukai para wanita. "Halo, paman Sen. Aku Qin Wenzhao," pemuda itu memberi salam dengan sopan pada Han Sen. Tetapi dalam hati Han Sen, dia terkesiap dan berpikir, "Paman? Apa aku cukup tua untuk dianggap begitu? Aku baru berumur dua puluhan; beberapa tahun lebih tua darimu!" Sepertinya Qin Wenzhao mengerti pikiran yang tidak menyenangkan seperti apa yang kini mengusik benak Han Sen. Dia berkata, "Bibiku berkata untuk menghormatimu. Dan karena kalian berdua seumuran, aku pikir aku harus memanggilmu paman. Jika aku tidak memanggilmu paman, bibiku akan berpikir aku tidak sopan." "Aku rasa tidak masalah," balas Han Sen, tidak terlalu peduli dengan segala formalitas. Dia menatap Qin Wenzhao dan bertanya, "Mengapa kau ingin aku menjadi penjagamu?" "Bibiku selalu mengatakan bahwa kau pria yang baik dan kuat. Ini adalah cita-citaku bahwa suatu hari, aku bisa seperti dirimu. Sungguh beruntung aku dikirim ke Medan Es, jadi aku datang kemari berharap bisa belajar darimu. Dan jangan khawatir, aku tidak akan menjadi beban ataupun menyebabkan masalah yang tidak diinginkan. Aku akan bekerja dan berlatih sesuai jadwalmu." "Benarkah? Bibimu sungguh mengatakan hal itu tentangku?" Han Sen merasa senang mendengarnya, sehingga dia harus menanyakannya. "Ya, dia sering membicarakanmu. Dia sering menggunakanmu sebagai sosok panduan dalam mengajar; seseorang yang kami harus capai. Para anak muda di keluarga kami benar-benar mengagumimu," kata Qing Wenzhao. "Hmm, apakah kau bisa memberiku contoh bagaimana Qin Xuan biasanya memujiku?" Han Sen tanpa malu bertanya. Chapter 677 - Ular Kecil Merah Muda Qin Wenzhao adalah pemuda yang sopan dan sadar akan posisinya, sehingga Han Sen tidak masalah menjadi penjaganya. Tetapi yang sangat mengejutkan Han Sen adalah betapa berbakatnya Qin Wenzhao. Kini setelah makhluk super ditemukan, Han Sen penasaran mengapa keluarga Qin membiarkannya menjadi evolver terlalu cepat. Dia bisa menunggu beberapa tahun lagi untuk melihat apakah dia bisa mengumpulkan poin geno super. Belakangan ini, jadwal Han Sen cukup senggang. Dia tidak bisa menemukan makhluk super yang cocok untuk diburu, jadi sebagian besar waktunya dihabiskan dengan berlatih Kitab Dongxuan atau meneliti sari gen kehidupan. Tetapi tidak ada perkembangan dalam dua hal itu. Untuk kegiatan selanjutnya, karena tidak mampu mencapai hasil dalam sari gen kehidupan, Han Sen memutuskan untuk meminjamkannya pada keluarga Ji. Karena sepanjang waktu benda itu berada dalam genggamannya, jutaan mata mengawasinya seperti elang, yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan sari geno kehidupan untuk mereka sendiri. Memberikannya pada keluarga Ji akan membuat orang-orang berhenti mengusiknya, dan Han Sen bisa melakukan urusannya dengan bebas. Akan lebih baik lagi jika mereka bisa menemukan cara untuk menyerap sari geno kehidupan. Jika mereka menemukannya, Han Sen bisa fokus berburu makhluk super. Tentu saja, jika mereka tidak menemukan caranya, maka tidak akan ada kerugian. Melihat benar-benar tidak ada hal yang bisa dilakukan, Han Sen bersiap-siap untuk membawa Qin Wenzhao dan Su Xiaoqiao keluar bertualang dan membiarkan mereka merasakan Tempat Suci Para Dewa Kedua. Tetapi sebenarnya, Han Sen memiliki sebuah tujuan di benaknya: Hutan Persik. Dia belum mencapai sebuah terobosan dalam Kitab Dongxuan, dan dia tidak tahu berapa lama yang diperlukan jika dia harus bertahan dengan hal itu sendirian. Jika dia berhasil memakan salah satu persik gaib dari pohon raksasa, mungkin dia bisa mencapai terobosan yang dia cari dan membuka kunci gen. Dia membawa Qin Wenzhao dan Su Xiaoqiao bersamanya, dan segalanya berjalan lancar. Sepanjang perjalanan mereka menuju Hutan Persik, mereka berhasil membunuh sejumlah makhluk. Saat mereka sampai di tepi Hutan Persik, Han Sen tidak berani membawa mereka ke dalam. Akan tetapi, dia memeriksanya dengan cepat sendirian, dan menyadari semua bunga telah layu. Namun, di bawah dedaunan hijau, dia bisa melihat buah hijau sebesar kacang. Sepertinya butuh waktu lama sebelum mereka cukup matang untuk dipanen dan dikonsumsi. Han Sen hanya melihat mereka dari pinggiran hutan, dan selanjutnya, dia membuat persiapan untuk pergi dengan dua muridnya. Lagi pula, Hutan Persik adalah tempat yang berbahaya, dan tidak ada yang tahu seberapa banyak makhluk super yang mungkin masih tinggal di bawah dahannya yang gelap. Bahkan jika Han Sen sendirian pun, dia tidak akan berani masuk. Saat mereka siap berangkat, mereka mendengar seekor monster meraung dari dalam hutan. Suaranya terdengar dari jauh sekali, sehingga suaranya samar-samar. Tetapi Han Sen merasa wajahnya memucat, mengawasi sekitarnya dengan telinganya seperti radar. Suaranya terdengar seperti berasal dari beruang hitam yang ditemui di pohon raksasa. Raungannya bercampur antara sedih dan marah, dan dia tidak bisa membayangkan apa yang menyebabkan jeritannya. Meskipun Han Sen sangat ingin mengetahui apa yang telah terjadi, dia ingin membawa Qin Wenzhao dan Su Xiaoqiao ke penampungan terdekat terlebih dahulu. Saat dia membawa mereka ke sana, dia meminta mereka untuk menunggunya. Lalu dia pun kembali ke tepi hutan. Sambil berdiri di luar Hutan Persik, Han Sen masih bisa samar-samar mendengar jeritan beruang hitam. Suara yang berlanjut itu meredakan kecemasannya kalau-kalau makhluk itu mungkin mati, dan dengan sangat berhati-hati, dia melangkah masuk ke dalam hutan dan melangkah perlahan-lahan saat dia mengikuti suara jeritan itu. Karena dia tidak membawa rubah perak bersamanya, dia memastikan untuk sangat berhati-hati sepanjang perjalanan. Jauh lebih sulit baginya untuk membuat perkembangan di bawah dahan kali ini, karena dia menemui banyak makhluk sepanjang perjalanan. Ada ular di mana-mana. Han Sen mengeluarkan jubah emas dan simbol arcanya untuk menghindari segerombolan ular dan melanjutkan perjalanannya ke tempat jeritan beruang hitam itu berasal. Tiba-tiba, Han Sen melihat seekor ular kecil merah muda merayap. Jika dia belum pernah mengunjungi hutan ini sebelumnya, dia akan terus berjalan. Ular merah muda itu tidak tampak mencolok. Panjangnya hanya satu kaki, dan sangat kurus. Dengan tubuhnya yang berwarna merah muda, dia tampak tidak berbahaya. Dia memberikan kesan bahwa dia adalah makhluk yang bisa dengan mudahnya terinjak di bawah kaki. Tetapi Han Sen mengingat ular ini. Ular kecil merah muda ini ada di bawah pohon raksasa, berlatih bersama makhluk lainnya. Ini adalah ular yang menakutkan. Han Sen tiba-tiba berhenti bergerak dan melepaskan seluruh tenaga dalam tubuhnya. Dia hanya ingin melihat apa yang terjadi dengan beruang hitam dan tidak ingin bertentangan dengan ular merah muda itu. Tetapi ular merah muda itu tampak seakan dia tidak menyadari kehadiran Han Sen. Dia terus merayap ke arah lain. Dia merayap dengan pelan, seakan-akan sedang berjalan melewati taman. Setelah beberapa saat, dia berhasil mencapai pohon persik, tempat dia memutuskan untuk memanjat. Han Sen merasa ada yang salah, jadi dia membuka kunci gennya dan berencana untuk kabur. Tetapi itulah saatnya dia menyadari segerombolan ular yang mengelilinginya. Ada ular merah, hijau, hitam, putih, dan yang bercorak. Mereka semua mengitari tanah dan pepohonan bagaikan ranting; dia tidak bisa menghitung ada berapa banyak di sana. "Raja para makhluk ini benar-benar jahat." Han Sen kaget dengan apa yang terjadi, jadi dia mengeluarkan sayapnya dan mencoba untuk terbang. Tetapi dia lalu melihat seekor ular melompat dari pohon. Bahkan ular kecil merah muda itu memiliki sayap transparan. Dia terbang di atas Han Sen dan berputar di sana, menghalangi kesempatan untuk kabur di udara. Han Sen dengan cepat mengeluarkan Jarum Rex Berapi miliknya, senjata sepanjang dua meter. Dia melemparkannya pada sekelompok ular, yang dengan sekejap membakar mereka menjadi arang. Serangan itu membentuk celah dalam lingkaran ular yang mengepungnya, dan dia berlari menembusnya. Tidak butuh waktu lama bagi Han Sen untuk menyadari bahwa ular merah muda itu sangat mirip dengan raja serigala dan raja kuda terbang. Kekuatannya terletak pada bawahannya yang luar biasa banyak dan kemampuannya untuk memerintah mereka. Para ular membuat formasi, dan meskipun mereka kesulitan untuk mencoba mencelakai Han Sen, mereka mendesak Han Sen untuk masuk lebih dalam ke dalam hutan. "Apa yang ular merah muda ini inginkan?" Han Sen terkejut. Tetapi lalu dia menyadari bahwa mungkin ular merah muda ini tidak ingin membunuhnya. Dia hanya terus mendorongnya semakin dan semakin dalam ke Hutan Persik. Tidak ada yang tahu apa yang diinginkannya, tetapi itulah yang dilakukannya. Sangatlah jelas betapa besar keinginan ular merah muda itu untuk membawa dirinya lebih dalam. Han Sen tidak ingin meremehkan kecerdasan para makhluk ini. Dia ingin kabur, tetapi tidak ada celah sedikitpun yang tersedia. Hutan itu penuh dengan makhluk seperti ular. Terkadang, mereka melompat dari atas pohon persik seperti belalang, menempel, di mana-mana. Tanpa henti, mereka mendorong Han Sen ke tempat yang lebih dalam dari Hutan Persik. Para ular mengusir Han Sen ke arah beruang hitam. Han Sen telah didorong sejauh seratus mil, dan raungan beruang semakin jelas dan lebih terdengar. Jeritannya lebih keras dari yang dia bayangkan, dan beruang itu kini sangat marah. Han Sen menggertakkan giginya, berpikir dia sebaiknya menambah kecepatan dan terbang ke arah beruang itu. Segerombolan ular tidak menyerang, tetapi mereka menjaga kecepatan mereka untuk mengikutinya. Untuk suatu alasan, mereka benar-benar ingin Han Sen pergi ke sana. Chapter 678 - Pertarungan Antara Makhluk Super Mungkin karena segerombolan ular, Han Sen tidak melihat makhluk lainnya. Hutan Persik tampak hanya ditinggali oleh segerombolan ular. Di dalam Hutan Persik, Han Sen tidak tahu seberapa jauh dia telah berjalan kini. Yang dia bisa lihat hanyalah ular dan pepohonan. Seiring dia berjalan, raungan beruang semakin dekat dan mendekat. Dari kejauhan, Han Sen bisa melihat sebagian Hutan Persik porak poranda. Batang pohon yang patah berserakan, ranting-rantingnya berserakan di tanah, dan tanahnya sudah hancur berantakan. Dia naik ke bukit, dan akhirnya melihat si beruang hitam. Dia menjaga pintu masuk gua, dan tubuhnya ternoda oleh darah. Dia meraung ke angkasa. Di hadapannya terdapat gajah bertulang. Belalai dan gading gajah tulang itu terus memukuli beruang yang berlumuran darah, dan jelas bahwa beruang itu tidak memiliki peluang melawan gajah yang marah itu. Ada banyak luka di tubuhnya, dan darah keluar dari mulutnya. Tetap saja, dia terus menjaga pintu masuk gua dan menjaga gajah itu agar tidak lewat. "Apakah ada harta karun di dalam gua? Apakah dua makhluk super itu bertarung demi harta karun?" Han Sen mengubah posisinya untuk melihat lebih baik apa yang ada di dalam gua. Dia melihat ada beruang hitam yang lebih kecil, menjulurkan kepalanya dari mulut gua. Kini Han Sen mengerti alasannya, meskipun kekuatannya lebih lemah, beruang hitam bersikeras menjaga gua - dia melindungi anaknya! Tubuh gajah bertulah menjadi merah, sementara tubuh beruang hitam menjadi hitam kelam. Dua-duanya kuat dalam hal tenaga, dan pemandangan saat mereka bertarung jika dilihat dari bukit sangatlah mencengangkan. Bebatuan hancur, pepohonan pun tumbang. Serpihan kayu dan dedaunan bercampur dengan tanah, dan tanah berguncang ketika dua raksasa itu beradu. Beruang hitam itu sangat besar, dan lebih menakutkan dari beruang es. Beruang es memiliki kekuatan es, tetapi beruang hitam memiliki tenaga yang sangat kuat. Bahkan meskipun Han Sen memiliki Jarum Rex Berapi bersamanya, dia meragukan kemampuan untuk menembus kulit makhluk itu. Sungguh disayangkan bahwa beruang itu harus menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari gajah bertulang. Mereka berdua adalah makhluk super yang menakjubkan, tetapi jika salah satunya lebih lemah dalam suatu hal, kelemahannya akan sangat jelas terlihat dan dimanfaatkan oleh lawannya. Beruang hitam besar menahan gading yang mengarah padanya. Namun, tenaganya terlalu besar. Beruang itu terdorong ke belakang menempel sisi tebing oleh gajah bertulang, dan tebing itu mulai retak karena tekanannya. Gading itu menembus pertahanan si beruang dan menusuknya. Darah melapisi gading yang menusuk itu. Pang! Beruang hitam menendang leher gajah bertulang, membuatnya sedikit terjatuh ke belakang. Tetapi serangan beruang dengan cukup jelas tidak begitu efektif. Luka yang dia dapat tidak bisa diabaikan. Segerombolan ular telah menghilang, dengan jelas tidak ingin dekat-dekat dengan pertarungan itu. Ular merah muda pun ikut pergi. Han Sen tidak tahu mengapa ular merah muda mengusirnya kemari. "Dia mengirimku kesini tidak hanya agar aku bisa menikmati pertunjukan, kan?" Han Sen mengernyitkan alis saat memikirkan alasannya. Tetapi saat dia melihat beruang hitam besar dan anaknya yang berada di dalam gua, matanya pun berbinar. Sudah jelas bahwa beruang hitam tidak bisa menandingi gajah bertulang. Jika dia terus bertarung seperti ini, tinggal menunggu waktu sebelum dia mati. Bagaimana jika ini ternyata adalah kesempatan untuk membunuh dengan mudah lagi? Jika beruang hitam bisa melahirkan anak, maka sari gen kehidupannya akan sama dengan Singa Emas. Mungkin itu bisa diserap oleh manusia? Memikirkan hal ini, Han Sen pun bersemangat. Mungkin dewi keberuntungan tersenyum padanya, memberikannya kesempatan untuk menjadi seseorang yang memecahkan rahasia sari gen kehidupan. Han Sen kemudian memikirkan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyerang. Itulah saat ketika dia tiba-tiba mendengar suara di belakangnya. Dengan kaget, dia berbalik dan melihat ular merah muda merayap pada ranting di dekatnya. Dengan berulang kali, dia menjulurkan lidahnya dan mendesis. Han Sen pun membatu. Dia tidak tahu kapan ular itu mendekat. Dia tidak merasakan kedatangannya sama sekali. Hal itu seharusnya mustahil bagi Han Sen, yang memiliki indra yang sangat hebat. Ular merah muda berada dua kaki jauhnya dari Han Sen, jadi Han Sen tidak berani bergerak. Dia takut kalau ular merah muda itu akan menyerangnya jika dia mencoba melakukan sesuatu. Jarum Rex Berapi terlalu besar untuk si ular. Itu lebih cocok untuk menangani makhluk super yang besar, tetapi untuk sesuatu yang kecil seperti ular, Han Sen memerlukan ketepatan. Jarum rex terlalu rumit dan besar untuk secara efektif menyerang ular itu. Akan tetapi, si ular merah muda tidak bermaksud menyerang Han Sen. Ular itu mengamati Han Sen, dan kemudian dia meremas tubuhnya dan mematahkankan ranting tempat dia merayap. Dia lalu melingkarkan tubuhnya pada ranting yang patah dan menggunakannya untuk menulis di tanah. Han Sen menatap ular merah muda itu dengan kaget. Dia tidak tahu apa yang diinginkannya, tetapi kecerdasannya sangat menakjubkan. Han Sen menyaksikan ular merah muda itu menggenggam ranting dan menggambar beberapa garis sederhana, yang akhirnya membentuk gambar gajah. Han Sen dengan cepat menyadari itu maksudnya pada gajah bertulang. Tetapi Han Sen tidak tahu mengapa ular itu menggambarnya. Saat dia memikirkan alasannya, dia melihat ular merah muda itu menggambar tanda "X" di atas gambar tadi. Melihat gambar gajah bertulang yang dicoret, Han Sen mengerti bahwa ular merah muda ingin Han Sen untuk membunuhnya. Han Sen terperangah. Dia pikir ular merah muda itu mungkin ingin membunuh yang mudah bersamanya, dengan menargetkan beruang hitam. Lagi pula, beruang hitam telah terluka parah dan jauh lebih lemah dibandingkan gajah bertulang. Bahkan lebih memungkinkan untuk menunggu sampai beruang itu hampir mati, sebelum bergegas membunuhnya dalam satu serangan. Tetapi ular kecil merah muda ini justru ingin menyingkirkan gajah bertulang, dan ini sangat mengejutkan Han Sen. "Binatang adalah binatang. Sepandai apapun, mereka tidak mengerti konsep bertarung." Han Sen meremehkan si ular merah muda. Tetapi semakin Han Sen memikirkannya, semakin tidak benar asumsi sebelumnya. Dia telah melihat kecerdasan makhluk super, dan mereka adalah rajanya. Mungkin mereka memang memahami pertarungan. Dia pasti punya alasan untuk menghadapi gajah bertulang atau mungkin hanya tertarik pada binatang itu. Han Sen ingat saat dia berada di bawah pohon persik raksasa, ular merah muda dan beruang hitam itu sama. Di dalam mereka, tidak ada energi yang mengalir. Hanya samar-samar. Tetapi gajah bertulang dan beruang hitam kecil memiliki energi spesial yang mengalir di dalamnya. "Apakah ada hubungannya antara hal itu dengan apa yang terjadi sekarang?" Semakin Han Sen memikirkan hal itu, semakin dia tercengang. Jika target ular kecil merah muda ini adalah makhluk yang memiliki energi di dalamnya, hasratnya untuk menghadapi gajah bertulang tampak normal. Tetapi kini beruang hitam besar terluka parah, jika ular kecil merah muda ini menyingkirkan gajah bertulang, anak beruang itu akan kehilangan perlindungannya. Anak beruang itu mungkin akan berakhir sebagai target berikutnya ular merah muda ini. Lagi pula, hutan ini tampaknya area kekuasaan ular merah muda. Dengan pasukan ular, makhluk lainnya bisa dianggap orang luar. Mereka tidak memiliki siapapun untuk membantu mereka. "Raja-raja ini selalu begitu menakutkan!" Han Sen berteriak dalam hati. Tapi harapan masih ada di sana. Chapter 679 - Membunuh Gajah Bertulang Ular merah muda memaksa Han Sen untuk mendekati gajah bertulang, karena dia berencana agar mereka berdua menyerang monster itu bersama-sama. Ular merah sendiri takut terhadap kekuatan yang dimiliki gajah bertulang, jadi dia membutuhkan manusia bernama Han Sen untuk membantunya. Han Sen tertarik dengan gajah bertulang serta anak beruang yang ada di dalam gua. Tiga sari gen kehidupan yang dia kumpulkan sejauh ini diperoleh dari makhluk super yang tidak meninggalkan tubuh. Han Sen menebak hal itu mungkin dikarenakan mereka adalah generasi pertama makhluk super. Gajah bertulang dan beruang hitam adalah generasi kedua makhluk super, dan jika mereka seperti singa emas, tubuh mereka tidak akan lenyap saat mereka dibunuh. Sebaliknya, mereka akan meninggalkan sari gen kehidupan yang bisa dimakan. Evolusi malaikat mencapai titik puncaknya. Dia tidak ingin memakan makhluk berdarah sakral lagi, tetapi di samping hal itu, evolusinya tidak terpacu. Mungkin daging makhluk super adalah hal yang dia perlukan. Han Sen, terlepas dari dorongan ular itu, yakin bahwa dia harus mengalahkan gajah bertulang. Jika tidak, setelah beruang besar mati, akan lebih sulit bagi Han Sen untuk mendapatkan anak beruang, karena dia akan menjadi milik gajah bertulang. Ular merah muda itu melihat Han Sen masih berdiri di sana. Dia membuka mulutnya dan mendesis, mendesaknya untuk pergi. Han Sen mengerang dan kemudian mengeluarkan Jarum Rex Berapi miliknya. Setelah itu, dia mendekati gajah bertulang. Si ular merah muda melihat Han Sen berlari maju, sehingga dia membentangkan sayap darahnya dan terbang bagaikan panah menuju telinga gajah bertulang. Sasarannya cukup jelas, bahwa dia ingin menyerang gajah bertulang. Gajah bertulang merasakan serangan licik si ular merah muda, saat si ular merayap di telinga si gajah. Dia pun bereaksi dengan menggunakan belalainya untuk menangkap si ular dan menariknya keluar. Ular merah muda menggeliat dan memberontak di udara, menghindari serangan berikutnya. Jarum Rex Berapi milik Han Sen diarahkan pada tubuh si gajah dengan cukup kencang. Suara besi berdentang setelah mengenainya, tetapi hanya meninggalkan goresan putih pada tulang merah itu. Tangan Han Sen terasa kebas karena serangan tersebut; dia hampir tidak bisa menggenggam senjatanya lagi. "Keras sekali," Han Sen bergumam karena kaget. Gajah itu bertambah marah karena serangan tadi, meskipun tidak terluka parah. Dia mencoba membalikkan badan dan menyerang Han Sen, tetapi cakar beruang besar melekat pada gading si gajah dan mencegahnya untuk berbalik arah. Itulah kesempatan yang diperlukan ular merah muda untuk mencoba merayap masuk ke telinga gajah lagi. Han Sen mengangkat Jarum Rex Berapi lagi dan mendekati tubuh gajah bertulang. Gajah bertulang benar-benar merah, dan tidak terlihat memiliki kelemahan. Jadi, Han Sen membidik tulang yang paling tipis yang bisa ditemukannya dan menghajarnya dengan keras. Gading gajah bertulang masih digenggam oleh si beruang, dan dia tidak bisa bergerak. Dia pun meraung menghadap langit. Dengan semburan tenaga yang luar biasa, dia mengangkat si beruang yang masih menggenggam gadingnya dan melemparnya ke tepi gunung. Suara tabrakan yang besar terjadi dan banyak bukit yang hancur. Gajah bertulang itu lalu dengan cepat menarik si ular dari telinganya dengan belalainya lagi. Dia menendangkan kaki belakangnya yang tebal, yang dihantam oleh Jarum Rex Berapi. Salah satu kakinya mengenai Han Sen dan membuatnya terbang jauh. Gajah bertulang sangatlah kuat, dia dengan mudahnya menghadapi tiga lawan dan mengungguli mereka dengan mudah. Tubuh Han Sen meluncur melewati beberapa pohon persik sebelum dia terjatuh ke tanah. Meskipun dia memiliki jubah emas dan simbol arca sebagai perlindungan, dia masih tetap memuntahkan darah. "Sial! Gajah bertulang ini jauh lebih sulit dari Beruang Es Raksasa." Han Sen menggertakkan giginya dan berusaha untuk berdiri. Untungnya, senjatanya meredam sebagian besar serangan si gajah. Andaikan dia menerima semua serangannya, dia mungkin sudah sekarat saat ini. Gajah bertulang itu meraung lagi dan menunduk, menjajarkan gadingnya dengan beruang hitam yang tak bergerak. Dia berlari dengan cepat ke arah si beruang, bagaikan gunung yang jatuh dari langit. Jika beruang itu kena, dia pasti akan mati. Beruang besar telah terluka amat parah, ditambah dengan keadaannya yang baru saja dia alami. Dia tidak bisa membebaskan dirinya dari reruntuhan batu, dan serangan penghabisan dari gading itu kemungkinan besar akan menjadi akhir hidupnya. "Aum!" Anak beruang yang bersembunyi di gua, melihat ibunya hampir dibunuh, melepaskan raungan kecil. Bulu di tubuhnya bagaikan batu hitam saat dia keluar dari bayangan gua. Dia melompat ke arah gajah bertulang dan mencakar beberapa tanda yang dalam di tulangnya. Gajah bertulang itu menjerit kesakitan dan menggunakan belalainya untuk melepaskan anak beruang yang berada di atasnya. Hal ini memberikan beruang besar cukup waktu untuk memanjat keluar dari reruntuhan. Melihat gajah bertulang yang hampir memukul anak beruang, beruang besar menggenggam belalai gajah dan berlutut. Dia meraung, menarik belalainya ke bawah sekuat mungkin, tidak membiarkan si gajah untuk menggerakkannya Gajah bertulang terus menggerakkan belalainya, mencoba menyingkirkan beruang besar yang melekat padanya begitu erat. Tekanan kuat ke bawah dari beruang membuat kakinya melesak ke dalam tanah, menciptakan dua parit besar saat dia menariknya sekuat tenaga. Ular merah muda menggunakan kesempatan ketiga ini untuk meluncur ke telinga si gajah bagaikan kilatan petir. Dia menyebabkan rasa sakit pada si gajah, yang membuatnya menjerit ke udara. Dalam kekacauan yang tiba-tiba, dia berhasil melempar jauh si beruang dan anaknya. Han Sen berada di belakang punggung gajah bertulang. Dia melakukan Bor Naga Beracun dan sekali lagi membidik bokong lawannya. Dia ingin meniru hasil pertarungannya melawan Beruang Es Raksasa dan menghancurkan lubang pantat lawannya. Putaran kencang menancap keras ke dalam anus gajah yang menegang, yang menyebabkan cipratan api yang luar biasa. Tetapi dia tidak berputar terlalu lama, dan segera setelah itu, dia pun berhenti. Tubuh gajah bertulang terbuat dari baja, dan Han Sen kekurangan tenaga untuk menusuknya lebih dalam. Jika Jarum Rex Berapi tidak bisa menembus tulangnya, melubanginya sejauh yang dia inginkan adalah mustahil. Melihat gajah bertulang yang murka menendangnya dengan ganas, Han Sen berhasil menghindar kali ini. Fokusnya kini sangat baik, dan dia mendeteksi tendangan selanjutnya yang datang. Dia juga menghindarinya. Ular merah muda telah masuk lebih dalam ke lubang telinga si gajah, yang membuatnya bertambah murka. Han Sen dan si beruang lalu menyerang gajah bertulang bersama-sama, tetapi dia masih belum menyerah. Si beruang besar adalah tangki yang menyerap kerusakan. Jika beruang itu tidak ada di sana untuk menahan sebagian besar serangan gajah bertulang, Han Sen dan anak beruang pasti telah mati berkali-kali. Han Sen mengerahkan segala kekuatannya, mencoba untuk menarik perhatiannya sementara gajah bertulang berurusan dengan beruang besar. Meskipun anak beruang tidak sekuat gajah bertulang ataupun ibunya, dia memiliki cakar sekeras batu hitam. Dia masih lebih baik dari Jarum Rex Berapi milik Han Sen. Setiap cakaran dari anak beruang meninggalkan bekas dalam pada gajah bertulang, meskipun tidak meninggalkan kerusakan yang parah. Ular merah muda yang menembus ke dalam kuping gajah bertulang tampaknya memberikan paling banyak kerusakan pada gajah bertulang. Dia membuatnya murka, menjerit terus-menerus. Pang! Anak beruang terpukul oleh gading gajah dan terbang ke udara. Tubuh kecilnya menjatuhkan beberapa pohon persik. Yang membuat Han Sen sangat kaget, dia segera berdiri dan berlari kembali ke dalam pertarungan. "Anak-anak makhluk super memang luar biasa kuat." Han Sen terkejut saat menyaksikannya. Anak beruang hitam masih sangat muda, tetapi dia telah begitu tangguh. Saat dia besar, dia pasti sama kuatnya dengan gajah bertulang. Chapter 680 - Kekuatan Satu Pukulan Gunung-gunung pun bergoncang dan tanah pun terbelah. Beberapa makhluk menakutkan bertarung sampai mati, dan di tengah-tengah mereka ada Han Sen. Dia bagaikan bidak, hanya melakukan hal-hal sepele. Dia tidak berani menggunakan Serangan Gajah-Rex, tidak peduli betapa besar dia menginginkannya. Dia terlalu lemah untuk menghadapi gajah bertulang, dan dia tahu dia lebih dari sekedar pengalih perhatian dalam skala besar pertarungan ini. Han Sen akan melemah setelah menggunakan Serangan Gajah-Rex satu kali, jadi itu bukanlah teknik yang dia berani pakai sembarangan. Kekuatan yang dibutuhkan teknik ini sangat besar, dan bahkan dengan Panjang Umur serta Tenaga Giok-Matahari, butuh waktu baginya untuk mengembalikan energi yang terpakai. Situasinya menjadi semakin rumit. Han Sen tidak ingin menggunakan Serangan Gajah-Rex karena, apabila dia kehabisan seluruh tenaganya, dia tidak bisa mencuri hasil kemenangannya dan melarikan diri. Tetapi kehadiran Han Sen dalam pertarungan bukannya tidak diinginkan ataupun tidak diperlukan. Dia dan anak beruang mampu membantu beruang besar dengan menghalangi si gajah. Dengan gajah bertulang yang tidak mampu memusatkan kekuatannya pada beruang hitam besar, medan pertarungan pun menjadi lebih adil. Beruang itu pun bisa terus beraksi. Akan tetapi, gajah bertulang menjerit semakin kencang. Dia menginjak dan mengguncangkan tanah dengan marah, mungkin juga panik. "Jika ini berlanjut, ular merah muda akan jadi pihak yang mendapatkan buruannya." Han Sen kini tergesa-gesa. Han Sen dan si beruang bertarung demi nyawa mereka melawan gajah yang mengamuk. Ular merah muda mungkin sudah melumat organ dalam si gajah sekarang, dan jika dia membunuh si gajah, perjuangan Han Sen akan sia-sia. Tetapi Han Sen tidak bisa membunuhnya sendirian. Bahkan jika dia menggunakan Serangan Gajah-Rex, dia tidak tahu apakah itu cukup efektif untuk mematahkan tulang makhluk itu. Peluang Han Sen untuk mengamankan buruannya tampaknya tidak ada. Jantung Han Sen berdegup kencang. Tanpa solusi untuk masalahnya, yang dia bisa lakukan hanyalah terus bertarung. Pang! Gajah bertulang melepaskan kekuatan yang mengerikan, melontarkan jauh si beruang besar. Si gajah menggoyangkan kepalanya dan berlari ke bukit sambil menjerit kesakitan. Anak beruang berlari menuju beruang besar, dan mereka tidak tampak ingin mengejarnya. Han Sen menatap mereka dengan mencela, kemudian dia menggertakkan giginya dan pergi mengejar gajah bertulang sendirian. Meskipun beruang besar terluka parah, dia masih bisa bertarung. Terlebih lagi, ada anak beruang yang berjaga di sisinya. Han Sen masih jauh lebih lemah, bahkan jika pertarungan ini dilanjutkan dengan dua lawan satu. Han Sen berlari menyebrangi pegunungan, mengikuti gajah bertulang. Dia penasaran dengan apa yang dilakukan si ular merah muda di dalam tubuhnya untuk membuatnya menjadi gila. Han Sen melihat bahwa gajah bertulang berdarah dari tujuh lubang. Hal itu cukup mengerikan, dan Han Sen membayangkan betapa menakutkannya menjadi musuh si ular merah muda. Jika dia masuk ke dalam telinganya, dia tidak bisa membayangkan sakit yang luar biasa yang akan dialaminya. Memikirkan hal itu saja membuatnya merinding membayangkan rasa sakit, dan bulu kuduknya pun berdiri. Sebelumnya, si ular merah muda muncul di belakang Han Sen entah dari mana. Hanya dengan memikirkannya saja, Han Sen sudah berkeringat dingin, Dari tujuh lubang, darah yang keluar semakin banyak. Lolongan si gajah juga semakin kencang. Jalan yang mereka ikuti terhalang oleh tebing jurang, tetapi si gajah bertulang tidak berhenti. Duar! Tebing jurang mulai runtuh saat si gajah menabraknya tanpa henti. Reruntuhan batu terjatuh di atas si gajah, tetapi dia tidak peduli. Lagi dan lagi, dia terus menghantam tebing dengan kepalanya. Dia tampak seakan telah siap untuk menghancurkan kepalanya pada batu itu. Gajah bertulang itu mengangkat belalainya, dan memukul kepalanya sendiri berkali-kali. Tengkorak gajah itu tampak hampir terbelah. Han Sen merinding hanya dengan menyaksikan pemandangan itu. Dia bersumpah dia tidak akan pernah lagi membiarkan ular itu mendekatinya; khususnya ular kecil. Kematian menyedihkan yang dialami oleh makhluk super dengan tenaga raksasa sangatlah luar biasa, dan Han Sen pikir tubuhnya tidak akan bertahan selama setengah darinya. Gajah bertulang terus memahat lembah baru dengan tebing jurang, dan seiring dengan tanah yang berguncang, gajah itu tampak sangat menyedihkan. Han Sen menjaga jarak sambil menyaksikan kejadian itu berlangsung. Gajah bertulang begitu kuat, dan dia membayangkan kalau si ular merah muda masih menggigit organ penting, membuatnya semakin gila dan menggila. Tidak banyak yang bisa Han Sen lakukan, bahkan jika dia memutuskan untuk menggunakan jarum rex, Ular merah muda itu jelas sampai ke otaknya sekarang dan waktulah yang menentukan sebelum gajah bertulang itu menyerah pada kematian. Tubuh yang keras tidak berguna melawan musuh yang telah merayap masuk ke dalamnya. Dagingnya adalah kualitas makhluk super, jadi tidak ada alasan bagi Han Sen untuk mencoba melubangi telinganya dan melakukan hal yang sama. Tetapi bagi makhluk super seperti ular merah muda, itu bukanlah masalah. Jika menggigit sekali tidak ada gunanya, menggigit beberapa kali akan ada hasilnya. Ular merah muda itu kemungkinan besar berbisa. Dan racunnya pastilah ikut membuatnya tersiksa. Gajah bertulang jauh lebih kuat dari yang manusia pikir. Tebing pegunungan setinggi ratusan meter hancur oleh gading monster tersebut. Tetapi kini, dia berhenti. Dia jatuh ke tanah dan mengerang. Suaranya tertahan, sremakin lemah dan melemah. Tampaknya ajalnya telah dekat. Dia meneteskan air mata darah, seiring sinar matanya memudar. Otaknya kini pasti kemungkinan besar telah hancur oleh ular merah muda itu. Darah mengalir dari mulut dan telinganya tanpa henti, bagaikan keran air. Sudah pasti dia akan mati kapan saja, dalam ketidak berdayaan, menghentakkan tanah tempat dia berbaring. Jantung Han Sen mulai berdebar kencang. Gajah bertulang telah membenturkan kepalanya ke tebing berkali-kali, tetapi tengkoraknya tidak terbelah juga. Ini mungkin berarti Han Sen tidak bisa mendapatkan buruan dengan mudah ¨C tetapi dia harus melakukan sesuatu. Bahkan jika dia menggunakan Serangan Gajah-Rex, tidak ada jaminan dia bisa membelah dua tengkoraknya. Ini membuat serangan terakhir kurang lebih menjadi milik ular merah muda. Han Sen menggertakkan gigi dan melompat turun ke samping kepala gajah yang hampir tak bernyawa. Dia hampir tak bereaksi dalam momen terakhirnya sebelum mati. Han Sen menggunakan indranya untuk memindai gajah bertulang; khususnya kepalanya. Tangannya berkilau saat dia mengumpulkan kekuatan mengerikan. Kitab Dongxuan meniru aliran tenaga gajah bertulang. Sekujur tubuhnya meniru sosok gajah bertulang, menderu dengan kekuatan bagaikan jeritan hidup. Tangannya bersinar dengan kekuatan yang paling mengerikan. Akan tetapi, Han Sen tidak mengeluarkan Jarum Rex Berapi. Benda itu tidak ada gunanya untuk membelah tengkorak sekarang. Dia hanya punya satu kesempatan, dan dia harus melakukan satu serangan membunuh pada si gajah. Jika Serangan Gajah-Rex tidak berhasil, tidak akan ada kesempatan kedua. Han Sen memilih untuk menggunakan tangannya untuk melakukan Serangan Gajah-Rex, karena dia memilih untuk menggunakan Serangan Yin Yang miliknya dan mengarahkan kekuatannya langsung pada otak si gajah. Akan tetapi, dia tidak terburu-buru memikirkannya. Dia tidak boleh gagal dalam kesempatan ini. Dia harus dengan seksama mengamati dan melepaskan serangannya dalam detik terakhir sebelum kematian makhluk itu. Di saat yang sama, Han Sen merasakan lokasi ular merah muda di kepala gajah. Dia berharap bahwa serangan ini juga memberikan kerusakan yang signifikan, atau mungkin bahkan kematian, pada ular merah itu pada saat yang bersamaan. Jika terjadi kerusakan yang parah, setidaknya itu memberikan Han Sen waktu untuk kabur dengan hasil buruannya. Jika dia tidak bisa menyerang dua makhluk itu bersama-sama, Han Sen yakin si ular tidak akan membiarkannya pergi. Ditambah lagi, dia akan menjadi lebih lemah. Chapter 681 - Membunuh Gajah Tulang Setelah menggunakan Kulit Giok untuk membuka kunci gennya, Han Sen telah mendapatkan indera super. Untuk gajah tulang khususnya, gajah itu memungkinkannya untuk melihat menembus kepalanya. Dia samar-samar bisa melihat dan melacak pergerakan ular merah muda yang berenang di otak gajah. Han Sen bisa merasakan kekuatan hidup gajah tulang, dan dengan kemampuan ini, dia bisa mengukur waktu yang tepat untuk melemparkan serangan yang kuat. Tiba-tiba, bola mata Han Sen menyusut. Kekuatan meledak dalam tubuhnya, seperti teriakan yang mengamuk. Dia memukul kepala gajah tulang itu dengan telapak tangannya yang berapi-api. Pang! Serangan Gajah-Rex yang kuat dikirim langsung ke otak gajah, seperti sebuah torpedo di laut dalam, meledakkan dari dalam otak. "Mahkluk Super Telah Diburu : Gajah Tulang Suci. Jiwa binatang buas belum diperoleh. Konsumsi dagingnya untuk mendapatkan poin geno super secara acak, mulai dari nol hingga sepuluh. Anda juga bisa mengumpulkan Sari Geno Kehidupan." Saat notifikasi itu terdengar di kepala Han Sen, ular merah muda meluncur keluar dari telinga gajah yang mati. Seperti bintang yang jatuh ke hutan. Ular itu menghilang. Han Sen melihat jejak darah merah muda yang berserakan di lantai, jadi sepertinya telapak tangannya telah menimbulkan kerusakan yang fatal. Dia sangat senang. Karena kebugarannya tidak setinggi yang seharusnya, Serangan Gajah-Rex hanya cukup untuk melakukan pembunuhan yang mudah. Itu tidak cukup kuat untuk membunuh makhluk super yang bugar. Tapi Han Sen telah melukai ular merah muda tipis, yang memaksanya untuk terbang menjauh. Ular itu sudah pasti terluka parah. Mungkin sudah terluka selama berjuang untuk masuk ke otak gajah, atau sudah berada di sana selama ini. Bagaimanapun juga, ular itu sepertinya telah melarikan diri untuk selamanya. Bagaimanapun, gajah tulang adalah makhluk super generasi kedua. Bahkan jika ular itu mengebor dalam tubuhnya, ular merah muda itu pasti telah menghabiskan banyak tenaga ntuk melakukannya. Han Sen senang karena ular merah muda itu ketakutan. Ular itu pasti tidak tahu akan muncul serangan seperti itu. Dia hanya mampu melakukan serangan seperti itu sekali saja, untungnya pukulan itu sangat efektifnya. Kalau tidak, Han Sen mungkin akan kesulitan melarikan diri. Han Sen segera memanggil malaikatnya. Han Sen ingin melihat apakah dia akan memakan gajah tulang, karena mungkin inilah yang dia butuhkan untuk berevolusi. Han Sen tidak terlalu peduli dengan mengumpulkan jiwa-jiwa binatang seperti dulu. Mendapatkan mereka tidak penting lagi baginya. Prioritas terbesarnya akhir-akhir ini adalah mencari tahu bagaimana dia bisa mengkonsumsi Sari Geno Kehidupan. Malaikat melihat tubuh Gajah Tulang Suci, dan ketika dia melihatnya, matanya bersinar merah. Dengan nafsu makan yang rakus, dia melompat ke sana. Dia mengambil tulang-tulangnya dan mulai mengunyahnya dengan rakus, suara gertakan tulang rawan berdering di udara. Krak, krak, krak¡ª dia mematahkan tulang, mengisap sumsum, dan mengunyah gading seperti kaca. Han Sen membeku. Dia berpikir bahwa gigi malaikat itu agak terlalu keras. Mengawasinya menggigit gundukan tulang makhluk super sedikit menakutkan. Han Sen memanggil Paku Rex Mambara dan menghantam tengkorak gajah dengan itu, berharap untuk membukanya dan mendapatkan Sari Geno Kehidupan. Hanya itu yang dia butuhkan secara pribadi; tidak ada yang lebih penting baginya. Tapi tulang-tulang itu tidak sekeras yang diduga Han Sen. Tampaknya setelah mati tulang gajah itu agak melunak. Paku Rex memecah bagian atas tengkorak seperti pinata, tengkorak terbuka dan mengeluarkan cairan otak yang berwarna putih krem. Han Sen agak terkejut, tapi setidaknya dia mengerti bagaimana malaikat itu bisa memakannya dengan lahap. Setelah mati, tulang gajah itu menjadi tidak terlalu keras. Han Sen melihat dalam otak untuk dan mengobrak-abrik cairan otak berlendir. Setelah cukup lama, dia berhasil menemukan Sari Geno Kehidupan seperti tulang yang dia cari. Han Sen sangat senang. Tetapi tidak lama kemudian, dia mendengar suara dari sekelilingnya. Lautan ular merayap ke arahnya. Sepertinya ular merah muda itu tidak terlalu senang dengan perbuatan Han Sen, dan seolah-olah telah mengumpulkan saudara-saudaranya untuk membunuh Han Sen. Ular merah muda itu mengendarai punggung ular lain. Ular gunung ini adalah titan boa besar. Ular merah muda itu mendesis pada Han Sen dengan amarah dan frustasi. Han Sen merasa tidak enak, melihat malaikat mengunyah gajah tulang. Mungkin membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan semuanya. Tetapi dengan kelemahan Han Sen saat ini, jika ular-ular itu menyerang, dia tidak akan memiliki harapan untuk memukul mundur mereka semua. Dia mempertimbangkan apakah dia harus cepat-cepat mengambil malaikat dan melarikan diri, meninggalkan daging tulang gajah. Tapi tiba-tiba, dia mendengar suara beruang. Melihat ke atas bukit, dia melihat dua beruang, satu besar dan satu kecil, menderu ke arahnya. Mereka bergegas menuruni bukit ke arahnya, menghancurkan pasukan ular-ular. Tidak ada yang bisa menahan cakar berang mereka. Mereka berhenti di dekat tubuh gajah tulang. Tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi, Han Sen berpikir dia harus memanggil sayapnya dan terbang menjauh. Tetapi beruang hitam besar itu tampak seperti manusia; dia mengangguk pada Han Sen. Lalu beruang itu berbalik dan meraung pada ular merah muda itu. Ular merah muda itu merespon dengan mendesis. Mereka berdua mengerang dan saling membuat suara, saling menatap. Setelah beberapa saat, ular merah muda itu memberi Han Sen pandangan cemburu terakhir sebelum berbalik dan pergi bersama ular-ular lainnya. Gelombang ular terhanyut. Beruang besar itu kemudian meraung ke Han Sen. Dia mengambil anak beruang, meletakkannya di punggung, dan kembali ke hutan. Han Sen terkejut, tidak yakin dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana dan mengapa kedua beruang itu datang ke sini hanya untuk mengusir ular yang telah mengancamnya? "Apakah mereka pikir alasan aku bertarung dengan gajah tulang adalah karena aku ingin membantu mereka? Apakah ini cara mereka membalas budi?" Han Sen tidak tahu pasti, tapi ini adalah perkiraannya. Tetapi terlepas dari mengapa itu terjadi, itu adalah hal yang baik. Dia sudah memutuskan untuk terbang bersama malaikat dan melarikan diri. Perubahan peristiwa yang tak terduga ini memungkinkan malaikat untuk mengunyah gajah secara keseluruhan. Han Sen duduk di lantai dan beristirahat, mengamati daerah sekitarnya. Tapi dia tidak hanya memandang saja. Dia ingin memastikan ular itu pergi untuk selamanya dan tidak berencana menikam Han Sen kembali setelah beruang pergi. Tapi Han Sen hanya paranoid, dan ular merah muda itu tidak berencana untuk kembali. Energi Han Sen juga hampir pulih sepenuhnya, tanpa melihat satu makhluk pun di sekitarnya. Malaikat itu masih memakan gajah tulang, dan sekarang, dia hampir menghabiskan setengah porsi gajah. "Makhluk super dari Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua sangat berbeda... terutama anak-anaknya. Mereka tampak semakin cerdas setiap kali aku melihat mereka. Akan seperti apa keadaannya ketika aku mencapai Tempat Suci Para Dewa Tahap Ketiga?" Han Sen berpikir keras, saat dia melemparkan Sari Geno Kehidupan di tangannya. Itu cukup aneh, seperti perpaduan tulang dan batu giok. Tapi itu juga agak transparan. Sari Geno Kehidupan ini tidak terlihat keras dan merah, dan itu lebih seperti gajah tulang damai yang pernah dia saksikan duduk bermeditasi di bawah pohon. Sama sekali tidak mewakili gajah tulang biasa yang dilihatnya. "Aku harap aku bisa memakannya kali ini. Jika tetap tidak bisa, aku benar-benar kehabisan akal bagaimana aku bisa mengumpulkan poin geno super yang aku butuhkan." Han Sen menjilat Sari Geno Kehidupan. Hasilnya mengecewakan. Sari Geno Kehidupan tidak berubah. Itu masih keras seperti biasa; itu tidak meleleh dan tetap terlihat seperti tulang. Chapter 682 - Menyempurnakan Sari Geno Kehidupan Han Sen tidak terlalu kecewa. Dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk yang terburuk. Lagipula, Peraung Emas dulu memuntahkan Sari Geno Kehidupan padanya, sedangkan yang ini digali dari mayat makhluk super yang mati seperti yang lainnya. Han Sen tidak tahu Peraung Emas termasuk generasi keberapa, jadi masih ada ketidakpastian di sana. Han Sen sebenarnya tidak berharap dapat menjilatnya. Dia hanya mencoba peruntungannya. Jika berhasil, itu akan sangat bagus. Tetapi jika tidak, itu juga sudah terduga. Han Sen memegang Sari Geno Kehidupan tulang kemudian menggunakan Kitab Dongxuan untuk mensimulasikan aliran gajah tulang. Kekuatan itu bergemuruh melewati bagian dalam tubuhnya. Tiba-tiba, dia merasakan Sari Geno Kehidupan di tangannya mulai mengikuti aliran energi di dalam dirinya. Ketukan berirama berkembang, dan mengikuti setiap nada dan lompatan energi. Ini membuat Han Sen sangat senang, dan dia tahu dia tersandung ke jalan yang benar. Dia mempercepat aliran energi gajah, yang membuat Sari Geno Kehidupan semakin bergetar. Han Sen bisa merasakan Sari Geno Kehidupan tulang gajah memberinya kekuatan asing yang aneh. Sepertinya itu akan mengikuti energi Han Sen dan meledak. Han Sen mensimulasikan aliran energi gajah tulang lagi, tetapi energi di dalam Sari Geno Kehidupan tidak meledak. Dia menjulurkan lidahnya dan menjilat Sari Geno Kehidupan lagi, tetapi itu tidak meleleh. "Jika aku bisa mengaktifkan Sari Geno Kehidupan, mengapa aku tidak bisa memakannya?" Han Sen mengerutkan kening. Tapi Han Sen tahu dia berada di jalan yang benar, dan sudah ada kemajuan. Kalau tidak, mengapa Sari Geno Kehidupan menjadi aktif? Dia tidak bisa mengamatinya karena simulasi gajahnya tidak cukup kuat. Lagipula, Kitab Dongxuan-nya belum menembus tingkat pertama. Itu tidak dapat mensimulasikan sesuatu sampai 100%, dan ada beberapa perbedaan kecil dengan makhluk asli. "Sepertinya aku harus menyelesaikan tingkat pertama dari Kitab Dongxuan. Jika aku membuka kunci gen, aku seharusnya dapat mensimulasikan aliran energi tulang gajah dengan sempurna. Dengan demikian, aku seharusnya dapat menyerap Sari Geno Kehidupan." Han Sen yakin bahwa dia akhirnya memecahkan teka-teki itu. Dia telah menemukan cara untuk menyerap Sari Geno Kehidupan. Tetapi untuk saat ini, dia masih harus menemukan cara untuk berlatih dan menyelesaikan Kitab Dongxuan. Dia ingin mempercepat pelatihan Kitab Dongxuan, dan kesempatan terbaiknya adalah dengan menggunakan buah persik dari pohon persik mistik. Mungkin dalam dua bulan, buah persik akan matang. Tapi makhluk super di Hutan Persik, seperti ular merah muda, mungkin akan menjadi penghalang, dan Han Sen tidak yakin apakah dia bisa mencuri dari mereka lagi. "Jika memang begitu, maka aku harus menyerap Sari Geno Kehidupan makhluk super generasi kedua atau ketiga. Dan sebelum aku membunuh mereka, aku harus memahami aliran energi mereka. Jika tidak demikian, tidak ada gunanya membunuh mereka. Sedangkan membunuh makhluk generasi pertama? Yah ... itu bahkan akan lebih tidak berguna." Han Sen mengerutkan alisnya. Meskipun Sari Geno Kehidupan generasi pertama seharusnya memiliki metode penyerapan lain, Han Sen sudah memiliki satu terobosan untuk hari itu. Untuk saat ini, dia akan fokus pada apa yang baru saja dia temukan sebelum memecahkan teka-teki berikutnya. Jika Han Sen ingin mencari makhluk super generasi kedua untuk mengeluarkan Sari Geno Kehidupan untuknya, keberuntungan seperti itu kemungkinan besar tidak akan muncul seribu tahun lagi. Walaupun dia menginginkannya, Han Sen merasa ini tidak berulang lagi selama masa jabatannya di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Karena itu, Han Sen berpikir untuk berfokus pada berburu mahkluk super generasi kedua atau ketiga untuk saat ini dan mendapatkan poin yang dia perlukan. "Haruskah aku membunuh rubah perak dan memakan dagingnya? Dia pasti makhluk super generasi kedua." Han Sen tersenyum jahat. Tapi itu hanya pemikirannya. Ada banyak makhluk super generasi kedua di luar sana di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Dia tidak perlu membunuh rubah perak, dan karena rubah telah menjadi hewan peliharaan yang setia begitu lama, dia juga merasa tidak enak melakukan itu. Namun, ada anak beruang hitam kecil. Tetapi jika dia ingin mengejar makhluk super itu, itu berarti dua lawan satu. Itu terlalu berat baginya. Kuda poni merah? Han Sen memikirkan kembali legiun pegasus dan gerombolan serigala yang saling membantu, lalu segera membuang pikiran itu. Delapan kura-kura salju kecil? Dia bahkan tidak perlu memikirkan yang itu. Dia lebih baik minum pil bunuh diri daripada melawan keluarga makhluk super. Han Sen merasa merinding hanya dengan memikirkan sembilan makhluk super di sana. "Sepertinya aku harus keluar dari sana dan mencari lebih banyak makhluk super generasi kedua yang sendirian," Han Sen berpikir dalam hati, sambil mengelus rahangnya. Sementara Han Sen meneliti berbagai kamar dan lorong pikirannya, malaikat akhirnya selesai makan. Dia kembali ke Laut Jiwa, dan saat itulah Han Sen melihat malaikat bersinarkan lampu neon. Dia telah berevolusi menjadi varian tempur. "Dia berevolusi! Hewan peliharaan tempur superku telah lahir, yay! Melawan makhluk super seharusnya jauh lebih mudah mulai hari ini." Han Sen berseri-seri. Dia segera meninggalkan Hutan Persik, tidak ingin tinggal di sana lebih lama. Dia memutuskan akan kembali lagi ketika buah persik sudah matang. Setelah Han Sen mengetahui bagaimana cara menyerap Sari Geno Kehidupan, dan malaikatnya akan dilahirkan kembali, akan lebih mudah baginya untuk mengambil buah persik dari pohon persik mistik raksasa. Malaikat kemungkinan besar juga akan menyelesaikan evolusinya sebelum buah persik matang. Dengan seorang pejuang super seperti itu di sisinya, Han Sen yakin dia bisa mengambil setidaknya satu buah persik untuk dirinya sendiri. Kembali di tempat penampungan, Han Sen tidak lagi terburu-buru untuk kembali ke Medan Es. Dia membawa Su Xiaoqiao dan Qi Wenzhao keluar untuk membunuh beberapa makhluk lagi. Dia ingin melatih dan mendorong kemampuan bertahan hidup mereka di sini di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, membiarkan malaikat menyelesaikan evolusinya, dan menunggu buah persik matang di Hutan Persik. "Kakak Long, kami sudah siap. Apakah kita bisa pergi sekarang?" Di tempat penampungan kerajaan di utara, Cheng Yulang dengan penuh semangat melapor ke Huang Yunlong. "Apakah kamu sudah memeriksa ulang persiapanmu? Apakah kamu sudah mengkonfirmasi bahwa Sari Geno Kehidupan ada di tangan Han Sen?" Huang Yunlong menyipitkan mata, memancarkan aura jahat. Huang Yunlong telah menjadi raja utara selama enam puluh tahun. Kekayaannya praktis tak terbatas, dan kekuatannya jauh melebihi kemampuan Lu Hui, yang baru menjadi terkenal beberapa tahun sebelumnya. Dia juga memiliki banyak bawahan yang kuat. "Intel kita tidak mungkin salah. Mereka yang kita taruh di Tempat Penampungan Dewi telah melihatnya, dan mereka melihat Han Sen membawanya kemana-mana. Dia belum menyerapnya," kata Cheng Yulang. "Bagus. Bawa semua pasukan kita. Aku akan membebaskan Han Sen dari Sari Geno Kehidupan." Mata Huang Yunlong penuh dengan kekejaman. "Jangan khawatir, Kakak Long. Kali ini, kita semua akan menyerang bersama. Dengan selusin elit yang telah membuka kunci gen, dan dengan bantuanmu, Han Sen pasti akan mati." Cheng Yulang mengangguk percaya diri saat berbicara. "Ingat; cobalah untuk menutupi jejak kami sebaik mungkin. Kita tidak dapat membiarkan siapapun tahu bahwa kita telah meninggalkan tempat utara untuk sementara. Kita tidak dapat membiarkan Han Sen waspada," kata Huang Yunlong, sambil terus menyipit. "Aku sudah mengaturnya, bahkan Lu Hui tidak akan menduga kita berada di sana. Pada saat dia merasa curiga, kita sudah akan membunuh Han Sen dan mengambil Sari Geno Kehidupan-nya." Cheng Yulang tertawa. "Ayo pergi." Huang Yunlong percaya dengan kemampuan Cheng Yulang sepenuhnya, karena dia tidak pernah mengecewakannya sama sekali selama bertahun-tahun. Chapter 683 - Malaikat Yang Berevolusi Setelah beberapa hari malaikat akhirnya berevolusi. Ketika tidak dalam mode pertarungan, malaikat tidak terlihat berbeda; dia masih seorang gadis manis berambut hitam. Tetapi ketika dalam mode pertarungan, dia benar-benar terlihat berbeda. Dia memiliki rambut pirang bergelombang, dan mengenakan baju baja yang tampak seperti batu giok. Bahkan sayapnya tampak seperti batu giok. Dia tampak sangat suci, dan sulit untuk menatap matanya. Anehnya dia memegang pedang besar yang transparan. Itu mirip dengan yang dilihat Han Sen pertama kali ketika mereka bertemu di Pulau Misteri. Satu-satunya perbedaan adalah ini terlihat jauh lebih kuat. "Jiwa binatang peliharaan bisa berakhir seperti ini?" Han Sen bertanya-tanya, dengan kagum. Ini adalah pertama kalinya dia melihat sesuatu seperti ini. Han Sen segera menyadari, bahwa pedang besar itu tidak sederhana. Peralatan ini tidak bisa disimpan dalam Laut Jiwa, dan pedang besar itu menghilang ketika malaikat keluar dari mode pertarungan. Itu bukan perlengkapan biasa. Melihat malaikat dalam mode pertarungan, seperti valkyrie yang mulia, Han Sen sangat senang. Kehadiran malaikat semata-mata cukup menakutkan bagi orang lain. Kekuatannya juga tidak kurang dari makhluk super, itu sudah pasti. "Kamu akhirnya di sini," kata Han Sen, dengan mata berkaca-kaca. Dia ingin mencium malaikat. Dengan malaikat di sisinya, dia tidak perlu takut dengan makhluk super lagi. Dia bisa bertarung dengan mereka tanpa merasa khawatir. Tapi sekarang, fokus Han Sen bukan pada membunuh makhluk super. Dia ingin segera menyelesaikan tingkat pertama Kitab Dongxuan dan melihat apakah dia bisa menyerap Sari Geno Kehidupan gajah tulang. Jika sesuai dengan dugaannya, Han Sen harus selektif dalam bertarung dengan makhluk super di masa depan; jika tidak, tidak ada gunanya melawan mereka. Pada pagi berikutnya, Han Sen sedang duduk di atas bukit saat berlatih Kitab Dongxuan. Dia telah berlatih setengah siklus ketika dia langsung menyadari ada bahaya yang mendekat. Tetapi Han Sen tidak panik, jadi dia tetap berlatih Kitab Dongxuan, bahkan ketika dua belas orang mengepungnya. Huang Yunlong dan Cheng Yulang telah merencanakan strategi untuk membunuh Han Sen dengan cermat. Mereka pikir mereka harus bertarung hebat jika mengepung Han Sen. Namun mereka bisa berjalan menghampirinya, ketika dia duduk diam dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Huang Yunlong dan Cheng Yulang hampir tidak bisa percaya betapa lancar operasi mereka. Mereka berpikir elit seperti Han Sen akan mendeteksi mereka dari jarak seratus meter. Dan fakta bahwa dia tidak melarikan diri justru lebih mengejutkan mereka. "Han Sen, akhirnya kita bertemu." Huang Yunlong sangat senang karena semuanya berjalan dengan sangat lancar. Han Sen mengabaikannya. Dia sedang menyelesaikan siklus besar Kitab Dongxuan. Setelah selesai, dia membuka matanya untuk melihat selusin orang di sekitarnya, salah satunya adalah Huang Yunlong. "Kamu siapa?" Han Sen mengamati semua orang dan berakhir di Huang Yunlong. Dia mengajukan pertanyaan saat dia berdiri. "Saya dari Tempat Penampungan Naga Awan di utara; Saya Huang Yunlong," Huang Yunlong dengan bangga memperkenalkan dirinya. "Apa yang orang utara inginkan dariku?" Han Sen bertanya dengan tenang. "Oh, tidak banyak. Aku hanya ingin membeli Sari Geno Kehidupan-mu," kata Huang Yunlong, tersenyum. "Berapa yang mau kamu bayar?" Han Sen merespons. "Berapa banyak?" Cheng Yulang hampir meledak tertawa. Dia pikir Han Sen pasti sangat bodoh, untuk mengajukan pertanyaan seperti itu dalam situasi ini. "Sebanyak ini." Cheng Yulang mengeluarkan dompetnya dan melemparkan sepuluh ribu uang kertas kecil ke wajah Han Sen, tertawa. Dia ingin sekali mengeluarkan uang yang lebih kecil, tetapi orang sekaya dia, itu adalah jumlah terkecil yang dia miliki. "Ah, nilainya lebih dari itu," jawab Han Sen dengan tenang, tanpa ada nada tersinggung. Dia sama sekali tidak marah. Dia tidak berani mengumumkan bahwa dia mendapat poin super geno sebelumnya, karena dia tahu orang lain akan mengejarnya. Sekarang setelah berita itu sudah tersebar, tidak lama kemudian sudah ada orang yang berusaha mencelakakannya, semua karena ingin mengambil Sari Geno Kehidupan yang dimilikinya. Formasi itu cukup besar. Ada selusin orang, masing-masing tampak mengesankan dan menakutkan. Mereka bukan evolver biasa. Jika dia bisa membawa banyak pejuang kuat untuk bertarung dengan Han Sen, dia seharusnya orang yang memiliki banyak kekuasaan. Dia seharusnya juga pria yang kejam, tipe yang memanfaatkan kekuasaan dan mematikan musuhnya. "Nilai barang itu tidak dapat Anda tentukan sendiri. Jika saya ingin membelinya, Anda harus menjualnya, dan menerima harga yang saya usulkan." Huang Yunlong tampak tak berperasaan. Dia tidak banyak bicara. Dia kemudian hanya memberi isyarat dengan tangannya, memberi isyarat bagi selusin pejuang untuk membuka kunci gen mereka dan berlari menuju Han Sen. Jelas, mereka ingin membunuh Han Sen. Dan hanya itu yang perlu mereka lakukan, jika mereka ingin memiliki Sari Geno Kehidupan. Sari Geno Kehidupan tidak bisa ditempatkan di Laut Jiwa, dan Han Sen juga tidak bisa mengkonsumsinya. Itu untuk diperebutkan. Meskipun Han Sen tahu mereka kuat, dia tidak menyangka mereka semua membuka kunci gen mereka. Dengan kekuasaan seperti ini, pria itu pasti cukup berhasil dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Tanpa bantuan dari keluarga besar dan organisasi Persekutuan terkemuka, sulit untuk mengumpulkan selusin elit yang telah membuka kunci gen. Di masa lalu, Han Sen mungkin akan kesulitan melawan para penyerang ini. Lagipula, dia hanya punya dua kepalan. Dikelilingi oleh selusin elit yang bisa membuka kunci gen pertama, akan sulit untuk keluar dari situasi ini hidup-hidup. Tetapi sekarang segalanya berbeda. Sekarang, dia punya malaikat petarung. Hewan peliharaan super yang memiliki potensi untuk menjadi sekuat makhluk super. Tidak peduli seberapa kuat elit ini, jika mereka tidak bisa membunuh makhluk super, mereka tidak dapat membunuh malaikat petarung. Melihat orang-orang kejam ini ingin membunuhnya, Han Sen tidak menanggapi lebih jauh. Yang dia lakukan hanyalah memanggil malaikat petarungnya. Malaikat petarung memegang pedang besar saat dia mengepakkan sayapnya. Itu seperti seorang dewi suci, muncul di depan Han Sen. Dia dengan dingin menatap Huang Yunlong dan pasukannya. Huang Yunlong melihat malaikat petarung dan terkejut. Mereka berpikir Han Sen hanya memanggil roh, karena hewan peliharaan humanoid sangat langka. Mereka tidak pernah menduga ini. Tapi mereka tidak mengerti mengapa Han Sen memanggil roh. Jika itu adalah roh kerajaan, itu bukan apa-apa bagi mereka. Bahkan roh tidak bisa melawan banyak petarung berbakat. Itu tidak akan bertahan lama. Jika Han Sen menggunakan roh untuk mengulur waktu untuk melarikan diri, dia terlalu naif. Chapter 684 - Malaikat Yang Menakutkan Meskipun Lu Hui hanya pemimpin dari Tim Cadangan Pasukan Darah Biru, itu masih merupakan posisi yang tinggi, mewakili kemampuannya. Huang Yunlong telah melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan kehadiran pasukannya, tetapi ketika mereka memasuki wilayah Lu Hui, mereka tidak luput dari pengawasannya. Lu Hui cukup pintar untuk menentukan motif mereka datang kesini. Hanya sesuatu yang berharga seperti Sari Geno Kehidupan Han Sen, dapat membuat Huang Yunlong mempertaruhkan segalanya. Lu Hui tahu Han Sen saat ini berada di wilayahnya, tetapi dia tidak terburu-buru untuk bertemu dan menyapanya. Dia tahu orang-orang seperti Han Sen, tindakan nyata jauh lebih berguna daripada perkataan semata. Tetapi saat Han Sen berada di sana, Lu Hui tidak dapat menemukan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berarti atas namanya. Sampai kedatangan Huang Yunlong. Lu Hui meminta beberapa orang topnya dan pergi ke dekat tempat Han Sen menghabiskan pagi itu. Dia tidak bergegas kesana untuk bertemu Han Sen atau mengatakan apapun; dia hanya menunggu. Orang-orang paling dihargai saat mereka putus asa. Lu Hui berencana untuk menunggu sampai Han Sen dikepung oleh Huang Yunlong, lalu melancarkan serangan yang akan menyelamatkan hidupnya. Tindakan berani seperti itu akan jauh lebih dihargai daripada jika dia hanya memberitahu Han Sen bahwa ada yang berusaha untuk membunuhnya. Lu Hui dan orang-orangnya menunggu di hutan terdekat. Ketika dia melihat Huang Yunlong membawa selusin evolver dengan kunci gen yang tidak dikunci untuk membunuh Han Sen, dia terkejut. Dia telah membawa kekuatan yang mengerikan, dan Lu Hui membayangkan bahwa Huang Yunlong pasti telah membawa semua pasukan terkuatnya untuk menjatuhkan Han Sen. Dia sangat putus asa, dia rela mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan Sari Geno Kehidupan. Lu Hui mengerutkan alisnya dan memandang sekelilingnya, merenungkan apakah dia telah membawa pasukan yang cukup. Tepat ketika Lu Hui berencana untuk lari ke sisi Han Sen dan melindunginya, dia melihat Han Sen telah memanggil malaikat petarung. Ketika Lei Hengwu melihatnya, dia terkejut. Dengan sangat terkejut, dia berkata, "Tidak mungkin dia akan menggunakan roh itu untuk mengalahkan mereka, kan?" Detik berikutnya, malaikat petarung bergerak. Ketika selusin prajurit berusaha menyerang, malaikat petarung mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit. Dia terbang ke pria yang terdekat, dan menyerang dengan pedang besarnya yang transparan. Pria itu terlihat hebat, dan tubuhnya memanas, mengeluarkan kabut putih. Dia adalah seorang evolver yang bisa mengendalikan unsur panas tombaknya untuk memblokir serangan. Malaikat petarung itu tampak dingin, seperti dewi yang murni dan bebas dari setitik debu terkecil. Dia menjatuhkan pedang besarnya dengan ganas. Potong! Pria dan tombak itu dipotong oleh pedang besar yang ganas. Darah dan organ-organ jatuh, tetapi tidak ada setetes pun yang menyentuh malaikat petarung. Di bawah cahaya pagi, malaikat petarung masih tampak sama. Sama jahatnya saat dia muncul dan beraksi, dia tampak lugu dengan tatapan suci seperti malaikat Pada saat itu, semua evolver tiba-tiba membatu. Huang Yunlong, Cheng Yulang, Lu Hui, dan Lei Hengwu juga menjadi kaku. Tidak ada yang menduga seorang elit, yang telah membuka kunci gen mereka, akan dibunuh dengan cara itu. Itu terjadi begitu tiba-tiba, membuat mereka merinding. Sedetik kemudian, malaikat petarung mengepakkan sayapnya lagi. Tubuhnya yang indah melayang di langit dan berteleportasi ke depan pejuang lainnya. Dia mengayunkan pedang besarnya ke atas, dengan mudah. Petarung itu mengenakan baju baja yang berat, dan dia membawa perisai yang tangguh. Ketika dia melihat pedang malaikat petarung menyerangnya, dia berteriak dan mengangkat perisainya untuk menangkis serangan itu. Potong! Perisai yang tebal dibelah dua, dan angin lembut membelai kepala evolver itu, terbebas dari pundaknya. "Mustahil!" Mata Huang Yunlong terbuka lebar. Wajahnya terdistorsi dengan kejutan yang mengerikan, dan rasa takut merayap ke dalam hatinya. Pria yang menggunakan perisai itu disebut Duku. Dia memiliki keahlian yang disebut Tubuh Platinum. Ketika dia membuka kunci gennya, tubuhnya akan mengeras seperti platinum. Dengan baju baja dan perisai berdarah sakral, pertahanannya tak tertandingi. Dia adalah salah satu yang terkuat di antara para evolver, namun dia dipenggal dalam waktu kurang dari satu detik. Bahkan baju baja dan perisainya telah menjadi serpihan, sangat menakutkan bagi semua orang yang menyaksikannya. Cheng Yulang dan yang lainnya semua tahu betapa kuatnya Duku. Setelah melihat orang seperti itu terbunuh dengan begitu mudah, rasa takut mulai mencengkram hati semua orang. Tidak ada yang bisa percaya Duku terbunuh dengan cara seperti itu, dan bahkan Lu Hui dan Lei Hengwu juga terkejut sama seperti mereka yang sekarang harus menghadapi murka sang malaikat petarung. Kemampuan roh jauh melampaui dugaan mereka dan dugaan mereka tidak pernah salah sebelumnya. "Ya Tuhan! Apakah itu benar-benar hanya roh?" Lei Hengwu berkata dengan mata melebar. Tidak ada yang bisa menjawabnya. Roh yang kuat memang ada, tetapi manusia jarang mendapatkan kesempatan untuk melihatnya. Mereka belum pernah melihat roh yang bersumpah juga. Tidak ada yang menduga Han Sen memiliki roh yang mengerikan seperti itu. "Mundur! Mundur!" Huang Yunlong tidak menunggu lagi, sementara dia berbalik dan berusaha melarikan diri. Benda yang tampak seperti malaikat itu jauh lebih kuat dari dugaannya. Itu lebih menakutkan daripada makhluk super, dan peluang untuk membunuh Han Sen segera turun menjadi nol. Sebelum Huang Yunlong meneriakkan perintahnya, semua orang sudah mulai berlari. Mereka semua berharap bahwa dapat menumbuhkan lebih banyak kaki, sehingga mereka bisa berlari lebih cepat. Mereka beruntung masih hidup, menghadapi makhluk yang begitu menakutkan. Mereka adalah elit yang telah selamat dari banyak pertempuran dan kondisi yang mengerikan selama bertahun-tahun. Beberapa evolver juga telah mengikuti Huang Yunlong selama bertahun-tahun. Mereka pernah melakukan operasi yang berhubungan dengan perburuan makhluk super. Tapi malaikat itu lebih menakutkan daripada makhluk apapun yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Ketika mereka mengejar makhluk super, mereka memimpin dan mengatur pertempuran. Pertarungan telah direncanakan dengan baik karena mereka adalah pemburu. Tetapi wanita yang tampak seperti malaikat memiliki kecerdasan dan keahlian seorang manusia; dan kali ini, mereka adalah mangsa. Mereka sangat ketakutan, dan pada saat ini mereka hanya bisa bergegas untuk meloloskan diri dari itu. Han Sen bisa menggunakan pikirannya untuk mengendalikan malaikat petarung. Dia mengepakkan sayapnya dan menyusul Cheng Yulang. Wajahnya benar-benar pucat, dan dia menyesali cara dia mengejek Han Sen. Han Sen sedang membalas dendam, itulah sebabnya dia adalah orang pertama yang dikejar. Tubuh Cheng Yulang meledak dengan kekuatan dan dia berusaha menghindari serangan malaikat petarung. Namun itu tidak berhasil. Dia diiris menjadi dua. Sebelum kematiannya, yang bisa dia lakukan hanyalah merintih. Tidak ada tangisan kematian atau kata-kata terakhir; Han Sen telah mengambil hak-hak itu. Malaikat petarung tidak berhenti di situ. Di bawah perintah Han Sen, dia mengejar Huang Yunlong. Han Sen tidak peduli siapa dia. Dia tidak peduli dengan keluarga atau latar belakangnya. Han Sen ingin mengirim pesan kepada semua orang di Persekutuan. Dia ingin memberitahu mereka semua bahwa jika mereka berbuat sesuka mereka, mereka pasti akan mati dengan mengerikan. Chapter 685 - Mengejutkan Persekutuan Sekali Lagi Huang Yunlong adalah seorang juara di utara dan evolver manusia tingkat atas, bahkan Han Sen tidak bisa mengalahkannya dengan mudah. Tetapi di hadapan malaikat petarung, Huang Yunlong telah mencuit menjadi seorang bajingan yang sedang melarikan diri. Malaikat petarung berhasil menyusulnya dengan mudah. Hanya dengan beberapa tebasan malaikat petarung sudah berhasil melepaskan baju bajanya. Kemudian, yang paling mengerikan adalah helmnya terlepas bersama dengan kulit kepalanya. "Han Sen! Aku tidak punya dendam denganmu. Jika kamu membiarkan aku pergi sekarang, aku akan sangat berterima kasih. Jika kamu tidak membiarkan aku pergi, Pasukan Darahku kemungkinan besar akan membalas dendam." Huang Yunlong, terjepit antara melarikan diri dan memohon ampun, berteriak dan menjerit ketika dia berusaha melarikan diri. Han Sen mengerutkan kening, karena dia pernah mendengar tentang Pasukan Darah sebelumnya. Ketika manusia pertama kali memasuki Era Antarbintang, mereka mengalami banyak peristiwa unik dan menemukan berbagai spesies. Hal ini memperluas wawasan manusia tentang kehidupan dan keberadaan mereka. Ini juga mengarah pada pembentukan berbagai agama dan dogma. Pasukan Darah adalah salah satu organisasi keagamaan itu. Han Sen telah mendengar bahwa Pasukan Darah bertanggung jawab atas salah satu peristiwa terbesar di Persekutuan. Diperlukan kekuatan yang besar untuk dapat menekan mereka, dan mereka dianggap sebagai sekte. Mereka seharusnya dihancurkan, tanpa jejak. Tetapi dalam seratus tahun terakhir, popularitas Pasukan Darah telah meningkat sekali lagi. Banyak orang telah dihubungi oleh misionaris dari Pasukan Darah sekali lagi, yang melakukan perekrutan secara besar-besaran. Kegiatan mereka dinilai negatif, dan beberapa tahun setelah kebangkitan mereka, banyak orang yang mati karena kesetiaan mereka kepada sekte. Sedangkan banyak orang lainnya tidak kehilangan nyawa namun kehilangan harta benda, kekayaan, dan status sosial. Segala sesuatu yang mereka miliki dilenyapkan setelah menjadi anggota. Han Sen tidak menyangka Huang Yunlong memiliki hubungan dengan Pasukan Darah, tetapi itu tidak mengubah apapun. Tidak peduli siapa dia, Han Sen harus menghabiskannya. Jika dia tidak memotong kepala ular ini, orang lain akan menganggap Han Sen terlalu lemah, dan yang lain mungkin akan mencoba mengejarnya juga. Han Sen memutuskan untuk menjadi seorang pria sejati. Huang Yunlong bertanggung jawab atas peristiwa hari itu. Dia ingin kematian Huang Yunlong dapat memperingatkan orang lain yang mungkin suatu hari akan melakukan hal yang sama. Huang Yunlong berteriak, tapi Han Sen tidak peduli. Dia hanya dengan dingin menyaksikan malaikat petarung memotongnya, memotongnya sedikit demi sedikit. Huang Yunlong cukup elit, dan setelah tiga puluh tebasan, dia belum jatuh. Bahkan Han Sen tidak lebih kuat darinya. Tetapi menghadapi malaikat petarung, Huang Yunlong tidak punya kesempatan. Dia sudah pasti menemui ajalnya karena bertemu dengan malaikat petarung. Luka-luka Huang Yunlong memperlambat langkahnya, dan apa yang terjadi selanjutnya tidak bisa dihindari. Kepalanya terpotong. Dia bahkan tidak punya waktu untuk menutup matanya sebelum dipenggal. Matanya yang terbuka menyampaikan perasaannya, pada saat-saat terakhir sebelum kematiannya. Dia marah, dan dia merasa tidak adil. Lu Hui dan Lei Heng Wu membeku saat mereka menyaksikan seorang master utara, Huang Yunlong, yang telah memerintah utara selama enam puluh tahun, dipenggal begitu saja. Dan selusin evolver yang telah membuka kunci gen mereka diserang oleh makhluk yang tampak seperti malaikat di bawah komando Han Sen. Hanya enam yang berhasil lolos dari amarahnya. Han Sen bahkan tidak perlu mengotori tangannya. Makhluk yang tampak seperti malaikat telah menjadi perpanjangan tangan Han Sen dan hasilnya mengerikan. "Apa apaan makhluk itu??" Lei Heng Wu terperangah. Dia tidak dapat memastikan apakah malaikat petarung itu memang roh atau bukan. Bahkan jika itu adalah roh, dia tidak percaya itu akan mengikuti perintah manusia. Di bawah cahaya matahari pagi, malaikat petarung tampak seperti sosok suci, yang tercemar dengan hawa jahat. "Ayo pergi." Lu Hui memerintahkan pasukannya untuk pergi. Dia khawatir jika mereka tetap di sana, Han Sen mungkin akan salah paham dengan maksud kehadiran mereka. Jika Han Sen yakin mereka sekelompok dengan Huang Yunlong, maka nasib mereka akan berakhir dengan mengenaskan. Makhluk yang tampak seperti malaikat itu terlalu menakutkan. Han Sen tidak memerintahkan malaikat petarung untuk mengejar orang-orang yang sudah berlari jauh. Dia kemudian melihat ke arah Lu Hui. Setelah itu, dia mencari barang-barang yang ditinggalkan oleh mereka yang telah dibunuh. Tidak ada apa-apa. Sebagian besar memiliki kantong koin kecil, dengan sejumlah uang dan kartu di dalamnya, tetapi hanya itu. Han Sen melihat kartu-kartu Huang Yunlong dan Cheng Yulang. Di antara mereka, dia melihat simbol Kucing Sembilan Nyawa. "Pasukan Darah... apakah ada hubungan dengan Kucing Sembilan Nyawa?" Ekspresi wajah Han Sen rumit, tidak yakin apakah ini hanya kebetulan. Tapi Han Sen belum pernah mendengar tentang Pasukan Darah menggunakan Kucing Sembilan Nyawa dalam bentuk simbol. Namun Han Sen mengingat Pasukan Darah percaya pada Dewa Darah. Itu adalah dewa yang bisa mengendalikan kekuatan darah makhluk. Selain Huang Yunlong dan Cheng Yulang, tidak ada yang memiliki kartu ini. Han Sen kemudian mengatur pembakaran. Setelah membakar semua mayat, dia pergi. Berita tentang Huang Yunlong terbunuh dalam upayanya untuk membunuh Han Sen mengejutkan seluruh Persekutuan. Karena Sari Geno Kehidupan, banyak orang sedang mengawasi Han Sen. Tidak ada yang menduga Huang Yunlong akan menjadi orang pertama yang mencoba mengambilnya. Banyak faksi lain merasa lega. Banyak yang membuat rencana untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Huang Yunlong, dan mereka senang bahwa dia telah mencobanya terlebih dahulu. Jika mereka yang pergi, mereka hanya akan bertukar tempat dengannya dan menjadi orang yang terbunuh. "Makhluk yang terlihat seperti malaikat; apakah itu roh? Jika itu adalah roh, maka itu tidak bisa dihancurkan. Itu pasti seribu kali lebih sulit daripada memburu makhluk super. Bagaimana Han Sen bisa memiliki sesuatu seperti itu? " Banyak faksi dan organisasi terkejut, dan mereka berusaha menebak seperti apa malaikat itu. Sebagian besar dari mereka percaya itu adalah jiwa binatang buas, sementara beberapa terus berpikir itu adalah roh. Tidak peduli apapun itu, semua orang tahu bahwa dengan makhluk seperti itu di sisi Han Sen, dia tidak terkalahkan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Kecuali seseorang memiliki rencana pembunuhan yang sangat sempurna. Apa yang terjadi pada Huang Yunlong membuat semua orang khawatir. Banyak orang yang tadinya berencana untuk membunuh Han Sen sekarang menyadari bahwa mustahil untuk melakukannya di tempat penampungan. Satu-satunya cara adalah membunuhnya di Persekutuan. Tetapi akan sulit untuk menyerang Han Sen di Persekutuan. Semua orang percaya Han Sen berasal dari Keluarga Ji. Dia juga bergabung dalam Tim Operasi Keamanan Khusus, yang memiliki ikatan kuat dengan Keluarga Qin. Dengan latar belakang seperti itu, sebagian besar serangan akan sia-sia. Setelah Han Sen kembali, dia menghubungi Ji Yanran. Dia memberitahu Ji Yanran bahwa dia bisa menyimpan Sari Geno Kehidupan beruang Es. Dia tidak mampu menyerap Sari Geno Kehidupan sampai sekarang, jadi tidak ada gunanya menyimpannya sekarang. Terutama karena ini hanya akan membuat orang lain cemburu dan kesal. Jika Han Sen memberikannya kepada Keluarga Ji, orang -orang akan tahu bahwa dia tidak bisa menyerap Sari Geno Kehidupan dan mudah-mudahan itu akan mencegah mereka mengganggunya. Dia tidak takut bertarung, tetapi upaya pembunuhan sulit dihindari. Di Persekutuan, dia tidak terkalahkan. Tidak ada gunanya dibunuh karena barang yang tidak berharga baginya. Namun Han Sen ingin tahu apakah ada cara untuk menyerap Sari Geno Kehidupan. Dengan pengetahuannya sendiri, kemampuan untuk melakukan tes dan eksperimen terbatas. Oleh karena itu, memberikannya kepada Keluarga Ji adalah tindakan terbaik. Dia berpikir untuk menjual Sari Geno Kehidupan generasi pertama yang tidak bisa diserap. Barang-barang seperti itu kemungkinan besar juga tidak akan berguna bagi orang lain, tapi setidaknya dia bisa mendapatkan banyak uang. Chapter 686 - Matangnya Pohon Persik Ayah, kau sungguh senggang belakangan ini." Ji Yanran tersenyum pada gambar Ji Ruozhen dalam percakapan video. "Mau bagaimana lagi, calon menantuku terlalu berbakat!" Ji Ruozhen tampak seperti sedang bercanda. "Apa yang dia lakukan sekarang?" Ji Yanran mengejapkan mata agar tampak seperti tidak tahu apa-apa, meskipun sebenarnya Han Sen telah memberi tahu dirinya. "Dia tidak mengatakannya padamu? Dia menggunakan roh untuk mengalahkan belasan elit dan Huang Yunlong." kata Ji Ruozhen. "Aku hanya mendengar dia menggunakan jiwa binatang peliharaan humanoid untuk membunuh segerombolan pencuri yang ingin merampoknya," kata Ji Yanran sambil tersenyum. "Maling, ya?" Ji Ruozhen tersenyum dan bertanya padanya, "Anakku tersayang, apakah kau menanyakan apa level jiwa binatangnya?" "Jiwa binatang super," jawab Ji Yanran dengan yakin. "Jadi, itu adalah jiwa binatang super?" Ji Ruozhen sudah menduganya, tetapi dia masih terkejut saat mendengar kepastiannya. Bagi Han Sen untuk memiliki jiwa binatang seperti itu, dia harus membunuh setidaknya satu makhluk super lainnya. Hal itu tidak terlalu mengejutkan. Keluarga Ji menghabiskan banyak uang untuk membiayai satu makhluk super saja, dan itu untuk Tempat Suci Para Dewa Pertama, Han Sen telah membunuh setidaknya dua makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Kedua seorang diri. Ini adalah tujuan yang ingin dicapai banyak keluarga selama beberapa generasi belakangan ini. Memiliki peliharaan super dan membesarkannya menjadi mode pertarungan adalah investasi yang jauh lebih baik dari pada jubah super Ji Qing. Kekuatan besar yang Han Sen dapatkan akan luar biasa berguna saat menghadapi makhluk super lain nantinya. Dengan peliharaan super di sisinya,Han Sen dipastikan membunuh banyak makhluk super mulai dari sekarang. Dan jubah super Ji Qing tidak terlalu banyak membantu secara keseluruhan. "Apakah Han Sen mengatakan padamu berapa banyak makhluk super yang dia bunuh?" tanya Ji Ruozhen. "Dia sudah membunuh dua." Ji Yanran hanya mengatakan pada ayahnya apa yang Han Sen katakan padanya. Han Sen menganggap Merak Penembak dibunuh oleh malaikat kecil. Ji Ruozhen mendesah dan berkata, "Aku kira Ji Qing beruntung, tetapi keberuntungan Han Sen melebihi dirinya." "Peliharaan super itu baru berevolusi menjadi mode pertarungan, dan Han Sen belum pernah membawanya untuk menghadapi makhluk super lainnya. Kematian Huang Yunlong dianggap sebagai percobaan pertamanya." Ji Yanran tertawa. Dia lanjut berkata, "Oh, dan Han Sen bilang dia akan memberikan sari beruang es pada kita." "Dan apa syarat untuk pemberian tersebut?" tanya Ji Ruozhen. "Ayah, jangan berkata seperti itu. Mengapa ada syarat atau ikatan? Dia hanya mengatakan itu adalah hadiah untukku dan aku bisa melakukan apa pun yang aku mau dengan benda itu." Ji Yanran mengejapkan mata. "Benar-benar tidak ada syarat apapun?" tanya Ji Ruozhen lagi dengan sangat kaget. "Tidak ada. Tetapi karena dia sangat baik sekali kepada putrimu, kau tidak boleh berhutang budi padanya," Ji Yanran menyarankan dengan cerdik, sambil berakting imut-imut. "Han Sen pria yang cerdas. Aku mengakui hal itu. Memberikan dirimu sebagai hadiah tidak diragukan lagi akan menguntungkannya lebih banyak dibandingkan jika dia menjual benda itu pada kita." Ji Ruozhen tersenyum dan menyelesaikan perkataannya, "Dia memiliki penilaian yang baik, untuk berpikir seperti ini. Dia bukanlah seseorang yang mengambil sedikit keuntungan setiap ada kesempatan." "Aku tahu; aku tidak buta. Aku tidak berpikir aku akan menerima orang yang bodoh, kan?" Ji Yanran tersenyum dan lanjut berkata, "Han Sen bilang dia akan tinggal di Medan Es, dan kita bisa mengambil sari gen kehidupan kapan saja." "Tentu¡­ Katakan pada Han kecil bahwa keluarga Ji tidak menerima sumbangan, dan sesuatu tidak akan diterima tanpa sesuatu sebagai balasannya. Aku akan kembali dan berbicara dengan pamanmu. Kita akan memberikan Han Sen balasan yang layak untuk hadiah ini. Jangan cemas." Ji Ruozhen kemudian terdiam sejenak sebelum bertanya, "Oh, dan katakan pada Han kecil kalau keluarga Ji secara formal meminta kesempatan untuk bekerja sama dan berburu makhluk super bersama-sama. Jika dia tertarik, aku yakin banyak hal yang harus kita diskusikan. Dan perihal sari gen kehidupan lainnya..." "Han Sen setuju untuk menjualnya kepada keluarga Qin." jawab Ji Yanran segera. "Keluarga Qin?" Ji Ruozhen menundukan kepalanya untuk berpikir sejenak, dan dia lanjut berkata, "Boleh juga. Pemikirannya tidak salah. Dia benar-benar tahu apa yang dia lakukan." Ji Yanran tidak berbohong. Han Sen memang berencana menjualnya pada keluarga Qin. Lagi pula, dia tidak bisa menyerap sari gen kehidupan makhluk super generasi pertama, dan mempertahankannya hanya akan membuat orang-orang iri. Dia juga akan memaksimalkan keuntungan yang dia bisa peroleh dengan menjualnya secepat mungkin. Han Sen adalah bagian dari Tim Operasi Keamanan Khusus, dan mereka menjaga keluarganya. Mengingat hubungannya dengan Qin Xuan, dia hampir berkewajiban untuk menjualnya pada keluarga Qin. Kabar penjualan dua sari gen kehidupan, dan kenyataan bahwa dia memiliki peliharaan super, menjadi fakta yang diketahui banyak orang di Aliansi. Banyak petugas penting dan pejabat fraksi terguncang oleh berita itu. Banyak orang yang mengenal Han Sen secara dekat bertanya padanya. Apakah dia memiliki lebih banyak sari gen kehidupan? Apakah dia ingin bekerja sama, mungkin bahkan membantu memburu makhluk super? Jawaban Han Sen, tentu saja, adalah tidak. Dia menolak semua permintaan dan tinggal di penampungan, menolak untuk pergi kemanapun. Yang dia lakukan hanyalah berlatih Kitab Dongxuan sambil menunggu persik itu matang. Meskipun dia berada di Penampungan Dewi, Han Sen masih merasakan sejumlah mata mengawasinya kemanapun dia pergi. Tetapi secara keseluruhan, Han Sen tidak terlalu peduli. Satu bulan kemudian, musim matangnya persik itu segera tiba. Han Sen memanggil Ksatria Kumbang untuk menjadi samaran dirinya selama dia di penampungan, sehingga dia bisa menyelinap keluar tanpa diketahui. Seluruh dunia mengamati setiap gerak-gerik Han Sen. Memiliki peliharaan super membuatnya menjadi fokus semua orang. Tidak ada yang ingin melewatkan kesempatan saat dia sedang melakukan segala hal. Hal ini sangat benar adanya dalam hal menghadapi makhluk super. Jika Han Sen terlihat sedang memburu makhluk super, banyak orang yang akan mengunjunginya, menggunakan berbagai macam alasan untuk membuatnya menjual sari gen kehidupan pada mereka. Han Sen tidak masalah menjualnya pada mereka, tetapi dia tidak ingin menjualnya pada sembarang orang. Bagaimanapun juga, ini adalah alasan utama mengapa dia memilih untuk menyelinap keluar tanpa meninggalkan jejak untuk diikuti orang lain. Untuk mendapatkan buah gaib dari pohon persik raksasa di Hutan Persik, Han Sen membawa rubah perak dan malaikat kecil. Dia ingin mendapatkan persik itu untuk melihat apakah dia bisa membuka tahap pertama Kitab Dongxuan. Memasuki Hutan Persik sekali lagi, Han Sen menjadi lebih berani. Meskipun jika ular merah muda membawa pasukan bersamanya, dia yakin dia bisa menghabisi semuanya, dengan rubah perak dan malaikat kecil di sisinya. Tetapi hal itu tidak terjadi. Kehadiran rubah perak menghalau semua makhluk sepanjang perjalanan, yang membuat Han Sen kecewa. Dia menantikan kemungkinan untuk menghabisi sejumlah ular berdarah sakral, sehingga dia bisa memakan mereka dan semakin dekat untuk melampaui poin geno sakralnya. Tapi untuk suatu alasan, ular merah muda dan pasukan ular melatanya tidak muncul sampai dia tiba di pohon raksasa. Chapter 687 - Persik Pada Ranting Pasukan ular berkumpul di sekeliling pohon persik gaib. Han Sen juga melihat beruang hitam dan anaknya di sana. Monster biru dan sejenis bangau juga ada di sana. Setiap makhluk yang dia temui di pohon terakhir kali, selain gajah bertulang, datang ke pohon itu sekali lagi. Akan tetapi, kehadiran Han Sen tidak tanpa masalah. Kedatangannya membuat ular merah muda dan pasukannya tidak tenang. Dan benar saja, pasukan ular tidak pergi dengan kedatangan rubah perak. Saat Han Sen tiba, semua ular mengangkat kepala mereka, seakan ingin memperingatkan Han Sen untuk tidak mendekat. Ular merah muda duduk di atas ular boa raksasa saat melakukannya. Dia menatap Han Sen dengan matanya yang dingin dan penuh racun; sangat jelas sekali dia tidak melupakan Han Sen. Tetapi untuk suatu alasan, ular merah muda menghindari Han Sen dan tidak menyerang. Sikapnya ini mengejutkan Han Sen. Di lain sisi, beruang hitam kecil tampak senang melihat Han Sen. Dengan mengejutkan, dia berlari ke kaki Han Sen, mengabaikan pasukan ulat itu. Dengan sedikit pengamatan, Han Sen menyadari bahwa anak beruang itu ukurannya bertambah sejak terakhir bertemu. Dia tumbuh begitu cepat. Saat anak beruang sampai pada Han Sen, dia lari mengitarinya dan mengendus dirinya. Kemudian, dia memberi isyarat pada Han Sen untuk duduk di samping beruang besar. Han Sen melirik pohon persik itu, menyadari belum ada persik di sana. Dia memandangnya untuk sesaat, tetapi kemudian, setelah beberapa waktu, menyadari dua persik tumbuh di antara dedaunan hijau. Ukuran mereka sebesar telur burung unta. Bagian bawah perik itu merah dan bagian atasnya pucat; tampaknya mereka akan matang tidak lama lagi. "Pohon raksasa seperti ini hanya menghasilkan dua persik?" Han Sen menoleh ke kiri dan kanannya, dan memang, pohon persik gaib hanya menghasilkan dua persik. Satunya menggantung di ujung ranting dan yang lainnya sedikit lebih jauh di atasnya. Malaikat kecil dan rubah perak hampir sama kuatnya dengan dua beruang itu jika dibandingkan. Han Sen sendiri, hampir bisa menyamakan kekuatan rubah perak dan dia bertaruh dia bisa mengalahkan setidaknya dua makhluk super untuk bertarung mendapatkan buah persik. Han Sen lalu melihat para pesaingnya; ular merah muda, monster biru, bangau, beruang kecil dan beruang besar. Ada lima makhluk super, dan melawan pasukan ular di sana, akan sulit untuk mengambil persik itu. Han Sen mendekati beruang besar, yang duduk jauh dari pohon persik. Yang cukup aneh, tidak ada satupun makhluk super yang mendekati pohon itu. Mereka mengelilinginya, hampir seakan-akan mereka harus ada di luar sebuah jarak lingkaran Hal ini membingungkan Han Sen. Melihat dua persik di pohon itu, dengan satu buah berada di ujung ranting dan satunya lagi sedikit lebih ke atas, dua-duanya bersinar bagaikan buah dari taman surgawi. Mereka memancarkan aroma yang menyenangkan, aroma yang bahkan lebih enak dari wangi bunga persik. Tetapi terlepas dari prospek yang menggiurkan untuk memetik buah persik yang ada, tidak ada makhluk yang berani bertindak. Mereka seakan-akan tidak terburu-buru untuk memetiknya. Beruang hitam berbaring di tanah Hutan Persik, tetapi dia memandang ke atas, dengan tampak fokus pada dua persik itu. Tetapi hanya itu yang dia lakukan, dan dia pastinya tidak terlihat bersiap untuk memetiknya. Ular merah muda dan monster biru juga terlihat sama. Si bangau bertengger di pohon persik terdekat, tetapi masih berada jauh dari pohon raksasa ajaib. Anak beruang terus mengitari Han Sen tetapi lalu berhenti untuk memandangi rubah perak yang beristirahat di pundak Han Sen. Dia tampak tertarik pada makhluk itu, karena dia tidak bisa berhenti menatapnya. "Aneh. Persik itu sebentar lagi matang, jadi mengapa mereka menjaga jarak? Bukankah harusnya mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya sekarang? Tidakkah mereka takut seseorang akan mencurinya?" Han Sen menatap pohon persik gaib dan mulai merasa ada sesuatu yang salah. Dia menggunakan Kulit Giok untuk membuka kunci gennya dan meningkatkan indranya. Meskipun dia belum memiliki indra kedelapan, indra dan persepsinya masih melampaui para makhluk super. Han Sen menggunakan fungsi sensor barunya untuk memeriksa pohon persik itu dan wajahnya tampak ketakutan. Dengan menggunakan indranya yang diperkuat, dia menyadari ada yang salah dengan pohon persik gaib itu. Pada pohon itu terdapat sesuatu yang sangat kecil, tetapi sesuatu itu hidup dan bergerak. Sebenarnya, mereka ada banyak, dan mereka bergerak di mana-mana. Saat mengamati ranting tempat persik itu menggantung, Han Sen bisa melihat mereka merayap bagaikan semut. Melihatnya saja membuat kepala Han Sen terasa gatal. "Serangga? Mengapa banyak serangga aneh di pohon itu?" Han Sen terkejut. Serangga itu begitu kecil, tetapi pohon itu begitu besar. Mereka menggali dari dalam batang pohon dan dengan daya pandang rata-rata, kau tidak bisa menyadarinya hanya dengan pengamatan sederhana. Jika bukan karena indra Han Sen, dia tidak akan menyadari kehadiran mereka bahkan jika dia pergi berdiri langsung di depan pohon itu. "Serangga apa itu? Bahkan makhluk super pun menghindari mereka. Mereka bahkan tidak berani mendekat." Han Sen mengerutkan dahi. Han Sen yakin terakhir kali dia kemari, tidak ada serangga di pohon itu. Jika tidak, dia akan tahu tentang mereka saat datang ke sini. Dia berlatih Kitab Dongxuan untuk waktu yang lama di bawah dahan pohon besar itu, jadi mustahil dia bisa lalai merasakan mereka selama waktu tersebut. "Aneh. Dari mana serangga ini berasal? Tidak mungkin mereka adalah makhluk super, kan? Tetapi mengapa para makhluk super takut pada mereka? Dan mengapa mereka tidak mendekati pohon itu?" Han Sen memikirkan situasi aneh tersebut. Han Sen lalu teringat saat dia mendapatkan Putri Yin Yang. Dia memberi tahu Han Sen tentang sifat induk kumbang perak berdarah sakral. Mungkin serangga ini tidak terlalu berbeda dengan kumbang perak. Dia menjelaskan bahwa kumbang perak yang lebih kecil lebih dari sekedar senjata, yang dibuat oleh induknya. Mereka bukan makhluk hidup sungguhan. Jika serangga ini mampu membuat makhluk super setakut itu, induk serangga ini mungkin adalah makhluk super. "Jika ini benar; itu adalah kabar buruk. Makhluk super yang bisa memproduksi banyak serangga kecil adalah musuh yang mengerikan. Aku merinding membayangkannya!" Han Sen kemudian mencoba merasakan tanah, tetapi kemampuannya masih sedikit terbatas karena dia belum membuka kunci indra kedelapan. Maka dari itu, dia tidak bisa mengetahui apa yang ada di dalam tanah. Tanpa bisa memastikan di mana induknya berada, Han Sen kembali memandang serangga kecil itu di pohon. Mereka ada di dalam kayu, menggerogotinya. Meskipun mereka tidak makan banyak, hal itu masih mencengangkan untuk dilihat. Pohon persik gaib adalah sesuatu yang sakral. Itu adalah sesuatu yang bahkan sangat diidamkan para makhluk super. Mengejutkan melihat serangga-serangga ini memakan dan mencemarinya seperti itu. Han Sen, yang tak mampu mengetahui serangga apakah itu, kini seperti si beruang. Dia diam tak bergerak, menatap pohon itu, tidak berani untuk mendekat. Mereka hanya menunggu sampai buah itu matang. Beberapa hari kemudian, persik yang berada di ranting paling atas, telah berubah menjadi hijau. Anehnya, dia mengeluarkan kabut merah. Aura suci pun memancar dari persik itu bagaikan giok. Aromanya terbawa angin, menyelimuti ratusan mil dengan wanginya yang harum. Chapter 688 - Mengambil Persik Suci Persik yang di bawah berbeda dengan persik yang di atas. Persik yang di bawah hampir seluruhnya hijau dan pucat dan hanya sedikit kemerahan. Tampaknya butuh sedikit waktu sampai dia matang. Pasukan ular mulai tidak tenang dan terganggu. Dalam ketidak sabaran mereka, mereka mulai mendekati pohon persik, dengan sangat lambat. Ular merah muda naik di atas kepala ular boa raksasa, yang terbang melingkar dengan tidak sabar. Dia seakan ingin meluncur ke persik yang paling atas, yang tampak hampir matang. Tetapi ia tidak melakukannya; dia tampak menahan diri karena rasa takutnya. Monster biru, yang beristirahat di ranting pohon, melompat turun. Dia berjalan maju dan menatap bagian atas pohon, tempat persik itu menggantung. Matanya bersinar biru, tetapi, bahkan makhluk ini juga tidak berani mendekati pohon itu sepenuhnya. Si bangau terbang dari ranting tempatnya bertengger dan berputar di udara di atas pohon. Dia menghampiri tidak terlalu dekat dengan persik itu, meskipun hasratnya sangatlah jelas. Beruang hitam besar berdiri dengan kaki belakangnya, memandangi persik itu seperti yang lain. Dia tidak maju satu langkah pun. Han Sen mengamati bagaimana semua makhluk semakin tidak sabaran. Mereka sangat menginginkan persik itu, tetapi ketakutan yang menghalangi mereka untuk melangkah maju. Han Sen dikejutkan oleh pemandangan tersebut, dan itu membuatnya semakin penasaran dengan serangga itu. Dari mana mereka berasal, sampai memiliki kekuatan yang menakuti para makhluk super? Setelah beberapa lama, keajaiban wangi buah itu mencapai puncaknya, dan kabut merah yang dikeluarkan persik itu menyelimuti buah itu dan mulai menyerupai cahaya suci. Persik itu menjadi transparan, dan Han Sen bisa melihat betapa ranum isi buah itu. Godaan untuk menancapkan giginya pada buah itu sangat besar, terlepas dari kemungkinan akan kematian yang menyusulnya. Siang itu, persik tersebut mulai bersinar. Sebuah simbol, yang terbentuk oleh cahaya, muncul pada permukaannya. Saat itulah, para serangga menggila dan menyelimuti pohon bagaikan ombak laut. Bagaikan bayangan, mereka naik ke arah persik itu. Mereka seperti awan kelam yang mencair. Jika dilihat lebih dekat, dia bisa melihat segerombolan serangga merayap yang saling mendorong dan menghimpit dengan cepat menuju persik itu. Meskipun mereka melihat persik itu jatuh di tangan para serangga, para makhluk super masih ragu-ragu. Han Sen menggertakkan giginya, mengeluarkan sayap dan jarum rex miliknya, dan bergegas menuju persik itu. Gerakan Han Sen bagaikan efek kartu domino. Ular merah muda berteriak dan melompat ke arah persik itu, bersama-sama dengan pasukan ular lainnya. Monster biru meraung, menggerakkan empat kakinya, dan berlari menuju persik itu. Bangau itu bagaikan panah, turun dari langit, menuju persik itu. Beruang hitam dan anaknya meraung ke angkasa dan melompat ke arah pohon. Rasa takut pada serangga itu masih ada, tetapi mereka tidak rela untuk melepaskan persik itu dengan mudah. Para serangga menyadari Han Sen dan para makhluk super datang menghampiri mereka, jadi mereka mengepakkan sayap mereka dan terbang seperti asap hitam. Mereka keluar dari kayu bagaikan awan kelam, siap untuk bertarung dengan para makhluk. Han Sen mengayunkan Jarum Rex Berapi miliknya, dan api membakar kawanan serangga jahat itu, yang jatuh menghujani tanah bagaikan hujan api. Mereka tidak mati, tetapi mereka tidak bisa terbang lagi. Namun, ada lebih banyak lagi serangga selain yang baru saja diserang, dan banyak yang terbang ke arah jarum rex milik Han Sen. Serangga itu terlalu kecil, dan senjata seperti jarum rex tidak menghalangi mereka dengan mudah. Tiba-tiba, rubah perak memekik sambil bersandar di pundak Han Sen. Kilatan petir perak membakar para serangga yang menghampiri tuannya. Han Sen berterima kasih pada si rubah perak. Kembali, dia mengayunkan jarum rex untuk menghancurkan kabut serangga dan maju untuk mengambil persik itu. Makhluk yang lainnya pun melakukan hal yang sama. Meskipun jumlah serangga itu tak terhingga, tidak ada yang berhasil melukai para makhluk super. Tetapi meskipun Han Sen adalah yang pertama bergerak,si bangau masih lebih cepat. Bangau itu berhasil terbang langsung ke hadapan persik itu, dan dia menggunakan paruhnya untuk memetiknya dari ranting tempatnya bergantung. Pang! Serangga hitam berkumpul bersama seperti tangan hitam besar dan menampar bangau pengganggu itu, yang melemparnya sejauh belasan meter. Dia membutuhkan waktu untuk memulihkan ketenangan dan keseimbangannya di udara. Serangga yang di hadapan Han Sen juga sama seperti itu. Mereka berkerumun untuk menyerupai monster hitam dan mencoba menghajarnya. Han Sen dan rubah perak bekerja sama untuk menaklukkan monster hitam, yang dihidupkan melalui penggabungan para serangga hitam. Han Sen membelah formasi mereka, yang membuat serangga itu terpencar. Tetapi mereka bergabung lagi sedetik kemudian, melanjutkan bentuk monster mereka, berencana untuk membunuh Han Sen. Hal yang sama terjadi juga pada beruang hitam. Pergerakan mereka terhalang oleh serangga hitam, dan mereka tidak bisa mencapai persik itu karena para serangga. Serangga hitam berkumpul bersama untuk menjadi binatang bersayap atau monster yang bisa terbang ke angkasa. Jumlah mereka terus bertambah, berdengung di mana-mana, menyerang setiap makhluk yang menginginkan persik itu. Serangga hitam selanjutnya membentuk tangan besar, yang menggenggam pohon. Dia merayap naik menuju persik tersebut. Si bangau tidak terlalu senang setelah terkena tamparan. Dia memekik marah dan mengepakkan sayapnya dengan cepat untuk menghasilkan pusaran angin puyuh yang mengerikan. Bentuk binatang mengerikan yang dibentuk oleh serangga itu, beserta tangan hitam yang ingin mencuri persik tersebut, terhisap ke dalamnya. Serangga hitam terhisap ke dalam pusaran angin puyuh dan dibawa pergi menjauh. Angin puyuh itu tidak berwarna, dan kini tampak hitam. Sejumlah serangga yang ada di dalam sana sangat menjijikkan untuk dibayangkan. Bangau itu kemudian melihat kesempatan untuk mendapatkan persik, sehingga dia menambah kecepatan dan terbang kembali. Tetapi sebelum bangau itu bisa mematuk persik untuk dirinya, suara kayu yang hancur terdengar. Sebuah lubang hitam terbentuk di sisi pohon, dan serangga seukuran kepalan tangan keluar dari dalam sana. Bentuknya seperti kepik dengan tujuh titik, tetapi kepalanya jauh lebih besar, dan seluruh badannya berwarna hitam. Sayapnya berkilauan emas menembus cahaya. Serangga itu keluar dari lubang dan mengepakkan sayap emasnya, menciptakan sinar terang. Kemudian dia terbang langsung ke hadapan si bangau, menyibakkan salah satu sayapnya. Cling! Kulit dan bulu keras makhluk super itu robek karena serangga hitam tersebut. Serangga itu memegang sayap bangau dan menancapkan giginya dalam-dalam pada sayap tersebut dengan mulut terbuka lebar. Sepotong sayap bangau pun terlepas, menampilkan tulang yang ada di bawah cipratan darah segar. Bangau itu mengeluarkan jeritan kemarahan, dan dia mengepakkan sayapnya sekeras mungkin untuk menghasilkan angin yang seperti pisau tajam. Akan tetapi, dia tidak bisa melakukan apa-apa kepada serangga hitam. Angin itu menerpa serangga hitam dengan suara yang seperti dentingan lonceng. Tidak terpengaruh oleh serangan tadi, serangga hitam menggigit lagi sayap si bangau, dengan lahap mengunyah dagingnya. Si bangau menjerit pilu lagi. Dia mengepakkan sayapnya untuk terbang lebih tinggi, tetapi gerakannya melambat karena salah satu sayapnya terluka. Dengan sekuat tenaga, dia tidak bisa lari dari serangan serangga bersayap emas. Kepala Han Sen terasa kebas menyaksikan hal ini. Tetapi dia tahu inilah kesempatan yang dia perlukan untuk mendapatkan persik suci tersebut, dan ke sanalah dia pergi. Serangga bersayap emas telah terbawa oleh bangau ke angkasa, dan ini kesempatan terbaik Han Sen untuk mendapatkan persik itu. Chapter 689 - Kepik Emas Tetapi ada yang lebih cepat dari Han Sen. Ular merah muda menggunakan pasukan ularnya sebagai pelindung, dan dia tidak tahu kapan mereka berhasil mendekat. Ular kecil itu sangat kurus seperti sumpit, tetapi saat membuka mulut, lebarnya cukup untuk menelan seluruh persik. Melihat persik hampir ditelan ular merah muda, bayangan emas lainnya keluar dari dalam lubang pohon. Dalam satu pukulan, ular merah muda pun melayang. Itu adalah kepik bersayap emas lainnya. Dia menggenggam ular merah muda dan menunjukkan taringnya, siap untuk menancapkannya pada musuhnya yang melata itu. Akan tetapi tubuh ular merah muda mengeluarkan sejenis kabut merah seperti persik itu. Serangga itu melepaskannya dan melangkah mundur, tampak linglung. Ular merah muda menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri dari serangga bersayap emas. Tetapi ketika serangga itu pulih dari rasa pusingnya, dia langsung mengejar ular itu. Pada saat itu, Han Sen menyadari dua kepik bersayap emas lainnya keluar dari dalam lubang pohon. Hal ini membuatnya cukup kaget. Ada dua kepik bersayap emas lagi; serangga yang hampir sama kuatnya dengan makhluk super. Empat ekor telah meninggalkan lubang, dan tidak ada yang tahu ada berapa banyak lagi yang masih ada di dalamnya. Dari tambahan dua kepik bersayap emas, yang satu menargetkan monster biru, sementara yang lain menargetkan Han Sen. Han Sen menggertakkan giginya, mengepakkan sayap, dan sedikit mundur ke belakang. Dia tidak yakin apakah masih ada lagi di dalam lubang atau tidak, sehingga dia tidak berani menyerang. Jika dia melakukannya, dia mungkin akan kehilangan kesempatan mendapatkan persik tersebut. Kepik bersayap emas menghampiri Han Sen, dan sebaliknya, Han Sen mengayunkan jarum rex miliknya pada sosok emas itu. Tetapi serangga itu terlalu lincah, dan dia menghindari serangan dengan mudah. Dia terus maju dengan kecepatan penuh. Rubah perak merespon dengan tatapan marah, dan seluruh bulu tubuhnya meregang. Aliran listrik berderik dan memercik di sekujur tubuhnya, yang menghasilkan kilatan petir yang melompat ke arah musuh yang menghampiri. Kepik bersayap emas mengepakkan sayapnya untuk menghindari serangan rubah perak dan lanjut terbang mengejar Han Sen. Sudah terlalu lambat untuk mengangkat jarum rex lagi, dan jantungnya dengan cepat melonjak. Busur silang merak muncul di tangannya, dan dengan itu, dia menghantam serangga yang datang untuk memakannya. Pang! Busur silang merak dan kepik bersayap emas beradu. Akan tetapi, tekanan luar biasa mengalir ke tangan Han Sen, dan dia pun terlempar. Dia terjatuh belasan meter jauhnya tetapi mampu menjaga keseimbangannya. Tangannya berdarah dan terasa kebas. "Itu kekuatan yang mengerikan. Serangga kecil aneh itu tidak lebih lemah dari makhluk super rata-rata." Han Sen terkejut, tetapi dia dengan cepat menyadari kepik bersayap emas lanjut mengejarnya. Han Sen dan rubah perak menghadapi kepik itu bersama-sama, tetapi mereka masih kalah unggul. Han Sen harus menggunakan indranya yang tajam, yang diperkuat oleh Kitab Dongxuan, tetapi bahkan dengan bantuan rubah perak, dia sulit mempertahankan dirinya. Sulit untuk melihat siapa pemenang pertempuran yang terjadi di antara kepik bersayap emas lainnya dan monster biru. Dia terkadang bisa melihat sekelebat sosok biru yang diikuti dengan raungan. Beruang besar dan kecil menggunakan kesempatan ini untuk menghancurkan pertahanan para serangga hitam. Mereka naik ke pohon persik secepat mungkin, dan dengan bulu dan kulit tebal mereka, mereka tidak takut digigit oleh para serangga. Saat mereka tiba di dekat persik itu, tubuh mereka menghitam, diselimuti serangga yang menggigitnya. Tetapi kali ini, beruang besar memiliki rencana. Dia menatap lubang di pohon sambil membiarkan beruang kecil mengambil persik itu. Ada pergerakan lagi di dalamnya, dan benar saja, sesuatu yang lain siap untuk keluar. Tetapi kali ini, itu bukanlah kepik bersayap emas. Itu adalah kepik yang seluruhnya berwarna emas. Kepalanya dua kali lebih besar dari kepik bersayap emas. Dia mengepakkan sayap emasnya dan terbang keluar lubang menuju anak beruang bagaikan bayangan emas. Beruang besar meraung, seakan memperingatkan anak beruang itu. Tetapi anak beruang, yang hampir mencapai persik itu, tidak ingin menyerah. Dia menjulurkan tangannya dan mencoba memetiknya. Pang! Kepik emas memukul anak beruang, dan dia pun jatuh dari pohon. Lubang besar tercipta di tanah saat dia mendarat. Dari bawah, anak beruang itu berteriak kesakitan. Beruang besar tidak peduli lagi dengan persik, dan dia lalu melompat ke bawah dari pohon, meraung dengan marah sambil mengejar kepik emas. Dia ingin menyelamatkan anaknya dari bahaya. Han Sen membeku. Dia penasaran dengan serangga itu, dan tampaknya dia sejenis dengan kepik bersayap emas. Namun, satu hal yang pasti; dia jauh lebih kuat. Dua beruang itu menghadapinya, tetapi mereka tidak menang. Mulut serangga itu sangat tajam, dan bahkan bulu sekeras batu beruang itu tidak bisa menahan gigitannya. Anak beruang itu terbalut oleh luka dari serangga penyerang tersebut, tetapi untungnya, itu tidak mematikan. Cakar beruang hitam menghantam tempurung kepik emas dengan tamparan yang sangat keras, tetapi tidak rusak sedikit pun. Terlebih lagi, dia tampak tidak terpengaruh sama sekali. Dua beruang itu dihajar habis-habisan saat bertarung dengan kepik emas. Dan selama itu pula, tidak ada yang memiliki ruang ataupun waktu bebas untuk mengambil persik itu. Sekarang dengan tanpa perlawanan, serangga hitam yang lebih kecil melanjutkan membentuk diri mereka seperti tangan dan mencoba mengambil persik itu lagi. Semangat memancar di mata Han Sen. Dia mengatupkan mulutnya dan memanggil malaikat suci. Tubuh suci muncul di udara dan bertengger di puncak pohon. Dia mengayunkan pedang besar transparannya dan memotong tangan yang telah dibentuk oleh serangga hitam. Saat dia melakukan hal ini, dia menggunakan tangan lainnya untuk mengambil persik. Tetapi saat dia mencoba memetiknya, dia tidak bisa menariknya sampai lepas. Matanya menjadi dingin, dan dia mengayunkan pedang besarnya untuk melepaskan persik yang dengan keras kepala menempel di ranting itu. Saat dia melakukannya, persik itu akhirnya lepas ke dalam tangannya. Han Sen senang melihat hal ini. Tidak ada serangga yang keluar dari lubang pohon itu lagi, jadi tinggal ada lima ekor dari mereka. Dan kini, persik suci ada di tangan malaikat suci. Han Sen mengangkat tangan, dan dia memerintahkan malaikat suci itu untuk meninggalkan arena. Jika tidak, apabila ada yang melihatnya memegang persik, dia akan menjadi musuh utama bagi semua makhluk super di hutan itu. Duar! Malaikat suci mengepakkan sayapnya dan terbang ke angkasa. Lalu lima kepik dan para makhluk super memang kembali menaruh perhatian mereka pada malaikat suci itu. Mereka semua meraung, berteriak, dan memekik dengan nafsu untuk menghancurkan malaikat suci tersebut. Mereka pun mengejarnya. Han Sen melihat hal ini, sehingga dia menggertakkan gigi dan mengeluarkan jarum rex miliknya. Dia berjalan ke buah persik yang lain, yang belum sepenuhnya matang. Dia tidak pernah menyangka ada lima kepik makhluk super yang menjaga buah itu di sana. Dia beruntung karena malaikat suci berhasil memetik persik saat itu. Akan tetapi, jika dia kembali saat yang satunya matang, dia tidak yakin apakah dia mampu untuk mendapatkannya atau tidak. Jika mereka sadar malaikat suci itu milik Han Sen, dan dialah yang memperoleh buah itu, makhluk lainnya pasti akan lebih waspada dengannya. Lima kepik emas terlalu kuat untuk dia hadapi, dan dia tidak ingin mempertaruhkan nyawanya lagi. Jika dia ingin mempertaruhkan nyawanya kembali, dia pikir dia sebaiknya mengambil persik lainnya saat dia ada di sana. Meskipun belum sepenuhnya matang, itu seharusnya akan bermanfaat. Mungkin buah itu akan kurang efisien, tetapi lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Chapter 690 - Mendapatkan Persik Suci Han Sen berlari ke puncak pohon, mengangkat jarum rex miliknya, dan mencoba memotong persik suci yang di bawah yang belum matang betul. Tetapi tiba-tiba, dia merasakan sesuatu, dan hawa dingin merayap di punggungnya. Han Sen menarik tangannya dengan cepat dan melihat sekelebat warna merah melewati kepalanya. Itu adalah ular merah muda, yang kembali untuk membalaskan dendam. Tubuh Han Sen mendadak dibanjiri oleh keringat dingin. Ular merah muda tidak mengejar malaikat suci dan justru tinggal di sini untuk menemui Han Sen. Untungnya, dia memiliki indra yang kuat; cukup tajam untuk menghindari serangan tiba-tiba. Jika dia tidak menghindar, ular merah muda itu tanpa diragukan akan merayap masuk ke dalam telinganya sekarang. Mengingat apa yang terjadi pada gajah bertulang, Han Sen pun merasa kepalanya menjadi gatal. Serangan ular merah muda itu meleset dan dia memantul di dahan pohon, melompat ke arah Han Sen sekali lagi. Han Sen dan rubah perak kini menghadapi ular merah muda bersama-sama, tetapi dia mencuri kesempatan untuk mengambil persik suci dari mereka. Rubah perak masih terlalu muda; andaikan dia tumbuh sedikit lebih besar, dia mungkin bisa menghadapi ular merah muda itu sendirian. Han Sen akan mampu mengambil persik itu sementara si ular sedang sibuk. Saat ini, mereka berdua berusaha mengungguli ular merah muda itu. Senjata berat, jarum rex, terlalu lambat melawan makhluk itu dan tidak efektif untuk digunakan. Han Sen ingin memanggil malaikat suci kembali, tetapi dia memegang persik itu. Jika dia dipanggil kembali melalui Lautan Jiwa, persik itu tidak akan datang bersamanya. Pasukan ular kini menyerang dari segala arah, dan dengan serangga hitam yang bergabung, tempat itu kini kacau balau. Han Sen mencoba melepaskan diri dari ular merah muda beberapa kali tetapi tidak berhasil. Sebenarnya, dia hampir menghirup kabut merah yang dikeluarkan ular itu. Tidak lama setelahnya, dia mendengar dengungan serangga yang terbang mendekat. Beberapa kepik yang mengejar malaikat suci kini kembali, telah menyerah untuk mengejarnya. Monster biru dan dua beruang pun ikut kembali. Selain bangau, mereka semua telah kembali. Han Sen, mengakui betapa kacaunya situasi itu kini, hanya bisa mundur. Akan tetapi, lima kepik itu tidak hanya kembali ke arena; mereka kembali untuk mengejar Han Sen seorang diri. Tanpa pikir panjang, Han Sen memilih untuk kabur. Jika dia tidak bisa menghadapi satu ekor, tidak ada peluang baginya untuk bisa menghadapi lima ekor. Lima ekor kepik menghampirinya, dengan jelas tahu bahwa Han Sen adalah tuan malaikat suci itu. Untuk mendapatkan persik tersebut, mereka kini berpikir akan lebih baik membunuh tuannya yang mengendalikan dia. Han Sen berharap dia memiliki kaki tambahan. Dia berlari secepat yang dia bisa, tetapi kepik di belakangnya terbang lebih cepat. Mereka dengan cepat mengejarnya. Rubah perak memekik, dan dia menghasilkan serangan petir perak. Petir itu tampak seperti sarang laba-laba dan ditembakkan ke arah lima kepik tersebut. Empat kepik bersayap emas bersentuhan dengan jaring listrik tersebut. Mereka kejang-kejang dan menjadi mati rasa saat terkena serangan, yang menyebabkan pengejaran mereka menjadi lambat. Tetapi kepik emas besar tidak terpengaruh oleh serangan tersebut, dan dia terbang dengan cepat seperti biasa. Jantung Han Sen hampir melompat dari dadanya. Dia tahu kekuatan kepik emas setelah menyaksikan ketidakmampuan dua beruang untuk melawannya, dan luka-luka yang mengikuti mereka. Tidak mungkin Han Sen dan rubah perak bisa membayangkan untuk mengalahkannya. Melihat kepik emas semakin dekat mengejar, Han Sen mengeluarkan jurus yang membuatnya mampu menghindarinya. Dia berharap gerakan tersebut akan menyelamatkan nyawanya sedikit lebih lama lagi. Akan tetapi, kepik emas terlalu cepat, dan bayangan emas berkelebat untuk melukai pundak Han Sen dengan luka yang dalam. Lukanya begitu dalam sehingga tulang di pundaknya terlihat, dan dia terluka parah. Han Sen masih bimbang apakah dia harus memanggil malaikat suci kembali. Jika tidak, dia berpikir apakah hanya masalah waktu sebelum dia dan rubah perak terbunuh. Namun tiba-tiba, kepik emas mengalihkan perhatiannya dari mereka dan terbang pergi. Han Sen terkejut, tetapi dia paham mengapa dia meninggalkan mereka. Dia menoleh ke arah pohon ajaib dan melihat ular merah muda membuka rahangnya lebar-lebar, siap menggigit persik yang belum matang itu. Mengamati hal tersebut, dan kembalinya kepik emas ke pohon itu, dua beruang berlari ketakutan. Melihat dua beruang yang mundur, Han Sen mengerti bahwa tidak ada lagi harapan. Dia berbalik arah dan menuju ke arah perginya malaikat suci. Tanpa dua beruang di sana, hanya ular merah muda dan monster biru yang tinggal. Bahkan dengan Han Sen dan rubah perak di sana, mustahil mereka bisa mengalahkan lima kepik itu. Dengan kebencian dan rasa jijik yang mereka rasakan khususnya terhadap Han Sen, dia menyadari bahwa kembali ke area tersebut akan dengan cepat mengantarnya pada kematian. Itu adalah bunuh diri. Dia ingin dengan cepat mengambil persik itu dari malaikat suci. Dengan hanya bangau saja yang mengejarnya, dia yakin dia mampu mendapatkan persik itu darinya. Sesuai dugaan, sebelum Han Sen mencapai malaikat suci, dia bisa melihat si bangau sibuk mengejar. Dia memekik, meluncur di udara, dan menghasilkan angin kencang. Lalu, dia terbang menembus awan. Dia meninggalkan sedikit tetesan darah, menandakan dia telah terluka. Han Sen melihat bayangan malaikat suci dari kejauhan, yang kini berbalik ke arah Han Sen. Dia terlihat seakan dia sedang mengejar bangau yang terluka. Tetapi bangau itu kini menyatu dengan angin, dan kini, dia telah lenyap. Bahkan malaikat suci tidak bisa mengejarnya. Han Sen mengambil persik yang ranum dari tangan malaikat suci dan kebahagiaan mengikuti dirinya. Dia dengan hati-hati menaruhnya di tas yang sudah disiapkan untuk itu dan dengan cepat meninggalkan hutan. Dengan lima kepik menjaga persik tersebut, Han Sen beruntung mendapatkan salah satunya. Dia mengerti, dan dia tahu inilah yang terbaik baginya untuk tidak kembali dan mempertaruhkan rasa tamak untuk mendapatkan yang kedua. Han Sen pikir buah persik yang di bawah dijamin akan dijaga oleh lima kepik. Dia tidak berpikir bahwa ular merah muda dan monster biru memiliki kesempatan melawan mereka. Akan tetapi, satu hal yang Han Sen tidak pahami adalah hubungan kepik emas dengan kepik bersayap emas. Mereka adalah makhluk super sungguhan, bukannya serangga hitam yang telah diciptakan sebagai senjata. Jika kepik emas melahirkan empat kepik bersayap emas, maka generasi kedua akan lebih kuat dari induknya. Tetapi ini tidak seperti itu, karena kepik emas terbukti lebih kuat dari pada empat ekor lainnya. Tetapi seperti apa pun hubungan mereka, atau apa maksud semua itu, Han Sen tidak terlalu peduli saat ini. Yang dia ingin lakukan adalah kembali ke istana kristal yang merupakan tempat teraman. Di sana, dia bisa dengan aman menyantap persik suci dan berlatih Kitab Dongxuan. Mungkin dia bisa menyelesaikan tahap pertamanya sekarang, yang merupakan tujuan utamanya. Untungnya, perjalanannya pulang tidak terjadi apa-apa, dan dia sampai di istana kristal dengan aman sentosa. Dia mengeluarkan persik dari tasnya, dan seluruh istana kristal mendadak tercium aroma buah yang menakjubkan. Sinar suci menyelimuti persik itu, dan kulitnya yang transparan tipis seperti selaput yang memisahkan dunia luar dengan sari di dalamnya yang menggiurkan. Aroma harumnya tidak terhalang oleh kulitnya. Rubah perak membuka mulutnya dan melompat ke arah persik, mencoba menelannya bulat-bulat. Tetapi Han Sen sudah siap siaga, jadi dia memerintahkan malaikat suci untuk menahan rubah perak itu. Tidak peduli bagaimana dia meronta ¨C dan dia memang meronta ¨C dia tidak akan mendapatkan secuil pun dari persik ini. "Haha! Maafkan aku, rubah perak. Tetapi ini persik milikku; kenapa kau tidak makan permen atau sesuatu saja?" Han Sen membawa pil Pembuat Gen untuk dimakan rubah perak. Rubah perak suka memakan pil Pembuat Gen setiap hari, tetapi kini, dia bahkan tidak meliriknya. Yang rubah perak mau hanyalah persik agung itu. Chapter 691 - Kitab Dongxuan Tingkat Pertama Han Sen membawa buah persik ke kamar pribadi dalam Istana Kristal, agar tidak ada gangguan selama latihan. Walaupun dia merasa menyesal telah melarang rubah perak memakan persik, dia hanya punya satu buah persik. Dia tidak punya pilihan lain selain menyimpannya untuk dirinya sendiri. Namun, jika masih ada buah persik yang tersisa setelah terobosannya, dia akan memberikannya kepada rubah perak. Melihat buah persik di tangannya, Han Sen mengeluarkan jarum suntik medis. Dia berencana untuk mengekstrak jus persik dan mencobanya terlebih dahulu. Walaupun hanya mencium aroma bunga persik, itu telah membantunya dalam mengembangkan Kitab Dongxuan, bunga adalah bunga dan buah adalah buah. Mereka berbeda. Hanya karena bunga-bunga persik itu bermanfaat untuknya, belum tentu buah persik juga bermanfaat. Namun, yang penting adalah tidak mengambil hal-hal baik secara berlebihan. Jika buah itu bermanfaat, dia tidak ingin menyia-nyiakan semuanya sekaligus. Tidak ingin mengirim buah persik ini untuk penelitian, dia memilih untuk mengujinya sendiri. Tapi ketika Han Sen menusukkan jarum ke buah persik, ada perlawanan. Ketika mendorong lebih keras, jarumnya patah dan kulitnya tetap utuh. Han Sen membeku. Kemudian, dia mengeluarkan anak panah bulu gagak. Dia mencoba menggunakannya untuk memotong buah persik, tetapi itu juga sia-sia. Buah persik tidak bisa dipotong! Karena putus asa, Han Sen juga mencoba memukul buah persik dengan Paku Rex Membara-nya, tetapi tetap sia-sia, buah persik itu tetap utuh. Han Sen bercucuran keringat karena mencoba membuka buah persik berkali-kali. Dia juga merasa kecewa. "Apa-apaan ini? Apakah buah persik ini tidak bisa dimakan oleh manusia? Tapi buah ini begitu keras, aku rasa makhluk super juga tidak bisa memakan dan mencernanya," Han Sen mengambil buah persik dan mencoba menggigitnya dengan mulut. Tetapi ketika dia menggigitnya, jus manis buah persik itu meletus di mulutnya seperti pintu air yang terbuka. Aneh, apapun yang dia coba, tidak ada yang bisa membukanya. Namun jika bermaksud memakannya, buah itu bisa ditusuk. Jus persik itu seperti air mancur madu yang mengalir ke mulutnya. Seluruh buah persik begitu lembut dan lezat, Han Sen sekarang sepenuhnya mengerti apa artinya makanan yang "meleleh di dalam mulut." Han Sen hanya ingin memakan sedikit, tetapi setelah satu gigitan itu, seluruh buah persik mulai meleleh di mulutnya. Jus manis mengalir ke perutnya, bahkan kulit buah persiknya tampak menguap. Dalam waktu singkat, hanya biji persik yang tersisa di tangan Han Sen. Bijinya bersih, dan bersinar seperti perhiasan yang mempesona. "Ini memang semacam buah persik ajaib. Aku tidak bisa menghancurkannya dengan senjata, tapi bisa memakannya dengan mudah. ??Itu sangat unik." Han Sen lalu menghela nafas. Tapi sebelum Han Sen bisa selesai mendesah, aroma yang menyenangkan meresapi suasana ruangan. Aroma itu melayang melalui lubang hidungnya dan melapisi bagian dalam tubuhnya. Anggota tubuhnya dihangatkan, dan darahnya terasa lebih hidup ketika mengalir ke dan dari jantungnya. Sensasi yang menyenangkan membanjiri seluruh tubuhnya. Sel-sel di tubuhnya mengerang senang ketika mereka berinteraksi dengan aroma itu. Dan tubuhnya bergetar tanpa kendali, sangat senang. Han Sen segera menenangkan dirinya dan mulai berlatih Kitab Dongxuan, memungkinkan aroma yang menyenangkan untuk menyatu dan menetap di dalam sel tubuhnya untuk memperkuat kebugarannya. Energi buah persik lebih efektif daripada yang diperkirakan Han Sen, tetapi itu adalah energi yang sangat tenang. Energi Itu mengikuti petunjuk Kitab Dongxuan dan perlahan-lahan menyatu dengan anggota tubuhnya, tanpa membahayakan tubuhnya. Hati Han Sen lebih tenang saat dia berfokus pada latihan Kitab Dongxuan. Semakin banyak aroma menyenangkan yang disempurnakan di dalam dirinya. Aroma menyegarkan dari tubuh Han Sen semakin kuat. Bahkan ruangan tertutup itu tidak bisa menghalangi keajaiban aroma yang menyenangkan itu, dan sekarang aroma itu menutupi seluruh Istana Kristal. Jika Istana Kristal tidak berada di bawah laut, dan aromanya tidak ditekan oleh air di luar, Han Sen bertanya-tanya seberapa jauh penyebaran aroma itu. Aroma yang menyenangkan semakin kuat sekarang, dan membentuk kabut samar di seluruh bagian dalam Istana Kristal. Rubah perak berusaha menyerap aroma itu sebanyak-banyaknya, dan membuat bulunya bersinar seperti mantel perak murni. Labu juga menyerap aroma itu, dengan caranya sendiri. Zero benar-benar menikmati aromanya. Ketika dia mengendusnya, dia tersenyum. Malaikat kecil, Putri Yin Yang, putri duyung, dan Perayu Salju juga menyukai baunya. Dan mereka terbalut dalam kabut kesenangan. Aroma yang menyenangkan tercium paling kuat di tengah malam. Setelah tengah malam, berangsur-angsur melemah. Tapi tubuh Han Sen benar-benar berlawanan. Kekuatan di dalam tubuhnya terasa siap meledak. Aroma persik yang menyenangkan sekarang telah sepenuhnya disempurnakan dan aroma yang menyenangkan dari Kitab Dongxuan sudah lebih kuat dari sebelumnya. Han Sen terus menerus mendobrak ambang batas tingkat pertama. Semua sel di tubuhnya sedang membuat musik dengan denyut nadi berirama. Itu seperti memukul gong, dan dengan setiap ketukan, sel-selnya melepaskan denyut lain. Setelah setiap pukulan, pulsa berkumpul dan terdengar seperti bel yang berdering. Seperti melodi kehidupan. Setiap denyut mengurangi aroma di tubuhnya, dan setelah tujuh ribu tujuh ratus empat puluh sembilan kali, aroma yang menyenangkan di tubuh Han Sen akhirnya hilang. Aroma menyegarkan dan menyenangkan di dalam dirinya benar-benar menguap. Tapi Han Sen merasakan kekuatan kehidupannya mencapai kapasitas maksimal. Dia seperti akan kelebihan beban dan kekuatan hidup akan meledak dari selnya. Bum, bum, bum! Setiap pukulan terasa seperti gelombang, yang membuat seluruh tubuhnya bergetar. Setiap ruas jari, setiap helai rambut, dan bahkan setiap sel terasa seperti akan meledak. Bum! Han Sen tidak bisa mengingat lagi berapa banyak denyut yang dia rasakan, tapi tiba-tiba, dia merasa seolah-olah tubuhnya telah memutus rantai yang sebelumnya mengikatnya. Seluruh tubuh terasa ringan dan bebas, seperti sehelai yang menari dengan bebas dan nyaman melintasi dunia. Sulit untuk dijelaskan. Dia seperti peri yang baru saja diciptakan, dan seluruh tubuhnya telah mengalami metamorfosis. Dia seperti seseorang yang disucikan, tanpa setitik noda. Han Sen berdiri di suatu tempat yang membuat orang lain merasakan dirinya menawan. Setiap bagian tubuhnya seperti bunga yang bermekaran. Energi kehidupannya meledak sehingga membuat orang lain ingin mendekatinya. Itu berbeda dengan kunci gen Kulit Giok. Walaupun tubuh dan inderanya meningkat, Kitab Dongxuan lebih baik daripada Kulit Giok. Itu jauh lebih kuat. Sekarang, Han Sen tidak merasa tanpa emosi seperti ketika dia menggunakan Kulit Giok. Dia masih bisa merasakan emosi, dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan semangat dan api masa muda, dengan energi yang menyertainya. Itu membuat orang lain ingin mendekatinya. Di luar tubuh Han Sen, kekuatan hidup yang tak terlihat menyebar. Siapapun yang menyentuh kekuatan hidup yang tak terlihat itu akan terhubung dengan kekuatannya. Di masa lalu, Han Sen harus mempraktekkan Kitab Dongxuan dan membiarkan orang lain menyerap aromanya yang menyenangkan agar dia bisa melihat energi mereka. Tetapi sekarang dia tidak perlu melakukan itu. Han Sen cukup duduk di kamarnya, namun dia bisa menyaksikan aliran energi rubah perak dari jarak seratus meter. Dengan kekuatan transparan yang menyebar, Han Sen bisa merasakan setiap elemen kehidupan yang menghuni Istana Kristal. Seperti kekuatan telah menjadi bagian dari tubuh Han Sen, seperti telah menjadi organ tubuhnya, namun organ tubuh itu tidak terlihat. "Ini luar biasa!" Han Sen sangat senang. Di masa depan, ketika dia bertarung dengan makhluk super atau manusia, yang harus dia lakukan adalah membuka kunci gen ini agar dapat dengan mudah mempelajari aliran energi lawannya. Dia bisa mempelajari aliran mereka secara keseluruhan selama pertarungan. Dia tidak harus menunggu lawannya untuk menyerap aromanya yang menyenangkan. Chapter 692 - Menyerap Sari Geno Kehidupan Han Sen mencoba mensimulasikan aliran energi Gajah Tulang Suci. Tiba-tiba, dia merasa nadinya terdiri dari seratus teriakan gajah. Sebuah kosmos kekuasaan tanpa batas muncul di dalam tubuhnya, mengisi seluruh tubuhnya seperti banjir bandang. Itu jauh lebih kuat dari sebelumnya, ketika kunci gen belum dibuka. Han Sen mengambil sari tulang gajah. Di bawah aliran energi yang kuat dari gajah tulang, Sari Geno Kehidupan bergetar di tangannya. Tiba-tiba terbang keluar dari genggamannya dan berasimilasi dengan tubuhnya. Sari itu meleleh dalam tubuhnya dan dia bahkan tidak perlu memakannya. Sari Geno Kehidupan masuk begitu saja, menyatu dengan dirinya. "Sari Diserap: Gajah Tulang Suci. Anda telah memperoleh satu poin geno super." ... Suara yang akrab terdengar di kepalanya. Han Sen hampir meneteskan air mata bahagia. Setelah semua kerja kerasnya, dia akhirnya menemukan cara menyerap Sari Geno Kehidupan. Setelah Han Sen menyerap seluruh Sari Geno Kehidupan, tulangnya langsung terasa lebih kuat. Seolah-olah mereka bersinar dengan suatu kekuatan. Pada akhirnya, poin geno super Han Sen meningkat sepuluh poin. "Akhirnya ... akhirnya aku bisa melanjutkan evolusi dan naik tingkat." Han Sen berharap dia bisa berteriak sekencang-kencangnya. Dulu, Han Sen bekerja sekeras mungkin untuk memberikan kehidupan yang lebih baik, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Dia menjadi lebih kuat dan lebih kuat untuk mengungkap kebenaran di balik kecelakaan ayahnya. Ini tujuannya. Tetapi menjadi seorang evolver hampir seperti kecanduan. Jika seorang atlet yang berlatih tanpa lelah setiap hari harus segera berhenti berlatih, mereka akan merasa tidak nyaman. Han Sen telah terbiasa untuk menjadi lebih kuat dan mendapatkan kemampuan baru. Dia haus untuk terus tumbuh, dan alasan yang mungkin memicu kenaikan tingkatnya di masa lalu tidak berarti apa-apa lagi. Kekuatan adalah satu-satunya hal yang penting sekarang. Jantung Han Sen memompa kencang, setelah mensimulasikan aliran energi rubah perak. Petir perak menyinari tubuhnya. Dia tersenyum bahagia. Pang! Han Sen melemparkan tinjunya dan dalam sekejap petir meledak dari tangannya. Namun, bukan berbeda dengan cara rubah perak melakukannya, rubah perak bisa membuat petir seperti panah ajaib. Tapi ini sudah diduga. Kebugaran manusia terbatas di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Bahkan jika seseorang membuka kunci gen pertama mereka, itu tidak benar-benar dibuka secara keseluruhan. Manusia tidak bisa memerintah dan memanfaatkan kekuatan seperti yang dilakukan makhluk super. Untuk dapat melepaskan kekuatan menakjubkan seperti itu, dia harus menunggu sampai dia menjadi Makhluk Abadi. Han Sen kemudian mensimulasikan aliran energi beruang. Ketika dia melakukannya, tubuhnya tiba-tiba menjadi lebih kuat. Otot-ototnya mengeras seperti ban yang baru dipompa. Lengannya menjadi lebih besar daripada pahanya dan seluruh tubuhnya menjadi lebih keras dibandingkan dengan sebelumnya. Seluruh tubuh dan organ-organ di dalamnya menjadi sekuat baja. Kekuatannya meningkat dengan substansial, tetapi sayangnya, hal ini harus dikompensasi dengan kecepatan dan mobilitas. Han Sen merasa senang dengan semua ini. Tetapi dia kemudian ingat bahwa labu juga memiliki aliran energi sendiri. Dia bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi jika dia mensimulasikannya. Jantungnya melonjak, dan energi Kitab Dongxuan mulai berubah, mengikuti dengan aliran energi labu. Tiba-tiba, kekuatan aneh mulai berkembang di dalam dirinya. Pang! Pang! Pang! Tubuh Han Sen menjadi magnet. Segala sesuatu di dalam ruangan ditarik oleh magnet Han Sen, dan semuanya terbang ke arahnya. Dia tiba-tiba babak belur. Itu seperti peluru kendali, dan dia berkesempatan untuk menghindari perabot yang sekarang menjadi berbahaya. Dia mengayunkan anggota tubuhnya, tetapi tidak berhasil. Segala sesuatu dalam ruangan itu sekarang menempel pada Han Sen. Kursi kristal, lampu, dan bahkan meja menjadi ancaman. Dan mereka semua menumpuk melawan Han Sen. Bahkan ada tempat tidur kristal, yang sekarang menjulang di atas Han Sen, bersiap untuk jatuh di atasnya. Melihat pemandangan yang mengerikan itu, Han Sen benar-benar terkejut. Dengan tergesa-gesa, dia mengakhiri simulasi aliran energi labu. Brak! Ketika Han Sen memotong aliran energi, semua yang menempel di tubuhnya jatuh ke lantai. Sepertinya dia telah magnet dalam dirinya, dia merasa bingung. "Apa-apaan aliran energi ini. Apakah aku hanya berubah menjadi magnet yang bisa menarik segala sesuatu ke arahku? Apa gunanya?" Han Sen tidak mengerti dan tidak dapat berpikir. Tapi tidak apa-apa. Han Sen tidak membutuhkan aliran energi ini. Saat ini, dia telah menyelesaikan Kitab Dongxuan tingkat pertama, dan dia dapat menggunakannya untuk secara diam-diam mempelajari aliran energi makhluk super generasi kedua. Setiap Tenaga Dalam seperti kunci yang berbeda, dimana kunci yang berbeda dapat membuka peti yang berbeda, dan setiap peti berisi harta karun yang berbeda. Kekuatan yang dia peroleh dari membuka kunci gen pertama Kulit Giok jauh berbeda dengan kekuatan yang dia dapatkan dengan membuka kunci gen pertama dari Kitab Dongxuan. Kemampuan selalu memiliki pro dan kontra, sangat mirip dengan perbedaan antara api dan air. Mereka tidak lebih kuat atau lebih lemah dari satu sama lain, mereka hanya berbeda. Tapi ketika Han Sen membuka kunci gen Kitab Dongxuan, rasanya lebih kuat dari Kulit Giok. Setidaknya, dia merasa badannya menjadi lebih kuat. Aura Kitab Dongxuan dan indera ketujuh Kulit Giok adalah kemampuan yang berbeda, tetapi mereka agak mirip pada saat yang bersamaan. Tidak ada yang lebih kuat daripada yang lain; hanya saja persepsinya tentang sifat aura Dongxuan lebih penting baginya. Itu tidak lebih kuat dari indera ketujuh, itu hanya berbeda. Han Sen mencoba menyerap Sari Geno Kehidupan dari makhluk super generasi pertama, tetapi tidak berhasil. Dia perlu mempelajari aliran energi makhluk super generasi kedua, membunuhnya, dan menyerap sarinya. Dulu, tugas ini akan tampaknya tidak mungkin bagi Han Sen. Tetapi sekarang setelah membuka kunci gen pertama Kitab Dongxuan, dia pikir itu bukan lagi menjadi masalah. Dia bisa mencuri aliran energi makhluk super saat bertarung dengan mereka. "Jika aku tidak bisa menyerap Sari Geno Kehidupan dari makhluk super generasi pertama, mungkin yang terbaik adalah aku menjualnya ke faksi besar dan mendapatkan uang." Han Sen kemudian bertanya-tanya bagaimana dan di mana dia bisa menjualnya untuk mendapatkan uang paling banyak. Tapi kemudian dia tiba-tiba mendengar ada suara yang datang dari suatu tempat dalam Istana Kristal. "Pengumuman: Arena Pertarungan Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua telah dibuka. Bergabunglah dalam medan pertarungan, karena pertarungan suci akan dimulai dalam tiga puluh tiga hari." Suara seorang wanita yang dingin menggema di seluruh Istana Kristal, sehingga membuat Han Sen ketakutan. Mendengar apa yang dia katakan, ekspresi Han Sen menjadi aneh. Pertarungan suci di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua berbeda dengan pertarungan suci di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama karena, selain manusia, roh juga bisa mengambil bagian dalam pertarungan. Itu bukan murni pertarungan manusia versus manusia. Tapi terlebih lagi, ini bukan acara tahunan seperti di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Pertarungan suci hanya terjadi setiap sepuluh tahun di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Dulu, tidak ada manusia yang mampu memenangkan pertarungan dan mendapatkan gelar "Anak Tuhan." Sembilan gelar "Anak Tuhan " sebelumnya semuanya dimenangkan oleh roh. Mereka tidak pernah gagal sekalipun. Tidak ada manusia yang mengetahui hadiah apa yang akan diperoleh jika menjadi Anak Tuhan yang kesepuluh. Chapter 693 - Inti Persik Periode waktu antara pertarungan suci Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua cukup lama. Manusia jarang bersemangat untuk acara tersebut, terutama karena kekuatan roh yang berpartisipasi. Memiliki kunci gen yang terbuka sama sekali tidak menjamin akan dapat bersaing dengan roh. Jika para pejuang berperang dalam perang manusia melawan manusia, kecuali jika mereka bertemu seseorang yang sangat kejam dan tidak berperasaan, mereka ada peluang untuk selamat. Tetapi melawan roh berbeda. Roh mengerahkan segalanya dan bertarung dengan kejam. Tidak ada manfaatnya membunuh roh, karena mereka selalu bisa hidup kembali di batu roh mereka. Jadi, meskipun banyak manusia mendaftar untuk berpartisipasi dalam pertarungan suci, mereka akan segera menarik diri dan mengaku kalah ketika dihadapkan dengan roh yang kuat. Meskipun manusia merupakan mayoritas populasi di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, tidak ada manusia yang memenangkan turnamen dan mendapatkan gelar Anak Tuhan. Dengan kekalahan beruntun yang begitu lama, antusiasme untuk pertarungan suci cukup rendah. Untuk mendaftar dalam pertarungan suci, hanya tempat penampungan kelas kerajaan yang bisa menjadi tuan rumah arena. Istana Kristal, meskipun relatif kecil, adalah tempat penampungan kelas kerajaan. Itu memiliki arena pertarungan kecil, yang tidak lebih besar dari kamar biasa. Setelah mendaftar, peserta juga harus berduel dengan orang lain yang telah mendaftar di tempat penampungan yang sama. Siapapun pejuang yang muncul sebagai pemenang di tempat penampungan, dan mengalahkan yang lainnya, akan melawan pemenang tempat penampungan lainnya. Hanya Han Sen yang tinggal di Istana Kristal, jadi secara otomatis, dia adalah pemenangnya. Karena itu, dia tidak harus bertarung dengan orang lain untuk memenuhi persyaratan. Dia hanya harus menunggu untuk memulai pertarungan perebutan gelar Anak Tuhan. "Aku ingin tahu imbalan apa yang akan aku dapatkan, jika aku memenangkan pertarungan terakhir, Pertarungan Dewa. Bahkan para evolver paling elit sekalipun, yang telah membuka kunci gen, hanya dapat bermimpi untuk mendapatkan tempat di antara sepuluh Anak Tuhan sebelumnya. Roh-roh yang berkompetisi pasti ada pada tingkat yang sama dengan makhluk-makhluk super. Hadiah yang didapatkan jika menang dalam Pertarungan Dewa dan mencapai sepuluh besar seharusnya sangat bagus. Mungkinkah itu jiwa binatang makhluk super? Atau mungkin bahkan roh yang berada di atas kelas kerajaan?" Han Sen, hanya dengan merenungkan prospeknya, sudah mulai merasa cukup bersemangat. Jika itu adalah roh di atas kelas kerajaan, Han Sen pasti menginginkannya. Bahkan Han Sen, yang memiliki malaikat kecil, belum mendapatkan roh di atas kelas kerajaan yang tunduk padanya. Jika roh seperti itu benar-benar ada, tidak akan hanya ada satu atau dua makhluk super di tempat penampungan mereka. Menaklukan penampungan seperti itu terbukti mustahil bagi manusia, dalam kondisi saat ini. Han Sen kemudian berpikir tentang identitas apa yang harus dia gunakan ketika mengambil bagian dalam Pertarungan Dewa. Jika Han Sen menggunakan identitas aslinya, dia bisa menggunakan malaikat kecil untuk bertarung bersamanya. Itu pasti akan meningkatkan peluangnya untuk masuk dalam peringkat sepuluh besar. Tetapi sekarang, popularitasnya terlalu tinggi. Semua mata tertuju padanya, Persekutuan mengawasi setiap gerak geriknya. Jika dia menunjukkan kekuatan yang di atas apa yang bisa dicapai dari poin geno sakral, maka dia akan ketahuan telah berhasil menyerap poin geno super. Seluruh Persekutuan pasti akan mencarinya untuk mengetahui metode yang dia gunakan, dan organisasi-organisasi resmi lainnya bahkan mungkin membatasi kebebasannya sampai dia mengungkapkan informasi itu. Itu adalah masalah yang menyangkut seluruh umat manusia, jadi ujung tombak perkembangan ini akan menempatkannya pada posisi yang canggung. Bukannya Han Sen tidak ingin membantu perkembangan umat manusia, hanya saja dia hanya belajar bagaimana menyerap Sari Geno Kehidupan melalui Kitab Dongxuan. Dia tidak bisa mengajarkan Kitab Dongxuan kepada semua orang. Han Sen dapat saja tidak melakukan apapun dalam pertarungan dan membiarkan malaikat kecilnya yang bertarung, tapi itu akan sia-sia juga, jika mereka diadu dengan roh kelas makhluk super untuk menargetkannya. Tidak ada jaminan malaikat bisa menyelamatkannya, jika itu terjadi. Bagaimanapun, malaikat kecil adalah hewan peliharaan yang ofensif; dia tidak terlatih untuk melakukan pertahanan. Dia seorang petarung, bukan pelindung. Han Sen, jika tidak bisa menggunakan kekuatannya, jelas akan menjadi lemah di hadapan lawan. Dia pasti tidak akan masuk sepuluh besar dan menjadi Anak Tuhan. Tetapi jika Han Sen tidak beraksi sama sekali, apa gunanya berpartisipasi dalam Pertarungan Dewa? Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk melihat apakah dia bisa mensimulasikan aliran energi lawan-lawannya di sana dan mempelajarinya. Setelah melakukan banyak pertimbangan, Han Sen memutuskan untuk memanfaatkan nama Dolar untuk ikut serta dalam Pertarungan Dewa. Meskipun sulit untuk mengalahkan makhluk kelas super, bertarung dengan cara ini akan bermanfaat. Dia bisa mempelajari cara mereka bertarung. Pengetahuan seperti itu akan sangat bermanfaat di masa depan. Pertarungan Dewa akan dimulai sebulan lagi. Namun Han Sen tidak terburu-buru dalam persiapannya. Yang dia ingin lakukan adalah menemukan makhluk super generasi kedua. Setelah Han Sen meninggalkan kamarnya, rubah perak memandang Han Sen dengan marah. Kemudian, rubah itu dengan cepat membalikkan badan dan mengabaikannya. Sepertinya suasana hatinya masih jelek karena Han Sen menyimpan seluruh buah persik untuk dirinya sendiri. "Anak baik. Aku memang memakan buah persik, tapi aku masih punya intinya. Coba apakah kamu bisa memakannya!" Han Sen menempatkan inti persik yang tampak seperti permata di belakang rubah perak. Rubah perak kemudian berbalik dan menggigit inti persik tanpa ragu-ragu. Han Sen mendengarnya pecah dan inti persik yang seperti permata dihancurkan. Anehnya, di dalam inti ada inti lainnya. Yang ini berwarna putih. Rubah perak kemudian meludahkan sisa-sisa lapisan pertama dari inti yang hancur dari mulutnya dan dengan cepat menelan inti yang berwarna putih. "Kamu ternyata bisa memakan itu?" Han Sen berkata, dengan mata terbuka lebar. Dia sebenarnya hanya berusaha menghibur rubah perak; dia tidak pernah menyangka ada sesuatu yang bisa dimakan di dalam inti. Rubah perak memakan kacang persik kemudian menguap. Dia melompat ke pundak Han Sen dan tampak seolah-olah akan tidur. "Begitu saja? Kamu memakan inti persikku lalu tidur? Setidaknya perlihatkan sedikit reaksi atau apa gitu!" Han Sen tampak kesal. Rubah perak memakan begitu banyak hal baik dan berharga setiap hari. Namun, pertumbuhan rubah itu tetap sangat lambat. Jika rubah perak bisa tumbuh lebih cepat, dia akan memiliki dua kekuatan kelas makhluk super untuk bertarung di sisinya. Memerangi makhluk super generasi kedua akan lebih mudah, jika memang begitu. Bagaimanapun, generasi kedua tampaknya selalu memiliki makhluk super lain di belakangnya. Dengan bantuan malaikat kecil, kemungkinan untuk membunuh makhluk super tetap kecil. Pencarian untuk makhluk super generasi kedua tidak bisa terburu-buru, jadi Han Sen juga tidak terburu-buru Saat ini, dia hanya ingin mengetahui manfaat apa yang mungkin dia terima dari Keluarga Ji dan Qin. Keluarga Ji memberi Han Sen beberapa pilihan, yang membuat Han Sen merasa cukup puas. Dia memutuskan untuk menerima lima persen saham di Teknologi Langit. Lima persen mungkin terdengar kecil, tetapi Teknologi Langit berada di peringkat dua puluh perusahaan teratas di Persekutuan. Sebagian besar Keluarga Ji tidak memiliki saham di dalamnya, karena sebagian besar anggota keluarga penting hanya dapat memiliki saham maksimal sebesar satu atau dua persen. Dengan demikian, lima persen adalah jumlah yang sangat bagus. Beberapa anggota inti Keluarga Ji mungkin bisa memiliki saham di atas sepuluh persen, tetapi bagi orang di luar keluarga untuk dapat menerima saham seperti itu sangat luar biasa. Itu juga baru terjadi pertama kali. Jika Han Sen menjual lima persen sahamnya, dia tidak perlu melakukan apapun selama sisa hidupnya. Tentu saja, pemberian lima persen saham ini tidak sepenuhnya karena Han Sen memberikan Sari Geno Kehidupan. Keluarga Ji juga bermaksud untuk membina hubungan baik diantara mereka. Bagaimanapun, Han Sen adalah satu-satunya orang yang bisa membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Tetapi yang paling menarik bagi Han Sen adalah penawaran dari Keluarga Qin. Chapter 694 - Batu Dasar Baja-z Keluarga Qin menyediakan banyak pilihan hadiah untuk Han Sen. Akhirnya, pilihan Han Sen jatuh pada batu dasar Baja-Z. Bijih Baja-Z biasanya mengandung banyak mengandung banyak kontaminan. Seribu gram bijih Baja-Z hanya dapat menghasilkan lima gram logam Baja-Z murni. Baja-Z murni sangat keras, tetapi juga sangat rapuh. Kerapuhan dan kekerasannya membuatnya hampir tidak dapat digunakan sebagai senjata atau komponen listrik. Baja-Z murni lebih mirip dengan porselen halus daripada logam. Itu harus dikombinasikan dengan logam lain untuk bisa menghasilkan senjata yang layak dalam hal ketangguhan dan kekokohan Tapi bijih Baja-Z mengandung Baja-Z kasar konsentrasi tinggi. Tidak ada yang mengetahui bagaimana cara pembentukan batu-batu dasar Baja-Z, ukuran mereka sedikit lebih besar dari ibu jari seorang pria. Di dalamnya ada 50% Baja-Z. Bahkan beberapa bisa mencapai 90%. Batu dasar Baja-Z tidak hanya sangat keras, tetapi juga sangat fleksibel. Mereka cocok untuk persenjataan. Namun, ketika batu dasar dimurnikan, mereka akan menjadi sangat rapuh. Sehingga mereka hanya bisa menjadi tanah, tidak bisa dilebur dan ditempa menjadi senjata. Batu-batu dasar ini sering dibuat menjadi peluru, tetapi senjata tidak dapat digunakan di tempat penampungan, sehingga batu-batu dasar Baja-Z tidak digunakan di sana. Tetapi keluarga Qin memiliki banyak tambang Baja-Z. Mereka memiliki banyak batu dasar Baja-Z, khususnya yang besar. Kelompok batu dasar yang terbaik memberikan konsentrat 90% Baja-Z. Mereka lebih besar dari batu dasar Baja-Z biasa, juga, dan bisa digiling menjadi sesuatu yang sederhana. Saat Han Sen melihat batu dasar Baja-Z, pikirannya beralih ke busur silang meraknya. Baja-Z mempunyai panjang satu kaki, dan mereka setebal jari. Mereka terlalu tipis untuk dijadikan pisau dan terlalu sulit untuk diasah. Han Sen berpikir dia hanya perlu menggiling batu dasar untuk dijadikan anak panah baru yang bagus. Dengan demikian, mereka akan menjadi hadiah yang sangat berguna untuk Han Sen. Ketika Han Sen memilih batu dasar Baja-Z, keluarga Qin juga berjanji mereka akan membantunya dalam pembuatan anak panah, karena menggiling batu dasar Baja-Z adalah pekerjaan yang sangat rumit. Prosesnya membutuhkan waktu yang lama, sehingga Han Sen harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan anak panahnya. Keluarga Qin memperkirakan dalam waktu setengah bulan, mereka akan dapat menyelesaikan dua anak panah. Jadi, keluarga Qin akan memberi Han Sen dua anak panah setiap bulan. Han Sen dapat memahaminya, karena batu dasar Baja-Z sangat keras. Itu tidak reaktif terhadap panas, sehingga tidak bisa dilebur. Itu hanya bisa digiling secara perlahan-lahan. Han Sen sangat menantikan hari-hari dimana dia akan menerima anak panah Baja-Z pertamanya. Mereka memiliki konsentrat 90% Baja-Z, ketangguhan mereka tidak diragukan lagi akan lebih baik daripada bulu gagak. Namun, perbedaan paling penting antara kedua jenis anak panah itu adalah anak panah bulu gagak tidak dapat dibawa keluar dari tempat penampungan, sedangkan anak panah Baja-Z dapat dibawa ke manapun. Setelah ini, Han Sen diam-diam kembali ke Tempat Penampungan Dewi dan menyingkirkan Ksatria Kumbang. Dia kemudian pergi ke Persekutuan untuk mencari informasi. Dia ingin mencari petunjuk di mana dapat menemukan makhluk super generasi kedua yang bergerak sendirian. "Saudaraku, apakah kamu mendaftar untuk Pertarungan Dewa?" Tang Zhenliu berkata dengan penuh semangat, setelah menghubungi Han Sen. "Tidak, itu buang-buang waktu saja." Han Sen tersenyum. "Kenapa tidak? Kamu harus mencobanya, apalagi kamu memiliki hewan peliharaan yang hebat. Kamu mungkin bisa mencapai peringkat sepuluh besar Anak Tuhan dan membuat umat manusia merasa bangga," kata Tang Zhenliu. "Hewan peliharaan aku memang kuat. Tetapi jika aku menghadapi lawan yang lebih kuat, aku akan dibunuh. Aku akan mati. Mengapa aku harus repot-repot?" Han Sen mengangkat pundaknya. "Aku rasa kamu benar. Tetapi jika kamu tidak ikut dalam Pertarungan Dewa, sudah dapat dipastikan umat manusia sekali lagi akan gagal dan berkesempatan untuk mendapatkan posisi. Sudah satu abad, dan selama ini, posisi sepuluh besar Anak Tuhan selalu diduduki roh. Ini sungguh memalukan," kata Tang Zhenliu, dengan ekspresi tertekan. "Begitulah seharusnya. Kecuali kita dapat memaksimalkan poin geno super, kalau tidak kita tidak akan dapat bersaing dengan mereka," kata Han Sen, sambil tersenyum. "Itu sulit, kau tahu? Sari Geno Kehidupan telah ditemukan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, tetapi mereka tahu bagaimana menyerapnya. Hal yang sama juga terjadi di sini di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Kapan kita dapat mengetahui cara mendapatkan poin geno super masih di awang-awang saat ini," kata Tang Zhenliu, dengan wajah depresi berat. "Mudah-mudahan tidak akan terlalu lama. Aku ingin menjadi surpasser secepat mungkin," kata Han Sen sambil tersenyum. "Keberuntunganmu sangat menakjubkan, memiliki hewan peliharaan seperti itu. Lain kali saat kamu melawan makhluk super, pertimbangkan kami. Apapun yang diberikan keluarga Qin, kami dapat memberikan hal yang sama. Mungkin bahkan lebih baik," kata Tang Zhenliu. "Kita akan membicarakan ini ketika aku benar-benar bisa membunuh makhluk super. Dan hewan peliharaan? Hewan peliharaan tetap hanya hewan peliharaan. Jika tuannya terlalu lemah, akan berbahaya untuk berburu makhluk super, terlepas dari kekuatan individu hewan peliharaan. Kecuali jika kemenangan sudah 100% di tangan, aku tidak akan mengambil risiko," kata Han Sen. ... Setelah bertelepon dengan Tang Zhenliu, ada banyak orang lain yang menghubunginya, menanyakan apakah dia akan berpartisipasi dalam Pertarungan Dewa. Tampaknya ada banyak orang yang ingin melihat Han Sen bertarung di sana. Banyak orang dengan tulus ingin Han Sen menjadi Anak Tuhan sehingga dapat membanggakan umat manusia dan ras mereka akan muncul di tablet. Tapi Han Sen mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak akan mengambil bagian dalam Pertarungan Dewa. Namun, banyak mata menyaksikan Han Sen, dan dia tidak bisa ikut serta meskipun dia menginginkannya. Namun, banyak orang tidak percaya Han Sen bersedia untuk melewatkan kesempatan ini. Han Sen hanya menghabiskan waktu di Persekutuan atau Tempat Penampungan Dewi akhir-akhir ini, itu yang diyakini orang lain. Dia belum meninggalkan salah satu tempat itu untuk sementara, jadi orang-orang yang memata-matai dia akan mengetahui apakah dia mendaftar untuk mengikuti pertarungan. Jadi, pada saatnya nanti, orang-orang pasti akan dapat menerima bahwa Han Sen benar-benar tidak mendaftar. "Mudah-mudahan, aku benar-benar bisa menjadi Anak Tuhan. Luar biasa jika aku mendapatkan roh super." Han Sen menggunakan Ksatria Kumbang untuk membuat duplikat dirinya, sementara dia sendiri menyelinap pergi. Mendaftar sebagai Dolar, dia hanya perlu memamerkan kekuatannya dan orang lain akan percaya bahwa Dolar adalah satu-satunya orang dengan poin super geno. Itu pasti akan melepaskan Han Sen dari perhatian orang-orang. Tapi masih ada selang waktu sebelum Pertarungan Dewa dimulai. Dan sekarang, mereka harus melewati pendahuluan, di mana orang terbaik dari setiap tempat penampungan akan dipilih untuk maju. Han Sen tidak perlu mendaftar untuk ini, karena dia adalah orang pertama dan satu-satunya di Istana Kristal yang maju bertarung. Jadi dia memanfaatkan waktu ini untuk mencari makhluk super generasi kedua. Han Sen mencari informasi tentang lokasi makhluk super dan berhasil mendapatkan sesuatu. Seorang evolver telah memposting, sehingga Han Sen percaya mereka telah menemukan makhluk super generasi kedua. Makhluk super itu tinggal di suatu tempat di Gunung Iblis. Letaknya tidak terlalu jauh dari lokasinya saat ini, jadi Han Sen memutuskan untuk mencarinya. Jika makhluk super generasi kedua itu bergerak sendirian, ini adalah kesempatannya. Chapter 695 - Kamu Dalam Kesulitan Han Sen meninggalkan rubah perak di samping Ksatria Kumbang agar duplikatnya akan tampak lebih asli; Han Sen berencana untuk bepergian ke Gunung Iblis sendirian. Dengan didampingi malaikat di sisinya, dia tidak takut. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh makhluk berdarah sakral dan memaksimalkan poin geno sakralnya. Dia memburu banyak makhluk berdarah sakral di laut, tetapi karena ukurannya yang besar, memakannya adalah proses yang lambat. Akibatnya, mencoba untuk memaksimalkan poin geno sakral dengan cara ini terlalu lambat. Gunung Iblis adalah rumah bagi berbagai makhluk. Tidak lama setelah dia mulai mendaki gunung, dia melihat seekor gorila besar, dengan beberapa mutan di antara mereka. Tetapi seseorang sudah bertarung dengan sekelompok gorila, hal ini mengejutkannya. Dia tidak pernah menyangka akan menemukan orang lain yang berani berburu makhluk di Gunung Iblis. Han Sen melihat lebih dekat dan memperhatikan itu adalah Philip. Dia bersama seorang gadis, saat dia bertarung. Gorila hitam tidak dapat bersaing dengan Philip, karena dia dengan cepat menyerang mereka semuanya. Bahkan varian kelas mutan tidak bisa menahan serangannya yang bertubi-tubi, dan dia terlihat seperti seorang pejuang yang sangat ganas. "Philip, kamu sangat hebat! Kamu sangat kuat dan tampan!" Wanita itu meletakkan tangannya di dadanya saat dia memuji Philip. Bola matanya hampir membentuk hati karena rasa kagum. Wanita itu cukup cantik. Dia memiliki payudara yang besar, kaki panjang, dan terlihat cukup muda. Kata-kata penyemangatnya lembut tapi bernada tinggi, dan mereka seperti bahan bakar untuk Philip, menyalakan api kerinduannya untuk melakukan pertarungan. Dia sekarang berjuang lebih keras. Dia memerintah pedang di tangannya seperti dia memerintah dunia. Han Sen menonton adegan itu sebentar tetapi kemudian bersiap untuk pergi. Ketika dia berjalan pergi, dia mendengar wanita itu mengatakan sesuatu yang lain kepada Philip, yang telah membunuh semua gorila. "Philip, kamu sangat hebat! Tapi makhluk-makhluk ini bukan tandinganmu, mari kita cari beberapa makhluk berdarah sakral untuk kamu lawan." Ketika Han Sen mendengar ini, itu membuatnya merasa senang. Philip akan membuat kesalahan besar dan melenggang ke dalam bahaya, tanpa sadar. Mereka berada di tepi Gunung Iblis, dan tidak ada monster berbahaya di tempat mereka saat ini. Jika Philip benar-benar secara naif menjelajah lebih dalam dengan wanita muda itu, mereka dapat menemukan makhluk lain dengan mudah. Namun, kembali dari tempat mengerikan itu dengan hidup-hidup dan semua anggota badan yang lengkap, akan menjadi masalah. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan Han Sen, jadi dia terus berjalan. Setelah naik ke lereng gunung, ada jurang di depannya. Itu adalah tuan rumah bagi semak belukar tanaman mirip akar wangi, masing-masing bermahkotakan sejumlah bunga merah muda. Kupu-kupu menari lembut di sekitar mereka, seperti lukisan yang pelik dan indah. Namun, pemandangan yang dilihat Han Sen adalah zona berbahaya. Meskipun kupu-kupu itu terlihat cantik, mereka sebenarnya adalah makhluk agresif. Pepatah mengatakan penampilan bisa menipu, dan begitulah adanya, karena Han Sen bisa mengamati kekuatan hidup yang kuat di dalam diri mereka. Mereka bukan makhluk biasa, dan setidaknya adalah kelas mutan. Han Sen menyaksikan kupu-kupu dari kejauhan. Jurang itu terbentang luas, dilukis dengan patahan akar wangi. Ada banyak sekali kupu-kupu di sana seperti nyala api yang berkobar di atas tanah. Mereka lebih besar dari kupu-kupu rata-rata, tetapi mereka masih terlihat lemah dan mudah dihancurkan. "Philip, lihat. Ada orang di sana!" Han Sen masih sedang mengamati pemandangan jurang di depannya ketika dia mendengar suara yang dikenalnya. Han Sen berbalik dan melihat Philip dan teman wanitanya yang berpayudara besar muncul. Dia segera mengerutkan kening. Philip adalah salah satu pemimpin medan es, yang bertanggung jawab atas Tempat Perlindungan Philip. Dia bukan pria bodoh yang mudah ditipu, dan Han Sen terkejut dia bersedia membawa seorang wanita ke Gunung Iblis. Philip tidak mengenalinya, karena Han Sen mengenakan baju baja emas. "Siapa namamu, temanku?" Philip bertanya, sambil memandangnya. Baju baja emas itu tidak eksklusif untuk Dollar, karena banyak orang yang memilikinya di Taman Suci Para Dewa Tahap Kedua. Karena itu Philip tidak cepat berasumsi bahwa di dalamnya adalah seseorang yang istimewa, apalagi Dolar. "Ada apa?" Han Sen tidak menjawab pertanyaan Philip, dia hanya menimpali dengan pertanyaan lain. "Jika Anda ingin melintasi gunung yang berbahaya ini, mungkin kita harus bekerja sama? Kita bisa saling mengawasi," kata Philip. "Maaf, tapi aku lebih suka bepergian sendiri," jawab Han Sen dengan dingin. Ketika wanita itu mendengar Han Sen mengatakan ini, dia tidak tampak senang. Dia berseru, "Anda sangat tidak berterima kasih! Philip adalah cikal bakal persatuan di sini; dia adalah pemilik salah satu pasukan Tempat Penampungan Dewi! Dia adalah Philip, dalam Angkatan Darat Philip! Dia ingin membantu Anda." "Terima kasih, tapi aku harus memenuhi kewajiban pribadi, mungkin kita akan bertemu lagi nanti." Han Sen tidak tertarik menemani Philip, dengan kehadiran wanita ini. "Pria ini tidak tahu berterima kasih, abaikan saja dia. Ayo pergi!" Wanita itu, yang memegangi lengan Philip, menariknya dengan kuat. Kemudian mereka berdua berangkat ke lembah. Philip merasa sangat canggung, tetapi dia berkata kepada wanita itu, "Xiao Yuan, Gunung Iblis terlalu berbahaya. Jika kita menjelajah di sana sendirian, aku takut kejadian buruk akan menimpa kita. Beri aku waktu sebentar dan aku akan berusaha untuk meyakinkannya." Philip menarik lengannya ketika dia berusaha untuk membujuk Han Sen. Dia menyelinap ke dekat Han Sen dan berbisik, "Teman, pertemuan kita di sini adalah takdir. Mengapa kita tidak pergi bersama?" Setelah itu, Philip merendahkan suaranya lebih jauh, ke titik di mana bahkan Han Sen hampir kesulitan untuk mendengarnya, dan berkata, "Teman, tolong bantu aku. Aku akan memberimu dua jiwa binatang buas mutan." "Bantuan apa?" Han Sen bertanya. "Berpura-puralah kau dan aku berdebat, lalu kita berpura-pura berkelahi. Lemparkan serangan kemudian berpura-pura ketakutan, melarikan diri saat aku mengejarmu dari belakang. Hanya itu yang perlu kau lakukan. Satu jiwa binatang buas mutan sekarang dan yang lagi bisa kau klaim di Tempat Penampungan Philip. Anda pasti pernah mendengar nama Philip sebelumnya? Maka Anda seharusnya mengetahui reputasinya dan tidak akan mengingkari janji." Lagi-lagi Philip berbicara dengan suara pelan. "Beri aku dua jiwa binatang berdarah sakral dan aku akan memikirkannya." Han Sen mengerti apa yang diinginkan Philip sebenarnya. Meskipun dia ingin membuat gadis itu terkesan, dia tidak bisa menghindari menjelajah lebih jauh ke Gunung Iblis tanpa menyinggung perasaannya. "Sobat, itu perampokan siang hari! Aku hanya memintamu untuk berpura-pura, dua jiwa binatang buas mutan adalah tawaran yang murah hati untuk pekerjaan seperti itu," kata Philip, dengan alis berkerut. "Biasanya, ya; itu bukan tawaran yang terlalu buruk. Tapi aku punya sesuatu yang cukup penting untuk dilakukan hari ini. Waktu sangat berharga bagiku sekarang, jadi harganya adalah dua jiwa binatang berdarah sakral," jawab Han Sen. "Saudaraku, dua jiwa binatang berdarah sakral keterlaluan." Philip terus mengerutkan kening. "Tidak apa-apa, aku punya metode alternatif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan, kamu tidak perlu melakukan apa-apa." Han Sen tersenyum. "Metode apa itu?" Philip menatap Han Sen dengan bingung. "Itu mudah." Ketika Han Sen berbicara, dia berpindah. Bayangan emas melintas di depan wanita itu. Wanita itu tiba-tiba terkejut, dan dia tampak siap berteriak, tetapi sebelum dia sempat berteriak, Han Sen menampar bagian belakang lehernya dan dia pingsan. "Ini dia! Lihat? Itu tidak akan dikenakan biaya. Sekarang kamu bisa berpura-pura menyelamatkannya." Han Sen menyerahkan wanita yang tidak sadar itu kepada Phillip kemudian meninggalkannya, pergi ke jurang. "Teman, kamu tidak bisa pergi. Kamu dalam kesulitan!" Ketika Philip mengambil wanita yang tak sadarkan diri itu, wajahnya berubah. £¬ Chapter 696 - Kupu-kupu Hantu "Kawan, aku mencoba untuk membantumu." Han Sen tersenyum pada Philip. Tetapi Philip tampak bimbang dan berkata, "Aku ingin membawanya pergi dari Gunung Iblis. Aku tidak tertarik pada wanita ini sama sekali, tetapi setelah apa yang kau telah lakukan, jika kau pergi, aku akan berada dalam masalah saat dia bangun." "Kau ingin menyerahkan diriku padanya?" Han Sen menatap Philip. "Tentu saja tidak; lagi pula kau telah membantuku." Philip menggertakkan giginya dan lanjut berbicara, "Kau seharusnya pergi saja. Jangan bilang-bilang soal pertemuan kita kepada siapapun dan berusahalah untuk menghindari wanita ini nantinya." Han Sen hanya mengangkat bahu dan melanjutkan perjalanannya menuju lembah. Han Sen menolong Philip karena dia rekan Penampungan Dewi. Dia tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Dia mencoba bersikap baik, di samping menghindari hal yang tak diinginkan. Philip membawa wanita yang ada dalam dekapannya dan pergi dengan tujuan meninggalkan gunung itu, tetapi setelah beberapa langkah, dia berhenti. Dia berbalik menatap Han Sen, yang dalam perjalanannya menuju lembah, dan tiba-tiba menjadi sangat penasaran. Siapa pun yang rela memasuki tempat ini sendirian pastilah cukup kuat, dan rasa penasaran ini menuntunnya untuk ingin mengetahui berapa besar kekuatan orang yang ditemuinya ini. Saat Han Sen memasuki lembah, sejumlah kupu-kupu dengan gaduh berterbangan menghampirinya dari segala arah. Philip tahu kupu-kupu ini dan tahu bahwa beberapa di antaranya adalah kelas mutan. Akan tetapi, pria berjubah emas itu tidak ragu-ragu. Dia terus berjalan, tidak mempedulikan kupu-kupu yang kini menempel pada tubuhnya. Anehnya, dia hanya membiarkan mereka menempel padanya. Kupu-kupu itu nampak seperti sedang bermain dengannya, dan hal itu terlihat seperti pemandangan yang indah. Philip tercengang dengan apa yang dilihatnya, dan mulutnya pun menganga. Mulutnya terus terbuka untuk waktu yang cukup lama. Kupu-kupu itu beracun, selain fakta bahwa mereka adalah kelas mutan. Jika kau digigit oleh mereka ataupun terkena debu dari serbuk beracun yang dibawa oleh sayap mereka, kau akan sakit parah. Bahkan Philip tidak akan berani menjelajah ke dalam lembah, dengan kupu-kupu itu di sekitarnya. Tetapi pria itu pergi, tidak peduli terhadap kupu-kupu beracun yang mengelilinginya. Dia membiarkan mereka menempel padanya atau terbang mengitarinya. Tetapi kupu-kupu itu tidak menggigit menembus jubahnya, ataupun meracuni dirinya. Hal itu sangat mencengangkan. Tiba-tiba, dari cahaya yang menembus di balik sebuah semak-semak, muncul seekor kupu-kupu putih. Dia mendekati bayangan yang keemasan, yang mengagetkan Philip dan membuatnya bersuara dengan keras, "Awas, kawanku! Itu adalah kupu-kupu hantu berdarah sakral. Jika kau terkena racunnya, tubuhmu akan membusuk sampai tidak ada yang tersisa kecuali tulang belulang." Pria itu tampaknya mendengar apa yang dia katakan, karena dia berputar dan mengangguk ke arah Philip. Namun, kupu-kupu hantu berdarah sakral telah melayang ke arah Han Sen. Kupu-kupu itu memang seperti hantu. Tubuh kupu-kupu hantu putih itu kelihatan aneh, dan itulah mengapa dinamakan demikian. Bahkan orang hebat yang bisa menyerang dengan kecepatan tinggi akan kewalahan menghajar hantu putih ini. Hantu putih itu bermaksud mendarat di pria emas itu, tetapi dia kemudian mengangkat tangan kanannya dan menangkap kupu-kupu hantu putih di antara jarinya. Kupu-kupu itu mengepakkan sayapnya berulang kali, mencoba untuk lari dari jarinya. Jari-jari itu seperti jeruji penjara, dan di samping usahanya untuk melarikan diri, dia tidak bisa membebaskan dirinya. Pang! Pria itu mengepalkan tangannya dan kupu-kupu putih mengerikan itu hancur di dalamnya, darah pun mengalir dari kepalan tangannya. Kupu-kupu hantu putih mengerikan hancur dalam sekejap dan dia tidak keracunan sama sekali. Tanpa menunggu, dia melanjutkan perjalanannya melewati lembah. Akan tetapi, tubuhnya masih menjadi tiang untuk sejumlah kupu-kupu, dan dia terus membiarkan mereka untuk bertengger padanya. Di bawah sinar pagi, di antara rerumputan, kupu-kupu itu meninggalkan bayangan keemasan dalam perjalanannya. Philip pun membeku saat menyaksikan semua ini. "Pria ini bukan Dollar, kan?" Bayangan keemasan menghilang dari pandangan, yang membuat Philip tersadar dari lamunannya dan bereaksi. Saat pikiran itu memasuki benaknya, dia tanpa sadar mengatakan hal itu. Tetapi pria itu telah lenyap, dan sudah terlambat bagi Philip untuk bertanya. Dia bergumam lagi sendirian dan berkata, "Sial! Aku harus menanyakan namanya lagi; mungkin dia benar-benar Dollar!" Alasan Philip tidak menanyakan namanya lagi adalah untuk melindungi pria itu. Jika Xu Yuan menanyakan tentangnya saat dia bangun, dia tidak akan mampu mengatakan padanya apapun mengenai pria itu, dan itulah kenyataannya! Dia bahkan tidak melihat wajah orang itu, jadi tidak banyak yang dia bisa katakan. Lebih baik seperti ini, jadi itulah mengapa dia tidak bertanya lagi. Tetapi kini Philip menyesali keputusannya. Dia senang sekali menonton pertarungan Dollar, dan dia selalu bermimpi untuk bertemu dengannya. Dia kemungkinan besar adalah Dollar, dan jika dia membiarkan kesempatan bertemu dengannya lewat begitu saja, dia akan sangat kecewa. Meskipun dia ingin masuk lebih jauh ke dalam lembah dan menanyakan orang itu apakah dia adalah Dollar atau bukan, melihat Xu Yuan yang pingsan di tangannya, dia pun menyerah. Dia tidak bisa menjelajah ke dalam sana sambil membawa wanita yang sedang pingsan. Han Sen begitu gembira saat ini. Dia berhasil meremas hantu putih sampai mati dengan tangannya dan mendengar suara indah yang sangat dikenalnya "Makhluk berdarah sakral kupu-kupu hantu putih telah dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." Meskipun Han Sen tidak mendapatkan jiwa binatang, Han Sen masih cukup gembira. Kupu-kupu itu begitu kecil, dia bisa melahapnya dalam satu atau dua gigitan. Dia mendapat kesempatan untuk meningkatkan banyak poin geno sakralnya dengan makhluk ini, karena monster besar yang biasanya dia hadapi bisa membutuhkan waktu sebulan untuk memakannya. Tetapi Han Sen tidak khawatir dengan racun yang melapisi tubuh kupu-kupu putih hantu. Racun seperti itu tidak bisa menyakiti tubuhnya, yang memiliki Kulit Giok dan Kitab Dongxuan. Akan tetapi, memakan kupu-kupu mentah seperti ini tidak baik untuk perutnya. Jadi, dia menemukan sebuah gua kecil dalam lembah untuk beristirahat. Dia menyalakan api dan mulai memasak kupu-kupu dengan minyak. Dia menambahkan beberapa bumbu, dan menghasilkan aroma yang sangat enak pada akhirnya. Masakan itu seperti hidangan dari planet lain, yang dia namai "Ulat Sutra Goreng." "Ini sangat bergizi." Han Sen telah tinggal di sini cukup lama dan tidak lagi merasa jijik memakan hal seperti itu. Dia mengunyah kupu-kupu putih dengan senang hati. Rasanya cukup enak, terutama setelah ada suara yang memberitahukan poin geno sakralnya meningkat. Rasa jijik memakan serangga dengan cepat menghilang. Setelah memakan kupu-kupu, poin geno sakralnya naik enam poin. Ini berarti jumlah poin geno sakralnya telah mencapai 72, dan tidak jauh dari batas poin maksimal. "Jika aku bisa menemukan makhluk berdarah sakral kecil seperti ini lebih sering, aku pasti telah melampaui jumlah yang kumiliki." Han Sen merasa cukup sedih sekarang, karena dia terbiasa menghabiskan setidaknya setengah bulan memakan makhluk berdarah sakral besar yang dia bunuh, tanpa ada makhluk yang lebih kecil. Sering kali itu semua hanya demi satu poin geno sakral. Tetapi saat ini, Han Sen sangat senang dia bisa menyerap sari geno kehidupan dari makhluk super. Jika tidak, dengan badan mereka yang luar biasa besar, akan butuh waktu yang tiada habisnya untuk memakan mereka. Dia penasaran apakah dia bisa memakan mereka seluruhnya dalam setengah tahun atau tidak. Han Sen mengemas barang-barangnya dan melanjutkan perjalanan. Kemudian, dia tiba-tiba mendengar suara aneh datang dari bawah tebing lembah. Suaranya seperti ada yang sedang menggali menembus bebatuan. Chapter 697 - Semut Iblis Han Sen langsung waspada begitu mendengar suara menggali itu dan dengan cepat melihat tebing lembah. Tebingnya berwarna hijau tua dan tampak sangat keras. Tetapi di sudut tebing, sesuatu telah membuat sebuah celah. Di dalam celah itu, Han Sen bisa melihat cakar putih yang bergerak, dan retakannya mulai bertambah besar. Han Sen tidak tahu apa yang ada di dalamnya, khususnya di sini di dalam Gunung Iblis. Dia tidak berani melakukan tindakan ceroboh di tempat berbahaya ini, jadi dia cepat-cepat mundur ke balik bebatuan untuk menyaksikannya dari jarak aman. Celah itu membesar menjadi lorong saat cakar putih dan makhluk bersisik hijau tua muncul. Warnanya seperti warna tebing. "Apakah itu trenggiling?" Han Sen mengamati makhluk hijau tua itu dari balik bebatuan dan berpikir makhluk itu mirip dengan trenggiling. Tetapi jika dia mampu menggali tebing hijau tua itu, dia jauh lebih kuat dari trenggiling normal. Saat trenggiling hijau tua keluar dari lorong yang digalinya, dia pun kabur. Kemudian, Han Sen menyadari ada semut ungu, yang ukurannya sebesar kepalan tangan, muncul mengejarnya. Ada sejumlah semut yang tubuhnya nampak seperti giok. Ada sekitar dua puluh ekor, dan mereka tampaknya mengejar trenggiling itu. "Tidak mungkin! Seingatku, trenggiling adalah pemakan semut. Bagaimana bisa binatang itu dikejar-kejar oleh semut?" Han Sen keheranan melihat kejadian ini. Semut ungu itu tidak mengejar trenggiling sampai jauh, karena tampaknya mereka tidak menyukai sinar matahari. Saat mereka mencapai tepi bayangan, mereka berhenti mengejar dan kembali ke dalam lubang tempat mereka keluar. Han Sen menarik busur silang meraknya yang terisi oleh bulu gagak, membidik, dan menembak salah satu semut ungu. Anak panah dalam sekejap menembus tubuhnya; lagi pula, itu adalah busur silang super amuk. Dengan anak panah super, beberapa makhluk hanya bisa berharap untuk menahan kekuatannya. "Makhluk berdarah sakral semut iblis bawah tanah telah dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak." "Apa? Ini adalah makhluk berdarah sakral?" Han Sen hampir melompat kaget. Setidaknya ada dua puluh semut yang muncul dari lorong yang baru terbentuk, tetapi dia tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Setelah satu ekor semut iblis dibunuh, sisa semut yang ada pun mulai menggila, berkeliaran untuk mencari musuh yang telah membunuh salah satu dari mereka. Karena Han Sen berada cukup jauh dari mereka, mereka tidak menyadari keberadaannya di sana. Sungguh kesempatan langka untuk tidak disadari, jadi dia tidak rela membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja. Dia mengangkat busur silang merak sekali lagi dan menembakannya berulang kali. Setiap anak panah mengenai targetnya, membunuh lima korban lagi. Pemberitahuan makhluk berdarah sakral terus berbunyi di dalam kepalanya, satu demi satu. Hal ini hampir membuat Han Sen menjerit kegirangan. Memang benar dengan memakan makhluk berdarah sakral yang sama berulang kali, jumlah poin geno sakral yang dia dapatkan akan berkurang setelah setiap semut berikutnya. Namun, hal itu tidaklah penting karena faktanya dia hanya perlu tiga puluh poin geno lagi. Panah gagak telah habis terpakai, tepat di saat Han Sen ditemukan oleh para semut itu. Dengan cepat, mereka merayap ke arahnya. Melihat lebih dari belasan semut berdarah sakral berlari ke arahnya dengan ganas adalah pemandangan yang menakutkan. Para semut itu memang cepat, tetapi bagi orang seperti Han Sen, mereka bukanlah apa-apa. Dia memanggil malaikat kecil dalam mode perang. Tangan malaikat kecil mengayunkan pedang besarnya dan membelah seekor semut bagaikan sambaran pertir. Empat belas semut berada di hadapan malaikat, mereka bukanlah apa-apa. Butuh waktu satu detik baginya untuk membasmi mereka semua. "Aku adalah pria tampan dan aku mengoleksi semut! Aku membawa kantong besar dan aku mendapatkan semut yang paling besar!" Han Sen mulai menyanyikan lagu kesukaannya sambil memungut semut-semut itu dan memasukkannya ke dalam kantong yang dia bawa bersamanya. Han Sen merasa luar biasa. Dengan dua puluh semut berdarah sakral untuk dimakan, poin geno sakralnya pasti terlampaui dalam sekejap. Tetapi di tengah kegembiraannya, dia tiba-tiba mendengar ledakan besar yang memotong nyanyiannya. Tebing lembah di dekat lorong kecil meledak menjadi debu tebal yang memuntahkan sejumlah batu bagaikan meteor. Semut ungu gelap seukuran anjing keluar, meneriakkan suaranya yang memekik pada Han Sen. Kemudian, bagaikan bayangan, dia berlari ke arah Han Sen dengan kecepatan yang luar biasa. Han Sen pun kaget. Dia mengangkat Jarum Rex Berapi miliknya untuk menahan serangan yang datang, tetapi malaikat kecil berlari di hadapannya untuk mewakilinya menyerang semut ungu raksasa dengan mengangkat pedang besarnya. Dong! Pedang besar transparan menghantam kepala semut ungu gelap. Cangkangnya tidak retak, tetapi serangan itu melepaskan tekanan yang luar biasa kuat. Tubuh malaikat suci terlempar ke belakang ke arah Han Sen dan mereka berdua terbang sejauh delapan meter menabrak tebing di belakang mereka. Han Sen pun memuntahkan sedikit darah. Meskipun serangannya tidak membahayakan nyawa, hal itu membuat dadanya terbakar oleh sesuatu yang mengerikan. Malaikat kecil bergerak, bersiap-siap untuk menyerang semut ungu itu lagi. Tetapi kali ini, malaikat kecil tidak menyerang dari depan. Dia mendesing di sekitar semut itu dari berbagai arah. Pedang besarnya diarahkan untuk menyerang, dan setiap langkah dan arah yang dia tuju mengenai semut itu. Akan tetapi, semut raksasa itu memiliki kendali yang luar biasa atas cakarnya, dan dia berhasil menangkis setiap serangan. Setiap pertahanan mementalkan malaikat itu ke belakang. Kekuatan anehnya cukup janggal. "Raja semut iblis ini begitu kuat. Dia jauh lebih tangguh dari malaikat kecil. Bahkan pedang besarnya tidak bisa menembus cangkangnya; mungkinkah ini makhluk super amuk?" Han Sen terperangah melihat apa yang dilihatnya. Tetapi sekali lagi, semut adalah makhluk yang aneh. Wajar bagi mereka untuk mengangkat benda yang seratus kali lebih berat dari mereka . Manusia biasa tidak akan pernah bisa melakukan hal seperti itu. Untuk semut sebesar itu, bahkan meskipun itu adalah makhluk normal di Aliansi, dia akan sangat kuat. Dengan malaikat kecil yang menghadapi raja semut iblis, Han Sen dengan cepat membuka kunci gen Kitab Dongxuan miliknya. Aura Kehidupan digerakkan, dan dengan itu, Han Sen mampu mengamati aliran energi raja semut iblis. "Makhluk ini adalah generasi kedua makhluk super." Hal ini memberikan rasa senang pada Han Sen saat dia mencoba mempelajari aliran energinya. Meskipun tujuannya datang kemari bukan untuk membunuh raja semut iblis bawah tanah, itu tidaklah apa-apa. Dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini. Aliran energi raja semut iblis bawah tanah sangat rumit. Han Sen tidak bisa mengingatnya dengan cepat, jadi yang dia bisa lakukan untuk sementara ini adalah mengamatinya sejenak dan menyaksikan pertarungan yang terjadi. Malaikat kecil menggunakan kemampuan terbangnya, dan meskipun dia tampak mampu menandinginya, membunuh monster itu secara langsung adalah hal yang berbeda. Pedang besar milik malaikat itu tidak bisa memotong kaki ataupun merusak cangkangnya, dan tanpa kemampuan melakukan hal tersebut, membunuhnya akan menjadi hal yang sangat sulit. Setelah Han Sen mengingat aliran energinya, dia mengeluarkan Jarum Rex Berapi miliknya dan mengumpulkan energi untuk Serangan Gajah Rex. Dia menunggu saat yang tepat untuk menghantarkan satu pukulan hebat kepada raja semut itu. Bahkan andaikan serangan tersebut tidak membunuhnya, hal itu mungkin memberikan celah bagi malaikat kecil untuk menghabisinya. Chapter 698 - Sarang Semut Untungnya, raja semut tidak terlalu cepat jika dibandingkan dengan makhluk super lainnya. Jika raja semut memiliki kecepatan seperti gagak yang ditemui Han Sen, dia khawatir malaikat kecil akan tidak mampu untuk mengalahkannya. Han Sen mengamatinya untuk sementara waktu dan saat kesempatan itu tiba, tenaga gajah mengisi kekuatan di dalam tubuhnya. Tenaganya mengalir ke dalam Jarum Rex Berapi, yang diayunkan pada raja semut. Raja semut iblis tahu Han Sen akan menyerang, tetapi dia tidak mampu menghindar. Bukan karena dia tidak cukup cepat, tetapi karena dia sedang memulihkan diri dari menangkis serangan lain yang dikerahkan oleh malaikat kecil. Selama pemulihan, dia tidak punya energi untuk menangkis serangan Han Sen. Kekuatan Han Sen jauh lebih lemah dari raja semut iblis. Biasanya, dia tidak akan berani melakukan hal seperti ini, tetapi dia unggul dalam hal taktik; khususnya mengambil kesimpulan dan memprediksi. Dia telah memperkirakan bagaimana raja semut akan bereaksi, jadi dia melakukan serangan mematikan ini tepat di saat dia tahu raja semut tidak akan mampu untuk menghindar, menahan, ataupun membalasnya. Pang! Jarum Rex Berapi dengan brutal menusuk pinggang raja semut. Han Sen berpikir ini pasti adalah titik kelemahannya. Tetapi suara yang dihasilkan dari serangan tersebut seperti suara dentingan besi, dan seperti itu pula rasanya ketika dia menghajar semut itu. Jarum Rex Berapi terlepas dari tangannya dan berputar di udara sejauh sepuluh meter. Benda ittu membentur tebing jurang. Dengan tekanan seperti itu, tangan Han Sen terasa kebas dan lengannya hampir terasa mau lepas. Meskipun serangan tersebut terlihat gagal, raja semut memekik kesakitan. Terdapat lekukan kecil pada cangkangnya, meskipun dia bisa merasakan rasa sakitnya. Tetapi Han Sen tahu dia harus menghancurkan cangkang itu bagaimanapun caranya. Melihat hal tersebut, malaikat suci menggunakan kesempatan ini untuk beraksi. Dia menggunakan pedang besarnya, menghantam titik yang telah dibenturkan oleh Han Sen. Pada tebasan keempat, cangkang itu retak beberapa inci, cukup untuk menampakkan daging putih semut tersebut. Raja semut pun panik dan buru-buru kembali ke lorong tempat dia berasal dengan menderita parah. Namun, Han Sen sangat lemah saat ini. Dia merasa dia hampir tidak bisa berdiri, apa lagi mengejar semut itu. Setelah dia membuka kunci gen dengan Kitab Dongxuan dan meniru energi gajah bertulang, Serangan Gajah Rex semakin kuat dari sebelumnya. Jika levelnya tidak meningkat dari yang sebelumnya, dia tidak akan mampu melakukan kerusakan yang dia lakukan pada semut itu. Tetapi semakin kuat serangannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Lagi pula, kekuatannya terbatas dan dia tidak bisa berharap menjadi gajah bertulang sungguhan, yang berulang kali melepaskan kekuatan besar yang mengerikan sesuka hati. Han Sen memperkirakan dia telah mencapai level kekuatan sekitar dua ratus saat ini, tetapi energi yang dibutuhkan untuk teknik tersebut masih terlalu menguras tenaga. Di bawah perintah Han Sen, malaikat kecil mengejar raja semut sampai ke dalam lubang tempat dia berasal. Tetapi dia juga memerintahkannya untuk kembali jika raja semut terbukti masih terlalu kuat. Dia tidak ingin malaikat kecil mengambil resiko yang tidak diperlukan, dan dia ingin malaikat kecil mengutamakan keselamatannya di atas segala hal. Raja semut hanya mengalami luka kecil, dan dia masih memiliki sebagian besar kekuatannya. Tidak diragukan bahwa dia masih lebih kuat dari malaikat kecil. Inilah keunggulan menjadi seekor semut. Hanya beberapa orang yang bisa menghadapinya, meskipun jika mereka sepadan dengannya. Malaikat kecil bukanlah peliharaan yang megutamakan kekuatan. Bukan hal yang aneh baginya untuk lebih lemah dari si semut, dan karena dia masuk ke sarangnya, dia akan kalah unggul dibandingkan saat berada di luar. Di dalam gua kecil tempat dia masuk, dia kan memiliki ruang terbatas untuk menghindar. Jika mereka beradu kekuatan, kemungkinan besar si semut akan menang. Malaikat kecil adalah peliharaan yang seimbang. Meskipun dia tidak memiliki elemen yang spesial, kekuatan, kecepatan, tenaga, dan serangannya berada di atas rata-rata. Ditambah lagi, dia punya kemampuan untuk terbang. Dia adalah peliharaan yang mencakup hampir semuanya. Meskipun dia tidak terlalu spesial, dia juga tidak punya kelemahan. Makhluk super seperti itu adalah yang paling mengerikan bagi manusia. Dengan setiap kemampuan yang mampu menghancurkan manusia, manusia tidak memiliki kesempatan untuk melawan kembali. Han Sen memanggil Putri Yin dan Putri Yang. Dia membawa mereka keluar agar mereka bisa mengumpulkan bangkai semut iblis, sementara dia menyeret tubuhnya yang lelah menuju raja semut. Dia masih merasa tidak aman, dan dia khawatir bahwa malaikat kecil akan menghadapi raja semut sampai mati. Tidak peduli apakah malaikat kecil bisa membunuh raja semut atau tidak; kehilangan dirinya akan membuat Han Sen sangat sedih. Han Sen tidak bisa menerima kehilangan dirinya. Dia jauh masuk ke dalam gunung melalui pintu lorong. Saat dia sampai di tempat dia seharusnya berada, dia telah turun sejauh empat ratus meter. Dari tempat tersebut, lorong itu membesar menjadi gua raksasa. Tempat itu tampak seperti penghubung atau sejenis lorong pusat, karena terdapat banyak lorong lain dan jalan yang mengarah ke gua pusat tersebut. Sementara itu, malaikat kecil sedang terbang berputar di dalamnya. Meskipun raja semut sedang terluka, dia masih luar biasa kuat. Dia menjaga gua tersebut dengan baik, di dalam pertarungannya dengan malaikat kecil, dan tidak ada tanda-tanda akan kalah. Selagi Han Sen berada di bawah sana, dia sibuk memeriksa gua tersebut yang ditemukannya, jauh di bawah tanah. Dengan pengamatan yang seksama, dia menyimpulkan bahwa seluruh gunung di atasnya telah dilubangi oleh semut-semut itu. Tempat ini bagaikan kerajaan besar bawah tanah bagi para semut. Tetapi yang Han Sen tidak mengerti adalah, di dalam sarang semut ini, selain raja semut dan dua puluh semut berdarah sakral yang dia kalahkan sebelumnya, tidak ada lagi semut lainnya. Ini sungguh aneh. Untuk sarang sebesar ini, seharusnya ada lebih banyak semut di dalamnya. Fakta bahwa hanya ada satu raja semut juga aneh. "Apakah trenggiling itu memakan semua semut lainnya?" Han Sen tiba-tiba teringat akan trenggiling itu, yang melarikan diri dari kejaran semut-semut berdarah sakral. Mungkin alasan mengapa para semut iblis itu mengejarnya dengan sangat ganas, adalah karena dia telah membunuh sisa semut-semut di kerajaan ini. Jika benar, itu berarti dia benar-benar sangat kuat. Dia bahkan mungkin adalah makhluk super. Tetapi Han Sen tidak terlalu yakin dengan hal itu. Orang lain tidak bisa merasakannya, tetapi setelah mempelajari tahap pertama Kitab Dongxuan, dia sangat sensitif terhadap energi kehidupan para makhluk yang dia temui. Energi kehidupan trenggiling itu sedikit lebih kuat dari makhluk berdarah sakral, tetapi tidak sekuat makhluk super. Malaikat kecil masih bertarung menghadapi raja semut, tetapi raja semut telah kembali ke dalam gua kecil. Cangkangnya cukup keras, dan dengan kekuatannya, dia membuat dirinya luar biasa sulit untuk dilukai oleh malaikat kecil. Tetapi saat ini, luka di sekitar pinggangnya telah sembuh. Dia tampak seperti baru, seakan-akan dia tidak pernah mendapatkan satupun serangan. "Raja semut ini sangat hebat. Aku bahkan tidak yakin mampu membunuhnya." Han Sen merasa sedikit lesu, tetapi saat dia hendak berpikir untuk menyerah, sesuatu yang lain mengintai dari kegelapan. Trenggiling itu telah kembali, dan dia mengintip pertarungan tersebut dari sebuah lorong, bagaikan pencuri kecil. Trenggiling itu menyaksikan bagaimana malaikat kecil dan raja semut bertarung sambil bergerak di sepanjang dinding gua. Sisiknya berwarna persis seperti bebatuan, yang warna hijau tua. Jika dia tidak memperhatikan dengan seksama, dia akan sulit menemukannya yang sedang merayap naik. Dengan cepat, trenggiling tersebut memasuki gua di dekat raja semut dan kemudian menggali gua lain di sampingnya. Setelah itu, dia pun menghilang. Han Sen menyaksikan apa yang dia lakukan dengan rasa penasaran, dan lalu memutuskan untuk mengikuti ke dalam lorong yang baru dibuatnya. Chapter 699 - Telur Semut Lubang tersebut cukup kecil, dan Han Sen hanya bisa merangkak. Dia menyimpan tenaganya dan merangkak sejauh seratus meter sebelum mencapai titik akhir. Trenggiling tersebut telah menggali sejauh ini, dan makhluk tersebut masih sibuk menggali. "Apa yang makhluk ini lakukan?" Han Sen memandangnya sejenak, mengamati betapa cepat trenggiling itu bekerja. Dia tampak seakan sedang menggali jalan ke belakang gua tempat di mana raja semut melindungi jalan masuk utama. "Tampaknya raja semut menjaga gua kecil itu untuk suatu alasan. Pasti ada alasan baginya untuk melakukan hal itu; aku penasaran akan hal itu. Apapun itu, itu pasti cukup menarik bagi si trenggiling untuk datang kemari." Han Sen mengamati trenggiling ini dari jarak aman. Akan tetapi, tidak lama kemudian, dia mendengar sesuatu terjatuh. Bebatuan bergulir jatuh saat trenggiling itu mencapai potongan terakhir dinding gua yang mengarah ke ruangan lain. Trenggiling itu pun buru-buru masuk. Han Sen mengeluarkan busur silang meraknya dan mengisinya dengan anak panah gagak. Dia merangkak di sepanjang lorong, dan berjalan ke arah bebatuan yang berdebu itu tanpa ragu. Saat Han Sen melihat isi gua tersebut, dia langsung terpana dan wajahnya membeku. Gua raksasa itu seperti ruang penyimpanan, terisi oleh telur-telur putih yang tampak seperti bola ping-pong. Sudah jelas, telur-telur itu milik si semut iblis. Makhluk yang seperti trenggiling itu tampak girang dan mulai melahap telur-telur tersebut. Han Sen memanjat keluar dari lorong yang digali oleh trenggiling itu dan mengejutkannya. Dia berbalik melihat Han Sen dengan waspada, tetapi tidak menyerang. Han Sen membidik trenggiling itu dengan busur silang merak untuk berjaga-jaga tetapi dia merasa bimbang. Trenggiling itu sangat aneh, dia tidak tahu apa-apa mengenainya, dan tubuhnya terlalu lemah sampai dia tidak ingin memulai pertarungan yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka berdua mematung, mata mereka pun saling berpandangan. Tak satupun dari mereka yang mengenali satu sama lain. Trenggiling itu memutar matanya yang kelam dan kemudian berdiri dengan dua kaki seperti manusia. Cakarnya menunjuk ke arah pintu masuk. Han Sen mengerti apa yang dia maksud. Trenggiling itu menunjuk ke arah lokasi raja semut, dan dia tidak ingin Han Sen memberitahukan keberadaan mereka. "Kecerdasan makhluk ini tidak kurang dari raja rubah yang aku temui di Penampungan Pertama." Han Sen memandang trenggiling itu dengan heran. Trenggiling itu lalu menunjuk telur-telur di lantai. Dia menunjuk Han Sen, lalu menunjuk dirinya sendiri. Dia adalah makhluk kecil yang lucu. Tetapi, Han Sen mengerti lagi apa yang dia maksud. Dia mengatakan pada Han Sen bahwa ada banyak telur untuk mereka berdua, dan mereka bebas untuk makan sebanyak yang mereka inginkan, selama mereka tidak saling mengganggu. Han Sen menatap trenggiling itu, kemudian dia melonggarkan tarikannya pada busur silang merak. Trenggiling itu kembali duduk di tanah dan melanjutkan makan besarnya. Han Sen tidak merasa nyaman dengan adanya kehadiran trenggiling itu. Dia memastikan untuk mengawasinya, di antara pengamatannya terhadap gua itu dan telur-telur yang mengisinya. Telur-telur semut itu semuanya terlihat identik. Mereka semua putih, hampir seperti bola ping-pong, dan juga cukup tembus pandang. Tetapi Han Sen sadar ada sesuatu yang kurang. Biasanya, telur semut dikeluarkan oleh ratu semut, bukan raja semut. Ada sesuatu yang cukup berbeda dari telur-telur ini. Jika mereka semua adalah telur-telur raja semut, maka mereka semua adalah makhluk super. Tetapi di sana ada setidaknya seratus ribu telur di dalam gua. Jika mereka semua adalah makhluk super, semut iblis akan menguasai seluruh Tempat Suci Para Dewa Kedua tanpa perlawanan. Jika mereka semua dihasilkan oleh raja semut, mereka tidak mungkin adalah makhluk super. Mereka pasti adalah sesuatu yang lain. Han Sen menginjak salah satu dari telur itu. "Makhluk mutan bayi semut iblis bawah tanah dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno mutan secara acak dari nol sampai sepuluh." "Ah, jadi mereka bukan makhluk super." Han Sen menginjak beberapa lagi untuk memeriksanya. Dia berhasil untuk menghancurkan beberapa jenis mutan, termasuk juga jenis biasa. Namun, dia tidak bisa menemukan jenis yang berdarah sakral. Trenggiling tersebut juga terlihat sadar mengenai hal ini. Terkadang dia berhenti makan, seakan untuk menguji kualitas rasa yang dia konsumsi. Caranya memilih telur juga menunjukkan bahwa dia juga mencari makhluk super. Han Sen membungkuk dan mengambil sebuah telur, mengamatinya sebaik mungkin. Ada begitu banyak telur semut di sana sampai-sampai jika dia memakannya sembarangan seperti si trenggiling, dia tidak akan pernah menemukan apa yang dia cari. Han Sen perlu mencari sebuah tanda, atau cara untuk membedakan satu telur dengan yang lainnya, untuk menemukan telur makhluk super yang dia cari. Telur-telur itu setengah transparan. Saat dia menggenggam mereka dengan tangannya, telur-telur itu cukup elastis. Parabola bulat berbentuk pingpong itu tidak bau. Mereka juga cukup kering. Tetapi saat dia melihat isinya, Han Sen dengan mudah mengamati cairan kental di dalamnya. Mereka terasa seperti agar-agar, tetapi lebih kenyal. Tidak ada tanda juga di bagian luarnya; telur-telur itu tidak memiliki cela. Han Sen memeriksanya lagi dan menyadari mereka semua sebagian besar identik, dan kelas mereka tidak bisa dibedakan secara kasat mata. Para semut ini cerdas. Dengan mengumpulkan banyak telur yang mirip bersama-sama, tidak ada yang bisa mengetahui di mana jenis yang paling berharga bersembunyi. Tetapi untuk Han Sen, hal itu berbeda. Memang, penampilan mereka semua sama. Dan membedakan isinya adalah hal yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh trenggiling. Han Sen dengan mudah mengetahui ketidak mampuannya untuk memastikan jenis telur dari caranya memilih mereka satu per satu. Terkadang trenggiling itu memasukkannya ke dalam mulut, seakan sedang mencicipi rasanya. Han Sen memiliki Kitab Dongxuan, dengan kunci gen pertamanya yang terbuka. Dia menggunakannya, dan aura dongxua miliknya menyebar. Energi kehidupan telur-telur itu dengan mudah dideteksi oleh Han Sen. Meskipun mereka hanyalah telur, energi kehidupan mereka tidak jauh berbeda dengan setelah mereka menetas. Makhluk super adalah makhluk super, jadi jika mereka ada di suatu tempat di antara telur-telur lainnya, energi kehidupan mereka pastilah bersinar menonjol. Han Sen memindai seluruh telur semut dan dengan segera menemukan sebuah telur dengan energi kehidupan yang lebih kuat dari yang lainnya. Han Sen berjalan kesana dan menghancurkan telur itu, yang dengan sekejap memperdengarkan pemberitahuan yang dia ingin dengar. "Makhluk berdarah sakral bayi semut iblis bawah tanah dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral secara acak dari nol sampai sepuluh." "Sesuai dugaan, ini adalah telur kelas berdarah sakral." Han Sen memasukkan telur yang hancur ke dalam mulutnya dan rasanya sangat segar, seperti udang. Ditambah lagi telur itu tidak berbau seperti makanan laut. Han Sen terus menggunakan kemampuannya untuk merasakan energi kehidupan telur-telur itu dan terus menjelajahi gua untuk mencari lebih banyak lagi. Tidak lama kemudian dia menemukan tiga telur berdarah sakral lagi. Tiba-tiba, sebuah energi kehidupan tampak menonjol. Telur itu tampak seperti bara, bersinar di dalam kegelapan. Energi kehidupannya jauh lebih kuat dari telur berdarah sakral manapun. "Aku menemukannya!" Dengan sangat gembira, Han Sen buru-buru memungutnya. Chapter 700 - Melampaui Poin Geno Sakral Han Sen memungutnya dan mulai mengamati telur tersebut. Saat dia melihatnya dari luar, dia melihat tidak ada perbedaan. Telur itu terlihat polos seperti semua telur lainnya, tidak ada tanda-tanda bahwa telur itu spesial. Han Sen meremasnya dengan tangannya, tetapi rasanya seperti bola karet yang keras. Dengan elastisitasnya, telur itu kembali ke bentuk semula setelah ditekan atau diremas. Han Sen tidak bisa menghancurkannya. "Telur ini benar-benar spesial." Han Sen merasa senang, jadi dia segera memasukkan telur itu ke sakunya dan kembali menelusuri gua dengan aura miliknya. Saat dia selesai, Han Sen berhasil menemukan enam telur berdarah sakral lagi dan hanya ada satu telur super. Dia puas dengan hasil tersebut. Han Sen melirik trenggiling itu sekali lagi, yang masih makan, dan melepaskan pikiran untuk membunuhnya. Trenggiling itu makhluk yang aneh, dan lagi pula Han Sen pikir dia tidak akan bisa membunuhnya dalam satu pukulan. Dan jika ada keributan, raja semut pasti akan waspada dengan kehadiran mereka dan mendatangi mereka. Dengan Han Sen yang masih lemah dan kehabisan tenaga, dia tahu dia tidak akan bisa kabur. Han Sen memanggil Perayu Salju. Mereka masing-masing memegang sebuah karung, dan mereka mengisinya dengan telur sebanyak mungkin. Saat mereka selesai, mereka keluar dari tempat itu melalui lorong yang digali oleh trenggiling. Setelah keluar dari lorong, Han Sen melihat malaikat kecil masih berkutat dengan pertarungannya melawan raja semut. Untungnya, keberadaan trenggiling dan dirinya di belakang tidak disadari oleh raja semut. Han Sen kembali ke tempat dia masuk tadi, sambil menyadari situasi malaikat kecil. Dia dan raja semut terkunci dalam keadaan saling mengimbangi, mereka berdua tidak bisa melukai satu sama lain bagaimanapun mereka berusaha. Sepertinya tidak akan ada yang akan menang dalam waktu dekat, jadi Han Sen akhirnya memanggil kembali malaikat kecil dan melepaskan pertarungan itu. Raja semut adalah lawan yang sangat kuat, dan dia memiliki cangkang yang sangat keras. Dengan kemampuannya untuk memulihkan diri dengan cepat, tidak ada gunanya menghabiskan tenaga ataupun waktu demi harapan tipis untuk membunuhnya. Selain itu, dia telah mendapatkan satu telur super raja semut. Maka dari itu, tidak ada gunanya bertahan dan mencoba membunuh makhluk yang sudah dewasa. Setelah dia keluar gua dari lorong itu, Han Sen mengeluarkan sayapnya secepat mungkin. Dengan buruan berharga di tangannya, dia meninggalkan tempat itu. Jika raja semut tahu tentang telurnya yang hilang, hanya tuhan yang tahu apa yang akan dia lakukan. Dia mungkin bahkan akan berubah menjadi makhluk amuk super, dan itu akan sangat mengerikan. Psst! Han Sen telah terbang sejauh beberapa mil saat dia mendengar pekikan yang melengking keras. Gendang telinganya terasa seakan telah di tusuk oleh banyak jarum. "Sepertinya raja semut telah mengetahui bahwa telurnya hilang." Han Sen tidak tinggal diam atau bersantai di langit, jadi dia terbang lebih cepat lagi untuk menjauhi gunung itu. Han Sen merasa sungguh diberkati. Dia ingin segera kembali untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan. Dia juga tidak sedang tergesa-gesa untuk menemukan makhluk super saat ini. Dia telah berhasil mengumpulkan dua puluh tiga semut iblis mutan dan semut iblis berdarah sakral. Dia pikir dia mungkin bisa mengumpulkan lebih banyak lagi, tetapi mungkin trenggiling itu cukup beruntung untuk menelan beberapa. Dia memiliki dua karung yang diisi oleh campuran telur biasa dan telur mutan. Jumlahnya ada sembilan ratus telur di dalam dua karung tersebut. Di Istana Kristal, Han Sen dengan cepat menaruh telur raja semut di meja kristal. Dia mengeluarkan Jarum Rex Berapinya dan melakukan Bor Naga Beracun padanya. Telur raja semut sangat keras, tetapi itu tetap saja telur. Dia tidak sekuat cangkang raja semut, jadi telur itu dengan cepat hancur oleh bor yang berputar dari jarum rex. "Makhluk super bayi raja semut iblis bawah tanah dibunuh. Jiwa binatang diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapatkan poin geno super secara acak dari nol sampai sepuluh." Han Sen sangat terkejut, mendengar sari geno kehidupan tidak disebut. Namun, telur itu sangat kecil; dan dia rasa itu cukup wajar untuk tidak memiliki ruang bagi sari geno kehidupan untuk tumbuh di dalamnya. "Sepertinya telur ini tidak mampu menghasilkan sari geno kehidupan. Apa itu artinya aku bisa memakan dagingnya?" Han Sen memungut kepingan cangkang telur itu dan mengeduk isinya yang hancur yang sebelumnya adalah semut. Dia mencicipi isinya yang kental dan lengket dan terkejut saat menemukan bahwa rasanya lebih lembut dari yang dia duga. Dagingnya cukup lembut, dan dia penasaran apakah ini sama dengan apa yang telah terjadi pada tubuh gajah bertulang. Setelah dia mati, dia tidak sekeras dengan saat dia masih hidup. Han Sen sungguh gembira, dan dia tidak perlu memasaknya. Dia cukup memasukannya langsung ke dalam mulut. "Bayi raja semut iblis bawah tanah dikonsumsi. Kau mendapatkan satu poin geno super." ¡­ Sebuah energi aneh sepertinya berputar di dalam perutnya. Tubuhnya terasa kebas saat dia mulai bergetar, dan sel-sel tubuhnya terasa hidup dengan dorongan energi yang unik. Dia merasa segar. Han Sen memakan cangkang telur dan menerima tambahan tujuh poin geno super. Kulitnya menjadi luar biasa mulus, seperti telah dilumuri dengan sejumlah kolagen pada wajahnya. Dia tampak lebih muda, wajahnya diremajakan kembali. Dia tidak tahu kapan telur-telur itu menetas, jadi dia membiarkan rekannya memakan mereka. Tetapi tentu saja dialah yang akan memakan tujuh telur berdarah sakral itu. Sisanya disimpan untuk dipanggang. Han Sen membawa Zero, malaikat kecil, Perayu Salju, Putri Yin Yang, dan rubah perak untuk pesta daging panggang. Han Sen menusuk sejumlah telur dengan tusuk sate dan menaruhnya di atas api. Ada enam telur berdarah sakral di tusukan tersebut. Minyak mendesis di atas api, dan aroma lezat tercium dari telur-telur itu. "Makhluk berdarah sakral bayi semut iblis bawah tanah dibunuh. Jiwa binatang diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral secara acak dari nol sampai sepuluh." Pemberitahuan muncul satu persatu. Perbedaan satu-satunya ada di dering pemberitahuan kelima, yang mengatakan padanya dia telah mendapatkan sebuah jiwa binatang. Han Sen dengan riang menaburkan rempah-rempah pada telur-telur yang dimasak, dan wangi sensasional dari bumbu tersebut menyelimuti ruangan. Dalam satu gerakan, Han Sen melahap setiap sate telur dalam waktu yang bersamaan. Mereka terasa begitu lezat, dan meninggalkan sisa rasa yang memuaskan di mulutnya. "Bayi semut iblis bawah tanah dikonsumsi. Kau mendapatkan satu poin geno sakral." Pemberitahuan dan sedikit peningkatan jumlah poin geno sakralnya meningkat dan kemudian, Han Sen menyipitkan mata. "Poin geno sakral maksimal, aku datang!" kata Han Sen, sambil lanjut mengunyah telur yang dimasak itu. Setelah dia memakan enam telur itu, dia masih memerlukan delapan poin lagi untuk melampaui angka tersebut. Tetapi itu tidak masalah, karena Han Sen membawa beberapa semut berdarah sakral untuk diolah dan dimasak. Rubah perak dan malaikat kecil datang mendekat untuk duduk di sebelahnya. Mereka pemilih, dan jauh lebih tertarik untuk memakan makhluk berdarah sakral. Han Sen memutuskan untuk berbagi. Dia memberikan sebagian kepada mereka berdua, dan bahkan memberikan sebagian untuk Zero. Seluruh kelompok itu menikmati pesta daging panggang mereka, dan seluruh Istana kristal terisi oleh aroma makanan yang lezat dan suasana yang riang. "Daging semut iblis bawah tanah dikonsumsi. Kau mendapatkan satu poin geno sakral." Setelah Han Sen memakan semut masak keempat, dia mendengar dering pemberitahuan final. "Akhirnya, aku telah melampaui poin geno sakralku." Han Sen melepaskan desahan panjang, merasa sangat bahagia. Chapter 701 - Jiwa Binatang Raja Semut Iblis Han Sen: Tubuh Super - Roh Raja Status: Evolver Rentang Hidup: Tiga Ratus Persyaratan Evolusi Tubuh: Seratus Poin Geno Gen yang Dimiliki: Poin Geno Dasar: Seratus, Poin Geno Biasa: Seratus, Poin Geno Mutan: Seratus, Poin Suci Geno: Seratus, Poin Geno Super: Tujuh belas. Han Sen meninju mesin uji. Meteran menunjukkan "217.6587", yang berarti kebugaran Han Sen lebih dari dua ratus. Dia juga dalam bentuknya yang paling murni. Manusia terkuat yang dikenal di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua kebugarannya sekitar seratus lima puluh. Perbedaan antara antara Han Sen dan orang itu menakutkan. Meskipun ini hanya sebuah tes sederhana, dia tetap sangat puas. Jika perhitungannya tepat, ketika dia memaksimalkan poin geno super, dia akan berada di tingkat kebugaran tiga ratus. Dia akan menjadi Makhluk Abadi dan mampu menghadapi makhluk super sendirian, tanpa masalah. Meskipun dia tidak bisa secara efektif menghadapi mereka seperti dia sekarang, dia tetap dapat melawan. Dia tidak seperti orang lain, yang dapat segera dihancurkan oleh musuh yang menakutkan. Dia keluar dari lobi pengujian sekitar jam makan siang, dan berencana untuk makan siang dengan Ji Yanran. Sayangnya dia masih sibuk dengan pekerjaannya dan harus meninggalkan pangkalan. Sehingga Han Sen harus makan siang sendirian. Han Sen telah memesan makan siangnya dan sedang duduk ketika dia melihat Annie mendekat, dengan membawa piring sendirian. Dia duduk tepat di depannya. "Kamu benar-benar tidak ingin mengambil bagian dalam Pertarungan Dewa?" Annie bertanya pada Han Sen. "Tidak, aku tidak mau," jawab Han Sen, sambil menggelengkan kepalanya. "Mengapa?" Annie bertanya, mengerutkan kening. Menurutnya, Han Sen memiliki hewan peliharaan super yang berpeluang besar bisa mendapatkan posisi dalam sepuluh Anak Dewa, dan membawa kemuliaan yang sangat dibutuhkan bagi umat manusia. "Kekuatan hewan peliharaan hanya sebatas hewan peliharaan, jangan melebih-lebihkan," kata Han Sen dengan dingin. "Tapi meski begitu, kamu masih memiliki kesempatan," Annie memohon. Han Sen tersenyum dan berkata, "Itu adalah medan pertarungan yang sebenarnya. Bukan permainan, aku tidak bisa bangkit lagi setelah mati. Aku tidak akan mempertaruhkan nyawaku untuk suatu gelar." Annie hanya menatap dingin pada Han Sen, lalu meraih piringnya dan berjalan pergi. Han Sen sadar bahwa banyak orang berharap dia ikut serta dalam pertarungan itu, tetapi dia benar-benar tidak dapat mengambil bagian. Jika dia mengungkap fakta bahwa dia telah menyerap Sari Geno Kehidupan, Persekutuan akan terus menerornya untuk mendapatkan jawaban. Pada saat itu, bahkan Keluarga Ji atau Qin juga tidak bisa melindunginya. Ini adalah masalah yang menyangkut ras manusia. Dia akan mendapatkan tekanan dari orang-orang di sekitarnya. Itu sebabnya Han Sen akan menggunakan identitas Dolar ketika dia bertarung. Walaupun orang-orang dapat melihat bahwa Dolar telah menyerap Sari Geno Kehidupan, tidak ada yang tahu siapa dia. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Ada banyak manusia di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Sebenarnya, itu adalah tempat penampungan dengan populasi manusia tertinggi, tetapi meskipun begitu, kita tidak berada di puncak rantai makanan, bukan dalam jangka panjang. Aku mengerti mengapa orang-orang ingin kita berkembang dan mendobrak citra inferioritas kita," pikir Han Sen. Dia percaya dia harus berusaha sekuat tenaga dalam Pertarungan Dewa dan mendapatkan posisi sebagai Anak Dewa. Paling tidak, itu akan membawa harapan bagi umat manusia. Tetapi jika dia berkompetisi di sana, dia tidak bisa menggunakan Paku Rex Membara atau malaikat kecil. Dia memperkirakan kesempatannya mengalahkan roh super di bawah kondisi seperti itu berada di bawah 30%. Dan kesempatan 30% itu hanya karena dia beruntung memperoleh jiwa binatang semut. Raja Semut Iblis Super: Jiwa Binatang Baju Baja Pertahanan baju baja jiwa binatang super sangat kuat, dan itulah kunci yang harus dimanfaatkan ketika melawan roh super. Selain itu, Han Sen bisa mensimulasikan aliran energi Raja Semut Iblis. Pertahanan akan meningkat luar biasa jika aliran energi dikombinasikan dengan baju baja raja semut. Selain itu, juga akan meningkatkan kecepatan pemulihan dan kekuatannya. Itu adalah aliran energi yang kuat, dan ketika digunakan bersama dengan baju baja raja semut akan membuatnya sekuat kecoa yang keras kepala yang menolak untuk mati. Han Sen memiliki kaki yang panjang dan kuat dan otot dada yang besar. Pinggangnya tipis tapi padat. Di bawah balutan baju baja ungu gelap, dia tampak kuat dan lebar. Dia tampak seperti iblis yang telah merangkak keluar dari lubang neraka. Han Sen menjalankan aliran energi semut iblis dan setelah itu baju baja Raja Semut Iblis tampak lebih gelap. Dari ungu cerah, berubah menjadi warna ungu gelap. Han Sen melihat dirinya sendiri dan merasa puas dengan penampilannya. Dia merasa dengan baju baja super ini dia akan dapat bertarung melawan roh super dengan penuh percaya diri. Bahkan jika dia kalah, dia tetap bukan lawan yang mudah ditaklukan. Han Sen menyingkirkan baju baja raja semut dan memberinya kristal hitam. Dia memperkirakan seharusnya masih ada cukup waktu untuk berevolusi, sebelum Pertarungan Dewa dimulai. Dengan baju baja yang berevolusi, dia akan menjadi lebih kuat. Setelah itu, Han Sen tidak pergi berburu lagi. Dia menggunakan sisa waktunya untuk mempelajari keahlian serangan jarak dekat yang lebih kuat. Dia tidak bisa menggunakan Paku Rex Membara atau busur silang merak lagi. Keahlian Pedang Ganda cukup kuat, tapi dia tidak akan berkesempatan menang jika menggunakan pedang berdarah sakral amuk. Keahlian Pedang Ganda itu sendiri tidak lebih lemah dari bakat malaikat kecil, tapi pedangnya yang lemah. Dia telah menguji pedang pada malaikat kecil, dan ketika dia menyerang ular perak dan pedang maskot kuno, dia meninggalkan luka dalam pada kedua senjata itu. Itupun dia hanya menggunakan sebagian kekuatannya. Jika dia mengerahkan segenap tenaga, ada kemungkinan besar dia akan membelah kedua senjata itu. Mengingat itu, Han Sen tidak akan menggunakan keahlian pedang ganda untuk mengalahkan roh super manapun. Ketika pertarungan berlangsung berlarut-larut, anggota tubuh adalah sekutu Anda yang paling terpercaya. Tinju Naga hanya bisa meningkatkan kekuatan, tapi itu bukan keahlian tinju. Dari beberapa keahlian jarak dekat yang Han Sen ketahui, hanya ada Pisau Petir dan Tujuh Pembunuhan. Saat memasuki Aula Orang Suci bagian militer, Han Sen mulai mencari keahlian tinju. Dia mencari beberapa saat, tetapi tidak berhasil. Tidak ada yang menarik perhatiannya. "Seni geno hiper di Aula Orang Suci cenderung berfokus pada keahlian kelas-S untuk rakyat biasa. Hanya beberapa orang yang memiliki keahlian legendaris yang sebenarnya, dan mereka tidak pernah terdaftar untuk dijual. Aku rasa aku tidak akan menemukan keahlian yang cocok untuk melawan roh super di sini." Han Sen mengamati setiap keahlian kelas-S yang tersedia, dan tidak ada yang menarik. Keahlian kelas-S tidak lemah, tetapi keahlian Han Sen sudah berada jauh diatasnya. Dia menginginkan sesuatu seperti Go Surgawi atau Tujuh Putaran, sesuatu yang legendaris. Dia tidak ingin membuang-buang waktu untuk keahlian lain lagi. Han Sen pergi ke bagian biasa di Aula Orang Suci tetapi harapannya lebih kecil. Jika dia tidak dapat menemukan satu di bagian militer, akan ada lebih sedikit kesempatan di sini. Han Sen melihat-lihat, dan di luar dugaannya, ada keahlian jarak dekat yang menarik. Seni geno itu dinamakan Tinju Petir Sonik. Dalam deskripsinya dinyatakan bahwa setelah menguasai keahlian ini, seseorang dapat mengatasi kerusakan sonik. Tapi, untuk mencapai tingkat itu membutuhkan kebugaran yang sangat tinggi. Meskipun itu adalah keahlian seorang evolver, untuk dapat mempelajarinya secara efektif dibutuhkan seseorang dengan kelas mendekati Makhluk Abadi. Kalau tidak, dia membutuhkan unsur tubuh petir yang sangat bagus. Chapter 702 - Keahlian Bertarung Setelah melihatnya dengan teliti, Han Sen semakin menyukai konsep Tinju Petir Sonik. Meskipun dia tidak memiliki unsur petir, dia dapat dengan mudah mensimulasikan aliran energi rubah perak untuk mendapatkan unsur petir. Dengan demikian, dia dapat mempelajari Tinju Petir Sonik dengan mudah. Han Sen berpikir keahlian ini benar-benar akan bermanfaat, tetapi dia tidak berani membelinya di Aula Orang Suci. Jika dia akan menggunakannya di Pertarungan Dewa, identitasnya akan mudah dilacak. Biasanya, daftar pembelian dirahasiakan di komputer pusat, sesuai dengan hukum Persekutuan, tetapi untuk berjaga-jaga, Han Sen akan bertanya pada Li Xinglun. Dia telah meretas Jaringan Langit virtual militer, jadi Han Sen menduga dia dapat memberikan beberapa saran. Han Sen tidak akan menyebutkan keahlian khusus yang ingin dia beli, hanya bertanya bagaimana dia bisa membeli sesuatu dari pasar gelap secara anonim. Li Xinglun berpengalaman dalam hal ini, sehingga dia dapat menyarankan cara yang sederhana dan efektif. Han Sen memeriksa beberapa tempat yang disebutkan oleh Li Xinglun, dan mereka memang merupakan tempat perdagangan gelap. Namun, membeli barang di sana adalah tindakan yang berisiko. Perdagangan di sana tidak dilindungi, dan tidak ada jaminan, atau catatan pembelian. Ada juga kemungkinan dia bahkan tidak akan menerima barang yang dipesan. Transaksi moneter juga tidak dijamin. Ditambah lagi, pasar gelap tidak pernah melakukan perdagangan tatap muka. Singkatnya, risikonya cukup tinggi. Akhirnya, Han Sen melepaskan ide untuk membeli sesuatu dari pasar gelap. Dia akan mengunjungi bagian perdagangan bebas dan melihat apakah dia bisa membeli Tinju Petir Sonik di sana. Biasanya orang-orang akan menjual barang bekas di sana, termasuk seni geno hiper dan larutan geno. Han Sen mencari Tinju Petir Sonik di sana, tapi dia kurang beruntung. Tidak ada satu orang pun yang menjual barang bekas. Dia juga mencari seni geno hiper kelas-S, juga, dan menerima beberapa balasan. Banyak orang yang menjual seni geno hiper bekas dan larutan geno, tetapi bukan keahlian yang dia cari. Namun, dalam membeli seni geno hiper bekas, ada beberapa klausul yang harus diwaspadai calon pembeli. Calon pembeli tidak dapat mengetahui apakah salinan seni geno hiper lengkap atau tidak, dan apakah larutan geno yang cocok atau tidak cocok. Penipuan dan transaksi menyesatkan sering terjadi di sana, karena pasarnya resmi. Oleh karena itu, pembeli harus sedikit lebih pintar ketika membeli barang di sana. Setidaknya, jika Han Sen membeli sesuatu di sana, tidak ada yang tahu dari mana produk itu berasal atau dijual kepada siapa. Mengikuti saran dan metode Li Xinglun, Han Sen akan dapat membeli apapun yang dia inginkan tanpa terlacak. Meskipun dia harus mencari tahu apakah produk yang dijual itu asli atau palsu, akan lebih mudah untuk melakukannya ketika melakukan transaksi tatap muka. Di zona perdagangan bebas, Han Sen tidak dapat menemukan Tinju Petir Sonik. Namun dia menemukan seni geno hiper lain yang menarik. Seni geno hiper yang memikatnya adalah Tinju Cakram Gajah. Han Sen pernah mendengar tentang keahlian ini sebelumnya, karena itu adalah keahlian legendaris yang berasal dari zaman kuno. Catatan masa lalu mengatakan bahwa pada waktu itu, orang berpikir bahwa dunia dibangun di atas sebuah piringan yang terletak di belakang seekor gajah. Gajah adalah segalanya, sedangkan cakram adalah waktu dan ruang. Meskipun itu lebih dari sekadar mitos, keahlian yang telah ditulis pada catatan itu sangat sulit. Ada banyak bagian yang tidak terbaca dan ada banyak teks yang hilang, jadi kurang lengkap. Tapi bagian yang Han Sen temukan cukup lengkap. Larutan geno dapat mengatasi kekurangan penggunanya, agar mereka dapat memanfaatkan keahlian itu. Tetapi tidak banyak orang yang dapat mempelajari keahlian itu sendiri, dan kekuatan keahlian itu lebih lemah dari yang mereka duga. Seseorang telah meneliti sisa catatan itu, dan mengatakan memerlukan darah gajah untuk menyempurnakan keahlian itu. Mereka mengambil nutrisi dari gajah dan memasukkannya ke dalam larutan geno, sehingga memungkinkan orang lain mempelajari keahlian itu. Tetapi kekuatan dan kedalamannya sangat buruk. Tinju Cakram Gajah adalah keahlian kelas-A, karena tidak memenuhi syarat untuk masuk dalam kategori keahlian kelas-S. Tetapi keahlian itu adalah cara yang bagus untuk memperkuat tubuh seseorang, dan dalam hal ini, tidak lebih buruk dari sebagian besar seni geno hiper kelas-S. Jadi, orang-orang yang tidak mampu membeli keahlian kelas S akan lebih sering yang membeli ini sebagai gantinya. Han Sen menjadi berharap-harap dan bersemangat. Dia berpikir, "Tinju Cakram Gajah sangat mendalam. Jika aku mensimulasikan aliran energi gajah tulang, apakah aku akan dapat menggunakan kekuatan Tinju Cakram Gajah yang sebenarnya? Jika aku bisa melakukannya, apakah orang lain akan mengatakan bahwa keahlian itu berasal dari keahlian kelas-A yang kurang populer." Han Sen mengikuti saran Li Xinglun dan membeli Tinju Cakram Gajah dan larutan geno dari komunitas barang bekas. Itu adalah seni geno hiper kelas-A yang biasa, dan dia dapat memeriksa keasliannya di Jaringan Langit. Setelah memeriksanya, dia tidak perlu khawatir bahwa produk yang dibelinya adalah barang palsu. Tinju Cakram Gajah sebenarnya cukup umum. Dia bisa membelinya di Aula Orang Suci, tetapi dia ingin membelinya dari pasar barang bekas agar dia bisa mengetahui proses membeli barang di sini. Dengan demikian, dia akan siap ketika akan membeli Tinju Petir Sonik. Setelah beberapa saat, Han Sen menerima keahlian dan larutan geno. Setelah itu, dia membandingkannya dengan barang-barang yang tersedia di Jaringan Langit untuk memastikan itu asli. Han Sen menggunakan larutan geno dan mulai berlatih berlatih Tinju Cakram Gajah. Dia mencoba menggabungkannya dengan aliran energi gajah tulang. Dengan melakukan ini, Han Sen menemukan sesuatu yang luar biasa. Setiap kali dia menggunakan energi gajah tulang, dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya dan malah harus langsung meledakkannya. Tetapi semakin lama dia menggunakan energi gajah tulang untuk berlatih Tinju Cakram Gajah, dia semakin bisa mengendalikan energinya. Han Sen senang. Jika dia bisa lebih efektif mengendalikan energi dan kekuatan gajah tulang, maka dia tidak akan kehabisan seluruh energi setelah melakukan satu serangan. Dengan bisa mengendalikan kekuatan seranganya, dia tidak akan menyia-nyiakan kekuatannya. Yang harus dia lakukan hanyalah menggunakan energi secukupnya. Han Sen membuang niatnya untuk membeli Tinju Petir Sonik sekarang, karena waktunya cukup terbatas. Dalam waktu kurang dari sebulan, Pertarungan Dewa akan dimulai dan dia harus berlatih dengan Tinju Cakram Gajah sebaik mungkin. Dengan aliran energi gajah tulang, Tinju Cakram Gajah memiliki proporsi kekuatan yang besar, jumlah energi yang keluar dan masuk terkendali dengan baik. Ketika kedua kemampuan digabungkan, kekuatan mereka meningkat. Semakin berlatih, hasilnya semakin baik. Sebuah tinju mengandung kekuatan yang cukup untuk membelah gunung, begitulah kira-kira analoginya. Kekuatannya sangat besar. Keahlian Tinju Cakram Gajah sangat mendalam, dan tidak lebih buruk dari keahlian Pedang Ganda. Dalam beberapa hal, itu bahkan lebih baik. Han Sen berlatih dengan malaikat kecilnya setiap hari. Kekuatan Tinju Cakram Gajah juga terus meningkat. Meskipun Han Sen terus menerus kalah dari malaikat kecil, dia melakukan banyak perubahan dan perbaikan. Setidaknya Han Sen bisa bersaing dengan malaikat kecil sekarang. Sebulan telah berlalu, dan semua tempat penampungan telah memilih pejuang mereka. Pertarungan Dewa sudah akan dimulai. Chapter 703 - Pertarungan Dewa Fang Mingquan memasuki arena pertarungan dari tempat penampungan dan menemukan tempat duduknya. Dia melihat ke tengah arena, menunggu Pertarungan Dewa dimulai. Meskipun Fang Mingquan berada di tempat penampungan kerajaan yang berisi setengah juta orang di dalamnya, arena itu hanya dapat menampung sangat sedikit orang. Manusia di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua tidak terlalu antusias dengan Pertarungan Dewa. Fokus utama umat manusia ketika datang ke Pertarungan Dewa adalah pada pertarungan suci yang terjadi antara manusia di tempat penampungan mereka sendiri, sehingga mereka bisa melihat siapa yang terbaik. Tetapi ketika sampai pada Pertarungan Dewa yang sebenarnya, minat dengan cepat memudar. Banyak manusia akan memilih untuk tidak mengikuti babak kualifikasi mereka, karena mereka akan menghadapi pertarungan maut. Jika lawan mereka adalah roh yang kuat, mereka seringkali kejam, manusia hanya bisa hidup sekali, dan mereka tidak mampu menyia-nyiakan hidup mereka dalam pertarungan yang kemungkinan besar akan mencabut nyawa mereka. Dan kematian pejuang manusia adalah tragedi yang sering terjadi dalam Pertarungan Dewa, karena roh sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan dalam pertarungan. Dengan demikian, acara itu bukanlah tontonan yang ramah dan cocok bagi umat manusia. Jumlah penonton Pertarungan Dewa rendah, sangat kontras dengan pertarungan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Bahkan media juga kurang menaruh perhatian pada Pertarungan Dewa. Lagipula, belum ada manusia yang berhasil menjadi Anak Dewa, dan mereka ingin menghabiskan waktu dan sumber daya untuk melaporkan kemenangan roh. Daftar nama sederhana biasanya sudah mencukupi. Orang-orang yang meluangkan waktu untuk menonton Pertarungan Dewa adalah petinggi dari faksi yang lebih besar dari Persekutuan. Mereka adalah orang yang dapat menaklukkan tempat penampungan roh, jadi mengamati roh yang berpartisipasi dalam Pertarungan Dewa memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana cara menghadapi roh-roh tempat penampungan yang belum ditaklukkan. Fang Mingquan menonton Pertarungan Dewa dengan harapan Dolar akan ada di sana. Dolar berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dan pejuang ulung seperti dia kemungkinan akan bersedia untuk berpartisipasi. Meski begitu, dia tidak terlalu berharap. Dolar hanya berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dalam waktu yang singkat. Roh-roh itu selalu mengucilkan harapan lawan-lawannya. Sepertinya tempat itu telah menjadi tempat uji nyali bagi manusia. "Fang Mingquan?" Fang Mingquan, menunggu pertandingan dimulai, mendengar namanya dipanggil dari belakang. Dia menoleh ke arah seseorang yang dia kenal. "Tuan Hua?" Fang Mingquan segera berjalan menghampiri dan menjabat tangannya. Nama lengkap Tuan Hua adalah Hua Ping. Dia telah berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua selama seratus tahun. Dia adalah salah satu evolver paling awal. Dia sekarang juga bekerja di media, dan dulu dia adalah atasan Fang Mingquan. "Kamu tertarik dengan Pertarungan Dewa?" Hua Ping memandang Fang Mingquan dengan agak terkejut. Fang Mingquan adalah komentator paling terkenal di Persekutuan. Salah satu alasan Hua Ping merasa terkejut adalah jarang ada reporter yang merekam video atau mengambil foto Pertarungan Dewa. Jika dia ingin membuat laporan atau berkomentar, semua itu harus dilakukan secara verbal atau tertulis. Namun itu pun tidak akan menarik, karena laporannya akan meliput tentang kesedihan dan kerugian umat manusia. "Aku memang tertarik. Itu sebabnya aku datang untuk menonton. Hua Tua, apakah Anda datang kesini untuk melaporkan tentang Pertarungan Dewa?" Fang Mingquan bertanya. Hua Tua tersenyum dan berkata, "Aku melakukannya setiap sepuluh tahun. Ini liputanku yang ketiga belas mengenai Pertarungan Dewa. Hanya sedikit orang yang membacanya, maka mungkin tidak banyak orang yang mengetahui karya ini." "Jika seburuk itu, mengapa Anda masih bersikeras melakukannya?" Fang Mingquan bertanya, dengan heran. Melakukan sesuatu yang tidak mendapatkan perhatian cenderung menentang prinsip-prinsip seseorang di media. Bagi seorang penyelia tua yang bersikeras untuk meliput Pertarungan Dewa setiap sepuluh tahun adalah hal yang cukup mengejutkan. "Aku akui angka pemirsa itu penting. Tetapi sebagai seorang pelaku media, aku ingin melaporkan hal-hal yang bermakna bagi perkembangan umat manusia. Manusia memang tidak pernah unggul dalam Pertarungan Dewa, tetapi ada secercah inspirasi dan kekaguman di sini. Orang-orang berbakat datang ke sini, setiap sepuluh tahun, dengan harapan memperjuangkan kehormatan dan kemuliaan bagi umat manusia. Terlepas dari apakah mereka menang atau kalah, mereka adalah pahlawan tanpa pamrih." Hua Tua menghela nafas dan kemudian melanjutkan berkata, "Tapi sekarang, aku takut kemuliaan telah menipis dalam hati manusia. Hanya kemenangan dan kesuksesan yang menentukan nilai seseorang akhir-akhir ini. Manusia yang gagal diremehkan, dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. Aku membuat catatan tentang pertarungan ini agar para calon petarung Pertarungan Dewa dapat mempelajari sesuatu." Fang Mingquan memberi hormat padanya. Seorang pria media dengan nilai-nilai dan integritas seperti itu jarang ada, dan bahkan Fang Mingquan sendiri tidak yakin dia bisa melakukan hal yang sama. Fang Mingquan adalah orang biasa dan dia tidak pernah memikirkan hal-hal seperti itu. Namun, itu tidak menghentikannya untuk mengagumi usaha rekannya. Mereka berdua berbincang, menunggu pertarungan dimulai. Arena bisa menampung seratus ribu penonton, tetapi hanya beberapa ribu yang datang. Tempat penampungan manusia lainnya juga seperti ini. Selain para pejuang, dan tokoh-tokoh penting dan pejabat dari organisasi Persekutuan yang lebih besar, manusia tidak mungkin datang dan menonton pertarungan yang kemungkinan besar akan berakhir dengan kekalahan. Mereka yang menang akan menjadi pusat perhatian, tetapi tidak sama halnya dengan mereka yang walaupun telah berusaha keras dan tekun namun tidak dapat memperoleh keberhasilan yang mereka inginkan. Manusia memuja para pahlawan, tetapi mereka seringkali tidak menyadari bahwa kegagalan para pahlawan di masa lalu adalah bekal untuk kemenangan mereka di masa depan. Dalam legenda para pahlawan, kegagalan bukan masalah. Pertarungan Dewa segera dimulai. Mereka yang telah terpilih dari tempat penampungan manusia dan roh sekarang ditarik ke arena pertarungan. Arena itu sangat besar, dan ada banyak arena yang lebih kecil yang dipisahkan dengan rapi satu sama lain, memungkinkan seribu pertarungan berlangsung pada saat yang sama. Manusia dan roh dipisahkan, tidak diijinkan untuk saling berhubungan. Ini untuk menghindari konflik yang terjadi di luar pertarungan. Karena ada begitu banyak manusia dan roh yang ambil bagian dalam acara tersebut, sulit untuk menemukan orang yang dicari di sana. Fang Mingquan meneliti daftar peserta dengan seksama, dengan harapan menemukan Dolar di sana. Hua Ping, yang berada di sampingnya, menggunakan sebuah pena untuk merekam sesuatu. Wajahnya sangat serius. "Dia benar-benar ada di sini!" Fang Mingquan berseru ketika dia menemukan nama Dolar di daftar pejuang. Hua Ping tampak bingung. Dia menoleh pada Fang Mingquan dan bertanya, "Kamu punya teman yang ikut serta dalam Pertarungan Dewa?" "Ya," jawab Fang Mingquan dengan sangat antusias. Meskipun dia belum pernah bertemu Dolar, atau bahkan berbicara langsung dengannya, Fang Mingquan menganggap Dolar sebagai seorang teman baik, bahkan sahabat di dalam hatinya. Dia tidak bisa menggambarkan perasaan ini, tetapi begitulah perasaannya. "Berapa nomor medan pertarungan temanmu? Biarkan aku melihat apakah dia akan melawan roh," kata Hua Ping. Fang Mingquan segera memberitahu nomornya. Hua Ping adalah seorang ahli, jadi dia bisa segera mengetahui siapa lawan yang akan dihadapi Dolar. "Dolar dan Emas Hitam, kelihatannya temanmu tidak beruntung. Dia akan berhadapan dengan roh di pertandingan pertamanya. Emas Hitam adalah roh kerajaan yang sangat kuat. Dia memiliki baju baja yang hampir tidak bisa ditembus. Bahkan senjata kelas darah sakral juga sulit melukainya," kata Hua Ping. Chapter 704 - Satu Tinju Kemenangan Setelah mendengar apa yang dikatakan Hua Ping, Fang Mingquan mulai khawatir. Dia tidak ingin Dolar melawan sesuatu yang sangat begitu menakutkan. Saat mereka berbicara, kedua pejuang memasuki medan pertarungan. Salah satu pejuang tingginya tiga meter dan mengenakan baju baja hitam. Dia tampak menakutkan. Gerakannya hampir seperti robot mekanik yang terbuat dari baja. Pejuang lainnya terlihat cukup kuat di luar dugaan. Namun, dia berbalutkan baju baja ungu yang terlihat relatif tipis jika dibandingkan dengan baju baja lawannya. Roh Emas Hitam berteriak dan mengangkat palu yang digunakan, yang ukurannya lebih besar dari mobil kecil. Dia menghancurkan tanah di depan Han Sen dengan kekuatan yang dapat menumbangkan gunung kecil. Fang Mingquan menyaksikan Dolar dengan ketakutan. Meskipun Dolar mengenakan baju baja ungu, dia tahu itu adalah Dolar dari cara pria itu menahan diri. Saat dia mengamati Dolar berhadapan dengan Emas Hitam, itu membuatnya takut. Fang Mingquan sendiri adalah seorang evolver, jadi dia bisa merasakan dengan jelas kekuatan yang mengancam yang berada di dalam palu yang dipegang Emas Hitam. "Temanmu tampaknya agak lambat. Kemampuannya berfokus pada kekuatan? Jika itu benar, dia akan kesulitan melawan musuh seperti Emas Hitam. Kekuatan musuhnya tidak terbatas, kecuali dia adalah salah satu manusia terkuat dalam sejarah ... "Hua Ping menghilang, tetapi kalimat itu hanya memiliki satu kesimpulan. Fang Mingquan tidak melihat Dolar menghindar, dan Dolar juga tidak menarik senjata. Dia memperhatikan dengan gelisah, karena Dolar hanya berada di penampungan selama beberapa tahun dan kekuatannya mungkin belum mencapai puncak. Menghadapi musuh yang menakutkan seperti itu sangat berbahaya. Ketika palu Hitam-Emas diayunkan lagi dan siap untuk mendarat di kepala Dolar, dia mengeluarkan tinju kanannya dan meninju palu itu. Ketika Hua Ping menyaksikan langkah ini, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Temanmu ceroboh. Kekuatan Emas Hitam adalah ..." Sebelum Hua Ping bisa menyelesaikan hukumannya, tinju Dolar bertabrakan dengan palu. Ledakan! Suara itu memekakkan telinga, dan tinju itu menghancurkan palu menjadi berkeping-keping. Hua Ping dan Fang Mingquan terpaku. Mereka bahkan tidak bisa memahami kekuatan yang ada di dalam tinju itu sampai bisa menghancurkan palu logam raksasa seperti itu. Hua Ping paling terkejut. Dia telah menyaksikan banyak Pertarungan Dewa selama bertahun-tahun dan mengenal banyak pejuang di sana, termasuk roh Emas Hitam. Dia adalah seorang pejuang yang luar biasa. Dia mungkin bukan yang terkuat, tapi dia tetap sangat kuat. Baju bajanya yang tidak bisa dihancurkan dan palu besarnya juga menakutkan, banyak evolver telah mati, atau setidaknya terluka parah dalam pertarungan dengannya. Banyak senjata berdarah sakral telah dipatahkan oleh palu itu juga. Tapi sekarang, palu yang sama telah dihancurkan oleh tangan manusia. Pemandangan itu tidak terbayangkan, dan itu seperti dongeng yang hanya dipercaya oleh segelintir orang. Hua Ping hanya bisa menatap Dolar dengan mulut ternganga. Dia lupa menulis laporannya. Di medan pertarungan, setelah Han Sen menghancurkan palu, kekuatan yang mendidih membanjiri tubuhnya sekali lagi. Emas Hitam sendiri juga terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, Han Sen melangkah maju dengan kekuatan yang memecah atmosfer, langsung ke hadapan wajah roh itu. Tubuhnya sekuat harimau, dan tinjunya berdengung kencang saat melintas ke arah wajah Emas Hitam. Emas Hitam berteriak dan menyilangkan tangannya untuk memblokir serangan yang masuk. Ledakan! Baju baja, lengan, dan tengkoraknya hancur karena serangan Tinju Cakram Gajah dari Han Sen. Darah membasahi arena, dan tubuh Emas Hitam yang luka dan terurai diluncurkan dari medan pertarungan. Tubuhnya berserakan sampai sejauh lima belas meter. "Bagaimana mungkin?" Hua Ping berdiri, buku dan pulpennya jatuh ke lantai. Saat dia memandang Dolar, bola matanya melebar sampai seperti akan jatuh. Itu adalah satu tinju kemenangan. Roh Emas Hitam yang sangat kuat terbunuh tak lama setelah pertarungan dimulai, dan dia tidak punya kesempatan. Tidak ada yang bisa membayangkan kekuatan dalam pukulan itu, dan Hua Ping sulit untuk mempercayai bahwa seorang evolver dapat memiliki kekuatan seperti itu. Fang Mingquan juga hampir sama kagetnya, dia hampir menangis keras. Dia tidak menduga Dolar, yang hanya berada di Tempat Suci Pada Dewa Tahap Kedua selama dia, telah berhasil mencapai kekuatan seperti itu. Dia membunuh roh kerajaan dengan satu tinjunya. "Mingquan, apakah pria ini manusia?" Hua Ping bertanya setelah Dolar meninggalkan arena, dengan penuh semangat meraih tangan Fang Mingquan. "Ya, benar. Dolar cukup populer di Persekutuan," Fang Mingquan segera menjelaskan dengan bangga. "Jika dia benar-benar manusia ... Tunggu ... Coba kulihat ..." Perkataan Hua Ping mulai tidak beraturan, ketika dia bergerak-gerak untuk mencari bukunya. Menyadari buku itu ada di lantai, dia berlari untuk mengambilnya. Dia mulai membalik-balik halaman bukunya, memindai daftar pertarungan dan dengan panik menggambar dengan penanya. Fang Mingquan tidak yakin apa yang dia lakukan. Dia menggambar dengan sangat cepat. Setiap kali dia menulis nama dan menggambar garis, wajahnya bertambah gembira. Fang Mingquan melihat apa yang dilakukan Hua Ping dan memperhatikan itu adalah perhitungan daftar pertarungan. Sepertinya Hua Ping sedang berusaha menentukan siapa yang akan dihadapi Dolar selanjutnya. "Sepuluh pertandingan ... Dia tidak akan melawan siapapun yang lebih kuat dari Emas Hitam untuk sepuluh pertandingan lainnya. Ini adalah kesempatan." Wajah Hua Ping memerah, dan dia berseri-seri dengan perhitungannya sendiri. Kegembiraan di wajahnya semakin jelas. Namun setelah beberapa saat, wajahnya membeku. Kegembiraannya hilang, dan dia duduk dengan kecewa. Matanya tampak kosong ketika dia bergumam, "Tetap tidak berhasil. Tetap tidak berhasil." "Hua Tua, apa yang tidak berhasil?" Fang Mingquan segera bertanya, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. "Temanmu cukup beruntung. Jika dia terus bertarung, dia seharusnya tidak menghadapi lawan yang sekuat itu lagi. Bahkan jika dia bertemu roh lain yang sekuat Emas Hitam, dia tetap berkesempatan untuk mengalahkannya. Jika dia cukup beruntung, dia bisa mencapai sepuluh besar. Tapi ... " Hua Ping menghela nafas panjang. Kemudian, dia melanjutkan dengan mengatakan, "Dalam pertarungan terakhirnya, sebelum dapat dinobatkan sebagai Anak Dewa, dia harus berhadapan dengan lawan yang tidak mungkin dikalahkan oleh manusia." "Lawan seperti apa yang Anda bicarakan?" Fang Mingquan bertanya. "Dalam Pertarungan Dewa yang kelima, ada seorang Anak Dewa unsur cahaya. Meskipun Anak Dewa ini hanya pernah bergabung sekali, dia sangat kuat. Kekuatannya sekarang tidak terbayangkan. Tidak ada manusia yang bisa mengalahkannya. Bahkan evolver yang telah membuka kunci gen juga tidak memiliki peluang. Di hadapan Anak Dewa Cahaya, mereka akan dihancurkan seperti serangga." Hua Ping tersenyum masam saat menjelaskan keadaan yang berbahaya ini. Chapter 705 - Anak Dewa Cahaya "Apakah dia benar-benar sekuat itu?" Fang Mingquan bertanya pada Hua Ping dengan tatapan tidak percaya. Dengan senyum masam, Hua Ping berkata, "Apakah kamu tahu Persekutuan membuat buku panduan untuk Pertarungan Dewa di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua?" "Ya, saya tahu. Buku ini mencatat semua roh terkuat yang telah berpartisipasi dalam Pertarungan Dewa. Jika mereka bertemu dengan roh dalam daftar itu, mereka disarankan untuk segera mundur agar tidak terbunuh," kata Fang Mingquan. "Anak Dewa Cahaya adalah salah satunya. Dia hanya pernah berpartisipasi sekali dalam Pertarungan Dewa, jadi tidak ada informasi lengkap tentang dia. Seorang manusia yang telah membuka kunci gen menjadi lawannya saat itu. Dia adalah salah satu evolver terkuat sepanjang masa, dan sangat terkenal. Dia memiliki banyak jiwa binatang berdarah sakral, seni geno hiper yang kuat adalah karya-karyanya. Tetapi Anak Dewa Cahaya membunuhnya dalam satu serangan." Hua Ping menggelengkan kepalanya dan melanjutkan penjelasannya. "Aku terlalu gegabah. Tidak ada manusia yang cukup kuat untuk menjadi Anak Dewa. Membutuhkan lebih dari sekadar keberuntungan untuk melakukan itu. Aku menyarankan agar kamu memberitahu temanmu tentang perkembangan yang menyedihkan ini. Katakan padanya dia bisa terus berjuang untuk sekarang, tetapi dia harus mundur sebelum pertarungan terakhir. Jika tidak, Anak Dewa Cahaya tidak akan memberinya kesempatan untuk menyerah." Fang Mingquan memahami situasi buruk yang bisa terjadi, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menghubungi Dolar. Fang Mingquan merasa cara terbaiknya untuk memberitahu Dolar adalah memposting artikel berita tentang hal itu. Jika dia melakukan itu, setidaknya ada kemungkinan Dolar akan melihatnya. Pertarungan Dewa berlanjut. Hari ini, setiap orang harus bertarung lima kali. Dolar berhadapan dengan tiga roh dan dua manusia. Han Sen mengalahkan dua manusia dan membunuh tiga roh dengan mudah. "Sangat kuat. Dia luar biasa kuat. Dia mungkin adalah evolver terkuat dalam sejarah. Dengan kekuatan seperti itu, aku tidak bisa membayangkan ..." Hua Ping sangat bersemangat, tetapi disisi lain dia juga merasa kesal. Dolar sebenarnya hanya selangkah lagi untuk menjadi Anak Dewa, tetapi dia takut apa yang akan terjadi pada Dolar jika dia berusaha memperjuangkannya. Semakin baik kinerja Dolar, Hua Ping menjadi bertambah kesal. Akhirnya, dia tidak tahan menyaksikan Dolar bertarung. Seseorang yang begitu hebat segera akan dihentikan, tepat sebelum mendapatkan gelar dan menjadi salah satu dari sepuluh Anak Dewa. Dia tidak tahu kapan manusia bisa memiliki kesempatan ini kembali. Fang Mingquan, di sisi lain, senang dan gembira. Meskipun dia tidak mengetahui dengan jelas kapan Dolar masuk dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua, dia menduga tidak akan lebih dari beberapa tahun. Tapi Fang Mingquan dan Hua Ping tetap khawatir. Jika mereka tidak bisa menghubungi Dolar, dan dia pada akhirnya berhadapan dengan Anak Dewa Cahaya, segalanya akan berubah menjadi sangat buruk. "Apakah dia sudah membaca buku panduan?" Fang Mingquan merenung. Dia yakin Dolar punya buku panduan itu, tapi dia tetap siap untuk kembali dan menyiarkan pertunjukan itu. Dia berharap acaranya akan cukup populer sehingga Dolar bisa mengetahui seberapa kuatnya Anak Dewa Cahaya. Terlalu banyak pertarungan terjadi pada saat yang sama, jadi orang-orang cenderung hanya menonton anggota keluarga mereka atau setidaknya orang yang mereka sayangi. Jadi, sangat sedikit orang yang memperhatikan Han Sen. Beberapa orang mampir untuk menonton, dan meskipun mereka terpesona ketika menyaksikan kekuatannya, itu tidak cukup untuk menarik orang lain untuk menyaksikannya. Fang Mingquan memutuskan untuk kembali ke Persekutuan dan memulai siaran tentang Pertarungan Dewa. Secara khusus, dia ingin berbicara tentang lima pertandingan yang telah diikuti oleh Dolar. Dia juga ingin berbicara tentang lawan-lawan yang akan dia hadapi nanti, Anak Dewa Cahaya, khususnya. Dia ingin memberikan banyak informasi tentang roh itu, dan apa yang telah dilakukan roh itu di masa lalu. Siaran ini hampir seperti radio. Tidak ada foto acara dan hanya menampilkan Fang Mingquan yang mendiskusikan Pertarungan Dewa, dengan peta pertarungan kasar yang dibuatnya. Meskipun demikian, ini menarik banyak perhatian. "Dolar ada di sini? Dan dia ikut serta dalam Pertarungan Dewa!?" "Dolar baru menjadi evolver beberapa tahun lalu, dia sudah ambil bagian dalam Pertarungan Dewa?" "Omong kosong! Palu Emas Hitam hancur berkeping-keping oleh tinju Dolar? Dia juga membunuh roh itu hanya dengan satu pukulan? Apakah kamu bercanda? Aku ingat dalam Pertarungan Dewa sebelumnya, saat temanku melawan Emas Hitam. Walaupun dia telah membuka kunci gennya, dia diserang oleh palu tiga kali dan berada di jurang kematian sebelum bisa ditarik keluar." "Dolar keren!" "Aku akan menonton pertarungan Dolar." "Ayo kita semua mendukung Dolar besok." "Jika Dolar ada di sana, aku akan ke sana." "Tapi jika analisisnya benar, ... Dolar yang malang. Dia akan dihentikan selangkah sebelum mencapai puncak." "Mengapa kalian beranggapan dia akan menang terus? Mari kita lihat apakah dia bisa mengalahkan sisa roh dan manusia terlebih dahulu." "Dolar itu adalah yang terbaik. Dia mencatat rekor sebagai Anak Dewa kesepuluh di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Dan dia hanya bertanding sekali di sana." "Ya! Dolar bukan apa-apa di sini di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Anak Dewa Cahaya akan menghancurkannya." "Apa gunanya bertarung, jika hanya bergantung pada keberuntungan? Jika dia tidak berhadapan langsung dengan Anak Dewa Cahaya, dan menjadi salah satu dari sepuluh besar, dia tetap akan dibunuh oleh Anak Dewa lainnya." Dia adalah sampah di hadapan mereka; sampah yang ditendang ke sisi trotoar." "Dengan keberuntungan yang kalian bicarakan, aku bisa menjadi Anak Dewa. Aku bisa bergabung dan cukup beruntung untuk tidak berhadapan dengan musuh yang kuat dan kemudian POW! Aku akan menjadi Anak Dewa." ... Partisipasi Dolar dalam Pertarungan Dewa memicu perpecahan besar di Persekutuan. Perdebatan besar telah dimulai, dan banyak orang mencari Dolar. Mereka ingin dia menjadi Anak Dewa yang mewakili umat manusia, yang pertama dalam sejarah. Tetapi ada banyak orang yang tidak percaya bahwa Dolar dapat berhasil mengalahkan Anak Dewa Cahaya. Orang-orang yang bernalar lebih menyarankan Dolar untuk menyerah, jangan sampai dia terbunuh. Banyak profesional telah menganalisa keberhasilan Dolar dalam Pertarungan Dewa. Mereka pikir keberuntungannya cukup bagus sejauh ini. Setiap pertarungan tampaknya mudah, terlepas dari Anak Dewa Cahaya yang akan dihadapinya nanti. Manusia lain yang mengambil bagian dalam pertarungan suci akan keluar dalam beberapa putaran sebelum Dolar, karena roh yang mereka temui terlalu kuat dan mereka harus berhenti. Tapi keberuntungan Dolar berhenti di situ. Bahkan jika dia tetap maju dan mengalahkan beberapa roh berikutnya, dia kemungkinan besar akan mundur sebelum melawan Anak Dewa Cahaya. Itulah perhitungan sebagian besar profesional. Sebenarnya, mereka tidak percaya ada manusia yang mampu melawan Anak Dewa Cahaya dan menang. Namun, ada beberapa profesional lain yang benar-benar kasar dan ofensif. Mereka sangat yakin bahwa Han Sen akan tersandung dan jatuh jauh sebelum dia bertemu dengan Anak Dewa Cahaya. Dan tentu saja, ada beberapa yang merasa yakin bahwa Fang Mingquan mengada-ada atau setidaknya membesar-besarkan fakta untuk meningkatkan jumlah penonton. Mereka tidak percaya Dolar bisa mematahkan palu Emas Hitam dengan satu pukulan. Setelah melalui banyak penelitian dan analisis, mereka secara teoritis membuktikan bahwa Dolar tidak cukup kuat untuk melakukannya. Acara itu menjadi perbincangan hangat di seluruh Persekutuan, dan semua orang tampaknya memiliki teori sendiri. Dan pada hari kedua Pertarungan Dewa, stadion penuh sesak dengan penonton. Umat manusia tiba-tiba kembali tertarik dengan Pertarungan Dewa di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Chapter 706 - Kembalinya Sang Dollar Sebelumnya hanya ada beberapa penonton di kursi, tetapi kini stadium terisi penuh oleh penonton yang bersemangat. Mereka semua memandang ke bawah ke arena pertarungan, menunggu sosok Dollar untuk muncul. "Dia muncul! Dia muncul!" Pria berjubah ungu melangkah ke arena pertarungan, dan saat dia tiba, para penonton bersorak-sorai dengan riuh. "Mengapa dia mengenakan warna ungu? Dollar biasanya memakai warna emas. Apakah ini imitasinya?" "Sepertinya itu dia, tetapi juga bukan pada saat yang sama." ¡­ Han Sen datang ke arena pertarungan tanpa mencari tahu tentang lawannya ataupun membaca peraturan untuk mundur. Dia hanya perlu mendeteksi energi kehidupan lawannya untuk memastikan seberapa kuat mereka sesungguhnya. Bahkan jika dia tidak bisa mengetahuinya, jubah raja semut iblis akan melindunginya. Lawan Han Sen kini memasuki arena. Dia adalah roh pria tampan yang mengenakan jubah perak. Di tangannya, dia menggenggam pedang perak. Dia memiliki telinga seperti kelinci dan ada satu mata di keningnya. Selain dari itu semua, dia terlihat seperti manusia biasa. Orang-orang telah melihat daftar penantang Han Sen, jadi mereka tahu apa yang mungkin akan terjadi dari lawan pertamanya. Lawannya disebut Pangeran Bermata Perak. Dia adalah roh kerajaan yang memiliki gerakan yang sangat cepat. Dalam analisa yang disediakan oleh para ahli, dia adalah lawan Dollar yang paling kuat yang harus dihadapi apabila dia ingin bertarung menghadapi Anak Dewa Cahaya. Pangeran Bermata Perak mengamati lawannya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Kemudian, dia menghunuskan pedangnya. Bagaikan sinar perak yang tiba-tiba berkelebat, dia berlari ke arah Han Sen. Pada saat yang bersamaan, dia melepaskan serangkaian tusukan pedang pada Han Sen; terlalu banyak tusukan untuk dihitung. Mereka menghampiri Han Sen bagaikan hujan perak. Banyak orang yang berdiri, mereka ingin melihat lebih jelas bagaimana Dollar menghadapi hujan perak itu sebaik mungkin. Tetapi Han Sen tidak bergerak sedikitpun. Dia berdiri dan menyaksikan hujan perak terjatuh tanpa mengedipkan mata. Hujan pedang perak yang turun tidak lebih dari sekedar bayangan. Han Sen memiliki banyak bakat, dan sebelum dia menjadi terkenal, dia telah menemui gerakan ini. Fakta bahwa Pangeran Bermata Perak memilih untuk menggunakan gerakan ini adalah hal yang Han Sen yakini sangat kekanak-kanakan. Para penonton menyaksikan bayangan perak menusuk menembus Han Sen. Jantung mereka berdebar, dan banyak wanita yang mengatupkan tangan pada mulut mereka untuk menahan jeritan mereka. Tetapi di samping apa yang mereka lihat, tidak ada apa pun yang terjadi. Han Sen masih berdiri di tempat yang sama, tidak bergerak. Dia hanya menatap dengan tenang Pangeran Bermata Perak menggunakan pedangnya. Tiba-tiba, Han Sen mengangkat tangannya dan menggunakan dua jari untuk menangkap satu bayangan perak. Dan kemudian, seluruh hujan itu pun lenyap. Han Sen masih berada di sana, memegang satu pedang perak di antara jarinya, sejauh tiga inci dari tenggorokannya. Tetapi tiga inchi sama jauhnya dengan ribuan mil. Meskipun dipegang oleh dua jari, Pangeran Bermata Perak tidak bisa menggerakkan pedangnya. Pedangnya terjebak. Prak! Jari Han Sen bergerak, mematahkan pedang itu. Lalu, dia lanjut menyerang dengan telapaknya ke arah dada Pangeran Bermata Perak. Yang seluruh penonton dengar hanyalah suara gelas yang pecah. Jubah Pangeran Bermata Perak hancur menjadi debu berkilauan, dan warnanya yang pucat bersimbah oleh darah. Darah roh itu membasahi arena pertarungan, tetapi dia mati sebelum menyentuh tanah. Tepat sebelum dia menimpa tanah, dia pun hancur berkeping-keping. Dia telah kembali ke batu rohnya. Setiap orang yang menyaksikan pertarungan pun terkesima, seakan mereka telah diubah menjadi batu. Pangeran Bermata Perak yang super kuat tidak memiliki peluang untuk melawan kehebatan Dollar. Roh itu bahkan tidak punya kesempatan untuk melawan kembali. "Dollar! Itu benar-benar Dollar! Dollar telah kembali!" "Dia terlalu kuat! Sampai begitu mengerikan!" "Keren! Omong kosong apa yang dikatakan para ahli? Bukankah mereka mengatakan Dollar tidak bisa menghancurkan palu Emas Hitam? Mereka juga mengatakan Dollar tidak bisa mengalahkan Pangeran Bermata Perak. Nah, lihatlah hasilnya. Apa yang akan mereka katakan sekarang, hah?" "Dollar, Raja dan Penyelamat kami, selalu bersama dengan kita." "Bunuh! Bunuh! Bunuh!" "Terus majulah Dollar! Tunjukkan pada roh-roh itu dan jadilah Anak Dewa!" "Astaga! Dolar benar-benar tetaplah Dollar! Tidak terkalahkan seperti biasa, bahkan di sini di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Biarkan aku bersujud di hadapanmu dan mencium tanganmu." ¡­ Banyak penggemar Dollar yang riuh dengan bergairah karena kemenangannya yang terbaru dan sensasional. Meskipun beberapa manusia telah dikenal saat menunjukkan kekuatannya dalam Pertarungan Dewa, menghadapi Dewa Hitam dan Pangeran Bermata Perak dan tidak terkalahkan adalah hal yang luar biasa. Itu adalah hal yang luar biasa langka terjadi. Tentu saja, banyak orang yang tidak pernah menaruh perhatian pada Pertarungan Dewa sebelumnya. Akan tetapi, setelah pertarungan ini, orang-orang mulai melihat secercah sinar harapan. Mereka mulai mempercayai manusia sesungguhnya bisa mengambil tempat di antara para Anak Dewa. Han Sen keluar dari arena untuk menunggu pertarungan selanjutnya. Tidak lama kemudian, tiba saatnya untuk kembali. Dia tidak melihat daftar miliknya, dan menganggap hal seperti itu adalah hal sepele dan tidak berarti. Dengan itu, dia tidak tahu siapa yang dia hadapi selanjutnya. Orang yang muncul di arena mengejutkan Han Sen. Dia tidak pernah menyangka lawan selanjutnya adalah manusia, dan yang lebih mengejutkan, dia adalah orang yang dikenalnya secara pribadi. "Ratu? Ratu maju melawan Dollar?!" Banyak evolver elit kaget melihat orang yang berdiri di hadapan Han Sen. Tidak ada yang menyangka Dollar akan maju melawan Ratu hari ini. Waktunya pendek, dan mereka hanya diberikan kesempatan dengan singkat untuk menganalisa daftar mereka. Dan terkait dengan siapa lawan keduanya, ada terlalu banyak lawan yang memungkinkan. Terdapat juga faktor ketidaktahuan apakah Ratu memenangkan pertarungan sebelumnya atau tidak. Daftar yang dirancang Hua Ping memperhitungkan para roh, dan dia tidak terlalu peduli dengan analisa manusia mana yang mungkin saling berhadapan. Orang-orang membaca daftar itu, menganggap Han Sen akan menghadapi roh ataupun manusia yang bernama Huangfu Jing. Tidak ada yang tahu Huangfu Jing adalah nama asli Ratu. "Ini menarik. Ratu lawan Dollar. Aku tidak yakin siapa yang lebih kuat. Sayang sekali Lin Feng masih dalam misinya dan tidak bisa bergabung dalam Pertarungan Dewa. Partisipasinya akan membuat hal ini semakin menarik."Teng Zhen Liu terkejut melihat Ratu berhadapan dengan Dollar yang misterius. Tetapi dia masih merasa ini sangat disayangkan. Teng Zhen Liu berharap Lin Feng lah yang berhadapan dengan Han Sen. Meskipun dia tahu Ratu sangat kuat, Teng Zhen Liu harus mengakui dia tidak tahu banyak hal mengenai dirinya. "Ratu melawan Dollar akan menjadi pertarungan yang menarik, itu pasti. Legenda Bunuh Dolar adalah Dollar sendiri, dan dia juga tahu Go Surgawi." "Aku tidak tahu itu adalah Go Surgawi atau bukan." "Ini cukup menarik. Kita akan mendapatkan perbandingan untuk memastikan seberapa kuat Dollar sesungguhnya." "Siapa Dollar sebenarnya?" Di medan es, di Penampungan Dewi kelas kerajaan, ksatria kumbang terus mengambil wujud Han Sen, bagaikan duplikatnya. Dia membawa malaikat kecil untuk mengamati pertarungan, dan orang-orang yang menebak Dollar sebenarnya diam-diam adalah Han Sen dengan cepat merasa kecewa. Chapter 707 - Tinju Cakram Gajah Melihat wanita itu, yang tampak bagaikan penguasa yang dingin, Han Sen tidak bergerak. Hati kecilnya telah terguncang karena kaget dan dia bergumam dalam hati, "Ini terlalu kebetulan. Meski ada banyak manusia dan roh di sini, aku dipasangkan oleh dirinya?" Ratu menatap Han Sen, lalu menendangnya dengan kakinya yang jenjang bagaikan sedang melempar sebilah kapak. Ratu tidak peduli siapakah lawannya itu; dia tidak tahu dia dihadapkan dengan Dollar. Tetapi Han Sen mengayunkan tinjunya, dan setelah melakukannya, wajah Ratu pun berubah. Dia menghentikan serangan kakinya dan menariknya ke samping untuk menghindar. Saat dia mendekati Han Sen, dia mengangkat tinjunya dan mencoba untuk memukulnya. Han Sen mengangkat sikunya dan mendorong tinju Ratu yang datang menghampiri, dan tangan kirinya mengayun ke arah pinggang Ratu. Mereka berdua berkutat dalam pertarungan jarak dekat. Serangan, balasan, pengelakan, dan tangkisan mereka menjadi keras dan cepat, dan mata para penonton hampir tidak bisa mengikuti kecepatan mereka bertarung. Pada saat mereka baru mengagumi satu gerakan, sepuluh gerakan lainnya telah dilakukan. Mata para penonton menjadi juling, dan mereka merasa seperti sedang menyaksikan pertarungan dua monster ganas. "Siapa wanita ini? Dia keren sekali; dia benar-benar bisa menghadapi Dollar!" "Aku tidak menyangka akan melihat seorang evolver wanita yang sangat kuat." "Wanita ini luar biasa. Tubuh dan perawakannya menakjubkan, dan kekuatannya luar biasa." "Wanita ini seperti dewi. Huangfu Jing ini¡­ jangan-jangan dari Aula Bela Diri Ares..." ¡­ Banyak evolver tidak mengenal siapa Ratu, tetapi dengan menyaksikan pertarungan ini, mereka dengan segera mulai mengaguminya. Dan untuk orang-orang yang mengenal Ratu, mereka lebih kaget karena Dollar mampu menghadapinya. Ratu adalah ahlinya pertarungan jarak dekat. Dia dianggap sebagai orang yang hampir tidak terkalahkan oleh rekan-rekannya, dikarenakan oleh pengetahuannya tentang Go Surgawi. Kombinasi Go Surgawi dan kemampuan bertarung jarak dekat membuat hampir sebagian besar pertarungan mudah baginya. Maka dari itu, orang-orang terkejut melihat Dollar mampu menghadapi Ratu. Namun, teknik pukulan Han Sen membuat orang-orang tambah terkejut. "Bisakah Tinju Cakram Gajah mengalahkan Go Surgawi?" Banyak orang yang mengenali kemampuan Han Sen, Tinju Cakram Gajah. Lagi pula, itu adalah seni geno hyper yang umum. Tentu saja, mereka tidak pernah menyangka teknik tersebut bisa menandingi Go Surgawi. Sebelum ini, jika seseorang mengatakan bahwa Tinju Cakram Gajah bisa menandingi Go Surgawi, mereka akan diolok-olok satu ruangan. Tetapi disana, Han Sen menggunakan Tinju Cakram Gajah untuk menangkis Go Surgawi milik Ratu tanpa tanda-tanda kekalahan. Dan kini, orang-orang mulai berpikir Go Surgawi tidak seefektif yang mereka yakini sebelumnya. "Ya ampun! Dollar menggunakan Tinju Cakram Gajah; aku tahu teknik ini! Mengapa aku tidak bisa menggunakannya sebaik dirinya?" "Ya, jika dia bisa menggunakan teknik itu sampai tingkat efektif seperti ini, dia mungkin sehebat dewa." Tidak butuh waktu lama bagi orang-orang untuk mengenali bahwa teknik yang Han Sen gunakan adalah Tinju Cakram Gajah. Lagi pula, teknik itu sangat umum dan banyak orang telah mempelajarinya karena seni geno hyper kelas A mudah dijangkau. Teknik ini sering dianggap sebagai teknik yang harus dimiliki. Tetapi mereka terkejut melihat Dollar mengerahkan teknik yang sama persis dengan kekuatan yang mengerikan. "Aku tahu Tinju Cakram Gajah selama bertahun-tahun; bagaimana bisa aku tidak menyadari seberapa besar kekuatan yang sesungguhnya bisa dihasilkan teknik ini?" "Asal kau ingat, teknik masih bergantung pada penggunanya. Di tangan Dollar, ini seperti tangan kematian yang tak terlihat. Di tanganmu..." "Sayang sekali aku tidak bisa merekam pertarungan ini. Jika aku bisa, aku akan menontonnya berulang kali untuk mencoba mempelajari trik Dollar." "Sungguh aneh. Apa Dollar benar-benar menggunakan Tinju Cakram Gajah yang kau dan aku gunakan? Ya, mereka terlihat mirip¡­ tetapi ada elemen aneh tertentu di dalamnya?" Bukan hanya orang-orang biasa yang melihat teknik ini dengan sangat tercengang. Wang Yuhang juga sama kagetnya dengan yang lain. Semua orang tahu pertarungan antara Ratu dan Dollar akan menjadi sebuah tontonan menarik, tetapi tidak ada yang menyangka Dollar akan mampu menangkis Go Surgawi dengan teknik pasaran. "Apa pria ini manusia? Bagaimana dia bisa melakukan hal ini?" Mata Wang Yuhang terbelalak lebar. "Dollar adalah Dollar. Satu kata ''sangat menakjubkan'' adalah yang bisa kita gunakan," puji Teng Zhen Liu. "Saudara Teng, itu dua kata." Kawan di sampingnya menatap Teng Zhen Liu dengan bingung. "Dia itu menakjubkan, menakjubkan adalah dirinya. Kata ''sangat'' bisa diabaikan, jadi itu hanya satu kata," kata Teng Zhen Liu. Kawannya segera mengakui hal itu, "Oh, begitu." Ratu juga sama kagetnya. Dia tahu persis teknik seperti apa Tinju Cakram Gajah, meskipun tidak pernah mempelajarinya sendiri. Dia terkejut melihat lawannya menggunakan teknik biasa dan masih bertahan menghadapinya. Tetapi Ratu adalah Ratu, dan dia tidak membiarkan rasa kaget membuatnya lengah. Dia tidak peduli tentang teknik apa yang digunakan untuk melawannya, yang dia ingin lakukan hanyalah menang. Pertarungan ini pastinya mengejutkan, tetapi sangat diterima. Pertarungan ini membuat setiap penonton terkesima, bahkan bagi Hua Ping. Saat dia melihat nama Huangfu Jing, dia hanya menduga dia adalah manusia biasa. Karena itu, dia tidak terlalu peduli dengan potensi pertarungannya secara khusus. Dia tidak menyangka Huangfu Jing adalah orang dengan kekuatan sedemikian rupa, terlebih lagi dia hampir menyamai kekuatan Dollar sejauh ini. Hua Ping pikir Dollar adalah evolver terkuat yang pernah ada, tetapi dia tidak pernah menyangka ada wanita yang bisa mencapai kekuatan seperti itu. "Bagus. Jadi, selama ini, manusia belum berpuas diri. Generasi yang lebih muda telah mengikuti jejak leluhur mereka, membawa maju kemampuan pendahulu mereka dengan kekuatan yang lebih hebat. Mereka melangkah maju, dan kini sepertinya lebih besar kemungkinan manusia untuk mengambil takhta dan dianggap sebagai Anak Dewa dibanding sebelumnya." Hua Ping sangat gembira melihat banyak anak muda yang gemilang yang beranjak naik menuju takhta. Fan Mingquan ikut bersemangat melihat hal ini. Dia tidak tahu wanita sekuat itu ada, dan dia bisa bertarung dengan baik menghadapi Dollar. Tinju Dollar bagaikan seekor gajah dan miliknya bagaikan senjata kapak. Pertarungan antara Han Sen dan Ratu tampak ganas, dan sepertinya tidak ada salah satu dari mereka yang lebih unggul dengan jelas. Para penonton begitu bergairah, mereka berharap bisa ikut mengambil bagian. Han Sen mengagumi Ratu. Dia tidak menggunakan seluruh energinya seperti yang dia lakukan saat melakukan Serangan Gajah-Rex, tetapi dia menggunakan sebagian besar kemampuannya dalam Tinju Cakram Gajah. Dia mampu menekan Ratu dengan cukup baik, tetapi dia tidak bisa mengalahkannya. Go Surgawi wanita ini telah berada di tingkat yang mengerikan, jadi kecuali Han Sen memiliki kekuatan dan kecepatan yang lebih besar, dia tidak akan mampu mengalahkannya seketika. Han Sen tahu dia tidak bisa mengalahkannya, jika dia mempertahankan keadaannya saat ini. Hal terbaik yang dia bisa harapkan saat ini adalah Ratu kehabisan seluruh tenaganya. Jika dia bertarung demi nyawanya, Han Sen mungkin menang. Tetapi dia tidak ingin membunuh Ratu, ataupun menghabiskan banyak energi. Jadi, Han Sen tiba-tiba berhenti. Dia membiarkan kaki kapak Ratu, yang kini mengarah ke kepalanya, terus mendekat dan tidak menghindar. £¬ Chapter 708 - Kasih Seorang Ayah Semua orang terkejut; mereka tidak tahu mengapa Dollar mendadak berhenti bertarung begitu saja. Mereka yakin, jika dia menerima serangan yang datang ke arahnya, dia akan berakhir sekarat. Semua orang berpikir Dollar mungkin memiliki jurus rahasia, tetapi tidak begitu. Kaki Ratu menghantam kepala Han Sen tanpa pertahanan. Tetapi yang terjadi selanjutnya membuat semua orang menganga kaget. Meskipun serangan Ratu mengenai kepala Han Sen dengan kecepatan yang mengejutkan dan sangat tepat, dia tidak bergerak. Dollar tidak bergerak sedikit pun. Ratu terlihat seperti telah menghajar sebuah patung, bukan tubuh manusia. Tetapi dengan kekuatan Ratu, jika Dollar adalah patung, dia akan menjadi puing puing saat ini. Dan Han Sen masih berdiri tegak seakan Ratu tidak pernah menyentuhnya. "Mustahil!" Teng Zhen Liu berdiri, dan matanya terbelalak, menatap Dollar yang baru saja berdiri di sana menerima tendangan itu. Bukan hanya Teng Zhen Liu yang bereaksi seperti itu. Semua orang yang bahkan hanya tahu sekilas mengenai Ratu dan kekuatannya tidak mempercayai apa yang baru saja terjadi. Kekuatan Ratu ada di atas segala evolver lain, itu adalah hal yang umum diyakini. Sulit untuk membayangkan seberapa tangguh orang yang mampu menahan satu serangannya dan bahkan tidak bergeming. Dan Ratu sendiri pun sama kagetnya. Tetapi tetap saja, dia tidak membiarkan hal itu menghalanginya. Sepasang kaki indahnya kembali menendang Han Sen seperti dua naga yang ganas, dan dia tidak dibalas kembali. Dia menghajar Han Sen dengan keras, lagi dan lagi. Ratu terus menendang, menyerang, dan menghajar. Teknik tendangannya tidak memberi celah untuk serangan balasan, jika Dollar bermaksud untuk melakukan sesuatu. Kakinya terus menghampiri secara bertubi-tubi dari setiap sudut. Para penonton membeku melihatnya, saat tidak ada dari serangan Ratu yang membuat Han Sen bergerak sejengkal pun. Seluruh penampungan menjadi hening. Bahkan petarung manusia lain yang bergabung dalam Pertarungan Dewa ikut terkesima. Suara keras tendangan itu bergema jauh dan luas menyebrangi arena pertarungan, tetapi tubuh ungu yang kuat milik Dollar terus berdiri diam, seakan badai serangan Ratu bukanlah apa-apa kecuali angin sepoi-sepoi. Ratu, yang selalu melakukan apa yang dia inginkan dan meraih hasil yang diharapkan, tiba-tiba mulai terlihat sedikit panik. Dong! Ratu menendang ke arah wajah Han Sen, tetapi kemudian dihentikan tepat sebelum dia mendarat. Semua orang menatap mereka berdua. Dollar tidak bergerak; yang dia lakukan hanyalah mengangkat tangan kanannya dengan perlahan. Dia menggenggam tungkai kaki Ratu, dan dia tidak mampu menggerakannya lagi. "Apa kau sudah cukup menendangku? Bisakah kita mengakhirinya sekarang?" Han Sen bertanya dengan lembut, sambil menggenggam betis Ratu. Semua orang yang mendengar hal itu merasakan perasaan yang aneh, dan suasana pun berubah. Mereka tidak lagi terlihat seperti bertarung di arena pertarungan. Ratu kini terlihat seperti gadis kecil yang meluapkan amarah kepada ayahnya. Dollar adalah sang ayah yang membiarkannya meluapkan itu semua sebelum membawanya pulang. Meskipun tidak pantas, orang-orang memandang kejadian ini seperti itu setelah mendengar Dollar berbicara. Ratu yang dingin dan kuat tidak lebih dari sekedar gadis kecil yang merajuk saat ini. Ratu juga ikut menyadari suasana aneh ini. Dia menggertakkan giginya dan mengangkat kakinya yang lain. Dia berputar di udara dan menendang Han Sen. Han Sen tidak mempedulikan tendangan kaki lainnya, dan dia membiarkannya untuk menghajar lehernya. Dia melangkah maju, menjulurkan tangannya, dan menggenggam pinggang Ratu saat dia di udara. Kemudian, dia menggendongnya seperti gadis kecil dan berjalan ke tepi arena pertarungan. Tidak peduli seberapa banyak Ratu menendang, Han Sen tidak peduli. Dia hanya terus berjalan ke tepi arena pertarungan. Semua orang berpikir mata mereka mengelabui mereka. Tidak ada yang bisa menyangka orang setenang dan sesabar Ratu terlihat seperti bocah nakal. Perasaan ayah dan putrinya itu semakin terlihat jelas. Ratu adalah putri yang mengamuk sementara Dollar adalah ayah yang pengertian. Dia tidak berdebat dengan putri kecilnya, dia hanya membiarkan putrinya untuk meluapkan amarah yang dipendam dalam hatinya. Entah bagaimana, sebuah ungkapan muncul di benak banyak orang; "Kasih seorang ayah." Setiap orang terlihat heran; khususnya orang-orang dari Aula Bela Diri Ares. Mulut mereka terus menganga, tampaknya tidak akan menutup dalam waktu dekat. Tidak ada yang menyangka Ratu, yang merupakan ketua aula bela diri¡ªwanita yang mereka paling kagumi, bagaikan seorang dewi yang mereka tidak bisa tatap secara langsung¡ªakan berakhir dalam pemandangan seperti ini. Perasaan Ratu diselimuti oleh kemarahan dan rasa malu. Dia tidak pernah berpikir dia akan diperlakukan seperti ini, dan dia lebih baik memilih untuk dibunuh. Tetapi pada saat yang sama, Ratu juga terkejut. Dia sadar akan tingkat kekuatannya sendiri,dan dia tahu hanya ada dua penjelasan yang memungkinkan atas kemampuan Han Sen untuk menahan serangannya. Pertama, jubahnya pasti luar biasa keras untuk menahan tendangannya yang bertubi-tubi. Sulit membayangkan jubah seperti apa yang dimilikinya, jika memang sekeras itu. Jika tidak seperti itu, dia pasti jauh lebih kuat darinya. Kekuatan jubahnya tidak terlalu berarti jika kekuatan mereka ada di tingkat yang sama. Banyak penonton yang memiliki pengetahuan bisa melihat hal ini, dan ini membuat mereka tambah terkejut dari para evolver. Ratu telah melampaui poin geno sakralnya. Dia juga memiliki seni geno hyper terbaik. Kekuatannya jauh di atas batas sebagian besar evolver normal, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka yang menonton tidak bisa mempercayai atau bahkan menerima seberapa kuat Dollar sesungguhnya. "Poin geno super; dia pasti telah menyerap poin geno super. Jika tidak, dia tidak akan sekuat itu." Pikiran tersebut terlintas di benak banyak orang. Tempat Suci Para Dewa Pertama dan Tempat Suci Para Dewa Kedua memiliki orang yang telah membunuh makhluk super dan mendapatkan sari geno kehidupan mereka. Tetapi sampai saat ini, metode penyerapan sari tersebut dan memperoleh poin geno super masih belum ditemukan. Penjelasan satu-satunya untuk penampilan Dollar adalah dia telah berhasil melakukan apa yang orang lain kira mustahil. Dalam keheningan yang kini menyelimuti arena, Han Sen telah mencapai sisi arena pertarungan. Dia melemparkan Ratu keluar dari panggung. "Pulanglah dan berhenti membuang waktumu. Aku di sini bukan untuk menghadapi manusia." Han Sen dengan dingin berkata padanya. Saat dia mengatakan hal ini, orang-orang seakan berhenti bernafas. "Aku di sini bukan untuk menghadapi manusia." Itu adalah kalimat biasa, tetapi hal itu masih membuat orang-orang tidak mampu bernafas. Darah para penonton mulai mendidih dan bergelora. Chapter 709 - Pernyataan Sang Raja Di samping tingkat kekuatannya yang luar biasa, Han Sen mengenakan jubah super amuk. Dia juga meniru aliran energi anak beruang untuk membuat tubuhnya hampir sekeras batu. Itulah cara dia untuk berhasil mengabaikan serangan Ratu. Jika dia tidak meniru energi tersebut, jubahnya sendiri tidak akan cukup. Lagi pula, Ratu tahu bagaimana cara menggunakan Energi Yin, dan tidak ada jubah yang bisa menahan kekuatan tersebut. "Sepertinya penyerapan sari geno kehidupanku akan terbongkar." Han Sen tahu terbongkarnya hal itu tidak akan bisa dihindari saat dia maju menghadapi roh terakhir, tetapi dia tidak memperhitungkan akan menemui Ratu dan membongkar hal ini lebih awal. Tetapi Han Sen telah siap untuk membiarkan dunia tahu. Dia memainkan peran sebagai Dollar yang misterius, dan tidak ada yang bisa menemukannya saat pertarungan berakhir. Dalam dua pertarungan selanjutnya, dia bertemu manusia lagi. Namun, saat calon lawannya berjalan ke atas panggung, mereka tidak melawan dirinya. "Dollar; aku adalah penggemarmu. Bisakah aku mendapatkan tanda tanganmu?" Pria besar setinggi dua meter berdiri di hadapan Han Sen dengan malu-malu, dan menyodorkan pena dan kertas. Han Sen membeku untuk sesaat, mengharapkan pertarungan lainnya. Dia tidak menyangka seseorang yang telah sampai sejauh ini menyerah untuk bertarung and justru meminta tanda tangannya. Dia mengambil pena dan kertas itu dan menuliskan namanya. Dia tidak khawatir jika seseorang mengenali tulisan tangannya. Dia bisa mengendalikan tubuhnya dengan cukup baik untuk menutupi tulisan tangannya, jadi dia menggunakan gaya penulisan yang membuat orang tidak bisa menyangka itu adalah dirinya. "Terima kasih, terima kasih!" Pria besar itu sangat menghargai tanda tangannya, dan kemudian dengan cepat turun dari panggung. Untungnya, lawan keduanya tidak fanatik seperti pria sebelumnya. Namun, dia mengatakan sesuatu pada Han Sen. Dia berkata, "Selamat berjuang, Dollar. Kau mendapatkan dukungan kami. Maju dan jadilah Anak Dewa." Lalu, dia juga menyerah dan keluar dari arena. Lawan terakhir hari ini adalah roh kerajaan. Han Sen membunuhnya dalam satu serangan, yang membuat para manusia sangat senang. Han Sen tidak tinggal lama setelahnya. Dia dengan cepat pergi dan kembali ke Istana Kristal yang membuatnya merasa leluasa. Fang Mingquan tidak pernah merasa begitu bersemangat. Jiwa wartawannya membara dengan api yang menggebu-gebu Kata-kata Dollar bersemayam di benak banyak orang, tetapi yang paling menonjol bagi Fang Mingquan; "Aku di sini bukan untuk menghadapi manusia." Saat kembali ke kantor, Fang Mingquan menulis sebuah artikel berjudul, "Aku Di Sini Bukan Untuk Menghadapi Manusia ¨C Pernyataan Sang Raja," dan mengumumkannya. Dia menjelaskan pertarungan Dollar selama dua hari sebelumnya. Dia memastikan untuk menekankan kalimat Dollar yang paling menonjol. Di akhir, Fang Mingquan menuliskan, "Sang raja telah kembali; pedangnya diarahkan pada posisi menjadi Anak Dewa. Akankah Dollar menjadi Anak Dewa yang pertama dari para manusia?" Hari itu memberikan semangat dan kegembiraan yang tak tertandingi. Mereka menantikan penampilan Dollar selanjutnya, berharap dia akan maju sebagai perwakilan untuk posisi manusia di antara para Anak Dewa. Tetapi kejutan yang sebenarnya datang dari kantor Aliansi. Orang biasa hanya paham dia kuat; mereka tidak terlalu memahami secara dalam kekuatanya seperti yang orang lain mungkin miliki. Pejabat tingkat tinggi di Aliansi menyadari Dollar pasti telah menyerap sari geno kehidupan. Mereka juga tahu dia mengenakan jubah jiwa binatang super. Jika tidak, mereka tahu dia tidak mungkin bisa memiliki pertahanan yang luar biasa seperti itu. Bahkan Ratu tidak bisa melakukan apapun terhadapnya, dan sebagai hasilnya, mereka meyakini hal itu. Banyak orang bersemangat dan penasaran dengan perkembangan ini. Mereka hampir meneteskan liur melihat peluang Dollar yang membuktikan bahwa manusia memang bisa menyerap sari geno kehidupan. Keingintahuan mereka terhadap bagaimana cara dia melakukannya sangat sulit untuk ditahan. Banyak orang ingin mengetahuinya, tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara menghubungi Dollar yang sulit ditemui. Hampir di saat yang bersamaan, para pemimpin dari setiap partai mengeluarkan surat keputusan untuk mencari pria di balik topeng; mereka ingin menemukan Dollar. Perihal penyerapan sari geno kehidupan adalah permasalahan ras manusia dan sangat penting untuk perkembangan manusia. Mereka harus menemukan siapa Dollar sebenarnya, bagaimanapun juga. Mereka harus mempelajari, langsung dari sumbernya, apa yang Dollar ketahui. Banyak orang menganalisa informasi yang mereka miliki tentang Dollar, berusaha untuk menebak siapa Dollar sesungguhnya. Mereka menyusun daftar orang yang dicurigai, salah satunya tertulis nama Han Sen. Tetapi Han Sen dan Dollar telah muncul di area yang sama berulang kali, begitu pula di lokasi yang berbeda pada saat yang bersamaan. Hal ini membuat namanya dicoret dari daftar tersebut. Tidak banyak orang yang memiliki jiwa binatang kembaran. Orang-orang hanya tahu Han Sen dan Ning Yue memilikinya, jadi tidak ada yang mempertimbangkan kemungkinan ini. Ning Yue juga ada di sana menyaksikan Pertarungan Dewa; hal ini membuatnya memikirkan suatu hal. Karena belum yakin sepenuhnya, dia belum memberitahukannya pada orang-orang apa yang dia pikirkan. Penuai air tinggal di dalam tubuhnya, dan pikiran serta hidupnya ada di tangan Han Sen. Jika dia melakukan sesuatu yang membuat Han Sen tidak senang, dia akan mati. Han Sen memenangkan beberapa pertandingan selanjutnya, yang membuatnya menjadi perbincangan hangat lainnya di Aliansi.Setiap orang membicarakan tentang apakah Dolar benar-benar bisa menjadi Anak Dewa selanjutnya atau tidak. Mereka penasaran apakah dia bisa mengalahkan Anak Dewa Cahaya. Karena penampilannya yang luar biasa sejauh ini, orang-orang sangat mengharapkan kemungkinan ini. Banyak orang yang tidak peduli dengan Pertarungan Dewa mulai menaruh perhatian lebih. Saat mereka menyaksikan pertarungan Dollar, keganasannya menarik mereka dan membuat mereka merasa seakan-akan mereka adalah bagian dari pertarungan tersebut. Ini bukan lagi hanya sekedar serangkaian pertarungan biasa; ini adalah pertarungan untuk memperebutkan kejayaan untuk seluruh manusia. Meskipun Han Sen hanya bertarung demi dirinya sendiri, bagi sebagian besar manusia, dia melakukan sesuatu yang tidak bisa orang lain lakukan. Mereka berpikir dia melakukan tindakan tanpa pamrih bagi para ras manusia. Bahkan meskipun Dolar memiliki cela, mereka masih berharap dia bisa meraih kejayaan demi kemanusiaan dan menang. Khususnya para orang lama yang telah berada di Tempat Suci Para Dewa Kedua selama satu abad. Mereka telah menghabiskan seluruh hidup mereka di Tempat Suci Para Dewa Kedua, dan sepanjang hidup mereka, yang mereka dengar hanyalah betapa payahnya para manusia dalam Pertarungan Dewa. Meskipun mereka tampak tidak peduli, diam-diam mereka masih memiliki hasrat bagi manusia untuk unggul dan memenangkan turnamen. Mereka ingin seseorang membalaskan dendam pada roh-roh itu lebih dari segalanya. Mereka bersikap seakan mereka tidak peduli karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa terhadap hal itu. Usaha yang dilakukan setiap generasi berujung pada kematian yang tak terhitung dan luka-luka yang tak terhingga. Kekecewaan adalah satu-satunya hasil yang mereka peroleh dari ratapan tersebut, dan karena itulah mereka kehilangan harapan. Mereka terus berpura-pura seakan mereka tidak peduli, bahkan sampai membuat lelucon mengenai acara itu. Tetapi ketika harapan datang, bahkan meski hanya sedikit, mereka begitu bersemangat. Dan mereka berdoa dan mempertaruhkan harapan mereka kepada orang yang sangat menjanjikan. Orang-orang yang lebih tua akan merasa jauh lebih gembira. "Pak Hui, apa kau mendengar Pertarungan Dewa tahun ini? Si Dollar itu cukup bagus, dan mungkin ada kemungkinan tahun ini adalah saatnya." Banyak orang-orang yang berumur bersemangat berbagi berita tentang sejumlah kemenangan Han Sen. Lebih dari 80% evolver manusia menaruh perhatian pada Pertarungan Dewa untuk pertama kalinya. Media mulai memberitakan sebanyak yang mereka bisa mengenai acara tersebut. Sebagian besar laporan adalah tentang Dollar, masa lalunya, beritanya saat ini, dan kemungkinan penerusnya di masa depan. Dalam semalam, Dollar menjadi sosok legendaris di seluruh Aliansi. Namanya dibicarakan oleh setiap orang. Ketenaran yang dia peroleh berbeda dengan yang dia dapatkan di masa lalu. Kali ini, Dollar membawa kejayaan bagi seluruh manusia. Dia juga memiliki kharisma yang memisahkan dirinya dari selebritis biasa. Bahkan Han Sen sendiri tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Di markas militer, para prajurit dan petugas dengan semangat membicarakan tentang Dollar dan Pertarungan Dewa. Chapter 710 - Kejayaan Menang! Kemenangan tanpa henti. Dollar menang lagi dan lagi, yang membuat para jiwa bergetar di Aliansi. Semakin banyak orang menjadi bersemangat terhadap Pertarungan Dewa, serta fokus pada Dollar ikut meningkat. Meskipun ada banyak opini yang berbeda, media utama semuanya berharap bahwa Dollar bisa melewati rintangan dan berhasil menjadi Anak Dewa, atau bahkan mungkin Anak Dewa nomor satu. Di saat yang sama, ada banyak orang yang berusaha memastikan siapa Dollar si penyendiri sebenarnya. Beberapa orang meyakini dia adalah anak berbakat dari sebuah organisasi besar, dengan bakat yang menonjol. Desas-desus mengatakan dia bisa berjalan pada saat dia dilahirkan. Dia bisa bertarung saat dia baru saja berumur satu tahun dan mengagumi wanita berdada besar saat dia berumur tiga tahun. Yang lainnya mempercayai bahwa Dollar menjadi sukarelawan untuk teknik mesin gen super. Mereka percaya komposisi gen miliknya telah dimodifikasi, membangkitkan tenaga super yang dia miliki. Setiap orang memiliki cerita mereka sendiri, dan setiap rumor kosong dan dongeng mulai menyebar. Banyak artikel dan buku yang telah diterbitkan, beberapa di antaranya bohong secara terang-terangan seperti "Rahasia Antara Aku Dan Dollar" atau "Terjebak Di Dalam Lift Bersama Dollar." Cerita seperti itu menjadi cukup populer. Para pejabat dan partai Aliansi bekerja tanpa lelah untuk membongkar siapa Dollar sebenarnya, tetapi tetap saja mereka tidak bisa menemukannya. Cara mereka mencari mata-mata dianggap lebih gencar dari masyarakat umum, tetapi itu semua sia-sia. Tetapi semakin banyak pertarungan yang Han Sen hadapi dan menangkan, semakin dekat dia dengan menghadapi Anak Dewa Cahaya sebagai lawan yang menakutkan. Dan kini waktunya telah tiba; dia akan bertarung menghadapinya tepat di hari berikutnya. Orang seperti Hua Ping dengan susah payah menganalisa kemungkinan hasil akhir di pertandingan berikutnya, dengan data yang dikumpulkan dari pertarungan sebelumnya milik Anak Dewa Cahaya dan Han Sen. Dia telah menyimpulkan bahwa Han Sen hanya memiliki peluang kemenangan sebesar 20%. Hua Ping dan orang-orangnya telah memprediksi hasil akhirnya selama beberapa waktu, bahkan sebelum popularitas Dollar melonjak. Mereka berharap untuk menemukan celah kemungkinan Dollar mampu mengalahkan lawan utamanya. Tetapi di setiap pertarungan Anak Dewa Cahaya, dia membunuh semua yang datang mendekat. Tidak ada yang berhasil bertahan lebih lama dari satu detik saat pertarungan dimulai dengannya, dan yang berdiri di hadapannya berarti dijamin mati. Kecepatan gerakannya terlalu cepat, bahkan untuk bisa dilihat. Dia akan menghilang, dan kepala lawannya akan terpenggal sebelum dia muncul kembali. Dia adalah tipe musuh yang manusia tidak bisa hadapi. Meskipun Dollar kuat, kecepatannya tidak sebanding. Sangat diragukan Dollar bisa menghindari serangannya. Alasan Hua Ping mempercayai Han Sen masih memiliki peluang menang sebesar 20% adalah karena jubahnya. Dengan keberuntungan, jubah yang sedemikian keras mungkin adalah hal yang dibutuhkan untuk bisa bertahan dari serangan mematikan Anak Dewa Cahaya. Walau menangkis serangannya tidak menjamin kemenangan, hal itu masih memberikan celah. Peluangnya sangat tipis, tetapi itu tetaplah peluang. Seluruh partai besar di Aliansi melakukan analisa mereka sendiri, tetapi setiap hasilnya bisa dianggap lebih buruk dari prediksi Hua Ping. Mereka melihat Han Sen memiliki peluang kurang dari 10% untuk menggapai kemenangan. Akan tetapi, dibandingkan dengan para petinggi itu, masyarakat umum sebagian besar menaruh harapan lebih dan optimis. Sebagian besar berharap bahwa Dollar bisa menjadi Anak Dewa, dan mereka tidak terlalu peduli dengan hasil lainnya terhadap pertarungan akhir itu. Han Sen sendiri mencoba untuk tidak menaruh banyak perhatian, tetapi itu adalah topik populer yang menjadi berita utama kemanapun dia pergi. Dia membaca beberapa artikel karena penasaran, yang memperlihatkan padanya siapa yang akan dia hadapi. Han Sen membaca salah satu artikel Fang Mingquan. Itu adalah laporan yang menyatakan prediksi keberhasilan Hua Ping beserta alasannya, yang membuat Han Sen kira-kira tahu apa yang mungkin akan terjadi. "Roh kecepatan? Itu akan menyulitkan." Han Sen mengernyitkan alis. Dia khawatir berhadapan dengan roh kecepatan, khususnya yang juga lebih kuat dari dia. Ini adalah yang terburuk dari sisi manapun, dan memiliki kekuatan sedemikian rupa dengan kecepatan yang luar biasa benar-benar menjadikan Han Sen mangsa yang mudah. Peluang kemenangannya hampir tidak ada, jika dia tidak bisa menahan serangan makhluk itu ataupun membalasnya kembali. Hal ini mengingatkannya kepada gagak di pegunungan Tebing Tinggi. Mereka bisa membunuh manusia dengan leluasa karena kecepatan mereka yang luar biasa, dan dia beserta orang yang menemaninya hari itu tidak memiliki kesempatan untuk menghadapinya. Pikiran Han Sen sejalan dengan pikiran Hua Ping. Dia terpaksa berharap jubahnya cukup keras untuk menahan serangan Anak Dewa Cahaya. Ini akan menjadi jalan keluarnya. "Aku memiliki jubah super amuk. Bahkan jika dia adalah roh super, akhu seharusnya bisa menahannya, kan?" Han Sen berpikir keras, dan dia melanjutkan, "Jika dia cepat, maka itu berarti dia akan lebih lemah secara fisik. Pukulan keras selalu lebih sakit daripada pukulan cepat." "Jika kau membawa peliharaanmu untuk bertarung bersamamu, seluruh kemenangan ini mungkin akan jadi milikmu." Annie menghampiri Han Sen, dengan makanan di tangannya. Dia duduk di hadapan Han Sen, saat dia membaca berita sambil makan. Han Sen tersenyum dan berkata, "Aku juga ingin seperti itu, tetapi aku tidak punya jubah super. Aku tidak memiliki ketahanan sepertinya. Dan aku juga tidak memiliki kemampuan untuk menyerap sari geno kehidupan seperti pria ini juga. Kekuatanku terlalu rendah. Di arena kecil seperti itu, roh super bisa dengan mudahnya mengabaikan peliharaanku dan datang langsung ke hadapanku. Tidak ada ruang bagiku untuk menghindar dan dengan begitu saja mengarahkan peliharaanku kepada lawanku." "Kau benar, tetapi kemampuan Dollar masih lebih rendah dari roh super itu. Bahkan dengan jubah super, dia masih tidak berguna. Dia tidak akan mampu menghajar Anak Dewa Cahaya, jadi dia masih akan tetap kalah." Annie menarik nafas dan kemudian lanjut berbicara, "Jika peliharaanmu bersama dengannya, itu mungkin akan memberikannya bantuan yang diperlukan untuk menjadi salah satu dari sepuluh Anak Dewa." "Bahkan jika aku ingin meminjamkan peliharaanku pada Dollar, di mana aku bisa menemukannya? Seluruh partai mencari-cari dia bagaikan orang gila saat ini." Han Sen mengangkat bahu. Annie mengangguk dan berkata, "Kita telah menjalankan tes pada sari geno kehidupan. Kita tidak tahu bagaimana cara untuk menyerapnya, tetapi Dollar entah bagaimana berhasil melakukannya." "Aku juga ingin tahu bagaimana caranya," kata Han Sen sambil dia melanjutkan makan. ¡­ Hari berikutnya, arena pertarungan di penampungan manusia dipenuhi oleh kerumunan penonton sekali lagi. Para hadirin menggebu-gebu, tidak sabar untuk menyaksikan pertarungan Dollar dengan Anak Dewa Cahaya. Jika Dollar menang, dia akan menjadi Anak Dewa. Ini akan menjadi kemenangan yang mutlak, dan salah satu pencapaian tertinggi dalam kemanusiaan. Banyak evolver lama yang juga memasuki arena pertarungan, lebih awal dari sebagian banyak orang. Dengan tenang, mereka menunggu pertarungan itu dimulai. Jantung mereka terasa berdebar-debar, dan tidak ada yang menginginkan Dollar untuk menang lebih dari mereka. Dari orang-orang yang berusia dua puluh tahun, sampai orang-orang yang berusia dua ratus tahun, pertarungan ini adalah sebuah fenomena kebudayaan. Hal ini menarik perhatian orang-orang dari segala usia, dari segala macam kehidupan yang dijalani. Tidak diketahui seberapa banyak juta evolver manusia yang kini berpaling dan menaruh perhatian mereka pada pertarungan ini. Bahkan mereka yang mengatakan Dollar tidak memiliki peluang untuk menang masih berharap dia mungkin mampu memanggil keajaiban. Ini bukanlah masalah pribadi. Meskipun Han Sen menganggapnya sebagai masalah pribadi, dia mewakili seluruh ras manusia. Sebelum Han Sen, tidak ada manusia yang sampai sejauh ini. Dia adalah pelopor sejati bagi kemanusiaan, dan dia menanggung harapan dari banyak orang. Ini adalah kejayaannya. "Dia di sini!" Tubuh ungu yang kuat melangkah maju memasuki arena. Kecemasan yang melanda suasana hati para penonton tiba-tiba menghilang dalam semangat yang berkobar-kobar. Banyak orang yang telah membaca analisa Anak Dewa Cahaya. Dia adalah lawan yang luar biasa kuat bagi siapa saja yang menghadapinya. Maka dari itu, mereka sedikit khawatir Dollar tidak akan menampakkan diri. Meskipun Aliansi telah membuat aturan untuk mengundurkan diri, tidak ada yang ingin melihat pria ini menyerah pada hari ini. Dan untungnya, dia telah tiba. Dengan tenang, dia berjalan di atas panggung. Pada saat itu juga, tubuhnya sangatlah berharga. Chapter 711 - Pertarungan Dengan Anak Dewa Cahaya Dia memiliki rambut putih panjang untuk menutupi wajahnya yang dingin dan tampan. Dia mengenakan jubah putih yang bertaburan emas, dan dia memang seperti Anak Dewa. Seluruh dunia tampak rendah hati hanya dengan kehadirannya. Semua orang menyaksikan Anak Dewa Cahaya naik ke atas panggung, dan mereka semua membeku dengan nafas tertahan. Kehadirannya membuat para penonton sulit untuk menatapnya dengan jelas. Menatapnya terasa seperti melakukan penghujatan. "Sangat tampan!" Seorang wanita tidak bisa menahan diri untuk berseru. Dia tampak sangat suci, bahkan seorang wanita dari ras yang berbeda juga tertarik dengannya. Dibandingkan dengan manusia, Anak Dewa Cahaya tampak seperti makhluk yang sempurna. Dia berdiri dengan santai, namun memancarkan aura suci yang membuat semua orang yang memandangnya merasa minder. Ketinggian Anak Dewa Cahaya sama dengan Han Sen, tetapi dari cara dia berdiri, dia tampak lebih tinggi. Seolah-olah dia memandang rendah Dolar. Matanya penuh penghinaan, seolah-olah derajat Han Sen lebih rendah daripada semut. Evolver yang menonton merasa tercekik. Seperti gundukan batu yang perlahan-lahan menumpuk di atas dada mereka, dan mereka ingin memuntahkan darah dari mulut mereka. "Tuhan berkata, ''Jadilah terang,''" kata-kata ini keluar dari mulut Anak Dewa Cahaya. Mata putihnya bersinar, seolah-olah untuk mewujudkan Tuhan yang dia bicarakan. Dia mengucapkan kata-kata ini sebelum setiap pertarungan. Itu bukan diucapkan secara pribadi kepada Han Sen, karena dia memandang semua orang dengan cara yang sama ¡ª dia menganggap semua lawannya bukan apa-apa. Dengan suara malaikatnya, Anak Dewa Cahaya mengangkat jari telunjuknya. Jarinya yang lentik dan sempurna menunjuk ke arah Han Sen. Seberkas cahaya putih tiba-tiba terbentuk di udara dan mendarat di kening Han Sen, sebelum dia sempat bereaksi. Han Sen tampak seolah-olah dia telah dipotong dengan sorot lampu yang terang. Tubuhnya terdorong ke belakang setelah sorotan itu, dan dia roboh seperti istana yang hancur, momentumnya berlangsung terus menerus dan mendorongnya ke belakang. Manusia yang menyaksikan pertarungan terdiam, dan tiba-tiba merasa tidak enak. Dolar bahkan tidak bisa menahan serangan jarak jauh yang datang dari Anak Dewa Cahaya. Orang-orang yang telah mencari informasi tentang Anak Dewa Cahaya tersenyum masam saat mereka menggelengkan kepala. Mereka tahu ini akan terjadi, tetapi mereka tetap merasa sedih. Serangan Anak Cahaya Dewa terlalu cepat, dan manusia berkesempatan untuk menghindari sinar putih yang dipancarkan dari jari-jarinya. Tiba-tiba, tubuh Dolar yang runtuh bergerak. Dia berusaha untuk bangkit kembali dan menyentuh kepalanya. Helm ungu gelapnya melengkung ke dalam. Hampir seperti lubang peluru, tetapi tidak tembus. "Dollllarrr!" teriakan gegap gempita muncul kembali. Mereka tiba-tiba merasa lega kembali, dan mereka hanya bisa menyerukan namanya secara serempak. Kening Han Sen berdenyut kesakitan. Dia sudah membuang aliran energi raja semut untuk meningkatkan pertahanannya di dalam baju baja jiwa binatang semut amuknya, namun serangan Anak Dewa Cahaya hampir menembusnya. Musuhnya lebih kuat dari yang dia bayangkan, dan dia sangat yakin dia adalah roh super. Dia kemungkinan besar lebih kuat dari makhluk super. Kekuatan Anak Cahaya Dewa memang berada pada tingkat makhluk super, tetapi kebijaksanaannya jauh melebihi mereka Ketika Anak Dewa Cahaya mengangkat jari sebelumnya, Han Sen bahkan tidak bisa melihat jejak cahaya. Karena tidak bisa melihatnya, Han Sen tidak bisa bereaksi. Ketika dia menyadari itu menembaki keningnya, sudah terlambat. Anak Dewa Cahaya melihat Han Sen bertahan dari serangan sinar, dan terkejut bahwa kepala Han Sen tidak meledak. Dia mengangkat bibirnya dan berkata dengan nada mengejek, "Boleh juga. Tidak terbunuh oleh sinarku, kamu pasti memiliki segudang prestasi." "Jika aku bisa membunuhmu, itu akan menambah prestasiku." Han Sen menggelengkan kepalanya, sinar itu sangat kuat. Meskipun terhalang oleh helmnya, kepalanya masih mengalami gegar otak. Lehernya juga sakit, kemungkinan besar menderita cedera karena serangan yang tiba-tiba. Anak Dewa Cahaya tersenyum jijik dan berkata, "Manusia bodoh, serangan pertama itu hanya setetes dari sumur kekuatanku. Apakah kamu benar-benar berpikir dapat bersaing denganku?" "Kalau serangan itu adalah indikasinya, maka sumurmu sebenarnya cukup kecil." Setelah itu, Han Sen berlari ke arah Anak Dewa Cahaya sambil mempersiapkan tinjunya. Tapi setelah langkah pertama Han Sen, Anak Dewa Cahaya mengarahkan jarinya ke arah Han Sen lagi. Sinar putih berhasil menyerang kepala Han Sen sekali lagi. Darah menetes dari bawah helmnya. Semua orang terkejut, darah itu menunjukkan bahwa segalanya tidak berjalan baik. "Terlalu kuat. Dia tidak bisa dilawan oleh evolver. Dengan kecepatan dan kekuatan seperti itu, tidak mungkin dia bisa menang." Banyak orang memiliki pemikiran yang sama, dan wajah para penonton menjadi pucat. Meskipun Anak Dewa Cahaya tidak berhadapan dengan mereka, mereka tetap merasa putus asa setelah menyaksikan kekuatannya yang dominan. Tubuh ungu gelap berdiri sekali lagi. Sebuah lubang peluru bertambah lagi di helm itu, dan kali ini telah menembus helm, menyebabkan darah menetes dari dalam helm. Itu adalah pemandangan yang menakutkan. "Hanya segitu kekuatanmu?" Han Sen menatap Anak Dewa Cahaya, ketika darah di tubuhnya memompa lebih cepat ke jantungnya. Han Sen tidak merasa takut, sebaliknya dia merasa bersemangat. Dia melihat secercah harapan, yang akan membimbingnya untuk mengalahkan Anak Dewa Cahaya. Serangan Anak Dewa Cahaya tidak menimbulkan terlalu banyak kerusakan. Meskipun sinar itu menembus baju bajanya, kekuatannya tidak cukup untuk merusak tubuh piktograf gargoyle-nya. Dia telah membuang aliran energi anak beruang untuk lebih memperkuat tubuhnya. Kelemahan Han Sen yang terbesar saat ini adalah karena dia menggunakan Kitab Dongxuan untuk mengalirkan sejumlah aliran energi yang berbeda sekaligus. Dia tidak bisa bertarung lebih lama, jadi dia harus menemukan cara untuk segera mengakhiri pertarungan. Dia tidak bisa mengambil risiko jatuh karena kelelahan. Dia melangkah maju dengan tatapan pasti. Dia mengangkat tinjunya sekali lagi untuk memukul Anak Dewa Cahaya. Wajah Anak Dewa Cahaya tampak jelek, seolah-olah dia marah. Kelima jarinya saat ini mengarah pada Han Sen, dan lima berkas cahaya lainnya menembus tubuh Han Sen. Tubuh Han Sen dikirim terbang, darahnya seperti bunga yang bermekaran di langit. Beberapa penonton wanita yang sensitif memegang mulut mereka saat air mata menetes dari mata mereka. Semakin banyak darah merembes dari lukanya dan merobek baju bajanya, Han Sen berhasil berdiri sekali lagi. Dia tidak mengatakan apa-apa kali ini, dia hanya berusaha untuk meninju Anak Dewa Cahaya sekali lagi. Mata Anak Dewa Cahaya menjadi dingin ketika dia menembakkan lima berkas cahaya lagi. Han Sen berusaha untuk menghindar, tetapi cahaya-cahaya itu benar-benar terlalu cepat. Dia tidak sempat mengelak, dan lima lubang berdarah muncul kembali di baju bajanya. Tapi kali ini, Han Sen tidak jatuh. Kakinya menancap dalam di lantai arena yang keras. Han Sen menggunakan kedua tangan untuk mempertahankan posisinya agar tidak jatuh. Meskipun segalanya tampak mengerikan, dia tidak jatuh. Darah terus menetes. Chapter 712 - Berdiri Melihat Han Sen masih bisa berdiri, perasaan orang- orang terasa berat dan dipenuhi dengan emosi yang mendalam. Ketika Anak Dewa Cahaya menatap Han Sen lagi, tidak ada lagi penghinaan dalam ekspresinya. Sebaliknya, dia memandang Han Sen dengan hormat. Dia menganggap Dolar yang dia lawan sebagai lawan yang sebenarnya. "Sekarang, aku akan memperlakukanmu seperti musuh sejati. Kamu bisa berhenti sekarang, jika kau mau. Jika kamu memilih untuk tidak berhenti, aku tidak akan membiarkanmu hidup," Anak Dewa Cahaya menawarkan, sambil terus menatap Han Sen. Han Sen tidak menjawab, dia hanya mengangkat tinjunya untuk mencoba memukul Anak Dewa Cahaya lagi. Anak Dewa Cahaya akhirnya bergerak. Seluruh tubuhnya menjadi ringan, dan dia berteleportasi di depan Han Sen. Beberapa berkas cahaya ditembakkan, terjalin bersama untuk menyerang Han Sen. "Aargh!" Tubuh Han Sen dipukul ke udara dan semakin banyak darah mulai mengalir dari dalam baju baja ungu gelap seperti peony merah. Pang! Tubuh Han Sen jatuh ke tanah dengan bunyi yang mengundang iba. Tidak ada satupun suara yang datang dari para penonton, karena Anak Dewa Cahaya telah mengejutkan mereka semua. Tetapi api harapan yang samar-samar di dalam hati mereka belum sepenuhnya padam. "Ayo berdiri!" Orang-orang meneriakkan kalimat ini di hati mereka tetapi tidak berani berteriak keras-keras. Mereka merasa harapan mereka menyedihkan, dan hanya harapan palsu. Mereka merasa seperti berusaha menyalakan sebatang korek api dalam topan. Mereka berharap korek api itu bisa terus nyala, tetapi mereka takut jika mereka mengatakan sesuatu, apinya akan padam. Meskipun mereka tidak berbicara, mereka memahami harapan itu tetaplah sia-sia. Angin itu sendiri akan memadamkan korek api yang menyala di dalam topan. Tapi Han Sen bukan nyala api kecil. Dia berdiri. Beberapa retakan terlihat menghiasi baju bajanya, darah merembes dari baju bajanya. Meskipun terluka parah, dia tetap berdiri tegak. Dia mengayunkan tinjunya ke arah Anak Dewa Cahaya sekali lagi. Anak Dewa Cahaya mendengus dan bergerak. Berkas cahaya ditembakkan kembali dan semuanya mengenai tubuh Han Sen, yang membuatnya memuntahkan lebih banyak darah. Han Sen memang berusaha menghindarinya, tapi sekali lagi, musuhnya terlalu cepat. Dia tidak bisa melihat serangan yang datang, dan akibatnya, tidak bisa menghindar. Dia berulang kali dirobohkan, tetapi dia tidak pernah menyerah. Setiap kali dia dirobohkan, dia bangkit lagi. Baju bajanya dilapisi dengan banyak bekas serangan. Baju baja ungu gelapnya sekarang menjadi berwarna karena darahnya. "Berhenti bertarung; menyerah saja!" Seorang wanita berteriak dengan suara lembut. Dia mencoba menahannya, tetapi tidak bisa lagi. Dengan suara yang selembut doa, dia memohon. Dia tidak ingin melihat Dolar mati perlahan-lahan dengan brutal. Han Sen tidak bisa mendengar suaranya dan bahkan jika dia bisa, dia tidak akan peduli. Dia tampak jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya dia rasakan. Jika itu adalah baju baja biasa yang dia gunakan, dia akan lebih cepat terbunuh. Dengan serangan yang bertubi-tubi, baju baja itu seharusnya sudah rusak sejak tadi. Baju baja raja semut Iblis memiliki kemampuan pemulihan yang sangat kuat. Han Sen mensimulasikan aliran energi raja semut, sehingga memungkinkannya untuk menyerap kerusakan yang dihadapi dan tidak sepenuhnya hancur. Kerusakan yang dia dapatkan sebelumnya telah dipulihkan sebelum dia mendapatkan serangan baru. Inilah yang memungkinkan Han Sen selalu bangkit lagi dan lagi. Tanpa perlindungan baju baja raja semut, dia pasti sudah tercabik-cabik. Han Sen, yang diserang berkali-kali, berdiri sekali lagi. Dia mengangkat tinjunya tetapi tidak pernah bisa cukup dekat dengan Anak Dewa Cahaya, bahkan tidak berhasil menyentuh pakaiannya. Han Sen bukannya ceroboh, tetapi Anak Dewa Cahaya terlalu cepat dan dia tidak bisa mengikutinya. Jika dia tidak mampu mempertahankan serangan, maka sudah pasti dia tidak dapat mengalahkan arwah. Han Sen harus bisa memahami pola serangan Anak Dewa Cahaya. Jika dia bisa menyentuhnya, dia mungkin dapat mengalahkannya. Formasi Go Surgawi memungkinkan untuk memprediksi pola serangan musuh. Dia bisa bereaksi sebelum mereka mulai menyerang, dan bahkan memungkinkannya untuk menghindari peluru. Ketika lawan mulai menembak, tentu saja sudah terlambat, Anda harus menghindar tepat saat pistol dinaikkan. Kitab Dongxuan juga bisa melakukan ini, tetapi mungkin bahkan dengan lebih efektif. Tetapi Anak Dewa Cahaya terlalu cepat, Han Sen bahkan tidak bisa melihat kapan dia mengangkat jari-jarinya. Oleh karena itu, Han Sen harus menganalisis pola serangan Anak Dewa Cahaya. Orang lain sama sekali tidak mungkin dapat melakukan ini. Tapi Han Sen memiliki aura Dongxuan. Dia telah menggunakannya selama ini untuk mengamati aliran energi musuhnya. Energi akan bergerak sebelum tubuh bergerak, dan energi di dalam Anak Dewa Cahaya tidak bisa berbohong. Han Sen harus mempelajari aliran energinya dengan lebih baik agar dia bisa memprediksi gerakan arwah dan menghindar sebelum dia melepaskan serangan. "Aku hampir berhasil, aku hanya perlu sedikit waktu lagi." Sekarang, aliran energi Anak Dewa Cahaya mulai tampak lebih jelas. Han Sen segera akan dapat memprediksi setiap gerakannya. Tetapi para penonton hanya bisa melihatnya diserang berulang kali, tanpa ada kemajuan. Hati mereka perlahan-lahan merasa hancur, ketika menyaksikan darah mengecat baju baja Han Sen. Pang! Han Sen sekali lagi terserang cahaya putih. Kepalanya mendarat terlebih dahulu, helmnya mengukir lantai arena saat dia meluncur beberapa meter. Kepalanya membentuk parit di tanah, dan mengejutkan para penonton. Bagi Han Sen, serangan ini sama saja seperti sebelumnya. Serangan itu tidak mematikan, tetapi lehernya sudah terluka dan dia berjuang untuk segera berdiri. Dia memutar lehernya beberapa kali untuk mengurangi rasa sakit. Tetapi gerakan ini, bagi para penonton, memupuskan harapan mereka. Mereka hanya melihat Han Sen kembali diserang dan kali ini dia bahkan tidak dapat mengangkat dirinya. Mereka mengira lehernya patah, meski Han Sen masih berniat untuk melanjutkan pertarungan. Mereka pikir dia sedang sekarat. Seolah-olah hanya kehendaknya yang membuatnya bertahan untuk terus bangkit dan tetap bertarung. Bahkan mereka yang tidak menyukai Dolar pun sekarang merasa tegang. "Dolar, berdiri!" Tidak ada yang tahu siapa yang memulainya, tetapi setiap orang yang hadir mulai mengucapkan kata-kata itu. Tidak peduli apakah itu karena iba, atau apakah Dolar bisa mendengarnya atau tidak, tetapi mereka ingin meneriakkan ini untuk menghormatinya. Mereka tidak ingin melihatnya mati, mereka ingin melihatnya berdiri. Dan selama dia berdiri, mereka tahu ada peluang untuk menang. Han Sen tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan, dan dia hanya menekuk lehernya untuk membuat dirinya merasa sedikit lebih baik. Namun setelah itu, dia memilih berdiri. Tentu saja, yang lain mengira mereka telah memberinya dorongan yang diperlukan untuk menentang kematian dan kembali ke medan pertarungan. Kegembiraan ini membuat mereka mulai merasa emosional. Tubuh beberapa orang bergetar saat melepaskan ketegangan. Bahkan Ratu, yang membenci Dolar sampai ke dalam hatinya, sekarang merasa antusias. Dia mengepalkan tinjunya dan meskipun dia tidak meneriakkannya seperti yang lain, dia melantunkan dalam hatinya, dan berharap untuk akhir yang menyenangkan. "Doooooooooolar!" Fang Mingquan juga sedang menonton pertandingan. Biasanya, dia bisa berbicara banyak ketika mengomentari perkelahian, tetapi dia tidak bisa melakukannya pada hari ini. Yang bisa dia pikirkan untuk dikatakan sekarang adalah memanggil nama Dolar. Anak Dewa Cahaya sangat bertenaga seperti dewa kuno, tetapi matanya tiba-tiba menunjukkan kepanikan ¡ª dia melihat tubuh Han Sen pulih kembali. Bahkan yang lebih menakutkan adalah dia tidak bisa menyerang luka yang sama dua kali. Chapter 713 - Sekarang Pertarungan Sesungguhnya Baru Dimulai Han Sen sekarang sudah bisa membaca aliran energi Anak Dewa. Setiap kali lawannya memanfaatkan energi, Han Sen dapat menghitung waktu yang tepat untuk langkah selanjutnya. Kitab Dongxuan sekarang mulai membuktikan manfaatnya. Han Sen ingin menghindari serangan Anak Dewa Cahaya sebelum serangan itu dieksekusi, kemudian mengarahkannya ke posisi yang yang Han Sen inginkan. Dengan melakukan ini, prediksi dan formasi Han Sen jauh lebih meningkat. Dari awal sampai sekarang, itulah tujuan Han Sen. Tapi Anak Cahaya Dewa terlalu cepat, dan sehingga upaya Han Sen kurang membawakan hasil. Para penonton tidak bisa mengetahui hal ini, tetapi Han Sen sedang merencanakan sesuatu. Secara halus, dia mencegah Anak Dewa Cahaya memukulnya di tempat yang sama dua kali. Sekarang setelah Han Sen mengetahui aliran energi Anak Dewa Cahaya, kemampuan prediksi dan formasinya menjadi terus meningkat. Tubuh Anak Dewa Cahaya seperti kilat, dan dia berulang kali menebas dengan sinar putih yang mematikan. Tidak ada satupun sinar yang mengenai Han Sen, namun, setiap penghindaran hanya berjarak beberapa milimeter Anak Dewa Cahaya terperangah, tidak bisa percaya Han Sen berulang kali berhasil menghindari serangannya. "Dia berhasil mengelak!" Mata Hua Ping menyala. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Han Sen menghindari serangan Anak Dewa Cahaya. Teng Zhen Liu dan yang lainnya melihat Han Sen menghindari serangan itu, dan semuanya terkejut. Dolar telah mengalami banyak kerusakan, dan seharusnya kondisi dia sekarang lebih buruk dari sebelumnya. Tetapi sekarang, dengan semua kerusakan yang dideritanya, dia berhasil menghindari serangan dari Anak Dewa Cahaya. "Kebetulan?" Semua orang bertanya pada diri sendiri. Anak Dewa Cahaya tidak dapat mempercayai apa yang terjadi, jadi dia mulai bergerak lagi dan menggunakan sinar untuk menyerang Han Sen sekali lagi. Setiap orang yang melihat serangan ini tidak dapat memastikan apakah Dolar dapat menghindarinya lagi. Meskipun orang-orang percaya bahwa elakan sebelumnya adalah murni kebetulan, orang-orang berdoa untuk terjadi keajaiban ketika mereka menyaksikan pertarungan. "Dia berhasil menghindarinya lagi, Dolar menghindari serangan Anak Dewa Cahaya!" Fang Mingquan dipenuhi dengan kegembiraan dan melompat dari bangkunya. Mereka yang sudah merasa kecewa dengan perkembangan pertarungan sampai saat ini, tiba-tiba merasakan kobaran api yang menghangatkan. Harapan mereka muncul lagi. Dengan mata terbuka lebar, mereka memperhatikan arena dengan seksama. Sedangkan gadis-gadis yang sebelumnya menitikkan air mata sudah berhenti. Mereka menyeka air mata mereka, dan kembali bersemangat dan berfokus pada pertarungan. "Mustahil!" Wajah Anak Dewa Cahaya tiba-tiba tampak masam. Tubuhnya bercahaya dengan cahaya suci, yang perlahan menutupi seluruh tubuhnya. Dia mengangkat sepuluh jarinya dan menunjuk ke Han Sen. Dia segera melepaskan sepuluh sinar saat dia melakukan ini. Han Sen mulai menggerakkan tubuhnya seperti seorang pemabuk. Dia tampak sangat tidak stabil, tetapi dalam gerakan aneh itu, Han Sen berhasil menghindari setiap sinar. Dan selama bergoyang, Han Sen beringsut semakin dekat dengan Anak Dewa Cahaya. Ini membuat musuh Han Sen marah, tubuhnya yang tampak agung terus menerus menembakkan sinar untuk membunuh Han Sen. Mata para penonton terbuka lebih lebar dan lebih lebar, menonton panggung. Mereka sulit mempercayai apa yang mereka lihat. Anak Dewa Cahaya, yang sebelumnya terlihat tidak bisa dihancurkan dan sempurna dalam ketenangannya, sekarang tidak dapat menangani kerusakan pada Dolar. Meskipun ada beberapa sinar yang menyerempet Dolar, serangan seperti itu tidak cukup memperlambat gerakan Han Sen, dan kerusakan yang dia alami tidak ada yang dapat menghetikannya. Sinar-sinar itu juga tidak menusuk tubuhnya seperti sebelumnya. Peluang Anak Dewa Cahaya untuk menyerang Han Sen semakin kecil. Anak Dewa Cahaya yang kelihatan agung, yang sebelumnya tidak terkalahkan, mulai gemetar. Wajahnya haus dengan kekerasan. Ketenangannya telah menguap, dan wajahnya yang teduh tidak dapat ditemukan. "Go Surgawi? Apakah ini adalah Go Surgawi?" Bunuh Dolar sebenarnya adalah Dolar sendiri. "Go Surgawi ternyata bisa digunakan untuk melawan Anak Dewa Cahaya?" Seseorang mengenali keahlian yang digunakan Han Sen, atau itulah yang mereka pikirkan. Setelah melihat lebih seksama, mereka memperhatikan gerakannya menyerupai Go Surgawi, tetapi agak berbeda. Itu terlihat lebih baik daripada Go Surgawi dari Ratu. "Tidak heran Ratu tidak melawan Dolar. Dolar juga hebat dengan Go Surgawi; dia bahkan mungkin lebih baik daripada Ratu." "Kupikir hanya Ratu yang tahu Go Surgawi. Mengapa Dolar juga bisa? Dan mengapa versinya lebih baik?" "Go Surgawi milik Han Sen memang tampak aneh, dan memang berbeda dengan yang asli." Semua orang membicarakannya, dan bahkan Ratu melihat pemandangan itu dengan aneh. Meskipun itu terlihat mirip, dia tahu Dolar tidak menggunakan Go Surgawi yang asli, hanya Ratu yang dapat mengetahui perbedaannya. Walaupun itu bukan Go Surgawi, Ratu melihat sebuah keahlian yang lebih baik daripada gerakan khasnya sendiri. "Di dunia ini ada keahlian formasi yang lebih baik daripada Go Surgawi?" Ratu tidak ingin mempercayai ini, tetapi dia harus mempercayai apa yang dilihat dengan kedua matanya sendiri. Jika Ratu berada di posisi Han Sen sekarang, dan menggunakan Go Surgawi, dia tidak akan bisa menghindari serangan Anak Dewa Cahaya. Apa yang dilakukan Dolar benar-benar lebih baik. Orang-orang bingung, melihat keadaan yang terbalik dari sebelumnya. Dolar sebelumnya terus menerus dirusak, tetapi sekarang, Anak Dewa Cahaya tidak dapat melakukan apapun. Meskipun Dolar hanya bisa mengelak untuk saat ini, setidaknya dia tidak terluka. Jika dia bisa terus melakukan ini, dia mungkin berpeluang besar untuk menang. Han Sen mendorong Kitab Dongxuan sampai tahap maksimal. Dia menggunakan aura Dongxuan untuk merasakan aliran energi Anak Dewa Cahaya dan sambil terus menghindari serangan cepat musuhnya. Orang-orang tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat. Seolah-olah Dolar bisa memprediksi langkah apa yang akan terjadi selanjutnya, dan selalu selangkah lebih maju. Bahkan Anak Dewa Cahaya sendiri terkejut, tidak dapat memahami bagaimana manusia di hadapannya dapat memprediksi setiap gerakannya. Seolah-olah mengintip langsung ke dalam jiwanya dan mengerti semua yang dia pikirkan. Anak Dewa Cahaya yang kuat mulai menyimpan keraguan di dalam hatinya. Ketika dia menatap Han Sen, dia tidak bisa lagi mempertahankan penampilan supremasinya. Tubuh ungu kemerahan di depannya tampak tidak terjangkau, dan sepertinya musuh manusianya memiliki kabut tebal atau kabut yang menghalangi penglihatannya. Anak Dewa Cahaya tiba-tiba menyesal telah menyiksanya di awal, dan mengapa dia tidak langsung meledakkan manusia itu sejak pertarungan dimulai. Dia tidak lagi peduli dengan Pertarungan Dewa, dia hanya ingin membunuh manusia yang sedang mengancamnya sekarang. Tetapi dia tidak bisa. Sekarang pertarungan sesungguhnya baru dimulai. Chapter 714 - Setiap Tinju Sama Kuatnya Anak Dewa Cahaya menembaki semua silinder, berusaha menangkap Han Sen dengan sinar, tetapi tetap tidak bisa. Tidak peduli seberapa cepat dia menembak, Han Sen tampaknya dapat memprediksi setiap gerakannya, membuatnya selalu tidak tepat sasaran. Han Sen tahu kesempatannya sudah tiba. Dia tahu dia bisa terus menerus menghindari serangan Anak Dewa Cahaya, dan yang harus dia lakukan hanyalah menyentuhnya untuk mengklaim kemenangan. Anak Dewa Cahaya sangat cepat, dan sifat utama roh memang cepat. Tetapi ini harus dibayar dengan ketangguhan fisik; jika roh bisa secepat ini, maka dia tidak akan memiliki pertahanan makhluk super. Dia bahkan hanya mengenakan jubah, bukan baju baja. Petunjuk ini menunjukkan bahwa roh tidak bergantung pada vitalitas. "Aku hanya harus memukulnya. Jika aku melakukan itu, aku akan memiliki kesempatan. Aku hanya satu langkah dari Anak Dewa Cahaya! Aku harus mengambil resiko, apapun itu. Bagaimana kalau aku mendapatkan jiwa binatang super, atau bahkan roh super ?!" Han Sen menggertakkan giginya, menghindar dan memposisikan Anak Dewa Cahaya ke tempat yang dia inginkan. "Dia benar-benar dapat menghindari serangan Anak Dewa Cahaya dengan cara seperti itu? Ini luar biasa! Tapi tetap saja, terus menerus menghindar tidak dapat mengamankan kemenangan. Serangannya terlalu lambat, dia mungkin tidak bisa mengenai Anak Dewa Cahaya." Hua Ping sangat gembira namun pada saat yang sama juga merasa khawatir. Dia telah menyaksikan banyak Pertarungan Dewa di Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua selama bertahun-tahun, dan Dolar adalah satu-satunya evolver yang bisa sampai sejauh ini. Dia sangat berharap Dolar bisa menang, dan bisa mengklaim posisi Anak Dewa Cahaya. Tapi masih ada jurang kekuatan yang memisahkan keduanya. Meskipun Dolar bisa memanfaatkan sihirnya untuk menghindari serangan Anak Dewa Cahaya, kecepatan musuh Dolar memisahkan jarak mereka. Dia kemungkinan besar tidak akan bisa menyentuh Anak Dewa Cahaya, dan itu sudah cukup bagi roh itu untuk mempertahankan tahtanya. Semua orang tahu Dolar telah membuka kunci gen untuk bertarung, yang berarti waktunya terbatas. Evolver biasa, dalam pertarungan yang berlangsung selama ini, pasti sudah menghabiskan banyak kekuatan dan kunci gen mereka akan ditutup. Dolar tampaknya tidak normal. Kebugarannya jauh lebih tinggi daripada rata-rata evolver, dan sepertinya dia bisa bertahan lebih lama dengan kunci gen aktif. Tapi itu bukan tanpa batas, dan tidak ada yang tahu persis kapan itu akan berhenti. Bahkan, kemampuan Han Sen untuk bertahan selama ini tidak semata-mata karena kebugarannya, itu karena dia memiliki Panjang Umur dan Kekuatan Giok Matahari. Energi terus menerus diisi ulang, sehingga dia dapat bertahan. Tapi Han Sen masih terikat dengan status evolvernya, dan untuk sementara dia memang bisa bertahan lama, namun dia tidak bisa bertahan selamanya. Dia tetap harus mengalahkan Anak Dewa Cahaya, cepat atau lambat. Mata Han Sen begitu tenang, dan tubuhnya juga sangat santai. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, dia bergerak dengan halus untuk mengarahkan Anak Dewa Cahaya ke posisi yang tepat. Anak Dewa Cahaya, pada saat ini, menyerang Han Sen seperti anjing gila. Dia tidak memperhatikan bahwa sekarang dia sudah terpojok ke tepi arena. Saat Anak Dewa Cahaya mundur ke pojokan, Han Sen bergerak. Meskipun dia tidak secepat Anak Dewa Cahaya, dia cukup cepat sehingga orang lain bahkan tidak bisa melihat tubuhnya. Bahkan roh itu sendiri ketakutan dan lengah dengan kecepatan tiba-tiba lawannya. Dia tidak menduga Han Sen memiliki kecepatan seperti itu, dan dia tanpa sadar membiarkannya mendekat. Mata Han Sen membara. Jantungnya berdebar seperti palu, seiring dengan getaran tulang dan dagingnya. Seberkas cahaya putih menjalar melalui tubuhnya untuk memberinya kecepatan yang lebih besar. Dia mensimulasikan aliran energi Anak Dewa Cahaya sendiri. Kebugarannya menghalanginya untuk sekuat Anak Dewa Cahaya, tetapi itu tetap efektif. Dan ini adalah langkah yang melampaui dugaan terliar para penonton. Kebugaran Han Sen berada pada dua ratus tujuh belas. Kebugaran makhluk super sekitar tiga ratus. Perbedaan mereka sebesar 30%, jadi tidak ada kemungkinan roh bisa sepenuhnya mendominasi Han Sen. "Bagaimana dia bisa secepat itu?" Banyak orang berdiri sebagai reaksi terhadap serangan Han Sen yang tiba-tiba dan sangat cepat. "Dengan kecepatan seperti itu, mungkin dia bisa ..." Kegembiraan Fang Mingquan memuncak. Hua Ping mengepalkan tangannya dan menatap gerakan Han Sen selanjutnya tanpa berkedip. Jika kecepatan ini tidak memungkinkan Han Sen untuk menutup celah dan menyentuh Anak Dewa Cahaya Dewa,maka tidak akan ada kesempatan lain. Banyak orang memegang tangan mereka, berharap Han Sen bisa memukul musuhnya yang menakutkan kali ini. Anak Dewa Cahaya sudah berada di sudut medan pertarungan, dan dia ketakutan dengan perubahan kecepatan Han Sen secara tiba-tiba. Ketika dia menyadari apa yang sedang terjadi, dia segera menghindari serangan Han Sen dan langsung melewatinya. Dia berhasil menyelinap keluar dari sudut arena. Para penonton tidak bisa menahan diri untuk menghela nafas. Mereka merasa iba dengan Dolar karena, Anak Dewa Cahaya tetap berhasil menghindari serangan bertubi-tubi dari Han Sen. Musuhnya masih terlalu cepat. "Jika kamu ingin bersaing dengan kecepatanku, kamu masih harus menempuh jalan panjang," kata Anak Dewa Cahaya dengan senyum mengejek dan pandangan menghina, saat dia melewati Han Sen. "Oh ya?" Han Sen berdiri dengan dingin menatap Anak Dewa Cahaya yang telah melewatinya. Dia membuka tangannya dan mencoba meraih Anak Dewa Cahaya. "Tidak ada gunanya menyaingi kecepatanku, tidak ada yang bisa menyaingiku di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Kalian manusia yang menyedihkan, tidak akan pernah bisa mencapai hal yang sama." Anak Dewa Cahaya mempercepat langkahnya lagi dan memperlebar jaraknya dengan Han Sen sekali lagi. Tangan Han Sen bahkan tidak bisa menyentuh pakaiannya. Melihat tangan Han Sen berusaha meraihnya, Anak Dewa Cahaya hanya menarik diri lebih jauh. Para penonton mulai merasa lemas dan kehilangan harapan lagi. Tapi tiba-tiba, Anak Dewa Cahaya, yang cukup jauh dari Han Sen, tersedot ke arah Han Sen seperti magnet. Dia terlempar ke udara menuju musuh manusianya dengan posisi terbalik. Ketika jarak mereka semakin dekat, Han Sen meraih kepalanya. "Ayo kita coba lagi." Han Sen mengangkat tinjunya dan menjatuhkan pukulannya langsung pada Anak Dewa Cahaya yang tiba-tiba merasa putus asa. Pang! Kepala Anak Dewa Cahaya terserang parah, dan melempar mundur dirinya. Sebuah tanda merah besar melukis bagian tengah wajahnya yang cantik, dan hidungnya menjadi bengkok serta mengalirkan darah sekarang. Setelah serangan yang berat itu, Anak Dewa Cahaya tidak dapat menyelinap pergi seperti yang diinginkannya. Dia tersedot kembali ke tangan Han Sen. Tanpa ragu-ragu, Han Sen memukul lagi, dia melepaskan Tinju Cakram Gajah ke wajah lawannya beberapa kali. Tinju Han Sen bertubi-tubi melayang ke musuhnya, tengkorak musuhnya berdentang seperti logam. Setiap tinju sama kuatnya, dan bahkan tulang-tulang di dalam tengkoraknya bergemeretak dan saling bertabrakan. Anak Dewa Cahaya sangat terkejut. Dia berusaha menggeliat, untuk melepaskan diri dan melawan namun tetapi dia gagal. Kekuatan aneh kembali menarik tubuhnya ke arah Han Sen; dia tidak bisa melarikan diri. Kecepatannya melambat, dan dalam kepanikan ini, Han Sen berhasil mengejar ketinggalan. Pang! Pang! Tinju neraka menghantam wajah Anak Dewa Cahaya seperti tanah longsor. Setiap pukulan terdengar merdu. Anak Dewa Cahaya yang sombong itu sekarang sama seperti orang biasa, wajahnya memar dan hidung berdarah. Anak Dewa Cahaya ingin memblokir serangan yang terus menghantamnya, tetapi kekuatan itu terus-menerus melemahkan kecepatannya. Pergerakannya dapat diprediksi, dan Han Sen selalu bereaksi dengan tepat waktu. Han Sen meninju dia setiap kali dia akan membuat setengah gerakan. Karena tidak bisa mengelak, yang bisa dia lakukan hanyalah meronta-ronta putus asa. Chapter 715 - Membunuh Anak Dewa Cahaya Semua penonton membeku di tempat duduk mereka. Anak Dewa Cahaya dipukul berulang kali oleh Han Sen, sampai dia hitam dan biru dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tinju kiri, tinju kanan, pukulan siku, tendangan lutut ¡ª Anak Dewa Cahaya seperti karung tinju, diserang tanpa ampun. Wajahnya berantakan dan hancur. Suara daging yang dipukuli dan tulang yang bergemeretak menyeramkan, dan mengejutkan semua orang yang menonton dan mendengarnya. Semua orang tidak percaya bahwa Anak Dewa Cahaya bisa mendapatkan perlakukan seburuk ini. Tapi di antara semua serangan ini, ada satu hal yang tidak bisa dilakukan Han Sen, dia tidak bisa mematahkan tulang Anak Dewa Cahaya. Tubuh roh super terlalu kuat, dan bahkan Anak Dewa Cahaya ¡ª yang tidak memprioritaskan vitalitas ¡ª memiliki tulang yang tidak bisa dipatahkan. "Kamu tidak bisa membunuhku, kamu manusia yang menyedihkan. Kamu tidak bisa membunuh Anak Dewa. Setelah energimu habis, aku akan membuatmu menderita atas kemurkaanku dan menghabisimu!" Anak Dewa Cahaya mendidih karena murka, dan dia menggertakkan giginya dengan keras untuk mengutuk lawannya. Dia ditarik oleh kekuatan aneh yang membawanya menuju Han Sen. Semua usahanya sia-sia untuk melepaskan diri dan menciptakan jarak antara dirinya dan Han Sen. Yang bisa dia lakukan hanyalah menahan serangan yang bertubi-tubi. Tinju yang dia terima tidak terhitung jumlahnya, dan wajahnya yang cantik sekarang menjadi cacat. Hatinya hanya menginginkan satu hal saat ini, yaitu membunuh Han Sen. Tapi semua kekuatannya sudah dilucuti, dan dia tidak bisa menggunakan tangannya untuk memanfaatkan kecepatan dan kekuatannya yang besar seperti sebelumnya. Dalam pertarungan jarak dekat seperti itu, dia tidak dapat bersaing dengan Han Sen. Tetapi Anak Dewa Cahaya sadar bahwa energi manusia terbatas, dan menggunakan kekuatan yang melelahkan untuk menahan dan memukulnya pasti akan menghabiskan energinya. Setelah energi Han Sen terkuras habis, dia akan melawan dan menghancurkan penyerangnya. Han Sen tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Anak Dewa Cahaya, dan dia terus menerus melemparkan Tinju Cakram Gajahnya ke seluruh tubuh roh ¡ª terutama kepalanya. "Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu!" Anak Dewa Cahaya menjerit hingar-bingar. Dia berharap bisa merobek-robek Han Sen, karena wajahnya menjadi memar dan mengerikan. "Aku takut kamu tidak punya kesempatan," jawab Han Sen, dengan dingin. Han Sen mendorong energi di lengan kanannya ke atas, dan gajah-gajah berteriak dan menginjak-injak seluruh tubuhnya. Kekuatan primitif dan buas sekarang memberi energi pada tinjunya, seolah-olah Tuhan yang akan memukul musuhnya dengan sekuat tenaga. Ledakan! Tinju mengerikan itu mendarat di wajah Anak Dewa Cahaya, menghancurkan tengkoraknya. Darah dan otak tersembur ke mana-mana sementara mayat yang membusuk dan tanpa kepala itu masih ditopang oleh tangan Han Sen yang lain. Ketika Han Sen pertama kali mulai meninju Anak Dewa Cahaya, dia menggunakan Kekuatan Yin dan Tinju Cakram Gajah. Untuk menghabisi musuhnya, dia menggunakan Serangan Gajah Rex. Serangan itu memancing Kekuatan Yin yang telah dibangun dalam kepala musuhnya, menyebabkannya meledak dari dalam. Di luar medan pertarungan semuanya tenang. Seolah-olah para penonton telah disulap menjadi batu setelah melihat mayat tanpa kepala di depan Han Sen. Mereka tidak percaya Han Sen telah berhasil mengalahkan Anak Dewa Cahaya. Tubuh Anak Dewa Cahaya mulai hancur dan berkilau-kilau, ketika dia kembali menjadi batu roh. Han Sen keluar dari arena Pertarungan Dewa dan kembali ke Istana Kristal. Han Sen jatuh ke lantai. Dia telah menghabiskan terlalu banyak kekuatan selama pertarungan itu. Kekuatan Giok Matahari dan Panjang Umur bisa menopangnya cukup lama, tetapi dia telah menggunakan terlalu banyak kekuatan sekaligus, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Dia tidak hanya menggunakan Serangan Gajah Rex kali ini, dia juga mensimulasikan aliran energi dari banyak makhluk. Dengan mengeluarkan begitu banyak energi, selain kerusakan yang dia alami, adalah suatu keajaiban bahwa dia bisa bertahan selama itu. Jika bukan karena imbalan menjadi salah satu dari sepuluh Anak Dewa Cahaya, Han Sen tidak akan bertahan selama itu. Untungnya, meskipun kecepatan Anak Dewa Cahaya menakutkan, tubuhnya tidak sekuat makhluk super. Inilah yang memungkinkan Han Sen menghabisinya. Tetapi mengalahkan Anak Dewa Cahaya sebagian besar karena menggunakan energi labu. Dia awalnya mengira aliran energi tidak berguna, tetapi ternyata sebaliknya. Dia tidak pernah menyangka bahwa hisapan energi labu bisa menarik Anak Dewa Cahaya ke arahnya. Meskipun itu tidak bisa menahan tubuhnya, namun cukup untuk menurunkan kecepatan Anak Dewa Cahaya sehingga Han Sen dapat mengikuti gerakannya. Jika bukan karena ini, Han Sen kemungkinan besar tidak akan mampu mengalahkannya. "Aku tidak mau mengikuti pertarungan seperti itu lagi." Han Sen terus berbaring di lantai, sementara seluruh tubuhnya kesakitan. Dia bahkan tidak bisa mengumpulkan kekuatan untuk menggerakkan jari-jarinya. Zero mendekat, memegang rubah perak di tangannya. Zero berusaha menyembuhkan luka Han Sen, sementara rubah perak menggunakan lidahnya untuk menjilat luka Han Sen yang lebih parah. Han Sen perlahan pulih. Di sisi lain, Persekutuan sedang sibuk. Dolar baru saja mengalahkan Anak Dewa Cahaya dan mendapatkan posisi di antara sepuluh Anak Dewa. Ini menjadikan Han Sen Anak Dewa Cahaya manusia pertama dalam sejarah. Bagi umat manusia, pencapaian sebesar ini, tentu bukan topik kecil. Semua orang menjadi heboh. Semua pemberitaan melaporkan kemenangan Dolar atas Anak Dewa Cahaya, dan keberhasilannya menjadi Anak Dewa. Setiap orang memuji-muji kepahlawanannya. Malam berikutnya, nama Dolar menjadi identik dengan kata "pahlawan." Pertarungan antara Dolar dan Anak Dewa Cahaya menjadi topik pembicaraan semua orang. "Dolar terlalu kuat! Dia adalah Anak Dewa pertama di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua." "Aku masih tidak percaya dia berhasil melakukannya. Dolar benar-benar mengalahkan Anak Dewa Cahaya." "Itu gila! Dia meledakkan kepala Anak Dewa Cahaya." "Tidak ada dewa lain, selain Dolar. Mendapatkan posisi Anak Dewa adalah pencapaian yang mengejutkan, dan tantangan di Pertarungan Dewa di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama tidak akan ada tandingannya." "Dolar hebat juga. Setelah bertahun-tahun, akhirnya kita memiliki Anak Dewa Cahaya sendiri." "Ini tidak mudah!" ... Orang-orang biasa hanya merasa sangat senang atas kemenangan Dolar, sedangkan mereka yang berada di Persekutuan ingin mengetahui di mana Dolar berada. Penampilannya sangat menakjubkan, terutama cara dia membunuh Anak Dewa Cahaya. Tidak diragukan lagi, Dolar berhasil menyerap sari Geno Kehidupan. Mereka hanya harus mempelajari rahasianya untuk melacaknya. Tetapi semua penyelidikan mereka menemui jalan buntu, dan mereka tidak dapat menemukan sosok yang sulit dipahami ini. Kembaran Han Sen tetap berada di Tempat Penampungan Dewi sementara dia beristirahat dan memulihkan diri di Istana Kristal, menunggu Pertarungan Dewa berakhir. Dia memutuskan untuk tidak akan mengikuti Pertarungan Dewa lainnya. Dengan tingkat kekuatannya saat ini, bertarung dengan roh super masih sangat sulit dan berbahaya. Mengalahkan Anak Dewa Cahaya semata-mata karena memanfaatkan aliran energi labu, dan jika dia tidak melakukan itu, dia tidak akan pernah bisa mengalahkannya. Jika dia melawan roh super yang berfokus pada vitalitas, dia tidak akan pernah berhasil menembus pertahanannya. Sepuluh hadiah pertama diacak. Dia tidak perlu bertarung dan mencapai posisi yang lebih tinggi, untuk mendapatkan hadiah yang lebih baik. Apalagi dengan keadaan sekarang, tidak mungkin mendapatkan tempat pertama. Dolar menjadi buah pembicaraan setiap orang dan menjadi sangat terkenal di seluruh Persekutuan sekarang. Meskipun pertarungannya tidak dapat direkam, seseorang menganimasi pertarungan itu. Walaupun hanya sepanjang tiga menit, video animasi itu paling banyak ditonton selama seminggu. Banyak orang juga terinspirasi untuk membuat video game pertarungan itu. Chapter 716 - Hadiah Anak Dewa Dollar tidak muncul dalam beberapa pertarungan terakhir, yang mengesahkan peringkat Anak Dewa. Orang-orang telah menduganya, jadi mereka tidak terlalu kecewa Lagi pula, semua orang telah melihat seberapa parah luka yang disebabkan oleh pertarungan sebelumnya. Dalam kondisi seperti itu, dia tidak bisa melanjutkan pertarungan dan telah meraih posisi kesepuluh. Hal itu cukup baginya. Sejarah seakan terulang kembali. Saat di Tempat Suci Para Dewa Pertama dulu, Dollar telah berhasil mengalahkan lawan terakhirnya dan meraih posisi kesepuluh dalam peringkat Anak Dewa. Dia tidak melanjutkannya setelah itu dan puas menempati posisinya saat itu. Tetapi dibandingkan dengan Tempat Suci Para Dewa Pertama, posisi kesepuluh yang diperoleh kali ini jauh lebih sulit didapatkan dan layak mendapatkan pujian dan pengakuan yang lebih besar¡ªdan memang begitulah kebenarannya. Nama Dollar akan dicatat dalam buku sejarah, karena menjadi orang pertama yang pernah menjadi Anak Dewa di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Han Sen lanjut beristirahat di Istana Kristal, dan sebagai hasilnya, dia melewatkan antusiasme yang orang-orang rasakan terhadap Dollar. Dia bisa melihat nama lain yang menduduki peringkat Anak Dewa dari Istana Kristal, dan sembilan nama itu seluruhnya adalah roh, seperti dugaannya. Masing-masing dari mereka juga lebih kuat dari Anak Dewa Cahaya. Saat itu, Han Sen merasa beruntung dia telah maju menghadapi lawan yang dia temui. Jika itu adalah roh lain, dia takut peluang kemenangannya akan jauh lebih rendah. Han Sen menunggu sampai Pertarungan Dewa berakhir, jadi dia bisa mengambil hadiahnya. Dia bisa mengambilnya dari arena Istana Kristal, jadi dia tidak perlu khawatir jika dilihat oleh orang lain. "Kau telah mendapatkan gelar ''Anak Dewa kesepuluh.'' Hadiah secara acak milikmu sedang dibuka." Han Sen meletakkan tangannya di atas papan, yang membuatnya bersinar. Banyak gambar yang berbeda-beda berputar di hadapannya. Ada monster, binatang, pria tampan, dan wanita cantik. Han Sen pun mulai bersemangat. Di antara gambar-gambar tersebut, Han Sen juga menangkap bayangan banyak roh yang berbeda-beda. Namun, dia tidak bisa menebak apa tingkatan mereka. Tidak lama kemudian, papan itu berhenti berputar. Dia berhenti pada gambar seekor monster. Han Sen awalnya merasa kecewa, karena dia berharap untuk mendapatkan roh super. Dia tidak yakin kapan dia bisa mencapai kekuatan yang dia perlukan untuk mendapatkan roh super untuk dirinya sendiri. Lagi pula, menghadapi seluruh penampungan yang layak dihadapi berbeda dengan berhadapan satu lawan satu secara seimbang dengan sesosok roh super. Penampungan seperti itu juga biasanya memiliki sejumlah makhluk super. "Kau telah mendapatkan jiwa binatang super : Kuda Bertanduk Iblis." Suara itu membuat Han Sen kembali senang. Meskipun dia tidak mendapatkan roh super, mendapatkan jiwa binatang super juga tidak terlalu buruk. Monster hitam kelam tiba-tiba muncul di hadapannya, dan dia menyerupai kuda bertanduk, tanpa keanggunannya. Dia berubah menjadi cahaya hitam dan memasuki lautan jiwa Han Sen. "Jiwa binatang super : Kuda Bertanduk Iblis. Jiwa binatang perasuk." Jiwa binatang perasuk bisa secara langsung meningkatkan kekuatan manusia atau jiwa binatang lainnya. Han Sen penasaran apa yang mampu dirasuki oleh jiwa binatang ini. Han Sen memanggil kuda bertanduk iblis dan menyaksikan asap hitam segera masuh ke dalam tubuhnya. Ini adalah jiwa binatang yang bisa merasuki tubuh manusia. Saat jiwa binatang itu memasuki tubuh Han Sen, tubuhnya mulai menghasilkan asap kelam yang menyerupai api hitam. Han Sen seperti seorang iblis yang baru saja berjalan keluar dari lubang neraka. Han Sen mengepalkan tangannya dan menyadari kekuatan dan kecepatannya tidak bertambah. Ini membuatnya penasaran akan manfaat yang diberikan oleh asap hitam itu. Dia menemukan sebuah batu dan memukulnya. Batu itu hancur, tetapi dia tidak merasa kalau asap itu membantunya. Di tengah kebingungan Han Sen, rubah perak tiba-tiba melepaskan kilatan petir perak pada tuannya untuk mengejutkannya. Tetapi anehnya, petir itu tidak menyentuh Han Sen. Mereka segera menguap saat bersentuhan dengan asap hitam itu, menghilangkan sedikit asap saat mereka menghilang. Tidak lama setelahnya, asap hitam yang menghilang pun kembali. Tampaknya kilatan petir yang kuat tidak menyebabkan kerusakan yang permanen. Han Sen sangat gembira dengan hal ini, dan dia berpikir dalam hati, "Kuda bertanduk iblis benar-benar bisa menahan dan menyerap kekuatan elemental. Dengan kata lain, ini adalah perisai elemental. Tetapi hanya elemental; perisai ini kemungkinan besar tidak bisa menyerap kerusakan fisik." Meskipun hanya bisa menahan kerusakan elemental, hal itu cukup untuk membuat Han Sen senang. Lagi pula, dia memiliki apa yang diperlukan untuk menghindari serangan fisik. Jika dia bertemu dengan makhluk super elemental seperti kuda laut biru yang bisa menyemburkan api biru, dia bisa bergantung pada jiwa binatang super ini untuk menghadapinya. "Aku penasaran seberapa besar ketahanan terhadap kerusakan yang dimiliki asap hitam ini? Jika ini cukup kuat, maka mungkin aku memang bisa berhadapan melawan kuda laut biru." Han Sen memanggil rubah perak, menyuruhnya untuk melepaskan petir sekuat mungkin. Dia ingin menguji batas kekuatan dari pertahanan elemental miliknya. Han Sen sangat gembira dengan hasilnya, dan dia sangat terkejut dengan kemampuan pertahanan yang kuat milik asap hitam itu. Serangan terkuat rubah perak tidak bisa menembus perisainya lagi. Akan tetapi, ada satu masalah; kecepatan pemulihan. Saat rubah perak melepaskan petir, mereka akan menguapkan sebagian asap hitam. Jika diserang secara berulang kali, asap hitam akan habis lebih cepat dibandingkan dengan yang bisa dipulihkan kembali. Hal ini menjadi celah dalam pertahanannya. Han Sen memperkirakan bahwa asap hitam itu bisa menahan serangan elemental makhluk super dewasa, tetapi paling banyak hanya sekitar dua atau tiga kali. Setelah itu, butuh waktu sejenak bagi pertahanannya untuk kembali. Jika itu adalah serangan yang bisa mengenai banyak target dalam jarak jangkauan tertentu, dan serangan itu tidak seluruhnya berpusat padanya, asap hitam itu akan mampu bertahan lebih lama. Pemulihannya kemungkinan besar juga akan mampu mengejar ketinggalan. "Ini adalah hal yang cukup bagus. Hal ini akan berguna pada saat aku harus berhadapan dengan makhluk super elemental." Han Sen dengan senang mengembalikan kuda bertanduk iblis ke lautan jiwa dan memberinya makan kristal hitam. Saat dia berevolusi menjadi jiwa binatang super amuk, pertahanan elementalnya pasti akan lebih kuat. Han Sen diam-diam menyelinap pulang ke Penampungan Dewi dan menyimpan Ksatria Kumbang miliknya. Han Sen berpikir dalam hati, "Sekarang, di mana aku bisa menemukan dan menghabisi seekor makhluk super generasi kedua, sehingga aku bisa memenuhi poin geno superku?" Menjadi surpasser berarti dia akan menjadi juara, dan dia akan memiliki sedikit alasan untuk mencemaskan kejadian dia Aliansi. Selain Makhluk Surgawi, mustahil juga baginya untuk merasa terancam. Karena itu, Han Sden ingin menjadi surpasser secepat mungkin. Dia perlu menjadi kuat sehingga dia tidak hanya mampu melindungi dirinya sendiri, tetapi juga keluarganya. Han Sen berpikir apakah dia harus melanjutkan perburuan makhluk super di Pegunungan Iblis atau tidak, tetapi saat dia memikirkannya, Yang Manli menghampirinya untuk mengatakan bahwa seseorang ingin menemuinya. "Bukankah aku mengatakan padamu bahwa aku tidak ingin menemui siapa pun saat ini?" Han Sen mengerutkan dahi. "Aku tidak yakin apakah Kapten Qin dianggap sebagai ''siapa pun.'' Maka dari itu, aku datang untuk memastikan kembali denganmu," kata Yang Manli sambil menatap Han Sen. "Qin Xuan di sini? Tunggu apa lagi; bawa dia kemari!" Han Sen senang mendengar kedatangannya. "Akan tetapi, ada orang lain yang mendampinginya. Dan mereka tidak berasal dari Regu Khusus kita; aku khawatir kau juga harus menemui mereka," Yang Manli menjelaskan. "Siapa mereka?" Saat Han Sen melihat wajah Yang Manli, dia tahu mereka pasti tokoh-tokoh penting. "Aku tidak tahu siapa mereka, tetapi Kapten Qin memperlakukan mereka dengan sangat hormat dan sopan. Ada juga seorang pemuda di antara mereka, yang bersikap seolah dia jatuh hati terhadap kapten yang kita sebut," kata Yang Manli sambil tersenyum. Chapter 717 - Gen Malaikat Han Sen pergi ke ruang pertemuan secepat kilat, dan melihat Qin Xuan sedang mengobrol dengan beberapa orang lainnya. Kelompok tersebut terdiri dari para pria dan wanita, dan ada sebanyak delapan orang. Tiga dari para wanita itu cukup berumur, dan mereka tampaknya berusia delapan puluhan. Tentu saja, mereka terlihat seperti berusia tiga puluhan karena mereka adalah evolver. Han Sen memindai aliran energi mereka untuk mengetahui umur mereka sebenarnya. Ada lima pria, yang usianya bervariasi. Ada satu pria tua, tiga pria paruh baya, dan seorang pemuda. Pemuda itu berdiri paling dekat dengan Qin Xuan, dan dia sedang berbicara padanya. Di antara mereka ada pria tua berambut putih, yang tampak sangat menakutkan. Tampaknya dia memiliki kekuatan besar. Dia mengamati Han Sen, bersikap seakan dia jauh lebih hebat darinya. Bukan hanya pria tua itu yang bersikap seperti itu, tetapi yang lainnya juga terlihat seperti itu. Tulang mereka kaku dengan angkuhnya, dan mereka bersikap seolah mereka berada jauh di atas semua orang. "Han Sen, biarkan aku memperkenalkanmu. Ini adalah direktur Gen Malaikat, Tuan Zhao." Qin Xuan melihat Han Sen mendekat dan segera memperkenalkan orang-orang yang menemaninya. Saat Han Sen mendengar dia menyinggung "Gen Malaikat," dia langsung paham mengapa orang-orang yang bersamanya berwajah angkuh. Aliansi memiliki dua organisasi yang unggul di bidang penelitian gen. Salah satunya adalah Dong Lin dan yang lainnya adalah Keluarga Zhao, yang disebut Gen Malaikat. Lebih dari 80% cairan geno eksklusif untuk seni geno hyper di Ruang Orang Suci dikembangkan oleh asosiasi yang berhubungan dengan Gen Malaikat. Selain itu, Gen Malaikat menghasilkan banyak produk yang bermanfaat bagi gen manusia. Produk-produk ini terdiri dari cairan nutrisi sampai hal-hal seperti perangkat dan teknologi; semuanya untuk mengembangkan gen seseorang. Gen Malaikat memiliki jajaran produk yang bermutu, dan ini membuat mereka mempertahankan sebagian besar pangsa pasar. Keluarga Zhao menganggap diri mereka sebagai komponen utama dalam jalannya fungsi Aliansi. Sambil menganggap diri mereka sendiri sebagai kelompok yang setia, mereka juga membiarkan orang tahu bahwa Aliansi tidak akan seperti sekarang ini tanpa mereka. Han Sen telah mendengar banyak tentang kesombongan keluarga Zhao, karena banyak dari anggota keluarga mereka yang menjadi anggota dewan. Pengaruh keluarga Zhao begitu hebat, mereka bahkan telah dikenal berpangurh dalam seluruh pergerakan pemilihan presiden. Ini hanyalah sebuah contoh mengenai betapa kuat dan berpengaruhnya keluarga mereka dalam anggapan orang-orang. Sebagai hasilnya, mereka pantas untuk bersikap sombong. Zhao Heng adalah salah satu direkturnya dan memainkan peran penting di dalam keluarga itu. Seorang pemuda di antara para orang-orang yang datang untuk berkunjung itu bernama Zhao Haiyang; dia adalah pemimpin Gen Malaikat dan cucu dari pemimpin organisasi. "Manli, kemari dan tuangkan teh untuk direktur Zhao dan Tuan Zhao." Han Sen yakin alasan mereka untuk menemuinya adalah karena malaikat kecilnya. Namun, jika itu alasannya, dia tidak yakin mengapa mereka membawa Qin Xuan bersama mereka. Tentu saja, hubungan mereka bukanlah hal yang aneh. Keluarga Zhao memiliki hubungan dengan sejumlah partai dan organisasi yang berbeda. Itu tidaklah mengejutkan untuk melihat mereka bersama-sama. "Kau adalah Han Sen dari keluarga Ji, kan?" tanya Zhao Heng sambil menatap Han Sen. Dia seperti orang tua yang sedang bertanya kepada anak muda. "Aku adalah Han Sen," jawab Han Sen. Zhao Heng meyakini dia adakah anggota keluarga Ji yang sebenarnya, dan dia tidak yakin bagaimana untuk menjawabnya. "Belum lama ini, aku berbincang-bincang dengan Ji Ruozhen. Topik mengenai dirimu muncul, dan dari yang aku dengar, kau cukup menyenangkan," kata Zhao Heng. "Terima kasih atas pujiannya." Han Sen mengernyitkan alis, tidak yakin apa yang diinginkan pria tua itu. Meskipun Ji Ruozhen lebih muda dari Zhao Heng, dia telah meraih lebih dari yang apa yang pernah didapatkan oleh pria tua itu, dan dia hampir menjadi presiden. Zhao Heng hanyalah salah satu dari belasan direktur dalam keluarganya. Cara dia berbicara menyiratkan bahwa dia lebih hebat dari Ji Ruozhen. Suaranya menunjukkan kesombongan. Pemimpin keluarga Zhao tidak diragukan lagi memiliki nada suara yang sama. "Orang-orang selalu mengatakan keluarga Zhao bermulut lancang, dan itu benar. Kepala mereka tampak seperti berada di atas awan dan mereka jarang menaruh perhatian pada orang-orang di sekitar mereka," Han Sen berpikir dalam hati. Qin Xuan menyadari sikap tidak senang Han Sen kepada tamu yang tiba-tiba dia terima, dan dengan cepat mencari cara untuk memperbaiki situasi. Dia berkata, "Alasan mereka datang kemari hari ini adalah untuk memintamu berburu makhluk super untuk mereka; atau setidaknya, monster yang terlihat seperti makhluk super." Tetapi sebelum Qin Xuan bisa melanjutkan perkataannya, Zhao Haiyang mengambil alih dan berkata, "Kau tidak perlu ikut; kau bisa cukup menjual peliharaan supermu pada kami. Tidak akan ada bedanya." Saat Han Sen mendengar hal ini, dia tidak tampak marah. Dia hanya berpikir sungguh aneh orang seperti Zhao Haiyang bisa bertahan lama di dunia ini. "Maaf, aku tidak menjual peliharaan superku. Dan aku cukup sibuk belakangan ini, jadi jadwalku sudah penuh sampai waktu mendatang." Han Sen tidak pernah mempertimbangkan untuk membantu orang lain memburu makhluk super, khususnya orang-orang seperti keluarga Zhao. "Anak muda, tolong pertimbangkan penawaran kami!" Zhao Heng buru-buru mengatakan saat melihat Zhao Haiyang, yang tampak siap meledak setelah penolakan yang tiba-tiba. Han Sen ingin mengatakan sesuatu untuk menolaknya lagi, tetapi Qin Xuan tiba-tiba berdeham dan berkata, "Direktur Zhao, mari minum teh nya. Han Sen, ada dokumen rahasia dari pasukan yang harus kau periksa. Aku membawanya untukmu." Han Sen, hanya dengan ditemani oleh Qin Xuan, keluar dari ruangan dan pergi ke kantornya. "Rekan Qin, apa yang terjadi? Apakah Regu Khusus memintaku untuk membantu mereka?" Qin Xuan tersenyum miris, tetapi dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak. Jika ini adalah masalah yang berkaitan dengan pasukan, semuanya akan jadi lebih mudah." Setelah Qin Xuan menjelaskan, Han Sen mengerti. Keluarga Zhao menduduki banyak posisi dewan, dan pemilihan Ji Ruozhen berjalan dengan sangat lancar karena bantuan keluarga Zhao. "Tidak heran kalau Zhao Heng tiba-tiba menyinggung Ji Ruozhen. Itukah alasannya, hah?" Han Sen tertawa dingin, dan lanjut berbicara, "Aku tidak percaya keluarga Zhao akan berhenti mendukung Ji Ruozhen karena penolakanku. Zhao Heng dan Zhao Haiyang hanya mengancam dengan memamerkan kekuasaan mereka." "Dukungan keluarga Zhao kepada Ji Ruozhen juga memberikan mereka manfaat. Kau benar bahwa mereka tidak dengan mudahnya berhenti mendukungnya." Qin Xuan terdiam sesaat, tetapi lalu melanjutkan dengan berkata, "Tetapi coba pikirkan; jika kau menolak Zhao Heng, dan keluarga Zhao mengadu pada Ji Ruozhen, apa kau bisa menerimanya?" "Mereka bisa membuat Ji Ruozhen menyuruhku untuk membantu mereka?" tanya Han Sen dengan wajah kebingungan. "Pemilihan presiden sudah di tahap akhir. Keluarga Ji tidak akan membiarkan kejadian yang tidak menyenangkan ataupun pertikaian mengotori nama mereka. Alasan keluarga Zhao meminta bantuanmu sekarang adalah karena mereka tahu keluarga Ji tidak akan bersedia menolak mereka. Jika keluarga Zhao menemui Ji Ruozhen, aku khawatir mereka akan menyetujui permintaan mereka. Terkadang, bahkan keluarga Ji harus mengalah demi orang lain," kata Qin Xuan. "Ini berarti aku tidak punya pilihan." Han Sen memiliki 5% saham di Teknologi Langit. Jika hal buruk terjadi selama pemilihan, dan Ji Ruozhen gagal menjadi presiden, harga sahamnya pasti akan menurun. Jika Ji Ruozhen benar-benar akan menjadi mertua Han Sen, tampaknya dia tidak punya pilihan selain setuju. "Kau masih bisa membicarakan syarat dan kondisinya dengan keluarga Zhao. Kau akan membicarakannya dengan mereka atau dengan Ji Ruozhen. Dengan siapa kau memilih untuk membicarakannya?" Qin Xuan tersenyum. "Yah, jika seperti itu, aku akan pergi dan membantu mereka!" kata Han Sen sambil tersenyum jahat. Chapter 718 - Mata Air Darah Di sebuah hutan kuno terdapatlah sebuah sebuah kolam dan mata air yang indah. Namun, tidak ada air yang mengalir. Tempat itu dialiri oleh darah. Seekor makhluk menjaga mata air ini, dan telah melakukannya sejak dia lahir. Keluarga Zhao meyakini makhluk ini adalah makhluk super. Mereka telah bertarung dengannya berkali-kali, dan di setiap pertarungan, pasukan mereka menderita luka parah dan terpaksa mundur. Untungnya bagi siapa pun yang berhadapan dengannya, makhluk super itu tidak pernah meninggalkan mata air yang dilindunginya. Dia tidak pernah mengejar, dan ini membuat keluarga Zhao terus mengganggu monster itu dan mencoba untuk bertarung lagi berulang kali. Han Sen dan Zhao Heng membuat kesepakatan, dan kemudian Han Sen mengikutinya ke mata air itu. Qin Xuan juga menemani mereka. Hal ini membuat Han Sen senang karena dia tidak sedikit pun menyukai keluarga Zhao, dan dia takut akan mati karena bosan tanpa ada seseorang sebagai teman bicara selama perjalanan. Di perjalanan, setiap makhluk yang mengganggu atau menghalangi perjalanan mereka akan berhadapan dengan anggota keluarga Zhao. Delapan anggota keluarga Zhao ingin membuat Qin Xuan dan Han Sen terkesan, karena masing-masing dari mereka telah membuka kunci gen. Zhao Haiyang cukup kuat, dan dia dengan senang hati memamerkan ototnya. Ada satu hal yang sangat menarik perhatian Han Sen, dan itu adalah kenyataan bahwa tingkat kekuatan anggota keluarga Zhao lebih tinggi dari orang-orang yang telah membuka kunci gen mereka. Saat mereka beristirahat, Qin Xuan dengan berbisik mengatakan pada Han Sen bahwa keluarga Zhao memiliki cairan yang dapat mengoptimalkan gen, dan anggota keluarga tersebut dilengkapi dengan serangkaian pelatihan khusus sejak mereka lahir. Dengan diet yang terkontrol, gen mereka akan benar-benar berkembang. Inilah mengapa keluarga Zhao memiliki kekuatan yang lebih hebat dari mereka yang berada di level yang sama. Dan itu juga merupakan salah satu dari banyak alasan mengapa mereka terlihat sombong dan angkuh. "Qin Xuan, cobalah ini. Ini adalah cairan nutrisi dari Gen Malaikat, dan ini baik untuk tubuhmu. Benda ini tidak bisa dibeli dimanapun " Zhao Haiyang mendekati dua orang itu dan menyerahkan botol seukuran pena pada Qin Xuan. Di dalamnya, ramuan ungu transparan berputar-putar. "Terima kasih, tetapi aku punya sendiri." Qin Xuan tidak menerima cairan dari tangannya itu, dan paras sedih terlintas di wajahnya. Han Sen tertawa dalam hati. Anggota keluarga Zhao tampaknya benar-benar berpikir diri mereka adalah tuhan, seolah-olah mereka bisa melakukan apapun sesuka mereka. Akan tetapi, Pasukan Khusus memiliki satu peraturan penting. Kecuali situasi genting dan sangat terdesak, anggota pasukan tidak diperbolehkan menerima barang dari orang lain. Hal ini juga berlaku pada orang-orang di kelompok mereka. Kau hanya boleh mengambil dari persediaanmu, untuk menghindari masalah yang mungkin akan terjadi. Penolakan Qin Xuan atas cairan itu adalah protokol normal, dan bahkan Han Sen tidak akan berpikir untuk menawarkannya sesuatu. Dia yakin Zhao Haiyang tahu mengenai peraturan ini, tetapi mungkin saja dia sengaja melanggar aturan dan menawarkannya hadiah tersebut tanpa peduli akan hal itu. Setelah penolakan itu dia pun murung, dan terlihat seakan-akan harga dirinya yang terlalu tinggi menerima pukulan keras. Tetapi dengan cepat, Zhao Haiyang kembali normal. Dia duduk di sebelah Qin Xuan dan lanjut berbicara dengannya. Han Sen mendengarkan sedikit pembicaraan mereka, dan dia merasa kasihan pada Qin Xuan. Zhao Haiyang sangat terobsesi pada dirinya sendiri sehingga dia hanya bisa membicarakan tentang dirinya dan tentang kekuatan yang dimiliki keluarganya. Yang Qin Xuan lakukan hanyalah tersenyum dan mengangguk, tanpa menyuarakan satu pun pendapatnya. Tidak butuh waktu lama sampai Han Sen lelah mendengarkan omong kosongnya dan memutuskan untuk duduk di sebelah pohon yang jauh dari yang lainnya. Di sana, dia memejamkan matanya sejenak. Dia juga mengirim sebuah pesan kepada Putri Yin Yang, yang berada sangat jauh saat itu. Di sebuah pegunungan, yang berjarak cukup jauh dari mereka, Putri Yin Yang memimpin kelompok lainnya. Zero dan rubah perak mengikuti langsung di belakangnya, dengan Wang Yuhang berada paling belakang. Dia tampak bersungut-sungut. "Hei, Putri? Bolehkah aku bertanya kemana tujuan kita?" tanya Wang Yuhang dengan memelas. "Diam dan ikuti aku saja! Mengapa kau terus-terusan bertanya hal yang tidak penting?" jawab Putri Yin Yang dengan tegas, menatap Wang Yuhang dengan tatapan yang menyeramkan. Sepanjang perjalanan kelompok tersebut, Wang Yuhang tidak melakukan apa pun selain mengeluh. "Kalau begitu, tolong katakan apa yang diminta oleh bos kita! Berkomunikasilah pada diriku ini." Wang Yuhang berlari di hadapan Putri Yin Yang dan bertanya dengan senyuman lebar. Dia telah bertanya pada Zero sebelumnya. Tetapi dia merasa seakan dia dianggap tidak kasat mata. Zero tidak merespon atau bahkan meliriknya, seolah-olah dia bukanlah apa-apa selain serangga pengganggu. Hanya Putri Yin Yang yang sesekali mengatakan sesuatu padanya, tetapi tidak satu pun ucapannya yang benar-benar menjelaskan ataupun memberi petunjuk. Putri Yin Yang mengabaikan Wang Yuhang dan terus berjalan. Tujuan Han Sen membawa Wang Yuhang dan yang lainnya tidak bermaksud baik. Keluarga Zhao memaksa Han Sen untuk menghadapi makhluk super, dan dia tidak akan tunduk pada keinginan mereka dengan begitu mudahnya. Keluarga Zhao tidak akan pernah menyangka Wang Yuhang dan anggota tim Han Sen yang lainnya akan membuntuti mereka. Perjalanannya sangat panjang dan melelahkan, dan mendapat serangan dari makhluk lain adalah hal yang sering terjadi. Suara pertarungan seperti itu tidak akan bisa membuat mereka berhasil membuntuti secara diam-diam. Tetapi rubah perak memiliki kemampuan untuk menangkal para makhluk. Jadi,, untunglah, mereka bisa mengikuti kelompok yang lebih besar tanpa membuat masalah. Keluarga Zhao tidak tahu kedatangan mereka. Hutan kuno ini adalah tempat tinggal bagi para makhluk berbahaya, dan mereka telah membunuh banyak makhluk sepanjang perjalanan mereka. Terdapat cukup banyak makhluk berdarah sakral juga di antaranya. Han Sen dan Qin Xuan tidak pernah diberi kesempatan untuk bertarung, dan sebagai hasilnya, mereka tidak bisa mendapatkan satupun keuntungan ataupun hasil yang diperoleh. Zhao Haiyang menawarkan untuk membagi sebagian daging dengan mereka, sebuah penawaran yang mereka berdua tolak. Di dekat sebuah pohon kuno, terdapat sebuah sungai yang mengalir berwarna merah darah. Sungai itu terlihat seperti aliran pelan dari luka yang baru terbuka. "Ikuti aliran darah ini dan pergi ke atas. Dalam dua puluh mil, kita akan melihat mata air darah dan makhluk itu," Zhao Haiyang memperingatkan mereka. Keluarga Zhao memang arogan, tetapi mereka tidak bodoh. Mereka meminjam kekuatan Han Sen agar bisa membasmi makhluk super milik mereka untuk selama-lamanya. Jika mereka tidak bisa memanfaatkan kehadirannya di antara mereka kali ini, mereka tidak yakin akan mendapat kesempatan lagi. Setelah berjalan dua puluh mil, hutan kuno terbentang di sekitar bukit merah yang curam. Bukitnya tidak tinggi, tetapi ada sebuah lubang di tengahnya. Lubang itu menghasilkan mata air yang berwarna merah darah, yang mengalir dan menciptakan kolam darah di kaki bukit. Di dalam kolam darah, seekor monster hitam beristirahat. Monster itu memiliki bulu hitam, dan kepalanya dihiasi oleh dua tanduk yang melengkung. Mustahil untuk mengetahui makhluk apakah itu. Bentuknya tampak seperti seekor anjing, tetapi juga sedikit nampak seperti kucing. Ukurannya sama seperti harimau dewasa, dan maka dari itu cukup kecil jika dibandingkan dengan makhluk super lainnya. Tetapi setelah membaca energi kehidupannya, Han Sen bisa mengatakan dengan yakin 100% bahwa ini memang seekor makhluk super. "Menurut kesepakatan kita, kau perlu bekerja sama dengan kami selama pertarungan. Dan juga, kau harus membantu kami dengan serangan terakhir," Zhao Heng berkata pada Han Sen. "Oke, terserah kau saja." Han Sen mengangguk. "Panggil peliharaan supermu untuk bertarung dan kita akan mencari kesempatan untuk mengepungnya," kata Zhao Heng. "Tidak masalah." Han Sen tidak berkata banyak dan langsung memanggil malaikat tarung miliknya. Zhao Heng dan yang lain memandang malaikat tarung dengan sangat kagum. Ada juga sekilas rasa iri terhadap Han Sen. Hal ini membuat mereka bingung mengapa orang seperti dia begitu beruntung untuk bisa menemukan makhluk super yang sedang sekarat yang dengan mudahnya bisa dia habisi, dan kemudian dianugerahi dengan peliharaan sedemikian rupa. Han Sen memerintahkan malaikat tarung untuk menyerang makhluk super, sementara dia juga mengirimkan pesan kepada Putri Yin Yang. Chapter 719 - Rasa Takut Keluarga Zhao menyebar dan mengelilingi area tersebut, tetapi tidak melakukan apapun. Sudah jelas, mereka menunggu malaikat tarung untuk menghajar makhluk super itu sampai hampir mati, sehingga mereka bisa masuk dan mendapatkan buruan dengan mudah. "Para bajingan ini," Han Sen mengutuk dalam hati. Dia menatap makhluk super itu, lalu membuka kunci gennya dan memindai energi kehidupannya. Energi makhluk super ini tampak berkabut. Dia tahu bahwa itu adalah makhluk yang kuat, tetapi tetap saja, kabut tersebut menandakan itu adalah makhluk super generasi pertama dan karenanya tidak ada yang benar-benar yang membuatnya tertarik untuk melawannya. Meskipun malaikat tarung mungkin sedikit lebih kuat dari makhluk super itu, jarak kekuatannya tidak cukup baginya untuk mendominasi. Kekuatan makhluk super itu sama dengan malaikat tarung, dan seperti malaikat tarung, dia tidak menguasai bidang tertentu. Ini juga berarti dia tidak lemah dalam hal lainnya sehingga dia adalah monster yang cukup seimbang. Malaikat tarung maju untuk menebas monster itu. Meskipun tidak ada luka dalam yang dihasilkan, serangan itu cukup untuk membuat Zhao Heng kaget dan terkesan. Di masa lampau, mereka pernah mencoba untuk menyerang monster itu sendirian. Tetapi setiap percobaan selalu gagal, dan mereka tampaknya tidak pernah bisa melukai monster tersebut. Sekarang mereka di sini, menyaksikan seekor peliharaan pergi menghadapi seekor makhluk super, yang membuatnya terluka dengan pedang besarnya. Pemandangan itu membuat Zhao Heng dan anggota keluarga Zhao yang lain yang hadir menatap malaikat tarung itu dengan rasa kagum yang luar biasa. Tetapi pandangan Han Sen justru tertuju pada mata air darah. Makhluk super yang mereka hadapi cukup aneh. Dia yakin bahwa makhluk super itu cukup cerdas untuk tahu dia akan kalah, dan dia seharusnya melarikan diri dari pada terus melawan. Tetapi makhluk super itu tetap tinggal, dan tidak ada yang bisa membuatnya kabur. Ada sesuatu yang aneh dengan tempat ini, dan mata air darah khususnya. Han Sen menggunakan Kitab Dongxuan untuk melihat mata air darah, dan dia terkejut melihat energi yang melimpah ruah di sana. Yang keluar dari sana pastinya bukanlah mata air biasa. Pusat mata air itu bahkan berisi kehidupan. Saat dia mengamati lubang di batu itu, Han Sen tiba-tiba merasakan keberadaan energi kehidupan yang luar biasa kuat. Energi yang dia rasakan mendadak membuat dia berkeringat dingin. "Sial! Di dalam lubang itu, ada makhluk menakutkan yang menghuninya." Han Sen terus menatap lubang di bukit yang curam itu, dan tiba-tiba, dia merasa seperti sedang diawasi. Bagaikan mata setan yang mengintai, sebuah tatapan jahat tertuju padanya. Hal itu membuat jantungnya berdebar kencang dengan rasa panik tidak karuan. Dengan cepat, dia menonaktifkan Kitab Dongxuan miliknya dan mengalihkan matanya dari mata air tersebut. "Makhluk di dalam lubang itu bisa menemukan Kitab Dongxuan milikku. Dia bahkan bisa menemukan di mana aku berada dari dalam sana. Apapun yang ada di sana adalah sesuatu yang kuno, serta jahat. Keluarga Zhao tidak menyadari apa yang mereka lakukan, datang kemari untuk mengganggu tempat ini. Sejauh yang aku tahu, mereka dengan jelas mencari mati." Han Sen ketakutan, dan dia terus menggigil. Han Sen bahkan tidak sempat melihat makhluk apakah itu, tetapi dia sangat membuatnya ketakutan. Dan makhluk tersebut, apa pun itu, tidak melakukan hal lain selain menatapnya balik. Tidak peduli seperti apa kasusnya, ada makhluk super di dalam sumber mata air yang lebih kuat dari semua yang pernah ditemui sebelumnya. Han Sen mempertimbangkan apakah dia sebaiknya membawa malaikat kecilnya dan pergi atau tidak. Mereka tidak akan menerima keuntungan apa pun dari membasmi makhluk super ini, dan untuk sementara ini, dia takut makhluk jahat yang asing ini terus mengintai dirinya. Tetapi jika Han Sen kembali sekarang, dan tidak menyelesaikan tugasnya, hal itu akan menjadi sia-sia. Han Sen menatap sekali lagi ke arah lubang itu, lalu menoleh kembali untuk menyaksikan pertarungan makhluk super dengan malaikat kecil, kemudian dia membuang idenya untuk kabur jauh-jauh. Makhluk di dalam lubang itu tampaknya tidak ingin meninggalkan tempat tinggalnya saat ini, dan setelah Han Sen berpikir lebih jauh, dia menyimpulkan bahwa belum tiba saat baginya untuk kabur. Jika sesuatu terjadi, dia bisa kabur lebih cepat dari siapa pun di keluarga Zhao. Jadi, jika makhluk itu kelaparan, Zhao Heng dan orang-orangnya akan menjadi yang pertama yang mengisi perut makhluk itu. Maka dari itu, Han Sen tidak perlu buru-buru melarikan diri sekarang. Saat waktunya tiba, dia bisa tinggal menyimpan malaikat tarung miliknya dan pergi menjauh. "Rekan Qin, tidak peduli apa pun yang terjadi, tetaplah bersamaku. Jangan lari menjauh." Han Sen mendekati Qin Xuan dan berbisik padanya dengan suara pelan. "Mengapa? Ada apa?" Qin Xuan menatap Han Sen dengan kaget. Makhluk itu telah dipojokkan oleh peliharaan Han Sen, jadi aneh baginya untuk tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti ini padanya. "Aku merasa sepertinya ada sesuatu yang janggal. Apa pun itu, hal itu mengusikku. Itu adalah insting, dan instingku jarang sekali salah. Apapun yang terjadi, jangan pergi dari sisiku. Tetaplah di dekatku. Jika memang ada hal buruk yang terjadi, kita harus kabur lebih dahulu," kata Han Sen padanya. "Oke." Qin Xuan memandang sekeliling dan tidak menyadari ada sesuatu yang aneh, tetapi dia tetap menyetujuinya. Pedang besar malaikat kecil terus menorehkan luka pada makhluk super itu. Meskipun darah kini mewarnai seluruh tubuhnya, makhluk itu menolak untuk meninggalkan tempat tersebut. Dia meraung ke udara dan bersikeras untuk terus bertarung dengan malaikat kecil. Zhao Heng, dengan sangat bersemangat, berkata, "Han Sen, katakan pada peliharaanmu untuk lebih keras lagi! Buat dirinya menciptakan luka yang lebih parah pada makhluk super itu dan mencegahnya untuk kabur, jika dia memilih untuk lari." "Direktur Zhao, ini adalah makhluk super. Ini bukanlah pertarungan antara kucing dan anjing," balas Han Sen dengan dingin. Zhao Heng tidak mengatakan apa pun untuk membalasnya, mengakui bahwa ini benar-benar hal yang tidak bisa dibuat buru-buru. Dan untungnya, makhluk super itu tetap tidak menunjukkan tanda-tanda ingin melarikan diri. Zhao Heng lalu menyuruh orang-orangnya, yang masih mengepung musuh mereka, untuk bergerak sedikit lebih dekat. Jika makhluk itu ingin kabur, mereka bisa melakukan tugas mereka dalam mencegahnya melarikan diri. Tetapi makhluk super itu hampir bertingkah bodoh dengan bersikeras untuk tinggal. Ketidakmampuan untuk membalas malaikat kecil sangat jelas terlihat, tetapi dia terus melakukan apa yang dia bisa seiring bertambahnya luka dan menyebabkan dirinya luar biasa kesakitan. Dia kini terluka parah, dan serangannya menjadi pelan; ajal akan menemuinya sebentar lagi. Malaikat kecil seperti sesuatu yang suci. Dia mengepakkan sayapnya, terbang ke belakang makhluk super itu, dan menebas leher yang terluka parah dari makhluk super itu. Sobekan yang dalam kini telah ditorehkan pada lehernya, dan tulang punggungnya tampak seakan siap untuk dipatahkan. Semakin banyak lagi darah yang merembes di permukaan dan menetes di tanah. Makhluk super itu pun terjatuh ke lantai. Dia merintih dan meringis untuk sementara waktu dan tidak bangkit berdiri. "Han Sen, jangan lupakan janjimu! Perintahkan peliharaanmu untuk kembali dan kami akan menghabisinya," Zhao Heng berseru pada Han Sen, sambil memerintahkan orang-orangnya untuk bergerak lebih dekat lagi. "Benar, tugasku selesai sampai sini. Kau bisa menghabisinya." Han Sen tidak mengeluh sedikitpun dan hanya menyimpan malaikat kecilnya. Dia bisa merasakan makhluk di dalam mata air itu mulai bergerak, dan sebuah aura mengerikan merembes keluar bersama dengan air. Bukit itu kini tampak menakutkan, dan dia rasa makhluk jahat yang berada di dalam sana akan keluar dari rumah bawah tanahnya. Makhluk super itu belum mati, dan bahkan jika dia dibunuh oleh malaikat kecil, Han Sen tidak bersedia untuk maju dan mengambil hadiahnya. Yang dia inginkan hanyalah berlari sejauh mungkin dan mengakhiri segala sangkut pautnya terhadap kejadian ini dan tempat ini. Delapan anggota keluarga Zhao kini berlari mendekat ke arah monster yang tumbang itu dan mencoba membunuh makhluk super itu. Mereka menggunakan segala senjata yang berbeda-beda yang mereka miliki, menyerang luka yang menganga pada makhluk sekarat itu. Tetapi kemudian sebuah teriakan tiba-tiba terdengar. Makhluk sekarat itu berdiri lagi dan melompat ke arah seorang pria dari keluarga Zhao. Dia mencabik kepala pria itu sampai putus dengan giginya, dan cakarnya mencabik bagian lainnya sampai sobek. Zhao Heng berseru dan menggunakan tombaknya untuk menusuk luka yang paling parah, di bagian belakang leher makhluk super itu. Makhluk itu meraung kesakitan dan terjatuh kembali ke tanah. Anggota keluarga lainnya berlari lagi dan mencoba menyerang monster itu secara bersamaan. Meskipun seseorang telah mati, mereka tidak menginginkan bantuan malaikat kecil lagi, karena mereka takut malaikat kecil akan menghabisinya dengan mudah. Chapter 720 - Telur Yang Dicuri Meskipun makhluk super itu berada di ambang kematian, dia berhasil melepaskan energi yang cukup untuk melukai sejumlah anggota keluarga Zhao. Tetapi kini, luka yang telah dialaminya terlalu parah, dan dia akan segera jatuh untuk yang terakhir kalinya. Zhao Heng luar biasa bersemangat. Dia menyuruh orang-orangnya untuk menyerang makhluk super itu dengan berkata, "Ayo! Dia akan mati sebentar lagi!" Dari delapan anggota keluarga, tiga telah dibunuh. Sisanya mengalami setidaknya satu trauma atau luka, tetapi bayangan tentang kekalahan makhluk super memacu keberanian mereka untuk melanjutkan pertarungan mereka. "Biarkan aku membunuhnya!" Zhao Haiyang memandang monster yang hampir tidak bisa berdiri itu dan bersuara lantang dengan semangat yang menggebu-gebu. "Oke." Zhao Heng tidak akan menentangnya. Dari delapan yang hadir, Zhao Heng adalah yang paling tua, dan Zhao Haiyang adalah keturunan langsung darinya. Tetapi sebelum Zhao Haiyang mengerahkan serangannya, makhluk super yang tampak terluka parah pulih kembali. Dia menerkam anggota keluarga lainnya dan melarikan diri ke dalam hutan. Zhao Heng dan Zhao Haiyang tampak terkejut. Dia tidak menyangka makhluk super itu akan kabur saat ini. Sebelumnya, makhluk super itu, meskipun jelas lebih lemah, tidak melarikan diri. Kini, dia sekarat dan hampir tidak mampu berdiri. Dari mana tenaga itu berasal? "Sana, kejar dia! Jangan biarkan dia kabur." Zhao Heng bereaksi terlebih dahulu, dengan cepat memerintahkan yang lain untuk pergi mengejarnya. Tetapi tiba-tiba, mereka mendengar suara batu yang terbelah. Hal ini mengejutkan mereka semua. Mereka menoleh untuk memeriksanya, dan bukit kecil yang merupakan sumber mata air darah meledak keluar. Mata air itu bukan lagi sebuah lubang di tanah, saat lipan merah raksasa menggeliat keluar di tengah-tengah kepulan debu dan kerikil yang menyembur. Tubuh merah gelap yang lebih tebal dari gerbong kereta merangkak keluar. Setiap potongan tubuh lipan itu panjangnya dua puluh meter, dan kakinya menggeliat tanpa henti, membawanya menuju para petarung. Sedetik kemudian, dua dari anggota keluarga Zhao yang tersisa ditusuk sampai mati oleh kaki lipan kejam itu. Sisanya hampir mati ketakutan, dan pikiran mereka untuk mengejar makhluk super yang kabur lenyap dengan cepatnya. Sambil melarikan diri, mereka berseru, "Han Sen! Gunakan peliharaanmu untuk menahannya!" "Kau bercanda ya? Kau ingin aku mengantarkan peliharaanku pada kematian, melawan monster yang seperti itu?" sahut Han Sen, saat dia dan Qin Xuan telah berbalik untuk kabur. "Han Sen, jangan lupa kesepakatan yang kita buat," Zhao Haiyang mengingatkan dirinya. "Kesepakatan kita terdiri dari aku yang membantumu untuk membasmi makhluk super lain; aku telah melakukan bagianku. Ini bukan bagianku, jadi ini tidak ada urusannya denganku," Han Sen jauh mendahului yang lainnya, berseru balik sambil berlari bersama Qin Xuan. Zhao Haiyang sangat geram. Lipan darah itu sangat besar, dan lipan itu menakuti mereka semua. Ini tentunya adalah musuh yang tidak bisa dilawan oleh manusia. Sedetik kemudian, rahang bawah makhluk itu menangkap anggota keluarga Zhao yang lain dan mengunyahnya dengan menjijikkan. Hanya ada tiga orang anggota keluarga Zhao yang tersisa sekarang, tetapi lipan darah tidak melanjutkan untuk mengejar mereka. Sebaliknya, dia berlari ke arah makhluk super yang telah kabur tadi. Saat Han Sen melihatnya, jantungnya tersentak. Makhluk super itu telah tertarik perhatiannya oleh Wang Yuhang, tetapi kini lipan darah itu juga tertarik. Kondisinya kini menjadi semakin buruk. "Bagaimana bisa Wang Yuhang begitu sial? Selalu ada musibah yang menunggu untuk menimpanya." Han Sen berencana untuk mengejar Wang Yuhang, tetapi kemudian berhenti dan justru pergi ke arah mata air darah. "Apa yang kau lakukan?" tanya Qin Xuan dari belakang. "Aku cuma memeriksa sesuatu, kau pergi saja duluan," kata Han Sen sambil berlari kembali. Saat Zhao Heng melihat Han Sen berlari kembali, dia terkesima¡ªtetapi tidak berani untuk mengikutinya. Mereka menyaksikan Han Sen berlari kembali ke mata air darah, tidak mengerti apa tujuan dia sebenarnya. Tetapi bagi mereka, pada saat ini, mereka pikir alangkah baiknya Han Sen terbunuh. Keluarga Zhao telah mengorbankan banyak orang hari ini, tetapi semuanya sia-sia. Makhluk yang mereka ingin bunuh telah kabur, dan mereka semua menerima kerugian besar sebagai hasilnya. Han Sen tidak peduli apa yang dipikirkan keluarga Zhao terhadap dirinya. Dia sampai pada batuan yang hancur di mata air dan melompat ke atasnya. Sebelumnya, saat dia menggunakan Kitab Dongxuan, dia telah mendeteksi keberadaan energi kehidupan di dalamnya. Dia telah mengetahui ada sesuatu di sana. Dan kini, selagi lipan darah pergi jauh, dia pikir tidak apa-apa untuk melihat dengan seksama apa yang ada di dalamnya. Di atas bebatuan yang hancur itu ada lorong yang menuntunnya ke dalam gua. Di dalam gua tergeletak telur merah darah. Bentuknya seperti bola kaki, tetapi berwarna merah total. Energi kehidupan yang kuat yang telah dideteksi Han Sen datang dari telur tersebut. Han Sen sangat gembira atas penemuan ini. Dia telah memakan telur raja semut iblis belum lama ini, jadi dia tahu kalau telur ini adalah barang bagus juga. Tidak ada sari gen kehidupan di dalamnya, dan telur ini bisa dimakan untuk langsung mendapatkan poin geno super. Proses memakannya jauh lebih mudah dari menyerap sari gen kehidupan. Han Sen tidak menyangka lipan itu menghasilkan telur, tetapi tanpa menghiraukan hal itu, dia melompat dan dengan cepat mengantonginya, sebelum berbalik untuk keluar. Han Sen masih berpikir bagaimana caranya untuk menyelamatkan Wang Yuhang ketika tiba-tiba, dia mendengar suara tajam, keras, dan melengking berasal dari hutan. Dari jauh, dia menyadari banyak pepohonan di hutan kuno itu yang tumbang seperti ombak yang bergerak ke arah Han Sen, dan dia menyadari bahwa lipan darah telah merasakan bayinya telah dicuri. Han Sen tidak tinggal diam, dan dengan cepat berlari ke arah Zhao Heng yang sedang berlari. Dia jauh lebih cepat dari Zhao Haiyang, dan dengan cepat berhasil mengejarnya. Zhao Haiyang menoleh ke belakang dengan kaget. Han Sen tepat berada di belakangnya, tetapi di belakang dia, lipan raksasa ikut menghampiri. Tubuh raksasa yang menggeliat itu merobohkan pepohonan dan menghancurkan tanah saat dia mengamuk ke arah mereka. Dia seperti naga yang menggila. "Apa yang kau lakukan? Mengapa kau membawanya ke arah sini?" tanya Zhao Heng dengan tampak marah. "Aku? Oh, aku tidak melakukan apa-apa," kata Han Sen sambil terus berlari maju dan meninggalkan mereka di belakang. Zhao Heng memaki Han Sen, mendoakan kematian yang paling menyakitkan menimpanya dan terjadi padanya dengan segera. Han Sen telah menarik perhatian monster itu ke arah mereka, tetapi kini dia meninggalkan mereka bagaikan umpan. Mereka berharap mereka bisa membunuh Han Sen. Han Sen berada jauh di depan mereka sekarang karena kecepatan yang dimilikinya. Akan tetapi, lipan darah sepertinya akan mengejar para anggota keluarga Zhao. Han Sen menyusul Qin Xuan yang masih berada di depannya, memimpin pelarian. Saat dia menoleh ke belakang, dia menyadari satu orang lagi dari Keluarga Zhao telah menjadi korban makhluk jahat yang mengejar mereka. "Ayo pergi." Han Sen merangkul pinggang Qin Xuan, mengeluarkan sayapnya, dan terbang ke angkasa. Tetapi kemudian dia mendengar lipan darah meraung. Dia berada di ketinggian seratus meter saat memandang ke bawah, dan Han Sen menyaksikan lipan itu melebarkan sayap darah transparan. Lipan itu terbang ke angkasa ke arah mereka. "Brengsek!" Han Sen pikir dia bisa terbang menjauh dengan mudah. Dia tidak menduga lawannya yang besar itu memiliki sayap, dan dia terbang dengan kecepatan yang tinggi. Dia jauh lebih cepat dari sayap sakral amuk. "Kau larilah ke arah sana." Han Sen menggertakkan giginya dan kembali ke dasar hutan yang lebat itu. Dia menurunkan Qin Xuan dan berlari ke arah lain, mencoba untuk menarik perhatian lipan itu. Chapter 721 - Gunung Biru Han Sen berhasil menarik perhatian lipan terbang, yang kembali mengejar Han Sen menembus hutan. Banyak pohon tumbang karena amukannya, dan banyak makhluk hutan lainnya segera diusir. Mereka yang bisa terbang melayang kabur dengan ketakutan, sedangkan yang lain melarikan diri secepat mungkin di darat. Setiap makhluk di hutan tampak ketakutan dengan lipan. Han Sen membuka kunci gen dan menggunakan Kitab Dongxuan untuk mensimulasikan aliran energi Anak Dewa Cahaya. Itu memang cukup banyak meningkatkan kecepatannya, tetapi tidak cukup untuk menjauhkan diri dari musuh yang mengejarnya. Dia hanya bisa berfokus untuk berlari secepat mungkin dan tidak menjadi santapan monster kelaparan yang mengejarnya. Monster ini sangat kuat, dan pasti akan sulit dikalahkan oleh malaikat tarung. Malaikat tarung tidaklah lemah, tetapi ukuran mereka tidak sebanding. Darah lipan juga memiliki kekuatan unik yang membuatnya jauh lebih kuat daripada malaikat tarung. Malaikat tarung bisa melindungi dirinya sendiri, tetapi dia tidak bisa menghentikan darah lipan, itulah sebabnya Han Sen hanya bisa berusaha melarikan diri. Di hutan yang luas, lebat, dan kuno ini, Han Sen berlari secepat secepat mungkin. Dia telah berlari cukup lama, dan secara bertahap mulai kehilangan arah. Han Sen berpikir untuk melempar telur lipan, tapi dia tidak ingin melakukannya. Han Sen berusaha menggunakan malaikat kecil untuk menarik perhatian lipan, tetapi lipan tersebut seolah-olah telah terfokus pada Han Sen dan tidak peduli dengan yang lainnya. Malaikat kecil mengayunkan pedang besarnya pada lipan berkali-kali, tetapi makhluk itu memiliki kaki yang tak terhitung jumlahnya dan berhasil menghalangi setiap upaya serangan. Dia tidak bisa diserang. Han Sen terus berlari sampai tidak ada lagi pohon yang harus dihindari. Setelah meninggalkan kanopi hutan di belakang, dia mencapai lereng pegunungan yang luas. Dia tidak tahu lagi dia ada di mana sekarang. Han Sen tidak punya pilihan lain selain berlari menaiki gunung. Dia mengitari salah satu gunung dan berusaha bertarung sebentar melawan lipan. Han Sen merasa aneh. Ketika dia berada di hutan kuno, dia melihat banyak makhluk melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Tapi gunung-gunung ini tandus, dan tidak ada satupun makhluk di sekitarnya. Setelah berlari melewati dua gunung, dia tidak melihat satu makhluk pun. Itu adalah wilayah yang membosankan dan tak bernyawa, terdiri dari tebing abu-abu. Beberapa tanaman juga tumbuh di sana. Namun Han Sen tidak punya waktu untuk berhenti, melihat-lihat, dan memikirkan tempat dia berada saat ini. Karena membuka kunci gen, waktunya terus berjalan. Dia sudah berlari setengah hari, dan sudah mulai merasa lelah. Tubuhnya menderita, dan dia takut jika dia terus berjalan, tubuhnya mungkin akan rusak secara permanen. Tapi, dia tetap saja tidak mampu berhenti, dan mematikan kunci gen akan menghilangkan kemampuannya untuk mensimulasikan aliran energi Anak Dewa Cahaya. Ini akan membuat kecepatannya menurun, dan dia mungkin tidak bisa berlari lebih cepat daripada lipan yang mengejarnya. Han Sen menggertakkan giginya dan mengambil telur lipan dari sakunya, berencana untuk melemparkannya pada lipan agar dia bisa melarikan diri dari daerah itu hidup-hidup. Dia berbalik dan melihat lipan darah tidak lagi berada di belakangnya. Bahkan, lipan itu turun di dekat kaki bukit, hanya berteriak pada Han Sen. Lipan itu tidak mengejarnya, seolah-olah takut akan sesuatu. Han Sen agak terkejut. Dia melihat sekeliling dan tidak melihat ada yang luar biasa. Walaupun gunung-gunung terjal itu tampak hampir identik, selama pelariannya, dia telah mendekati gunung yang berbeda dari yang lain. Gunung-gunung di sekitar tempat dia berada berwarna abu-abu dan berbatu. Tapi sekarang dia berada pada gunung berwarna biru. Batu-batu di sana tampak seperti logam. Dia tidak yakin apa yang membuat gunung ini begitu unik, tetapi lipan yang menakutkan itu hanya meraung dan tidak muncul. Terlepas dari menginginkan darah Han Sen, lipan itu hanyalah berputar-putar dan menggeliat, memecahkan batu-batu yang memenuhi kaki bukit. Tampaknya kekuatan lipan tidak ada apa-apanya di bawah bayangan gunung biru. Han Sen menyadari ada yang tidak beres, dan dia segera melemparkan Aura Dongxuan. Namun, dia tetap saja tidak memperhatikan ada sesuatu yang aneh di sekitarnya. Sepertinya tidak ada kehidupan di gunung ini. Han Sen merasa lega, karena dia setidaknya lolos dari bahaya untuk saat ini. Tetapi dia tidak bisa bersantai, karena radius Aura Dongxuannya terbatas dan tidak dapat mengungkapkan semua yang mungkin ada di sana. Han Sen kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat ke atas gunung. Gunung itu sangat besar, dan puncaknya menembus awan; dia tidak bisa melihat rahasia apa yang mungkin tersembunyi di puncaknya. Dan seperti gunung lainnya, gunung itu tandus. Keseluruhan berwarna biru, dan batu-batu logam yang ada di sana hanya sebagai hiasan. Bahkan tidak ada sehelai rumput. "Apa yang ditakutkan oleh lipan darah itu? Walaupun bayinya telah direbut, dia tidak berani menginjakkan kaki di sini. Pasti ada sesuatu yang aneh dengan tempat ini ..." Han Sen melihat ke atas gunung dan tidak bisa melihat ada apa di balik kabut yang menutupi puncak gunung. Meskipun Han Sen ingin tahu ada apa di atas sana, dia menghormati peribahasa yang berkaitan dengan kucing dan konsekuensi dari keingintahuan mereka. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk berjalan ke sisi lain gunung dan turun dari arah sana, untuk melarikan diri dari lipan. Lipan darah masih tidak berani menaiki gunung biru, dan dia hanya menatap Han Sen. Tapi ke manapun Han Sen pergi, monster itu mengikutinya dengan hati-hati. Han Sen menggertakkan giginya lagi dan menempatkan telur lipan di antara bebatuan gunung biru. Kemudian, dia pergi ke arah lain. Dia berharap lipan itu akan tetap bertahan di sana, mungkin dia akan menaruh perhatian pada telurnya daripada orang yang telah mencurinya. Tetapi harapan Han Sen tidak terkabul. Ketika lipan melihat telurnya, dia tetap lebih menjauh. Lipan itu tetap tidak menaiki gunung biru, dan sebagai gantinya, Dia menggeliat dengan lebih ganas saat melacak Han Sen. Teriakannya bahkan semakin keras, dan semakin bergema ketika suaranya yang jelek terbawa melintasi pegunungan. Suara batu pecah terus menerus terdengar di bawah kaki lipan yang gelisah saat menelusuri si pencuri telur. Batu-batu menjadi rusak dan bercela besar. "Lipan ini benar-benar ingin aku mati." Hati Han Sen tenggelam. Dia hanya bisa menggunakan malaikat kecil untuk mengambil telur dan memancing monster itu pergi. Tapi ketika Han Sen ingin melakukan ini, dia tiba-tiba mendengar suara bel berbunyi dari atas gunung. Dong! Suara bel kuno berdentang dari atas, bergema melintasi pegunungan. Ini menyebabkan energi Han Sen menjadi kacau, dan dia segera menjalankan Kitab Dongxuan untuk menghentikan gangguan aliran energinya. Dong! Ketika bel berbunyi lagi, kekuatan aneh menyebabkan energi di dalam dirinya bergulung dan berputar dengan kacau sekali lagi. Han Sen mengertakkan giginya dan terus menerus mengaktifkan Kitab Dongxuan untuk menenangkan energi yang gelisah dan melawan nada misterius bel. Suara bel itu cukup indah. Itu memiliki kekuatan yang melemparkan gelombang sonik, menghilangkan kabut dan awan yang menutupi puncak gunung. Seperti tirai yang ditarik, keseluruhan gunung biru itu kemudian terungkap. Total ada enam nada bel yang berbeda, dan Han Sen berhasil bertahan melawan dentang mereka. Tetapi kemudian, dia membutuhkan waktu setengah jam untuk memperbaiki energi yang telah terganggu di dalam dirinya. Perlahan, dia membuka matanya. Kabut yang menyelubungi puncak sudah hilang, dan sekarang, hanya ada gumpalan yang mengelilingi gunung. Dia dapat melihat awan yang berada di jarak seribu meter dari lereng gunung, karena tidak ada lagi awan di dalam atau di luar lingkaran. Han Sen memandang puncak gunung biru dan mencoba melihat ada apa disana. Dia sangat penasaran dari mana arah bunyi bel berasal. Chapter 722 - Tempat Penampungan Biru Dia melihat Tempat Penampungan Biru misterius yang berada di puncak. Kehadirannya di sana seperti istana, bertengger di surga. Namun, Tempat Penampungan Biru itu tampak berantakan. Banyak bagian bangunan yang telah jatuh dan hancur. Bahkan gerbang dinding depan telah jatuh karena gundukan debu. Tempat itu tampak seperti sudah lama ditinggalkan. "Tempat penampungan? Bagaimana bisa ada tempat penampungan di sini? Itu adalah tempat penampungan manusia atau roh?" Han Sen mengamati tempat penampungan yang jauh dengan cermat, tetapi tidak dapat melihat terlalu banyak. Meskipun tampaknya telah hancur seiring diterpa waktu, itu masih terlihat kokoh, bahkan mungkin dapat dioperasikan. "Sepertinya itu bukan tempat penampungan manusia maupun makhluk. Jika iya, mengapa kondisinya menjadi seperti sekarang ini? Tapi, sekali lagi, mengapa lipan darah begitu takut padanya? Bahkan tidak berani mendekati kaki bukit gunung ini. Apakah mungkin ada makhluk yang menakutkan tinggal di tempat penampungan ini?" Sementara Han Sen merenungkan tumpukan pertanyaan yang sekarang terlintas dalam benaknya, dia melihat lipan darah mulai bergerak lagi. Setelah tempat penampungan yang rusak menampakkan dirinya, lipan darah tampaknya mendapatkan keberanian baru, dan dengan berani memanjat gunung mengikuti Han Sen. Han Sen membeku, dan ketika tersadar, dia segera berlari ke atas gunung. Monster itu mungkin pada awalnya menduga bahwa tempat penampungan itu masih utuh, sehingga menahan keinginannya untuk maju. Tetapi sekarang setelah tahu bahwa tempat penampungan itu adalah reruntuhan yang ditinggalkan, dia mendaki gunung tanpa rasa takut. Han Sen tidak punya pilihan lain selain mendaki. Dia mempercepat langkahnya untuk melepaskan diri dan naik ke tempat penampungan. Struktur itu telah hancur, dan sepertinya tidak ada orang yang tinggal di sana, tetapi jika masih ada teleporter di dalam, dan itu masih dalam kondisi aktif, dia bisa melarikan diri dengan kembali ke Persekutuan. Tapi sebelum Han Sen bisa berteleportasi, dia pikir akan lebih baik memakan telurnya terlebih dahulu. Lipan darah segera mengejar Han Sen, yang sekarang berdiri di depan tempat penampungan biru. Dia memperhatikan bahwa struktur itu terdiri dari logam biru. Dengan konstruksi kokoh seperti itu, Han Sen merenungkan peristiwa apa yang mungkin menyebabkan kehancuran dan kejatuhannya. Tinggi dinding logam itu dua puluh meter, dan lebar beberapa meter. Sepanjang dinding rusak dan hancur. Han Sen mengamati tempat penampungan yang sudah tertutup debu dan merenungkan sudah berapa tahun tempat ini ditinggalkan. Han Sen sangat senang dengan penemuan tempat penampungan yang ditinggalkan. Yang harus dia lakukan sekarang adalah menemukan teleporter dan pergi. Tidak peduli seberapa kuat lipan itu, dia tidak akan bisa mengikuti Han Sen. Han Sen berlari ke dalam tempat penampungan dan berjalan melintasi debu tebal yang telah menumpuk hingga begitu tebal sehingga rasanya seperti salju. Lipan darah mengikuti Han Sen ke depan tempat penampungan. Dia terlihat ragu-ragu di depan pintu masuk, tetapi tetap memutuskan untuk mengikutinya ke dalam. Tempat penampungan logam biru memiliki banyak bangunan yang jatuh, dan banyak yang hanya menyisakan satu atau dua dinding yang berantakan. Beberapa telah hancur setengah atau bahkan atapnya sudah habis. Han Sen berlari ke kiri dan ke kanan di antara sisa-sisa bangunan dan konstruksi tua, untuk menghindari pengejaran lipan. Tapi sekarang, dia sudah kelelahan. Dia memanggil malaikat kecil dan memberinya telur itu, sambil meminta agar dia terbang menjauh darinya ke sisi lain tempat penampungan. Lipan darah menjerit pada Han Sen, tetapi berbalik dan mengejar malaikat kecil itu sekarang. Han Sen akhirnya mendapatkan waktu penangguhan sesaat. Dia bergerak di sekitar tempat penampungan yang hancur untuk mencari teleporter yang bagus di daerah itu. Dia telah mencari di sejumlah bangunan yang hancur dan masih terkagum-kagum dengan kehancuran itu. Seluruh area berantakan oleh pecahan peluru dan serpihan logam bengkok yang berserakan di setiap sudut. Namun sejauh ini, sayangnya, dia tidak dapat menemukan teleporter yang dalam kondisi bagus. Dalam pencariannya, dia menemukan sebuah aula yang berisi menara lonceng yang pecah di tengahnya. Lonceng itu terdiri dari tembaga biru, dan memancarkan aura mistik. Terdapat ukiran-ukiran aneh di lonceng, dengan banyak bentuk yang menyerupai serangga. Han Sen melihat lonceng biru dan bertanya-tanya, jika tempat ini memang telah ditinggalkan, mengapa enam lonceng dapat dibunyikan sebelumnya? Han Sen melihat sekeliling, mengamati debu tebal yang melapisi setiap celah tempat penampungan. Dia tidak melihat jejak kaki atau tanda yang menunjukkan kehadiran seseorang. Bahkan lonceng biru masih tertutup debu dan abu. Dia yakin pasti lonceng itu sudah bertahun-tahun tidak tersentuh. "Lonceng yang berdentang tidak mungkin yang ini." Han Sen mengepakkan sayapnya dan terbang ke menara lonceng untuk melihat lebih dekat. Han Sen kemudian terkejut. Ada tubuh di dalam menara lonceng yang terlihat seperti manusia dengan pakaian kasar. Karena telah membusuk cukup lama, tubuh itu seperti kerangka yang tertutup debu. Han Sen memanggil tombak untuk menyodok pakaian yang menutupi kerangka itu. Dengan mudah, pakaian dan tulang itu hancur menjadi abu. "Apakah ini tempat penampungan manusia yang diserang oleh makhluk menakutkan?" Han Sen turun dari menara lonceng dan menginjak-injak tempat penampungan dengan sedikit lebih hati-hati kali ini. Han Sen memanggil baju baja supernya, berjaga-jaga kalau akan terjadi sesuatu. Karena tidak ada manusia lain di sekitar, tidak ada yang akan melihat atau mengenalinya. Bangunan logam yang jatuh ada di mana-mana, dan dia tidak dapat menemukan satupun bangunan utuh. Sebagian besar bangunan tidak ada teleporter, dan sedangkan yang Han Sen temukan sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Han Sen kemudian menemukan banyak sisa-sisa kerangka lainnya yang mirip dengan kerangka yang pertama. Semua kerangka itu dapat dihancurkan dengan hanya sedikit sentuhan. Han Sen telah mencari setengah tempat penampungan sejauh ini dan belum menemukan satupun teleporter yang berfungsi. Malaikat kecil di sisi lain, tetap membuat lipan darah sibuk. "Aneh. Selain lonceng tembaga biru, tidak ada menara lonceng lain di sini. Tidak ada lonceng lain, sama sekali. Dentangan lonceng mana yang aku dengar?" Han Sen berpikir, bingung. Sementara Han Sen tenggelam dalam pikirannya, dia mendengar lonceng misteri berdentang sekali lagi seperti guntur. Suara itu begitu kencang sehingga membuatnya hampir pingsan. Han Sen dengan cepat menjalankan Kitab Dongxuan untuk memadamkan energi di dalam dirinya. Dia mengangkat kepalanya dan melihat lonceng di menara lonceng berbunyi dengan sendirinya. Bahkan tidak ada angin kencang di sekitarnya, namun berbunyi. "Mengapa ini terjadi padaku? Mengapa lonceng itu berbunyi sendiri?" Han Sen mencoba untuk menenangkan energi di dalam dirinya, saat dia menatap lonceng. Malaikat kecil dan lipan darah berhenti berkelahi, seolah-olah mereka berdua juga terpengaruh oleh suara lonceng. Dong! Lonceng biru berbunyi lagi, dengan nada yang bahkan lebih menakutkan dari sebelumnya. Sangat kencang, seperti meledak tepat di gendang telinga Han Sen. Chapter 723 - Lonceng Tembaga Biru Ketika Han Sen berada jauh di kaki gunung, dentang lonceng tidak sekuat yang dia dengar saat sekarang ini. Karena dia berada sangat dekat dengan lonceng itu, setiap dentangan lonceng seperti petir yang menyentak tubuhnya dan membuat dia muntah darah. Dong! Dong! Dong! Lonceng biru terus berdentang, dan Han Sen terus menggeliat, memuntahkan darah. Dia menggunakan Kitab Dongxuan, untuk melawan kerusakan yang disebabkan oleh dentangan lonceng yang kencang. Meskipun Kitab Dongxuan sangat kuat, itu tidak cukup membantu melawan kebisingan. Energi di dalam diri Han Sen menjadi kacau, dan kekacauan itu merasuki setiap pembuluh darah yang mengalir di sekujur tubuhnya. Vena hijau, khususnya, mulai mengembang di tubuhnya, tampak akan pecah. Beberapa pembuluh darahnya yang lebih kecil sudah pecah, membuat kulitnya merah. Itu adalah pemandangan yang menakutkan. Kondisi lipan darah juga tidak bagus. Dalam kesedihan, dia berputar dan menggeliat-geliat di tanah, menumbangkan banyak bangunan. Kegilaannya menimbulkan lebih banyak kebisingan. Lonceng biru itu sepertinya merusak setiap makhluk yang mendengarnya. Semakin banyak energi yang dimiliki makhluk, semakin besar kerusakan yang dideritanya. Lipan darah pasti makhluk super generasi kedua. Energinya sangat kuat, tetapi tidak bisa menahan suara lonceng, dan akibatnya, energinya terganggu. Bagian dalamnya berantakan karena kekacauan energi di dalam dirinya, lipan berputar-putar dengan gila. Namun, malaikat kecil tidak terpengaruh. Energi tubuhnya memancarkan kesucian, dan karena kemurniannya, lonceng tidak dapat menimbulkan kerusakan pada dirinya. Tetapi malaikat kecil itu tetap harus melawan kebisingan, jadi tidak bisa melakukan hal lain. Uhuk! Han Sen memuntahkan darah lagi. Kitab Dongxuan hanya bisa mengatasi kebisingan, tetapi kebugaran Han Sen belum cukup. Karena itu, dia tidak bisa mengatasinya seperti malaikat kecil. Malaikat petarung bukanlah hewan peliharaan pelindung, sehingga dia tidak bisa dia melakukan apa-apa untuk Han Sen. Jadi Han Sen terus batuk darah dan merasa tubuhnya akan meledak. Dia tahu segalanya tidak berjalan baik, dan prediksinya semua meleset, dia harus memikirkan sesuatu! Dia mengenakan baju baja supernya, tapi itu tidak meningkatkan pertahanannya terhadap bunyi lonceng. Tiba-tiba, pikiran Han Sen kembali ke Unicorn Iblis amuk yang telah selesai berevolusi. Dia memanggilnya segera bahkan sebelum mempertimbangkan apakah itu akan berhasil atau tidak. Asap hitam berputar di sekitar Han Sen seperti lubang hitam. Denyut sonik menghantam asap hitam, yang menyebabkan asap hitam agak menguap. Tetapi ketika kebisingan berhenti sejenak, asap hitam segera membentuk perisai, melindungi Han Sen. Dengan perlindungan asap hitam, Han Sen merasa tidak terpengaruh oleh dentangan lonceng. Sekarang, Kitab Dongxuan mampu melawannya. Aliran energinya mulai teratur kembali dan pembuluh darahnya rileks dan kembali ke ukuran dan bentuk aslinya. "Itu barang bagus." Han Sen sangat gembira. Dia kemudian berpikir, "Jika Unicorn Iblis dapat memblokir serangan unsur, apakah itu berarti suara lonceng adalah sejenis elemen khusus?" Dong! Dong! Dong! Lonceng biru berdentang sembilan kali. Suara itu terasa seolah mengguncang seluruh dunia. Mereka yang mendengarnya merasa seolah-olah bisa mati sebentar lagi. Lipan darah menggeliat di lantai, dan secara konsisten memuntahkan darah dari mulutnya karena perselisihan energi di tubuhnya. Setelah sembilan kali, lonceng berhenti. Tidak ada lagi kebisingan. Tapi itu hanya membuat Han Sen menemukan sesuatu yang bahkan lebih menakutkan. Lonceng biru itu hidup. Itu mulai terbang, dan tampak siap untuk menghancurkan Han Sen, tiba-tiba langsung menuju ke Han Sen tanpa sebab. Di dalam lonceng biru ada rantai logam biru, dan di bagian bawah lonceng ada lonceng logam biru berbentuk kerucut. Lonceng itu adalah alasan mengapa lonceng berdentang. Untungnya, energi Han Sen tidak lagi kacau dan dia bisa fokus. Dia segera melompat dan berguling, menghindari lonceng biru yang berusaha mendarat di atasnya. Untungnya, lonceng itu tidak secepat yang dia kita, sehingga Han Sen dapat menghindari serangan tersebut. Lonceng biru meleset menyerang Han Sen, tetapi tidak mencoba lagi. Segera berhenti mengejar Han Sen dan mengejar lipan darah sebagai gantinya. Lonceng berputar-putar seperti cawan saat berjalan. Ketika tiba, lonceng yang hanya setinggi manusia berubah bentuk. Saat melayang di atas lipan yang menggeliat, dia mengembang hingga cukup besar untuk memakan seluruh makhluk. Melihat ini membuat Han Sen merinding. Ledakan! Lonceng biru mendarat di atas lipan, dan kemudian Han Sen mendengar suara-suara datang dari dalam. Dia mendengar lipan mencoba untuk berjuang keluar dari jebakan lonceng. Suara yang keluar dari lonceng tidak berbeda dengan dering yang dia dengar sebelumnya. Setiap nada mengejutkan, dan Han Sen hanya memiliki Unicorn Iblis untuk mengusirnya. Tentu saja, suara itu seefektif sebelumnya, karena suara-suara ini dibuat oleh lipan yang panik, dan dengan demikian, Unicorn Iblis dapat memblokir setiap suara dentangan. Han Sen mengamati lonceng dengan cermat sekali lagi dan tidak melihat ada yang aneh. Banyak ukiran dengan pola, bentuk, dan simbol serangga yang menghiasi lonceng. Walaupun terlihat menarik, Han Sen tidak tahu maksud di balik ukiran-ukiran itu. Lipan darah terus berjuang di dalam selama setengah jam, sampai suaranya perlahan-lahan melemah. Setelah setengah jam berlalu, tidak ada lagi gerakan yang terdengar. Han Sen akhirnya melihat lonceng biru bergerak lagi. Kali ini berputar di udara lagi sebelum menyusut ke ukuran awal. Ketika hampir setinggi manusia lagi, lonceng itu langsung menuju ke malaikat kecil. Di bagian bawah lonceng, lipan darah telah menjadi tulang belulang. Sepertinya sudah mati bertahun-tahun, persis seperti tulang yang dilihat Han Sen sebelumnya. Tetapi malaikat kecil itu tidak merasa terancam. Dia menghindari lonceng yang menghampirinya dengan mudah dan kemudian memukulnya dengan sebuah pedang besar. Celah yang dibuatnya di sisi lonceng, membuat benda itu menggeliat mundur dan mengeluarkan lebih banyak suara dentangan lonceng yang mengerikan. Akibatnya energi malaikat kecil itu menjadi kacau, dan dia harus menggunakan keahlian aliran energi untuk menenangkannya. Dia tidak bisa menghindari serangan lonceng karena ini, dan dia hanya dapat melihat lonceng yang berputar ke arahnya. Malaikat kecil itu mempercepat pengaturan aliran energinya dan mampu menenangkan kekacauan batinnya dan menghindari serangan lonceng pada saat yang tepat. Namun, karena mengerahkan begitu banyak upaya, energinya menjadi semakin kacau. Han Sen kemudian memutuskan untuk memanggil malaikat kecil kembali ke Lautan Jiwa, dan membuat lonceng kehilangan targetnya. Tapi setelah malaikat kecil itu menghilang, lonceng itu tidak mengalihkan perhatiannya ke Han Sen seperti sebelumnya. Dia hanya terbang kembali ke menara lonceng dan kembali memasang dirinya di sana. "Apa itu? Apakah itu makhluk super?" Han Sen terperangah. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan apa lagi yang bisa terjadi. Han Sen belum pernah mendengar tentang makhluk super yang menggunakan suara lonceng untuk membunuh orang sebelumnya Chapter 724 - Imbalan Besar Han Sen menatap lonceng sekali lagi dan kemudian berjalan di dekat mayat lipan darah. Ketika Han Sen menyentuhnya dengan pelan, itu hancur menjadi debu. "Sari kehidupan lipan darah ini telah terkuras oleh lonceng." Han Sen terkejut. Jelas, lonceng monster menggunakan suara dentangan untuk mengacaukan aliran energi para korbannya. Ketika orang-orang atau makhluk-makhluk kesakitan dan berjuang dengan kebingungan, energi mereka menjadi kacau, lonceng akan terbang keluar untuk mengurung mereka dalam lonceng. Itulah yang terjadi pada lipan darah, musuh yang sangat kuat seperti itu benar-benar kehabisan sarinya dalam waktu kurang dari satu jam. Han Sen sekarang tahu lonceng adalah hal yang menakutkan. Tapi untungnya, lonceng itu bergerak dengan lambat. Dan jika seseorang bisa mengusir kebisingan, maka dia tidak perlu terlalu takut dengan musuh itu. Lonceng biru hanya menyerang Han Sen sekali, dan setelah dia mengelak, itu tidak berusaha untuk menyerangnya lagi. Lonceng Itu memiliki sedikit kecerdasan, itu pasti. Kemungkinan besar dia menyadari Han Sen terlalu gesit untuknya, dan tidak berguna mengejarnya. "Makhluk super yang sungguh aneh. Aku penasaran jiwa binatang seperti apa yang akan aku terima jika aku membunuhnya?" Han Sen menatap lonceng biru itu sekali lagi, terlihat keserakahan merayap di wajahnya. Tapi membunuh lonceng itu tidak mudah. Serangan lonceng menghasilkan suara yang mengganggu aliran energi, melukai monster berarti menyakiti diri sendiri. Pasti ada solusi lain untuk membunuhnya. Sayang malaikat kecil bukan tipe roh. Jika dia adalah roh, dia bisa menggunakan jiwa binatang Unicorn Iblis. Dengan perlindungan Unicorn Iblis, energinya tidak akan terganggu dan dia bisa melawan lonceng dengan seluruh kekuatannya. Tapi, dia bukan roh, dia adalah hewan peliharaan. Maka dia tidak dapat menggunakan jiwa binatang buas. Han Sen terus mengamati lonceng untuk cukup lama, tetapi dia tidak bisa menemukan solusi yang lebih baik. Dia memanggil malaikat kecilnya lagi dan memintanya untuk menyerang lonceng biru sekali lagi. Dong! Malaikat kecil memukul lonceng dengan sekuat tenaga, dan itu berdentang dengan kencang. Serangan itu memang meninggalkan jejak yang dalam pada lonceng, dan menyebabkan lonceng itu menjadi murka. Itu terbang dengan marah ke arah malaikat kecil, mencoba menelannya. Han Sen segera mengembalikan malaikat kecilnya. Setelah kehilangan penyerangnya, lonceng kembali ke menara dan memasang dirinya kembali. "Ini bisa berhasil." Han Sen sangat terkejut. Dia memanggil malaikat kecilnya dan memintanya menyerang lonceng sekali lagi. Dia mengulangi cara ini, berkali-kali. Lonceng segera tertutup dengan luka yang dalam. Ketika lonceng kehilangan kesabaran dengan penyerang bayangannya, dia mulai berbunyi dengan sendirinya. Dong! Dong! Dong! Suara lonceng yang mengerikan melintasi tempat penampungan dan sekitarnya. Han Sen kembali menempatkan malaikat kecil ke Lautan Jiwa dan menggunakan Unicorn Iblis untuk melindungi dirinya dari kebisingan yang muncul. Setelah beberapa saat, lonceng berhenti berdentang. Kemudian, Han Sen kembali ke sana. Dia memanggil malaikat kecilnya dan memintanya untuk menyerang lonceng sekali lagi. Setelah dia menyerang, lonceng biru lepas landas dan terbang. Kali ini, dia menjauh dari tempat penampungan, seolah ingin melarikan diri. Han Sen tidak menginginkan ini, jadi dia memerintahkan malaikat kecil untuk mengejarnya. Dong! Suara dentangan lain meledak, dan malaikat kecil itu membeku di udara. Untungnya, Han Sen bisa memanggilnya kembali tepat waktu. "Sepertinya masih bisa berdentang, bahkan selama penerbangannya. Suara itu jelas lebih lemah daripada ketika lonceng itu tidak bergerak." Han Sen menunggu sampai bel berhenti berdentang lalu melanjutkan pengejaran. Lonceng biru tidak terbang sangat cepat, dan Han Sen mampu mengejarnya, bahkan dengan sayap darah sakralnya. Ketika Han Sen sudah dekat dengan lonceng itu, dia memanggil malaikat kecilnya untuk menyerangnya lagi. Di seberang pegunungan, suara lonceng yang gagal berfungsi bergema jauh dan luas. Tidak ada makhluk yang berani mendekati para petarung di udara. Han Sen sekarang tahu arti, "semua ada balasannya." Han Sen dan malaikat kecil tidak dapat melawan lipan darah yang kuat, tetapi dengan sedikit usaha, lonceng biru berhasil melakukan apa yang tidak bisa mereka lakukan. Dan sekarang, lonceng adalah sedang diburu oleh Han Sen dan malaikat kecil. Han Sen mengejar lonceng dan menggunakan Aura Dongxuan untuk memindai lonceng. Han Sen tidak bisa setiap saat merasakan kekuatan lonceng biru. Dia hanya bisa merasakannya ketika bel mulai berdentang. Ketika Han Sen mengamati aliran energi, dia merasa aneh. Han Sen dan malaikat kecil mengejar sejauh seribu mil. Ada bekas luka yang tak terhitung jumlahnya menggores seluruh tubuh lonceng, dan mereka sudah tidak tahu telah berapa kali memukulnya. Namun, akhirnya, kemenangan dicapai ketika lonceng terbelah dua. Lonceng itu tidak berdentang lagi setelah serangan terakhir mereka, dan jatuh mendarat dengan tenang. "Makhluk Super Berhasil Dibunuh: Dentangan Kematian. Jiwa binatang buas telah diperoleh. Dagingnya tidak dapat dikonsumsi, tetapi dapat mengumpulkan Sari Geno Kehidupan dan mendapatkan jumlah poin geno super secara acak, mulai dari nol hingga sepuluh." Pengumuman itu berbunyi di kepala Han Sen, yang membuatnya berada dalam sukacita. Tetapi ketika dia melihat sisa-sisa Dentangan Kematian yang telah terbelah menjadi dua, dia tidak menghilang. Dia tetap di tempat dia jatuh. "Apakah ini dianggap sebagai makhluk super generasi kedua atau makhluk super generasi ketiga? Jangan bilang lonceng bisa menghasilkan bayi, itu sangat lucu!" Han Sen terus mengamatinya, merenungkan apakah lonceng itu bisa menghasilkan keturunan. Tapi dia tidak terlalu peduli dengan pertanyaan itu dan mulai mencari Sari Geno Kehidupan. Lonceng tidak memiliki daging. Selain bentuk luarnya, hanya ada rantai logam dan liontin di dalamnya. Han Sen memandang liontin dan memanggil malaikat kecil. Han Sen memintanya untuk memukul liontin, yang kemudian terbuka dan melepaskan Sari Geno Kehidupan biru. "Aku akan menjadi kaya. Telur lipan dan Sari Geno Kehidupan? Dan jiwa binatang Dentangan Kematian yang aneh di atas semua itu? Aku telah mendapatkan banyak hasil hari ini!" Han Sen merasa sangat senang. Dia melihat sekilas potongan-potongan lonceng yang dihancurkan, yang terbentang berserakan. Dia mengeluarkan sebuah tas dan mengumpulkan semua bagian yang rusak, menghancurkan beberapa bagian yang lebih besar agar muat ke dalam tasnya. Kemudian dia memanggil Peraung Emasnya dan meletakkan tas di atasnya. Setelah mendapatkan imbalan besar, dia berbalik untuk pergi. Han Sen menyingkirkan Sari Geno Kehidupan dan membiarkan malaikat kecil memecahkan telur lipan darah untuknya. Malaikat kecil mengiris telur, kemudian terdengar sebuah pengumuman. "Makhluk Super Berhasil Diburu: Bayi Naga Darah Seribu Pisau. Jiwa binatang buas belum diperoleh. Konsumsilah dagingnya untuk mendapatkan poin geno super secara acak, mulai dari nol hingga sepuluh." Han Sen segera mengangkat telur yang telah retak terbuka dan memakan kuning telur di dalamnya. Sarinya terasa seperti kelapa, dan rasanya cukup enak. Itu mengejutkannya, karena rasanya tidak seperti makhluk apapun. "Bayi Naga Darah Seribu Pisau dikonsumsi. Telah menerima satu poin geno super." Pemberitahuan ini terdengar beberapa kali, dan senyum lebar muncul di wajah Han Sen. Walaupun berusaha sekuat tenaga, dia tidak bisa berhenti menyeringai. Kehangatan berputar di dalam tubuhnya dan menyatu dengan darahnya. Sel-sel darah tampak berubah dengan cepat, dan terasa berbeda dari sebelumnya. Bayi Naga Darah Seribu Pisau telah memberikan Han Sen tujuh poin geno super, sehingga total poin geno supernya menjadi dua puluh empat. Kebugarannya langsung terasa meningkat. Chapter 725 - Dentangan Kematian Setelah mengkonsumsi Bayi Naga Darah Seribu Pisau, Han Sen menghabiskan waktu meneliti aliran energi lonceng biru. Jika dia bisa mensimulasikan aliran energinya, dia bisa menyerap Sari Geno Kehidupan. Han Sen menggunakan Dongxuan Sutra untuk mensimulasikan aliran energi Dentangan Kematian dan merasakan seluruh tubuhnya bergetar. Dia mendengar lonceng berbunyi, dan tubuhnya berdenyut-denyut. Han Sen menjentikkan tangannya, menghasilkan suara yang tidak sama dengan Dentangan Kematian. Dentangan lonceng tidak lagi mempengaruhi Han Sen, tetapi membuat Peraung Emas di sampingnya bergetar. "Ini menarik. Jika aku menggunakan keahlian ini ketika orang-orang memukulku, seharusnya hasilnya akan sama seperti Dentangan Kematian. Suara yang dihasilkan seharusnya mengacaukan aliran energi. Meskipun aku tidak dapat mensimulasikannya persis sama dengan kekuatan aslinya, namun mungkin tetap berguna. Tapi suara lonceng ini mempengaruhi semua orang dan segalanya, bahkan bisa melukai teman-temanku. Aku harus berhati-hati ketika menggunakannya, jangan sampai melukai temanku sendiri." Han Sen cukup tertarik dengan aliran energi Dentangan Kematian. Dia mencobanya sebentar sebelum berusaha untuk menyempurnakan Sari Geno Kehidupan lonceng. Ketika Han Sen mulai menyempurnakan Sari Geno Kehidupan logam biru, sel-sel di tubuhnya mulai menjadi hidup. Meskipun nama Sari Geno Kehidupan berkaitan dengan kematian, efeknya dapat melahirkan kembali serta menguatkan gen dan kehidupan seseorang. Ketika proses penyempurnaan selesai, penyerapan Sari Geno Kehidupan Dentangan Kematian telah memberikan Han Sen delapan poin geno super geno. Sehingga total poin geno supernya mencapai tiga puluh dua. "Ini adalah hasil yang bagus. Jika ini terus berlanjut, tidak akan lama lagi aku akan memaksimalkan poin geno super." Tapi Han Sen harus mengajukan pertanyaan serius pada dirinya sendiri, apakah dia cukup kuat untuk mengunjungi tempat penampungan ibunya? Dengan kekuatannya sendiri, dan bantuan rubah perak dan malaikat kecil, dia akan mampu menghadapi makhluk-makhluk yang mungkin akan mengancamnya. Karena itu, dia dapat mempertimbangkan untuk mengunjungi ibunya. Meskipun perjalanan untuk mengunjungi ibunya harus menempuh beberapa ratus ribu mil, Han Sen harus pergi. Jika tidak, dia tidak akan bisa membantu ibunya meningkatkan poin geno super. Jika ibunya bisa memaksimalkan poin geno super, dia akan memiliki peluang yang jauh lebih tinggi untuk bertahan hidup ketika menjadi surpasser. Menjadi seorang surpasser berarti akan memperoleh tambahan umur seratus tahun lagi. Ketika masa hidup seseorang berakhir, dia harus mengambil kesempatan ini daripada hanya duduk diam, menunggu mati. Han Sen sekarang bersiap-siap untuk meminta bantuan Huangfu. Dia ingin mempersiapkan jalan yang akan menuntunnya ke tempat tinggal ibunya. Dia mungkin bisa membunuh makhluk super di sepanjang jalan, sehingga usahanya juga tidak akan sia-sia. "Han Sen?" Saat Han Sen berjalan melewati tempat penampungan manusia, seseorang memanggil namanya. Han Sen mendengar suara itu, dan merasa akrab dengan suara itu. Namun, dia tidak bisa mengingat siapa pemiliknya. Dia berbalik dan melihat seorang pria besar berlari ke arahnya, yang mengejutkannya. "Saudara Kepalan Tangan?" Han Sen berteriak ketika matanya mengenali wajah itu. Dia adalah salah satu pemimpin pasukan Tempat Penampungan Baju Baja. Meskipun dia tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengan Han Sen, mereka bersahabat dan telah sering bekerja sama. Saudara Kepalan Tangan adalah teman Fang Jingqi, dan Fang Jingqi adalah salah satu kakak Fang Xuexi, yang tumbuh besar bersama Han Sen. Saudara Kepalan Tangan juga teman baik Tang Zhenliu. Itulah sebabnya mereka saling menghormati, meski jarang melakukan sesuatu bersama-sama. "Ternyata benar-benar kamu! Luar biasa." Saudara Kepalan Tangan antusias, tetapi Han Sen tidak yakin mengapa dia begitu gembira melihatnya. Dia mendekati Han Sen dan memeluknya. Han Sen membeku, berpikir Saudara Kepalan Tangan terlalu bersemangat dalam menyambutnya. Pelukannya kuat, dan dia pikir punggungnya akan retak jika pria itu meremasnya lebih erat. "Saudara Kepalan Tangan, aku tahu kamu mencintaiku. Tapi aku seorang heteroseksual asli, dan ini sedikit canggung." Han Sen menyelinap keluar dari genggamannya. Han Sen sebenarnya cukup tinggi, tetapi Saudara Kepalan Tangan bahkan lebih tinggi, tingginya sekitar dua meter. "Kamu merasa canggung? Aku tidak." Saudara Kepalan Tangan menepuk bahu Han Sen, tersenyum ketika dia berbicara. Han Sen segera merasa menggigil di punggungnya saat Saudara Kepalan Tangan menatapnya. Saudara Kepalan Tangan tertawa dan berkata, "Aku benar-benar mencintaimu! Aku sangat mencintaimu. Melihatmu disini membuat aku meneteskan air mata kebahagiaan, jadi bagaimana kalau kamu datang membantuku dan Fang menaklukkan sebuah tempat penampungan arwah?" "Fang Jingqi ada di sini?" Han Sen bertanya, dengan nada terkejut. "Aku dan dia seperti kembar siam. Aku tidak percaya kami berdua tiba di tempat sampah ini, ketika tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua. Tidak ada sumber daya di sini, dan tidak ada banyak elit. Aku tetap harus mengumpulkan sejumlah besar poin geno sakral, jadi kami berencana untuk menaklukkan tempat penampungan kerajaan untuk membuat hidup kami lebih mudah di masa depan. Ada sejumlah kecil elit di dekatnya, dan kami pikir akan membutuhkan bantuan mereka. Tapi hari ini kamu muncul di depanku. Ini sungguh keberuntungan besar." Saudara Kepalan Tangan menarik-narik lengan Han Sen saat dia terus berjalan dan menjelaskan keadaannya. Daerah itu sedikit lebih baik daripada Medan Es, ketika Han Sen pertama kali tiba di sana. Tetap saja, tidak ada banyak perubahan sejak itu. Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi tidak tinggal di sini dengan bahagia, sebagai hasilnya. Karena itu, Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi berusaha menaklukan tempat penampungan kerajaan yang berada di kaki gunung terdekat, sehingga mereka dapat memiliki tempat yang lebih aman untuk tinggal. Itu akan menjadi awal yang bagus untuk usaha masa depan mereka, yang akan mencakup berburu banyak monster yang tinggal di gunung di sampingnya. Han Sen mengikuti Saudara Kepalan Tangan ke tempat penampungan kelas ksatria. Fang Jangqi ada di sana, dan ketika melihat Han Sen, dia memiliki reaksi yang sama dengan Saudara Kepalan Tangan dan berkata, "Han Sen, mengapa kamu ada di sini? Oh, kesempatan yang luar biasa! Kami sedang berusaha untuk menaklukkan tempat penampungan kerajaan, jadi kamu harus bergabung dengan kami." Han Sen tersenyum dan setuju. Dia bisa mendapatkan roh kerajaan baru, dan pada saat yang sama membantu teman-teman lama. Dia tidak melihat alasan mengapa dia harus menolak permintaan sopan mereka. Sudah lama Han Sen tidak mengumpulkan roh, dan dia berharap itu adalah roh wanita cantik lainnya. Dia akan masuk dalam jajaran Tentara Dewi-nya. "Aku sedang berpikir; kita mungkin tidak memiliki cukup elit. Tetapi dengan Han Sen di sini, kita dapat mengubah rencana, dan memiliki peluang yang jauh lebih tinggi untuk menaklukkan tempat penampungan," usul Kepalan Tangan dengan bersemangat. "Keren. Hari ini, Tempat Penampungan Guntur dan orang-orang Tempat Penampungan Iblis Dewa akan datang. Ketika mereka tiba, kita bisa mendiskusikan proses baru dengan mereka," kata Fang Jingqi, dengan sangat senang. Jelas, mereka tidak tahu Han Sen memiliki hewan peliharaan super dan telah berkembang sejauh mana. Mereka hanya menganggap Han Sen adalah elit lama biasa. Han Sen tidak merusak persepsi mereka, dan hanya membiarkan mereka mengatur segalanya. Dia hanya harus membantu mereka dan mendapatkan roh kerajaan ketika saatnya tiba. Dengan kekuatannya, dia tidak mungkin gagal. Tetapi ketika Fang Jingqi dan Saudara Kepalan Tangan membawa Han Sen untuk membahas persoalan dengan yang lain, mereka tidak mencapai kesepakatan. Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi tahu Han Sen adalah elit, jadi mereka ingin dia menerima bagian yang lebih besar. Orang-orang dari Tempat Penampungan Guntur dan Iblis Dewa, bagaimanapun, tidak setuju. Mereka bersikeras Han Sen hanyalah salah satu anggota tim, dan tidak seharusnya menerima perlakuan istimewa dalam distribusi jarahan. Mereka berdebat cukup lama, tanpa solusi apapun. "Jika kalian mengatakan dia begitu kuat, lalu mengapa kalian tidak pergi bersamanya saja dan menyelesaikannya tanpa kita?" kata orang-orang Tempat Penampungan Guntur, ketika mereka mulai merasa kesal. Chapter 726 - Aku Khawatir Ini Akan Sulit "Qian Jiang, Mengapa kau berkata seperti itu? Kita bekerja sama untuk menaklukkan penampungan bersama-sama; kita punya banyak waktu untuk membicarakan hal ini," kata Saudara Kepalan Tangan sambil mengernyitkan dahi. Qian Jiang, dari Penampungan Guntur, menjawab, "Jika kita bekerja sama, maka kita harus menggunakan kontrak yang telah kita tanda tangani dan sepakati. Perihal kau pergi untuk mencari seseorang adalah urusanmu sendiri, di mana hasilnya langsung diambil dari bagianmu sendiri. Kau tidak bisa membebani kami dengan seseorang yang bantuannya tidak kita minta. Mengapa kita harus meberikannya sesuatu?" "Dengan sumber daya manusia kita yang seperti ini, menaklukkan penampungan kerajaan akan mengeluarkan biaya besar. Han Sen adalah elit yang hebat dan kuat; dia bisa menjamin kemenangan kita. Pengorbanan kita akan sangat diringankan oleh kehadirannya, aku jamin itu," Saudara Kepalan Tangan menjelaskan. Han Sen tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan bagi hasil ini. Yang dia inginkan hanyalah roh yang baru, dan dia sudah lama tidak menemukan kemungkinan yang menjanjikan. Uang tambahan tidak berpengaruh baginya, jadi mendapatkan bagian tidak terlalu menarik untuknya. Terlebih lagi, dia akan berkewajiban untuk membantu penampungan itu suatu saat, jika mereka menemui sebuah masalah. Tetapi Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi telah menyinggung tentang keinginannya untuk mendapat bagian. Bahkan jika dia tidak ingin menginginkan bagiannya, jika dia mengoreksi mereka, dia hanya akan membuat mereka malu. "Oh, ayolah. Kau pikir siapa pria ini: Dollar? Jika dia sehebat itu, lalu mengapa dia bersusah payah mencari kita? Pergi dan taklukkan penampungan itu sendiri. Mereka bisa melakukannya kan, Liu?" Qian Jiang lalu menyeret pemimpin Penampungan Dewa Iblis, Liu Tai, ke dalam perdebatan. Liu Tai berkata, "Qian benar. Setelah semua yang seharusnya telah dipersiapkan, kamu lah yang membawa orang tambahan ke dalam hal ini. Bagian kita telah disepakati, maka dari itu, kita tidak perlu membuat perubahan untuk menampung dirinya." Qian Jiang dan Liu Tai tidak bergeming dari posisi mereka, dan Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi tidak bisa menarik kesepakatan mereka. "Saudara Fang dan Saudara Kepalan Tangan, bisakah kau menjaga penampungan?" Han Sen bertanya pada mereka, melihat bahwa perdebatan mereka kini terhenti. Saudara Kepalan Tangan tidak yakin apa yang Han Sen maksud, tetapi saat ini, dia tidak bisa membiarkan siapapun untuk percaya kalau dia itu lemah. Sesungguhnya, Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi adalah evolver yang terkuat di daerah itu. Kombinasi penampungan Guntur dan Penampungan Dewa Iblis tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menaklukannya. Mereka menginginkan sumber daya yang lebih banyak, dan itulah mengapa mereka ingin menaklukkan penampungan kerajaan. Mereka telah menjanjikan sejumlah besar pendapatan mereka ke dua penampungan lainnya secara merata, dan mengambil hanya sepertiganya. Itu adalah penawaran yang menarik. Jika semuanya dilakukan dengan benar, di mana bagiannya ditentukan oleh kekuatan sebenarnya dari pihak yang bersangkutan di dalam kesepakatan, Saudara Kepalan Tangan akan menerima setidaknya lima puluh persen dari seluruh bagian. Tidak ada banyak orang di dalam pasukannya, dan Saudara Kepalan Tangan ingin menaklukkan penampungan dengan cepat. Maka dari itu, dia terpaksa menyetujui jumlah yang lebih sedikit ini. "Baiklah. Tidak perlu bekerja sama, kami pasti akan menaklukannya sendirian," kata Han Sen. Saat Han Sen mengucapkan hal itu, semua orang hanya menatapnya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Saudara Kepalan Tangan terlihat hendak mengatakan sesuatu, dan dia menggerakkan bibirnya untuk melakukan hal itu, tetapi tidak ada kata-kata yang terucap. Dia berpikir Han Sen telah mengatakan sesuatu yang konyol dan bisa dibilang mustahil. Jika mereka tidak bisa menaklukkannya, itu hanya akan menjadi masalah. Tetapi, dia juga tidak ingin terlihat lemah, jadi dia menahan apa yang tadinya ingin dia katakan. "Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi, kau sungguh sangat mempercayai pria ini?" Qian Jiang bertanya dengan suara merendahkan. Liu Tai lalu menambahkan, "Apakah itu berarti kau mengakhiri tawaran kerja sama kami?" Saudara Kepalan Tangan tidak yakin bagaimana menanggapinya. Dia menatap Fang Jingqi, yang memicingkan matanya dan berkata, "Ya, betul. Aku berharap hari ini bisa berlangsung seperti yang direncanakan, tetapi kau tidak bersedia untuk mengubah pendirianmu. Karena itulah, kami tidak punya pilihan selain mundur." "Baiklah. Kami akan sangat menantikan kabar tentang bagaimana kau dan bocah elit cantikmu berusaha untuk menaklukkan penampungan kerajaan," kata Qian Jiang dengan nada yang ganjil. Lalu, dia pun pergi¡ªtetapi tidak sebelum memberikan Han Sen satu tatapan tidak setuju untuk terakhir kalinya. Liu Tai menatap Han Sen dan Fang Jingqi, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia pun juga ikut pergi. "Fang, ini mungkin, kan?" Saudara Kepalan Tangan tidak memiliki latar belakang yang hebat, dan dia tidak pernah mendengar kabar terbaru tentang prestasi Han Sen. Fang Jingqi tersenyum dan berkata, "Jika Han Sen berkata oke, maka segalanya akan baik-baik saja. Pria ini sangat hebat; dia bahkan bisa membasmi makhluk super." Fang Jingqi bari-baru ini menghabiskan banyak waktu di penampungannya, bersiap-siap untuk menyerang. Dia tidak pernah mendengar tentang Han Sen yang memiliki peliharaan super, tetapi dia telah mendengar dia sebelumnya pernah membunuh satu makhluk super. Dia hanya tidak sepenuhnya yakin apakah berita itu benar. Fang Jingqi juga memiliki sejarah dengan Han Sen, dan dia tahu dia tidak akan mengatakan sesuatu kecuali jika dia sangat yakin tentang hal itu. Itulah mengapa Fang Jingqi tidak ragu-ragu mengakhiri kerja sama mereka. "Dia membunuh seekor makhluk super? Benarkah?! Aku kira orang-orang hanya mengatakan seseorang dari keluarga Ji membunuh seekor, tetapi itu di Tempat Suci Para Dewa Pertama." Saudara Kepalan Tangan menatap Han Sen dengan tercengang dan tidak percaya. "Aku hanya beruntung." Banyak orang yang mengetahui cerita ini, jadi tidak ada gunanya berbohong mengenai kebenaran cerita ini. Karena itulah, dia mengakuinya. "Astaga; kau benar-benar membunuh seekor makhluk super?" Mendengar Han Sen mengatakan hal itu, Saudara Kepalan Tangan masih kesulitan untuk mempercayainya. Han Sen tiba di Tempat Suci Para Dewa Kedua jauh lebih lambat dari Saudara Kepalan Tangan, dan dia kurang percaya diri untuk bahkan membunuh seekor makhluk berdarah sakral. Maka dari itu, sulit baginya untuk mempercayai Han Sen memiliki kemampuan untuk mengalahkan makhluk super. "Haha, Aku hanyalah orang yang beruntung," kata Han Sen lagi. "Sungguh astaga! Mengapa kau tidak mengatakan apapun tentang hal ini sebelumnya? Jika aku tahu kau sekuat ini, aku bahkan tidak perlu berbicara pada mereka. Kau bisa menaklukan penampungan kerajaan sendiri dengan mudah!" Setelah Saudara Kepalan Tangan yakin Han Sen memang pernah membunuh makhluk super, dia berseru dengan sangat gembira. Tetapi Han Sen kemudian menatap ke langit dan berkata, "Aku khawatir ini akan sulit." "Tidak apa-apa, aku dan Fang memiliki beberapa orang, dan kami semua bisa menemanimu. Kita akan menaklukkan penampungan kerajaan ini, bagaimanapun caranya. Sulit untuk tidak menyebabkan kerugian sedikitpun, tetapi bahkan jika Qian Jiang dan Liu Tai muncul untuk mengambil kesempatan, kami bisa menjaga tempat itu tanpa celah," kata Saudara Kepalan Tangan. "Bukan, bukan, bukan; maksudku, akan sulit untuk pergi sekarang. Jika aku pergi sekarang, aku tidak akan kembali tepat waktu untuk makan siang," kata Han Sen. Saudara Kepalan Tangan dan Dang Jingqi membeku sesaat, tetapi kemudian Fang Jingqi tersenyum dan berkata, "Sialan kau, kau membuat kami merasa payah." Akan tetapi, Saudara Kepalan Tangan tidak memperdulikan hal itu, dan dia berkata, "Kau tidak perlu makan siang. Jika kita menaklukkan penampungan kerajaan, untuk apa kita kembali lagi ke sini? Aku akan memanggang daging dan menghangatkan anggur untukmu, saat itu juga dan di sana. Keluarga Kepalan Tangan milikku membuat daging panggang terbaik, asal kau tahu saja." "Baiklah kalau begitu, ayo berangkat," kata Han Sen. "Kami memiliki delapan orang dengan kekuatan di atas seratus. Dan kami memiliki lebih dari seratus orang dengan tingkat kekuatan di atas enam puluh. Bagaimana kau ingin membaginya?" Saudara Kepalan Tangan bertanya pada Han Sen, karena mereka kini menganggap dirinya sebagai pemimpin mereka. "Itu tergantung padamu. Jika kau ingin memburu lebih banyak makhluk, maka itu berarti bawalah lebih banyak orang. Jika kau tidak ingin membunuh mereka semua, maka bawa saja orang secukupnya untuk menaklukkan penampungan." Han Sen tersenyum. Saudara Kepalan Tangan pun membeku. Mendengar apa yang dikatakan Han Sen, mereka dengar seperti tidak perlu membawa siapa-siapa. Fang Jingqi tersenyum dan berkata, "Bawalah Wang Hu dan anak buahnya. Kita akan menaklukkan penampungan, tetapi tidak membunuh para makhluk di sana, jikalau Qian Jiang ingin memanfaatkan kelemahan kita." Chapter 727 - Sang Guntur Menerobos Masuk "Apa Kepalan Tangan dan Fang Jingqi sudah gila? Mereka benar-benar pergi untuk mencoba menaklukkan penampungan itu hanya dengan orang-orang mereka?" Qian Jiang dan Liu Tai pun terkejut setelah mendengar perkataan dari rekan mereka. Saat beranjak pergi, mereka hanya mengira Saudara Kepalan Tangan akan melakukan negosiasi kembali dengan Han Sen, dan membuatnya mundur. Mereka tidak pernah menduga mereka akan melanjutkan apa yang telah mereka katakan, dan benar-benar pergi ke sana hanya dengan orang-orang mereka sendiri. Qian Jiang dan Liu Tai dengan cepat membawa pasukan mereka dan pergi ke dekat penampungan untuk menyaksikan bagaimana situasinya bagi mereka. Jika mereka mendapat kesempatan, mereka akan menghalangi dan mencoba untuk memanfaatkan usaha mereka. Jika Saudara Kepalan Tangan dan orang-orangnya terluka selama pertarungan mereka, tetapi secara keseluruhan hampir berhasil, mereka membayangkan mereka bisa masuk dan menguasai seluruh penampungan untuk diri mereka sendiri. Saat mereka tiba, mereka melihat Saudara Kepalan Tangan di atas tunggangannya, berlari menuju penampungan itu. Mereka dengan cepat mendekati gerbang. Saudara Kepalan Tangan tidak bimbang ataupun lambat, dan hanya mengikuti arahan Han Sen ke dalam pertarungan. Mereka mencoba untuk mengepung penampungan secara langsung dengan menyerang gerbang utama. "Apa yang mereka pikirkan? Apa mereka sungguh-sungguh yakin mereka bisa menaklukkan penampungan seperti ini?" Liu Tai mengernyitkan dahi. Menaklukkan penampungan dari depan akan memakan sangat banyak tenaga, pikirnya. Banyak makhluk yang menghambur keluar dari penampungan untuk menyambut calon penakluk mereka. Ada para serigala, para beruang, berbagai jenis monster setinggi sepuluh meter, dan seekor ular sepanjang lima puluh meter. Di sana bahkan ada burung-burung, yang terbang di langit supaya mereka bisa menyerang dari atas. Setiap burung memiliki rentang sayap dua puluh meter. Han Sen mengendarai singa emas miliknya, memimpin penyerangan. Penampungan roh itu cukup kuat, tetapi masih lebih lemah dari penampungan Putri Yin Yang. Roh itu juga tidak berada di atas menara. Yang muncul di hadapan mereka adalah pasukan para makhluk. Seluruh pemandangan telah menjadi akrab di mata Han Sen, seiring dengan waktunya sebagai seorang evolver. Tanpa berkedip, dia menyerbu masuk. Seekor burung bersayap hijau terbang menembus langit bagaikan awan hijau yang menutupi matahari. Kehadirannya membuat gelap wilayah tersebut saat dia mendarat. Han Sen tidak berkedip, dan hanya menunggunya sampai dia benar-benar mendarat. Saat makhluk itu melakukannya, dia mengeluarkan Jarum Rex Berapi dan mengayunkannya ke atas. Dalam satu serangan, monster itu terbelah dua. Darah dan bulu-bulu menari di udara bagaikan air hujan. "Makhluk berdarah sakral dibunuh : Elang Awan Hijau. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral secara acak, dari nol sampai sepuluh." Saudara Kepalan Tangan dan yang lain, yang menyaksikan kejadian ini, sangat kaget namun gembira. Mereka berseru kencang dengan sangat bersemangat. Qian Jiang dan Liu Tai terkesiap setelah melihat hal ini. Melihat burung berdarah sakral raksasa dibunuh dalam satu serangan adalah hal yang mengerikan. Mereka melihat Han Sen dan Saudara Kepalan Tangan menyerang penampungan bagaikan gelombang ombak. Seluruh makhluk di hadapan mereka dibasmi oleh jarum rex milik Han Sen tanpa henti. Yang tersisa di hadapan mereka hanyalah darah dan potongan mayat para makhluk yang mempertahankan penampungan itu dengan sia-sia. Mustahil untuk menghitung berapa banyak makhluk yang telah mereka bunuh. Seekor monster setinggi sepuluh meter meraung, Saat dia mendekatinya, Han Sen melompat turun dari punggung Singa Emas dan mengayunkan Jarum Rex Berapi miliknya pada kepala makhluk tersebut. Senjata itu dengan mudah menembus, membelah monster itu menjadi dua; setiap sisi monster yang terbelah jatuh terpisah dan gumpalan isi perutnya terjatuh langsung ke tanah. Saat Han Sen mendarat, Singa Emas berada di sebelahnya. Dengan segera, dia melompat naik ke tunggangannya dan melanjutkan penyerangan. Dia adalah musuh yang tidak bisa dihentikan. Seekor ular sepanjang lima puluh meter kini menghalangi jalan mereka. Han Sen menusuknya dengan jarum rex miliknya dan melemparnya ke udara. Saat makhluk itu masih melayang, Han Sen menebasnya dan memotongnya menjadi serpihan daging ular, yang jatuh ke tanah dengan suara menghantam yang keras. Setiap potongannya meninggalkan lubang dalam. Serigala dan beruang yang tidak terhitung dibunuh tanpa pandang bulu, potongan tubuh mereka yang tersisa menghiasi medan peperangan. Pria itu adalah mesin pembunuh, dan dalam sekejap, dia berada di depan pintu masuk penampungan. Qian Jiang dan Liu Tai telah merencanakan untuk mendapatkan buruan yang mudah, tetapi mereka tidak bergeming sedikitpun. Mereka membeku karena sangat kaget dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Begitu banyak makhluk berdarah sakral yang dibiarkan bergelimpangan, bagaikan ayam dan babi di tempat penjagalan ternak. Seluruh pasukan itu tidak lambat sedikit pun, dan dengan segera menerjang masuk ke dalam sana. "Siapa pria ini?" Qian Jiang dan Liu Tai puk akhirnya bertanya-tanya. Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi, di sisi lain, sangat terkejut. Mereka tahu Han Sen kuat, tetapi tidak sekuat itu. Di bawah tekanan senjata berapinya yang kejam, tidak ada satupun makhluk yang diberikan kesempatan untuk melawan balik. Ayunan demi ayunan berdarah, pergerakannya tidak bisa dihentikan. Tanpa merasa kesulitan, Han Sen membawa mereka dengan mudahnya ke aula roh. Di sana, mereka melihat sebuah sosok mengenakan jubah besi. Orang ini tingginya empat meter, dan dia menggenggam sebuah kapak besar yang lebih besar dari pintu. Dia bagaikan robot besi, berdiri kaku saat melindungi pintu masuk aula roh. Dia adalah roh dari penampungan ini. Han Sen turun dari Singa Emas saat jarum rex di tangannya mulai berputar. Benda itu berputar semakin cepat saat Han Sen mendekati roh itu, sampai apinya menjadi angin puyuh yang terkendali yang melekat pada senjatanya. Roh tersebut kemudian berteriak dan mengarahkan kapak besarnya ke arah Han Sen. Dong! Jarum Rex Berapi menghantam kapak besar sambil menghancurkan senjata itu. Akan tetapi, Jarum Rex Berapi tidak berhenti sampai sana; dia menusuk menembus jubah roh itu dan menikamnya tepat di dadanya. Han Sen terus maju, mendorong roh tersebut ke aula roh. Duar! Roh itu menancap di patung, dan benar-benar mati. Han Sen bahkan tidak menatap roh itu, dan dengan santainya memanjat tubuh yang terkoyak yang telah menancap di patung itu. Dengan menggunakannya sebagai pijakan, tubuh roh itu memberikan ketinggian yang Han Sen perlukan untuk dengan mudah mengambil batu roh yang menempel di dahi patung tersebut. "Aku, Pangeran Baja, bersedia untuk tunduk dan memberikan kesetiaan sepenuhnya pada tuan yang baru. Aku akan menjadi pelayan yang setia mulai saat ini sampai selama-lamanya." Sang raksasa baja lahir kembali melalui batu roh dan menyatakan kesetiaannya pada Han Sen. Dia melepaskan pelindung kepala bajanya untuk memperlihatkan wajah seorang pria berjanggut dengan rambut hitam panjang. Han Sen menaruh batu roh di keningnya, dan dalam cahaya yang terang, batu roh menyatu dengan sosok Pangeran Baja. Kemudian, dia pergi ke Lautan Jiwa Han Sen. Mulut orang-orang yang menyaksikan Han Sen menganga lebar. Dari awal, saat mereka menyerang gerbang, sampai kini, mereka dengan mudahnya sampai di aula roh dan pemiliknya untuk mengakhiri pertarungan¡ªitu semua terjadi kurang dari satu jam. Hal itu terjadi tanpa ada gangguan, dengan tempo yang luar biasa tinggi. Orang-orang yang mengikuti Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi memandang Han Sen dengan sangat kaget dan hampir trauma karena kejutan berkali-kali yang telah diberikan Han Sen. Satu-satunya yang lebih kaget adalah Qian Jiang dan orang-orangnya. "Nyalakan api unggun; ini saatnya kita berpesta! Penampungan kerajaan adalah milik kita." Saudara Kepalan Tangan membawa anggur yang dia simpan di binatang tunggangannya. Dia mengangkatnya dan meminumnya dalam tegukan besar. Saat mereka menghangatkan diri, mengikuti kejutan yang membuat jantung mereka berhenti, mereka mulai bersorak dengan sangat gembira. Banyak orang yang telah menyiapkan diri untuk kehilangan tidak hanya nyawa rekan-rekan mereka, tetapi juga nyawa mereka. Tidak ada yang menyangka mereka akan melewatinya tanpa satupun kejadian fatal, apa lagi satu goresan. Qian Jiang dan Liu Tai menyaksikan sisa makhluk yang kabur dari penampungan, dengan sangat menyesali keputusan mereka sebelumnya. Mereka tidak menyangka Saudara Kepalan Tangan menemukan orang yang begitu kuat, yang secara prakteknya bisa seorang diri menaklukkan seluruh penampungan kerajaan. Dengan saat menyesal, mereka berharap mereka menerima syarat yang baru itu. Jika mereka melakukannya, mereka akan ada di dalam merayakan kemenangan bersama orang-orang itu. Tetapi kini sudah terlalu terlambat bagi mereka untuk mengatakan sesuatu, dan mereka tahu Saudara Kepalan Tangan tidak akan membagi penampungan kerajaan dengan mereka. Chapter 728 - Seekor Peliharaan Yang Menghisap Darah Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi bersikeras untuk memberikan Han Sen sebagian dari pemasukan penampungan di masa mendatang. Setelah kontrak ditandatangani, syaratnya adalah mereka akan membayar sejumlah uang setiap akhir tahun. Han Sen menetap di penampungan untuk satu malam, tetapi menolak permintaan Saudara Kepalan Tangan dan Fang Jingqi untuk tinggal lebih lama. Saat beranjak pergi, dia kembali ke Penampungan Dewi. Selain Pangeran Baja, Han Sen juga berhasil memperoleh jiwa binatang ular raksasa. Itu adalah jiwa binatang Ular Bertulang Besi berdarah sakral yang mengambil wujud tombak. Itu adalah senjata yang cukup bagus. Tentu saja, Han Sen tidak perlu menggunakan jiwa binatang berdarah sakral lagi, jadi dia memutuskan untuk menjualnya atau setidaknya menukarnya suatu saat nanti, jika ada penawaran menarik atau benda yang menarik perhatiannya. Han Sen mengendarai Singa Emas menyebrangi Medan Es. Di tangannya, terdapat lonceng logam biru. Ini adalah jiwa binatang Dentangan Kematian, dan ini merupakan jiwa binatang peliharaan. Saat Han Sen menggenggamnya dengan tangannya, benda itu seperti lonceng mainan. Melihat benda itu saat ini, tidak ada seorang pun yang akan memahami seperti apa rasanya menyaksikan benda itu membunuh lipan darah sedemikian rupa. Saat Han Sen pertama kali mendapatkan peliharaan ini, dia berpikir bagaimana cara memberinya makan. Dia tidak berpikir benda ini bisa memakan daging. Setelah menaklukkan penampungan, Han Sen mencoba untuk meneteskan darah makhluk berdarah sakral pada lonceng itu. Sepertinya dia berhasil, saat darah tersebut diserap oleh lonceng, yang dengan segera mulai bersinar setelahnya. Itulah saat Han Sen menyadari lonceng tersebut meminum darah. Tetapi dia tidak meminum sembarang darah. Dia tampaknya hanya bereaksi pada darah makhluk berdarah sakral. Sama seperti malaikat kecil, dia memilih-milih makanan. Han Sen penasaran, jika dia mirip dengan malaikat kecil, darah sakral tidak akan cukup untuk membuatnya berevolusi. Dia pikir sangatlah mungkin dia membutuhkan darah makhluk super untuk berevolusi menjadi peliharaan mode tempur. "Jika benda ini berevolusi menjadi mode tempur, akankah benda ini sama menakutkannya dengan Dentangan Kematian yang asli?" Han Sen sangat berharap pada pemikiran tersebut. Bagi Han Sen, mengalahkan makhluk super bukan lagi hal yang mustahil. Maka dari itu, mencoba untuk membuat Dentangan Kematian berevolusi melalui metode yang dia simpulkan bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dilakukan. Dalam perjalanannya kembali ke Medan Es, Han Sen berpapasan dengan Wang Yuhang. Atau lebih seperti, Wang Yuhang menangkap sosok Han Sen dan kemudian berlari ke arahnya. "Pak bos, maukah kau bermurah hati untuk menjual sari gen kehidupan padaku?" tanya Wang Yuhang, dengan wajah penuh harap. Monster yang menjaga mata air darah dikalahkan oleh Putri Yin Yang setelah Wang Yuhang menarik perhatiannya. Tidak ada tubuh yang ditinggalkan, hanya sari gen kehidupan. "Tentu. Kau masih belum mencairkan tiga puluh persen dari yang sebelumnya, dan setelah perburuan terakhir, kau menambah hutang dua puluh persen lagi. Itu adalah milikmu, jika kau bisa memberikan lima puluh persen lagi apa yang dibayarkan. Tetapi kau harus merahasiakan hal ini. Kau tidak boleh mengatakan pada siapapun bahwa kau sebenarnya mencurinya dari keluarga Zhao. Jika mereka tahu kita mencuri makhluk super mereka, aku tidak bisa membayangkan mereka akan melakukan hal yang baik pada kita," kata Han Sen. "Aku mengerti. Aku akan mengatakan bahwa sari gen kehidupan ini milik makhluk yang kita temukan dan hadapi bersama-sama. Aku akan mengatakan hal ini pada keluargaku juga. Selain kau dan aku, tidak ada yang akan mengetahuinya," kata Wang Yuhang, dengan suara yang diselimuti oleh kegembiraan. Han Sen memutar matanya. Zero ada di sana, dan dia pastinya sangat sadar makhluk manakah yang menjatuhkan sari gen kehidupan. Dia tampaknya telah lupa tentang keberadaannya. Tetapi bagaimanapun juga, Han Sen percaya dia tidak akan mengatakan kebenarannya pada siapa pun. Nyawanya akan berada dalam bahaya jika dia melakukannya, belum lagi kepemilikannya atas sari gen kehidupan yang direbut dari keluarga Zhao akan membahayakan keluarganya sendiri, jika kebenarannya akan terungkap. Itu tidak berarti Han Sen takut dengan keluarga Zhao. Han Sen mencari Huangfu Pingqing untuk meminta bantuan dan membawa sebuah peta Tempat Suci Para Dewa kedua bersamanya. Penampungan itu sangat besar, dan bahkan dengan kekuatan Aula Bela Diri Ares, hal yang sulit untuk merancang peta seperti itu. Di sana terdapat pula beberapa ratus ribu mil wilayah yang belum terdaftar. Banyak tempat yang ditandai sebagai zona bahaya, dan perjalan panjang hanya akan bertambah panjang karena para pejalan harus berputar untuk menghindari tempat-tempat yang berbahaya. Rute alternatif ini sering menambah panjang perjalanan tiga kali lipat. Tetapi sayangnya, ada banyak tempat yang tidak bisa dihindari sama sekali. Aula Bela Diri Ares telah menumpahkan banyak darah demi memetakan area tersebut. Sedikit orang yang kembali dari usaha penjelajahan mereka ke tempat-tempat tersebut, dan sekalinya dipetakan, tidak ada yang berani untuk kembali. Saat pembuat peta memata-matai kehadiran penampungan roh super, mereka akan mengendap-endap melewatinya sebisa mungkin. Mereka adalah tempat yang luar biasa berbahaya bahkan bagi para elit untuk dijelajahi, dan pelancong dan evolver biasa tidak akan pernah bisa berharap untuk melintasi wilayah penuh bahaya yang dicakup penampungan roh super. Han Sen tentunya lebih unggul, tetapi bahkan dia harus berhati-hati saat berjalan melintasi wilayah roh super. Setidaknya dengan makhluk super, setiap ada kesempatan dia bisa membunuh atau menghindari mereka. Zona berbahaya yang paling dekat dengan Medan Es, yang tidak disarankan untuk dikunjungi oleh siapapun, disebut dengan Gurun Hitam. Tempat ini tidak bisa dihindari, dan telah dianggap berhubungan dengan kematian. Cuacanya sangat parah, dan tempat itu dihuni oleh monster mengerikan yang tidak terhitung jumlahnya. Satu-satunya cara untuk menghindari perjalanan melintasi Gurun Hitam adalah memutar jalan yang akan memakan waktu enam bulan perjalanan. Tetapi meski begitu, rute alternatif itu perlu menghindari satu penampungan roh. Dari segala sisi, rute alternatif ini jauh lebih berbahaya dari Gurun Hitam itu sendiri. Han Sen membuat persiapan untuk bepergian melintasi Gurun Hitam, karena akan lebih menyusahkan baginya untuk memutar jalan. Memotong langsung menyebrangi tempat itu akan jauh lebih aman untuknya, dan dia tidak akan terlalu kesulitan jika tidak ada roh super berkeliaran. Akan tetapi, ini akan menjadi waktu yang panjang sebelum dia sampai di penampungan manusia berikutnya. Untuk alasan inilah dia mengatakan pada Ji Yanran dia akan absen untuk waktu yang lama. Pemilihan presiden telah berakhir, dan Ji Ruozhen telah menjadi presiden di Aliansi. Bahkan Ji Yanran kini ikut sibuk. Han Sen berbicara dengannya untuk beberapa saat, tetapi dia terlalu sibuk untuk mengobrol panjang. Pesan secara terus menerus muncul, meminta perhatiannya, dan ada terlalu banyak dokumen yang harus diselesaikan. Han Sen duduk dengan secangkir teh sambil menyaksikan Ji Yanran bekerja. Saat dia melakukan hal ini, dia menyadari dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dia tidak pernah duduk dan hanya menontonnya bekerja. Meskipun Ji Yanran tidak begitu berbakat dalam seni bertarung, itu tidak berarti dia tidak berbakat sama sekali. Dia sangat berbakat dalam banyak bidang yang berbeda. Sesungguhnya, Ji Yanran cukup luar biasa. Dia sangat pandai dalam menangani banyak hal dan hampir memiliki semua sifat seorang pemimpin yang luar biasa. Kemampuan bertarung yang hebat hanyalah satu-satunya hal yang tidak dia miliki. Menontonnya sibuk bekerja, dia membayangkan memiliki masa depan yang hanya terdiri dari dirinya yang minum teh sambil menonton Ji Yanran bekerja, itu bukanlah hal yang buruk. Saat Ji Yanran bekerja, dia menarik dengan cara yang berbeda. Dia bukan hanya sekedar wanita yang cantik, atau kekasih yang lemah dan bergantung pada pria; dia memiliki motivasi yang kuat dan mandiri yang menggerakkan dirinya. "Mengapa kau melihatku seperti itu?" tanya Ji Yanran, menyadari tatapan Han Sen yang penasaran. "Sungguh beruntung memilikimu di sisiku." Han Sen berjalan ke hadapan Ji Yanran dan memberinya kecupan dalam di keningnya. Pipi Ji Yanran bersemu merah, dan dia membalasnya dengan bertanya, "Apa yang membuatmu berkata seperti itu tiba-tiba?" "Karena seperti itulah yang aku rasakan. Aku merasa seperti itu, dan kemudian, aku terdorong untuk mengatakannya." Han Sen mencubit hidung Ji Yanran dan lalu lanjut mengatakan, "Berapa banyak lagi pekerjaanmu?" "Aku sepertinya diberi tugas yang tidak ada habis-habisnya. Aku harus bekerja sampai tengah malam setiap hari. Jika kau capek, kau kembali saja terlebih dahulu," kata Ji Yanran. "Tidak apa-apa. Kau teruskan saja pekerjaanmu; aku akan duduk di sini untuk sementara waktu. Aku akan kembali saat aku lelah." Han Sen bersandar di kursi dengan cangkir tehnya dan lanjut mengamati dia bekerja. Dia merasa cukup santai. Setelah beberapa saat, warna merah di wajah Ji Yanran tidak kunjung menghilang. Dia mengusir Han Sen keluar dan berkata, "Aku tidak bisa bekerja saat kau memandangku seperti itu." Chapter 729 - Cairan Gen Malaikat Di dalam kantor perusahaan Gen Malaikat, seorang pria duduk di belakang meja. Wajahnya terlihat murung. Zhao Heng dan Zhao Haiyang berdiri di ruangan itu, terdiam. Dengan menundukkan kepala, mereka tidak berani menatap pria yang ada di hadapan mereka. Pria di balik meja itu terlihat berumur empat puluhan. Penampilannya cukup biasa-biasa saja, tetapi tubuhnya memancarkan aura kekuatan yang mengerikan. Setiap gerakan samar yang dia lakukan begitu menakutkan. Bahkan meskipun Zhao Heng berasal dari generasi yang sama, dengan cucunya di sebelahnya, dia hampir tidak berani menarik nafas di ruangan itu. Dia adalah pemimpin Gen Malaikat, Zhao Ketujuh. Itu adalah nama yang sangat ketinggalan jaman, diturunkan karena menjadi anak ketujuh dari keluarga itu. Zhao Ketujuh memiliki banyak saudara karena saat dia lahir, manusia didukung untuk beranak pinak. Hal yang umum bagi para keluarga untuk memiliki banyak anak, dan ini tentu saja berlaku pada keluarga Zhao. Enam saudara yang lahir sebelum Zhao Ketujuh diberikan nama yang lebih baik. Tetapi setiap enam bayi sebelumnya meninggal saat dilahirkan, dan hanya Zhao Ketujuh yang berhasil selamat. Pada saat itu, orang-orang masih percaya tahayul, dan orang tua membiarkan dukun untuk memprediksi hidup yang akan dijalani Zhao Ketujuh. Akan tetapi, prediksi itu mengatakan Zhao Ketujuh tidak akan selamat setelah tujuh hari pertama masa hidupnya. Tujuh hari ini tidak segera dimulai tepat sejak kelahirannya, tetapi tujuh hari setelah saudaranya yang terakhir meninggal. Dukun itu mengatakan bahwa ada untaian nasib buruk, yang membuat bayi-bayi keluarga Zhao meninggal, yang akan berakhir disusul dengan kematian Zhao Ketujuh. Jika sang ibu melahirkan bayi lagi, mereka akan hidup. Tujuh hari setelah kematian saudara keenam, Zhao Ketujuh hampir meninggal. Karena tidak ingin dia mati, ibunya melakukan segala hal untuk melindunginya. Dia mendekap erat Zhao Ketujuh dalam pelukannya dan tidak melepaskannya. Seorang ibu, yang telah ditinggalkan enam anak, tidak akan tinggal diam dan menyaksikan anak ketujuhnya mati. Pada hari itu, ibunya menjaga dirinya tanpa beristirahat. Dan sesuatu memang terjadi; rumahnya rubuh, dengan ibu beserta anaknya di dalam sana. Selama tindak penyelamatan, sang ibu ditemukan tertimpa sampai mati di bawah puing-puing. Akan tetapi, Zhao Ketujuh selamat di dalam pelukan perlindungan ibunya. Ibunya telah mati, tetapi dia hidup. Dia baik-baik saja, meski darah ibunya membasuh kulitnya. Saat diselamatkan, bayi itu masih menjilati jarinya dan tersenyum riang. Dan seperti itu lah, Zhao Ketujuh melewati hari ketujuh hidupnya. Melalui usahanya, Gen Malaikat dibangun dari dasar, memperoleh ketenarannya untuk keluarga Zhao. Awalnya mereka menjalankan fasilitas penelitian kecil, tetapi akhirnya mereka berkembang menjadi perusahaan raksasa sampai pada hari ini. "Kakak Ketujuh, maafkan aku. Aku mengacaukannya." Zhao Heng sudah tua, tetapi di hadapan Zhao Ketujuh, dia tampak seperti anak kecil yang penuh penyesalan. Kepalanya menunduk diam, dia tidak berani menatap pria itu. Semua orang di keluarga Zhao takut dengan Zhao Ketujuh. Mereka masing-masing membicarakan tentang betapa keras hidup yang dia alami, dan itu benar. Untuk mengembangkan Gen Malaikat menjadi seperti sekarang, dia telah membunuh banyak orang. Semakin banyak orang di keluarga Zhao yang tahu tentang perbuatannya, semakin besar rasa takut mereka padanya. Mereka lebih tahu dari siapa pun betapa mengerikannya dia. Dan karena sedemikian menakutkannya, mereka akan melakukan apa saja yang dia katakan pada mereka tanpa ragu. "Kegagalan bukanlah apa-apa. Sudah sifat manusia untuk gagal, dan hasil yang buruk tidaklah asing bagi siapa saja. Tetapi mereka yang tidak mengenali kesalahan yang menuntun mereka pada kegagalan layak ditanggapi secara keras." Zaho ketujuh menatap Zhao Heng dengan dingin dan melanjutkan, "Jadi katakan padaku, apa yang membuatmu gagal?" Zhao Heng, dengan gagap dan terbata-bata, menjawab, "Maafkan aku, tetapi kemalangan lah yang menuntun kegagalan kami kali ini. Kami tidak menyangka bukit mata air itu memiliki makhluk yang begitu jahat. Dan bocah itu, Han Sen, tidak bersedia untuk menggunakan peliharaan supernya untuk menahan makhluk super itu. Dia juga menuntunnya ke arah kami, dan perbuatan itu lah yang menyebabkan kerugian besar yang kami alami." Zhao Haiyang belum mengatakan sepatah kata pun, tetapi dia menambahkan untuk membantu Zhao Heng dengan berkata, "Han Sen mengelabui kami. Jika dia tidak membawa makhluk itu ke arah kami, kami tidak akan..." Zhao Ketujuh memandangnya dengan tatapan dingin, dan Zhao Haiyang menelan kata-kata yang dia hendak ucapkan. "Ini salahku." Zhao Ketujuh menatap mereka berdua saat mengucapkan hal ini. Dengan tenang, dia melanjutkan, "Ini adalah kesalahanku untuk membiarkan kalian menghadapi lawan tanpa persiapan yang matang. Sekarang pergilah, dan panggil Zhao Lian kemari. Aku membutuhkannya." Zhao Heng dan Zhao Haiyang menghembuskan nafas lega. Mereka meninggalkan ruangan Zhao Ketujuh seolah-olah mereka baru saja telah menghindari hukuman mati. Tidak lama kemudian, pria paruh baya yang bertubuh tinggi mengetuk pintu ruangan itu. Dia lalu masuk. Sulit bagi orang-orang untuk mempercayai pria besar dan tegap, dengan kulit kecoklatan, memiliki nama Zhao Lian. Nama itu tidak sesuai dengan orang tersebut, tidak sama sekali. "Apakah ketua memiliki sebuah permintaan?" Zhao Lian dengan sopan bertanya. "Bagaimana keadaan uji coba Cairan Gen Malaikat?" kata Zhao Ketujuh dengan santai. Setiap keluarga selalu memiliki setidaknya satu orang berbakat, dan Zhao Lian adalah salah satu anggota keluarga yang lebih muda yang dia sangat sukai. Zhao Ketujuh memberikannya banyak tugas penting. "Kami masih pada tahap pertama uji coba. Hasilnya telah menyorot adanya berbagai jenis persoalan dan masalah. Akan tetapi, hanya waktu yang mereka minta. Mereka akan memperbaikinya pada waktunya," jawab Zhao Lian. "Berapa banyak botol uji coba tahap pertama yang diformulasikan?" tanya Zhao Ketujuh. "Ada sebanyak dua puluh tiga." kata Zhao Lian. "Berikan semuanya kepada Zhao Long dan orang-orangnya, dan suruh mereka membunuh Han Sen di penampungannya. Aku tidak peduli dengan cara apa pun," Zhao Ketujuh dengan dingin memerintahkan. "Tetapi Cairan Gen Malaikat belum stabil. Benda ini memiliki hasil yang merusak di dalam tubuh manusia. Jika Zhao Long dan orang-orangnya menggunakannya, bahkan jika mereka cukup sukses untuk menyelesaikan tugas mereka, mereka mungkin tidak akan berumur panjang setelahnya¡ª" Zhao Lian mencoba untuk berbicara lebih banyak, tetapi ucapannya dipotong. "Keluarga Zhao telah memberi makan dan merawat mereka, semua itu untuk hari ini," kata Zhao Ketujuh dengan dingin. Dia lanjut mengatakan, "Ini waktunya kita mencoba uji coba tahap empat. Amati Zhao Long dan anak buahnya setelah mereka menggunakan cairan itu. Data yang akan kau kumpulkan sangatlah penting untuk keberhasilan Cairan Gen Malaikat di masa mendatang." "Ya." Zhao Lian tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun beranjak pergi dan langsung menuju laboratorium bawah tanah kesembilan belas. Laboratorium itu terisi oleh banyak peneliti yang sibuk. Di bagian paling dalam dari laboratorium itu terdapat ruang kaca. Di dalamnya, seorang pria bertubuh besar diikat dengan rantai di atas ranjang baja platinum-z. Sepasang kaki dan tangannya juga dengan aman diikat oleh rantai baja-z yang membatasi gerakannya. Sebuah tangan robot berada di atas tubuh pria itu dan menyuntiknya dengan sebuah cairan merah. Di sekujur tubuh pria tersebut, pembuluh darahnya mulai membengkak dengan cepat. Tubuhnya tampak seperti dikerumuni oleh ular darah yang mengerikan. Mata pria itu memerah saat dia mengerang dan menggeliat. Dia mengeluarkan jeritan yang membuat orang merinding ketakutan. Di atas kepalanya, satu duri aneh memaksa keluar. Hal itu sungguh aneh, seolah-olah duri itu tiba-tiba tumbuh dari otaknya. Klak! Klak! Pria itu dengan mudah menghancurkan rantai baja-z yang mengikatnya. Dia bangkit dari ranjangnya ketika sekujur otot di tubuhnya membesar. Nafasnya menggebu-gebu, dan dia dengan pelan melangkah ke arah tembok kaca. Dengan mata merahnya, dia menatap para peneliti di sisi lain. "Delapan-Kosong-Tiga, bisakah kau mendengar suaraku?" Zhao Lian mengambil pengeras suara untuk berbicara ke dalam ruang transparan yang terkunci rapat itu. "Ya." Meskipun pria itu tampak seperti monster yang mengerikan, dia masih bisa mendengar dan menjawab. Suaranya hanya sedikit bergetar. Profesor di dekatnya sangat senang sekali, dan dia berseru, "Kasus yang berhasil lagi! Rating kesuksesan kita kini mencapai sembilan puluh lima persen!" Zhao Lian tersenyum pada profesor itu dan berkata, "Profesor, berikan padaku Cairan Gen Malaikat yang tersisa." Chapter 730 - Shura Bertanduk Darah Han Sen sedang tengah mempersiapkan perjalanannya. Perjalanannya menuju Gurun Hitam kemungkinan besar akan bebas dari masalah, tetapi segala kendala akan dimulai setelah dia memasuki wilayah tersebut. Dia harus menyeberangi daerah berbahaya itu sebelum dia sampai di penampungan manusia berikutnya di mana dia bisa mengisi ulang persediaannya. Menurut perkiraan Aula Bela Diri Ares, jika tidak ada masalah berarti akan memakan waktu satu bulan bagi Han Sen untuk melintasi Gurun Hitam. Jika ada kendala yang muncul, tidak ada yang tahu apakah dia akan keluar dari tempat itu lagi. Huangfu Pingqing menyarankan Han Sen untuk tidak pergi, mengatakan bahwa ibunya ada di penampungan manusia yang besar dan tidak ada bahaya di sana. Bahkan jika Han Sen ingin memberikannya sesuatu, dia bisa mengirimnya melalui jasa pengiriman. Dia tidak perlu mengirimnya sendiri. Tetapi Han Sen tahu bahwa yang ingin dia berikan pada ibunya bukanlah hal yang bisa dengan mudah dia sampaikan; itulah mengapa dia ingin pergi ke sana dan mengunjunginya sendiri. "Jangan khawatir; aku punya peliharaan super. Aku akan baik-baik saja." Han Sen tersenyum pada Huangfu Pingqing saat berbicara dengannya melalui alat komunikasi. Huangfu Pingqing hanya bisa membalasnya dengan melepaskan nafas panjang dan berkata, "Jangan anggap remeh tempat itu. Orang-orang kami hanya pernah pergi ke sana satu kali. Sebuah tim yang terdiri dari seratus orang dikirim ke sana, tetapi hanya dua yang berhasil keluar dengan sekarat. Mereka yang berhasil keluar bahkan tidak yakin bagaimana mereka melakukannya." "Catatan mereka menjelaskan sebuah pertemuan dengan naga hitam di Gurun Hitam. Tetapi monster lain menelan naga hitam, dan dia tampak seperti burung api. Mereka menceritakan tentang gunung-gunung yang bergerak, lubang pasir yang melahap para makhluk, dan hal-hal yang lebih mengerikan lagi. Tempat itu terlalu berbahaya bagi siapa saja yang bepergian sendirian." "Bagaimana bisa naga dan burung api muncul di dunia ini? Ini bukanlah mitologi; mereka cuma makhluk. Para monster yang kau katakan kemungkinan besar paling adalah makhluk super. Dan bukankah aku pernah membunuh makhluk super sebelumnya." Han Sen tersenyum lagi. "Aku tahu usahaku untuk menggoyahkan pendirianmu untuk pergi ke sana sia-sia, tetapi tetap saja, aku ingin kau memikirkan tentang hal itu dan mungkin mempertimbangkannya kembali," kata Huangfu Pingqing. "Senior, saat aku sampai di sisi yang lainnya, tunggulah laporanku. Aku pasti akan menghubungimu dan memberi tahukan dirimu akan keberhasilanku dalam melintasi tempat itu." Sekali lagi, Han Sen tersenyum. "Baiklah, jika kau begitu yakin, bagaimana kalau kau membawa beberapa jiwa binatang atas namaku?" tanya Huangfu Pingqing, dengan tersenyum getir. ¡­... Setelah persiapannya sudah selesai, Han Sen membawa rubah perak bersamanya dan meninggalkan Penampungan Dewi. Dia berjalan ke arah Pegunungan Iblis, dan setelah melintasinya, dia berencana untuk memutar jalan dan pergi menuju Gurun Hitam. Tetapi setelah dia tiba di jalan yang menuntunnya ke atas melintasi Pegunungan Iblis, dia pun mengernyitkan dahi. Mendadak, dia merasa tidak nyaman. "Aku telah melewati jalanan ini berkali-kali; seharusnya tidak berbahaya. Dan aku bukan Wang Yuhang, jadi aku tidak akan sebegitu sialnya untuk tertimpa kemalangan." Meskipun Han Sen berpikir begitu, dia menggunakan Kitab Dongxuan miliknya untuk memindai keadaan di sekitarnya untuk mencari energi kehidupan. Dia ingin memeriksa jika ada makhluk yang kuat di dekatnya. Sedetik berikutnya, wajah Han Sen pun berubah. Dia merasakan kehadiran banyak makhluk kuat di sekitarnya. Dia bisa merasakan energi makhluk ini, tetapi dia tidak tahu apakah mereka sebenarnya. Tetap saja, hanya dengan merasakan energi kehidupan yang sedemikian rupa sudah cukup untuk membuat Han Sen hampir panik. Energi yang dia rasakan lebih besar dari makhluk berdarah sakral, tetapi tidak sebesar milik makhluk super. Han Sen tidak hanya kaget, karena dia belum pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya. Setiap energi kehidupan itu berbeda-beda, tetapi ketika dia melihatnya lebih dalam, energi itu tampaknya bisa dibandingkan dengan kekuatannya sendiri. Apapun yang menunggunya saat ini memiliki kekuatan paling sedikit dua ratus. Tetapi ini adalah angka yang aneh; makhluk berdarah sakral tidak mencapai tingkat kekuatan seperti itu, dan makhluk super tidak pernah selemah itu. Bahkan rubah perak memiliki catatan energi yang lebih kuat. Ada sebanyak dua puluh energi kehidupan di sana. Keadaannya pun menjadi aneh. "Apa ini?" Han Sen terus memindai keadaan di sekitarnya, dan dia menyadari bahwa kehadiran mereka menghampiri dirinya dengan cepat. Kemudian, dia melihat beberapa orang muncul di hadapannya dari hutan yang di dekat sana. Saat Han Sen melihat orang itu muncul, dia pun sontak berseru, "Shura! Bagaimana mungkin?!" Han Sen melihat setiap orang memiliki sebuah tanduk yang mencuat di kepala mereka; yang menandakan Shura laki-laki. Tetapi Shura tidak bisa tinggal di tempat ini, karena mereka tidak bisa menggunakan jiwa binatang. Tetapi dengan jelas sekali, Han Sen bisa melihat mereka menggunakan jubah jiwa binatang, sambil menggenggam senjata jiwa binatang. "Apa ini? Apa yang terjadi? Mengapa ada Shura di sini, di penampungan? Apakah Shura menemukan cara untuk bertahan hidup di dunia ini?" Han Sen tercengang. Jika yang dia lihat itu benar, maka manusia dipastikan akan binasa. Akan tetapi, dengan cepat, Han Sen menyadari ada sesuatu yang salah. Meskipun mereka memiliki tanduk, yang mirip dengan Shura, warna mereka terlihat ganjil. Tanduk Shura bisa berwarna hitam, putih, emas dan ungu¡ªtidak ada tanduk merah¡ªyang seperti dia lihat saat ini. Namun, tanduk yang diamati saat ini jelas-jelas bukanlah hiasan, atau sekedar aksesoris aneh atau pun perlengkapan; mereka mencuat dari tulang tengkorak mereka seperti yang dimiliki oleh Shura. Jika mereka adalah manusia, mereka pasti mengkonsumsi poin geno super. Jika tidak, energi tidak melegakan ataupun membuat Han Sen menjadi senang; yang ada, hal itu membuatnya tampak sangat murung. Kekuatan panah itu hampir sama kuatnya dengan yang Han Sen bisa raih. "Siapa kalian semua?!? Han Sen berseru, dia sangat ingin tahu apakah mereka adalah Shura atau mereka tidak akan sekuat ini. Mereka jauh lebih kuat dari manusia. Wuss! Salah satu Shura bertanduk darah melepaskan sebuah panah dari busur jiwa binatang. Panah itu melesat langsung menuju Han Sen dengan kekuatan yang menakutkan. Benda itu membelah udara dan mendekatinya dengan cepat. Dong! Malaikat tarung pun muncul di hadapan Han Sen dan menghancurkan panah jiwa binatang. Tetapi hal ini bukan. "Kami adalah orang-orang yang datang untuk membunuhmu," pria yang menembakkan panah menjawab dengan dingin. Dia memberi isyarat dengan tangannya, dan dia beserta dua puluh dua pasukan bertanduk darah menyerbu Han Sen. Di sisi puncak yang lain, Zhao Lian menggenggam sebuah teropong. Dia menyaksikan setiap gerakan sampai yang terkecil dengan penuh perhatian, dan dia merekam hasilnya. "Tahap pertama: Cairan Gen Malaikat melawan peliharaan super. Mari kita lihat apa yang terjadi." Zhao Lian tampak bersemangat, dan dia ingin sekali mengetahui apa yang akan terjadi. Tetapi Zhao Lian tahu bahwa para evolver ini, meskipun memiliki tingkat kekuatan di atas seratus dan telah mengkonsumsi Cairan Gen Malaikat, tidak akan memiliki apa yang dibutuhkan untuk menaklukkan makhluk super. Lagi pula, target utama mereka adalah Han Sen. Tetapi tidak peduli betapa kuatnya makhluk super, waktu itu hanya ada satu ekor. Han Sen tidak akan bisa melindungi diri saat dia dikepung. "Bagaimanapun, ini sungguh disayangkan. Sungguh disayangkan bahwa aku harus mengorbankan Zhao Long dan anak buahnya untuk menghabisi Han Sen seorang. Kita seharusnya melepaskan para prajurit ini melawan makhluk super." Zhao Lian merasa sedih karena jiwa binatangnya akan lenyap ke dalam Ruang Hampa saat Han Sen mati, dan Zhao Lian tidak akan bisa menguji keberaniannya melawan peliharaan super. Orang-orang yang telah mengkonsumsi Cairan Gen Malaikat adalah mayat hidup. Mereka tidak berguna di masa depan. Dong! Malaikat tarung itu mengayunkan pedangnya saat Zhao Long dan anak buahnya menghampirinya dengan kecepatan tinggi. Dalam sebuah formasi, mereka tampak siap untuk menghadapi serangan tersebut. Malaikat tarung benar-benar bertenaga besar dan kuat, tetapi membunuh mereka dengan waktu yang singkat merupakan hal yang tidak mudah dilakukan. Delapan orang dengan tanduk darah mengelilingi Han Sen. Chapter 731 - Dimusnahkan Malaikat tarung membentangkan sayapnya dan terbang melewati shura bertanduk darah. Dia mengayunkan pedang besarnya dan memotong lengan dan pundak shura. Shura bertanduk darah yang diserang, bertindak seolah-olah tidak merasakan sakit sama sekali. Tidak peduli dengan tusukan yang mengeluarkan darah, dia mengayunkan pedang jiwanya menuju leher malaikata tarung. Shura bertanduk darah lainnya mendekati malaikat tarung ketika hal ini berlangsung, untuk mengepungnya. Dia mengayunkan pedang besarnya lagi dan memenggal shura yang telah dia lukai, sebelum bergegas pergi untuk menghindari serangan dari lainnya. Shura bertanduk darah tampaknya tidak takut mati, dan ini membuat malaikat tarung semakin kesulitan untuk menyelesaikan pertarungan dengan cepat. "Cairan Gen Malaikat tahap pertama jelas tidak seefektif yang kita harapkan. Mereka belum dapat bersaing dengan makhluk super. Efektivitas mereka menghadapi evolver dengan kunci gen terbuka akan jauh lebih tinggi," pikir Zhao Lian, saat dia merekam data pertarungan dari mengamati shura bertanduk darah. Meskipun dia tidak bisa menggunakan mesin untuk mencatat pertarungan dan kinerja para pejuang dengan lebih lebih akurat, dia memiliki mata yang tajam, dan catatannya akan lebih dari cukup. "Tapi orang yang belum berevolusi tidak mampu menghadapi mutasi gen mereka. Jika mereka bisa, Cairan Gen Malaikat sudah memungkinkan manusia untuk membunuh makhluk super di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Benar-benar memalukan." Zhao Lian kemudian mengalihkan pandangannya ke Han Sen, dan berpikir, "Mereka mungkin tidak dapat membunuh makhluk super, tetapi seharusnya mampu membunuh manusia. Walaupun dia adalah seorang evolver tingkat atas, dengan jiwa binatang yang kuat dan tingkat kebugaran tinggi, dia tidak mungkin bisa menghadapi mereka." Sementara Zhao Lian tenggelam dalam pikirannya, Han Sen mengeluarkan busur silang yang menyerupai burung merak. Dia menarik anak panah dari tabungnya dan memuatnya. "Dia ingin menggunakan busur silang untuk membunuh shura? Bah, naif sekali. Dengan kecepatan mereka, aku ragu dia bisa mengenai salah satu dari mereka, walaupun dia memiliki busur silang berdarah sakral amuk dengan anak panah berdarah sakral amuk." Zhao Lian mencibir, sangat yakin dengan shura bertanduk darah. Dia adalah penanggung jawab program penelitian Cairan Gen Malaikat dan sangat mengenal kekuatan mengerikan yang dimiliki subjek yang telah mengkonsumsi zat tersebut. Bahkan elit dengan kunci gen terbuka tidak memiliki peluang saat menghadapi salah satu uji coba shura ini. Satu-satunya keuntungan yang dimiliki evolver adalah kunci gen terbuka mereka. Tetapi mereka lebih lemah dalam hal lainnya. Delapan shura yang mengelilingi Han Sen mulai mengayunkan senjata ke arahnya dengan ganas. Kekuatan dan kecepatan mereka menghasilkan kombinasi yang menakutkan. Zhao Lian mulai bersemangat, ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Eksperimen dan perkembangan Cairan Gen Malaikat masih berlangsung. Eksperimen itu akan dianggap berhasil ketika mereka dapat menghilangkan efek samping negatifnya, dan manusia dapat dengan bebas mengkonsumsinya. Setelah itu, keluarga Zhao percaya hal ini akan membawa era baru bagi kemanusiaan. Zhao Lian adalah pemimpin seluruh proyek ini, dan dia akan diakui sebagai orang yang bertanggung jawab. Ini juga yang menempatkannya pada posisi yang terdepan saat mencoba produk akhir. Tetapi pada detik berikutnya, Zhao Lian berubah menjadi batu. Meskipun shura yang menakutkan mengepungnya, Han Sen mengangkat busur silang, yang memancarkan sejumlah kilat hitam. Anak-anak panah itu menembus setiap kepala shura, satu per satu seperti lingkaran kartu domino yang berjatuhan. Mereka berdelapan terbunuh dalam waktu singkat. Mereka semua terjatuh ke tanah, tak ada satupun yang berhasil mencapai jarak dua meter dari Han Sen. "Bagaimana bisa? Tidak mungkin!" Mata Zhao Lian terbuka lebar tak percaya, tidak dapat memahami apa yang baru saja dilihatnya. Dia tidak mengerti bagaimana shura bertanduk darah bisa dengan mudah dibunuh oleh busur silang seperti itu. Hewan peliharaan super itu tampaknya kesulitan membunuh lawannya. "Han Sen lebih kuat dari hewan peliharaan super? Itu tidak mungkin! Busur silang itu pasti jiwa binatang super, hanya itu alasannya. Sialan! Bagaimana Han Sen bisa memiliki sesuatu seperti itu? Berapa banyak makhluk super yang telah dia bunuh?" Zhao Lian segera menyadari misinya hari ini telah gagal. Selama Han Sen memegang busur silang itu, dia tahu shura tidak akan pernah bisa mengancamnya. Meskipun keuntungan yang dia andalkan langsung lenyap, Zhao Lian tidak panik. Dia terus merekam apa yang dia lihat, khususnya pertarungan antara shura dan malaikat tarung. Dalam setengah jam, malaikat tarung berhasil membunuh sisa shura. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pertarungan adalah setengah dari diprediksi Zhao Lian. "Sesuai dugaan, shura bertanduk darah ini masih lemah dalam hal kekuatan dan keahlian untuk menghadapi makhluk super." Ketika pertarungan hampir selesai, Zhao Lian buru-buru berkemas dan bersiap-siap untuk meninggalkan daerah itu. Han Sen mengamati mayat-mayat yang terbaring dan tercengang. Mayat-mayat shura bertanduk darah yang dibunuh malaikat tarung segera mulai membusuk. Bahkan tanduk di kepala mereka membusuk, ketika mayat mereka mulai rusak dan berubah menjadi cairan darah kental di tanah. Pemandangan yang sangat aneh. "Makhluk apa ini?" Han Sen semakin penasaran. Jelas sekali mereka bukan makhluk sakral atau super. Tapi mereka juga bukan manusia. Dan jika mereka memang shura, seperti yang dia duga, mereka agak berbeda. Pikiran Han Sen beralih ke Zero, tapi dia juga sangat berbeda dengan monster ini. Terlepas dari apakah Zero adalah manusia atau shura, dia tidak memiliki tubuh cacat seperti makhluk yang baru saja dia lawan. Tubuhnya mewakili bentuk manusia maupun bentuk shura. "Makhluk-makhluk ini tidak mungkin ciptaan alami dunia ini. Manusia pasti telah membangun makhluk-makhluk ini. Siapapun yang menciptakan ini dan membebaskan mereka, jelas ingin melihatku mati. Tetapi siapa yang akan melakukan hal seperti itu?" Han Sen mengerutkan kening. Gen Malaikat sepertinya kandidat yang paling mungkin, tetapi Han Sen juga pernah menyinggung perusahaan Dong Lin sebelumnya. Dan bukan rahasia lagi bahwa Dong Lin sangat mahir membuat hal-hal seperti itu. Tetapi ada lebih dari dua perusahaan di Persekutuan yang meneliti gen, jadi meskipun dia yakin Gen Malaikat adalah kemungkinan besar adalah tersangkanya, dia tidak yakin seratus persen. Han Sen tidak melanjutkan. Sebaliknya, dia kembali ke tempat perlindungan terdekat dan berteleportasi kembali ke Persekutuan. Jika lawannya melakukan ini padanya, dia takut mereka juga melakukan sesuatu pada keluarganya. Tidak ada yang berani mengejarnya di Persekutuan, apalagi sekarang dia dianggap sebagai salah satu keluarga Ji. Selain itu, dia adalah anggota Pasukan Khusus. Tidak ada yang akan mengejarnya di sana. Lagi pula, dengan teknologi yang tersedia di sana, akan jauh lebih mudah menemukan siapa yang mengejarnya. Berbeda dengan tempat penampungan. Jadi, hal pertama yang dia lakukan ketika kembali ke Persekutuan adalah mencoba menghubungi ibunya. Dia ingin mengatakan pada ibunya untuk tidak menghabiskan banyak waktu di penampungan dan tetap di Persekutuan selama dia bisa. Atau setidaknya, tunggu sampai Han Sen tiba di sana untuk melindunginya. Tetapi ketika Han Sen menelpon ibunya, dia tidak menerima jawaban. Ini membuat hati Han Sen menjadi khawatir. Han Sen menelpon Qin Xuan dan memintanya untuk mengirim beberapa anggota Pasukan Khusus untuk melindungi ibunya dan mengantarnya keluar dari tempat penampungan, jika bisa. Chapter 732 - Iblis Tidak Percaya Dengan Air Mata Jika penyerangnya adalah elit biasa, maka Pasukan Khusus tidak bermasalah melindungi siapapun. Tapi shura yang dia hadapi bahkan tidak tampak seperti manusia. Karena itu, Han Sen khawatir dengan keselamatan ibunya jika dia tetap berada di tempat penampungan. Qin Xuan mendengar apa yang dikatakan Han Sen dan segera menghubungi atasannya, menanyakan ke mana Luo Sulan pergi. Dia sedang keluar dari tempat penampungan, dan anggota Pasukan Khusus telah mengawalnya untuk pergi berburu. Qin Xuan memberitahu Han Sen bahwa dia sudah mengirim orang untuk mencarinya, dan dia yakin mereka akan segera kembali. Tempat Penampungan Kristal Biru berada di dekat Pegunungan Buckda, dan Luo Sulan sedang berburu di bawah perlindungan Wu Qinggang. Meskipun dia sudah memiliki banyak poin geno, keahlian tempur dan kecakapannya masih agak kurang. Dia bahkan belum bisa menghadapi makhluk mutan. Ketika bertarung dengan mereka, Wu Qinggang frustasi melihatnya bertarung dan terpaksa membantunya menghabisi mereka. Menurut Wu Qinggang, dia adalah wanita yang elegan dan lebih baik tidak pernah menyentuh senjata, dan sebaliknya dilindungi oleh para pria. Dia pikir Lu Sulan harus melepaskan keinginan untuk bertarung dan tetap menikmati hal-hal yang lebih feminin seperti bunga dan romansa. Tidak ada kebutuhan eksplisit baginya untuk keluar dan berburu. Dengan kekuatan dan posisi putranya, Han Sen bisa terus mengiriminya daging yang diperlukan untuk memaksimalkan poin geno sakralnya. Tetapi setiap bulan, Luo Sulan akan meminta melakukan ekspedisi berburu. Dia hanya ingin membunuh makhluk mutan biasa, dan Wu Qinggang selalu ingin membantunya ketika menyaksikannya menghadapi monster. Seorang wanita seperti dia, pikirnya tidak dilahirkan untuk bertarung. Terutama dengan makhluk celaka semacam itu. Meskipun Wu Qinggang merasakan hal ini, dia tidak pernah malas dalam melaksanakan tugasnya untuk melindunginya. Hal terakhir yang dia inginkan adalah wanita itu dirugikan. Dia sadar bahwa putranya juga anggota Pasukan Khusus, tetapi melindungi orang lain adalah tanggung jawab mendasar dari semua orang yang ingin menjadi bagian dari Pasukan Khusus. Wu Qinggang akan menyerahkan hidupnya untuk menjaga keselamatannya. Tiba-tiba, suara menderu datang dari hutan di dekatnya. Seekor harimau hitam melompat keluar dari semak belukar, secepat bayangan. "Itu adalah makhluk berdarah sakral, Harimau Bayangan Hitam! Mengapa dia berkelana di sini?" Wajah Wu Qinggang berubah. Harimau Bayangan Hitam biasanya berada di ceruk yang lebih dalam dalam hutan lebat dan tidak mungkin berada di dekat sini. "Nona Han, bersembunyi di belakangku dan jangan melarikan diri." Wu Qinggang melangkah untuk melenyapkan makhluk mutan itu, mengeluarkannya dari bidang permainan. Kemudian, dia berjalan di depan Luo Sulan. Melihat pendekatan Harimau Bayangan Hitam, Wu Qinggang mengambil pedang panjang dan berlari untuk mengejarnya. Wu Qinggang dapat membunuh Harimau Bayangan Hitam berdarah sakral, tetapi akan lebih sulit melakukan itu jika harus sambil melindungi Luo Sulan pada saat yang sama. Tapi, ada lebih banyak raungan yang muncul dari hutan. Keadaan menjadi lebih buruk ketika dua makhluk lain muncul dari hutan. Wu Qinggang memerlukan beberapa saat untuk menyadari apa yang dilihatnya. Dia merasa kesulitan. Wajahnya menunduk, menyaksikan dua makhluk berdarah sakral muncul dari hutan. "Nona Han, naiki tungganan berdarah sakral Anda dan kembali ke tempat penampungan. Saya akan menghalangi mereka." Wu Qinggang bergegas untuk bertarung dengan Harimau Bayangan Hitam saat dia meminta Luo Sulan untuk melarikan diri. "Wu kecil, harap berhati-hati." Luo Sulan memanggil tunggangan berdarah sakral yang diberikan Han Sen dan keluar dari daerah itu dengan tergesa-gesa. Pedang Wu Qinggang bersinar dengan cahaya yang menyilaukan saat dia berjuang untuk mengulur waktu yang dibutuhkan Lu Sulan untuk melarikan diri. Dia telah mencapai bagian bawah pegunungan, tidak jauh dari tempat penampungan Kristal Biru. Begitu dia meninggalkan tempat itu, dia akan aman. Tetapi ketika Luo Sulan menunggangi tunggangan berdarah sakralnya, mendekati pintu keluar, belasan orang muncul di depannya. Mereka menghalangi jalannya dan mengepungnya. "Nona Han, Anda lebih baik ikut dengan kami." Seorang pemimpin maju untuk berbicara, dan ketika dia selesai berbicara, dia setengah tersenyum. "Siapa kalian? Dan mengapa aku harus mengikuti kalian?" Luo Sulan bertanya, takut dengan pendekatan mereka yang tiba-tiba. "Jangan khawatir; kami tidak berencana untuk melukaimu. Kami di sini untuk membawamu bersatu kembali dengan putramu," kata pria paruh baya itu. "Apa yang terjadi pada Sen Kecil?" Luo Sulan segera bertanya. "Anda akan tahu setelah ikut dengan kami," kata pria itu, dengan nada dingin. "Aku tidak akan pergi dengan kalian," kata Luo Sulan, sambil menggigit bibirnya. "Mengapa Anda repot-repot berbicara dengannya? Tangkap saja dia!" pria lain menyela dengan dingin. "Oke, kalau begitu," pria lain lalu memberi isyarat dengan tangannya, dan yang lain mendekatinya. Mereka mengetahui semua hal tentang Luo Sulan. Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang membunuh beberapa makhluk biasa untuk bertahan hidup. Dia dijaga orang lain, dan tidak mampu berjuang untuk dirinya sendiri. Mereka sudah memisahkannya dari pelindung yang ditugaskan oleh Pasukan Khusus, yang berarti menangkapnya adalah tugas yang mudah. "Kalian juga memiliki orang tua, bagaimana perasaan mereka jika mereka tahu kalian berada di sini, mencoba menculik seorang wanita yang sendirian?" Luo Sulan menghela nafas saat dia berbicara. "Diam! Jika Anda menolak untuk ikut dengan kami dengan damai, silakan lihat kulit halusmu untuk terakhir kalinya, sebelum kami memotongnya dan menyeretmu pergi bersama kami," kata Zhang Fang dengan dingin. "Lebih mulia menahan penderitaan daripada menyerah tanpa daya dengan permintaan kasar dari orang-orang yang ingin menyakitimu," kata Luo Sulan. "Kalau begitu pertimbangkan kesabaran dan kesopanan kita sudah habis," Zhang Fang mengangkat tangannya dan mencoba menjambak rambut Luo Sulan dan menariknya dari tunggangan. Tepat ketika tangan Zhang Fang hendak menyentuh Luo Sulan, dia mengangkat tangannya yang halus seperti sutra dan dengan santai menghempasnya ke depan leher Zhang Fang. Plop! Dia hanya berjarak dua kaki darinya, dan kepala Zhang Fang telah lepas dari lehernya seolah-olah dipotong oleh pisau yang tak terlihat. Kepalanya terlempar sangat jauh, dan jejak darah mengikutinya di udara. Matanya cemberut, dan sepertinya menunjukkan bahwa apa yang baru saja terjadi tidak adil. "Apakah kalian pernah merasa putus asa?" Wajah Luo Sulan seperti es. Dia sama sekali tidak terlihat takut. Dia tampak tanpa emosi; dingin. Dingin sekali. Hati mereka menggigil, tulang belakang mereka membeku. "Argh!" Darah menyebar seperti bunga. Dia bergerak dengan cepat, dan dengan setiap belokan, sirup merah mengikuti. "Iblis. Kamu adalah iblis!" Du Ruzhi ketakutan. Semua elit di sekitarnya, termasuk Zhang Fang, dan dua orang dengan kunci gen terbuka, mereka kemungkinan besar memiliki kekuatan untuk membunuh atau menangkap makhluk super. Jika mereka tidak memiliki kekuatan seperti itu, tidak mungkin mereka bisa mengeluarkan tiga makhluk berdarah sakral untuk menyerang dan menyingkirkan Wu Qinggang. Tetapi para elit sekarang dibunuh tanpa ampun oleh seorang wanita yang hanya harus berjalan cepat sepuluh langkah untuk memotong kepala setiap elit dari leher mereka. Namun dengan darah merah yang disemprot dan mengalir, tidak ada setetes pun yang menodai pakaian wanita itu. Luo Sulan tetap terlihat elegan dan selembut sebelumnya. Wanita itu berdiri di depan Du Ruzhi, yang tidak lagi menganggapnya sebagai seorang wanita cantik. Dia sekarang adalah iblis. Wanita itu akan mengambil langkah terakhirnya, langkah kesebelas, ketika kaki Du Ruzhi tampak bergemetar dan hampir jatuh ke tanah. Dia bahkan tidak bisa berpikir untuk melarikan diri, karena ketakutan. Dia benar-benar lebih menakutkan daripada iblis. "Jangan ... jangan bunuh aku ... aku masih punya orang tua, dan anak istri..." Du Ruzhi memohon belas kasihan, setelah jatuh berlutut. "Iblis tidak percaya dengan air mata." Luo Sulan memandang Du Ruzhi dengan dingin untuk terakhir kalinya. Dia mengayunkan tangannya, dan kepala lainnya terangkat ke udara diikuti dengan semburan darah. Chapter 733 - Ini Pasti Halusinasi Tim Kristal Biru menemukan Luo Sulan di dekat pegunungan dan segera membawanya kembali ke tempat penampungan. Wu Qinggang membunuh satu makhluk berdarah sakral dan berhasil mengusir dua lainnya sebelum kembali. Tim Kristal Biru yakin bahwa semuanya tidak semudah yang terlihat, karena makhluk-makhluk berdarah sakral itu seharusnya tidak muncul di sana. Tapi selain kejadian itu, tidak ada yang mengganggu mereka, dan Luo Sulan aman. Meskipun aneh, keselamatan Luo Sulan adalah yang terpenting. Setelah dia kembali ke tempat penampungan, dia berteleportasi ke Persekutuan. Di dekat dasar pegunungan, tanah di sekitar tampak telah dikeruk. Tanahnya tampak segar, seolah-olah ada sesuatu yang dikubur di sana akhir-akhir ini. "Ibu, kamu baik-baik saja?" Qin Xuan telah memberitahu Han Sen apa yang terjadi di tempat penampungan, dan dia juga merasa aneh. Tetapi jika mereka ingin menyakiti ibunya, sepertinya tiga makhluk berdarah sakral tidak akan cukup. "Aku baik-baik saja; apa yang bisa terjadi padaku?" Luo Sulan bertanya. "Bu, aku mungkin telah menyinggung seseorang di tempat penampungan. Mereka sudah berusaha menyerangku tetapi tidak berhasil. Karena itu, aku khawatir mereka mungkin akan mencarimu, keluargaku. Karena itu, aku rasa kamu sebaiknya tetap berada di Persekutuan untuk sementara," kata Han Sen langsung. Dia tidak bisa menyembunyikan hal-hal dari ibunya, dan masalah ini mengkhawatirkannya, dia harus menjelaskan segalanya agar ibunya bisa memahami gawatnya situasi. Jika tidak, dia akan meninggalkan Persekutuan tanpa prasangka apapun, dan itu akan berbahaya. Apa yang terjadi memang aneh, tapi Han Sen tidak ingin hal lain terjadi padanya. Sebelum Han Sen mencapai lokasi ibunya, dia tidak ingin ibunya meninggalkan Persekutuan. "Sen Kecil, siapa yang kamu singgung? Apakah akan terjadi sesuatu?" Luo Sulan bertanya dengan cemas. "Jangan khawatir, aku bisa menangani semua ini. Putramu kuat sekarang," Han Sen tersenyum ketika berbicara. "Ini salahku, karena tidak bisa melindungimu," Luo Sulan berbicara, dengan nada sedih. "Bu, cukup sulit bagimu untuk membesarkanku. Sekarang, akulah yang harus melindungimu," Han Sen segera menimpali. "Sen Kecil, apakah kamu masih memiliki peninggalan kakek buyutmu?" Luo Sulan tiba-tiba bertanya. "Tentu saja. Jangan khawatir, Bu. Saya selalu membawa liontin ini," kata Han Sen. "Baiklah kalau begitu." Wajah Lu Sulan tampak lega. ... Setelah menutup komunikator, ekspresi Luo Sulan menjadi rumit. Dia berpikir dalam hati, "Setelah bertahun-tahun menghabiskan waktu bekerja begitu keras, bisakah kita lolos dari lingkaran ini?" Setelah Han Sen memastikan keselamatan ibunya, dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke tempat penampungan Kristal Biru. Gurun hitam tak berujung tampak seperti bagian dalam tungku neraka. Warnanya suram dan tanpa harapan, jauh lebih menyedihkan daripada gurun pasir biasa. Han Sen mengendarai Peraung Emas melintasi Gurun Hitam, dan karena ukuran wilayah yang luas dan limbah yang gersang, dia tampak kesepian dan kecil di tengah-tengahnya. "Aku berharap aku tidak perlu makan atau minum. Setidaknya aku akan merasa lebih baik di tempat sialan ini, jika aku tidak harus makan dan minum." Han Sen telah menempuh perjalanan melintasi Gurun Hitam selama enam hari, sebelum menyadari bahwa dia tersesat. Dua hari sebelumnya muncul badai pasir hitam besar, yang cukup mengancam. Itu tidak membahayakan Han Sen, tetapi membuatnya kehilangan arah. Han Sen sekarang berfokus pada berjalan ke satu arah, dengan harapan dia bisa keluar dari Gurun Hitam sebelum menghabiskan semua solusi nutrisi. Rubah perak terlihat tidak nyaman di bawah sinar matahari. Dia tetap bertengger di pundak Han Sen, tetapi menggunakan ekornya sendiri sebagai perisai atau payung berbulu untuk menghalangi sinar matahari. Dia juga sering menguap. "Sebuah tempat penampungan?" Han Sen melihat sebuah bangunan yang sangat besar di tengah gurun pasir hitam, yang membuatnya matanya berbinar-binar. Walaupun itu bukan tempat penampungan manusia, selama itu bukan tempat penampungan super, dia bisa menjelajah ke dalam dan mendapatkan arwah baru. Jika dia melakukan itu, dia bisa teleportasi kembali ke Persekutuan dan mandi air panas. Dia bisa beristirahat, memulihkan energi, dan mempersiapkan dirinya. Han Sen meminta Peraung Emas untuk bergegas, ingin segera mendekati tempat itu. Dia mengamati tempat penampungan itu dengan cermat saat semakin mendekat. Tempat itu cukup kecil, jadi dia yakin itu adalah tempat penampungan super. Dari ukurannya, bahkan tidak tampak seukuran bangsawan. Dia berasumsi bahwa itu kemungkinan besar adalah tempat penampungan suci. Tetapi ketika dia semakin dekat, Han Sen mulai merasa sedikit terganggu. Tempat penampungan itu tampak agak berantakan. Tampak agak hancur, seperti kota kuno yang telah lama ditinggalkan. "Jangan-jangan ini adalah tempat penampungan yang ditinggalkan. Oh, tolong, Tuhan ... tolong pastikan teleporter masih berfungsi," doa Han Sen dalam hatinya. Ketika dia semakin mendekat ke Kota Batu Kuning, segalanya tidak seburuk yang terlihat pada awalnya. Itu memang tempat penampungan manusia, dan sebelum gerbang depan, dia melihat sebuah payung raksasa. Di bawah payung ada bangku berjemur dengan seseorang berbaring di atasnya. Ada seorang wanita cantik terbaring di sana. Dia memiliki kaki panjang yang bagus dengan rambut hitam pendek. Bokongnya berisi dan bulat seperti buah persik, yang perhatiannya terpusat pada sepasang payudara yang besar. Pinggangnya ramping tapi padat, dan terlihat sedikit otot di sana. Di tengah gurun hitam yang membosankan ini, mata Han Sen hampir keluar melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Bagaimana Han Sen bisa melihatnya dengan sangat jelas? Karena wanita berambut pendek itu telanjang, berjemur di kursi dalam posisi santai. "Apakah mataku mempermainkan aku? Apakah aku sedang berhalusinasi, setelah berada di Gurun Hitam terlalu lama? Mungkin itu adalah fatamorgana!" Han Sen menggosok matanya dengan kencang, ingin memastikan apa yang dia lihat adalah nyata. Kota Batu Kuning masih ada di sana. Payung dan bangku berjemur masih ada di sana, begitu pula wanita cantik itu. Tapi Han Sen masih tidak percaya itu benar. Dia menyimpan Peraung Emas kembali dalam Lautan Jiwa dan mempercepat langkahnya ke Kota Batu Kuning. Dia berlari kesana secepat mungkin. Saat Han Sen semakin dekat dan dekat, citra yang dia temukan menjadi semakin jelas. Itu benar-benar tampak seperti tempat yang nyata. "Tidak mungkin. Apakah ini nyata? Tidak mungkin aku seberuntung ini. Tidak masuk akal ada seorang wanita cantik, telanjang, berjemur di sini di padang pasir. Ini pasti halusinasi; itu pasti! Gurun Hitam tidak memiliki tempat penampungan manusia." Han Sen tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Wanita cantik itu berbaring di depan Han Sen, menghadap ke bawah. Dia mengenakan kacamata hitam, dan di sampingnya ada jus dan makanan ringan. Dia tampak tertidur. "Halusinasi! Itu pasti halusinasi!" Han Sen sekarang di depan wanita berambut pendek. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih bokong wanita itu untuk memastikan validitas penglihatannya, dan terkejut merasakan bahwa kulitnya halus dan bergoyang saat disentuh. Dia bahkan bisa merasakan tabir surya yang telah digosokkan. "Hm, mungkin aku salah. Ini sepertinya nyata!" Han Sen berpikir itu terasa sangat enak, jadi dia meremas bokongnya lagi. Namun, sedetik kemudian, wanita berambut pendek itu bangun. Dia menoleh dengan mengantuk dan berkata, "Jeruk Kecil, jangan lakukan itu. Aku sedang berjemur di sini." Ketika penglihatannya menjadi fokus, dan dia melihat Han Sen dengan tangan masih tergenggam erat bokongnya, dia benar-benar membeku. Mereka berdua saling bertatapan selama beberapa detik sebelum wanita itu membentak, dan menimbulkan teriakan yang bergema melintasi Gurun Hitam. Chapter 734 - Arwah? Kakinya yang indah itu seperti dua naga yang melesat, mencoba menangkap Han Sen seperti gunting. Mereka tampak siap untuk memotongnya saat itu juga. Han Sen terus menghindari penangkapannya dan mencoba untuk meminta ampun pada wanita itu, dengan mengatakan, "Nona, aku sudah terlalu lama berkeliaran di Gurun Hitam. Aku menyangka telah bertemu fatamorgana. Aku hanya ingin memeriksa apakah mata aku sedang mempermainkanku. " Meskipun dia tidak mengatakan hal yang sebenarnya, dia tidak akan pernah mengakui bagaimana dia benar-benar menikmati bermain dengan bokongnya. "Aku akan membunuhmu!" Wanita itu tidak peduli dengan kata-katanya dan terus berusaha menyerang Han Sen. "Jika kamu ingin membunuhku, bisakah kamu mengenakan pakaian dulu?" Han Sen terus melangkah mundur, berbicara dengannya. Segalanya menjadi agak berantakan, dan melihat tubuh telanjangnya membuatnya agak canggung. Wanita itu membeku dan menjerit sekali lagi. Detik berikutnya, wanita itu memanggil baju baja untuk menutupi tubuhnya. Dia menggertakkan gigi dan melanjutkan upayanya untuk menyerang Han Sen. "Nona, kau harus percaya padaku! Aku seorang prajurit dengan etika," Han Sen merasa pernah mendengar kata-kata ini diucapkan sebelumnya, dan dia menggunakannya. Wanita itu melanjutkan seolah-olah dia tuli dan marah, dan terus berusaha untuk menyerang Han Sen. "Nona, jika kamu terus melakukan ini, aku harus bersikap kasar. Kamu tidak bisa menyalahkan aku. Ini siang hari, dan kamu tidak berpakaian di depan umum. Berjemur atau tidak, aku bukan yang satu-satunya orang yang akan berhenti untuk mengagumi Anda, "kata Han Sen. "Persetan. Selain kamu, orang mesum mana yang mungkin bersembunyi di sekitar sini?" Wanita itu berbicara, sambil berusaha untuk menyerang Han Sen dengan panik. Han Sen baru menyadari bahwa tidak ada orang lain di kota ini. Selain dari wanita berambut pendek, daerah ini sepenuhnya mati. Bahkan setelah menggunakan Aura Dongxuan, dia tidak bisa mendeteksi keberadaan kekuatan kehidupan lain di daerah itu. "Hanya ada kamu di kota ini?" Han Sen bertanya pada wanita itu sambil menghindar dan memblokir serangannya. Wanita itu tidak menjawabnya lagi, dan terus berusaha menyerang Han Sen. Prinsip Han Sen sederhana, dia akan berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan musyawarah terlebih dahulu. Tetapi jika gagal, dia akan bertarung dulu dan bicara nanti. Han Sen kemudian menggunakan satu tangan untuk meraih kaki wanita itu dan tangan lainnya untuk meraih tinjunya. Lalu dia menarik dan melemparkannya ke tanah. Wanita itu menggunakan tangannya yang lain untuk mencoba melawan Han Sen. Han Sen meraih kepalan tangan wanita itu dan menarik lengannya ke belakang punggung wanita itu. Kemudian, Han Sen menarik rantai platinum di pinggangnya dan mengikat kaki dan lengannya. Setelah itu, Han Sen mengangkatnya dengan satu tangan. "Bajingan. Biarkan aku pergi!" Wanita itu sangat keras kepala dan tidak mau menyerah. Dia sekarang berusaha menggunakan giginya untuk menggigit Han Sen, tetapi karena sudah terikat, dia tidak bisa meraihnya meskipun sudah berusaha keras. "Saat kamu sudah menenangkan diri, aku akan membiarkanmu pergi." Han Sen terus memegang ikatan wanita itu. Dia mengambil salah satu minumannya dan mulai meminumnya. "Sejuk." Han Sen minum tiga minumannya dan bersendawa dengan keras. "Kamu brengsek, cabul dan murahan. Jangan sentuh minumanku!" Wanita itu menjadi lebih marah ketika dia melihat Han Sen mengkonsumsi minumannya. Han Sen mengabaikannya dan membawanya ke dalam kota. Kota itu sunyi. Hanya ada sisa-sisa reruntuhan rumah batu tua. Debu dan pasir telah menumpuk reruntuhan, dan sepertinya tidak ada yang tinggal di sana selama bertahun-tahun. Tidak ada jejak penghuni. Han Sen berjalan menuju alun-alun. Tempat penampungan kecil seperti ini tidak ada teleporter di kamar biasa, hanya ada di gedung umum atau ruang arwah. Gedung itu tidak terlalu besar, dan lantainya ditutupi dengan ubin kuning. Tampak cukup bersih, seolah-olah seseorang telah membersihkannya. Tapi ketika Han Sen melihat teleporter, dia kecewa. Teleporter itu tampak rusak dan tidak bisa dioperasikan. Han Sen berjalan semakin dalam ke kota, tetapi hanya menemukan sedikit reruntuhan rumah, pasir, dan debu. Rumah-rumah itu tingginya hanya dua lantai, tetapi ada aula arwah. Aula arwah menonjol di antara yang lainnya, setinggi empat lantai. Han Sen berjalan ke depan aula arwah, dan wanita itu tiba-tiba tampak ketakutan dan berkata, "Jangan masuk! Tinggalkan tempat ini! "Mengapa?" Han Sen memperhatikan bahwa dia akhirnya bersedia untuk berbicara, jadi dia menundukkan kepalanya untuk bertanya pada wanita itu. "Kamu tidak bisa masuk ke sana karena kamu tidak bisa!" kata wanita berambut pendek itu, sambil menggertakkan giginya. Han Sen merasa itu hanya omong kosong dan mengabaikannya. Dia berjalan maju. "Berhenti! Jangan masuk, ada arwah menakutkan di sana!" wanita berambut pendek itu segera berteriak. Han Sen mengangkat bibirnya dan berkata, "Tapi ini adalah tempat penampungan yang sangat kecil. Paling-paling hanya tempat penampungan suci, jadi arwah menakutkan apa yang bisa tinggal di sini? Selain itu, jika ada, bagaimana kamu bisa berteleportasi keluar masuk ke tempat ini? " "Benar-benar ada arwah di sana, dan aku tidak pernah meninggalkan tempat ini," wanita berambut pendek itu menekankan. "Pfff! Jangan bilang minuman itu datang bersamamu ketika datang ke sini." Han Sen tidak percaya ceritanya. Ketika wanita berambut pendek mendengar itu, dia teringat Han Sen tidak hanya meremas bokongnya, tetapi juga meminum minuman yang telah dia simpan begitu lama. Dan dia meminum tiga sekaligus. Dengan marah, dia berkata, "Ya! Itu benar, dasar brengsek! Kembalikan minuman saya." "Pfff!" Han Sen masih tidak percaya padanya. Tetap membawa wanita itu, dia mendekati pintu dan mendorongnya terbuka. Han Sen sudah menggunakan Aura Dongxuan untuk mengintip ke dalam, tetapi tidak bisa mendeteksi apapun. Karena itu, dia percaya wanita itu berbohong. "Jangan masuk! Benar-benar ada arwah yang menakutkan di sana, dan kamu akan menyesal melangkah masuk. Biarkan aku pergi dan pergilah mati di sana sendirian, jangan seret aku ke neraka bersamamu!" Wanita berambut pendek itu memperhatikan bahwa Han Sen mengabaikan peringatannya, jadi dia berusaha keras membujuknya agar tidak membuka pintu. Dia hampir menangis keras. Saat Han Sen melangkah ke aula arwah, dia terkejut. Kekuatan menyeramkan mendekatinya seperti bayangan hitam atau ular beracun. Dong! Han Sen memegang Paku Rex Membara secara horizontal dan memblokir ular yang seperti bayangan itu. Dia melihat rantai hitam setebal lengan yang membungkus dirinya di sekitar paku rex-nya. Di sisi lain dari rantai hitam, seseorang tampak sedang memegangnya, mengenakan baju baja yang rusak. Dia tertancap pada sebuah pilar hitam, dan rantai yang dipakainya muncul dari tubuhnya dan menembus ke batu di belakangnya. Lelaki itu tampak cantik tetapi dingin, dan matanya panjang dan sempit. Dia memiliki dua telinga rubah dalam rambut hitam panjangnya. Dia dengan dingin menatap Han Sen, ketika jari-jarinya yang panjang menggenggam ujung rantai yang lain. Chapter 735 - Jeruk Kecil Dong! Pria itu mencambuk rantainya, dan kekuatan yang kuat menarik Han Sen ke arahnya. Han Sen terkejut, tapi dia melepaskan Paku Rex Membara yang telah terjerat dengan rantai. Han Sen memanggil jiwa binatang Putri Salju dan menggabungkan kekuatannya, untuk menarik kembali paku rex. Pria itu mengayunkan rantai hitamnya, yang telah terbelah menjadi ribuan ular kecil yang berusaha untuk menempel pada Han Sen. Jika dia tidak melakukan sesuatu, dia akan ditutupi oleh pasukan ular. "Oh tidak, mati aku. Apakah kamu ingin aku mati bersamamu, mengapa kamu tidak mati sendirian saja? Aku tidak pernah punya pacar, dan aku tidak pernah berhubungan seks. Aku tidak ingin mati!" Wanita berambut pendek itu masih di bawah lengan Han Sen, dan melihat rantai hitam, dia hampir mulai menangis. Tapi Han Sen kemudian menggerakkan tubuhnya. Dengan memegang wanita di tangan, dia berhasil menghindari setiap cambukan rantai. Penyerang itu tampak ketakutan, jadi dia mencambuk rantainya lagi. Rantai hitam yang dipegangnya tampak hidup, dan berubah menjadi ular beracun yang mencoba mematahkan dan menggigit Han Sen. Han Sen berlari di antara rantai, tidak peduli seberapa menakutkan senjata itu, itu tidak bisa menyentuhnya. "Aku akan mati! Aku akan mati!" Wanita berambut pendek itu merasa seperti penumpang di dalam mobil, yang melaju dengan kecepatan tinggi di sisi tebing. Sebentar lagi, mobil itu mungkin akan terbalik dan membuatnya jatuh ke tanah yang jauh di bawah. Mata wanita berambut pendek itu mulai berair. Han Sen memang dapat menghindari serangan, namun jika wanita berambut pendek itu dibiarkan sendiri, dia akan diambil oleh rantai dalam sekejap. Tapi tetap saja, dipegang oleh Han Sen dan menggantungkan hidupnya di tangan Han Sen sepenuhnya lebih mengerikan daripada yang dibayangkan. Wajah Han Sen mulai terlihat suram, dan dia sudah memaksimalkan Kitab Dongxuan-nya. Dia hanya bisa terus menghindar rantai pria itu, dan tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak bisa menemukan celah untuk keluar. "Ini adalah arwah super, itu sudah pasti. Tapi mengapa dia terkunci di sini seperti ini?" Han Sen merenungkan keanehan situasi arwah ini, saat dia mengamati aula saat menghindari serangan. Tidak ada patung di aula, hanya ada satu pilar hitam. Ada dua rantai hitam yang masing-masing setebal lengan. Mereka dipegang oleh arwah itu, tetapi mereka melekat pada pilar melalui luka terbuka di dada pria itu. Pria itu memiliki area pergerakan kurang dari satu meter, dan rantai yang digunakan adalah salah satu dari dua rantai yang mengikatnya ke pilar. Han Sen menggunakan Aura Dongxuan tetapi tidak dapat mengamati energi pria itu. Han Sen mencoba melarikan diri enam kali, tetapi selalu dihalangi oleh rantai. Tapi tetap saja, rantai itu belum mengenai dia, dan penghindaran Han Sen yang dipicu oleh simulasi aliran energi Anak Dewa Cahaya lewat Kitab Dongxuan. Namun, posisi arwah super yang terkekang dengan rantai sebenarnya menguntungkan Han Sen. Dia yakin seharusnya dapat mengalahkan musuh seperti itu, dan dia merasa kesal belum berhasil melakukannya. Dia menyadari bahwa hal terbaik yang bisa dia lakukan saat ini adalah berusaha melarikan diri. Namun setiap kali dia berusaha melarikan diri, Han Sen ditarik mundur karena suatu alasan. Dia tidak merasakan apa-apa, tetapi wanita berambut pendek itu menangis seolah-olah dia sedang naik rollercoaster. Dia terus menerus menjerit, dan sekarang kehilangan suaranya. Dengan wajah terisak-isak, wajah yang basah kuyup dengan air mata, dia hanya bisa tetap terbawa dalam pelukan Han Sen tanpa daya. Meskipun dia tidak dapat mengamati aliran energi pria itu, dia masih bisa mengingat pola dan metodologi pria itu menggunakan rantai. Jika dia mempelajari keahlian menggunakan rantai dan memahami semua gerakannya, dia bisa melarikan diri dari aula arwah tanpa masalah. Untungnya, arwah itu dirantai ke tiang dan tidak bisa bergerak. Jika dia tidak dirantai, dia pasti akan segera memanggil malaikat kecil untuk bertarung dan tidak bertarung sendirian seperti sekarang. Ini pertarungan ini sangat berguna bagi Han Sen. Dia jarang menemukan senjata seperti ini, jadi cukup mengejutkan melihatnya. Han Sen sekarang semakin bersemangat. Dia hampir lupa dengan wanita yang menangis di bawah lengannya. Pikirannya bersemangat untuk menemukan cara menghancurkan rantai pria itu. Setelah satu jam, Han Sen akhirnya berhasil keluar dari aula. Kekuatan arwah tidak diragukan lagi telah dibatasi karena terkekang. "Mengapa arwah itu dirantai di sini? Tidak ada patung atau batu arwah di sini, agak aneh." Karena dia tidak memiliki batu arwah, Han Sen tidak tertarik untuk membunuh arwah itu. Membunuhnya tidak memberikan manfaat bagi Han Sen, dan sebagai gantinya, itu mungkin hanya membantu penyerangnya. Jika arwah mati, itu akan lahir kembali ke batu arwahnya sendiri, dan tidak akan terjebak seperti sekarang. "Dasar cabul, biarkan aku pergi!" Wanita berambut pendek, yang wajahnya dihiasi dengan air mata kering, merasa pinggangnya mulai terasa sakit. "Maaf, aku telah melupakanmu." Han Sen baru ingat dia membawa seorang wanita cantik. Dia mengembalikannya dan melepaskan rantai platinum yang dia gunakan untuk mengikatnya. Wanita berambut pendek itu mencoba berdiri, tetapi pinggangnya sangat sakit. Seluruh tubuhnya juga mati rasa. Dia berdiri di tengah jalan, tetapi kemudian tersandung dan jatuh kembali ke pelukan Han Sen. Han Sen membantunya berdiri tegak, tersenyum, dan berkata, "Nona, aku tahu aku tampan tapi tolong jangan terburu-buru. Tidak perlu benar-benar melemparkan diri ke pelukanku. Aku tidak mau berkencan dengan sembarang orang. Kita harus saling mengenal terlebih dahulu." "Pergi ke neraka!" Wanita itu mendorong Han Sen dan duduk di tangga batu, merasa agak lumpuh. Dia kemudian mulai menggosok pinggangnya yang sakit. Han Sen ingin menggoda wanita itu lagi dan mengorek informasi tentang tempat ini. Tapi tiba-tiba, dia merasakan kehadiran menakutkan di suatu tempat di luar tembok kota. Itu bergerak cepat. Han Sen tampak murung dan melihat ke arah gerbang kota. Dia bertanya kepada wanita berambut pendek, "Nona, selain arwah ini, apakah ada makhluk mengerikan lain yang tinggal di daerah itu?" Wanita berambut pendek itu tidak menjawab. Namun Han Sen mendengar langkah kaki yang kencang, dan kemudian dia melihat makhluk yang tampak seperti kucing. Itu tampak seperti kucing, tetapi sebesar gajah. Berbulu oranye dan berjalan ke arah mereka. Han Sen mengerutkan kening. Dengan kekuatan hidup yang bisa dia rasakan, Han Sen merasa itu adalah makhluk super. "Jeruk Kecil, waktu yang tepat! Orang cabul ini telah berusaha menggertakku, jadi datanglah ke sini dan tendang bokongnya." Wanita berambut pendek itu menatap makhluk super itu dan tiba-tiba tampak gembira. Dia melompat ke belakang kucing dan membelai kepalanya. Makhluk itu menunjuk ke arah Han Sen dengan cakarnya. Makhluk itu menggunakan mata bundarnya yang besar untuk menatap Han Sen, kemudian berteriak. "Meong!" Chapter 736 - Penampungan Untuk Satu Orang Menyaksikan seekor bola bulu oranye besar menghampiri dengan cepat, rubah perak yang bertengger di pundak Han Sen pun bergerak sebelum tuannya sempat bereaksi. Bulu rubah perak meremang, dan serangan sinar perak mulai terbentuk di sekujur tubuhnya. Dengan serangan yang ganas, sebuah petir perak menyambar makhluk super yang disebut wanita berambut pendek itu Oranye Kecil. "Meong! Aaakh!" Pekikan keras si kucing, dan jeritan kencang karena kesakitan dari wanita yang menungganginya, terdengar pada saat yang bersamaan. Bulu si Oranye Kecil meremang setelah diserang, dan rambut wanita yang berambut pendek itu tampak seperti terbakar api. Tanpa bergeming, dia pun jatuh dari punggung si kucing. Oranye Kecil, setelah dikejutkan, dilanda oleh kemarahan dan melompat ke arah Han Sen dan rubah perak. Rubah perak tidak menunggu sedetik pun, dan dengan cepat turun dari pundak tuannya. Dia melompat ke udara dan menembakkan lebih banyak petir saat melayang di udara. Oranye kecil mundur kembali, sambil mendengking kesakitan. Tetapi meskipun merasa kesakitan, dia belum mau tunduk dan menyerah. Rubah perak adalah target utamanya, dan si kucing berusaha untuk menangkap rubah perak yang berulang kali meluncur di udara, yang terus menerus mengeluarkan sengatan listrik. Meskipun kecepatan Oranye Kecil lumayan mengesankan, itu tidak cukup untuk menangkap rubah perak. Setiap kali rubah perak menghindari serangan, dia menyetrum lawannya. Rubah perak tidak bisa terbang tinggi, tetapi dia tidak memerlukan hal itu. Dia hanya melompat cukup tinggi sampai Oranye Kecil tidak mampu menangkapnya; hal itu membuat frustasi si kucing, yang menginginkan penjahat berbulu yang telah mengakali dirinya. Bagi Han Sen, itu adalah pemandangan yang menarik. Meskipun Oranye Kecil jauh lebih besar dari rubah perak, mereka berdua adalah makhluk super yang masih muda. Kucing itu sepertinya dilahirkan sebelum rubah perak, tetapi entah bagaimana, dia tampaknya memiliki hubungan dengan wanita berambut pendek itu. Wanita berambut pendek itu membeku saat menyaksikan kucingnya dikerjai. Dia cukup kaget sebelumnya, ketika Han Sen berhasil melarikan diri dari aula roh tanpa terluka. Tetapi sekarang, dia bahkan lebih terkejut karena rubah perak peliharaan si cabul itu bisa menandingi peliharaannya. Dan caranya menyerang lebih mirip dengan mengganggunya untuk bersenang-senang. "Setali tiga uang!" Wanita berambut pendek itu berteriak kencang, meskipun ketakutan mulai mengganggu pikirannya. Saat Zhou Yumei menjadi evolver dan memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, dia tidak pernah menduga dia akan dikirim ke tempat pembuangan seperti ini. Tidak ada satupun manusia yang menghuni wilayah ini, dan ketika dia pertama kali tiba di sini, dia menyaksikan seekor makhluk bertarung dengan roh. Itulah yang membuat dia berhasil keluar dari aula roh pada saat kedatangannya, dan membuat dirinya juga menjadi terdampar di sini, di tempat tidak berpenghuni. Zhou Yumei cukup beruntung untuk bertemu dengan Oranye Kecil di penampungan. Kucing itu tidak memperlakukannya sebagai seorang musuh, dan dia benar-benar baik padanya. Alasan Zhou Yumei telah berhasil bertahan hidup di sini semuanya adalah karena si Oranye Kecil, yang sebenarnya sering keluar untuk mengumpulkan makanan untuknya. Daging makhluk yang dia bawakan adalah berbagai jenis makhluk berdarah sakral, yang sangat mengejutkan Zhou Yumei. Setelah bersama untuk waktu yang lama, ikatan di antara Zhou Yumei dan Oranye Kecil telah menjadi sangat erat. Mereka sering berburu bersama-sama, dan dia bisa menyaksikan betapa mudahnya Oranye Kecil membunuh makhluk seperti itu. Tetapi si Oranye Kecil yang kuat miliknya kini dipermainkan oleh rubah kecil penindas, dan dia mulai merasa khawatir akan keselamatannya. Zhou Yumei menoleh ke arah Han Sen dengan ekspresi khawatir, tetapi dia terkejut melihat Han Sen telah berjalan mendekatinya. Dia tersenyum, dan tatapan bergairah terpancar di matanya saat dia membalas tatapan Zhou Yumei. "Apa maumu? Aku peringatkan kau; aku adalah evolver yang kuat. Jauhkan tanganmu dariku dan jangan coba-coba melakukan hal yang bodoh." Zhou Yumei melakukan ancang-ancang untuk bertarung saat dia memperingatkan Han Sen. Akan tetapi, pernyataannya tentang kekuatannya tidaklah benar, dan suaranya yang dibuat-buat agar terkesan kuat tidaklah berhasil. Dia tidak memiliki rasa mengancam yang dia inginkan. Lagi pula, dia dengan mudah telah ditekan oleh Han Sen sebelumnya, dan kini pendukung terbesarnya—Oranye Kecil peliharaannya—dipermainkan oleh rubah perak peliharaan pria itu. Kucing itu tidak bisa membantunya sama sekali, meskipun dia menginginkannya, dan hal ini mulai membuat Zhou Yumei panik. "Izinkan aku menanyakan beberapa pertanyaan terlebih dahulu. Jika jawabanmu memuaskan rasa penasaranku, aku akan melupakan bahwa bola bulu oranye itu pernah mencoba menyerangku. Jika tidak..." Sebelum Han Sen menyelesaikan kalimatnya, dia tertawa dua kali dengan nada yang menyeramkan. "Jika tidak apa?" Zhou Yumei merasa menggigil, setelah melihat Han Sen tertawa. "Karena di sini hanya ada kita berdua, apapun yang terjadi di antara kita hanya bisa menjadi rahasia. Jika aku merasa senang, aku akan memperkosamu dan kemudian membunuhmu. Jika aku tidak senang, aku akan membunuhmu dan kemudian memperkosamu. Jika perasaanku biasa-biasa saja, maka aku hanya akan membunuhmu sambil memperkosamu," gertak Han Sen. Saat Zhou Yumei mendengar perkataan Han Sen, bulu kuduknya pun merinding. Dia memaksa dirinya tersenyum manis dan dengan suara memelas, dia memohon, "Oh, Kakak Besar! Kau tidak perlu melakukan hal seperti itu. Bukankah kita berdua adalah manusia? Dan di Tempat Suci Para Dewa Kedua yang besar ini, kita beruntung untuk bisa bertemu. Pertemuan kita pastilah sebuah takdir. Kita harus saling membantu, bukan saling memusuhi." "Siapa namamu?" Han Sen menatap Zhou Yumei dalam-dalam sambil bertanya. "Namaku Zhou Yumei. Aku berasal dari keluarga miskin dari tempat terpencil. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menjadi evolver, dan aku tidak menyangka akan berakhir di tempat ini. Tidak ada seorang pun yang tinggal di sini, dan tampaknya aku tidak bisa pergi. Aku hampir mati di sini! Bertemu denganmu sungguh adalah sebuah keberuntungan!" Zhou Yumei tampak sangat memelas saat ini. "Akhiri bakat sandiwaramu. Kau sangat muda dan kuat untuk bergabung di Tempat Suci Para Dewa Kedua; kau pasti melampaui poin geno sakralmu untuk menjadi seorang evolver. Dan kau bilang kau berasal dari keluarga miskin?" Han Sen berkata dengan nada menghina. Zhou Yumei menunjukkan senyum kikuk dan berkata, "Yah, baiklah. Aku lebih miskin dari kebanyakan orang kaya, tetapi aku rasa aku sedikit lebih kaya dari kebanyakan orang miskin." "Jujur saja padaku; apa kau pikir aku tidak akan ragu-ragu menelanjangimu dan melemparmu ke dalam aula roh?" Han Sen menatapnya dengan raut wajah yang kelam saat mengatakan hal ini. "Baiklah, kawan. Aku akan mengatakan apa pun yang ingin kau ketahui," Zhou Yumei merasa takut pada Han Sen sekali lagi. Han Sen lalu dengan cepat mengetahui siapa dirinya dan hubungannya dengan si Oranye Kecil. Zhou Yumei bukanlah orang biasa, dan dia adalah anak dari anggota dewan. Meskipun ada banyak anak di keluarga Zhou, tidak semuanya memiliki kekuasaan. Tetapi menjadi evolver dengan melampaui poin geno sakral, pada usia muda seperti ini, menandakan dia cukup berkuasa di antara para anggota keluarganya. Han Sen lalu mengetahui semua hubungan Zhou Yumei dengan Oranye Kecil, yang tidak terlalu jauh berbeda dengan dirinya dan rubah perak. Hal seperti itu sangatlah langka, karena para makhluk jarang menerima manusia sebagai tuannya. Oranye Kecil adalah makhluk super generasi kedua, dan Han Sen mengetahuinya dengan mengamati aliran energinya. Generasi pertama, induknya, pastilah seekor makhluk yang Zhou Yumei telah saksikan menghadapi roh. Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi di sana. Zhou Yumei kemudian menyediakan Han Sen beberapa informasi mengenai berbagai macam bangunan yang mengelilingi area itu yang membuat dirinya tertarik. Chapter 737 - Kabur Atau Tidak Kabur Rubah perak terus mempermainkan si Oranye Kecil, membuatnya mengejar dirinya terus-menerus. Saat hal ini berlangsung, Han Sen berbaring di bangku Zhou Yumei. Dia meminum salah satu minuman Zhou Yumei, dan pada saat yang bersamaan, menanyakannya pertanyaan yang membuat dirinya penasaran. Hati Zhou Yumei mulai terasa hancur saat dia menyaksikan Han Sen terus meneguk minumannya. Dia telah menyimpan itu semua selama setengah tahun. Tetapi dia harus pasrah dan membiarkannya dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Han Sen. Sekaleng demi sekaleng, Han Sen meminumnya. Dia telah menjelajahi gurun pasir untuk waktu yang cukup lama, dan dia mulai bosan dengan rasa cairan nutrisi yang begitu-begitu saja. Dengan berharap dapat merasakan sesuatu yang lain, dia pun tidak bisa menahan diri untuk mengambil minuman Zhou Yumei. Dia telah minum banyak sekali sampai persediaan minumannya kini hampir terkuras habis, dan hanya ada satu yang tersisa. Saat dia menjulurkan tangannya yang jahat untuk mengambilnya, Zhou Yumei pun mencapai batas kesabarannya. Dia tidak bisa menahan diri lagi, dan kemudian dia melompat untuk mengambil kaleng tersebut. Dia dengan cepat membukanya dan meminumnya dalam satu tegukan besar. Setelah selesai meminumnya, dia merasa seakan-akan mendapatkan kepercayaan diri yang baru. Dia melemparkan kaleng itu, menatap Han Sen, dan berkata padanya, "Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan padaku; aku lebih baik mati dengan terhormat!" Han Sen melepaskan kaca mata hitam yang dia kenakan, yang juga merupakan milik Zhou Yumei, dan menatap wajahnya, yang menunjukan kesiapannya untuk menyambut kematian. Kemudian dia berkata, "Kehormatanmu setara dengan satu kaleng soda?" Wajah Zhou Yumei merah padam. Dia telah terjebak di tempat ini untuk waktu yang sangat lama, dan minuman serta makanan yang dia simpan adalah bentuk dari kumpulan tekad dan harapannya. Kini, itu semua telah dihancurkan oleh Han Sen. Itulah mengapa dia tidak bisa menahan lidahnya dan melepaskan amarahnya; tetapi sayangnya bagi dia, Han Sen berlidah tajam dan pandai bersilat lidah. Kata-katanya membuat Zhou Yumei menyesal untuk mengucapkan sesuatu. Melihat Zhou Yumei menahan lidahnya sekali lagi, Han Sen bangkit dari kursinya. Hal ini membuat Zhou Yumei kaget. Dia mundur beberapa langkah dan bertanya, "Apa yang sedang kau lakukan?" "Apa? Haruskah aku melaporkan kedatanganku dan kepergianku kepadamu atau sejenisnya?" Han Sen tersenyum kepada Zhou Yumei. "Tidakâ€?kau tidakâ€?apa?" Lidah Zhou Yumei pun terbelit, ucapannya terbata-bata. Dia tampak senang. "Jika kau benar-benar ingin mati, aku bisa membantumu memenuhi keinginanmu," kata Han Sen. "Urusi saja urusanmu. Aku bisa melakukannya sendiri." Zhou Yumei mulai berbicara yang tidak-tidak. Han Sen mengabaikan dirinya, karena dia hanyalah seorang gadis kecil. Dia hanya ingin menggodanya, bukan benar-benar menindasnya. "Mesum. Bajingan cabul. Brengsek. Binatang. Tidak sopan. Pelit." Menyaksikan Han Sen memasuki kota, dan akhirnya jauh dari dirinya, Zhou Yumei mengatakan segala sumpah serapah tentang dirinya sebanyak mungkin. Zhou Yumei sedikit murung. Penampungan itu terlalu kecil, dan jika dia harus tinggal di sini dengan pria jahat nan cabul itu, masalah pasti akan muncul suatu saat. "Aku masih muda dan seksi. Aku punya bentuk badan yang bagus. Mana mungkin pria jahat itu akan menahan diri untuk tidak menyentuhku. Haruskah aku melarikan diri ke gurun sekarang? Akan tetapi, aku tidak tahu di mana aku berada atau kemana aku harus pergi. Dan ada begitu banyak makhluk di luar sana, dan itu berbahaya. Jika aku tidak kabur, tubuhku yang masih polos ini akan dinodai oleh pria jahat itu." Zhou Yumei kesulitan membuat keputusan. Rubah perak akhirnya kelelahan berlari berputar-putar, dan dia akhirnya beristirahat di gerbang kota. Dia menunduk menatap Oranye Kecil, yang masih berada di bawah, yang mengeong kepadanya. Oranye kecil juga mulai lelah, dan meskipun dia mengeong, dia tidak berusaha untuk melompat. Entah dia terlalu lelah atau akhirnya mengerti ketidakmampuannya untuk bisa menangkap rubah perak, Zhou Yumei tidak tahu. "Peliharaan itu memang seperti tuannya. Yang dia lakukan hanyalah membuat kesal orang lain; mereka berdua masing-masing sama jahatnya," Zhou Yumei bergumam dalam hati, saat dia melirik rubah perak yang beristirahat di atas gerbang. Dia begitu kesal. Akan tetapi, dia tidak mau mengusiknya karena dia telah melihat dan merasakan langsung betapa kuatnya rubah perak itu. Dan kemudian, dia masih mempertimbangkan apakah dia harus kabur atau tidak. Senja hampir tiba, dan dia belum bisa mengambil keputusan. Jika Han Sen adalah bajingan yang berwajah jelek, Zhou Yumei pasti telah kabur sedari tadi. Tetapi pria itu cukup tampan, dan cukup bersih. Dia tidak tampak begitu menakutkan atau kejam, dan itu adalah alasan dia menahan diri untuk melarikan diri pada saat Han Sen meninggalkan dirinya. "Apa yang sebenarnya dia lakukan di dalam kota? Mengapa dia berada di dalam sana begitu lama?" Zhou Yumei tiba-tiba menyadari dia telah berada di sana sepanjang hari dan penasaran mengapa dia belum muncul-muncul. Dia tahu segalanya tentang kota itu dan dia tahu tidak ada sesuatu yang spesial mengenai tempat itu. Yang ada di sana hanyalah sumur yang bisa menghasilkan air. Dia kemudian meyakini Han Sen telah pergi mencari air dan merasa lega karena dia menghilang. Dia takut jika Han Sen kembali, dia mungkin akan menyakitinya. Waktu yang telah dia habiskan untuk membuat keputusan apakah dia tetap tinggal atau tidak juga telah membuatnya menyadari kepergian Han Sen sampai saat ini. Tetapi sekarang dia mulai khawatir dengan Han Sen. Lagi pula, dia telah pergi sepanjang hari. "Hei! Apa kau di sana?" Zhou Yumei memanggil dari luar. "Apa yang dia lakukan di dalam sana?" Zhou Yumei menggigit bibirnya dan mengendap-endap mendekati kota. Dia mengintip dengan berhati-hati untuk mencarinya, sehingga dia mungkin bisa melihat apa yang dia lakukan selama kepergiannya. Tetapi setelah berjalan mengitarinya selama beberapa saat, dia tidak bisa menemukan Han Sen. "Aneh. Kemana dia pergi? Apa dia telah meninggalkan tempat ini?" Zhou Yumei bergumam pelan, yang membuat dirinya merasa sedikit aneh. Saat dia sedang melakukan hal ini, sudah terlambat baginya untuk menyadari apa yang terjadi. Dia tersandung oleh sesuatu dan terjatuh ke tanah. "Aduh!" Zhou Yumei berteriak kesakitan. Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat Han Sen berdiri tepat di hadapannya. Salah satu tangannya memegang kue. Di tangan lainnya, terdapat minuman yang masih segar. Dia juga menyadari Han Sen telah mengganti pakaiannya, dan rambutnya masih basah. Tubuhnya mengeluarkan aroma sabun mandi yang menyenangkan—dia baru saja mandi! Di punggungnya ada sebuah ransel, yang diisi sampai penuh dengan banyak makanan dan minuman. "Dari mana kau mendapatkan semua ini?" tanya Zhou Yumei, dengan mata terbelalak. "Tentu saja aku membelinya. Dari mana lagi aku mendapatkannya?" Han Sen memandangnya seakan-akan dia sedang mendapatkan pertanyaan gila dari wanita sinting. "Bukan, bukan itu maksudku. Dari mana kau membeli semua benda ini?" Zhou Yumei dengan cepat bertanya. "Aku membelinya dari mesin penjual otomatis. Dari mana lagi aku bisa membelinya?" Han Sen balik bertanya. Zhou Yumei yakin dia mulai menggila. Tanpa memperdulikan betapa kuatnya Han Sen, dia menggenggam tangan Han Sen dan bertanya, "Kau bisa meninggalkan tempat ini?" "Iya lah. Bagaimana lagi aku bisa membeli barang-barang ini?" Han Sen tersenyum. "Bagaimana kau bisa keluar? Bukankah ada roh yang menjaga mesin teleportasi?" Zhou Yumei bertanya dengan semangat menggebu-gebu. "Aku cuma berjalan saja." Setelah Han Sen mengucapkan hal ini, dia menepis tangan Zhou Yumei dan memanggil rubah perak. Dia memberinya makan Pil Pembuat Gen. "Hei, pria tampan, bisakah kau juga membawa diriku untuk berjalan-jalan?" Zhou Yumei mendekati Han Sen, dan menyentuh pundaknya, dan memintal rambutnya dengan manis. Chapter 738 - Kalajengking Ungu Berekor Dua "Tidak." Han Sen mendorongnya jauh-jauh dan kembali berbaring di kursi. "Kenapa? Aku bisa membayarmu!" Zhou Yumei dengan cepat menawarkan. "Karena aku tidak bisa, begitulah," Han Sen menjawab dengan dingin. "Kau..." Zhou Yumei langsung geram, berharap dia bisa menggigit Han Sen dengan mudah. Tetapi dia tahu dia tidak bisa menandingi Han Sen, meskipun dia ingin bisa diantar keluar dari tempat ini oleh Han Sen "Kakak besar, jika aku menyinggungmu sebelumnya—dalam hal apa pun—itu karena aku masih begitu muda dan ceroboh sebelumnya. Bisakah kau bermurah hati untuk memaafkanku?" Zhou Yumei menahan hasratnya untuk mencekik Han Sen. Dia berkeliaran di sekitar Han Sen dengan pose imutnya, tersenyum manis kepadanya saat dia berbicara. "Oke, aku maafkan dirimu." Han Sen mengangguk. "Bagus sekali! Kalau begitu ayo, lekas pergi. Aku akan membayarmu kembali saat kita bebas dari tempat ini. Kapan kita akan berangkat?" Zhou Yumei telah menjadi sedikit gila, setelah berada di sini sendirian untuk waktu yang sangat lama. Manusia menginginkan dan membutuhkan interaksi sosial, dan mereka selalu hidup bersama-sama. Akan tetapi, Zhou Yumei telah terjebak di tempat ini selama lebih dari satu tahun seorang diri. Jika bukan karena kehadiran Oranye Kecil, dia kemungkinan besar akan benar-benar menjadi gila. Meskipun pertemuan awal dirinya dengan Han Sen buruk, hasratnya untuk berinteraksi dengan orang lain—tidak peduli siapa itu—melampaui amarahnya. Itulah mengapa dia membuat keputusan untuk tinggal. Dia takut ditinggal sendirian lagi, dan bahkan jika harus dengan orang jahat atau orang yang selalu adu mulut dengannya, hal itu masih lebih baik daripada seorang diri. "Aku bilang aku memaafkanmu, kan? Aku tidak bilang aku akan membawamu keluar dari tempat ini," Han Sen dengan tenang berkata kepadanya. "Kauâ€?apa yang kau inginkan?" Zhou Yumei hampir pingsan karena marah, dan jarinya bergetar saat dia menunjuk Han Sen. "Tidak ada. Aku hanya tidak ingin bersusah payah mengeluarkan dirimu dari sini," kata Han Sen padanya, sambil menenggak minumannya. Menyelamatkan orang adalah hal yang baik, tetapi biasanya itu hal yang merepotkan. Jika dia membawa Zhou Yumei keluar bersamanya sekarang, keluarga Zhou kemungkinan besar akan menyadari hubungan mereka berdua. Jika dia tidak membawa Zhou Yumei, mungkin keluarga Zhou akan membencinya karena hal ini. Jika Han Sen mencoba mengantarnya keluar, dan sesuatu terjadi padanya saat dia berada di bawah pengawasannya, keluarga Zhou akan mengincar nyawanya juga. Mungkin keluarga Zhou akan lebih pengertian, tetapi dengan apa yang baru-baru ini dia lakukan, dia ingin lebih berhati-hati. Dia lebih baik dianggap sebagai pria jahat oleh Zhou Yumei, dari pada mendapatkan masalah. Jika Zhou Yumei mengikutinya, Han Sen akan membawanya bersama dia. Jika sesuatu terjadi karena suatu hal, mungkin keluarga Zhou tidak akan memperlakukannya sebagai musuh. Zhou Yumei begitu geram, tetapi dia tahu bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia tidak bisa memelas, melawan, atau melakukan apapun kepada Han Sen. Tiba-tiba, mata Zhou Yumei tertuju pada makanan yang Han Sen bawa bersamanya. Dia mendadak merebut tas itu dan kabur. Saat dia berlari dia berkata, "Kau meminum semua minumanku; ini adalah bayarannya!" Zhou Yumei dengan cepat melompat ke atas Oranye Kecil dan menunjukan wajah mencibir kepada Han Sen. Dia mengeluarkan makanan dan minuman dari ransel itu dan berseru pada Han Sen, "Karena kau tidak mau bersusah payah untuk membawaku pergi dari tempat ini, aku akan memakan semua camilan ini dan menganggapnya sebagai dirimu!" Zhou Yumei membayangkan makanan itu adalah Han Sen, dan kemudian dia merobek, mencabik, dan menggigitnya untuk melepaskan amarahnya. Sudah cukup lama sejak dia makan dan minum seperti itu. Saat perutnya penuh dan tidak bisa makan lagi, dia pun tidur di atas Oranye Kecil. Saat Zhou Yumei bangun , dia menyadari Han Sen dan rubah perak telah pergi. Dia pikir Han Sen telah kembali ke Aliansi untuk sementara waktu dan akan segera kembali, tetapi setelah dia menghilang sepanjang hari, dia mulai merasa cemas. Han Sen sebelumnya telah bertanya di mana tempat yang menarik di area tersebut, dan dia memberi tahu bahwa gunung hitam tidak terlalu jauh. Gunung itu dihuni oleh seekor Kalajengking Ungu Berekor Dua yang aneh. Itu adalah makhluk yang bahkan ditakuti oleh Oranye Kecil, dan kemungkinan besar merupakan makhluk super yang menakutkan. Saat Han Sen mendengar ada makhluk super yang menyendiri di sana, dia menunjukkan keinginan yang besar untuk membunuhnya. Jika itu adalah makhluk super generasi kedua, maka hal itu akan sangat bagus sekali. Menurut arah yang diberikan oleh Zhou Yumei, Han Sen harus berjalan seratus mil hanya untuk melihat gunung itu dari kejauhan. Gunung itu tidak memiliki puncak yang tajam, dan lebih seperti pegunungan yang landai. Sungguh janggal untuk melihat pegunungan yang berbaris sedemikian rupa di tempat seperti ini. Han Sen mengendarai Singa Emas menuju gunung itu, dan dengan rubah perak di sisinya, semua makhluk lain yang menghuni wilayah itu pun bersembunyi. Akan tetapi, makhluk yang dia lihat tidak berkelompok seperti dugaannya. Gurun Hitam sangat unik, karena sebagian besar makhluk yang menghuni tempat ini cenderung menyendiri. Tidak lama kemudian dia pun mendaki gunung hitam. Dia berhasil mendeteksi energi kehidupan yang dia cari-cari dan mempercepat langkah Singa Emas ke lereng gunung. Akhirnya, matanya tertuju pada Kalajengking Ungu Berekor Dua, yang dia temukan sedang berkeliaran di kaki bukit. Dia sedang menggali pasir dengan bersemangat. Ada banyak bebatuan hitam di dalam lubang yang dia gali, dan dia mencoba untuk menyingkirkannya. Kalajengking Ungu Berekor Dua berada sedalam satu meter di bawah sana, tetapi Han Sen tidak bisa menebak apa yang sedang dia cari. Han Sen ingin mengamati tingkah laku kalajengking berekor dua itu untuk lebih lama, jadi dia tidak memanggil malaikat kecilnya untuk segera menyerang musuhnya. Untuk melihatnya lebih jelas lagi, dia memanjat ke atas batu setinggi sepuluh meter dan kemudian lanjut menonton kalajengking yang sedang menggali bebatuan itu. Dia menjadi cukup tertarik. Sambil menonton, dia membuka kunci gennya dengan Kitab Dongxuan untuk mengamati aliran energinya dan memastikan apakah itu adalah makhluk super generasi kedua seperti yang diharapkan atau bukan. Akan tetapi, Han Sen merasa kecewa. Energi di dalam kalajengking tersebut samar-samar, dan dia tidak bisa melihat aliran energinya dengan jelas, yang berarti itu hanyalah makhluk super generasi pertama. Karena itu hanyalah seekor makhluk super generasi pertama, yang dia bisa harapkan dari mengalahkannya adalah jiwa binatang. Sari gen kehidupan tidak berguna baginya, dan hanya bisa memberikan sejumlah uang. Han Sen juga tidak ingin menjual terlalu banyak sari gen kehidupan, karena mereka cenderung membuat orang lain iri. Seluruh Aliansi saat ini memusatkan perhatian padanya bagaikan pengemis kelaparan yang mengidam-idamkan sisa daging panggang. Entah apa yang mereka pikirkan. Han Sen rasa menjaga untuk tetap rendah diri sebisa mungkin adalah hal yang terbaik. "Mari kita lihat apakah aku setidaknya bisa mendapatkan jiwa binatang." Han Sen menatap kalajengking berekor dua itu, memahami bahwa peluang untuk memperoleh jiwa binatang cukup rendah tanpa mempedulikan bagaimana cara dia membunuhnya. Dia telah memperhitungkan hal itu, bahkan dengan keberuntungannya sendiri, rata-rata kemungkinan mendapatkan jiwa bintang hanya sekitar lima puluh persen. Tetapi Han Sen masih cukup penasaran, dan dia tertarik untuk mengetahui apa yang kalajengking itu sedang lakukan. Dia terus menggali ke bawah bebatuan hitam, dan sampai kini, dia telah menggali sejauh tiga meter ke dalam tanah tanpa mengurangi kecepatan sedikitpun. "Apa makhluk ini mungkin terlalu kehausan? Mungkin dia mencoba untuk mendapatkan air?" Han Sen mengucapkan hal ini dengan setengah bercanda, karena dia tahu bahwa makhluk super tidak perlu makan atau minum untuk bertahan hidup. Hanya makhluk super spesial tertentu atau makhluk super yang sedang mengandung yang kadang-kadang makan. Tetapi tetap saja, dia belum pernah melihat mereka minum air. "Apa yang dilakukannya?" Han Sen merasakan hal yang janggal selama mengamati hal ini. Chapter 739 - Ulat Sutra Hitam Han Sen menonton kalajengking itu sejenak saat dia terus menggali. Dia terus menggali sampai dia menghilang dari pandangan, dan yang Han Sen bisa lihat hanyalah lubang yang masih menganga. Han Sen mengeluarkan sayapnya dan terbang tinggi untuk melihat lubang itu dari atas. Dari yang diamati, dia memperhatikan bahwa lubang itu sedalam belasan meter dan akhirnya membentuk sebuah gua atau sejenisnya. "Pasti ada sesuatu yang menarik di bawah sana." Han Sen terkejut, dan kemudian mengeluarkan jubah supernya dan berjalan ke dalam sana dengan rubah perak di tangannya. Saat dia turun ke dalam gua, dia menyadari terdapat sebuah celah di salah satu dinding itu. Dia berjalan lebih dekat untuk memeriksanya dan apa yang dia lihat membuat dirinya kaget. Ada sebuah gua di dalamnya yang sangat luas. Dia bahkan tidak bisa memperkirakan seberapa besar gua tersebut. Gua itu dihiasi oleh tumbuh-tumbuhan seperti bambu, yang sebagian besar menyentuh langit-langit gua. Pemandangan itu sangat luar biasa. Kalajengking berekor dua ada di dalam, mematahkan tanaman seperti bambu itu. Bambu itu memiliki lubang kosong di dalamnya, tetapi banyak diantaranya terdapat serangga putih, yang tampak seperti ulat sutra. Mereka hanya sepanjang sepuluh sentimeter, tetapi mereka tampak lezat dan gemuk. Kalajengking memakan serangga putih dan bambu itu bersama-sama, yang menghasilkan suara mengunyah yang menggema. "Apakah para serangga putih itu jangan-jangan adalah makhluk? Jika kalajengking itu memakannya, kemungkinan besar dia sedang hamil." Han Sen meninjau kembali situasi tersebut dan menanyakan sejumlah pertanyaan kepada dirinya sendiri. Bambu dan serangga putih di dalam gua tersebut dimakan habis-habisan oleh kalajengking yang kelaparan. Akhirnya, dia tampak kenyang dan ingin meninggalkan tempat itu, dan kemudian dia mulai kembali ke arah Han Sen. Han Sen dengan cepat keluar dan menghindar dari pandangan kalajengking itu. Tidak lama kemudian, kalajengking itu muncul keluar, dan saat dia melakukannya, dia pun pergi ke gunung. Han Sen tidak mengejar kalajengking tersebut. Jika dia benar-benar hamil, dia tahu akan sia-sia untuk membunuhnya sekarang. Dia lebih baik memilih untuk menunggu sampai kalajengking itu melahirkan sebelum membasmi makhluk itu beserta bayinya. Tetapi Han Sen masih sangat tertarik dengan bambu yang berada di bawah sana, dan serangga putih yang berada di dalamnya. Dia menunggu sampai kalajengking itu pergi cukup lama dan kemudian, dengan memerintahkan rubah perak untuk berjaga-jaga, dia pun kembali ke dalam sana. Dia tidak ingin mengambil resiko apabila kalajengking itu kembali dan membuatnya terpojok. Ada banyak tanaman seperti bambu di gua tersebut, dan mereka semua memiliki diameter sekitar tiga puluh sentimeter. Banyak diantaranya telah dipatahkan menjadi dua oleh kalajengking itu saat dia berkunjung, jadi ada banyak benda berserakan di lantai. Serangga putih yang kalajengking itu lewatkan juga termasuk di dalamnya. Serangga putih itu berwarna pucat dan setengah transparan, dan kau bisa melihat pembuluh darah di dalamnya. Para serangga yang berada di tanah berjalan menggeliat. Mereka mencoba merayap kembali ke dalam potongan bambu yang rusak, tetapi mereka sedikit kesulitan. Mereka tidak bisa memasuki bambu yang masih bagus. Han Sen memungut potongan bambu yang rusak dan mencoba untuk mematahkannya dengan tangan tetapi gagal. Dia harus menambah kekuatannya dan mengerahkan seluruh energinya untuk akhirnya bisa mematahkannya. "Bambu ini sangat keras." Han Sen melempar bambu itu ke tanah dan mengeluarkan busur silang merak miliknya. Dia mengisinya dengan panah baja-z dan mengarahkannya ke salah satu serangga yang mencoba merangkak masuk ke dalam lubang bambu yang rusak. Panah baja-z menancap menembus tubuh serangga putih, yang membuatnya memekik dan melepaskan kabut putih. Suhu udara pun mulai turun, dan area kecil di sekeliling serangga itu pun membeku. Serangga itu lalu membeku, seolah-olah dia baru saja dikeluarkan dari mesin pendingin. "Makhluk Mutan Ulat Sutra Hitam dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno mutan secara acak dari nol sampai sepuluh." Suara pun bergema di kepala Han Sen, yang membuat Han Sen terkejut. "Ini adalah makhluk mutan, tetapi bagaimana bisa makhluk mutan melepaskan udara dingin? Ini aneh. Aku pikir hanya makhluk super yang bisa menggunakan serangan elemen." Han Sen penasaran, dan lalu mengeluarkan Jarum Rex Berapi miliknya untuk membunuh lebih banyak lagi ulat sutra di lantai. Lagi dan lagi, suara pemberitahuan terus bermunculan. Saat ulat sutra hitam dibunuh, mereka masing-masing mengeluarkan udara dingin. Para makhluk itu lemah dan tidak mampu bertarung, jadi Han Sen bisa membunuh mereka dengan santai dan tanpa khawatir. "Makhluk Mutan Ulat Sutra Hitam dibunuh. Mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno mutan secara acak dari nol sampai sepuluh." Setelah Han Sen membunuh tiga puluh ekor ulat sutra, dia akhirnya mendengar pemberitahuan yang menunjukan dia memiliki jiwa binatang Ulat Sutra Hitam Han Sen lalu segera memeriksa informasi jiwa binatang tersebut, tertarik untuk mengetahui tipe apa yang dia dapatkan. Ulat Sura Hitam Mutan : Senjata Rahasia Sekali Pakai Han Sen sangatlah senang, karena sudah lama sekali sejak dia terakhir melihat jiwa binatang sekali pakai. Sangat langka untuk menemukan senjata rahasia jiwa binatang, dan dia penasaran seperti apa bentuknya. Han Sen mengeluarkan Ulat Sutra Hitam mutan, yang muncul di telapak tangan Han Sen dengan berbentuk serangga besar, putih, dan gemuk. Benda itu lumayan berat. Dia menatapnya sejenak, tidak yakin benda apakah itu. Setelah berpikir, dia melemparkannya ke dinding gua. Pang! Serangga gemuk itu menghantam dinding dan meledak. Dia mengeluarkan kabut putih tebal. Jarak jangkauan kabut tersebut sekitar satu meter, dan dinding batu yang terkena lemparannya dilapisi oleh lapisan es. "Ini menarik." Han Sen lumayan kaget saat melihatnya. Ini hanyalah jiwa binatang mutan, tetapi dia bisa melepaskan tenaga es yang besar. Ini tidak normal sama sekali. "Aku penasaran apakah ada Ulat Sutra Hitam berdarah sakral di sini? Jika aku bisa mendapatkan Ulat Sutra Hitam berdarah sakral, itu akan sangat berguna." Han Sen membunuh semua ulat sutra yang dia bisa temukan tetapi cukup kecewa saat mengetahui mereka semua adalah jenis mutan. Tidak peduli seberapa banyak yang dia bunuh, sepertinya jenis berdarah sakral tidak ada di sana. Ada enam puluh ekor ulat sutra mati tergeletak di lantai sekarang, dan setelah berpikir untuk beberapa saat, dia menggunakan Jarum Rex Berapi untuk menghajar bambu itu. Dia menyaksikan betapa banyak ulat sutra yang terbang keluar dari bambu itu. Setelah membunuh seratus ekor lagi ulat sutra yang menggeliat, dia berhasil mendapatkan dua jiwa binatang mutan lainnya. Tetapi tetap saja, tidak ada jenis yang berdarah sakral. "Sudahlah. Aku akan mengemas ulat yang telah aku bunuh dan keluar dari area ini. Jika aku mengeringkannya dan menggerus mereka menjadi bubuk, orang yang memakannya akan mampu meningkatkan poin geno mutan mereka dengan mudah. Itu tidaklah buruk." Han Sen menggunakan karung untuk mengumpulkan ratusan tubuh ulat sutra yang membeku dan beranjak pergi keluar dan mengeringkan mereka. Ada banyak ulat sutra di hutan bawah tanah tersebut, dan tampaknya ada paling sedikit sepuluh ekor di setiap dahan bambu. Jika dia ingin memanen mereka semua, dia tidak bisa membayangkan seberapa lama waktu yang diperlukan. Han Sen berencana untuk sementara menghentikan perburuan ulat sutra tersebut, dia ingin menunggu sampai kalajengking itu kembali, mengisi perutnya, dan melahirkan. Saat urusan dengan kalajengking sudah beres, Han Sen berencana untuk kembali ke sini untuk memanen dan mengumpulkan sisa ulat sutra, tanpa hambatan. Setelah Han Sen memungut semua ulat sutra yang telah dia bunuh, Han Sen tiba-tiba mendengar suara yang datang dari dalam hutan bambu. Tampaknya sesuatu muncul keluar jauh dari dalam sana. Chapter 740 - Ulat Sutra Es Han Sen menyimpan energinya dan segera mundur, kemudian menggunakan Kulit Giok untuk membuka kunci gennya. Meskipun Kitab Dongxuan dan Kulit Giok bisa dibandingkan setelah membuka kunci gen, masih terdapat perbedaan yang mencolok. Kulit Giok juga berfokus pada meningkatkan indra ketujuh, meskipun tidak sedetail Kitab Dongxuan, jarak jangkauannya lebih besar. Jarak jangkauan Kitab Dongxuan dalam meningkatkan indra ketujuh dibatasi oleh jarak aura Dongxuan. Han Sen menatap hutan bambu dengan waspada, seolah-olah dia telah mengaktifkan mode dewa. Dengan indranya, dia mampu memastikan bahwa sesuatu sedang berjalan ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Saat ini dia berada sejauh tiga mil, tetapi jarak tersebut dengan pasti mendekat dengan cepat. Han Sen bisa merasakan perkiraan ukurannya, dan menyimpulkan ukurannya sebesar kucing peliharaan rata-rata. Bentuknya seperti tabung, seperti buruan yang baru saja dia panen. Tetapi dia tidak lambat. Tidak seperti para serangga tersebut, yang datang ke arah Han Sen sangatlah cepat. Seperti kelinci kesetanan, dia berlari menghampirinya. "Apakah itu Ulat Sutra Hitam berdarah sakral?" Pikiran tersebut membuat Han Sen cukup senang. Seiring waktu berjalan, musuh yang tidak terlihat memperkecil jarak di antara mereka. Saat dia muncul, Han Sen akhirnya bisa melihat bahwa itu adalah ulat yang sangat besar. Tubuhnya mengkilap seperti es. Aura es mengelilinginya, dan dia meninggalkan jejak es saat dia bergerak. Han Sen mengganti kunci gennya menjadi Kitab Dongxuan dan mengamati monster es yang mendekatinya. Energi kehidupannya jauh lebih kuat dari mutan, dan kemungkinan besar memang ulat sutra berdarah sakral. Rasa senang menjalari pikiran Han Sen, dan kemudian dia mengeluarkan busur silang merak miliknya dan mengisinya dengan panah baja-z. Dia membidik ke arah hutan bambu, dan ketika musuhnya cukup dekat, dia akan menarik pelatuknya dan dengan mulus mengakhiri hidupnya. Terlebih lagi, dia ingin melihat apakah ada jiwa binatang yang bisa diperoleh dari makhluk itu. Akan tetapi, saat jarak di antara Han Sen dan ulat sutra es semakin kecil dan mengecil, dia mulai merasa ada sesuatu yang salah. Semakin dia mendekat, semakin kuat energi kehidupan ulat sutra tersebut. Makhluk itu dengan cepat melampaui nilai makhluk sakral manapun yang pernah dia hadapi sebelumnya. "Apakah itu makhluk super?" raut wajah Han Sen berubah. Dia memindainya beberapa kali untuk mendapatkan penjelasan yang lebih akurat, tetapi makhluk itu masih membuatnya kebingungan. Makhluk itu jelas bukan seekor makhluk super. "Makhluk berdarah sakral amuk, mungkin?" Han Sen memicingkan matanya. Dia jarang menemui makhluk berdarah sakral amuk di hutan, jadi dia terkejut menemukan salah satunya di tempat ini. Menyaksikan ulat sutra es semakin dekat dan mendekat, dia kini berada di dalam jangkauan seribu meter dari Han Sen. Han Sen mengarahkan kembali busur silang meraknya, tetapi kemudian dia mendengar suara lain dari hutan bambu. Kresek! Kresek! Kini sepertinya ada segerombolan makhluk dengan cepat berlari melintasi hutan. Mendengarkan hal tersebut, wajah Han Sen pun berubah. Sekarang, dia melihat sejumlah besar ulat sutra es muncul entah dari mana di dalam hutan bambu. Menurut hitungan cepatnya, dia bisa menghitung ada seratus ekor di sana. "Mustahil! Bagaimana bisa ada begitu banyak makhluk berdarah sakral di satu tempat?" Han Sen sangat terkejut. Mereka tidak membuatnya takut, karena dia tahu mereka bukanlah lawan baginya—dia hanya berpikir jumlah mereka begitu mengerikan. Han Sen bisa menerima kehadiran belasan makhluk berdarah sakral, tetapi makhluk berdarah sakral amuk jauh lebih langka. Rasio makhluk berdarah sakral dengan makhluk berdarah sakral amuk kira-kira sekitar 100:1. Tetapi sekarang, makhluk berdarah sakral amuk muncul dalam kelompok besar. Jika ada begitu banyak makhluk berdarah sakral amuk, maka seharusnya ada pula ribuan ulat berdarah sakral biasa di suatu tempat di area ini. Tetap saja, kejadian seperti ini seharusnya mustahil. Ulat sutra es yang saat ini dia rasakan lebih kuat dari sebagian besar makhluk berdarah sakral. Kekuatan aliran energi mereka tidak jauh dari shura bertanduk darah yang dia hadapi belum lama ini. Seekor ulat sutra berada di depan yang lainnya, dan jarak di antara makhluk itu dan Han Sen kini kurang dari lima ratus meter. Dia mengeluarkan busur silang meraknya, membidik, dan menarik pelatuknya. Daripada hanya sekedar menerka, Han Sen ingin membunuh satu ekor dan menemukan kebenarannya. Tali busurnya bergerak dan panah baja-z pun terbang melesat. Panah itu bagaikan sorotan cahaya lampu, yang melintasi lima ratus meter dalam sekejap mata. Panah itu menembus tubuh ulat sutra es dan membuatnya jatuh tergeletak di tanah. Han Sen terkejut, merasa bahwa ulat sutra itu lebih mudah dibunuh dari yang dia bayangkan sebelumnya. Jika ini adalah makhluk berdarah sakral amuk, dia kira makhluk itu akan mampu bereaksi atau bahkan menghindari panah. Tetapi tidak begitu; ulat itu tertusuk dan mati, sesederhana itu. "Makhluk Mutan Ulat Sutra Hitam dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk mendapatkan poin geno mutan secara acak dari nol sampai sepuluh." Han Sen tiba-tiba membeku dengan mulut menganga. Dia seperti itu untuk waktu yang cukup lama. "Ini tidak benar. Ini pasti salah. Bagaimana bisa itu adalah ulat sutra mutan? Bagaimana bisa makhluk mutan memiliki energi kehidupan yang begitu tinggi?" Han Sen tidak bisa mempercayai ulat sutra es itu adalah makhluk yang sama dengan Ulat Sutra Hitam sebelumnya. Tetapi pemberitahuan di kepalanya tidak mungkin salah. Ini adalah aturan yang dimiliki oleh dunia yang dia tinggali. Jika suara itu mengatakan dia membunuh makhluk mutan, maka dia memang membunuh makhluk mutan. Melihat semakin banyak ulat sutra yang mendekat, Han Sen berlari maju untuk membunuh mereka semua. Mereka adalah Ulat Sutra Hitam mutan, sama dengan yang dia telah bunuh di dalam dan di luar dahan bambu sebelumnya. Han Sen sangat bingung, dan tidak mampu menemukan alasan mengapa tubuh mereka bisa sangat berbeda. Energi kehidupan di tubuh mereka jauh lebih kuat, dan tidak ada alasan yang jelas mengapa para makhluk mutan ini bisa memiliki kekuatan sedemikian rupa. "Ini tidak benar. Ini benar-benar tidak benar! Ini aneh. Ini gila. Hal ini sangatlah aneh. Bagaimana bisa ulat sutra di dalam bambu juga mengeluarkan es? Bahkan makhluk berdarah sakral tidak bisa melakukan sesuatu seperti itu. Pasti ada kekuatan dari luar yang mempengaruhi makhluk es kecil ini, sesuatu yang aku belum ketahui. Apa pun itu, hal itu memberikan mereka kekuatan yang mengerikan." Han Sen membunuh seratus ulat sutra besar yang mendekat dan berhasil memperoleh satu lagi jiwa binatang. Han Sen dengan cepat mengeluarkannya untuk melihatnya. Keterangannya tetap sama, tetapi tampilan fisiknya berbeda. Kepalanya lebih besar dan tubuhnya seperti es. Han Sen melemparkannya ke dinding seperti yang sebelumnya untuk memeriksanya. Benda itu jauh lebih kuat dari yang lain, dan kabut es yang dikeluarkan memiliki jarak jangkauan tiga meter. Udara dingin yang dimiliki pun jauh lebih kuat. "Jika mereka berdua adalah Ulat Sutra Hitam mutan, mengapa ada perbedaan yang begitu jelas di antara mereka? Jika aku sebelumnya membunuh yang masih kecil, dan baru saja membunuh yang dewasa, seharusnya itu tidak mempengaruhi jiwa binatang yang aku terima. Jiwa binatang tidak didasari oleh faktor usia makhluk. Misteri ini semakin dalam; aku penasaran, apa yang menyebabkan kelainan yang ganjil ini?" Han Sen mengamati dahan bambu dengan wajah keheranan dan rasa ingin tahu yang kuat. "Aku harus memeriksa dan menganalisanya lebih jauh. Aku perlu pergi lebih dalam lagi dan aku ingin menemukan apa yang mempengaruhi ulat sutra yang aneh ini. Ulat sutra memiliki gen yang hebat, tetapi mereka sangat banyak dan mereka pasti tidak seluruhnya adalah tipe mutan. Pasti ada makhluk biasa juga di antara mereka. Kenyataan bahwa mereka semua adalah Ulat Sutra Hitam mutan hampir sulit untuk bisa dipercaya." Han Sen merenungkan hal ini sedikit lebih lama lagi, dan kemudian memutuskan untuk memanggil rubah perak untuk turun dan bergabung dengannya. Dengan rubah perak, dia berjalan lebih jauh ke dalam hutan bambu. Dengan rasa takut terhadap rubah perak, seluruh ulat sutra pergi bersembunyi. Jika mereka tidak bisa kabur, mereka akan bersembunyi di dalam dahan bambu mereka dan menggigil ketakutan, yang bahkan membuat dahan mereka bergetar, yang menghasilkan suara seperti gemerisik daun yang ditiup angin. Chapter 741 - Danau Es Hutan bambu bawah tanah sangat luas, tetapi tidak ada pilar batu maupun stalagmit signifikan yang menyangga. Penyangga goa raksasa ini adalah bambu itu sendiri, karena rebung yang tak terhitung jumlahnya muncul dari tanah dan menyangga langit-langit. Han Sen telah melakukan perjalanan sejauh tiga puluh mil melintasi kerajaan bawah tanah ini, tetapi dia belum melihat ujungnya. Semua tampak hampir sama, satu-satunya perbedaan yang dia perhatikan adalah suhu. Semakin dalam ke goa, suhunya semakin rendah. Rumpun bambu hitam di sekelilingnya semakin padat, dan setelah lima puluh mil, batang bambu setebal batang pohon. Bunga es menutupi tanah dan suhunya turun hingga mencapai tingkat yang tak tertahankan bagi sebagian besar orang. Han Sen melanjutkan, tidak terganggu dan tidak kedinginan, dan tidak lama kemudian dia sampai di daerah yang sepenuhnya tertutup es. Bambu di sana lebih tebal dari sebelumnya, dan memerlukan tiga pria dewasa, dengan tangan terentang, untuk melingkari satu tunas saja. "Jika ada Ulat Sutra Gelap di sini, aku penasaran seberapa besar mereka?" Han Sen menggunakan Aura Dongxuan untuk menyelidiki tetapi tidak bisa melihat ataupun menembus bambu hitam untuk mengetahui apakah ada ulat sutra di dalamnya. Namun, semakin dalam di hutan bambu yang menakjubkan ini, Han Sen berhasil mendeteksi satu kekuatan hidup. Kekuatan ini seperti riak mata air, dan dia penasaran makhluk seperti apa yang memiliki daya hidup yang begitu memikat. Han Sen mendekatinya dengan lebih waspada dan berjalan melalui hutan bambu dengan lebih berhati-hati. Dia menemukan padang rumput kosong di tengah-tengah rebung. Padang rumput dikelilingi oleh bambu tebal, tetapi tidak ada satupun tunas yang tumbuh di atas lapangan. Meskipun memiliki Kulit Giok, daerah beku dan kekuatan kehidupan es disekitarnya membuat Han Sen menggigil kedinginan. Energi yang dia ikuti memang aneh. Saat dia semakin dekat ke padang rumput yang jarang, Han Sen melakukan pengamatan dan berpikir. Esnya begitutebal dan di tengahnya ada danau yang dingin tetapi tidak sepenuhnya beku. Di danau, ada sebuah tanaman yang tampak seperti dafodil. Bunganya berwarna putih. Han Sen telah sering melihat flora aneh sebelumnya, dan walaupun dafofil itu terlihat aneh, itu tidak menonjol atau bahkan membuatnya heran. Jika ada makhluk super yang menjaga dafodil, Han Sen akan merasa senang. Tapi bukan itu keadaannya, karena Han Sen tidak melihat kehadiran makhluk super di sekitar danau. Namun Han Sen melihat seorang pria yang duduk di samping air yang tenang. Dia menatap dafodil tanpa bergerak, dan ini mengejutkan Han Sen. Han Sen dapat mengatakan bahwa dia adalah manusia karena pakaiannya; dia mengenakan pakaian perang manusia. Makhluk dan arwah tidak akan memakai pakaian seperti orang ini. "Mengapa ada orang lain di sini?" Han Sen menggunakan Aura Dongxuan untuk mengamati orang itu dan hasilnya mengejutkannya. Dia memiliki kekuatan hidup yang cukup, sama sekali tidak lemah. Ternyata masih ada orang yang hidup di sini, ini mengejutkan Han Sen, karena dia merasa yakin dirinya adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di sini. Lagipula, satu-satunya pintu masuk yang dia tahu adalah yang dibuat oleh kalajengking ekor kembar. Tapi dia juga belum mencapai ujung tempat ini, dan mungkin lebih jauh ke depan ada pintu masuk lain yang lebih mudah diakses. "Teman, siapa namamu?" Dengan hati-hati Han Sen berjalan melintasi es dan mencoba menyapa pria itu. Asalkan tidak ada konflik kepentingan, Han Sen tidak mau menambah musuh. Lagipula, bertemu orang dengan jenis yang sama di tempat seperti Gurun Hitam adalah hal yang menyenangkan. Bahkan kontak atau dialog sederhana dengan seseorang dari jenis Anda sendiri sudah cukup bagus. Pria itu tidak menanggapi Han Sen, dan sepertinya dia sedang tidur. Tentu saja, Han Sen tidak yakin, karena lelaki itu tidak menghadap ke dirinya melainkan ke arah dafodil. Posisinya menunjukkan bahwa dia sedang mengamati mereka, tetapi dengan punggung yang menghadap Han Sen, dia tidak bisa memastikan. Dia juga tidak bisa sepenuhnya menyimpulkan bagaimana rupa orang itu. "Sobat, aku tidak bermaksud jahat. Maksudku, aku hanya berkeliaran sendirian di sini karena kemauan sendiri dan penasaran. Apakah kamu ingin mengobrol? Jika tidak, aku akan pergi dengan senang hati." Han Sen terus berbicara ketika dia mendekati pria itu. Tetap saja, tidak ada jawaban. Dia tidak berbalik atau memberikan reaksi apapun. Yang dia lakukan adalah terus menatap dafodil di danau. Han Sen melanjutkan pendekatannya, meskipun tidak menerima respon. Sekarang, mulai agak menakutkan, dan Han Sen merasa seolah-olah ada sesuatu yang tidak beres. Han Sen semakin mendekat tetapi tidak mendekati pria itu. Dia tidak mendekatinya secara langsung, dan sebaliknya berjalan mengelilinginya, sehingga dia bisa melihatnya dari samping. Ketika dia melihatnya dengan lebih jelas, Han Sen terkejut, itu bukan manusia yang hidup. Pakaian pria itu baik-baik saja, tetapi tubuh di dalamnya telah membeku. Itu seperti patung es. Fakta bahwa hanya dagingnya yang membeku, memang aneh. Pakaiannya bahkan tidak memiliki setitik embun beku. Selain itu, dia tidak mengerti mengapa kekuatan kehidupan di dalam dirinya tampak berputar dan menyarankan bahwa dia adalah orang yang hidup. Wajah Han Sen segera menjadi muram. Pria di depannya mengenakan pakaian perang, tetapi modelnya adalah berasal dari abad sebelumnya. Tampaknya itu adalah peninggalan lebih dari seratus tahun yang lalu. "Bagaimana mungkin pria ini membeku di sini? Apakah dia hidup atau mati?" Han Sen terkejut, dan ketika dia memeriksa orang itu, dia melihat sesuatu di sakunya. Dilihat dari bentuknya, tampak seperti buku catatan atau dompet. Han Sen lebih mendekat dan berusaha mengeluarkannya, karena dia benar-benar tertarik untuk mengetahui siapa orang ini. Tiba-tiba, jantung Han Sen melonjak dan rubah perak di pundaknya berdiri dengan waspada. Rambutnya berdiri, dan membuat dengusan waspada terhadap air danau. Han Sen mundur tanpa goyah dan menatap danau yang beku. Guyuran! Air di danau tiba-tiba muncul menjadi seribu benang di udara, menjadikan Han Sen sebagai sasaran. Han Sen berusaha menghindari mereka, tetapi benang kristal lebih cepat dari Han Sen. Dia memanggil Paku Rex Membara dan mengayunkannya ke arah benang kristal yang datang ke arahnya. Pang! Paku Rex Membara menabrak benang seperti arang yang terbakar dan terlempar ke dalam air. Benang-benang es menguap menjadi uap, tetapi ada terlalu banyak, dan mereka datang dari segala arah. Mereka segera membungkus Han Sen dan segera menjeratnya seperti jaring laba-laba. Han Sen merasa seolah-olah udara dingin mulai menyerang tubuhnya. Ada terlalu banyak benang kristal, dan tidak peduli seberapa sering dia mengayunkan Paku Rex Membara, benang kristal yang dia pukul tidak cukup banyak. Semakin banyak benang melingkar di sekelilingnya, membuatnya menjadi hangat. Tidak lama kemudian benang-benang itu sepenuhnya membungkusnya, menjadi semacam kepompong. Tangannya diikat dan dia tidak bisa lagi menyerang dengan Paku Rex Membara. Keadaan rubah perak juga tidak terlalu bagus. Dia terus meledakkan benang dengan kilat peraknya sebanyak yang dia bisa. Namun tampaknya sia-sia belaka. Chapter 742 - Penemuan Yang Mengejutkan Ledakan! Asap hitam meledak dari tubuh Han Sen seperti api. Itu langsung membakar benang es yang mengekangnya. Paku Rex Membara di tangannya diayunkan ke arah sisanya, membakar lebih banyak benang dan membuatnya menjadi uap. "Rubah perak, sebelah sini!" Han Sen berteriak pada rubah perak yang segera kembali ke pundaknya. Han Sen segera kembali mengayunkan paku rex-nya dengan ganas pada benang es. Dia berlari ke depan pria yang membeku dan dengan cepat mengambil sesuatu dari sakunya. Dia berbalik, merobohkan lebih banyak benang, dan buru-buru mundur ke arah hutan bambu. Benang es masih mengalir mengejar Han Sen, dan terlepas dari berapa banyak yang dihancurkan, semakin banyak benang es yang dihasilkan oleh danau es. Mereka tak ada habisnya. Nyala api dari Paku Rex Membara adalah penanggulangan sempurna untuk melenyapkan benang-benang itu. Dan untungnya, jiwa binatang Unicorn Iblis mampu menahan benang yang tidak sempat dia hancurkan. Tanpa terlalu banyak kesulitan, dia bisa menghindari mereka saat melaju ke hutan. Begitu dia berada di dalam hutan bambu, benang tidak lagi mengikutinya, melainkan kembali ke danau. "Untung aku memiliki jiwa binatang Unicorn Iblis. Aku tidak bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi, seandainya tidak ada Unicorn Iblis. Walaupun aku memanggil malaikat kecil, aku tidak yakin apakah dia bisa melawannya." Han Sen merenungkan apa yang baru saja dia temui, karena dia tidak tahu apa itu benang es yang hidup. Han Sen memandang ke arah danau sebentar tetapi tidak tampak ada yang aneh. Kemudian, dia menundukkan kepalanya untuk melihat apa yang dia pegang di tangannya. Han Sen mengeluarkan dompet dari saku pria itu, dan ada banyak kartu di dalamnya. Mereka juga tampak sangat tua. Mereka jauh lebih besar dari kartu modern, dan lebih tebal. Mereka tidak seringan kartu saat ini, di mana tumpukan seratus kartu tetap sangat tipis. Ada tiga puluh kartu, dan ketebalannya memenuhi seluruh dompet. "Sepertinya pria itu benar-benar berusia lebih dari seratus tahun. Mungkin dia berasal dari tempat penampungan di Gurun Hitam, secara kebetulan menemukan tempat ini seperti aku, dan menjadi mangsa benang-benang es." Han Sen mengamati kartu-kartu itu dan memikirkan identitas dan kisah lelaki beku yang dia temukan. Itu adalah kartu-kartu lama, dan selain beberapa kartu dari perbankan antarbintang, Han Sen tidak tahu untuk apa sebagian besar kartu itu. Tiba-tiba, Han Sen memicingkan matanya. Dia menemukan kartu yang memiliki simbol yang dikenalnya. "Kucing Sembilan Nyawa." Han Sen terkejut, tidak menyangka akan melihat simbol ini di sini. Itu berarti pria yang mati di dekat danau ini mungkin adalah anggota organisasi mereka. "Sepertinya organisasi itu sudah ada sejak lama. Apakah dia memiliki koneksi dengan Pasukan Darah?" Han Sen terus memeriksa sisa kartu. Lalu, mata Han Sen terbuka lebar. Di dalam kartunya ada surat ijin kerja, dan di depannya ada sesuatu yang dapat dia lihat dengan jelas. "Dinas Rahasia, Tim # 7. Penyelidik: Qin Huaizhen." Ijin kerja ini persis sama dengan sebuah pusaka yang Han Sen terima dari seseorang yang telah mati. Satu-satunya perbedaan adalah namanya. "Qin Huaizhen ... mungkinkah dia berasal dari keluarga Qin?" Han Sen ingat Qin Xuan pernah mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki seorang penatua yang bekerja di tim ketujuh dinas rahasia itu. Han Sen menatap aneh pria yang sedang duduk di dekat danau. Jika dia adalah anggota keluarga Qin, mengapa bisa mati di sini? "Tunggu sebentar ... apakah dia benar-benar mati? Dia masih memiliki kekuatan hidup yang kuat berputar-putar di dalam dirinya. Itu bukan sesuatu yang bisa dipalsukan, jadi, apakah dia benar-benar mati?" Han Sen tampak berharap sambil menatap pria itu. Han Sen ingin tahu apa yang terjadi pada tim ketujuh. Jika pria itu benar-benar seorang penatua dari keluarga Qin, dan dia masih hidup, Han Sen sangat ingin mengetahui kebenarannya. Dengan penuh minat, Han Sen membalikkan tubuhnya ke arah pria di danau. Ada kemungkinan besar dia masih hidup, dan teknologi kriogenik telah cukup matang saat itu. Banyak orang yang tidur kriogenik untuk dicairkan dan dibangunkan di masa depan. Itu bukan proses yang sulit. Tetapi itu membutuhkan teknologi modern. Membekukan diri secara langsung akan menimbulkan kerusakan yang luar biasa pada tubuh, dan jarang ada yang selamat setelah tubuh mereka dicairkan. Han Sen tidak tahu apakah pria itu bisa selamat setelah dicairkan. Dia tidak memiliki alat, dan dia harus membawanya kembali ke Persekutuan jika dia ingin menyelamatkannya. Han Sen berpikir sebentar, tapi kemudian memutuskan untuk kembali ke danau. Dia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi pada tim ketujuh, dan sepertinya ini adalah kesempatan terbaik dan satu-satunya. Bagaimanapun, hampir semua anggota tim ketujuh telah meninggal. Menemukan salah satu dari mereka yang setengah hidup adalah kesempatan yang terlalu bagus untuk dilewati. Han Sen muncul dari hutan bambu lagi, dan dia disambut dengan benang-benang es yang muncul tiba-tiba. Tetapi Han Sen yang memiliki tiga makhluk super, tidak kesulitan untuk menghentikannya. Han Sen memusnahkan benang dan tiba di danau tanpa kesulitan. Ketika dia pergi untuk menjemput pria itu, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari air danau. Di tengah danau timbul gejolak air, makhluk seperti ubur-ubur muncul dari air. Di bawah kendalinya, air danau berulir sekali lagi dan dengan kejam mengejar Han Sen. Selain benang-benang es, tentakel ubur-ubur sekarang juga mengejarnya. Dengan Paku Rex Membara dan Unicorn Iblis, Han Sen mampu bertahan dan mengusir benang es dengan cukup baik, tetapi gerakannya agak terbatas. Namun, setelah memotong sejumlah benang, sebuah tentakel kristal menggeliat di sekitar Han Sen untuk menjeratnya. Han Sen merasakan suhu pinggangnya menurun drastis ketika sebuah kekuatan yang kuat mulai tumbuh dan menariknya ke arah danau. Han Sen marah, jadi dia mengangkat paku rex untuk melawan tentakel. Tetapi sebelum dia bisa menyerang, tentakel lain mencengkram lengannya. Rubah perak memuntahkan petir dengan marah, berusaha keras untuk mematahkan cengkeraman tentakel. Tetapi dia juga diraih tentakel itu. Tentakel lain membungkusnya dan mulai menyeretnya ke air bersama tuannya. Tubuh rubah perak mengeluarkan kilat perak sebanyak mungkin, tapi tetap saja, tidak cukup untuk mematahkan tentakel yang menjeratnya. "Malaikat kecil!" Han Sen, tidak bisa melawan, memanggilnya dalam mode tarung. Malaikat kecil muncul dari langit, menukik ke bawah, dan dengan pedang besarnya, mengiris tentakel yang telah mencengkeram Han Sen dan rubah perak. Makhluk ubur-ubur itu meronta-ronta kesakitan, mengeluarkan jeritan melengking di tengah kekacauan. "Malaikat tarung, bagus sekali! Pergi dan bunuh bajingan itu." Han Sen sangat senang, dan mengeluarkan perintah. Kemudian, dia mengayunkan paku rex ke arah benang es yang telah menumpuk dan menuju ke arahnya seperti gelombang pasang. Wajah dingin malaikat itu seperti seorang dewi. Rambutnya yang pirang menari-nari saat tubuhnya memecahkan udara dengan serangannya. Pedang besar itu memotong benang es yang tak terhitung jumlahnya, seolah-olah dia merobek lautan untuk mendapatkan makhluk seperti ubur-ubur. Chapter 743 - Pertarungan Di Danau Es Pedang besar malaikat kecil memotong ubur-ubur yang gemuk dengan bagus sekali. Tetapi pada detik berikutnya, lukanya segera sembuh. Tentakel berusaha menjangkau malaikat kecil itu, tetapi dia mengayunkan pedang besarnya dan memotongnya sebelum terlalu dekat. Han Sen merasa lega setelah melihat ini, tapi itu tidak bertahan lama. Tentakel beregenerasi menjadi bentuk sebelumnya dalam waktu kurang dari sedetik. Ubur-ubur itu pasti makhluk super, karena dia bisa beregenerasi dengan sangat cepat. Pedang besar malaikat kecil itu mengiris dan memotong tentakel yang tak terhitung jumlahnya dan melukainya sedalam satu meter, tetapi tampaknya sia-sia. Dalam hitungan detik, semua kerusakan langsung pulih dengan regenerasi yang cepat. Mereka tidak dapat lolos. Melihat ini membuat Han Sen gugup, dan mungkin harapan untuk menang sangat tipis jika seperti ini. Han Sen menatap Paku Rex Membara di tangannya dan menyadari bahwa elemen api diperlukan untuk melawan ubur-ubur. Tapi malaikat tarung itu hanya hewan peliharaan dan selain baju baja hewan peliharaan, dia tidak bisa menggunakan jiwa binatang buas biasa. Oleh karena itu, Han Sen tidak dapat Paku Rex Membara. Han Sen terus memotong benang es yang melintas, sambil mengamati ubur-ubur. Dia mencari peluang untuk menyerangnya. Jika beruntung, elemen api Paku Rex Membara akan cukup untuk membunuhnya. Namun, ubur-ubur itu sangat marah, dan sepertinya tidak takut terluka. Bahkan ketika tentakel dipotong, atau tubuhnya luka-luka, dia sama sekali tidak memperlambat serangannya terhadap malaikat tarung. Han Sen mengerutkan kening. Malaikat tarung itu telah menebas ubur-ubur di mana-mana sekarang, dan belum menemukan kelemahannya. Tampaknya tidak ada yang menghentikan pemulihan luka-lukanya. "Apakah dia benar-benar tidak memiliki kelemahan? Jika itu benar, maka dia mungkin tak terkalahkan." Han Sen mengerutkan kening. Dia sebelumnya berpikir ini tidak mungkin, tetapi ini terjadi tepat di depan matanya. Pada saat itulah mata malaikat tarung berkilau. Dia bangkit ke udara, memegang pedang besar dengan kedua tangan, dan menyerang ubur-ubur dengan ganas. Ledakan! Di bawah rentetan serangan sengit yang dilepaskan malaikat tarung, tubuh ubur-ubur itu terkoyak. Setelah dipotong menjadi dua, ubur-ubur itu jatuh ke air dimana dia muncul sebelumnya. "Malaikat tarung, bagus sekali!" Han Sen berteriak, dengan sangat senang. Tetapi tepat setelah dia mengatakan ini, ubur-ubur yang telah dipotong menjadi dua terhubung kembali dan meregenerasi jaringannya yang hilang. Itu muncul kembali dari air dan meraih malaikat tarung dengan tentakelnya. Han Sen membeku kaget dan berkata pada dirinya sendiri, "Ya Tuhan! Ubur-ubur ini benar-benar tak terkalahkan. Bagaimana mungkin masih belum mati?" Serangan malaikat tarung itu kuat, tetapi tampaknya tidak berguna melawan ubur-ubur. Han Sen kembali mengamati ubur-ubur untuk mencari kelemahannya. Sementara itu, perhatian Han Sen terbawa kembali ke dafodil yang menghiasi danau es. Hatinya terguncang. Di tengah semua pertempuran ini, bunga-bunga itu tidak terpengaruh sedikit pun. Tidak ada satupun kelopak yang rusak atau jatuh. "Aneh. Danau itu tidak terlalu besar, jadi bagaimana itu tidak terpengaruh di tengah kekacauan yang terjadi di sini?" Han Sen berpikir, ketika dia memeriksa bunga itu. Han Sen mengamatinya sebentar dan memperhatikan bahwa ubur-ubur sebenarnya sedang melindungi dafodil. Ketika tentakel ditebang, mereka tidak langsung jatuh ke air. Ketika tentakel dipotong, benang es muncul dari air untuk membawanya dengan lembut di bawah. Ubur-ubur mencegah tentakel yang diiris jatuh di atas bunga. "Ada yang tidak beres. Tadinya aku pikir ubur-ubur yang mengendalikan benang, tetapi sebenarnya daffodil yang mengendalikan benang." Han Sen telah mendapatkan kesimpulan yang mengejutkan. Benang es yang muncul dari air melanjutkan serangan mereka pada Han Sen dan malaikat kecil. Jika benang dikendalikan oleh ubur-ubur, maka mereka seharusnya sudah terganggu setiap kali monster itu terluka. Namun sepanjang seluruh pertarungan, tidak peduli berapa banyak luka yang diderita ubur-ubur, benang es tetap tidak berubah dan melanjutkan serangan tanpa terganggu. Karena ini, Han Sen merasa yakin bahwa ubur-ubur dan dafodil tidak berhubungan. Bahkan ketika ubur-ubur telah dipotong menjadi dua, tidak ada pengaruhnya. "Apakah dafodil ini seperti lotus tawon darah? Mungkin ada makhluk super di dalam dafodil, dan ubur-ubur hanyalah wakilnya." Semakin banyak menebak, Han Sen semakin yakin tentang ini. Tetapi dafodil sendiri tidak bergerak, dan mereka terus berada di tempat mereka. Sulit dipercaya benda-benda itu mungkin adalah makhluk paling menakutkan di sana. Han Sen ingin mendekati danau es dan menguji teorinya. Jika memang seperti itu, dia tidak yakin mereka bisa membunuh ubur-ubur. Ketika Han Sen mendekati danau es, dia melemparkan Aero. Dia menggunakannya untuk berlari melintasi air sedekat mungkin dengan dafodil. Paku Rex Membara menjadi tornado api yang mengamuk saat dia berlari ke arah bunga-bunga. Malaikat tarung menyerang pada saat yang sama. Pedang besarnya merobek ubur-ubur menjadi dua lagi, mencegahnya melindungi dafodil. Dafodil yang selama ini tenang dan tidak bergerak sepanjang waktu tiba-tiba berbalik menghadap Han Sen. Seperti letusan gunung berapi, benang es muncul secara massal dari air, dengan cepat menutupi seluruh tubuh Han Sen. Setelah itu, benang-benang bergabung untuk membentuk gunung es yang membuat Han Sen terperangkap. "Minggir!" Han Sen meraung, saat asap hitam meletus dari tubuhnya. Di dalam tubuhnya ada lonceng yang berdenyut, membuat benang es itu mulai bergetar. Paku Rex Membara terus mengebor, membentuk jalan keluar dari es. Senjata yang berputar itu sekarang memerintahkan angin dan api, dan dafodil sudah di depan mata. Ledakan! Paku Rex Membara secara kasar mengebor ke dalam dafodil dan mengebor dalam-dalam. Bunga-bunga itu mengeluarkan teriakan aneh, saat mereka diserang senjata yang mengamuk. Kelopak bunga berjatuhan saat akar tanaman digusur dan dibakar, dan menimbulkan kabut putih. Han Sen, yang dapat menahan suhu dingin es karena Kulit Giok, merasa seolah-olah jatuh ke dalam bak mandi berisi es ketika menyentuh kabut. Rambut dan alisnya tertutup bunga es. Guyuran! Ketika dafodil dihancurkan, ubur-ubur dan benang berubah menjadi air dan jatuh. Danau es dengan cepat membeku dan mempertebal lapisan es di daerah sekitarnya. Dari bunga yang berlubang, sebuah tubuh kecil terjatuh. Itu adalah wanita cantik yang tubuhnya telanjang. Dia memiliki sayap kupu-kupu yang menakjubkan menempel di punggungnya. Dia memiliki rambut putih panjang dan bola mata yang mencerminkan es. Kepingan salju menghiasi tubuhnya. Tetapi wanita itu kecil, sebesar telapak tangan. Terlihat seperti peri dalam mitos. Chapter 744 - Pria Yang Mencair Han Sen tidak mendengar pengumuman apapun, dan ketika dia melihat peri, dia tahu persis apa yang terjadi. Tanpa ragu, Han Sen memukul kepala peri dengan Paku Rex Membara-nya. Tubuh seukuran telapak tangan itu tampak seolah-olah akan hancur berkeping-keping karena serangan Paku Rex Membara. Tapi peri mengangkat tinju kecil dan mengetuk paku rex. Udara beku dengan cepat naik dan memadamkan api Paku Rex Membara dan membekukan senjata itu sepenuhnya. Pang! Paku Rex tanpa api dikirim terbang kembali dengan kekuatan yang bahkan tidak bisa ditahan Han Sen. Senjata itu terbang ke udara dan tangannya berdarah. Han Sen mencengkram tangannya yang terluka dan tampak sangat terkejut. Dia berpikir dalam hati, "Jadi, ini adalah tubuh sebenarnya dari makhluk super yang dilahirkan oleh tanaman ini." Melihat peri cantik namun menakutkan bangkit dan mendekatinya dengan butiran salju di sekelilingnya, Han Sen memanggil busur silang meraknya dan menembakkan tiga anak panah. Peri itu mengepakkan sayapnya seperti kupu-kupu dan dengan lembut menari-nari untuk menghindari anak panah. Kemudian, dia melanjutkan serangannya dan terus mendekati Han Sen. Dong! Malaikat tarung bergegas maju untuk menebas peri itu, tetapi peri itu berhasil memblokir serangan malaikat dengan tinjunya. Setelah serangannya diblokir, malaikat tarung agak terguncang dan membuatnya jatuh, tetapi peri itu juga agak terpengaruh. Serangan itu juga mengguncang peri kecil. Peri itu harus terbang tiga putaran untuk dapat mengembalikan keseimbangannya. Dong! Dong! Dong! Peri itu terbang ke arah malaikat kecil dan dengan cepat mengitari dia. Tinjunya menghasilkan serpihan pecahan es melawan pedang besar malaikat saat mereka bertarung. Han Sen mundur ke sudut, karena kekuatan dan kecepatannya jauh lebih rendah daripada makhluk super dewasa, dia tidak punya harapan untuk bergabung dalam pertarungan mereka. Malaikat tarung dan peri berkelahi saat mengudara. Peri memiliki kendali yang kuat atas elemen es, dan setiap serangan membawa sejumlah besar udara beku bersamanya. Suasana di sekitar keduanya nyaris membeku. Tubuh malaikat tarung sangat seimbang, dan perlawanannya luar biasa. Karena itu, peri kecil tidak bisa terlalu banyak melukai malaikat kecil. Rubah perak juga tidak bisa membantu pertarungan ini. Dia masih muda, dan kecepatannya masih terlalu lambat dan kekuatannya juga masih belum cukup untuk melawan makhluk super dewasa. Karena tidak terlibat dalam pertarungan, rubah perak segera mendekati danau. Dia mencari bunga yang dihancurkan Han Sen dan memperhatikan bunga itu masih ada di dalam air. Dia mengambilnya dan mulai memakannya. "Rubah perak, jika kamu mendapatkan rampasan yang bagus, tolong berbagi." Han Sen memohon saat dia berlari ke hewan peliharaannya. Rubah perak memperhatikan tuannya mendekat dan menelan bunga itu dengan lebih cepat. Ketika Han Sen tiba, daun dan akarnya semuanya hilang, tidak ada yang tersisa. "Kamu bajingan egois!" Han Sen berteriak dengan marah. Rubah perak kembali bertingkah lucu dan menatap Han Sen. Dia melompat ke pundak Han Sen dan tidak bergerak lagi. Bulu rubah perak itu berwarna perak muda sekarang, dan memancarkan udara dingin. "Masa bodoh." Tidak ada yang bisa dilakukan Han Sen sekarang. Menyaksikan malaikat kecil melawan peri, tanpa bisa melakukan apa-apa, dia pikir sekarang adalah saatnya untuk melakukan sesuatu dengan pria beku yang duduk di sebelah danau. Han Sen berlari ke arahnya untuk melihat apakah dia bisa memindahkannya ke hutan bambu untuk saat ini. Seandainya malaikat tarung tidak mampu mengalahkan peri kecil, setidaknya mereka bisa melarikan diri dan membawa pria beku itu bersama mereka. Ketika dia mendekati pria itu, Han Sen tiba-tiba terkejut. Dia tampak mencair. "Apakah itu karena dafodil dihancurkan?" Han Sen bertanya-tanya, saat dia menyeret pria itu ke hutan bambu. Es pada pria itu mencair dengan cepat. Pada saat Han Sen menyeretnya ke hutan bambu, es di tubuhnya sudah habis. "Apakah dia akan selamat dari proses pencairan yang begitu cepat?" Han Sen mengerutkan kening. Manusia membutuhkan peralatan khusus untuk membantu pencairan mereka setelah dibekukan. Karena ini, Han Sen ragu dia akan bertahan. Han Sen mengamati pria itu. Dia menyaksikan kekuatan hidupnya tumbuh lebih kuat dan ototnya menjadi lebih kencang. Mungkin dia akan tetap hidup. Han Sen memandang pria itu dengan gugup, tidak memahami bagaimana dia berhasil mencair dengan begitu cepat. Suhu tempat mereka berada masih cukup rendah. Han Sen bisa merasakan udara dingin di dalam pria itu perlahan memudar, saat detak jantung yang lambat kembali. Dalam setengah jam, udara beku sudah hilang dan jantung dan organ pria itu kembali berfungsi penuh. Mata pria itu masih tertutup, tetapi saat itulah Han Sen akhirnya mulai melihat gerakan di bawah kelopak matanya. Dengan gugup, dia memandang pria itu. Jika dia benar-benar Qin Huaizhen, dan jika dia bangun, akhirnya misterinya akan terkuak. Lalu, tiba-tiba, pria itu membuka matanya. Mata hitam itu tampak kosong, tetapi terbuka lebar. Dia menatap ke atas. "Apakah Anda sudah bangun? Apakah Anda bisa mendengarku?" Han Sen tidak yakin harus berkata apa, jadi dia berjongkok di dekat pria itu dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk mengetahui apakah dia sepenuhnya sadar. Pria itu menggerakkan matanya perlahan dan menjatuhkan pandangan pada Han Sen. Saat dia melihat Han Sen, wajah pria itu tampak penuh ketakutan dan kaget. Dia meraih lengan Han Sen dan menggunakan semua kekuatannya untuk mengatakan, "Waspadalah terhadap ... Han ... Jing ... Zhi." Setelah pria itu mengucapkan beberapa kata, darah keluar dari mulutnya dan tubuhnya mulai bergerak dan mengejang. Matanya memutih. "Hei, ada apa?" Han Sen segera memegang pria itu dan meletakkan ramuan pemulihan ke bibirnya. Tapi tidak berhasil, karena dia tetap memuntahkan darah. Sementara pria itu bergerak, dia terus memegang lengan Han Sen erat-erat. Bola matanya yang putih terus menatap Han Sen, dan seolah-olah dia masih ingin mengatakan sesuatu. Dengan mulut penuh darah, yang bisa dia lakukan adalah meneguk darah dan tidak berbicara sepatah katapun. Pria itu menggunakan kekuatannya yang terakhir dan menunjuk ke sakunya. Sebelum dia bergerak lagi, dia menegakkan tubuhnya dan batuk darah, memerciki Han Sen. Lalu dia berhenti bergerak, matanya masih terbuka dan menatap Han Sen. Wajah Han Sen tampak mengerikan, dan kekuatan hidup pria di hadapannya telah habis. Dia sudah mati. Tapi apa yang dikatakan pria itu membingungkan Han Sen. "Berhati-hatilah dengan Han Jingzhi? Mengapa aku harus waspada terhadap Han Jingzhi? Apakah dia sengaja mengatakan itu kepadaku, atau apakah kata-kata itu dimaksudkan untuk orang lain? Mungkin dia mengira aku adalah orang lain?" Han Sen bingung. Chapter 745 - Denyut Nadi Han Sen sangat bingung, tetapi pria itu sudah meninggal. Kekuatan hidupnya telah padam, dan dia tidak bisa lagi memberikan jawaban yang Han Sen cari. Han Sen kemudian mengingat saran pria itu untuk mencari di sakunya, jadi dia mencari-cari di sakunya dengan harapan akan menemukan petunjuk lain. Pakaian perang pria itu terbuat dari bahan khusus. Kalau tidak dihancurkan dengan sengaja, itu akan menahan kerusakan dan tetap dalam kondisi sempurna. Tangan Han Sen menemukan sesuatu di dalam saku, dan rasanya seperti kulit tipis. Lembut dan halus, dan dia tidak tahu persis terbuat dari kulit binatang apa. Han Sen menariknya dan mendapatkan perkamen kulit persegi sebesar dua kaki. Itu agak menguning karena waktu. Anehnya, kata-kata telah dituliskan di halaman itu seolah-olah ditorehkan dengan darah. Di sisi kiri perkamen ada simbol Kucing Sembilan Nyawa. Di sisi kanan kulit, ada dua kata yang ditulis dalam huruf yang lebih besar seperti judul. Bunyinya, "Denyut Nadi." "Denyut Nadi dari Pasukan Darah?" Han Sen terkejut. Denyut Nadi adalah prinsip Pasukan Darah. Denyut Nadi berisi catatan doktrin Pasukan Darah dan beberapa mitologi organisasi mereka. Pasukan Darah baru diakui sebagai kultus di masa depan, dan teks-teks Denyut Nadi dilarang dijual. Sebagian besar kultus hanya mengetahui potongan teks tertentu, karena itu hanya sedikit yang melihat karya selengkapnya. Han Sen kecewa. Denyut Nadi hanyalah sebuah dokumen keagamaan yang berkaitan dengan agama yang tidak ingin dia ikuti. Karena itu, dokumen ini tidak berguna baginya. Han Sen masih belum memahami mengapa pria yang sekarat itu menunjuk ke sakunya. "Apakah dia hanya seorang pemuja fanatik?" Han Sen menebak, saat dia menatap Denyut Nadi. Tetapi ketika dia melihat sedikit lebih dekat, dia terkejut. Itu bukan hanya teks agama yang dipegangnya, itu adalah Qi Gong! Dia hanya bisa melihat sebagian saja, tetapi dengan pengetahuannya, dia bisa mengatakan itu adalah Qi Gong yang sangat misterius. Hampir setara dengan Kulit Giok-nya. Melihat lebih dekat, Han Sen memperhatikan bagaimana perkamen itu hanya menjelaskan bagaimana seseorang bisa mempelajarinya. Dia melipatnya dengan hati-hati dan kemudian menyimpannya. Lagipula, ini bukan waktunya membaca. Dia menggeledah pria itu sekali lagi, tetapi tidak dapat menemukan hal lain yang menarik. Malaikat tarung masih bertarung melawan peri, dan sulit menebak siapa pemenangnya. Han Sen menggali lubang sedalam enam kaki, menempatkan pria itu di dalamnya, dan menutupnya kembali. Jika dia membawa mayat itu keluar ke padang pasir, mayat itu segera akan menjadi tumpukan tulang kering. Han Sen berpikir, ketika ada kesempatan, dia bisa memberi tahu Qin Xuan tentang pengalamannya dengan pria itu, dan membiarkan keluarga Qin menentukan apakah dia benar-benar penatua atau bukan. Dan apakah dia benar-benar adalah Qin Huaizhen. Setelah mengubur orang itu, Han Sen mengalihkan perhatiannya ke pertarungan yang masih berlangsung. Pedang besar malaikat tarung, meskipun kuat, namun tetap kesulitan mengalahkan peri. Agak aneh melihat tubuh kecil memiliki kekuatan ganas, ketika dia berlari dengan es dan salju di sekelilingnya. Ketika berbenturan dengan pedang besar, serpihan es dan kepingan salju akan meledak dengan percikan seperti kembang api yang sangat dingin. Han Sen mengangkat busur silang meraknya dan menembakkan dua anak panah ke peri. Namun tidak ada gunanya, karena peri dapat menghindari mereka dengan kecepatannya. Tapi Han Sen kemudian menyadari bahwa meskipun dengan kecepatan dan kekuatannya, peri hanya bisa menangani kerusakan es. Dia sebenarnya tidak melukai malaikat tarung. Han Sen melihat bahwa busur silang merak tidak berfungsi, jadi dia memanggil Paku Rex Membara. Dia tahu ini adalah senjata yang memiliki peluang tertinggi untuk menghancurkan peri sekaligus. Jika Han Sen dapat menyerangnya dengan tepat, dia akan menderita kerusakan besar. Mata Han Sen mengamati gerakan peri, mengaktifkan Kitab Dongxuan untuk menganalisis aliran energi di dalam dirinya. Dia memiliki aliran energi yang sangat jernih. Dia pasti makhluk super generasi kedua. Han Sen menjadi semakin tertarik dengan musuhnya, dan dia ingin segera membunuhnya untuk mendapatkan Sari Geno Kehidupan. Tapi ketertarikannya menjadi hambatan. Dia merasa peri itu cukup imut dan cantik, dan dia jelas tampak sayang untuk dibunuh. Malaikat kecil tidak memiliki pikiran manusia, jadi dia terus mengayunkan pedang besarnya dengan ganas untuk memotong peri. Han Sen kemudian menghafal aliran energinya dan mempelajari setiap gerakannya. Dia berharap akan dapat memprediksi gerakannya untuk dapat menyerang dengan tepat. Membutuhkan satu jam penuh untuk mempelajari aliran energi lengkapnya. Setelah mencobanya, energinya menjadi seperti es. Itu adalah kekuatan es murni. Tapi Han Sen tidak bisa meniru lawannya dan menembakkan kekuatan es sebagai proyektil jarak jauh. Jika dia ingin menangani kerusakan dengan keahlian yang baru saja dipelajari ini. Setelah beberapa saat menonton, peluang yang dia cari muncul. Saat peri itu ditampar oleh pedang besar malaikat kecil, Han Sen juga membawa Paku Rex Membara untuk menyerangnya. Terompet gajah terdengar di dalam, saat paku rex sekarang menjadi tuan rumah kekuatan yang tak terbatas. Senjata itu menjadi cambuk yang menghantam peri. Tubuh kecil peri itu terlempar seperti bola kecil, tapi dia tidak terbakar. Karena kekuatan esnya berhasil menahan api yang dibawa oleh paku rex. Pang! Tubuh peri itu jatuh ke tanah es dan membuat lubang yang dalam. Namun, itu tidak lama kemudian, peri kembali dengan kemarahan yang belum disaksikan Han Sen. Peri itu marah pada Han Sen dan mengepakkan sayap-sayapnya dengan lebih cepat. Han Sen berbalik untuk berlari karena dia baru saja menggunakan Serangan Gajah Rex. Sekarang tubuhnya kehabisan energi, dia tidak bisa melawan. Tetapi mengetahui bahwa langkah itu tidak membunuh peri, dia segera menyadari bahwa apapun yang dia coba, tidak akan bisa mengalahkannya. Malaikat tarung menghalangi peri dan Han Sen dengan rubah perak, berlari melalui hutan bambu. Dia sekarang sangat menyadari bahwa tidak ada gunanya tetap tinggal di sini. Dia ingin pergi, memulihkan diri, kemudian kembali untuk mencoba melawannya lagi. Untungnya, malaikat tarung dapat menghalangi peri mengikuti Han Sen. Peri itu hanya dapat memandang penerobos yang lari ke dalam hutan bambu dan kemudian menghilang. Tapi dia belum mau menyerah. Peri menghindari beberapa serangan malaikat kecil, terbang di sekelilingnya, dan pergi untuk mengejar Han Sen. Han Sen tidak berhenti berlari, ingin keluar secepat mungkin. Dia bergegas melalui hutan bawah tanah ke tempat dia pertama kali turun, dan ketika dia mendekati pintu keluar, dia melihat kalajengking ekor kembar yang mengunyah bambu dan ulat sutra di dalamnya. "Kenapa aku begitu sial kali ini?" sungut Han Sen dalam hati. Chapter 746 - Membunuh Kalajengking Ungu Meskipun saat ini peri itu terus mengejarnya, Han Sen masih memutuskan untuk maju dan melarikan diri. Lagi pula, kalajengking berekor dua hanyalah makhluk super generasi pertama, berbeda dengan makhluk generasi kedua yang mengincar nyawanya. Han Sen sangat ingin keluar dari labirin bawah tanah itu. Meskipun energinya terkuras, dia masih harus mempertahankan kunci gennya terbuka untuk bisa melarikan diri. Dia hanya berharap semoga kalajengking berekor dua itu tidak menyadari keberadaannya. Tetapi dewi keberuntungan tidak tersenyum pada Han Sen, karena kalajengking itu melihatnya. Dengan capitnya yang menggertak, dia tidak menunggu lama untuk berlari ke arah Han Sen. Han Sen menggertakkan giginya saat jantungnya berpacu sangat kencang. Dia memusatkan kekuatan di tangannya; dia melompat ke udara bagaikan burung yang terbang, dan berputar sambil melakukan lingkaran untuk menghindari kombinasi sengatan ekor dan capitan kalajengking. Setelah meluncur tepat ke arah kepala kalajengking dan dengan sukses menghindari serangan musuhnya, Han Sen tetap melayang di udara saat kabur menuju pintu keluar. Saat dia terbang, dia menyimpan dan memanggil kembali malaikat kecil, berharap semoga kaljengking itu akan mengalihkan perhatiannya kepada malaikat kecil dan berurusan dengannya untuk sementara waktu. Akan tetapi, kalajengking itu mengeluarkan jeritan berdesing dan berbalik untuk lanjut mengejar Han Sen. Ayunan kaki dan capitnya luar biasa cepat, dan dia bergerak dengan sangat cepat, dia mungkin juga akan mengeluarkan sayap. Si peri juga menyusulnya sekarang, dan dia bahkan tidak memperdulikan si kalajengking. Yang dia lakukan hanyalah terbang melewati kalajengking yang sepenuhnya terpaku pada Han Sen. "Hari ini bukanlah hari yang baik. Bagaimana bisa aku sesial ini?" Jantung Han Sen berpacu dengan cepat, tetapi tidak lama kemudian, dia disambut oleh langit biru di atas lereng pegunungan. Tetapi Han Sen bukanlah satu-satunya yang sangat ingin keluar dari sana, karena peri dan kalajengking itu juga dengan cepat meluncur keluar dari labirin bawah tanah. Han Sen merespon dengan memanggil dan memindahkan malaikat kecil, berharap dia bisa mengalihkan perhatian si peri untuk sementara dan membuatnya sibuk. Untuk sementara waktu, Han Sen berlari ke arah Kota Batu Kuning. Dengan adanya malaikat kecil yang menahan si peri, langkah pertama Han Sen berhasil, dan lawannya tidak bisa mengejarnya lagi. Itu adalah sebuah keberuntungan, karena saat ini, Han Sen telah melambat. Namun, kalajengking itu masih mengejarnya, dan dia berhasil untuk menyengat bokongnya beberapa kali dengan ekornya. Untungnya, dia masih mengenakan jubah super amuk, dan jubah ini memberikannya perlindungan yang sangat dia perlukan. Meskipun sengatan ekor itu berhasil menembus permukaan jubah, kerusakan yang bisa ditimbulkan berkurang secara signifikan dan rasa sakit di bokongnya hanya membuatnya berteriak. Ekor kalajengking itu sangat tajam, dan jika bukan karena perlindungan yang diberikan jubah itu, dia mungkin telah membuat tubuh Han Sen seperti tusuk sate. Tubuh Han Sen telah mencapai batasnya, tetapi dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan rasa capeknya. Tanpa henti, dia terus berlari ke arah penampungan yang sebelumnya dia tinggalkan. Tempat itu kini sudah di depan mata, dan hanya dengan melihatnya membuat semangat Han Sen yang tadinya melemah menjadi berkobar kembali. Zhou Yumei telah menunggu kembalinya Han Sen selama dua hari, tetapi dia tidak muncul-muncul juga. Dia marah sekaligus sedih karena kehilangan Han Sen. "Brengsek. Bajingan mesum. Sampah. Aku tidak percaya dia meninggalkanku begitu saja seperti ini. Aku sumpahi dia supaya dimakan oleh para makhluk!" Zhou Yumei sangat jarang begitu bersemangat rendah, dan karena itu dia hanya berbaring lesu di atas kursi di luar gerbang penampungan. Berada sendirian selama lebih dari satu tahun telah membuat Zhou Yumei tersiksa, dan interaksi singkatnya dengan Han Sen membuatnya sadar betapa menakutkan berada sendirian seperti sekarang ini. Bertemu dengan Han Sen adalah keberuntungan yang sangat langka, dan meskipun dia tidak menyukai karakter Han Sen, kehadirannya masih membuatnya merasa gembira. Setidaknya dia tidak harus bertahan di bawah sengatan matahari di padang gurun seorang diri. Bahkan berdebat dengan pria jahat lebih baik dari pada berada seorang diri sampai mati kebosanan. Yang lebih buruk lagi adalah kenyataan bahwa dia pergi begitu saja tanpa mengatakan satu patah kata pun. Matanya kini membengkak merah saat mengingat tidak ada salam perpisahan. Saat Zhou Yumei menyumpahinya habis-habisan, dia tiba-tiba melihat seorang pria berlari ke arahnya dengan kecepatan sangat tinggi. Hal itu membuatnya sangat gembira, dan dia segera berdiri dan berseru pada Han Sen, "Tuan bajingan! Aku kira kau pergi untuk selamanya; apa yang membuatmu kembali?" Han Sen melepaskan jubahnya dan menghampiri Zhou Yumei bagaikan angin. Dia tidak mengatakan apa-apa kebadanya; dia hanya menarik pinggangnya dan membawanya masuk ke dalam kota. "Dasar mesum; lepaskan aku!" Zhou Yumei sedikit malu dan mencoba berteriak sambil meronta-ronta. "Lihat dulu apa yang mengikutiku. Apa kau benar-benar mau aku meninggalkamu sebagai camilan makan siang mereka?" Han Sen dengan santai berkata kepadanya sambil terus berlari maju. Zhou Yumei lalu melihat dengan seksama, dan dia melihat kalajengking berekor dua yang mengikuti mereka dengan menggebu-gebu. Dia juga melihat malaikat kecil jauh di belakang mereka, tetapi tidak melihat si peri. Peri itu terlalu kecil untuk bisa dilihatnya dari jarak tersebut. Tetapi Zhou Yumei dengan cepat mengerti apa yang terjadi dan wajahnya berubah dengan cepat bagaikan membalik halaman buku. Dia berkata, "Kakak besar, berlarilah lebih cepat!" Kalajengking itu mengayunkan ekornya saat mendekat, mencoba untuk menyengat mereka, dan jantung Zhou Yumei melompat setiap kali makhluk itu mencoba untuk menyerang mereka. Dengan setiap elakan, tarikan nafas dan air mata pun mengikuti. Han Sen tidak punya waktu untuk merespon, dan hanya berlari ke dalam penampungan. Dia berbalik untuk memeriksa keadaan dan melihat bahwa hanya kalajengking yang mengikutinya ke dalam kota. Peri itu tampaknya takut akan sesuatu dan berhenti mengejar mereka di dekat gerbang. Dia mengepakkan sayapnya di udara tetapi tidak masuk ke dalam. Kejadian ini membuat Han Sen senang. Jika dia hanya menghadapi kalajengking saja, dia bisa melakukannya, dan dia tidak lagi terpaksa harus kabur demi menyelamatkan nyawanya. Han Sen berlari ke alun-alun dan hanya menunggu malaikat kecilnya untuk berurusan dengan kalajengking itu. "Meong!" Oranye Kecil melihat Zhou Yumei dikejar-kejar oleh kalajengking itu, dan dia menanggapinya dengan menggeram marah. Dengan murka, dia berlari menuju makhluk itu untuk menghadapinya. "Oranye Kecil!" Zhou Yumei dengan cemas berseru. Meskipun Oranye Kecil telah melompat ke arah kalajengking itu, makhluk jahat itu bertindak sesuai dengan namanya dan merentangkan ekornya menjadi dua. Dengan dua ekornya, dia menusuk Oranye Kecil, membuat kucing itu menjerit kesakitan. "Tolong selamatkan dia; Oranye Kecil tidak bisa menghadapi kalajengking itu. Dia biasanya kabur ketika kami melihat makhluk itu sebelumnya." Zhou Yumei berderai air mata saat dia memohon bantuan dari Han Sen. Han Sen tidak bergerak, tetapi rubah perak bertindak mewakili dirinya dan melemparkan panah petir perak untuk menyerang kepala kalajengking dengan ganas. Pang! Kalajengking itu tersentak oleh petir tersebut, dan Oranye Kecil berhasil membebaskan diri. Tetapi kemudian, Oranye Kecil menancapkan giginya ke salah satu ekor kalajengking itu dan membuat suara mendesis. Saat dia merintih kesakitan, kalajengking berekor dua itu mengangkat ekornya yang lain dan mengarahkannya ke kepala Oranye Kecil. Rubah perak melompat turun ke dekat kalajengking itu dan menggigit ekornya yang lain, berusaha mati-matian menyelamatkan nyawa Oranye Kecil. Saat malaikat kecil akhirnya tiba, dia mengayunkan pedang besarnya ke arah kepala kalajengking di bawah perintah Han Sen. Cangkang kepalanya pun terbelah, dan cairan hijau menyembur keluar dari tempurung yang hancur itu. "Hzzh!" Kalajengking berekor dua mendesis dan memekik karena sakit yang tak tertahankan. Dia menggoyangkan dua ekornya, berusaha melepaskan Oranye Kecil dan rubah perak yang menempel padanya menggunakan gigi mereka. Tetapi usahanya sia-sia karena gigi mereka telah menancap dalam dan mereka menggenggamnya dengan sangat erat. Wajah malaikat kecil terlihat dingin ketika dia mengangkat pedang besarnya. Dia mengayunkannya lagi dan memotong capit dan cakar kalajengking itu untuk mencegah serangan yang mungkin akan ditimbulkan. Klang! Malaikat kecil mengayunkan pedang besarnya ke kepalanya terus-terusan setelah itu, yang sepenuhnya memperlihatkan isi kepala makhluk itu. Pada serangan terakhir, malaikat kecil menggenggam erat pangkal pedangnya dengan dua tangan dan mengayunkannya tepat menembus kepala kalajengking itu, membuatnya terpaku di tanah. "Grrr..." Si kalajengking, sembari perlahan menuju ke pelukan kematian, dia mengibaskan ekornya lebih cepat dari yang sebelumnya dan berhasil melepaskan Oranye Kecil dan rubah perak. Dengan beberapa sentakan terakhir, dia pun menyerah pada kematian. Chapter 747 - Belum Selesai Terbentuk "Makhluk Super Kalajengking Ungu Berekor Dua dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Daging makhluk ini tidak bisa dimakan, tetapi kau bisa mengambil sari gen kehidupannya. Makan sari geno kehidupan untuk memperoleh poin geno super secara acak dari nol sampai sepuluh." Han Sen mendengar pemberitahuan tersebut dan merasa sedikit kecewa. Dia ingin menunggu sampai makhluk itu melahirkan, tetapi kini setelah dia membunuhnya, dia bahkan tidak mendapatkan jiwa binatang. Yang dia miliki hanyalah sari gen kehidupan yang tidak berguna. Kalajengking berekor dua pun menghilang dan meninggalkan sari gen kehidupan berwarna ungu gelap di lantai tempat dia terbaring sebelumnya. Tetapi selain itu ada sesuatu yang lain; sebuah telur ungu berukuran bola ping pong. Hal ini membuatnya bersemangat. Melihat rubah perak dengan rahangnya yang terbuka, bersiap untuk melahap telur itu, Han Sen memerintahkan malaikat kecil untuk menangkap bajingan rakus itu. Rubah perak merengek dengan sangat marah kepada malaikat kecil. Namun dia tidak menyerangnya karena dia tahu betapa kuat si malaikat kecil itu. Malaikat kecil membawa telur ungu itu kepada Han Sen dan kemudian kembali ke Lautan Jiwa. Rubah perak menggosokkan kepalanya ke kaki Han Sen, dan memandang Han Sen dengan tatapan penuh kasih sayang, dengan matanya yang terbuka lebar. Dia tampak seperti sedang memohon. "Pergi dari sini; kau telah memakan tanaman itu sebelumnya. Ini punyaku!" Tidak mungkin dia akan memberikan telur itu kepada rubah perak, jadi untuk saat ini, dia hanya menyimpannya. Han Sen sangat memahami betul rubah perak. Saat mereka pertama kali bertemu, rubah perak selalu bersikap manis dan elegan. Tetapi seiring waktu berlalu, setelah Han Sen mengakuinya sebagai peliharaannya, terbongkar bahwa mulutnya adalah mesin pengunyah yang kejam, jahat, dan kotor. Dia memakan apa saja yang dia bisa temukan tanpa henti, dan tidak meninggalkan sedikitpun bagian untuk tuannya. Alasan satu-satunya dia bertingkah manis adalah karena dia menginginkan sesuatu, dan hal ini adalah sesuatu yang tidak ingin Han Sen relakan. Han Sen berpikir rubah ini bagaikan lubang tak berdasar untuk makanan, dan tidak peduli seberapa banyak kau memberinya makan, dia selalu bisa memasukkan makanan lebih banyak lagi. Hati Zhou Yumei tampak hancur saat dia merawat luka Oranye Kecil. Peliharaannya telah disengat oleh ekor kalajengking itu dua kali, dan tempat yang telah diserangnya mulai tampak keunguan. Dia tampak seperti sedang keracunan. Hal ini membuat Zhou Yumei tampak cemas, dan air mata mulai merebak di matanya. "Oranye Kecil, bertahanlah! Aku akan menyelamatkanmu, oke?" kata Zhou Yumei sambil merawat lukanya, pipinya bersimbah air mata. Tetapi luka itu begitu dalam, dan tampaknya mustahil untuk memisahkan racun dari tubuhnya. Ada kemungkinan racun itu telah mencapai organ dalam Oranye Kecil. "Aku mohon padamu; tolong kembali ke Aliansi. Kembali ke sana dan bawa kembali penawar racun untukku. Lakukanlah hal itu dan aku akan melakukan apa pun!" Zhou Yumei berseru dan memohon setelah berlari ke arah Han Sen. "Apa pun?" Han Sen tersenyum ganjil pada Zhou Yumei saat dia bertanya untuk memastikan. Zhou Yumei menggertakkan giginya dan memberinya jawaban yang dia inginkan, "Ya, apa pun." "Tentu. Tunggu sebentar." Han Sen mengaduk-aduk isi tasnya untuk mencari pena dan kertas, dan kemudian menulis sebuah kontrak. Setelah dia selesai, dia menyerahkannya kepada Zhou Yumei dan berkata, "Jika artinya memang apapun, maka tanda tangani di garis titik-titik ini." "Apakah ini kontrak perdagangan manusia?" tanya Zhou Yumei saat dia memeriksa detail dokumen milik Han Sen. Dengan mata terbelalak, dia menatap Han Sen. Jika dia menandatanganinya, dia akan menjadi pelayan Han Sen. Dan ada juga ketentuan lain yang tertulis di kertas itu. Dia juga harus melatih Oranye Kecil untuk menuruti perintah Han Sen. Ini jelas-jelas kontrak beli-satu-gratis-satu, yang membuatnya mendapatkan dua pelayan. "Semuanya terserah padamu apakah kau mau menandatanganinya atau tidak. Tetapi itulah kesepakatannya—satu-satunya tawaranku,"Han Sen dengan santai berkata padanya. Oranye Kecil benar-benar tampak dalam situasi yang darurat, tetapi dia adalah makhluk super generasi kedua. Bahkan jika dia tidak mendapatkan penawar racun, dia pasti akan pulih dengan sendirinya. Akan tetapi, Zhou Yumei tidak tahu tentang hal ini karena dia tidak tahu banyak mengenai sifat makhluk super. Kekhawatirannya pada Oranye Kecil juga membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Dia sangat khawatir saat mengamati peliharaannya sedang menderita. "Meong..." Zhou Yumei memandang Oranye Kecil dan melihat betapa lemahnya dia, mengeong kepadanya dengan tampak sangat kasihan. "Aku akan menandatanganinya." Zhou Yumei menggertakkan giginya, mengambil pena itu, dan menandatangani kontrak. Dia tidak ingin Oranye Kecil menderita lebih lama, setelah apa yang pernah dia lakukan untuknya. Jika bukan karena peliharaan itu mengakuinya sebagai tuannya, dia tidak mungkin tetap hidup. Ditambah lagi, Oranye Kecil hanya berada dalam kondisi seperti ini karena dia ingin melindunginya saat dia merasa Zhou Yumei dalam bahaya. "Ini baru benar!" Han Sen menjulurkan tangannya untuk mengambil kembali kontrak itu, tetapi Zhou Yumei menjauh darinya. "Penawar racun." Zhou Yumei menyodorkan tangannya yang kosong kepada Han Sen. Kemudian, dia membuka tasnya dan menaruh beberapa penawar racun di telapak tangannya. Dengan mengatupkan rahangnya sekali lagi, dia memberikan Han Sen kontrak yang ditandatanganinya dan dengan cepat berlari ke sisi Oranye Kecil untuk memberikannya penawar racun. Han Sen sangat puas dengan hasilnya dan kontrak barunya. Zhou Yumei dan Oranye Kecil kini adalah miliknya. Saat dia kembali ke Aliansi, dia bisa membuat keluarga Zhou membayarnya dengan uang yang sangat banyak. Meskipun dia hanyalah putri dari anggota dewan, pria itu akan melakukan apa saja untuk membawanya kembali. Akan tetapi, Han Sen tidak ingin melakukan sesuatu yang buruk kepada Zhou Yumei. Dia akan pergi meninggalkan area ini tidak lama lagi, dan dia berencana untuk membawa Zhou Yumei bersamanya. Han Sen membuat kontrak ini untuk mencegah adanya konflik yang muncul di perjalanan. Setiap keputusan yang dibuat adalah keputusannya, dan itu mencegah perdebatan yang tidak diperlukan. Jika Zhou Yumei bersikap baik dan tidak menyebabkan masalah, setelah meninggalkan gurun, Han Sen tidak akan menjadikannya sebagai pelayan lagi. Dan di masa mendatang, jika dia membutuhkan bantuan Zhou Yumei, dia berpikir dia mungkin akan memanggilnya. Han Sen tahu bahwa jika Zhou Yumei membawa Oranye Kecil pulang ke rumah, dia akan menjadi orang yang penting. Menjadikannya sebagai pelayan tidak terlalu tampak realistis. Penawar itu bekerja, dan setelah dua hari, racun di dalam Oranye Kecil pun sepenuhnya lenyap. Han Sen mendapati dirinya di pojokan, jauh dari yang lain, dan mencoba untuk membuka telur tersebut. "Makhluk Super yang Belum Selesai Terbentuk dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno super secara acak dari nol sampai lima. Han Sen belum pernah mendengar hanya sampai lima poin geno super yang bisa didapatkan, dan pemberitahuan itu bahkan tidak menyebutkan nama makhluk tersebut. Telur itu pasti hanya sekedar fetus, dan makhluk di dalamnya belum terbentuk. Tetapi satu poin geno super lebih baik dari tidak ada sama sekali. Han Sen memasaknya di atas api dan menambahkan sejumlah bumbu sebelum memakannya. "Kau mengkonsumsi daging makhluk super; total poin geno supermu bertambah satu." Sensasi aneh memasuki tubuh Han Sen, dan sel-sel tubuhnya terasa lebih hidup. Pemberitahuan tersebut berbunyi empat kali, menaikan jumlah poinnya sebanyak empat poin sehingga sejumlah tiga puluh enam. Sebelum Oranye Kecil pulih total, Han Sen mengumpulkan persediaan untuk perjalanan mereka nanti. Dia siap untuk keluar dari penampungan itu dan mencoba untuk mencari jalan keluar dari Gurun Hitam. Selama beberapa hari belakangan ini, dia tidak melihat sedikitpun batang hidung ataupun sehelai rambut si peri di sekitar penampungan, jadi dia berasumsi peri itu telah kembali ke bawah tanah. Tetapi tidak lama setelah mereka meninggalkan penampungan, peri itu muncul entah dari mana. Dia mengepakkan sayapnya untuk menghasilkan salju dan dengan ganas menghampiri Han Sen. Han Sen tidak menyangka peri itu sangatlah pendendam. Dia hanya memukulnya satu kali, dan sampai kini, dia masih menuntut pembalasan. Chapter 748 - Penipu Dalam Generasi Kedua Tanpa adanya pilihan dalam hal ini, Han Sen dengan cepat membawa Zhou Yumei kembali ke penampungan. Meskipun malaikat kecil bisa mengalihkan perhatian peri itu, makhluk itu tidak akan membiarkan mereka beristirahat sedetikpun jika mereka mencoba untuk tetap pergi sementara peri itu mengejar mereka. Dan perjalanan ini membutuhkan beberapa perhentian, sehingga mereka tidak bisa meneruskannya dengan adanya si peri yang mengejar mereka. Dan Han Sen juga bertanggung jawab atas nyawa Zhou Yumei saat ini. Jadi, dia harus memprioritaskan keselamatannya juga. Maka dari itu, Han Sen memutuskan untuk kembali ke penampungan dan menyusun rencana untuk bisa membunuh peri itu, atau setidaknya membuatnya berhenti mengejar mereka. Jika mereka tidak bisa melakukannya, mereka tidak akan pernah bisa meninggalkan tempat ini. Setelah beberapa hari, Han Sen mendapatkan beberapa cara yang mungkin membuatnya bisa menghadapi si peri. Tetapi jika dia tidak bisa membunuhnya, dia tidak boleh kalah darinya. "Apa makhluk itu benar-benar ingin bertarung sampai mati denganku?" Han Sen pikir hal itu sangatlah aneh. Untungnya, peri itu tidak berani memasuki penampungan. Dengan begitu, Han Sen berencana untuk tinggal lebih lama lagi di penampungan dan melihat apakah peri itu akan pergi atau tidak. Tidak peduli seberapa besar kebenciannya pada Han Sen, dia tidak bisa tinggal mengawasi tempat ini selamanya. Akan tetapi, tidak ada yang bisa dilakukan selama mereka tinggal di penampungan ini, jadi Han Sen kembali ke Aliansi dan meneliti lembaran perkamen itu dan naskah yang tertulis. Dia ingin menemukan informasi apapun yang bisa ditemukan tentang Denyut-Darah di kemiliteran. Han Sen telah melihat Denyut-Darah dari Pasukan Darah sebelumnya, dan hal itu tidak jauh dari doktrin agama yang membicarakan dongeng dan mitologi. Dia tidak pernah mendengar mereka mengajarkan teknik sebelumnya. Denyut-Darah yang ada di tangannya sekarang benar-benar berbeda. "Apa ini sebenarnya, ya?" Han Sen berkutat dengan pertanyaan yang dia miliki untuk sejenak, dan akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Qin Xuan. Dia ingin menanyakan apakah ada orang yang bernama Qin Huaizhen atau tidak di tim ketujuh Pasukan Rahasia. Han Sen menghubunginya, setelah menimbang-nimbang dan merasa ragu untuk waktu yang cukup lama. Dia berkata, "Rekan Qin, aku ingat kau pernah mengatakan padaku bahwa kau memiliki tetua di dalam Pasukan Rahasia." "Iya, ada apa dengan hal itu?" Qin Xuan terlihat sedikit bingung saat Han Sen menanyakan hal ini padanya. "Aku baru—baru ini mendengar ada pria yang bernama Qin Huaizhen. Apakah itu dia?" kata Han Sen. Qin Xuan mengangguk dan berkata, "Ada orang yang bernama Qin Huaizhen di keluarga kami; jadi dari mana kau mendengarnya? Dan mengapa orang itu menyinggung namanya?" "Aku sedang dalam perjalanan ke penampungan Kristal Biru, saat aku tak sengaja bertemu pria tua di perjalanan. Dia bilang dia adalah teman Qin Huaizhen, yang pernah melakukan perjalanan bersamanya di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Dia mengatakan bahwa kontak terakhirnya dengan Qin Huaizhen adalah saat dalam perjalanan melewati Gurun Hitam. Dia tidak pernah mendapat kabar darinya lagi, jadi kemungkinan dia telah meninggal di sana. Aku pikir aku harus mengatakan ini kepadamu, itu saja." kata Han Sen. Qin Xuan tertawa menanggapinya dan berkata, "Kau pasti telah dibohongi! Ada tetua kami yang bernama Qin Huaizhen, tetapi dia adalah anggota tim ketujuh Pasukan Rahasia. Dia pasti ada di antara orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di dunia ini. Dia tidak lama meninggal setelah kembali. Bagaimana bisa dia mati di dunia itu? Dan bagaimana bisa dia berada di Tempat Suci Para Dewa Kedua? Saat itu, mereka baru hanya menemukan keberadaan tempat suci para dewa. Saat dia masih hidup, mereka bahkan tidak tahu perbedaan tingkat di antara para tempat suci." Han Sen mematung untuk sesaat karena tidak hal itu tidak terpikirkan sebelumnya. Saat Han Jingzhi pertama kali masuk, kejadian itu terjadi tidak lama setelah penemuan tempat suci. Bahkan dia pun tidak akan tahu mengenai tingkatan yang memisahkan para tempat suci. Bahkan andai dia tahu, mereka tidak akan bisa tinggal lama di sana, dan mereka tentunya tidak akan ada di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Setelah kembali dari tempat suci, orang-orang mati satu per satu. Mereka tidak kembali ke tempat suci, jadi tidak mungkin mereka bisa mati di sana. Dan mereka pastinya tidak bisa kembali ke Tempat Suci Para Dewa Kedua. Tetapi hal ini hanya membuat Han Sen tambah bingung. "Jika orang itu bukan Qin Huaizhen, lantas siapa dia? Mengapa dia memiliki izin kerja Qin Huaizhen?" "Hm, aku pasti telah dibohongi. Maafkan aku." Han Sen terbatuk setelahnya. "Omong-omong di mana kau sekarang?" Qin Xuan tersenyum dan tidak membicarakan hal itu lagi. "Aku masih di Gurun Hitam." Han Sen tidak berani mengatakan dia menemukan tubuh pria itu. Jika dia benar-benar bukan Qin Huaizhen, mengatakan hal itu pada Qin Xuan hanya akan membuatnya bingung. Setelah dia menghentikan percakapan dengan Qin Xuan, Han Sen mendapati dirinya terjebak di dalam kebingungan yang mengejutkan. Sulit untuk mengidentifikasi orang tersebut, dan mencoba untuk mencari tahu apa yang mungkin terjadi bahkan jauh lebih sulit. Tetapi Han Sen bukanlah orang yang suka mencari kebenaran. Jika ada teka-teki yang memang sulit untuk diselesaikan, dia memilih untuk menyimpan masalah itu dari pada terus membingungkan dirinya dengan hal tersebut. Han Sen tidak berencana untuk mempelajari Denyut-Darah. Lagi pula, Kitab Dongxuan miliknya adalah salah satu Tenaga Dalam terbaik. Dia tidak ingin membuang waktu melatih dirinya dengan jurus baru yang tidak akan menghasilkan keuntungan lebih. Han Sen meneliti Denyut-Darah untuk melihat apakah ada sesuatu yang menarik tentang hal itu. Tetapi setelah dia membacanya, Han Sen mulai melirik fakta bahwa Denyut-Darah jauh lebih dalam dibandingkan dengan Kulit Giok. Han Sen saat ini baru bisa membuka satu kunci, sementara Kulit Giok memiliki sembilan tingkat yang bisa dia buka. Kitab Dongxuan memiliki sepuluh tingkat. Denyut-Darah juga memiliki sepuluh tingkat yang mungkin bisa dibuka, yang membuatnya berada di tingkat yang sama dengan Kitab Dongxuan. Melalui penelitian Han Sen, dia menemukan penjelasan fungsi Denyut-Darah yang dia pikir cukup mengesankan. Berlatih Denyut-Darah dapat menambah kekuatanmu. Kekuatan yang kau dapatkan juga bisa bersifat genetik, dan ciri-ciri serta kelebihan itu bisa diturunkan ke anak-anakmu saat mereka lahir. Secara ilmiah, setelah berlatih Denyut-Darah, teknik ini akan tertanam dalam kode genetikmu. Generasi yang diturunkan dari pengguna akan mendapatkan kekuatan saat mereka lahir. Itu adalah ide yang mengerikan. Teknologi telah sampai sejauh ini, dan hal itu membuat manusia bisa memodifikasi gen tertentu dan memperbaiki kelainan gen yang dibawa dalam lintas generasi. Tetapi menurunkan teknik kepada anak-anak melalui gen mereka seharusnya mustahil Gen manusia terpengaruh setelah beberapa generasi atau belasan generasi; itu adalah hal yang manusia sebut sebagai evolusi. Sifat evolusi ini cukup lambat, tetapi hasilnya lebih mudah untuk dilihat setelah ditemukannya tempat suci para dewa. Setiap generasi baru penghuni tempat suci secara alami memiliki tingkat kekuatan yang lebih besar. Akan tetapi, peningkatannya tidaklah besar. Dan perbedaan yang mencolok hanya terlihat setelah beberapa generasi. Tetapi bagi orang yang mempelajari Denyut-Darah untuk memberikan keturunan bahkan genetik yang alami adalah hal yang mencengangkan. Kekuatan seperti ini jauh lebih menakutkan daripada modifikasi gen yang sederhana. Pewaris bakat tersebut bahkan bisa dianggap sebagai penipu. Bagi mereka yang mewarisi kemampuan tersebut, tidak diragukan lagi terbukti akan menjadi pemimpin tepat di saat mereka baru lahir. Hal ini seperti akan membuat orang-orang yang beruntung mewarisinya beberapa generasi lebih maju dari rekan-rekan sebaya mereka.